Anda di halaman 1dari 69

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 1
UMUM

1.1. UMUM
Syarat - syarat umum ini berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan tanpa syarat yang harus
dijelaskan lagi pada tiap-tiap bagian tersebut, syarat-syarat umum ini juga akan berlaku
pada pekerjaan-pekerjaan yang syarat-syarat khususnya belum termuat dalam spesifikasi
ini.

1.1.1. LOKASI PEKERJAAN

Wilayah Pembangunan Tanggul Penutup Sungai Bendung D.I Sei Wampu berada di
Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, dimana daerah ini meliputi
1 (satu) desa antara lain : Desa Pante Gemi. Daerah ini dapat ditempuh dengan kendaraan
roda empat selama ± 2 Jam dengan jarak tempuh ± 90 Km dari Kota Medan. Daerah ini
beriklim tropis dengan curah hujan rata – rata bulanan berada antara 114,70 - 326,90 mm.

Posisi geografis terletak pada 3o 45` 5" LU dan 98o 24` 38" BT. Batas Wilayah Daerah Irigasi
Sei Wampu adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tamiang dan Selat Malaka
2. Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Karo
4. Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara/Tanah Alas

Untuk lebih jelasnya rute perjalanan dari Kota Medan menuju lokasi Pembangunan
Tanggul Penutup Sungai Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat, dapat dilihat pada gambar
berikut :
Lokasi Pekerjaan Tanggul Penutup Sungai Bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat

Lokasi Tanggul Penutup Sungai


Hulu

Lokasi Tanggul Penutup Sungai


Hulu

1.1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Kegiatan pekerjaan “Pembangunan Tanggul Penutup Sungai Bendung D.I Sei
Wampu Kab. Langkat “antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanggul Penutup Hulu
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Pancang
5. Pekerjaan Tanggul Penutup Hilir

a. Peraturan Khusus.
Peraturan ini dilaksanakan menurut :
Spesifikasi Umum/Spesifikasi Teknik, Gambar - gambar rencana dan syarat-syarat/ketentuan
dalam surat perjanjian pemborong berikut lampiran - lampirannya.
Petunjuk - petunjuk yang akan diberikan pada saat pelaksanaan pekerjaan oleh Direksi /
Wakilnya.
b. Ketentuan Ukuran.
Letak titik utama untuk menentukan ketinggian dan kedudukan bangunan/lokasi ditetapkan
oleh Direksi. Untuk itu Penyedia Jasa harus menyediakan alat - alat ukur yang lengkap dan
berikut alat - alat Bantu lainnya berikut tenaga pelaksana yang cakap dan berpengalaman.
Pengukuran - Pengukuran detail untuk menentukan kedudukan elevasi dasar saluran dan
bangunan harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar.
c. Perbedaan Pengertian dalam Pelaksanaan.
Bilamana di dalam pelaksanaan timbul perbedaan antara gambar dan peraturan, maka yang
mengikat adalah peraturan sebagai berikut :
a. Setuju untuk dilaksanakan didahului dengan pekerjaan yang ditunjukkan pada gambar.
b. Dikembalikan untuk perbaikan, gambar tersebut tidak boleh dilaksanakan dan supaya
gambar tersebut diserahkan kembali kepada Pejabat Pembuat Komitmen setelah
diperbaiki sebelum melanjutkan pekerjaan tersebut.
c. Setelah diterimanya gambar yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia
Jasa harus segera menyerahkan tanda terima 4 (empat) rangkap dari tiap - tiap gambar,
dengan pembetulan apabila ada.
d. Semua gambar yang telah diubah dan disetujui harus dipelihara di kantor lapangan
Penyedia Jasa dan disusun dengan baik.
e. Apabila ada pembetulan yang perlu sekali, Penyedia Jasa harus menyerahkan kembali 3
(tiga) rangkap untuk mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Apabila ada pekerjaan yang dilakukan sebelum ada persetujuan Direksi / Pejabat Pembuat
Komitmen , adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar-
gambar tersebut.

1.2. GAMBAR

1. GAMBAR - GAMBAR YANG DISIAPKAN PENYEDIA JASA


a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dan
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen terlebih dahulu. Demikian pula apabila
ada perubahan harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat
persetujuan sebelum pelaksanaan dimulai.
1. Gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar - gambar pelaksanaan. Sebelum pekerjaan dimulai penyedia
jasa, Direksi dan pengguna jasa bersama - sama mengadakan pengukuran MC.0
sebagai gambar kerja, Gambar dibuat lebih detail dan dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang dari masing - masing konstruksi yang akan
dilaksanakan termasuk daftar tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran
yang tepat. Penyedia jasa berkewajiban menyerahkan 5 (lima) set gambar A3 beserta
CD atau Flashdisc.
2. Direksi Keet / Gudang
Direksi Keet / gudang (untuk keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan)
disiapkan oleh Penyedia Jasa dan diajukan untuk mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar lengkap di lapangan. Apabila
ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan adalah menjadi resiko
Penyedia Jasa. Persetujuan terhadap gambar - gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

b. Gambar purnabangun (As-built Drawing)


Penyedia Jasa harus membuat gambar purna bangun (As built Drawing) setelah semua
pekerjaan selesai dikerjakan. Gambar purna bangun ini adalah gambar sesuai dengan
pelaksanaan pekerjaan. Gambar pelaksanaan, jika tidak ada perubahan dan sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan, dapat menjadi gambar purna bangun dengan memberi cap
“Gambar Purna Bangun” atau “As Built Drawing” pada reproduksi gambar pelaksanaan
atau dapat juga dengan mengganti kop gambar pelaksanaan menjadi gambar purna
bangun / As Built Drawing pada gambar reproduksinya.
Gambar purna bangun harus diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan
direkam dalam bentuk CD atau Flash disc.
2. STANDAR MUTU BAHAN
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standard Nasional Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada di
Standard Indonesia, maka dapat dipakai standard lain yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci di sini atau tidak
dicakup oleh Standard Nasional (SNI) Indonesia haruslah bahan dan mutu yang
dipersyaratkan.
Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen akan menetapkan semua atau sebagian
bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan tersebut dan
keputusan dalam hal ini pasti dan menentukan.

3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN


a. Umum
Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat
kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam daftar yang memperlihatkan setiap item
kegiatan pekerjaan dan bentuk yaitu bar chart dan kurva ’S’. Setiap program pelaksanaan
harus memperlihatkan:
1) Tanggal Mulai
2) Tanggal Selesai
3) Waktu yang diperlukan
4) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan, persetujuan
gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
b Laporan Kemajuan Pelaksanaan.
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada waktu yang ditentukan Direksi, Penyedia
Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang
bisa diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-
kurangnya harus berisi hal - hal sebagai berikut :
1) Jumlah volume pekerjaan yang telah diselesaikan untuk masing - masing item
pekerjaan.
2) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang telah dicapai pada
bulan bersangkutan, komulatif target, komulatif kenyataan maupun target untuk
bulan berikutnya.
3) Prosentase dari tiap-tiap pokok pekerjaan yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan
laporan.
4) Rencana kegiatan dalam waktu bulanan dengan ramalan tanggal permulaan dan
penyelesaian.
5) Daftar tenaga yang terlibat dalam item pekerjaan rencana.
6) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari
lapangan.
7) Hal - hal lain yang diminta sesuai kontrak, dan masalah yang timbul atau berhubungan
dengan pekerjaan selama bulan laporan.
c. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2(dua) rangkap rencana mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen setiap akhir mingguan dan
untuk minggu - minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk semua pekerjaan konstruksi lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan bahan
dan peralatan dan lain - lain yang diminta Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa harus menyediakan rencana kerja bulanan dengan sistim bar chart pada
akhir bulan dan untuk bulan - bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan
tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya.
Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
d. Rapat Bersama
Rapat tetap antara Direksi Pekerjaan / Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa
diadakan sebulan sekali pada waktu yang disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari
pada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan. Pekerjaan yang
diusulkan untuk bulan selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat
segera diselesaikan.
e. Photo / Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memberikan dokumentasi photo dan video Drone berwarna kepada
Pejabat Pembuat Komitmen menggenai kemajuan pekerjaan dengan ukuran post card
dan dalam bentuk digital (Rekaman dalam CD, Flash disc) pada lokasi yang ditentukan
Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen selama masa kontrak.
Photo dan Video Drone diambil pada waktu sebelum dilaksanakan ( 0% ), sedang
dilaksanakan ( 50% ) dan selesai (100%) dari satu titik untuk komponen pekerjaan utama
dan sewaktu - waktu yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen.
Photo dan Video Drone diserahkan kepada Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen dan dilampirkan pada laporan kemajuan bulanan, masing - masing sebanyak 5
(lima) rangkap, penjelasan dari tiap photo harus dicantumkan.
Biaya pembuatan photo dokumentasi sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
pada daftar kuantitas dan harga pekerjaan.
Compact Disk (CD) dari photo akan menjadi milik penyedia jasa dan tidak akan
disediakan cetakan dari negatif ini kepada orang atau seseorang tanpa seijin pengguna
jasa.

4. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN


a. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan kecuali yang tercantum dalam kontrak, semua bahan dan
perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan
standard dalam spesifikasi umum.
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai
dengan suatu standard seperti tersebut di atas. Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen
b. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi Pekerjaan/
Pejabat Pembuat Komitmen memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia
Jasa harus segera memenuhi kekurangannya. Dalam penyediaan semua perlengkapan
dan peralatan harus lengkap dengan spareparts yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia di pasaran, maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapatkan ijin
tertulis dari Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan dalam volume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang
ditentukan dengan bahan pengganti.
d. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan pemeriksaan
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang
ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen :
a. Tempat produksi / pabrikasi.
b. Tempat pengangkutan
c. Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan
bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang diminta Untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak
meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk meyediakan perlengkapan dan
bahan sesuai dengan spesifikasi.

5. PENGUKURAN ELEVASI TANAH


a. BENCH MARK
1. Sebelum pekerjaan pengukuran dilakukan, Penyedia Jasa harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen mengenai metode dan
peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.
2. Untuk memulai pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen akan
menunjukkan/menetapkan lokasi Bench Mark seperti dalam gambar dan dituangkan
dalam berita acara penetapan BM.
3. Setiap kerusakan BM yang diakibatkan oleh Penyedia Jasa akan dipasang kembali
dengan beban biaya Penyedia Jasa atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Penyedia Jasa perlu mendirikan bench mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap bench mark sementara yang didirikan, tempatnya
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen dan mempunyai
ketelitian yang berhubungan dengan bench mark yang didirikan oleh Direksi
Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Pekerjaan pengukuran awal (MC.0) harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
terlebih dahulu berkoordinasi dengan Tim MC.0, Pejabat Pembuat Komitmen dan
Direksi / pengawas.
6. Untuk pekerjaan saluran,Penyedia Jasa harus memasang patok as sepanjang saluran
dengan jarak 50 m - 100 m, masing - masing profil dicat dan diberi tanda profil sesuai
urutannya (P1, P2, P3 dst).
7. Patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak
dipindahkan atau ditimbun.
8. Untuk pekerjaan pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknisnya. Pada pekerjaan pengukuran diluar ketentuan tersebut di atas
harus ada persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen secara
tertulis.
9. Pada pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan oleh juru ukur yang telah ditetapkan
atau juru ukur lain yang disetujui Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen .
10. Setelah pekerjaan selesai, Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran MC.100 (As
Built Drawing) dengan didampingi Tim MC.100 yang ditunjuk melalui Surat Perintah
Kepala Satuan Kerja.
b. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa harus
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis
untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah
tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa akan
mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah pekerjaan tersebut, dengan
menggunakan bench mark atau titik referensi yang disetujuii Direksi Pekerjaan/ Pejabat
Pembuat Komitmen.
Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan. Pengukuran
volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

6. PEKERJAAN SEMENTARA
a. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan
dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan
sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk
melaksanakan di lapangan, pertama - tama diserahkan kepada Direksi Pekerjaan /
Pengawas untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi umum.
Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di
luar daerah lapangan seperti terlihat pada gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung
oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar
volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk
memenuhi ketentuan dalam kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.

b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas dari
biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah tadi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi Pekerjaan /
Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan pada lokasi kegiatan, termasuk
arah jalan masuk yang disetujui sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh pengguna jasa termasuk arah jalan masuk yang disetujui tanah harus
dikembalikan ke keadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
lapangan pekerjaan atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua
kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak.

c. Papan Nama Pekerjaan, Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel,


Pemondokan Buruh, dsb.
Penyedia Jasa harus membuat dan memasang papan nama pekerjaan di tempat yang
telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat
Komitmen.
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 90 cm x 120 cm, terbuat dari bahan tahan
terhadap cuaca, yang di cat warna dasar putih dengan rangka sesuaikan dengan kondisi
lapangan ditanam dalam tanah dan diberi perkuatan sebagai mana mestinya.
Papan nama tersebut harus bertuliskan informasi yang jelas mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan nama pekerjaan, pemberi pekerjaan, pelaksana pekerjaan, jangka
waktu pelaksanaan, nomor kontrak, tahun anggaran, lokasi, dan keterangan- keterangan
lain yang ditentukan atau sesuai dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, mengerjakan dan memindahkan
bangunan sementara seperti kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, gudang,
bengkel, pemondokan buruh dan bangunan sementara lainnya.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara
secara umum kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang cukup untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup untuk
kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat
lainnya didaerah kerja.

d. Jalan Masuk Sementara


Penyedia Jasa supaya membangun, memelihara dan membongkar jalan masuk sementara
termasuk saluran pembuang dan bangunan yang memotong sungai yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Maksimal 30 (tiga puluh) hari sebelum Penyedia Jasa memulai
pelaksanaan bagian dari jalan masuk sementara, Penyedia Jasa harus menyerahkan
program pelaksanaan secara detail jalan masuk kepada Direksi Pekerjaan/ Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan antara lain :
1. Rencana jalan masuk sementara termasuk saluran pembuang dan bangunan
pemotong parit yang berhubungan.
2. Metode pelaksanaan dan bagan waktu pelaksanaan jalan masuk sementara dan
lain- lain.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai melaksanakan pekerjaan jalan masuk
sementara sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat Pembuat Komitmen.
Bagaimanapun juga persetujuan ini tidak akan mengurangi Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya sesuai dengan gambar dan rencana kerja yang telah disetujui.
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki atas kerusakan jalan masuk atas
biaya sendiri termasuk jalan yang ada pada arah jalan masuk yang disebabkan oleh lalu
lintas peralatan berat dan Kendaraan lainnya yang dipergunakan oleh Penyedia Jasa
untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pada saat penyelesaian pekerjaan, jalan masuk sementara harus dipindahkan atau
ditinggalkan dalam keadaan seperti semula sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/
Pejabat Pembuat Komitmen.

7. KEAMANAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


a. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan dan bahan bakar,
pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh
Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemerikasaan
kesehatan dan menyerahkan peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua
biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.
b. Sistem Pengawasan Keamanan
Penyedia Jasa supaya mengatur system pengawasan keamanan dan organisasinya dan
disarankan untuk mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Sistem
pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk
menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang
bersangkutan.
Sistem pengawasan keamanan harus dilakukan sesuai dengan program yang disetujui dan
berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
c. Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan
sehat serta meperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang
dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/ Pejabat
Pembuat Komitmen dan oleh penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.
d. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi
pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/dibutuhkan untuk peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, siap
digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan
buruh dan bangunan gedung lainnya.
Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Direksi Pekerjaan/
Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
dilapangan. Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan, termasuk peralatan dan
tenaga sub Penyedia Jasa.
BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. KANTOR DAN FASILITAS PERUMAHAN PEMBERI PROYEK/DIREKSI


Kontraktor harus menyediakan dan merawat secara khusus untuk digunakan Pemberi
Proyek/Direksi dan Stafnya, kantor/perumahan sementara di lokasi, termasuk jalan, jalan
kecil dan lain-lain lengkap dengan perabot dan perlengkapan.

Lokasi dari bangunan sementara harus seperti yang ditunjukkan oleh Direksi ditempat yang
cukup tinggi yang disediakan oleh Pemberi Proyek. Bangunan sementara tersebut harus
memiliki terdiri dari :
- 2 kamar tidur
- 1 ruang makan/tamu
- 1 dapur, 1 kamar mandi dan toilet
- 1 teras/serambi
- 1 kantor

Bahan dan mutu pekerjaan dari bangunan tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat lain
dari spesifikasi dan jika tidak sepenuhnya ditentukan, maka khususnya Kontraktor harus
menyesuaikan dengan standar umum konstruksi sebagaimana berikut :
- Tanah Perumahan harus diberikan dan diratakan serta areal disekeliling dimiringkan
makin menurun dalam arah menjauhi bangunan.
- Bangunan harus terbuat dari kayu kelas dua.
- Lantai bangunan dan pondasi dinding harus terlindung baik dengan bagian yang tahan
lembab dan lapisan-lapisan terus menerus (continous) berada dibawah seluruh
bangunan. Atap bangunan harus terbuat dari seng yang bergelombang dan bahan
bangunan lain yang disetujui dengan type yang biasa dipakai dalam pekerjaan yang
terbaik, perhatian khusus juga harus diberikan pada ketahanan terhadap cuaca, isolasi
dan pengembangan. Atap harus diperluas dan disokong sehingga membentuk serambi
(beranda).
- Harus disediakan pintu-pintu dari jendela anti nyamuk yang berukuran cukup luas,
demikian juga lemari, rak dan peralatan lain yang diperlukan.
- Bagian luar dan dalam bangunan harus dicat sebelum ditempati. Semua bagian-bagian
yang terbuat dari kayu harus diberi satu lapisan cat dasar. Cat kedua dan lapisan akhir
yang lebih luas. Semua warna untuk bangunan harus disetujui Direksi. Perubahan
warna cat, termasuk pengecetan ulang harus dilakukan bila perlu atau diminta Direksi.
- Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan sistem pipa ledeng termasuk Kloset WC
tipe Asia, satu bak mandi atau bak cuci piring dan lengkap dengan persediaan air untuk
minum dan mencuci serta sistem pembuangan limbah. Sistem pembuangan limbah
harus melalui pipa ke bak pembuangan kotoran dengan saluran terpisah. Aliran listrik
yang memadai harus disediakan termasuk sekering utama, sekering kecil, box pembagi
arus, stop kontak untuk arus dan penerangan, semua kabel yang perlu, penerangan
neon dan lampu tungsram, penerangan luar dan lain-lain. Lengkap dengan penghubung
ke sumber listrik yang disetujui, yang dapat berupa generator dengan persediaan bahan
bakar, terletak ditempat yang akan disediakan dan dioperasikan oleh Kontraktor.
- Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan radio telepon dengan jarak terjangkau.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh perijinan yang perlu dan
menanggung semua biaya untuk pengadaan, pemasangan, perawatan dan
pengoperasian sistim radio telepon tersebut.
Areal didepan bangunan harus diratakan serta diberikan pengaspalan yang cukup.
Bangunan, perabot dan peralatan harus disediakan dalam 30 hari dari saat menerima
Surat Persetujuan.
Kontraktor harus memikul semua biaya seperti sewa yang ditimbulkan oleh Direksi
karena kegagalan Kontraktor menyelesaikan dan menyerahkan kepada Direksi untuk
Bangunan dan perlengkapan dalam 30 hari yang ditetapkan.
- Perabotan dan peralatan harus disedikan dalam keadaan baru dan disetujui oleh Direksi
sebelum dipasang. Standar dari perabot dan peralatan harus dari yang berkualitas baik,
yang tersedia di Indonesia dan harus sesuai dengan apa yang biasa disediakan untuk
kantor staf pengawas dan perumahan untuk kantor yang sama.
- Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri untuk penyediaan air minum dan bukan air
minum serta listrik untuk penerangan, tenaga listrik selama 24 jam per hari untuk
bangunan tersebut kontraktor harus membayar semua biaya, dan ongkos-ongkos lain
yang berkaitan dengan hal tersebut.
- Di akhir periode perawatan atau pada waktu yang lebih cepat sebagaimana yang
mungkin dapat diatur oleh Direksi, Kontraktor harus memberikan dan memperbaiki
bangunan serta perabot serta peralatan seperti dijelaskan dalam sub pasal ini dan
menyerahkan kepada Pemberi Proyek tanpa kerusakan/cacat dan dalam kondisi yang
baik.

