Anda di halaman 1dari 58

Perancangan Bangunan Sipil III

(BANGUNAN AIR)

Struktur Bangunan Pantai


Ir. Moh Faiqun Ni’am, MT., PhD.

Struktur Bangunan Pantai


 Konst. yang dibangun di pantai:
 Dinding Pantai (Sea Wall)
 Revetment
 Konst. yang tegak lurus pantai:
 Groin
 Jetty
 Konst. lepas pantai, yang sejajar pantai:
 Pemecah Gelombang (Breakwater)
Dinding pantai vertikal
Dinding pantai kombinasi miring & konkaf
(reflektor)

Dinding pantai tegak


Dinding pantai konkaf Bentuk dinding pantai yang lain

a. Open filter material (rip-rap)

b. Stone pitching

c. Concrete Block Revertment

d. Model bentuk Revertment yang lain

PERMEABLE REVERTMENT
a. Aspalt Revertment

b. Bitument grouted & Concrete Block

IMPERMEABLE REVERTMENT

Groin Type T

Struktur Groin Tipe Tumpukan Batu


Beberapa tipe dan tata letak Jetty

Dinding pantai tegak


Breakwater (Pemecah Gelombang)

Offshore Breakwater
Atau
Detached Breakwater

Onshore Breakwater

Rencana Tanggul Laut & Tol Semarang-Demak


Rencana Tanggul Laut & Tol Semarang-Demak
Desain Struktur
Bangunan Pantai
Metode Pelaksanaan Desain
A

A
Struktur Pengamanan Pantai
Dan Muara Sungai
(Pertemuan ke‐3)
http://cyber.unissula.ac.id/DIRBA/o81j

Ir. Moh Faiqun Ni’am, MT., PhD.

• Apabila telah terjadi kerusakan pantai,


maka ada beberapa solusi yang dapat
dilakukan:
– Tidak melakukan sesuatu kegiatan atau proses yang
mengusik pantai, hingga membuat keseimbangan baru.
– Soft Protection dengan menambahkan sedimen (beach
nourishment) ke dalam sedimen sel bersangkutan
– Membuat struktur bangunan (groyne, seawall, dan
sebagainya) sebagai Hard Protection.
• Hard protection merupakan pilihan terakhir
apabila dua solusi lainnya tak menyelesaikan
masalah.
• Masalah utama yang merusak pantai adalah
abrasi atau erosi pantai.
• Erosi pantai menyebabkan hilangnya fasilitas/infra
struktur yang ada, bahkan hilangnya areal
kawasan pemukiman.

• Tahapan penanggulangan erosi pantai:


– Cari penyebab terjadinya erosi pantai.
– Tentukan cara penanggulangannya, sesuaikan dengan
karakter pantai dan potensi kawasan pantai tsb.
• Bangunan pantai digunakan untuk melindungi
pantai terhadap kerusakan karena serangan
gelombang dan arus.
• Cara‐cara untuk perlindungan pantai:
– Memperkuat/melindungi pantai menahan serangan
gelombang.
– Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai
(longshore sediment transport).
– Mengurangi energi gelombang yang menerjang pantai.
– Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke
pantai.
– Vegetasi dengan penanaman tanaman pantai.

• Sesuai fungsinya, bagunan pantai terbagi dalam


tiga kelompok:
– Konstruksi yang dibangun di pantai & sejajar dengan
garis pantai.
– Konstruksi yang dibangun di kawasan pantai (onshore)
& “mendekati” tegak lurus pantai.
– Konstruksi yang dibangun di lepas pantai (offshore) &
“mendekati” sejajar pantai.
Macam‐macam Bangunan Pantai

• Konst. yang dibangun di pantai:


– Dinding Pantai (Sea Wall)
– Revetment
• Konst. yang tegak lurus pantai:
– Groin
– Jetty
• Konst. lepas pantai, yang sejajar pantai:
– Pemecah Gelombang (Breakwater)

Dinding Pantai (SeaWall)

• Tembok laut/dinding pantai merupakan konstruksi


masif yang memisahkan daratan dan perairan pantai.
• Berfungsi sebagai penahan gaya gelombang dan
melindungi daratan di belakang bangunan.
• Permukaan bangunan menghadap arah datangnya
gelombang, dapat berupa sisi vertikal, lengkung,
bertangga, atau miring.
• Bahan konstruksinya: pasangan batu, beton,
tumpukan buis beton, tumpukan batu, turap (kayu
atau baja).
• Perencanaan dinding pantai, perlu ditinjau antara lain
hal‐hal berikut:
– Fungsi dan bentuk bangunan.
– Lokasi bangunan.
– Panjang bangunan.
– Tinggi bangunan.
– Stabilitas bangunan & tanah fondasi.
– Elevasi muka air, di depan & belakang bangunan.
– Ketersediaan bahan bangunan.

• Bangunan bersisi tegak dapat pula dimanfaatkan


sebagai dermaga.
• Kelemahan dinding sisi tegak:
– Kurang efektif terhadap serangan gelombang dan limpasan
gelombang, dibandingkan dengan bentuk lengkung (konkaf).
– Gelombang yang pecah menghantam dinding akan
membelokkan energi ke atas dan ke bawah.
– Dapat mengakibatkan erosi yang cukup besar apabila
kaki/dasar bangunan berada di air dangkal.
• Untuk mencegah gerusan dasar tersebut, diperlukan
perlindungan kaki bangunan (toe protection) yang
berupa tumpukan batu dengan ukuran dan gradasi
tertentu.
• Untuk mencegah terjadinya penurunan bangunan
akibat keluarnya butir‐butir tanah halus melalui sela‐
sela batuan, pada dasar pondasi diberi lapisan dasar
yang terbuat dari geotekstil atau anyaman bambu.

Dinding pantai tegak


Dinding pantai tegak

• Dinding miring dan kasar dapat menghancurkan dan


menyerap energi gelombang, mengurangi kenaikan
gelombang (wave run up), mencegah limpasan
gelombang dan erosi dasar.
• Bangunan dengan sisi lengkung konkaf adalah yang
paling efektif untuk mengurangi limpasan gelombang,
karena sisi lengkung berfungsi sebagai pembalik
(reflector) energi gelombang yang menghantam
dinding.
Dinding pantai konkaf

• Mengingat manfaat dari sisi lengkung tersebut, maka


bangunan sisi miring dapat juga dimodifikasi dengan
menambah bentuk lengkung pada puncak bangunan
sebagai reflektor energi gelombang.
Dinding pantai kombinasi miring & konkaf (reflektor)

Bentuk dinding pantai yang lain


Revetment

• Revetment adalah bangunan pelindung tebing atau


biasa pula disebut “slope protection” yang
memisahkan daratan dan perairan pantai .
• Berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan
limpasan gelombang (overtopping) ke darat.
• Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di
belakang bangunan.
• Revetment merupakan konstruksi yang tidak masif
berupa pasangan batu kosong, plat beton, blok beton,
dan bronjong.

• Pencegahan erosi diperlukan perlindungan dengan


menempatkan batu dengan ukuran dan gradasi
tertentu, yang diletakkan di dasar bangunan.
• Sedangkan untuk mencegah keluarnya butir‐butir
tanah halus melalui sela‐sela batuan yang dapat
beralibat penurunan bangunan, pada dasar pondasi
diberi lapisan yang berupa geotekstil.
• Ada dua kelompok revetment yaitu: permeable
revertment dan impermeable revertment.
• Perencanaan revetment dengan blok beton berarti
menentukan tebal blok beton, jarak celah (gap) antar
blok, panjang dan lebar blok, material dan tebal filter,
serta tinggi / elevasi mercu bangunan pelindung tebing,
berdasarkan karakteristik gelombang rencana yang ada
di lokasi pekerjaan.
• Disamping itu juga perlu memperhatikan perlindungan
terhadap ujung kaki bangunan (toe protection),
mengingat daerah ini sangat rawan terhadap erosi.

• Tinggi mercu bangunan biasanya ditentukan


berdasarkan tinggi run‐up yang diijinkan pada
bangunan tersebut.
• Untuk menentukan tinggi run‐up dapat dipergunakan
rumus sebagai berikut:
– 0 <  < 2.5 Rumus:

– 2.5 <  < 4.2.5 Rumus:


–  > 4.25 Rumus:
a. Open filter material (rip‐rap)

b. Stone pitching

c. Concrete Block Revertment

PERMEABLE REVERTMENT

a. Aspalt Revertment

b. Bitument grouted & Concrete Block

IMPERMEABLE REVERTMENT
Model/Bentuk Revetment yang lain

Groin

• Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya


dibuat tegak lurus pantai, dan berfungsi menahan
transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa
mengurangi atau menghentikan erosi yang terjadi.
• Perencanaan groin berarti: penentuan panjang groin,
jarak groin, tinggi groin, tipe groin, groin aligment dan
cara pembangunan groin.
• Groin yang ditempatkan di pantai akan menahan gerak
sedimen , sehingga sedimen mengendap di sisi sebelah
hulu (terhadap arah transpor sedimen sepanjang
pantai). Biasanya dibangun secara seri/kelompok.
• Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap
terjadi, sementara suplai dari hulu terhalang oleh
bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami
defisit sedimen sehingga pantai mengalami erosi.
• Keadaan ini menyebabkan terjadinya perubahan garis
pantai yang akan terus berlangsung sampai dicapai
suatu keseimbangan baru.
• Keseimbangan baru tersebut dicapai pada saat sudut
yang dibentuk oleh gelombang pecah terhadap garis
baru adalah nol (b= 0), dimana tidak terjadi angkutan
sedimen sepanjang pantai.

• Perlindungan pantai yang hanya menggunakan satu


buah groin biasanya tidak efektif, karenanya digunakan
beberapa buah groin pada jarak tertentu.
• Sedangkan transpor sedimen yang terjadi di pantai
berada pada daerah surf zone, groin akan efektif
menahan sedimen apabila bangunan tersebut
menutup seluruh lebar surf zone.
• Dampak dari bangunan tersebut dapat mengakibatkan
suplai sedimen ke daerah hilir terhenti sehingga
mengakibatkan erosi pada daerah hilir.
• Garis pantai di sebelah hilir dan hulu bangunan dapat
berubah mendadak, melihat dampak tsb maka
sebaiknya pembangunan groin dilakukan tidak terlalu
panjang maupun tinggi sehingga masih
dimungkinkannya terjadi suplai sedimen ke daerah hilir.
• Biasanya panjang groin adalah 40% – 60% dari lebar
rerata surf zone dan jarak groin satu dengan yang
lainnya diantara 1 – 3 kali panjang groin.

Tata Letak dan Profil Struktur Groin Tipe Tumpukan Batu


Potongan Memanjang Groin

Contoh lain Detail Memanjang Groin


Contoh lain Potongan Melintang Groin

Jetty

• Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang


diletakkan pada sisi muara sungai.
• Berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh
sedimen pantai.
• Pada muara sungai yang digunakan untuk alur
pelayaran (navigation channel), pengendapan/
sedimentasi dapat mengganggu lalu lintas kapal.
• Untuk keperluan tersebut, jetty harus panjangsampai
ujungnya berada di luar gelombang pecah.
• Dengan adanya jetty, panjang traspor sedimen
sepanjang pantai dapat tertahan. Dan pada alur
pelayaran, kondisi gelombang tidak pecah sehingga
memungkinkan kapal masuk ke muara sungai.
• Jetty juga dapat digunakan untuk mencegah
pendangkalan di muara dalam kaitannya dengan
pengendalian banjir.
• Sungai‐sungai yang bermuara di pantai berpasir dengan
gelombang besar sering mengalami penyumbatan
muara oleh endapan pasir.

• Berdasarkan fungsinya, jetty dikelompokkan pada:


– Jetty panjang.
– Jetty sedang.
– Jetty pendek.
• Jetty panjang, apabila ujungnya berada di luar
gelombang pecah.
• Tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya sedimen
ke muara, namun biaya konstruksi sangat mahal. Kalau
fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka
tipe jetty panjang ini tidak ekonomis.
• Jetty sedang, ujungnya berada antara muka air surut &
lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagian
transpor sedimen sepanjang pantai.
• Alur di ujung jetty masih memungkinkan terjadinya
endapan pasir.
• Jetty pendek, kaki ujung bangunannya berada pada
muka air surut.

• Selain ketiga tipe tsb, dapat pula dibuat bangunan


tebing pada kedua sisi atau satu sisi tebing muara yang
tak menjorok ke laut.
• Bangunan tebing ini sama sekali tidak mencegah
terjadinya endapan di muara.
• Fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu
mencegah berbeloknya muara sungai dan
mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi endapan.
Beberapa tipe dan tata letak Jetty

Layout Jetty di muara S. Lohgung (Jatim)


• Bangunan Jetty kadang juga menimbulkan dampak
erosi pantai di bagian hilir. Untuk mengantisipasi ini,
biasanya bangunan jetty dikombinasi dengan bangunan
“group groyne” di bagian hilir pantai (bagian yang akan
tererosi akibat bangunan jetty).
• Tujuannya untuk meminimalisir dampak erosi tsb.
• Kelompok groin (group groyne) tsb dibangun semakin
memendek ke arah hilir.

Jetty yang dikombinasi dengan kelompok groin


Jetty

Jetty

Groin Groin

Jetty yang dikombinasi dengan kelompok groin


Di Muara Kali Panggung Kec. Kedung, Jepara (Jateng)

Detail Jetty
Di Muara Kali Panggung Kec. Kedung, Jepara (Jateng)
Jetty

Breakwater Jetty

Mangrove

Detail Jetty
Di Muara Kali Bunder Kec. Tahunan, Jepara (Jateng)

Pemecah Gelombang
(Breakwater)
• Breakwater….. Akan dibahas pada pertemuan
berikutnya…

Thank You
Terima kasih
Matur nuwun

Anda mungkin juga menyukai