Anda di halaman 1dari 60

SPESIFIKASI TEKNIS

DAN
METODE PELAKSANAAN

NAMA KEGIATAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. LOLAK


(DAK Penugasan)

LOKASI : KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

TAHUN ANGGARAN : 2023


Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB I
UMUM

1.1. Uraian Pekerjaan


1.1.1. Umum
Salah satu upaya peningkatan produksi pangan adalah melalui kegiatan
Rehabilitasi Jaringan dan Bangunan Daerah Irigasi yang mengalami kerusakan,
agar Daerah Irigasi tersebut menjadi Optimal.

Manfaat dari strategi ini dapat digambarkan dalam empat komponen program: (i)
penguatan sistem dan kapasitas kelembagaan irigasi pertanian yang berkelanjutan,
(ii) perbaikan pengelolaan dan OP irigasi, (iii) peningkatan infrastruktur jaringan
irigasi, dan (iv) peningkatan pendapatan pertanian beririgasi. Dari program ini
diharapkan akan tercapai (a) peningkatan produksi beras untuk ketahanan
pangan; (b) pengembangan tanaman bernilai tinggi untuk meningkatkan mata
pencaharian pedesaan, dan (c) terwujudnya infrastruktur irigasi yang lebih
produktif dan pengelolaannya yang berkesinambungan.

1.1.2. Lokasi Kegiatan


Lokasi kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak berada di Kabupaten Bolaang
Mongondow.

1.2. Gambar-Gambar SPK


Gambar desain yang disertakan dalam Dokumen Pengadaan menjadi bagian dari
Dokumen SPK setelah penanda-tanganan SPK. Gambar desain harus
memperlihatkan detail pekerjaan yang akan diserahkan oleh Pengguna Jasa
kepada Penyedia Jasa pada saat perintah pelaksanaan dan Gambar tersebut akan
menjadi bagian dari Dokumen SPK.

Selama proses pelaksanaan, detail desain berikutnya harus dilengkapi oleh


Pengawas bila diperlukan untuk suplemen, pengganti dan lain-lain, dimana
Gambar tambahan tersebut harus menjadi bagian dari Dokumen SPK.

Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan dengan dimensi dan ukuran seperti
tercantum pada Gambar. Pengecilan ukuran Gambar secara skala untuk
mendapatkan ukuran tertentu tidak diperbolehkan.

Bila ukuran yang diperlukan tidak tercantum pada Gambar, Penyedia Jasa harus
meminta / menanyakan ukuran tersebut kepada Pengawas sebelum melanjutkan

1
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

proses konstruksi untuk pekerjaan yang memerlukan atau merujuk pada bagian
tersebut. Kecerobohan yang dapat mengakibatkan pembongkaran kembali dan
keterlambatan pekerjaan akibat pengambilan keputusan yang salah oleh Penyedia
Jasa sendiri, menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus melakukan pengujian / pengamatan terhadap semua Gambar


yang diberikan kepadanya sebagai bagian dari SPK.
Bila ditemui ketidak-cukupan, kekurangan, kesalahan, dan keraguan antara dua
desain yang berbeda untuk satu subyek yang sama, maka Penyedia Jasa harus
mem-verifikasi-kan dan mengacu kepada Pengawas. Dalam hal ini keputusan
Pengawas adalah final.

1.3. Gambar-Gambar yang Harus Diajukan oleh Penyedia Jasa


1.3.1. Umum
Kecuali bila ditentukan lain dalam SPK, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
mengajukan Gambar-gambar untuk disetujui oleh Pengawas, Gambar-gambar
tersebut mencakup Gambar perhitungan yang mendukung dan dokumentasi yang
diperlukan untuk pekerjaan sementara, pekerjaan hydro-mekanikal-nya,
pekerjaan elektrikal-nya, bangunan dan pekerjaan yang berhubungan, yang akan
dikerjakan atau diadakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa-
nya, sebagaimana juga Gambar-gambar lain yang ditentukan pada bagian lain
spesifikasi ini, seperti yang ditentukan oleh SPK, spesifikasi umum atau spesifikasi
teknik, atau seperti yang ditentukan oleh Pengawas, selama proses pekerjaannya.
Gambar desain yang diajukan Penyedia Jasa untuk disetujui Pengawas harus
berupa / dalam format yang disetujui oleh Pengawas. Semua Gambar tersebut
harus dibuat dalam bahasa Indonesia begitu juga dengan perhitungan desainnya.
Semua dimensi harus diberikan dalam satuan ukuran yang ditentukan dalam
spesifikasi umum ini.

Penyedia Jasa harus menyediakan dan memiliki jumlah staf yang memadai dan
Pengawas yang memiliki kualifikasi, juru Gambar dan asisten teknik yang cakap
untuk menghasilkan semua Gambar-gambar dan dokumentasi yang diperlukan.
Semua biaya yang diperlukan oleh Penyedia Jasa untuk melengkapi persyaratan
yang dibutuhkan pada Sub-Bab ini, harus dianggap termasuk ke dalam harga
satuan atau harga lumpsump untuk tiap-tiap jenis pekerjaan yang ditenderkan
seperti dalam Bill of Quantities.

2
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

1.3.2. Pengajuan dan Persetujuan Gambar-Gambar

Semua Gambar-Gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa seperti yang tersebut
di bawah ini harus merupakan Gambar-gambar yang telah ditanda-tangani oleh
Pengawas. Untuk semua bagian pekerjaan yang telah ditentukan dalam SPK,
dimana Penyedia Jasa harus mengajukan Gambar yang telah dipersiapkan oleh
Penyedia Jasa kepada Pengawas untuk disetujui, di dalamnya termasuk Gambar
detail desain, Gambar kerja, perhitungan dan spesifikasi. Penyedia Jasa harus
mengajukan 3 copy kepada Pengawas tentang Spesifikasi Teknis Pelaksanaan
Konstruksi Pengawas untuk disetujui, kecuali ditentukan lain. Semua Gambar yang
diajukan harus memiliki :
Susunan umum dan detail konstruksi untuk tiap bagian pekerjaan yang akan
dikerjakan dan dibuat / cetak sesuai SPK.

Ukuran detail dan dimensi semua komponen yang berhubungan dan merupakan
bagian pekerjaan.

Material dari setiap bagian atau komponen yang akan dibangun dan dibuat / cetak.
Semua pekerjaan (konstruksi, pencetakan, pembuatan) yang Gambar kerja-nya
memerlukan persetujuan dari Pengawas tidak boleh dikerjakan sebelum ada
persetujuan tertulis dari Pengawas. Gambar yang sudah disetujui tidak boleh
dirubah tanpa persetujuan lanjutan dari Pengawas. Perubahan lanjutan harus
diajukan dengan memberikan 3 copy perubahan kepada Pengawas untuk disetujui
atau seperti yang ditentukan untuk tiap Gambar yang akan di-revisi.

Dalam mengajukan rencana perubahan, akan lebih baik apabila Penyedia Jasa
melakukannya secepat mungkin sehingga tidak akan mengganggu proses
konstruksi yang akan berjalan selama menunggu persetujuan dari Pengawas.
Pengajuan Gambar perubahan harus dilakukan Penyedia Jasa sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pengerjaan dimulai kecuali jika
dalam SPK ditentukan lain. Bila pengajuan Gambar dan dokumen pendukung tidak
dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan, Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab dan menanggung semua biaya yang dikeluarkan sebagai konsekwensi
pengunduran waktu dan kerusakan pekerjaan.

Persetujuan yang diberikan Pengawas untuk semua Gambar yang diajukan


Penyedia Jasa tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa seperti yang diatur
dalam SPK.

3
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Semua Gambar yang diajukan Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengawas akan
menjadi bagian dari SPK.

Gambar–gambar yang dipakai waktu pelelangan tercantum dalam Album Gambar


Rencana yang merupakan bagian dari Dokumen Tender. Gambar-gambar ini
dianggap sebagai suatu paket lengkap yang akan dipakai untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti yang dijelaskan dalam spesifikasi.

1.3.3. Gambar Detail


Gambar detail pekerjaan, diserahkan kepada Penyedia Jasa untuk melengkapinya,
disesuaikan dengan spesikasi teknik.

1.3.4. Gambar tulangan


Kecuali jika dalam spesifikasi ditentukan lain atau ditentukan oleh Pengawas,
Penyedia Jasa harus mempersiapkan semua Gambar penulangan yang diperlukan
untuk semua pekerjaan pembetonan, berdasarkan Gambar SPK yang diberikan
Pengguna Jasa.

Gambar penulangan tersebut harus berisi Gambar peletakan semua batang


tulangan, Gambar pembengkokan tulangan, daftar tulangan dan Gambar lain
yang dibutuhkan untuk proses fabrikasi dan peletakan tulangan. Semua Gambar
penulangan yang disiapkan Penyedia Jasa harus diajukan kepada Pengawas untuk
disetujui sebelum dilaksanakannya pekerjaan, seperti ditentukan pada bagian lain
spesifikasi ini.

Pembayaran untuk pembuatan dan penyelesaian Gambar penulangan, Gambar


pembengkokan tulangan dan daftar tulangan akan dibuat dalam bentuk harga
lumpsum yang dimasukkan ke dalam jenis pekerjaan yang sesuai ke dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dalam SPK.

1.3.5. Shop Drawing


Shop drawing untuk komponen pabrikasi harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa
atau supplier material Penyedia Jasa, dengan menunjukkan semua detail, dimensi,
tipe material, dan lain-lain, untuk masing-masing jenis, sesuai dengan Gambar
Kontrak dan spesifikasi untuk itu. Shop drawing tersebut harus sudah diajukan
oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas untuk disetujui menurut tata cara yang
ditentukan pada bagian lain spesifikasi ini.

4
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

1.3.6. As Build Drawing


Selama masa konstruksi Penyedia Jasa harus membuat As Build Drawing yang
akurat dan up-to-date untuk semua jenis pekerjaan yang sudah dikerjakan.
Gambar tersebut harus menunjukkan perubahan yang dilakukan dibanding
dengan Gambar SPK, dan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Format As Build
Drawing tersebut harus seperti yang ditentukan oleh Pengawas.

Penyedia Jasa harus menggunakan Gambar-Gambar SPK sebagai dasar untuk


mempersiapkan As Build Drawing. Gambar-Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan sejauh mungkin harus dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memajang dari semua pekerjaan, sedangkan untuk pekerjaan beton
perlu diGambarkan penampang melintang dan memajang dari semua pekerjaan,
pengaturan pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan, dan daftar
besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.

As Build Drawing harus diperiksa sekali dalam sebulan di lapangan oleh


perwakilan Pengawas. Bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan ketidak-
sesuaian, belum lengkap dan tidak up-to-date, Penyedia Jasa diberi waktu untuk
me-revisi-nya hingga up-to date selama 14 (empat belas) hari kalender.

Untuk setiap pekerjaan yang merupakan bagian dari pekerjaan permanen seperti
yang ditentukan dalam SPK selesai dikerjakan, As Build Drawing yang
berhubungan setelah disetujui oleh Pengawas harus ditanda-tangani bersama oleh
Pengawas dan Penyedia Jasa atau perwakilannya, dan untuk selanjutnya menjadi
milik pribadi dari Pengguna Jasa.

As Build Drawing harus dibuat di atas kertas yang bermutu baik sehingga dapat
menghasilkan reproduksi / copy yang bagus dan dapat dibaca. As Build Drawing
yang sudah selesai harus diajukan kepada Pengawas untuk disetujui dan diberikan
kepada Pengguna Jasa dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah pekerjaan diselesaikan.

1.3.7. Gambar untuk Pekerjaan Sementara


Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Surat Perintah Mulai
Kerja, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Pengawas untuk disetujui 1 (satu)
set Gambar yang berisi pekerjaan sementara yang harus dilakukan Penyedia Jasa.
Gambar-Gambar yang diserahkan harus memperlihatkan, antara lain adalah letak
dan detail yang diusulkan Penyedia Jasa untuk dilaksanakan di lapangan atau
daerah lain yang ditentukan. Hal ini tidak terbatas pada perlengkapan, konstruksi,
kantor, gudang, tempat penyimpanan, fasilitas perumahan, persediaan dan

5
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

pembuangan air, jaringan listrik, jalan masuk, dan perlintasan sungai. Bila ada
perubahan sehubungan dengan pekerjaan tersebut baik selama proses pengerjaan
ataupun setelah beroperasi, Penyedia Jasa harus mengajukan Gambar revisi
kepada Pengawas untuk disetujui seperti pada sub-bab di atas.

1.3.8. Gambar-Gambar Lain


Gambar-Gambar untuk yang selain dari yang telah disebutkan, seperti Gambaran
umum lingkungan, proposal metode konstruksi, diagram dan skema, panduan
pengerjaan berbagai pekerjaan yang dilakukan, Gambar kemajuan / progress dan
Gambar laporan, dan Gambar-Gambar yang diminta atau ditentukan oleh Pengawas
dari waktu ke waktu, dan lain-lain, harus diajukan oleh Penyedia Jasa kepada
Pengawas untuk disetujui menurut sub-bab di atas, atau menurut yang ditentukan
dalam kontrak atau ditentukan Pengawas.

1.4. Standard dan Satuan Ukuran


1.4.1. Spesifikasi Standard
Semua material dan perlengkapan yang akan disediakan atau di-pabrikasi untuk
pekerjaan sesuai dengan SPK, dan semua pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan SPK, harus disesuaikan dengan masing-masing
Standard yang berhubungan dengan itu, seperti yang ditentukan oleh Spesifikasi.
Bila standard untuk suatu material atau perlengkapan dan metode konstruksi tidak
tercantum dalam Spesifikasi, maka hal-hal tersebut harus disesuaikan dengan
Standard Indonesia yang berhubungan dan umum digunakan, atau dapat juga
dengan menyesuaikannya dengan American Society for Testing and Materials
(ASTM).

Dalam hal ini ASTM merupakan standard baku yang dipakai sesuai dengan SPK,
yang dapat dipakai oleh Pengawas tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Standart lain yang dapat digunakan dan dapat diinstruksikan oleh Pengawas untuk
digunakan adalah seperti di bawah ini :
SII Standard Industri Indonesia
SNI Standar Nasional Indonesia
PBI Peraturan Beton Indonesia
PKKI Peraturan konstruksi kayu Indonesia
ACI American concrete institute
USBR united stated bureau of reclamation
AASHTO American association of state highways and transportation officials
AWS American welding Society
ANSI American nationals standards institute

6
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

AS Australian Standard
BS British Standard
BSCP British Standards Codes of Practice
DIN German Industrial Standard
JIS Japanese Industrial Standard
Bila Penyedia Jasa mengajukan untuk menggunakan standard-standard di atas
atau standard dan spesifikasi lain yang sejenis untuk material, perlengkapan,
pengetesan, metode konstruksi, Penyedia Jasa harus mengajukan copy lengkap dari
standard yang diusulkan, begitu juga dengan semua spesifikasi, informasi dan data
semua material, perlengkapan, dan jenis pekerjaan, dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris untuk disetujui oleh Pengawas. Pengusulan ini akan dibatasi dan
kegagalan akibat pemakaian standard yang diusulkan, yang meskipun sudah
disetujui oleh Pengawas, merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus mempunyai dan menyediakan dilapangan sekurang-


kurangnya satu salinan untuk tiap jenis standard yang disetujui dipakai, dan yang
ditentukan dalam Spesifikasi, minimal harus menyediakan di lapangan satu BS,
ASTM vol. Material Konstruksi, atau Standar Nasional lainnya mengenai bahan–
bahan yang sedang disediakan atau mutu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan
penggunaan oleh Pengawas.

Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
dicakup oleh standard, haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Pengawas akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau
didatangkan untuk digunakan dalam pekerjaan, cocok untuk maksud tersebut dan
keputusan Pengawas dalam hal ini adalah mutlak.
Satuan ukuran yang dipakai adalah sistem Standard International (SI System) atau
Sistem Metriks (cgs System), seperti yang ditentukan dalam SPK.
Pada Gambar-Gambar atau spesifikasi teknis material yang menyatakan
ukurannya dalam standard satuan selain di atas, harus ditambahkan dengan
ukuran ekuivalen dalam sistem SI atau cgs.

1.5. Pengetesan dan Percobaan Laboratorium


Penyedia Jasa harus mengadakan pengetesan laboratorium dan lapangan untuk
material yang akan dipergunakan, seperti yang disyaratkan oleh spesifikasi teknik,
atau sesuai dengan yang ditentukan Pengawas, untuk keperluan kebutuhan atas
spesifikasi yang disyaratkan, dan pengawasan lapangan. Bila kontrak telah selesai,
semua hasil test laboratorium secara otomatis menjadi milik Pengguna Jasa.

7
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Dalam waktu 30 (Tiga puluh) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia Jasa
harus menyerahkan jadwal pengetesan untuk disetujui oleh Pengawas. Jadwal
pengetesan tersebut harus mencakup semua jenis pengetesan yang diperlukan
untuk batuan, beton dan material lainnya, dimana di dalamnya sudah termasuk
semua peralatan dan hal-hal lainnya yang dibutuhkan.

1.6. Program Pelaksanaan dan Laporan


1.6.1. Umum
Program pelaksanaan dari Penyedia Jasa harus dipersiapkan dengan berdasar pada
penanggalan kalender untuk setiap kegiatannya, yang dilengkapi dengan data
yang menerangkan deskripsi tiap pekerjaan, durasi waktu yang diperlukan,
tanggal earliest dan latest start dan finish, kelonggaran (float) dan lain-lain dan
harus menampilkan secara jelas critical path dari kegiatan penyelesaian pekerjaan.
Kegiatan yang ditampilkan dalam program pelaksanaan tidak hanya terdiri dari
rangkaian pelaksanaan actual tapi juga terdiri dari waktu perlu yang diizinkan
untuk semua kegiatan seperti persiapan dan proses pengajuan dan pengizinan
Gambar-Gambar, penyelidikan tambahan, penyiapan dan pengetesan sample
material, pengadaan dan pengiriman material, perlengkapan dan peralatan,
pengadaan dan pemasangan material khusus, dan lain-lain. Sebaiknya program
yang dibuat didasarkan pada hari libur nasional dan hari libur agama, begitu juga
dengan kemungkinan delay akibat banjir, kondisi cuaca yang tidak baik dan sebab
lainnya akibat kondisi lingkungan.

Program pelaksanaan diajukan oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas untuk


disetujui dimana Pengawas dapat melakukan modifikasi dan perubahan jika
dianggap perlu. Program yang sudah di-revisi ini bila telah sama-sama disetujui
dan ditanda-tangani oleh Penyedia Jasa dan Pengawas, selanjutnya menjadi
Authorised Construction Programme sesuai dengan SPK.

Jika selama pelaksanaan pekerjaan progress yang terjadi dibawah Authorised


Construction Programme yang telah disetujui, dan menurut pandangan Pengawas
Penyedia Jasa tidak dapat menyelesaikan satu bagian pekerjaan dalam waktu yang
telah disparate, maka Pengawas akan meminta Penyedia Jasa untuk meningkatkan
kemampuan kerjanya atau penambahan alat-alat konstruksi ke lapangan untuk
mempercepat tingkat kemajuan pekerjaan untuk bagian tersebut. Pengawas tidak
akan mempertimbangkan permintaan untuk pembayaran tambahan kecuali bila
keterlambatan disebabkan oleh hal-hal yang dapat diterima sesuai dengan SPK.

8
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

1.6.2. Laporan Harian


Penyedia Jasa harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap
bagian pekerjaan yang diminta Pengawas, dan dalam bentuk yang disetujui
Pengawas. Laporan tersebut harus memuat, tapi tidak terbatas pada data-data
berikut : keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta
keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, persiapan pekerjaan
dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi
lain yang berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan, atau yang diminta oleh
Pengawas.

1.6.3. Laporan Kemajuan Bulanan


Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau suatu waktu yang ditentukan Pengawas,
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) salinan laporan kemajuan bulanan
dalam bentuk yang biasa diterima Pengawas, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya
berisi hal-hal :
-. Prosentase total pekerjaan yang sudah diselesaikan sampai akhir bulan
sebelumnya.
-. Prosentase pekerjaan pokok / utama dan program rencana yang diselesaikan
sampai akhir bulan sebelumnya.
-. Hal-hal lain yang diminta sesuai SPK.

1.6.4. Rapat Pembahasan Kemajuan Pekerjaan


Rapat tetap antara Pengawas dengan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini adalah
membicarakan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk
minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera
diselesaikan.

1.6.5. Photo-photo Kemajuan Pekerjaan


Penyedia Jasa memberikan photo berwarna kepada Pengawas mengenai kemajuan
pekerjaan pada lokasi yang ditentukan Pengawas selama masa SPK. Photo diambil
pada waktu dimulai, dalam pelaksanaan dan selesai setiap komponen pekerjaan
utama dan pada suatu waktu yang ditentukan Pengawas, dan harus memberikan
soft dan 2 (dua) rangkap photo dengan ukuran minimal 8 cm x 12 cm kepada
Pengawas. Tiap photo yang diberikan harus diberi label berupa informasi tentang
tanggal dan waktu pengambilan photo serta deskripsi tentang pekerjaan yang di-

9
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

photo. Biaya pembuatan photo dianggap termasuk dalam harga satuan untuk biaya
lain-lain pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan. Negatif dari photo menjadi milik
Pengguna Jasa dan cetakan selanjutnya dari negatif tersebut tidak dapat dibuat
tanpa seizin Pengguna Jasa.

1.7. Fasilitas yang Harus Disediakan Penyedia Jasa


1.7.1. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan, membangun dan melakukan perawatan selama
masa SPK, semua fasilitas sementara yang diperlukan untuk menjalankan
pekerjaan seperti yang ditentukan dalam SPK, atau dengan spesifikasi yang
ditentukan, seperti yang diinstruksikan oleh Pengawas.
Fasilitas-fasilitas yang harus disediakan tersebut antara lain dan tidak terbatas
pada sub-bab di bawah ini.

1.7.2. Barak Pekerja


Penyedia Jasa harus memelihara dan menyediakan akomodasi sementara dan
fasilitas tempat tinggal untuk staf dan pekerja-pekerja Penyedia Jasa dan sub-
Penyedia Jasa lainnya, pada tempat yang ditentukan oleh Pengguna Jasa. Termasuk
di dalamnya sarana yang diperlukan pada umumnya seperti air bersih, listrik dan
penerangan, MCK, drainase, jalan, parkir dan tempat pembuangan sampah.

1.7.3. Gudang
Penyedia Jasa harus memelihara dan menyediakan satu bangunan untuk gudang
dilapangan pada tempat yang ditentukan oleh Pengawas untuk tempat
penyimpanan dan pelaksanaan pekerjaan penunjang yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan.

1.7.4. Air Bersih dan Listrik


Penyedia Jasa harus menyediakan, mengoperasikan dan memelihara sarana
pengadaan air bersih dan listrik pada semua Direksi keet, barak, gudang, tempat
tinggal serta kantor untuk Pengawas dan Pengguna Jasa, serta semua tempat yang
membutuhkan sarana tersebut dengan pasokan yang layak dan baik dan
mencukupi. Detail dari pengadaan fasilitas ini harus atas persetujuan Pengawas.

10
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

1.7.5. Kendaraan untuk Pengawas dan Pengguna Jasa


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara kendaraan untuk keperluan
personil dan staf lapangan dan Pengguna Jasa dan Pengawas selama masa kontrak
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik.

1.7.6. Pembersihan bangunan dan fasilitas sementara


Setelah semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa seperti yang
dicantumkan dalam SPK selesai, Penyedia Jasa harus membersihkan kembali
semua fasilitas sementara, dan mengembalikan keadaan area yang terkena fasilitas
sementara seperti keadaan yang ditentukan atau keadaan semula hingga disetujui
oleh Pengawas, dengan pengecualian bila Pengguna Jasa atau Pengawas
menghendaki sebagian fasilitas sementara di lapangan tetap dipertahankan setelah
selesainya pelaksanaan pekerjaan menurut SPK.

Dengan kebijaksanaan Pengguna Jasa Penyedia Jasa dapat mengambil alih seluruh
atau sebagian fasilitas sementara dari Pengguna Jasa tanpa biaya, pada saat
berakhirnya SPK. Penyedia Jasa harus berkonsultasi dengan Pengawas sehubungan
dengan apa yang masih dibutuhkan oleh Pengguna Jasa dari bangunan dan
fasilitas sementara sebelum diputuskan untuk melakukan pembersihan dan
Penyedia Jasa tidak dapat melakukan pekerjaan pembersihan ini tanpa izin tertulis
dari Pengawas.

1.8. Material dan Alat-alat yang Harus Disediakan Penyedia Jasa


1.8.1. Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi semua material, alat-alat dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan dan perawatan semua pekerjaan kecuali jika
disediakan menurut SPK.

Kecuali jika ditentukan dalam SPK, semua material, alat-alat dan perlengkapan,
yang berasal dari pekerjaan permanen harus baru dan harus sesuai dengan
standar-standar yang dipakai seperti diterangkan pada bagian lain spesifikasi
umum ini. Bila Penyedia Jasa bermaksud untuk mengadakan / memasok material,
alat-alat dan perlengkapan dengan standar yang berbeda dengan standar yang
dipakai, Penyedia Jasa harus meng-informasi-kan kepada Pengawas tentang
maksudnya tersebut dan harus memperoleh persetujuan tertulis dari Pengawas
untuk standar lain tersebut.

11
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Untuk hal ini tidak ada biaya tambahan lain dan biaya tersebut harus dianggap
termasuk dalam harga satuan atau harga lump sump untuk jenis yang sesuai
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam SPK.

1.8.2. Sumber Material Konstruksi


Secara umum mayoritas material konstruksi agregate halus dan kasar untuk beton
dan mortar, pasir, kerikil dan agregate untuk konstruksi, semen, baja tulangan,
kayu, bitumen, bahan bakar dan minyak dan lain-lain dapat diperoleh / dipasok
dari daerah sekitar / local oleh Penyedia Jasa.
Sedangkan untuk material baja dan logam / metal dan komponen dari hasil
pabrikasi dapat didatangkan dari luar daerah.

Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menentukan sumber semua material


konstruksi kecuali jika sumber material khusus ditentukan oleh Pengguna Jasa
atau ditentukan dalam SPK spesifikasi umum atau spesifikasi teknik.

1.8.3. Peralatan Konstruksi


Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa untuk menambah jumlah peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan bila menurut pertimbangan dirasa perlu, sesuai dengan
ketentuan dalam SPK. Semua biaya penambahan peralatan ditanggung oleh
Penyedia Jasa.

Semua peralatan yang akan disediakan oleh Penyedia Jasa harus dilengkapi dengan
semua suku cadang yang diperlukan, dan Penyedia Jasa memelihara setiap saat
persediaan yang mencukupi dari suku cadang tersebut sehingga tidak
mengganggu efektivitas pelaksanaan pekerjaan.

1.8.4. Transportasi Material dan Peralatan


Semua material, peralatan dan perlengkapan harus dikemas dan dikirim ke site
dengan cara sedemikian rupa dan terlindung dari cuaca dan keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan, baik pada saat transit maupun dalam penyimpanan.

Material dan peralatan yang mengalami kerusakan dan atau memiliki kondisi yang
tidak bagus karena transportasi dan penyimpanannya akan ditolak oleh Pengawas
dan Penyedia Jasa harus menggantinya dengan material dan peralatan yang
memenuhi syarat sesegera mungkin. Semua biaya yang ditimbulkan akibat
penggantian ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

12
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

1.8.5. Program dan Pemberitahuan Transportasi


Seiring dengan pengajuan program pelaksanaan, Penyedia Jasa juga harus
mengajukan kepada Pengawas program pengiriman (transportasi), yang berisi
rangkaian pengiriman di lapangan untuk material dan peralatan.
Penyedia Jasa harus selalu meng-informasi-kan kepada Pengawas jadwal
kedatangan material dan peralatan di lapangan.

1.8.6. Spesifikasi dan Data


Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Surat Perintah Mulai
Kerja, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Pengawas 1 (satu) set lengkap yang
berisi spesifikasi, data-data teknik yang berisi deskripsi lengkap dari material dan
peralatan yang akan dipasok oleh Penyedia Jasa sesuai dengan kontrak.
Persetujuan yang diberikan Pengawas tidak mengurangi tanggung jawab dari
Penyedia Jasa yang telah diatur menurut kontrak.

1.8.7. Pemeriksaan Material, Peralatan dan Perlengkapan


Semua material dan peralatan yang diadakan oleh Penyedia Jasa akan diperiksa
seperti yang telah diatur dalam SPK oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Pengguna Jasa semua informasi yang
diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk keperluan pemeriksaan material dan
peralatan. Pemeriksaan ini tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa untuk
menyediakan semua material dan peralatan yang diperlukan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan, seperti yang telah diatur di dalam SPK.

1.9. Survey dan Pengukuran


1.9.1. Umum
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua set out dan pekerjaan
survey topografi yang diperlukan untuk kelancaran proyek. Penyedia Jasa harus
menyediakan personil yang berpengalaman memiliki kualifikasi, dan disetujui
oleh Pengawas, dengan peralatan yang cocok dan memadai termasuk spare part
untuk efisiensi pelaksanaan semua pekerjaan pengukuran.
Pengawas dapat menolak dan meminta penggantian personil bila pekerjaannya
dirasa tidak memuaskan. Penyedia Jasa harus melaksanakan penggantian tersebut
secepat mungkin, dengan biaya penggantian dan kerugian yang ditimbulkan
akibat keterlambatan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

13
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Penyedia Jasa harus mengajukan metode yang akan digunakan untuk survey dan
pengukuran yang akan dilakukan kepada Pengawas untuk disetujui. Pembayaran
untuk pekerjaan set-out dan survey akan dibuat atas bagian yang relevan untuk
pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan semua biaya yang
dikeluarkan Penyedia Jasa untuk memenuhi ketentuan ini dianggap termasuk
dalam bagian yang disebutkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1.9.2. Bench Mark dan Titik Referensi


Bench mark dan titik tetap telah ditetapkan oleh Pengguna Jasa dan seperti terlihat
pada Gambar. Data referensi untuk bench mark tersebut akan diberikan kepada
Penyedia Jasa saat penyerahan surat perintah mulai kerja. Sebelum menggunakan
bench mark dan titik referensi untuk set-out, Penyedia Jasa harus melakukan
pengecekan dan survey sendiri menurut keakuratan yang diinginkan Penyedia
Jasa. Penyedia Jasa dapat menentukan bench mark sementara dan titik referensi
yang dibutuhkan untuk melakukan set-out yang akurat atau untuk keperluan
lainnya. Semua bench mark sementara dan titik referensi yang akan harus dibuat
dan ditempatkan sesuai dengan yang ditentukan Pengawas, dan harus berpatokan
pada bench mark permanen dan titik referensi yang ditentukan Pengguna Jasa.

