Anda di halaman 1dari 84

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN EMBUNG KIPP (MYC)

KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI


KALIMANTAN TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2022-2024


BAB I
SPESIFIKASI UMUM

1.1. UMUM
Pekerjaan 14 Embung menggunakan sistem Zonasi sehingga dibutuhkan minimal lebih dari 1
Tim Pekerja. Mobilisasi dan kebutuhan kendaraan agar diperhitungkan untuk sistem Zonasi
tersebut.

Harga upah personel harus mengikuti minimal harga upah kabupaten Penajam Paser Utara
Nomor 561/K.602/2021 Tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten Penajam Paser Utara
Tahun 2022.

Penyedia Jasa harus menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara fasilitas konstruksi


sementara sebagaimana ditentukan dalam Spesifikasi Umum dan instruksi Direksi.

Kurang dari 30 hari setelah menerima Surat Keputusan Penetapan Pemenang (SKPP),
Penyedia Jasa harus menyerahkan dokumen untuk disetujui Direksi, yang berisi tentang
program pelaksanaan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Umum, program detail pengadaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas konstruksi sementara yang diperlukan. Setiap
program harus menguraikan secara jelas semua detail perencanaan meliputi lingkup pekerjaan,
lokasi bangunan dan daftar-daftar, program pelaksanaan, gambar, detail design, dan
perhitungan termasuk juga uraian kebutuhan peralatan, material, dan fasilitas tertentu/lainnya.
Sehingga memungkinkan Direksi untuk memperkirakan waktu dan biaya seluruh pekerjaan.

Penyedia Jasa juga harus menyerahkan pada Pemberi Kerja semua surat izin dan lisensi yang
mungkin diperlukan berdasarkan pada hukum dan ketentuan pemerintah, dalam hal tertentu
Pemberi Kerja dapat membantu pengurusan setiap izin dan lisensi terkait.

1.2. Lingkup Pekerjaan


Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyediakan material, pekerja dan peralatan yang
diperlukan selama pelaksanaan dan penyelesaian serta saat pemeliharaan seluruh pekerjaan,
sesuai dengan kontrak dan ijin dari Direksi.

Pekerjaan 14 (Empat Belas) Embung didalam KIPP dengan lingkup sebagai berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN UMUM

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


2. Clearing atau Pembersihan Tempat Kerja
3. Pembuatan Direksi Keet, Mess Karyawan, Los Kerja, Gudang dan
Perlengkapannya
4. Pembuatan Papan Nama Pekerjaan/Papan Proyek
5. Pemagaran
6. Dewatering
7. Investigasi Geologi dan Mekanika Tanah pada Awal Konstruksi (Termasuk Tes
Lab. Mektan)
8. Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) :
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Kerja (RKK)
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
4. Personel K3 Konstruksi
5. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
6. Rambu – rambu yang Diperlukan
7. Konsultansi dengan Ahli Terkait Keselamatan Konstruksi
8. Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Resiko Keselamatan Konstruksi

2. PEKERJAAN UTAMA KONSTRUKSI EMBUNG

A. Pekerjaan Konstruksi Embung


- Pekerjaan Tubuh Embung dan Genangan
- Pekerjaan Bangunan Pelimpah
- Pekerjaan Inlet
- Pekerjaan Pelengkap Embung
B. Pekerjaan Landscaping

1.3. Kondisi Lapangan dan Jalan Masuk


A. Jalan Masuk ke Lokasi
1. Kondisi jalan menuju lokasi kegiatan bisa dicapai dari arah Balikpapan menuju
ke arah Samarinda melalui Jalan Soekarno Hatta atau melalui Tol Balikpapan
- Samarinda, kemudian berbelok ke kiri menuju ke Jalan Semboja Sepaku atau keluar
melalui pintu Tol Samboja dan menuju ke Jalan Samboja Sepaku. Dari jalan raya
Semboja Sepaku kemudian menuju ke Dusun Sepaku IV di Kabupaten Penajam
Paser Utara.
2. Penyedia Jasa menggunakan jalan yang telah disediakan oleh Pemilik menuju
lokasi pekerjaan.
3. Jalan masuk ke proyek bisa ditempuh lewat jalan darat.
1.4. Gambar dan Modifikasi Gambar
A. Gambar-Gambar yang Harus Disiapkan oleh Direksi Pekerjaan
Direksi Pekerjaan menyiapkan “Gambar Kontrak Pelaksanaan’ yang merupakan
bagian dalam Dokumen Pelelangan. Gambar Kontrak tersebut hanya dipakai/berlaku
untuk pelelangan saja, bukan merupakan gambar pelaksanaan.
Setelah penandatanganan Kontrak, Penyedia Jasa harus menyiapkan “Gambar
Pelaksanaan” yang akan dipakai sebagai pedoman untuk penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
B. Gambar-Gambar yang Harus Disiapkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Gambar-gambar pelaksanaan nantinya dipakai sebagai pedoman untuk penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan.
1. Gambar Pelaksanaan
Setelah menerima gambar Kontrak yang merupakan bagian dalam Dokumen
Pelelangan, Penyedia Jasa harus memeriksa kembali gambar tersebut dan meminta
penjelasan kepada Direksi Pekerjaan apabila ada hal-hal yang kurang jelas.
Selanjutnya Penyedia Jasa menyiapkan Gambar Pelaksanaan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi.
Gambar Kontrak yang ada dalam Dokumen Pelelangan dipakai sebagai dasar
penyiapan Gambar Pelaksanaan.
2. Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja yang lebih detail dari pada Gambar
Pelaksanaan. Gambar kerja ini harus disetujui terlebih dulu oleh Direksi untuk
selanjutnya dipakai sebagai pedoman pelaksanaan. Untuk pekerjaan mekanikal (misal
pekerjaan pintu), gambar kerjanya terdiri dari gambar detail dimensi/ukuran,
pemasangan, fabrikasi. Untuk pekerjaan beton misalnya perlu ditambahkan gambar-
gambar kerja yang membantu penyelesaian pekerjaan tersebut seperti gambar
bekisting, gambar pelaksanaan pengecoran dan sebagainya.
3. Gambar Fabrikasi
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan hal-
hal sebagai berikut : data perencanaan, analisa perencanaan dan perhitungan, gambar
detail fabrikasi dari pekerjaan mekanikal serta gambar dan informasi yang berkaitan
dengan pekerjaan sipil antara lain pondasi, anchor bolts, blockout, embedded metal
works.
4. Gambar Pelaksanaan Terpasang
Selama periode pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan “Gambar Pelaksanaan
Terpasang” untuk berbagai macam item pekerjaan.
Gambar tersebut harus menunjukkan perubahan yang telah disetujui yang mungkin
telah diadakan atas gambar kontrak sampai gambar menunjukkan kondisi setelah
dibangun yang benar dari setiap item pekerjaan permanen. Gambar Pelaksanaan
Terpasang akan diperiksa setiap bulan di lapangan oleh pengawas lapangan dan jika
ternyata tidak memuaskan dan belum diperbaiki, perbaikan harus dilakukan
selambat-lambatnya selama 6 (enam) hari kerja.
Jika semua bagian pekerjaan tetap yang ditunjukkan dalam setiap Gambar Kontrak,
Gambar Pelaksanaan Terpasangnya telah disetujui oleh Direksi harus ditanda tangani
bersama oleh Direksi dan Penyedia Jasa. Gambar Pelaksanaan Terpasang harus dibuat
dari kertas yang dapat direproduksi yang bermutu tinggi supaya dapat dibuat
copy yang dapat dibaca. Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan
Terpasang kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui.
5. Spesifikasi brosur dan data untuk peralatan dan material
Penyedia Jasa harus menyerahkan spesifikasi, brosur dan data yang lengkap untuk
material dan peralatan yang akan disediakan sesuai dengan Kontrak pada Direksi untuk
disetujui. Persetujuan atas spesifikasi, brosur dan data tidak akan membebaskan
Penyedia Jasa dari setiap tanggung jawab yang berkaitan dalam Kontrak.

1.5. Managemen Proyek dan Pengoperasian


A. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menyerahkan program pelaksanaan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi sebelum pelaksanaan. Program pelaksanaan dibuat oleh
Penyedia Jasa dengan dasar dari gambar-gambar perencanaan.
Program pelaksanaan yang ada dalam Dokumen Tender hanya dipakai sebagai bahan
pertimbangan Penyedia Jasa untuk pembuatan program pelaksanaan.
Kegiatan yang ditunjukkan dalam program pelaksanaan harus mencakup selain dari
pelaksanaan pekerjaan tetap dan sementara, selang waktu yang perlu untuk persiapan
dan persetujuan gambar, pengadaan dan pengiriman material dan peralatan ke
lapangan, hari-hari libur umum dan hari besar keagamaan.
B. Laporan Kemajuan Pekerjaan
1. Laporan Kemajuan Bulanan

Penyedia Jasa, sebelum tanggal 5 (lima) tiap bulan atau setiap waktu yang ditentukan
Direksi harus menyerahkan 10 (sepuluh) copy laporan kemajuan bulanan dalam bentuk
yang dapat diterima oleh Direksi yang memberikan rincian kemajuan pekerjaan selama
bulan sebelumnya.
a. Gambaran pekerjaan secara umum yang dilakukan pada periode yang sedang
dilaporkan pada setiap kegiatan utama termasuk masalah- masalah yang ada di
lapangan.
b. Total persentase semua pekerjaan yang telah diselesaikan sampai pada bulan yang
dilaporkan dan juga total persentase seluruh jadwal yang diprogram untuk
diselesaikan sampai akhir bulan yang dilaporkan dengan komentar seperlunya
mengenai kemajuan tersebut.
c. Presentase sebenarnya dari setiap item pekerjaan utama yang diselesaikan dan
juga persentase yang direncanakan untuk pekerjaan itu dengan komentar
seperlunya mengenai kemajuan tersebut.
d. Jadwal kegiatan yang akan dimulai dalam 1 (satu) bulan berikutnya dengan
tanggal mulai dan tanggal selesai yang direncanakan.
e. Daftar tenaga lokal yang dipekerjakan selama pelaksanaan pekerjaan.
f. Daftar peralatan dan material yang ada dilapangan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang tiba atau dipindahkan dari lapangan.
g. Total kuantitas pekerjaan yang dilakukan pada pekerjaan tetap untuk item berikut
tetapi tidak terbatas pada :
- Total kuantitas pekerjaan beton
- Total kuantitas pekerjaan tanah, a.l. galian, timbunan
- Total kuantitas pekerjaan pasangan batu
- Total kuantitas pekerjaan pintu-pintu baja
h. Item pokok dari pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama jangka waktu
yang dilaporkan.
i. Daftar jumlah pembayaran yang telah diterima sampai tanggal itu dan jumlah
tagihan kemajuan yang telah diserahkan tetapi belum dibayar.
j. Hal-hal lainnya yang dapat diminta dalam Kontrak atau pernyataan mengenai
hal-hal yang timbul dari, atau berkaitan dengan pelaksanaan kerja selama bulan
pelaporan.
2. Laporan Kemajuan Harian

Penyedia Jasa harus mempersiapkan laporan harian untuk tiap pekerjaan yang diminta
oleh Direksi dengan format yang telah disetujui oleh Direksi.
Laporan berisi tentang kondisi cuaca, kegiatan staf dan tenaga kerja di lapangan,
material di lokasi, material yang dipesan, pekerjaan yang dipersiapkan, tes
laboratorium, kecelakaan dan semua informasi yang berhubungan dengan kemajuan
pekerjaan.
3. Dokumentasi/Foto

Penyedia Jasa harus menyerahkan dokumentasi berupa foto-foto selama jangka waktu
kontrak.
Pengambilan foto tersebut dilakukan pada beberapa titik yang tetap dari awal kegiatan,
pelaksanaan pekerjaan dan pada akhir kegiatan penyelesaian proyek.
Foto-foto tersebut harus dilampirkan pada Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan
sesuai yang tercantum dalam Kontrak.
Foto tersebut harus dilengkapi keterangan ringkas dan tanggal pengambilan. Biaya
untuk pembuatan foto tersebut tidak dilakukan secara terpisah tetapi sudah termasuk
dalam harga satuan maupun Lump Sum berbagai item pekerjaan yang ada dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Rapat Kemajuan Pekerjaan

Rapat bersama antara Direksi dan Penyedia Jasa perlu diadakan seminggu sekali
dalam waktu yang telah disepakati bersama. Tujuan rapat ini adalah membicarakan
kemajuan pekerjaan, pekerjaan yang direncanakan untuk dikerjakan minggu
berikutnya dan masalah-masalah yang perlu diselesaikan.
1.6. Pekerjaan Sementara
A. Jalan Masuk Sementara
Penyedia Jasa harus menyediakan jalan masuk sementara apabila tidak ada jalan masuk
yag memadai yang disetujui oleh Direksi. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa juga harus
menyediakan fasilitas jembatan penghubung.
B. Pagar Sementara
Penyedia Jasa membangun, memelihara dan memindahkan pagar sementara yang telah
disetujui untuk menutup daerah pekerjaan serta seluruh daerah di lapangan yang perlu
dan sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan atas persetujuan direksi.
C. Kantor Penyedia Jasa, Bengkel dan Base Camp
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas sementara yang diperlukan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti bangunan, kantor dan bengkel sementara.
D. Pelayanan Kesehatan dan Medis
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab pada setiap karyawan/pekerja yang mendapat
kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan ke poliklinik atau Rumah Sakit terdekat
E. Sistem Pengadaan Air
Selama pelaksanaan proyek dibutuhkan air yang akan dipergunakan dilapangan
maupun di bangunan-bangunan sementara.
Untuk mencukupi kebutuhan air tersebut Penyedia Jasa diharuskan menyiapkan sistem
pengadaan air melalui sumur-sumur.
F. Sistem Tenaga Listrik
Selama pelaksanaan proyek tersebut Penyedia Jasa diharuskan mempersiapkan sistem
pengadaan tenaga listrik baik untuk penerangan maupun peralatan lainnya. Sistem
pengadaan tenaga listrik dapat diambil melalui PLN karena di dusun tersebut aliran
listrik sudah terpasang atau dapat menggunakan generator.
G. Sistem Telekomunikasi
Penyedia Jasa diharuskan mempersiapkan dan memasang sistem telekomunikasi di
kantor lapangan.
Penyedia Jasa harus mengatur dengan perusahaan telekomunikasi untuk pemasangan
sambungan telepon yang berhubungan dengan sistem telekomunikasi dan
dimungkinkan untuk dioperasikan secara otomatis melalui panel pengatur (switch
board) yang mampu melayani tidak kurang dari 10 (sepuluh) saluran pada sistem
jaringan telepon intern. Panel pengatur tersebut harus dioperasikan selama 24 jam
setiap hari, selama jangka waktu kontrak dan dihubungkan ke setiap lokasi kantor pada
daerah kontrak.
Biaya operasional dan pemeliharaan sistem telekomunikasi selama pelaksanaan
konstruksi sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan atau harga lump sum item
pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1.7. Tes Laboraturium


Penyedia Jasa harus menyediakan laboratorium untuk pengujian beton dan pengujian tanah,
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan
laboratorium yang diperlukan untuk pengujian beton sesuai dengan standar “concrete manual
type B” USBR, seperti yang dipakai untuk menguji agregat, slump, pencampuran beton,
tegangan beton untuk pengujan tanah sesuai dengan standar “Earth manual type B” USBR,
seperti analisa grain size, pengujian- pengujian kandungan air, specific gravity, pemadatan,
atterberg limit, plate loading, sounding, CBR dan field density test.
Untuk uji kuat geser, meja getar, permeabilitas lapangan, tabung pengambilan sampel
UDS, dll bangunan laboratorium harus dibangun sesuai dengan standar “Earth manual
type C” USBR atau standar lain yang semacam atau sesuai saran direksi, yang berhak
memerintahkan pengujian ulang, jika diperlukan.

Pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan seluruh kode, pengaturan dan standar yang
ditentukan. Personil yang bertugas pada pengujin bahan-bahan harus tenaga yang telah
mempunyai pengalaman yang cukup dan telah mengenal baik tentang pengujian bahan-bahan
yang disyaratkan dan tenaga tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

1.8. Material yang Harus Disiapkan oleh Penyedia Jasa


Penyedia Jasa harus menyiapkan material yang diperlukan untuk pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi dalam kontrak. Bila material yang diperlukan bisa diproduksi di Indonesia, lebih
baik menggunkan hasil produksi dalam negeri daripada memakai material impor. Bila
menggunakan material impor, Penyedia Jasa harus mengajukan permohonan pada Direksi
mengenai perincian dari usulan yang diajukan, termasuk juga macam dari material.

Material yang akan menjadi bagian dari keseluruhan pekerjaan harus baru dan sesuai dengan
spesifiaksi. Bila diperlukan, material yang tidak tercantum dalam spesifikasi, harus sesuai
dengan ketentuan terbaru yang berlaku baik standar nasional maupun internasional yang
disetujui oleh Direksi. Bila ada bagian yang terpisah dan termasuk sebagian perlengkapan
dari material, hal itu harus dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Biaya untuk
peralatan, pengiriman dan penyimpanan termasuk pengaturannya, harus dimasukkan dalam
harga satuan yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1.9. KENDARAAN OPRASIONAL


A. Kendaraan Roda 4 ( Empat)
Penyedia Jasa harus menyediakan 2 (Dua) buah kendaraan roda 4 (empat), termasuk
bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lain setelah menerima Surat Perintah
Mulai Kerja sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus dalam
kondisi baik (tahun pembuatan 2020 atau sesudahnya). Semua biaya temasuk gajih
sopir, bahan bakar, pebaikan, pemeliharaaan dan penggantian, asuransi dan registrasi
serta seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta harus diperhitungkan termasuk ”Over Head” pada Analisa Harga
Satuan Pekerjaan.
B. Kendaraan Roda 2 (Dua)
Penyedia Jasa harus menyediakan 2 (Dua), bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan
lain-lain setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja sampai dengan berakhirnya
masa pemeliharaan. Kendaraan harus dalam kondisi baik (tahun pembuatan 2020 atau
sesudahnya). Semua biaya bahan bakar, pebaikan, pemeliharaaan dan penggantian,
asuransi dan registrasi serta seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta harus diperhitungkan termasuk ”Over Head”
pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan.

1.10. PENYELENGGARAAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN


KONSTRUKSI (SMKK) DAN COVID-19
Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah bagian
dari system manajemen kontruksi pelaksanaan kontruksi dalam rangka menjamin terwujudnya
keselamatan kontruksi, sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.21/PRTM/2019 tentang Pedoman Sistem Penerapan Keselamatan Kontruksi. Biaya
Penyelenggaraan SMKK dan Covid-19 adalah biaya SMKK yang diperlukan untuk
menerapakan SMKK dan Covid-19 dalam setiap pekerjaan kontruksi. Penerapan SMKK dan
Covid-19 sudah dituangkan dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.

Prosedur pelaksanaan di lapangan :

Pelaksana Pekerjaan harus mematuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan kerja yang
berlaku.
A. Pelaksana Pekerjaan wajib bertanggung jawab dalam upaya pencegahan kecelakaan,
kebakaran, dan pencemaran.
B. Pelaksana Pekerjaan harus menugaskan minimal 1 (satu) orang tenaga kerjanya untuk
ikut aktif membina dan mengawasi segi keselamatan kerja dari pelaksanaan kerja yang
dilakukan karyawan Pelaksana Pekerjaan.
C. Pelaksana Pekerjaan pada umumnya harus betanggung jawab atas segala kecelakaan
yang menimpa para pekerja yang menjadi tanggungannya, serta harus mengambil
tindakan pertolongan sebagaimana mestinya.
D. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan menyediakan alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan
petunjuk Pengawas Pekerjaan.
E. Penyalahgunaan atau tidak dipatuhinya syarat-syarat kesepakatan keselamatan kerja oleh
Pelaksana Pekerjaan dianggap sebagai tindakan pelanggaran dan dapat dikenai
sanksi/tindakan administrasi.
F. Pelaksana pekerjaan wajib melakukan safety meeting setiap minggu sekali dan hasilnya
agar dilaporkan.
G. Pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan
Pemeriksaan, Pelacakan, Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(Covid-19)
H. Tes Covid-19 dilakukan secara berkala selama kegiatan berlangsung.
1.10.1. Peralatan dan Bahan/Material yang Digunakan
Peralatan dan Bahan untuk Penyelenggaraan Sistem Manajemen Kesehatan Konstruksi
(SMKK) dan Covid-19 sesuai dengan yang tertera pada BoQ.

1.10.2. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran Penyelenggaraan Sistem Manajemen Kesehatan Konstruksi
(SMKK) dan Covid-19 sesuai dengan pengadaan dan pelaksanaan di lapangan.
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


A. Clearing & Grubbing dibuang ke disposal

Semua tempat untuk pelaksanaan pekerjaan- pekerjaan permanen, tempat alat pembuat
bahan konstruksi, camp, jalan masuk, borrow area harus dibersihkan seperti ditunjukkan
dalam Gambar kontrak atau seperti petunjuk dari Direksi.

Clearing dan grubbing yang di maksud adalah pekerjaan – pekerjaan yang terdiri dari
pembersihan terhadap pepohonan, tonggak kayu, semak – semak, akar pohon, rumput,
lubang – lubang cekukan, sampah, kotoran, tumbuhan liar, sisa – sisa bangunan, sisa
pagar, material bangunan dan sejenisnya menurut spesifikasi atau petunjuk Direksi.
Pembesihan ini juga termasuk pemindahan dan pembuangan struktur – struktur yang
menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

Hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak – tonggak dan
sampah lainnya) harus dibersihkan sampai habis.

B. Galian Tanah Mekanis ( Genangan )

Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan/penumpukan tanah sementara,


dimana tempat penumpukan hasil galian sudah ditentukan.

Hasil galian tanah yang memenuhi syarat dikumpulkan dan dijadikan pulau di lokasi
embung yang sudah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Untuk tempat penumpukan atau
pembuangan hasil galian direncanakan dengan jarak yang sudah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Hasil penggalian dihampar, diratakan dan dirapihkan.

Penggalian dilakukan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi bangunan yang akan
dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
a. Prosedur Galian Tanah Mekanis
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan galian tanah mekanis untuk pembuatan
bangunan dapat dilakukan sebagai berikut :
● Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan galian tanah dengan alat untuk pembuatan
bangunan.
● Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan galian tanah dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
● Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan konstruksi sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai
penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
● Penggalian dilakukan dengan cara mekanik dengan menggunakan alat jenis
Excavator diangkut menggunakan Dump Truck, dihampar, diratakan dan
dirapihkan menggunakan bulldozer.
● Galian tanah mekanis dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi
bangunan yang ditunjukan dalam gambar rencana atau menurut perintah Direksi
Pekerjaan.
● Tanah hasil galian harus diangkut dari lokasi kerja dan ditempatkan dilokasi yang
harus sudah disetujui.
● Pada saat melakukan penggalian harus berhati-hati dan sedini mungkin melakukan
langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan akibat longsor,
tertimbun tanah dan lainnya.
● Apabila terjadi kerusakan atau longsor dari hasil galian tanah dengan alat
pembuatan bangunan, maka Penyedia Jasa harus memperbaiki kembali sesuai
dengan dimensi dan elevasi bangunan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
● Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa
menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara
menempatkan alat ditempat kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau
digudang penyimpanan alat.
● Pada saat melakukan penggalian harus dilakukan secara berhati-hati guna
mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat terserempet alat atau kejatuhan
material yang dipenggalian yang bisa menyebabkan luka.
b. Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan galian tanah mekanis adalah
menggunakan alat jenis Excavator, Buldozer dan Dump Truck serta peralatan
pertukangan lain yang diperlukan.

c. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan galian tanah mekanis diukur menurut dimensi dan elevasi yang
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.

Ukuran pembayaran galian tanah mekanis dibuat berdasarkan harga satuan setiap per
meter kubik (M3) yang telah ditetapkan dalam Bill Of Quantity (BOQ). Harga satuan
tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan.

2.2 PEMBANGUNAN KONSTRUKSI EMBUNG


2.2.1. Pekerjaan Tubuh Embung dan Genangan
2.2.1.1. Pekerjaan Tubuh Embung
A. Galian Tanah Mekanis

Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Timbunan Tanah (Material diambil dari Borrow Area)

Lokasi dan garis batas borrow area adalah seperti ditunjukkan dalam gambar dan hanya
boleh diperluas oleh Penyedia Jasa jika ada persetujuan dari Direksi.

Segala aktifitas/kegiatan di borrow area menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa


dibawah pengawasan Direksi. Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada
Direksi untuk persetujuan yang berisi penjelasan secara detail tentang urutan operasi,
pengupasan (striping), jalan masuk, pengendalian air, jenis dan jumlah alat berat yang
akan digunakan dan pengamanan sebelum beraktifitas di borrow area.

Penyedia Jasa harus menyediakan atau membuat fasilitas drainase di borrow area untuk
mengalirkan air hujan atau air tanah agar material yang akan dipakai sebagai material
timbunan mempunyai kadar air yang memenuhi spesifikasi teknik.

Jika material di borrow area terlalu basah atau terlalu kering, Penyedia Jasa wajib
melakukan usaha agar kadar air material di borrow area menjadi masuk/memenuhi
spesifikasi. Tidak ada biaya tambahan atau kompensasi atas usaha-usaha tersebut.

Jika perlu, Penyedia Jasa harus memberi lapisan perkerasan seperti campuran gravel,
pasir dan tanah di atas jalan masuk dan keluar borrow area untuk mempercepat dan
mempermudah lalu lintas alat berat, atas biaya Penyedia Jasa sendiri.

Proteksi untuk pengamanan borrow area terhadap manusia dan hewan ternak menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

Mengingat jumlah material yang terdapat di borrow area terbatas, Penyedia Jasa
dilarang mengambil material dari borrow area untuk kepentingan Penyedia Jasa tanpa
seijin Direksi.

Setelah aktifitas/operasi di borrow area selesai, Penyedia Jasa harus merapikan lokasi
borrow area dengan pengawasan dari Direksi.
Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi yang berisi rencana
pelaksanaan penimbunan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan penimbunan
dimulai.

Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan penimbunan menurut batas, klasifikasi


dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar yang disediakan atau menurut petunjuk
Direksi.

Material timbunan harus bersih, bebas dari akar-akar tanaman, rumput, tonggak kayu,
sampah, dan material organik.

Kesiapan pondasi untuk ditimbun dan kelayakan material yang akan digunakan
sebagai material timbunan sepenuhnya ditentukan oleh Direksi. Tidak boleh ada
pelaksanaan penimbunan sebelum ada persetujuan tentang pelaksanaan penimbunan
tersebut dari Direksi secara tertulis.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab agar kondisi timbunan tetap stabil sampai
pekerjaan timbunan diterima oleh Direksi. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
pengendalian erosi karena air hujan, proteksi terhadap kelongsoran, dan rusaknya
permukaan timbunan akibat lalu-lintas alat berat. Penyedia Jasa harus memperbaiki
atau mengganti material timbunan yang rusak atau hilang akibat, erosi, longsor dan
lalu lintas alat berat atas biaya Penyedia Jasa sendiri.

Penyedia Jasa harus mengikuti petunjuk Direksi dalam hal penimbunan disekitar alat
instrumentasi bendung, penentuan kemiringan timbunan untuk drainase, sambungan
konstruksi, urutan penimbunan antar zone, penentuan batas maksimum perbedaan
permukaan timbunan antar zone, penentuan jenis, jumlah dan lokasi test lapangan
(field test), penentuan cara untuk memperoleh ikatan yang baik antara pondasi
bendungan dengan timbunan atau antara timbunan yang lama dengan timbunan baru,
penentuan tebal pengupasan material timbunan yang jelek, pengambilan contoh jika
diperlukan dan test pit di timbunan jika diperlukan.

Direksi mempunyai hak membuat keputusan untuk memodifikasi gradasi, kadar air,
density, penempatan dan perataan, dan pemadatan sebelum dan selama pelaksanaan
penimbunan jika diperlukan.

Direksi berhak menghentikan pekerjaan timbunan jika diketahui mutu pelaksanaan


timbunan rendah karena cara, alat, material, tenaga kerja, faktor efisiensi, dan kondisi
cuaca tidak memenuhi spesifikasi teknik. Penyedia Jasa tidak berhak mengajukan
biaya tambahan atau kompensasi karena penghentian tersebut.

Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang penutup misalnya dari plastik untuk
melindungi terutama material timbunan inti dari hujan agar kadar airnya tetap
memenuhi syarat dan penimbunan tetap dapat dilaksanakan tanpa terhalang oleh
kondisi kadar air material.

Jika selama dan setelah penempatan dan perataan material suatu zone tercampur atau
terkontaminasi dengan material dari zone lain atau terkontaminasi dengan kotoran atau
material jelek yang terbawa oleh alat berat maka Penyedia Jasa harus
membersihkannya dengan mengambil, memindahkan atau mengupas lapisan yang
jelek atas biaya Penyedia Jasa sendiri.

Pemadatan tiap lapis material timbunan harus dilakukan secara sistematis untuk
menjamin setiap bagian lapis timbunan mendapat energy pemadatan yang sama.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat yang bergerak dengan arah
sejajar as bendung kecuali pada area timbunan dekat instrument, dekat tebing dan area
lain yang tidak mungkin melakukan gerakan seperti di atas misalnya di area tikungan.

Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi yang berisi metode dan alat
berat yang akan digunakan untuk mengangkut, menempatkan, meratakan, dan
memadatkan material timbunan.

Alat pemadat yang diusulkan Penyedia Jasa harus diuji coba dilapangan (trial
embankment) terlebih dahulu untuk mengetahui terutama tebal lapis timbunan
dan jumlah lintasan yang optimal yang dapat diterapkan untuk pemadatan
sesungguhnya di lokasi timbunan. Tata cara uji coba seperti lokasi, luas area,
material yang digunakan, variasi tebal lapis timbunan yang akan dicoba, jumlah
lintasan, lokasi, jenis dan jumlah test akan ditentukan oleh Direksi.

Penyedia Jasa harus menyediakan dan menggunakan alat pemadat alternatif lain
seperti tamping rammer, baby roller, palu kayu untuk memadatkan material timbunan
di sekitar alat instrument, material timbunan yang membentuk kemiringan, material
timbunan di celah-celah batu, pemadatan pada contact clay, zona transisi atau material
disekitar struktur yang tidak mungkin dipadatkan dengan alat pemadat ukuran besar.

Penyedia Jasa tidak berhak mengajukan tambahan pembayaran atau kompensasi jika
material harus di stock pile terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai material
timbunan.

Timbunan sementara berupa tanjakan atau turunan untuk mempermudah manuver alat
berat boleh diadakan dengan catatan :

● Lokasi dan material yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu kepada
Direksi untuk persetujuan sebelum dilakukan penimbunan.
● Timbunan sementara tersebut harus dibongkar setelah tidak diperlukan kecuali ada
instruksi lain dari Direksi.

Penimbunan disekitar struktur beton harus dilakukan setelah umur beton cukup dan
harus atas persetujuan Direksi sebelum pelaksanaan penimbunan dimulai.

Penempatan material harus diatur agar beban yang diterima struktur seimbang dan
struktur tetap stabil. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dengan cara memperbaiki
atau mengganti struktur yang rusak akibat pelaksanaan penimbunan disekitar struktur
yang salah misalnya akibat gerakan atau manuver alat berat.

Direksi berhak menolak material yang tidak memenuhi spesifikasi teknik dan Penyedia
Jasa harus menyingkirkan material yang ditolak dan menempatkannya ke tempat-
tempat yang ditunjuk Direksi atas biaya Penyedia Jasa.

1. Jenis Timbunan

Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : saluran, jalan inspeksi,
pekerjaan timbunan bagian dari bangunan konstruksi yang tanahnya berasal dari
pekerjaan galian atau borrow-area dan berdasarkan hasil uji laboratorium
memenuhi syarat dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan
Pengguna Jasa sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan.

Penyedia Jasa akan menyampaikan metode kerja pekerjaan timbunan kepada


Pengguna Jasa termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan
kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati.
Kecuali bila ada ketentuan lain, Penyedia Jasa harus menambah timbunan
tambahan (extra filling), lima persen (5%).

2. Jenis Timbunan Berdasarkan Jarak Angkut

Tipe-A : Pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari pekerjaan galian
disekitarnya.

Tipe-B : Pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari borrow area atau
dari pekerjaan galian dengan jarak angkut sesuai dengan yang ditentukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Kecuali bila ada ketentuan lain, pada umumnya semua
jenis pekerjaan timbunan termasuk kategori Tipe-B ini.

Tipe-C : Pekerjaan timbunan di lokasi dengan tanah fondasi yang lembek dan muka
air tanah yang tinggi, tanah untuk bahan timbunan berasal dari borrow area dengan
jarak angkut sesuai dengan yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Timbunan Tipe-C hanya diterapkan dibagian pekerjaan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar kerja atau atas perintah Pengguna Jasa.

3. Jenis/Kelompok Pekerjaan Timbunan Berdasarkan Pemadatan


● Pemadatan Ringan (Tipe-A1, B1, C1)

Pekerjaan timbunan tanah untuk mengganti tanah yang asli, sebagai bangunan
penyangga beban (counter-weight) dan pekerjaan timbunan lainnya sesuai
dengan perintah Pengguna Jasa .

Tingkat kepadatan untuk pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan harus


tidak boleh kurang dari 85% kepadatan kering maksimum (85% MDD,
maximum dry density).

Pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan terdiri dari 3 (tiga) golongan :

- Tipe-A1, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian

- Tipe-B1, menggunakan tanah dari borrow area

- Tipe-C1, menggunakan tanah dari luar.

● Pemadatan Biasa/Normal (Tipe-A2, B2, C2)

Pekerjaan timbunan tanah untuk saluran, tanggul, jalan, timbunan untuk


bangunan irigasi dan bangunan pelengkap dan konstruksi permanen lainnya
yang diperintahkan Pengguna Jasa .

Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan


biasa harus tidak boleh kurang dari 95% kepadatan kering maksimum (95%
MDD, maximum dry density) sesuai dengan ketentuan dalam ASTM D-698
atau SNI.

Kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa terdiri dari 4 (empat)


golongan ialah :

- Tipe-A2, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian

- Tipe-B2, menggunakan tanah dari borrow-area

- Tipe-C2, menggunakan tanah dari luar

- Tipe-D, pemadatan menggunakan alat berat


a. Penghamparan, Perlakuan, dan Pemadatan
● Uji Coba Timbunan

Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan


dilaksanakan, terlebih dahulu mengerjakan uji coba pelaksanaan
pekerjaan timbunan dilapangan menggunakan tanah bahan timbunan,
peralatan, tenaga kerja dan metode kerja yang sudah mendapat
persetujuan Pengguna Jasa sebelumnya.

Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metode kerja untuk
pekerjaan timbunan yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang
dipergunakan, tebal lapisan yang dipadatkan, jumlah lintasan alat
pemadat serta tingkat kepadatan yang dicapai yang harus memenuhi
Spesifikasi Teknik ini.

Metode kerja yang disetujui oleh Pengguna Jasa tidak dapat dipakai
alasan bagi Penyedia Jasa untuk lepas tanggung jawab terhadap tingkat
kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan.

Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan metode kerja


atau tanah bahan timbunan dari lokasi borrow area lainnya, Penyedia
Jasa wajib melakukan uji coba timbunan ulang.

Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan dilokasi tanggul, saluran,


jalan atau pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut
dapat dibayar sebagai bagian dari pekerjaan timbunan bila menurut
pertimbangan Pengguna Jasa telah memenuhi persyaratan. Sebaliknya
bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan
dalam Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus
dibongkar oleh Penyedia Jasa dari lokasi pekerjaan.

● Pondasi Timbunan
1. Tipe-A, dan Tipe-B

Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya


harus terlebih dulu dikupas sesuai dengan ketentuan. Spesifikasi
Teknik ini. Selanjutnya permukaan tanah yang telah dibersihkan dari
humus dan bahan organik lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak
kurang dari 15 cm merata pada seluruh permukaan, sebelum lapis
pertama (1) tanah bahan timbunan dihamparkan.
Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan diatas
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang
ditawarkannya dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

2. Tipe-C

Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah fondasi yang lembek dan


muka air tanah yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan
tanah fondasi selesai dikerjakan seperti yang dijelaskan spesifikasi
teknis ini maka upaya pengeringan dengan pompa air perlu
dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan
dikerjakan.

Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus


tetap dijaga paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan

bila permukaan tanah timbunan tergenang maka permukaan tanah


tersebut harus dikupas setebal paling sedikit 5 cm atau sesuai dengan
perintah Pengguna Jasa dan kemudian dicangkul/dibajak sedalam 15
cm seperti yang telah diuraikan.

● Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


1. Penyedia Jasa wajib menyerahkan metode kerja termasuk peralatan
yang dipergunakan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan
persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan. Sebelum
timbunan lapisan pertama dihampar dipermukaan tanah fondasi,
perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi seperti diuraikan
harus terlebih dahulu diselesaikan.

Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga


sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah
Pengguna Jasa sebelum penghamparan tanah bahan timbunan
dikerjakan.

Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga,


terlebih dahulu permukaan lereng tersebut harus dikupas dan
dibersihkan dari bahan organik, setelah selesai baru kemudian
dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat sepenuhnya
menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.
Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan
tebal tidak boleh lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil
uji coba timbunan tanah yang berbentuk bongkah-bongkah harus
dipecah-pecah sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan
memperlebar timbunan tanah dengan cara mencurahkan tanah
lepas dari atas timbunan lama.

2. Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar kadar
air optimum dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air
optimum hasil uji laboratorium atau ketentuan lain atas perintah
Pengguna Jasa berdasarkan soil-properties tanah tersebut.

Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan


timbunan mencapai 95% kepadatan kering maksimum untuk
pemadatan biasa/normal dan 85% untuk pemadatan ringan
sesuai dengan ketentuan.

Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud


beton, sebelum talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan
terlebih dahulu harus dirapikan dan dipadatkan dengan tamping-
rammer atau alat lain yang disetujui Pengguna Jasa sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

b. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan Tipe-A1, A2, B1, B2,


C1, C2 dan D dilakukan dalam satuan meter-kubik (m3) timbunan padat
yang diukur berdasarkan tampang memanjang, tampang melintang,
elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang terakhir termasuk
timbunan Tipe-D, dengan memperhatikan settlement dan subsidence
tanah fondasi yang masih berlanjut.
C. Pekerjaan Beton

Pasal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk materialnya untuk bangunan-
bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa (mass concrete) maupun beton
bertulang yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa sesuai dengan kewajibannya. Pekerjaan
beton harus dilaksanakan sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh Direksi.
Pembayaran pekerjaan beton dihitung dalam satuan meter kubik beton terpasang sesuai
dengan gambar dan mutunya, sedangkan besi/baja tulangan dihitung dalam satuan
kilogram.

Pekerjaan beton harus dilakukan dengan kehadiran dan pengawasan Direksi. Penyedia Jasa
harus mengajukan proposal kepada Direksi untuk persetujuan yang berisi penjelasan
secara detail tentang alat untuk memproduksi bahan beton seperti pasir, gravel dan bahan
lain seperti semen, alat untuk memproduksi beton seperti molen, winget, screening plant,
alat angkut, cara penanganan, memproses, mengangkut, menuang, menangani pasca
pengecoran, pengendalian mutu, penyediaan air dan kalibrasi peralatan. Penyedia Jasa
harus melengkapi proposal tersebut dengan bagan alir (flow chart), gambar dan penjelasan
tertulis secara detail.

Peralatan yang akan digunakan harus diuji coba terlebih dahulu dan hasilnya harus
memuaskan Direksi sebelum digunakan.

Jika alat yang dipakai ditolak oleh Direksi karena tidak sesuai dengan spesifikasi teknik
maka Penyedia Jasa harus mengganti alat tersebut atas biaya Penyedia Jasa. Selambat-
lambatnya tiga puluh hari sebelum peralatan untuk pekerjaan beton yang akan digunakan
oleh kontrkator untuk pengolahan, penakaran, pencampuran, pengecoran beton dan
membuat adukan pasangan (mortar). Penyedia Jasa harus menyerahkan bagan alir, gambar
dan uraian tertulis untuk menghasilkan pengelolaan yang benar efisien dari peralatan yang
akan digunakan dan menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton yang memenuhi
spesifikasi yang ditentukan dalam kontrak.
Jika Penyedia Jasa ingin membeli beton jadi (ready mix) atau mortar dari pabrik, Penyedia
Jasa harus memberitahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya tiga puluh hari
sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai jadwal pelaksanaan yang telah disetujui.
Pemberitahuan tersebut mencakup : uraian lengkap tentang pabrik beton, nama supplier,
dan tempat dan kemampuan dari Batching Plant, alat-alat pendukung, pengalaman beserta
keandalannya untuk menghasilkan beton berkualitas baik, tepat waktu dan lain-lain untuk
mendapatkan persetujuan Direksi. Tanpa persetujuan Direksi, Penyedia Jasa tidak boleh
menggunakan peralatan untuk pengolahan dan atau membeli serta mendatangkan beton
jadi dari pabrik atau supplier.
a. Semen

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton maupun mortar adalah jenis-jenis yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8 dan SNI
2049-90-A atau ASTM nomor C 150, dan atau atas persetujuan Direksi. Sebelum
pemesanan semen, Penyedia Jasa harus memberi tahukan terlebih dahulu secara rinci
kepada Direksi tentang semen yang akan digunakan. Semen harus dikirim ke lokasi
pekerjaan dengan disertai sertifikat mutu dan ulus pengujian dari pabriknya. Sertibanya
dilapangan, sertifikat tersebut harus diserahkan ke Direksi.

Penyedia Jasa harus menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik. Tangki besi
dan rak penyimpanan semen pada batching plant harus kedap air dan konstruksinya
harus sedmikian rupa sehingga tidak memungkinkan adanya simpanan mati. Jika
Direksi memperkirakan bahwa ada simpanan mati pada bak atau silo, maka bak atau
silo itu harus dikosongkan dan dibersihkan. Semen yang dikemas dalam kantong harus
dikirim sesuai dengan persetujuan dari Direksi dan harus disimpan dalam gudang yang
kedap air serta dilengkapi dengan sarana untuk menyerap kelempaban, dan harus
mendapat pesetujuan Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar
untuk pemeriksaan, serta ditandai dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen, sedemikian rupa sehingga untuk semen yang pertama masuk harus
dapat dikeluarkan yang pertama pula.
Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian + tiga
puluh (30) cm diatas permukaan tanah. Diantara masing-masing tumpukan semen harus
diberi jarak yang cukup, satu tumpukan tidak boleh lebih dari tiga belas (13) zak, sesuai
dengan pengarahan Direksi, bila penyimpanannya diperkirakan lebih lama dari enam
puluh (60) hari. Semen tidak boleh disimpan di lapangan lebih lama dari sembilan puluh
(90) hari untuk pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian menunjukkan masih
memenuhi syarat.

Jika semen rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan maka harus
disinkirkan dari tempat kerja. Penyedia Jasa harus menjamin agar selalu tersedia cukup
semen di lokasi pekerjaan dan harus melaporkan secara periodik (setiap tanggal 10 tiap
bulan) kepada Direksi, tetapi tidak dibatasi, hal-hal berikut.

- Persediaan semen di lapangan pada akhir bulan sebelumnya

- Penerimaan semen dalam bulan sebelumnya

- Semen yang telah digunakan pada periode bulan sebelumnya

- Data lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi.


b. Bahan Campuran Tambahan (Additive)

Penyedia Jasa harus menyediakan bahan campuran tambahan untuk beton (additives)
untuk meningkatkan kemudahan pengerjaan, penampakan akhir beton, mempercepat
pengerasan atau tujuan lain sesuai petunjuk Direksi jika diperlukan.

Bagian-bagian struktur yang harus menggunakan bahan additive dalam campuran beton
akan ditentukan oleh Direksi dengan mempertimbangkan efisiensi waktu pengerjaan,
hasil akhir beton, kemudahan pengerjaan, kekuatan beton, dan pertimbangan lain yang
akan tergantung kondisi di lapangan.

Setiap penggunaan additive harus sepengetahuan dan seijin Direksi dengan


mengirimkan terlebih dahulu contoh additive disertai spesifikasi bahan tersebut dari
pabrik pembuatnya.

Semua biaya untuk pengadaan additive ini harus sudah dimasukkan dalam harga satuan
pekerjaan beton dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Agregat

Material yang digunakan untuk memproduksi agregat baik berupa agregat halus berupa
pasir atau agregat kasar berupa kerikil/gravel berasal dari Kota Palu atau tempat lain
yang disetujui Direksi.
Penyedia Jasa harus melakukan serangkain pengujian terlebih dahulu dan laporan
semua hasil pengujian diserahkan kepada Direksi sebelum material dari sungai atau
tempat lain yang disetujui, digunakan untuk memproduksi agregat.

Bahan Agregat untuk beton dan adukan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
NI - 2 serta pasal 11 dan 12 dari NI- 3 PUBI (Persyaratan Umum untuk Bahan Bangunan
di Indonesia) atau ASTM C33

● Agregat Kasar

Agregat kasar tidak boleh mengandung material lumpur (clay lumps) lebih dari 0,25
%, kehilangan berat pada test sodium sulfate soundness (5 cycles) tidak boleh
melebihi 12%, kehilangan berat tidak boleh melebihi 10% pada test Los Angeles
Abration 100 putaran, dan kehilangan berat tidak boleh melebihi 40% pada test Los
Angeles Abration 500 putaran.

Bentuk agregat kasar tidak boleh terlalu pipih dan terlalu lonjong. Ukuran panjang
butiran tidak boleh melebihi 3 kali ukuran tebal atau lebarnya.

Spesifikasi agregat kasar diatas masih mungkin dirubah atas kehendak dan
persetujuan Direksi dengan pertimbangan kondisi material di lapangan namun tidak
ada tambahan biaya atau kompensasi yang diberikan kepada Penyedia Jasa karena
perubahan tersebut.

Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
permintaan Direksi secara rutin dan dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta
mengirimkan kepada Direksi setiap copy laporan tes.

Secara umum bila tidak ada permintaan lain dari Direksi besar butir agregat kasar
yang digunakan mempunyai ukuran 20 sampai dengan 40 mm.
● Agregat Halus

Agregat halus adalah agregat yang mempunyai ukuran butir maksimum lima 5 mm
dan bahannya bersifat keras. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam
dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat tekal (tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca seperti panas matahari dan hujan). Agregat halus harus
tidak boleh mengandung lumpur (butiran-butiran yang dapat melalui ayakan 0.063
mm) lebih dari 5 %. Apabila lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang
harus dibuktikan dengan percobaan Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat
halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai asal kekuatan
tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari
kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang
kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama. Agregat halus diuji
terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan SNI 1750-90-A untuk lima (5)
putaran dan harus menunjukkan kehilangan maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh
(10%) persen. Agregat halus yang dapat menyebabkan perubahan warna pada
permukaan beton tidak boleh digunakan untuk beton yang ekspose.
d. Air

Penyedia Jasa harus menyediakan air bersih untuk kesinambungan seluruh pekerjaan
terutama untuk pekerjaan beton, mortar, dan pencucian agregat. Air tersebut harus
bebas dari bahan organic, alkali, garam, asam, lumpur, dan bahan lain yang mempunyai
sifat merusak.

Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan beton harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar Nasional Indonesia
NI - 3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan- bahan yang
bisa mengotori air dalam jumlah berapa saja yang dapat:

● Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari 30


menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20 % apabila dites
sesuai Standar AASHTO T26.
● Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam 28 hari
untuk beton kelas tertentu.
● Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan semen yang
sedang mengeras.
● Menunjukkan reaksi alkali bahan batuan. Air harus bebas dari hidrokarbon dan
larutan bubuk dari 500 bagian untuk tiap juta bagian suspens dalam berat. Penyedia
Jasa harus mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan
harus menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk
persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap. Penyedia
Jasa harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan adukan dalam suatu
pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi dan harus memberi kepada Direksi
salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Penyimpanan Bahan – Bahan
● Penyimpanan Semen

Merk yang dikirim ke lokasi pekerjaan harus sesuai dengan yang disetujui Direksi,
dalam kemasan yang pantas, utuh dan tertutup rapat atau dalam kemasan lain yang
disetujui oleh Direksi. Semua semen harus disimpan dalam gudang yang tidak
terpengaruh oleh cuaca dan dilengkapi khusus untuk maksud-maksud tersebut.

Lantai dari gudang harus dinaikan di atas permukaan tanah untuk mencegah
pengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat diizinkan pada pekerjaan kecil
dengan penguasaan tertulis dari Direksi dalam hal mana selalu harus ditempatkan di
atas tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut persetujuan
Direksi.

Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada


jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian. Setelah disetujui
Direksi penggunaan semen harus menurut pengiriman.

● Penyimpanan Bahan Logam

Bahan logam (baja tulangan, pintu-pintu, pipa dsb) harus disimpan ditempat aman
dan bebas dari pengaruh luar yang bersifat menurunkan kwalitas bahan logam.
Tempat dan cara penyimpanan harus diketahui dan mendapat persetujuan Direksi.

● Penyimpanan Bahan Material Alam

Penyimpanan atau penempatan material alam diharuskan pada tempat yang aman
dari pengaruh jelek lingkungan sekitarnya dan tidak mengganggu fasilitas umum.
f. Papan Acuan dan Pekerjaan Penyelesaian
● Papan Acuan (FormWork)

Papan acuan (formwork) atau lebih sering disebut begesting, harus dibuat untuk tetap
kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk
permukaan yang diperlukan. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana dan
penjelasan tentang acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk mendapat
pengesahan Direksi.

Papan Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan
ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar.

Didalam pekerjaan papan acuan dikenal 2 (dua) tipe, yaitu tampilan tidak terlihat
(unexposed) dan tampilan terlihat (exposed), penggunaan tipe akan ditentukan oleh
Direksi. Papan acuan dengan tampilan unexposed tersusun dari triplek 9 mm yang
dilapisi minyak papan acuan, sedang untuk tampilan halus tersusun dari bahan triplek
12 mm dilapisi minyak papan acuan. Papan acuan harus dibuat rapi dan di sokong
kuat dengan kayu atau bahan lain, sehingga papan acuan tidak akan berubah posisi
sesudah proses pembetonan selesai dan hasil akhir harus rata sesuai dengan bidang
papan acuan.

Sebelum pengecoran dimulai papan acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya dicuaca panas atau kering, Penyedia Jasa harus
membuat rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton
dapat dilihat untuk dirawat (curing) sesegera mungkin.

Papan Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan harus dilaksanakan
dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang. Harus diberi alat penyokong
yang cukup pada waktu pembukaan acuan, untuk menghindari kegoncangan atau
pembalikan tegangan dalam beton.

Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa untuk membuka
acuan belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan
lainnya, maka Direksi boleh memerintahkan Penyedia Jasa untuk menunda
pembukaan acuan dan Penyedia Jasa tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan
tersebut. Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk
pembukaan acuan harus menurut daftar dibawah ini:
No Uraian Hari

a Muka sisi balok, lantai dan dinding 3

b Bagian bawah 21

Pembayaran papan acuan dihitung dalam satuan meter persegi untuk bagian dinding
dan meter kubik ruang (cubic space) untuk lantai sesuai dengan tipe papan acuan
yang digunakan.

● Pekerjaan Permukaan

Permukaan beton terbuka pada jalan, jembatan, talang atau lainnya harus padat dan
bebas gelembung-gelembung udara atau benjolan-benjolan atau cacat lainnya. Bila
terjadi permukaan tidak beraturan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga indah
dipandang. Tidak diijinkan perapian beton terbuka dengan cara plester karena cara
ini tidak sempurna. Perbaikan akibat kesalahan harus dilakukan dengan cara
memotong/membongkar dan mengganti dengan beton baru sesuai dengan
pengarahan Direksi, tidak ada penggantian biaya atas pekerjaan penggantian beton
ini.

Di tempat-tempat tertentu dari permukaan beton yang terbuka harus diratakan


dengan alat cepang baja (steel trowel) sampai halus. Permukaan yang lainnya harus
diratakan dengan alat perata yang harus dilaksanakan sesudah beton mengeras
secukupnya sehingga tidak berakibat keluarnya air semen ke permukaan. Permukaan
beton yang terlihat waktu acuan dilepas, tidak boleh diperbaiki tanpa izin tertulis dari
Direksi.

Kecuali jika ditunjukkan lain dalam gambar - gambar, sudut-sudut tajam harus
dibuat, sudut tumpul dibuat dengan ukuran 20 mm / 30 mm.

Tidak ada pembayaran khusus untuk pekerjaan permukaan beton. Semua biaya yang
menyangkut pekerjaan permukaan beton sudah termasuk dalam harga satuan beton
yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
g. Beton
● Komposisi Beton

Beton harus diperoleh dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air
dan jika perlu ditambah additive atas persetujuan Direksi. Semua material tersebut
dicampur dengan baik dengan perbandingan tertentu, menggunakan alat penyampur
yang disetujui Direksi, dibawa kelokasi pengecoran.

● Perbandingan Campuran dan Klasifikasi Beton

Perbandingan campuran bahan beton akan ditentukan oleh Direksi untuk


memperoleh beton yang tahan lama, ekonomis, mudah dikerjakan, kedap air, padat
dan mempunyai kekuatan yang sepadan dengan umur dan tingkat pembebanan.
Tidak ada tambahan biaya atau kompensasi kepada Penyedia Jasa jika perbandingan
campuran dirubah oleh Direksi untuk maksud design atau berdasarkan kondisi
lapangan/tempat kerja.

Kelas-kelas atau tipe-tipe beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batas dari
bahan pokok tiap kelas harus mengikuti data pendekatan berdasarkan pengalaman
terhadap komposisi masing-masing kelas.

Tipe/jenis beton yang digunakan dibagi menjadi enam 6 kelas yang diantaranya juga
termasuk beton kurus (untuk lantasi kerja). Masing-masing kelas beton yang
digunakan harus sesuai dengan spesifikasi, seperti ditunjukkan dalam gambar
ataupun sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi. Berbagai kelas beton yang
digunakan diklasifikasikan berdasar atas atas pengujian kekuatan desak silinder
(15x30) pada umur 28 hari, perbandingan antara air – semen maksimum maupun
ukuran maksimum dari agregat kasar.
h. Pengujian Beton dan Bahan Beton
● Uji Bahan dan Perbandingan Campuran

Penyedia Jasa harus mengadakan uji bahan dan uji campuran berdasarkan percobaan
campuran untuk beton Tipe A sampai Tipe F sedemikian sehingga disetujui Direksi.
Pengambilan bahan agregat yang dipakai sebagai bahan uji harus diketahui oleh
Direksi dan dibuat berita acara tertulis, sedang merk semen yang digunakan harus
mendapat persetujuan dari Direksi, dimana uji bahan meliputi :
Tabel Klasifikasi Uji Bahan

Hasil percobaan laboratorium harus menguraikan secara jelas perbandingan


campuran masing-masing mutu beton maupun perlakuan penggunaan bahan beton
dan beton uji, selanjutnya perbandingan campuran dan perlakuan tersebut harus
dipakai sebagai acuan oleh Penyedia Jasa di lapangan.

Setiap penggantian sumber bahan alam maupun semen yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa harus diketahui oleh Direksi dan bila dianggap perlu Direksi berhak meminta
Penyedia Jasa untuk mengadakan uji laboratorium ulang. Penyedia Jasa tidak boleh
memulai pekerjaan beton permanen sampai ijin Direksi untuk campuran bahan-
bahan yang diusulkan dan disetujui.

Semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka uji bahan di laboratorium maupun uji
beton selama pelaksanaan sudah termasuk dalam biaya umum yang ada dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

● Percobaan Campuran Beton (Trial Mix)

Penyedia Jasa harus membuat percobaan campuran untuk setiap klas beton dengan
memakai alat-alat yang sama dengan yang dipakai pada pelaksanaan pekerjaan
dengan mengikuti perlakuan bahan dan beton sesuai dengan perlakuan selama uji
bahan dan beton di laboratorium. Sisa beton untuk percobaan campuran ini hanya
boleh digunakan untuk dipasang pada bagian pekerjaan bukan struktur bangunan.
● Pengujian Beton Selama Pelaksanaan

Selama pelaksanaan di lapangan Penyedia Jasa harus mengambil contoh beton dari
campuran percobaan dari beton yang baru dicor dan merawat sesuai dengan
perlakuan uji kelaboratorium dan kemudian mengirimkan ke laboratorium yang
disetujui untuk diuji menurut standard yang ditetapkan. Pengambilan contoh
minimum 1 contoh uji per 5 m3 beton struktur dan 1 contoh uji per 10 m3 untuk beton
massa, bila volume pekerjaan beton dalam satu hari kurang dari 5 m3 beton struktur
atau 10 m3 beton massa maka minimum diambil 1 (satu) contoh uji per harinya.
Sebelum mengecor beton untuk pekerjaan tetap harus mengambil contoh beton dari
campuran percobaan dari beton yang baru dicor, merawatnya dan kemudian
mengirimkan ke laboratorium yang disetujui untuk di uji. Sebelum mengecor beton
untuk pekerjaan tetap, Penyedia Jasa harus melaksanakan "Slump test" pada setiap
waktu mulai menuangkan beton. "Slump test harus dilaksanakan sesuai standard
yang ditetapkan.

Penyedia Jasa harus membuat catatan untuk tiap pengujian yang memberikan
keterangan secukupnya dalam sistem metric seperti disebutkan dalam ASTM volume
04.02. Penyedia Jasa harus membuat catatan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi dalam rangkap 3, dan menyerahkan kepada Direksi tidak lebih dari 3 hari
sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan. Pemborong juga harus membuat dan
menyerahkan catatan tentang suhu udara beton dan bahan-bahan beton untuk
mendapat persetujuan Direksi.

Pengujian agregat, beton segar dan kekuatan beton akan meliputi tetapi tidak terbatas
pada jenis test dan standard yang ditetapkan seperti tersebut dibawah ini:

Tabel Standard Pengujian Aggregat


Test Standard
Beton
1 Sampling/Pengambilan contoh uji ASTM C 172 (JIS A 1115 – 75)
2 Kuat Tekan (Compressive Strength) ASTM C 39, C 192 (JIS A 1108 – 76)
3 Slump ASTM C 143 (JIS A 1101 – 75)
Agregat
1 Material ASTM C 117 (JIS A 1103 – 64)
Lolos saringan no. 200
2 Kadar Air Permukaan JIS A 1111 – 76
3 Organic Impurities ASTM C 40 (JIS A 1105 – 76)
4 Sodium Sulphate Soundness ASTM C 88 (JIS A 1122 – 76)
5 Grading of Agregat ASTM C 136 (JIS A 1102 – 76)
6 Los Anglles Abration ASTM C 131, C 535 (JIS A1121 – 54)
● Mengawasi dan Mencampur Bahan-Bahan

Penyedia Jasa harus memeriksa secara hati-hati kualitas bahan dan beton yang akan
digunakan. Khusus untuk bahan agregat kasar dan halus, 24 jam sebelum bahan
digunakan harus disiram dulu dengan air bersih yang disetujui oleh Direksi.
Perbandingan penakar bahan beton harus didasarkan pada ukuran volume bahan
sesuai dengan hasil uji laboratorium atau hasil uji coba (trial mixes) pada saat awal
pekerjaan dan disetujui oleh Direksi. Urutan pemasukan bahan ke dalam mesin
pengaduk mekanis (mixer) adalah air, semen, agregat kasar dan agregat halus.
Penambahan zat tambahan (additive) dilakukan sesuai dengan petunjuk penggunaan
bahan tambahan. Paling lama proses pencampuran bahan beton didalam mesin
pengaduk adalah 3 (tiga) menit atau secepatnya setelah bahan beton benar-benar
sempurna tercampur.

Dalam kondisi apapun Penyedia Jasa tidak diijinkan mengaduk campuran bahan
beton secara manual tanpa seizin Direksi.

Kapasitas minimum mesin (biasanya 150 liter) pencampur bahan beton ukuran kecil
adalah bahwa dalam satu kali pencampuran bisa menampung 1 (satu) zak semen 50
kg ditambah bahan lain sesuai perbandingan. Dalam satu kali pencampuran beton,
Penyedia Jasa tidak diijinkan menggunakan bahan semen kurang dari 1 (satu) zak
semen 50 kg.

Pencampuran bahan-bahan beton dengan mesin Winget akan diajukan oleh Penyedia
Jasa untuk proses persetujuan oleh Direksi berdasarkan tipe Winget dan hasil trial
mix beton.

Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat percampuran dan tempat bahan-
bahan untuk ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan Direksi, sebelum alat percampuran dan bahan-bahan diletakkan.

● Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton

Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai ditempat peruangan ia masih
mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan, tak ada terjadi
penambahan atau pengurangan apapun sejak beton meninggalkan tempat adukan.
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi atau pengaturan yang diusulkan,
sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau
digelincirkan secara tak terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m. Dalamnya
beton dalam Tulangan tidak boleh lebih dari 1.5 m.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan yang
disediakan sebelum permulaan pembetonan. Penyedia Jasa harus memperhatikan
pemadatan dari beton sebagai rapat air dengan kepadatan terbesar. Pemadatan harus
dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis menyelam, tetapi tidak
mengakibatkan rusaknya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang
tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan
Direksi.

● Sambungan Batas Pengecoran Beton

Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan


kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengecoran dilakukan.

Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pangaruh dari


penyusutan dan suhu dapat diperkecil. Pada pekerjaan beton memanjang atau
meluas, jika menurut pendapat Direksi mungkin dilaksanakan, maka Penyedia Jasa
harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga beton sudah
mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru diletakkan terhadapnya.

Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan diusahakan diletakan
pada tempat gaya lintang yang terkecil.

Sebelum pengecoran beton baru yang berhubungan dengan beton yang sudah
mengeras, beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan dari kotoran dan melepaskan
agregat permukaan atau gelbendungan semen yang lapuk dengan palu besi.

Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pelaksanaan harus tidak
lebih dari 1,5 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m.

● Pembetonan di Atas Permukaan Tembus Air (Permeable)

Penyedia Jasa tidak boleh menempatkan beton di atas permukaan yang dapat
ditembus air tanpa menutupi permukaan itu lebih dahulu dengan lapisan kedap air
atau bahan lain yang kedap air, dan semuanya harus mendapat persetujuan Direksi.
● Pembetonan dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan

Penyedia Jasa tidak boleh mencor beton pada waktu hujan deras. Apabila suhu udara
melebihi 35 derajat Celcius, Penyedia Jasa tidak boleh mencor beton tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga supaya suhu eto pada waktu pencampuran dan penuangan di bawah 35
derajat Celcius, misalnya dengan cara menjaga bahan-bahan beton dan acuan-acuan
agar terlindung dari sinar matahari atau disemprot dengan air.

● Melindungi dan Merawat Beton (Curing)

Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, Penyedia
Jasa harus melindungi beton dari pengaruh jelek angin, matahari, tinggi atau
rendahnya suhu, pergantian atau pembalikan derajat suhu muatan sebelum waktunya,
benturan atau tumbukan tanah agresif.

Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi, permukaan beton yang kelihatan harus dijaga
supaya terus basah sesudah dicor tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen
biasa. Perawatan diijinkan pula menggunakan zat kimia yang ada dipasaran atas
persetujuan Direksi.

Permukaan yang telah dibuka acuannya, harus segera ditutup dengan kain
tebal/karung atau pasir atau bahan-bahan lain yang mungkin disetujui oleh Direksi,
yang harus terus menerus berhubungan dengan beton dan dijaga supaya dalam
keadaan basah. Perawatan dengan metode lain akan diijinkan setelah ada usulan dari
Penyedia Jasa.

Tidak ada biaya khusus untuk perawatan beton, biaya ini sudah termasuk dalam biaya
tidak langsung yang ada didalam daftar kuantitas dan harga.

i. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan beton diukur menurut dimensi yang sudah dipasang sesuai
dengan bangunan yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Pembayaran beton
dibuat berdasarkan harga satuan setiap per meter kubik (M3) yang telah ditetapkan
dalam Bill Off Quantity (BOQ). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya
pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
D. Beton Lantai Kerja (Fc’ = 8,3 Mpa)
Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima
akan diukur.
E. Pembesian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pembentukan dan perangkaian atau pemasangan
sesuai dengan kostruksi bangunan yang akan dikerjakan. Pekerjaan pembesian
dilaksanakan secara manual baik pemotongan, pembentukan, perangkaian dan
pemasangan.
Pembesian harus dilaksanakan sesuai dengan dimensi konstruksi bangunan yang akan
dibuat harus sesuai dengan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
Material besi yang digunakan harus terbuat dari bahan baja jenis besi ulir/polos sesuai
dengan gambar. Untuk mengikat antar besi menggunakan bahan kawat
beton/bendrat yang terbuat dari material besi baja tidak mudah putus.
Kebutuhan baja tulangan harus dituang dalam bentuk daftar tulangan (bar list) sesuai
dengan bangunan masing-masing. Demikian juga daftar bengkokan yang mungkin
diberikan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa ketelitiannya harus dirinci sendiri oleh
Penyedia Jasa.
Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan
dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman. Batang-batang dengan garis tengah 2 cm atau lebih harus
dibengkokkan pada mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh
Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Bab 8 Standar Nasional NI - 2
PBI -71 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan lain oleh Direksi.
Bahan/Material yang Digunakan
Bahan/material yang harus digunakan untuk pekerjaan pembesian adalah besi
baja/tulangan jenis ulir/polos dan kawat beton/bendrat. Untuk dimensi diameter besi
tulangan dan kawat beton harus sesuai dengan gambar rencana atau menurut perintah
Direksi Pekerjaan.
Besi tulangan ulir/polos dan kawat beton harus terbuat dari bahan baja. Besi tulangan
dan kawat beton yang akan dipasang harus bersih, kuat/tidak mudah patah dan tidak
boleh berkarat atau cacat.
Untuk tulangan pada Boks IPR menggunakan besi tulangan D6 pada besi tegaknya dan
D8 pada besi melingkarnya.
Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan pembesian adalah menggunakan
alat bantu seperti kunci pembengkok, gunting pemotong, tang dan lain-lain. Untuk
jenis peralatan tersebut harus disesuaikan dengan diameter besi tulangan dan kawat
beton yang akan dipasang.
Uji Tulangan
Penyedia Jasa harus melakukan uji untuk tulangan yang akan digunakan. Pengujian
pada tulangan berupa uji sifat mekanis dan uji lengkung.

A. Benda uji
Benda uji lengkung harus lurus dan utuh/tidak boleh dibubut dengan tujuan untuk
memperkecil diameter. Panjang benda uji lengkung tidak kurang dari 150 mm.
Sedangkan benda uji tarik harus lurus dan utuh/tidak boleh dibubut dengan tujuan
untuk memperkecil diameter, dan bentuk potongan benda uji tarik seperti ditunjukan
pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Benda Uji

B. Jumlah benda uji


Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing 1 (satu) kali pengujian dari masing-
masing potongan contoh uji.
C. Pelaksanaan uji
Uji lengkung dilakukan sesuai SNI 0410.
Uji tarik dilakukan sesuai SNI 8389. Untuk menghitung kuat luluh dan kuat tarik baja
tulangan beton polos dan sirip/ulir digunakan nilai luas penampang yang dihitung dari
diameter nominal contoh uji.
Nilai kuat luluh/leleh ditentukan dengan salah satu dari metode berikut:
- Jika baja tulangan beton mempunyai titik luluh/leleh yang jelas, nilai kuat
luluh/leleh ditentukan dengan turunnya atau berhentinya bacaan dari mesin uji
tarik
Jika baja tulangan beton tidak mempunyai titik luluh/leleh yang jelas, nilai kuat
luluh/leleh ditentukan dengan metode offset 0,2%.
Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap ada pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton.
Pengelasan tempel untuk memasang dengan tepat batang bersilang dengan sudut yang
tegak lurus harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pengelasan lainnya tidak
diperbolehkan. Pengokoh ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Direksi.
Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus berkualitas sama dengan bahan
tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai dengan Spesifikasi. Tulangan
utama dari tulangan anyaman harus disambung dengan overlap 30 cm dan tulangan
melintang dengan overlap 15 cm. Penyedia Jasa tidak boleh mencor beton sekeliling
tulangan baja tersebut sampai Direksi memeriksa dan menyetujui.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pembesian diukur menurut pembesian yang terangkai atau
terpasang sesuai dengan konstruksi bangunan yang dibuat berdasarkan gambar
rencana.
Ukuran pembayaran pembesian (tulangan ulir/polos) dibuat berdasarkan harga
satuan setiap per kilogram (Kg) yang telah ditetapkan dalam Bill Off Quantity
(BOQ). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan
peralatan yang dipergunakan.
F. Pekerjaan Bekisting
Bekisting merupakan bahan cetakan cor beton yang dipasang atau dibuat sesuai
dengan bentuk konstruksi bangunan yang akan dibuat. Bekisting yang dipasang terbuat
dari bahan multiplek 18 mm. Bekisting yang dipasang harus kuat dan mudah dilakukan
pembongkaran apabila sudah dilakukan pengecoran. Bahan multiplek 18 mm untuk
bekisting bisa menggunakan bahan kayu lapis/plywood yang memiliki permukaan yang
rata. Sedangkan bahan penyanggah atau perangkai bekisting menggunakan bahan
balok kayu. Pekerjaan dilaksanakan secara manual dengan menggunakan alat bantu
seperti gergaji, palu, pahat, ketam listrik, kampak dan lain-lain. Pelaksanaan
pekerjaan pembuatan bekisting bisa dilakukan dilokasi pekerjaan atau diluar lokasi
pekerjaan.
Bahan/Material yang Digunakan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan bekisting adalah Kayu kaso 5/7,
multiplek 18 mm, paku 5-10 cm dan minyak bekisting. Untuk merangkai atau
membuat bekisting digunakan bahan paku. Untuk bahan multiplek 18 mm yang
digunakan untuk cetakan cor beton dibuat halus/rata tidak bergelombang. Untuk
ukuran balok, papan dan paku yang digunakan disesuaikan dengan gambar
rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
Balok dan papan yang diadakan harus tidak cacat antara lain berupa pecah-pecah, dan
lapuk dan paku yang digunakan harus terbuat dari bahan besi baja dan tidak mudah
bengkok/patah pada saat dipukul. Bekisting digunakan maksimal 2 kali dan harus
dengan persetujuan Direksi.
Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan pemasangan bekisting adalah
menggunakan alat bantu seperti alat gergaji, palu, ketam listrik, pahat, kampak dan
lain- lain.
Prosedur Kerja
 Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi semua perhitungan dan gambar
rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Direksi ,
sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun
Direksi telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari
penyedia, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.
 Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi dan
getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimum
dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang
antara tumpuan tersebut.
 Bekisting untuk pekerjaan beton harus menggunakan multiplek 18 mm, papan
tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dolken 8 - 12 cm atau bahan lain
yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
 Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus dibuat dari kayu
yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak
terjadi kebocoran.
 Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan
tempat, kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari
tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga
konstruksi bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri
dari beban-beban lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu
Penyedia membuat perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting
tersebut.
 Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic cone)
untuk memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami lendutan.
 Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar
keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I.
1971 NI-2.
 Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
 Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Direksi, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui
oleh Direksi. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan,
sekurang - kurangnya 24 jam sebelumnya, penyedia harus memberitahukan
Direksi Teknis/Lapangan.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pemasangan bekisting diukur menurut dimensi konstruksi
bangunan yang dipasang bekisting yang sesuai dengan gambar rencana.
Ukuran pembayaran pemasangan bekisting dibuat berdasarkan harga satuan setiap per
meter persegi (M2) yang telah ditetapkan dalam Bill Off Quantity (BOQ). Harga satuan
tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan.
G. Pekerjaan Geotekstil
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil.
Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah
lunak. Pekerjaan Geotekstil ini meliputi penghamparan dan pembentukan timbunan
tanah yang disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut perintah Direksi. Lokasi
pemasangan geotekstil harus diratakan dengan cara membersihkan, memangkas dan
menggali atau menimbun hingga mencapai elevasi rencana. Termasuk dalam pekerjaan
ini adalah mengupas tanah penutup permukaan dan memangkas rerumputan. Penyedia
Jasa dapat membuat suatu lantai kerja sampai setebal 0,6 m selain perataan perukaan
tanah asli. Lantai kerja dibutuhkan jika pangkal/akar pohon atau benda lainnya
tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tanah dasar secara berlebihan. Seluruh
pangkal/akar pohon harus dipotong rata dengan permukaan tanah dan ditutup dengan
sekurang-kurangnya 150 mm urugan sebelum penggelaran lapis pertama geotekstil.
Bahan/Material yang Digunakan
Setiap bahan tekstil yang umumnya lolos air yang dipasang bersama pondasi, tanah,
batuan atau material geoteknik lainnya sebagai suatu kesatuan dari sistem struktur.
Prosedur Pemasangan
Prosedur pemasangan harus dijelaskan secara rinci dalam spesifikasi dan pada gambar
rencana. Prosedur ini harus mencakup Persyaratan perataan dan pembersihan tanah
dasar, Spesifikasi Agregat, ketebalan penghamparan agregat dan peralatan.
Persyaratan - persyaratan tersebut sangat penting jika geotekstile dipilih
berdasarkan daya bertahannya.
Prosedur Perbaikan
Untuk bagian geotextile yang rusak (misalnya : robek atau usang) harus dijelaskan
secara rinci dalam spesifikasi teknis perbaikan - perbaikan tersebut termasuk syarat
penggantian. Untuk perbaikan dengan cara tumpang tindih, Geotekstil harus
diperpanjang minimal sebesar Panjang tumpang tindih yang disyaratkan dari seluruh
tepi yang robek atau using (misalnya : jika diperpanjang lebar tumpang tindih 0,3 m.
maka lembar geotekstile baru harus diperpanjang sedikitnya 0,3 m dari semua tepi
yang robek).
Teknik Penjahitan untuk Geotekstil
Teknik penjahitan menjadi alternatif yang lebih praktis dan ekonomis apabila
lebar tumpang tindih geotekstil yang dibutuhkan sangat besar (1,0 m atau lebih).
Penjahitan dapat dilakukan di pabrik maupun di lapangan. Variabel-variabel berikut
perlu diperhatikan jika ingin memperoleh kualitas jahitan yang baik dan efektif :
a. Jenis Benang
Bahan dasar benang berdasarkan urutan kekuatan dan harga tertinggi adalah
polietilena, poliester, atau polipropilena. Durabilitas benang harus sesuai dengan
persyaratan proyek.
b. Tegangan Benang
Pada aplikasi di lapangan, benang sebaiknya ditegangkan dengan cukup
kencang tetapi tidak sampai merobek geotekstil.
c. Kerapatan Jahitan
Biasanya digunakan 200 jahitan sampai dengan 400 jahitan per meter
untuk jenis geotekstil ringan, dan hanya 150 jahitan sampai dengan 200 jahitan.
Cara Pengerjaan Geotekstil
Seluruh sambungan harus dijahit. Sambungan untuk menyatukan ujung ke ujung
pita geotekstil tidak diperbolehkan, seperti diperlihatkan pada gambar rencana. Tali
yang digunakan harus tali polipropilen, poliester atau kevlar dengan kekuatan tinggi.
Tali dari nilon tidak boleh digunakan. Tali harus mempunyai warna yang kontras
terhadap geotekstil yang disambung.
Untuk sambungan yang dikelim di lapangan, Penyedia Jasa harus menyediakan
sekurang- kurangnya 2 m panjang sambungan keliman untuk diuji oleh Direksi
Pekerjaan sebelum geotekstil dipasang. Untuk sambungan yang dikelim di Pabrik,
Direksi Pekerjaan harus mengambil contoh uji dari sambungan Pabrik secara acak dari
setiap gulungan geotekstil yang akan digunakan di lokasi pekerjaan.
Untuk sambungan yang dikelim di lapangan, contoh uji dari sambungan keliman yang
diambil harus dikelim dengan menggunakan alat dan prosedur yang sama seperti yang
akan digunakan dalam pelaksanaan penyambungan pada pekerjaan sesungguhnya.
Jika sambungan dikelim dalam arah mesin dan arah melintang mesin, contoh uji
sambungan dari kedua arah harus diambil.
Sambungan harus terdiri dari dua baris jahitan sejajar, atau terdiri dari sambungan-J,
jenis SSn-1, dengan jahitan satu baris. Kedua baris jahitan harus terpisah 25
mm dengan toleransi lebih kurang 13 mm dan tidak boleh bersilangan, kecuali untuk
penjahitan ulang. Jahitan harus merupakan jenis jahitan terkunci. Jika digunakan
jahitan datar jenis SSa-2, maka minimum jahitan yang diijinkan adalah 40 mm (yaitu
jarak minimum dari tepi geotekstil terhadap garis jahitan terdekat ke ujung
tersebut) Minimum jahitan yang diijinkan untuk jenis sambungan lainnya adalah 25
mm.
Penyedia Jasa harus memberikan penjelasan mengenai tata cara penyambungan
bersama dengan contoh uji sambungan. Penjelasan tersebut mencakup jenis
sambungan, jenis jahitan, benang jahit, kerapatan jahitan dan alat jahit. Tata cara
penyambungan harus berdasarkan rekomendasi Pabrik geotekstil dan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Pemasangan Geotekstil dan Penghamparan Timbunan
 Geotekstil harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan berlebihan.
Geotekstil harus digelar dengan arah mesin tegak lurus atau sejajar dengan as
timbunan seperti ditunjukkan pada gambar rencana. Arah tegak lurus dan sejajar
mesin harus saling berlawanan.
 Pada kondisi apapun, geotekstil tidak boleh diseret melalui lumpur atau diatas
benda tajam yang dapat merusak geotekstil. Lapis timbunan penutup harus
ditempatkan di atas geotekstil sedemikian rupa sehingga sekurangkurangnya
suatu lapisan setebal 200 mm berada antara geotekstil dan roda atau roda rantai
baja (track) alat sepanjang waktu. Ukuran dan berat dari alat berat harus
dibatasi sehingga alur pada penghamparan pertama di atas geotekstil tidak
lebih dari 75 mm untuk menghindari peregangan geotekstil yang berlebihan.
 Alat berat tidak diperbolehkan berbelok pada hamparan timbunan pertama
di atas geotekstil. Pemadatan pada hamparan timbunan pertama di atas geotekstil
harus dibatasi hanya untuk alat penyebar tanah. Alat pemadat getar tidak boleh
digunakan pada hamparan timbunan pertama.
 Gundukan tanah atau metode berdasarkan rekomendasi pabrik harus digunakan
untuk menahan geotekstil pada tempatnya sampai bahan timbunan penutup telah
ditempatkan.
 Jika geotekstil robek atau berlubang atau sambungan rusak, seperti ditunjukkan
oleh geotekstil yang rusak secara kasat mata, pemompaan (pumping) tanah
dasar, intrusi, atau distorsi badan jalan, urugan di sekeliling daerah yang rusak
atau berdeformasi harus dibongkar dan daerah yang rusak harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa tanpa beban biaya pada Direksi Pekerjaan.
 Perbaikan harus meliputi suatu tambalan geotekstil dengan jenis yang sama yang
ditempatkan di atas daerah yang rusak. Tambalan harus dijahit pada semua tepi.
 Konstruksi timbunan harus dilakukan secara simetris sepanjang waktu untuk
mencegah keruntuhan kapasitas daya dukung lokal di bawah timbunan atau
geser lateral atau gelincir timbunan. Setiap urugan yang ditempatkan di atas
geotekstil harus segera disebarkan. Gundukan persediaan tanah urugan di atas
geotekstil tidak diperbolehkan.
 Pemadat getar atau pemadat kaki domba tidak boleh digunakan untuk
memadatkan timbunan hingga sekurang-kurangnya 0,5 m timbunan telah
menutupi lapisan geotekstil terbawah dan sampai sekurang-kurangnya 0,3 m
timbunan telah menutupi lapisan geotekstil selanjutnya di atas geotekstil
terbawah.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pasangan geotekstil non woven diukur menurut dimensi
konstruksi bangunan yang dipasang bekisting yang sesuai dengan gambar rencana .
Ukuran pembayaran geotekstil non woven dibuat berdasarkan harga satuan setiap per
meter persegi (M2) yang telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BoQ). Harga
Satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan – bahan dan peralatan
yang dipergunakan.
H. Pasangan Batu Kosong/rip-rap

Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis tidak kurang
dari 1.500 kg/m3. Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama
dengan ukuran 60-80 cm untuk slope protection dan minimal 60 cm dan untuk batu
pengunci disesuaikan ukurannya dan penahan gerusan pada tubuh bendung atau
embung.
I. Gebalan Rumput

Tanggul harus ditutup dengan lempengan rumput seperti yang ditunjukan pada gambar
atau menurut spesifikasi atau tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi.

Agar rumput tersebut dapat tumbuh dengan baik, tempat menempatkan lempengan
rumput tersebut harus diratakan dan kalau perlu digemburkan dan disiram secara
teratur sampai lempengan-lempengan tersebut tumbuh dan melekat.
1. Lokasi Penanaman Rumput
Gebalan rumput harus dilaksanakan pada permukaan-permukaan sebagai berikut :

• Puncak permukaan tanggul, selebar 20 cm dari sisi tanggul

• Lereng bagian dalam 10 cm di bawah permukaan air yang normal untuk saluran
yang tidak ditembok dan sampai puncak pasangan batu untuk melindungi bagian
tersebut

• Lereng bagian tanggul, dari puncak sampai kakinya.

2. Penempelan Gebalan Rumput


Agar gebalan rumput tetap di tempat, harus dipakai pasap bambu, pasap tersebut
panjangnya kira-kira 30 cm dibuat dari bambu atau kayu setebal 2 – 3 cm.

3. Pengukuran dan Pembayaran


Satuan ukurannya adalah m2, semua biaya untuk menyediakan gebalan serta bahan-
bahan lain yang dipergunakan dalam pekerjaan penggebalan harus dimasukan dalam
harga satuan yang ditawarkan pada Bill of Quantities.

J. Concrete Wall (Fc' = 31,2 Mpa)


Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

2.2.1.2. Pekerjaan Jalan diatas Tubuh Embung


A. Lapis Pondasi Bawah Agregat B (t = 30 cm)

Pekerjaan ini harus mencakup pengakutan, penghamparan, pemadatan dan pembentukan


timbunan tanah pada bangunan yang disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut
perintah Direksi Pekerjaan.Agregat dikerjakan secara mekanik. Material yang digunakan
sebagai bahan timbunan yang memenuhi syarat teknis sebagi bahan lapis pondasi bawah.
Material dihampar, dipadatkan dan dibentuk. Untuk merapikan hasil timbunan diperlukan
tenaga manual dengan menggunakan alat bantu cangkul, sekop dan lain-lain.
a. Prosedur Lapis Pondasi Bawah

Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan dapat dilakukan sebagai berikut :

● Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail


rencana pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah dengan alat pada bangunan berupa
potongan penampang bangunan.
● Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis material kepada Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan.
● Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
● Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan konstruksi sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai
penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
● Sebelum melakukan pekerjaan, lokasi harus dipasang patok batas lebar dan panjang
lokasi bangunan yang akan dikerjakan sesuai dengan hasil pengukuran dilapangan
dengan menggunakan bahan balok kayu atau bahan lainnya.
● Lapis pondasi bawah dilakukan dengan cara mekanik dengan menggunakan alat jenis
Excavator, Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Tandem Roller dan Water
Tanker serta alat bantu seperti cangkul, keranjang, sekop dan lain-lain.
● Material dimuat dengan alat Excavator ke dalam bak Dump Truck dan diangkut
dengan alat Dump Truck dan dihampar dengan menggunakan alat Wheel Loader dan
Motor Grader.
● Pemadatan harus dilakukan secara bertahap selapis demi selapis dengan ketebalan
antara 20 cm – 30 cm dengan menggunakan alat Tandem Roller dan selama
pemadatan berlangsung alat Water Tank Truck menyiram timbunan tanah yang
dipadatkan.
● Material yang dipadatkan harus dibentuk sesuai dengan dimensi dan elevasi
bangunan berdasarkan dengan gambar rencana atau menurut perintah Direksi
Pekerjaan.
● Apabila lapis pondasi bawah yang sudah selesai dikerjakan terjadi penurunan atau
longsor maka Penyedia Jasa harus memperbaikinya kembali sesuai dengan dimensi
dan elevasi bangunan yang dibuat.
● Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa
menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara
menempatkan alat ditempat kerja yang aman atau dibawa ke workshop atau digudang
penyimpanan alat.
● Pada saat melakukan penimbunan harus dilakukan secara berhati-hati guna
mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat terserempet alat atau kejatuhan material
yang ditimbunan yang bisa menyebabkan luka.
b. Bahan/Material yang Digunakan

Material yang digunakan untuk pekerjaan Lapis Pondasi Bawah adalah Agregat
Kelas B.

c. Peralatan yang Digunakan

Peralatan untuk lapis pondasi bawah adalah menggunakan alat jenis wheel loader,
dump truck, motor greder, tandem roller dan water tanker serta peralatan
pertukangan lain yang diperlukan.

d. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan lapis pondasi bawah diukur menurut dimensi dan elevasi yang
dilaksanakan dan terpasang sesuai dengan gambar rencana.

Ukuran pembayaran lapis pondasi bawah dibuat berdasarkan harga satuan setiap per
meter kubik (M3) yang telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BoQ). Harga satuan
tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan.

B. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc’ = 26,4 Mpa

Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
C. Pondasi Handrail

Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
D. Bahu Jalan
Penyedia Jasa harus membuat bahu jalan di sepanjang rencana trase jalan dengan
material yang berasal dari hasil galian jalan atau dari galian tempat lain yang disetujui
Direksi. Material bahu jalan sama dengan material lapis pondasi bawah ketebalan 15
cm setelah pemadatan. Tebal keseluruhan lapis pondasi bawah ditunjukkan dalam
Gambar.
Material untuk bahu jalan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Agregat kasar dengan ukuran maksimum partikel adalah 10 centimeter
- Prosentase partikel yang lebih besar dari 4,76 mm (tertahan saringan no. 4) kurang
dari 50%
- Prosentase partikel yang lebih kecil dari 0,074 mm (lolos saringan no. 200) tidak
lebih dari 5%
Syarat-syarat diatas masih dapat dirubah oleh Direksi karena kondisi lapangan dan
keberadaan material yang ada di lapangan. Pengukuran untuk melaksanakan
pembayaran pekerjaan pembuatan bahu jalan didasarkan per m3 volume bahu jalan
yang dihasilkan dengan batas-batas seperti tertera pada gambar atau seperti yang
ditetapkan Direksi.

Penyedia jasa harus menyediakan dan menempatkan material untuk lantai kerja
bangunan struktur seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti petunjuk dari
Direksi dengan cara tertentu untuk menghindari segregasi. Metode penempatan,
pengendalian kadar air dan cara pemadatan akan ditunjukkan oleh Direksi.

Lantai Kerja B0 disyaratkan memiliki mutu beton dengan material yang menyusun
adalah batu pecah ukuran 2/3, pasir beton, semen Portland dan concrete additive
dimana semua material yang digunakan harus diuji dan mendapatkan persetujuan
direksi sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
E. Pengadaan dan Pemasangan Handrail

Pengadaan dan pemasangan handrail menggunakan pipa Galvanis dengan diameter 3"
disepanjang jalan diatas embung dan jalan diatas pelimpah.

2.2.1.3 Pembuatan dan Pemasangan Box Interlocking Permeable Revetment (IPR)


A. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan konstruksi IPR secara umum dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
1) Pembuatan Boks IPR
Pembuatan Boks IPR menggunakan mutu beton FC’ = 20,75 MPA dengan spesifikasi
yang sudah dijelaskan pada item pekerjaan sebelumnya. Mengingat ukuran ketebalan
boks beton IPR yang digunakan yaitu 0,6 – 0,8 m sehingga diperlukan besi tulangan
yang spesifikasinya sudah di jelaskan pada item pekerjaan sebelumnya.
2) Persiapan Tebing Sungai
Persiapan tebing sungai dilakukan dengan mengatur alinyemen dan kemiringan lereng
tebing sungai agar sesuai dengan perencanaan. Pekerjaan penyiapan tebing sungai
dapat berupa pekerjaan pengupasan tebing sungai maupun berupa pekerjaan urugan
tanah tergantung pada kondisi di lapangan. Pekerjaan pengupasan tebing sungai
dilakukan apabila kondisi kemiringan lereng tebing sungai eksisting lebih curam
dibandingkan dengan kemiringan rencana konstruksi IPR atau posisi tebing sungai
eksisting berada didepan posisi alinyemen rencana konstruksi IPR. Sedangkan
pekerjaan urugan tebing sungai dilakukan apabila kondisi kemiringan lereng tebing
sungai lebih landai dibandingkan dengan kemiringan rencana konstruksi IPR atau
posisi tebing sungai eksisting berada di belakang posisi alinyemen rencana konstruksi
IPR. Terkait dengan pelaksanaan urugan tebing sungai, disarankan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan proses pemadatan tanah yang sudah dijelaskan diatas. Urugan
tanah dapat dilakukan secara terpisah dengan pemasangan boks IPR maupun dapat
dilakukan secara bertahap bersamaan dengan pemasangan boks IPR.
3) Persiapan Pondasi
Untuk menambah stabilitas pelindung tebing sungai, konstruksi IPR sebaiknya
dipasang ditanah dasar. Jika jenis material tanah dasar berupa tanah keras, maka
pemasangan IPR dapat dilakukan tanpa perlakuan khusus, namun jika material dasar
sungai berupa tanah lunak dan berlumpur maka dapat dilakukan perkuatan pondasi IPR
dengan menggunakan kayu dolken.
4) Pemasangan Geotekstil
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
5) Penyusunan Boks IPR
Boks IPR disusun sesuai dengan konfigurasi konstruksi yang direncanakan dengan
menggunakan alat Mini Excavator kapasitas 70-90 HP. Susunan boks IPR dilakukan
dari lapis paling bawah secara bertahap ke susunan paling atas sesuai dengan elevasi
yang direncanakan. Boks IPR terdepan pada lapisan paling bawah digunakan sebagai
acuan pemasangan keseluruhan konstruksi IPR, sehingga dalam pemasangannya harus
sesuai dengan posisi dan elevasinya sesuai dengan perencanaan.
6) Pengisian Tanah Boks IPR
Agar stabilitas ikatan antar Boks IPR dapat terjalin dengan lebih kuat, maka rongga-
rongga pada susunan Boks IPR harus diisi dengan tanah. Pengisian tanah sebaiknya
dilakukan secara bertahap pada tiap lapis susunan boks IPR. Tanah dalam Boks IPR
harus dilakukan pemadatan, minimal dengan pemadatan ringan sesuai kondisi tanah.
Selain meningkatkan ikatan antar boks beton, tanah tersebut juga dapat dimanfaatkan
sebagai media tanam untuk tanaman-tanaman riparian. Tanaman yang dipilih
disarankan menggunakan jenis tanaman setempat agar ekosistem riparian lokal di
sekitar bagunan pelindung tebing sungai tetap dapat beradaptasi dengan baik. Tanaman
yang digunakan sebaiknya bukan jenis tumbuhan berbatang keras yang akarnya dapat
merusak konstruksi beton Boks IPR, namun memiliki akar yang cukup kuat dan tidak
mudah busuk jika terendam air. Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai
pelindung tebing antara lain: tanaman jenis rumput gajah, kolojono, glagah, dan lain
sebagainya.
Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan pembuatan dan pemasangan boks IPR diukur menurut dimensi
yang dibuat dan terpasang sesuai dengan gambar rencana.
Ukuran pembayaran pembuatan dan pemasangan boks IPR berdasarkan harga satuan
setiap per boks yang telah terpasang. Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh
biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
2.2.1.4 Pulau (Disposal Area)
A. Timbunan Tanah
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Geotextile Woven
Geotekstil woven memiliki bahan yang mampu beradaptasi perubahan temperatur dan
sudah memiliki sertifikat uji kelayakan dari laboratorium.
C. Pasangan Batu Kosong/Rip-rap
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
2.2.2. PEKERJAAN BANGUNAN PELIMPAH
2.2.2.1. Pekerjaan Pelimpah (Spillway)
A. Galian Tanah Mekanis
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Timbunan Tanah (Material diambil dari Borrow Area)
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
C. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 31,2 Mpa
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
D. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 20,75 Mpa
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
E. Beton Lantai Kerja (Fc’ = 8,3 Mpa)
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
F. Pembesian
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
G. Bekisting
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
H. Pasangan Batu Kosong/rip-rap
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
I. Pasangan Batu Alam

Bahan yang dipakai adalah batu Andesit, batu Granit, batu Palimanan, batu Candi, dan
batu Salagedang dengan pola dan dimensi sesuai yang ditentukan dalam gambar. Pengisi
rongga antar batu alam yang digunakan berbahan semen warna abu-abu atau sesuai
dengan warna batu alam.
J. Pintu Air

Spesifikasi meliputi perencanaan, bahan, ketebalan, pabrikasi, pengecatan,


pemeriksaan, pemasangan dan masa pemeliharaan terhadap pintu pengatur debit yang
dipasang pada jaringan irigasi dan pembuangan. Spesifikasi dan gambar
menstandarkan perencanaan, pabrikasi dan pengecatan pintu pengatur debit agar
diperoleh peningkatan efektivitas operasi dan pemeliharaan, mampu tukar pada suku
bagian dan penggantian pintu.

Semua keterampilan kerja harus berkualitas agar mampu menjamin operasi yang
halus dan tanpa getar dalam semua kondisi operasi. Perencanaan, ukuran dan bahan
dari semua bagian harus sedemikian sehingga tegangan yang diterima tidak
menyebabkan distorsi karena keausan, atau kerusakan akibat kondisi yang paling buruk
dalam kerjanya. Semua suku bagian harus sesuai dengan ukuran dan kelonggaran
yang tercantum dalam gambar yang telah disetujui. Semua sambungan,
permukaan acuan, bagian yang berpasangan harus dikerjakan mesin dan semua
Tulangan harus dihaluskan permukaan setempat untuk mur.

Semua mutu pekerjaan akhir dengan mesin harus tampak pada gambar yang telah
disetujui. Semua sekrup, baut, baut tanam dan mur dan ulir harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia/Standar Industri Indonesia terakhir atau Standar ISO
(The International Standards Organisation) yang mencakup suku bagian ini, dan
harus memenuhi standar ukuran metrik.

a. Spesifikasi Standar

Standar Nasional Indonesia telah digunakan dalam seluruh spesifikasi ini. Standar
Internasional atau Nasional yang lain dimungkinkan digunakan untuk memenuhi
persyaratan, seizindireksi.Apabila terdapat ketidaksesuaian antara spesifikasi
dalam berbagai hal dengan berbagai standar atau kode diatas, maka spesifikasi harus
dipegang dan dipenuhi.

b. Perakitan di tempat Pembuatan

Semua suku bagian dan peralatan akan dirakit di Bengkel Pembuat Pintu
sebelum pengiriman, dan tes harus dilakukan oleh Pembuat Pintu sesuai dengan
yang disyaratkan untuk disaksikan dan diterima oleh Direksi bahwatelah
memenuhi kondisi kerja. Semua suku bagian yang dilepas harus diberi tanda dan
penyenter secukupnya untuk menjamin perakitan di lapangan secara benar.
c. Tulangan

Semua Tulangan harus padat, halus dan benar bentuk, pekerjaan akhir rapih dan
berkualitas seragam dan kondisi bebas dari rongga-rongga, keropos, pengerasan
setempat, cacat kerut, retak atau kerusakan bopeng dan harus berfungsi baik
untuk keperluannya.

Tulangan tidak boleh diperbaiki, disumbat, atau dilas tanpa seizin Direksi. Izin
semacam ini hanya diberikan bila kerusakan kecil dan tidak berakibat fatal terhadap
kekuatan saat pemakaian atau pengerjaan mesin pada Tulangan. Pemisahan
kotoran atau campuran yang berlebihan pada titik kritis pada hasil Tulangan
harus ditolak, filet terbesar yang cocok dengan perencanaan harus dibuat untuk
menyesuaikan terjadinya perubahan penampang.

Permukaan yang tidak dimesin dan tampak pada instalasi harus diusahakan
agar mempunyai penampilan yang bagus sehingga tidak memerlukan
penghalusan permukaan dilapangan sebelum dicat. Tulangan harus memenuhi dan
mutu sebagai berikut:

● Tulangan Besi

FC2O atau yang sederajat yang disetujui.

● Tulangan Baja

Tulangan baja harus dilunakkan sepenuhnya dan mutu SC42, atau yang
sederajat yang disetujui

● Tulangan Brons

BC2 atau yang sederajat yang disetujui.

● Tulangan Brons Fosfor

PBC2B atau yang sederajat yang disetujui.

● Tulangan Brons Alumunium

AB2 atau yang sederajat yang disetujui.

d. Tempaan

Tempaan harus bermutu SF 40 atau yang sederajat yang disetujui. Ingat harus
dituang dengan Tulangan logam, hasil tempaan harus bebas dari kerusakan yang
berpengaruh terhadap kekuatan dan umur, termasuk cacat lipatan, alur, retak
rambut, retak-retak, kulit yang mengelupas, sisik, keropos, pengerasan setempat,
inklusi bukan logam yang berlebihan dan segregasi.
Filet terbesar yang cocok dengan perencanaan harus dibuat untuk
menyesuaikan adanya perubahan penampang. Semua permukaan yang telah
selesai dari hasil tempaan harus halus dan tanpa luka bekas alat.

e. Baja Konstruksi dan Sambungan


● Pelat baja, potongan baja profil dan lembaran untuk pintu harus sesuai dengan
SNIdan bermutu SM41 atau SS41atau yang sederajat yang disetujui.
● Pelat dan batangan baja tahan karat harus sesuai dengan SNI dan bermutu
S316 (BS) atau lainnya yang sederajat yang disetujui.
● Baut, mur dan cincin dari kuningan dan baja harus memenuhi SNI atau yang
sederajat yang disetujui.
f. Batang dan Pelat Brons

Batang dan pelat brons harus sesuai dengan SNI dan bermutu tersebut dibawah
ini:

● Brons Mangan

B25 atau yang sederajat yang disetujui.

● Brons Fosfor

B30 atau yang sederajat yang disetujui.

● Brons Alumunium

B44 atau yang sederajat yang disetujui.

g. Baja untuk Roda Gigi

Bahan baja untuk roda gigi harus sesuai dengan SNI dan bermutu sebagai berikut.

● Untuk roda gigi kerucut dan pinyon

● Mutu S45C dengan pengerjaan celup dingin dan temper, atau yang
sederajatyang disetujui.

● Untuk mur penggerak pintu, poros silang dan poros pinyon mutu BJ 60 atau
yang sederajat yang disetujui.
h. Bahan Lain
● Logam bantalan melumas sendiri harus sesuai dengan ASTM B22 paduan E,
dengan pelunasan Latau JIS H.5115(1979)LBC3.
● Sling standar harus memenuhi SNI atau Spesifikasi Standar Inggris BS 302 atau
sederajat yang disetujui. Sling harus digalvanis dan mempunyai sebuah inti
kawat.
● Kaitan sling harus kaitan standar pabrik yang sesuai untuk tipe sling yang
digunakan.
● Karet penyekat harus cetakan dan bahan mutu tinggi, tipe tread compound.
Polimer dasar harus karet alam, suatu polimer ikatan butadin dan sterin atau
senyawa dari keduannya.

Campuran harus mengandung tidak kurang dari 70% volume dari polimer dasar, dan
sisanya terdiri dari reinforce carbon black, zincoxide accelators, antioxidants,
vukanizing agents dan/atau plasticizers.

Campuran harus mempunyai sifat fisik sebagai tersebut dibawah ini.

Sifat Fisik dan Batas Campuran

i. Pekerjaan Mesin

Semua toleransi, kelonggaran dan ukuran untuk suatulogam antara bidang luncur
dan bagian yang silindris harus sesuai dengan SNI/SII atau standar sederajat yang
disetujui untuk klass suaian.Bahan secukupnya untuk dikerjakan mesin harus
memungkinkan memasang bantalan untuk meyakinkan pengerjaan permukaan bahan
benar.

Permukaan bantalan harus benar untuk menjamin kontak penuh. Permukaan tap
dan luncur harus dislep dan semua permukaan harus diselesaikan dengan cukup
halus dan teliti untuk menjamin operasi yang baik sewaktu dirakit. Semua
lubang di bor dengan templit dan baut dipasang dengan teliti.

● Penyelesaian akhir Permukaan

Penyelesaian akhir Permukaan harus ditunjukkan pada gambar yang dibuat


oleh Pembuat Pintu dan harus sesuai dengan SNI/SII atau standar lain yang
setaraf.
● Pasak dan Alur Pasak

Pasak dan Alur Pasak harus sesuai dengan ketentuan SII atau standar lain yang
setaraf, kecuali ditentukan lain.

● Pen dan Lubang Pen

Lubang pen harus dibor persis ukuran, halus dan lurus, tepat tegak lurus
pada as bagian yang terkait. Pengeboran harus dikerjakan setelah bagian yang
terkait dipasang secara tepat pada posisinya. Pen harus dibuat dari baja mutu
baik dan dikeraskan dan terpasang tepat pada posisinya. Roda atau rol untuk
pintu harus dirakit pada pen yang dapat dilepas dan mempunyai bus melumas
sendiri dan cincin kuningan

● Pelumasan

Sebelum perakitan semua permukaan bantalan, permukaan gigi roda, tap dan alur
harus dibersihkan secara hati-hati dan dilumasi dengan oli atau gemuk yang
ditentukan. Sebelum operasi, setiap sistem pelumasan harus dicek. Metal
bantalan mampu melumas sendiri harus dibersihkan dengan lap yang bersih, dan
dilumuri pelumas yang telah ditentukan sebelum dipasang. Bahan pelarut
tidak boleh dipergunakan pada metal bantalan melumas sendiri. Spesifikasi
semua pelumas yang disetujui harus tercantum pada buku petunjuk operasi
dan pemeliharaan.

2.2.2.2. Pekerjaan Jembatan di atas Spillway


A. Galian Tanah Mekanis
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 31,2 Mpa
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
C. Beton Lantai Kerja (Fc’ = 8,3 Mpa)
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
D. Pembesian
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
E. Bekisting
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
F. Timbunan Tanah (Material diambil dari Borrow Area)
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
G. Pengadaan dan Pemasangan Handrail Pipa Galvanis Diameter 3"
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

2.2.3. PEKERJAAN INLET


2.2.3.1. Pekerjaan Gorong-Gorong Inlet
A. Galian Tanah Mekanis
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Timbunan, Penghamparan dan Pemadatan Tanah Setempat
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
C. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 31,2 Mpa
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
D. Beton Lantai Kerja (Fc’ = 8,3 Mpa)
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
E. Pembesian
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
F. Bekisting
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
G. Pengadaan dan Pemancangan Mini Pile 25 x 25
Pekerjaan ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pemancangan.
Pedoman ini mencakup spesifikasi mini pile yang disediakan dan dipancang atau
ditempatkan sesuai dengan spesifikasi ini, dan sedapat mungkin mendekati gambar
menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

Pengadaan Mini Pile

Tiang pancang (mini pile) digunakan pada bangunan yang berdiri di atas tanah lunak.
Pemancangan dilakukan dengan alat pancang Drop Hammer atau Hydraulic Jacked
Pilling System hingga menyentuh tanah keras/setting (10 blows/inch).

Pemancangan Mini Pile


Mini Pile dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang tersebut dapat
menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung
yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Jika elevasi akhir kepala tiang pancang berada
di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan.
Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya, dan
palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa
persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau ditentukan dengan
pengujian pembebanan sampai mencapai ke dalaman penetrasi akibat beban pengujian
tidak kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk
sekurang-kurangnya 60 mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak
boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi
tersebut dapat lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Jika ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut
sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas
daya dukung yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan bangunan
bawah jembatan bilamana dianggap perlu. Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis
gravitasi, uap atau diesel. Untuk tiang pancang beton, umumnya digunakan jenis uap
atau diesel. Berat palu pada jenis gravitasi sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang
beserta topi pancangnya, tetapi sama sekali tidak boleh kurang dari setengah jumlah
berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton untuk
tiang pancang beton. Untuk tiang pancang baja, berat palu harus dua kali berat tiang total
beserta topi pancangnya. Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Alat pancang dengan jenis gravitasi, uap atau diesel yang disetujui, harus mampu
memasukkan tiang pancang tidak kurang dari 3 mm untuk setiap pukulan pada 15 cm
dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang
ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui, yang digunakan oleh Penyedia Jasa.
Energi total alat pancang tidak boleh kurang dari 970 kgm per pukulan, kecuali untuk
tiang pancang beton sebagaimana disyaratkan di bawah ini. Alat pancang uap, angin atau
diesel yang dipakai memancang tiang pancang beton harus mempunyai energi per
pukulan, untuk setiap gerakan penuh dari pistonnya tidak kurang dari 635 kgm untuk
setiap meter kubik beton tiang pancang tersebut. Penumbukan dengan gerakan tunggal
(single acting) atau palu yang dijatuhkan harus dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik
1 meter.
Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat
kerusakan pada tiang pancang.
Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang
berumur kurang dari 7 hari. Bilamana pemancangan dengan menggunakan palu yang
memenuhi ketentuan minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Penyedia Jasa
harus menyediakan palu yang lebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya
sendiri.
Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus
dinamis (Hiley). Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan

ef WH W + n 2W p
Pu = X
S+ (C1 + C2 +C3)/2 W + Wp
Pu
Pa =
N
Dimana :
Pu = Kapasitas daya dukung batas (ton)
Pa = Kapasitas daya dukung yang dijiinkan (ton)
ef = Effisiensi palu
W = berat palu atau ram (ton)
N = koefisien restitusi
H = tinggi jatuh palu (m)
H = 2H’ untuk palu diesel (H’ = tinggi jatuh ram)

S = Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (m)
C1 = Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan poer (m)
C2 = Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari batang tiang
pancang (m)
C3 = Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan (m)
N = Faktor Keamanan
Nilai C1 + C2 + C3 harus diukur selama pemancangan.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pengadaan dan pemancangan mini pile diukur menurut dimensi
yang dilaksanakan dan terpasang sesuai dengan gambar rencana.
Ukuran pembayaran pengadaan dan pemancangan mini pile dibuat berdasarkan harga
satuan setiap per meter (M) yang telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BoQ). Harga
satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan.
2.2.3.2. Pekerjaan Wet Water Pond
A. Galian Tanah Mekanis
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 26,4 Mpa
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
C. Beton Lantai Kerja (Fc’ = 8,3 Mpa)
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
D. Pembesian
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
E. Bekisting Biasa
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

2.2.3.3. Pekerjaan Rumah Pompa


A. Galian Tanah Mekanis
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Timbunan Penghamparan dan Pemadatan Tanah Setempat
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
C. Pasangan Dinding Batu Bata
Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan
pemasangan. Pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran material = 1 semen
: 4 pasir. Pasangan batu yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi
bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi
Pekerjaan. Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan manual dan alat bantu
seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kereta dorong, kasut kayu dan lain – lain.
Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan pasangan batu campuran 1 Semen :
4 Pasir adalah alat bantu diantaranya ember, kotak adukan, sekop, cangkul,
kasut kayu/besi, palu besar/godem, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain-lain.
Prosedur Kerja
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan
campuran 1 Semen : 4 Pasir pada bangunan.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran
1 Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang
akan melaksanakan pekerjaan pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir kepada
Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, menutup hidung, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus
menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan
kerja.
 Pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual alat
bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta dorong
dan lain-lain.
 Mortar pasangan batu harus terbut dari bahan semen, pasir dan air dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir. Semua bahan mortar harus dicampur
sampai merata dengan menggunakan kotak adukan sehingga diperoleh hasil yang
memuaskan.
 Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak
semen dalam keadaan kering. Penyedia Jasa harus membuat takaran yang sama
ukuran- ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi pekerjaan harus dibuat
profil penampang rencana pasangan batu yang akan dipasang dan harus berdasarkan
gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Lokasi pembuatan
adukan atau menempatan alat pengaduk diatur sedemikian rupa agar dapat
menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
 Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi
yang akan dikerjakan. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih
tinggi dari tanah sekitarnya).
 Kotak adukan diletakan ditempat datar dan dilokasi yang memudahkan bagi
petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi kerja.
 Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan
ember disiapkan dekat alat pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan.
 Material batu yang akan dipasang harus didekatkan dengan lokasi pekerjaan,
agar memudahkan dalam pekerjaan.
 Pada bagian dasar pemasangan batu harus diberi mortar terlebih dulu baru
dipasang batu. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan/sekop/cangkul.
 Pemasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu atau besi
dan palu besar/godem dan lain-lain.
 Apabila dalam pembentukan dimensi pasangan batu memerlukan dimensi batu
yang ukuran kecil, maka dilakukan pemecahan batu dengan menggunakan alat
bantu palu besar/godem.
 Pada bagian permukaan sisi luar pasangan batu yang sudah terbentuk harus
diratakan sesuai dimensi rencana bangunan yang dibuat.
 Adukan mortar harus secepatnya dibawa ke tempat pemasangan dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran
atau bahan-bahan lain dari luar
 Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa
menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara
menempatkan alat ditempat yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang
penyimpanan alat.
 Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka
harus ditutup dan ditempatkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan anak-
anak agar tidak terjadi kecelakan akibat menghirup debu semen atau termakan
bahan semen tersebut. Sedangkan material batu dan pasir harus ditempatkan
dilokasi yang tidak mengganggu aktifitas kegiatan atau masyarakat yang
melewatinya.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir
diukur menurut dimensi dan elevasi yang sudah dipasang sesuai dengan bangunan yang
dibuat berdasarkan gambar rencana. Pembayaran pasangan batu dengan perbandingan
campuran 1 Semen : 4 Pasir dibuat berdasarkan harga satuan setiap per meter kubik (m3)
yang telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BoQ). Harga satuan tersebut telah termasuk
seluruh biaya pekerjan, bahan – bahan dan peralatan yang dipergunakan termasuk biaya
K3.

D. Beton Lantai Kerja (Fc ‘= 8,3 Mpa)


Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

E. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 26,4 Mpa


Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

F. Bekisting Biasa
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

G. Pembesian
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

H. Pekerjaan Acian
Pekerjaan acian mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan. acian
dibuat dengan campuran Semen dan air. acian yang dikerjakan harus halus serta sesuai
dengan dimensi bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut
perintah Direksi Pekerjaan. Pembuatan adukan acian dilakukan dengan cara manual
menggunakan alat bantu seperti ember, kasut kayu/besi dan lain-lain.
Prosedur Kerja
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan acian pada bangunan.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan acian kepada Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan Tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan acian kepada Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, menutup hidung, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus
menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan
kerja.
acian dilakukan dengan cara manual dan untuk pencampuran menggunakan alat
alat bantu seperti ember dan lain-lain.
 Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak
semen dalam keadaan kering. Penyedia Jasa harus membuat takaran yang sama
ukuran-ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Sebelum dilakukan pekerjaan acian, permukaan plesteran harus dibersihkan terlebih
dulu dan disiram dengan air agar acian dapat menyatu dengan permukaan plester.
 Pekerjaan acian dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu atau besi.
acian yang dibuat harus haluskan dan rata sesuai perintah direksi pekerjaan
 Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa
menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara
menempatkan alat dilokasi kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang
penyimpanan alat.
 Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka
harus ditutup dan ditempatkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan anak-anak
agar tidak terjadi kecelakan akibat menghirup debu semen atau termakan bahan
semen tersebut. Sedangkan pasir harus ditempatkan dilokasi kerja yang tidak
mengganggu aktifitas kegiatan atau masyarakat yang melewatinya.
F. Pekerjaan Plesteran 15 mm

Pekerjaan plesteran mancakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan.


Plesteran dibuat dengan perbandingan campuran material = 1 Semen : 2 Pasir. Plesteran
yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi bangunan yang akan dibuat berdasarkan
gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.

Prosedur Kerja

 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail


rencana pelaksanaan pekerjaan plesteran dengan perbandingan campuran 1 Semen : 2
 Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan plesteran campuran 1 Semen : 2
Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan plesteran campuran 1 Semen : 2 Pasir kepada Direksi
Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
menutup hidung, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja
 Lokasi pembuatan adukan diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang
baik dan terlindung.
 Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan
dikerjakan.
 Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
Kotak pengadukan dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas
pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi kerja.
 Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan
ember disiapkan dekat alat pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan.
 Plesteran campuran 1 Semen : 2 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk
pengadukan adukan menggunakan alat alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul,
sekop dan lain-lain.
 Adukan plesteran harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan
campuran 1 Semen : 2 Pasir. Semua bahan adukan harus dicampur sampai merata
dengan cara manual dengan menggunakan peralatan cangkul dan sekop.
 Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Penyedia Jasa harus membuat takaran yang sama ukuran-
ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, permukaan yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dulu dan disiram dengan air semen agar plesteran dapat menyatu
dengan permukaan yang diberi plester.
 Plesteran yang dibuat harus dengan permukaan yang rata dan dihaluskan atau di aci
dengan air semen sesuai dimensi rencana bangunan yang dibuat.
 Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan
terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat
dilokasi kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang penyimpanan alat.
 Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka harus
ditutup dan ditempatkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan anak-anak agar
tidak terjadi kecelakan akibat menghirup debu semen atau termakan bahan semen
tersebut.
I. Rangka Atap Baja dan Metal Roof

Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan, perakitan dan pembuatan yang harus sesuai
dengan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan. Pekerjaan
pembuatan Rangka atap harus dikerjakan secara manual. Pekerjaan rangka atap
dilakukan harus sesuai dengan gambar bangunan yang akan dibangun berdasarkan
gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.

Prosedur Kerja

 Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak
P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
 Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi pembuatan bangunan.
 Rangka atap dibuat harus berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah
Direksi Pekerjaan.
 Apabila terjadi kerusakan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki kembali sesuai
dengan dimensi dan elevasi yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
 Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa
menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara
menempatkan alat ditempat kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau
digudang penyimpanan alat.
 Pada saat melakukan pembersihan lokasi pekerjaan harus dilakukan secara
berhati-hati guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat terserempet alat
atau kejatuhan material yang dipenggalian yang bisa menyebabkan luka.
2.2.4 PEKERJAAN PELENGKAP EMBUNG
2.2.4.1 Pekerjaan Jalan Akses
A. Galian Tanah Mekanik
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item
pekerjaan sebelumnya.
B. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 26,4 Mpa
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item
pekerjaan sebelumnya.
C. Pembesian
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item
pekerjaan sebelumnya.
D. Bekisting Biasa
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item
pekerjaan sebelumnya.
E. Beton Lantai Kerja (Fc’ = 8,3 Mpa)
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item
pekerjaan sebelumnya.
F. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item
pekerjaan sebelumnya.
G. Pasangan Batu Alam
Penjelasan spesifikasi teknis item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item
pekerjaan sebelumnya.

2.2.4.2 Pekerjaan Jalan Inspeksi


A. Grass Blok Uk.45 x 30 x 8 (Lubang 8 FC’ = 20,75 MPA)
1. Grass Blok Uk.45 x 30 x 8 (Lubang 8 FC’ = 20,75 MPA)
Pekerjaan pasangan Grass Block harus mencakup pekerjaan pengadaan dan pemasangan.
Pasangan Grass Block yang di kerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi gambar
rencana atau menurut Perintah Direksi Pekerjaan. Bagian lubang Grass Block diisi atau
ditanami rumput peking, sesuai petunjuk direksi lapangan. Grass Block yang dipasang
harus dengan permukaan yang rata dan pasangan antar Grass Block harus rapat dan tidak
bergerak.
Bahan / Material yang Digunakan
Bahan Pasangan Grass Block harus menggunakan bahan antara lain :
● Grass Block Uk. 45 x 30 x 8
Grass Block yang dipasang adalah bahan Grass Block cetak yang sudah jadi yang
berlubang 8. Grass Block yang diadakan adalah mutu beton FC’ = 20,75 MPA
● Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, produksi dalam
negeri dan sesuai dengan standar SNI
Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyimpanan, bilamana Portland cement telah mengeras, maka tidak boleh
dipakai untuk campuran.
● Pasir
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan sesuai dengan standar Nasional Indonesia.
Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan Pasangan Grass Block adalah
menggunakan alat bantu diantaranya ember, kotak adukan, sekop, cangkul, kasut
kayu/besi, kereta dorong dan lain-lain.
Prosedur Kerja
Syarat-syarat Pelaksanaan untuk melakukan pekerjaan Pasangan Grass Block dapat
dilakukan sebagai berikut :
● Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana pelaksanaan pekerjaan Pasangan Grass Block pada bangunan
● Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan pasangan Grass block kepada
Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan
● Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan Pasangan Grass Block kepada direksi pekerjaan.
● Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan konstruksi sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung
kepala,menutup hidung, sepatu safety dan lainnya.Penyedia Jasa harus enyiapkan
Kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakaan kerja.
● Pasangan Grass block harus dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan
alay bantu diantaranya sekop,cangkul,gerobak dorong, alat pemadat,palu karet dan
lain-lain.
● Bagian bawah Grass Block harus dipasang pasir yang diratakan.
● Pada saat istirahat semua alat harus diamankan agar tidak terjadi kecelakan,, baik
akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bias menyebabkan terluka ringan
atau berat.Pengamanan biasa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat yang
aman atau dibawa ke WorkShop atau gudang penyimpanan alat.
● Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan Grass Block dan pasir urug
yang masih terbuka harus ditutup dan ditempatkan yang aman jauh dari jangkauan
anak-anak agar tidak terjadi kecelakaan akibat kejatuhan atau terinjak Grass block,
sedangkan material batu dan pasir harus ditempatkan dilokasi yang tidak mengganggu
aktifitas kegiatan lainnya.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pasangan Grass Block diukur menurut dimensi yang sudah
dipasang sesuai dengan gambar rencana.
Pembayaran pasangan Grass Block di buat berdasarkan harga satuan setiap per meter
(m2) yang telah di tetapkan dalam Bill of Quantity (BoQ). Harga satuan tersebut telah
termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan

2. Kanstin
Pasangan kanstin harus terdiri dari Pengasdaan kanstin dan bahan adukan. Kanstin harus
dipasang sesuai gambar rencana atau menurut petunjuk direksi pekerjaan. Kanstin harus
dipasang mengikat satu sama lainnya dan dipasang harus legal dan tidak bergerak.
a. Bahan/Material yang Digunakan
Bahan Pasangan Kanstin harus menggunakan bahan antara lain :
i. Kanstin 15/20 x 30 x 50 cm
Kanstin yang dipasang adalah bahan kanstin cetak yang sudah jadi dengan ukuran
tinggi 30 Cm, Panjang 50 cm, lebar bagian bawah 20 cm dan bagian atas 15 cm. Mutu
bahan kanstin yang diadakan adalah mutu beton F’C = 14,5 MPA.
ii. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland cement, produksi dalam
negeri dan sesuai dengan standar SNI
Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyimpanan, bilamana Portland cement telah mengeras, maka tidak boleh
dipakai untuk campuran.

iii. Pasir
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir.Penambahan bahan lain seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan sesuai denganstandar Nasional Indonesia,apabila
menurut pendapat direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya.
iv. Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dengan perbandingan proporsi takaran
campuran mutu beton F’C = 14,5 MPA dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organic,alkali,garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhidaya lekat beton, seperti minyak
dan lemak.
b. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan Pasangan Kanstin adalah menggunakan
alat bantu diantaranya ember, kotak adukan, sekop, cangkul, kasut kayu/besi, kereta
dorong dan lain-lain.

c. Prosedur Pemasangan Kanstin


Syarat-syarat Pelaksanaan untuk melakukan pekerjaan Pasangan Kanstindapat dilakukan
sebagai berikut:

● Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa harus menyerah gambar detail


rencana pelaksanaan pekerjaan pasangan kanstin yang akan dipasang.
● Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan kanstin ke Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan
● Penyedia jasa harus menyediakan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan kanstin kepada direksi Pekerjaan
● Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan konstruksi sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung
kepala,menutup hidung, sepatu safety dan lainnya. Penyedia jasa harus menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakaan kerja .
● Pasangan kanstin harus di pasang berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah
direksi pekerjaan
● Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bias
menyebabkan terlukan ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara
menempatkan alat di tempat lokasi kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau
di gudang penyimpanan alat .
● Material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka harus di tutup
dan di tempatkan di lokasi yang aman jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak terjadi
kecelakaan akibat menghirup debu semen atau termakan bahan semen tersebut. Pasir
sisa hasil adukan harus di buang atau di kumpulkan di tempat yang aman.
● Untuk sisa bahan adukan yang terbuang pasa saat pemasangan yang sifatnya
menganggu harus di bersihkan dan di buang ke tempat pembuangan.

b. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan pasangan kanstin diukur mnurut dimensi yang sudah dipasang
sesuai dengan gambar rencana.

Pembayaran pasangan kanstin di buat berdasarkan harga satuan setiap per meter (m)
yang telah di tetapkan dalam Bill of Quantity (BoQ). Harga satuan tersebut telah
termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
B. Pengadaan dan Instalasi Penerangan Jalan Umum (Solar Cell 30 Kva)
Pemasangan lampu dilakukan secara lengkap baik tiang ornamen, lampu, kabel dan lain-
lain. Penempatan titk lampu disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut petunjuk
Direksi.
Bahan / Material yang Digunakan
Bahan yang digunakan adalah tiang galvanis tinggi 6 m, Panel Surya 150 Wp, Baterai
Kering VLRA Deep Cycle 100 ah, Solar Controller + Time & Led Driver, Lampu Led 50
watt DC, Box Panel Outdoor, Kabel & Asesories.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran pemasangan lampu penerangan jalan berdasarkan lampu yang
terpasang dan berfungsi.
Ukuran pembayaran pemasangan lampu penerangan jalan dibuat berdasarkan harga satuan
per unit (Unit) yang telah ditetapkan dalam Bill Of Quantity. Harga satuan tersebut telah
termasuk seluruh biaya upah kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.

C. View Decking
1. Kayu Kelas 1

Untuk dimensi dan jarak antar tiang pancang harus disesuaikan dengan gambar rencana
atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.

Bahan Material yang Digunakan

Bahan yang digunakan untuk pekerjaan View Decking adalah kayu Kelas 1. Kayu Kelas
1 yang digunakan ukurannya bervariasi panjang disesuaikan dengan gambar rencana
atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.

Kayu Kelas 1 yang diadakan harus tidak cacat antara lain berupa pecah-pecah, mata
kayu, melintang basah dan lapuk.

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pembayaran berdasarkan dimensi yang dilaksanakan sesuai dengan gambar


rencana.
Ukuran pembayaran dibuat berdasarkan harga satuan per meter (M) yang telah
ditetapkan dalam Bill Of Quantity. Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya
upah kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.

2. Beton Mutu K. 225 Kg/Cm2

Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

2.2.3.4. Pekerjaan Bak Filter


A. Galian Tanah Mekanis
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
B. Pembuatan dan Pengecoran 1 m3 Campuran Beton Fc'= 20,75 Mpa
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.
C. Beton Lantai Kerja (Fc’ = 8,3 Mpa)
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
sebelumnya.

2.2.3.5. Pemasangan Peilschaal dan Pompa Penyiraman


A. Pemasangan Peilschaal
Untuk skala dugaan seperti yang disyaratkan, disamping tiap skala duga harus dipasang
suatu pelat baja lain terpisah dengan jarak 10 cm yang ditandai dengan suatu alur yang
menunjukkan garis terbatas pada skala duga. Apabila karena sesuatu hal skala duga menjadi
rusak/hilang, pelat baja ini dapat menolong untuk pemasangan skala duga baru.
Papan duga akan terbuat dari pelat besi anti karat (stainless steel) atau dilapisi dengan
galvanized dan sisi yang terbaca terdiri dari urutan angka dalam interval sentimeter. Papan
duga akan dipasang dengan baut dari besi anti karat (stainless steel) atau sejenisnya.

B. Pengadaan dan pemasangan pompa penyiraman otomatis


Pompa yang digunakan berkapasitas 2 liter/detik.
C. Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa dan sprinkler
Pipa utama sprinkler menggunakan aluminium berdiameter 75 – 200 mm, pipa lateral
menggunakan pipa PVC berdiameter 50 – 125 mm dengan panjang 5 – 12 m. Kepala
sprinkler menggunakan rotating head sprinkler yang berputar dan mempunyai 2 nozzle.

2.2.3.6. Pekerjaan Genangan Embung dan Instrumentasi


A. Instrumentasi AWLR & Kualitas Air
AWLR harus mampu memberikan data logger dan menyimpan serta mengirimkan data
tersebut ke data server secara otomatis.
Alat kualitas air mampu mengukur nilai parameter fisik antara lain: pH, TDS, Cd, dan
DO. Selain itu harus bisa menampilkan suhu dan salinitas secara real time.
B. Alat Pemadam Kebakaran
Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem fire fighting yang meliputi Electric
Fire Pump, Diesel Fire Pump dan Jockey Pump lengkap dengan panel kontrol, Hydrant
Box, Hydrant Pillar beserta pemipaannya.
1. FIRE HYDRANT PUMPS.
a. Jockey Pump
Type pompa : Centrifugal multi stage pump
Kapasitas : 56 liter/menit.
Head pompa : 85 m
Putaran pompa : 2.900 rpm
Daya pompa : 3.0 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3 phase, 50 Hz, Variable Speed Drived
Jumlah : 1 (satu) unit.
Lengkap dengan panel kontrol Jockey Pump
b. Electric Fire Pump
Type pompa : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 2850 liter/menit
Head pompa : 85 m
Putaran pompa : 2.900 rpm
Daya pompa : +75 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3 phase, 50 Hz, Star Delta Start
Jumlah : 1 (satu) unit.
Lengkap dengan Panel Kontrol Electric Fire Pump.
c. Diesel Fire Hydrant Pump
Type pompa : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 2850 Liter/menit
Head pompa : 85 m
Putaran pompa : 2.900 rpm
Type Engine : Diesel
Putaran : 2.900 rpm
Sistem Coupling : Direct Connected
Daya : + 90 HP
Jumlah : 1 (satu) unit
Power : Accu 24 volt, 80 Amp, 2 buah type maintenance free
Perlengkapan Engine :
● Flexible coupling
● Coupling guard
● Heat exchanger loop
● Batteries
● Battery rack
● Battery cable
● Silencer
● Flexible ex hose connector
● Cooling water heater + thermostat.
Perlengkapan pemipaan / pompa, antara lain :
● Coumpond suction gauge
● Discharge pressure gauge
● Automatic air release valve
● Main relief valve
● Enclosed waste cone
● ± 165 gallon fuel tank
● Fuel system accessories
● Fitting package
● Setiap pompa dan sambungan pipa harus digrounding dan untuk pompa harus
dilengkapi variable speed drived dan lain-lain.
2. FIRE PUMP CONTROLLER
Panel kontrol merupakan kelengkapan unit tiap-tiap fire Fighting pump yang dapat
mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu,
pompa utama penggerak elektrik maupun pompa penggerak engine masing-masing
mempunyai Fire Pump Controller tersendiri.
Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatis bila saluran daya listrik
terputus pada saat terjadi kebakaran. Fire Pump Controller harus standard NFPA-20.
3. FIGHTING FIXTURES
a. Hydrant Pillar
● Jenis two-way, terbuat dari baja tuang diberi penguat pondasi beton
secukupnya.
● Hydrant Pillar dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints atau cat ICI, (jenis
exterior coating)
b. Fire Hydrant Box
● Box terbuat dari plat dengan tebal + 2 mm.
● Dimensi box : lihat gambar perencana.
● Seluruh box dan pintu dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints dan diberi
tulisan Hydrant dengan warna merah.
● Panjang fire hose tidak kurang dari 30 M' mudah digulung, tahan terhadap
tekanan dan penyambungan dengan sistem quick coupling.
● Nozzle variable (zet spray) diameter 65 mm semua dalam keadaan baru dan
fabricated.
● Fire hose dari jenis black rubber lined yang memenuhi standard BS 6391.
c. Seamese Connection
● Digunakan seamese connection jenis two way type Y terbuat dari baja tuang.
● Dalam pemasangan unit seamese connection harus diberikan pondasi penguat
sebagai dudukan.
● Lokasi seamese connection mudah dilihat dan dekat dengan jalan laluan mobil
agar mudah untuk dipakai bila diperlukan (lihat gambar perencanaan).
● Seamese Connection harus sesuai standard DPK, untuk penggunaan sistem
coupling.
4. PIPA DAN VALVE
a. Pipa
● Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan
harus diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
● Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 15 K, Weld Type.
b. Valve - valve
Working Pressure : 300 psi (15 bar)
Gate Valve :
● Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm atau bisa digunakan tipe
Butterfly untuk diameter 15 mm sampai dengan diameter 25 mm.
● Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft, hand
wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar dari diameter 50
mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi dan carbon steel
untuk tekanan 300 psi.
Check Valve :
● Material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
● Swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk tekanan 300 psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.
● Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate wafer type
check valve.
c. Tekanan Kerja Valve
● Untuk keperluan fire fighting digunakan valve - valve dengan tekanan kerja
minimum 300 psi (15 bar).
C. Wet Water Pond
Penjelasan spesifikasi teknis Item pekerjaan ini sudah dijelaskan pada item pekerjaan
spillway.
2.3 PEKERJAAN LANDSCAPE SEMPADAN EMBUNG
A. Ground Cover (Pemasangan Tanah Humus + Gebalan Rumput)
Langkah – langkah pemasangan Tanah Humus + Gembalan Rumput :
● Pembersihan tanah yang akan ditanami dari sampah, batu dan sisa-sisa tanaman, serta
dari akar-akar tanaman liar yang ada.
● Pencangkulan tanah sedalam 10 cm – 20 cm, sambil di lakukan pembersihan ulang.
● Pupuk kandang/kompos di sebarkan secara merata setebal kurang lebih 5 cm.
● Pencampuran tanah dengan pupuk sekaligus menghaluskan dan meratakan tanah.
● Penanaman dengan membuat lubang tanam dangkal dengan sendok tanam mengikuti
pola yang telah di tentukan, timbun akar dengan tanah sambil ditekan ringan.
● Lakukan penanaman sesuai pola yang telah di tentukan, bila jumlah tanaman terbatas
gunakan sistem penanaman bersilang.
● Lakukan penyiraman secukupnya.
● Cangkul dan balik , serta gemburkan tanah yang akan di tanam rumput.
● Campurkan pupuk kandang kurang lebih 1 kg per 1 m2, aduk rata dengan tanah yang
ada.
● Tanam gebalan rumput sambil di tekan kuat-kuat, lalu taburkan pasir tipis-tipis di
seluruh permukaan rumput.
● Pemadatan dengan kaki di injak-injak atau di tekan-tekan dengan alat bantu
pemadatan, misalnya dengan papan.
● Siram dua kali sehari dengan tekanan siram yang lembut.

B. Pohon Peneduh
1. Pohon Peneduh , minimal diameter 30 cm
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan penanaman pohon. Pohon yang diadakan adalah
jenis pohon peneduh diameter > 30 cm. Pohon ditanam dilokasi yang
ditunjukan/diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pohon yang ditanam harus kondisi
hidup dan dapat berkembang.
Bahan / Material yang Digunakan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan pengadaan pohon adalah jenis pohon
peneduh, dengan batang keras dan diameter > 30 cm. Pohon peneduh yang diadakan
harus dalam kondisi hidup.

Peralatan Yang Digunakan


Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan pohon palem raja/palem sadeng,
diameter > 30 cm adalah menggunakan alat bantu seperti alat cangkul, sekop, gerobak
dan lain-lain.

Prosedur Pengadaan Tanaman


Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan pengadaan pohon peneduh, diameter > 30
cm dapat dilakukan sebagai berikut :
● Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan pohon peneduh, diameter > 30 cm.
● Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan pohon peneduh, diameter >
30 cm kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.
● Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan pohon peneduh, diameter > 30 cm kepada Direksi
Pekerjaan.
● Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan konstruksi sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai
penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
● Pohon peneduh, diameter > 30 cm dilaksanakan dengan cara manual dengan
menggunakan alat bantu seperti alat cangkul, sekop, gerobak dan lain-lain.
● Penanaman pohon peneduh, diameter > 30 cm dilakukan harus sesuai dengan
gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
● Peralatan dan material bahan pohon peneduh, diameter > 30 cm pada waktu
istirahat harus diamankan agar tidak mengganggu atau membahayakan pekerja
atau orang lain. Dimana semua peralatan disimpan dilokasi kerja yang aman atau
dibawa ke workshop atau gudang penyimpanan alat sedangkan material tanaman
segera diambil dan dikumpulkan ditempat yang aman guna mencegah kecelakan
kerja akibat tertendang atau terinjak bekas material tersebut.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran berdasarkan pohon peneduh, diameter > 30 m yang tertanam
sesuai dengan gambar rencana.
Ukuran pembayaran pengadaan pohon peneduh, diameter > 30 cm dibuat berdasarkan
harga satuan per buah (Bh) yang telah ditetapkan dalam Bill of Quantity. Harga satuan
tersebut telah termasuk seluruh biaya upah kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan.

C. Pekerjaan Penanaman Pohon Perdu


Pembuatan Lubang.
● Tanah dibersihkan, dicangkul dan diolah serta di buat lubang penanaman dengan
ukuran 40x40x30 cm.
Penanaman.
● Campur pupuk kandang dengan tanah, perbandingannya telah ditentukan. Masukkan
ke dalam 1/5 lubang penanaman. Masukkan bibit tanaman, disusul dengan sub soil
dan top soil yang telah dicampur dengan pupuk. Batang bambu diikatkan pada 2
batang kayu penopang/penyanggah yang telah ditanam, kemudian dilakukan
penyiraman.
● Penanaman jenis perdu harus memperhatikan jarak dan posisi tanam,termasuk arah
penanaman baik melintang dan membujur.
Pembuatan Lubang.
● Tanah dibersihkan, dicangkul dan diolah serta dibuat lubang penanaman ukuran
30x30x30 cm.
Penanaman.
● Masukkan bibit ke dalam lubang diteruskan dengan tanah yang telah dicampur
dengan pupuk. Lakukan penyiraman bila telah selesai.
● Penanaman jenis semak harus memperhatikan jarak dan posisi tanam, termasuk arah
penanaman baik melintang dan membujur.
D. Pekerjaan Penanaman Pohon Semak
Penanaman Secara Individual.
● Pembuatan lubang tanam, dengan ukuran sesuai diameter polybag tanaman yang akan
di tanam.
● Tanah galian di campur dengan pupuk kandang/kompos, dengan perbandingan tanah
: pupuk = 2 : 1.
● Penanaman, dengan memasukkan sebagian campuran tanah+pupuk ke dalam lubang
tanam.
● Lepaskan tanaman dari pot atau polibag dengan hati-hati, agar akar tidak putus,
kurangi sebagian tanah/media tanam pada akar.
● Tempatkan tanaman pada lubang tanam sedemikian sehingga permukaan bola akar
rata dengan permukaan tanah.
● Sisa campuran tanah+pupuk di gunakan untuk menimbun tanaman sambil di padatkan
ringan.
● Di buat tanggul sebagai penahan air siraman di sekeliling batang.
● Bila di perlukan buat tiang penopang.
● Lakukan penyiraman secukupnya.
Penanaman Secara Berkelompok.
● Pembersihan tanah yang akan di tanami dari sampah, batu, dan sebagainya.
● Di lakukan pencangkulan secara merata sedalam kurang lebih 20 cm – 30 cm, atau
sedalam mata cangkul.
● Sebarkan pupuk kandang/kompos secara merata setebal kurang lebih 5 cm.
● Pupuk kandang / kompos di campur dengan tanah secara merata sekaligus
menghaluskan dan meratakan tanah.
● Buat lubang-lubang tanaman mengikuti pola yang telah di tentukan.
● Tanaman langsung di tanam dan di timbun dengan tanah sekitarnya lalu di padatkan
ringan.
● Penyiraman di lakukan secukupnya.
E. Shrub ( semak belukar )
Semak belukar ditebang/dibabat oleh manusia (manual) atau dengan alat (mekanis).
Penebangan dengan alat lebih menguntungkan jika semak belukarnya lebat dan banyak
pohon-pohon kecil.
Peralatan Yang Digunakan
● Peralatan yang harus disiapkan untuk pembersihan semak dengan alat (mekanis)
adalah Excavator dan Bulldozer.
● Peralatan yang harus disiapkan untuk pembersihan semak oleh manusia (manual)
adalah dengan menggunakan alat bantu seperti alat cangkul, sekop, gerobak dan lain-
lain.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembersihan semak belukar diukur menurut dimensi dan elevasi yang
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
Ukuran pembayaran semak belukar dibuat berdasarkan harga satuan setiap per meter
kubik (M3) yang telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BoQ). Harga satuan tersebut
telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.

Anda mungkin juga menyukai