LAPORAN SKRIPSI
Oleh
i
KAJIAN PENENTUAN NILAI LENDUTAN DARI DATA ROTASI
UJI TILTMETER PADA JEMBATAN PCI GIRDER
SKRIPSI
Oleh
ii
KAJIAN PENENTUAN NILAI LENDUTAN DARI DATA ROTASI
UJI TILTMETER PADA JEMBATAN PCI GIRDER
LAPORAN SKRIPSI
Disusun oleh:
Andreas Pranoto
2001606415
Disetujui oleh:
iii
HALAMAN PERNYATAAN DEWAN PENGUJI
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LAPORAN SKRIPSI
Andreas Pranoto
2001606415
v
Halaman Pernyataan Persetujuan PublikasiiInternasional
Telah dijadikan sebagai Tugas Akhir/Skripsi pada Program Studi di Universitas Bina
Nusantara dan telah diuji pada semester Ganjil tahun 2019/2020 disetujui untuk
dielaborasi dan diajukan bersama-sama sebagai publikasi internasional dengan
ketentuan:
Para penulis di atas sekaligus merupakan pemegang hak cipta atas publikasi
internasional tersebut.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
vi
Ir. Made Suangga, M.T., D.Eng. Andreas Pranoto
vii
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
__________________________________________________________________
Civil Engineering Program
Civil Engineering Study Program
Faculty of Engineering
Skripsi Sarjana Strata I
Semester Ganjil 2020/2021
ABSTRACT
A bridge is an infrastructure that experiences dynamic and repetitive load for a long period of time,
so it is necessary to monitor the condition of the bridge structure to ensure that the bridge is always
in a proper condition. This study aims to obtain an equation model with multiple regression analysis
methods between the deflection value and the rotation value of the PCI girder bridge using a
tiltmeter in the Serang - Panimbang project case study. The results obtained the SAP2000 output
deflection value of two-dimensional (2D) analysis using two-dimensional (2D) equations with three-
dimensional (3D) analysis of rotation data are the highest with an average percentage difference of
174%, besides that the relationship between deflection and rotation on the three-dimension bridge
(3D) is the highest with an R2 value of 0.998, and the value deflection ( ) can be found based on the
value of rotation (¿ oon the tiltmeter test instrument using the equations that have been obtained,
where two-dimension equations can be used using three-dimension data, and vice versa.
Keywords : PCI Girder Bridge, 2D Model, 3D Model, SAP2000, Rotation Value, Deflection Value,
Tiltmeter, Multiple Linear Regression Equation.
ABSTRAK
Jembatan merupakan infrastruktur yang mengalami beban dinamis dan berulang dalam jangka
waktu yang panjang, sehingga perlu dilakukan upaya pemantauan kondisi struktur jembatan untuk
memastikan bahwa jembatan selalu berada dalam kondisi layak. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan model persamaan dengan metode analisa regresi berganda antara nilai defleksi
terhadap nilai rotasi pada jembatan PCI girder menggunakan alat tiltmeter pada studi kasus proyek
Serang Panimbang. Hasil yang didapat yaitu hasil output SAP2000 nilai defleksi analisis dua
dimensi (2D) menggunakan persamaan dua dimensi (2D) dengan data rotasi analisa tiga dimensi
(3D) adalah yang tertinggi dengan nilai rata – rata selisih presentase sebesar 174%, selain itu
hubungan antara defleksi dan rotasi pada jembatan tiga dimensi (3D) adalah yang tertinggi dengan
nilai R2 sebesar 0.998, dan nilai defleksi ( ) dapat dicari berdasarkan nilai rotasi (¿ pada alat uji
tiltmeter menggunakan persamaan yang sudah didapatkan, dimana persamaan dua dimensi dapat
digunakan menggunakan data tiga dimensi, begitupun sebaliknya.
Kata kunci : Jembatan PCI Girder, Model 2D, Model 3D, SAP2000, Nilai Rotasi, Nilai Defleksi,
Tiltmeter, Persamaan Regresi Linear Berganda.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa karena rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk lulus program Sarjana Teknik Jurusan
Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara. Penyusunan skripsi ini didasarkan pada
hasil wawancara dan proses pengumpulan data-data yang diperoleh penulis pada
proyek pembangunan ini.
Penyusunan skripsi ini merupakan syarat penulis sekaligus menyampaikan
terima kasih, khususnya kepada::
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., selaku Rektor Universitas Bina
Nusantara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
membuat penulisan laporan skripsi;
2. Bapak Dr. Ir. John Fredy Bobby Saragih, M,Si., selaku Dekan Fakultas
Teknik;
3. Bapak Dr. Ir. Oki Setyandito, S.T, M.Eng, selaku Ketua Program Studi
Sarjana I Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara;
4. Bapak Ir. Made Suangga, M.T., D.Eng. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, serta bantuannya dalam berbagai hal hingga selesainya
penulisan laporan skripsi;
5. Kedua orang tua penulis;
6. Kepada orang – orang yang menyayangi dan mencintai saya;
7. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil Angkatan 2016.
Semoga skripsi ini sudah memenuhi setiap persyaratan dan dapat disetujui
dan berguna bagi lingkungan, sehingga dapat menambah wawasan bagi setiap
pembaca. Akhir kata, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari setiap pembaca,
untuk meningkatkan kualitas skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i
HALAMAN JUDUL....................................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN DEWAN PENGUJI....................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI...................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI INTERNASIONAL. vi
ABSTRAK.................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...............................................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
2.6.1 Defleksi.................................................................................................21
2.6.2 Deformasi.............................................................................................23
xii
4.2.1 Penempatan Pembebanan Dua Dimensi (2D) Jembatan......................49
4.4 Hasil Defleksi Menggunakan Persamaan Tiga Dimensi Dengan Data Rotasi
Dua Dimensi...................................................................................................71
4.5 Hasil Defleksi Menggunakan Persamaan Dua Dimensi Dengan Data Rotasi
Tiga Dimensi...................................................................................................73
5.2 Saran...............................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................82
LAMPIRAN 1............................................................................................................85
xiii
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Berat Jenis Bahan.......................................................................................12
Tabel 2.2 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana.............................................................15
Tabel 2.3 Faktor Distribusi untuk Beban Truk...........................................................16
Tabel 2.4 Rumus – Rumus Deformasi Ujung Balok Akibat Beban Luar..................25
Tabel 2.5 Perbandingan Hasil Dengan Penelitian Sebelumnya..................................31
Tabel 4.1 Data Jembatan.............................................................................................45
Tabel 4.2 Dimensi Balok Prestress.............................................................................46
Tabel 4.3 Beton Girder Prategang..............................................................................46
Tabel 4.4 Beton Slab Lantai Jembatan.......................................................................47
Tabel 4.5 Penempatan Posisi Pembebanan Untuk 2D Jembatan................................49
Tabel 4.6 Penentuan Lebar Efektif Pelat Lantai.........................................................51
Tabel 4.7 Hasil Defleksi dan Rotasi pada Analisa Dua Dimensi (2D) Jembatan.......54
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Dua Dimensi (2D) Jembatan..............55
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Dua Dimensi (2D) Jembatan..................56
Tabel 4.10 Pengecekan Hasil Persamaan Regresi Dua Dimensi (2D) Jembatan.......57
Tabel 4.11 Penempatan Posisi Pembebanan Truk Untuk 3D Jembatan.....................61
Tabel 4.12 Hasil Defleksi dan Rotasi pada Analisa Tiga Dimensi (3D) Jembatan....66
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Tiga Dimensi (3D) Jembatan...........68
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tiga Dimensi (3D) Jembatan...............68
Tabel 4.15 Pengecekan Hasil Persamaan Regresi Tiga Dimensi (3D) Jembatan.......70
Tabel 4.16 Hasil Defleksi Persamaan Tiga Dimensi Menggunakan Data..................71
Tabel 4.17 Hasil Defleksi Persamaan Dua Dimensi Menggunakan Data..................73
Tabel 4.18 Perbandingan Output SAP dan Perhitungan Manual...............................78
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bagian berisi informasi dasar pada penelitian ini. Seperti: latar belakang,
rumusan permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, dan hipotesis;
b. BAB 2 – Landasan Teori
Bagian ini berisi tentang tinjauan pustaka dan landasan teori atau dasar teori
yang berkaitan dengan topik penelitian;
c. BAB 3 – Metodologi Penelitian
Bagian ini membahas tahapan penelitian yang digunakan dalam menjalankan
penelitian. Lalu dituangkan dalam bentuk diagram alir;
d. BAB 4 – Analisis dan Pembahasan
Bagian ini membahas proses analisa berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan;
e. BAB 5 – Simpulan dan Saran
Bagian ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
penulis terhadap pembaca hasil penelitian ini.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Jembatan ialah infrastruktur terpenting bagi manusia. Pada tahun 2650 SM,
Raja Manes dari Mesir membangun jembatan pertama di sungai Nil dan pada tahun
556 SM, Raja Alexander dari Cyprus membangun jembatan terapung yang terbuat dari
rangkaian perahu untuk menyebrangkan tentara pada masa perang, sedangkanpada
tahun 738 SM, Ratu Semiwaris dari Babilonia membangun jembatan kayu di sungai
Efhrat yang disusun oleh Diodrons Sirculus. Oleh sebab itu pada jaman dahulu
jembatan dibangun untuk menyebrangi sungai kecil dengan menggunakan balok kayu
atau batang pohon yang besar dan kuat.
Perkembangan jembatan yang semakin maju menghasilkan alternatif baru
seperti penggunaan material batu maupun kayu yang dipadukan dengan baja ataupun
besi. Pembangunan jembatan beton pertama terjadi di Inggris di sungai Sevenr pada
tahun 1776, dan pembangunan dengan material baja pada jembatan gelagar pada tahun
1824 di Dublinn Drogheda.
Box girder merupakan salah satu penggunaan metode pada jalan layang yang
biasa digunakan. Pengertian box girder pada jalan layang yaitu span dari jalan layang
dimana balok utama terdiri dari balok – b alok beton pratekan / baja struktural /
komposi baja dalam bentuk kotak berongga. Metode penggunaan box girder pada
proyek jalan layang dikerjakan menggunakan alat dan teknologi yang canggih.
Tipe ini memiliki bentang dari 12 hingga 30 meter dan umumnya di desain
sebagai struktur menerus diatas kolom serta memiliki adanya keunggulan yaitu kuat
terhadap gaya torsi.
mengandalkan retakan yang terjadi antara baja dan batang baja di sekitarnya.
Hal terpenting ialah setiap tendon harus terhubung di sepanjang tubuh. Setelah
beton mengeras, untaian baja dilepaskan dan gaya dipindahkan ke beton
dengan pretensi dan prategang. Adapun salah satu ilustrasinya dapat dilihat
pada Gambar 2.1 berikut ini:
seismik, dll sebagai fondasi yang tersalurkan ke tanah, jenis-jenis struktur pada bawah
jembatan biasanya meliputi:
a. Pilar
Pilar yang berupa dinding, kolom atau portal;
Kepala Pilar (pilar head);
Poer (Pile cap);
Tumpuan (bearing);
Pondasi.
b. Abutment
Dinding belakang (Back wall);
Dinding sayap (Wing wall);
Dinding penahan (Longitudinal stopper);
Tumpuan (bearing);
Pelat injak (Approach slab);
Poer (Pile cap);
Pondasi.
beban dinding penahan dan berikut merupakan kumpulan jenis berat yang terdapat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Berat Jenis (Material)
Jenis Material Berat Jenis (kN/m3)
Lapisan permukaan beraspal 22,00
Timbunan tanah dipadatkan 17,20
Krikil dipadatkan 22,70
Aspal beton 22,00
Beton 25,00
(Sumber: RSNI T-02-2005 pasal 5)
b. Beban Truk “T” yaitu muatan truk T, mengacu pada berat dengan tiga as
yang ditempatkan di beberapa posisi, dan digunakan untuk menganilisis pelat
jalan. Beberapa ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan gambar 2.6 seperti
gambar berikut:
adapun macam-macam jumlah jalur lalu lintas rencana dapat dilihat pada tabel
2.2 berikut ini:
Tabel 2.2 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana
Lebar Jalan Kendaran Jumlah Lajur Lalu
Jenis Jembatan
Jembatan (m) Lintas Rencana
Lajur tunggal 4,0 – 5,0 1
Dua arah, tanpa 5,5 – 8,25 2
median 11,25 – 15,0 4
Jalan kendaran 10,0 – 12,9 3
11,25 – 15,0 4
majemuk
15,1 – 18,75 5
18,8 – 22,5 6
(Sumber: SNI T-02-2005)
Beban truk pada jembatan merupakan beban dinamis yang dipikul oleh struktur
jembatan. Tabel 2.3 berikut mencantumkan koefisien distribusi pemuatan truk
yang diantaranya:
Beban angin pada struktur bagian bawah bangunan adalah beban angin yang
berdampak di sepanjang sisi-sisi struktur atas konstruksi jembatan. Beban angin yang
dihitung menurut pasal 7.6 RSNI T-02-2005 dapat dilihat pada rumus 2.5 berikut ini:
TEW = 0,0006 x Cw x (Vw)2 x Ab ……………………………………………...(2.5)
Dimana:
Cw = Koefisien serat;
Ab = Luas sisi (m2);
Vw = Kecepapatan angin rencana (m/det).
maksimum dari struktur bangunan atas.Tujuan dari metode ini adalah untuk
mengetahui nilai kekuatan awal sebenarnya dari jembatan yang sedang digunakan,
yang nantinya dapat diverifikasi dengan nilai desain teoritis. Proses penerapan beban
disebut fase pemuatan, dan proses pegurangan beban disebut fase bongkar. Pengujian
metode beban statik mengenakan sensor sebagai alat uji.
2.5.1.1 Tiltmeter
Tiltmeter digunakan untuk mengukur rotasi (kemiringan) dari bidang yang
terdapat di jembatan seperti pier, retaining wall, abutment, pelat lantai, dan tiltmeter
juga dapat digunakan untuk mengukur kemiringan pondasi. Sensor pada alat tiltmeter
bekerja dengan menerima frekuensi yang sensitif terhadap perubahan kemiringan
horizontal dan vertikal. Desain tiltmeter mencakup inti detektor sudut (C) yang
diturunkan dari torsi lentur. Tiltmeter biasa digunakan untuk pengukuran defleksi
dengan memanfaatkan data lain untuk mengukur defleksi yaitu dengan data rotasi
(putaran sudut). Adapun salah satu ilustrasi bentuk dapat dilihat pada Gambar 2.7
berikut ini:
20
Rakitan pada elemen sensor yang ditanggguhkan (A) akan pindah ke tiltmeter
karena beban yang menyebabkan torsi. Hasil pergerakan komponen tersebut dideteksi
oleh komponen sensor (B), kemudian dihasilkan sinyal satu arah. Metode pemasangan
tiltmeter dilakukan dengan menggunakan resin epoksi untuk memasang sensor pada
jarak tertentu dari jembatan. Sinyal satu arah diterima oleh generator torsi, dan
kemudian sensor torsi menggerakan unit sensor yang ditangguhkan melawan arah
gravitasi untuk mengembalikannya ke posisi semula, dan sinyal tegangan
menghasilkan nilai rotasi berlawanan arah jarum jam. Saat getaran terjadi akibat beban
truk yang melintasi jembatan, maka tegangan yang dihasilkan oleh sensor akan diubah
menjadi data digital berupa notepad dan dimasukan ke komputer untuk di kalibrasi
derajat.
2.6.2 Deformasi
Perubahan bentuk atau deformasi pada balok disebabkan oleh sejumlah faktor,
antara lain akibat dari beban eksternal (seperti beban seragam, tengah, segitiga dan
lainnya). Perpindahan relatif momen di salah satu ujung balok terdapat ujung balok
yang lain.
1 2
bentang adalah M max = q L . Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa bidang momen
8
lentur berupa BMD (diagram momen lentur) seperti yang ditunjukan pada Gambar
2.18, kemudian BMD digunakan sebagai beban, seperti pada Gambar 2.10 berikut ini:
24
PL
¿ . Dapat dilihat dari hasil tersebut bahwa bidang momen tekuk dinyatakan dalam
4
bentuk BMD, kemudian BMD digunakan sebagai beban, sehingga gaya penempatan
pada penyangga A dan B sama dengan luas momen tekuk tersebut terbagi menjadi
dua. Adapun kumpulan rumus deformasi pada tabel 2.4 sebagai berikut ini:
25
P L3 P L3
❑ A= ❑B =
16 EI 16 EI
P . b( L2−b 2) P . a(L2−a2)
❑ A= ❑B =
16 EIL 16 EIL
q L3 q L3
❑ A= ❑B =
24 EI 24 EI
9 q L3 7 q L3
❑ A= ❑B =
384 EI 384 EI
−M L
❑ A=0 ❑B =
4 EI
ML −M L
❑ A= ❑B =
3 EI 6 EI
8 q L3 7 q L3
❑ A= ❑B =
360 EI 360 EI
Analisa regresi adalah teknik analisis data dalam bentuk statistik, biasanya
digunakan untuk mempelajari hubungan antara beberapa variabel dan variabel
prediksi. Untuk mendapatkan model regresi linier sederhana dan model regresi linier
berganda dapat digunakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengestimasi parameter model regresi berganda adalah ordinary least squares (OLS)
dan metode maximum likelihood (Estimasi kemungkinan maksimum/ MLE). Saat
menggunakan analisis regresi untuk menguji hubungan antara beberapa variabel,
pertama-tama peneliti menentukan variabel yang disebut variabel dependen dan satu
atau lebih variabel independen.
Penelitian ini melibatkan analisis untuk membentuk persamaan yang mewakili
serangkaian data yang menunjukan korelasi antar data. Metode yang digunakan untuk
membentuk persamaan adalah regresi berganda.
Grafik - - - -
Hasil Data rotasi dari tiltmeter Defleksi yang dihitung Estimasi penggunaan Hasil defleksi yang Pada bentang tengah -
(inclinometer) layak melalui program metode GECS sudah diperoleh secara jembatan diperoleh
digunakan untuk computer (CM), kurva efektif dan menawarkan eksperimental lebih selisih nilai defleksi
menghitung defleksi Cubic Spline (CS) dan cara yang handal untuk besarnya dari nilai yang maksimum sebesar 4,5
dengan penyimpangan perhitungan finite mengestimasi defleksi diperoleh dari teoritis % ,kruva polinomial
maksimum sebesar 4,39 difference memberikan jembatan terutama untuk dengan presentase merupakan kurva orde 6
% untuk balok dua hasil yang tidak berbeda pemantauan jangka kesalahan maksimum dan bentang tengah
bentang dan jauh. panjang. 5% disebabkan dengan dipasang peralatan
penyimpangan 6,21% adanya perbedaan dengan jumlah banyak;
untuk balok tiga bentang. kekakuan material pada Pada bagian yang
saat pengujian sehingga berdekatan dengan
33
Dalam penelitian ini (2020). Analisa dilakukan pada salah satu jembatan yang
berlokasi di Serang – Panimbang, Indonesia. Pengambilan data dengan melakukan
survei lapangan. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan alat tiltmeter
pada jembatan pci girder. Kemudian dapat ditarik kesimpulan berupa usulan metode
baru yang lebih sederhana, praktis, dan berbiaya rendah untuk mengukur defleksi
jembatan dengan data rotasi, memberikan pemahaman dan informasi yang lebih baik
mengenai korelasi data defleksi – rotasi pada jembatan serta memberikan informasi
tingkat akurasi analisis dua dimensi dibandingkan analisis struktur tiga dimensi dalam
memperkirakan defleksi berdasarkan rotasi.
BAB 3 METODO
LOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan berupa diagram alir akan dilakukan pada penelitian ini:
Mulai
Studi Pustaka:
Teori Jembatan
Teori Defleksi & Rotasi
Teori Regresi
Penelitian Terdahulu
Analisa Struktur 2D
Pembebanan Input Geometri Jembatan
Pembebanan
Input Material
Pemodelan Struktur
B Terpusat 2D B Truck 3D
A B
A B
Analisa Regresi Ganda
Uji Hipotesis
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji T)
Kesimpulan
Selesai
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan model persamaan defleksi dan rotasi
pada jembatan PCI girder pada studi kasus Jembatan di Kalimantan Selatan. Penelitian
diawali dengan analisis dua dimensi (2D) satu girder jembatan yang dimodelkan
sebagai balok (beam) dua tumpuan menerus, dengan jenis penampang girder non
prismatis.
Analisis 2D merupakan analisis struktur yang berujuan memperoleh nilai
defleksi di tengah bentang dan rotasi di titik yang ditinjau untuk setiap posisi beban,
yang dijalankan dengan bantuan program SAP 2000. Langkah selanjutnya adalah
merumuskan hubungan antara defleksi dan rotasi dengan penerapan metode regresi
berganda.
Regresi berganda merupakan analisa untuk memperoleh persamaan defleksi
sebagai variabel tak bebas dan rotasi sebagai variabel bebas. Dalam peneltian ini
jumlah variabel bebas lebih dari satu sehingga dipilih analisa regresi berganda
(multiple regression). Parameter kecukupan defleksi dan rotasi terhadap data sample
dipilih koefisien R2 yang menunjukan seberapa erat korelasi diantara kedua variabel.
Jenis persamaan regresi adalah regresi berganda linear dan kuadratik.
Meskipun korelasi antara defleksi dan rotasi pada umumnya dikontrol melalui
persamaan koefisien determinasi, R2, verifikasi terhadap persamaan yang diperoleh
dari regresi tetap dilakukan dengan memasukan kembali nilai rotasi yang diperoleh
dari analisis 2D dengan tujuan memastikan nilai defleksi yang sesuai.
Verifikasi lainnya terhadap persamaan regresi yang sudah diperoleh yaitu
melalui analisis struktur 3D. dalam analisa struktur 3D, beban truk di tempatkan pada
beberapa posisi untuk mendapatkan nilai defleksi dan rotasi untuk setiap posisi beban.
Selanjutnya nilai rotasi dimasukan ke dalam persamaan regresi defleksi-rotasi
sehingga didapatkan nilai defleksi yang dibandingkan dengan nilai defleksi hasil
analisis struktur 3D.
3.3 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini menggunakan desai jembatan gelagar prategang-I
dengan panjang bentang 50 m, lebar jembatan 10 meter, dan mempunyai 2 lajur
dengan 2 jalur. Lokasi terletak pada Jembatan Sel. Tebing Rumbih. (15), Barito Kuala,
Kalimantan Selatan.
40
d. Penulangan
Untuk baja diameter > 13 mm : U-39
Tegangan leleh baja : 390 Mpa
Untuk baja Diameter < 13 mm : U-24
Tegangan leleh baja : 240 Mpa
Selimut beton : 40 mm
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
4.1.1 Data Jembatan
Dalam melakukan analisa suatu jembatan maka dibutuhkan data spesifikasi
jembatan dan lokasinya, data yang digunakan penelitian di jembatan Barito Kuala,
Kalimanta Selatan. Adapaun gambar dan spesifikasi teknik dapat dilihat pada gambar
4.1 s/d 4.2 dan tabel 4.1 s/d 4.4 berikut ini:
P3 = 112,5 kN d = 28 m = 28000 mm
a = 3,4 m = 3400 mm L = 50 m = 40000 mm
Setelah melakukan modelling sesuai dengan ukuran jarak dan berat yang sudah
di tentukan maka langkah selanjutnya adalah melihat nilai rotasi dan defleksi seperti
dibawah ini yang menunjukkan defleksi 0,052657 m atau 52,657 mm. Adapun
hasuilnya dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut ini:
titik B = 0,005166 rad. Adapun hasil data lengkap hasil SAP 2000 untuk analisa dua
dimensi (2D) Jembatan dengan 45 percobaan pada jarak dan beban tertentu dapat
dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Defleksi dan Rotasi pada Analisa Dua Dimensi (2D) Jembatan
Posisi Beban Defleksi (m) Rotasi A (rad) Rotasi B (rad)
PB1 0,052657 -0,00279 0,005166
PB2 0,04704 -0,00263 0,004866
PB3 0,042029 -0,00252 0,004586
PB4 0,037827 -0,00249 0,004333
PB5 0,034634 -0,00249 0,004113
PB6 0,032712 -0,00249 0,003933
PB7 0,032214 -0,00249 0,003799
PB8 0,032888 -0,00249 0,003698
PB9 0,034607 -0,00249 0,003698
PB10 0,037239 -0,00249 0,003744
PB11 0,040655 -0,00249 0,003863
PB12 0,044722 -0,00249 0,004062
PB13 0,049311 -0,00249 0,004348
PB14 0,054291 -0,00249 0,004727
PB15 0,062266 -0,0025 0,005766
PB16 0,061879 -0,0025 0,005746
PB17 0,061527 -0,00249 0,005726
PB18 0,061222 -0,00249 0,005709
PB19 0,061978 -0,00249 0,005693
PB20 0,061812 -0,00249 0,00568
PB21 0,061736 -0,00249 0,005669
PB22 0,061818 -0,00249 0,005659
PB23 0,06196 -0,00249 0,00566
PB24 0,061159 -0,00249 0,005665
PB25 0,061407 -0,00249 0,005676
PB26 0,061694 -0,00249 0,005692
PB27 0,062012 -0,00249 0,005713
PB28 0,062352 -0,00249 0,005742
PB29 0,061705 -0,00249 0,005777
PB30 0,061941 -0,00261 0,005646
PB31 0,060583 -0,00255 0,005573
PB32 0,059371 -0,0025 0,005506
PB33 0,058356 -0,00249 0,005444
PB34 0,057584 -0,00249 0,005391
PB35 0,057119 -0,00249 0,005348
PB36 0,056997 -0,00249 0,005315
PB37 0,057161 -0,00249 0,005291
PB38 0,057577 -0,00249 0,005291
PB39 0,058213 -0,00249 0,005302
PB40 0,059039 -0,00249 0,005331
54
Adapun hasil pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS dapat dilihat pada
tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Dua Dimensi (2D) Jembatan
Model Summary
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square
Square the Estimate Watson
1 ,974a ,950 ,947 ,002471704 ,273a
a. Predictors: (Constant), rotasi B, rotasi A
b. Dependent Variable : defleksi
(Sumber: Hasil Analisis, 2020)
Tabel 4.15 Pengecekan Hasil Persamaan Regresi Dua Dimensi (2D) Jembatan
Defleksi Hasil Defleksi
Posisi
Output SAP Rotasi A Rotasi B Hasil Presentase
Beban
(m) Persamaan
PB1 0,052657 -0,00279 0,005166 0,051782 -1,661%
PB2 0,04704 -0,00263 0,004866 0,04952 5,273%
PB3 0,042029 -0,00252 0,004586 0,046883 11,550%
PB4 0,037827 -0,00249 0,004333 0,043569 15,179%
PB5 0,034634 -0,00249 0,004113 0,040297 16,350%
PB6 0,032712 -0,00249 0,003933 0,03762 15,003%
PB7 0,032214 -0,00249 0,003799 0,035627 10,594%
PB8 0,032888 -0,00249 0,003698 0,034124 3,760%
PB9 0,034607 -0,00249 0,003698 0,034124 -1,394%
PB10 0,037239 -0,00249 0,003744 0,034809 -6,526%
PB11 0,040655 -0,00249 0,003863 0,036579 -10,027%
PB12 0,044722 -0,00249 0,004062 0,039538 -11,591%
PB13 0,049311 -0,00249 0,004348 0,043792 -11,192%
PB14 0,054291 -0,00249 0,004727 0,049429 -8,956%
PB15 0,064266 -0,0025 0,005766 0,064672 0,631%
PB16 0,063879 -0,0025 0,005746 0,0645 0,973%
PB17 0,063527 -0,00249 0,005726 0,064273 1,174%
PB18 0,063222 -0,00249 0,005709 0,064034 1,285%
PB19 0,062978 -0,00249 0,005693 0,063796 1,299%
PB20 0,062812 -0,00249 0,00568 0,063603 1,259%
PB21 0,062736 -0,00249 0,005669 0,063439 1,121%
PB22 0,062818 -0,00249 0,005659 0,06329 0,752%
PB23 0,06296 -0,00249 0,00566 0,063305 0,548%
PB24 0,063159 -0,00249 0,005665 0,06338 0,349%
PB25 0,063407 -0,00249 0,005676 0,063543 0,215%
PB26 0,063694 -0,00249 0,005692 0,063781 0,137%
PB27 0,064012 -0,00249 0,005713 0,064094 0,127%
PB28 0,064352 -0,00249 0,005742 0,064525 0,269%
PB29 0,064705 -0,00249 0,005777 0,065045 0,526%
PB30 0,061941 -0,00261 0,005646 0,061458 -0,780%
PB31 0,060583 -0,00255 0,005573 0,061171 0,970%
PB32 0,059371 -0,0025 0,005506 0,060819 2,438%
PB33 0,058356 -0,00249 0,005444 0,060093 2,976%
PB34 0,057584 -0,00249 0,005391 0,059304 2,988%
PB35 0,057119 -0,00249 0,005348 0,058665 2,707%
PB36 0,056997 -0,00249 0,005315 0,058174 2,065%
PB37 0,057161 -0,00249 0,005291 0,057817 1,148%
PB38 0,057577 -0,00249 0,005291 0,057817 0,417%
PB39 0,058213 -0,00249 0,005302 0,057981 -0,399%
PB40 0,059039 -0,00249 0,005331 0,058412 -1,062%
PB41 0,060023 -0,00249 0,005379 0,059126 -1,494%
57
1,5 m 50
m
1,5 m 43,5 m 50
m
19,5 m 25 m 26 m 31,5 m 50
m
19,5 m 25 m 26 m 50
m
perhitungan dengan menggunkan program. Adapun salah satu hasil pembuatan (lane)
jalur pada jembatan menggunakan SAP2000 dapat dilihat pada Gambar 4.17 s/d
Gambar 4.19 berikut ini:
Adapun salah satu proses input pembebanan dapat dilihat pada Gambar 4.20
berikut ini:
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) -,001 ,000 -10,924 ,000
ROTASI A -3,802 ,642 -1,003 -5,919 ,000
ROTASI B -,014 ,646 -,004 -0,022 ,982
a. Dependent Variabel: Defleksi (Y)
(Sumber: Hasil Analisi, 2020)
berdasarkan analisis data dengan menggunakan SPSS, maka diperoleh hasil
persamaan regresi yang dapat dilihat pada Persamaan 4.4 berikut ini:
= -0,001 - 3,802* ❑ A - 0,014 * ❑B + e………………………………………...(4.4)
4.3.3.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tiga Dimensi (3D) Jembatan
Adapun hasil pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS dapat dilihat pada
tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tiga Dimensi (3D) Jembatan
Model Summary
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square
Square the Estimate Watson
a
1 ,999 ,998 ,998 ,000327742 ,221
a. Predictors: (Constant), rotasi B, rotasi A
b. dependant variable defleksi
(Sumber: Hasil Analisa, 2020)
4.3.4 Pembahasan Hasil Penelitian Tiga Dimensi (3D) Jembatan
Berdasarkan analisa data mengenai pengaruh variabel rotasi A (X 1) dan rotasi
B (X2) secara parsial maupun simultan terhadap nilai defleksi pada percobaan dua
dimensi (2D) pada program SAP 2000, dapat disimpulkan bahwa nilai defleksi pada
percobaan tiga dimensi (3D) pada program SAP 2000 dipengaruhi oleh rotasi A dan
rotasi B yang telah diberikan beban dengan berbagai tipe pada jarak tertentu serta
menimbulkan gaya-gaya momen dan geser.
4.3.5 Presentase Hasil Persamaan Regresi Tiga Dimensi (3D) Jembatan
Pada judul ini menggunakan metode penelitian sistem regresi dengan bantuan
program SPSS yang kemudian didapatkan hasil persamaan untuk mencari defleksi
66
yang baru. Adapun contoh perhitungannya diambil pada posisi beban PB1 (X1 =
-0,005089 ; X2 = 0,000704) dapat dilihat pada Persamaan 4.5 berikut ini:
= -0,001 - 3,802* ❑ A - 0,014 * ❑B ……………………………………...........(4.5)
= -0,001 – 3,802 * (-0,005089) – 0,014 * 0,000704
= 0,018339
3D Dengan
3 Dimensi Data Rotasi
(3) = (3 / 1)
(1) 2D
(2)
PB1 0,018388 0,00952385 0,00886415 48%
PB2 0,017534 0,008931136 0,008602864 49%
PB3 0,017042 0,008520638 0,008521362 50%
PB4 0,016877 0,008402516 0,008474484 50%
PB5 0,016958 0,008405596 0,008552404 50%
PB6 0,017134 0,008408116 0,008725884 51%
PB7 0,017527 0,008409992 0,009117008 52%
PB8 0,018048 0,008411406 0,009636594 53%
PB9 0,018419 0,008411406 0,010007594 54%
PB10 0,018133 0,008410762 0,009722238 54%
PB11 0,01792 0,008409096 0,009510904 53%
PB12 0,017825 0,00840631 0,00941869 53%
PB13 0,017823 0,008402306 0,009420694 53%
PB14 0,017952 0,008397 0,009555 53%
PB15 0,018241 0,008439484 0,009801516 54%
PB16 0,018704 0,008405546 0,010298454 55%
PB17 0,017868 0,008386816 0,009481184 53%
PB18 0,016728 0,008383252 0,008344748 50%
PB19 0,016023 0,008383476 0,007639524 48%
PB20 0,015763 0,008383658 0,007379342 47%
PB21 0,015842 0,008383812 0,007458188 47%
PB22 -0,03066 0,008383952 -0,03904395 127%
PB23 0,016829 0,008383938 0,008445062 50%
PB24 0,017813 0,008383868 0,009429132 53%
PB25 0,016463 0,008383714 0,008079286 49%
PB26 0,014831 0,00838349 0,00644751 43%
PB27 0,013961 0,008383196 0,005577804 40%
PB28 0,013782 0,00838279 0,00539921 39%
PB29 0,014037 0,0083823 0,0056547 40%
PB30 0,014735 0,008828968 0,005906032 40%
PB31 0,015938 0,008613276 0,007324724 46%
PB32 0,017062 0,008439322 0,008622678 51%
PB33 0,015709 0,008386962 0,007322038 47%
PB34 0,014909 0,008387704 0,006521296 44%
PB35 0,014647 0,008388306 0,006258694 43%
PB36 0,014855 0,008388768 0,006466232 44%
PB37 0,01545 0,008389104 0,007060896 46%
PB38 0,016594 0,008389104 0,008204896 49%
PB39 0,015657 0,00838895 0,00726805 46%
PB40 0,013812 0,008388544 0,005423456 39%
PB41 0,012847 0,008387872 0,004459128 35%
69
Gambar 4.37 Nilai Momen dan Gaya Geser Pada Output SAP
(Sumber: Hasil Analisis, 2020)
Berdasarkan Gambar 4.21 diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai momen (M3)
yaitu sebesar 7497,11 KN.m , dan gaya geser (V2) yaitu sebesar 500 KN. Kemudian
kedua nilai tersebut akan dibandingkan dengan hasil perhitungan manual.
4.6.2 Perhitungan Manual
Adapun sketsa gambar permodelan perhitungan manual dengan rumus statika
dasar dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut ini:
P = 1000 KN
A C B
Ma
Mb
72
25 m 25 m
Va Vb
Gambar 4.38 Sketsa Permodelan Perhitungan Manual
(Sumber: Hasil Analisis, 2020)
4.6.2.1 Perhitungan Nilai Gaya Geser (V)
∑ Ma = 0 ∑ Mb = 0
-Vb . 50 + P . 25 = 0 -Va . 50 + P . 25 = 0
-50Vb + 1000 . 25 = 0 -50Va + 1000 . 25 =
0
-50Vb + 25000 = 0 -50Va + 25000 = 0
-50Vb = -25000 -50Va = -25000
Vb = 500 KN Va = 500 KN
Cek = ∑ V = 0
Va + Vb – P = 0
500 + 500 – 1000 = 0
0=0
OKE
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai gaya geser (Va
& Vb) yaitu masing – masing sebesar 500 KN. Dan sudah sesuai karena hasil
pengecekan sebesar 0.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Hasil output SAP2000 nilai defleksi analisis dua dimensi (2D) menggunakan
persamaan dua dimensi (2D) dengan data rotasi analisa tiga dimensi (3D)
adalah yang tertinggi dengan nilai rata – rata selisih presentase sebesar 174%;
b. Hubungan antara defleksi dan rotasi pada jembatan tiga dimensi (3D) adalah
yang tertinggi dengan nilai R2 sebesar 0,998;
c. Nilai defleksi ( ) dapat dicari berdasarkan nilai rotasi (¿ pada alat uji tiltmeter
menggunakan persamaan yang sudah didapatkan. Dimana persamaan dua
dimensi dapat digunakan menggunakan data tiga dimensi, begitupun
sebaliknya.
5.2 Saran
a. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil perbandingan, salah satunya
yaitu faktor presisi permodelan jembatan yang tidak sepenuhnya mirip dengan
kondisi jembatan yang sebenarnya;
b. Perlu dikembangkan lebih lanjut terkait penelitian dengan permodelan
jembatan yang lebih akurat untuk mendapatkan hasil perbandingan yang lebih
akurat dengan keadaan di lapangan sebenarnya.
75
76
DAFTAR PUSTAKA
Akimovs, & Edmunds, & Paeglitis, A. (2013). Load Testing of Some new Bridges in
Latvia. Latvia : Riga Technical University.
Dewi, S.M. (2013). Garis Pengaruh. Malang: BARGIE Media.
Direktorat Jenderal Binamarga, Departemen Pekerjaan Umum. Standar Pembebanan
Untuk Jembatan (RSNI T-02-2005-jatan).
Draper, N.R., & Smith. H. (1966). Applied Regression Analysis, New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Galati, N., & Casadei, P. (2005). In-Situ Load Testing Of Bridge A6102 Lexington,
Mo. United States of America : University of Missouri. Staskiewicz, Michal.
Hou, X., & Yang, X., & Huang, Q. (2005). Using Inclimeters to Measure Bridge
Deflection. Journal of Bridge Engineering ASCE September 2005.
Issa, M.A., & Shahawy , M.A. (1993). Dynamic and Static Tests of Prestressed
Concrete Girder Bridges in Florida. Structural Research Center, MS 80
Florida Department of Transportation Tallahassee.
Kerlinger, F.N., & Pedhazur, E.J. (1973). Multiple Regression in Behavioral Research,
New York: Holt Rinehart and Winston Inc.
Koten, V.K. (2005). Analisis Eksperimental dan Teoritis Terhadap Defleksi Lateral
Balok dengan Tumpuan Engsel-Rol. Jurnal Pembangunan Wilayah
Masyarakat, Volume 4 No.2.
Kotynia., & Renata., & Lasek, K. (2012). Trial Loading of Gere.
Mendenhall, W. (1998). Statistics for Management and Economics, PWS. Boston:
Kent Publishing Co.
Nasution., & Hakim, A., & Barizi. (1985). Metode Statistika Untuk Penarikan
Kesimpulan. Edisi yang disempurnakan. Jakarta: PT. Gramedia.
Ozakgul, K., & Caglayan, O., & Uzgider, E. (2009). Load Testing of Bridges Using
Tiltmeters. Proceedings of the SEM Annual Conference Juni 1-4, 2009.
Albuquerque New Mexico USA 2009 Society for Experimental Mechanics
Inc.
Sousa, H., & Cavadasa, F., & Henriquesa, A., & Bentob, J., & Figueirasa, J. (2013).
Bridge Deflection Evaluation Using Strain and Rotation Measurements. Article
in Smart Structures and Systems, April 2013.
77
Staskiewicz, M., & Kotynia, R., & Lasek, K. (2012). Trial Loading of The Bridge in
Szczercowska Wies Before Structural Strengthening. Poland: University of
Lodz.
Sudjana. (1983). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung:
Tarsito.
Sugiarto. (1992). Analisis Regresi: Tahap awal + aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Supriyadi, B & Muntohar, A.S. (2007). Jembatan. Penerbit: Beta Offset: Yogyakarta.
Sutresman, O.S., & Tjandinegara, T. (2012). Analisis Teoritis dan Eksperimental
Defleksi Balok Segiempat Dengan Variasi Posisi Pembebanan. Makasar:
Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanudin.
Timoshenko, S.P. (2000). Mekanika Bahan. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN 1
Jarak Pembebanan Truk Pada 3D Jembatan
L81
PB1
1,5 m 50
m
PB2
7,5 m 50
m
PB3
13,5 m 50
m
PB4
19,5 m 50
m
L82
PB5
25 m 26 m 50
m
PB6
31,5 m 50
m
PB7
37,5 m 50
m
PB8
43,5 m 50
m
L83
PB9
43,5 m 50
m
PB10
37,5 m 50
m
PB11
31,5 m 50
m
PB12
L84
25 m 26 m 50
m
PB13
19,5 m 50
m
PB14
13,5 m 50
m
PB15
7,5 m 50
m
PB16
L85
1,5 m 50
m
PB17
1,5 m 43,5 m 50
m
PB18
7,5 m 37,5 m 50
m
PB19
13,5 m 31,5 m 50
m
L86
PB20
19,5 m 25 m 26 m 50
m
PB21
19,5 m 25 m 26 m 50
m
PB22
13,5 m 31,5 m 50
m
PB23
L87
7,5 m 37,5 m 50
m
PB24
1,5 m 43,5 m 50
m
PB25
PB26
PB27
L88
PB28
19,5 m 25 m 26 m 50
m
PB29
19,5 m 25 m 26 m 31,5 m 50
m
PB30
PB31
L89
PB32
PB33
PB34
13,5 m 25 m 26 m 31,5 m 50
m
L90
PB35
19,5 m 25 m 26 m 50
m
PB36
13,5 19,5 m 25 m 26 m 50
m
PB37
PB38
L91
PB39
PB40
PB41
PB42
L92
19,5 m 25 m 26 m 50
m
PB43
PB44
PB45