Anda di halaman 1dari 103

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Nomor : PL.102/04/ADD-FSK.MB/JP.SU-ULP.PU/2017
Tanggal 09 Februari 2016

Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Ruas Jalan Nasional Manado-Bitung


Satuan Kerja : Perhubungan Darat Provinsi Sulawesi Utara
Tahun Anggaran : 2017

Perubahan dan Penambahan Dokumen Pengadaan adalah sebagai berikut :

(SEMULA TERTULIS)

1. BAB. IV LEMBAR DATA PEMILIHAN


K. DOKUMEN PENAWARAN
b. Dokumen penawaran teknis.
Unsur-unsur kriteria penilaian dan tata cara evaluasi sebagai berikut :
1) Metode Pelaksanaan. :
a) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan
penguasaan penyelesaian pekerjaan mulai dari urutan/tahapan tata cara
kerja per item pekerjaan dari awal hingga selesai dan berkorelasi terhadap
penjelasan secara detail pada spesifikasi teknis. Maka mendapatkan nilai 9.
b) Penempatan dan jumlah kebutuhan peralatan dan bahan serta penempatan
dan jumlah penggunaan personil per item pekerjaan. Maka mendapatkan
nilai 6.

(BERUBAH MENJADI)

BAB. IV LEMBAR DATA PEMILIHAN


K. DOKUMEN PENAWARAN
b. Dokumen penawaran teknis.
Unsur-unsur kriteria penilaian dan tata cara evaluasi sebagai berikut :
1) Metode Pelaksanaan :
a) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan
penguasaan penyelesaian pekerjaan mulai dari urutan/tahapan tata cara
kerja per item pekerjaan dari awal hingga selesai dan berkorelasi terhadap
penjelasan secara detail pada spesifikasi teknis. Maka mendapatkan nilai 6.
b) Penempatan dan jumlah kebutuhan peralatan dan bahan serta penempatan
dan jumlah penggunaan personil per item pekerjaan. Maka mendapatkan
nilai 4.
c) Menyajikan Flowchart (diagram proses) tahapan pelaksanaan pekerjaan
pengadaan dan pemasangan per masing-masing item pekerjaan. Maka
mendapatkan nilai 5.

(SEMULA TERTULIS)

2. BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


(BERUBAH MENJADI)

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


REVISI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERLENGKAPAN JALAN

SATUAN KERJA
PERHUBUNGAN DARAT
SULAWESI UTARA

TAHUN ANGGARAN
2017
SPESIFIKASI TEKNIS

PENGADAAN DAN PEMASANGAN PERLENGKAPAN JALAN

A. MARKA JALAN

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Marka
THERMOPLASTIC
1) Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan
memantulkan cahaya pada malam hari (Retroleflektif) bila terkena sinar lampu
kendaraan, dengan ketentuan :
a) AASHTO M 247 – 09 untuk manik-manik kaca
b) AASHTO M-249 – 98 untuk cat THERMOPLASTIC
2) Bahan marka jalan jenis Thermoplastic terdiri atas 5 (lima) komponen dengan
komposisi sebagai berikut :
1) Binder;
2) Manik-manik kaca;
3) Titanium dioxide (TiO2);
4) Calcium carbonate dan inert filler;
5) Pigment kuning untuk marka kuning.
3) Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 3
mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu udara 32 + 2ºC;
4) Untuk jalan nasional marka jalan harus memiliki rata-rata tingkat retroreflektif
minimal 300 mcd/m²/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah
aplikasi. Pada akhir tahun ke-1 rata-rata tingkat retroreflektif minimal 250
mcd/m²/lux;
5) Bahan yang digunakan dalam spesifikasi ini tidak boleh lebih dari 1 (satu) Tahun dari
tanggal produksi (tidak kadaluarsa);
6) Setiap bahan yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan
menunjukan sertifikat uji Laboratorium resmi dalam negeri atau luar negeri.

b. Bentuk, Ukuran, Warna dan Tata Cara Penempatan


Bentuk, ukuran, warna, dan tata cara penempatan marka jalan mengacu pada Peraturan
Menteri Perhubungan No. PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan.

c. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan


Pelaksanaan pengecatan marka jalan harus menggunakan peralatan mekanis yang
diperuntukan untuk pekerjaan pengecatan jalan.
B. RAMBU LALU LINTAS TIANG TUNGGAL

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Dan Ukuran
Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut :
1) Bahan
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.
2) Ukuran daun rambu adalah 750 x 750 mm (untuk rambu standart), Permukaan bagian
depan harus dibubuhi logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu
dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi
pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :

1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4)
untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut :

Lembaran Retroreflektifª Tipe IV

Sudut Sudut Putih Kuni Oran Hija Mera Bir Cokl Fluoresens Fluoresens Fluores
ng ye u h u at Kuning-hijau Kuning ens
Pengamatan Datang Oranye
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 25 400 300 150
0.1 +30 240 175 94 32 42 20 12 185 140 70
0.2 -4 360 270 145 50 65 30 18 290 220 105
0.2 +30 170 135 68 25 30 14 8.5 135 100 50
0.5 -4 150 110 60 21 27 13 7.5 120 90 45
0.5 +30 72 54 28 10 13 6 3.5 55 40 22
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila
dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak.

Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan
pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV.

Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan tulisan warna
merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi daripada nilai retroreflektif
warna putih. Nilai retroreflektif warna putih minimal ASTM tipe I.
c. Tiang Rambu
1) Bahan Tiang Rambu
Bahan pipa galvanis dengan syarat :
a) Berbentuk pipa bulat;
b) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat;
c) Tiang Rambu merupakan batangan utuh (tanpa sambungan/Las) dengan panjang
4.000 mm (untuk rambu standart).

2) Jenis Konstruksi Tiang Rambu dengan bahan logam tiang tunggal menggunakan :
a) Pipa galvanis bulat medium b diameter minimal 55 mm (2”), dengan tebal
minimal 2 mm;
b) Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30x200 mm yang
dilas pada tiang rambu dengan bersilang dan besi beton ukuran 8 yang masuk
menyilang ke pipa;
c) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu;
d) Menggunakan besi siku uk. 3x30x30 mm yang satu sisinya vertikal menghadap
ke depan, dan sisi lainya horizontal masuk ke tiang dan dilas rapat;
e) Ketinggian rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 13
Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.

d. Tatacara Penempatan
Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.

e. Tatacara Pemasangan
Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu :
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan.
2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang tunggal dengan syarat :
a) Ukuran pondasi rambu setiap tiang masing-masing berukuran :
(1) Pengecoran di luar
- Sisi bagian atas : 250 mm
- Sisi bagian bawah : 400 mm
- Kedalaman : 600 mm

(2) Pengecoran setempat


- Sisi bagian atas : 250 mm
- Sisi bagian bawah : 500 mm
- Kedalaman : 500 mm

b) Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm;
c) Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan ketebalan
100 mm;
d) Mutu pondasi beton K-175;
e) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.
C. RAMBU CHEVRON

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Dan Ukuran
Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut :
1) Bahan
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.
2) Ukuran daun rambu adalah 750 x 600 mm, Permukaan bagian depan harus dibubuhi
logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker
perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU
Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4)
untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut :

Lembaran Retroreflektifª Tipe IV

Sudut Sudut Putih Kuni Oran Hija Mera Bir Cokl Fluoresens Fluoresens Fluores
ng ye u h u at Kuning-hijau Kuning ens
Pengamatan Datang Oranye
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 25 400 300 150
0.1 +30 240 175 94 32 42 20 12 185 140 70
0.2 -4 360 270 145 50 65 30 18 290 220 105
0.2 +30 170 135 68 25 30 14 8.5 135 100 50
0.5 -4 150 110 60 21 27 13 7.5 120 90 45
0.5 +30 72 54 28 10 13 6 3.5 55 40 22
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila
dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak.

Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan
pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV.

c. Tiang Rambu

1) Bahan Tiang Rambu


Bahan pipa galvanis dengan syarat :
a) Berbentuk pipa segi delapan, besi profil H atau besi profile U;
b) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat;
c) Tiang Rambu merupakan batangan utuh (tanpa sambungan/Las) dengan panjang
2.250 mm (untuk rambu Chevron).
2) Jenis Konstruksi Tiang Rambu Chevron dengan bahan logam tiang tunggal
menggunakan :
a) Pipa galvanis bulat medium b diameter minimal 55 mm (2”), dengan tebal
minimal 2 mm;
b) Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30x200 mm yang dilas
pada tiang rambu dengan bersilang dan besi beton ukuran 8 yang masuk
menyilang ke pipa;
c) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu;
d) Menggunakan besi siku uk. 3x30x30 mm yang satu sisinya vertikal menghadap ke
depan, dan sisi lainya horizontal masuk ke tiang dan dilas rapat;
e) Ketinggian rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 13
Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.

b. Tatacara Penempatan
Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.

c. Tatacara Pemasangan
Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu :
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan.
2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu chevron
untuk rambu tiang tunggal dengan syarat :
a) Ukuran pondasi rambu setiap tiang masing-masing berukuran :
(1) Pengecoran di luar
- Sisi bagian atas : 250 mm
- Sisi bagian bawah : 400 mm
- Kedalaman : 600 mm

(2) Pengecoran setempat


- Sisi bagian atas : 250 mm
- Sisi bagian bawah : 500 mm
- Kedalaman : 500 mm

b) Bagian tiang rambu yang terbenam pada


pondasi sedalam 600 mm;
c) Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir
yang dipadatkan dengan ketebalan 100 mm;
d) Mutu pondasi beton K-175;
e) Bagian pondasi diatas permukaan tanah
setinggi 100 mm.
D. RAMBU LALU LINTAS TIANG F

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a) Bahan Dan Ukuran
Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut :
1) Bahan
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.
2) Ukuran daun rambu adalah 900 x 900 mm dan 750 x 750 mm, Permukaan bagian depan
harus dibubuhi logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi
Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275
UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :

1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4)
untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut :

Lembaran Retroreflektifª Tipe IV

Sudut Sudut Putih Kuni Oran Hija Mera Bir Cokl Fluoresens Fluoresens Fluores
ng ye u h u at Kuning-hijau Kuning ens
Pengamatan Datang Oranye
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 25 400 300 150
0.1 +30 240 175 94 32 42 20 12 185 140 70
0.2 -4 360 270 145 50 65 30 18 290 220 105
0.2 +30 170 135 68 25 30 14 8.5 135 100 50
0.5 -4 150 110 60 21 27 13 7.5 120 90 45
0.5 +30 72 54 28 10 13 6 3.5 55 40 22
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila
dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak.

Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan
pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV.

Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan tulisan warna
merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi daripada nilai retroreflektif
warna putih. Nilai retroreflektif warna putih minimal ASTM tipe I.
c. Tiang Rambu

1) Bahan Tiang Rambu


Bahan pipa galvanis dengan syarat :
a) Berbentuk pipa segi delapan, besi profil H atau besi profile U;
b) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat;
c) Tiang Rambu merupakan batangan utuh (tanpa sambungan/Las) dengan panjang
6.000 mm (untuk rambu tiang F).
2) Jenis Konstruksi Tiang Rambu dengan bahan logam tiang F menggunakan :
a) Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6”), dengan tebal minimal 2,8 mm;
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat;
c) Pipa bulat dapat diisi cor beton praktis 1:2:3 (sesuai standard konstruksi indonesia)
atau ditutup dengan plat besi atau bahan sejenis, sehingga air tidak dapat masuk ke
dalam pipa;
d) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 12 mm lalu di
las ketiang secaraq penuh ketapakan dan tiang, dipasang dengan angkur baut.
Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut dengan besi beton ukuran
diameter 19 mm dan panjang 600 mm. struktur rangka beton pondasi sebagaimana
contoh dalam gambar;
e) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku minimal
3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada tiang rambu secara
bersilangan;
f) Sambungan tiang rambu dengan lengan daun rambu (flange dan rib plate)
menggunakan pengikat untuk memperkuat sambungan menjadi kaku dan kuat.
g) Ketinggian rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 13
Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.

d. Tatacara Penempatan
Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.

e. Tatacara Pemasangan
Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu :
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang rambu
dengan menggunakan baut yang dikencangkan.
2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang Fl dengan syarat :
a) Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang
masing-masing berukuran:
(a) Sisi bagian atas : 600 mm
(b) Sisi bagian bawah : 600 mm
(c) Kedalaman : 1150 mm
b) Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm;
c) Mutu pondasi beton K-250;
d) Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu ukuran
400x400x12 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 19 mm dan panjang 600
mm;
e) Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar
disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban yang
terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya;
f) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan dengan
permukaan tanah dan jalan.
E. RAMBU PENDAHULU PENUNJUK JURUSAN (RPPJ)

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Dan Ukuran Daun RPPJ
Persyaratan teknis daun RPPJ adalah sebagai berikut :
1) Bahan Logam
a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting).
b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm.

2) Ukuran
a) Ukuran daun rambu 1800 x 1200 mm;
b) Ukuran daun rambu 2400 x 1200 mm;
3) Permukaan bagian depan harus dibubuhi inisial ”Perhubungan” atau logo
perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker perlengkapan
jalan yang berisi tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU
Nomor 22/2009 (warna tulisan merah) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

b. Lembaran Reflektif
Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan
perekat berjenis precoated adhesive;
2) Untuk warna dasar permukaan daun RPPJ menggunakan reflektif sheet yang
mempunyai daya pancar reflektif sheeting (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut
datang -4) untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut.

Lembaran Retroreflektifª Tipe IV


Sudut Sudu Puti Kuni Oran Hija Mera Bir Cokl Fluoresen Fluores Fluores
t h ng ye u h u at s ens ens
Pengama Data Kuning-hi Kuning Oranye
tan ng jau -
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 25 400 300 150
0.1 +30 240 175 94 32 42 20 12 185 140 70
0.2 -4 360 270 145 50 65 30 18 290 220 105
0.2 +30 170 135 68 25 30 14 8.5 135 100 50
0.5 -4 150 110 60 21 27 13 7.5 120 90 45
0.5 +30 72 54 28 10 13 6 3.5 55 40 22
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila
dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak.

Memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan pembagian jenis material
retroreflektif dengan huruf dan dasar menggunakan ASTM D4956 Tipe IV.
c. Tiang RPPJ
1) Bahan Tiang RPPJ
a) Bahan logam dengan syarat :
(1) Berbentuk pipa bulat, pipa segi delapan, besi profil H atau besi profil U;
(2) Tahan terhadap proses korosi dan oksidasi, dengan atau tanpa lapisan anti
karat pencegah korosi dan oksidasi, terbasuk bagian berlubang untuk
sambungan baut.

b) Bahan beton dengan syarat :


(1) Berbentuk bulat atau H;
(2) Ukuran sesuai dengan bahan besi atau sesuai standar konstruksi indonesia;
(3) Campuran semen, pasir, dan batu split sesuai standar konstruksi beton mutu
K-250.

2) Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam berbentuk tiang huruf F :
a) Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6”) dengan tebal minimal 2,8 mm;
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
c) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 12 mm lalu
dilas ketiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk penegak yang dilas
secara penuh ketapakan dan tiang, dipasang dengan angkur baut. Bagian bawah
terdiri dari minimal 4 buah angkur baut dengan besi beton ukuran diameter 19
mm dan panjang 600 mm. Struktur rangka beton pondasi sebagaimana gambar;
d) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku minimal
3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada tiang rambu secara
bersilangan;
e) Sambungan tiang rambu dengan lengan daun rambu (flange dan rib plate)
menggunakan pengikat untuk memperkuat sambungan menjadi kaku dan kuat.

2. Tata Cara Penempatan


1) Tata cara penempatan RPPJ mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas;
2) Tulisan Arah didalam RPPJ yang menunjukkan lokasi/tempat (warna dasar hijau
huruf putih) harus memperhatikan hal-hal berikut :
a) Menunjuk lokasi yang umum dan perlu bagi masyarakat seperti bandara, rumah
sakit, nama kota, situs, dan lain-lain yang sejenis;
b) Lokasi yang ditunjuk bersifat tetap atau tidak berubah-ubah dalam waktu panjang;
c) Untuk RPPJ yang menunjuk 2 (dua) atau lebih tempat/kota yang letaknya berurut
berlaku ketentuan tempat/kota yang paling dekat dituliskan paling atas diikuti
tempat/kota yang lebih jauh dibawahnya dan yang paling jauh dibawahnya lagi.

3. Tata Cara Pemasangan


Pemasangan RPPJ meliputi kegiatan :
1) Peletakan daun RPPJ pada tiang rambu :
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakkan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan.
2) Pembuatan pondasi dan peletakan RPPJ untuk RPPJ tiang F dengan syarat :
a. Ukuran pondasi RPPJ setiap tiang masing-masing berukuran :
(1) Sisi bagian atas : 600 mm;
(2) Sisi bagian bawah : 600 mm;
(3) Kedalaman : 1.150 mm.
atau disesuaikan dengan ukuran rambu.
b. Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm;
c. Mutu pondasi beton K-250;
d. Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu
ukuran 400x400x12 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 19 mm dan
panjang 600 mm;
e. Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar
disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban
yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya;
f. Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan dengan
permukaan tanah dan jalan.
F. PAGAR PENGAMAN JALAN (GUARD RAIL)

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Ukuran Pagar Pengaman Jalan
1) Lempengan besi (beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan
memanjang dimana pada bagian ujungnya disambungkan dengan lempengan besi
yang melengkung dan biasa disebut lempengan besi/terminal end. Lempengan besi
mempunyai ukuran-ukuran minimal sebagai berikut :
a) Penampang melintang :
(1) Tebal : 2, 67 mm
(2) Lebar : 312 mm
(3) Tebal : 83 mm
lekukan
b) Panjang lempengan :
(1) Panjang total lempengan : 4.300 mm
(2) Pajang efektif lempengan : 4.000 mm
Lengan Lempengan besi:
a) Penampang melintang sesuai dengan ukuran lempengan besi (beam)
b) Penampang memanjang dengan ukuran minimal:
(1) Panjang total : 725 mm
(2) Panjang efektif : 540 mm
(3) Jari-jari lekukan luar : 240 mm
(4) Jari-jari lekukan dalam : 580 mm
(5) Tebal lekukan : 250 mm

2) Tiang penyangga (post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang
kokoh dengan ketebalan penampang plat 4,5 - 6 mm dan berfungsi untuk
menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi. Tiang penyangga
mempunyai ukuran minimal sebagai berikut :
a) lebar : 180 mm
b) ketebalan : 4,5 - 6 mm
c) Panjang total :1.800 mm
d) Tiang efektif diatas permukaan tanah : 655 mm
terhadap lempengan besi

3) Besi Pengikat (blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan
penampang plat minimal 4,5 - 6 mm, panjang 352 mm, lebar 180 mm dan ketebalan
blocking 6 mm, yang berfungsi sebagai pengikat antara tiang penyangga dengan
lempengan besi (beam).
b. Bahan Pagar Pengaman Jalan
1) Lempengan besi dan Tiang penyangga (post)
Terbuat dari tipe Plat Baja Gelombang Lapis Seng Pagar Pengaman (Flex Beam
Guard Rail) dimana mempunyai ukuran sebagai berikut :

Keterangan Tebal Luas Momen Momen Momen Momen Berat/m


Inersia Inersia Perlawana Perlawana
terhadap terhadap n terhadap n terhadap
sumbu x sumbu y sumbu x sumbu y
T A lx Ly Wx Wy
mm mm² 10⁶mm⁴ 10⁶mm⁴ 10³mm³ 10³mm³ kg
Pagar 2,7 1284 12,49 0,96 80,30 22,45 10,00
Pengaman
Tiang 4,5 1368 6,96 1,27 78,19 18,19 10,74
6.0 1825 7,38 1,36 105,48 19,46 14.33

Sumber : SNI

Ukuran Pelat Baja Gelombang

Tipe
Pagar Pengaman
P (mm) T% L (mm) T%
4000 std 1 Maks 312 Std 1 maks
Sumber : SNI

Keterangan : P = Panjang L = Lebar T = Toleransi

2) Syarat mutu bahan plat baja harus memenuhi sebagai berikut :

Tipe Komposisi Bahan Komposisi Sifat Mekanik


Dasar Logam Kimia Bahan Berat
Pelapis Lapisan
Kadar Batas ulur Regang Seng
Kadar
Simbol Simbol Max minimum minimum Minimum
Max (%)
(%) (MPa) (%)
Pagar C 0,15
Pengaman P 0,05
Zn 99,88
S 0,05 *230 16 900
Al 0,02
Mn 0,05
Si 0,06
Sumber : SNI
C = Karbon Si = Silikon
P = Pospor Zn = Seng
S = Belerang Al = Alumunium
Mn = Mangan .* = Sesuai SII.0318 – 80

3) Lengan lempengan besi (sleeve beam) mempunyai bahan yang sama dengan
lempengan besi (beam);
4) Ukuran Baut
Baut yang digunakan untuk sambungan plat baja gelombang lapis seng harus
memenuhi seperti tabel berikut :

Ukuran dan Toleransi

Ukuran dan Toleransi


Panjang (mm) Toleransi (mm) Diameter (mm) Toleransi (mm)
+2 +1
32 15
-2 -1
Sumber : SNI

5) Besi pengikat (bracket) adalah berupa baut jenis payung dan mur diameter 16 mm
untuk beam, baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk bloking dan baut
dan mur jenis hexagonal diameter 16 mm untuk tiang serta besi pengikat yang
berfungsi untuk penyambung dan melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga
dengan mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi (beam);
6) Pada bagian belakang lempengan besi (beam) dan terminal end dibubuhi Stiker
perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU
Nomor 22/ 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, contoh gambar stiker
terlampir;
7) Setiap bahan pagar pengaman yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium
dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau
Internasional.

c. Warna Pagar Pengaman Jalan


1) Pagar pengaman jalan (tiang-tiang penyangga, lempengan-lempengan besi dan
lengan lempengan besi) tetap menggunakan warna asli.
2) Pada setiap lempengan/beam pagar pengaman dipakukan bahan yang sifatnya
memantulkan cahaya (reflector) jenis engineering grade dengan jarak per 4 meter
ditengah-tengah beam, dengan ketentuan :
a) Sebelah kanan arah arus lalu lintas, berwarna putih.
b) Sebelah kiri arah arus lalu lintas, berwarna merah.

d. Pemasangan Pagar Pengaman Jalan


1) Pemasangan Tiang Penyangga.
a) Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar lubangnya disesuaikan dengan
gambar (1.145 x 600 x 600) mm;
b) Pada bagian tiang yang tertanam ditanah harus dipasang angkur paling sedikit 3
(tiga) buah;
c) Untuk melindungi tiang dari kemungkinan turun, dasar lubang harus dikeraskan
dengan lapisan pasir padat minimal setebal 100 mm;
d) Tiang penyangga harus dipasang pada posisi tegak lurus;
e) Mutu pondasi beton K-175;
f) Tanah di pinggir pondasi dipadatkan;
g) Bagian pondasi yang menonjol diatas permukaan tanah 100 mm.

Pemasangan tiang penyangga merupakan pekerjaan pemasangan pagar pengaman


yang harus dilakukan secara cermat dan teliti, untuk itu perlu pemeriksaan
ketinggian dan jarak sampai akurasi 10 mm (1 cm).

2) Pemasangan lempengan besi


a) Lempengan besi direntangkan antara 3 (tiga) tiang dan lubang tempat
penyambungan diletakan sesuai dengan pemasangannya. Bila menggunakan besi
siku penyambung (bracket), besi ini diletakan pada tempatnya;
b) Setiap 2 (dua) lempengan besi yang berdampingan diikat pada satu tiang dengan
menggunakan baut dan mur yang sesuai untuk pengamanan baut dapat
dibengkokkan atau dilas;
c) Apabila pada kondisi dimana penempatan Pagar Pengaman Jalan menikung agar
menggunakan lempengan besi (Beam) yang melengkung untuk memudahkan
pengikatan lempengan besi (beam) pada tiang (post) yang dikombinasikan
dengan pemasangan rambu “ Chevron ”, disesuaikan dengan bentuk tikungan.
d) Semua baut yang terpasang harus dimatikan sehingga tidak bisa lepas.

3) Pada kedua ujung pagar pengaman jalan dapat dilekukan sampai permukaan tanah
atau diberi pengaman untuk keselamatan pemakai jalan.

4) Pemeriksaan Akhir
a) Kekuatan berdirinya tiang penyangga
b) Ketepatan penyambungan antara lempeng besi dengan lempengan besi atau
lempengan besi dengan lengan lempengan besi (sleeve beam)
G. WARNING LIGHT TENAGA SURYA

1. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Kondisi Kerja
1. Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C
2. Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %
3. Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini circuit
breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth leakage circuit
breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir.
4. Bekerja dengan menggunakan sumber energi tenaga surya.
5. Dapat dibebani lampu jenis LED.

2. Syarat Bahan dan Konstruksi


a. Satu unit alat pemberi isyarat lalu lintas terdiri dari :
1) perangkat lampu aspek
2) tiang/penyangga, dan
3) Kabel instalasi

b. Rumah perangkat kendali


1) Rumah perangkat kendali harus dari plat baja aluminium tebal 2 mm
2) Dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci
3) Mempunyai tempat panel-panel dan kendali lampu lalu lintas
4) Mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan anti bocor
terhadap air hujan
5) Dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah perangkat
kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah dari pintu utama kendali

c. Perangkat Kendali
1) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika aktif
maupun pasif, papan sirkit tercetak (PCB) dan elektronika penuh serta rangka yang
mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat dengan kelembapan nisbi
maksimum 95 %
2) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung) untuk
kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi dengan penjepit ganda.
3) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat menghindarkan
terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat endapan atau bocoran.
4) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, konstruksinya harus
simetris dan halus
5) Disain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi modul-modul
yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan
6) Setiap modul harus mempunyai panel indikator yang mudah dilihat.
d. Rumah perangkat Lampu Aspek

1) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan ketentuan :
a) bahan dari plat alumunium dengan tebal 2 mm
b) Bentuk setiap aspek box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat
dipertukarkan tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek

2) Sistim optik terdiri dari


a) Reflektor dari bahan ahxrymium yang mengkilat atau bahan lain yang tidak
berkarat dan tidak pudar mengkilatnya.
b) Lensa diffuse yang dilengkapi karet penahan, bahan dari kaca tahan papas
dengan wama merah, kuning ambar atau hijau yang tidak pudar warnanya
dengan diameter 20 - 30 cm dan anti effek phantom.

e. Perangkat Lampu Aspek


Lampu Isyarat Aspek
1. Ukuran : Ø 30 cm
2. Jenis : LED
3. Tegangan : Max 48 V DC

f. Panel surya
Panel Surya berfungsi sebagai catudaya yang menghasilkan energi listrik dari
energi matahari.

a. Jenis : Mono Cristaline


b. Tegangan Kerja : Max 48 V DC
c. Panel Solar Cell : 100 Wp

g. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh tenaga
surya.

a. Baterai
1) Jenis : VRLA
2) Tegangan Kerja : Max 48 V DC
3) Kapasitas : 100 Ah
b. Batteray Charger
1) Tegangan Max. : Max 48 V DC

3. Syarat Mutu

a. Sifat Tampak
1) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan.
2) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari
bahan/komponen yang disyaratkan.
3) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang teratur
dan hasil patrian harus rapi dan bersih.

4) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat dari
bahan/komponen yang disyaratkan.

b. Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas harus memenuhi syarat
sebagai berikut

1) Lampu bekerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis.
2) Semua instrumen pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya.
3) Sistim modul harus menjamin kemudahan dan dalam waktu singkat pada saat
perawatan, perbaikan dan pengernbangan.
4) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang
berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor.
5) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu lintas
harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi
teknis.

c. Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut

1) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas


2) Nama pabrik pembuat
3) Nomor seri
4) Tahun pembuatan
5) Tegangan dan frekwensi pengenal
6) Blok diagram rangkaian

4. Bahan dan Petunjuk Teknis Pemasangan


a. Peralatan Penunjang.
1) Tiang Lampu Pengatur Lalu Lintas
Tiang Lampu pengatur Lalu Lintas (Warning Light) adalah pipa galvanis
dengan ukuran masing-masing :

a) Untuk tiang overhead diameter 4“ dan 3“ untuk bagian yang lengkung,


dengan ketebalan minimum 4 mm.
b) Tinggi Lampu Warning Ligh dari permukaan jalan adalah: 5.500 mm
c) Panjang Patok pengaman adalah : 2.000 mm dengan diameter 4
inchi Seluruh pipa tiang harus dicat dengan menie besi sebelum
dipasang.

d) Kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 4 X 6 mm2.

b. Cara Pemasangan
1) Tiang Lampu warning light
Sebelum pemasangan tiang harus dicat terlebih dahulu dengan cat menie
besi dengan Cara pemasangan adalah

a) Tiang alat pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak paling dekat
60 Cm dari tepi jalur kendaraan atau lihat gambar terlampir.
b) Tiang pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak 100 Cm dari
permukaan pembelokan tepi jalan seperti gambar terlampir.
c) Ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya sesuai dengan gambar
terlampir.

d) Untuk berbagai keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu
lintas seperti gambar teriampir.

2) Patok Pengaman
a) Patok pengaman diletakkan 50 Cm dari tiang warning light atau rumah
perangkat kendali warning light dengan sedemikian rupa sehingga tiang
aaat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh sebab
keluar dari jalur kendaraan.
b) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat
pemberi isyarat lalu lintas maupun rumah perangkat kendali alat pemberi
isyarat lalu lintas.
3) Power Supply
Power supply adalah tenaga listrik yang diperoleh dari energy surya
tersebut.

4) Penempatan Warning Light disesuaikan dengan daerah kebutuhannya, dan


dilengkapi dengan pemasangan Rumble Strips seperti gambar berikut :

5. PEMELIHARAAN
Untuk terjaminnya fungsi warning light guna ketertiban, kelancaran dan keamanan
gerakan arus lalu lintas jalan, maka :

a. Segala benda-benda yang mengakibatkan halangan bagi pandangan pemakai jalan


terhadap warning light harus dihilangkan.

b. Disekitar tiangnya harus dijaga kebersihan dari rumput-rumput yang tumbuh atau
kotoran-kotoran lainnya.
c. Mengadakan pengecatan kembali terhadap tiang, box bila ternyata cat-catnya
sudah pudar.
d. Pemeliharaan terhadap keadaan teknis peralatan

1) Membebankan modul-modul akibat dari kotoran debu


2) Memeriksa dan membersihkan terminal-terminal kabel dari debu dan kotoran
3) Memeriksa keadaan kabel-kabel , apabila ada yang terkelupas segera
dibungkus kembali dengan isolasi yang bermutu baik
4) Membersihkan reflektor, kaca dan terminal warning light dari pengaruh debu
dan kotoran
H. WARNING LIGHT TENAGA LISTRIK

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Kondisi Kerja
1) Suhu keliling : 5 s/d 70 derajat C
2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %;
3) Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini circuit
breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth leakage circuit
breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir;
4) Dapat dibebani lampu jenis LED.

b. Syarat Bahan dan Konstruksi


1) Satu unit warning light tenaga listrik terdiri dari :
a) perangkat kendali;
b) perangkat lampu aspek beserta lampu;
c) tiang/penyangga;
d) kabel instalasi.
2) Rumah perangkat kendali
a) rumah perangkat kendali harus dari plat baja aluminium tebal 2 mm;
b) dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci;
c) mempunyai tempat panel dan kendali lampu lalu lintas;
d) mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan anti
bocor terhadap air hujan;
e) dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah
perangkat kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah dari
pintu utama kendali.
3) Perangkat Kendali
a) perangkat kendali harus dibuat dari komponen elektronika aktif maupun
pasif, papan sirkit tercetak (PCB) dan elektronika penuh serta rangka yang
mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat dengan kelembapan
nisbi maksimum 95 %;
b) semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung) untuk
kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi dengan penjepit
ganda;
c) semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat
menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat
endapan atau bocoran;
d) rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, konstruksinya
harus simetris dan halus;
e) desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi modul
yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan;
f) setiap modul harus mempunyai panel indikator yang mudah dilihat.
4) Rumah Perangkat Lampu Aspek
a) rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan, dengan
ketentuan :
(1) bahan dari plat alumunium, besi, atau bahan lainnya yang tahan air,
debu, dan dapat bertahan dengan semprotan air bertekanan tinggi
dengan tebal 2 milimeter;
(2) bentuk setiap aspek box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat
dipertukarkan tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek.
b) Sistem optik, terdiri dari :
(1) reflektor dari bahan ahxrymium yang mengkilat atau bahan lain yang
tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya;
(2) lensa diffuse yang dilengkapi karet penahan, bahan dari kaca tahan
papas dengan wama merah, kuning amber atau hijau yang tidak pudar
warnanya dengan diameter 20 - 30 cm dan anti effek phantom.
5) Perangkat Lampu Aspek
Perangkat lampu aspek meggunakan lampu LED yang dirancang khusus untuk
warning light tenaga listrik dengan tegangan 220 Volt AC, 12 Volt DC atau 24
Volt DC, dengan tampilan warna yang merata, tingkat kecerahan minimal 300
candela (cd) untuk ukuran diameter 20 cm dan 500 candela (cd) untuk ukuran
diameter 30 cm, serta memiliki umur hidup (life time) minimal 50.000 jam.
6) Tiang Lampu
Tiang lampu pengatur Lalu Lintas menggunakan pipa bulat galvanis atau
bentuk oktagonal galvanis dengan ukuran :
a) tiang lengkung pipa galvanis Ø 6” + Ø 4” + Ø 2,5”;
b) tiang lurus pipa galvanis Ø 4” tinggi 3,5 m;
c) patok pengaman pipa besi Ø 4”;
d) pondasi tiang lampu beton bertulang 600 x 600 x 1000 mm, pemasangan
sesuai gambar rencana;
e) pondasi patok pengaman beton 200 x 200 x 700 mm, pemasangan sesuai
gambar rencana;
f) patok pengaman Ø 4” tinggi 800 mm dari permukaan tanah;
g) penyangga modul Solar Cell dibuat dari bahan besi siku disesuaikan dengan
ukuran dari modul solar cell.

7) Power Supply
a) Power supply adalah jaringan distribusi PLN ditempat tersebut;
b) Untuk menjaga regulasi tegangan supply ke peralatan perlu dilengkapi
stabilizer;
c) Arde (Grounding), pipa untuk arde ditanam disamping Rumah Perangkat
Kendali Lampu Pengatur Lalu Lintas dengan kedalaman minimal 4 meter
atau sampai didapat air dan nilai tahanannya kurang dari atau sama dengan
10 Ohm.
c. Syarat Mutu
1) Sifat Tampak
a) rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan;
b) perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari
bahan/komponen yang disyaratkan;
c) papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur pengkawatan yang teratur dan
hasil patrian harus rapi dan bersih;
d) perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat, dan terbuat
dari bahan/komponen yang disyaratkan.
2) Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu warning light tenaga listrik harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a) lampu bekerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis;
b) semua instrumen pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya;
c) sistem modul harus menjamin kemudahan dan dalam waktu singkat pada
saat perawatan, perbaikan dan pengernbangan;
d) perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang
berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor;
e) semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu
lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
3) Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut :
a) jenis warning light tenaga listrik;
b) nama pabrik pembuat;
c) nomor seri;
d) tahun pembuatan;
e) tegangan dan frekwensi pengenal;
f) blok diagram rangkaian.
d. Bahan dan Petunjuk Teknis Pemasangan
1) Peralatan Penunjang
a) Pipa Pelindung Kabel (Duct)
Pipa pelindung kabel menggunakan pipa besi galvanis atau pipa pvc type
AW diameter minimal 2 inchi yang bagian dalamnya harus halus untuk
mencegah terjadinya kerusakan kabel pada waktu pemasangan.
b) Kabel
(a) kabel tanah harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 4 X 2,5 mm2 ;
(b) kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 6 X 2,5 mm2
untuk tegangan PLN 220 Volt.

2) Cara Pemasangan
a) Tiang lampu warning light tenaga listrik :
Cara pemasangan tiang :
(a) tiang warning light tenaga listrik dipasang dengan jarak paling dekat 60
Cm dari tepi jalur kendaraan;
(b) tiang warning light tenaga listrik dipasang dengan jarak 100 Cm dari
permukaan pembelokan tepi jalan;
(c) ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya sesuai gambar;

b) Patok Pengaman
(a) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang warning light tenaga listrik
atau rumah perangkat kendali warning light tenaga listrik;
(b) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat
pemberi isyarat lalu lintas maupun rumah perangkat kendali warning
light tenaga listrik.

b. Penempatan Warning Light tenaga listrik


Penempatan Warning Light tenaga listrik disesuaikan dengan daerah kebutuhannya,
dan dilengkapi dengan pemasangan pita penggaduh seperti gambar berikut :
I. ALAT PENERANGAN JALAN TENAGA SURYA

1. SPESIFIKASI TEKNIS

1. UMUM
Sistem Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya (APJTS) terdiri atas modul Photovoltaic
(Solar Cell / Panel Surya) yang akan mengkonversikan energi matahari menjadi
tenaga listrik. Energi ini akan disimpan pada suatu baterai sepanjang hari siang. Pada
malam hari digunakan untuk menghidupkan lampu. Dengan system control pengisian
battery (Solar Battery Control Charging), system akan bekerja untuk menyalakan dan
menghidupkan lampu.
Keuntungan menggunakan sistem ini, antara lain: pemeliharaan lebih mudah,
penghematan energi dan biaya.

