Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius perubahan garis pantai. Selain proses alami,
seperti angin, arus dan gelombang, aktivitas manusia menjadi penyebab terjadinya erosi pantai seperti;
pembukaan lahan baru dengan menebang hutan mangrove untuk kepentingan permukiman, dan
pembangunan infrastruktur. Juga pemanfaatan ekosistem terumbu karang sebagai sumber pangan (ikan-
ikan karang), sumber bahan bangunan (galian karang), komoditas perdagangan (ikan hias), dan obyek
wisata (keindahan dan keanekaragaman hayati) sehingga mengganggu terhadap fungsi perlindungan
pantai.Selain itu kerusakan terumbu karang bisa terjadi sebagai akibat bencana alam, seperti gempa dan
tsunami, yang akhir-akhir ini sering melanda Negara Indonesia dan selalu menimbulkan kerusakan pada
wilayah pesisir.
Salah satu metode penanggulangan erosi pantai adalah penggunaan struktur pelindung pantai,
dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang pada lokasi tertentu.Namun banyak
tulisan sebelumnya bahwa struktur pelindung pantai dengan material batu alam yang cenderung tidak
ramah lingkungan dan tidak ekonomis lagi apabila dilaksanakan pada daerah-daerah pantai yang
mengalami kesulitan dalam memperoleh material tersebut.
Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan
gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu:
1. memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan karena serangan
gelombang
2. mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai
3. mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai
4. reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain
A. Pengertian Groin dan Fungsi Groin - Groin merupakan struktur pelindung pantai berfungsi untuk
menahan transpor sedimen sepanjang pantai. Salah satu fungsi yang sangat penting dibangun groin yaitu
untuk mengurangi atau menghentikan erosi yang terjadi.
Bangunan pelindung pantai groin biasanya dibuat tegak lurus terhadap garis pantai. Bahan dasar dari
konstruksi groin umumnya adalah Kayu, Baja, Beton dan Batu.
Untuk pengunaan groin yang efektif, harusnya dibuat dengan seri bangunan yang terdiri dari beberapa
groin dengan jarak yang sudah ditentukan agar garis pantai terlihat bentuk yang signifikan. Karena
apabila penggunaan groin cuma ada satu maka groin tersebut tidak efektif.
Tipe-Tipe Groin
Ada 3 Tipe groin pada umumnya, diantaranya:
1. Tipe groin berbentuk huruf L
2. Tipe groin berbentuk huruf I
3. Tipe groin berbentuk huruf T
Tipe groin ini dibangun sesuai dengan kebutuhan pada pantai yang akan dipasangkan groin.
Groin dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe lurus, tipe T dan tipe L. Menurut kontruksinya
groin dapat berupa tmpukan batu, caisson beton, turap, tiang yang dipancang berjajar, atau tumpukan buis
beton yang didalamnya diisi beton.
Di dalam perencanaan groin masih dimungkinkan terjadinya suplai pasir melintasi groin ke daerah
hilir. Pasir dapat melintasi groin dengan melewati sisi atasnya (overpassing) atau melewati ujungnya
(endpassing).
B. SISTEM KERJA GROIN
Interaksi antara proses – proses pantai dengangroin atau sistem groin adalah rumit.
Bagaimanapun ada sedikit prinsip dasar yang dapat diterapkandalam perencanaan groin, antara lain :
1. Groin hanya dapat digunakan untuk menghentikanlongshore transport dan tidak menghentikan
onshore – off shore transport.
2. Pembentukan pantai di dekat groin tergantung dari besar dan arah longshore transport. Arah
tersebut tergantung dari sudut datang gelombang.Apabila arah datang gelombang normal
terhadap garis pantai maka longshore transportakan sama dengan nol. Jadi cara groin mengurangi
longshore transport adalah dengan membiarkangaris pantai berorientasi normal terhadap arah
datang gelombang sehingga longshore transportsama dengan nol.
3. Akumulasi groin terhadap longshore driftmemodifikasi profil pantai yang kemudian berusaha
menata kembali bentuk alami pantainya.
4. Arah yang didorong oleh gelombang ke arah groin kadang – kadang berbalik ke laut dalam
bentuk arus balik (rip current) sepanjang sisi groin. Dengan cara ini groin dapat menambah
jumlah sedimen yang bergerak ke laut.
5. Prosentase longshore transport yang melewati groin tergantung pada ukuran groin, ukuran fillet,
water level dan kondisi gelombang.
6. Longshore drift yang terjadi pada fillet atas dicegah agar tidak mencapai fillet bawah dimana
keseimbangan pasir lemah (tidak terlalu baik). Masalah ini dapat dikurangi denganmenggunakan
konstruksi groin yang lebih cepatmemungkinkan pembentukan kembali longshore transport
alami yang melewati groin.
C. Bahan Groin
1. BAHAN LAPIS LINDUNG RUBBLE MOUND GROIN
Bahan lapis lindung yang dipakai untuk rubblemound groind harus memenuhi
persyaratan sebagaiberikut (Yuwono, 1982) :
a) Bahan lapis lindung harus tahan terhadap keadaan lingkungan (tidak mudah rusak
karenabahan kimia, tahan terhadap gaya dinamik yangberasal dari gelombang pecah, dan
sebagainya).
b) Batu, baik batu alam maupun buatan harusmempunyai berat jenis yang cukup besar (>2.6).
Semakin besar berat jenis bahan yangdipakai, semakin kecil ukuran batu yangdiperlukan
sehingga empermudah pekerjaan.
c) Bahan lapis lindung harus cukup kasar sehinggamampu menahan gaya – gaya yang
disebabkangelombang.
d) Bahan lapis lindung yang dipakai harus relative murah, kalau perlu pemilihan jenis bahan
yangada pada lokasi pekerjaan sehingga diperolehjenis konstruksi yang murah.
-mula
Erosi
Gelombang
Gelombang
Akresipadahulugroin Erosipadahilirgroin