Anda di halaman 1dari 25

SPESIFIKASI TEKNIS

MITIGASI STRUKTUR BENCANA


GELOMBANG EKSTRIM/BERBAHAYA

KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

SPESIFIKASI TEKNIS
A.

SPESIFIKASI UMUM

1.

Umum

1.01. Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan Pemeliharaan sesuai yang tercantum dalam Surat Perjanjian/Kontrak dan sebagaimana dapat terlihat pada album
gambar-gambar.
1.02. Ruang Lingkup Kontrak
Pekerjaan Konstruksi yaitu Pemasangan Tanggul Buis Beton, Center Point Of Indoensia (COI) Makassar.
1.03. Jalan Masuk Ke Daerah Kerja
Jalan masuk ke lokasi melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat yang ada yang berhubungan dengan Jalan Raya
yang berdekatan dengan daerah proyek.
Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah
angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Kontraktor untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan jembatan harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu
pengaturan sebaik-baiknya dengan badan Pemerintah setempat dan Badan Swasta.
Kontraktor dapat menggunakan tanah yang dibebaskan oleh pemberi tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila
Kontraktor membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
Daiam hal ini Kontraktor diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan
tanah dapat dilakukan.
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab tsrhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Kontraktor selama
pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi harus dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri
dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
1.04. Gambar-Gambar Yang Dimiliki Kontraktor
1.04.01 Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi, dan apabila
ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
b. Gambar-Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus menggunakan Gambar Kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat
lebih detail untuk pekerjaan tetap dan sedapat mungkin dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari beton,
pasangan batu, pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan
yang digunakan, mutu dan ukuran yang tepat.
c. Gambar-Gambar Bengkel/Gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik
Kontraktor.
d. Kontraktor harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap dilapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah menjadi resiko Kontraktor. Persetujuan Direksi
terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Kontraktor atas kebenaran gambar tersebut.

1.04.02 Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara


a. U m u m
Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah terperinci, dan diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan
pekerjaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan
sementara seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar perencanaan yang diusulkan Kontraktor
yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi (sah) juga harus diserahkan pada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
b. Gambar-Gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan
Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
1.04.03 Gambar-Gambar Purnalaksana
Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, dimana gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan
benar kemudian dicap " sudah dilaksanakan".
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan
apabila diketemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6 (enam)
hari kerja.
1.05 Standard
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada standard Indonesia, maka dapat dipakai British Standard yang sesuai dengan
spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya dirinci disini atau dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu
pekerjaan klas utama.

Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan,
sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
1.06 Program Pelaksanaan dan Laporan
1.06.01 Program Pelaksanaan
Kontraktor harus metaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat Kontrak dengan menggunakan CPM
network. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
i) Mulai tanggal paling awal
ii) Mulai tanggal paling akhir
iii) Waktu yang diperlukan
iv) Waktu float
v) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang
diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
1.06.02 Laporan Kemajuan
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan
laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i)
ii)
iii)
iv)
v)
vi)

vii)
viii)
ix)

Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan
kemajuan yang dicapai pada bulan laporan
Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
Daftar tenaga setempat.
Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk
yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian Pekerjaan tetap harus diuraikan sebagai berikut:
a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton
b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
d) Jumlah banyaknya bangunan, dll.
Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
selama bulan laporan.

1.06.03 Rencana Kerja Harian, mingguan dan bulanan


Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan
untuk minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan dan Iain-Iain yang diminta Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh
Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim bar-chard pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya.
Rencana Kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya.
Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
1.06.04 Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Maksud dari pada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
1.07. Bahan dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan oleh Kontraktor.
1.07.01. Umum
Kontraktor harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak, semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan standar yang
diberikan dalam spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum.
Bila Kontraktor dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar seperti tersebut diatas,
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.
1.07.02. Perlengkapan Konstruksi
Kontraktor harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang
cukup. Apabila Direksi memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka kontraktor harus segera memenuhi kekurangannya, dalam
penyediaan semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan sempurna.

1.07.03. Bahan Pengganti


Kontraktor harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan
bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga Satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan
adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.
1.07.04. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Kontraktor akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak
pada salah satu atau lebih tempat yang ditentukan Direksi:
a) Tempat produksi dan pembuatan
b) Tempat pengapalan
c) Lapangan
Kontraktor supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang
dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak merugikan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.
1.07.05. Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh Kontraktor
Kontraktor supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk
mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat

Perintah Kerja. Persetujuan dari spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Kontraktor dari tanggung
jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.
1.08. Survey dan Pengukuran Pekerjaan
1.08.01 Bench Marks
Tanda dasar Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan pekerjaan seperti terlihat pada gambar. Ketinggian
dari Sench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar
yang diberikan kepada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench
Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Kontraktor perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas
ketelitiannya. Pemberi tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya, tetapi tiap Bench Mark sementara yang
didirikan merupakan rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench
Mark yang didirikan oleh Direksi.
1.08.02 Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor
kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja Kontraktor memberitahukan kepada
Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam segala
hal sebelum memulai pekerjaan Kontraktor akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi pada saat Wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang
ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
1.08.03 Bantuan Pengukuran Staf Direksi
Kontraktor bekerja sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out dan dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui
secara pasti kemajuan pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan profil dan Iain-lain yang perlu untuk pemeriksaan
setting out dan pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk
maksud tersebut diatas merupakan beban Kontraktor. Dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam pekerjaan
Iain-Iain pada daftar volume pekerjaan.
1.09. Pekerjaan Sementara
1.09.01. Umum
Kontraktor akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan
sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Kontraktor bermaksud untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan
prosedur dalam spesifikasi umum. Apabila Kontraktor bermaksud mengajukan alternate untuk pekerjaan sementara diluar daerah
lapangan seperti terlihat pada Gambar. Semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa
tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Kontraktor dan biaya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Kontraktor terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal
tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
1.09.02. Lapangan Kerja

Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas
dari biaya pembebasan tanah. Kontraktor sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti pada
gambar atau seperti petunjuk Direksi. Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang
sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman / pemilikan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh pemberi Tugas tanah
hams dikembalikan kekeadaan semula. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua kerusakan
misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas atau orang lain. Kontraktor rnengganti kerugian
terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
1.09.03.Kantor Kontraktor, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb.
Kontraktor hams menyediakan, memelihara, mengerjakan dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan,
supaya diserahkan kepada Pemberi Tugas. Kontraktor supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara
secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh mulai
sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf kontraktor dan pemondokan buruh hams dilengkapi dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran
pembuang, penerangan, jalan, gang tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan
peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Kontraktor supaya juga melengkapi keperiuan air bersih dan penerangan yang cukup untuk kantor Kontraktor, perkampungan stafnya,
pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya didaerah kerja.
1.09.04. Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan
Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti saluran drainase dan genangan atau bangunan sementara yang
lain pada saat pembuangan air dilaksanakan, Kontraktor hams memasang mengerjakan, memelihara semua pipa dan peralatan lain
yang diperiukan untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan dan untuk pemeliharaan pondasi serta bagian pekerjaan
yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat dalam dokumen lelang. Kontraktor
bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya
Kontraktor. Setelah semua tanggul atau pembuangan air sementara sudah berfungsi segera dibongkar atau diratakan sehingga
kelihatan baik atau tidak mengganggu kelancaran saluran dan bangunan-bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau
parit alam.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh kontraktor hams mendapat persetujuan Direksi kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui
atau diijinkan oleh Direksi untuk pekerjaan pembuangan air, kontraktor tidak akan mengganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk
pengairan pada jaringan pengairan yang ada. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggaiian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilannya dari dasar dan sisi miring yang digali
sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.
Apabila diperlukan pengeringan saluran irigasi yang ada, maka kontraktor hams mengajukan jadwal waktu dan periode
pengeringan kepada Direksi untuk dibahas dengan instansi terkait sehingga mendapatkan persetujuan dari pihak yang
berwenang. Kontraktor tidak diperkenankan menutup aliran air sebelum ada jadwal pengeringan yang telah disetujui.
Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan
1.09.05. Umum

Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan,
pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan
dipelihara oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemeriksaan
kesehatan, dan menyerahkan tertib peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Tidak ada pembayaran
tambahan dalam hal ini semua biaya termasuk dalam Kontrak.
1.09.06. Sistim Pengawasan Keamanan
Kontraktor supaya mengatur sistim pengawasan, keadaan dan organisasinya dan diserahkan untuk mendapat persetujuan dari
Direksi. Sistim pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan
kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan
yang berlaku di Indonesia.
1.09.07. Peraturan Kesehatan
Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja datam keadaan bersih dan keadaan sehat serta memperlengkapi / memelihara
kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dipekerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan oleh Penguasa
setempat. Kontraktor hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk
menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.
1.09.08. Pencegahan Kebakaran
Kontraktor harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan hams
menyediakan segala yang diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air
dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh
dan bangunan gedung lainnya. Kontraktor akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan
dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas. Kontraktor akan berusaha keras untuk memadamkan
kebakaran yang terjadi dilapangan kerja, dalam hal ini Kontraktor menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan tenaga
buruh yang dipekerjakan dilapangan termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontraktor.

B.

SPESIFIKASI TEKNIS

1.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.01. Mobilisasi dan Demobilisasi


1.01.1. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personal sesuai yang tercantum dalam kontrak,
dari tempat aslinya ke lokasi pekerjaan dimana akan digunakan. Sedangkan yang dimaksud dengan demobilisasi
adalah pengangkutan kembali, peralatan dan personal dari lapangan pekerjaan ke tempat semula.
1.01.2.Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personal

Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personal sesuai kebutuhan kontrak yang diperlukan untuk
meyelesaikan pekerjaan.
Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segeramelaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan peralatan, maupun personal atas tanggungan
penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan

Penyedia jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personal yang dilengkapi dengan keterangan akan
jenis, kapasitas yang akan didatangkan.
Penyedia jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan maupun pengangkutan
kembali peralatan dan personal.
Penyedia jasa hams meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personal.
Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal
pekerjaan dengan seijin direksi.
1.01.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut:

1.02.

Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan dan personal telah berada seluruhnya di lapangan dan diterima baik
oleh direksi.
Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi telah selesai seluruhnya dan diterima baik oleh direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Dokumentasi

1.02.1. Umum

Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, penyedia jasa harus menyediakan foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.02.2. Cara Pelaksanaan
a. Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan telah mencapai bobot 0%, 50% dan 100% untuk suatu
titik atau lokasi pengambilan foto yang sama.
1. Foto 0% adalah diambil pada saat pekerjaan belum dimulai yang dipakai untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari
lokasi yang akan dikerjakan oleh penyedia jasa.
2. Foto 50% adalah foto yang diambil untuk melihat kondisi lapangan yang sebenarnya pada kondisi 50%.
3. Foto 100% adalah foto yang diambil untuk melihat kondisi akhir pekerjaan yang telah selesai.
b. Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah
bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
c. Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 9cm x 12cm dilengkapi dengan album foto dan diberi
catatan sebagai berikut:
1. Nama Kontrak
2. Nama Bangunan atau Lokasi Sungai/Saluran
3. Tahap/Progress Pekeriaaan 0%, 50% atau 100%
d. Penyedia jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut dalam bentuk album sebanyak 3 (tiga) ganda bersama 1 (satu)
negatifnya kepada direksi.
e. Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus dari titik dan arah yang sama yang sudah
ditentukan sebelumnya.

1.02.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif prog res pekerjaan dengan ketentuan akan
dibayar 100% bilamana keseluruhan foto dokumentasi yang disyaratkan telah diserahkan kepada direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS,) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
1.03.

Pengukuran

1.03.1. Umum
Pengukuran adalah suatu pekerjaan dengan menggunakan alat ukur untuk mendapatkan data topografi pada
lokasi pekerjaan yang telah ditentukan dan merupakan data pendukung perhitungan MC-0 dan MC-100. Sedangkan
setting out adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan makna meletakkan patok-patok profil seluruh/ bangunan
sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi.
1.03.2. Cara Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus menyerahkan data pengukuran dan perhitungan tentang letak, posisi, dimensi, dan Iain-Iain
untuk semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kepada direksi.
b. Penyedia jasa harus membuat titik-titik referensi/bench mark (BM) sementara untuk kepentingan penyedia jasa
sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik referensiBM sementara harus mendapatkan persetujuan

dari direksi. Setiap titik referensi/BM sementara harus berpangkal pada titik referensiBM yang ditetapkan direksi di
lapangan.
c. Penyedia jasa harus bertanggung jawab penuh atas kebenaran titik referensi/BM di lapangan.
d. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan ukur, termasuk pekerja, patokpatok.serta peralatan lainnya yang
diperlukan untuk pengukuran/setting out. Penyedia jasa harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi untuk pengukuran/setting out dan mengontrol pekerjaan.
e. Penyedia jasa harus segera mengirim semua data survai serta hasil perhitungan dan gambar-gambar dan
pengukuran MC-0 dan MC-100 kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut:
-

Data ukur, I asli dan 1 rekaman


Gambar dengan ukuran Al sebanyak 1 (satu) asli (kalkir) dan 1 (satu) rekaman
serta ukuran A3 sebanyak 2 (dua) rekaman.

1.03.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif progres pekerjaan dengan ketentuan akan
dibayar 100% bilamana keseluruhan datadata ukur, hasil perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran yang
disyaratkan telah diserahkan kepada direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

2.

PEKERJAAN KONSTRUKSI

2.01.

Pekerjaan Tanah

2.013. Galian Tanah Pasir)


2.01.3.1. Umum
Penyedia jasa harus melakukan kegiatan pekerjaan galian tanah sesuai garis dan elevasi yang tertera pada gambar.
Pekerjaan ini harus menca.kup penggalian, penanganan pembuangan, pembuatan stok tanah (Pasir) atau material lain
pada lokasi yang ditentukan oleh direksi.

2.01.3.2. Cara Peiaksanaan


a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan hams dibuang ke luar area kerja. Tanah yang dapat
dipakai sebagai bahan timbunan menurut direksi, maka akan dipakai sebagai bahan timbunan.
b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapatkan persetujuan dari
direksi.
c. Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan, maka bahan timbunan tersebut harus dibuang oleh
penyedia jasa ke lokasi yang ditentukan oleh direksi.
d. Penyedia jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan dan biaya pembuangan material yang
berlebih tersebut termasuk biaya pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.

e. Penyedia jasa dalam melaksanakan galian harus diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan
diberikan alat-alat penyangga.
f. Apabila pekerjaan galian sudah selesai penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.

2.01.3.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan jumlah volume yang tertera pada gambar atau yang
ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah ini telah mencakup pengangkutan pembuangan
yang ditentukan oleh direksi bilamana tanah tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan.
2.01.4.

Timbunan Tanah

2.01.4.1. Umum
Pekerjaan timbunan tanah ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah (pasir),
sehingga menutupi celah-celah buis, kedudukan, kemiringan, dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau oleh
direksi.
Peiaksanaan pemadatan harus dipadatkan secara merata sesuai dengan keperluannya dan harus homogen, tidak
terdapat cekungan, kantong-kantong, garis-garis, lapis-lapis, pemberhentian atau kekurangan-kekurangan lainnya.
Kecuali ditentukan lain.
2.01.4.2. Cara Peiaksanaan
a. Material
Penyedia jasa harus menunjukkan jenis material yang akan digunakan sebagai timbunan untuk disetujui
pemakaiannya oleh direksi.
b. Cuaca
Timbunan tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan karena kadar air dalam material tersebut melewati kadar air
optimum yang disyaratkan.
c. Penyiapan Tempat Kerja
Sebelum melaksanakan timbunan, pada lokasi harus bersih dari material yang tidak dipakai, serta harus diratakan
terlebih dahulu.
d. Penghamparan dan Pemadatan
Sebelum bahan-bahan untuk lapisan pertama timbunan ditempatkan, buis untuk tanggul tersebut terlebih dahulu
harus dibersihkan atau harus dibasahi atau dikeringkan dan dipadatkan dengan suatu cara yang ditentukan
berikut ini untuk pemadatan timbunan yang ditempatkan di atasnya. Sebelum memulai pekerjaan timbunan,

penyedia jasa harus mengadakan pengujian lapangan di bawah pengawasan langsung dari direksi untuk
menentukan kondisi pemadatan optimum. Bahan-bahan harus dihamparkan & dipadatkan dalam lapisan-lapisan
mendatar dgn ketebalan yang seragam serta dengan suatu ketebalan padat yag tdk melebihi 20 cm / sebagaimana
diperintahkan oleh direksi. Peiaksanaan pengambilan dan penempatan bahan bahan harus sedemikian rupa sehingga
pada waktu dipadatkan harus terikat dengan baik untuk menjamin adanya berat isi, dalam keadaan kering yang
tertinggi dan kerapatan tertinggi serta stabilitas timbunan. Jika permukaan buis yang telah d isia pka n atau
permukaan setia p lapisan timbun an yang te lah dipadatkan terialu kering atau terlalu lembek untuk
pengikatan yang baik dengan lapisan yang akan dihamparkan diatasnya, harus dibasahi dan / atau ditoreh dengan
suatu cara yang disetujui sampai kedalaman yang cukup untuk menyediakan permukaan pengikatan yang
memuaskan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan. Jika permukaan suatu lapisan timbunan yang telah
dipadatkan di tempat temyata teiialu basah untuk dilakukan pemadatan pada lapisan berikutnya yang dihamparkan
diatasnya, maka lapisan tersebut harus dikuras/ dikeluarkan, kemudian dibiarkan mengering atau ditoreh untuk
mengeluarkan kelebihan airnya sampai jumlah yang diperlukan, dan selanjutnya dipadatkan kembali sebelum lapisan
pengganti berikutnya ditempatkan. Kandungan air dalam tanah (pasir) harus diawasi dengan cermat dengan
menggunakan cara pengehngan alam atau pembahasan dengan penyemprot yang halus.
Jika bahan tersebut telah memenuhi persyaratan seperti ditentukan diatas, baru harus dipadatkan sesuai dengan
keadaantanahnya, untuk mencapai tingkat kepadatan yang ditentukan. Sebelum memulai penimbunan, peralatan
pemadatan yang digunakan harus disetujui direksi.
2.01.4.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran.
a. Pengukuran pembayaan pekerjaan timbunan tanah (pasir) ini berdasarkan jumlah volume yang tertera pada
gambar atau yang ditentukan oleh direksi;
b. Pembayaran pekejaan timbunan tanah :
-

Untuk timbunan tanah yang berasal dari borrow area, pembayarannya didasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga. Harga satuan untuk pekerjaan timbunan ini telah mencakup biaya-biaya
pengadaan dan pengakutan material tanah timbunan dari luar lokasi pekerjaan, biaya-biaya untuk melakukan pengujian,
biaya-biaya untuk menempatkan bahan-bahan tersebut dalam lapisan-lapisan, pembahasan atau pengeringan bahan dan
pemadatan bahan serta pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dianggap perlu dan berkaitan dengan ini, temasuk semua biaya
upah- bahan-bahan peralatan keja dan Iain-Iain;
Untuk timbunan tanah yang berasal dari hasil galian, pembayarannya didasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga. Harga satuan untuk pekerjaan timbunan ini telah mencakup biaya-biaya
pengadaan dan pengangkutan material tanah timbunan dari tempat penyimpanan sementara hasil galian didalam areal lokasi
pekerjaan ke tempat lokasi yang akan ditimbun, biaya-biaya untuk melakukan pengujian, biaya-biaya untuk menempatkan bahanbahan tersebut dalam lapisan-lapisan, pembahasan atau pengeringan bahan dan pemadatan bahan serta pekerjaanpekerjaan lainnya yang dianggap perlu.

BETON
A. UMUM
1. Uraian
Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang setara,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat.
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini haras mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton tanpa
tulangan, beton prategang, beton pracetak, dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi
dan gambar rencana atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini haras pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan perawatan
beton. Lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan
agar fondasi tetap kering.
Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang
digunakan dalam kontrak ini dibagi sebagai berikut.

Jenis Beton
Mutu Tinggi

fc'(Mpa)
>45

Mutu Sedang 20 < x < 45

Mutu Rendah 15<x<20

10<x<15

Tabel 7.1.1. Mutu Beton dan Penggunaan


obk'
Uraian
>K500
Umumnya digunakan untuk beton prategang
seperti tiang pancang beton prategang
gelagar beton prategang, plat beton prategang
dan sejenisnya
K250<x<K500 Umumnya digunakan untuk beton bertulang
seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton
bertulang,
diagfragma,
kereb
beton
pracetak,gorong-gorong
beton
bertulang,
bangunan bawah jembatan, perkerasan beton
semen
K175<x<K250 Umumnya digunakan untuk struktur beton tanpa
tulangan seperti beton siklop, trotoar dan
pasangan batu kosong yang diisi adukan,
pasangan batu
K125<x<K175 Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan
kembali dengan beton

2. Penerbitan Detil Pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan
diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan sesuai dengan
Spesifikasi ini.
3. Jaminan Mutu

Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau
dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar.
4. Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar.
SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton
SNI 03-1973-1990 : Metode Pengujian Berat Isi Beton
SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton
SNI 03-2491-1991 : Metode pengujian kuat tank belah beton
SNI 03-2493-1991 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton
SNI 03-3403-1994 : Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
SNI 03-3418-1994 : Metode pengujian kandungan udara pada beton segar
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 03-4141-1996 : Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 (0,075 mm)
SNI 03-4156-1996 : Metode pengujian bliding dari beton segar
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai
SNI 03-4806-1998 : Metode pengujian kadar semen Portland dalam beton segar dengan cara titrasi volumetri
SNI 03-4807-1998 : Metode pengujian untuk menetukan suhu beton segar semen Portland
SNI 03-4808-1998 : Metode pengujian kadar air dalam beton segar dengan cara titrasi Volumetri
SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton dilapangan
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan cetakan silinder Di dalam tempat cetakan
SNI 03-2492-2002 : Metode pengambilan dan pengujian beton inti
SNI 03-6817-2002 : Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6889-2002 : Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI03-2049-2004 : Semen portland
SN103-7064-2004 : Semen portland komposit
SNI 03-0302-2004 : Semen portland pozzolan
SNI 2417 : 2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 2458 :2008 : Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 3407 : 2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan Natrium sulfat dan
magnesium sulfat
Pd T-07-2005-B : Pelaksanaan Pekerjaan beton unutk jalan dan jembatan
American Society for Testing and Materials
ASTM C 403-90
Time of setting of concrete mixtures by penetration resistance
ASTM C 33-93
Standar spesificationfor concrete aggregats
ASTM C 989-95
Spesificationfor Ground Granulated Blast Furnace Slag for use in Concrete and Mortars
American Concrete Institute (ACI) :
ACI 363R-92
: State-of-the-art on high-strength concrete
ACI 3O5R-99
: Hot weather concrete
5. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Penyedia jasa haras mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian
yang memenuhi seluruh sifat bahan yang diisyaratkan.
b. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing- masing mutu beton yang
akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan
hasil pengujian campuran beton dilaboratorium berdasarkan kuat tekan beton unutk umur 7 dan 28 hari,

kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh Direksi Pekerjaan. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil
perhitungan harus memenuhi kriteria teknis utama, yaitu kelecekan (workability), kekuatan (strength), dan
keawetan (durability).
c. Campuran Percobaan
Sebelum dilakukan percobaan, Penyedia jasa harus membuat campuran percobaan menggunakan proporsi
campuran hasil rancangan campuran serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan,
yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan (serta
sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dll). Dalam kondisi beton segar, adukan beton harus memenuhi
syarat kelecakan (nilai Slump) yang telah ditentukan. Pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dari hasil campuran
percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90% dari nilai kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan dalam
rancangan campuran beton (mix design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian beton berumur 7 hari dari campuran
percobaan tidak menghasilkan kuat tekan beton yang diisyaratkan, maka penyedia jasa harus melakukan
penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut, dengan meminta saran tenaga ahli
yang kompoten di bidang beton untuk kemudian melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat
tekan beton di lapangan yang sesuai dengan persyaratan. Bilamana percobaan campuran beton telah sesuai dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa boleh melakukan pekerjaan pencampuran beton sesuai
dengan Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF) hasil percobaan campuran.
d. Penyedia jasa haras mengirim gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan,dan harus memperoleh
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
e. Penyedia jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana
mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton.
6. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Semen disimpan ditempat yang kering dan tertutup rapat.
b) Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan, tidak menempel/melekat pada
dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8 zak semen.
c) Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perputaran udara di antaranya, dan mudah
untuk diperiksa.
d) Semen dari berbagai jenis merek disimpan secara terpisah.
e) Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di atas tumpukan semen yang sudah ada dan penggunaannya harus
dilakukan menurut urutan pengiriman.
f) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu
bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.
7. Kondisi Tempat Kerja
Penyedia jasa harus menjaga temperate semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur pada tingkat
yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu dibawah 30C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan,
Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran bilamana:
a) Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam.
b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%
c) Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
8. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diisyaratkan, atau yang tidak memiliki
permukaan akhir yang memenuhi ketentuan atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang diisyaratkan, harus
mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi:
- Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan,
- Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal,
- Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan yang
dipandang tidak memenuhi ketentuan.
b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan
dari data pengujian yang ada. Direksi Pekerjaan dapat meminta penyedia jasa melakukan

pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa merupakan tanggung jawab penyedia Jasa dan harus dilakukan dengan
biaya sendiri. Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul berasal
dari bencana alam yang tidak dapat dihindarkan, asalkan pekerjaan yang rusak tersebut
telah diterima dan dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis telah selesai.

B. Bahan
1. Semen
a) Semen yang dugunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland tipe 1,11,111, IV dan V yang
memenuhi SNI15-2049-2004 tentang semen portland.
b) Semen tipe IA (Semen portland tipe I dengan air-entraining agent), IIA (Semen Portland tipe II dengan airentraining agent), IIIA (semen pertland tipe III dengan air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan cement),
dan PCC {portland composite cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal
tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan beton sesuai dengan merek
semen yang digunakan.
c) Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika diizinkan oleh Direksi Pekerjaan.
Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran
beton sesuai dengan merek semen yang digunakan.
2. Air
Air yang digunakan unutk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus
memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat
digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari
mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar denagn air suling untuk periode umur yang sama. Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
3. Agregat
a) Ketentuan gradasi agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam tabel 2. Tetapi atas
persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat
digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran diisyaratkan yang dibuktikan oleh hasil campuran
percobaan.
Tabel 7.1.2. Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan
Inci (in) Standar
(mm)

Persen berat yang lolos untuk agregat


Halus
Ukuran
Ukuran
Ukuran
Ukuran
Ukuran
maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum
37,5 mm
25 mm
19 mm
12,5 mm 10 mm

2
1
1

3/8

100

50,8
38,1
25,4
19
12,7
9,5

100
95 - 100
35 - 70
10 - 30

100
95 - 100
25 - 60
-

100
90 - 100
20 - 55

100
90 - 100
40 - 70

100
95 - 100

#4
#8
#16
#50
#100

4,75
2,36
1,18
0,300
0,i50

95 -100
80 - 100
50-85
10-30
02-Okt

0-5
-

0 - 10
0-5
-

0 - 10
0-5
-

0 - 15
0-5
-

30 - 65
20 - 50
15 - 40
5 - 15
0-8

Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa ukuran agregat terbesar tidak lebih dari %
jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan,
atau celah-celah lainnya dimana beton harus di cor.
b) Sifat-sifat agregat
Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
penyaringan dari pencucian (jika perlu) kerikii dan pasir sungai. Agregat harus bebas dari bahan organik
seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang metode pengujian kotoran organik dalam
pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang dibrikan dalam tabel.
Bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan yang berhubungan.
Tabel 7.1.3. Ketentuan Mutu Agregat

Sifat-sifat

Metode Pengujian

Batas maksimum yang diizinkan untuk agregat


Halus

Kasar

Keausan agregat dengan SNI 2417-2008


mesin los angeles
Kekekalan bentuk agregat SNI 3407 -2008
terhadap larutan natrium
sulfat atau magnesium

40%

10 % - natrium

12% - Natrium

15 % - magnesium

18% - magnesium

Gumpalan lempung dan SNI 03 - 4141 -1996


partikel yang mudah pecah
Bahan yang lolos saringan SNI 03 - 4142 -1996
no. 200

3%

2%

5 % untuk kondisi 1%
umum, 3% untuk
kondisi
permukaan
terabrasi

Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang
metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran.
Batu Untuk Beton Siklop
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak berongga dan tidak rusak oleh pengaruh
cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi
ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 250 mm.
Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia, bahan mineral
atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
> Bahan kimia
Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam jumlah tidak lebih
dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan
dalam pengecoran beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SM 03-24951991 Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan campuran beton dapat digunakan
untuk keperluan-keperluan meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah kelecakan,
mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton, memperlambat pengikatan hidrasi
semen atau pengerasan beton, meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton, mengurangi

kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss), mengurangi susut beton atau memberikan sedikit
pengembangan volume beton (ehpansf), mengurangi terjadinya bliding (bleeding), mengurangi terjadinya
segregasi. Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan campuran beton
bisa digunakan untuk keperluan-keperluan meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung),
meningkatkan kekuatan pada beton muda, mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi, meningkatkan kinerja
pengecoran beton didalam air atau dilaut, meningkatkan keawetan jangka panjang beton, meningkatkan
kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton), mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali
agregat, meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan, meningkatkan ketahanan beton
terhadap abrasi dan tumbukan.
Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka
gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%. Penggunaan jenis bahan tambahan kimia
untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa
hasilnya sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
> Mineral
Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu terbang (fly ask),
pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan tamabahan berapa abu terbang,
maka bahan tersebut haras sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam dalam SNI 032460-1991 tentang spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.
Penggunaan jenis bahan tambahan mineral untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil
pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
C. Pencampuran Dan Penakaran
1. Ketentuan sifat-sifat campuran
a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan (Slump), Kekuatan (strength),
dan keawetan (durability) yang dibutuhkan sebagaimana diisyaratkan.
b) Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari menghasilkan kuat beton dibawah
kekuatan yang disyaratkan, maka penyedia jasa tidak diperkenankan mengecor beton iebih lanjut sampai
penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakantindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang diisyaratkan dalam spesifikasi.
c) Apabila kuat tekan beton berumur 28 hari tidak memenuhi ketentuan yang diisyaratkan, maka harus diambil
tindakan mengikuti ketentuan.
d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton.
2. Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian sifat kelecakan (workability)
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia
Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang
semula dirancang tidak berubah juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang
menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur
dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diizinkan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang diisyaratkan, atas persetujuan Direksi Pekerjaan kadar semen
dapat ditingkatkan asalkan tidak melebihi batas kadar semen maksimum karena pertimbangan panas hidrasi.
Cara lain dapat juga dengan menurunkan rasio air/semen dengan pemakaian bahan tambahan jenis plasticizer
yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja kelecekan adukan beton.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi
Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai direksi pekerjaan menerima bahan tersebut secara

tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang
dilakukan oleh penyedia jasa.
d) Bahan Tambahan
Bila untuk penyesuaian campuran perlu menggunakan bahan tambahan, maka dalam pelaksanaannya harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3. Penakaran Bahan
a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Untuk mutu beton/c' > 20 Mpa atau K-250 seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat. Untuk
mutu beton fc' < 20 Mpa atau K-250 diizinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila
digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus
ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
c) Penakaran agregat dan air harus dilakukan denga basis kondisi agregat jenuh kering permukaan (JKP).
Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum
penakaran. Apabila agregat tidak daiam kondisi jenuh kering permukaan, maka harus diadakan perhitungan
koreksi penakaran berat air dan agregat dengan menggunakan data resapan dan kadar air agregat lapangan.
Sedangkan apabila ditakar menurut volume, maka harus memperhitungkan faktor pengembangan (bulking
factor) agregat halus.
4. Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui
sehingga dapat menjamin distirbusi yang merata dari seluruh bahan.
b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan
mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus didisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat
pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d) Walau pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh
air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian.
Waktu pencampuran untuk mesin kapasitas !4 m3 atau kurang haruslah 1,5 menit, untuk mesin yang lebih besar
waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui
pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan
pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada beton non-struktural.
D. Pelaksanaan Pengecoran
1. Penyiapan Tempat Kerja
a) Seluruh buis harus dijaga agar senantiasa kering dan beton tidak boleh di cor di atas tanah yang berlumpur atau
bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan direksi beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan
khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.
b) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang haras dimasukkan ke dalam
beton (seperti Batu, Besi Pengait) harus sudah di pasang dan diikat kuat sehingga tidak bergser pada saat
pengecoran.
c) Bila diisyaratkan atau diperlukan oleh direksi pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan beton harus ditutup
dengan rapi, sehingga beton tidak menetes.
2. Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh direksi pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping
serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang
lepas harus dibuang sebelum penecoran beton.

b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
c) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
3. Pengecoran
a) Penyedia jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24
jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran
beton.
Direksi pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan
tulangan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti
yang direncanakan. Penyedia jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
direksi pekerjaan.
b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran, pengecoran beton
tidak boleh dilaksanakan bilamana direksi pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi
pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
c) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak di cor sampai posisi akhir dalam
cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagimana yang
dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan
(setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) utnuk memperlambat
proses pengerasan (retarder) yabg disetujui oleh direksi.
d) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambunga konstruksi (constraction joint)
yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
e) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel dasar dan halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk
mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
f) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh di cor
langsung dalam air. Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam
setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode tremi atau metode drop-bottom-bucket, dimana
bentuk dan jenis yang khusus digunakan utnuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi
haras selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka tremi harus ditarik sedikit
dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik tremi harus mengalirkan campuran beton
di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
g) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih
plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
h) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor haras terlebih dahulu dikasarkan,
dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum
penegcoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus di sapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai dengan betonnya.
4. Pemadatan
a) Beton haras dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui bilamana
diperlukan, dan bilamana disetujui oleh direksi pekerjaan penggetaran harus disertai penusukan secara
manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai penggetar tidak
boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik yang lain di dalam cetakan.
b) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
c) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam arus dimaukkan kedalam beton basah secara vertikal demikian hingga
dapat melakukan penetrasi sampai kedasar beton yang harus dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh
kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi
lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga
tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton ke lokasi lain serta tidak boleh menyentuh tulang
beton.

d) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam tabel.
Tabel. Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam
Kecepatan pengecoran beton (m3 /jam)
Jumlah alat
4
8
12
16
20

2
3
4
5
6

5. Beton Siklop
Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas^e'15 Mpa atau K-175 dengan batu-batu pecah
ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau
ditempatka secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan ztau pasangan-pasangan lain yang
berdekatan. Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu pecah tidak
boleh melebihi 1/3 dari total volume pekerjaan beton siklop.
Untuk dinding-dinding buis dapat digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm tiap batu harus cukup
dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm, batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak terhadap
permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan penutup (coping).

E. Pengerjaan Akhir
1. Perawatan Dengan Pembasahan
a) Segera setelah pengecoran beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperatur yang
terlalu panas dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi
yang sebagaimana mestinya pada
semen dan
pengerasan beton.
b) Beton
harus
dirawat
sesegera mungkin
setelah beton
mulai
mengeras,
dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air
yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit tiga hari. Semua bahan pearawat atau
lernbaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat kebawah untuk mencegah
permukaan yang terekspos dari aliran udara,
c) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau
beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambahan, harus dibasahi
sampai kekuatannya mencapai 70% dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari atau
setelah beton mencapai kekuatan minimum yang diisyaratkan.

PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG


A. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyedian baik batu yang diisikan ke dalam bronjong kawat {gabion) maupvin
pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar yang
memenuhi Spesifikasi ini.
Pemasangan harus dilakukan untuk pelindung pasangan Buis Beton dan permukaan lain yang terdiri dari bahan yang
mudah tersedia dimana perlindungan terhadap erosi dikehendaki.
2) Penerbitan Detil Pelaksanaan
Detil pelaksanaan untuk pasangan batu kosong dan bronjong yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada
saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal selesai
dikerjakan.
3) Standar Ruiukan
Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI07-6443-2000 : Metode Pengujian Untuk Menentukan Daerah Lapisan Seng Paling Tipis dengan Cara Dreece
pada Besi atau Baja Digalvanis.
SNI 07-6892-2002 : Spesifikasi Pagar Anyaman Kawat Baja Berlapis Seng.
SNI 2417 :2008
: Cara Uji Keausan Agregat Mesin avrasi Los Angeles.
ASTM B 117
: Salt Spray Exposure Test
4) Pengaiuan Kesiapan Keria
a) Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong ( rip rap ) dengan lampiran pengujian seperti yang disyaratkan.
b) Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
B. BAHAN
1) Kawat Bronjong
a) Bronjong bergalvanis lapis PVC dan 03-3046-1992. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m
b) Karakteristik kawat bronjong adalah:
Kawat anyaman diameter : 2,7 mm dilapis
- Berat Lapisan seng
: min 260 gr/m
- Jumlah puntiran
: 28 kali
Kawat sisi diameter
: 3,4 mm dilapis
- Berat lapisan seng
: min 275 gr/m2
- Jumlah puntiran
: 26 kali
Kawat ikat diameter
: 2,0 mm dilapis
- Berat lapisan seng
: 240 gr/m
- Jumlah puntiran
: 38 kali
Kuat Tarik 41 kgi/mm
Ukuran anyaman 80 x 100 mm dengan lilitan ganda

c) Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan lubang
kira-kira 80 mm x 100 mm yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan
dirancang uiituk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat
harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan hars sama
kuatnya seperti pada badan anyaman.
d) Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang disyaratkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan
batu.
2) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat sebagai
berikut:
a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35%
b) Berat isi oven lebih besar dari 2,3
c) Penyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %
d) Kekekalan bentuk agreget terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur)
kehilangannya harus kurang dari 10 %
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg dan memiliki dimensi
minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran
cukup tinggi.
3) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dengan garadasi yang dipilih sedemikian
hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati
pasangan batu kosong atau bronjong.
C. PELAKSANAAN
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan
bronjong. Landasan harus dipasang sesuai Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar
dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong.
Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus
menerima pailing sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka broajong anatara segi enam tepi paling sedikit
satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan
dibengkokan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal
mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat pengaku horizontal dari
muka ke belakang harus dipasang. Keranjang, selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi
penurunan (settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang
rata dan bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir penarik pada
permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan verikal harus dibuat berselang seling.
3) Penempatan Pasangan batu Kosong
Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai ( apron ) mendatar, pasangan batu kosong harus dimulai dengan
penempatan lapis pertama dari bat yang paling besar dalam galian parit di tumit lereng. Batu harus ditempatkan
dengan mobil Derek ( crane ) atau dengan tangan sesuai dengan panjang, tebal dan kedalaman yang diperlukan.
Selanjutnya batu haras ditempatkan pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus terhadap

permukaan lereng. Jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal dinding yang disyaratkan.
Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut, tetapi pemasangan harus
menjamin bahwa struktur di buat sepadat mungkin dan batu terbesar berada di bawah permukaan air tinggi. Batu
yang lebih besar harus juga ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah
selesai.
D. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran untuk Pembayaran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau pasangan batu kosong
lengkap ditempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal
dari masing-masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran, untuk
mata pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga dimana harga dan
pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh galian untuk pemasokan, pembuatan,
penempatan semua bahan.termasuk semua pekerjaan, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan lain yang
diperlukan untuk penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam gambar dan
spesifikasi ini.

Anda mungkin juga menyukai