Anda di halaman 1dari 50

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BAL AI WIL AY AH S UNG AI SUM AT ERA II
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR SUMATERA I I PROV. SUMUT
JL. JEND. BESAR DR. A. H. NASUTION NO. 30 PKL. MASYHUR TELP : (061) 7861522 – 7861533 FAX. (061) 7861455 KODE POS 20143 MEDAN

SPESIFIKASI TEKNIS

PENYELESAIAN PEKERJAAN
PEMBANGUNAN TANGGUL
PENUTUP BENDUNG D.I SEI WAMPU
KAB. LANGKAT

TAHUN ANGGARAN 2022


SPESIFIKASI TEKNIS
BAB 1
UMUM

1.1. UMUM
Spesifikasi Teknis ini berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan tanpa syarat yang harus dijelaskan lagi
pada tiap-tiap bagian tersebut, syarat-syarat umum ini juga akan berlaku pada pekerjaan-pekerjaan
yang syarat-syarat khususnya belum termuat dalam spesifikasi ini.

1.1.1. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu (Alur Sungai Lama Sei Wampu) berada di Kecamatan
Wampu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, dimana daerah ini meliputi 1 (satu) desa antara
lain : Desa Stabat Lama. Daerah ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama ± 2 Jam
dengan jarak tempuh ± 90 Km dari Kota Medan. Daerah ini beriklim tropis dengan curah hujan rata –
rata bulanan berada antara 114,70 - 326,90 mm.
Posisi geografis terletak pada 3o 45` 5" LU dan 98o 24` 38" BT. Batas Wilayah Daerah Irigasi Sei
Wampu adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tamiang dan Selat Malaka
Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Selatan : Kabupaten Karo
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara/Tanah Alas
Untuk lebih jelasnya rute perjalanan dari Kota Medan menuju lokasi Pembangunan Tanggul Penutup
Sungai Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat, dapat dilihat pada gambar berikut :

Lokasi Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat
Lokasi Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat

1.1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan lanjutan penutupan alur sungai Lama Wampu, dimana pekerjaan
terhenti di tahun sebelumnya akibat bencana banjir. Oleh karena itu, Penyelesaian Pekerjaan
Pembangunan Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat sangat dibutuhkan mengingat
besarnya daya rusak air yang dapat menyebabkan efek terhadap stabilitas Bendung D.I Sei Wampu,
serta akan berdampak terhadap Jaringan Irigasi Kiri D.I Sei Wampu.
Lingkup Kegiatan pekerjaan “Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup Bendung D.I Sei
Wampu Kab. Langkat “antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Timbunan Tanah sepanjang 250 m
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Pancang sepanjang 100 m
5. Pekerjaan Blok Beton dan Tetrapod
6. Pekerjaan Gebalan Rumput

a. Peraturan Khusus.
Peraturan ini dilaksanakan menurut :
Spesifikasi Umum/Spesifikasi Teknik, Gambar - gambar rencana dan syarat-syarat/ketentuan dalam
surat perjanjian berikut lampiran - lampirannya. Petunjuk - petunjuk yang akan diberikan pada saat
pelaksanaan pekerjaan oleh Direksi / Wakilnya.

b. Ketentuan Ukuran.
Letak titik utama untuk menentukan ketinggian dan kedudukan bangunan/lokasi ditetapkan oleh
Direksi. Untuk itu Penyedia Jasa harus menyediakan alat - alat ukur yang lengkap dan berikut alat -
alat Bantu lainnya berikut tenaga pelaksana yang cakap dan berpengalaman. Pengukuran -
Pengukuran detail untuk menentukan kedudukan elevasi dasar bangunan harus dilakukan dengan
teliti dan sesuai dengan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar.
c. Perbedaan Pengertian dalam Pelaksanaan.
Bilamana di dalam pelaksanaan timbul perbedaan antara gambar dan peraturan, maka yang mengikat
adalah peraturan sebagai berikut :
a. Setuju untuk dilaksanakan didahului dengan pekerjaan yang ditunjukkan pada gambar.
b. Dikembalikan untuk perbaikan, gambar tersebut tidak boleh dilaksanakan dan supaya gambar
tersebut diserahkan kembali kepada Pejabat Pembuat Komitmen setelah diperbaiki sebelum
melanjutkan pekerjaan tersebut.
c. Setelah diterimanya gambar yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia Jasa
harus segera menyerahkan tanda terima 10 (sepuluh) rangkap dari tiap - tiap gambar, dengan
pembetulan apabila ada.
d. Semua gambar yang telah diubah dan disetujui harus dipelihara di kantor lapangan Penyedia
Jasa dan disusun dengan baik.
e. Apabila ada pembetulan yang perlu sekali, Penyedia Jasa harus menyerahkan kembali 3(tiga)
rangkap untuk mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Apabila ada pekerjaan yang dilakukan sebelum ada persetujuan Direksi / Pejabat Pembuat
Komitmen, adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar
gambar tersebut.

1.2. GAMBAR
1. GAMBAR - GAMBAR YANG DISIAPKAN PENYEDIA JASA
a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dan
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen terlebih dahulu. Demikian pula apabila ada
perubahan harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan
sebelum pelaksanaan dimulai.
1. Gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar -
gambar pelaksanaan. Sebelum pekerjaan dimulai penyedia jasa, Direksi dan pengguna jasa
bersama - sama mengadakan pengukuran MC.0 sebagai gambar kerja. Gambar dibuat lebih detail
dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari masing - masing konstruksi
yang akan dilaksanakan termasuk daftar tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran
yang tepat. Penyedia jasa berkewajiban menyerahkan 10 (sepuluh) set gambar A3 beserta CD atau
Flashdisk.
2. Direksi Keet / Gudang
Direksi Keet / gudang (untuk keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan) disiapkan oleh
Penyedia Jasa dan diajukan untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen.
3. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar lengkap di lapangan. Apabila ada pekerjaan
dilaksanakan sebelum ada persetujuan adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan terhadap
gambar - gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran
gambar tersebut.
4. Gambar purnabangun (As-built Drawing)
Penyedia Jasa harus membuat gambar purna bangun (As built Drawing) setelah semua pekerjaan
selesai dikerjakan. Gambar purna bangun ini adalah gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.
Gambar pelaksanaan, jika tidak ada perubahan dan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan, dapat
menjadi gambar purna bangun dengan memberi cap “Gambar Purna Bangun” atau “As Built
Drawing” pada reproduksi gambar pelaksanaan atau dapat juga dengan mengganti kop gambar
pelaksanaan menjadi gambar purna bangun / As Built Drawing pada gambar reproduksinya.
Gambar purna bangun harus diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dandirekam
dalam bentuk CD atau Flash disk.

1.3. STANDAR MUTU BAHAN


Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standard
Nasional Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada di Standard Nasional
Indonesia, maka dapat dipakai standard lain yang sesuai dengan spesifikasi ini. Semua bahan dan
mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup oleh Standard
Nasional (SNI) Indonesia haruslah bahan dan mutu yang dipersyaratkan.
Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen akan menetapkan semua atau sebagian bahan
yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan tersebut dan keputusan dalam
hal ini pasti dan menentukan.

1.4. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN


a. Umum
Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
Program tersebut harus dibuat dalam daftar yang memperlihatkan setiap item kegiatan pekerjaan
dan bentuk yaitu bar chart dan kurva ’S’. Setiap program pelaksanaan harus memperlihatkan:
1) Tanggal Mulai
2) Tanggal Selesai
3) Waktu yang diperlukan
4) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan sementara dan
tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan, persetujuan gambar-gambar,
pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur
umum maupun keagamaan.
b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan.
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada waktu yang ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus
menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh
Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurangkurangnya harus
berisi hal - hal sebagai berikut:
1) Jumlah volume pekerjaan yang telah diselesaikan untuk masing - masing item pekerjaan.
2) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang telah dicapai pada bulan
bersangkutan, komulatif target, komulatif kenyataan maupun target untuk bulan berikutnya.
3) Prosentase dari tiap-tiap pokok pekerjaan yang diselesaikan maupun prosentase rencana yang
diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.
4) Rencana kegiatan dalam waktu bulanan dengan ramalan tanggal permulaan dan penyelesaian.
5) Daftar tenaga yang terlibat dalam item pekerjaan rencana.
6) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
7) Hal - hal lain yang diminta sesuai kontrak, dan masalah yang timbul atau berhubungan dengan
pekerjaan selama bulan laporan.

c. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan.


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2(dua) rangkap rencana mingguan yang sudah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen setiap akhir mingguan dan untuk minggu - minggu
berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk semua pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan bahan dan peralatan dan lain -
lain yang diminta Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia Jasa harus
menyediakan rencana kerja bulanan dengan sistim bar chart pada akhir bulan dan untuk bulan -
bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir
kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan/ Pejabat PembuatKomitmen pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan
perubahan.
d. Rapat Bersama
Rapat tetap antara Direksi Pekerjaan / Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa diadakan
sebulan sekali pada waktu yang disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan. Pekerjaan yang diusulkan untuk bulan
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
e. Photo / Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memberikan dokumentasi photo dan video Drone berwarna kepada Pejabat
Pembuat Komitmen menggenai kemajuan pekerjaan dengan ukuran post card dan dalam bentuk
digital (Rekaman dalam CD, Flash disc) pada lokasi yang ditentukan Direksi Pekerjaan/ Pejabat
Pembuat Komitmen selama masa kontrak. Photo dan Video Drone diambil pada waktu sebelum
dilaksanakan ( 0% ), sedang dilaksanakan ( 50% ) dan selesai (100%) dari satu titik untuk komponen
pekerjaan utama dan sewaktu - waktu yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen. Photo dan Video Drone diserahkan kepada Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen dan dilampirkan pada laporan kemajuan bulanan, masing - masing sebanyak 5 (lima)
rangkap, penjelasan dari tiap photo harus dicantumkan. Biaya pembuatan photo dokumentasi
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pada daftar kuantitas dan harga
pekerjaan.Compact Disk (CD) dari photo akan menjadi milik penyedia jasa dan tidak akan
disediakan cetakan dari negatif ini kepada orang atau seseorang tanpa seijin pengguna jasa.

1.5. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN


a. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan kecuali yang tercantum dalam kontrak, semua bahan dan perlengkapan
yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan standard dalam spesifikasi
umum. Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai
dengan suatu standard seperti tersebut di atas. Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen
b. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam
pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi
kekurangannya. Dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan
spareparts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia di
pasaran, maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi
Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan
disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.
d. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan pemeriksaan sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang ditentukan Pejabat
Pembuat Komitmen :
a. Tempat produksi / pabrikasi.
b. Tempat pengangkutan
c. Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan danbahan kepada
Pemberi Tugas sesuai yang diminta Untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya untuk meyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.

1.6. PENGUKURAN ELEVASI TANAH


Data Ketinggian
Berbagai ketinggian yang disajikan dalam gambar menunjukkan ketinggian Acuan Pengikatan Proyek
(Project Referensi Level). Patok BM memiliki ketinggian dalam standar PRL.

Pematokan Dan Survey Pekerjaan


Pada permulaan pekerjaan Direksi harus menunjukan lokasi rambu-rambu dan patok-patok (BM)
yang ada didekat atau didalam situs yang bersangkutan. Ketinggian patok (BM) tersebut harus
diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis. Titik-titik ikat diperlukan lebih lanjut harus
ditempatkan/dipancang oleh Kontraktor dengan biaya sendiri. Kontraktor dianggap bertanggung
jawab sendiri atas pematokan dan cara pematokan yang dipilih. Kontraktor harus membantu Direksi
dalam mengecek pematokan, termasuk mengijinkan Direksi dalam menggunakan sistim yang telah
dipilih Kontraktor. Kontraktor harus memancang patok-patok BM tambahan sehingga tindak ada
ketinggian yang dipindahkan lebih dari 1 km tanpa dipindahkan melalui patok BM. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Rangkap tiga, peta-peta dan catatan-catatan dalam bentuk formulir
yang disetujui yang berisikan tentang lokasi dan ketinggian tiap patok yang digunakan atau yang
dipancangkan oleh Kontraktor. Kontraktor harus melestarikan dan melindungi semua titik-titik
pengikat dan harus menyimpan catatancatatan tertulis yang lengkap tentang semua perubahan,
koreksian dan penggantian dan menyediakannya untuk diperiksa dan di chek oleh Direksi. Pematokan
yang terinci harus dilakukan oleh Kontraktor yang akan mempekerjakan juru-juru ukur yang
berkemampuan tinggi untuk maksud tersebut. Garis dan ketinggian formasi, lereng sisi, jalur-jalur
pelayanan, tanggul-tanggul, bangunan-bangunan dan bagian-bagian pekerjaan yang lain yang harus
dipatok dengan teliti oleh Kontraktor dan sering di cek, serta dipelihara kelestariannya untuk
menjamin agar diperoleh gradien dan penampang melintang yang benar dimana-mana.
Kontraktor harus memelihara dan melindungi rambu-rambu dan patok-patok dari kerusakan
sepanjang waktu sampai selesainya pekerjaan. Pemindahan sebagian dari patok barangkali
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan, namun masing-masing dari rambu tersebut tidak boleh
dipindahkan sebelum posisi patok-patok tersebut telah ditetapkan dengan mendirikan titik-titik
pemgikatan dilokasi-lokasi yang telah tergganggu oleh pekerjaan tetap dan sebelum pematokan
pertama pekerjaan-pekerjaan tanah didaerah sekitar telah selesai dan mendapat persetujuan secara
tertulis dari Direksi.
Segera setelah kontraktor mendapat wewenang atas situasi yang bersangkutan, Kontraktor harus
mengambil alih pertanggung jawaban dan membayar semua biaya yang berkenaan dengan
perlindungan, perawatan dan pemindahan akhir semua rambu dan patok apakah yang ada didalam
maupun yang berada diluar tempat. Rambu-rambu dan patok yang tidak rusak atau terganggu selama
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harus dikembalikan dalam keadaan utuh kepada Direksi setelah
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Jika suatu patok atau rambu menjadi terganggu atau Kontraktor
memperkirakan terjadi gangguan tersebut, Kontraktor harus menempatkan kembali rambu atau
patok BM tersebut atau membuat gantinya sesuai dengan petunjuk Direksi. Setelah membersihkan
tempat tersebut, tetapi sebelum pekerjaan penggalian atau suatu bagian daripadanya akan dimulai,
Kontraktor harus mensurvai, mengukur ketinggian tempat dan areal-areal penggalian, bangunan-
bangunan, pohon-pohon, luas tanaman sejauh yang diperlukan dan disetujui Direksi, tentang semua
bagian yang menjadi dasar pengukuran dari pekerjaan. Denah dan potongan harus di plot oleh
Kontraktor pada masing-masing gambar dan situasi disetujui oleh Direksi, yang kemudian akan
menjadi dasar bagi pembayaran pekerjaan tersebut.
Di sepanjang saluran dan perapian hasil galian yang akan direhabilitasi, harus dibuat penampang
melintang pada alinemen yang bersangkutan, pada selang jarak 50 m, dan lokasi penampang
melintang tersebut harus diberi tanda diluar areal yang dibuka sesuai dengan persetujuan dari
Direksi. Disepanjang saluran dan perapian hasil galian yang akan dibuat sebelum melaksanakan
penggalian atau penimbunan tetapi setelah pembukaan, hanya sebuah profil memanjang saja yang
harus dibuat pada alinemen saluran dan tanggul tersebut.
Setelah penyelesaian saluran dan dan perapian hasil galian tersebut, Kontraktor harus membuat lagi
penampang melintang pertama, guna memeriksa/mengecek apakah pekerjaan yang bersangkutan
telah dikerjakan sesuai dengan dimensi yang telah ditetapkan. Ketepatan/ketelitian pekerjaan survey
tersebut harus berada dalam toleransi sebagai berikut :
 Pasak/patok untuk penampang melintang pada pekerjaan tanah harus ditempatkan kurang dari 20
mm secara vertikal dari posisi yang telah ditentukan, dan 100 mm secara horizontal.
 Survei ketinggian harus diikatkan pada patok Bench Mark yang permanen atau dekat ke titik
permulaan yang ada di sepanjang rute yang pendek. Kesalahan penutupan/pengikatan harus kurang
dari 10 mm kali akar kuadrat dari Panjang sirkuit/kelilingnya dalam kilometer.
 Patok yang menunjukan ketinggian akhir dari pekerjaan tanah harus berada dalam atau dibawah 20
mm dari ketinggian yang ditentukan.
 Bangunannya yang harus dipasang pada jarak 20 mm terdekat, kecuali apabila fungsifungsi
operasional atau hal-hal yang sifatnya khusus, seperti pemasangan pekerjaan logam dan peralatan,
memerlukan pemasangan yang lebih tepat.
Sudut dan lengkungnya harus kurang dari 100 mm dari posisinya yang benar. Kontraktor harus
menyediakan dari permulaan sampai selesainya pekerjaan, 2 tenaga kerja khusus yang akan
diperlukan oleh Direksi, peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pengecekkan
pematokan, survei topografi dan untuk melaksanakan semua kegiatan lain yang mungkin diperlukan
oleh Direksi .

BENCH MARK
1. Sebelum pekerjaan pengukuran dilakukan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen mengenai metode dan peralatan yang akan
digunakan untuk pengukuran.
2. Untuk memulai pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjukkan/menetapkan
lokasi Bench Mark seperti dalam gambar dan dituangkan dalam berita acara penetapan BM.
3. Setiap kerusakan BM yang diakibatkan oleh Penyedia Jasa akan dipasang kembali dengan
beban biaya Penyedia Jasa atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Penyedia Jasa perlu mendirikan bench mark tambahan sementara untuk kemudahannya,
tetapi setiap bench mark sementara yang didirikan, tempatnya disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen dan mempunyai ketelitian yang berhubungan dengan
bench mark yang didirikan oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Pekerjaan pengukuran awal (MC.0) harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan terlebih
dahulu berkoordinasi dengan Tim MC.0, Pejabat Pembuat Komitmen danDireksi / pengawas.
6. Untuk pekerjaan saluran,Penyedia Jasa harus memasang patok as sepanjang saluran dengan
jarak 50 m - 100 m, masing - masing profil dicat dan diberi tanda profil sesuai urutannya (P1,
P2, P3 dst).
7. Patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak dipindahkan atau
ditimbun.
8. Untuk pekerjaan pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana danspesifikasi
teknisnya. Pada pekerjaan pengukuran diluar ketentuan tersebut di atas harus ada
persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis.
9. Pada pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan oleh juru ukur yang telah ditetapkan atau juru
ukur lain yang disetujui Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen .
10. Setelah pekerjaan selesai, Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran MC.100 (As Built
Drawing) dengan didampingi Tim MC.100 yang ditunjuk melalui Surat Perintah Kepala Satuan
Kerja.

Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan kontrak. Apabila terjadi
keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurangkurangnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan/ Pejabat
Pembuat Komitmen secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali
ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa akan mengukur dan
mengambil ketinggian terhadap daerah pekerjaan tersebut, dengan menggunakan bench mark atau
titik referensi yang disetujuii Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen. Ketinggian muka tanah
yang ditentukan perlu mendapat persetujuan. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.

1.7. PEKERJAAN SEMENTARA


a. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan
berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya.
Detail dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di
lapangan, pertama - tama diserahkan kepada Direksi Pekerjaan / Pengawas untuk mendapat
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi umum. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti terlihat pada
gambar, semua biaya yang dibutuhkan untukmelaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa
tanah dan sebagainya, ditanggungoleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian
pekerjaan pada daftar volume pekerjaan.Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa
terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam kontrak. Dalam hal tersebut tidak
diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan,
dijamin oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas dari biaya pembebasan
tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi Pekerjaan / Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan pada lokasi kegiatan, termasuk arah jalan
masuk yang disetujui sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah.
Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh pengguna
jasa termasuk arah jalan masuk yang disetujui tanah harus dikembalikan ke keadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk semua
kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik lapangan pekerjaan atau
orang lain, Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena
kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
c. Papan Nama Pekerjaan, Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan
Buruh, dsb. Penyedia Jasa harus membuat dan memasang papan nama pekerjaan di tempat yang
telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 90 cm x 120 cm, terbuat dari bahan tahan terhadap
cuaca, yang di cat warna dasar putih dengan rangka sesuaikan dengan kondisi lapangan ditanam
dalam tanah dan diberi perkuatan sebagai mana mestinya. Papan nama tersebut harus bertuliskan
informasi yang jelas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan nama pekerjaan, pemberi pekerjaan,
pelaksana pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan, nomor kontrak, tahun anggaran, lokasi, dan
keterangan- keterangan lain yang ditentukan atau sesuai dengan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen.
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, mengerjakan dan memindahkan bangunan
sementara seperti kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, gudang, bengkel, pemondokan
buruh dan bangunan sementara lainnya. Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat
kerja dan bangunan sementara secara umum kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat
persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen. Perkampungan staf
Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua pelayanan yang cukup
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup untuk kantor
Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya didaerah
kerja.
d. Jalan Masuk Sementara
Penyedia Jasa supaya membangun, memelihara dan membongkar jalan masuk sementara
termasuk yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Maksimal 30 (tiga puluh) hari sebelum
Penyedia Jasa memulai pelaksanaan bagian dari jalan masuk sementara, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pelaksanaan secara detail jalan masuk kepada Direksi Pekerjaan/ Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan antara lain :
 Rencana jalan masuk sementara.
 Metode pelaksanaan dan bagan waktu pelaksanaan jalan masuk sementara dan lain- lain.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai melaksanakan pekerjaan jalan masuk sementara
sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.Bagaimanapun juga
persetujuan ini tidak akan mengurangi Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya sesuai dengan
gambar dan rencana kerja yang telah disetujui. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
memperbaiki atas kerusakan jalan masuk atas biaya sendiri termasuk jalan yang ada pada arah
jalan masuk yang disebabkan oleh lalu lintas peralatan berat dan Kendaraan lainnya yang
dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan. Pada saat penyelesaian
pekerjaan, jalan masuk sementara harus dipindahkan atau ditinggalkan dalam keadaan seperti
semula sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.

Papan Nama Proyek


1. Penyedia Jasa wajib memasang papan nama proyek sebanyak 1 buah di lokasi pekerjaan dan
dipancangkan ditempat yang mudah dilihat/dibaca.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan
harus ada selama pekerjaan berlangsung serta tidak boleh dicabut sebelum ada persetujuan
dari Pengguna Jasa.
FOTO-FOTO PEKERJAAN
Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, peralatan atau
hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat
sedikitnya tiga kali.
a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
b. Selama berlangsung pekerjaan.
c. Setelah selesai pekerjaan atau periode pemeliharaan atau setelah sebagai mana yang dinyatakan.
Butir a dan c harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan belakang dan samping)
BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. MOBILISASI & DEMOBILISASI


Mobilisasi dan demobilisasi adalah mengacu pada transportasi peralatan dan personil dari
tempat asalnya ke lokasi pekerjaan berdasarkan revisi program pelaksanaan yang diajukan
penyedia jasa. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan
dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila
pekerjaan telah selesai ke tempat semula.
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan kebutuhan seperti
yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan.
 Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan kepada
direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta
tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
 Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang dilengkapi
dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan didatangkan.
 Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan
maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
 Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan
dan penyediaan personil.
 Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat
dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi. Pembayaran progres mobilisasi dan
demobilisasi akan dilakukan dengan harga lump sum pada daftar kuantitas dan harga,
dengan ketentuan:

Pembayaran progress mobilisasi dan demobilisasi akan dilakukan dengan harga lumpsum pada daftar
kuantitas dan harga dengan ketentuan :
1. Pembayaran sebesar 50% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara substansi telah
selesai dilakukan untuk masing - masing sub-item.
2. Pembayaran sisanya sebesar 50% dari harga lump sum dilakukan bila demobilisasi telah
selesai dilakukan untuk masing - masing sub item.

2.2. LABORATORIUM, PERALATAN LABORATORIUM, DAN PENGUJIAN


Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa sudah termasuk dalam biaya Lump-Sum untuk
pengadaan, pemasangan penggunaan / operasi, dan biaya lainnya yang dibutuhkan untuk
pengujian kualitas bahan dan hasil pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut dalam upaya untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
2.3. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA KESELAMATAN KONSTRUKSI
2.3.1 Umum
Selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesainya masa pemeliharaan pekerjaan, Penyedia
Jasa bertanggung jawab terhadap keamanan pelaksanaan pekerjaan, keamanan pekerja, kesehatan
pekerja, dan kesehatan lingkungan kerja.

Penyiapan Rencana Sistem Keamanan Kesehatan Kerja (K3)


Selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesainya masa pemeliharaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus Menyiapakan Sistem Keamanan Kesehatan Kerja (K3) antara lain :

Pembuatan Manual Prosedur Keamanan Kesehatan Kerja (K3)


Pembuatan Manual Prosedur Keamanan Kesehatan kerja yang didalamnya memuat : Identifikasi
Bahaya, Penilaian Resiko, dan Pengendalian Resiko, merupakan salah satu syarat elemen Sitem
Manajemen Keselamatn Kerja. Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana
penerapan K3 di lingkungan Pekerjaan.
Identifikasi bahaya termasuk di dalamnya ialah identifikasi aspek dampak lingkungan Pekerjaan
terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah Pekerjaan. Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap
seluruh aktivitas Pekerjaan meliputi :
A. Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.
B. Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk pemasok material, Direksi
Pekerjaan dan tamu.
C. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu tenaga kerja yang berada di
tempat kerja.
D. Perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang disediakan Penyedia Jasa.
E. Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan dampaknya
terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
F. Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.
G. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, struktur organisasi
termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.

2.3.2 Sosialisasi Sistem Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Umum
Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleks dan begitu banyak melibatkan
unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan bahan material dengan kapsitas besar atau
dalam jumlah yang besar baik secara pribadi ataupun secara kolektif bersama-sama dapat menjadi
sumber terjadinya kecelakaan. Kurangnya terampilnya tenaga kerja akan memepengaruhi kelancaran
pekerjaan dan sangat merugikan semua pihak seperti misalnya pemilik, kontraktor, konsultan
maupun tenaga kerja beserta keluarganya.
Perlindungan bagi para tenaga kerja dimaksudkan agar senantiasa para tenaga kerja dengan nyaman
melaksanakan pekerjaan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktifitasnya.

Pengarahan K3
Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi. Pada awal ceramah, nara sumber
menyampaikan materi K3 pada pekerjaan. Selain metode ceramah, dilaksanakan pula metode diskusi.
Hal ini untuk mencari solusi atas permasalahan nyata yang ada di lapangan terkait dengan K3
pekerjaan konstruksi.
Pelatihan K3
Bertolak dari adanya kebutuhan SDM K3 yang memenuhi standar minimum, dan untuk mendapatkan
hasil yang optimal dari setiap kegiatan K3 maka diperlukan adanya pelatihan yang dilaksanakan
secara konsisten, dan harus dikaji dengan teliti agar mendapatkan gambaran yang diinginkan dari
pelatihan yang dimaksud.
Tujuan Pelatihan K3 kepada pekerja dititik beratkan pada pengetahuan berupa :
a. Melakukan secara berurutan, langkah-langkah penggunaan safety belt dan alat pelindung diri
lainnya.
b. Menguraikan jenis-jenis alat pelindung diri (APD)
c. Mengetahui dan melaksanakan metode P3K pada setiap kejadian kecelakaan

Simulasi K3
Setiap proses pekerjaan beresiko mengakibatkan kecelakaan kerja dari mulai ringan sampai dengan
berat. Kecelakaan tersebut bisa terjadi karena kondisi tempat kerja yang tidak aman, maupun karena
kelalaian pekerja.
Simulasi P3K ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian dan pemahaman mengenai
pelaksanaan P3K di tempat kerja dan juga meningkatkan keterampilan dalam melakukan pertolongan
pertama terhadap kecelakaan kerja.

Spanduk (Banner) dan Poster K3


spanduk dan Poster harus di pasang ditempat yang sesuai dengan kebutuhan..Spanduk dan Poster
peringatan kepada pihak ketiga atau masyarakat di lingkungan sekitar. Ukuran Spanduk Panjang 3
meter dan lebar 1 meter, terbuat dari bahan kain, disisi kiri dan kanan dilengkapi slot untuk
pemasangan bamboo atau kayu untuk diikat. Poster terbuat dari bahan kertas poster menggunakan
kertas photo lebih besar dari 200 gram dan di laminasi. Dicetak dengan printer dengan kualitas baik.
Ukuran poster sebesar ukuran kertas A3. Poster di tempatkan didalam ruangan. Harga poster sudah
termasuk Frame/Pigura

Papan Informasi K3
Salah satu objek pendukung dalam pelaksanaan K3 adalah Papan petunjuk atau himbauan yang harus ada di
suatu Pekerjaan Konstruksi. Terlebih di kawasan yang jangkauan K3-nya lebih Luas, banyak orang-orang yang
bekerja di proyek yang berlalu lalang setiap harinya, tentu papan petunjuk atau himbauan ini sangat penting
keberadaannya di lapangan proyek.
Papan Petunjuk K3 merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menginformasikan bahaya dan petunjuk
untuk melindungi keselamatan para pekerja. Spesifikasi dari Papan K3 antara lain :
 Pipa Besi Galvanis 1,5”
 Plate Steel 1 mm
 Sticker Invormasi
 Panjang 160 cm
 Lebar 80 cm
 Tinggi dari permukaan tanah 100 cm
 Atap Pelindung

2.3.3. Pengadaan Alat Pelindung Diri


Bagi seorang pekerja, keselamatan, kesehatan, kerja (K3) menjadi hal utama. K3 ini juga diatur
dalam undang-undang Ketenagakerjaan. Perusahaan dan pekerja sama-sama harus
mengetahui tentang K3 sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan standarisasi.
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD
ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan
risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di
sekelilingnya.

Topi Pelindung (Safety Helmet)


Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan,
atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga bisa
melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim.

Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)


Pekerjaan yang berpotensi terpapar debu, asap, uap, atau gas harus menggunakan pelindung
pernapasan (Masker). Penggunaannya disesuaikan dengan pekerjaan dan potensi kontaminasi atau
gangguan pernapasan. Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat dari
katun, kertas atau kasa. Untuk pelindung gas, uap dan asap beracun harus menggunakan respirator
dengan penyaring. Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus
menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan)

Sarung Tangan (Safety Gloves)


Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin,
radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat
patogen seperti virus dan bakteri. Sarung tangan ini terbuat dari material yang beraneka macam,
tergantung dari kebutuhan. Ada yang terbuat dari logam, kulit, kanvas, kain, karet dan sarung tangan
safety yang tahan terhadap bahan kimia.

Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)


Tanpa sepatu yang sesuai, kaki akan rentan terluka oleh benda tajam di tanah ataupun kejatuhan
benda berbahaya dari atas. Karena itu, menggunakan sepatu boot berfungsi untuk melindungi kaki
dari tusukan benda tajam, bahan kimia berbahaya, cairan yang terlalu dingin atau panas, dan lain-
lain. Sepatu keselamatan harus standar SNI 7079-2009 dan SNI 0111-2009. Sepatu untuk pekerjaan
galian dan pengecoran dapat digunakan sepatu karet biasa. Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain
harus menggunakan sepatu dengan pelindung jari yang terbuat dari baja, dan anti tergelincir. Masa
pakai sepatu paling lama adalah 3 tahun, setelah itu harus diganti baru.Cek kondisi sepatu minimal
setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau rusak

Rompi Keselamatan (Safety Vest)


Rompi safety adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD), yang terbuat dari bahan polyester yang
dirancang khusus serta dilengkapi dengan reflector atau pemantul cahaya.
Fungsi Rompi Pengaman :
 Untuk mencegah terjadinya kontak kecelakaan pada pekerja.
 Mengurangi resiko kecelakaan kerja.
 Agar terlihat oleh pekerja lain saat bekerja dimalam hari.
Keuntungan Memakai Rompi Pengaman :
 Dapat Terlihat Dalam Kondisi Gelap. Menggunakan rompi pengaman dengan warna
cerah pita reflektif membuat orang yang memakainya dapat terlihat dengan
mudah oleh orang lain yang melakukan pekerjaan menggunakan alat berat,
kendaraan atau peralatan lainnya. Dengan demikian kemungkinan terjadinya
kecelakaan dapat dikurangi.
2.3.4 Keamanan Dan Pemeriksaan Kesehatan
a. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara
lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan dan bahan bakar, pemagaran sementara,
keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya
Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan
pemerikasaan kesehatan dan menyerahkan peraturan dan organisasi untuk mendapatkan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini
semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.

b. Sistem Pengawasan Keamanan


Penyedia Jasa supaya mengatur system pengawasan keamanan dan organisasinya dan disarankan
untuk mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Sistem pengawasan keamanan
dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan
terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan. Sistem pengawasan keamanan harus
dilakukan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang
berlaku di Indonesia.

c. Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan sehat serta
meperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu
tempat yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen dan oleh
penguasa setempat. Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah
pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

d. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau
sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/dibutuhkan untuk peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, siap digunakan pada semua bangunan air dan bangunan
gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh
Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi dilapangan. Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan
perlengkapan yang mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan, termasuk
peralatan dan tenaga sub Penyedia Jasa.

Keamanan
Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya, kemah dan tempat
pemondokan maupun keamanan staf pemberi kerja/Direksi dan harus menyediakan penjagaan siang
dan malam untuk kantor pihak Pemberi Pekerjaan/Direksi serta perumahannya dengan biayanya
sendiri. Semua langkah-langkah pengamanan harus dilakukan dengan kerja sama yang erat dengan
penguasa-penguasa setempat atau yang berwajib.

Upaya Keselamatan Kerja


Kontraktor harus menyediakan dan merawat lampu-lampu peringatan yang memadai, sinyal tanda
bahaya, isyarat dan penjaga dan harus mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk
melindungi pekerjaan dan keselamatan umum. Saluran, gorong-gorong, jembatan dan lain-lain yang
dekat ke lalu lintas harus dilindungi secara efektif. Kontraktor harus sepanjang waktu melaksanakan
pekerjaannya dan memperkerjakan karyawannya dengan cara-cara yang aman dan harus
menyediakan dan menggunakan alatalat keselamatan yang pantas dan memadai karena dikehendaki
atau diharuskan oleh Peraturan Pemerintah yang meliputi keselamatan pekerja. Seandainya Direksi
memperkirakan bahwa metode keselamatan yang digunakan atau diusulkan oleh Kontraktor tidak
memadai, Direksi harus memberitahu Kontraktor yang dengan segera harus mengubah metode
metode tersebut. Komentar tersebut atau kurangnya komentar dari Direksi tidak boleh ditafsirkan
sebagai membebaskan Kontraktor terhadap tanggung jawabnya sesuai syarat-syarat kontrak.

2.3.5 Jaminan Pelayanan Kesehatan


Kontraktor sepanjang waktu harus memelihara pelayanan kesehatan tempat kerja secara memadai.
Tenaga yang berkemampuan tinggi untuk menangani bantuan pertama pada kecelakaan harus
tersedia ditempat kerja setiap saat bila pekerjaan sedang berlangsung. Selain itu harus dilakukan
kerja sama/pengaturan dengan seorang Dokter yang berkemampuan penuh yang akan dipanggil
ketempat kerja bila diperlukan untuk konsultasi rutin atau darurat. Perlengkapan dan fasilitas yang
memadai, termasuk transport, harus disediakan. Kontraktor juga harus mengadakan hubungan
kerjasama dengan rumah sakit terdekat yang layak untuk kasus-kasus panyakit yang gawat atau
korban luka parah.

Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan K3 sudah termasuk dalam biaya
Lump-Sum untuk pengadaan Alat Pelindung Diri dan rambu-rambu informasi, biaya sosialisasi, serta
fasilitas kesehatan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Segala biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan tersebut dalam upaya untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

2.4. PENGUJIAN GEORADAR


Pengujian Georadar dilakukan sebagai suatu metode survey untuk mengetahui keberadaan
material, benda, soil / tanah keras yang ada dalam lapisan bawah tanah. Georadar memancarkan
gelombang elektromagnetik melalui pemancar kebawah permukaan tanah kemudian pantulan
gelombang diterima reciver. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi lapisan tanah
dibidang geoteknik yang dapat menghasilkan korelasi terhadap parameter-parameter tanah
terkait pekerjaan pemancangan steal sheet pile OZ 20 A di tanah keras yang akan dilaksanakan
pada pekerjaan pembangunan tanggul penutup Bendung D.I Sei Wampu Langkat.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa sudah termasuk dalam biaya Lump-Sum untuk
pengadaan, Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Georadar, Mobilisasi dan Demobilisasi
Personil, Pengambilan Data Lapangan, serta biaya lainnyayang dibutuhkan untuk pengujian dan
hasil pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran 100 % dilakuakan setelah laporan hasil pengujian diserahkan dan disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.

2.5. PEMBUATAN AKSES JALAN DAN PEMELIHARAAN


Pekerjaan pembuatan akses jalan dan pemeliharaan ini dilaksanakan pada akses jalan, jalan
penghubung, jalan desa dan jalan lainnya sesuai dengan gambar atau perintah PPK. Material
yang dipakai untuk pekerjaan ini harus keras, padat, bersih dari segala kotoran : lumpur, bahan
organik, lempung, bahan lepas dan bahan lain yang tidak diinginkan. Perkerasan jalan inpeksi
menggunakan bahan dengan material sirtu tebal 20 cm untuk akses jalan. Penyedia
menyerahkan metoda kerja untuk penempatan penyebaran dan pemadatan material
perkerasan jalan kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1. Penyiapan pondasi pekerjaan perkerasan jalan harus diselesaikan dan disetujui PPK
lebih awal sepanjang paling sedikit 100 m sebelum material perkerasan jalan dihampar
dan dipadatkan. Kerusakan atau cacat yang diakibatkan oleh aliran air, atau kegiatan
pelaksanaan pekerjaan atau sebab yang lain harus segera diperbaiki sesuai dengan
ketentuan dan kualitas yang disyaratkan dengan biaya ditanggung Penyedia, sebelum
pekerjaan perkerasan jalan dikerjakan.
2. Bila tebal lapisan material perkerasan jalan lebih dari 15 cm, penghamparan dan
pemadatan material dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal yang kurang lebih sama
tetapi tidak boleh lebih dari 15 cm untuk setiap lapisan (per layer).
3. Pemadatan perkerasan jalan menggunakan mesin penggilas dan dikerjakan mulai dari
tepi/pinggir perkerasan dan berlanjut ke bagian tengah sepanjang jalur yang
diperkeras menggunakan peralatan yang sebelumnya sudah disetujui PPK.

Pengukuran dan Pembayaran


Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk kegiatan di atas harus dibebankan pada item
pekerjaan penunjang/sementara dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan pembayaran dilakukan
secara lump-sum. Bila item pekerjaan penunjang/sementara tidak ada dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas guna
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak dan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya. Tidak ada penambahan harga
kontrak karena pembayaran item pekerjaan ini, kecuali disetujui PPK.
BAB 3
PEKERJAAN TANAH

3.1. UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam kelompok pasal ini terdiri dari pengadaan keperluan semua
tenaga kerja, peralatan, persediaan bahan-bahan serta pelaksanaan semua kegiatan sehubungan
dengan pekerjaan tanggul penutup dalam rangka penimbunan tanah sesuai dengan spesifikasi
dan gambar. Istilah “Pekerjaan Tanggul Penutup” akan digunakan sebagai istilah umum untuk
menunjukan semua kelas perataan (grading), pendataran (levelling), pemindahan tanah,
pemasangan geobag, pemasangan geotextile serta pengadaan bahannya.

3.2. PENGADAAN DAN PEMASANGAN GEOBAG UK 2 X 1,5 X 3


Pekerjaan Geobag adalah bagian dari jenis pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakan untuk
terwujudnya konstruksi permanen tanggul penutup. Pekerjaan geobag dilaksanakan dengan
menggunakan bahan pasir dari areal sekitar berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi syarat
dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan geobag
dilaksanakan oleh Penyedia. Material pengisi Geobag adalah pasir yang dapat diperoleh dalam
jumlah besar di sekitar pantai atau sungai. Secara mekanika, pasir merupakan elemen yang stabil
dan kemungkinan terjadinya penyusutan volume sangat kecil.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan geobag kepada PPK termasuk semua
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan. Pekerjaan geobag harus dilaksanakan sesuai dengan jalur,
dimensi, elevasi dan jumlah yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati.
Secara teoritik, stabilitas geotube tergantung pada kondisi hidrodinamika dan dimensi struktur.
Jika dimensi struktur yang tersedia mampu untuk mengimbangi gaya pengganggu dari
gelombang dan arus, maka geobag akan stabil, dan sebaliknya.
Material geobag harus dibuat dengan mengkombinasikan material geosintetik yang
dikombinasikan dengan tali pengangkat yang terpasang untuk penanganan dan kemudahan
dalam instalasi. Material geobag harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :
Metoda Kerja Penyedia
Penyedia menyerahkan metoda kerja penempatan dan pemasangan geobag termasuk proses
jahitnya, spesifikasi geobag dan informasi penting lainnya kepada PPK untuk mendapat
persetujuan, sebelum melakukan permintaan kepada produsen atau supplier. Penyedia harus
bertanggung jawab tentang kuantitas, kualitas, jadwal pengiriman dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan pengaduan dan pemasangan geobag berdasarkan metoda kerja yang diusulkannya.

Pemasangan Geobag
Sebelum geobag dipasang, bahan geobag harus dijahit oleh pekerja terlatih yang secara khusus
memahami bahan woven pada geobag itu sendiri. Proses ini harus dikerjakan berhati-hati
sehingga tidak merusak material sesuai dengan perintah PPK atau metoda yang direkomendasi
produsen atau supplier.
Selain itu, bahan pengisi geobag tidak boleh mengandung salah satu dari bahan berikut:
 Material yang rentan terhadap perubahan volume, termasuk lumpur laut, tanah liat yang
membengkak, dan tanah yang mudah roboh.
 Gambut, tumbuh-tumbuhan, kayu, bahan organik, larut atau mudah rusak
 Bahan berbahaya atau beracun atau bahan yang mudah terbakar
 Logam, karet atau bahan lain yang tidak sesuai
Gradasi dari pasir yang dipilih harus sesuai dengan persyaratan gradasi yang ditentukan dalam
Tabel dibawah ini. Batas gradasi yang lebih halus dari pasir isian mungkin diizinkan, dengan
mengikuti pada pemeriksaan persyaratan filtrasi dan persetujuan dari PPK.

Geobag harus dipasang dengan merata pada permukaan tanah sehingga tidak boleh ada bagian
Geobag yang bergelombang. Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang terjadi pada bahan geobag
pada saat dipasang harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus segera diperbaiki oleh Penyedia.

Pengukuran dan Pembayaran


Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini. Pengukuran untuk geobag
harus dilakukan dengan satuan ukuran jumlah buah (pcs) yang dipasang sesuai dengan ukuran
dan dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja atau perintah PPK tentang lokasi dan
pemasangan geobag.
Pembayaran geobag dilakukan sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan
ketentuan :
1. Bila pengadaan geobag sudah di lokasi pekerjaan (Material On Site) maka diukur sebagai 70 %
pembayaran terhadap Item Pekerjaan atas persetujuan PPK.
2. 30% sisanya akan diukur apabila geobag sudah terpasang dan terisi dengan baik sesuai dengan
lokasi yang disyaratkan dan tertuang dalam Gambar Kontrak dan Disetujui PPK.
3.3. PASANGAN GEO-TEXTILE
Material geo-textile harus bersih, kuat bebas dari luka, sobek atau cacat-cacat lainnya serta
dibuat dan diperoleh dari produsen/ pabrik dan supplier yang dapat dipertanggung jawabkan.
Penempatan/ pemasangan geo-textile harus di lokasi yang sesuai dengan gambar atau perintah
PPK. Pemasangan geotextile dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung fondasi dan
stabilitas lereng yang sekaligus untuk melindungi permukaan lereng.

Matras Geo-textile
Material untuk Matras Geo-textile
Geo-textile yang dipakai/berfungsi sebagai matras harus geo-textile dari tipe tenunan yang
dibuat dari material yang tahan/awet terhadap keasaman tanah dan tanah yang bersifat alkali,
bakteri & efek biologis lainnya, ultra violet, dan harus fleksibel. Untuk itu, material geo-textile
harus dibuat dari bahan stabilized poly propylene atau polyester atau bahan sejenis yang
disetujui PPK. Material geo-textile harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :

Material untuk Matras Geo-textile


Material untuk matras geo-textile seperti diuraikan sebagai berikut, tetapi harus memiliki sifat
fisik yang harus memenuhi syarat/ ketentuan paling sedikit sebagai berikut:
Metoda Kerja Penyedia
Penyedia menyerahkan metoda kerja penempatan dan pemasangan matras geotextile termasuk
penyambungannya, spesifikasi geo-textile dan informasi penting lainnya kepada PPK untuk
mendapat persetujuan, sebelum melakukan permintaan kepada produsen atau supplier.
Penyedia harus bertanggung jawab tentang kuantitas, kualitas, jadwal pengiriman dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan pengaduan dan pemasangan geo-textile berdasarkan metoda kerja
yang diusulkannya.

Pemasangan, Penghamparan Matras Geo-textile


Matras geo-textile harus dipasang, dihampar dengan merata pada permukaan tanah sehingga
tidak boleh ada bagian matras yang bergelombang. Harus dicegah timbulnya gaya tarik, tensile
stress, terhadap matras kecuali bila diperintahkan PPK. Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang
terjadi pada matras pada saat dihampar dan diratakan harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus
segera diperbaiki oleh Penyedia dengan menambah matras, over laid, di atas matras geo-textile
yang sudah terpasang atau dengan cara lain yang disetujui PPK. Apabila geo-textile dipakai untuk
membungkus pematus lantai (under drain) yang terdiri dari kerikil, maka kedua ujung geo-textile
harus diberi sambungan overlapped tidak kurang dari 20 cm atau sesuai dengan perintah PPK.
Sambungan geo-textile harus dilaksanakan cara yang sesuai dan dengan material dan peralatan
yang mendapat rekomendasi produsen atau supplier sesudah mendapat persetujuan PPK.
Penyambungan harus dikerjakan berhati-hati sehingga tidak merusak material sesuai dengan
perintah PPK atau metoda yang direkomendasi produsen atau supplier, material sambungan
harus memiliki strip strength yang lebih kuat disbanding material matras geo-textile.
Apabila geo-textile dipasang/dihampar pada talud, geo-textile harus dipasang dengan rapat dan
kuat pada permukaan talud tersebut dengan paku kawat atau pasak yang masuk ke dalam tanah
tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan ketentuan yang direkomendasi produsen atau supplier
atau perintah PPK.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk matras geo-textile harus dilakukan dengan satuan ukuran luas, meter persegi
(m2), yang dipasang sesuai dengan ukuran dan dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja atau
perintah PPK tentang lokasi dan pemasangan geo-textile. Pembayaran dilakukan berdasarkan
jumlah luas geo-textile yang dipasang dengan harga satuan sesuai dengan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, material, alat,
peralatan, pengangkutan & bongkar-muat, penghamparan, perataan, menjahit, menyambung,
overlapping dan pekerjaan lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan ini.

3.4. TIMBUNAN TANAH


Timbunan Tanah Didatangkan dan Dipadatkan
Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakan
untuk terwujudnya konstruksi permanen tanggul penutup. Pekerjaan timbunan bagian dari yang
tanahnya berasal dari borrow-pit dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi syarat dan
spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan timbunan
dilaksanakan oleh Penyedia. Selain itu, lokasi quarry pekerjaan juga harus memiliki ijin galian
yang masih berlaku dan atas persetujuan PPK.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK termasuk semua
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan. Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur,
dimensi, elevasi dan kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah
disepakati. Kecuali bila ada ketentuan lain, Penyedia harus menambah timbunan tambahan
(extra filling), lima persen (5%).
Berdasarkan hasil uji laboratorium, tanah dari quarry harus memenuhi spesifikasi minimal :
 Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
 Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
 Liquid Limit (LL) kurang dari 50%
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan kandungan air
melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard Proctor Test), maka tanah
tersebut harus ditampung untuk sementara waktu di lokasi yang disediakan Penyedia dan
disetujui PPK yang dilengkapi dengan fasilitas drainasi, guna mendapat perlakuan khusus :
penghamparan, pengeringan dan lain-lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi
persyaratan sebagai tanah bahan timbunan.

