Anda di halaman 1dari 17

RESUME TEKNIK PANTAI 7.10 DAN 7.

11

7.10 Pemecah Gelombang Sisi Miring

Pemecah gelombang sisi miring biadanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Pemecah
gelombang tipe ini banyak
digunakan di Indonesia,
mengingat dasar laut di
pantai perairan Indonesia
kebanyakan dari tanah lunak.
Selain itu batu alam sebagai
bahan utama banyak tersedia
di Indonesia. Pemecah
gelombang sisi miring
memiliki sifat fleksibel.
Kerusakan yang terjadi karena serangan gelombang secara tiba-tiba (tidak fatal). Meskipun
beberapa butir batu longsor, tetapi bangunan masih bias berfungsi. Kerusakan yang terjadi
mudah diperbaiki dengan batu pelindung pada bagian yang longsor (Gambar 7.28). Biasanya
butir batu pemecah gelombang sisi miring disusun dalam beberapa lapis, dengan lapis terluar
(lapis pelindung) terdiri dari batu dengan ukuran besar dan semakin ke dalam ukurannya
semakin kecil.

Stabilitas batu lapis pelindung tergantung pada berat dan bentuk butiran serta
kemiringan sisi bangunan. Bentuk butiran akan mempengaruhi kaitan antara butir batu yang
ditumpuk. Butir batu dengan sisi tajam akan mengait (mengunci) satu sama lain dengan lebih
baik sehingga lebih stabil. Batu-batu pada lapis pelingdung dapat diatur peletakannya untuk
mendapatkan kaitan yang cukup baik atau diletakkan secara sembarang. Semakin besar
kemiringan memerlukan batu semakin berat. Berat tiap butir batu dapat mencapai beberapa
ton. Kadang-kadang sulit mendapatkan batu seberat itu dalam jumlah yang sangat besar.
Untuk mengatasinya maka dibuat batu buatan dari beton dengan bentuk tertentu. Batu buatan
ini bias berbentuk sederhana (kubus) yang memerlukan berat yang cukup besar, atau bentuk
khusus yang lebih ringan namun lebih mahal dalam pembuatan. Batu buatan ini dapat
memiliki berbagai macam bentuk seperti yang dicontohkan pada Gambar 7.29.

Merupakan tetrapod Mempunyai 4 kaki


dengan sumbu-sumbu yang berbentuk
dari ketiga kaki kerucut terpancung
berada pada bidang
datar

Mempunyai 2 kaki Mempunyai 3 kaki yang


saling menyilang yang saling dihubungkan
dihubungkan dengan dengan lengan
lengan

7.10.1 Stabilitas Batu Lapis Pelindung

Dalam perencanaan pemecah gelombang sisi miring, ditentukan berat butir batu
pelindung ukuran seragam yang dihitung dengan rumus Hudson.

γr H 3 γr
W= 3 , dimana Sr =
K D ( Sr −1 ) cot θ γa

dengan

W = berat jenis batu pelindung H = tinggi gelombang rencana

γr = berat jenis batu θ = sudut kemiringan sisi pemecah


gelombang
γa = berat jenis air laut

KD = koefisien stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung (Batu alam/buatan),
kekasaran permukaan batu, ketajaman sisi-sisinya, ikatan antar butir, dan keadaan
gelombang; yang diberikan dalam Tabel 7.1.
Persamaan Hudson memberikan berat butir batu pelindung yang sangat besar. Untuk
mendapatkan batu yang sangat besar tersebut adalah sulit dan mahal. Untuk memperkecil
harga pemecah gelombang, maka pemecah gelombang dibuat dalam beberapa lapis. Lapis
terluar terdiri dari dari batu dengan ukuran seperti yang diberikan oleh Persamaan Hudson.
Berat butir batu pada .lapis di bawahnya adalah semakin kecil. Gambar 7.30 dan 7.31 adalah
bentuk tampang lintang pemecah gelombang. Gambar 7.30 adalah tampang lintang pemecah
gelombang yang mengalami serangan pemecah gelombang pada satu sisi (sisi laut). Pemecah
gelombang ini direncanakan dengan elevasi puncak sedemikian rupa sehingga limpasan
terjadi hanya pada saat badai dengan periode ulang yang Panjang. Gambar 7.31 adalah
pemecah gelombang yang mengalami serangan gelombang pada kedua sisinya. Kedua gambar
tersebut menunjukan tampang lintang yang disarankan. Tampang lintang ideal menggunakan
banyak lapis dengan ukuran yang berbeda sehingga memungkinkan digunakannya semua
ukuran batu yang diambil dari peledakan di suatu sumber batu (quarry), tetapi pelaksaan
pekerjaan menjadi lebih sulit. Gambar tersebut juga memberikan gradasi butir batu pada
setiap lapis dalam persen dari ukuran batu rerata di setiap lapis.

Persamaan Hudson digunakan untuk kondisi dimana puncak bangunan cukup tinggi
sehingga tidak terjadi limpasan gelombang (overtopping) dan kemiringan sisi bangunan tidak
lebih dari 1:1,5. Persamaan Hudson menentukan berat butir batu pelindung dengan ukuran
yang hamper seragam. Untuk batu dengan ukuran yang tidak seragam (gradded riprap),
persamaan yang digunakan adalah

γr H 3
W 50= 3
K RR ( S r−1 ) cot θ

Beberapa notasi dari persamaan tersebut sama dengan persamaan Hudson. W 50 adalah berat
dari 50% ukuran butir batu, dimana nantinya yang dihitung adalah berat 100% batu sehingga
persamaan dikalikan 2. KRR adalah koefisien stabilitas untuk batuan dengan ukuran tidak
seragam yang serupa dengan Tabel 7.1. Nilai tersebut adalah untuk kerusakan sebesar 5%.

Batuan dengan ukuran yang tidak seragam biasanya lebih banyak digunakan untuk
struktur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai dan berpermukaan miring (revetment)
dibandingkan untu pemecah gelombang atau jetty. Batasan pemakaian graded riprap adalah
tinggi gelombang rencana kurang dari 1.5 m. Apabila gelombang lebih tinggi dari 1.5 m,
biasanya digunakan batu dengan ukuran seragam.

7.10.2 Dimensi Pemecah Gelombang Sisi Miring

Elevasi puncak pemecah gelombang tumpukkan batu tergantung pada limpasan


(overtopping) yang diijinkan. Air yang melimpas puncak pemecah gelombang akan
menganggu ketenangan di kolam pelabuhan. Elecasi puncak bangunan dihitung berdasarkan
kenaikan (runup) gelombang, yang tergantung pada karakteristik gelombang, kemiringan
bangunan, porositas dan kekerasan lapis pelindung. Lebar puncak juga tergantung pada
limpasan yang diijinkan. Pada kondisi limpasan diijinkan, lebar puncak minimum adalah
sama degan lebar dari tiga butir batu pelindung yang disusun berdampingan (n=3). Untuk
bangunan tanpa terjadi limpasan, lebar puncak pemecah gelombang bias lebih kecil. Selain
Batasan tersebut, lebar puncak harus cukup lebar untuk keperluan operasi peralatan pada
waktu pelaksanaan dan perawatan. Terkadang di puncak pemecah gelombang tumpukan batu
dibuat dinding dan lapis beton yang dicor di tempat. Lapisan beton ini mempunyai fungsi :

1. Memperkuat puncak bangunan


2. Menambah tinggi puncak bangunan
3. Sebagai jalan untuk perawatan

Lebar puncak pemecah gelombang dapat dihitung dengan rumus :

W 1/3
B=n k ∆ [ ]
γr
dengan

B = lebar puncak W = berat butir batu pelindung

n = jumlah butir batu (nmin = 3) γr = berat jenis batu

kΔ = koefisen lapis (Tabel 7.2)

Tebal lapis pelindung diberikan oleh rumus :

W 1 /3
t=n k ∆ [ ]
γr

dengan

t = tebal lapis pelindung kΔ = koefisen lapis (Tabel 7.2)

n = jumlah lapis batu dalam lapis W = berat butir batu pelindung


pelindung
γr = berat jenis batu

Sedangkan jumlah butir batu tiap satu luasan diberikan oleh rumus :

2/ 3
P W
[
N= An k ∆ 1−
100 ][ ]
γr

dengan

A = luas permukaan kΔ = koefisen lapis (Tabel 7.2)

P = Porositas rerata dari lapis pelindung W = berat butir batu pelindung


(%) pada Tabel 7.2
γr = berat jenis batu
N = Jumlah butir batu untuk satu satuan
luas permukaan A
7.10.3 Runup Gelombang
Runup gelombang merupakan
proses naiknya gelombang ke permukaan
bangunan saat gelombang menghantam
bangunan tersebut (Gambar 7.32). Elevasi
atau tinggi bangunan yang direncanakan
tergantung pada runup dan limpasan yang
diijinkan. Variabel yang mempengaruhi
runup gelombang adalah :
1. Bentuk dan kekasaran bangunan
2. Kedalaman air pada kaki
bangunan
3. Kemiringan dasar laut di depan bangunan
4. Karakteristik gelombang
Karena banyaknya variabel yang mempengaruhi runup gelombang, maka besarnya runup
sangat sulit ditentukan secara analitis.
Gambar 7.32. Runup gelombang

Berbagai penelitian di laboratorium tentang runup gelombang menghasilkan grafik-


grafik untuk menentukan tinggi runup gelombang. Gambar 7.33 merupakan hasil percobaan
yang dilakukan oleh Irribaren untuk menentukan besar runup gelombang pada bangunan
dengan permukaan miring untuk berbagai tipe material. Fungsi bilangan Irribaren untuk
berbagai jenis lapis lindung yang mempunyai bentuk berikut :
tgθ
I r=
¿¿
Keterangan :
- Ir : bilangan Irribaren
- θ : sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
- H : tinggi gelombang di lokasi bangunan
- L0 : panjang gelombang di laut dalam
Gambar 7.33. Grafik Runup Gelombang

Selain untuk menghitung runup, grafik tersebut juga dapat digunakan untuk
menghitung run down (Rd) yaitu proses turunnya permukaan air karena gelombang pada sisi
pemecah gelombang.
Kurva pada Gambar 7.33 mempunyai bentuk tak berdimensi untuk runup relatif Ru /H
atau Rd / H sebagai fungsi dari bilangan Irribaren, dimana Ru dan Rd adalah runup dan
rundown yang dihitung dari muka air laut rerata (MSL).

7.11 Stabilitas Fondasi Tumpukan Batu dan Pelindung Kaki


Sebagai fondasi, bangunan pantai dari blok beton, kaison, atau buis beton ditempatkan
di atas tumpukan batu (Gambar 7.34.a). Sedangkan tumpukan batu sebagai pelindung kaki
ditempatkan di depan bangunan yang berfungsi melindungi tanah fondasi terhadap gerusan
akibat gelombang (Gambar 7.34.b).

Gambar 7.34. Fondasi (a) dan Pelindung kaki (b) dari tumpukan batu
Stabilitas bangunan tergantung pada kemampuan fondasi terhadap erosi yang
ditimbulkan oleh serangan gelombang-gelombang besar. Gelombang rencana untuk
menghitung berat baku fondasi dan pelindung kaki sama dengan yang digunakan untuk
perencanaan bangunannya.
Berat butir batu untuk fondasi dan pelindung kaki bangunan diberikan oleh persamaan
berikut :
γr H 3
W= 3
N s (S r−1)3
Keterangan :
- W : berat rerata butir batu (ton)
- γr : berat jenis batu (ton/m3)
- H : tinggi gelombang rencana (m)
- Sr : perbandingan antara berat jenis batu dan berat jenis air laut ¿ γ r / γ a
- γa : berat jenis air laut (1,025 1,03 ton/m3)
- Ns : angka stabilitas rencana untuk fondasi dan pelindung kaki bangunan
(Gambar 7.35)

Gelombang dan arus yang menyerang bangunan pantai dapat menyebabkan erosi pada
tanah fondasi di depan kaki bangunan. Salah satu bentuk perlindungan pada bagian tersebut
yaitu berupa tumpukan batu (Gambar 7.36). Berat butir batu pelindung kaki tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan di atas.

Gambar 7.35. Angka stabilitas Ns untuk fondasi dan pelindung kaki


Gambar 7.36. Pelindung Kaki Bangunan
Contoh 1
Suatu pemecah gelombang akan dibangun pada kedalaman -8,0 m di suatu laut dengan
kemiringan dasar laut 1:50. Tinggi gelombang di lokasi rencana pemecah gelombang adalah 3
m. Periode gelombang 10 detik. Dari analisis refraksi didapatkan nilai koefisien refraksi
sebesar Kr = 0,95 pada rencana lokasi pemecah gelombang. Dari data pasang surut didapatkan
HWL = 1,85 m; MWL = 1,05 m dan LWL = 0,3m. Rencanakan pemecah gelombang tersebut.

Penyelesaian
Kedalaman air di lokasi bangunan berdasarkan HWL dan LWL adalah :
dHWL = 1,85 – (-8) = 9,85 m
dLWL = 0,3 – (-8) = 8,3 m
dMWL = 1,05 – (-8) = 9,05 m

1. Penentuan kondisi gelombang di rencana lokasi pemecah gelombang


Kondisi gelombang di lokasi diselidiki dahulu, pecah atau tidak. Dihitung tinggi dan
kedalaman gelombang pecah dengan menggunakan Gambar 3.13 dan 3.14 (lihat lampiran)
untuk kemiringan dasar laut 1:50.
d 9,05
L0=1,56 T 2=156 m → = =0,058 m
L0 156

d
Dari lampiran L-1 di dapat : =0,10232 dan K s =0,998
L0
H1 3
H 1=K s K t H 1 → H 0= = =3,1642m
K s K t 0,998 x 0,95

Tinggi gelombang ekivalen : H '0=K t H 0=0,95 x 3,1624=3,0043 m


H '0 3,0043
2
= =0,003
¿ 9,81 x 10 2

Hb
Dari Gambar 3.13 didapat : =1,22 → H b=1,22 x 2,85=3,5 m
H '0
Hb 3,5
2
= =0,0036
¿ 9,81 x 10 2

db
Dari Gambar 3.14 didapat : =1,14 → d b =1,14 x 3,5=4,0 m
Hb

Jadi, gelombang pecah pada kedalaman 4,0 m. Karena d b < d LWL < d HWL berarti di lokasi
bangunan pada kedalaman -8 m gelombang tidak pecah.

2. Penentuan elevasi puncak pemecah gelombang


Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi runup. Kemiringan sisi
pemecah gelombang 1:2
Tinggi gelombang di laut dalam :
L0=1,56 T 2=1,56 x 102 =156 m
Bilangan Irribaren :
tgθ
I r=
¿¿
Dengan menggunakan grafik (Gambar 7.33) dihitung nilai runup
Untuk lapis lindung dari batu pecah (quarry stone) :
Ru
=1,25 → Ru=1,25 x 3=3,75 m
H

Elevasi puncak pemecah gelombang dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0,5 m :


ElPem.Gel = HWL + Ru + tinggi kebebasan
= 1,85 + 3,75 + 0,5 = 6,1 m
Untuk lapis lindung dari tetrapod :
Ru
=0,9 → Ru = 0,9 x 3 = 2,7 m
H
ElPem.Gel = 1,85 + 2,7 + 0,5 = 5,0 m
Tinggi Pemecah Gelombang :
HPem.Gel = ElPem.Gel – ElDsr.Laut
HPem.Gel = 6,1 – (-8) = 14 m (batu)
HPem.Gel = 5 – (-8) = 13 m (tetrapod)

3. Berat butir lapis lindung


Untuk lapis lindung dari batu (KD = 4):
Rumus Hudson :
γr H 3
W=
KD¿¿
Untuk lapis lindung dari tetrapod (KD = 8):
2,65 x 3,0 3
W=
8¿¿
Jika terdapat batuan dengan berat seperti dalam hitungan, maka digunakan lapis lindung dari
batu pecah.

4. Lebar puncak pemecah gelombang


Lebar puncak pemecah gelombang dengan n = 3 (minimum)
1/ 3 1/ 3
W 2,5
B=n k ∆
γr[ ] =3 x 1,15
[ ]
2,65
=3,5 m

5. Tebal lapis lindung


Tebal lapis lindung dihitung dengan rumus berikut :
1 /3 1 /3
W 2,5
t=n k ∆
[ ]
γr
=2 x 1,15 [ ]
2,65
=2,3 m

6. Jumlah batu pelindung


Jumlah butir batu pelindung tiap satuan luas (10 m2) dihitung dengan rumus berikut :
2/ 3 2/3
P γr 37 2,65
[
N= An k ∆ 1−
100 ][ ] W [
=10 x 2 x 1,15 1−
100 ][ ]
2,5
=15

Gambar 7.37. Tampang lintang pemecah gelombang hasil hitungan


LAMPIRAN
1. Gambar 3.13
2. Gambar 3.14
3. Tabel L-1

Anda mungkin juga menyukai