SPESIFIKASI TEKNIS
PENYELESAIAN PEKERJAAN
PEMBANGUNAN TANGGUL
PENUTUP BENDUNG D.I SEI WAMPU
KAB. LANGKAT
1.1. UMUM
Spesifikasi Teknis ini berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan tanpa syarat yang harus dijelaskan lagi
pada tiap-tiap bagian tersebut, syarat-syarat umum ini juga akan berlaku pada pekerjaan-pekerjaan
yang syarat-syarat khususnya belum termuat dalam spesifikasi ini.
Lokasi Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat
Lokasi Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat
a. Peraturan Khusus.
Peraturan ini dilaksanakan menurut :
Spesifikasi Umum/Spesifikasi Teknik, Gambar - gambar rencana dan syarat-syarat/ketentuan dalam
surat perjanjian berikut lampiran - lampirannya. Petunjuk - petunjuk yang akan diberikan pada saat
pelaksanaan pekerjaan oleh Direksi / Wakilnya.
b. Ketentuan Ukuran.
Letak titik utama untuk menentukan ketinggian dan kedudukan bangunan/lokasi ditetapkan oleh
Direksi. Untuk itu Penyedia Jasa harus menyediakan alat - alat ukur yang lengkap dan berikut alat -
alat Bantu lainnya berikut tenaga pelaksana yang cakap dan berpengalaman. Pengukuran -
Pengukuran detail untuk menentukan kedudukan elevasi dasar bangunan harus dilakukan dengan
teliti dan sesuai dengan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar.
c. Perbedaan Pengertian dalam Pelaksanaan.
Bilamana di dalam pelaksanaan timbul perbedaan antara gambar dan peraturan, maka yang mengikat
adalah peraturan sebagai berikut :
a. Setuju untuk dilaksanakan didahului dengan pekerjaan yang ditunjukkan pada gambar.
b. Dikembalikan untuk perbaikan, gambar tersebut tidak boleh dilaksanakan dan supaya gambar
tersebut diserahkan kembali kepada Pejabat Pembuat Komitmen setelah diperbaiki sebelum
melanjutkan pekerjaan tersebut.
c. Setelah diterimanya gambar yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia Jasa
harus segera menyerahkan tanda terima 10 (sepuluh) rangkap dari tiap - tiap gambar, dengan
pembetulan apabila ada.
d. Semua gambar yang telah diubah dan disetujui harus dipelihara di kantor lapangan Penyedia
Jasa dan disusun dengan baik.
e. Apabila ada pembetulan yang perlu sekali, Penyedia Jasa harus menyerahkan kembali 3(tiga)
rangkap untuk mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Apabila ada pekerjaan yang dilakukan sebelum ada persetujuan Direksi / Pejabat Pembuat
Komitmen, adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar
gambar tersebut.
1.2. GAMBAR
1. GAMBAR - GAMBAR YANG DISIAPKAN PENYEDIA JASA
a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dan
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen terlebih dahulu. Demikian pula apabila ada
perubahan harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan
sebelum pelaksanaan dimulai.
1. Gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar -
gambar pelaksanaan. Sebelum pekerjaan dimulai penyedia jasa, Direksi dan pengguna jasa
bersama - sama mengadakan pengukuran MC.0 sebagai gambar kerja. Gambar dibuat lebih detail
dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari masing - masing konstruksi
yang akan dilaksanakan termasuk daftar tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran
yang tepat. Penyedia jasa berkewajiban menyerahkan 10 (sepuluh) set gambar A3 beserta CD atau
Flashdisk.
2. Direksi Keet / Gudang
Direksi Keet / gudang (untuk keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan) disiapkan oleh
Penyedia Jasa dan diajukan untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen.
3. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar lengkap di lapangan. Apabila ada pekerjaan
dilaksanakan sebelum ada persetujuan adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan terhadap
gambar - gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran
gambar tersebut.
4. Gambar purnabangun (As-built Drawing)
Penyedia Jasa harus membuat gambar purna bangun (As built Drawing) setelah semua pekerjaan
selesai dikerjakan. Gambar purna bangun ini adalah gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.
Gambar pelaksanaan, jika tidak ada perubahan dan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan, dapat
menjadi gambar purna bangun dengan memberi cap “Gambar Purna Bangun” atau “As Built
Drawing” pada reproduksi gambar pelaksanaan atau dapat juga dengan mengganti kop gambar
pelaksanaan menjadi gambar purna bangun / As Built Drawing pada gambar reproduksinya.
Gambar purna bangun harus diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dandirekam
dalam bentuk CD atau Flash disk.
BENCH MARK
1. Sebelum pekerjaan pengukuran dilakukan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen mengenai metode dan peralatan yang akan
digunakan untuk pengukuran.
2. Untuk memulai pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjukkan/menetapkan
lokasi Bench Mark seperti dalam gambar dan dituangkan dalam berita acara penetapan BM.
3. Setiap kerusakan BM yang diakibatkan oleh Penyedia Jasa akan dipasang kembali dengan
beban biaya Penyedia Jasa atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Penyedia Jasa perlu mendirikan bench mark tambahan sementara untuk kemudahannya,
tetapi setiap bench mark sementara yang didirikan, tempatnya disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen dan mempunyai ketelitian yang berhubungan dengan
bench mark yang didirikan oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Pekerjaan pengukuran awal (MC.0) harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan terlebih
dahulu berkoordinasi dengan Tim MC.0, Pejabat Pembuat Komitmen danDireksi / pengawas.
6. Untuk pekerjaan saluran,Penyedia Jasa harus memasang patok as sepanjang saluran dengan
jarak 50 m - 100 m, masing - masing profil dicat dan diberi tanda profil sesuai urutannya (P1,
P2, P3 dst).
7. Patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak dipindahkan atau
ditimbun.
8. Untuk pekerjaan pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana danspesifikasi
teknisnya. Pada pekerjaan pengukuran diluar ketentuan tersebut di atas harus ada
persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis.
9. Pada pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan oleh juru ukur yang telah ditetapkan atau juru
ukur lain yang disetujui Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen .
10. Setelah pekerjaan selesai, Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran MC.100 (As Built
Drawing) dengan didampingi Tim MC.100 yang ditunjuk melalui Surat Perintah Kepala Satuan
Kerja.
Pembayaran progress mobilisasi dan demobilisasi akan dilakukan dengan harga lumpsum pada daftar
kuantitas dan harga dengan ketentuan :
1. Pembayaran sebesar 50% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara substansi telah
selesai dilakukan untuk masing - masing sub-item.
2. Pembayaran sisanya sebesar 50% dari harga lump sum dilakukan bila demobilisasi telah
selesai dilakukan untuk masing - masing sub item.
Pengarahan K3
Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi. Pada awal ceramah, nara sumber
menyampaikan materi K3 pada pekerjaan. Selain metode ceramah, dilaksanakan pula metode diskusi.
Hal ini untuk mencari solusi atas permasalahan nyata yang ada di lapangan terkait dengan K3
pekerjaan konstruksi.
Pelatihan K3
Bertolak dari adanya kebutuhan SDM K3 yang memenuhi standar minimum, dan untuk mendapatkan
hasil yang optimal dari setiap kegiatan K3 maka diperlukan adanya pelatihan yang dilaksanakan
secara konsisten, dan harus dikaji dengan teliti agar mendapatkan gambaran yang diinginkan dari
pelatihan yang dimaksud.
Tujuan Pelatihan K3 kepada pekerja dititik beratkan pada pengetahuan berupa :
a. Melakukan secara berurutan, langkah-langkah penggunaan safety belt dan alat pelindung diri
lainnya.
b. Menguraikan jenis-jenis alat pelindung diri (APD)
c. Mengetahui dan melaksanakan metode P3K pada setiap kejadian kecelakaan
Simulasi K3
Setiap proses pekerjaan beresiko mengakibatkan kecelakaan kerja dari mulai ringan sampai dengan
berat. Kecelakaan tersebut bisa terjadi karena kondisi tempat kerja yang tidak aman, maupun karena
kelalaian pekerja.
Simulasi P3K ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian dan pemahaman mengenai
pelaksanaan P3K di tempat kerja dan juga meningkatkan keterampilan dalam melakukan pertolongan
pertama terhadap kecelakaan kerja.
Papan Informasi K3
Salah satu objek pendukung dalam pelaksanaan K3 adalah Papan petunjuk atau himbauan yang harus ada di
suatu Pekerjaan Konstruksi. Terlebih di kawasan yang jangkauan K3-nya lebih Luas, banyak orang-orang yang
bekerja di proyek yang berlalu lalang setiap harinya, tentu papan petunjuk atau himbauan ini sangat penting
keberadaannya di lapangan proyek.
Papan Petunjuk K3 merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menginformasikan bahaya dan petunjuk
untuk melindungi keselamatan para pekerja. Spesifikasi dari Papan K3 antara lain :
Pipa Besi Galvanis 1,5”
Plate Steel 1 mm
Sticker Invormasi
Panjang 160 cm
Lebar 80 cm
Tinggi dari permukaan tanah 100 cm
Atap Pelindung
c. Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan sehat serta
meperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu
tempat yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen dan oleh
penguasa setempat. Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah
pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.
d. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau
sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/dibutuhkan untuk peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, siap digunakan pada semua bangunan air dan bangunan
gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh
Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi dilapangan. Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan
perlengkapan yang mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan, termasuk
peralatan dan tenaga sub Penyedia Jasa.