1.9.3. Permukaan Tanah Asli Untuk Pengukuran


Elevasi permukaan tanah yang diperlihatkan pada Gambar harus dipatuhi sesuai
dengan yang telah diatur dalam SPK. Bila Penyedia Jasa mengalami keraguan
tentang kebenaran dari suatu elevasi, dan bermaksud untuk melakukan survey
ulang, maka Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengawas secara tertulis
dan melakukan survey ulang untuk penentuan elevasi tersebut paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.

Untuk semua kasus, sebelum melaksanakan pekerjaan penggalian atau pekerjaan


tanah, Penyedia Jasa harus melakukan survey untuk mengetahui elevasi
permukaan tanah asli pada area yang akan dikerjakan, dengan kehadiran
Pengawas, dengan menggunakan bench mark dan titik referensi yang disetujui
oleh Pengawas.

Elevasi permukaan tanah yang akan ditentukan harus disetujui oleh Pengawas dan
dihitung untuk keperluan pembayaran, sehingga volume penggalian dan
pekerjaan tanah yang akan dilakukan akan didasarkan pada perhitungan tersebut.

14
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

1.10. Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan Tanda Proyek


Penyedia Jasa harus menyelenggarakan, membangun dan memelihara rintangan-
rintangan, tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat serta harus mengambil
tindakan-tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan
keselamatan umum.

Penyedia Jasa harus memasang tanda identifikasi proyek seperti tanda keterangan
proyek, papan nama dan tanda-tanda lainnya yang mengidentifikasikan tentang
proyek serta tempat-tempat penting di lingkungan proyek dengan bentuk dan
spesifikasi yang disetujui oleh Pengawas. Jalan-jalan yang harus ditutup bagi lalu-
lintas umum, harus dilindungi dengan perintang yang cukup.

Rintangan-rintangan tersebut harus diberi penerangan/lampu di malam hari dan


semua lampu harus dinyalakan dari/mulai matahari terbenam hingga matahari
terbit.

1.11. Pembayaran Untuk General Item dan Lump Sump Item Lainnya
Pembayaran untuk item yang tergabung dalam daftar kuantitas dan harga harus
menurut dalam spesifikasi ini. Penyedia Jasa menyiapkan perincian analisa harga
satuan yang lengkap dari pekerjaan tersebut untuk memperoleh persetujuan.
Pemberi pekerjaan dalam waktu tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum
dimulainya pekerjaan tersebut.

1.12. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari
kalender terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja dan masa pemeliharaan selama 180
(Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO).

1.13. Tingkat Resiko Keselamatan Konstruksi dan Kebutuhan Personil Keselamatan


Konstruksi
Prinsip Konstruksi berkeselamatan antara lain mitigasi risiko keselamatan dan
kesehatan konstruksi. Komponen/item pekerjaan penyelenggaran keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dengan besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
Perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan
konstruksi mencakup penyiapan RKK, sosialisasi dan promosi K3, alat pelindung

15
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

diri/kerja, asuransi dan perijinan, keselamatan konstruksi, dan lain-lain terkait


pengendalian risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.

Perkiraan biaya ini dimuat dalam analisa harga satuan pekerjaan pada Kegiatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Terlampir).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, maka
untuk Penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan ini yaitu
Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi Kecil, sehingga
persyaratan kualifikasi kompetensi kerja ditetapkan menggunakan Sertifikat Petugas
K3 Konstruksi dengan pengalaman 0 (nol) tahun.

16
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Menghubungi Aparat Desa


Penyedia Jasa sebelum memulai Pekerjaan, bersama Pengawas harus menghubungi
lebih dahulu Camat, Kapolsek, Danramil dan Kepala Desa/Aparat Desa lainnya
yang berwenang dari wilayah kerjanya untuk memberitahukan kehadiran dan
menjelaskan semua rencana kerjanya di daerah tersebut.

2.2. Pembuatan Direksi Keet


Penyedia Jasa diwajibkan membuat Direksi Keet dengan bentuk yang sesuai
dengan petunjuk Pengawas dan ukuran-ukurannya minimal 18 m2.

Direksi Keet ini paling sedikit harus dilengkapi dengan perlengkapan sebagai
berikut :
1 (satu) set meja kursi tamu.
1 (satu) set meja kursi tulis untuk Pengawas Lapangan.
1 (satu) set papan tulis.
1 (satu) set alat tulis (buku tamu, penggaris segi tiga, kertas, buku laporan
harian dan buku catatan yang lain).
Papan dalam jumlah secukupnya untuk menempel gambar-gambar rencana
dan photo-photo kemajuan fisik pekerjaan.
1 (satu) tempat obat-obatan dengan isinya untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan.
1 (satu) Tandu Darurat

2.3. Pembuatan Papan Nama Proyek


Penyedia Jasa diwajibkan membuat 1 (satu) buah Papan Nama Proyek berukuran
80 x 120 cm yang isi tulisan dan penempatannya ditentukan bersama-sama
dengan Pengawas.

2.4. Pembuatan Barak Pekerja dan Gudang


Penyedia Jasa harus membuat barak yang memadai dan layak sebagai tempat
beristirahat untuk para pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut. Di
samping itu, Penyedia Jasa diwajibkan pula untuk membuat tempat penyimpanan
yang baik bagi penyimpanan material sehingga tidak rusak karena hujan atau
cuaca.

17
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

2.5. Pengukuran dan Pematokan (Uitzet)


Sebelum memulai pekerjaan pembuatan saluran atau bangunan-bangunan,
Penyedia Jasa terlebih dahulu harus mengadakan pengukuran/uitzet dengan
pengawasan Pengawas.
Alat yang dipakai dalam pengukuran ini minimal adalah alat waterpass.
Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang
berfungsi sebagai titik tetap yang lokasinya akan ditunjukkan oleh Pengawas. Data
ini dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Pengawas. Sebelum memulai pengukuran, Penyedia Jasa diharuskan untuk
memeriksa semua titik-titik tetap ini dan membuat titik tetap tambahan lainnya
sedemikian sehingga jarak 2 titik tetap tidak lebih dari 1 kilometer.

Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar skets hasil pengukuran,
harus diserahkan kepada Pengawas. Oleh Pengawas, hasil ini akan diperiksa. Dan
apabila terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun
penggambaran, maka Penyedia Jasa harus memperbaikinya sampai betul dan
mendapat persetujuan Pengawas.

Hasil pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase saluran,
tempat bangunan air atau bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu Penyedia
Jasa tidak diperbolehkan memulai suatu pekerjaan saluran/bangunan sebelum
posisi, ukuran-ukurannya, dan ketinggian-ketinggiannya disetujui oleh Pengawas.

Pematokan pada as trase saluran dalam pengukuran ini, harus dilakukan pada
setiap interval 50 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu.
Pematokan pada lokasi bangunan-bangunan air harus dilakukan dengan
menggunakan patok beton.

2.6. Pemasangan Profil (Bouwplank)


Pada setiap pembuatan saluran dan bangunan, Penyedia Jasa diwajibkan
memasang bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama
bangunannya.

Pemasangan bouwplank/profil harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari


patok pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran
dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Pengawas.
Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata.
Pemasangan bouwplank harus didahului dengan pengukuran yang menggunakan
alat ukur. Pemasangannya harus cukup kuat.

18
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Kebenaran dari pemasangan bouwplank akan diperiksa oleh Pengawas. Setelah


pemeriksaan ini selesai dan hasilnya benar, barulah pekerjaan saluran atau
bangunan dapat dimulai.

2.7. Pekerjaan Persiapan


2.7.1. Umum
Kecuali bila dinyatakan secara terpisah dalam ketentuan Kontrak ini, Penyedia Jasa
bertanggung jawab atas desain, pemasangan, pembangunan dan perawatan semua
pekerjaan sementara yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Semua
pekerjaan sementara seperti tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan
Pengawas dan harus disingkirkan setelah habis kegunaannya dengan cara dan
pada saat seperti yang diperintahkan dan disetujui Pengawas.

Setelah diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Pengawas rincian dari usulan semua Pekerjaan Sementara termasuk lokasi,
tata letak, ukuran, kapasitas, metode pelaksanaan, rencana pelaksanaan dan
pemasangan. Pengawas berhak memerintahkan Penyedia Jasa memodifikasi atau
mengubah usulan Penyedia Jasa kalau dipandang perlu. Perintah Pengawas
tersebut tidak membebaskan Penyedia Jasa dari kewajiban dan tanggung
jawabnya seperti ditentukan dalam kontrak.

Semua keterlambatan dan hambatan yang timbul dari jalannya kegiatan tidak
membebaskan Penyedia Jasa dari kewajiban yang tercantum dalam Kontrak.
Semua biaya untuk memenuhi ketentuan di atas harus sudah termasuk dalam
harga satuan yang diajukan Penyedia Jasa kecuali kalau memang diajukan secara
terpisah.

2.7.2. Pekerjaan Sementara untuk Mengendalikan Air


Penyedia Jasa harus mendesain, membangun dan merawat semua pekerjaan
sementara untuk mengendalikan air dan pengeringan (dewatering) dan harus
menyediakan, memasang, mengoperasikan dan merawat peralatan pemompaan
dan perlengkapan lain untuk mengalihkan air dari daerah kerja sehingga
pekerjaan bisa dilaksanakan dengan baik.

Penyedia Jasa harus memperbaiki atas biaya sendiri semua kerusakan yang timbul
akibat gagalnya Pekerjaan Sementara untuk mengendalikan air. Semua pekerjaan
sementara tersebut di atas harus mendapat persetujuan Pengawas dan harus
dibongkar pada saat yang disetujui Pengawas setelah kegunaannya dianggap
selesai.

19
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

2.7.3. Jalan Masuk dan Jalan Angkut Sementara


Penyedia Jasa harus membangun dan merawat semua jalan masuk dan jalan
angkut yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan termasuk drainase,
jembatan, gorong-gorong dan sejenisnya yang berhubungan dengannya.
Setelah Pekerjaan selesai jalan tersebut harus diserahkan kepada Pengguna Jasa
atau jalan tersebut harus dibongkar dan daerah itu dipulihkan sesuai dengan
ketentuan yang ada atau seperti diperintahkan Pengawas jalan-jalan yang
digunakan sebagai jalan masuk sementara harus ditingkatkan, dirawat dan
selanjutnya direhabilitasi oleh Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan Pengawas
dan Pemerintah Daerah.

Jalan-jalan masuk sementara yang perlu dibangun harus memenuhi kemiringan


dan lebarnya cukup sehingga bisa dilalui dengan leluasa oleh kendaraan proyek.
Sebelum Penyedia Jasa bermaksud mulai membangun jalan masuk sementara atau
jalan angkut sementara atau bagian dari padanya Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Pengawas untuk mendapat persetujuannya rencana
pembangunan secara rinci yang mencakup :
i. Lokasi, tata letak dan lintasan jalan-jalan tersebut.
ii. Rincian desain jalan termasuk, lebar, kemiringan dan lain-lain dan rincian
dari semua drainase dan fasilitas penyeberangan yang berkaitan.
iii. Bahan untuk membangun jalan dan darimana asalnya.
iv. Metode kerja dan jadwal pekerjaan membangun jalan. Pembuatan jalan masuk
dan jalan angkut hanya bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Pengawas.
Persetujuan Pengawas tidak membebaskan Penyedia Jasa dari kewajiban dan
tanggung jawabnya yang tercantum dalam Kontrak.

20
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB 3
PENGGALIAN

3.1. Umum
3.1.1. Cakupan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan penggalian mencakup semua pekerjaan yang berhubungan
dengan kegiatan berikut :
Pembersihan, pencabutan dan pengupasan, Pemotongan, Penggalian parit,
Penggalian tempat pengambilan batu gunung dan bahan bangunan batu kali, pasir
dan tanah. Penggalian lain yang diperintahkan oleh Pengawas.

3.1.2. Perencanaan dan Persetujuan untuk Mulai Pekerjaan


Sebelum pekerjaan penggalian dimulai Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Pengawas rencana kerja terinci meliputi lokasi dan cakupan daerah kerja, jenis
pekerjaan penggalian, metode kerja dan peralatan, urutan dan tahap pekerjaan
serta jadwal kerja untuk mendapat persetujuan.
Persetujuan Pengawas tidak membebaskan Penyedia Jasa dan tanggung jawab
Penyedia Jasa menyangkut keamanan pekerjaan dan kerusakan terhadap
pekerjaan atau pihak ketiga yang timbul akibat pekerjaan Penyedia Jasa.

3.1.3. Pembuangan dan Penggunaan Hasil Galian


Hasil galian mungkin terdiri atas dua jenis bahan yaitu bahan yang bisa digunakan
dalam pembangunan selanjutnya dan bahan yang tidak bisa dimanfaatkan dan
harus dibuang di tempat pembuangan.
Pemanfaatan hasil galian untuk bahan bangunan harus mendapat persetujuan
Pengawas. Metode penggalian harus sedemikian rupa sehingga sebanyak mungkin
hasil galian bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

Penyedia Jasa boleh menggunakan hasil galian yang akan dibuang untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk bangunan sementara seperti
misalnya jalan sementara, perkerasan di daerah gudang sementara dan lain
sebagainya.
Hasil galian yang tidak bisa dimanfaatkan harus dibuang ke tempat pembuangan
yang ditentukan oleh Pengawas. Cara pembuangan bahan galian harus mengikuti
cara yang ditentukan oleh Pengawas.

21
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Pembuangan hasil galian ke sungai atau di luar daerah yang ditentukan tidak
diperbolehkan dan Penyedia Jasa harus menanggung kerugian yang timbul akibat
pembuangan yang tidak memenuhi ketentuan Pengawas kepada pihak ketiga.

3.2. Pengalian untuk Saluran, Perapihan Hasil Buangan dan Perapihan – Perapihan
lainnya.
Penggalian untuk saluran Primer atau Sekunder, selain yang struktural dan
penggalian lubang galian sumbang harus mencakup pembuangan tanah bekas
galian sampai kesuatu jarak yang diukur lurus antara pusat penggalian ketempat
buangan hasil galian lainnya dan harus pula mencakup pengamanan dan
pemilihan bahan galian, pemadatan dan perapian – perapian hasil galian.
Metode yang digunakan dalam penggalian harus sedemikian rupa sehingga tidak
menghancurkan atau meruntuhkan lereng galian dan menghasilkan lereng
tersebut benar – benar rapi dan tepat.

3.3. Galian Bangunan


3.3.1. Umum
Galian untuk bangunan harus terdiri dari dan mencakup semua galian dan urugan
yang diperlukan sehubungan dengan semua pekerjaan bangunan. Selama
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa tidak boleh mengubah keadaan pengaturan
air dalam saluran yang ada dan didaerah yang dilayani oleh saluran-saluran
tersebut.

3.3.2. Drainase dan Pengamanan Banjir


Penyedia Jasa harus menyediakan pompa, saluran dan lain-lain yang perlu untuk
menjaga galian agar dalam keadaan kering. Harus dibuat saluran pembuang
terbuka untuk mengalihkan aliran permukaan agar tidak memasuki lobang galian.
Semua pekerjaan harus diamankan dari banjir. Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab menyediakan apa saja yang perlu dan harus memperbaiki setiap kerusakkan,
baik pekerjaan sementara maupun pekerjaan tetap yang disebabkan oleh banjir.

Dimana metode yang disetujui oleh Pengawas tersebut melibatkan penggunaan


peralatan mesin, Penyedia Jasa harus memiliki di lokasi pekerjaan yang dapat
berjalan dengan baik dan sebanyak yang dibutuhkan untuk keamanan pekerjaan.
Semua metode yang digunakan untuk mengatur air harus atas persetujuan
Pengawas. Persetujuan tersebut tidak boleh mengurangi tanggung jawab Penyedia
Jasa terhadap suatu kerusakan pekerjaan atau lahan yang berdekatan serta hak milik
atau aliran air karena kegiatan-kegiatannya.

22
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

3.3.3. Instruksi Umum untuk Galian Bangunan


Lubang-lubang dan parit-parit untuk pondasi dari semua pekerjaan bangunan
harus digali sampai ketingkat kedalaman dan ukuran yang disajikan dalam gambar
atau sebagaimana ditentukan Pengawas. Harus dilakukan upaya yang cermat agar
tidak mengganggu dasar galian dan untuk menjamin hal tersebut maka 0,15 m
terakhir harus digali dengan tangan persis sebelum beton ditempatkan. Dasar dari
semua galian harus diratakan atau dibentuk sesuai dengan petunjuk dalam gambar
dan jika perlu, dibuat bertangga atau berbangku secara horizontal. Kantong-
kantong yang mengandung bahan lunak didasar galian harus dibuang dan diisi
dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan dengan baik.

Semua galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas sebelum Penyedia Jasa
diijinkan untuk meneruskan pekerjaan. Pekerjaan galian harus mencakup semua
pekerjaan perkayuan, penopangan, pekerjaan-pekerjaan sementara atau untuk
menyokong sisi-sisi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diminta
oleh Pengawas harus diperbaiki dengan menempatkan bahan yang sesuai dan yang
dipadatkan dan penggalian yang melebihi lebar dari yang diperlukan harus diurug
dan dipadatkan dengan kuat dengan bahan yang disetujui.

Galian harus dijaga selalu dalam keadaan kering dengan memompa atau degan cara
lain sampai menurut pendapat Pengawas bangunan telah selesai secukupnya dan
penimbunan selesai sampai permukaan air tanah berada pada kedudukannya yang
normal. Pengurugan kembali pondasi tidak dapat dilaksanakan sebelum pondasi
dan pekerjaan-pekerjaan bangunan dalam galian diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas, semua pengurugan harus dengan bahan-bahan yang disetujui dan
ditimbunkan dalam lapisan yang tidak melebihi tebal 0,25 m serta dipadatkan.
Kadar kelembaban harus disesuaikan dengan kadar kelembaban optimum untuk
pemadatan.

Pada saluran-saluran pembuang, jalan, hasil buangan galian dan bangunan hasil
peripan buangan galian yang kekurangan isian yang diperoleh dari lubang-lubang
galian sumbang yang ditunjuk oleh Pengawas. Penyedia Jasa harus menentukan
lokasi, kesesuaian dan mutu bahan yang tersedia, biaya dan pekerjaan yang perlu
untuk memperoleh bahan yang tersedia dan mengangkutnya ke tempat kerja.
Penyedia Jasa juga harus menentukan jumlah beban lebih yang harus dipindahkan
dari setiap quarry dan biaya pemindahannya. Semua biaya tersebut sudah termasuk
dalam harga satuan penawarannya.

23
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Harus dilakukan upaya khusus secara cermat dalam pembuatan lubang-lubang


sumbang mengingat kepentingan khususnya untuk drainase air permukaan
sehingga dasar tersebut akan memililki gradien yang teratur dan tidak terputus-
putus seperti yang ditunjukan oleh Pengawas.

3.4. Penggalian Tanah


Galian Tanah yang akan dilakukan pada kegiatan ini adalah pekerjaan Galian
Tanah Biasa.
Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan timbunan
tersebut harus dibuang oleh Penyedia Jasa dari lokasi yang ditentukan oleh
Pengawas.
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan dan biaya
pembuangan material yang berlebih tersebut termasuk biaya pengangkutan dan
perolehan izin dari pemilik tanah dimana pembuangan dibutuhkan.

3.5. Pengukuran Pekerjaan


Pengukuran Pembayaran pekerjaan Galian Tanah Biasa berdasarkan jumlah yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan Pengawas.

3.6. Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan Galian Tanah Biasa berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam Kontrak dan
telah mencakup pengangkutan dan pembuangan bilamana hasil galian tersebut
tidak dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan.

24
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB 4
PEKERJAAN TIMBUNAN

4.1. Umum
Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan
penimbunan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau di tempat lain
seperti arahan Pengawas. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari
Pengawas dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.
Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian
sebagai bahan timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.

4.2. Jenis Timbunan untuk kegiatan ini adalah :


Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan tanah
yang akan di berlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
a. Timbunan tanah kembali dari galian
b. Timbunan tanah dengan material dari galian setempat

4.2.1 Timbunan Tanah Kembali dari Hasil Galian


Sesuai dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan
penimbunan baik untuk tanggul maupun di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifik teknis bahan
timbunan dapat dipertanggung jawabkan.

4.2.2 Timbunan Tanah dengan Material dari Galian Setempat


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari galian
setempat adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun di belakang
bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian tanah setempat yang
dekat dengan lokasi penimbunan yang secara spesifikasi teknis bahan timbunan dapat
dipertanggung jawabkan dan Penyedia Jasa tidak mengeluarkan biaya untuk
pengadaan material tanah timbunan.

4.3 Pelaksanaan Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali


Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali harus dilakukan selapis demi selapis
dengan disertai pemadatan sampai urugan kembali betul betul padat. Sebelum
memulai pekerjaan pengurugan Kembali, Penyedia Jasa harus meminta persetujuan
Pengawas untuk pelaksanaanya. Kerusakan yang terjadi akibat kekurangcermatan

25
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

dalam pelaksanaan pekerjaan pengurugan Kembali ini menjadi tanggung jawab


Penyedia Jasa untuk memperbaikinya.

Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang berdekatan di
sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur beton oleh
peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki oleh biaya Penyedia Jasa.

4.4 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan ini adalah :


a. Perhitungan untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah yang tertera pada
gambar atau yang ditentukan Pengawas
b. Pembayaran untuk pekerjaan ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang ada di Kontrak. Untuk
pekerjaan Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali ini telah mencakup
perataan dan perapihan tanah

26
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB 5
BETON

5.1. Umum
Bab ini meliputi penyediaan semua bahan-bahan, tenaga dan peralatan yang
diperlukan untuk menghasilkan semua beton yang di-cor langsung di tempat
sesuai yang tercantum di dalam kontrak.

5.2. Semen
Semua semen harus digunakan semen Portland yang memenuhi syarat-syarat yang
tercantum pada ASTM C.150-89 Tipe 1.

Semen harus senantiasa terlindung dengan baik dari hujan dan lembab, dan setiap
bagian semen yang telah rusak oleh lembab atau tidak memenuhi persyaratan yang
tersebut di atas harus ditolak dan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

Semen yang oleh Penyedia Jasa telah disimpan selama lebih dari 60 (enam puluh)
hari harus memperoleh persetujuan Pengawas terlebih dahulu sebelum
dipergunakan pada pekerjaan.

Semen-semen yang berbeda merek, jenis atau berasal dari pabrik yang berbeda
harus disimpan secara terpisah. Penggunaan semen sisa yang dikumpulkan dari
kantong-kantong bekas atau kantong-kantong yang telah dibuang tidak
diperbolehkan.

5.3. Air
Air yang dipergunakan pada pengadukan dan perawatan beton atau tujuan
lainnya harus bersih dan bebas dari minyak, garam-garam, asam, alkali, gula,
rumput, atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan tulangan. Air tidak boleh
mengandung lebih dari 1000 ppm sulfat dalam bentuk SO3 atau 500 ppm hloride
asam dalam bentuk Cl.

Apabila sumber air adalah suatu anak sungai yang telah disetujui atau sumber
lainnya, maka tempat pengambilan harus ditutup sedemikian rupa sehingga pasir,
lumpur, rumput atau bahan-bahan asing lainnya tidak dapat ikut ke dalam air.

Air yang digunakan juga harus memenuhi persyaratan Pasal 3.6 Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBI) 1971-NI.2.

27
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

5.4. Aggregat
Aggregat beton harus memenuhi semua syarat-syarat yang tercantum di dalam
ASTM C.33-90 dan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971-NI.2, Pasal
3.3, 3.4 dan 3.5.

5.4.1. Aggregat Halus


Aggregat halus harus berupa pasir alam yang bersih dan tajam serta bebas dari
bahan-bahan organis atau kotoran-kotoran lain.

5.4.2. Aggregat Kasar


Aggregat kasar untuk beton harus terdiri atas batu pecah, kerikil, terak tanur
tinggi, atau bahan keras lainnya yang disetujui, yang memiliki kesamaan
karakteristik berupa butir-butir yang bersifat tahan lama, bebas dari selaput lekat
yang tidak diinginkan, lempung dan kotoran-kotoran lainnya.
Batu pecah atau kerikil pecah harus digunakan pada pembuatan beton kelas A dan
Kelas A1.

5.4.3. Batu Belah


Batu untuk beton siklop, pasangan batu atau pasangan batu kosong, harus
memiliki mutu yang telah disetujui, kuat dan tahan lama dan bebas dari
pembelahan-pembelahan, bidang sambungan, retakan-retakan dan cacat
struktural lainnya, atau ketidaksempurnaan yang cenderung merusak daya tahan-
nya terhadap cuaca. Batu itu harus tidak memiliki permukaan yang bulat, lusuh,
atau lapuk. Semua batu yang lapuk harus ditolak. Batu-batu itu harus dijaga
sedemikian rupa hingga bebas dari kotoran, minyak atau bahan-bahan perusak
lainnya yang dapat mengganggu daya lekat adukan.
Paling lambat 28 hari sebelum mulai dengan pengadukan beton untuk yang
pertama kali, Penyedia Jasa harus menyerahkan data secara lengkap tentang
masing-masing sumber aggregat yang diajukan kepada Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
Data-data yang diserahkan harus memuat paling sedikit :
i. Lokasi sumber aggregat dan rute serta cara pengangkutan ke lokasi
pembangunan.
ii. Sertifikat yang dikeluarkan oleh sebuah laboratorium yang independen, yang
menyatakan bahwa masing-masing sumber aggregat memenuhi syarat-
syarat yang tercantum di dalam ASTM C.33-90 dan Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBI) 1971-NI.2 Pasal 3.3, 3.4 dan 3.5 beserta data-data
asli geologi.

28
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

iii. Bukti-bukti tertulis yang menunjukkan bahwa leveransir agregat sanggup


memenuhi kebutuhan akan jumlah bahan yang diperlakukan selama masa
pelaksanaan pembangunan.
iv. Data-data instalasi pemecah dan penyaring yang digunakan untuk
menghasilkan agregat kasar.

Penyedia Jasa harus menggunakan agregat yang sudah disetujui oleh Pengawas
untuk semua pekerjaan beton.

5.5. Bahan Tambahan


Bahan tambahan tidak boleh dibubuhkan pada adukan beton manapun apabila
tidak tercantum keharusan untuk itu atau tanpa memperoleh ijin tertulis dari
Pengawas. Setiap permohonan ijin penggunaan bahan tambahan harus dilampiri
dokumen-dokumen yang menjelaskan keuntungan yang akan diperoleh ataupun
pengaruhnya terhadap adukan beton yang akan dipergunakan.

Apabila memang ada ketetapan yang mengharuskan penggunaannya, maka bahan


tambahan harus dipergunakan betul-betul sesuai dengan petunjuk-petunjuk
pabriknya dan atas perintah dari Pengawas.

Semua bahan tambahan harus memenuhi segala persyaratan yang tercantum di


dalam ASTM C. 494-86. Walaupun penggunaan bahan tambahan telah disetujui,
tetapi Penyedia Jasa dan leveransirnya tetap harus bertanggung jawab atas mutu
beton yang dipergunakan dalam pekerjaan ini.

5.6. Penimbunan/Penyimpanan Bahan


5.6.1. Semen
Semen harus disimpan di dalam ruangan yang layak dan tidak terpengaruh oleh
cuaca, ditempatkan pada lantai papan yang tidak terletak langsung pada tanah.
Ruangan tersebut harus sedemikian rupa sehingga sirkulasi bebas udara disekitar
kantong-kantong semen adalah seminimum mungkin.
Semua semen yang menjadi lembab, mengerak atau menggumpal tidak boleh
dipergunakan. Kegiatan penakaran bahan adukan beton harus diorganisasikan
sedemikian rupa hingga semen yang paling lama berada di lokasi harus
dipergunakan terlebih dahulu. Semen yang telah berumur 6 bulan atau lebih sejak
pembuatannya di pabrik sama sekali tidak boleh dipergunakan.

29
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

5.6.2. Agregat
Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga senantiasa bersih dan bebas
dari pencemaran dan terlindung dari pemisahan-pemisahan. Apabila tidak ada
lantai keras yang bersih untuk penimbunan, maka bagian timbunan yang
langsung berhubungan dengan tanah setebal 150 mm tidak boleh dipergunakan.
Timbunan-timbunan agregat yang berbeda ukurannya harus dijaga agar
senantiasa terpisah satu dengan lainnya dan agar tetap bersih selama musim hujan
agregat harus sudah ditimbun sebelum musim tersebut tiba.

5.7. Mutu
5.7.1. Definisi Kelas-kelas Beton
Kelas beton yang akan dipergunakan pada setiap bagian bangunan harus seperti
yang telah disyaratkan di dalam gambar atau yang diijinkan oleh Pengawas. Semua
harus akan termasuk di dalam kelas A, A1, B dan C.
i. Kelas A: Digunakan pada bangunan beton bertulang bagian atas atau pada
pondasi, yaitu sebagian dinding gedung sentral, pondasi/lantai gedung
sentral, kolom dan balok gedung sentral, angker blok, lining tunnel river
diversion, menara bangunan pengambilan, bagian permukaan weir dan
bagian lainnya yang ditunjukkan dalam gambar.
ii. Kelas A1: Digunakan seperti pada kelas A di dalam air dan harus dengan
persetujuan Pengawas.
iii. Kelas B (Beton Siklop): Digunakan pada beton masif pada weir.
iv. Kelas C: Digunakan pada pondasi masif tak bertulang, lantai kerja dan sebagai
bahan timbunan pada daerah-daerah yang digali berlebihan seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas.

Semua pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan di dalam Bab 4. Peraturan


Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971-NI.2 dan ASTM.

Penetapan kekuatan tekan hancur beton harus dilaksanakan pada contoh-contoh


yang diambil dan disiapkan sesuai dengan ASTM C.172 dan ASTM C.31-90.
Silinder percobaan yang dibuat di laboratorium harus sesuai dengan ASTM C.192.
Pengujian tekan harus dilaksanakan dengan silinder sesuai dengan tata cara yang
tercantum di dalam ASTM C.39-72.

Kekuatan tekan hancur beton yang diukur dengan mempergunakan silinder beton
berumur 28 hari harus seperti yang tercantum di dalam tabel 10.7.1 di bawah ini,
sedangkan kuat tekan pada umur 7 (tujuh) hari harus mencapai 70% dari nilai
yang ditetapkan pada usia 28 (dua puluh delapan) hari itu. Apabila hasil pengujian

30
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

pada beton usia 7 hari memberikan nilai lebih kecil dari yang ditetapkan di atas,
Penyedia Jasa harus menghentikan pengecoran beton sampai diketahui
penyebabnya dan diambil tindak untuk menjamin diperolehnya beton yang
memenuhi syarat-syarat dengan cara yang dapat diterima oleh Pengawas.

Apabila beton yang dihasilkan tidak dapat mencapai kekuatan yang telah
direncanakan dan disyaratkan, maka kandungan semen harus ditingkatkan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk Pengawas. Untuk penambahan jumlah semen pada
adukan ini, kepada Penyedia Jasa tidak akan diberikan ganti rugi.

Tabel 4.1 Syarat-Syarat Kekuatan Tekan Beton

Kekuatan Tekan Minimum


Kelas Kuat Kadar Nilai actor beton pada umur 28 hari

Beton Tekanan semen Air semen


Silinder Kubus
Minimum minimum Maksimum
(15 x 30 cm) (20 x 20 cm)
kg/cm² kg/m3 beton - kg/cm² kg/cm²
A 225 325 0,60 188 214
A1 225 275 0,57 188 214
B 175 325 0,55 146 167
C 125 190 0,57 104 188

5.7.2. Perbandingan Jumlah Bahan-bahan Adukan Beton


Paling lambat empat minggu sebelum dimulainya pekerjaan beton, Penyedia Jasa
harus menyerahkan kepada Pengawas usulan terperinci dari agregat yang akan
digunakannya, perbandingan jumlah bahan-bahan yang akan dipergunakannya
untuk membuat setiap kelas beton dan hasil-hasil pengujian yang telah
dilakukannya pada contoh-contoh adukan percobaan.
Persetujuan dari Pengawas mengenai perbandingan bahan-bahan untuk adukan
beton yang berbeda kelasnya baru akan diberikan sesudah Penyedia Jasa
melaksanakan pengadukan percobaan dan pengujiannya.

5.8. Penakaran Dan Pengadukan


5.8.1. Penakaran
Penakaran bahan-bahan beton harus dilakukan pada suatu instalasi takar.
Peralatan yang digunakan untuk mengukur volume bahan-bahan bangunan itu
harus dapat mengukur dengan cara yang cocok dan positif untuk menentukan
jumlah yang dipergunakan pada setiap takaran.

31
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

i. Semen Portland
Semen Portland kantongan ataupun dalam keadaan bubuk boleh
dipergunakan. Seluruh semen harus ditakar pada suatu alat ukur volume yang
telah disetujui. Ketepatan penakaran diijinkan lebih atau kurang 5 persen dari
volume yang diinginkan.

ii. A i r
Air boleh diukur dengan berat atau volume. Kesalahan pengukuran tidak boleh
lebih dari 1 persen. Apabila pengukuran air bukan dengan menimbang, maka
peralatan ukur harus mempunyai sebuah tangki pelengkap darimana tangki
ukur akan diisi.

Tangki ukur harus dilaksanakan dengan pengukuran katup dan katup di


sebelah luar sehingga dapat diadakan pengukuran tinggi air, kecuali ada
sarana lain untuk menetapkan dengan teliti jumlah air di dalam tangki itu.
Volume tangki pelengkap paling sedikit harus sama dengan volume tangki
ukur.

iii. Agregat
Semua Agregat yang dihasilkan atau diolah dengan metoda hidrolis dan agregat
yang telah dicuci, harus ditimbun atau disimpan untuk jangka waktu paling
sedikit 12 jam sebelum ditakar sebagai tindakan untuk pengeringan air.
Apabila kadar air agregat tersebut sangat tinggi atau seragam, Pengawas dapat
menetapkan masa penyimpanan atau penimbunan yang lebih dari 12 jam.

Penakaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tercapai ketelitian


dengan toleransi 10 persen dari volume bahan yang diinginkan.

5.8.2. Pengadukan
Beton harus diaduk pada sebuah alat pengadukan yang telah mendapat
persetujuan. Apabila yang akan digunakan adalah sebuah alat aduk tunggal maka
alat tersebut harus berkapasitas aduk 1 meter kubik. Apabila kapasitas nominal
alat aduk tersebut kurang dari 1 meter kubik, maka harus disediakan dua instalasi
yang sama. Semua alat aduk harus berpenggerak motor dan harus mempunyai
kapasitas aduk nominal minimum lebih besar dari 0,4 meter kubik.

Bahan yang sudah ditakar harus dimasukkan ke dalam bejana putar sedemikian
rupa sehingga sebagian air akan masuk lebih dulu dari semen dan aggregatnya.
Aliran air harus seragam dan pada saat 15 detik pertama dari masa aduk tersebut

32
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

berakhir maka semua air harus sudah berada di dalam bejana putar. Masa aduk
dihitung sejak semua bahan kecuali air telah masuk ke dalam bejana putar. Waktu
aduk tidak boleh kurang dari 60 detik untuk pengaduk berkapasitas 1,5 meter
kubik atau tidak boleh kurang dari 90 detik. Apabila penghitungan waktu dimulai
pada saat pencurah bahan mencapai posisi tegak maksimum, maka harus
ditambahkan 4 detik kepada waktu aduk yang telah ditetapkan sebelumnya.
Waktu aduk berakhir pada saat corong curah adukan membuka. Pengadukan
harus berlanjut terus sampai semua bahan-bahan itu tercampur dengan seksama
dan merata serta adukan beton berwarna dan bertekstur seragam. Sebelum diisi
kembali, maka seluruh adukan harus sudah dikeluarkan dari pengaduk. Adukan-
adukan beton harus kelihatan sama di antara satu dengan lainnya.

Pengaduk harus dioperasikan dengan kecepatan bejana putar seperti tercantum


pada label dari pabrik yang menempel pada pengaduk. Setiap bagian adukan beton
yang mengalami masa pengadukan kurang dari waktu yang ditetapkan akan
ditolak dan harus dibuang oleh Penyedia Jasa tanpa memperoleh ganti rugi.

Personil yang bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi takar aduk beton harus
orang-orang yang terlatih dan berpengalaman di dalam pembuatan beton dengan
metoda ini.

5.8.3. Pencatatan Takaran


Uraian tertulis, tercetak atau grafik dari adukan beton seperti berikut ini harus
ditempelkan pada peralatan aduk tersebut.
i. Volume agregat dan semen
ii. Masa aduk

Masa aduk harus diulur secara otomatis, atau dengan cara, menempatkan suatu
alat pengatur waktu yang akan mencegah terjadinya pencurahan adukan sebelum
masa aduk yang telah ditetapkan dijalani.
i. Slump yang diperkirakan
ii. Jam saat adukan tersebut dicurahkan
iii. Jenis dan jumlah bahan pembantu

5.9 Pengambilan Dan Pengujian Contoh-Contoh Beton


5.9.1 Umum
Pembuatan dan penyimpanan bahan uji beton di lapangan harus sesuai dengan
cara-cara yang tercantum di dalam ASTM C.31 dan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI) 1971-NI.2, Pasal 4.9.

33
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Sebagai tambahan kepada syarat-syarat yang tercantum di dalam Pasal 4.3 dari
ACI 318M-89, hal-hal berikut ini harus dipenuhi dan apabila ada pertentangan
dengan syarat-syarat tersebut di atas, maka hal-hal berikut ini yang menentukan.

5.9.2 Syarat-syarat Pengujian


Semua bahan uji beton harus diambil oleh Pengawas atau wakilnya di lapangan,
atau harus dengan disaksikan oleh mereka.
i. Pengujian Slump
Pengujian harus dilaksanakan pada saat pengecoran beton dan setiap beton
dengan nilai slump melampaui nilai maximum yang telah ditetapkan harus
ditolak. Pengujian harus dilakukan sesuai dengan cara-cara yang tercantum
di dalam ASTM C.143-90, dan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)
1971-NI.2, Pasal 4.4.

ii. Pengujian Kekuatan Tekan


Pengujian kekuatan tekan harus dilaksanakan pada silinder berdiameter 150
mm x tinggi 300 mm atau pada kubus bersisi 150 mm, atau 200 mm (lihat
pasal 6.7). Contoh untuk pengujian kekuatan harus terdiri dari 3 silinder atau
kubus. Satu dari contoh-contoh itu harus diuji pada usia beton 7 hari untuk
mengetahui kekuatan tekan beton dan dua contoh lain diuji pada usia beton 28
hari untuk meng-evaluasi kekuatan tekan beton pada struktur.

Contoh-contoh beton harus diambil sebanyak tidak kurang dari sekali sehari
dimana paling sedikit satu contoh harus diambil dari setiap pengecoran-bagian
yang terletak di antara siar-siar pelaksanaan. Bila pengecoran adukan beton
melebihi jumlah 40 meter kubik atau luas permukaan yang dicor melebihi 450
meter persegi, maka satu contoh harus diambil dari setiap 40 meter kubik
adukan atau setiap 450 meter persegi permukaan yang dicor.

iii. Tambahan Pengujian Kekuatan Tekan Beton


Apabila hasil pengujian kekuatan tekan tidak memenuhi syarat- syarat yang
ditetapkan pada Chapter 5 dari ACI 318M-89, maka pengujian kekuatan tekan
selanjutnya dapat diminta untuk dilaksanakan sesuai dengan cara-cara yang
tercantum di dalam pasal 5.3 dari ACI 318M-89. Kegagalan di dalam
pengujian kedua untuk mencapai tegangan tekan sesuai yang disyaratkan di
dalam Pasal 5.3 bisa mengakibatkan ditolaknya hasil pekerjaan dan
dibongkarnya sebagian atau seluruh bagian pekerjaan.

34
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

iv. Biaya Pengujian


Penyedia Jasa harus menyediakan biaya semua pengujian yang diperlukan
untuk pengawasan mutu beton di lapangan di dalam penawarannya pada
waktu tender. Hal tersebut diatas harus mencakup juga pengujian semua
komponen yang dipergunakan untuk membuat beton di pabrik apabila
dianggap perlu atau diperintahkan oleh Pengawas untuk menjamin
komponen-komponen tersebut memenuhi syarat-syarat yang bersangkutan di
dalam standard-standard ASTM. Semua pengujian itu harus dilaksanakan di
sebuah laboratorium uji yang independen dan telah mendapat persetujuan.

Penyedia Jasa harus menyimpan secara permanen di lapangan dan merawatnya


agar siap dipakai sewaktu-waktu Pengawas memerintahkan-nya :
a) Dua buah kerucut slump dan batang pemadat yang sesuai dengan
ASTM C.143-90.
b) Enam cetakan silinder atau kubus dari baja untuk uji tekan beserta plat
dasar baja.
c) Sarana penyimpanan beton uji silinder atau beton kubus ke tempat
pekerjaan sebelum diangkut ke laboratorium uji.
d) Cacat Pada Beton (Adukan Segar)

Setiap adukan yang tertunda penuangannya dari pengaduk atau tertunda


pengecorannya demikian lama sehingga mempengaruhi proses pengecoran beton
sedemikian rupa hingga tidak tercapai pengerasan yang sempurna, harus dibuang
dan usaha apapun untuk memperbaikinya tidak diperkenankan.

Setiap adukan beton yang dibuang oleh sebab-sebab seperti diuraikan diatas tidak
akan diberikan ganti rugi kepada Penyedia Jasa.

5.10 Persiapan Fondasi Beton


Sebelum beton dicor Penyedia Jasa harus membersihkan seluruh permukaan
galian pondasi dari minyak, selaput-selaput yang tidak diinginkan, fragmen batu
yang lepas-lepas atau tidak utuh, tanah, lumpur dan air menggenang atau
mengalir sedemikian rupa sehingga memuaskan Pengawas dan demikian pula
Penyedia Jasa harus menjaga agar permukaan-permukaan tersebut tetap bebas
dari air selama pengecoran berlangsung. Pengecoran sama sekali tidak boleh
dilaksanakan sebelum Pengawas memeriksa dan memberikan persetujuan
mengenai dasar pondasi itu.

35
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Apabila adukan beton dicor terhadap dinding tanah atau material lainnya yang
cenderung untuk jatuh atau longsoran, tindakan-tindakan harus diambil untuk
mencegah jatuhnya material tersebut ke atas beton yang masih basah. Apabila
terjadi kejatuhan bahan, maka semua bagian beton yang terkena pengotoran harus
dibuang dan diganti tanpa memperoleh biaya tambahan.

Sesaat sebelum beton dicor pada permukaan batu, permukaan tersebut harus
dibersihkan dengan teliti dengan menggunakan semprotan air berkecepatan tinggi
atau cara lain yang dapat diterima oleh Pengawas. Kecuali ditetapkan lain oleh
Pengawas, suatu adukan semen kental harus disapukan ke atas permukaan yang
telah bersih tersebut dengan mempergunakan sebuah sapu yang kaku. Adukan
tersebut harus memiliki perbandingan pasir, semen dan jumlah bahan pembantu
yang sama dengan yang dimiliki oleh beton yang akan digunakan. Lapisan adukan
semen di atas tidak diperlukan apabila ada ketentuan untuk memasang lantai kerja
beton atau lapisan pelindung pondasi lainnya pada permukaan batu tersebut.

Untuk pondasi di atas tanah, pertama harus dipasang lantai kerja beton minimum
100 sebagai persiapan pengecoran beton Pondasi, dan permukaan atasnya harus
dibuat kasar untuk menjamin ikatan dengan dasar pondasi sebagaimana yang
tercantum di dalam gambar. Apabila beton harus dicor di atas bahan yang airnya
selalu mengalir, maka lapisan penghantar harus dipasang untuk mencegah adukan
semen terserap keluar dari beton. Jenis-jenis dan ketentuan mengenai lapisan
penghantar akan dipertimbangkan, tetapi usulan Penyedia Jasa harus memperoleh
persetujuan dari Pengawas terlebih dahulu.

Semua biaya yang dikeluarkan guna mempersiapkan pondasi untuk pengecoran,


terkecuali pemasangan lantai kerja beton pada tanah dasar lunak seperti
ditentukan di atas, harus sudah tercakup di dalam harga satuan beton yang
tercantum di dalam Kontrak.

5.11 Pengecoran
5.11.1 Umum
Penyedia Jasa harus mengecor dan merawat keras beton sesuai dengan cara-cara
yang tercantum di dalam ACI 318M-89 Chapter 5 dan syarat-syarat yang
tercantum di dalam PBI-1971-NI.2 serta syarat-syarat di dalam Pasal ini.

36
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

5.11.2 Persetujuan Pengawas Sebelum Pengecoran


Pengawas harus diberitahu mengenai pengecoran beton 48 jam sebelum pekerjaan
itu dimulai. Sebelum persetujuan akhir dari Pengawas diperoleh maka dengan
alasan apapun sama sekali tidak diperkenankan untuk melaksanakan pengecoran.
Semua ijin dan persetujuan pengecoran harus tertulis dan ditanda-tangani oleh
Penyedia Jasa dan Pengawas.

5.11.3 Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Pengecoran beton pada posisi akhirnya harus selesai dalam waktu satu jam sejak
air dicampurkan kepada semen dan aggregat di instalasi aduk takar.

Pengecoran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga, dapat dihindari


penundaan pengecoran lapisan adukan baru diatas lapisan sebelumnya. Suatu
lapisan beton baru tidak boleh di-cor di atas lapisan di bawahnya sebelum lapisan
di bawahnya berubah menjadi plastik akibat penggetaran.

Apabila penangguhan sudah demikian lama sehingga syarat-syarat di atas tidak


dapat dipenuhi lagi, maka permukaan beton harus dianggap sebagai siar
pelaksanaan.

5.11.4 Pemampatan/Pemadatan Beton


Semua pemadatan/pemampatan beton harus memenuhi prosedur dan syarat-
syarat yang tercantum di dalam Pasal 6.4 PBI 1971-NI.2.

Semua beton harus dimampatkan di tempat pengecoran dengan alat penggetar


(vibrator) yang dicelupkan ke dalam acuan dengan diameter yang cocok
disesuaikan dengan jarak antara dua tulangan sehingga alat penggetar bisa masuk
pada sela-selanya. Alat penggetar (vibrator) harus mempunyai frekuensi yang
tinggi dan paling rendah harus 85 getaran per-detik.

Selama pengecoran beton berlangsung, Penyedia Jasa harus menggunakan alat


penggetar paling sedikit dua buah. Disamping itu harus disediakan pula satu unit
alat penggetar sebagai cadangan sebelum dimulainya pekerjaan.
Penggetaran tidak boleh dilakukan untuk menghasilkan pergerakan adukan ke
arah horizontal (mendatar) tetapi harus menghasilkan pemampatan arah
vertikal. Pengawasan harus diadakan untuk menjamin agar supaya daerah yang
dimampatkan saling bersambungan dan tidak ada bagian/daerah yang
terlewatkan.

37
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Penggetaran berjalan terus menerus dan ujung alat penggetar dimasukkan ke


dalam acuan secara pelan-pelan dan diangkat harus secara pelan-pelan pula.
Perpindahan alat penggetar tidak boleh melampaui jarak 600 mm atau tidak
boleh melebihi radius getaran dimana acuan beton masih terkena penggetaran.

Tidak boleh dilakukan penggetaran dengan cara memukul bekisting atau besi
tulangan atau menempelkan alat penggetar pada dinding bekisting atau besi
tulangan dimana beton sudah mulai mengeras. Penggunaan alat penggetar tidak
boleh mengakibatkan rusaknya permukaan bekisting bagian dalam dan
perpindahan ataupun rusaknya besi tulangan.

Tidak diperkenankan penggetaran yang berlebihan sehingga menimbulkan


penggenangan air semen atau daerah dimana terjadi pemisahan antara aggregat
dengan air semen. Pencabutan tongkat getar harus dilaksanakan dengan pelan
agar tidak terjadi rongga di dalam adukan. 5.13.5 Pengecoran Beton di bawah
Permukaan Air

Pengecoran beton di bawah permukaan air hanya boleh dilakukan apabila ada
persetujuan dari Pengawas serta dilaksanakan di bawah pengawasannya, dan
dengan mempergunakan metoda-metoda yang diuraikan berikut ini.

Hanya beton kelas A1 yang boleh di-cor di bawah permukaan air. Untuk
mencegah pemisahan adukan, beton harus dituangkan secara hati-hati dengan
talang atau pipa karet atau dengan bucket yang bisa dibuka dan ditutup bagian
bawahnya, atau dengan cara lain yang disetujui, dan beton tidak boleh terganggu
setelah di-cor. Pengawasan khusus harus diberikan untuk menjaga agar supaya
air tidak mengalir ke bagian beton yang telah mengendap. Beton harus diatur
sedemikian rupa sehingga dihasilkan permukaan beton yang mendekati rata.

Apabila digunakan corong pipa cor (talang), maka alat tersebut harus terdiri atas
tabung/pipa berdiameter tidak kurang dari 250 mm dengan tiap-tiap bagian
dilengkapi dengan penyambung flens dan gasket. Penyangga corong pipa cor
harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan ujung pipa dapat bergerak
dengan bebas di atas seluruh permukaan yang di-cor dan juga mungkin apabila
diperlukan dapat diturunkan dengan cepat untuk mengecilkan atau menutup
aliran adukan. Corong pipa cor harus diisi dengan cara tertentu untuk mencegah
tersapunya adukan beton oleh air.
Ujung curah/pipa harus senantiasa betul-betul terbenam ke dalam acuan beton
dan pipanya harus senantiasa berisi cukup banyak beton sehingga dapat
mencegah air masuk ke dalamnya.

38
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Apabila beton di-cor dengan mempergunakan bucket yang bagian bawahnya bisa
dibuka dan ditutup, harus mempunyai kapasitas paling sedikit 1,20 meter kubik
dan bagian atasnya dilengkapi dengan penutup yang mudah dibuka. Bucket harus
diturunkan perlahan-lahan dan hati-hati sampai menumpu di atas tanah dasar
pondasi yang sudah disiapkan atau di atas lapisan beton yang telah di-cor. Bucket
tersebut kemudian diangkat perlahan sekali selama pencurahan, dengan tujuan
untuk menjaga agar supaya air tidak mengalir ke sekitar beton dan mencegah
adukan tidak berubah dari susunannya.

5.12 Siar Pelaksanaan


Secara umum, siar pelaksanaan sedapat-dapatnya harus dihindari. Setiap bagian
bangunan yang berdiri sendiri, hendaknya di-cor sekaligus dalam satu
pelaksanaan yang tidak terputus-putus.

Kecuali ada ketentuan yang menetapkan lain, maka dimana diperlukan, siar
pelaksanaan harus dibuat tegak lurus terhadap permukaan bagian yang telah
selesai di-cor.

Siar pelaksanaan vertikal atau tegak harus ditutup dengan sebagian bekisting yang
dipasang secara kuat. Pada siar pelaksanaan horizontal di permukaan yang akan
terlihat harus dipasang garis alur dengan rapih pada bagian dalam bekisting,
untuk menjamin tepi luar siar membentuk garis lurus (setelah dibongkar
bekisting-nya).

Sebelum mengecor adukan beton baru di atas atau terhadap beton yang telah
mengeras, maka permukaan beton yang telah mengeras itu harus dikasarkan dan
dibersihkan secara teliti agar bebas terhadap kotoran benda lepas dan benda asing
lainnya. Permukaan tersebut harus dijaga agar tetap basah selama 24 jam setelah
pengecoran beton tersebut.

Sesaat sebelum pengecoran beton, dan sementara permukaan itu masih bersih dan
basah (tapi bebas dari genangan air) maka permukaan itu harus ditutup dengan
adukan semen encer (grout) yang baik. Pelapisan dengan adukan semen encer
tidak boleh terlalu jauh sehingga lapisan tersebut tidak dapat di-cor dengan beton
yang baru dalam keadaan basah/belum kering.
Harus dijaga agar di seluruh permukaan siar itu tertutup secara berlebihan oleh
adukan semen encer tersebut. Adukan semen encer (grout) sebaiknya disapukan
pada permukaan yang sudah ada agar melekat dengan baik dan menghilangkan
selaput-selaput yang mungkin ada.

39
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

5.13 Perlindungan Terhadap Cuaca Dan Perawatan Beton


Pengecoran tidak boleh dimulai apabila hujan lebat sedang turun atau akan turun,
dan seandainya hujan turun pada saat suatu pengecoran tengah berlangsung,
Penyedia Jasa harus melindungi pekerjaan beton terhadap hujan sehingga dapat
dicegah kerusakan pada adukan beton atau permukaan yang baru selesai di-cor,
sedemikian rupa sehingga semen di dalam beton tidak terganggu dan tidak
dilarutkan oleh air hujan yang masuk.

Apabila terjadi keadaan cuaca semakin memburuk, maka Pengawas adalah satu-
satunya orang yang berhak memutuskan apakah pengecoran boleh diteruskan
atau tidak.

Apabila pengecoran dilaksanakan pada keadaan cuaca panas, maka selama masih
mungkin pekerjaan harus dilindungi dari penyinaran langsung oleh matahari dan
dari pengeringan oleh angin. Pelindung terhadap hujan harus dipasang di atas
bangunan yang baru selesai di-cor, agar perataan permukaan dan penyelesaian
akhir dapat dilaksanakan di tempat yang kering.

Semua beton yang baru selesai di-cor harus dirawat keras dengan cara membuat
beton tersebut senantiasa basah selama paling sedikit 7 hari setelah pengecoran.

5.14 Pengerjaan Akhir Permukaan Beton


Pengerjaan akhir permukaan beton seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja
atau yang ditetapkan khusus harus diartikan sebagaimana diuraikan di bawah ini:
i. Permukaan Hasil Cetakan
Permukaan hasil cetakan adalah permukaan yang dibentuk dengan
mempergunakan bekisting beton. Ada dua jenis pengerjaan akhir permukaan
ini.
F1 - untuk permukaan yang akan kontak dengan aliran air atau terlihat dari
luar dimana ketidak-teraturan dan penyimpangan bentuk harus dijaga
sampai batas yang telah ditentukan.

F2 - untuk semua permukaan hasil cetakan lainnya.

Ketidak-teraturan permukaan diklasifikasikan sebagai "tiba-tiba" atau


"berangsur". Ketidak-teraturan yang "tiba-tiba" adalah termasuk tetapi tidak
terbatas pada, penyimpangan sebagai akibat bergesernya atau kesalahan
menempatkan bekisting, atau karena adanya ikatan yang longgar pada
bekisting kayu, atau cacat lainnya pada bekisting, yang akan diuji dengan
pengukuran langsung.

40
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Ketidak-teraturan "berangsur" akan diukur dengan sebuah template yang


berupa sebuah mistar untuk permukaan datar atau yang setara untuk
permukaan lengkung. Panjang template harus paling sedikit 1.5 meter.
Rongga-rongga kecil pada permukaan sebagai akibat kurangnya pasir untuk
mengisi lobang-lobang diantara kerikil (honeycombing) tidak dianggap
sebagai ketidak-teraturan.

Permukaan harus dibentuk dengan mempergunakan cetakan plywood


berperekat damar (resin) atau material lain yang telah disetujui. Ketidak-
teraturan permukaan yang melebihi batas maximum yang ditetapkan harus
dihaluskan dengan batangan karborandum atau piring atau roda asah listrik.

Ketidak-teraturan maksimum yang diijinkan adalah sebagai berikut.


Untuk F1 sebesar 5 mm dan 3 mm dan untuk F2 sebesar 8 mm dan 5 mm
dimana angka yang pertama adalah untuk "berangsur" dan yang kedua untuk
"tiba-tiba".

ii. Permukaan Bukan Hasil Cetakan


Permukaan tanpa cetakan adalah permukaan-permukaan yang tidak
dibentuk dengan Bekisting.

Ada dua jenis pengerjaan akhir pada permukaan tanpa cetakan :


U1 - Pengerjaan akhir halus/licin untuk permukaan-permukaan yang akan
berhubungan dengan air yang mengalir atau terlihat dari luar dimana
ketidak-teraturan dan penyimpangan bentuk harus dijaga agar tidak
melampaui batas yang telah ditentukan.

U2 - Pengerjaan akhir kasar untuk permukaan tanpa cetakan yang lainnya.


Pengerjaan akhir kasar akan berupa meratakan permukaan beton sehingga
diperoleh suatu permukaan yang seragam dan rata dengan tercantum di
dalam gambar kerja atau ketetapan lainnya. Ketidak-teraturan permukaan
tidak boleh tampak mengurangi sifat-sifat struktur dari bangunan dan
kelebihan adukan beton dapat dibuang dengan mempergunakan templete.

Pekerjaan akhir halus terdiri dari pertama-tama adalah menyiapkan suatu


pekerjaan akhir kasar dan kemudian permukaan itu digosok-gosok sambil
ditekan dengan mempergunakan sendok baja atau kayu yang bagian
bawahnya licin. Pengerjaan akhir kasar tersebut kelihatan mulai mengeras
dan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
permukaan yang bebas dari cacat-cacat dan seragam dalam penampilannya.

41
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Ketidak-teraturan maksimum yang diijinkan untuk pengerjaan akhir halus


U1 adalah sama dengan untuk pengerjaan akhir F1 diatas.

5.15 Perbaikan Beton


Semua ketidaksempurnaan permukaan beton harus diperbaiki sesuai dengan
ketentuan Pengawas. Perbaikan pada beton hasil cetakan harus diselesaikan dalam
waktu 24 jam setelah bekisting dibuka.
Semua pekerjaan perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
pelindung atau proses perkerasan dari beton-beton di sekitarnya tidak terganggu.

Beton yang rusak, keropos (honeycombed), pecah atau kerusakan-kerusakan


lainnya dan beton yang dikarenakan permukaannya mengalami penurunan
melebihi batas-batas terpaksa harus dibongkar dan dibangun kembali hingga
permukaan tersebut mencapai ketinggian yang ditentukan, harus dibongkar dan
diganti dengan adukan atau beton sebagai yang ditetapkan oleh Pengawas.

5.16 Linning Beton K-225 menggunakan Molen


a. Umum
Yang dimaksud dalam pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari
konstruksi beton mencakup persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran
dimensi dan volume dicantumkan pada gambar rencana atau menurut petunjuk
Pengawas. Semua mutu beton harus disesuaikan dengan persyaratan SNI "Peraturan
Beton Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan akan digunakan
pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan dalam
gambar atau oleh persetujuan Pengawas.

b. Cara Pelaksanaan
1. Material
• Semen
Semen yang digunakan untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya dari jenis
semen portland yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-8 . (type A)
Penyedia jasa harus mempergunakan semen portland hanya dalam satu merek.
Semen harus dijaga terhadap pengaruh hujan dan kelembaban serta
pengaruh-pengaruh lain yang dapat menjadikan rusak sebelum dipergunakan.
Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan harus diproduksi oleh pabrik yang
disetujui oleh Pengawas secara tertulis. Semen tersebut harus semen Portland biasa
sesuai dengan ketentuan dan harus kering serta tidak ada yang menggumpal dan
mengeras.

42
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Semen harus dikemas dalam kantong. Kantong semen harus cukup kuat untuk
menerima perlakuan kasar dalam pengakutan oleh tenaga manusia. Nama dan cap
pabrik, tipe semen, tahun dan bulan pembuatan, serta berat bersih harus tertera
dengan jelas pada setiap kantong.

• Air
Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung minyak, alkali,
garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton, baja tulangan atau jaringan kawat baja untuk itu sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.

• Agregat Halus (Pasir)


Agregat kasar yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah berupa kerikil atau
batu pecah dari butir-butir keras, runcing tidak berpori, bersih dan tidak
mengandung zat-zat aktif yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Ukuran batu pecah harus sesuai dengan pengujian sebagai berikut :
a. Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat
b. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat.
c. Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
d. Kadar lumpur maksimum 1 % berat

• Bahan Pembantu
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan, dan
pengerasan, atau maksud-maksud lain dapat dipakai bahan-bahan pembantu, jenis
dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus atas persetujuan Pengawas.
Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan dengan ketentuan bahwa tidak boleh menyebabkan kekuatan tekanan
beton tidak lebih dari 5%. Di dalam pemakaiannya untuk bahan-bahan pembantu
ini harus diadakan pengawasan yang cermat untuk menjamin bahwa jumlah
pemakaian bahan tambahan tersebut selalu tepat dengan yang diijinkan.

• Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton muda yaitu sebelum
beton mengeras mencapai kekuatan yang diisyaratkan dan sebelum beton mendapat
bentuknya yang permanen.

• Bekisting
Bekisting beton adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu (papan, triplek), baja
atau beton precast yang digunakan untuk membentuk beton muda agar bila telah

43
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

mengeras mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang telah tercantum dalam
gambar. Acuan beton harus direncanakan sedemikian sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan menimbulkan kerusakan pada beton atau perancah.

2. Pencampuran Beton
• Perbandingan Campuran
Beton harus terdiri dari semen, bahan pengisi (agregat), air dan bahan tambahan,
bila diijinkan, diaduk dengan sempurna, untuk mendapatkan kekuatan yang
ditentukan. Beton diklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekan pada 28 (dua puluh
delapan) hari dengan penggunaan ukuran agregat maksimum seperti terlihat
dibawah ini :
Kekuatan tekan Ukuran
Perbandingan
yang ditentukan Agregat
Tipe Campuran Beton air/semen
pada umur 28 Maksimum
maksimum (%)
hari (kg/cm2) (mm)
A (K-225) 225 40 (20) 50
B (K-175) 175 40 50
C (K-125) 125 80 55
D (K-100) 100 20 60

• Tipe A :
Beton bertulang untuk konstruksi atas jembatan, pipa beton pracetak, tiang
pancang beton pracetak

• Tipe B :
Untuk berbagai bangunan air dan lining saluran

• Tipe C :
Beton tak bertulang untuk beton dengan volume besar seperti tubuh bendung,
lantai olakan, pilar dan tembok pangkal jembatan, beton perkuatan saluran dan
plat jembatan.

• Tipe D :
Beton tak bertulang untuk pondasi dan untuk pengisi.
Slump adukan beton harus serendah mungkin yang akan menghasilkan
pemadatan sempurna dengan peralatan yang diijinkan untuk pekerjaan tersebut,
tetapi dalam beberapa hal harus terletak diantara nilai-nilai batas seperti terlihat
dibawah ini, setelah beton dituang.

44
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Batas-batas
Tipe Campuran Tipe Konstruksi Terbesar
slump (cm)
Tipe A Bagian-bagian beton pracetak 12,5 – 5,0
Tipe A Plat dan balok beton jembatan 15 – 7,5
klas I dan klas II
Tipe B Plat, dinding, balok dan pondasi 12,5 – 5,0
dinding dan pilar
Tipe B Bagian lereng peralihan 5,0 – 2,5
Tipe C Konstruksi besar 7,5 – 2,5
Tipe D Perkerasan pada gorong-gorong 7,5 – 5,0
Tipe D Pondasi 9,0 – 2,5

• Pengadukan Beton Dengan Mesin Concrete Mixer


Bahan-bahan campuran beton harus diaduk dalam alat pengaduk tidak kurang
dari 1-1/2 menit setelah semua bahan dimasukkan, kecuali air.
Seluruh air pencampur harus dituangkan sebelum ¼ waktu pengaduk dilampaui.
Waktu pengadukan untuk alat pencampur yang lebih besar dari 0,75 m3 harus
ditambah ¼ menit untuk setiap tambahan 0,5 m3.
Alat pencampur tidak boleh dibebani lebih dari kapasitas rata-ratanya, serta tidak
boleh dioperasikan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan yang
dianjurkan oleh pabriknya. Mesin pencampur tersebut harus menghasilkan beton
yang seragam sepanjang waktu kerjanya sesuai dengan persetujuan Pengawas.
Semua peralatan pencampur harus dibersihkan sebelum memulai pencampuran
dan harus bebas dari beton yang telah mengeras. Campuran pertama setelah
pembersihan setiap alat pencampur harus dibuang. Pisau pelempar yang ada
didalam alat pencampur harus diganti jika telah mencapai tingkat keausan 2 cm
atau 10% dari ukuran tingginya.
Semua alat pencampur yang digunakan untuk beton harus dari tipe mekanis
dengan kapasitas yang disetujui oleh Pengawas.

45
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

5.17 Pembesian
a. Umum
Baja tulangan harus terdiri dari besi beton bulat berulir atau besi beton bulat
sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini :
Besi beton bulat berulir Besi beton bulat
Keterangan
U – 32 U – 24
- Kekuatan tarik, kg/mm2 49 – 63 29 – 53
- Titik leleh, kg/mm2 30 atau lebih 24 atau lebih
- Penambahan panjang, % 14 atau lebih 20 atau lebih

Potongan melintang dari setiap batang tulangan yang akan digunakan harus
mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter yang sama pada setiap titik
sepanjang batang tersebut.
Diameter rata-rata tulangan-tulangan yang dipilih dari contoh setiap kiriman
dengan ukuran yang sama dari setiap tulangan beton yang dikirimkan kelokasi
pekerjaan, tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) mm. Tulangan-
tulangan harus bebas dari sisik, minyak, karat, kotoran dan kerusakan-kerusakan
struktur.
Jika diperlukan oleh Pengawas, penyedia jasa harus menyampaikan 3 (tiga) copy
keterangan teknis (mill-sheet) tentang baja-baja tulangan yang dikeluarkan oleh
pabriknya untuk mendapat persetujuan Pengawas sebelumnya. Setiap pengiriman
dan pemeriksaan di lokasi harus dilakukan oleh Pengawas berdasarkan spesifikasi
dan keterangan teknis (mill-sheet) di atas.

b. Cara Pelaksanaan
1. Penempatan Tulangan Beton
Semua tulangan beton harus dibersihkan sebelum pemasangan dari sisi yang lepas,
karat yang lepas, minyak, gemuk, kotoran dan bahan-bahan asing lainnya.
Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya didalam
cetakan tanpa penggeseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan
beton ditempat.
Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus dibuat kait
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau menurut petunjuk Pengawas.

Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas
biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap
pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga

46
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang


melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan disekitar
mana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat bersama-
sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapatkan persetujuan
Pengawas, dan pengikatan harus dililit kuat-kuat dengan tang/pengunci kawat
beton. Ujung kawat ikat harus dilipat ke dalam. Pengelasan besi tulangan tidak
diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui Pengawas.
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh Pengawas dan tidak boleh dilakukan pengecoran
sampai tulangan beton telah disetujui. Penyedia jasa harus melaporkan kepada
Pengawas selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, tentang
maksudnya untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah
disiapkan.

2. Penyiapan Gambar Tulangan Beton


Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail
tulangan beton berdasarkan gambar-gambar yang diberikan oleh Pengawas
sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar-gambar tulangan
beton ini harus meliputi gambar penempatan tulangan, gambar pembengkokan
tulangan, daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin
diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua
gambar penulangan harus diajukan kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan.
Persetujuan Pengawas tersebut tidak membebaskan penyedia jasa dari tanggung
jawabnya atas kebenaran detail atau untuk penyesuaian dengan keperluan menurut
persyaratan.

3. Sambungan Tulangan Beton


Jika dianggap perlu untuk meyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari
pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus
ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Pengawas. Dalam
hal ini sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar
atau tabel dibawah ini :
- Diameter 10 12 16 19 22 25 28 32
tulangan (mm)
- Panjang sambungan lewatan 43 43 45 65 84 109 136 177
minimum (cm)

47
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat diatas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter lebih dari 0,9 milimeter
atau pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang
tulangan licin dan kait tidak diperlukan pada tulangan berulir.

4. Selimut Beton
Selimut beton minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai dengan
gambar atau daftar dibawah ini :

Selimut Beton
Jenis Pekerjaan Minimum
(cm)
1. Balok……………………………………….. 2,5
2. Pelat………………………………………... 1,5
3. Dinding…………………………………… 2,5
4. Kolom…………………………………… 3,0
5. Bangunan yang masuk dalam tanah atau nampak dan
terpengaruh cuaca atau kena gerusan………….. 5,0
Selimut beton dalam semua hal, paling tidak harus sama dengan diameter batang
tulangan.

5. Cara Pengukuran
• Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan pemasangan tulangan beton
harus dibuat sesuai dengan rencana batang tulangan yang terpasang di dalam beton
menurut gambar atau sesuai dengan petunjuk Pengawas. Satuan berat batang
tulangan harus seperti berikut, kecuali ada ketentuan lain.
Tulangan Bulat Yang Licin
Diameter (mm) 10 12 16 19 22 25 28 32
Satuan Berat (kg/m) 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Tulangan Bulat Yang Berulir
Ukuran Nominal D10 D12 D16 D19 D22 D25 D28 D32
(diameter dalam mm)
Satuan Berat (kg/m) 0,56 0,995 1,56 2,25 3,04 3,98 5,04 6,23

• Penjepit, pengikat atau bahan-bahan lain yang digunakan untuk mengatur dan
mengikat batang-batang tulangan ditempatnya tidak akan diukur untuk
pembayaran. Batang-batang tulangan lewatan yang dinyatakan pada gambar atau

48
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

dianggap perlu oleh Pengawas harus dimasukkan dalam pengukuran untuk


pembayaran. Pembayaran untuk penyempurnaan dan pemasangan tulangan beton
harus dibuat dalam harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dan sudah termasuk dalam pembayaran beton . Harga satuan tersebut harus
meliputi biaya-biaya upah kerja, bahan-bahan, instalasi kerja, dan lain-lain
termasuk biaya pengadaan tulangan beton, pengadaan dan pengerjaan penjepit,
pengikat dan penyangga besi, jika dianggap perlu, dan pengiriman, pemuatan,
pengangkutan, penyimpanan, pemotongan, pengikatan, pembersihan, pemasangan
dan pengamanan serta pemeliharaan dalam posisinya semua tulangan beton
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Pengawas
dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dianggap perlu dan ada hubungannya.

6. Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah dan pekerjaan
persiapan, telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh Pengawas.
• Persiapan
Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan penunjang siap dipakai, material dan
pekerja-pekerja harus sudah berada di tempat pengecoran.
Permukaan sebelah dalam dari acuan harus sudah dibersihkan dari bahan-bahan
lepas, kotoran-kotoran maupun potongan kawat/besi.
Acuan yang terbuat dari kayu dan dimana dikhawatirkan adanya pengisapan air
oleh kayu, maka kayu tersebut harus terlebih dahulu dibasahi dengan air hingga
jenuh.
• Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum pengecoran beton, harus dilakukan persiapan sedemikian rupa sehingga
dalam semua keadaan adukan beton dapat diangkat dengan lancar dan ditempatkan
pada posisi yang diperlukan tanpa perlu adanya pengakutan lebih lanjut serta tidak
terjadi pemisahan bahan-bahan.
Beton tidak boleh diangkut dengan talang miring atau dijatuhkan dari tempat
pengadukan atau dengan cara lain dengan ketinggian lebih dari 1,5 m kecuali
dengan persetujuan Pengawas yang dapat memerintahkan adukan beton dijatuhkan
ke atas bak penampung dan harus diaduk lagi dengan tangan sebelum
ditempat/dicor.
Tinggi pengangkutan harus lebih kecil dari 1,5 m, kecuali ada ketentuan lain atas
ijin Pengawas.
Tempat dimana beton akan dituang harus dijaga agar bebas dari genangan air
selama pelaksanaan pengecoran, kecuali ada persetujuan lain dari Pengawas. Aliran

49
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

air yang melintas atau masuk ketempat pekerjaan tersebut harus diamankan
sebelum proses pengecoran beton dimulai. Jika pengecoran dalam genangan air
tidak dapat dihindari dan telah didapat persetujuan khusus dari Pengawas, adukan
beton harus dituangkan melalui pipa. Ketentuan khusus tentang bagian-bagian
campuran dan tata cara pengecoran dapat ditentukan oleh Pengawas dan penyedia
jasa tidak berhak atas kompensasi biaya yang diakibatkannya.
Sebelum melanjutkan pengecoran beton pada pekerjaan yang dilaksanakan
terdahulu, yang kemudian diistirahatkan atau dihentikan, permukaan dan ujungnya
harus dikasarkan dengan sempurna dengan menggunakan pahat yang tajam
sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi lapisan kulit yang lunak. Permukaan yang
dikasarkan tersebut harus dibersihkan dengan sempurna dengan penyemprotan
angin dan air atau cara-cara lain yang disetujui, disikat dan disiram sesaat sebelum
proses pengecoran lapisan beton berikutnya dilaksanakan. Biaya untuk semua
pengkasaran permukaan tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga-
harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Beton untuk pekerjaan beton bertulang harus dicor dalam jumlah sedikit-sedikit,
dalam keadaan dapat dibentuk dengan perbandingan air semen sedemikian rupa
untuk mencapai kekuatan yang ditentukan.
Pengecoran beton dalam bagian-bagian tersendiri harus dilaksanakan terus
menerus tanpa berhenti sampai batas sambungan yang disetujui sebelumnya, atau
sampai bagian tersebut selesai dan harus diselesaikan dengan cara sedemikian rupa
sehingga bagian-bagian sambungan harus monolit, kecuali ada ketentuan lain.
Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam bagian-bagian yang terlebih
dahulu dianjurkan atau disetujui oleh Pengawas dan harus dikerjakan secara terus
menerus tanpa berhenti sampai selesai dalam setiap bagiannya dan tidak diijinkan
untuk istrahat selama pekerjaan berjalan. Apabila diperlukan bekerja diluar batas
jam kerja biasa untuk terpenuhinya kondisi tersebut di atas, penyedia jasa harus
sudah memperhitungkannya dalam harga-harga satuan beton di dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
• Pengerjaan Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Tidak Memungkinkan Pengerjaan
beton tidak diijinkan selama ada badai atau hujan lebat. Semua bahan beton dan
perlengkapan instalasinya harus dilindungi dengan baik terhadap akibat terjadinya
badai atau angin kencang.
• Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh Digunakan
Dalam kejadian apapun campuran yang sudah mengeras tidak boleh
digunakan.Pengawas berhak menolak beton dalam beberapa kejadian sebagai
berikut

50
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

➢ Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat dimulai dalam 30 menit setelah semen
dituangkan kedalam agregat.
➢ Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara adukan yang telah masak
dikeluarkan dari alat pengaduk dengan pengecorannya tanpa pengaduk lagi.
➢ Jika telah dilampaui dari 1,5 jam antara penuangan semen pada agregat dan
pelaksanaan pengecoran beton.
➢ Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari 2,5 cm atau cukup besar menurut
anggapan Pengawas, selama jangka waktu mulai matangnya beton sampai
pengecoran beton.
a. Pemadatan
Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat. (concrete
vibrator) Ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan agar supaya
sudut-sudut, sela-sela diantara terisi dan disekeliling terpenuhi. Semua
rongga-rongga/gelembung udara tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harus
diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama yang dapat
mengakibatkan pemisahan bahan-bahan (segregation).

b. Permukaan Beton Jadi (Finishing)


Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton ( finishing ) harus rata, lurus,
tidak nampak bagian-bagian yang keropos, melendut, atau bagian-bagian
yang membekas pada permukaan.

c. Perawatan
Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan panas
matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gaya-gaya
sentuhan sampai beton telah menjadi keras.
Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara
menutupinya dengan karung-karung basah atau menggenangi air sampai
selama paling sedikit 2 minggu.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak
boleh diganggu. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang
belum cukup mengeras sebagai tempat timbunan bahan-bahan atau sebagai
jalan untuk mengangkut bahan-bahan yang berat. Permukaan lantai beton
yang selesai sesudah beton mulai mengeras harus segera ditutup dengan
karung-karung basah agar beton tetap lembab dan mengeras dengan
sempurna.

51
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Catatan : Beton yang mengunakan semen Portland dan tidak memakai bahan
pembantu pembasahan dilakukan selama minimum 7 hari.
Beban hanya dapat diizinkan melewatinya setelah beton berumur 30 hari atau
sampai waktu yang ditentukan oleh Pengawas.

d. Pembongkaran Bekisting dan Perancah


Acuan dan perancah tidak diperbolehkan untuk dibuka kecuali atas petunjuk
Pengawas. Dalam memberikan persetujuannya, Pengawas akan
memperhitungkan kekuatan konstruksi untuk menahan berat sendiri dan
beban-beban selama pelaksanaan sedemikian sehingga tegangan beton dapat
ditampung seluruhnya berdasarkan kekuatan kubus test pada umur yang
sama dengan masa mulai selesainya pengecoran sampai waktu pembongkaran
acuan.Pada umumnya dapat dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.

e. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran pekerjaan Beton mutu, f’c = 19,3 Mpa (K225),
menggunakan Molen ini berdasarkan jumlah volume yang tertera pada
gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas.
Pembayaran pekerjaan ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan
ini sudah termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, peralatan,
pengujian beton, dan pemasangan bekisting.

52
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB 6
PEKERJAAN PASANGAN

6.1 Umum
6.1.1 Batu
Batu yang akan digunakan untuk pekerjaan Pasangan yang telah disyaratkan dalam
spesifikasi ini harus Batu yang berasal dari batuan yang baik (Granit, andesit, Basalt)
dan tidak mengandung bidang retakan, permukaan batu harus bersih dari lumpur
atau kotoran-kotoran (bersih, keras, awet) dan serta bebas dari retak, patah, tanah
liat, lubang dan cacat yang lain. Semua sumber untuk kebutuhan pekerjaan
pasangan ini harus diajukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas

Metoda yang akan dipergunakan untuk setiap pekerjaan harus diajukan dan
mendapat persetujuan dari Pengawas paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan.

6.1.2 Pasir
Material Pasir yang akan digunakan haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Pasir
terdiri dari butiran tajam dan keras bersifat kekal artinya tidak mudah pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca. Kandungan lumpur sangat kecil dan tidak
tercampur rumput-rumput, daun-daunan, ranting-ranting dan lain-lain. Pasir
yang digunakan tidak mengandung garam mineral atau zat-zat organik lainnya.
Pasir yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus disediakan oleh Penyedia Jasa
yang disetujui oleh Pengawas.

6.1.3 Semen
Semen yang akan digunakan harus semen Portland yang biasa digunakan yang
memenuhi Standart Indonesia NI-8. Semen yang digunakan adalah semen yang
masih ada dalam kantong plastik asli dari pabrik, dalam keadaan utuh dan tidak
membatu. Semen yang kantongnya terbuka atau pecah tidak dapat diterima.
Penyimpanan semen harus dalam gudang yang beratap seng, berdinding cukup
rapat dan diberi lantai papan, terlindung dari pengaruh cuaca. Lantai papan harus
berada diatas tanah minimal 30 cm. Tinggi timbunan semen maximum 20 lapisan.
Sebelum pemakaian maka semen harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.

53
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

6.1.4 Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan Pasangan Batu harus dibuat
dari semen Portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 4 atau seperti
ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya dipakai
singkatan PC untuk semen Portland dan Psr untuk pasir dalam kode perbandingan
suatu adukan).

Pasir dan Semen haruslah sesuai dengan persyaratan yang telah diuraikan di pasal
5.1.2 dan 5.1.3. Air yang digunakan adalah air bersih dan harus diberikan dalam
jumlah cukup/sesuai untuk menghasilkan adukan yang baik.

Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Pengawas. Apabila mesin yang dipakai, bahan adukan kecuali air
harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 (dua) menit.
Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur
didalam semacam kotak diaduk dua kali secara kering dan akhirnya tiga kali
setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan harus
dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut tidak
diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir kerja.

6.1.5 Penyimpanan dari Bahan-Bahan


Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan ditempat yang terlindung yang
bisa mempengaruhi sifat-sifat mekanik dan sifat fisik material. Dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air.

6.2 PASANGAN BATU MORTAR TIPE N (1 PC : 4 PP) MENGGUNAKAN MOLEN


6.2.1 Umum dan Pelaksanaan
Pasangan Batu Mortar Tipe N (1 PC : 4 PP) menggunakan Molen adalah Pasangan
Batu dengan menggunakan campuran Semen dan Pasir (sesuai dengan
persyaratan material diatas) dengan perbandingan volume 1 PC : 4 PSR dengan
menggunakan Concrete Mixer yang dibentuk sesuai dengan Gambar pelaksanaan.
Tiap batu untuk Pasangan Batu harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipasang Pasangan Batu harus tersusun sedemikian rupa sehingga antara batu
dengan batu terisi spesi secara homogen (semua sambungan diisi padat dengan
adukan pada waktu pekerjaan berlangsung), sehingga batu–batu tersebut tidak
saling berhimpitan / bersentuhan. Pekerjaan Pasangan Batu Mortar Tipe N (1 PC

54
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

: 4 PP) menggunakan Molen tidak boleh dilaksanakan pada saat hujan deras atau
hujan yang cukup lama dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah
dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan.

6.2.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dari pekerjaan Pasangan Batu Mortar Tipe N (1
PC : 4 PP) menggunakan Molen dihitung berdasarkan dari Pasangan Batu Mortar
Tipe N (1 PC : 4 PP) menggunakan Molen aktual terpasang terhadap garis,
ketinggian dan ketebalan seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti
ditentukan oleh Pengawas.
Pengukuran Pembayaran mengikuti progress pekerjaan dengan ketentuan akan
dibayar 100 % bilamana pasangan batu 1 PC : 4 PSR sudah sesuai dan disetujui
oleh Pengawas.
Pembayaran untuk pekerjaan Mortar Tipe N (pasangan batu 1 PC : 4 PSR)
berdasarkan dengan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang mana harga satuan tersebut sudah termasuk
biaya dari semua material, tenaga, dan kebutuhan peralatan yang terdapat dalam
Kontrak.

6.3 SIARAN DENGAN MORTAR JENIS PC-PP TIPE M, fc’ 17,2 MPa (SETARA 1 PC : 2 PP)
6.3.1 Umum dan Pelaksanaan
Pekerjaan Siaran adalah pekerjaan yang dilakukan diantara sisi luar batu yang
telah diberikan spesi pada saat pembuatan Pasangan Batu (antara batu dengan
batu), dengan menggunakan campuran Semen dan Pasir (sesuai dengan
persyaratan material diatas) dengan perbandingan volume 1 PC : 2 PSR yang
dibentuk sesuai dengan Gambar pelaksanaan. Sebelum pekerjaan siaran dimulai
semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum adukan
mengeras (atau dibetel untuk pasangan batu). Sebelum disiar bidang permukaan
pasangan harus dibasahi terlebih dahulu dengan air. Siaran yang belum mengeras
harus dilindungi dari air hujan atau air. Pekerjaan Siaran harus rata, lurus, halus
dan rapi.

6.3.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dari Siaran dengan Mortar Jenis PC-PP Tipe M, fc’
17,2 MPa (setara 1PC : 2 PP) akan dihitung berdasarkan luasan terpasang seperti
ditunjukkan dalam gambar atau seperti ditentukan oleh Pengawas.

55
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Pengukuran Pembayaran mengikuti progress pekerjaan dengan ketentuan akan


dibayar 100 % bilamana Siaran dengan Mortar jenis PC-PP Tipe M, fc’ 17,2 MPa
(setara 1PC : 2 PP) sudah sesuai dan disetujui oleh Pengawas.
Pembayaran untuk Siaran dengan Mortar jenis PC-PP Tipe M, fc’ 17,2 MPa (setara
1PC : 2 PP) akan dihitung terhadap harga satuan per meter bujur sangkar (m2)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang mana harga satuan
tersebut sudah termasuk biaya dari semua material, tenaga, dan kebutuhan
peralatan yang terdapat dalam Kontrak.

6.4 PEMASANGAN PLESTERAN 1SP : 3 PP, TEBAL 15 mm


6.4.1 Umum dan Pelaksanaan
Pekerjaan Plesteran adalah pekerjaan yang dikerjakan pada bagian atas dari
dinding saluran, ujung – ujung saluran dan lantai saluran, dengan menggunakan
campuran Semen dan Pasir (sesuai dengan persyaratan material diatas) dengan
perbandingan volume 1 SP : 3 PP yang dibentuk sesuai dengan Gambar
pelaksanaan .
Pekerjaan Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP, Tebal 15 mm dikerjakan secara 2 lapis
sampai ketebalan 15 mm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus
diplester pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran dan lantai saluran
untuk 0.10 cm dibawah tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.

Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang harus dibuat kasar dan
bersih.

Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, halus dan rapi sehingga bagian atas dari
dinding, ujung-ujung saluran dan lantai Pasangan Batu saluran permukaan
tertutupi.

6.4.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dari Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP, Tebal 15
mm akan dihitung berdasarkan dari luasan terpasang seperti ditunjukkan dalam
gambar atau seperti ditentukan oleh Pengawas.

Pengukuran Pembayaran mengikuti progress pekerjaan dengan ketentuan akan


dibayar 100 % bilamana Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP Tebal 15 mm sudah
sesuai dan disetujui oleh Pengawas

Pembayaran untuk Plesteran 1 SP : 3 PP, tebal 15 mm akan dihitung terhadap


harga satuan per meter bujur sangkar (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar

56
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

Kuantitas dan Harga yang mana harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dari
semua material, tenaga, dan kebutuhan peralatan yang terdapat dalam Kontrak.

6.5 BONGKARAN PASANGAN


6.5.1 Umum dan Pelaksanaan
Bongkaran Pasangan yaitu bila bagian dari bangunan pasangan batu atau beton
yang telah ada akan dibongkar, penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan ini
dengan cara sedemikian sehingga tidak merusak bagian bangunan yang masih
tertinggal.

Pasangan batu atau beton yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana
yang akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Pengawas
pekerjaan dapat dimulai. Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi
pekerjaan. Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu
kemudian ke bawah pasangan. Semua runtuhan hasil dari bongkaran harus
dibuang dengan cara seperti ditunjukkan dan permukaan tanah atau tampang
lintang saluran diselesaikan dan dirapikan sesuai petunjuk Pengawas.

6.5.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran pekerjaan bongkaran pasangan ini berdasarkan jumlah
volume yang tertera pada Gambar MC 0% atau yang ditentukan oleh Pengawas.
Pembayaran pekerjaan bongkaran pasangan ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

57
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB 7
SPESIFIKASI PERALATAN DAN BANGUNAN KONSTRUKSI

Peralatan utama yang dibutuhkan yaitu :

Kapasitas Jumlah
No Jenis Alat / Tipe Status Kepemilikan
(Minimal) (Minimal)

1 Dump Truck 3 – 4 m3 3 Unit Milik atau Sewa

2 Concrete Mixer 0,3 – 0,6 m3 3 Unit Milik atau Sewa

3 Concrete Vibrator 7 – 10 HP 2 Unit Milik atau Sewa

4 Excavator 80 – 140 HP 1 Unit Milik atau Sewa

5 Excavator Long Arm 80 – 140 HP 1 Unit Milik atau Sewa

6 Tangki Air 600 Ltr 3 Unit Milik atau Sewa

a. Semua alat yang dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang baik
b. Apabila alat mengalami kerusakan sementara pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
berkewajiban memperbaiki atau mengganti dengan alat lain dalam jangka waktu
yang ditentukan PPTK/Pengawas Lapangan
c. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan karena alat yang tidak berfungsi, tidak menjadi
alasan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
d. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya tidak dapat digunakan.
e. Semua peralatan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari PPTK / Pengawas Lapangan.
f. Penarikan / pengambilan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan, harus
mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PPTK / Pengawas Lapangan.
g. Penyedia Jasa dianggap melakukan kelalaian apabila seluruh ketentuan di atas tidak
dipenuhi.

58
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Lolak (DAK PENUGASAN)

BAB 8
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI

Personil inti yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini :

Jumlah Personil Pengalaman


No Jabatan Sertifikat Keahlian
(Orang) (Minimal)
Pelaksana Jaringan Irigasi
1 Pelaksana 1 (Satu) 2 (Dua) Tahun
SKT-TS 030
Petugas K-3
2 1 (Satu) 0 (Nol) Tahun Petugas K-3 Konstruksi
Konstruksi

• Pelaksana
Tenaga Teknis ini memiliki pengalaman minimal 2 (Dua) tahun dan memiliki Sertifikat
Keterampilan (SKT) Pelaksana Jaringan Irigasi (Kode TS-030).

• Petugas K-3 Konstruksi


Tenaga ini memiliki sertifikat Petugas K-3 Konstruksi dengan pengalaman minimal 0
(nol) tahun. Petugas K3 Konstruksi memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh unit kerja
yang menangani keselamatan konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan/atau yang diterbitkan oleh lembaga instansi yang berwenang
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksana pekerjaan
untuk melaksanakan kegiatan di lapangan dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Manado, Januari 2023


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN/
PENGGUNA JASA

Ir. JOSEPHIN D. LALOAN, ST. MSi.


NIP. 197006231998032007

59

Anda mungkin juga menyukai