Anda di halaman 1dari 3

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Lokasi : D.I. Simarintop
Penawar : CV. MEGA BUS

No. Uraian Spesifikasi

1. Besi Beton 1. Harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)


2. Dimensi atau diameter besi beton disesuaikan dengan gambar
3. Material bahan harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya
4. Penumpukan dan Penyimpanan harus bebas dari tanah lembab maupun basah
5. Tegangan leleh 2400 Kg/cm2
2. Agregat Kasar 1. Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori. Bila ada butir-butir yang
pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20% dari jumlah berat seluruhnya
2. Agregat Kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut tes mes Los
Angeles ASTM – C – 131 – 55.
3. Agregat Kasar bersih dari zat Organis, zat zat reaktif Alkali atau sub stansi yang merusak beton.

3. Agregat Halus 1. Agregat halus digunakan pasir alam yang berasal dari pasar lokal.
2. Pasir harus bersih, bahan organis zat-zat alkali & Sub Stansi yang merusak beton.
3. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
4. Pasir harus terdiri dari Partikel – Partikel yang tajam dan keras.
5. Cara dan Penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi
Kontaminasi yang tidak diinginkan
4. Semen Portland @ 40 Kg 1. Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI – 8 – Bab 3.2 yaitu semen type I
2. Kontraktor harus mengusahakan agar satu merek semen saja yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton
3. Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam Zak tertutup oleh Pabrik, dan terlindungi serta harus dalam
jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya
4. Penyimpanan harus dilaksanakan ditempat-tempat terlindungi dan tidak boleh berhubungan langsung dengan lantai
dan ditumpuk dalam urutan pengirimannya.
5. Semen yang rusak atau tercampur apaun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan
5. Air Pasangan 1. lulus pengujian AASHTO T26 (pengujian air dari satu sumber)
2. tidak mengandung minyak
3. tidak berwarna
6. Tanah Timbun harus bersih, jauh dari kotoran dan mempunyai kadar plastis rendah
7. Kayu Kelas Kuat IV/ Kayu Sembarang Untuk Bekisting/Cetakan Beton
8. Kayu Kelas Kuat II/ Kayu Meranti Untuk pekerjaan:
1. Rangka Atap
2. Kuda-Kuda
3. Listplank
4. Pekerjaan Pintu
9. Bahan Landasan untuk Drainase Pipa dan Beton Bahan berbutir yang digunakan sebagai landasan dapat berupa kerikil berpasir atau batu pecah dan harus memenuhi
ketentuan berikut ini :
Ukuran Butiran Maksimum (SNI 03-3422-1994) : 20 mm atau kurang, tetapi paling sedikit dua kali celah
maksimum antara dua pipa yang disambung tanpa adukan.
Lolos Ayakan No. 200(SK SNI M-02-1994-03) : Maksimum 15 %.

Indeks Plastisitas (SNI 03-1966-1990) : Maksimum 15 %.


Batas Cair (SNI 03-1967-1990) : Maksimum 25

10. Pipa Peresapan/Weep Hole/Sulingan Bahan yang digunakan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan untuk pekerjaan
pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan

11. Pengendalian Pekerjaan 1. AASHTO

AASHTO M36 - 90 : Zinc Coated (Galvanized) Corrugated Iron or Steel Culverts


and Underdrains
AASHTO M170 - 89 : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain and Sewer Pipe.

2. Standar Nasional Indonesia (SNI)

SK SNI M-02-1994-03 (AASHTO T11 - 90) : Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Agregat Ha-
lus dan Kasar
SNI 03-1968-1990 (AASHTO T27 - 88) : Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Agregat
Halus
Dan kasar
SNI 03-3422-1994 (AASHTO T88 - 90) Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan
Alat hidrometer
SNI 03-1967-1990 (AASHTO T89 - 90) Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande

SNI 03-1966-1990 (AASHTO T90 - 87) Metode Pengujian Batas Plastis


SNI 03-1742-1989 (AASHTO T 99 - 90) Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah
SNI 03-2828-1992 (AASHTO T191 - 86) Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Ko-
nus Pasir.

3. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SKSNI T-15-1999-03).,
4. Peraturan Beton Indonesia (P.B.I), 1989 atau yang tebaru.,
5. Peraturan Bangunan Baja Indonesia (PBBI – 1983).,
6. Peraturan Bangunan Tahan Gempa. Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (1970).,
7. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk gedung (1980).,
8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI).,
9. Peraturan Muatan Indonesia (PMI), 1970 dan 1983.,
10. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI), 1982.,
11. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan dan Pelaksanaan Bangunan di Indonesia (PUBB), 1956.,
12. Standard Industri Indonesia (SII).,
13. Ketentuan yang dikeluarkan oleh PDAM setempat.,
14. Undang-Undang Perburuhan.,
Catatan : Seluruh proses pelaksanaan harus selalu mendapat ijin dari Direksi dan Konsultan Pengawas/ Supervisi. Untuk bahan-bahan yang tidak atau belum ada peraturannya di
Indonesia, dipakai syarat-syarat yang ditentukan oleh Pabrik bahan tersebut serta peraturan-peraturan lain yang disebutkan didalam Spesifikasi.

Diketahui Oleh: Medan, 28 Juli 2015


Penawar

CV. MEGA BUS Dibuat Oleh:

Nama Pimpinan Tenaga Ahli Namanya


Jabatan Tenaga Ahli

Anda mungkin juga menyukai