Nomor : PL.102/04/ADD-FSK.MB/JP.SU-ULP.PU/2017
Tanggal 09 Februari 2016
(SEMULA TERTULIS)
(BERUBAH MENJADI)
(SEMULA TERTULIS)
SATUAN KERJA
PERHUBUNGAN DARAT
SULAWESI UTARA
TAHUN ANGGARAN
2017
SPESIFIKASI TEKNIS
A. MARKA JALAN
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Marka
THERMOPLASTIC
1) Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan
memantulkan cahaya pada malam hari (Retroleflektif) bila terkena sinar lampu
kendaraan, dengan ketentuan :
a) AASHTO M 247 – 09 untuk manik-manik kaca
b) AASHTO M-249 – 98 untuk cat THERMOPLASTIC
2) Bahan marka jalan jenis Thermoplastic terdiri atas 5 (lima) komponen dengan
komposisi sebagai berikut :
1) Binder;
2) Manik-manik kaca;
3) Titanium dioxide (TiO2);
4) Calcium carbonate dan inert filler;
5) Pigment kuning untuk marka kuning.
3) Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 3
mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu udara 32 + 2ºC;
4) Untuk jalan nasional marka jalan harus memiliki rata-rata tingkat retroreflektif
minimal 300 mcd/m²/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah
aplikasi. Pada akhir tahun ke-1 rata-rata tingkat retroreflektif minimal 250
mcd/m²/lux;
5) Bahan yang digunakan dalam spesifikasi ini tidak boleh lebih dari 1 (satu) Tahun dari
tanggal produksi (tidak kadaluarsa);
6) Setiap bahan yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan
menunjukan sertifikat uji Laboratorium resmi dalam negeri atau luar negeri.
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Dan Ukuran
Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut :
1) Bahan
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.
2) Ukuran daun rambu adalah 750 x 750 mm (untuk rambu standart), Permukaan bagian
depan harus dibubuhi logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu
dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi
pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4)
untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut :
Sudut Sudut Putih Kuni Oran Hija Mera Bir Cokl Fluoresens Fluoresens Fluores
ng ye u h u at Kuning-hijau Kuning ens
Pengamatan Datang Oranye
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 25 400 300 150
0.1 +30 240 175 94 32 42 20 12 185 140 70
0.2 -4 360 270 145 50 65 30 18 290 220 105
0.2 +30 170 135 68 25 30 14 8.5 135 100 50
0.5 -4 150 110 60 21 27 13 7.5 120 90 45
0.5 +30 72 54 28 10 13 6 3.5 55 40 22
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila
dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak.
Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan
pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV.
Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan tulisan warna
merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi daripada nilai retroreflektif
warna putih. Nilai retroreflektif warna putih minimal ASTM tipe I.
c. Tiang Rambu
1) Bahan Tiang Rambu
Bahan pipa galvanis dengan syarat :
a) Berbentuk pipa bulat;
b) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat;
c) Tiang Rambu merupakan batangan utuh (tanpa sambungan/Las) dengan panjang
4.000 mm (untuk rambu standart).
2) Jenis Konstruksi Tiang Rambu dengan bahan logam tiang tunggal menggunakan :
a) Pipa galvanis bulat medium b diameter minimal 55 mm (2”), dengan tebal
minimal 2 mm;
b) Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30x200 mm yang
dilas pada tiang rambu dengan bersilang dan besi beton ukuran 8 yang masuk
menyilang ke pipa;
c) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu;
d) Menggunakan besi siku uk. 3x30x30 mm yang satu sisinya vertikal menghadap
ke depan, dan sisi lainya horizontal masuk ke tiang dan dilas rapat;
e) Ketinggian rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 13
Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.
d. Tatacara Penempatan
Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.
e. Tatacara Pemasangan
Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu :
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan.
2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang tunggal dengan syarat :
a) Ukuran pondasi rambu setiap tiang masing-masing berukuran :
(1) Pengecoran di luar
- Sisi bagian atas : 250 mm
- Sisi bagian bawah : 400 mm
- Kedalaman : 600 mm
b) Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm;
c) Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan ketebalan
100 mm;
d) Mutu pondasi beton K-175;
e) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.
C. RAMBU CHEVRON
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Dan Ukuran
Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut :
1) Bahan
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.
2) Ukuran daun rambu adalah 750 x 600 mm, Permukaan bagian depan harus dibubuhi
logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker
perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU
Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4)
untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut :
Sudut Sudut Putih Kuni Oran Hija Mera Bir Cokl Fluoresens Fluoresens Fluores
ng ye u h u at Kuning-hijau Kuning ens
Pengamatan Datang Oranye
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 25 400 300 150
0.1 +30 240 175 94 32 42 20 12 185 140 70
0.2 -4 360 270 145 50 65 30 18 290 220 105
0.2 +30 170 135 68 25 30 14 8.5 135 100 50
0.5 -4 150 110 60 21 27 13 7.5 120 90 45
0.5 +30 72 54 28 10 13 6 3.5 55 40 22
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila
dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak.
Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan
pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV.
c. Tiang Rambu
b. Tatacara Penempatan
Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.
c. Tatacara Pemasangan
Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu :
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan.
2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu chevron
untuk rambu tiang tunggal dengan syarat :
a) Ukuran pondasi rambu setiap tiang masing-masing berukuran :
(1) Pengecoran di luar
- Sisi bagian atas : 250 mm
- Sisi bagian bawah : 400 mm
- Kedalaman : 600 mm
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a) Bahan Dan Ukuran
Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut :
1) Bahan
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.
2) Ukuran daun rambu adalah 900 x 900 mm dan 750 x 750 mm, Permukaan bagian depan
harus dibubuhi logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi
Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275
UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4)
untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut :
Sudut Sudut Putih Kuni Oran Hija Mera Bir Cokl Fluoresens Fluoresens Fluores
ng ye u h u at Kuning-hijau Kuning ens
Pengamatan Datang Oranye
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 25 400 300 150
0.1 +30 240 175 94 32 42 20 12 185 140 70
0.2 -4 360 270 145 50 65 30 18 290 220 105
0.2 +30 170 135 68 25 30 14 8.5 135 100 50
0.5 -4 150 110 60 21 27 13 7.5 120 90 45
0.5 +30 72 54 28 10 13 6 3.5 55 40 22
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila
dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak.
Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan
pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV.
Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan tulisan warna
merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi daripada nilai retroreflektif
warna putih. Nilai retroreflektif warna putih minimal ASTM tipe I.
c. Tiang Rambu
d. Tatacara Penempatan
Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.
e. Tatacara Pemasangan
Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu :
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang rambu
dengan menggunakan baut yang dikencangkan.
2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang Fl dengan syarat :
a) Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang
masing-masing berukuran:
(a) Sisi bagian atas : 600 mm
(b) Sisi bagian bawah : 600 mm
(c) Kedalaman : 1150 mm
b) Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm;
c) Mutu pondasi beton K-250;
d) Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu ukuran
400x400x12 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 19 mm dan panjang 600
mm;
e) Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar
disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban yang
terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya;
f) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan dengan
permukaan tanah dan jalan.
E. RAMBU PENDAHULU PENUNJUK JURUSAN (RPPJ)
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Dan Ukuran Daun RPPJ
Persyaratan teknis daun RPPJ adalah sebagai berikut :
1) Bahan Logam
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.
2) Ukuran
a) Ukuran daun rambu 1800 x 1200 mm;
b) Ukuran daun rambu 2400 x 1200 mm;
3) Permukaan bagian depan harus dibubuhi inisial ”Perhubungan” atau logo
perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker perlengkapan
jalan yang berisi tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU
Nomor 22/2009 (warna tulisan merah) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Untuk warna dasar permukaan daun RPPJ menggunakan reflektif sheet yang
mempunyai daya pancar reflektif sheeting (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut
datang -4) untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut.
Memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan pembagian jenis material
retroreflektif dengan huruf dan dasar menggunakan ASTM D4956 Tipe IV.
c. Tiang RPPJ
1) Bahan Tiang RPPJ
a) Bahan logam dengan syarat :
(1) Berbentuk pipa bulat, pipa segi delapan, besi profil H atau besi profil U;
(2) Tahan terhadap proses korosi dan oksidasi, dengan atau tanpa lapisan anti
karat pencegah korosi dan oksidasi, terbasuk bagian berlubang untuk
sambungan baut.
2) Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam berbentuk tiang huruf F :
a) Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6”) dengan tebal minimal 2,8 mm;
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
c) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 12 mm lalu
dilas ketiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk penegak yang dilas
secara penuh ketapakan dan tiang, dipasang dengan angkur baut. Bagian bawah
terdiri dari minimal 4 buah angkur baut dengan besi beton ukuran diameter 19
mm dan panjang 600 mm. Struktur rangka beton pondasi sebagaimana gambar;
d) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku minimal
3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada tiang rambu secara
bersilangan;
e) Sambungan tiang rambu dengan lengan daun rambu (flange dan rib plate)
menggunakan pengikat untuk memperkuat sambungan menjadi kaku dan kuat.
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Ukuran Pagar Pengaman Jalan
1) Lempengan besi (beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan
memanjang dimana pada bagian ujungnya disambungkan dengan lempengan besi
yang melengkung dan biasa disebut lempengan besi/terminal end. Lempengan besi
mempunyai ukuran-ukuran minimal sebagai berikut :
a) Penampang melintang :
(1) Tebal : 2, 67 mm
(2) Lebar : 312 mm
(3) Tebal : 83 mm
lekukan
b) Panjang lempengan :
(1) Panjang total lempengan : 4.300 mm
(2) Pajang efektif lempengan : 4.000 mm
Lengan Lempengan besi:
a) Penampang melintang sesuai dengan ukuran lempengan besi (beam)
b) Penampang memanjang dengan ukuran minimal:
(1) Panjang total : 725 mm
(2) Panjang efektif : 540 mm
(3) Jari-jari lekukan luar : 240 mm
(4) Jari-jari lekukan dalam : 580 mm
(5) Tebal lekukan : 250 mm
2) Tiang penyangga (post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang
kokoh dengan ketebalan penampang plat 4,5 - 6 mm dan berfungsi untuk
menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi. Tiang penyangga
mempunyai ukuran minimal sebagai berikut :
a) lebar : 180 mm
b) ketebalan : 4,5 - 6 mm
c) Panjang total :1.800 mm
d) Tiang efektif diatas permukaan tanah : 655 mm
terhadap lempengan besi
3) Besi Pengikat (blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan
penampang plat minimal 4,5 - 6 mm, panjang 352 mm, lebar 180 mm dan ketebalan
blocking 6 mm, yang berfungsi sebagai pengikat antara tiang penyangga dengan
lempengan besi (beam).
b. Bahan Pagar Pengaman Jalan
1) Lempengan besi dan Tiang penyangga (post)
Terbuat dari tipe Plat Baja Gelombang Lapis Seng Pagar Pengaman (Flex Beam
Guard Rail) dimana mempunyai ukuran sebagai berikut :
Sumber : SNI
Tipe
Pagar Pengaman
P (mm) T% L (mm) T%
4000 std 1 Maks 312 Std 1 maks
Sumber : SNI
3) Lengan lempengan besi (sleeve beam) mempunyai bahan yang sama dengan
lempengan besi (beam);
4) Ukuran Baut
Baut yang digunakan untuk sambungan plat baja gelombang lapis seng harus
memenuhi seperti tabel berikut :
5) Besi pengikat (bracket) adalah berupa baut jenis payung dan mur diameter 16 mm
untuk beam, baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk bloking dan baut
dan mur jenis hexagonal diameter 16 mm untuk tiang serta besi pengikat yang
berfungsi untuk penyambung dan melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga
dengan mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi (beam);
6) Pada bagian belakang lempengan besi (beam) dan terminal end dibubuhi Stiker
perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU
Nomor 22/ 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, contoh gambar stiker
terlampir;
7) Setiap bahan pagar pengaman yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium
dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau
Internasional.
3) Pada kedua ujung pagar pengaman jalan dapat dilekukan sampai permukaan tanah
atau diberi pengaman untuk keselamatan pemakai jalan.
4) Pemeriksaan Akhir
a) Kekuatan berdirinya tiang penyangga
b) Ketepatan penyambungan antara lempeng besi dengan lempengan besi atau
lempengan besi dengan lengan lempengan besi (sleeve beam)
G. WARNING LIGHT TENAGA SURYA
1. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Kondisi Kerja
1. Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C
2. Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %
3. Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini circuit
breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth leakage circuit
breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir.
4. Bekerja dengan menggunakan sumber energi tenaga surya.
5. Dapat dibebani lampu jenis LED.
c. Perangkat Kendali
1) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika aktif
maupun pasif, papan sirkit tercetak (PCB) dan elektronika penuh serta rangka yang
mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat dengan kelembapan nisbi
maksimum 95 %
2) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung) untuk
kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi dengan penjepit ganda.
3) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat menghindarkan
terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat endapan atau bocoran.
4) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, konstruksinya harus
simetris dan halus
5) Disain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi modul-modul
yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan
6) Setiap modul harus mempunyai panel indikator yang mudah dilihat.
d. Rumah perangkat Lampu Aspek
1) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan ketentuan :
a) bahan dari plat alumunium dengan tebal 2 mm
b) Bentuk setiap aspek box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat
dipertukarkan tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek
f. Panel surya
Panel Surya berfungsi sebagai catudaya yang menghasilkan energi listrik dari
energi matahari.
g. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh tenaga
surya.
a. Baterai
1) Jenis : VRLA
2) Tegangan Kerja : Max 48 V DC
3) Kapasitas : 100 Ah
b. Batteray Charger
1) Tegangan Max. : Max 48 V DC
3. Syarat Mutu
a. Sifat Tampak
1) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan.
2) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari
bahan/komponen yang disyaratkan.
3) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang teratur
dan hasil patrian harus rapi dan bersih.
4) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat dari
bahan/komponen yang disyaratkan.
b. Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas harus memenuhi syarat
sebagai berikut
1) Lampu bekerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis.
2) Semua instrumen pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya.
3) Sistim modul harus menjamin kemudahan dan dalam waktu singkat pada saat
perawatan, perbaikan dan pengernbangan.
4) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang
berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor.
5) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu lintas
harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi
teknis.
c. Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut
b. Cara Pemasangan
1) Tiang Lampu warning light
Sebelum pemasangan tiang harus dicat terlebih dahulu dengan cat menie
besi dengan Cara pemasangan adalah
a) Tiang alat pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak paling dekat
60 Cm dari tepi jalur kendaraan atau lihat gambar terlampir.
b) Tiang pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak 100 Cm dari
permukaan pembelokan tepi jalan seperti gambar terlampir.
c) Ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya sesuai dengan gambar
terlampir.
d) Untuk berbagai keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu
lintas seperti gambar teriampir.
2) Patok Pengaman
a) Patok pengaman diletakkan 50 Cm dari tiang warning light atau rumah
perangkat kendali warning light dengan sedemikian rupa sehingga tiang
aaat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh sebab
keluar dari jalur kendaraan.
b) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat
pemberi isyarat lalu lintas maupun rumah perangkat kendali alat pemberi
isyarat lalu lintas.
3) Power Supply
Power supply adalah tenaga listrik yang diperoleh dari energy surya
tersebut.
5. PEMELIHARAAN
Untuk terjaminnya fungsi warning light guna ketertiban, kelancaran dan keamanan
gerakan arus lalu lintas jalan, maka :
b. Disekitar tiangnya harus dijaga kebersihan dari rumput-rumput yang tumbuh atau
kotoran-kotoran lainnya.
c. Mengadakan pengecatan kembali terhadap tiang, box bila ternyata cat-catnya
sudah pudar.
d. Pemeliharaan terhadap keadaan teknis peralatan
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Kondisi Kerja
1) Suhu keliling : 5 s/d 70 derajat C
2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %;
3) Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini circuit
breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth leakage circuit
breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir;
4) Dapat dibebani lampu jenis LED.
7) Power Supply
a) Power supply adalah jaringan distribusi PLN ditempat tersebut;
b) Untuk menjaga regulasi tegangan supply ke peralatan perlu dilengkapi
stabilizer;
c) Arde (Grounding), pipa untuk arde ditanam disamping Rumah Perangkat
Kendali Lampu Pengatur Lalu Lintas dengan kedalaman minimal 4 meter
atau sampai didapat air dan nilai tahanannya kurang dari atau sama dengan
10 Ohm.
c. Syarat Mutu
1) Sifat Tampak
a) rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan;
b) perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari
bahan/komponen yang disyaratkan;
c) papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur pengkawatan yang teratur dan
hasil patrian harus rapi dan bersih;
d) perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat, dan terbuat
dari bahan/komponen yang disyaratkan.
2) Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu warning light tenaga listrik harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a) lampu bekerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis;
b) semua instrumen pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya;
c) sistem modul harus menjamin kemudahan dan dalam waktu singkat pada
saat perawatan, perbaikan dan pengernbangan;
d) perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang
berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor;
e) semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu
lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
3) Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut :
a) jenis warning light tenaga listrik;
b) nama pabrik pembuat;
c) nomor seri;
d) tahun pembuatan;
e) tegangan dan frekwensi pengenal;
f) blok diagram rangkaian.
d. Bahan dan Petunjuk Teknis Pemasangan
1) Peralatan Penunjang
a) Pipa Pelindung Kabel (Duct)
Pipa pelindung kabel menggunakan pipa besi galvanis atau pipa pvc type
AW diameter minimal 2 inchi yang bagian dalamnya harus halus untuk
mencegah terjadinya kerusakan kabel pada waktu pemasangan.
b) Kabel
(a) kabel tanah harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 4 X 2,5 mm2 ;
(b) kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 6 X 2,5 mm2
untuk tegangan PLN 220 Volt.
2) Cara Pemasangan
a) Tiang lampu warning light tenaga listrik :
Cara pemasangan tiang :
(a) tiang warning light tenaga listrik dipasang dengan jarak paling dekat 60
Cm dari tepi jalur kendaraan;
(b) tiang warning light tenaga listrik dipasang dengan jarak 100 Cm dari
permukaan pembelokan tepi jalan;
(c) ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya sesuai gambar;
b) Patok Pengaman
(a) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang warning light tenaga listrik
atau rumah perangkat kendali warning light tenaga listrik;
(b) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat
pemberi isyarat lalu lintas maupun rumah perangkat kendali warning
light tenaga listrik.
1. SPESIFIKASI TEKNIS
1. UMUM
Sistem Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya (APJTS) terdiri atas modul Photovoltaic
(Solar Cell / Panel Surya) yang akan mengkonversikan energi matahari menjadi
tenaga listrik. Energi ini akan disimpan pada suatu baterai sepanjang hari siang. Pada
malam hari digunakan untuk menghidupkan lampu. Dengan system control pengisian
battery (Solar Battery Control Charging), system akan bekerja untuk menyalakan dan
menghidupkan lampu.
Keuntungan menggunakan sistem ini, antara lain: pemeliharaan lebih mudah,
penghematan energi dan biaya.
1. RUANG LINGKUP
• Pengadaan Peralatan dan pemasangan satu Unit APJ dengan komponen: Modul
Surya, Lampu, Baterai, Solar Battery Control Charging, beserta Tiang lampu.
• Pembangunan dan Pemasangan Unit APJTS, dengan syarat barang yang
ditawarkan harus dari pabrikan/agen tunggal/distributor yang ditunjuk oleh
pabrikan yang dilengkapi dengan sertifikat pengujian dari lembaga yang
terakreditasi.
• Jaminan Pemeliharaan secara berkala untuk menunjang kelangsungan operasi.
2. KLASIFIKASI
h. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat beroperasi minimal 12 jam per
hari untuk penyalaan lampu.
i. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus mampu mempunyai cadangan energi
minimal 3 hari beroperasi, tanpa 2 hari pengisian battery.
j. Sistem Kontrol Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat dioperasikan
secara manual (penyalaan dan mematikan lampu, dapat dalam jam-jam tertentu)
dan /atau diatur dengan kondisi gelap atau terang cuaca.
k. Sistem Kontrol Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat mengatur pola
beban operasi, untuk full load dan half load dalam waktu yang ditentukan.
l. Sistem Penyimpanan battery didesain sedemikian rupa untuk menjaga
keamanan , akan tetapi mudah untuk perawatan.
m. Box battery didesain sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan sirkulasi
udara untuk menstabilkan temperatur udara didalam box batere.
n. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya mempunyai klasifikasi sebagai berikut
:
1) Untuk perlindungan terhadap kejut listrik kelas I (tegangan sentuh langsung)
2) Untuk perlindungan isolasi kelas II
3) Untuk perlindungan terhadap debu, benda padat dan kelembaban
3. PERSYARATAN
• Penyedia barang membuat desain sistem APJTS , misalnya blok diagram
sistem, single line diagram dan detail komponen, termasuk gambar konstruksi
Pondasi, Boks battery, dan Penyangga Panel;
• Penyedia barang dapat menjelaskan pola penggunaan energi dengan pemakaian
energi maksimal sebesar 360 watt perhari;
• Melampirkan Copy Surat Tanda Daftar Badan Usaha Penyedia Bahan
Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ), bidang Alat Penerangan Jalan yang masih
berlaku dari pemberi dukungan;
• Melampirkan Copy Surat Tanda Daftar Badan Usaha Pembuat Perlengkapan
Jalan (TD- BUPPJ), bidang Alat Penerangan Jalan yang masih berlaku sebagai
penyedia;
• Komponen utama APJTS dilengkapi Sertifikasi/hasil uji serta dukungan dari
Pabrikan/Agen tunggal/ Distributor di Indonesia, khususnya untuk produk:
• Modul Surya;
• Lampu LED;
• Alat control pengisian baterai (Solar Charge Battery Controller);
• Baterai;
• Tiang;
• Kabel;
• Luminer Lampu LED lengkap (termasuk didalamnya Lampu dan Luminer)
yang pengadaannya berasal dari satu merek, wajib melampirkan surat
keterangan satu kesatuan merek untuk Luminer PJU lengkap dari
pabrikan/perwakilan pabrik selaku pemegang merk di Indonesia;
• Luminer Lampu LED lengkap yang berasal dari luar negeri harus mempunyai
kantor perwakilan dan telah mempunyai investasi bidang perlampuan di
Indonesia (dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh Instansi yang
berwenang seperti BKPM/DEPERINDAG) dan mempunyai ISO 9001, ISO
14001 dan OHSAS 18001 yang masih berlaku;
• Bila perakitan dilaksanakan di Indonesia, pabrik perakitan harus mempunyai
ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 yang masih berlaku dan dirakit
dipabrik secara terpadu dibawah kendali kualitas dalam satu merk dengan acuan
standar teknis mengikuti IEC, demikian halnya juga untuk Luminer PJU
lengkap yang berasal dari luar negeri;
• Armatur lengkap Lampu LED yang berasal dari luar negeri harus mempunyai
distributor resmi/agen tunggal yang ditunjuk oleh pemegang merk di Indonesia
yang dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
(Kementerian Perdagangan) dan memiliki ISO 9001/9002, ISO 14001 dan
OHSAS 18001 yang masih berlaku atau apabila perakitan dilaksanakan di
Indonesia, pabrik perakitan harus mempunyai ISO 9001/9002, ISO 14001 dan
OHSAS 18001 yang masih berlaku dan dirakit di pabrik secara terpadu dibawah
kendali kualitas dalam satu merk dengan acuan standar teknis mengikuti The
International Electrotechnical Commission (IEC);
• Luminer Lampu PJU LED lengkap yang diadakan wajib melampirkan hasil
laporan pengujian IP (pemeriksaan visual, pengujian indeks pengamanan,
pengujian elektris) yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh lembaga nasional
maupun international yang terakreditasi;
• Penyedia barang menyampaikan daftar persentase kandungan lokal dari sistem
alat penerangan jalan tenaga surya tersebut;
• Penyedia Jasa yang turut melakukan pekerjaan wajib memiliki truck crane dan
alat-alat safety (keamanan) selama bekerja di lapangan;
• Penyedia jasa wajib mempunyai tenaga ahli dibidang energi kelistrikan.
1. UMUM
• Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya (APJTS) didesain untuk mudah dipasang
dan dirawat;
• Luminer (rumah lampu dengan lampu dan peralatannya) harus dibuat dari
material yang tahan karat dan getaran pada iklim tropis. Dengan pendingin
lampu yang sudah terintegrasi;
• Rumah lampu terbuat dari bahan die castaluminium atau sejenis dengan
ketentuan persyaratan :
1. Kandungan tembaga : < 0,50%
2. Kekuatan tekan minimum : 160 N/mm2
3. Cat finishing (Powder Coating) : warna abu-abu
4. Impact Strength/Kekuatan pukul minimum : 35 mJ/ mm2
5. Berat maksimum : 10 Kg
6. Tebal minimum : ± 2 mm
• Luminer harus dilengkapi dengan reflector atau Lensa. Reflector adalah bagian
terpisah dari rumah lampu dan lensa pengganti reflector, berfungsi membantu
penyebaran pencahayaan;
• Cover rumah lampu terbuat dari kaca dengan tebal minimum 7 mm,
transparan/tembus cahaya, kuat tidak mudah pecah, tahan panas dan
mempunyai sifat menstabilkan cahaya;
1. SPESIFIKASI
• Baterai
c. Type : VRLA GEL
d. Terminal : tahan korosi, dapat mencegah penyusutan stroom dan penguapan.
e. Tegangankerja : 24 V DC
f. KapasitasMin. : 160Ah
g. Garansi : 2 tahun
h. DOD pada 80 % : minimal 500 cycle
i. Melampirkan Hasil Uji Pabrik.
j. Temperatur Kerja : -25°C- 65°C
k. Memiliki sertifikasi dan laporan hasil uji dari Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri
yang telah terakreditasi dan/atau sertifikasi luar negeri, ISO 9001 dan ISO 14001
• Lampu
e. Jenis : High Power LED
f. Konsumsi daya LED : 40 Watt untuk High power Led
g. Tegangangan Masukan : 12/24VDC
h. Efikasi : ≥ 110 Lumen/Watt pada daya 40 watt dibuktikan dengan
hasil
uji yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Dalam
Negeri yang telah terakreditasi.
i. Illumination : Minimum 20 lux pada center ketinggian 8 meter
(menyesuaikan dengan
SNI)
j. Beam angle axis : ≥120º
k. Area Penyinaran : ±⌀25 Meter
l. Colour temperature : 5000 s.d 7000 Kelvin (untuk warna putih terang)
m. Umur lampu : ≥ 50.000 Jam
n. LED Driver : Harus menghasilkan Voltage yang tetap, memiliki
adjustmen
setting untuk peredupan secara otomatis dan manual
o. Power efisiensi : ≥ 90 %
p. Luminaire / rumah lampu LED dilengkapi dengan pendingin dan hitching dan
memiliki Standart IP 67.
q. Control arus konstan presisi tinggi <±2% untuk variasi tegangan battery.
r. Temperature operasi yang lebar; standar industri; kerja; suhu - 30°C ± 65 °C.
s. Temperatur rendah, pendingin tersendiri, tidak ada penambahan pendingin.
t. Arus output dapat disesuaikan dengan kebutuhan lampu.
u. Ada fungsi pengaturan ½ daya (automatic adjustable)
v. Full self-protection. Input polarity reverse protection; Output shout circuit
protection; Output open circuit protection;
w. Untuk mencapai tingkat pencahayaan yang maksimal sesuai kategori jalan yang
akan diterangi, Luminer PJU yang digunakan harus mempunyai Lumen output
system sama dengan atau lebih dari 4400 Lumen, dengan daya maksimal termasuk
watt losses sebesar 40Watt yang dibuktikan dengan Sertifikat dan Laporan Hasil Uji
yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri yang telah terakreditasi
secara Nasional.
x. Melampirkan hasil perhitungan distribusi cahaya (dalam bentuk simulasi software)
dimana perhitungan distribusi cahaya dilakukan dengan simulasi tinggi tiang PJU 9
m, jarak antar tiang PJU 30 m, lebar jalan 14 m dan menghasilkan lux rata-rata min
15 lux (sesuai SNI 7391: 2008)
• RumahLampu
a. Bahan : Alumunium Alloy, Corrosion proof
b. Kaca : Tempered Glass/sejenis
c. Reflector : Terbuat dari bahan alumunium yang dipoles secara
halus
secara kimia atau sejenisnya.
d. Standart Rumah lampu : IP 67
e. Sistem distribusi cahaya berpedoman pada CID No. 12/IES
• Tiang Lampu
a. Bahan : 3 mm Steel Plate
b. Bentuk : Oktagonal, Knock down
c. Ketinggian tiang : 9 meter
d. Ukuran : diameter 5“ bawah, dan 3“ atas
e. Perlakuan bahan (finishing) : Hot Dip Galvanized
f. Tinggi pole lampu : 8 meter
g. Ukuran base Plate : 40 x 40 cm tebal plat minimal 10 mm
h. Mempunyai alat pengamanan berupa jari-jari berfungsi untuk mencegah pencurian.
i. Pondasi Tiang lampu menggunakan Coran adukan 1 : 2 : 3 dengan ukuran minimal
60 x 60 x 100 untuk meletakkan base plate.
j. Perbandingan berat pondasi lebih besar dibandingkan dengan berat total tiang.
• Lengan Lampu
a. Bahan : Steel plate, tebal 1,5 mm
b. Bentuk : Ornamen, lengan tunggal
c. Ketinggian lampu : 8 meter
d. Ukuran : Maksimum Ø 5 cm
e. Perlakuanbahan (finishing) : Hot Dip Galvanized
• Sistem Perkabelan
a. Kabel Power : NYAF 2 x 4 mm, panjang maksimum 20 meter
b. Kabel Beban : NYAF 2 x 2,5 mm, panjang maksimum 20 meter
c. Posisi Boks Battery : ± 6 meter dari permukaan tanah
d. Dilengkapi kabel grounding, Memiliki Sertifikat sesuai dengan SNI.
1. DAFTAR KOMPONEN
APJTS 40W LENGAN TUNGGAL
2. SPESIFIKASI PERANGKAT
a. Housing atau Rumah Lampu
1) Terbuat dari high pressure aluminium die-casting dengan metode
pengecatan electro coating, RAL 9006 tahan terhadap pengkaratan.
2) Pemasangan ke tiang, side entry dengan diameter tiang Ø 42-60mm.
3) Rumah lampu dilengkapi anti drop dengan sling pengikat untuk
keamanan terhadap pengguna jalan raya.
4) Rumah lampu lolos uji getar (vibration test) sebesar 2 G.
5) Rumah lampu dapat di upgrade / downgrade (ke daya (watt) yang lebih
tinggi / rendah) tanpa mengganti driver.
5. PENGKABELAN
Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) menggunakan Kabel
Udara Jenis LVTC 2 x 6, sedangkan untuk kabel yang ada didalam tiang
menggunakan kabel NYM 2 x 2,5 mm minimal setara prima
6. JAMINAN MUTU
a. Setiap bahan Lampu Penrangan Jalan Umum (LPJU) yang akan
dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji
Laboratorium berskala Nasional atau Internasional;
b. Pada tiang lampu penerangan jalan umum dibubuhi Stiker perlengkapan jalan
tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22
/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, contoh gambar stiker
terlampir, dengan posisi mudah terlihat.
7. PEMASANGAN LPJU
Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dipasang secara berderet dengan jarak
sekitar 50 meter kecuali terdapat hambatan atau halangan. Untuk lokasi
penempatan LPJU harus koordinasi dengan Staf Teknis Satker Perhubungan
Darat.
K. DELINEATOR PIPA PLASTIK
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Delineator
Delineator terbuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat
reflektif.
c. Pemasangan Delineator
1) Pemasangan delineator mengacu pada Keputusan Menhub Nomor : KM. 3
Tahun 1994 dan lampirannya tentang Alat Pengendali dan Pengaman
Pemakai Jalan.
2) Lokasi serta jarak pengulangan penempatan delineator disesuaikan dengan
hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas.
3) Kontruksi Pemasangan :
a) Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir
dengan ketebalan 100 mm;
b) Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175;
c) Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah :
(1) Sisi bagian atas : 300 mm
(2) Sisi bagian bawah : 500 mm
(3) Kedalaman : 600 mm
1. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Bahan Delineator
Delineator terbuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat
reflektif.
3. Pemasangan Delineator
4) Pemasangan delineator mengacu pada Keputusan Menhub Nomor : KM. 3
Tahun 1994 dan lampirannya tentang Alat Pengendali dan Pengaman
Pemakai Jalan.
5) Lokasi serta jarak pengulangan penempatan delineator disesuaikan dengan
hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas.
6) Kontruksi Pemasangan :
d) Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir
dengan ketebalan 100 mm;
e) Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175;
f) Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah :
(4) Sisi bagian atas : 300 mm
(5) Sisi bagian bawah : 500 mm
(6) Kedalaman : 600 mm
1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Kondisi Kerja
1) Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C
2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %
3) Perangkat Kendali
a) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika
aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PBC) dan elektronika penuh
serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat
dengan kelembapan nisbi maksimal 95%;
b) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung)
untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi
dengan penjepit ganda;
c) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat
menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat
endapan debu karbon;
d) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, kontruksinya
harus simetris dan halus;
e) Desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi
modul-modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan;
f) Setiap modul harus mempunyai panel indicator yang mudah dilihat.
7) Baterai
a) Jenis : Absorbed Glass Mat atau Lithium Ion
b) Tegangan kerja : 48 V DC
c) Kapasitas : 42 Ah
d) Jaminan pemakaian : 3 tahun
8) Kendali (Controller)
a) Kendali utama (Master Controller) memiliki 8 signal grup, 4 program
tetap, 1 flashing serta 10 Plan Wireless (10 perubahan program per
hari);
b) Kendali bantu (Slave Contoller) kapasitas 3 signal dan daya output 100
watt/signal.
9) Jaringan komunikasi
Komunikasi antar tiang APILL mengunakan kabel atau frekuensi radio
yang telah sertifikasi. Dengan spesifikasi sebagai berikut :
a) Frekuensi radio : 433,8 Mhz – 444,8 Mhz
b) Daya output : 50 m Watt
c) Tegangan kerja : 3 – 12 Volt
d) Jenis antenna : Type Wipe
f. Syarat Mutu
1) Sifat tampak
a) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan;
b) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/
komponen yang disyaratkan;
c) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang
teratur dan hasil patrian harus rapid an bersih;
d) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat
dari bahan/ komponen yang disyaratkan.
2) Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Lampu berkerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis;
b) Semua instrument pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya;
c) System modul harus menjamin kemudahaan dan dalam waktu singkat
pada saat perawatan, perbaikan dan pengembangan;
d) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran
yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor;
e) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu
lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
3) Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut :
a) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya;
b) Nama pabrik pembuat;
c) Nomor seri;
d) Tahun pembuatan;
e) Tegangan dan frekuensi pengenal;
f) Blok diagram rangkaian.
2) Cara Pemasangan
a) Tiang Lampu Pengatur Lalu Lintas
Cara Pemasangan :
(1) Tiang alat pemberi
isyarat lalu lintas tenaga surya dipasang dengan jarak paling dekat
60 cm dari tepi jalur kendaraan;
(2) Tiang pemberi isyarat
lalu lintas dipasang dengan jarak 100 cm, dari permukaan
pembelokan tepi jalan;
(3) Ukuran standar tiang
dan pondasi selengkapnya;
(4) Untuk berbagai
keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu lintas
tenaga surya.
b) Patok Pengaman
(1) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang alat pemberi isyarat lalu
lintas tenaga surya atau rumah perangkat kendali alat pemberi
isyarat lalu lintas tenaga surya dengan sedemikian rupa sehingga
tiang alat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh
sebab keluar dari jalur kendaraan;
(2) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat
pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya maupun rumah perangkat
kendali alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya.
c) Lampu Aspek
Dalam pemasnagan lampu aspek, dengan ketentuan sebagai berikut :
Merah
Merah Kuning
Hijau
Hijau
(2) Horizontal berurutan dari sudut pandang pengguna jalan dari kanan
ke kiri berupa cahaya berwarna merah, kuning, dan hijau;
2. PROGRAMMING
Pengaturan lamanya cycle time di suatu persimpangan harus sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar traffic engineering yang ditetapkan oleh Pejabat/ Teknisi dan
Dinas Perhubungan
Q. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS TENAGA LISTRIK
a) SPESIFIKASI TEKNIS
a. Kondisi Kerja
1) Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C
2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %
3) Perangkat Kendali
a) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika
aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PBC) dan elektronika penuh
serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat
dengan kelembapan nisbi maksimal 95%;
b) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung)
untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi
dengan penjepit ganda;
c) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat
menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat
endapan debu karbon;
d) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, kontruksinya
harus simetris dan halus;
e) Desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi
modul-modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan
pengembangan;
f) Setiap modul harus mempunyai panel indicator yang mudah dilihat.
4) Rumah Perangkat Lampu Aspek
a) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan
ketentuan:
(1) Bahan dari plat alumunium, besi, atau bahan lainnya yang tahan
air, debu, dan dapat bertahan dengan semprotan air bertekanan
tinggi dengan tebal 2 mimimeter;
(2) Bentuk setiap aspek
box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat dipertukarkan
tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek.
b) Sistem optic, terdiri dari:
(1) Reflector dari bahan ohxrymium yang mengkilat atau bahan lain
yang tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya;
(2) Lensa diffuse yang dilengkapai karet penahan, bahan dari kaca
tahan panas dengan warna merah, kuning ambar atau hijau yang
tidak pudar warnanya dengan diameter 20 – 30 cm anti efek
phantom.
6) Kendali (Controller)
a) Kendali utama (Master Controller) memiliki 8 signal grup, 4 program
tetap, 1 flashing serta 10 Plan Wireless (10 perubahan program per
hari);
b) Kendali bantu (Slave Contoller) kapasitas 3 signal dan daya output 100
watt/signal.
7) Tiang Lampu
Tiang lampu pengatur Lalu Lintas mengunakan pipa bulat galvanis atau
bentuk octagonal galvanis, dengan ukuran masing-masing:
a) Tiang lengkung pipa galvanis atau pipa besi Ø 6” + Ø 4”+ Ø 2.5” atau
horizontal pipa galvanis atau pipa besi Ø 6” + Ø 4”+ Ø 2.5” dengan
tinggi 5,5 m;
b) Tiang lurus pipa galvanis atau pipa besi Ø 4” tinggi 3.5 m;
c) Patok pengaman pipa besi Ø 4”;
d) Pondasi tiang lampu beton bertulang 600 x 600 x 1000 mm, pemasangan
sesuai gambar rencana;
e) Pondasi patok pengaman beton 200 x 200 x 700 mm, pemasangan sesuai
gambar rencana;
f) Patok pengaman Ø 4” tinggi 800 mm dari permukaan tanah;
g) Rincian ukuran masing-masing bahan sebagaimana tercantum dalam
gambar.
f. Syarat Mutu
1) Sifat tampak
a) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan;
b) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/
komponen yang disyaratkan;
c) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang
teratur dan hasil patrian harus rapid an bersih;
d) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat
dari bahan/ komponen yang disyaratkan.
2) Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Lampu berkerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis;
b) Semua instrument pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya;
c) System modul harus menjamin kemudahaan dan dalam waktu singkat
pada saat perawatan, perbaikan dan pengembangan;
d) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran
yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor;
e) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu
lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
3) Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut :
a) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik;
b) Nama pabrik pembuat;
c) Nomor seri;
d) Tahun pembuatan;
e) Tegangan dan frekuensi pengenal;
f) Blok diagram rangkaian.
2) Cara Pemasangan
a) Pipa Pelindung
Cara Pemasangan :
(1) Tiang alat pemberi
isyarat lalu lintas tenaga surya dipasang dengan jarak paling dekat
60 cm dari tepi jalur kendaraan;
(2) Tiang pemberi isyarat
lalu lintas dipasang dengan jarak 100 cm, dari permukaan
pembelokan tepi jalan;
(3) Ukuran standar tiang
dan pondasi selengkapnya sesuai dengan gambar terlampir;
(4) Untuk berbagai
keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu lintas
tenaga listrik seperti gambar terlampir.
Rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas dipasang diatas
bantalan beton tak bertulang dan berongga dengan penyangga kerangka
besi sebagai berikut:
(1) Bantalan beton kurang
lebih setara dengan beton mutu K-175 atau dengan kata lain
mempunyai kuat tekan 175 kg/cm2 ;
(2) Lebar, panjang, dan
dalam dari bantalan beton yang berada di dalam tanah
masing-masing adalah 30, 60 dan 70 cm dari permukaan tanah;
(3) Tinggi dari bantalan
beton yang berada dari atas permukaan tanah 50 cm atau harus lebih
tinggi dari ketinggian air banjir didaerah itu, hal ini untuk mencegah
kerusakan perangkat kendali yang disebabkan dari masuknya air
banjir ke rumah perangkat kendali lampu pengatur lalu lintas;
(4) Bantalan beton
dilapisi dengan lempengan beton ukuran 35, 80 dan 5 cm
masing-masing untuk lebar, panjang dan tinggi;
d) Patok Pengaman
e) Lampu Aspek
Merah
Merah Kuning
Hijau Hijau
(3) Da
pat dilengkapi dengan lampu panah yang dipasang berdampingan
dengan lampu lurus dan peletakkannya sedemikian rupa sehingga
lebih mencolok kedepan daripada lampu lurusnya yang akan mudah
terlihat.
f) Kabel Tanah
(1) ka
bel diletakkan didalam pipa pelindung kabel yang ditanam 80 cm
dibawah permukaan jalan tanah;
(2) ka
bel tenaga dan kabel untuk isyarat harus diletakkan didalam yang
terpisah untuk mencegah interferensi;
(3) sel
ain sebagai overhead lampu aspek sebagai tambahan dapat juga
dipasang di seberang ujung kaki persimpangan;
(4) ka
bel yang diletakkan didalam pipa pelindung mengambil tempat
tidak boleh lebih dari 70 % seluruh luas pipa bagian dalam;
(5) dit
empat-tempat yang diperlukan seperti tempat sambungan dan
terminal agar kabel dilebihkan kurang lebih 50 cm;
(6) ka
bel harus diberi tanda pada tempat seperti :
(a) kedua ujung kabel;
(b) sambungan kabel;
(c) kabel untuk disambung pada peralatan;
(d) kedua ujung dari pipa pelindung.
(7) dia
tas pipa pelindung kabel diberi tanda batu bata merah dengan jarak
5 cm dari pipa pelindung kabel yang dipasang melintang, untuk
mencegah kerusakan pipa pelindung bila ada penggalian susulan
dan sebagai peringatan penggali, bahwa dibawah batu bata merah
ada kabel;
(8) tid
ak diperkenankan menyambung kabel didalam tanah, terutama
dibawah tanah.
g) Kabel Tenaga
3. PROGRAMMING
Pengaturan lamanya cycle time di suatu persimpangan harus sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar traffic engineering yang ditetapkan oleh Pejabat/ Teknisi dan
Dinas Perhubungan
PENUTUP