Klasifikasi Revetment
Dibangun pada lereng tanggul dan tebing secara menerus atau pada bagian
pantai yang tidak ada bantarannya.
b) Struktur lentur dari bronjong batu, pasangan blok beton terkunci, batu
curah (dumpstone).
b) Struktur krib bronjong batu atau blok beton terkunci, krib bambu
dikombinasi dengan tanaman bambu/tanaman yang lain. Penggunaan
perkuatan tebing secara tidak langsung jika palung sungai sudah terlanjur
pada kondisi yang kurang menguntungkan sehingga perlu
diubah/dikendalikan ke kondisi yang lebih baik.
B. Bahan Revetment
Permeable Revetment
Stone pitching
Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam saja dengan lapisan filter pada
bagian dasar bangunan.
Impermeable Revetment
Aspalt revetment
Yaitu revetment yang bahannya dari aspal pada tebing yang dilindungi.
Bangunan masif ini digunakan untuk menahan gelombang besar dan tanah
dasar relatif kuat (misalnya terdapat batu karang). Selain itu bangunan ini
juga digunakan untuk melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat
dekat dengan garis pantai.
Bangunan ini didukung oleh fondasi tiang dan dilengkapi dengan turap baja
yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah fondasi oleh serangan
gelombang dan piping oleh aliran air tanah. Selain itu kaki bangunan juga
dilindungi dengan batu pelindung. Fondasi bangunan harus direncanakan
dengan baik untuk menghindari terjadinya penurunan tidak merata yang
dapat menyebabkan pecahnya konstruksi.
Bangunan ini biasanya dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan
lapis pelindung yang terbuat dari batu dengan ukuran besar yang
direncanakan mampu menahan serangan gelombang. Lapis di bawahnya
terdiri dari tumpukan batu dengan ukuran lebih kecil. Bangunan ini
merupakan konstruksi fleksibel yang dapat mengikuti penurunan atau
konsolidasi tanah dasar. Kerusakan yang terjadi, seperti longsornya batu
pelindung, mudah diperbaiki dengan menambah batu tersebut. Oleh karena
itu diperlukan persediaan batu pelindung di dekat lokasi bangunan.
Bangunan pelindung pantai dari susunan pipa beton telah banyak digunakan
di Indonesia. Bangunan ini terbuat dari pipa beton berbentuk bulat, yang
Suatu matras beton secara sederhana adalah suatu elemen konstruksi yang
dibentuk dengan cara menyuntikkan suatu bahan grout koloid ke dalam suatu
cetakan yang terbuat dari bahan fabric sintetik. Ketebalan matras ditentukan
oleh penyekat woven di dalam fabric tersebut. Sistem ini mengijinkan
konstruksi dari elemen-elemen yang berbeda, yang dapat digunakan untuk
pencegahan erosi, memperbaiki aliran air, atau sebagai bahan kedap air
(waterproofing). Berbagai jenis matras telah dipatenkan.
Matras beton digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain: proteksi dan
konsolidasi lereng atau dasar kanal, sungai, saluran, tebing pantai, atau
struktur-struktur sejenis. Matras beton dapat disesuaikan untuk pelbagai
keperluan yang berbeda dalam badan air atau konstruksi maritim, dan
kemudian dimensinya ditentukan menurut kebutuhan. Campuran beton yang
biasa digunakan sebagai bahan pengisi adalah semen (tipe V untuk aplikasi
pada lingkungan maritim) sebesar 600 kg/m3, pasir 1200 kg/m3, air 360
kg/m3 (rasio w/c = 0,6).
Rekayasa Pantai
Tanggul tua di pulau North Sea telah diperbaiki dengan matras panel. Matras
tersebut memberikan proteksi terhadap erosi ekstrim yang disebabkan oleh
gelombang dan arus. Suatu timbunan dyke dibuat untuk melindungi
reklamasi pantai pada pantai North Sea. Panjang garis lereng antara kaki
dyke dan kepalanya adalah sekitar 15 m. Untuk mencapai suatu keadaan
tanpa sambungan, matras dijahit bersama-sama di lokasi untuk membentuk
jalur sepanjang 400 m. Outlet-outlet berbentuk kurva dan gorong-gorong
pipa dibuat secara khusus untuk menyesuaikan dengan bentuk lereng.
Stabilitas
Fleksibilitas
Filtrasi
Setara dengan hal tersebut efek filtrasi pada lubang drain mestilah sama
dengan :
O90/D85 < 1
Vegetasi
Ketahanan Aliran
Jelas terlihat bahwa koefisien kekasaran (nilai ‘n’ dalam formula Manning)
dapat bervariasi banyak. Ketebalan konstan dari cetakan memiliki nilai ‘n’
serendah 0,01 sementara bentuk yang paling tidak beraturan dapat memiliki
harga 0,05.
Kinerja hasil akhir revetment dalam aspek ini berkaitan langsung dengan
ketebalan potongan, kekuatan tekan, dan stabilitas lereng. Potongan yang
tidak seragam dengan ketebalan nominal 100 mm memiliki batas ketinggian
gelombang 3-4 kaki. Ketinggian ini selanjutnya tereduksi jika kecepatan arus
di atas 5 ft/sec; mis. tinggi gelombang 2 kaki dan kecepatan air 20 ft/sec
telah dapat diakomodasi. Potongan-potongan yang regular dengan ketebalan
300 mm atau lebih besar menghasilkan struktur yang sangat berbeda untuk
menahan kondisi badai yang paling buruk.
2 Revetment Pabrikasi
Filter Hidrostatis