Keamanan
Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya, kemah dan tempat
pemondokan maupun keamanan staf pemberi kerja/Direksi dan harus menyediakan penjagaan siang
dan malam untuk kantor pihak Pemberi Pekerjaan/Direksi serta perumahannya dengan biayanya
sendiri. Semua langkah-langkah pengamanan harus dilakukan dengan kerja sama yang erat dengan
penguasa-penguasa setempat atau yang berwajib.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan K3 sudah termasuk dalam biaya
Lump-Sum untuk pengadaan Alat Pelindung Diri dan rambu-rambu informasi, biaya sosialisasi, serta
fasilitas kesehatan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Segala biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan tersebut dalam upaya untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa sudah termasuk dalam biaya Lump-Sum untuk
pengadaan, Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Georadar, Mobilisasi dan Demobilisasi
Personil, Pengambilan Data Lapangan, serta biaya lainnyayang dibutuhkan untuk pengujian dan
hasil pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran 100 % dilakuakan setelah laporan hasil pengujian diserahkan dan disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
3.1. UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam kelompok pasal ini terdiri dari pengadaan keperluan semua
tenaga kerja, peralatan, persediaan bahan-bahan serta pelaksanaan semua kegiatan sehubungan
dengan pekerjaan tanggul penutup dalam rangka penimbunan tanah sesuai dengan spesifikasi
dan gambar. Istilah “Pekerjaan Tanggul Penutup” akan digunakan sebagai istilah umum untuk
menunjukan semua kelas perataan (grading), pendataran (levelling), pemindahan tanah,
pemasangan geobag, pemasangan geotextile serta pengadaan bahannya.
Pemasangan Geobag
Sebelum geobag dipasang, bahan geobag harus dijahit oleh pekerja terlatih yang secara khusus
memahami bahan woven pada geobag itu sendiri. Proses ini harus dikerjakan berhati-hati
sehingga tidak merusak material sesuai dengan perintah PPK atau metoda yang direkomendasi
produsen atau supplier.
Selain itu, bahan pengisi geobag tidak boleh mengandung salah satu dari bahan berikut:
Material yang rentan terhadap perubahan volume, termasuk lumpur laut, tanah liat yang
membengkak, dan tanah yang mudah roboh.
Gambut, tumbuh-tumbuhan, kayu, bahan organik, larut atau mudah rusak
Bahan berbahaya atau beracun atau bahan yang mudah terbakar
Logam, karet atau bahan lain yang tidak sesuai
Gradasi dari pasir yang dipilih harus sesuai dengan persyaratan gradasi yang ditentukan dalam
Tabel dibawah ini. Batas gradasi yang lebih halus dari pasir isian mungkin diizinkan, dengan
mengikuti pada pemeriksaan persyaratan filtrasi dan persetujuan dari PPK.
Geobag harus dipasang dengan merata pada permukaan tanah sehingga tidak boleh ada bagian
Geobag yang bergelombang. Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang terjadi pada bahan geobag
pada saat dipasang harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus segera diperbaiki oleh Penyedia.
Matras Geo-textile
Material untuk Matras Geo-textile
Geo-textile yang dipakai/berfungsi sebagai matras harus geo-textile dari tipe tenunan yang
dibuat dari material yang tahan/awet terhadap keasaman tanah dan tanah yang bersifat alkali,
bakteri & efek biologis lainnya, ultra violet, dan harus fleksibel. Untuk itu, material geo-textile
harus dibuat dari bahan stabilized poly propylene atau polyester atau bahan sejenis yang
disetujui PPK. Material geo-textile harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :
Fondasi Timbunan
Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya harus terlebih dulu dikupas
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik ini. Selanjutnya permukaan tanah yang telah
dibersihkan dari humus dan bahan organik lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari
15 cm merata pada seluruh permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan
dihamparkan. Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan diatas dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga termasuk
biaya untuk menyediakan quarry, angkutan, pembuangan, penampungan sementara, platform
alat berat di atas tanah lembek, penghamparan, pengendalian kadar air dan pemadatan,
pembentukan dan perapian timbunan dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk
kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan, perijinan, royalty dan lain-lain.
BAB 4
PEKERJAAN BETON
4.1. UMUM
Beton dan beton bertulang diperlukan dalam pekerjaan Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan
Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat. Semua bangunan yang akan dibuat
termasuk rinciannya sejauh mungkin disajikan dalam gambar. Gambar terinci tentang besi beton,
akan diserahkan selama pelaksanaan pekerjaan. Untuk harga satuan beton bertulang Kontraktor
harus memperhitungkan per-m3 beton.
4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1. Semen
Semen yang akan digunakan harus semua portland yang biasa digunakan yang memenuhi
Standard Indonesia N1-8 atau semen Portland hasil pembakaran tungku (Portland Blast
Cement). Semen yang cepat mengeras tidak boleh digunakan tanpa persetujuan dari Direksi.
Semen Portland harus mengandung kadar C3A kurang dari 3%, semen hasil pembakaran
tungku harus mempunyai kadar kerak/slang lebih dari 65%. Kontraktor harus menyediakan
contoh-contoh semen bila diminta oleh Direksi untuk pengujian, Baik dari gudang Kontraktor di
proyek maupun dari pabrik, Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik
untuk tiap pengiriman semen ke lokasi. Kontraktor harus menyiapkan catatan yang ada untuk
keperluan pemeriksaan oleh Direksi dilokasi pengecoran beton dari setiap pengiriman semen
tersebut. Semen dapat ditolak atas perintah Direksi, jika semen tersebut tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini. Semen dapat diterima berdasarkan hasil
pengujian selama tujuh hari asalkan disertai riwayat kualitas dari penghasil/pabrik semen
selama 12 bulan yang terakhr atau berdasarkan hasil pengujian normal selama 28 hari pada
tingkat pengujian biasa, sebelum pengapalan semen dari pabrik.
4.2.2. Pasir
Berbagai jenis pasir untuk pekerjaan bangunan adalah sebagai berikut :
“Pasir buatan”, pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
“Pasir alam”, pasir yang dihasilkan dari sungai atau sumber pasir alam lainnya.
“Pasir campuran”, campuran pasir alam dengan pasir buatan, dalam perbandingan
campuran yang ditentukan didalam sub pasal berikut ini.
Semua pasir alam yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh
Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau sumber-sumber alam lainnya yang disetujui.
Jika pasir alam diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau dikuasai oleh pemberi
pekerjaan/kuasa bangunan, Kontraktor harus membuat semua pengatur yang perlu dengan
pemilik dan harus membayar semua persewaan atau biaya-biaya yang bersangkutan dengan
hal tersebut.
Persetujuan tentang sumber-sumber pasir alam tidak boleh dijadikan sebagai dasar
pembenaran atau pengesahan atas semua bahan yang diperoleh dari sumber tersebut, dan
kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua kualitas pasir yang dipasok, yang
digunakan dalam berbagai pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi contoh pasir alam yang diusulkan sebesar 15 kg untuk pengujian dan meminta
persetujuan sedikitnya 14 hari sebelum bahan yang diperlukan tersebut digunakan.
Bahan/material pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tanaman dan
bendabenda lain yang tidak dikehendaki dan semua macam tanah, pasir dan kerikil yang tidak
berguna harus disisihkan. Bahan/material harus diatur dan diperlakukan sedemikian rupa,
sehingga tidak merugikan kegunaan bahan/material tersebut. Bahan tersebut harus disaring
dan dicuci sebagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan pasir alam yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditentukan disini. Pasir atau agregat halus tersebut harus bersih dan
bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah
karang, serpi, alkali atau benda-benda organik, lempung, mika, dan semua bahan yang
merusak dan merugikan. Jumlah persentase tanah liat dan debu melebihi dari 5% menurut
berat kering. Agregat yang halus harus runcing, keras, padat, berbentuk kubus dan tahan lama.
Semua pasir yang akan digunakan untuk membuat beton yang tercakup dalam spesifikasi ini
harus berupa pasir alam dan jika dianggap perlu harus dicampur dengan perbandingan yang
tepat antara pasir buatan dan pasir alam. Pasir harus memiliki modulus kehalusan butir antara
2 sampai 3,2 atau bila diuji dengan menggunakan ayakan standar harus sesuai menurut
Standar Indonesia untuk beton PBI 197 (N1-2), atau dengan ketentuan sebagai berikut :
No. Ukuran Ayakan Persentase Satuan Timbunan
yang Berdasarkan Berat yang Tertahan Pada Ayakan
4 0–5
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7
Semua pasir alam dan pasir campuran akan diuji terlebih dahulu oleh Direksi, untuk
menentukan apakah pasir yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini, Kontraktor harus menyediakan, tanpa memungut ongkos, bantuan yang
diperlukan Direksi untuk memperoleh contoh-contoh pasir yang mewakili untuk tujuan
pengujian dan dalam rangka pengawasan sarana/fasilitas produksi serta kegiatan dari
Kontraktor.
4.2.4. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus dari sumber yang telah
disetujui Direksi dan pada saat digunakan harus bebas dari lumpur, unsur organik, asam, garam
dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang dapat merusak. Air yang bebas dari hidrokarbon dan
bahan organik yang merusak. batas jumlah bahan organik yang tidak larut tidak boleh melebihi
dari 500/106 berat dan endapan tidak boleh melebihi 31/106 berat. Kontraktor harus
melakukan pengujian secara teratur terhadap air yang diambil dari sumber air tersebut pula,
dan kekerapan pengujian yang disetujui Direksi, dan harus menyerahkan catatan hasil setiap
pengujian air tersebut kepada Direksi. Kontraktor harus menanggung semua biaya dalam
upaya mendapat air yang memenuhi kualitas yang ditentukan.
4.3.2. Agregat-agregat
Semua cara/metode yang digunakan Kontraktor untuk membongkar, memuat, menangani dan
menumpuk pasir serta agregat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Kontraktor harus
membersihkan dan meratakan untuk keperluan pembuangan air, semua tempat yang
diperuntukan untuk penimbunan bahan, dan harus menangani pekerjaanpekerjaan
penumpukan pasir dan agregat secermat mungkin sehingga pengumpulan dan pecah dapat
sekecil mungkin dan bahan yang ditumpuk tidak tercemar oleh tanah atau bahan lain karena
terkena aliran air permukaan air tanah.
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sedemikian rupa dengan suatu cara
menaruh semua bahan secara langsung pada posisi akhir dan dengan tebal lapisan tidak lebih
dari 1,25 meter. Pasir dan agregat tidak boleh dipindahkan dari satu tempat penimbunan ke
tempat penimbunan lainnya, kecuali apabila diperlukan peralatan permukaan. Agregat-agregat
dari masing-masing spesifikasi ditentukan harus dibawa secara terpisah ke tempat pengadukan
dan harus ditimbun disuatu tempat sedemikian rupa untuk mencegah bahan-bahan tersebut
saling tercampur.
Demikian pula bahwa agregat harus ditimbun dan ditangani sedemikian rupa supaya
memungkinkan pengambilan contoh dan pengukuran secara memuaskan terhadap kadar
kelembaban pada agregat yang terlindung dari sinar matahari dan menyirami dengan air untuk
mencegah menghangatnya agregat pada saat pencampuran beton.
Catatan-catatan :
Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian yang diberikan dalam satuan
metrik.
Kontraktor harus membuat catatan dalam formulir yang telah disetujui oleh Direksi dan harus
menyerahkan kepada Direksi rangkap tiga paling lambat 3 hari setelah pengujian dilakukan.
Kontraktor harus pula membuat dan menyerahkan catatan-catatan mengenai suhu udara
tempat pengecoran dan temperatur beton dan bahan-bahan beton untuk disetujui oleh
Direksi.
4.10.2. Penekukan/Pembengkokan
Semua besi beton yang ditekuk harus dalam keadaan dingin, penekukan menggunakan roller
yang dapat berputar secara bebas. Pemanasan tulangan beton hanya diijinkan bila disetujui
oleh Direksi, kecuali kalau dijelaskan secara khusus dalam gambar, tulangan beton harus
dibentuk dengan teliti sesuai dengan standar yang relevan. Besi beton yang ditekuk secara
salah tidak diluruskan atau ditekuk ulang tetapi harus disingkirkan/ditolak.
4.10.3. Pembuatan
Besi baja beton harus dipotong dari batang-batang besi baja yang lurus, bebas dari
lekukan/belitan, bengkok atau kerusakan/cacat lain. Semua besi beton harus disediakan
sebanyak dan sepanjang yang dinyatakan dalam gambar-gambar, kecuali bilamana
ditunjukkan pada gambar. Penyambungan besi harus mendapat ijin terlebih dahulu dari
Direksi. Selang (laps) penyambungan hendaknya tidak kurang dari sepanjang yang ditunjukan
dalam gambar, dan harus mengambil ketentuan menurut standar yang relevan (PBI). Kawat-
kawat utama dari lembaran jaringan besi baja beton yang berdekatan harus berselang paling
kurang 30 mm dan kawat-kawat melintang paling kurang 150 mm.
Kontraktor harus menentukan sendiri dari informasi yang dimuat dalam gambar dan
persyaratan yang tepat dari baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan. Kontraktor harus
mempersiapkan jadwal pembongkaran besi baja beton. Pengelasan besi beton memerlukan
persetujuan tertulis dari Direksi, besi beton harus dilas dengan las listrik. Contoh-contoh
sambungan las harus diuji terhadap keruntuhan, keretakan harus terjadi diluar sambungan
dan batang yang dilas mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan batang yang tidak dilas.
Hanya tukang-tkang las yang cakap dan berpengalaman yang berlaku yang dapat diterima
Direksi akan disetujui untuk pekerjaan ini.
4.10.4. Penempatan/Pemasangan
Besi beton harus dilindungi sepanjang waktu dari kerusakan, perlengkapan untuk pekerjaan
harus dibuat, agar dalam mencapai pada besi beton yang tidak ditopang. Tidak dijinkan
adanya pembongkaran batang besi pada pemasangan besi beton.
Batang besi dengan belitan atau bengkokan yang tidak ditunjukan pada rencana tidak boleh
digunakan. Kawat besi yang kuat digunakan untuk mengikat pada pertemuan besi dan
letaknya pada interval yang cukup dekat dengan untuk menjaga batang-batang besi tetap
dalam posisi yang benar, kawat jangan menonjol keluar melewati beton penutup.
Kontraktor harus menghitung semua biaya untuk semua upah kerja dan bahan penopang besi
beton untuk menjaga posisi besi beton tidak bergerak selama penuangan dan pemadatan
beton terbut tidak diperhatikan dalam gambar. Plastik spacer adalah cara/alat yang dipilih
untuk memegang besi beton ditempatnya. Blok beton, jika digunakan untuk mengatur besi
beton dari acuan, harus dilekatkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penujang yang memadai sehingga pelenturan batang-batang besi tidak terjadi.
Dimana bagian penunjang yang menonjol diatas dasar beton yang direncanakan untuk
menerima plesteran yang rata, maka penyokong harus dibuat dari bahan logam yang tidak
dapat berkarat. Besi bagian atas pada beton bertulang harus disokong sebagaimana mestinya.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran, ketentuan
berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sebagai berikut :
Besi Bulat Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
4.11.2. Pengangkutan
Semua adukan beton harus diangkut dari mesin pengaduk ke tempat pekerjaan secepat
mungkin dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan pemisahan bahan (segregation). Beton
harus dituangkan ketempat akhirnya dalam waktu lebih dari 30 menit setelah beton
dikeluarkan dari mesin pengaduk.
Dalam hal apapun adukan yang telah mengeras sebagian telah boleh digunakan untuk
pekerjaan. Pengecoran adukan beton harus dilaksanakan dengan cara sedemikian sehingga
terhindar dari keterlambatan yang tidak perlu dalam menempatkan lapisan beton baru diatas
lapisan yang terdahulu.
Ember beton yang dapat dipakai adalah ember yang sanggup menuang dengan cepat adonan
beton dengan nilai slump yang rendah yang telah ditentukan dan mekanisme pembuangan
harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m 3 sekali tuang. Ember beton harus dengan
mudah untuk diangkat/dilekatkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama
untuk lokasi-lokasi yang sempit/terbatas.
4.11.3. Pengecoran
Segera sebelum memulai pekerjaan pengecoran semua acuan/cetakan harus diteliti secara
cermat untuk menjamin agar semua kotoran, serutan, serbuk gergaji dan limbah lainnya telah
dibuang, yaitu dengan menyikat atau menyemprotkan air atau dengan cara lainnya yang
disetujui.
Bagian dalam dari acuan kayu harus dibasahi dengan dengan air bersih segera sebelum
adukan beton ditempatkan kecuali kalau acuan tersebut telah dilapisi dengan acuan yang
disetujui. Tidak boleh menggunakan lapisan acuan lain selain air setelah tulangan beton
ditempatkan ke dalam acuan. Dalam segala hal keterlebihan air harus dibuang sebelum
adukan beton dituang. Penuangan adukan beton harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengakibatkan pemisahan agregat kasar dari bahan yang lain dan harus dikerjakan
secara merata dan ditempatkan disekitar besi beton dan kedalam semua bagian acuan
sedemikian sehingga tulangan tertutup seluruhnya dan sedemikian sehingga tidak ada
kekosongan atau celah yang tertinggal.
Beton harus dituang lapis demi lapis dan dari ketinggian sedemikian rupa yang memungkinkan
untuk dilaksanakan hal tersebut. Kecuali untuk beton yang dituangkan kedalam pondasi
sumur, tidak boleh ada beton yang dicor dalam air tanpa persetujuan tertulis dari Direksi, dan
cara penuangan beton harus menurut persetujuan Direksi. Beton tidak boleh dicor pada air
yang mengalir dan tidak boleh berhubungan dengan air yang mengalir tersebut sebelum
beton tersebut cukup keras. Tidak boleh mengecor beton dalam keadaan cuaca atau kondisi
lain yang tidak menguntungkan, kecuali dengan pengamanan-pengamanan uang disetujui
Direksi. Kondisikondisi tersebut adalah kondisi panas dan kering berlebihan, kondisi basah
atau kondisi lain yang tidak memungkinkan pengecoran beton secara memuaskan, untuk
meneruskan pengecoran beton sewaktu hujan kecil, diperlukan penutup yang dapat menutup
daerah/tempat yang akan dicor beton termasuk mesin pengaduk dan juga harus disediakan
jas hujan yang pantas untuk para pekerjaan.
Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, pengecoran tersebut
tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai. Bila temperatur udara melebihi 32C.
Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada pekerjaan-pekerjaan permanen tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan seperti pendingin
agregat lebih dahulu dan pengecoran diwaktu malam sebagaimana diperlukan untuk menjaga
agar temperatur beton selama pengecoran tetap dibawah 32C. Tidak dibenarkan mengecor
beton yang dilakukan pada temperatur udara melebihi 43C. Pengecoran harus dilaksanakan
dalam bagian antara sambungan-sambungan konstruksi yang ditunjukkan atau disetujui, jika
dalam keadaan tersebut perlu menghentikan pengecoran beton sebelum bagian tersebut
selesai, maka perlu dibuat sekat yang tegak lurus pada sumbu dari bagian tersebut dan beton
harus diratakan sampai sekat ini, dan sambungan yang terbentuk harus diperlukan sebagai
sambungan konstruksi. Pengecoran semua unsur beton precast harus dilakukan secara
continue.
Dalam pengecoran beton dalam sambungan konstruksi yang terbentuk, tindakan-tindakan
khusus diambil agar beton yang baru, merapat sekali kesambungan, dengan cara pembobokan
(pudding and spanding) dengan peralatan yang sesuai. Setelah permukaan dipersiapkan
dengan baik, permukaan dari sambungan-sambungan dimana beton akan dicor harus dilapisi
dengan semua lapisan penutup yang terbuat dari pasta semen murni atau ditutup dengan
lapisan spesi (mortar) kira-kira setebal 20 mm. Spesi harus memiliki perbandingan semen dan
pasir seperti campuran beton yang bersangkutan, kecuali kalau ditentukan lain. Perbandingan
air/semen dan konsistensi dari spesi tidak boleh melebihi dari adukan beton yang akan
ditempatkan diatasnya dan konsistensi spesi harus sesuai untuk pengecoran dari pengerjaan
dengan cara yang ditentukan disini. Adukan semen harus dihamparkan merata dan harus rata
juga pada permukaan-permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor pada spesi
yang baru.
Beton tidak boleh dituang melalui ketinggian vertikal yang melebihi 1,50 m, kecuali kalau
Direksi menyatakan persetujuannya mengenai cara tersebut. Beton tidak boleh dikerjakan
sepanjang acuan dengan menggunakan alat penggetar. Beton sejak semula harus ditempatkan
dalam posisi yang benar.
Dimana permukaan-permukaan yang akan dicor dengan beton mempunyai sifat menyerap
dan dimana untuk memudahkan pengecoran dan penggetaran beton dalam papan dasar dan
pelapis seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor harus menempatkan lantai kerja yang terdiri dari lapisan beton setebal 50 mm.
Lantai kerja harus dihamparkan dengan seragam pada pondasi yang dilindungi dan dibiarkan
mengeras selama sedikitnya 24 jam, sebelum penempatan beton baru.
Kontraktor harus mengatur pengecoran beton sedemikian rupa sehingga semua akibat yang
merusak karena temperatur, penyusutan dan penurunan dapat diperkecil seminimal mungkin
dan batas-batas toleransinya tidak dilampaui.
Program pengecoran beton tersebut harus disetujui oleh Direksi, namun demikian pekerjaan
tersebut tetap merupakan tanggung jawab Kontraktor bahwa semua persyaratan dapat
dipenuhi.
4.11.4. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dikerjakan secara merata disekitar
besi beton dan peralatan tetap terpancang serta kedalaman sudut-sudut cetakan dengan
menggunakan vibrator mekanik atau elektrik yang sebelum digunakan harus mendapat
persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus berdiameter yang sesuai dengan jarak besi
tulangan, frekuensi tinggi dan harus dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan jarak
yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai antara
satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga adukan beton
segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya.
Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung udara dipermukaan
adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik sejak saat
dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator harus dilakukan secara
vertical dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau pelaksanaan
pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat hal tersebut
adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan pekerjaan seluruhnya
4.12. SAMBUNGAN
4.12.1. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Sambungan-sambungan konstruksi ditunjukan dalam gambar dan tidak dibenarkan
mengubahnya tanpa persetujuan dari Direksi. Sambungan vertikal harus dibuat dengan sekat
yang sesuai. Besi beton harus berkelanjutan pada sambungan-sambungan konstruksi. Bila
tidak ada dalam gambar, sambungan konstruksi hanya boleh diijinkan dalam keadaan darurat
dan di lokasi yang disetujui oleh Direksi. Rincian dan posisi sambungan konstruksi harus
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui sebelum berlangsung pekerjaan pembuatan beton.
sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga sambungan dengan program
pembuatan beton kerusakan karena penyusutan dan temperatur dapat ditekan sampai
minimal. Dimana terdapat panjang pekerjaan yang jauh dari areal pekerjaan yang luas yang
akan dimana hal itu menurut pendapat Direksi mungkin dapat dilakukan. Kontraktor harus
mengatur programnya agar beton baru ditempatkan diatasnya.
Direksi dapat memerintahkan cara menempatkan tulangan tambahan dengan memakai
jepitan atau tipe penulangan yang sama pada sambungan konstruksi yang tidak dinyatakan
dalam gambar. Sambungan konstruksi harus kedap air, sambungan harus dibuat dalam garis-
garis lurus dengan acuan-acuan yang kaku tegak lurus terhadap garis poros tekanan dan
sepadat mungkin pada tempat-tempat yang paling sedikit bergeser (titik-titik dengan
tegangan geser kecil). Sambungan harus bertipe sambungan tegak datar kecuali kalau
disetujui atau ditentukan lain.
Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mulai mengikat, beton yang
terakhir harus diperlakukan secara cermat untuk pembeberan permukaan yang benar-benar
tidak rata bebas dari tumpukan partikel-partikel karena adukan spesi kebanyakan air
(laitance). Ukuran beton vertikal yang dicor dalam satu operasi tidak boleh melebihi 1,5 meter
dan ukuran beton horizontal tidak boleh melebihi 7 meter tanpa persetujuan dulu dari Direksi.
4.14. PENYELESAIAN
Penyelesaian pekerjaan permukaan beton hanya boleh dilakukan oleh pekerja yang ahli dan
dibawah pengawasan Direksi. Permukaan-permukaan yang tidak dibuat dengan acuan yang
akan ditutupi dengan urugan atau dengan beton harus diselesaikan dengan perataan dan
penambahan secara memadai dengan menggunakan mal untuk memperoleh permukaan yang
rata dan seragam. Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus digunakan untuk
permukaan yang tidak bercetakkan yang akan terbuka terhadap pandangan atau yang akan
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan yang akan menjadi lalu
lintas pejalan kaki atau lalu lintas kendaraan, harus diselesaikan dengan sapu lidi. Perataan atau
penggosokan dapat dilaksanakan dengan memakai tangan atau peralatan yang digerakan
dengan mesin. Perataan dan penggosokan harus dimulai segera sesudah permukaan yang akan
diratakan telah cukup keras untuk menghasilkan permukaan yang baik dan bersusunan sama.
Steel Grade
a. Min. Yield Strength : 345 N/mm2
b. Min. Tensile Strength : 485 N/mm2
c. Elongation % : 21 %
Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan diatas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
6.2. PEKERJAAN PEMANCANGAN
6.2.1. UMUM
6.2.1.1. URAIAN
Pekerjaan yang dimaksud di sini terdiri dari penyediaan tiang dan pemancangan atau
penempatannya sesuai dengan gambar hingga ke penetrasi atau kedalaman yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan. Untuk konfirmasi dalam memastikan jumlah dan panjang
tiang serta kapasitas beban tiang maka, sebelum mulai memproduksi atau memesan tiang,
Penyedia Jasa harus melakukan penyelidikan tanah dan/atau pengeboran tanah dan/atau
percobaan pemancangan tiang dan/atau pile loading test. Berdasarkan hasil konfirmasi
tersebut maka Penyedia Jasa mengajukan kepada PPK usulannya menyangkut panjang dan
jumlah tiang, untuk dievaluasi dan disetujui oleh PPK.
6.3. BAHAN
6.3.1. STEEL SHEET PILE
Steel sheet pile harus memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi pada keterangan 6.1 diatas.
6.3.2. PEMANCANGAN
Pemancangan keras yang menyebabkan keretakan sheet pile harus dihindari dengan
membatasi tinggi jatuh hammer (palu pemukul) dan jumlah pukulan. Secara umum, untuk
kemudahan pemancangan, berat hammer (palu pemukul) harus sama dengan berat tiang. Pada
waktu memancang, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kepala tiang tetap
berada di tengah hammer (palu pemukul) dan normal terhadap panjang tiang dan tiang tetap
berada di posisinya, relatip terhadap pengarah.
6.3.3. PENYAMBUNGAN
Secara umum, penyambungan sheet pile tidak diijinkan. Apabila tidak dapat dihindari
digunakannya sheet pile yang panjang maka ujung tulangan memanjang harus sepenuhnya
dilas. Tulangan tambahan harus diatur posisinya dengan benar dan ditahan di posisinya selama
pengelasan.
6.3.6. FOLLOWER
Pemancangan suatu tiang dengan menggunakan follower, bila dimungkinkan, harus dihindari
dan hanya dapat dilakukan bila mendapat ijin dari Direksi Pekerjaan.
6.4. PENYELIDIKAN DENGAN BORING DAN PENGUJIAN KEKERASAN, SERTA PENGUJIAN TIANG
6.4.1. PENYELIDIKAN DENGAN BORING DAN PENGUJIAN KEKERASAN
Penyedia Jasa harus melaksanakan penyelidikan dengan boring dan pengujian kekerasan untuk
memastikan kondisi pondasi dari pemancangan tiang. Penyelidikan dengan boring harus
dikombinasi dengan pengujian kekerasan, yang terdiri dari Starndard Penetration Test (SPT),
Dutch Cone Penetration Test (DCPT), Hand Auger Boring dan Swedish Weight Sounding Test
(SWST) berdasarkan pada JIS A1221-1995. Bila diinstruksikan Direksi Pekerjaan, penyelidikan
dengan boring dan pengujian kekerasan ini harus dilaksanakan sesuai dengan metode
pengujian yang dinyatakan dalam spesifikasi tentang pengujian. Kecuali ditentukan lain dalam
Kontrak, semua biaya yang dibutuhkan untuk penyelidikan tersebut di atas harus dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan dari pekerjaan pemancangan tiang dan pekerjaan pondasi,
dan tidak ada pengukuran dan pembayaran yang akan dilakukan untuk pengujian ini. Bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan
personil yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengujian tersebut dengan biaya dari Penyedia Jasa.
6.4.2. PENGUJIAN TIANG
Daya dukung tiang tunggal harus dipastikan dengan computerized electrical measuring sensor
dengan analisis otomatis dan peralatan perekam yang dikalibrasi oleh badan yang berhak
untuk itu atau dengan loading test terhadap tiang tunggal tersebut, tidak masalah apakah tiang
berada di dalam atau di luar area pondasi. Umumnya, pengujian tersebut harus terdiri dari
pemancangan tiang uji yang dilengkapi dengan sensor atau penggunaan suatu beban uji
ditempat melalui platform yang sesuai, yang didukung tiang atau metode lain yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus mengajukan metode untuk pengujian tiang kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui sebelum dimulainya pengujian tiang, termasuk jadwal,
peralatan, bahan, metode dan semua yang dibutuhkan untuk pengujian. Penggunaan jack
hidraulic untuk pemberian beban pada tiang harus tergabung dalam sistem. Alat pengukur
harus digunakan untuk mendapatkan pengukuran yang akurat terhadap beban uji,
sebagaimana hal itu terjadi pada tiang, dan terhadap besar penurunan pada setiap
pertambahan beban. Alternatip lain dari jack hidraulic dengan beban dan pengukur tekanan
yang cocok atau sistem lain yang disetujui, dapat digunakan.
Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
6.3. Pekerjaan Angkur
Pada pekerjaan Angkur ini, semua ketentuan mengikat terkait besi mengikuti prosedur pada
pekerjaan beton yang tertuang dalam Bab 4. Besi yang digunakan sebagai angkur adalah besi
polos dengan diameter 16 dengan minimum berat 2,23 kg/m.
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton berupa besi polos yang memenuhi ketentuan
standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut :
Property Polos
Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
BAB 7
PROTEKSI LERENG TANGGUL
7.1. UMUM
Dalam upaya sebagai pengendalian erosi, maka lereng timbunan tanah tanggul akan diproteksi
menggunakan sand filled matress sebagai penutup timbunan dengan spesifikasi minimum yang
tertuang seperti tabel dibawah ini :