Anda di halaman 1dari 24

Anggota Kelompok :

Anandita Maulana N. Dodik Fahmi Fadilah.


201910301003 201910301013

Dandy Kurniawan T. Indah Nabila Hasna. Muhammad Akmal Fikri A.


201910301015 201910301017 201910301019
Pengertian
Revetment
Perkuatan lereng revetments adalah bangunan yang ditempatkan pada
permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIur sungai
(umumnya muara sungai) atau permukaan lereng tanggul dan secara
keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh
tanggul yang dilindunginya. Umumnya pengaplikasian Revetment berada
dalam wilayah pantai dengan gemburan gelombang relatif kecil. Groin
Revetment merupakan salah satu bentuk dari seawall. Revetment
berbentuk lebih landai dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 , sementara Krib atau Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun
seawall biasanya berbentuk tegak atau melengkung. Permukaan menjorok relatif tegak lurus terhadap arah pantai. Menurut Surat
revetment tidak rata sehingga bisa meredam gelombang, sementara Edaran Menteri Pekerjaan Umum No 07 /SE/ 2010 tentang
seawall dihantam gelombang ombak dan akan mebalikkaannya kembali. Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan
Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Groin adalah bangunan yang
dibuat tegak lurus atau kira kira tegak lurus pantai, berfungsi
mengendalikan erosi yang disebabkan oleh terganggunya
keseimbangan angkutan pasir sejajar pantai (longshore sand
drift)
Tipe Bangunan Pantai
01 Revetment Tipe revetment bisa dibedakan berdasarkan material penyusunnya,
yaitu :
1.Material batu tipe rubble mound
Revetment armor batu pada saat ini merupakan bentuk sangat
umum yang digunakan di Indonesia karena material ini tahan lama
tak lekang terhadap waktu, namun ketidaktersediaan batu yang
ukurannya sesuai dengan kebutuhan dapat menjadi masalah di
beberapa daerah. Hal ini disebabkan adanya variasi harga satuan
material batu di seluruh wilayah dan permasalahan lingkungan
yang disebabkan oleh pengambilan batu
Tipe Bangunan Pantai
01 Revetment
Tipe revetment bisa dibedakan berdasarkan material penyusunnya,
yaitu :
2. Material Beton
Revetment dengan material beton merupakan salah satu dari
armor batu buatan dari bahan dari blok beton bertulang yang
kemudian dikembangkan untuk mendapatkan rencana struktur
yang dapat memberikan kemudahan dalam penerapan dan
mendapat kenyamanan dalam pemanfaatannya.
Tipe Bangunan Pantai
02 Groin
Tipe groin berdasarkan bentuknya yaitu :
1.Tipe I
2.Tipe L
3.Tipe T
4.Tipe Z
Tipe Bangunan Pantai
02 Groin
Berdasarkan Material

Beton Batu Alam


Material Beton Dari bahan
cetakan beton mempunyai
banyak bentuk seperti
Akmond, Kubus beton,
Dolos, Tetrapod dan
Quadripod, Tribar, dan lain
sebagainya

Kayu
Baja
Fungsi Bangunan Pantai
Revetment Groin
● Mengatur arah arus laut
• melindungi suatu tebing alur ● Memperbesar jari jari belokan alur laut yang terlalu
tajam supaya alignment laut menjadi lebih baik
pantai atau permukaan ● Mengurangi kecepatan arus laut sepanjang tebing
lereng yang secara laut
keseluruhan ● Mengendalikan erosi tebing laut dengan mengurangi
• memiliki peran guna kecepatan aliran yang menyerang tebing laut
meningkatkan stabilitas alur ● Mempercepat sedimentasi
pantai atau bahu tanggul ● Menutup cabang alur laut pada braided river supaya
arus laut menuju ke alur yang diinginkan
yang dilindungi ● Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap
gerusan
● Mengkonsentrasikan aliran
● Memperdalam alur laut
● Mengarahkan aliran pada kondisi debit kecil
● Melindungi bangunan bangunan laut lainnya
Dasar Perencanaan
• Revetment
Secara umum untuk perencanaan revetment, meliputi : letak bangunan,
perluasannya, cara pembangunan, dan lain-lain harus ditentukan dengan
mempertimbangkan terhadap regim sungai, bentuk potongan memanjang
dan melintang, gradien kemiringan tanggul, jenis tanah, dan lain-lain

• Groin
Bangunan krib dipasang untuk mencegah gerusan yang disebabkan oleh
penahanan kecepatan pada revetment atau bagian sisi depan dari tanggul,
untuk membuang aliran sungai untuk membuat arus tengah menjauh dari
revetment atau tebing, untuk menetapkan saluran normal dan untuk
mengarahkan aliran sungai, dll. dan harus direncanakan menurut rejim
sungai, dengan menitik beratkan pada hubungan dengan rencana saluran
dan rencana revetment yang saling berkaitan erat, dengan
mempertimbangkan pengaruh terhadap bagian hulu dan hilir serta sisi lain
dari sungai.
Tahap Perencanaan
Revetment (perkuatan lereng)

Perencanaan struktur revetment meliputi

● Perhitungan elevasi puncak revetment.

● Perencanaan lapis lindung pada revetment.

● Pendimensian revetment
Tahap Perencanaan
Untuk Tahap pelaksanaan Konstruksi bangunan
perkuatan lereng meliputi
Penggalian Pondasi dengan
Pemasangan Material inti
menggunakan excavator

Pemasangan Profil Pemasangan geotekstil dari atas ke


dasar pondasi
Tahap Perencanaan
Groin (krib)
Perencanaan struktur groin
meliputi
1 4
Penentuan kedalaman muka air Perencanaan lapis lindung pada
laut di ujung groin. groin.

2 5
Perhitungan tinggi dan kondisi
Pendimensian groin.
gelombang di ujung groin.

3 6
Perhitungan elevasi puncak Perhitungan Settlement
groin. (Penurunan)
Tahap Perencanaan
Untuk Tahap pelaksanaan Konstruksi bangunan
perkuatan lereng meliputi

• Pemasangan Geotekstil
• Penyusunan lapis inti (core) dan lapis antara
• Perataan puncak timbunan dengan bulldozer
• Penyusunan armor
Gambar-Gambar Perencanaan
Gambar Perencanaan Revetment Muara Air
Bengkulu

Gambar Perencanaan Revetment Muara Air Bengkulu


PERENCANAAN PEMBANGUNAN ... - UNIB Scholar Repository
http://repository.unib.ac.id › 09 CEBEC 2019, PE...
Gambar-Gambar Perencanaan
Gambar Perencanaan Groin

Gambar Perencanaan groin Muara Air Bengkulu


https://nanopdf.com/download/desain-
struktur-pelindung-pantai-tipe-groin-di-
pantai-ciwadas_pdf
Workflow / Flowchart
Stabilitas Struktur
Stabilitas Struktur
Stabilitas struktur pada pelindung pantai yaitu stabilitas geoteknikal. Stabilitas geoteknikal ditentukan oleh gaya
horizontal dan vertikal dari tanah dan air(Verrujit, 2004). Dengan adanya perhitungan mekanika tanah, maka
dapat mengetahui apakah bangunan sesuai dengan stabilitas yang diinginkan (Braja, 2006). Hal ini ditentukan
oleh daya tahan terhadap kesalahan mekanisme :
1. Stabilitas terhadap guling (overturning)
2. Stabilitas terhadap geser (sliding)
3. Stabilitas terhadap daya dukung tanah (bearing capacity)
4. Stabilitas terhadap daya angkat (uplifting)
Stabilitas terhadap guling (overturning)

Tekanan pada setiap sisi menyebabkan bangunan cenderung berotasi pada bangunan kaki. Perubahan momen gerak
disebabkan oleh tekanan tanah pada satu sisi, sementara tekanan vertikal pada bangunan dan tekanan tanah pada
sisi lain menginduksi momen tentang.
∑MR + Mh
2 ≤ Fs(guling) = ≤3
1
∑M0 + ρ ⋅ g ⋅ h 3 h

Dimana :
MR : Perubahan momen tahan di sekeliling bangunan kaki
Mo : Perubahan momen gerak di sekeliling bangunan kaki
Mh : Gaya hidrostatis
Stabilitas terhadap geser (sliding)

Tanah yang ‘mendorong’ bangunan ke sisi lain. Tekanan tanah ini adalah gaya gerak yang mengakibatkan
longsor di dasar tanah. Tekanan tanah pada sisi lain dan potongan antara bangunan dan tanah adalah gaya
tentang.

∑v ⋅ tan k1 ⋅ ϕ3 + B ⋅ k2 ⋅ C3 + ph
Fs = ≥ 1,5
pa ⋅ cos α + ρ ⋅ g ⋅ h
Dimana :
∑V : Berat total pelindung pantai
Pa : Tekanan tanah aktif
Ph : Tekanan air laut
 : Sudut geser dalam

c: Kohesi (kg/m²)
Stabilitas terhadap daya dukung tanah (bearing capacity)

Tanah yang berada di bawah bangunan dapat turun karena ketidakstabilan gaya residual, seperti kapasitas tahan
bisa terjadi lebih rendah dari nol pada kaki. Dalam kasus ini, hal ini dapat menjadi tekanan di bagian atas, ‘tidak
stabil’ pada satu sisi bangunan. Pada awal estimasi untuk keamanan hal ini telah diperhitungkan maka untuk itu
gaya residual pada bangunan harus diperhatikan:
𝑞𝑢
𝐹𝑆(𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑢𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ) = ≥3
q 𝑚𝑎𝑥
Dimana :
qu : Tekanan ultimate (kg/m²)
qmax : Tekanan maksimum (kg/m²)
Stabilitas terhadap daya angkat (uplifting)

Tekanan air di bawah bangunan menginduksi tekanan di atasnya. Tekanan di atas ini adalah gaya gerak
untuk mengangkat bangunan ke atas. Tanpa pondasi tiang, gaya tekan hanya terdiri dari berat bangunan
saja :
∑Vr
FS(𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡) = ≥ 1,5
∑Vd
Dimana :
∑Vr : Gaya tahan vertikal
∑Vd : Gaya gerak vertikal
Studi Kasus

01 Revetment
https://youtu.be/U7xo-
XJN4Vc

02 Groin (krib)
https://www.youtube.com/
watch?v=oKD3WxszVsM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai