Anda di halaman 1dari 84

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN REVITALISASI DANAU SIOMBAK KOTA MEDAN

A. SPESIFIKASI UMUM

1. URAIAN PEKERJAAN

1.1. UMUM
Pekerjaan yang dimaksud dalam Paket Kontrak ini adalah Pelaksanaan Pekerjaan
Revitalisasi Danau Siombak Kota Medan. Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada
gambar, dan uraian singkat dari pekerjaan dapat dilihat dalam Syarat- Syarat
Umum Kontrak.
Maksud dilaksanakannya Pekerjaan Revitalisasi Danau Siombak adalah untuk
menjaga kelestarian danau, diperlukan upaya pengelolaan yang tepat akibat
seringnya terjadi banjir rob. Tujuan untuk menjaga kelestarian danau akibat
banjir rob yang sering terjadi dan mengancam aktivitas pariwisata dan
pemukiman masyarakat sehingga terjadi perubahan kualitas lingkungan perairan
danau Manfaat Danau ini berfungsi sebagai resapan air, pengendali banjir, area
kegiatan penangkapan ikan dan biota perairan lain, serta tempat wisata.

1.2. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan terletak di Kecamatan M e d a n Marelan, Kota Medan Provinsi
Sumatera Utara, dengan koordinat 3°43'38.29"N & 98°39'46.14"E
1.3. AKSES KE LOKASI PEKERJAAN
Jalan masuk ke dan keluar dari daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan
setempat yang ada yang berhubungan dengan jalan raya. Penyedia Jasa
hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.

Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada,


memperbaiki dan memperkuat jembatan yang ada sehingga memenuhi
kebutuhan kemampuan memikul beban pengangkutan bahan dan peralatan
Penyedia Jasa, sepanjang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan tersebut harus direncanakan dan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus
mendapat persetujuan Direksi dan pengaturan sebaik-baiknya dengan Instansi
Pemerintah setempat, Apabila Penyedia Jasa membutuhkan tambahan jalan
masuk demi kelancaran dan kemajuan pekerjaan maka Penyedia Jasa dapat
menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh Pemberi Kerja setelah
mendapat persetujuan PPK terlebih dahulu. Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab terhadap perbaikan dan pemeliharaan jalan masuk dan/atau bangunan
yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan dan pemeliharaan
Pekerjaan.

Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain di luar area yang sudah
dibebaskan Pemberi Kerja dan di luar jalan yang ada maka jalan tersesebut harus
disediakan sendiri oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri, dan harga semua
pekerjaan tersebut harus dianggap sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN


Kontrak meliputi pelaksanaan, penyelesaian, dan pemeliharaan Pekerjaan, yang
juga meliputi pengerahan tenaga kerja, bahan, peralatan, dan bahan konstruksi
Pekerjaan Revitalisasi Danau Siombak, kecuali apabila ditentukan lain dalam
kontrak.

Lingkup pekerjaan dan gambar perencanaan Revitalisasi Danau Siombak


disajikan pada Lampiran. Adapun volume pekerjaan dapat dilihat pada daftar
kuantitas dan harga.

Ruang lingkup pekerjaan utama terdiri dari:


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Struktur Tanggul
4. Pekerjaan Landscape
2. PROGRAM PELAKSANAAN

2.1. PROGRAM PELAKSANAAN


Sebagaimana yang ditentukan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak, dalam 7 (tujuh)
hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa
harus menyerahkan Program Mutu kepada PPK untuk persetujuan. Program
Pelaksanaan, yang merupakan bagian dari Program Mutu, adalah revisi dari jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang terlampir dalam Dokumen Penawaran.

Program pelaksanaan harus dipersiapkan dengan menggambarkan bahwa


keseluruhan Pekerjaan akan dapat selesai dalam jangka waktu pelaksanaan yang
dinyatakan dalam Kontrak. Temuan baru sebagai hasil dari pemeriksaan lapangan
dan adanya instruksi lebih lanjut dari PPK / Pemberi Pekerjaan dan/atau Direksi
pada dan setelah penandatanganan Kontrak harus sudah termasuk dalam program.
Program Pelaksanaan ini harus diajukan dan disetujui oleh PPK dan dianggap
sebagai Program Pelaksanaan yang disahkan dan menjadi bahagian dari Kontrak.
Bilamana perlu atau sesuai dengan arahan Direksi, Program pelaksanaan dapat
disesuaikan dan dirubah, dan setelah disetujui PPK maka akan dianggap sebagai
Program Pelaksanaan yang baru dan menjadi bahagian dari Kontrak.

Bila Penyedia Jasa mengusulkan untuk mengubah atau merevisi Program


Pelaksanaan, dan jika perubahan tersebut mempengaruhi desain dan gambar,
maka PPK tidak akan bertanggungjawab atas konsekwensi yang disebabkan
keterlambatan persetujuan perubahan Gambar Kerja, walaupun PPK menyetujui
perubahan atau revisi terhadap Program Pelaksanaan yang sah tersebut.

2.2. METODE KERJA


Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya SPMK, Penyedia Jasa
harus menyerahkan kepada PPK, untuk persetujuan, suatu metode pelaksanaan
yang rinci termasuk gambar dan uraian tertulis dari usulannya dan khususnya
tentang Pekerjaan Sementara utama. Metode pelaksanaan harus disiapkan oleh
Penyedia Jasa sesuai dengan program pelaksanaan. Instruksi lebih lanjut yang
diberikan Pemberi Tugas dan/atau Direksi pada dan setelah penandatanganan
Kontrak haruslah digabungkan.

Detail metode kerja yang disetujui Direksi harus dianggap sebagai metode kerja
yang sah dan harus menjadi bagian dari Kontrak. Penyedia Jasa, bagaimanapun,
harus menambahkan metode kerja tersebut setidaknya dalam 15 (lima belas) hari
sebelum dimulainya Pekerjaan atau bahagian Pekerjaan dengan rencana kerja yang
mendetail sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Bilamana Penyedia Jasa memperbaharui atau bermaksud merubah metode
kerjanya, dia harus menyerahkan usulan perubahan metode kerja tersebut kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.

Pembayaran
Seluruh biaya yang timbul pada Penyedia Jasa dalam memenuhi keharusan pada
item 2 ini tidak akan dibayar secara terpisah dan harus dianggap sudah termasuk
dalam harga satuan dan harga lump sum berbagai jenis item Daftar Kuantitas dan
Harga.
3. GAMBAR-GAMBAR

3.1. GAMBAR KONTRAK


Gambar-gambar yang termasuk dalam Dokumen Lelang, bahagian gambar-gambar
desain pekerjaan yang tidak seluruhnya termasuk dalam Dokumen Lelang, dan
gambar-gambar yang diterbitkan sebagai addendum Dokumen Lelang, bila ada,
akan menjadi Gambar-Gambar Kontrak. Penyedia Jasa dapat menggunakan
Gambar Kontrak tersebut untuk pemesanan awal material dan untuk
mempersiapkan gambar kerja untuk Pekerjaan Permanen dan Pekerjaan
Sementara. Bagaimanapun, Gambar Kontrak tidak boleh digunakan langsung
sebagai dasar untuk fabrikasi dan/atau untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

3.2. GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH PENYEDIA JASA

3.2.1. Umum
a) Seluruh gambar dalam berbagai tipe sebagaimana yang dinyatakan di
bawah ini, termasuk perhitungan pendukungnya, harus dipersiapkan oleh
Peyedia Jasa dalam bentuk yang disetujui oleh PPK dan diajukan lebih awal
untuk memberikan cukup waktu kepada Direki untuk selanjutnya kepada
PPK untuk menyetujuinya tanpa mengakibatkan adanya keterlambatan
pekerjaan di lapangan. Penyedia Jasa harus mempersiapkan juru gambar
dan pembantunya yang memenuhi syarat kemampuan dan dalam jumlah
yang cukup untuk memproduksi seluruh gambar-gambar yang dibutuhkan.
b) Pekerjaan yang dilakukan sebelum disetujuinya gambar tersebut oleh PPK
adalah sepenuhnya menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan PPK atas
gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tidaklah mengurangi
kewajiban apapun dari Penyedia Jasa menurut Kontrak.
c) Penyedia Jasa harus tetap bertanggungjawab atas seluruh gambar-gambar
yang tidak diserahkan dalam kurun waktu 90 hari dan atas seluruh biaya
yang timbul sebagai konsekwensi keterlambatan dan kerusakannya.
Gambar- gambar Penyedia Jasa yang digunakan untuk pelaksanaan
konstruksi adalah gambar-gambar yang telah disetujui PPK.
d) Penyedia Jasa harus menyerahkan suatu contoh usulan kotak judul, nomor
gambar, korespondensi, instruksi operasi dan pemeliharaan dan lainnya
untuk mendapat persetujuan Direksi. Kotak judul harus menunjukkan nama
Penyedia Jasa dan Subkontraktornya (bila ada), tanggal, judul dan jumlah
gambar. Setiap penerbitan revisi gambar harus teridentifikasi melalui surat
revisi. Penyedia Jasa dapat, bila dia menginginkan, menyisipkan nomor
referensinya pada tempat yang pantas di kotak judul. Nomor gambar harus
sebagaimana yang dialokasikan oleh Direksi.
e) Penyedia Jasa harus menyusun suatu indek keseluruhan gambarnya dan
gambar Subkontraktornya. Setiap bulan atau atas permintaan Direksi,
Penyedia Jasa harus mengirimkan 3 (tiga) kopi lembar indek yang terbaru
kepada Direksi.
f) Seluruh gambar kerja, gambar perbengkelan, dan as-built drawings
(gambar sebagaimana terbangun) yang dibuat oleh Penyedia Jasa atau
Subpenyedia Jasa untuk Kontrak ini haruslah menggunakan dimensi sistem
metrik. Kalau tidak ditentukan dan disetujui secara khusus oleh PPK,
gambar harus dibuat dalam ukuran kertas A1 (594 mm x 841 mm).
g) Direksi berhak mengarahkan Penyedia Jasa untuk mempersiapkan
tambahan gambar detail dan/atau merubah gambar, apabila diperlukan,
untuk menjamin pemenuhannya terhadap ketentuan dan maksud dari
spesifikasi ini.
Dalam 14 (empat belas) hari setelah diterimanya gambar yang diserahkan
Penyedia Jasa, PPK akan mengembalikan 1 (satu) kopi gambar kepada
Penyedia Jasa yang ditandai dengan:
“Disetujui untuk Dilaksanakan”;
“Disetujui untuk Dilaksanakan dengan Catatan”; atau
“Dikembalikan untuk Perbaikan”.
h) Kopi dari keseluruhan gambar revisi terakhir yang telah disetujui harus
sesegera mungkin dikirimkan ke kantor lapangan Penyedia Jasa. Gambar-
gambar tersebut harus tersedia pada saat pemeriksaan oleh Direksi.

i) Apabila ada perubahan yang dibuat atas item-item yang ada dalam gambar-
gambar yang sudah disetujui PPK pada masa pelaksanaannya atau setelah
beroperasi, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada PPK gambar revisi
yang menunjukkan perubahan-perubahan tersebut untuk mendapat
persetujuan.
3.2.2. Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus menyiapkan Gambar Kerja dari seluruh item Pekerjaan
Permanen yang didasarkan pada gambar kontrak dan gambar desain yang
diterbitkan oleh PPK. Gambar kerja harus menunjukkan detail konstruksi
yang cukup, metode kerja atau prosedur seperti, tetapi tidak terbatas pada,
rencana penulangan beton termasuk daftar pembengkokan/ pemotongan
dan daftar batang, expansion joints, construction joints, detail pengecoran
beton, layout waterstop, pemasangan peralatan, dan lain-lain, dengan
mana Penyedia Jasa akan melanjutkannya dengan pekerjaan dan operasi di
lapangan. Lebih lanjut, gambar yang menunjukkan detail seluruh item yang
bukan menjadi bagian Pekerjaan Permanen tetapi mempengaruhi kualitas
pekerjaan seperti cetakan beton, penyokong, konstruksi pengarah,
cofferdam, saluran pengelak, dan lain-lain, harus juga dimasukkan dalam
Gambar Kerja. Seluruh Gambar Kerja yang berhubungan dengan setiap
bagian Pekerjaan harus disetujui oleh PPK terlebih dahulu sebelum
Penyedia Jasa melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.

3.2.3. Gambar Perbengkelan


Gambar perbengkelan harus dibuat oleh Penyedia Jasa atau oleh suplayer
material / alat atas nama Penyedia Jasa, yang menunjukkan garis, bentuk,
dimensi, tipe material, dan lain-lain, dari item tertentu yang ditunjukkan
dalam gambar dan/atau spesifikasi dan sebagaimana yang diarahkan
Direksi. Gambar perbengkelan tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa
kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pengiriman atau
pelaksanaannya.

3.2.4. Gambar Kerja Pekerjaan Sementara


30 (tiga puluh) hari sebelum memulai suatu Pekerjaan Sementara,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada PPK Gambar Kerja dari seluruh
item Pekerjaan Sementara untuk persetujuan PPK. Gambar Pekerjaan
Sementara tersebut harus menunjukkan lokasi dan detail hal-hal yang
berhubungan dengan komponen utama lainnya dari peralatan konstruksi,
kantor, tempat tinggal, area penyimpanan, bengkel, barak pekerja dan
bangunan serta fasilitas sementara lainnya yang diusulkan Penyedia Jasa
untuk dibangun atau disewa di area atau di sekitar area kerja.

3.2.5. Gambar Terbangun (As Built Drawing)


a) Sepanjang masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara suatu
gambar pekerjaan terbangun yang terbaru untuk berbagai item pekerjaan
yang telah selesai. Gambar-gambar tersebut harus menunjukkan, sampai
taraf tertentu, seluruh perubahan-perubahan yang disetujui terhadap
gambar kerja, dan benar-benar menggambarkan secara detail kondisi
Pekerjaan Permanen “Sebagaimana Terbangun”.
b) Gambar terbangun yang terbaru harus cocok dengan hasil pemeriksaan
lapangan oleh Direksi, dan bila gambar tersebut ditemukan tidak
memuaskan atau tidak yang terbaru, Penyedia Jasa harus membawa
gambar yang terbaru dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah
pemeriksaan. Bila bahagian Pekerjaan Permanen yang tidak cocok tersebut
selesai maka, gambar yang tersebut, setelah disetujui Direksi, harus
ditandatangani bersama oleh PPK dan Penyedia Jasa dan 3 (tiga) kopi harus
disimpan oleh PPK.
c) Set gambar terbangun yang telah selesai harus diserahkan oleh Penyedia
Jasa kepada PPK, untuk persetujuan. Gambar terbangun tersebut harus
dibuat di atas kertas berkualitas tinggi sehingga dapat dibuat kopinya yang
dapat dengan jelas dibaca.
d) Sebelum pembayaran akhir, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi, untuk persetujuan dan dikirim kepada PPK, versi akhir dari Gambar
Terbangun, yang terdiri atas:
i) 1 (satu) set gambar terbangun diatas kertas transparan atau kertas
berkualitas baik;
ii) 1 (satu) set soft copy gambar terbangun dalam format elektrik Auto-
CAD;
iii) 2 (dua) set gambar pada kertas ukuran A1 (bila diharuskan Direksi); dan
iv) 5 (lima) set gambar pada kertas ukuran A3.

3.2.6. Gambar Lain


Gambar-gambar selain gambar yang dijelaskan di atas, yang secara natural,
seperti gambar usulan metode kerja, diagram skematik, dan ikhtisar
tentang bagaimana berbagai tipe pekerjaan tersebut akan dilaksanakan,
sebagaimana yang diarahkan Direksi atau sebagaimana dituangkan dalam
Syarat-Syarat Kontrak dan Spesifikasi, harus diserahkan kepada Direksi
untuk selanjutnya medapat persetujuan PPK.
Pembayaran
Apabila tidak ada mata pembayaran untuk pekerjaan penyiapan gambar-
gambar dalam Daftar Kuantitas dan Harga maka semua biaya yang timbul
untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah
termasuk di dalam berbagai harga satuan dan harga lump sum yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Kontrak.
Apabila ada mata pembayarannya, maka pembayaran progresnya
maksimal sama dengan pembayaran progres fisik pada bulan dimaksud.

4. SURVEI

4.1. BENCHMARK DAN TITIK REFFERENSI


Penyedia Jasa harus menggunakan koordinat dan elevasi dari benchmark dan titik
referensi yang ditentukan oleh Direksi. Sebelum menggunakan koordinat dan
elevasi tersebut, Penyedia Jasa harus melakukan suatu survei untuk memeriksa dan
memferifikasi akurasinya. Bila terdapat ketidakcocokan atau kesalahan maka hal
tersebut harus diberitahukan kepada Direksi untuk keputusan lebih lanjut.
Keputusan Direksi atas ketidakcocokan atau kesalahan tersebut adalah final.

Untuk kemudahan dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa dapat mendirikan


benchmark dan titik referensi sementara tetapi setiap titiknya harus dengan
desain dan lokasi yang disetujui oleh Direksi. Setiap titik keakuratannya harus
berkaitan dengan titik yang didirikan Direksi.
Seluruh benchmark atau titik referensi yang rusak akibat pelaksanaan pekerjaan
harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri.

4.2. SETTING OUT


Penyedia Jasa harus melakukan setting out Pekerjaan dengan benar dan semata-
mata sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kebenarannya. Penyedia Jasa
harus menyerahkan rencana setting out kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan dan harus mempekerjakan surveior yang berpengalaman dan ahli
serta disetujui Direksi.

Karena setting out merupakan bahagian dari mutual check awal (MC-0) maka
setting out harus dilakukan dengan disaksikan langsung oleh Direksi atau orang
yang ditunjuk PPK. Setting out dilakukan dalam bentuk survei dan pengukuran
kondisi lokasi pekerjaan yang meliputi pengukuran poligon, pengukuran leveling
dan pengukuran situasi. Pengukuran harus dilaksanakan dengan ketelitian sesuai
yang berlaku umum yaitu ketelitian pengukuran poligon 1:3000 dan ketelitian
pengukuran leveling 10 √d, dimana d = jarak dalam km.

Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh material, buruh dan peralatan termasuk
patok, profil, platform dan buruh khusus yang mungkin diperlukan oleh Penyedia
Jasa dalam setting out Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menggunakan alat survei
theodolite atau total station dan waterpass dengan tipe dan akurasi yang diijinkan
Direksi untuk setting out dan kontrol Pekerjaan. Hasil setting out harus dituangkan
dalam bentuk gambar yang sekaligus merupakan koreksi bersama atas gambar
desain yang sebelumnya diberikan sebagai gambar pelelangan / gambar kontrak.
Penyedia Jasa harus menyerahkan seluruh data survei, perhitungan, hasil dan
rekaman survei segera setelah tersedia.

Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya. Apabila ada
ditentukan dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, pembayaran progres dilakukan
setara dengan progres fisik pekerjaan.

5. MUTUAL CHECK (PEMERIKSAAN BERSAMA)

Mutual check adalah kegiatan pemeriksaan bersama yang dilaksanakan bersama-sama


oleh Penyedia Jasa dan Direksi atau yang ditunjuk oleh PPK, yang merupakan rangkaian
dari kegiatan:
 survei dan pengukuran lokasi pekerjaan pada kondisi awal setelah atau kondisi baru
di lokasi pekerjaan yang tidak terlihat / terdeteksi pada kondisi awal atau kondisi
setelah pekerjaan selesai;
 survei dan pengukuran pekerjaan pada kondisi sedang dalam pelaksanaan atau
kondisi setelah pekerjaan selesai;
 penggambaran hasil survei dan pengukuran saat kondisi awal atau sedang
pelaksanaan atau setelah pekerjaan selesai;
 pembuatan gambar kerja yang didasarkan pada gambar desain atau gambar
perubahan desain yang disesuaikan dengan hasil survei dan pengukuran lokasi pada
saat kondisi awal atau kondisi baru saat pelaksanaan pekerjaan yang tidak terlihat /
terdeteksi pada saat kondisi awal;
 setting out rencana pekerjaan (desain) atau perubahan desain ke lokasi pekerjaan
 penghitungan volume pekerjaan sesuai dengan item pekerjaan berdasarkan
gambar kerja atau perubahan gambar kerja atau gambar terbangun.

5.1. MUTUAL CHECK AWAL (MC-0)


Mutual check awal (MC-0) adalah kegiatan pemeriksaan bersama atas rencana
pekerjaan yang didasarkan pada gambar desain, yang sudah ditindaklanjuti dengan
menyesuaikan dan mendetailkannya dalam gambar kerja, atas kondisi lokasi
pekerjaan saat kondisi awal.

5.2. MUTUAL CHECK SATU (MC-1), DUA (MC-2), TIGA (MC-3), ………
Mutual check satu (MC-1), dua (MC-2), tiga (MC-3), dan seterusnya adalah
kegiatan pemeriksaan bersama atas rencana pekerjaan yang didasarkan pada
gambar perubahan desain yang sudah ditindaklanjuti dengan menyesuaikan dan
mendetailkannya dalam perubahan gambar kerja, atas kondisi lokasi pekerjaan
saat kondisi awal maupun atas kondisi baru yang dijumpai saat pelaksanaan
pekerjaan dimana kondisi ini tidak terlihat / terdeteksi pada saat kondisi awal.

5.3. MUTUAL CHECK AKHIR (MC-100)


Mutual check akhir (MC-100) adalah pemeriksaan bersama atas hasil pekerjaan
yang telah selesai dilaksanakan, yang didasarkan pada gambar terbangun, atas
kondisi lokasi pekerjaan saat kondisi awal atau kondisi yang terakhir disepakati
dalam mutual check – mutual check sebelumnya.

Pembayaran
Tidak ada pembayaran khusus untuk pekerjaan ini. Seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.

6. RENCANA PELAKSANAAN DAN PELAPORAN

6.1. PERALATAN DAN MATERIAL YANG HARUS DISEDIAKAN


(a) Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar detail dari peralatan dan bahan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan Pekerjaan dalam memenuhi Rencana
Pelaksanaan. Daftar peralatan harus mencakup tanggal kedatangan, tipe,
ukuran, kapasitas atau power, dan jumlah dari masing-masing alat.
(b) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan setiap fase pekerjaan, dan alat harus berada di lapangan dan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan dimulai pada setiap fase
tertentu. Setiap peralatan atau bahagian darinya yang usang atau tidak efektif
harus diperbaiki atau segera dipindahkan untuk memuaskan Direksi.
(c) Dalam segala hal, Penyedia Jasa hanya boleh memindahkan peralatan setelah
mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu.
(d) Kerusakan peralatan, bangunan, fasilitas, dan lain-lain, yang disebabkan
kelalaian Penyedia Jasa, tidak dapat digunakan Penyedia Jasa sebagai alasan
untuk mendapatkan perpanjangan periode Kontrak.
(e) Seluruh peralatan dan bahan yang merupakan bahagian dari Pekerjaan
Permanen haruslah baru dan harus memenuhi standar yang ditentukan dalam
Spesifikasi ini. Bila tidak dinyatakan dalam Spesifikasi, peralatan dan material
tersebut harus memenuhi kepantasan dan yang aktual di Indonesia.

6.2. PEMERIKSAAN PERALATAN DAN BAHAN


(a) Peralatan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus dapat diperiksa
dalam kaitannya dengan Kontrak di tempat produksi, pengapalan, di lapangan,
dan ditempat lainnya.
(b) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh fasilitas, tenaga kerja, sample dan
bahan yang layak dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan, pengujian dan
test yang dibutuhkan oleh Direksi tanpa ada permintaan tambahan harga.

6.3. PEMERIKSAAN PERALATAN DAN BAHAN


Apabila ada item tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk penyediaan
peralatan dan bahan maka biaya penyediaannya, transportasi, menyimpanan dan
pemindahan peralatan dan bahan tersebut harus dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan penawaran peralatan dan bahan tersebut.
Apabila tidak ada item pembayaran terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga
maka seluruh biaya peralatan dan bahan tersebut dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga.

7. LAPORAN PELAKSANAAN

7.1. JADWAL MINGGUAN


Pada setiap akhir minggu, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk
pemeriksaan dan komentarnya, 3 (tiga) kopi jadwal mingguan untuk minggu
berikutnya dalam bentuk yang disetujui Direksi. Jadwal tersebut harus berisi
rencana yang sesuai dengan pekerjaan utama yang akan dilaksanakan seperti
pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan pekerjaan tiang, dan juga pekerjaan
konstruksi yang berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan termasuk produksi
agregat, pengadaan material, transport material dan peralatan, penyiapan gambar
dan jadwal lainnya yang diharuskan Direksi.

7.2. LAPORAN HARIAN


Berdasarkan permintaan Direksi, Penyedia Jasa harus mempersiapkan laporan
harian atau laporan periodikal atas setiap pekerjaan dalam bentuk yang disetujui
Direksi. Laporan harus mengandung, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
(a) kondisi cuaca;
(b) staff dan pekerja yang dipekerjakan pada pekerjaan;
(c) bahan dan peralatan di lapangan;
(d) Pekerjaan dalam progres termasuk lokasi dan estimasi produksi harian;
(e) Pekerjaan yang sedang dalam persiapan;
(f) Kecelakaan, atau alasan lainnya yang menyebabkan penangguhan pekerjaan;
(g) Kejadian dari setiap peristiwa atau kondisi yang mungkin memperlambat laju
kemajuan pekerjaan; dan
(h) Semua informasi yang berkaitan dengan kemajuan Pekerjaan.

7.3. LAPORAN KEMAJUAN MINGGUAN DAN BULANAN


Penyedia Jasa harus, pada setiap akhir minggu dan akhir bulan atau pada setiap
waktu yang ditentukan oleh Direksi, menyerahkan 3 (tiga) kopi laporan mingguan
dan/atau laporan bulanan dalam bentuk yang dapat diterima oleh Direksi yang
merinci kemajuan Pekerjaan dalam minggu atau bulan berjalan. Laporan harus
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
(a) Penjelasan ringkas tetapi mendetail tentang Pekerjaan yang dilaksanakan pada
minggu dan bulan laporan dan permasalahan penting yang dihadapi.
(b) Rangkuman kumulatip dari progres fisik dan keuangan sampai tanggal laporan
untuk setiap kegiatan utama dan total kegiatan.
(c) Persentase aktual dari setiap dan keseluruhan pekerjaan utama yang telah
selesai sampai dengan minggu atau bulan yang dilaporkan, termasuk
persentase yang dijadwalkan, dengan komentar yang sesuai atas progres
tersebut.
(d) Jadwal kegiatan yang akan dimulai dalam kurun waktu 1 (satu) bulan ke depan,
dengan perkiraan tanggal mulai dan tanggal selesai. Bila tanggal tersebut
berbeda dengan yang tercantum dalam Program Pelaksanaan yang sah, maka
suatu penjelasan haruslah diberikan.
(e) Daftar tenaga kerja lokal dari Penyedia Jasa per-pekerjaan, personil inti
berdasarkan posisinya, yang dipekerjakan selama bulan yang dilaporkan.
(f) Daftar peralatan konstruksi dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
melaksanakan Pekerjaan termasuk peralatan dan material yang tiba pada atau
yang dipindahkan dari lapangan. Catatan harus termasuk durasi dari peralatan
konstruksi dan peralatan yang
(g) Gambaran umum tentang kondisi iklim dalam bulan laporan, termasuk durasi
dan intensitas curah hujan pada setiap hari kerja.
(h) Daftar setiap kecelakaan termasuk perumahsakitan dan/atau kematian
seseorang, kerusakan Pekerjaan, kerusakan harta benda, peralatan dan bahan.
(i) Kejadian atau peristiwa yang mungkin akan memperlambat atau menghambat
penyelesaian Pekerjaan dibandingkan dengan Program Kerja yang sah, dan
langkah-langkah yang telah diambil Penyedia Jasa untuk memperbaiki situasi
tersebut.
(j) Kejadian lain yang mungkin dibutuhkan menurut Kontrak atau pernyataan yang
berkaitan dengan hal yang timbul dari atau berkaitan dengan pelaksanaan
Pekerjaan selama minggu atau bulan yang dilaporkan.

7.4. PERTEMUAN BERSAMA UNTUK MENDISKUSIKAN PROGRES


Suatu pertemuan reguler antara personil Direksi dengan Penyedia Jasa harus
diselenggarakan sekali seminggu pada waktu yang disepakati oleh kedua belah
pihak untuk mendiskusikan progres yang dibuat, pekerjaan yang diusulkan untuk
minggu yang akan datang dan permasalahan yang mempunyai sangkut paut
langsung pada kegiatan berikutnya.

7.5. PENYEDIAAN VIDEO DAN FOTO DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sepanjang periode kontrak, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi 3
(tiga) copy foto berwarna pelaksanaan pekerjaan (dengan ukuran tidak lebih
kecil
dari 8 cm x 12 cm) yang secara jelas menunjukkan progres pekerjaan yang dibuat.
Foto harus diambil pada saat memulai, sedang, dan selesainya setiap item
pembayaran pekerjaan dan pada waktu dan tempat yang lain sebagaimana yang
diarahkan Direksi. Foto yang diserahkan kepada Direksi tersebut harus dilampirkan
pada Laporan Kemajuan Bulanan. Uraian singkat atas subjek dan tanggal kapan
foto diambil harus dicantumkan pada setiap foto. Tambahan cetakan, bila
diperlukan oleh Direksi dan Pemberi Tugas, harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
Video pelaksanaan Pekerjaan secara keseluruhan harus dibuat setiap 2 minggu
sekali dengan menggunakan alat camera drone.
Penyedia Jasa juga harus membuat foto rangkaian pelaksanaan dengan
menggunakan 2 bh camera statis yang ditempatkan pada 2 tempat yang aman dan
pada titik yang berbeda, yang nantinya akan dapat menunjukkan pelaksanaan
seluruh pekerjaan dari awal sampai selesai. Masing-masing camera statis tersebut
akan mengambil gambar setiap interval sekian detik dimana pada akhirnya akan
dapat dirangkai menjadi sebuah video yang menunjukkan pelaksanaan pekerjaan
dari awal sampai selesai dalam durasi yang relatif pendek.

Negatip atau dokumen format elektrik (soft copy) dari foto dan video harus
menjadi milik PPK dan tidak ada pencetakan dari negatip atau dokumen format
elektrik yang harus disediakan kepada orang lain kecuali disetujui oleh PPK. Setelah
penyelesaian Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan seluruh negatip atau
dokumen format elektriknya kepada PPK, yang disusun secara kronologis dan
ditandai untuk identifikasi. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) set foto
berwarna yang diedit memadai dan dalam bentuk booklet yang menunjukkan
keseluruhan urut-urutan pekerjaan sampai selesai.

7.6. PENYERAHAN LAINNYA


(a) Penyedia Jasa harus, selama pelaksanaan, menyerahkan kepada Direksi untuk
persetujuan PPK, berbagai rencana kerja, survei, test dan operasi, laporan hasil
survei, test dan pemeriksaan, uraian tertulis dari peralatan yang digunakan,
pamflet, brosur dan contoh material dan peralatan, dan dokumen serta barang-
barang lainnya yang diharuskan menurut Spesifikasi dan sebagaimana arahan
Direksi.
(b) Dokumen dan barang-barang serahan tersebut harus diserahkan lebih awal
untuk memberikan waktu yang cukup bagi Direksi untuk memeriksa dan untuk
disetujui PPK tanpa menyebabkan adanya keterlambatan pekerjaan lapangan.
(c) Dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah diterbitkannya SPMK, Penyedia Jasa
harus menyerahkan 3 (tiga) set kepada Direksi untuk selanjutnya dapat
disetujui PPK, katalog, pamflet, spesifikasi pabrik, diagram, gambar, atau
deskriptif data dari seluruh peralatan dan bahan yang akan disediakan menurut
Kontrak dan dalam hal mana Penyedia Jasa mengajukannya untuk digunakan
atau sebagaimana yang dijelaskan dalam Spesifikasi Teknik. Persetujuan PPK
atas deskriptif data tersebut tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab
Penyedia Jasa menurut Kontrak.
`(d) Selama atau segera mengikuti penyerahan gambar, Penyedia Jasa harus
menyerahkan instruksi prosedur test kepada Direksi untuk persetujuan yang
menggambarkan test yang mungkin dibutuhkan selama pengerjaan dan yang
harus dilakukan atas penyelesaikan pekerjaan. Instruksi tersebut harus
menjelaskan urut-urutan test, penyiapan peralatan, prosedur operasi yang
harus diikuti, dan prosedur detail untuk melaksanakan test. Detail lebih lanjut
diuraikan dalam Spesifikasi Teknis tentang instruksi prosedur test dan tipe test
yang harus diikuti.
(e) Penyedia Jasa harus sesegera mungkin menyerahkan manual instruksi tentang
cara pemasangan peralatan permanen sebelum item tersebut dikirim ke
lapangan. Manual instruksi untuk operasi dan pemeliharaan dari peralatan
terpasang harus efektip dalam 60 (enam puluh) hari setelah pengiriman.
(f) Manual instruksi tersebut harus menjelaskan dengan detail tentang prosedur
pemasangan yang harus diikuti dan kegunaan seluruh peralatan yang
terpasang, alat pengukur, dan item lainnya. Prosedur pemasangan, penyetelan,
pengoperasian, dan pelapisan dari setiap sistem komponen, mesin, atau
peralatan harus dengan jelas diuraikan dan diilustrasikan. Pemeliharaan yang
harus dilakukan terhadap item ini harus dijelaskan dengan detail termasuk
rekomendasi frekwensi untuk inspeksi dan pelumasan.
(g) Untuk memfasilitasi pemahaman penggambaran informasi, manual instruksi
harus dilengkapi diagram peralatan yang mudah dibaca. Penyedia Jasa, dalam
mempersiapkan manual instruksi, harus mempertimbangkan kurangnya
pengalaman dan tidak familiarnya personil dalam mengoperasikan dan
memelihara peralatan tipe tersebut. Dalam kaitan ini, Penyedia Jasa harus
sepenuhnya bekerja sama dan membantu Direksi dalam membangun suatu
program operasi dan pemeliharaan (O&P) termasuk on-the-job training atas
seluruh peralatan permanen yang terpasang.
(h) Manual instruksi harus termasuk daftar komplet dari seluruh gambar yang
dipakai, daftar spare part, dan suatu daftar part dari setiap komponen item
peralatan. Daftar part harus termasuk kode pabrikan, nomor seri, dan instruksi
pemesanan dan harus mendetailkan stok peralatan. Lebih lanjut, harus diikuti
detail yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis yang berkenaan dengan manual
instruksi.
(i) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi 3 (tiga) set manual instruksi
dalam Bahasa Indonesia.

Pembayaran
Apabila tidak ada item pembayaran terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga
maka seluruh biaya yang timbul pada Penyedia Jasa dalam memenuhi keharusan
tersebut tidak akan dibayar secara terpisah dan harus dianggap sudah termasuk
dalam harga satuan dan harga lump sum berbagai variasi item Daftar Kuantitas dan
Harga. Apabila ada item tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang berkaitan
dengan item 7 ini maka pembayaran untuk item tersebut akan dilakukan secara
proporsional terhadap progres fisik Pekerjaan.
8. STANDAR DAN PENGUJIAN
8.1. STANDAR
Seluruh bahan dan peralatan yang akan disediakan dan dipasang untuk Pekerjaan
dan seluruh pekerjaan konstruksi yang akan dikerjakan menurut Kontrak, harus
memenuhi masing-masing standar yang dinyatakan dalam Spesifikasi dan yang
berlaku pada tanggal undangan pelelangan. Bila, setelah tanggal undangan
pelelangan, terdapat suatu amandemen terhadap standar atau code yang relevan
terhadap Kontrak maka Direksi akan mengarahkan apakah amandemen tersebut
dipakai.
Daftar standar yang disetujui adalah:
 SII : Standar Industri Indonesia
 PUBI Persyaratan Umum Bahan bangunan di Indonesia
: Peraturan Beton Indonesia
 PBI / NI-2
Normalisasi Indonesia
: Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
 NI : Standar Nasional Indonesia
 PKKI / NI-5 Japanese Industri Standar
British Standard
: American Society Burreau of Reclamation
 SNI :
American Concreate Institute
 JIS :
 BS : American Association of State Highways and
 ASTM Transportation Officials
: International Organization for Standardization
 ACI American Welding Society
: Standar Perencanaan Irigasi Dan Drainase Indonesian
AASHTO :

 ISO :
 AWS :
 SPI-KP-03 :

Bila Penyedia Jasa mengusulkan untuk menyediakan bahan dan peralatan yag
memenuhi suatu standar yang ekivalen, Penyedia Jasa harus menyatakan dengan
jelas sifat dasar dari perubahannya dan harus menyerahkan standar dan spesifikasi
yang lengkap, termasuk informasi dan data dari material dan peralatan tersebut,
untuk persetujuan Direksi. Kegagalan menyerahkan usulan tersebut dalam waktu
yang cukup untuk persetujuan Direksi atau persetujuan Direksi untuk pembelian
bahan dan peralatan ekivalen yang diusulkan adalah menjadi resiko Penyedia Jasa.

8.2. PENGUJIAN DAN LABORATORIUM

8.2.1. PENGUJIAN BAHAN DAN HASIL PEKERJAAN


Penyedia Jasa harus merencanakan semua pengujian beton, tanah, dan
bahan lain yang ditentukan untuk dilaksanakan oleh laboratorium
independen yang disetujui dan untuk pengujian lapangan. Setidaknya, 30
(tiga puluh) hari sebelum memulai pengujian, Penyedia Jasa harus
menyerahkan secara lengkap detail laboratorium yang diusulkan digunakan
untuk pengujian tersebut.
Penyedia Jasa harus menyediakan staf yang berkualitas dan kenderaan
untuk melaksanakan seluruh hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pengujian bahan dan peralatan yang akan digunakan pada Pekerjaan
Permanen.
Direksi akan mengawasi pengujian yang dilakukan Penyedia Jasa untuk
maksud kontrol kualitas yang memenuhi syarat dan mencukupi selama
pelaksanaan pekerjaan. Labortorium dan peralatannya harus selalu
tersedia dan dapat didatangi Direksi setiap saat.
Seluruh laporan pengujian harus diserahkan kepada Direksi, dalam bentuk
yang disetujui, sesegera mungkin dalam waktu 24 jam setelah selesai.

9. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


9.1. PROGRAM DAN PEMBERITAHUAN MOBILISASI
Mobilisasi adalah mendatangkan dan menempatkan di lapangan seluruh alat,
peralatan, kantor lapangan dan fasilitasnya, serta personil dari tempat asalnya ke
lokasi pekerjaan yang dibutuhkan Penyedia Jasa berdasarkan Program Pelaksanaan
yang diajukannya.

Demobilisasi adalah membongkar dan memulangkan dari lapangan seluruh alat,


peralatan, kantor lapangan dan fasilitasnya, serta personil ke tempat asalnya
berdasarkan Program Pelaksanaan yang diajukan Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memberi tahu bilamana mobilisasi secara substansial telah
selesai untuk ditingkatkan bahwa Pekerjaan telah dapat dimulai dalam kaitannya
dengan Program Pelakanaan yang disetujui.
Pembayaran
Pembayaran progres mobilisasi dan demobilisasi akan dilakukan dengan harga
lump sum pada Daftar Kuantitas Dan Harga, dengan ketentuan:
(a) Pembayaran sebesar 50% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara
substansial telah seluruhya selesai dilakukan untuk masing-masing sub item.
(b) Pembayaran sisanya sebasar 50% dari harga lump sum dilakukan bila
demobilisasi telah seluruhnya selesai dilakukan untuk masing-masing sub item.
Pembayaran mobilisasi dan demobilisasi Peralatan Laboratorium lapangan
akan dilakukan dengan harga lump sum pada Daftar Kuantitas Dan Harga,
dengan ketentuan:
(a) Pembayaran sebesar 30% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara
substansial telah seluruhnya selesai dilakukan untuk masing-masing sub item.
(b) Pembayaran sebesar 10% dari harga lump sum dilakukan bila demobilisasi
telah seluruhnya selesai dilakukan untuk masing-masing sub item.
(c) Pembayaran sebesar 60% dari harga lump sum dilakukan proporsional terhadap kemajuan
pekerjaan timbunan tanah dan pekerjaan beton.
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Vibro Roller Minimal kapasitas 4 2
Ton Maksimal 8 Ton
2 Excavator Bucket minimum 0.7 2
Standard m3 – maksimum 0,8
m3
3 Crawler Lifting capacity 1
Crane minimum 10 Ton
dan maksimum 15
Ton
4 Buldozer Minimum 170 HP – 1
Maksimum 200 HP
5 Light Dump Silinder mesin: 3
Truck minimum 4.000 cc –
maksimum 4.600 cc
6 Concrete Minimal 2,5 KVA – 2
Vibrator maksimal 4,5 KVA
10. PAPAN NAMA PROYEK
Sebelum dimulainya kegiatan di Lokasi Kerja, Penyedia Jasa harus membuat dan
memasang Papan Nama Proyek sebanyak 1 (satu) buah dengan ukuran dan penulisan
informasi sebagaimana yang diarahkan oleh Direksi.
Papan nama proyek tersebut harus tetap dalam kondisi baik selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan mudah dibaca serta ditempatkan dengan cara memacaknya dengan
baik di lokasi yang mudah dibaca oleh masyarakat.

Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.
11. PEKERJAAN SEMENTARA

11.1. UMUM
Setidaknya, dalam 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai pekerjaan sementara,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk persetujuan detail usulan
bahagian Pekerjaan Sementara yang akan dikerjakan atau disediakan, termasuk
denah, gambar, jadwal dan informasi lain. Seluruh Pekerjaan Sementara harus
disediakan, dipasang, dioperasikan, dipelihara dan kemudian dibongkar oleh
Penyedia Jasa, kecuali bila ditentukan lain dalam Kontrak.
Penyedia Jasa harus membuat aman, mengembalikan ke keadaan semula,
membersihkan dan melepaskan sebahagian lokasi pada akhir periode
pemeliharaan atau pada waktu yang lebih awal sebagaimana arahan Direksi.

11.2. KANTOR LAPANGAN DAN FASILITAS PELAKSANAAN LAINNYA


Penyedia Jasa harus, dengan segera setelah SPMK, menyediakan, memobilisasi,
menempatkan, mengoperasikan, dan memelihara kantor lapangan Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus menyediakan di lapangan kantor lapangan dengan luas minimal
45 m2 dan kantor untuk Direksi dengan luas minimal 15 m2, serta fasilitas
pelaksanaan yang mencakup pemondokan staff, gudang, bengkel, kamp pekerja,
stock yard, dan bangunan sementara lainnya serta fasilitas yang diperlukan untuk
melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Program Kerja yang disetujui. Sebelumnya,
Penyedia Jasa harus menyerahkan layout rencana kantor lapangan dan fasilitas
pelaksanaan kepada Direksi untuk persetujuan. Setelah kantor lapangan dan fasilitas
pelaksanaan tersebut siap untuk dioperasikan, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk pemeriksaan dan persetujuan.
Kantor lapangan dan fasilitas pelaksanaan tersebut harus dipersiapkan lengkap
dengan layanan air bersih, power listrik, lampu penerangan, sistem telekomunikasi,
P3K, peralatan dan bahan operasional kantor, drainase, area parkir, pagar, sanitasi,
dapur, pencegah kebakaran dan pemadam kebakaran, dan kebutuhan lain yang
disyaratkan.
Bangunan atau fasilitas sementara ini harus disediakan memenuhi ketentuan ini
dengan cara mendatangkan atau menyewa fasilitas yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan atau cara lain yang disetujui Direksi. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak
atau arahan Direksi, Penyedia Jasa harus membongkarnya setelah selesainya
pelaksanaan pekerjaan.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam
harga lump sum pekerjaan mobilisasi & demobilisasi fasilitas lapangan kontraktor
(kantor lapangan, rumah staff, gudang , bengkel kerja, barak pekerja, dll).
Apabila ada item tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga maka pembayaran
untuk pekerjaan ini dilakukan dengan cara:
(a) Pembayaran sebesar 40% dari harga lump sum dilakukan bila Kantor Lapangan
dan fasilitas pelaksanaan lainnya secara substansial telah seluruhnya ada
dilapangan dan telah siap dioperasikan;
(b) Pembayaran sebesar 20% dari harga lump sum dilakukan bila Kantor Lapangan
dan fasilitas pelaksanaan lainnya telah selesai dibongkar (kecuai diperintahkan
lain oleh Direksi) dan telah didemobilisasi seluruhnya;
(c) Pembayaran sebesar 40% dari harga lump sum dilakukan secara proporsional
terhadap kemajuan Pekerjaan.

11.3. TEMPAT SEMENTARA BAHAN, PENGAMBILAN BAHAN DAN


PEMBUANGAN MATERIAL
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab menyediakan, memelihara dan merestorasi
seluruh tempat sementara material yang digunakan sebagai tempat penumpukan,
pengadukan, pengeringan bahan dan tempat sementara bahan konstruksi dan
peralatan lainnya. Sebelum digunakan, Penyedia Jasa harus terlebih dahulu
membersihkan dan membabat, stripping lapisan atas tanah, dan membuat sistem
drainase pada areal tempat sementara bahan dan tempat pengambilan bahan
tersebut.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.

11.4. JALAN DAN JEMBATAN SEMENTARA SERTA PENGGUNAAN JALAN


Penyedia Jasa harus membangun dan memelihara jalan sementara, termasuk jalan
untuk mengangkut dan jalan masuk, jembatan sementara, drainase terkait yang
dibutuhkan untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan yang
disetujui. Penyedia Jasa juga harus meningkatkan atau menyesuaikan jalan yang ada
di lokasi pekerjaan, yang disediakan oleh Pemberi Tugas, untuk maksud pelaksanaan
pekerjaan. Pembongkaran dan pemindahan bangunan sementara ini harus
mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bila harus dibongkar maka setelah
selesainya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengembalikannya ke
keadaan semula. Untuk maksud pekerjaan sementara ini, dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sebelum dimulainya pembangunan jalan dan jembatan sementara ini,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi tentang rencana pembangunan
tersebut untuk persetujuan, yang mencakup rencana lokasi, rencana drainase,
metode pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, dan desainnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menata lalulintas kenderaannya
atau merencanakan tempat berselisih sehingga lalu lintas maksimum yang umumnya
ada di jalan tersebut tidak menjadi terganggu. Penyedia Jasa tidak diijinkan menutup
jalan manapun atau mengalihkan arus lalu lintas tanpa mendapat persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.

12. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN JALAN UMUM


Atas penggunaan jalan umum oleh Penyedia Jasa dan/atau Sub Penyedia Jasa
dan/atau suplyernya, Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk memelihara,
memperbaiki dan merestorasi jalan umum, jaringan jalan raya, termasuk jalan
perkebunan dan jalan masuk yang ada sesuai dengan undang-undang, peraturan dan
pembatasan lalu lintas, perlintasan, batasan struktur dan beban, dan ketentuan lain
dari pihak yang berwenang. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan transportasi
tanpa terlebih dahulu mengkonfirmasi dan mendapat ijin dari pihak yang berwenang.
Apabila, dalam operasinya, Penyedia Jasa akan merintangi atau memblokir lalu lintas
pada jalan umum maka Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara sepanjang
periode gangguan, suatu jalan alternatip yang dapat digunakan di segala cuaca
sehingga tidak terjadi gangguan besar pada lalu lintas.

Jalan dan jembatan yang ada masing-masing mempunyai batasan beban. Penyedia
Jasa harus bertanggungjawab untuk memastikan batas beban tersebut dan menjamin
bahwa peralatannya atau peralatan Subpenyedia Jasa atau peralatan Suplayer tidak
sampai melebihi batas tersebut. Sebelum menggerakkan suatu peralatan berat di jalan
utama, jalan dan jembatan, Penyedia Jasa harus membuat rencana bersama pihak
yang berwenang dan mendapatkan persetujuan mereka untuk pergerakan lalu
lintasnya. Kopi dari persetujuan tersebut harus diserahkan kepada Direksi 7 (tujuh)
hari sebelum dimulainya lalu lintas yang menggunakan jalan dan jembatan tersebut.
Apabila pihak yang berwenang mensyaratkan suatu perlindungan khusus atau
memperkuat jalan utama, jalan atau jembatan maka, setelah mendapat persetujuan
dari pihak yang berwenang, Penyedia Jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan,
usulannya atas pekerjaan tersebut dan harus dilaksanakan sesuai arahan.
Penyedia Jasa harus mengusahakan setiap cara yang memungkinkan untuk mencegah
kerusakan pada jalan dan jembatan umum yang diakibatkan lalu lintas dari setiap
peralatan Penyedia Jasa atau Subpenyedia Jasa atau Suplyernya. Penyedia Jasa tidak
boleh menjalankan kenderaan atau peralatan bertapak rangkaian baja di atas jalan
aspal, kecuali pada jalan dari lapisan batu atau kerikil. Kenderaan roda karet yang
memenuhi batasan beban yang berlaku akan diijinkan untuk menggunakan jalan
berpermukaan aspal.

Penyedia Jasa harus menjaga agar jalan tidak menjadi kotor akibat muatan yang jatuh
atau jalan kotor akibat kotoran roda atau menjadi berabu akibat pergerakan dari
peralatannya atau peralatan Subpenyedia Jasa atau Suplyer.
Penyedia Jasa, atas biayanya sendiri, harus memperbaiki atau mengganti setiap
struktur atau jalur atau pengaman lalu lintas atau tanda lalu lintas yang rusak akibat
kelalaiannya. Perbaikan atau penggantian tersebut harus dilaksanakan hingga
memuaskan Direksi atau pihak yang berwenang. Setiap peningkatan atau modifikasi
pada jalan umum yang diperbuat Penyedia Jasa atas biayanya sendiri adalah
merupakan resiko dan biaya Penyedia Jasa.

Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas. Seluruh biaya
yang timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum
dari berbagai item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

13. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN


Penyedia Jasa harus menjaga agar Lokasi Kerja dan Area Kerjanya dalam kondisi bersih
dan sehat, dan harus menyediakan dan memelihara kamar kecil yang bersih untuk
digunakan para pekerja. Penyedia Jasa harus menyediakan suatu sistem yang cocok
untuk pembuangan yang sehat dari air selokan yang berasal dari Lokasi Kerja dan dari
kantor lapangan dan fasilitas peralatan Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus mengumpulkan dan membuang seluruh sampah dari Lokasi Kerja
dan Area Kerja. Pengumpulan sampah harus dilakukan sedikitnya dua kali seminggu
dan harus berlanjut sampai selesainya Pekerjaan. Sampah harus dibuang dalam suatu
tempat sampah dan selanjutnya dibuang atau ditanam di lokasi yang disetujui Direksi.
Aktivitas konstruksi dari Penyedia Jasa harus dilaksanakan dengan metode yang
mencegah zat padat, kotoran, reruntuhan dan polutan serta buangan lain masuk atau
tumpah ke sumber air permukaan atau sumber air tanah. Polutan serta buangan
tersebut termasuk, tetapi tidak teratas pada, sampah, semen, beton, aliran air
selokan, buangan industri, oli dan produk minyak lainnya.

Penyedia Jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan, rencananya yang menunjukkan


lokasi dan desain dari sistem pencegahan polusi air dan fasilitasnya. Penyedia Jasa
harus mencegah terjadinya erosi tanah permukaan, erosi tanah pada borrow area,
tanah hasil galian, dan timbunan tanah di Lokasi Kerja dan Area Kerja dan mencegah
masuk serta mengendapnya material erosi tersebut ke aliran air.
Penyedia Jasa harus menahan diri untuk tidak merusak, membuang atau merusak
pohon, kayu, semak atau tanaman lainnya pada area yang lebih luas dari yang
disetujui Direksi, sebagaimana yang sepantasnya dibutuhkan untuk melaksanakan
Pekerjaan. Penyedia Jasa harus mengambil upaya-upaya yang dibutuhkan untuk
mencegah pekerjanya memburu, mengganggu, menangkap atau merusak stok dari
binatang yang dilindungi oleh pihak yang berkompeten.

Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas. Seluruh biaya
yang timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum
dari berbagai item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

14. KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEAMANAN KERJA


Seluruh upaya untuk keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja harus dibangun
dan dipelihara oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk
seluruh keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja dan harus menyerahkan
kepada Direksi, untuk persetujuan, organisasi dan pengaturan untuk maksud tersebut.
Penyerahan kepada atau persetujuan Direksi atas usulan Penyedia Jasa tersebut
tidaklah membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawab dan kewajibannya atas
keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja menurut Kontrak.

14.1. KESELAMATAN KERJA


Penyedia Jasa harus memenuhi seluruh instruksi keselamatan yang diberikan
Direksi. Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengerjakan upaya
pencegahan yang perlu untuk melindungi orang atau harta benda dari cedera
atau kerusakan. Penyedia Jasa harus membuat dan memelihara, tetapi tidak
terbatas pada, hal-hal sebagai berikut di bawah ini.

14.1.1. Petugas Keselamatan


Penyedia Jasa harus mempekerjakan, sepanjang masa pelaksanaan
Pekerjaan, pegawai yang berkualitas dalam keselamatan, dan akrab
dengan tipe pekerjaan yang sedang dilaksanakan, yang penugasannya
harus termasuk mengawali upaya perlindungan kesehatan serta
pencegahan kecelakaan dan orang yang harus melihat, dengan
pemeriksaan perorangan, bahwa seluruh kaidah dan peraturan
keselamatan telah dilaksanakan. Penyedia Jasa harus mempertahankan
jadwal reguler pertemuan keselamatan sedikitnya satu kali sebulan
dengan pelaksana, pengawas dan mandor dan, bila diarahkan, dengan
Direksi.
14.1.2. Pagar Sementara
Penyedia Jasa harus membuat, memelihara dan mebongkar pagar
sementara dengan tipe yang disetujui untuk melingkungi area Pekerjaan
Permanen dan area tanah yang ditempati Penyedia Jasa di Area Kerja
sebagaimana yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
kewajibannya menurut Kontrak.
14.1.3. Penerangan
Penyedia Jasa harus menyediakan penerangan yang cukup di semua
tempat dimana pekerjaan dilaksanakan untuk menjamin:
- kondisi kerja yang aman
- pekerjaan dapat dilaksanakan dengan pemenuhan Kontrak yang
lengkap
- pemeriksaan yang lengkap oleh Direksi terhadap seluruh pekerjaan
yang sedang dilaksanakan
- kondisi kerja yang aman bagi peralatan kerja yang bekerja di malam
hari.
Tidak kurang 14 (empat belas) hari sebelum dimulainya pekerjaan di
malam hari, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk
persetujuan, usulan penerangan di area kerja. Penyedia Jasa harus
memperbaiki usulannya bila diarahkan demikian oleh Direksi dan tidak
boleh memulai pekerjaan di malam hari sampai usulan tersebut disetujui.

14.1.4. Tanda
Penyedia Jasa harus menyediakan tanda-tanda yang diperlukan untuk
Pekerjaan, yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada:
- rambu jalan standar, termasuk tanda pemutaran / pengalihan
dan tanda arah bila ada pekerjaan di jalan umum;
- tanda peringatan dan tanda bahaya
Kata-kata dalam semua tanda harus dalam Bahasa Indonesia atau bahasa
daerah setempat bila diarahkan Direksi demikian. Ukuran, warna,
penulisan dan lokasi dari seluruh tanda harus mendapat persetujuan dan
mengacu pada standar terkait.

14.1.5. Pemberi Isyarat


Bilamana diperlukan atau bila diarahkan Direksi, Penyedia Jasa harus
menyediakan dan menempatkan pemberi isyarat yang tugasnya semata-
mata mengatur pergerakan lalu lintas di sekitar Lokasi Kerja yang ada di
atau di sekitar jalan umum.

14.1.6. Bahan Peledak


Penyedia Jasa tidak diijinkan menggunakan alat peledak selama
pelaksanaan Pekerjaan.

14.1.7. Peralatan Keselamatan


Semua orang yang dipekerjakan di Pekerjaan harus dilengkapi dengan
dan wajib menggunakan peralatan keselamatan yang cukup untuk tugas
untuk mana mereka dipekerjakan. Peralatan tersebut termasuk helm,
masker abu, sepatu, sarung tangan dan safety belt.

14.1.8. Laporan Kecelakaan


Penyedia Jasa harus melaporkan dengan segera kepada Direksi, dalam
bentuk sebagaimana yang disetujui Direksi, seluruh kecelakaan termasuk
kematian dan cedera serius pada staff atau pekerja. Setiap bulannya,
Penyedia Jasa juga harus menyampaikan laporan seluruh kecelakaan
yang terjadi di Area Kerja.

14.2. PERLAKUAN TERHADAP BAHAN BAKAR


Penyedia Jasa harus merencanakan pengangkutan, penyimpanan dan
pemindahan bahan bakar dengan cara yang aman untuk melindungi masyarakat
umum dalam kaitannya dengan undang-undang dan peraturan keselamatan.
Penyedia Jasa harus mendapatkan lisensi yang diperlukan dan harus membayar
semua biaya dan ongkos yang mungkin diperlukan untuk memindahkan bahan
bakar dari tempat yang satu ke tempat lain dan untuk menyimpannya. Tanki
bahan bakar cair dan gas yang ditempatkan di atas tanah tidak boleh
ditempatkan sejarak kurang dari 50 m dari bangunan di Lokasi Pekerjaan.

14.3. PENCEGAH KEBAKARAN


Penyedia Jasa harus mengambil upaya tindakan pencegahan untuk mencegah
terjadinya kebakaran pada dan di sekitar Lokasi Kerja. Penyedia Jasa harus
memenuhi undang-undang dan peraturan dari pihak yang berwenang terkait
kebakaran dan harus menyediakan peralatan pencegahan kebakaran, yang
menurut pertimbangan Direksi cocok dan diperlukan, siap untuk digunakan di
seluruh struktur, bangunan atau pekerjaan yang sedang dilaksanakan, termasuk
pondok tempat tinggal, kam pekerja dan bangunan tambahan. Penyedia Jasa
harus memelihara peralatan tersebut tetap dalam kondisi kerja yang baik sampai
Pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.

Penyedia Jasa harus segera memadamkan kebakaran yang mungkin terjadi di


Lokasi Kerja, darimanapun api mungkin berasal. Dalam kaitan ini, dia harus
mempekerjakan peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan sampai batasan
peralatan dan tenaga kerja yang dipekerjakan di lapangan, termasuk peralatan
dan tenaga kerja Subpenyedia Jasanya.

14.4. PEMBUMIAN
Seluruh perkakas dan fasilitas yang berkemungkinan untuk mengalami percikan
api harus dibumikan secara elektrik dan efektivitas pembumian tersebut harus
diperiksa secara periodik oleh Pengguna Jasa.

14.5. PENGOBATAN DAN PELAYANAN KESEHATAN


Penyedia Jasa harus membuat perencanaan unit penanganan pertama pada
korban kecelakaan di Lokasi Kerja. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas
semua biaya yang timbul dalam kaitannya dengan penanganan pertama pada
kecelakaan, termasuk pemindahan pemindahan pekerja yang sakit dengan
ambulance ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit lainnya. Pelayanan pertama
pada kecelakaan tersebut harus disediakan tanpa menarik biaya apapun dari
orang-orang yang dipekerjakan oleh Peyedia Jasa sendiri atau oleh Subpenyedia
Jasanya.

Penyedia Jasa harus menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat untuk
mendukung kecepatan pertolongan dan penanganan segera kepada pekerja
yang sakit dan/atau cedera. Dalam hal emergency, Penyedia Jasa juga harus
melayani sebagaimana diuraikan di atas bilamana terjadi kecelakaan pada staff
Pemberi Tugas dan Direksi saat mereka bekerja di Lokasi Kerja atau di Area Kerja.

14.6. KEAMANAN
Penyedia harus bertanggungjawab atas keamanan Pekerjaan dan harus
menyediakan dan secara terus menerus memelihara tenaga pengaman yang
cukup untuk memenuhi kewajiban ini. Tugas tenaga pengaman Penyedia Jasa
tersebut harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada, memelihara perintah di
Lapangan, memelihara persediaan seluruh penerangan, pagar, pengawal,
pemberi tanda, dan seluruh upaya yang dibutuhkan untuk melindungi Pekerjaan
di kem dan tempat lain di lapangan, menjaga seluruh bahan yang disampaikan ke
lapangan, publik, dan seluruh pekerja dalam hubungannya dengan Pekerjaan,
bekerja terus menerus termasuk malam, hari Minggu dan hari libur, disepanjang
waktu Kontrak.
Seluruh pegawai Penyedia Jasa, perwakilannya, dan pegawai Subpenyedia Jasa
harus menggunakan badge / tanda pengenal yang disediakan oleh Penyedia Jasa.
Tanda pengenal harus menunjukkan identitas Penyedia Jasa, menunjukkan
nomor pegawai, dan harus digunakan setiap saat di lapangan. Seluruh kenderaan
yang digunakan Penyedia Jasa harus diberi tanda yang jelas dengan nama
Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa lain yang bekerja di Lokasi Kerja berbarengan dengan Penyedia
Jasa harus menyediakan pengamanan untuk peralatan dan bahan mereka
sendiri. Bagaimanapun, ketentuan pengamanan mereka ini tidaklah melepaskan
tanggung jawab Penyedia Jasa dalam hal pengamanan ini.

14.7. MORALITAS PUBLIK


Untuk mencegah perselisihan antara pegawai dengan orang-orang yang berada
di sekitar Lokasi Kerja, Penyedia Jasa harus memberi perhatian pada moralitas
publik staff dan pekerjanya di dalam dan diluar Lokasi Kerja. Penyedia Jasa juga
harus bertanggungjawab untuk memelihara lalu lintas termasuk tempat pejalan
kaki di jalan umum dan di jalan yang sedang dikerjakan, untuk dapat dilewati
dengan aman dan nyaman tanpa ada bahaya.

Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas. Seluruh
biaya yang timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga
lump sum dari berbagai item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

15. HAL-HAL LAIN MENYANGKUT KONTRAKTUAL

15.1. AUDIT OLEH PEMBERI TUGAS


Pemberi Tugas berhak untuk melakukan audit sebagaimana yang diperlukannya
untuk menyelidiki dalam hal-hal hubungannya dengan:
(a) biaya yang timbul dalam peristiwa penundaan pekerjaan menurut Kontrak;
(b) biaya yang timbul dalam peristiwa pemutusan Kontrak menurut Kontrak;
(c) biaya yang diklaim oleh Penyedia Jasa, yang tidak secara jelas diatur dalam
ketentuan Kontrak;
Untuk keperluan tersebut maka Penyedia Jasa harus menyimpan dan
memutahirkan laporan dan rekaman data menyangkut hal-hal di atas.
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas. Seluruh
biaya yang timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga
lump sum dari berbagai item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

15.2. SERTIFIKAT BULANAN (MONTHLY CERTIFICATE)


Setiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan Sertifikat Bulanan dalam
kaitannya dengan ketentuan tentang pembayaran pekerjaan menurut Kontrak.
Sertifikat Bulanan tersebut harus dilengkapi dengan kopi seluruh data survei,
data pengukuran hasil pekerjaan dan data hasil perhitungan kuantitas pekerjaan
sebagaimana yang diarahkan Direksi untuk mendukung jumlah biaya yang
ditagihkan Penyedia Jasa atas pekerjaan yang sudah dilaksanakannya pada bulan
tersebut.

Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas. Seluruh


biaya yang timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga
lump sum dari berbagai item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

15.3. JAM DAN HARI KERJA


Sebelum memulai Pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi, untuk
mendapat persetujuan, tentang hari kerja, jam kerja dan jumlah sift pekerja yang
diusulkannya dalam melaksanakan pekerjaan. Apabila dalam pelaksanaannya
ternyata diperlukan perubahan, maka Penyedia Jasa harus terlebih dahulu
memberitahukannya kepada Direksi, dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam
sebelum dimulainya perubahan tersebut, untuk mendapat persetujuan.

15.4. RETRIBUSI
Penyedia Jasa harus membayar retribusi atas batu, pasir, kerikil dan bahan
timbunan yang diambil dari borrow area yang diajukan oleh Penyedia Jasa untuk
digunakan dalam Pekerjaan.
Pembayaran retribusi harus dilakukan sesuai dengan peraturan pada Pemerintah
Daerah atas bahan galian yang digunakan untuk Pekerjaan. Volume bahan yang
dikenakan retribusi akan dihitung dari kuantitas volume pekerjaan yang
menggunakan bahan galian tersebut.

Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab untuk hanya menggunakan bahan
galian dari suplayer yang juga membayar retribusi atas bahan galian tersebut.
Kelalaian Penyedia jasa atas hal ini adalah menjadi resiko Penyedia Jasa semata.
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas. Seluruh
biaya yang timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga
lump sum dari berbagai item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.
B. SPESIFIKASI TEKNIK

1. PEKERJAAN TANAH
PEMBERSIHAN
LAPANGAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah kegiatan pembersihan, pembongkaran
bangunan dan pembuangan hasil bongkaran jarak 5 km, pembongkaran pangkal / tunggul
batang pohon, gelondongan kayu, semak, belukar dan tanaman lain serta bahan non-
organik berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran lainnya pada lokasi yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sebagaimana petunjuk Direksi Pekerjaan.

Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus sudah memperoleh persetujuan PPK
mengenai batas wilayah kerja, objek-objek yang harus dibiarkan tetap ada dan metode
pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa harus melaksanakan dengan penuh kehati-hatian
agar tidak merusak pohon dan bangunan yang ada di luar batas-batas wilayah kerja atau
benda yang diidentifikasi untuk tetap ada atau benda yang dilindungi, dan Penyedia Jasa
wajib melindungi dan menjaga keberadaan benda-benda tersebut.

Hasil penebasan dan pembersihan semak belukar ini harus dikumpulkan dan ditempatkan
pada satu lokasi untuk selanjutnya di buang ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan,
dihancurkan, atau dibuang. Pemusnahan dan penghancuran dengan cara membakar
hanya diijinkan setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan lump sum (ls), yang diukur dalam
batas garis yang ditunjukkan dalam gambar terbangun. Pembayaran untuk pekerjaan ini
dilakukan berdasarkan harga satuan item ini, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga tersebut harus sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut di atas dan
kegiatan lain yang dibutuhkan dalam kaitannya dengan pekerjaan ini.

1.1. GALIAN TANAH


1.1.1. UMUM
Pekerjaan penggalian mencakup penggalian dan pemindahan / pengangkutan material
hasil galian ke area stockpile atau area pembuangan yang jaraknya sampai dengan 30
m dari garis batas tepi luar bangunan, baik material yang cocok maupun yang tidak
cocok untuk bahan timbunan, termasuk perapian dan semua penanganan yang
diperlukan di area stockpile atau area pembuangan. Galian harus dibentuk dan
dirapikan sesuai dengan lokasi, garis, elevasi, kemiringan dan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar dan sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan.
Sebelum pekerjaan penggalian dimulai, Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada PPK,
untuk persetujuannya, gambar kerja, peralatan yang akan digunakan, dan metode
menggali serta metode memindahkan / mengangkut tanah hasil galian ke area
stockpile atau ke area pembuangan. Pekerjaan penggalian juga hanya dapat dimulai
apabila seluruh pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar di atasnya sudah
selesai. Pada umumnya pekerjaan galian di Danua Siombak menggunakan Metode
kerja penggalian dengan menggunakan alat berat, dapat menyediakan ruang kerja
untuk operasional peralatan beratnya dan penggunaan alat berat tersebut diyakini
tidak akan mengakibatkan rusaknya bangunan lama yang ada di lokasi pekerjaan, baik
kerusakan akibat beratnya peralatan, kerusakan karena getaran alat, kerusakan karena
pergerakan alat, kerusakan karena penggalian, dan kerusakan lain dalam hubungannya
dengan keberadaan alat berat tersebut.
Kontraktor harus melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga material
tanah di bawah dan di luar garis penggalian Pekerjaan Permanen tetap dalam keadaan
stabil. Setiap kerusakan pekerjaan akibat kegiatan Penyedia Jasa, termasuk
menghancurkan dengan cara peledakan, terhadap material di luar garis penggalian
yang dibutuhkan, haruslah diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri.
Setiap penggalian yang berlebih atau menggali lebih, yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa untuk tujuan atau alasan apapun, kecuali karena hal- hal sebagaimana
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, harus menjadi beban biaya
Penyedia Jasa. Bila mana diperlukan, seluruh penggalian yang berlebih tersebut harus
diisi dengan bahan yang cocok, yang disediakan dan ditempatkan oleh Penyedia Jasa
dengan biaya yang menjadi bebannya sendiri.
Ketika penggalian telah selesai dan telah dirapikan, Direksi Pekerjaan harus diberitahu
sehingga ia dapat memeriksa galian dan karakter tanah dasar. Setiap pengujian yang
dari hasil pemeriksaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa. Tidak ada galian yang
ditimbun atau ditutupi dengan beton sampai diperiksa dan disetujuinya hasil pekerjaan
galian tersebut oleh Direksi Pekerjaan.

1.2.2. PEKERJAAN GALIAN TANAH


Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan galian pada lahan yang permukaan
tanahnya tidak terendam air secara permanen ataupun pada lahan yang permukaan
tanahnya terendam air secara permanen ataupun pekerjaan menggali tanah,
lumpur, sedimen, atau material apapun yang terdapat pada pinggiran Danau
Siombak ataupun pekerjaan galian tanah untuk bangunan dengan material yang
digali dari jenis tanah biasa, tanah endapan, pasir, kerikil, kerakal, tanah keras atau
batu yang dapat digali dengan mudah tanpa menggunakan alat khusus (ripper
dan/ataupun breaker). Pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat yang biasa
digunakan untuk penggalian di atas maupun di bawah air seperti excavator, floating
excavator, swamp dozzer, cutter suction, clamshell, dan peralatan lain yang sejenis
maupun penggalian secara manual.
Penggalian harus dilaksanakan dengan menggunakan peralatan dan metode kerja yang
sesuai dengan kondisi lapangan sehingga dapat diperoleh bentuk dan ukuran
penampang sebagaimana ditentukan pada gambar rencana dan tanah / material
hasil galian dapat dibuang ke lokasi pembuangan akhir.
Penyedia Jasa harus menggunakan peralatan dan metode kerja sedemikian rupa
sehingga kegiatan tersebut tidak mengakibatkan terhambatnya aktivitas lalu-lintas
perahu yang sehari-hari mungkin melintas di alur sungai. Penggalian juga tidak boleh
mengakibatkan melayang dan hanyutnya material dasar sungai sehingga sungai
menjadi keruh berat dan mengakibatkan sedimentasi berlebihan di lokasi lain di
hilirnya.
Jenis galian tanah yang termasuk dalam Pekerjaan Galian Tanah adalah:
1.2.2.1. Pekerjaan Galian tanah Mekanis
Pekerjaan galian adalah pekerjaan menggali tanah, lumpur atau material apapun yang
terdapat pada Pinggiran Danau Siombak dengan menggunakan alat yang biasa
digunakan untuk penggalian di bawah air seperti excavator standar, buldozer, ponton
angkut.
Pekerjaan Penggalian pada Revitalisasi Danau Siombak hanya dilaksanakan seluruhnya
menggunakan excavator standar dengan kedalaman lebih dari 1 m s/d 2 m dan
kedalaman ± 2 m s/d 4 m,
Tanah Hasil Galian kemudian dibongkar muat ke dump truck menggunakan excavator
standar, peralatan berat yang digunakan untuk penggalian harus diatur sedemikian
rupa dan dilengkapi dengan alat/bahan pembantu sehingga tidak mengakibatkan
terjadinya pergerakan.
Semua peralatan berat yang digunakan dan pekerjaan dinilai telah berfungsi dengan
baik serta telah mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.

1.2.3. PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA BORROW PIT


Tanah untuk pekerjaan timbunan dapat diambil dari borrow-pit yang telah disetujui
PPK. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya kegiatan penggalian di
borrow pit, Penyedia Jasa harus menyerahkan hasil pemeriksaan atau pengujian
atas tanah di borrow-pit yang diusulkan beserta metode penggalian di borrow pit
kepada PPK guna mendapatkan persetujuan.
Borrow pit dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:
a. Borrow Pit,
yaitu borrow pit yang ditentukan berdasarkan jenis tanahnya, dimana tanahnya
dinilai cocok untuk digunakan sebagai tanah bahan timbunan dan tanah tersebut
dapat diangkut ke lokasi penimbunan sesuai dengan ketersediaan jalan untuk
transportasi tanah;

b. Borrow Pit di Lokasi Kerja,


yaitu borrow pit yang berada di sisi lokasi penimbunan, dimana penentuan
borrow pit tersebut didasarkan pada pertimbangan ketiadaan jalan untuk
transportasi tanah dari luar lokasi pekerjaan. Penggalian di kedua jenis borrow pit
di atas hanya diijinkan untuk dimulai apabila pekerjaan pengupasan lapisan atas
tanah (stripping) telah diselesaikan dengan baik dan material hasil stripping telah
ditempatkan dengan baik sehingga dijamin bahwa tanah bahan tibunan tidak
akan tercampur dengan material hasil stripping dan tanah bahan timbunan benar-
benar sudah bersih dan bebas dari bahan organik.

