BAB 1
UMUM
1.1. UMUM
Syarat - syarat umum ini berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan tanpa syarat yang harus
dijelaskan lagi pada tiap-tiap bagian tersebut, syarat-syarat umum ini juga akan berlaku
pada pekerjaan-pekerjaan yang syarat-syarat khususnya belum termuat dalam spesifikasi
ini.
Wilayah Pembangunan Tanggul Penutup Sungai Bendung D.I Sei Wampu berada di
Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, dimana daerah ini meliputi
1 (satu) desa antara lain : Desa Pante Gemi. Daerah ini dapat ditempuh dengan kendaraan
roda empat selama ± 2 Jam dengan jarak tempuh ± 90 Km dari Kota Medan. Daerah ini
beriklim tropis dengan curah hujan rata – rata bulanan berada antara 114,70 - 326,90 mm.
Posisi geografis terletak pada 3o 45` 5" LU dan 98o 24` 38" BT. Batas Wilayah Daerah Irigasi
Sei Wampu adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tamiang dan Selat Malaka
2. Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Karo
4. Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara/Tanah Alas
Untuk lebih jelasnya rute perjalanan dari Kota Medan menuju lokasi Pembangunan
Tanggul Penutup Sungai Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat, dapat dilihat pada gambar
berikut :
Lokasi Pekerjaan Tanggul Penutup Sungai Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanggul Penutup Hulu
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Pancang
5. Pekerjaan Tanggul Penutup Hilir
a. Peraturan Khusus.
Peraturan ini dilaksanakan menurut :
Spesifikasi Umum/Spesifikasi Teknik, Gambar - gambar rencana dan syarat-syarat/ketentuan
dalam surat perjanjian pemborong berikut lampiran - lampirannya.
Petunjuk - petunjuk yang akan diberikan pada saat pelaksanaan pekerjaan oleh Direksi /
Wakilnya.
b. Ketentuan Ukuran.
Letak titik utama untuk menentukan ketinggian dan kedudukan bangunan/lokasi ditetapkan
oleh Direksi. Untuk itu Penyedia Jasa harus menyediakan alat - alat ukur yang lengkap dan
berikut alat - alat Bantu lainnya berikut tenaga pelaksana yang cakap dan berpengalaman.
Pengukuran - Pengukuran detail untuk menentukan kedudukan elevasi dasar saluran dan
bangunan harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar.
c. Perbedaan Pengertian dalam Pelaksanaan.
Bilamana di dalam pelaksanaan timbul perbedaan antara gambar dan peraturan, maka yang
mengikat adalah peraturan sebagai berikut :
a. Setuju untuk dilaksanakan didahului dengan pekerjaan yang ditunjukkan pada gambar.
b. Dikembalikan untuk perbaikan, gambar tersebut tidak boleh dilaksanakan dan supaya
gambar tersebut diserahkan kembali kepada Pejabat Pembuat Komitmen setelah
diperbaiki sebelum melanjutkan pekerjaan tersebut.
c. Setelah diterimanya gambar yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia
Jasa harus segera menyerahkan tanda terima 4 (empat) rangkap dari tiap - tiap gambar,
dengan pembetulan apabila ada.
d. Semua gambar yang telah diubah dan disetujui harus dipelihara di kantor lapangan
Penyedia Jasa dan disusun dengan baik.
e. Apabila ada pembetulan yang perlu sekali, Penyedia Jasa harus menyerahkan kembali 3
(tiga) rangkap untuk mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Apabila ada pekerjaan yang dilakukan sebelum ada persetujuan Direksi / Pejabat Pembuat
Komitmen , adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar-
gambar tersebut.
1.2. GAMBAR
6. PEKERJAAN SEMENTARA
a. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan
dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan
sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk
melaksanakan di lapangan, pertama - tama diserahkan kepada Direksi Pekerjaan /
Pengawas untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi umum.
Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di
luar daerah lapangan seperti terlihat pada gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung
oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar
volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk
memenuhi ketentuan dalam kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.
b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas dari
biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah tadi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi Pekerjaan /
Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan pada lokasi kegiatan, termasuk
arah jalan masuk yang disetujui sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh pengguna jasa termasuk arah jalan masuk yang disetujui tanah harus
dikembalikan ke keadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
lapangan pekerjaan atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua
kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak.
Lokasi dari bangunan sementara harus seperti yang ditunjukkan oleh Direksi ditempat yang
cukup tinggi yang disediakan oleh Pemberi Proyek. Bangunan sementara tersebut harus
memiliki terdiri dari :
- 2 kamar tidur
- 1 ruang makan/tamu
- 1 dapur, 1 kamar mandi dan toilet
- 1 teras/serambi
- 1 kantor
Bahan dan mutu pekerjaan dari bangunan tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat lain
dari spesifikasi dan jika tidak sepenuhnya ditentukan, maka khususnya Kontraktor harus
menyesuaikan dengan standar umum konstruksi sebagaimana berikut :
- Tanah Perumahan harus diberikan dan diratakan serta areal disekeliling dimiringkan
makin menurun dalam arah menjauhi bangunan.
- Bangunan harus terbuat dari kayu kelas dua.
- Lantai bangunan dan pondasi dinding harus terlindung baik dengan bagian yang tahan
lembab dan lapisan-lapisan terus menerus (continous) berada dibawah seluruh
bangunan. Atap bangunan harus terbuat dari seng yang bergelombang dan bahan
bangunan lain yang disetujui dengan type yang biasa dipakai dalam pekerjaan yang
terbaik, perhatian khusus juga harus diberikan pada ketahanan terhadap cuaca, isolasi
dan pengembangan. Atap harus diperluas dan disokong sehingga membentuk serambi
(beranda).
- Harus disediakan pintu-pintu dari jendela anti nyamuk yang berukuran cukup luas,
demikian juga lemari, rak dan peralatan lain yang diperlukan.
- Bagian luar dan dalam bangunan harus dicat sebelum ditempati. Semua bagian-bagian
yang terbuat dari kayu harus diberi satu lapisan cat dasar. Cat kedua dan lapisan akhir
yang lebih luas. Semua warna untuk bangunan harus disetujui Direksi. Perubahan
warna cat, termasuk pengecetan ulang harus dilakukan bila perlu atau diminta Direksi.
- Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan sistem pipa ledeng termasuk Kloset WC
tipe Asia, satu bak mandi atau bak cuci piring dan lengkap dengan persediaan air untuk
minum dan mencuci serta sistem pembuangan limbah. Sistem pembuangan limbah
harus melalui pipa ke bak pembuangan kotoran dengan saluran terpisah. Aliran listrik
yang memadai harus disediakan termasuk sekering utama, sekering kecil, box pembagi
arus, stop kontak untuk arus dan penerangan, semua kabel yang perlu, penerangan
neon dan lampu tungsram, penerangan luar dan lain-lain. Lengkap dengan penghubung
ke sumber listrik yang disetujui, yang dapat berupa generator dengan persediaan bahan
bakar, terletak ditempat yang akan disediakan dan dioperasikan oleh Kontraktor.
- Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan radio telepon dengan jarak terjangkau.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh perijinan yang perlu dan
menanggung semua biaya untuk pengadaan, pemasangan, perawatan dan
pengoperasian sistim radio telepon tersebut.
Areal didepan bangunan harus diratakan serta diberikan pengaspalan yang cukup.
Bangunan, perabot dan peralatan harus disediakan dalam 30 hari dari saat menerima
Surat Persetujuan.
Kontraktor harus memikul semua biaya seperti sewa yang ditimbulkan oleh Direksi
karena kegagalan Kontraktor menyelesaikan dan menyerahkan kepada Direksi untuk
Bangunan dan perlengkapan dalam 30 hari yang ditetapkan.
- Perabotan dan peralatan harus disedikan dalam keadaan baru dan disetujui oleh Direksi
sebelum dipasang. Standar dari perabot dan peralatan harus dari yang berkualitas baik,
yang tersedia di Indonesia dan harus sesuai dengan apa yang biasa disediakan untuk
kantor staf pengawas dan perumahan untuk kantor yang sama.
- Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri untuk penyediaan air minum dan bukan air
minum serta listrik untuk penerangan, tenaga listrik selama 24 jam per hari untuk
bangunan tersebut kontraktor harus membayar semua biaya, dan ongkos-ongkos lain
yang berkaitan dengan hal tersebut.
- Di akhir periode perawatan atau pada waktu yang lebih cepat sebagaimana yang
mungkin dapat diatur oleh Direksi, Kontraktor harus memberikan dan memperbaiki
bangunan serta perabot serta peralatan seperti dijelaskan dalam sub pasal ini dan
menyerahkan kepada Pemberi Proyek tanpa kerusakan/cacat dan dalam kondisi yang
baik.
Perlengkapan transport harus dalam keadaan baru dan harus diasuransikan, dioperasikan,
dirawat, diservis serta diperbaiki bila perlu oleh Kontraktor selama periode pekerjaan
sepenuhnya dengan biaya Kontraktor sendiri. Seandainya satu unit dari perlengkapan pada
satu saat menurut pendapat Direksi tidak dapat dipakai lagi, Kontraktor harus segera
menggantinya atas biaya sendiri.
Pada akhir masa perawatan Kontraktor harus menyerahkan perlengkapan transport ini
kepada Direksi dalam keadaan berfungsi dengan baik, Pengemudi bekerja dibawah
pengarahan dari pemakai, dan akan diganti oleh Kontraktor bila dianggap tidak sesuai.
Dalam 15 hari setelah menerima Surat Persetujuan, Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi, untuk disetujui, rencana tata ruang fasilitas Kontraktor yang memperlihatkan lokasi
areal-areal yang akan digunakan untuk Kantor, Base Camp/Barak, Gudang, dan
pemondokan karyawan serta staf pengawasnya.
Untuk tempat tinggal, kantor, dan gudang, Kontraktor harus menggunakan bangunan-
bangunan yang keadaanya bersih dan teratur yang akan memberikan fasilitas-fasilitas
perumahan dan pekerjaan secara baik, bedeng, dan depot harus dilengkapi dengan
penerangan dan jika Direksi menghendaki juga dilengkapi dengan pagar, selama
berlangsungnya kontrak Direksi secara teratur akan memeriksa tempat fasilitas Kontraktor,
dan jika bangunan-bangunan, fasilitas sanitasi dan lain-lain tidak memenuhi syarat-syarat
seperti yang ditetapkan disini, Kontraktor harus memperbaiki segera setelah diberitahukan
oleh Direksi.
Kontraktor harus memelihara kantor dilapangan selama berlangsung Kontrak, dan harus
terbuka sepanjang waktu untuk menerima pengarahan, petunjuk atau komunikasi yang lain
dari Direksi. Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut seperti dijelaskan dalam sub
artikel ini harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam butir
Lumpsum dalam Daftar Kuantitas. Diakhir periode atau pada waktu yang lebih dini
sebagaimana dapat diatur oleh Direksi, semua bangunan, gudang, bengkel kerja, pagar,
bahan-bahan dan apa-apa yang dibangun atau ditempatkan oleh Kontraktor bila tidak
diperlukan lagi sebelum pengeluaran Sertifikat Pemeliharaan. Areal yang bersangkutan
harus dibersihkan dan diratakan karena diperlukan dalam rangka memperoleh persetujuan
Direksi.
Kontraktor dianggap bertanggung jawab sendiri atas pematokan dan cara pematokan yang
dipilih. Kontraktor harus membantu Direksi dalam mengecek pematokan, termasuk
mengijinkan Direksi dalam menggunakan sistim yang telah dipilih Kontraktor. Kontraktor
harus memancang patok-patok BM tambahan sehingga tindak ada ketinggian yang
dipindahkan lebih dari 1 km tanpa dipindahkan melalui patok BM.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Rangkap tiga, peta-peta dan catatan-catatan
dalam bentuk formulir yang disetujui yang berisikan tentang lokasi dan ketinggian tiap
patok yang digunakan atau yang dipancangkan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
melestarikan dan melindungi semua titik-titik pengikat dan harus menyimpan catatan-
catatan tertulis yang lengkap tentang semua perubahan, koreksian dan penggantian dan
menyediakannya untuk diperiksa dan di chek oleh Direksi. Pematokan yang terinci harus
dilakukan oleh Kontraktor yang akan mempekerjakan juru-juru ukur yang berkemampuan
tinggi untuk maksud tersebut. Garis dan ketinggian formasi, lereng sisi, jalur-jalur
pelayanan, tanggul-tanggul, bangunan-bangunan dan bagian-bagian pekerjaan yang lain
yang harus dipatok dengan teliti oleh Kontraktor dan sering di cek, serta dipelihara
kelestariannya untuk menjamin agar diperoleh gradien dan penampang melintang yang
benar dimana-mana.
Segera setelah kontraktor mendapat wewenang atas situasi yang bersangkutan, Kontraktor
harus mengambil alih pertanggung jawaban dan membayar semua biaya yang berkenaan
dengan perlindungan, perawatan dan pemindahan akhir semua rambu dan patok apakah
yang ada didalam maupun yang berada diluar tempat. Rambu-rambu dan patok yang tidak
rusak atau terganggu selama melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harus dikembalikan dalam
keadaan utuh kepada Direksi setelah pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Jika suatu patok atau rambu menjadi terganggu atau Kontraktor memperkirakan terjadi
gangguan tersebut, Kontraktor harus menempatkan kembali rambu atau patok BM
tersebut atau membuat gantinya sesuai dengan petunjuk Direksi. Setelah membersihkan
tempat tersebut, tetapi sebelum pekerjaan penggalian atau suatu bagian daripadanya akan
dimulai, Kontraktor harus mensurvai, mengukur ketinggian tempat dan areal-areal
penggalian, bangunan-bangunan, pohon-pohon, luas tanaman sejauh yang diperlukan dan
disetujui Direksi, tentang semua bagian yang menjadi dasar pengukuran dari pekerjaan.
Denah dan potongan harus di plot oleh Kontraktor pada masing-masing gambar dan situasi
disetujui oleh Direksi, yang kemudian akan menjadi dasar bagi pembayaran pekerjaan
tersebut.
Di sepanjang saluran dan perapian hasil galian yang akan direhabilitasi, harus dibuat
penampang melintang pada alinemen yang bersangkutan, pada selang jarak 50 m, dan
lokasi penampang melintang tersebut harus diberi tanda diluar areal yang dibuka sesuai
dengan persetujuan dari Direksi. Disepanjang saluran dan perapian hasil galian yang akan
dibuat sebelum melaksanakan penggalian atau penimbunan tetapi setelah pembukaan,
hanya sebuah profil memanjang saja yang harus dibuat pada alinemen saluran dan tanggul
tersebut.
Setelah penyelesaian saluran dan dan perapian hasil galian tersebut, Kontraktor harus
membuat lagi penampang melintang pertama, guna memeriksa/mengecek apakah
pekerjaan yang bersangkutan telah dikerjakan sesuai dengan dimensi yang telah
ditetapkan.
Ketepatan/ketelitian pekerjaan survey tersebut harus berada dalam toleransi sebagai
berikut :
- Pasak/patok untuk penampang melintang pada pekerjaan tanah harus ditempatkan
kurang dari 20 mm secara vertikal dari posisi yang telah ditentukan, dan 100 mm secara
horizontal.
- Survei ketinggian harus diikatkan pada patok Bench Mark yang permanen atau dekat ke
titik permulaan yang ada di sepanjang rute yang pendek. Kesalahan
penutupan/pengikatan harus kurang dari 10 mm kali akar kuadrat dari panjang
sirkuit/kelilingnya dalam kilometer.
- Patok yang menunjukan ketinggian akhir dari pekerjaan tanah harus berada dalam atau
dibawah 20 mm dari ketinggian yang ditentukan.
- Bangunannya yang harus dipasang pada jarak 20 mm terdekat, kecuali apabila fungsi-
fungsi operasional atau hal-hal yang sifatnya khusus, seperti pemasangan pekerjaan
logam dan peralatan, memerlukan pemasangan yang lebih tepat.
- Sudut dan lengkungnya harus kurang dari 100 mm dari posisinya yang benar.
Kontraktor harus menyediakan dari permulaan sampai selesainya pekerjaan, 2 tenaga kerja
khusus yang akan diperlukan oleh Direksi, peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk pengecekkan pematokan, survei topografi dan untuk melaksanakan
semua kegiatan lain yang mungkin diperlukan oleh Direksi .
2.8. KEAMANAN
Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya, kemah dan
tempat pemondokan maupun keamanan staf pemberi kerja/Direksi dan harus
menyediakan penjagaan siang dan malam untuk kantor pihak Pemberi Pekerjaan/Direksi
serta perumahannya dengan biayanya sendiri. Semua langkah-langkah pengamanan harus
dilakukan dengan kerja sama yang erat dengan penguasa-penguasa setempat atau yang
berwajib.
Kontraktor harus memperoleh dan menyimpan ditempat, sedikitnya satu salinan dari
masing-masing pedoman Standard Nasional yang ditunjukan dalam Spesifikasi dan selain
itu, harus menyediakan jika diperlukan pedoman Standar Internasional yang lain yang
berlaku untuk bahan-bahan yang disediakan atau kualitas hasil kerja yang sedang dilakukan
ditempat pekerjaan. Semua bahan dan kualitas hasil kerja yang tidak sepenuhnnya
ditentukan disini atau yang tidak tercakup dalam Standar Indonesia atau Standar Nasional,
harus sebagaimana yang digunakan dalam pekerjaan kelas satu.
Direksi harus diberi kesempatan untuk menguji semua contoh dari seluruh bahan-bahan
tetap sebelum pesanan dilaksanakan. Direksi dalam butir-butir tertentu dapat meminta
pabrik atau pemasok barang yang bersangkutan untuk memberikan sertifikat uji yang harus
diserahkan dan disahkan oleh yang mewakili Direksi sebelum bahan-bahan tersebut dilepas
untuk dikirim ketempat kerja. Sertifikat tersebut harus menjelaskan bahwa bahan-bahan
atau barang-barang yang bersangkutan telah diuji sesuai dengan persyaratan spesifikasi
dan harus memperlihatkan hasil semua pengujian yang telah dilakukan.
Meskipun suatu areal telah diberikan atau dianjurkan pada Kontraktor sebagai tempat
darimana bahan-bahan dapat diperoleh, Kontraktor harus dianggap telah merasa puas
mengenai sumber pengadaan bahan tersebut, dan harus bertanggung jawab sendiri untuk
pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan jumlah cukup untuk memenuhi keperluan
kontrak dan selama proses pekerjaan dan untuk penyelesaian pekerjaan.
Pemakaian bahan-bahan bekas dari bangunan yang dibongkar dalam pekerjaan-pekerjaan
yang bersangkutan termasuk bahan-bahan yang telah dipakai ditempat lain tidak akan
diperbolehkan kecuali diijinkan oleh Direksi.
Pembayaran progres mobilisasi dan demobilisasi akan dilakukan dengan harga lump
sum pada daftar kuantitas dan harga, dengan ketentuan:
- Pembayaran sebesar 50% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara
substansi telah selesai dilakukan untuk masing - masing sub-item.
- Pembayaran sisanya sebasar 50% dari harga lump sum dilakukan bila
demobilisasi telah selesai dilakukan untuk masing - masing sub item.
Pembuangan air yang dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran,
drainase dan genangan atau bangunan sementara. Pada saat pembuangan air
dilaksanakan, Kontraktor harus memasang mengerjakan, memelihara peralatan lain yang
diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam - macam pekerjaan untuk pemeliharaan
pekerjaan pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air sesuai dengan yang
disyaratkan. Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir
atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya Kontraktor sendiri.
Setelah bangunan sudah berfungsi maka cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air
sementara segera dibongkar, atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak menganggu
kelancaran saluran dan bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau aliran parit
alam. Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi.
Apabila pelaksanaan pekerjaan benda dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan sedemikian
rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga
semua pelaksanaan Konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.
Material geo-textile harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/ ketentuan
paling sedikit sebagai berikut :
Nilai yang
disyaratkan
Item Pondasi pada Keterangan
Penggunaan
Rip-rap untuk
Umum
Sungai, dll.
1. Minimum Strip
Tensile Strength
- in warp *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595
atau setara
- in weft *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595
atau setara
2 1.0 mm - 2.0
2. Ketebalan
. mm ± 10 mm ASTM D 1777
atau setara
3
3. Max.Elongation
. at ± 21% 10% - 20% ASTM D 4595
Max.Load atau setara
4
4.Penyerapan
. Air >5 >15 BS 6906 atau
(Water Permeability) liter/sq.m/sec liter/sq.m/sec setara
*
*tenunan
) (woven)
Material untuk Matras Geo-textile
Material untuk matras geo-textile seperti diuraikan sebagai berikut, tetapi harus
memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/ ketentuan paling sedikit sebagai
berikut:
Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang terjadi pada matras pada saat dihampar dan
diratakan harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus segera diperbaiki oleh Penyedia
dengan menambah matras, over laid, di atas matras geo-textile yang sudah terpasang
atau dengan cara lain yang disetujui PPK. Apabila geo-textile dipakai untuk
membungkus pematus lantai (under drain) yang terdiri dari kerikil, maka kedua ujung
geo-textile harus diberi sambungan overlapped tidak kurang dari 20 cm atau sesuai
dengan perintah PPK.
Sambungan geo-textile harus dilaksanakan cara yang sesuai dan dengan material dan
peralatan yang mendapat rekomendasi produsen atau supplier sesudah mendapat
persetujuan PPK. Penyambungan harus dikerjakan berhati-hati sehingga tidak merusak
material sesuai dengan perintah PPK atau metoda yang direkomendasi produsen atau
supplier, material sambungan harus memiliki strip strength yang lebih kuat dibanding
material matras geo-textile.
Apabila geo-textile dipasang/dihampar pada talud, geo-textile harus dipasang dengan
rapat dan kuat pada permukaan talud tersebut dengan paku kawat atau pasak yang
masuk ke dalam tanah tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan ketentuan yang
direkomendasi produsen atau supplier atau perintah PPK.
Filter Geo-Textile
Umum
Lokasi pemasangan filter geo-textile diperlihatkan dalam gambar atau sesuai dengan
perintah PPK. Material filter harus bersih, bagus tanpa cacat/luka dan harus berasal
dari produsen atau supplier yang bertanggung jawab. Filter geo-textile akan dipakai
untuk fasilitas pematus/drain : under drain, weep hole, gabion mattress, riprap dan
lain-lain.
Material
Geo-textile yang dipakai sebagai filter harus tipe bukan tenunan/non-woven type,
terbuat dari material yang kuat dan tahan/awet terhadap bakteri dan pengaruh biologi
lainnya, keasaman & alkali tanah, ultra violet dan fleksibel serta berasal dari bahan
stabilized polyster yang setara atau material yang disetujui PPK.
Sifat fisik material filter geo-textile harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
3.1. UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam kelompok pasal ini terdiri dari pengadaan keperluan
semua tenaga kerja, peralatan,persediaan bahan-bahan serta pelaksanaan semua
kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan penggalian areal-areal Daerah Milik
Jalan/Saluran (DMJ/S), penggalian dan penimbunan jalan, perataan yang penting
sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Istilah “Pekerjaan Tanah” akan digunakan sebagai istilah umum untuk menunjukan
semua kelas perataan (grading) pendataran (levelling), penggalian saluran,
pemindahan tanah dan semua pekerjaan perapian hasil galian atau penggalian yang
lain-lainnya.
3.2. GANGGUAN PADA SALURAN PEMBUANG DAN BERBAGAI UTILITAS YANG ADA
Kontraktor harus mengetahui jadwal penanaman selama musim kering dan musim
hujan serta harus mentahapkan dan melaksanakan pekerjaan dengan cara sedemikian
rupa sehingga perbaikan dan pembangunan saluran irigasi , saluran pembuang,
perapian hasil galian dan lain-lain tidak mengganggu pengaliran melalui saluran-
saluran pembuang yang ada.
Hasil galian dari sejumlah saluran pembuang dapat mendatangkan unsur-unsur yang
berbahaya, harus dicegah agar unsur tersebut tidak terbawa masuk oleh air hujan ke
dalam persawahan, karena itu harus dibuat sebuah saluran kecil berikut pematang di
sepanjang sisi lahan dari tanggul limbah dan saluran ini harus bermuara ke saluran
pembuang.
Pembersihan dengan pembakaran hanya diijinkan pada saat kondisi dipandang baik
untuk pembakaran dan pada lokasi yang disetujui oleh Direksi. Material-material yang
akan dibakar harus ditumpuk rapi dan apabila kondisi memungkinkan supaya dibakar
habis. Penumpukan untuk pembakaran dilakukan dengan resiko sekecil-kecilnya
dengan adanya api tersebut, dan agar tidak mengganggu umum. Pembakaran harus
sempurna sehingga material-material yang dibakar menjadi abu, tidak ada potongan
kayu, cabang-cabang atau potongan-potongan arang diijinkan tersisa. Kontraktor
harus setiap kali mengambil tindakan-tindakan khusus untuk mencegah agar jangan
sampai api meluas ke areal peralatan yang sesuai setiap saat dan perlengkapan untuk
mencegah dan menahan api.
b. Areal galian dan lubang sumbang (borrow pits) darimana bahan akan diperoleh,
harus dikupas sampai batas dari rumput, rumput liar atau vegetasi lain dan
gundukan-gundukan tanah, akar atau barang yang tidak perlu harus disingkirkan
sampai sejauh yang diperlukan untuk menjaga agar tidak tercampur dengan
dengan bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi.
c. Pada areal hasil buangan galian dan permukaan hasil buangan yang ada yang akan
diurug, semua gundukan-gundukan tanah dan akar harus disingkirkan sama sekali
seperti ditentukan dalam sub pasal a, tersebut diatas. Lubang atau galian yang ada
sebagai akibat pembuangan benda yang tidak perlu seperti tersebut diatas harus
ditimbun dengan bahan yang disetujui dan dipadatkan dengan baik sesuai dengan
petunjuk direksi.
d. Semua benda hasil pembukaan lahan harus dibuang sebagaimana diminta oleh
Direksi, dalam jarak 50 meter tanpa pembayaran tambahan. Sisa-sisanya harus
dibakar.
3.4. GALIAN
3.4.1. Umum
Diperkirakan semua bahan dari berbagai galian dengan pengecualian gambut dan
tanah organik sesuai untuk digunakan dalam konstruksi. Bahan-bahan galian yang
akan digunakan pada jalan dan perapian hasil galian pengaman harus bebas atau
dibersihkan dari tunggul, akar dan unsur-unsur tanaman.
Setiap kelebihan penggalian untuk bangunan yang dibuat oleh Kontraktor karena
suatu maksud atau alasan, kecuali kalau ditentukan lain disini, harus diurug dengan
bahan yang sesuai dan kemudian dipadatkan atau jika kelebihan itu berada di bawah
pondasi bangunan beton, mungkin diperlukan isian beton. Semua perbaikan tersebut
harus seluruhnya atas biaya Kontraktor.
3.4.3. Toleransi
Semua lubang galian harus memadai untuk memberikan ruang kerja yang cukup,
perlindungan dan bangunan-bangunan sementara lainnya yang barangkali diperlukan
selama perkerjaan konstruksi. Kemiringan sisi dan dasar saluran-saluran harus
dibangun dan dirapikan dengan sebaik mungkin yang dapat diperoleh sesuai dengan
petunjuk Direksi. Kemahiran menggunakan alat pemindah tanah yang disetujui untuk
pekerjaan galian dan pembentukkan tanggul-tanggul.
Areal galian saluran-saluran yang sudah selesai pada setiap penampang melintang
harus tidak lebih kecil dari yang ditunjukkan gambar atau seperti yang diminta Direksi.
Toleransi sebesar +0 atau –0,10 dari permukaan tanah yang sebenarnya atau posisi
dari kemiringan sisi dapat diterima. Permukaan-permukaan dasar galian dan profil
final tanah pada bangunan tidak ada toleransi plus atau tidak lebih dari 0,10 m lebih
rendah dari permukaan yang benar. Bahan-bahan yang tidak akan ditempatkan pada
lereng yang diperlihatkan dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi, dan
bahan-bahan yang merupakan bagian dari longsoran yang terhampar diluar garis-garis
galian yang ditentukan dan langsor kedalam galian, harus dipindahkan oleh kontraktor
dengan cara yang dapat disetujui dan lereng-lereng tersebut harus dipulihkan kembali
kegaris-garis dan derajat yang ditetapkan oleh Direksi.
Kontraktor dapat diminta untuk menggali areal-areal longsor yang potensial diluar
batas garis galian yang semua ditentukan, yang menurut pendapat Direksi, galian
tersebut perlu untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan.
Direksi dapat memutuskan untuk memperluas berm antara saluran dan buangan hasil
galian dan/atau mengganti kemiringan sisi saluran atau meminta Kontraktor untuk
menstabilkan berm tersebut sebelum penggalian dengan jalan memancangkan ke
dalam tanah, tiang-tiang dengan panjang kira-kira 5 meter, diameter 100 mm dengan
jarak pusat ke pusat 1 meter pada suatu lebar dan panjang tertentu dari jalur berm
tersebut.
Longsoran yang disebabkan oleh penggalian yang berlebihan atau karena penempatan
tanah galian yang terlalu dekat ke penggalian, harus dipulihkan kembali oleh
kontraktor dengan biaya sendiri.
a. Umum
Galian untuk bangunan harus terdiri dari dan mencakup semua galian dan urugan
yang diperlukan sehubungan dengan semua pekerjaan bangunan. Selama
pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor tidak boleh mengubah keadaan pengaturan air
dalam saluran yang ada dan didaerah yang dilayani oleh saluran-saluran tersebut.
Semua galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi sebelum Kontraktor
diijinkan untuk meneruskan pekerjaan. Pekerjaan galian harus mencakup semua
pekerjaan perkayuan, penopangan, pekerjaan-pekerjaan sementara atau untuk
menyokong sisi-sisi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diminta
oleh Direksi harus diperbaiki dengan menempatkan bahan yang sesuai dan yang
dipadatkan dan penggalian yang melebihi lebar dari yang diperlukan harus diurug
dan dipadatkan dengan kuat dengan bahan yang disetujui.
Galian harus dijaga selalu dalam keadaan kering dengan memompa atau dengan
cara lain sampai menurut pendapat Direksi bangunan telah selesai secukupnya dan
penimbunan selesai sampai permukaan air tanah berada pada kedudukannya yang
normal. Pengurugan kembali pondasi tidak dapat dilaksanakan sebelum pondasi
dan pekerjaan-pekerjaan bangunan dalam galian diperiksa dan disetujui oleh
Direksi, semua pengurugan harus dengan bahan-bahan yang disetujui dan
ditimbunkan dalam lapisan yang tidak melebihi tebal 0,25 m serta dipadatkan.
Kadar kelembaban harus disesuaikan dengan kadar kelembaban optimum untuk
pemadatan.
Bangunan yang kekurangan isian hasil galian, maka diperoleh dari lubang-lubang
galian sumbang yang ditunjuk oleh Direksi. Kontraktor harus menentukan lokasi,
kesesuaian dan mutu bahan yang tersedia, biaya dan pekerjaan yang perlu untuk
memperoleh bahan yang tersedia dan mengangkutnya ke tempat kerja. Kontraktor
juga harus menentukan jumlah beban lebih yang harus dipindahkan dari setiap
quarry dan biaya pemindahannya. Semua biaya tersebut sudah termasuk dalam
harga satuan penawarannya.
Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : saluran, jalan inspeksi,
pekerjaan timbunan bagian dari bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang
tanahnya berasal dari pekerjaan galian atau borrow-pit dan berdasarkan hasil uji
laboratorium memenuhi syarat dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat
persetujuan PPK sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan oleh Penyedia.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK
termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut
untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan. Pekerjaan timbunan harus
dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan kemiringan timbunan yang
ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati. Kecuali bila ada ketentuan lain,
Penyedia harus menambah timbunan tambahan (extra filling), lima persen (5%).
Kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa terdiri dari 3 (tiga) golongan
ialah:
Tipe-A1, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
Tipe-B1, dan D1, menggunakan tanah dari borrow-pit
Tipe-C1, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK berasal
dari borrow-pit di sekitar lokasi pekerjaan.
Pemadatan Ringan (Tipe-A2, B2, C2, D2)
Pekerjaan timbunan tanah untuk mengganti tanah yang asli, sebagai bangunan
penyangga beban (counter-weight) dan pekerjaan timbunan lainnya sesuai dengan
perintah PPK.
Tingkat kepadatan untuk pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan harus tidak
boleh kurang dari 85% kepadatan kering maksimum (85% MDD, maximum dry
density).
Pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan terdiri dari 3 (tiga) golongan:
Tipe-A2, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
Tipe-B2 dan D2, menggunakan tanah dari borrow-pit.
Tipe-C2, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK berasal
dari borrow pit di sekitar lokasi pekerjaan
Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metoda kerja untuk pekerjaan
timbunan yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang dipergunakan, tebal
lapisan yang dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat kepadatan yang
dicapai yang harus memenuhi Spesifikasi Teknik ini.
Metoda kerja yang disetujui oleh PPK tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia untuk
lepas tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan.
Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan metoda kerja atau tanah
bahan timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia wajib melakukan uji coba
timbunan ulang.
Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai
bagian dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi
persyaratan. Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus
dibongkar oleh Penyedia dari lokasi pekerjaan.
Fondasi Timbunan Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C
Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih dahulu
permukaan lereng tersebut harus dikupas dan dibersihkan dari bahan organik,
setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat
sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.
Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak boleh
lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan seperti telah
diuraikan diatas. Tanah yang berbentuk bongkah - bongkah harus dipecah - pecah
sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan tanah dengan
cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.
Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium atau
ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%
kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk
pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan diatas.
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum
talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-
rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.
Pembayaran
Tipe-A1
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan serta semua biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan antara lain
: penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, pengendalian
kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan lain-lain.
Tipe-B1
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk menyediakan borrow-pit, angkutan, pembuangan,
penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan, perijinan,
royalty dan lain-lain.
Timbunan/Urugan Kembali
Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang
disepakati atau atas perintah PPK, berdasarkan tujuannya urugan kembali
digolongkan dalam 2 (dua) Tipe, yaitu:
Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan : bendung, saluran irigasi dan drainase dan
di lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan pemadatan biasa/normal seperti
yang diuraikan diatas Spesifikasi Teknik ini.
Tipe-A : - Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau
dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun berdasarkan hasil uji
laboratorium dan atas persetujuan/perintah PPK.
Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk struktur
selesai dilaksanakan. Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji
coba yang tergantung dari material/tanah bahan timbunan, peralatan yang dipergunakan dan
jumlah lintasannya.pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak
boleh lebih dari 15 cm. Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari
kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat kepadatan 95%
kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968. Pemadatan dengan
menggunakan vibro-roller di atas bangunan sampai jarak 0,50 m di atas bangunan tidak
diperkenankan kecuali telah mendapatkan persetujuan PPK.
Tipe-B : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian di lokasi bangunan
atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.
Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali Tipe-A dilakukan dalam satuan meter kubik (m 3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan
paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi
permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum dan segera setelah
pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan di atas fondasi tanah lembek dimana settlement
dan land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai perintah PPK.
Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk urugan kembali Tipe-B sudah termasuk
dalam harga Lump Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila berdasarkan perintah
PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali Tipe-B harus dilakukan berdasarkan harga satuan
maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan tersebut yang diperoleh dari
data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan yang memuaskan PPK.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan, re-handling,
penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain termasuk, upah,
bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang yang telah diuraikan diatas.
Penyedia menyerahkan metoda kerja untuk penempatan penyebaran dan pemadatan material
perkerasan jalan kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1. Penyiapan pondasi pekerjaan perkerasan jalan harus diselesaikan dan disetujui PPK lebih
awal sepanjang paling sedikit 100 m sebelum material perkerasan jalan dihampar dan
dipadatkan. Kerusakan atau cacat yang diakibatkan oleh aliran air, atau kegiatan
pelaksanaan pekerjaan atau sebab yang lain harus segera diperbaiki sesuai dengan
ketentuan dan kualitas yang disyaratkan dengan biaya ditanggung Penyedia, sebelum
pekerjaan perkerasan jalan dikerjakan.
2. Bila tebal lapisan material perkerasan jalan lebih dari 15 cm, penghamparan dan
pemadatan material dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal yang kurang lebih sama tetapi
tidak boleh lebih dari 15 cm untuk setiap lapisan (per layer).
3. Pemadatan perkerasan jalan menggunakan mesin penggilas dan dikerjakan mulai dari
tepi/pinggir perkerasan dan berlanjut ke bagian tengah sepanjang jalur yang diperkeras
menggunakan peralatan yang sebelumnya sudah disetujui PPK.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk kegiatan di atas harus dibebankan pada
item pekerjaan penunjang/sementara dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan pembayaran
dilakukan secara lump-sum.
Bila item pekerjaan penunjang/sementara tidak ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas guna kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya. Tidak ada penambahan harga kontrak karena
pembayaran item pekerjaan ini, kecuali disetujui PPK.
BAB 4
PEKERJAAN BETON
4.1. UMUM
Beton dan beton bertulang diperlukan dalam pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup Sungai
Bendung D.I. Sei Wampu Kab. Langkat.
Semua bangunan yang akan dibuat termasuk rinciannya sejauh mungkin disajikan dalam
gambar. Gambar terinci tentang besi beton, akan diserahkan selama pelaksanaan pekerjaan.
Untuk harga satuan beton bertulang Kontraktor harus memperhitungkan per-m3 beton.
4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1. Semen
Semen yang akan digunakan harus semua portland yang biasa digunakan yang memenuhi
Standard Indonesia N1-8 atau semen Portland hasil pembakaran tungku (Portland Blast
Cement). Semen yang cepat mengeras tidak boleh digunakan tanpa persetujuan dari Direksi.
Semen Portland harus mengandung kadar C3A kurang dari 3%, semen hasil pembakaran
tungku harus mempunyai kadar kerak/slang lebih dari 65%. Kontraktor harus menyediakan
contoh-contoh semen bila diminta oleh Direksi untuk pengujian, Baik dari gudang Kontraktor di
proyek maupun dari pabrik, Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik
untuk tiap pengiriman semen ke lokasi. Kontraktor harus menyiapkan catatan yang ada untuk
keperluan pemeriksaan oleh Direksi dilokasi pengecoran beton dari setiap pengiriman semen
tersebut. Semen dapat ditolak atas perintah Direksi, jika semen tersebut tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
Semen dapat diterima berdasarkan hasil pengujian selama tujuh hari asalkan disertai riwayat
kualitas dari penghasil/pabrik semen selama 12 bulan yang terakhr atau berdasarkan hasil
pengujian normal selama 28 hari pada tingkat pengujian biasa, sebelum pengapalan semen
dari pabrik.
4.2.2. Pasir
Berbagai jenis pasir untuk pekerjaan bangunan adalah sebagai berikut :
- “Pasir buatan”, pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
- “Pasir alam”, pasir yang dihasilkan dari sungai atau sumber pasir alam lainnya.
- “Pasir campuran”, campuran pasir alam dengan pasir buatan, dalam perbandingan
campuran yang ditentukan didalam sub pasal berikut ini.
Semua pasir alam yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh
Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau sumber-sumber alam lainnya yang disetujui.
Jika pasir alam diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau dikuasai oleh pemberi
pekerjaan/kuasa bangunan, Kontraktor harus membuat semua pengatur yang perlu dengan
pemilik dan harus membayar semua persewaan atau biaya-biaya yang bersangkutan dengan
hal tersebut.
Persetujuan tentang sumber-sumber pasir alam tidak boleh dijadikan sebagai dasar
pembenaran atau pengesahan atas semua bahan yang diperoleh dari sumber tersebut, dan
kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua kualitas pasir yang dipasok, yang
digunakan dalam berbagai pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi contoh pasir alam yang diusulkan sebesar 15 kg untuk pengujian dan meminta
persetujuan sedikitnya 14 hari sebelum bahan yang diperlukan tersebut digunakan.
Bahan/material pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tanaman dan benda-
benda lain yang tidak dikehendaki dan semua macam tanah, pasir dan kerikil yang tidak
berguna harus disisihkan. Bahan/material harus diatur dan diperlakukan sedemikian rupa,
sehingga tidak merugikan kegunaan bahan/material tersebut. Bahan tersebut harus disaring
dan dicuci sebagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan pasir alam yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditentukan disini. Pasir atau agregat halus tersebut harus bersih dan
bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah
karang, serpi, alkali atau benda-benda organik, lempung, mika, dan semua bahan yang
merusak dan merugikan.
Jumlah persentase tanah liat dan debu melebihi dari 5% menurut berat kering. Agregat yang
halus harus runcing, keras, padat, berbentuk kubus dan tahan lama. Semua pasir yang akan
digunakan untuk membuat beton yang tercakup dalam spesifikasi ini harus berupa pasir alam
dan jika dianggap perlu harus dicampur dengan perbandingan yang tepat antara pasir buatan
dan pasir alam. Pasir harus memiliki modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3,2 atau bila
diuji dengan menggunakan ayakan standar harus sesuai menurut Standar Indonesia untuk
beton PBI 197 (N1-2), atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Semua pasir alam dan pasir campuran akan diuji terlebih dahulu oleh Direksi, untuk
menentukan apakah pasir yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini, Kontraktor harus menyediakan, tanpa memungut ongkos, bantuan yang
diperlukan Direksi untuk memperoleh contoh-contoh pasir yang mewakili untuk tujuan
pengujian dan dalam rangka pengawasan sarana/fasilitas produksi serta kegiatan dari
Kontraktor.
Kontraktor harus melakukan pengujian agregat secara teratur dengan pengambilan contoh dari
agregat yang digunakan dan banyaknya pengujian harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor
harus memberikan kepada Direksi salinan hasil catatan dari setiap pengujian.
4.2.4. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus dari sumber yang telah
disetujui Direksi dan pada saat digunakan harus bebas dari lumpur, unsur organik, asam, garam
dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang dapat merusak. Air yang bebas dari hidrokarbon dan
bahan organik yang merusak. batas jumlah bahan organik yang tidak larut tidak boleh melebihi
dari 500/106 berat dan endapan tidak boleh melebihi 31/106 berat.
Kontraktor harus melakukan pengujian secara teratur terhadap air yang diambil dari sumber
air tersebut pula, dan kekerapan pengujian yang disetujui Direksi, dan harus menyerahkan
catatan hasil setiap pengujian air tersebut kepada Direksi. Kontraktor harus menanggung
semua biaya dalam upaya mendapat air yang memenuhi kualitas yang ditentukan.
4.3.1. Semen
Semua semen harus dikirim ke lokasi dalam kantong-kantong kertas tertutup, dengan diberi
tanda, atau dengan bentuk lain yang disetujui, kecuali kalau ada persetujuan tertulis dari
Direksi, pengangkutan semen dapat dilaksanakan dalam bentuk lain.
4.3.2. Agregat-agregat
Semua cara/metode yang digunakan Kontraktor untuk membongkar, memuat, menangani dan
menumpuk pasir serta agregat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Kontraktor harus membersihkan dan meratakan untuk keperluan pembuangan air, semua
tempat yang diperuntukan untuk penimbunan bahan, dan harus menangani pekerjaan-
pekerjaan penumpukan pasir dan agregat secermat mungkin sehingga pengumpulan dan
pecah dapat sekecil mungkin dan bahan yang ditumpuk tidak tercemar oleh tanah atau bahan
lain karena terkena aliran air permukaan air tanah.
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sedemikian rupa dengan suatu cara
menaruh semua bahan secara langsung pada posisi akhir dan dengan tebal lapisan tidak lebih
dari 1,25 meter. Pasir dan agregat tidak boleh dipindahkan dari satu tempat penimbunan ke
tempat penimbunan lainnya, kecuali apabila diperlukan peralatan permukaan.
Sekalipun sertifikat-sertifikat pengujian serta analisa bahan dari pabrik telah dibuat, Direksi
atas pertimbangan sendiri dapat melakukan pengujian ulang setelah bahan-bahan yang
dimaksud dikirim ke lokasi. Untuk menjamin agar bahan-bahan tersebut sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.
Direksi dapat memperoleh contoh-contoh bahan yang diambil dipabrik-pabrik pembuat atau
dari pengiriman-pengiriman ke lokasi dan menyerahkan contoh-contoh tersebut jika yang
bersangkutan menginginkannya.
Direksi berhak menolak sesuatu bahan berdasarkan hasil dari pengujian tersebut, meskipun
kenyataan bahwa sertifikat pengujian pembuat bahan yang telah menunjukkan hasil pengujian
memuaskan.
4.5.1. Umum
Beton yang diperlukan untuk berbagai bangunan yang akan dibuat menurut spesifikasi ini, dan
untuk semua tujuan yang terkait sebagaimana yang diminta oleh Direksi, harus terdiri dari
bahan-bahan yang ditentukan didalam spesifikasi ini dan harus dicampur dengan perbandingan
yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan dalam spesifikasi ini, kecuali jika
secara khusus diubah oleh Direksi untuk tiap tim khusus dari pekerjaan.
Ketentuan dan persyaratan yang ditentukan disini harus sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton PBI 1971 (N1-2). Bahan-bahan harus dicampur dengan perbandingan yang
ditentukan untuk dapat menghasilkan suatu beton yang padat dan kuat, kandungan air dan
semen harus diawasi agar sesuai dengan persyaratan pada sub pasal b berikut ini.
Campuran percobaan harus dipersiapkan oleh Kontraktor sesuai dengan Standar Indonesia
yang relevan. Campuran percobaan dan pengujian-pengujian campuran ini pelaksanaanya
harus dihadiri oleh Direksi.
Dapat diberikan suatu toleransi pada perbandingan air/semen asal hal ini dilakukan untuk
kepuasan Direksi berdasarkan dari catatan hasil pengujian yang menyatakan bahwa
persyaratan beton yang telah ditentukan masih dapat diperoleh pada perbandingan air/semen
yang lebih tinggi.
Kontraktor tanpa biaya tambahan dari proyek, sedikitnya 45 hari sebelum memulai pekerjaan
beton harus membuat campuran-campuran percobaan untuk masing-masing kelas beton,
dengan menggunakan type mesin/peralatan yang sama yang akan digunakan untuk berbagai
pekerjaan. Campuran perkerjaan dapat diterima dalam hal kekuatan jika masing-masing dari
tiga tahapan adukan yang dibuat pada hari berurutan dengan porsi campuran yang sama,
memiliki kekuatan tekan pada umur 28 hari.
Selain dari persyaratan tersebut diatas, rancangan campuran beton, pembuatan dan cara
pengujian untuk semua beton harus diawasi oleh tenaga ahli yang mampu, yang
berpengalaman dalam pengendalian kualitas untuk produksi beton, pembuatan harus selalu
berada menghadapi sesuatu masalah yang timbul dari pembuatan beton, tenaga ahli yang
mampu tersebut harus selalu siap sedia untuk membantu tenaga yang ditetapkan untuk
pengawasan tersebut terus menerus.
4.6.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan, merawat dan mengoperasikan peralatan yang diperlukan
untuk pengambilan contoh, penyiapan dan pengujian beton, agregat dan air. Kontraktor harus
mengambil contoh-contoh beton dari campuran-campuran percobaan dan dari beton ditempat
pekerjaan-pekerjaan permanen dan harus memperbaikinya bila perlu, dan pengujian
semuanya sesuai dengan standar yang relevan. Bila menuang beton pada pekerjaan yang
dimaksud, Kontraktor harus melaksanakan pengujian konsistensi/slump pada permulaan dari
setiap penuangan beton. Biaya dari setiap pengujian tersebut dimaksud pengambilan dan
pengiriman contoh-contoh ke laboratorium serta semua biaya tambahan untuk itu, harus
ditanggung oleh Kontraktor, yang juga harus melaksanakan semua pengujian tersebut dibawah
pengawasan Direksi.
Direksi berhak untuk menunjuk nilai slump yang lebih kecil apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan (practicable) dan akan menghasilkan beton yang berkualitas lebih baik atau
alasan penghematan.
Semua contoh harus diambil secara acak dengan disaksikan oleh Direksi, lalu dicetak, dirawat
dan diuji sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dengan benda uji minimum 3 kubus.
Cetakan yang telah terisi harus ditutup dengan baik dengan karung goni basah, diletakkan
ditempat teduh. Setelah 24 jam, kubus-kubus cetakkan harus dikeluarkan dan dimasukkan ke
dalam air sampai kubis-kubus tersebut di lokasi harus dilindungi dengan menggunakan
termometer.
Kecuali diinstruksikan lain, setiap set pengujian kubus harus terdiri dari 6 kubus, 3 kubus harus
diuji pada umur 7 hari setelah pengecoran, tanggal pembuatan harus ditulis dengan jelas pada
kubus tersebut. Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi atas dasar kecepatan
pengecoran dan struktur bangunan, namun tidak lebih sering dari yang diperlukan untuk
menjamin agar beton yang dicor memenuhi spesifikasi dan persyaratan rencana.
Hasil dari pengujian kubus beton harus dinilai, sesuai dengan standar relevan. Persyaratan
kekuatan tekan dianggap memuaskan jika kekuatan tekan kubus berumur 7 hari tidak kurang
dari tiga per empat dari kekuatan tekan kubus yang berumur 28 hari.
Jika kekuatan tekan kubus disimpulkan dari pengujian tidak mencapai nilai yang diinginkan,
maka campuran beton tersebut harus dirancang kembali, tanpa ada biaya tambahan dari
Pemberi Pekerjaan.
Catatan-catatan :
- Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian yang diberikan dalam
satuan metrik.
- Kontraktor harus membuat catatan dalam formulir yang telah disetujui oleh Direksi dan
harus menyerahkan kepada Direksi rangkap tiga paling lambat 3 hari setelah pengujian
dilakukan.
- Kontraktor harus pula membuat dan menyerahkan catatan-catatan mengenai suhu udara
tempat pengecoran dan temperatur beton dan bahan-bahan beton untuk disetujui oleh
Direksi.
Volume dari bahan yang dicampur untuk setiap pengaduk, keseluruhan isi adukan harus
dituangkan sebelum pengadukan berikutnya dilakukan. Lama waktu pengadukan diukur pada
saat semua bahan berada di dalam drum pengaduk. Lama pengadukan ditentukan oleh Direksi,
namun harus dilakukan sedikitnya selama 1,5 menit.
Direksi berhak untuk menambah lama waktu pengadukan bila pengadukan bahan dan
pengerjaan pengadukan gagal untuk menghasilkan adukan beton dengan campuran bahan dan
konsistensi yang merata. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila diminta perubahan-perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan sebelum, selama dan sesudah pengisian bahan ke tempat mesin pengadukan.
Pengadukan yang berlebihan lainnya memerlukan penambahan air untuk mempertahankan
konsistensi beton yang diperlukan tidak diperkenankan.
Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada lokasi dimana menurut Direksi tidak
mungkin dapat dilaksanakan pengoperasian mesin pengaduk yang dapat dipindah-pindahkan.
Untuk memudahkan pengadukan dengan tangan Kontraktor harus membuat lantai pengaduk
beton dengan ketebalan tidak kurang dari 50 mm dan permukaan yang rata dan halus paling
sedikitnya 2 m2 luasnya dikelilingi oleh dinding penahan dengan ketinggian paling sedikit 100
mm. Semua persyaratan lain untuk pengadukan beton dengan tangan adalah sama seperti
yang ditentukan diatas.
Temperatur beton ketika dituang/dicor tidak boleh melebihi dari 32ºC dan tidak kurang dari
4,6ºC. Jika temperatur beton yang dituangkan berada antara 27ºC dan 32ºC, beton harus
diaduk dilokasi dan dituangkan segera setelah dicampur, jika pengecoran beton dilakukan
ketika udara sedemikian rupa sehingga temperatur dari adukan beton akan melebihi 32ºC.
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Kontraktor harus menggunakan cara yang efektif seperti
mendinginkan agregat lebih dahulu dan mencampuri air lebih dahulu dan mengecor pada pada
waktu malam, bila perlu untuk menjaga temperatur adukan yang akan dicor dibawah 32ºC.
4.8. PEKERJAAN ACUAN /CETAKAN (BEKISTING)
Bahan yang harus digunakan dan rancangan dari acuan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi sebelum pembuatan acuan dimulai, namun persetujuan tersebut tidak akan
mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk atau perlu adanya
perbaikan kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi atau tampak selama penggunaan. Direksi
kapan saja dapat menolak suatu bagian dari acuan yang tampak tidak sempurna dalam suatu
hal dan Kontraktor harus segera menyingkirkan acuan tersebut dari pekerjaan dan
menggantinya atas biaya sendiri.
Gambar-gambar yang menunjukan rancangan umum dan ukuran untuk acuan bangunan tidak
perlu diserahkan kepada Direksi untuk disetujui, kecuali kalau Direksi menuntut penyerahan
tersebut.
Semua acuan yang didirikan harus kokoh, alat-alat yang cukup dan sesuai untuk membuka
acuan-acuan tanpa merusak permukaan dari beton yang sudah selesai harus disiapkan.
Sebelum beton dicor permukaan beton harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan yang secara efektif mencegahnya lengketnya beton pada acuan-acuan dan
tidak akan mengotori beton. semua material atau proses untuk melepaskan lekatan hanya
dapat digunakan setelah diuji oleh Direksi. Perhatian harus diberikan dalam penggunaan
minyak acuan, agar jangan sampai mengenai besi beton, karena akan mengakibatkan hilangnya
daya lekat. Fillets ukuran 20 x 20 mm harus diletakkan disudut-sudut acuan untuk
menghasilkan tepi-tepi yang melereng pad permukaan beton yang tidak terlindung (terbuka).
Sudut-sudut sebelah dalam pada permukaan dan pinggir-pinggir sambungan yang terbentuk,
tidak akan memerlukan pemiringan kecuali kalau syarat untuk pemiringan dinyatakan dalam
gambar.
Semua acuan harus dilindungi dengan baik pada posisinya untuk mencegah pengapungan atau
pergeseran selama pengecoran beton. Selama pengecoran beton, acuan dapat ditompangkan
pada pilar-pilar beton, kaki-kaki logam atau dengan cara yang lain yang disetujui. Penyangga
acuan harus berstandar pada pondasi yang baik sehingga tidak mungkin terjadi penurunan
acuan selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Penggunaan kawat beton yang menembus beton untuk menjamin agar pekerjaan acuan tetap
pada posisinya tidak diperbolehkan. Baut-baut yang menembus beton dapat dipergunakan,
namun jumlahnya harus dijaga seminimum mungkin untuk menjamin pekerjaan acuan tetap
kokoh.
Baut-baut tersebut berdiameter dari 12 mm dari tipe kerucut yang dapat ditanggalkan,
sehingga laras baut-baut tersebut tetap tertancap dalam beton sedangkan kerucut dapat
diangkat, lubang-lubang harus ditutup spesi semen dengan rapi dan benar. Perlu diperhatikan
untuk menjamin penutup sesuai dengan warna permukaan sewaktu beton mengering.
Acuan-acuan yang tidak melengkung, baik dipakai lagi asalkan acuan-acuan tersebut sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan. Acuan-acuan yang dimaksud harus sama bersih setiap
waktu sebelum dipakai lagi dan harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi.
Bila diperhatikan dalam gambar atau diperlukan atau diminta oleh Direksi, Kontraktor harus
membuat pipa-pipa, benda-benda khusus, alat-alat pemasang, pelat, sangkutan jangkar,
penopang baut dan mur dan sebagainya, ke dalam beton selama berlangsungnya pekerjaan.
Semua peralatan tambahan dipasang dengan tepat dan ditunjang dan kelurusan serta
kerataannya harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan pengecoran atau beton dimulai.
Tidak diijinkan adanya potongan besi beton untuk memungkinkan pemasangan pipa-pipa,
benda-benda khusus dan peralatan lainnya pada pekerjaan ini tanpa persetujuan Direksi.
Beton harus dkerjakan di sekeliling pipa-pipa, benda-benda khusus, peralatan lainnya untuk
pengikatan yang sempurna agar tidak terjadi kebocoran dengan adanya berbagai peralatan
tambahan tersebut.
Jika peralatan tambahan yang akan dipasang dalam pekerjaan tidak tersedia ketika akan
diadakan pengecoran beton, maka harus dibuatkan lubang-lubang pada beton tersebut dan
peralatan tambahan harus dipasang dan dibeton sebagai pekerjaan yang terpisah.
Lubang yang baru dibuat dengan ukuran yang luas untuk menjamin beton dapat dipadatkan
secara merata disekitar peralatan tambahan tersebut, dan harus dilengkapi dengan alat
penahan air (waterstops) jika diminta Direksi, sebelum menuangkan adukan beton kedalam
lubang-lubang tersebut, semua bahan-bahan yang lepas atau tidak sempurna, ceceran semen,
harus disingkirkan dan permukaan-permukaan sambungan harus dibikin kasar sepenuhnya
sehingga diperolah permukaan yang sama sekali baru, terpahat dan kasar. Permukaan yang
baru tersebut, setelah itu harus disikat bersih dan segera sebelum adukan beton dipasang,
permukaan itu harus dibasahi dan dilabur dengan spesi semen pasir dengan ketebalan 20 mm
menurut perbandingan adukan 1 : 2 dengan kekentalan adukan serupa susu yang kental.
Acuan-acuan hanya boleh dibuka dengan seijin Direksi dan pekerjaan pembuatannya setelah
diterima ijinnya tersebut harus dilaksanakan dibawah pengawasan mandor yang berwenang.
Ketelitian harus dilakukan selama pembongkaran untuk menghindari goncangan atau
pembalikan tekanan pada beton. dalam hal Direksi mempertimbangkan usulan Kontraktor
untuk pembongkaran pekerjaan acuan terlalu dini, baik kerena atau karena alasan lain. Direksi
dapat memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembongkaran tersebut dan Kontraktor
tidak berhak atas ganti rugi karena kemunduran pekerjaan tersebut.
Untuk beton yang dibuat dengan semen Portland biasa waktu minimum untuk membongkar
pekerjaan acuan harus seperti daftar dibawah ini :
- Sisi balok lantai dan dinding = 3 hari
- Lantai = 14 hari
- Sisi bawah balok dengan penyangga masih ditempat = 14 hari
- Pemindahan penyangga = 21 hari
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton berupa besi polos yang memenuhi ketentuan
standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut :
Penyedia harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan
dipergunakan dan setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Tampang melintang besi tulangan
yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh panjangnya dengan yang disetujui PPK.
Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
Besi beton harus dijaga sepanjang waktu agar bebas dari kerusakan dan pencemaran, dan pada
saat digunakan sebagai tulang beton harus bersih dan bebas dari sisik gilingan yang lepas,
debu, karat lepas, gemuk, cat, lumpur dan sesuatu bahan yang lain yang menempel yang dapat
mengurangi perekatan. Besi beton hendaknya disimpan pada saat setempat berlindung dan
ditumpu agar tidak menyentuh tanah.
4.10.2. Penekukan/Pembengkokan
Semua besi beton yang ditekuk harus dalam keadaan dingin, penekukan menggunakan roller
yang dapat berputar secara bebas. Pemanasan tulangan beton hanya diijinkan bila disetujui
oleh Direksi, kecuali kalau dijelaskan secara khusus dalam gambar, tulangan beton harus
dibentuk dengan teliti sesuai dengan standar yang relevan. Besi beton yang ditekuk secara
salah tidak diluruskan atau ditekuk ulang tetapi harus disingkirkan/ditolak.
4.10.3. Pembuatan
Besi baja beton harus dipotong dari batang-batang besi baja yang lurus, bebas dari
lekukan/belitan, bengkok atau kerusakan/cacat lain. Semua besi beton harus disediakan
sebanyak dan sepanjang yang dinyatakan dalam gambar-gambar, kecuali bilamana ditunjukkan
pada gambar. Penyambungan besi harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Direksi.
Selang (laps) penyambungan hendaknya tidak kurang dari sepanjang yang ditunjukan dalam
gambar, dan harus mengambil ketentuan menurut standar yang relevan (PBI). Kawat-kawat
utama dari lembaran jaringan besi baja beton yang berdekatan harus berselang paling kurang
30 mm dan kawat-kawat melintang paling kurang 150 mm.
Kontraktor harus menentukan sendiri dari informasi yang dimuat dalam gambar dan
persyaratan yang tepat dari baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan. Kontraktor harus
mempersiapkan jadwal pembongkaran besi baja beton. Pengelasan besi beton memerlukan
persetujuan tertulis dari Direksi, besi beton harus dilas dengan las listrik. Contoh-contoh
sambungan las harus diuji terhadap keruntuhan, keretakan harus terjadi diluar sambungan dan
batang yang dilas mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan batang yang tidak dilas. Hanya
tukang-tkang las yang cakap dan berpengalaman yang berlaku yang dapat diterima Direksi
akan disetujui untuk pekerjaan ini.
4.10.4. Penempatan/Pemasangan
Besi beton harus dilindungi sepanjang waktu dari kerusakan, perlengkapan untuk pekerjaan
harus dibuat, agar dalam mencapai pada besi beton yang tidak ditopang. Tidak dijinkan adanya
pembongkaran batang besi pada pemasangan besi beton.
Batang besi dengan belitan atau bengkokan yang tidak ditunjukan pada rencana tidak boleh
digunakan. Kawat besi yang kuat digunakan untuk mengikat pada pertemuan besi dan letaknya
pada interval yang cukup dekat dengan untuk menjaga batang-batang besi tetap dalam posisi
yang benar, kawat jangan menonjol keluar melewati beton penutup.
Kontraktor harus menghitung semua biaya untuk semua upah kerja dan bahan penopang besi
beton untuk menjaga posisi besi beton tidak bergerak selama penuangan dan pemadatan
beton terbut tidak diperhatikan dalam gambar. Plastik spacer adalah cara/alat yang dipilih
untuk memegang besi beton ditempatnya. Blok beton, jika digunakan untuk mengatur besi
beton dari acuan, harus dilekatkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penujang yang memadai sehingga pelenturan batang-batang besi tidak terjadi.
Dimana bagian penunjang yang menonjol diatas dasar beton yang direncanakan untuk
menerima plesteran yang rata, maka penyokong harus dibuat dari bahan logam yang tidak
dapat berkarat. Besi bagian atas pada beton bertulang harus disokong sebagaimana mestinya.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran, ketentuan
berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sebagai berikut :
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Beton yang dicor yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan dapat
ditolak dan dibongkar, dan penggantinya menjadi tanggung jawab Kontraktor yang harus
dilakukan kedalam biaya Kontraktor sendiri.
4.11.2. Pengangkutan
Semua adukan beton harus diangkut dari mesin pengaduk ke tempat pekerjaan secepat
mungkin dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan pemisahan bahan (segregation). Beton
harus dituangkan ketempat akhirnya dalam waktu lebih dari 30 menit setelah beton
dikeluarkan dari mesin pengaduk.
Dalam hal apapun adukan yang telah mengeras sebagian telah boleh digunakan untuk
pekerjaan. Pengecoran adukan beton harus dilaksanakan dengan cara sedemikian sehingga
terhindar dari keterlambatan yang tidak perlu dalam menempatkan lapisan beton baru diatas
lapisan yang terdahulu.
Ember beton yang dapat dipakai adalah ember yang sanggup menuang dengan cepat adonan
beton dengan nilai slump yang rendah yang telah ditentukan dan mekanisme pembuangan
harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus dengan
mudah untuk diangkat/dilekatkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama untuk
lokasi-lokasi yang sempit/terbatas.
4.11.3. Pengocoran
Segera sebelum memulai pekerjaan pengecoran semua acuan/cetakan harus diteliti secara
cermat untuk menjamin agar semua kotoran, serutan, serbuk gergaji dan limbah lainnya telah
dibuang, yaitu dengan menyikat atau menyemprotkan air atau dengan cara lainnya yang
disetujui.
Bagian dalam dari acuan kayu harus dibasahi dengan dengan air bersih segera sebelum adukan
beton ditempatkan kecuali kalau acuan tersebut telah dilapisi dengan acuan yang disetujui.
Tidak boleh menggunakan lapisan acuan lain selain air setelah tulangan beton ditempatkan ke
dalam acuan. Dalam segala hal keterlebihan air harus dibuang sebelum adukan beton dituang.
Penuangan adukan beton harus diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
pemisahan agregat kasar dari bahan yang lain dan harus dikerjakan secara merata dan
ditempatkan disekitar besi beton dan kedalam semua bagian acuan sedemikian sehingga
tulangan tertutup seluruhnya dan sedemikian sehingga tidak ada kekosongan atau celah yang
tertinggal.
Beton harus dituang lapis demi lapis dan dari ketinggian sedemikian rupa yang memungkinkan
untuk dilaksanakan hal tersebut.
Kecuali untuk beton yang dituangkan kedalam pondasi sumur, tidak boleh ada beton yang
dicor dalam air tanpa persetujuan tertulis dari Direksi, dan cara penuangan beton harus
menurut persetujuan Direksi. Beton tidak boleh dicor pada air yang mengalir dan tidak boleh
berhubungan dengan air yang mengalir tersebut sebelum beton tersebut cukup keras.
Tidak boleh mengecor beton dalam keadaan cuaca atau kondisi lain yang tidak
menguntungkan, kecuali dengan pengamanan-pengamanan uang disetujui Direksi. Kondisi-
kondisi tersebut adalah kondisi panas dan kering berlebihan, kondisi basah atau kondisi lain
yang tidak memungkinkan pengecoran beton secara memuaskan, untuk meneruskan
pengecoran beton sewaktu hujan kecil, diperlukan penutup yang dapat menutup
daerah/tempat yang akan dicor beton termasuk mesin pengaduk dan juga harus disediakan jas
hujan yang pantas untuk para pekerjaan.
Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, pengecoran tersebut tidak
boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai. Bila temperatur udara melebihi 32C
Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada pekerjaan-pekerjaan permanen tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan seperti pendingin
agregat lebih dahulu dan pengecoran diwaktu malam sebagaimana diperlukan untuk menjaga
agar temperatur beton selama pengecoran tetap dibawah 32C. Tidak dibenarkan mengecor
beton yang dilakukan pada temperatur udara melebihi 43C.
Perbandingan air/semen dan konsistensi dari spesi tidak boleh melebihi dari adukan beton
yang akan ditempatkan diatasnya dan konsistensi spesi harus sesuai untuk pengecoran dari
pengerjaan dengan cara yang ditentukan disini. Adukan semen harus dihamparkan merata dan
harus rata juga pada permukaan-permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor
pada spesi yang baru.
Beton tidak boleh dituang melalui ketinggian vertikal yang melebihi 1,50 m, kecuali kalau
Direksi menyatakan persetujuannya mengenai cara tersebut. Beton tidak boleh dikerjakan
sepanjang acuan dengan menggunakan alat penggetar. Beton sejak semula harus ditempatkan
dalam posisi yang benar.
Dimana permukaan-permukaan yang akan dicor dengan beton mempunyai sifat menyerap dan
dimana untuk memudahkan pengecoran dan penggetaran beton dalam papan dasar dan
pelapis seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor harus menempatkan lantai kerja yang terdiri dari lapisan beton setebal 50 mm.
Lantai kerja harus dihamparkan dengan seragam pada pondasi yang dilindungi dan dibiarkan
mengeras selama sedikitnya 24 jam, sebelum penempatan beton baru.
Kontraktor harus mengatur pengecoran beton sedemikian rupa sehingga semua akibat yang
merusak karena temperatur, penyusutan dan penurunan dapat diperkecil seminimal mungkin
dan batas-batas toleransinya tidak dilampaui.
Program pengecoran beton tersebut harus disetujui oleh Direksi, namun demikian pekerjaan
tersebut tetap merupakan tanggung jawab Kontraktor bahwa semua persyaratan dapat
dipenuhi.
4.11.4. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dikerjakan secara merata disekitar
besi beton dan peralatan tetap terpancang serta kedalaman sudut-sudut cetakan dengan
menggunakan vibrator mekanik atau elektrik yang sebelum digunakan harus mendapat
persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus berdiameter yang sesuai dengan jarak besi
tulangan, frekuensi tinggi dan harus dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan jarak
yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai antara
satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga adukan beton
segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya.
Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung udara dipermukaan
adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik sejak saat
dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator harus dilakukan secara vertikal
dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau pelaksanaan
pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat hal tersebut
adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan pekerjaan seluruhnya
4.12. SAMBUNGAN
Rincian dan posisi sambungan konstruksi harus diserahkan kepada Direksi untuk disetujui
sebelum berlangsung pekerjaan pembuatan beton. sambungan harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga sambungan dengan program pembuatan beton kerusakan karena penyusutan
dan temperatur dapat ditekan sampai minimal. Dimana terdapat panjang pekerjaan yang jauh
dari areal pekerjaan yang luas yang akan dimana hal itu menurut pendapat Direksi mungkin
dapat dilakukan. Kontraktor harus mengatur programnya agar beton baru ditempatkan
diatasnya.
Direksi dapat memerintahkan cara menempatkan tulangan tambahan dengan memakai jepitan
atau tipe penulangan yang sama pada sambungan konstruksi yang tidak dinyatakan dalam
gambar. Sambungan konstruksi harus kedap air, sambungan harus dibuat dalam garis-garis
lurus dengan acuan-acuan yang kaku tegak lurus terhadap garis poros tekanan dan sepadat
mungkin pada tempat-tempat yang paling sedikit bergeser (titik-titik dengan tegangan geser
kecil). Sambungan harus bertipe sambungan tegak datar kecuali kalau disetujui atau
ditentukan lain.
Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mulai mengikat, beton yang
terakhir harus diperlakukan secara cermat untuk pembeberan permukaan yang benar-benar
tidak rata bebas dari tumpukan partikel-partikel karena adukan spesi kebanyakan air (laitance).
Ukuran beton vertikal yang dicor dalam satu operasi tidak boleh melebihi 1,5 meter dan
ukuran beton horizontal tidak boleh melebihi 7 meter tanpa persetujuan dulu dari Direksi.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran atau perbaikan adalah kerusakan yang berupa
sarang kerikil. Kerusakan adalah pembukaan acuan, lubang-lubang beton yang keropos,
lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan cetakan dan bergeraknya
acuan/cetakan. Ketidakrataan dan tonjolan harus dibuang dengan pahatan atau dengan
menggunakan perkakas lain disusul dengan penggosokkan dengan batu gerinda. Bagian yang
keropos dan kerusakan beton lainnya harus dipahat.
Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dibentuk sedemikian agar
pengisi akan terkunci di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24
jam sebelum dilakukan pengecoran. Permukaan isian akan disempurnakan seperti dinding-
dinding di sekitarnya dan harus memiliki tekstur yang sama. Semua tambahan harus dirawat.
Cacat, lubang-lubang baut dan tempat sarang kerikil yang diperbaiki, harus diisi dengan adukan
kering dan disusun dari satu bagian semen portland dan 2 bagian pasir sama-sama dengan
bahan pengisi yang tidak menyusut dan disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang ditentukan
oleh pabrik, dan dengan air yang cukup sehingga setelah unsur-unsur dicampur merata,
adukan semen akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas dan sedikit ditekan
akan menjadi bola dan tidak akan mengeluarkan air.
Spesi untuk perbaikan harus ditempatkan pada lapisan tipis dan dipadatkan secara merata
dengan peralatan yang sesuai. Harus hati-hati dalam mengisi lubang-lubang batang, baut dan
pipa agar keseluruhan lubang-lubang tersebut terisi sama sekali dengan spesi yang dipadatkan.
Namun demikian, jika terdapat kerusakan-kerusakan yang berarti, Direksi akan memerintahkan
agar lubang beton diperbaiki dengan pengisian spesi dengan cara tekanan (pressure grouting).
Jika kerusakan-kerusakan tersebut menurut pendapat dan kebijaksanaan Direksi terlalu besar,
Kontraktor akan memerintahkan pembongkaran dan penggantian bagian yang rusak tersebut.
Dimana beton akan terbuka terhadap pandangan, spesi harus dibuat sesuai dengan warna
beton tersebut dengan mengganti bagian dari semen yang biasa dengan semen portland putih
menurut jumlah yang diperlukan. Sambungan-sambungan pemuaian yang telah selesai harus
ditutup dengan baik dan dirapihkan untuk memperoleh persetujuan Direksi.
Dalam penilaian ini tidak diadakan perbedaan antara pemadatan dengan tangan dan dengan
alat penggetar. Perbedaan hanya diadakan untuk perbandingan. Kontraktor berkewajiban
untuk mengganti kembali bagian-bagian beton yang ditolak dan dibongkar dengan biayanya
sendiri demi mematuhi semua pasal yang relevan yang ada pada spesifikasi ini.
Jika diragukan tentang memadainya ataupun hal-hal lainnya mengenai pengecoran dan
pengerasan beton. direksi berwenang mengatur untuk melakukan pemboran pada beton yang
diragukan untuk mengambil inti contoh dan dilakukan pengujian, seluruhnya atas biaya
kontraktor kecuali bila beton tersebut ternyata memenuhi spesifikasi. Semua pekerjaan yang
diperbaiki dengan menggunakan bahan-bahan baru harus dirawat ditempat yang baik seperti
dijelaskan diatas. Memplester permukaan atau pengolesan dengan semen untuk menutupi
cacat pekerjaan tidak dapat dibenarkan. Biaya pekerjaan yang timbul dalam pekerjaan ini harus
ditanggung oleh Kontraktor yang harus memasukkan semua biaya yang diakibatkannya.
4.14. PENYELESAIAN
Penyelesaian pekerjaan permukaan beton hanya boleh dilakukan oleh pekerja yang ahli dan
dibawah pengawasan Direksi. Permukaan-permukaan yang tidak dibuat dengan acuan yang
akan ditutupi dengan urugan atau dengan beton harus diselesaikan dengan perataan dan
penambahan secara memadai dengan menggunakan mal untuk memperoleh permukaan yang
rata dan seragam.
Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus digunakan untuk permukaan yang tidak
bercetakkan yang akan terbuka terhadap pandangan atau yang akan mudah terkena air yang
mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan yang akan menjadi lalu lintas pejalan kaki atau
lalu lintas kendaraan, harus diselesaikan dengan sapu lidi. Perataan atau penggosokan dapat
dilaksanakan dengan memakai tangan atau peralatan yang digerakan dengan mesin. Perataan
dan penggosokan harus dimulai segera sesudah permukaan yang akan diratakan telah cukup
keras untuk menghasilkan permukaan yang baik dan bersusunan sama.
BAB 5
PEKERJAAN KAYU & BAMBU
Semua ketentuan lainnya yang harus diikuti seperti mata kayu, belokan, penyimpanan dan
kelas harus sesuai dengan syarat-syarat Standar Indonesia untuk Kayu NI5 seperti yang
ditentukan oleh Direksi.
Semua kayu harus mengalami pemeriksaan dilokasi satu demi satu oleh Direksi yang akan
menolak kayu yang tidak memenuhi kualitas yang ditentukan. Semua pekerja dan peralatan
yang perlu untuk memeriksa kayu tersebut harus disediakan oleh Kontraktor atas biayanya
sendiri.
Kontraktor harus memberikan faktur dari pemasok atau dokumen-dokumen lain, jika perlu,
untuk menguji jenis kayu dan asalnya. Semua kayu harus digergaji menurut ukuran yang benar,
apabila kayu yang disediakan diberi bahan pengawet dan kemudian dipotong, dibentuk atau
dibor, maka permukaan yang terbuka karena pemotongan, pembentukan dan pemboran
tersebut harus dilapisi juga dengan jenis bahan pengawet yang sama.
Semua pekerjaan kayu hendaknya dibiarkan dengan permukaan yang digergaji, kecuali dimana
secara khusus dijelaskan harus diserut. Semua ukuran yang dijelaskan, adalah ukuran jadi.
BAB 6
PEKERJAAN SHEET PILE
2. Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi
ini.
Gambar 6.1
6.2. PEKERJAAN PEMANCANGAN
6.2.1. UMUM
6.2.1.1. URAIAN
Pekerjaan yang dimaksud di sini terdiri dari penyediaan tiang dan
pemancangan atau penempatannya sesuai dengan gambar hingga ke
penetrasi atau kedalaman yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Untuk
konfirmasi dalam memastikan jumlah dan panjang tiang serta kapasitas
beban tiang maka, sebelum mulai memproduksi atau memesan tiang,
Penyedia Jasa harus melakukan penyelidikan tanah dan/atau pengeboran
tanah dan/atau percobaan pemancangan tiang dan/atau pile loading test.
Berdasarkan hasil konfirmasi tersebut maka Penyedia Jasa mengajukan
kepada PPK usulannya menyangkut panjang dan jumlah tiang, untuk
dievaluasi dan disetujui oleh PPK.
6.3.3. PEMANCANGAN
Pemancangan keras yang menyebabkan keretakan sheet pile harus
dihindari dengan membatasi tinggi jatuh hammer (palu pemukul) dan
jumlah pukulan. Secara umum, untuk kemudahan pemancangan, berat
hammer (palu pemukul) harus sama dengan berat tiang. Pada waktu
memancang, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kepala
tiang tetap berada di tengah hammer (palu pemukul) dan normal terhadap
panjang tiang dan tiang tetap berada di posisinya, relatip terhadap pengarah.
6.3.4. PENYAMBUNGAN
Secara umum, penyambungan sheet pile tidak diijinkan. Apabila tidak dapat
dihindari digunakannya sheet pile yang panjang maka ujung tulangan
memanjang harus sepenuhnya dilas. Tulangan tambahan harus diatur
posisinya dengan benar dan ditahan di posisinya selama pengelasan.
6.3.7. FOLLOWER
Pemancangan suatu tiang dengan menggunakan follower, bila dimungkinkan,
harus dihindari dan hanya dapat dilakukan bila mendapat ijin dari Direksi
Pekerjaan.
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, semua biaya yang dibutuhkan untuk
penyelidikan tersebut di atas harus dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan dari pekerjaan pemancangan tiang dan pekerjaan pondasi, dan tidak
ada pengukuran dan pembayaran yang akan dilakukan untuk pengujian ini.
Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan seluruh peralatan dan personil yang dibutuhkan untuk
pekerjaan pengujian tersebut dengan biaya dari Penyedia Jasa.
TP.M
48
42
48
49
29
41
TP.5
TP.J
49
50
28
51
50
40 63
52
66
53
51
TP.N
27 54
TP.I
P. 50
65
26
86
P.
2
52
8
55
64
P.
25
39
82
56
5
P.
71
80
70
37
0
24 38 57
53
P.
69
77
58 68
63
5
67
P.
36
75
TP.H
23 66
0
59
62
P.
35
7
65
60
61
25
P.637 64
P.
70
22
8
.9
54
0
TP.O
P.
14
34
TP.G
67
63
5
P.
65
21 33
0
3 5
P.
5.
55
15
62
20
62
5
32
P.
60
61
19
0
TP.P
P.
56
57
60
5
P.
18
59
57
5
58
50
P.
31
TP.F
52
5
P.
50
30
0
P.
4
75
17
P.
29
45
TP.4
0
P.
4
28
25
16
P.
40
0
P.
27
15
37
5
P.
35
0
P.
32
26
14
TP.E
5
P.
13
25
30
0+361.429
0
P.
27
24
0+337.708
5
P.
23
25
12
22
0
TP.D
P.
22
5
P.
20
21
11
0
10
P.
17
5
P. 45
20
TP.C
15 ,84
P.
1
0
P.
19
9
12
5
9
P.
8
18
10
0
P.
57
17
7
P.B
TP.2
P.
16
05
15
P.
14
25
6
13
0+
00
0
P.
X=43
12
46
Y=414 62.5580
5
25
P.A
328.
8767
P.
11
50
10
X=43
P.
47
Y=41 02.593
7
4
4299 4
5
04 .1235
0+166.7
00
P.
0.
9
10
16
BM.03
0
X=43
P.
47
Y=414 42.393
8
8 4
12
9
16.5 269.
6658
0+2
5
P.
7
15
0
TP.2
X=43
P.
47
Y=414 82.230
6
66.1 0
1
239.
0+2 9927
75
5
P.
20
4
0
2
P.
1
22
0+315.773
G
5
1
P.
H
25
X=434
0
Y=41 861.4040
P.
5
4181
.3497
27
6 J
8
5
10
P.
11
30
12
14
13
X=4348
87
Y=4141 .2072
0
K
15
0 47.3125
P.
16
14.3
17
0+4
32
18 L
5
P.
M
35
N
X=434
0
Y=41 898.5984
P.
12 4120
57.0 .7445
37
0+4
5
P.
P
40
Q
0
P.
0+485.919
42
5
NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 .ON NOI TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
Ø051-21
1.000
5.445
0.392
1.000 +10.50
Ø15
60
-
Ø15
20
- +10.00
Jarum Pengeras
1 1 1.000
0.685
Slink Baja,Ø26mm
Dibungkus Selang
5.445 0.250
Canal C-20
Canal C-20 Sheet Steel Pile OZ 20 A K
m
el
0.685
Slink Baja,Ø26mm
Dibungkus Selang
m
eK
l
Canal C-20 Canal C-20 -8.00
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
CL
P. 100 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
MAN +10.00
10
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
11,432
11,244
11,315
11,059
11,152
11,035
10,963
11,092
11,262
10,932
10,218
10,714
10,258
10,624
11,134
11,071
11,152
11,006
10,886
10,658
11,253
11,176
11,163
JARAK (m)
DISTANCE (m) 1,605,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
8.92
5 9.10
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,484
10,707
11,031
10,458
10,408
11,052
11,103
10,804
10,655
10,308
10,326
10,524
11,243
4,892
4,375
3,975
3,575
3,475
3,375
3,275
3,125
2,975
2,575
2,375
2,175
1,875
1,875
1,375
1,275
0,875
0,675
0,875
0,375
0,275
0,375
0,575
4,375
7,969
JARAK (m)
7,45 6,90 5,95 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,50 15,05 4,40 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)
CL
P. 155 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
Geotekstil MAN +10.00
10 Geotekstil
7.94 8.54
5
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
11,182
11,165
10,408
10,476
10,682
10,658
10,254
6,512
2,80 4,936
2,45 4,770
4,177
4,077
3,877
3,477
3,477
2,877
2,577
2,177
1,677
1,477
1,377
0,977
0,877
0,877
0,377
1,077
0,123
1,177
4,377
5,370
8,083
4,856
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
1,00
0,50
JARAK (m)
4,55 6,05 5,00 5,00 5,00 5,00 15,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 10,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 9,30 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)
CROSS SECTION STA P. 155 U/S NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI
. LJ
IRIGASI DAN RAWA IV
: SEI WAMPU
KABUPATEN : LANGKAT
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
5.73 5.72
5
-5 1,5
1
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
8,904
11,620
10,907
8,813
8,553
8,268
8,328
8,095
8,095
-0,515
5,185
4,285
4,285
4,085
3,885
3,785
3,785
3,785
3,735
3,735
3,785
3,685
3,685
3,685
3,685
3,685
3,685
2,685
1,485
0,185
2,485
3,585
5,185
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
CL
P. 200 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
Geotekstil MAN +10.00
10 Geotekstil
5.18 5.57
5
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
-0,513
9,774
9,885
9,645
9,415
9,265
9,260
9,290
9,601
5,187
4,387
4,187
3,987
3,987
3,687
3,687
3,487
3,587
3,687
3,487
3,487
2,787
2,687
2,687
1,487
0,187
2,687
3,387
5,187
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
JARAK (m)
DISTANCE (m)
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,60 4,10 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,25 DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
0 19.00 1,5
1
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,647
10,612
10,557
10,385
10,202
10,263
3,607
3,707
4,107
4,107
3,807
3,907
4,107
5,307
10,666
5,307
2,907
3,807
4,007
3,107
2,607
3,107
3,307
3,307
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 7,65 5,00 5,00 5,00 5,00 3,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)
CL
P. 225 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
Geotekstil MAN +10.00
10
3.39
0 19.00
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,444
10,144
5,205
3,805
3,605
3,705
3,905
3,905
3,605
3,305
2,805
2,405
2,905
4,005
3,605
3,005
2,905
2,405
5,205
9,892
9,849
9,772
9,544
8,993
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
-5 1,5
1
1,5010,562
10,444
10,673
10,854
10,822
10,753
10,622
10,551
10,122
10,190
10,041
10,152
3,605
3,937
3,811
3,716
3,618
3,716
3,840
3,900
3,941
3,907
3,859
3,751
8,082
8,620
9,104
9,130
9,852
9,687
9,701
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
0,80
JARAK (m) 9,00 5,05 5,00 5,00 7,55 5,00 5,00 5,00 8,35 5,00 5,00 4,40 4,20 5,00 5,00 3,20 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)
CL
P. 450 D/S
15 +12.000
2 1,5
1 1
10 MAB +07.00
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,160
10,353
10,334
10,612
10,613
10,754
10,732
10,753
10,534
10,089
10,393
10,264
10,192
10,074
10,053
8,428
8,731
9,033
9,253
9,591
9,793
9,738
9,773
9,883
9,860
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
6,00 5,05 2,65 5,00 3,351,754,90 4,30 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,80
DISTANCE (m)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU
CROSS SECTION STA P. 450 D/S NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ
IRIGASI DAN RAWA IV
KABUPATEN : LANGKAT
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
-5
1,5
1
bidang persamaan -10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai
reference level
-14,00
1,7510,397
10,320
10,723
10,721
10,542
8,342
1,890
1,745
1,945
2,045
2,045
1,845
1,645
1,545
1,645
1,450
2,745
3,695
1,15 7,514
8,804
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 7,55 4,45 3,10 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)
CL
P. 500 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00
-5
1,5010,423
1,7010,402
10,362
10,383
10,403
10,312
10,191
10,242
1,150
0,650
1,350
7,973
8,669
2,00 9,223
9,136
9,683
8,563
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
1,10
JARAK (m) 10,00 10,00 10,00 70,10 3,70 3,803,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)
NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
1,5
-5
1
bidang persamaan
-10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai
reference level
-14,00
2,436
2,336
2,236
2,536
2,136
1,536
1,736
2,536
2,636
2,636
2,736
2,536
2,736
7,390
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m) 10,00 10,00 10,00 10,00 20,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
DISTANCE (m)
CL
P. 550 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00
-5
2,240
2,240
2,140
2,140
2,140
2,140
1,740
1,740
1,840
1,940
3,696
6,565
1,45 7,366
2,85 7,431
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m) 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 4,10
DISTANCE (m) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity
-5 1,5
1
3,915
3,680
2,730
2,330
2,330
2,330
2,130
1,930
1,530
1,330
1,070
1,180
2,030
ELEVASI TANAH ASLI
9,982
JARAK (m) 10,40 5,40 5,60 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
DISTANCE (m)
CL
P. 625 D/S
15
10 MAB +07.00
-5
-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,004
10,137
10,254
10,117
10,227
10,057
10,157
4,250
1,50 3,750
3,750
3,750
3,650
3,450
3,450
3,350
3,150
3,150
2,750
2,750
2,550
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
JARAK (m) DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 7,50 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU
DISTANCE (m)
IRIGASI DAN RAWA IV
NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT
DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity