1. SPESIFIKASI TEKNIS
A. PENDAHULUAN
1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau disediakan
Penyedia Jasa untuk pelaksanaan Pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Penyedia
Jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang
disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi
para calon penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain
dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan adalah baru, belum
digunakan, dari tipe/model yang terakhir diprodusir/dikeluarkan, dan termasuk
semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI,
SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan, dan jasa/pengerjaan/fabrikasi dari edisi atau
revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM,
dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari
standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan,
dan pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar
internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut
tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1). Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 diatas
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk Kontrak
3). Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
i. UU tentang Lingkungan;
ii. UU tentang keselamatan kerja;
iii. UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
iv. UU/PP tentang Galian C
v. Perda terkait; dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa Standar-Standar) dengan memperhatikan
ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Alinyemen dan survai
d. Hari kerja dan jam kerja.
e. Gangguan dan keadaan darurat.
f. Penyingkiran material berlebih
4). Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu-lintas
f. Pengendalian Lingkungan
5). Spesifikasi untuk masing-masing mata pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian Pekerjaan menggunakan
dasar standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan
beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan
ketentuan berikut :
PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada standar ...................................................
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar pabrikasi)
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
(i) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan
bagian dari Spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif.
(ii) Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan
bagian dari Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang
dicoret (strike out) sehingga kata-kata/kalimat salah dari standar
yang digunakan masih dapat dibaca
b. Lingkup Pekerjaan
c. Dokumen Acuan (Standar-standar) yang digunakan
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan
apabila tidak digunakan standar tertentu.
B. BAGIAN UMUM
1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan berada pada Kabupaten Tanah Bumbu.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
- Pekerjaan Persiapan;
- Pekerjaan Tanah;
- Pekerjaan Bangunan Pintu Air
3. Jalan Masuk Daerah Kerja
Jalan masuk menuju ke lokasi pekerjaan melalui daerah kerja ialah
menggunakan jalan-jalan setempat yang ada, jalan raya, jalan desa yang
berdekatan dengan proyek dapat dilalui oleh kendaraan Roda 4.
Penyedia Jasa hendaknya berpegangan pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan dan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, sehingga
memenuhi kebutuhan pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkannya untuk
pekerjaannya.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
Direksi harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga
untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
4. Gambar-Gambar Yang Disiapkan Penyedia Jasa
4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah
gambar-gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada
perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan
sebelum program pelaksanaan dimulai.
b. Gambar-gambar pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar ini dibuat
detail untuk pekerjaan konstruksi dan dimana mungkin dapat
memperlihatkan bentuk dan potongan-potongan konstruksi serta lay out
dari konstruksi itu sendiri.
5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Normalisasi Standar Indonesia.
6. Program Pelaksanaan dan Laporan
6.1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai Syarat-syarat
Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu barchart +
kurva S dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
Mulai tanggal paling awal
Mulai tanggal paling akhir
Waktu yang diperlukan
Waktu float
Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan
juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
6.2 Jam Kerja
Sebelum memulai pelaksanaan, Penyedia Jasa akan memberitahukan kepada
Direksi tentang pengaturan Jam Kerja Normal dan waktu kerja yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, dimana jam kerja tersebut
mendapat persetujuan dari Direksi.
6.3 Rapat Bersama untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan
Rapat Tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan sebulan sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedah dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk bulan selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
6.4 Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
10 Pekerjaan Sementara
10.1 Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-
tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan
prosedur dalam spesifikasi umum. Apabila Penyedia Jasa sementara di luar
daerah lapangan seperti terlihat pada gambar, semua biaya yang dibuthkan
untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan
sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak
akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.
10.2 Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah tadi pada gambar atau seperti petunjuk Direksi.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya
pada tanah yang dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui
Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan kerusakan
tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh Pengguna Jasa tanah harus dikembalikan ke keadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pengguna Jasa atau orang
lain, Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan
tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. Papan Informasi
3. Dewatering/ Pengeringan
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk
dalam biaya lump-sum untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang
diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut
yang diperlukan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan
utama/permanen, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
II. PEKERJAAN TANAH
Penebasan dan pembersihan lokasi pekerjaan wajib dilaksanakan terlebih dahulu oleh
penyedia jasa untuk paket pekerjaan ini. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah
pekerjaan pembersihan dari pangkal/tunggul bentang pohon, gelondongan kayu,
belukar dan tanaman lain serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan,
pondasi, puing dan kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja
atau dalam batas wilayah garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.
Penyedia Jasa wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon,
bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja
yang harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila
metoda tebas-bakar dipilih Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.
B. Galian
Semua pekerjaan tanah galian yang diperlukan harus dilakukan menurut dokumen,
kontrak dan Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa
dan galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuannya, jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan
pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian
kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara
(stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali,
metoda kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke
lokasi pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk
bahan timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan
galian.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau
waktu yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil
pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan
melintang harus diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-
gambar hasil pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai
acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi
galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
Jasa harus segera diperbaiki dengan beayanya sendiri.
Galian tanah diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi dan
lokasi daerah penggalian sebagai berikut:
Tipe-A : galian untuk saluran, jalan, drainasi dan galian tanah biasa
lainnya yang berada diatas permukaan air.
Tupe-B : galian tanah endapan, longsoran/puing/debris, diatas permukaan
air untuk normalisasi saluran.
Type-C : galian untuk fondasi bangunan irigasi dan bangunan pelengkap.
Type-D : galian dibawah permukaan air pada saluran tanpa upaya
pengeringan/ pemompaan.
Type-E : galian dasar sungai untuk pembangunan bendung, tanggul
sungai, dan fasilitas lainnya, dimana tanah dilokasi galian
mengandung banyak kerikil, kerakal dan batu.
Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya dilokasi
pembuangan akhir/sementara : penghamparan dan pemadatan, perapian dan
fasilitas drainasi:
Kemiringan
Bangunan di lokasi
atau Kondisi Galian
tanah biasa
Dimensi
- Tebing/talud galian 1:1.0 - pasir dan kerikit
yang terbuka untuk 1:0.5 - bukan pasir dan
sementara kerikil
- Tebing/talud galian 1:1.0 sampai 1:1.5 - diatas muka air
yang terbuka secara 1:2.0 - dibawah muka air
permanen
- Jarak horizontal
batas galian dari tepi
0.5 m -
luar fondasi
bangunan
- Lebar berm pada
setiap 3.0 m 0.5 m -
kedalaman galian
Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa PPK untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan
diatasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan, demikian pula bila
sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan berat atau sebab
lain karena kelalaian Penyedia Jasa.
Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil
galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi penimbunan
permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2
(dua) kali kerja atau double-handling, maka beaya yang dikeluarkan oleh Penyedia
Jasa untuk kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan galian atau timbunan.
Pekerjaan timbunan tanah untuk mengganti tanah yang asli, sebagai bangunan
penyangga beban (counter-weight) dan pekerjaan timbunan lainnya sesuai
dengan perintah PPK.
Tingkat kepadatan untuk pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan harus
tidak boleh kurang dari 85% kepadatan kering maksimum (85% MDD,
maximum dry density).
1) Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan tipe-A1,A2,B1,B2,C1,C2
dan D dilakukan dalam satuan meter-kubik (m3) timbunan padat yang diukur
berdasarkan tampang memanjang, tampang melinang, elevasi, kemiringan, dan
jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran
prestasi kerja yang terakhir termasuk timbunan tipe D, dengan memperhatikan
settlement dan subsidence tanah fondasi yang masih berlanjut.
2) Pembayaran
(a) Tipe-A1 dan Tipe-A2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga termasuk beaya untuk upah, bahan, peralatan serta semua biaya
yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan antara lain: penampungan sementara, platform alat
berat diatas tanah lembek, pengendalian kadar air dan pemadatan,
pembentukan dan perapian timbunan dan lain-lain.
Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji laboratorium kepada
PPK guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara
kualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah
mendapat persetujuan PPK tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi
sebelum dipergunakan sebagai campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi
Teknik ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan
untuk campuran beton.
Kualitas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan- bahan
pokok untuk tiap kelas harus sesuai dengan standar Indonesia PBI-2002, item
struktur utama digunakan campuran dengan perbandingan berat 1 Semen : 2 pasir : 3
batu pecah dengan mengacu pada hasil job mix design untuk mendapatkan kualitas
sama dengan atau lebih K175
1.1 Semen
1.1.1 Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang
diproduksi pabrik dalam negeri sesuai dengan ketentuan AASHTO M85
Type-1. Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium yang
dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC
yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia Jasa wajib melakukan uji
laboratorium sesuai dengan standar AASHTO T105 dan T 106 untuk
meyakinkan semen tersebut memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap
bantingan dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi
harus dicetak jelas pada kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang
kering, hujan tidak bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang
baik untuk mencegah kerusakan semen akibat udara yang lembab. Semen
yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, mulai menggumpal dan
mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh dipakai.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan
metoda penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui.
Tumpukan semen tidak boleh lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila
penyimpanan akan lebih dari 2 (dua) bulan, tumpukan semen tidak boleh
lebih dari 7 (tujuh) kantong.
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim
hujan dan lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera
dikeluarkan dari gudang dan tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan
pemakaian semen dari gudang harus berdasarkan FIFO, first in-first out,
dan kantong-kantong semen ditata sedemikian sehingga memudahkan
aksesibilitas untuk pemeriksaan.
Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2
dibandingkan dengan MHB material beton, maka perbandingan material
beton harus dimodifikasi. Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1
kandungan pasir dalam material beton harus disesuaikan dengan ± 0,5 %
berat.
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih
dari :
Nilai
Uji laboratorium
Maksimum (%)
Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.0
1.95
1.3 Air
Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan
untuk campuran beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang
akan digunakan, dipastikan dengan uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70
atau SNI yang sesuai.
2. Campuran Beton
2.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton
disetujui PPK, Penyedia Jasa wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran
beton untuk semua tipe beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan
beton dilaksanakan.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk
proporsi campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
kepada PPK untuk dikaji dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan
hasil dari uji coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan
Penyedia Jasa, dan selama pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-
modifikasi proporsi campuran untuk mendapatkan beton dengan kepadatan,
kemudahan pengerjaan, kekentalan campuran dan kuat tekan yang maksimum
dengan perbandingan air/semen yang minimum.
Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi
setiap bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang
air dan bahan tambah kimia berdasarkan volumenya.
Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan
hasil uji kuat tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm
dan panjang 30 cm dengan umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan
AASHTO T23 sebagai berikut :
4. Beton
(1) Slump ASTM C143 (1) 2 (dua) kali/hari untuk setiap
tipe beton yang dicor dilokasi
kerja,
(2) Setiap bagian/segmen
pekerjaan untuk pengecoran
beton,
(3) Setiap compuran/adukan
beton (batching).
(2) Kuat desak (campresive ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6 (enam)
strength) ASTM C192 benda uji silinder untuk setiap
tipe beton yang dicor setiap hari
atau setiap bagian (segment)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba compuran (trial
mix) dan setiap 3 (tiga) bulan
untuk setiap tipe beton.
Material & Uji Mutu Standar *) Frekuensi
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor.
(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah selesai.
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume sekali
sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissable value), lihat gambar & spesifikasi.
Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari
harus diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample.
Benda uji harus berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi
30 (tiga puluh) cm yang akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh)
hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara
statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai berikut:
(1) Metoda Sampling
Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot
pekerjaan, dan penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot
tersebut dilakukan berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian
dari blok/lot tersebut.
Metoda ini dterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan
dengan volume beton besar, atau atas perintah PPK.
(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang
ditetapkan desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak
yang memenuhi syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
m = 0,. ck + Ka.s ............................... (a)
dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh
hasil uji per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara
berturutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
S : standard deviasi.
(b) Hasil uji kuat desak harus tidak dari ck dengan probalitas 25%.
m = ck + Kb. S .................................. (b)
dimana, Kb : probabilitas distribusi normal
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan
selanjutnya pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan
saat-saat lain bila diperintahkan PPK.
Semua uji/tes diatas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar
yang dijelaskan dalam spesifikasi ini.
9.2 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai
Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama
PPK pada pekerjaan saluran irigasi, drainasi dan bangunan irigasi yang sudah
selesai, dan bila air sudah mengalir di jaringan irigasi untuk memastikan
ada/tidak ada kebocoran.
Penyedia Jasa harus memastikan penyebab kebocoran dan mengerjakan
perbaikan yang diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.
10. Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton
Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam
meter kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensin
yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang
ditempati besi beton, besi profil atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam
beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah
diperhitungkan termasuk beaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan
beton, pemadatan, dan perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat
kimia (admixture) maupun mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan
semua pekerjaan non-permanen untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan
pengaman, saluran pengelak, relokasi dan pengamanan serta pengeringan kecuali
pekerjaan non-permanen (general-items), uji laboratorium yang diharuskan dalam
spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.
Besi Bulat-Polos
Diameter 8 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, PPK
akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan
berdasarkan ketentuan dalam standar SNI
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit,
pengikat dan keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan,
tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap
sambungan akan diperhitungkan dalam pembayaran, yaitu sebesar 0,5 x
panjang besi tulangan sambungan.
14. Sambungan
14.1 Sambungan Konstruksi
1. Umum
2. Pekerjaan Plesteran
1.1. Jenis Plesteran
a. Jenis Plesteran
1. Jenis plesteran untuk pekerjaan penyelesaian disesuikan dengan
bestek/gambar kerja/RAB
2. Untuk adukan plesteran penggunaan porland semen, dan air dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan atau berdsarkan
campuran yang dicantumkan pada tiap item pekerjaan dalam bestek/gambar
kerja/RAB
3. Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradiasi tidak lebih dari
0,35 mm, bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis maupun
lumpur, tanah, garam dan sebagainya.
b. Mencampur
Adukan harus di campur di dalam alat pencampur atau dicampur dengan tangan
di atas permukaan yang keras. Tidak diperbolehkan memakai adukan yang
mulai mengeras dengan membubuhkannya kembali.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi, dan persyaratan tertulis
dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Direksi sesuai Uraian Syarat
Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama dalam gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk profilnya.
4. Untuk mengerjakan plesteran dinding, dinding bata dan permukaan beton
harus diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran
sampai tembok dinding betul-betul kering.
5. Permukaan beton harus dikasarkan dengan jalan I dipahat atau di palu, lemak
atau minyak yang melekat harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab, hal
ini untuk menghindari retak-retak rambut.
6. Semua permukaan/ bidang yang akan diplester harus disikat kasar (besi)
terutama pada bidang-bidang yang berlumut, permukaan-permukaan harus
dibasahi dengan air.
7. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
8. Untuk Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
9. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesteran).
10. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan
yang lebih baik terhadap bahan finishingnya.
11. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping playwood setebal 9 mm untuk patokan keratan
bidang.
12. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya
pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi.
13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
14. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.
15. untuk menghindari retak-retak rambut.Kelembaban plesteran harus dijaga
sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Direksi dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
17. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
1.3. Perbaikan dan Pembersihan
1. Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
2. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
3. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat harus dilaksanakan dengan
membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar
4. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya.
5. Sewaktu-waktu dengan teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan, semua permukaan yang menjadi kotor dalam melaksanakan
pekerjaan harus dibersihkan.
4) Laporan Bulanan
Laporan ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana kemajuan pekerjaan ini
dapat terealisasi guna untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan yang
terjadi dilapangan dan laporan ini memuat semua hal-hal yang terjadi secara
menyeluruh.
5) Buku-buku
Penyedia Jasa harus menyediakan dan mengisi buku daftar pekerjaan, dan
buku tamu yang setiap harinya harus berada dilapangan.
Semua Laporan tersebut sebelum disampaikan secara periodik sudah harus
diperiksa oleh Pengawas Lapangan dan diketahui oleh Direksi
Segala biaya yang timbul akibat pembuatan laporan tersebut sudah termasuk
dalam harga penawaran/pada salah satu item penawaran.
D. PENUTUP
1. Kontraktor yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang
diperlukan untuk pekerjaan ini, dianjurkan semaksimal mungkin menggunakan produksi
Dalam Negeri.
Dalam hal upaya penyedia jasa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini, tidak dibatasi oleh
peralatan dan personil yang ada dalam dokumen pengadaan ini. Penyedia jasa dapat
mepergunakan atau menambah jumlah, jenis dan kapasitas peralatan serta personil semaksimal
mungkin tanpa diberikan tambahan biaya.