Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM
I. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Sungai Aek Sibundong tersebut dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4 (empat) dengan
jarak tempuh ± 278 km atau dalam perjalanan ± 8 jam mengingat macet dari pusat Kota Medan
menuju lokasi pekerjaan. Sungai Aek Sibundong merupakan muara atau tempat pertemuan
sejumlah sungai – sungai kecil yang ada di Dolok Sanggul Kab. Humbang Hasundutan dan
merupakan salah satu sungai terpanjang. Sungai ini mengalir dari Aeknauli (hulu) sampai ke Dolok
Sanggul hingga ke Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah.

II. Kondisi Lokasi Pekerjaan


kondisi Sungai Aek Sibundong penampang sungai semakin mengecil disebabkan penebangan liar
hutan tanpa diimbangi reboisasi hutan. Maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk
proteksi tebing sungai dengan melaksanakan kegiatan Pengendalian Banjir Sungai Aek Sibundong.
Sedangkan, tujuan dari pelaksanaan proyek ini adalah untuk mengamankan area terdampak
banjir.
Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus bertanggung jawab mengamankan area berdampak
banjir di sekitar lokasi pekerjaan, baik menyediakan bahan dan peralatan yang cukup maupun
melaksanakan penanggulangannya.

III. Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:

1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat
1.2 Biaya SMK3
1.3 Pemeliharaan jalan masuk
1.4 Penyelidikan tanah
2. Pekerjaan Konstruksi
2.1 Pembersihan
2.2 Galian Tanah Mekanis
2.3 Timbunan Tanah Kembali
2.4 Cerucuk Besi Dia. 2”
2.5 Pembesian
2.6 Bekisting
2.7 Beton
2.8 Pengadaan Sheet Pile Baja
2.9 Pemancangan Sheet Pile Baja
2.10 Bongkaran pasangan lama
2.11 Timbunan sirtu
2.12 Geotextile non woven

V. Papan Nama Proyek


a. Penyedia Jasa wajib memasang papan nama proyek sebanyak 1 buah di lokasi pekerjaan dan
dipancangkan ditempat yang mudah dilihat/dibaca.
b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan
harus ada selama pekerjaan berlangsung serta tidak boleh dicabut sebelum ada persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 1


c. Biaya untuk pembuatan papan nama proyek harus diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan.

VI. Kantor Kontraktor dan Gudang


Kontraktor harus menyediakan kantor Direksi Pekerjaan tempat untuk para Staf Direksi. Letak
Direksi Keet harus mendapat persetujuan Direksi pekerjaan terlebih dahulu. Kantor Kontraktor
dan gudang-gudang material/alat disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan, untuk penyediaan
direksi keet penyedia boleh menyewa rumah penduduk setempat. Bahan-bahan bangunan untuk
pekerjaan tersebut diatas berikut lokasinya harus mendapat persetujuan dari Direksi. Apabila
item pembayaran tidak tersedia dalam Daftar kuantitas dan harga, maka biaya yang diperlukan
untuk pembuatan Direksi keet, kantor kontraktor dan gudang harus sudah diperhitungkan dalam
analisa harga satuan pekerjaan.

VIII. Survey dan Pengukuran Pekerjaan.


1. Sebelum pelaksanaan pengukuran dan pematokan, Kontraktor wajib memberikan laporan
tertulis kepada Direksi Pekerjaan tentang waktu dimulainya survey dan pengukuran
pekerjaan dengan maksud agar survey dan pengukuran dimaksud dilaksankan bersama-
sama di lapangan.
2. Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pengukuran dan pematokan dalam rangka
pekerjaan MC-0 serta untuk menentukan batas-batas pekerjaan sesuai dengan rencana.
3. Dari hasil pengukuran tersebut dibuat gambar kerja yang memuat tentang kondisi topografi
lokasi perkerjaan yang terdiri dari peta situasi, penampang melintang dan penampang
memanjang. Gambar-gambar tersebut harus diasistensikan kepada Direksi pekerjaan.
Bilamana ada perbaikan dari Direksi, Kontraktor harus melakukan perbaikan sebagaimana
dimaksud oleh Direksi pekerjaan.
4. Hasil pengukuran atas persetujuan Direksi, digunakan sebagai dasar pembuatan gambar
pelaksanaan serta perhitungan volume pekerjaan dan akan disetujui kedua belah pihak.
5. Apabila diperlukan perbaikan gambar guna penyesuaian bentuk lapangan maka Penyedia
Jasa dapat/harus mengajukan kembali gambar revisi untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan, hasil persetujuan tersebut dibuat dikertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar
hasil reproduksi dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
6. Bahan untuk pengukuran, patok, profil dan lain-lain dibuat/dipakai kayu profil atau olahan
Klas III atau yang disetujui oleh Direksi.
7. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut elevasi
dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar. Semua patok-patok/referensi perlu dijaga dan
dipelihara dari kerusakan dan lain-lain.
8. Kontraktor melaksanakan pekerjaan menurut elevasi yang sudah ditentukan, bila terjadi
kesalahan pekerjaan harus diulang kembali (dibongkar), dan semua biaya atas tanggungan
Kontraktor.
9. Kontraktor wajib menyesuaikan ukuran-ukuran dengan situasi keadaan dilapangan dalam
setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi Pekerjaan,
untuk dapat diperiksa dan diperbaiki.
10. Peralatan untuk Pengukuran.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran Theodolite dan
waterpass. Alat dan perlengkapan pengukuran harus baik dan layak dipakai dan sebelumnya
harus dicheck oleh Direksi / Pengawas.

IX. Gambar – gambar


1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap.
a). Gambar Kontrak / Gambar Tender.
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal pekerjaan adalah
gambar Kontrak dan gambar tersebut telah ditandatangani oleh Pengguna Jasa.
b). Gambar-gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja ( Construction Drawing )
Penyedia Jasa Wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap. Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat
memperlihatkan penampang melintang dan penampang memanjang beton. Pengaturan
batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton. Type bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat. Gambar
pelaksanaan ini harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa sebelum dilaksanakan.
c). Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set Gambar-gambar lengkap dilapangan.
d). Gambar terbangun / terpasang (As build drawing )
Gambar terpasang memperlihatkan bangunan yang sudah dikerjakan sesuai dengan
kontrak. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa oleh Direksi/Pengawas,
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan maka
Kontraktor memperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar bangunan terpasang meliputi gambar situasi
(plan, penampang memanjang, penampang melintang dan gambar detail bagian-bagian
bangunan, sebanyak 5 rangkap dengan ukuran kertas A3. Semua gambar yang akan
diserahkan harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengguna Jasa.

2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


a). Umum
Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa harus
terinci dan disetujui oleh Pengguna Jasa sebelum tanggal program pelaksanaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti kisdam,
tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi harus diserahkan kepada Pengguna Jasa sebanyak 3 (tiga) rangkap.

b). Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan.


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap. Secara lebih detail diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapat
persetujuan, 7 (tujuh) hari sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

X. Mutual Check.
1. Mutual Check Awal (MC-0)
a) Mutual Check dilaksanakan bersama-sama Penyedia Jasa dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
kontrak yang dibentuk oleh Pengguna Jasa.
b) Uraian pekerjaan mutual check yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Survey dan Pengukuran kondisi lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat ukur optis.
Pengukuran tersebut meliputi Pengukuran Poligon, Pengukuran Leveling dan
pengukuran Situasi. Sebagaimana telah diuraikan di atas.
- Pengukuran harus dilaksakan dengan ketelitian sesuai yang berlaku umum yaitu
Ketelitian Pengukuran Poligon adalah 1:3000 dan ketelitian pengukuran leveling adalah
10 √d. (d = jarak, km).
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran yaitu Gambar situasi (plan) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran.
- Membuat gambar pelaksanaan (shop drawing) dengan berpedoman pada gambar
perencanaan (tender drawing) serta membuat gambar detail bangunan.
- Membuat perhitungan stabilitas bangunan apabila ada perubahan bentuk penampang
sungai.
c) Menghitung volume semua jenis item pekerjaan berdasarkan gambar pelaksanaan yang
akan dituangkan kedalam Daftar kuantitas dan harga (Bill of Quantity).
d) Apabila terjadi perubahan kondisi lapangan yang diakibatkan sesuatu hal misalnya terjadi
banjir dalam masa pelaksanaan, maka masing-masing pihak dapat mengajukan mutual
check setiap saat untuk keperluan penyesuaian rencana bangunan yang akan dibuat
terhadap kondisi lapangan.
e) Apabila terdapat perubahan volume antara kontrak dengan hasil mutual check maka harus
dituangkan dalam amandemen kontrak.
2. Mutual Check Akhir (MC-100).
a) Mutual Check akhir MC-100) dapat dilakukan setelah pekerjaan fisik lapangan selesai
dikerjakan oleh Kontraktor;
b) Dari hasil Mutual Check Akhir (MC-100) harus dituangkan dalam gambar terpasang
(Asbuilt Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan Akhir;
3. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check.
a) Jangka waktu pelaksanaan mutual check akan diatur / ditentukan Pengguna Jasa.
b) Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya, paling lambat 1
bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan kepada
Pengguna Jasa.
c) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam mutual check ini akan ditentukan
kemudian oleh Pengguna Jasa.
4. Penilaian dan Pembayaran.
Apabila item pekerjaan Pengukuran, penggambaran dan perhitungan Mutual Check tidak
tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka Penyedia Jasa sudah harus
memperhitungkan biaya tersebut dalam penawaran masing-masing item pekerjaan.

XI. Program Pelaksanaan dan Laporan


1. Program Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak
dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam 2 (dua) bentuk
yaitu bar-chart dan daftar yang diperlihatkan setiap kegiatan :
a) Mulai tanggal paling awal
b) Mulai tanggal paling akhir
c) Waktu yang diperlukan
d) Waktu float
e) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
Aktivitas yang dilihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan tetap
kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar
pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur
umum dan hari libur keagamaan.
2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat laporan kemajuan pekerjaan yang meliputi laporan harian,
mingguan dan bulanan. Subtansi masing-masing laporan dan tata cara penyerahannya akan
diuraikan berikut ini.
a) Laporan harian
Laporan harian minimal harus memuat informasi tentang kegiatan yang dilakukan
penyedia jasa setiap hari, baik yang bersifat pekerjaan sementara maupun pekerjaan
permanen/pokok, jumlah tenaga kerja, peralatan yang digunakan, bahan yang masuk ke
lokasi pekerjaan, kondisi cuaca, kondisi muka air sungai dan perkiraan volume pekerjaan
yang diselesaikan pada hari yang bersangkutan. Laporan harian harus diperiksa dan
disetujui Direksi Pekerjaan setiap hari.
b) Laporan mingguan
Laporan mingguan disusun berdasarkan rekapitulasi kumulatip kemajuan harian yang
dicapai selama satu minggu. Laporan mingguan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Lapangan. Laporan mingguan dijilid bersamaan dengan laporan harian dalam satu
minggu dan harus diserahkan kepada Pengguna Jasa setiap awal minggu.

c) Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada bulan
bersangkutan dan secara kumulatip, rencana kerja yang akan dicapai pada bulan
berikutnya, progres keuangan dan rencana penyerapan pada bulan berikutnya.
Masalah/hambatan yang timbul di lapangan dan langkah-langkah penyelesaiannya.
Laporan Bulanan harus diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan dan disetujui oleh
Pengguna Jasa serta harus sudah diserahkan setiap akhir bulan.

d) Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan.


Rapat antara Direksi / Pengawas dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas. Maksud daripada rapat
ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan
untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat
segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan sekali dipimpin oleh
Kepala SNVT/Pejabat Pembuat Komitmen oleh Penyedia Jasa dan Direksi / Pengawas.

XII. Foto – foto Pelaksanaan Pekerjaan.


Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progres pekerjaan pada lokasi yang
ditentukan oleh Direksi/Pengawas. Minimum tiga tahap suatu lokasi yang memperlihatkan
keadaan tahap sebelum mulai pekerjaan, keadaan sedang dikerjakan dan tahap selesai pekerjaan.
Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap untuk ketiga-tiganya
keadaan tersebut diatas dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi
tersebut.

Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan penjelasan, foto
negatif (soft copy) yang bersangkutan harus diserahkan dalam album yang terpisah yang mudah
dihubungkan satu sama lain.

XIII. Penanggung jawab dan Pelaksana pekerjaan


Penyedia Jasa harus menempatkan wakilnya serta stafnya sesuai dengan struktur organisasi di
lapangan setiap saat, yang berwewenang dan bertanggung jawab tentang pelaksanaan pekerjaan.

XIV. Kofferdam/pengeringan
Apabila dianggap perlu kontraktor dapat membuat kofferdam sebagai pengaman guna
mengalihkan arus sungai agar tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Semua kerusakan, baik terhadap bangunan-bangunan sementara ataupun bangunan-bangunan
permanen, yang terjadi akibat kelengahan pemborong atau bobolnya tanggul pengaman yang
dibuat, harus diperbaiki dengan biaya pemborong sendiri.
Setelah bangunan-bangunan pengaman tersebut tidak diperlukan lagi, semua bentuk bangunan
pengaman harus dibongkar dan diratakan sehingga lapangan pekerjaan nampak rapi, bersih dan
fungsi dari bangunan yang sudah selesai dapat berjalan lancar seperti direncanakan.

XV. Standard dan spesifikasi


Pengujian material yang dipabrikasi untuk keperluan konstruksi yang tertera dalam kontrak harus
mengikuti standar pengujian yang baku antara lain:
1. SII : Standar Industri Indonesia
2. PUBI : Persyaratan Umum Bahan bangunan di Indonesia
3. PBI/NI-2 : Peraturan Beton Indonesia
4. NI : Normalisasi Indonesia
5. PKKI/NI-5 : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
6. SNI : Standar Nasional Indonesia
6. JIS : Japanese Industri Standar
7. BS : British Standard
8. ASTM : American Society Burreau of Reclamation
9. ACI : Amarican Concreate Institute

XVI. Pembayaran
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk keperluan semua kegiatan yang tersebut
dalam spesifikasi umum ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan, kecuali bila
ada dinyatakan dalam Daftar kuantitas dan harga.

B. SPESIFIKASI TEKNIS
I. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah kegiatan yang harus dilakukan penyedia jasa guna mempersiapkan
segala sesuatunya untuk menunjang melancarkan proses pelaksanaan pekerjaan.

1.1 Mobilisasi dan demobilisasi Alat


Mobilisasi adalah pengadaan dan mendatangkan alat-alat/perlengkapan serta personil ke
lokasi pekerjaan sedangkan demobilisasi adalah untuk mengeluarkannya dari lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus melaksanakan mobilisasi dan demobilisasi sebelum dan
sesudah selesai melaksanakan seluruh pekerjaan. Mobilisasi dengan persetujuan Pengguna
Jasa.
Penyedia jasa harus sudah memperitungkan semua biaya yang diperlukan untuk
mendatangkan dan memulangkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan yang di
perkirakan dalam methode pelaksanaan.

Jumlah alat yang dimobilisasi dan Pembayaran


Jumlah alat yang dimobilisasi adalah sebagaimana diperhitungkan penyedia jasa dalam
penawaran. Pembayaran dapat dilakukan sebesar 75 % dari nilai kontrak terhadap setiap
alat yang didatangkan sedangkan sisanya sebesar 25 % dapat dibayar pada saat pekerjaan
sudah selesai.

1.2 Biaya SMK3


Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, mencakup:
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
b. Sosialisasi, promosi dan pelatihan;
c. Alat pelindung kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD);
d. Asuransi dan perizinan;
e. Personil K3 Konstruksi;
f. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
g. Rambu- rambu yang diperlukan;
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan
i. Lain-lain terkait pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi.
Pembayaran
Pembayaran dilaksanakan setelah penyediaan SMK3 tersebut selesai dikerjakan dan di
setujui direksi dengan harga satuan Lump Sum (Ls).
1.3 Pemeliharaan Jalan Masuk
Jalan masuk ke lokasi pekerjaan dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4 maupun
kendaraan berat melalui jalan umum. Namun jalan disepanjang tanggul sangat sempit
sehingga perlu dilakukan penyediaan jalan masuk, karena adanya tebing sungai yang sudah
rusak . Untuk jalan masuk yang bisa dilalui roda 4 penyedia jasa berkewajiban untuk
memperbaiki kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan karena dilalui kendaraan
yang mengangkut bahan – bahan yang dibutuhkan.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan
dan di setujui direksi dengan harga satuan Lump Sum (Ls).

1.4 Penyelidikan Tanah


Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah yang mau di pancang,
kedalaman berapa biar dapat tanah keras.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan
dan di setujui direksi dengan harga satuan Lump Sum (Ls).

II. Pekerjaan Kontruksi


2.1 Pembersihan
Pembersihan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon,
halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki
atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pembersihan dalam satuan meter persegi(m2),
pembayaran dapat dilakukan setelah perkerjaan selesai dilaksanakan dan di setujui dereksi.

2.2 Galian Tanah Mekanis


Pekerjaan Galian Tanah Mekanis adalah pekerjaan menggali untuk pekerjaan normalisasi
dan pekerjaan menggali pondasi untuk pasangan bronjong dilokasi pekerjaan disekitar
tanggul yang direncanakan dengan bentuk dan ukuran serta kedalaman/elevasi
sesuai/tertera dalam gambar rencana yang disetujui dan atau sesuai petunjuk Direksi.
Penggalian dilaksanakan dengan Excavator Long arm, type dan alat bantu disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan atau sesuai petunjuk direksi, Hasil galian ditempatkan pada
tempat yang di setujui direksi.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan
di setujui direksi dengan harga satuan meter kubik (m3).

2.3 Timbunan Tanah Kembali


Pekerjaan timbunan tanah yang dimaksud yaitu timbunan tanah bekas galian adalah
menimbunkan tanah yang ditempatkan pada bagian belakang beton cor, dan dipadatkan
dengan alat stemper/ plate compactor.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah perkerjaan tersebut selesai di kerjakan
dan disetujui dereksi, dengan harga satuan meter kubik (m3).

III.
2.4 Cerucuk Besi Dia 2”
Pemasangan besi untuk cerucuk dibawah beton cor dinding penahan dengan ukuran pipa
besi Ø2”. Pemasangan pipa besi sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi.
Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah perkerjaan tersebut selesai di kerjakan dan
disetujui dereksi, dengan harga satuan buah (bh).

2.5 Pembesian
Besi beton/Tulangan
Besi beton yang digunakan merupakan besi standar SNI baik besi polos maupun besi ulir.
Gambar-gambar detail untuk penempatan tulangan dan daftar-daftar tulangan harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang disebutkan dalam syarat-syarat teknik pembuatan beton
bertulang yang dikeluarkan oleh American Concrete Institute’s.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah perkerjaan tersebut selesai di kerjakan
dan disetujui dereksi, dengan harga satuan kilogram (kg).

2.6 Bekisting
Bekisting/cetakan adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama
beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Bahan yang digunakan dapat terbuat dari logam, lembaran plywood atau papan kayu
dengan keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna. Bekisting dipakai maksimum 3 kali pengecoran.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Bekisting/cetakan, dalam satuan meter luas (m2)
dilakukan berdasarkan gambar yang telah dilaksanakan di lapangan.

2.7 Beton
Kontraktor dapat diizinkan untuk menggunakan ready-mixed concreate atau yang dicampur
dengan concrete mixer langsung di lokasi pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah perkerjaan tersebut selesai di kerjakan
dan disetujui dereksi, dengan harga satuan meter kubik (m3).
Harga satuan pekerjaan ini harus dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang diperlukan
untuk tenaga kerja, bahan dan peralatan serta mengamankan pekerjaan sebagaimana
ditunjukkan/diatur dalam gambar dan spesifikasi pekerjaan.

2.8 Pengadaan Sheet Pile Baja


Pengadaan sheet pile baja yang digunakan adalah hasil produksi pabrik dengan spesifikasi
minimal sebagai berikut :
Panjang : 12 m (atau sesuai hasil sondir)
Lebar : 400 mm
Tinggi : 125 mm
Tebal : 13 mm
Batas lumer minimal : 149.9 kg/m2
Momen inersia : 33350 cm4/m
Bagian modul elastis : 1670 cm3/m
Momen Max pembengkok : 592,85 kNm/m
Pekerjaan menyediakan baja sheet pile seri OZ 16A adalah meliputi pemesanan, produksi,
perawatan, pengangkutan ke lokasi dan penyimpanan sementara di lokasi pekerjaan.
Pemesanan produksi Sheet pile dapat dilakukan setelah Pengguna jasa menyetujui pabrik
yang diusulkan oleh Penyedia Jasa.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pengadaan sheet pile dilakukan berdasarkan jumlah batang
dan panjang sheet pile yang sudah ada di lokasi pekerjaan dinyatakan dalam satuan Panjang
(m’).

2.9 Pemancangan Sheet Pile Baja


Pemancangan dilaksanakan dengan alat breker sesuai dengan kondisi lapangan.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran sheet pile dilakukan berdasarkan jumlah batang dan panjang
sheet pile yang sudah terpasang yang di setujui oleh direksi, dinyatakan dalam satuan
panjang(m’).

2.10 Bongkaran Pasangan Lama


Pasangan lama yang tidak sesuai dimensi dangan gambar rencana harus di bongkar untuk
dibangun kembali.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran yang sudah siap di bongkar yang di setujui oleh direksi,
dinyatakan dalam satuan meter kubik(m3).

2.11 Timbunan Sirtu


Timbunan sirtu dimaksudkan adalah untuk menimbun disamping sheet pile sebelum
diadakan pengecoran.
Bahan yang digunakan adalah campuran pasir dengan batu kerikil dan tidak bercampur
dengan lumpur, yang diambil dari sungai. Komposisi campuran antara pasir dan kerikil
adalah 30 % pasir dan 70 % kerikil.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah perkerjaan tersebut selesai di kerjakan
dan disetujui dereksi, dengan harga satuan meter kubik (m3).

2.12 Geotextile Non Woven


Geotektile non woven adalah bahan sintetis berupa lembaran yang dapat digunakan sebagai
saringan. Khusus dalam pekerjaan ini geotextile non woven dipasang antara sheet pile dan
timbunan sirtu.
Tujuan pemasangan geotextile ini adalah untuk menahan/menyaring butiran tanah/sirtu
yang berada dibelakang sheet pile, sehingga butiran tanah dan lapisan sirtu tidak terbawa air
ke arah sungai. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar rencana.
Spesifikasi bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis polyester dengan spesifikasi sebagai berikut:
CBR puncture resist : 3500 N
Strip tensile (md) : 21,5 KN/m
Strength : 21,5 KN/m
Elongation : 80 %
Maximum Load : 40 %
Cone drop test (hole) : 17 mm
Water permeability : 140 l/m2s
Thiicness 2 kpa : 2,5 mm
Mass : 285 gr/m2
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan
di setujui direksi dengan harga satuan meter luas (m2).

Medan, 2019
Pejabat Pembuat Komitmen
Sungai dan Pantai – I

Yuda Valentino Siagian, S.T.


NIP. 19830626 201012 1 003

Anda mungkin juga menyukai