Anda di halaman 1dari 24

SPESIFIKASI TEKNIK

dan

METODE PELAKSANAAN

I. SPESIFIKASI UMUM
1.1. JALAN MASUK DAERAH KERJA
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan
setempat yang ada yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan
daerah proyek. Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan
ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat jalan tersebut, Kontraktor harus
memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat
jembatan sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Kontraktor
untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan jembatan harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus
mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan perlu pengaturan
sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan swasta. PPK tidak bertanggung
jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh
Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
PPK maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga
untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.

1.2. GAMBAR GAMBAR YANG DIMILIKI PENYEDIA JASA


1.2.1. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah
gambar-gambar yang telah disetujui oleh PPK, dan apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pelaksanaan dimulai.
Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari PPK adalah menjadi
resiko Penyedia Jasa. Persetujuan PPK terhadap gambar-gambar tersebut tidak
akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar-gambar
tersebut.
1.2.2. Gambar-gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan, Gambar pelaksanaan itu
dibuat lebih detail untuk pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan khusus seperti

SPEKTEK 1
pekerjaan beton harus memperlihatkan penampang melintang dan memanjang
beton, pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan mutu tempat dan
ukuran yang tepat.

1.2.3. Gambar terbangun / terpasang (as-built drawing)


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
menyimpan satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap
pekerjaan. Apabila dalam pelaksanaan terjadi perubahan harus membuat gambar
sesuai yang dilaksanakan dan disyahkan oleh PPK. Setelah pelaksanaan pekerjaan
selesai, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar as built drawing dalam 3 set
cetakan yang dijilid berikut 1 set negatifnya.

1.3. STANDAR
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI), PBI 1971, PUBI. Bila ada pasal-pasal pekerjaan
yang tidak ada standar Indonesia, maka dapat dipakai Standar lain yang disetujui
oleh PPK dan sesuai dengan spesifikasi ini.
PPK akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan
atau diantarkan untuk menggunakan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan
tersebut dan keputusan PPK dalam hal ini pasti dan menentukan.

1.4. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN


1.4.1. Rencana Kerja
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja 10
(sepuluh) harian setiap akhir periode untuk periode berikutnya dan rencana kerja
bulanan setiap akhir bulan untuk bulan berikutnya yang disetujui oleh PPK.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, yang disejui oleh PPK.

1.4.2.Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan dengan
menggunakan bar-chart / S-curve yang memperlihatkan kegiatan sebagai berikut :
1) Tanggal dimulainya pekerjaan
2) Tanggal selesainya pekerjaan
3) Waktu yang diperlukan
4) Jumlah /jenis tenaga kerja dan bahan

1.4.3. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus membuat laporan kemajuan pekerjaan 10 (sepuluh)
harian dan bulanan yang disampaikan kepada pengawas pekerjaan dan PPK
sebanyak 3 rangkap.

SPEKTEK 2
Laporan tersebut meliputi :
1) Schedule kemajuan hasil pekerjaan;
2) Rekapitulasi (volume dan bobot) kemajuan hasil pekerjaan;
3) Jumlah / jenis tenaga dan bahan;
4) Rekapitulasi perhitungan volume kemajuan hasil pekerjaan;
5) Perhitungan volume kemajuan hasil pekerjaan;
6) catatan-catatan lain mengenai pelaksanaan pekerjaan.
Bentuk dan format laporan ditentukan oleh PPK.
1.4.4. Rapat evaluasi kemajuan pekerjaan
Rapat antara PPK dan Penyedia Jasa diadakan 20 (dua puluh) hari sekali
pada tempat dan waktu yang telah disetujui oleh PPK. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang telah, sedang dan akan dilakukan dan
membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

1.5. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH


PENYEDIA JASA
1.5.1. Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan
perlengkapan tidak sesuai dengan standar, maka harus segera mengusulkan
kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.

1.5.2. Perlengkapan Konstruksi


Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dengan jumlah yang cukup. Apabila PPK
memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera
memenuhi kekurangannya.

1.5.3. Bahan Pengganti


Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan pengganti yang ditentukan, bila
bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
setelah mendapat persetujuan dari PPK.

1.5.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak dilaksanakan di
tempat pembuatan atau di lapangan sesuai yang disetujui PPK. Penyedia Jasa
harus menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan kepada
PPK sesuai yang dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak meringankan
dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan.

1.6. SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN


1.6.1. Bench Marks

SPEKTEK 3
Untuk Survey dan pengukuran pekerjaan dipakai Bench Mark atau titik tetap
dan titik ketinggian yang ditetapkan oleh PPK dan disetujui dalam peta dan data
Bench Mark.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada Gambar
diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu
Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan,
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran / pemeriksaan atas ketelitiannya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahanan pelaksanaan pekerjaan. Setiap Bench Mark sementara yang
didirikan, rencana dan tempatnya harus disetujui oleh PPK.