Jenis Timbunan Berdasarkan Jarak Angkut :


 Tipe-A : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari pekerjaan galian di sekitarnya.
 Tipe-B : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari borrow-pit atau dari pekerjaan
galian dengan jarak angkut sesuai dengan yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Kecuali bila ada ketentuan lain, pada umumnya semua jenis pekerjaan timbunan termasuk
kategori Tipe-B ini.
 Tipe-C : pekerjaan timbunan dengan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK,
berasal dari borrow-pit dengan jarak angkut kurang dari 1,0 km sesuai dengan yang
ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Kecuali bila ada ketentuan lain, pekerjaan
timbunan Tipe-C hanya untuk tujuan khusus yang disetujui PPK dan sesuai dengan yang
diperlihatkan dalam gambar kerja.

Jenis/Kelompok Pekerjaan Timbunan Berdasarkan Pemadatan


Pemadatan Biasa/Normal (Tipe-A1,B1,C1,D1): Pekerjaan timbunan tanah untuk saluran, tanggul,
jalan, timbunan untuk bangunan irigasi dan bangunan pelengkap dan konstruksi permanen
lainnya yang diperintahkan PPK. Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan
pemadatan biasa harus tidak boleh kurang dari 95% kepadatan kering maksimum (95% MDD,
maximum dry density) sesuai dengan ketentuan dalam ASTM D-698. Kelompok pekerjaan
timbunan dengan pemadatan biasa terdiri dari 3 (tiga) golongan ialah:
Tipe-A1, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
Tipe-B1, dan D1, menggunakan tanah dari borrow-pit
Tipe-C1, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK berasal
dari borrow-pit di sekitar lokasi pekerjaan.

Pemadatan Ringan (Tipe-A2, B2, C2, D2)


Pekerjaan timbunan tanah untuk mengganti tanah yang asli, sebagai bangunan penyangga beban
(counter-weight) dan pekerjaan timbunan lainnya sesuai dengan perintah PPK. Tingkat
kepadatan untuk pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan harus tidak boleh kurang dari
85% kepadatan kering maksimum (85% MDD, maximum dry density). Pekerjaan timbunan
dengan pemadatan ringan terdiri dari 3 (tiga) golongan:
Tipe-A2, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
Tipe-B2 dan D2, menggunakan tanah dari borrow-pit.
Tipe-C2, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK berasal dari borrow
pit di sekitar lokasi pekerjaan
3.4.1 Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan
Uji Coba Timbunan
Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan dilaksanakan, Penyedia
wajib terlebih dahulu mengerjakan uji coba pelaksanaan pekerjaan timbunan di lapangan
menggunakan tanah bahan timbunan, peralatan, tenaga kerja dan metoda kerja yang sudah
mendapat persetujuan PPK sebelumnya. Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih
metoda kerja untuk pekerjaan timbunan yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang
dipergunakan, tebal lapisan yang dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat
kepadatan yang dicapai yang harus memenuhi Spesifikasi Teknik ini. Metoda kerja yang disetujui
oleh PPK tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia untuk lepas tanggung jawab terhadap tingkat
kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan. Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan
perubahan metoda kerja atau tanah bahan timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia
wajib melakukan uji coba timbunan ulang. Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi
tanggul, saluran, jalan atau pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat
dibayar sebagai bagian dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah
memenuhi persyaratan. Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh
Penyedia dari lokasi pekerjaan.

Fondasi Timbunan
Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya harus terlebih dulu dikupas
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik ini. Selanjutnya permukaan tanah yang telah
dibersihkan dari humus dan bahan organik lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari
15 cm merata pada seluruh permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan
dihamparkan. Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan diatas dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja termasuk peralatan yang dipergunakan kepada PPK
untuk mendapatkan persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan. Sebelum timbunan lapisan
pertama dihampar dipermukaan tanah fondasi, perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi
seperti telah diuraikan diatas harus terlebih dahulu diselesaikan. Permukaan tanah asli atau
timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau
perintah PPK sebelum penghamparan tanah bahan timbunan dikerjakan. Untuk lereng timbunan
lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih dahulu permukaan lereng tersebut harus
dikupas dan dibersihkan dari bahan organik, setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga,
sehingga tanggul yang baru dapat sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.
Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak boleh lebih dari 30
cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan seperti telah diuraikan diatas. Tanah yang
berbentuk bongkah - bongkah harus dipecah – pecah sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan
memperlebar timbunan tanah dengan cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.
Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum dengan toleransi
+ 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium atau ketentuan lain atas perintah
PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut. Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat
kepadatan timbunan mencapai 95% kepadatan kering maksimum untuk pemadatan
biasa/normal dan 85% untuk pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan diatas. Untuk lereng
timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum talud beton dipasang/dicor,
lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan dipadatkan dengan tampingrammer atau
alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

3.4.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan tanah dilakukan dalam satuan meter-kubik
(m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan tampang memanjang, tampang melintang,
elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil
pengukuran prestasi kerja yang terakhir dengan memperhatikan settlement dan subsidence
tanah fondasi yang masih berlanjut.

Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga termasuk
biaya untuk menyediakan quarry, angkutan, pembuangan, penampungan sementara, platform
alat berat di atas tanah lembek, penghamparan, pengendalian kadar air dan pemadatan,
pembentukan dan perapian timbunan dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk
kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan, perijinan, royalty dan lain-lain.
BAB 4
PEKERJAAN BETON

4.1. UMUM
Beton dan beton bertulang diperlukan dalam pekerjaan Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan
Tanggul Penutup Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat. Semua bangunan yang akan dibuat
termasuk rinciannya sejauh mungkin disajikan dalam gambar. Gambar terinci tentang besi beton,
akan diserahkan selama pelaksanaan pekerjaan. Untuk harga satuan beton bertulang Kontraktor
harus memperhitungkan per-m3 beton.

4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1. Semen
Semen yang akan digunakan harus semua portland yang biasa digunakan yang memenuhi
Standard Indonesia N1-8 atau semen Portland hasil pembakaran tungku (Portland Blast
Cement). Semen yang cepat mengeras tidak boleh digunakan tanpa persetujuan dari Direksi.
Semen Portland harus mengandung kadar C3A kurang dari 3%, semen hasil pembakaran
tungku harus mempunyai kadar kerak/slang lebih dari 65%. Kontraktor harus menyediakan
contoh-contoh semen bila diminta oleh Direksi untuk pengujian, Baik dari gudang Kontraktor di
proyek maupun dari pabrik, Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik
untuk tiap pengiriman semen ke lokasi. Kontraktor harus menyiapkan catatan yang ada untuk
keperluan pemeriksaan oleh Direksi dilokasi pengecoran beton dari setiap pengiriman semen
tersebut. Semen dapat ditolak atas perintah Direksi, jika semen tersebut tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini. Semen dapat diterima berdasarkan hasil
pengujian selama tujuh hari asalkan disertai riwayat kualitas dari penghasil/pabrik semen
selama 12 bulan yang terakhr atau berdasarkan hasil pengujian normal selama 28 hari pada
tingkat pengujian biasa, sebelum pengapalan semen dari pabrik.

4.2.2. Pasir
Berbagai jenis pasir untuk pekerjaan bangunan adalah sebagai berikut :
 “Pasir buatan”, pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
 “Pasir alam”, pasir yang dihasilkan dari sungai atau sumber pasir alam lainnya.
 “Pasir campuran”, campuran pasir alam dengan pasir buatan, dalam perbandingan
campuran yang ditentukan didalam sub pasal berikut ini.
Semua pasir alam yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh
Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau sumber-sumber alam lainnya yang disetujui.
Jika pasir alam diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau dikuasai oleh pemberi
pekerjaan/kuasa bangunan, Kontraktor harus membuat semua pengatur yang perlu dengan
pemilik dan harus membayar semua persewaan atau biaya-biaya yang bersangkutan dengan
hal tersebut.
Persetujuan tentang sumber-sumber pasir alam tidak boleh dijadikan sebagai dasar
pembenaran atau pengesahan atas semua bahan yang diperoleh dari sumber tersebut, dan
kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua kualitas pasir yang dipasok, yang
digunakan dalam berbagai pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi contoh pasir alam yang diusulkan sebesar 15 kg untuk pengujian dan meminta
persetujuan sedikitnya 14 hari sebelum bahan yang diperlukan tersebut digunakan.
Bahan/material pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tanaman dan
bendabenda lain yang tidak dikehendaki dan semua macam tanah, pasir dan kerikil yang tidak
berguna harus disisihkan. Bahan/material harus diatur dan diperlakukan sedemikian rupa,
sehingga tidak merugikan kegunaan bahan/material tersebut. Bahan tersebut harus disaring
dan dicuci sebagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan pasir alam yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditentukan disini. Pasir atau agregat halus tersebut harus bersih dan
bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah
karang, serpi, alkali atau benda-benda organik, lempung, mika, dan semua bahan yang
merusak dan merugikan. Jumlah persentase tanah liat dan debu melebihi dari 5% menurut
berat kering. Agregat yang halus harus runcing, keras, padat, berbentuk kubus dan tahan lama.
Semua pasir yang akan digunakan untuk membuat beton yang tercakup dalam spesifikasi ini
harus berupa pasir alam dan jika dianggap perlu harus dicampur dengan perbandingan yang
tepat antara pasir buatan dan pasir alam. Pasir harus memiliki modulus kehalusan butir antara
2 sampai 3,2 atau bila diuji dengan menggunakan ayakan standar harus sesuai menurut
Standar Indonesia untuk beton PBI 197 (N1-2), atau dengan ketentuan sebagai berikut :
No. Ukuran Ayakan Persentase Satuan Timbunan
yang Berdasarkan Berat yang Tertahan Pada Ayakan
4 0–5
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7
Semua pasir alam dan pasir campuran akan diuji terlebih dahulu oleh Direksi, untuk
menentukan apakah pasir yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini, Kontraktor harus menyediakan, tanpa memungut ongkos, bantuan yang
diperlukan Direksi untuk memperoleh contoh-contoh pasir yang mewakili untuk tujuan
pengujian dan dalam rangka pengawasan sarana/fasilitas produksi serta kegiatan dari
Kontraktor.

4.2.3. Agregat Kasar


Agregat kasar harus diperoleh dari sumber yang telah disetujui oleh Direksi. Agregat kasar ini
harus terdiri dari batu pecah atau batu kerikil atau bahan-bahan pengisi lain yang sejenis atau
kombinasinya seperti yang ditentukan harus menyediakan contoh-contoh agregat bila
diperlukan oleh Direksi. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari benda-benda yang lunak,
halus, tipis, atau potongan-potongan memanjang, alkali, unsur-unsur aorganik atau segala zat
lain yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Jumlah persentase tanah liat dan debu tidak
boleh melebihi dari 2% per satuan berat. Agregat kasar harus mempunyai bentuk baik, padat,
keras, awet dan tidak berpori-pori. Kontraktor harus melakukan pengujian agregat secara
teratur dengan pengambilan contoh dari agregat yang digunakan dan banyaknya pengujian
harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus memberikan kepada Direksi salinan hasil catatan
dari setiap pengujian.

4.2.4. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus dari sumber yang telah
disetujui Direksi dan pada saat digunakan harus bebas dari lumpur, unsur organik, asam, garam
dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang dapat merusak. Air yang bebas dari hidrokarbon dan
bahan organik yang merusak. batas jumlah bahan organik yang tidak larut tidak boleh melebihi
dari 500/106 berat dan endapan tidak boleh melebihi 31/106 berat. Kontraktor harus
melakukan pengujian secara teratur terhadap air yang diambil dari sumber air tersebut pula,
dan kekerapan pengujian yang disetujui Direksi, dan harus menyerahkan catatan hasil setiap
pengujian air tersebut kepada Direksi. Kontraktor harus menanggung semua biaya dalam
upaya mendapat air yang memenuhi kualitas yang ditentukan.

4.2.5. Bahan Pembantu (Additives)


Beton dan spesi harus dibuat dari semen, agregat dan air seperti yang ditentukan dalam
spesifikasi. Tidak ada unsur-unsur lain yang harus dicampur kedalam beton tanpa peretujuan
dahulu dari Direksi. Kontraktor boleh menggunakan untuk memperlambat pengerasan untuk
mempermudah/membantu penyiapan sambungan konstruksi dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

4.2.6. Contoh-contoh Bahan


Tidak lebih dari 60 hari sebelum memulai pekerjaan beton, kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi, contoh-contoh agregat dan besi beton yang diusulkan untuk digunakan dalam
pekerjaan beton. Tidak boleh mengadakan penggantian material pada saat sesudahnya, tanpa
ada persetujuan dari Direksi.

4.3. PENYIAPAN DAN PENGANGKUTAN BAHAN-BAHAN


4.3.1. Semen
Semua semen harus dikirim ke lokasi dalam kantong-kantong kertas tertutup, dengan diberi
tanda, atau dengan bentuk lain yang disetujui, kecuali kalau ada persetujuan tertulis dari
Direksi, pengangkutan semen dapat dilaksanakan dalam bentuk lain.

4.3.2. Agregat-agregat
Semua cara/metode yang digunakan Kontraktor untuk membongkar, memuat, menangani dan
menumpuk pasir serta agregat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Kontraktor harus
membersihkan dan meratakan untuk keperluan pembuangan air, semua tempat yang
diperuntukan untuk penimbunan bahan, dan harus menangani pekerjaanpekerjaan
penumpukan pasir dan agregat secermat mungkin sehingga pengumpulan dan pecah dapat
sekecil mungkin dan bahan yang ditumpuk tidak tercemar oleh tanah atau bahan lain karena
terkena aliran air permukaan air tanah.
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sedemikian rupa dengan suatu cara
menaruh semua bahan secara langsung pada posisi akhir dan dengan tebal lapisan tidak lebih
dari 1,25 meter. Pasir dan agregat tidak boleh dipindahkan dari satu tempat penimbunan ke
tempat penimbunan lainnya, kecuali apabila diperlukan peralatan permukaan. Agregat-agregat
dari masing-masing spesifikasi ditentukan harus dibawa secara terpisah ke tempat pengadukan
dan harus ditimbun disuatu tempat sedemikian rupa untuk mencegah bahan-bahan tersebut
saling tercampur.
Demikian pula bahwa agregat harus ditimbun dan ditangani sedemikian rupa supaya
memungkinkan pengambilan contoh dan pengukuran secara memuaskan terhadap kadar
kelembaban pada agregat yang terlindung dari sinar matahari dan menyirami dengan air untuk
mencegah menghangatnya agregat pada saat pencampuran beton.

4.4. PENGUJIAN BAHAN


Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk menjamin agar semua bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
spesifikasi ini. Untuk itu Kontraktor harus melakukan pengujian yang sesuai dengan standar yang
ditentukan atas biaya sendiri. Catatan-catatan lengkap dari hasil pengujian tersebut harus
tersedia dan disimpan dengan baik oleh Kontraktor dan apabila diminta oleh Direksi setiap saat
Kontraktor harus dapat menunjukkannya, baik selama waktu pekerjaan berlangsung maupun
selama 2 tahun sesudah pekerjaan selesai. Sekalipun sertifikat-sertifikat pengujian serta analisa
bahan dari pabrik telah dibuat, Direksi atas pertimbangan sendiri dapat melakukan pengujian
ulang setelah bahan-bahan yang dimaksud dikirim ke lokasi. Untuk menjamin agar bahan-bahan
tersebut sesuai dengan syaratsyarat yang ditentukan.
Direksi dapat memperoleh contoh-contoh bahan yang diambil dipabrik-pabrik pembuat atau dari
pengiriman-pengiriman ke lokasi dan menyerahkan contoh-contoh tersebut jika yang
bersangkutan menginginkannya.
Direksi berhak menolak sesuatu bahan berdasarkan hasil dari pengujian tersebut, meskipun
kenyataan bahwa sertifikat pengujian pembuat bahan yang telah menunjukkan hasil pengujian
memuaskan.

4.5. KUALITAS BETON


4.5.1. Umum
Beton yang diperlukan untuk berbagai bangunan yang akan dibuat menurut spesifikasi ini, dan
untuk semua tujuan yang terkait sebagaimana yang diminta oleh Direksi, harus terdiri dari
bahan-bahan yang ditentukan didalam spesifikasi ini dan harus dicampur dengan perbandingan
yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan dalam spesifikasi ini, kecuali jika
secara khusus diubah oleh Direksi untuk tiap tim khusus dari pekerjaan. Ketentuan dan
persyaratan yang ditentukan disini harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton PBI
1971 (N1-2). Bahan-bahan harus dicampur dengan perbandingan yang ditentukan untuk dapat
menghasilkan suatu beton yang padat dan kuat, kandungan air dan semen harus diawasi agar
sesuai dengan persyaratan pada sub pasal b berikut ini. Campuran percobaan harus
dipersiapkan oleh Kontraktor sesuai dengan Standar Indonesia yang relevan. Campuran
percobaan dan pengujian-pengujian campuran ini pelaksanaanya harus dihadiri oleh Direksi.
Dapat diberikan suatu toleransi pada perbandingan air/semen asal hal ini dilakukan untuk
kepuasan Direksi berdasarkan dari catatan hasil pengujian yang menyatakan bahwa
persyaratan beton yang telah ditentukan masih dapat diperoleh pada perbandingan air/semen
yang lebih tinggi. Kontraktor tanpa biaya tambahan dari proyek, sedikitnya 45 hari sebelum
memulai pekerjaan beton harus membuat campuran-campuran percobaan untuk masing-
masing kelas beton,
dengan menggunakan type mesin/peralatan yang sama yang akan digunakan untuk berbagai
pekerjaan. Campuran perkerjaan dapat diterima dalam hal kekuatan jika masing-masing dari
tiga tahapan adukan yang dibuat pada hari berurutan dengan porsi campuran yang sama,
memiliki kekuatan tekan pada umur 28 hari. Selain dari persyaratan tersebut diatas, rancangan
campuran beton, pembuatan dan cara pengujian untuk semua beton harus diawasi oleh
tenaga ahli yang mampu, yang berpengalaman dalam pengendalian kualitas untuk produksi
beton, pembuatan harus selalu berada menghadapi sesuatu masalah yang timbul dari
pembuatan beton, tenaga ahli yang mampu tersebut harus selalu siap sedia untuk membantu
tenaga yang ditetapkan untuk pengawasan tersebut terus menerus.
4.5.2. Kelas dan Mutu Beton
Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji kuat
tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30 cm dengan
umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTO T23 sebagai berikut :
Tipe Beton Kuat tekan umur 28 hr Ukuran Rasio Perkiraan Kisaran
(kg/cm²) maksimum Maksimum kandungan nilai
slump
Kubik 15 Silinder 15 Agregat (mm) Air/ semen Semen (cm)
cm cm x 30 cm (kg/cm²)
Tipe-K450 450 400 - 0,40
(approx) 420
(approx)
Tipe-K400 400 330 20 0,45 400 2~5
Tipe-K350 350 290 20 0,45 365 2~5
Tipe-K300 300 250 20 0,60 350 2~5
15(shotcrete) 0,35~0,50 400
Tipe -A K225 260 225 40(20 mm) 0,50 330 5 ~ 15
(2 ~ 8)*
Tipe -A (K225, dengan 260 225 20 mm 0,50 350 8 ~ 15
pompa beton) (2 ~ 8)*
Tipe-B (K175) 200 175 40(20 mm) 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-B (K175, 200 175 20 mm 0,50 320 8 ~ 12
Dengan pompa beton
Tipe-B Lining 200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-C (K125) 145 125 40 0,55 250 5~7,5
Tipe-D (K100) 115 100 20 0,55 200 7,5~10

4.6. PENGUJIAN BETON


4.6.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan, merawat dan mengoperasikan peralatan yang diperlukan
untuk pengambilan contoh, penyiapan dan pengujian beton, agregat dan air. Kontraktor harus
mengambil contoh-contoh beton dari campuran-campuran percobaan dan dari beton ditempat
pekerjaan-pekerjaan permanen dan harus memperbaikinya bila perlu, dan pengujian
semuanya sesuai dengan standar yang relevan. Bila menuang beton pada pekerjaan yang
dimaksud, Kontraktor harus melaksanakan pengujian konsistensi/slump pada permulaan dari
setiap penuangan beton. Biaya dari setiap pengujian tersebut dimaksud pengambilan dan
pengiriman contoh-contoh ke laboratorium serta semua biaya tambahan untuk itu, harus
ditanggung oleh Kontraktor, yang juga harus melaksanakan semua pengujian tersebut dibawah
pengawasan Direksi.

4.6.2. Pengujian Konsistensi/Slump


Pengujian konsistensi/slump harus dilaksanakan sesuai dengan PBI 1971 (N1-2). Nilai slump
beton harus serendah mungkin untuk menjamin pemadatan yang sempurna dengan peralatan
yang disetujui untuk pekerjaan tersebut. Nilai slump dari beton harus tidak melebihi :
- 50 mm untuk beton yang berisikan agregat kasar dengan ukuran maksimum 75 mm, untuk
beton pada lantai jembatan, puncak dinding beton, pilar-pilar beton, beton untuk bingkar
(curbs) dan pada pelat-pelat horizontal atau hampir horizontal.
- 75 mm semua beton lainnya.
Direksi berhak untuk menunjuk nilai slump yang lebih kecil apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan (practicable) dan akan menghasilkan beton yang berkualitas lebih baik atau
alasan penghematan.

4.6.3. Pengujian Kekuatan Tekan (Compression Test)


Kekuatan tekan beton harus ditentukan melalui pengujian 150 mm x 300 silinder kubus 150
mm x 150 mm atau kubus 200 x 200, yang dibuat dan diuji sesuai dengan PBI (N1-2), kecuali
untuk semua contoh beton, dimana silinder-silinder akan dicetak, potongan-potongan dari
agregat kasar yang lebih besar dari 38 mm harus dibuang dengan menyaring atau
memungutnya dengan tangga.
Semua contoh harus diambil secara acak dengan disaksikan oleh Direksi, lalu dicetak, dirawat
dan diuji sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dengan benda uji minimum 3 kubus.
Cetakan yang telah terisi harus ditutup dengan baik dengan karung goni basah, diletakkan
ditempat teduh. Setelah 24 jam, kubus-kubus cetakkan harus dikeluarkan dan dimasukkan ke
dalam air sampai kubis-kubus tersebut di lokasi harus dilindungi dengan menggunakan
termometer. Kecuali diinstruksikan lain, setiap set pengujian kubus harus terdiri dari 6 kubus, 3
kubus harus diuji pada umur 7 hari setelah pengecoran, tanggal pembuatan harus ditulis
dengan jelas pada kubus tersebut. Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi atas dasar
kecepatan pengecoran dan struktur bangunan, namun tidak lebih sering dari yang diperlukan
untuk menjamin agar beton yang dicor memenuhi spesifikasi dan persyaratan rencana.
Hasil dari pengujian kubus beton harus dinilai, sesuai dengan standar relevan. Persyaratan
kekuatan tekan dianggap memuaskan jika kekuatan tekan kubus berumur 7 hari tidak kurang
dari tiga per empat dari kekuatan tekan kubus yang berumur 28 hari. Jika kekuatan tekan
kubus disimpulkan dari pengujian tidak mencapai nilai yang diinginkan, maka campuran beton
tersebut harus dirancang kembali, tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi Pekerjaan.

Catatan-catatan :
 Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian yang diberikan dalam satuan
metrik.
 Kontraktor harus membuat catatan dalam formulir yang telah disetujui oleh Direksi dan harus
menyerahkan kepada Direksi rangkap tiga paling lambat 3 hari setelah pengujian dilakukan.
 Kontraktor harus pula membuat dan menyerahkan catatan-catatan mengenai suhu udara
tempat pengecoran dan temperatur beton dan bahan-bahan beton untuk disetujui oleh
Direksi.

4.6.4. Benda Uji Teras Beton


Apabila akan diminta oleh Direksi untuk keperluan pemeriksaan ulang pekerjaan sebagaimana
dalam ketentuan persyaratan umum kontrak, harus dibuat benda uji beton pada pekerjaan
yang telah jadi dan dilakukan pengujian sesuai dengan standar yang relevan. Benda uji tersebut
harus berdiameter tidak kurang 150 mm dan dimana mungkin, memiliki perbandingan
tinggi/diameter sama dengan dua.

4.7. PENGADUKAN/PENCAMPURAN BETON


Kecuali bila dapat disetujui Direksi mengenai pembuatan beton kelas I, Kontraktor harus
membuat perbandingan berat masing-masing bahan dalam bentuk beton dari setiap adonan
secara tepat dan benar. Air harus dituang ke campuran agregat dan semen dalam mesin
pengaduk atau mesin pengaduk beton yang mudah dipindah-pindah, jumlah air yang dituangkan
adalah minimum yang diperlukan. Alat untuk mengukur air harus menujukan secara teliti berat
yang diperlukan dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemberian air secara otomatis
terhenti, jika jumlah air yang diperlukan telah tertuang ke dalam campuran/adukan. Bahan-
bahan pembentuk beton harus diaduk dengan campuran secara merata dalam mesin pengaduk
beton.
Volume dari bahan yang dicampur untuk setiap pengaduk, keseluruhan isi adukan harus
dituangkan sebelum pengadukan berikutnya dilakukan. Lama waktu pengadukan diukur pada
saat semua bahan berada di dalam drum pengaduk. Lama pengadukan ditentukan oleh Direksi,
namun harus dilakukan sedikitnya selama 1,5 menit.
Direksi berhak untuk menambah lama waktu pengadukan bila pengadukan bahan dan
pengerjaan pengadukan gagal untuk menghasilkan adukan beton dengan campuran bahan dan
konsistensi yang merata. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila diminta perubahan-perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan sebelum, selama dan sesudah pengisian bahan ke tempat mesin pengadukan.
Pengadukan yang berlebihan lainnya memerlukan penambahan air untuk mempertahankan
konsistensi beton yang diperlukan tidak diperkenankan. Pengadukan dengan tangan hanya
diperkenankan pada lokasi dimana menurut Direksi tidak mungkin dapat dilaksanakan
pengoperasian mesin pengaduk yang dapat dipindah-pindahkan. Untuk memudahkan
pengadukan dengan tangan Kontraktor harus membuat lantai pengaduk beton dengan ketebalan
tidak kurang dari 50 mm dan permukaan yang rata dan halus paling sedikitnya 2 m2 luasnya
dikelilingi oleh dinding penahan dengan ketinggian paling sedikit 100
mm. Semua persyaratan lain untuk pengadukan beton dengan tangan adalah sama seperti yang
ditentukan diatas. Temperatur beton ketika dituang/dicor tidak boleh melebihi dari 32ºC dan
tidak kurang dari 4,6ºC. Jika temperatur beton yang dituangkan berada antara 27ºC dan 32ºC,
beton harus
diaduk dilokasi dan dituangkan segera setelah dicampur, jika pengecoran beton dilakukan ketika
udara sedemikian rupa sehingga temperatur dari adukan beton akan melebihi 32ºC.
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Kontraktor harus menggunakan cara yang efektif seperti
mendinginkan agregat lebih dahulu dan mencampuri air lebih dahulu dan mengecor pada pada
waktu malam, bila perlu untuk menjaga temperatur adukan yang akan dicor dibawah 32ºC.

4.8. PEKERJAAN ACUAN /CETAKAN (BEKISTING)


4.8.1. Rancangan Acuan/Cetakan (Bekisting)
Acuan harus sesuai dengan berbagai bentuk, garis, derajat dan ukuran mendapatkan beton
seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. Kontraktor
harus bertanggung jawab terhadap rancangan dari setiap pekerjaan acuan. Bahan yang harus
digunakan dan rancangan dari acuan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum
pembuatan acuan dimulai, namun persetujuan tersebut tidak akan mengurangi tanggung
jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk atau perlu adanya perbaikan kerusakan-
kerusakan yang dapat terjadi atau tampak selama penggunaan. Direksi kapan saja dapat
menolak suatu bagian dari acuan yang tampak tidak sempurna dalam suatu hal dan Kontraktor
harus segera menyingkirkan acuan tersebut dari pekerjaan dan menggantinya atas biaya
sendiri.
Gambar-gambar yang menunjukan rancangan umum dan ukuran untuk acuan bangunan tidak
perlu diserahkan kepada Direksi untuk disetujui, kecuali kalau Direksi menuntut penyerahan
tersebut.

4.8.2. Konstruksi Acuan/Cetakan (Bekisting)


Acuan dapat dibuat dari logam, kayu berlapis logam, kayu lapis, papan lainnya yang dipress
atau dari papan yang diserut halus, dalam kondisi yang baik seperti yang diperlukan untuk
menghasilkan permukaan akhir yang ditentukan. Permukaan beton harus rata dan halus bila
merupakan permukaan saluran, acuan untuk permukaan-permukaan beton demikian itu dapat
dibuat dari kayu atau logam dan setiap bentuk dan ukurannya harus tepat, juga harus cukup
kuat dan kokoh untuk tetap bertahan pada posisi maupun bentuknya, apabila menahan
pembebanan pada saat berlangsungnya pekerjaan penuangan dan penggetaran beton dengan
alat vibrator untuk pemadatan.
Semua acuan yang didirikan harus kokoh, alat-alat yang cukup dan sesuai untuk membuka
acuan-acuan tanpa merusak permukaan dari beton yang sudah selesai harus disiapkan.
Sebelum beton dicor permukaan beton harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan yang secara efektif mencegahnya lengketnya beton pada acuan-acuan dan
tidak akan mengotori beton. semua material atau proses untuk melepaskan lekatan hanya
dapat digunakan setelah diuji oleh Direksi. Perhatian harus diberikan dalam penggunaan
minyak acuan, agar jangan sampai mengenai besi beton, karena akan mengakibatkan hilangnya
daya lekat. Fillets ukuran 20 x 20 mm harus diletakkan disudut-sudut acuan untuk
menghasilkan tepi-tepi yang melereng pad permukaan beton yang tidak terlindung (terbuka).
Sudut-sudut sebelah dalam pada permukaan dan pinggir-pinggir sambungan yang terbentuk,
tidak akan memerlukan pemiringan kecuali kalau syarat untuk pemiringan dinyatakan dalam
gambar.
Semua acuan harus dilindungi dengan baik pada posisinya untuk mencegah pengapungan atau
pergeseran selama pengecoran beton. Selama pengecoran beton, acuan dapat ditompangkan
pada pilar-pilar beton, kaki-kaki logam atau dengan cara yang lain yang disetujui. Penyangga
acuan harus berstandar pada pondasi yang baik sehingga tidak mungkin terjadi penurunan
acuan selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Penggunaan kawat beton yang menembus beton untuk menjamin agar pekerjaan acuan tetap
pada posisinya tidak diperbolehkan. Baut-baut yang menembus beton dapat dipergunakan,
namun jumlahnya harus dijaga seminimum mungkin untuk menjamin pekerjaan acuan tetap
kokoh.
Baut-baut tersebut berdiameter dari 12 mm dari tipe kerucut yang dapat ditanggalkan,
sehingga laras baut-baut tersebut tetap tertancap dalam beton sedangkan kerucut dapat
diangkat, lubang-lubang harus ditutup spesi semen dengan rapi dan benar. Perlu diperhatikan
untuk menjamin penutup sesuai dengan warna permukaan sewaktu beton mengering.
Acuan-acuan yang tidak melengkung, baik dipakai lagi asalkan acuan-acuan tersebut sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan. Acuan-acuan yang dimaksud harus sama bersih setiap
waktu sebelum dipakai lagi dan harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi.
Bila diperhatikan dalam gambar atau diperlukan atau diminta oleh Direksi, Kontraktor harus
membuat pipa-pipa, benda-benda khusus, alat-alat pemasang, pelat, sangkutan jangkar,
penopang baut dan mur dan sebagainya, ke dalam beton selama berlangsungnya pekerjaan.
Semua peralatan tambahan dipasang dengan tepat dan ditunjang dan kelurusan serta
kerataannya harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan pengecoran atau beton dimulai.
Tidak diijinkan adanya potongan besi beton untuk memungkinkan pemasangan pipa-pipa,
benda-benda khusus dan peralatan lainnya pada pekerjaan ini tanpa persetujuan Direksi.
Beton harus dkerjakan di sekeliling pipa-pipa, benda-benda khusus, peralatan lainnya untuk
pengikatan yang sempurna agar tidak terjadi kebocoran dengan adanya berbagai peralatan
tambahan tersebut.
Jika peralatan tambahan yang akan dipasang dalam pekerjaan tidak tersedia ketika akan
diadakan pengecoran beton, maka harus dibuatkan lubang-lubang pada beton tersebut dan
peralatan tambahan harus dipasang dan dibeton sebagai pekerjaan yang terpisah. Lubang yang
baru dibuat dengan ukuran yang luas untuk menjamin beton dapat dipadatkan secara merata
disekitar peralatan tambahan tersebut, dan harus dilengkapi dengan alat penahan air
(waterstops) jika diminta Direksi, sebelum menuangkan adukan beton kedalam lubang-lubang
tersebut, semua bahan-bahan yang lepas atau tidak sempurna, ceceran semen, harus
disingkirkan dan permukaan-permukaan sambungan harus dibikin kasar sepenuhnya sehingga
diperolah permukaan yang sama sekali baru, terpahat dan kasar. Permukaan yang baru
tersebut, setelah itu harus disikat bersih dan segera sebelum adukan beton dipasang,
permukaan itu harus dibasahi dan dilabur dengan spesi semen pasir dengan ketebalan 20 mm
menurut perbandingan adukan 1 : 2 dengan kekentalan adukan serupa susu yang kental.

4.9. PEMBUKAAN ACUAN/CETAKAN (BEKISTING)


Waktu dan cara pengikatan serta pembukaan acuan harus seperti petunjuk dari Direksi dan
pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada beton. Beton
yang masih muda umurnya tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah acuan-acuan dibuka
permukaan beton harus diperiksa secara seksama dan permukaan-permukaan yang tidak
beraturan harus segera sampai disetujui Direksi. Acuan-acuan tidak boleh dibuka, kecuali kalau
disetujui Direksi, sampai kekuatan tekan kubus adalah 100 kg/cm 2 atau dua kali tekanan dimana
struktur akan dibebani, yang dimana diantaranya lebih besar.
Acuan-acuan hanya boleh dibuka dengan seijin Direksi dan pekerjaan pembuatannya setelah
diterima ijinnya tersebut harus dilaksanakan dibawah pengawasan mandor yang berwenang.
Ketelitian harus dilakukan selama pembongkaran untuk menghindari goncangan atau
pembalikan tekanan pada beton. dalam hal Direksi mempertimbangkan usulan Kontraktor untuk
pembongkaran pekerjaan acuan terlalu dini, baik kerena atau karena alasan lain. Direksi dapat
memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembongkaran tersebut dan Kontraktor tidak
berhak atas ganti rugi karena kemunduran pekerjaan tersebut. Untuk beton yang dibuat dengan
semen Portland biasa waktu minimum untuk membongkar pekerjaan acuan harus seperti daftar
dibawah ini :
- Sisi balok lantai dan dinding = 3 hari
- Lantai = 14 hari
- Sisi bawah balok dengan penyangga masih ditempat = 14 hari
- Pemindahan penyangga = 21 hari

Pengukuran dan Pembayaran Bekisting Tanpa Perancah


Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m 2) bekisting / cetakan. Yang diukur adalah luas bersih
permukaan cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan beton pada
konstruksi sambungan, dan ujung penutup.
Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk pekerja, peralatan, material dan
semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan dan pembongkaran cetakan,
penopang, perancah dan lainlain. Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan
sebagainya, tidak dibayar dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton
bersangkutan.
4.10. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PENULANGAN BETON
4.10.1. Besi Beton
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton berupa besi ulir yang memenuhi ketentuan
standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut :
Property Besi Ulir

Tensile strength (kg/mm²) 45-57


Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih
Penyedia harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan
dipergunakan dan setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Tampang melintang besi
tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh panjangnya dengan yang
disetujui PPK. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat. Besi beton
harus dijaga sepanjang waktu agar bebas dari kerusakan dan pencemaran, dan pada saat
digunakan sebagai tulang beton harus bersih dan bebas dari sisik gilingan yang lepas, debu,
karat lepas, gemuk, cat, lumpur dan sesuatu bahan yang lain yang menempel yang dapat
mengurangi perekatan. Besi beton hendaknya disimpan pada saat setempat berlindung dan
ditumpu agar tidak menyentuh tanah.

4.10.2. Penekukan/Pembengkokan
Semua besi beton yang ditekuk harus dalam keadaan dingin, penekukan menggunakan roller
yang dapat berputar secara bebas. Pemanasan tulangan beton hanya diijinkan bila disetujui
oleh Direksi, kecuali kalau dijelaskan secara khusus dalam gambar, tulangan beton harus
dibentuk dengan teliti sesuai dengan standar yang relevan. Besi beton yang ditekuk secara
salah tidak diluruskan atau ditekuk ulang tetapi harus disingkirkan/ditolak.

4.10.3. Pembuatan
Besi baja beton harus dipotong dari batang-batang besi baja yang lurus, bebas dari
lekukan/belitan, bengkok atau kerusakan/cacat lain. Semua besi beton harus disediakan
sebanyak dan sepanjang yang dinyatakan dalam gambar-gambar, kecuali bilamana
ditunjukkan pada gambar. Penyambungan besi harus mendapat ijin terlebih dahulu dari
Direksi. Selang (laps) penyambungan hendaknya tidak kurang dari sepanjang yang ditunjukan
dalam gambar, dan harus mengambil ketentuan menurut standar yang relevan (PBI). Kawat-
kawat utama dari lembaran jaringan besi baja beton yang berdekatan harus berselang paling
kurang 30 mm dan kawat-kawat melintang paling kurang 150 mm.
Kontraktor harus menentukan sendiri dari informasi yang dimuat dalam gambar dan
persyaratan yang tepat dari baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan. Kontraktor harus
mempersiapkan jadwal pembongkaran besi baja beton. Pengelasan besi beton memerlukan
persetujuan tertulis dari Direksi, besi beton harus dilas dengan las listrik. Contoh-contoh
sambungan las harus diuji terhadap keruntuhan, keretakan harus terjadi diluar sambungan
dan batang yang dilas mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan batang yang tidak dilas.
Hanya tukang-tkang las yang cakap dan berpengalaman yang berlaku yang dapat diterima
Direksi akan disetujui untuk pekerjaan ini.
4.10.4. Penempatan/Pemasangan
Besi beton harus dilindungi sepanjang waktu dari kerusakan, perlengkapan untuk pekerjaan
harus dibuat, agar dalam mencapai pada besi beton yang tidak ditopang. Tidak dijinkan
adanya pembongkaran batang besi pada pemasangan besi beton.
Batang besi dengan belitan atau bengkokan yang tidak ditunjukan pada rencana tidak boleh
digunakan. Kawat besi yang kuat digunakan untuk mengikat pada pertemuan besi dan
letaknya pada interval yang cukup dekat dengan untuk menjaga batang-batang besi tetap
dalam posisi yang benar, kawat jangan menonjol keluar melewati beton penutup.
Kontraktor harus menghitung semua biaya untuk semua upah kerja dan bahan penopang besi
beton untuk menjaga posisi besi beton tidak bergerak selama penuangan dan pemadatan
beton terbut tidak diperhatikan dalam gambar. Plastik spacer adalah cara/alat yang dipilih
untuk memegang besi beton ditempatnya. Blok beton, jika digunakan untuk mengatur besi
beton dari acuan, harus dilekatkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penujang yang memadai sehingga pelenturan batang-batang besi tidak terjadi.
Dimana bagian penunjang yang menonjol diatas dasar beton yang direncanakan untuk
menerima plesteran yang rata, maka penyokong harus dibuat dari bahan logam yang tidak
dapat berkarat. Besi bagian atas pada beton bertulang harus disokong sebagaimana mestinya.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran, ketentuan
berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sebagai berikut :
Besi Bulat Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat Polos


Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31 6,31

Pengukuran dan Pembayaran Pembesian Dengan Besi Ulir


Dalam Penentuan dan besaran pembayaran untuk bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site), ditetapkan Besi Ulir dapat dibayar maksimal 70%
(tujuh puluh perseratus) dari harga satuan pekerjaan.

4.10.5. Pemeriksaan Sebelum Pengecoran


Pengecoran hanya boleh dilakukan setelah Direksi mengadakan pemeriksaan bahwa semua
persyaratan yang tersebut diatas telah diikuti sebagaimana mestinya. Untuk realisasinya
Kontraktor harus memberitahu Direksi sedikitnya satu hari sebelumnya, bila Kontraktor akan
melakukan pekerjaan pengecoran. Pemberitahuan dan pemeriksaan tersebut tidak
mengurangi sama sekali kewajiban Kontraktor akan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam kontrak.
Beton yang dicor yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan dapat
ditolak dan dibongkar, dan penggantinya menjadi tanggung jawab Kontraktor yang harus
dilakukan kedalam biaya Kontraktor sendiri.
4.11. PENGANGKUTAN, PENGECORAN DAN PEMADATAN BETON
4.11.1. Penumbukan, Pencampuran Kembali (Re-Tempering)
Penumbukan kembali adukan beton yang sebagian telah menjadi keras (yakni mencampur
kembali dengan atau tanpa tambahan semen, agregat atau air) tidak dibenarkan.

4.11.2. Pengangkutan
Semua adukan beton harus diangkut dari mesin pengaduk ke tempat pekerjaan secepat
mungkin dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan pemisahan bahan (segregation). Beton
harus dituangkan ketempat akhirnya dalam waktu lebih dari 30 menit setelah beton
dikeluarkan dari mesin pengaduk.
Dalam hal apapun adukan yang telah mengeras sebagian telah boleh digunakan untuk
pekerjaan. Pengecoran adukan beton harus dilaksanakan dengan cara sedemikian sehingga
terhindar dari keterlambatan yang tidak perlu dalam menempatkan lapisan beton baru diatas
lapisan yang terdahulu.
Ember beton yang dapat dipakai adalah ember yang sanggup menuang dengan cepat adonan
beton dengan nilai slump yang rendah yang telah ditentukan dan mekanisme pembuangan
harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m 3 sekali tuang. Ember beton harus dengan
mudah untuk diangkat/dilekatkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama
untuk lokasi-lokasi yang sempit/terbatas.

4.11.3. Pengecoran
Segera sebelum memulai pekerjaan pengecoran semua acuan/cetakan harus diteliti secara
cermat untuk menjamin agar semua kotoran, serutan, serbuk gergaji dan limbah lainnya telah
dibuang, yaitu dengan menyikat atau menyemprotkan air atau dengan cara lainnya yang
disetujui.
Bagian dalam dari acuan kayu harus dibasahi dengan dengan air bersih segera sebelum
adukan beton ditempatkan kecuali kalau acuan tersebut telah dilapisi dengan acuan yang
disetujui. Tidak boleh menggunakan lapisan acuan lain selain air setelah tulangan beton
ditempatkan ke dalam acuan. Dalam segala hal keterlebihan air harus dibuang sebelum
adukan beton dituang. Penuangan adukan beton harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengakibatkan pemisahan agregat kasar dari bahan yang lain dan harus dikerjakan
secara merata dan ditempatkan disekitar besi beton dan kedalam semua bagian acuan
sedemikian sehingga tulangan tertutup seluruhnya dan sedemikian sehingga tidak ada
kekosongan atau celah yang tertinggal.
Beton harus dituang lapis demi lapis dan dari ketinggian sedemikian rupa yang memungkinkan
untuk dilaksanakan hal tersebut. Kecuali untuk beton yang dituangkan kedalam pondasi
sumur, tidak boleh ada beton yang dicor dalam air tanpa persetujuan tertulis dari Direksi, dan
cara penuangan beton harus menurut persetujuan Direksi. Beton tidak boleh dicor pada air
yang mengalir dan tidak boleh berhubungan dengan air yang mengalir tersebut sebelum
beton tersebut cukup keras. Tidak boleh mengecor beton dalam keadaan cuaca atau kondisi
lain yang tidak menguntungkan, kecuali dengan pengamanan-pengamanan uang disetujui
Direksi. Kondisikondisi tersebut adalah kondisi panas dan kering berlebihan, kondisi basah
atau kondisi lain yang tidak memungkinkan pengecoran beton secara memuaskan, untuk
meneruskan pengecoran beton sewaktu hujan kecil, diperlukan penutup yang dapat menutup
daerah/tempat yang akan dicor beton termasuk mesin pengaduk dan juga harus disediakan
jas hujan yang pantas untuk para pekerjaan.
Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, pengecoran tersebut
tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai. Bila temperatur udara melebihi 32C.
Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada pekerjaan-pekerjaan permanen tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan seperti pendingin
agregat lebih dahulu dan pengecoran diwaktu malam sebagaimana diperlukan untuk menjaga
agar temperatur beton selama pengecoran tetap dibawah 32C. Tidak dibenarkan mengecor
beton yang dilakukan pada temperatur udara melebihi 43C. Pengecoran harus dilaksanakan
dalam bagian antara sambungan-sambungan konstruksi yang ditunjukkan atau disetujui, jika
dalam keadaan tersebut perlu menghentikan pengecoran beton sebelum bagian tersebut
selesai, maka perlu dibuat sekat yang tegak lurus pada sumbu dari bagian tersebut dan beton
harus diratakan sampai sekat ini, dan sambungan yang terbentuk harus diperlukan sebagai
sambungan konstruksi. Pengecoran semua unsur beton precast harus dilakukan secara
continue.
Dalam pengecoran beton dalam sambungan konstruksi yang terbentuk, tindakan-tindakan
khusus diambil agar beton yang baru, merapat sekali kesambungan, dengan cara pembobokan
(pudding and spanding) dengan peralatan yang sesuai. Setelah permukaan dipersiapkan
dengan baik, permukaan dari sambungan-sambungan dimana beton akan dicor harus dilapisi
dengan semua lapisan penutup yang terbuat dari pasta semen murni atau ditutup dengan
lapisan spesi (mortar) kira-kira setebal 20 mm. Spesi harus memiliki perbandingan semen dan
pasir seperti campuran beton yang bersangkutan, kecuali kalau ditentukan lain. Perbandingan
air/semen dan konsistensi dari spesi tidak boleh melebihi dari adukan beton yang akan
ditempatkan diatasnya dan konsistensi spesi harus sesuai untuk pengecoran dari pengerjaan
dengan cara yang ditentukan disini. Adukan semen harus dihamparkan merata dan harus rata
juga pada permukaan-permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor pada spesi
yang baru.
Beton tidak boleh dituang melalui ketinggian vertikal yang melebihi 1,50 m, kecuali kalau
Direksi menyatakan persetujuannya mengenai cara tersebut. Beton tidak boleh dikerjakan
sepanjang acuan dengan menggunakan alat penggetar. Beton sejak semula harus ditempatkan
dalam posisi yang benar.
Dimana permukaan-permukaan yang akan dicor dengan beton mempunyai sifat menyerap
dan dimana untuk memudahkan pengecoran dan penggetaran beton dalam papan dasar dan
pelapis seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor harus menempatkan lantai kerja yang terdiri dari lapisan beton setebal 50 mm.
Lantai kerja harus dihamparkan dengan seragam pada pondasi yang dilindungi dan dibiarkan
mengeras selama sedikitnya 24 jam, sebelum penempatan beton baru.
Kontraktor harus mengatur pengecoran beton sedemikian rupa sehingga semua akibat yang
merusak karena temperatur, penyusutan dan penurunan dapat diperkecil seminimal mungkin
dan batas-batas toleransinya tidak dilampaui.
Program pengecoran beton tersebut harus disetujui oleh Direksi, namun demikian pekerjaan
tersebut tetap merupakan tanggung jawab Kontraktor bahwa semua persyaratan dapat
dipenuhi.

4.11.4. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dikerjakan secara merata disekitar
besi beton dan peralatan tetap terpancang serta kedalaman sudut-sudut cetakan dengan
menggunakan vibrator mekanik atau elektrik yang sebelum digunakan harus mendapat
persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus berdiameter yang sesuai dengan jarak besi
tulangan, frekuensi tinggi dan harus dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan jarak
yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai antara
satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga adukan beton
segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya.
Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung udara dipermukaan
adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik sejak saat
dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator harus dilakukan secara
vertical dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau pelaksanaan
pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat hal tersebut
adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan pekerjaan seluruhnya

4.11.5. Beton Baru


Harus diperhatikan agar tidak ada goncangan atau getaran yang mencapai beton setelah
pengikatan awal sampai paling kurang setelah beton berumur tiga hari. Dalam hal beton yang
dipadatkan dengan getaran. Lapisan beton baru tidak boleh dibuang kecuali jika penggetaran
ulang pada lapisan beton yang lebih bawah menyebabkan beton menjadi plastis. Bila
penundaan terlalu lama untuk pengecoran beton secara keseluruhan, maka permukaan beton
yang lama harus diperlukan sebagai Consrtuction Joint (sambungan konstruksi).

4.11.6. Lantai Beton


Lantai beton (termasuk balok-balok yang merupakan bagian dari lantai beton) harus dicor
sekaligus. Kontraktor harus hati-hati untuk menghindari air dan adukan/spesi yang berlebihan
yang timbul dipermukaan setelah pemadatan. Kontraktor harus mempunyai pekerja yang
cakap untuk penyelesaian akhir permukaan lantai menurut standar yang ditentukan.

4.12. SAMBUNGAN
4.12.1. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Sambungan-sambungan konstruksi ditunjukan dalam gambar dan tidak dibenarkan
mengubahnya tanpa persetujuan dari Direksi. Sambungan vertikal harus dibuat dengan sekat
yang sesuai. Besi beton harus berkelanjutan pada sambungan-sambungan konstruksi. Bila
tidak ada dalam gambar, sambungan konstruksi hanya boleh diijinkan dalam keadaan darurat
dan di lokasi yang disetujui oleh Direksi. Rincian dan posisi sambungan konstruksi harus
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui sebelum berlangsung pekerjaan pembuatan beton.
sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga sambungan dengan program
pembuatan beton kerusakan karena penyusutan dan temperatur dapat ditekan sampai
minimal. Dimana terdapat panjang pekerjaan yang jauh dari areal pekerjaan yang luas yang
akan dimana hal itu menurut pendapat Direksi mungkin dapat dilakukan. Kontraktor harus
mengatur programnya agar beton baru ditempatkan diatasnya.
Direksi dapat memerintahkan cara menempatkan tulangan tambahan dengan memakai
jepitan atau tipe penulangan yang sama pada sambungan konstruksi yang tidak dinyatakan
dalam gambar. Sambungan konstruksi harus kedap air, sambungan harus dibuat dalam garis-
garis lurus dengan acuan-acuan yang kaku tegak lurus terhadap garis poros tekanan dan
sepadat mungkin pada tempat-tempat yang paling sedikit bergeser (titik-titik dengan
tegangan geser kecil). Sambungan harus bertipe sambungan tegak datar kecuali kalau
disetujui atau ditentukan lain.
Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mulai mengikat, beton yang
terakhir harus diperlakukan secara cermat untuk pembeberan permukaan yang benar-benar
tidak rata bebas dari tumpukan partikel-partikel karena adukan spesi kebanyakan air
(laitance). Ukuran beton vertikal yang dicor dalam satu operasi tidak boleh melebihi 1,5 meter
dan ukuran beton horizontal tidak boleh melebihi 7 meter tanpa persetujuan dulu dari Direksi.

4.13. PENYELESAIAN PERMUKAAN AKHIR BETON


4.13.1 Perbaikan Permukaan Beton
Semua permukaan beton setelah tahapan pekerjaan selesai harus bebas dari ruang kosong
keropos, cacat benar dan ledutan. Bila terdapat kerusakan atau keropos, bekas-bekas acuan,
ruang kosong atau cacat lain. Kontraktor harus memberitahu Direksi dan bagaimana juga tidak
boleh langkah-langkah perbaikan tanpa instruksi dari Direksi lebih dahulu. Semua areal yang
rusak harus diteliti sesuai petunjuk Direksi untuk menempatkan besarnya, dalam dan sifat dari
kerusakan tersebut secara tepat.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran atau perbaikan adalah kerusakan yang berupa
sarang kerikil. Kerusakan adalah pembukaan acuan, lubang-lubang beton yang keropos,
lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan cetakan dan bergeraknya
acuan/cetakan. Ketidakrataan dan tonjolan harus dibuang dengan pahatan atau dengan
menggunakan perkakas lain disusul dengan penggosokkan dengan batu gerinda. Bagian yang
keropos dan kerusakan beton lainnya harus dipahat.
Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dibentuk sedemikian agar
pengisi akan terkunci di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24
jam sebelum dilakukan pengecoran. Permukaan isian akan disempurnakan seperti
dindingdinding di sekitarnya dan harus memiliki tekstur yang sama. Semua tambahan harus
dirawat.
Cacat, lubang-lubang baut dan tempat sarang kerikil yang diperbaiki, harus diisi dengan
adukan kering dan disusun dari satu bagian semen portland dan 2 bagian pasir sama-sama
dengan bahan pengisi yang tidak menyusut dan disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang
ditentukan oleh pabrik, dan dengan air yang cukup sehingga setelah unsur-unsur dicampur
merata, adukan semen akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas dan sedikit
ditekan akan menjadi bola dan tidak akan mengeluarkan air. Spesi untuk perbaikan harus
ditempatkan pada lapisan tipis dan dipadatkan secara merata dengan peralatan yang sesuai.
Harus hati-hati dalam mengisi lubang-lubang batang, baut dan
pipa agar keseluruhan lubang-lubang tersebut terisi sama sekali dengan spesi yang
dipadatkan. Namun demikian, jika terdapat kerusakan-kerusakan yang berarti, Direksi akan
memerintahkan agar lubang beton diperbaiki dengan pengisian spesi dengan cara tekanan
(pressure grouting).
Jika kerusakan-kerusakan tersebut menurut pendapat dan kebijaksanaan Direksi terlalu besar,
Kontraktor akan memerintahkan pembongkaran dan penggantian bagian yang rusak tersebut.
Dimana beton akan terbuka terhadap pandangan, spesi harus dibuat sesuai dengan warna
beton tersebut dengan mengganti bagian dari semen yang biasa dengan semen portland putih
menurut jumlah yang diperlukan. Sambungan-sambungan pemuaian yang telah selesai harus
ditutup dengan baik dan dirapihkan untuk memperoleh persetujuan Direksi. Direksi
berwenang memerintahkan pembongkaran beton yang telah dituangkan karena pengujian
kubus terhadap yang telah dituangkan karena pengujian kubus terhadap beton tersebut tidak
memuaskan.
Dalam penilaian ini tidak diadakan perbedaan antara pemadatan dengan tangan dan dengan
alat penggetar. Perbedaan hanya diadakan untuk perbandingan. Kontraktor berkewajiban
untuk mengganti kembali bagian-bagian beton yang ditolak dan dibongkar dengan biayanya
sendiri demi mematuhi semua pasal yang relevan yang ada pada spesifikasi ini. Jika diragukan
tentang memadainya ataupun hal-hal lainnya mengenai pengecoran dan pengerasan beton.
direksi berwenang mengatur untuk melakukan pemboran pada beton yang diragukan untuk
mengambil inti contoh dan dilakukan pengujian, seluruhnya atas biaya kontraktor kecuali bila
beton tersebut ternyata memenuhi spesifikasi. Semua pekerjaan yang diperbaiki dengan
menggunakan bahan-bahan baru harus dirawat ditempat yang baik seperti dijelaskan diatas.
Memplester permukaan atau pengolesan dengan semen untuk menutupi cacat pekerjaan
tidak dapat dibenarkan. Biaya pekerjaan yang timbul dalam pekerjaan ini harus ditanggung
oleh Kontraktor yang harus memasukkan semua biaya yang diakibatkannya.

4.14. PENYELESAIAN
Penyelesaian pekerjaan permukaan beton hanya boleh dilakukan oleh pekerja yang ahli dan
dibawah pengawasan Direksi. Permukaan-permukaan yang tidak dibuat dengan acuan yang
akan ditutupi dengan urugan atau dengan beton harus diselesaikan dengan perataan dan
penambahan secara memadai dengan menggunakan mal untuk memperoleh permukaan yang
rata dan seragam. Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus digunakan untuk
permukaan yang tidak bercetakkan yang akan terbuka terhadap pandangan atau yang akan
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan yang akan menjadi lalu
lintas pejalan kaki atau lalu lintas kendaraan, harus diselesaikan dengan sapu lidi. Perataan atau
penggosokan dapat dilaksanakan dengan memakai tangan atau peralatan yang digerakan
dengan mesin. Perataan dan penggosokan harus dimulai segera sesudah permukaan yang akan
diratakan telah cukup keras untuk menghasilkan permukaan yang baik dan bersusunan sama.

Pengukuran Dan Pembayaran Pekerjaan Beton


Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton, harus dilakukan dalam meter kubik
(m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang ditunjukkkan dalam
gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati besi beton, besi profil atau benda
/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam
harga kuantitas dan harga. Harga tersebut sudah diperhitungkan termasuk untuk biaya pekerja,
material, peralatan, penuangan beton, pemadatan, perawatan termasuk bahannya, bahan
penyelesaian/Finishing.
BAB 5
PEKERJAAN PANCANG

6.1. PENGADAAN STEEL SHEET PILE


6.1.1. PEKERJAAN SHEET PILE
Pada pekerjaan sheet pile ini, Kontraktor menyediakan bahan sheet pile, tenaga kerja,
peralatan, serta perlengkapan lainnya untuk melaksanakan pemancangan sheet pile baja
sesuai dengan persyaratan.
Steel Sheet Pile yang digunakan pada Pekerjaan ini harus mampu mengakomodir
penyambungan dengan Steel Sheet Pile yang sudah terpancang di lapangan. SSP yang sudah
terpancang di lapangan adalah Jenis Z yang sudah di joint pile dengan spesifikasi dan ketentuan
yang sama sesuai yang dipersyaratkan dalam pekerjaan ini. Dalam upaya menunjang Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta kebutuhan pelaksanaan pekerjaan secepat mungkin
untuk menghindari musim penghujan, maka Steel Sheet Pile Baja yang digunakan harus Produk
Indonesia dengan memenuhi ketentuan minimum seperti dibawah ini :
1. Lebar : 685 mm
2. Tebal : 10.00 mm
3. Berat : 85.1 kg/m dan 124,2 kg/m2
4. Section Modulus : 2070 cm3/cm
5. Moment Of Inertia : 41601 cm4/cm

Steel Grade
a. Min. Yield Strength : 345 N/mm2
b. Min. Tensile Strength : 485 N/mm2
c. Elongation % : 21 %

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran terhadap pengadaan steel sheet pile ini dilakukan dalam satuan meter dan
hanya berlaku pada Gambar Kerja yang telah disetujui serta sesuai yang tertera dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dan dengan ketentuan :
1. Bila pengadaan SSP sudah di lokasi pekerjaan (Material On Site) maka diukur sebagai 70 %
pembayaran terhadap Item Pekerjaan atas persetujuan PPK.
2. 30% sisanya akan diukur apabila SSP sudah terpancang dengan baik sesuai dengan lokasi yang
disyaratkan dan tertuang dalam Gambar Kerja dan Disetujui PPK.

Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan diatas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
6.2. PEKERJAAN PEMANCANGAN
6.2.1. UMUM
6.2.1.1. URAIAN
Pekerjaan yang dimaksud di sini terdiri dari penyediaan tiang dan pemancangan atau
penempatannya sesuai dengan gambar hingga ke penetrasi atau kedalaman yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan. Untuk konfirmasi dalam memastikan jumlah dan panjang
tiang serta kapasitas beban tiang maka, sebelum mulai memproduksi atau memesan tiang,
Penyedia Jasa harus melakukan penyelidikan tanah dan/atau pengeboran tanah dan/atau
percobaan pemancangan tiang dan/atau pile loading test. Berdasarkan hasil konfirmasi
tersebut maka Penyedia Jasa mengajukan kepada PPK usulannya menyangkut panjang dan
jumlah tiang, untuk dievaluasi dan disetujui oleh PPK.

6.2.1.2. TIPE TIANG


Tipe tiang yang mungkin digunakan, yang akan ditunjukkan dalam gambar, yaitu :
§ Tiang pipa besi (steel pipe pile) Ø 68,5 mm tebal 10 mm
§ Sheet pile besi (steel sheet pile)

6.2.1.3. TIANG UJI


Direksi Pekerjaan dapat meminta tiang uji, yang menurutnya diperlukan, untuk mengetahui
dan memastikan daya dukung dari tipe pondasi di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus
menyediakan dan melaksanakan tiang pengujian tersebut pada lokasi yang ditentukan Direksi
Pekerjaan. Jumlah titik yang harus diuji akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi jumlah
ini tidak kurang dari 1 dan tidak lebih dari 4 untuk jembatan, talang, atau bangunan lain yang
membutuhkan pondasi tiang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan dalam kaitannya
dengan jumlah bentang jembatan atau talang atau panjang lain dari konstruksi. Tiang uji
dapat dilakukan di dalam atau di luar batas pinggir pondasi.

6.2.1.4. PENGUJIAN BEBAN (LOADING TEST)


Uji beban dilakukan terhadap tiang yang telah didesain untuk mengetahui daya dukung tiang
sesungguhnya. Daya dukung tiang dilakukan dengan PDA test saat pemancangan berlangsung
atau dengan cara analisis hilley formula berdasarkan data kalendring atau uji beban.

6.2.1.5. JAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE)


Kualitas bahan yang akan disediakan, keahlian pekerja dan penyelesaian produk harus
dimonitor dan dikontrol sebagaimana standar yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

6.2.1.6. PENGAJUAN UNTUK PERSETUJUAN


Sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan pernyataannya menyangkut :
A. program yang mendetail menyangkut pekerjaan pemancangan;
B. rincian metode kerja yang diusulkan untuk memasukkan tiang beserta peralatan yang akan
digunakan;
C. perhitungan desain, termasuk driving formulae, yang akan menunjukkan kapasitas dari tiang
saat pemancangan dengan menggunakan peralatan yang diusulkan Penyedia Jasa;
D. usulan untuk pile loading test, termasuk metode pemberian beban, pengukuran beban dan
penurunan serta usulan data yang akan diberikan (bila ditentukan dalam Kontrak atau atas
perintah DireksiPekerjaan).
Persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan atas hal-hal tersebut di atas harus didapat sebelum
dimulainya pekerjaan pemancangan.
6.2.1.7. PENYIMPANAN DAN PERLINDUNGAN BAHAN
Tiang besi harus disimpan tidak langsung meletakkannya di atas tanah, tetapi diletakkan di
atas sokong kayu yang ditempatkan di atas tanah yang kuat yang tidak berkecenderungan
untuk turun akibat berat tiang, baik saat basah atau kering. Bila tiang akan ditumpuk berlapis
maka harus ditempatkan sokong di antara setiap lapisan dan tinggi tumpukan tersebut tidak
boleh lebih dari 2 m. Sokong pada setiap lapisan harus ditempatkan di atas lapisan
sebelumnya dan jaraknya dari ujung tiang tidak boleh lebih dari 20% Panjang tiang.

6.2.1.8. KUALITAS PEKERJAAN DAN PERBAIKAN PEKERJAAN YANG TIDAK MEMUASKAN


 Bila tiang melebihi toleransi yang ditentukan di atas maka Penyedia Jasa, dengan biayanya
sendiri, harus melaksanakan perbaikan yang dinilai perlu oleh Direksi Pekerjaan;
 Setiap tiang yang rusak akibat kerusakan di dalam atau pemancangan yang salah harus
dicabut dari posisinya atau dipancang ke bawah elevasi yang ditunjukkan dalam gambar
atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan harus diperbaiki dengan biaya Penyedia
Jasa;
 Perbaikan pekerjaan, sebagaimana yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan dilaksanakan
dengan biaya Penyedia Jasa, harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut :
i. menarik kembali tiang yang tidak sempurna dan menggantinya dengan tiang yang baru dan
/ atau yang lebih panjang, bila dibutuhkan;
ii. memancang tiang kedua disepanjang pipa yang rusak atau tiang yang mutunya rendah;
iii. memperpanjang tiang dengan menyambung, sebagaimana yang ditentukan spesifikasi ini,
untuk mendapatkan kedalaman tertanam yang cukup dari kepala tiang.

6.3. BAHAN
6.3.1. STEEL SHEET PILE
Steel sheet pile harus memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi pada keterangan 6.1 diatas.

6.3.2. PEMANCANGAN
Pemancangan keras yang menyebabkan keretakan sheet pile harus dihindari dengan
membatasi tinggi jatuh hammer (palu pemukul) dan jumlah pukulan. Secara umum, untuk
kemudahan pemancangan, berat hammer (palu pemukul) harus sama dengan berat tiang. Pada
waktu memancang, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kepala tiang tetap
berada di tengah hammer (palu pemukul) dan normal terhadap panjang tiang dan tiang tetap
berada di posisinya, relatip terhadap pengarah.

6.3.3. PENYAMBUNGAN
Secara umum, penyambungan sheet pile tidak diijinkan. Apabila tidak dapat dihindari
digunakannya sheet pile yang panjang maka ujung tulangan memanjang harus sepenuhnya
dilas. Tulangan tambahan harus diatur posisinya dengan benar dan ditahan di posisinya selama
pengelasan.

6.3.4. SEPATU TIANG


Bila tiang akan dipancang ke dalam atau menembus tanah seperti batu, kerikil kasal, lempung
dengan batu bulat, atau tanah keras yang dapat merusak unjung tiang maka tiang harus
dilengkapi dengan sepatu datar atau sepatu runcing. Sepatu dapat terbuat dari besi atau baja.
Pada lempung seragam atau pasir, penggunaan sepatu dapat diabaikan, dan dalam hal ini tidak
ada keuntungan melancipkan ujung tiang. Bidang permukaan sepatu akan menerima tegangan
yang lebih besar dari tiang sheet pile dan bahagian ini harus mempunyai batasan yang aman
sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

6.3.5. PENGARAH (LEADER)


Pengarah pemancangan tiang harus dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan kebebasan
pergerakan pada hammer tetapi tetap dapat memegang hammer dijalurnya dan menjaga
untuk tetap berada pada as yang sama dengan tiang yang dipancang. Leader juga harus
berfungsi memegang tiang yang dipancang agar tiang berada pada posisi yang direncanakan
dan dalam keadaan vertikal atau dalam keadaan miring seperti yang direncanakan. Leader
dapat diikatkan dengan kuat ke peralatan pegantung hammer dan dapat juga dipasakkan
dengan kuat ke tanah. Kecuali bila tiang tersebut dipancang melalui air, pengarah tersebut
lebih diinginkan mempunyai panjang yang cukup sehingga penggunaan sebuah follower tidak
diperlukan.

6.3.6. FOLLOWER
Pemancangan suatu tiang dengan menggunakan follower, bila dimungkinkan, harus dihindari
dan hanya dapat dilakukan bila mendapat ijin dari Direksi Pekerjaan.

6.3.7. TIANG YANG MENJULANG


Di tanah, dimana terdapat suatu kemungkinan tiang menjulang karena bentuk tanah, level dari
top of pile harus diukur dengan interval terhadap tiang yang sudah dipancang di dekatnya.
Tiang yang menjulang terhadap tiang disebelahnya harus dipancang kembali ke kedalaman
atau perlawanan yang direncanakan, kecuali bila pengujian pemancangan tiang di dekatnya
menunjukkan bahwa hal itu tidak diperlukan.

6.3.9. TIANG YANG CACAT


Prosedur pemancangan tidak boleh mengakibatkan tiang mengalami pemancangan yang
berlebihan dan perlakuan tidak pantas yang dapat mengakibatkan serpihan atau perubahan
bentuk besi. Perlakuan salah terhadap tiang dengan memaksa tiang ke posisi yang diinginkan,
yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah berlebihan, tidak diijinkan. Tiang yang rusak
harus diperbaiki dengan biaya dari Penyedia Jasa dan sebagaimana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

6.4. PENYELIDIKAN DENGAN BORING DAN PENGUJIAN KEKERASAN, SERTA PENGUJIAN TIANG
6.4.1. PENYELIDIKAN DENGAN BORING DAN PENGUJIAN KEKERASAN
Penyedia Jasa harus melaksanakan penyelidikan dengan boring dan pengujian kekerasan untuk
memastikan kondisi pondasi dari pemancangan tiang. Penyelidikan dengan boring harus
dikombinasi dengan pengujian kekerasan, yang terdiri dari Starndard Penetration Test (SPT),
Dutch Cone Penetration Test (DCPT), Hand Auger Boring dan Swedish Weight Sounding Test
(SWST) berdasarkan pada JIS A1221-1995. Bila diinstruksikan Direksi Pekerjaan, penyelidikan
dengan boring dan pengujian kekerasan ini harus dilaksanakan sesuai dengan metode
pengujian yang dinyatakan dalam spesifikasi tentang pengujian. Kecuali ditentukan lain dalam
Kontrak, semua biaya yang dibutuhkan untuk penyelidikan tersebut di atas harus dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan dari pekerjaan pemancangan tiang dan pekerjaan pondasi,
dan tidak ada pengukuran dan pembayaran yang akan dilakukan untuk pengujian ini. Bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan
personil yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengujian tersebut dengan biaya dari Penyedia Jasa.
6.4.2. PENGUJIAN TIANG
Daya dukung tiang tunggal harus dipastikan dengan computerized electrical measuring sensor
dengan analisis otomatis dan peralatan perekam yang dikalibrasi oleh badan yang berhak
untuk itu atau dengan loading test terhadap tiang tunggal tersebut, tidak masalah apakah tiang
berada di dalam atau di luar area pondasi. Umumnya, pengujian tersebut harus terdiri dari
pemancangan tiang uji yang dilengkapi dengan sensor atau penggunaan suatu beban uji
ditempat melalui platform yang sesuai, yang didukung tiang atau metode lain yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus mengajukan metode untuk pengujian tiang kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui sebelum dimulainya pengujian tiang, termasuk jadwal,
peralatan, bahan, metode dan semua yang dibutuhkan untuk pengujian. Penggunaan jack
hidraulic untuk pemberian beban pada tiang harus tergabung dalam sistem. Alat pengukur
harus digunakan untuk mendapatkan pengukuran yang akurat terhadap beban uji,
sebagaimana hal itu terjadi pada tiang, dan terhadap besar penurunan pada setiap
pertambahan beban. Alternatip lain dari jack hidraulic dengan beban dan pengukur tekanan
yang cocok atau sistem lain yang disetujui, dapat digunakan.

6.4.3. RENCANA KERJA PEMANCANGAN TIANG


Berdasarkan hasil tiang uji sebagaimana diuraikan di atas, Penyedia Jasa harus mengajukan
rencana pemancangan tiang, termasuk tipe tiang, jumlah dan panjang setiap tiang, pembuatan
tiang dan metode pengangkutannya, metode dan jadwal pemancangan serta yang lainnya yang
berkaitan dengan rencana kerja untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Pemesanan
dan pembuatan tiang agar dilakukan setelah pengajuan di atas telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

6.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


6.5.1. PEMANCANGAN STEEL SHEET PILE
Pengukuran hasil pekerjaan pemancangan SSP dilakukan berdasarkan panjang sheet pile yang
telah terpancang. Pengukuran pemancangan hanya berlaku pada gambar kerja yang telah
disetujui PPK.
Pembayaran untuk pekerjaan pemancangan dilakukan berdasarkan jumlah panjang dalam
satuan meter, tiang yang dipancang ke dalam tanah dan sudah disetujui PPK dengan harga
satuan sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

6.5.2. PEKERJAAN YANG SALAH DAN TIANG YANG RUSAK


Tidak ada pengukuran atau pembayaran yang akan dibuat untuk menyediakan atau
memancang tiang untuk pekerjaan yang salah. Tiang yang rusak, tiang yang dipancang diluar
lokasi yang ditentukan atau tiang yang rusak saat pemindahan atau saat pemancangan tidak
akan diukur untuk pembayaran.

6.6. PEMASANGAN WIRE ROPE 26MM, TURNBUCKLE, DAN CLAMP


Wire Rope adalah nama lain dari kawat seling baja yang merupakan sebuah tali baja yang
dipotong dengan ukuran tertentu dan ditekuk disalah satu ujungnya, diikat dengan ikatan dari
socket. Wire Rope yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah wire rope dengan diameter 26
mm.
Tumbuckle yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah tumbuckle size M 24. Alat ini memiliki
mata pada bagian ujung kanan dan kirinya, yang berfungsi sebagai pengait pada benda yang
akan diatur ketegangannya. Pada bagian kedua mata tersebut juga terdapat ulir dipangkalnya.
Ulir ini yang berfungsi memanjangkan dan memendekkan turnbuckle sebagai pengatur
ketegangan. Pengaturan dilakukan dengan memutar mata keluar atau masuk secara bersamaan.
Clamp Wire Rope yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Clamp Wire Rope size 26 mm yang
mana berfungsi untuk mengikat kawat seling yang ukurannya sama dengan Wire Clip agar sesuai
dan berfungsi dengan benar.

Pengukuran Dan Pembayaran Wire Rope 26mm, Turnbuckle, Dan Clamp


Pengukuran prestasi pekerjaan pemasangan Wire Rope 26 mm, Turnbuckle, Dan Clamp
dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Untuk
pemasangan Wire Rope 26 mm, Turnbuckle, Dan Clamp dihitung berdasarkan jumlah titik yang
terpasang sesuai daftar kuantitas dan harga.

6.7. PEMASANGAN CANAL C20


Canal C-20 yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Besi Profil Canal UNP 20, Canal C-20 ini
digunakan sebagai balok penutup dudukan atas SSP dan menjadi penutup dinding SSP.

Pengukuran Dan Pembayaran Wire Rope 26mm, Turnbuckle, Dan Clamp


Pengukuran prestasi pekerjaan pemasangan Canal C-20 dilakukan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran prestasi pekerjaan ini dilakukan
dalam satuan Kg sesuai Daftar Kuantitas dan Harga dan sudah termasuk biaya dan ongkos untuk
pekerja, peralatan, material, penyediaan, pemasangan, dan penyetelan besi serta semua
pekerjaan pendukung lainnya.

6.8. PENGELASAN LAS LISTRIK


Pekerjaan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyambungkan SSP dengan kebutuhan
panjang di lapangan dengan peralatan welding set. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
prosedur yang ada dan disetujui oleh PPK, dan proses penyambungan harus dilaksanakan secara
berhati-hati agar sambungan tidak bocor dan lepas.

Pengukuran Dan Pembayaran Pengelasan Las Listrik


Pengukuran prestasi pekerjaan pengelasan las listrik dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran prestasi pekerjaan ini dilakukan
dalam satuan meter sesuai Daftar Kuantitas dan Harga dan sudah termasuk biaya dan ongkos
untuk pekerja, peralatan, material, penyediaan, pemasangan, dan serta uji coba sambungan las.

6.9. PLAT BAJA ( UK.1.2 X 2.4 X 0.12 )


Plat baja ini digunakan sebagai bahan utama proses penyambungan SSP dengan kebutuhan
panjang di lapangan dengan peralatan welding set. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
prosedur yang ada dan disetujui oleh PPK, dan proses penyambungan harus dilaksanakan secara
berhati-hati agar sambungan tidak bocor dan lepas. Plat baja yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah dengan tebal 12 mm.

Pengukuran Dan Pembayaran Plat Baja ( Uk.1.2 X 2.4 X 0.12 )


Pengukuran prestasi pekerjaan Plat Baja (Uk.1.2 X 2.4 X 0.12) dilakukan berdasarkan harga
satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran prestasi pekerjaan ini
dilakukan dalam satuan m2 sesuai Daftar Kuantitas dan Harga.
BAB 6
PEKERJAAN BLOK BETON DAN TETRAPOD

6.1. Pekerjaan Pembuatan dan Pemasangan Blok Beton Uk 1x1x1


Pada pekerjaan Blok Beton dan Tetrapod ini, semua ketentuan mengikat terkait beton mengikuti
prosedur pada pekerjaan beton yang tertuang dalam Bab 4.
Kontraktor melakukan pencetakan blok beton kemudian melaksanakan pemasangan blok beton
yang didalam blok beton sudah ada angkur sesuai dengan Gambar dan arahan dari Direksi /
Pejabat Pembuat Komitmen. Beton yang digunakan dalam pekerjaan ini harus beton readymix
dengan mutu K225. Kontraktor harus berkoordinasi dengan Direksi sebelum melakukan
pencetakan atau pemasangan Blok beton sesuai Gambar Kerja.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran hasil pekerjaan pembuatan blok beton dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah buah
blok beton yang telah terpasang. Pengukuran blok beton ini hanya berlaku pada Gambar Kerja yang
telah disetujui.

Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.

6.2. Pekerjaan Pembuatan dan Pemasangan Terapod


Pada pekerjaan Tetrapod ini, semua ketentuan mengikat terkait beton mengikuti prosedur pada
pekerjaan beton yang tertuang dalam Bab 4.
Kontraktor melakukan pencetakan Tetrapod dengan ketentuan Tinggi : 1,5 meter dan Volume :
0.9 m3 dengan Berat : 2,3 ton, kemudian melaksanakan pemasangan tetrapod yang didalam
tetrapod sudah ada angkur sesuai dengan Gambar dan arahan dari Direksi / Pejabat Pembuat
Komitmen. Beton yang digunakan dalam pekerjaan ini harus beton readymix dengan mutu K225.
Kontraktor harus berkoordinasi dengan Direksi sebelum melakukan pencetakan atau
pemasangan Tetrapod sesuai Gambar Kerja.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran hasil pekerjaan pembuatan tetrapod dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah buah
tetrapod yang telah terpasang. Pengukuran tetrapod ini hanya berlaku pada Gambar Kerja yang telah
disetujui.

Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
6.3. Pekerjaan Angkur
Pada pekerjaan Angkur ini, semua ketentuan mengikat terkait besi mengikuti prosedur pada
pekerjaan beton yang tertuang dalam Bab 4. Besi yang digunakan sebagai angkur adalah besi
polos dengan diameter 16 dengan minimum berat 2,23 kg/m.
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton berupa besi polos yang memenuhi ketentuan
standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut :
Property Polos

Tensile strength (kg/mm²) 45-57


Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih

Pengukuran dan Pembayaran Pembesian Dengan Besi Polos


Dalam Penentuan dan besaran pembayaran untuk bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site), ditetapkan Besi Ulir dapat dibayar maksimal 70%
(tujuh puluh perseratus) dari harga satuan pekerjaan.

Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja,
bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
BAB 7
PROTEKSI LERENG TANGGUL

7.1. UMUM
Dalam upaya sebagai pengendalian erosi, maka lereng timbunan tanah tanggul akan diproteksi
menggunakan sand filled matress sebagai penutup timbunan dengan spesifikasi minimum yang
tertuang seperti tabel dibawah ini :

Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran Sand Filled Matress dilakukan sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dengan ketentuan :
1. Bila pengadaan Sand Filled Matress sudah di lokasi pekerjaan (Material On Site) maka diukur
sebagai 70 % pembayaran terhadap Item Pekerjaan atas persetujuan PPK.
2. 30% sisanya akan diukur apabila Sand Filled Matress sudah terpasang dan terisi dengan baik
sesuai dengan lokasi yang disyaratkan dan tertuang dalam Gambar Kontrak dan Disetujui PPK.

Anda mungkin juga menyukai