1. SPESIFIKASI UMUM
1.4 LANDSCAPE
Penyedia Jasa wajib membangun taman (Landscape) untuk mendukung kegiatan wisata
dengan panjang minimal 100 meter dan/atau sesuai kondisi lapangan (apa bila lokasi
lapangan tersedia) atas pertimbangan teknis Konsultan Supervisi dan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Sebelum memulai pembangunan landscape penyedia jasa wajib membuat dan mengajukan
detail gambar-gambar landscape dan Spesifikasinya setelah mendapat mendapatkan
pertimbangan teknis Konsultan Supervisi dan persetujuan Direksi Pekerjaan/ Pejabat
Pembuat Komitmen. Segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia.
Orang hari standar atau satu hari orang bekerja adalah 8 (delapan) jam, terdiri atas 7 (tujuh)
jam kerja (efektif) dan 1 (satu) jam istirahat.
Penyedia tidak diperkenankan melakukan pekerjaan apapun di lokasi kerja pada waktu yang
secara ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai hari libur atau di luar
jam kerja normal, kecuali:
a. dinyatakan lain di dalam Kontrak;
b. PPK memberikan izin; atau
c. Pekerjaan tidak dapat ditunda, atau untuk keselamatan/perlindungan masyarakat,
dimana Penyedia harus segera memberitahukan urgensi pekerjaan tersebut kepada
Pengawas Pekerjaan dan PPK;
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan, persetujuan
gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
b. Laporan
1) Penyedia Jasa harus membuat laporan harian terhadap setiap bagian pekerjaan
dalam format yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Pengawas
Pekerjaan. Laporan tersebut harus berisi data tentang cuaca, jumlah tenaga kerja,
bahan/material, jenis pekerjaan dan hal-hal lain yang terkait dengan kegiatan
pelaksanaan pekerjaan.
2) Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan mingguan yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan yang merupakan kumulatif dari laporan
harian setiap minggunya. Laporan tersebut berisi kemajuan (progress) pekerjaan
dalam 1 (satu) minggu.
3) Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan bulanan yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen pada setiap
akhir bulan. Laporan tersebut harus memuat hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan yang telah, sedang dan akan dikerjakan bulan berikutnya
serta hambatan yang ada dan langkah penyelesaiannya. Secara garis besar laporan
bulanan memuat sebagai berikut :
a) Rekap prosentase progres fisik setiap bulannya baik rencana maupun realisasi.
b) Prosentase kemajuan tiap pekerjaan berdasarkan kemajuan pekerjaan di
lapangan.
c) Jumlah volume dan bobot pekerjaan bulan lalu, bulan ini dan sampai dengan
bulan ini.
c. Foto dokumentasi
Penyedia Jasa wajib membuat dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai
dengan selesainya pekerjaan secara keseluruhan dalam bentuk album foto dan video
yang terdiri dari:
- pekerjaan awal (0%)
- pekerjaan sedang dilaksanakan (50%)
- pekerjaan akhir (100%)
Foto dokumentasi ini akan diuraikan tersendiri pada Spesifikasi Khusus.
1.11 BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH PENYEDIA JASA
a. Bahan
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan seperti tercantum dalam kontrak. Semua bahan harus baru dan sesuai dengan
standar yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknik.
b. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan dan menyiapkan semua perlengkapan
konstruksi dan peralatan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup lengkap dengan
spareparts dan pemeliharaan yang baik agar pekerjaan dapat dilakukan dengan baik.
Apabila Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi
kekurangan tersebut.
c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia di pasaran, maka dapat digunakan bahan pengganti dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen.
Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
penambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti .
1.18 LAIN-LAIN
Konflik Kepentingan Pelaksanaan Konstruksi
Apabila pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdapat suatu konflik kepentingan antara
Penyedia Jasa dengan pihak ketiga, hal tersebut wajib diselesaikan oleh pihak Penyedia Jasa
dengan cara musyawarah. Penyelesaiannya harus dengan sepengetahuan pihak Direksi
Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen.
2.1.2 Dokumentasi
Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan disusun dalam bentuk album foto dan video
yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan selesainya
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan. Foto dokumentasi harus diambil
menggunakan camera digital dengan titik / sudut pengambilan yang sama untuk
masing-masing pekerjaan yang menunjukkan progres pekerjaan 0%, 50% dan 100%
dan dicetak ukuran 8 cm x 12 cm. Sedangkan pengambilan gambar untuk video
menggunakan Drone minimal dilaksanakan 3 (tiga) kali yaitu pada awal pekerjaan
(0%), pekerjaan sedang dilaksanakan (50%) dan pekerjaan telah selesai secara
keseluruhan (100%) atau sesuai kebutuhan berdasarkan instruksi Direksi Pekerjaan/
Pejabat Pembuat Komitmen.
I.2 Dokumentasi LS
2.1.5 Nomenklatur
Pelaksanaan
Nomenklatur terbuat dari bahan marmer berukuran 0,8 m x 0,3 m, berisikan logo
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, informasi nama
bangunan, lokasi dan tahun didirikan. Tulisan informasi pada nomenklatur harus
di ukir (grafir).
Tenaga Kerja : -
Bahan : -
Peralatan : Excavator Standard kapasitas minimal 0,80 m3
Pelaksanaan
Galian Pasir dengan alat dilaksanakan di areal bangunan Revetmen yang sesuai
dengan gambar rencana/gambar kerja atau bangunan lainnya yang telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Galian ini dilaksanakan menggunakan alat Excavator Standard Kapasitas minimal 0,8
m3 sesuai dengan batas-batas elevasi maupun dimensi pada Gambar Kerja. Hasil
galian diletakkan sebagai penahan pada bagian arah laut atau dapat dipergunakan
untuk lapisan dasar timbunan tanggul sampai batas bawah revetmen setelah
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Penyedia harus
melakukan upaya untuk mencegah terisinya pasir/sampah/bahan-bahan lain pada
area galian yang diakibatkan arus gelombang pantai maupun terjadinya longsor pada
dinding galian/penempatan hasil galian. Pekerjaan Galian harus dilakukan pada saat
kondisi air laut surut dengan segmen-segmen panjang tertentu agar galian tidak terisi
kembali akibat ada air atau gelombang. Penggalian tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi pekerjaan.
Peralatan : -
Pelaksanaan
Geotekstil yang dipergunakan adalah geotekstil non woven yang berfungsi
sebagai lapisan seperator akibat hempasan gelombang air laut. Lembaran
geotextile mempunyai lebar minimal 4 m dan dikemas dengan bentuk gulungan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan usulan rinci yang dilengkapi dengan contoh
bahan dan sertifikat hasil pengujian, sebelum melakukan pemasangan geotekstil
untuk mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Apabila menurut Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan geotekstil yang
didatangkan meragukan, maka Penyedia Jasa wajib melakukan pengujian
geotekstil pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan, serta memberikan laporan hasil uji untuk disetujui pemakaiannya.
Pelaksanaan :
a. Batu Type I adalah batu alam berbentuk bulat atau dipecah dengan diameter
0,25 m – 0,30 m atau berat 30 kg-50 kg dengan berat jenis minimal 2,5.
b. Material batu yang diperuntukkan sebagai bahan Pasangan Batu Type I diterima
di lokasi pekerjaan atau dapat diperoleh dari quary yang dsetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
c. Sumber tempat pengambilan batu harus dari lokasi yang mempunyai ijin usaha
pertambangan, dan disetujui Konsultan Supervisi maupun Direksi Pekerjaan
serta memenuhi syarat- syarat perizinan lainya yang diperlukan sesuai peraturan
perundangan - undangan yang berlaku. Penyedia Jasa harus memperhitungkan
jarak quary ke lokasi pekerjaan dan ketersediaan batu yang di syaratkan untuk
memenuhi kebutuhan pekerjaan dapat terjamin.
d. Pemasangan batu type I dilaksanakan setelah pemasangan geotekstil.
e. Pemasangan batu type I pada bangunan revetment dan bangunan lainnya sesuai
gambar kerja atau petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
f. Pemasangan batu type I menggunakan 2 (dua) unit Excavator Standard
kapasitas minimal 0,8 m3 dan dirapihkan secara manual sesuai elevasi dan
dimensi yang tertera pada gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Apabila diperlukan pemasangan batu type I di
beri pengunci dari batu pecah agar tidak terlepas dan saling mengikat atau
sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
g. 1 (satu) unit Excavator Standard kapasitas minimal 0,8 m3 malakukan hauling
material dari stockfile ke lokasi pemasangan, dan 1 (satu) unit Excavator
Standard kapasitas minimal 0,8 m3 melakukan pemasangan dan penyusunan
batu sesuai dengan gambar kerja.
k. Jika terjadi penurunan bangunan revetment dan bangunan lainnya selama masa
pelaksanaan pekerjaan, masa pemeliharaan maupun masa umur konstruksi
bangunan sesuai yang tertuang dalam syarat-syarat khusus kontrak maka
segala biaya yang diakibatkan oleh perbaikan pekerjaan ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penyedia.
Pelaksanaan:
a. Batu Type II adalah batu bolder dengan diameter minimal 0,71 m atau berat
minimal 478 kg dengan berat jenis minimal 2,5.
b. Material batu yang diperuntukkan sebagai bahan Pasangan Batu Type II diterima
di lokasi pekerjaan atau dapat diperoleh dari quary yang dsetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
c. Sumber tempat pengambilan batu harus dari lokasi yang mempunyai ijin usaha
pertambangan, dan disetujui Konsultan Supervisi maupun Direksi Pekerjaan
serta memenuhi syarat- syarat perizinan lainya yang diperlukan sesuai peraturan
perundangan - undangan yang berlaku. Penyedia Jasa harus memperhitungkan
Spektek Peningkatan Pengaman Pantai Kalianda (Pantai Kunjir). 19
jarak quary ke lokasi pekerjaan dan ketersediaan batu yang di syaratkan untuk
memenuhi kebutuhan pekerjaan dapat terjamin.
d. Pemasangan batu type II dilaksanakan setelah pemasangan geotekstil dan/atau
batu type I.
e. Pemasangan batu type II pada bangunan revetment dan bangunan lainnya
sesuai gambar kerja atau petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
f. Pemasangan batu type II menggunakan 2 (dua) unit Excavator Standard
kapasitas minimal 0,8 m3 dan dirapihkan dengan manual sesuai elevasi dan
dimensi yang tertera pada gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Pemasangan batu type II di beri pengunci dari
batu pecah sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
g. 1 (satu) unit Excavator Standard kapasitas minimal 0,8 m3 malakukan hauling
material dari stockfile ke lokasi pemasangan, dan 1 (satu) unit Excavator
Standard kapasitas minimal 0,8 m3 melakukan pemasangan dan penyusunan
batu sesuai dengan gambar kerja
h. Sebelum pemasangan batu type II dilaksanakan, penyedia jasa wajib melakukan
uji sampling diameter batu yang akan digunakan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
i. Pengujian berat jenis material batu type II dilakukan setiap pergantian lokasi
quarry.
j. Jika terjadi penurunan bangunan revetment dan bangunan lainnya selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan bangunan maka segala biaya
yang diakibatkan oleh perbaikan pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penyedia.
Pelaksanaan
Galian tanah dengan alat dilaksanakan di areal bangunan drainase, gorong-gorong
yang sesuai dengan gambar rencana/gambar kerja atau bangunan lainnya yang
telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Galian ini dilaksanakan menggunakan alat Excavator Standard Kapasitas minimal
0,8 m3 sesuai dengan batas-batas elevasi maupun dimensi pada Gambar Kerja.
Hasil galian dibuang dari lokasi pekerjaan ke tempat yang disetujui Direksi pekerjaan
atau dapat dipergunakan kembali untuk penimbunan kembali bangunan drainase
dan gorong-gorong setelah mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan. Jika lokasi galian berdekatan dengan bangunan lain, maka penggalian
harus dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak merusak struktur bangunan yang ada,
jika terjadi kerusakan Penyedia Jasa berkewajiban untuk memperbaiki atas biaya
sendiri. Penggalian tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi pekerjaan.
Peralatan : -
Pelaksanaan
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk mengisi sisa lubang galian bangunan drainase,
gorong-gorong sesuai dengan gambar kerja atau tempat lainnya sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Tanah yang diperuntukan sebagai bahan timbunan kembali dapat menggunakan
tanah hasil galian atau tanah yang didatangkan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Tanah bahan timbunan kembali tidak boleh mengandung humus dan bahan
organik, sampah organik / anorganik dan lumpur dan telah disetujui Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Sebelum bekas lubang galian ditimbun kembali, harus dibersihkan dari sisa-sisa
material bangunan yang tidak dipakai seperti kayu, sampah, dll.
Waktu pelaksanaan penimbunan dan pemadatan harus menunggu umur
pasangan bangunan lebih dari 14 hari atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi
dan Direksi pekerjaan.
Timbunan tanah kembali dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana/gambar
kerja atau tempat lainnya yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Pemadatan dilakukan lapis demi lapis secara manual atau dengan memakai alat
pemadat yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi pekerjaan.
Pasir Pasang
Portland Semen
a. Bahan-bahan
Semen yang digunakan harus Semen Portland sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia.
Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen serta memudahkan keluar masuknya pada saat pelaksanaan
pekerjaan. Semen tiap saat harus selalu terlindung dari kelembaban dan
mendapat udara. Gudang penyimpanan semen harus tahan terhadap cuaca,
beralaskan balok kayu. Untuk mencegah kelembaban gudang harus
mempunyai ruangan lantai yang cukup.
Pasir (Agregat Halus) berasal dari pasir sungai atau tempat penambangan
lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Timbunan pasir harus dibersihkan dari bahan lain yang tidak dikehendaki
dan segala macam yang tidak dapat dipakai. Bila diperlukan pasir harus
diayak dan dicuci.
Pasir harus bersih/bebas dari gumpalan tanah liat, tanah karang, alkali,
bahan organik, mika dan lain-lain yang merusak.
Batu belah adalah batu alam yang di dipecah secara manual maupun
produksi peralatan pemecah batu (stone crusher) dengan berat jenis
minimal 2,5.
Sumber tempat pengambilan batu harus disetujui Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memperhitungkan ketersediaan
batu belah yang di syaratkan untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan.
Batu belah harus bersih dan bebas dari bagian yang halus, tidak mudah
pecah, tidak pipih, bersih dari alkali, bahan organik atau dari substansi yang
merugikan.
Air yang digunakan untuk membuat adukan mortal harus berasal dari
sumber yang disetujui oleh direksi. Air tidak boleh mengandung bahan-
bahan yang dapat merusak seperti minyak, asam, garam, bahan organis
lainnya.
b. Pelaksanaan:
Pasangan batu belah adk 1 pc : 3 ps dilakukan pada pekerjaan drainase,
pengunci paving block, sesuai gambar kerja atau tempat lainnya sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Portland Cement
Peralatan : -
a. Bahan-bahan
Semen yang digunakan harus Semen Portland sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia.
Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen serta memudahkan keluar masuknya pada saat pelaksanaan
pekerjaan. Semen tiap saat harus selalu terlindung dari kelembaban dan
b. Pelaksanaan:
Plesteran dilakukan pada pekerjaan drainase, pengunci paving block dan
grass block, sesuai gambar kerja atau tempat lainnya sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Spesi untuk pekerjaan plesteran adalah 1 pc : 3 ps, dengan menggunakan
air secukupnya guna menghasilkan kekentalan yang optimum untuk
penggunaan dimaksud.
Sebelum pekerjaan plasteran dimulai, semua permukaan pasangan batu
atau pasangan lainnya harus dibersihkan dari kotoran dan dibasahi dengan
air atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Tebal spesi plesteran 1,5 cm untuk semua pekerjaan plasteran sesuai
gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
Penyedia Jasa tidak diperkenankan memulai dan/atau melanjutkan
pekerjaan plesteran sebelum mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.
Peralatan : -
Pelaksanaan:
Semen yang digunakan harus Semen Portland sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia.
Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen serta memudahkan keluar masuknya pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Semen tiap saat harus selalu terlindung dari kelembaban dan mendapat udara.
Gudang penyimpanan semen harus tahan terhadap cuaca, beralaskan balok
kayu. Untuk mencegah kelembaban gudang harus mempunyai ruangan lantai
yang cukup.
Air yang digunakan untuk membuat adukan mortal harus berasal dari sumber
yang disetujui oleh direksi. Air tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat
merusak seperti minyak, asam, garam, bahan organis lainnya
Pekerjaan acian dilakukan setelah plesteran dilaksanakan, sesuai gambar kerja
atau tempat lainnya sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Adukan acian dibuat dengan campuran semen portland dan air dengan
kekentalan yang memadai. Sebelum pekerjaan acian dilakukan, bidang dasar
dibersihkan dari kotoran. Pekerjaan acian harus rata dan halus. Setelah
pekerjaan cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara
rutin.
Kaso 5/7
Paku 5 cm dan 7 cm
Minyak Begisting
Peralatan : -
Pelaksanaan:
Begisting dibuat dari bahan multiflex 12 mm, kaso 5/7, paku, minyak begisting
dan bahan lainnya dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki dan disetujui
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Dalam segala hal begisting harus dibuat dengan bentuk dan ukuran sesuai
gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Begisting yang dibuat harus kuat dan memiliki kekakuan tetap pada tempat dan
bentuknya selama pembebanan di saat berlangsungnya pekerjaan pengecoran
dan pemadatan beton.
Penyangga harus tersandar pada pondasi dengan baik agar tidak terjadi
penurunan/perubahan bentuk begisting selama pelaksanaan.
Pelaksanaan begisting dilakukan pada pekerjaan gorong-gorong atau pekerjaan
lainnya sesuai gambar kerja setelah mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.
Pembongkaran begisting dilakukan setelah umur beton minimal 14 hari dan pada
saat melakukan pembongkaran begisting harus dilakukan dengan hati-hati tanpa
merusak permukaan beton yang telah selesai dikerjakan.
II.B.6 Begisting m2
Peralatan : -
Pelaksanaan
Besi tulangan terdiri dari besi polos diameter 12 mm untuk tulangan pokok dan
besi polos diameter 10 mm untuk tulangan bagi serta kawat ikat sesuai dengan
SNI yang ditunjukan pada gambar kerja yang ada di pasaran atau setelah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Diameter rata-rata dari material besi tulangan diambil setiap 20 batang besi polos
tanpa memilih dari setiap pengiriman dengan toleransi ± 0,4 mm.
Besi tulangan digunakan pada bangunan gorong-gorong atau bangunan lainnya
sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan, Penyedia Jasa harus
mengusulkan gambar kerja dan detailnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Besi tulangan harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang tertera pada gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Besi tulangan dipasang sesuai dengan gambar kerja dan dipastikan tidak terjadi
penggeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat pengikat tulang beton yang
sesuai pada pertemuan tulangan atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus dibengkok kearah dalam (beton), dan
tidak dijinkan untuk membengkokkannya kearah luar. Kawat terbuat dari bahan
besi beton atau jenis lain sesuai dengan spesifikasi teknis.
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat yang
ditunjukkan pada gambar kerja, setiap sambungan besi tulangan harus dilakukan
overlap minimal sepanjang 40D, bentuk dari sambungan harus ditentukan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Setiap akan mulai pekerjaan harus
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2. Pemenuhan Mutu
Mutu material, campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir
harus dimonitor dan dikendalikan seperti yang diharapkan dalam spesifikasi
ini.
3. Pelaporan
Penyedia Jasa hendaknya mengirimkan contoh dari seluruh material
yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat material dalam campuran beton.
Penyedia Jasa harus mengirim rancangan campurannya untuk masing-
masing tipe beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum
awal pekerjaan pengecoran beton.
Penyedia jasa harus mengirim gambar terperinci dari seluruh perancah
yang akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan petunjuk
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat
Komitmen sebelum memulai setiap pekerjaan perancah.
Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum melakukan
pencampuran atau pengecoran beton, seperti yang diisyaratkan dalam
spesifikasi ini.
b. Bahan-bahan
2. Semen Portland
Semen yang digunakan harus Semen Portland sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia.
Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen serta memudahkan keluar masuknya pada saat
pelaksanaan pekerjaan. Semen tiap saat harus selalu terlindung dari
kelembaban dan mendapat udara. Gudang penyimpanan semen harus
tahan terhadap cuaca, beralaskan balok kayu. Untuk mencegah
kelembaban gudang harus mempunyai ruangan lantai yang cukup.
5. Air
Air yang digunakan untuk membuat adukan harus berasal dari sumber yang
disetujui oleh direksi. Air tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat
merusak seperti minyak, asam, garam, bahan organis lainnya.
d. Persiapan Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton (apabila beton bertulang) pemasangan instalasi yang harus ditanam,
penyokong, pengikat yang berhubungan dengan pengecoran telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2. Beton tidak boleh dicor dalam air tanpa seijin Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan. Beton tidak dicor pada air yang mengalir dan tidak boleh
berhubungan dengan air mengalir sebelum beton itu cukup keras. Semua
permukaan cetakan dan material tertanam yang dilekati spesi/mortar adukan
beton yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari adukan-adukan
tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
Spektek Peningkatan Pengaman Pantai Kalianda (Pantai Kunjir). 32
3. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang
menggenang, reruntuhan atau bahan lepas lainnya. Permukaan dengan
bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang dicor harus dibasahi
dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan
diserap.
e. Pengujian
1. Sebelum melaksanakan pengecoran, Penyedia Jasa wajib melaksanakan
slump test minimal 1 (satu) kali setiap hari pengecoran, dengan nilai slump
100 – 140 mm atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
2. Pengambilan sample untuk benda uji kuat tekan beton harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa minimal 9 benda uji untuk setiap 100 m3 campuran
beton dengan ketentuan pengujian seperti syarat-sayarat pekerjaan beton
atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
3. Pengujian beton dilaksanakan pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 21 hari,
sebanyak 3 benda uji setiap pengujiannya dengan kuat tekan sesuai mutu
beton yang dipersyaratkan dalam spesifikasi ini.
4. Apabila Volume beton pada pekerjaan ini kurang dari 100 m3, maka tidak
diwajibkan untuk pengambilan sampel benda uji kuat tekan beton maupun
pengujianya.
f. Pelaksanaan Pengecoran
1. Cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan
tetap terjaga dan dapat dibawa ke tempat pekerjaan.
2. Pelaksanaan pengecoran beton harus dalam pengawasan Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta
Pelaksana dari pihak Penyedia Jasa ada di tempat kerja. Permukaan
construction joints di mana beton baru akan dicor harus dilapisi atau disiram
dengan adukan semen (air semen) pada permukaan konstruksi beton lama.
3. Pencampuran/penumpukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang
sudah mengeras dalam hal pengecoran yang tidak mungkin sempurna
harus dibuang dan Penyedia Jasa tidak dibayar untuk pekerjaan ini.
4. Dalam semua hal, beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya.
5. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton (segregasi)
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi atau sudut yang
terlalu besar atau bertumpuk dengan baja tulangnya tidak diizinkan. Untuk
pemisahan yang mungkin terjadi sedemikian itu, penyedia harus
mempersiapkan alat yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
6. Dalam pengecoran beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal,
penyedia harus menjaga agar daerah beton yang terbuka seminimum
mungkin.
7. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan
vibrator atau dengan alat lain) seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
g. Perawatan (Curing)
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air atau sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi spesifikasi
air untuk campuran beton.
h. Beton Mutu fc = 19,3 MPa (K.225) Menggunakan Molen
a. Bahan/Material
Paving block yang dipakai adalah paving jenis pabrikan (press mesin)
dengan kuat tekan 100 kg /cm2 pada umur 28 hari dan sudah di test uji
kelayakan yang dibuktikan dengan sertifikat hasil uji / laporan hasil
pengujian.
Paving block berbetuk cacing (unipave) dengan tebal 8 cm sesuai gambar
kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Bahan pasir yang dipakai adalah pasir beton kualitas baik.
b. Toleransi Dimensi
Perbedaan ukuran paving rata-rata tidak lebih dari 2 mm.
Kerataan setiap paving tidak lebih dari 0,3 mm.
Kemiringan permukaan untuk keperluan drainase dibuat rata-rata maksimal
2% kearah pembuangan.
c. Pelaksanaan
Pemasangan paving block dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Pemasangan paving block dilakukan pada permukaan tanggull timbunan
tanah sesuai dengan gambar kerja.
Sebelum paving block dipasang, terlebih dahulu digelar pasir diatas
permukaan tanah dengan ketebalan rata-rata 10 cm. Kemudian diratakan
dengan jidar kayu, sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus
mengikuti kemiringan sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Pemasangan paving harus dimulai dari satu titik/garis diatas lapisan pasir.
Penentuan kemiringan menggunakan benang, yang ditarik dan diarahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B,
kemudian dibuat pasangan kepala masing-masing diujung benang.
Pemasangan paving harus segera dilakukan setelah penggelaran pasir.
Hindari kontak langsung antar paving dengan membuat jarak celah/naat 2-3
mm untuk pengisian pasir halus.
Pemasangan paving block harus maju dengan posisi pekerja diatas block
yang sudah dipasang.
Pemadatan paving dilakukan menggunakan alat Compactor plat area
Kapasitas 0,35 s/d 0,50 m2 dan digetar.
Spektek Peningkatan Pengaman Pantai Kalianda (Pantai Kunjir). 35
Pemadatan dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan
paving block dengan jarak minimal 1 meter dibelakang akhir pasangan.
Penyedia Jasa tidak diperkenankan meninggalkan pasangan paving block
tanpa pemadatan, karena hal tersebut dapat mengakibatkan pergeseran
garis joint.
Bidang pasang paving harus rata, tidak bergelombang, padat, tidak
cacat/pecah/patah. Alur paving harus lurus dengan ukuran yang sama.
Permukaan paving harus bersih dari sisa semen dan kotoran lainnya.
Peralatan : -
Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan penanaman rumput lempengan,
yang dilakukan pada seluruh permukaan tanggul timbunan tanah yang tidak
dipasang paving block dan grass block sesuai gambar kerja atau pada bagian
lain yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Rumput lempengan yang dipakai harus bersih, bebas dari tanaman lain yang
tidak diinginkan, harus berakar dan tebal lempengan ± 5 cm dengan ukuran
lempengan rumput minimal 10 cm x 10 cm.
Jenis rumput yang ditanam adalah jenis rumput gajah atau jenis rumput lainnya
yang telah mendapat persetujuan / petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
Sebelum ditanami dengan rumput lempengan, permukaan lahan perlu dilapisi
dengan jenis tanah humus setebal 3 cm.
Rumput lempengan harus ditanam dengan pola tanam menyerupai papan catur
dan dipadatkan agar rumput menempel dengan baik. Setiap 1 meter persegi
areal penanaman rumput harus terdapat minimal 50 lempengan.