Anda di halaman 1dari 144

Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIK

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lokasi Pekerjaan
Sub Daerah Irigasi Bedegolan (8149 Ha, sumber: PPC-DWIS, ESP 2020) merupakan
bagian dari satu sistem Daerah Irigasi Wadaslintang yang merupakan daerah irigasi
strategis dan paling luas dari total 12 (dua belas) daerah irigasi yang berada di
Wilayah Sungai Serayu Opak. Daerah Irigasi Wadaslintang, bersumber dari
Bendungan Wadaslintang, berada pada DAS Luk Ulo, DAS Wawar dan DAS
Cokroyasan dan terdiri dari Sub DI. Wadaslintang Barat (13.186 Ha), Sub. DI.
Bedegolan (8.149 Ha) dan Sub. DI. Wadaslintang Timur (10,400 Ha) dan secara
administrasi tersebar di Kabupaten Purworejo (10.431 Ha) dan Kab. Kebumen
(21.422 Ha).
Pada saat ini kondisi jaringan irigasi mengalami penurunan fungsi dan kinerja karena
kerusakan pada saluran pembawa, bangunan pembawa, bangunan pengatur dan
bangunan pelengkap, seperti longsor dan kebocoran pada tanggul, pintu yang rusak
dan sedimentasi pada saluran, mengingat sejak selesainya pembangunan tahun 1987,
belum pernah dilakukan rehabilitasi secara menyeluruh. Berdasarkan hasil survey
tahun 2020 nilai kinerja sistem irigasi utama DI Wadaslintang saat ini memiliki skor
IKSI 54,08 sehingga perlu dilakukan rehabilitasi.
Guna peningkatan kinerja DI. Wadaslintang tersebut, melalui Intregrated
Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) sumber
LOAN IPDMIP, SNVT PJPA Serayu Opak, melaksanakan kegiatan Peningkatan
Jaringan Irigasi DI. Wadaslintang Saluran Sekunder Sub Bedegolan yang
dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2022 sampai dengan Tahun 2023.

2. Ruang Lingkup Kontrak


Pekerjaan konstruksi termasuk Peningkatan Jaringan Irigasi yang ada
bangunannya meliputi :
a) Pekerjaan Persiapan
Spesifikasi Teknik

b) Pekerjaan SMKK
c) Pekerjaan Saluran
d) Pekerjaan Bangunan Irigasi
e) Pekerjaan Jalan Inspeksi
f) Pekerjaan Lain-Lain

3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang
berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek. Penyedia
Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
untuk mengembalikan jalan tersebut sesuai kondisi semula apabila terjadi
kerusakan akibat adanya pekerjaan.

Apabila Penyedia Jasa membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan


pekerjaan dapat menggunakan tanah milik Pemerintah, dalam hal ini Penyedia Jasa
diminta membuat pemberitahuan tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

Pejabat Pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan


masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan
pekerjaan. Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain, maka harus dikerjakan
oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri.

Seluruh biaya yang dikeluarkan penyedia jasa dalam mentaati persyaratan dari sub
bagian ini harus dianggap termasuk dalam jumlah analisa harga satuan dalam
daftar kuantitas dan harga.

4. Gambar-gambar
4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a) Gambar Kontrak/ Gambar Tender (Tender Drawing)
Semua gambar-gambar yang diterima oleh penyedia jasa pada awal
pekerjaan adalah gambar kontrak/gambar tender.

b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Shop Drawing).


Spesifikasi Teknik

Setelah penandatangan Kontrak, Penyedia Jasa harus membuat gambar


pelaksanaan berdasarkan gambar Kontrak atau dengan perubahan-
perubahan seperlunya sesuai dengan pelaksanaan di lapangan nantinya.

Pada bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam pelaksanaan harus


dibuat gambar-gambar detail dengan skala kecil. Gambar-gambar
tambahan bila dirasa perlu harus dibuat oleh Penyedia Jasa, guna
memperjelas dalam pelaksanaan.

Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak/gambar tender


sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan/gambar
kerja. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap. Dan
untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang beton. Pengaturan batang
pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton. Tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.

Semua gambar baik bentuk maupun ukurannya harus berskala namun


Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan dengan
mengukur skala pada gambar tapi harus mengajukan dimensi/angka yang
tertera dalam gambar.

Gambar kerja harus disiapkan berdasarkan gambar kontrak, syarat-syarat


dan spesifikasi dalam kontrak dan memuat/menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:

a. Rencana setiap bagian pekerjaan termasuk ukuran/ dimensinya.

b. Data topografi dan elevasi muka tanah hasil pengukuran lapangan


yang dilakukan sesuai dengan ketentuan atau atas perintah PPK.

c. Semua perhitungan yang diperlukan.

d. Wujud dan sifat dasar bahan yang akan dipergunakan.

e. Rincian pelaksanaan termasuk penempatan/ pemasangan komponen


bangunan.
Spesifikasi Teknik

Gambar-gambar pelaksanaan/gambar kerja dan gambar pekerjaan


sementara yang disiapkan oleh penyedia jasa, harus diperiksa dan
ditandatangani oleh Direksi, Konsultan Supervisi pekerjaan dan disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebelum dilaksanakan. Semua biaya
yang dikeluarkan untuk maksud tersebut di atas menjadi tanggungan
Penyedia Jasa.

Masing-masing dalam 1 (satu) cetakan asli dan 4 (Empat) set cetakan


yang dijilid ukuran A3.

c) Penyedia jasa harus menyediakan gambar pelaksanaan secara lengkap di


lapangan.
Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Pengguna Jasa
adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Pengguna Jasa terhadap
gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

4.2. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang/Purna Bangun


(As Built Drawing).
Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan
gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.

Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh


Direksi dan akan diperiksa tiap hari oleh pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut, apabila ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6
(enam) hari kerja.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan selesai (penyerahan pertama/PHO), Penyedia


Jasa wajib membuat gambar purna laksana (As Built Drawing) dan disahkan
oleh Direksi, Konsultan Supervisi, serta disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dan menyerahkan Gambar terpasang (as built drawing) kepada
Pejabat Pembuat Komitmen,
Spesifikasi Teknik

Masing-masing dalam 1 (satu) cetakan asli dan 4 (Empat) set cetakan yang
dijilid ukuran A3 berikut Softcopy sesuai dengan cetakannya yang disimpan
masing-masing dalam 3 SSD.

4.3. Penandatangan dan Persetujuan Gambar


Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi gambar-gambar untuk
disahkan sebelum dimulai pekerjaan yang dimaksud.

Setelah penerimaan hardcopy dari Penyedia Jasa satu copy dikembalikan


kepada Penyedia Jasa dengan diberi suatu keterangan sebagai berikut :
a. Disetujui
b. Disetujui dengan catatan
c. Dapat disetujui setelah direvisi
d. Ditolak

Bila gambar disahkan dengan tanda (a) atau (b) sebagaimana tersebut di atas,
Penyedia Jasa sudah dapat memesan atau memulai pekerjaan sesuai dengan
gambar. Satu set copy gambar yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dapat diletakkan pada Direksi Keet Penyedia Jasa.

Bila gambar disahkan dengan tanda (c), Penyedia Jasa harus mengadakan
perbaikan-perbaikan/revisi dan kemudian menyerahkan hasil revisi tersebut
kepada Direksi, yang sudah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen guna
mendapat persetujuannya. Waktu yang diberikan kepada Penyedia Jasa untuk
mengadakan revisi maksimum 7 (tujuh) hari setelah gambar dikembalikan dari
Direksi, begitu seterusnya sampai gambar dinyatakan diterima disahkan (a)
atau (b).

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai pekerjaan, sebelum gambar


tersebut disetujui oleh Direksi. Direksi dapat meminta kepada Penyedia Jasa
untuk menambah detail-detail gambar yang dirasa perlu, tanpa tambahan
biaya.
Spesifikasi Teknik

5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI).

Bila terdapat pasal-pasal pekerjaan yang tidak terdapat dalam Standar Nasional
Indonesia, maka dapat dipakai standar lain dan atau referensi lain yang disetujui
oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.

Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak
dicakup oleh Standar Nasional Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas
utama.

Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut menetapkan apakah semua


atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam
pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini
pasti dan menentukan.

6. Program Pelaksanaan dan Laporan


6.1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan
syarat-syarat kontrak dengan menggunakan S Curve Method / Metode Kurva
S. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar
yang memperlihatkan setiap kegiatan :

a. Mulai tanggal paling awal.


b. Mulai tanggal paling akhir.
c. Waktu yang diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan
juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.
Spesifikasi Teknik

6.2. Laporan Bulanan


Sebelum tanggal 1 (satu) setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan kemajuan bulanan dalam
bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.

Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :


a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan.
b. Prosentase kumulatif pekerjaan bulan sebelumnya.
c. Prosentase sisa pekerjaan.
d. Back up perhitungan volume pekerjaan bulanan.

6.3. Laporan Mingguan


Setiap minggu atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi, Penyedia Jasa
harus menyerahkan laporan kemajuan mingguan dalam bentuk yang bisa
diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan
pekerjaan selama minggu terdahulu.

Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :


a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
minggu tersebut.
b. Prosentase kumulatif pekerjaan minggu sebelumnya.
c. Prosentase sisa pekerjaan.
d. Back up perhitungan volume pekerjaan mingguan.

6.4. Laporan Harian


Setiap hari, Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan kemajuan harian
dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara
detail kemajuan pekerjaan selama harian.

Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :


e. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
hari tersebut.
Spesifikasi Teknik

f. Prosentase kumulatif pekerjaan hari sebelumnya.


g. Prosentase sisa pekerjaan.
h. Laporan Cuaca.
i. Jumlah Alat dan bahan terpakai.
j. Jumlah tenaga kerja.

6.5. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan.


Rapat tetap antara Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan
Penyedia Jasa diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam dua minggu atau
ditentukan lain oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen pada tempat dan
waktu yang telah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut. Maksud daripada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang
sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan
membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

7. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa


7.1. Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan
kepada Direksi dan Konsultan Supervisi.

7.2. Perlengkapan Konstruksi


Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila
Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut memandang belum
sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi
kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan,
lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan sempurna.

7.3. Bahan Pengganti


Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
Spesifikasi Teknik

dengan mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan
dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan
harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas
bahan pengganti sama dengan bahan yang diganti.

7.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau
lebih tempat yang ditentukan Direksi :
a) Tempat produksi dan pembuatan
b) Tempat pengapalan
c) Lapangan

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut


perlengkapan dan bahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sesuai yang
dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak
meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan
perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.

7.5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
spesifikasi yang lengkap, brosur asli dan data bahan dan perlengkapan untuk
mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK). Persetujuan dari spesifikasi, brosur asli dan data bagaimanapun
juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya dalam
hubungannya dengan Kontrak.

8. Survey dan Pengukuran Pekerjaan


8.1. Bench Mark
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran/bangunan seperti terlihat pada Gambar/sesuai petunjuk
Direksi. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap
utama.
Spesifikasi Teknik

Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar
diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan
suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting
layout pekerjaan. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan
atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas
ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.

Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk


kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana
dan tempatnya harus disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian
yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

8.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah harus diukur kembali pada saat MC-0.

Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia


Jasa akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan,
dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang
disetujui.

8.3. Peralatan untuk Pengukuran


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran
untuk dipakai sendiri sesuai petunjuk Direksi dan Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut. Alat dan perlengkapan itu harus baik dan layak dipakai
dan sebelumnya harus di check oleh Direksi dan harus diganti jika hilang
atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik
Penyedia Jasa.

Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk


memungkinkan Direksi menilai mutu daripada alat-alat dan perlengkapan
yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan perlengkapan itu tidak
boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau
perintah Direksi.
Spesifikasi Teknik

Peralatan harus dilakukan pemeriksaan Bersama antara penyedia jasa


konstruksi, konsultan supervisi dan Direksi Pekerjaan. (Form Pemeriksaan
dan Berita Acara Terlampir).

Guna menjaga mutu pengukuran dan pematokan, Penyedia berkewajiban


untuk secara periodik melakukan kalibrasi instrumen/ alat ukur.

Seluruh biaya yang dikeluarkan penyedia jasa dalam mentaati persyaratan


dari sub bagian ini harus dianggap termasuk dalam jumlah analisa harga
satuan dalam daftar kuantitas dan harga.
Spesifikasi Teknik

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
DIR EKTO R AT J EN DER AL S U MBER DAY A AIR
B A L A I B ES A R W IL AY A H SUN G A I S ER AY U OP A K
SN V T P EL A K SA N A A N JA R IN G A N P EM A N F A A T A N A IR S ER A Y U O P A K
J l . S o l o K m . 6 Y o g y a k a r t a 5 5 2 8 1 T e l p /F a x. ( 0 2 7 4 ) 4 8 9 1 7 2 / 4 8 9 5 5 2 , w w w . s d a . p u . g o . i d

HASIL PENGECEKAN ALAT WATERPASS

Hari, tgl pengecekan : Pukul :


Paket Pekerjaan :

Nama Perusahaan :
Type/No. Seri Alat :

I II SELISIH
Kedudukan BA BA ΔH
BT ΔH BT ΔH
BB BB k = 3/2 ((bt1 - bt2)

muka
1
belakang

muka
2
belakang

muka
3
belakang

muka
4
belakang

Pemeriksa, Surveyor,

( ) ( )
Spesifikasi Teknik

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
DIR EKTO RAT J ENDERAL S UMBER DAY A AIR
BAL AI B ESAR WIL AY AH SUNG A I SERAY U OPAK
S N V T P ELA K S AN A AN JA RIN GAN P EMA NF A A TAN A IR S ERA Y U O P A K
Jl. S olo Km . 6 Y o gy a k a r t a 5 5 2 8 1 T e l p /F a x . (0 2 7 4 ) 4 8 9 1 7 2 /4 8 9 5 5 2 , www.sda.pu.go.id

HASIL PENGECEKAN ALAT TOTAL STATION

Hari, tgl pengecekan : Pukul :


Paket Pekerjaan :

Nama Perusahaan :
Type/No. Seri Alat :

KESALAHAN GARIS BIDIK (KOLIMASI)

Titik Pembacaan Piringan Horizontal Nilai Koreksi


Arah
Alat Biasa (B) Luar Biasa (LB) k = ((B + 180) - LB)/2

KESALAHAN INDEKS VERTIKAL

Titik Pembacaan Piringan Vertikal Nilai Koreksi


Arah
Alat Biasa (B) Luar Biasa (LB) p = 180 - ((B + LB)/2)

Pemeriksa, Surveyor,

( ) ( )
8.4.
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L S U M B E R D A Y A A I R
B A L A I B E S A R W I L A Y A H S U N G A I S E R A Y U O P A K
S N V T P E L A K S A N A A N J A R I N G A N P E M A N F A A T A N A I R S E R A Y U O P A K
J l . S o l o K m . 6 Y o g y a k a r t a 5 5 2 8 1 T e l p / F a x . ( 0 2 7 4 ) 4 8 9 1 7 2 / 4 8 9 5 5 2 , w w w . s d a . p u . g o . i d

BERITA ACARA PENGECEKAN ALAT UKUR

Paket Pekerjaan :

Penyedia Jasa :
Hari, Tanggal Pengecekan :
Pukul :

Pengukuran Situasi
RAB Pelaksanaan Sertifikat
Alat Ukur Jumlah Alat Ukur Jumlah No. Type/Merk No.Seri Keterangan Kalibrasi

dilengkapi notasi yang jelas.


atau lebih dan 5 meter untuk interval kontur mayor;
Direksi, Pemeriksa, Surveyor,

c. Pada Gambar Situasi, harus menampilkan garis sempadan irigasi.


( ) ( ) ( )

buatan manusia sehingga dapat digambar sesuai keadaan lapangan dan


dikoreksi (poligon tertutup), digambar dengan interval kontur minor pada
setiap 0,5 meter untuk kemiringan 0-2%, 1 meter untuk kemiringan 2-5%

b. Pengkuran detail harus mencakup semua tampakan, yang alamiah maupun


a. Pengukuran situasi dimulai dan diakhiri dengan patok poligon yang telah
Spesifikasi Teknik
Spesifikasi Teknik

8.5. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang


a. Pengukuran penampang memanjang mengikuti hasil ukur pengukuran di
setiap penampang melintang;

b. Jarak antara penampang melintang setiap 50 m pada saluran yang lurus,


untuk yang berbelok dengan jarak 25 m;

c. Pengukuran tampang melintang tegak lurus as saluran, dengan bentang ke


arah luar dari tebing kanan dan kiri saluran selebar 50 m.

d. Pada potongan melintang, harus menampilkan batas garis sempadan


irigasi.

9. Pekerjaan Sementara
9.1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-
tama diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan
sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis. Keterlambatan tidak akan
meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.

Yang termasuk pekerjaan sementara meliputi : Akses jalan kerja, Kantor


Direksi, Gudang, Barak Tukang, pekerjaan bouwplank, Jembatan
darurat/penyeberangan sementara lahan kerja dan tempat pembuangan
sementara.

Seluruh biaya yang dikeluarkan penyedia jasa dalam mentaati persyaratan


dari sub bagian ini harus dianggap termasuk dalam jumlah analisa harga
satuan dalam daftar kuantitas dan harga.
Spesifikasi Teknik

9.2. Lapangan Kerja


Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas
biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan
pekerjaan sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk
Direksi. Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak
buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut sehingga
mengurangi kerusakan. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, tanah harus dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia
Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik
milik Pejabat Pembuat Komitmen atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti
kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

Biaya yang timbul akibat adanya kebutuhan Penyedia Jasa dalam


menyelesaikan pekerjaan tertentu yang mengharuskan Penyedia Jasa dalam
kurun waktu tertentu memakai lahan milik warga/masyarakat (misal: biaya
sewa lahan), menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

9.3. Kantor, Perumahan Staf & Pengawas, Gudang, Bengkel, Pemondokan


Buruh dsb (addenda = tergantung kondisi dan keperluan pekerjaan)
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan
sementara seperti kantor, perumahan staf, gudang, bengkel, pemondokan
buruh dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai
pekerjaan.

Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan untuk kantor direksi


sekurang-kurangnya 120 m2 yang terdiri dari : Ruang rapat, ruang kerja,
ruang ibadah dan dilengkapi dengan peralatan secukupnya serta toilet dan
kamar mandi.
Spesifikasi Teknik

Kantor tersebut harus memiliki fasilitas yang baik, tahan air dan dilengkapi
dengan jendela untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap
ruang, diberi fasilitas air minum, alat penerangan, pembuangan dan alat
komunikasi. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia
Jasa.

Penyedia Jasa harus berkonsultasi kepada Direksi untuk mendapatkan


persetujuan tempat kerja dan bangunan sementara. Pelaksanaan pekerjaan
tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan Direksi.

Perumahan staf, pengawas dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan


semua pelayanan yang perlu seperti pembuangan saluran air bersih,
penerangan, jalan, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak,
pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas
yang ditentukan dalam Kontrak.

Seluruh biaya yang dikeluarkan penyedia jasa dalam mentaati persyaratan


dari sub bagian ini harus dianggap termasuk dalam jumlah analisa harga
satuan dalam daftar kuantitas dan harga.

9.4. Pekerjaan Kistdam dan Pengeringan/ dewatering selama Pelaksanaan


Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia
Jasa dan dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengeringan
air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan
bangunan atau sesuai petunjuk Direksi. Penyedia Jasa bertanggung jawab
untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan air
atau pekerjaan pengamanan.

Kistdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera


dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai.
Spesifikasi Teknik

Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.

Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.

Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara


kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan
konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.

Item Kistdam dan pemompaan meliputi:

No. Uraian Satuan Koefisien

1 Membuat kistdam pasir (ukuran bagor 43 x 65 cm) bh 500


2 Pengoperasian pompa air daya 5 kw jam 364

Sub pasal ini mengacu untuk item pekerjaan kistdam dan dewatering seperti
yang dijelaskan sebelumnya dalam satuan lumpsum dan akan dibayarkan
sebagai berikut:

a. 70% apabila semua perlengkapan dan fasilitas yang ditunjukkan dalam


jadwal pelaksanaan yang telah disetujui dan dibangun di lokasi

b. 100% apabila kegiatan-kegiatan telah selesai dan peralatan dan fasilitas


telah dipindahkan dari lokasi

9.5. Pengalihan Sementara dari Saluran Irigasi yang ada


Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada
selama pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi
yang ada merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa
supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Setelah rencana itu disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara
harus sesuai dengan rencana yang telah disetujui.
Spesifikasi Teknik

Seluruh biaya yang dikeluarkan penyedia jasa dalam mentaati persyaratan


dari sub bagian ini harus dianggap termasuk dalam jumlah analisa harga
satuan dalam daftar kuantitas dan harga.

9.6. Pekerjaan Bouwplank.


a) Patok Bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga
tidak mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
b) Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 1,00 m dan jarak patokan
satu dengan patokan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
c) Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan
bidang sebelah atas harus rata.
d) Penentuan tinggi papan bouwplank disesuaikan dengan peil rencana, dan
harus disetujui oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut.
e) Untuk mendapatkan garis horizontal bouwplank yang maksimal, dapat
menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass dan
theodolith.

10. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan


10.1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan
peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan
kebakaran.

10.2. Sistem Pengawasan Keamanan


Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan
organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen. Sistim pengawasan keamanan dengan kapasitas
peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan
kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Spesifikasi Teknik

Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program


yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Negara
Indonesia.

10.3. Peraturan dan Penyelenggaraan Kesehatan


Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui
oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan
tersebut dan oleh Penguasa setempat.

Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil


langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja
tetap bersih.

Penjelasan pada bagian ini tidak terbatas pada hal-hal yang diuraikan tersebut
diatas tetapi juga pada hal tambahan lain sesuai dengan arahan direksi
menurut peraturan terkait yang berlaku.

Alat pelindung diri dan alat pelindung kerja harus memenuhi spesifikasi yang
tercantum pada Tabel berikut ini.
Spesifikasi Teknik
Spesifikasi Teknik

Sumber: Permen PUPR 10/PRT/M/2021 Sub Lampiran K

Pengukuran pada sub pasal ini sesuai dengan satuan pasti dalam daftar
kuantitas dan harga sesuai dengan item pekerjaan terkait di dalamnya.

Semua biaya yang dikeluarkan penyedia jasa dalam memenuhi persyaratan


sub bagian ini sudah dianggap termasuk dalam jumlah sesuai satuan
pekerjaan dalam penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta
keselamatan konstruksi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga.

10.4. Pencegahan dan Penanganan Covid-19


Penyedia Jasa harus melakukan upaya pencegahan dan penanganan Covid-19
minimal sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 10/PRT/M/2021 dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021.

Upaya pencegahan dan penanganan covid antara lain:


- Penyediaan alat pengukur suhu badan
- Penyediaan fasilitas cuci tangan dengan air yang mengalir dan
penyediaan sabun cuci tangan
Spesifikasi Teknik

- Penyediaan hand sanitizer


- Penyediaan cairan desinfektan
- Pengukuran suhu badan pada Tenaga Kerja konstruksi setiap hari saat
sebelum dan sesudah bekerja
- Sebisa mungkin pakaian Tenaga Kerja konstruksi mengganti baju kerja
ketika hendak pulang kerumah
- Menyiapkan akses ke rumah sakit rujukan COVID-19
- Maksimal kerumunan Tenaga Kerja pada saat berkerja maupun
koordinasi adalah 5 orang dengan jarak minimal 2 m
- Melaksanakan ketentuan INMEN PUPR 2/2020
- Menyediakan poster atau banner terkait kesadaran terhadap COVID-19

10.5. Pengukuran dan Pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam satuan yang telah


ditetapkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau ditetapkan oleh Direksi.

Setiap item dan kegiatan dalam pekerjaan ini, harus dilengkapi dengan tanda
terima penerimaan / penggunaan item tersebut.

- Pembayaran

Kegiatan SMKK yang akan dibayar sesuai dengan item pekerjaan dalam
daftar kuantitas dan harga.

Pembayaran untuk SMKK harus dilakukan berdasarkan harga satuan seperti


tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Spesifikasi Teknik

11. Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan (foto 0%,
50%, dan 100%).

Foto Dokumentasi harus diambil pada tiap lokasi pada titik dan sudut pandang
pengambilan yang sama untuk memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan,
keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan dalam penyelesaian. Foto-foto pada
tiap lokasi dan titik pengambilan yang sama diambil dengan arah tertentu dan
tetap, ketiga keadaan tersebut di atas dengan latar belakang yang mudah dipakai
sebagai tanda dari lokasi tersebut.

Foto-foto dokumentasi untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai
dengan keterangan gambar, softcopy foto yang bersangkutan harus diserahkan
dalam format jpg dan file excel/word yang sudah disusun sesuai progress.

Album foto dokumentasi harus diserahkan sebanyak 5 (lima) set kepada Direksi
pada penyelesaian pekerjaan, beserta foto pendukung pelaksanaan pekerjaan.

12. Mutual Check


12.1. System Pekerjaan
System Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan (Unit Price).

12.2. Pelaksanaan Mutual Check


a) Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada gambar
tender drawing/Kontrak yang kemudian gambar tersebut disesuaikan
dengan kondisi lapangan sehingga menjadi Shop Drawing.
b) Mutual Check 0 % dilaksanakan oleh Penyedia Jasa bersama – sama
dengan Direksi dan Konsultan Supervisi yang disahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
c) Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah
sebagai berikut :
1. Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan
mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 √d.mm.
Spesifikasi Teknik

2. Titik Referensi pengukuran harus dipastikan mengacu pada Jaring


Kontrol Geodesi Nasional yang dikeluarkan oleh Badan Informasi
Geospasial.
3. Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran.
4. Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar
Penggambaran (termasuk gambar detail).
5. Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
tambahan/ pengurangan.

d) Semua produk-produk hasil Mutual Check/Uitzet (data pengukuran


kembali, gambar-gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan
biaya/pengurangan biaya) disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah
mendapat persetujuan maka Penyedia Jasa dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut.
e) Dari hasil pengukuran kembali/Uitzet akan didapat perbandingan
volume dengan Tender Drawing.
f) Gambar-gambar hasil Uitzet adalah sebagai dasar untuk Pelaksanaan
Konstruksi Lapangan.
g) Semua gambar – gambar hasil mutual check diperbanyak 5 kali dan
sesuai petunjuk Direksi.

12.3. Mutual Check 100%


a) Mutual Check 100 % dilaksanakan oleh Penyedia Jasa bersama–sama
dengan Direksi dan Konsultan Supervisi yang diteliti dan disahkan oleh
Tim Mutual Check 100% yang dibentuk oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
b) Dari hasil Mutual Check 100 % dengan gambar terpasang (Asbuilt
Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan.
c) Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat rangkap 5
(lima) dan sesuai petunjuk Direksi.
Spesifikasi Teknik

12.4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check


a) Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
b) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini
akan ditentukan kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

12.5. Penilaian dan Pembayaran


Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

B. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Pembersihan dan Stripping
a) Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, harus dibersihkan dari segala
pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-
bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi
dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Umumnya hanya pohon-pohon yang
mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus
dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut di sepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-pagar,
dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan
harus dibuang menurut persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut.

b) Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan


dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul akibat
pembersihan lapangan.

c) Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan


pembangunan dimulai.

d) Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau Perorangan


yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia Jasa.
Spesifikasi Teknik

e) Pengukuran dan pembayaran

- Pengukuran

Pembersihan lapangan harus berdasarkan pada jumlah luasan dalam meter luas
(m2) sebagaimana ditunjukkan pada gambar dan ditentukan disini atau
sebagaimana diperintahkan direksi

- Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan ini harus dilakukan berdasarkan satuan meter luas
(m2) yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dan harus mencakup
semua biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
sarana, alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang
digambarkan dalam spesifikasi ini.

2. Galian pada Pondasi Bangunan


a) Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa diwajibkan
memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada) lokasi yang akan digali.
Metode galian penyedia jasa harus dipertimbangkan terhadap struktur tanah sekitar
lokasi dan alat gali yang digunakan. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan
bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang
tertuang pada gambar bestek. Jika waktu penggalian material yang digali
melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas
tadi harus ditimbuni lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian
ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm dengan
dan atas biaya Penyedia Jasa.

b) Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena
pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia harus dipadatkan dengan
menumbuknya atau menggilasnya atau jika Direksi dan Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan
yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.

c) Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan
lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut
Spesifikasi Teknik

ketentuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, maka Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut akan memerintahkan secara tertulis untuk
memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya
dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak
boleh lebih dari 15 cm.

d) Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan.
Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan
cara yang dapat disetujui oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

e) Penyedia Jasa harus menjamin adanya peralatan yang stand by (siap) dan cukup di
lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.

f) Galian terbuka lain yang dilaksanakan misalnya membuang material galian, atau
untuk keperluan lain, harus sesuai ijin dan petunjuk Direksi, konsultan supervisi dan
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

g) Apabila Penyedia Jasa melaksanakan galian lebih atau melebihi ukuran pada
gambar Bekisting, untuk maksud dan alasan tertentu, menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa. Semua galian yang diperintahkan itu harus ditimbun dengan material
sesuai dengan petunjuk Direksi dan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

h) Galian dan timbunan tanah, yang timbul akibat dari metode kerja dan bukan
menjadi bagian dari konstruksi hanya dibayarkan sesuai lebar dasar bangunan
ditambah kemiringan tanah V:H 5:1

i) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan ukuran yang lengkap seperti yang
disyaratkan dan harus selesai sesuai dengan batas dan tahapan yang diijinkan,
kecuali pada ujung-ujung batuan yang tajam, diijinkan adanya toleransi, asalkan
tidak lebih dari 20 cm dan permukaan yang tidak tertutup dengan beton, harus
diratakan sesuai petunjuk Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
Untuk pembayaran atas pekerjaan tersebut, dibayarkan sesuai dengan volume
pekerjaan yang dilakukan.

j) Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian akibat
kecerobohan dan kekurang telitian metode pelaksanaan, maka seluruh resiko
menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
Spesifikasi Teknik

k) Pejabat Pembuat Komitmen akan membayar pada Penyedia Jasa biaya timbunan
untuk mengisi kembali galian tambahan pada patahan yang disebabkan sifat-sifat
batuan tersebut, yang bukan disebabkan kesalahan Penyedia Jasa, sesuai saran dari
Direksi. Pembayarannya sesuai dengan Harga Satuan yang dicantumkan dalam
Rencana Biaya Pekerjaan (BOQ).

l) Pengukuran (untuk pembayaran) setiap klasifikasi material galian terbuka harus


dibuat menurut batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukan dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
Pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum galian hingga
permukaan galian seperti disebut di atas. Dasar perhitungan adalah gambar
potongan melintang profil tanah yang disetujui sebelum galian dan garis, kelandaian
dan ketinggian yang ditentukan atau diterima dari pekerjaan galian yang
diselesaikan. Metoda perhitungan akan merupakan metoda luas ujung rata-rata,
dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan kecil dengan interval 50 m
untuk bagian lurus dan interval 25 m pada bagian tikungan. Klasifikasi material
yang digali ditentukan Direksi berdasarkan analisa dan pertimbangan Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

m) Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur dengan metode survai,


sebelum pekerjaan galian dimulai hingga galian selesai dilaksanakan. Oleh karena
itu Penyedia Jasa harus melaksanakan survai pengukuran sehingga bisa diketahui
dimensi dan elevasi permukaan asli dan permukaan pada akhir galian. Penyedia
Jasa harus menyerahkan usulan garis besar yang akan digali, potongan melintang
dan metode survai yang digunakan, 7 (tujuh) hari sebelum dimulainya survai
pengukuran. Garis dan titik-titik pokok harus ditetapkan lebih dahulu yang
dihubungkan dengan elevasi pada bangunan yang permanen.

Pembayaran untuk setiap klasifikasi galian pada galian terbuka dilakukan sesuai
dengan harga satuan per meter kubik seperti dicantumkan pada Rencana Biaya
Pekerjaan. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya semua tenaga kerja,
peralatan dan material yang diperlukan untuk pekerjaan galian.
Spesifikasi Teknik

3. Galian untuk Bangunan-bangunan


a) Umum

Bab ini menunjukkan pada galian bangunan yang dilaksanakan berdasarkan


kontrak.

Galian bangunan mencakup semua galian yang berhubungan dengan


pelaksanaan pekerjaan saluran, dan bangunan irigasi yang meliputi jembatan,
gorong- gorong, talang, bangunan sadap dan corongan, perlindungan tebing, dan
macam pekerjaan yang lain dimana ditentukan oleh Direksi bahwa ada galian
bangunan.

Penyedia jasa harus melakukan semua galian bangunan untuk material apapun
yang mungkin dijumpai sesuai dengan spesifikasi ini, gambar-gambar dan
ketentuan-ketentuan Direksi. Penyedia jasa harus menyiapkan dan
mengoperasikan semua kebutuhan yang diperlukan untuk penggalian,
pengangkatan, pengangkutan dan peralatan yang lain yang diperlukan yang
berkaitan dengan jenis material yang dijumpai. Pekerjaan galian untuk berbagai
macam pekerjaan harus dilaksanakan sesuai lebar, panjang, kedalaman dan profil-
profil seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti ukuran-ukuran yang lain yang
mungkin diperintahkan oleh Direksi secara tertulis.

Bila dipandang perlu, tebing-tebing dari seluruh pekerjaan galian harus


ditopang dengan baik dan disangga dengan penopang dan papan dan tebing-tebing
harus ditutup dengan turap, apabila diperlukan untuk mencegah masuknya pasir,
lumpur, dan lain-lain.

Bila suatu galian sudah diselesaikan dan dirapikan, Direksi harus diberitahu,
sehingga ia akan melakukan pemeriksaan dengan resmi. Galian tidak diperbolehkan
diisi atau ditutup dengan beton sebelum diperiksa dan sebelum Penyedia jasa diberi
wewenang untuk melaksanakannya.

b) Galian yang Melampaui Batas yang Ditentukan

Bila terjadi kelebihan galian karena suatu alasan atau sebab apapun, kecuali
atas perintah Direksi, Penyedia jasa harus, dengan biaya sendiri, memperbaiki
kelebihan galian tersebut sampai batas dan ketinggian galian yang dibutuhkan
Spesifikasi Teknik

sebagaimana yang akan digunakan sebagai bentuk galian yang benar, kecuali
bila ditentukan lain oleh Direksi.

c) Galian Bangunan

Kecuali jika tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan lain oleh Direksi,
Penyedia jasa harus melaksanakan galian bangunan dengan salah satu dari dua tipe
profil yang digambarkan berikut:

- Bila rata-rata kedalaman galian, yang telah ditentukan oleh Direksi lebih kecil
atau sama dengan 1.20 m, kemiringan lereng harus satu kesatuan vertikal
dengan satu kesatuan horizontal, dengan ruang bebas arah horizontal pada
sisi bawah dari rencana kaki terhadah awal dari lereng galian adalah 250 mm

- Bila rata-rata kedalaman galian, yang telah ditentukan oleh Direksi lebih besar
atau sama dengan 1.20 m, kemudian kemiringan harus satu kesatuan vertical
dengan 0.5 kesatuan horisontal dengan ruang bebas arah horizontal pada sisi
bawah dari rencana kaki terhadah awal dari lereng galian adalah 1000 mm

Dasar dan lereng-lereng tepi galian berbatasan dengan beton yang akan
ditempatkan, penyelesaian pekerjaannya harus dengan ketelitian ukuran yang
akurat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi, dan
bidang permukaan yang dipersiapkan harus dipadatkan seluruhnya dengan alat
pemadat yang memadai, sehingga mendapatkan pondasi yang memenuhi. Jika
di suatu tempat terdapat material pondasi asli terusik selama proses penggalian,
material tersebut harus dibongkar dan diisi dengan material yang disetujui atau
beton dan dipadatkan, semuanya merupakan beban Penyedia jasa.

d) Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk setiap jenis material galian harus dilaksanakan


sampai batas–batas ketinggian-ketinggian dan ukuran-ukuran seperti
ditunjukan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi dan pengukuran harus
didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum penggalian dan permukaan
galian yang sebenarnya seperti yang disetujui oleh Direksi. Jenis dari material
Spesifikasi Teknik

galian akan diklasifikasikan sesuai dengan item dalam daftar kuantitas dan
harga.

- Pembayaran

Pembayaran untuk galian tanah biasa dalam berbagai macam material,


kedalaman, diatas atau dibawah air, harus dilakukan berdasar harga satuan
tiap m3 yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap
mencakup semua kompensasi untuk penyediaan semua tenaga, material,
peralatan, sarana, alat-alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
persyaratan yang digambarkan dalam spesifikasi ini.

4. Penggalian Saluran dan Pembuangannya


a) Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar.

b) Hasil galian bisa digunakan sebagai timbunan kembali sesuai standar yang disetujui
oleh direksi dan konsultan supervisi.

c) Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat atau
di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang di sepanjang
saluran, harus ditempatkan pada lokasi pembuangan (Disposal Area) dan dirapikan
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Supervisi.

d) Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah tersebut
selambat-lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang dimaksud sebagai
pemberitahuan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

e) Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat digunakan peralatan khusus atau
yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Supervisi.

f) Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk setiap jenis material galian harus dilaksanakan


sampai batas–batas ketinggian-ketinggian dan ukuran-ukuran seperti
ditunjukan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi dan pengukuran harus
Spesifikasi Teknik

didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum penggalian dan permukaan


galian yang sebenarnya seperti yang disetujui oleh Direksi. Jenis dari material
galian akan diklasifikasikan sesuai dengan item dalam daftar kuantitas dan
harga.

- Pembayaran

Pembayaran untuk galian tanah biasa dalam berbagai macam material,


kedalaman, diatas atau dibawah air, harus dilakukan berdasar harga satuan
tiap m3 yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap
mencakup semua kompensasi untuk penyediaan semua tenaga, material,
peralatan, sarana, alat-alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
persyaratan yang digambarkan dalam spesifikasi ini.

5. Galian Tanah Longsor (Slide Material)


Tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng diatas bangunan eksisting yang
ditentukan oleh direksi dan material material yang mungkin longsor ke daerah tersebut,
harus dipindahkan dan dirapikan oleh penyedia jasa menurut cara yang disetujui.
Penyedia jasa mungkin diminta pula untuk menggali daerah daerah yang mungkin
akan longsor diluar batas-batas penggalian untuk mencegah kerusakan pada bangunan
eksisting.

Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk setiap jenis material galian harus dilaksanakan


sampai batas–batas ketinggian-ketinggian dan ukuran-ukuran seperti
ditunjukan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi dan pengukuran harus
didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum penggalian dan permukaan
galian yang sebenarnya seperti yang disetujui oleh Direksi. Jenis dari material
galian akan diklasifikasikan sesuai dengan item dalam daftar kuantitas dan
harga.

- Pembayaran
Spesifikasi Teknik

Pembayaran untuk galian tanah biasa dalam berbagai macam material,


kedalaman, diatas atau dibawah air, harus dilakukan berdasar harga satuan
tiap m3 yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus
dianggap mencakup semua kompensasi untuk penyediaan semua tenaga,
material, peralatan, sarana, alat-alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua persyaratan yang digambarkan dalam spesifikasi ini.

6. Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai gambar bestek.
Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan mengambil kelebaran yang
sesuai menurut petunjuk pada gambar atau sesuai yang ditentukan oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, dan harus turun ke bawah dan akhirnya baru
menambah luasnya.

Cara dan metode galian tidak boleh membahayakan bangunan/lahan pekerjaan.


Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang yang telah
mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu secara tertulis. Pekerjaan pada setiap
panjang yang sudah disetujui, diselesaikan sampai disetujui Direksi dan Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.

7. Timbunan Tanah Kembali


a) Tanah galian yang sesuai dapat digunakan kembali setelah cukup kering untuk
segera dipadatkan setelah penggalian, kecuali tanah yang terlalu basah harus
diletakan dahulu ditempat penimbunan sementara yang disetujui oleh Direksi agar
kadar airnya berkurang hingga mencapai batas yang diijinkan untuk tanah
timbunan pada tanggul atau dengan persetujuan khusus dari Direksi pekerjaan.
Tanah tersebut diijinkan untuk dipergunakan kembali apabila ditentukan oleh
Direksi pekerjaan lebih praktis untuk mengeringkan tanah yang basah tersebut
ditempat / lokasi pekerjaan hingga kadar airnya berkurang dan cukup untuk
dipadatkan.
Spesifikasi Teknik

b) Setiap pekerjaan timbunan tanah harus dilakukan secara rapi dan diratakan sesuai
petunjuk Direksi dan Supervisi Konstruksi.

8. Timbunan Tanah Didatangkan


a) Semaksimal mungkin bahan untuk timbunan diusahakan dari bahan hasil galian
sehingga keseimbangan antara galian dan timbunan dapat tercapai. Sejauh material
dari bahan galian tidak mencukupi dan/atau kualitas bahan dari galian tidak
memenuhi syarat untuk timbunan maka diupayakan mengambil bahan timbunan
dari borrow setelah mendapat persetujuan dari Direksi. Dimana disebutkan atau
diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus
diambilkan dari daerah tanah luar (Borrow Area) yang disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi.

b) Penyedia jasa harus membentuk dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut


sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar.

9. Penempatan dan Pemadatan


a) Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan
pemadatan tanah dengan disaksikan oleh Direksi, dan menggunakan peralatan yang
sesuai paling sedikit tiga (3) lapis tanah dihamparkan, dimana percobaan
pemadatan di lapangan akan dilaksanakan berdasarkan hasil dari percobaan
pemadatan tersebut, jenis jumlah perlengkapan serta peralatan untuk pemadatan,
jumlah minimum banyaknya lintasan yang diperlukan, dan ketebalan lapisan tanah
yang dihamparkan akan dapat ditentukan dari hasil percobaan tersebut. Hasil
percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam segala hal dari
kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam
kontrak.

b) Tanah yang akan dipadatkan harus dihamparkan lapis demi lapis secara horizontal
dengan ketebalan dari setiap lapisan setelah dipadatkan tidak lebih dari 15 cm,
dalam segala hal kecuali ditentukan lain dari hasil percobaan pemadatan sebagai
yang disebutkan di atas atau diperintahkan oleh Direksi
Spesifikasi Teknik

c) Bila dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan akan menggunakan bahan tanah galian
dari hasil pekerjaan yang dilakukan dengan alat-alat besar, pemadatan dengan cara
manual tidak diizinkan kecuali pada daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh alat
mekanis. Penghamparan tanah timbunan harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dipadatkan tanah timbunan tersebut menjadi homogen dan benar-benar padat.

d) Kandungan air dari tanah timbunan harus dijaga sedemikian baik secara
pengeringan alami atau dengan pembasahan memakai alat semprot. Pemadatan
harus menggunakan alat pemadat, penggetar atau peralatan lainnya yang disetujui
Direksi. Pengadaan air untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggungan Penyedia
Jasa.

e) Pembayaran untuk pekerjaan timbunan akan dihitung berdasarkan volume bahan


tanah timbunan berdasarkan dimensi dan elevasi yang ditunjukan dalam gambar.
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan berdasarkan satuan meter kubik

f) Seluruh biaya pemadatan tanah sudah termasuk biaya penyediaan air, biaya
penyemprotan atau pengeringan tanah timbunan.

10. Pengukuran dan Pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m3)


sebagaimana volume yang ditunjukkan pada gambar atau ditetapkan oleh
Direksi. Pengukuran tidak akan dilakukan diluar batas timbunan yang ditetapkan.

- Pembayaran

Kegiatan timbunan yang akan dibayar sesuai dengan item pekerjaan dalam daftar
kuantitas dan harga.

Pembayaran untuk timbunan harus dilakukan berdasarkan harga satuan seperti


tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap termasuk
seluruh kompensasi untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan timbunan,
peralatan, alat bantu dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
Spesifikasi Teknik

dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua


persyaratan yang dijelaskan dalam spesifikasi.

C. BETON
1. Umum
Spesifikasi ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk bahan materialnya
sehubungan dengan bangunan-bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa
(mass concrete) maupun beton bertulang yang harus dilaksanakan Penyedia jasa
sesuai sesuai dengan kewajibannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut pengarahan Direksi. Kegiatan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan kehadiran Direksi atau wakilnya.
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum instalasi “Batching Plant” beserta
alat -alat lainnya oleh Penyedia jasa akan dipakai untuk pengolahan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, dan menakar bahan-bahan seperti mengaduk,
mengangkut, mengecor beton dan membuat adukan pasangan (“mortar”), Penyedia
jasa harus menyerahkan bagan alir, gambar dan uraian tertulis untuk memungkinkan
pengelolaan yang benar dan berfungsi penuh dari “Batching Plant”-nya guna
menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton pada pekerjaan permanen (tetap)
yang sesuai dengan kontrak.
Jika Penyedia jasa ingin membeli beton jadi atau mortar dari pabrik, Penyedia jasa
harus memberi tahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya tiga puluh (30)
hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan keinginannya itu,
pemberitahuannya terdiri atas uraian lengkap tentang pabrik beton, nama
supplier, tempat dan kemampuan dari “Batching Plant”-nya, alat-alat
pendukungnya, pengalamannya beserta keandalannya untuk menghasilkan beton
bermutu dengan tepat waktu dan lain-lainnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Tanpa persetujuan Direksi, Penyedia jasa tidak boleh menggunakan “Batching Plant”
-nya maupun peralatan untuk pengolahan dan/atau membeli serta mendatangkan
beton jadi dari pabrik atau supplier.
Semua persiapan pengamanan yang tepat harus diikuti oleh Penyedia jasa
sesuai dengan ketentuan- ketentuan di Spefikasi Umum sehingga air buangan dari
Spesifikasi Teknik

pengolahan maupun perawatan beton yang mengandung endapan-endapan bahan-


bahan tidak boleh langsung di buang ke sungai dan di dilimpahkan ke tempat
disekitar pekerjaan.

2. Semen dan Campuran Tambahan


2.1 Semen
Semen yang digunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu yang sama
dengan Portland Cement, tipe biasa, sesuai standar No.8 dari JIS R 5210 dan SNI
2049-90-A atau ASTM nomor C150, dan/atau atas persetujuan Direksi.

Sebelum pemesanan semen, Penyedia jasa harus memberi tahu Direksi tentang detail
dari semen yang akan dibeli. Semen harus dikirim ke lokasi pekerjaan dengan disertai
sertifikat mutu dan lulus pengujian dari pabriknya. Setibanya dilapangan, sertifikat
itu harus diserahkan ke Direksi.

Penyedia jasa harus menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik.


Tanki besi dan bak penyimpanan semen pada batching plant harus kedap air
dan dikonstruksi sedemikiaan rupa sehingga tidak memungkinkan adanya simpanan
mati. Jika Direksi memperkiran bahwa ada simpanan mati pada bak atau silo, maka
bak atau silo itu harus dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya setiap 4
bulan sekali.

Semen yang dipak dalam kantong harus dikirim sesuai persetujuan Direksi dan
harus disimpan dalam gudang yang sepenuhnya kedap air serta dilengkapi dengan
sarana untuk menyerap kelembaban, dimana prasarana kedap itu harus mendapat
persetujuan Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar untuk
pemeriksaan, serta dilengkapi dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen.

Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian kurang
lebih tiga puluh (30) cm diatas permukaan tanah sedemikian rupa sehingga untuk
semen yang pertama masuk harus dapat dikeluarkan yang pertama pula. Diantara
masing-masing tumpukkan semen harus diberi jarak yang cukup. Satu tumpukkan
Spesifikasi Teknik

max tiga belas (13) sak atau kurang dari itu, sesuai denganpengarahan Direksi, bila
penyimpanannya diperkirakan lebih lama dari enam puluh (60) hari

Semen tidak boleh disimpan dilapangan lebih lama dari sembilan puluh (90)
hari untuk pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian mengatakan hasilnya
memuaskan

Jika semen rusak atau rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan
maka harus disingkirkan dari tempat kerja secara cepat dan pasti.

Penyedia jasa tidak boleh lengah untuk menjamin stok semen selalu tersedia dilokasi
pekerjaan dan harus melaporkan setiap tanggal 10 tiap Bulan kepada Direksi
mencakup data-data sebagai berikut:

- Stok semen di lapangan pada hari terakhir dari bulan sebelumnya.


- Penerimaan semen dalam bulan sebelumnya.
- Semen yang digunakan untuk pekerjaan permanen selama bulan yang lalu.
- Data Lainnya seperti diperlukan oleh Direksi.

2.2 Bahan Campuran Tambahan.


Penyedia jasa bisa diijinkan secara tertulis oleh Direksi untuk menggunakan obat
semen/bahan campuran tambahan sehingga dapat memperbaiki
kemungkinan/kemudahan pelaksanan maupun penyelesaian akhir dari pekerjaan
beton dan adukan mortar.

Obat semen jenis air-entraining admixture bisa dipakai untuk semua beton kecuali
seperti diarahkan oleh Direksi. Obat semen ini harus sesuai dengan ASTM nomor
C. 260 atau yang setara dan disetujui oleh Direksi. Dengan pengecualian untuk
air-entraining admixture, Penyedia jasa harus memberi tahu Direksi atas usul
obat semen ini baik sebagai obat set-retarding, water reducing ataupun
mempercepat pengentalan beton termasuk sumber dari mana obat ini dapat
diperoleh, sekurang-kurangnya sembilan puluh (90) hari sebelum waktu yang
direncanakan untuk penggunaan bahan tambahan tersebut. Penyedia jasa harus
Spesifikasi Teknik

menyampaikan kepada Direksi keterangan teknik dan contoh-contoh bahan


tambahan yang akan dipergunakan.

Semua pengujian obat semen/bahan campuran tambahan ini diakukan oleh


Penyedia jasa dengan biaya sendiri dan hasilnya harus diserahkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuannya.

Banyaknya bahan tambahan yang dipakai pada masing-masing adukan beton dan
pada bagian dari pekerjaan beton yang akan menggunakan obat ini akan
ditentukan oleh Direksi. Batas-batas untuk maximum slump, maupun
berkurangnya slump selama pengangkutan serta waktu yang diijinkan untuk beton
tetap berada dimixer (waktu pengadukan oleh mixer) bisa dirubah oleh Direksi bila
persetujuan penggunaan bahan ini diberikan.

Semua biaya penggunaan obat semen ini harus sudah termasuk dalam harga satuan
kontrak per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk item beton yang
digunakan dimana obat semen/bahan campuran tambahan akan digunakan dan
tidak ada pembayaran terpisah untuk item yang sama harus dipertimbangkan oleh
Pemilik.

3. Agregat
3.1 Umum
Terkecuali bila Penyedia jasa ingin membeli beton jadi dari pabrik, material untuk
membuat agregat halus dan kasar harus diperoleh dari lokasi pengambilan batu yang
cocok atau tempat lain yang disetujui oleh Direksi.

Dalam hal Penyedia jasa ingin membeli agregrat dari sumber lain seperti dari
pabrik atau supplier, Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan, hasil uji, data dan informasi lainnya sehubungan
dengan sifat-sifat fisik dan kimiawi serta mutu agregrat yang akan dibeli dan
dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum agregrat itu digunakan.
Spesifikasi Teknik

Semua biaya yang timbul dari pembuatan atau pembelian agregrat beton harus sudah
dimasukkan dalam analisa harga satuan dalam kontrak yang disebutkan pada masing-
masing item untuk beton dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3.2 Agregrat Halus


Istilah agregrat halus berarti agregrat yang mempunyai ukuran maximum lima
(5) mm dan bahannya bersifat keras.
Agregrat halus harus bersih, keras, kuat, padat, tahan air, tidak berlapis-lapis, dan
harus bersih dari debu, tidak bergumpal, tidak lunak, tidak keropos, tidak pipih,
tidak alkali, tidak ada bahan organik, tidak lunak, atau bahan lain yang rapuh.
Tidak boleh mengandung lebih dari tiga (3) persen bahan yang lolos saringan 0,088
mm atau ayakan No.200 dengan pencucian atau tidak boleh lebih satu (1%)
persen lempung atau satu (1%) persen bahan lunak. Menggunakan pasir dari pantai
laut tidak diizinkan tanpa persetujuan dari Direksi.
Untuk beton yang expose tidak boleh menggunakan agregrat halus yang
menyebabkan perubahan warna pada permukaan warna pada permukaan beton.
Agregrat halus di uji terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan JIS A
1122 atau SNI 1750-90- A untuk lima (5) putaran dan harus menunjukkan
kehilangan maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh (10%) persen.
Agregrat halus harus serba merata gradasinya dan bila diuji sesuai PBI 1971 N.1.2
hasilnya dinyatakan sebagai berikut:
- sebagai agregrat halus bila kurang dari dua (2%) persen (terhadap berat)
tertahan pada ayakan 4 mm.
- sebagai agregrat halus bila kurang dari sepuluh (10%) persen (terhadap
berata) tertahan pada ayakan 1 mm.
- sebagai agregerat halus bila delapan puluh (80%) sampai sembilan puluh
lima (95%) persen (terhadap berat) tertahan pada ayakan 0,25 mm atau yang
setara dari tabel sebagai berikut :

Ayakan yang dipakai den Standar persentase berdasar


gan ukuran lubang rata- bobot
rata (mm) yang lolos dari setiap ayakan
Spesifikasi Teknik

(%)

10 100

5 90 – 100

2.5 80 – 100

1.2 50 – 90

0.6 25 – 65

0.3 10 – 35

0.15 2-10

Modulus kehalusan dari agregrat halus harus berkisar antara 2.5 sampai 3.3. Persentasi
dari bahan yang merugikan agregrat halus tidak boleh lebih dari nilai-nilai berikut:

Persentasi berat (%)


Jenis

Gumpalan lempung 1.0

Material yang lolos dari ayakan ukuran 0,088 mm 3.0*

Material yang tertahan dari ayakan ukuran 0.297 0.5


mm dan mengapung didalam cairan yang mempunyai
berat jenis 1.95

* Jika materialnya lebih halus dari ukuran ayakan 0.088 mm dan terdiri dari debu-
debu batuan serta bebas dari lempung ataupun lumpur persentasi ini bisa
ditingkatkan sampai menjadi lima (5%) persen.

3.3 Agregrat Kasar


Istilah agregrat kasar dipakai untuk agregrat dengan ukuran minimum lima (5)
mm dan diproyek ini untuk pekerjaan beton diperlukan agregrat kasar dengan
Spesifikasi Teknik

ukuran berkisar dari lima (5) mm sampai dengan empat puluh (40) mm. Agregrat
kasar terdiri ari batu-pecah, kerikil alam atau bahan lain yang baik dengan sifat-
sifat karakteristik yang hampir sama. Agregrat kasar harus bersih, keras, tawar
(tidak asin), tidak rapuh, bentuk tajam, padat, tidak berselaput, merupakan pecahan
batu yang tahan lama serta bebas dan batu-batu pipih, panjang, serta tidak
mengandung bahan organis dan bahan jelek lainnya.
Agregrat kasar harus bergradasi uniform dengan ukuran maksimum seperti
diperlukan untuk bermacam- macam klas beton sesuai dengan PBI 1971, N.1.2.
Agregat kasar akan ditolak bila:
 Kehilangan berat saat menggunakan grading A dalam Los Angeles
abrasion test, melebihi sepuluh (10%) persen terhadap berat pada seratus
(100) putaran atau empat puluh (40%) persen terhadap berat pada lima ratus
(500) putaran. (ASTM C.131)
 Kehilangan berat agregat bila di kerjakan dengan lima (5) putaran
“sodium sulphate” untuk “soundness” adalah lebih dari dua belas (12%)
persen terhadap berat. (ASTM C.88)
 Total prosentasi terhadap berat dari partikel yang bentuknya tidak
memuaskan melebihi enam puluh (60%) persen. Sebuah partikel harus
dianggap tidak memuaskan bentuknya bila ini mempunyai ukuran
maksimum melebihi tiga (3) kali ukuran minimumnya.
Agregat kasar harus dihasilkan dari ayakan getar yang dipasang dimesin pemecah
batu, atau sesuai pilihan Penyedia jasa, dimana ayakannya bisa dipasang ditanah dekat
mesin pemecah batu.
Pemisahan agregat kasar dilakukan sesuai dengan ayakan ASTM E.11 dan cara kerja
ASTM C.136 dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:

Prosentasi dengan bobot yang lolos u


Ukuran Ayakan ASTM Stan ntuk setiap
ukuran ayakan
dar Luas
No. 4 s/d 0.75 in 0.75 s/d 1.50 in 1.50 s/d 3 in
Lubang Aya
kan
Spesifikasi Teknik

4 in - - 100

3 in - 100 90-100

2 in - 90-100 20-45

1.5 in - 20-45 0-10

1 in 100 0-10 0-5

0.75 in 90-100 0-5 -

3/8 in 30-55 - -

No. 4 (3/16 in) 0-5 - -

Penanganan dan penyimpanan agregat kasar harus sedemikian rupa sehingga segregasi
atau masuknya benda-benda asing kedalam bahan agregat. Direksi bisa meminta
agregat kasar harus disimpan di “platform” terpisah yang memadai.

4. Air
Air untuk adukan beton dan mortar serta air untuk mencuci agregat harus
disediakan oleh Penyedia jasa sesuai dengan Sub-pasal 7.3.4 dari Spesifikasi Umum
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Air yang digunakan untuk beton dan mortar harus bebas dari minyak, asam, garam,
alkali, bahan organis dan bahan jelek lainnya. Mutu air adukan harus sesuai dengan
Standar AASHTO T 26 ( Standar Method of Test for Quality of to be used in
concrete ). Bila diminta oleh Direksi contoh air harus diambil dari tempat yang
diusulkan dan dibandingkan dengan air destilata. Perbandingan air untuk campuran
harus dibuat dengan pengujian standar semen guna mengetahui, ketelitian, waktu
ikat serta kekuatan mortar beton. Indikasi ketidak telitian, perbedaan waktu ikat
sampai kurang lebih dari tiga puluh ( 30 ) menit ataupun perbedaan kekuatan mortar
sampai kurang lebih sepuluh ( 10 ) persen dibanding dengan beton yang
menggunakan air destilata, cukup untuk dipakai sebagai alasan untuk menolak
penggunaan air yang bersangkutan.
Spesifikasi Teknik

Semua biaya yang timbul dari pengujian dan pemakaian air yang digunakan untuk
adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah termasuk dalam harga
masing-masing item satuan kontrak permeter kubik untuk beton maupun mortar
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Adukan Beton
5.1 Komposisi
Beton harus terbuat dari semen Portland biasa, air, agregat kasar dan obat semen
/ bahan campuran tambahan yang telah disetujui dimana semuanya diaduk dengan
sempurna dan diatur sesuai dengan kekentalan yang benar.

5.2 Kelas-kelas Beton


Jenis beton direncanakan menjadi enam (6) kelas yang diantaranya juga termasuk beton
kurus. Masing- masing kelas beton harus digunakan sesuai dengan spesifikasi, seperti
ditunjukan dalam gambar ataupun sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi.
Spesifikasi Teknik

Berbagai kelas beton harus diklasifikasikan berdasar atas pengujian kekuatan silinder
pada umur 28 hari, ratio air semen maksimum maupun ukuran maksimum dari agregat
kasar seperti yang tersaji dibawah ini:

Rekomendasi Kelas Beton

Kelas Ukuran maksi Kuat tekan Cylindrical Maksimum Perkiraan


mum Usia 28 hari (kg/cm2) Rasio air Kandungan
Beton
Agregat kasar semen Semen
(mm) (kg/m3)
(%)

A 25 270 50 330 – 390

B
25 210 50 280 – 350
C
40 210 50 240 – 320
D
25 180 55 240 – 300
E

F 40 180 55 200 – 270

25 125 65 200-250

Banyaknya air yang digunakan dalam beton bisa diubah oleh Direksi selama dalam batas-
batas yang telah ditentukan oleh mereka, yang sesuai dengan rasio air semen yang
diperlukan guna menjamin beton mudah untuk dikerjakan, mempunyai kekentalan
yang benar, termasuk pula pertimbangan akibat penggunaan bahan campuran
tambahan/obat semen beserta kemungkinan variasi dari besarnya kadar air maupun
gradasi agregat yang akan dicampur.

Slump adukan beton harus diambil serendah mungkin, dengan masih memungkinkan
pemadatan yang menggunakan dengan alat-alat yang disetujui untuk pekerjaan itu,
tetapi dalam setiap kelas beton besarnya slump tidak boleh melebihi batasan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku.
Spesifikasi Teknik

5.3 Campuran beton pendahuluan


Penyedia jasa akan mengajukan beberapa macam usulan campuran beton yang
diharapkan sesuai dengan ketentuan beton. Penyedia jasa harus melaksanakan
pekerjaan pencampuran beton dengan adukan sesuai dengan takaran bahan-bahan
yang diuji lebih dahulu dilaboratorium yang telah disetujui dengan
menggunakan jumlah contoh yang memadai serta bisa mewakili campuran agregat dan
semen yang akan dipakai dalam pekerjaan. Penyedia jasa harus mempekerjakan
sarjana-teknik yang mampu dan berkualitas yang cocok untuk merencanakan
campuran beton, mengawasi dan mengarahkan di semua kegiatan pekerjaan beton
mulai tahap persiapan sampai dengan tahap pengecoran beton

Pada waktu pelaksanaan bila merek semen atau jenis agregat dirubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak bisa
memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan cara / prosedur
seperti diatas.

5.4 Adukan Percobaan untuk Beton


Sekurang-kurangnya (30) tiga puluh hari sebelum dimulainya pekerjaan tetap untuk
beton, Penyedia jasa harus memulai mencoba adukan yang akan dipakai untuk
masing-masing kelas beton dibawah pengawasan Direksi, adukan percobaan untuk
beton menggunakan semua jenis agregat, takaran dan alat pengaduk beton sesuai
dengan alat yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan. Adukan percobaan itu
harus sepenuhnya berdasarkan atas sifat-sifat campuran beton pendahuluan.

Bilamana Direksi menyetujui rencana adukan beton untuk masing-masing kelas, maka
Penyedia jasa harus (sebelumnya dimulainya cor beton) melaksanakan adukan
percobaan, lebih baik saat melaksanakan adukan percobaan harus disaksikan dengan
kehadiran Direksi.

5.5 Penakaran (“Batching”)


Spesifikasi Teknik

Penyedia jasa harus menyediakan peralatan penakar alat-alat itu harus sanggup
mengaduk agregat, semen, bahan-tambah (“admixture”) dan air menjadi adukan yang
merata dan mengeluarkannya tanpa segregasi. Alat-penakar ini harus juga dapat
mengantisipasi kemungkinan adanya kadar air agregat yang berubah secara cepat
maupun kemungkinan perubahan berat bahan yang sedang ditakar.

Banyaknya masing-masing bahan untuk pembuatan beton harus dilakukan


dengan perbandingan timbangan berat untuk masing-masing bahan, dimana kecuali
untuk air dan bahan tambahan bisa juga diukur dengan perbandingan volume
ataupun perbandingan berat.

Bila tidak ditentukan oleh Direksi maka bahan-bahan harus ditimbang dengan
ketelitian yang sudah mencakup kemungkinan kesalahan-kesalahan kecil dari
operator pelaksana maupun kekeliruan dari skala timbangannya sendiri:

Semen boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2%)

Agregat halus boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2 %)

Agregat kasar boleh lebih sampai dengan tiga persen (+ 3%)

Air boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)

Bahan tambah (“admixture”) boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)

Timbangan semen harus menggunakan alat-timbangan yang mempunyai


pembagian skala terkecil tidak lebih dari dua (2) kg dan untuk timbangan agregat
tidak lebih dari sepuluh (10) kg. Pada waktu peneraan atau perbaikan maka koreksi
berat yang ditunjukan pada setiap angka skala harus tidak boleh lebih besar nol
koma dua persen (0.2%) dari skala maksimum timbangan. Pada setiap waktu dalam
operasional berat yang ditunjukan pada satu titik pada timbangan harus tidak
boleh lebih besar nol koma empat persen (0.4%) dari tanda maksimum timbangan.

Penyedia jasa harus menyediakan alat untuk pengujian beban standar dan alat
untuk memeriksa ketelitian timbangan.
Spesifikasi Teknik

Catatan tertulis yang tercetak atau gafik berikut harus selalu diletakan dekat dengan
alat untuk masing- masing penakaran :

a) berat dari material agregat dan semen

b) jumlah dari air yang dipakai

c) jumlah dan jenis dari campuran bahan-campuran tambahan yang


ditambahkan.

5.6 Pengadukan Beton

1) Mengaduk beton dengan mesin-aduk (“mixer”)


Mesin-aduk bisa berupa drum berputar atau sudu berputar, dengan drum-pengaduk
atau sudu-pemutar harus dioperasikan merata pada kecepatan mengaduk seperti
dianjurkan oleh pabriknya. Sudu pengumpan dan pengaduk dari mesin-aduk harus
diperbaiki atau diganti bila ada bagian yang aus lebih dari dua puluh (20) mm. Mesin-
aduk dan truk-aduk yang telah ditempeli kerak beton yang telah mengeras tidak boleh
dipakai.
Jika dipakai semen curah dan volume takaran adalah setengah (0.5) meter kubik
atau lebih maka timbangan dan berat corong semen harus dipisah dan dibedakan
antara corong agregat dan corong lainnya. Mekanik pengeluran dari corong
timbangan untuk semen curah harus dikunci saat pembukaan khususnya bila
banyaknya semen dalam corong-corong berkurang lebih dari satu persen (1%) atau
bertambah berat lebih dari tiga (3) persen dibandingkan dengan banyaknya berat
semen yang sudah ditetapkan.
Bila agregat mengandung terlalu banyak air dari jumlah yang dibutuhkan
untuk menghasilkan “saturated dry condition”, contoh-contoh material harus
diambil lagi dari masing-masing macam agregat dan kadar-air diukur lagi untuk
masing-masing jenis agregat, kemudian kadar air dan takaran agregat harus
diperhitungkan/dipertimbangkan kembali.
Material campuran beton harus dimasukkan dengan baik kedalam mesin-aduk,
dengan urutan air harus masuk lebih dulu baru kemudian semen dan agregat.
Spesifikasi Teknik

Semua air harus sudah masuk didrum dalam waktu sepertiga dari waktu
pengadukan seperti yang disyaratkan.
Semen harus ditakar dan dimasukan kedalam mesin-aduk dengan cara sedemikian
rupa sehingga berat semen tidak berkurang, karena tertiup angin atau
menggumpal dipermukaan konveyor atau corong atau ditempat lain yang bisa
mengubah jumlah semen seperti yang disyaratkan dalam adukan beton
Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah semua
bahan termasuk air berada dalam mesin-aduk. Selama waktu pengadukan mesin-
aduk harus berputar sesuai putaran rencana.
Mesin-aduk harus berputar dengan otomatis sesuai alat pengatur-waktu yang dapat
diatur dan dikunci oleh Direksi. Alat pengatur-waktu dan mekanik-pengeluaran
harus saling terkait, sehingga selama operasi normal, adukan belum akan dikeluarkan
secara otomatis sampai waktu yang ditetapkan untuk adukan terlewati
Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin-aduk
harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran mortar
dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi bagian dalam
drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan. Bila berhenti mengaduk
selama satu jam atau lebih, maka mesin-aduk harus dicuci bersih.

2) Mengaduk beton dengan tangan.


Sekiranya Direksi memberi ijin mengaduk dengan tangan, pengadukan harus
dilakukan pada tempat dengan dasar yang kedap air, sedemikian sehingga menjamin
bahan-bahan tercampur secara merata. Kegiatan pengadukan harus dilakukan
sampai menghasilkan adukan homogen sesuai kekentalan yang diperlukan.

3) Beton “Ready-mix”
Beton “ready mix” boleh digunakan dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
Persetujuan ini tidak mengikat dengan tanpa alasan, karena Penyedia jasa harus
menunjukkan bahwa bahan beton “ready mix” memenuhi spesifikasi dalam segala
hal. Persyaratan yang ditetapkan seperti pengambilan contoh, adukan pendahuluan
dan percobaan, pengujian dan mutu beton untuk berbagai kelas beton harus pula
diikuti.
Spesifikasi Teknik

6. Peralatan untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton


6.1 Umum
Cara dan peralatan yang digunakan untuk pengangkutan dan pengecoran beton
harus sedemikian sehingga beton mempunyai komposisi yang diperlukan dan
konsisten akan tidak menyebabkan segregasi yang berarti dari agregat kasar, atau
menyebabkan kehilangan “slump” melebihi dua puluh lim (25) mm, atau kehilangan
dalam kandungan-udara sebelum konsolidasi melebihi satu (1%) persen dalam beton.
Dalam hal beton diangkut dan/atau dicor dengan salah satu tipe peralatan seperti daftar
dibawah ini maka alat-alat itu harus dipasang dan ditangani sesuai dengan uraian
sebagai berikut :

6.2 T r u k Pengaduk Beton


Kecepatan mengaduk dari drum harus diantara dua (2) sampai empat (4) putaran
permenit. Isi campuran beton didalm drum harus tidak melebihi kapasitas yang
ditetapkan oleh pabrik atau tidak melebihi tujuh puluh (70%) persen dari isi penuh
dari drum. Atas persetujuan Direksi truk-pengaduk bisa digunakan atau dipakai
untuk menggantikan truk-pengaduk saat pangangkutan beton. Interval antara
dimasukannya air kedalam drum dan pengeluran akhir dari beton dari pengaduk
harus tidak melebihi satu (1) jam. Selama dalam interval ini, campuran harus diaduk
terus menerus dengan kecepatan seperti diatas.

6.3 T r u k B i a s a (Non-Agitasi)
Badan truk non-agitasi harus halus dan kedap air. Untuk melindungi terhadap hujan,
maka harus diberi tutup. Truk non-agitasi harus mengeluarkan campuran beton
kelokasi pekerjaan sebagai adukan yang merata dan teraduk sempurna.
Adukan yang merata akan dapat dianggap memuaskan, bila contoh dari bagian satu
dan bagian lainnya dari bahan-campuran mempunyai “slump” yang tidak berbeda
melebihi dua puluh lima (25) mm. Pengecoran beton harus selesai dalam satu (1)
jam sesudah memasukan air kedalam semen dan agregat.
Spesifikasi Teknik

Dalam keadaan yang tertentu untuk mempercepat pengerasan beton, atau bila

suhu udara tiga puluh (300C) derajat atau lebih, batas waktu pengeluaran beton harus
kurang dari satu (1) jam.

6.4 C o r o n g Luncuran
Umumnya pengecoran beton dengan corong-luncuran (“chute”) tidak diijinkan
kecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Bila disetujui, “chute”/corong harus
mempunyai penampang yang pojoknya bulat dan harus mempunyai kemiringan
yang tetap, shingga beton dapat meluncur tanpa segregasi. Bagian-bawah harus
diberi sebuah alat-penuntun atau “drop-chute” atau alat-penuntun dan corong yang
tidak melebihi satu setengah (1.5) meter tingginya untuk mencegah segregasi saat
jatuhnya campuran- beton. “Chute” atau corong luncuran harus dilindungi dari sinar
matahari langsung.

6.5 P o m p a Beton dan Peralatan Pengecoran

Sebelum mulai memompa atau “placer”, kira-kira satu (1) m3 mortar dengan
perbandingan air, bahan campuran tambahan, semen dan agregat-halus sesuai
dengan yang direncanakan untuk adukan-beton biasa, harus dicoba untuk
dilewatkan melalui pipa-“inlet”-pompa. Pipa-pipa itu diusahakan harus dipasang
selurus mungkin.

6.6 B a n Berjalan (“Belt Conveyor”)


Tidak boleh mengakut adukan beton dengan alat ban-berjalan (“belt conveyor”), kecuali
mendapat persetujuan dari Direksi. Jika diijinkan alat ban-berjalan harus digunakan
dengan syarat-syarat bahwa alat harus dilindungi dari hujan, angin dan sinar matahari,
dan suatu corong-khusus dengan “chute” tegak harus dipasang diujung masing-masing
alat ban berjalan untuk membatasi jatuhnya beton yang akan dicor dengan tinggi-
jatuh campuran beton maksimal satu setengah (1.5) m.
Perincian lengkap tentang katalog dari pabrik, cetak biru dan sebagainya utnuk
masing-masing tipe dari alat-alat diatas harus diserahkan ke Direksi. Semua alat-alat itu
harus dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan buku-petunjuk dari pabrik.
Spesifikasi Teknik

Alat tipe lain dari yang disebut diatas harus mendapat persetujuan dari Direksi
sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum digunakan.

7. Pengecoran Beton
7.1 Umum
Beton tidak boleh dicor sebelum pemasangan bekisting, bagian-bagian yang perlu
dipasang didalam beton dan persiapan permukaan beton selesai dilakukan oleh
Penyedia jasa dan diperisksa oleh Direksi.
Kecuali bila disetujui oleh Direksi, beton tidak boleh dicor pada waktu hujan atau
tergenang air dan dalam segala hal tidak boleh dicor dalam air mengalir.
Selama proses ini sarana komunikasi antara lokasi pengadukan dan lokasi
pengecoran, bila dianggap perlu harus disediakan, dioperasikan dan dirawat oleh
Penyedia jasa seperti yang ditentukan Direksi. Tidak ada pembayaran tersendiri atau
tambahan pembayaran kepada Penyedia jasa sebagai biaya tambahan untuk tersedianya
sarana komunikasi.

7.2 Persiapan Pengecoran


Segera sebelum kegiatan pengecoran dimulai semua permukaan yang akan menerima
adukan beton cor harus dibersihakan dan tidak boleh ada minyak, lumpur, bahan
organis, potongan-kayu, segala macam lapisan cat, kotoran atau bahan lain yang bisa
membusuk. Pembersihan ini bisa dilakukan dengan menggunakan kompresor udara atau
air atau alat lain yang sesuai dengan persetujuan Direksi.
Semua permukaan bekisting dan bahan-bahan yang akan tinggal didalam cor-coran
harus dibersihkan. Permukaan pondasi cadas yang akan diberi adukan-cor harus
dibasahi dan sekiranya ada genangan air harus dikeringkan dahulu.
Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan dicor dengan adukan beton untuk pondasi
harus dibersihkan dari genangan air , aliran air, potongan kayu atau bahan kotoran
lainnya. Permukaan tanah atau pasir dan krikil sebelum ditumpahi adukan beton untuk
pondasi harus dalam keadaan lembab.
Permukaan sambungan “construction joint” (sambungan konstruksi untuk batas
pengecoran) yan g mana akan dicor adukan baru sebelumnya harus dibersihkan dan
Spesifikasi Teknik

dibasahi serta harus mendapat persetujuan lebeh dahulu dari Direksi. Kegiatan
pembersihan harus meliputi pembersihan untuk semua kotoran, sisa- sisa adukan yang
lepas, maupun cat-cat dan benda-benda lainnya.
Permukaan semua sambungan (“construction joint”) harus dibersihkan dari
kelebihan adukan sebelumnya maupun benda-benda asing lainnya dengan jalan
menyikat, memahat atau dengan jalan lain yang disetujui Direksi. “Construction
joint” harus diisi karet “joint filler” atau material yang sesuai dengan petunjuk
Direksi.

7.3 Suhu Adukan Beton Selama Pengecoran


Suhu adukan beton selama waktu pengecoran harus tidak lebih dari tiga puluh dua

(32 0C) derajat Celcius. Penumpukan agregat harus dibawah naungan dan terhindar
dari cuaca panas atau material agregat bisa juga disemprot dengan air. Air untuk
adukkan harus cukup dingin atau campuran beton diisolasi untuk menjaga suhu adukan-
beton dibawah batas yang telah ditetapkan.

7.4 Pengecoran Beton di dalam Air


Beton tidak boleh di cor dibawah air kecuali tidak dapat dihindari lagi dalam hal
ini harus mendapat persetujuan dari Direksi dan pekerjaan ini harus dilakukan dengan
pengawasan yang teliti.

Banyaknya semen disetiap kelas beton yang dicor didalam air harus ditambah, sehingga
faktor air/semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47. “Slump” harus dijaga tidak boleh
melebih sepuluh (10) cm untuk menghindari segregasi. Beton harus dituangkan hari-
hati dalam gumpalan yang kompak pada posisinya yang tepat dengan bantuan
penuntun ataupun alat “bucket” yang bisa dibuka dari bawah atau alat lain yang
disetujui oleh Direksi. Detail usulan pengecoran dalam air harus dibuat oleh
Penyedia jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Spesifikasi Teknik

7.5 Pengecoran
Penyedia jasa harus memberitahu Direksi, kapan dan dimana akan dilakukan
pekerjaan pengecoran beton. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada waktu
Direksi atau wakilnya hadir ditempat pekerjaan.
Adukkan-beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau kecuali dapat
diperbaiki dengan menambah air atau menurunkan “slump” sebesar dua puluh lima
(25) mm atau lebih sesuai dengan persetujuan Direksi, harus dibuang ketmpat
yang ditunjuk oleh Direksi dan biaya pengeluaran atas adukan dan pembuangan
ditanggung oleh Penyedia jasa.
Sejauh ini bila masih memungkinkan beton harus dicurahkan langsung
ketempatnya dan tidak usah dilewatkan jalan lain untuk menghindari segregasi. Cara
dan alat-alat yang dipakai untuk mencurahkan beton kedalam bekisting harus
sedemikian rupa sehingga tidak akan menghasilkan agregat kasar terpisah dari adukan
lainnya. Penyedia jasa harus menyediakan cara yang cocok untuk menjaga besi dan
bekisting tidak bergeser tempatnya. Tinggi jatuh adukan-beton harus tidak melebihi
satu setengah (1,5) meter.
Semua adukan harus dicurahkan pada lapisan horisontal dan tebal tidak melebihi empat
puluh (40) cm. Direksi berhak untuk meminta tebal lapisan kurang dari empat puluh
(40) cm bilamana ada kesulitan. Bila bertahan pada tebal 40 cm sesuai dengan
spesifikasi, tinggi satu bagian yang dicor harus ditetapkan seperti pada gambar atau
sesuai pengarahan Direksi.

7.6 Pemadatan dan Proses Pengerasan Adukan Beton


Masing-masing lapisan adukan harus dipadatkan segera dan dibiarkan
berkonsolidasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai, sehingga beton dapat
dipadatkan sampai batas yang memungkinkan. Pengecoran lapisan adukan berikutnya
tidak boleh dilakukan sebelum lapisan yang terdahulu dikerjakan dengan lengkap.
Umumnya, beton harus dipadatkan dengan alat penggetar listrik atau pneumatik
tipe penggetar dalam yang bekerja dengan kecepatan sekurang-kurangnya tujuh
ribu (7.000) putaran per menit (RPM). Sewaktu dibenamkan kedalam adaukan,
kepala penggetar harus dibenamkan dalam beton secara vertikal dan sekurang-
kurangnya lima (5) cm kedalam lapisan dibawahnya. Kalau sulit menggunakan
Spesifikasi Teknik

penggetar dalam, beton boleh digetarkan dengan tipe penggetar eksternal seperti yang
akan dibicarakan berikut atau dipadatkan dengan menusuk-nusuknya dengan tongkat
seperti pengarahan Direksi
Pemadatan beton pada bagian struktur yang terbuka harus menggunakan
alat-penggetar tipe pembenaman, jika dipakai alat-penggetar bekisting “heavy
duty” harus sesuai petunjuk Direksi. Penggetar bekisting harus ditempelkan kuat-
kuat ke bekisting selama pemadatan, tetapi alat penggetar ini harus dapat dilepaskan
dengan cepat dan ditampelkan kembali keposisi lain pada bagian bekisting dan harus
bekerja dengan kecepatan sekurang-kurangnya delapan ribu (8.000) putaran per
menit (RPM) sewaktu dipakai untuk menggetarkan beton
Penggunaan alat-penggetar harus digunakan secara sistematis dengan pengaturan
interval tertentu, daerah yang terpengaruh jangan sampai bertumpang tindih
sehingga beton dapat dipadatkan dengan sebaik- baiknya.
Pada bagian dimana beton yang baru dicor pada masing-masing lapisan berdekatan
dengan beton yang telah mengeras, maka penggetar harus digunakan lebih lama,
penggetar ditusukkan lebih dalam berdekatan/sepanjang bagian yang berhubungan.
Perlu diperhatikan bahwa kepala penggetar tidak boleh menyentuh bagian dinding
bekisting.

8. Perawatan Beton dan Perlindungan


8.1 Umum
Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai dengan spesifikasi dan seperti yang
diarahkan oleh Direksi. Penyedia jasa harus menyerahkan cara/metode perawatan
beton. Untuk mendapatkan persetujuan Direksi, sebelum dimulainya pengecoran
yang sebenarnya. Perawatan harus segera dilakukan supaya beton tidak kehilangan
kelembabannya. Beton harus dilindungi dari hujan deras selama dua belas (12) jam
pertama, demikian juga dari air mengalir selama empat belas (14) jam pertama dari
sinar matahari langsung untuk tiga (3) hari pertama.
Semua beton harus dilindungi secara memadai terhadap kemungkinan gangguan akibat
adanya lalulintas, kebakaran atau panas yang berlebihan termasuk panas yang
dihasilkan dari pengelasan besi. Cara-cara perawatan berikut ini harus dianggap dapat
dilaksanakan.
Spesifikasi Teknik

8.2 Cara Perawatan Kelembaban


Beton harus dijaga tetap lembab terus menerus dengan menjaga kadar airnya sekurang-
kurangnya selama tujuh (7) hari pertama.
Seluruh permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara membasahi dengan
air memakai alat “nozzle”, kain, kapas, keset, karpet basah atau tanah atau lapisan
pasir yang juga bisa dipakai untuk menahan kelembaban. Pada saat waktu
perawatan selesai, permukaan beton harus dibersihkan dari bahan-bahan perawatan.

8.3 Cara Perawatan dengan Larutan Kimia


Bila disetujui oleh Direksi, permukaan yang terbuka di udara bisa dirawat
dengan cairan “curing compund” sesuai dengan ASTM C309, PBI 1971 N.1.-2 atau
yang setara.
Larutan kimia ini harus digunakan dengan suatu semprotan bertekanan sedemikian
rupa, sehingga menutup seluruh permukaan beton dengan lapisan merata, dan harus
mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga lapisan ini akan mengeras dalam waktu tiga
puluh (30) menit sesudah pemakaian. Banyaknya larutan-kimia yang digunakan harus
sanggup menutup rapat seluruh permukaan beton. Mesin semprot bertenaga ini harus
dilengkapi dengan meteran petunjuk tekanan pada waktu operasional dan alat lainnya
untuk mengendalikan tekanan.
“Curing compound” ini harus digunakan kepada beton yang langsung di
“finishing” permukaannya segera setelah mulai hilangnya kelembaban dari
permukaannya, tetapi penggunaannya harus dilakukan sebelum mulai terjadinya
penyusutan akibat kering atau retak yang besar mulai tampak. Kalau terjadi
keterlambatan pada pemakaian “curing compound” mungkin akan terjadi pengeringan
yang menimbulkan retakan pada permukaan, penyemprotan air dengan semburan
halus memakai “nozzle” harus dimulai segera dan harus dilakukan terus sampai
pemakaian bahan kimia dapat dimulai. Bila lapisan bahan kimia rusak karena sebab-
sebab tertentu sebelum masa berakhirnya tujuh (7) hari pertama, maka bagian yang
rusak segera diperbaiki dengan tambahan bahan kimia.
Spesifikasi Teknik

“Curing compound” tidak boleh mengeras selama disimpan, material ini tidak
boleh dilarutkan atau dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari pabrik.
Pada saat digunakan, bahan kimia harus berupa adukan yang merata. Jika bahan-
kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh (120) hari sesudah tanggal
pembuatannya Direksi bisa meminta pengujian tambahan sebelum bahan tersebut
digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih memenuhi persyaratan.
Contoh “curing compound” bisa diambil oleh Direksi dipusat pembuatannya atau
dilapangan.

8.4 Cara Perawatan dengan Membiarkan Bekisting Tetap pada Tempatnya


Beton yang memakai bekisting bisa dirawat dengan membiarkan bekisting tetap berada
ditempatnya. Bekisting harus tetap berada ditempatnya sampai sekurang-kurangnya
tujuh (7) hari pertama, kecuali untuk bagian struktur yang mempunyai ketebalan
lebih tebal dari lima puluh (50) cm, bekisting harus dibiarkan ditempatnya sekurang-
kurangnya lima (5) hari. Bekisting kayu harus tetap basah dengan penyiraman air
selama periode perawatan.

8.5 Cara Perawatan dengan Uap


Umum
Tingkatan penyelesaian akhir dan syarat-syarat untuk “finishing” dari permukaan
beton harus seperti yang ditetapkan disini atau seperti ditampakkan dalam gambar.
“Finishing” pada permukaan beton harus dilakukan oleh tukang yang sudah pandai dan
berpengalaman.
Kecuali sudah ditetapkan bahwa pada bagian-bagian yang spesifik tidak
diperlukan adanya kegiatan inspeksi, maka “finishing” atas permukaan beton harus
dilakukan hanya bila dihadiri oleh Direksi. Bila diperlukan Direksi akan meminta
pengujian pada permukaan beton untuk menentukan apakah kekasaran permukaan
masih dalam batas yang ditetapkan disini. Kekasaran permukaan beton bisa
digolongkan sebagai “kasar atau halus”. Bekas yang ditinggalkan oleh bekisting yang
kurang rapat atau tidak lurus atau geblekan bekisting yang jelek bisa dianggap
sebagai kekasaran “kasar” dan akan diuji dengan pengukuran langsung. Semua
kekasaran yang lain akan dianggap kekasaran yang “halus” dan akan diuji dengan
Spesifikasi Teknik

menggunakan pelat yang mempunyai sisi lurus, sedang untuk permukaan yang
melengkung akan dipakai/diuji dengan pelat yang mempunyai sisi melengkung yang
setara dengan arah lengkungan bagian yang akan diuji.

Permukaan yang Tampak


Kecuali untuk permukaan yang memerlukan “finishing” khusus, untuk
permukaan be ton yang menggunakan bekisting ditandai dengan simbol F1 dan F2.
Tipe F1 digunakan untuk permukaan beton yang memakai bekisting yang akan
menerima bahan-timbun atau beton yang akan dicorkan disitu. Koreksi kekasaran
pada permukaan yang diukur seperti uraian sebelumnya harus hanya diperlukan
untuk cekungan yang melebihi tiga puluh (30) mm.
Tipe F2 digunakan untuk permukaan yang memakai bekisting yang akan terbuka
(“exposed”) secara tetap dan bila diperlukan dengan penampilan yang menarik.
Kekasaran permukaan yang diukur seperti uraian sebelumnya tidak boleh melebihi
sepuluh (10) mm untuk yang kasar dan dua puluh (20) mm untuk yang “halus”.
“Plywood” harus digunakan untuk penyelesaian tersebut.

8.6 Penyelesaian Akhir pada Lantai Beton Monolit


Bila “finishing” lantai beton monolit tampak pada gambar, cor beton harus berjalan
terus- menerus untuk setebal dan seluas pelat tanpa mengalami perubahan adukan.
Air-adukan harus sedikit mungkin, untuk pengecoran yang sempurna jumlah air akan
ditetapkan oleh Direksi sesudah pengecoran beton, lantai dan permukaan lain harus
disetrika dengan setrika kayu pada permukaan yang benar dan pada elevasi seperti
tampak dalam gambar. Bila ditunjukan dalam gambar atau dalam spesifikasi ini,
permukaan lantai harus diselesaikan dengan “steel trowel” (setrika). Penyetrikaan
harus sedikit mungkin selaras dengan upaya mempertahankan permukaan yang licin
dan padat dan tidak boleh diteruskan sampai saat spesi mulai mengeras untuk
menghindari kelebihan bahan halus terikat dalam penggosokan ini. Penambahan
air, semen kering, atau spesi kering keatas permukaan beton untuk membantu
“finishing” tidak diijinkan
Spesifikasi Teknik

8.7 Penyelesaian Akhir pada Permukaan Beton Untuk Pelat Jembatan/Talang


Sesudah beton di cor pada tempatnya, beton ini harus dipadatkan dan permukaannya
harus diratakan dengan papan dan diseterika dengan kasut kayu atau kasut kulit kayu.
Satu alat pembentuk bagian tepi harus dipakai pada semua sisi tepi dan semua
“expansion joints”.
Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm
dibawah penggaris lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai
tekstur kerikil yang mana tidak menyebabkan pengguna / pemakai terpeleset bila
basah.

9. Pengendalian Mutu
9.1 Umum
Beberapa pengujian perlu dilakukan untuk kontrol mutu, dimana standar uji dan
frekuensinya harus sesuai dengan Sub-pasal 3.3.1. Tambahan ujui berikut harus juga
dilakukan oleh Penyedia jasa.

9.2 Uji Kekuatan Tekan


Frekuensi pengujian beton harus memenuhi SNI 2847 Tahun 2019 dimana sampel /
contoh untuk spesimen uji kekuatan setiap campuran beton harus memenuhi salah satu
dari point 1) hingga 3):
1) Setidaknya sekali sehari.
2) Setidaknya sekali untuk setiap 110 m3 beton
3) Setidaknya sekali untuk setiap 460 m2 luas permukaan pelat atau dinding.
Masing-masing contoh harus terdiri dari enam (6) silinder untuk diuji. Tiap contoh
harus terdiri dari enam (6) silinder dengan ukuran berdiameter sepuluh (10) cm dan
panjang dua puluh (20) cm dengan standar perawatan dan diuji pada umur tujuh (7)
hari untuk tiga (3) silinder pertama dan diuji dua puluh delapan (28) hari untuk sisa
tiga (3) silinder yang lainnya sesuai dengan persyaratan ASTM C.39/C.42 atau ASHTO
T.23. Kalau ukuran maksimum agregat adalah empat puluh (40) mm, maka silinder
harus berukuran diameter lima belas (15) cm dengan panjang tiga puluh (30) cm.
Kekuatan tekan-beton harus dianggap diterima bila rata-rata tiga (3) hasil uji
kekuatan tekan yang berurutan adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah
Spesifikasi Teknik

ditetapkan dan tidak ada satu ujian yang nilainya dibawah kekuatan yang
disyaratkan.
Hasil pengujian dievalusi secara statistik, evaluasi harus dilakukan untuk sepuluh
(10) hasil rata-rata berkeseimbangan menurut basis seperti berikut :
(a) Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan yang
disyaratkan (“specified strength”) dalam Sub-pasal 3.5.2 disini harus tidak boleh
dari dua puluh lima (25%) persen.
(b) Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari delapan puluh (80%)
persen dari kekuatan yang disyaratkan (“specified strength”) dalam Sub-pasal 3.5.2
disini harus tidak lebih dari lima (5%) persen.

Bila dianggap perlu oleh Direksi, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor harus
dicek dengan metode “schmidt hammer”. Frekuensi dari pengujian harus sesuai
petunjuk dari Direksi.

9.3 Uji “Slump”


Uji “slump” harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan
contoh untuk uji atau pada waktu sesuai petunjuk Direksi. Uji “slump” harus sesuai
dengan ASTM C.143, AAS HTO T119 atau SNI 1972-90-F.

9.4 Pengujian Bahan Beton


Sesuai petunjuk Direksi, Penyedia jasa harus melakukan pengujian untuk bahan
beton akan digunakan dalam pekerjaan dengan spesifikasi serta frekuensi yang
ditentukan dan diarahkan oleh Direksi sebagai berikut :

Aggregates JIS Standard AASHTO SNI Standards


Standard
Spesifikasi Teknik

- “Sieving analysis for coarse, fine E 11+C136 T-27 1968-90-F


aggregate and for stone fineness”

- “Organic impurities in fine aggregate”


C 40 T-21 1755-90-A
-“Specific gravity and water absorption test
C 128 T-84 1970-90-F
in fine aggregate”

- “Specific gravity and water absorption test


in coarse aggregate” C 127 T-85 1969-90-F
- “Los Angeles abrasion test”

- “Soundness of aggregates by use of C 131 T-96 03-2417-1991

Sodium Sulphate” C 88 T-104 1758-90-A

Cement JIS Standard AASHTO SNI Standards


Standard

“Fineness test on cement” C 150 T-128 15-2530-1991

“Strength test on mortar specimens” C 150 T-106 M-111-1990-03

9.5 Catatan Pengecoran Beton dan Pengujian


Catatan yang teliti dan terbaru yang menunjukan tanggal, waktu, cuaca dan suhu
lapangan (bila berbagai posisi pekerjaan berbeda-beda) harus dimonitor oleh Penyedia
jasa dan laporan “quality control” yang berdasarkan hasil ini harus diserahkan setiap
bulan kepada Direksi untuk peninjauan / evaluasi dan catatan proyek, Penyedia jasa
harus juga mencatat hasil untuk semua pengujian beton dan harus memberi tanda /
kode dari hasil uji ini pada bagian mana contoh itu diambil.

10. Toleransi untuk Konstruksi Beton


Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk menyetel dan mempertahankan
bekisting secukupnya dalam batas-batas toleransi, sehingga menjamin pada pekerjaan
Spesifikasi Teknik

yang sudah jadi masih berada dalam toleransi yang ditetapkan disini. Pekerjaan beton
yang melampaui batas toleransi yang telah ditetapkan dalam tabel berikut harus
dibetulkan atau disingkirkan dan diganti dengan biaya dari Penyedia jasa.
Spesifikasi Teknik

Toleransi untuk Bangunan Beton

1. Bangunan beton monolit

Variasi ketebalan

(1) Menyimpang dasi sumbu yang telah Boleh lebih tipis .......2.5 % atau kurang
ditetapkan………………….... 5 cm dari 1 cm

(2) Menyimpang dari bentuk profil yang Boleh lebih tipis .......2.5 % atau kurang
telah ditetapkan……………... 5 cm
dari 1 cm
(3) .
Boleh lebih tebal ........5 % atau kurang
dari 1 cm
(4)
Variasi ukuran dimensi ............ 0.5 cm

2. Bangunan-bangunan umum

(1) Variasi yang diijinkan untuk ketidak dataran dari pelat, balok, batang
melintang terhadap ketentuan dalam gambar

Untuk permukaan yang terbuka setiap panjang 3 meter ……....................... 1 cm

Untuk permukaan yang tidak terlihat setiap panjang 3 meter ..................... 5 cm

(2) Bergesernya dimensi penampang dari kolom-kolom, pilar-pilar, pelat-


pelat, tembok- tembok, balok-balok serta bagian bangunan seperti yang
tercantum pada bagian (1) diatas, boleh

Menyempit ………………………………………………......................... 1 cm

Melebar ………………………………………………….......................... 2 cm

11. Pekerjaan Bekisting


11.1 Umum
Pekerjaan ini harus termasuk penyediaan, pemasangan dan pembongkaran
bekisting beton dengan kekuatan yang cukup, lengkap dengan semua pengikat-
pengikat yang diperlukan, penyokong dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat
yang ditetapkan dibawah ini.
Spesifikasi Teknik

Bingkai bekisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran seperti yang dibutuhkan
untuk memenuhi syarat-syarat toleransi dengan penyelesaian akhirnya seperti yang
ditetapkan dibawah ini dan bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga
kalau ada sambungan horisontal tidak menerus sampai seluruh permukaan bekisting.
Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar dan cukup kaku
untuk menahan kemungkinan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan bahan adukan-
beton. Permukaan lengkung harus dibentuk dengan tali busur yang dibuat sesuai
dengan lengkungan yang tampak dalam gambar atau ditulis dalam spesifikasi yang
telah disetujui oleh Direksi. Permukaan semua bekisting yang berhubungan langsung
dengan beton harus bersih, kaku dan cukup kedap air untuk mencegah kehilangan
mortar. Pertanggungjawaban untuk kelengkapan pembuatan bekisting harus
menjadi beban Penyedia jasa, tetapi tipe, bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan
semua bahan dimana bekisting dibuat akan menjadi subjek untuk harus mendapat
persetujuan lebih dahulu oleh Direksi. Semua bekisting harus dikerjakan sedemikian
rupa, sehingga pada waktu membuka bekisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya
Untuk semua sambungan yang di “expose”, tepi dan sudut-sudut luar dipingul
sekurang-kurangnya dua (2) cm dengan sudut empat puluh lima (45) derajat,
kecuali bila disyaratkan lain. Pojok dalam harus dipotong seperti yang dicantumkan
dalam gambar atau sesuai dengan permintaan Direksi.

11.2 Persyaratan Bahan


Semua bahan untuk lapisan bekisting harus mendapat persetujuan Direksi. Plat
baja untuk dinding bekisitng dan baja siku untuk rangka serta baut sambungan dan
las sambungan harus sedemikian rupa sehingga dapat menahan tekanan beton ketika
pengecoran. Bekisting yang digunakan untuk beton yang dilewati air mengalir yang
mana nantinya akan sepenuhnya ter”expose”, harus diberi lapisan pada ba gian bidang
yang bersentuhan dengan beton dengan “Plat Baja” (dengan simbol S2) atau lain
(simbol S1) dan harus tidak rusak dan tidak cacat, sehingga tidak meninggalkan bekas
yang tidak baik pada permukaan betonnya.
Spesifikasi Teknik

Baja siku yang dipakai harus dipilih baik jenis dan mutunya supaya tidak terjadi
kemungkinan pemuntiran akibat tambahan bahan kimia atau kemungkinan perubahan
warna pada permukaan betonnya. Macam dan kondisi lapisan bekisting harus dipilih
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap puntiran, karena pembebanan dan
penggeseran sewaktu pengecoran, jadi semua permukaan bekisting harus sesuai.
Lapisan bekisting dan “form-form”nya harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Direksi.

11.3 Penempatan dan Persiapan


Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada
permukaan beton menjadi bagian dari satu “aligment” yang lurus baik kearah horizontal
maupun vertikal, dengan sambungan antara permukaan masing-masing bekisting harus
halus. Semua bagian tepi dan pojok dari beton yang terbuka secara permanen
(ter”expose”) harus dipingul seperti tampak dalam gambar.
Sebelum dijatuhi adukan cor semua bekisting harus kaku, kencang dan harus
benar-benar bersih dari semua minyak, debu, bongkahan mortar kering, maupun
benda asing lainnya, dan bila ada kelebihan air harus disingkirkan pula dari bekisting.
Permukaan bekisting harus dilabur dengan minyak yang diperdagangkan atau lapisan
lain yang disetujui oleh Direksi yang tidak akan meninggalkan warna pada beton.
Bekisting yang sudah ditinggalkan ditempatnya cukup lama dan sudah mulai kering
harus dilabur kembali permukaannya dengan oli seperti yang diarahkan oleh Direksi.
Bekisting untuk permukaan yang menerus dipasang untuk lapisan berikutnya, harus
dijaga kekakuan dan kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk menjaga
garis pelurusan yang teliti pada bagian permukaannya.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus dirawat dalam keadaan yang
mudah diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan lagi.

11.4 Pembukaan Bekisting


Penyedia jasa tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan
mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang
akan disangganya dengan aman. Pembukaan bekisting harus mendapat persetujuan
Spesifikasi Teknik

dari Direksi dengan suatu cara agar agar tidak merusak beton dan umumnya bekisting
harus dibiarkan sampai satu periode tidak kurang dari empat puluh delapan (48) jam
sesudah beton dicor atau seperti petunjuk Direksi.

11.5 Perancah (Penyangga)


Sebelum menaruhkan beton, semua bekisting harus kaku dan kuat, terutama perancah /
penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan baik dalam menyangga bekisting
harus dipertahankan tidak terjadi goyangan dalam menerima berat beton basah selama
penyiraman atau beban yang lain.
Biaya selama pekerjaan pada paragraf ini harus sudah termasuk dalam satuan Unit
produksi tetrapod dan blok beton

11.6 Pengukuran dan Pembayaran


Beton
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran dari beton harus dilakukan atas dasar m e t e r
k u b i k ( m 3 ) yang telah ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang
sebenar-benarnya dicor sesuai garis batas struktur seperti yang ditunjukan
dalam gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Harga yang dibayar sudah termasuk persiapan, pengadaan beton dan
pengecoran, pemadatan beton, pemeliharaan beton dan pembongkaran serta
penyusunan dilokasi produksi.

b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk meter kubik (m3) beton yang telah dicor
sesuai spesifikasi yang dihasilkan seperti yang tercantum di Daftar Kuantitas dan
Harga, dan harus disetujui oleh Direksi termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan
sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, dalam hubungannya dengan ketentuan
Direksi sebagaimana dalam spesifikasi.
Spesifikasi Teknik

Bekisting Tanpa Perancah


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran dari bekisting harus dilakukan atas dasar meter
luas (m2) terpasang yang telah ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
yang sebenar-benarnya seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi.
Harga yang dibayar sudah termasuk persiapan, pengadaan material, peralatan,
tenaga kerja, alat bantu, pemasangan dan pembongkaran bekisting.

b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk meter luas (m2) sesuai spesifikasi yang
dihasilkan seperti yang tercantum di Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus
disetujui oleh Direksi termasuk semua kompensasi untuk penyediaan semua
tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk
menyelesaikan pekerjaan, dalam hubungannya dengan ketentuan Direksi
sebagaimana dalam spesifikasi

Perancah
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran dari perancah harus dilakukan atas dasar meter
luas (m2) terpasang yang telah ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
yang sebenar-benarnya seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi.
Harga yang dibayar sudah termasuk persiapan, pengadaan material, peralatan,
tenaga kerja, alat bantu, pemasangan dan pembongkaran.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk meter luas (m2) sesuai spesifikasi yang
dihasilkan seperti yang tercantum di Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus
disetujui oleh Direksi termasuk semua kompensasi untuk penyediaan semua
tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk
Spesifikasi Teknik

menyelesaikan pekerjaan, dalam hubungannya dengan ketentuan Direksi


sebagaimana dalam spesifikasi

11.7 Tulangan
a) Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dan
memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan
Beton dan mendapat persetujuan Direksi.
b) Sistem manajemen mutu untuk tulangan juga mengacu pada SNI 2052:2017
tentang Baja Tulangan Beton.
c) Setiap material tulangan yang akan digunakan untuk pekerjaan konstruksi harus
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan supervisi dengan cara dilakukan
pengujian sesuai dengan yang tercantum pada SNI 2052:2017 tentang Baja
Tulangan Beton.
d) Untuk material yang tidak memenuhi standar persyaratan atau tidak mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan supervisi harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan atas sepengetahuan Direksi/Konsultan supervisi.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika
dibutuhkan oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Tulangan pada
waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas.
f) Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari
pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus
ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi. Dalam
hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar
atau tabel di bawah ini :
Diameter Tulangan 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Panjang sambungan 60 60 60 65 75 85 95 100
lewatan min. (cm)
Spesifikasi Teknik

g) Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau
pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang
tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.
h) Penyedia Jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan
atas biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat.
Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian
yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan
disekitar dimana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus
diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi, dan pengikat harus dililit kuat-kuat
dengan tang atau alat lain yang dapat memperkuat lilitan. Ujung kawat ikat yang
bebas harus dilipat kedalam.
i) Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh Direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran
sampai tulangan beton disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas Pekerjaan selambat-lambatnya 24 (dua puluh
empat) jam sebelumnya, untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penulangan
yang telah disiapkan.
j) Setelah pembesian tulangan dicek dan disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas, maka Penyedia Jasa berhak mendapatkan pembayaran sesuai dengan
jumlah besi yang terpasang. Satuan pembayarannya adalah per satuan berat besi
tulangan yang didapatkan dari Panjang besi tulangan terpasang dikalikan dengan
berat nominal per meter sesuai yang tercantum pada SNI 2052:2017 tentang Baja
Tulangan Beton.
k) Pengukuran dan Pembayaran
 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan logam harus didasarkan pada berat terpasang
sesungguhnya dari baja bangunan dalam kilogram, ditentukan oleh
gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.
 Pembayaran
Spesifikasi Teknik

Pembayaran harus didasarkan pada jumlah kilogram yang diukur sesuai


ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan setiap kilogram yang
tercantum didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam spesifikasi
ini.

11.8 Wiremesh
Pekerjaan penulangan beton adalah menggunakan baja wiremesh dengan standar JIS
(Japanese Industrial Standart). Pemasangan baja wiremesh harus ditempatkan
ditengah-tengah ketebalan lining beton dan paling sedikit overlap disambungan
adalah 15 cm menggunakan kawat bendrat. Sebelum mulai pemasangan wiremesh,
Penyedia harus menyerahkan metode pemasangan wiremesh untuk persetujuan PPK.

Pengukuran untuk pembayaran wiremesh adalah berdasarkan jumlah berat wiremesh


yang terpasang dalam kilogram (kg) yang pemasangannya sebagaimana ditunjukkan
didalam gambar atau atas perintah PPK. Harga unit price sebagaimana yang
ditunjukkan didalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah termasuk overlap, pekerja
serta peralatan yang digunakan untuk pemasangan wiremesh.

D. PASANGAN BATU
1. Batu Kali
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu kali haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen dan
tidak berpori menurut persetujuan Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang pasir,
cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang
disetujui oleh Direksi.
Spesifikasi Teknik

Semua persediaan batu untuk pasangan batu di lapangan harus diperlakukan sedemikian
rupa sehingga cukup lembab pada saat akan dipergunakan. Batu-batu yang dipergunakan
dalam pekerjaan atau bagian pekerjaan harus memiliki ukuran yang mendekati seragam
agar tidak terdapat rongga-rongga besar di antara batu.

Penyedia Jasa harus memastikan keakuratan posisi dan dimensi pada pekerjaan pasangan
batu dengan cara membuat acuan berupa profil bowplank. Bahan profil bowplank dan
patok bantu.

Biaya untuk profil bowplank menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

2. Adukan (Campuran)
a) Adukan untuk pasangan batu terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps seperti
disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk masing-masing pekerjaan.

b) Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasangan batu menurut
perbandingan isi harus terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps atau lainnya yang
diperintahkan oleh Direksi pekerjaan tersebut.

c) Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan. Pasir haruslah
mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.

d) Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah sesuai dengan standar atau
menurut petunjuk Direksi. Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk
menghasilkan seperti apa yang ditentukan.

e) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh
Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut.

g) Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak
diperkenankan.
Spesifikasi Teknik

3. Saringan Kerikil
a) Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang
mengandung silikat, bersih keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang
melekat, seperti tanah liat.

Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu
lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.

b) Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir
sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :
1. 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
2. Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. “Keseragaman” ialah
perbandingan antara yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10%
(ukuran”X” persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal ini adalah
ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan “X” % dari contoh bahanyang
diayak).

Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-syarat
Spesifikasi tetap diikuti.

4. Saringan Pasir
Saringan untuk pasir pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional
Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah
dilalui air menurut persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

5. Penyimpanan Bahan-bahan
Semen untuk adukan harus disimpan seperti petunjuk dari Direksi di atas beton atau
lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

6. Penyelesaian Sambungan
Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus
dengan adukan perbandingan 1 Pc : 2 Ps, pada waktu pekerjaan sedang berlangsung,
Spesifikasi Teknik

dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna. Selanjutnya sambungan


yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

7. Ukuran Batu
a) Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran
sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.
b)
tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut, ukuran maksimum harus memperhatikan tebal
dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.

8. Pasangan Batu Pada Pondasi


Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan dan sesuai petunjuk Direksi.

Sebelum menghamparkan batu, penyedia jasa wajib menghamparkan adukan untuk


pasangan batu pada tanah yang tidak tergenang air terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4
Ps sebagai dasar pasangan batu kali.

9. Alas dan Sambungan


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai dan
harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok.

Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada
waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak
boleh ada batu yang berimpit satu sama lain. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua
batu baru selesai dipasang.

10. Pasangan Batu pada Permukaan


a) Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah yang
dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi.
Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar
supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
Spesifikasi Teknik

b) Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan
tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan
yang kelihatan harus disiar.

11. Pipa Peresapan


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi
dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian (untuk saluran
dalam timbunan suling-suling tak perlu dipasang). Suling-suling harus dibuat dari pipa
PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m 2 permukaan
dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Pipa suling-suling harus dipasang dengan
kemiringan sekitar 15⁰ agar air dapat mengalir keluar.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan
ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.

12. Sambungan Gerak Sederhana


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana harus
dibuat/ dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk tahan air.
Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu
penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan
(settlement) yang berbeda.

Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang terdiri
dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian sambungan,
setinggi sambungan tadi.

13. Perlindungan Perawatan


Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam
melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai. Penyedia Jasa harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.

Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut karena
hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan.
Spesifikasi Teknik

Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang
belum mantap.

14. Pengukuran dan Pembayaran


Pekerjaan Pasangan Batu

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada volume terpasang
sesungguhnya dalam meter kubik (m3), ditentukan oleh gambar yang disetujui
atau atas petunjuk Direksi.
 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah volume (m3) yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan setiap m3 yang tercantum
didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi,
alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi
syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.

Pekerjaan Pipa Suling-Suling

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter terpasang
sesungguhnya dalam meter panjang (m), ditentukan oleh gambar yang disetujui
atau atas petunjuk Direksi.
 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah panjang terpasang yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan setiap m yang tercantum
didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi,
alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi
syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknik

E. Pekerjaan Plesteran
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan
bata/ batu kali diplester dengan adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3Ps. Campuran
untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran.
Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan
dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada
bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada atas saluran, dan selebar 10 cm
untuk muka dan 5 cm di belakang saluran.

Pengukuran dan Pembayaran

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada luasan terpasang
sesungguhnya dalam meter luas (m2), ditentukan oleh gambar yang disetujui
atau atas petunjuk Direksi.
 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah luasan (m2) yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan setiap m2 yang tercantum
didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi,
alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi
syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.

F. Pekerjaan Siaran
Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus
dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan memakai
kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps
kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Pekerjaan Siaran dilakukan dengan metode Siaran Tenggelam (masuk ke dalam ± 1 cm)
Spesifikasi Teknik

Pengukuran dan Pembayaran

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada luasan terpasang
sesungguhnya dalam meter luas (m2), ditentukan oleh gambar yang disetujui
atau atas petunjuk Direksi.
 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah luasan (m2) yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan setiap m2 yang tercantum
didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi,
alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi
syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.

G. Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja


Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan lapisan
lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan.

1. Lantai Kerja Beton


Untuk lantai kerja yang ditentukan menggunakan beton, beton yang digunakan adalah
mutu B0 atau f’c 7,4 Mpa (K-100).

2. Lantai Kerja Pasangan Batu


Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan petunjuk
Direksi.

3. Pengukuran dan Pembayaran

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada volume terpasang
sesungguhnya dalam meter kubik (m3), ditentukan oleh gambar yang disetujui
atau atas petunjuk Direksi.
Spesifikasi Teknik

 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah volume (m3) yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan setiap m3 yang tercantum
didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi,
alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi
syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.

H. Lining Pasangan Batu


Pekerjaan lining pasangan batu pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan
pada gambar dan mendapat persetujuan dari Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut.

I. Lining Beton
Bahan lining beton menggunakan beton dengan mutu sesuai dengan gambar yang
ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Supervisi. Adukan beton untuk
lining saluran harus dipadatkan untuk mencapai kuat desak. Beton harus bebas dari
sarang tawon, perhatian khusus pada tepi luar lining harus dilakukan untuk menjamin
beton telah dipadatkan dengan baik.

J. PEKERJAAN METAL / BAJA KONSTRUKSI


Bagian I. Bahan-bahan dan Mutu
1. Material
a) Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru dari pabrik yang resmi dan setaraf
dengan S.t. (DIN 17100-1966).
b) Stank dan batang ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-
1966).
c) Penggunaan material besi tuang tidak diperkenankan.
d) Bolt, nut, & washer / baut, mur, & ring harus dari pabrik resmi dan setaraf U.st. 36-
1 (DIN 1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
e) Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau las
yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
Spesifikasi Teknik

f) Kawat las yang dipakai adalah “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik
4.760 kg/cm2 atau type yang sama.

2. Spesifikasi untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong


2.1 Bangunan Pintu.
a) Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian
(sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem kuat
pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak antara
plat dan batang tidak lebih dari 1 mm.
Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus di dua sisi
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut.
b) Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka,
ambang, stang ulir gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua bagian daripada
pintu harus cocok dengan gambar kontrak.
c) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambah kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi
mortar 1 PC : 4 Ps sampai Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut
menganggap cukup.
d) Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari puntiran,
bengkok dan deformasi lain sesuai petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut.
e) Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-pintu harus
sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas keawetan sesuai cuaca
Indonesia dan teredam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan pada sinar matahari
dimungkinkan pemakaian bahan karet sintetis atau plastik yang memenuhi
persyaratan.
Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau diganti,
dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
f) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk memudahkan
perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada digambar adalah
minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi (ukurannya) secukupnya sedemikian
hingga tidak ada dimensi yang kurang.
Spesifikasi Teknik

2.2 Pintu Sorong


a) Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan tangkai, dan kunci,
gear, serta kopling.
Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh lebih dari 10 kg untuk membuka atau menutup
pintu dan as roda setang harus pada elevasi 0,90 m diatas bangunan atau platform
dimana operator akan berdiri.

b) Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat.


Gear harus dari besi tulang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk
pemberian pelumas dari gear.

c) Pintu sorong harus seluruh shop-assmembled (rakitan pabrik) ukuran plat dan profil
pintu harus sesuai dengan gambar.

d) Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap Operasional


dan Pemeliharaan pintu sorong.

2.3 Spesifikasi Teknik Umum


a) Gambar kerja dan perhitungan.

1) Penyedia Jasa harus menyerahkan dengan penawarannya detail spesifikasi dari


semua peralatan-peralatan yang harus dipasang pada penerimaan (acceptance)
dari penawaran, spesifikasi yang diserahkan harus dimasukkan dalam Dokumen
kontrak.

2) Penyedia Jasa juga harus menyiapkan detail gambar kerja untuk semua bagian
pekerjaan dalam bentuk yang dikehendaki Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut, untuk setiap bagian pekerjaan tersebut.

b) Persetujuan gambar dan perhitungan

Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Direksi ditemukan bahwa ada
gambar-gambar dan dokumen-dokumen kontrak, perubahan-perubahan dan
tambahan-tambahan sesuai dengan perhitungan Direksi, harus dibuat oleh Penyedia
Jasa dan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai sesuai petunjuk Direksi, tanpa tambahan
biaya menurut perhitungan Penyedia Jasa.
Spesifikasi Teknik

c) Penyiapan bahan-bahan

1) Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan di dalam/sekitar wilayah (proyek).


2) Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam pekerjaan
konstruksi baja modern.
- Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh
cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek.
- Lubang baut harus betul-betul bulat.
- Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter
nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas
dengan baut.
- Jika mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan. Lubang-
lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0,25 mm. Gerigi-gerigi pada
permukaan luar harus dihilangkan.

3) Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada
dalam daerah geser (shearzone).
Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm dan
maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Di bawah mur pada baut jangkar
dan di bawah semua kepala baut dan mur, harus dilengkapi “heavy duty washer”.
Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan
“bevelled washer”. Kepala dari mur harus diputar benar, dengan kunci Inggris
yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0,30 m.
4) Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan
kepada Direksi untuk disetujui, program lengkap yang menunjukkan :
- Type pengelasan.
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang diperlukan
untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah
pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua lubang, pori dan
berkas-berkas terbakar harus diperbaiki.

Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan di
bawah ini :
Spesifikasi Teknik

Tebal plat : Diameter kawat las : Aliran Listrik


(mm) (mm) (A)
2-4 : 3/32” (2,381 mm) : 35-90
4-6 : 1/8” (3,175 mm) : 60-125
9-10 : 5/32” (3,870 mm) : 95-160
11-15 : 5/32” (3,870 mm) : 95-160
15-20 : 3/16” (4,763 mm) : 120-200

5) Ketentuan tambahan Pengelasan:


i. Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu
dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur
metal atau las busur otomatis.
ii. Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh
standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini.
iii. Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan
listrik selama pengelasan berlangsung.
iv. Semua bagian yang di-las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin
harus di-las dahulu sebelum di-machining, kecuali tercantum ketentuan lain.
v. Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Process of Arc welding
carbon and Carbon Manganise Steels.

d) Pemasangan

Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar
kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut di tempat pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar,
penahan, seal dan sebagainya.
Spesifikasi Teknik

a. Semua bagian yang ditanam dan dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran.
Dinding plat, sandaran dan ambang harus digrouting seperti ditunjukkan dalam
gambar atau atas petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

Grouting harus dilaksanakan dengan metode yang disetujui Direksi/ Konsultan


Supervisi pekerjaan tersebut dan harus menjamin kesatuan yang utuh.

b. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari tempat


pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi.

Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas,


sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk
kwalitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci
harus disediakan Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.

c. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian pekerjaan dari kontrak
ini.

2.4 Persyaratan Kerja dan Spesifikasi Teknis


1. Daun Pintu

i. Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan
Gambar, serta lebar dan tinggi bersih daun pintu

ii. Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter;
Spesifikasi Teknik

iii. Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2
(dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800
bentang pada beban maksimum;

iv. Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, mur dan
cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisir agar
menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50% (lima
puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian
sehingga dapat menahan air dengan baik.

2. Kerangka Pintu

Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas
dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada
pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika
konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh
Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

i. Kerangka Ambang

Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus
direncanakan agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau
pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.

ii. Kerangka Sponing

Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.


Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter
pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin
dan diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap keausan.

iii. Kerangka Atas


Spesifikasi Teknik

Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.

3. Stang

(a) Umum

Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan
tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri dari peralatan
mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi, tuas pemutar dan
komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang harus
direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika konstruksi stang
yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

(b) Peralatan Mekanis, meliputi :

1) Tumpuan/Bantalan

Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder, atau datar.

2) Roda Gigi Reduksi

Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons pospor tuang,
harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi dan bantalan harus cukup
kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus mempunyai “rumah” (gearbox) yang
dapat dilepaskan untuk memudahkan pelumasan.

Set Gearbox beserta Roda gigi di dalamnya menggunakan Merk AUMA. Dan
disesuaikan dengan Drat Stangnya dan setting sedemikian rupa hingga
pengoperasian pintu dapat berfungsi dengan baik (pengoperasian menggunakan
tenaga manusia maupun tenaga elektromekanis dapat diputar dengan mudah).
(sambungan di dalam Set Gearbox dipasang dengan presisi).

3) Kopling
Spesifikasi Teknik

Kopling harus dilengkapi, untuk penyesuaian dan pelekatan secara tetap pada
poros sesudah penyesuaian kedudukan pintu di lapangan.

4) Ulir Pengangkatan

Stainless steel atau Baja mild steel (S45C, ST60 atau setara yang dibuktikan
dengan sertifikat). tidak diperkenankan menggunakan ferro casting (besi cor atau
besi tuang).

Type Ulir 1 jalur. Untuk saluran Primer menggunakan diameter minimal 75 mm,
Saluran Sekunder menggunakan diameter minimal 2” dan Saluran Tersier
menggunakan diameter minimal 38 mm.

Diameter ulir juga harus disesuaikan dengan ukuran pintu dan tinggi
pengoperasian pintu.

5) Tongkat Penghubung

Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.

6) Handle Operasi Manual

Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang dapat
mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya untuk memutar alat
harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.

7) Alat Angkat (menggunakan) Motor Listrik (Aktuator)

Alat angkat sistim ini dipasang permanen, terdiri dari : as penerus / putar, kotak
roda gigi (gearbox) dan unit penggerak motor listrik. Untuk operasi pemeliharaan
sistim alat angkat ini dilengkapi dengan alat pemutar tangan (handwheel). Alat
angkat ini harus mempunyai limit switch, sehingga jika pintu sudah bergerak
membuka atau menutup pada batas maksimal, maka penggerak akan berhenti
secara otomatis. Disamping itu, aktuator juga dilengkapi dengan switch
pengaman torsi, sehingga apabila pintu terganjal benda asing, maka otomatis
berhenti, untuk menghindari kerusakan / terbakar karena overload pada
Spesifikasi Teknik

komponan lainnya. Untuk operasi normal dilakukan melalui unit control yang
menjadi satu kesatuan dalam aktuator tersebut. Spesifikasi dan pemilihan
aktuator mengikuti syarat berikut :

• Tegangan : 380 V 50 Hz

• Masukan sinyal pengendalian : 4 ~ 20 mA

• Kedudukan katup output sinyal : 4 ~ 20 mA

• Suhu lingkungan : 10°C ~ 55°C

• Kelas perlindungan : sesuai dengan IEC145 IP65

Merk Aktuator dan Gearbox menggunakan AUMA (Germany).

Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi berupa brosur, leaflet dan
informasi lain yang berkaitan dengan produk yang akan dikerjakan/dipasang
beserta metode pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai. Dan setelah disetujui,
metode pemasangan harus sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh vendor.

8) Garansi

Penyedia Jasa harus memperhatikan proses distribusi, pemasangan dan perawatan


produk sedemikian rupa untuk menjaga keberlakuan garansi resmi. Apabila pada
masa garansi produk terdapat kerusakan, penyedia Jasa wajib melakukan klaim
garansi kepada vendor terkait sampai barang dapat berfungsi kembali secara
normal.

9) Lain-lain

Penyedia Jasa wajib melampirkan manual Operasi dan Pemeliharaan produk,


nomor kontak layanan pelanggan produk, dan selama masa pemeliharaan
kontrak, Penyedia Jasa wajib mendampingi dalam hal operasi dan pemeliharaan,
sehingga apabila ada kerusakan, maka resiko ditanggung sepenuhnya oleh
penyedia jasa.
Spesifikasi Teknik

Type Aktuator yang digunakan, menyesuaikan antara dimensi pintu, dengan 3


tabel parameter actuator standar berikut ini. Dengan persetujuan direksi dan
konsultan supervisi.

Tabel 1 Parameter Aktuator Standart 1


Spesifikasi Teknik
Spesifikasi Teknik

Tabel 2 Parameter Aktuator


Standart
Spesifikasi Teknik
Spesifikasi Teknik

Tabel 3 Parameter Aktuator Standart 3


Spesifikasi Teknik
Spesifikasi Teknik

4. Alat Bantu berupa Generator Set

Pada umumnya sumber tenaga untuk mengoperasikan peralatan Hidromekanik


adalah tenaga listrik PLN. Untuk alat angkat elektromekanis yang sumber tenaganya
dari PLN, perlu dilengkapi dengan sumber tenaga cadangan yaitu Generator Set
(Genset). Genset terdiri 2 (dua) komponen utama yaitu : komponen mesin penggerak
dan komponen generator pembangkit tenaga listrik. Mesin penggerak umumnya
mesin diesel berbahan bakar minyak solar. Untuk gas buang harus dibuang ke luar
melaiui pipa penghubung antara lubang exhaust generator dengan silencer.
Spesifikasi engine genset harus mengikuti hal-hal berikut :

• Power (Output Ratings) : Min. 7,0 kVA – 20,0 kVA @1500 RPM

• Type : Silent

• No. of Cylinder : 3 cylinders in-line

• Cooling methode : Water cooled

• Engine Speed : 1500 RPM

• Fuel Consumption : 4,4 – 5,7 l/hr

• Battery Voltage : 12 V

2.5 Test dan Garansi


a) Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest, dihadapan
Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut sebelum penyerahannya untuk
membuktikan bisa dioperasikan dengan memuaskan.

b) Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh
Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut
tanpa pembayaran ekstra.
Spesifikasi Teknik

c) Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan garansi tertulis
selama jangka waktu 1 tahun untuk semua pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua
kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya
tambahan.

d) Semua pekerjaan dalam masa pemeliharaan yang membutuhkan Operasional dan


Pemeliharaan menjadi kewajiban dan tanggung jawab Penyedia Jasa termasuk biaya
listrik, oli, BBM, kerusakan bangunan, penggantian sparepart, dan lain lain.

2.6 Pengukuran dan Pembayaran

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada unit terpasang sesungguhnya
dalam unit, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.

 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada:
- 30% unit selesai dirakit.
- 70% setelah unit berada di lokasi pekerjaan
- 100% setelah unit terpasang, dan dapat berfungsi dengan baik
Pekerjaan ini harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan
tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
spesifikasi ini.

Bagian II. Pengecatan


3. Bahan-bahan untuk pengecatan
Roda gigi, kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-bidang baja
yang setelah pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara putar atau geser, dan juga
tali-tali kawat tidak akan dicat.
Spesifikasi Teknik

Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan


lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik ini dilepas sebelum peralatan
itu dipasang.

Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-
1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan contoh
dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan
kepada Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam
kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah kaduluwarsa seperti
yang dituliskan pada kaleng tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk dibawah pengawasan
seorang mandor yang berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut dan tidak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum cat
dan bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus
diselesaikan dalam warna dan corak seperti diperintahkan oleh Direksi/Pihak yang
ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut dan jika diperlukan, Penyedia
Jasa harus membuat Variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.

3.1 Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja


Kecuali ditentukan lain permukaan baja yang akan dicat harus dibersihkan dengan sikat
kawat.
a) Sebelum pemasangan di pabrik, semua permukaan dari pekerjaan baja yang
akan selalu bersentuhan atau tidak kelihatan setelah pemasangan di pabrik
harus dibersihkan dan dicat dengan satu lapis cat dasar kecuali permukaan
yang akan dilas.

b) Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan


atau dicat sebagai berikut :
1. Yang dikerjakan dengan mesin, satu lapisan cat campuran timah putih dan
lilin atau dengan vernis tahan karat atau plastik yang disetujui.
2. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan
dilapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain.
Spesifikasi Teknik

3. Yang akan bersentuhan dengan beton,aspal, makadam atau bitumen


penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan.
4. Yang akan bersentuhan dengan pekerjaan batu, satu lapis cat dasar.
5. Semua permukaan lainnya jika tidak ditentukan lain, satu lapisan cat dasar
sesudah diadakan pemeriksaan di pabrik oleh Direksi/Konsultan
Supervisi.

c) Sebelum pemasangan di lapangan, permukaan yang diterangkan dalam B (b)


di atas, harus dibersihkan dan dilapisi dengan satu lapis cat dasar, sebelum
dilaksanakan penyambungannya.

d) Sesudah pemasangan di lapangan, permukaan harus dibersihkan sampai


mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan
kemudian dikerjakan sebagai berikut :
1. Bila untuk bagian-bagian mekanik; dibersihkan dengan larutan dan
kemudian dibersihkan dan digosok mengkilap.
2. Bila kontak dengan beton; dibersihkan dengan dikerok dan disikat dengan
sikat baja, sesaat sebelum diselubungi beton.
3. Bila kontak dengan aspal; termakadam atau pengendap air dari bitumen;
dibersihkan dan dilapisi dengan bitumen panas.
4. Bila kontak dengan batu bata; pasangan batu atau bila tertutup oleh beton
setebal kurang dari 4 cm; dicat satu kali dengan cat bitumen.
5. Bila kontak dengan kayu; dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat dasar
dan 2 lapis campuran bitumen; lapisan terakhir harus dicatkan sebelum
kayu dipasang.
6. Bagi permukaan-permukaan tersebut dalam b (5) di atas yang sebelumnya
sudah diberi cat dan menjadi rusak karena pasangan, maka harus
diperbaiki dengan cara membersihkan bagian-bagian yang rusak sampai
disetujui Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut, bila perlu sampai mencapai logamnya. Kemudian tepi
dari cat yang masih utuh digosok dengan amplas dan dicat dengan cat
dasar satu kali.
Spesifikasi Teknik

Tiap lapis penambal harus melampui cat yang semula dan tidak rusak selebar
minimum 5 cm. Kecuali ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang
sudah diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2
lapis cat penutup.

3.2 Pengecatan Daun Pintu


Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja kontruksi dan alat-alat pengatur air dan
lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan dengan tata cara
sebagai berikut :
a) Terbuka terhadap pengaruh iklim terlindung atau tidak :
1. Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
2. Dua lapis cat dasar timah meni.
3. Dua lapis cat oksida besi atau dua cat aluminium.

b) Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk
semua pintu :
1. Dibersihkan dengan sikat kawat baja.
2. Dicat dasar dua lapis.
3. Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat
oksida terbatu bara.

c) Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang
harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya, bagaimana
ditunjukkan oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut.

d) Penggunaan kualitas cat adalah kualitas terbaik untuk pekerjaan ini sesuai
petunjuk direksi.

e) Pengecatan untuk Perangkat Pintu Air Baru:

1. Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi


Pekerjaan
Spesifikasi Teknik

2. Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dari pabrik

3. Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;

4. Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan
peralatan yang disarankan dari pabrik;

5. Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1
(satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;

6. Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di


lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;

7. Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan.
Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar
seragam selama dipergunakan;

8. Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang


suhunya kurang dari 10°C

9. Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;

10. Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;

11. Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan


permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu
seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;

12. Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan;

13. Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada
bagian–bagian di bawah ini:
Spesifikasi Teknik

i. Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang


ada di atas permukaan tanah.

ii. Semua daun pintu

iii. Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai


SNI 06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis
pelindung

iv. Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang
disebutkan di atas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 2
(dua) lapis cat epoxy atau yang sekualitas. Tebal total lapisan tersebut
termasuk cat dasar harus 0,15 mm – 0,20 mm. Semua peralatan harus
dicat sesuai dengan standar pabrik.

v. Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang


tampak selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan
harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam
bensin agar tidak berkarat

f) Pengecatan Ulang untuk Pintu Air Eksisting (Lama)

1. Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi


Pekerjaan;

2. Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dari pabrik;

3. Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;

4. Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1
(satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
Spesifikasi Teknik

5. Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan.
Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar
seragam selama dipergunakan;

6. Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang


suhunya kurang dari 10°C

7. Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;

8. Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;

9. Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan;

10. Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada
bagian–bagian di bawah ini :

i. Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang


ada di atas permukaan tanah.

ii. Semua daun pintu

iii. Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai


SNI 06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis
pelindung

iv. Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang
disebutkan di atas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat epoxy atau yang
sekualitas. Tebal pengecatan ulang minimal 0,10 mm. Sebelum
dilakukan pengecatan ulang, dilakukan pengukuran bersama antara
Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa ketebalan cat eksisting setelah
permukaan dibersihkan dari kotoran (lumpur,. Semua peralatan harus
dicat sesuai dengan standar pabrik.
Spesifikasi Teknik

v. Untuk permukaan logam yang sudah terkorosi (cat sudah mengelupas /


hilang) harus dibersihkan terlebih dahulu, selanjutnya dicat 1 (satu)
lapis cat dasar dan 2 (dua) lapis cat epoxy atau yang sekualitas. Tebal
total lapisan tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 mm – 0,20 mm.
Semua peralatan harus dicat sesuai dengan standar pabrik.

Semua biaya dalam pekerjaan pada sub bagian ini harus sudah dianggap termasuk
dalam harga satuan pekerjaan pintu sesuai dengan item pekerjaan dalam daftar
kuantitas dan harga.

Bagian III. Pemeriksaan dan Perakitan


4. Pemeriksaan Bahan & Mutu
Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut atau pejabat yang bertugas mengadakan
pemeriksaan terhadap bahan-bahan, mutu pekerjaan pabrik, percobaan perakitan di
pabrik, harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan. Pemeriksaan itu meliputi :
a) Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa
bahan di atas sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang
dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan
pemeriksaan.
b) Memeriksa ukuran.
c) Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.
d) Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja.
e) Percobaan perakitan dan mengujian hasilnya.
f) Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

Semua biaya dalam pekerjaan pada sub bagian ini harus sudah dianggap termasuk dalam
harga satuan pekerjaan pintu sesuai dengan item pekerjaan dalam daftar kuantitas dan
harga.

5. Pengerjaan di Lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan perancah
sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum
pelaksanaan dimulai di lapangan Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada
Spesifikasi Teknik

Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut untuk


mendapat persetujuan, cara yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta
melaksanakan pengaturan dan pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan
oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

6. Permukaan yang Bersentuhan


Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan logam lain
permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat bitumen, segera
sebelum pemasangan.

Aluminium tidak boleh di pasang pada beton basah atau pasangan batu, atau dipasang
tetap pada beton yang masih mudah. Bila perlu untuk menghubungkan aluminium
dengan baja atau besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah
yang disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.

Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata atau
beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan sambungan
harus diberi seng.

7. Pemasangan Bagian-bagian
Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan beton
atau pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas angkur, plat perletakan
dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.

8. Perencanaan, Perhitungan dan Gambar


Gambar dan Spesifikasi menunjukkan macam logam yang dibutuhkan dan ukuran-
ukuran pokoknya. Penyedia Jasa harus merencanakan semua bangunan dan pintu-pintu
dilengkapi dengan penjelasan perhitungan dan gambar-gambar dari pabrik dan
diserahkan kepada Direksi sebelum dibuat oleh pabrik.

Tiga rangkap dari setiap gambar harus dibuat, dan setiap perubahan dilakukan oleh
Direksi harus dibuat gambarnya tanpa pembayaran ekstra.

Pabrik dilarang melakukan pembuatan sebelum menerima persetujuan Direksi secara


tertulis dengan telah memberi tanda persetujuan pada setiap set dari tiga set yang di buat.
Penyedia Jasa juga harus menyediakan gambar kerja yang menunjukkan usulan dan
Spesifikasi Teknik

metode pelaksanaan/pemasangan peralatan tersebut yang akan digunakan dan gambar


tersebut harus mendapat persetujuan seperti gambar-gambar yang akan dikerjakan pabrik
di atas, sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaannya pada bangunan yang
bersangkutan.

Apabila ukuran tebal dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam gambar bestek,
ukuran tebal di atas dianggap sebagai ukuran minimum yang diperkenankan.

Pintu-pintu besi terlebih dahulu harus diperiksa oleh Direksi dan Konsultan Supervisi
tersebut ke pabrik, sebelum dikirim ke lapangan.

9. Pipa Besi Galvanis untuk Sandaran


Pipa besi lunak galvanisir harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI. Diameter
pipa Ø 2’’ t = 2 mm. Sambungan ulir harus sesuai dengan persetujuan mengenai
sambungan. Sambungan ulir harus dari besi tuang digalvanisir dengan “beaded pattern
thread”.

Setelah penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap, dan bangunan yang
bersangkutan telah selesai, besi sandaran tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa beton
dan dicat.

Pengukuran dan Pembayaran

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter panjang terpasang
sesungguhnya dalam meter, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas
petunjuk Direksi.
 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah meter panjang yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan setiap meter yang tercantum
didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi,
alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi
syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknik

K. FASILITAS UNTUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN


1. Papan Operasi
Papan operasi harus dibuat dan dipasang pada setiap bendung dan pada setiap bangunan-
bangunan bagi. Papan dan tiang-tiangnya harus dibuat dari kayu kelas satu dan harus
dipasang pada beton cor kelas K.125, papan harus sesuai dengan penjelasan dari Album
Gambar Standar Perencana Irigasi atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pihak yang
ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut.

2. Skala Duga (Peilschal)


a) Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu
harus dipasang di lokasi sebagai berikut :
- Sisi hulu dari tiap bendung pada satu tembok pangkal.
- Sisi hulu dari tiap bangunan ukur.
- Pada pintu-pintu Romyn dan Crump de Gruyter.
b) Skala duga yang dipasang pada hulu bendung harus diatur dengan titik nol
sesuai mercu bendung dan dipasang pada dinding, cukup jauh muka air terjun
dari mercu bendung. Bila mungkin pengukur dipasang pada dinding luar alur
utama sungai, untuk menghindari dari kerusakana kibat benda-benda terapung
pada waktu banjir, tapi harus mudah terlihat dari tangkis atau jembatan
pelayanan.

Skala duga dibuat dari teraso atau marmer dengan pembagian 0,1 meter,
sesuai dengan penjelasan dari Album Standar Perencanaan Irigasi atau
menurut ketentuan lain dalam gambar.

c) Skala duga yang dipasang di hulu bangunan pengukur dibuat dari


besi/aluminium dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso
putih pada campuran 1 PC : 3 Psr dengan lekukan-lekukan untuk garis-garis
dan angka-angka setebal 3 mm dijelaskan pada gambar sesuai dengan
spesifikasi teknis ini menurut perintah direksi.

d) Skala duga untuk pintu Romyn dan Crump de Gruyter disediakan termasuk
penyediaan pintu-pintu dan harus terbuat dari kuningan sesuai dengan Album
Spesifikasi Teknik

Standar Bangunan-bangunan Irigasi atau secara lain seperti ditunjukan pada


gambar.

3. Tanda Petunjuk Duga


Untuk skala dugaan seperti yang disyaratkan, disamping tiap skala duga harus
dipasang suatu pelat baja lain terpisah dengan jarak 10 cm yang ditandai dengan
suatu alur yang menunjukkan garis terbatas pada skala duga. Apabila karena
sesuatu hal skala duga menjadi rusak/hilang, pelat baja ini dapat menolong untuk
pemasangan skala duga baru.

4. Tanda Duga Muka Air Sungai


Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan
pengambilan dan bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat dari marmer atau
teraso putih dengan ukuran 0,2 x 0,2 m dipasang dengan adukan 1 Pc x 3 Ps seperti
ditunjukkan pada gambar. Garis tanda muka air dan huruf dinyatakan dengan
membuat alur.

5. Pengukuran dan Pembayaran

 Pengukuran
Pengukuran untuk pekerjaan 1,2,3, dan 4 harus didasarkan pada satuan terpasang
sesungguhnya sesuai item pekerjaan masing-masing dalam daftar kuantitas dan
harga, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.
 Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada satuan yang diukur sesuai ketentuan diatas pada
masing-masing harga satuan yang tercantum didalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan
tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknik

L. SPESIFIKASI KHUSUS
1. Sambungan dengan Pasangan Batu yang ada (lama)
Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama harus
dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat dan
disiram (dibasahi) dengan air sampai jenuh.

Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih dari noda,
kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup basah.

2. Bongkaran Pasangan Lama


a) Pekerjaan bongkaran pasangan lama sesuai petunjuk Direksi dengan memperhatikan
gambar-gambar konstruksi yang ada dalam dokumen tender. Dalam proses
pembongkaran hendaknya mengutamakan keselamatan pekerja dan menggunakan alat
sesuai dengan kebutuhan. Penyedia jasa harus selalu melakukan koordinasi dengan
Direksi/Konsultan Supervisi.

b) Bahan-bahan bekas bongkaran yang tidak diperbolehkan dipakai dalam pekerjaan,


harus segera di buang dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan oleh
Direksi/Konsultan Supervisi.

c) Kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia Jasa untuk pekerjaan bongkaran


merupakan tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.

d) Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter kubik (m3)
terpasang sesungguhnya sesuai item pekerjaan masing-masing dalam daftar
kuantitas dan harga, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas
petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada meter kubik (m3) yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada masing-masing harga satuan yang tercantum didalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
Spesifikasi Teknik

kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi,


alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap
memenuhi syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua ketentuan dalam spesifikasi ini.

3. Bongkaran Beton Lama


a) Pekerjaan bongkaran beton lama sesuai petunjuk Direksi dengan memperhatikan
gambar-gambar konstruksi yang ada dalam dokumen tender. Dalam proses
pembongkaran hendaknya mengutamakan keselamatan pekerja dan menggunakan alat
sesuai dengan kebutuhan. Penyedia jasa harus selalu melakukan koordinasi dengan
Direksi.

b) Bahan-bahan bekas bongkaran yang tidak diperbolehkan dipakai dalam pekerjaan,


harus segera di buang dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi.

c) Kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia Jasa untuk pekerjaan bongkaran


merupakan tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.

e) Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter kubik (m3)
terpasang sesungguhnya sesuai item pekerjaan dalam daftar kuantitas dan harga,
ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada meter kubik (m3) yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada harga satuan yang tercantum didalam Daftar Kuantitas
dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknik

4. Siaran dan Plesteran pada Pasangan Batu yang ada (lama)


a) Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu lama
bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu cukup disiram
(dibasahi) dengan air bersih.
b) Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama,
kemudian pekerjaan siar dilaksanakan.
c) Plesteran yang baru setebal 1 cm dilaksanakan setelah permukaan pasangan batu lama
bersih dari noda, kotoran dan permukaan cukup kasar (dibetel), kemudian dibasahi
dengan air bersih.

5. Pengecatan kembali Pintu-pintu Air yang ada (lama)


a) Pintu air yang lama harus dibersihkan dari noda, kotoran, debu, lumpur dan pelumas
serta kotoran lainnya.
b) Seluruh bidang permukaan pengecatan harus diamplas dan bersih dari cat yang lama
serta bebas dari noda-noda lainnya.
c) Apabila bidang permukaan yang ada, dicat ulang, masih terhalang dengan noda-noda
seperti oli, karet, maka hal ini harus disikat terlebih dahulu dengan minyak pelarut
khusus.
d) Pengecatan dilakukan dua kali.
e) Pembongkaran Dan Pemasangan Kembali Pintu – Pintu Air.
f) Pembongkaran pintu lama yang kelak akan dipasang kembali, harus dilaksanakan
secara hati-hati dengan membetel pasangan batu (dinding) lama.
g) Pembongkaran, pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan kembali harus
dilaksanakan secara hati-hati, tidak menimbulkan kerusakan, perubahan
bentuk/ukuran dari pintu yang dibongkar tersebut.
h) Kerusakan yang timbul akibat pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa yang bersangkutan.
Spesifikasi Teknik

6. Geo-Textile dan Geo-Membrane

1 Umum

Material geo-textile dan geo-membrane harus bersih, kuat bebas dari luka, sobek
atau cacat-cacat lainnya serta dibuat dan diperoleh dari produsen/ pabrik dan
supplier yang dapat dipertanggungjawabkan. Penempatan/ pemasangan geo-textile
dan geo-membrane harus di lokasi yang sesuai dengan gambar atau perintah PPK.

Pemasangan geo-textile dan geo-membrane dimaksudkan untuk meningkatkan daya


dukung fondasi dan stabilitas lereng yang sekaligus untuk melindungi permukaan
lereng. Bila geo-textile dipasang pada fondasi riprap dan bronjong batu pada
pekerjaan perbaikan sungai, geo-textile berfungsi sebagai filter untuk mencegah
tanah/ butiran material fondasi lolos ke dalam bronjong batu yang merusak stabilitas
fondasi.

2 Matras Geo-Textile dan Geo-Membrane

(1) Material untuk Matras Geo-Textile

Geo-textile yang dipakai/ berfungsi sebagai matras harus geo-textile dari tipe
tenunan yang dibuat dari material yang tahan/ awet terhadap keasaman tanah
dan tanah yang bersifat alkali, bakteri & efek biologis lainnya, ultra violet, dan
harus fleksibel. Untuk itu, material geo-textile harus dibuat dari bahan
stabilized poly propylene atau polyester atau bahan sejenis yang disetujui PPK.
Material geo-textile harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :

Nilai yang disyaratkan

Pondasi
Item Penggunaan pada Rip- Keterangan

Umum rap untuk


Sungai, dll.

1. Minimum Strip
Tensile Strength
Spesifikasi Teknik

Nilai yang disyaratkan

Pondasi
Item Penggunaan pada Rip- Keterangan

Umum rap untuk


Sungai, dll.

- in warp *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595 atau


setara

- in weft *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595 atau


setara

2. Ketebalan 1.0 mm~2.0 ± 10 mm ASTM D 1777 atau


mm setara

3. Max.Elongation at ± 21% 10% ~ 20% ASTM D 4595 atau


Max.Load setara

4. Penyerapan Air >5 >15 BS 6906 atau setara


(Water liter/sq.m/sec liter/sq.m/sec
Permeability)
*) tenunan (woven)

(2) Material untuk Matras Geo-Grid

Material untuk matras geo-grid sama dengan material untuk matras geo-textile
seperti diuraikan pada spesifikasi ini, tetapi harus memiliki sifat fisik yang
harus memenuhi syarat/ ketentuan paling sedikit sebagai berikut :

Item Nilai yang disyaratkan Keterangan

1. Minimum Tensile 180 kN/m ASTM D4595


Strength

2. Max.Strain at Max.Load 12% -

3. Seam Size 15 x 15 mm~20 x 20 -


mm
Spesifikasi Teknik

(3) Metode Kerja Penyedia

Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja penempatan dan pemasangan


matras geo-textile & geo-grid termasuk penyambungannya, spesifikasi geo-
textile dan geo-grid termasuk data yang rinci hasil uji laboratorium dan
informasi penting lainnya kepada PPK untuk mendapat persetujuan, sebelum
melakukan permintaan kepada produsen atau supplier.

Penyedia harus bertanggung jawab tentang kuantitas, kualitas, jadwal


pengiriman dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pengaduan dan
pemasangan geo-textile dan geo-grid berdasarkan metoda kerja yang
diusulkannya.

(4) Pemasangan, Penghamparan Matras Geo-Textile dan Geo-Grid

Matras geo-textile dan geo-grid harus dipasang, dihampar dengan merata pada
permukaan tanah sehingga tidak boleh ada bagian matras yang bergelombang.
Harus dicegah timbulnya gaya tarik, tensile stress, terhadap matras kecuali
bila diperintahkan PPK.

Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang terjadi pada matras pada saat dihampar
dan diratakan harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus segera diperbaiki oleh
Penyedia dengan menambah matras, over laid, di atas matras geo-textile dan
geo-grid yang sudah terpasang atau dengan cara lain yang disetujui PPK.
Apabila geo-textile atau geo-grid dipakai untuk membungkus pematus lantai
(under drain) yang terdiri dari kerikil, maka kedua ujung geo-textile atau geo-
grid harus diberi sambungan overlapped tidak kurang dari 20 cm atau sesuai
dengan perintah PPK.

Sambungan geo-textile atau geo-grid harus dilaksanakan cara yang sesuai dan
dengan material dan peralatan yang mendapat rekomendasi produsen atau
supplier sesudah mendapat persetujuan PPK. Penyambungan harus dikerjakan
berhati-hati sehingga tidak merusak material sesuai dengan perintah PPK atau
metoda yang direkomendasi produsen atau supplier, material sambungan harus
memiliki strip strength yang lebih kuat dibanding material matras geo-textile.
Spesifikasi Teknik

Apabila geo-grid dipasang/ dihampar pada talud, geo-grid harus dipasang


dengan rapat dan kuat pada permukaan talud tersebut dengan paku kawat atau
pasak yang masuk ke dalam tanah tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan
ketentuan yang direkomendasi produsen atau supplier atau perintah PPK.

(5) Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk matras geo-textile dan geo-grid harus dilakukan dengan


satuan ukuran luas, meter persegi (m2), yang dipasang sesuai dengan ukuran
dan dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja atau perintah PPK tentang
lokasi dan pemasangan geo-textile dan geo-grid.

Pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah luas geo-textile dan geo-grid yang


dipasang dengan harga satuan sesuai dengan yang tercantum dalam Bill of
Quantity dan Harga yang sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, material,
alat, peralatan, pengangkutan & bongkar-muat, penghamparan, perataan,
menjahit, menyambung, overlapping dan pekerjaan lain yang perlu untuk
penyelesaian pekerjaan ini.

3 Filter Geo-textile

(1) Umum

Lokasi pemasangan filter geo-textile diperlihatkan dalam gambar atau sesuai


dengan perintah PPK. Material filter harus bersih, bagus tanpa cacat/ luka dan
harus berasal dari produsen atau supplier yang bertanggung jawab. Filter geo-
textile akan dipakai untuk fasilitas pematus/ drain : under drain, weep hole,
gabion mattress, riprap dan lain-lain.

(2) Material

Geo-textile yang dipakai sebagai filter harus tipe bukan tenunan/ non-woven
type, terbuat dari material yang kuat dan tahan/ awet terhadap bakteri dan
pengaruh biologi lainnya, keasaman & alkali tanah, ultra violet dan fleksibel
serta berasal dari bahan stabilized polyster yang setara atau material yang
disetujui PPK.
Spesifikasi Teknik

Sifat fisik material filter geo-textile harus memenuhi ketentuan sebagai


berikut:

Item Tipe-1 Tipe-2 Keterangan

1. Berat minimum (g/m2) 300 550 ASTM D5261 atau


setara

2. Tebal minimum (mm) 3 4,5 ASTM D 1777 atau


setara

3. Tensile strength minimum 28 35 ASTM D 1777 atau


(kN/m) setara

4. Permeabilitas (cm/detik) >1x10- >1x10- ASTM D 4491 atau


1 1
setara

Kecuali bila ditentukan lain oleh gambar atau PPK, geo-textile yang dipakai
di lokasi pekerjaan harus Tipe-1 sedang Tipe-2 terbatas hanya dipasang untuk
bangunan besar misalnya penyambat/ seal untuk terowong.

(3) Metode Kerja Penyedia

Penyedia harus menyerahkan usulan metoda kerja kepada PPK untuk


mendapatkan persetujuan sebelum melaksanakan pengadaan material filter.
Penyedia harus bertanggungjawab untuk kuantitas, kualitas, jadwal pengadaan
dan pengiriman dan pekerjaan lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan
ini.

(4) Pemasangan, Penghamparan Filter Geo-Textile

Penempatan, penghamparan, pemasangan, pembungkusan, penyambungan


filter geo-textile harus mengikuti ketentuan yang diuraikan dalam spesifikasi
ini.

(5) Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran filter geo-textile dilakukan dengan satuan


ukuran luas, meter persegi (m2), geo-textile yang dipasang sesuai gambar atau
Spesifikasi Teknik

luas geo-textile yang dipasang dan diukur di lokasi pekerjaan atau sesuai
perintah PPK. Penyambungan dan overlapping tidak diperhitungkan dalam
pengukuran dan pembayaran kecuali kalau diperintahkan PPK.

Pembayaran dilaksanakan berdasarkan luas filter geo-textile yang dipasang/


dikerjakan serta harga satuan pekerjaan filter geo-textile yang tercantum dalam
Bill of Quantity dan Harga yang sudah diperhitungkan termasuk semua biaya
untuk pekerja, peralatan, material, pengangkutan bongkar-muat,
penghamparan, pemasangan, penyambungan, overlapping, dan pekerjaan
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

4 Geo-Membrane/Water Proofing Sheet

(1) Umum

Material geo-membrane harus bersih, bagus, tanpa ada cacat sobek atau luka
atau cacat-cacat lain dan berasal dari produsen dan supplier yang bertanggung
jawab. Geo-membrane biasa dipakai untuk membentuk lapisan kedap air,
water proofing, yang ditempatkan di saluran atau terowong pada lokasi yang
ditentukan sesuai dengan gambar atau yang direncanakan/ diperintahkan PPK.

(2) Material Geo-Membrane

Geo-membrane yang dipakai harus dari tipe bukan tenun dari bahan yang
awet/ tahan terhadap bakteri dan efek geologis lainnya, keasaman tanah, alkali
tanah, ultra violet dan lain-lain serta bersifat cukup fleksibel. Material geo-
membrane ini harus berasal dari stabilized polyethylene atau material yang
setara yang disetujui PPK.

Sifat fisik material geo-membrane tersebut harus memenuhi kriteria sebagai


berikut:

Item Tipe-1 Tipe-2 Tipe-3 Standard Test

1. Minimum thickness 0,50 1,00 1,50 ASTM D 751


(mm)

2. Minimum density 0,94 0,94 0,94 ASTM D 1505


Spesifikasi Teknik

(g/cm3)

3. Min.tensile at 14 21 40 ASTM D638 Type


break (kN/m) IV

4. Min.tensile at yield 9 17 27 ASTM D638 Type


(kN/m) IV

5. Elongation at yield ± 13 ± 13 ± 13 ASTM D 638 Type


(%) IV

Tipe geo-membrane yang dipakai di lokasi pekerjaan harus sesuai dengan


yang ditetapkan dalam gambar kerja atau perintah PPK.

(3) Metode Kerja

Penyedia wajib menyerahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan


tentang metoda kerja, penyambung, over lapping/ splicing, spesifikasi geo-
membrane yang akan dipergunakan yang dilampiri secara rinci hasil uji/ tes
laboratorium, sebelum persetujuan diterbitkan oleh PPK, Penyedia tidak
diperbolehkan melakukan pemesanan/pengadaan material kepada produsen
atau supplier. Selanjutnya, Penyedia tetap bertanggung jawab atas kuantitas,
kualitas, jadwal pengiriman dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pemesanan
geo-membrane berdasarkan usulannya.

(4) Penempatan & Pemasangan Geo-Membrane

Geo-membrane harus diletakkan dengan berhati-hati, teliti dan baik sehingga


tidak timbul kerutan, gelombang, luka atau cacat dan terletak rapi dan merata
pada permukaan tanah fondasi, atau beton. Tidak boleh terjadi tegangan tarik,
tensile stress, pada saat penghamparan dan pemasangan geo-membrane dan
bila terjadi luka, sobek, atau cacat lain harus diperbaiki sesuai dengan
rekomendasi produsen atau supplier atau dipasang lapisan tambahan, atau cara
lain dengan persetujuan PPK.

Bila dilakukan splicing, harus dikerjakan dengan baik sesuai dengan metoda,
peralatan, dan material yang direkomendasi produsen/ supplier dan bila geo-
Spesifikasi Teknik

membrane dipasang pada talud lereng, harus dikerjakan dengan metoda yang
direkomendasikan produsen, supplier atau sesuai dengan perintah PPK.

(5) Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran geo-membrane dilakukan berdasarkan satuan ukuran luas, meter


persegi (m2), berdasarkan gambar kerja atau yang sesungguhnya terpasang di
lokasi kerja atau perintah PPK, tetapi tidak termasuk splicing atau over
lapping.

Pembayaran geo-membrane dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan


tersebut yang tercantum dalam Bill of Quantity dan Harga, sudah
diperhitungkan semua biaya untuk pekerja, teknisi, alat dan peralatan,
material, pengiriman, pemasangan dan pekerjaan lain yang perlu untuk
penyelesaian pekerjaan ini.

5 Geo-Grid untuk Perlindungan Talud/Lereng

(1) Umum

Geo-grid umumnya dipasang untuk mencegah erosi talud/ lereng timbunan


atau galian tanah sebelum gebalan rumput tumbuh dengan baik, di lokasi yang
ditunjukkan pada gambar kerja atau sesuai perintah PPK. Geo-grid yang
dipakai harus bersih, bagus dan utuh tanpa luka/ sobek atau cacat lainnya.

(2) Material Geo-Grid untuk Perlindungan Talud/Lereng

Geo-grid yang dipasang untuk perlindungan talud/ lereng harus tipe jaring,
net, yang terbuat dari bahan alamiah yang kuat dan tahan untuk beberapa
musim hujan. Geo-grid yang dipakai untuk pekerjaan ini harus terbuat dari
bahan yang berasal dari fiber sabut kelapa atau material lain yang disetujui
PPK dengan tebal 10 mm yang terdiri dari lapisan jaring atas dan jaring
bawah/ dasar yang terbuat dari tali rami dimana kedua lapis tersebut harus
menyatu dengan kuat. Bobot geo-grid yang dipakai harus 600 ~ 700 gram/m2
sesuai dengan persetujuan PPK.

(3) Metode Kerja


Spesifikasi Teknik

Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja, Spesifikasi material yang dipakai,


splicing data hasil uji laboratorium dan lain-lain kepada PPK untuk mendapat
persetujuan. Sebelum mendapat persetujuan dari PPK, pemesanan dan
pengiriman geo-grid tidak diperbolehkan dan Penyedia tetap bertanggung
jawab atas kuantitas, kualitas dan jadwal pengiriman geo-grid dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan pemesanan material berdasarkan usulannya.

(4) Penempatan & Pemasangan Geo-Grid untuk Perlindungan Talud/Lereng

Tanah tempat geo-grid akan dipasang harus dipersiapkan lebih dahulu dengan
kedalaman tidak kurang dari 7,50 cm pada kondisi tanah yang tidak terlalu
basah atau kering sesuai dengan penilaian PPK.

Sesudah permukaan tanah selesai dipersiapkan, geo-grid dipasang dengan


teliti, merata di atas permukaan tanah yang baik tanpa kerutan/ gelombang,
atau tegangan dan bila terjadi kerusakan, luka, sobek dan cacat lain harus
diperbaiki dengan metoda yang direkomendasi produsen atau supplier atau
memberi lapisan tambahan geo-grid atau cara lain sesuai perintah PPK.

Bila lembaran geo-grid dipasang berderet/ berdampingan, kedua ujung tepi/


pinggir harus diberi kelebihan, over lapping, selebar paling sedikit 10 cm. Dan
bila dipasang pada lereng, tepi atas lembaran geo-grid yang di bawah harus
berada di bawah tepi bawah lembaran yang di atasnya dengan over lapping
selebar paling sedikit 10 cm.

Kalau diperlukan splicing, harus dikerjakan dengan metoda yang mendapat


rekomendasi dari produsen atau supplier. Agar supaya lembaran geo-grid
terpasang dengan rapat dan kuat pada permukaan tanah harus dipaku dengan
kawat atau paku dari bambu dengan kedalaman paling sedikit 15 cm sesuai
dengan rekomendasi produsen atau supplier atau perintah PPK.

(5) Pengukuran & Pembayaran

Pengukuran geo-grid untuk perlindungan talud/ lereng dilakukan dengan


satuan ukuran luas, meter persegi (m2), yang dipasang pada lokasi dan dimensi
sesuai dengan gambar kerja, atau diukur sesuai dengan yang dipasang di lokasi
kerja atau perintah PPK dengan ketentuan lebar untuk over-lapping dan
Spesifikasi Teknik

splicing tidak diperhitungkan untuk pembayaran, kecuali bila ditentukan lain


oleh PPK.

Pembayaran akan dilaksanakan berdasar luas yang dipasang sesuai dengan


uraian di atas dan harga satuan yang tercantum dalam Bill of Quantity dan
Harga yang diperhitungkan sudah termasuk biaya untuk pekerja, teknisi, alat
dan peralatan, material, pengiriman bongkar-muat, pemasangan dan pekerjaan
lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan pemasangan geo-grid untuk
perlindungan talud/ lereng.

7. Pekerjaan Saluran dan Bangunan / Sarana Fasilitas O & P dan Pekerjaan


Tambahan
6.1 Pekerjaan tangga monyet
Tangga monyet dengan menggunakan besi berdiameter Ø 20 mm dirangkai dengan
las listrik kemudian dipasang dengan mengebor dinding bangunan.

Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada buah yang terpasang
sesungguhnya sesuai item pekerjaan dalam daftar kuantitas dan harga,
ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada buah yang diukur sesuai ketentuan diatas
pada harga satuan yang tercantum didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan
harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga
kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
Spesifikasi Teknik

pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam


spesifikasi ini.

6.2 PVC Waterstops


1. Lingkup Pekerjaan

Penyedia harus menyediakan dan memasang waterstops yang terbuat dari bahan
polyvinyl-chloride dengan bentuk dan ukuran/ dimensi sesuai dengan lokasi
pekerjaan dan berdasarkan gambar kerja atau perintah PPK. Untuk
mempermudah pelaksanaan pemasangan waterstop dalam cetakan beton dapat
dilakukan dengan memakai waterstop dengan sayap atau flange yang terpisah,
tetapi, sebelum beton untuk bagian akhir sambungan dituang/ dicor, bagian sayap
atau flange tersebut harus disambungkan terlebih dahulu dengan metoda yang
disetujui PPK sehingga tidak ada beton atau mortar mengalir ke celah di antara 2
(dua) flange tersebut.

2. Pembuatan

Penyedia harus menyediakan material, peralatan dan sumber daya listrik yang
diperlukan untuk sambungan flange dan pemasangan waterstop. Sambungan
flange yang dibuat kerja dapat dilakukan dengan memotong waterstop sesuai
dengan keperluan, memanasi ujung-ujungnya sehingga meleleh dan
menyambungnya kembali sesuai dengan yang direncanakan.

Pemanasan ujung sambungan harus dikerjakan dengan peralatan untuk


penyambungan yang telah memperoleh rekomendasi dari produsen waterstop
bersangkutan atau dengan peralatan thermostatically controlled electric device
lain yang disetujui PPK.

Waterstop yang akan dipasang di lokasi dimana terdapat perubahan arah/sumbu


harus dipotong dan disambung di lokasi tersebut untuk mencegah distorsi dan
tekukan pada web atau flange.
Spesifikasi Teknik

Pemasangan waterstop khususnya di tempat pertemuan 2 (dua) lembar waterstop


harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga kedua sumbunya berimpitan.
Penyedia harus merawat, menjaga dan mengamankan waterstop selama
pelaksanaan seluruh pekerjaan sedang berlangsung.

Bila sesudah penuangan/ pengecoran beton selesai dikerjakan, dijumpai


perubahan posisi atau bentuk waterstop, beton di sekitar waterstop harus
dibongkar untuk membetulkannya dan selanjutnya beton dicor ulang dengan
biaya menjadi tanggung jawab Penyedia.

3. Material

Waterstop harus terbuat dari bahan senyawa elastometric plastic, 100% PVC
(polyvinyl-chloride). Produk tersebut harus padat, homogen (serba sama), tidak
berongga/ berlubang atau cacat lainnya.

Waterstop yang dipakai menggunakan waterstop WPC WSF 200 Maspion atau
setara dengan persetujuan Direksi.

Tebal : 20 mm

Lebar : 200 mm

4. Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter panjang (m)
terpasang sesungguhnya sesuai item pekerjaan dalam daftar kuantitas dan harga,
ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada meter panjang (m) yang diukur sesuai
ketentuan diatas pada harga satuan yang tercantum didalam Daftar Kuantitas
Spesifikasi Teknik

dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.

6.3 Pekerjaan Gebalan rumput


Rumput yang digunakan jenis Manila, rumput gebalan harus tebal dan bersama
akar-akarnya, rumput bukan berasal dari tanah yang susut besar, ukuran 25 cm x
25 cm. Crucuk-crucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan
rumput. Ukuran dari crucuk-crucuk tadi paling tidak panjangnya 30cm dengan
diameter 2-3 cm dan dipasang 3 buah crucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x
25 cm x 4 cm. Topsoil dan pupuk merupakan tanggungjawabkontraktor dan tidak
ada pembayaran terpisah untuk ini. Rumput harus dipelihara setidaknya sampai
masa pemeliharaan berakhir

Pengukuran dan Pembayaran

- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter luas (m2) terpasang
sesungguhnya sesuai item pekerjaan dalam daftar kuantitas dan harga, ditentukan
oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada meter luas (m2) yang diukur sesuai ketentuan
diatas pada harga satuan yang tercantum didalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga
Spesifikasi Teknik

kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
spesifikasi ini.

6.4 Joint Filler dan Sealant


a) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan
yang berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas
dan harga.

Bahan pengisi dan penutup sambungan (joint filler and sealant) harus
disediakan dan dipasang pada sambungan ekspansi sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi ini. Penyedia wajib menyediakan semua bahan dan peralatan
yang diperlukan untuk penggunaan dan penempatan filler serta pemasangan
sealant pada sambungan beton.

Penyedia wajib menyampaikan rincian material yang akan dipergunakan


dalam konstruksi sambungan ekspansi kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Lempengan joint filler harus dipasang pada seluruh permukaan sambungan


beton sepenuhnya tanpa adanya celah atau ruangan di antara bagian joint filler
atau permukaan beton. Pemakaian paku untuk pemasangan joint filler tidak
diperbolehkan.

Joint filler yang dipakai harus dibuat dari bahan campuran aspal dengan bahan
filler atau tepung mineral dan harus memenuhi sifat fisik sebagai berikut:

- compressive strength at half thick compressed : lebih dari 90 kgf/cm2

- recovery : 65% ~ 90%

- protrusion at half thick compressed : 3 ~ 10 mm


Spesifikasi Teknik

- bending stress at deflection of 10 mm : 3 kgf ~ 15 kgf

- thickness at filler board : 20 mm.

Seluruh permukaan sambungan ekspansi baik eksternal maupun internal harus


ditutup dengan flexible joint sealant yang secara kimiawi sesuai dengan bahan
filler. Pemasangan sealant tersebut menggunakan alat khusus sampai
kedalaman 25 mm dari permukaan.

Pada sambungan ekspansi dari lantai jembatan yang telah diisi dengan joint
filler masih terdapat celah dengan lebar 20 mm dan kedalaman 60 mm atau
sesuai dengan gambar kerja, celah tersebut harus diisi dengan aspal cair yang
panas di atas joint filler pada seluruh penampang melintangnya sesuai dengan
gambar kerja atau perintah PPK.

Pengukuran untuk pembayaran joint filler harus dilakukan dalam satuan


ukuran luas, meter persegi (m2), dari permukaan sambungan yang diisi
dengan joint filler. Pembayaran untuk joint filler dilakukan berdasarkan harga
satuan yang tercantum dalam Bill of Quantity dan Harga yang sudah
dipertimbangkan termasuk biaya untuk menempatkan dan memasang joint
filler seperti yang diuraikan di atas termasuk semua biaya untuk pengadaan,
pengangkutan, upah pekerja, peralatan, material, dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

Pengukuran untuk pembayaran sealant harus dilakukan dalam satuan ukuran


panjang dalam meter (m), bahan joint sealant yang telah terpasang diukur
berdasarkan dimensi dalam gambar kerja. Pembayaran untuk joint sealant
dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Bill of
Quantity dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pengadaan, penyediaan,
penempatan dan pemasangan joint sealant dan pengisian aspal cair panas
sesuai dengan uraian di atas berikut biaya untuk upah pekerja, alat dan
peralatan, material dan pekerjaan lain untuk penyelesaian pekerjaan ini.
Spesifikasi Teknik

b) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter (m2) untuk
joint filler dan (m) untuk joint sealent dalam daftar kuantitas dan harga untuk
satuan terpasang sesungguhnya sesuai peruntukannya, ditentukan oleh
gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Seluruh biaya yang dikeluarkan penyedia jasa dalam mentaati persyaratan dari
sub bagian ini harus dianggap termasuk dalam jumlah analisa harga satuan
dalam daftar kuantitas dan harga. Pekerjaan ini harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam spesifikasi
ini.

6.5 Sambungan Ekspansi


Sambungan eskpansi harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini di lokasi dan desain yang dirinci dalam gambar kerja.

Bila ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK, waterstop atau
pipa PVC untuk besi-pasak harus terkubur dengan tepat dan baik dalam beton
yang dituang pertama kali: Filler yang akan dipakai untuk sambungan
ekspansi harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, Pasal H-5, dan
harus dipotong sesuai dengan bentuk permukaan sambungan dan dipasang
pada permukaan beton lama dengan baik sehingga tidak akan bergeser pada
saat penuangan beton baru sedang dikerjakan.
Spesifikasi Teknik

Segera sesudah cetakan dibongkar, sambungan ekspansi harus diperiksa,


adukan beton dan mortar yang melekat pada sambungan harus dipotong
dengan hati-hati dan dibuang.

Seluruh permukaan luar dan dalam dari sambungan ekspansi harus


dibersihkan dan dipersiapkan untuk pemasangan joint sealant. Bahan untuk
sealant harus sesuai dengan bahan untuk filler dan mudah dipasang untuk
sambungan mendatar ataupun tegak. Penggunaan sealant berikut primer yang
diperlukan harus sesuai dengan petunjuk/panduan dari produsen bahan
tersebut.

6.6 Pasak Besi (Dowel Bar)


Pasak besi harus dipasang pada sambungan ekspansi sesuai dengan gambar
kerja atau perintah PPK. Pasak besi harus terbuat dari besi bulat polos yang
harus dan memenuhi syarat sebagai besi tulangan seperti diuraikan dalam dari
Spesifikasi ini.

Setengah dari panjang pasak besi harus terbungkus dengan pipa PVC atau
bahan lainnya yang disetujui PPK untuk mencegahnya menjadi satu kesatuan
dengan beton di sekitarnya dan harus dipasang pada setiap jarak sesuai dengan
gambar kerja atau perintah PPK. Sedang setengah dari panjang pasak besi
lainnya menjadi satu kesatuan yang kokoh dengan beton dari sisi sambungan
yang lain.

Panjang dowel bar 1.0 meter, dengan kedalaman pada salah satu sisinya
sebesar 0.5 meter. Diameter yang digunakan sebesar 19 mm.

- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada unit terpasang (buah)
dalam daftar kuantitas dan harga untuk satuan terpasang sesungguhnya sesuai
peruntukannya, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk
Direksi.
Spesifikasi Teknik

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada unit terpasang (buah). Pekerjaan ini harus
dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja,
material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
spesifikasi ini.

6.7 Baja Profil Siku


a) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan
yang berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas
dan harga.

Untuk spesifikasi material dapat merujuk ke spesifikasi pekerjaan baja.

b) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter (m) dalam
daftar kuantitas dan harga untuk satuan terpasang sesungguhnya sesuai
peruntukannya, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk
Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada meter (m). Pekerjaan ini harus dianggap
sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik pelaksanaan
Spesifikasi Teknik

terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam spesifikasi


ini.

6.8 Nomen Klatur


a) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan
yang berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas
dan harga.

b) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada buah dalam daftar
kuantitas dan harga untuk satuan terpasang sesungguhnya sesuai
peruntukannya, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk
Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada buah. Pekerjaan ini harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam spesifikasi
ini.

6.9 Kisi-Kisi Sampah


a) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan
yang berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas
dan harga.

b) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran
Spesifikasi Teknik

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada buah dalam daftar
kuantitas dan harga untuk satuan terpasang sesungguhnya sesuai
peruntukannya, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk
Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada buah. Pekerjaan ini harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam spesifikasi
ini.

6.10 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik dan Lampu


a) Bahan
1. Kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standart SPLN merk
Supreme, Kabel Metal, Kabelindo atau Eterna, mempunya rated voltage
sebesar 220/380 volt. Tahanan isolasi kabel harus sedemikian sehingga
kebocoran tidak melebihi 1 mA setiap 100 m Panjang kabel. Jenis kabel
yang digunakan untuk stop kontak, AC, penerangan adalah kabel NYM
sedangkan grounding adalah kabel NYA.

2. Saklar dan stop kontak menggunakan tipe inbow merk Broco, Panasonic,
Clipsal dan Schenider. Merk Saklar dan stop kontak dalam satu bangunan
harus diseragamkan.

3. Stop kontak menggunakan tipe yang ada pelindungnya/penutup dengan


sistem putar.

4. Saklar dan stop kontak harus memiliki jalur arus positif tersendiri untuk
masing-masing titik (tidak digabung).
Spesifikasi Teknik

5. MCB menggunakan produk MG/Scheneider, Broco, Panasonic, Fuji,


Clipsal atau merk lain yang setara kapasitasnya dan atas persetujuan
Direksi.

6. MCB ditempatkan dalam Box Inbow dengan kapasitas disesuaikan jumlah


MCB terpasang.

7. Lampu menggunakan merk Philips, Panasonic, Osram dan Hanochs dengan


tegangan kerja 220 volt s/d 240 volt.

8. Fixture lampu menggunakan produk yang sama dengan lampu yang dipakai
dan harus sesuai dengan jenis dan konsumsi daya lampu yang akan
dipasang.

9. Grounding menggunakan batang tembaga massif ½ inch

10. Penggantian merk selain yang ditunjuk harus melalui persetujuan Direksi.

b) Tata Cara Pemasangan Instalasi Listrik


1. Pemasangan kabel untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PLN
dan PUIL.

2. Semua material, perlengkapan dan alat yang diperlukan untuk


kesempurnaan pekerjaan harus disediakan walaupun tidak secara khusus
ditentukan dalam gambar atau spesifikasi guna menjamin keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi distribusi listrik dan sudah harus
diperhitungkan dalam harga kontrak.

3. Semua kabel instalasi listrik yang tertanam di dalam dinding dipasang


menggunakan pipa conduit.

4. Instalasi listrik di atas plafon jalur pemasangan harus mengikuti rangka


plafon dan diikat kabel ties dengan jarak maksimal 1 meter, dan pada
Spesifikasi Teknik

titik-titik pertemuan harus menggunakan T-Dos. Pemasangan harus rapi


dan tidak merusak utilitas lainnya.

5. Satu lubang T-Dos hanya boleh diisi dengan 1 jalur kabel, jenis T-dos
yang digunakan (cabang 3 atau cabang 4) menyesuaikan jumlah
percabangan kabel dengan maksimal percabangan kabel adalah 4.

6. Pipa conduit yang digunakan harus mempunyai diameter dalam sebesar


1.5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindungi dan minimal 5/8”

7. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan bantu yang sesuai dan


tidak boleh melebihi strength dan stress maksimum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.

c) Tata Cara Pemasangan fixture lampu, lampu, saklar dan stop kontak
1. Pemasangan saklar dan stop kontak menggunakan inbow dos

2. Saklar dipasang pada dinding dengan ketinggian 150 cm dari permukaan


lantai.

3. Stop kontak dipasang pada dinding dengan ketinggian 40 cm dari


permukaan lantai, kecuali untuk sanggar P3A dipasang pada ketinggian
150 cm daripada permukaan lantai.

d) Tata Cara Pemasangan grounding/pembumian


1. Sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badan
peralatan listrik atau benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat
konduktif dimana pada keadaan normal benda tersebut tidak bertegangan,
tetapi dalam keadaann gangguan seperti hubungan singkat pgasa ke badan
peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan.
Spesifikasi Teknik

2. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara


peralatan yang digrounding dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.

3. Grounding rod menggunakan batang tembaga massif ½ inch

4. Konduktor penghubung antara peralatan yang digrounding dengan


grounding rod menggunakan kabel berisolasi NYA

5. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian


Grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 1 m
dengan tahanan sesuai standard PLN.

e) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada

 Pengadaan dan Pemasangan Lampu Tiang Taman Outdoor (Titik)

 Kabel Power NYY (meter)

 Kabel Power NYA (meter)

 Pengadaan Panel control Lokal + WLC termasuk kabel & asesorisnya


(buah)

 Pengadaan Panel control Distribusi + WLC termasuk kabel &


asesorisnya (buah)

 Instalasi Penerangan dan kelengkapannya (Titik)

Item dalam kondisi terpasang dan sesungguhnya sesuai peruntukannya,


ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk Direksi.
Spesifikasi Teknik

- Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan ini harus dilakukan berdasarkan:

 Pengadaan dan Pemasangan Lampu Tiang Taman Outdoor (Titik)

 Kabel Power NYY (meter)

 Kabel Power NYA (meter)

 Pengadaan Panel control Lokal + WLC termasuk kabel & asesorisnya


(buah)

 Pengadaan Panel control Distribusi + WLC termasuk kabel &


asesorisnya (buah)

 Instalasi Penerangan dan kelengkapannya (Titik)

Item tersebut masuk ke dalam daftar kuantitas dan harga, dan harus mencakup
semua biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
sarana, alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang
digambarkan dalam spesifikasi ini.

6.11 Rumah Genset


a) Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan fondasi
Pekerjaan fondasi memakai pasangan batu 1:4 dengan galian dan timbunan
untuk fondasi dangkal.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
 Pekerjaan tembok
Pekerjaan ini menggunakan struktur dinding bata merah tipe N dengan
plesteran dan acian sesuai dengan SNI/standar mutu yang berlaku.
Spesifikasi Teknik

Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
 Pekerjaan struktur
Untuk pekerjaan kolom, sloof, ringbalk plat beton teras menggunakan beton
tulangan K 225 dengan dimensi praktis sesuai dengan SNI/standar mutu yang
berlaku.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
 Pekerjaan atap
Atap menggunakan rangka baja ringan dengan penutup multiroof
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
 Pekerjaan perlengkapan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pintu jendela sesuai dengan
gambar pelaksanaan, dengan kayu kualitas kelas II.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
 Pekerjaan sanitasi
Pekerjaan ini meliputi plumbing (air bersih dan air kotor), septiktank, bak
mandi, kloset, dan assesorisnya.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
 Pekerjaan finishing
Pekerjaan ini meliputi pengecatan, lantai keramik, dan plafon.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
 Komponen Generator Set
Rumah Generator Set harus sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung
untuk memudahakan operasi dan pemeliharaan, seperti Rolling Door, alur
untuk pembuangan oli, pemasangan dan perbaikan knalpot, pemasangan dan
perbaikan genset dan sebagainya.
Spesifikasi Teknik

 Tralis besi
Tralis besi berukuran 1 m x 1,2 m berfungsi sebagai sirkulasi udara.
Pemasangan trails besi harus kuat dan dicat dengan cat meni besi minimal 2
lapis dan cat besi minimal 2 lapis.
 Perlengkapan
Setiap Generator Set, dan MCCB harus dilengkapi dengan grounding pada
masing-masing item tersebut.

b) Pemasangan
Pemasangan/pelaksanaan struktur dalam sub bagian ini dilakukan sesuai
dengan standar-standar yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
c) Pengukuran dan pembayaran
- Pengukuran

Pembuatan Rumah Genset harus berdasarkan pada unit terpasang sebagaimana


ditunjukkan pada gambar dan ditentukan disini atau sebagaimana diperintahkan
direksi.

- Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan ini harus dilakukan berdasarkan satuan unit


terpasang (unit) yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dan harus
mencakup semua biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, sarana, alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan persyaratan
yang digambarkan dalam spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknik

6.12 Sanggar P3A


Sanggar P3A berfungsi sebagai tempat berkumpulnya P3A di Sub DI
Wadaslintang Barat untuk melakukan rapat rutin, diskusi dan kegiatan sosial
yang mendukung peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan hasil
produksi pertanian. Sanggar P3A direncanakan berada di tanah seluas 25 x 25
meter. Sanggar P3A memiliki bentuk desain joglo khas Jawa Tengah, dengan
dilengkapi lampu penerangan, perkerasan paving block serta pagar di
sekeliling tanah yang masih berstatus asset BBWS Serayu Opak.

Pekerjaan Sanggar P3A meliputi:


Spesifikasi Teknik

NO. U R AI AN P E K E R J AAN VOL. SAT.

1 Sanggar P3A

1 Sloof
- Beton K-225 2.030 M3
- Besi beton 283.890 Kg
- Bekisting 27.040 M2
2 Pekerjaan Galian tanah : 6.400 M3
3 Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian lantai 108.620 M3
4 Pekerjaan Urugan Pasir tebal 10 cm : 16.760 M3
5 Pekerjaan Lantai Kerja tebal 5 cm : 8.380 M3
6 Urugan tanah kembali bekas galian 4.800 M3
7 Pek. Pas batu kosong 8.230 M3
8 Pek. Pondasi Batu kali 24.690 M3
9 Rollag bata 0.300 M2
10 Kolom Kayu Mahoni 25/25 8.487 M3
11 Pas. dinding Batu Candi/Batu Tempel hitam 65.830 M2
12 Coating Batu Alam 65.830 M2
13 Pas. Lantai Keramik Motif 40 x 40 106.390 M2
14 Pas. Plint Keramik 10x40 43.500 M1
15 Balok Kayu Mahoni Konstruksi Atap 1.130 M3
16 Umpak 16.000 buah
17 Pasang Rangka Atap Kayu Mahoni 144.000 M2
18 Pasang Atap Genteng Soka/setara 144.000 M2
19 Pasang Nok Atap Genteng Soka/setara 25.000 M1
20 Pasang Nok Atap Ujung Motif etnik 6.000 Bh
21 Pasang Nok Mahkota Atap Motif etnik 1.000 Bh
22 Pasang List Plank GRC motif etnik lokal 48.790 M1
23 Politur Kayu 158.400 M2
24 lampu hias gantung 1.000 titik
c. Elektrikal
1 Instalasi Titik Lampu 9.000 titik
2 Instalasi Titik Stop Kontak 3.000 titik
3 Saklar Engkel 4.000 titik
4 Saklar Double 3.000 titik
5 Panel MCB 1.000 Unit
Spesifikasi Teknik

a) Material
- Kayu yang digunakan dalam konstruksi menggunakan jenis Mahoni kelas
Perhutani (Grade A) untuk Kolom dan Balok serta Struktur Atap.

b) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pembuatan Sanggar P3A harus berdasarkan pada unit terpasang sebagaimana


ditunjukkan pada gambar dan ditentukan disini atau sebagaimana diperintahkan
direksi.

- Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan Sanggar P3A harus dilakukan berdasarkan satuan


unit terpasang (unit) yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dan
harus mencakup semua biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, sarana, alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
persyaratan yang digambarkan dalam spesifikasi ini.

6.13 Pengaman Pintu Air dan Elektromekanis


Pengaman Pintu Air berfungsi untuk menjaga peralatan elektromekanik seperti
Actuactor, Gearbox dan Panel serta peralatan lainnya. Pengaman Pintu harus
memiliki struktur yang kuat terhadap cuaca dan kuat terhadap kemungkinan
pencurian.

Pengaman Pintu Air minimal meliputi pekerjaan-pekerjaan berikut ini:

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting

 Pekerjaan Beton K-225 dengan Concrete Mixer


Spesifikasi Teknik

 Pemasangan Genteng metal ukuran 80 x 100 atap jurai Rumah Pintu


Tralis

 Pemasangan atap rangka atap baja canal dingin profil c75 Rumah Pintu
Tralis

 Pemasangan nok genteng metal Rumah Pintu Tralis

 Teralis Pengaman Pintu

Teralis Pengaman menggunakan besi ulir diameter 16 mm. Terdapat pintu


yang mudah untuk dioperasikan dan dilengkapi dengan pengaman (kunci).
Teralis dicat menggunakan warna biru dengan diawali cat dasar dan difinishing
menggunakan cat marine.

6.14 Pembersihan Karat dan Pengecatan Pintu Air


a) Umum
Pintu Air yang ada di system Jaringan irigasi DI Wadaslintang mayoritas
sudah mengalami penurunan kondisi dan penurunan fungsi. Pembersihan karat
dan pengecatan Pintu Air berfungsi untuk mengembalikan fungsi seperti
semula

b) Pembersihan karat
Pembersihan karat dapat menggunakan gerinda tangan yang dilengkapi
dengan brush. Karat harus hilang pada seluruh permukaan pintu dan framenya.
Agar karat dan sisa pembersihan dapat benar benar bersih. Maka dapat
menggunakan air compressor untuk membersihkannya.

c) Pengecatan
Setelah pintu air dan frame sudah bersih dari Karat. Pintu Air dan Frame harus
dilapis secara bertahap. Tahap pertama dilapis menggunakan cat dasar meni
besi sebanyak 2 lapis. Tiap lapis, harus memiliki ketebalan minimal 100
Spesifikasi Teknik

mikron dan merata. Jarak antara perlapisan harus diberikan jeda dan pastikan
bahwa permukaan sudah tepat untuk dilakukan pelapisan ke-2. Tahap kedua,
pintu air dan frame dilapis menggunakan cat kapal / cat marine sebanyak
minimal 2 lapisan. Tiap lapisan harus memiliki jeda yang tepat agar cat dapat
menempel dan awet. Tebal tiap lapisan minimal 100 mikron.

Setelah pekerjaan selesai, pintu harus terpasang dengan baik dan dapat
dioperasikan sesuai fungsinya.

Cat kapal atau cat marine memiliki spesifikasi minimal seperti Cat Jotun, Cat
Transcoat, Cat Hempel atau yang setara dengan persetujuan Direksi.

d) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada satuan meter persegi
(m2) untuk volume terpasang sesungguhnya sesuai item pekerjaan didalamnya
yang telah berfungsi sesuai peruntukannya, ditentukan oleh gambar yang
disetujui atau atas petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan ini harus dilakukan berdasarkan satuan meter


persegi (m2) yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dan harus
mencakup semua biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, sarana, alat bantu, pelumasan, setting posisi pintu dan lain-lain
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik dan
sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang digambarkan dalam spesifikasi
ini.
Spesifikasi Teknik

6.15 Listrik PLN


a) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan
yang berlaku dalam pekerjaan elektrikal.

b) Pemasangan
Semua metode pemasangan dalam pekerjaan ini sesuai dengan tata
cara/standar dan ketentuan yang berlaku dalam pekerjaan elektrikal.

c) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada satuan Ls untuk


volume terpasang sesungguhnya sesuai item pekerjaan didalamnya yang telah
berfungsi sesuai peruntukannya, ditentukan oleh gambar yang disetujui
atau atas petunjuk Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan

Pekerjaan ini harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk


penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknik

6.16 Pagar Pengaman BRC


a) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan
yang berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas
dan harga.

b) Pengukuran dan pembayaran


- Pengukuran

Pengukuran untuk pekerjaan ini harus didasarkan pada meter luas (m2) dalam
daftar kuantitas dan harga untuk satuan terpasang sesungguhnya sesuai
peruntukannya, ditentukan oleh gambar yang disetujui atau atas petunjuk
Direksi.

- Pembayaran

Pembayaran harus didasarkan pada meter luas (m2). Pekerjaan ini harus
dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja,
material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
spesifikasi ini.

6.17 Jalan Inspeksi


Jalan Inspeksi terdiri dari lapis Pondasi, beton K-100 untuk lantai kerja dan
Beton K-225 pada lapis paling atas. Spesifikasi dan metode pelaksanaan Jalan
inspeksi harus memenuhi Kriteria Perencanaan Irigasi 04 Bagian Bangunan
Tahun 2013 dan Panduan Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan
Kementrian PUPR Tahun 2016.
Spesifikasi Teknik

Stripping pada pekerjaan jalan inspeksi harus menghilangkan akar, benda-


benda organic beserta kotoran yang dapat mengurangi mutu ataupun memiliki
kualitas tanah yang rendah sehingga dapat menimbulkan displacement.

Apabila ada rencana untuk peningkatan terhadap manfaat dari fungsi jalan
inspeksi, dimana beban yang melintas melebihi kriteria pada Panduan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan Kementrian PUPR Tahun 2016. ,
maka perlu adanya review dari konsultan Supervisi terhadap jenis konstruksi
jalan Inspeksi.

M. Penutup

a) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik ini yang masih
termasuk dalam lingkup pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyelesaikan
sesuai dengan petunjuk/perintah Pejabat Pembuat Komitmen, sesudah atau selama
pekerjaan berlangsung.
b) Setiap metode pelaksanaan pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik
ini harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau referensi lain yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
c) Hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Namun demikian harus
dalam surat tertulis yang disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Penyedia Jasa diharuskan mengutamakan keselamatan kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai