Anda di halaman 1dari 21

7.10.

Pemecah Gelombang Sisi Miring, 9 Nov 2010


Pemecah gelombang sisi miring umumnya dibuat dari tumpukan batu alam
dan dilindungi oleh lapis pelindung berupa bata besar atau beton dengan
bentuk tertentu. Pemecah gelombang tipe ini banyak digunakan di
Indonesia, mengingat dasar laut di lndonesia kebanyakan dari tanah lunak,
selain material tersebut tersedia banyak.
Pemecah gelombang sisi miring mempunyai sifat fleksibel. Kerusakan yang
terjadi karena serangan gelombang tidak secara tiba-tiba. Meskipun
beberapa butir batu longsor, tetapi bangunan masih bisa berfungsi
Kerusakan yang terjadi mudah diperbaiki dengan menambah batu
pelindung pada bagian yang longsor (Gambar 7.28).
Biasanya butir batu pemecah gelombang sisi miring disusun dalam
beberapa lapis dengan lapis terluar (lapis pelindung) dari batu berukuran
besar dan semakin ke dalam ukurannya semakin kecil.

7.11. Stabilitas batu lapis pelindung


Pada perencanaan pemecah gelombang sisi miring ditentukan berat butir
batu pelindung; dihitung dengan rumus Hudson :

dengan :
W
r
a
H

KD

:
berat butir batu pelindung
:
berat jenis batu
:
berat jenis air laut
:
tingi gelombang rencana
:
sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
: koefisien stabilitas, tergantung bentuk, kekasaran permukaan batu,
ketajaman sisi-sisinya, ikatan antara butir, dan keadaan pecahnya
gelombang, (Tabel 7.1).

Tabel 7.1. Koefisien stabilitas KD untuk berbagai jenis butir

Catatan :

Persamaan (7.36) digunakan jika :


puncak bangunan cukup tinggi sehingga tidak
gelombang (overtopping) dan
kemiringan sisi bangunan tidak lebih dari 1:1,5.

terjadi

limpasan

Persamaan (7.36) menentukan berat butir ukuran yang hampir seragam.


Untuk ukuran yang tidak seragam (graded riprap), Hudson dan Jackson
1962 memodifikasi persamaan (7.36) menjadi :

Beberapa notasi dari persamaan tersebut sama dengan Persamaan (7.36).


W50 = berat dari 50% ukuran butir batu, dan KRR adalah koefsien
stabilitas untuk graded riprap yang serupa dengan KD seperti dalam Tabel
7.1. Nilai tersebut adalah untuk kerusakan sebesar 5%.
Batasan pemakaian graded riprap adalah tinggi gelombang rencana < 1,5 m.
Jika > 1,5 m biasanya digunakan ukuran seragam seperti diberikan oleh
persamaan (7.36).

7.10.2. Dimensi pemecah gelombang sisi miring


Elevasi puncak pemecah gelombang tumpukan batu tergantung pada
limpasan yang diijinkan. Air yang melimpas puncak pemecah akan
mengganggu ketenangan di kolam pelabuhan. Elevasi pucak bangunan
dihitung berdasarkan kenaikan (runup) gelombang, yang tergantung pada
karakteristik gelombang, kemiringan bangunan, porositas dan kekasaran
lapis pelindung.
Lebar puncak juga tergantung pada limpasan yang diizinkan. Pada kondisi
limpasan diizinkan, lebar puncak minimum adalah sama dengan lebar dari
tiga butir batu pelindung yang disusun berdampingan (n = 3). Untuk
bangunan tanpa terjadi limpasan, lebar puncat pemecah gelombang bisa
lebih kecil. Selain batasan tersebut, lebar puncak harus cukup lebar
untuk keperluan operasi peralatan pada waktu pelaksanaan dan
perawatan.

Lebar puncak pemecah gelombang dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
dimana,
B
:
n
:
k :
W :
r
:

lebar puncak
jumlah butir batu (n minimum = 3)
koefisien lapis (Tabel 7.2)
berat butir batu pelindung
beratjenis batu pelindung

Kadang-kadang di puncak pemecah gelombang batu dibuat dinding dan lapis


beton yang dicor di tempat, yang berfungsi untuk :
1) memperkuat puncak bangunan,
2) menambah tinggi puncak bangunan, dan
3) sebagai jalan untuk perawatan
Tebal lapis pelindung dan jumlah butir batu tiap satu luasan diberikan oleh
rumus berikut ini :

dengan,
t
:
tebal lapis pelindung
n
:
jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
k :
koefisien yang diberikan dalam Tabel 7.2
A
:
luas permukaan
P
:
porositas rerata dari lapis pelindung (%) (Tabel 7.2).
N
: jumlah butir batu untuk satu satuan luas permukaan A
t
:
berat jenis batu

7.10.3. Runup gelombang


Pada waktu gelombang menghantam suatu bangunan, gelombang tersebut
akan naik (runup) pada permukaan bangunan (Gambar 7.32). Elevasi
/tinggi bangunan yang direncanakan tergantung pada runup dan limpasan
yang diijinkan.
Runup tergantung pada bentuk dan kekasaran bangunan, kedalaman air
pada kaki bangunan, kemiringan dasar laut di depan bangunan, dan
karakteristik gelombang.

Gambar 7.33. adalah hasil percobaan di laboratorium, oleh Irribaren untuk


menentukan besar runup pada bangunan dengan permukaan miring untuk
berbagai tipe material sebagai fungsi bilangan lrribaren untuk berbagai
jenis lapis lindung yang mempunyi bentuk berikut :

dengan
Ir :
:
H :
Lo :

bilangan Irribaren
sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
tinggi gelombang dilokasi bangunan
panjang gelombang di laut dalam

Grafik tersebut dapat digunakan menghitung run down (Rd) yaitu


turunnya permukaan air karena gelombang pada sisi pemecah gelombang.
Kurva pada Gambar 7.33. mempunyai bentuk tak berdimensi untuk runup
relatif Ru/H atau Rd/H sebagai fungsi dari bilangan Irribaren, di mana
Ru dan Rd adalah runup dan rundown yang dihitung dari muka air lauf
rerata.

7.11. Stabilitas Fondasi Tumpukan Batu dan Pelindung Kaki


Tumpukan batu juga digunakan sebagai fondasi dan pelindung kaki
bangunan pantai.
Sebagai pondasi bangunan pantai dari blok beton, kaison atau buis
beton ditempatkan di atas tumpukan batu (Gambar 7.34.a).
Tumpukan batu sebagai pelindung kaki ditempatkan di depan bangunan
yang berfungsi melindungi tanah fondasi terhadap gerusan akibat
gelombang (Gambar 7.34.b).

Stabilitas bangunan tergantung pada kemampuan pondasi terhadap erosi


yang ditimbulkan oleh serangan gelombang-gelombang besar. Gelombang
rencana untuk menghitung berat batu pondasi dan pelindung kaki sama
dengan yang digunakan untuk perencanaan bangunannya
Berat butir batu untuk pondasi dan pelindung kaki bangunan diberikan
oleh persamaan berikut :

dengan:
W :
berat rerata butir batu (ton)
r
: berat jenis batu (ton/m)
H
: tinggi gelombang rencana (m)
Sr : perbandingan antara berat jenis batu dan berat jenis air laut = r/a
a
: berat jenis air laut (1,025 - 1,03 ton/m)
Ns : Angka stabilitas rencana untuk pondasi dan pelindung kaki bangunan
(Gambar 7.35).

Gelombang dan arus yang menyerang bangunan pantai dapat menyebabkan


erosi pada tanah pondasi di depan kaki bangunan. Untuk itu perlu
perlindungan yang berupa tumpukan batu (Gambar 7.36). Berat butir batu
kaki tersebut dihitung dengan Persamaan (7.42).

Gambar 7.35. Angka


stabilitas Ns untuk pondasi
dan pelindung kaki

Contoh 1
Suatu pemecah gelombang akan dibangun pada kedalaman -8,0 m di suatu
laut dengan kemiringan dasar laut 1:50. Tinggi gelombang di lokasi
rencana pemecah gelombang = 3 m. Periode gelombang 10 detik. Dari
analisis refraksi didapatkan nilai koefisien refraksi sebesar Kr = 0,95
pada rencana lokasi pemecah gelombang. Dari data pasang surut
didapatkan HWL = 1,85 m; MWL = 1,05 m dan LWL = 0,3 m. Rencanakan
pemecah gelombang tersebut.
Penyelesalan :
Kedalaman air di lokasi bangunan berdasarkan HWL dan LWL adalah :
dHWL = 1,85 - (-8) = 9,85 m
dLWL= 03 - (-8) = 8,3 m
dMWL = 1,05 (-8) = 9,05 m
1. Penentuan kondisi gelombang di rencana lokasi pemecah gelombang.
Diselidiki kondisi gelombang pada kedalaman air di rencana lokasi
pemecah gelombang yaitu apakah gelombang pecah atau tidak. Dihitung
tinggi dan kedalaman gelombang pecah dengan menggunakan Gambar
3.13. dan 3.14. untuk kemiringan dasar laut 1:50.

Jadi gelombang pecah akan terjadi pada tedalaman 4,0 m. Karena


db<dLWL<dHWL, berarti di lokasi bangunan pada kedalaman -8 m
gelombang tidak pecah.
2. Penentuan elevasi puncak pemecah gelombang
Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi runup.
Kemiringan sisi pemecah gelombang ditetapkan 1:2.

Untuk lapis lindung dari


tetrapod :

Tinggi gelombang dilaut dalam :


Bilangan Irribaren :

Dengan menggunakan grafik pada Gambar 7.33. dihitung nilai runup. Untuk
lapis lindung dari batu pecah (quarry stone) :
Elevasi puncak pemecah gelombang dengan memperhitungkan tinggi
kebebasan 0,5 m :

Untuk lapis lindung dari tetrapod :

Tinggi pemecah gelombang :

3. Berat butir lapis lindung


Berat batu lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson berikut ini.
Untuk lapis lindung dari batu (KD = 4) :

Untuk lapis lindung dari tetrapod (KD = 8) :


Apabila di dekat lokasi pekerjaan terdapat persediaan batu dengan
ukuran (berat) seperti dalam hitungan di atas dalam jumlah banyak, maka
digunakanlah pelindung dari batu pecah. Penyusunan ukuran batu dalam
beberapa lapis dapat mengikuti Gambar 7.30. atau 7.31. Untuk
selanjutnya digunakan lapis lindung dari batu pecah dengan berat 2,5 ton

4. Lebar puncak pemecah gelombang


Lebar puncak pemecah gelombang untuk n = 3 (minimum) :
5. Tebal lapis lindung
Tebal lapis lindung dihitung dengan rumus berikut :

6. Jumlah batu pelintung


(Jumlah butir batu pelindung tiap satuan luas (10 m) dihitung
dengan rumus berikut :

Gambar 7.37. adalah tampang lintang pemecah gelombang hasil hitungan


tersebut

Anda mungkin juga menyukai