1.6.2. Permukaan tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Ketinggian/elevasi muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap
betul sesuai dengan kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa,
sekurang-kurangnya 1(satu) minggu setelah SPMK, Penyedia Jasa bersama-sama
staf PPK melaksanakan pengukuran kembali yang biayanya dibebankan kepada
Penyedia Jasa. Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah,
Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil ketinggian lokasi pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui PPK. Pengukuran
volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

1.6.3. Peralatan untuk Pengukuran


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran
untuk pelaksanaan pekerjaan. Alat dan perlengkapan itu harus baik menurut PPK
dan harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap
menjadi milik Penyedia Jasa.

1.7. PEKERJAAN SEMENTARA


1.7.1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-tama
diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan prosedur
dalam spesifikasi teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif
untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar,
semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah,
sewa tanah dan sebagainya ditanggung oleh penyedia Jasa dan biayanya sudah
termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan.

1.7.2. Lapangan Kerja

SPEKTEK 4
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh PPK dan bebas biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada lokasi
seperti pada gambar atau seperti petunjuk dari PPK. Kerusakan yang diakibatkan
oleh kegiatan pelaksanaan harus diperbaiki sebelum pekerjaan diserah terimakan
kepada PPK, Penyedia Jasa harus mengganti kerugian terhadap semua kehilangan
dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

1.7.3. Kantor Sementara di Lapangan


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara kantor sementara di
lapangan yang dilengkapi alat-alat untuk keperluan kerja PPK beserta stafnya
sesuai. Kantor lapangan sementara tersebut bisa bangunan baru atau sewa habis
pakai, dan biayanya sudah termasuk dalam harga kontrak. Kantor lapangan harus
dilengkapi dengan barang-barang sebagai berikut : Meja, kursi, meja tamu, almari,
penerangan lampu, papan, gambar-gambar teknis, bestek, buku tamu, buku harian
dan buku Direksi.

1.7.4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan


Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran,
drainase dan bangunan. Penyedia Jasa harus memasang, memelihara semua pipa
dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan
bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-
syarat Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat
kegagalan pengeringan air.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera
dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran
aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai. Cara
pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan
pengaeas pekerjaan, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang dibutuhkan
untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada. Apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan pengeringan diperlukan pompa, Penyedia Jasa harus menyediakannya.

1.7.5. Pengalihan sementara dari Saluran Pengairan yang ada


Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada
selama pelaksanaan pekerjaan. PPK akan meminta Penyedia Jasa untuk
mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada
sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan lainnya.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk
mendapatkan persetujuan dari PPK. Setelah rencana itu disetujui oleh PPK,
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang
telah disetujui.

SPEKTEK 5
1.7.6. Pekerjaan kisdam
Pekerjaan kisdam dilaksanakan pada pekerjaan di lingkungan air dengan
kedalaman air di atas satu meter. Kisdam dibuat dengan konstruksi bambu yang
dipasangkan tegak pada tanah dilengkapi dengan gedek bambu kemudian diurug
dengan tanah pada sisi luarnya. Penyedia jasa harus memperkirakan kekuatan
kisdam sampai kebutuhan kisdam tercukupi.
Kisdam harus dibongkar dan bekas urugan kisdam dirapikan setelah
kebutuhan kisdam selesai, sehingga aliran air tidak terganggu oleh bekas kisdam.

1.8. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA


1.8.1. Umum
Semua keamanan dan keselamatan kerja yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan pembersihan lapangan, pemagaran
sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran dibuat dan dipelihara oleh dan
atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua
keamanan dan keselamatan kerja. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal
ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.
1.8.2. Sistem Pengawasan Keamanan
Penyedia Jasa supaya mengatur sistem pengawasan keamanan dan
organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan dari PPK. Sistem
pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk
mengindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang
bersangkutan.
Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program
yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
1.8.3. Pengaturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih
dan keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh
PPK dan oleh Penguasa Setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap
bersih.

1.9. DOKUMENTASI DAN FOTO


Penyedia jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progres pekerjaan
pada lokasi yang ditentukan oleh PPK. Jumlah titik yang harus diambil pada tiap
lokasi pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam RAB di mana pada tiap-tiap
titik memperlihatkan 4 (empat) keadaan yaitu :
1. Keadaan sebelum mulai pekerjaan (0%)
2. Keadaan dalam tahap konstruksi (50%)
3. Keadaan setelah selesai konstruksi (100%)

SPEKTEK 6
4. Foto pendukung (galian pondasi).
Foto-foto nomor 1 s/d 3 pada tiap titik harus diambil dengan arah yang tertentu dan
tetap dalam ketiga keadaan tersebut di atas dengan latar belakang yang mudah
dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Keempat gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai
dengan tanggal pengambilan, dan penjelasan secukupnya, soft file yang
bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan
satu sama lain. Tiga set album harus diserahkan kepada PPK pada penyelesaian
pekerjaan.

1.10. MUTUAL CHECK


1.10.1. Pelaksanaan Mutual Check
Pelaksanaan Mutual Check dilaksanakan bersama-sama oleh pihak PPK
dan Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.

1.10.2. Mutual Check I


(a) Mutual Check I dilaksanakan dengan dasar gambar kontrak pada saat
phisik 0 %.
(b) Uraian Pekerjaan Mutual Check I :
- Pengukuran kembali terhadap rencana kegiatan-kegiatan pekerjaan
yang tertuang dalam dokumen kontrak.
- Hasil Mutual Check dibuat gambar MC-0 dengan mengikuti standar
penggambaran yang berlaku.
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
(tambah/kurang).
(c) Semua produk-produk hasil Mutual Check I (data pengukuran kembali,
gambar-gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya / pengurangan
biaya) disampaikan kepada PPK untuk selanjutnya diteliti / diperiksa
kebenarannya untuk mendapatkan persetujuan dari PPK.
(d) Jika hasil Mutual Check I terjadi perubahan volume (tambah/kurang),
maka Penyedia Jasa harus mengajukan Amandemen Kontrak
(Amandemen MC-0) untuk mendapatkan persetujuan dari PPK.
(e) Gambar-gambar hasil Mutual Check I yang telah disetujui PPK dan
Pengguna Anggaran dapat dijadikan dasar untuk pelaksanaan
pekerjaan.
(f) Semua gambar-gambar hasil Mutual Check diperbanyak/ dicetak 3
(tiga) kali dan 1 (satu) negatif.

1.10.3. Mutual Check II


(a) Mutual Check II dilaksanakan pada saat phisik telah mencapai > 80 %
dan pada saat itu telah dapat diprediksi rencana phisik 100 %.
(b) Uraian Pekerjaan Mutual Check II :

SPEKTEK 7
 Pengukuran kembali terhadap rencana kegiatan pelaksanaan phisik
100 %.
 Hasil Mutual Check II dibuat gambar terpasang/ terbangun (AS Built
Drawing) dengan mengikuti standar penggambaran yang berlaku.
 Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
(tambah/kurang).
(c) Semua produk-produk hasil Mutual Check II (data pengukuran kembali,
gambar-gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya / pengurangan
biaya) disampaikan kepada PPK untuk selanjutnya diteliti / diperiksa
kebenarannya untuk mendapatkan persetujuan dari PPK.
(d) Jika hasil Mutual Check II terjadi perubahan volume (tambah/kurang),
maka Penyedia Jasa harus mengajukan Amandemen Kontrak
(Amandemen MC-100) untuk mendapatkan persetujuan dari PPK.
(e) Semua gambar-gambar terpasang/terbangun (Asbuilt Drawing)
dibuat cetakan rangkap 3 (tiga) dan 1 (satu) negatif.

II. SPESIFIKASI KHUSUS


2.1. PEKERJAAN TANAH
2.1.1 Pembersihan
(a) Semua daerah disekitar lokasi pekerjaan yang ditunjukkan PPK
dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan
bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang.
(b) Semua kerusakan terhadap bangunan/fasilitas yang ada dan milik
umum atau perseorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan
harus diperbaiki atau diganti atas biaya dari Penyedia jasa.
2.1.2 Stripping (Pengupasan)
Sebelum pekerjaan galian dimulai Penyedia Jasa harus membersihkan dan
mengupas seperlunya daerah untuk timbunan. Begitu juga pada tanggul,
sebelum penimbunan dimulai terlebih dahulu tanggul dibersihkan dan
dikupas setebal sesuai kebutuhan di lapangan atau pembuatan terasering
dengan ukuran 0,5 M' x 0,5 M'.
2.1.3 Galian Tanah
(a) Penggalian Tanah :
1. Dasar dan sisi galian, harus selesai dengan rapi menurut duga dan
dimensi yang dikehendaki oleh PPK. Galian tanah yang
dilaksanakan tanpa dasar kontrak atau di luar persetujuan PPK,
maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Penyedia Jasa harus menjaga agar pelaksanaan galian tanah
bebas dari air. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan
dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh
PPK.

SPEKTEK 8
3. Penyedia Jasa harus menjamin adanya peralatan untuk
pengeringan yang siap pakai dan cukup di lapangan setiap waktu
guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.

(b) Tanah Hasil Galian ( Eks Galian )


1. Tanah hasil galian dapat dimanfaatkan untuk keperluan timbunan,
sepanjang memenuhi ketentuan spesifikasi teknis dan telah
disetujui oleh PPK. Hasil galian yang memenuhi syarat bisa
langsung ditempatkan pada lokasi rencana timbunan atau atas
petunjuk PPK ditempatkan di lokasi penampungan sementara.
2. Bila tanah hasil galian tidak mencukupi untuk keperluan timbunan,
maka dapat dipakai tanah di sekitar lokasi bangunan yang telah
ditunjukkan dan disetujui oleh PPK.
3. Seluruh bahan timbunan disekitar lokasi bangunan-bangunan yang
berada pada garis-garis batas penguasaan yang telah ditentukan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan timbunan, setelah mendapat
persetujuan dari PPK.
4. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar,
bahan-bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak
diperlukan untuk bahan timbunan, harus dibuang atau ditempatkan
di tempat penimbunan (spoil bank) yang ditentukan oleh PPK.
5. Peralatan yang dipakai dalam pelaksanaan galian tanah harus
sesuai dengan ketentuan kontrak, atau bilamana ada penggantian
harus diusulkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.
2.1.4 Longsoran di Talud
Penyedia Jasa harus menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya
longsoran bahan disamping galian dan tanggul.
Dalam hal kondisi tanah merupakan material yang rawan longsor, maka
sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, Penyedia Jasa harus mengajukan
metode pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan PPK.
2.1.5 Kelebihan Penggalian
Bilamana tanpa seijin PPK galian tanah melampaui batas ketentuan gambar
kontrak, maka Penyedia Jasa atas biaya sendiri harus menimbun kembali
dengan material yang terpilih kemudian dipadatkan atau digilas lapis demi
lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm, dan timbunan tanah kembali ini
tidak diukur sebagai prestasi pekerjaan/tidak dibayar.

2.1.6 Pekerjaan Timbunan


(a) Tanggul
1. Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran
pembuang, dapat dibentuk dengan bahan galian tanah dari saluran

SPEKTEK 9
dan saluran pembuang bila tersedia serta memenuhi persyaratan
dalam spesifikasi. Bila diperlukan tambahan tanah untuk timbunan
dari hasil galian saluran dan saluran pembuang maka harus didapat
dari borrow area.
2. Tanggul untuk saluran di atas tanah asli harus dibuat rapat air,
dan tidak boleh ada tanda-tanda rambesan sesudah diisi dengan
debit maximum.
3. Tanggul tersebut di atas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan
tani atau jalan masuk harus dibentuk seperti yang telah diuraikan di
atas atau dibuat dengan cara lain yang disetujui PPK.
4. Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata secara
berlapis-lapis dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih
dari 0,15 m.
5. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan
mencapai tidak kurang ( > 90 % ) dari pemadatan kering maximum.
6. Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan-bangunan baru
harus dipadatkan seperti yang diuraikan di atas bagi tanggul-
tanggul yang dipakai untuk jalan tani. Apabila tidak ditentukan lain
di dalam gambar atau atas perintah PPK, maka semua tanggul
saluran harus mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar.
7. Bahan-bahan basah dari penggalian saluran, tidak boleh langsung
ditempatkan pada lokasi rencana timbunan. Bahan yang
kebasahannya melibihi batas kadar air optimum tidak boleh
langsung digunakan, dan penyedia jasa harus merencanakan
operasi-operasi pembuatan tanggulnya dengan mempertimbangkan
kemungkinan perlunya penundaan penimbunan, pencampuran
dengan bahan-bahan kering atau prosedur-prosedur lain atas
petunjuk dari PPK.
(b) Penyiapan Tanah
1. Penggalian saluran atau saluran pembuang yang hasilnya akan
dipakai untuk bahan timbunan harus bersih dari segala kotoran dan
tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya.
2. Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus dikupas /
digali sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah
yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air
dari tanah galian harus selalu dijaga baik dengan cara pengeringan
alam atau pembasahan dengan alat semprot.
3. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan
pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digali kembali
dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan
pemadatan dilanjutkan.

SPEKTEK 10
(c) Tambahan Timbunan akibat Setlement.
Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan timbunan tanggul,
pengisian guna mengatasi pemadatan sendiri (Setlement) dan
penurunan akibat pemadatan tanah timbunan dari tanggul sedemikian
rupa sehingga lebar dan ukuran permukaan yang telah selesai pada
akhir masa pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi dan ukuran yang
ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah dari PPK.
(d) Pemadatan Timbunan
1. Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan (urugan-urugan) yang
direncanakan pada gambar-gambar harus dihampar dalam lapisan
setebal 15 cm. Penyedia Jasa dalam pelaksanaan penggalian
material yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul
atau urugan-urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian
rupa sehingga material tersebut berada dalam keadaan baik waktu
ditempatkan. Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar
direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun dari material yang
baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan
(impermeabilitas) dan stabilitas.
2. Sebelum dan selama pelaksanaan pemadatan berjalan, material
harus mempunyai kadar air optimum yang diperlukan untuk
maksud-maksud pemadatan, seperti yang ditentukan oleh PPK dan
kelembaban tersebut harus merata pada setiap lapisan. Jika
kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatan,
pemadatan tidak boleh dilanjutkan, (kecuali atas ijin dan
persetujuan dari PPK) kelembaban ditambah dengan memerciki air
dan mengolahnya ditempat pemadatan. Jika kelembaban melibihi
dari batas maksimum yang diizinkan untuk pemadatan pekerjaan
pemadatan tidak boleh dilanjutkan, (kecuali ada persetujuan dari
PPK), sampai material tersebut harus dikeringkan dengan
mengolahnya dan mencampurnya dengan bahan-bahan yang
kering atau cara lain yang disetujui.
3. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan
setebal tidak lebih dari 15 cm sebelum dipadatkan dan
pengahamparan material tersebut harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari kantong-
kantong dan cacat-cacat lainnya.
4. Pelaksanaan penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian
rupa sehingga material yang dipadatkan akan cukup
bercampur/terpadu dengan baik untuk menjamin adanya tingkatan-
tingkatan pemadatan yang baik sehubungan dengan kepadatannya
dan stabilitasnya.

SPEKTEK 11
5. Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan,
termasuk pipa-pipa beton, dimana pemadatan tanggul-tanggul atau
urugan yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat
penggilas untuk mendapatkan pemadatan yang cukup, maka
tanggul atau urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk
(mechanical tamper) dengan berat dan design cukup untuk
mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan
yang dipadatkan didekatnya. Dalam tebal lapisan-lapisan
pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang
akan ditimbun harus seperti Spesifikasi di atas dan pemeliharaan
khusus harus dijalankan untuk menjamin agar ada ikatan yang
cukup dan tanggul-tanggul yang akan dipadatkan didekatnya.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-
kerusakan bangunan yang disebabkan pelaksanaan pemadatan
bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan bangunan
bangunan lain dan harus diperbaiki atas biaya dari Penyedia Jasa.
6. Pemadatan dengan tenaga manusia.
Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan
horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm dengan alat
penumbuk dengan tangan beratnya tidak kurang dari 15 kg serta
jarak jatuh bebas (graving fall) untuk melaksanakan pekerjaan
harus 30 cm. Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang
diinginkan tercapai. Penumbuk tangan (hand tamper) boleh dibuat
dari besi atau beton, penggunaan kayu atau batang kelapa tidak
diijinkan. Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak dibawah umur
16 tahun tidak diijinkan.

2.1.7 Gebalan Rumput


(a) Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut :
1. Selebar 0,3 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.
2. Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0,2 m di bawah
muka air rencana untuk saluran tanah dan sampai tepi atas
pasangan untuk saluran pasangan.
3. Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.
(b) Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang
baik dan cukup di lapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan
pengeringan.

2.1.8 Pekerjaan Pengeringan


(a) Penyedia jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama
masa pembangunan. Cara menjaga galian bebas air pengeringan dan

SPEKTEK 12
pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui
oleh PPK.
(b) Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang
baik dan cukup di lapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan
pengeringan.

2.2. PEKERJAAN PASANGAN


2.2.1. Pasangan Batu
(a) Macam Bahan
Pasangan batu terdiri dari 4 macam bahan, yaitu :
1. Air
Air harus jernih, bersih dan bebas dari kotoran-kotoran seperti
minyak, garam-garam, bahan-bahan organik, dsb.
2. Pasir
Bahan pasir harus bergradasi baik; bebas dari kotoran-kotoran
seperti tanah liat, lanau (silt), bahan-bahan organik, sampah, dan
sebagainya;
3. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus jenis semen dengan
kualitas baik yang disetujui PPK dan secara umum memenuhi
Standart Nasional Indonesia NI-B dan Pasal 3.2. NI - 2.
4. Batu
 jenis batu yang dipakai adalah batu kali/batu andhesit dengan
berat jenis > 2,5 ton/m3 atau jenis lain yang disetujui oleh PPK;
 tidak ada retakan/pecahan dan
 ukuran batu maksimum yang siap dipasang adalah 2/3 dari
tebal tembok pasangan dan tidak lebih dari 40 cm.
(b) Adukan Spesi
1. adukan spesi dibuat dengan mencampur bahan semen dan pasir
dengan perbandingan volume 1 Pc : 4 Psr; dan
2. bahan-bahan pembentukan spesi harus dicampur dan diaduk
dalam mesin pengaduk beton yaitu "Portable Mixer" dengan
kapasitas dan jumlah sesuai persetujuan PPK.
(c) Pelaksanaan Pemasangan
1. Pasangan batu dilaksanakan sesuai gambar rencana/atas
persetujuan dari PPK;
2. Sebelum pemasangan, batu harus disiram terlebih dahulu secara
merata;

SPEKTEK 13
3. Tiap batu untuk pasangan harus diletakkan dengan alasnya
tegak lurus kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi
alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada
waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm
lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lain; dan
4. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai
dipasang.
(d) Pasangan Batu Muka
1. Pasangan batu yang kelihatan dibuat pasangan batu muka, batu
muka harus mempunyai bentuk :
 Seragam dengan bersudut tebal minimum 15 cm.
Tidak seragam (beras kutah) berdiameter  15 cm, tebal
minimum 15 cm / sesuai persetujuan PPK.
2. Permukaan batu muka harus merata setelah dipasang.
Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang
dipasang didalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat atau
pengunci untuk tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka
harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu inti
agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
(e) Pipa Peresapan
Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok
kepala harus dilengkapi dengan suling-suling, apabila saluran terletak
dalam galian (untuk saluran dalam timbunan, suling-suling tidak perlu
dipasang), Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter
50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan
saringan. Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada
bagian terluar ditutup dengan ijuk.
(f) Perlindungan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang
telah selesai, Penyedia Jasa harus memenuhi persyarata-persyaratan
yang sama seperti yang ditentukan untuk beton. Pekerjaan pasangan
jangan dilaksanakn pada hujan deras atau hujan yang cukup lama
sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan
larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri
diatas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
(g) Urugan Kembali/Urugan Belakang Pasangan

SPEKTEK 14
Sebelum mengurug kembali pada bagian belakang pasangan yang
tidak kelihatan, celah pasangan batu harus diisi dengan spesi sampai
padat. Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan
dari Penyedia Jasa dan bahan Urugan harus sesuai dengan ketentuan
pesifikasi teknis dan persetujuan PPK.
(h) Sambungan Dengan Pasangan batu yang Ada (Lama)
Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan
pasangan batu lama harus dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan
dari noda, kotoran dan debu, disikat dan disiram (dibasahi) dengan air
bersih sampai jenuh. Pasangan batu baru dilaksanakan apabila
pasangan batu lama sudah bersih dari noda, kotoran, debu, berbentuk
kasar dan cukup basah.

2.2.2. Pekerjaan Plesteran


Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada lokasi sesuai gambar rencana/atas
persetujuan dari PPK. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai
ketebalan 1,50 cm dan dihaluskan dengan air semen. Adukan spesi untuk
plesteran dilaksanakan dengan menggunakan perbandingan 1 Pc : 3 Psr.
Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas
dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan dan untuk 0,10 m dibawah tepi
atas dinding atau sesuai dengan yang tertera pada gambar. Tempat
kedudukan pintu Romijn, temboknya harus diplester licin penuh dari bagian
atas lengkung depan sampai hilir pada looplank (Jembatan Pelayanan).
Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untuk bangunan
kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar sedang pada samping kusen
pintu-pintu sorong, diplester tegak selebar 20 cm. Plesteran juga dilakukan
pada alur skot balk. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang
dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus,
rapi dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus
dipelihara dengan siraman secara rutin.

2.2.3. Pekerjaan Siaran


Sebelum pekerjaan siaran dimulai bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek dengan kedalaman minimum 3 cm dan harus dibersihkan
dengan kawat baja dan dibasahi. Adukan spesi untuk siaran dilaksanakan
dengan menggunakan perbandingan 1 Pc : 2 Psr
Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :
(a) Siaran Tenggelam (masuk kedalam  1 cm), untuk pekerjaan Bendung.
(b) Siaran rata (rata dengan muka batu).

SPEKTEK 15
2.2.4. Pekerjaan Bongkaran Pasangan Lama
Sebelum pasangan lama dibongkar, Penyedia Jasa harus melakukan
permintaan /ijin kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Pekerjaan
bongkaran sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana atau
ditentukan lain atas persetujuan PPK.

2.2.5. Pekerjaan Pasangan Eks. Bongkaran


Sebelum pasangan lama dibongkar, Penyedia Jasa harus melakukan
permintaan /ijin kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.
Pekerjaan bongkaran sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana
atau ditentukan lain atas persetujuan PPK.

2.2.6. Pasangan Bronjong


Bronjong adalah bronjong yang dibuat dengan mesin/pabrikasi dengan
dimensi panjang 2,00 m, lebar 1,00 m dan tinggi 0,50 m, ukuran lubang
anyaman bronjong 100mm x 120mm dengan jumlah lilitan 3 lilitan sesuai
dengan SNI 03-0090-1999. Sedangkan bahan pembentuk bronjong adalah
kawat galvanis dengan diameter 3mm dan kawat sisi 4mm dan harus sesuai
dengan SNI 03-0090-1987 tentang Mutu dan cara uji bronjong dan kawat
bronjong.

Batu-batu untuk bronjong harus dengan ukuran tidak kurang dari 15 cm


dan tidak lebih dari 25 cm dan dipakai batu kali. Bronjong kotak dan
bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan bahan
kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan
sedemikian rupa sehingga membentuk matras berukuran 2,00m x 0,50m x
1,00 m. Hubungan antara bronjong harus terikat erat dengan kawat pada
ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan
tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan tanah diberi
lapisan filter kerikil, geotextile atau lapisan ijuk. Pengerjaan bronjong harus
sesuai dengan Standart Nasional Indonesia PBUI - 1982. Apabila bronjong
ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat dengan
erat-erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang tepinya. Ukuran dari
bronjong seperti ditunjukkan di dalam gambar atau atas persetujuan dari
PPK.

2.2.7. Pancang Pipa Galvanis


Pipa galvanis Diameter 3” dipotong sepanjang 2,00 m, digunakan sebagai
angkur pada lapisan terbawah bronjong. Pipa galvanis diikat dengan kawat
dia 3 mm pada dasar bronjong terbawah.

SPEKTEK 16
Mengikat bronjong yang satu dengan yang lainnya dengan lilitan kawat Ø 3
mm di sepanjang sisinya;
Alat bantu yang digunakan: Tang, Pemotong Kawat, Alat Pengunci Kawat,
Palu Pemecah Batu, Gerobak Sorong

2.2.8. Pancang Bambu


Bambu diambil dari bagian/ ruas bawah dari pohon bamboo, dipotong
sepanjang 2,00 m, digunakan sebagai angkur pada lapisan terbawah
bronjong. Pipa galvanis diikat dengan kawat diameter 3 mm pada dasar
bronjong terbawah.
Mengikat bronjong yang satu dengan yang lainnya dengan lilitan kawat Ø 3
mm di sepanjang sisinya;
Alat bantu yang digunakan: Tang, Pemotong Kawat, Alat Pengunci Kawat,
Palu Pemecah Batu, Gerobak Sorong

2.3. PEKERJAAN BETON

2.3.1. Standar Bahan dan Kualitas


Pekerjaan beton harus mengikuti PBI 1971, NI.2 dan PUBI 1982.
2.3.2. Bahan
Semua bahan yang dipakai : Semen Gresik dan atau Semen Holcim
( Dynamix ), batu kerikil, pasir, kayu bekesting dan besi beton SNI,
sebelumnya harus ditunjukkan kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan.

SPEKTEK 17
Sumber : Lampiran Permen No. 28/PRT/M/2016

SPEKTEK 18
2.3.3. Pekerjaan Cetakan
a) acuan cetakan dan perancah jika diperlukan, harus terbuat dari bahan
kayu yang bagus, atau bahan lain yang disetujui PPK, serta dipasang
dengan bentuk dan dimensi sesuai gambar/ketentuan kontrak;
b) cetakan harus dipasang cukup kencang dan dibuat dengan baik, dengan
toleransi maksimum adalah 1 cm untuk lebar dan elevasi, serta 5 cm
untuk panjang;
c) bagian dalam cetakan harus dibersihkan sebelum pengecoran beton
dilaksanakan;
d) sisi bagian dalam cetakan harus diolesi material pemisah dan tidak
boleh mengenai bahan tulangan beton; dan
e) pembongkaran cetakan dilaksanakan minimum selama 4 hari pada
cetakan tegak dan 7 hari pada cetakan datar.

2.3.4. Pekerjaan Penulangan


a) penulangan harus dirakit (diikat kuat) dan ditempatkan sesuai gambar
rencana kontrak; dan
b) panjang dari sambungan tulangan (lap joint) harus memenuhi panjang
yang ditentukan pada PBI 1972, NI-2.

2.3.5. Pekerjaan Pengecoran

SPEKTEK 19
a) Perbandingan campuran beton dapat dilaksanakan sesuai dengan
koefisien bahan pada analisa untuk setiap mutu, sesuai dengan daftar
kuantitas dan harga tersebut pada kontrak. Berdasarkan SNI 2834,
setiap pelaksanaan pengecoran beton untuk volume > 10 m3 harus
melakukan job mixed beton
b) Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton yaitu "Portable Mixer" selama sedikitnya 1,5
menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang
cukup) ada dalam mixer. PPK berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang
merata / seragam.
c) Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan adukan
beton yang mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan
mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu
harus mendapatkan persetujuan PPK.
d) Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan keadukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan komposisi. Dalam pekerjaan
mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu.
Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki tidak diperkenankan.
e) Pengadukan dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada
lokasi-lokasi tertentu sebuah portable Mixer tak mungkin dapat
dipergunakan menurut pandangan PPK.
Untuk mempermudah pencampuran ini Penyedia Jasa akan membuat
bok tempat pencampuran dari beton masif dengan ketebalan tidak
kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 m 2 dan dibatasi dengan
parapet setinggi 10 cm atau dengan bahan lain yang disetujui PPK.
f) Sebelum pengecoran dilaksanakan, pemasangan acuan cetakan dan
penulangan terlebih dulu harus disetujui PPK.
g) Tinggi pengecoran/ adukan beton dapat dijatuhkan maksimum 1,5 m.
h) Alur pengecoran beton dilaksanakan dengan cara mundur,tidak boleh
maju
i) Pemadatan adukan pengecoran digunakan alat penggetar/ vibrator,
dengan batasan lama waktu penggetaran pada satu posisi tidak boleh
melebihi dari 15 detik.
j) Selang waktu maksimum pengecoran beton pada sambungan konstruksi
adalah 2 jam, dan bila lebih dari 2 jam maka, adukan semen dengan

SPEKTEK 20
tinggi slump + 15 cm dicor pada sambungan konstruksi dengan tebal 15
mm.
k) Beton yang telah selesai dicor perlu diberi kesempatan mengeras
dengan cara pembasahan selama > 36 jam.

2.4. PEKERJAAN GORONG-GORONG

Pemasangan gorong-gorong dapat menggunakan pipa beton tak bertulang


(buis beton), beton bertulang (box) atau kombinasi pasangan batu dan plat beton
bertulang, disesuaikan dengan kebutuhan/gambar rencana yang telah disetujui PPK.
Sebelum pemasangan gorong-gorong, maka permukaan galian harus baik dan rata,
kemudian sebagai alas perletakan memakai urugan pasir yang dipadatkan dengan
ketebalan  10 cm.

2.5. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Spesifikasi pekerjaan lain-lain yang belum diatur dalam spesifikasi teknis
ini, dan merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak,
maka terlebih dahulu harus minta petunjuk dan persetujuan dari PPK.

2.6. PEKERJAAN PINTU


Kriteria pemasangan dan bahan pintu air harus sesuai dengan KP-9 tentang
Kriteria Perencanaan Bagian Standar Pintu Pengatur Air Irigasi, Spesifikasi Teknis
meliputi :
(a) Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu
untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan
horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga
pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih
dari 1 mm. Bagian batang palang yang dilas pada daun pintu, las harus
menerus didua sisi, sedemikian rupa sehingga tidak ada air yang bocor
diantara bagian-bagian tersebut.
(b) Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat
dinding, rangka, ambang, tangki ulir gear dan material lain yang
dibutuhkan. Semua bagian dari pintu harus cocok dengan gambar
kontrak.
(c) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada
bangunan dengan baut berjangkar, dan semua rongga yang ada
antara rangka dan bangunan harus diisi mortar semen 1 Pc : 3 Psr
sampai penuh/rata.
(d) Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu
bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain.

SPEKTEK 21
(e) Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-
pintu harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas,
keawetan sesuai cuaca Indonesia dan terendam dalam air secara
kontinyu, dan keterbukaan pada sinar matahari dimungkinkan
pemakaian bahan karet sintetik atau plastik yang memenuhi
persyaratan. Bahan perapat diatas harus sedemikian rupa sehingga
mudah dipasang atau diganti, dan baut-baut dipakai harus tahan
terhadap korosi.
(f) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standart Industri
untuk memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua
dimensi yang ada digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus
dilebihi (ukurannya) secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi
yang kurang.
(g) Pengecatan kembali Pintu - pintu Air yang ada (lama)
1) Pintu air yang lama harus dibersihkan dari noda, kotoran, debu,
lumpur dan pelumas serta kotoran lainnya.
2) Seluruh bidang permukaan pengecatan harus diamplas dan bersih
dari cat yang lama serta bebas dari noda-noda lainnya.
3) Apabila bidang permukaan yang ada, dicat ulang, masih
terhalang dengan noda-noda seperti oli, karet, maka hal ini harus
disikat terlebih dahulu dengan minyak pelarut khusus.
4) Pengecatan dilakukan dua kali.

(h) Pembongkaran dan pemasangan kembali pintu-pintu Air


1) Pembongkaran pintu lama yang kelak akan dipasang kembali,
harus dilaksanakan secara hati-hati dengan membetel pasangan
batu (dinding) lama.
2) Pembongkaran, pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan
kembali harus dilaksanakan secara hati-hati, tidak menimbulkan
kerusakan, perubahan bentuk / ukuran dari pintu yang dibongkar
tersebut.
3) Kerusakan yang timbul akibat pekerjaan ini adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor yang bersangkutan.
(i) Pengecatan kembali pada pekerjaan Pintu
1) Daun pintu dan sebagainya harus dibersihkan dari noda-noda
debu, lumpur dan kotoran lainnya.
2) Seluruh bidang permukaan cat harus diamplas dan cukup kering.
3) Pengecatan dilakukan dua kali.
(j) BAHAN
1) Pintu besi type C3
Bahan Konstruksi
1.1 Besi Siku

SPEKTEK 22
- Frame atas menggunakan L.80.80.8
- Frame tegak menggunakan L. 80.80.8
- Frame tengah menggunakan L. 80.80.8
- Frame dasar menggunakan L.80.80.8
- Penguat Daun pintu menggunakan L.60.60.6
1.2 Besi Plat
- Daun Pintu menggunakan plet tebal 8 mm
1.3 Besi Plat Strip
- Plat simpul menggunakan plat tebal 10 mm
- Frame tegak menggunakan plat tebal 10 mm
- Pemutar menggunakan plat tebal 15 mm
1.4 Besi Beton
- Angker beton 1/2 "
2) Pintu Besi type C2
Bahan Konstruksi
1.1 Besi siku
- Frame atas menggunakan besi L.100.100.10
- Frame tegak menggunakan besi L.100.100.10
- Frame tengah menggunakan besi L. 100.100.10
- Frame dasar menggunakan besi L.100.100.10
- Penguat daun pintu menggunakan L.70.70.7
1.2 Besi Plat
- Daun pintu menggunakan plat tebal 10 mm
1.3 Besi Plat Strip
- Plat simpul menggunakan besi plat tebal 10 mm
- Frame tegak menggunakan plat tebal 12 mm
- Pemutar menggunakan plat tebal 15 mm
1.4 Besi beton
- Angker 1/2"
Bahan dikerjakan mesin
2.1 Besi bulat ST 60 ( Drat Stang)
2.2 Bronze ( Murhes)

SPEKTEK 23
SPEKTEK 24

Anda mungkin juga menyukai