Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR


LAINNYA DI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Direktorat Pengembangan Daerah Rawan Pangan


Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tahun Anggaran 2019
KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

Kementerian /Lembaga : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal


dan Transmigrasi
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
Program : Pengembangan Daerah Tertentu
Hasil : Terlaksananya pembangunan embung dan bangunan
air lainnya di Kabupaten Manggarai Timur
Unit Eselon II/Satker : Direktorat Pengembangan Daerah Rawan Pangan,
Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu.
Kegiatan : Pembangunan Embung dan Bangunan Air Lainnya di
Kabupaten Sumba Barat
Indikator Kinerja Kegiatan : Terlaksanannya pembangunan embung dan bangunan
air lainnya di Kabupaten Manggarai Timur
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Unit
Volume : 1 (Satu)

A. DASAR HUKUM
Dasar hukum kegiatan Pembangunan Embung dan Bangunan Air Lainnya di
Kabupaten Manggarai Timur mengacu pada peraturan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
3. Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5360);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 264,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5598);
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi Nomor 6
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

2 | KAK PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA


B. GAMBARAN UMUM
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang permintaannya terus
meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas
hidup masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
disebutkan bahwa pengertian pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Potensi sumberdaya pangan (pertanian, peternakan dan perikanan) yang
tinggi tersebut, semestinya dengan pengelolaan yang optimal maka ketersediaan
pangan bagi masyarakat dapat tercukupi secara lokal, regional maupun nasional bahkan
berkontribusi untuk ekspor. Faktanya potensi tersebut belum mampu memberikan rasa
aman kepada mayarakat secara merata di seluruh wilayah, utamanya terkait
ketersediaan pangan yang disebabkan oleh kondisi sumberdaya yang berbeda
kesuburan dan prioritas penanganan terhadap lokasi daerah rawan pangan sebagai
daerah yang tidak mampu berkontribusi dalam konteks peningkatan produksi untuk
mendukung swasembada pangan. Permasalahan kerawanan dan kerentanan pangan
dan kendala yang dialami masing-masing daerah berbeda-beda, secara umum ada yang
disebabkan oleh kondisi sumberdaya alam maupun transien (terjadi karena perubahan
iklim dan lingkungan) sehingga daerah mengalami keterbatasan produksi dan kesulitan
dalam akses penyediaan pangan.
Aspek-aspek ketahanan pangan terdiri dari 3 (tiga) yaitu ketersediaan, akses,
pemanfaatan pangan. Ketiga aspek tersebut harus terpenuhi secara utuh. Apabila salah
astu aspek tersebut tidak terpenuhi maka satu negara belum dapat dikatakan
mempunyai ketahanan pangan yang cukup baik.
Salah satu permasalahan dalam penyediaan pangan adalah kurangnya
sumber air untuk pertanian. Hal ini bisa terjadi karena suatu daerah mengalami
kekeringan. Padahal bisa saja selama musim penghujan daerah tersebut juga
mengalami kelebihan air. Sehingga sangat penting air pada musim penghujan tersebut
ditampung dalam wadah seperti embung sebagai penyimpanan dan kemudian bisa
dimanfaatkan pada masa kering. Dengan pendekatan seperti ini diharapkan warga
setempat tetap bisa melakukan produktifitas pangan melalui penanaman selama musim
kemarau.

3 | KAK PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA


C. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini mendorong ketersediaan pangan secara terus
menerus melalui pembangunan embung dan bangunan air lainnya sehingga dapat
meningkatkan produktifitas pangan.

D. SASARAN
Sasaran kegiatan pembangunan embung dan bangunan air lainnya adalah
untuk pengairan pertanian yang dapat meningkatkan produktitas, dan intensitas
pertanaman pangan,

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN


1. Pekerjaan Persiapan;
a. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat
b. Pekerjana Papan Nama Proyek
c. Direksi Kit/Rumah Bedeng
d. Pekerjaan Jalan Masuk
e. Administrasi dan Pelaporan
2. Pekerjaan Tanggul
a. Pekerjaan Clearing dan grubbing pada area tanggul, spillway dan
genangan/Strorage area.
b. Pekerjaan memotong dan membersihkan lokasi area embung dari tanaman
/tumbuhan berdiameter > 15 cm.
c. Pekerjaan dan timbunan tanah kedap air termasuk perataan dan pemadatan
pada area tanggul.
d. Pekerjaan Batu dan Timbunan dengan mendatangkan Tanah timbunan termasuk
pemadatan
e. Pekerjaan penghamparan top soil pada tanggul upstream dan downstream dan
pada tanggul spillway.
f. Pekerjaan Kawat Bronjong 2 mm
3. Pekerjaan Pasangan Tembok Penahan, Beton Struktur dan Spillway
a. Pekerjaan pasangan batu belah dengan spesi 1 PC : 3 PS
b. Pekerjaan Plesteran dengan spesi 1 PC : 2 PS
c. Pekerjaan beton bertulang K175 termasuk pembesian dan begesting
4. Pekerjaan Pipa Outlet dia 6 “
a. Pekerjaan Pemasangan Pipa GIP dia 6”

4 | KAK PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA


b. Pekerjaan Pasangan batu dengan Spesi 1 PC : 4 PS
c. Pekerjaan Plesteran dengan spesi 1 PC : 2 PS

5. Pekerjaan Akses Jalan Keliling Embung dan Saluran Beton K-125


a. Pekerjaan Rabat Beton K-125
b. Pekerjaan Saluran Beton K-125 tebal 5 cm

F. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan adalah terlaksananya pembangunan embung dan
bangunan air lainnya di daerah rawan pangan sesuai dengan kualitas, kuantitas dan
jadwal pelaksanaannya.

G. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi pelaksanaan kegiatan adalah di Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa
Tenggara Timur

H. KEBUTUHAN PERSONIL DAN TENAGA AHLI


Dalam Pelaksanaan pembangunan Embung Diperlukan personil yang memiliki
keahlian pada bidang masing-masing dengan Pengalaman kualifikasi sebagai berikut:
Pengalaman
Jumlah
No Jabatan Pendidikan Minimum SKA/SKT
(Org)
(Tahun)
SKA Madya Teknik
1 Site Manager S1 Sipil 5 Irigasi & Sumber daya 1
Air
S1 Teknik SKA Muda Ahli Teknik
Pelaksana
2 Bangunan 3 SDA 1
Lapangan
Sipil
Juru Ukur SKT Juru Ukur / Survey
3 SMK Teknik 3 1
(Surveyor) Pemetaan
D3 Teknik
Ahli Muda K3
4 Bangunan 2 Sertifikat Ahli Muda K3 1
Konstruksi
Sipil
Logistik dan Staf
5 SMA 3 - 1
Administrasi

I. KEBUTUHAN PERALATAN
Peralatan merupakan faktor penunjang terlaksananya pekerjaan
pembangunan Embung di kawasan pengembangan tangguh pangan, jenis dan jumlah

5 | KAK PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA


kebutuhan alat yang akan digunakan pada Pekerjaan Pembangunan Embung beberapa
diantaranya adalah:

No Jenis Alat Jumlah (Unit)

1 EXCAVATOR 80 - 140 HP 2

2 BULLDOZER 1

3 WHEEL LOADER 1

4 VIBRATOR ROLLER 5 - 8 T 1

5 WATER TANKER 1

6 CONCRETE MIXER 0,3 -0,5 M3 1

7 DUMP TRUCK 3-4 M3 3

8 Chain Saw 1

J. WAKTU PELAKSANAAN.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam kurun waktu 4 (empat) bulan dengan jadwal sebagai
berikut:

BULAN
No Uraian Pekerjaan
1 2 3 4

1 Pekerjaan Persiapan

2 Pekerjaan Tanggul Embung

3 Pekerjaan Pasangan Tembok Penahan

4 Pekerjaan Beton Struktur & Spillway

5 Pekerjaan Pipa Outlet dia 6”

6 Pekerjaan Akses Jalan Keliling Beton K-125

7 Pekerjaan Saluran Beton K-125

6 | KAK PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA


K. PEMBIAYAAN.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan embung di Kabupaten Manggarai Timur
membutuhkan anggaran sebesar Rp. 1.350.000.000.- (Satu miliar Tiga Ratus Lima Puluh
Juta Rupiah), yang dibebankan pada anggaran DIPA Satker Pengembangan Daerah
Tertentu Tahun Anggaran 2019. Rencana anggaran secara rinci dijabarkan dalam RAB
terlampir.
Demikian kerangka acuan kerja ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 27 Februari 2019


Direktur
Pengembangan Daerah Rawan Pangan

Putut Edy Sasono

7 | KAK PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA

Anda mungkin juga menyukai