2.2. ANGKUTAN UNTUK PEMBERI PROYEK/DIREKSI


Untuk digunakan oleh Pemberi Proyek/Direksi dalam 30 hari dari penerimaan Surat
Persetujuan. Kontraktor harus menyediakan secara khusus alat-alat angkutan termasuk
pengemudinya, sebagai berikut :
- Sepeda Motor

Perlengkapan transport harus dalam keadaan baru dan harus diasuransikan, dioperasikan,
dirawat, diservis serta diperbaiki bila perlu oleh Kontraktor selama periode pekerjaan
sepenuhnya dengan biaya Kontraktor sendiri. Seandainya satu unit dari perlengkapan pada
satu saat menurut pendapat Direksi tidak dapat dipakai lagi, Kontraktor harus segera
menggantinya atas biaya sendiri.
Pada akhir masa perawatan Kontraktor harus menyerahkan perlengkapan transport ini
kepada Direksi dalam keadaan berfungsi dengan baik, Pengemudi bekerja dibawah
pengarahan dari pemakai, dan akan diganti oleh Kontraktor bila dianggap tidak sesuai.

2.3. FASILITAS KONTRAKTOR


Kontraktor harus mengurus sendiri urusan penyewaan atau memperoleh areal sebagai
tempat sementara untuk bedeng, kantor, tempat kerja, tempat tinggal dan lain-lain.
Sebelum memulai dengan penyusunan yang pasti, Kontraktor harus meminta persetujuan
dari Direksi, gambar yang menunjukkan lokasi areal-areal yang dimaksud oleh Kontraktor
untuk digunakan sebagai tempat kerja, kantor dan pemondokan/akomodasi.

Dalam 15 hari setelah menerima Surat Persetujuan, Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi, untuk disetujui, rencana tata ruang fasilitas Kontraktor yang memperlihatkan lokasi
areal-areal yang akan digunakan untuk Kantor, Base Camp/Barak, Gudang, dan
pemondokan karyawan serta staf pengawasnya.

Untuk tempat tinggal, kantor, dan gudang, Kontraktor harus menggunakan bangunan-
bangunan yang keadaanya bersih dan teratur yang akan memberikan fasilitas-fasilitas
perumahan dan pekerjaan secara baik, bedeng, dan depot harus dilengkapi dengan
penerangan dan jika Direksi menghendaki juga dilengkapi dengan pagar, selama
berlangsungnya kontrak Direksi secara teratur akan memeriksa tempat fasilitas Kontraktor,
dan jika bangunan-bangunan, fasilitas sanitasi dan lain-lain tidak memenuhi syarat-syarat
seperti yang ditetapkan disini, Kontraktor harus memperbaiki segera setelah diberitahukan
oleh Direksi.

Gudang harus dapat menyediakan tempat penyimpanan dan perlindungan terhadap


persediaan serta bahan-bahan, bahan bakar, suku cadang dan lain-lain yang memadai
dalam jumlah yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan secara tidak terputus-putus
(tersendat-sendat). Bengkel kerja harus dilengkapi secara baik untuk melaksanakan
perbaikan-perbaikan dan perawatan rutin.

Kontraktor harus memelihara kantor dilapangan selama berlangsung Kontrak, dan harus
terbuka sepanjang waktu untuk menerima pengarahan, petunjuk atau komunikasi yang lain
dari Direksi. Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut seperti dijelaskan dalam sub
artikel ini harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam butir
Lumpsum dalam Daftar Kuantitas. Diakhir periode atau pada waktu yang lebih dini
sebagaimana dapat diatur oleh Direksi, semua bangunan, gudang, bengkel kerja, pagar,
bahan-bahan dan apa-apa yang dibangun atau ditempatkan oleh Kontraktor bila tidak
diperlukan lagi sebelum pengeluaran Sertifikat Pemeliharaan. Areal yang bersangkutan
harus dibersihkan dan diratakan karena diperlukan dalam rangka memperoleh persetujuan
Direksi.

2.4. PEKERJAAN-PEKERJAAN PENUNJANG


Kontraktor harus melaksanakan dan membangun pekerjaan-pekerjaan penunjang seperti
pembuatan jalan masuk, jalan by pass, dam sementara atau cofferdam, urugan, drainase,
pemompaan dan lain-lain yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan secara
baik. Kontraktor harus bertanggung jawab atas tersedianya kondisi yang layak untuk
peralatannya agar dapat berjalan melalui setiap bagian dari lapangannya.

Kontraktor harus memperoleh persetujuan dari pemilik/pemakai lahan serta persetujuan


dari Direksi sebelum mulai melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Kerusakan apapun
terhadap harta benda pemililk/pemakai harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri. Biaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan penunjang harus ditanggung oleh
Kontraktor.

2.5. DATA KETINGGIAN


Berbagai ketinggian yang disajikan dalam gambar menunjukkan ketinggian Acuan
Pengikatan Proyek (Project Referensi Level). Patok BM memiliki ketinggian dalam standar
PRL.

2.6. PEMATOKAN DAN SURVEY PEKERJAAN


Pada permulaan pekerjaan Direksi harus menunjukan lokasi rambu-rambu dan patok-patok
(BM) yang ada didekat atau didalam situs yang bersangkutan. Ketinggian patok (BM)
tersebut harus diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis. Titik-titik ikat diperlukan
lebih lanjut harus ditempatkan/dipancang oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.

Kontraktor dianggap bertanggung jawab sendiri atas pematokan dan cara pematokan yang
dipilih. Kontraktor harus membantu Direksi dalam mengecek pematokan, termasuk
mengijinkan Direksi dalam menggunakan sistim yang telah dipilih Kontraktor. Kontraktor
harus memancang patok-patok BM tambahan sehingga tindak ada ketinggian yang
dipindahkan lebih dari 1 km tanpa dipindahkan melalui patok BM.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Rangkap tiga, peta-peta dan catatan-catatan
dalam bentuk formulir yang disetujui yang berisikan tentang lokasi dan ketinggian tiap
patok yang digunakan atau yang dipancangkan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
melestarikan dan melindungi semua titik-titik pengikat dan harus menyimpan catatan-
catatan tertulis yang lengkap tentang semua perubahan, koreksian dan penggantian dan
menyediakannya untuk diperiksa dan di chek oleh Direksi. Pematokan yang terinci harus
dilakukan oleh Kontraktor yang akan mempekerjakan juru-juru ukur yang berkemampuan
tinggi untuk maksud tersebut. Garis dan ketinggian formasi, lereng sisi, jalur-jalur
pelayanan, tanggul-tanggul, bangunan-bangunan dan bagian-bagian pekerjaan yang lain
yang harus dipatok dengan teliti oleh Kontraktor dan sering di cek, serta dipelihara
kelestariannya untuk menjamin agar diperoleh gradien dan penampang melintang yang
benar dimana-mana.

Kontraktor harus memelihara dan melindungi rambu-rambu dan patok-patok dari


kerusakan sepanjang waktu sampai selesainya pekerjaan. Pemindahan sebagian dari patok
barangkali diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan, namun masing-masing dari rambu
tersebut tidak boleh dipindahkan sebelum posisi patok-patok tersebut telah ditetapkan
dengan mendirikan titik-titik pemgikatan dilokasi-lokasi yang telah tergganggu oleh
pekerjaan tetap dan sebelum pematokan pertama pekerjaan-pekerjaan tanah didaerah
sekitar telah selesai dan mendapat persetujuan secara tertulis dari Direksi.

Segera setelah kontraktor mendapat wewenang atas situasi yang bersangkutan, Kontraktor
harus mengambil alih pertanggung jawaban dan membayar semua biaya yang berkenaan
dengan perlindungan, perawatan dan pemindahan akhir semua rambu dan patok apakah
yang ada didalam maupun yang berada diluar tempat. Rambu-rambu dan patok yang tidak
rusak atau terganggu selama melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harus dikembalikan dalam
keadaan utuh kepada Direksi setelah pekerjaan-pekerjaan tersebut.

Jika suatu patok atau rambu menjadi terganggu atau Kontraktor memperkirakan terjadi
gangguan tersebut, Kontraktor harus menempatkan kembali rambu atau patok BM
tersebut atau membuat gantinya sesuai dengan petunjuk Direksi. Setelah membersihkan
tempat tersebut, tetapi sebelum pekerjaan penggalian atau suatu bagian daripadanya akan
dimulai, Kontraktor harus mensurvai, mengukur ketinggian tempat dan areal-areal
penggalian, bangunan-bangunan, pohon-pohon, luas tanaman sejauh yang diperlukan dan
disetujui Direksi, tentang semua bagian yang menjadi dasar pengukuran dari pekerjaan.
Denah dan potongan harus di plot oleh Kontraktor pada masing-masing gambar dan situasi
disetujui oleh Direksi, yang kemudian akan menjadi dasar bagi pembayaran pekerjaan
tersebut.

Di sepanjang saluran dan perapian hasil galian yang akan direhabilitasi, harus dibuat
penampang melintang pada alinemen yang bersangkutan, pada selang jarak 50 m, dan
lokasi penampang melintang tersebut harus diberi tanda diluar areal yang dibuka sesuai
dengan persetujuan dari Direksi. Disepanjang saluran dan perapian hasil galian yang akan
dibuat sebelum melaksanakan penggalian atau penimbunan tetapi setelah pembukaan,
hanya sebuah profil memanjang saja yang harus dibuat pada alinemen saluran dan tanggul
tersebut.

Setelah penyelesaian saluran dan dan perapian hasil galian tersebut, Kontraktor harus
membuat lagi penampang melintang pertama, guna memeriksa/mengecek apakah
pekerjaan yang bersangkutan telah dikerjakan sesuai dengan dimensi yang telah
ditetapkan.
Ketepatan/ketelitian pekerjaan survey tersebut harus berada dalam toleransi sebagai
berikut :
- Pasak/patok untuk penampang melintang pada pekerjaan tanah harus ditempatkan
kurang dari 20 mm secara vertikal dari posisi yang telah ditentukan, dan 100 mm secara
horizontal.

- Survei ketinggian harus diikatkan pada patok Bench Mark yang permanen atau dekat ke
titik permulaan yang ada di sepanjang rute yang pendek. Kesalahan
penutupan/pengikatan harus kurang dari 10 mm kali akar kuadrat dari panjang
sirkuit/kelilingnya dalam kilometer.
- Patok yang menunjukan ketinggian akhir dari pekerjaan tanah harus berada dalam atau
dibawah 20 mm dari ketinggian yang ditentukan.
- Bangunannya yang harus dipasang pada jarak 20 mm terdekat, kecuali apabila fungsi-
fungsi operasional atau hal-hal yang sifatnya khusus, seperti pemasangan pekerjaan
logam dan peralatan, memerlukan pemasangan yang lebih tepat.
- Sudut dan lengkungnya harus kurang dari 100 mm dari posisinya yang benar.

Kontraktor harus menyediakan dari permulaan sampai selesainya pekerjaan, 2 tenaga kerja
khusus yang akan diperlukan oleh Direksi, peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk pengecekkan pematokan, survei topografi dan untuk melaksanakan
semua kegiatan lain yang mungkin diperlukan oleh Direksi .

2.7. UPAYA KESELAMATAN KERJA


Kontraktor harus menyediakan dan merawat lampu-lampu peringatan yang memadai,
sinyal tanda bahaya, isyarat dan penjaga dan harus mengambil langkah-langkah
pencegahan yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan keselamatan umum. Saluran,
gorong-gorong, jembatan dan lain-lain yang dekat ke lalu lintas harus dilindungi secara
efektif.

Kontraktor harus sepanjang waktu melaksanakan pekerjaannya dan memperkerjakan


karyawannya dengan cara-cara yang aman dan harus menyediakan dan menggunakan alat-
alat keselamatan yang pantas dan memadai karena dikehendaki atau diharuskan oleh
Peraturan Pemerintah yang meliputi keselamatan pekerja. Seandainya Direksi
memperkirakan bahwa metode keselamatan yang digunakan atau diusulkan oleh
Kontraktor tidak memadai, Direksi harus memberitahu Kontraktor yang dengan segera
harus mengubah metode-metode tersebut. Komentar tersebut atau kurangnya komentar
dari Direksi tidak boleh ditafsirkan sebagai membebaskan Kontraktor terhadap tanggung
jawabnya sesuai syarat-syarat kontrak.

2.8. KEAMANAN
Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya, kemah dan
tempat pemondokan maupun keamanan staf pemberi kerja/Direksi dan harus
menyediakan penjagaan siang dan malam untuk kantor pihak Pemberi Pekerjaan/Direksi
serta perumahannya dengan biayanya sendiri. Semua langkah-langkah pengamanan harus
dilakukan dengan kerja sama yang erat dengan penguasa-penguasa setempat atau yang
berwajib.

2.9. JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN


Kontraktor sepanjang waktu harus memelihara pelayanan kesehatan tempat kerja secara
memadai. Tenaga yang berkemampuan tinggi untuk menangani bantuan pertama pada
kecelakaan harus tersedia ditempat kerja setiap saat bila pekerjaan sedang berlangsung.
Selain itu harus dilakukan kerja sama/pengaturan dengan seorang Dokter yang
berkemampuan penuh yang akan dipanggil ketempat kerja bila diperlukan untuk konsultasi
rutin atau darurat. Perlengkapan dan fasilitas yang memadai, termasuk transport, harus
disediakan.
Kontraktor juga harus mengadakan hubungan kerjasama dengan rumah sakit terdekat yang
layak untuk kasus-kasus panyakit yang gawat atau korban luka parah.

2.10. BAHAN-BAHAN, KUALITAS HASIL KERJA DAN PEMERIKSAAN


Kecuali tidak diperincikan, semua material dan kualitas hasil kerja akan disesuaikan dengan
ketentuan/persyaratan Standard Indonesia yang relevan yang mulai berlaku 30 hari
sebelum tanggal pertama yang ditetapkan untuk tanggal pertama yang ditetapkan untuk
penyerahan penawaran. Standard Indonesia bisa diganti dengan spesifikasi standard
Internasional lainnya yang sama, asalkan dengan persetujuan dari Direksi yang
bersangkutan.

Kontraktor harus memperoleh dan menyimpan ditempat, sedikitnya satu salinan dari
masing-masing pedoman Standard Nasional yang ditunjukan dalam Spesifikasi dan selain
itu, harus menyediakan jika diperlukan pedoman Standar Internasional yang lain yang
berlaku untuk bahan-bahan yang disediakan atau kualitas hasil kerja yang sedang dilakukan
ditempat pekerjaan. Semua bahan dan kualitas hasil kerja yang tidak sepenuhnnya
ditentukan disini atau yang tidak tercakup dalam Standar Indonesia atau Standar Nasional,
harus sebagaimana yang digunakan dalam pekerjaan kelas satu.

Direksi harus diberi kesempatan untuk menguji semua contoh dari seluruh bahan-bahan
tetap sebelum pesanan dilaksanakan. Direksi dalam butir-butir tertentu dapat meminta
pabrik atau pemasok barang yang bersangkutan untuk memberikan sertifikat uji yang harus
diserahkan dan disahkan oleh yang mewakili Direksi sebelum bahan-bahan tersebut dilepas
untuk dikirim ketempat kerja. Sertifikat tersebut harus menjelaskan bahwa bahan-bahan
atau barang-barang yang bersangkutan telah diuji sesuai dengan persyaratan spesifikasi
dan harus memperlihatkan hasil semua pengujian yang telah dilakukan.

Kontraktor harus menyediakan secara memadai sarana untuk mengindentifikasi bahan-


bahan atau barang-barang yang dikirim ke tempat kerja dengan sertifikat yang cocok.
Pemeriksaan dan persetujuan tidak boleh membebaskan Kontraktor dari kewajiban yang
dibebankan kepadanya dalam kontrak ini.

2.11. UKURAN DAN KUANTITAS STANDAR


Semua ukuran pada gambar dan kuantitas dalam volume pekerjaan dan jadwal pekerjaan
harus dalam sistem matrik kecuali ditentukan lain.

2.12. FOTO-FOTO PEKERJAAN


Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan pekerjaan atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali.
a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
b. Selama berlangsung pekerjaan.
c. Setelah selesai pekerjaan atau periode pemeliharaan atau setelah sebagai mana yang
dinyatakan.
Butir a dan c harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan belakang dan samping)

2.13. LAHAN YANG BERBATASAN


Kontraktor harus secara khusus memelihara agar menghindari gangguan, kerusakan pada
tanaman, pohon, pagar, bangunan atau masuk tanpa harus membuat semua pengaturan
yang perlu dalam hal ini dengan pemilik/pemakai lahan dan dengan orang-orang yang
ditunjuk untuk maksud tersebut dalam hal ini tanah milik Negara, menjamin kepatuhan
pekerja-pekerja mereka sendiri terhadap semua peraturan dan peraturan setempat dari
pemerintah mengenai hal ini ataupun masalah-masalah lain.

Kontraktor harus sepanjang waktu menyediakan sarana perhubungan, dengan cara


membuat jalan darurat atau jembatan-jembatan darurat, untuk kendaraan seperti sepeda
motor, sepeda, mobil dan para pejalan kaki ke tempat-tempat mereka dan untuk para
pemilik dan pemukim di areal proyek. Apabila penimbunan bendungan atau saluran-
saluran saluran yang baru digali mengganggu drainase atau jalan masuk ke lahan atau
pemukiman, maka Direksi boleh memerintahkan Kontraktor yang bersangkutan untuk
melakukan upaya penanggulangan yang layak dan tepat.

2.14. PEMBERITAHUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tidak ada pekerjaan yang penting yang tidak boleh dilaksanakan tanpa ada persetujuan
dari Direksi atau tanpa pemberitahuan selengkapnya secara tertulis yang disampaikan
kepada Direksi cukup waktu sebelum pekerjaan dimulai untuk memungkinkan Direksi
mempersiapkan pengaturan yang perlu untuk melakukan pemeriksaan.

2.15. PERLINDUNGAN DARI PEKERJAAN


Kontraktor dengan biaya sendiri dengan cermat melindungi semua pekerjaan dan bahan-
bahan yang dapat rusak atau terpengaruh oleh cuaca. Seandainya suatu pekerjaan menjadi
rusak atau terpengaruh, oleh kondisi cuaca pekerjaan harus diperbaiki atau diganti dan
penggantian dari pekerjaan tersebut atas biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi.

2.16. PENCEGAHAN PENCEMARAN


Kontraktor harus setiap saat memelihara semua aliran air, tempat pekerjaan dan tanah
milik yang berdekatan menjadi bersih dan bebas dari pencemaran dan puing-puing dari
apapun yang timbul diluar pekerjaannya dan harus mengganti kerugian kepada pemberi
pekerjaan terhadap semua tuntutan yang timbul dari pencemaran atau puing (sisa-sisa)
tersebut.

2.17. BAHAN-BAHAN YANG HARUS DISEDIAKAN


Kontraktor harus memperoleh dan menyediakan semua bahan yang perlu untuk
pembangunan dan penyelesaian serta pemeliharaan dan pekerjaan dan harus mengatur
sendiri perolehan bahan-bahan tersebut termasuk untuk pengangkutannya.

Meskipun suatu areal telah diberikan atau dianjurkan pada Kontraktor sebagai tempat
darimana bahan-bahan dapat diperoleh, Kontraktor harus dianggap telah merasa puas
mengenai sumber pengadaan bahan tersebut, dan harus bertanggung jawab sendiri untuk
pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan jumlah cukup untuk memenuhi keperluan
kontrak dan selama proses pekerjaan dan untuk penyelesaian pekerjaan.
Pemakaian bahan-bahan bekas dari bangunan yang dibongkar dalam pekerjaan-pekerjaan
yang bersangkutan termasuk bahan-bahan yang telah dipakai ditempat lain tidak akan
diperbolehkan kecuali diijinkan oleh Direksi.

2.18. PEKERJAAN YANG DILAKUKAN OLEH KONTRAKTOR LAIN


Kontraktor dalam kegiatan pekerjaannya harus mempertimbangkan bahwa selama
pelaksanaan pekerjaan atau badan-badan lain untuk melaksanakan pembersihan,
pembangunan rumah, pekerjaan tanah dan lain-lain didalam dan disekitar areal proyek
tersebut Kontraktor harus sepenuhnya mengenal kegiatan dari Kontraktor lain tersebut
sampai ke satu tingkat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaannya sendiri.
Dapat dimengerti bahwa Pihak Pemberi Pekerjaan tidak harus menerima dan memberi
penggantian atas suatu tuntutan atau permintaan dari Kontraktor untuk pembayaran
tambahan atau keterlambatan yang mungkin terjadi atau sebagai akibat dari pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor-kontraktor lain.

2.19. PERTEMUAN DI LOKASI PROYEK


Kontraktor harus menghadiri pertemuan rutin dimana semua masalah yang berkaitan
dengan kemajuan pekerjaan akan dinilai dan Kontraktor menyampaikan setiap bulan suatu
Laporan Kemajuan Pekerjaan dalam formulir yang disetujui Direksi yang menyajikan
kemajuan pekerjaan yang sebenarnya.

2.20. GAMBAR-GAMBAR SEBAGAIMANA YANG DIBANGUN (DILAKSANAKAN)


Jika diminta oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar sebagaimana
yang dilaksanakan. Gambar-gambar perencanaan, gambar-gambar pematokan dan survey
yang dilaksanakan serta dipersiapkan untuk mengukur hasil pekerjaan sebagaimana
diuraikan dalam Pasal 2.6. dapat digunakan sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar
sebagaimana yang dilaksanakan. Ukuran dan skala gambar-gambar ini harus disetujui
Direksi.
2.21. ALTERNATIF USULAN KONTRAKTOR
Setiap altrnatif yang mungkin telah diusulkan Kontraktor dalam berkas dokumen
pelelangan, atau setelah itu selama berlangsungnya Kontrak dan yang telah disetujui oleh
Pihak Pemberi Pekerjaan atau Direksi, tetap menjadi tanggung jawab kontraktor baik
mengenai rencana metode yang memuaskan maupun mengenai pembangunan serta
lamanya.
Jika menurut pendapat Direksi suatu alternatif yang disetujui tidak memuaskan dalam
suatu hal, Direksi berhak menarik persetujuannya dan Kontraktor setelah itu melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan tersebut sebagaimana ditentukan semula.

2.22. MOBILISASI & DEMOBILISASI


Mobilisasi dan demobilisasi adalah mengacu pada transportasi peralatan dan personil dari
tempat asalnya ke lokasi pekerjaan berdasarkan revisi program pelaksanaan yang diajukan
penyedia jasa.
Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam
rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila
pekerjaan telah selesai ke tempat semula.

1. Penyediaan Peralatan dan Personil


 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan kebutuhan
seperti yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan.
 Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi
dapat meminta tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan penyedia
jasa.

2. Program dan Pemberitahuan


 Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan
didatangkan.
 Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal
kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
 Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.
 Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan,
dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

Pembayaran progres mobilisasi dan demobilisasi akan dilakukan dengan harga lump
sum pada daftar kuantitas dan harga, dengan ketentuan:
- Pembayaran sebesar 50% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara
substansi telah selesai dilakukan untuk masing - masing sub-item.
- Pembayaran sisanya sebasar 50% dari harga lump sum dilakukan bila
demobilisasi telah selesai dilakukan untuk masing - masing sub item.

2.23. PEKERJAAN KISDAM DAN DEWATERING

Pembuangan air yang dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran,
drainase dan genangan atau bangunan sementara. Pada saat pembuangan air
dilaksanakan, Kontraktor harus memasang mengerjakan, memelihara peralatan lain yang
diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam - macam pekerjaan untuk pemeliharaan
pekerjaan pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air sesuai dengan yang
disyaratkan. Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir
atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya Kontraktor sendiri.
Setelah bangunan sudah berfungsi maka cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air
sementara segera dibongkar, atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak menganggu
kelancaran saluran dan bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau aliran parit
alam. Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi.

Apabila pelaksanaan pekerjaan benda dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan sedemikian
rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga
semua pelaksanaan Konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.

2.24. PENGUJIAN GEORADAR


Pengujian Georadar dilakukan sebagai suatu metode survey untuk mengetahui keberadaan
material, benda, soil / tanah keras yang ada dalam lapisan bawah tanah. Georadar
memancarkan gelombang elektromagnetik melalui pemancar kebawah permukaan tanah
kemudian pantulan gelombang diterima reciver. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi penyelidikan tanah dibidang geoteknik yang dapat menghasilkan korelasi
terhadap parameter-parameter tanah terkait pekerjaan pemancangan steal sheet pile OZ
20 A di tanah keras yang akan dilaksanakan pada pekerjaan pembangunan tanggul penutup
bendung D.I Sei Wampu Kab. Langkat.

2.25. PASANGAN GEO-TEXTILE


Material geo-textile harus bersih, kuat bebas dari luka, sobek atau cacat-cacat lainnya
serta dibuat dan diperoleh dari produsen/ pabrik dan supplier yang dapat
dipertanggung jawabkan. Penempatan/ pemasangan geo-textile harus di lokasi yang
sesuai dengan gambar atau perintah PPK.
Pemasangan geotextile dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung fondasi dan
stabilitas lereng yang sekaligus untuk melindungi permukaan lereng. Bila geo-textile
dipasang pada fondasi riprap dan bronjong batu pada pekerjaan perbaikan sungai,
geo-textile berfungsi sebagai filter untuk mencegah tanah/butiran material fondasi
lolos ke dalam bronjong batu yang merusak stabilitas fondasi.
Matras Geo-textile

Material untuk Matras Geo-textile


Geo-textile yang dipakai/berfungsi sebagai matras harus geo-textile dari tipe tenunan
yang dibuat dari material yang tahan/awet terhadap keasaman tanah dan tanah yang
bersifat alkali, bakteri & efek biologis lainnya, ultra violet, dan harus fleksibel. Untuk
itu, material geo-textile harus dibuat dari bahan stabilized poly propylene atau
polyester atau bahan sejenis yang disetujui PPK.

Material geo-textile harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/ ketentuan
paling sedikit sebagai berikut :

Nilai yang
disyaratkan
Item Pondasi pada Keterangan
Penggunaan
Rip-rap untuk
Umum
Sungai, dll.
1. Minimum Strip
Tensile Strength
- in warp *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595
atau setara
- in weft *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595
atau setara
2 1.0 mm - 2.0
2. Ketebalan
. mm ± 10 mm ASTM D 1777
atau setara
3
3. Max.Elongation
. at ± 21% 10% - 20% ASTM D 4595
Max.Load atau setara
4
4.Penyerapan
. Air >5 >15 BS 6906 atau
(Water Permeability) liter/sq.m/sec liter/sq.m/sec setara
*
*tenunan
) (woven)
Material untuk Matras Geo-textile
Material untuk matras geo-textile seperti diuraikan sebagai berikut, tetapi harus
memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/ ketentuan paling sedikit sebagai
berikut:

Item Nilai yang Keterangan


disyaratkan
1 Minimum
. Tensile 180 kN/m ASTM D4595
Strength
2
. Max.Strain at 12% -
Max.Load
3 15 x 15 mm - 20 x 20
. Seam Size mm -

Metoda Kerja Penyedia


Penyedia menyerahkan metoda kerja penempatan dan pemasangan matras geo-
textile termasuk penyambungannya, spesifikasi geo-textile dan informasi penting
lainnya kepada PPK untuk mendapat persetujuan, sebelum melakukan permintaan
kepada produsen atau supplier.
Penyedia harus bertanggung jawab tentang kuantitas, kualitas, jadwal pengiriman dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan pengaduan dan pemasangan geo-textile
berdasarkan metoda kerja yang diusulkannya.

Pemasangan, Penghamparan Matras Geo-textile


Matras geo-textile harus dipasang, dihampar dengan merata pada permukaan tanah
sehingga tidak boleh ada bagian matras yang bergelombang. Harus dicegah timbulnya
gaya tarik, tensile stress, terhadap matras kecuali bila diperintahkan PPK.

Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang terjadi pada matras pada saat dihampar dan
diratakan harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus segera diperbaiki oleh Penyedia
dengan menambah matras, over laid, di atas matras geo-textile yang sudah terpasang
atau dengan cara lain yang disetujui PPK. Apabila geo-textile dipakai untuk
membungkus pematus lantai (under drain) yang terdiri dari kerikil, maka kedua ujung
geo-textile harus diberi sambungan overlapped tidak kurang dari 20 cm atau sesuai
dengan perintah PPK.
Sambungan geo-textile harus dilaksanakan cara yang sesuai dan dengan material dan
peralatan yang mendapat rekomendasi produsen atau supplier sesudah mendapat
persetujuan PPK. Penyambungan harus dikerjakan berhati-hati sehingga tidak merusak
material sesuai dengan perintah PPK atau metoda yang direkomendasi produsen atau
supplier, material sambungan harus memiliki strip strength yang lebih kuat dibanding
material matras geo-textile.
Apabila geo-textile dipasang/dihampar pada talud, geo-textile harus dipasang dengan
rapat dan kuat pada permukaan talud tersebut dengan paku kawat atau pasak yang
masuk ke dalam tanah tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan ketentuan yang
direkomendasi produsen atau supplier atau perintah PPK.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk matras geo-textile harus dilakukan dengan satuan ukuran luas,
meter persegi (m2), yang dipasang sesuai dengan ukuran dan dimensi yang ditentukan
dalam gambar kerja atau perintah PPK tentang lokasi dan pemasangan geo-textile.
Pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah luas geo-textile yang dipasang dengan
harga satuan sesuai dengan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang
sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, material, alat, peralatan, pengangkutan &
bongkar-muat, penghamparan, perataan, menjahit, menyambung, overlapping dan
pekerjaan lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan ini.

Filter Geo-Textile
Umum
Lokasi pemasangan filter geo-textile diperlihatkan dalam gambar atau sesuai dengan
perintah PPK. Material filter harus bersih, bagus tanpa cacat/luka dan harus berasal
dari produsen atau supplier yang bertanggung jawab. Filter geo-textile akan dipakai
untuk fasilitas pematus/drain : under drain, weep hole, gabion mattress, riprap dan
lain-lain.

Material
Geo-textile yang dipakai sebagai filter harus tipe bukan tenunan/non-woven type,
terbuat dari material yang kuat dan tahan/awet terhadap bakteri dan pengaruh biologi
lainnya, keasaman & alkali tanah, ultra violet dan fleksibel serta berasal dari bahan
stabilized polyster yang setara atau material yang disetujui PPK.
Sifat fisik material filter geo-textile harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Item Tipe-1 Tipe-2 Keterangan


2
1. Berat minimum (g/m ) 300 550 ASTM D5261 atau
setara
2. Tebal minimum (mm) 3 4,5 ASTM D 1777 atau
setara
3. Tensile strength minimum 28 35 ASTM D 1777 atau
(kN/m) setara
- -
4. Permeabilitas (cm/detik) >1x10 >1x10 ASTM D 4491 atau
1 1
setara
Kecuali bila ditentukan lain oleh gambar atau PPK, geo-textile yang dipakai di lokasi
pekerjaan harus Tipe-1 sedang Tipe-2 terbatas hanya dipasang untuk bangunan besar
misalnya penyambat/seal untuk terowong.

Metoda Kerja Penyedia


Penyedia harus menyerahkan usulan metoda kerja kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan sebelum melaksanakan pengadaan material filter. Penyedia harus
bertanggungjawab untuk kuantitas, kualitas, jadwal pengadaan dan pengiriman dan
pekerjaan lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan ini.

Pemasangan, Penghamparan Filter geo-textile


Penempatan, penghamparan, pemasangan, pembungkusan, penyambungan filter geo-
textile harus mengikuti ketentuan yang diuraikan dalam spesifikasi ini.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran filter geo-textile dilakukan dengan satuan ukuran luas,
meter persegi (m2), geo-textile yang dipasang sesuai gambar atau luas geo-textile yang
dipasang dan diukur di lokasi pekerjaan atau sesuai perintah PPK. Penyambungan dan
overlapping tidak diperhitungkan dalam pengukuran dan pembayaran kecuali kalau
diperintahkan PPK.
Pembayaran dilaksanakan berdasarkan luas filter geo-textile yang dipasang/dikerjakan
serta harga satuan pekerjaan filter geo-textile yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga yang sudah diperhitungkan termasuk semua biaya untuk pekerja, peralatan,
material, pengangkutan bongkar-muat, penghamparan, pemasangan, penyambungan,
overlapping, dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.
BAB 3
PEKERJAAN TANAH

3.1. UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam kelompok pasal ini terdiri dari pengadaan keperluan
semua tenaga kerja, peralatan,persediaan bahan-bahan serta pelaksanaan semua
kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan penggalian areal-areal Daerah Milik
Jalan/Saluran (DMJ/S), penggalian dan penimbunan jalan, perataan yang penting
sesuai dengan spesifikasi dan gambar.

Istilah “Pekerjaan Tanah” akan digunakan sebagai istilah umum untuk menunjukan
semua kelas perataan (grading) pendataran (levelling), penggalian saluran,
pemindahan tanah dan semua pekerjaan perapian hasil galian atau penggalian yang
lain-lainnya.

Termasuk ke dalam pekerjaan perapian hasil pekerjaan adalah semua penimbunan


tanggul sepanjang saluran, penimbunan tanggul pengaman banjir, penanggulangan
dan berm dan semua penimbunan yang lain yang ditunjukkan dalam gambar atau
seperti yang ditunjukkan oleh Direksi. Penggalian dan pekerjaan tanah dapat dilakukan
baik dengan peralatan mesin (mekanis) maupun dengan tenaga manusia.

3.2. GANGGUAN PADA SALURAN PEMBUANG DAN BERBAGAI UTILITAS YANG ADA
Kontraktor harus mengetahui jadwal penanaman selama musim kering dan musim
hujan serta harus mentahapkan dan melaksanakan pekerjaan dengan cara sedemikian
rupa sehingga perbaikan dan pembangunan saluran irigasi , saluran pembuang,
perapian hasil galian dan lain-lain tidak mengganggu pengaliran melalui saluran-
saluran pembuang yang ada.

Hasil galian dari sejumlah saluran pembuang dapat mendatangkan unsur-unsur yang
berbahaya, harus dicegah agar unsur tersebut tidak terbawa masuk oleh air hujan ke
dalam persawahan, karena itu harus dibuat sebuah saluran kecil berikut pematang di
sepanjang sisi lahan dari tanggul limbah dan saluran ini harus bermuara ke saluran
pembuang.

3.3. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN


Semua areal dalam DMJ/S (seperti ditentukan dibawah) yang perlu dibuka harus
dibersihkan dari segala pohon-pohon, gundukan-gundukan, belukar, sampah dan
bahan-bahan lainnya yang mengganggu dan semua itu harus disingkirkan dari daerah
tersebut, dibakar, dibuang atau seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.

Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu pembangunan yang harus


disingkirkan dan ditumpuk di tempat yang ditunjukkan Direksi sepanjang DMJ/S dan
tetap menjadi milik Pemberi Pekerjaan. Pohon-pohon sepanjang DMJ/S harus
dibiarkan di tempatnya sampai sejauh dapat dilakukan.
Tidak dibenarkan memindahkan/membongkar suatu bangunan tanpa persetujuan
tertulis lebih dahulu dari Direksi. Kontraktor harus tetap menjaga secara baik
kebersihan daerah yang telah dibersihkan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
Setiap kerusakan pada pekerjaan atau terhadap hak milik swasta atau umum yang
disebabkan operasi pembersihan yang dilakukan oleh Kontraktor harus diperbaiki atau
diganti oleh Kontraktor dan dengan biaya dari Kontraktor sendiri.

Pembersihan dengan pembakaran hanya diijinkan pada saat kondisi dipandang baik
untuk pembakaran dan pada lokasi yang disetujui oleh Direksi. Material-material yang
akan dibakar harus ditumpuk rapi dan apabila kondisi memungkinkan supaya dibakar
habis. Penumpukan untuk pembakaran dilakukan dengan resiko sekecil-kecilnya
dengan adanya api tersebut, dan agar tidak mengganggu umum. Pembakaran harus
sempurna sehingga material-material yang dibakar menjadi abu, tidak ada potongan
kayu, cabang-cabang atau potongan-potongan arang diijinkan tersisa. Kontraktor
harus setiap kali mengambil tindakan-tindakan khusus untuk mencegah agar jangan
sampai api meluas ke areal peralatan yang sesuai setiap saat dan perlengkapan untuk
mencegah dan menahan api.

Areal-areal yang perlu dibuka/dibersihkan adalah :


- Untuk buangan hasil galian maupun jalan : lebar formasi tambah 0,1 m pada kedua
sisi.
- Untuk saluran-saluran pembuang lebar formasi tambah suatu jalur dengan lebar
yang cukup yang diperlukan untuk pembuangan hasil galian.
- Untuk bangunan-bangunan : areal yang perlu untuk pembangunan, biasanya
ditambah suatu jalur keliling dengan lebar 2 meter, untuk pohon-pohon lebarnya 5
meter.

Pembersihan untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas harus sebagai berikut :


a. Pada saluran-saluran, jalan, perapian hasil galian untuk pengaman banjir dan areal-
areal sekitar kolektor dan akar harus sama sekali disingkirkan dan benda lain yang
tidak diperlukan harus dibuang sampai kedalaman :
 Paling kurang 0,20 m pada saluran-saluran pembuang
 Paling kurang 0,20 m di areal-areal galian lain di bawah permukaan tanah dan
kemiringan sisi dari penampang yang harus digali. Jembatan-jembatan besar
dan bangunan-bangunan pengatur air akan dilestarikan kembali, kecuali kalau
ditentukan lain oleh Direksi.

b. Areal galian dan lubang sumbang (borrow pits) darimana bahan akan diperoleh,
harus dikupas sampai batas dari rumput, rumput liar atau vegetasi lain dan
gundukan-gundukan tanah, akar atau barang yang tidak perlu harus disingkirkan
sampai sejauh yang diperlukan untuk menjaga agar tidak tercampur dengan
dengan bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi.

c. Pada areal hasil buangan galian dan permukaan hasil buangan yang ada yang akan
diurug, semua gundukan-gundukan tanah dan akar harus disingkirkan sama sekali
seperti ditentukan dalam sub pasal a, tersebut diatas. Lubang atau galian yang ada
sebagai akibat pembuangan benda yang tidak perlu seperti tersebut diatas harus
ditimbun dengan bahan yang disetujui dan dipadatkan dengan baik sesuai dengan
petunjuk direksi.
d. Semua benda hasil pembukaan lahan harus dibuang sebagaimana diminta oleh
Direksi, dalam jarak 50 meter tanpa pembayaran tambahan. Sisa-sisanya harus
dibakar.

3.4. GALIAN

3.4.1. Umum
Diperkirakan semua bahan dari berbagai galian dengan pengecualian gambut dan
tanah organik sesuai untuk digunakan dalam konstruksi. Bahan-bahan galian yang
akan digunakan pada jalan dan perapian hasil galian pengaman harus bebas atau
dibersihkan dari tunggul, akar dan unsur-unsur tanaman.

Bahan-bahan galian yang mengandung tunggul, akar, unsur-unsur tanaman gambut,


tanah organik dan bahan-bahan lain yang tidak diperlukan untuk urugan harus
ditempatkan ditempat pembuangan dekat saluran atau di areal-areal pembuangan
yang lain yang ditunjukkan Direksi. Permukaan tumpukan buangan harus dibentuk
dengan rapi, permukaan dirapikan dengan kemiringan 1 : 20 ke arah luar.
Penggalian tidak boleh mulai sebelum Direksi menyetujui pematokan (setting out) dan
survai topografinya. Semua saluran yang harus diperbaiki atau digali lagi, ditunjukan
dalam peta.

3.4.2. Garis Derajat dan Penampang Melintang


Semua galian harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan dari Sub Pasal ini dan
sesuai dengan garis-garis, ukuran dan derajat seperti diperlihatkan dalam berbagai
gambar atau yang diarahkan oleh Direksi. Selama berlangsungnya pekerjaan,
barangkali ternyata atau Direksi ingin untuk mengubah berbagai kemiringan,
ketinggian dan ukuran dari galian, dari apa yang ditunjukkan dalam gambar atau apa
yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Semua langkah-langkah pengamanan yang
perlu, harus diambil untuk melestarikan bahwa di bawah dan di luar garis-garis galian
dalam garis-garis galian dalam kondisi yang sebaik mungkin.

Setiap kelebihan penggalian untuk bangunan yang dibuat oleh Kontraktor karena
suatu maksud atau alasan, kecuali kalau ditentukan lain disini, harus diurug dengan
bahan yang sesuai dan kemudian dipadatkan atau jika kelebihan itu berada di bawah
pondasi bangunan beton, mungkin diperlukan isian beton. Semua perbaikan tersebut
harus seluruhnya atas biaya Kontraktor.

3.4.3. Toleransi
Semua lubang galian harus memadai untuk memberikan ruang kerja yang cukup,
perlindungan dan bangunan-bangunan sementara lainnya yang barangkali diperlukan
selama perkerjaan konstruksi. Kemiringan sisi dan dasar saluran-saluran harus
dibangun dan dirapikan dengan sebaik mungkin yang dapat diperoleh sesuai dengan
petunjuk Direksi. Kemahiran menggunakan alat pemindah tanah yang disetujui untuk
pekerjaan galian dan pembentukkan tanggul-tanggul.
Areal galian saluran-saluran yang sudah selesai pada setiap penampang melintang
harus tidak lebih kecil dari yang ditunjukkan gambar atau seperti yang diminta Direksi.
Toleransi sebesar +0 atau –0,10 dari permukaan tanah yang sebenarnya atau posisi
dari kemiringan sisi dapat diterima. Permukaan-permukaan dasar galian dan profil
final tanah pada bangunan tidak ada toleransi plus atau tidak lebih dari 0,10 m lebih
rendah dari permukaan yang benar. Bahan-bahan yang tidak akan ditempatkan pada
lereng yang diperlihatkan dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi, dan
bahan-bahan yang merupakan bagian dari longsoran yang terhampar diluar garis-garis
galian yang ditentukan dan langsor kedalam galian, harus dipindahkan oleh kontraktor
dengan cara yang dapat disetujui dan lereng-lereng tersebut harus dipulihkan kembali
kegaris-garis dan derajat yang ditetapkan oleh Direksi.
Kontraktor dapat diminta untuk menggali areal-areal longsor yang potensial diluar
batas garis galian yang semua ditentukan, yang menurut pendapat Direksi, galian
tersebut perlu untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan.

Direksi dapat memutuskan untuk memperluas berm antara saluran dan buangan hasil
galian dan/atau mengganti kemiringan sisi saluran atau meminta Kontraktor untuk
menstabilkan berm tersebut sebelum penggalian dengan jalan memancangkan ke
dalam tanah, tiang-tiang dengan panjang kira-kira 5 meter, diameter 100 mm dengan
jarak pusat ke pusat 1 meter pada suatu lebar dan panjang tertentu dari jalur berm
tersebut.

Longsoran yang disebabkan oleh penggalian yang berlebihan atau karena penempatan
tanah galian yang terlalu dekat ke penggalian, harus dipulihkan kembali oleh
kontraktor dengan biaya sendiri.

3.4.4. Galian Pondasi Bangunan

a. Umum
Galian untuk bangunan harus terdiri dari dan mencakup semua galian dan urugan
yang diperlukan sehubungan dengan semua pekerjaan bangunan. Selama
pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor tidak boleh mengubah keadaan pengaturan air
dalam saluran yang ada dan didaerah yang dilayani oleh saluran-saluran tersebut.

b. Intruksi Umum Untuk Galian Bangunan


Lubang-lubang dan parit-parit untuk pondasi dari semua pekerjaan bangunan
harus digali sampai ketingkat kedalaman dan ukuran yang disajikan dalam gambar
atau sebagaimana ditentukan Direksi. Harus dilakukan upaya yang cermat agar
tidak mengganggu dasar galian dan untuk menjamin hal tersebut maka 0,15 m
terakhir harus digali dengan tangan persis sebelum beton ditempatkan. Dasar dari
semua galian harus diratakan atau dibentuk sesuai dengan petunjuk dalam gambar
dan jika perlu, dibuat bertangga atau berbangku secara horizontal. Kantong-
kantong yang mengandung bahan lunak didasar galian harus dibuang dan diisi
dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan dengan baik.

Semua galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi sebelum Kontraktor
diijinkan untuk meneruskan pekerjaan. Pekerjaan galian harus mencakup semua
pekerjaan perkayuan, penopangan, pekerjaan-pekerjaan sementara atau untuk
menyokong sisi-sisi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diminta
oleh Direksi harus diperbaiki dengan menempatkan bahan yang sesuai dan yang
dipadatkan dan penggalian yang melebihi lebar dari yang diperlukan harus diurug
dan dipadatkan dengan kuat dengan bahan yang disetujui.

Galian harus dijaga selalu dalam keadaan kering dengan memompa atau dengan
cara lain sampai menurut pendapat Direksi bangunan telah selesai secukupnya dan
penimbunan selesai sampai permukaan air tanah berada pada kedudukannya yang
normal. Pengurugan kembali pondasi tidak dapat dilaksanakan sebelum pondasi
dan pekerjaan-pekerjaan bangunan dalam galian diperiksa dan disetujui oleh
Direksi, semua pengurugan harus dengan bahan-bahan yang disetujui dan
ditimbunkan dalam lapisan yang tidak melebihi tebal 0,25 m serta dipadatkan.
Kadar kelembaban harus disesuaikan dengan kadar kelembaban optimum untuk
pemadatan.

Bangunan yang kekurangan isian hasil galian, maka diperoleh dari lubang-lubang
galian sumbang yang ditunjuk oleh Direksi. Kontraktor harus menentukan lokasi,
kesesuaian dan mutu bahan yang tersedia, biaya dan pekerjaan yang perlu untuk
memperoleh bahan yang tersedia dan mengangkutnya ke tempat kerja. Kontraktor
juga harus menentukan jumlah beban lebih yang harus dipindahkan dari setiap
quarry dan biaya pemindahannya. Semua biaya tersebut sudah termasuk dalam
harga satuan penawarannya.

Selambat-lambatnya dari 60 hari sebelum jadwal pemulaian operasi sumbang,


Kontraktor harus memberikan pernyataan yang lengkap kepada Direksi mengenai
asal dan susunan/komposisi semua agregat yamg akan digunakan untuk
pembuatan tanggul saluan irigasi, penambahan agregat tambahan untuk
bangunan-bangunan air yang ada. Lubang-lubang sumbang tersebut harus
mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 meter dibawah permukaan tanah harus
diselesaikan dan dirapihkan kembali sebagaimana diminta Direksi, dengan lebar
yang biasa dan dengan kemiringan sisi yang sama.

Penyelesaian dan perapihan lubang-lubang sumbang dan areal-areal sumbang


harus harus berlangsung setelah saluran-saluran digali, perapian hasil galian
selesai dan lereng sisi dirapihkan serta bahan cermat dalam pembuatan lubang-
lubang sumbang dan pembuatan areal-areal sumbang harus berlangsung setelah
saluran-saluran digali, perapian hasil galian selesai dan lereng sisi dirapihkan serta
bahan yang berlebihan dibuang.

Harus dilakukan upaya khusus secara cermat dalam pembuatan lubang-lubang


sumbang mengingat kepentingan khususnya untuk drainase air permukaan
sehingga dasar tersebut akan memililki gradien yang teratur dan tidak terputus-
putus seperti yang ditunjukan oleh Direksi.
Drainase dari daerah sumbang harus dijamin dengan menghubung-kannya ke
saluran atau drain alam.
3.5. TIMBUNAN TANAH

Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : saluran, jalan inspeksi,
pekerjaan timbunan bagian dari bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang
tanahnya berasal dari pekerjaan galian atau borrow-pit dan berdasarkan hasil uji
laboratorium memenuhi syarat dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat
persetujuan PPK sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan oleh Penyedia.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK
termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut
untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan. Pekerjaan timbunan harus
dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan kemiringan timbunan yang
ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati. Kecuali bila ada ketentuan lain,
Penyedia harus menambah timbunan tambahan (extra filling), lima persen (5%).

Jenis Timbunan Berdasarkan Jarak Angkut


Tipe-A : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari pekerjaan galian di
sekitarnya.
Tipe-B : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari borrow-pit atau dari
pekerjaan galian dengan jarak angkut sesuai dengan yang ditentukan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Kecuali bila ada ketentuan lain, pada umumnya semua jenis
pekerjaan timbunan termasuk kategori Tipe-B ini.
Tipe-C : pekerjaan timbunan dengan tanah yang secara khusus mendapat
persetujuan PPK, berasal dari borrow-pit dengan jarak angkut kurang dari 1,0 km
sesuai dengan yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Kecuali bila ada ketentuan lain, pekerjaan timbunan Tipe-C hanya untuk tujuan
khusus yang disetujui PPK dan sesuai dengan yang diperlihatkan dalam gambar kerja.

Jenis/Kelompok Pekerjaan Timbunan Berdasarkan Pemadatan

Pemadatan Biasa/Normal (Tipe-A1,B1,C1,D1):


Pekerjaan timbunan tanah untuk saluran, tanggul, jalan, timbunan untuk bangunan
irigasi dan bangunan pelengkap dan konstruksi permanen lainnya yang diperintahkan
PPK.
Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa
harus tidak boleh kurang dari 95% kepadatan kering maksimum (95% MDD,
maximum dry density) sesuai dengan ketentuan dalam ASTM D-698.

Kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa terdiri dari 3 (tiga) golongan
ialah:
Tipe-A1, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
Tipe-B1, dan D1, menggunakan tanah dari borrow-pit
Tipe-C1, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK berasal
dari borrow-pit di sekitar lokasi pekerjaan.
Pemadatan Ringan (Tipe-A2, B2, C2, D2)
Pekerjaan timbunan tanah untuk mengganti tanah yang asli, sebagai bangunan
penyangga beban (counter-weight) dan pekerjaan timbunan lainnya sesuai dengan
perintah PPK.

Tingkat kepadatan untuk pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan harus tidak
boleh kurang dari 85% kepadatan kering maksimum (85% MDD, maximum dry
density).
Pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan terdiri dari 3 (tiga) golongan:
Tipe-A2, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
Tipe-B2 dan D2, menggunakan tanah dari borrow-pit.
Tipe-C2, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK berasal
dari borrow pit di sekitar lokasi pekerjaan

3.5.1 Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan

Uji Coba Timbunan


Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan dilaksanakan,
Penyedia wajib terlebih dahulu mengerjakan uji coba pelaksanaan pekerjaan
timbunan di lapangan menggunakan tanah bahan timbunan, peralatan, tenaga kerja
dan metoda kerja yang sudah mendapat persetujuan PPK sebelumnya.

Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metoda kerja untuk pekerjaan
timbunan yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang dipergunakan, tebal
lapisan yang dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat kepadatan yang
dicapai yang harus memenuhi Spesifikasi Teknik ini.

Metoda kerja yang disetujui oleh PPK tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia untuk
lepas tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan.
Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan metoda kerja atau tanah
bahan timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia wajib melakukan uji coba
timbunan ulang.

Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai
bagian dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi
persyaratan. Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus
dibongkar oleh Penyedia dari lokasi pekerjaan.
Fondasi Timbunan Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C

Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya harus terlebih


dulu dikupas sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik ini. Selanjutnya
permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan bahan organik lainnya,
dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm merata pada seluruh permukaan,
sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan dihamparkan.
Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan diatas dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja termasuk peralatan yang dipergunakan
kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan.
Sebelum timbunan lapisan pertama dihampar dipermukaan tanah fondasi, perlakuan
terhadap permukaan tanah fondasi seperti telah diuraikan diatas harus terlebih
dahulu diselesaikan.
Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah PPK sebelum penghamparan
tanah bahan timbunan dikerjakan.

Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih dahulu
permukaan lereng tersebut harus dikupas dan dibersihkan dari bahan organik,
setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat
sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.

Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak boleh
lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan seperti telah
diuraikan diatas. Tanah yang berbentuk bongkah - bongkah harus dipecah - pecah
sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan tanah dengan
cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium atau
ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%
kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk
pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan diatas.
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum
talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-
rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.

3.5.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan Tipe-A1, B1, dilakukan dalam
satuan meter-kubik (m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan tampang
memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang terakhir
termasuk timbunan Tipe-D, dengan memperhatikan settlement dan subsidence
tanah fondasi yang masih berlanjut.

Pembayaran
Tipe-A1
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan serta semua biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan antara lain
: penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, pengendalian
kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan lain-lain.
Tipe-B1
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk menyediakan borrow-pit, angkutan, pembuangan,
penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan, perijinan,
royalty dan lain-lain.

Timbunan/Urugan Kembali
Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang
disepakati atau atas perintah PPK, berdasarkan tujuannya urugan kembali
digolongkan dalam 2 (dua) Tipe, yaitu:

Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan : bendung, saluran irigasi dan drainase dan
di lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan pemadatan biasa/normal seperti
yang diuraikan diatas Spesifikasi Teknik ini.

Tipe-B : urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan


untuk saluran pengelak sementara dan lokasi lain yang ditetapkan PPK.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan akan
digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan kembali
dilaksanakan.

Tipe-A : - Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau
dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun berdasarkan hasil uji
laboratorium dan atas persetujuan/perintah PPK.
Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk struktur
selesai dilaksanakan. Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji
coba yang tergantung dari material/tanah bahan timbunan, peralatan yang dipergunakan dan
jumlah lintasannya.pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak
boleh lebih dari 15 cm. Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari
kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat kepadatan 95%
kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968. Pemadatan dengan
menggunakan vibro-roller di atas bangunan sampai jarak 0,50 m di atas bangunan tidak
diperkenankan kecuali telah mendapatkan persetujuan PPK.

Tipe-B : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian di lokasi bangunan
atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.

Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali Tipe-A dilakukan dalam satuan meter kubik (m 3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan
paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi
permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum dan segera setelah
pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan di atas fondasi tanah lembek dimana settlement
dan land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai perintah PPK.

Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk urugan kembali Tipe-B sudah termasuk
dalam harga Lump Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila berdasarkan perintah
PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali Tipe-B harus dilakukan berdasarkan harga satuan
maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan tersebut yang diperoleh dari
data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan yang memuaskan PPK.

Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan, re-handling,
penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain termasuk, upah,
bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang yang telah diuraikan diatas.

3.6. PEMBUATAN AKSES JALAN DAN PEMELIHARAAN


Pekerjaan perkerasan jalan dilaksanakan pada jalan inspeksi, jalan penghubung, jalan desa dan
jalan lainnya sesuai dengan gambar atau perintah PPK.
Material yang dipakai untuk pekerjaan ini harus keras, padat, bersih dari segala kotoran :
lumpur, bahan organik, lempung, bahan lepas dan bahan lain yang tidak diinginkan. Perkerasan
jalan inpeksi menggunakan bahan dengan material sirtu tebal 20 cm untuk jalan inspeksi.

Penyedia menyerahkan metoda kerja untuk penempatan penyebaran dan pemadatan material
perkerasan jalan kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1. Penyiapan pondasi pekerjaan perkerasan jalan harus diselesaikan dan disetujui PPK lebih
awal sepanjang paling sedikit 100 m sebelum material perkerasan jalan dihampar dan
dipadatkan. Kerusakan atau cacat yang diakibatkan oleh aliran air, atau kegiatan
pelaksanaan pekerjaan atau sebab yang lain harus segera diperbaiki sesuai dengan
ketentuan dan kualitas yang disyaratkan dengan biaya ditanggung Penyedia, sebelum
pekerjaan perkerasan jalan dikerjakan.
2. Bila tebal lapisan material perkerasan jalan lebih dari 15 cm, penghamparan dan
pemadatan material dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal yang kurang lebih sama tetapi
tidak boleh lebih dari 15 cm untuk setiap lapisan (per layer).
3. Pemadatan perkerasan jalan menggunakan mesin penggilas dan dikerjakan mulai dari
tepi/pinggir perkerasan dan berlanjut ke bagian tengah sepanjang jalur yang diperkeras
menggunakan peralatan yang sebelumnya sudah disetujui PPK.

Pengukuran dan Pembayaran

Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk kegiatan di atas harus dibebankan pada
item pekerjaan penunjang/sementara dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan pembayaran
dilakukan secara lump-sum.

Bila item pekerjaan penunjang/sementara tidak ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas guna kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya. Tidak ada penambahan harga kontrak karena
pembayaran item pekerjaan ini, kecuali disetujui PPK.
BAB 4
PEKERJAAN BETON

4.1. UMUM
Beton dan beton bertulang diperlukan dalam pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup Sungai
Bendung D.I. Sei Wampu Kab. Langkat.

Semua bangunan yang akan dibuat termasuk rinciannya sejauh mungkin disajikan dalam
gambar. Gambar terinci tentang besi beton, akan diserahkan selama pelaksanaan pekerjaan.
Untuk harga satuan beton bertulang Kontraktor harus memperhitungkan per-m3 beton.

4.2. BAHAN-BAHAN

4.2.1. Semen
Semen yang akan digunakan harus semua portland yang biasa digunakan yang memenuhi
Standard Indonesia N1-8 atau semen Portland hasil pembakaran tungku (Portland Blast
Cement). Semen yang cepat mengeras tidak boleh digunakan tanpa persetujuan dari Direksi.

Semen Portland harus mengandung kadar C3A kurang dari 3%, semen hasil pembakaran
tungku harus mempunyai kadar kerak/slang lebih dari 65%. Kontraktor harus menyediakan
contoh-contoh semen bila diminta oleh Direksi untuk pengujian, Baik dari gudang Kontraktor di
proyek maupun dari pabrik, Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik
untuk tiap pengiriman semen ke lokasi. Kontraktor harus menyiapkan catatan yang ada untuk
keperluan pemeriksaan oleh Direksi dilokasi pengecoran beton dari setiap pengiriman semen
tersebut. Semen dapat ditolak atas perintah Direksi, jika semen tersebut tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

Semen dapat diterima berdasarkan hasil pengujian selama tujuh hari asalkan disertai riwayat
kualitas dari penghasil/pabrik semen selama 12 bulan yang terakhr atau berdasarkan hasil
pengujian normal selama 28 hari pada tingkat pengujian biasa, sebelum pengapalan semen
dari pabrik.

4.2.2. Pasir
Berbagai jenis pasir untuk pekerjaan bangunan adalah sebagai berikut :
- “Pasir buatan”, pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
- “Pasir alam”, pasir yang dihasilkan dari sungai atau sumber pasir alam lainnya.
- “Pasir campuran”, campuran pasir alam dengan pasir buatan, dalam perbandingan
campuran yang ditentukan didalam sub pasal berikut ini.
Semua pasir alam yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh
Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau sumber-sumber alam lainnya yang disetujui.
Jika pasir alam diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau dikuasai oleh pemberi
pekerjaan/kuasa bangunan, Kontraktor harus membuat semua pengatur yang perlu dengan
pemilik dan harus membayar semua persewaan atau biaya-biaya yang bersangkutan dengan
hal tersebut.

Persetujuan tentang sumber-sumber pasir alam tidak boleh dijadikan sebagai dasar
pembenaran atau pengesahan atas semua bahan yang diperoleh dari sumber tersebut, dan
kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua kualitas pasir yang dipasok, yang
digunakan dalam berbagai pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi contoh pasir alam yang diusulkan sebesar 15 kg untuk pengujian dan meminta
persetujuan sedikitnya 14 hari sebelum bahan yang diperlukan tersebut digunakan.

Bahan/material pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tanaman dan benda-
benda lain yang tidak dikehendaki dan semua macam tanah, pasir dan kerikil yang tidak
berguna harus disisihkan. Bahan/material harus diatur dan diperlakukan sedemikian rupa,
sehingga tidak merugikan kegunaan bahan/material tersebut. Bahan tersebut harus disaring
dan dicuci sebagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan pasir alam yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditentukan disini. Pasir atau agregat halus tersebut harus bersih dan
bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah
karang, serpi, alkali atau benda-benda organik, lempung, mika, dan semua bahan yang
merusak dan merugikan.

Jumlah persentase tanah liat dan debu melebihi dari 5% menurut berat kering. Agregat yang
halus harus runcing, keras, padat, berbentuk kubus dan tahan lama. Semua pasir yang akan
digunakan untuk membuat beton yang tercakup dalam spesifikasi ini harus berupa pasir alam
dan jika dianggap perlu harus dicampur dengan perbandingan yang tepat antara pasir buatan
dan pasir alam. Pasir harus memiliki modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3,2 atau bila
diuji dengan menggunakan ayakan standar harus sesuai menurut Standar Indonesia untuk
beton PBI 197 (N1-2), atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Persentase Satuan Timbunan


No. Ukuran Ayakan
yang Berdasarkan Berat yang Tertahan Pada Ayakan
4 0–5
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

Semua pasir alam dan pasir campuran akan diuji terlebih dahulu oleh Direksi, untuk
menentukan apakah pasir yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini, Kontraktor harus menyediakan, tanpa memungut ongkos, bantuan yang
diperlukan Direksi untuk memperoleh contoh-contoh pasir yang mewakili untuk tujuan
pengujian dan dalam rangka pengawasan sarana/fasilitas produksi serta kegiatan dari
Kontraktor.

4.2.3. Agregat Kasar


Agregat kasar harus diperoleh dari sumber yang telah disetujui oleh Direksi. Agregat kasar ini
harus terdiri dari batu pecah atau batu kerikil atau bahan-bahan pengisi lain yang sejenis atau
kombinasinya seperti yang ditentukan harus menyediakan contoh-contoh agregat bila
diperlukan oleh Direksi. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari benda-benda yang lunak,
halus, tipis, atau potongan-potongan memanjang, alkali, unsur-unsur aorganik atau segala zat
lain yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Jumlah persentase tanah liat dan debu tidak
boleh melebihi dari 2% per satuan berat. Agregat kasar harus mempunyai bentuk baik, padat,
keras, awet dan tidak berpori-pori.

Kontraktor harus melakukan pengujian agregat secara teratur dengan pengambilan contoh dari
agregat yang digunakan dan banyaknya pengujian harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor
harus memberikan kepada Direksi salinan hasil catatan dari setiap pengujian.
4.2.4. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus dari sumber yang telah
disetujui Direksi dan pada saat digunakan harus bebas dari lumpur, unsur organik, asam, garam
dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang dapat merusak. Air yang bebas dari hidrokarbon dan
bahan organik yang merusak. batas jumlah bahan organik yang tidak larut tidak boleh melebihi
dari 500/106 berat dan endapan tidak boleh melebihi 31/106 berat.
Kontraktor harus melakukan pengujian secara teratur terhadap air yang diambil dari sumber
air tersebut pula, dan kekerapan pengujian yang disetujui Direksi, dan harus menyerahkan
catatan hasil setiap pengujian air tersebut kepada Direksi. Kontraktor harus menanggung
semua biaya dalam upaya mendapat air yang memenuhi kualitas yang ditentukan.

4.2.5. Bahan Pembantu (Additives)


Beton dan spesi harus dibuat dari semen, agregat dan air seperti yang ditentukan dalam
spesifikasi. Tidak ada unsur-unsur lain yang harus dicampur kedalam beton tanpa peretujuan
dahulu dari Direksi. Kontraktor boleh menggunakan untuk memperlambat pengerasan untuk
mempermudah/membantu penyiapan sambungan konstruksi dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

4.2.6. Contoh-contoh Bahan


Tidak lebih dari 60 hari sebelum memulai pekerjaan beton, kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi, contoh-contoh agregat dan besi beton yang diusulkan untuk digunakan dalam
pekerjaan beton. Tidak boleh mengadakan penggantian material pada saat sesudahnya, tanpa
ada persetujuan dari Direksi.

4.3. PENYIAPAN DAN PENGANGKUTAN BAHAN-BAHAN

4.3.1. Semen
Semua semen harus dikirim ke lokasi dalam kantong-kantong kertas tertutup, dengan diberi
tanda, atau dengan bentuk lain yang disetujui, kecuali kalau ada persetujuan tertulis dari
Direksi, pengangkutan semen dapat dilaksanakan dalam bentuk lain.

4.3.2. Agregat-agregat
Semua cara/metode yang digunakan Kontraktor untuk membongkar, memuat, menangani dan
menumpuk pasir serta agregat harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Kontraktor harus membersihkan dan meratakan untuk keperluan pembuangan air, semua
tempat yang diperuntukan untuk penimbunan bahan, dan harus menangani pekerjaan-
pekerjaan penumpukan pasir dan agregat secermat mungkin sehingga pengumpulan dan
pecah dapat sekecil mungkin dan bahan yang ditumpuk tidak tercemar oleh tanah atau bahan
lain karena terkena aliran air permukaan air tanah.

Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sedemikian rupa dengan suatu cara
menaruh semua bahan secara langsung pada posisi akhir dan dengan tebal lapisan tidak lebih
dari 1,25 meter. Pasir dan agregat tidak boleh dipindahkan dari satu tempat penimbunan ke
tempat penimbunan lainnya, kecuali apabila diperlukan peralatan permukaan.

Agregat-agregat dari masing-masing spesifikasi ditentukan harus dibawa secara terpisah ke


tempat pengadukan dan harus ditimbun disuatu tempat sedemikian rupa untuk mencegah
bahan-bahan tersebut saling tercampur.
Demikian pula bahwa agregat harus ditimbun dan ditangani sedemikian rupa supaya
memungkinkan pengambilan contoh dan pengukuran secara memuaskan terhadap kadar
kelembaban pada agregat yang terlindung dari sinar matahari dan menyirami dengan air untuk
mencegah menghangatnya agregat pada saat pencampuran beton.

4.4. PENGUJIAN BAHAN


Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk menjamin agar semua bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
spesifikasi ini. Untuk itu Kontraktor harus melakukan pengujian yang sesuai dengan standar
yang ditentukan atas biaya sendiri. Catatan-catatan lengkap dari hasil pengujian tersebut harus
tersedia dan disimpan dengan baik oleh Kontraktor dan apabila diminta oleh Direksi setiap saat
Kontraktor harus dapat menunjukkannya, baik selama waktu pekerjaan berlangsung maupun
selama 2 tahun sesudah pekerjaan selesai.

Sekalipun sertifikat-sertifikat pengujian serta analisa bahan dari pabrik telah dibuat, Direksi
atas pertimbangan sendiri dapat melakukan pengujian ulang setelah bahan-bahan yang
dimaksud dikirim ke lokasi. Untuk menjamin agar bahan-bahan tersebut sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.

Direksi dapat memperoleh contoh-contoh bahan yang diambil dipabrik-pabrik pembuat atau
dari pengiriman-pengiriman ke lokasi dan menyerahkan contoh-contoh tersebut jika yang
bersangkutan menginginkannya.

Direksi berhak menolak sesuatu bahan berdasarkan hasil dari pengujian tersebut, meskipun
kenyataan bahwa sertifikat pengujian pembuat bahan yang telah menunjukkan hasil pengujian
memuaskan.

4.5. KUALITAS BETON

4.5.1. Umum
Beton yang diperlukan untuk berbagai bangunan yang akan dibuat menurut spesifikasi ini, dan
untuk semua tujuan yang terkait sebagaimana yang diminta oleh Direksi, harus terdiri dari
bahan-bahan yang ditentukan didalam spesifikasi ini dan harus dicampur dengan perbandingan
yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan dalam spesifikasi ini, kecuali jika
secara khusus diubah oleh Direksi untuk tiap tim khusus dari pekerjaan.

Ketentuan dan persyaratan yang ditentukan disini harus sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton PBI 1971 (N1-2). Bahan-bahan harus dicampur dengan perbandingan yang
ditentukan untuk dapat menghasilkan suatu beton yang padat dan kuat, kandungan air dan
semen harus diawasi agar sesuai dengan persyaratan pada sub pasal b berikut ini.
Campuran percobaan harus dipersiapkan oleh Kontraktor sesuai dengan Standar Indonesia
yang relevan. Campuran percobaan dan pengujian-pengujian campuran ini pelaksanaanya
harus dihadiri oleh Direksi.

Dapat diberikan suatu toleransi pada perbandingan air/semen asal hal ini dilakukan untuk
kepuasan Direksi berdasarkan dari catatan hasil pengujian yang menyatakan bahwa
persyaratan beton yang telah ditentukan masih dapat diperoleh pada perbandingan air/semen
yang lebih tinggi.

Kontraktor tanpa biaya tambahan dari proyek, sedikitnya 45 hari sebelum memulai pekerjaan
beton harus membuat campuran-campuran percobaan untuk masing-masing kelas beton,
dengan menggunakan type mesin/peralatan yang sama yang akan digunakan untuk berbagai
pekerjaan. Campuran perkerjaan dapat diterima dalam hal kekuatan jika masing-masing dari
tiga tahapan adukan yang dibuat pada hari berurutan dengan porsi campuran yang sama,
memiliki kekuatan tekan pada umur 28 hari.

Selain dari persyaratan tersebut diatas, rancangan campuran beton, pembuatan dan cara
pengujian untuk semua beton harus diawasi oleh tenaga ahli yang mampu, yang
berpengalaman dalam pengendalian kualitas untuk produksi beton, pembuatan harus selalu
berada menghadapi sesuatu masalah yang timbul dari pembuatan beton, tenaga ahli yang
mampu tersebut harus selalu siap sedia untuk membantu tenaga yang ditetapkan untuk
pengawasan tersebut terus menerus.

4.5.2. Kelas dan Mutu Beton


Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji kuat
tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30 cm dengan
umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTO T23 sebagai berikut :

Kuat tekan Ukuran Perkiraan Kisaran


Rasio
umur 28 hari (kg/cm2) maksimum kandungan nilai
Tipe beton maksimum
Kubik Silinder agregat semen slump
air/semen
15 cm 15cmx30cm (mm) (kg/cm3) (cm)
0,40 420
Tipe-K450 450 400 -
(approx) (approx)
Tipe-K400 400 330 20 0,45 400 2~5
Tipe-K350 350 290 20 0,45 365 2~5
20 0,60 350
Tipe-K300 300 250 2~5
15(shotcrete) 0,35 ~ 0,50 400
5 ~ 15
Tipe -A (K225) 260 225 40 (20 mm)* 0,50 330
(2 ~ 8)*
Tipe -A (K225,
8 ~ 15
dengan pompa 260 225 20 mm 0,50 350
(2 ~ 8)*
beton)
Tipe-B (K175) 200 175 40 (20 mm) 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-B (K175,
dengan 200 175 20 mm 0,50 320 8 ~ 12
pompa beton)
Tipe-B Lining 200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-C (K125) 145 125 40 0,55 250 5~7,5
Tipe-D (K100) 115 100 20 0,55 200 7,5~10

4.6. PENGUJIAN BETON

4.6.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan, merawat dan mengoperasikan peralatan yang diperlukan
untuk pengambilan contoh, penyiapan dan pengujian beton, agregat dan air. Kontraktor harus
mengambil contoh-contoh beton dari campuran-campuran percobaan dan dari beton ditempat
pekerjaan-pekerjaan permanen dan harus memperbaikinya bila perlu, dan pengujian
semuanya sesuai dengan standar yang relevan. Bila menuang beton pada pekerjaan yang
dimaksud, Kontraktor harus melaksanakan pengujian konsistensi/slump pada permulaan dari
setiap penuangan beton. Biaya dari setiap pengujian tersebut dimaksud pengambilan dan
pengiriman contoh-contoh ke laboratorium serta semua biaya tambahan untuk itu, harus
ditanggung oleh Kontraktor, yang juga harus melaksanakan semua pengujian tersebut dibawah
pengawasan Direksi.

4.6.2. Pengujian Konsistensi/Slump


Pengujian konsistensi/slump harus dilaksanakan sesuai dengan PBI 1971 (N1-2). Nilai slump
beton harus serendah mungkin untuk menjamin pemadatan yang sempurna dengan peralatan
yang disetujui untuk pekerjaan tersebut. Nilai slump dari beton harus tidak melebihi :
- 50 mm untuk beton yang berisikan agregat kasar dengan ukuran maksimum 75 mm, untuk
beton pada lantai jembatan, puncak dinding beton, pilar-pilar beton, beton untuk bingkar
(curbs) dan pada pelat-pelat horizontal atau hampir horizontal.
- 75 mm semua beton lainnya.

Direksi berhak untuk menunjuk nilai slump yang lebih kecil apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan (practicable) dan akan menghasilkan beton yang berkualitas lebih baik atau
alasan penghematan.

4.6.3. Pengujian Kekuatan Tekan (Compression Test)


Kekuatan tekan beton harus ditentukan melalui pengujian 150 mm x 300 silinder kubus 150
mm x 150 mm atau kubus 200 x 200, yang dibuat dan diuji sesuai dengan PBI (N1-2), kecuali
untuk semua contoh beton, dimana silinder-silinder akan dicetak, potongan-potongan dari
agregat kasar yang lebih besar dari 38 mm harus dibuang dengan menyaring atau
memungutnya dengan tangga.

Semua contoh harus diambil secara acak dengan disaksikan oleh Direksi, lalu dicetak, dirawat
dan diuji sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dengan benda uji minimum 3 kubus.
Cetakan yang telah terisi harus ditutup dengan baik dengan karung goni basah, diletakkan
ditempat teduh. Setelah 24 jam, kubus-kubus cetakkan harus dikeluarkan dan dimasukkan ke
dalam air sampai kubis-kubus tersebut di lokasi harus dilindungi dengan menggunakan
termometer.

Kecuali diinstruksikan lain, setiap set pengujian kubus harus terdiri dari 6 kubus, 3 kubus harus
diuji pada umur 7 hari setelah pengecoran, tanggal pembuatan harus ditulis dengan jelas pada
kubus tersebut. Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi atas dasar kecepatan
pengecoran dan struktur bangunan, namun tidak lebih sering dari yang diperlukan untuk
menjamin agar beton yang dicor memenuhi spesifikasi dan persyaratan rencana.

Hasil dari pengujian kubus beton harus dinilai, sesuai dengan standar relevan. Persyaratan
kekuatan tekan dianggap memuaskan jika kekuatan tekan kubus berumur 7 hari tidak kurang
dari tiga per empat dari kekuatan tekan kubus yang berumur 28 hari.
Jika kekuatan tekan kubus disimpulkan dari pengujian tidak mencapai nilai yang diinginkan,
maka campuran beton tersebut harus dirancang kembali, tanpa ada biaya tambahan dari
Pemberi Pekerjaan.

Catatan-catatan :
- Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian yang diberikan dalam
satuan metrik.
- Kontraktor harus membuat catatan dalam formulir yang telah disetujui oleh Direksi dan
harus menyerahkan kepada Direksi rangkap tiga paling lambat 3 hari setelah pengujian
dilakukan.
- Kontraktor harus pula membuat dan menyerahkan catatan-catatan mengenai suhu udara
tempat pengecoran dan temperatur beton dan bahan-bahan beton untuk disetujui oleh
Direksi.

4.6.4. Benda Uji Teras Beton


Apabila akan diminta oleh Direksi untuk keperluan pemeriksaan ulang pekerjaan sebagaimana
dalam ketentuan persyaratan umum kontrak, harus dibuat benda uji beton pada pekerjaan
yang telah jadi dan dilakukan pengujian sesuai dengan standar yang relevan. Benda uji tersebut
harus berdiameter tidak kurang 150 mm dan dimana mungkin, memiliki perbandingan
tinggi/diameter sama dengan dua.

4.7. PENGADUKAN/PENCAMPURAN BETON


Kecuali bila dapat disetujui Direksi mengenai pembuatan beton kelas I, Kontraktor harus
membuat perbandingan berat masing-masing bahan dalam bentuk beton dari setiap adonan
secara tepat dan benar. Air harus dituang ke campuran agregat dan semen dalam mesin
pengaduk atau mesin pengaduk beton yang mudah dipindah-pindah, jumlah air yang
dituangkan adalah minimum yang diperlukan. Alat untuk mengukur air harus menujukan
secara teliti berat yang diperlukan dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemberian
air secara otomatis terhenti, jika jumlah air yang diperlukan telah tertuang ke dalam
campuran/adukan. Bahan-bahan pembentuk beton harus diaduk dengan campuran secara
merata dalam mesin pengaduk beton.

Volume dari bahan yang dicampur untuk setiap pengaduk, keseluruhan isi adukan harus
dituangkan sebelum pengadukan berikutnya dilakukan. Lama waktu pengadukan diukur pada
saat semua bahan berada di dalam drum pengaduk. Lama pengadukan ditentukan oleh Direksi,
namun harus dilakukan sedikitnya selama 1,5 menit.

Direksi berhak untuk menambah lama waktu pengadukan bila pengadukan bahan dan
pengerjaan pengadukan gagal untuk menghasilkan adukan beton dengan campuran bahan dan
konsistensi yang merata. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila diminta perubahan-perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan sebelum, selama dan sesudah pengisian bahan ke tempat mesin pengadukan.
Pengadukan yang berlebihan lainnya memerlukan penambahan air untuk mempertahankan
konsistensi beton yang diperlukan tidak diperkenankan.

Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada lokasi dimana menurut Direksi tidak
mungkin dapat dilaksanakan pengoperasian mesin pengaduk yang dapat dipindah-pindahkan.
Untuk memudahkan pengadukan dengan tangan Kontraktor harus membuat lantai pengaduk
beton dengan ketebalan tidak kurang dari 50 mm dan permukaan yang rata dan halus paling
sedikitnya 2 m2 luasnya dikelilingi oleh dinding penahan dengan ketinggian paling sedikit 100
mm. Semua persyaratan lain untuk pengadukan beton dengan tangan adalah sama seperti
yang ditentukan diatas.

Temperatur beton ketika dituang/dicor tidak boleh melebihi dari 32ºC dan tidak kurang dari
4,6ºC. Jika temperatur beton yang dituangkan berada antara 27ºC dan 32ºC, beton harus
diaduk dilokasi dan dituangkan segera setelah dicampur, jika pengecoran beton dilakukan
ketika udara sedemikian rupa sehingga temperatur dari adukan beton akan melebihi 32ºC.
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Kontraktor harus menggunakan cara yang efektif seperti
mendinginkan agregat lebih dahulu dan mencampuri air lebih dahulu dan mengecor pada pada
waktu malam, bila perlu untuk menjaga temperatur adukan yang akan dicor dibawah 32ºC.
4.8. PEKERJAAN ACUAN /CETAKAN (BEKISTING)

4.8.1. Rancangan Acuan/Cetakan (Bekisting)


Acuan harus sesuai dengan berbagai bentuk, garis, derajat dan ukuran mendapatkan beton
seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. Kontraktor
harus bertanggung jawab terhadap rancangan dari setiap pekerjaan acuan.

Bahan yang harus digunakan dan rancangan dari acuan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi sebelum pembuatan acuan dimulai, namun persetujuan tersebut tidak akan
mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk atau perlu adanya
perbaikan kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi atau tampak selama penggunaan. Direksi
kapan saja dapat menolak suatu bagian dari acuan yang tampak tidak sempurna dalam suatu
hal dan Kontraktor harus segera menyingkirkan acuan tersebut dari pekerjaan dan
menggantinya atas biaya sendiri.

Gambar-gambar yang menunjukan rancangan umum dan ukuran untuk acuan bangunan tidak
perlu diserahkan kepada Direksi untuk disetujui, kecuali kalau Direksi menuntut penyerahan
tersebut.

4.8.2. Konstruksi Acuan/Cetakan (Bekisting)


Acuan dapat dibuat dari logam, kayu berlapis logam, kayu lapis, papan lainnya yang dipress
atau dari papan yang diserut halus, dalam kondisi yang baik seperti yang diperlukan untuk
menghasilkan permukaan akhir yang ditentukan. Permukaan beton harus rata dan halus bila
merupakan permukaan saluran, acuan untuk permukaan-permukaan beton demikian itu dapat
dibuat dari kayu atau logam dan setiap bentuk dan ukurannya harus tepat, juga harus cukup
kuat dan kokoh untuk tetap bertahan pada posisi maupun bentuknya, apabila menahan
pembebanan pada saat berlangsungnya pekerjaan penuangan dan penggetaran beton dengan
alat vibrator untuk pemadatan.

Semua acuan yang didirikan harus kokoh, alat-alat yang cukup dan sesuai untuk membuka
acuan-acuan tanpa merusak permukaan dari beton yang sudah selesai harus disiapkan.
Sebelum beton dicor permukaan beton harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan yang secara efektif mencegahnya lengketnya beton pada acuan-acuan dan
tidak akan mengotori beton. semua material atau proses untuk melepaskan lekatan hanya
dapat digunakan setelah diuji oleh Direksi. Perhatian harus diberikan dalam penggunaan
minyak acuan, agar jangan sampai mengenai besi beton, karena akan mengakibatkan hilangnya
daya lekat. Fillets ukuran 20 x 20 mm harus diletakkan disudut-sudut acuan untuk
menghasilkan tepi-tepi yang melereng pad permukaan beton yang tidak terlindung (terbuka).
Sudut-sudut sebelah dalam pada permukaan dan pinggir-pinggir sambungan yang terbentuk,
tidak akan memerlukan pemiringan kecuali kalau syarat untuk pemiringan dinyatakan dalam
gambar.

Semua acuan harus dilindungi dengan baik pada posisinya untuk mencegah pengapungan atau
pergeseran selama pengecoran beton. Selama pengecoran beton, acuan dapat ditompangkan
pada pilar-pilar beton, kaki-kaki logam atau dengan cara yang lain yang disetujui. Penyangga
acuan harus berstandar pada pondasi yang baik sehingga tidak mungkin terjadi penurunan
acuan selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Penggunaan kawat beton yang menembus beton untuk menjamin agar pekerjaan acuan tetap
pada posisinya tidak diperbolehkan. Baut-baut yang menembus beton dapat dipergunakan,
namun jumlahnya harus dijaga seminimum mungkin untuk menjamin pekerjaan acuan tetap
kokoh.

Baut-baut tersebut berdiameter dari 12 mm dari tipe kerucut yang dapat ditanggalkan,
sehingga laras baut-baut tersebut tetap tertancap dalam beton sedangkan kerucut dapat
diangkat, lubang-lubang harus ditutup spesi semen dengan rapi dan benar. Perlu diperhatikan
untuk menjamin penutup sesuai dengan warna permukaan sewaktu beton mengering.

Acuan-acuan yang tidak melengkung, baik dipakai lagi asalkan acuan-acuan tersebut sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan. Acuan-acuan yang dimaksud harus sama bersih setiap
waktu sebelum dipakai lagi dan harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi.

Bila diperhatikan dalam gambar atau diperlukan atau diminta oleh Direksi, Kontraktor harus
membuat pipa-pipa, benda-benda khusus, alat-alat pemasang, pelat, sangkutan jangkar,
penopang baut dan mur dan sebagainya, ke dalam beton selama berlangsungnya pekerjaan.

Semua peralatan tambahan dipasang dengan tepat dan ditunjang dan kelurusan serta
kerataannya harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan pengecoran atau beton dimulai.
Tidak diijinkan adanya potongan besi beton untuk memungkinkan pemasangan pipa-pipa,
benda-benda khusus dan peralatan lainnya pada pekerjaan ini tanpa persetujuan Direksi.
Beton harus dkerjakan di sekeliling pipa-pipa, benda-benda khusus, peralatan lainnya untuk
pengikatan yang sempurna agar tidak terjadi kebocoran dengan adanya berbagai peralatan
tambahan tersebut.

Jika peralatan tambahan yang akan dipasang dalam pekerjaan tidak tersedia ketika akan
diadakan pengecoran beton, maka harus dibuatkan lubang-lubang pada beton tersebut dan
peralatan tambahan harus dipasang dan dibeton sebagai pekerjaan yang terpisah.

Lubang yang baru dibuat dengan ukuran yang luas untuk menjamin beton dapat dipadatkan
secara merata disekitar peralatan tambahan tersebut, dan harus dilengkapi dengan alat
penahan air (waterstops) jika diminta Direksi, sebelum menuangkan adukan beton kedalam
lubang-lubang tersebut, semua bahan-bahan yang lepas atau tidak sempurna, ceceran semen,
harus disingkirkan dan permukaan-permukaan sambungan harus dibikin kasar sepenuhnya
sehingga diperolah permukaan yang sama sekali baru, terpahat dan kasar. Permukaan yang
baru tersebut, setelah itu harus disikat bersih dan segera sebelum adukan beton dipasang,
permukaan itu harus dibasahi dan dilabur dengan spesi semen pasir dengan ketebalan 20 mm
menurut perbandingan adukan 1 : 2 dengan kekentalan adukan serupa susu yang kental.

4.9. PEMBUKAAN ACUAN/CETAKAN (BEKISTING)


Waktu dan cara pengikatan serta pembukaan acuan harus seperti petunjuk dari Direksi dan
pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda umurnya tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah acuan-acuan
dibuka permukaan beton harus diperiksa secara seksama dan permukaan-permukaan yang
tidak beraturan harus segera sampai disetujui Direksi. Acuan-acuan tidak boleh dibuka, kecuali
kalau disetujui Direksi, sampai kekuatan tekan kubus adalah 100 kg/cm 2 atau dua kali tekanan
dimana struktur akan dibebani, yang dimana diantaranya lebih besar.

Acuan-acuan hanya boleh dibuka dengan seijin Direksi dan pekerjaan pembuatannya setelah
diterima ijinnya tersebut harus dilaksanakan dibawah pengawasan mandor yang berwenang.
Ketelitian harus dilakukan selama pembongkaran untuk menghindari goncangan atau
pembalikan tekanan pada beton. dalam hal Direksi mempertimbangkan usulan Kontraktor
untuk pembongkaran pekerjaan acuan terlalu dini, baik kerena atau karena alasan lain. Direksi
dapat memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembongkaran tersebut dan Kontraktor
tidak berhak atas ganti rugi karena kemunduran pekerjaan tersebut.

Untuk beton yang dibuat dengan semen Portland biasa waktu minimum untuk membongkar
pekerjaan acuan harus seperti daftar dibawah ini :
- Sisi balok lantai dan dinding = 3 hari
- Lantai = 14 hari
- Sisi bawah balok dengan penyangga masih ditempat = 14 hari
- Pemindahan penyangga = 21 hari

4.10. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PENULANGAN BETON

4.10.1. Besi Beton

Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton berupa besi polos yang memenuhi ketentuan
standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut :

Property Besi Ulir Besi Polos

Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57


Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan
dipergunakan dan setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Tampang melintang besi tulangan
yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh panjangnya dengan yang disetujui PPK.
Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
Besi beton harus dijaga sepanjang waktu agar bebas dari kerusakan dan pencemaran, dan pada
saat digunakan sebagai tulang beton harus bersih dan bebas dari sisik gilingan yang lepas,
debu, karat lepas, gemuk, cat, lumpur dan sesuatu bahan yang lain yang menempel yang dapat
mengurangi perekatan. Besi beton hendaknya disimpan pada saat setempat berlindung dan
ditumpu agar tidak menyentuh tanah.

4.10.2. Penekukan/Pembengkokan
Semua besi beton yang ditekuk harus dalam keadaan dingin, penekukan menggunakan roller
yang dapat berputar secara bebas. Pemanasan tulangan beton hanya diijinkan bila disetujui
oleh Direksi, kecuali kalau dijelaskan secara khusus dalam gambar, tulangan beton harus
dibentuk dengan teliti sesuai dengan standar yang relevan. Besi beton yang ditekuk secara
salah tidak diluruskan atau ditekuk ulang tetapi harus disingkirkan/ditolak.

4.10.3. Pembuatan
Besi baja beton harus dipotong dari batang-batang besi baja yang lurus, bebas dari
lekukan/belitan, bengkok atau kerusakan/cacat lain. Semua besi beton harus disediakan
sebanyak dan sepanjang yang dinyatakan dalam gambar-gambar, kecuali bilamana ditunjukkan
pada gambar. Penyambungan besi harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Direksi.

Selang (laps) penyambungan hendaknya tidak kurang dari sepanjang yang ditunjukan dalam
gambar, dan harus mengambil ketentuan menurut standar yang relevan (PBI). Kawat-kawat
utama dari lembaran jaringan besi baja beton yang berdekatan harus berselang paling kurang
30 mm dan kawat-kawat melintang paling kurang 150 mm.

Kontraktor harus menentukan sendiri dari informasi yang dimuat dalam gambar dan
persyaratan yang tepat dari baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan. Kontraktor harus
mempersiapkan jadwal pembongkaran besi baja beton. Pengelasan besi beton memerlukan
persetujuan tertulis dari Direksi, besi beton harus dilas dengan las listrik. Contoh-contoh
sambungan las harus diuji terhadap keruntuhan, keretakan harus terjadi diluar sambungan dan
batang yang dilas mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan batang yang tidak dilas. Hanya
tukang-tkang las yang cakap dan berpengalaman yang berlaku yang dapat diterima Direksi
akan disetujui untuk pekerjaan ini.

4.10.4. Penempatan/Pemasangan
Besi beton harus dilindungi sepanjang waktu dari kerusakan, perlengkapan untuk pekerjaan
harus dibuat, agar dalam mencapai pada besi beton yang tidak ditopang. Tidak dijinkan adanya
pembongkaran batang besi pada pemasangan besi beton.

Batang besi dengan belitan atau bengkokan yang tidak ditunjukan pada rencana tidak boleh
digunakan. Kawat besi yang kuat digunakan untuk mengikat pada pertemuan besi dan letaknya
pada interval yang cukup dekat dengan untuk menjaga batang-batang besi tetap dalam posisi
yang benar, kawat jangan menonjol keluar melewati beton penutup.

Kontraktor harus menghitung semua biaya untuk semua upah kerja dan bahan penopang besi
beton untuk menjaga posisi besi beton tidak bergerak selama penuangan dan pemadatan
beton terbut tidak diperhatikan dalam gambar. Plastik spacer adalah cara/alat yang dipilih
untuk memegang besi beton ditempatnya. Blok beton, jika digunakan untuk mengatur besi
beton dari acuan, harus dilekatkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penujang yang memadai sehingga pelenturan batang-batang besi tidak terjadi.

Dimana bagian penunjang yang menonjol diatas dasar beton yang direncanakan untuk
menerima plesteran yang rata, maka penyokong harus dibuat dari bahan logam yang tidak
dapat berkarat. Besi bagian atas pada beton bertulang harus disokong sebagaimana mestinya.

Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran, ketentuan
berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sebagai berikut :

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

4.10.5. Pemeriksaan Sebelum Pengecoran


Pengecoran hanya boleh dilakukan setelah Direksi mengadakan pemeriksaan bahwa semua
persyaratan yang tersebut diatas telah diikuti sebagaimana mestinya. Untuk realisasinya
Kontraktor harus memberitahu Direksi sedikitnya satu hari sebelumnya, bila Kontraktor akan
melakukan pekerjaan pengecoran. Pemberitahuan dan pemeriksaan tersebut tidak
mengurangi sama sekali kewajiban Kontraktor akan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam kontrak.

Beton yang dicor yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan dapat
ditolak dan dibongkar, dan penggantinya menjadi tanggung jawab Kontraktor yang harus
dilakukan kedalam biaya Kontraktor sendiri.

4.11. PENGANGKUTAN, PENGECORAN DAN PEMADATAN BETON

4.11.1. Penumbukan, Pencampuran Kembali (Re-Tempering)


Penumbukan kembali adukan beton yang sebagian telah menjadi keras (yakni mencampur
kembali dengan atau tanpa tambahan semen, agregat atau air) tidak dibenarkan.

4.11.2. Pengangkutan
Semua adukan beton harus diangkut dari mesin pengaduk ke tempat pekerjaan secepat
mungkin dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan pemisahan bahan (segregation). Beton
harus dituangkan ketempat akhirnya dalam waktu lebih dari 30 menit setelah beton
dikeluarkan dari mesin pengaduk.

Dalam hal apapun adukan yang telah mengeras sebagian telah boleh digunakan untuk
pekerjaan. Pengecoran adukan beton harus dilaksanakan dengan cara sedemikian sehingga
terhindar dari keterlambatan yang tidak perlu dalam menempatkan lapisan beton baru diatas
lapisan yang terdahulu.

Ember beton yang dapat dipakai adalah ember yang sanggup menuang dengan cepat adonan
beton dengan nilai slump yang rendah yang telah ditentukan dan mekanisme pembuangan
harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus dengan
mudah untuk diangkat/dilekatkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama untuk
lokasi-lokasi yang sempit/terbatas.

4.11.3. Pengocoran
Segera sebelum memulai pekerjaan pengecoran semua acuan/cetakan harus diteliti secara
cermat untuk menjamin agar semua kotoran, serutan, serbuk gergaji dan limbah lainnya telah
dibuang, yaitu dengan menyikat atau menyemprotkan air atau dengan cara lainnya yang
disetujui.

Bagian dalam dari acuan kayu harus dibasahi dengan dengan air bersih segera sebelum adukan
beton ditempatkan kecuali kalau acuan tersebut telah dilapisi dengan acuan yang disetujui.
Tidak boleh menggunakan lapisan acuan lain selain air setelah tulangan beton ditempatkan ke
dalam acuan. Dalam segala hal keterlebihan air harus dibuang sebelum adukan beton dituang.

Penuangan adukan beton harus diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
pemisahan agregat kasar dari bahan yang lain dan harus dikerjakan secara merata dan
ditempatkan disekitar besi beton dan kedalam semua bagian acuan sedemikian sehingga
tulangan tertutup seluruhnya dan sedemikian sehingga tidak ada kekosongan atau celah yang
tertinggal.

Beton harus dituang lapis demi lapis dan dari ketinggian sedemikian rupa yang memungkinkan
untuk dilaksanakan hal tersebut.
Kecuali untuk beton yang dituangkan kedalam pondasi sumur, tidak boleh ada beton yang
dicor dalam air tanpa persetujuan tertulis dari Direksi, dan cara penuangan beton harus
menurut persetujuan Direksi. Beton tidak boleh dicor pada air yang mengalir dan tidak boleh
berhubungan dengan air yang mengalir tersebut sebelum beton tersebut cukup keras.

Tidak boleh mengecor beton dalam keadaan cuaca atau kondisi lain yang tidak
menguntungkan, kecuali dengan pengamanan-pengamanan uang disetujui Direksi. Kondisi-
kondisi tersebut adalah kondisi panas dan kering berlebihan, kondisi basah atau kondisi lain
yang tidak memungkinkan pengecoran beton secara memuaskan, untuk meneruskan
pengecoran beton sewaktu hujan kecil, diperlukan penutup yang dapat menutup
daerah/tempat yang akan dicor beton termasuk mesin pengaduk dan juga harus disediakan jas
hujan yang pantas untuk para pekerjaan.

Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, pengecoran tersebut tidak
boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai. Bila temperatur udara melebihi 32C
Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada pekerjaan-pekerjaan permanen tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan seperti pendingin
agregat lebih dahulu dan pengecoran diwaktu malam sebagaimana diperlukan untuk menjaga
agar temperatur beton selama pengecoran tetap dibawah 32C. Tidak dibenarkan mengecor
beton yang dilakukan pada temperatur udara melebihi 43C.

Pengecoran harus dilaksanakan dalam bagian antara sambungan-sambungan konstruksi yang


ditunjukkan atau disetujui, jika dalam keadaan tersebut perlu menghentikan pengecoran beton
sebelum bagian tersebut selesai, maka perlu dibuat sekat yang tegak lurus pada sumbu dari
bagian tersebut dan beton harus diratakan sampai sekat ini, dan sambungan yang terbentuk
harus diperlukan sebagai sambungan konstruksi. Pengecoran semua unsur beton precast harus
dilakukan secara continue.
Dalam pengecoran beton dalam sambungan konstruksi yang terbentuk, tindakan-tindakan
khusus diambil agar beton yang baru, merapat sekali kesambungan, dengan cara pembobokan
(pudding and spanding) dengan peralatan yang sesuai. Setelah permukaan dipersiapkan
dengan baik, permukaan dari sambungan-sambungan dimana beton akan dicor harus dilapisi
dengan semua lapisan penutup yang terbuat dari pasta semen murni atau ditutup dengan
lapisan spesi (mortar) kira-kira setebal 20 mm. Spesi harus memiliki perbandingan semen dan
pasir seperti campuran beton yang bersangkutan, kecuali kalau ditentukan lain.

Perbandingan air/semen dan konsistensi dari spesi tidak boleh melebihi dari adukan beton
yang akan ditempatkan diatasnya dan konsistensi spesi harus sesuai untuk pengecoran dari
pengerjaan dengan cara yang ditentukan disini. Adukan semen harus dihamparkan merata dan
harus rata juga pada permukaan-permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor
pada spesi yang baru.

Beton tidak boleh dituang melalui ketinggian vertikal yang melebihi 1,50 m, kecuali kalau
Direksi menyatakan persetujuannya mengenai cara tersebut. Beton tidak boleh dikerjakan
sepanjang acuan dengan menggunakan alat penggetar. Beton sejak semula harus ditempatkan
dalam posisi yang benar.
Dimana permukaan-permukaan yang akan dicor dengan beton mempunyai sifat menyerap dan
dimana untuk memudahkan pengecoran dan penggetaran beton dalam papan dasar dan
pelapis seperti yang ditentukan oleh Direksi.

Kontraktor harus menempatkan lantai kerja yang terdiri dari lapisan beton setebal 50 mm.
Lantai kerja harus dihamparkan dengan seragam pada pondasi yang dilindungi dan dibiarkan
mengeras selama sedikitnya 24 jam, sebelum penempatan beton baru.
Kontraktor harus mengatur pengecoran beton sedemikian rupa sehingga semua akibat yang
merusak karena temperatur, penyusutan dan penurunan dapat diperkecil seminimal mungkin
dan batas-batas toleransinya tidak dilampaui.

Program pengecoran beton tersebut harus disetujui oleh Direksi, namun demikian pekerjaan
tersebut tetap merupakan tanggung jawab Kontraktor bahwa semua persyaratan dapat
dipenuhi.

4.11.4. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dikerjakan secara merata disekitar
besi beton dan peralatan tetap terpancang serta kedalaman sudut-sudut cetakan dengan
menggunakan vibrator mekanik atau elektrik yang sebelum digunakan harus mendapat
persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus berdiameter yang sesuai dengan jarak besi
tulangan, frekuensi tinggi dan harus dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan jarak
yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai antara
satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga adukan beton
segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya.
Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung udara dipermukaan
adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik sejak saat
dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator harus dilakukan secara vertikal
dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau pelaksanaan
pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat hal tersebut
adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan pekerjaan seluruhnya

4.11.5. Beton Baru


Harus diperhatikan agar tidak ada goncangan atau getaran yang mencapai beton setelah
pengikatan awal sampai paling kurang setelah beton berumur tiga hari. Dalam hal beton yang
dipadatkan dengan getaran. Lapisan beton baru tidak boleh dibuang kecuali jika penggetaran
ulang pada lapisan beton yang lebih bawah menyebabkan beton menjadi plastis.
Bila penundaan terlalu lama untuk pengecoran beton secara keseluruhan, maka permukaan
beton yang lama harus diperlukan sebagai Consrtuction Joint (sambungan konstruksi).

4.11.6. Lantai Beton


Lantai beton (termasuk balok-balok yang merupakan bagian dari lantai beton) harus dicor
sekaligus. Kontraktor harus hati-hati untuk menghindari air dan adukan/spesi yang berlebihan
yang timbul dipermukaan setelah pemadatan. Kontraktor harus mempunyai pekerja yang
cakap untuk penyelesaian akhir permukaan lantai menurut standar yang ditentukan.

4.12. SAMBUNGAN

4.12.1. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)


Sambungan-sambungan konstruksi ditunjukan dalam gambar dan tidak dibenarkan
mengubahnya tanpa persetujuan dari Direksi. Sambungan vertikal harus dibuat dengan sekat
yang sesuai. Besi beton harus berkelanjutan pada sambungan-sambungan konstruksi. Bila tidak
ada dalam gambar, sambungan konstruksi hanya boleh diijinkan dalam keadaan darurat dan di
lokasi yang disetujui oleh Direksi.

Rincian dan posisi sambungan konstruksi harus diserahkan kepada Direksi untuk disetujui
sebelum berlangsung pekerjaan pembuatan beton. sambungan harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga sambungan dengan program pembuatan beton kerusakan karena penyusutan
dan temperatur dapat ditekan sampai minimal. Dimana terdapat panjang pekerjaan yang jauh
dari areal pekerjaan yang luas yang akan dimana hal itu menurut pendapat Direksi mungkin
dapat dilakukan. Kontraktor harus mengatur programnya agar beton baru ditempatkan
diatasnya.

Direksi dapat memerintahkan cara menempatkan tulangan tambahan dengan memakai jepitan
atau tipe penulangan yang sama pada sambungan konstruksi yang tidak dinyatakan dalam
gambar. Sambungan konstruksi harus kedap air, sambungan harus dibuat dalam garis-garis
lurus dengan acuan-acuan yang kaku tegak lurus terhadap garis poros tekanan dan sepadat
mungkin pada tempat-tempat yang paling sedikit bergeser (titik-titik dengan tegangan geser
kecil). Sambungan harus bertipe sambungan tegak datar kecuali kalau disetujui atau
ditentukan lain.

Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mulai mengikat, beton yang
terakhir harus diperlakukan secara cermat untuk pembeberan permukaan yang benar-benar
tidak rata bebas dari tumpukan partikel-partikel karena adukan spesi kebanyakan air (laitance).
Ukuran beton vertikal yang dicor dalam satu operasi tidak boleh melebihi 1,5 meter dan
ukuran beton horizontal tidak boleh melebihi 7 meter tanpa persetujuan dulu dari Direksi.

4.13. PENYELESAIAN PERMUKAAN AKHIR BETON

4.13.1 Perbaikan Permukaan Beton


Semua permukaan beton setelah tahapan pekerjaan selesai harus bebas dari ruang kosong
keropos, cacat benar dan ledutan. Bila terdapat kerusakan atau keropos, bekas-bekas acuan,
ruang kosong atau cacat lain. Kontraktor harus memberitahu Direksi dan bagaimana juga tidak
boleh langkah-langkah perbaikan tanpa instruksi dari Direksi lebih dahulu. Semua areal yang
rusak harus diteliti sesuai petunjuk Direksi untuk menempatkan besarnya, dalam dan sifat dari
kerusakan tersebut secara tepat.

Kerusakan yang memerlukan pembongkaran atau perbaikan adalah kerusakan yang berupa
sarang kerikil. Kerusakan adalah pembukaan acuan, lubang-lubang beton yang keropos,
lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan cetakan dan bergeraknya
acuan/cetakan. Ketidakrataan dan tonjolan harus dibuang dengan pahatan atau dengan
menggunakan perkakas lain disusul dengan penggosokkan dengan batu gerinda. Bagian yang
keropos dan kerusakan beton lainnya harus dipahat.

Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dibentuk sedemikian agar
pengisi akan terkunci di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24
jam sebelum dilakukan pengecoran. Permukaan isian akan disempurnakan seperti dinding-
dinding di sekitarnya dan harus memiliki tekstur yang sama. Semua tambahan harus dirawat.
Cacat, lubang-lubang baut dan tempat sarang kerikil yang diperbaiki, harus diisi dengan adukan
kering dan disusun dari satu bagian semen portland dan 2 bagian pasir sama-sama dengan
bahan pengisi yang tidak menyusut dan disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang ditentukan
oleh pabrik, dan dengan air yang cukup sehingga setelah unsur-unsur dicampur merata,
adukan semen akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas dan sedikit ditekan
akan menjadi bola dan tidak akan mengeluarkan air.

Spesi untuk perbaikan harus ditempatkan pada lapisan tipis dan dipadatkan secara merata
dengan peralatan yang sesuai. Harus hati-hati dalam mengisi lubang-lubang batang, baut dan
pipa agar keseluruhan lubang-lubang tersebut terisi sama sekali dengan spesi yang dipadatkan.
Namun demikian, jika terdapat kerusakan-kerusakan yang berarti, Direksi akan memerintahkan
agar lubang beton diperbaiki dengan pengisian spesi dengan cara tekanan (pressure grouting).
Jika kerusakan-kerusakan tersebut menurut pendapat dan kebijaksanaan Direksi terlalu besar,
Kontraktor akan memerintahkan pembongkaran dan penggantian bagian yang rusak tersebut.

Dimana beton akan terbuka terhadap pandangan, spesi harus dibuat sesuai dengan warna
beton tersebut dengan mengganti bagian dari semen yang biasa dengan semen portland putih
menurut jumlah yang diperlukan. Sambungan-sambungan pemuaian yang telah selesai harus
ditutup dengan baik dan dirapihkan untuk memperoleh persetujuan Direksi.

Direksi berwenang memerintahkan pembongkaran beton yang telah dituangkan karena


pengujian kubus terhadap yang telah dituangkan karena pengujian kubus terhadap beton
tersebut tidak memuaskan.

Dalam penilaian ini tidak diadakan perbedaan antara pemadatan dengan tangan dan dengan
alat penggetar. Perbedaan hanya diadakan untuk perbandingan. Kontraktor berkewajiban
untuk mengganti kembali bagian-bagian beton yang ditolak dan dibongkar dengan biayanya
sendiri demi mematuhi semua pasal yang relevan yang ada pada spesifikasi ini.

Jika diragukan tentang memadainya ataupun hal-hal lainnya mengenai pengecoran dan
pengerasan beton. direksi berwenang mengatur untuk melakukan pemboran pada beton yang
diragukan untuk mengambil inti contoh dan dilakukan pengujian, seluruhnya atas biaya
kontraktor kecuali bila beton tersebut ternyata memenuhi spesifikasi. Semua pekerjaan yang
diperbaiki dengan menggunakan bahan-bahan baru harus dirawat ditempat yang baik seperti
dijelaskan diatas. Memplester permukaan atau pengolesan dengan semen untuk menutupi
cacat pekerjaan tidak dapat dibenarkan. Biaya pekerjaan yang timbul dalam pekerjaan ini harus
ditanggung oleh Kontraktor yang harus memasukkan semua biaya yang diakibatkannya.

4.14. PENYELESAIAN
Penyelesaian pekerjaan permukaan beton hanya boleh dilakukan oleh pekerja yang ahli dan
dibawah pengawasan Direksi. Permukaan-permukaan yang tidak dibuat dengan acuan yang
akan ditutupi dengan urugan atau dengan beton harus diselesaikan dengan perataan dan
penambahan secara memadai dengan menggunakan mal untuk memperoleh permukaan yang
rata dan seragam.

Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus digunakan untuk permukaan yang tidak
bercetakkan yang akan terbuka terhadap pandangan atau yang akan mudah terkena air yang
mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan yang akan menjadi lalu lintas pejalan kaki atau
lalu lintas kendaraan, harus diselesaikan dengan sapu lidi. Perataan atau penggosokan dapat
dilaksanakan dengan memakai tangan atau peralatan yang digerakan dengan mesin. Perataan
dan penggosokan harus dimulai segera sesudah permukaan yang akan diratakan telah cukup
keras untuk menghasilkan permukaan yang baik dan bersusunan sama.
BAB 5
PEKERJAAN KAYU & BAMBU

5.1. BAHAN – BAHAN


Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui. Kayu harus berkualitas No.1 dan baik serta
benar-benar kering, kayu harus bertekstur yang seragam, lurus seratnya, bebas dari lubang
yang terbuka (mata kayu), lubang bor, seragam jamur, busuk, berbintik-bintik, rusak, bengkok,
retak dan kerusakan-kerusakan serta cacat lainnya.

Semua ketentuan lainnya yang harus diikuti seperti mata kayu, belokan, penyimpanan dan
kelas harus sesuai dengan syarat-syarat Standar Indonesia untuk Kayu NI5 seperti yang
ditentukan oleh Direksi.

5.2. PENYIMPANAN DAN PENGANGKUTAN


Semua kayu, baik sebelum atau sesudah diproses harus disimpan dibawah tempat yang
berpenutup, dimana tempat tersebut peredaran udaranya baik dan tidak lembab. Kayu harus
ditumpuk, dengan cara sedemikian rupa sehingga tercegah pembengkokan dan memungkinkan
semua kayu gampang untuk diperiksa. Langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk
membatasi pengeringan pada ujung-ujung atau menyimpannya dalam tempat yang
berpenutup yang disetujui Direksi.

Semua kayu harus mengalami pemeriksaan dilokasi satu demi satu oleh Direksi yang akan
menolak kayu yang tidak memenuhi kualitas yang ditentukan. Semua pekerja dan peralatan
yang perlu untuk memeriksa kayu tersebut harus disediakan oleh Kontraktor atas biayanya
sendiri.

Kontraktor harus memberikan faktur dari pemasok atau dokumen-dokumen lain, jika perlu,
untuk menguji jenis kayu dan asalnya. Semua kayu harus digergaji menurut ukuran yang benar,
apabila kayu yang disediakan diberi bahan pengawet dan kemudian dipotong, dibentuk atau
dibor, maka permukaan yang terbuka karena pemotongan, pembentukan dan pemboran
tersebut harus dilapisi juga dengan jenis bahan pengawet yang sama.

Semua pekerjaan kayu hendaknya dibiarkan dengan permukaan yang digergaji, kecuali dimana
secara khusus dijelaskan harus diserut. Semua ukuran yang dijelaskan, adalah ukuran jadi.
BAB 6
PEKERJAAN SHEET PILE

6.1. PENGADAAN STEAL SHEET PILE

6.1.1. PEKERJAAN SHEET PILE


Pada pekerjaan sheet pile ini, Kontraktor menyediakan bahan sheet pile, tenaga kerja,
peralatan, serta perlengkapan lainnya untuk melaksanakan pemancangan sheet pile baja
sesuai dengan persyaratan yang diuraikan berikut ini. Steal Sheet Pile Baja yang akan
digunakan setara Type OZ 20 A (single pile).

1. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran hasil pekerjaan pemancangan sheet pile dilakukan berdasarkan panjang sheet
pile beton yang telah terpancang. Pengukuran pemancangan sheet pile hanya berlaku
pada Gambar Kerja yang telah disetujui.

2. Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam Seksi
ini.
Gambar 6.1
6.2. PEKERJAAN PEMANCANGAN

6.2.1. UMUM

6.2.1.1. URAIAN
Pekerjaan yang dimaksud di sini terdiri dari penyediaan tiang dan
pemancangan atau penempatannya sesuai dengan gambar hingga ke
penetrasi atau kedalaman yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Untuk
konfirmasi dalam memastikan jumlah dan panjang tiang serta kapasitas
beban tiang maka, sebelum mulai memproduksi atau memesan tiang,
Penyedia Jasa harus melakukan penyelidikan tanah dan/atau pengeboran
tanah dan/atau percobaan pemancangan tiang dan/atau pile loading test.
Berdasarkan hasil konfirmasi tersebut maka Penyedia Jasa mengajukan
kepada PPK usulannya menyangkut panjang dan jumlah tiang, untuk
dievaluasi dan disetujui oleh PPK.

6.2.1.2. TIPE TIANG


Tipe tiang yang mungkin digunakan, yang akan ditunjukkan dalam gambar,
yaitu :
§ Tiang pipa besi (steel pipe pile) Ø 68,5 mm tebal 10 mm
§ Sheet pile besi (steel sheet pile)

6.2.1.3. TIANG UJI


Direksi Pekerjaan dapat meminta tiang uji, yang menurutnya diperlukan,
untuk mengetahui dan memastikan daya dukung dari tipe pondasi di lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyediakan dan melaksanakan tiang
pengujian tersebut pada lokasi yang ditentukan Direksi Pekerjaan. Jumlah
titik yang harus diuji akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi
jumlah ini tidak kurang dari 1 dan tidak lebih dari 4 untuk jembatan,
talang, atau bangunan lain yang membutuhkan pondasi tiang, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan dalam kaitannya dengan jumlah
bentang jembatan atau talang atau panjang lain dari konstruksi. Tiang uji
dapat dilakukan di dalam atau di luar batas pinggir pondasi.

6.2.1.4. PENGUJIAN BEBAN (LOADING TEST)


Uji beban dilakukan terhadap tiang yang telah didesain untuk mengetahui
daya dukung tiang sesungguhnya. Daya dukung tiang dilakukan dengan PDA
test saat pemancangan berlangsung atau dengan cara analisis hilley formula
berdasarkan data kalendring atau uji beban.

6.2.1.5. JAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE)


Kualitas bahan yang akan disediakan, keahlian pekerja dan
penyelesaian produk harus dimonitor dan dikontrol sebagaimana standar
yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
6.2.1.6. PENGAJUAN UNTUK PERSETUJUAN
Sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan pernyataannya menyangkut :
a. program yang mendetail menyangkut pekerjaan pemancangan;
b. rincian metode kerja yang diusulkan untuk memasukkan tiang
beserta peralatan yang akan digunakan;
c. perhitungan desain, termasuk driving formulae, yang akan
menunjukkan kapasitas dari tiang saat pemancangan dengan
menggunakan peralatan yang diusulkan Penyedia Jasa;
d. usulan untuk pile loading test, termasuk metode pemberian beban,
pengukuran beban dan penurunan serta usulan data yang akan
diberikan (bila ditentukan dalam Kontrak atau atas perintah Direksi
Pekerjaan).
Persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan atas hal-hal tersebut di atas harus
didapat sebelum dimulainya pekerjaan pemancangan.

6.2.1.7. PENYIMPANAN DAN PERLINDUNGAN BAHAN


Tiang besi harus disimpan tidak langsung meletakkannya di atas tanah, tetapi
diletakkan di atas sokong kayu yang ditempatkan di atas tanah yang kuat yang
tidak berkecenderungan untuk turun akibat berat tiang, baik saat basah atau
kering. Bila tiang akan ditumpuk berlapis maka harus ditempatkan sokong di
antara setiap lapisan dan tinggi tumpukan tersebut tidak boleh lebih dari
2 m. Sokong pada setiap lapisan harus ditempatkan di atas lapisan
sebelumnya dan jaraknya dari ujung tiang tidak boleh lebih dari 20% panjang
tiang.

6.2.1.8. KUALITAS PEKERJAAN DAN PERBAIKAN PEKERJAAN YANG TIDAK


MEMUASKAN
a. Bila tiang melebihi toleransi yang ditentukan di atas maka Penyedia
Jasa, dengan biayanya sendiri, harus melaksanakan perbaikan yang dinilai
perlu oleh Direksi Pekerjaan;
b. Setiap tiang yang rusak akibat kerusakan di dalam atau pemancangan
yang salah harus dicabut dari posisinya atau dipancang ke bawah elevasi
yang ditunjukkan dalam gambar atau yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan dan harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa;
c. Perbaikan pekerjaan, sebagaimana yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan
dilaksanakan dengan biaya Penyedia Jasa, harus termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, hal-hal berikut :
1) menarik kembali tiang yang tidak sempurna dan menggantinya dengan
tiang yang baru dan / atau yang lebih panjang, bila dibutuhkan;
2) memancang tiang kedua disepanjang pipa yang rusak atau tiang
yang mutunya rendah;
3) memperpanjang tiang dengan menyambung, sebagaimana yang
ditentukan spesifikasi ini, untuk mendapatkan kedalaman tertanam
yang cukup dari kepala tiang.
6.3. BAHAN

6.3.1. STEEL SHEET PILE


Steel sheet pile harus memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi pada
gambar 6.1 diatas.

6.3.2. STEEL PIPE PILE


Steel pipe pile (tiang pipa baja) harus m e m e n u h i k r i t e r i a :
Section Modulus : 2070 cm3/m
Moment Of Inertia : 41601 cm4/m
Minimum yield strength : 345 N/mm2
Max. Bend. Mom : 714,2 kN. m/m

6.3.3. PEMANCANGAN
Pemancangan keras yang menyebabkan keretakan sheet pile harus
dihindari dengan membatasi tinggi jatuh hammer (palu pemukul) dan
jumlah pukulan. Secara umum, untuk kemudahan pemancangan, berat
hammer (palu pemukul) harus sama dengan berat tiang. Pada waktu
memancang, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kepala
tiang tetap berada di tengah hammer (palu pemukul) dan normal terhadap
panjang tiang dan tiang tetap berada di posisinya, relatip terhadap pengarah.

6.3.4. PENYAMBUNGAN
Secara umum, penyambungan sheet pile tidak diijinkan. Apabila tidak dapat
dihindari digunakannya sheet pile yang panjang maka ujung tulangan
memanjang harus sepenuhnya dilas. Tulangan tambahan harus diatur
posisinya dengan benar dan ditahan di posisinya selama pengelasan.

6.3.5. SEPATU TIANG


Bila tiang akan dipancang ke dalam atau menembus tanah seperti batu,
kerikil kasal, lempung dengan batu bulat, atau tanah keras yang dapat
merusak unjung tiang maka tiang harus dilengkapi dengan sepatu datar atau
sepatu runcing. Sepatu dapat terbuat dari besi atau baja. Pada lempung
seragam atau pasir, penggunaan sepatu dapat diabaikan, dan dalam hal ini
tidak ada keuntungan melancipkan ujung tiang. Bidang permukaan sepatu
akan menerima tegangan yang lebih besar dari tiang sheet pile dan
bahagian ini harus mempunyai batasan yang aman sebagaimana
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

6.3.6. PENGARAH (LEADER)


Pengarah pemancangan tiang harus dibuat sedemikian rupa sehingga
memberikan kebebasan pergerakan pada hammer tetapi tetap dapat
memegang hammer dijalurnya dan menjaga untuk tetap berada pada as yang
sama dengan tiang yang dipancang. Leader juga harus berfungsi memegang
tiang yang dipancang agar tiang berada pada posisi yang direncanakan dan
dalam keadaan vertikal atau dalam keadaan miring seperti yang
direncanakan. Leader dapat diikatkan dengan kuat ke
peralatan pegantung hammer dan dapat juga dipasakkan dengan kuat ke
tanah. Kecuali bila tiang tersebut dipancang melalui air, pengarah
tersebut lebih diinginkan mempunyai panjang yang cukup sehingga
penggunaan sebuah follower tidak diperlukan.

6.3.7. FOLLOWER
Pemancangan suatu tiang dengan menggunakan follower, bila dimungkinkan,
harus dihindari dan hanya dapat dilakukan bila mendapat ijin dari Direksi
Pekerjaan.

6.3.8. TIANG YANG MENJULANG


Di tanah, dimana terdapat suatu kemungkinan tiang menjulang karena
bentuk tanah, level dari top of pile harus diukur dengan interval terhadap
tiang yang sudah dipancang di dekatnya. Tiang yang menjulang terhadap
tiang disebelahnya harus dipancang kembali ke kedalaman atau perlawanan
yang direncanakan, kecuali bila pengujian pemancangan tiang di dekatnya
menunjukkan bahwa hal itu tidak diperlukan.

6.3.9. WATER JETTING


Penggunaan water jetting untuk tiang hanya dilakukan dengan ijin
Direksi Pekerjaan dan dengan suatu cara yang tidak memperlemah daya
dukung tiang yang sudah ditempatnya serta tidak memperlemah stabilitas
dan keamanan bangunan di dekatnya.
Jumlah penyemprot dan volume serta tekanan air pada nozzle harus cukup
untuk secara bebas menggerus material yang ada di dekat tiang. Tekanan
harus di antara 0.5 – 1.0 N/mm2, tergantung pada kepadatan tanahnya.
Perlengkapan harus dibuat, sebagaimana diperlukan, untuk mengarahkan
keluarnya air yang muncul di permukaan tanah. Segera sebelum dicapainya
penetrasi yang diinginkan, semprotan harus dihentikan dan tiang selanjutnya
dipancang dengan hammer hingga dicapai set yang diinginkan.

6.3.10. TIANG YANG CACAT


Prosedur pemancangan tidak boleh mengakibatkan tiang mengalami
pemancangan yang berlebihan dan perlakuan tidak pantas yang dapat
mengakibatkan serpihan atau perubahan bentuk besi. Perlakuan salah
terhadap tiang dengan memaksa tiang ke posisi yang diinginkan, yang
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah berlebihan, tidak diijinkan. Tiang
yang rusak harus diperbaiki dengan biaya dari Penyedia Jasa dan sebagaimana
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
6.4. PENYELIDIKAN DENGAN BORING DAN PENGUJIAN KEKERASAN, SERTA PENGUJIAN
TIANG

6.4.1. PENYELIDIKAN DENGAN BORING DAN PENGUJIAN KEKERASAN


Penyedia Jasa harus melaksanakan penyelidikan dengan boring dan pengujian
kekerasan untuk memastikan kondisi pondasi dari pemancangan tiang.
Penyelidikan dengan boring harus dikombinasi dengan pengujian kekerasan,
yang terdiri dari Starndard Penetration Test (SPT), Dutch Cone Penetration
Test (DCPT), Hand Auger Boring dan Swedish Weight Sounding Test (SWST)
berdasarkan pada JIS A1221-1995.
Bila diinstruksikan Direksi Pekerjaan, penyelidikan dengan boring dan
pengujian kekerasan ini harus dilaksanakan sesuai dengan metode pengujian
yang dinyatakan dalam spesifikasi tentang pengujian.

Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, semua biaya yang dibutuhkan untuk
penyelidikan tersebut di atas harus dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan dari pekerjaan pemancangan tiang dan pekerjaan pondasi, dan tidak
ada pengukuran dan pembayaran yang akan dilakukan untuk pengujian ini.
Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan seluruh peralatan dan personil yang dibutuhkan untuk
pekerjaan pengujian tersebut dengan biaya dari Penyedia Jasa.

6.4.2. PENGUJIAN TIANG


Daya dukung tiang tunggal harus dipastikan dengan computerized electrical
measuring sensor dengan analisis otomatis dan peralatan perekam yang
dikalibrasi oleh badan yang berhak untuk itu atau dengan loading test
terhadap tiang tunggal tersebut, tidak masalah apakah tiang berada di dalam
atau di luar area pondasi. Umumnya, pengujian tersebut harus terdiri dari
pemancangan tiang uji yang dilengkapi dengan sensor atau penggunaan suatu
beban uji ditempat melalui platform yang sesuai, yang didukung tiang atau
metode lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus
mengajukan metode untuk pengujian tiang kepada Direksi Pekerjaan untuk
disetujui sebelum dimulainya pengujian tiang, termasuk jadwal, peralatan,
bahan, metode dan semua yang dibutuhkan untuk pengujian.

Penggunaan jack hidraulic untuk pemberian beban pada tiang harus


tergabung dalam sistem. Alat pengukur harus digunakan untuk
mendapatkan pengukuran yang akurat terhadap beban uji, sebagaimana hal
itu terjadi pada tiang, dan terhadap besar penurunan pada setiap
pertambahan beban. Alternatip lain dari jack hidraulic dengan beban dan
pengukur tekanan yang cocok atau sistem lain yang disetujui, dapat
digunakan.
6.4.3. RENCANA KERJA PEMANCANGAN TIANG
Berdasarkan hasil tiang uji sebagaimana diuraikan di atas, Penyedia Jasa
harus mengajukan rencana pemancangan tiang, termasuk tipe tiang, jumlah
dan panjang setiap tiang, pembuatan tiang dan metode pengangkutannya,
metode dan jadwal pemancangan serta yang lainnya yang berkaitan dengan
rencana kerja untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Pemesanan
dan pembuatan tiang agar dilakukan setelah pengajuan di atas telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.

6.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

6.5.1. PEMANCANGAN STEEL SHEET PILE


Dinding steel sheet pile pekerjaan permanen harus diukur dalam meter
(m’) dari pekerjaan yang selesai dipancang berdasarkan garis yang
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diinstruksikan oleh Direksi
Pekerjaan. Area dinding tersebut harus merupakan hasil dari pengukuran
panjang dari steel sheet pile, yang diukur dari dasar tiang ke cut-off level
dikalikan dengan panjang bangunan pada cut-off level. Tiang angker batang
pengikat atau blok, waling, dll yang ditunjukkan dalam gambar tidak diukur
untuk pembayaran pada item pemancangan tiang. Pemancangan sheet
pile sementara untuk cofferdam, drainase, penyokong galian atau
penggunaan pada pekerjaan sementara lainnya tidak akan diukur atau
dibayar pada pekerjaan ini tetapi harus dianggap sudah termasuk dalam
berbagai item untuk galian, bangunan air, bangunan lainnya yang
berhubungan, atau pada pekerjaan sementara yang sesuai dengan item
tersebut bila ada ditentukan dalam Kontrak.

6.5.2. PEKERJAAN YANG SALAH DAN TIANG YANG RUSAK


Tidak ada pengukuran atau pembayaran yang akan dibuat untuk
menyediakan atau memancang tiang untuk pekerjaan yang salah. Tiang
yang rusak, tiang yang dipancang diluar lokasi yang ditentukan atau tiang
yang rusak saat pemindahan atau saat pemancangan tidak akan diukur
untuk pembayaran.
47
30 TP.7

TP.M

48

42

48

49

29

41
TP.5

TP.J

49

50

28

51

50

40 63

52

66
53
51

TP.N

27 54

TP.I

P. 50
65

26

86
P.

2
52

8
55

64

P.
25
39

82
56

5
P.
71

80
70
37

0
24 38 57
53

P.
69

77
58 68

63

5
67

P.
36

75
TP.H
23 66

0
59

62

P.
35

7
65
60
61

25
P.637 64

P.
70
22

8
.9
54

0
TP.O

P.
14
34

TP.G

67
63

5
P.
65
21 33

0
3 5

P.
5.
55

15

62
20

62

5
32

P.
60
61
19

0
TP.P

P.
56

57
60

5
P.
18

59
57

5
58

50
P.
31

TP.F

52
5
P.
50
30

0
P.
4
75
17

P.
29

45
TP.4

0
P.
4
28

25
16

P.
40
0
P.
27

15

37
5
P.
35
0
P.
32
26
14

TP.E

5
P.
13

25

30
0+361.429

0
P.
27
24

0+337.708

5
P.
23

25
12

22

0
TP.D

P.
22
5
P.
20
21

11

0
10

P.
17
5
P. 45
20

TP.C

15 ,84
P.
1
0
P.
19
9

12
5

9
P.
8

18

10
0
P.
57
17

7
P.B
TP.2

P.
16

05
15

P.
14

25
6

13

0+
00
0
P.

X=43
12

46
Y=414 62.5580
5
25

P.A

328.
8767
P.

11
50

10

X=43
P.

47
Y=41 02.593
7

4
4299 4
5

04 .1235
0+166.7
00
P.

0.
9
10

16
BM.03
0

X=43
P.

47
Y=414 42.393
8

8 4
12

9
16.5 269.
6658
0+2
5
P.

7
15
0

TP.2
X=43
P.

47
Y=414 82.230
6

66.1 0
1

239.
0+2 9927
75

5
P.
20

4
0

2
P.

1
22

0+315.773
G
5

1
P.

H
25

X=434
0

Y=41 861.4040
P.

5
4181
.3497
27

6 J

8
5

10
P.

11
30

12

14
13
X=4348
87
Y=4141 .2072
0

K
15

0 47.3125
P.

16

14.3
17

0+4
32

18 L
5
P.

M
35

N
X=434
0

Y=41 898.5984
P.

12 4120
57.0 .7445
37

0+4
5
P.

P
40

Q
0
P.

0+485.919
42
5

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA

LAY OUT DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR


SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI
IRIGASI DAN RAWA IV
: SEI WAMPU

NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 .ON NOI TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI SHOP DRAWING


NAMA JABATAN PARAF GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
Caping Beam
Ø051-61 1.000

Ø051-21
1.000
5.445

Canal C-20 Jarum Pengeras m


eK
l Slink Baja,Ø26mm
Dibungkus Selang
13.220
14.220
Sheet Steel Pile OZ 20 A
POTONGAN 1 - 1
Slink Baja,Ø26mm
Dibungkus Selang

Caping Beam ( K- 225 )

0.392
1.000 +10.50
Ø15
60
-

Ø15
20
- +10.00
Jarum Pengeras
1 1 1.000

0.685
Slink Baja,Ø26mm
Dibungkus Selang
5.445 0.250

Canal C-20
Canal C-20 Sheet Steel Pile OZ 20 A K
m
el

Sheet Steel Pile OZ 20 A

0.685
Slink Baja,Ø26mm
Dibungkus Selang

m
eK
l
Canal C-20 Canal C-20 -8.00

Sheet Steel Pile OZ 20 A

DETAIL STEEL SHEET PILE

DETAIL PEMBESIAN CAPING BEAM

TAMPAK ATAS TANGGUL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
PROVINSI : SUMATERA UTARA

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU

IRIGASI DAN RAWA IV


NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 .ON NOI TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI SHOP DRAWING


NAMA JABATAN PARAF GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
1,5
1

CL
P. 100 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
MAN +10.00
10

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00

11,432

11,244

11,315

11,059

11,152

11,035

10,963

11,092

11,262

10,932

10,218

10,714

10,258

10,624
11,134

11,071

11,152

11,006

10,886

10,658

11,253
11,176
11,163

ELEVASI TANAH ASLI


ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m)
DISTANCE (m) 1,605,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

CROSS SECTION STA P. 100 U/S

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA


DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU

IRIGASI DAN RAWA IV


NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI


GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
CL
P. 125 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
MAN +10.00
10 Geotekstil
Geotekstil

8.92
5 9.10

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00

10,484

10,707

11,031

10,458

10,408

11,052

11,103

10,804

10,655

10,308

10,326

10,524

11,243
4,892

4,375

3,975

3,575

3,475

3,375

3,275

3,125

2,975

2,575

2,375

2,175

1,875

1,875

1,375

1,275

0,875

0,675

0,875

0,375

0,275

0,375

0,575

4,375
7,969

ELEVASI TANAH ASLI


ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m)
7,45 6,90 5,95 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,50 15,05 4,40 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)

CROSS SECTION STA P. 125 U/S

CL
P. 155 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
Geotekstil MAN +10.00
10 Geotekstil

7.94 8.54
5

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00

11,182

11,165

10,408

10,476

10,682

10,658
10,254
6,512
2,80 4,936
2,45 4,770

4,177

4,077

3,877

3,477

3,477

2,877

2,577

2,177

1,677

1,477

1,377

0,977

0,877

0,877

0,377

1,077

0,123

1,177

4,377

5,370
8,083

4,856
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

1,00

0,50
JARAK (m)
4,55 6,05 5,00 5,00 5,00 5,00 15,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 10,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 9,30 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA


DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR

CROSS SECTION STA P. 155 U/S NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI

. LJ
IRIGASI DAN RAWA IV
: SEI WAMPU

KABUPATEN : LANGKAT

DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI


GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
CL
P. 175 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
Geotekstil Geotekstil MAN +10.00
10

5.73 5.72
5

-5 1,5
1

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
8,904

11,620
10,907
8,813

8,553

8,268

8,328

8,095

8,095

-0,515
5,185
4,285

4,285

4,085

3,885

3,785

3,785

3,785

3,735

3,735

3,785

3,685

3,685

3,685

3,685

3,685

3,685

2,685

1,485

0,185

2,485

3,585

5,185
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m) 0,80


DISTANCE (m) 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,90 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,80 5,20 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 7,70 1,70 7,00

CROSS SECTION STA P. 175 U/S

CL
P. 200 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
Geotekstil MAN +10.00
10 Geotekstil

5.18 5.57
5

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00

-0,513
9,774

9,885

9,645

9,415

9,265

9,260

9,290

9,601

5,187

4,387

4,187

3,987

3,987

3,687

3,687

3,487

3,587

3,687

3,487

3,487

2,787

2,687

2,687

1,487

0,187

2,687

3,387

5,187
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
JARAK (m)
DISTANCE (m)
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,60 4,10 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,25 DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU

IRIGASI DAN RAWA IV


NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

CROSS SECTION STA P. 200 U/S DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI


GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
CL
P. 250 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
MAN +10.00
10

0 19.00 1,5
1

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,647

10,612

10,557

10,385

10,202

10,263

3,607

3,707

4,107

4,107

3,807

3,907

4,107

5,307
10,666

5,307

2,907

3,807

4,007

3,107
2,607

3,107

3,307

3,307
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m)
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 7,65 5,00 5,00 5,00 5,00 3,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)

CROSS SECTION STA P. 250 U/S

CL
P. 225 U/S
15 +13.00
MAB +12.00
1,5
1
Geotekstil MAN +10.00
10
3.39

0 19.00

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,444

10,144

5,205
3,805

3,605

3,705

3,905

3,905

3,605

3,305

2,805

2,405

2,905

4,005

3,605

3,005

2,905

2,405

5,205
9,892

9,849

9,772

9,544

8,993

ELEVASI TANAH ASLI


ORIGINAL GROUND LEVEL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
JARAK (m) 1,30 DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
DISTANCE (m)
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 11,65 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU

IRIGASI DAN RAWA IV


NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

CROSS SECTION STA P. 225 U/S DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI


GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
CL
P. 475 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00

-5 1,5
1

bidang persamaan -10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai


reference level
-14,00

1,5010,562
10,444

10,673

10,854

10,822

10,753

10,622

10,551

10,122

10,190

10,041

10,152
3,605
3,937

3,811

3,716

3,618

3,716

3,840

3,900

3,941

3,907

3,859

3,751

8,082

8,620

9,104

9,130

9,852

9,687

9,701
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
0,80

JARAK (m) 9,00 5,05 5,00 5,00 7,55 5,00 5,00 5,00 8,35 5,00 5,00 4,40 4,20 5,00 5,00 3,20 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)

CROSS SECTION STA P. 475 D/S

CL
P. 450 D/S
15 +12.000
2 1,5
1 1
10 MAB +07.00

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,160

10,353

10,334

10,612

10,613

10,754

10,732

10,753

10,534

10,089

10,393

10,264

10,192

10,074

10,053
8,428

8,731

9,033
9,253

9,591

9,793

9,738

9,773

9,883

9,860
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m)
6,00 5,05 2,65 5,00 3,351,754,90 4,30 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,80
DISTANCE (m)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU

CROSS SECTION STA P. 450 D/S NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ
IRIGASI DAN RAWA IV
KABUPATEN : LANGKAT

DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI


GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
CL
P. 525 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00

-5

1,5
1
bidang persamaan -10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai
reference level
-14,00

1,7510,397
10,320

10,723

10,721

10,542
8,342
1,890

1,745

1,945

2,045

2,045

1,845

1,645

1,545

1,645

1,450

2,745

3,695
1,15 7,514

8,804
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m)
10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 7,55 4,45 3,10 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)

CROSS SECTION STA P. 525 D/S

CL
P. 500 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00

-5

bidang persamaan -10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai


reference level
-14,00

1,5010,423
1,7010,402

10,362

10,383

10,403

10,312

10,191

10,242
1,150

0,650

1,350

7,973

8,669
2,00 9,223

9,136
9,683
8,563
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

1,10
JARAK (m) 10,00 10,00 10,00 70,10 3,70 3,803,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
DISTANCE (m)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA

CROSS SECTION STA P. 500 D/S DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR


SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI
IRIGASI DAN RAWA IV
: SEI WAMPU

NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI


GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
CL
P. 575 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00

1,5
-5
1

bidang persamaan
-10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai
reference level
-14,00
2,436

2,336

2,236

2,536

2,136

1,536

1,736

2,536

2,636

2,636

2,736

2,536

2,736

7,390
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m) 10,00 10,00 10,00 10,00 20,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
DISTANCE (m)

CROSS SECTION STA P. 575 D/S

CL
P. 550 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00

-5

bidang persamaan -10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai


reference level
-14,00
2,340

2,240

2,240

2,140

2,140

2,140

2,140

1,740

1,740

1,840

1,940

3,696

6,565
1,45 7,366
2,85 7,431
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m) 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 4,10
DISTANCE (m) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU

IRIGASI DAN RAWA IV


NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

CROSS SECTION STA P. 550 D/S


DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI
GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan
CL
P. 600 D/S
15 +12.000
10 MAB +07.00

-5 1,5
1

bidang persamaan -10 Timbunan Tanggul Penutup Sungai


reference level
-14,00
3,432

3,915

3,680

2,730

2,330

2,330

2,330

2,130

1,930

1,530

1,330

1,070

1,180

2,030
ELEVASI TANAH ASLI
9,982

ORIGINAL GROUND LEVEL

JARAK (m) 10,40 5,40 5,60 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
DISTANCE (m)

CROSS SECTION STA P. 600 D/S

CL
P. 625 D/S
15

10 MAB +07.00

-5

-10
bidang persamaan
reference level
-14,00
10,004

10,137

10,254

10,117

10,227

10,057

10,157

4,250
1,50 3,750

3,750

3,750

3,650

3,450

3,450

3,350

3,150

3,150

2,750

2,750

2,550
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROVINSI : SUMATERA UTARA
JARAK (m) DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 7,50 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II LOKASI : SEI WAMPU
DISTANCE (m)
IRIGASI DAN RAWA IV
NADEM 34102 SOP EDOK 5541687 ) 160 ( . PLET RUYHSAM . LKP 03 . ON NO I TUSAN . H . A RASEB . DNEJ . LJ KABUPATEN : LANGKAT

CROSS SECTION STA P. 625 D/S DISETUJUI / DIPERIKSA DISETUJUI REVISI


GAMBAR :
TEAM LEADER PPK

DIPERIKSA OLEH :
NAMA JABATAN PARAF
SKALA :
Ruli Irwandi Qauntity

PT. Raya Konsul-Alles Prima, KSO NO. GAMBAR :

DIPERIKSA OLEH TIM TEKNIS : LEMBAR :

NAMA JABATAN PARAF

Sopyan Helmi, ST Peltek Prowaslak


IR. AGUNG SETIONO JUHENDRA SIRAIT, ST, M.Ec, Dev NO. REVISI TANGGAL YG DI REVISI DIRENC. Frengki P. Siregar, S.Sos, ST Peltek Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai