Anda di halaman 1dari 42

BAB XI

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. SPESIFIKASI UMUM

I. Lokasi Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan Peningkatan Embung Siulak Hosa, Kabupaten Samosir secara administrative
terletak di Wilayah Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara. Lokasi tersebut dapat dijangkau
dengan kendaraan roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) dengan jarak tempuh ± 234 Km dari Kota
Medan.

Ruang Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Peningkatan Embung untuk mengoptimalisasi


pemanfaatan Sumber Daya Air Embung untuk menjamin penyediaan air baku sebagai sumber air
bersih dan suplesi air irigasi bagi masyarakat Desa Tomok Kecamatan Simanindo khususnya dan
mayarakat di Kabupaten Samosir umumnya dengan konstruksi sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar yang dilampirkan dalam Dokumen Tender ini.

Lingkup pekerjaan masing-masing lokasi pekerjaan terdiri dari :

- PEKERJAAN PERSIAPAN
- PEKERJAAN PEMBENTUKAN PENAMPUNG AIR
- PEKERJAAN TUBUH EMBUNG DAN BANGUNAN PELIMPAH
- PEKERJAAN SALURAN

II. Jalan Masuk / Jembatan Sementara.


Jalan masuk dari dan ke lokasi pekerjaan dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4 melalui jalan
aspal, jalan inspeksi yang sudah mempunyai perkerasan.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab memperbaiki kerusakan jalan yang rusak akibat oleh
kendaraan yang mengangkut bahan-bahan material yang diperlukan. Biaya yang dibutuhkan untuk
perbaikan jalan rusak harus sudah diperhitungkan dalam analisa harga satuan pekerjaan.

V. Papan Nama Proyek.

1. Kontraktor wajib memasang papan nama proyek sebanyak 1 unit di lokasi pekerjaan dan
dipancangkan ditempat yang mudah dilihat/dibaca.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan
harus ada selama pekerjaan berlangsung serta tidak boleh dicabut sebelum ada persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
3. Biaya untuk pembuatan papan nama proyek harus diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan.

VI. Direksi Keet, Kantor Kontraktor dan Gudang.

Kontraktor harus menyediakan kantor Direksi Pekerjaan tempat untuk para Staf Direksi Pekerjaan
melakukan tugasnya seluas ± 36 m2. Letak Direksi Keet akan ditentukan Direksi pekerjaan. Kantor
Kontraktor dan gudang-gudang material/alat disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Bahan-
bahan bangunan untuk pekerjaan tersebut diatas berikut lokasinya harus mendapat persetujuan
dari Direksi. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan Direksi keet, kantor kontraktor dan gudang
sudah termasuk didalam Biaya umum dan Keuntungan.

VII. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi.

1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan,
antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lokasi lapangan, dan premium, pemagaran
sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa,
atas biaya Penyedia Jasa dan harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan
kesehatan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk
dalam Harga Kontrak.

2. Sistem Pengawasan Keamanan.


Penyedia Jasa supaya mengatur sistem pengawasan keamanan dan organisasinya dan
diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Pengguna Jasa. Sistem pengawasan
keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari
kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan. Sistem
pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan
berpegang pada hukum / peraturan yang berlaku di Indonesia.

3. Fasilitas Kesehatan.
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas P3K di lokasi pekerjaan serta harus menjalin kerja
sama dengan rumah sakit terdekat yang bersedia menerima perawatan kepada orang yang
mengalami kecelakaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

4. Pencegahan Kebakaran.
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada
atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan / peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air dan
bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan
tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan
memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam
keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pengguna Jasa.

Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi diareal
kerja.

Dalam hal ini Penyedia Jasa wajib menyediakan perlengkapan dan melampirkan harga
rincian Mata Pembayaran Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Konstruksi yang mutlak diperlukan

Penyedia jasa harus melampirkan rincian harga kelengkapan K3 didalam dokumen


penawaran.
VIII. Survey dan Pengukuran Pekerjaan.
1. Sebelum pelaksanaan pengukuran dan pematokan, Penyedia Jasa wajib memberikan laporan
tertulis kepada Direksi Pekerjaan tentang waktu dimulainya survey dan pengukuran
pekerjaan dengan maksud agar survey dan pengukuran dimaksud dilaksanakan bersama-
sama di lapangan.
2. Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan pengukuran dan pematokan dalam rangka
pekerjaan awal (MC-0) serta untuk menentukan batas-batas pekerjaan sesuai dengan
rencana.
3. Dari hasil pengukuran tersebut dibuat gambar kerja yang memuat tentang kondisi topografi
lokasi pekerjaan yang terdiri dari peta situasi, penampang melintang dan penampang
memanjang. Gambar-gambar tersebut harus diasistensikan kepada Direksi Pekerjaan.
Bilamana ada perbaikan dari Direksi, Penyedia Jasa harus melakukan perbaikan.
4. Hasil pengukuran atas persetujuan Direksi, digunakan sebagai dasar pembuatan gambar
pelaksanaan serta perhitungan volume pekerjaan dan akan disetujui kedua belah pihak.
5. Apabila diperlukan perbaikan gambar guna penyesuaian bentuk lapangan maka Penyedia
Jasa dapat/harus mengajukan kembali gambar revisi untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan, hasil persetujuan tersebut dibuat dikertas ukuran A2 hasil reproduksi
dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
6. Bahan untuk pengukuran, patok, profil dan lain-lain dibuat/dipakai kayu profil atau kayu
olahan Klas III yang disetujui oleh Direksi.
7. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
elevasi dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar. Semua patok-patok/referensi perlu
dijaga dan dipelihara dari kerusakan dan lain-lain.
8. Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan menurut elevasi yang sudah ditentukan, bila terjadi
kesalahan pekerjaan harus diulang kembali (dibongkar), dan semua biaya atas tanggungan
Penyedia Jasa.
9. Penyedia Jasa wajib menyesuaikan ukuran-ukuran dengan situasi keadaan dilapangan dalam
setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi Pekerjaan,
untuk dapat diperiksa dan diperbaiki.
10. Peralatan untuk Pengukuran.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran Theodolite atau
waterpass. Alat dan perlengkapan pengukuran harus baik dan layak dipakai dan sebelumnya
harus dicheck oleh Direksi / Pengawas.
IX. Gambar – gambar.
1. Gambar-gambar pekerjaan tetap.
a). Gambar kontrak.
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal pekerjaan adalah
gambar Kontrak dan gambar tersebut telah ditandatangani oleh Pengguna Jasa.
b). Gambar-gambar pelaksanaan kerja ( Construction Drawing ).

Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan
gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail untuk pekerjaan
tetap. Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan
penampang melintang dan penampang memanjang beton. Pengaturan batang
pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton. Type
bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat. Gambar pelaksanaan ini
harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa sebelum dilaksanakan.

c). Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu ) set Gambar-gambar lengkap dilapangan.

d). Gambar terbangun / terpasang (As build drawing )


Gambar terpasang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan
kontrak. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa oleh Direksi /Pengawas,
apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai maka Penyedia Jasa memperbaiki kembali
selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja. Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar
bangunan terpasang meliputi gambar peta situasi, penampang memanjang, penampang
melintang dan gambar detail bagian-bagian bangunan, sebanyak 5 rangkap dengan
ukuran kertas A3, dan soft copy. Semua gambar yang akan diserahkan harus terlebih
dahulu disetujui oleh Pengguna Jasa.

2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


a). Umum

Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa harus
terinci dan disetujui oleh Pengguna Jasa sebelum tanggal program pelaksanaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.

Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti kisdam,


tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.

Gambar perencanaan diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan


konstruksi harus diserahkan kepada Pengguna Jasa sebanyak 3 (tiga) rangkap.

b). Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan.

Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan


pekerjaan tetap. Secara lebih detail diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapat
persetujuan, 7 (tujuh) hari sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

X. Mutual Check.

1. Mutual Check Awal (MC-0)


a) Mutual Check dilaksanakan bersama-sama Penyedia Jasa dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
kontrak yang dibentuk oleh Pengguna Jasa.
b) Uraian pekerjaan mutual check yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Survey dan Pengukuran kondisi lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat ukur optis.
Pengukuran tersebut meliputi Pengukuran Poligon, Pengukuran Leveling dan
pengukuran Situasi.
- Pengukuran harus dilaksanakan dengan ketelitian sesuai yang berlaku umum yaitu
ketelitian pengukuran poligon adalah 1:3000 dan ketelitian pengukuran leveling adalah
10 √d. (d = jarak, km).
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran yaitu gambar situasi (plan) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran.
- Membuat gambar pelaksanaan (shop drawing) dengan berpedoman pada gambar
perencanaan (tender drawing) serta membuat gambar detail bangunan.
- Membuat perhitungan stabilitas bangunan apabila ada perubahan bentuk penampang
sungai.
c) Menghitung volume semua jenis item pekerjaan berdasarkan gambar pelaksanaan dan
harus dituangkan kedalam daftar kuantitas dan harga (Bill of Quantity).
d) Apabila terjadi perubahan kondisi lapangan yang diakibatkan sesuatu hal misalnya terjadi
banjir dalam masa pelaksanaan, maka masing-masing pihak dapat mengajukan mutual
check setiap saat untuk keperluan penyesuaian rencana bangunan yang akan dibuat
terhadap kondisi lapangan.
e) Apabila terdapat perubahan volume antara kontrak dengan hasil mutual check maka harus
dituangkan dalam amandemen kontrak.

2. Mutual Check Akhir (MC-100).


a) Mutual Check akhir (MC-100) dapat dilakukan setelah pekerjaan fisik lapangan selesai
dikerjakan oleh Penyedia Jasa.
b) Dari hasil Mutual Check Akhir (MC-100) harus dituangkan dalam gambar terpasang
(Asbuild Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan Akhir.

3. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check.


a) Jangka waktu pelaksanaan mutual check akan diatur / ditentukan Pengguna Jasa.
b) Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya, paling lambat 1
bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan kepada
Pengguna Jasa.
c) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam mutual check ini akan ditentukan
kemudian oleh Pengguna Jasa sesuai dengan peraturan-peraturan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.

4. Penilaian dan Pembayaran.


Apabila item pekerjaan Pengukuran, penggambaran dan perhitungan Mutual Check tidak
tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka Penyedia Jasa sudah harus
memperhitungkan biaya tersebut dalam penawaran masing-masing item pekerjaan.

XI. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dan Laporan.

1. Program Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak
dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam 2 (dua) bentuk
yaitu bar-chart dan daftar yang diperlihatkan setiap kegiatan :

a) Mulai tanggal paling awal


b) Mulai tanggal paling akhir
c) Waktu yang diperlukan
d) Waktu float
e) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.

Aktivitas yang dilihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan tetap
kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar
pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur
umum dan hari libur keagamaan.
2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat laporan kemajuan pekerjaan yang meliputi laporan harian,
mingguan dan bulanan. Subtansi masing-masing laporan dan tata cara penyerahannya sebagai
berikut :

a) Laporan harian.
Laporan harian minimal harus memuat informasi tentang kegiatan yang dilakukan
penyedia jasa setiap hari, baik yang bersifat pekerjaan sementara maupun pekerjaan
permanen/pokok, jumlah tenaga kerja, peralatan yang digunakan, bahan yang masuk
kelokasi pekerjaan, kondisi cuaca, kondisi muka air sungai dan perkiraan volume
pekerjaan yang diselesaikan pada hari yang bersangkutan. Laporan harian harus
diperiksa dan disetujui Direksi pekerjaan setiap hari.

b) Laporan mingguan.
Laporan mingguan disusun berdasarkan rekapitulasi kumulatif kemajuan harian yang
dicapai selama satu minggu. Laporan mingguan harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi lapangan. Laporan mingguan dijilid bersamaan dengan laporan harian dalam
satu minggu dan harus diserahkan kepada Pengguna Jasa setiap awal Minggu.

c) Laporan bulanan.
Laporan bulanan memuat kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada bulan
bersangkutan dan secara kumulatif, rencana kerja yang akan dicapai pada bulan
berikutnya, progres keuangan dan rencana penyerapan pada bulan berikutnya.
Masalah/hambatan yang timbul dilapangan dan langkah-langkah penyelesaiannya.
Laporan bulanan harus diperiksa dan disetujui Direksi pekerjaan dan disetujui oleh
Pengguna Jasa serta harus sudah diserahkan setiap akhir bulan.

3. Rapat berkala untuk membicarakan kemajuan pekerjaan.


Rapat antara Direksi / Pengawas dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada tempat dan
waktu yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas. Maksud daripada rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
berikutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Apabila
diperlukan rapat bulanan diadakan sebulan sekali dipimpin oleh Kepala SNVT/Pejabat
Pembuat Komitmen oleh Penyedia Jasa dan Direksi / Pengawas.

XII. Foto – foto Pelaksanaan Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progres pekerjaan pada lokasi yang
ditentukan oleh Direksi / Pengawas. Minimum tiga gambar pada setiap lokasi dengan
memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan sedang dikerjakan dan keadaan
selesai pekerjaan. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap
untuk ketiga-tiganya keadaan tersebut diatas dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai
tanda dari lokasi tersebut dan menggunakan foto digital. Penyedia Jasa harus menyerahkan Foto
dokumentasi dalam bentuk Hard copy yang disusun rapi dan berurutan sesuai nomor patok
disertai dengan penjelasan dan juga menyerahkan soft copy (Foto digital) yang disimpan dalam
Compact disk/CD).
XIII. Penanggung jawab dan Pelaksana pekerjaan
Penyedia Jasa harus menempatkan wakilnya serta stafnya sesuai dengan struktur organisasi di
lapangan setiap saat, yang berwewenang dan bertanggung jawab tentang pelaksanaan pekerjaan.
Apabila wakilnya serta stafnya tidak dapat bekerja sama dengan Direksi lapangan, maka Penyedia
Jasa wajib mengganti dengan pendidikan yang setara dan atau lebih.

XIV. Penyelidikan Tanah, Pemeriksaan bahan dan Laboratorium


Penyedia jasa harus menyediakan laboratorium dan peralatannya dan atau menyewa untuk
pemeriksaan bahan bangunan yang digunakan sebagimana ditentukan dalam spesifikasi ini,
misalnya pemeriksaan pemadatan timbunan, pemeriksaan pasir, kerikil, kekuatan beton, sondir
dan lain sebagainya.

XV. Cofferdam/pengeringan
Apabila dianggap perlu Penyedia Jasa dapat membuat kofferdam sebagai pengaman guna
mengalihkan arus embung agar tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Semua
kerusakan, baik terhadap bangunan-bangunan sementara ataupun bangunan- bangunan
permanen, yang terjadi akibat kelengahan pemborong atau bobolnya tanggul pengaman yang
dibuat, harus diperbaiki dengan biaya pemborong sendiri. Setelah bangunan-bangunan pengaman
tersebut tidak diperlukan lagi, semua bentuk bangunan pengaman harus dibongkar dan diratakan
sehingga lapangan pekerjaan nampak rapi, bersih dan fungsi dari bangunan yang sudah selesai
dapat berjalan lancar seperti direncanakan.

XVI. Standard material

Pengujian material yang dipabrikasi untuk keperluan konstruksi yang tertera dalam kontrak harus
mengikuti standar pengujian yang baku antara lain:

1. SII : Standar Industri Indonesia

2. PUBI : Persyaratan Umum Bahan bangunan di Indonesia

3. PBI/NI-2 : Peraturan Beton Indonesia

4. NI : Normalisasi Indonesia

5. PKKI/NI-5 : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

6. SNI : Standar Nasional Indonesia

7. JIS : Japanese Industri Standar

8. BS : British Standard

9. ASTM : American Society Burreau of Reclamation

10. ACI : Amarican Concreate Institute

XVII. Pembayaran.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk keperluan semua kegiatan yang tersebut
dalam spesifikasi umum ini dianggap sudah termasuk dalam biaya umum dan keuntungan, kecuali
bila ada dinyatakan dalam daftar kuantitas dan harga
B. SPESIFIKASI TEKNIS

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi.


Mobilisasi adalah pengadaan dan mendatangkan alat-alat/perlengkapan,
serta personil ke lokasi pekerjaan, sedangkan demobilisasi adalah
mengeluarkan/memulangkan alat-alat/perlengkapan, material serta
personil dari lokasi pekerjaan. Penyedia jasa harus melaksanakan mobilisasi
dan demobilisasi sebelum dan sesudah selesai melaksanakan seluruh
pekerjaan. Mobilisasi harus dengan persetujuan pengguna jasa.
Penyedia jasa harus sudah menghitung semua biaya yang diperlukan untuk
mendatangkan dan memulangkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan
yang di perkirakan dalam metode pelaksanaan.
Pembayaran dapat dilakukan sebesar 50% dari harga item pekerjaan nilai
kontrak terhadap setiap alat yang didatangkan sedangkan sisanya 50%
dapat dibayarkan pada saat pekerjaan sudah selesai.

1.2 Pembersihan dan striping


Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah kegiatan pembersihan
permukaan tanah, , semak, belukar dan tanaman lain dan kotoran lainnya
pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sebagaimana
petunjuk Direksi Pekerjaan.
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus sudah memperoleh
persetujuan PPK mengenai batas wilayah kerja, objek-objek yang harus
dibiarkan tetap ada dan metode pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa
harus melaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak
pohon dan bangunan yang ada di luar batas-batas wilayah kerja atau benda
yang diidentifikasi untuk tetap ada atau benda yang dilindungi, dan
Penyedia Jasa wajib melindungi dan menjaga keberadaan benda-benda
tersebut.
Hasil penebasan dan pembersihan semak belukar ini harus dikumpulkan
dan ditempatkan pada satu lokasi untuk selanjutnya di dimusnahkan,
dihancurkan, atau dibuang. Pemusnahan dan penghancuran dengan cara
membakar hanya diijinkan setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi Pekerjaan.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas per-meter
kuadrat (m2), yang diukur dalam batas garis yang ditunjukkan dalam
gambar terbangun. Pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan item ini, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga tersebut harus sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan
dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh kegiatan
tersebut di atas dan kegiatan lain yang dibutuhkan dalam kaitannya dengan
pekerjaan ini.

Tidak akan dilakukan pembayaran untuk pekerjaan penebasan dan


pembersihan permukaan tanah di borrow area / quarry.

II. PEKERJAAN GALIAN TANAH

2.1.1 UMUM

Pekerjaan penggalian mencakup penggalian dan pemindahan /


pengangkutan material hasil galian ke area stockpile atau area pembuangan yang
jaraknya kurang dari 1 Km, baik material yang cocok maupun yang tidak cocok
untuk bahan timbunan, termasuk perapian dan semua penanganan yang
diperlukan di area stockpile atau area pembuangan. Galian harus dibentuk dan
dirapikan sesuai dengan lokasi, garis, elevasi, kemiringan dan dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar dan sebagaimana diperintahkan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

Sebelum pekerjaan penggalian dimulai,Penyedia Jasa wajib menyerahkan


kepada Direksi Pekerjaan, untuk persetujuannya, gambar kerja, peralatan yang
akan digunakan, dan metode menggali serta metode memindahkan / mengangkut
tanah hasil galian ke area stockpile atau ke area pembuangan.Pekerjaan
penggalian juga hanya dapat dimulai apabila seluruh pekerjaan penebasan dan
pembersihan semak belukar di atasnya sudah selesai.

Metode kerja penggalian dengan menggunakan alat berat hanya diijinkan


apabila tersedia ruang kerja untuk peralatan berat tersebut atau Penyedia Jasa,
dengan biayanya sendiri, dapat menyediakan ruang kerja untuk operasional
peralatan beratnya dan penggunaan alat berat tersebut diyakini tidak akan
mengakibatkan rusaknya bangunan lama yang ada di lokasi pekerjaan, baik
kerusakan akibat beratnya peralatan, kerusakan karena getaran alat, kerusakan
karena pergerakan alat, kerusakan karena penggalian, dan kerusakan lain dalam
hubungannya dengan keberadaan alat berat tersebut.

Kontraktor harus melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk


menjaga material tanah di bawah dan di luar garis penggalian Pekerjaan Permanen
tetap dalam keadaan stabil.Setiap kerusakan pekerjaanakibatkegiatan Penyedia
Jasa, termasuk menghancurkan dengan cara peledakan, terhadap material di luar
garis penggalian yang dibutuhkan, haruslah diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan
biayanya sendiri. Setiap penggalian yang berlebih atau menggalilebih, yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa untuk tujuan atau alasan apapun, kecuali karena hal-
hal sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas, harus menjadi beban biaya Penyedia Jasa. Bila mana diperlukan,
seluruh penggalian yang berlebih tersebut harus diisi dengan bahan yang cocok,
yang disediakan dan ditempatkan oleh Penyedia Jasa dengan biaya yang menjadi
bebannya sendiri.

Ketika penggalian telah selesai dan telahdirapikan, Direksi


Pekerjaan/Konsultan Pengawas harus diberitahu sehingga ia dapat memeriksa
galian dan karakter tanah dasar. Setiap pengujian yang dari hasil pemeriksaan
iniharus diselesaikan oleh Penyedia Jasa.Tidak ada galian yang ditimbun atau
ditutupi dengan beton sampai diperiksa dan disetujuinya hasil pekerjaan galian
tersebut oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas..

2.1.2 KLASIFIKASIPEKERJAAN GALIAN TANAH


Kecuali ditentukan lain, seluruh pekerjaan galian tanah diklasifikasikan sebagai
berikut

2.1.1.1 PEKERJAAN GALIAN MEKANIS

Pekerjaan galian mekanis adalah pekerjaan menggali tanah, lumpur, sedimen,


atau material apapun yang terdapat pada daerah genangan embung dengan
menggunakan alat yang biasa digunakan untuk penggalian tanah di genangan seperti
excavator dan peralatan lain yang sejenis.

Penggalian harus dilaksanakan dengan menggunakan peralatan dan metode kerja


yang sesuai dengan kondisi lapangan sehingga dapat diperoleh bentuk dan ukuran
penampang Embung sebagaimana ditentukan pada gambar rencana dan tanah / material
hasil galian dapat dibuang ke lokasi pembuangan akhir.

Penyedia Jasa harus menggunakan peralatan dan metode kerja sedemikian rupa
sehingga kegiatan tersebut tidak mengakibatkan terhambatnya aktivitas di lokasi
pekerjaan yang sehari-hari mungkin melintas di daerah embung. Penggalian juga tidak
boleh mengakibatkan melayang dan hanyutnya material dasar embung sehingga air
embung menjadi keruh berat dan mengakibatkan sedimentasi berlebihan di lokasi lain di
hilirnya

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan galian dilakukan berdasarkan


bentuk, ukuran, kemiringan dan elevasi yang telah dilaksanakan sebagaimana dimintakan
dalam gambar yang dinyatakan dalam satuan meter kubik (m3).
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilakukan menggunakan harga satuan
pekerjaan galian tanah yang sesuai, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Tidak dilakukan pembayaran atas pekerjaan galian tanah di borrow pit. Biaya
penggaliannya dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan pekerjaan timbunan
tanah.

1.1. PEMANFAATAN DAN PENGANGKUTAN SERTA PEMBUANGAN TANAH HASIL GALIAN

Dalam waktu 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan galian tanah, Penyedia Jasa
harus menyerahkan metode kerja untuk pemanfaatan tanah hasil galian sebagai
bahan timbunan, pengangkutannya, dan pembuangan tanah hasil galian yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan timbunan.
Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara
mekanis (earth moving work plan) dilengkapi jalur / lintasan jalan untuk transportasi
tanah.

1.1.1. PEMANFAATAN TANAH HASIL GALIAN


Apabila Direksi Pekerjaan berpendapat bahwa tanah hasil galian dinilai layak
atau dinilai masih layak dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan
sebagai tanah bahan timbunan maka tanah hasil galian tersebut harus
dimanfaatkan untuk bangunan permanen seperti untuk tanggul, timbunan
badan tubuh embung, spillway, gorong-gorong dan bangunan lainnya.
Bila tanah hasil galian tersebut terdiri dari jenis tanah yang layak dan tidak
layak untuk digunakan sebagai tanah bahan timbunan maka, dalam
pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa wajib berupaya agar kedua jenis
tanah tersebut tidak tercampur.
Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut:
 diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
 plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun adalah:
 tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik
 plasificity Index (PI) kurang dari 15%
 liquid limit (LL) lebih dari 50%
 diameter butiran lebih dari 100 mm
 batu lunak dan batu keras.
Bila tanah yang sudah disepakati digunakan sebagai bahan timbun tersebut
terlalu basah, dimana kandungan airnya melampaui kadar air optimum hasil
uji laboratorium (Standard Practor Test), maka tanah tersebut harus
ditampung untuk sementara waktu di area stockpile yang disediakan
Penyedia Jasa dan disetujui Direksi Pekerjaan. Area stockpile tersebut harus
dilengkapi dengan fasilitas drainase dan fasilitas penghamparan sehingga
tanah basah tersebut dapat dikeringkan hingga mencapai kadar air yang
memenuhi persyaratan sebagai tanah bahan timbunan.
PEMANFAATAN DAN PENGANGKUTAN SERTA PEMBUANGAN TANAH HASIL GALIAN

Dalam waktu 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan galian tanah, Penyedia Jasa
harus menyerahkan metode kerja untuk pemanfaatan tanah hasil galian
sebagai bahan timbunan, pengangkutannya, dan pembuangan tanah hasil galian
yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan.

Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara
mekanis(earth moving work plan) dilengkapi jalur / lintasan jalan untuk
transportasi tanah.

1.3.1. PEMANFAATAN TANAH HASIL GALIAN

Apabila Direksi Pekerjaan berpendapat bahwa tanah hasil galian dinilai layak
atau dinilai masih layak dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk
digunakan sebagai tanah bahan timbunan maka tanah hasil galian tersebut
harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen seperti untuk tanggul,
timbunan badan jalan, saluran, dan bangunan. Bila tanah hasil galian
tersebut terdiri dari jenis tanah yang layak dan tidak layak untuk
digunakan sebagai tanah bahan timbunan maka, dalam pelaksanaan
pekerjaan galian, Penyedia Jasa wajib berupaya agar kedua jenis tanah
tersebut tidak tercampur.

Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai


berikut:

 diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm

 plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.

 Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk


bahan timbun adalah:

 tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organic

 plasificity Index (PI) kurang dari 15%

 liquid limit (LL) lebih dari 50%

 diameter butiran lebih dari 100 mm

 batu lunak dan batu keras.


Bila tanah yang sudah disepakati digunakan sebagai bahan timbun tersebut
terlalu basah, dimana kandungan airnya melampaui kadar air
optimum hasil uji laboratorium (Standard Practor Test), maka tanah
tersebut harus ditampung untuk sementara waktu di area stockpile yang
disediakan Penyedia Jasa dan disetujui Direksi Pekerjaan. Area stockpile
tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas drainase dan fasilitas
penghamparan sehingga tanah basah tersebut dapat dikeringkan hingga
mencapai kadar air yang memenuhi persyaratan sebagai tanah bahan
timbunan.

1.3.2. PEMBUANGAN TANAH HASIL GALIAN

Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang


disediakan Penyedia Jasa dan disetujui PPK. Kecuali telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, tinggi timbunan tanah di lokasi
pembuangan tidak lebih dari 2 m. Timbunan tanah di lokasi pembuangan
harus diselesaikan dengan rapi dan tidak diperbolehkan mengganggu
jaringan drainase di sekitarnya. Bila menurut Direksi Pekerjaan, timbunan
hasil galian tersebut berdampak negatip terhadap lingkungan di sekitarnya
maka Penyedia Jasa wajib menutup timbunan tanah hasil buangan tersebut
dengan tanah hasil galian yang baik.

Pengukuran Dan Pembayaran

Tidak dilakukan pembayaran tersendiri untuk pekerjaan memisahkan


antara tanah yang layak dan tidak layak untuk tanah bahan timbunan,
menampung sementara di area stockpile, maupun untuk kegiatan dalam
upaya memenuhi persyaratan kadar air. Seluruh biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan tersebut harus sudah diperhitungkan di dalam
harga satuan pekerjaan galian tanah dan timbunan tanah pada Daftar
Kuantitas dan Harga.

Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan tanah buangan di lokasi


pembuangan harus sudah termasuk di dalam harga satuan pekerjaan
galian tanah pada Daftar Kuantitas dan Harga. Kecuali bila ditetapkan
terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana terdapat harga satuan
untuk angkutan tanah hasil galian untuk timbunan dan harga satuan untuk
pembuangan tanah hasil galian, untuk yang jaraknya lebih dari 30 m dari
garis batas tepi luar bangunan, maka pembayaran pekerjaan pengangkutan
tanah hasil galian ke lokasi penimbunan dan pembayaran pembuangan
tanah hasil galian ke lokasi pembuangan dilakukan menggunakan harga
satuan masing-masing yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga tersebut dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan,
peralatan, dan kegiatan pendukung yang dibutuhkan untuk loading material
ke alat pengangkut, pengangkutan tanah hasil galian, dan untuk unloading
material.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengangkutan tanah hasil


galian ke lokasi penimbunan dan pembayaran pembuangan tanah hasil
galian ke lokasi pembuangan dilakukan dalam satuan meter kubik (m3) yang
dihitung berdasarkan volume pekerjaan galian tanah yang hasil galiannya
diangkut, bukan berdasarkan volume tanah gembur di atas alat pengangkut.

2.2 PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH


2.2.1 UMUM
Pekerjaan timbunan tanah yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini harus mencakup
semua jenis pekerjaan timbunan tanah untuk saluran, tanggul embung, jalan inspeksi,
bangunan sungai/danau, dan bahagian lain dari Pekerjaan, dengan bahan tanah yang
cocok dan disetujui PPK.

Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, Penyedia Jasa harus menyerahkan metode


kerja penimbunan kepada PPK untuk persetujuannya. Metode kerja harus menguraikan
secara jelas detail semua kegiatan pengerjaan timbunan tanah, termasuk jalan masuk ke
lokasi pekerjaan, bahan, peralatan dan tenaga kerja yang akan digunakan, metode
penanganan dan pengendalian kadar air tanah bahan timbunan, metode dan urut-urutan
penghamparan tanah dan pemadatannya, perapian timbunan, pengujian kepadatan
lapangan, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pekerjaan timbunan
tanah.
Pekerjaan timbunan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, ukuran,
kemiringan lereng timbunan, elevasi (termasuk timbunan tambahan), sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar kerja. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menambah
elevasi permukaan timbunan sebesar 5% dari ketinggian timbunan yang ditunjukkan pada
gambar kerja (sebagai timbunan tambahan).
Tanah bahan timbunan dapat berasal dari tanah hasil galian yang dinilai cocok dan
layak atau masih layak untuk digunakan sebagai bahan timbunan atau berasal dari borrow
pit.
Tanah bahan timbunan dapat berasal dari tanah hasil galian yang dinilai cocok dan
layak untuk digunakan sebagai bahan timbunan dan atau bilamana kurang diambil dari
borrow pit sekitar pekejaan.

Pekerjaan timbunan tanah untuk Pekerjaan Embung serbaguna Siulak Hosa


diklasifikasikan sebagai berikut :
2.2.1.1 PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH KEMBALI
Pekerjaan timbunan tanah (tanah hasil galian) adalah pekerjaan timbunan tanah
dengan bahan tanah timbun berasal dari tanah hasil pekerjaan galian tanah di sekitarnya
dan dari lokasi penggaliannya. Diratakan dengan alat yang telah di tetapkan dalam Bab IV
LDP, item digunakan untuk pekerjaan Pekerjaan Pembentukan Penampung Air, Pekerjaan
Tubuh Embung dan Bangunan Pelimpah dan bangunan lainnya.

2.2.1.2 PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH KEMBALI DIPADATKAN


Pekerjaan timbunan tanah kembali dipadatkan (tanah hasil galian) adalah
pekerjaan timbunan tanah dengan bahan tanah timbun berasal dari tanah hasil pekerjaan
galian tanah di sekitarnya dan dari lokasi penggaliannya. Diratakan dengan alat, dan
dipadatkan dengan baby roller, item digunakan untuk pekerjaan pembentukan areal
penampung air dan tubuh embung.

A.1.1. KEPADATAN TIMBUNAN TANAH

Kepadatan timbunan tanah dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :


a. Kepadatan tanah tidak kurang dari 95% kepadatan kering maksimum,
diperuntukkan bagi timbunan tanah pada badan jalan; pada saluran dan
tanggul yang sekaligus juga merupakan badan jalan inspeksi untuk kenderaan
roda 4 atau lebih; pada timbunan tanah yang menjadi pondasi bangunan; dan
menggunakan bahan tanah timbun yang berasal dari tanah hasil galian yang
cocok atau tanah dari borrow pit;
b. Kepadatan tanah tidak kurang dari 92% kepadatan kering maksimum,
diperuntukkan bagi timbunan tanah pada saluran dan tanggul yang tidak
diperuntukkan sebagai jalan inspeksi untuk kenderaan roda 4 atau lebih; pada
bangunan; pada timbunan tanah kembali, dan menggunakan bahan tanah
timbun yang berasal dari tanah hasil galian yang cocok atau tanah dari borrow
pit;
.

A.1.2. PERSIAPAN, PENGHAMPARAN, DAN PEMADATAN TIMBUNAN TANAH

A.1.2.1. PERCOBAAN TIMBUNAN TANAH

Sebelum Penyedia Jasa memulai pekerjaan timbunan tanah


pekerjaan permanen, ia harus melaksanakan percobaan timbunan tanah
dengan menggunakan bahan yang disetujui, dan peralatan serta metode
kerja yang diusulkan Penyedia Jasa, untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang
diusulkan tersebut efektip, memenuhi spesifikasi, dan dapat memuaskan
Direksi Pekerjaan. Dimensi timbunan tanah percobaan adalah lebar tidak
kurang dari 10 m, panjang tidak kurang dari 50 m, terdiri sedikitnya 3 (tiga)
lapisan timbunan dimana pengujian kepadatan dan kadar air harus
dilakukan.
Berdasarkan hasil percobaan timbunan tanah, jenis dan jumlah
peralatan yang digunakan maka akan ditetapkan jumlah minimum lintasan
alat untuk pemadatan dan ketebalan lapisan sebelum pemadatan.
Ditentukan bahwa, penetapan hasil percobaan timbunan tanah tersebut
tidaklah menjadi melepaskan Penyedia Jasa dari tanggungjawabnya untuk
mendapatkan tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika suatu saat material
atau metode kerja berubah, karena alasan apapun, maka Penyedia Jasa
harus menyiapkan dan melaksanakan kembali percobaan timbunan tanah.
Apabila percobaan timbunan tanah dilakukan di lokasi pekerjaan
permanen dan Direksi Pekerjaan puas dengan hasilnya maka timbunan tanah
percobaan tersebut harus diukur sebagai pekerjaan timbunan tanah yang
telah selesai. Apabila tidak memenuhi syarat maka timbunan tanah
percobaan tersebut harus disingkirkan dengan biaya Penyedia Jasa.
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk
percobaan timbunan tanah ini.

A.1.2.2. PERSIAPAN PERMUKAAN TANAH DI BAWAH TIMBUNAN

Pertama-tama, tanah dibawah timbunan tanah harus dibersihkan


dan dikupas lapisan atas tanahnya (stripping) atau digali sampai kedalaman
yang ditunjukkan pada gambar kerja atau sebagaimana arahan Direksi
Pekerjaan.
Sebelum material lapis pertama timbunan tanah dihampar, seluruh
permukaan tanah di bawah timbunan tanah harus diluku / dibajak sampai
kedalaman tidak kurang dari 15 cm dengan menggunakan alat. Biaya meluku
/ membajak tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan
pekerjaan timbunan tanah pada Daftar Kuantitas dan Harga.

A.1.2.3. PENGHAMPARAN, PENGENDALIAN KADAR AIR, DAN PEMADATAN


TIMBUNAN TANAH

Sebelum memulai pekerjaan timbunan tanah, Penyedia Jasa harus


mendapatkan persetujuan PPK terlebih dahulu menyangkut peralatan yang
akan digunakan dan metode pelaksanaannya.
Sebelum material timbunan tanah dihampar, bila diperlukan,
permukaan tanah atau timbunan tanah harus dibuat bertangga
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diinstruksikan
Direksi Pekerjaan. Bila lereng juga dibuat bertangga maka, untuk kepuasan
Direksi Pekerjaan, haruslah dipersiapkan dengan membuang seluruh
permukaan vegetasi dan dibuat beranak tangga sehingga timbunan tanah
baru menjadi terkunci pada timbunan tanah lama.
Material timbunan tanah harus dihampar dalam lapisan horizontal
dan ketebalan setiap lapisan tidak lebih dari 30 cm, kecuali ditentukan
sesuai dengan hasil percobaan timbunan tanah atau sesuai arahan Direksi
Pekeraan
Timbunan tanah tidak boleh diperlebar dengan material lepas yang
dituang dari atas. Seluruh gumpalan atau bongkahan tanah liat berat harus
dipecah dengan cara diluku dan permukaannya harus diratakan sebelum
dimulainya pelaksanaan pemadatan.
Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan tanah harus dibuat dalam


satuan meter kubik (m3) tanah setelah padat, dimana kuantitasnya dihitung antara garis
yang ditentukan, kemiringan, elevasi dan dimensi sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar. Bila pelaksanaan timbunan dilakukan dengan metode menimbun penuh terlebih
dahulu dan setelah itu digali kembali, maka volume tetap dihitung antara garis yang
ditentukan, kemiringan, elevasi dan dimensi sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar. Dalam hal timbunan berada di atas pondasi lunak, yang terus mengalami
penurunan akibat konsolidasi tanah pondasi, maka kuantitasnya dihitung berdasarkan
data hasil survey yang dilakukan sebelum dan segera setelah pekerjaan timbunan tanah
selesai.
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah (tanah hasil galian),
dilakukan menggunakan harga satuan item tersebut yang terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, dimana harga tersebut harus dianggap termasuk biaya untuk memindahkan
tanah hasil galian dari lokasi penggalian atau dari area stockpile sementara ke lokasi
penimbunan yang berada di dekatnya, termasuk biaya platform sementara untuk alat
yang bekerja di atas tanah lunak, dan biaya menghampar tanah lapis demi lapis,
pengkondisian kadar air tanah, pemadatan tanah, penggalian kembali dan membentuk
dan merapikan sebagaimana yang disyaratkan, termasuk seluruh biaya untuk pekerja,
bahan, peralatan Penyedia Jasa, perijinan, dan royalti.
III. PEKERJAAN BETON

3.1 PEKERJAAN BETON

Pekerjaan beton cor untuk Pekerjaan Embung serbaguna Siulak Hosa


diklasifikasikan sebagai berikut :

3.1.1.1 PEKERJAAN BETON COR LANTAI KERJA

Pekerjaan beton cor lantai kerja adalah pekerjaan beton cor menggunakan type beton
K.125 , pekerjaan ini digunakan sebagai dasar lantai bangunan sebelum pekerjaan
pembesian.

3.1.1.2 PEKERJAAN BETON COR TUBUH EMBUNG DAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan beton cor adalah pekerjaan beton cor tubuh embung dan bangunan pelengkap
menggunakan type beton K.175 , pekerjaan ini digunakan sebagai pondasi, dinding, tiang
,kolom sebagai pondasi, sayap, dinding, pilar, kolom dan plat pelayanan sebelum
pekerjaan pembesian.

1.1.1 MATERIAL BETON

Semua bahan yang digunakan pada pekerjaan beton harus memenuhi


persyaratan sebagaimana ditentukan berikut di bawah ini, dan Penyedia Jasa harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan Pekerjaan terlebih dahulu
menyangkut bahan-bahan tersebut sebelum digunakan dalam Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus menyimpan dan memindah-mindahkan material


tersebut (bila diperlukan) untuk maksud menjaga kualitas material sebelum
digunakan.

Material yang tidak memenuhi persyaratan di atas dan spesifikasi ini akan
ditolak oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa harus segera
mengeluarkan material tersebut dari lokasi pekerjaan atau lokasi penyimpanan.
Material yang ditolak tidak diijinkan digunakan dalam Pekerjaan.

1.1.1.1 SEMEN
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Biasa produksi
dalam negeri yang sesuai dengan ketentuan SNI dan mempunyai standar
kualitas SNI.

Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan
terhadap bantingan dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun
produksi yang tercetak jelas pada kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang
yang kering, terlindung dari air, berventilasi cukup, dengan lantai yang
ditinggikan dan diberi alas untuk mencegah terserapnya air oleh semen
yang berada di lapisan bawah. Semen yang sudah menunjukkan tanda-
tanda pengerasan, menggumpal atau lengket harus ditolak dan tidak
digunakan. Penyedia Jasa harus menyampaikan metode pemindahan dan
penyimpanan semen untuk mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

Semen tidak boleh disimpan dalam bentuk tumpukan dengan


ketinggian lebih dari 13 Zak. Apabila semen tersebut akan disimpan dalam
waktu lebih dari 2 bulan maka tumpukan kantong semen harus dibatasi
tidak lebih dari 7 Zak. Semen yang lebih dulu masuk harus digunakan lebih
dulu dan semen yang telah disimpan lebih dari 1 bulan pada musim hujan
atau lebih dari 3 bulan pada musim kering, tidak boleh lagi digunakan

1.1.1.2 AGREGAT BETON


Agregat beton harus bebas dari kotoran, bahan organik,
kandungan kimia atau bahan merusak lainnya dan harus padat, kuat, dan
tahan lama.

Penyedia Jasa harus mempersiapkan stockpile yang berdrainase


baik, terpisah antara agregat kasar dan agregat halus, baik di lokasi
sumbernya atau di lokasi stockpile lapangan, dan upaya yang sesuai harus
dilakukan untuk mencegah terkontaminasi dengan agregat lain atau benda
asing. Agregat dari sumber yang berbeda atau berbeda gradasi tidak boleh
ditempatkan pada stockpile yang sama. Penyimpanan dan pemindahan
agregat tersebut harus dilakukan tanpa mengakibatkan terjadinya
segregasi.

Pada lokasi kerja di Lapangan dimana agregat dalam jumlah kecil


akan ditempatkan sementara, seperti pada pekerjaan saluran pasangan
dan bangunan kecil, maka Penyedia Jasa harus meletakkan agregat
tersebut tanpa tercecer ke atas alas atau platform kayu agar tidak
terkontaminasi dengan tanah dasar.

1.1.1.2.1 AGREGAT KASAR

Agregat kasar harus mengandung dari bahan yang bersih, kuat,


berdaya tahan, yang diproduksi oleh pemecah batu (stone crusher) atau
berasal dari kerikil sungai alam yang memenuhi persyaratan atau yang
disaring.
Ukuran maksimum nominal butiran agregat kasar secara umum
tidak boleh melebihi 40 mm, tetapi untuk struktur pra-cetak atau bilamana
terdapat banyak tulangan beton di dalamnya atau bilamana diinstruksikan
oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas maka digunakan butiran
agregat kasar dengan ukuran nominal tidak lebih dari 20 mm.

1.1.1.2.2 AGREGAT HALUS

Agregat halus harus berupa pasir hasil pemecahan batu


alam atau berasal dari pasir sungai atau pasir hasil galian,
berbentuk tajam, padat, keras, berdaya tahan, bebas kotoran,
bahan organik atau material lain yang mengganggu / merusak
beton.

Gradasi agregat halus harus sebagaimana yang


ditentukan dalam tabel berikut dan analisa ayakan harus dilakukan
sesuai dengan AASHTO T 27.

Persentase Lolos
Ukuran Saringan
Berdasarkan Berat
(mm)
(%)
10 100
5 90 ~ 100
2,50 80 ~ 100
1,20 50 ~ 90
0,60 25 ~ 65
0,30 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

Bila fineness modulus dari agregat halus (modulus


kehalusan butiran) menunjukkan variasi lebih dari 0.20 bila
dibandingkan dengan nilainya bila perbandingan material beton
telah ditentukan, maka perbandingan material tersebut harus
dimodifikasi. Untuk setiap pertambahan variasi fineness modulus +
0.10 maka kandungan pasir dalam beton harus disesuaikan dengan
+ 0.50% beratnya.
Kandungan unsur yang merusak harus tidak lebih dari
nilai-nilai berikut :

Nilai Maksimum
Uji laboratorium
(%)
Gumpalan tanah, menurut AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan berat jenis kurang 1.0
dari 1.95

Sifat pisik agregat halus harus memenuhi ketentuan:

Karakteristik dan Standar Pengujian Nilai yang diijinkan

Berat jenis, menurut AASHTO T 84 Lebih dari 2,55


Penyerapan air, menurut AASHTO 84 Kurang dari 3.0%
Kehilangan akibat abrasi, menurut AASHTO T Kurang dari 30%
96
Kehilangan (soundness), menurut AASHTO T Kurang dari 10%
104
w
1.1.1.3 AIR PENCAMPUR

Air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus yang disetujui


oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan harus dari kualitas air yang
baik bebas dari minyak, asam, garam, bahan organik atau unsur yang
merusak lainnya yang dapat berdampak merugikan kualitas beton.

1.1.1.4 BAHAN KIMIA TAMBAHAN (ADMIXTURE)

Penggunaan bahan kimia tambahan (admixture) tidak akan


diijinkan bila tidak ada persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan,bagaimanapun juga, tidak diijinkan
penggunaan bahan kimia tambahan yang dapat mengakibatkan korosif.

1.1.2 CAMPURAN BETON

1.1.2.1 PERCOBAAN DAN PERBANDINGAN CAMPURAN


Sebelum dimulainya pekerjaan beton, dan setelah disetujuinya
seluruh bahan beton, Penyedia Jasa harus membuat dan menguji, dibawah
perintah Direksi Pekerjaan, percobaan seluruh tipe campuran beton yang
akan digunakan dalam Pekerjaan. Percobaan campuran harus menunjukkan
bahwa campuran mempunyai workability yang cukup dan tidak terjadi
segregasi campuran beton sewaktu diangkut dan dituangkan. Kandungan
semen pada campuran beton harus minimum agar dapat menghasilkan
beton dengan tegangan yang sesuai, workability dan daya tahan yang
sesuai.
Penyedia Jasa harus menyampaikan seluruh pengujian campuran
percobaan, termasuk perandingan campuran dan hasil pengujian tegangan
tekan pada 7 hari, 14 hari, dan 28 hari, untuk dinilai dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Berdasarkan hasil percobaan campuran dan pelaksanaan
pengujiannya maka Penyedia Jasa akan menentukan perbandingan
campuran dari setiap tipe beton. Setiap saat, Direksi Pekerjaan dapat
memodifikasi perbandingan campuran tersebut untuk mendapatkan beton
dengan berat jenis maksimum, workability, konsistensi, dan tegangan
dengan rasio air terhadap semen yang minimum.
Perbandingan campuran, setelah disetujui Direksi Pekerjaan, harus
dikonversi menjadi perbandingan bahan di lapangan. Agregat dan semen
harus diukur dalam berat dan air pencampur beserta bahan aditif harus
diukur dalam volume.

Tegangan Tekan Kandun


Ukuran
Umur 28 hari Maks. g an Nilai
Maks.
Tipe Beton (kg/cm2) Semen Slump
Agregat Rasio air /
Kubus Silinder semen (+ (cm)
(mm)
15 cm 15x30 cm kg/m³)

K.175 200 175 40 0.60 330 5 ~ 12


K.125 145 125 20 0.70 250 5 ~ 10

Beton yang digunakan dalam Pekerjaan akan diklasifikasikan oleh tegangan


tekan 28 harinya, yang ditentukan dari pembuatan dan pemecahan sampel
kubus ukuran 15 cm dan sampel silinder diameter 15 cm dan panjang 30 cm
sesuai dengan AASHTO T22 dan AASHTO T23. Pengklasifikasian beton
adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini.

Nilai slump dari campuran beton harus serendah yang


memungkinkan untuk dapat dipadatkan dengan alat yang disetujui.
Penambahan air untuk mengimbangi pengerasan beton sebelum
pengecoran tidak akan diijinkan.
Apabila tidak ditunjukkan dalam Gambar atau tidak diinstruksikan
Direksi Pekerjaan maka penggunaan beton adalah sesuai dengan klasifikasi
beton sebagai berikut di bawah ini.

Concrete
Location in the Works
Classification
K.175 Lantai landasan, abutment dan pier, tembok penahan,
concrete block, flume, culvert, lainnya selain lantai dan
balok jembatan, canal lining
K.125 Beton Masif

1.1.2.2 PENGADUKAN BETON MENGGUNAKAN PORTABLE MECHANICAL


MIXER (MOLEN)

Pengadukan beton dengan tangan (manual) tidak diijinkan kecuali


karena kondisi lapangan membuatnya menjadi tidak memungkinkan dan
itupun hanya untuk beton dengan volume kecil dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

Bila karena kondisi lapangan atau karena metode kerja Penyedia


Jasa hanya melaksanakan pengadukan beton untuk volume kecil maka
pengadukan beton dapat dilakukan menggunakan mesin pengaduk portable
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

Agregat, semen dan air harus digabungkan dengan akurat secara


volume dan Penyedia Jasa harus menyediakan, dan mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, kotak / kantong
pengukur yang cocok dan kuat pada setiap penggunaan mesin pengaduk
portable.

Sekitar 10% dari kebutuhan air (untuk suatu penggabungan) harus


dimasukkan ke dalam drum mendahului semen dan agregat, dan sisa air
harus dimasukkan secara bertahap saat drum sedang berputar hingga pada
akhir menit pertama dari waktu pengadukan, seluruh air telah berada
dalam drum. Beton harus diaduk sampai diperoleh adukan yang warna dan
kekentalannya seragam. Waktu pengadukan optimum untuk beton harus
ditentukan berdasarkan pengujian, akan tetapi waktu pengadukan tersebut
tidak boleh kurang dari 3 menit.

Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pengawas / mandor dan


pekerjanya telah dilatih dan diinstruksikan untuk mampu memproduksi
beton dengan mesin pengaduk portable dan dapat dengan konsisten
memenuhi kebutuhan spesifikasi ini.

1.1.3 PENGANGKUTAN DAN PENUANGAN / PENGECORAN BETON

1.1.3.1 UMUM

Tidak diijinkan memulai pelaksanaan pembetonan sebelum Direksi


Pekerjaan/Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan setiap pekerjaan
galian, cetakan beton, penulangan atau angker dan menyetujuinya.
Penyedia Jasa harus menyediakan jalan masuk untuk pemeriksaan tersebut.

Segera setelah pengadukan, beton harus diangkut ke tempat


penuangannya dengan metode yang dapat memastikan kontinuitas
pengiriman beton, mencegah pemisahan, kehilangan atau kontaminasi dan
menjamin bahwa beton mudah dikerjakan pada saat penuangan pada
titiknya. Seluruh beton harus sudah dituang dan dipadatkan dalam waktu 1
jam sejak diaduk, dan tidak ada beton yang sudah mengeras sebahagian
digunakan dalam Pekerjaan.

1.1.3.2 PEMBATASAN KARENA CUACA

Beton tidak boleh dituang / dicor pada saat hujan. Bila hujan
datang, atau akan turun selama pelaksanaan pembetonan, pekerjaan harus
dihentikan dan suatu persambungan konstruksi harus dibentuk dan
perawatan beton yang sudah dituang dan diselesaikan harus dimulai. Dalam
hal penghentian pekerjaan beton setelah datangnya hujan, permukaan
beton yang masih basah tersebut, yang sedang dalam proses pengerasan,
harus ditutupi dengan baik dengan lembaran penutup dan dilindungi
dengan cara yang sesuai yang disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas dalam upaya untuk mencegah hilangnya semen atau terjadinya
sarang tawon pada permukaan beton akibat curah hujan tersebut, dan
mencegah terjadinya kerusakan akibat curah hujan dan aliran air
permukaannya.
Bila beton dituang pada saat cuaca yang dapat mengakibatkan suhu
beton melebihi 320C maka Penyedia Jasa harus melakukan upaya yang
efektip, seperti mendinginkan agregat dan air pencampur terlebih dahulu,
memayungi area kerja atau melaksanakan pengecoran pada malam hari
dalam upaya untuk menjaga temperatur beton tetap berada di bawah 32 0C.

Bila kualitas beton, dinilai oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan


Pengawas, menjadi menurun akibat pengabaian persyaratan di atas atau
karena keteledoran Penyedia Jasa atau alasan lain, Penyedia Jasa harus,
dengan biayanya sendiri, membongkar dan membuang beton tersebut dan
menggantinya kembali dengan mengikuti persyaratan sehingga memuaskan
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

1.1.3.3 PENUANGAN / PENGECORAN ADUKAN BETON

Sebelum beton dituangkan ke dalam cetakan beton maka segala


kotoran, debu, paku, kawat, batu lepas atau puing lainnya harus dibuang
dan permukaan cetakan harus dilapisi dengan bahan pelepas atau dibasahi
dengan air secukupnya.

Adukan beton harus dituang sedekat mungkin ke lokasi akhirnya


untuk menghindari segregasi beton atau pergeseran tulangan, cetakan atau
angker dan dituangkan membentuk lapisan horizontal dengan tebal padat
tidak lebih dari 30 cm. Penuangan harus dilakukan menerus antara
persambungan konstruksi yang ditentukan atau yang disetujui.

Beton dapat dituang dengan menggunakan talang miring, kantong


dengan dasar dapat dibuka atau pompa, tetapi dengan tinggi jatuh tidak
lebih dari 1 m. Bila pelaksanaan pengecoran membutuhkan tinggi jatuh
lebih dari 1.5 m maka pengecoran harus dilakukan melalui pipa besi atau
pipa jenis lain yang disetujui. Pipa harus dijaga tetap penuh dengan beton
selama pengecoran dan ujung bawahnya harus dijaga tetap tertanam dalam
beton cor yang baru.

Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam maka talang harus


dilengkapi dengan papan penahan atau dalam dengan talang yang pendek-
pendek yang dapat membalikkan arah pergerakan adukan.

Pengecoran beton menggunakan pompa akan diijinkan bila


disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Alat harus diatur
sehingga tidak ada getaran yang dapat mengakibatkan rusaknya beton yang
baru dituang.Bila beton dialirkan dan dituangkan dengan penggunaan
tekanan mekanis maka alat tersebut haruslah yang sesuai dan dengan
kapasitas yang cukup untuk pekerjaan.Pengoperasian pompa harus
sedemikian sehingga aliran beton kontinu tanpa menimbulkan kantong
udara.Beton tidak boleh dituangkan atau bersentuhan dengan genangan
atau aliran air, dan setiap ada kumpulan air selama pelaksanaan
pengecoran harus dibuang.

Adukan beton tidak boleh dituangkan pada beton yang telah ada
diposisinya selama 30 menit atau lebih kecuali pada suatu bentuk
persambungan konstruksi.Bila suatu penghentian pelaksanaan pembetonan
dihentikan karena suatu alasan maka suatu persambungan konstruksi harus
dibuat, apakah dalam arah horizontal maupun vertikal sebagaimana yang
dibutuhkan, melengkapinya dengan pengunci untuk menahan geser, dan
dowels (pasak) untuk membentuk ikatan, sebagaimana arahan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.Sebelum pengecoran dilanjutkan,
permukaan beton harus dikasarkan untuk membuang seluruh semen dan
agregat yang terbongkar dan permukaan beton harus dibasahi dengan air.

Dalam hal kesulitan pengerjaan pengecoran karena kecilnya jarak


batang tulangan dan banyaknya material angker, tipisnya ketebalan beton
dan sejenisnya maka, sebagaimana pertimbangan atau arahan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas, atas biayanya sendiri, Penyedia Jasa harus
menyediakan superplasticizer untuk menambah likuiditas dari beton.
Sebelum penggunaan superplasticizer tersebut maka Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas detail dari
superplasticizer tersebut termasuk spesifikasi, cara penggunaannya,
tingkatan manfaatnya, unsur-unsurnya dan sejenisnya untuk mendapat
persetujuan.

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan


Pengawas maka, untuk meningkatkan kemudahan pelaksanaan dan untuk
meningkatkan kekedapan air, Penyedia Jasa harus menggunakan air-
entraining admixtures (AE admixtures) pada pengecoran lining saluran
dengan biaya Penyedia Jasa sendiri. Sebelum penggunaan air-entraining
admixtures tersebut, Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas detail dari air-entraining admixtures
tersebut termasuk spesifikasi, cara penggunaan, tingkatan penggunaan,
unsur-unsurnya dan sejenisnya untuk mendapat persetujuan.
1.1.4 PERAWATAN (CURING) BETON

Seluruh beton yang baru dituang harus dirawat. Perawatan harus dimulai
segera setelah pengecoran dan harus terus berlangsung sekurang-kurangnya
selama 7 hari. Perawatan harus dilakukan sehingga beton tetap dalam keadaan
lembab / basah.Perawatan beton yang tidak sesuai akan dianggap tidak efektip dan
Direksi Pekerjaan akan menghentikan seluruh pelaksanaan penuangan beton yang
dilaksanakan Penyedia Jasa sampai prosedur perawatan beton yang sesuai telah
dilaksanakan.

Perawatan beton harus menjadi satu kesatuan kegiatan dari pelaksanaan


pembetonan.

Permukaan cetakan beton yang terbuat dari kayu harus selalu dibasahi
dengan air agar tidak kering selama masa perawatan. Cetakan besi yang terkena
sinar matahari harus diberi naungan, dicat putih atau dilindungi selama periode
perawatan. Bila cetakan dibuka sebelum 7 hari maka harus dilaksanakan prosedur
perawatan yang disetujui dan harus terus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sampai
berakhirnya hari ke-7 periode perawatan.

Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan


Pengawas menyangkut metode perawatan termasuk bahan perawatan beton yang
akan digunakan, dan memiliki ketersediaan bahan perawat beton di lapangan
sebelum dimulainya pekerjaan pebetonan.

Perawatan dengan pembasahan dapat dilakukan dengan cara menggenangi


permukaan beton dengan air atau dengan memercikkan air (sprinkling). Selimut
penutup seperti lembaran goni harus digunakan untuk menahan air yang telah
diberikan. Selimut penutup harus diletakkan sesegera mungkin setelah selesainya
penuangan beton. Selimut penutup harus dijaga tetap basah selama 7 hari periode
perawatan.

Penggunaan serbuk gergaji tidak diijinkan. Penutupan yang dapat


mengakibatkan perubahan warna beton tidak diijinkan.

Metode yang menjadikan beton kadang kala basah dan kadang kala kering
dianggap sebagai prosedur perawatan yang tidak sesuai.

Bila Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas menyetujui, dapat digunakan


bahan perawatan beton (curing compound)berupa membran cair yang sesuai
dengan AASHTO M148 Tipe 2 sebagai bahan perawatan pada beton struktur dan
beton lining mulai dari awal sampai akhir perawatan.

Apabila pada masa perawatan terjadi kerusakan pada lapisan membran


maka bidang-bidang yang rusak tersebut harus dilapis ulang sebagaimana
persyaratan awal. Bahan perawat harus diaplikasikan pada bidang yang terbuka
segera setelah cairan yang mengkilat di permukaan beton telah hilang atau segera
setelah cetakan beton dibuka. Apabila akan terjadi keterlambatan dalam
memasang bahan perawatan beton maka permukaan beton harus dijaga tetap
basah sampai bahan perawat beton dapat diaplikasikan.

Bahan perawat beton harus disemprot dengan menggunakan peralatan


yang dapat menghasilkan semprotan / semburanhalus dan seluruh bahan harus
terlebih dahulu diaduk merata sebelum digunakan. Permukaan harus segera
disemprot kembali dengan arah tegak lurus terhadap penyemprotan pertama.
Dosis pada setiap lapisan tidak boleh kurang dari 1 liter untuk setiap 3.6 m2
permukaan beton. Perhatian harus diberikan untuk mencegah tersemprotnya
bidang persambungan dimana akan dibutuhkan pengikatan antara beton dengan
besi tulangan dan pada persambungan dimana joint sealer akan dipasang.

1.1.5 PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON

Permukaan beton harus diselesaikan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam


gambar atau sebagaimana yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan akhir
beton harus rapi, seragam, padat dan bebas dari sarang tawon, benjolan,
gelombang, ketidak teraturan dan cacat. Penyelesaian permukaan beton, bila
diperlukan, harus dilaksanakan hanya oleh pekerja yang ahli untuk itu.

Perbaikan pada permukaan beton hanya boleh dilakukan apabila


permukaan beton tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas – bila tidak maka perbaikan tersebut akan ditolak.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan permukaan beton, terdapat


bahagian pekerjaan yang mutu pengerjaannya diduga rendah atau terdapat cacat
maka, untuk memastikan mutunya, Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan Penyedia Jasa untuk melakukan pengujian pada beton tersebut,
termasuk pengujian dengan cara penghancuran pada sampel yang diambil dari
bahagian beton tersebut.

A.1.3. PENGUJIAN PEKERJAAN BETON

Pengujian atas bahan beton, kubus beton, silinder beton, dan sampel bor
harus, secara umum, dilaksanakan di laboratorium Penyedia Jasa, atau
laboratorium yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh PPK.
Kecuali bila ditentukan lain, bahan dan hasil pekerjaan beton harus diuji
dengan standar dan frekwensi sebagaimana ditentukan di bawah ini.
Bagaimanapun, Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian lebih sering lagi bila,
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, bahan yang ada di lapangan atau hasil
pekerjaan beton ternyata tidak memenuhi spesifikasi ini.

A.1.4. PENGUJIAN BETON SELAMA PELAKSANAAN

Standar pengujian yang akan digunakan adalah sebagai berikut, atau yang
setara JIS, atau sebagaimana yang ditentukan PPK.

Material & Uji Mutu Standar Frekuensi

1. Semen (sertifikat pabrik) Setiap 100 ton semen


a. soundness ASTM C151
b. time of setting ASTM C191
c. compressive strength ASTM C109
d. false set ASTM C451
e. firmness test ASTM C184
2. Agregat kasar 1. Setiap sebelum percobaan campuran;
a. gradation ASTM C 136 2. Setiap 500 m3 material dari setiap quarry yang
dikirim ke lokasi kerja; dan
b. loss test (washing) ASTM C128
3. Setiap kali ganti quarry.
c. specific gravity ASTM C131
d. loss by abrasion ASTM C535
e. soundness ASTM C88
3. Agregat halus 1. Setiap sebelum percobaan campuran;
a. gradation ASTM C 136 2. Setiap 500 m3 material dari setiap quarry yang
dikirim ke lokasi kerja; dan
b. loss test (washing) -
3. Setiap kali ganti quarry.
c. specific gravity ASTM C128
d. loss by abrasion ASTM C131
e. soundness ASTM C535
f. water absorption ASTM C88
4. Beton
a. slump ASTM C143 1. 2 kali sehari untuk setiap tipe beton yang dicor
di lokasi kerja;
2. setiap bagian / segmen pekerjaan untuk
pengecoran beton,
3. setiap campuran / adukan beton (batching)
b. compresive strength ASTM C39 Satu set sampel (3 benda uji) untuk setiap tipe
ASTM C192 beton yang dicor setiap hari atau setiap bagian
(segment)
c. air content ASTM C231 Setiap percobaan campuran (trial mix) dan setiap
3 bulan untuk setiap tipe beton.
d. density (canal lining) 100 mm coring, 1 coring sample setebal lining per 100 m3 beton
Material & Uji Mutu Standar Frekuensi

ASTM C42 yang dicor


e. kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 coring sample setebal lining per 100 m3 beton
ASTM C42 yang dicor.
f. batching plant 1. uji berat dan volume sekali sebulan
2. kalibrasi setiap 6 bulan

Hasil pengujian harus secara progresif dianalisa dan dievaluasi secara


statistik. Evaluasi harus dibuat terhadap lebih daro 10 hasil pengujian yang
melebihi dengan dasar sebagai berikut :
1) Probabilitas pengujian tegangan yang di bawah tegangan yang disyaratkan
harus tidak lebih dari 25%;
Probabilitas pengujian tegangan yang di bawah 80% dari tegangan yang disyaratkan harus
tidak lebih dari 5%.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk berbagai klasifikasi Tipe beton harus dibuat dalam meter
kubik (m³) yang diukur dari bersih dari bangunan sebagaimana yang ditunjukkan
dalam gambar. Tidak dilakukan pengurangan volume beton sehubungan dengan
keberadaan besi tulangan beton yang tertanam di dalamnya.
Pembayaran terhadap semua klasifikasi Tipe beton akan dilakukan
menggunakan harga satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk seluruh
pekerja, bahan, pelengkapan, peralatan, penuangan beton, penggetaran dan
perawatan beton, penyediaan bahan perawatan beton, bahan admixture beton,
bahan additives, penyelesaian permukaan beton dan semua jalan sementara dan
pendukungnya, semua penutup dan pengaman sementara.

II. PEKERJAAN BESI TULANGAN BETON

2.1.1 BESI TULANGAN


Penyedia Jasa harus menyediakan, memotong, membengkok, dan
menempatkan seluruh besi tulangan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penggunaan Baja Tulangan Beton sesuai Standar Nasional Indonesia harus
mengacu pada SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan
1. Baja karbon atau baja paduan yang berbentuk penampang batang
perpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip/ulir dan
digunakan untuk penulangan beton.
2. Baja ini diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot
rolling). Bahan baku yang digunakan sesuai standar ini adalah billet baja
tuang menerus untuk baja tulangan beton.
Spesifikasi besi polos untuk beton bertulang Grade 60 adalah sebagaimana
pada tabel berikut.
Penyedia Jasa harus mendapatkan dan menyerahkan manufacturer’s mill
sheet atau sertifikat setiap pengiriman ke Lapangan kepada Direksi Pekerjaan
untuk mendapat persetujuan. Bila diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa
harus melaksanakan pengujian bahan dengan standar yang disetujui Direksi
Pekerjaan dengan biaya Penyedia Jasa.
Penampang besi pada setiap titik di batang, untuk setiap tulangan yang
dikirim ke Lapangan haruslah sama dengan yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Dua tulangan dari setiap diameter, yang dipilih secara random dari
setiap pengiriman ke Lapangan, tidak boleh bervariasi lebih dari 2% terhadap
diameter yang ditentukan. Tulangan harus bebas dari sisik, kerak air, minyak,
kotoran dan tidak cacat secara struktur..

2.1.2 GAMBAR PEMBESIAN


Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan mengajukan usulannya kepada
Direksi Pekerjaan, seluruh gambar rencana penulangan yang diperlukan, daftar
batang besi dan rencana pembengkokkannya sebelum tulangan ditempatkan di
Pekerjaan.

2.1.3 PEMASANGAN BESI TULANGAN

Besi tulangan harus dipotong, dibengkok, ditempatkan, dan diikat dengan


kaku satu sama lain pada posisinya yang tepat sehingga didapat bentuk dan
dimensi sebagaimana dimaksudkan dalam gambar kerja yang telah disetujui.
Susunan tulangan secara keseluruhan, untuk sementara, harus disokong / dicagak
untuk mempertahankannya tetap di posisinya yang benar selama proses
pengecoran dan pemadatan beton. Ujung kawat pengikat harus dibengkok ke arah
badan utama beton dan tidak diijinkan muncul di permukaan beton.

Agar nantinya didapat selimut beton yang ditentukan maka dapat


digunakan blok pengatur jarak (beton tahu) yang diikat dengan kawat beton agar
posisinya tidak berubah, dan dengan mutu beton yang setidaknya sama dengan
mutu beton pada beton di tempat tulangan beton yang akan dicor. Blok pengatur
jarak tersebut harus dibasahi terlebih dahulu segera sebelum pengecoran. Kawat
beton yang digunakan harus kawat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas. Sebelum beton dicor, seluruh besi tulangan beton harus dibersihkan
terlebih dahulu dan bebas dari karat, kerak, lumpur, minyak atau pelapisan lain
pada besi tulangan beton yang dapat mengurangi ikatan besi dengan beton.
Seluruh tulangan yang sudah terikat harus diperiksa dan disetujui Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum dimulainya pengecoran
beton. Penyedia Jasa harus memberi tahu kesiapan untuk pemeriksaan tulangan
setidaknya 24 jam sebelum rencana pengecoran.

2.1.4 SELIMUT BETON

Semua besi tulangan harus dipasang dengan mengaturnya sehingga didapat


tebal selimut beton yang sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau sesuai
perintah Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

2.1.5 PENYAMBUNGAN BESI TULANGAN


Untuk mendapatkan panjang tulangan sebagaimana yang ditentukan dalam
Gambar maka harus digunakan tulangan dengan ukuran panjang yang penuh.
Penyedia Jasa hanya diijinkan untuk melakukan penyambungan pada tempat yang
ditunjukkan dalam gambar dan tidak diijinkan penyambungan dengan cara
pengelasan, kecuali hal-hal tersebut telah mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Penyambungan hanya diijinkan dengan cara penyambungan over lap
dengan panjang over lap sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Bila tidak
ditentukan dalam gambar maka panjang over lap harus minimal 30 x dari diameter
batang tulangan. Besi yang over lap harus diikat dengan kuat dan harus dijaga
rencana tebal selimut betonnya.

2.1.6 BESI TULANGAN


Sebelum beton dituang, Penyedia Jasa harus memastikan bahwa seluruh
angker sudah berada di posisinya sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar dan
terikat kuat.Seluruh tulangan harus bersih dan bebas dari karat, minyak, mortar
atau bahan yang merusak lainnya.

Pengukuran dan Pembayaran


Kecuali pada beton pracetak, pengukuran dari besi tulangan, apakah untuk
besi polos maupun besi ulir, harus dilakukan dalam satuan Kg, yang beratnya
dihitung berdasarkan ukuran dan panjang batang yang ditunjukkan dalam tabel
rencana penulangan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

Diameter besi polos/ulir


Diameter
Ø6 Ø8 Ø10 Ø12 Ø16 Ø19 Ø22 Ø25 Ø28 Ø32
(mm)
Unit
weight 0.222 0.395 0.617 0.888 1.58 2.23 2.98 3.85 4.83 6.31
(kg/m)

Bila diameter tulangan tidak terdapat dalam tabel di atas maka beratnya
akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk
digunakan pada penghitungan berat besi tulangan.

Tidak dilakukan pembayaran terpisah untuk penjepit, pengikat, alat


pemasang atau bahan-bahan lain yang digunakan untuk menempatkan dan
memasang besi tulangan beton tersebut. Biaya tersebut harus sudah dimasukkan
ke dalam harga satuan besi tulangan.

Pembayaran besi tulangan beton akan dilakukan menggunakan harga


satuan Kilogram (Kg) yang sesuai yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk biaya-biaya pekerja,
peralatan, bahan, perkakas, dan pekerjaan lainnya yang dibutuhkan untuk
memotong, membengkokkan, memasangnya menjadi rangkaian tulangan,
menempatkannya, menyetel, dan menyelesaikan keseluruhan penulangan besi
beton yang dimaksudkan dalam Spesifikasi ini.

III. PEKERJAAN CETAKAN BETON (BEKISTING)

3.1.1 PEMBUATAN CETAKAN BETON

Desain dan pembuatan seluruh cetakan beton sepenuhnya menjadi


tanggungjawab Penyedia Jasa semata. Cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau
besi. Desain cetakan, penyekat, perancah, penopang, penguat, pengikat, serta
gambar kerja, bahan yang akan digunakan, dan metode pelaksanaannya harus
diajukan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 2 minggu sebelum dimulai
pembuatannya. Cetakan harus mampu untuk memikul beban beton yang masih
plastis, beban karena penuangan beton, beban saat pengecoran, beban tambahan
lainnya, dan tidak terjadi deformasi yang besar serta tidak bocor.

Cetakan beton harus dibuat dengan akurat untuk mendapatkan bentuk


beton yang sesuai dengan Gambar dan dilengkapi dengan fasilitas membuka untuk
keperluan inspeksi cetakan bahagian dalam.

Cetakan beton untuk beton yang akan terbuka harus dilapis dengan
plywood (multiplex) dengan ketebalan 12 mm, sebagaimana yang disetujui Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas, sehingga diperoleh permukaan akhir beton yang
halus dan bertekstur segaram. Material pelapis tidak boleh meninggalkan noda
pada beton.

Untuk mengikat cetakan dapat digunakan penjepit atau baut. Baut dan
penjepit cetakan harus dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk mencegah
mengembangnya cetakan beton. Baut dan penjepit cetakan harus dapat dibuang
atau dipotong 2 cm atau lebih dibawah permukaan beton.

Permukaan cetakan yang akan bersinggungan / kontak dengan beton harus


dioles dengan bahan yang tidak membuat beton menjadi melekat dan yang tidak
menimbulkan noda sehingga cetakan beton dapat dilepas dengan bersih. Pelumas
tersebut harus diaplikasikan sebelum pengikatan tulangan dan harus dijaga
dengan baik agar bahan pelumas tersebut tidak bersinggungan dengan
tulangan.Sebelum pengecoran beton, seluruh cetakan harus dibersihkan
seluruhnya dan dibasahi.

Ke dalam cetakan, Penyedia Jasa harus memasang seluruh tulangan yang


dibutuhkan, waterstop, angker, elemen penyambung, lengan, bahan penancap
lainnya yang termasuk dalam spesifikasi dan gambar.

Tidak diperbolehkan untuk menuang beton ke dalam cetakan sampai


seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan cetakan dan
penempatan seluruh besi tulangan, angker dan bahan tertancap telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

3.1.2 PEMBONGKARAN CETAKAN BETON(BEKISTING)

Cetakan vertikal pada bangunan hanya dapat dibuka bila beton telah
berumur 3 hari. Cetakan dan penyokong sementara dari balok dan lantai
menggantung harus dijaga untuk tetap ditempatnya dalam suatu periode minimum
10 hari atau sampai beton mencapai suatu tegangan tekan sedikitnya 85% dari
tegangan yang disyaratkan. Cetakan samping dari saluran pasangan dapat
dibongkar setelah 24 jam dari saat pengujian beton.

Penyedia Jasa harus menjamin bahwa metode kerja yang digunakan dalam
membongkar cetakan tidak akan mengakibatkan rusaknya permukaan beton atau
bangunan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran cetakan beton harus dibuat dalam meter kuadrat (m2).
Kuantitas harus dihitung netto dari area permukaan akhir yang kontak dengan
beton sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, termasuk bentuk permukaan
sambungan dan celah besar.

Pembayaran cetakan beton akan dilakukan menggunakan harga satuan


dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah
mencakup biaya pekerja, peralatan, bahan dan pekerjaan lain yang berkaitan,
termasuk pemasangan dan pembongkaran cetakan dan penyediaan dan
pemindahan setiap sokong, perancah, jalan masuk dan kayu yang dibutuhkan.

3.1.3 PEKERJAAN PERSAMBUNGAN


3.3.1. SAMBUNGAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION JOINT)

Persambungan konstruksi hanya akan dibuat pada lokasi yang


ditunjukkan dalam Gambar atau yang disetujui Pengguna Jasa, kecuali
dalam hal pembongkaran atau hal-hal yang tidak terduga sebelumnya
dan karena penghentian / penundaan yang tidak dapat dihindari.
Beton baru akan dituang pada persambungan konstruksi bila beton
sebelumnya telah berumur sekurang-kurangnya 24 jam. Permukaan
beton lama harus dibersihkan terlebih dahulu dari pasta semen dan
beton yang cacat dengan cara menyemprot dengan air bertekanan,
mengupas, menyikat dengan brus kawat hingga diperoleh permukaan
yang bersih dan mempunyai ikatan agregat yang kuat.
Setelah permukaan beton dibersihkan, sebelum beton baru dituang,
maka beton harus terlebih dahulu dijenuhkan dengan air selama 4
jam. Segera sebelum beton baru dituang, pada seluruh bermukaan
beton lama yang akan disambung harus dituangkan bahan pengikat
beton (bonding-agent) atau, bila disetujui Pengguna Jasa, dengan
lapisan mortas tipis dari campuran 1 pasir : 2 semen.

Pengukuran dan Pembayaran

Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, pembayaran untuk


pelaksanaan pekerjaan pembuatan sambungan, dianggap sudah
termasuk di dalam harga satuan beton yang terkait
IV. PEKERJAAN GEBALAN RUMPUT

Penyedia jasa harus mengerjakan perkuatan lereng yang ada disisi tanggul dengan
melakukan penanaman rumput.
Tanaman rumput dilakukan pada kemiringan 00-600

Penaman rumput dilakukan setelah lereng dari rumput-rumput liar dan kotoran kotoran lainnya
harus bersih.

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk gebalan rumput harus dibuat dalam meter kubik (m2) yang
diukur dari bersih dari bangunan sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar. Tidak
dilakukan pengurangan volume gebalan rumput yang tertanam.

Pembayaran terhadap semua klasifikasi gebalan rumput akan dilakukan


menggunakan harga satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk seluruh pekerja, bahan,
pelengkapan, peralatan.

V. PEKERJAAN LOGAM

1. UMUM

Penyedia jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh desain yang dibutuhkan


dan menyediakan gambar kerja untuk fabrikasi dan pemasangan pekerjaan metal
menurut gambar dan spesifikasi ini atau intruksi yang diberikan oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

Seluruh pekerjaan metal, kecuali pekerjaan pintu dan perlengkapannya, harus


disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa sebagaimana diutarakan di sini atau
yang ditunjukkan pada gambar. Pekerjaan logam harus diklasifikasikan dalam 5 tipe
berikut :

a. Pekerjaan logam yang tertancap dalam beton seperti balok baja, plat baja dan
pasak angker baja;
b. Pekerjaan baja struktur seperti trash rack untuk sipon, batang baja anak tangga
dan tangga, pekerjaan logam untuk stoplog, kisi-kisi baja, balok baja untuk
jembatan, dll;
c. Pipa galvanis untuk handrail, dll;
d. Sambungan pemuaian (expansion joint) untuk jembatan;
Desain dan gambar Penyedia Jasa harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan
sebelum dimulainya pekerjaan logam. Pekerjaan fabrikasi atau pengadaan sebelum
disetujuinya gambar dan data adalah menjadi resiko Penyedia Jasa.
2. PENGELASAN

Seluruh pengelasan, kecuali ditentukan sebaliknya, harus dilaksanakan sesuai


dengan American Welding Society (AWS) edisi dari ”Code for Arc and Gas Welding
in Building Construction”.

Detail persiapan pengelasan dan prosedur pengelasan yang diajukan harus


disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan pengelasan dimulai. Contoh
las harus disediakan setiap pengelas sebelum dia memulai pekerjaan pada
konstruksi, dan selama pelaksanaan konstruksi sebagaimana diperlukan oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Tidak ada las konstruksi yang akan
diizinkan sampai Direksi Pekerjaan puas dengan prosedur pengelasan, kecakapan
dari pengelas dan terhadap sistim pengujian las.

5.1.1 PEKERJAAN LOGAM YANG TERTANAM

Pekerjaan logam yang tertanam harus diselesaikan dan dipasang oleh


Penyedia Jasa sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Seluruh bahan yang digunakan untuk
pekerjaan logam tertanam ini harus dari tingkatan komersial terbaik yang disetujui
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

Setelah penyelesaian struktur beton, seluruh permukaan pekerjaan metal


tertanam yang tidak terlindungi, kecuali plat angker harus dicat sesuai dengan
spesifikasi ini.

Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pekerjaan logam
tertanam pada pemasangan pintu, dan seluruh biaya untuk pekerjaan metal
tertanam tersebut harus dianggap sudah termasuk dalam harga dari setiap pintu.

5.1.2 PEKERJAAN PIPA DI GALVANIS UNTUK HANDRAIL

Penyedia Jasa harus melengkapi dan memasang pipa baja digalvanis untuk
handrail, pada bangunan tubuh embung, settling basin, culvert, jembatan,
dan/atau sebagaimana ditentukan di sini atau sebagaimana pada gambar.
Diameter nominal dari pipa galvanis yang digunakan harus Ø 2,5” atau
sebagaimana pada gambar.

Pipa harus baru dan dari grade terbaik dan kualitas untuk tujuan
penggunaan dan harus produk komersial standar dari pembuat yang bereputasi
dan harus memenuhi persyaratan menurut JIS G3442 atau SII 0161-81 atau BS
1387/67. Seluruh pipa galvanis harus dipasang dan dicat sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar. Pengelasan pipa galvanis harus dilaksanakan hanya bila ditunjukkan
pada gambar atau diinstruksikan oleh Direksi Pekerjaan. Setelah pipa galvanis
terpasang, permukaan las yang tidak terlindungi harus segera dicat.

Pengukuran dan Pembayaran

Kecuali ditentukan sebaliknya di sini, pengukuran untuk pembayaran dari


penyediaan dan pemasangan pipa digalvanis harus dibuat dalam meter panjang
(m) pipa yang secara aktual terpasang sesuai dengan gambar atau sebagaimana
diarahkan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

Pembayaran untuk pipa digalvanis akan dibuat pada harga satuan yang
sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harg. Harga satuan harus termasuk biaya
pekerja, bahan, peralatan, transportasi, pemasangan dan pengecatan pipa
digalvanis, termasuk biaya untuk semua penutup, pembengkokan, dll.

5.1.3 PENGECATAN PADA TEMBOK SEDADA (BUUK)


Pekerjaan pengecatan adalah pekerjaan pada tembok sedada (Buuk) untuk
memperindah jembatan dan mencegah dari korosi.Bahan cat yang
dipergunakan adalah cat yang berkualitas baik, sedangkan peralatan
pengecatan dengan kuas rol atau kuas biasa.Sebelumdicat,
permukaanterlebihdahuluharusdimenie, diplamurdandicatdasar.Setelah
selesai pengecatan cat dasar, dilanjutkan dengan cat tembok
(penutup).Pengecatan dilakukan lapis demi lapis hingga didapatkan
permukaan cat dengan warna yang merata.Penentuanwarna cat
danpelaksanaannyasesuaipetunjukDireksi/Pengawas/Konsultan Pengawas.

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengecatan harus dibuat dalam


volume meter kuadat (m2) yang dihitung berdasarkan yang ditunjukkan
dalam gambar atau sebagaimana diarahkan Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.

Pembayaran untuk pekerjaan pengecatan akan dibuat menggunakan harga


satuan yang sesuai pada Daftar Kantitas dan Harga. Harga satuan tersebut
harus dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
pekerja, bahan, pekerjaan persiapan, penyimpanan bahan, pemakaian
bahan, per-lindungan terhadap permukaan yang dicat atau pengecatan
pada permukaan yang telah diperbaiki karena rusak.

Pekerjaan Pintu

E-1. Umum

E-1.1. Lingkup Spesifikasi

Ukuran pintu air yang digunakan di embung Siulak Hosa dengan ukuran
(0.5 m x 1.20 m) Spesifikasi meliputi perencanaan, bahan, ketrampilan,
pabrikasi, pengecatan, pemeriksaan, pemasangan dan masa pemeliharaan
terhadap pintu pengatur debit yang dipasang pada jaringan irigasi dan
pembuangan.

Spesifikasi dan gambar menstandarkan perencanaan, pabrikasi dan pengecatan


pintu pengatur debit agar diperoleh peningkatan efektivitas operasi dan
pemeliharaan, mampu tukar pada suku bagian dan penggantian pintu.

Gambar disertai dengan spesifikasi yang tercantum dalam tabel dalam Lampiran I
Spesifikasi.

E-1.2 Tegangan Kerja dan Perencanaan

Perencanaan, ukuran dan bahan untuk semua bagian pintu sedemikian sehingga tidak
rusak maupun berakibat melentur dan bergetar yang berpengaruh buruk terhadap
operasi pintu saat menerima beban rencana yang paling berat. Mekanisme dibuat
sedemikian untuk menghindari kemacetan karena korosi dan tertahannya kotoran.

Semua bagian pintu yang harus dilepas atau dilepas untuk maksud servis atau
penggantian harus terpasang pada tempatnya dengan pengikat yang tahan korosi.

Tipe, bahan dan ukuran dari semua pengikat harus dipilih yang mampu menahan secara
aman beban maximum yang dikenakan padanya.

Pintu harus terpercaya dan aman sewaktu operasi dan harus bebas dari tegangan yang
tidak dikehendaki, bagian strucktur harus dilengkapi lubang pengering atau hal lain yang
penting agar pintu bekerja dengan memuaskan.

Semua pintu yang dibuat harus direncanakan sesuai dengan kondisi iklim yang berlaku di
Indonesia, khususnya saat menyesuaikan terhadap pengembangan dan pengkerutan yang
disebabkan oleh perubahan suhu.

Pintu akan sesuai untuk operasi pada suhu luar antara 100 sampai 350 C, tetapi untuk
pintu yang langsung terkena sinar matahari kemungkinan suhunya lebih tinggi.
E-1.3. Standarisasi dan Pemeliharaan

Bila dimungkinkan, bagian yang berkaitan harus dikerjakan dengan ketelitian yang cukup
untuk menjamin agar dapat mudah diganti baru , dan bila diperlukan oleh Direksi, mudah
diganti baru harus dibuktikan dengan kenyataan penggantian berbagai bagian.

Perencanaan harus sedemikian sehingga semua bagian instalasi mudah diperiksa dan
dipelihara secukupnya dan dipergunakan sebagai pertimbangan utama adalah
kesinambungan operasi, harus disediakan lubang penguras pada bagian yang
kemungkinan air menggenang atau tertahan.

E-1.4. Satuan Ukuran

Dalam surat-menyurat, ketentuan tehnik dan perhitungan, dan pada semua gambar,
harus mempergunakan ukuran satuan metrik.

Pada gambar atau brosur cetak yang mempergunakan satuan lain, harus dicantumkan
tanda ukuran metrik yang sesuai.

E-1.5. Pelat Nama

Setiap pintu harus diberi pelat nama/Nomenklatur yang tertulis dalam bahasa Indonesia,
pada pelat harus tercantum tipe pintu (Pintu Sorong, Pintu Romijn Tipe II, dst) dan
ukurannya (bentang dan tinggi daun pintu) untuk pengenalan dimasa mendatang untuk
keperluan pemeliharaan dan penggantian suku bagian.

E-1.6. Perubahan Bahan dan Peralatan

Pembuatan pintu dilarang melakukan perubahan apapun yang menyangkut bagian


struktur atau peralatan dan bahan yang ditentukan untuk pintu, yang telah ditetapkan
atau tercantum dalam spesifikasi atau gambar tanpa persetujuan tertulis dari Direksi.

Perubahan tersebut atau penggantian harus tidak merugikan kepentingan Pemilik


Pekerjaan dan tidak membawa akibat kenaikan harga pintu.

E-1.7. Persetujuan Direksi

Dimanapun kata “disetujui direksi” atau kata sejenis yang terdapat dalam spesifikasi,
harus dinilai dan diartikan bahwa Pembuat Pintu meminta persetujuan Direksi dan bahwa
Direksi memberikan persetujuan dalam bentuk tulisan yang dicantumkan pada hal khusus
yang dimaksud. Persetujuan Direksi semacam itu tidak mengurangi tanggung jawab
Pembuat Pintu terhadap kewajiban memenuhi ketentuan kontrak.

E-1.8. Gambar

(i) Penerbitan Gambar

Gambar yang diberikan kepada peserta lelang untuk maksud pelelangan


daftarnya tercantum dalam Lampiran Gambar.
Gambar di sini menunjukkan tipe pintu yang diperlukan, ukuran kelonggaran
yang memungkinkan dapat dipasangkan pada bangunan yang berkaitan dan
bagian lain yang tepat. Perubahan pintu dan roda gigi dari yang tercantum
pada gambar tidak diperkenankan.

Jenis/tipe, ukuran bentang , jumlah unit dan standar gambar pintu yang
dibutuhkan hendaknya dicantumkan dalam spesifikasi /dokumen lelang.

(ii) Persetujuan Gambar

Gambar kerja, perhitungan rinci untuk pintu harus dibuat dan disampaikan
untuk memperoleh persetujuan direksi di dalam waktu yang disediakan untuk
keperluan tersebut sesuai dengan Program yang diajukan Pembuat Pintu
dalam lelangnya, setelah menerima keputusan pemenang tender dari Pemilik
Pekerjaan.
Setelah perhitungan rinci dikerjakan, maka perlu dprioritaskan penyelesaian
dan pengajuan gambar susunan terpasang (arranggemant) dan rangka
pengarah (Guide frame) serta posisi baut/angker penguat, dan posisi lubang
coakan lubang baut rangka alat angkat.
E-5. Ukuran-Ukuran Pembayaran

E-5.1. Umum

Pembayaran untuk Pekerjaan-Pekerjaan yang tercakup dalam Bagian ini


akan dibuat untuk Item (bh) dalam Bill of Quantities, Yang mana harga-
harga akan merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya semua
pekerja-pekerja, alat-alat kunci, peralatan dan material-material termasuk
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, pemasangan, pengecatan,
penyetelan, pengetesan dan semua ongkos-ongkos tambahan serta
pekerjaan-pekerjaan tambahan yang perlu untuk keberhasilan penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan.

E-5.2. Ukuran Pembayaran

Ukuran pembayaran untuk Pekerjaan-Pekerjaan yang ditetapkan dalam


Sub-bagian E harus dibuat sebagai berikut :

(i) Pembayaran hingga tujuh puluh (70 %) percent atas kedatangan /


tibanya hingga ke Site dan disetujui oleh Engineer asalan ;

Kontraktor telah menyerahkan kepada Engineer untuk persetujuan


faktur-faktur terperinci, daftar-daftar paket, faktur-faktur pembayaran,
bill of lading, dan sertifikat asuransi.

Sebelum pengapalan / pengiriman peralatan dan material, gambar-


gambar dan / atau sertifikat-sertifikat test harus telah diserahkan oleh
Kontraktor dan disetujui oleh Engineer.
Kontraktor telah dengan semestinya menyimpan peralatan atau
material -material dan telah diserahkan sebuah penerimaan detail
dan / atau laporan kerusakan.
Engineer telah menyetujui penerimaan dan / atau laporan kerusakan
dan penegasan penyimpanan yang semestinya / sebaik-baiknya dari
peralatan dan material-material.

(ii) Pembayaran hingga tiga puluh (30 %) percent terhadap penyelesaian


yang penting / substantial dari pemasangan yang disetujui oleh
Engineer.
An. Kuasa Pengguna Anggaran
SNVT Pembangunan Bendungan BWS SII
PPK Danau Situ dan Embung

Darma Agus, ST. MM


NIP. 19670812 200604 1 004

Anda mungkin juga menyukai