Anda di halaman 1dari 42

PEKERJAAN :

Perencanaan Peningkatan Jaringan Irigasi Sumber Dana


Alokasi Khusus (DAK)
Penugasan Bidang Irigasi paket 2 (DAU)

TAHUN 2019
Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIK

1. SPESIFIKASI UMUM

1.1. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan paket ini dapat dilihat pada album gambar-gambar dan Data
Lelang.
1.2. Ruang Lingkup Kontrak
Lingkup pekerjaan konstruksi seperti tertuang dalam daftar kuantitas dan harga.
1.3. Jalan Masuk Ke Daerah Kerja
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja adalah menggunakan jalan-jalan
setempat yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan
dengan daerah lokasi pekerjaan.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan penggunaan arah angkutan umum, dan bertanggung
jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Direksi
dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Swasta.
Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh pemberi
tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja. Apabila Penyedia Jasa
membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan, Penyedia Jasa
dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Direksi sehingga tambahan jalan
masuk dapat diusahakan oleh Direksi.
Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk
atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan
pekerjaan.
1.4. Gambar-gambar yang Dimiliki Penyedia Jasa
1.4.1. Gambar-gambar pekerjaan tetap
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai. Perubahan-perubahan tersebut harus sesuai dengan pasal-

1
Spesifikasi Teknik

pasal dalam Syarat Umum Kontrak.


b. Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar itu dibuat lebih
detail untuk pekerjaan tetap seperti untuk pekerjaan beton bertulang dapat
memperlihatkan penampang melintang dan memanjang beton, pengaturan
batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar
besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar
lengkap di lapangan.
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran
gambar-gambar tersebut.
1.4.2. Gambar-gambar pekerjaan sementara
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan
detail dari pekerjaan sementara seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan
aliran dan sebagainya.
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya
pelaksanaan
Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap.
1.4.3. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (As Built
Drawing)
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak,
sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap
“sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-hal
yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa
kembali selama 6 (enam) hari kerja.
1.5. Standar
Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat

2
Spesifikasi Teknik

dipakai British Standard atau JIS yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas
utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut
dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan
1.6. Program Pelaksanaan dan Laporan
1.6.1. Laporan kemajuan pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan
sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang
dicapai pada bulan laporan.
c. Daftar tenaga buruh setempat
d. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
e. Jumlah volume pekerjaan.
f. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan
1.6.2. Rencana kerja harian, mingguan dan bulanan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Minggu dan untuk minggu-minggu
berikutnya.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim bar chart
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tengggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan. Rencana
Kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk
perbaikan dan perubahan.

3
Spesifikasi Teknik

1.6.3. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
1.7. Bahan dan Perlengkapan yang Harus Disediakan Oleh Penyedia
Jasa
1.7.1. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan. Semua bahan dan perlengkapan yang
merupakan bagian dari pekerjaan harus sesuai dengan standar yang diberikan
dalam Spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum.
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi.
1.7.2. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera
memenuhi kekurangannya. Dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan
harus lengkap dengan suku cadang yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
1.7.3. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus menandatangani bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut
tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan
mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak
akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang
ditentukan dengan bahan pengganti.
1.7.4. Pemeriksaan bahan dan perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang telah ditentukan Direksi.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan
dan bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang diminta untuk tujuan pemeriksaan,
tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dari bahan sesuai dengan Spesifikasi.
1.7.5. Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh Penyedia
Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapatkan

4
Spesifikasi Teknik

persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 14 (empat
belas) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja.
1.8. Survey Pengukuran Pekerjaan
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan kebenaran dari Penyedia Jasa terhadap muka
tanah asli, sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum mulai kerja Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui
Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
1.9. Pekerjaan Sementara
a. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur
dalam spesifikasi Umum. Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan
alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti terlihat pada
gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk
pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa
dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume
pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap
tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut
tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi kelambatan.
b. Lapangan kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh pemberi tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah
tadi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya
membatasi kegiatan pada tanah yang sudah dibebaskan termasuk arah jalan
masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan
dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh pemberi tugas, tanah harus dikembalikan kekeadaan
semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas untuk semua
kerusakan, misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
pemberi Tugas atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti terhadap semua

5
Spesifikasi Teknik

kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan


dalam Kontrak.
c. Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel,
Pemondokan Buruh
Apabila diperlukan atau sesuai perintah Direksi, Penyedia Jasa harus
menyediakan, memelihara, mengerjakan, membongkar dan merapikan kembali
tempat bangunan bangunan sementara tersebut berdiri seperti kantor Penyedia
Jasa, gudang, bengkel, pemondokan buruh, dan bangunan sementara lainnya
setelah selesai pekerjaan.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi
dengan semua pelayanan yang perlu seperti, saluran pembuang, penerangan
jalan, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan
dalam kontrak.
Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh,
bengkel, dan tempat lainnya di daerah kerja.
1.10. Pekerjaan pengeringan selama pelaksanaan
Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti pembuatan
cofferdam bangunan sementara yang lain. Penyedia Jasa harus memasang,
mengerjakan dan memelihara semua peralatan yang diperlukan untuk
pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat
teknis. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat
banjir atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya
Penyedia Jasa. Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan Direksi.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan
dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan Konstruksi
dikerjakan pada keadaan kering.
1.11. Pengukuran Dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dalam seksi ini akan dibayar menurut pembayaran
Lumpsum untuk Mobilisasi dan Demobilisasi dimana pembayaran harus dianggap
kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan,
pembersihan dan pembongkaran semua bangunan sementara dan pekerjaan
pengeringan seperti tersebut di atas setelah pekerjaan selesai.

6
Spesifikasi Teknik

1.12. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan


a. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan
peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan
kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia
Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemeriksaan
kesehatan, dan menyerahkan pengaturan dan organisasi untuk mendapatkan
persetujuan Direksi. Tidak ada pembayaran tambahan dan dalam hal ini semua
biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.
b. Sistim pengawasan keamanan
Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan organisasinya
dan diserahkan untuk mendapat persetujuan kepada Direksi. Sistim Pengawasan
Keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari
kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang
bersangkutan. Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan
program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia.
c. Peraturan kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan
tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan
penguasa setempat. Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan
mengambil langkah- langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar
lapangan tetap bersih.
d. Bahan yang mudah terbakar dan pencegahan kebakaran
Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan menyimpan
atau mengendalikan bahan yang mudah terbakar seperti bensin seaman mungkin
untuk melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan
yang berlaku. Penyedia Jasa harus memiliki semua surat keterangan yang
diperlukan dan membayar semua biaya yang diperlukan untuk pemindahan bahan
bakar di suatu tempat ke tempat lainnya, dan menyimpan dengan baik seperti
semula.
Penyedia Jasa wajib menyediakan dan memasang sistim peringatan yang cukup
dan memberikan peringatan pada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin
timbul.
Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran
yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh pemberi
tugas. Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang
terjadi di lapangan kerja.

7
Spesifikasi Teknik

2. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN TANAH

2.1. Umum
Lingkup pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan
jenis-jenis pekerjaan berikut ini :
a. Pembersihan / pengupasan
b. Galian Tanah keras termasuk perapihan hasil galian
c. Galian Batu termasuk perapihan hasil galian
d. Pembuangan, penyimpanan dan penggunaan kembali material galian
e. Timbunan / Urugan Kembali
f. Pekerjaan tanah lainnya sesuai perintah Direksi.
Metode kerja untuk masing-masing pekerjaan harus disampaikan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuannya dalam kurun waktu empat belas (14) hari
sebelum pekerjaan dimulai.
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut
ukuran dan ketinggian yang ditunjukan dalam gambar atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang
berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan
harus ditunjukan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah
pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah” dalam spesifikasi
adalah tinggi “permukaan tanah asli” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan pengupasan dan pekerjaan tanah lainnya dimulai.
2.2. Pekerjaan Pembersihan dan Pengupasan
1. Semua lahan yang diperlukan untuk pekerjaan permanen, tempat
pengambilan bahan timbunan / borrow area, quarry dan penimbunan
sementara / stockpile harus dibersihkan seperti ditunjukkan dalam gambar
dan atau sesuai dengan perintah Direksi.
2. Ketebalan rata-rata kupasan adalah 15 cm dengan batas kupasan adalah
1.00 m dari batas tepi rencana seperti ditujukkan dalam gambar. Pekerjaan
pemotongan pohon dan pencabutan sisa-sisa akar pohon termasuk dalam
pekerjaan ini dan tidak ada biaya terpisah untuk pekerjaan ini dalam
kontrak.
3. Cara pembakaran untuk pembersihan lahan akan diijinkan hanya jika kondisi
dipertimbangkan cukup aman untuk membakar pada lokasi yang disetujui
oleh pemerintah daerah setempat. Sisa bakaran material harus dibersihkan
dengan rapi dan layak, pembakaran harus dilaksanakan dengan melokalisir
daerah tersebut untuk menghindari resiko kemungkinan meluas ke tempat
lain. Semua pembakaran material harus sampai menjadi abu dan dibuang
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Penyedia Jasa setiap saat harus
mengambil tindakan pencegahan dari kemungkinan penyebaran api ke lokasi
lain di luar batas yang diijinkan, setiap kerusakan yang disebabkan oleh

8
Spesifikasi Teknik

kegiatan membakar tersebut adalah merupakan resiko Penyedia Jasa.


4. Pengukuran untuk pembayaran ini dibuat berdasarkan pada volume total
kupasan dalam satuan meter persegi (m2) yang dihitung berdasarkan batas,
bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
diperintahkan Direksi.
2.3. Galian Tanah,Pengukuran dan Pembayaran
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dan pekerjaan perapihan hasil
galian lain dari setiap pekerjaan galian yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan dalam Kontrak ini.
Sebelum pekerjaan galian dimulai harus dilakukan pengukuran lapangan, yang
mana data pengukuran lapangan bersama gambar kerja harus disampaikan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
Seluruh pekerjaan galian harus dilaksanakan menurut batas rencana, ketinggian
dan ukuran seperti yang ditunjuk dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi.
Sepanjang pelaksanaan pekerjaan, Direksi dapat menentukan hal-hal yang
dianggap perlu untuk mengubah kemiringan, ketinggian atau ukuran penggalian
dari yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setiap galian terbuka yang dilakukan atas pilihan Penyedia Jasa dalam rangka
mengamankan akses untuk pekerjaan yang diperlukan, untuk pembuangan
material hasil galian, atau untuk keperluan lain, harus dijaga di dalam batas yang
disetujui oleh Direksi dan merupakan biaya bagi Penyedia Jasa dengan tidak ada
tambahan biaya yang dibebankan kepada Pemilik Pekerjaan.
Semua tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk menjaga material baik yang di
bawah maupun di luar batas penggalian berada dalam kondisi yang aman. Selama
pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan
sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai
harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana
diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah
yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter
atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi.
Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri
tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi, semua kelebihan penggalian yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa untuk hal-hal lain atau dengan alasan apapun,
kecuali mungkin diperintahkan secara tertulis oleh Direksi, adalah merupakan

9
Spesifikasi Teknik

galian yang tidak sah dan akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dengan
tidak ada biaya yang dibebankan kepada Direksi untuk kelebihan galian seperti
tersebut di atas. Semua kelebihan galian/galian tidak sah tersebut di atas harus
ditimbun kembali dengan beton atau sama dengan material untuk konstruksi di
atasnya sesuai yang diperintahkan oleh Direksi dan atas biaya Penyedia Jasa.
Semua penggalian untuk dasar pondasi bangunan harus dilakukan dalam kondisi
kering. Tidak ada biaya tambahan di atas harga satuan dalam kontrak untuk
penggalian yang dibuat karena kondisi basah / material menjadi basah.
Bilamana diperlukan dan atau sesuai perintah Direksi, Penyedia Jasa harus
menggali dan membuat parit untuk pembuang air dari permukaan galian terbuka.
Keseluruhan biaya akibat pekerjaan di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa kecuali merupakan bagian dari pekerjaan drainase yang permanen,
dalam hal mana pembayaran untuk penggalian akan dilakukan dalam harga
satuan sesuai yang terdapat dalam kontrak.
Pembayaran pekerjaan galian dihitung dalam satuan per meter-kubik, sesuai
ukuran, batas rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
2.3.1. Galian Tanah Keras
Penggalian tanah keras secara umum adalah penggalian dari semua material,
tetapi tidak terbatas hanya pada tanah keras, namun termasuk juga lempung,
lanau, pasir, kerikil, batuan lepas, endapan sungai, batuan lapuk, dan batu padat
masif yang volumenya tidak melebihi satu meter kubik (1m3), dan campuran
material lainnya. Dengan kata lain, galian tanah keras digambarkan sebagai suatu
material yang bisa digali dengan menggunakan excavator kelas PC-200 tanpa
menggunakan breaker atau material yang bisa digali secara manual tanpa alat
berat.
2.3.2. Galian Batu
Penggalian "batu" adalah penggalian terbuka dari semua tempat, batu keras dan
utuh yang menurut Direksi tidak bisa digali secara efisien dengan menggunakan
ripper kecuali dengan menggunakan peralatan lain seperti pemboran (drilling),
peledakan (blasting), dan rock breaker/pemecah batu (excavator hydraulic
breaker). Dengan kata lain, "batu" adalah suatu material yang tidak bisa digali
secara efisien dengan ripper bulldozer D8 kapasitas 32-ton. Apabila digunakan
rock breaker, umumnya produktivitas kerjanya cukup rendah dan menimbulkan
suara nyaring akibat benturan antara ujung breaker dengan batuan keras. Batu
bundar besar (boulder) dengan volume melebihi satu meter kubik (1.0 m3) akan
digolongkan sebagai galian batu.
2.3.3. Penggunaan Material Galian
Apabila material yang digali dari berbagai jenis penggalian merupakan material
terpakai untuk digunakan sebagai bahan timbunan, maka material terpakai
tersebut harus disimpan di tempat penimbunan material sementara/stockpile yang
akan digunakan sewaktu-waktu atau diangkut langsung ke tempat penimbunan
pada konstruksi bangunan permanen sesuai yang ditunjukkan pada gambar atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

10
Spesifikasi Teknik

Biaya untuk pengangkutan material terpakai dari stockpile dan atau pengangkutan
langsung dari borrow area ke lokasi timbunan harus sudah termasuk dalam harga
satuan per-m3 pekerjaan timbunan seperti yang tercantum dalam kontrak sesuai
ketentuan Pekerjaan Timbunan pada spesifikasi ini.
2.3.4. Buangan Material Galian
Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas- batas
dan lingkup pekerjaan bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif
untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian
yang tidak disetujui oleh Direksi untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus
diangkut ke tempat pembuangan / disposal area yang disetujui oleh Direksi dan
harus diratakan serta terlindung dari bahaya longsor.
Perubahan penempatan atau penambahan lokasi pembuangan atas keperluan
Penyedia Jasa harus dilakukan atas resiko biaya sendiri, dan harus mendapat
persetujuan Direksi.
Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat),
sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang
menurut pendapat Direksi akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau
yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak
dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat
untuk digunakan sebagai bahan timbunan dalam pekerjaan permanen.
Penyedia Jasa harus menyampaikan usulan kepada Direksi untuk persetujuan
pembuangan material ke lokasi manapun selain dari lokasi yang disetujui dan
untuk perlindungan material ini dari erosi atau longsor, sedikitnya 14 (empat
belas) hari sebelum pekerjaan dimulai.
Semua biaya untuk pengangkutan material yang tak terpakai ke tempat buangan
material yang telah disetujui oleh Direksi dan untuk memelihara area pembuangan
harus sudah tercakup dalam harga satuan per m3 harga galian tanah seperti yang
tercantum dalam kontrak.
2.3.5. Quarry
Sumber material untuk produksi agregat halus/pasir, agregat kasar seperti kerikil
dan boulder dapat diperoleh dari quarry/tempat pengambilan material dari deposit
sungai atau tempat lain yang disetujui Direksi.
Pengoperasian pada lokasi penggalian material/quarry menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa di bawah perintah Direksi.
Permukaan lokasi quarry harus dibersihkan dari lumpur, ranting-ranting pohon
dan sampah-sampah.
Batuan yang tidak layak untuk digunakan sebagai material konstruksi harus
dipindahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditentukan sesuai yang
diperintahkan oleh Direksi.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengambil material dari lokasi quarry untuk
keperluannya sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.

11
Spesifikasi Teknik

2.3.6. Kondisi Tempat Kerja


Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap
pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin
bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, semua struktur sementara seperti
cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar oleh
Penyedia Jasa setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai.
Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu atau
merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
2.3.7. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran, dari tiap-tiap jenis material penggalian dibuat
berdasarkan pada volume galian material dalam meter kubik yang telah digali
berdasarkan batas, bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar atau
seperti yang diperintahkan Direksi.
Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam gambar profil dan penampang
melintang yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk
pembayaran.
Harga satuan tersebut harus sudah meliputi biaya semua tenaga kerja, peralatan,
dan material yang diperlukan untuk penggalian juga mencakup pekerjaan lainnya
yang terkait pekerjaan galian, pencegahan kelongsoran dan pemeliharaan
penggalian dalam keadaan baik dan aman selama pelaksanaan konstruksi.
Harga satuan di dalam kontrak untuk masing-masing jenis material galian sudah
termasuk semua biaya yang berkenaan dengan pemindahan material tersebut dari
tempat penggalian ke tempat yang ditentukan (stockpile dan disposal area).
2.4. TIMBUNAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui oleh Direksi untuk
pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali yang diperlukan untuk
membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi.
Bagian-bagian material yang tercakup dalam persyaratan pekerjaan timbunan
adalah:
a. Timbunan Tanah / Urugan Kembali material dari hasil galian
b. Timbunan Pilihan material hasil galian
c. Timbunan campuran bahan semen dan tanah pilihan (lempung)
Penyedia Jasa, dalam waktu 14 (empat belas) hari sebelum memulai pekerjaan
timbunan, harus menyerahkan usulan metoda kerja kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.

12
Spesifikasi Teknik

Pekerjaan timbunan yang dilaksanakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran
seperti yang ditunjukkan pada gambar, atau sesuai yang diperintahkan oleh
Direksi.
Tidak ada semak belukar, akar atau material organik yang dapat dipakai sebagai
bahan timbunan dan ditempatkan pada daerah yang akan ditimbun. Daerah yang
akan ditimbun telah disiapkan telah bebas dan bersih dari semak dan akar-akar
tanaman dan material lain yang tidak diperlukan. Penimbunan pada lokasi yang
telah dipersiapkan harus melalui persetujuan Direksi. Metode pemuatan dan
pengangkutan material timbunan harus disampaikan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuannya.
Penyedia Jasa harus memelihara timbunan sesuai cara yang disetujui sampai
penyelesaian akhir dan penerimaan pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk pencegahan erosi permukaan tanggul dan semua material tanggul
yang hilang akibat erosi harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Direksi berhak membuat penyesuaian persyaratan untuk gradasi, kadar air,
kepadatan, penempatan dan kebutuhan pemadatan untuk berbagai jenis
timbunan jika dipandang perlu, dan tidak ada penyesuaian harga satuan yang
akan dilakukan kecuali seperti harga yang tercantum dalam daftar kuatitas dan
harga dalam kontrak.
Direksi dapat memerintahkan untuk menunda pekerjaan timbunan, jika dinilai
perlu menghentikan pekerjaan karena mutu rendah yang menyangkut pada
bagian pekerjaan, peralatan, material, tenaga kerja dan efisiensi, atau karena
kondisi-kondisi iklim yang kurang baik. Penyedia Jasa tidak berhak meminta ganti-
rugi atau tambahan harga satuan penawaran dalam daftar kuatitas dan harga
dalam kontrak dengan alasan penghentian pekerjaan seperti yang ditentukan
Direksi.
Bila selama atau setelah penempatan, material timbunan terkontaminasi oleh
material lain yang tidak layak oleh lalu-lalang peralatan mesin atau sebab lain,
maka Penyedia Jasa harus membuang material yang terkontaminasi tersebut dan
menggantinya dengan material yang layak. Tidak ada tambahan kompensasi biaya
sehubungan dengan peristiwa ini
Layak tidaknya prosedur pemadatan material timbunan akan ditentukan oleh
Direksi. Kondisi kadar air dan pemadatan tiap-tiap lapisan material timbunan
harus diproses dengan cara yang sistematis, rapi dan selalu melalui persetujuan
Direksi untuk meyakinkan bahwa setiap lapisan menerima pemadatan yang
seperti yang ditentukan.
Penyedia Jasa dapat mengajukan penggunaan peralatan pemadat lain yang
berbeda dengan peralatan yang telah ditentukan sebelumnya. Penggunaan
alternatif jenis peralatan pemadat lain akan dipertimbangkan untuk mendapat
persetujuan Direksi, dengan ketentuan bahwa uji coba pemadatan dengan
peralatan tersebut yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan atas biaya sendiri,
memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi teknis. Dalam pengajuannya, Penyedia Jasa harus memberikan
informasi rinci mengenai peralatan pemadat tersebut termasuk pemakaian

13
Spesifikasi Teknik

sebelumnya pada jenis pekerjaan yang sama dan menyampaikan ke Pemberi


Kerja mengenai keuntungan dari segi biaya dan waktu apabila menggunakan
peralatan tersebut.
Untuk bahan timbunan yang akan ditempatkan dekat dengan bangunan/struktur
beton, maka penempatan bahan tersebut ditunda sampai umur bangunan/struktur
beton tersebut mencapai 7 sampai 28 hari atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi. Penempatan bahan tersebut sedapat mungkin jauh dari bangunan /
struktur beton tersebut untuk meminimalisasi beban yang tidak merata terhadap
bangunan/struktur beton.
Penyedia Jasa harus bertindak hati-hati pada saat melakukan pemadatan di dekat
bangunan/struktur beton. Setiap kerusakan yang timbul akibat peralatan dari
Penyedia jasa harus diperbaiki dan dibiayai oleh Penyedia Jasa.
2.4.1. Urugan Kembali (Timbunan Tanah) material dari hasil galian
Spesifikasi ini hanya berlaku untuk timbunan / urugan kembali di belakang dinding
bangunan bendung dan bangunan pelengkapnya.
Tidak ada spesifikasi khusus untuk material urugan kembali. Material yang
digunakan untuk timbunan kembali adalah material hasil galian pada pondasi
tersebut atau tempat lain dengan material selektif yang disetujui oleh Direksi dan
bebas dari bahan organik.
Urugan kembali / Timbunan Tanah harus dilaksanakan sesuai batas, bentuk dan
dimensi yang ditunjukkan pada gambar.
Alat pemadat yang digunakan untuk pekerjaan ini minimal Hand Tamper, 78 kg.
Proses pemadatan dilakukan merata per layer dengan ketebalan per layer tidak
boleh lebih dari 30 cm.
Pembayaran pekerjaan untuk pekerjaan ini dihitung dalam satuan meter kubik,
sesuai bentuk dan batas rencana yang disetujui oleh Direksi.
Apabila pekerjaan pemadatan urugan kembali sudah selesai maka harus diikuti
dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai
dengan perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap selesai dan layak dibayar
jika sudah dibentuk dan dirapihkan. Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan
timbunan harus sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan timbunan.
2.4.2. Timbunan Pilihan Material Hasil galian
Timbunan pilihan yang dimaksud disini adalah timbunan untuk perkerasan jalan
masuk ke lokasi pekerjaan yang tanah dasarnya sangat sulit atau tidak bisa dilalui
oleh peralatan pelaksanaan pekerjaan seperti Dump Truck 5 ton dalam kondisi
kosong.
Material yang digunakan adalah material hasil galian sekelas sirtu atau tanah
(batuan) kapur dengan ukuran agregat maksimum 100 mm. Material yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum
dilakukan penimbunan dan pemadatan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan batas, bentuk dan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

14
Spesifikasi Teknik

Pemadatan harus menggunakan Vibrating Roller dengan kapasitas minimal


sepuluh (10) ton dengan jumlah lintasan pemadatan kira-kira enam (6) lintasan
per-lapis timbunan (0.30m) atau seperti yang disetujui Direksi.
Pembayaran pekerjaan untuk pekerjaan ini dihitung dalam satuan meter kubik,
sesuai bentuk dan batas rencana yang disetujui oleh Direksi.
Apabila pekerjaan pemadatan sudah selesai maka harus diikuti dengan
pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan
perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap selesai dan layak dibayar jika
sudah dibentuk dan dirapikan. Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan
timbunan harus sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan timbunan.
2.4.3. Timbunan Campuran Bahan Semen dan Tanah Pilihan (Lempung)
Timbunan yang dimaksud di sini adalah timbunan untuk lapisan kedap air pada
lantai muka bangunan bendung untuk kemudahan pekerjaan struktur diatasnya.
Material yang dipergunakan terdiri dari campuran semen dengan tanah lempung
atau tanah kapur dengan perbandingan satu bagian semen dengan sepuluh
bagian lempung. Material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus sudah
disetujui oleh Direksi sebelum dilakukan pencampuran, penimbunan dan
pemadatan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan batas, bentuk dan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Pemadatan harus menggunakan Vibrating Roller dengan kapasitas minimal
sepuluh (10) ton dengan jumlah lintasan pemadatan kira-kira enam (6) lintasan
per-lapis timbunan (0.30m) atau seperti yang disetujui Direksi.
Pembayaran pekerjaan untuk pekerjaan ini dihitung dalam satuan meter kubik,
sesuai bentuk dan batas rencana yang disetujui oleh Direksi.
Apabila pekerjaan pemadatan sudah selesai maka harus diikuti dengan
pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan
perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap selesai dan layak dibayar jika
sudah dibentuk dan dirapikan. Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan
timbunan harus sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan seksi ini.

3. SPESIFIKASI PEKERJAAN BETON

3.1. UMUM
a. Uraian
Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
struktur beton, termasuk tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan
garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan
sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi.
Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran

15
Spesifikasi Teknik

beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan


lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain
yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi.
Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan
beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan
dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi
ini yang harus dipakai.
b. Penerbitan Detil Pelaksanaan
Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi setelah peninjauan
rancangan awal telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini.

c. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
Standar Rujukan dalam Spesifikasi ini.
d. Toleransi
1. Toleransi Dimensi :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m = + 5 mm
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m = + 15 mm
Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau = - 0 dan + 10 mm
antara kepala jembatan

2. Toleransi Bentuk :
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) = 10 mm
Kelurusan atau lengkungan
(penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk
panjang s/d 3 m = 12 mm

Kelurusan atau lengkungan untuk


panjang 3 m - 6 m = 15 mm

Kelurusan atau lengkungan untuk = 20 mm


panjang > 6 m

16
Spesifikasi Teknik

3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :


Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana = ± 10 mm
Kedudukan permukaan horizontal dari rencana = ± 10 mm
Kedudukan permukaan vertikal dari rencana = ± 20 mm

4. Toleransi Alinyemen Vertikal :


Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding = ± 10 mm
5. Toleransi Ketinggian (elevasi) :
Puncak lantai kerja di bawah pondasi = ± 10 mm
Puncak lantai kerja di bawah pelat injak = ± 10 mm
Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang = ± 10 mm

6. Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar

7. Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :


Selimut beton sampai 3 cm = 0 dan + 5 mm
Selimut beton 3 cm - 5 cm = 0 dan + 10 mm
Selimut beton 5 cm - 10 cm = ± 10 mm

e. Standar Rujukan
Standar Industri Indonesia (SII) :
SII-13-1977
(AASHTO M85 - 75) : Semen Portland.

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.


SK SNI M-02-1994-03 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat
yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).
SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir
untuk Campuran Mortar dan Beton.
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
Pd M-16-1996-03 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Lapangan.
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan
Agregat Haus dan Kasar.
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan
Mesin Los Angeles.

17
Spesifikasi Teknik

SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk


Agregat Ter-hadap Larutan Natrium Sulfat dan
Magnesium Sulfat.
SK SNI M-01-1994-03 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-
butir Mudah Pecah Dalam Agregat.
SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Laboratorium.
SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran
Beton Segar.
AASHTO :

AASHTO T26 - 79 : Kualitas Air untuk Beton.

f. Pengajuan Kesiapan Kerja


Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing
mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 14 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai.
Penyedia Jasa harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh
pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut
selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi.
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian
kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.
Penyedia Jasa harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi sebelum setiap
pekerjaan perancah dimulai.
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
g. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang tahan
cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah
di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu,
tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.
h. Kondisi Tempat Kerja
Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar,
dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar
selalu dibawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Penyedia
Jasa tidak boleh melakukan pengecoran bilamana :

18
Spesifikasi Teknik

1. Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg /m2/jam.


2. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.
3. Tidak diijinkan oleh Direksi, selama turun hujan atau bila udara penuh debu
atau tercemar.
i. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan
oleh Direksi dan dapat meliputi :
1. Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
2. Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
3. Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian
pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;
Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi dapat meminta Penyedia Jasa
melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu
pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian
tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3.2. BAHAN
a. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan
gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi, hanya satu merk semen portland yang
dapat digunakan didalam spesifikasi ini.
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang
diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang
diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau
minum pada periode perawatan yang sama.

19
Spesifikasi Teknik

c. Ketentuan Gradasi Agregat


Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam
Tabel 3.2.1 tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak
perlu ditolak bila Penyedia Jasa dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa
beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini.
Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor
d. Sifat-sifat Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat
yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau
dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam
Tabel 3.2.2 bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI
(AASHTO) yang berhubungan.

Tabel 3.2.1 Ketentuan Gradasi Agregat

Ukuran Ayakan Persen Berat yang lolos untuk Agregat


ASTM (mm) Halus Kasar
2” 50,8 - 100 - - -
1 1/2” 38,1 - 95 -100 100 - -
1” 25,4 - - 95 - 100 -
100
3/4” 19 - 35 - 70 - 90 - 100
100
1/2” 12,7 - - 25 - 60 - 90 -
100
3/8” 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
No.4 4,75 95 - 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15
100
No.8 2,36 - - 0-5 0-5 0-5
No.16 1,18 45 - 80 - - - -
No.50 0,300 10 - 30 - - - -
No.100 0,150 2 - 10 - - - -

20
Spesifikasi Teknik

Tabel 3.2.2 Sifat-sifat Agregat

Batas Maksimum
Sifat-sifat Metode Pengujian yang diijinkan untuk
Agregat
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan SNI 03-2417-1991 - 40 %
Mesin Los Angeles pada 500
putaran
Kekekalan Bentuk Batu SNI 03-3407-1994 10 % 12 %
terhadap Larutan Natrium
Sulfat atau Magne-sium Sulfat
setelah 5 siklus
Gumpalan Lempung dan SK SNI M-01-1994-03 0,5 % 0,25 %
Partikel yang Mudah Pecah
Bahan yang Lolos Ayakan SK SNI M-02-1994-03 3% 1%
No.200

e. Batu Untuk Beton Siklop


Batu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya, keras dan
awet dan bebas dari retak dan rongga serta tidak rusak oleh pengaruh cuaca.
Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain
yang mempengaruhi ikatannya dengan beton.

3.3. PENCAMPURAN DAN PENAKARAN


a. Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam PBI.
b. Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan
dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh
Direksi, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang
akan digunakan untuk pekerjaan.
c. Ketentuan Sifat-sifat Campuran
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan
"slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam PBI atau yang disetujui
oleh Direksi, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan
SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-
1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141).
Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh digunakan
pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan
ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa

21
Spesifikasi Teknik

sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah
atau gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada
saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan dalam PBI, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut
dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat
diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan dalam
Pasal 3.3.a,b di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan
bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang
dipertanyakan lebih kecil dari kuat tekan karakteristik yang telah ditetapkan.
Direksi dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia
Jasa mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas
dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian,
Penyedia Jasa harus segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan
tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur
7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut
Direksi akan menelaah kedua hasil pengujian yang berumur 3 hari dan 7 hari, dan
dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil
pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, terkecuali bila Penyedia Jasa dan
Direksi keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.
d. Penyesuaian Campuran
Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability). Bilamana sulit memperoleh sifat
kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang oleh Direksi, maka
Penyedia Jasa akan melakukan perubahan pada berat agregat sebagaimana
diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak
berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat
tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau
oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk mening-
katkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh
Direksi.
Penyesuaian Kekuatan. Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan
atau disetujui, kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi.
Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru. Perubahan sumber bahan atau
karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis kepada
Direksi dan bahan baru tidak boleh digunakan sampai Direksi menerima bahan
tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil

22
Spesifikasi Teknik

pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.


e. Penakaran Agregat
Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari
jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan
dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering
permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala.
Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam
sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
f. Pencampuran
Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari
seluruh bahan.
Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran.
Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin
yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan
0,50 m3.
Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi dapat
menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan
tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus
dibatasi pada beton non-struktural.
3.4 PELAKSANAAN PENGECORAN
a. Penyiapan Tempat Kerja
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Direksi
akan memeriksa seluruh pemasangan acuan atau baja tulangan sebelum
menyetujui pengecoran beton.
b. Acuan
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan
yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.

23
Spesifikasi Teknik

Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata
harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut
tajam Acuan harus dibulatkan.
Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
c. Pengecoran
Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton
bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus
meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton.
Direksi akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis
maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi.
Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi atau
wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau
dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh
Direksi berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time)
semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk
memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar
dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran
yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit
dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari
150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran

24
Spesifikasi Teknik

beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran
beton yang baru.
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan
rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran
beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan
semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya
Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
d. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
struktur yang diusulkan dan Direksi harus menyetujui lokasi sambungan
konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus
diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak
boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali
disyaratkan demikian.
Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan
konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya
harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit.
Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman
paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding.
Untuk pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus
diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui
40 m2, dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,20 kali dimensi yang
lebih kecil.
Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana
yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana
pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya
pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi.
Atas persetujuan Direksi, bahan tambah (aditif) dapat digunakan untuk pelekatan
pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya.
e. Konsolidasi
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di
dalam cetakan.
Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan

25
Spesifikasi Teknik

bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi
tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan
gelembung udara terisi.
Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pema-
datan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang-
nya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di
atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran
per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau
kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton
basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke
dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-
laman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan
dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat
penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh
digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh
menyentuh tulangan beton.

3.5 PENGERJAAN AKHIR


a. Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari
kekuatan rancangan beton telah dicapai.
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal
yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.
b. Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan
untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus
dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan.
Direksi harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan
dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang
tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton.

26
Spesifikasi Teknik

Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan


adukan semen.
Bilamana Direksi menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan
harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang
tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan
adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada
permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan
yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus
dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum
dipakai.
c. Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini,
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi :
1. Bagian atas pelat, permukaan horisontal lainnya sebagaimana yang
diperintahkan Direksi, harus diratakan dengan mistar bersudut untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah
pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan
rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang,
atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
2. Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, harus sedikit
kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi, sebelum beton mulai mengeras.
3. Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gerinda yang agak kasar
(medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir
beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas
acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta
diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini
harus dibiarkan tertinggal di tempat.
d. Perawatan Dengan Pembasahan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe-
ratur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan
penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua
bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke
bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.

27
Spesifikasi Teknik

Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada
setiap saat sampai dibongkar.
3.6 PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN
a. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi,
harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian
harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi atau wakilnya.
b. Pengujian Kuat Tekan
Penyedia Jasa harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan
untuk setiap 15 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang
dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen
struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus
minimum harus mencakup empat benda uji, yang pertama harus diuji pembe-
banan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari, yang ketiga
sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari.
Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik
dan frekuensi pengujian yang ditetapkan di atas hanya menyediakan kurang dari
lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus
dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang
dipilih secara acak (random).

3.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


a. Cara Pengukuran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk
volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau
oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong
pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk
pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab)
beton Pekerjaan semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran
untuk beton sebagai acuan.
Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan
diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam pada Seksi lain
dalam Spesifikasi ini.

28
Spesifikasi Teknik

Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar
semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau
pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk
mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
b. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas.
Pengukuran, untuk pembayaran, dari tiap kelas beton akan dilakukan sesuai
volume aktual beton terpasang di dalam bentuk yang disetujui dan ukuran seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
Kecuali jika ditentukan lain dalam spesifikasi ini, pembayaran untuk masing-
masing kelas beton diberbagai bagian pekerjaan dilakukan sesuai harga satuan
per meter kubik beton dalam Daftar Kuantitas, dan harga satuan tersebut sudah
harus meliputi ongkos semua tenaga kerja, material dan peralatan yang
diperlukan termasuk perawatan, penyiraman dan pembersihan; transportasi,
penyimpanan dan pencampuran agregat penyimpanan, pemecahan, penyaringan,
pengangkutan, perlindungan, dan perbaikan beton, perawatan sambungan
konstruksi; pengujian material dan beton, kecuali pekerjaan begisting dan
penyelesaiannya, merakit pembesian dan waterstop untuk pembayaran terpisah
harus dibuat seperti diatur dalam spesifikasi ini.
Pembayaran tidak akan dibuat untuk beton yang ditempatkan di luar batas yang
ditunjukkan dalam gambar. Tidak ada pembayaran yang akan dibuat untuk beton
yang dibuang atau cacat. Segala beton yang dibuat dan digunakan Penyedia Jasa
untuk keperluannya atau atas prakarsanya sendiri, akan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa sendiri.
Tidak ada pembayaran dan pengukuran terpisah yang akan dibuat untuk
penggunaan bahan tambahan aditive. Semua biaya untuk penggunaan aditif
sudah tercakup di harga satuan penawaran beton dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
3.8. PEKERJAAN BEGESTING DAN PERAPIHAN
Begesting digunakan membentuk beton sesuai dengan bentuk yang direncanakan.
Begisting harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan yang
berasal dari penuangan dan getaran beton dan harus tetap bertahan kaku pada
posisi yang ditetapkan. Begisting juga harus cukup ketat sehingga dapat
mencegah hilangnya campuran beton. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana
dan memberikan penjelasan tentang bentuk, ukuran, kualitas, dan kekuatan
semua material yang dibuat untuk begesting kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Begisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk
dan ukuran yang sesuai dengan yang ditunjukkan gambar untuk pekerjaan beton.

29
Spesifikasi Teknik

a. Material untuk Begesting


Semua material yang digunakan untuk pekerjaan cetakan / begisting harus sesuai
perintah dan persetujuan Direksi. Kayu harus keras dan lurus, tidak melengkung,
tidak busuk, dirapihkan dengan halus, ukuran lebar dan tebal seragam/sama
untuk pembuatan begesting.
Pada pekerjaan beton halus/ekspos harus digunakan begesting dengan plywood
teknolit atau pelat baja dan harus bebas dari cacat untuk mencegah terbentuknya
permukaan beton yang cacat. Plywood yang digunakan tidak boleh melengkung,
berkerut dan diproduksi dengan lem khusus kedap air. Lembaran-lembaran
plywood harus memiliki lebar dan panjang yang seragam.
b. Pemasangan Begesting dan Perancah
Begesting harus dipasang sedemikian rupa sehingga sambungan pada permukaan
beton sejajar baik secara horisontal dan tegak lurus, dan sambungan antara
permukaan harus halus. Semua garis tepi atau sudut beton yang nampak harus
halus atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan
Direksi.
Sebelum pengecoran beton, semua begesting harus kuat, kaku, dan secara
keseluruhan harus bersih, bebas dari semua potongan kayu, serbuk gergajian,
gumpalan mortar/adukan yang sudah kering, lapisan debu dan tidak ada
genangan air dalam begesting. Permukaan begisting harus diminyaki dengan
bahan yang disetujui oleh Direksi. Minyak begesting harus dilaksanakan sebelum
tulangan beton ditempatkan.
Begesting yang digunakan lebih dari sekali harus dirawat, diperbaiki, dibersihkan
sebelum digunakan kembali.
Perancah atau penyangga begesting harus dipasang cukup kuat untuk menyangga
beban begesting selama proses penuangan/pengecoran dan perawatan beton
sampai batas waktu pembongkaran diijinkan Direksi. Sebelum pengecoran dimulai
semua cetakan harus sudah sesuai kelurusan, dimensi dan semua pendukung
begisting dan perancah secara menyeluruh dijamin aman dan kuat.
c. Pengikat
Pengikat antara permukaan cetakan/begesting harus tetap menempel dan tahan,
Kawat pengikat yang melintas begisting tidak boleh digunakan kecuali jika
diijinkan oleh Direksi. Pengikat harus dipasang sedemikian rupa sehingga pada
waktu pembongkaran tidak menyebabkan kerusakan permukaan beton. Lubang-
lubang kecil sebagai hasil pembongkaran cetakan, lubang pengikat/plastic cone
harus diisi mortar dan dirapihkan.
d. Pembongkaran Begesting dan Perancah
Begesting tidak boleh dibongkar sampai beton mengeras dan memiliki kekuatan
yang cukup untuk menahan berat beton sendiri dan beban konstruksi lainnya.
Begesting hanya dapat dibongkar setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Pembongkaran begesting harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari
kerusakan beton.

30
Spesifikasi Teknik

Tabel 3.8.1. Rekomendasi Waktu Minimum Pembongkaran Begesting

Min. Pembongkaran
Posisi Begesting Beton
(di atas 10oc)
Begesting tegak/miring untuk beton masif 36 jam
Begesting tegak/miring untuk dinding beton
48 jam
bertulang, balok dan kolom
Begesting sisi bawah balok dan lantai (tanpa beban &
7 hari
masih ada penyangga bawah / perancah)

Penyangga bawah / perancah begesting untuk balok Selama mungkin tapi


dan lantai. tidak kurang dari 14 hari.

Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Penyedia Jasa untuk
membuka begesting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca
atau dengan alasan lainnya maka ia boleh memerintahkan Penyedia Jasa untuk
menunda pembukaan begesting dan Penyedia Jasa tidak boleh menuntut kerugian
atas penundaan tersebut.
e. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan begesting, perancah,
pembongkaran dan perapihan sudah tercakup dalam pembayaran pekerjaan beton
dalam spesifikasi ini sebagaiman tersebut dalam Daftar Kuantatis dan Harga
dalam Kontrak.

3.9. TULANGAN BAJA


a. Daftar Bengkokan
Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai
dalam pekerjaan.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman dengan garis
tengah 20mm atau lebih lurus dibengkokan dengan mesin pembengkokan yang
direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Ni-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan
lain, atau perintah oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong
sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan
Direksi.
b. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran
beton, pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat

31
Spesifikasi Teknik

diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling menyilang dengan


sudut tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan penggunaan
ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti
mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat
harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus
terpelihara.
Penyedia Jasa tidak boleh mengecor beton menutup tulangan, sebelum Direksi
memeriksa dan menyetujuinya.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Direksi. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang
dipasang dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang. Satuan berat yang
disetujui oleh Direksi akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh
pabrik baja, atau bila Direksi memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan
yang dilakukan Penyedia Jasa pada contoh yang dipilih oleh Direksi.
Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan
atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam
berat untuk pembayaran. Pembayaran sudah termasuk biaya pemasangan,
pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk
menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.

4. PEKERJAAN PASANGAN BATU

4.1. Umum
Pekerjaan pasangan batu merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dilakukan
sesuai ketentuan yang ditetapkan di Spesifikasi Teknis. Bagian pekerjaan ini
meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
a. Pekerjaan pasangan batu, Plesteran dan Siaran
b. Bronjong
c. Rip-Rap
Batu yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti ditetapkan di spesifikasi
ini harus bersih alami, keras dan tahan seperti yang disetujui oleh Direksi dan
harus bebas dari kotoran, patahan, tanah liat, gumpalan, noda pasir dan cacat
lainnya yang tidak sempurna. Semua material untuk pekerjaan pasangan batu dan
pekerjaan batu lainnya harus sesuai dengan perintah Direksi. Metoda kerja dibuat
detail untuk masing-masing pekerjaan harus disampaikan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum memulai
pekerjaan.

32
Spesifikasi Teknik

4.2. Material
a. Batu
Pekerjaan pasangan batu harus dilaksanakan dengan menggunakan batu sungai
atau batu dari quarry seperti yang disetujui oleh Direksi dan harus bebas dari
kotoran dan cacat lainnya. Batu yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu
harus mempunyai ukuran yang acak, permukaan batu kasar, bersih, keras, tanpa
bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu,
batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. Batu harus
rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci dan
tidak ada rongga di antara batu bila dipasang bersama-sama. Masing-masing batu
harus mempunyai diameter seragam antara 15 – 25 cm, tetapi batu yang lebih
kecil kemungkinan dapat digunakan sesuai perintah Direksi. Ukuran maksimum
pekerjaan pasangan batu akan diatur dan disesuaikan kebutuhan tebal bangunan,
batuan tidak boleh mempunyai ukuran lebih besar dari dua pertiga ketebalan
pekerjaan pasangan batu atau garis tengah batu maksimum 25 cm. Batu untuk
pasangan yang disimpan di lapangan harus dijaga kebersihannya dan harus
dibasahi sebelum dipasang.
Batu harus bersih dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau
ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber material
yang disetujui oleh Direksi.
b. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Portland dari perusahaan
yang disetujui oleh Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain
yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Tipe semen yang lain dapat digunakan
untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan
atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk diuji. Semen lain yang
menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan
Penyedia Jasa harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.
c. Pasir
Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu sama dengan yang disyaratkan
untuk pekerjaan beton yaitu:
a. berat jenis antara 2.50 – 2.65
b. modulus kehalusan 2.30 – 3.20
c. kadar lumpur lebih kecil dari 5%

33
Spesifikasi Teknik

Ukuran Pasir Persen Lolos Saringan


Saringan No. 8 (2.38mm) 100%
Saringan No. 100 (0.15mm) 15% maksimum

Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar/adukan harus
dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar Nasional
Indonesia (NI-3 PUBI) serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari
bahan-bahan yang bisa mengotori air atau air bebas dari lumpur.
4.3. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar untuk masing-masing pekerjaan.
Untuk menghasilkan campuran yang betul-betul merata, maka campuran bahan
mortar harus dicampur menggunakan molen/mesin pencampur. Kapasitas
minimum molen untuk pembuatan mortar adalah bahwa dalam satu kali
pencampuran bisa menampung 1 (satu) zak semen ditambah bahan lain (pasir
dan air) sesuai perbandingan. Dalam satu kali pembuatan adukan/mortar,
Penyedia Jasa tidak diijinkan menggunakan bahan semen kurang dari 1 (satu) zak
semen 40 kg.
Pengadukan mortar dalam mesin pencampur paling tidak dilakukan selama 2
menit. Mortar harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan mortar
yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali mortar
terrsebut tidak diperkenankan. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan
harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak
mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.
Pengisian mortar pada pekerjaan pasangan batu, masing-masing batu harus
dibasahi secara merata sebelum dipergunakan dan harus diletakkan sesuai dengan
perintah Direksi. Masing-masing batu harus bertumpu di mortar, dan semua
sambungan diisi dengan mortar dan tidak diijinkan ada sambungan lebar lebih dari
5 cm, tidak ada batu yang langsung saling bersentuhan satu sama lain dan yang
berongga kosong di antara batu.
4.4. Pasangan Batu Muka
Pasangan batu pada permukaan yang terlihat (exposed) tersusun atas batu-batu
yang mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran minimal 15 cm,
kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus rata setelah
dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang
dipasang di bagian dalam dan paling sedikit ada batu pengikat (pengunci) untuk
tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-
sama dengan pasangan batu bagian dalam agar supaya pengikat dapat dipasang

34
Spesifikasi Teknik

dengan sebaik-baiknya. Batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati


sehingga tebal adukan/mortar tidak kurang dari pada rata-rata 1 cm.
4.5. Plesteran
Plesteran diperlukan untuk membuat permukaan pasangan batu ekspos dan rata,
campuran untuk plesteran dibuat 1:3 (semen : pasir) dan harus sesuai perintah
Direksi. Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, permukaan pasangan batu harus
basah dan bersih.
Pekerjaan plesteran harus dibuat dalam dua lapis termasuk pengacian/finishing,
secara keseluruhan dengan ketebalan 2 cm. Kecuali jika diperintahkan lain oleh
Direksi, permukaan pasangan batu yang harus diplester adalah pada dinding
bagian atas, ujung lining saluran, dan untuk 0.10 m ke bawah di bagian atas
dinding dan lining saluran membentuk sebuah lis pelindung sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan perintah Direksi.
4.6. Siaran
Permukaan pasangan batu yang harus disiar dengan perbandingan campuran 1:2
(semen : pasir) dan harus sesuai perintah Direksi. Adukan untuk siaran harus
memenuhi ketentuan material dan pencampurannya.
Siaran dikerjakan pada pasangan batu (batu muka) yang ditata sedemikian rupa,
dimana batu harus diambil dan diletakkan secara hati-hati sehingga sambungan
kasar untuk ikatan mortar dengan ketebalan 1 cm.
Semua pekerjaan batu permukaan jika tidak diperintahkan lain harus
menggunakan adukan 1:2 (semen:pasir), adukan dengan air harus cukup untuk
menghasilkan ketebalan sesuai penggunaan yang diperintahkan Direksi.
Sebelum dimulai pekerjaan utama, sambungan dari semua permukaan pasangan
batu harus di kasarkan dan dibersihkan dengan sikat kawat dalam kondisi basah.
Jenis siaran dapat berupa:
a. Siar tenggelam, pengisian sambungan kira-kira 1 cm kedalaman rata-rata
dari permukaan batu,
b. Siar rata : siaran rata dengan permukaan batu,
c. Siar timbul: siaran dengan tebal 1 cm, dan lebar tidak kurang dari 2 cm.
Kecuali jika diperintahkan lain, semua siaran harus dibuat jenis siaran timbul.
4.7. Lubang pembuang / Weep Hole
Tembok penahan, talud miring dan tembok kepala harus dilengkapi dengan pipa
peresapan yang berfungsi untuk mengeluarkan air tanah. Pipa peresapan harus
dibuat dari pipa PVC tipe D sepanjang tebal pasangan batu ditambah 5 cm dengan
diameter sekitar 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m 2 permukaan
atau sesuai dengan pengarahan Direksi. Setiap ujung pemasukan pipa PVC harus
dilengkapi dengan saringan seperti dalam gambar. Saringan terbuat dari lapisan
ijuk yang membungkus lubang pipa, dan dikelilingi kerikil dan pasir serta pada
bagian terluar ditutup dengan ijuk.

35
Spesifikasi Teknik

4.8. Sambungan Gerak Sederhana


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan
gerak sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk
menahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana
terdapat suatu penyambungan antara bangunan lama dan bangunan baru dimana
bangunan lama akan mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan
yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang
pasangan batu pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi. Saringan ini
harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih dengan baik. Untuk menahan longsornya
saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile
membrane yang diijinkan.
4.9. Contoh Pekerjaan
Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa harus membuat tembok
contoh dengan mutu dan bentuk yang disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan
berikutnya harus sama dengan atau lebih baik dari contoh yang telah disetujui.
4.10. Perlindungan dan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Penyedia Jasa harus
memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau pada hujan
yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah
dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh melanjutkan pekerjaan di
atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
4.11. Urugan Kembali dan Pengisian di Belakang Pasangan
Sebelum mengurug bagian belakangnya, pasangan batu harus sudah diyakini
tidak bocor dan mortar sudah rata permukaan batu sesuai gambar rencana.
Pengurugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan Direksi. Untuk
urugan dari bahan material lolos air (pasir kasar dan gravel) pemadatan dilakukan
dengan cara menggenangi urugan sampai jenuh dan memadatkan dengan
pemadatan tangan (hand tamping) jika air sudah kering, bila bahan urugan
berupa tanah acak (random fill), maka pemadatan harus dilakukan dengan
pemadatan tangan (hand tamping).
4.12. Bronjong
Konstruksi bronjong biasanya digunakan untuk mengamankan lereng atau tanggul
yang rawan terhadap pergerakan tanah di sekitarnya. Konstruksi bronjong harus
dibuat sesuai gambar dan perintah Direksi. Konstruksi bronjong merupakan
susunan batu keras berdiameter antara 15 – 25 cm yang ditempatkan di dalam
anyaman kawat sesuai ketentuan yang berlaku. Kawat anyaman berbentuk segi
enam, kawatnya harus digalvanisir sesuai dengan SNI: 03-0090-1999.

36
Spesifikasi Teknik

Ukuran kawat dan ukuran anyaman mengikuti daftar di bawah ini :

Jenis bronjong Dia. Kawat (Min.) Ukuran anyaman


Bronjong kotak 2,70 mm 80 x 100 mm

Bronjong matras 2,70 mm 60 x 80 mm

Secara umum bronjong kotak mempunyai ukuran 2 m x 1 m x 0.5 m, dengan


diafragma, sedangkan ukuran bronjong matras disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan. Hubungan antar bronjong harus diikat tiga lilitan dengan kawat
diameter 2,70 mm.
Setelah pemuatan, penutup kotak bronjong harus ditutup dengan rakitan kawat
dan diikat kuat di sepanjang garis tepi bronjong dengan kawat ukuran 3,40 mm.
Penggunaan jenis bronjong di lapangan antara jenis bronjong rakitan sendiri atau
jenis produksi pabrik akan ditentukan oleh Direksi.
Untuk menghindari lolosnya partikel tanah di belakang bronjong maka hubungan
antara bronjong dan tanah asli harus dibatasi dengan ijuk.
4.13. Pasangan Rip-Rap
Batu untuk Rip-Rap harus keras, padat dan tahan lama. Tiap-tiap batu harus
mempunyai minimum 50 cm untuk penahan gerusan pada bendung dan pekerjaan
sungai lainnya. Pekerjaan perlindungan dengan rip-rap termasuk pula penyediaan
lapis filter kerikil pasir seperti ditunjukkan pada gambar.
4.14. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pasangan batu
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu dibuat berdasarkan
volume pasangan batu yang terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran
yang ditunjuk pada gambar dan atau sesuai perintah Direksi. Pembayaran untuk
pekerjaan pasangan batu dibuat dalam harga satuan per-meter kubik dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan sudah meliputi semua material, tenaga
kerja, peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan batu yang mencakup
persiapan, molen, pembuatan mortar, batu, sambungan dan perapihan.
b. Pekerjaan Siaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan siaran dibuat berdasarkan luas siaran
per-meter persegi yang terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran
yang ditunjuk pada gambar dan sesuai perintah Direksi. Pembayaran untuk
pekerjaan siaran dibuat dalam harga satuan per meter persegi dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan sudah meliputi semua material, tenaga kerja,
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan siaran yang mencakup persiapan,
pembersihan, mencungkil/mengorek, mortar, dan perapihannya.

37
Spesifikasi Teknik

c. Pekerjaan plesteran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran dibuat berdasarkan luas
plesteran yang terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran yang
ditunjuk pada gambar dan sesuai perintah Direksi. Pembayaran untuk pekerjaan
plesteran dibuat dalam harga satuan per-meter persegi dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Harga satuan sudah meliputi semua material, tenaga kerja, peralatan
yang diperlukan untuk pekerjaan plesteran yang mencakup persiapan, mortar, dan
penyelesaiannya.
d. Lubang pembuang / Weep hole
Pengukuran dan pembayaran untuk weep hole/lubang pembuang akan dibuat
berdasarkan panjang pipa terpasang pada lokasi yang ditunjukkan pada gambar
atau sesuai perintah Direksi.
Pembayaran untuk lubang pembuang akan dibuat dalam harga satuan per meter
panjang penawaran dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut
sudah meliputi ongkos semua tenaga kerja, material (pipa PVC dll), pabrikasi dan
peralatan yang diperlukan untuk pemasangan lubang pembuang termasuk
ijuk/filter (serabut alami).
e. Bronjong
Pengukuran dan pembayaran bronjong dibuat berdasarkan volume bronjong yang
terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran yang ditunjuk pada gambar
atau sesuai perintah Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan bronjong akan dibuat dalam harga satuan per meter
kubik penawaran dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut sudah
termasuk ongkos semua operasi perapihan yang diperlukan, biaya kawat
bronjong, batu dan produksi dan penempatan bronjong.
f. Pekerjaan pasangan batu kosong
Pengukuran dan pembayaran pasangan batu kosong dibuat berdasarkan pada
volume batu terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran yang
ditunjukkan pada gambar atau sesuai perintah Direksi.
Pembayaran untuk pasangan batu kosong dibuat dalam harga satuan per meter
kubik penawaran dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut sudah
termasuk ongkos semua material, tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk pasangan batu kosong.

38
Spesifikasi Teknik

5. PERLENGKAPAN DIREKSI

a. Kantor Sementara di Lapangan


Apabila diminta oleh Direksi, Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara
sebuah kantor sementara di lapangan lengkap dengan peralatan dipakai sendiri
oleh Direksi Pelaksanaan beserta stafnya. Kantor sementara itu harus di
tempatkan di lapangan pada tempat yang diputuskan oleh Direksi.
Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan kantor Direksi harus sesuai dengan
spesifikasi dan apabila tidak ada haruslah bahan-bahan yang baik. Pada dasarnya,
Penyedia Jasa harus menyesuaikan dengan standar umum dari konstruksi.
Kantor Direksi harus dilengkapi dengan instalasi air termasuk closet jongkok,
septic tank dengan peresapannya, lengkap dengan penyediaan air untuk air
minum dan cuci dan penerangan yang cukup.
Penyedia Jasa boleh menyewa rumah penduduk untuk dipakai sebagai kantor
Direksi. Kalau perlu rumah itu harus diperbaiki lebih dahulu sehingga sesuai yang
disyaratkan. Semua ini harus atas persetujuan Direksi.
b. Bantuan Untuk Direksi
Penyedia Jasa harus memberikan bantuan kepada Direksi dengan menyediakan
tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan setiap saat atau dari waktu ke waktu.
c. Peralatan Pengukuran dan Perlengkapannya
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan, pengukuran dan
perlengkapannya untuk dipakai oleh Direksi seperti yang terdaftar dalam
spesifikasi khusus. Alat dan perlengkapan itu harus baru atau apabila tidak baru
harus menurut persetujuan Direksi, serta dijaga supaya tetap dalam keadaan baik,
jika ada kehilangan atau rusak harus diganti segera.
d. Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyediakan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh
tukang foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditunjukkan
sebagai laporan/pencatatan tentang tahap pelaksanaan yaitu, pada awal,
pertengahan dan akhir dari suatu bagian tertentu dari pekerjaan yang
diperintahkan oleh Direksi. Pada setiap tahap pengambilan gambar setiap lokasi,
pengambilan harus dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan
adanya suatu tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut. File
foto asli dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun. Sebelum
pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto berukuran 120mm x 90mm
dan diberi catatan sebagai berikut :

39
Spesifikasi Teknik

1. Nama dan Lokasi Pekerjaan


2. Detail Kontrak
3. Tanggal Pengambilan
4. Tahap Pelaksanaan
Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut juga pada akhir
pelaksanaan kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album-album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara berurutan menurut
lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50% dan
100% dan ditempel pada satu halaman.
Semua album menjadi milik pemberi tugas dan tanpa ijinnya tidak
boleh/dipinjamkan kepada siapapun.
e. Gambar Kerja (Working Drawing)
Direksi mungkin memerlukan gambar kerja untuk memberikan penjelasan bagian
dari pekerjaan pokok, termasuk semua pekerjaan sementara yang perlu. Penyedia
Jasa harus menyediakan gambar kerja berdasar gambar desain, gambar standar,
permukaan tanah asli, ketinggian akhir yang diperintahkan dan lain-lain
persyaratan dari Direksi. Ukuran dan susunan gambar harus sama dengan gambar
standar dari Kontrak.
f. Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakannya. Cetakan dari gambar-gambar harus diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui.
Gambar-gambar yang telah disetujui kemudian dicetak dalam ukuran A3 di atas
kertas 80 gram/cm2 dan diserahkan kepada Direksi setelah bagian pekerjaan
tersebut selesai.
Semua gambar-gambar harus berukuran standar seperti gambar-gambar Penyedia
Jasa. Gambar-gambar harus menunjukkan semua penjelasan dari pekerjaan yang
dilaksanakan.
g. Pengukuran Dan Pembayaran
Bagian yang diuraikan dalam seksi ini akan dibayar menurut pembayaran Lump
Sum untuk Mobilisasi dan Demobilisasi sesuai dengan Spesifikasi ini, dimana
pembayaran harus dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan,
pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan
tersebut setelah Pekerjaan selesai.

40
Spesifikasi Teknik

6. QUALITY ASSURANCE KONTRAK

Pelaksanaan pekerjaan harus merujuk pada standar keteknikan sesuai surat


Direktorat Jenderal Pengembangan Perdesaan No. 06/KPTS/A/2000 tanggal 28
Maret 2000 tentang pedoman dalam rangka pelaksanaan Quality Assurance
Bidang Pengairan.

41

Anda mungkin juga menyukai