Anda di halaman 1dari 155

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN


ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

Alamat Jl. Bumijo No. 5 Yogyakarta Telepon (0274) 589091 Faksimile (0274) 550320
Website : http://dpupesdm.jogjaprov.go.id Email : dpupesdm@jogjaprov.go.id Kode Pos 55231

SPESIFIKASI TEKNIS

UNTUK PENGADAANPEKERJAAN:
KONSTRUKSI PEMELIHARAAN BERKALA
JARINGAN IRIGASI D.I. BLAWONG

LOKASIPEKERJAAN :
KABUPATENBANTUL

SUMBER DANA :
APBD DIY

TAHUN ANGGARAN 2021


I. BAB I. UMUM

1. LATAR BELAKANG

Lokasi Pekerjaan
Program pemerintah untuk mencapai kedaulatan pangan, harus
didukung secara komprehensif dari semua sektor baik dari sisi produksi
maupun pemasaran atau distribusinya. Air merupakan salah satu faktor
yang sangat dibutuhkan dalam proses produksi pertanian tanaman
pangan oleh karena itu investasi dibidang prasarana dan sarana
pengairan menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka
mencapai kedaulatan pangan. Penyediaan air irigasi dari hulu sampai
dengan hilir memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang mewadahi,
seperti Bendungan, Bendung, Saluran Primer, Saluran Sekunder dan
seterusnya.

Daerah Irigasi yang saat ini sudah beririgasi teknis maupun semi teknis
belum dapat berfungsi optimal. Hal tersebut disebabkan kondisi
jaringan irigasi yang mengalami kerusakkan karena usia dan ada yang
belum terbangun. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 14/PRT/M/2015 tentang kriteria dan penetapan status
daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung
jawab pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota, maka pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
mempunyai kewajiban pengelolaan dan mempunyai kewenangan
terhadap 41 Daerah Irigasi diantaranya D.I. Blawong.

Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi D.I. Blawong berada di


Kabupaten Bantul. Pekerjaan Konstruksi Pemeliharaan Berkala Jaringan
Irigasi D.I.Blawong ini merehab Saluran irigasi dan Bangunan
pendukung jaringan irigasi dengan kendala pengaturan air irigasi
dikarenakan bersamaan dengan masa tanam dan akses jalan masuk
karena akan memanfaatkan jalan desa.

2. KONDISI CUACA
Wilayah Kabupaten Bantul termasuk beriklim tropis basah dengan
musim hujan antara bulan Nopember – April dan musim kemarau
antara bulan Mei – Oktober.Rata-rata curah hujan tertinggi 135 mm.
Kecepatan angin maksimum 20 m/s, sementara rata-rata kelembaban
nisbi udara tertinggi 95 % dan terendah 70 %. Teperatur udara
tertinggi 29,4 0C dan terendah 24,0 0C.
3. LINGKUP PEKERJAAN DALAM KONTRAK

Penyedia harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material,


peralatan pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya
untuk pelaksanaan. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan dengan
baik dan lengkap serta merawat seperti yang diminta dalam gambar
dan spesifikasi teknik atau Petunjuk Direksi.

a. Material ataubahanutamayang digunakan :


No Jenis SNI Produk
.
1. Semen/ SNI Dynamix,Gersik,TigaRoda
PC 15-
2049-
2004
2. Batu SNI Batu
03- belahhitamkerasberasaldarisungaiataugunu
2836- ng
2002
3. Pasir SNI 03 Pasir alam yang diambil dari
-2816- sungaiberbutirankasar
1992

b. Rencanakeselamatan konstruksi (RKK) pekerjaan konstruksi :


Jenis/
No. Identifikasi Bahaya
Tipe Pekerjaan
1. Galian Tanah a. Tertimpa, terbentur atau terjepit
Manual material dan peralatan kerja

c. Pekerjaan yang harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup di


bawahini :
1. Dinding sayap Kiri hilir pada Bending Utama:
2. Perbaikan Lining Saluran pada saluran Primer, sekunder I dan
sekunder II
3. Penggantian Pintu Air di Cepoko

3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Penyedia harus menyerahkan jadual pelaksanaan, program
pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan urutan
pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana
Jadwal Pelaksanaan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen/PPK,
Penyedia harus memberitahu Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
kedatangan peralatan, materialdanpemasangan peralatan di lapangan.

3.2. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-
jalansetempat yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan
dengandaerah.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan
ketentuanhukum yang berhubungan dengan penggunaan arah
angkutan umum danbertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
pembangunan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang
ada,memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga
memenuhikebutuhan pengangkutan-nya, sejauh yang dibutuhkan untuk
pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan
dalamhubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus
mendapat persetujuanDireksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya
dengan BadanPemerintah setempat dan Badan Swasta.
Pejabat Pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab terhadap
pemeliharaanjalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh
Penyedia Jasa selamapelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan
oleh Direksi maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya
sendiri, dan hargauntuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk
dalam Harga Satuan Pekerjaan.

3.3. Gambar-gambar
3.3.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a. Gambar Kontrak / Gambar Tender
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa
pada awalpekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar
tersebut harus telah ditandatanganioleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
b. Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Construction
Drawing)
Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak
sebagai dasaruntuk mempersiapkan gambar-gambar
pelaksanaan. Gambar-gambar inidibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap.Dan untuk pekerjaan khusus seperti
pekerjaan beton dapat memperlihatkanpenampang
melintang dan memanjang beton. Pengaturan
batangpembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besibeton. Tipe bahan yang
digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.Gambar
pelaksanaan ini harus dimintakan persetujuan Pejabat
PembuatKomitmen sebelum dilaksanakan.

c. Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-


gambar lengkap dilapangan.Pekerjaan yang dilaksanakan
sebelum ada persetujuan Pejabat PembuatKomitmen adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan PejabatPembuat
Komitmen terhadap gambar-gambar tersebut tidak
akanmeringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas
kebenaran gambartersebut.

3.3.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara

a. Umum
Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang disiapkan
oleh PenyediaJasa harus terinci dan disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen sebelumtanggal program pelaksanaan
atau dalam waktu yang telah ditentukandalam
kontrak.Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari
pekerjaan sementaraseperti kisdam, tanggul sementara,
pengalihan aliran dan sebagainya.Gambar perencanaan yang
disusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalampelaksanaan
konstruksi harus diserahkan kepada Pejabat
PembuatKomitmen sebanyak 5 (lima) rangkap.
b. Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang
ditinggalkan
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara
yangberkaitan dengan pekerjaan tetap. Secara lebih
mendetail dan diserahkankepada Pejabat Pembuat Komitmen
untuk mendapat persetujuan, tujuh harisebelum tanggal
dimulainya pelaksanaan.
3.3.3. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (as-built
drawing).
Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
menyimpan satu setgambar yang dilaksanakan paling akhir
untuk
tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yangmemperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak,
sejauhgambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap “sudahdilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di
lapangan olehDireksi, apabila ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidakdilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja.Pada saat serah terima pekerjaan,
Penyedia Jasa harusmenyerahkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pejabat PembuatKomitmen dalam 5 set
cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 2 file CAD ukuranA1.
3.4. Standar Bahan
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dariStandar Normalisasi Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka
dapat dipakaistandar lain yang disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan
spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini
atau tidak dicakupoleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu
pekerjaan kelas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan
yangdipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan,
sesuai untuk pekerjaantersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini
pasti dan menentukan.
3.5. Program Pelaksanaan dan Laporan
3.5.1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai
dengan syarat - syaratkontrak dengan menggunakan CPM
network. Program tersebut harusdibuat dalam dua bentuk yaitu
bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiapkegiatan :
a. Mulai tanggal paling awal;
b. Mulai tanggal paling akhir;
c. Waktu yang diperlukan;
d. Waktu float;
e. Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk
pelaksanaansementara dan tetap kelonggaran waktu yang
diperlukan untuk persiapan danpersetujuan gambar-gambar
pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan danjuga
kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.
3.5.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal 3 (tiga) setiap bulan atau pada suatu waktu
yangditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5
(lima)salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa
diterima, yangmenggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut
:
a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan
yang dicapai padabulan laporan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan pada bulanberikutnya.
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan
maupunprosentase rencana yang diprogramkan harus
sesuai dengan kemajuanyang dicapai pada bulan laporan.
c. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut
dengan ramalantanggal permulaan dan penyeselaian.
d. Daftar tenaga buruh setempat.
e. Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di
lapangan yangdigunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
termasuk yang sudah datang dandipindahkan dari
lapangan.
f. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian
pekerjaan tetap harusdiuraikan sebagai berikut :
i. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton.
ii. Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan
timbunan.
iii. Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang
digunakan.
iv. Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang
diselesaikan.
v. Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.
g. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan
selama masalaporan.
h. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan
dibutuhkanpembayaran yang diperlukan pada bulan
berikutnya.
i. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan
masalah yangtimbul atau berhubungan dengan
pelaksanaan selama bulan laporan.
3.5.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana
KerjaMingguan yang disetujui oleh Direksi setiap akhirminggu
dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana tersebut harus
sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaankonstruksi lainnya
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,pengadaan
tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lainyang
diminta Direksi.Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua)
rangkap rencana kerjaharian secara tertulis untuk semua
kemajuan yang sudah disetujuioleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hariberikutnya. Rencana kerja harus mencakup
pekerjaan tanah,pekerjaan beton dan kegiatan lain yang
berhubungan denganpelaksanaan. Penyedia Jasa harus
menyediakan Rencana KerjaBulanan dengan sistem bar-chart
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulanberikutnya. Rencana
Kerja ini harus memperlihatkan tenggangwaktu dari mulai
sampai akhir kegiatan utama dengan volumepekerjaannya.
Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
3.5.4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan
Rapat koordinasi antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan
seminggusekali pada tempat dan waktu yang telah disetujui.
Maksud daripada rapat inimembicarakan kemajuan pekerjaan
yang sedang dilakukan, pekerjaan yangdiusulkan untuk
seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yangtimbul
agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan
diadakansebulan sekali dipimpin oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dihadiri oleh PPHP, P3K, Penyedia Jasa danDireksi.
3.5.5. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia
Jasa
1. Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan
perlengkapantidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa
harus segera memberitahukan kepadaDireksi.
2. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua
perlengkapan konstruksi yangdiperlukan dalam pelaksanaan
dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang belum
sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harussegera
memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua
perlengkapan danperalatan, lengkap dengan spare parts yang
cukup dan memeliharanya agarpekerjaan dapat dikerjakan
dengan sempurna.
3. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan,
bila bahan tersebuttidak tersedia di pasaran maka dapat
digunakan bahan pengganti denganmendapat ijin tertulis dari
Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan dalamvolume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
pertambahan hargaantara bahan yang ditentukan dengan
bahan pengganti dan kualitas bahanpengganti sama dengan
bahan yang diganti.
4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa
akan dilakukanpemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak pada salah satu atau lebihtempat yang ditentukan
Direksi :
a. Tempat produksi dan pembuatan
b. Tempat penyimpanan
c. Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang
menyangkut perlengkapandan bahan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen sesuai yang dimintanya untuktujuan pemeriksaan,
tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasadari tanggung jawabnya untuk menyediakan
perlengkapan dan bahan sesuaidengan spesifikasi.
3.6. Survey dan Pengukuran Pekerjaan
3.6.1. Bench Marks ( Titik ikat )
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak
berdekatandengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar.
Ketinggian dari Bench Markini adalah didasarkan pada titik tetap
utama.Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak
pada Gambar diberikankepada Penyedia Jasa sebagai referensi.
Sebelum menggunakan suatu BenchMark dan titik referensi
kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan.Penyedia
Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas
ketelitiannya.Pejabat Pembuat Komitmen tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian BenchMark yang lain begitu
juga dengan titik referensinya.Penyedia Jasa perlu mendirikan
Bench Mark tambahan sementara untukkemudahannya, tetapi
setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana
dantempatnya harus disetujui oleh Direksi dan akan
merupakanketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark
yang didirikan oleh Direksi atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.

3.6.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai
dengan Kontrak.Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa
kebenaran dari muka tanah,sekurang-kurangnya 14 (empat
belas ) hari sebelum mulai bekerja, PenyediaJasa
memberitahukan kepada Direksi secara tertulis
untukmenyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali
ketinggian muka tanahtersebut.Dalam segala hal sebelum
memulai melaksanakan pekerjaan tanah PenyediaJasa akan
mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan,
denganmenggunakan Bench Mark atau titik referensi yang
disetujui PengawasLapangan. Pengukuran volume yang
dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggianyang disetujui.
3.6.3. Peralatan untuk Pengukuran
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan
pengukuran untukdipakai sendiri dan Direksi. Alat dan
perlengkapan itu harus baikdan layak dipakai dan sebelumnya
harus di check oleh Direksi danharus diganti jika hilang atau
rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetapmenjadi milik
Penyedia Jasa.Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama
penawaran, untukmemungkinkan Direksi menilai mutu daripada
alat-alat danperlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa.
Alat-alat dan perlengkapanitu tidak boleh ditukar dalam waktu
pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijinatau perintah Direksi.
3.7. Pekerjaan Sementara
3.7.1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan,
spesifikasi,pelaksanaan dan berikut pemindahan semua
pekerjaan sementara untukpelaksanaan pekerjaan sebaik-
baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimanaPenyedia Jasa
bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-
tamadiserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
mendapatkanpersetujuan sesuai dengan prosedur dalam
Spesifikasi Teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaansementara di luar daerah
lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biayayang
dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah,
sewa tanahdan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan
biayanya sudah termasukpada uraian pekerjaan pada daftar
volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akanmeringankan
Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk
memenuhiketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak
diberikan perpanjanganwaktu bila terjadi keterlambatan.
3.7.2. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan
untuk pelaksanaanpekerjaan, dijamin oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dan bebas biayapembebasan tanah. Penyedia Jasa
sedapat mungkin melaksanakan pekerjaansementara pada lokasi
seperti pada gambar atau seperti petunjuk PengawasLapangan.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan
anakbuahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah
jalan masuk yangdisetujui Direksi sehingga mengurangi
kerusakan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan
oleh Pejabat Pembuat Komitmentanah harus dikembalikan ke
keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggungjawab langsung
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk semua
kerusakanmisalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian
baik milik PejabatPembuat Komitmen atau orang lain. Penyedia
Jasa mengganti kerugianter hadap semua kehilangan dan
tuntutan karena kerusakan tersebut sesuaidengan ketentuan
dalam Kontrak.
3.7.3. Brak kerja (tergantung kondisi dan keperluan proyek)
Penyedia Jasa menyediakan, memelihara dan memindahkan
bangunansementara seperti gudang, bengkel, pemondokan
buruh dan memindahkanbangunan sementara lainnya setelah
selesai pekerjaan.Penyedia Jasa menyediakan sebuah brak kerja
dilengkapi dengan peralatansecukupnya.
3.7.4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan ( Dewatering )
Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat
oleh PenyediaJasa dan dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen. Pengeringan airharus dilakukan selama pelaksanaan
pekerjaan saluran, drainase dan bangunan.Penyedia Jasa harus
memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lainyang
diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas
dari airsehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai
dengan syarat-syarat.Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
memperbaiki kerusakan akibat banjiratau kegagalan pengeringan
air atau pekerjaan pengamanan.Kisdam, semua tanggul atau
pengeringan air sementara harus segera dibongkaratau
diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran aliranair setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan
saluran selesai.Cara pengeringan air yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa harus mendapatpersetujuan Direksi, dan tidak
boleh mengganggu jalannya airyang dibutuhkan untuk pengairan
pada jaringan pengairan yang ada.Apabila pelaksanaan
pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebutsupaya
dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.Pengeringan air
dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipeliharakestabilan
dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua
pelaksanaankonstruksi dikerjakan pada keadaan kering.
3.7.5. Pengalihan Sementara dari Saluran Irigasi yang ada
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menganggu saluran irigasi
yang ada selamapelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan
sementara dari saluran irigasi yang adamerupakan satu-satunya
penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supayamenyerahkan
rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan
persetujuanPejabat Pembuat Komitmen. Setelah rencana itu
disetujui oleh PejabatPembuat Komitmen, pelaksanaan pekerjaan
pengalihan sementara harus sesuaidengan rencana yang telah
disetujui.
3.8. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan
3.8.1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama
pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan,
pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran
sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan
dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.harus
bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan.
Tidak adapembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya
sudah termasuk dalamharga kontrak.
3.8.2. Sistem Pengawasan Keamanan
Penyedia Jasa supaya mengatur sistim Pengawasan keamanan
danorganisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan
persetujuan kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Sistim
Pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatandan tenaga
yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan
terhadapmanusia dan barang milik yang bersangkutan.Sistem
Pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan
program yangdisetujui dan berpegang pada hukum/peraturan
yang berlaku di Indonesia.
3.8.3. Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam
keadaan bersih dankeadaan sehat serta
memperlengkapi/memelihara kemudahan untukpenggunaan
tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui
oleh Direksi dan oleh Penguasa setempat.Penyedia Jasa
hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambillangkah-
langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan
kerjatetap bersih.
3.8.4. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan
melindungi api yangterjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan
harus menyediakan segala yang diperlukan/ peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakanpada
semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang
sedangdalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat
tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung
lainnya.Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam
keadaan baik sampai pekerjaan diterimaoleh Pejabat Pembuat
Komitmen. Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk
memadamkan kebakaran yangterjadi di lapangan kerja.Dalam
hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang
mutlakdiperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan di lapangan,
termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontrak.
3.9. Penyelidikan Tanah Tambahan (Bila diperlukan)
Penyedia Jasa atas perintah Pejabat Pembuat Komitmen akan
melakukanpenggalian dan atau pengeboran yang berhubungan dengan
penyelidikan tanahpada bangunan-bangunan yang telah ada di
lapangan atau di tempat-tempat lain. Pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan akan mencakup contoh tanah “undisturb” atau“disturb” dari
material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan
langsungpada pondasi dengan disaksikan oleh Direksi dan
menyerahkancontoh-contoh (samples) untuk dilakukan pengetesan
laboratorium.Penyedia Jasa akan menyerahkan hasil dari penyelidikan
tanah kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan segera untuk
mendapatkan persetujuan.
3.10. Foto-foto
Perlu dibuat dokumentasi padaPelaksaanan Pekerjaan,daerah quarry,
disposal area, jalan kerja dan kondisi sepanjang saluran.
3.11. Mutual Check
3.11.1. System Pekerjaan
System Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.
3.11.2. Pelaksanaan Mutual Check
a). Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada
hasil Gambar Kontrak.
b). Pelaksanaan untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri
dari PenyediaJasa bersama-sama dengan PPHP, P3K,Direksi
yang diketahuioleh Pejabat Pembuat Komitmen.
c). Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia
Jasa adalahsebagai berikut :
- Pengukurankembali semua kegiatan-kegiatanpekerjaan
denganmencocokkan kembali pada titik tetap.
- Membuatgambar-gambar hasil pengukuran kembali
(Uitzet) profilmemanjang dan melintang dengan
mengikuti Standar PenggambaranGambar Kontrak.
- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti
StandarPenggambaran Gambar Kontrak(termasuk
gambar detail).
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB
perubahantambahan/pengurangan.
d). Semua produk-produk hasil Uitzet (data pengukuran
kembali, gambargambar,Bill of Quantity, RAB tambahan
biaya/pengurangan biaya)disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk selanjutnyaditeliti/diperiksa
kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan,
makaPenyedia Jasa dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.
e). Dari hasil pengukuran kembali/Uitzet akan didapat
perbandingan volumedengan Gambar Kontrak.
f). Gambar-gambar hasil Uitzet adalah sebagai dasar untuk
PelaksanaanKonstruksi Lapangan.
g). Semua gambar – gambar hasil mutual chek diperbanyak 5
(lima) kali.
3.11.3. Mutual Check 100%
a). Mutual Check II dilaksanakan Penyedia Jasa bersama sama
denganPanitia Penerima Hasil Pekerjaan, P3Kdan Direksi
yangdisetujui Pejabat Pembuat Komitmen untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan/gambar terpasang (Asbuilt Drawing).
b). Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt
Drawing)sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang
telah selesaidikerjakan.
c). Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat
rangkap 5 (lima).
3.11.4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check
a). Jangka WaktuPelaksanaan Mutual Check akan
diatur/ditentukan PejabatPembuat Komitmen.
b). Jika tidak ditentukan lain, pengajuan biaya
tambahan/pengurangan biayapaling lambat 14(empat belas)
hari sebelum jangka waktu pelaksanaanberakhir sudah harus
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
c). Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual
Check iniakan ditentukan kemudian oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pejabat Pembuat Komitmen / PPKmenyiapkan Jadual Pelaksanaan
untuk semua pekerjaan yang termasuk dalam Kontrak. Jadual
pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar dan
Penyedia didalam menyiapkan Jadual pelaksanaan yang lebih
terperinci.
2) Empat belas (14) hari setelah menerima Surat Penunjukan,
Penyedia harus menyerahkan Jadual Pelaksanaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK berisi Jadual pelaksanaan semua
pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan kurva ‘S’. Jadual Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kalender, jangka waktu yang diperlukan,
tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling
lambat, lama pelaksanaan dan sebagainya.
3) Jadual tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK di
dalam waktu yang logis. Jadual Pelaksanaan yang direvisi yang
sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh Penyedia dan
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK harus dianggap merupakan Jadual
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen
Kontrak.
4) Jadual Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut bisa diperbarui
oleh Penyedia pada setiap jangka waktu 1 (satu) bulan jika diminta
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dan Jadual pelaksanaan yang
diperbarui harus disetujui oleh Penyedia dan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan
ternyata dibawah yang disetujui menurut pendapat Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK, Penyedia harus dapat menyelesaikan
setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
akan memerintahkan Penyedia untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar
ketinggalan pada bagian pekerjaan tersebut.
4.2. Aspek – aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan
kesehatan dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-
ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam
prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap
tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga
pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Administrasi
Penyedia pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata
cara administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat
pengumuman, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk
menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan,
pelaksanaan, serah terima, dan pemeliharaan harus
didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok
pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek
(Laporan Mingguan dan Bulanan).
3) Aspek Ekonomi
Penyedia pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan
pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara efektif dapat
memenuhi kebutuhan jadual dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan
jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadual pekerjaan terutama
bila peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa.
Pengadaan bahan/material harus diupayakan efektif sesuai
pekerjaan yang dijadualkan.
4) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan
kondisi sosial dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan
pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti gangguan
kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat
setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan
atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan
1) Penyedia bertanggung jawab atas pengadaan material beton,
pasangan, bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup
dan berkualitas baik. Direksi akan memberi petunjuk beberapa
sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk timbunan dan material
beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia akan mengambil material untuk beton dan batu dari
sumber lain, Penyedia harus mengatur sedemikian hingga
mendapatkan ijin dari instansi terkait dan membayar semua biaya
dan kompensasi yang diperlukan.
4.4. Material Dan Peralatan – Peralatan Yang Harus Disediakan Oleh
Penyedia
1) Umum
Penyedia harus menyediakan bahan / material dan peralatan yang
memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang
sudah disediakan di dalam kontrak. Semua peralatan dan material
yang merupakan bagian dari pekerjaan harus sesuai dengan
standar yang tercantum dalam spesifikasi atau standar yang
ditunjukkan. Jika Penyedia mengusulkan pengadaan peralatan atau
material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas
harus memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK terlebih dahulu.
2) Peralatan untuk pelaksanaan
Penyedia harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi
syarat dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan
sampai selesai. Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dapat
memerintahkan Penyedia untuk menambah peralatan, jika menurut
pertimbangan perlu mencapai progress sesuai dengan kontrak.
Penyedia harus mendatangkan semua mesin dan peralatan,
lengkap dengan suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang
ditentukan dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material
tersebut tidak dapat diperoleh dengan alasan diluar kemampuan
Penyedia, boleh memakai material pengganti dengan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Tidak boleh ada material
pengganti tanpa persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia harus
diperiksa dan sesuai dengan kontrak pada saat dilokasi berikut ini
atau seperti yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK :
i. Tempat produksi atau pabrik
ii. Pengangkutan
iii. Lokasi Proyek
Penyedia harus menyerahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen /
PPK semua spesifikasi peralatan dan material yang diperlukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen / PPK untuk tujuan pemeriksaan.
Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana
berasal tidak berarti melepaskan Penyedia dari tanggung jawabnya
untuk mengadakan peralatan dan material yang tercantum dalam
spesifikasi teknik.
5) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia
Penyedia harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap,
brosur dan data mengenai material dan peralatan yang akan
didatangkan sesuai kontrak kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK untuk disetujui, dalam jangka waktu paling lambat
14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat perintah mulai kerja.
Bagaimanapun juga persetujuan terhadap spesifikasi, brosur dan
data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia dari spesifikasi,
brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
II. BAB II. PEKERJAAN TANAH

1. RUANG LINGKUP
Pekerjaan ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan
atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan
yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini
untuk pekerjaan galian.
Pekerjaan ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui
untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau
struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian
dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.
2. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
2.1. Umum
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan
yang berkaitan sebagai berikut:
 Pembersihan
 Galian termasuk pembentukan dan saluran
 Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan
 Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari
galian
 Penimbunan
 Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus
diusulkan kepada Direksi dan mendapatkan persetujuan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak surat perintah mulai
kerja.
Penyedia akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari
beberapa tempat dan akan membuang material galian seperti
yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang diarahkan
oleh Direksi.
2.2. Ketelitian dalam pekerjaan tanah
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai
diterangkan dibawah ini, apabila luas rata-rata penampang basah
saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera pada gambar
atau yang diperintahkan oleh Direksi.
 Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m
vertikal
 Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m
vertikal
 Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
 Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan
dengan teliti dan tidak boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut
diatas.
Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.
2.3. Pekerjaan Survey dan Pengukuran
Yang termasuk Pekerjaan Survey dan Pengukuran adalah
pemasangan Bench Mark dan pelaksanaan pengukuran itu
sendiri.
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak Penyedia
diminta untuk mengajukan request kepada Direksi untuk
pekerjaan pengukuran ini. Penarikan / penentuan titik-titik elevasi
dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui / ditentukan oleh
Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, biasa
digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi
(PBE) dari ukuran 4/6, dengan persetujuan Direksi.
Semua alat ukur topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan
disetujui oleh Direksi.
Pada saat pelaksanaan pengukuran alat ukur harus dilindungi dari
terik matahari/hujan.
Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan
pada titik atau diletakkan pada bangunan yang sifatnya
tetap/tidak berubah.
Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam
pekerjaan pengukuran mudah digunakan. Pekerjaan ini
diantaranya meliputi : pemberian nomor, pengecatan dan
pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan jenis
pekerjaan pengukuran yang dilakukan.
Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia
harus dibuat dari beton bertulang klas K-175, dengan ukuran 0.20
x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari album Standar
Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar.
Tiap BM harus dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi
dan plat nama dari marmer ukuran 0.12 x 0.12 m pada satu sisi.
Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian
dengan hati-hati diurug kembali sampai tinggal 0.20 m diatas
permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM dilaksanakan
Penyedia sesuai dengan petunjuk Direksi.

2.4. Pekerjaan Galian


Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan
menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau
menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus
ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan
“ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan
tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan
tanah dimulai.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah
material yang akan digali yang berimplikasi terhadap jenis
peralatan dan produktifitas hasil galian. Pekerjaan galian
dibedakan atas 4 (empat) kelompok pembayaran sebagai berikut:
2.4.1. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan
material hasil galian berupa tanah pada umumnya, yang
dengan mudah dapat dilakukan secara manual maupun
masinal dengan alat berat/Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan
bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau
sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.
Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang
bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.
Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya
diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau.
Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah /
beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi.
Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab
Penyedia. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena
kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas
biaya Penyedia.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-
batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang
tidak dapat disingkirkan secara manual maupun masinal
dengan alat berat/Excavator, maka pembayaran volume
ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu
atas sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung
dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang
disetujui Direksi. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan
kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya
akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat
yang tidak akan mengganggu areal pertanian, fungsi
jaringan dan wilayah sungai.
Penyedia harus menguasai medan kerja sehingga
penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan
ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan
lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung
ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan
yang diperlukan untuk penggalian, perapihan dan
kemiringan talud termasuk usaha pencegahan bahaya
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan
timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi.
Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap
pemindahan material hasil galian ke suatu tempat
penimbunan sementara yang disetujui Direksi sejauh ≥ 1
km.
Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif
kecil dan berada didaerah persawahan, agar
diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian
atau alternatif lain berupa galian secara manual.
2.4.2. Galian Deposit Sungai
Galian deposit sungai adalah pekerjaan galian dengan
material berupa deposit sungai yang terdiri dari pasir,
kerikil dan kerakal/boulder, yang dapat dilakukan dengan
excavator tetapi dengan tingkat produktifitasnya lebih
rendah dibandingkan dengan galian tanah biasa, karena
kondisi lapisan endapan relatif lebih padat.
Yang dimaksud dengan galian deposit sungai adalah
suatu kegiatan penggalian pada badan sungai atau
daerah tertentu yang material galiannya merupakan
endapan sungai yang terdiri tanah berbatu kerikil dan
kerakal yang padat, sehingga Pelaksanaan secara manual
maupun masinal dengan alat berat/ excavator tidak dapat
bekerja secara maksimal.
Harga satuan yang diperhitungkan untuk pekerjaan ini
termasuk tenaga kerja dan alat/excavator, sedangkan
untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan ke
lokasi diluar daerah kerja yang disetujui oleh direksi
sejauh ≥ 1 km.Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh
maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan
sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang
selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia untuk
pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.
2.4.3. Galian Batu Lapuk
Galian batu lapuk adalah pekerjaan galian dengan
material galian berupa batu yang sudah lapuk. Pekerjaan
ini hanya bisa dilakukan dengan kombinasi alat excavator
dan pick hammer.
2.4.4. Galian Batu.
Galian batu termasuk semua batu-batuan padat dan keras
di tempat yang tidak dapat disingkirkan dengan mudah
baik dengan metode manual mempergunakan pacul
maupun secara masinal mempergunakan alat
berat/excavator biasa maupun Pick Hammer, kecuali
dengan Excavator yang diperlengkapi dengan Breaker
atau dengan Peledakan. Apabila menggunakan
peledakan, maka Penyedia harus sudah
memperhitungkan segala peralatan dan material yang
diperlukan berikut perizinan dan penanganan
peledakannya.
2.4.5. Galian untuk pekerjaan pasangan beton.
Dasar dan sisi miring dari galian untuk pondasi di atas
atau terhadap dimana beton akan ditempatkan akan
digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan
ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti
diarahkan oleh Direksi. Tidak ada material akan diijinkan
untuk ditambahkan dalam garis baku dari struktur beton.
Jika di beberapa titik dalam galian, material galian
berdasarkan permintaan tertulis dari Direksi diantara
batas yang diperlukan untuk menerima struktur
penambahan galian akan segera diisi penuh dengan
beton tipe K-100 atau diisi dengan tanah yang sesuai dan
dipadatkan atas biaya Penyedia.
2.5. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun
Kembali
Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali
akan dilaksanakan sesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga
mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang ditunjukan
dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama
dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk
merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari
yang ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari
volume pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari perubahan-
perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan
persetujuan Direksi.
Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna
melindungi material yang ada dibawah galian dalam keadaan
yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan yang disebabkan
oleh Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk
hancurnya material dibawah batas penggalian yang diperlukan,
harus diperbaiki atas biaya Penyedia.
Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja
maupun akibat kelalaian Penyedia tidak akan diperhitungkan
dalam pembayaran. Penyedia harus mengisi kembali dengan
material yang sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia.
2.6. Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi.
Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil
lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton
tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. Seluruh proses
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia. Kemiringan yang
rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan
dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, yaitu
material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material
yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai
untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan
material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau
kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan
dan dirapihkan. Penyedia harus menguasai medan kerja sehingga
penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan
ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada
bagian yang akan ditimbun.
Semua galian untuk pondasi bangunan/struktur akan
dilaksanakan dalam kondisi kering (dimana dalam kondisi kering
akan dibangun seperti dalam Bab 3.3 (Pekerjaan Dewatering).
Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan tender dalam
BoQ untuk galian yang disebabkan material menjadi basah.
Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang
diperlukan dan akan diselesaikan terhadap garis dan ketinggian
yang ditentukan kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan
diijinkan untuk melebar dalam garis yang telah ditentukan tidak
lebih dari 20 (dua puluh) sentimeter dimana permukaan tidak
dilindungi dengan beton. Jika permukaan dilindungi dengan beton
secara umum harus rata seperti ditentukan oleh Direksi.
Kecuali seperti secara rinci ditunjukkan dalam gambar atau
sebaliknya yang diarahkan oleh Direksi, keperluan pengukuran
untuk pembayaran galian terbuka terhadap kemiringan seperti
disebutkan dibawah ini:

KEMIRINGAN GALIAN
MATERIAL KEMIRINGAN DISKRIPSI
(V:H)
Batu 1:0.5 Untuk kemiringan
permanen
Batu Lapuk 1:0.8 Untuk kemiringan
permanen
Tanah 1:1.0 Untuk kemiringan
permanen
Galian Deposit 1:1.0 Untuk kemiringan
Sungai permanen

Dimana diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia akan


menggali saluran terbuka/parit untuk mengalihkan air mengalir
keluar dari galian terbuka.
Biaya keseluruhan dari pekerjaan ini akan ditanggung oleh
Penyedia kecuali dimana saluran tersebut adalah merupakan
bagian dari pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk
galian akan dihitung dari harga satuan tender dalam BoQ.
Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari
semua tanah, kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk
bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling aman
hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi. Kecuali
ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh
Direksi.
Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang
mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut
harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan
tanah timbunan yang sesuai atau beton K100 atas biaya
Penyedia.
Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai
dasar pembayaran hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan
dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai
mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan.
2.7. Pekerjaan Timbunan
Penyedia akan mengerjakan beberapa macam material timbunan
dan penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar
atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material
harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan
organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.
Penyedia harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil
galian sebagai bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas
memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak
memenuhi syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan.
Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material
timbunan dan semua material yang digunakan dalam konstruksi
timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik.
Penyedia harus melaksanakan test uji timbunan (trial
embankment) untuk menentukan efektifitas dari beberapa
metode pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan
timbunan seperti ditunjukkan dalam gambar atau diarahkan oleh
Direksi. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk
mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang
berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah
lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran
terhadap kadar air dan aspek lain dari pemadatan. Pekerjaan ini
termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow
area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam
lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat,
kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda. Hasil
percobaan ini tidak membebaskan Penyedia dalam segala hal
kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang
ditentukan dalam kontrak. Apabila ditemukan/dijumpai tanah
yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian hari, maka
percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih
dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk
tanggul pada bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan
dianggap sebagai suatu bagian pekerjaan dalam penyelesaian
pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut gagal dan
tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan Direksi,
maka Penyedia harus membongkar kembali pekerjaan permanen
yang didasarkan pada percobaan yang gagal tersebut atas biaya
Penyedia tidak ada pembayaran terpisah atas percobaan tanah
yang dilaksanakan di tempat lain.
Penyedia akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak
30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial
embankment).
Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial
embankment) adalah sebagai berikut :
 Kepadatan Lapangan (field density)
 Permeability lapangan (field permeability)
 Berat Jenis (specific gravity)
 Kadar Air (water content)
 Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
 Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
 Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji
timbunan (trial embankment). Semua biaya untuk pelaksanaan
test uji timbunan sudah termasuk uji pemadatan, penghamparan,
dan berikut pembongkaran material serta berkaitan dengan
pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah sudah
termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk
pekerjaan timbunan dalam BoQ.
Jenis Pekerjaan Timbunan
Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka
kegiatan timbunan tanah yang akan diberlakukan dalam
pekerjaan ini terdiri dari :
 Timbunan tanah kembali dari galian
 Timbunan tanah dengan material dari borrow area
 Timbunan lolos air.
1) Timbunan tanah kembali dari hasil galian.
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali
dari hasil galian adalah kegiatan penimbunan baik untuk
tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang
secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertangung
jawabkan.
Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh
dilakukan setelah umur bangunan sudah dinilai cukup oleh
Direksi. Pelaksanaan harus dilakukan secara hati-hati dengan
menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi. Penimbunan
dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hamper
sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada
instruksi lain dari Direksi maka Penyedia wajib menggunakan
tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian. Bila material
tanah hasil galian bangunan tidak cukup maka Kotraktor
dibolehkan menggunakan material timbunan dari luar (borrow
area) atas ijin Direksi.
2) Timbunan tanah dengan material dari borrow area
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan
material dari borrow area adalah kegiatan penimbunan baik
untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu
lokasi
borrow dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan
Penyedia mengeluarkan biaya untuk pengadaan material
tanah timbunan tersebut.
Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus
sesuai dengan borrow area yang telah disetujui oleh Direksi.
Semua bagian dari timbunan akan dihitung dan dibayar
terhadap material terpasang dalam lokasi timbunan dengan
dasar setelah pekerjaan pemadatan.
3) Timbunan Lolos Air
Timbunan kembali lolos air harus ditempatkan berdasarkan
garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukkan dalam
gambar atau seperti arahan Direksi.
Material harus ditangani dan diletakkan sedemikian rupa
untuk menghindari segregasi. Metode dari pelaksanaan
timbunan kembali lolos air harus diusulkan dan mendapat
persetujuan dari Direksi.
Timbunan kembali lolos air harus ditimbun secara lapis
horisontal dengan ketebalan tidak lebih dari 50 (lima puluh)
cm sentimeter sebelum dipadatkan dan dipadatkan secara
menyeluruh dengan alat pemadat kapasitas 10 ton (vibratory
roller) atau berdasarkan kepadatan dari uji timbunan yang
telah mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Material filter dapat diperoleh dari sungai setempat, galian
pondasi bendung/bangunan air atau lokasi yang telah
disetujui Direksi. Material filter harus terdiri dari material yang
layak, awet, pasir dan kerikil bergradasi baik dengan ukuran
partikel kurang dari 8 (delapan) sentimeter. Juga material
tidak boleh mengandung fraksi lolos saringan no.4 dalam
jumlah lebih dari 50% (limapuluh persen) begitu juga lolos
saringan no. 200 tidak lebih atau kurang dari 10 % (sepuluh
persen).

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Pekerjaaan Persiapan
Dari gambar rencana (dokumen kontrak), maka dapat diketahui
volume dan lokasi galian, serta volume dan lokasi timbunan.
a. Penetapan Disposal area :
a) Dilakukan survey awal untuk mencari daerah-daerah
tempat pembuangan hasil galian yang tidak dapat dipakai
sebagai material timbunan
b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan
daerah-daerah pembuangan yang menguntungkan ditinjau
dari segi biaya dan waktu. Dalam banyak hal daerah yang
terdekat biasanya menjadi pilihan yang baik.
c) Ukur jarak tempat pembuangan ( Disposal Area) dari
tempat galian. Untuk dapat menghitung jumlah dump truck
yang diperlukan (ingat cara menghitung kebutuhan Dump
Truck didasarkan atas volume lepas) dan menghitung biaya
angkutan.
b. Penetapan Quarry Tanah Timbunan
a) Bila diperlukan quarry tanah, maka perlu survey awal untuk
mencari daerah-daerah yang tanahnya dapat diambil dan
memenuhi syarat untuk material timbunan.
b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan
daerah yang menguntungkan dengan pertimbangan biaya,
waktu dan mutu tanahnya. Usahakan letaknya searah
dengan disposal area (atau sebaliknya) sehingga dump
truck yang balik dalam keadaan kosong dapat
dimanfaatkan
c) Ambil sampel tanahnya, untuk dapat dihitung berat volume
kering maksimumnya di laboratorium, untuk dipergunakan
sebagai standar pengukuran kepadatan dalam
pelaksanaan. Karena standar hanya berlaku untuk jenis
tanah yang sama, maka harus diberi tanda supaya tidak
tertukar dengan yang lain.
d) Agar pengambilan tanah dapat berjalan secara efektif,
maka jalan kerja jalan kerja menuju quarry dan disposal
area, perlu dapat perhatian yang serius serta dilengkapi
dengan drainase lingkungan.
3.2. Pembersihan Medan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan
lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh
Penyedia setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak
belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar
saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran,
sehingga profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya.
Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar
disekitar lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan
pertanian. Pengaturan dari semua sampah tersebut harus sesuai
petunjuk Direksi. Kemudian Penyedia harus membongkar akar-
akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan dipadatkan
kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan
hasil pembersihan lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus
dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya,
maka Penyedia harus melindunginya dari kerusakan.
Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan
apabila keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis.
Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan
pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko
terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus
sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi
abu. Penyedia setiap saat harus mengambil langkah-langkah
pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan
harus mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam
pencegahan dan pemadaman.
Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan
semak belukar, dimana lokasi tersebut akan dipakai untuk
bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan
saluran-saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan tidak diperhitungkan dalam pembayaran.
Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah dihitung
berdasarkan luasan seperti dalam tabel berikut:

Luas Area
No Diameter Batang (Cm)
(konversi) m2
1 10-15 4
2 15-20 9
3 20-25 16
4 >25 25

3.3. Kupasan / Stripping


1) Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut
rumput, yang akan dilakukan pada semua dasar tanggul,
pada lokasi material galian yang dipakai kembali sebagai
bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow
area yang disetujui, semua lokasi yang tercantum pada
Gambar dan seperti yang diperintahkan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
2) Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas
semua material yang tidak cocok untuk timbunan atau untuk
pondasi dan semua bahan organik seperti rumput, tanah lapis
atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan
medan. Kedalaman minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20
meter.
3) Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua
material/sampah hasil kupasan harus mendapat persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3.4. Penggalian Pada Bangunan
Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan
dikerjakan dengan baik, dapat membuat penyokong bagi tebing
galian, dan masih cukup ruangan untuk pembuatan acuan,
pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan
timbunan, termasuk pemadatan dan kegiatan pekerjaan lainnya.
3.4.1. Cara Penggalian
Penyedia harus menyampaikan usul mengenai cara-cara
penggalian, termasuk detail dari konstruksi penahan yang
mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi
secara tertulis sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari
sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan
penggaliannya terjamin.
3.4.2. Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada
gambar atau yang tidak diperintahkan oleh Direksi harus
diisi kembali oleh Penyedia dengan tanah yang dipadatkan
sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut
suatu tambahan pekerjaan.
3.4.3. Perapihan Permukaan Galian
Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara
manual atau alat lain yang disetujui oleh Direksi, sehingga
bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau
timbunan yang berhubungan langsung dengan tanah asli
bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau
bagian lain yang dianggap peka oleh Direksi rusak akibat
berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia wajib
memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas biaya
Penyedia.
Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu
atau isian dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian
harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang
mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal
ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada
waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.
3.5. Pekerjaan galian dengan menggunakan alat berat
3.5.1. Di Lokasi Saluran
a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat
dipasang patok-patok pembantu dan atau tali rafia
yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar
dapat dilaksanakan dengan Excavator. Jumlah
Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan
kapasitas alat dan waktu yang tersedia .
c. Sisa hasil galiandari Excavatoryang tidak akan
digunakan kembali, dibuang keluar lokasi pekerjaan
dan langsung dimuat ke Dump Truck yang telah
disiapkan (jumlah kebutuhan Dump Truck harus
disesuaikan dengan kapasitas Excavator), dan
kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan.
Usahakan posisi Dump Truck sedemikian rupa sehingga
swing dari Excavator bersudut kecil.
d. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi,
maka sebelum galian finishing dilakukan, profil tersebut
diperbaiki dengan pedoman patok-patok bantuan yang
selalu terjaga.
e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan
cangkul. Sebenarnya dengan kerjasama yang baik
antara pelaksana dan operator excavator yang mahir,
dapat langsung dilakukan penggalian sampai
garis/bidang finishing.
f. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong,
seperti sket di bawah, sebaiknya pembuatan saluran
tersebut didahulukan, karena dapat berfungsi sebagai
saluran drainase.
3.5.2. Di Lokasi Quarry
a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka
tanah dikupas dan di stock dengan Bulldozer .
b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi
seperlunya saja, dan dilindungi/ditutupi dengan
terpal/plastik .
c. Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck
dengan pelayanan Wheel Loader untuk diangkut ke
tempat pekerjaan timbunan
d. Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya
berupa : bulldozer dan loader dan Excavator
3.6. Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai
Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan
akan dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah
irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam
gambar atau Direksi. Penyedia harus merapihkan dan mengatur
ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum
3.00 m.
Penyedia harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran
dan jalan masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa
galian dari pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa akan
dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan
dirapihkan dengan tingginya penimbunan sesuai dengan
persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari pekerjaan jaringan
irigasi bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu
fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng dan material tersebut
tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan
pendangkalan dan penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat
tidak memungkinkan maka material sisa tersebut harus dibuang
kesuatu tempat diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan.
Lokasi pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi dan
mendapat ijin pemilik tanah.
Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak
pergunakan akan diangkut untuk dibuang ke suatu tempat
pembuangan yang telah ditentukan seperti yang disetujui oleh
Direksi.
Sebagian material yang layak pakai akan dtempatkan sementara di
lokasi memenuhi syarat yang akan dipergunakan nantinya atau
langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi
permanen seperti ditentukan oleh Direksi. Penyedia harus
menyediakan/membuat Jadual rincian rencana kerja dari pekerjaan
tanah seperti lokasi dan program galian dari saluran dan
penggunaan material galian untuk pekerjaan timbunan.
Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan
harus di ratakan, untuk menghindari dari erosi akibat hujan.
Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk
kenyamanan dari Penyedia sendiri adalah merupakan tanggung
jawab dan atas biaya dari Penyedia serta harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Penyedia harus mengajukan izin kepada Direksi paling lambat 14
(empat belas) hari untuk mendapatkan persetujuan berkenaan
dengan pembuangan material di tempat lain selain dari lokasi yang
telah disetujui dan untuk perlindungan material dari erosi.
Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke tempat
pembuangan dan untuk perawatan dari lokasi pembuangan yang
ditentukan disini harus sudah terangkum dalam harga satuan per
meter kubik untuk pekerjaan galian.
3.7. Longsoran di Talud
Penyedia harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan,
untuk mencegah terjadinya longsoran dari talud dan tanggul.
Dalam hal terjadinya longsoran, Penyedia harus memperbaiki
semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan
melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan sesuai perintah
Direksi.
3.8. Pelaksanaan Penimbunan
Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus
dibersihkan dan dikupas atau digali hingga mencapai kedalaman
yang ditunjukan dalam gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum
pekerjaan timbunan untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir
harus dibuat alur-alur terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak
antara alur lebih kurang 1.00 meter.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan
paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan kadar air tanah yang
digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau
pembasahan dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan
harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum
pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang
dan bekas-bekas yang terjadi pada permukaan tanah, harus
diratakan.
Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai
garis elevasi yang ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan
oleh Direksi. Tanah timbunan untuk tanggul harus bersih dari
tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan unsur
lain yang bisa membusuk.
Penyedia harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan
sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak,
maka tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-
gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah penurunan
selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran
sesuai dengan gambar.
Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya
menghasilkan distribusi material yang baik sesuai dengan yang
disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan untuk mencapai
tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana
material akan ditempatkan.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan
maksimum hamparan material sebelum dipadatkan adalah 30 cm.
Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar
atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana
agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang sama
diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa
meminta pada Penyedia untuk melasanakan pemadatan khusus di
tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan.
Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli
harus rapat air dan tidak boleh ada rembesan pada tanah
timbunan yang dianggap membahayakan oleh /Direksi, maka
Penyedia wajib memperbaikinya tanpa ada biaya penggantian.
Ketika masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk
kadar air yang diperlukan, kepadatan kering lapangan yang
dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari kepadatan
kering maksimum laboratorium.
Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air
untuk pemadatan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat
vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan) ton atau alat
pemadat lain yang telah disetujui. Ini akan dapat dipenuhi dengan
dilewati alat pemadat kira-kira 6 (enam) lintasan setiap lapis (sama
dengan lebar kepadatan yang dibutuhkan, bagaimanapun Direksi
boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator roller tergantung
dari uji coba timbunan/trial embankment.
Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial
test) timbunan dengan menggunakan peralatan yang akan
digunakan Penyedia di lapangan. Uji percobaan ini harus disaksikan
oleh Direksi dan dibuat berita acaranya. Selanjutnya tes kepadatan
dilakukan per 50 meter panjang saluran per lapis timbunan.
Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di
tempat asal material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman
(bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan dihitung dalam meter
kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai
perintah Direksi.
Penyedia harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga
akhir penyelesaian dan penerimaan dari pekerjaan. Penyedia harus
bertanggungjawab terhadap erosi dari permukaan timbunan dan
setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti
oleh biaya Penyedia.
Penyedia harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang
berdekatan / berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun
yang berakibat pada struktur beton oleh peralatan Penyedia harus
diperbaiki dengan biaya Penyedia.
Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur
beton, penempatannya harus ditunda atau menunggu hingga
struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti arahan Direksi.
Material akan ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur
beton untuk memperkecil pembebanan tidak seimbang pada
struktur, yang mana telah dipertimbangkan dalam perencanaan.
3.9. Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat berat
Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang
diperlukan pada saat pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah
berpengalaman sekali. Tetapi untuk pedoman kasar, adalah
sebagai berikut :
a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;
b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti
kadar airnya terlalu tinggi.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :
a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;
b. Berat dan energi alat pemadat;
c. Banyaknya lintasan pemadatan;
d. Kadar air.
Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :
a) Percobaan Pemadatan
 Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas
permukaan yang telah dipadatkan seperlunya (biasanya
dalam spesifikasi teknik ditetapkan tidak boleh lebih dari 30
cm)
 Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar
airnya masih kurang (tetapi lebih baik agak kurang
daripada kelebihan)
 Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller
atau Sheep Foot Roller dan dicoba misalnya dengan 6
lintasan. Sesudah itu diambil sampel tanah dan diukur
kepadatannya (berat volume keringnya). Bila ternyata
masih kurang padat, maka lintasan pemadatan ditambah
lagi, misalnya ditambah dua lintasan. Bila tingkat
kepadatannya telah dicapai, maka cara-cara tersebut
dipakai sebagai pedoman selanjutnya.
b) Pemadatan Timbunan
 Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya,
sesuai persyaratannya.
 Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi
galian, dibawa dengan Dump Truck, ditumpahkan di lokasi
tempat timbunan yang telah dipersiapkan. Jarak tumpukan
diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengan
ketebalan 30 cm seluruh permukaan dapat tertimbun.
 Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan
dengan Bulldozer atau Grader untuk mencapai ketebalan
hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikan kadar airnya
secara visual .
 Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi
seperlunya saja, dan dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila
hujan cukup deras, pekerjaan harus dihentikan.
 Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki
timbunan kurang lebih 50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian
setelah kadar air dinilai cukup, langsung dipadatkan
dengan Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasan
sebanyak percobaan pemadatan yang telah dilakukan
 Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm,
agar seluruh permukaan terpadatkan. Lapisan pertama
yang telah selesai dipadatkan, diambil sampelnya setiap
jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan diperiksa
kepadatannya.
 Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan
berikutnya baru diperbolehkan untuk dihampar .
 Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara
dua profil yang ada (daerah profil dilewati dulu) Sesudah
dua lapisan selesai dan dapat dipakai sebagai pedoman,
maka profil dapat dibongkar untuk ditimbun mengikuti
lapisan-lapisan yang telah selesai.
 Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis.
Untuk menjamin mutu timbunan (yang berbentuk tanggul)
penimbunan diteruskan sampai separuh kedalaman saluran
(untuk saluran yang tidak lebar)
 Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil
galian profil saluran, dan juga dipadatkan lapis demi lapis.
Dalam proses pembentukan tanggul harus dipedomani lagi
dengan profil saluran.
 Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari
rencana (desain), penambahan akan sulit, tidak boleh
langsung ditambal dari samping.
 Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis
demi lapis dari bawah dan dengan sambungan bertangga
4. PENGENDALIAN MUTU
4.1. Pekerjaan Galian
a) Penerimaan bahan
1) Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan
tanah dan batuan yang berbeda.
2) Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam
galian biasa, galian batu, galian bangunan
b) Pemeriksaan mutu bahan
1) Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan
pemeriksaan sudut geser dalam, φ dan kohesi tanah
beserta informasi mengenai sumber mata air dan
ketinggian muka air tanah.
2) Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan
pemeriksaan tingkat pelapukan (slake durability) dan
informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.
3) Galian bangunan.
a) Untuk galian lantai pondasi, tembok beton
penahan tanah dan bangunan pemikul beban
lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi
tanah, tingkat kepadatan (konsistensi) dan
informasi kedalaman muka air tanah.
b) Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase
sebaiknya dilakukan analisa butir tanah.
c) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan,
harus dilakukan pemeriksaan berkaitan dengan
kemungkinan bahaya piping, terutama untuk data
ketinggian muka air, jenis tanah tempat
pemompaan dan analisa butir.
d) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali
harus memperhatikan mengenai pengendalian
mutu timbunan.
e) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian
buangan , pemeriksaan dilakukan pada lokasi
tempat pembuangan, yakni pemeriksaan
“kestabilan”, parameter longsoran dan parameter
daya dukung tanah setempat.
4.2. Pekerjaan Timbunan
a) Penerimaan bahan
1) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan
untuk persetujuan awal mutu bahan akan ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, tetapi bagaimanapun
juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan
dalam dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili
setiap sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih
mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat
pada sumber bahan.
2) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang
diusulkan, Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dapat
memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar
perubahan bahan atau sumber bahannya dapat diamati.
b) Pengujian mutu bahan
Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin
harus dilaksanakan untuk mengendalikan perubahan mutu
bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian harus
seperti yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan
timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling
sedikit harus dilakukan suatu pengujian untuk menentukan
ekspansif tidaknya bahan timbunan, yang ditentukan oleh
nilai aktif.
c) Percobaan Pemadatan di lapangan
Penyedia harus bertanggungjawab dalam memilih metode
dan peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang
disyaratkan. Jika Penyedia tidak sanggup mencapai
kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini
harus diikuti :
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi
jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar air sampai
kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Hasil percobaan
lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Penyedia untuk
menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis
alat pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan
berikutnya.
d) Kontrol Pengendalian Pengujian untuk Pekerjaan Timbunan
Semua pengujian rutin yang penting bagi pengendalian mutu
dari pekerjaan timbunan harus dilaksanakan oleh Penyedia
seperti yang ditetapkan sesudah ini atau seperti arahan
Direksi.
Penyedia akan bertanggungjawab penuh terhadap
pengendalian mutu dari pekerjaan yang dilaksanakan. Direksi
akan melakukan pemeriksaan dan meneliti semua pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Penyedia dalam rangka bahwa
Penyedia dapat memenuhi kualitas yang dibutuhkan dan
melaksanakan tes dan pengambilan contoh uji (sample) agar
dapat memenuhi spesifikasi teknik. Direksi akan dan berhak
untuk menolak semua atau sebagian dari pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia jika pekerjaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik. Dalam
kasus demikian Penyedia akan membongkar dan
mengerjakan ulang dari pekerjaan yang tidak memenuhi
dengan biaya sendiri.
Penyedia akan menyediakan peralatan dan perlengkapan uji
dan menyediakan semua tenaga ahli yang dibutuhkan untuk
melaksanakan semua uji yang diperlukan untuk memenuhi
kewajiban menurut spesifikasi dibawah pengawasan dari
Direksi.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pengujian
pengendalian mutu. Semua biaya untuk pelaksanaan uji
pengendalian mutu termasuk semua tenaga, material,
peralatan konstruksi dan peralatan, pengambilan contoh dan
pengujiannya harus sudah termasuk dalam harga satuan
dalam BoQ.
e) Operasi dari Borrow area
Penyedia harus bertanggungjawab penuh terhadap operasi di
borrow area dibawah pengawasan dan instruksi Direksi.
Apabila secara teknis, bahan timbunan dari hasil galian
setempat tidak memungkinkan untuk dipakai, maka harus
diambil dari tanah luar (Borrow area) sesuai yang ditunjukan
dalam gambar atau atas perintah Direksi. Penyedia harus
membayar ganti rugi kepada pemilik daerah tersebut dalam
memperoleh tanah timbunan sebagaimana yang ditunjukan
oleh Direksi. Biaya ganti rugi tanah timbunan, biaya
pengupasan dan penggalian tanah telah termasuk dalam
harga satuan penawaran.
Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus
diatur dan dijaga sebelum digali dari lokasi borrow-area,
dengan cara memberi atau menambah air dengan
mengalirkannya (bila kurang basah) atau dengan menggali
saluran atau parit pembuang untuk mengurangi kelebihan air.
Material akan di dapatkan dari kebutuhan galian dan borrow
area seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan dari
kebutuhan dengan galian, jika demikian mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi.
Garis batas dari borrow area seperti ditunjukkan dalam
gambar kerja hanya kira-kira dan mungkin akan meluas jika
diperlukan dengan persetujuan dari Direksi. Pada saat
perluasan Penyedia tidak akan mengajukan tambahan biaya
terhadap harga satuan untuk material tersebut dalam BoQ.
Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya
pengoperasian di lokasi tersebut Penyedia harus mengajukan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan mengenai
kelengkapan dari usulan metode pengoperasian di borrow
area, termasuk urutan pengoperasian, kedalaman
pengambilan material dan uraian dari rencana borrow area
yang diusulkan. Apabila terdapat perbedaan tinggi dalam
pengoperasian di borrow area horisontal berm akan dibentuk
dan borrow area akan ditinggalkan dalam keadaan rapi dan
dalam kondisi aman untuk kepuasan Direksi. Dengan
demikian Penyedia tidak diizinkan untuk memulai
melaksanakan pekerjaan tersebut sebelum mendapat
persetujuan Direksi.
Lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan
terlebih dahulu dan bebas dari kotoran dan sisa-sisa akar
pohon, dan secara seksama dikupas dan dihilangkan bahan-
bahan organiknya seperti rumput, lapisan tanah permukaan
dan akar pohon, dengan demikian tanah timbunan tidak
mengandung tunggul, semak belukar, akar, rumput, humus,
gumpalangumpalan tanah dan unsur lain yang mudah
membusuk.
Borrow area harus dioperasikan sehingga tidak merusak
kegunaan dari segala bagian dari pekerjaan. Apabila terdapat
material yang mempunyai ukuran lebih dari tiga puluh (30
cm) sentimeter di lokasi borrow area maka material tersebut
harus di pisahkan atau dibuang oleh Penyedia atau pada saat
material sebelum dipadatkan.
Setelah penggalian selesai di borrow area, material kupasan
(stripped) (termasuk material humus dan material tidak
dipergunakan yang mungkin akan ditimbunkan kembali)
harus dikembalikan ke borrow area di mana pada saatnya
akan ditutup seperti arahan Direksi untuk memelihara
kesuburan lahan dan mencegah resiko terhadap ternak dan
orang.
Jika dilokasi manapun di borrow area (sebelum atau selama
operasi penggalian) terdapat daerah yang terlalu basah, akan
diambil langkah yang memungkinkan untuk mengurangi
kandungan air dengan jalan pemilihan daerah galian untuk
menjamin material dalam kondisi tidak jenuh air atau dengan
cara di jemur atau material di tempatkan dilokasi stock yang
telah di setujui oleh Direksi dan apabila ditemukan kelebihan
kandungan air diijinkan untuk dikeringkan atau dengan
menggunakan alat lain yang telah disetujui.
Pada akhir penyelesaian dari pelaksanaan pekerjaan
pembuatan tanggul, Penyedia harus mengatur dalam borrow
area tersebut dengan suatu cara sedemikian rupa agar elevasi
permukaan tanah disekitarnya dan permukaan tanah borrow
area sama tinggi, sehingga air hujan tidak tergenang di lokasi
tersebut kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Untuk menghindari terbentuknya kolam air di borrow area,
parit saluran dari borrow area ke pengeluaran terdekat harus
di buat oleh Penyedia dimana jika parit saluran tersebut
diperlukan.
Penyedia tidak diijinkan memindahkan atau membawa
material dari borrow area untuk keperluan Penyedia dan atas
kemauan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.
Kecuali ditentukan lain, tidak ada pembayaran langsung untuk
biaya persiapan, operasi dan pemeliharaan borrow area
termasuk pembersihan, pengupasan, penggalian dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang diperlukan hingga syarat-
syarat timbunan tersebut sesuai untuk digunakan dalam
pekerjaan pembuatan tanggul.
Akan tetapi biaya tersebut akan diperhitungkan dalam harga
satuan pada sub pasal yang ada sangkut pautnya untuk
pekerjaan pembuatan tanggul, dimana tanah timbunan
diambil dari Borrow area.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya jika
kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar
air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh jika tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989 tentang Metode
Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu tanggul sedemikian rupa sehingga
setiap ruas akan menerima jumlah energi pemadatan yang
sama.
5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
5.1 Pengukuran
5.1.1. Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan
adalah harga satuan permeter persegi, kecuali ditentukan
lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran
pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-
harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menebang, membabat dan menebar disekitar
lokasi.
5.1.2. Pekerjaan Kupasan/stripping
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan
kupasan/stripping adalah harga satuan per meter persegi,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang
wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk
upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menggali, dan mengangkutnya
disekitar lokasi.
5.1.3. Pekerjaan Galian
Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga
kerja dan alat/excavator dengan jarak angkut ke lokasi
stockpile/lokasi timbunan dan pembuangan ke lokasi di
luar daerah kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak
diperhitungkan. Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh
maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan
sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang
selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia untuk
pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.
Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan
termasuk semua kebutuhan galian untuk mencapai garis,
ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar
atau seperti diarahkan oleh Direksi, termasuk galian di
tempat/local atau dental, perawatan pondasi dan semua
galian yang lain dalam area kerja.
Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus
diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat
dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah
dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar
sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan
faktor penyesuaian berikut ini :
(1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan
harus dibagi dengan penyusutan ( shrinkage) sebesar
0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994, tentang
Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
(2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan
harus dibagi dengan faktor pengembangan ( swelling)
sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000
tentang Metode Pengujian Indeks Pengembangan
Tanah.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang
melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah
disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi
garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang disyaratkan
atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas
ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang
pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
a) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk
pengukuran dan pembayaran menurut Bagian ini
akan tetap dibayar sebagai galian hanya jika bahan
galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam
Bagian lain dari Spesifikasi ini.
b) Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dapat digunakan
sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Penyedia sebagai bahan timbunan, maka volume
bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi
semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia
dengan exploitasi sumber bahan (borrow area) tidak
akan dibayar.
c) Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah
volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang
sebagai berikut :
(1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas
bidang dasar pondasi yang melalui titik terendah
dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal
ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian
biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
(2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
(3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling
pondasi.
(4) Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar
bidang-bidang yang diuraikan di atas atau
sebagai pengembangan tanah selama
pemancangan, tambahan galian karena
kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena
sebab-sebab lain.
d) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan
akhir atau lokasi timbunan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
dengan jarak yang melebihi ≥ 1 km harus diukur
untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam
kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak
tempat penggalian sampai lokasi pembuangan akhir
atau lokasi timbunan dalam kilometer.
e) Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah
biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana tanah
galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai
ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai
dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa
dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BoQ.
f) Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan
pembuangan kelebihan volume galian ke luar daerah
kerja yang disetujui oleh Direksi adalah sejauh ≥ 1
km. Kecuali untuk material bahan galian yang
selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia untuk
pekerjaan lain maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.
5.1.4. Pekerjaan Timbunan
Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari
volume galian maka :
1) Timbunan harus diukur sebagai jumlah meterkubik
bahan terpadatkan yang dilaksanakan, diselesaikan di
tempat dan diterima.
Volume yang diukur harus berdasarkan gambar
penampang melintang profil tanah asli yang disetujui
atau profil galian sebelum setiap timbunan
ditempatkan dan sesuai dengan garis, kelandaian dan
elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan
dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode
luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang
melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 25 m.
2) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan
penampang melintang yang disetujui, termasuk setiap
timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat
penggalian bertangga pada atau penguncian ke
dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam
volume yang diukur untuk pembayaran kecuali bila :
3) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk
memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil atau gagal
jika Penyedia tidak dianggap bertanggung-jawab.
4) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas
Kontrak pekerjaan, atau untuk mengubur bahan sisa
atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber
bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
timbunan.
5.2 Dasar Pembayaran
5.2.1. Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas,
akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan
dalam Bagian ini.
5.2.2. Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas,
dalam jarak angkut berapapun yang diperlukan, harus
dibayar untuk per satuan pengukuran dari masingmasing
harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah,
dimana harga tersebut harus sudah merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan
pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

Kode Satuan
NO Uraian
AHSP Pengukuran

1 T.01.a Pembersihan danStripping/kosekan Meter persegi


2 T.01.b Tebas tebang berupa memotong dan Meter persegi
membersihkan lokasi dari tanaman/
tumbuhan ø < 15 cm
3 T.01.c Cabut 1 tunggul pohon tanaman keras ø > Pohon
15 cm dan membuang sisa tunggul kayu dan
akar-akarnya
Uitzet trase saluran dan pasang profil
4 T.02 melintang penampang Meter
Galian tanah biasa sedalam ≤ 1 m (cara
5 T.06.a.1 manual) Meter kubik
Galian tanah biasa sedalam > 1 m s.d 2 m
6 T.06.a.2 (cara manual) Meter kubik
Galian tanah biasa sedalam > 2 m s.d 3 m
7 T.06.a.3 (cara manual) Meter kubik
Galian tanah biasa sedalam > 3 m, untuk
Kode Satuan
NO Uraian
AHSP Pengukuran

8 T.06.a.4 setiap penambahan kedalaman 1m (cara Meter kubik


manual)
Galian tanah biasa sedalam ≤ 1 m (cara semi
9 T.06.b.1 mekanis) Meter kubik
Galian tanah biasa sedalam > 1 m s.d 2 m
10 T.06.b.2 (cara semi mekanis) Meter kubik
Galian tanah biasa sedalam > 2 m s.d 3 m
11 T.06.b.3 (cara semi mekanis) Meter kubik
Galian tanah Berbatu sedalam ≤ 1 m (cara
12 T.07.a.1 manual) Meter kubik
Galian tanah berbatu sedalam > 1 m s.d 2m
13 T.07.a.2 (cara manual) Meter kubik
Galian tanah berbatu sedalam > 2 m s.d 3 m
14 T.07.a.3 (cara manual) Meter kubik
Galian tanah berbatu sedalam > 3 m, untuk
15 T.07.a.4 Setiap Penambahan kedalaman 1m (cara Meter kubik
manual)
Galian tanah Berbatu sedalam ≤ 1 m (cara
16 T.07.b.1 semi mekanis) Meter kubik
Galian tanah berbatu sedalam > 1 m s.d 2m
17 T.07.b.2 (cara semi mekanis) Meter kubik
Galian tanah berbatu sedalam > 2 m s.d 3 m
18 T.07.b.3 (cara semi mekanis) Meter kubik
Galian batu sedalam ≤ 1 m (cara manua l)
19 T.08.a.1 Galian batu sedalam > 1 m s.d 2m (cara Meter kubik
20 T.08.a.2 manual) Meter kubik
Galian batu sedalam > 2 m s.d 3 m (cara
21 T.08.a.3 manual) Meter kubik
Galian batu sedalam > 3 m, untuk Setiap
22 T.08.a.4 Penambahan kedalaman 1m (cara manual) Meter kubik
Galian batu sedalam ≤ 1 m (cara semi
23 T.08.b.1 mekanis) Meter kubik
Galian batu sedalam > 1 m s.d 2m (cara
24 T.08.b.2 semi mekanis) Meter kubik
Galian batu sedalam > 2 m s.d 3 m (cara
semi mekanis)
25 T.08.b.3 Galian tanah cadas atau tanah keras sedalam Meter kubik
≤ 1 m (cara Manual)
26 T.09.a.1 Galian tanah cadas atau tanah keras sedalam Meter kubik
> 1 m s.d. 2 m
27 T.09.a.2 Galian tanah cadas/tanah keras sedalam > 2 Meter kubik
m s.d 3 m
28 T.09.a.3 Galian tanah cadas atau tanah keras > 3 m Meter kubik
untuk setiap penambahan kedalaman 1 m
Kode Satuan
NO Uraian
AHSP Pengukuran

29 T.09.a.4 Galian tanah cadas atau tanah keras sedalam Meter kubik
≤ 1 m (cara semi mekanis)
30 T.09.b.1 Galian tanah cadas atau tanah keras sedalam Meter kubik
> 1 m s.d. 2 m (cara semi mekanis)
31 T.09.b.2 Galian tanah cadas atau tanah keras sedalam Meter kubik
> 2 m s.d. 3 m (cara semi mekanis)
32 T.09.b.3 Galian lumpur sedalam ≤ 1 m (Cara Manual) Meter kubik
Galian lumpur sedalam > 1 m s.d. 2 m (Cara
33 T.10.a.1 Manual) Meter kubik
34 T.10.a.2 Galian lumpur sedalam > 2 m s.d. 3 m (Cara Meter kubik
Manual)
35 T.10.a.3 Galian lumpur > 3 m untuk setiap Meter kubik
penambahan kedalaman 1 m (Cara Manual)
36 T.10.a.4 Galian lumpur sedalam ≤ 1 m (cara semi Meter kubik
mekanis)
37 T.10.b.1 Galian lumpur sedalam > 1 m s.d. 2 m (cara Meter kubik
semi mekanis)
38 T.10.b.2 Galian lumpur sedalam > 2 m s.d. 3 m (cara Meter kubik
semi mekanis)
39 T.10.b.3 Galian lumpur > 3 m untuk setiap Meter kubik
penambahan kedalaman 1 m (cara semi
40 T.10.b.4 mekanis) Meter kubik
Galian pasir sedalam ≤ 1 m1 (cara Manual)
Timbunan tanah atau urug tanah kembali
41 T.11.a.1 Pemadatan Tanah Meter kubik
42 T.14.a. Timbunan pasir sebagai bahan pengisi Meter kubik
43 T.14.b. Pemadatan pasir sebagai bahan pengisi Meter kubik
44 T.14.c. Menggali dengan Excavator dan material atau Meter kubik
45 T.14.d. hasil galian dibuang di lokasi pekerjaan Meter kubik
46 TM.02.a. DT angkut material atau hasil galian sejauh 3 Meter kubik
km
47 TM.02.b.1 Tanah dihamparkan, diratakan dan dirapikan Meter kubik
(dengan Bulldozer)
48 TM.02.c Meter kubik
III. BAB III. PEKERJAAN PASANGAN

1. RUANG LINGKUP
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi
bronjong, pasangan batu, pasangan batu kosong, plesteran siaran dan
acianserta pekerjaan adukan semen.
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan ke
dalam bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada
landasan yang disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam
pada Gambar sebagaimana yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
2. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
2.1. Toleransi
1) Pasangan Batu, Pasangan Batu dengan Mortar, dan Adukan
Semen.
a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan
batu dengan mortar tidak boleh melebihi 1 cm dari profil
permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di
sekitarnya.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan
rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk dari
pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari
2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan
atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil
penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan
mortar 10 cm.
d) Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban
seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak boleh
bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau
disetujui.
2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
a) Ukuran batu, 85% minimal ukurannya sama.
b) Rongga antara batu dalam bronjong tidak boleh lebih dari
40%.
c) Lebar dan tinggi bronjong sebesar ± 5%, sedangkan
terhadap panjangnya ±3%.
d) Kelebihan / tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang
horizontal dibuat selebar 30 cm dari batu-batu yang terpilih.
2.2. Persyaratan Bahan
1) Pasangan Batu
a) Batu belah Hitam
i. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau
retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian
yang tipis atau lemah.
ii. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat,
batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh
tidak keropos, tidak berpori.
iii. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan
dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang
bersama-sama.
iv. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari
lapisan tanah yang menyelimuti agar permukaan batu
bersih.
v. Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari
2,5 t/m3 dengan ukuran batu berkisar antara diameter
15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh
digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dan
digunakan bersama-sama dengan batu belah.
vi. Terkecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, batu harus memiliki ketebalan yang
tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu
setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang
dari satu setengah kali lebarnya.
b) Batu Belah Putih
i. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau
retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian
yang tipis atau lemah.
ii. Batu yang digunakan adalah batu belah Putih yang
dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos,
tidak berpori.
iii. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan
dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang
bersama-sama.
iv. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari
lapisan tanah yang menyelimuti agar permukaan batu
bersih.
v. Berat jenis batu belah putih yang digunakan tidak boleh
kurang dari 1,9 t/m3 dengan ukuran batu berkisar
antara diameter 15-30 cm. Sesuai persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
vi. Terkecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, batu harus memiliki ketebalan yang
tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu
setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang
dari satu setengah kali lebarnya.
c) Pasir
i. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam
yang diambil dari sungai atau sumber lain yang telah
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
d) Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah
organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak
terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam
dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan
batu.
e) Adukan
Adukan harus adukan semen yang memenuhi kebutuhan
dari Bagian Adukan Semen dari Spesifikasi ini.
2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
a) Kawat Bronjong yang digunakan adalah sesuai dengan
spesifikasi SNI 03-0090-1999 tentang bronjong kawat
dengan Karakteristik sebagai berikut :

No. Spesifikasi Teknik Yang Dibutuhkan Keterangan


Jongka atau
I. Jenis Barang : Bronjong Kawat Anyaman Mesin
Devananda
II. Standar Mutu : SNI No. 03.0090-1999
III. Spesifikasi :
- Lulus uji mutu dari balai Uji Mutu Departemen
Perindustrian Perdagangan Sesuai standart SNI No.
03.0090-1999 dan diutaman buatan dalam negeri.
Diameter Kawat
- Kawat Ikat Diameter 2 mm, dengan toleransi  4%
1. - Kawat Anyaman Diameter 2,7 mm, dengan toleransi 
4%
- Kawat Sisi Diameter 3,4 mm, dengan toleransi  4%
2. Kuat Tarik :
- Kawat anyam kgf/mm2, minimum 41
- Kawat Sisi kgf/mm2, minimum 41
- Kawat pengikat kgf/mm2, minimum 41
3. Jumlah Puntiran :
- Kawat ikat diameter 2 mm, minimum 38 kali
- Kawat Anyaman diameter 2,7 mm, minimum 28 kali
- Kawat Sisi diameter 3,4 mm, minimum 26 kali
4. Lapisan Seng :
- Kawat ikat diameter 2 mm, minimum 240 gram/m2
- Kawat Anyaman diameter 2,7 mm, minimum 260
gram/m2
- Kawat Sisi diameter 3.4 mm, minimum 275 gram/m2
80mm x 100 mm dengan lilitan
5. Ukuran Anyaman :
ganda
6. Ukuran Bronjong Kawat
2.00 x 1.00 x 0.50 dengan toleransi 5%
7. Diafragma / Seket : Setiap 1 (satu) meter panjang
Lokasi
8. : Lokasi Pekerjaan
Penyerahan

b) Penyedia Jasa harus menempatkan Bronjong Kawat dalam


keadaan seperti diuraikan dibawah ini, termasuk penyiapan
permukaan tanahnya.
c) Batu-batu yang digunakan untuk mengisi bronjong yaitu
batu belah hitam yang keras dan tidak lapuk dengan
diameter 15 cm s/d 25 cm.
d) Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas
pemisah bagian dalam dengan bahan kawat dan bentuk
anyaman yang sama. Hubungan antara bronjong harus
terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga
menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah
harus ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan
tanah diberi lapisan ijuk. Apabila bronjong ditempatkan
pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Dan setiap 2
(dua) meter harus dipasang patok dolken dengan Ǿ 15 cm
panjang 3 meter.
e) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus
terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat sebagai
berikut :
i. Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus
kurang dari 35 %.
ii. Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.
iii. Penyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.
iv. Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau
magnesium sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur)
kehilangannya harus kurang dari 10 %.
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam,
berat tidak kurang dari 40 kg dan memiliki dimensi minimum
300 mm. Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dapat
memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika
kecepatan aliran sungai cukup tinggi.
f) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous dengan
gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah pondasi tidak
dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan
landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau
bronjong.
g) Adukan Pengisi (Grout)
Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan
harus beton fc’ 15 MPa atau K-175 seperti yang disyaratkan.
3) Pasangan Batu dengan Mortar
1) Batu
i. Batu harus terdiri atas batu alam atau batu dari sumber
bahan yang tidak terbelah, yang utuh ( sound), keras,
awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok
dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
ii. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK sebelum digunakan. Batu untuk
pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin
harus berbentuk persegi.
iii. Mutu batu harus sesuai dengan bahan batu pada Bagian
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong dan Bronjong dari
spesifikasi ini.
iv. Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi,
maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu
dengan mortar harus mempunyai dimensi lebih besar
dari 10 cm.
2) Mortar
Mortar harus merupakan adukan semen yang memenuhi
ketentuan Bagian Adukan Semen dari Spesifikasi ini.
4) Adukan Semen
i. Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-2004
ii. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO
M45-04
iii. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah
residu, letupan dan lekukan (popping &pitting), dan
penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM C207
iv. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan. Jika timbul keragu-raguan atas
mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling.
Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum
90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode
perawatan yang sama.
2.3. Persyaratan Kerja
1) Pasangan Batu
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang
akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang
memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan pasal ini.
Pekerjaan pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum ada
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
b) Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin
fasilitas sanitasi cukup tersedia untuk pekerja.
2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Pengajuan Kesiapan Kerja
i. Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap)
dengan lampiran hasil pengujian seperti yang disyaratkan di
atas.
ii. Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik
bila ada.
3) Pasangan Batu dengan Mortar
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
i. Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang
diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan
mortar, Penyedia harus mengajukan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK dua contoh batu yang mewakili,
masing-masing seberat 50 kg. Satu dari contoh batu
akan disimpan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK akan
digunakan dalam pekerjaan.
ii. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh
dimulai sebelum Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk
pelapisan.
b) Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan yang disyaratkan dalam Persyaratan Pelaksanan
Bagian Pekerjaan Timbunan dari Spesifikasi ini tentang
menjaga tempat kerja agar senantiasa kering dan menjamin
fasilitas sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk
para pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan
batu dengan mortar
4) Adukan Semen
Dalam pengajuan kesiapan kerja Penyedia harus mengirimkan
contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan
sesuai dengan bagian ini.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a) Pasangan Batu
1) Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
a) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar
dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi
pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang
baik dan terlindung.
b) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi
konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan semen disiapkan
terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya ).
c) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang
memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan
adukan ke lokasi bangunan.
d) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak
takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan
semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan
dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.
2) Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)
a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan
sesuai dengan syarat untuk Bagian Galian Spesifikasi ini.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar,
dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak
lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka
dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus
mendatar atau bertangga yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung
penyaring harus disediakan jika disyaratkan sesuai dengan
ketentuan.
d) Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, suatu pondasi beton
mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi
ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.
3) Pelaksanaan Pemasangan Batu
a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan
batu, pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan
alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung
air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh
pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar
design bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta
ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh
juru ukur) dan minta persetujuan Direksi bila telah selesai
gambar pelaksanaan (Shop drawing).
d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau
tanah yang melekat serta basahi dengan air agar ikatan
dengan adukan menjadi kuat.
e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan
menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian
menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 – 3 cm
(tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut
agar terikat kuat dengan adukan.
f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.
g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak
(pada dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya).
Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa
bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah
horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar kontrak.
Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-
seling arah vertikal.
i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik
agar pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena
air hujan.
4) Pelaksanaan Kotak Adukan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi
sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus
dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar
pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan
dipasang.
b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4
bagian pasir (1 Pc : 4 Ps)
c) Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk,
disusul 1 takar semen dan 2 takar pasir berikutnya.
d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai
rata (homogen) .
e) Tuangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk terus sampai
diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila
sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta
tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak
terlalu kering, sehingga mudah digunakan.
f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan
pelaksanaan pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak
boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang
paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm
sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk
menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang
terisi penuh.
h) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada
suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras.
i) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus
dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut
dipasang lagi dengan adukan yang baru.
b) Pelaksanaan Plesteran
a) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar
design/kontrak harus di plester. Plesteran dibuat dari
campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang
disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar
kontrak.
b) Tebal plesteran dibuat 1 - 2 cm dari permukaan batu atau
sesuai yang ditunjukan didalam gambar, Sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai
kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu. Kemudian
permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar
terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.
c) Pelaksanaan Siaran
a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai
kontrak atau petunjuk Direksi harus disiar.
b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian
pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam
gambar.
c) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu–
batu halus dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah
permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-
3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan
dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat
antara pasangan siaran.
d) PekerjaanAcian
a) Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran
sudah kering (cukup umur).
b) Permukaan plesteran sebelum diaci telebih dahulu disiram
air.  Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah
plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian
sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.
c) Dalam pelaksanaan pekerjaan acian tidak diperbolehkan
menyiram air semen diatas plesteran yang diratakan
menggunakan kuas.
e) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian,
termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan
batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai
dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK sebelum
penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk
memperoleh bentuk serta posisi yang benar dengan
menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum
pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan
antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu
sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua
lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi
enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm
kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan
terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh
kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin.
Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya,
dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan (settlement).
Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus
mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada
anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan
dengan batang penarik atau ulir penarik pada permukaan
atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya,
sambungan vertikal harus dibuat berselang seling.
3) Penempatan Pasangan Batu Kosong
a) Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat
dan pada garis dan arah yang tercantum dalam gambar atau
sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
b) Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang
baik dan dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila
pondasinya telah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan
pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan kerikil diatasnya
setebal 12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar,
harus dibuat.
c) Bahan saringan pasir dan kerikil harus menurut Spesifikasi
Teknik. Lapisan dasar harus diletakkan dengan tebal yang
sama dan cukup rata, meskipun demikian menjadi pondasi
yang kuat untuk pemasangan batu belah dan batu pecah.
d) Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan
batu kosong harus diletakkan pada lapisan dasar dengan
cara sedemikian rupa sehingga pasangan batu kosong yang
selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan longsor.
e) Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus
dihindari. Harus diusahakan agar semua batu belah dapat
dijamin dan dipasang dengan baik pada bidang yang datar.
Batu belah harus diletakkan demikian rupa sehingga tidak
menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar atau
menurut petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Semua
celah dalam pasangan batu kosong harus diisi (dikunci)
dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu pecah yang
dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk
mengisi rongga diantara batu belah.
f) Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan
dasar sesuai dengan persyaratan atau menurut petunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
g) Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan
batu kosong dengan kemiringan yang layak sehingga dapat
memperkuat lapisan atas pasangan batu kosong. Lapisan
penutup harus terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar
diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar
atau menurut petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
4) Penimbunan Kembali
Seperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian Timbunan.
5) Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan
a) Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi
sampai jenuh sebelum ditempatkan. Beton harus diletakkan
di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya
batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus
ditanamkan secara kokoh pada lereng dan dipadatkan
sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan
sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang
diperlukan.
b) Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji
atau batu-batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-
rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai padat dan
rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari
permukaan batu-batu tersebut.
c) Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan
yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
d) Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi
selama tidak kurang dari 3 hari setelah selesai dikerjakan
f) Pasangan Batu dengan Mortar
1) Metode Pekerjaan
a) Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar
yang dilaksanakan setiap satuan waktu harus dibatasi sesuai
dengan tingkat kecepatan pemasangan yang menjamin agar
seluruh pekerjaan pasangan batu hanya dipasang dengan
adukan yang baru.
b) Jika pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng
sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang
selokan pada tahap awal harus dibuat seolah-olah seperti
tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan
tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan harus
dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu
dengan mortar.
2) Penyiapan Formasi atau Pondasi
a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar
harus disiapkan sesuai dengan ketentuan.
b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari
pasangan batu dengan mortar atau untuk struktur harus
disiapkan sesuai dengan ketentuan Bagian Galian.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket)
harus disediakan jika disyaratkan, sesuai dengan ketentuan.
3) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang
dapat mengurangi kelekatan dengan adukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh
permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk
proses penyerapan air sampai jenuh.
4) Pemasangan Lapisan Batu
a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3
cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan.
Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit
sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam
pada adukan sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan
semen sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan
dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang
diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus
terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu
dengan lainnya harus diisi adukan dan adukan ini harus
dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan
lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas,
dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal dari adukan dengan cara menyapunya
dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat
seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam
Pengerjaan Akhir dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus
dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan
mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan
mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu
dengan mortar.
f) Pemasangan batu harus dilaksanakan dengan cara
pemasangan adukan mortar kemudian diikuti dengan batu
sedemikian sehingga semua batu akan terlapisi dengan
adukan mortar. Dalam hal apapun pelaksanaan pemasangan
batu tidak boleh dilakukan dengan cara menumpuk batu
terlebih dahulu batu kemudian dituangkan adukan mortar ke
atasnya.
5) Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan
Struktur
a) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam
galian parit di mana terdapat kestabilan akibat daya lekat
tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus
dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan
adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang
digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di
atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan
harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi
sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya
harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak
sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
b) Jika bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling
mengunci dengan kuat, dan jika digunakan adukan yang
liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur
dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang
diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Bagian Pasangan Batu
dari Spesifikasi ini.
c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk
struktur yang terekspos harus diselesaikan dan dirawat
seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
d) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai
dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Bagian
Timbunan.
g) Adukan Semen
1) Pencampuran
a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak
yang rapat atau dalam alat pencampur adukan yang
disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang
merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran
dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus
sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan
konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh
melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang
diperlukan untuk penggunaan langsung. Jika diperlukan,
adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam
waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan
kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah
air ditambahkan harus dibuang.
2) Pemasangan
a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus
dibersihkan dari minyak atau lempung atau bahan
terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata
sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang
pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan
adukan semen.
b) Jika digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen
harus ditempatkan pada permukaan yang bersih dan lembab
dengan jumlah yang cukup sehingga menghasilkan tebal
adukan minimum 1,5 cm dan harus dibentuk menjadi
permukaan yang halus dan rata.
h) Bongkaran Pasangan Batu
1) Pasangan batu yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian
mana yang akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat dimulai.
2) Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat
yang dipakai adalah bodem, pahatbeton dan linggis.
3) Atas petunjuk Direksi, pelaksana mengarahkan prosedur
pekerjaan bongkaran kepada mandor dan diteruskan kepada
pekerja.
4) Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi
mandor diawasi oleh pelaksana dan Direksi.
5) Pembongkaran pasangan dimulai dari bagian atas terlebih
dahulu kemudian dilajutkan ke bawah pasangan.
6) Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/
bodem, spesi yang melekat pada batu bongkaran dibersihkan
dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka dibersihkan
dengan dipukul menggunakan palu kecil. 
7) Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batu kali selesai, pekerja
harus membersihkan lokasi dari spesi hasil bongkaran.
8) Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi dalam proses
pengerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang
berlangsung, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan cepat
dan efisien.
10) Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batu kali selesai,
Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk
diadakan pengukuran pekerjaan galian apakah sesuai dengan
rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
i) Pekerjaan Gebalan Rumput
1) Material
Untuk melindungi lereng-lereng supaya tidak mudah rusak
karena hujan, Penyedia harus memasang gebalan rumput
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar atau seperti yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
2) Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari persiapan, pemotongan, pengangkutan,
dan penghamparan humus. Kemudian gebalan rumput empat
persegi ( + 20x20 cm) dipasang pada lereng dan dipaku dengan
bambu yang di belah kecil-kecil. Lereng agar dipelihara supaya
rumput tumbuh secara normal dan seragam.
Semua areal yang akan ditutup gebalan rumput harus diratakan
dengan baik hingga menjadi permukaan yang seragam dan
dibuat lunak sampai kedalaman 3 cm di bawah permukaan.
Gebalan rumput harus ditempatkan secara bersilangan. Setelah
gebalan-gebalan rumput itu ditempatkan harus dipadatkan
untuk menghindari tumbuhnya rongga-rongga yang dapat
mengakibatkan lepasnya gebalan rumput, kemudian gebalan
rumput dipaku dengan bambu yang dibelah kecil-kecil. Celah-
celah diantara gebalan-gebalan harus diisi dengan humus
dengan kualitas yang baik.
Penyedia harus bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan
pembersihan daerah-daerah yang telah diberi gebalan-gebalan
rumput sampai rumput itu mencapai pertumbuhan yang normal
dan seragam.
Dimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari
saluran, dan saluran gendong harus digebal dengan rumput.
Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan harus diratakan
dan digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm.
Permukaan gebalan rumput harus rata dengan permukaan
lereng saluran.
Setelah gebalan rumput dipasang harus disiram dengan air
secukupnya sampai gebalan itu tumbuh dengan baik, sedang
gebalan rumput yang tidak tumbuh harus dibuang dan diganti.
Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut :
 Selebar 0.30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.
 Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.20 m
dibawah muka air rencana untuk saluran tanah dan
sampai tepi atas pasangan untuk saluran pasangan.
 Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.
Persyaratan gebalan rumput.
 Rumput gebalan tebal 4 cm dan bersama akar-akarnya
 Bukan berasal dari tanah yang susut besar
 Ukuran-ukuran 25 cm x 25 cm
 Cerucuk untuk Gebalan
Cerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang
gebalan rumput. Ukuran dari cerucuk tadi paling tidak
panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3 cm dan dipasang 2
buah cerucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4
cm
3) RumputAkar Wangi
a) Tanamanakarwangiyang ditanam adalah yang baik. Cara
pengambilan bibit, tanaman tersebut digali akarnya dan
dipotong sekitar 20 cm dari pangkal atas dan bagilah
rumpun akar itu menjadi beberapa bagian atau diambil 5
ikat perbundel dan harus dijaga jangan sampai mati, tapi
dianjurkan untuk menanam dalam ukuran kecil. Langkah
berikutnya dilakukan didaerah irigasi untuk mempercepat
pertumbuhan. Dalam waktu 6 (enam) bulan bisa
menghasilkan seluas 100 ha.
b) Penanaman dilakukan dengan jarak 40 cm, tanaman ini
tidak dipengaruhi oleh hujan lebat. Untuk mempercepat
tumbuhnya tanaman dapat digunakan pupuk phospat
dengan campuran nitrogen sebagai contoh sulfat amoniac
superphospat atau urea super phospat atau diammonium
phospat apabila dalam waktu 2 bulan sudah tumbuh potong
setinggi 50 cm. Setelah 6 bulan akan berkembang menjadi
80 – 100 tanaman. Untuk penyangkutan potong daunnya 30
cm akarnya 20 cm dari pangkal, rumput ini bertahan sampai
10 hari, lebih baik ditanam dalam waktu bersamaan,
penanaman lebih bagus lagi pada awal musim hujan.
4) Cara penanaman
Jarak penanaman apabila diambil dari stek adalah 22 – 40 cm,
ditanam pada awal musim hujan.
j) Lubang Drainase
Penyedia harus menyediakan dan memasang pipa PVC (Poly Vinyl
Cloride) untuk pipa-pipa lubang pembuang seperti yang tercantum
pada gambar-gambar atau petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
Pipa PVC untuk lubang pembuang harus mempunyai diameter 100
(seratus) milimeter seperti yang tercantum pada gambar, atau
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
Pipa PVC harus terbuat dari merek yang terkenal yang dapat
disetujui Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dan dipasang pada posisi
yang betul pada bangunan tanpa adanya perubahan selama
pengecoran beton seperti yang tercantum pada gambar atau seperti
yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
4. PENGENDALIAN MUTU
4.1. Pasangan Batu
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan
bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus
sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.
2) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi (Pasangan Batu)
a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang
sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih
dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus
berdiameter 50 mm.
b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding
penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk panjang
struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm
lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi
dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan
sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga
membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi
yang disyaratkan di atas.
c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase
Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih
sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut
jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut
melewati sambungan.
3) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan
hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak
sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
dilaksanakan.
b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari
seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan
adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai
permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang
dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang
dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan
ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan
masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari
bekas adukan.
d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang
disyaratkan untuk Pekerjaan Beton.
e) Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat,
dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah
pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali
harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, sesuai
dengan ketentuan yang berkaitan dengan Bagian Pekerjaan
Timbunan.
f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus
dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat
dan halus dengan pasangan batu sehingga akan
memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan
pada tepi pekerjaan pasangan batu.
4) Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak memuaskan atau Rusak
5.1 Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi
yang diberikan di atas harus diperbaiki oleh Penyedia
dengan biaya sendiri, dengan cara yang diperintahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
5.2 Penyedia harus bertanggung jawab atas kestabilan dan
keutuhan dari semua pekerja yang telah diselesaikannya dan
harus dengan biayanya sendiri untuk menukar dan
mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak baik, yang
menurut Direktur Pekerjaan disebabkan oleh kelalaian
Penyedia. Penyedia tidak diminta pertanggungjawabannya
terhadap kerusakan akibat bencana alam, seperti angin
topan atau tanah longsor yang tidak dapat dihindari di
tempat pekerjaan, asalkan pekerjaan tersebut telah diterima
dan dinyatakan secara tertulis bisa diterima alasannya oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
4.2. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan
bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai
dengan ketentuan persyaratan bahan di atas
4.3. Pasangan Batu dengan Mortar
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan
bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima sesuai
dengan ketentuan persyaratan bahan di atas.
2) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak
memenuhi toleransi yang disyaratkan dalam persyaratan
bahan di atas dari Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh
Penyedia dengan biaya sendiri dan dengan cara yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
b) Jika kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah
diselesaikan terganggu atau rusak, yang menurut pendapat
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK diakibatkan oleh kelalaian
Penyedia, maka Penyedia harus mengganti dengan biayanya
sendiri untuk setiap pekerjaan yang terganggu atau rusak.
Penyedia tidak bertanggungjawab atas kerusakan yang
timbul berasal dari alam seperti angin topan atau
pergeseran lapisan tanah yang tidak dapat dihindarkan,
dengan syarat pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima
dan dinyatakan secara tertulis oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK telah selesai.
3) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia untuk melaksanakan
perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
atau gagal sebagaimana disyaratkan di atas, Penyedia juga
harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua
pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk drainase yang
telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk
Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut
harus dilaksanakan dan harus dibayar terpisah.
4.4. BongkarPasangan Batu
1) Bahan Yang Diamankan Dalam Bongkaran
a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik
yang sah sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak
ada bahan bongkaran yang akan menjadi milik Penyedia.
b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana
yang diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, semua batu yang dibongkar yang ukuran
bahannya cocok untuk pasangan batu kosong (rip rap) dan
tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus
ditumpuk pada lokasi yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
2) Bahan Yang Dibuang Dalam Bongkaran
Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk
dipertahankan atau diamankan dapat dibakar atau dikubur
atau dibuang seperti yang disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
4.5. Adukan Semen
1) Adukan Semen
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan
kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang
bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan
pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam
beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang
disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan
yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.
2) Adukan Semen untuk Pasangan
Kecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK,
adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan
paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan
semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10%
berat semen.
5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
5.1. Pengukuran
1) Pasangan Batu
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter
kubik sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan
diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan
oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis
yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar.
c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan
kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus
diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous. Tidak ada
pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan
untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau
pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan
penimbunan kembali yang diperlukan.
2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter
kubik dari bronjong atau pasangan batu kosong lengkap di
tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing
masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti
yang diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3) Pasangan Batu dengan Mortar
1) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk
pembayaran dalam meter kubik sebagai volume nominal
pekerjaan yang selesai dan diterima.
2) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan
pada selokan dan saluran air, atau pelapisan pada
permukaan lainnya, volume nominal harus ditentukan dari
luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk
keperluan pembayaran, tebal nominal lapisan harus diambil
yang terkecil dari berikut ini :
i. Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar atau diperintahkan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK;
ii. Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang
ditentukan dalam pengukuran lapangan.
3) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan
bukan untuk pelapisan, volume nominal untuk pembayaran
harus dihitung sebagai volume teoritis yang ditetapkan dari
garis dan penampang yang ditentukan atau disetujui.
4) Adukan Semen
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang
terpisah. Pekerjaan ini harus dianggap sebagai pelengkap
terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.
5) Pembongkaran Pasangan Batu
Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus dibayar
berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan,
penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk semua
pekerja, peralatan, perkakas, dan semua pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti disyaratkan.
6) Pekerjaan Gebalan Rumput
Pengukuran untuk pembayaran gebalan rumput akan dilakukan
atas areal pelaksanaan dalam meter persegi sampai pada batas-
batas seperti yang ditentukan di dalam gambar atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi.
7) Lubang Drainase
Pembayarannya dibuat berdasarkan harga satuan meter seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitias dan Harga, mencakup
upah pekerja, material, peralatan termasuk pengadaan,
transportasi pipa PVC dan pemasangan filter ijuk dan kerikil.

5.2. Dasar Pembayaran


Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar
dengan Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh
formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan
sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan
kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk
semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Bagian ini.
Satuan
No Kode AHSP Uraian
Pengukuran

1 P.01.a.1 Pasangan batu dengan Mortar Meter Kubik


tipe M (setara campuran 1 Pc : 2
PP) Manual
2 P.01.a.2 Pasangan batu dengan Mortar Meter Kubik
tipe M (setara campuran 1 Pc : 2
PP) Menggunakan Molen
3 P.01.b.1. Pasangan batu dengan Mortar Meter Kubik
tipe S (setara campuran 1 Pc : 3
PP) Manual
4 P.01.b.2 Pasangan batu dengan Mortar Meter Kubik
tipe S (setara campuran 1 Pc : 3
PP) Menggunakan Molen
5 P.01.c.1 Pasangan batu dengan Mortar Meter Kubik
tipe N (setara campuran 1 Pc : 4
PP) Manual
6 P.01.c.2 Pasangan batu dengan Mortar Meter Kubik
tipe N (setara campuran 1 Pc : 4
PP) Menggunakan Molen
7 P.01.e.2 Bongkaran 1 m3 pasangan batu Meter Kubik
(manual)
8 P.01.e.3 Bongkar 1 m3 pasangan batu Meter Kubik
dengan jack hammer
9 P.03.a. Siaran dengan Mortal tipe M Meter Persegi
(setara campuran 1 PC:2 PP)
Siaran dengan Mortal tipe S
10 P.03.b. (setara campuran 1 PC:3 PP) Meter Persegi
Trasraam tebal 1 cm, dengan
11 P.04.a. mortar tipe M (setara campuran 1 Meter Persegi
PC:2 PP)
Plester tebal 1 Cm, dengan
12 P.04.b. mortar tipe S (setara campuran 1 Meter Persegi
PC : 3 PP)
Plester tebal 1 Cm, dengan
13 P.04.c. mortar tipe N (setara campuran 1 Meter Persegi
PC : 4 PP)
Trasraam tebal 1,5 Cm, dengan
14 P.04.d. mortar tipe M (setara campuran 1 Meter Persegi
PC : 2 PP)
Plesteran tebal 1,5 Cm, dengan
15 P.04.e. mortar tipe S (setara campuran 1 Meter Persegi
PC : 3 PP)
Plesteran tebal 1,5 Cm, dengan
16 P.04.f. mortar tipe N (setara campuran 1 Meter Persegi
PC : 4 PP)
Pekerjaan Acian
17 P.04.g. Pasangan Batu Kosong Meter Persegi
18 P.05 Pasangan lempengan rumput Meter Kubik
19 P.12.a. akar wangi (Penanaman rumput Meter Persegi
lempengan )
Pasangan pipa suling-suling
20 P.16 Meter
IV. BAB IV. PEKERJAAN BETON DAN BEKISTING

1. RUANG LINGKUP
Pekerjaan ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton
bertulang, beton tanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan
baja komposit, Bekistingdan waterstop.
Pekerjaan ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi
tetap kering.
2. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
2.1. Toleransi
2.1.1. Bangunan Beton
a) Batas penyimpangan pada gambar – gambar plat, balok
mendatar dan pengganti pagar
Terlihat : 1 cm setiap
3m
Tertimbun : 5 cm setiap
3m
b) Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom,
pilar, lantai, dinding, balok dan sebagainya.
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
c) Penyimpangan pada plat jembatan
Minus : 1 cm
Plus : 2 cm
d) Dasar pondasi
Penyimpangan ukuran – ukuran dalam perencanaan
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
e) Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar
pondasi, terhadap rencana tidak lebih dari 5 cm.
f) Pengurangan ketebalan : 5%
g) Penyimpangan lokasi dan ukuran pada lantai dan dinding yang
terbuka : 5 cm
h) Penyimpangan dari garis unting pada sisi dinding tembok untuk
pintu dan bangunan–bangunan air yang serupa : 0,1%
i) Penempatan tulangan baja
i. Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%
ii. Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm
j) Perletakan beton pra cetak
iii. Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1%
dari panjang beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5
cm.
1) Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang
beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
iv. Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang
ditempatkan vertikal tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.

2.1.2. Pekerjaan Water Stop


Penyimpangan pemasangan as dari water stop untuk kearah kanan
dan kiri +5 mm
2.2. Persyaratan Bahan
2.2.1. Bangunan Beton
a) Semen
1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis
semen portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 kecuali
jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan
tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara,
maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih
dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland
yang boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK. Jika di dalam satu proyek
digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan
seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus
diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan. Jika timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan
dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadaka perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen
dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode
perawatan yang sama.
c) Agregat
a) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi
ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak
memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan
harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga
ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih
minimum antara baja tulangan
- atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-
celah lainnya di mana beton harus dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang
diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang
ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil
dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
d) Batu untuk Beton Siklop
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak,
rongga dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut
runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang
mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang
digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 25 cm.
e) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk
meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia atau
bahan limbah yang berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi
pori dalam campuran beton.
a) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam
campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat
semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan
pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan
tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar
spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan
tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan
penggunaannya sebagai berikut :
(1) Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam
campuran, dan pengunaannya bertujuan untuk
mengurangi water-cement rasio dalam campuran
sesuai dengan workability yang diinginkan, atau untuk
meningkatkan workability ada angka water-cement
rasio yang telah ditetapkan.
(2) Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan
Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu
pengikatan pasta semen, sehingga akan
memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah
jenis ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran
terlalu panas, dimana waktu pengikatan pasta semen
dalam keadaan normal menjadi sangat pendek
dikarenakan suhu yang tinggi.
(3) Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan
Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan
pasta semen, yang akan mempercepat pengerasan dari
beton sehingga mempercepat kekuatan beton, dan
dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton
precast (dimana perlu pelepasan bekisting
secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang sangat
penting.
(4) Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan
bahan memperlambat waktu pengikatan
Bahan tambah ini untuk menambah workability,
dimana beton mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat
workabel tanpa mengurangi density, ketahanan dan
kekuatannya. Perlambatan waktu pengikatan sangat
berguna untuk waktu pengangkutan adukan beton
yang lama ke tempat pengecoran, pengecoran dalam
kondisai yang sangat panas dan menghindari cold
joint.
(5) Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan
bahan mempercepat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan
memberikan kekuatan awal yang tinggi, atau
memberikan kekuatan awal yang lebih tinggi pada
workability yang sama. Bahan tambah ini digunakan
pada precast karena memungkinkan pelepasan
bekisting lebih awal dan dipakai untuk pekerjaan
perbaikan dimana kekuatan awal sangat diperlukan.
(6) Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat
angka tinggi atau superplasticizer.
Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang
mengurangi air dalam campuran dengan cukup banyak
dan sangat berbeda dengan Tipe A, D atau E.
Penggunaan bahan ini digunakan membuat beton alir
(flow concrete) untuk menjangkau tempat yang tak
terjangkau oleh pengetar dan beton pompa ( pumping
concrete) pada jenis bangunan yang rumit.
(7) Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan
tingkat angka tinggi atau superplasticizer dan bahan
memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F
dan Tipe B, tetapi slump loss-nya lebih kecil bila
dibandingkan dengan beton yang menggunakan
superplasticizer.
b) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah
seperti Fly Ash, Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke
dalam campuran beton. Bahan tambah yang digunakan
harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan
dalam SNI 03-2460-1991.
2.2.2. Pekerjaan Waterstop
- Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan
polyvinychlorida dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti
yang diberikan pada gambar atau petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
- Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari
suatu campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida
(PVC) 100% didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau
cacat lainnya.
2.3. Persyaratan Kerja
2.3.1. Pengajuan Kesiapan Kerja
(a) Penyedia harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
(b) Penyedia harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.
(c) Penyedia harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil
pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK sehingga data tersebut selalu
tersedia apabila diperlukan.
(d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3
hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
(e) Penyedia harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan
terinci untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus
memperoleh persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
(f) Penyedia harus memberitahu Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau
pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan
persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan metode
pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung
jawab personil dan Jadual pelaksanaannya
2.3.2. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas
lantai kayu dengan ketinggian tidak kurang dari 30 cm dari
permukaan tanah serta ditutup dengan lembaran plastik
(polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan
sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan.
Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah
atas.
b) Penyedia harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena
sinar matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.
c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
jenis agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
2.3.3. Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar
matahari secara langsung. Sebagai tambahan, Penyedia tidak boleh
melakukan pengecoran jika:
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
2.3.4. Pencampuran dan Penakaran
a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai
dengan SNI 03- 2834-2000.
b) Campuran Percobaan
Penyedia harus membuat dan menguji campuran percobaan
dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai
dengan SNI 03-2834 - 2000, dengan disaksikan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK, yang menggunakan jenis instalasi dan
peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
2.3.5. Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat
bersih dan tidak keropos.
b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan
setiap beton yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga
kedalaman tertentu dan diganti atau diperbaiki dengan cara
seperti yang diinginkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK atas
biaya Penyedia.
2.3.6. Blockout
a) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian
bangunan dari pekerjaan besi. Permukaan dimana beton block
(blockout) akan dibuat, dikasarkan, dibersihkan, dan dijaga agar
tetap lembab untuk paling sedikit 4 jam. Sesudah permukaan
demikian disetujui Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, maka
pekerjaan logam dan lainnya seperti tersebut diatas, dapat
dilaksanakan. Penyedia dapat memasang tulangan (jika
diperlukan) dan adukan beton dengan 500 kg semen atau lebih
per meter kubik, atau beton dari tipe yang sama.
b) Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhati–
hati, harus bersatu dengan beton lama, mempunyai ikatan yang
baik dengan beton lama dan semua pekerjaan besinya.
2.3.7. Waterstop
a) Untuk penempatan waterstop tipe split flange yang tepat,
sebelum pengecoran beton berakhir bagian split flange harus
disambungkan dengan cara yang disetujui.
b) Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung
waterstop kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya,
memanaskan ujung–ujungnya sampai meleleh dan
menyambungkannya sampai membentuk sambungan yang
diinginkan.
c) Pemanasan ujung material dikerjakan dengan menggunakan
mesin penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat
waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Pekerjaan Beton
3.1.1. Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(1) Penyedia harus membongkar bangunan lama yang akan
diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar
untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton
yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(2) Penyedia harus menggali atau menimbun kembali pondasi
atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan harus
membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin
dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus
disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin dapat
diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan
aman.
(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan
beton harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh
dicor di atas tanah yang berlumpur, bersampah atau di
dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus
dilakukan dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup
kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam dan
atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
(4) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan
dan benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti
pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat
sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
(5) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, maka bahan lantai kerja untuk pekerjaan
beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.
(6) Pejabat Pembuat Komitmen/PPK akan memeriksa seluruh
galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui
pemasangan acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
Penyedia dapat diminta untuk melaksanakan pengujian
penetrasi kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau
penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya
dukung tanah di bawah pondasi.
(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak
memenuhi ketentuan, maka Penyedia dapat diperintahkan
untuk mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau
menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan
stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
(8) Penyedia harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda
seperlunya. Pejabat Pembuat Komitmen/PPK berhak
menunda pengecoran sebelum tenda terpasang dengan
benar. Penyedia juga harus memastikan lokasi pengecoran
bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air tanah
dengan penanganan seperlunya.
b) Pencampuran Beton
1) Perbandingan Campuran
a) Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi
baik, air dan bahan additive bila diperlukan,
dicampurkan bersama – sama dan digunakan untuk
menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
b) Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari
dan umur 28 hari dengan ukuran maksimum agregat
dan dibuat mengikuti tabel di bawah ini :

Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan


Kuat tekan Kuat tekan Ukuran Nilai faktor Perkiraan
umur 7 umur 28 agregat air semen kebutuhan
Tipe Campuran Beton
hari hari maksimu maksimum semen
(kg/cm2) (kg/cm2) m (mm) (%) (kg/m3)
AR fc’ = 25 Mpa (K-300) 195 300 20 50 400
A fc’ = 22,5 Mpa (K-225) 147 225 40 (20) 50 330 (350)
B fc’ = 15 Mpa (k-175) 114 175 40 50 310
C fc’ = 10 Mpa (K-125) 82 125 40 57 250
D fc’ = 10 Mpa (K-100) 65 100 40 60 200

Tabel 2 Klasifikasi Jenis Beton


Tipe Uraian
AR Beton bertulang untuk melapis permukaan lantai
bendung, mercu dan tembok bendung
A Beton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan
sebagainya
B Beton bertulang untuk bangunan lainnya dan lining beton
C Beton tumbuk
D Beton tumbuk untuk lantai kerja dan pengisi
c) Proporsi campuran untuk masing–masing klas beton
diatas akan diberikan oleh Direksi, berdasarkan hasil–
hasil test percobaan campuran yang dikerjakan
Penyedia.
d) Penyedia dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu
untuk mendapatkan kepadatan maksimum dari beton,
kemudahan pengerjaan, kekentalan dan kekuatan
dengan faktor air semen yang sekecil mungkin dengan
persetujuan Direksi tidak ada tambahan biaya atas
perubahan tersebut.
e) Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi,
dalam batas yang ditetapkan untuk mendapatkan faktor
air semen pada beton dengan kekentalan yang benar.
Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum ditempatkan. Keseragaman
kekentalan beton pada setiap adukan adalah perlu.
Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di
bawah ini, setelah beton diendapkan.

Tabel 3 Nilai Slump Beton


Besaran Nilai
Tipe Campuran Tipe Konstruksi
Slump
AR Mercu lantai dan tembok 7,5 – 2,5
bendung
A Unit beton pra cetak Plat 12,5 – 5,0
dan balok jembatan Klas 15,0 – 7,5
I dan Klas II
B Plat, dinding, balok dari 12,5 – 5,0
tembok dan dermaga 5,0 – 2,5
talud pada transisi

C Konstruksi massal 7,5 – 2,5


D Trotoar, gorong-gorong 7,5 – 5,0
Pondasi 9,0 – 2,5

3.1.2. Penakaran
(1) Penyedia harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara
tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing
bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
(2) Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara
keseluruhan dengan mencampurkan agregat, semen, bahan
additive (bila perlu), dan air menjadi suatu campuran yang
merata tanpa pemisahan–pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari agregat,
serta merubah berat material–material yang ikut tercakup.
(3) Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang
diukur dengan takaran. Meskipun demikian material beton
dapat juga diukur secara volume, bilamana disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
(4) Penyedia juga harus menyediakan penguji berat yang standar
dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi
dan tiap – tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta
melakukan pengujian periodik terhadap perubahan harga
pengukuran dalam pekerjaan–pekerjaan adukan.
3.1.3. Mesin Pengaduk Beton
(1) Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang
berpenakar dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah
menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam
alat pengaduk tersebut.
(2) Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat
waktu pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan
yang volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah
seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
(3) Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang
melebihi kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi
kecepatan yang dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut
dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan warna yang
merata secara menerus dan disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
(4) Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah
pembersihan, tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades
penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti bila
telah aus menjadi 2 cm.
3.1.4. Truk Pencampur
(1) Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–
drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh Pabrik.
(2) Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit
setelah bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam
pencampur, setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat
pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air pengecoran
harus selesai.
(3) Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang
cepat mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam,
sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3.1.5. Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia
(1) Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan
kecuali jika situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan
mesin pencampur setelah mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
(2) Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan,
sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan.
Harus dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air.
Jika bak dibuat dari kayu, maka sela–sela kayu harus ditutup
agar tidak ada kehilangan air dari adukan.
(3) Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan
kering sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan
berangsurangsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat
kembali diaduk dalam keadaan basah, sekurang–kurangnya 3
(tiga) kali sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran
3.1.6. Pengecoran
(1) Pelaksanaan Pengecoran
i. Penyedia harus memberitahukan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam
(finalsetting).
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu
beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan
dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia
tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
ii. Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah
diterbitkan, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK atau wakilnya tidak hadir
untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
iii. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus
dibasahi dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya
yang tidak meninggalkan bekas.
iv. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa
adanya pemisahan butiran.
v. Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan
tertentu, berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru
dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan beton
digetar dari lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).
vi. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan
besi tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan
perancah belum diperiksa dan disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK secara tertulis.
vii. Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan
sampai terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan
pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan
selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan
yang dibutuhkan oleh beton diatasnya.
viii. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih
dari yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera
dibuang. Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60
menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika
ditentukan lain oleh Direksi.
ix. Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika
ditentukan atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul
selama pengecoran harus segera dibuang. Beton jangan dicor
diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30
menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan yang akan
ditentukan kemudian.
x. Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan
harus ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal
maupun horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau
bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan
sambungan beton berikutnya, seperti yang diinginkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK .
xi. Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat
kasar atau disambungkan untuk menyingkap agregat.
Permukaan beton harus tetap lembab dan dilindungi dengan
mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
xii. Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK. Beton yang dicor ditempatkan
langsung pada cetakannya sedemikian rupa untuk
menghindari pemisahan butiran dan penggeseran tulangan
beton, acuan, atau bagian – bagian yang tertanam, serta
membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih tebal dari 40
cm padat.
xiii. Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai
sambungan ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
xiv. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan
kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK untuk menjatuhkan
ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil
lagi dengan sekop sebelum dicorkan.
xv. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus
dikerjakan secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu
Penyedia harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.
(2) Pemadatan
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari
dalam atau dari luar acuan yang telah disetujui. Jika
diperlukan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, penggetaran harus disertai penusukan secara
manual dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan
yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik
ke titik lain di dalam acuan.
ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk
memastikan semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan
benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan sehingga setiap
rongga dan gelembung udara terisi.
iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi
pada hasil pemadatan yang diperlukan.
iv. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurangkurangnya 5000 putaran per menit dengan berat
efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya
dapat menghasilkan getaran yang merata.
v. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk
memadatkan beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian
hingga dapat melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm
dari dasar beton yang baru dicor sehingga menghasilkan
kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila
alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain
maka, alat tersebut harus ditarik secara perlahan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih
dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik
lebih dari 15 detik atau permukaan beton sudah mengkilap.
vi. Jumlah minimum alat penggetar mekanis
vii. Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus
digunakan alat penggetar yang mempunyai dimensi lebih
besar dari 7,5 cm.
viii. Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai
sebelum terjadi waktu ikat awal (initial setting).
3.1.7. Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)
a) Jadual pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk
setiap jenis bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan
pelaksanaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana
untuk disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Sambungan
pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada pertemuan
elemenelemen bangunan kecuali ditentukan demikian.
b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan.
Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik
dengan gaya geser minimum.
c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat
bangunan tetap monolit.
d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan
ke dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara
dasar pondasi dan dinding. Untuk pelaksanaan pengecoran pelat
yang terletak di atas permukaan dengan cara manual,
sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
pelat-pelat mempunyai luas maksimum 40 m2.
e) Penyedia harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan
tambahan jika pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan
akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian
pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
f) Atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, bonding agent
yang dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan
pelaksanaan dan cara pelaksanaannya harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.
g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan
tidak diperkenankan berada pada 75 cm di bawah muka air
terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
3.1.8. Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh
dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara
berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk cetakan
atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.
b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum
ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi
sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60
cm, tiap batu harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15
cm; jarak antar batu pecah maksimum 30 cm dan jarak terhadap
permukaan minimum 15 cm. Permukaan bagian atas dilindungi
dengan beton penutup (caping).
3.1.9. Lining Beton
i. Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan
pada Gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
ii. Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus
sesuai dengan ketentuan.
iii. Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul
selesai dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.
iv. Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk
Direksi, dilaksanakan sesuai dengan gambar–gambar detail yang
ada terutama yang telah disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
v. Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar
atau petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3.1.10. Pekerjaan Pondasi Beton
i. Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak,
serpihan tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air
yang ada sesuai dengan permintaan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
ii. Selama pengecoran Penyedia harus menjaga permukaan yang
dicor bersih dari genangan air.
iii. Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK memeriksa dan menyetujui persiapan
pekerjaan pondasi tersebut.
iv. Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan
persiapannya disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
Ketebalan lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai dengan
gambar atau atas petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
v. Jika tidak ditentukan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK,
sebelum melakukan pengecoran, permukaan tanah atau kerikil
harus disiram air semen setelah bersih.
vi. Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya
dibersihkan dan dibuat bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat,
baru adukan semen ditempatkan diatasnya.
vii. Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen–
pasir yang sama dengan perbandingan semen pasir yang
digunakan untuk beton.
viii. Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja
beton atau proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.
3.1.11. Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan
 Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding,
kolom yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30
jam setelah pengecoran beton tanpa mengabaikan
perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di bawah
pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh
dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan
paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
 Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang
digunakan untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang
sandaran, tembok pengarah (parapet), dan permukaan
vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling
sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam,
tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
 Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat
kawat atau logam yang telah digunakan untuk memegang
acuan, dan acuan yang melewati badan beton, harus dibuang
atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah
permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya
yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
 Pejabat Pembuat Komitmen/PPK harus memeriksa permukaan
beton segera setelah pembongkaran acuan dan dapat
memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan
minor yang tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi
lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen.
 Jika Pejabat Pembuat Komitmen/PPK menyetujui pengisian
lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai
ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang
tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus
dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air, tanpa
pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya
lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri
dari satu bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan.
Adukan tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit
sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal, kecuali
digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).
c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan
akhir berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK :
 Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya
sebagaimana yang diperintahkan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, harus digaru dengan mistar bersudut untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera
setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara
manual sampai rata dengan menggerakkan perata kayu
secara memanjang dan melintang, atau dengan cara lain
yang sesuai sebelum beton mulai mengeras.
 Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin,
seperti untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata
dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, sebelum
beton mulai mengeras.
 Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau
yang masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda
yang agak kasar (medium), dengan menempatkan sedikit
adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari
semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi
yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan
harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan,
ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi,
serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan
dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan
kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana
mestinya pada semen dan pengerasan beton.
ii. Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton
mulai mengeras (sebelum terjadi retak susut basah)
dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat
menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang
harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 7 hari.
Semua bahan perawatan atau lembaran bahan penyerap
air harus menempel pada permukaan yang dirawat.
iii. Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut
harus dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan
dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-
sambungan dan pengeringan beton.
iv. Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai
lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
ditutupi oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling
sedikit selama 21 hari.
v. Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang
tinggi, harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai
70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
(2) Perawatan dengan Uap
i. Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan
kekuatan awal yang tinggi, tidak diperkenankan
menggunakan bahan tambahan kecuali atas persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
ii. Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus
sampai waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan
dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di
bawah ini:
 Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan
beton tidak boleh melebihi tekanan luar.
 Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton
tidak boleh melebihi 380C selama 2 jam sesudah
pengecoran selesai, dan kemudian temperatur
dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 650C
dengan kenaikan temperatur maksimum 140C / jam
secara bertahap.
 Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam
ruangan uap tidak boleh melebihi 5,50C.
 Penurunan temperatur selama pendinginan
dilaksanakan secara bertahap dan tidak boleh lebih
dari 110C per jam.
 Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan
dari ruang penguapan tidak boleh lebih dari 110C
dibanding udara luar.
 Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu
jenuh dengan uap air.
 Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan
dengan uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah
selesai perawatan uap tersebut.
iii. Penyedia harus membuktikan bahwa peralatannya
bekerja dengan baik dan temperatur di dalam ruangan
perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan
tidak tergantung dari cuaca luar.
iv. Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok
harus dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena
langsung semburan uap, yang akan menyebabkan
perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.
(3) Perawatan dengan Cara Lain
- Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh
permukaan beton segera sesudah air meningggalkan
permukaan (kering), terlebih dahulu setelah beton
dibuka cetakannya dan finishing dilakukan. Jika
seandainya hujan turun maka harus dibuat pelindung
sebelum lapisan membran cukup kering, atau
seandainya lapisan membran rusak maka harus
dilakukan pelapisan ulang lagi.
- Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan
beton dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan
mencegah kehilangan kelembaban ari permukaan beton.
Beton harus basah pada saat lembaran kedap air ini
dipasang. Lembaran bahan ini aman untuk tidak
terbang/pindah tertiup angin dan apabila ada
kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama periode
perawatan berlangsung.
(4) Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan
pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton
dalam masa perawatan
3.2. Pekerjaan Besi Tulangan
3.2.1. Umum
Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang
sama disetiap bagian besi tulangan itu. Diameter rata–rata besi
tulangan yang digunakan dilokasi pekerjaan tidak boleh lebih besar
atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter yang telah ditentukan. Besi
tulangan harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cacat–cacat
pembuatannya.
Jika oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, Penyedia harus
menyerahkan 3 copy daftar besi tulangan yang dikeluarkan oleh
pabrik untuk mendapatkan persetujuan sebelum mendatangkan besi
tulangan di lokasi pekerjaan, dan mutu besi tulangan harus sesuai
dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan tersebut.
3.2.2. Pemasangan Besi Tulangan
a) Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli,
lemak–lemak, kotoran lain. Penulangan harus dilaksanakan secara
teliti dan dipasang ditempat yang benar sebagaimana ditunjukkan
didalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap dan tidak
berubah selama berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan
pemadatan beton.
b) Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa
harus mempunyai kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Penyedia
harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentu dan terikat
kuat pada tempatnya.
c) Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus
bersinggungan dengan besi tulangan lainnya disekitar tulangan
tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat dengan kawat baja
lunak yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, dan
pengikatan harus cukup kuat dengan tang. Ujung kawat pengikat
harus mengarah kedalam.
d) Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa
dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Tidak
diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum
penulangannya disetujui Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
e) Penyedia harus memberitahukan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum penulangan siap dicor.
3.2.3. Penyiapan Gambar Penulangan
Penyedia dengan biaya sendiri, harus menyiapkan semua gambar–
gambar penulangan secara rinci berdasarkan gambar yang diberikan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, sebagaimana diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Gambar penulangan tersebut harus
mencakup gambar penempatan besi tulangan, daftar besi tulangan
dan gambar lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan
pemasangan tulangan.
3.2.4. Penyambungan Besi Tulangan
Jika perlu sambungan besi tulangan dibuat lain dari pada yang
ditunjukkan didalam gambar, posisi dan metode dari sambungan
harus ditentukan dari perhitungan kekuatan yang disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.

3.2.5. Selimut Beton untuk Tulangan


Bila tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK, maka tabel dibawah ini dipakai untuk
menetapkan tabel selimut beton yang diperlukan untuk besi tulangan
diukur dari sisi luar besi.

Bagian tak
Bagian dalam Bagian Luar terlihat
No. Jenis Bangunan
(cm) (cm)
(cm)
1. Lantai 1,0 1,5 2,0
2. Dinding 1,5 2,0 2,5
3. Balok 2,0 2,5 3,0
4. Kolom 2,5 3,0 3,5
5. Bangunan yang 5,0 - -
langsung menyentuh
tanah atau dipengaruhi
cuaca

3.3. Bekisting (Cetakan Beton)


1) Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
2) Jika disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, maka acuan dari
tanah harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya
harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan.
Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
3) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
4) Penyedia harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan
sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab
Penyedia bagi keberhasilannya.
5) Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat
lainnya. Mengisi celah–celah sambungan cetakan beton harus
berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah–celah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
6) Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
7) Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat
lubang didalam beton tanpa persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
8) Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
9) Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar.
10) Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus
dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka
dengan mudah.
11) Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang
dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai
besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–
celah cetakan yang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran
maka harus diperiksa oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Tidak
diperkenankan mengecor bila cetakan belum disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
12) Penyedia harus memberitahukan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK sekurang–kurangnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum cetakan siap untuk diperiksa.
3.4. Pekerjaan Waterstop
(1) Penyedia harus menyediakan dan memasang waterstop dari bahan
polyvinychlorida dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti
yang diberikan pada gambar atau petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK. Untuk penempatan yang tepat, waterstop tipe split
flange, sebelum pengecoran beton berakhir bagian split flange harus
disambungkan dengan cara yang disetujui sehingga tidak ada beton
atau mortel dapat masuk kedalam celah–celah diantara dua bagian
split dari flangenya tersebut.
(2) Penyedia harus menyediakan semua material, peralatan dan tenaga
listrik yang diperlukan untuk menyambung dan memasang waterstop
tersebut. Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung
waterstop kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya,
memanaskan ujung–ujungnya sampai meleleh dan
menyambungkannya sampai membentuk sambungan yang
diinginkan. Pemanasan ujung material tersebut dikerjakan dengan
menggunakan mesin penyambung yang disarankan oleh pabrik yang
membuat waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.
(3) Untuk mendapatkan as waterstop sesuai gambar, Penyedia harus
memasangnya dengan hati-hati dan tepat berikut menyambungnya.
(4) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC)
100% didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat
lainnya.
(5) Waterstop harus diuraikan disini harus memenuhi kelayakan fisik
sebagai berikut :
Berat jenis : 1,33 ± 0,03 pada suhu 230 c
Tegangan tarik : 155 sampai 176 kg/cm2 pada suhu 230 c
Kekenyalan : 360 % sampai 400 % pada suhu 230 c
Batas kerapuhan : - 480 c
Durometer : 65 – 75
3.5. Bongkaran Beton
(1) Beton yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang
akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari
Direksi pekerjaan dapat dimulai.
(2) Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat
yang dipakai adalah bodem, pahatbeton dan
linggis.Bilapelaksanaannyasecarakonvensionaltidakmemungkinkanda
patmenggunakanperalatantambahansesuaipersetujuandireksi.
(3) Atas petunjuk Direksi, pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan
bongkaran kepada mandor dan diteruskan kepada pekerja.
(4) Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi
mandor diawasi oleh pelaksana dan Direksi.
(5) Pembongkaran beton dimulai dari bagian atas terlebih dahulu
kemudian dilajutkan ke bawah beton.
(6) Setelah Pekerjaan bongkaran beton selesai, pekerja membersihkan
lokasi dari hasil bongkaran.
(7) Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses
pengerjaan.
(8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung,
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
(9) Setelah pekerjaan bongkaran beton selesai, Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan galian apakah sesuai dengan rencana kerja,
spesifikasi dan RAB.
4. PENGENDALIAN MUTU
4.1. PekerjaanBeton
4.1.1. Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila
diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-
bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan
bahan pada Pekerjaan Beton, Bekisting dan Waterstop.
4.1.2. Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang
mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai
dengan persyaratan kerja.
4.1.3. Perencanaan Campuran
1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan
(misalnya dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang
diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan
tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat
dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah,
gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa
sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan
yang rata, halus dan padat.
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK, bila pengambilan contoh, perawatan
dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-
1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton
di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab
dari hasil yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan
diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton
berikutnya memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan
yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki
sebagaimana disyaratkan di atas. Kekuatan beton dianggap lebih
kecil dari yang disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian benda
uji dari suatu bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari
kuat tekan beton karakteristik yang diperoleh dari rumus yang
diuraikan.
d) Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dapat pula menghentikan
pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia untuk mengambil
tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutu campuran atas
dasar hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari. Dalam
keadaan demikian, Penyedia harus segera menghentikan
pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari
diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu
tersebut Pejabat Pembuat Komitmen/PPK akan menelaah kedua
hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera
memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan
dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton.
Tindakan tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian
kuat tekan beton umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia dan
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK sepakat dengan perbaikan
tersebut.
2) Penyesuaian Campuran
2.1.Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula
dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia boleh melakukan
perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun
kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio
air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang
menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan
tambahan untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan
bila telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
2.2.Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka
kadar semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan
tambahan dengan syarat disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
2.3.Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK menerima bahan tersebut secara tertulis
dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian
campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia.
2.4.Bahan Tambahan (admixture)
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia harus
mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan digunakan untuk
tujuan tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian
campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan
ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bila akan digunakan
bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus, sebagian
besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu
terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron
furnace slag), yang umumnya ditambahkan pada semen sebagai
bahan utama beton, maka penggunaan bahan tersebut harus
berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan
bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Dalam hal penggunaan
bahan tambahan dalam campuran beton, maka bahan tersebut
ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan tambahan ini
hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton segar
(fresh concrete). Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan
dalam hal-hal sebagai berikut:
 Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa
menambah air;
 Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan;
 Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton;
 Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton;
 Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
 Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
 Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit
pengembangan volume beton (ekspansi);
 Mengurangi terjadinya bleeding;
 Mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras,
bahan tambahan campuran beton bisa digunakan untuk
keperluan-keperluan sebagai berikut:
 Meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung)
 Meningkatkan kekuatan pada beton muda
 Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan
 beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang
tinggi.
 Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di
laut
 Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
 Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas
beton)
 Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
 Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama
 Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan
 Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan
tumbukan
Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu
dilakukan secara hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai
manual penggunaannya, serta dengan proses pengadukan yang
baik, agar pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa
dicapai secara merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini
perlu dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan dapat
mengakibatkan menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang
lebih parah, dapat menimbulkan kerusakan pada beton.
3) Pelaksanaan Pencampuran
1) Penakaran Agregat
a) Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat,
untuk mutu beton fc’ < 20 MPa diijinkan ditakar menurut
volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara
dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur.
b) Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut
tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran
sesuai dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk
mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering permukaan
dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat
dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam sebelum
penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan.
c) Penyedia harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan
agregat pada perangkat ready mix.

2) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai
dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan
jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
c) Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut,
pertama masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat
sehingga mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya
masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga
tercampur dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan
sisa air untuk menyempurnakan campuran.
d) Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air
dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air
yang diperlukan harus sudah dimasukkan sekira seperempat
waktu pencampuran tercapai. Waktu pencampuran untuk
mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang harus sekira 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15
detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e) Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK dapat menyetujui pencampuran beton
dengan cara manual dan harus dilakukan sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton
dengan cara manual harus dibatasi hanya pada beton non-
bangunan.
4) Pengujian Campuran
1. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, harus
dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan,
dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali
disaksikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK atau wakilnya.
Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar
rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan.
2. Pengujian Kuat Tekan
i. Penyedia harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah
benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan
jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton
dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor
terpisah pada tiap hari pengecoran.
ii. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat
sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama
dengan benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium.
iii. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah
kuantitas pengecoran atau komponen bangunan yang dicor
secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara
keduanya.
iv. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 10 meter kubik beton
harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen
bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda
uji.
v. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil
produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set
untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
vi. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.
vii. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut
terdapat perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua
buah benda uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga
dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan
yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari
2 buah benda uji yang berdekatan nilainya. viii. Kekuatan
beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari
benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc
karakteristik dihitung dengan rumus sebagai berikut :
fc’= fcm ± k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar
dari hasil uji tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung
pada jumlah hasil kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk
jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih besar atau sama
dengan dari 30)

n
Ʃ (fci – f cm)2
S=
n-1

dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata
viii. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di
bawah 0,85 fc’.
ix. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak
dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningkatkan
rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-
langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung
dari bangunan tidak membahayakan.
x. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka
diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang
diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam
hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor
inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk
setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi
bermutu rendah seperti disebutkan di atas.
xi. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-
rata kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak
kurang dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti
yang mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini,
perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji
bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk
penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila
disyaratkan), perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi
dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
3. Pengujian Tambahan
Penyedia harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Pengujian tambahan tersebut
meliputi :
i. Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti
Impact Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat
penguji lainnya (hasil pengujian tidak boleh digunakan
sebagai dasar penerimaan);
ii. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan
yang dipertanyakan;
iii. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
iv. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
4. Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi) beton yang bersifat khusus:
Untuk volume pekerjaan beton < 5 m3, dengan pengawasan
mutu pekerjaan yang memadai (sesuai arahan direksi
pekerjaan/teknis) dapat dilakukan dengan cara manual, tidak
harus melakukan job mixed dan tidak perlu uji sampel beton.
Kasus khusus untuk pelaksanaan pekerjaan beton di lokasi
pekerjaan remote/terisolir > 5 km tidak ada akses jalan
kendaraan mobil dan tidak dimungkinkan untuk melakukan
pengawasan secara aktif. Untuk volume beton < 5 m3 (volume
kecil) dapat dilaksanakan secara manual dengan kriteria seperti
tercantum pada tabel berikut ini

Tabel A.5 - Kriteria khusus campuran beton**)


fc'=7,4 s.d.21,7 fc'=24 s.d.31,2
No Spesifikasi Khusus MPa MPa
K100- K250-K350
Perbandingan campuran beton 1PC:1,5PB:
1 (Volume) 1PC :2PB:3Kr 2,5Kr

Berat isi pasir……...…minimum


2 (kg/m3) 1.350 1.400
Berat isi koral/kerikil…minimum
3 (kg/m3) 1.300 1.350

5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


i. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria
toleransi yang disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan
akhir yang memenuhi ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-
sifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK antara lain
ii. Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang
belum dikerjakan;
iii. Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
iv. Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau
menyeluruh pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan
khusus.
v. Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton
atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK dapat meminta Penyedia melakukan
pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu
pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil
dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.
vi. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia harus mengajukan
detail rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK sebelum memulai pekerjaan.
4.2. BongkarBeton
1) Bahan Yang Diamankan Dalam Bongkaran
a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik
yang sah sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak
ada bahan bongkaran yang akan menjadi milik Penyedia.
b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana
yang diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, semua betonyang dibongkar yang bahannya
cocok untuk betondan tidak diperlukan untuk digunakan
dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang ditunjuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
2) Bahan Yang Dibuang Dalam Bongkaran
Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan
atau diamankan dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti
yang disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


5.1. Pengukuran
5.1.1. Pekerjaan Beton
a) Cara Pengukuran
i. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan
beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Tidak
ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang
ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm
atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop",
baja tulangan, selongsong pipa ( conduit) atau lubang
sulingan (weephole).
ii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous,
baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang
berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan
diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan
pada Bagian lain dalam Spesifikasi ini.
iii. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan
dibayar sebagai beton bangunan atau beton tidak bertulang.
Beton Bangunan harus beton yang disyaratkan atau
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK sebagai
fc’=20 MPa (K-250) atau lebih tinggi dan Beton Tak
Bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk
fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa (K-125). Jika beton
dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan
untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton
yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
i. Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur
untuk pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila
mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah
(admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan
untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan
beton.
5.1.2. Bongkaran Beton
a) BongkaranBeton harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan
diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan
oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis
yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar.
5.1.3. PekerjaanBesi Tulangan
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan besi tulangan akan
dibuat dalam harga satuan perkilogram seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, mencakup biaya upah kerja,
material dan peralatan, termasuk biaya-biaya pengangkutan,
penempatan, penurunan, penyimpanan, pemotongan, pengikatan,
pembersihan, pemasangan, dan penempatan pada posisinya untuk
semua besi tulangan seperti yang diperlihatkan dalam gambar atau
ditentukan oleh Direksi.
5.1.4. PekerjaanBekisting (cetakbeton)
PengukuranPembayaranBekisting (cetakbeton) di ukurdenganjumlah
Meter persegiPekerjaanbekisting yang digunakan dan
diterimasesuaidengandimensi yang ditunjukan pada Gambar Kerja
atau yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.Untukbiayapembongkaranbekistingsudahtermasukdid
alam item pembayaranpekerjaanini.
5.1.5. Pekerjaan Waterstop
Pengukuran pembayaran pekerjaan waterstop dibuat berdasarkan
meter panjang terpasang, sesuai as waterstop seperti terlihat pada
gambar.
5.2. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak
untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang
ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.

Kode Satuan
No Uraian
AHSP Pengukuran
Beton untuk lantai kerja (bedding) Meter kubik
campuran beton tumbuk Fc' 1,8 s.d 3,7
1 B.01.a
(BO : K-40 s.d K-60) atau setara 1Pc : 3Pb
: 5 Kr
Beton untuk lantai kerja (bedding) Meter kubik
2 B.01.b campuran Beton fc' = 5,6 s.d 7,4 Mpa (K-
80 s.d K-100) atau setara 1Pc:2Pb:3Kr
Beton untuk lantai kerja (bedding) Meter kubik
3 B.01.c campuran Beton fc' = 7,4 Mpa (K-100)
atau setara 1Pc:2Pb:3Kr
beton mutu, f’c = 7,4 MPa (K100), slump Meter kubik
4 B.02.a
(12±2) cm, w/c = 0,87 (Manual)
beton mutu, f’c = 7,4 MPa (K100), slump Meter kubik
5 B.02.b (12±2) cm, w/c = 0,87 (Menggunakan
Molen)
Beton mutu, f’c = 9,8 MPa (K125), slump Meter kubik
6 B.03.a
(12±2) cm, w/c = 0,78 (Manual)
Beton mutu, f’c = 9,8 MPa (K125), slump Meter kubik
7 B.03.b (12±2) cm, w/c = 0,78 (Menggunakan
Molen)
Beton mutu, f’c = 12,2 MPa (K150), slump Meter kubik
8 B.04.a
(12±2) cm, w/c = 0,72 (Manual)
Beton mutu, f’c = 12,2 MPa (K150), slump Meter kubik
9 B.04.b (12±2) cm, w/c = 0,72 (Menggunakan
Molen)
Beton mutu f’c=14,5 MPa (K175), slump Meter kubik
10 B.05.a
(12±2) cm, w/c = 0,66 (manual)
Beton mutu f’c=14,5 MPa (K175), slump Meter kubik
11 B.05.b (12±2) cm, w/c = 0,66 (Menggunakan
Molen)
Beton mutu, f’c = 16,9 MPa (K200), slump Meter kubik
12 B.06.a
(12±2) cm, w/c = 0,61 (Manual)
Beton mutu, f’c = 16,9 MPa (K200), slump Meter kubik
13 B.06.b (12±2) cm, w/c = 0,61 (Menggunakan
Molen)
Beton mutu, f’c = 19,3 MPa (K225), slump Meter kubik
14 B.07.a
(12±2) cm, w/c = 0,58 (Manual)
Beton mutu, f’c = 19,3 MPa (K225), slump Meter kubik
15 B.07.b (12±2) cm, w/c = 0,58 (Menggunakan
Molen)
Beton mutu, f’c = 21,7 MPa (K250) kedap kubik Meter
16 B.08.a
air,slump (12±2) cm, w/c = 0,56 (Manual) kubik
Beton mutu, f’c = 21,7 MPa (K250) kedap Meter kubik
17 B.08.b air,slump (12±2) cm, w/c = 0,56
(Menggunakan Molem)
18 B.09.a Beton mutu, f’c = 24,0 MPa (K275) kedap Meter kubik
air, slump (12±2) cm, w/c = 0,53
(Manual)
Beton mutu, f’c = 24,0 MPa (K275) kedap Meter kubik
19 B.09.b air, slump (12±2) cm, w/c = 0,53
(Menggunakan Molen)
Beton mutu, f’c = 26,4 MPa (K300) kedap Meter kubik
20 B.10.a air, slump (12±2) cm, w/c = 0,52 (kedap
air) (Manual)
"Beton mutu, f’c = 26,4 MPa (K300) kedap Meter kubik
21 B.10.b air, slump (12±2) cm, w/c = 0,52 (kedap
air) (Menggunakan Molen)
Beton mutu, f’c = 28,8 MPa, (K325) kedap Meter kubik
22 B.11.a air, slump (12±2) cm, w/c = 0,49 (kedap
air) (Manual)
Beton mutu, f’c = 28,8 MPa, (K325) kedap Meter kubik
23 B.11.b air, slump (12±2) cm, w/c = 0,49 (kedap
air) (Menggunakan Molen)
Beton mutu, f’c = 31,2 MPa, (K350) kedap Meter kubik
24 B.12.a air , slump (12±2) cm, w/c = 0,48 (kedap
air) (Manual)
Beton mutu, f’c = 31,2 MPa, (K350) kedap Meter kubik
25 B.12.b air , slump (12±2) cm, w/c = 0,48 (kedap
air) (Menggunakan Molen)
Pembesian 100 kg dengan besi polos atau Kilogram
26 B.17. a
ulir (untuk plat)
Pembesian 100 kg dengan besi polos atau Kilogram
27 B.17. b ulir (untuk Untuk pembesian kolom, balok,
ring balk dan sloof)
Pembesian 100 kg jaring kawat Kilogram
28 B.18
(Wiremesh) untuk pelat atau dinding
Bekisting lantai beton biasa dengan Meter persegi
29 B.21.b
multiflex 12 mm atau 18 mm (TP)
Bekisting lantai beton biasa menggunakan Meter persegi
30 B.21.c
papan kayu 3/20 cm (TP)
Perancah bekisting lantai menggunakan Meter persegi
31 B.21.d
kaso 5/7 cm, tinggi 4 m**, JAT < 60 cm
Perancah bekisting lantai menggunakan Meter persegi
32 B.21.e
dolken ø 8-10 cm, tinggi 4 m, JAT < 80 cm
Perancah bekisting lantai menggunakan Meter persegi
33 B.21.f
bambu ø 8-10 cm, inggi 4 m, JAT < 80 cm

34 B.23.b Bekisting balok beton biasa menggunakan Meter persegi


multiflex 12 mm atau 18 mm, JAT < 1,0m
Bekisting balok beton biasa menggunakan Meter persegi
35 B.23.c
kayu papan 3/20 cm (TP)
Perancah bekisting balok menggunakan Meter persegi
36 B.23.d
Kaso 5/7, tinggi 4 m dan JAT < 1,0 m
Perancah bekisting balok menggunakan Meter persegi
37 B.23.e dolken ø 8-10 cm, tinggi 4 m**, JAT < 1,2
m
Perancah bekisting balok beton Meter persegi
38 B.23.f menggunakan bambu ø 8 -10 cm, tinggi 4
m**, JAT < 1,0 m
Bekisting kolom beton biasa menggunakan Meter persegi
39 B.24.b
multiflex 12 mm atau 18 mm, (TP)
Bekisting kolom beton biasa menggunakan Meter persegi
40 B.24.c
kayu papan 3/20 cm (TP)
Perancah bekisting kolom beton Meter persegi
41 B.24.d menggunakan kayu 5/7 cm, tinggi 4 m,
JAT < 1,0m
Perancah bekisting kolom beton dengan Meter persegi
42 B.24.e kayu dolken ø 8 -10 cm, tinggi 4 m, JAT <
1,2 m
Perancah bekisting kolom beton dengan Meter persegi
43 B.24.f bambu ø 8-10 cm, tinggi4 m, JAT < 1,0 m

44 B.29.a Bongkar 1 m3 beton secara konvensional Meter kubik

45 B.29.b Bongkar 1 m3 beton dengan jack hammer Meter kubik


V. BAB V. DEWATERING

1. RUANG LINGKUP
Pekerjaan ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan
atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan
yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini
untuk pekerjaan galian.
Pekerjaan ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui
untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau
struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian
dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.
2. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
2.1 Toleransi
1) Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda
a) Beda tinggi tekan antara ujung hulu dan hilir mulut aliran harus
selalu kurang dari 5 m.
b) Kecepatan aliran yang masuk melalui ruang antara tidak lebih dari
5 m/dt.
2) Pekerjaan Saluran Pengelak
a) Kecepatan rata-rata umumnya kurang dari 10 m/dt.
b) Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m3
dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK,
batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm
3) Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Konstruksi tanggul harus cukup lebar, biasanya sekitar 15 m.
b) Elevasi puncak minimal 1 m diatas elevasi muka air hulu setelah
penimbunan selesai.
c) Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material
quarry, baik quarry lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton maupun
sebagai batuan urug yang terseleksi yang digunakan dari bongkah
besar dengan berat 1 sampai 5 ton.
4) Pekerjaan Bendung Pengelak
a) Desain limpasan bendung pengelak 1% atau 2 % dari umur
bendungan.
b) Tinggi bendung pengelak semakin bertambah dan sejumlah proyek
sekarang menggunakan tinggi 50 meter sesuai dengan
pertambahan kedalaman kerusakan sungai dan atau sesuai dengan
beda tinggi tenaga 20 atau bahkan 30 meter antara elevasi muka
air maksimum di hulu dan di hilir.
c) Berat volume untuk material kapur (ρ = 2,1) akan 3 kali lebih
besar dari material basalt (ρ = 2,9), atau blok beton (ρ = 2,4) akan
memerlukan 60% lebih berat dari blok granit (ρ = 2,7).
2.2 Persyaratan Bahan
2.2.1. Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat,
lembaran plastik kedap air dan material lain yang biasanya tidak
diperkenankan untuk bendungan permanen.
2.2.2. Pekerjaan Saluran Pengelak
a) Pasangan Batu
(1) Batu
- Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak
dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu
harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah.
- Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat,
batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak
keropos, tidak berpori.
- Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
- Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan
tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih.
- Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5
t/m3 dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30
cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah
salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK dan digunakan bersama-sama
dengan batu belah.
- Terkecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, batu harus memiliki ketebalan yang tidak
kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah
kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu
setengah kali lebarnya.
(2) Pasir
- Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK;
- Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah
organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak
terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam
dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan
batu.
2.2.3. Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Penutupan Sungai Secara Vertikal
- Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah
material quarry, baik quarry lepas yang beratnya 500 kg – 1
ton maupun sebagai batuan urug yang terseleksi yang
digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 sampai 5 ton;
- Material yang digunakan unutk penutupan-penutupan penting
adalah beton, baik yang berbentuk kubus maupun struktur
yang lebih kompleks;
- Berat volume untuk material kapur (ρ = 2,1) akan 3 kali lebih
besar dari material basalt (ρ = 2,9), atau blok beton (ρ = 2,4)
akan memerlukan 60% lebih berat dari blok granit (ρ = 2,7);
- Bentuk kubus akan lebih baik dalam aliran turbulen dan
superkritis dan bentuk kerakal akan lebih baik untuk kondisi-
kondisi lainnya.
b) Penutupan Sungai Secara Horisontal
- Material penutupan horisontal terdiri dari batuan atau beton.
- Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah
material quarry, baik quarry lepas yang beratnya 500 kg – 1
ton maupun sebagai batuan urug yang terseleksi yang
digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 sampai 5 ton;
- Material urugan batu yang diklasifikasi atau blok beton harus
lebih diperketat, sejumlah besar material lebih sesuai untuk
material kuari daripada untuk beton mana yang lebih ekonomis
untuk digunakan blok beton yang besar;
- Pemilihan material berdasarkan elevasi terandah dan tidak
sama dengan elevasi rata-rata;
c) Pekerjaan Bendung Pengelak
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat,
lembaran plastik kedap air dan material lain yang biasanya tidak
diperkenankan untuk bendungan permanen.
2.3 Persyaratan Kerja
2.3.1. Pekerjaan Pengelakan Tahapan Ganda
a) Ujung bendung pengelak yang berhubungan dengan aliran harus
dilindungi dengan urugan batu-batu besar yang berat, bronjong
atau turap pancang berongga atau penuh.
b) Ruang kerja di belakang bendung harus cukup untuk penempatan
alat-alat konstruksi dan jalan masuk.
c) Beda tinggi tekan antara ujung hulu dan hilir mulut aliran harus
selalu kurang dari 5 m.
2.3.2. Pekerjaan Saluran Pengelak
Kekedapan air pada dinding saluran dan lapisan lindung dapat dicapai
dengan menggunakan beton, tetapi dapat juga digunakan bahan lain
(turap, urugan batu, pasangan batu).
2.3.3. Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Konstruksi tanggul harus cukup lebar untuk jalan masuk dan ruang
gerak alat angkut, biasanya sekitar 15 m;
b) Elevasi puncak minimal 1 m diatas elevasi muka air hulu setelah
penimbunan selesai;
c) Menjaga tempat kerja agar senantiasa kering dan menjamin
fasilitas sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk para
pekerja;
d) Penutupan sungai pada sungai landai berpasir atau berkerakal
dapat dilakukan dengan alat keruk kapasitas besar.
2.3.4. Pekerjaan Bendung Pengelak
a) Bendung pengelak dibangun di alur sungai;
b) Desain limpasan bendung pengelak 1% atau 2 % dari umur
bendung;
c) Banjir rencananya sampai pada kisaran minimal 25 tahun;
d) Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin
fasilitas sanitasi cukup tersedia untuk pekerja.
2.3.5. Pekerjaan Pengeringan Pondasi
a) Alat pengeringan rembesan tersedia dalam berbagai jenis dan
dapat dioperasikan dengan baik;
b) Pada penggalian untuk keperluan struktur pondasi sampai ke
bawah muka air tanah, bagian tersebut sebelumnya harus
dikeringkan terlebih dahulu untuk memudahkan proses penggalian;
c) Proses pengeringan harus dilakukan dengan cara yang benar.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran,
drainase dan bangunan. Penyedia harus memasang, memelihara semua
pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi
pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan
sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia bertanggung jawab untuk
memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan air atau
pekerjaan pengamanan.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia harus mendapat
persetujuan Direksi, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air
tersebut supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Daerah
galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua
pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera
dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3.1. Pengelakan Tahapan Ganda
1) Urutan Pekerjaan
Untuk metode pengelak dengan dua tahap, urutannya sebagai berikut:
a) Laksanakan pembangunan bendung pengelak yang biasanya
diperpanjang sampai alur sungai untuk menyediakan ruang kerja
yang kering agar konstruksi bangunan pengeluaran permanen dan
sebagian dari bendung utama dapat dikerjaan, penggalian dapat
dilakukan pada tebing lainnya untuk memperbesar penampang
sungai dan menaikkan kapasitas pengaliran;
b) Bangunan pengeluaran dan sebagian bendungan dibangun pada
lokasi yang kering di belakang bendung pengelak;
c) Bendung pengelak diperbesar dan diperpanjang ke alur sungai
untuk memperbesar lokasi kerja yang kering sebelum aliran sungai
dielakkan ke bangunan pengeluaran permanen;
d) Sebagian atau seluruh bendung pengelak dibongkar sehingga
dapat melalui bangunan pengeluaran permanen;
e) Dibangun bendung pengelak tahap kedua;
f) Bangunan permanen yang belum dilaksanakan dibangun di
belakang bendung pengelak tahap kedua;
g) Penutup sungai hanya berupa penghentian aliran melalui bangunan
pengeluaran.
2) Tahap Pengelakan
Pengelakan terdiri atas dua tahap sesuai dengan SNI 03-6456.1-2000,
sebagai berikut :
a) Pada tahap pertama, bendung pengelak dibangun dari tiap tebing
untuk pelaksanaan pembangkit tenaga listrik dan pintu air
pelayaran.Kecepatan permukaan air yang masuk melalui ruang
antara tidak lebih dari 5 m/dt yang merupakan kecepatan
maksimum yang dapat diterima untuk lalu lintas air di sungai
dengan kapal motor. Tiga bukaan untuk pelimpah dibuat di
belakang bendung pengelak kanan, digunakan untuk pengelak
tahap kedua;
b) Tahap kedua terdiri dari pembuatan bendung pengelak di tengah
alur untuk bangunan pelimpah, bendung pengelak tahap pertama
dibongkar untuk memungkinkan aliran sungai mengalir melalui
bukaan pelimpah dan dua pintu turbin di tebing kanan tempat
stasiun pembangkit tenaga listrik yang dibuat sebelumnya. Pintu
air pelayaran digunakan untuk lalu lintas air pada tahap ini.
3.2. Saluran Pengelak
Saluran pengelak kebanyakan digunakan pada lembah lebar. Saluran
alami atau alur dasar kadang-kadang digunakan, tetapi pada
kenyataannya kasus diperlukan penggalian. Oleh karena kecepatan rata-
rata umumnya kurang dari 10 m/dt dan kebanyakan volume galian
sebanyak 200 m3/setiap m3/det aliran. Apabila ada tipe aliran tidak
memungkinkan untuk dihitung, model hidraulik perlu dibuat. Keadaan
aliran pada bagian masuk dn bagian keluar dengan bagian yang
meruncing menggambarkan belokan tajam dengan resiko gerusan lokal
yang sangat tinggi sesuai dengan SNI 03- 6456.1-2000.
3.3. Penutupan Alur Sungai
Berdasarkan SNI 03-6456.2-2000 pekerjaan penutupan alur sungai adalah
sebagai berikut :
1) Penutupan Sungai Secara Vertikal
Kecepatan penutupan dapat mencapai 1000 ton/jam, tergantung
kapasitas angkut serta jalan masuk. Penyelesaian penutupan yang
tinggi, digunakan beberapa blok yang sangat besar (satu diantaranya
diletakkan ke hulu untuk menenangkan air) yang dirangkai dengan
kabel sehingga akan sangat membantu dalam tahap yang sulit. Kajian
tentang ketersediaan kuari sangat diperlukan guna menentukan
penutupan.
Penutupan sungai mempunyai dua tahapan yang sangat berbeda,
yaitu:
a) Tahap pertama, apabila perbandingan antar kedalaman dan
tekanan air cukup besar, aliran belum mencapai kritis,
kecepatannya yang menyinggung material penutup lebih rendah
dari kecepatan rata-rata di alur sungai. Kepadatan serta lebar
tanggul memerlukan diameter material D yang secara kasar
sepadan dengan 1/3 tinggi tekan air dan dapat dikurangi menjadi
¼ jika material yang dapat diterima hanya sedikt atau untuk beda
tekan yang kecil.
b) Tahap kedua atau tahap terakhir penutupan kondisi kritis akan
muncul dan tidak dapat dihindarkan. Biasanya kondisi kritis terjadi
pada saat ujung timbunan mendekati penyambungan. Untuk
mempertahankan tampang melintang yang tetap dengan
menggunakan material yang jauh lebih besar atau tetap dengan
menggunakan material kecil dengan memperkenankan banyak
butir yang hilang. Pada penutupan kecil (1,5 m sampai 2 m) dapat
dihemat banyak material jika material penutupan (yang dibatasi
sampai beberapa ratus m3) ditempatkan bulldozer dalam beberapa
menit. Selama tahap akhir atau ketika aliran kritis terjadi dalam
tahap pertama, perilaku material akan serupa dengan
dipergunakan sebagai pelindung pemecah gelombang.
Penggunaan dua tanggul mengakibatkan tekanan air hampir selalu
terbagi dua pada masing-masing tanggul. Penutupan ganda lebih
mudah dilaksanakan dibandingkan dengan penutupan tunggal.
2) Penutupan Sungai Secara Horisontal
Penutupan dilakukan dengan membuat tanggul secara merata dan
serentak melintang sungai. Untuk meletakkan material secara serentak
diperlukan peralatan khusus, umumnya terdiri dari jembatan, jembatan
layang, derek kabel (untuk blok sampai 10 ton atau lebih), atau ban
berjalan atau kapal keruk (untuk material ukuran kecil). Tahapan
penutupan secara horisontal adalah sebagai berikut :
a) Pada tahap pertama penutupan, ukuran material ditentukan oleh
tinggi tekan air.
b) Pada tahap akhir, ukuran material ditentukan oleh debit per aliran
per meter pada lereng downstream.
c) Pada tahap pertengahan (yang biasanya paling sulit), ditentukan
oleh kedua parameter yaitu oleh tinggi tekan air dan debit per
eliran per meter serta produk yang dihasilkannya misalnya energi
per meter.
Ukuran material yang diperlukan dapat diperkecil dengan membuat
penutupan alur sebesar mungkin agar dapat mengurangi debit aliran
per meter sehingga energi maksimum dapat berkurang.
Pekerjaan penutupan alur sungai mengacu dan berpedoman pada.
3.4. Pekerjaan Bendung Pengelak
Berdasarkan SNI 03-6465.2-2000 pembuatan bendung pengelak dapat
terbuat dari urugan batu atau urugan tanah. Bendung urugan batu
dengan membran di hulu hampir tidak pernah digunakan karena
pemasangannya memakan waktu yang sangat lama dan kesulitan dalam
pelaksanaan kaki pondasi hulu untuk membran. Penempatan inti lempung
atau urugan dengan spesifikasi dan pemeriksaan kadar air yang tepat
akan mengalami kesulitan jika harus dikerjakan dalam waktu singkat.
Untuk mencapai kekedapan pada bendung pengelak urugan sedang
sampai tinggi dilakukan sebagai berikut :
a) dengan inti lempung dipasang di bawah air sebagaimana kebanyakan
materialmaterial transisi dan urugan.
b) dengan diahpragma sentral yang dibangun di tempat kering atau di
bawah air selama atau setelah pengurugan.
Dinding turap pancang dapat dihubungkan dengan batuan dasar di
tempat kering atau sebagai alternatif di dalam air (kemungkinan
dilengkapi dengan grouting).
3.5. Pekerjaan Pengeringan Pondasi
Penyedia sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala
jenis pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan
pengeringan rembesan pada berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk
menjaga agar pondasi bebas dari air, sesuai dengan ketentuan konstruksi
untuk setiap jenis pekerjaan.
Metoda yang digunakan Penyedia untuk memindahkan air dari galian
pondasi akan bergantung pada persetujuan Tenaga Ahli atau Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
Pada penggalian untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah
muka air tanah, bagian tersebut sebelumnya harus dikeringkan terlebih
dahulu untuk memudahkan proses penggalian.
Proses pengeringan harus dilaksanakan dengan cara yang benar,
sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan daya dukung pondasi,
mempertahankan kestabilitasan pada kaki galian, menghasilkan kegiatan
konstruksi yang bebas dari genangan air, dan menghasilkan pondasi yang
kering sehingga ikatan yang baik antara pondasi dengan material
timbunan kembali.
Penyedia perlu mengontrol saluran pembuang di sepanjang galian
pondasi atau di tempat-tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi
limpasan air.
4. PENGENDALIAN MUTU
4.1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh Direksi, penerimaan bahan
dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan
Persyaratan Bahan Pada Pekerjaan dewatering.
Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan
pengeringan (dewatering) dengan alat pompa, Penyedia harus
mengajukan rencana kerja lengkap yang memuat metode, tahap-tahap
pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan persetujuan
Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pembangunan.
Penyedia harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
pembangunan dan menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan
siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya
kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air,
pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang
dapat disetujui oleh Direksi.
Penyedia harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan
cukup dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
4.2. Kondisi Cuaca
Dalam pelaksanaan pekerjaan dewatering harus dilakukan pada saat
musim kemarau atau tidak terjadi hujan.
5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
5.1 Pengukuran
Kuantitas pekerjaan dewatering diukur berdasarkan biaya tenaga kerja,
peralatan dan meterial digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Biaya
tenaga Keja meliputi keterlibatan tenaga, tukang dan mandor. Biaya
peralatan dihitung berdasarkan biaya sewa peralatan atau pembelian.
Biaya material dihitung berdasarkan volume pekerjaan yang dilakukan.
5.2 Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan, penanganan, perawatan, semua tenaga kerja
dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu
dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan
yang diuraikan dalam Bagian ini.

Kode Satuan
No Uraian
AHSP Pengukuran
1 D.01.a. Kistdam pasir/tanah dibungkus karung Buah
plastik bagor 43 cm x 65 cm
Kerangka kayu untuk 1 m3 kistdam
2 D.02. Meter kubik
3 D.04. pasir/tanah ukuran 43 cm x 65 cm Jam
Pengoperasian per-jam pompa air diesel
daya 5 kW dengan suction head maks. 3
m dan discharge head maks. 20 m
(kapasitas 0,5 m3/s pada suction head 1
m dan dischargehead 10 m)
VI. BAB VI. PEKERJAAN PINTU

1. RUANG LINGKUP
Pekerjaan ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing,
pengecatan, pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
2. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
2.1. Toleransi Dimensi
1) Pekerjaan besi/baja
a) Batang sambungan geser (struts)
Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari
masing-masing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm,
dipilih yang lebih besar.
b) Permukaan yang Dikerjakan dengan Mesin
Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan
mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat
dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m
(1) Diameter Lubang
Lubang pada elemen utama : +1,2 mm - 0,4 mm
Lubang pada elemen sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm
(2) Alinyemen Lubang
Elemen utama, dibuat di bengkel : ± 0,4 mm
Elemen sekunder dibuat di lapangan : ± 0,6 mm
c) Pelenturan Alat Angkat maksimum permukaan terhadap permukaan
teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3
(tiga) meter
2) Pekerjaan Kayu
Penyimpangan penampang balok kayu tidak boleh lebih dari dari + 5
mm untuk setiap panjang balok 2.00 meter
3) Pekerjaan Pengelasan.
Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran
bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali
ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm untuk material yang
tebalnya lebih besar 12 mm
2.2. Persyaratan Bahan
1) Pekerjaan Daun Pintu
a. Pelat Baja.
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan
SNI 03-6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan
bangunan dari besi/baja
b. Kayu.
Jenis kayu Jati atau Merbabu kelas 1 dan memenuhi ketentuan NI-5
PKKI 1961 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)mengacu pada KP-
09, Kementerian Pekerjaan Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Direktorat Irigasi dan Rawa 2013.
Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm,
100 mm dan 120 mm.
Kayu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan
kekuatan lentur yang pengujian sesuai SNI 03–3959–1995, Metode
Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium dan persyaratan
pengujian kuat Tekan sesuai SNI 03–3958–1995, Metode Pengujian
Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan sebelum dipasang harus
diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03–3233–1009, Tata Cara
Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.
2) Pekerjaan pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur
maupun kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun
yang terbuka agar tahan terhadap cuaca harus dicat dengan “coaltar
epoxy resin”, Pengecatan Komponen tersebut harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 06 – 6452 – 2000, Metode Pengujian cat
bitumen sebagai lapis pelindung
3) Pekerjaan alat angkat
a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur
penggerak yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada
balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan
memegang pintu;
b) Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat
batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur ( sponning) harus
memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002 Spesifikasi Bahan
bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja;
c) Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air
pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata.
Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis
harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga)
meter.
2.3. Persyaratan Kerja
1) Daun Pintu
a) Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama
penyekat dan komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan
harus sesuai dengan Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi
bersih daun pintu;
b) Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini
maka Penyedia harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;
c) Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat
pintu air adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2
(dua) milimeter;
d) Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran
korosi 2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus
kurang dari 1/800 bentang pada beban maximum;
e) Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan
baut, mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya
dengan cara divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik pada
sambungan harus lebih besar dari 50% (lima puluh persen) pada
bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian sehingga
dapat menahan air dengan baik.
2) Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu,
kerangka atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain
yang diperlukan pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan
memudahkan operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu tidak
dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh Penyedia dengan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
a) Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka
ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya – gaya
yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan.
b) Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan
maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang
dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter.
Permukaan harus dikerjakan dengan mesin dan diperkeras untuk
memberikan perlindungan terhadap keausan.
c) Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus
mendukung pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu
menahan beban pengangkat.
3) Stang
a) Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara
manual dan tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka
pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu. Stang
harus terdiri dari peralatan mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur
penggerak, roda gigi, handel pemutar dan komponen lain yang
memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang harus
direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi.
Jika konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini,
maka harus dibuat oleh Penyedia dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
b) Peralatan Mekanis, meliputi :
(1) Tumpuan/bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar
(2) Roda gigi reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari
brons pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja
tempa. Roda gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap
gerakan. Roda gigi harus mempunyai “rumah” yang dapat
dilepaskan untuk memudahkan pelumasan.
(3) Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian
dan pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian
kedudukan pintu dilapangan.
(4) Ulir Pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain
yang disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat
yang dapat dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri
dari penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai
penguat.
(5) Tongkat Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.
(6) Handel Operasi Manual
Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual
yang dapat mengangkat beban penuh sebagaimana
direncanakan. Gaya untuk memutar alat harus lebih kecil dari 15
(lima belas) kilogram.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan
tegangan rencana, yang meliputi :
1) Beban rencana
a) Pintu
Pintu harus direncanakan dengan kondisi beban sebagai berikut :
(1) Beban air
Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada
gambar.
(2) Beban – beban lain
(3) Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang
akan terjadi pada saat awal, menaikkan atau menurunkan
pintu.
b) Rangka Pintu
Beban – beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan,
beban karet sekat dan semua beban lain yang diakibatkan
pengoperasian pintu dan perangkat. Rangka pintu harus mampu
meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau pasangan
batu kali pada bangunan.
c) Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu pada setiap posisi di antara
keadaan pintu tertutup dan pintu terbuka penuh. Ketinggian
pengangkatan harus seperti pada gambar. Kapasitas rata – rata
pengangkat, tongkat ulir harus mampu menaikkan atau
menurunkan pintu pada kombinasi yang paling membahayakan.
2) Tegangan Rencana
a) Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja
haruslah sebagai berikut :
Batang Baja Tegangan Izin
- Tegangan Tarik 1200 kg/cm2
- Tegangan Desak 1200 kg/cm2
- Tegangan lentur 1200 kg/cm2
- Tegangan Geser 700 kg/cm2

Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan


50% (lima puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban
normal. Tegangan ekivalen yang diakibatkan kombinasi tegangan
biaxial atau triaxial tidak boleh melebihi tegangan ijin diatas.
Bagaimanapun juga tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi
90% (sembilan puluh persen) dari tegangan maksimum material
yang digunakan. Tebal pelat baja untuk pekerjaan pintu adalah
minimum 6 (enam) mm. Modulus kelangsingan atau faktor tekuk
pada kerangka baja desak utama harus kurang dari 159 dan pada
baja lainnya harus kurang dari 240.
b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban
normal atau kondisi beban rata – rata harus direncanakan
berdasarkan angka keamanan terhadap tegangan batas bahan
yang digunakan, sebagai berikut :
Angka Keamanan bagi tegangan
Bahan Tarik dan Tarik dan
Tarik
Desak geser
- Baja untuk generator atau 5,0 5,0 8,7
yang dilas
- Baja karbon tempa 5,0 5,0 8,7
- Baja karbon untuk 5,0 5,0 8,7
konstruksi mesin
bangunan
- Baja Batang tahan karat 5,0 5,0 8,7
- Baja karbon tuang 5,0 5,0 8,8
- Besi tuang 10,0 3,5 10,0
- Brons tuang 8,0 8,0 10.0

c) Tegangan Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50
kg/cm2 dan tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5
kg/cm2, tegangan desak yang diijinkan pada pasangan batu kali
tidak lebih dari 15 kg/cm2.
3.2. Perakitan dan Pengujian di Bengkel
1) Pintu dan Rangka Pintu
Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat
perakitan, pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan
ketepatan posisinya. Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang
ditemukan harus dikoreksi dengan tepat. Seal karet harus tepat pada
posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka sponing, balok atas dan
balok ambang pada rangka pintu harus diperiksa kelurusannya. Semua
ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu harus
diperiksa dan setiap kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang
ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari
selama perakitan dan pengangkutan.
2) Stang
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa
kehalusan permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk
menjamin bahwa semua kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan
tidak ada kesalahan yang terjadi pada setiap gerakan peralatannya.
Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua pelumas dengan
gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak
tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian
diulang kembali.
3.3. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan
1) Rangka Pintu
- Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti
gambar yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan
toleransi yang diizinkan. Letak baut atau perlengkapan lain harus
dipasang pada rangka pintu dengan posisi yang tepat.
- Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga
pada saat beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika
diperlukan untuk menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi
dengan penjepit tambahan.
- Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada
permukaan yang tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
Pengecoran tidak diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap
dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran
dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika
terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.
2) Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui.
Pintu–pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang
diizinkan.
3) Pengangkat
a) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan
lubang oli harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok
yang akan disetujui. Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus
diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap dengan perlengkapannya,
harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui.
Pengangkatan harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan
alat pengangkat pintu.
b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan
dengan pintu, pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa,
sesudah selesai pemeriksaan tersebut, mur penggerak
dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest dandistel
sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau
ketidak tepatan operasi yang ditemukan selama pengujian harus
diperbaiki dan prosedur pengujian diulang kembali.
4) Pengecatan
a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK;
b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan
petunjuk pengecatan dari pabrik;
c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara
dan peralatan yang disarankan dari pabrik;
e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang
dari 1 (satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi
pekerjaan;
f) Penyedia harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di
lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;
g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada
permukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga
kekentalannya agar seragam selama dipergunakan;
h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan
logam yang suhunya kurang dari 10°C;
i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban
selama pengecatan;
j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan
permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih
dahulu seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;
l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK;
m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus
dilaksanakan pada bagian–bagian dibawah ini :
(1) Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu
kecuali yang ada diatas permukaan tanah.
(2) Semua daun pintu
(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan
sesuai SNI 06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen
sebagai lapis pelindung
(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan,
kecuali yang disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu)
lapis cat dasar dan 4 (empat) lapis cat “ chlorinated rubber”
atau yang sekualitas. Tebal total lapisan tersebut termasuk
cat dasar harus 0,15 – 0,20 milimeter. Semua peralatan harus
dicat sesuai dengan standar pabrik.
(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup
yang tampak selama pengangkutan atau selama menunggu
pemasangan harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang
mudah larut dalam bensin agar tidak berkarat.
5) Pengelasan
a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan
pemasangan pintu dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga
dengan cara las lindung busur metal atau las busur otomatis;
b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia, jika diperlukan
oleh standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan
tegangan listrik selama pengelasan berlangsung;
d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan
mesin harus di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum
ketentuan lain;
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran
minimum batang las 4,5 mm;
f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam
yang baik dan daerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik”
untuk menyakinkan bahwa cacat telah benar terhapus sebelum
dilakukan perbaikan las;
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces
of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels.
6) Pekerjaan Alat Angkat
a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur
penggerak yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang
pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan
dan memegang pintu;
b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut,
tongkat batang penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi,
reduksi, tumpuan/bantalan, maupun rangka alur ( sponning) harus
memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002 Spesifikasi
Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja);
c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air
pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata.
Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis
harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga)
meter;
d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir
dan bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka
ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya–gaya
yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan.
4. PENGENDALIAN MUTU
4.1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan
dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan (berlaku untuk semua jenis pekerjaan).
4.2. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan (berlaku untuk semua
jenis pekerjaan)
5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
5.1. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang
pada bangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya
pemasangan.
5.2. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan
harga satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran
Biaya, mencakup biaya–biaya pengadaan material, pengangkutan,
penurunan, pemotongan, finishing, pengecatan semua bahan, upah
pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat
keras yang diperlukan termasuk besi beton dan lain – lain.

Kode Satuan
No Uraian
AHSP Pengukuran

1 H.01 Pintuangkat L: 200mm; H1:500mm dan TR Buah


: 1050mm
Pintusorongkayu L: 1500 mm; H1:3000mm
2 H.02 Buah
dan TR : 3080mm
Pintusorongkayu L: 1500 mm; H1:3000mm
3 H.03 dan TR : 3080mm Buah
VII. BAB VII. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. RUANG LINGKUP
Pekerjaan Lain-lain adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik
sebelum, selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak. Item
pekerjaan yang termasuk / dimasukan dalam pekerjaan ini mencakup Mobilisasi
dan Demobilisasi, Pekerjaan Kayu, Pekerjaan Besi, pengecatan, tulangan Dowel,
Pengisian sambungan Elastik, Pekerjaan Pipa PVC, Pekerjaan Bongkar Struktur,
Pembuatan papan nama pekerjaan, Keamanan, Kesehatan dan perlindungan
terhadap kebakaran, Gambar teknis, Dokumentasi, Pelaporan Pelaksanaan
Pekerjaansebagaimana yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1. MobilisasidanDemobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan
yang berhubungan dengan investigasi lapangan, sewa lahan direksi
keet,pekuatan jalan yang dilalui, transportasi peralatan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia harus sudah bisa
memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan
untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan
telah selesai. Penyedia harus menyiapkan dan menyerahkan rencana mobilisasi
peralatan yang akan dipergunakan, termasuk rencana demobilisasinya.
Sebelum dilaksanakan, rencana ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi. Penyedia harus meminta persetujuan Direksi terlebih dahulu atas
setiap perubahan pada Jadual peralatan yang telah dimasukkan dalam
penawaran. Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi adalah Lumpsum.
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi meliputi Pekerjaan sebagai berikut
2.1.1. Pembuatan Direksi Keet
Tetapkan letak direksi keet, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan.
Hendaknya diperhatikan juga lingkungan sosial yang ada.Direksikeet berfungsi
sebagai tempat untuk pengendali suatu proyek selain itu juga Direksi keet juga
dipergunakan untuk menempatkan gambar-gambar teknis dan contoh-contoh
material yang digunakan dalam proyek pekerjaan konstruksi. diantaranya
seperti Portaland Cement, Pasir, Batu, kayu, seng, semen, paku, engsel
dll. Ukuran dari pada direksi keet, tergantung dari pada besarnya pekerjaan,
yang terpenting dari direksi keet adalah ada ruang untuk Direksi, pelaksana
lapangan dan meja rapat untuk mengadakan pertemuan apabila ada pekerjaan
yang tidak di mengerti oleh pelaksana.
Apabila tidak dimungkinkan sewa lahan di lapangan untuk direksi keet dan
gudang, maka penyedia jasa diperbolehkan menyewa bangunan atau rumah
yang ada di sekitar lokasi pekerjaan sebagai pengganti direksi keet dan
gudang.
```````````
2.1.2. Pembuatan Jalan Sementara dan Pemeliharaan Jalan Desa
Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan konstruksi maka perlu dibuat jalan
yang sifatnya dipakai sementara selama pelaksanaan kontrak. Penyedia harus
sudah bisa membuat rencana jalan sementara sesuai dengan kondisi lapangan.
Disamping itu jalan-jalan yang sudah ada baik berupa jalan desa yang akan
dipergunakan oleh Penyedia selama pelaksanaan kontrak, terlebih dahulu harus
mendapat izin penggunaan dari aparat / pemilik jalan tersebut, dan kondisi
jalan harus terpelihara dengan baik. Segala biaya yang diperlukan untuk
pembuatan jalan sementara maupun pemeliharaan jalan desa selama masa
kontrak harus sudah diperhitungkan dalam item pekerjaan ini. Satuan
pembayaran yang diterapkan adalah biaya Lumpsum.
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan
setempat yang ada yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan
dengan daerah proyek.
Penyedia hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki
dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutan, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan
yang dimaksudkan Penyedia untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan
jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak
mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu
pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Badan Swasta
bila diperlukan.
Penyedia dapat menggunakan tanah yang ada dengan sepengetahuan Pejabat
Pembuat Komitmen / PPK untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja,
apabila Penyedia membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
Dalam hal ini Penyedia diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi
jauh sebelumnya, sehingga rencana kompensasi tanah dapat dilakukan.
Pejabat Pembuat Komitmen / PPKtidak bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia
selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi
harus dikerjakan oleh Penyedia atas bebannya sendiri dan harga untuk semua
pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan jalan sementara ini mengacu pada
SNI- 03-2843-1992 : tentang Tata Cara Pelaksanaan Survey Kondisi Jalan
Tanah/Kerikil.
2.1.3. Jalan Penghubung Sementara dan Jalan Inspeksi
a) Jika tidak terdapat jalan penghubung untuk mencapai lokasi pekerjaan,
Penyedia harus membuat dan memelihara jalan penghubung sementara
kearah lokasi tersebut pada tempat yang disetujui Direksi. Penyedia juga
harus membuat fasilitas yang diperlukan untuk melintasi sungai, aliran atau
jalan air yang ada atau harus memperbaiki dan memperkuat suatu fasilitas
yang ada untuk digunakan menuju lokasi pekerjaan, jika diperlukan.
b) Penyedia boleh menggunakan jalan umum, jalan desa dan jalan inspeksi
pada saluran yang ada atau saluran baru atau saluran pembuang dengan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Dalam hal ini, Penyedia
harus membayar pembuatan, pemeliharaannya dan perbaikannya
berdasarkan perjanjian bersama antar Penyedia. Direksi atau Pemberi
Tugas tidak akan menerima tuntutan terhadap pemakaian bersama pada
jalan penghubung yang dibuat oleh Penyedia.
2.1.4. Laboratoriumdan alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratorium bahan dan alat pengujian
lapangan adalah sebagai berikut:
i. Penyedia di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium. Pengujian dilakukan oleh laboratorium yang ditunjuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
ii. Penyedia harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol
material pelaksanaan dan tanah.
iii. Paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat perintah mulai
kerja, Penyedia harus menyerahkan jadual pengujian kepada Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK untuk mendapatkan persetujuannya. Jadual
pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian
pemadatan tanah triaxial dan pengujian alat – alat laboratorium yang akan
dipakai.
2.1.5. Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia
Penyedia harus menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan
sementara seperti kantor, gudang, bengkel, dan memindahkan bangunan
sementara lainnya setelah selesai pekerjaan.
Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, Penyedia harus menyediakan sebuah
bangunan (bisa sewa) dilengkapi dengan peralatan secukupnya serta satu toilet
dan kamar mandi untuk keperluan diatas.
2.1.6. Bangunan Sementara untuk Perumahan, Brak, Staf dan Tenaga Penyedia
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana pekerjaan atau Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK, Staf Penyedia dan Sub Penyedia akan berada
termasuk perabot, penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir,
tempat buangan dan akomodasi yang bersifat sementara. Sekurang –
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan pekerjaan ini Penyedia harus
mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan termasuk fasilitasnya kepada
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
2.1.7. Air Kerja
Penyedia harus menyediakan / membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia, pekerja, laboratorium, bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan.
2.1.8. Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia harus membuat Jaringan Listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan
pengarahan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK dan kemudian membongkar
semua fasilitas listrik sementara yang ada antara lain : generator, kawat, alat-
alat penyambung dan lain sebagainya.
2.2. Pekerjaan Kayu
Penyedia harus menyediakan tempat yang tahan terhadap cuaca. Material kayu
harus disimpan di atas ganjal kayu agar tidak terkena langsung dengan tanah
sepanjang waktu penyimpanan.
2.2.1. Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu harus
ditumpuk dan disusun sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung dan
diletakkan pada tempat yang sudah disediakan dan sesuai dengan persyaratan.
Apabila material kayu tersebut berupa kayu bundar, maka harus disusun
sedemikian rupa sehingga setiap batang beban dari batang yang berdampingan
dengan jarak tidak kurang dari 7,5 cm. Demikian juga balok kayu bentuk
persegi harus disusun seperti kayu bundar atau disusun tegak lurus terhadap
lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpuan pada jarak tertentu
untuk mencegah perubahan bentuk kayu.
 Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dengan kayu yang
berdampingan dengan jarak horizontal minimal 2,5 cm.
 Pengerjaan Kayu
Pekerjaan pelaksanaan struktur kayu ini sesuai dengan Gambar
Rencana dengan hasil akhir sesuai dengan persyaratan. Dalam hal
pemotongan, pengetaman, penyambungan tidak tertera atau tidak
disyaratkan, maka perlu diusulkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK untuk menentukannya.
2.2.2. Sambungan
Semua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar diperoleh sambungan
yang cocok tanpa menggunakan pasak atau pengikat. Kecuali disyaratkan lain
atau tertera pada Gambar Rencana, maka bagian kayu struktur tidak boleh
disambung untuk seluruh panjangnya, ujung-ujung balok kayu harus dipotong
tegak dan untuk bidang kontak harus saling berhubungan dengan baik.
Semua lubang-lubang baut dan lubang-lubang penyambung lain dilaksanakan
dengan bor dengan ukuran yang sesuai dan teliti. Semua lubang pen dan
sambungan-sambungan kayu dibentuk sehingga sambungan menjadi rapat.
Lubang-lubang untuk baut harus dibor dengan mata bor yang mempunyai
diameter 1,5 mm lebih besar dari diamater baut, kecuali lubang baut untuk
lantai jembatan yang mempunyai diameter lubang sama dengan diameter baut
yang digunakan.
1) Sambungan dengan Pelat Besi
i. Kecuali disyaratkan lain pada Gambar Rencana, semua baut, strip,
paku, pelat, cincin baut dan lain-lain pekerjaan besi harus terbuat dari
baja lunak (mild steel).
ii. Semua pekerjaan besi setelah fabrikasi dan sebelum dikirim ke lokasi
pekerjaan, harus digosok dan dibersihkan dan dimasukkan dalam
minyak “linseed” dalam keadaan panas atau bahan lain yang telah
disetujui.
iii. Baut harus mempunyai bentuk kepala baut yang sesuai, persegi atau
bundar, dengan aur persegi, dengan panjang ulir minimum 4 kali
diameter baut. Semua mur harus pas betul tanpa toleransi.
iv. Panjang baut yang tertera pada Gambar Rencana hanya merupakan
ukuran perkiraan, dan Penyedia harus menyediakan baut-baut dengan
panjang yang cukup sesuai dengan kondisi di lapangan.
v. Ujung baut tidak boleh lebih dari setengah kali diameter lebih panjang
dari mur, apabila berlebihan maka kelebihan panjang itu harus
dipotong.
vi. Cincin baut persegi harus digunakan di belakang semua mur dan baut,
kecuali dalam hal kepala baut terbenam pada permukaan kerb, gelagar
dan papan lantai jembatan. Di mana kepala baut harus dipasang
terbenam pada lubang persegi atau bundar, maka cincin baut tidak
digunakan.
vii. Semua tempat dimana kepala baut terbenam harus diisi padat dengan
campuran aspal pasir untuk mencegah masuknya air ke dalam lubang
tersebut.
2.3. Pekerjaan Besi
2.3.1. Umum
Pekerjaan–pekerjaan besi tersebut dibedakan dalam 5 (lima) tipe berikut ini
:
i. Pekerjaan Besi Struktur
 Pipa bagi Galvanis
 Pekerjaan–pekerjaan besi yang tertanam, pelat dan angker pintu–
pintu pada beton.
ii. Stang kunci gate valve
iii. Pipa Gavanis untuk pagar pengaman
iv. Perletakan dan construction joint pada jembatan
v. Pekerjaan–pekerjaan besi yang lain selain pada jembatan
Tidak disediakan gambar detail lebih lanjut tentang pekerjaan–pekerjaan
besi selain yang terlampir dalam dokumen tender. Penyedia harus
mengerjakan rencana yang diperlukan dan menyiapkan gambar–gambar
kerja yang lengkap, pelaksanaan dan pemasangan semua pekerjaan besi
sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang disediakan disini atau mengikuti
petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
Gambar yang dibuat Penyedia harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, sebelum memulai pekerjaan tersebut. Setiap pelaksanaan
yang dilakukan sebelum adanya persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK atas gambar tersebut, adalah menjadi resiko Penyedia.
2.3.2. Pengelasan
Semua penjelasan, kecuali ada ketentuan lain, harus dikerjakan sesuai
dengan “Code for Arc and Gas Welding in Building Construction ” uraian
pekerjaan perapan las dan prsedur pengelasan yang diusulkan harus
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK sebelum pelaksanaan
pengelasan dimulai. Contoh–contoh pengelasan harus disiapkan oleh setiap
tukang las, sebelum memulai pekerjaan pada bangunan dan selama
pelaksanaan sesuai dengan yang diperlukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK. Tidak ada satupun pengelasan bangunan diijinkan Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK menyetujui prosedur pengelasan, kemampuan
tukang las dan pengujiannya.
2.3.3. Lapis Galvanis
Semua pekerjaan besi yang terletak diluar harus dicat atau digalvanis.
Galvanis harus merupakan hasil proses pencelupan panas, dan untuk
semua bagian selain kawat baja, harus mempunyai ketebalan selimut seng
tidak kurang dari 550 gram per meter persegi dan harus mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Tidak boleh ada pengaruh
mekanis yang akan dilakukan perkuatan tersebut.
Semua pengeboran, pemukulan, pemotongan, pembersihan semua kotoran
dan penyikatan pada semua bagian harus sudah selesai sebelum
digalvanis. Permukaan–permukaan yang berhubungan dengan minyak tidak
boleh digalvanis.
2.3.4. Pekerjaan Besi untuk Bangunan
a) Pipa Baja Gavanis untuk Saringan Batu
 Penyedia harus memasang pipa–pipa galvanis pada bagian depan
pintu pengambilan, bangunan penguras atau pada lokasi lain sesuai
dengan perencanaan seperti tertera pada rencana, atau petunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, susunan pipa ini berfungsi
sebagai saringan batu.
 Uraian pekerjaan penerapan las dan prosedur pengelasan yang
diusulkan harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
sebelum pelaksanaan pengelasan dimulai. Contoh–contoh
pengelasan harus disiapkan oleh setiap tukang las, sebelum
memulai pekerjaan pada bangunan dan selama pelaksanaan sesuai
dengan yang diperlukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
Tidak ada satupun penjelasan bangunan diijinkan Direksi
menyetujui prosedur pengelasan, kemampuan tukang las dan
pengujiannya.
b) Lapisan Galvanis
Semua pekerjaan besi yang terletak diluar harus dicat atau digalvanis.
Galvanis merupakan hasil proses pencelupan panas, dan untuk semua
bagian selain kawat baja, celupan panas, dan untuk semua bagian
selain kawat baja, harus mempunyai ketebalan selimut seng tidak
kurang dari 550 gram per meter persegi dan harus mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Tidak boleh ada
pengaruh mekanis yang akan dilakukan perkuatan tersebut.
Semua pengeboran, pemukulan, pemotongan, pembersihan semua
kotoran dan penyikatan pada semua bagian harus sudah selesai
sebelum digalvanis. Permukaan–permukaan yang berhubungan dengan
minyak tidak boleh digalvanis.
c) Pekerjaan Besi yang Tertanam
Pekerjaan besi yang tertanam pada bagian–bagian konstruksi beton
untuk pemasangan pintu–pintu harus dilaksanakan sesuai gambar atau
petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK oleh Penyedia. Semua
material yang dipergunakan pada pekerjaan besi yang tertanam dalam
beton harus berkualitas tinggi yang dapat diterima Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
d) Tangga Besi
Tangga besi harus disediakan dan dipasang pada bendung dan
bangunan lain sesuai gambar atau petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK. Tangga besi terbuat dari besi bulat diameter 19. Besi
bulat tersebut harus memenuhi spesifikasi besi tulangan beton dan
material lainnya yang digunakan harus berkualitas tinggi yang telah
disetujui Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
Tangga besi dipasang pada permukaan tegak atau miring dari
bangunan seperti terlihat pada gambar.
e) Pipa Galvanis untuk Pagar Pengaman dan sebagainya
Penyedia harus menyiapkan dan memasang pipa galvanis untuk pagar
pengaman jembatan, gorong–gorong dan jembatan pelayanan pada
bagian penguras bendung, intake, pinggiran dinding tembok tegak,
pintu pengambilan dan pada tempat–tempat yang ditunjukkan dalam
gambar rencana atau ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Pipa
tersebut harus dijamin baru dan berkualitas tinggi.
Semua pipa besi terpasang sesuai gambar. Penjelasan pipa besi hanya
dikerjakan bilamana ditentukan dalam gambar atau mengikuti petunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Setelah pipa terpasang dengan
lengkap, permukaan yang terbuka harus dicat.
f) Expansion Joint pada Jembatan
Expansion joint harus dipasang pada tempatnya antara pelat jembatan
dan kepala jembatan seperti terlihat pada gambar. Expansion joint
pada jembatan harus dilaksanakan sesuai standar yang dibuat oleh
Bina Marga.
2.4. Pengecatan
a) Semua cat dan bahan lainnya untuk pengecatan permukaan besi yang
kelihatan pada bangunan dan pekerjaan kayu, kecuali untuk pintu air dan
pelengkapnya, harus disediakan oleh Penyedia dan digunakan berdasarkan
anjuran pabrik untuk pengecatan pada lokasi khusus. Kualitas cat dan
bahan lainnya harus mendapat persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
b) Cat dasar harus dengan warna khusus yang disetujui Direksi Pekerjaaan.
Setiap pengecatan harus dilakukan pada permukaan yang bersih dan kering
pada kelembaban dan suhu udara tertentu dimana penguapan pada
permukaan yang dicat lebih besar dari pengembunan.
c) Permukaan yang telah dibersihkan atau dipersiapkan harus segera dicat
dasar secukupnya, bila perlu mengasarkan permukaan yang telah disiapkan
lebih dahulu.
d) Tidak boleh dilakukan pengecatan pada permukaan yang terlalu panas bila
cat yang digunakan dari jenis yang boleh kena panas. Agar permukaan
yang dicat tetap dingin harus dikerjakan ditempat teduh dan dilindungi dari
panas yang berlebihan hingga cukup kering, agar tidak retak atau melepuh.
e) Pekerjaan kayu dan logam yang dicat harus diampelas secara hati–hati,
dengan cara yang sama pada setiap akan melapisi cat berikutnya. Setelah
24 jam lewat dilakukan pelapisan cat berikutnya, atau cara lain yang
ditentukan secara khusus oleh pabriknya. Untuk penyempurnaan
pengecatan Penyedia harus menghilangkan bintik - bintik cat dan harus
melakukan perbaikan atau pengecatan ulang atas pekerjaan yang tidak
sempurna. Pengecatan permukaan bagian luar (diluar) harus dilindungi dari
pengaruh cuaca sampai cat tersebut benar – benar kering dan mengeras.
f) Pekerjaan kayu yang akan dicat harus diampelas dengan ampelas kayu,
dilicinkan dan dimeni. Semua lubang, retakkan dan celah–celah harus
ditutup lebih dahulu dengan dempul. Setiap sambungan kayu harus dicat
dasar sebelum dirakit. Setelah pendempulan, seluruh pekerjaan kayu harus
dicat dasar kemudian dilanjutkan dengan cat akhir sesuai petunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
g) Pengecatan besi dan pekerjaan logam, kecuali pintu–pintu air dan
pelengkapnya khusus di atas, harus dilakukan mengikuti prosedur sebagai
berikut, tergantung dari letaknya :
- Untuk bagian yang Tercelup Didalam Air
Pembersihan dengan sand blasting harus dikerjakan untuk memperoleh
logam putih bersih bebas dari serpihan, karat dan kotoran lainnya
menurut keinginan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Lapisan pertama
pengecatan yang sudah disiapkan harus dilakukan pada permukaan
yang sudah dibersihkan, jangan lebih lama dari 4 (empat) jam setelah
pembersihan.
- Untuk Bagian yang Tidak Tercelup Didalam Air
Permukaan besi dan logam, selain besi tulangan beton yang harus
dipasang didalam beton atau pekerjaan lain, harus dicat dasar dipabrik
dan harus disikat dengan sikat kawat secara sempurna agar bebas dari
karat segera sebelum dipasang.
2.5. Tulangan Dowel
a) Tulangan dowel dipasang pada contraction joint seperti tercantum pada
gambar atau sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Tulangan
dowel adalah berupa batang baja polos yang lurus dan memenuhi syarat.
b) Setelah panjang tulangan penyambung harus ditutup dengan selang PVC
atau pipa lain dengan bahan yang disetujui untuk mencegah ikatan dengan
beton. Harus dipasang pada jarak-jarak sesuai gambar atau petunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK. Bagian setengahnya harus direkatkan
pada beton dengan kuat.
2.6. Pengisi Sambungan Elastik
- Expansion joint yang terlihat pada gambar atau lokasi lain yang disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK harus diberi bahan pengisi. Penyedia
harus menyediakan semua material, pekerja dan peralatan yang
diperlukan. Pengisi sambungan elastik harus diisikan disepanjang
sambungan antara kedua pelat beton yang disambung dan dibuat secara
menerus atau mengikuti petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
- Bahan pengisi sambungan terbuat dari aspal dicampur dengan sirtu ( fiber),
mineral serbuk dan lain-lain dan harus mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1) Tegangan desak pada setengah tebal : Lebih dari 90kg/cm2
terdesak
2) Recovery : (65-90)%
3) Tegangan desak pada setengah tebal : (3-10) mm
4) Tegangan lentur pada defleksi 10 mm : (3-15) kg/cm2
5) Tebal plat pengisi : 20 mm
- Sambungan elastis pada pelat jembatan umumnnya berukuran kurang lebih
lebar 15 mm dan kedalaman 60 mm seperti terlihat pada gambar, diisi
dengan aspal panas cair dari atas melalui sepotong pelat.
2.7. Pipa PVC
1) Penyedia harus menyediakan dan memasang pipa PVC (Poly Vinyl Cloride)
untuk pipa - pipa lubang pembuang seperti yang tercantum pada gambar -
gambar atau petunjuk Direksi Lapangan
2) Pipa PVC untuk lubang pembuang harus mempunyai diameter 100
(seratus) milimeter seperti yang tercantum pada gambar, atau ditetapkan
oleh direksi Pekerjaan.
3) Pipa PVC harus terbuat dari merek yang terkenal yang dapat disetujui
Direksi Pekerjaan dan dipasang pada posisi yang betul pada bangunan
tanpa adanya perubahan selama pengecoran beton seperti yang tercantum
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2.8. Bongkaran Struktur
a) Bahan Yang Diamankan Dalam Bongkaran
i. Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah
sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran
yang akan menjadi milik Penyedia.
ii. Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
iii. Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK, semua batu yang dibongkar yang ukuran bahannya cocok
untuk pasangan batu kosong (rip rap) dan tidak diperlukan untuk
digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang ditunjuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
b) Bahan Yang Dibuang Dalam Bongkaran
Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau
diamankan dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
2.9. Papan Nama Pekerjaan
2.9.1. Papan nama pekerjaan dengan Multiplek
1) Penyedia wajib membuat 1 (satu) buah papan nama Pekerjaan, yang
ditempatkan di lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) harisetelah terbitnya Surat Penunjukan Penyedia
Jasa atau sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi.
2) Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
i. Ukuran papan 120 x80 cm harus dibuat dari bahan multiplek.
ii. Tiang penyangga terdiri dari 2 (dua) batang, sedang sebuah
penyokong berukuran 5 x 7 cm dibuat dari bahan kayu Gluguatau
sejenis yang diserut halus.
iii. Pemasangan papan sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan
terletak setinggi 150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan
penyokong ditanam dalam lobang-lobang yang kemudian di cor dengan
beton tumbuk campuran 1:3:5 sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10
cm di atas tanah.
iv. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat Kayu dan
cat penutup sekali.
v. Warna-warna diatur menurut ketentuan sebagai berikut :
 Warna dasar biru laut (dominan)
 Tulisan putih dengan garis penutup kuning
 Lambang Pemerintah Provinsi DIY Kuning.
vi. Tulisan-tulisan yang akan dimuat, dari atas ke bawah adalah sebagai
berikut:
 Logo Pemerintah Daerah DIY pada sisi kiri atas dan tulisan
Pemerintah Daerah DIY di sebelah kanan logo;
 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya
Mineral Provinsi DIY;
 Bidang Sumber Daya Air dan Drainase, Jl. Bumijo No. 5
Yogyakarta;
 Pekerjaan "....................................................."
 Lingkup pekerjaan;
 Tanggal-tanggal permulaan dan akhir pekerjaan;
 Besarnya nilai kontrak;
 Nama dan alamat Konsultan Pengawas;
 Nama dan alamat Pemborong/Penyedia;
 Gambar papan nama pekerjaan sebagaimana terlampir;
vii. Penyedia wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya
agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan
yang terakhir kalinya kepada Direksi.
2.9.2. Papan nama pekerjaan dengan Banner digital printing
1) Penyedia wajib membuat 1 (satu) buah papan nama Pekerjaan, yang
ditempatkan di lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) harisetelah terbitnya Surat Penunjukan Penyedia
Jasa atau sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi.
2) Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
i. Ukuran banner120 x80 cm harus dibuat dari bahan Flexi.
ii. Tiang penyangga terdiri dari 2 (dua) batang, sedangsebuah penyokong
berukuran 5 x 7 cm dibuat dari bahan kayu Glugu atau sejenis yang
diserut halus.
iii. Pemasangan papan sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan
terletak setinggi 150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan
penyokong ditanam dalam lobang-lobang yang kemudian di cor dengan
beton tumbuk campuran 1:3:5 sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10
cm di atas tanah.
iv. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat Kayu dan
cat penutup sekali.
v. Warna-warna diatur menurut ketentuan sebagai berikut :
 Warna dasar Putih (dominan)
 Tulisan hitam
 Lambang Pemerintah Provinsi DIY dicetak berwarna.
vi. Tulisan-tulisan yang akan dimuat, dari atas ke bawah adalah sebagai
berikut:
 Logo Pemerintah Daerah DIY pada sisi kiri atas dan tulisan
Pemerintah Daerah DIY di sebelah kanan logo;
 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya
Mineral Provinsi DIY;
 Bidang Sumber Daya Air dan Drainase, Jl. Bumijo No. 5
Yogyakarta;
 Pekerjaan "....................................................."
 Lingkup pekerjaan;
 Tanggal-tanggal permulaan dan akhir pekerjaan;
 Besarnya nilai kontrak;
 Nama dan alamat Konsultan Pengawas;
 Nama dan alamat Pemborong/Penyedia;
 Gambar papan nama pekerjaan sebagaimana terlampir;
vii. Penyedia wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya
agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan
yang terakhir kalinya kepada Direksi.
2.10. Keamanan, Kesehatan dan Perlindungan terhadap Kebakaran
1) Umum
Selama dalam pelaksanaan Penyedia harus selalu memperhatikan hal-hal
antara lain mengenai sanitasi dan fasilitasnya, penerangan, bahan bakar,
sarana oleh raga, alat pemadam kebakaran, ketenangan dan lain-lain.
Untuk itu Penyedia harus membagi-bagi tugas dengan membentuk struktur
organisasi, sehingga dapat dengan mudah mengontrolnya.
2) Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Penyedia harus mengadakan tindakan pencegahan atas risiko kehilangan
dan keselamatan pekerja selama dalam pelaksanaan dengan melengkapi
sepatu lapangan, topi, sabuk pengaman atau sejenisnya. Pada tempat-
tempat yang diperlukan Penyedia, harus memasang penerangan, tanda dan
penjaga atau alat pengamanan lainnya. Penyedia harus mentaati peraturan
tentang keselamatan kerja yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Penyedia dapat mengadakan pertemuan berkala antara kepala bagian
keamanan dengan Direksi guna meningkatkan keamanan. Penyedia harus
melaporkan kepada Direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
setelah kejadian kecelakaan kerja. Penyedia harus selalu menyediakan alat
pemadam kebakaran yang selalu siap pakai di tempat lokasi pekerjaan atau
ditempat-tempat yang ditunjukkan Direksi. Penyedia juga harus
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan tenaga kerja dari sub
Penyedia. Penyedia harus menyediakan fasilitas PPPK untuk tenaga
kerjanya yang selalu siap pakai setiap saat.
3) Keamanan
Penyedia harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu
sebelum semua resiko kematian atau kecelakaan terjadi pada setiap orang
yang dipekerjakan pada pekerjaan atau orang lain yang mempunyai cukup
alasan berada di lokasi pekerjaan. Penyedia juga harus menjaga
keselamatannya sesuai petunjuk Direksi. Penyedia harus memperhatikan
hal-hal yang perlu terhadap rusaknya barang-barang milik Pemberi Tugas
atau milik orang lain yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan. Penyedia
harus mentaati peraturan pencegahan kecelakaan dan peraturan
keselamatan sepanjang waktu pelaksanaan. Penyedia harus melaporkan
kepada Direksi semua kejadian mengenai kematian atau luka serius pada
setiap orang yang ada dilokasi pekerjaan yang terlibat oleh pekerjaan
Penyedia.
4) Penyimpanan Bahan Bakar
Penyedia harus merencanakan tempat penyimpanan bahan bakar pada
tempat yang aman dari jangkauan api dan mudah untuk mengadakan
bongkar muatan atau penanganannya. Penyedia harus mengurus ijin
kepada pemerintah untuk menyimpan bahan bakar di tempat/lokasi
pekerjaan, ongkos atau biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dalam
mendapatkan ijin menjadi tanggungannya sendiri.
5) Pemadam Kebakaran
Penyedia harus menyediakan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan
yang disyaratkan dalam peraturan pemerintah atau petunjuk Direksi. Tidak
diperkenankan membakar hasil pembersihan dan hasil tebangan pohon
pada saat musin kemarau tanpa seijin Direksi. Penyedia harus
memadamkan semua api atau bara api yang ada di lokasi atau sekitarnya,
kecuali bila api itu merupakan sumber api alam.
2.11. Gambar Teknis
Dalam memulai, mengerjakan dan mengevaluasi pekerjaan baik untuk saluran-
saluran, bangunan air dan bendung, harus berdasarkan data ketinggian dan
posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia harus
menyediakan serangkaian alat ukur berikut tenaga kerjanya untuk keperluan
ini.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia adalah :
5.4.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia haruslah
gambar-gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila
ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
b) Gambar-gambar Pelaksanaan (Shop drawing)
Penyedia harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang dari beton, pasangan batu,
pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu,
tempat dan ukuran yang tepat.
c) Gambar-gambar Bengkel / Gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Penyedia untuk
keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Penyedia.
d) Penyedia harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan.
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi
adalah menjadi resiko Penyedia. Persetujuan Direksi terhadap
gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia atas kebenaran gambar tersebut.
5.4.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan
atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan sementara
seperti Cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan
sebagainya.
Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia yang dipakai dalam
pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi
sebanyak 5 (lima) rangkap.
a) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan.
Penyedia hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat
persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

b) Gambar-Gambar Purnalaksana / Terlaksana


Selama masa pelaksanaan, Penyedia harus memelihara satu set
gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan
sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan
dengan benar kemudian dicap “SUDAH DILAKSANAKAN”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di
lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh PPHP dan apabila ditemukan
hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat
harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja.
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke
1 (satu) (PHO), Penyedia harus sudah menyerahkan gambar
terlaksana (As Built Drawing) yang terdiri dari 1 (satu) set gambar
dengan ukuran A3, dalam bentuk kertas HVS minimum 80 gram dan
dicetak menggunakan printer laserjet yang telah ditandatangani oleh
Direksi dan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, beserta copy A3
sebanyak 4 (empat) set dan file CAD dengan ukuran A1, semua
gambar disimpan dalam bentuk Softcopy/Flashdisk.
Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan penggambaran mengacu
pada KP-07, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria
Perencanaan Bagian Standar Penggambaran, BI-01 dan BI-02 DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986.
1) Gambar yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen / PPK
Gambar-gambar yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK
hanyalah semata-mata untuk maksud penawaran. Setelah perjanjian
Kontrak ditandatangani, berdasarkan gambar tersebut, Penyedia dapat
mempersiapkan dan membuat gambar pelaksanaan ( construction drawing).
Penyedia harus bekerja berdasarkan pada gambar pelaksanaan.
2) Gambar yang dibuat oleh Penyedia
a) Umum
Semua gambar yang dibuat oleh Penyedia, harus menurut atau sesuai
dengan ukuran yang ditetapkan oleh Direksi. Penyedia harus
menyerahkan gambar-gambar tersebut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK untuk dikoreksi dan disahkan sebelum pekerjaan yang
dimaksud dimulai. Sebagai koreksi dari Direksi dapat menghasilkan
gambar-gambar yang sama atau berbeda sama sekali dengan
Dokumen Tender. Tidak ada tambahan biaya khusus untuk maksud
tersebut di atas.
b) Gambar-gambar Pelaksanaan (Construction Drawing)
Setelah penandatanganan kontrak, Penyedia harus membuat gambar
pelaksanaan berdasarkan gambar kontrak atau dengan perubahan-
perubahan seperlunya sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
nantinya.
Penyedia harus mengerjakan pekerjaan di lapangan sesuai/menurut
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi. Semua gambar
baik bentuk maupun ukurannya harus skalatis namun Penyedia tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan dengan mengukur skala pada
gambar, tapi harus menggunakan dimensi/angka yang tertera dalam
gambar. Pada bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam
pelaksanaan harus dibuat gambar-gambar detail dengan skala besar.
Gambar-gambar tambahan bila dirasa perlu dapat dibuat oleh
Penyedia, guna memperjelas dalam pelaksanaan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut di atas menjadi
tanggungan Penyedia.
c) Gambar Kerja
Penyedia dapat membuat gambar kerja berdasarkan gambar
pelaksanaan. Gambar kerja dibuat untuk mengetahui rangkaian urutan
kerja suatu kegiatan, di dalam gambar kerja antara lain harus
memperlihatkan bentuk bangunan yang akan dicor, penulangannya,
material yang digunakan, letak bangunan, dimensidan detail-detail lain
yang diperlukan. Semua gambar kerja harus disetujui oleh Direksi
sebelum digunakan
d) Gambar Tata Letak Bangunan Sementara
Tiga puluh (30) hari setelah pengumuman pemenang, Penyedia harus
mengajukan kepada Direksi lay out (tata letak) bangunan-bangunan
pendukung sebanyak tiga (3) set untuk mendapat koreksi dan
persetujuannya. Gambar lay out tersebut harus mencantumkan, letak
kantor Direksi, letak gudang, bangunan, penimbunan, bengkel dan
fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan selama dalam pelaksanaan.
e) Gambar Purnalaksana (As Built Drawing)
Selama dalam pelaksanaan/pekerjaan berjalan, Penyedia dapat
mempersiapkan gambar purnalaksana ( as built drawing) yang
mencakup semua jenis pekerjaan yang dikerjakan. Format gambar
purnalaksana harus disetujui oleh Direksi. Gambar purnalaksana dapat
digunakan oleh Direksi sebagai alat untuk memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan.
Bila untuk semua jenis pekerjaan telah dilaksanakan oleh Penyedia
sesuai dengan gambar pelaksanaan serta sudah dapat diterima oleh
Direksi, maka Penyedia dapat menggambar hasil pelaksanaan tersebut
menjadi gambar purnalaksana. Setelah disetujui oleh Direksi, Gambar
(purnalaksana) ini secara bersama-sama ditandatangani oleh Penyedia,
Direksi dan PPK.
2.12. Gambar Purnalaksana
Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah penyerahan pekerjaan 1 (satu)
(PHO), Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi gambar purnalaksana
tersebut sebanyak 1 (satu) set gambar dengan ukuran A3, dalam bentuk
kertasHVS minimum 80 gram dan dicetak dengan Printer laserjet yang telah
ditandatangani oleh Direksi dan Pejabat Pembuat Komitmen/PPK, beserta copy
A3 sebanyak 4 (empat) setdan file CAD dengan ukuran A1, semua gambar
disimpan dalam bentuk Softcopy/Flashdisk.
2.13. Dokumentasi
Perlu dibuat dokumentasi padaPelaksaanan Pekerjaan, daerah quarry, disposal
area, jalan kerja dan kondisi sepanjang saluran. Penyedia Jasa harus
menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang
ditentukan oleh Direksi. Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi
yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap
konstruksi dan keadaan dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus
diambil dengan arah yang tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan
tersebut di atas dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari
lokasi tersebut. Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album
disertai dengan tanggal pengambilan, foto negative/file foto yang bersangkutan
harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama
lain. 1 ( satu ) set album-album harus diserahkan kepada Direksi pada
penyelesaian pekerjaan.Foto yang diserahkanmerupakanfoto yang
dihasilkandariKamera Digital SLR minimal 5 Mega Pixel.
2.14. Pekerjaan Pelaporan
Perlu dibuat pelaporan dalam pelaksanaa pekerjaan ini, pelaporan meliputi
Kontrak Pekerjaan, Rencana Mutu Kontak, Pre Construction Meeting,
Penyesuaian teknik lapangan, addendum I, Addemdum II, Addendum final,
laporan progres pekerjaan (harian, mingguan,bulanan),Buku reques, Buku
direksi, Buku tamu, dan lainnya sesuai arahan Direksi.
3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
3.1. Pengukuran
3.1.1. Pekerjaan Kayu
Pengukuran untuk pembayaran atas kayu yang disediakan dan dipasang
pada bangunan harus diukur panjang setiap batang dan ukuran
potongan melintang sesuai dengan keperluannya.

3.1.2. Pekerjaan Besi


a) Pipa galvanis untuk saringan batu
Pengukuran untuk pembayaran terhadap pipa dibuat berdasarkan
panjang yang terpasang sesuai dengan gambar atau seperti yang
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
b) Tangga Besi
Pengukuran untuk pembayaran terhadap pipa dibuat berdasarkan
panjang yang terpasang sesuai dengan gambar atau seperti yang
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
c) Pipa galvanis untuk pagar pengaman dan sebagainya
Pengukuran untuk pembayaran pipa pagar pengaman dibuat
berdasarkan panjang pipa terpasang sesuai dengan gambar atau
menurut petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
d) Expantion joint pada Jembatan
Pengukuran untuk pembayaran expantion joint dibuat berdasarkan
meter panjang terpasang sesuai dengan gambar atau menurut
petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3.1.3. Pengecatan
Pengukuran untuk pembayaran atas pekerjaan pengecatan pada
bangunan harus diukur berdasarkan luasan.
3.1.4. Tulangan dowel
Pengukuran untuk pembayaran tulangan dowel dibuat sesuai dengan
jumlah berat tulangan dowel yang terpasang pada bangunan sesuai
gambar atau petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3.1.5. Pengisi Sambungan Elastik
Pengukuran pembayaran pengisi sambungan elastis diukur berdasarkan
jumlah panjang sambungan pada bangunan yang dikerjakan.
3.1.6. Pipa
a. Pipa PVC : Pengukuran untuk pembayaran terhadap pengadaan,
pemasangan pipa PVC harus dibuat sesuai dengan panjang pipa PVC
yang dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.
b. Pipa Galvanis : Pengukuran untuk pembayaran terhadap pengadaan,
pemasangan pipa Galvanis harus dibuat sesuai dengan panjang pipa
Galvanis yang dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK.
3.1.7. Blok Beton / Paving Block
Kuantitas yang diukur untuk perkerasan blok beton haruslah luas
perkerasan blok beton baru dalam meter persegi, lengkap terpasang di
tempat dan diterima, dan kuantitas landasan pasir aktual digunakan
dihitung dengan menggunakan cara yang disyaratkan sebagai berikut :
Pengukuran Bahan Porous untuk Bahan Penyaring (Filter)
a). Timbunan hanya boleh diklarifikasikan dan diukur sebagai bahan
porous untuk bahan penyaring (filter) bilamana digunakan pada lokasi
atau untuk maksud-maksud dimana bahan porous untuk penimbunan
atau landasan atau bahan penyaring ( filter) atau selimut drainase yang
telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK dan bilamana bahan tersebut telah diterima oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK sebagai bahan Drainase Porous yang cocok
menurut persyaratan.
b). Kuantitas bahan porous untuk penyaring ( filter) yang diukur untuk
pembayaran haruslah jumlah meter kubik bahan yang telah dipadatkan
dan diperlukan untuk menimbun sampai hingga garis yang ditentukan
atau disetujui. Setiap bahan yang dipasang melebihi volume teoritis
yang telah disetujui harus dianggap sebagai timbunan biasa ataupun
timbunan pilihan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK dan tidak boleh diukur tanpa mengabaikan
mutu bahannya.
c). Seluruh bahan porous untuk penyaring (filter) yang disetujui untuk
digunakan dan diterima pada Kontrak dan yang memenuhi ketentuan
pengukuran seperti yang diuraikan di atas harus diukur dan dibayar.
Tidak ada pengukuran terpisah yang dilakukan untuk pembongkaran
ubin lama atau blok beton lama yang rusak atau untuk melaksanakan
penggetaran pada pemasangan blok beton.
3.1.8. Pembongkaran Struktur
Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan
harus berdasarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter
kubik, kecuali untuk pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran
rangka baja, pembongkaran lantai jembatan kayu, pembongkaran
jembatan kayu dalam meter persegi dan pembongkaran batangan baja
dalam meter panjang. Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat
penyimpanan atau pembuangan yang melebihi 5 km harus dibayar per
kubik meter per kilometer.
3.1.9. Papan Nama Pekerjaan
Pengukuran untuk pembayaran papan nama Pekerjaan disesuaikan
dengan jumlah set papan nama Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
gambar atau petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
3.1.10. Gambar Teknis
Pengukuran untuk pembayaran penggambaran yang termasuk dalam
lingkup 2.18.1 s/d 2.18.2 diatas sesuai dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Pembayaran gambar teknis disesuaikan dengan jumlah gambar
(1 (satu) lembargambar) atau menurut petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen/PPK.

3.2. Dasar Pembayaran


3.2.1. Pekerjaan Kayu
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan kayu pada bangunan
dibuat berdasarkan harga satua per meter kubik seperti yang tercantum
dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup biaya–biaya pengadaan
material, pengangkutan, penurunan, pemotongan, finishing, pengecatan
semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan
semua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi beton dan lain –
lain.
3.2.2. Pekerjaan Besi
a) Pipa galvanis untuk saringan batu
Pembayaran untuk pengadaan material, pemasangan, pengangkutan
dan finishing semua pekerjaan pipa besi dibuat berdasarkan harga
satuan per meter panjang seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan harus mencakup upah kerja, harga
bahan.
b) Tangga Besi
Pembayaran pekerjaan tangga besi dibuat dalam harga satuan
pekerjaan besi tulangan berdasarkan kenyataan yang terpasang seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan harus
sudah mencakup semua biaya upah pekerjaan, material, peralatan dan
biaya tak terduga untuk penyempurnaan, penyimpanan, pengangkutan
besi bulat, pembuatan, pemasangan, pengecatan, mur, baut dan
pekerjaan atau material lainnya yang diperlukan.
c) Pipa galvanis untuk pagar pengaman dan sebagainya
Pembayaran pipa besi pengaman harus dihitung berdasarkan harga
satuan meter panjang pipa, seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan mencakup biaya upah pekerja,
peralatan, pengadaan bahan, pembuatan, pengangkutan, pemasangan,
pengecatan pipa pengaman, penutup, pembengkokan dan sebagainya
sesuai dengan kebutuhan.
d) Expantion joint pada Jembatan
Pembayaran expansion joint dibuat berdasarkan harga satuan per
meter panjang yang dilaksanakan sesuai gambar seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, mencakup semua upah
pekerja, pengadaan material, peralatan, pengangkutan, pemasangan,
baut, angker dan pekerjaan lainnya yang diperlukan.

3.2.3. Pengecatan
Pembayaran untuk pengadaan dan pengecatan dibuat berdasarkan
harga satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran
Biaya, mencakup biaya–biaya pengadaan material, pengecatan semua
bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua
perangkat keras yang diperlukan termasuk besi.
3.2.4. Pembongkaran Struktur
Pekerjaan diukur seperti ditentukan diatas harus dibayar berdasarkan
Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang
terdaftar dibawah dan ditunjukkan dalam daftar kuwantitas dan harga,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk pembuangan atau pengamanan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk
semua pekerjaan, peralatan, perkakas, dan semua pekerjaan lainnya
yang diperlukan untuk menyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti disyaratkan.
3.2.5. Tulangan dowel
Pembayaran untuk tulangan dowel harus dibuat berdasarkan harga
satuan kilogram besi batang tulangan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan mencakup semua biaya pengadaan, pemasanagn seperti
dinyatakan diatas, berikut penutup selang PVC, tabung atau pipanya.
3.2.6. Pengisi Sambungan Elastik
Pembayaran pengisi sambungan elastis dibuat dengan harga satuan
permeter panjang seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, sudah mencakup pengisian aspal panas cair pada sambungan
seperti tersebut diatas.
3.2.7. Pipa PVC
Pembayaran pipa PVC dibuat berdasarkan harga satuan permeter
panjang seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang
mencakup semua biaya pengadaan dan pemasangan pipa PVC seperti
diuraikan diatas.
3.2.8. Blok Beton / Paving Block
Kuantitas yang diukur harus dibayar dengan harga satuan Kontrak per
satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
dan diberikan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga dan pembayaran
tersebut sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan semua
bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan biaya lainnya yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang mememenuhi ketentuan
dari Spesifikasi ini.
Satuan
N Kode
Uraian Pengukura
o AHSP
n
1 LA.01a Pemagarandaerahkerjadengansenggelombang Meter
BJLS-30, tinggi 1,8 m’ denganRangkabaja
L.40.40.4

2 LA.01b Pemagarandaerahkerjadengansenggelombang Meter


BJLS-30, tinggi 1,8 m’ denganRangka Kayu

3 LA.04 Mobilisasi dan Demobilisasi LS

4 LA.03.a Pembuatanpapannamapekerjaanmenggunakan Buah


" Print benner, frame dan tiangkayuglugu 5/7
(ukuran1,2 meter x 0,8 meter)
5 LA.03.a Pembuatanpapannamapekerjaanmenggunakanmul Buah
" tiflex 12 mm, frame dan tiangkayuglugu 5/7
(ukuran1,2 meter x 0,8 meter)
6 LA.05.b Dokumentasimenggunakankamera digital tanpa Set
film (jikamenggunakankamera digital,
untukdokumentasinyadengan CD dan Album Foto)

7 LA.07.a Penggambarandengan CAD untuk 1 Buahgambar Gambar


(file autocad)

8 LA.07.c Pencetakangambar layout, tampak, potongan dan Lembar


detail untukkondisitidakrumit

9 LA.08 Foto Copy dan JilidLaporanHarian LS

Demikian spesifikasi ini dibuat dan ditetapkan


Contoh : Gambar Papan Nama Pekerjaan

PEKERJAAN:
LOKASI:
PELAKSANA:
ALAMAT:
NO./TANGGAL KONTRAK: 0,8m
NILAI KONTRAK: 0,8 M
SPMK:
JANGKA WAKTU PELAKSANA:
KONSULTAN PENGAWAS:
ALAMAT:
NO./TANGGAL KONTRAK:

KEGIATAN INI DILAKSANAKAN DENGAN DANA YANG DIHIMPUN DARI PAJAK YANG SAUDARA BAYAR 0.2 m

Kayu glugu 5/7


1,1m

0,1 m

Muka Tanah
0,15 m

Anda mungkin juga menyukai