Anda di halaman 1dari 51

SPESIFIKASI TEKNIK

KEGIATAN PEMBANGUNAN EMBUNG DAN


BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA

Untuk Paket Pekerjaan


P EM B AN G UN A N EM B UN G P E RID A N
Rehabilitasi Embung Nafinoen
Pembangunan Embung Oelangga
Pembangunan Embung Kimadale

KELOMPOK KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN


BIDANG SUMBER DAYA AIR
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR
T. A. 2 0 21
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

Keterangan :

Spesifikasi disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,


dengan ketentuan :
1. Spesifikasi Tidak mengarah kepada Merk/Produk tertentu, dengan
prioritas mengutamakan produksi dalam negeri;
2. Spesifikasi Teknis ini menggunakan Acuan :
a. Kriteria Pengawasan/KP Bagian 1 s/d 9 yang disusun oleh
Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum
tanggal 01 Desember 1986,
b. Pedoman-pedoman Teknis yang disusun oleh Direktorat Jenderal
SDA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/PRT/M/2016
tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum.
3. Spesifikasi teknis yang ada dalam pasal-pasal di dalam dokumen ini
adalah secara umum sehingga tiap paket pekerjaan tinggal
menyesuaikannya dengan jenis pekerjaan yang ada dalam daftar
kuantitas dan harga.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

BAGIAN I
UMUM

I.1. UMUM
Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik Pekerjaan dari tuntutan atas Hak paten, lisensi serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Penyedia
Jasa untuk dan selama pelaksanaan Pekerjaan. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak,
spesifikasi harus mensyaratkan bahwa, semua barang dan bahan yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan.
Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar
satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

I.2. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup spesifikasi terdiri dari Pekerjaan Persiapan Pembangunan Embung dan
bangunan pelengkap lainnya untuk paket pekerjaan PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN.
• Pembangunan Jaringan Irigasi Mbeimbian di Desa Oehandi, Kec. Rote Barat Daya.
• Pembangunan Jaringan Irigasi Modooen di Desa Oehandi, Kec. Rote Barat Daya.

I.3. PEKERJAAN PERSIAPAN


Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang kontrak Item pekerjaannya
termasuk/dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini yang perlu dilaksanakan baik sebelum,
selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya pekerjaan detail disajikan berikut ini.

I.3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia Jasa harus sudah bisa memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan
peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai. Mata
pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi dan demobilisasi adalah
Lumpsum.

I.3.2. Pembuatan Jalan Sementara dan Pemeliharaan Jalan Desa


Penyedia Jasa diperbolehkan membuat jalan kerja ke dan melalui daerah yang
menggunakan jalan-jalan setempat yang sudah ada yang berhubungan dengan Jalan
Raya yang berdekatan dengan daerah proyek dimana segala resiko yang mungkin
akan timbul karena adanya jalan kerja tersebut termasuk pembuatan dan
pemeliharaannya sudah merupakan resiko bagi Penyedia Jasa untuk melakukan
perbaikan dan pemeliharaannya selama pelaksanaan kontrak dan tidak ada mata
pembayaran dan pembayaran tambahan karena pembuatan dan pemeliharaan jalan
kerja sudah menjadi bagian dari kebutuhan Penyedia Jasa dan sudah harus
diperhitungkan dalam harga satuan kontrak pekerjaan yang dikontrakkan. Bila
Jalan kerja yang dipakai Penyedia Jasa merupakan jalan-jalan yang sudah ada terlebih
dahulu harus mendapat izin penggunaan dari aparat/pemilik jalan tersebut.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah angkutan umum. Penyedia
Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada dan memperkuat jembatan
beton bila ada sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya dan harus direncana sedemikian rupa, sehingga
tidak mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu
pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Badan Swasta
bila diperlukan. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang ada atas
bebannya sendiri dan biaya yang mungkin akan timbul akibat pekerjaan tersebut
sudah termasuk dalam harga penawaran dalam Harga Kontrak pekerjaan yang
dikontrakkan.
Penggunaan tanah tersebut sepengetahuan pemberi Tugas, dalam hal ini Penyedia
Jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi jauh sebelumnya,
sehingga rencana kompensasi tanah jika ada dapat dilakukan dan segala resikonya
sudah diperhitungkan oleh Penyedia Jasa.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 3
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

Tidak ada mata pembayaran dan pembayaran tambahan berkenaan dengan


kebutuhan jalan kerja tersebut dimana Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab
terhadap segala resiko yang mungkin akan timbul termasuk pemeliharaan jalan
kerja atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan
pekerjaan.

I.3.3. Survey Pengukuran dan Penggambaran


Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk saluran,
bangunan air dan pekerjaan lainnya harus berdasarkan data ketinggian dan posisi
yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa harus
melaksanakan serangkaian kegiatan survey dan pengukuran berikut
penggambarannya untuk mendapat persetujuan dari pihak Direksi sebelum
melaksanaakan semua kegiatannya.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah:

I.3.3.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap


a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah
gambar-gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila
ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
b. Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih
detail untuk pekerjaan tetap dan dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memanjang dari konstruksi beton, pasangan batu,
pengaturan batang pembesian termasuk rencana konstruksi,
pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu,
tempat dan ukuran yang tepat.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar- gambar
lengkap di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi
adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-
gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa
atas kebenaran gambar tersebut.
Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan survey dan
penggambaran adalah Lumpsum .

I.3.3.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara


a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci,
dan diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan
pekerjaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam
Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan
sementara seperti pengalihan aliran (kistdam) dan sebagainya.
Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai
dalam Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada
Direksi sebanyak 1 (satu) rangkap.
b. Gambar–gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan
oleh Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara
yang berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat
persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan
survey dan penggambaran yang dikontrakkan.

I.3.3.3. Gambar-Gambar Purnalaksana / As Built Drawing


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set
gambar konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-
tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah


dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan
oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan
hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat
harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja Gambar purna laksana
(As Built Drawing) harus dibuat di atas kertas berukuran A3 bila pekerjaan
telah diselesaikan 100 %.
Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah penandatanganan serah terima
ke I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar purna laksana
(As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan
ukuran minimal A3 , beserta 1 (satu) set copy blue print jika
penggambaran dengan cara manual dan soft copy apabila penggambaran
menggunakan program computer.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan
survey dan penggambaran yang dikontrakkan.

I.3.3.4. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai
dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran
dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) hari sebelum mulai
bekerja Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis
untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian
muka tanah tersebut. Dalam segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah,
Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah
yang diduduki, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi
yang disetujui oleh Direksi. Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu
mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4. Laporan Dan Dokumentasi

I.3.4.1. Program Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai
dengan Syarat-syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam
bentuk yaitu Bar-Chart.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan atau pada suatu waktu
yang ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (satu)
salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh
Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama
bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-
hal sebagai berikut :
i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang
dicapai pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan
kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 5
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

iii) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah
yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama
bulan laporan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (satu) rangkap Rencana Mingguan
yang sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk
Minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan
tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan
dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (satu) rangkap rencana kerja harian
secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap
hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup
pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.4. Rapat Bersama Untuk membicarakan Kemajuan Pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dengan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali
pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat
ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan
yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan
yang timbul agar dapat segera diperoleh solusinya untuk diselesaikan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
Penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.5. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan
dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan
foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal
dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan
setelah selesai dilaksanakan, dimana arah pengambilan melalui satu titik
yang sama. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto- foto
yang dibuat oleh ahli foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna
dan ditujukan sebagai laporan/ pencatatan tentang pelaksanaan yaitu
pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari pekerjaan
yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan
harus dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya
diusahakan adanya suatu tanda khusus (initial bangunan dan lokasinya)
untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah
yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang
kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto
berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
• Detail Kontrak
• Nama Bangunan atau Lokasi Embung/Bendung
• Tanggal Pengambilan
• Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi
dengan suatu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode
tersebut. Juga pada akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 6
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

diserahkan kepada Direksi dalam album- album. Foto-foto ditempelkan


dalam album secara beraturan menurut progres kemajuan pekerjaan dan
lokasinya masing- masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%,
50% dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman. Penyerahan
dilakukan dalam rangkap secukupnya dan akan menjadi milik Pemberi
Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada
siapapun.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.5. Peralatan dan Perlengkapan Proyek


Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi sebagai Pengguna Jasa maka
diperlukan peralatan dan perlengkapan serta kantor Direksi. Penyedia jasa
menyediakan fasilitas tersebut atas biaya Penyedia Jasa, dan tidak ada pembayaran
khusus untuk ini.

I.3.6. Lain-Lain
I.3.6.1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari
edisi/revisi terakhir atau standar internasional yang secara substantial
setara atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci
disini atau dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu
pekerjaan kelas utama. Direksi akan menetapkan apakah semua
atau sebagian yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam
pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan Direksi dalam
hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar
yang diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menjelaskan
secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan,
sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan
setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal
tersebut tidak dapat dielakkan dan dapat dipertanggung jawabkan.

I.3.6.2. Bahan dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan


a. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak, semua bahan dan perlengkapan yang merupakan
bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan standar yang
diberikan dalam
spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum. Bila Penyedia
Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa
harus segera memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi.

b. Perlengkapan konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan
konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang
cukup. Apabila Direksi memandang belum sesuai dengan kontrak,
maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi kekurangannya, dalam
penyediaan semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap
dengan spare partnya yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan lancar dan baik.

c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila
bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 7
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

pengganti dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan


dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.

d. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak pada salah
satu atau lebih tepat ditentukan Direksi.
• Tempat produksi dan pembuatan
• Tempat pengapalan
• Lapangan / Lokasi Proyek.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang
dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak mengurangi
tanggung jawab Penyedia Jasa untuk menyediakan perlengkapan dan
bahan sesuai dengan Spesifikasi.

e. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi
yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk
mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan kontrak
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat
Perintah Kerja. Persetujuan dari spesifikasi, brosur dan data
bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.

I.3.6.3. Pengukuran Untuk Pembayaran


Penyedia Jasa bersama-sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-
out dan dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti
kemajuan pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran. Setting
out/pengukuran harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus,
penyangga, cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan
setting out dan pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi.
Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas
merupakan beban Penyedia Jasa karena tidak ada mata pembayaran dan
atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan
segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.4. Pekerjaan Sementara


a. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan,
spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan
sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari
pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan, pertama-tama diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur
dalam Spesifikasi Umum. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah
lapangan/kerja seperti ditunjukkan pada gambar kerja, semua biaya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk
pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh
Penyedia Jasa dan semua biaya yang mungkin timbul sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan yang
dikontrakkan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa
terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak.
Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi
keterlambatan dan akan mendapat sanksi sesuai dengan peraturan
yang diberlakukan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 8
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar kerja yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas
dari biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin
melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah seperti pada gambar
kerja atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya
membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang
sudah diijinkan/disediakan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui
Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan lahan
dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki.
Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus
dikembalikan ke keadaan setidaknya seperti semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas
untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil
galian baik milik Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia Jasa
mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena
kerusakan tersebut akibat kelalaian Penyedia Jasa dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

c. Pengalihan Sementara
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang
ada baik permanen atau semi permanen selama pelaksanaan
pekerjaan. Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan
pekerjaan pengalihan aliran sementara pada saluran irigasi yang ada
sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang
berhubungan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan
sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Setelah rencana
itu disetujui/diubah atas petunjuk Direksi pelaksanaan pekerjaan
pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara hanya untuk
pekerjaan Bendung dan supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan
sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi yang akan
dimasukkan kedalam butir/ mata pembayaran pekerjaan Dewatering
adalah Lump Sump (Ls) seperti yang telah termasuk dalam kontrak
pekerjaan atau jika ditentukan lain oleh Direksi.
Sedangkan pengalihan sementara atau kistdam-kistdam pada
pekerjaan jaringan/ saluran irigasi dan pembuang tidak ada mata
pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.5. Kantor Penyedia Jasa, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh, Dsb.


Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan
memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan dan
menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh Penyedia Jasa untuk
mengembalikan lokasi bangunan-bangunan sementara setidaknya seperti
semula sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dan
kenyamanan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja
dan bangunan sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan
pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus
dilengkapi dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang,
penerangan jalan, air bersih, MCK, gang, tempat parkir, pemagaran,
kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan
pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan
penerangan yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan
stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya di daerah kerja.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 9
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga


penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.6. Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan.


Pembuangan genangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan
seperti kisdam, saluran, drainase dari genangan atau bangunan sementara
yang lain. Pada saat pembuangan air dilaksanakan. Penyedia Jasa harus
memasang, mengerjakan, mengoperasikan dan memelihara semua pipa,
pompa dan peralatanlain yang diperlukan untuk membuang air
bermacam- macam pekerjaan dan untuk memelihara dasar pondasi serta
bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi
sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
memperbaiki kerusakan akibat banjir/luapan air atau kegagalan
pembuangan air atau pekerjaan pangamanan atas biaya Penyedia Jasa.
Semua sistim pengeringan sementara seperti kisdam, tanggul- tanggul
atau pembuangan air sementara yang lain harus segera dibongkar atau
diratakan pada saat pekerjaan telah selesai atau jika ditentukan lain
sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran pekerjaan
saluran dan bangunan- bangunan yang berhubungan dengan
pembuangan atau parit alam, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Cara
pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi, kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau
diijinkan oleh Direksi untuk pekerjaan pembuangan air tidak akan
mengganggu jalanannya air yang dibutuhkan untuk pengairan yang
ada baik permanen atau semi permanen selama masih diperlukan.
Apabila peleksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air
tersebut supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua
pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering. Apabila
diadakan pengeringan saluran
irigasi yang ada maka Penyedia Jasa harus mengajukan jadual waktu dan
periode pengeringan kepada Direksi untuk dibahas dengan Instansi
terkait/ketua masyarakat sehingga mendapatkan persetujuan bersama dari
pihak-pihak yang berwenang. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menutup
aliran air sebelum ada jadual pengeringan yang telah disetujui bersama.
Tidak ada mata pembayaran / pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.7. Hari Kerja dan Jam Kerja


a. Hari kerja adalah hari kalender, Bulan adalah bulan kalender
b. Dayworks adalah berbagai input pekerjaan yang
pembayarannya tergantung kepada waktu untuk kegiatan Penyedia
Jasa yang inputnya tergantung pada peralatan dan tenaga kerja, sebagai
tambahan terhadap pembayaran yang terkait pada material dan bahan.
c. Hari-hari libur
Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, Penyedia Jasa
harus menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara
keagamaan atau lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional
oleh Menteri Agama dan yang ditentukan oleh Pemerintah setempat.
Penyedia Jasa harus membuat pengaturan khusus dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan bila terjadi keadaan yang mendesak, sehingga
rencana kerja mengharuskan pekerjaan berlangsung terus selama
perayaan atau hari libur tersebut.
d. Pekerjaan malam hari atau hari Minggu
Pekerjaan permanen tidak diperbolehkan dilakukan pada malam
hari, pada hari Minggu, atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari
Direksi Pekerjaan, kecuali:
i) Pekerjaan itu tidak dapat dihindari
ii) Mutlak perlu demi keamanan jiwa atau harta benda atau demi
keamanan pekerjaan

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 10
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

iii) Apabila ada ketentuan-ketentuan yang sebaliknya,


tercantum dalam Kontrak, atau
iv) Sebagaimana yang selanjutnya ditetapkan disini.

Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus dengan segera memberitahu


Direksi Pekerjaan, dengan ketentuan bahwa Pasal ini tidak berlaku
untuk pekerjaan yang menurut kebiasaan dilakukan secara bergilir
atau dengan penggiliran ganda.

I.3.9.12. Gangguan dan Keadaan Darurat


a. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi sewaktu-waktu berwenang
untuk memerintahkan secara tertulis :
i) Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi tidak
sesuai dengan pekerjaan/ Kontrak,
ii) Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai,
iii) Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian
dari padanya, yang bahan atau mutu pekerjaannya menurut
pendapat Direksi Pekerjaan tidak sesuai dengan Kontrak,
meskipun sebelumnya telah dilakukan pengujian, atau telah
dilakukan pembayaran angsuran, untuk pekerjaan atau bagian
pekerjaan tersebut. Apabila dalam pengujian akhir membuktikan
atau menunjukkan adanya kesalahan
b. Dalam hal terjadi kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan
hal tersebut diatas, maka Pengguna Jasa berhak mempekerjakan
orang lain untuk melaksanakan perintah tersebut. Semua
pengeluaran sebagai konsekuensinya atau pertabahan biayanya harus
ditanggung oleh Penyedia Jasa, dan Pemilik dapat menahan
pembayaran uang yang menjadi hak Penyedia Jasa, sampai Penyedia
Jasa membayar pengeluaran tersebut.
c. Perbaikan Mendesak
Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa
lain yang timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari
pekerjaan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa
Pemeliharaan, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, segera
diperlukan penanggulangan, atau pembuatan pekerjaan lain atau
perbaikan yang mendesak untuk pengamanan, dan Penyedia Jasa tidak
sanggup atau tidak bersedia dengan segera melaksanakan pekerjaan
atau perbaikan tersebut, Pengguna Jasa dapat mempekerjakan atau
membayar pihak ketiga atau pekerja-pekerjanya sendiri.
Apabila pekerjaan atau perbaikan itu seharusnya dilakukan oleh
Penyedia Jasa dengan biaya Penyedia Jasa sendiri sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak, maka semua biaya dan ongkos yang wajar
sebagaimana dikeluarkan oleh Pengguna Jasa dalam melakukan
perbaikan tersebut, jika diminta, harus dibayar kembali oleh Penyedia
Jasa kepada Pengguna Jasa, atau dapat dipotong oleh Pemilik dari uang
yang merupakan hak atau menjadi hak Penyedia Jasa. Dengan
ketentuan bahwa Direksi Pekerjaan segera setelah terjadinya keadaan
mendesak tersebut, dalam kesempatan pertama memberitahukan
perihal tersebut secara tertulis kepada Penyedia Jasa.

I.3.9.13. Lain-Lain
Pekerjaan dibawah ini merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban
Penyedia Jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :
a. Papan Tanda Proyek
i) Penyedia Jasa harus membuat, memasang dan memelihara
minimal 1 (satu) papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus
menunjukkan dan memuat nama Pemilik Pekerjaan/Proyek dan
nama Penyedia Jasanya, judul nama proyek disertai perkiraan
jumlah hari pelaksanaan.
ii) Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi/Engineer
Konsultan dalam jangka waktu sebelum mulai pelaksanaan
pekerjaan. Jika pekerjaan telah selesai dan telah
diserahterimakan, maka papan nama proyek harus dicabut oleh
Penyedia Jasa.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 11
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

b. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas
yang wajar.
c. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi
tidak termasuk dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit price)
dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities), maka harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa. Pembayaran pekerjaan hanya akan diberikan
kepada jenis pekerjaan yang tercantum di dalam mata pembayaran
seperti disebutkan didalam daftar harga satuan pekerjaan yang
tercantum di dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities) pekerjaan
yang dikontrakkan.
d. Kontrol kualitas.
Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton
yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang
mempunyai kualitas yang baik. Untuk keperluan ini maka harus
dilaksanakan pengujian-pengujian. Tidak ada mata pembayaran dan
atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan
segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 12
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

BAGIAN II
PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA

1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian
mutu serta pengukuran dan pembayaran. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan
konstruksi yang terdiri dari pekerjaan persiapan umum dan khusus, pekerjaan konstruksi umum
dan khusus pada rehabilitasi bendung/embung serta pekerjaan lain-lain. Spesifikasi teknis ini
melingkupi paket pekerjaan Rehabilitasi Bendung Danotalu.

2. ACUAN NORMATIF
Rancangan Pedoman Teknis :
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 4, Pekerjaan Beton dan Bekisting.
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan
Bronjong, dan Adukan Semen.
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 7, Pekerjaan Dewatering
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain

3. ISTILAH DAN DEFINISI


1) Construction Joint adalah hubungan/sambungan permukaan antara konstruksi beton baru
dengan beton lama/yang telah ada sehingga merupakan suatu kesatuan yang rigid
2) Contraction joint adalah hubungan/sambungan permukaan antara konstruksi beton baru
dengan beton lama/yang telah ada, namun satu sama lain merupakan konstruksi yang saling
terpisah sehingga biasaya untuk mencegah adanya rembesan atau perbedaan penurunan
perlu dilengkapi dengan dowel Bar atau injeksi semen.
3) Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk membimbing
dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana
4) Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi teknik,
gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri krib yang akan dibuat
5) Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan yang sudah dilaksanakan apabila terjadi
perubahan dimensi dari perencanaan
6) Intake adalah bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, guna
mengatur pemasukan air ke saluran irigasi
7) Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk
pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan
perencanaan teknik
8) Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 5
kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 13
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan
spesifikasi teknik konstruksi bangunan bendung/embung harus memuat :

4.1. Program Pelaksanaan


1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang termasuk
dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar dan
Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih terperinci.
2) Empat belas (14) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal pelaksanaan
semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan berdasarkan
Kontrak. Jadwal Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang
diperlukan, tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat,
lama pelaksanaan dan sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan
yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia Jasa
pada setiap jangka waktu 1 (satu) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Jadwal
Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan,
dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.

4.2. Aspek–aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan

1) Aspek Keselamatan Kerja


Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh
pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk
setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan
setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasiyang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan
pekerjaan.Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan,
serahterima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai
dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang
digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas
pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila
peralatanperalatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 14
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

5) Aspek Sosial dan Budaya


Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan
budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.

4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan


1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan, bronjong
dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek akan memberi
petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan timbunan dan
material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi terkait
dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.

4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)


Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air tergenang.
Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu melakukan
pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air tersebut dari
lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan sementara harus dibongkar
bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan mengacu
Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-7, Pekerjaan Dewatering

4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan


Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang
sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan–pekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-
xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-
9, Pekerjaan Lain-lain

4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa

1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau Standar
yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan atau material
yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus memberi tahu dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan suku
cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan sesuai
dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas :
i. Tempat produksi atau pabrik
ii. Pengangkutan
iii. Lokasi Proyek

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 15
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi peralatan
dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan pemeriksaan.
Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal tidak berarti
melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan peralatan dan
material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
5) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan urutan
pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal Pelaksanaan
tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan
kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di lapangan.
6) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya sesuai dengan Kontrak.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknik
konstruksi bangunan bendung/embung harus memuat :

5.1. Pekerjaan Persiapan Umum


Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
1) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Laboratorium dan Peralatan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
a) Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan
b) Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah.
4) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail
termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari setelah SPMK diterbitkan.
5) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
6) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal staf
Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu dilokasi
pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
7) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 16
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya.

5.2. Pekerjaan Persiapan Khusus


Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi bendung/embung meliputi :
1) Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Kegiatan pengukuran meliputi pemasangan benchmark dan pelaksanaan pekerjaan
pengukuran itu sendiri. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran mengacu dan berpedoman
pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi
dan Pemetaan.
2) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain.

5.3. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Utama dan Penunjang Bendung/Embung


Pelaksanaan kegiatan konstruksi bangunan utama dan penunjang bendung/embung terdiri
dari pekerjaaan :

1) PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung meliputi :
pembersihan; galian; timbunan dan timbunan kembali. Pelaksanaan pekerjaan tanah
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-1, Pekerjaan Tanah.

a) Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan


pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan
dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih kembali
seperti sebelumnya. Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan
semak belukar, dimana lokasi tersebut akan dipakai untuk bangunan-bangunan
permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan saluran-saluran. Sedangkan bidang
lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak diperhitungkan dalam
pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah dihitung
berdasarkan luasan.

b) Kupasan / Stripping
1) Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan
dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai
kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow
area yang disetujui, semua lokasi yang tercantum pada Gambar dan seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
2) Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material
yang tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua bahan
organik seperti rumput, tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk
didalam pembersihan medan. Kedalaman minimum pekerjaan kupasan adalah
0,20 meter.
3) Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah
hasil kupasan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

c) Penggalian Pada Bangunan


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan
dengan baik, dapat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup
ruangan untuk pembuatan acuan, pengecoran beton, memasang pasangan batu dan
melaksanakan timbunan, termasuk pemadatan dan kegiatan pekerjaan lainnya.

1) Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan
(dewatering) dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana
kerja lengkap yang memuat metode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan
waktu pengeringan dan dimintakan persetujuan Direksi paling lambat 5 hari
sebelum pelaksanaan pembangunan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian
bebas dari air selama masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan
pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 17
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian


bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan
cara yang dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menjamin setiap
waktu adanya peralatan yang baik dan cukup dilapangan guna menghindari
terputusnya pekerjaan pengeringan.

2) Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian,
termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna
mendapat persetujuan Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 5 hari
sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

3) Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak
diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan
tanah
yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut
suatu
tambahan pekerjaan.

4) Perapihan Permukaan Galian


Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain
yang disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari
bangunan atau timbunan ang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa
berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang
dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka
Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas
biaya Penyedia Jasa. Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu
atau isian dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan
dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau
diperintahkan oleh Direksi. Hal inidilakukan setelah pembersihan semua
lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.

d) Pekerjaan galian dengan menggunakan alat berat

1) Di Lokasi Embung/Bendung dan Saluran


a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok
pembantu dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang
berdekatan.
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan
dengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung
berdasarkan kapasitas alat dan waktu yang tersedia .
c. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah
disiapkan (jumlah kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan
kapasitas Excavator), dan kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan.
Usahakan posisi Dump Truck sedemikian rupa sehingga swing dari
Excavator bersudut kecil.
d. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian
finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-
patok bantuan yang selalu terjaga.
e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya
dengan kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang
mahir, dapat langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang
finishing.
f. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di bawah,
sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena dapat
berfungsi sebagai saluran drainase.

2) Di Lokasi Quarry
a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka tanah dikupas dan
di stock dengan Bulldozer .
b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal/plastik .

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 18
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

c. Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan
Wheel Loader untuk diangkut ke tempat pekerjaan timbunan
d. Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya berupa : bulldozer dan
loader dan Excavator.

e) Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai


1) Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan
dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui
oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Direksi. Penyedia Jasa
harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi
dan tinggi maksimum 3.00 m.
2) Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan
jalan masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari
pekerjaan galian di bendung/embung, mata air dan pompa akan dibuang pada
lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan
tingginya penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa
galian dari pekerjaan jaringan irigasi bisa dibuang disekitar lokasi asalkan
tidak mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng dan material
tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan
pendangkalan dan penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak
memungkinkan maka material sisa tersebut harus dibuang kesuatu tempat
diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus
mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik tanah.
3) Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan
akan diangkut untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah
ditentukan seperti yang disetujui oleh Direksi. Sebagian material yang layak
pakai akan dtempatkan sementara di lokasi memenuhi syarat yang akan
dipergunakan nantinya atau langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan
untuk konstruksi permanen seperti ditentukan oleh Direksi.
4) Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat jadwal rincian rencana kerja dari
pekerjaan tanah seperti lokasi dan program galian dari saluran dan
penggunaan material galian untuk pekerjaan timbunan. Bila diminta seperti
ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan harus di ratakan, untuk
menghindari dari erosi akibat hujan.
5) Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk
kenyamanan dari Penyedia Jasa sendiri adalah merupakan tanggung jawab
dan atas biaya dari Penyedia Jasa serta harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi.
6) Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak sepuluh
(10) hari untuk mendapatkan persetujuan berkenaan dengan pembuangan
material di tempat lain selain dari lokasi yang telah disetujui dan untuk
perlindungan material dari erosi.
7) Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke tempat pembuangan dan
untuk perawatan dari lokasi pembuangan yang ditentukan disini harus sudah
terangkum dalam harga satuan per meter kubik untuk pekerjaan galian.

f) Pelaksanaan Penimbunan
1) Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan
dan dikupas atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam
gambar. Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum
pekerjaan timbunan untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus
dibuat alur-alur terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak antara alur lebih
kurang 1.00 meter.
2) Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman
yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0.15 m, dan kadar air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara
pengeringan alami atau pembasahan dengan alat semprot. Kalau pelaksanaan
pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan
kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan
dilanjutkan.
3) Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-
bekas yang terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan.
4) Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi
yang ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 19
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

5) Tanah timbunan untuk tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon,


akar, rumput, humus-humus dan unsur lain yang bisa membusuk.
6) Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan
sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi,
lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan
(freeboard), sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka
akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.
7) Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan
distribusi material yang baik sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan
dimana diperlukan untuk mencapai tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi
di area timbunan dimana material akan ditempatkan.
8) Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum
hamparan material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan
pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan
minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat
kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi
bisa meminta pada Penyedia Jasa untuk melasanakan pemadatan khusus di
tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan.
9) Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air
dan tidak boleh ada rembesan pada tanah timbunan yang dianggap
membahayakan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya
tanpa ada biaya penggantian. Ketika masing-masing lapisan material telah
dikondisikan untuk kadar air yang diperlukan, kepadatan kering lapangan
yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari kepadatan kering
maksimum laboratorium.
10) Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk
pemadatan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller dengan
berat lebih dari 9 (sembilan) ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui.
Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati alat pemadat kira-kira 6 (enam)
lintasan setiap lapis (sama dengan lebar kepadatan yang dibutuhkan,
bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator
roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment.
11) Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test)
timbunan dengan menggunakan peralatan yang akan digunakan Penyedia
Jasa di lapangan. Uji percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat
berita acaranya. Selanjutnya tes kepadatan dilakukan per 50 meter panjang
saluran per lapis timbunan.
12) Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal
material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan
dan tes kepadatan dihitung dalam meter kubik timbunan terlaksana sesuai
garis rencana atau sesuai perintah Direksi.
13) Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir
penyelesaian dan penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus
bertanggungjawab terhadap erosi dari permukaan timbunan dan setiap
material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti oleh biaya Penyedia
Jasa.
14) Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang
berdekatan / berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang
berakibat pada struktur beton oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki
dengan biaya Penyedia Jasa.
15) Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton,
penempatannya harus ditunda atau menunggu hingga struktur telah
mencapai umur 28 hari atau seperti arahan Direksi. Material akan
ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton untuk memperkecil
pembebanan tidak seimbang pada struktur, yang mana telah dipertimbangkan
dalam perencanaan.

g) Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat berat

1) Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang


diperlukan pada saat pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah
berpengalaman sekali. Tetapi untuk pedoman kasar, adalah sebagai berikut :
a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 20
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya
terlalu tinggi.

2) Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :


a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;
b. Berat dan energi alat pemadat;
c. Banyaknya lintasan pemadatan;
d. Kadar air.

3) Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :


a) Percobaan Pemadatan
▪ Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas permukaan
yang telah dipadatkan seperlunya (biasanya dalam spesifikasi teknik
ditetapkan tidak boleh lebih dari 30 cm).
▪ Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih
kurang (tetapi lebih baik agak kurang daripada kelebihan).
▪ Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep
Foot Roller dan dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil
sampel tanah dan diukur kepadatannya (berat volume keringnya). Bila
ternyata masih kurang padat, maka lintasan pemadatan ditambah lagi,
misalnya ditambah dua lintasan. Bila tingkat kepadatannya telah
dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai sebagai pedoman selanjutnya.

b) Pemadatan Timbunan
▪ Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai
persyaratannya.
▪ Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa
dengan Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang
telah dipersiapkan. Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila
dihampar dengan ketebalan 30 cm seluruh permukaan dapat
tertimbun.
▪ Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan
Bulldozer atau Grader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang
lebih 30 cm. Perhatikan kadar airnya secara visual .
▪ Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja,
dan dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras,
pekerjaan harus dihentikan.
▪ Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan
kurang lebih 50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air
dinilai cukup, langsung dipadatkan dengan Vibro Roller atau Sheep
Foot Roller dengan lintasan sebanyak percobaan pemadatan yang telah
dilakukan .
▪ Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar seluruh
permukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai
dipadatkan, diambil sampelnya setiap jarak 50 meter (atau sesuai
spesifikasi), dan diperiksa kepadatannya .
▪ Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya
baru diperbolehkan untuk dihampar .
▪ Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil
yang ada (daerah profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan
dapat dipakai sebagai pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk
ditimbun mengikutilapisan-lapisan yang telah selesai .
▪ Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Untuk
menjamin mutu timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan
diteruskan sampai separuh kedalaman saluran (untuk saluran yang
tidak lebar)
▪ Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil
saluran, dan juga dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses
pembentukan tanggul harus dipedomani lagi dengan profil saluran.
▪ Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana (desain),
penambahan akan sulit, tidak boleh langsung ditambal dari samping.
▪ Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis
dari bawah dan dengan sambungan bertangga.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 21
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

h. Pengukuran
1) Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan
per meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang
wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-
harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menebang,
membabat dan menebar disekitar lokasi.
2) Pekerjaan Kupasan/stripping
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga
satuan per meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas
yang wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja,
harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menggali,
dan mengangkutnya disekitar lokasi.
3) Pekerjaan Galian
Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan
alat/excavator dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan
pembuangan ke lokasi di luar daerah kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak
diperhitungkan Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh maka akan
diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk
material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa
untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.
Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan
galian untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam
gambar atau
seperti diarahkan oleh Direksi, termasuk galian di tempat/local atau dental,
perawatan pondasi dan semua galian yang lain dalam area kerja.
Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang
dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar
sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian
berikut ini :
(1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-
1994, tentang Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
(2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
faktor pengembangan (swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-
6425-2000 tentang Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil
tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan
galian akhir meliputi garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang
disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas
ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan
jarak tidak lebih dari 25 meter.
(a) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan
pembayaran menurut Bagian ini akan tetap dibayar sebagai galian
hanya jika bahan galian tersebut tidak digunakan dan dibayar
dalam Bagian lain dari Spesifikasi ini.
(b) Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan
dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan
oleh Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan
galian yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk
cadangan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber bahan (borrow
area) tidak akan dibayar.
(c) Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma
yang dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut :
(1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar
pondasi yang melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di
atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai
galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
(2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
(3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 22
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

(4) Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-


bidang yang diuraikan di atas atau sebagai pengembangan
tanah selama pemancangan, tambahan galian karena
kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
(d) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi
timbunan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
dengan jarak yang melebihi 300 meter harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan
yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi
pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.
(e) Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan
kelebihan volume galian ke luar daerah kerja yang disetujui oleh
Direksi adalah sejauh > 1 km. Kecuali untuk material bahan galian
yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
pekerjaan lain maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.

4) Pekerjaan Timbunan
Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :
(1) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan
yang dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang
diukur harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah
asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan
ditempatkan dan sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan
timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.Metode perhitungan
volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan
penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25
m.
(2) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang
yang disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan
sebagai akibat penggalian bertangga pada atau penguncian ke dalam
lereng lama, atau sebagai akibat dari penurunan pondasi, tidak akan
dimasukkan kedalam volume yang diukur untuk pembayaran kecuali
bila :
(3) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan
yang tidak stabil atau gagal jika Penyedia Jasa tidak dianggap
bertanggung-jawab.
(4) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan,
atau untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk
menutup sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
timbunan.

i. Dasar Pembayaran
1) Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Bagian
ini.
2) Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapu yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masingmasing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus
sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh
biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 23
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

2) PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung harus memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain.
Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton.

A) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(1) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti
dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran
tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam dari
Spesifikasi ini.
(2) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan harus
membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang
cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut
pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah
dan aman.
(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang
berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di
dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan peralatan khusus
untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam
dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(4) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda
lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong)
harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
(5) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan
lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini.
(6) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk
pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau
pengecoran beton. Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakan
pengujian penetrasi kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau
penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung
tanah di bawah pondasi.
(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah
dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan mengganti
bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan
tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
(8) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko
terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi Pekerjaan
menunda pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar. Penyedia
Jasa juga harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena
air pasang atau muka air tanah dengan penanganan seperlunya.

b) Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari
kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–
ukuran yang ada di dalam gambar.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 24
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan
tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan
sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan
tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas
dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi
celah–celah sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan
dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup mengembang dibawah
pengaruh kelembaban beton tanpa menimbulkan perubahan bentuk
cetakan, celah– celah harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya
air semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat
lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkan
dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
ix. Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan
dibongkar.
x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi
dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan
mudah.
xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan
harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi
tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–celah
cetakan yang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran maka
harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan mengecor
bila cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap
untuk diperiksa.

c) Pencampuran Beton
(1) Perbandingan Campuran
i. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
ii. Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur
28 hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti
tabel di bawah ini :

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 25
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

Kuat
Kuat Tekan Ukuran Nilai Faktor Perkiraan
Tekan
Umur 28 Agregat Air Semen Kebutuhan
Tipe Campuran Beton Umur 7
Hari Maksimum Maksimum Semen
Hari
(kg/cm2) (mm) (%) (kg/m3)
(kg/cm2)
AR fc’ = 25 MPa (K-300) 195 300 20 50 400
A fc’ = 22,5 MPa (K-225) 147 225 40 (20) 50 330 (350)
B fc’ = 15 MPa (K-175) 114 175 40 50 310
C fc’ = 10 MPa (K-125) 82 125 40 57 250
D fc’ = 10 MPa (K-100 ) 65 100 40 60 200

iii.Proporsi campuran untuk masing–masing klas beton diatas akan


diberikan oleh Direksi, berdasarkan hasil–hasil test percobaan
campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
iv. Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang
sekecil mungkin dengan persetujuan Direksi tidak ada tambahan
biaya atas perubahan tersebut.
v. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam batas
yang ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada beton
dengan kekentalan yang benar. Tidak diperkenankan penambahan
air untuk mengatasi mengerasnya beton sebelum ditempatkan.
Keseragaman kekentalan beton pada setiap adukan adalah perlu.
Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di bawah ini,
setelah beton diendapkan.
(2) Penakaran
i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Direksi Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan
peralatan seperti yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan
menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang dicampurkan,
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu),
dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa pemisahan–
pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan–perubahan
kadar air dari agregat, serta merubah berat material–material yang
ikut tercakup.
iii. Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur
dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga
diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar
dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan
tiap – tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan
pengujian periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam
pekerjaan–pekerjaan adukan.
(3) Mesin Pengaduk Beton
i. Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang
berpenakar dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit,
kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat
pengaduk tersebut.
ii. Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang
volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat
menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
iii. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 26
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan


beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Direksi Pekerjaan.
iv. Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada
dalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.
(4) Truk Pencampur
i. Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–
drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh Pabrik.
ii. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah
bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur,
setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu
jam setelah penambahan air pengecoran harus selesai.
iii. Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
(5) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia
i. Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali
jika situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin
pencampur setelah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
ii. Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan,
sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus
dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak
dibuat dari kayu, maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak ada
kehilangan air dari adukan.
iii. Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan
kering sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan
berangsur-angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali
diaduk dalam keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali
sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran
B) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
i. Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis
paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih
dari 6 jam (final setting). Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi
pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan mengeluarkan
persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang
direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
ii. Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Pekerjaan atau
wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
iii. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan
air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan bekas.
iv. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan
penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
v. Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan
mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan
dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat
penggetar (vibrator).
vi. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis.
vii. Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi
pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup
rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan
spesi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh beton diatasnya.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 27
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

viii. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang
ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua
pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin
pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
ix. Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau
disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus
segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicor
selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan yang
akan ditentukan kemudian.
x. Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal,
dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan
dan membentuk ikatan sambungan beton berikutnya, seperti yang
diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
xi. Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau
disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap
lembab dan dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2
setebal 1 cm.
xii. Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan. Beton
yang dicor ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian rupa
untuk menghindari pemisahan butiran dan penggeseran tulangan beton,
acuan, atau bagian – bagian yang tertanam, serta membentuk lapisan –
lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
xiii. Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan
ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
xiv. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi
Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan
kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum dicorkan.
xv. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan
secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus
bekerja lembur untuk mencapai target tersebut.

b) Pemadatan
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan
alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai.
Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran
beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan.
ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua
sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi.
iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
iv. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurangkurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25
kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan
getaran yang merata.
v. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton
di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan
penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor
sehingga menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian
tersebut. Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi
yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara perlahan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45 cm.
Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau
permukaan beton sudah mengkilap.
vi. Jumlah minimum alat penggetar mekanis
vii. Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat
penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 28
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

viii. Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi
waktu ikat awal (initial setting).

C) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar Rencana untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Sambungan pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada pertemuan
elemenelemen bangunan kecuali ditentukan demikian.
b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua
sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan
pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat bangunan tetap monolit.
d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan ke dalaman
paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara dasar pondasi dan
dinding. Untuk pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di atas permukaan
dengan cara manual, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian
rupa sehingga pelat-pelat mempunyai luas maksimum 40 m2.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan tambahan jika
pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya
pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat digunakan
untuk pelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara pelaksanaannya
harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidak
diperkenankan berada pada 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di
atas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

D) Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari
tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan
akan merusak bentuk cetakan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.
b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume
total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan
beton siklop.
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm, tiap batu
harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak antar batu pecah
maksimum 30 cm dan jarak terhadap permukaan minimum 15 cm.
Permukaan bagian atas dilindungi dengan beton penutup (caping).

E) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada
Gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai dengan
ketentuan.
c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul selesai
dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.
d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi,
dilaksanakan sesuai dengan gambar–gambar detail yang ada terutama yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.

F) Pekerjaan Pondasi Beton


a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan tanah,
reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada sesuai dengan
permintaan Direksi Pekerjaan.
b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang dicor bersih
dari genangan air.
c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi Pekerjaan
memeriksa dan menyetujui persiapan pekerjaan pondasi tersebut.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 29
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai
dengan gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
e) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukan
pengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen setelah
bersih.
f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan dibuat
bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen ditempatkan
diatasnya.
g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen–pasir yang
sama dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk beton.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau
proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.

G) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan
▪ Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah
di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari
kekuatan rancangan beton.
▪ Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet),
dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu
paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam,
tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
▪ Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang
telah digunakan untuk memegang acuan, dan acuan yang melewati badan
beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah
permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang
disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
▪ Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi bangunan
atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.
▪ Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus
dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air, tanpa pasir) harus
dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya lubang harus diisi dengan
adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian
pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira
30 menit sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal, kecuali
digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).

c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut
ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
▪ Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar
bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual
sampai rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan
melintang, atau dengan cara lain yang sesuai sebelum beton mulai
mengeras.
▪ Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk
trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton
mulai mengeras.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 30
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

▪ Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang masih
belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium),
dengan menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan
harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan
proporsi
▪ yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus
dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan
hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata.
Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di
tempat.

d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan
dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal
mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu
yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana
mestinya pada semen dan pengerasan beton.
ii. Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran
bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling
sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau lembaran bahan
penyerap air harus menempel pada permukaan yang dirawat.
iii. Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untuk
mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan
beton.
iv. Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus harus
dirawat setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum terjadi
retak susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir lembab setebal
5 cm paling sedikit selama 21 hari.
v. Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari kekuatan
rancangan beton berumur 28 hari.

(2) Perawatan dengan Uap


i. Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan kekuatan awal
yang tinggi, tidak diperkenankan menggunakan bahan tambahan
kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
ii. Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai
waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari kekuatan rancangan
beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap untuk beton harus
mengikuti ketentuan di bawah ini:
▪ Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak
boleh melebihi tekanan luar.
▪ Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh
melebihi 380C selama 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan
kemudian temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga
mencapai 650C dengan kenaikan temperatur maksimum 140C /
jam secara bertahap.
▪ Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam ruangan uap
tidak boleh melebihi 5,50C.
▪ Penurunan temperatur selama pendinginan dilaksanakan secara
bertahap dan tidak boleh lebih dari 11 0C per jam.
▪ Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari ruang
penguapan tidak boleh lebih dari 110C dibanding udara luar.
▪ Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu jenuh
dengan uap air.
▪ Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan dengan
uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap
tersebut.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 31
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

iii. Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja


dengan baik dan temperatur di dalam ruangan perawatan dapat
diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari cuaca
luar.
iv. Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harus
dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan
uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-
bagian beton.

(3) Perawatan dengan Cara Lain


i. Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton
segera sesudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih
dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan finishing dilakukan.
Jika seandainya hujan turun maka harus dibuat pelindung sebelum
lapisan membran cukup kering, atau seandainya lapisan membran
rusak maka harus dilakukan pelapisan ulang lagi.
ii. Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban ari permukaan beton. Beton harus basah
pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran bahan ini
aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan apabila ada
kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama periode perawatan
berlangsung.
iii. Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan cetakan
sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang
diperlukan beton dalam masa perawatan.

H) Pengukuran
a) Cara Pengukuran
i. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh
pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya
yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa
(conduit) atau lubang sulingan (weephole).
ii. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan
untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian
akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap
lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan
tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk
Pekerjaan Beton.
iii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan
dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan
yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti
disyaratkan pada Bagian lain dalam Spesifikasi ini.
iv. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton
yangdisyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20
MPa (K-250) atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus beton yang
disyaratkan atau disetujui untuk fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa
(K- 125). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi
diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton
yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan
mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki


i. Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 32
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan
beton.

I. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran
dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam
Daftar Kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk
pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua
biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam Bagian ini.

3) PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan pasangan pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung harus memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain. Kegiatannya
meliputi : pasangan batu kali; pekerjaan siaran; pekerjaan plesteran; pekerjaan batu
kosong dan bronjong yang berfungsi sebagai rip-rap. Pelaksanaan pekerjaan pasangan
mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-5, Pasangan
Batu, Batu Kosong dan Bronjong, Batu Dengan Mortar, dan Adukan Semen.

A. Pasangan Batu
1) Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
a) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat
menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan
menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
b) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang
akan dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering
(lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
c) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan
bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
d) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran
disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak
pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah
konstruksi yang akan dibangun.

2) Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)


a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan
syarat untuk Bagian Galian Spesifikasi ini.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar
pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau
bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk
struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring
harus disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.
d) Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang
digunakan harus memenuhi ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi
ini.

3) Pelaksanaan Pemasangan Batu


a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan
air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak
penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang
batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 33
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design


bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 -
10 cm sebagai lantai kerja.
c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan
minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang
melekat serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan
adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan
dengan jarak 2 – 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok
batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat
dengan menggunakan sendok adukan.
g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada
dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa
paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang
bersamaan dengan pasangan batu.
h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan
jarak tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya
(diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertikal.
i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar
pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

4) Pelaksanaan Kotak Adukan


a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan
air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga
harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada
sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir
(1 Pc : 4 Ps)
c) Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1
takar semen dan 2 takar pasir berikutnya.
d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata
(homogen) .
e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh
adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan
tidak terurai saat dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat
dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan.
f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan
pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak,
adukan harus sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm
dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh
rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
h) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang
belum mengeras.
i) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya
dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

5) Pelaksanaan Plesteran
a) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar
design/kontrak harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian
semen dan tiga bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan
dalam gambar kontrak.
b) Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm
dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan
dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan
plesteran.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 34
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

6) Pelaksanaan Siaran
a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau
petunjuk Direksi harus disiar.
b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang
disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
c) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu–batu halus
dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis
siar rata dan siar timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam,
kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang
kuat antara pasangan siaran.

B. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk
kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong.
Landasan harus dipasang sesuai dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang
disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan
pasangan batu kosong atau bronjong.

2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh
bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik
atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong.
Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu
sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat
pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu
lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah
pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan
maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong
telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi
penurunan (settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat
harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang
penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan
vertikal harus dibuat berselang seling.

3) Penempatan Pasangan Batu Kosong


a) Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada
garis dan arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.
b) Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan
dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir
setebal 7,5 cm dan lapis saringan kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau
seperti tercantum dalam gambar, harus dibuat.
c) Bahan saringan pasir dan kerikil harus menurut Spesifikasi Teknik.
Lapisan dasar harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata,
meskipun demikian menjadi pondasi yang kuat untuk pemasangan batu
belah dan batu pecah.
d) Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong
harus diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa
sehingga pasangan batu kosong yang selesai dikerjakan menjadi stabil
dan tidak akan longsor.
e) Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus dihindari. Harus
diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan
baik pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan demikian rupa
sehingga tidak menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar
atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua celah dalam pasangan
batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu pecah yang baik.
Banyaknya batu pecah yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang
dibutuhkan untuk mengisi rongga diantara batu belah.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 35
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

f) Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai
dengan persyaratan atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
g) Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong
dengan kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas
pasangan batu kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu pelat
pilihan yang lebar diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan
gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

4) Penimbunan Kembali
Seperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian Timbunan.

5) Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan


a) Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh
sebelum ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah
dipasang sebelumnya selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di
atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada lereng dan
dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan
sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
b) Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-
batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus
diisi dengan beton sampai padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih
dari 10 mm dari permukaan batu-batu tersebut.
c) Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d) Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak
kurang dari 3 hari setelah selesai dikerjakan

C. Pasangan Batu dengan Mortar

1) Metode Pekerjaan
a) Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang
dilaksanakan setiap satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan tingkat
kecepatan pemasangan yang menjamin agar seluruh pekerjaan pasangan
batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.
b) Jika pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap
awal harus dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu
dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang
ditentukan harus dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan
batu dengan mortar.

2) Penyiapan Formasi atau Pondasi


a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan
sesuai dengan ketentuan.
b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu
dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan
ketentuan Bagian Galian.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus
disediakan jika disyaratkan, sesuai dengan ketentuan.

3) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat
mengurangi kelekatan dengan adukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan
diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.

4) Pemasangan Lapisan Batu


a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus
dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus
dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen
sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai
mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 36
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu
batu dengan lainnya harus diisi adukan dan adukan ini harus dikerjakan
sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai
menutupi permukaan lapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan
permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal dari
adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang
disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Pengerjaan Akhir dari Bagian
Beton dari Spesifikasi ini.
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan
dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus
dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan
drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan
pasangan batu dengan mortar.
f) Pemasangan batu kali harus dilaksanakan dengan cara pemasangan
adukan mortar kemudian diikuti dengan batu sedemikian sehingga
semua batu akan terlapisi dengan adukan mortar. Dalam hal apapun
pelaksanaan pemasangan batu tidak boleh dilakukan dengan cara
menumpuk batu terlebih dahulu batu kemudian dituangkan adukan
mortar ke atasnya.

5) Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktur


a) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit
di mana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat
disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau
cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang
digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan
yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan
dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh.
Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian
puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
b) Jika bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci
dengan kuat, dan jika digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan
batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Bagian
Pasangan Batu dari Spesifikasi ini.
c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang
terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas
untuk pelapisan batu.
d) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat
harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Bagian Timbunan.

D. Adukan Semen
1) Pencampuran
a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran
menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus
sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi
(kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70% dari berat
semen yang digunakan.
b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Jika diperlukan, adukan semen boleh diaduk
kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal.
Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air
ditambahkan harus dibuang.

2) Pemasangan
a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari
minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah
dibasahi sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 37
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

tergenang pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan


adukan semen.
b) Jika digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus
ditempatkan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah
yang cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm dan
harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata.

E. Pengukuran
1) Pasangan Batu
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung
sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang
disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang
disetujui harus tidak diukur atau dibayar.
c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan
bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai
Drainase Porous. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang
harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan
atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan
penimbunan kembali yang diperlukan.

2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari
bronjong atau pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi
yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal
dari masingmasing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti
yang diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

3) Pasangan Batu dengan Mortar


a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk
pembayaran dalam meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang
selesai dan diterima.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan
dan saluran air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume
nominal harus ditentukan dari luas permukaan terekspos dari pekerjaan
yang telah selesai dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan.
Untuk keperluan pembayaran, tebal nominal lapisan harus diambil yang
terkecil dari berikut ini :
i. Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau
diperintahkan Direksi Pekerjaan;
ii. Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam
pengukuran lapangan.
c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk
pelapisan, volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai
volume teoritis yang ditetapkan dari garis dan penampang yang
ditentukan atau disetujui.

4) Adukan Semen
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan
ini harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang
diuraikan dalam Spesifikasi ini.

F. Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh
formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan
konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi
tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 38
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

4) PEKERJAAN PINTU
Pelaksanaan pekerjaan pintu mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian-8, Pekerjaan Pintu.

A. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan tegangan
rencana, yang meliputi:
1) Beban rencana
a) Pintu
Pintu harus direncanakan dengan kondisi beban sebagai berikut :
- Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.
- Beban – beban lain
- Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan
terjadi pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.
b) Rangka Pintu
Beban – beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan,
beban karet sekat dan semua beban lain yang diakibatkan pengoperasian
pintu dan perangkat. Rangka pintu harus mampu meneruskan beban dari
karet sekat pintu ke beton atau pasangan batu kali pada bangunan.
c) Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan
dan memegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup
dan pintu terbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus seperti pada
gambar. Kapasitas rata – rata pengangkat, tongkat ulir harus mampu
menaikkan atau menurunkan pintu pada kombinasi yang paling
membahayakan.

2) Tegangan Rencana
a) Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja haruslah
sebagai berikut :
Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan 50%
(lima puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal.
Tegangan ekivalen yang diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau
triaxial tidak boleh melebihi tegangan ijin diatas. Bagaimanapun juga
tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90% (sembilan puluh persen)
dari tegangan maksimum material yang digunakan. Tebal pelat baja
untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam) mm. Modulus
kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus
kurang dari 159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.
b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban normal
atau kondisi beban rata – rata harus direncanakan berdasarkan angka
keamanan terhadap tegangan batas bahan yang digunakan
c) Tegangan Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50 kg/cm2
dan tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm2, tegangan
desak yang diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2.

B. Perakitan dan Pengujian di Bengkel


1) Pintu dan Rangka Pintu
Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan,
pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan posisinya.
Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan
tepat. Seak karet harus tepat pada posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka
sponing, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu harus diperiksa
kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran
pintu harus diperiksa dan setiap kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 39
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama
perakitan dan pengangkutan.
2) Stang
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusan
permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua
kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi
pada setiap gerakan peralatannya. Semua bantalan harus diperiksa dengan
teliti, semua pelumas dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji.
Setiap cacat atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan
pengujian diulang kembali.

C. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan


1) Rangka Pintu
a) Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar
yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang
diizinkan. Letak baut atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka
pintu dengan posisi yang tepat.
b) Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat
beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan
untuk menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit
tambahan.
c) Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan
yang tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak
diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu
pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran dan bentuknya sesuai
gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera
diperbaiki.
2) Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–
pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
3) Pengangkat
a) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang
oli harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan
disetujui. Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap
pengangkat, lengkap dengan perlengkapannya, harus dipasang sesui
dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan harus diletakkan dan distel
sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu.
b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan
pintu, pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai
pemeriksaan tersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan
stang, kemudian ditest dan distel sehingga dapat dioperasikan dengan
tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan
selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian diulang
kembali.
4) Pengecatan
a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan;
b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dari pabrik;
c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan
peralatan yang disarankan dari pabrik;
e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1
(satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
f) Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di
lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;
g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada
permukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga
kekentalannya agar seragam selama dipergunakan;
h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam
yang suhunya kurang dari 10o Celcius;

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 40
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;
j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan
permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu
seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;
l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan
pada bagian–bagian dibawah ini :
(1) Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali
yang ada diatas permukaan tanah.
(2) Semua daun pintu
(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai
SNI 06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis
pelindung
(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali
yang disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar
dan 4 (empat) lapis cat “chlorinated rubber” atau yang sekualitas.
Tebal total lapisan tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 – 0,20
milimeter. Semua peralatan harus dicat sesuai dengan standar
pabrik.
(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang
tampak selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan
harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam
bensin agar tidak berkarat.

5) Pengelasan
a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan
pintu dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las
lindung busur metal atau las busur otomatis;
b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan
oleh standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan
tegangan listrik selama pengelasan berlangsung;
d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin
harus di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain;
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum
batang las 4,5 mm;
f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik
dan daerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan
bahwa cacat telah benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces of Arc welding
carbon and Carbon Manganise steels.

6) Pekerjaan Alat Angkat


a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak
yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas
pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat
batang penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 03- 6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan
bagian B (bahan bangunan dari besi/baja);
c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan
maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1
(satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter;
d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang
harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya–gaya yang terjadi pada
beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 41
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

D. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang pada
bangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.

E. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan harga
satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup
biaya–biaya pengadaan material, pengangkutan, penurunan, pemotongan,
finishing, pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan
penyediaan semua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi beton dan lain–
lain.

5.4. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Pekerjaan lain-lain pada konstruksi bendung/embung sebagi berikut :
1) Papan duga muka air
Penyedia Jasa harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air
bendung/embung seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi
Pekerjaan. Spesifikasi dan pelaksanaan konstruksi papan duga muka air mengacu pada
Pd T-xx- 200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Asuransi
Pelaksanaan asuransi ditentukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang
berlaku; misal Kementerian Tenaga Kerja dan Jamsostek.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 42
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

BAGIAN III
PEKERJAAN PIPA

1. PENGADAAN PIPA GIP DAN PERLENGKAPANNYA

1.1 Material Dan Fabrikasi


Pipa GIP harus dibuat dari pelat atau lembaran baja tergalvanis dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
􀂃 SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
􀂃 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
􀂃 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
􀂃 ASTM A 283, Grade D
􀂃 ASTM A 570, Grade 33
􀂃 JIS G 3101, Class 2
􀂃 JIS G 3452, SGP
􀂃 JIS G 3457, STPY

Fabrikasi pipa GIP harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup
merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan
Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh
tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik
harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum
yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap
batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali
ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat
baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

2.2 Dimensi Pipa


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam
dan luar sebagai berikut :

Tabel Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa GIP

Nominal Diameter Diameter Luar Ketebalan Dinding


(mm) (mm) Minimum (mm)
100 114.3 4.5
150 168,3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6.0
400 406.4 6.0

2.3. Fitting
Semua fitting GIP harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya.
Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 43
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan yang
dispesifikasikan dan standar berikut ini :
􀂃 Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
􀂃 Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.

"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari
dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5 derajat
sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend
yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan
bend.

2. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

2.1 Lingkup Pekerjaan


Penyedia harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang diterima direksi dengan spesifikasi ini dan sebagaimana
yang diperlihatkan dalam gambar kerja.

2.2 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya


1. Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada
pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki atas beban
biaya Penyedia.
2. Penyedia juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik
sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
3. Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
4. Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki atas biaya
beban Penyedia. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang,
Penyedia harus memberi kompensasi kepada pemilik pekerjaan.

2.3 Umum
1. Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti
Galvanized Iron Pipe.
2. Penyedia harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan
yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
3. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

2.4 Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh Penyedia untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa,
fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan
batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau
peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan
terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung
dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


1) Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
2) Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang
rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang
menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


1) Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 44
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

2) Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
1) Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
2) Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
3) Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
4) Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh direksi.

5. Pemotongan Pipa
1) Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih
dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap
sumbu pipa.
2) Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
3) Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana
yang ditentukan dalam spesifikasi.
4) Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang
diberikan kepada Penyedia dari direksi.

2.5 Penyambungan Pipa Galvanized


Bila penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang ditentukan
sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru
dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang betul.

2.6 Penyambungan Dengan Pengelasan

1. Umum
1) Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
2) Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
3) Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
4) Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
5) Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.

2. Juru Las (welder)


1) Penyedia harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 45
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

2) Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan yang berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


1) Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212
atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan
pipa.
2) Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).
3) Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C
9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


1) Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang
sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur
tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan
diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk
pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
2) Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih harus beralur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

5. Pengelasan
1) Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
2) Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
3) Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
4) Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan,
harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
5) Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia harus memperhatikan keadaan
cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh
dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan
atau persetujuan dari Direksi.
6) Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.

2.7 Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di Lapangan.

1. Umum
1) Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di
lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye
penetrant test).
2) Pengujian harus dilakukan oleh penyedia bersama-sama dengan Direksi dan
apabila diperlukan maka dapat diikutsertakan orang yang ahli dab bersertifikat.
3) Penyedia harus memberikan keterangan mengenai pemeriksa yang diusulkan
beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang
disebutkan untuk persetujuan Direksi.
4) Penyedia harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
5) Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
6) Penyedia harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab
dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
7) Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian
sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi.
Laporan harus berisi analisa dari pengujian; yang ditandatangani oleh pengawas
dan diserahkan kepada Direksi.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 46
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

2. Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara pengamatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
o Adanya lubang (pit) di permukaan.
o Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih.
o Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
o Adanya tumpang tindih (overlap).
o Adanya penguatan berlebihan.

Maximum
Ketebalan Dinding
Reinforcement
(mm)
(mm)
12,1 atau lebih kecil 3.2
Lebih besar dari 12,7 4.8

o Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


o Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


o Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan
harus memenuhi rekomendasi pabrik.
o Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Penyedia sendiri.
o Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Penyedia dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen.

3. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI

3.1 Umum
• Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi
ini.
• Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
• Penyedia harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Penyedia.
• Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya
gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
o Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Penyedia.
o Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 47
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

3.2 Uji Tekan


Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.

1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1) Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian
2) Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3) Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4) Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5) Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah melebihi
tekanan yang diijinkan
6) Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang
diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau
katup buterfly.

2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan
dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan
baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang
diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup
dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia
harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat
dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup
cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas
dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.

4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.

3.3 Uji Kebocoran


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

1. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang
baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan
pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur
pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur
dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian
yang ditentukan.

2. Kebocoran yang diijinkan


Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam ketentuan mengenai kebocoran.
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1) Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada Tabel A.
2) Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar
0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3) Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 48
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

3. Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila
pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan maka Penyedia akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan
perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan, dan atas
biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

3.4 Penggelontoran Pipa


1. Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava Penyedia dan
Penyedia harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran
memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Penggelontoran dilakukan dengan membuka/menguras cabang pembuang (drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan
cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
3. Penyedia harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun
hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 49
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

BAGIAN IV
MASA PEMELIHARAAN

1. MASA PEMELIHARAAN
a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), dan
Penyedia Jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran
untuk penyerahan pertama pekerjaan yang akan diperiksa oleh Tim Panitia Penerima
Pekerjaan. Apabila dilapangan terdapat kekurangan dan / cacat hasil pekerjaan,
Penyedia Jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan
ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan
Penyedia Jasa harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari
Nilai Kontrak.
b. Masa pemeliharaan berlaku selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender dimulai
sejak serah terima pertama pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga
kondisi tetap berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan. Sudah selesai pada
saat prosentase phisik pekerjaan 100 % (seratus persen) dan dilakukan serah terima
pekerjaan selesai.
d. Apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan pekerjaan
sesuai kontrak, maka Pengguna Anggaran berhak mencairkan Jaminan Pemeliharaan
untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan Jaminan Pelaksanaan dan
disetor ke Kas Negara, Penyedia Jasa dikenakan sanksi masuk Daftar Hitam selama 2
(dua) tahun.
e. Setelah penyerahan akhir pekerjaan atau penyerahan kedua pekerjaan Pengguna
Anggaran wajib mengembalikan Jaminan Pemeliharaan dan Jaminan Pelaksanaan.

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 50
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG PERIDAN
TAHUN ANGGARAN 2021

BAGIAN V
PERLENGKAPAN OPERASIONAL

1. UMUM
1) Perlengkapan yang disyaratkan harus disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan yang
tertera dalam daftar banyaknya pekerjaan, untuk tiap jenis baik ditunjukkan dalam detail
atau tidak dalam gambar yang satuan pembayarannya sudah meliputi untuk masing-
masing butir pekerjaan yang tercantum dalam kontrak pekerjaan atau seperti ditunjukkan
dalam daftar kuantitas pekerjaan yang dikontrakkan. Ukuran bahan dan warna yang
harus dipakai dan penjelasan secara umum dinyatakan dalam Album Standar
Perencanaan Irigasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan, Desember
1986 seperti diterangkan dibawah. Detail lain yang sesuai akan ditunjukkan dalam
gambar kontrak. Penyedia Jasa tidak boleh menggunakan bentuk konstruksi atau detail
tanpa pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu.
2) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan harga penawaran yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul
akibat dari kegiatan ini akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

2. BENCH MARK
1) Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia Jasa harus dibuat dari
beton atau pasangan, dengan ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari
album Standar Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar.
2) Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati diurug
kembali sampai tinggal 0.20 m diatas permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM
dilaksanakan Penyedia Jasa sesuai dengan petunjuk Direksi.
3) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan harga penawaran yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul
akibat dari kegiatan ini akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

3. TANDA DUGA MUKA AIR SALURAN


1) Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan
pengambilan dan bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat dari ubin dengan ukuran
0.20 x 0.20 m dipasang dengan adukan 1 PC : 3 Ps seperti ditunjukkan pada gambar. Garis
tanda muka air dan huruf dinyatakan dengan membuat alur.
2) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan
dengan pekerjaan utamanya yakni pekerjaan pasangan batu kali.

Juni 2021,

BIDANG SUMBER DAYA AIR


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR 51

Anda mungkin juga menyukai