Anda di halaman 1dari 37

1

ANALISIS RISIKO TEKNIS PELAKSANAAN KONSTRUKSI


STRUKTUR BAWAH JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE
RBS DAN PROMETHEE

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pada


program studi S1 Teknik Sipil.

SKRIPSI

Oleh

Anandita Maulana Nugraha


201910301003

KEMETERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
JEMBER
2023
ii

PERSEMBAHAN

Tanpa adanya bantuan serta bimbingan berbagai pihak dalam menyusun


skripsi ini, tentunya akan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya
menyampaikan terima kasih sebesar – besarnya kepada berbagai pihak yang telah
banyak membantu. Halaman persembahan ini saya tujukan kepada :
1. Kedua orang tua yang telah membimbing dan memberikan semangat
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Seseorang yang spesial yang selalu menemani dan mendukung dalam
proses pengerjaan skripsi ini.
3. Teman – teman terdekat yang memberikan dukungan moril serta
senantiasa menemani saya.
4.

ii
iii

MOTTO

Even after all the years that I've passed through, i still have these simple
truths that i've held on to slowing down and taking risk, letting go and no regrets.
Finding miracle before my eyes and little blessings in disguise, they've taught me
more than anything. Thank you God for everything.

iii
iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Anandita Maulana Nugraha
NIM : 201910301003
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Risiko
Teknis Pelaksanaan Konstruksi Struktur Bawah Jembatan Menggunakan Metode
RBS dan PROMETHEE.
adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi
disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta
bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya
sesuai dengan skripsi ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata
di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, (tanggal pernyataan dibuat)


Yang menyatakan,

Anandita Maulana Nugraha


NIM 201910301003

iv
v

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi berjudul Analisis Risiko Teknis Pelaksanaan Konstruksi Struktur Bawah


Jembatan Menggunakan Metode RBS dan PROMETHEE telah diuji dan disahkan
oleh Fakultas Teknik Universitas Jember pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Teknik Universitas Jember

Pembimbing Tanda Tangan


1. Pembimbing Utama
Nama : (…………………….)
NIP :
2. Pembimbing Anggota (Jika diperlukan)
Nama : (…………………….)
NIP :

Penguji
1. Penguji Utama
Nama : (…………………….)
NIP :
2. Penguji Anggota 1
Nama : (…………………….)
NIP :
3. Penguji Anggota 2 (Jika diperlukan)
Nama : (…………………….)
NIP :

Catatan:
a) Untuk tesis dan disertasi, jumlah pembimbing dan penguji menyesuaikan
kebijakan program studi
b) Khusus untuk disertasi, halaman pengesahan dapat ditambahkan tanda
tangan dekan

v
vi

ABSTRAK

Proyek konstruksi tidak lepas dari adanya risiko yang mampu


mempengaruhi kelangsungan proyek, termasuk pada proyek konstruksi struktur
bawah jembatan pada Jalur Lintas Selatan Lot 6A Tulungagung. Pekerjaan struktur
bawah jembatan atau pondasi merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks,
sehingga rentan terjadinya risiko pada pelaksanaan pekerjaan tersebut. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui risiko yang dominan terjadi serta jumlah variabel
kecelakaan konstruksi pada pelaksanaan konstruksi struktur bawah jembatan
dengan peringkat risiko berdasarkan purposive responden yang dianalisis
menggunakan metode severity index.

Kata kunci: Manajemen Risiko, Risiko, Severity Index

ABSTRACT

Construction projects cannot be separated from the existence of risks that can affect
the continuity of the project, including the construction project of the structure
under the bridge on the Southern Crossing Road Lot 6A Tulungagung. The work of
the structure under the bridge or foundation is a complicated and complex work,
making it vulnerable to risks in the implementation of the work. This study aims to
determine the dominant risks that occur and the number of construction accident
variables in the implementation of under-bridge structure construction with risk
ratings based on purposive respondents analyzed using the severity index method.

Keywords: Risk Management, Risk, Severity Index

vi
vii

RINGKASAN

Ditulis dengan Bahasa Indonesia. Halaman yang memberikan gambaran


singkat poin-poin utama terdiri atas latar belakang, metode, dan hasil tanpa
menyalin dari teks naskah tugas akhir (maksimal 2 halaman).

vii
viii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, serta
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan dilakukan dalam
rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik
Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Jember. Tanpa adanya bantuan serta
bimbingan berbagai pihak dalam menyusun skripsi ini, tentunya akan kesulitan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya menyampaikan terima kasih sebesar –
besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu. Halaman
persembahan ini saya tujukan kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember
2. Direktur Pascasarjana Universitas Jember
3. Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil
4. Dosen penguji serta dosen pembimbing skripsi
5. Dosen pembimbing akademik

viii
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PERSEMBAHAN.................................................................................................. ii
MOTTO ................................................................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
RINGKASAN ...................................................................................................... vii
PRAKATA .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
DAFTAR NOTASI ............................................................................................. xiv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ..........................................................xv
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Batasan Penelitian .................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN TEORI .................................................................................5
2.1 Proyek....................................................................................................5
2.2 Manajemen Proyek ................................................................................6
2.3 Pekerjaan Struktur Bawah .....................................................................7
2.4 Risiko Pengelolaan Proyek Konstruksi .................................................9
2.5 Analisis dan Manajemen Risiko..........................................................11
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................13
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................13
3.2 Data Penelitian ....................................................................................13
3.3 Tahapan Penelitian ..............................................................................14
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................17
BAB 5. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ..........................18

ix
x

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19


LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................20
xi

DAFTAR TABEL

xi
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Proses Tanggapan dan Perlakuan atas Risiko .................... 11
Gambar 3.1 Lokasi Proyek JLS Lot 6A ................................................................ 13
Gambar 3.2 Diagram Alir ..................................................................................... 15

xii
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii
xiv

DAFTAR NOTASI

xiv
xv

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Singkatan/Istikal Arti dan keterangan


JLS Jalur Lintas Selatan
RBS Risk Breakdown Structure
PROMETHEE Preference Ranking Organization Method for
Enrichment Evaluation

xv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek pembangunan jembatan dapat dikategorikan sebagai proyek dengan


risiko tinggi berdasarkan bobot pekerjaan serta tinggi struktur yang akan dibangun.
Berdasarkan metode pelaksanaannya, pembangunan jembatan memiliki
karakteristik pekerjaan yang rumit dan kompleks, sehingga sangat rentan terjadinya
risiko pada pelaksanaan konstruksi (Wena&Suparno,2018). Pembangunan proyek
jembatan tidak luput dari berbagai macam risiko yang bersifat tidak menentu
terutama pada kondisi lokasi. Smith dan CII menjelaskan bahwa “situasi
lingkungan di sekitar lokasi proyek konstruksi dapat memengaruhi kelangsungan
proyek yang sering ditandai dengan risiko yang berbeda-beda dan ketidakpastian”.
Risiko-risiko berasal dari berbagai macam sumber, serta bervariasi dalam
kemungkinan terjadinya, dengan besarnya pengaruh dan dampak yang diberikan
serta strategi penanganannya (Gianditha Wayangkau & Novrian Mangeke, 2022).
Dampak risiko dapat mempengaruhi produktivitas, performa, kualitas serta
anggaran proyek. Pembangunan jembatan memerlukan teknik serta pengendalian
proyek yang telah direncanakan dengan baik untuk menghindari kemungkinan
risiko yang dapat terjadi.
Pekerjaan jembatan merupakan salah satu pekerjaan konstruksi dengan
risiko tinggi. Terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan
jembatan, terutama pada struktur bawah atau pondasi. Struktur bawah (sub
structure) merupakan salah satu bagian inti dari proyek konstruksi yang terletak di
lantai dasar (ground floor). Pekerjaan struktur bawah merupakan pekerjaan yang
vital dengan fungsinya sebagai pendukung seluruh beban bangunan di atasnya dan
meneruskan beban tersebut kedalam tanah dibawahnya dengan stabil dan aman.
Dalam pekerjaan pondasi perlu memperhatikan beberapa hal seperti lokasi dan
kondisi tanah, perhitungan beban, material struktur jembatan yang digunakan.
Diperlukan pondasi yang kuat, aman, stabil serta awet agar mampu mendukung
beban di atasnya dikarenakan apabila terjadi kerusakan pada pondasi maka akan
2

sulit untuk memperbaikinya dikarenakan lokasinya yang berada di bawah tanah.


Pekerjaan struktur bawah jembatan yang tidak terkelola dengan baik, maka dapat
berisiko membahayakan kelangsungan proyek dari segi biaya, mutu, waktu,
terutama kemanan pekerja dikarenakan kerumitan pelaksanaan konstruksinya.
Analisis risiko dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis risiko kuantitatif dilakukan menggunakan metode matematika serta
statistik untuk menghitung kemungkinan dan potensi dampak risiko. Analisis risiko
kualitatif merupakan metode yang menggunakan penilaian ahli atau pihak yang
terkait untuk menilai potensi risiko. Terdapat empat macam metode utama dalam
melakukan analisis risiko yaitu, analisis dasi kupu – kupu, matriks analisis risiko,
daftar risiko, serta analisis SWIFT. Metode analisis dasi kupu – kupu merupakan
pendekatan analisis risiko kuantitatif untuk menemukan asal – usul serta
konsekuensi dari semua kemungkinan risiko. Metode matriks analisis risiko
merupakan metode yang menggunakan sistem peringkat menurut signifikansinya.
Daftar risiko berisi dokumen yang mencakup semua kemungkinan risiko yang
mungkin terjadi. Penelitian ini menggunakan analisis risiko kuantitatif berupa
metode matriks analisis risiko yang menggunakan probabilitas ke dalam matriks,
serta dilakukannya sistem peringkat.
Menganalisis risiko memerlukan probabilitas dan dampak dengan
pertimbangan yang tepat dari probabilitas dan dampak dari risiko tersebut. Analisis
risiko dapat menggunakan metode Risk Breakdown Structure (RBS) serta
PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment
Evaluation) (Gianditha Wayangkau & Novrian Mangeke, 2022). Penelitian ini
menganalisis model pendekatan terhadap manajemen risiko untuk menganalisis
peringkat risiko utama yang terjadi dengan menggunakan metode PROMETHEE.
Metode ini digunakan untuk menindaklanjuti metode RBS agar diperoleh peringkat
risiko utama dalam suatu proyek.
Jalur Lintas Selatan merupakan proyek pembangunan jalan dan jembatan
yang berada di selatan pulau jawa. Proyek pada penelitian ini berlokasi di Pantai
Sine, Kalidawir – Pucang Laban, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur
hingga batas Kab. Blitar 1 dengan PT.PP dan PT GNG selaku kontraktor dan
3

PT.Virama Karya selaku konsultan proyek. Pekerjaan jembatan pada proyek ini
menggunakan jenis jembatan girder dengan pondasi bore pile. Terdapat 3 jembatan
girder pada pembangunan JLS lot 6A. Proyek pembangunan jembatan pada Jalur
Lintas Selatan Lot 6A tentunya memiliki banyak risiko. Lokasi proyek yang berada
di pesisir laut membuat pekerjaan menjadi lebih berisiko. Pembangunan struktur
bawah dengan kondisi tanah dan geografis yang berbeda pada umumnya sehingga
memerlukan perhatian lebih saat pengerjaan. Analisis risiko diperlukan agar
meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah sebagai berikut :


1. Apa saja identifikasi variabel risiko yang terjadi pada pekerjaan konstruksi
struktur bawah pada proyek pembangunan jembatan Jalur Lintas Selatan
Lot 6A berdasarkan metode RBS?
2. Apakah risiko paling dominan berdasarkan metode PROMETHEE dan
pada setiap variabel yang ada pada pekerjaan konstruksi struktur bawah
pada proyek pembangunan jembatan Jalur Lintas Selatan Lot 6A ?
3. Bagaimana rekomendasi pengendalian terhadap variabel yang memiliki
nilai risiko paling tinggi pada pekerjaan konstruksi struktur bawah pada
proyek pembangunan Jalur Lintas Selatan Lot 6A?

1.3 Batasan Penelitian

Agar penelitian dapat fokus maka diberikannya batasan – batasan sebagai


berikut :
1. Pekerjaan konstruksi jembatan Jalur Lintas Selatan Lot 6A Tulungagung.
2. Objek penelitian berfokus pada pekerjaan konstruksi struktur bawah
jembatan.
3. Variabel serta indikator risiko diperoleh dari hasil analisis dan studi pustaka
yang relevan.
4

4. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode Risk


Breakdown Structure serta PROMETHEE.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :


1. Mengetahui jumlah variabel risiko pada pekerjaan struktur bawah jembatan
pada proyek pembangunan Jalur Lintas Selatan Lot 6A.
2. Mengetahui risiko dominan menggunakan metode PROMETHEE dari
setiap responden sebagai dampak konstruksi struktur bawah jembatan pada
proyek pembangunan Jalur Lintas Selatan Lot 6A.
3. Rekomendasi terhadap risiko dominan dalam konstruksi struktur bawah
jembatan pada proyek pembangunan Jalur Lintas Selatan Lot 6A

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian ini diharapkan mampu


memberikan manfaat serta kontribusi, antara lain:
1. Menjadikan diri agar mampu berpikir secara ilmiah dan mampu memahami
risiko konstruksi terhadap pekerjaan struktur bawah jembatan.
2. Mampu menjadi referensi untuk penelitian – penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan analisis risiko pada konstruksi struktur bawah.
3. Memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan serta profesional dalam
bidang konstruksi untuk mengukur risiko yang mungkin terjadi serta
membantu menentukan perlakuan terhadap risiko – risiko tersebut.
5

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Proyek

Proyek menurut (Dannayati dan Soehandardjati,2010) merupakan suatu


kegiatan terorganisir yang dijalankan selama jangka waktu yang terbatas yang
mempunyai titik awal dimulainya dan titik akhir saat berakhirnya. Proyek
merupakan usaha yang kompleks, umumnya kurang dari tiga tahun dan merupakan
kesatuan dari tugas yang berhubungan dengan sasaran, jadwal dan anggaran yang
terumus dengan baik. Terdapat batasan yang telah ditentukan dalam proses untuk
mencapai tujuan tersebut seperti besar biaya, jadwal serta mutu yang harus
terpenuhi.
1. Biaya
Biaya merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan
keberhasilan suatu proyek. Proyek yang baik yaitu yang mampu menekan
biaya seminimal mungkin untuk memperoleh hasil yang maksimal. Proyek
harus diselesaikan sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan.
Penyelesaian proyek harus memenuhi sasaran anggaran pada tiap periode
pengerjaan.
2. Mutu
Proyek memiliki tujuan dan fungsi yang telah ditentukan sejak sebelum
dilaksanakannya pengerjaan. Setiap proyek yang dikerjakan diharapkan
mampu memenuhi spesifikasi dan kriteria yang telah disyaratkan. Hasil akhir
tersebut dapat terlihat dari persyaratan mutu yang harus terpenuhi yaitu
mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
3. Waktu
Waktu atau jadwal merupakan hal utama yang wajib ditentukan dengan
matang sebelum tahap pelaksanaan. Proyek diharuskan selesai sesuai dengan
kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan dalam kontrak kerja.
6

Apabila hasil akhir proyek tersebut merupakan produk baru, maka


penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
4. Keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan faktor penting
terhadap keberlangsungan proyek dan keselamatan pekerja. Proyek
diharuskan mengejar mutu dalam pelaksanaan keselamatan kerja sebagai
salah satu parameter dalam menentukan proyek yang baik atau tidak.
Kecelakaan kerja yang terjadi pada suatu proyek berimbas pada performa
waktu proyek serta anggaran.

2.2 Manajemen Proyek

Manajemen proyek merupakan proses terpadu dimana setiap pihak terlibat


dalam merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan serta mengendalikan
kegiatan yang berlangsung, yang semuanya diarahkan pada target yang telah
ditentukan dan berjalan terus menerus seiring berjalannya waktu. Kelancaran
proses manajemen proyek memerlukan sistem dan struktur organisasi yang baik
yang aktivitasnya harus berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi berfungsi
sebagai wadah dalam menuangkan konsep serta ide-ide terkait manajemen.
Manajemen dapat diartikan sebagai rangkaian tanggung jawab yang berhubungan
erat satu sama lainnya.
Proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam
organisasi sementara untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa
manajemen proyek merupakan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menjalankan serta mengendalikan sumber daya organisasi yang memanfaatkan
personil untuk ditempatkan sesuai tugas masing – masing dalam proyek sesuai
dengan target yang telah ditentukan dalam waktu tertentu dan sumber daya tertentu.
Tujuan dari dilakukannya manajemen proyek sebagai berikut :
a. Biaya sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan serta tidak ada
tambahan biaya keluar.
b. Kualitas sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
7

c. Pekerjaan diselesaikan tepat waktu tanpa adanya keterlambatan


penyelesaian proyek.
d. Proses kegiatan sesuai dengan persyaratan, dll.

2.3 Pekerjaan Struktur Bawah

Pekerjaan awal yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah


pekerjaan konstruksi struktur bawah tanah. Struktur bagian bawah bangunan terdiri
dari penyelidikan tanah, dewatering, dinding penahan tanah, galian serta pondasi.
2.3.1. Pekerjaan Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah merupakan salah satu faktor utama dalam
pekerjaan struktur bawah yang perlu dilakukan penyelidikan secara teliti. Hal
ini dikarenakan banyak proyek yang mengalami pembengkakan biaya dan
waktu penyelesaian proyek yang terlambat akibat permasalahan yang kasat
mata saat dilakukannya pekerjaan penggalian dan pembuatan pondasi.
Dilakukannya penyelidikan tanah yaitu untuk memperoleh desain
yang lebih ekonomis dan aman, serta untuk menghindari kesulitan saat
pelaksanaan konstruksi. Penyelidikan tanah terbagi menjadi dua jenis yaitu
uji lapangan dan uji laboratorium.
Jumlah uji yang dilakukan tergantung dari faktor – faktor sebagai
berikut :
a. Ukuran serta tingkat kesulitan struktur,
b. Tipe tanah,
c. Jarak struktur yang ada di sekitar,
d. Ketinggian muka air tanah,
Tujuan – tujuan utama dilakukannya penyelidikan tanah yaitu :
a. Menentukan ketebalan, urutan serta lapisan tanah ke arah lateral
serta elevasi batuan dasar jika diperlukan.
b. Memperoleh contoh – contoh tanah serta batuan yang mampu
untuk mewakili dalam keperluan identifikasi dan klasifikasi guna
menentukan parameter tanah yang relevan baik dalam uji
lapangan maupun uji laboratorium.
8

c. Mengidentifikasi kondisi pada air tanah.


2.3.2. Dewatering
Dewatering merupakan suatu proses pemindahan air tanah yaitu
pengeringan tanah agar air tanah yang ada tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan seperti pada pekerjaan galian. Tujuan dilakukannya dewatering
untuk memudahkan proses penggalian dari genangan banjir dari air tanah
maupun air hujan, terangkatnya dasar galian serta naiknya air tanah pada
struktur pada periode tertentu selama masa konstruksi berlangsung.
Dewatering dapat dilakukan dengan menurunkan muka air tanah
sebelum memasuki pelaksanaan galian. Umumnya proses dewatering
menggunakan pipa yang dipasangkan pada titik – titik dengan level muka air
tanah timggi. Dewatering juga bisa dilaksanakan setelah pekerjaan galian
dimulai dengan air tanah secara berkelanjutan dipompa keluar dari lokasi
galian selama proses penggalian berlangsung. Faktor – faktor yang perlu
diperhatikan dalam metode dewatering yaitu :
a. Kondisi tanah lokasi galian
b. Volume galian
c. Aliran yang masuk ke lokasi penggalian
d. Tingkat kedalaman muka air tanah
e. Jarak terhadap struktur terdekat
f. Metode dilakukannya penggalian
g. Pertimbangan anggaran
2.3.3. Galian
Pekerjaan galian merupakan bagian dari tahapan konstruksi secara
keseluruhan. Galian berfungsi sebagai peletakan pondasi bangunan di dalam
tanah. Terdapat hal – hal yang mempengaruhi pelaksanaan galian, antara lain:
a. Kedalaman dari galian,
b. Luas lahan yang digunakan,
c. Jenis tanah serta struktur.
2.3.4. Dinding Penahan Tanah
9

Dinding penahan tanah bertujuan untuk menahan tanah dari terjadinya


kelongsoran material. Setiap proyek diharuskan menyediakan
proteksi terhadap struktur lainnya yang berdekatan pada lokasi galian.
Dinding penahan yang baik mampu menjaga daya dukung tanah,
mencegah mengalami penurunan ataupun mencegah pergerakan
lateral ke arah bangunan yang ada di sekitar.
2.3.5. Pondasi
Pondasi merupakan elemen terpenting dalam pelaksanaan konstruksi,
baik bangunan maupun jembatan. Pondasi berfungsi sebagai penerus beban
struktural ke dalam tanah. Beban struktural meliputi beban mati, beban gempa
dan beban angin. Fungsi tersebut dapat terlaksana apabila pondasi dirancang
dengan baik dan tepat. Pondasi memiliki dua tipe yaitu pondasi dalam dan
pondasi dangkal. Terdapat berbagai macam faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan jenis pondasi yang akan digunakan,
antara lain :
a. Kondisi dari tanah pada lokasi
b. Bentuk serta dimensi dari bangunan
c. Pola dari penyaluran beban
d. Batasan dari lokasi sekitar proyek
e. Kondisi lingkungan proyek
f. Pipa bawah tanah, dan lain – lain.

2.4 Risiko Pengelolaan Proyek Konstruksi

Pengelolaan risiko yang baik mampu menciptakan keteraturan serta proyek


mampu berlangsung sesuai dengan rencana. Manajemen risiko dapat diartikan
sebagai gabungan antara seni dan ilmu dalam mengidentifikasi, menganalisis dan
merespon terhadap risiko yang teridentifikasi pada semua bidang usaha serta pada
seluruh tahapannya dalam menjaga sasaran usaha yang telah ditetapkan.
Manajemen risiko terdiri dari empat tahapan proses yaitu: identifikasi risiko,
analisis risiko, respons risiko dan dokumentasi (monitoring and controlling).
Terdapat tujuan – tujuan dari dilakukannya manajemen risiko, antara lain :
10

a. Mengurangi probabilitas terjadinya risiko yang telah diidentifikasi


serta mengatasi penyebab dari risiko yang bersangkutan.
b. Mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan.

Manajemen risiko dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :


a. Risk even status
Risk even status merupakan kriteria dari peringkat risiko seperti high,
medium dan low.
b. Risk probability
Risk probabilty merupakan tingkat probabilitas atau kemungkinan
dari terjadinya suatu risiko dalam bentuk persentase (%).
c. Risk consequences
Risk consequences merupakan nilai pengaruh dari risiko apabila
terjadi atau konsekuensi dari risiko tersebut yang dinilai berdasarkan
risikonya. Risiko dapat diukur dalam bentuk rupiah, persen, waktu,
dan lain – lain.
Penentuan kemungkinan terjadinya risiko sangat subjektif (sulit diukur secara
pasti), namun hal tersebut tetap penting untuk dilakukan. Terdapat beberapa teknik
yang dapat dilakukan untuk menentukan tingkat probabilitas, yaitu :
a. Sensitivity analysis
b. Brainstorming
c. Delphi method
d. Probability analysis
e. Decision tree analysis
f. Monte carlo
g. Decision theory
h. Utility theory
Cara terbaik untuk dilakukan yaitu menentukan berdasarkan pengalaman dan
pemikiran yang dalam lewat brainstorming dari pakar yang terkait.
11

2.5 Analisis dan Manajemen Risiko

Setelah dilakukannya identifikasi risiko, kemudian perlu ditentukan


tingkatannya untuk prioritas penanganannya. Penanganan risiko dikelompokkan
menjadi empat macam tingkatan yaitu : high (H), significant (S), medium (M), dan
low (L). Tingkatan risiko ditetapkan berdasarkan dua kriteria yaitu frekuensi
kejadian (probability) dan dampak dari kejadian (impact/severity).
Setelah dilakukannya analisis risiko, maka perlu dilakukannya penentuan
prioritas atas risiko – risiko dalam pemberian tanggapan serta perlakuan.
Tanggapan serta perlakuan digambarkan dalam alur pada gambar 2.1 berikut.

1. Menetapkan Sasaran

2. Identifikasi Risiko

3. Analisis dan Evaluasi


Risiko

10 8&9
4. Risk Acceptable?
Tidak

Kurangi
Kurangi Akibat Transfer Hindari Pertahankan
Kemungkinan

Pemanfaatan dan Kaji Ulang


Komunikasi dan Konsultasi

5. Pertimbangkan Kelayakan Biaya


dan Manfaat

Tetapakan Opsi yang Dipilih

Kurangi Kurangi
Transfer Hindari
Kemungkinan Akibat

6. Assesmen-Ulang
(Analisis dan Evaluasi) Risiko

Sisa Risiko Terima 7. Pertahankan


Acceptable? dan Program
Tidak

Gambar 2.1 Diagram Proses Tanggapan dan Perlakuan atas Risiko


Sumber : Subiyanto (2018)

Diagram diatas dapat dilihat bahwa tanggapan dan perlakuan akan risiko ialah
sebagai berikut :
a. Dihindari
Salah satu cara dalam menghindari risiko yaitu dengan cara
menghindari harta, manusia, atau kegiatan yang berkaitan
dengan risiko dengan cara menolak memiliki, menerima ataupun
melaksanakan kegiatan tersebut.
b. Transfer
12

Transfer yaitu memindahan kekuasaan, wewenang atau


tanggung jawab kepada pihak ketiga. Pihak ketiga dalam hal ini
ialah subkontraktor serta perusahaan asuransi. Hal ini cara yang
efektif apabila berkaitan dengan anggaran baiay dan dengan
dibantu oleh kontrak sebagai alat pemindahan tanggung jawab.
c. Dikurangi (mitigate)
Kebijakan dengan cara mengurangi kemungkinan risiko serta
akibat yang ditimbulkan. Kebijakan dapat diambil apabila risiko
diperkirakan dapat dikendalikan sendirian selama masih dalam
batas kemampuan untuk mengendalikan risiko. Metode ini
membuat suatu perusahaan terlatih dalam menghadapi risiko
sendirian, sehingga kemampuan menjadi meningkat dalam
mengendalikan risiko.
d. Diterima
Risiko dengan dampak kecil dapat diterima meski
probabilitasnya besar. Hal ini dapat dilakukan dengan
memasukkan biaya dari akibat risiko tersebut ke dalam budget.
Seandainya risiko tersebut terjadi, maka anggaran keuangan
tetap aman karena sudah dicadangkan dalam budget. Metode ini
sering ditempuh oleh perusahaan yang belum mempunyai sistem
manajemen risiko dengan menyediakan biaya risiko.
13

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


PT. PP (Persero) Tbk dan PT GNG adalah dua kontraktor utama yang bersifat
joint venture yang bertugas menangani Proyek Pembangunan JLS LOT 6A Pantai
Sine – Bts. Blitar 1 (Jalan dan Jembatan). Proyek Pembangunan JLS LOT
6Amerupakan proyek milik Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi
Jawa Timur PPK 2.6 (Pansela 1) Provinsi Jawa Timur. Proyek ini mulai
dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022 dengan waktu pelaksanaan selama 395 hari
kalender dan 365 hari kalender waktu pemeliharaan. Proyek ini berlokasi di
Kalidawir – Pucang Laban, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek JLS Lot 6A


Proyek Jalur Lintas Selatan ini rencananya akan dibangun dengan total panjang
6,5 km. Proyek ini di awali dari STA 0+000 yang terletak di Pantai Sine dan
berakhir pada STA 6+435 yang terletak di daerah Pantai Dlodoh. Terdapat 3
jembatan bertipe PC-I Girder yang dikerjaan pada proyek Jalur Lintas Selatan ini,
dimana jembatan pertama terletak pada Zona 1 STA 0+325 yaitu di Pantai Sine,
jembatan kedua terletak di Zona 3 tepatnya pada STA 3+600 dan jembatan yang
terakhir terletak di Zona 4 STA 4+575 di daerah Pantai Dlodoh.

3.2 Data Penelitian


Penelitian diperlukan pengumpulan data, baik data primer maupun data
sekunder. Data primer didapatkan melalui proses wawancara serta pemberian
kuesioner dengan beberapa pihak ahli guna memperoleh data variabel sebenarnya.
Wawancara diharapkan mampu menghasilkan masukan tentang koreksi kalimat
14

variabel penelitian, penambahan dan pengurangan dari variabel, pengoalahan data,


dan sebagainya. Pemberian kuesioner dilakukan kepada pihak – pihak yang bekerja
di area proyek dengan pengalaman kerja yang cukup lama agar diperoleh penilaian
frekuensi dan dampak dari risiko pada pekerjaan struktur bawah jembatan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa shop drawing dan
data-data risiko. Data sekunder diperoleh langsung dari pihak terkait, yaitu PT. PP
selaku kontraktor pelaksana.

3.3 Tahapan Penelitian


Diperlukan perancangan penilitian yang sistematis, terorganisasi dan dapat
berjalan secara efektif, efisien serta tepat sasaran dalam mencapai tujuan dari suatu
penelitian. Pada bab ini akan dilakukan penjabaran mengenai strategi penelitian,
teknik, serta metode yang akan digunakan. Berikut merupakan diagram alir dari
penelitian yang dilakukan.
Demi memperoleh jawaban dari rumusan masalah diperlukan strategi yang
sesuai untuk digunakan. Terdapat tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan strategi yang digunakan yaitu: jenis pertanyaan yang akan digunakan,
kendali terhadap kejadian yang diteliti, serta memfokuskan terhadap peristiwa yang
berlangsung atau yang telah selesai. Penelitian ini menggunakan metode analisis
Risk Breakdown Structure serta menganalisis model pendekatan manajemen risiko
terhadap peringkat risiko utama dengan metode PROMETHEE.
15

Gambar 3.2 Diagram Alir


3.3.1. Metode Risk Breakdown Structure
Risk breakdown structure bertujuan menunjukan risiko dari proyek
berdasarkan tingkat keparahan serta kemungkinannya. Mengelompokan risiko
ke dalam kategori dapat mempermudah untuk mengetahui setiap
kemungkinan. Kategori utama yang telah diidentifikasi, selanjutnya dapat
menentukan subkategori untuk mengantisipasi dari kemungkinan terjadinya
risiko. Berikut merupakan langkah – langkah yang digunakan dalam metode
RBS :
1. Mengidentifikasi kategori risiko
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi risiko, seperti analisis SWOT, wawancara, dan
brainstorming.
2. Membuat subkategori
Membuat subkategori sesuai dengan risiko yang telah diidentifikasi.
Kategori utama mencakup sebagian besar dari risiko.
3. Mengidentifikasi risiko spesifik dari setiap kategori
4. Menilai setiap risiko dan dampaknya
5. Membuat bagan
3.3.2. Metode PROMETHEE
16

PROMETHEE bertujuan untuk menemukan kejelasan dan kestabilan.


Preferensi dalam metode penelitian ini mengambil preferensi liniear
dikarenakan tipe data yang digunakan cocok menggunakan preferensi ini.
Berikut merupakan metode pelaksanaan dari PROMETHEE.
Konsep Algoritma
Langkah – langkah perhitungan metode PROMETHEE dengan konsep
algoritma sebagai berikut :
1. Menentukan beberapa alternatif dari risiko.
2. Menentukan beberapa dan dominasi kriteria risiko.
3. Menentukan tipe penilaian yaitu minimum dan maksimum.
4. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria risiko yang paling
cocok dengan data dan pertimbangan.
5. Menentukan nilai kecenderungan untuk setiap kriteria risiko sesuai
dengan preferensi yang telah dipilih.
6. Perhitungan entering dan leaving flow serta net flow.
7. Pengurutan hasil dari perankingan.
Metode Pengujian
Pengujian bertujuan untuk mengurangi kesalahan serta memastikan
keluaran yang dihasilkan. Cara yang dapat digunakan yaitu menerapkan
confusion matrix sebagai model klarifikasi dengan empat kelas yaitu true
positive (TP), true negative (TN), false positive (FP), false negative (FN).
Confusion matrix bertujuan untuk memperoleh nilai precision, recall dan
accuracy yang ditunjukkan dalam satuan persen (%) dengan rumus :
Precission = TP/(TP+FP) x 100%
Recall = TP/(TP+FN) x 100%
Accuracy = (TP+TN) / Total sampel x 100%
17

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


18

BAB 5. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN


19

DAFTAR PUSTAKA
20

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Variabel Tereduksi

No. Variabel
Variabel yang mengalami reduksi
Kesalahan dalam memilih pondasi
Kesalahan penentuan dimensi dan titik peletakan pondasi
Tidak ada drainase, penampungan serta pembuangan lumpur
pada pekerjaan pondasi
Kesalahan titik pengeboran tiang pondasi

Variabel Tambahan

No. Variabel
Variabel yang mengalami penambahan
Terdapat sistem eksisting utilitas yang tidak terdeteksi
Kerusakan bangunan sekitar

Kuesioner
No. Tahapan Kategori Sumber Risiko Faktor Risiko SKOR
Pekerjaan

1. Pekerjaan Eksternal Tidak Terprediksi Ditemukan sistim eksisting utilitas


Penyelidikan Tanah yang tidak terdeteksi
Internal Teknis Data tanah tidak akurat
Internal non Teknis Pengendalian biaya dan waktu yang
lemah
2. Pekerjaan Gempa bumi
Dewatering Banjir
Eksternal Tidak Terprediksi Ditemukan sistim eksisting utilitas
yang tidak terdeteksi
Kerusakan bangunan sekitar
Eksternal Terpredisksi Curah hujan melebihi estimasi
perhitungan
21

No. Tahapan Kategori Sumber Risiko Faktor Risiko SKOR


Pekerjaan

Legal Proyek melanggar aspek hukum dan


lingkungan
Konstruksi dewatering tidak sesuai
spesifikasi
Internal Teknis Muka air tanah lebih tinggi dari hasil
penyelidikan
Subkontraktor kurang berkualitas
Pengendalian biaya dan waktu yang
Internal non Teknis lemah
Rangkaian pekerjaan tidak dapat
terlaksana di lapangan
3. Pekerjaan Dinding Gempa Bumi
Penahan Tanah Eksternal Tidak Terprediksi Banjir
Ditemukan sistim eksisting utilitas
yang tidak terdeteksi
Kenaikan harga / inflasi
Eksternal Terprediksi Curah hujan melebihi estimasi
perhitungan
Proyek melanggar aspek hukum dan
Legal lingkungan
Gagalnya Dewatering
Konstruksi dinding penahan tanah
Internal Teknis tidak sesuai spesifikasi
Kualitas material tidak sesuai
spesifikasi
Gagalnya hasil fabrikasi material
Subkontraktor kurang berkualitas
Pengendalian biaya dan waktu yang
Internal non Teknis lemah
Rangkaian pekerjaan tidak dapat
terlaksana di lapangan
4. Pekerjaan Galian Gempa Bumi
Banjir
Eksternal Tidak Terprediksi Ditemukan sistim eksisting utilitas
yang tidak terdeteksi
Eksternal Terprediksi Curah hujan melebihi estimasi
perhitungan
22

No. Tahapan Kategori Sumber Risiko Faktor Risiko SKOR


Pekerjaan

Legal Proyek melanggar aspek hukum dan


lingkungan
Gagalnya Dewatering
Runtuhnya dinding penahan tanah
Internal Teknis Elevasi galian tidak sesuai persyaratan
Subkontraktor kurang berkualitas
Pengendalian biaya dan waktu yang
Internal non Teknis lemah
Rangkaian pekerjaan tidak dapat
terlaksana di lapangan
5. Pekerjaan Pondasi Gempa bumi
Banjir
Eksternal Tidak Terprediksi Ditemukan sistim eksisting utilitas
yang tidak terdeteksi
Kenaikan harga / inflasi
Eksternal Terprediksi Curah hujan melebihi estimasi
perhitungan
Legal Proyek melanggar aspek hukum dan
lingkungan
Gagalnya Dewatering
Terjadi keruntuhan dinding penahan
tanah
Konstruksi pondasi tidak sesuai
Internal Teknis spesifikasi
Kualitas material tidak sesuai
spesifikasi
Gagalnya hasil fabrikasi
Subkontraktor kurang berkualitas

Anda mungkin juga menyukai