Apabila borrow pit berada berdekatan dengan lokasi timbunan / tanggul atau
rencana lokasi penimbunan maka penggalian borrow pit tersebut hanya diijinkan
dimulai dari titik sejauh tidak kurang 5 m dari kaki timbunan / tanggul / rencana
lokasi penimbunan. Penyedia Jasa wajib memperhatikan dan menjaga kadar
air/moisture content tanah bahan timbunan tersebut agar memenuhi
persyaratan. Bila mana diperlukan, Penyedia Jasa harus membangun sistem
drainasi dan membuat kemiringan tertentu pada permukaan galian agar kadar
airnya memenuhi syarat.

Pengukuran Dan Pembayaran


Tidak dilakukan pembayaran atas pekerjaan galian tanah di borrow pit. Biaya
penggaliannya dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan pekerjaan
timbunan tanah dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1.3. PEMANFAATAN DAN PENGANGKUTAN SERTA PEMBUANGAN TANAH HASIL GALIAN


Dalam waktu 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan galian tanah, Penyedia Jasa harus
menyerahkan metode kerja untuk pemanfaatan tanah hasil galian sebagai bahan
timbunan, pengangkutannya, dan pembuangan tanah hasil galian yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahan timbunan.
Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara mekanis
(earth moving work plan) dilengkapi jalur / lintasan jalan untuk transportasi tanah.

1.3.1. PEMANFAATAN TANAH HASIL GALIAN


Apabila Direksi Pekerjaan berpendapat bahwa tanah hasil galian dinilai layak atau
dinilai masih layak dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai
tanah
bahan timbunan maka tanah hasil galian tersebut harus dimanfaatkan untuk
bangunan permanen seperti untuk tanggul, timbunan badan jalan, saluran, dan
bangunan. Bila tanah hasil galian tersebut terdiri dari jenis tanah yang layak dan tidak
layak untuk digunakan sebagai tanah bahan timbunan maka, dalam pelaksanaan
pekerjaan galian, Penyedia Jasa wajib berupaya agar kedua jenis tanah tersebut tidak
tercampur.
Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut:
 diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
 plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun adalah:
 tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organic
 plasificity Index (PI) kurang dari 15%
 liquid limit (LL) lebih dari 50%
 diameter butiran lebih dari 100 mm
 batu lunak dan batu keras.

Bila tanah yang sudah disepakati digunakan sebagai bahan timbun tersebut terlalu
basah, dimana kandungan airnya melampaui kadar air optimum hasil uji
laboratorium (Standard Practor Test).

1.3.2. PEMBUANGAN TANAH HASIL GALIAN


Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia Jasa dan disetujui PPK. Kecuali telah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan, tinggi timbunan tanah di lokasi pembuangan tidak lebih dari 2 m.
Timbunan tanah di lokasi pembuangan harus diselesaikan dengan rapi dan tidak
diperbolehkan mengganggu jaringan drainase di sekitarnya. Bila menurut Direksi
Pekerjaan, timbunan hasil galian tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan di
sekitarnya maka Penyedia Jasa wajib menutup timbunan tanah hasil buangan
tersebut dengan tanah hasil galian yang baik.
Pengukuran Dan Pembayaran
Tidak dilakukan pembayaran tersendiri untuk pekerjaan memisahkan antara tanah
yang layak dan tidak layak untuk tanah bahan timbunan, menampung sementara di
area stockpile, maupun untuk kegiatan dalam upaya memenuhi persyaratan kadar
air. Seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan tersebut harus
sudah diperhitungkan di dalam harga satuan pekerjaan galian tanah dan timbunan
tanah pada Daftar Kuantitas dan Harga.
Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan tanah buangan di lokasi pembuangan
harus sudah termasuk di dalam harga satuan pekerjaan galian tanah pada Daftar
Kuantitas dan Harga. Kecuali bila ditetapkan terpisah dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dimana terdapat harga satuan untuk angkutan tanah hasil galian untuk
timbunan dan harga satuan untuk pembuangan tanah hasil galian, untuk yang
jaraknya lebih dari 30 m dari garis batas tepi luar bangunan, maka pembayaran
pekerjaan pengangkutan tanah hasil galian ke lokasi penimbunan dan pembayaran
pembuangan tanah hasil galian ke lokasi pembuangan dilakukan menggunakan harga
satuan masing- masing yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
tersebut dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan
kegiatan pendukung yang dibutuhkan untuk loading material ke alat pengangkut,
pengangkutan tanah hasil galian, dan untuk unloading material.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengangkutan tanah hasil galian ke
lokasi penimbunan dan pembayaran pembuangan tanah hasil galian ke lokasi
pembuangan dilakukan dalam satuan meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan
volume pekerjaan galian tanah yang hasil galiannya diangkut, bukan berdasarkan
volume tanah gembur di atas alat pengangkut.
1.4. TIMBUNAN TANAH
1.4.1. UMUM
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk
pekerjaan substruktur, dan pekerjaan lain yang ditunjukkan dalam gambar atau
petunjuk Tim Teknis / Konsultan Pengawas
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan yang digunakan menggunakan material bekas galian atau tanah urug yang
didatangkan. Tanah urug yang didatangkan harus disetujui oleh Tim Teknis /
Konsultan Pengawas.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-
tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan
Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan.
c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Tim Teknis / Konsultan
Pengawas maka pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air.
e. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/Compactor.
Pemilihan jenis dan kapasitas Compactor harus mendapat persetujuan tertulis
dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
g. Untuk pemadatan, apabila diperlukan setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah
dipadatkan harus ditest juga dilapangan, dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
 Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 95 % dari Standard Proctor.
 Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90 % dari Standard Proctor.

h. Hasil test dilapangan harus tertulis dan disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan
Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-
patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah
tersebut.
i. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan
mendapat persetujan tertulis dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
j. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat
tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

Pekerjaan Urugan Pasir Urug / Sirtu


Padat Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur yang berhubungan
dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.
c. Penggunaan pasir urug atau sirtu sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar.

Persyaratan Bahan
a. Sirtu/pasir urug yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih, tajam
dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya,.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu, Tim Teknis / Konsultan
Pengawas dapat minta kepada Penyedia Jasa Konstruksi, supaya air yang dipakai
untuk keperluan ini diperiksa di laboraturium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah, atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Tim Teknis /
Konsultan Pengawas.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu /pasir urug padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5
cm, hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu/pasir urug harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh
hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan
yang bersangkutan selesai dilakukan.
e. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas tidak dipenuhi.
(Jika perlu dibuatkan sump pit untuk menangkap air
f. Tebal lapisan sirtu/pasir urug minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan
dalam gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran
tebal padat.
g. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas.

1.4.3. PERSIAPAN, PENGHAMPARAN, DAN PEMADATAN TIMBUNAN TANAH


1.4.3.1. PERCOBAAN TIMBUNAN TANAH
Sebelum Penyedia Jasa memulai pekerjaan timbunan tanah pekerjaan permanen,
ia harus melaksanakan percobaan timbunan tanah dengan menggunakan bahan
yang disetujui, dan peralatan serta metode kerja yang diusulkan Penyedia Jasa,
untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang diusulkan tersebut efektip, memenuhi
spesifikasi, dan dapat memuaskan Direksi Pekerjaan. Dimensi timbunan tanah
percobaan adalah lebar tidak kurang dari 10 m, panjang tidak kurang dari 50 m,
terdiri sedikitnya 3 (tiga) lapisan timbunan dimana pengujian kepadatan dan kadar
air harus dilakukan.

Berdasarkan hasil percobaan timbunan tanah, jenis dan jumlah peralatan yang
digunakan maka akan ditetapkan jumlah minimum lintasan alat untuk pemadatan
dan ketebalan lapisan sebelum pemadatan. Ditentukan bahwa, penetapan hasil
percobaan timbunan tanah tersebut tidaklah menjadi melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggungjawabnya untuk mendapatkan tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika
suatu saat material atau metode kerja berubah, karena alasan apapun, maka
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan melaksanakan kembali percobaan timbunan
tanah.
Apabila percobaan timbunan tanah dilakukan di lokasi pekerjaan permanen dan
Direksi Pekerjaan puas dengan hasilnya maka timbunan tanah percobaan tersebut
harus diukur sebagai pekerjaan timbunan tanah yang telah selesai. Apabila tidak
memenuhi syarat maka timbunan tanah percobaan tersebut harus disingkirkan
dengan biaya Penyedia Jasa.
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk percobaan timbunan
tanah ini.

Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan tanah harus dibuat dalam
satuan meter kubik (m3) tanah setelah padat, dimana kuantitasnya dihitung antara
garis yang ditentukan, kemiringan, elevasi dan dimensi sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar. Bila pelaksanaan timbunan dilakukan dengan metode
menimbun penuh terlebih dahulu dan setelah itu digali kembali, maka volume tetap
dihitung antara garis yang ditentukan, kemiringan, elevasi dan dimensi
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar. Dalam hal timbunan berada di atas
pondasi lunak, yang terus mengalami penurunan akibat konsolidasi tanah pondasi,
maka kuantitasnya dihitung berdasarkan data hasil survey yang dilakukan sebelum
dan segera setelah pekerjaan timbunan tanah selesai.
a. Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah didatangkan, dilakukan
menggunakan harga satuan item tersebut yang terdapat dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga tersebut harus dianggap termasuk
semua biaya untuk penyediaan borrow pit, penebasan dan pembersihan,
pemindahan lapisan atas tanah dan pengembaliannya ke keadaan semula
setelah selesai, termasuk biaya penggalian di borrow pit, pemindahan,
pembuangan tanah, pengangkutan ke stockpile dan ke lokasi penimbunan
dengan total jaraknya sebagaimana dinyatakan pada item pembayaran,
termasuk biaya platform sementara untuk alat yang bekerja di atas tanah
lunak, dan biaya menghampar tanah lapis demi lapis, pengkondisian kadar
air tanah, pemadatan tanah, penggalian kembali dan membentuk dan
merapikan sebagaimana yang disyaratkan, termasuk seluruh biaya untuk
pekerja, bahan, peralatan Penyedia Jasa, perijinan, dan royalti.
b. Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah dari borrow pit di lokasi
kerja, dilakukan menggunakan harga satuan item tersebut yang terdapat
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga tersebut harus dianggap
termasuk semua biaya untuk penyediaan borrow pit, penebasan dan
pembersihan, pemindahan lapisan atas tanah dan pengembaliannya ke
keadaan semula setelah selesai, termasuk biaya penggalian di borrow pit,
untuk memindahkan tanah hasil galian dari lokasi penggalian atau dari area
stockpile sementara ke lokasi penimbunan yang berada di dekatnya,
pembuangan tanah, termasuk biaya platform sementara untuk alat yang
bekerja di atas tanah lunak, dan biaya menghampar tanah lapis demi lapis,
pengkondisian kadar air tanah, pemadatan tanah, penggalian kembali dan
membentuk dan merapikan sebagaimana yang disyaratkan, termasuk
seluruh biaya untuk pekerja, bahan, peralatan Penyedia Jasa, perijinan, dan
royalti.
SISTEM PANEL

SERBAGUNA UMUM

Uraian
Konstruksi Sistem Panel Serbaguna adalah sistem struktur yang terdiri dari panel beton
pracetak, batang tarik, batang tekan, baja profil, baja pengunci (shackle) dan atau digantikan
dengan besi pengait yang dilas, beton cor setempat, geotekstill non woven dan material isian
dengan komponen-komponen yang saling bekerja berkesinambungan membentuk sebuah sistem
bangunan.
Konstruksi Sistem Panel Serbaguna dapat menggunakan seluruh atau sebagian komponen
yang dimaksud pada butir a)., Satu rangkaian Konstruksi Sistem Panel Serbaguna terpasang terdiri
dari dua buah Panel Beton Pracetak yang disambung dengan kolom komposit (baja profil IWF yang
diselimuti beton) layaknya dinding berpasangan dengan penampang bidang (terluas) digunakan
untuk menahan timbunan material pengisi yang penuh dan padat diantara dua Panel Beton
Pracetak berpasangan tersebut.
Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pemasangan panel beton pracetak, batang tarik,
batang tekan, baja profil, baja pengunci (shackle) dan atau digantikan dengan besi pengait yang
dilas, beton cor setempat, geotekstill non woven, material isian dan pemasangan bekisting.

Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia
(SNI)
SNI 1972 : 2008 : Cara uji slump beton
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan campuran beton normal
SNI 6880-2016 : Spesifikasi beton struktural
SNI 2052:2017 : Baja tulangan beton
SNI 2847:2013 : Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
SNI 1729:2015 : Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural

American Standard of Testing and Materials (ASTM) :


ASTM A36/A36M-19 : Standard Specification for Carbon Structural Steel
ASTM A6/A6M-17a : Standard Specification for General Requirements for
Rolled Structural Steel Bars, Plates, Shapes, and Sheet
Piling
ASTM A633/A633M-18 : Standard Specification for Normalized High-Strength
Low-Alloy Structural Steel Plates
ASTM A675/A675M-14 : Standard Specification for Steel Bars, Carbon, Hot-
Wrought, Special Quality, Mechanical Properties
ASTM A276 type 316 : Stainless Steel Round Bars
ASTM A167-99 : Standard Specification for Stainless and Heat-
Resisting Chromium-Nickel Steel Plate, Sheet, and
Strip
ASTM C881/C881M-15 : Standard Specification for Epoxy-Resin-Base Bonding
Systems for Concrete
ASTM D4595, D4632, : Standards Testing of Geotextile Non-Woven
D4533, D6241, D4751,
D4491

American Concrete Institute (ACI) :


ACI 318-14 : Building Code Requirements for Structural Concrete
and Commentary
American Welding Society (AWS) :
AWS D1.1/D1.1M:2015 : Structural Welding Code-Steel

Japanese Industrial Standards (JIS) :


JIS G3101 SS400 : Structural Carbon Steel Plate Specification
JIS G3192 : Hot Rolled Sections
JIS B1180 : Hex Head Cap Screw
JIS B1181 : Hex Nut
JIS B1256 : Metric Flat Washer
JIS G4303 : Stainless Steel Bars
JIS G4304 : Stainless Steel Plate
JIS G4305 : Extra-long Parallel Shank Twist Drills
JIS G4306 : Hot-Rolled and Solution Annealed Strip
JIS G4307 : Cold Rolled Stailess Steel Strip
JIS Z3211 : Covered electrodes for mild steel, high tensile strength
steel and low temperature service steel

KOMPONEN

Panel Beton Pracetak


Panel beton pracetak dibuat dengan mutu beton diantara K-350 atau f’c 28 MPa dan mutu
baja tulangan minimal 240 MPa dan sesuai dengan desain/ gambar rencana yang telah dikaji.
Pemasangan Panel pracetak direncanakan terpasang berpasangan/ masing-masing maupun
kombinasi keduanya dengan ukuran panel bervariasi berdasarkan kebutuhan rencana. Adapun
syarat panel beton pracetak yang akan dipasang berpasangan tersebut antara lain :
a. Ukuran beton-beton pracetak tersebut adalah 400.150.30;
b. Tipe beton minimal yang dipersyaratkan untuk lingkungan darat adalah beton dengan
menggunakan Semen Portland Tipe I (atau sejenisnya), dengan mutu beton minimal adalah
K- 350 atau f’c 28 MPa;
Persyaratan lainnya mengenai beton harus memenuhi ketentuan ACI 318-14, SNI 2834:2000.
Sedangkan baja tulangan harus memenuhi ketentuan JIS G4303, SNI 2052:2017.
Adapun dimensi panjang angkur yang keluar dari beton adalah
a. Panjang angkur keluar dari beton untuk sisi dalam dan luar panel sepanjang 25 cm.
b. Panjang angkur keluar dari beton untuk sisi tengah panel sepanjang 9 cm.
c. Properti bahan baja tulangan khusus untuk konstruksi sistem Sistem Panel Serbaguna harus
memenuhi standar berikut:
Properti Bahan Parameter Besaran
Tulangan Utama, Berat Jenis 7850 kg/m³
Angkur Modulus Elastisitas 2x105 MPa
Fy (minimum) 390 MPa
Tulangan Sengkang Berat Jenis 7850 kg/m³
Modulus Elastisitas 2x105 MPa
Fy (minimum) 240 MPa
Batang Tekan
Batang tekan merupakan batang yang terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton K-
350 yang berfungsi untuk mengikat pasangan antar panel agar lebih solid atau kokoh. Batang
tekan yang terpasang harus mengikuti ketentuan yang ada sesuai dengan peruntukan konstruksi
diantaranya ketentuan bahan dan perencanaan untuk beton mengacu pada SNI 2834:2000, ACI
318-14. Sedangkan ketentuan bahan dan perencanaan untuk baja tulangan mengacu pada SNI
2025:2017, JIS G4303, Spesifikasi Umum Seksi 7.3 tentang Baja Tulangan.

Baja Profil IWF


Baja Profil digunakan sebagai pengisi celah antar Panel Beton Pracetak dan sebagai tempat
mengaitkan angkur dari Batang Tekan dan Panel Beton Pracetak, kemudian diikat menggunakan
Baja Pengunci (shackle) atau menggunakan besi pengait yang dilas, baja profil IWF tersebut
kemudian di cor dengan beton mutu K-350 atau f’c 28 MPa sehingga akan terbentuk kolom
komposit. Ketentuan perencanaan mengacu pada SNI 1729:2015. Ketentuan pengujian bahan
mengacu pada ASTM A36/A36M-19, ASTM A6/A6M-17a, ASTM A633/A633M-18, ASTM
A675/A675M-14 dan ASTM A167-99. Ketentuan pengelasan mengacu pada AWS D1.1/D1.1M:2015.
Ketentuan bahan mengacu pada JIS G3101 SS400, JIS G3192, dan JIS Z3211.
Baja profil yang digunakan pada GAP/ join/ sambungan antar panel beton pracetak memiliki
dimensi dan properties minimum sebagai berikut:

Properti Dimensi Parameter Besaran


Bahan
Baja Profil 250.125.6.9 Berat Jenis 7850
IWF kg/m³
Modulus 2x105
Elastisitas Mpa
Fy 240 Mpa
Fu 370 Mpa
Sifat-sifat mekanis baja lainnya ditetapkan sebagai berikut:
Modulus geser : G = 80.000
MPa Angka poisson : μ = 0,3
Koefisien pemuaian : α = 12x10-6 per ˚C
Seluruh persyaratan lainnya dapat mengacu pada SNI 1729-2015.

Baja Pengunci (Shackle) atau Besi Tulangan yang di Las


Baja Pengunci atau Shackle berfungsi sebagai pengunci antara angkur dari batang tekan dan
panel beton pracetak ke baja profil. Baja Kuncian atau Shackle direncanakan sesuai hasil kajian
(memenuhi kekuatan yang dibutuhkan) dan terdapat di pasaran. Shackle yang diperlukan dalam
konstruksi panel Sistem Panel Serbaguna pada Proyek Danau Siombak menggunakan d-shackle
dengan ukuran 3/4” dan besi pengait pengikat antara angkur panel menggunakan diameter 16 mm
direkomendasikan menggunakan las dengan tebal = 10 mm, panjang = 6 cm, menggunakan
metode las shielded metal arc welding (SMAW), batang las E60 (430 MPa) untuk pengunci ikatan
antara angkur panel, kemudian d-shackle ukuran 3/4” digunakan untuk pengunci ikatan batang
tekan ke kolom komposit. Serta dapat menggunakan besi pengait pengikat antara batang tekan
dengan kolom komposit dapat menggunakan diameter 22 mm direkomendasikan menggunakan
las dengan
tebal = 15 mm, panjang = 7 cm, menggunakan metode las shielded metal arc welding (SMAW),
batang las E60 (430 MPa).

Sambungan Angkur Bahan 1 Bahan 2


Panel ke panel d-Shackle 3/4” Baja Tulangan Ulir 16 mm
Galvanis yang dibentuk cincin dan
dilas
Batang tekan ke d- Shackle 3/4” Baja Tulangan Ulir 22 mm
panel Galvanis yang dibentuk cincin dan
dilas

Pengukuran dan Pembayaran Pengadaan Panel SPS Pracetak Ukuran 400.150.30 (K-350)
Panel SPS harus diukur untuk pembayaran dalam meter sebagai volume aktual Panjang Panel
yang akan di pasang.
Besar pembayaran disesuaikan dengan mutu Panel SPS yang telah berada di lapangan, yang
tiap 500 m1 nya diwakili dengan 1 (satu) sampel yang diambil dan mutunya diuji oleh
laboratorium independent
Pengukuran dan Pembayaran Pengadaan Steel Interlock WF 250
Steel Interlock WF 250 harus diukur untuk pembayaran harus dilakukan dalam satuan Kg,
yang beratnya dihitung berdasarkan ukuran dan panjang batang yang ditunjukkan dalam
tabel rencana pemasangan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
Besar pembayaran disesuaikan dengan Volume Steel Interlock telah berada di lokasi
kerja, Pengukuran dan Pembayaran Pengadaan LBB 456x30x30 (K-350)
LBB 456x30x30 (K-350) harus diukur untuk pembayaran dalam satuan buah sebagai volume
aktual jumlah LBB (Load bearing bar) yang akan di pasang.
Besar pembayaran disesuaikan dengan mutu LBB 456x30x30 (K-350) yang telah berada di
lapangan, yang tiap 100 buahnya diwakili dengan 1 (satu) sampel yang diambil dan mutunya
diuji oleh laboratorium independent
Properti bahan untuk batang penyambung yang dibentuk cincin kemudian dilas sebagai
berikut.
Properti Bahan Parameter Besaran
Besi Pengait/ Besi Berat Jenis 7850 kg/m³
Penyambung Modulus 2x105 MPa
Elastisitas
Fy (minimum) 390 MPa

Beton Cor Setempat


Untuk dapat mengisi celah antar panel dan untuk memperkaku serta melindungi baja profil
dari korosi maka beton cor setempat harus memenuhi persyaratan ACI 318-14 untuk beton
struktur, SNI 2834:2000 untuk pembuatan campuran beton dengan mutu K-350 atau f’c 28 Mpa.
Geotekstil Non Woven
Geotekstil Non Woven adalah jenis geotekstil yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet
kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polietilena (PET) atau Polipropilena
(PP). Ketentuan yang dipergunakan dalam pengujian bahan Geotextile Non Woven ini adalah
standar ASTM D4595, D4632, D4533, D6241, D4751 dan D4491.

Material Isian
Material isian diantara 2 panel (di dalam panel) ditentukan berdasarkan fungsi dan
perencanaan yang terkait kondisi lapangan. Material pengisi antar panel bisa berupa tanah atau
material lain seperti batu kapur, kerikil, pasir, ataupun material lainnya yang bersifat non-organik.

Bekisting
Bekisting pada konstruksi Sistem Panel Serbaguna digunakan untuk menahan Beton Cor
Setempat pada celah antar panel sampai beton mengeras. Bekisting pada bagian dalam Panel
Beton Pracetak dibiarkan menjadi permanen dan tertanam dengan Material Isian, sedangkan
bekisting pada bagian luar Panel Beton Pracetak dilepas setelah beton mengeras. Bekisting yang
digunakan berupa kayu dan papan kayu (plywood) dengan ukuran yang menyesuaikan dengan
kondisi pekerjaan.

PERSYARATAN UMUM DAN STANDAR PELAKSANAAN


Persyaratan umum dan standar pelaksanaan pekerjaan untuk pekerjaan konstruksi Sistem Panel
Serbaguna di lapangan adalah sebagai berikut:
Persyaratan Pabrik Beton Pracetak
a. Pabrik/supplayer yang diusulkan oleh penyedia jasa (kontraktor) minimal harus memiliki
sertifikat ISO 9001 (Quality Management System) yang masih berlaku, copynya dilampirkan
dalam dokumen penawaran.
b. Pabrikan harus mempunyai Batching Plan sendiri minimal kapasitas mixer 60 m3/jam agar
kualitas dan kuantitas terpenuhi
c. Pabrik harus memiliki luas lahan minimal 1.5 Ha, disekitar proyek untuk dijadikan stok yard
dan terletak pada radius maksimal 10 km
d. Pabrikan harus mempunyai gedung beratap dan tertutup untuk tempat produksi agar produk
tersebut terlindungi dari cuaca sehingga bisa terjamin kualitasnya dengan luas minimal 500
m2
e. Untuk mendukung kelancaran Produksi Pabrikan harus mempunyai peralatan sebagai berikut :
1. Crane dengan kapasitas minimal 20 Ton
2. Unit Forklif kapasitas 7,5 Ton
3. Unit Mobile Crane Kapasitas minimal 10 Ton
4. Memiliki trailer / truck dengan flat deck, dengan panjang minimal 6 m dan kapasitas 25 t
sebanyak 5 unit
5. Memiliki steam curing kapasitas 1500 dan memiliki ijin operasional steam curing dari pihak
yang berwenang
6. Memiliki vibrator untuk pemadatan beton
7. Mempunyai unit Timbangan Beban kendaraan dan muatan kapasitas trailer agar bisa
mengontrol beban muatan kendaraan sehingga tidak merusak jalan umum yang dilalui dan
sudah terkalibrasi
8. Mempunyai Peralatan Lab sendiri dan harus terkalibrasi
9. Batching plant minimal memiliki 3 buah silo, dan salah satu silo harus dikhusukan
penggunaannya untuk Pekerjaan Revitalisasi Danau Siombak, dan disertakan surat
pernyataan penggunaan 1 buah silo tersebut
f. Untuk peralatan di Batching Plant harus dilengkapi dengan
1. Acuan Mix Desain harian yang harus disahkan oleh pejabat di batching plant setiap hari
dan diserahkan kepada konsultan supervisi
2. Timbangan material untuk setiap jenis material sebelum masuk kedalam mixer
3. Wet Mixer untuk mencapur PC, Aggregate Halus, dan Aggregate Kasar
4. Memiliki Tabung Silinder dan peralatan pengambilan sample untuk pembuatan sample
sesuai dengan spesifikasi teknis Pencampuran Beton
5. Memilik peralatan tes slump baik untuk di pabrik maupun untuk di area pengecoran
panel
6. Memiliki agitator truck / Truck Mixer kapasitan 5m3 minimal 8 unit yang dikhusukan
untuk menunjang pekerjaan ini dan dibuktikan dengan surat dukungan dan bukti
kepemilikan, foto kendaraan yang terlihat plat nomor serta identitas perusahaan pada
kendaraan
g. Untuk menjaga mutu, maka Pabrik Beton juga harus dilengkapi dengan :
1. Compressive Machine
2. Concrete Test Hammer
3. Concrete Cube Mold/Concrete Cillinder Mould
4. Brass Round Sieve
5. Timbangan Material
6. Slump Tes Set
7. Pressure Test kapasitas minimal 25 t
8. Semua persyaratan diatas harus dituangkan dalam surat dukungan pekerjaan
a) Gambar kerja (shop drawing) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
b) Alat dan peralatan kerja yang mencakup:
1. Crawler Crane (standard: kapasitas 20 ton)
2. Excavator (standard: PC200)
3. Dump Truck (standard: 8 ton)
4. Baby Roller dan/ atau stamper
5. Generator Set Pengelasan (standard: 20 KVA)
6. Ponton
7. Kendaraan dan alat angkut
8. Genset listrik (sebagai penerangan)
9. Pompa air (minimal 4’)
10. Alat ukur (standard: Total station+perlengkapannya dan Waterpas NAK-2 serta
perlengkapannya
11. Tenaga kerja lapangan;
12. Stockpile, gudang dan bengkel kerja;
13. Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Untuk menjaga mutu, maka Pabrik Beton juga harus dilengkapi dengan :
a. Compressive Machine
b. Concrete Test Hammer
c. Concrete Cube Mold/Concrete Cillinder Mould
d. Brass Round Sieve
e. Timbangan Material
f. Slump Tes Set
g. Pressure Test kapasitas minimal 25 t
h. Dalam pelaksanaan pekerjaan beton dengan metode pra cetak yang memiliki hak
paten/hak cipta yang dimiliki oleh perseorangan/perusahaan, maka penyedia jasa
(kontraktor) bertanggung jawab untuk melakukan permohonan penggunaan beton pra
cetak dari pemilik hak paten/hak cipta tersebut serta mendapatkan surat dukungan
dari pemilik hak paten/hak cipta tersebut, tanpa melibatkan pihak konsultan supervisi
dan pihak pengguna jasa. Seluruh biaya yang timbul akibat hak paten/hak cipta
tersebut sudah termasuk dalam biaya penawaran Penyedia jasa (kontraktor).

PELAKSANAAN
1) Pekerjaan Galian Tanah dan Levelling Lantai Kerja
a) Galian tanah untuk konstruksi Sistem Panel Serbaguna, lebar dan kedalamannya harus
dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar. Dasar galian harus
terbebas dari lumpur dan material lain yang tidak dikehendaki;
b) Pelaksana lapangan harus melaporkan hasil galian kepada Pengawas untuk izin
melanjutkan pekerjaan selanjutnya;
c) Bahan galian dibuang di luar area kerja pemasangan konstruksi Sistem Panel Serbaguna;
d) Dilakukan perataan sepanjang lajur panel sesuai elevasi dasar yang direncanakan;
e) Penggalian tanah dan levelling lantai kerja dapat menggunakan alat berat excavator
dan manual dengan alat cangkul atau lainnya untuk titik-titik yang tidak dapat
dijangkau alat berat;
f) Pekerjaan tanah pada area berikutnya dapat dilakukan bersamaan (paralel) dengan
mobilisasi serta pemasangan komponen-komponen Sistem Panel Serbaguna di lahan
kerja yang sudah menyelesaikan tahapan pekerjaan tanahnya.

2) Pekerjaan Konstruksi Sistem Panel Serbaguna


a) Seluruh tahapan instalasi Sistem Panel Serbaguna perlu diawasi oleh tim pengukur;
b) Tahapan instalasi pertama adalah membuat susunan Bracing terdiri atas Batang
Batang Tekan yang dikunci ke Baja Profil menggunakan Besi Pengait yang dilas, sesuai
desain tipikal yang direncanakan. Bracing disusun sehingga bersifat rigid dan tidak
mudah terdeformasi;
c) Diletakkan susunan Bracing pada lahan kerja di titik-titik sesuai rencana. (bila perlu
memakai alat bantuan untuk dapat membuatnya sesuai titik rencana).
d) Selanjutnya, dilakukan pemasangan Panel Beton Pracetak di antara susunan Bracing
(dengan kedua ujung panel berada tepat pada susunan Bracing). Panel Beton
Pracetak harus berdiri sempurna di atas lahan kerja sesuai elevasi yang direncanakan.
e) Angkur antar panel diikat menggunakan Besi Pengait yang dilas;
f) Kemudian dilakukan pemasangan bekisting pada titik-titik sambungan (celah antar
panel) bagian dalam Panel Beton Pracetak;
g) Pada bagian dalam konstruksi Sistem Panel Serbaguna, dilakukan pemasangan
Geotekstil Non Woven hingga menutupi bagian dasar dan dinding bagian dalam
konstruksi Sistem Panel Serbaguna;
h) Dilakukan pengurugan secara bertahap di bagian dalam Konstruksi Sistem Panel
Serbaguna menggunakan material urugan pilihan, diiringi dengan pemadatan secara
teratur per 30 cm menggunakan baby roller dan/atau stamper. Pengurugan diiringi
dengan pemadatan dilakukan bertahap per lapisan hingga mencapai bagian atas
konstruksi Sistem Panel Serbaguna sesuai gambar tipikal;
i) Dilakukan pemadatan akhir pada bagian atas konstruksi Sistem Panel Serbaguna
menggunakan vibro roller dan/atau stamper ;
j) Dilakukan pemasangan bekisting pada bagian luar titik-titik sambungan antar Panel
Beton Pracetak pada arah memanjang;
k) Dilakukan pengecoran celah antar panel. Pengecoran celah antar panel dibantu dengan
alat concrete vibrator. Bekisting bagian luar dapat dilepas setelah Beton Cor Setempat
mengering dan digunakan kembali pada titik-titik sambungan lainnya;
l) Tahapan kerja (b) hingga (l) dilakukan secara simultan dan menerus hingga mencapai
panjang konstruksi Sistem Panel Serbaguna yang telah direncanakan.

PENGENDALIAN MUTU
1) Panel Beton Pracetak serta komponen-komponen lainnya yang bersifat pabrikasi pracetak
harus memenuhi Standar mutu sesuai SNI. Baik dari segi bentuk, ukuran maupun kualitas
beton pracetak yang digunakan. Seluruh desain panel memiliki dimensi dan spesifikasi yang
disesuaikan dengan gambar desain yang dirancang.
2) Material (bahan baku) yang digunakan harus baru dan mempunyai nilai kualitas nomor
satu, bebas dari cacat, serta sesuai dengan tingkatan klasifikasi pada perancangan. Dimensi
dan spesifikasi komponen-komponen yang digunakan harus sesuai dengan gambar desain
yang telah disetujui oleh Direksi. Untuk komponen-komponen lainnya seperti ulir baut,
mur, ring dalam ukuran dengan satuan metrik.
3) Untuk memastikan hasil akhir dapat diterima, harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap
semua komponen penyusun konstruksi Sistem Panel Serbaguna baik secara visual maupun
secara teknis sesuai dengan persyaratan komponen pada poin B dari Spesifikasi ini.
4) Penyedia jasa harus menyerahkan sertifikat keaslian produk khususnya pada produksi
Beton Panel Pracetak yang menyatakan:
a) Nama dan alamat pabrik pembuat;
b) Referensi produk;
c) Identifikasi nomor batch;
d) Jumlah produksi dalam batch;
e) Tanggal pembuatan.
5) Penerimaan hasil pekerjaan Panel Beton Pracetak, Batang Tekan, Baja Profil, Baja Pengunci
(Shackle), Beton Cor Setempat, Geotekstill Non Woven dan Material Isian harus memenuhi
standar dan persyaratan yang ditentukan pada poin B dari Spesifikasi ini.
6) Tahapan pekerjaan pengujian mencakup pengujian kepadatan material urugan, uji beton,
dan uji tanah. Pelaksanaan pengujian dilaksanakan pada saat konstruksi dan setelah
konstruksi. Pelaksanaan pengujian harus diketahui dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
a. Pengujian kepadatan material urugan dapat dilakukan bersamaan dengan pemadatan
material urugan di bagian dalam konstruksi Sistem Panel Serbaguna maupun pada
bagian atas konstruksi Sistem Panel Serbaguna setelah terurug dan terpadatkan dengan
sempurna. Jenis pengujian utama yang dilakukan adalah uji Konus Pasir atau uji CBR
untuk memperoleh kepadatan akhir pada bagian atas konstruksi Sistem Panel
Serbaguna serta dilakukan di sepanjang konstruksi Sistem Panel Serbaguna;
b. Uji beton dilakukan untuk memperoleh kekuatan maksimum beton aktual, terutama
pada beton antar panel yang merupakan hasil pengecoran setempat;
c. Uji tanah pasca konstruksi dilakukan untuk memperoleh data terkait perubahan sifat
tanah dasar setelah dilakukan pra kompresi (pra pembebanan) dan perbaikan tanah.
Pengujian ini juga perlu dilakukan pada material urugan (isian) konstruksi Sistem Panel
Serbaguna untuk evaluasi sifat material urugan di bagian dasar konstruksi Sistem Panel
Serbaguna.

2. PEKERJAAN BETON

2.1. PEKERJAAN BETON

2.1.1. MATERIAL BETON


Semua bahan yang digunakan pada pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan
sebagaimana ditentukan berikut di bawah ini, dan Penyedia Jasa harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan Pekerjaan terlebih dahulu menyangkut bahan-bahan
tersebut sebelum digunakan dalam Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyimpan dan
memindah-mindahkan material tersebut (bila diperlukan) untuk maksud menjaga
kualitas material sebelum digunakan.
Material yang tidak memenuhi persyaratan di atas dan spesifikasi ini akan ditolak
oleh Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa harus segera mengeluarkan material
tersebut dari lokasi pekerjaan atau lokasi penyimpanan. Material yang ditolak tidak
diijinkan digunakan dalam Pekerjaan.

2.1.1.1. SEMEN
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Biasa produksi dalam negeri yang
sesuai dengan ketentuan AASHTO M85 Tipe-1 dan mempunyai standar kualitas SNI.
Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi yang tercetak jelas
pada kantong.

Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering,
terlindung dari air, berventilasi cukup, dengan lantai yang ditinggikan dan diberi alas
untuk mencegah terserapnya air oleh semen yang berada di lapisan bawah. Semen
yang sudah menunjukkan tanda-tanda pengerasan, menggumpal atau lengket harus
ditolak dan tidak digunakan. Penyedia Jasa harus menyampaikan metode
pemindahan dan penyimpanan semen untuk mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.

Semen tidak boleh disimpan dalam bentuk tumpukan dengan ketinggian lebih dari 13
kantong. Apabila semen tersebut akan disimpan dalam waktu lebih dari 2 bulan maka
tumpukan kantong semen harus dibatasi tidak lebih dari 7 kantong. Semen yang lebih
dulu masuk harus digunakan lebih dulu dan semen yang telah disimpan lebih dari 1
bulan pada musim hujan atau lebih dari 3 bulan pada musim kering, tidak boleh lagi
digunakan.

2.1.1.2. AGREGAT BETON


Agregat beton harus bebas dari kotoran, bahan organik, kandungan kimia atau bahan
merusak lainnya dan harus padat, kuat, dan tahan lama. Penyedia Jasa harus
mempersiapkan stockpile yang berdrainase baik, terpisah antara agregat kasar dan
agregat halus, baik di lokasi sumbernya atau di lokasi stockpile lapangan, dan upaya
yang sesuai harus dilakukan untuk mencegah terkontaminasi dengan agregat lain
atau benda asing. Agregat dari sumber yang berbeda atau berbeda gradasi tidak
boleh ditempatkan pada stockpile yang sama. Penyimpanan dan pemindahan agregat
tersebut harus dilakukan tanpa mengakibatkan terjadinya segregasi.

Pada lokasi kerja di Lapangan dimana agregat dalam jumlah kecil akan ditempatkan
sementara, seperti pada pekerjaan saluran pasangan dan bangunan kecil, maka
Penyedia Jasa harus meletakkan agregat tersebut tanpa tercecer ke atas alas atau
platform kayu agar tidak terkontaminasi dengan tanah dasar.

2.1.1.2.1. AGREGAT KASAR


Agregat kasar harus mengandung dari bahan yang bersih, kuat, berdaya tahan, yang
diproduksi oleh pemecah batu (stone crusher) atau berasal dari kerikil sungai alam
yang memenuhi persyaratan atau yang disaring.

Ukuran maksimum nominal butiran agregat kasar secara umum tidak boleh melebihi
40 mm, tetapi untuk struktur pra-cetak atau bilamana terdapat banyak tulangan
beton di dalamnya atau bilamana diinstruksikan oleh Direksi Pekerjaan maka
digunakan butiran agregat kasar dengan ukuran nominal tidak lebih dari 20 mm.
Gradasi agregat kasar adalah sebagaimana ditentukan pada tabel berikut dan
analisa ayakan harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO T.27.

Persen lolos (%), berdasarkan berat


Ukuran Saringan
Ukuran nominal 40 Ukuran nominal 20
(mm)
mm mm
50 100 -
40 95~100 -
25 * 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5

Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus
memenuhi ketentuan sbb:

Nilai Maksimum
Item Pengujian
(%)
Bongkahan tanah, sesuai AASHTO T 112 0.25
Kehilangan saat diuji sesuai AASHTO T 112 1.0
Persentase material yang berat jenisnya 1.0
kurang dari 1.95

Sifat fisik agregat kasar harus memenuhi ketentuan :


Karakteristik dan Standar Pengujian Nilai yang diijinkan
Berat jenis, menurut AASHTO T 85 Lebih dari 2,55
Kehilangan akibat abrasi, menurut AASHTO T Kurang dari 30%
96
Kehilangan (soundness), menurut AASHTO T Kurang dari 12%
104
2.1.1.2.2. AGREGAT HALUS
Agregat halus harus berupa pasir hasil pemecahan batu alam atau berasal dari pasir
sungai atau pasir hasil galian, berbentuk tajam, padat, keras, berdaya tahan, bebas
kotoran, bahan organik atau material lain yang mengganggu / merusak beton.
Gradasi agregat halus harus sebagaimana yang ditentukan dalam tabel berikut dan
analisa ayakan harus dilakukan sesuai dengan AASHTO T 27.

Persentase Lolos
Ukuran Saringan
Berdasarkan Berat
(mm)
(%)
10 100
5 90 ~ 100
2,50 80 ~ 100
1,20 50 ~ 90
0,60 25 ~ 65
0,30 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10
Bila fineness modulus dari agregat halus (modulus kehalusan butiran) menunjukkan
variasi lebih dari 0.20 bila dibandingkan dengan nilainya bila perbandingan material
beton telah ditentukan, maka perbandingan material tersebut harus dimodifikasi.
Untuk setiap pertambahan variasi fineness modulus + 0.10 maka kandungan pasir
dalam beton harus disesuaikan dengan + 0.50% beratnya. Kandungan unsur yang
merusak harus tidak lebih dari nilai-nilai berikut :

Nilai Maksimum
Uji laboratorium
(%)
Gumpalan tanah, menurut AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan berat jenis kurang 1.0
dari 1.95

Sifat pisik agregat halus harus memenuhi ketentuan:

Karakteristik dan Standar Pengujian Nilai yang diijinkan


Berat jenis, menurut AASHTO T 84 Lebih dari 2,55
Penyerapan air, menurut AASHTO 84 Kurang dari 3.0%
Kehilangan akibat abrasi, menurut AASHTO T Kurang dari 30%
96
Kehilangan (soundness), menurut AASHTO T Kurang dari 10%
104

2.1.1.3. AIR PENCAMPUR


Air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan harus dari kualitas air untuk dapat diminum dan bebas dari minyak,
asam, garam, bahan organik atau unsur yang merusak lainnya yang dapat berdampak
merugikan kualitas beton.

Bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, kualitas air pencampur harus dikonfirmasi
sesuai dengan standar menurut ASTM C70 atau JIS yang sesuai.
2.1.1.4. BAHAN KIMIA TAMBAHAN (ADMIXTURE)
Penggunaan bahan kimia tambahan (admixture) tidak akan diijinkan bila tidak ada
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan dan, bagaimanapun juga, tidak
diijinkan penggunaan bahan kimia tambahan yang dapat mengakibatkan korosif.
Bahan kimia tambahan harus memenuhi persyaratan :
a. Air-entraining admixture harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A 6204;
b. Water reducing admixture harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A 6204.
Penggunaan bahan kimia tambahan seperti air-entraining admixtures, water reducing
admixtures, super plasticizer, set accelerator dan retarder dan sejenisnya harus, dari
waktu ke waktu, diarahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan kebutuhan dan
penyesuaian lapangan. Dalam hal tersebut di atas, biaya untuk penyediaan bahan
kimia tambahan tersebut sepenuhnya disediakan oleh Penyedia Jasa. Dalam hal
percobaan campuran beton yang diminta oleh Direksi Pekerjaan untuk
mengaplikasikan bahan kimia tambahan tersebut maka Penyedia Jasa harus
melaksanakan percobaan tersebut dengan biayanya sendiri.

2.1.2. CAMPURAN BETON

2.1.2.1. PERCOBAAN DAN PERBANDINGAN CAMPURAN


Sebelum dimulainya pekerjaan beton, dan setelah disetujuinya seluruh bahan
beton, Penyedia Jasa harus membuat dan menguji, dibawah perintah Direksi
Pekerjaan, percobaan seluruh tipe campuran beton yang akan digunakan dalam
Pekerjaan. Percobaan campuran harus menunjukkan bahwa campuran mempunyai
workability yang cukup dan tidak terjadi segregasi campuran beton sewaktu
diangkut dan dituangkan. Kandungan semen pada campuran beton harus minimum
agar dapat menghasilkan beton dengan tegangan yang sesuai, workability dan daya
tahan yang sesuai.

Penyedia Jasa harus menyampaikan seluruh pengujian campuran percobaan,


termasuk perandingan campuran dan hasil pengujian tegangan tekan pada 7 hari, 14
hari, dan
28 hari, untuk dinilai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Berdasarkan hasil
percobaan campuran dan pelaksanaan pengujiannya maka Penyedia Jasa akan
menentukan perbandingan campuran dari setiap tipe beton. Setiap saat, Direksi
Pekerjaan dapat memodifikasi perbandingan campuran tersebut untuk
mendapatkan beton dengan berat jenis maksimum, workability, konsistensi, dan
tegangan dengan rasio air terhadap semen yang minimum.

Perbandingan campuran, setelah disetujui Direksi Pekerjaan, harus dikonversi


menjadi perbandingan bahan di lapangan. Agregat dan semen harus diukur dalam
berat dan air pencampur beserta bahan aditif harus diukur dalam volume.
Beton yang digunakan dalam Pekerjaan akan diklasifikasikan oleh tegangan tekan 28
harinya, yang ditentukan dari pembuatan dan pemecahan sampel kubus ukuran 15
cm dan sampel silinder diameter 15 cm dan panjang 30 cm sesuai dengan AASHTO
T22 dan AASHTO T23. Pengklasifikasian beton adalah sebagaimana diuraikan di
bawah ini.

Tegangan Tekan Kandun


Ukuran Nilai
Umur 28 hari Maks. g an
(kg/cm2) Maks. Slum
Tipe Beton Rasio air / Semen
Agregat p
Kubus Silinder semen (+
(mm) (cm)
15 cm 15x30 cm kg/m³)
K.450 450 400 - 0,40 420
Tegangan Tekan Kandun
Ukuran Nilai
Umur 28 hari Maks. g an
Maks. Slum
Tipe Beton (kg/cm2) Rasio air / Semen
Agregat p
Kubus Silinder semen (+
15 cm 15x30 cm (mm) (cm)
kg/m³)
K.400 400 330 20 0,45 400 2~5
K.350 350 290 20 0,45 365 2~5
K.300 300 250 20 0,60 350 2~5
K.300 Shootcrete 300 250 15 0,35 ~ 0,50 400 2~5
K.225 precast, 5~
260 225 20 0.55 330
fibre 12
5~
K.225 260 225 40 0.55 330
12
K.175 precast, 5~
200 175 20 0.60 300
fibre 12
5~
K.175 200 175 40 0.60 300
12
K.125 145 125 40 0.60 250 5 ~ 7.5
5~
K.100 115 100 20 0.70 200
10

Nilai slump dari campuran beton harus serendah yang memungkinkan untuk dapat
dipadatkan dengan alat yang disetujui. Penambahan air untuk mengimbangi
pengerasan beton sebelum pengecoran tidak akan diijinkan.
Apabila tidak ditunjukkan dalam Gambar atau tidak diinstruksikan Direksi Pekerjaan
maka penggunaan beton adalah sesuai dengan klasifikasi beton sebagai berikut di
bawah ini.

Nilai slump dari campuran beton harus serendah yang memungkinkan untuk
dapat dipadatkan dengan alat yang disetujui. Penambahan air untuk mengimbangi
pengerasan beton sebelum pengecoran tidak akan diijinkan.
Apabila tidak ditunjukkan dalam Gambar atau tidak diinstruksikan Direksi
Pekerjaan maka penggunaan beton adalah sesuai dengan klasifikasi beton sebagai
berikut di bawah ini.
Concrete
Location in the Works
Classification
K.450 Balok beton pracetak pratekan
K.450 Beton pratekan untuk balok jembatan atau beton
pracetak sesuai dengan gambar atau perintah Direksi
Pekerjaan
K.350 Beton pratekan untuk lantai jembatan atau sesuai
dengan gambar atau perintah Direksi Pekerjaan
K.300 Shotcrete
K.225 Lantai dan balok jembatan, beton pracetak
K.175 Lantai landasan, abutment dan pier, tembok penahan,
concrete block, flume, culvert, lainnya selain lantai dan
balok jembatan, canal lining
K.125 Beton masif
K.100 Lean concrete dan beton lantai kerja

2.1.2.2. CONCRETE BATCHING PLANT


Lokasi mesin pengumpul dan pengaduk beton secara terpusat harus direkomendasi
oleh Direksi Pekerjaan. Sebelum mesin didirikan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Direksi Pekerjaan, untuk persetujuan, usulan rencananya untuk menyimpan
agregat dan pengumpul serta pengaduk beton. Penyedia Jasa juga harus
menyampaikan detail tipe dari pengaduk dan mesin yang digunakan, dan usulannya
untuk membawa campuran beton dari pencampur ke titik penuangan.

Mesin pengumpul harus termasuk penampung yang terpisah untuk semen, agregat
halus dan untuk setiap ukuran agregat kasar, alat pengumpul yang dilengkapi
timbangan dan skala yang mampu menentukan dengan akurat berat setiap
komponen tumpukan.

Agregat dan semen harus disatukan dengan berat dan air diukur dengan volume
kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Alat penimbang agregat dan
pengukur air harus dijaga tetap akurat dan dalam keadaan baik saat digunakan
untuk Pekerjaan dan diperiksa sebagaimana dibutuhkan oleh Direksi Pekerjaan
untuk menentukan bahwa alat tersebut teregister dengan benar. Material harus
disatukan dengan rencana adukan yang disetujui dalam toleransi sebagai berikut :
 Semen + 2%
 Agregat halus + 2%
 Agregat kasar + 3%
 Air pencampur + 1%
 Admixture + 1%
Penyedia Jasa harus menyediakan alat penguji berat dan alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk memeriksa keakuratan skala. Setiap bulannya, seluruh skala dan
alat pengukur harus diuji keakurasiannya oleh Penyedia Jasa dan oleh teknisi
pembuatnya yang disetujui setiap 6 bulan.

2.1.2.3. CONCRETE BATCHING


Tipe mesin pengaduk yang disetujui harus mempunyai sebuah drum berputar kira-
kira horizontal atau miring dan harus dijaga setiap saat tetap bersih dan dalam
kondisi baik.
Drum harus berputar pada kecepatan yang cukup sebagaimana yang disetujui Direksi
Pekerjaan. Pengaduk tanpa henti tidaklah diijinkan.

Kira-kira 10% dari air yang dibutuhkan untuk penyatuan harus dimasukkan ke dalam
drum lebih dulu dari semen dan agregat, dan sisanya harus ditambahkan bertahap
sewaktu drum berputar sehingga seluruh air telah berada dalam drum pada akhir
saat seperempat waktu pengadukan. Beton harus diaduk sampai diperoleh adukan
dengan warna dan kekentalan yang seragam. Untuk adukan dengan kapasitas 750
liter atau kurang, pengadukan harus berlangsung tanpa henti sedikitnya 1.5 menit
setelah seluruh air ditambahkan. Untuk setiap pertambahan kapasitas 500 liter atau
kelipatannya, waktu minimum pengadukan harus ditambah sebesar 15 detik.

Jumlah adukan beton dalam satu pengumpul tidak boleh lebih dari kapasitas
pengaduk. Keseluruhan campuran harus dipindahkan sebelum material baru
dimasukkan ke dalam drum. Pada penghentian pekerjaan, termasuk penyetopan
yang lebih dari 20 menit, maka alat pengaduk dan seluruh alat pemindah harus dicuci
dengan air bersih. Sebelum beton baru diaduk maka setiap sisa beton lama harus
dibersihkan keluar terlebih dahulu dengan memutarkan agregat bersih dan air di
dalam drum. Penyedia Jasa harus memeriksa pengaduk setiap hari atas kerusakan
pemakaian mata pisau atau akumulasi penumpukan beton keras dan memperbaiki
atau membersihkannya bila diperlukan.

2.1.2.4. PENGADUKAN BETON MENGGUNAKAN PORTABLE MECHANICAL MIXER


(MOLEN)
Pengadukan beton dengan tangan (manual) tidak diijinkan kecuali karena kondisi
lapangan membuatnya menjadi tidak memungkinkan dan itupun hanya untuk beton
dengan volume kecil dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.Bila karena kondisi lapangan atau karena metode kerja Penyedia Jasa
hanya melaksanakan pengadukan beton untuk volume kecil maka pengadukan
beton dapat dilakukan menggunakan mesin pengaduk portable dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.

Agregat, semen dan air harus digabungkan dengan akurat secara volume dan
Penyedia Jasa harus menyediakan, dan mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan,
kotak / kantong pengukur yang cocok dan kuat pada setiap penggunaan mesin
pengaduk portable. Sekitar 10% dari kebutuhan air (untuk suatu penggabungan)
harus dimasukkan ke dalam drum mendahului semen dan agregat, dan sisa air harus
dimasukkan secara bertahap saat drum sedang berputar hingga pada akhir menit
pertama dari waktu pengadukan, seluruh air telah berada dalam drum. Beton harus
diaduk sampai diperoleh adukan yang warna dan kekentalannya seragam. Waktu
pengadukan optimum untuk beton harus ditentukan berdasarkan pengujian, akan
tetapi waktu pengadukan tersebut tidak boleh kurang dari 3 menit.

Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pengawas / mandor dan pekerjanya telah
dilatih dan diinstruksikan untuk mampu memproduksi beton dengan mesin pengaduk
portable dan dapat dengan konsisten memenuhi kebutuhan spesifikasi ini.

2.1.3. PENGANGKUTAN DAN PENUANGAN / PENGECORAN BETON

2.1.3.1. UMUM
Sebelum pekerjaan pengecoran beton pada Pekerjaan Permanen dilaksanakan,
Penyedia Jasa harus menyampaikan Metode Kerja secara detail kepada Direksi
Pekerjaan yang menjelaskan seluruh kegiatan pekerjaan beton, jalan masuk ke dan
sekitar area kerja, material, peralatan dan pekerja yang akan digunakan, metode
dan urut-urutan pengecoran, penggetaran / pemadatan dan perawatan beton serta
rencana pelaksanaan pengujian untuk dievaluasi, dikomentari atau disetujui. Tidak
diijinkan melaksanakan pekerjaan pengecoran sampai Metode Kerja tersebut
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Sebagai tambahan, tidak diijinkan memulai pelaksanaan pembetonan sebelum
Direksi Pekerjaan melakukan pemeriksaan setiap pekerjaan galian, cetakan beton,
penulangan atau angker dan menyetujuinya. Penyedia Jasa harus menyediakan jalan
masuk untuk pemeriksaan tersebut.

Segera setelah pengadukan, beton harus diangkut ke tempat penuangannya dengan


metode yang dapat memastikan kontinuitas pengiriman beton, mencegah
pemisahan, kehilangan atau kontaminasi dan menjamin bahwa beton mudah
dikerjakan pada saat penuangan pada titiknya. Seluruh beton harus sudah dituang
dan dipadatkan dalam waktu 1 jam sejak diaduk, dan tidak ada beton yang sudah
mengeras sebahagian digunakan dalam Pekerjaan.

2.1.3.2. PEMBATASAN KARENA CUACA


Beton tidak boleh dituang / dicor pada saat hujan. Bila hujan datang, atau akan
turun selama pelaksanaan pembetonan, pekerjaan harus dihentikan dan suatu
persambungan konstruksi harus dibentuk dan perawatan beton yang sudah dituang
dan diselesaikan harus dimulai. Dalam hal penghentian pekerjaan beton setelah
datangnya hujan, permukaan beton yang masih basah tersebut, yang sedang dalam
proses pengerasan, harus ditutupi dengan baik dengan lembaran penutup dan
dilindungi dengan cara yang sesuai yang disetujui Direksi Pekerjaan dalam upaya
untuk mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan
beton akibat curah hujan tersebut, dan mencegah terjadinya kerusakan akibat curah
hujan dan aliran air permukaannya.

Bila beton dituang pada saat cuaca yang dapat mengakibatkan suhu beton melebihi
0
32 C maka Penyedia Jasa harus melakukan upaya yang efektip, seperti
mendinginkan agregat dan air pencampur terlebih dahulu, memayungi area kerja
atau melaksanakan pengecoran pada malam hari dalam upaya untuk menjaga
0
temperatur beton tetap berada di bawah 32 C.

Bila kualitas beton, dinilai oleh Direksi Pekerjaan, menjadi menurun akibat
pengabaian persyaratan di atas atau karena keteledoran Penyedia Jasa atau alasan
lain, Penyedia Jasa harus, dengan biayanya sendiri, membongkar dan membuang
beton tersebut dan menggantinya kembali dengan mengikuti persyaratan sehingga
memuaskan Direksi Pekerjaan.

2.1.3.3. PENYIAPAN PONDASI UNTUK BANGUNAN DAN LINING SALURAN


Sebelum menuangkan beton ke atas pondasi atau galian yang telah disiapkan,
Peyedia Jasa harus membersihkan semua permukaan berminyak, cat, tanah lepas
atau lunak, lumpur, pecahan dan genangan air hingga memuaskan Direksi
Pekerjaan, dan harus menjaga permukaan tersebut tetap kering dan bebas dari
genangan air selama proses pengecoran. Tidak boleh ada beton yang dituang
sebelum Direksi Pekerjaan memeriksa dan menyetujui galian tersebut. Apabila
ditunjukkan dalam
Gambar, suatu lapisan beton lantai kerja harus dituangkan sebagai persiapan untuk
pekerjaan struktur.

Bila beton yang baru akan ditempatkan di atas batu maka permukaan batu harus
dikasarkan terlebih dahulu untuk mendapatkan mengikatan yang kuat, dibersihkan,
dicuci dari material lepas dan permukaannya harus diberi mortar. Mortar harus
mempunyai rasio pasir / semen yang sama dan harus termasuk kuantitas yang sama
dari bahan kimia tambahan per-m3 sebagaimana yang digunakan dalam beton.
Tidak ada mortar yang perlu dituang untuk pondasi di atas lantai kerja atau proteksi
pondasi lainnya.

Bila beton akan dituang ke beton lama atau pekerjaan pasangan batu maka
permukaan dari beton lama atau pasangan batu harus dikasarkan dan dibersihkan
dengan sikat baja atau sesuai dengan arahan Direksi Pekerjaan, dan harus
dibersihkan dari semua benda-benda lepas, lumpur, tanah atau material yang
merugikan. Segera sebelum penuangan beton, permukaan yang sudah dibersihkan
harus segera dibasahi dengan air bersih. Bila beton akan dituangkan ke sisi lereng
maka lereng tersebut harus dirapikan sesuai dengan garis, ketinggian dan dimensi
yang ditunjukkan dalam Gambar. Perapian harus dilakukan dengan hati-hati sehingga
dapat dihindari penggalian yang berlebih dan untuk mencegah terlepasnya lapisan
tanah dasar.

Permukaan tanah timbunan yang akan dicor dengan beton harus dipadatkan
terlebih dahulu dengan baik dan setiap material yang terlepas harus dibuang.
Apabila diinstruksikan oleh Direksi Pekerjaan maka Penyedia Jasa harus menutup
setiap rongga dengan material yang cocok dan dipadatkan sesuai spesifikasi, dengan
menggunakan peralatan yang sesuai yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Seluruh weep holes (lubang rembesan), underdrains dan flap valves harus dipasang
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar dan sebagaimana spesifikasinya sebelum
pengecoran beton dilaksanakan. Segera sebelum pengecoran beton, seluruh
permukaan tanah harus dibasahi dengan air untuk maksud mengurangi kehilangan
air dari adukan beton.

2.1.3.4. PENUANGAN / PENGECORAN ADUKAN BETON


Sebelum beton dituangkan ke dalam cetakan beton maka segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu lepas atau puing lainnya harus dibuang dan permukaan cetakan
harus dilapisi dengan bahan pelepas atau dibasahi dengan air secukupnya. Adukan
beton harus dituang sedekat mungkin ke lokasi akhirnya untuk menghindari
segregasi beton atau pergeseran tulangan, cetakan atau angker dan dituangkan
membentuk lapisan horizontal dengan tebal padat tidak lebih dari 30 cm.
Penuangan harus dilakukan menerus antara persambungan konstruksi yang
ditentukan atau yang disetujui.

Beton dapat dituang dengan menggunakan talang miring, kantong dengan dasar
dapat dibuka atau pompa, tetapi dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 m. Bila
pelaksanaan pengecoran membutuhkan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m maka
pengecoran harus dilakukan melalui pipa besi atau pipa jenis lain yang disetujui.
Pipa harus dijaga tetap penuh dengan beton selama pengecoran dan ujung
bawahnya harus dijaga tetap tertanam dalam beton cor yang baru. Bila dibutuhkan
kemiringan yang tajam maka talang harus dilengkapi dengan papan penahan atau
dalam dengan talang yang pendek-pendek yang dapat membalikkan arah
pergerakan adukan.
Pengecoran beton menggunakan pompa akan diijinkan bila disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Alat harus diatur sehingga tidak ada getaran yang dapat mengakibatkan
rusaknya beton yang baru dituang. Bila beton dialirkan dan dituangkan dengan
penggunaan tekanan mekanis maka alat tersebut haruslah yang sesuai dan dengan
kapasitas yang cukup untuk pekerjaan. Pengoperasian pompa harus sedemikian
sehingga aliran beton kontinu tanpa menimbulkan kantong udara. Beton tidak boleh
dituangkan atau bersentuhan dengan genangan atau aliran air, dan setiap ada
kumpulan air selama pelaksanaan pengecoran harus dibuang. Adukan beton tidak
boleh dituangkan pada beton yang telah ada diposisinya selama 30 menit atau lebih
kecuali pada suatu bentuk persambungan konstruksi. Bila suatu penghentian
pelaksanaan pembetonan dihentikan karena suatu alasan maka suatu
persambungan konstruksi harus dibuat, apakah dalam arah horizontal maupun
vertikal sebagaimana yang dibutuhkan, melengkapinya dengan pengunci untuk
menahan geser, dan dowels (pasak) untuk membentuk ikatan, sebagaimana arahan
Direksi Pekerjaan. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus
dikasarkan untuk membuang seluruh semen dan agregat yang terbongkar dan
permukaan beton harus dibasahi dengan air.

Dalam hal kesulitan pengerjaan pengecoran karena kecilnya jarak batang tulangan
dan banyaknya material angker, tipisnya ketebalan beton dan sejenisnya maka,
sebagaimana pertimbangan atau arahan Direksi Pekerjaan, atas biayanya sendiri,
Penyedia Jasa harus menyediakan superplasticizer untuk menambah likuiditas dari
beton. Sebelum penggunaan superplasticizer tersebut maka Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan detail dari superplasticizer tersebut
termasuk spesifikasi, cara penggunaannya, tingkatan manfaatnya, unsur-unsurnya
dan sejenisnya untuk mendapat persetujuan.

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka, untuk meningkatkan


kemudahan pelaksanaan dan untuk meningkatkan kekedapan air, Penyedia Jasa
harus menggunakan air-entraining admixtures (AE admixtures) pada pengecoran
lining saluran dengan biaya Penyedia Jasa sendiri. Sebelum penggunaan air-
entraining admixtures tersebut, Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi
Pekerjaan detail dari air-entraining admixtures tersebut termasuk spesifikasi, cara
penggunaan, tingkatan penggunaan, unsur-unsurnya dan sejenisnya untuk
mendapat persetujuan.

2.1.4. PENGGETARAN DAN PEMADATAN BETON


Beton harus dipadatkan dengan alat tusuk penggetar (concrete vibrator) mekanikal
atau elektrikal dari tipe yang disetujui Direksi Pekerjaan. Alat tusuk penggetar harus
mempunyai diameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, harus mempunyai
frekwensi yang cukup dan harus ditangani oleh personil yang berpengalaman. Beton
harus dipadatkan dengan hati-hati dan kontinu serta dikerjakan di sekitar besi
tulangan dan angker dan ke sudut-sudut cetakan sehingga beton akan menjadi
melekat dengan baik pada besi tulangan dan bebas dari sarang tawon. Penggetaran
beton yang berlebihan yang dilakukan pada cetakan tidak diijinkan.

Tusuk penggetar harus dibenamkan dengan interval yang teratur dengan jarak 10
kali diameter penggetar dan pada suatu kedalaman sehingga beton baru akan
menyatu dengan beton sebelumnya. Setiap benaman harus menerus sampai segera
setelah munculnya balon udara di permukaan beton, tetapi harus tidak lebih dari 30
detik. Penggetar harus dicabut berangsur-angsur dan vertikal untuk menjamin tidak
terbentuknya kantong udara. Perhatian harus diberikan untuk menghindari kontak
dengan, dan pergeseran dari, tulangan dan cetakan atau mengganggu beton yang
baru
mulai mengeras. Dalam setiap keadaan, alat penggetar tidak boleh menyentuh
tulangan.

Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator stand-by selama pelaksanaan


pengecoran, dan tanpa ada penggetar stand-by maka Direksi Pekerjaan dapat
menghentikan pekerjaan penuangan beton. Keterlambatan pekerjaan akibat
kesalahan pengaturan Penyedia Jasa ini harus menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa
untuk kembali mengejar progres pekerjaan. Beton yang ditempatkan sebagai lining
saluran harus dipadatkan untuk mendapatkan tegangan dan kepadatan yang
ditentukan tidak kurang 98% dari yang didapat dalam percobaan campuran dengan
tipe yang sama. Perhatian khusus harus diberikan di sepanjang sudut lining untuk
memastikan bahwa beton telah dipadatkan dengan baik.

Pemadatan beton pada lining saluran harus dicapai apakah dengan menggunakan
kepingan plat penggetar mekanikal dari arah luar atau kepingan plat pelantak /
pemukul manual. Alat dan metode pemadatan Penyedia Jasa harus disetujui Direksi
Pekerjaan. Beton lining saluran tidak boleh dipadatkan dengan menggunakan tusuk
penggetar ke bahagian dalam beton.

2.1.5. PERCOBAAN PENGERJAAN BETON


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan beton Caping beam maka Penyedia Jasa
harus terlebih dahulu membuat setidaknya 4 panel lining pada sisi lereng dan 2
panel lining pada sisi dasar, dengn menggunakan bahan dan peralatan serta metode
kerja yang telah disetujui, untuk menunjukkan bahwa hasilnya memenuhi syarat dan
memuaskan Direksi Pekerjaan.

Apabila diperlukan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk


melakukan uji tekan pada setidaknya 1 bh silinder beton berdiameter 100 mm, yang
diambil (dibor) dari panel percobaan, dengan mengacu pada ASTM C42.
Berdasarkan hasil percobaan pengerjaan tersebut, Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia Jasa untuk merubah metode kerjanya, merubah alat atau
mengganti pekerja agar dapat memenuhi persyaratan, serta melakukan percobaan
pengerjaan kembali. Ditentukan bahwa setiap perubahan yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan tidak membebaskan Penyedia Jasa dari tanggungjawabnya menurut
Kontrak.

2.1.6. PERAWATAN (CURING) BETON


Seluruh beton yang baru dituang harus dirawat. Perawatan harus dimulai segera
setelah pengecoran dan harus terus berlangsung sekurang-kurangnya selama 7 hari.
Perawatan harus dilakukan sehingga beton tetap dalam keadaan lembab / basah.
Perawatan beton yang tidak sesuai akan dianggap tidak efektip dan Direksi
Pekerjaan akan menghentikan seluruh pelaksanaan penuangan beton yang
dilaksanakan Penyedia Jasa sampai prosedur perawatan beton yang sesuai telah
dilaksanakan.

Perawatan beton harus menjadi satu kesatuan kegiatan dari pelaksanaan


pembetonan. Permukaan cetakan beton yang terbuat dari kayu harus selalu
dibasahi dengan air agar tidak kering selama masa perawatan. Cetakan besi yang
terkena sinar matahari harus diberi naungan, dicat putih atau dilindungi selama
periode perawatan. Bila cetakan dibuka sebelum 7 hari maka harus dilaksanakan
prosedur perawatan yang disetujui dan harus terus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
sampai berakhirnya hari ke-7 periode perawatan.
Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan menyangkut
metode perawatan termasuk bahan perawatan beton yang akan digunakan, dan
memiliki ketersediaan bahan perawat beton di lapangan sebelum dimulainya
pekerjaan pebetonan.
Perawatan dengan pembasahan dapat dilakukan dengan cara menggenangi
permukaan beton dengan air atau dengan memercikkan air (sprinkling). Selimut
penutup seperti lembaran goni harus digunakan untuk menahan air yang telah
diberikan. Selimut penutup harus diletakkan sesegera mungkin setelah selesainya
penuangan beton. Selimut penutup harus dijaga tetap basah selama 7 hari periode
perawatan. Penggunaan serbuk gergaji tidak diijinkan. Penutupan yang dapat
mengakibatkan perubahan warna beton tidak diijinkan.

Metode yang menjadikan beton kadang kala basah dan kadang kala kering dianggap
sebagai prosedur perawatan yang tidak sesuai. Bila Direksi Pekerjaan menyetujui,
dapat digunakan bahan perawatan beton (curing compound) berupa membran cair
yang sesuai dengan AASHTO M148 Tipe 2 sebagai bahan perawatan pada beton
struktur dan beton lining mulai dari awal sampai akhir perawatan.

Apabila pada masa perawatan terjadi kerusakan pada lapisan membran maka bidang-
bidang yang rusak tersebut harus dilapis ulang sebagaimana persyaratan awal. Bahan
perawat harus diaplikasikan pada bidang yang terbuka segera setelah cairan yang
mengkilat di permukaan beton telah hilang atau segera setelah cetakan beton
dibuka. Apabila akan terjadi keterlambatan dalam memasang bahan perawatan
beton maka permukaan beton harus dijaga tetap basah sampai bahan perawat beton
dapat diaplikasikan.

Bahan perawat beton harus disemprot dengan menggunakan peralatan yang dapat
menghasilkan semprotan / semburan halus dan seluruh bahan harus terlebih dahulu
diaduk merata sebelum digunakan. Permukaan harus segera disemprot kembali
dengan arah tegak lurus terhadap penyemprotan pertama. Dosis pada setiap lapisan
tidak boleh kurang dari 1 liter untuk setiap 3.6 m2 permukaan beton. Perhatian
harus diberikan untuk mencegah tersemprotnya bidang persambungan dimana akan
dibutuhkan pengikatan antara beton dengan besi tulangan dan pada persambungan
dimana joint sealer akan dipasang.
Bangunan Beton yang retak agar diperbaiki seperti beton pre-cast, biaya
pemindandahan beton pre-cast ke lokasi pekerjaan sudah termasuk di dalam biaya
keuntungan.

2.1.7. PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON


Permukaan beton harus diselesaikan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
atau sebagaimana yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan akhir beton
harus rapi, seragam, padat dan bebas dari sarang tawon, benjolan, gelombang,
ketidak teraturan dan cacat. Penyelesaian permukaan beton, bila diperlukan, harus
dilaksanakan hanya oleh pekerja yang ahli untuk itu. Perbaikan pada permukaan
beton hanya boleh dilakukan apabila permukaan beton tersebut telah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan – bila tidak maka perbaikan tersebut akan ditolak.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan permukaan beton, terdapat bahagian


pekerjaan yang mutu pengerjaannya diduga rendah atau terdapat cacat maka,
untuk memastikan mutunya, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa
untuk melakukan pengujian pada beton tersebut, termasuk pengujian dengan cara
penghancuran pada sampel yang diambil dari bahagian beton tersebut.

2.1.8. TOLERANSI PEKERJAAN BETON


Bila gambar tidak ada menyatakan tentang toleransi maka digunakan toleransi
sebagaimana yang diuraikan pada Pasal ini. Pekerjaan beton yang melebihi batas
toleransi haruslah diperbaiki atau dibongkar atau diganti dengan biaya yang
ditanggung Penyedia Jasa.
Toleransi yang diijinkan untuk pekerjaan beton adalah sebagaimana pada tabel berikut.

Toleransi yang diijinkan terhadap


Item
yang ditetapkan
1. Sipon monolit, gorong-gorong, bench flume :
a. pergeseran sumbu 5 cm
b. pergeseran dari kemiringan profil 1 cm
c. variasi tebal yg terbesar antara -2.5% / -1cm
d. variasi dimensi sisi dalam dan
yg terbesar antara +5% / +1cm
0.5%
2. Bendung, pilar pintu, jembatan, abutmen
jembatan, pilar jembatan, transisi inlet dan
outlet, bangunan pembuangan dan mercu
pelimpah, bangunan kontrol, dan bangunan
sejenis :
a. pergeseran sumbu 5 cm
b. pergeseran dari kemiringan profil 1 cm
c. variasi dari pengukur tegak lurus atau variasi
terhadap garis permukaan kolom, pilar,
dinding, anak tangga
terlihat 1 cm setiap 3 m
tertimbun 5 cm setiap 3 m
3. Bangunan
umum
a. variasi elevasi atau kemiringan lantai, balok,
lekukan / alur horizontal, pegangan tangga 1 cm setiap 3 m
terlihat 5 cm setiap 3 m
tertimbun -1 cm / +2 cm
b. variasi dimensi penampang kolom, pilar,
lantai, dinding, balok -1 cm / +2 cm
c. variasi tebal beton lantai jembatan -1 cm / +5 cm
d. variasi dimensi (lebar, panjang) footing
(pondasi) 2% / < 5 cm
e. pergeseran eksentrisitas terhadap lebar
footing ke arah kesalahan 5%
f. kekurangan tebal footing 5 cm
g. perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai
dan dinding 0.1%
h. deviasi vertikal atau horizontal sill dan
4. Penempatan / pemasangan besi tulangan
a. perbedaan tebal selimut beton 10%
b. perbedaan jarak besi tulangan 2 cm
5. Penempatan / pemasangan beton pracetak
a. pergeseran terhadap sumbu / jalur 1% L / < 5 cm
b. terhadap kemiringan (L = panjang pracetak) 1% L / < 2 cm
c. pergeseran arah vertikal beton pracetak 1 cm setiap 3 m
yang dipasang tegak.

2.1.9. PENGUJIAN PEKERJAAN BETON


Pengujian atas bahan beton, kubus beton, silinder beton, dan sampel bor harus,
secara umum, dilaksanakan di laboratorium Penyedia Jasa, atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh PPK. Kecuali bila ditentukan lain,
bahan dan hasil pekerjaan beton harus diuji dengan standar dan frekwensi
sebagaimana ditentukan di bawah ini. Bagaimanapun, Penyedia Jasa harus
melaksanakan pengujian lebih sering lagi bila, menurut pendapat Direksi Pekerjaan,
bahan yang ada di lapangan atau hasil pekerjaan beton ternyata tidak memenuhi
spesifikasi ini. Hasil uji Laboratorium diserahkan ke Direksi sebelum pekerjaan Beton
dimulai.

2.1.10. PENGUJIAN BETON SELAMA PELAKSANAAN


Standar pengujian yang akan digunakan adalah sebagai berikut, atau yang setara JIS,
atau sebagaimana yang ditentukan PPK.

Material & Uji Mutu Standar Frekuensi


d. density (canal lining)
100 mm coring, 1 coring sample setebal lining per 100
3
ASTM C42 m beton yang dicor
e. kuat desak (canal 100 mm coring 1 coring sample setebal lining per 100
3
lining) ASTM C42 m beton yang dicor.
f. batching plant J. uji berat dan volume sekali sebulan
K. kalibrasi setiap 6 bulan

Hasil pengujian harus secara progresif dianalisa dan dievaluasi secara statistik.
Evaluasi harus dibuat terhadap lebih daro 10 hasil pengujian yang melebihi dengan
dasar sebagai berikut :
1. Probabilitas pengujian tegangan yang di bawah tegangan yang disyaratkan
harus tidak lebih dari 25%;
2. Probabilitas pengujian tegangan yang di bawah 80% dari tegangan yang
disyaratkan harus tidak lebih dari 5%.

2.1.11. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN BETON


Pengukuran untuk berbagai klasifikasi Tipe beton harus dibuat dalam meter
kubik (m3) yang diukur dari bersih dari bangunan sebagaimana yang ditunjukkan
dalam gambar. Tidak dilakukan pengurangan volume beton sehubungan dengan
keberadaan besi tulangan beton yang tertanam di dalamnya. Pembayaran
terhadap semua klasifikasi Tipe beton akan dilakukan menggunakan harga
satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Khusus pekerjaan beton
K.350 under water menambah bahan zat aditif Conplast WP421 sebanyak 2
liter/meter kubik dan fly ash 1,2 kg.

Harga satuan dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
seluruh pekerja, bahan, pelengkapan, peralatan, penuangan beton,
penggetaran dan perawatan beton, penyediaan bahan perawatan beton, bahan
admixture beton, bahan additives, penyelesaian permukaan beton dan semua
jalan sementara dan pendukungnya, semua penutup dan pengaman sementara,
seluruh pekerjaan pengalihan dan pelindung sementara, pekerjaan pengeringan
kecuali pekerjaan cofferdam yang ditentukan dalam Spesifikasi Umum dan
seluruh biaya untuk percobaan dan pengujian beton yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini, dan termasuk terhadap setiap pekerjaan perbaikan.

2.2. PEKERJAAN BESI TULANGAN BETON

2.2.1. BESI TULANGAN


Penyedia Jasa harus menyediakan, memotong, membengkok, dan menempatkan
seluruh besi tulangan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penggunaan Baja Tulangan Beton sesuai Standar Nasional Indonesia harus mengacu
pada SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan
1. Baja karbon atau baja paduan yang berbentuk penampang batang
perpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan
untuk penulangan beton.
2. Baja ini diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling).
Bahan baku yang digunakan sesuai standar ini adalah billet baja tuang menerus
untuk baja tulangan beton.

Spesifikasi besi ulir dan besi polos untuk beton bertulang Grade 60 adalah
sebagaimana pada tabel berikut.
Sifat Besi Ulir Besi Polos
2 45 - 57 45 - 57
Tensile strength (kg/mm )
2 30 atau lebih 30 atau lebih
Yield point (kg/mm )
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapatkan dan menyerahkan manufacturer’s mill sheet atau
sertifikat setiap pengiriman ke Lapangan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan. Bila diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus melaksanakan
pengujian bahan dengan standar yang disetujui Direksi Pekerjaan dengan biaya
Penyedia Jasa.

Penampang besi pada setiap titik di batang, untuk setiap tulangan yang dikirim ke
Lapangan haruslah sama dengan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dua
tulangan dari setiap diameter, yang dipilih secara random dari setiap pengiriman ke
Lapangan, tidak boleh bervariasi lebih dari 2% terhadap diameter yang ditentukan.
Tulangan harus bebas dari sisik, kerak air, minyak, kotoran dan tidak cacat secara
struktur.

2.2.2. GAMBAR PEMBESIAN


Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan mengajukan usulannya kepada Direksi
Pekerjaan, seluruh gambar rencana penulangan yang diperlukan, daftar batang besi dan
rencana pembengkokkannya sebelum tulangan ditempatkan di Pekerjaan.

2.2.3. PEMASANGAN BESI TULANGAN


Besi tulangan harus dipotong, dibengkok, ditempatkan, dan diikat dengan kaku satu
sama lain pada posisinya yang tepat sehingga didapat bentuk dan dimensi sebagaimana
dimaksudkan dalam gambar kerja yang telah disetujui. Susunan tulangan secara
keseluruhan, untuk sementara, harus disokong / dicagak untuk mempertahankannya
tetap di posisinya yang benar selama proses pengecoran dan pemadatan beton. Ujung
kawat pengikat harus dibengkok ke arah badan utama beton dan tidak diijinkan muncul
di permukaan beton.

Agar nantinya didapat selimut beton yang ditentukan maka dapat digunakan blok
pengatur jarak (beton tahu) yang diikat dengan kawat beton agar posisinya tidak
berubah, dan dengan mutu beton yang setidaknya sama dengan mutu beton pada
beton di tempat tulangan beton yang akan dicor. Blok pengatur jarak tersebut harus
dibasahi terlebih dahulu segera sebelum pengecoran.

Kawat beton yang digunakan harus kawat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Sebelum beton dicor, seluruh besi tulangan beton harus dibersihkan terlebih dahulu
dan bebas dari karat, kerak, lumpur, minyak atau pelapisan lain pada besi tulangan
beton yang dapat mengurangi ikatan besi dengan beton. Seluruh tulangan yang sudah
terikat harus diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan terlebih dahulu sebelum
dimulainya pengecoran beton. Penyedia Jasa harus memberi tahu kesiapan untuk
pemeriksaan tulangan setidaknya 24 jam sebelum rencana pengecoran.
2.2.4. SELIMUT BETON
Untuk mendapatkan panjang tulangan sebagaimana yang ditentukan dalam Gambar
maka harus digunakan tulangan dengan ukuran panjang yang penuh. Penyedia Jasa
hanya diijinkan untuk melakukan penyambungan pada tempat yang ditunjukkan dalam
gambar dan tidak diijinkan penyambungan dengan cara pengelasan, kecuali hal-hal
tersebut telah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

Penyambungan hanya diijinkan dengan cara penyambungan over lap dengan panjang
over lap sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Bila tidak ditentukan dalam gambar
maka panjang over lap harus minimal 30 x dari diameter batang tulangan. Besi yang
over lap harus diikat dengan kuat dan harus dijaga rencana tebal selimut betonnya.

2.2.5. PENYAMBUNGAN BESI TULANGAN


Semua besi tulangan harus dipasang dengan mengaturnya sehingga didapat tebal
selimut beton yang sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau sesuai perintah Direksi
Pekerjaan.

2.2.6. BESI ANGKER


Sebelum beton dituang, Penyedia Jasa harus memastikan bahwa seluruh angker sudah
berada di posisinya sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar dan terikat kuat.
Seluruh angker harus bersih dan bebas dari karat, minyak, mortar atau bahan yang
merusak lainnya.

2.2.7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN BESI TULANGAN


Kecuali pada beton pracetak, pengukuran dari besi tulangan, apakah untuk besi polos
maupun besi ulir, harus dilakukan dalam satuan Kg, yang beratnya dihitung berdasarkan
ukuran dan panjang batang yang ditunjukkan dalam tabel rencana penulangan yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan.

Untuk menghitung berat besi tulangan beton, harus digunakan berat yang didasarkan
pada SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G.3112, yaitu :
Diameter besi ulir
Diameter (mm) Ø10 Ø13 Ø16 Ø19 Ø22 Ø25 Ø29 Ø32
Unit weight (kg/m) 0.617 1.04 1.58 2.23 2.98 3.85 5.19 6.31

Diameter besi polos


Diameter (mm) Ø6 Ø8 Ø10 Ø12 Ø16 Ø19 Ø22 Ø25 Ø28 Ø32
Unit weight (kg/m) 0.222 0.395 0.617 0.888 1.58 2.23 2.98 3.85 4.83 6.31

Bila diameter tulangan tidak terdapat dalam tabel di atas maka beratnya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan pada penghitungan
berat besi tulangan.

Tidak dilakukan pembayaran terpisah untuk penjepit, pengikat, alat pemasang atau
bahan-bahan lain yang digunakan untuk menempatkan dan memasang besi tulangan
beton tersebut. Biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam harga satuan besi
tulangan
Pembayaran besi tulangan beton akan dilakukan menggunakan harga satuan yang
sesuai yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya-biaya pekerja, peralatan, bahan, perkakas, dan
pekerjaan lainnya yang dibutuhkan untuk memotong, membengkokkan, memasangnya
menjadi rangkaian tulangan, menempatkannya, menyetel, dan menyelesaikan
keseluruhan penulangan besi beton yang dimaksudkan dalam Spesifikasi ini.

2.3. PEKERJAAN CETAKAN BETON (BEKISTING)

2.3.1. PEMBUATAN CETAKAN BETON 1 m2 BEKISTING BALOK BETON


BIASA MENGGUNAKAN MULTIFLEX 12 mm atau 18 mm, JAT < 1,0m
Desain dan pembuatan seluruh cetakan beton sepenuhnya menjadi tanggungjawab
Penyedia Jasa semata. Cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi. Desain
cetakan, penyekat, perancah, penopang, penguat, pengikat, serta gambar kerja,
bahan yang akan digunakan, dan metode pelaksanaannya harus diajukan kepada
Direksi Pekerjaan paling lambat 2 minggu sebelum dimulai pembuatannya. Cetakan
harus mampu untuk memikul beban beton yang masih plastis, beban karena
penuangan beton, beban saat pengecoran, beban tambahan lainnya, dan tidak
terjadi deformasi yang besar serta tidak bocor.
Cetakan beton harus dibuat dengan akurat untuk mendapatkan bentuk beton
yang sesuai dengan Gambar dan dilengkapai dengan fasilitas membuka untuk
keperluan inspeksi cetakan bahagian dalam.

Cetakan beton untuk beton yang akan terbuka harus dilapis dengan plywood
atau
metal, sebagaimana yang disetujui Direksi Pekerjaan, sehingga diperoleh permukaan
akhir beton yang halus dan bertekstur segaram. Material pelapis tidak boleh
meninggalkan noda pada beton.

Untuk maksud pengukuran dan pembayaran, cetakan beton diklasifikasikan dalam


2 tipe, yang tergantung pada tipe konstruksi penopang cetakan, yaitu :
Tipe – A : Cetakan beton dengan tinggi konstruksi penopang atau tinggi rata-
rata dinding yang disokong tidak lebih dari 1.50 m, diukur dari
permukaan tanah
/ lantai dasar berdirinya penopang / sokong.
Tipe – B : Cetakan beton dengan tinggi konstruksi penopang atau tinggi rata-
rata dinding yang disokong lebih dari 1.50 m, diukur dari permukaan
tanah
/ lantai dasar berdirinya penopang / sokong.
Tipe untuk beton pracetak :
Khusus Cetakan beton pra cetak (pre-cast) menggunakan alat dan bahan
seperti terlebih dahulu memakai lantai kerja tebal 10 cm, besi hollow (50
x 50 x 3) mm, Phenol film 12 mm, Kaso 5/7 cm, Paku 5 cm dan 7 cm,
Dinabolt Ø 12mm (10 s.d.15 cm) dan minyak bekisting atau tinggi rata-rata
dinding yang disokong lebih dari 1.50 m, bahan-bahan tersebut hanya dapat
dilakukan 5 x pakai, diukur dari permukaan tanah / lantai dasar berdirinya penopang
/ sokong.

Untuk mengikat cetakan dapat digunakan penjepit atau baut. Baut dan penjepit
cetakan harus dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk mencegah
mengembangnya cetakan beton. Baut dan penjepit cetakan harus dapat dibuang
atau dipotong 2 cm atau lebih dibawah permukaan beton.

Permukaan cetakan yang akan bersinggungan / kontak dengan beton harus dioles
dengan bahan yang tidak membuat beton menjadi melekat dan yang tidak
menimbulkan noda sehingga cetakan beton dapat dilepas dengan bersih. Pelumas
tersebut harus diaplikasikan sebelum pengikatan tulangan dan harus dijaga dengan
baik agar bahan pelumas tersebut tidak bersinggungan dengan
tulangan.Sebelum pengecoran beton, seluruh cetakan harus dibersihkan seluruhnya
dan dibasahi.
Ke dalam cetakan, Penyedia Jasa harus memasang seluruh tulangan yang
dibutuhkan, waterstop, angker, elemen penyambung, lengan, bahan penancap
lainnya yang termasuk dalam spesifikasi dan gambar.
Tidak diperbolehkan untuk menuang beton ke dalam cetakan sampai seluruh
pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan cetakan dan penempatan seluruh
besi tulangan, angker dan bahan tertancap telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

2.3.2. PEMBONGKARAN CETAKAN BETON


Cetakan vertikal pada bangunan hanya dapat dibuka bila beton telah berumur 3 hari.
Cetakan dan penyokong sementara dari balok dan lantai menggantung harus dijaga
untuk tetap ditempatnya dalam suatu periode minimum 10 hari atau sampai beton
mencapai suatu tegangan tekan sedikitnya 85% dari tegangan yang disyaratkan.
Cetakan samping dari saluran pasangan dapat dibongkar setelah 24 jam dari saat
pengujian beton.

Penyedia Jasa harus menjamin bahwa metode kerja yang digunakan dalam
membongkar cetakan tidak akan mengakibatkan rusaknya permukaan beton atau
bangunan.

2.3.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN CETAKAN BETON


Pengukuran cetakan beton harus dibuat dalam meter kuadrat (m2) cetakan beton
struktur untuk masing-masing tipe cetakan beton Tipe – A dan Tipe – B. Kuantitas
harus dihitung netto dari area permukaan akhir yang kontak dengan beton
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, termasuk bentuk permukaan
sambungan dan celah besar.

Pembayaran cetakan beton akan dilakukan menggunakan harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah mencakup
biaya pekerja, peralatan, bahan dan pekerjaan lain yang berkaitan, termasuk
pemasangan dan pembongkaran cetakan dan penyediaan dan pemindahan setiap
sokong, perancah, jalan masuk dan kayu yang dibutuhkan.

Cetakan beton tidak dihitung atau dibayar secara terpisah untuk mentirai, lantai
kerja, atau beton pracetak dan harus dianggap sudah termasuk di dalam harga
satuan pekerjaan beton yang sesuai.

2.4. PEKERJAAN PERSAMBUNGAN

2.4.1. SAMBUNGAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION JOINT)


Persambungan konstruksi hanya akan dibuat pada lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau yang disetujui Direksi Pekerjaan, kecuali dalam hal pembongkaran
atau hal-hal yang tidak terduga sebelumnya dan karena penghentian / penundaan
yang tidak dapat dihindari.

Beton baru baru akan dituang pada persambungan konstruksi bila beton sebelumnya
telah berumur sekurang-kurangnya 24 jam. Permukaan beton lama harus
dibersihkan terlebih dahulu dari pasta semen dan beton yang cacat dengan cara
menyemprot dengan air bertekanan, mengupas, menyikat dengan brus kawat hingga
diperoleh permukaan yang bersih dan mempunyai ikatan agregat yang kuat.

Setelah permukaan beton dibersihkan, sebelum beton baru dituang, maka beton
harus terlebih dahulu dijenuhkan dengan air selama 4 jam. Segera sebelum beton
baru dituang, pada seluruh bermukaan beton lama yang akan disambung harus
dituangkan bahan pengikat beton (bonding-agent) atau, bila disetujui Direksi
Pekerjaan, dengan lapisan mortas tipis dari campuran 1 pasir : 2 semen.

2.4.2. SAMBUNGAN PEMUAIAN (EXPANSION JOINT)


Sambungan pemuaian harus diletakkan dan dibentuk sebagaimana yang dirinci pada
Gambar. Bila ditentukan dalam Gambar atau diarahkan oleh Direksi Pekerjaan,
waterstop atau pipa / tube PVC untuk batang pasak (dowel bar) harus dengan teliti
ditanamkan di dalam beton sebelumnya. Bila beton pada persambungan telah dirawat,
pengisi sambungan (joint filler), sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi, harus
dipotong untuk mendapatkan bentuk yang sama dengan permukaan yang akan
disambung. Bahan pengisi harus diselesaikan dengan baik pada permukaan beton yang
sudah dicor sehingga tidak bergerak pada saat penuangan beton baru. Pengisi
sambungan (joint filler) harus dari bahan aspal dengan pasir, tebal 10 mm atau
sebagaimana yang ditentukan Direksi Pekerjaan atau Gambar.
Segera setelah cetakan dibuka, sambungan pemuaian harus diperiksa dengan teliti dan
setiap beton atau mortar yang menutupi persambungan harus dibuang dengan rapi.
Seluruh muka dalam dan luar dari sambungan selanjutnya harus dibersihkan untuk
persiapan pemasangan penutup sambungan (joint sealant). Bahan penutup sambungan
harus sesuai dengan bahan pengisi dan dipasangkan dengan rapi pada persambungan
horizontal dan vertikal. Ketebalan dan cara penggunaan bahan penutup termasuk
lapisan dasar yang dibutuhkan harus sesuai dengan petunjuk pabrikan. Bahan penutup
hanya boleh dipasang bila beton sudah berumur lebih dari 14 hari dan permukaan
beton dalam keadaan benar-benar kering.

2.4.3. SAMBUNGAN PENYUSUTAN (CONTRACTION JOINT)


Sambungan penyusutan harus ditempatkan dan dibentuk sebagaimana dirinci dalam
Gambar atau sebagaimana diarahkan Direksi Pekerjaan. Persambungan harus dibuat
dengan membentuk beton di satu sisi dari sambungan dan membiarkannya mengeras
sebelum beton dituang di sisi lainnya. Permukaan sambungan pada beton yang dicor
sebelumnya harus disapukan lapisan cat minyak atau lapisan dari bahan lain yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sehingga dapat dicegah terjadinya pengikatan antara
kedua permukaan beton yang disambung.
Bila ditentukan dalam gambar atau diarahkan oleh Direksi Pekerjaan maka Penyedia
Jasa harus menyiapkan dan memasang waterstop yang sesuai spesifikasi pada
sambungan penyusutan tersebut.

2.4.4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN PERSAMBUNGAN


Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan
pembuatan sambungan permuaian, sambungan penyusutan, termasuk sambungan jenis
tersebut di beton lining saluran dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan beton
yang terkait. Pembayaran yang berkaitan dengan pekerjaan persambungan hanya akan
dilakukan terhadap waterstop, batang pasak (dowel bar), pengisi sambungan (joint
filler) dan penutup sambungan (joint sealant) dengan harga satuan masing-masing yang
sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga.
Pengukuran untuk pembayaran batang pasak (dowel bar) dibuat dalam kilogram (kg).
Pengukuran untuk pembayaran pengisi sambungan (joint filler) dibuat dalam meter
kuadrat (m2). Pengukuran untuk pembayaran penutup sambungan (joint sealant) dibuat
dalam meter panjang (m’) sambungan, dihitung menurut sambungan yang ditunjukkan
dalam gambar. Biaya-biaya tersebut dianggap sudah termasuk biaya yang dibutuhkan
untuk bahan, pekerja, peralatan, perlengkapan, cetakan dan lain-lain yang dibutuhkan
untuk melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan ini.

3.5.2. PENGELASAN
Pengelasan pipa Steel di lapangan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal – hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standard
ataupun pedoman (code) berikut ini.

Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding). Bila pipa akan dipotong di lapangan,
lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa harus
dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan
“fitting”.

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam
agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta. Batang las harus sesuai
persyaratan yang ditentukan yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari
logam dasar bahan pipa. Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh
digunakan dan tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,50 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5
% untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).

Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, menurut standard yang telah ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
1) Sambungan Las
a. Umum
Pengelasan pada sambungan-sambungan untuk pipa baja harus sesuai
dengan persyaratan yang tercantum dalam PUBI - 1982 pasal 80 atau SII
0192 - 78 atau BS 5135.

Kerusakan pada lapisan pelindung dan lapisan dalam harus diperbaiki sampai
mendapat persetujuan dari Direksi. Banyaknya pipa yang disambung dengan las
sesuai dengan cara yang dilaksanakan untuk meletakkan pipa dalam galian.

Bila pengelasan dikerjakan di dalam galian, galian tersebut perlu diperlebar


secukupnya untuk memberikan ruang kerja yang cukup selama pengelasan
dikerjakan. Bila pengelasan dilakukan di luar parit galian, maka jumlah pipa-pipa
yang dilas harus sedemikian rupa, sehingga terdapat suatu panjang tertentu dari
pipa yang dilas, dan cara penempatan pada posisi yang benar sehingga pada
waktu pengelasan dan penurunan pipa kedalam parit galian, pipa tidak
mengalami kerusakan. Dalam hal ini Rekanan terlebih dahulu harus meminta
persetujuan dari Direksi Proyek.

Pengelasan harus dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali lapisan, sehingga didapatkan


hasil yang memuaskan.
Semua sambungan pipa yang sudah dilas harus ditest. Pengetesan dilaksanakan
dengan cara radiographic atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Proyek.
b. Syarat dan Kualifikasi Tukang Las
Kontraktor harus menyerahkan pengalaman terakhir dan kualifikasi dari
tukang las yang diusulkan untuk disetujui Direksi. Tukang las tersebut harus
mempunyai pengalaman dan kualifikasi memadai.

Pengelasan harus dilakukan tenaga-tenaga yang berpengalaman dalam


bidangnya dan mempunyai sertifikat keahlian dalam bidang ini. Bila Direksi
Proyek meminta, maka sertifikat ini harus diberikan.

c. Kawat Las dan Mesin Las


Kawat las harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam BS 639 atau yang
setara yang mempunyai daya tarik yang lebih besar dari bahan dasar pipa yang
akan dilas. Kawat las yang dipergunakan untuk pipa baja adalah jenis JIS z 3211
atau semutu dan disetujui Direksi Proyek.

Kawat las yang dipergunakan untuk pipa DCI dan DCI atau DCI dengan bahan
baja adalah jenis khusus untuk besi tuang dan dari jenis "CIA" atau semutu dan
disetujui Direksi Proyek.

Kawat las yang lembab tidak dapat dipakai dan kadar kelembaban harus
kurang dari 2,5% untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5%
untuk kawat yang mengandung zat air yang rendah.

Mesin las harus dari jenis AC arc welding machine atau DC arc welding
machine dan disetujui oleh Direksi.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran Pengelasan dilakukan dengan volume satuan
sambungan pertitik yang telah di las dan sudah termasuk peralatan, dan bahan
untu mengelas

d. Pembersihan dan Perbaikan lapisan Pipa.


Setelah dilas lapisan bagian dalam (lining) dan luar (coating) pipa dipasang
kembali seperti semula dengan cara-cara menurut petunjuk dan peraturan-
peraturan pabrik pembuat pipa.

Untuk pipa baja diameter 500 mm ke bawah, pembersihan dan perbaikan


kembali hanya lapisan bagian luar (coating) saja.

e. Penyiapan Ujung Pipa


Pipa baja yang disiapkan untuk jembatan pipa sudah mempunyai ujung-ujung
yang miring yang dipersiapkan di pabrik. Oleh karenanya, pembuatan ujung-
ujung yang miring di lapangan diperlukan dalam hal pipa dipotong. Pembuatan
kemiringan pada ujung-ujung yang dipotong harus dilaksanakan sesuai dengan
AWWA C 200-86.

f. Pengelasan
Sebelum pekerjaan pengelasan dimulai, permukaan yang miring tersebut
diatas harus dibersihkan dari semua kotoran, minyak dan karat-karat dengan
gerinda dan sikat kawat. Selama pekerjaan pengelasan berlangsung secara
terus menerus dari bawah sampai atas pipa, arus dan kecepatan putar dari
mesin las harus dijaga selallu tetap.
Selama pekerjaan dikerjakan di lapangan, Kontraktor harus melindungi dari
iklim seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan pengelasan
tidak boleh dikerjakan dalam kondisi seperti di atas tanpa adanya
perlindungan atau persetujuan dari Direksi.

g. Sambungan Las.
Semua sambungan las harus di cat dengan cat dasar anti karat synchromate
setara produksi ICI minimum 2 lapis, kemudian dicat akhir minimum 2 lapis
dengan cat besi yang tahan terhadap karat.
Pengelasan dalam galian dan harus mengikuti petunjuk Direksi. Penyambungan
dengan las harus dengan tipe "butt welding".

2) Lapisan Pelindung
1. Umum
Semua pipa accessorienya telah diberi pelindung baik untuk bagian luar maupun
bagian dalam pipa. Lapis pelindung tersebut, yang karena cacat/rusak selama
dalam pengangkutan, penimbunan sementara, pemasangan, harus diperbaiki
dengan bahan yang sama dan cara-cara yang sesuai dengan instruksi dan
petunjuk pabrik. Biaya yang timbul untuk perbaikan lapis pelindung tersebut
menjadi beban biaya Kontraktor.

Pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar atau oleh Direksi, Kontraktor harus
memasang pelindung khusus untuk pipa dan fitting. Pelindungan tersebut adalah
sleeving polythylene, material anti korosi yang terdiri dari empat tahap untuk
sambungan yang menggunakan baut, mur dan ring.
Pada lokasi yang tidak disebut memerlukan pelindungan khusus, maka
semua baut, mur dan ring harus diberi lapisan bitumen dengan ketebalan 3 mm.
Pada semua lokasi tiap sambungan ulir GSP harus diberi pelindungan anti korosi
yang terdiri dari dua tahap.

3) Lapisan Pelindung Bagian Luar (Coating)


Baik pipa yang dipasang tertanam dalam tanah atau struktur, maupun yang
terpasang di atas tanah, diberi lapis pelindung yang sama.

Dari pabrik semua bagian luar pipa diberi lapisan luar zinc coating sesuai dengan ISO
8179 yang diikuti dengan cat anti korosi bituminous sesuai dengan ISO 8179. Lapisan
pelindung yang cacat/rusak dan harus diperbaiki oleh Kontraktor harus dikerjakan
atas sepengetahuan dan sepersetujuan Direksi. Biaya yang diperlukan, bahan dan
upah dibebankan pada Kontraktor.

Cara perbaikan terhadap kerusakan coating, sepanjang tidak disebutkan lain oleh
instruksi dan petunjuk pabrik, harus dilakukan dengan persyaratan-persyaratan
dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Permukaan Pipa
Bagian-bagian coating yang rusak harus dikupas/dibersihkan dengan blasting
(semprotan) pasir atau bahan lain yang disetujui Direksi, melebar sampai tidak
lebih dari 10 cm dari tepi bagian kerusakan. Sebelum lapisan coating
dilebarkan, permukaan pipa harus dijaga tetap bersih, kering dan bebas dari
karat, minyak, gemuk dan bahan-bahan lain yang dapat melekat pada
permukaan pipa.
b. Cat Anti Korosi
Zinc coating di atas harus diikuti dengan cat anti korosi bituminous coal
tar sesuai dengan ISO 8179. Ketebalan minimum adalah 70 mikron.

4) Lapisan Pelindung Bagian Dalam (Lining)


Lapisan pelindung yang digunakan adalah cement mortar lining dan diberi
semprotan furnace cement sesuai dengan ISO 4179-1985.
Perbaikan lapisan pelindung harus dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan
standar di atas. Biaya (bahan dan upah) yang diperlukan dibebankan pada
Kontraktor.

5) Material Anti Korosi


a) Umum
Semua material anti korosi harus digunakan sesuai petunjuk pabrik
dan/atau petunjuk Direksi.
b) Sambungan Mekanikal atau Sambungan Dengan Baut Mur dan Ring
Sambungan yang menggunakan baut, mur dan ring harus dilindungi terhadap
korosi dengan menggunakan material anti korosi yaitu komponen primer yang
diikuti dengan mastic dan kemudian dibungkus dengan petrolatum tape.
Lapisan akhir menggunakan sleeving polyethylene atau self adhesive PVC
tape.
c) Sambungan Ulir
Sambungan dari pipa besi atau baja harus dilindungi terhadap korosi dengan
menggunakan material anti korosi yaitu komponen mastic dengan bahan
dasar petrolatum dan dibungkus dengan self advesive PVC tape.
Semua pelindung dimulai minimum 10 cm sebelum sambungan dan berakhir
minimum 10 cm sesudah sambungan dengan menggunakan komponen mastic
dan diselubungi oleh tape dengan overlap minimum 50%. Pada awal dan
akhir dari selubung tape harus overlap 100%

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran Pengadaan Pipa HDPE Ø 6" dan Pek. Pengadaan Steel
Pipe Ø 14 mm kecuali ditentukan sebaliknya di sini, pengukuran untuk pembayaran
dari penyediaan dan pemasangan/pemancangan pipa harus dibuat dalam meter
panjang (m) Pipa yang secara aktual terpasang/terpancang sesuai dengan gambar
atau sebagaimana diarahkan Direksi Pekerjaan.
Pembayaran untuk pipa akan dibuat pada harga satuan yang sesuai dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan harus termasuk biaya pekerja, bahan, peralatan,
transportasi.
2. PEKERJAAN PENGECATAN

Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :


a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. NI-3 1970
c. NI-4 B.
Persyaratan Material
1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi,
dan aturan pakai.
3. Cat yang dipakai adalah dari setara Merk DULUX Standar ICI atau merk lain yang setara
dengannya baik dari segi harga dan kualitas.
4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat untuk disetujui oleh
PPK.
5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam masa pelaksanaan adalah seperti dalam tabel berikut
ini :

Merk
No. Konstruksi Type Spesfikasi Warna
Sekualitas
1. Cat Dasar Dulux Weathershield cat dasar Daya sebar
Dinding alkali resisting interior 7m2/liter waktu
pengeringan 1- 2
jam
Cat Dinding DUlux weathershield Daya sebar Ditentukan
powerflexx/Weathershi 13m2/liter;waktu kemudian
eld pengeringan 1- 2
jam

SPESIFIKASI TEKNIS PAVING BLOCK

A. UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini meliputi pemasangan paving block, terdiri dari urugan pasir,
pemadatan (tanah, pasir urug dan paving block), pemasangan paving block dan beton
pengunci (kanstin) yang digunakan sebagai pekerjaan utama untuk perbaikan dan
pengurugan jalan serta dengan kemiringan melintang yang benar sebagai permukaan
lapisan jalan yang baru.
Pekerjaan ini mencakup
 Pembersihan
 Hamparan pasir
 Pas. Kanstin beton 10 x 20 x 40 cm
 Pas. Paving Bordes Warna Tebal 6 cm K.225
 Rabatan
 Pemadatan
 Penyelesaian
2) Penertiban Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan paving block, yang tidak dimasukkan dalam Dokumen Kontrak pada
saat pelelangan akan ditertibkan oleh Direksi Pekerjaan setelah Kontraktor menyerahkan
hasil survey lapangan sesuai dengan Spesifikasi ini.

3) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :


SNI 03-0691-1996 : Bata Beton (Paving
Block) SNI 15-6699-2002 : Bata Paving
Keramik

4) Syarat Mutu
a) Sifat Tampak
Bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-
retakdan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah dirapihkan dengan
kekuatan jari tangan
b) Ukuran
Bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal minimum 60 mm dengan
toleransi 80%.

5) Toleransi ukuran
a) Paving block yang digunakan berbentuk persegi. Ketebalan paving block tidak boleh
kurang dari 6cmlebar 10,5 cm dan panjang 21 cm, kecuali dinyatakan lain secara tertulis.
b) Ketebalan uskup tidak boleh kurang dari 6 cm.
c) Ukuran kanstin tidak boleh kurang dari tinggi: 20 cm, lebar: 10 cm, panjang: 40
cm. Diujung masing-masing kanstin terdapat kait untuk mengikat supaya saat
terpasang tidak mudah terlepas.
d) Permukaan masing-masing pasangan paving block pada setiap pelapisan tidak
boleh berbeda dari permukaan normal.
e) Tebal urugan pasir urug 5 cm, dan ketebalan yang harus dipasang harus sampai
tingkat ketinggian yang diatur dilapangan serta sebagai mana yang diperintahkan
oleh Direksi Teknis. Tebal rata-rata yang ditetapkan berdasarkan pemeriksaan
visual yang diberikan sebagai perkiraan tebal rata-rata yang diperlukan.
f) Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3 m, variasi
permukaan urugan pasir tidak boleh melebihi 10mm pada setiap titik tingkat dan
ketinggian yang ditetapkan.

6) Kelengkapan Peralatan Kerja


Peralatan yang dibutuhkan harus sudahdisiapkan sebelum pemasangan paving block
dimulai, adapun alat-alat tersebutadalah sebagai berikut :
a) Mesin plat compactor (Stamper) dengan luas permukaan plat antara 0,35 - 0,50
m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 sampai 20 kN dengan frekwensi
getaran berkisar 75 sampai 100 Hzatau dapat digantikan dengan Baby Roller
kapasitas maksial 3 ton.
b) Alat pemotong Con bloc/ Con pave (cutter) .
c) Kayu yang diserut rata sebagai jidar untuk leveling screeding pasir alas.
d) Benang.
e) Alat handling berupa lori terbuat dari besi (seperti lori beras) yang
dibentukmenyiku untuk memudahkan pemindahanConbloc/ Conpave.
f) Pin stick (linggis) yang bagian ujungbawahnya dibuat runcing melebar
sebagaialat naating.
g) Excavator, digunakan untuk pekerjaan galian dan urugan (apabila diperlukan).

7) Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Contoh bahan yang akan digunakan untuk pemavingan harus diserahkan
sebagaimana yang di syaratkan dalam Spesifikasi ini untuk diperiksa dan
disetujui Direksi teknik sebelum pekerjaan dimulai.
b) Setelah selesainya pekerjaan pembersihan lahan dan pemadatan, Kontraktor
harus meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum paving block dipasang.

8) Jadwal Kerja
a) Kontraktor senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpa terjadinya
genangan air dengan menjadwalkan pembuatan selokan yang sedemikian rupa
agar drainase dapat berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan pemadatan dan
pemasangan paving block dimulai.
b) Pada tahap awal mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang
yang direncanakan. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta
perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan
sesudah tempat-tempat sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.

9) Kondisi Tempat Kerja


a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut-off wall) dan cofferdam. Pompa siap
pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin
bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain
dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air
bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan
sabun dan desinfektan yang memadai.

10) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a) Bilamana dianggap perlu maka survey profil memerlukan lama atau yang akan
dilaksanakan harus diulang untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti.
b) Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat
dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya Kontraktor untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya sendiri
sampai memuaskan Direksi Teknik tanpa ada biaya tambahan.
c) Pelaksanaan paving block yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan
diatas, harus diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan oleh direksi
pekerjaan.

Pekerjaan perbaikan dapat meliputi :


i. Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, bilamana diperlukan termasuk
penimbunan kembali dan dipadatkan terlebih dahulu pada pekerjaan baru
kemudian digali kembali hingga memenuhi garis yang ditentukan;
ii. Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan
terganggu atau rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan
oleh kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor harus mengganti dengan
biayanya sendiri setiap pekerjaan yang terganggu atau rusak. Kontraktor
tidak bertanggungjawab atas kerusakan yang timbul berasal dari alam
seperti angin topan atau pergeseran lapisan tanah yang tidak dapat
dihindarkan, asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan
dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis telah selesai.

d) Pekerjaan timbunan yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sesuai


dengan ketentuan :
i. Timbunan akhir yang tidak disetujui atau memenuhi toleransi permukaan
yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya
dan membuang ataumenambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan
dilanjutkan denganpembentukan kembali dan pemadatan kembali.
ii. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas
kadarairnya yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkanDireksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut,
dilanjutkandengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya
denganmenggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui.
iii. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam
batasbataskadar air yang disyaratkan atau seperti yangdiperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahantersebut dengan
penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulangulangdengan
selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah.Alternatif
lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai
denganmenggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi
Pekerjaan dapatmemerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari
pekerjaan dan digantidengan bahan kering yang lebih cocok.
iv. Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang
disyaratkandalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau
karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan
sifat-sifat bahan dankerataan permukaan masih memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini.
v. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-
sifatbahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh
DireksiPekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan
yang diikutidengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau
pembuangan danpenggantian bahan.
vi. Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau
menjadi lembeksetelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan
diterima oleh Direksi

Pekerjaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam point 8).d).iii. dari


Spesifikasi ini.

11) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima


Tanpa mengurangi kwajiban kontraktor untuk meleksanakan perbaikan terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan di
atas, kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua
pekerjaan paving block yang telah selesai dan diterima baik dilapisi maupun tidak
selama periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan
rutin yang diperlukan harus dimulai pada saat lapangandiserahkan kepada
Kontraktor, dan harus dilanjutkan sampai berakhirnya PeriodeKontrak.

12) Utilitas bawah Tanah


a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus
(sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibathujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan
pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas
pada setiap saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi
pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi
Pekerjaan.
d) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian perkerasan
beraspal harus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari yang sama
sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas.

13) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian


a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-
batas dan lingkup proyek bilamana memungkinkan harus digunakan secara
efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat),
sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif
yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di
atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement)
yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan
permanen.
c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian
yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan
timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor di luar Daerah Milik Jalan
(DMJ) seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
d) Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian,
juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir dengan
jarak tidak melebihi yang disyaratkan dan perolehan ijin dari pemilik atau
penyewa tanah dimana pembuangan akhir tersebut akan dilakukan.

14) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara


a) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur sementara
seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus
dibongkar oleh Kontraktor setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya
selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu
atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.

b) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi


milik
Kontraktor atau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar menurut Mata
Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat dalam Daftar Penawaran.
c) Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam
saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.
d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi
dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

B. BAHAN DAN JAMINAN MUTU

1) Paving Block
Mutu paving block natural dan warna K.225

2) Timbunan
Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan,
penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu yang ditentukan.

3) Urugan Pasir
Urugan pasir dengan bahan terpilih untuk pelapisan paving block yang digunakan
sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian bawah pelapisan pasangan paving block
dari pasir atau bahan berbutir kasar bergradasi baik yang disetujui Direksi teknis
dengan ukuran batu maksimal 20 mm.

4) Bahan Filter
Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filter
ataupun lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu harus keras, awet, bahan
berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan dengan disetujui
Direksi Teknik.

5) Beton Pengunci
Menggunakan Kanstin dengan mutu beton K225.

C. PELAKSANAAN
1) Penetapan Titik Pengukuran
Lokasi, panjang, arah dan kelandaian yang ditentukan untuk semua pemasangan
paving yang akan dibentuk lagi atau digali atau yang dilapisi, harus ditandai dengan
cermat oleh Kontraktor sesuai dengan gambar atau detail pelaksanaan yang
diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Pelaksanaan Pekerjaan paving Block


a) Persiapan lapangan berupa pembersihan lokasi dari segala kotoran dan
tumbuhan, penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan
sebagaimana yang diperlukan sehingga memenuhi profil yang ditujukkan pada
gambar yang disetujui atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
b) Peninggian badan jalan dengan menggunakan bahan sirtu atau tanah urug,
sehingga mencapai peil yang ditentukan. Urugan harus disiram terlebih dahulu
kemudian dipadatkan menggunakan stamper atau baby roller sehingga
kepadatan benar-benar rata.
c) Setelah formasi lahan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
pelapisan beton tepi sebagai siring (beton pengunci) block jalan dengan mortar
harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan (apabila disyaratkan).

d) Diatas permukaan pasir yang dipadatkan, disusun paving block dengan dipasang
rapat satu sama lain dengan susunan motif anyaman tikar (zig-zag), dan sebagai
pengikat antara paving block dengan beton pengunci diisi dengan pasir halus
(urug) sambil disiram air sampai rapat, dan bagian sisi luar beton pengunci diberi
penahan dari tanah dan disesuaikan dengan keadaan lokasi.
e) Pemasangan paving harus dimulai dari satu titik / garis (starting point) di
atas lapisan pasir alas.
f) Pemasangan paving harus segera dilakukan menyusul setelahpenggelaran pasir
alas. Hindari terjadinya kontak langsung antarablock dengan membuat jarak
celah/naatdengan spasi 2-3 mm untuk pengisianjoint filler.
g) Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor yang
mempunyai plate area 0,35 sampai 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar I 6-
20 kN dan getaran dengan frekwensi 75- 100 Hz.
h) Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan
pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan adalah 1 meter di
belakang akhir pasangan.
i) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang
mungkin terjadi dilokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

D. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Galian
Bila terdapat pekerjaan penggalian yang diperlukan di lapangan, pengukuran untuk
pembayaran dalam meter kubik sebagai volume actual bahan yang dipindahkan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk penentuan pile
(elevasi) atau pembentukan profil yang benar seperti yang ditunjujakn dalam gambar
atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian yang melebihi dari yang
ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak
boleh diukur untuk pembayaran.

2) Pengukuran dan PembayaranTimbunan


Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan paving block harus diukur dan dibayar
sebagai Timbunan.

3) Pengukuran dan Pembayaran Beton Pengunci


Beton pengunci untuk paving block akan diukur dan dibayar sebagai cor beton dan
dibayar dalam meter lari, sesuai mutu beton pengunci yang terpasang di lapangan.

4) Pengukuran dan Pembayaran Paving Block


Paving block harus diukur untuk pembayaran dalam meter persegi sebagai volume
aktual luasan jalan yang akan di paving.
Besar pembayaran disesuaikan dengan mutu paving bock yang terpasang di
lapangan, yang tiap 56 m2 nya diwakili dengan 1 (satu) sampel yang diambil dan
mutunya diuji oleh laboratorium independen.
5) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian dan timbunan (jika diperlukan), beton pengunci dan paving Block,
ditentukan seperti yang disyaratkan diatas akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak
per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja,
perkakas dan peralatan, dan semua pekerjaan lain atau biaya lainnya yang
diperlukan atau biasanya diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
E. CARA PENGAMBILAN CONTOH (SAMPEL).
1) Pengambilan Contoh
Contoh harus terdiri dari satuanyang utuh. Pengambilan harus dilakukan oleh direksi
terhadap paving yang sudah terpasang. Contoh harus mencerminkanjumlah seluruh satuan
dari kelompok dan diambil secara acak. Contoh diambildari beberapatempatdi
dalamkelompoknyadan di dalam semuakeadaan.

2) Jumlah Contoh
Untuk partai sampai dengan 500.000 buah bata beton, dari setiap kelompok 50.000 buah
diambil contoh rata-rata sebanyak 20 buah (atau dalam setiap 56 m2 diambil contoh
sebanyak 1 buah paving). Untuk partai lebih dari 500.000 buah, dari setiap kelompok
100.000 buah diambil contoh sebanyak 5 buah (atau dalam setiap 454 m2 diambil contok
sebanyak 1 buah paving).

3) Proses Pengujian
Benda uji kemudian dibawa ke Laboratorium independen untuk dilakukan uji kuat tekan
mutu K350, atas persetujuan direksi. Pengujian dilakukan dengan syarat umur beton telah
mencapai 28 hari.

Pekerjaan Acian
a. Pekerjaan acian harus dilakukan dengan semen tanpa campuran material lain dengan
ditambahkan air, yang takaran atau campuran adukan harus sesuai dengan anjuran
direksi.
b. Dalam pengacian permukaan plasteran haruslah bersih dan rata.
c. Bila pelasteran ditemukan tidak/belum rata maka haruslah melakukan perataan
terhadap permukaan plasteran.
d. Tebal acian harus tidak kurang dari 3 mm

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Acian harus dibuat dalam meter kuadrat (m2), yang
dihitung dari garis ukuran permukaan pasangan yang diaci sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar.
Pembayaran pekerjaan Acian akan dibuat menggunakan harga satuan yang sesuai pada Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang
dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, pengeringan dan pekerjaan sementara lainnya
(kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan plesteran, termasuk semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan
pekerjaan

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN ROSTER


Spesifikasi Bahan/Material
Pagar Dinding roster biasanya dapat kita lihat di rumah-rumah tropis zaman dulu. Biasanya dinding
roster diletakkan di atas pintu atau jendela. Bentuk dari Pagar roster juga bermacam-macam, seperti
kotak, persegi, segi enam, dan sebagainya.
Fungsi utama dari roster adalah sebagai lubang dinding untuk menciptakan sistem sirkulasi udara yang
lebih maksimalkan keindahan pagar. Seiring berjalannya waktu, fungsi roster kini kian berkembang.
Selain sebagai lubang angin, roster bisa digunakan untuk mempercantik rumah agar tampilan ruang
lebih menarik dan juga sebagai pengganti pagar. Oleh sebab itu, biasanya roster dibuat dengan
desain secantik mungkin. Roster dibuat dari berbagai macam bahan, seperti beton, semen dan pasir
yang dipadatkan, keramik, batako, dan tanah liat. Roster yang terbuat dari batako memiliki kualitas
yang lebih bagus dan kuat, tetapi jika dilihat dari tampilannya, kurang menarik dibandingkan dengan
roster dari tanah liat. Namun, harganya memang lebih murah dan irit. Untuk roster tanah liat,
tampilannya lebih cantik, tetapi kurang begitu kuat dibandingkan dengan roster batako.
Motif roster juga kini semakin beragam, seperti motif kotak, motif bulat, dan motif bunga; tinggal
dipilih sesuai selera saja. Motif yang menarik membuat roster dapat dijadikan sebagai ornament
artistik pada rumah. Pada umumnya, roster memiliki ukuran 20 cm x 20 cm dengan bobot yang relatif
berat yaitu 4,5 kg.
Walaupun terlihat berat, roster tetap dapat ditumpuk dengan aman. Agar tampilannya lebih
menarik, dapat disusun secara selang-seling dan direkatkan menggunakan semen. Selain perekat
semen, roster hanya perlu dikuatkan menggunakan tambahan pelat besi. Pelat besi setebal 4 mm
dapat disekrup pada bagian atas roster. Fungsinya adalah untuk membuat roster bertambah kaku
dan tidak mudah roboh apabila terdorong angin atau tersenggol. Konstruksi roster biasanya tidak
menggunakan tiang maupun balok. Pagar roster hanya bertumpu pada sloof yang mengikat pondasi
di dalam tanah. Sloof yang bertanggung jawab untuk menerima dan menyalurkan beban roster ke
pondasi.
Pemasangan roster
 Untuk memasang roster diperlukan sedikit pengetahuan khusus. Berikut adalah beberapa tips
dan trik untuk memasang dan mendesain ruangan dengan aksesoris roster:
 Pastikan dinding yang akan dipasang roster mendukung dari segi estetika keindahan
 Untuk memasang roster pada rumah tentunya harus tetap memperhatikan estetika
keindahan serta keharmonisan di dalam pemasangannya. Jadi, perlu dipastikan ruangan yang
akan dipasang roster akan menambah keindahannya, bukan malah sebaliknya.
 Pilih ukuran besar kecilnya roster sesuai dengan kebutuhan ruangan
 Setiap ukuran roster memiliki fungsi dan perannya masing-masing untuk estetika keindahan
ruangan. Pastikan untuk membuat harmonisasi di dalam pemasangan roster untuk ruangan.
 Bedakan ukuran penggunaan roster untuk desain interior dan eksterior rumah
 Roster yang dipasang untuk keindahan luar ruangan biasanya bertekstur kasar dan semi halus.
 Sedangkan untuk keindahan pemasangan rooster di dalam ruangan idealnya menggunakan
roster dengan motif tekstur yang halus.
 Finishing rooster motif menggunakan bahan coating anti jamur

Pengukuran untuk pembayaran Pengadaan dan Pemasangan Roster harus dibuat dalam meter
kuadrat (m2), yang dihitung dari garis ukuran permukaan pasangan yang diaci sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Roster akan dibuat menggunakan harga
satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah
termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, pengeringan dan
pekerjaan sementara lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), yang dibutuhkan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan plesteran, termasuk semua keperluan insidentil
untuk menyelesaikan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai