Tanggul/Tembok taut (seawall) adalah bentuk pertahanan pesisir yang dibangun untuk
melindungi daerah konservasi, tempat tinggal manusia, dan kegiatan rekreasi dari kekuatan
pasang surut dan gelombang (Kamphuis, 2010). Seawall hampir serupa dengan dinding pantai/
revetment. Revetment merupakan struktur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai dan
biasanya memiliki permukaan miring sedangkan seawall rnemiliki dinding relatif tegak atau
lengkung {Pope, 1997).
Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding yang berfungsi sebagai
pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat dari
konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton, sehingga
seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan
seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya. Bahan
konstruksi tambahan seawall antara lain: vinil, kayu, aluminium, fiberglass komposit, dan
karung pasir biodegrable besar yang terbuat dari rami dan sabut (Clark, 1994).
Seawall yang bersifat statis akan mengganggu dinamika pantai sehingga
menghambat pertukaran sedimen antara darat dan laut (Shipman & Stojanovic, 2007).
Dinamika lingkungan pantai umumnya terjadi di berbagai skala spasial dan temporal (Allan
et.al.1999). Mengingat kekuatan alam yang terus-menerus menghantam seawall, pemeliharaan
(bahkan penggantian) merupakan persyaratan mutlakjika seawall memberikan solusi yang
efektif pada jangka panjang yang berkelanjutan.
Seawall yang diklasifikasikan sebagai struktur pantai berbasis rekayasa keras (hard
engineering) digunakan untuk memberikan perlindungan dan untuk mengurangi erosi pantai.
Namun, pembangunan seawall bisa memungkinkan timbulnya berbagai masalah lingkungan,
termasuk mengganggu pola transportasi dan pergerakan sedimen (Kraus & Mcdougal, 1996).
Aspek-aspek seperti: iklim setempat, posisi pantai, tinggi gelombang, dan bentuk lahan di
lokasi yang hendak dibangun seawall sangat menentukan opsi apa yang dipilih. Seawall
memantulkan energy gelombang kembali ke laut, sehingga mengurangi energi yang bisa
menyebabkan erosi di pantai. Narnun, refleksi gelombang yang disebabkan oleb seawall
dapat menyebabkan gerusan dan selanjutnya menurunkan tingkat pasir pantai (Massei ink &
Hughes, 2003).
Tembok laut biasanya dibangun untuk melindungi pantai atau tebing dari hantaman
gelombang laut, sehingga tidak terjadi erosi ataupun abrasi.Tembok laut pada umumnya
dipasang di garis pantai dengan struktur pondasi sampai tanah keras.dan pada kondisi pantai
yang curam. Tembok Laut Harus dibuat cukup tinggi untuk mengakomodasi tinggi gelombang
dan run-up Pondasi harus dipasang sampai tanah keras dan diberi toe protection agar dapat
bertahan dari gempuran gelombang.
Jenis-Jenis Seawall:
Curved Sea Wall
Curved Seawall biasanya berbentuk struktur besar dan dibuat dengan campuran beton. Curved
Seawall memiliki bentuk kurva cekung yang dirancang untuk membelokkan energi gelombang
yang datang ke arah atas dan menjauh dari bagian bawah seawall, hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi gerusan di dasar dinding.
Gravity Sea Wall
Gravity Seawall merupakan konstruksi yang bergantung pada berat bahan material yang
menyusunnya untuk memberikan stabilitas terhadap gaya gelombang yang datang. Konstruksi ini
membutuhkan tanah fondasi yang kuat untuk mendukung gaya berat konstruksi secara memadai.
Gravity Seawall dalam menahan gelombang bergantung pada kekuatan geser sepanjang dasar
struktur untuk mendukung beban yang diterapkan.
Umumnya seawall bisa rnengendalikan erosi pantai, tetapi hanya jika dibangun dengan
baik dan dari bahan-bahan yang dapat rnenahan kekuatan energi gelombang yang sedang
berlangsung. diperlukan pemahaman mengenai proses terbentuknya pesisir dan morfodinamika
yang spesifik di lokasi seawall. Seawall bisa sangat membantu mengingat keefektifannya dalam
solusi jangka panjang, selain itu juga memberikan peluang sebagai tempat wisata/rekreasi dan
perlindungan dari peristiwa ekstrim serta erosi sehari-hari (Short,1999). Namun peristiwa alam
yang ekstrim dapat melernahkan kinerja seawall, dan analisis ini dapat menyebabkan peninjauan
ulang kembali pembangunan seawall untuk perbaikan di masa depan.
Revetment/Dinding Pantai
A. Klasifikasi Revetment
1. Klasifikasi berdasarkan lokasi
a. Perkuatan lereng tanggul (levee revetment)
Dibangun untuk melindungi tanggul terhadap gerusan gelombang pantai.
Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam atau batu buatan yang dilapisi filter pada
bagian dasar bangunan.
Stone pitching
Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam saja dengan lapisan filter pada bagian dasar
bangunan.
Yaitu revetment yang terbuat dari blok beton dengan ukuran tertentu dan lapisan filter
pada bagian dasar bangunan.
2) Impermeable Revetment
Aspalt revetment
Yaitu revetment yang bahannya dari aspal pada tebing yang dilindungi.
Bitumen grouted stone
Yaitu revetment yang terbuat dari blok beton yang diisi oleh aspal (spaesi aspal).
Bangunan masif ini digunakan untuk menahan gelombang besar dan tanah dasar relatif
kuat (misalnya terdapat batu karang). Selain itu bangunan ini juga digunakan untuk
melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat dengan garis pantai.
b) Revetment dengan turap baja
Bangunan ini didukung oleh fondasi tiang dan dilengkapi dengan turap baja yang
berfungsi untuk mencegah erosi tanah fondasi oleh serangan gelombang dan piping oleh
aliran air tanah. Selain itu kaki bangunan juga dilindungi dengan batu pelindung. Fondasi
bangunan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari terjadinya penurunan tidak
merata yang dapat menyebabkan pecahnya konstruksi.
c) Revetment dengan sisi tegak
Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang didalamnya diiisi batu. Bangunan
ini bisa menyerap energi gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan bisa rendah
(runup kecil). Kelemahan bronjong adalah korosi dari kawat anyaman, yang merupakan
faktor pembatas dari umur bangunan. Supaya bisa lebih awet, kawat anyaman dilapisi
dengan plastic (PVC).
e) Revetment dari tumpukan batu pecah
Bangunan ini biasanya dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan lapis
pelindung yang terbuat dari batu dengan ukuran besar yang direncanakan mampu
menahan serangan gelombang. Lapis di bawahnya terdiri dari tumpukan batu dengan
ukuran lebih kecil. Bangunan ini merupakan konstruksi fleksibel yang dapat mengikuti
penurunan atau konsolidasi tanah dasar. Kerusakan yang terjadi, seperti longsornya batu
pelindung, mudah diperbaiki dengan menambah batu tersebut. Oleh karena itu diperlukan
persediaan batu pelindung di dekat lokasi bangunan.
Matras beton digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain: proteksi dan konsolidasi
lereng atau dasar kanal, sungai, saluran, tebing pantai, atau struktur-struktur sejenis. Matras
beton dapat disesuaikan untuk pelbagai keperluan yang berbeda dalam badan air atau konstruksi
maritim, dan kemudian dimensinya ditentukan menurut kebutuhan. Campuran beton yang biasa
digunakan sebagai bahan pengisi adalah semen (tipe V untuk aplikasi pada lingkungan maritim)
sebesar 600 kg/m3, pasir 1200 kg/m3, air 360 kg/m3 (rasio w/c = 0,6).
Menurut tipenya dikenal 2 kelompok:
Matras standar; yang biasanya digunakan jika tanah dasar keras, untuk memenuhi fungsi
perlindungan tebing dan dasar sungai atau untuk menyekat struktur-struktur hidrolis.
Matras panel; memiliki kapasitas drainasi yang tinggi karena lubang-lubang drain (weep
hole) yang besar pada selang 0,6 dan 2,0 pada kedua arah menurut kebutuhan. Tersedia untuk
sebarang panjang dan lebar dengan berat luas antara 200 sampai 1000 kp/m2 sehingga dapat
dirakit sesuai dengan keperluan khusus.
Beberapa keuntungan penggunaan matras beton adalah sebagai berikut:
19. Stabilitas
Sistem ini memberikan proteksi yang tahan-erosi untuk menstabilkan lereng terhadap gaya-
gaya perusak yang ditimbulkan air. Ukuran, berat, dan konfigurasi persisnya harus ditentukan
oleh kecepatan rencana atau tinggi gelombang rencana. Perlu dicatat bahwa sementara
instalasi dapat dilaksanakan pada lereng yang lebih curam daripada untuk proteksi dengan
riprap, metode revetment itu sendiri tidak dapat dipergunakan untuk memperbaiki stabilitas
lereng.
20. Fleksibilitas
Biasanya revetment tidak direkomendasikan untuk kondisi-kondisi di mana konsolidasi yang
besar diperkirakan dapat terjadi. Beberapa bentuk cetakan mampu mengakomodasi
penurunan lebih baik dari yang lain. Artikulasi minor diijinkan oleh karena fungsi
penulangan modulus rendah dari lapisan tekstil. Ini mengijinkan retakan minor pada beton,
dan mencegah kehancuran sistem revetment oleh retakan yang tak terkontrol.
21. Filtrasi
Suatu sifat penting dalam beberapa konfigurasi adalah kemampuan melewatkan air tanah
untuk melepas tekanan uplift hidrostatik. Permeabilitas revetment adalah suatu fungsi dari
pelipatan (weave) tekstil, area permukaan, dan frekuensi lubang drain (weep holes).
Diperlukan bahwa permeabilitas adalah sama dengan drainase natural dari embankment yang
diproteksi. Sebagai suatu aturan umum :
O90/D85 < 1
Vegetasi Algae dan kebanyakan tipe vegetasi biasanya tumbuh melampaui permukaan sistem
revetment. Profil yang lebih tidak beraturan mengijinkan deposit lanau dan titik-titik
tangkapan untuk mengapung dan memberikan suatu kondisi lingkungan yang sempurna
untuk memantapkan vegetasi. Bahkan akar-akaran dari tanaman-tanaman kecil dapat
menembus filter, memberikan penjangkaran dan estetika yang lebih baik kepada hasil
instalasi.
22. Ketahanan Aliran
Jelas terlihat bahwa koefisien kekasaran (nilai ‘n’ dalam formula Manning) dapat bervariasi
banyak. Ketebalan konstan dari cetakan memiliki nilai ‘n’ serendah 0,01 sementara bentuk
yang paling tidak beraturan dapat memiliki harga 0,05.
23. Kecepatan Arus dan Tinggi Gelombang
Kinerja hasil akhir revetment dalam aspek ini berkaitan langsung dengan ketebalan potongan,
kekuatan tekan, dan stabilitas lereng. Potongan yang tidak seragam dengan ketebalan
nominal 100 mm memiliki batas ketinggian gelombang 3-4 kaki. Ketinggian ini selanjutnya
tereduksi jika kecepatan arus di atas 5 ft/sec; mis. tinggi gelombang 2 kaki dan kecepatan air
20 ft/sec telah dapat diakomodasi. Potongan-potongan yang regular dengan ketebalan 300
mm atau lebih besar menghasilkan struktur yang sangat berbeda untuk menahan kondisi
badai yang paling buruk.
B.2 Revetment Pabrikasi
a) Filter Hidrostatis
Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis dari Revetment Systems International ini
merupakan penanganan erosi monolitik kuat yang terdiri dari pembungkusan tanah berlapis
ganda diisi dengan beton yang seluruhnya padat. Proses pembentukan multi-arah khusus
yang diterapkan memungkinkan lapisan-lapisan bahan yang berbeda dibentuk bersama-sama
pada pusat tertentu untuk membentuk filter hidrostatis yang memungkinkan perlindungan
lapisan untuk ‘bernafas’, mengeluarkan tekanan hidrostatis di belakang struktur terpasang.
Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis berbiaya rendah, permanen dan merupakan
alternatif utama dalam metode tradisional pengendalian erosi seperti beton cast-in-situ atau
beton shot-in-situ, pemasangan batu, penutupan atau pelapisan dengan batu. Oleh karena
keunikan konstruksi yang dibungkus bahan ini, Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis
dapat dipasang baik di atas maupun di bawah permukaan air.
Keberagaman fungsi rancangan dan pemasangan Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis
membuatnya sesuai untuk berbagai proyek yang tak terbatas.
b) Flexbox
Sementara mempertahankan semua sifat sistem Lapisan permukaan Beton Filter Hidrostatis,
sistem lapisan Flexblock dirancang untuk mengakomodasi pergerakan di tanah yang
mendasari. Sifat ini benar-benar mengembangkan konsep perlindungan erosi dengan beton
lapisan tersusun. Proses pembentukan yang dipatenkan ini yang dikembangkan oleh
Revetment Systems International ini menciptakan sebuah lapisan yang terbagi menjadi panel-
panel yang saling berhubungan dengan tabung grout.
Produk ini telah dirancang dengan memanfaatkan efek-efek pengikatan dan kamuflase
tumbuh-tumbuhan, dengan stabilitas dan perlindungan tanggung yang dijaga melalui
gabungan jaringan yang berkelanjutan dari susunan yang dimasuki tabung grout.
Growth Matt diletakkan di atas permukaan yang ada atau yang bagian atasnya tanah dengan
grout berkekuatan tinggi. Ulir susunan antara jaringan tabung bertujuan untuk
mempertahankan tanah sebelum penanaman tumbuhan.
Jika area yang diberi benih telah terbentuk dengan sendirinya, ulir-ulir susunan dapat
membantu mengikat tanahan ke struktur jaringan, dan kemudian membentuk perisai
pelindung yang terpadu terhadap erosi. Seperti yang dijelaskan di atas, susunan tersebut
dapat diwarnai di lokasi atau di mill untuk mengkamuflasekan produk lebih lanjut.
Aplikasi produknya beragam dari pengaliran dengan garis keliling hingga saluran
pengalihan, aliran air banjir dengan kekentalan rendah, perlindungan tanggul dan pekerjaan
lapangan (batu kerikil dapat disebarkan di atas area untuk menggantikan tumbuhan).
Penggunaan grout yang efisien di seluruh sistem merupakan alternatif yang efektif dengan
harga yang menguntungkan.
B.3 Revetment Tipe Blok Beton Bergigi
Struktur revetment terdiri dari unit-unit pelindung yang disusun membentuk kemiringan dikenal
dengan struktur tipe rubel (periksa Gambar 4) . Unit pelindung bagian luar yang dikenal dengan
istilah armor ini dapat dibuat dari batu belah/bulat atau dari blok-blok beton. Blok beton sebagai
armor yang sudah dikenal antara lain kubus, tetrapod, aknon, dan dolos.
Blok Beton Bergigi ini merupakan balok beton dengan perbandingan ukuran panjang (p): lebar
(l) : tinggi (t) = 6 : 4 : 5. Ukuran minimum = 20 cm. Pada bagian depan dipasang gigi dengan
tebal 8 cm dan tinggi 10 cm. Di bagian belakang diberi lubang dan dilengkapi dengan sekat.
Sekat dimaksudkan agar tidak terjadi pergeseran posisi blok beton arah horizontal. Pada Gambar
5 disajikan sketsa blok beton bergigi.
Terbatasnya batu alam dengan ukuran dan berat tertentu, telah mendorong penelitian dan inovasi
yang menghasilkan batu pengganti, yang dikenal dengan blok beton bergigi. Stabilitas unit
armor ditentukan oleh koefisien stabilitas yang disingkat KD. Untuk tinggi gelombang
yang sama, makin besar harga KD, maka berat armor yang diperlukan makin ringan, yang berarti
lebih ekonomis.
Armor tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi bekerja bersama-sama. Ikatan antar unit yang
satu dengan yang lain tergantung dari jenis armor.
Salah satu fungsi dari penelitian di Puslitbang Sumber Daya Air adalah mencari jenis armor
yang mempunyai harga KD yang besar, sehingga diperoleh unit armor yang ringan dan apabila
memungkinkan dalam pelaksanaannya tidak menggunakan alat-alat berat. Dari beberapa blok
beton yang telah diuji coba, salah satunya adalah blok beton bergigi.
Ikatan antara blok yang satu dengan yang lain (interlocking) diperkuat dengan adanya gigi,
sehingga sulit lepas. Dari hasil penelitian diperoleh harga KD untuk blok beton bergigi ini
adalah 4.0.
Selain berat armor, salah satu besaran lain adalah tinggi rayapan. Pada tembok yang kedap dan
halus, tinggi rayapan akan lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan permeabel yang kasar.
Untuk mengurangi tinggi rayapan, maka dalam pemasangan blok-blok beton diberi celah.
Bidang celah diusahakan agar terjadi suatu proses aliran air yang masuk ke celah yang dapat
mengurangi tinggi rayapan. Makin rendah tinggi rayapan, elevasi struktur akan makin rendah
dan biaya yang diperlukan akan lebih murah.
C. Langkah-langkah Pokok Perancangan
Dalam perencanaan dinding pantai atau revetment perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan,
lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air baik di depan
maupun di belakang bangunan.
1. Filosofi dan Parameter Disain
3. Data angin.
Jika tidak diperoleh data pengukuran langsung, data angin dapat pula dipergunakan untuk
menaksir tinggi gelombang lepas pantai, menggunakan berbagai persamaan empiris. Untuk
tujuan perancangan, suatu prosedur yang disederhanakan adalah sbb. :
Hs = Kr.Ks.Hso
Koefisien refraksi Kr memperhitungkan modifikasi tinggi gelombang akibat penyebaran atau
penggabungan gelombang ketika mendekati kontur dasar laut yang semakin dangkal. Nilai
Kr karenanya adalah khas untuk setiap lokasi. Untuk garis pantai yang lurus dan kontur dasar
laut paralel, tinggi gelombang cenderung mengecil. Sementara itu untuk garis pantai yang
menjorok ke laut akan mengalami efek yang sebaliknya. Nilai-nilai yang teliti dapat
diperoleh lewat analisis refraksi, tetapi untuk keperluan estimasi kasar dapat dianggap Kr
mendekati 1,0. Umumnya berlaku :