1. RUANG LINGKUP
• Pengadaan Peralatan dan pemasangan satu Unit APJ dengan komponen: Modul
Surya, Lampu, Baterai, Solar Battery Control Charging, beserta Tiang lampu.
• Pembangunan dan Pemasangan Unit APJTS, dengan syarat barang yang
ditawarkan harus dari pabrikan/agen tunggal/distributor yang ditunjuk oleh
pabrikan yang dilengkapi dengan sertifikat pengujian dari lembaga yang
terakreditasi.
• Jaminan Pemeliharaan secara berkala untuk menunjang kelangsungan operasi.

2. KLASIFIKASI
h. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat beroperasi minimal 12 jam per
hari untuk penyalaan lampu.
i. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus mampu mempunyai cadangan energi
minimal 3 hari beroperasi, tanpa 2 hari pengisian battery.
j. Sistem Kontrol Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat dioperasikan
secara manual (penyalaan dan mematikan lampu, dapat dalam jam-jam tertentu)
dan /atau diatur dengan kondisi gelap atau terang cuaca.
k. Sistem Kontrol Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat mengatur pola
beban operasi, untuk full load dan half load dalam waktu yang ditentukan.
l. Sistem Penyimpanan battery didesain sedemikian rupa untuk menjaga
keamanan , akan tetapi mudah untuk perawatan.
m. Box battery didesain sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan sirkulasi
udara untuk menstabilkan temperatur udara didalam box batere.
n. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya mempunyai klasifikasi sebagai berikut
:
1) Untuk perlindungan terhadap kejut listrik kelas I (tegangan sentuh langsung)
2) Untuk perlindungan isolasi kelas II
3) Untuk perlindungan terhadap debu, benda padat dan kelembaban

3. PERSYARATAN
• Penyedia barang membuat desain sistem APJTS , misalnya blok diagram
sistem, single line diagram dan detail komponen, termasuk gambar konstruksi
Pondasi, Boks battery, dan Penyangga Panel;
• Penyedia barang dapat menjelaskan pola penggunaan energi dengan pemakaian
energi maksimal sebesar 360 watt perhari;
• Melampirkan Copy Surat Tanda Daftar Badan Usaha Penyedia Bahan
Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ), bidang Alat Penerangan Jalan yang masih
berlaku dari pemberi dukungan;
• Melampirkan Copy Surat Tanda Daftar Badan Usaha Pembuat Perlengkapan
Jalan (TD- BUPPJ), bidang Alat Penerangan Jalan yang masih berlaku sebagai
penyedia;
• Komponen utama APJTS dilengkapi Sertifikasi/hasil uji serta dukungan dari
Pabrikan/Agen tunggal/ Distributor di Indonesia, khususnya untuk produk:
• Modul Surya;
• Lampu LED;
• Alat control pengisian baterai (Solar Charge Battery Controller);
• Baterai;
• Tiang;
• Kabel;
• Luminer Lampu LED lengkap (termasuk didalamnya Lampu dan Luminer)
yang pengadaannya berasal dari satu merek, wajib melampirkan surat
keterangan satu kesatuan merek untuk Luminer PJU lengkap dari
pabrikan/perwakilan pabrik selaku pemegang merk di Indonesia;
• Luminer Lampu LED lengkap yang berasal dari luar negeri harus mempunyai
kantor perwakilan dan telah mempunyai investasi bidang perlampuan di
Indonesia (dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh Instansi yang
berwenang seperti BKPM/DEPERINDAG) dan mempunyai ISO 9001, ISO
14001 dan OHSAS 18001 yang masih berlaku;
• Bila perakitan dilaksanakan di Indonesia, pabrik perakitan harus mempunyai
ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 yang masih berlaku dan dirakit
dipabrik secara terpadu dibawah kendali kualitas dalam satu merk dengan acuan
standar teknis mengikuti IEC, demikian halnya juga untuk Luminer PJU
lengkap yang berasal dari luar negeri;
• Armatur lengkap Lampu LED yang berasal dari luar negeri harus mempunyai
distributor resmi/agen tunggal yang ditunjuk oleh pemegang merk di Indonesia
yang dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
(Kementerian Perdagangan) dan memiliki ISO 9001/9002, ISO 14001 dan
OHSAS 18001 yang masih berlaku atau apabila perakitan dilaksanakan di
Indonesia, pabrik perakitan harus mempunyai ISO 9001/9002, ISO 14001 dan
OHSAS 18001 yang masih berlaku dan dirakit di pabrik secara terpadu dibawah
kendali kualitas dalam satu merk dengan acuan standar teknis mengikuti The
International Electrotechnical Commission (IEC);
• Luminer Lampu PJU LED lengkap yang diadakan wajib melampirkan hasil
laporan pengujian IP (pemeriksaan visual, pengujian indeks pengamanan,
pengujian elektris) yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh lembaga nasional
maupun international yang terakreditasi;
• Penyedia barang menyampaikan daftar persentase kandungan lokal dari sistem
alat penerangan jalan tenaga surya tersebut;
• Penyedia Jasa yang turut melakukan pekerjaan wajib memiliki truck crane dan
alat-alat safety (keamanan) selama bekerja di lapangan;
• Penyedia jasa wajib mempunyai tenaga ahli dibidang energi kelistrikan.

2. KONSTRUKSI DAN DATA TEKNIS

1. UMUM
• Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya (APJTS) didesain untuk mudah dipasang
dan dirawat;
• Luminer (rumah lampu dengan lampu dan peralatannya) harus dibuat dari
material yang tahan karat dan getaran pada iklim tropis. Dengan pendingin
lampu yang sudah terintegrasi;
• Rumah lampu terbuat dari bahan die castaluminium atau sejenis dengan
ketentuan persyaratan :
1. Kandungan tembaga : < 0,50%
2. Kekuatan tekan minimum : 160 N/mm2
3. Cat finishing (Powder Coating) : warna abu-abu
4. Impact Strength/Kekuatan pukul minimum : 35 mJ/ mm2
5. Berat maksimum : 10 Kg
6. Tebal minimum : ± 2 mm
• Luminer harus dilengkapi dengan reflector atau Lensa. Reflector adalah bagian
terpisah dari rumah lampu dan lensa pengganti reflector, berfungsi membantu
penyebaran pencahayaan;
• Cover rumah lampu terbuat dari kaca dengan tebal minimum 7 mm,
transparan/tembus cahaya, kuat tidak mudah pecah, tahan panas dan
mempunyai sifat menstabilkan cahaya;

2. RUANG KOMPONEN LISTRIK (GEAR)


• Konstruksi Luminer dibuat khusus untuk pencahayaan kebawah (Down lighting);
• Rumah Lampu harus mempunyai ruang/kompartemen terpisah dari penempatan
lampu, untuk meletakan LED Driver atau Komponen lain sejenis dengan merk
lain;
• Dudukan komponen lain dalam ruang komponen yang mengandung metal harus
terbuat dari logam tahan karat;
• Plat dudukan komponen lain harus dapat digunakan oleh berbagai komponen
dari merk lain;
• LED Driver atau komponen lain harus mudah dilepas serta dipasang untuk
memudahkan perawatan dan penggantian.
3. KOMPONEN PERALATAN ALAT PENERANGAN JALAN TENAGA SURYA

1. SPESIFIKASI

• Panel Surya/Solar Cell (Photovoltaic)


d. Mono-Crystalline Silicon atau Polly-Crystalline Silicon Cells dengan tempered
glass yang transparan dan tahan terhadap kerusakan.
e. Jumlah Cell : 36 cells atau kelipatan
f. Karakteristik Elektrik:
• Kapasitas : ≥ 200 Wp
• Tegangan terbuka tanpa beban (Voc) : ≥ 45,7 V ± 0,2
• Tegangan pada titik maksimum (Vpm) : ≥ 38,5 V ± 0,2
• Arus pada titik maksimum (Ipm) : ≥ 5.1 A ± 0,2
• Arus maks. hubungan singkat (Isc) : ≥ 5.4 A ± 0,2
g. Effisiensi Modul :
c. Effisiensi : ≥16%.
h. Panel Surya terbungkus pada tiap sisinya dengan frame alumunium dengan
karakteristik pembungkus untuk mencegah genangan air atas curah hujan
supaya tidak berkarat pada sisi frame pembungkus.
i. Garansi pemakaian minimal 20 tahun dengan degradasi daya output maksimum
10% dari daya nominalnya.
j. Memiliki hasil uji test garam (salt test)/korosi dari Badan Sertifikasi Nasional
k. Memiliki Laporan Hasil Uji dan Sertifikasi SNI BPPT yang masih berlaku.
l. Menggutamakan produksi dalam negeri dengan melampirkan sertifikat TKDN
≥40% dari Kementerian Perindustrian yang masih berlaku.

• Sistem Kendali Pengisian (Charging Controller)


d. Type :
1) Micro Controller Digital Accuracy
Pulse Wide Modulation (PWM) Charge Mode & State of Charge (SOC)
Light & Timer Controller, atau
2) Maximum Point Power Tracking (MPPT) Baterai controller Unit
e. Mempunyai Proteksi terhadap:
1) Beban lebih untuk keadaan polaritas terbalik untuk Solar Module atau Battery.
2) Hubung singkat.
3) Tegangan lebih.
4) Tegangan lebih akibat imbas Petir.
5) Over heating
6) Penggunaan di tepi pantai yg oksidasi kadar garamnya tinggi.
f. Indikator Controller (2 indikator) :
1) Indikator penanda battery saat penuh/kosong.
2) Indikator penanda battery saat pengisian.
g. Kontrol Penyala Lampu:
1) Dapat diatur berdasarkan jam dan/atau pengaturan berdasarkan Intensitas
cahaya.
2) Memiliki sistem otomatis terhadap metode peredupan
3) Dilengkapi dengan monitoring system
h. SpesifikasiElektrik:
1) Tegangan kerja 12/24 Volt, auto detect
2) Arus Minimal 10A untuk Panel Surya dan beban.
3) Memiliki pengamanan pemutusan hubungan arus tinggi (Over Voltage
Disconnect) 16V; x2/24V
4) Chassis Level : min IP67
5) Storage Temperature : -35°C s/d +80°C
6) Compliance : CE
7) Garansi minimal : 1 tahun
8) Memiliki Sertifikasi dan Laporan Hasil Uji yang dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi Dalam Negeri yang telah terakreditasi.

• Baterai
c. Type : VRLA GEL
d. Terminal : tahan korosi, dapat mencegah penyusutan stroom dan penguapan.
e. Tegangankerja : 24 V DC
f. KapasitasMin. : 160Ah
g. Garansi : 2 tahun
h. DOD pada 80 % : minimal 500 cycle
i. Melampirkan Hasil Uji Pabrik.
j. Temperatur Kerja : -25°C- 65°C
k. Memiliki sertifikasi dan laporan hasil uji dari Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri
yang telah terakreditasi dan/atau sertifikasi luar negeri, ISO 9001 dan ISO 14001

• Lampu
e. Jenis : High Power LED
f. Konsumsi daya LED : 40 Watt untuk High power Led
g. Tegangangan Masukan : 12/24VDC
h. Efikasi : ≥ 110 Lumen/Watt pada daya 40 watt dibuktikan dengan
hasil
uji yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Dalam
Negeri yang telah terakreditasi.
i. Illumination : Minimum 20 lux pada center ketinggian 8 meter
(menyesuaikan dengan
SNI)
j. Beam angle axis : ≥120º
k. Area Penyinaran : ±⌀25 Meter
l. Colour temperature : 5000 s.d 7000 Kelvin (untuk warna putih terang)
m. Umur lampu : ≥ 50.000 Jam
n. LED Driver : Harus menghasilkan Voltage yang tetap, memiliki
adjustmen
setting untuk peredupan secara otomatis dan manual
o. Power efisiensi : ≥ 90 %
p. Luminaire / rumah lampu LED dilengkapi dengan pendingin dan hitching dan
memiliki Standart IP 67.
q. Control arus konstan presisi tinggi <±2% untuk variasi tegangan battery.
r. Temperature operasi yang lebar; standar industri; kerja; suhu - 30°C ± 65 °C.
s. Temperatur rendah, pendingin tersendiri, tidak ada penambahan pendingin.
t. Arus output dapat disesuaikan dengan kebutuhan lampu.
u. Ada fungsi pengaturan ½ daya (automatic adjustable)
v. Full self-protection. Input polarity reverse protection; Output shout circuit
protection; Output open circuit protection;
w. Untuk mencapai tingkat pencahayaan yang maksimal sesuai kategori jalan yang
akan diterangi, Luminer PJU yang digunakan harus mempunyai Lumen output
system sama dengan atau lebih dari 4400 Lumen, dengan daya maksimal termasuk
watt losses sebesar 40Watt yang dibuktikan dengan Sertifikat dan Laporan Hasil Uji
yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri yang telah terakreditasi
secara Nasional.
x. Melampirkan hasil perhitungan distribusi cahaya (dalam bentuk simulasi software)
dimana perhitungan distribusi cahaya dilakukan dengan simulasi tinggi tiang PJU 9
m, jarak antar tiang PJU 30 m, lebar jalan 14 m dan menghasilkan lux rata-rata min
15 lux (sesuai SNI 7391: 2008)

• RumahLampu
a. Bahan : Alumunium Alloy, Corrosion proof
b. Kaca : Tempered Glass/sejenis
c. Reflector : Terbuat dari bahan alumunium yang dipoles secara
halus
secara kimia atau sejenisnya.
d. Standart Rumah lampu : IP 67
e. Sistem distribusi cahaya berpedoman pada CID No. 12/IES

• Tiang Lampu
a. Bahan : 3 mm Steel Plate
b. Bentuk : Oktagonal, Knock down
c. Ketinggian tiang : 9 meter
d. Ukuran : diameter 5“ bawah, dan 3“ atas
e. Perlakuan bahan (finishing) : Hot Dip Galvanized
f. Tinggi pole lampu : 8 meter
g. Ukuran base Plate : 40 x 40 cm tebal plat minimal 10 mm
h. Mempunyai alat pengamanan berupa jari-jari berfungsi untuk mencegah pencurian.
i. Pondasi Tiang lampu menggunakan Coran adukan 1 : 2 : 3 dengan ukuran minimal
60 x 60 x 100 untuk meletakkan base plate.
j. Perbandingan berat pondasi lebih besar dibandingkan dengan berat total tiang.

• Lengan Lampu
a. Bahan : Steel plate, tebal 1,5 mm
b. Bentuk : Ornamen, lengan tunggal
c. Ketinggian lampu : 8 meter
d. Ukuran : Maksimum Ø 5 cm
e. Perlakuanbahan (finishing) : Hot Dip Galvanized

• Penyangga Modul (Module Support)


a. Bahan : Besi siku minimum 5 x 5 cm atau plat besi 3mm
b. Perlakuan bahan (finishing) : Hot Dip galvanized
c. Sudutkemiringan (tilt angel) : 10-15 derajat
d. Model : Rel/ tray system
e. Perlakuan : Hot Dip Galvanized

• Boks Penyimpanan Battery dan Peralatan Elektronik


a. Bahan : Besi plat minimal 1,2mm
b. Dimensi : menyesuaikan dengan baterai
c. Perlakuanbahan : Cat outdoor/Powder Coating, tahan asam, tahan air dan debu.
d. Memiliki ventilasi yang cukup dengan system pendingin, dan dirancang double
insulated
terhadap panas untuk ketahanan battery, sesuai dengan temperature kerja
batterai.
e. Memiliki system pengamanan khusus pada bagian luar dan dalam kotak
penyimpanan, guna menghindari tindakan pencurian terhadap batterai.

• Sistem Perkabelan
a. Kabel Power : NYAF 2 x 4 mm, panjang maksimum 20 meter
b. Kabel Beban : NYAF 2 x 2,5 mm, panjang maksimum 20 meter
c. Posisi Boks Battery : ± 6 meter dari permukaan tanah
d. Dilengkapi kabel grounding, Memiliki Sertifikat sesuai dengan SNI.
1. DAFTAR KOMPONEN
APJTS 40W LENGAN TUNGGAL

No Komponen Typ Spesifikasi Jumlah


1 Modul Surya e
Mono/Polycristalline 200 Wp 1 set
2 Charge Controller PWM/MPPT 12/24 V, minimal 10 1 set
3 Lampu Chipset LED LED 40 W 1 set
Auto setting full + 12/24 V max output
4 LED Driver 1 set
half power 40 W
5 Baterai VRLA GEL 160 Ah, 24V 1 set
Angkur Tiang, Lengan
6 Lokal Hot Dip Galvanizes 1 set
Lampu, Tiang
7 Support modul surya Lokal Hot Dip Galvanizes 1 set
(Tray)
8 Box baterai Cat Powder Coating Tebal plat 1,2 mm 1 set
Kabel, junction box,
9 Material Instalasi Lokal skun kabel dll 1 set
J. ALAT PENERANGAN JALAN TENAGA LISTRIK

1. FUNGSI LAMPU PENERANGAN JALAN


Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang
dapat diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian
median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan
disekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection),
jalan layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah
tanah (underpass, terowongan).

2. SPESIFIKASI PERANGKAT
a. Housing atau Rumah Lampu
1) Terbuat dari high pressure aluminium die-casting dengan metode
pengecatan electro coating, RAL 9006 tahan terhadap pengkaratan.
2) Pemasangan ke tiang, side entry dengan diameter tiang Ø 42-60mm.
3) Rumah lampu dilengkapi anti drop dengan sling pengikat untuk
keamanan terhadap pengguna jalan raya.
4) Rumah lampu lolos uji getar (vibration test) sebesar 2 G.
5) Rumah lampu dapat di upgrade / downgrade (ke daya (watt) yang lebih
tinggi / rendah) tanpa mengganti driver.

b. Ruang Optik dan Elektronik


1) Design optical berdasarkan regulasi international roadway lighting
(CJJ45-2006, CIE-BS EN 13201-2.2003,).
2) Mempunyai design LED ENGINE menggunakan optic assymetri
sehingga distribusi cahaya akan maksimal dan tidak ada yang terbuang
kebelakang
3) Mempunyai design LED ENGINE menggunakan optic assymetri
sehingga distribusi cahaya akan maksimal dan tidak ada yang terbuang
kebelakang
4) Indeks perlindungan Ruang Optic Modul Light Engine IP65
5) Indeks Perlindungan Ruang Electronic Driver IP 65
6) Driver Electronic mampu bekerja untuk dimming

c. Kinerja dan spesifikasi Light Emitted Diode (sumber cahaya)


Adalah perangkat/komponen yang berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi cahaya. Sehingga dapat menerangi area jalan pada malam
hari. Adapun spesifikasinya adalah sebagai berikut :
1) Umur kerja : 50.000 jam (80% lumen maintenance).
2) Sesuai dengan kondisi lokasi basah.
3) Dalam penggantian komponen dan masa pemeliharaan dapat dilakukan
dengan mudah tanpa bantuan suatu alat.
4) Voltage dengan pilihan : 120V-277V50-60Hz. Menggunakan daya :
120W.
5) Mempergunakan suhu cahaya LED : 5700K/6000K.
6) Mempunyai kisi kisi pendingin angin (self clean heatsink) dengan design
aerodinamis yang terletak di atas punggung rumah lampu sehingga angin
dapat berfungsi sebagai pendingin dan berfungsi dengan maksimal karena
aliran angin yang mengalir dari sisi kanan kekiri atau sebaliknya,
sehingga dapat melindungi kinerja dan umur lampu LED Roadway sesuai
standart yang digaransikan yaitu selama 1 tahun.
7) Jumlah modul Light Engine LED: 2 buah

3. PANEL SET LPJU


Panel set LPJU merupakan suatu box yang terbuat dari plat alumunium anti
karat yang dapat dibuka tutup dengan menggunakan kunci, adapun perangkat
yang terdapat dalam box panel set tersebut adalah sebagai berikut:
a. Timer untuk mengatur waktu nyala lampu, untuk perangkat timer minimal
setara Theben
b. KWH Meter PLN
c. MCB sebanyak 3 buah minimal setara schneder
d. Grounding

4. STRUKTUR TIANG LAMPU


a. Struktur tiang lampu dibuat dari besi galvanized jenis oktagonal Ø 5"
panjang 6 m dan Ø 4" panjang 3 m dan tiang lengan Ø 2" panjang 3 m;
b. Pondasi struktur tiang lampu yang digunakan struktur beton dengan kekuatan
minimal K-250 atau dengan kata lain mempunyai kuat tekan 250 kg/ cm2;
c. Setiap tiang LPJU harus diberi bukaan untuk memudahkan didalam
penggelaran kabel dan pemasangan MCB;
d. Untuk tiap-tiap tiang terdapat housing dan MCB sebesar 2 A, hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisir gangguan listrik, sehingga bila salah satu
tiang terdapat gangguan maka tiang lampu yang lain tidak terpengaruh;
e. Gambar teknis Lampu Penerangan Jalan Umum terlampir.

5. PENGKABELAN
Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) menggunakan Kabel
Udara Jenis LVTC 2 x 6, sedangkan untuk kabel yang ada didalam tiang
menggunakan kabel NYM 2 x 2,5 mm minimal setara prima

6. JAMINAN MUTU
a. Setiap bahan Lampu Penrangan Jalan Umum (LPJU) yang akan
dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji
Laboratorium berskala Nasional atau Internasional;
b. Pada tiang lampu penerangan jalan umum dibubuhi Stiker perlengkapan jalan
tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22
/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, contoh gambar stiker
terlampir, dengan posisi mudah terlihat.

7. PEMASANGAN LPJU
Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dipasang secara berderet dengan jarak
sekitar 50 meter kecuali terdapat hambatan atau halangan. Untuk lokasi
penempatan LPJU harus koordinasi dengan Staf Teknis Satker Perhubungan
Darat.
K. DELINEATOR PIPA PLASTIK

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan Delineator
Delineator terbuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat
reflektif.

b. Bentuk, Ukuran Dan Warna Delineator


1) Pipa plastik mempunyai panjang 1.250 mm dan penampang menyerupai
segitiga sama kaki dengan panjang kaki 150 mm, lebar 105 mm, dan
dilengkapi dengan 2 macam reflektor ASTM tipe IV yang dilekatkan pada
plat aluminium ukuran 50 X 181 mm yang berwarna merah dan putih;
2) Letak pipa sebagaimana dimaksud di atas searah dengan lalu lintas dan
warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi sebagaimana
dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 3 Tahun 1994
tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan;
3) Pipa plastik sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan
putih bergantian dengan warna hitam di ujung paling atas;
4) Bentuk dan ukuran delineator dari pipa plastik sebagaimana dalam
terlampir;
5) Pada bagian belakang delineator dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan
sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

c. Pemasangan Delineator
1) Pemasangan delineator mengacu pada Keputusan Menhub Nomor : KM. 3
Tahun 1994 dan lampirannya tentang Alat Pengendali dan Pengaman
Pemakai Jalan.
2) Lokasi serta jarak pengulangan penempatan delineator disesuaikan dengan
hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas.
3) Kontruksi Pemasangan :
a) Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir
dengan ketebalan 100 mm;
b) Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175;
c) Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah :
(1) Sisi bagian atas : 300 mm
(2) Sisi bagian bawah : 500 mm
(3) Kedalaman : 600 mm

Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm ;


L. DELINEATOR PIPA BESI

1. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Bahan Delineator
Delineator terbuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat
reflektif.

2. Bentuk, Ukuran Dan Warna Delineator


1) Pipa besi berdiameter 100 mm, ketebalan 2 mm dengan panjang 1.100 mm
yang dilengkapi dengan 2 buah reflektor ASTM tipe IV yang dilekatkan
pada plat aluminium ukuran 50 X 181 mm yang berwarna merah dan
putih;
2) Letak pipa sebagaimana dimaksud di atas searah dengan lalu lintas dan
warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi sebagaimana
dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 3 Tahun 1994
tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan;
3) Pipa besi sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan
kuning bergantian dengan warna hitam di ujung paling atas;
4) Bentuk dan ukuran delineator dari pipa besi sebagaimana tercantum dalam
contoh gambar;
5) Pada bagian belakang delineator dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan
sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

3. Pemasangan Delineator
4) Pemasangan delineator mengacu pada Keputusan Menhub Nomor : KM. 3
Tahun 1994 dan lampirannya tentang Alat Pengendali dan Pengaman
Pemakai Jalan.
5) Lokasi serta jarak pengulangan penempatan delineator disesuaikan dengan
hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas.
6) Kontruksi Pemasangan :
d) Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir
dengan ketebalan 100 mm;
e) Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175;
f) Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah :
(4) Sisi bagian atas : 300 mm
(5) Sisi bagian bawah : 500 mm
(6) Kedalaman : 600 mm

Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm ;


M. PAKU JALAN BULAT

1. UKURAN DAN BAHAN PAKU JALAN


a. Ukuran dan bahan paku jalan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor: PM. 34
Tahun 2014 Tentang Marka Jalan.
b. Paku jalan berbentuk bulat dengan ukuran diameter lingkaran luar 100 mm
diameter cembungan 60 mm, dan tebal 19 mm.
c. Paku jalan sebagai tanda pada permukaan jalan tidak boleh menonjol lebih dari
19 mm di atas permukaan jalan.
d. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna kuning digunakan untuk pemisah
jalur atau lajur lalu lintas.
e. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna merah digunakan pada garis batas
di sisi kiri jalan.
f. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna putih digunakan pada garis batas
di sisi kanan jalan.
g. Untuk Paku Jalan berbentuk Bulat mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1) Bahan : kaca tempered 360º
2) Ketahanan terhadap tekanan : minimal 25 ton untuk jalan non tol.
3) Ketahanan terhadap benturan yang tinggi (tidak terjadi keretakan setelah
diuji dengan bola baja seberat 1,04 kg dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m).
4) Daya pantul : 100 % (pada bagian yang menonjol).
h. Bentuk dan ukuran paku jalan sebagaimana dalam Lampiran.
i. Setiap bahan Paku Jalan yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium
dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau
Internasional.

2. PENEMPATAN PAKU JALAN


Paku Jalan dapat ditempatkan pada Sumbu jalan sebagai pemisah jalur dan/atau
tepi Jalan;

3. CARA PEMASANGAN PAKU JALAN


a. Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan di bor terlebih dahulu dengan alat
bor khusus dengan kedalaman sesuai dengan ukuran paku jalan yang akan
digunakan.
b. Setelah dibor lalu paku dimasukan dengan melumurkan lem perekat khusus
pada bagian bawah paku dan bagian bawah badan paku.
c. Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk
proses pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada permukaan jalan.
d. Jarak pengulangan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka
membujur putus-putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan panjang
3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk paku jalan yang dipasang pada
marka utuh atau marka tepi adalah setiap 3 m.
N. PAKU JALAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

1. UKURAN DAN BAHAN PAKU JALAN


a. Ukuran dan bahan paku jalan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor: PM. 34
Tahun 2014 Tentang Marka Jalan.
b. Paku jalan tertbuat dari bahan alluminium allloy dengan ukuran paku jalan
terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1) Berbentuk bujur sangkar (persegi) dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 100
mm dan tebal 20 mm, digunakan pada ruas jalan dengan kecepatan rencana
kurang dari 60 km/jam. Bahan reflektor terdiri atas manik-manik khusus yang
memiliki sifat retroreflektif, anti pecah dan tidak akan pudar;
2) Berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 150
mm dan tebal 20 mm, digunakan pada ruas jalan dengan kecepatan rencana
60 km/jam atau lebih. Bahan reflektor terdiri atas manik-manik khusus yang
memiliki sifat retroreflektif, anti pecah dan tidak akan pudar;
c. Paku jalan sebagai tanda pada permukaan jalan tidak boleh menonjol lebih dari
19 mm di atas permukaan jalan. Dan apabila paku jalan tersebut dilengkapi
dengan reflektor tidak boleh menonjol lebih dari 40 mm diatas permukaan jalan.
d. Pemantul cahaya (reflektor) dapat disesuaikan dengan kebutuhan :
1) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna kuning digunakan untuk
pemisah jalur atau lajur lalu lintas.
2) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna merah digunakan pada garis
batas di sisi kiri jalan.
3) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna putih digunakan pada garis
batas di sisi kanan jalan.
e. Bentuk dan ukuran paku jalan sebagaimana dalam Lampiran.
f. Setiap bahan Paku Jalan yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium
dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau
Internasional.

2. PENEMPATAN PAKU JALAN


Paku Jalan dapat ditempatkan pada Sumbu jalan sebagai pemisah jalur dan/atau
tepi Jalan;

3. CARA PEMASANGAN PAKU JALAN


a. Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan di bor terlebih dahulu dengan alat
bor khusus dengan kedalaman sesuai dengan ukuran paku jalan yang akan
digunakan.
b. Setelah dibor lalu paku dimasukan dengan melumurkan lem perekat khusus
pada bagian bawah paku dan bagian bawah badan paku.
c. Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk
proses pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada permukaan jalan.
d. Jarak pengulangan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka
membujur putus-putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan panjang
3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk paku jalan yang dipasang pada
marka utuh atau marka tepi adalah setiap 3 m.
O. CERMIN TIKUNGAN

1) UKURAN DAN BAHAN CERMIN TIKUNGAN


a. Cermin tikungan harus menggunakan cermin cembung dari bahan arcylic;
b. Tebal dan diameter cermin adalah masing-masing sebesar 3 milimeter dan tidak
kurang dari 900 milimeter;
c. Cermin tikungan dilengkapi dengan bingkai dan topi cermin;
d. Tiang penyangga dibuat dari besi galvanis dengan ukuran diameter 2,5 inchi;
e. Tinggi cermin tikungan 2500 milimeter di sesuaikan dengan hasil manajemen
rekayasa lalu lintas.

2. PEMASANGAN CERMIN TIKUNGAN

Pemasangan Tiang Cermin Tikungan dilakukan dengan cara :


a. Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar lubangnya disesuaikan dengan
gambar desain yaitu 600x 600 x 600 milimeter;
b. Pada bagian tiang yang tertanam di tanah harus dipasang angkur paling sedikit 2
(dua) buah;
c. Untuk melindungi tiang dari kemungkinan turun, dasar lubang harus dikeraskan
dengan lapisan pasir padat minimal setebal 100 milimeter;
d. Tiang cermin tikungan harus dipasang pada posisi tegak lurus, ketinggian
disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi;
e. Untuk memberikan kepadatan yang maksimal tanah di pinggir pondasi harus
dipdatkan dengan alat pemadat (stamper);
f. Bagian pondasi yang menonjol diatas permukaan tanah 100 milimeter.

Pemasangan tiang cermin tikungan merupakan perjaan yang harus dilakukan


secara cermat, teliti, dan akurat.
P. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS TENAGA SURYA

1. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Kondisi Kerja
1) Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C
2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %

b. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tenaga Surya


1) Menggunakan system modul sehingga mempermudah dalam perawatan,
perbaikan dan pengembangan dengan menggunakan konektor yang
memenuhi kualitas standar yang ada;
2) Mempunyai kemampuan untuk mengatur lalu lintas, minimal dengan dasar
8 (delapan) kelompok sinyal untuk kendaraan dan 8 kelompok sinyal
untuk pejalan kaki yang dapat dikembangkan sampai 32 (tiga puluh dua)
kelompok sinyal atau lebih.

c. Mempunyai kemampuan untuk :


1) Memiliki 4 (empat) program penyalaan yang dapat dikembangkan sampai 16
(enam belas) program penyalaan atau lebih;
2) Pemindahan program dan kedip (flashing) secara otomatis baik dengan
elektronik penuh, pemindahalihan (switch) secara mekanik atau secara
manual;
3) Maksimum dari siklus penyalaan skala besar dalam 3 (tiga) digital desimal;
4) Mempunyai kemampuan program tunggal (single) program tetap dan atau
multi program serta kedip (flashing);
5) Harus dilengkapi dengan alat pemula kerja program penyalaan pengatur
lampu lalu lintas dimana lampu kuning (amber) harus menyala kedip lebih
dahulu, disusul kemudian dengan menyala tanpa kedip kuning (amber)
semua, masing-masing dengan waktu yang dapat diprogram;
6) Penyalaan program waktu, setiap aspek lampu warna dapat diprogram
waktunya;
7) Dilengkapi dengan peralatan pengendali manual yang dapat dikendalikan
oleh petugas untuk perpanjangan (hold) dan memperpendek lampu hijau
(skip) serta kedip (flashing);
8) Mempunyai lampu indikator yang bekerja bila keadaan gagal (fault);
9) Mempunyai fasilitas untuk pendeteksian “conflict green” dan “conflict
signal” dalam keadaan gagal (fault) fasilitas ini otomatis menyalakan
lampu kedip (flashing);
10) Tenaga berasal dari sinar matahari diubah menjadi tenaga listrik melalui
alat yang bernama Sel Surya (Solar Cell) dengan kapasitas 50 watt
(menghasilkan tenaga listrik 50 watt pada saat matahari bersinar maksimal)
pada tegangan 12 volt DC;
11) Tenaga listrik yang diperoleh kemudian disimpan pada media
penyimpanan listrik berupa baterai, Baterai yang digunakan berjenis
Absorbed Glass Mat khusus untuk solar cell kapasitas 50 Ah, tegangan
kerja max 48 volt DC;
12) Wajib dilengkapi dengan switch control power supply yang berfungsi
untuk merubah tenaga surya menjadi tenaga listrik;
13) Dapat dibebani lampu pijar maupun halogen minimal 600 VA persignal
atau lampu jenis LED;
14) Dapat dikoordinasikan dengan alat sitem APILL teknologi (ATCS) seperti
detektor dan display info simpang;
15) Listrik yang tersimpan dalam battery digunakan untuk menjalankan
system APILL seperti pada umumnya 24 jam dalam sehari;
16) Untuk hubungan antar tiang dapat mempergunakan kabel dan/atau
frekuensi radio seperti menggunakan frekuensi radio melalui alat RF
transceiver.

d. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Pejalan Kaki


Sama dengan spesifikasi teknis alat pemberi isyarat lalu lintas kendaraan tetapi
dengan jumlah kelompok sinyal khusus untuk pejalan kaki. Dapat dilengkapi
dengan peralatan kendali manual yang dapat dikendalikan oleh setiap
penyeberang jalan dengan mudah, untuk meminta nyala lampu hijau.

e. Syarat Bahan dan Konstruksi


1) Satu unit alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga
surya terdiri dari :
a) Perangkat kendali;
b) Perangkat lampu aspek beserta lampu;
c) Tiang/penyangga;
d) Kabel instalasi;
e) Panel solar cell;
f) Battery dan kotak battery
g) Kendali (controller);
h) Jaringan komunikasi;
i) Dapat dilengkapi dengan alat pendeteksi kendaraan (vehicle detector)
dan/atau Display Info Simpang (DIS).

2) Rumah Perangkat Kendali


a) Rumah perangkat kendali harus dari plat alumunium tebal 2 (dua)
millimeter;
b) Dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci;
c) Mempunyai tempat panel-panel dan kendali lampu lalu lintas;
d) Mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan
anti bocor terhadap air hujan;
e) Dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah
perangkat kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah
dari pintu utama kendali.

3) Perangkat Kendali
a) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika
aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PBC) dan elektronika penuh
serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat
dengan kelembapan nisbi maksimal 95%;
b) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung)
untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi
dengan penjepit ganda;
c) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat
menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat
endapan debu karbon;
d) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, kontruksinya
harus simetris dan halus;
e) Desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi
modul-modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan;
f) Setiap modul harus mempunyai panel indicator yang mudah dilihat.

4) Rumah Perangkat Lampu Aspek


a) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan
ketentuan:
(1) Bahan dari plat alumunium, besi, atau bahan lainnya yang tahan air,
debu, dan dapat bertahan dengan semprotan air bertekanan tinggi
dengan tebal 2 mimimeter;
(2) Bentuk setiap aspek
box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat dipertukarkan
tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek.
b) Sistem optic, terdiri dari:
(1) Reflector dari bahan ohxrymium yang mengkilat atau bahan lain
yang tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya;
(2) Lensa diffuse yang dilengkapai karet penahan, bahan dari kaca tahan
panas dengan warna merah, kuning ambar atau hijau yang tidak
pudar warnanya dengan diameter 20 – 30 cm anti efek phantom.

5) Perangkat Lampu Aspek Solar Cell


Lampu aspek dapat menggunakan :
a) Lampu pijar yang dirancang khusus untuk alat pemberi isyarat lalu lintas
tenaga surya dengan tegangan 220 Volt daya minimal 60 Watt dengan
umur hidup (life time) minimal 50.000 Jam atau lampu halogen dengan
pengubah tegangan 220 Volt;
b) Lampu LED yang dirancang khusus untuk APILL dengan tegangan 220
Volt AC, 12 Volt DC atau 24 Volt DC, dengan tampilan warna yang
merata, timgkat kecerahan minimal 300 candela (cd) untuk ukuran
diameter 20 Cm dan 500 candela (cd) untuk ukuran diameter 30 cm
serta memiliki umur hidup (life time) minimal 50.000 jam.

6) Panel Solar Cell


a) Tegangan max (Vmp) : 48 V DC
b) Arus max (Imp) : 2,97 A
c) Arus hubungan singkat (Isc) : 3,32 A
d) Tegangan terbuka : 21 Volt
e) Jenis : PolyCristaline/MonoCristaline
f) Umur teknis : ≥ 15 tahun
g) Jaminan pemakaian : 3 tahun
h) Panel surya terbubgkus pada tiap sisinya dengan frame alumunium
dengan karakteristik pembungkus memiliki antisipasi genangan
terhadap curah hujan sehingga menhindari pengkaratan pada sisi frame
pembungkus.

7) Baterai
a) Jenis : Absorbed Glass Mat atau Lithium Ion
b) Tegangan kerja : 48 V DC
c) Kapasitas : 42 Ah
d) Jaminan pemakaian : 3 tahun

8) Kendali (Controller)
a) Kendali utama (Master Controller) memiliki 8 signal grup, 4 program
tetap, 1 flashing serta 10 Plan Wireless (10 perubahan program per
hari);
b) Kendali bantu (Slave Contoller) kapasitas 3 signal dan daya output 100
watt/signal.

9) Jaringan komunikasi
Komunikasi antar tiang APILL mengunakan kabel atau frekuensi radio
yang telah sertifikasi. Dengan spesifikasi sebagai berikut :
a) Frekuensi radio : 433,8 Mhz – 444,8 Mhz
b) Daya output : 50 m Watt
c) Tegangan kerja : 3 – 12 Volt
d) Jenis antenna : Type Wipe

10) Tiang Lampu


Tiang lampu pengatur Lalu Lintas mengunakan pipa bulat galvanis atau
bentuk octagonal galvanis, dengan ukuran masing-masing:
a) Tiang lengkung pipa galvanis atau pipa besi Ø 6” + Ø 4”+ Ø 2.5” atau
horizontal pipa galvanis atau pipa besi Ø 6” + Ø 4”+ Ø 2.5” dengan
tinggi 5,5 m;
b) Tiang lurus pipa galvanis atau pipa besi Ø 4” tinggi 3.5 m;
c) Patok pengaman pipa besi Ø 4”;
d) Box besi atau galvanis ukuran 300 x 300 x 300 mm, tebal 10 mm
dipasang diatas plat tebal 10 mm ukuran 500 x 500 mm untuk tempat
batteray;
e) Pondasi tiang lampu beton bertulang 600 x 600 x 1000 mm, pemasangan
sesuai gambar rencana;
f) Pondasi patok pengaman beton 200 x 200 x 700 mm, pemasangan sesuai
gambar rencana;
g) Patok pengaman Ø 4” tinggi 800 mm dari permukaan tanah;
h) Penyangga modul Solar Cell dibuat dari bahan besi siku disesuaikan
dengan ukuran dari modul solar cell.

11) Perangkat Alat Pendeteksi Kendaraan


(Vehicle Detector)
Dipergunakan untuk mendeteksi keberadaan kendaraan pada jalur jalan
yang telah ditentukan dengan syarat dan ketentuan :
a) Dapat difungsikan sebagai pendeteksi kendaraan dan/ atau kecepatan
kendaraan;
b) Dapat dipasang diatas jalan (overhead) dan di permukaan jalan;
c) Menggunakan metoda deteksi berbasis magnetisasi, gambar (video) atau
RADAR;
d) Proses deteksi kendaraan dilakukan oleh aplikasi software;
e) Memiliki kemampuan mendeteksi, minimal 4 (empat) zone deteksi;
f) Output deteksi berupa gap dan occupancy.
Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS

12) Perangkat Display Info Simpang


Dipergunakan untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan, dengan
syarat dan ketentuan :
a) Cara pemasangan pada tiang overhead APILL;
b) Memberikan informasi dalam bentuk rangkaian huruf, angka atau
symbol;
c) Dapat menjadi salah satu system APILL Terkoordinasi (ATCS);
d) Memberikan informasi hitung mundur (5 – 7 detik) pada saat menjelang
perubahan lampu merah ke hijau pada signal group yang ditentukan,
berdasarkan deteksi perubahan penyalaan lampu dari traffic controller .
contoh informasinya adalah : “SIAP SIAP JALAN” dan angka;
e) Memenuhi spesifikasi teknis :
(1) Jumlah pixel : 48 x 160 pixel (vertical x horizontal);
(2) Jarak antar pixel : 10 mm
(3) Warna LED : Kuning
(4) Jenis LED : Ultra Bright, Oval
(5) Tegangan kerja : 170 – 260 VAC
(6) Interface data : RS-485, 1200 – 9600
(7) Housing/box : IP65, Outdoor
Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS

13) Kotak Baterai


a) Kotak baterai, merupakan tempat atau rumah pengaman untuk
menempatkan peralatan seperti baterai, BCU (charge controller), dan
terminal dengan jenis outdoor agar terlindungi dari cuaca ekstrim dan
kriminalitas;
b) Kotak utama/ baterai terbuat dari bahan non korosif;
c) Pada kotak baterai diberi nomor kodefikasi untuk keperluan database dan
memudahkan pemeliharaan, dengan spesifikasi kotak baterai :
(1) Bahan : Besi plat galvanized
(2) Ukuran : Disesuaikan dengan volume baterai yang akan
disuplai.

f. Syarat Mutu
1) Sifat tampak
a) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan;
b) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/
komponen yang disyaratkan;
c) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang
teratur dan hasil patrian harus rapid an bersih;
d) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat
dari bahan/ komponen yang disyaratkan.

2) Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Lampu berkerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis;
b) Semua instrument pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya;
c) System modul harus menjamin kemudahaan dan dalam waktu singkat
pada saat perawatan, perbaikan dan pengembangan;
d) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran
yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor;
e) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu
lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam
spesifikasi teknis.

3) Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut :
a) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya;
b) Nama pabrik pembuat;
c) Nomor seri;
d) Tahun pembuatan;
e) Tegangan dan frekuensi pengenal;
f) Blok diagram rangkaian.

g. Bahan Dan Petunjuk Teknis Pemasangan


1) Kabel
Kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 4 x 6 mm².

2) Cara Pemasangan
a) Tiang Lampu Pengatur Lalu Lintas
Cara Pemasangan :
(1) Tiang alat pemberi
isyarat lalu lintas tenaga surya dipasang dengan jarak paling dekat
60 cm dari tepi jalur kendaraan;
(2) Tiang pemberi isyarat
lalu lintas dipasang dengan jarak 100 cm, dari permukaan
pembelokan tepi jalan;
(3) Ukuran standar tiang
dan pondasi selengkapnya;
(4) Untuk berbagai
keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu lintas
tenaga surya.

b) Patok Pengaman
(1) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang alat pemberi isyarat lalu
lintas tenaga surya atau rumah perangkat kendali alat pemberi
isyarat lalu lintas tenaga surya dengan sedemikian rupa sehingga
tiang alat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh
sebab keluar dari jalur kendaraan;
(2) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat
pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya maupun rumah perangkat
kendali alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya.

c) Lampu Aspek
Dalam pemasnagan lampu aspek, dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Vertikal berurutan dari atas kebawah berupa cahaya berwarna


merah, kuning, dan hijau; atau

Merah

Merah Kuning

Hijau
Hijau

(2) Horizontal berurutan dari sudut pandang pengguna jalan dari kanan
ke kiri berupa cahaya berwarna merah, kuning, dan hijau;

Hijau Kuning Merah

(3) Dapat dilengkapi dengan lampu panah yang dipasang berdampingan


dengan lampu lurus dan peletakkannya sedemikian rupa sehingga
lebih mencolok kedepan daripada lampu lurusnya yang akan mudah
terlihat.

2. PROGRAMMING
Pengaturan lamanya cycle time di suatu persimpangan harus sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar traffic engineering yang ditetapkan oleh Pejabat/ Teknisi dan
Dinas Perhubungan
Q. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS TENAGA LISTRIK

a) SPESIFIKASI TEKNIS
a. Kondisi Kerja
1) Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C
2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %

b. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tenaga Listrik


1) Menggunakan system modul sehingga mempermudah dalam perawatan,
perbaikan dan pengembangan dengan menggunakan konektor yang
memenuhi kualitas standar yang ada;
2) Mempunyai kemampuan untuk mengatur lalu lintas, minimal dengan dasar 8
(delapan) kelompok sinyal untuk kendaraan dan 8 kelompok sinyal untuk
pejalan kaki yang dapat dikembangkan sampai 32 (tiga puluh dua)
kelompok sinyal atau lebih.

c. Mempunyai kemampuan untuk :


1) Memiliki 4 (empat) program penyalaan yang dapat dikembangkan sampai 16
(enam belas) program penyalaan atau lebih;
2) Pemindahan program dan kedip (flashing) secara otomatis baik dengan
elektronik penuh, pemindahalihan (switch) secara mekanik atau secara
manual;
3) Maksimum dari siklus penyalaan skala besar dalam 3 (tiga) digital desimal;
4) Mempunyai kemampuan program tunggal (single) program tetap dan atau
multi program serta kedip (flashing);
5) Harus dilengkapi dengan alat pemula kerja program penyalaan pengatur
lampu lalu lintas dimana lampu kuning (amber) harus menyala kedip lebih
dahulu, disusul kemudian dengan menyala tanpa kedip kuning (amber)
semua, masing-masing dengan waktu yang dapat diprogram;
6) Penyalaan program waktu, setiap aspek lampu warna dapat diprogram
waktunya;
7) Dilengkapi dengan peralatan pengendali manual yang dapat dikendalikan
oleh petugas untuk perpanjangan (hold) dan memperpendek lampu hijau
(skip) serta kedip (flashing);
8) Mempunyai lampu indikator yang bekerja bila keadaan gagal (fault);
9) Mempunyai fasilitas untuk pendeteksian “conflict green” dan “conflict
signal” dalam keadaan gagal (fault) fasilitas ini otomatis menyalakan lampu
kedip (flashing);
10) Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini
circuit breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth
leakage circuit breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir;
11) Bekerja pada rentang tegangan 100 sampai 240 volt AC;
12) Dapat dibebani lampu pijar maupun halogen minimal 600 VA persignal
atau lampu jenis LED;
17) Dapat dilengkapi dengan perangkat detektor kendaraan guna penerapan
APILL-responsif, interface komunikasi data guna pengendalian secara
APILL terkoordinasi (ATCS), dan perangkat Display-Info-Simpang,
dan/atau Count-Down Timer guna informasi kepada pengguna jalan;
18) Untuk hubungan antar tiang dapat mempergunakan kabel dan/atau
frekuensi radio seperti menggunakan frekuensi radio melalui alat RF
transceiver.

d. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Pejalan Kaki


Sama dengan spesifikasi teknis alat pemberi isyarat lalu lintas kendaraan tetapi
dengan jumlah kelompok sinyal khusus untuk pejalan kaki. Dapat dilengkapi
dengan peralatan kendali manual yang dapat dikendalikan oleh setiap
penyeberang jalan dengan mudah, untuk meminta nyala lampu hijau.

e. Syarat Bahan dan Konstruksi


1) Satu unit alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga
listrik terdiri dari :
a) Perangkat kendali (Traffic Controller);
b) Perangkat lampu aspek beserta lampu;
c) Tiang/penyangga dan patok pengaman;
d) Kabel instalasi;
e) Dapat dilengkapi dengan alat pendeteksi kendaraan (vehicle detector),
Display Info Simpang (DIS), dan/atau Count-Down Timer.

2) Rumah Perangkat Kendali


a) Rumah perangkat kendali harus dari plat alumunium tebal 2 (dua)
millimeter;
b) Dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci;
c) Mempunyai tempat panel-panel dan kendali lampu lalu lintas;
d) Mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan
anti bocor terhadap air hujan;
e) Dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah
perangkat kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah
dari pintu utama kendali.

3) Perangkat Kendali
a) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika
aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PBC) dan elektronika penuh
serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat
dengan kelembapan nisbi maksimal 95%;
b) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung)
untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi
dengan penjepit ganda;
c) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat
menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat
endapan debu karbon;
d) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, kontruksinya
harus simetris dan halus;
e) Desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi
modul-modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan
pengembangan;
f) Setiap modul harus mempunyai panel indicator yang mudah dilihat.
4) Rumah Perangkat Lampu Aspek
a) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan
ketentuan:
(1) Bahan dari plat alumunium, besi, atau bahan lainnya yang tahan
air, debu, dan dapat bertahan dengan semprotan air bertekanan
tinggi dengan tebal 2 mimimeter;
(2) Bentuk setiap aspek
box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat dipertukarkan
tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek.
b) Sistem optic, terdiri dari:
(1) Reflector dari bahan ohxrymium yang mengkilat atau bahan lain
yang tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya;
(2) Lensa diffuse yang dilengkapai karet penahan, bahan dari kaca
tahan panas dengan warna merah, kuning ambar atau hijau yang
tidak pudar warnanya dengan diameter 20 – 30 cm anti efek
phantom.

5) Perangkat Lampu Aspek


Lampu aspek dapat menggunakan :
a) Lampu pijar yang dirancang khusus untuk alat pemberi isyarat lalu lintas
tenaga surya dengan tegangan 220 Volt daya minimal 60 Watt dengan
umur hidup (life time) minimal 50.000 Jam atau lampu halogen dengan
pengubah tegangan 220 Volt;
b) Lampu LED yang dirancang khusus untuk APILL dengan tegangan 220
Volt AC, 12 Volt DC atau 24 Volt DC, dengan tampilan warna yang
merata, timgkat kecerahan minimal 300 candela (cd) untuk ukuran
diameter 20 Cm dan 500 candela (cd) untuk ukuran diameter 30 cm
serta memiliki umur hidup (life time) minimal 50.000 jam.

6) Kendali (Controller)
a) Kendali utama (Master Controller) memiliki 8 signal grup, 4 program
tetap, 1 flashing serta 10 Plan Wireless (10 perubahan program per
hari);
b) Kendali bantu (Slave Contoller) kapasitas 3 signal dan daya output 100
watt/signal.

7) Tiang Lampu
Tiang lampu pengatur Lalu Lintas mengunakan pipa bulat galvanis atau
bentuk octagonal galvanis, dengan ukuran masing-masing:
a) Tiang lengkung pipa galvanis atau pipa besi Ø 6” + Ø 4”+ Ø 2.5” atau
horizontal pipa galvanis atau pipa besi Ø 6” + Ø 4”+ Ø 2.5” dengan
tinggi 5,5 m;
b) Tiang lurus pipa galvanis atau pipa besi Ø 4” tinggi 3.5 m;
c) Patok pengaman pipa besi Ø 4”;
d) Pondasi tiang lampu beton bertulang 600 x 600 x 1000 mm, pemasangan
sesuai gambar rencana;
e) Pondasi patok pengaman beton 200 x 200 x 700 mm, pemasangan sesuai
gambar rencana;
f) Patok pengaman Ø 4” tinggi 800 mm dari permukaan tanah;
g) Rincian ukuran masing-masing bahan sebagaimana tercantum dalam
gambar.

8) Perangkat Alat Pendeteksi Kendaraan (


Vehicle Detector)
Dipergunakan untuk mendeteksi keberadaan kendaraan pada jalur jalan
yang telah ditentukan dengan syarat dan ketentuan:
a) Dapat difungsikan sebagai pendeteksi kendaraan dan/ atau kecepatan
kendaraan;
b) Dapat dipasang diatas jalan (overhead) dan di permukaan jalan;
c) Menggunakan metoda deteksi berbasis magnetisasi, gambar (video) atau
RADAR;
d) Proses deteksi kendaraan dilakukan oleh aplikasi software;
e) Memiliki kemampuan mendeteksi, minimal 4 (empat) zone deteksi;
f) Output deteksi berupa gap dan occupancy.
Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS

9) Perangkat Display Info Simpang


Dipergunakan untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan, dengan
syarat dan ketentuan :
a) Cara pemasangan pada tiang overhead APILL;
b) Memberikan informasi dalam bentuk rangkaian huruf, angka atau
symbol;
c) Dapat menjadi jenis informasi yang ditampilkan, dapat diubah secara
remote dari pusat kendali (ATCS);
d) Memberikan informasi hitung mundur (5 – 7 detik) pada saat menjelang
perubahan lampu merah ke hijau pada signal group yang ditentukan,
berdasarkan deteksi perubahan penyalaan lampu dari traffic controller .
contoh informasinya adalah : “SIAP SIAP JALAN” dan angka;
e) Memenuhi spesifikasi teknis :
(1) Jumlah pixel : 48 x 160 pixel (vertical x horizontal);
(2) Jarak antar pixel : 10 mm
(3) Warna LED : Kuning
(4) Jenis LED : Ultra Bright, Oval
(5) Tegangan kerja : 170 – 260 VAC
(6) Interface data : RS-485, 1200 – 9600
(7) Housing/box : IP65, Outdoor

Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS

10) Power Supply


a) Power supply adalah jaringan distribusi PLN ditempat tersebut;
b) Untuk menjaga regulasi tegangan supply ke peralatan perlu dilengkapi
stabilizer;
c) Arde (Grounding), pipa untuk arde ditanam disamping rumah perangkat
kendali lampu pengatur lalu lintas dengan kedalaman minimal 4 meter
atau sampai didapat air dan nilai tahanannya kurang dari atau sama
dengan 10 Ohm.

f. Syarat Mutu
1) Sifat tampak
a) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat,
terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan;
b) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/
komponen yang disyaratkan;
c) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang
teratur dan hasil patrian harus rapid an bersih;
d) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat
dari bahan/ komponen yang disyaratkan.

2) Unjuk Kerja
Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Lampu berkerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis;
b) Semua instrument pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga
mudah dalam pengoperasiannya;
c) System modul harus menjamin kemudahaan dan dalam waktu singkat
pada saat perawatan, perbaikan dan pengembangan;
d) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran
yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor;
e) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu
lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam
spesifikasi teknis.

3) Syarat Penandaan
Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan
sebagai berikut :
a) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik;
b) Nama pabrik pembuat;
c) Nomor seri;
d) Tahun pembuatan;
e) Tegangan dan frekuensi pengenal;
f) Blok diagram rangkaian.

g. Bahan Dan Petunjuk Teknis Pemasangan


1) Peralatan Penunjang
a) Pipa Pelindung Kabel (Duct)
Pipa pelindung kabel menggunakan pipa besi galvanis atau pipa pvc
type AW diameter minimal 2 inchi yang bagian dalamnya harus halus
untuk mencegah terjadinya kerusakan kabel pada waktu pemasangan.
b) Kabel
(1) Kabel tanah harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 4 X 2,5 mm2;
(2) Kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 4 x 6 mm²
untuk tegangan PLN 220 Volt.

2) Cara Pemasangan
a) Pipa Pelindung

Untuk pemasangan pipa pelindung kabel (Duct) adalah sebagai berikut


:
(1) Pipa dapat dipasang sebelum atau selama pemasangan kabel;
(2) Pipa harus diletakkan selurus mungkin dan sambungan antar pipa
harus kuat untuk mencegah pergeseran bagian-bagian yang
disambung yang dapat mengakibatkan kerusakan kabel;
(3) Setiap ujung pipa harus dengan kuat atau bahan lainnya yang tak
mudah terhapus oleh tanah guna mencegah hilangnya tanda pipa;
(4) Galian pipa dibawah jalan yang mulai dan berakhir dijalur pejalan
kaki sedapat mungkin berjarak 70 cm dari tepi jalur kendaraan;
(5) Pipa diletakkan 80 cm dibawah permukaan jalan;
(6) Bagian dalam pipa harus tetap bersih sebelum maupun setelah
penarikan kabel, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
terlampir.

b) Tiang Lampu Pengatur Lalu Lintas

Cara Pemasangan :
(1) Tiang alat pemberi
isyarat lalu lintas tenaga surya dipasang dengan jarak paling dekat
60 cm dari tepi jalur kendaraan;
(2) Tiang pemberi isyarat
lalu lintas dipasang dengan jarak 100 cm, dari permukaan
pembelokan tepi jalan;
(3) Ukuran standar tiang
dan pondasi selengkapnya sesuai dengan gambar terlampir;
(4) Untuk berbagai
keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu lintas
tenaga listrik seperti gambar terlampir.

c) Rumah Perangkat Kendali Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

Rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas dipasang diatas
bantalan beton tak bertulang dan berongga dengan penyangga kerangka
besi sebagai berikut:
(1) Bantalan beton kurang
lebih setara dengan beton mutu K-175 atau dengan kata lain
mempunyai kuat tekan 175 kg/cm2 ;
(2) Lebar, panjang, dan
dalam dari bantalan beton yang berada di dalam tanah
masing-masing adalah 30, 60 dan 70 cm dari permukaan tanah;
(3) Tinggi dari bantalan
beton yang berada dari atas permukaan tanah 50 cm atau harus lebih
tinggi dari ketinggian air banjir didaerah itu, hal ini untuk mencegah
kerusakan perangkat kendali yang disebabkan dari masuknya air
banjir ke rumah perangkat kendali lampu pengatur lalu lintas;
(4) Bantalan beton
dilapisi dengan lempengan beton ukuran 35, 80 dan 5 cm
masing-masing untuk lebar, panjang dan tinggi;

(5) Dibawah alas beton


diberi lapisan lapisan pasir halus yang telah disaring setebal 25 cm;
(6) Rongga bantalan
mempunyai ukuran panjang dan lebar masing-masing 50 dan 10 cm
sedang tingginya tergantung tinggi bantalan beton tersebut;
(7) Rongga adalah tempat
kabel-kabel yang dari dan ke alat kendali pemberi isyarat lalu lintas
dan diisi dengan pasir yang sudah disaring;
(8) Ukuran-ukuran
selengkapnya dari rumah kendali alat pemberi isyarat lalu lintas
adalah seperti lampiran spesifikasi teknis ini.

d) Patok Pengaman

(1) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang alat pemberi isyarat


lalu lintas tenaga listrik atau rumah perangkat kendali alat pemberi
isyarat lalu lintas tenaga listrik dengan sedemikian rupa sehingga
tiang alat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh
sebab keluar dari jalur kendaraan;
(2) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap
alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik maupun rumah
perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik.

e) Lampu Aspek

Dalam pemasnagan lampu aspek, dengan ketentuan sebagai berikut :


(1) Vertikal berurutan dari atas kebawah berupa cahaya berwarna
merah, kuning, dan hijau; atau

Merah

Merah Kuning

Hijau Hijau

(2) Horizontal berurutan dari sudut pandang pengguna jalan dari


kanan ke kiri berupa cahaya berwarna merah, kuning, dan hijau;
Hijau Kuning Merah

(3) Da
pat dilengkapi dengan lampu panah yang dipasang berdampingan
dengan lampu lurus dan peletakkannya sedemikian rupa sehingga
lebih mencolok kedepan daripada lampu lurusnya yang akan mudah
terlihat.

f) Kabel Tanah

(1) ka
bel diletakkan didalam pipa pelindung kabel yang ditanam 80 cm
dibawah permukaan jalan tanah;
(2) ka
bel tenaga dan kabel untuk isyarat harus diletakkan didalam yang
terpisah untuk mencegah interferensi;

(3) sel
ain sebagai overhead lampu aspek sebagai tambahan dapat juga
dipasang di seberang ujung kaki persimpangan;

(4) ka
bel yang diletakkan didalam pipa pelindung mengambil tempat
tidak boleh lebih dari 70 % seluruh luas pipa bagian dalam;
(5) dit
empat-tempat yang diperlukan seperti tempat sambungan dan
terminal agar kabel dilebihkan kurang lebih 50 cm;
(6) ka
bel harus diberi tanda pada tempat seperti :
(a) kedua ujung kabel;
(b) sambungan kabel;
(c) kabel untuk disambung pada peralatan;
(d) kedua ujung dari pipa pelindung.
(7) dia
tas pipa pelindung kabel diberi tanda batu bata merah dengan jarak
5 cm dari pipa pelindung kabel yang dipasang melintang, untuk
mencegah kerusakan pipa pelindung bila ada penggalian susulan
dan sebagai peringatan penggali, bahwa dibawah batu bata merah
ada kabel;
(8) tid
ak diperkenankan menyambung kabel didalam tanah, terutama
dibawah tanah.

g) Kabel Tenaga

Kabel tenaga dipasang sebagai Toevoer dari jaringan distribusi PLN


yang terdekat, bila diperlukan pemasangan.

3. PROGRAMMING
Pengaturan lamanya cycle time di suatu persimpangan harus sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar traffic engineering yang ditetapkan oleh Pejabat/ Teknisi dan
Dinas Perhubungan

PENUTUP

Pelaksana pekerjaan fasilitas perlengkapan jalan harus melampirkan surat pernyataan


jaminan spesifikasi bahan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam
RKS dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.7234/AJ.401/DRJD/2013, tanggal 14 November 2013 tentang Petunjuk Teknis
Perlengkapan Jalan.

Manado, 9 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai