Anda di halaman 1dari 35

A.

II SPESIFIKASI KHUSUS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. 1 Mobilisasi Dan Demobilisasi
1.1.1 Umum
Yang dimaksud mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai
yang tercantum dalam Kontrak, dari tempat asalnya ke lokasi pekerjaan dimana
akan digunakan. Sedangkan yang dimaksud demobilisasi adalah pengangkutan
kembali, peralatan dan personil dari lapangan pekerjaan ke tempat semula.
1.1.2. Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil, sesuai kebutuhan
Kontrak, guna menangani pekerjaan.
Bila mobilisasi telah lengkap, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu,
Direksi dapat meminta tambahan peralatan, maupun personil atas
tanggungan Penyedia Jasa.
b. Program dan Pemberitahuan Mobilisasi
Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil
yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kapasitas yang akan
didatangakan.
Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada Direksi
perihal kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan
personil.
Penyedia Jasa harus meminta persetujuan Direksi atas setiap perubahan
jadwal peralatan dan penyediaan personil.
Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila tidak
diperlukan dapat dipindahkan dari areal pekerjaan tanpa seizin Direksi.
1.1.3.Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila pekerjaan mobilisasi telah
selesai yang terdiri atas peralatan dan tenaga telah berada seluruhnya di
lapangan dan diterima oleh Direksi.
Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi
telah selesai seluruhnya.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (ls) sesuai yang tercantum dalam
daftar Kuantitas dan Harga.
2. Pekerjaan Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
Sumanbaho
Kabupaten Mamuju :
2.1 Pembersihan Lokasi Bangunan
2.1.1. Umum
Untuk pelaksanaan pekerjaan Bak Prasedimen dan Bak Reservoir perlu
dilakukan pembersihan lokasi pekerjaan.
BAB XI - 10C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

2.1.2 Cara Pelaksanaan


a. Penyedia jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan Bak Prasedimen dan Bak
Reservoir dari semua tumbuhan, termasuk pohon-pohon/semak-semak.
b. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya
dengan tanah dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semua bahan-bahan hasil pembersihan lokasi.
c. Penyedia jasa harus membersihkan lokasi dari pepohonan dengan menebang
dan mencabut akar-akarnya, kemudia membuang keluar dari lokasi
pekerjaan.
2.1.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pembersihan lokasi ini berdasarkan
jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
b. Pembayaran pekerjaan pembersihan lokasi ini berdasarkan satuan meter
persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Harga satuan untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini telah mencakup
seluruh upah tenaga, bahan dan peralatan.
2.2 Pekerjaan Coffering Dan Dewatering
2.2.1 Umum
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan saluran air baku dan bangunan kondisi
lokasi pekerjaan harus kering sehingga kelancaran dan mutu pekerjaan dapat
tercapai. Pekerjaan yang membutuhkan penutupan saluran harus dilaksanakan
dalam periode waktu penutupan saluran. Penyedia Jasa harus memanfaatkan
sebaik-baiknya masa penutupan saluran untuk menyelesaikan dengan cepat
pekerjaan dan mempersingkat waktu penutupan saluran.
2.2.2 Cara Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menjaga pelaksanaan pekerjaan bebas dari air selama masa
pembangunan. Pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan
cara yang dapat disetujui oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan dan petugas yang
baik dan cukup di lapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan
pengeringan.
2.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pekerjaan pengeringan dan pemompaan harus dibuat berdasarkan satuan lumpsum
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut telah
termasuk seluruh upah, tenaga, bahan, dan peralatan untuk pekerjaan pengeringan dan
pemompaan. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai kemajuan pelaksanaan kegiatan
pekerjaan ini.
2.3 Galian Tanah (Manual)
2.3.1 Umum
a. Galian tanah dilaksanakan untuk :
- Semua pemasangan pipa dan peralatannya serta bangunan pelengkap
yang termasuk dalam pekerjaan ini.
- Semua bagian-bagian bangunan yang masuk ke dalam tanah.
BAB XI - 11C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

b. Pekerjaan galian dan pemaritan hendaknya dilakukan dengan cara yang layak,
aman dan tepat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan timbulnya
bahaya.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Penggalian harus
bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang akan dipasang untuk
setiap harinya.
d. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus segera diikuti
pula dengan penimbunan/pengurukan kembali dengan segera.
e. Parit galian harus dijaga sehingga efisiensi dan keselamatan pekerja dapat
terjamin.
2.3.2 Cara Pelaksanaan
a. Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa
berikut perlengkapan-perlengkapan serta bangunan-bangunan yang nyatanyata
termasuk dalam pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan gambar
pelaksanaan (gambar situasi, profil memanjang dan potongan), atau bila
tidak digunakan akan dipakai ketentuan-ketentuan minimal dalamnya
galian untuk pemasangan pipa menurut buku petunjuk pemasangan pipa
dan peralatannya dari pabrik yang bersangkutan.
b. Patok/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas
pipa sampai permukaan jalan/tanah asal, ditambah diameter luar pipa dan
tebal lapisan pasir di bawah pipa.
c. Parit pipa harus digali dengan kedalaman ruang yang dikehendaki sehingga
terdapat pembebanan yang merata dan menerus pada dasar galian (yang
tidak terganggu antara dua sambungan pipa).
d. Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk mendapatkan
kedalaman jalur pipa yang tepat.
e. Bila tidak dinyatakan lain, lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya
pipa yang akan dipasang dan lebar galian tersebut harus menjamin
pekerjaan penyambungan pipa dapat terhindarkan. Bila perlu lebar galian
diperbesar untuk memudahkan penempatan alat-alat penyangga dan
sebagainya.
f. Parit dan tempat sambungan atau peralatan pipa hendaknya digali hingga
didapatkan suatu lebar yang cukup untuk ruang kerja, pemasangan,
penyambungan, penanaman maupun pekerjaan konstruksi.
g. Bila pada bagian galian parit pipa terdapat galian-galian berlumpur atau
penggalian terlalu dalam maka dapat diurug dengan bahan-bahan lainnya
yang disetujui Direksi. Urugan tersebut kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat atau dengan tangan untuk memperoleh permukaan yang rata pada
tempat pemasangan pipa.
h. Batu-batu besar pada penggalian parit pipa harus dipindahkan.
i. Dasar parit galian hendaknya rata, rapat, terkonsolidasi dan digali pada
ketinggian yang tepat untuk perletakan pipa serta bebas dari lumpur, dan
hendaknya tetap rata akibat injakan kaki para pekerja. Dasar parit yang
sebelumnya padat tapi menjadi lunak pada bagian atasnya akibat konstruksi,
BAB XI - 12C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

hendaknya diperkuat dengan batu pecah atau kerikil. Lapisan lumpur atau
tanah tidak lebih dari 1,25 cm.
j. Apabila ternyata di dalam pelaksanaan penggalian parit pipa terjadi
kelongsoran-kelongsoran dan keruntuhan terus menerus yang mengganggu,
haruslah diadakan konstruksi penguat (dari turap kayu atau lainnya) agar
terjamin keselamatan dan keamanan pekerjaan, efisiensi kerja, struktur dan
fasilitas lain yang ada. Penerapan hendaknya direncanakan dan dibuat
untuk menahan semua beban dan muatan yang timbul akibat pergerakan
tanah atau tekanan. Konstruksi penguat ini hendaknya kaku sehingga tidak
terjadi perubahan bentuk dan posisi dalam bentuk apapun. Biaya yang
mungkin timbul akibat adanya konstruksi penguat tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam harga penawaran dan tidak diterima adanya tuntutan
tambahan biaya untuk pekerjaan ini.
k. Bila pada bagian bawah parit galian ternyata tidak stabil atau dijumpai
lapisan-lapisan bekas sampah atau humus, lapisan tersebut harus dibuang.
Bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan untuk memindahkan
tanah pada lokasi galian dan mengisinya kembali dengan bahan-bahan yang
sesuai.
l. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang akan
dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.
m. Apabila di dalam galian dijumpai air yang mengganggu pengeringan, maka
Penyedia Jasa hendaknya menyediakan pompa atau peralatan lain untuk
keperluan pengeringan. Biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan
pengeringan tersebut berikut pompa dan peralatannya ditanggung oleh
Penyedia Jasa.
n. Semua penggalian untuk struktur beton dan parit yang diperdalam hingga
mencapai atau di bawah elevasi static air, hendaknya dikeringkan dengan
menurunkan permukaan air tanah sampai jarak tidak kurang 30 cm di
bawah dasar galian.
o. Air permukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-cara lain dicegah
tidak memasuki daerah pemaritan sejauh mungkin tanpa mengalami
kerusakan-kerusakan pada tanah di sekitarnya dan biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.
2.3.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan jumlah
yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah ini telah mencakup seluruh
upah/tenaga dan peralatan.
2.4 Galian Tanah (Alat Berat)
2.4.1 Umum
a. Galian tanah harus mencakup seluruh galian. Penyedia Jasa harus melakukan
kegiatan galian tanah sesuai garis dan elevasi yang tertera pada gambar.
b. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuatan stok tanah atau
material lain pada lokasi bangunan atau sesuai petunjuk Direksi.
BAB XI - 13C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

c. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
d. Apabila pekerjaan galian sudah selesai, Penyedia Jasa harus memberitahukan
kepada Direksi untuk pemeriksaan.
2.4.2 Cara Pelaksanaan
a. Galian tanah dilakukan dengan menggunakan alat berat dan hasil galian
dibuang ke luar. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan menurut
Direksi maka akan dipakai sebagai timbunan kembali.
b. Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan
timbunan tersebut harus dibuang oleh Penyedia Jasa ke lokasi yang
ditentukan oleh Direksi.
c. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan dan biaya
pembuangan material yang berlebih tersebut termasuk biaya pengangkutan
dan perolehan izin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
d. Penyedia Jasa dalam melaksanakan galian harus diusahakan cukup aman dari
longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat penyangga.
2.4.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah dengan alat berat ini
berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan meter kubik (m 3)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2.5 Galian Tanah Banyak Batu (Alat Berat)
2.5.1. Umum
Galian Tanah Banyak batu harus mencakup seluruh galian Penyedia Jasa
harus melakukan kegiatan galian tanah sesuai garis dan elevasi yang
tertera gambar.Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan
pembuangan, pembuatan stok tanah atau material lain pada saluran atau
petunjuk Pengguna Jasa Material dari hasil galian yang akan digunakan
sebagai bahan timbunan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa. Apabila pekerjaan galian tanah banyak batu sudah selesai Penyedia
Jasa harus memberitahukan kepada Pengguna Jasa untuk pemeriksaan.
2.5.2. Cara Pelaksanaan
Galian tanah banyak batu dilakukan dengan menggunakan alat dan hasil
galian dibuang ke luar saluran. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan
bahan menurut Pengguna Jasa maka akan dipakai
Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan maka bahan tersebut
harus dibuang oleh Penyedia Jasa dari lokasi yang ditentukan oleh
Pengguna Jasa Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh
pengaturan dan biaya pembuangan material yang berlebih tersebut
termasuk biaya pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah
dimana pembuangan dilakukan. Penyedia Jasa dalam melaksanakan galian
harus diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan
diberikan alat-alat penyangga.
BAB XI - 14C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

2.5.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah banyak batu biasa ini
berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
Pengguna Jasa
Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan galian tanah banyak batu ini telah mencakup
pengangkutan pembuangan yang dilanjutkan oleh Pengguna Jasa
bilamana tanah tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai bahan
timbunan.
2.6 Timbunan Hasil Galian
2.6.1 Umum
Yang dimaksud timbunan hasil galian adalah pekerjaan menimbun kembali pada bagian
pekerjaan galian tanah untuk parit pemasangan pipa atau pekerjaan lainnya, dimana
timbunan kembali dari hasil galian tersebut harus sesuai dengan syarat teknis.
2.6.2 Cara Pelaksanaan :
- Material dari timbunan diambil material hasil galian yang memenuhi syarat
teknis maupun dari area lain atau sesuai petunjuk Direksi.
- Material timbunan kembali harus dipadatkan dengan menggunakan alat
pemadat (stamper) atau pemadat lainnya sesuai syarat kepadatan timbunan.
- Ukuran dan dimensi ditentukan berdasarkan gambar rencana.
- Timbunan tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan karena kadar air dalam
material tersebut melewati kadar air optimum yang disyaratkan.
2.6.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran :
Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar
atau yang ditentukan oleh Direksi. Pembayaran pekerjaan urugan eks galian ini
berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
2.7 Buangan Hasil Galian
2.7.1 Umum
Yang dimaksud buangan hasil galian adalah hasil galian yang tidak dipakai menimbun
dan material hasil galian yang tidak sesuai syarat teknis untuk dipakai menimbun.
2.7.2 Cara Pelaksanaan :
- Material dari buangan hasil galian ditempatkan pada lokasi atau area lain atau
sesuai petunjuk Direksi.
- Pekerjaan buangan hasil galian menggunakan alat berat (mekanis)
2.7.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah yang tertera pada
gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Pembayaran pekerjaan buangan hasil
galian ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
BAB XI - 15C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

2.8 Urugan Pasir


2.8.1 Umum
Apabila tidak ditentukan lain di dalam gambar, semua lantai bangunan
harus di urug dengan pasir di bagian bawah lantai setebal 10 cm. Urugan
pasir ini kemudian dipadatkan.
2.8.2 Cara Pelaksanaan
a. Pasir yang digunakan sebagai bahan urugan pasir harus pasir alam yang
komposisinya baik, tidak bergumpal-gumpal, bebas dari bara, abu,
sampah atau bahan lainnya dan harus mendapat persetujuan Direksi.
b. Pasir urug tidak boleh di dalamnya terdapat lebih dari 10% (berat) tanah
liat.
c. Tebal urugan pasir sesuai dengan gambar rencana atau atas persetujuan
Direksi.
d. Pengurugan pasir untuk dasar lantai baru dinyatakan selesai setelah
disetujui oleh Direksi.
e. Kelebihan pasir setelah pengurugan menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa dan harus diangkut jauh-jauh dan dibersihkan dari tempat
pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
f. Urugan pasir harus dipadatkan dengan cara memberi air pada tiap
lapisan pasir urug.
g. Urugan pasir tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan karena kadar
air dalam material tersebut melewati kadar air optimum yang
disyaratkan.
2.8.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan urugan pasir ini berdasarkan jumlah
yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan urugan pasir ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Harga satuan untuk pekerjaan urugan pasir ini telah mencakup seluruh
upah/tenaga dan peralatan.
2.9 Kerikil Peresap
2.9.1 Umum
Fungsi utama dari kerikil peresap dalam proses filtrasi air adalah
menyaring sesuatu atau partikel agar tertahan oleh kerikil atau menempel
pada kerikil tersebut sehingga filtrasi air terjadi dengan baik. Dengan
demikian air yang terserap tidak membawa partikel debu hasil erosi dari
sekitar yang dapat menyumbat jaringan pipa transmisi.
2.9.2 Cara Pelaksanaan
a. Kerikil ditempatkan di dalam bak peresapan.
b. Kerikil yang digunakan harus kerikil alam yang komposisinya baik,
bebas dari bara, abu, sampah atau bahan lainnya dan harus mendapat
persetujuan Direksi.
c. Tebal urugan kerikil peresap sesuai dengan gambar rencana atau atas
persetujuan Direksi.
d. Kerikil peresap baru dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi.
BAB XI - 16C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

e. Kelebihan kerikil menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus


diangkut jauh-jauh dan dibersihkan dari tempat pekerjaan sesuai
dengan petunjuk Direksi.
2.9.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan urugan kerikil peresap ini
berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan
oleh Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan urugan kerikil peresap ini berdasarkan satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
c. Harga satuan untuk pekerjaan kerikil peresap ini telah mencakup
seluruh upah/tenaga dan peralatan.
2.10 Perapihan
2.10.1 Umum
Yang dimaksud perapihan adalah hasil pembersihan lokasi pekerjaan dari
segala macam sisa material yang tidak dipakai kemudian dirapikan sebaik
mungkin di bawah pengawasan Direksi.
2.10.2 Cara Pelaksanaan
Perapian dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manual dan atau
tenaga mekanis (alat berat) sesuai dengan dimensi yang tercantum di
dalam gambar kerja.
2.10.3 Pengukuran dan Pembayaran :
a Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
b Pembayaran pekerjaan perapihan ini berdasarkan satuan meter kubik
(m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2.11 Pekerjaan Pasangan Batu Kali / Gunung
2.11.1 Umum
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua
pekerjaan konstruksi yang menggunakan material utama batu kali atau
batu gunung. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan
pemasangan batu ini ditentukan dalam gambar rencana atau petunjuk
Direksi. Jika tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu
harus mempunyai ketebalan minimal 15 cm. Batu dapat diambil dari
quarry, sungai, atau dari leveransir, yang telah disetujui oleh Direksi.
2.11.2 Cara Pelaksanaan
Material :
a. Batu
Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, (tidak retak dan rapuh)
dan sejenis sesuai dengan SNI 03-2848-1992 dan SNI 03-2825-1992
Batu yang digunakan harus berkualitas baik dan apabila mungkin
mempunyai 3 (tiga) muka dengan pecahan maksimum 30 cm dan minimum
10 cm.
BAB XI - 17C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

b. Semen Portland (PC)


Semen yang digunakan mengikuti ketentuan-ketentuan dari PBI 1972-
NI.2. Semen yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan. Bilamana Semen telah mengeras
maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %.
d. Air
Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak
boleh mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan
organis untuk itu sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
e. Adukan Semen
Adukan haruslah merupakan semen mortar yang memenuhi
persyaratan dari adukan semen. Adukan semen dikelasifikasikan
menurut perbandingan campuran antara semen dan pasir.
Perbandingan campuran ini adalah perbandingan volume dan harus
mengikuti sesuai dengan yang ditentukan. Untuk pasangan batu ,
perbandingan campuran antara semen dan pasir satu berbanding tiga
(1 : 3). Penyampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk
(Molen) atau dengan cara lain. Campuran dengan tangan hanya boleh
dilakukan atas izin Direksi.
f. Penyelesaian
Antara batu kali/batu gunung satu sama lainnya harus terkait oleh spesi
secara kokoh agar tidak mudah bergeser atau lepas. Finishing dan
pekerjaan pasangan batu diplester atau disiar seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.
2.11.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran pekerjaan pasangan batu kali/batu gunung ini
berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
Direksi.
Pembayaran pekerjaan pasangan batu ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material,
upah, buruh, peralatan, dan semua yang diperlukan termasuk untuk
penyelesaian pekerjaan ini.
3. Beton
3.1. Pekerjaan Beton
Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang terbuat
dari konstruksi beton serta bangunan yang bersifat komposit dengan
memperhatikan kedudukan, kemiringan dan dimensi yang telah ditentukan
pada gambar rencana ataupun gambar untuk dilaksanakan.
Semua mutu beton harus disesuaikan dengan persyaratan “Peraturan Beton
Bertulang Indonesia” N.I – 2. 1971.
Beton terdiri dari perbandingan campuran 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil, dan
khusus untuk beton cycloop ditambah dengan batu kali sebanyak 40 %,
sedangkan untuk lantai kerja menggunakan campuran 1 PC : 3 pasir : 6
BAB XI - 18C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

kerikil.
Penyedia Jasa harus mempergunakan semen Portland mutu biasa (Type I)
dengan specific gravity ≧ 3,05 diutamakan produksi dalam Negeri.
Semen harus dijaga terhadap pengaruh hujan dan kelembaban serta
pengaruh-pengaruh lain yang dapat menjadi lembab atau rusak sebelum
digunakan.
Penyimpanan semen dalam gudang tidak boleh melampaui 60 hari
terhitung sejak semen dimasukkan dalam gudang tersebut.
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak atau alkali, garamgaram.,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan atau jaringan kawat baja.
Pasir yang digunakan adalah pasir dengan butir-butir tajam, keras, bersih
dan tidak mengandung bahan-bahan organis, kadar lumpur maksimum 5 %
berat.
Batu pecah/koral yang digunakan adalah butir-butir keras, runcing tidak
berpori, bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif yang dapat merusak
beton atau baja tulangan, kadar lumpur maksimum 1 % berat.
Pengadukan dan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum
pekerjaan perancah, acuan dan pekerjaan persiapan telah sempurna
dikerjakan dan disetujui oleh Direksi.
Permukaan sebelah dalam dari acuan harus sudah dibersihkan dari bahanbahan
lepas, kotoran-kotoran maupun potongan kawat/besi.
Penempatan tulangan-tulangan harus diberi beton decking sedemikian
sehingga tulangan-tulangan tidak bergeser dan terlalu dekat dengan
permukaan luar beton.
Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton yang
akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahanbahan
yang lepas dan rapuh dan telah disiram air hingga jenuh.
Sebelum pengecoran baru, bidang-bidang kontak beton lama tersebut harus
telah disapu dengan spesi mortar dengan campuran yang sesuai dengan
betonnya.
Pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton dilaksanakan pada cuaca
yang baik. Bila hari hujan atau panas, maka harus dilakukan usaha-usaha
untuk melindungi alat-alat, pengadukan, pengakutan dan pengecoran
sedemikian sehingga nilai air semen tidak akan berubah karenanya. Direksi
dapat memutuskan untuk menunda pengecoran sampai pada cuaca yang
lebih baik.
Pengadukan dengan beton molen tidak boleh kurang dari 1,5 menit
dihitung dari saat tercampurnya semua bahan-bahan beton termasuk air.
Sebelum waktu minimum pengadukan itu berakhir, tidak diperbolehkan
untuk menghentikan mesin dan atau sebagian isinya.
Pengadukan kembali beton-beton yang sudah mulai mengeras tidak
diperbolehkan.
Dalam keadaan apapun walau diberikan chemical additive, adukan beton
tidak boleh berada lebih lama dari 30 menit di dalam mixer mulai dari saat
pencampurannya dengan air. Beton dalam keadaan itu harus
dibuang/disingkirkan dari tempat pekerjaan.
Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator
concrete). Alat-alat penggetar disyaratkan harus memberi getaran 5.000
getaran/menit.
Beton cycloop yang diisi dengan batu kali tidak boleh ada rongga-rongga
BAB XI - 19C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

dan batu kali tidak boleh bersentuhan antara batu yang satu dengan batu
yang lainnya.
Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan panas
matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gayagaya
sentuhan sampai beton mengeras. Permukaan beton harus diusahakan
tetap dalam keadaan lembab dengan cara menutupnya dengan karungkarung
basah atau menggenangi air sampai selama paling sedikit 2 minggu.
Pembongkaran acuan tidak diperbolehkan untuk dibuka kecuali ada
perintah dari Direksi. Direksi akan mempertimbangkan gaya-gaya yang
dipikul konstruksi termasuk berat sendiri dan beban-beban lainnya. Pada
umumnya acuan dapat dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.
3.1.1 Pemeriksaan Beton
Pemeriksaan Mutu Campuran Beton, pekerjaan ini meliputi slump
test dan compressive strenght (uji tekan).
Slump test harus diadakan selama pelaksanaan pekerjaan beton,
untuk menjaga agar nilai air semen tetap sesuai dengan beton yang
disyaratkan dengan mengingat cuaca pada waktu pengecoran. Nilainilai
slump test untuk berbagai-bagai pekerjaan beton adalah 10 cm
+ 2 cm.
Silinder beton untuk menetapkan kekuatan beton diperlukan jumlah
benda uji yaitu minimal 4 buah benda uji untuk < 5 m 3 beton, 12
buah benda uji untuk > 60 m3 atau dari tiap acuan yang terpisah.
Benda uji harus dirawat, direndam pada bak berisi air yang telah
disediakan oleh Penyedia Jasa dan ditest pada hari ke 7 dan ke 28
pada laboratorium resmi dengan biaya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
3.1.2 Penulangan Beton
Penulangan beton meliputi pengadaan, pemotongan, pembengkokan
dan pemasangan batangan tulangan dengan diameter sesuai dengan
gambar kerja. Mutu tulangan yang digunakan adalah Mutu U – 24.
Batang tulangan harus dilindungi sepanjang waktu dari
kerusakan/karat dan harus diletakkan di atas balok agar tidak mudah
menyentuh tanah. Sebelum pengecoran batang tulangan yang akan
dicor harus bebas dari karat, kotoran, lumpur, cat, aspal, minyak dan
bahan-bahan yang menempel.
Semua batang tulangan yang dibengkokkan harus dalam keadaan
dingin dan sesuai dengan prosedur. Pemasangan tulangan harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi sebelum dicor.
Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titiktitik
lain posisi dan metode penyambungan harus ditetapkan
berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi. Dalam
hal ini, sambungan lewatan. Panjang lewatan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
Diameter tulangan (mm)
Sambungan lewatan
minimum (cm)
10 12 16 19 22 25
28 32
43 43 45 65 84 109
136 177
BAB XI - 20C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

3.1.3 Acuan Dan Pekerjaan Penyelesaian


a. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan
pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang
diperlukan. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana dan penjelasan
tentang acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk
mendapat pengesahan Direksi.
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk
dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam
gambar. Cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang
atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari
permukaan ke permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup
harus dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih
curam dari 1:3.
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk
mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan
permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi, acuan
untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa
sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau
kelihatan terputus. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus
diperiksa dengan teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya boleh
dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi persetujuan
acuan yang telah dipasang. Untuk pembetonan di cuaca panas atau
kering, Penyedia Jasa harus membuat rencana acuan dan membukanya,
sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai
perawatan sesegera mungkin. Acuan hanya boleh dibuka dengan izin
Direksi dibawah pengawasan seorang mandor yang berwewenang.
Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan
untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa untuk
membuka acuan belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan
cuaca atau dengan alasan lainnya, maka Direksi dapat memerintahkan
Penyedia Jasa untuk menunda pembukaan acuan dan Penyedia Jasa
tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut. Untuk beton
dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk pembukaan
acuan harus menurut daftar dibawah ini :
Muka sisi balok, lantai dan dinding 1 hari
Bagian bawah 21 hari
b. Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton muda
yaitu sebelum beton mengeras mencapai kekuatan yang disyaratkan
dan sebelum beton mendapatkan bentuknya yang permanen.
Tiap-tiap cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah di stel. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak
BAB XI - 21C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.Bambu juga


boleh digunakan untuk tiang perancah, asalkan dipikirkan terhadap
stabilitas terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain
yang timbul selama pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar,
berat pekerja dan lain-lain.
c. Bekisting
Bekisting beton adalah konstruksi cetakan dari kayu (papan dan
tripleks) yang digunakan untuk membentuk beton muda agar bila
mengeras mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang tercantum
dalam gambar rencana. Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan
pada beton.
1. Bahan Tambahan
Tidak diperbolehkan memasukkan jenis bahan tambahan (addictive)
ke dalam beton yang dapat menyebabkan pelapukan.
2. Pekerjaan Permukaan
Untuk penyelesaian permukaan beton dibedakan dua jenis,
sebagaimana diuraikan berikut :
Penyelesaian kasar
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian permukaan
yang dicakar-cakar. Permukaan beton yang diaci dengan
penyelesaian kasar, harus teratur dan bebas dari tonjolan tapi
tetap agak kasar. Permukaan beton yang tanpa acuan dan
ditentukan dengan penyelesaian kasar, harus digaruk rata
dengan lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton
yang menggunakan acuan dan dengan penyelesaian kasar.
Penyelesaian halus
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh
pemakaian papan kayu rata plywood atau pelat baja untuk
acuan. Muka beton yang mengunakan acuan diselesaikan
dengan halus dan harus bebas dari tanda-tanda kayu; lekuklekuk
dan lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetak
harus teratur, muka beton yang diacu dengan penyelesaian halus
harus digaruk kemudian digosok halus dengan penggosok kayu
atau baja sampai rata dan dengan mutu yang sama seperti yang
diacu. Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus
dituntut untuk permukaan beton yang tetap kelihatan. Muka
beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus dengan cetok
baja sampai halus. Muka beton yang tampak lainnya harus
digosok dengan penggosok/lepa kayu sampai halus. Pekerjaan
menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak
terjadi timbulnya air dengan butiran halus di permukaan. Muka
beton tidak boleh diperbaiki tanpa izin Direksi sesudah
BAB XI - 22C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

dibongkar cetakannya. Kecuali ditunjukkan pada gambar, maka


sudut-sudut tajam harus dibuat tumpul dengan ukuran 2 cm x 2
cm.
3. Selimut Beton
Selimut beton minimum diukur dari sisi luar batang tulangan sesuai
tabel berikut :
No. Jenis Pekerjaan Selimut beton minimum
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
Balok
Pelat
Dinding
Kolom
Bangunan yang masuk ke dalam tanah
atau terkena gerusan atau terpengaruh
cuaca
2,5
1,5
2,5
3,0
5,0
3.1.4 Kelas Beton Dan Mutu Pekerjaan
a. Kelas-kelas Beton
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari
bahan-bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia PBI 71, NI-2 dan sifat-sifatnya yang terpenting
diberikan dalam tabel berikut :
Kelas Ukuran
max. dari
kerikil
(mm)
Berat
min. dari
PC tiap m3
Beton
(kg)
Berat
max. dari
air tiap kg
PC
(kg)
Pemakaian Tingkat
Pengawasan
K-300 20 350 0.40 - Beton Presstres
- Pratekan
- Tiang-tiang beton
Bertulang
- Bagian beton
bertulang
- Pracetak
- Lapisan beton tahan
abrasi/aus
Ketat
K-225 20 325 0,50 - Beton bertulang untuk
konstruksi besar
utama, dan pelat
beton pracetak
Ketat
K-175 40 275 0,55 - Beton bertulang
- Beton masa
- Pipa
Ketat
K-125 40 250 0,60 - Beton masa Ketat
BAB XI - 23C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

K-100 - Lantai kerja Ringan


Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton akan
ditentukan/diperbaiki selama pekerjaan berlangsung. Penyedia Jasa tidak
merubah perbandingan campuran beton atau sumber dari bahan-bahan tanpa
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
b. Perbandingan Campuran
Penyedia Jasa harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan
kelasnya sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan perbandingan di atas
harus sesuai dengan petunjuk Standar National Indonesia PBI 71, NI-2, kecuali
ditentukan oleh Direksi. Jasa tidak boleh merubah perbandingan atau sumber
bahan yang sudah disetujui tanpa persetujuan dari Direksi lebih dahulu.
Persetujuan dari Direksi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan
sebelum Penyedia Jasa mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya
untuk tiap kelas beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil
percobaannya tentang mutu pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan
dan berat jenis kepada Direksi untuk persetujuannya. Penyedia Jasa tidak boleh
mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut disetujui.
c. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton
Penyedian Jasa harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas
beton dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan
pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis,
banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk
memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukkan
banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar secara otomatis berhenti bila
jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran. Dan kemudian bahanbahan
beton kelas K-175 diizinkan dilakukan dengan tenaga manusia, maka
semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahanbahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling
sedikit tiga kali sesudah air dicampur, sampai campuran beton mencapai warna
dan kekentalan yang sama/merata.
Penyedian Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat
bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus
diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan
bahan-bahan ditempatkan.
Bahan-bahan campuran beton harus diaduk dalam alat . Seluruh air
pencampuran harus dituangkan sebelum ¼ waktu pengaduk dilampaui. Waktu
pengadukan untuk pencampuran yang lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah
¼ menit untuk setiap tambahan 0,5 m3. Alat pencampur tidak boleh dibebani
lebih dari kapasitas rata-ratanya serta tidak boleh dioperasikan dengan kecepatan
yang lebih tinggi dari kecepatan yang dianjurkan oleh pabriknya. Mesin
pencampur tersebut harus menghasilkan beton yang seragam sepanjang waktu
kerjanya sesuai dengan persetujuan Direksi.
Semua peralatan pencampur harus dibersihkan sebelum memulai campuran
pertama. Setelah pembersihan, semua alat pencampur harus dibuang. Pisau
pelempar yang ada di dalam alat pencampur harus diganti jika telah mencapai
tingkat keausan 2 cm atau 10% dari ukuran tingginya. alat pencampur yang
digunakan untuk beton harus dari tipe mekanis dengan kapasitas yang disetujui
oleh Direksi.
BAB XI - 24C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya
d. Pengecoran Beton
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah dan pekerjaan
persiapan telah sempurna dikerjakan dan telah mendapat persetujuan Direksi.
Sebelum pengecoran dimulai, semua alat, bahan dan tenaga telah siap di tempat
pengecoran. Permukaan sebelah dalam dari acuan harus sudah dibersihkan dari
bahan-bahan lepas, kotoran-kotoran maupun potongan kawat besi. Acuan yang
terbuat dari kayu dimana dikhawatirkan adanya penyerapan air oleh kayu, maka
kayu tersebut harus terlebih dahulu dibasahi dengan air hingga jenuh. Beton
untuk pekerjaan beton bertulang K-175 harus dicor dalam jumlah sedikit demi
sedikit dalam keadaan dapat dibentuk dengan perbandingan air semen
sedemikian rupa untuk mencapai kekuatan yang ditentukan. Pengecoran beton
dalam bagian-bagian tersendiri harus dilaksanakan terus menerus tanpa berhenti
sampai batas sambungan yang disetujui sebelumnya atau sampai bagian tersebut
selesai dan harus diselesaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga bagianbagian
sambungan harus monolit.
Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam bagian-bagian yang terlebih
dahulu dianjurkan atau disetujui oleh Direksi dan harus dikerjakan terus menerus
tanpa berhenti sampai selesai dalam setiap bagiannya. Tidak diizinkan untuk
beristirahat selama pekerjaan berlangsung. Apabila diperlukan untuk bekerja di
luar batas jam kerja untuk kondisi tersebut di atas, biaya yang ditimbulkan sudah
termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
e. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
Beton harus dianggkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan,
beton masih merupakan mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi
dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan
tempat adukan. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi atas
pengaturan yang direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Beton
tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 m, ketebalan
beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m untuk satu kali pengecoran.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor
yang direncanakan sebelumnya. Penyedia Jasa harus mengingat pemadatan dari
beton adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton
rapat air dengan kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan
pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan
bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk
dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.
f. Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan
pengecoran.
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari
penyusutan dan suhu dapat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau
luas dan menurut Direksi pelaksanaannya lebih praktis, maka Penyedia Jasa harus
mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa. Sebelum melanjutkan
pengecoran beton pada pekerjaan yang dilaksanakan terdahulu permukaan dan
ujungnya harus dikasarkan dengan sempurna menggunakan pahat yang tajam
sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi lapisan kulit yang lunak. Permukaan
yang dikasarkan tersebut harus dibersihkan dengan sempurna dengan
menggunakan penyemprot angin atau air atau cara-cara lain yang disetujui,
disikat dan disiram sesaat sebelum proses pengecoran beton lapisan berikutnya
dilaksanakan.
Biaya untuk semua pengkasaran permukaan tersebut dianggap telah termasuk di
BAB XI - 25C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya
dalam Daftar Kuantitas dan Harga di dalam Kontrak ini.
Sambungan cor harus rapat air dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dapat dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil.
Sambungan itu merupakan jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain
dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping beton yang sudah
mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan di atas seluruh
penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih serta bebas dari
buih semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus
tidak lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7,0 m
meskipun tanpa adanya persetujuan lebih dahulu dari Direksi.
g. Pembetonan dalam keadaan yang tidak menguntungkan
Penyedia Jasa tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa perlindungan.
Penyedia Jasa harus meyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik
matahari sebelum pengecoran.
Apabila suhu udara melebihi 35 derajat Celcius, Penyedia Jasa tidak boleh
mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan
penuangan kurang dari 35 derajat Celcius misalnya dengan menjaga bahanbahan
beton dan acuan agar terlindung dari matahari, atau menyemprot air pada
bahan batuan dan acuan.
h. Pemadatan
Selama pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat pemadat. Ketelitian
dalam pemadatan harus diperhatikan agar supaya sudut-sudut, sela-sela antara
terisi dan disekelilingnya terpenuhi. Semua rongga-rongga/gelembung udara
tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harus diperhatikan agar
penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama yang dapat memisahkan bahan-bahan
(segregation).
Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton (finishing) harus rata, lurus, tidak
nampak bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang
membekas pada permukaan.
i. Melindungi dan Merawat Beton
Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari,
Penyedia Jasa harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari,
suhu tinggi atau rendah, pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan
sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak. Jika
ditentukan lain oleh Direksi, permukaan beton yang kelihatan harus dijaga terus
basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen
Portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan
seperti itu segera setelah dibuka acuannya maka harus segera ditutup dengan
karung goni yang dibasahi atau pasir atau lain-lain bahan yang mungkin disetujui
Direksi. Penyedia Jasa harus membuat perlengkapan khusus atas permintaan
Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa dari 6
sampai 24 jam sesudah pengecoran beton.
j. Pembongkaran Bekisting dan Perancah
Acuan (Bekisting) dan Perancah tidak diperbolehkan untuk dibuka kecuali atas
petunjuk Direksi. Dalam memberikan persetujuannya, Direksi akan
memperhitungkan kekuatan konstruksi untuk menahan berat sendiri dan bebanbeban
selama pelaksanaan sehingga tegangan beton dapat ditampung seluruhnya
berdasarkan kekuatan kubus test pada umur yang sama dengan masa mulai
BAB XI - 26C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya
selesainya pengecoran sampai waktu pembongkaran acuan. Pada umumnya
Bekisting dan Perancah dapat dibongkar setelah umur beton mencapai 3 minggu
k. Pengukuran dan Cara Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton didasarkan atas jumlah, dalam hal
ini luasan yang dibatasi oleh garis-garis konstruksi yang tertera pada gambar atau
yang ditentukan oleh Direksi. Pembayaran didasarkan atas satuan meter kubuk
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran
untuk pekerjaan ini sudah termasuk biaya pengadaan bahan/material, upah,
peralatan, bekisting, pembesian dan termasuk pengujian beton.
3.2. Beton Bertulang K. 175
3.2.1 Umum
Beton tulang adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen,
pasir dan kerikil dalam ukuran tertentu yang telah ditetapkan, dengan
penulangan besi polos sesuai yang tercantum dalam gambar kontrak.
Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar didapatkan
produksi beton yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan yang
setara dengan waktu dan derajat kekuatan, dengan perhitungan kondisi
tekanan, alam terbuka dan pertimbangan lain.
3.2.2 Cara Pelaksanaan
i. Besi yang digunakan adalah besi polos yang bebas dari korosi dengan
panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi
pembuatan yang diisyaratkan
ii. Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar
dan dengan kebutuhan selimut penutup minimum yang
diisyaratkan, dan Baja tulangan harus diikat dengan kencang dengan
menggunakan kawat pengikat sehingga tidak bergeser sewaktu
operasi pengecoran atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Teknik
iii. Pasir / material halus yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang
pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan
diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak
memenuhi gradasinya atau selain yang disetujui oleh Direksi
iv. Kerikil / material kasar yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran lebih besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari 5
mm sampai ukuran maksimum yang dibutuhkan dan tergantung dari
klas betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah batu alam kecuali jika
di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh Penyedia jasa
Pelaksana
v. Air yang digunakan untuk mencampur adalah air bersih, bebas dari
minyak, asam, alkali, sampan, bau, serta tidak berwarna.
vi. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air
sebagaimana ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain
dengan beton atau adukan tanpa persetujuan Direksi. Penyedia Jasa boleh
memakai zat pelambat untuk memudahkan persiapan pembuatan
sambungan-sambungan cor, sebagaimana susunannya zat pelambat dan
BAB XI - 27C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan dari Direksi


vii. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan adalah Portland Cement
yang sesuai dengan PBI - 1971, NI - 2
viii. Campuran beton yang digunakan adalah kelas K175 dengan
menggunakan concrete mixer
ix. Penyedia Jasa tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, Penyedia Jasa harus menyiapkan alat pelindung beton
terhadap hujan dan terik matahari sebelum pengecoran. Apabila suhu
udara melebihi 35 derajat celcius Penyedia Jasa tidak boleh mengecor
tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran
dan penuangan kurang dari 35 derajat celcius misalnya dengan menjaga
bahan-bahan beton agar terlindung dari matahari, atau menyemprot air
ada bahan batuan
3.2.3 Pengukuran dan Pembayaran
i. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif
progress pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana
keseluruhan pasangan batu sudah sesuai dan disetujui oleh direksi.
ii. Pembayaran pekerjaan beton cor K.175 ini berdasarkan satuan meter
kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
yang terdapat dalam kontrak.
3.3. Beton K.175
3.3.1 Umum
Beton tulang adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen,
pasir dan kerikil dalam ukuran tertentu yang telah ditetapkan, dengan
penulangan besi polos sesuai yang tercantum dalam gambar kontrak.
Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar didapatkan
produksi beton yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan yang
setara dengan waktu dan derajat kekuatan, dengan perhitungan kondisi
tekanan, alam terbuka dan pertimbangan lain.
3.3.2 Cara Pelaksanaan
i. Pasir / material halus yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau
tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah
akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada
tidak memenuhi gradasinya atau selain yang disetujui oleh Direksi
ii. Kerikil / material kasar yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran lebih besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari
5 mm sampai ukuran maksimum yang dibutuhkan dan tergantung
dari klas betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah batu alam
kecuali jika di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh
Penyedia jasa Pelaksana
iii. Air yang digunakan untuk mencampur adalah air bersih, bebas dari
minyak, asam, alkali, sampan, bau, serta tidak berwarna.
iv. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air
sebagaimana ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain
BAB XI - 28C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

dengan beton atau adukan tanpa persetujuan Direksi. Penyedia Jasa


boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan persiapan
pembuatan sambungan-sambungan cor, sebagaimana susunannya zat
pelambat dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi
v. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan adalah Portland Cement
yang sesuai dengan PBI - 1971, NI - 2
vi. Campuran beton yang digunakan adalah kelas K175 dengan menggunakan
concrete mixer
vii. Penyedia Jasa tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras
tanpa perlindungan, Penyedia Jasa harus menyiapkan alat pelindung
beton terhadap hujan dan terik matahari sebelum pengecoran.
Apabila suhu udara melebihi 35 derajat celcius Penyedia Jasa tidak
boleh mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil
tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton
pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 derajat
celcius misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton agar terlindung
dari matahari, atau menyemprot air ada bahan batuan
3.3.3 Pengukuran dan Pembayaran
i. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif
progress pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana
keseluruhan pasangan batu sudah sesuai dan disetujui oleh direksi.
ii. Pembayaran pekerjaan beton cor K.175 ini berdasarkan satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga yang terdapat dalam kontrak
3.4. Beton Bertulang K. 225
3.4.1 Umum
Beton tulang adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen,
pasir dan kerikil dalam ukuran tertentu yang telah ditetapkan, dengan
penulangan besi polos sesuai yang tercantum dalam gambar kontrak.
Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar didapatkan
produksi beton yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan yang
setara dengan waktu dan derajat kekuatan, dengan perhitungan kondisi
tekanan, alam terbuka dan pertimbangan lain.
3.4.2 Cara Pelaksanaan
a. Besi yang digunakan adalah besi polos yang bebas dari korosi dengan
panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi
pembuatan yang diisyaratkan
b. Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar
dan dengan kebutuhan selimut penutup minimum yang
diisyaratkan, dan Baja tulangan harus diikat dengan kencang
dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak bergeser
sewaktu operasi pengecoran atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik
c. Pasir / material halus yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau
BAB XI - 29C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah
akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada
tidak memenuhi gradasinya atau selain yang disetujui oleh Direksi
d. Kerikil / material kasar yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran lebih besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari
5 mm sampai ukuran maksimum yang dibutuhkan dan tergantung
dari klas betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah batu alam
kecuali jika di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh
Penyedia jasa Pelaksana
e. Air yang digunakan untuk mencampur adalah air bersih, bebas dari
minyak, asam, alkali, sampan, bau, serta tidak berwarna.
f. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air
sebagaimana ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain
dengan beton atau adukan tanpa persetujuan Direksi. Penyedia Jasa
boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan persiapan
pembuatan sambungan-sambungan cor, sebagaimana susunannya zat
pelambat dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi
g. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan adalah Portland Cement
yang sesuai dengan PBI - 1971, NI - 2
h. Campuran beton yang digunakan adalah kelas K175 dengan
menggunakan concrete mixer
i. Penyedia Jasa tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras
tanpa perlindungan, Penyedia Jasa harus menyiapkan alat pelindung
beton terhadap hujan dan terik matahari sebelum pengecoran. Apabila
suhu udara melebihi 35 derajat celcius Penyedia Jasa tidak boleh
mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan
pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu
pencampuran dan penuangan kurang dari 35 derajat celcius misalnya
dengan menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari matahari,
atau menyemprot air ada bahan batuan
3.4.3 Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif
progress pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana
keseluruhan pasangan batu sudah sesuai dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan beton cor K.225 ini berdasarkan satuan meter
kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
yang terdapat dalam kontrak.
3.5. Trust Block
3.5.1 Umum
Pekerjaan Trust Block digunakan pada penyambungan pipa dengan tujuan
untuk menahan energi tumbukan air terhadap peralatan pipa seperti
bend, tee dan coupling. Trust Block dibuat dari beton bertulang K-175.
3.5.2 Cara Pelaksanaan
Cara pelaksanaan seperti cara pelaksanaan beton bertulang K-175 di atas.
Ukuran Trust Block sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan
BAB XI - 30C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

petunjuk Direksi. Karena tujuan pekerjaan Trust block adalah untuk


menahan energi tumbukan air terhadap peralatan pipa, sehinga Trust
Block dipasang pada setiap sambungan pipa GIP sepanjang jalur pipa
transmisi, pada bengkokan/tikungan jalur pipa dan pada daerah
kritis/tebing.
3.5.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran :
Pengukuran pembayaran pekerjaan Trust Block ini berdasarkan jumlah
yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran pekerjaan Trust Block ini berdasarkan satuan buah (bh)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.Pembayaran
untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah, buruh,
peralatan, dan semua yang diperlukan termasuk untuk penyelesaian
pekerjaan ini
3.6. Plesteran 1 : 2 Dan Siaran 1 : 2 Dan Acian
3.6.1 Umum
Pekerjaan ini harus mencakup finishing/topi pasangan batu kali,
plesteran drainase, atau sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk
Direksi.
3.6.2 Cara Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai seluruh permukaan pasangan
batu yang akan diplester harus basah/disiram. Pekerjaan plesteran,
siaran dan acian ini harus dikerjakan oleh tukang yang ahli. Segala
kekurangan akibat kecorobohan pelaksanaan, pembongkaran dan
penggulangan kembali menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Apabila tidak ditentukan lain dalam gambar, maka untuk seluruh
campuran yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran
ini adalah 1 Pc: 2 Ps dan Siaran 1 Pc: 2 Ps.
3. Seluruh pekerjaan plesteran harus diratakan dengan acian semen.
4. Pasir yang digunakan dalam pekerjaan plesteran ini adalah pasir
yang lewat ayakan 3 mm.
Material
Semen Portland (PC)
Semen untuk pekerjaan plesteran dan siaran sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan beton.
Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras,
kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5
% atau sama dengan pekerjaan pasangan batu kali.
Air
Air yang digunakan untuk plesteran dan siaran sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan pasangan batu kali.
Adukan Semen
Untuk pekerjaan plesteran dan siaran ini digunakan campuran 1
bagian semen (PC) : 2 bagian pasir. Untuk semua bagian yang akan
diplester dan di siar harus bersih dari kotoran dan disiram dengan
air. Tebal plesteran 2 cm. Selama proses pengeringan plesteran harus
BAB XI - 31C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

disiram air agar tidak terjadi retak-retak akibat proses pengeringan


yang terlalu cepat. Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin
pengaduk (Molen) atau dengan cara lain. Campuran dengan tangan
hanya boleh dilakukan atas izin Direksi.
3.6.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran pekerjaan plesteran dan siaran ini berdasarkan
jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran pekerjaan plesteran dan siaran ini berdasarkan satuan meter
persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material,
upah, buruh, peralatan, dan semua yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan ini.
4. Pemasangan Nomenklatur Bangunan
4.1. Umum
Untuk pemasangan nama bangunan diperlukan nomenklatur bangunan.
4.2. Cara Pelaksanaan
Nomenkaltur bangunan harus dibuat dan dipasang pada dinding bangunan
Pembangunan Intake, Bak Prasedimen dan bak Reservoir. Nama bangunan pada
dinding bangunan Pembangunan Intake, Bak Prasedimen dan bak Reservoir
sesuai perintah Direksi. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah nama
bangunan dipasang dilapangan.
4.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan tangga alluminium berdasarkan
jumlah yang tertera dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Pembayaran pekerjaan tangga alluminium berdasarkan unit sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
5. Tangga Monyet
5.1. Umum
Untuk keperluan operasi dan pemeliharaan bak prasedimen dan bak reservoir
diperlukan tangga monyet
5.2. Cara Pelaksanaan
Tangga monyet terbuat dari besi beton dengan Ø 19 mm yang dipasang di
dinding bak reservoir yang menuju ke man hole. Seluruh permukaan besi beton
harus dicat dengan cat besi.Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah tangga
monyet dari besi beton tersebut dipasang dilapangan.
5.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan tangga monyet berdasarkan jumlah
yang tertera dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Pembayaran pekerjaan tangga monyet berdasarkan buah (bh) sesuai yang
terpasang dilapangan dan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan tangga monyet tersebut sudah termasuk seluruh
upah tenaga, bahan dan peralatan.
6. Pemasangan Mistar Ukur
BAB XI - 32C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

6.1 Umum
Pemasangan Mistar Ukur sesuai petunjuk direksi
6.2 Cara Pelaksanaan
Pemasangan dilakukan pada tempat sesuai dengan gambar rencana Pemasangan
dilakukan dengan teliti dan tidak mudah terlepas.
6.3 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan pemasangan Mistar Ukur, dianggap
selesai setelah disetujui oleh direksi.
6.4 Pembayaran pekerjaan Mistar Ukur, dibayarkan berdasarkan satuan (bh) sesuai
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
7. Pengadaan Dan Pemasangan Pipa GIP
i. Umum
Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe) merupakan bahan yang umum didapatkan di
pasaran secara bebas. Pipa GIP yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan ini
adalah pipa GIP Medium A dengan metode penyambungan expanded joint (las
langsung di sekeliling sambungan). Pipa Spiral Expanded Joint AWWA (200/SNI
07-0039-87) mempunyai kekuatan tahan tekan air 50 kg/cm2.
ii. Cara Pelaksanaan
a Penyimpanan dan Pengangkutan
b Setiap kendaraan yang dipakai untuk mengangkut pipa harus mempunyai
badan yang sesuai dengan panjang pipa, karena pipa tidak boleh
tergantung. Cara penanganan pengangkutan pipa harus mengikuti
rekomendasi dari pabrik. Tali dan semua pengait serta alat besi lainnya
yang dipakai dalam proses pengangkutan harus benar-benar dilapisi
dengan bahan lunak. Tidak diperkenankan untuk memasang pengait pada
permukaan dinding bagian dalam ujung pipa. Tali yang kuat harus dipakai.
Posisi pengangkutan dengan tali harus diperhatikan sehingga kerusakan
pada pipa berkurang seminimal mungkin.
c Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diadakan untuk dilaksanakan
pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak.
Jika terjadi kerusakan atau hilang, bahan pipa dan perlengkapannya harus
diganti sesuai dengan kualitas/bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan
akibat penggantian tersebut menjadi tanggungan Penyedia jasa.
d Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam (metal are welding)
yang bersinggungan terus, dan Penyedia Jasa harus menyediakan contohcontoh
untuk pemeriksaan atau pengujian, sesuai Spesifikasi, bila
diperlukan oleh Direksi.
e Penyedia Jasa harus menyediakan semua paku keling, baut, mur, ring dan
sebagainya yang diperlukan untuk memasang pekerjaan baja, disamping
sebagai cadangan. Sambungan baut yang menahan getaran harus
terpasang kokoh. Semua lubang paku keling dan baut harus di bor dan
bagian ujung luar yang kasar harus dihaluskan. Paku keling harus tepat
memenuhi lubangnya sewaktu dimasukkan dan menurut ukuran sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia PUBI-1982 atau seperti berlaku untuk
pekerjaan kelas utama.
f Sebelum dikirim ke tempat pekerjaan, semua baut hitam kecuali baut Lewis
dan baut-baut yang digalvanis harus dipanaskan dan dicelup ke dalam
BAB XI - 33C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

minyak pelumas (linseed) atau cairan serupa yang disetujui. Di dalam


penyimpanannya harus hati-hati untuk menjamin ulirnya tidak rusak dan
tetap bersih.
g Pengadaan dan pemasangan pipa GIP digunakan untuk jaringan pipa yang
melewati bangunan gorong-gorong, jalan, sungai, duikker/sejajar
jembatan, saluran, bangunan pelengkap, perlintasan di bawah jalan
(pengembalian aspal jika ada) serta pada jaringan pipa yang tidak tertanam
(di atas tanah).
h Penyedia Jasa harus mendapat izin yang diperlukan apabila terdapat
bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya yang akan dilalui
jaringan pipa.
iii. Cara Pengukuran dan Pembayaran :
a Pekerjaan pengadaan pipa GIP dibuat berdasarkan satuan meter lari (m’).
Dibayar apabila pekerjaan pengadaan pipa GIP sudah tiba di lapangan
dan disetujui oleh Direksi sesuai jumlah yang diterima dan yang
tercantum di dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
b Pekerjaan pemasangan pipa GIP dibuat berdasarkan satuan meter lari (m’).
Dibayar apabila pekerjaan pemasangan pipa GIP telah terpasang dan disetujui
oleh Direksi sesuai jumlah yang terpasang dan yang tercantum di dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
c Harga satuan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa GIP
tersebut sudah termasuk seluruh upah, bahan dan peralatan serta
pengangkutan ke lokasi pekerjaan.
BAB XI - 34C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

7.1. Pengadaan Dan Pemasangan Accessories Pipa


a. Umum
Untuk pekerjaan jaringan pipa transmisi dan pada bangunan utama dan
bangunan pelengkap diperlukan pengadaan dan pemasangan accessories pipa
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai perintah Direksi.
b. Cara Pelaksanaan
Semua accessories pipa merupakan bahan yang umum didapatkan di pasaran
secara bebas. Jika ternyata pada pengujian pekerjaan jaringan pipa transmisi ini
terjadi kerusakan accessories atau tidak berfungsi, maka Penyedia Jasa
diwajibkan untuk memperbaiki atau menggantikan dengan yang baru sesuai
dengan petunjuk Direksi, kemudian diuji kembali agar mendapatkan hasil yang
optimal sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan. Biaya perbaikan atau
penggantian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengadaan accessories pipa
berdasarkan jumlah yang yang terpasang atau ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan accessories pipa dibuat
berdasarkan satuan buah (bh) sesuai yang diterima atau yang terpasang di
lapangan dan yang tercantum di dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
Satuan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan accessories pipa sudah
termasuk seluruh upah, bahan/material.
7.2. Uji Coba Pengaliran
a. Umum :
Untuk pekerjaan jaringan pipa transmisi diperlukan pengetesan terhadap
kebocoran dan pengujian pengaliran pada jaringan pipa. Sedangkan pengujian
pipa terhadap kekuatan tahan tekan air harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui oleh Direksi atau di laboratorium pabrik yang bersangkutan dan segala
biaya yang timbul menjadi beban Penyedia Jasa.
b. Cara Pelaksanaan :
Pemeriksaan kebocoran dan pengaliran pipa dilakukan setelah selesai
pemasangan dan penyambungan serta pemasangan accessories pipa jaringan
transmisi dilaksanakan. Uji coba pengaliran dilakukan mulai dari hulu (intake)
sampai ke bak reservoir. Sambungan-sambungan pipa sepanjang jaringan pipa
transmisi tidak diperkenankan ada kebocoran selama pengujian pengaliran
dilaksanakan. Bilamana hasil uji pengaliran terdapat kebocoran, maka Penyedia
Jasa wajib untuk memperbaiki kembali pemasangan dan penyambungan pada
ruas pipa yang bocor. Perbaikan maupun penggantian pipa atau accessories
yang bocor tetap menjadi beban Penyedia Jasa. Dalam pelaksanaan uji coba
pengaliran pihak Direksi dan Pengawas Lapangan ikut dilibatkan dan hasil uji
coba pengaliran atas sepengetahuan Direksi.
c. Cara Pengukuran dan Pembayaran :
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan uji coba pengaliran pipa berdasarkan
panjang jaringan pipa transmisi yang terpasang (termasuk perlintasan pipa jika
ada). Pembayaran pekerjaan uji coba pengaliran pipa dibuat berdasarkan satuan
meter lari (m’) sesuai panjang pipa jaringan yang terpasang di lapangan dan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk
BAB XI - 35C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

pekerjaan ini sudah termasuk seluruh upah, bahan dan peralatan


7.3. Pengecatan
a. Umum :
Pengecatan besi yang tampak dilakukan pada semua pipa GIP yang terbuka
terhadap udara, pada pipa GIP dan accessoriesnya di bangunan pelengkap
dan jembatan perlintasan. Permukaan pipa dibersihkan terlebih dahulu dan
sudah kering sebelum pengecatan dilakukan. Jika tidak ditentukan lain,
bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-1982.
b. Cara Pelaksanaan :
Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk
dipakai, harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan yang harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum
dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah kadaluarsa seperti yang
dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu harus
segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk di
bawah pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang
dibenarkan oleh Direksi dan tak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum
cat dan bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul. Seluruh
pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan corak seperti diperintahkan
oleh Direksi.
c. Cara Pengukuran dan Pembayaran :
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengecatan besi yang tampak dibuat
berdasarkan satuan meter lari (m’) sesuai yang diterima atau yang terpasang
di lapangan dan yang tercantum di dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
Satuan untuk pekerjaan pengecatan besi yang tampak sudah termasuk
seluruh upah, bahan/material dan peralatan
.
7.4. Pekerjaan Perlindungan
a. Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja
Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah pondasi dengan
lapisan lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan.
b. Lantai Kerja Batu Kosong
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus
menyediakan dan meletakkan lantai kerja batu kosong, terdiri dari batu
kasar sedemikian sehingga semuanya cocok satu sama lain. Tiap batu
mempunyai panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20 cm dan tebal yang
tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Batu harus diberi landasan
pasir dan diletakkan pada dasar alamiah sedemikian, sehingga permukaan
yang telah selesai merupakan bidang yang benar-benar rata.
c. Lantai Kerja Blok Beton
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus
menyediakan dan meletakkan lantai kerja blok beton, di atas muka tanah
galian untuk pondasi yang disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan. Blok
beton harus disiapkan sampai ukuran yang disetujui Direksi. Blok beton
harus dilengkapi dengan pengikat dengan persetujuan Direksi. Blok beton
BAB XI - 36C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

harus diletakkan dengan seksama untuk membuat permukaan yang benarbenar


rata, dengan sambungan terbuka sejajar lebar 1 cm atas tiap-tiap blok.
Semua itu harus dibuat dari beton dengan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5
Kerikil.
d. Bronjong dan Matras
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus membuat
bronjong kawat dengan mesin ukuran (2 x 1 x 0,5) m, diameter kawat 2,7
mm, ukuran mesh (8 x 10) cm (kecuali ditentukan lain oleh Direksi) dan
menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan di bawah ini, termasuk
penyiapan permukaan tanahnya. Batu-batu untuk bronjong harus seperti
yang ditentukan dalam Standar Nasional Indonesia NI–2 dengan ukuran
tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang dipakai
dipilih berbentuk bulat. Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai
batas pemisah bagian dalam dengan bahan kawat dan bentuk anyaman yang
sama. Batas pemisah ditempatkan sedemikian sehingga membentuk matras
berukuran 2 m x 1 m x 0,50 m. Hubungan antara bronjong atau matras
harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu
kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan pada bagian
yang bersinggungan dengan tanah, diberi lapisan filter ijuk. Pengerjaan
bronjong harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PBUI 1982.
Apabila bronjong ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus
diikat kawat dengan erat-erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang
tepinya. Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan di dalam gambar atau
diperintahkan oleh Direksi, dengan anyaman bentuk segi 6 beraturan yang
jarak sisi-sisinya 8 x 10 cm, serta sisi anyaman yang dililit harus terdiri dari
tiga lilitan.
e. Batu Kosong
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama. Berat jenis tidak
kurang dari 2,4 kg. Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kirakira
sama dengan ukuran 20–30 cm untuk sloope protection dan minimum
30 cm untuk penahan gerusan pada embung dan pekerjaan sungai lainnya.
Pekerjaan lindungan dengan rip-rap termasuk pula penyedia jasaan lapis
filter kerikil pasir seperti ditunjukkan pada gambar.
7.5. Pengadaan Dan Pemasangan Pipa PVC
a. Umum
Pipa PVC (Polyvinyl Chloride) merupakan bahan yang umum didapatkan di
pasaran secara bebas. Pipa PVC yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah pipa PVC SNI S.10-12,5 Bar (RR) dengan SNI 06-0084-2002.
b. Persyaratan Bahan dan Material :
1. Pipa PVC harus sesuai dengan SNI.06-0084 dengan panjang efektif pipa
yang harus dipenuhi adalah 6 (enam) meter kecuali ditentukan lain oleh
Direksi.
2. Pipa PVC harus tidak membahayakan kesehatan dari pemakai air.
3. Pipa PVC harus mempunyai kadar PVC murni minimum 92,5% dengan
produk serba sama.
BAB XI - 37C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

4. Tekanan kerja dari pipa dan alat bantunya minimum 12,5 Bar dan kuat
tarik minimum pada 20°C adalah 450 kgf/cm2 dan harus mampu
menahan terhadap pengujian tekanan hydrostatic test sebesar 4,2 kali dari
tekanan maksimum yang akan bekerja. Hasil pengujian tersebut
dinyatakan dalam Surat Keterangan dari Laboratorium pengujian bahan
yang ditunjuk oleh Direksi atau dari Laboratorium pabrik yang
bersangkutan.
5. Semua sambungan pipa PVC harus sesuai dengan standar SNI.06-0064.
6. Pipa PVC dan alat bantu lainnya dengan diameter 40 mm ke bawah dipakai
sambungan “Solvent Cement” (SCJ), sedangkan untuk pipa PVC dan alat
bantu lainnya dengan diameter 50 mm ke atas, dipakai dengan sambungan
“Rubber Ring” (RRJ) kecuali ditentukan lain sesuai dengan kebutuhan dan
keperluannya, seperti sambungan ulir-ulir, sambunga flange spigot/socket,
giboult joint dan lain-lain.
7. Tebal dinding pipa lengkung PVC dan alat bantu lainnya minimum harus
sama dengan tebal dinding pipa PVC lurus dan persyaratan-persyaratan
lainnya harus sesuai dengan SNI.06-0064.
8. Reducer PVC (taper) harus type concentric dan paling sedikit panjangnya
harus 3 kali beda diameter terbesar dan terkecil, sedangkan tebal dinding
minimum harus sama dengan tebal dinding pipa PVC lurus dan
persyaratan-persyaratan lainnya harus sesuai dengan SNI.06-0064.
9. Rubber Ring Joint harus tahan terhadap serangan micro organisme dan
terhadap semua zat yang dikandung oleh air dan tanah pada keadaan
normal. Rubber Ring Joint dan karet-karet asli atau karet-karet sintetis
harus sesuai dengan ISO R.1398 dan di dalam pemakaian Rubber Ring
Joint serta pelumas (lubricant) harus tidak menimbulkan bau, rasa atau
warna pada air minum disamping bahan-bahan lain yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Pelumas/lubricant yang dipakai harus tidak
mempunyai pengaruh terhadap bahan PVC dan Rubber Ring Joint.
10. Memperhitungkan penyediaan perlengkapan, bahan-bahan penghubung
seperti solvent cement, rubber ring joint, cairan pembersih,
pelumas/lubricant, mur dan baut. Untuk sambungan dengan flange dan
rubber packingnya dan lain-lain sambungan yang sehubungan dengan
pengadaan pipa PVC harus lengkap dan cukup.
c. Cara Pelaksanaan
1. Penyimpanan dan Pengangkutan
i. Setiap kendaraan yang dipakai untuk mengangkut pipa harus
mempunyai badan yang sesuai dengan panjang pipa, karena pipa
tidak boleh tergantung. Cara penanganan pengangkutan pipa harus
mengikuti rekomendasi dari pabrik. Tali dan semua pengait serta
alat besi lainnya yang dipakai dalam proses pengangkutan harus
benar-benar dilapisi dengan bahan lunak. Tidak diperkenankan
untuk memasang pengait pada permukaan dinding bagian dalam
ujung pipa. Tali yang kuat harus dipakai. Posisi pengangkutan
dengan tali harus diperhatikan sehingga kerusakan pada pipa
berkurang seminimal mungkin.
ii. Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diadakan untuk dilaksanakan
BAB XI - 38C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau


rusak. Jika terjadi kerusakan atau hilang, bahan pipa dan
perlengkapannya harus diganti sesuai dengan kualitas/bentuk
aslinya dan biaya yang ditimbulkan akibat penggantian tersebut
menjadi tanggungan Penyedia jasa.
iii. Sebelum dan sesudah pemasangan, pipa-pipa dan perlengkapan pipa
harus dijaga bersih dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retakretak.
2. Menurunkan pipa ke dalam parit
i. Pipa yang akan dipasang, diturunkan ke dalam parit galian dengan
bantuan alat khusus, harus disediakan oleh Penyedia Jasa. Semua
pipa, alat bantu, valve dan perlengkapan lainnya harus dengan hatihati
diturunkan ke dalam parit galian satu per satu dengan derek,
tali dan lain sebagainya sebagai alat bantu yang sesuai agar
terhindar dari kerusakan.
ii. Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat
kelalaian Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus mengganti pipa-pipa
yang rusak atau memperbaiki (bila masih dapat diperbaiki) kembali
seperti semula.
3. Pemeriksaan sebelum pemasangan
Semua pipa dan perlengkapannya yang akan dipasang serta alat bantu
untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati
sesaat sebelum pipa dan perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada
lokasi yang sebenarnya. Bila pada ujung pipa ada yang bengkok harus
dipotong sesuai dengan petunjuk Direksi. Pipa yang rusak harus
dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi.
4. Pembersihan pipa dan alat-alat bantu
Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam jenis
kotoran. Bagian luar ujung pipa (flens spigot) yang akan dipasang harus
dicuci terlebih dahulu sampai bersih dan bagian dalam pipa (flens socket)
harus dibersihkan dan harus bebas dari minyak dan gemuk sebelum pipa
dipasang, sehingga diperoleh sambungan pipa yang stabil dan baik.
5. Pemasangan pipa
i. Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai
kemasukan segala macam jenis kotoran yang dapat mengganggu
kebersihan dan kelancaran aliran air di dalam pipa.
ii. Setiap pipa yang sudah dimasukkan ke dalam parit galian harus
langsung dipasang dan disetel sambungannya dan kemudian diurug
dengan bahan-bahan yang disetujui oleh Direksi serta dipadatkan
dengan sempurna kecuali pengurukan pada tempat-tempat
sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi baru diperbolehkan untuk di urug.
iii. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangan terhenti,
harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak masuk ke
dalam pipa. Cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui
BAB XI - 39C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

oleh Direksi.
iv. Tikungan/belokan (vertikal/horizontal) tanpa elbow/bend
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua
pipa tidak boleh lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa
yang bersangkutan. Untuk itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut
oleh Direksi.
v. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus
dilaksanakan dengan penyambungan bend/elbow yang sesuai. Begitu
pula untuk pencabangan harus sesuai dengan tee atau tee cross
(sesuai kebutuhan).
vi. Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun
tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara
pemanasan).
vii. Peil dan perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah
asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan serta harus
mendapat persetujuan Direksi.
viii. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar
mengenai kedudukan pipa agar pipa yang dipasang betul-betul lurus
serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak
boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa di
kemudian hari.
ix. Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa
harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa
harus bersih. Penyambungan pipa dilakukan hanya dalam keadaan
kering.
x. Di sekeliling pipa harus diberi urugan sesuai dengan gambar, atau
bila tidak dinyatakan lain, diberikan urugan sedemikian rupa sehinga
terdapat tanah atau pasir setebal 10 cm di bawah pipa. Tanah yang
dipakai sebagai urugan berasal dari hasil galian jaringan pipa yang
memenuhi spesifikasi teknis sebagai urugan, dan apabila tanah hasil
galian tidak memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan untuk
mengurug maka urugan menggunakan pasir.
xi. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu di
luar jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat
untuk mencegah masuknya kotoran/benda-nebda asing atau air
kotor masuk ke dalam pipa.
xii. Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus
bersih dan bebas dari minyak/oli/ter/asapal atau bahan-bahan
minyak pelumas yang lain.
xiii. Semua ujung pipa yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dan diberi penahan dari beton K-175.
6. Pemotongan pipa
Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan oleh
Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi dan harus dilaksanakan dengan
alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang agar
benar-benar terjamin penyambungannya sesuai dengan syarat teknis atau
BAB XI - 40C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

sesuai petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan.


7. Penyambungan pipa
i. Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan/atau berdasarkan
petunjuk dari Direksi.
ii. Penyambungan pipa PVC yang akan dilaksanakan antara lain sebagai
berikut:
- TS-Joint untuk Ø < 2 “
- Rubber Ring Joint untuk Ø > 2”
8. Penyambungan pipa PVC dengan Rubber Ring
Bersihkan socket, alur, ring karet dan ujung spigot dengan bahan
pembersih (cleaner). Bagian yang berspigot harus miring 15
derajat dari sumbu pipa dan masuk ke dalam pipa yang harus di
tandai. Pada saat itu ring karet di tekan hingga berbentuk hati dan
masukkan ke dalam alurnya.
Oleskan minyak pelumas (lubricant) secara merata kira-kira
setengah dari panjang spigot.
Setelah kedua pipa benar-benar sejajar kedua bidangnya, dorong
spigot ke dalam socket dengan gerakan memutar yang ringan.
Dorong spigot sampai ke dalam tanda yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Defleksi yang diizinkan untuk sambungan dengan rubber ring
sesuai dengan petunjuk pabrik dan/atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
9. Penyedia Jasa harus mendapat izin-izin yang diperlukan apabila terdapat
bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya yang akan dilalui
jaringan pipa transmisi
7.6. Pengetesan Pipa ø 300
7.6.1. Umum
Untuk pekerjaan pipa transmisi diperlukan pengetesan kebocoran dan
pengaliran jaringan pipa
7.6.2. Cara Pelaksanaan
Pemeriksaan kebocoran dan pengaliran pipa dilakukan setelah selesai
pemasangan dan penyambungan serta pemasangan aksesoris. Sambungan –
sambungan pipa panjang rangkaian ruas tersebut tidak diperkenakan ada
kebocoran selama pengetesan. Bilamana hasil tes ternyata masih terdapat
kebocoran, maka penyedian jasa wajib untuk memperbaiki kembali
pemasangan dan penyambung pada ruas pipa yang bocor. Perbaikan
maupun pengganti pipa yang bocor tetap menjadi beban penyedian jasa.
Dalam pelaksanaan pengetesan pihak direksi dan pengawas lapangan ikut
dilibatkan dan hasil tes atau pengetahuan direksi.
7.6.3. Cara pengukuran dan pembayaran
Pengukuran prestasi pekerjaan pengetesan pipa berdasarkan jumlah yang
tertera dalam gambar kerja dengan persetujuan direksi.
BAB XI - 41C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

Pembayaran pekerjaan pengetesan pipa berdasarkan satuan meter lari (m’)


yang dilaksanakan dan terpasang dilapangan dengan persetujuan oleh
direksi pekerjaan.
7.7. Patok Kilometer dan Hetometer
7.7.1. Umum
Pekerjaan patok kilometer dan hectometer dibuat dari beton bertulang
dengan campuran 1 : 3 : 5.
7.7.2. Cara Pelaksanaan
- Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini semen Portland
komposit ( PCC ) produksi dalam negeri dan memenuhi persyaratan
SNI 15 – 7064 – 2004.
- Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih 5 %
- Air yang digunakan untuk campur pekerjaan pasangan batu tidak
boleh mengandung minyak, alkali, garam, bahan – bahan organis.
- Besi tulang yang bulat dan polos, sesuai dengan SNI 07-2529-1991
dan PBI 1971.
- Bahan batuan ( kerikil cor atau batu pecah ) harus memenuhi
persyaratan dengan SNI 03-2417-1991
- Untuk pekerjaan beton ini digunakan campuran 1 bagian semen (PCC )
: 3 bagian kerikil dan 5 bagian pasir ( 1:3:5)
- Pencampuran adukan digunakan dengan mesin pengaduk ( molem )
pencampuran menggunakan tenaga manusia harus dapat persetujuan
direksi.
- Patok hectometer dipasang sepanjang tiap jaringan pipa transmisi pada
jarak 100 m, dan patok kilometer dipasang setiap 10 patok hectometer
pada waktu semua pekerjaan jaringan transmisi selesai. Patok kilometer
dan hectometer ditandai dengan angka dan hecktometer.
- Patok harus dicat dengan warna biru mengkilat. Sebagai titik nol yagn
dipakai untuk pengukuran yang digunakan pada bangunan intake atau
berdasarkan persetujuan direksi
- Patok ditempatkan pada lokasi yagn tidak mudah digunakan dan
ditentukan oleh direksi.
7.7.3. Cara pengukuran dan pembayaran
Pengukuran presntasi pekerjaan patok kectometer dan patok kilometer
berdasarkan jumlah yang dikerjakan / dipasang dan tercantum dalam
gambar kerja dan persetujuan direksi
Pembayaran pekerjaan patok hecktometer dan patok kilometer berdasarkan
satu bua ( bh ) yang dilaksanakan dan terpasang dilapangan dengan
persetujuan oleh direksi pekerjaan.
7.8. Pembersihan Lokasi Bangunan/Finishing
Lokasi pekerjaan harus sudah dibersihkan dari segala macam sisa material
yang tidak dipakai dan kemudian dirapikan sebaik mungkin dibawah
pengawasan Direksi.
BAB XI - 42C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta
Lelang/Kanal Jongaya

Seluruh pekerjaan dikatakan selesai secara fisik apabila dikerjakan sesuai


dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang disyaratkan.
BAB XI - 1C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta Lelang/Kanal
Jongaya

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
A.I Spesifikasi Umum (Teknis)
1. Letak / Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan terletak pada Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang Lingkup Pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan :
a. Mobilisasi/Demobilisasi
b. Perintis dan Pembuatan Jalan Kerja
2. Pekerjaan Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
Sumanbaho
Kabupaten Mamuju :
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Bangunan Intake
3. Pekerjaan Bak Prasedimen
4. Pekerjaan Jaringan Pipa Transmisi
3. Jalan Masuk Ke Daerah Pekerjaan
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja adalah menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada dan berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan lokasi
pekerjaan.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang
berhubungan dengan penggunaan jalan angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa, bila diperlukan, harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutan, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan
perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan Pemerintah setempat dan Badan
Swasta.
Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang dibebaskan oleh pemberi Tugas untuk
keperluan jalan masuk kedaerah kerja, apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan
masuk
demi kemajuan pekerjaan. Dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan
tertulis kepada Direksi jauh sebelumya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat
dilakukan.
BAB XI - 2C-PBPS/My Dok/Lelang_PPK08/Dok. Kanal/Bab I-Instruksi Peserta Lelang/Kanal
Jongaya

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.Apabila
Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi harus
dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri dan harga untuk semua
pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
4. Gambar-gambar Yang Dimiliki Penyedia Jasa
4.1. Gambar – Gambar Pekerjaan Tetap
a. Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia

Anda mungkin juga menyukai