Bangunan Air
Dalam pelaksanaan perencanaan dan perancangan bangunan- bangunan air, analisis
hidrologi masih merupakan bagian analisis yang sangat dominan dan memerlukan
penanganan yang cermat. Peranan analisis hidrologi menjadi sangat penting karena
sebelum informasi hidrologi yang diperlukan tersedia maka analisis lain belum dapat
dilakukan. Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi. karena
jumlah kedalaman hujan (rainfall depth) akan dialihragamkan menjadi aliran di sungai,
baik melalui limpasan permukaan (surface runoff), aliran antara (interflow, sub surface
flow) maupun sebagai aliran air tanah (groundwater). Ada beberapa sifat hujan yang
penting untuk diperhatikan dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran, antara
lain adalah intensitas curah hujan, lama waktu hujan, kedalaman hujan, frekuensi dan luas
daerah pengaruh hujan. Komponen hujan dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa
hujan titik maupun hujan rata-rata yang meliputi luas daerah tangkapan (chactment) yang
kecil sampai yang besar.
Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air
dan rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan
rata-rata diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu.
Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah/daerah dan dinyatakan dalam mm. Curah
hujan daerah ini harus diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan. Hal yang
penting dalam pembuatan rancangan dan rencana adalah distribusi curah hujan. Distribusi
curah hujan ini bermacam-macam sesuai dengan jangka waktu yang ditinjau yakni curah
hujan tahunan, curah hujan bulanan, curah hujan harian, curah hujan per jam. Pola
distribusi curah hujan ini berfungsi untuk mendapatkan suatu pola distribusi curah hujan
Langkah-langkah perencanaan :
1. Penetapan Lokasi Bendung
Biaya pelaksanaan
Digunakan untuk menganalisa data curah hujan yang terjadi pada lokasi
Catchment Area,atau daerah terdekat lokasi bendung. Data curah hujan yang harus
tersedia untuk dianalisa yaitu data yang terkumpul untuk minimal 10 tahun, guna
mendapat hasil (data) yang layak. Analisa hidrologi antara lain meliputi curah
hujan maximum, curah hujan DAS, analisa frekuensi sesuai pola distribusi data
hujan.
Design flood digunakan untuk menghitung debit banjir rencana atau debit
air yang akan melewati bendung dalam perencanaan teknik bangunan pengairan.
5. Perencanaan Bendung
Bendung bergerak
Ini berfungsi untuk mengurangi tekanan air ke atas pada bidang kontak
pondasi bangunan dengan dasar pondasi dan juga memperpanjang jalan aliran.
Untuk mentukan panjang muka bendungdigunakan Teori Bleigh dan Teori Lane.
Bangunan Pengambilan
Gaya gempa
Tekanan lumpur
Gaya hidrostatik
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i=1
) CSlog =
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Karena Cs Log < -0.4, maka dilakukan uji outlier rendah lebih dahulu
_____
log Xl =l ogX −kn . S log
Logxl= 1.754341857
Logxl=
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i −LogX )3
i=1
Maka semua data yang diatas log Xhigh harus diganti dengan nilai log Xhigh
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i −LogX )3
i=1
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Ternyata tidak terdapat data outlier Tinggi Maka data SUDAH BISA DIGUNAKAN
*STASION 2
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i=1
) CSlog =
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Karena Cs Log < -0.4, maka dilakukan uji outlier rendah lebih dahulu
_____
log Xl =l ogX −kn . S log
Logxl= 1.777935668
Logxl=
Maka semua nilai dibawah angka logx low diganti nilai logX low
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Slog = 0.15424589
CSlog = -0.65644
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Maka semua data yang diatas log Xhigh harus diganti dengan nilai log Xhigh
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Slog = 0.15424589
CSlog = -0.656436865
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Ternyata tidak terdapat data outlier Tinggi Maka data SUDAH BISA DIGUNAKAN
*STASION 3
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i=1
) CSlog =
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Karena Cs Log < -0.4, maka dilakukan uji outlier rendah lebih dahulu
_____
log Xl =l ogX −kn . S log
Logxl= 1.803208414
Logxl=
Maka semua nilai dibawah angka logx low diganti nilai logX low
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Slog = 0.13092022
CSlog = -0.31632447
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Maka semua data yang diatas log Xhigh harus diganti dengan nilai log Xhigh
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Slog = 0.13092022
CSlog = -0.31632447
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Ternyata tidak terdapat data outlier Tinggi Maka data SUDAH BISA DIGUNAKAN
*STASION 4
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i=1
) CSlog =
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Karena Cs Log < -0.4, maka dilakukan uji outlier rendah lebih dahulu
_____
log Xl =l ogX −kn . S log
Maka semua nilai dibawah angka logx low diganti nilai logX low
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i −LogX )3
i=1
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
Maka semua data yang diatas log Xhigh harus diganti dengan nilai log Xhigh
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i −LogX )3
i=1
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Kn= 2.428241957
*STASION 5
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i=1
) CSlog =
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Karena Cs Log < -0.4, maka dilakukan uji outlier rendah lebih dahulu
_____
log Xl =l ogX −kn . S log
LOUIS CHRISTIAN LAGONDA (120211072)
Perancangan Struktur
Bangunan Air
Logxl= 1.889563092
Logxl=
Maka semua nilai dibawah angka logx low diganti nilai logX low
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i −LogX )3
i=1
CSlog = -0.70607
Hitung KN
Kn= (-3.62201) + (6.28446 n1/4) – (2.49835 n1/2) + (0.491436 n3/4) – (0.037911 n)
Maka semua data yang diatas log Xhigh harus diganti dengan nilai log Xhigh
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i =1
) CS log=
n ∑ ( LogX i − LogX )3
i=1
( n−1 ) ( n− 2 ) ( S log )3
Slog = 0.10209582
CSlog = -0.70607
Hitung KN
Keterangan :
R = Curah hujan rerata tahunan (mm)
R1,R2,R3 = Curah hujan rerata tahunan di tiap titik pengamatan (mm)
Rn = Jumlah titik pengamatan
A1,A2 = Luas wilayah yang dibatasi polygon
A = Luas daerah penelitian
Analisis Frekwensi
√
n _______ 2
S log =
1
(
Σ log X i − log X
(n−1) i=1
)
LOUIS CHRISTIAN LAGONDA (120211072)
Perancangan Struktur
Bangunan Air
Slog= 0.094888689
Cv= 0.220722105
Cs= 0.567083692
Ck= 0.050721837
K Tr =
[ {
−ln −ln
Tr−1
Tr }]
−Yn
Sn
Dimana:
CS = -0.327 Not Ok
Bila Ke 3 Kriteria Sebaran diatas tidak memenuhi, kemungkinan tipe sebaran yang cocok
adalah
Jadi Sebaran data diatas yang paling baik digunakan adalah Tipe Sebaran Distribusi Log
Pearson Tipe III
Lampiran.
Tp = C t (L Lc)^0,3
Qp = C P A / t
T = 3 + (t P / 8)
TD = t P / 5,5
HEC-HMS
Komponen HEC-HMS
Dalam program HEC-HMS terdapat 3 komponen utama, yaitu sebagai berikut:
1. Basin Model yaitu elemen-elemen yang terdapat pada suatu sub DAS serta parameter-
parameter dalam limpasan.
2. Meteorologic model yaitu berisi data hujan dan data evapotranspirasi.
3. Control specifications yaitu merupakan interval waktu simulasi untuk memulai atau
mengakhiri dalam kalkulasi data.
RUN PROGRAM
Tinggi Bendung
Tinggi Bendung adalah jarak antara lantai muka bandung sampai pada puncak bendung
Diketahui : - Elevasi sawah tertinggi = 100 m
- Elevasi dasar sungai ke lokasi bendung = 95 M
- Peil mercu bendung = 101.5 M
Tinggi bending = Peil mercu bendung - peil sungai
= 101.5 - 95
= 6.5 m
b = 5 m
V = 7.04977 m/det
Bn = b + h*z h
b
z
1
Berdasarkan rumus debit bendung, muka air diatas mercu bendung dapat di tentukan :
Debit rencana
=> Q = = 42 (m3/det)
Koefisien
Cd = debit= 1.25
Beff = Lebar efektif bendung = 4.7945
g = Grafitasi = 9.81
Hi = tinggi energi hulu
Ho = 2.36756 m
Tinggi energi hulu (k1) dihitung dari muka air bagian hulu diatas mercu bendung.
Untuk memperoleh ini perlu di hitung faktor - faktor sebagai berikut :
a Debit per satuan lebar
. (q) :
q = Q = 42 (m3/det)
hc = 1.9851 m
Kecepatan di udik
c. bendung
q 8.76 m2/det
Vo = = 8.867
(P + Ho) 6 m
0.987
= 9 m/det
0.975
2
Ko = Vo = 9 (m/det)2
2g 19.62
0.049
= 7 m
Ho = ho + ko
= 2.334321 m
b = P - h
= 5.5055 m
z = H + b
= 7.2445 m
z/H = 4.1659 m
syarat VLUGHTER :
D = L = R = 1,1*Z +
1. Jika : H
D = L = R = 0,6 H +
2. Jika : 1,4 z
P
2a
ko
h0
A. Teori
Bligh : => ΔH = beda tekanan = 7.8055 m
C = Creep ratio = 3
(lempung lunak)
syarat : L≥ ΔH * C L = panjang creep line
L≥ 23.417 m
B. Teori LANE :
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Bligh. Lane memberikan koreksi terhadap teori Bligh
dengan mengatakan bahwa "energi yang di butuhkan air untuk melewati jalan yang horisontal lebih
kecil dari pada yang vertikal dengan perbandingan 1 : 3". Jadi diangap bahwa 1L V = 3LH untuk
panjang yang sama, sehingga menurut Lane :
ΔH*C = LV + 1/3
LH => L = Panjang creep line
L = LV + 1/3 LH ≥ C*ΔH C = Creep ratio = 3
23.4165 ≥ 20m Lv = Panjang bagian vertikal = 12m
LH = Panjang bagian horsontal = 24m
Rumus pengaliran :
Q= Debit saluran induk
=> m= koefisien pengaliran = 0.5
b= lebar pintu intake = 2
h= tinggi pintu intake
g= grafitasi
h= 0.4266229 m => h= 0.5 m
b= 0.8532457 m b= 0.9 m
Tinggi ambang = tinggi mercu - h
= 6 m
Panjang tanggul
=> L= Panjang tanggul
H= Tinggi air diatas mercu= 2.3178 m
I = Kemiringan sungai = 0.069 m
L = 67.183205 m
peninggian tanggul dilakukan sepanjang 67.183 m ke arah udik bendung
Tekanan air :
AB = γw *( hbanjir - h) * kw
= 5.211m t/m3
CD = γw *hbanjir* kw 6.5 m
= 5.511 t/m2
Tekana
n
lumpur
γs = 1.6 t/m3
Stabilitas Bendung
Gaya Gempa
Yang diperhitungkan adalah gaya horizontal yang bekerja pada titik berat bendung (y)
Rumus :
k=m*α => α= Koefisien Gempa
α= 0.03*g
k = ΣG * 0.03
k = 9.2628 t
6.5m
γ= berat jenis lumpur = 1.8 t/m3
o
Ø= Sudut geser dalam = 25
H = 1/2 * γs * h2 * ka => ka = 1 - sin θ
1+ sin θ
= 0.4058585
= 15.4328 t
Mo = 15.4328 t * 5.166667m
Mo = 79.736 t Tm
Gaya hidrostatis
a. Keadaan air normal
γw = 1 t/m3
Gaya uplift
Untuk menghitung gaya uplift harus dicari tekanan pada tiap titik sudut pada creep line, kemudian
dapatdihitung besarnya gaya yang bekerja pada tiap bidang.
Teori
Bleigh
=> Px = Uplift pressure di titik x
Hx = tinggi energi dihulu bendung / jarak x ke
muka air
Lx = Panjang creep line sampai titik x
L = Panjang total creep line= 24m
ΔH = Beda tinggi = 7.8055m
Jarak = Jarak antara garis yang di tinjau ke dasar
bendung
a
. Keadaan air normal
7.8055
=> ΔH = m
0.32522
Px = Hx - 9 Lx
Jarak
Titik Hx Lx Px b V (t) H (t) Momen (tm)
(m)
- - - - -
A 0.7 24.9 -7.398
0 - 0.000 0.55 0.000
B 0.7 22.9 -6.748
0 0.000 - 8.7 0.000
C 0.7 22.9 -6.748
2.4 - -12.729 1.15 -14.639
D 3.1 21.4 -3.860
1.5 -6.156 - 7.2 -44.321
E 3.1 22.9 -4.348
2.4 - -12.729 0.9 -11.456
F 0.7 21.4 -6.260
0 0.000 - 6.2 0.000
G 0.7 21.4 -6.260
4.8 - -17.435 0.9 -15.691
H 5.5 20 -1.005
0 0.000 - 5.2 0.000
I 5.5 20 -1.005
2 - 0.576 0.35 0.202
J 7.5 18.2 1.581
0 0.000 0 2.35 0.000
K 7.5 18.2 1.581
4.7 16.897 0 2.35 39.708
L 10 13.5 5.609
0 - 0.000 0.125 0.000
M 10 10 6.748
b
. Keadaan air banjir
=> tinggi air di atas mercu =
ΔH = 10m
Px = Hx - 0.416667m Lx
Jarak Momen
Titik Hx Lx Px b V (t) H (t)
(m) (tm)
- - - - -
A 3.9 24.9 -6.475
0 - 0.000 0.55 0.000
B 3.9 22.9 -5.642
0 0.000 - 8.7 0.000
C 3.9 22.9 -5.642
2.4 - -9.910 1.15 -11.397
D 6.3 21.4 -2.617
1.5 -4.394 - 7.2 -31.635
E 6.3 22.9 -3.242
2.4 - -9.910 0.9 -8.919
F 3.9 21.4 -5.017
0 0.000 - 6.2 0.000
G 3.9 21.4 -5.017
4.8 - -11.160 0.9 -10.044
H 8.7 20 0.367
0 0.000 - 5.2 0.000
I 8.7 20 0.367
2 - 3.483 0.35 1.219
J 10.7 18.2 3.117
0 0.000 - 2.35 0.000
K 10.7 18.2 3.117
4.7 25.125 - 2.35 59.045
L 13.2 13.5 7.575
0 - 0.000 0.125 0.000
M 13.2 10 9.033
- - - - -
Σ 20.732 -27.497 87.972
Uplift pressure 70% 14.512 -19.248 61.580
Keadaan air
b. banjir
Jenis gaya V (ton) H (ton) MT (tm) MG (tm)
Berat sendiri 308.760 - 6973.360 -
Gaya gempa - 9.263 - 49.796
Tekanan lumpur - 15.433 - 79.736
Gaya hidrostatis -81.839 51.102 - -871.003
Gaya uplift 14.512 -19.248 - 61.580
Σ 405.111 56.550 6973.360 -679.891
1 Kontrol eksentrisitas (e)
syarat : e < 1/6 * B => B= lebar horisontal
B= 46 m
a= 6973.359 - -