(RK3K)
DAFTAR ISI
I. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja bagi seluruh Personil dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Pelaksanaan
pekerjaan dilapangan, Membuat suatu manajemen yang mengatur dan mengelola Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Pelaksanaan Pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/Aturan Resmi dari Pemerintah seperti tersebut
diatas.
II. PERSYARATAN UMUM
Secara umum Sistem Manajemen MK3 Perusahaan adalah sebagaimana tergambar dalam skema berikut :
atas nama perusahaan bahwa kami akan menerapkan Sistem Manejemen Keselamatan Konstruksi dan
* Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3 yang ada di Perusahaan PT.
PATAMA ABHISEVA PRODUCTION
* Menjadikan Kebijakan Ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan mengevaluasi sasaran
* Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur secara berkala dengan mengacu
pada sasaran mutu dan K3 perusahaan beserta semua unit pendukungnya.
* Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang relevan bagi perusahaan PT.
PATAMA ABHISEVA PRODUCTION
* Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi.
* Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja MK3 yang berkesinambungan.
Direktur PT. PATAMA ABHISEVA PRODUCTION memberikan bukti perlibatan dan partisipasinya pada
pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan K3 dan terus menerus memperbaiki keefektifannya
dengan jalan :
Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan,
K3, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3
Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan hingga sasaran mutu dan K3 unit-unit
kerja yang mendukungnya.
Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang pelaksanaannya diatur dalam
Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
Direksi menetapkan dan mengesahkan Kebijakan MK3, berupa surat keputusan yang mencakup :
* Maksud dan Tujuan
* Ikrar Perlibatan untuk Memenuhi persyaratan dan terus menerus memperbaiki Sistem Manajemen K3
* Tersedianya Kerangka Kerja untuk menetapkan dan meninjau Sasaran MK3
* Kebijakan MK3 ini dikomunikasikan, dipahami dalam Organisasi dan didokumentasikan
* Pelaksanaan Tinjauan pada waktu terjadwal, sehingga dapat dilakukan penyesuaian terus-menerus
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
Jabatan : Direktur
dalam rangka Pengadaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Cahaya Pardomuan Kecamatan Datuk Lima
Puluh (DAK) pada Pokja Pemilihan: Kelompok Kerja Pemilihan : Pokjamil 7 Pemerintahan Daerah :
Kabupaten Batu Bara Tahun Anggaran : 2021 berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan
demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :
TUJUAN
Untuk memastikan atau menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan di Unit Kerja Pokja Pemilihan: Kelompok
Kerja Pemilihan : Pokjamil 7 Pemerintahan Daerah : Kabupaten Batu Bara Tahun Anggaran : 2021 Pada Kegiatan
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Cahaya Pardomuan Kecamatan Datuk Lima Puluh (DAK), telah mencakup /
menjamin hal-hal tentang :
1 Pemakaian peralatan/perlengkapan yang memadai
2 Dapat mengidentifikasi sumber-sumber/potensi bahaya
3 Melaksanakan metode yang benar (menyediakan tempat-tempat khusus untuk material yang
memerlukan penanganan khusus, bongkar muat)
VIII. DEFINISI
1 Pekerjaan ini adalah Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Cahaya Pardomuan Kecamatan Datuk Lima Puluh
(DAK). Keselamatan dan Kesehatan konstruksi adalah untuk memberikan suatu dasar dalam bekerja yang
menuju kearah tujuan akhirnya, yakni mencegah terjadinya cedera atau gangguan kesehatan yang
disebabkan karena kejadian dan keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
2 Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan ringan atau pada prinsipnya tidak
membutuhkan perawat I rawat inap di Rumah Sakit.
3 Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan sedang / korban luka berat atau
mebutuhkan rawat inap di rumah sakit.
Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan berat / korban meninggal dunia.
Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan berat / korban meninggal dunia.
5 Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung diri, dilatih bagaimana cara
menggunakan, dan digunakan tempat yang seharusnya.
6 Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan, diangkat dan diperlakukan sedemikian
rupa sehingga dapat dicegah dari kemungkinan terjadinya kebakaran
7 Alat-alat penyelamat harus tersedia diareal atau tempat-tempat yang membutuhkan
8 Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan keselamatan, seperti pelampung/ life
jacket yang mudah dijangkau dan diketahui oleh pegawai yang berada dilokasi tersebut.
PENANGANAN KECELAKAAN
1 Tangani segera apabila ada kecelakaan Kerja dan utamakan keselamatan Jiwa Manusia
2 Segera berikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan jenis kecelakaan
3 Apabila perlu, segera dibawa ke Puskesmas/dokter/ rumah sakit yang telah dirujuk pada alamat yang
ditentukan
4 Hubungi kepolisian Babinsa setempat apabila kecelakaan tersebut memerlukan pertolongan yang serius
2 Beritahukan kepada personil yang berada dilokasi bahwa terjadi bahaya kebakaran
3 Jika terjadi kebakaran besar yang tidak dapat ditangani sendiri,utamakan manusia dengan memberitahukan
agar menjauhi lokasi
4 Laporkan kejadian kebakaran kepada penanggung jawab safety
Catatan :
1 Jika di lokasi pekerjaan banyak terdapat kayu-kayu kering, yang diperhatikan adalah :
- Dilarang membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan
- Bara-bara api / bekas api unggun harus dipastikan telah benar-benar padam ketika akan meninggalkan
tempat
2 Peralatan pemadam api / Fire extinguisher, harus disediakan pada tempat-tempat rawan tertentu yang
memerlukan
PERALATAN
KESELAMATAN
PEGAWAI
Setiap personil yang bertugas pada pelaksanaan pekerjaan, untuk paket pekerjaan yang berisiko tinggi terutama
yang dilapangan wajib menggunakan Peralatan Pelindung Diri Yang sesuai dengan Standar yaitu :
1 Helm Proyek, disarankan dipakai setiap kelapangan dan diwajibkan dipakai pada tempat-tempat yang
berisiko tinggi terhadap kejatuhan / benturan material;
2 Sepatu Proyek, Dipakai setiap hari dilapangan / site;
3 Pakaian Seragam, dan identitas pengenal diri;
4 Masker, jika bekerja didaerah yang beracun / berbau yang bisa mengakibatkan terganggunya kesehatan;
5 Sarung Tangan, bila hal tersebut diperlukan (untuk tukang Las Diwajibkan);
6 Kacamata Pelindung, jika hal tersebut diperlukan
7 Body Protector (pelindung Badan), apabila hal tersebut diperlukan (tukang Las Diwajibkan);
8 Life Jacket (Pelampung), untuk bekerja diatas air dipakai setiap menggunakan transportasi air
9 P3K, disediakan ditempat-tempat yang memerlukan
10 Perlengkapan P3K harus diperiksa kembali kelengkapannya setelah dipergunakan
11 Setiap Pembantu Pelaksana, pelaksana, koordinator pengukuran harus dilengkapi dengan sarana
komunikasi;
12 Memastikan sarana komunikasi berfungsi dengan baik
13 Disediakan layout ruangan ditempat-tempat strategis
TARGET YANG INGIN DICAPAI :
· ZERO ACCIDENT
· MUST BE USE HELMET, SAFETY SHOES & OTHERS SAFETY EQUIPMENT
· KEEP IN ORDER
· PROJECT CLEAN, NEAT AND
HEALTH
b Pendarahan Akibat Benda Tumpul - Gejala Sesak Nafas dan memar, segera dibawa
Puskesmas/dokter/rumah sakit untuk diobservasi Pertama
selama 12 jam
2 Keracunan
a Keracunan akibat makanan atau - Segera berikan susu/putih telur/air kelapa atau air putih
minuman yang tidak diketahui
- Gejala : mual, pusing, kaki dingin, bola mata membesar sebelah
Berikan CTM
7 Panas / Overhead - Bawa ketempat yang teduh
- Berikan air putih secukupnya
- Sedot lendir pada hidung jika ada
- Untuk mnghindari dehidrasi, minum air, minum air sebanyak-
banyaknya bila bekerja dibawah panas matahari
- Panas akan berakibat ke paru-paru atau nafas
- Untuk dilakukan :
a. Bila ada teman 2 orang
5 x dada (agak kiri) ditekan secukupnya lalu 1 x ditiup dari hidung
atau mulut (Salah satu ditutup) terus-menerus selama ± 15 Menit
b. Bila sendirian
15 x dada ditekan secukupnya lalu ditiup 2 x
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3
Nama Perusahaan : PT. PATAMA ABHISEVA PRODUCTION
Kegiatan : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. CAHAYA PARDOMUAN KECAMATAN DATUK LIMA PULUH ( DAK )
Lokasi : D.I. CAHAYA PARDOMUAN KECAMATAN DATUK LIMA PULUH
Tanggal dibuat : 14 Juni 2021
PERSYARATAN
PENGENDALIAN NILAI TINGKAT PENGENDALIAN NILAI TINGKAT
NO URAIAN IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA (TIPE PEMENUHAN KEMUNG KEPARA KEMUNG KEPARA KETERANGAN
AWAL RISIKO RISIKO LANJUTAN RISIKO RISIKO
PEKERJAAN (Skenario Bahaya) KECELAKAAN) PERATURAN KINAN (F) HAN (A) KINAN (F) HAN (A)
(FXA) (TR) (FXA) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lokasi - Terluka akibat terkena alat 1. Patah tulang / retak / UU No. 1 Tahun 1970 Memakai APD (sepatu 2 2 4 Sedang Administratif N/A N/A N/A N/A
Pekerjaan babat rumput, cangkul, skop kematian Tentang Keselamatan kerja, sarung tangan,
dan duri tumbuhan Kerja kacamata, masker,
helm), Kotak P3K
2 Pembuatan Direksi - terluka terkena gergaji, alat 1.Tulang Patah UU No. 1 Tahun 1970 Memakai APD (sepatu 2 2 4 Sedang Administratif N/A N/A N/A N/A
Keet martil dan palu /Retak/kematian Tentang Keselamatan kerja, sarung tangan,
Kerja kacamata, masker,
- Tertimpa Alat Kerja / Matenal 2. Terluka Bagian Tubuh helm), Kotak P3K 2 1 2
II PEKERJAAN SALURAN
1 Pekerjaan Bongkar - terluka dan tertimpa material 1.Tulang Patah UU No. 1 Tahun 1970 Memakai APD (sepatu 2 2 4 Sedang Administratif N/A N/A N/A N/A
Pasangan Batu batu kali /Retak/kematian Tentang Keselamatan kerja, sarung tangan,
Kerja kacamata, masker,
2. Terluka Bagian Tubuh helm), Kotak P3K 2 1 2
3. Nafas Sesak 2 1 2
Kegiatan : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. CAHAYA PARDOMUAN KECAMATAN DATUK LIMA PULUH ( DAK )
Memakai Perlengkapan
Mencegah Lulus Test dan Paham Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
kecelakaan lalu lintas, mengenai system Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung bekerja harus sudah
memastikan keselamatan Mobilisasi seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
1 Pembersihan Lokasi Pekerjaan tangan, sepatu safety lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
keselamatan kerja, dan demosilisasi peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan melaksanakan urutan
memastikan rambu2 peralatan standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
lalu lintas pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
Memakai Perlengkapan
Mencegah cidera Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
berulang, memastikan Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung Lulus Test dan Paham bekerja harus sudah
kesiapan APD, seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
2 Pembuatan Direksi Keet tangan, sepatu safety mengenai Pekerjaan lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
Memastikan peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan Pendahuluan melaksanakan urutan
pekerjaan terpasang standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
dengan benar pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
2 PEKERJAAN SALURAN
Memakai Perlengkapan
Mencegah cidera Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
berulang, memastikan Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung Lulus Test dan Paham bekerja harus sudah
Pekerjaan Bongkar Pasangan kesiapan APD, seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
1 tangan, sepatu safety mengenai Pekerjaan lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
Batu Memastikan peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan Galian Tanah melaksanakan urutan
pekerjaan terpasang standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
dengan benar pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
Memakai Perlengkapan
Mencegah cidera Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
berulang, memastikan Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung Lulus Test dan Paham bekerja harus sudah
kesiapan APD, seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
2 Pekerjaan Galian Tanah tangan, sepatu safety mengenai Pekerjaan lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
Memastikan peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan Pemasangan Batu melaksanakan urutan
pekerjaan terpasang standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
dengan benar pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
Memakai Perlengkapan
Mencegah cidera Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
berulang, memastikan Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung Lulus Test dan Paham bekerja harus sudah
kesiapan APD, seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
3 Pekerjaan Pasangan Batu Kali tangan, sepatu safety mengenai Pekerjaan lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
Memastikan peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan Beton Cor melaksanakan urutan
pekerjaan terpasang standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
dengan benar pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
Memakai Perlengkapan
Mencegah cidera Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
berulang, memastikan Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung Lulus Test dan Paham bekerja harus sudah
kesiapan APD, seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
4 Plesteran tangan, sepatu safety mengenai Pekerjaan lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
Memastikan peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan Begisting/Cetakan melaksanakan urutan
pekerjaan terpasang standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
dengan benar pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
Memakai Perlengkapan
Mencegah cidera Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
berulang, memastikan Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung Lulus Test dan Paham bekerja harus sudah
kesiapan APD, seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
5 Urugan Tanah Kembali tangan, sepatu safety mengenai Pekerjaan lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
Memastikan peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan Begisting/Cetakan melaksanakan urutan
pekerjaan terpasang standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
dengan benar pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
Memakai Perlengkapan
Mencegah cidera Tersediannya Instruksi kerja / Rambu Peringatan,
APD, diberi rompi Sebelum memulai
berulang, memastikan Tersediannya metodenya / SDM Sesuai
berwarna, helm sarung Lulus Test dan Paham bekerja harus sudah
kesiapan APD, seluruh lokasi diberikan rambu Kebutuhan, Masker, 100 % Sesuai
6 Pekerjaan Pintu Air tangan, sepatu safety mengenai Pekerjaan lengkap, tertib dalam Check List Petugas Keselamatan Konstruksi
Memastikan peringatan dan barikade sesuai Sepatu Safety, Standard
dan penempatan Pintu Air melaksanakan urutan
pekerjaan terpasang standard, pengawasan Helm, Kaca mata,
rambu2 yang dapat pekerjaan
dengan benar pekerjaan Sarung Tangan
terlihat
Daftar Peraturan Perundang - Undangan dan Peryaratan K3 yang Wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan
proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Cahaya Pardomuan Kecamatan Datuk Lima Puluh (DAK)
a) Undang - undang (UU)
Undang - undang yang mengatur tentang K3 adalah undang - undang tenaga Pekerja, Keselamatan Kerja dan
Kesehatan. Undang - undang ini Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan tempat kerja, Kewajiban
Pemimpin tempat kerja, hak dan kewajiban Pekerja
b) Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Aspek K3 adalah Peraturan Pemerintah tentang keselamatan Kerja
terhadap radiasi lainnya serta pengajuan Zat Radioaktif
c) Keputusan Presiden (Kepres)
Keputusan Presiden yang mengatur aspek K3 adalah keputusan presiden tentang penyakit yang timbul karena
hubungan Kerja
d) Peraturan - Peraturan yang dikeluarkan oleh kementerian Tenaga Kerja (Kepmenaker)
Peraturan - peraturan yang dikeluarkan oleh depnaker di rumah sakit pada umumnya menyangkut tentang syarat-
syarat keselamatan kerja misalnya syarat -syarat K3 dalam Pemakaian Lift, Listrik, Pemasangan alat Pemadam api
ringan (APAR), Konstruksi bangunan instalasi penyalur Petir dan lain - lain.
e) Peraturan - peraturan yang dikeluakan oleh kementerian Kesehatan (Permenkes)
Peraturan yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan tentang aspek k3 di rumah sakit, lebih terkait dengan aspek
kesehatan kerja daripada keselamatan kerja. Hal tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementrian
kesehatan
f) Peraturan yang dikeluarkan oleh kementrian lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan K3 di fasilitas
pelayanan kesehatan, yaitu peraturan dari kementrian lain adalah yang terkait dengan aspek radiasi.
◙ Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya bahaya akibat suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angina, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik psikis, kereacunan, infeksi atau penularan
2 Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 dalam peraturan ini terdapat beberapa hal
yang digunakan diantaranya:
1 Dasar Hukum Yang Digunakan
i. UU No. 13 th 2003 ttg Ketenagakerjaan
ii. UU No. 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja
2 Tujuan Penerapan SMK3
1 Meningkatkan efektifitas perlindungan K3 yg terencana, terukur dan terintegrasi
2 Mencegah dan mengurangi kec. Kerja dan PAK dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan /
atau SP/SB
3 Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktifitas
3 Ketentuan Penilaian SMK 3
1) Audit dilakukan lembaga audit independen yang ditunjuk menteri atas permohonan perusahaan.
2) Perusahaan yang berpotensi bahaya tinggi wajib melakukan penilaian penerapan SMK3
4 Laporan Audit SMK3
1 Hasil Audit dilaporkan Kepada Menteri
2 Laporan Audit, Tembusan disampaikan Kepada:
● Menteri Pembina Sektor
● Gubernur
● Bupati / Walikota untuk Peningkatan SMK3
5 Tinjauan Ulang Peningkatan Kinerja SMK3
1 Mengevaluasi strategi SMK3 untuk menentukan apakah telah memenuhi tujuan yang telah direncanakan
2 Mengevaluasi kemampuan SMK3 untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan para pemangku kepentingan,
termasuk para pekerja
3 Mengevaluasi kebutuhan perubahan pada SMK3, termasuk kebijakan dan sasaran
4 Mengevaluasi kemajuan dalam pencapaian tujuan organisasi dan tindakan korektif
5 Mengevaluasi efektifitas tindak lanjut dari tinjauan ulang sebelumnya
6 Mengidentifikasi tindakan apa yang diperlukan untuk memperbaiki setiap kekurangn dalam waktu yang tepat,
termasuk adaptasi terhadap aspek aspek yang berkaitan dengan struktur managemen dan pengukuran
kinerja perusahaan
7 Memberikan arahan terhadap umpan balik, termasuk penentuan prioritas,perencanaan yang bermakna
dan perbaikan berkesinambungan.
Peraturan RI No. 11 Tahun 1975 Tentang keselamatan Kerja Terhadap Radiasi
Dalam peraturan ini diatur nilai ambang batas yang diizinkan. Selanjutnya ketentuan nilai ambang batas yang
diizinkan, diatur lebih lanjut oleh instansi yang berwenang.
Pengaturan mengenai petugas dan ahli proteksi radiasi, pemeriksaan kesehatan calon pekerja dan pekerja radiasi,
kartu kesehatan , pertukaran tugas pekerjaan, letentuan-ketentuan kerja dengan zat radioaktif dan atau sumber
radiasi lainnya, pembagian daearh kerja dan pengelolaan limbah radioaktif, kecelakaan dan ketentuan pidana.
a. Instansi atom harus mempunyai petugas dan ahli proteksi radiasi dimana petugas proteksi mempunyai tugas
menyusun pedoman dan istruksi kerja, sedangkan ahli proteksi mempunyai tugas mengawasi ditaatinya
peraturan keselamatan kerja terhadap radiasi
b. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada pekerja radiasi adalah:
● Calon Pekerja radiasi
● Berkala Setiap Satu tahun
● Pekerja radiasi yang akan putus hubungan kerja
c. Pekerja radiasi wajib mempunyai kartu kesehatan dan petugas proteksi radiasi wajib mencatat dalam kartu
khusus banyaknya dosis panajan radiasi yang diterima masing-masing pekerja
d. Apabila pekerja menerima dosis radiasi melebihi nilai ambang batas yang diizinkan, maka pekerja tersebut harus
dipindahkan tempat kerjanya ketempat lain yang ditak terpajan radiasi
e. Perlu adanya pembagian daerah kerja sesuai dengan tingkat bahaya radiasi dan pengelolaan limbah radioaktif
f. Perlu adanya tidakan dan pengamanan untuk keadaan darurat apabila terjadi kecelakaan radiasi
g. Pelanggaran ketentuan ini diancam pidana denda Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) Peraturan Pemerintah No. 12
Tahun 1975 Tentang izin pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya, syarat dan cara memperoleh izin,
kewajiban dan tanggung jawab pemegang izin serta pemeriksaan dan ketentuan pidana.
3 Keputusan Presiden
Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul karena Hubungan kerja. Dalam peraturan
ini diatur hak pekerja kalua menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja, pekerja tersebut mempunyai hak
untuk mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan
kerja berakhir (paling lama 3 tahun sejak hubungan kerja berakhir)
dan laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu sesuai dengan hazard di tempat kerja.
4 Penyusunan pedoman pemeriksaan kesehatan sebelum kerja merupakan kewajiban pemimpin dan dokter
pekerja yang dilakukan oleh dokter perusahaan (biasanya dilakukan secara rutin setiap tahun).
2 Tujuannya untuk mempertahankan derajat kesehatan pekerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta
menilai kemungkinan adanya pengaruh pekerjaan terhadap kesehatan sedini mungkin agar dapat
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
3 Pemeriksaan berkala dilakukan sekurang-kurangnya setahun sekali meliputi pemeriksaan fisik lengkap,
kesegaran jasmani, rontgen dan laboratorium rutin serta pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap
perlu.
4 Kewajiban pemimpin dan dokter perusahaan untuk menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan berkala
yang dikembangkan mengikuti perkembangan perusahaan dan kemajuan kedokteran dalam kesehatan
kerja.
5 Apabila Pada waktu pemeriksaan berkala ditemukan kelainan-kelainan atau gangguan-gangguan
kesehatan pada pekerja, pemimpin wajib melakukan tindakan lanjut untuk mengobati gangguan kesehatan
tersebut dan mencari penyebab masalah agar dapat dilakukan koreksi untuk menjamin terselenggaranya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pemeriksaan khusus
1 Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter perusahaan
secara khusus terhadap pekerja tertentu.
2 Tujuan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap pekerja atau golongan-
golongan pekerja tertentu
3 Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap :
► Pekerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari
2 (dua) Minggu.
► Pekerja yang berusia diatas 40 tahun atau pekerja cacat, serta pekerja muda usia yang melakukan
pekerjaan tertentu
► Pekerja yang diduga terupajan dengan hazard khusus menimbulkan gangguan kesehatan, juga perlu
dilakukan pemeriksaan khusus sesuai kebutuhan.
► Jika ditemukan keluhan pekerja atau atas pengamatan pengawas keselamatan dan kesehatan kerja,
atau atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan Keselamatan Kerja dan instansi terkait lainnya atau atas
pendapat umum di masyarakat.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/Men/1980 tentang Syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan (APAR) Peraturan ini menjelaskan jenis kebakaran dan jenis alat
pemadam api ringan serta bagaimana pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan. Pemasangan
alat pemadam api ringan (APAR)
► Ditempatkan posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan.
► Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari lantai tepat di atas APAR tersebut
► Jarak antar APAR satu dengan yang lainnya tidak melebihi 15 meter kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja
► Tabung APAR sebaiknya warna merah dan tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat karena karat
► Tabung APAR harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnya ditempatkan dalam lemari atau box. Apabila box tersebut dikunci maka
bagian depannya harus diberi kaca aman dengan tebal maksimum 2 mm.
e. Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan setiap APAR harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun yaitu
pemeriksaan dalam jangka 6 bulan dan pemeriksaan dalam jangka 12 bulan, selain itu setiap tabung APAR perlu
dilakukan percobaan secara berkala dengan jangka waktu tidak melebihi 5 tahun guna melihat kekuatan tabung.
Pelanggaran aturan ini diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp 100.000,0 (Seratus Ribu Rupiah).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-01/Men1981 tentang kewajiban melaporkan penyakit
akibat kerja. Dalam peraturan ini diuraikan jenis-jenis penyalit akibat kerja, dimana ada 30 jenis. Dari 30 jenis
penyakit tersebut salah satunya adalah penyakit-penyakit infeksi atau parasit yang didapat dalam suatu
pekerjaan kesehatan dan laboratorium. Batas waktu kewajiban melaporkan penyakit kesehatan dan laboratorium.
Batas waktu kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja adalah 2 x 24 jam. Dalam peraturan ini diuraikan juga
tentang kewajiban pimpinan untuk melakukan tindakan preventif agar penyakit akibat kerja tidak terulang lagi
serta kewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI no. Per-03/ Men/1982 tentang pelayan Kesehatan Kerja.
Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa merupakan kewajiban pimpinan untuk memberikan pelayanan kesehatan
kerja kepada pekerja, dapat diselenggarakan sendiri atau mengadakan ikatan kerjasama dengan pelayanan
kesehatan kerja lain. Tugas poko Pelayanan Kesehatan Kerja meliputi :
► Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus
► Pembinaan dan Pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap pekerja.
► Pembinaan dan Pengawasan lingkungan kerja
► Pembinaan dan pengawasan perlengkapan saniter
► Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan kerja
► Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja
► Pertolongan Pertama Pada kecelakaan (P3K)
► Pendidikan kesehatan untuk pekerja dan latihan untuk petugas P3K
► Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan APD yang diperlukan
dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja
► Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
► Pembinaan dan pengawasan terhadap pekerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya
► Pemeliharaan dan pengujian tahunan meliputi : memeriksa tegangan instansi, memeriksa kondisi dan
keberhasilan seluruh detector, menguji sekurang-kurangnya 20% detector dari setiap kelompok instansi
sehingga selambat-lambatnya dalam waktu 5 tahun, seluruh detector sudah diuji.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. Per-02/Men/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur petir. Yang
dimaksud instansi penyalur petir adalah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri dari penerima (Air
Termina/Rod), penghantar penurunan , elekroda Bumi (Earth Electrode) termasuk perlengkapan lainnya yang
merupakan satu kesatuan yang berfungsi untuk menangkap muatan petir dan menyalurkan ke bumi.
Sejalan dengan hal tersebut maka dalam peraturan ini diatur mengenai penerima (air terminal), penghantar
turunan, pembumian, Menara, bangunan yang mempunyai antenna, cerobong yang lebih tinggi dari 10 meter,
pemeriksaan pengujian, pengesahan. Oleh karena itu instalasi penyalur petirharus direncanakan, dibuat,
dipasang dan dipelihara sesuai dengan peraturan ini. Gambar rencana instansi penyalur petir harus
mendapatkan pengesahan dan sertifikat dari menteri atau pejabat yang ditunjuk.
g Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 05/Men/1996 tentang System Manajemen Keselamatan Kerja
Dalam peraturan ini dijelaskan mengenai tujuan dan sasaran system manajemen K3, penerapan system
Manajemen K3, audit system manajemen K3, mekanisme pelaksanaan audit dan sertifikasi K3. Dalam lampiran
peraturan tersebut diuraikan mengenai pedoman penerapan system manajemen K3 yang terdiri dari:
► Komitmen dan Kebijakan
● Kepemimpinan dan komitmen menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan
keputusan perusahaan.
● Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukan komitmen terhadap K3 sehingga penerapan
SMK3 berhasil diterapkan dan dikembangkan
● Setiap pekerja dan orang lain yang berada di tempat kerja harus berperan serta dalam menjaga dan
mengendalikan pelaksanaan K3.
► Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Initial Review)
► Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
● Pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pimpinan dan atau pengurus yang memuat keseluruhan visi
dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional
► Perencanaan
● Perencanaan identifikasi bahaya penilaian dan pengendalian resiko
● Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
● Tujuan dan sasaran (SMART)
● Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan K3 harus dikonsultasikan dengan wakil pekerj, ahli K3, P2K3 dan
pihak lain yang terkait
● Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan ditinjau ulang kembali secara teratur sesuai dengan
perkembangan
► Indikator Kinerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan K3 perusahaan harus menggunakan indicator kinerja yang
dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan
pencapain SMK3
► Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang sedang berlangsung
● Penerapan
1 Jaminan kemampuan
2 Sumber daya manusia sarana dan dana
3 Integrasi
4 Tanggung jawab dan tanggung gugat
5 Konsultasi, motivasi dan kesadaran
6 Pelatihan dan kompetensi kerja
7 Kegiatan pendukung
► Komunikasi 2 arah, mengkomunikasikan hasil audit K3, identifikasi dan menerima informasi K3 yang terkait
dari luar perusahaan dan menjamin informasi terkait disampaikan kepada pihak yang membutuhkan
● Pelaporan
● Insiden
● Ketidaksuaian
● Kinerja K3
● Indentifikasi Sumber Bahaya
● Pelaporan Untuk Memenuhi Regulasi
● Pendokumentasikan
● Pengendalian Dokumentasi
1 Sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di perusahaan
2 Ditunjau ulang secara berkala, jika perlu direvisi
3 Sebelum diterbitkan harus disetujui oleh personil berwenang
4 Dokumentasi versi terbaru harus tersedia ditempat kerja yang dianggap perlu
5 Semua dokumen yang using harus segera disingkirkan
6 Mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah dipahami
7 Pencatatan dan manajemen informasi
8 Identifkasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
9 Identifikasi sumber bahaya
10 Penilaian resiko
11 Tindakan pengendalian
12 Perencanaan (design) dan rekayasa
13 Pengendalian administrative
14 Tinjauan ulang kontak
15 Pembelian
16 Prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
17 Prosedur menghadapi insiden
18 Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
19 Pengukuran dan evaluasi
20 Inspeksi dan pengujian
21 Audit system manajemen K3
22 Tindakan perbaikan dan pencegahan
23 Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen
24 Evaluasi terhadap penerapan kebijakan k3
25 Tujuan, sasaran dan kinerja K3
26 Hasil temuan audit system manajemen K3
27 Evaluasi efektifitas penerapan system manajemen K3 dan kebutuhan untuk mengubah system
manajemen K3 sesuai dengan:
● Perubahan oeraturan perundangan
● Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
● Perubahan produk dan kegiatan perusahaan
● Perubahan struktur organisasi perusahaan
C.2. Kompetensi
Tenaga Ahli K3 dalam periode tertentu mengikuti pelatihan keahlian K3
C.3. Kepedulian
Kami, Segenap jajaran PT. PATAMA ABHISEVA PRODUCTION selalu peduli K3 dengan :
► Meningkatkan cara kerja K3 sesuai peraturan perundang-undangan
► Melaksanakan pengendalian risiko K3 sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
► Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan tempat kerja yang aman,sehat
dan bebas resiko kecelakaan
► Melakukan perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan
C.4. Komunikasi
Dalam kaitannya dengan bahaya K3, perusahaan / penyedia jasa akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk komunikasi internal antara berbagai tingkat dan fungsi penyedia jasa melalui forum P2K3, maupun komunikasi
dengan pemasok, sub kontraktor dan pengunjung / tamu lainnya yang datang ke proyek. Selain itu sebagai sarana
komunikasi lainnya, perusahaan / penyedia jasa akan membuat, menerapkan dan memeliharan prosedur untuk
menerima, mendokumentasikan dan menanggapi kritik dan saran dari pihak luar yang terkait.
b. Pembuatan Direksi Keet Terluka terkena gergaji, alat martil dan palu 1. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan, Ahli K-3
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
2 PEKERJAAN SALURAN
a. Pekerjaan Bongkar Pasangan Batu terluka dan tertimpa material batu kali 1. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan, Ahli K-3
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
b. Pekerjaan Galian Tanah Terluka akibat terkena alat babat rumput, cangkul, 1. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan, Ahli K-3
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
skop dan duri tumbuhan
2. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan,
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
c. Pekerjaan Pasangan Batu Kali terluka dan tertimpa material batu kali 1. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan, Ahli K-3
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
d. Plesteran Iritasi kulit terkena campuran semen 1. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan, Ahli K-3
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
e. Urugan Tanah Kembali Terluka terkena tertimbunan tanah 1. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan, Ahli K-3
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
f. Pekerjaan Pintu Air terluka, tertimpa dan terjepit pintu air saat pemasanga 1. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan, Ahli K-3
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
2. Memakai APD (sepatu kerja, sarung tangan,
kacamata, masker, helm), Kotak P3K
NO Kegiatan PIC 1 2 3 4 5 6
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi Petugas K3
2 Patroli Keselamatan Konstruksi Petugas K3
3 Audit Internal Petugas K3
Hal ini berlaku terhadap aktifitas rutin dan non rutin, aktifitas semua orang memiliki akses ke tempat kerja
(termasuk sub kontraktor dan pengunjung), fasilitas ditempat kerja, baik yang diberikan pihak organisasi maupun
pihak lainnya.
E.3 Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
1 Meningkatkan derajat kesehatan kerja tenaga kerja
● Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dan Ahli K3 Umum.
● Melaksanakan kerjasama dengan rumah sakit terdekat sebagai rujukan penanganan kecelakan kerja
ataupun keadaan darurat di tempat kerja
2 Meningkatkan pengetahuan tenaga kerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
● Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan kebutuhan,
keahlian dan kompetensi tenaga kerja secara rutin baik dilaksanakan sendiri maupun pihak luar
● Menjalin kerjasama dengan dinas-dinas terkait yang memiliki kewenangan khusus untuk memberikan
pelatihan/pendidikan K3 di tempat kerja
3 Meningkatkan dan memelihara kinerja K3 Perusahaan
● Melaksanakan audit internal Sistem Manajemen Keselamatan Kerja minimal setiap enam bulan sekali
ataupun jika ada kondisi yang memerlukan tindakan audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja baik secara internal maupun eksternal