SKRIPSI
RAMDAN
20190010097
SKRIPSI
RAMDAN
20190010097
i
PERNYATAAN PENULIS
NIM : 20190010097
RAMDAN
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 20190010097
Laporan ini telah diseminarkan dihadapan penguji seminar hasil skripsi di program
studi Teknik Sipil
iii
Dekan Fakultas Komputer Teknik dan Design
iv
IDENTITAS PENELITI
Nim : 20190010097
Nama Mahasiswa : Ramdan
Alamat Rumah : Sagaranten
Telepon Rumah/HP : 085280047681
Email : ramdan_ts19@nusaputra.ac.id
Peminatan : Keselamatan dan Keselamatan Kerja (K3)
IPK : 3.27
Kelas* : Blended Learning
v
ABSTRAK
Jalan Tol Cinere Jagorawi seksi 3 merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road
(JORR) II dengan Panjang total 5.44 km (Limo – Kukusan). Dengan di bangunya tol
cijago seksi 3 akan mengefisienkan arus lalu lintas terutama Bogor – Jakarta yang
diperkirakan hanya akan di tempuh kurang lebih 45 menit. Dalam pembangunan jalan tol
tidak akan lepas dari risiko. Kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi dalam proyek
konstruksi akan menjadi salah satu penyebab terganggunya proses pembangunan.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis risko keselamatan dan kesehatan kerja dan
pengendalianya sehingga risiko dapat di minimalisir. Dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh risiko pekerjaan drainase 5,62% risiko masuk kedalam kategori risiko
moderate, pekerjaan struktur 7,5% masuk kedalam kategori risiko moderate,, pekerjaan
bongkaran, 4,4% masuk kedalam kategori risiko moderate, pekerjaan perkerasan 8,01%
masuk kedalam kategori risiko moderate, pekerjaan lain-lain 9,25% masuk kedalam
kategori risiko high, pekerjaan tanah 9,75% masuk kedalam katgori moderate, pekerjaan
aspal 12,38% masuk kedalam kategori risiko high.. Dan pekerjaan umum sebanyak
7,64% masuk kedalam kategori riisko moderate. Adapun upaya pengendalian yang
dilakukan berdasarkan hierarki pengendalian risiko yaitu : Elininasi, Substitusi, Rekayasa
Teknik, administratif dan alat pelindung diri (APD) dengan menyesuaikan kondisi
lapangan
Kata Kunci : Analisis risiko, Keselamatan dan Kesehatan kerja, Pengendalian risiko.
vi
ABSTRACT
Section 3 of the Cinere Jagorawi Toll Road is part of the Jakarta Outer Ring Road
(JORR) II with a total length of 5.44 km (Limo – Kukusan). With the construction of the
Cijago toll road section 3, it will streamline traffic flow, especially Bogor - Jakarta,
which is estimated to only take approximately 45 minutes. The construction of toll roads
will not be without risks. The possibility of work accidents that occur in construction
projects will be one of the causes of disruption to the development process. This research
was conducted to analyze occupational safety and health risks and their controls so that
risks can be minimized. From the results of the research conducted, it was found that the
risk of drainage work was 5.62%, the risk was included in the moderate risk category,
7.5% structural work was included in the moderate risk category, demolition work, 4.4%
was included in the moderate risk category, pavement work 8, 01% is included in the
moderate risk category, 9.25% other work is included in the high risk category, 9.75%
earthwork is included in the moderate category, 12.38% asphalt work is included in the
high risk category. And public works as much as 7.64% fall into the moderate risk
category. The control efforts are carried out based on the risk control hierarchy, namely:
Elimination, Substitution, Engineering Engineering, administration and personal
protective equipment (PPE) by adjusting field conditionsKeywords: Risk analysis,
Occupational Health and Safety, Risk control.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Komputer Teknik dan Design,
Universitas Nusa Putra. Penulis sangat menyadari bahwa masa perkuliahan
hingga pada masa penyusunan skripsi ini akan sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikannya jika tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Sehubungan dengan itu penulis merasa berkewajiban dan perlu menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
3. Kepala Program Studi Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi Ibu
Utamy Sukmayu Saputri, S.T., M.T.
6. Bapak/Ibu Dosen Penguji yang telah memberikan koreksi dan saran yang
bermanfaat untuk perbaikian penelitian ini.
7. Para Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi
yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis.
vii
i
8. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan baik
moral maupun materil agar penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
9. Rekan - rekan mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2019 yang sama-sama telah
berjuang untuk menyelesaikan Pendidikan jenjang Strata-1 ini.
10. Seluruh pekerja dan manajemen proyek tol Cinere – Jagorawi Seksi 3 yang
telah menyediakan tempat dan mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian.
11. Pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian
ini yang tidak bias penulis tuliskan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripisi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapakan
demi perbaikan. Amin Yaa Rabbal ’Alamiin.
Penulis
9
DAFTAR ISI
SKRIPSI.....................................................................................................................................1
SKRIPSI......................................................................................................................................i
PERNYATAAN PENULIS.......................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................iii
IDENTITAS PENELITI...........................................................................................................4
ABSTRAK.................................................................................................................................5
ABSTRACT................................................................................................................................6
KATA PENGANTAR...............................................................................................................7
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
x
2.2.11. Jalan Tol................................................................................................................23
5.1. Kesimpulan............................................................................................................ 59
5.2. Saran...................................................................................................................... 59
xi
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
2
di antara mereka. Manajemen risiko yang baik dapat membantu mengurangi risiko
dan meningkatkan keberhasilan proyek.
Penelitian mengenai manajemen risiko proyek pembangunan jalan tol perlu
dilakukan karena pembangunan jalan tol merupakan proyek besar yang memerlukan
investasi yang cukup besar serta melibatkan banyak pihak terkait. Oleh karena itu,
risiko yang mungkin terjadi dalam proyek pembangunan jalan tol sangatlah
kompleks dan perlu ditangani secara profesional dan terkoordinasi dengan baik.
Beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam proyek pembangunan jalan tol
meliputi masalah pengadaan lahan, cuaca buruk, masalah keuangan, perubahan
kebijakan pemerintah, atau masalah konstruksi. Risiko-risiko ini dapat
mengakibatkan keterlambatan, peningkatan biaya, atau bahkan pembatalan proyek
pembangunan jalan tol.
Dalam menghadapi risiko-risiko tersebut, manajemen risiko yang baik dapat
membantu meminimalkan dampak yang mungkin terjadi dan memastikan
kelancaran proyek pembangunan jalan tol. Dengan melakukan penelitian mengenai
manajemen risiko pada proyek pembangunan jalan tol, para ahli dapat
mengembangkan strategi mitigasi risiko yang efektif dan efisien, serta dapat
memperbaiki sistem manajemen risiko yang sudah ada. [4]
Manajemen risiko proyek merupakan proses identifikasi, analisis, penilaian,
dan pengendalian risiko yang mungkin muncul pada proyek tol Cinere – Jagorawi
seksi 3 yang merupakan bagian dari proyek pembangunan jalan tol Cinere Jagorawi
yang memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda dari seksi lainnya.
Dalam manajemen risiko proyek, risiko dapat diidentifikasi dari berbagai
faktor, seperti teknis, lingkungan, keuangan, atau sumber daya manusia. Setelah
risiko diidentifikasi, maka risiko tersebut akan dianalisis dan dinilai untuk
mengetahui dampak dan probabilitas terjadinya. Kemudian, akan dikembangkan
strategi untuk mengendalikan atau mengurangi risiko tersebut.
Pada proyek tol Cinere – Jagorawi seksi 3 risiko yang mungkin muncul dapat
berupa kesulitan dalam proses konstruksi jalan tol, seperti tanah yang tidak stabil,
cuaca buruk, atau kendala dalam pengadaan bahan konstruksi. Selain itu, risiko
dapat muncul dari faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah atau tuntutan
masyarakat sekitar. [5]
3
Dengan melakukan manajemen risiko proyek secara baik pada proyek tol
Cinere – Jagorawi seksi 3, maka proyek dapat berjalan dengan lebih lancar dan
menghasilkan hasil yang optimal. Selain itu, manajemen risiko yang baik juga dapat
membantu mengurangi dampak negatif pada masyarakat sekitar.
Proyek pembangunan jalan tol Cinere Jagorawi merupakan proyek besar yang
melibatkan banyak pihak dan memiliki risiko yang cukup tinggi. Oleh karena itu,
peneliti memilih judul “Analisis Resiko Keselamtan Dan Kesehatan Kerja
Proyek Tol Cinere - Jagorawi Seksi 3”
4
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu:
1. Untuk mengetahui risiko yang dapat terjadi pada proyek tol Cinere – Jagorawi
seksi 3.
2. Untuk mengetahui risiko paling dominan pada proyek tol Cinere – Jagorawi
seksi 3.
3. Menyusun strategi pengendalian terhadap faktor risiko dominan pada
pelaksanaan proyek tol Cinere – Jagorawi seksi 3.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
sekunder dari artikel, buku, dan laporan terkait manajemen risiko dalam
proyek konstruksi di China. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada beberapa
risiko utama dalam proyek konstruksi di China, termasuk risiko keuangan,
risiko lingkungan, risiko kualitas, risiko sumber daya manusia, dan risiko
teknologi. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa kendala
dalam manajemen risiko proyek konstruksi di China, seperti kurangnya
kesadaran risiko, kurangnya kepercayaan antara pihak yang terlibat dalam
proyek, dan kurangnya pemahaman tentang teknologi baru dan metode
konstruksi. Penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk pemahaman
tentang manajemen risiko proyek konstruksi di China, khususnya dalam
mengidentifikasi risiko dan kendala yang harus dihadapi dalam proyek
konstruksi di China. Penelitian ini juga memberikan saran untuk
pengembangan pendekatan manajemen risiko yang lebih baik dalam proyek
konstruksi di China, termasuk meningkatkan kesadaran risiko, meningkatkan
kepercayaan antara pihak yang terlibat dalam proyek, dan meningkatkan
pemahaman tentang teknologi baru dan metode konstruksi. [7]
3. Penelitian oleh (Khin Su Yi | Kyaw Kyaw, 2020) yang berjudul "A Study on
Risk Management in Construction Projects in Myanmar" bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor risiko yang paling signifikan dalam proyek konstruksi
di Myanmar dan untuk mengevaluasi praktik manajemen risiko saat ini yang
digunakan dalam industri konstruksi Myanmar. Penelitian ini menggunakan
metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada para profesional
konstruksi di Myanmar. Hasil survei dianalisis menggunakan metode analisis
deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini mengidentifikasi 25 faktor
risiko yang paling signifikan dalam proyek konstruksi di Myanmar, termasuk
masalah terkait keamanan, masalah lingkungan, masalah keterlambatan,
masalah kualitas, masalah biaya, dan masalah manajemen. Selain itu,
penelitian ini menemukan bahwa praktik manajemen risiko saat ini di industri
konstruksi Myanmar masih terbatas dan belum sepenuhnya diimplementasikan
secara efektif. Penelitian ini memberikan wawasan tentang praktik manajemen
risiko saat ini di industri konstruksi Myanmar dan dapat menjadi acuan bagi
praktisi dan akademisi yang tertarik dalam pengembangan manajemen risiko
di negara tersebut. Namun, penelitian ini memiliki batasan dalam hal sampel
7
yang digunakan, karena hanya sebagian kecil dari populasi profesional
konstruksi di Myanmar yang diwakili dalam survei ini. Selain itu, penelitian
ini hanya berfokus pada proyek konstruksi di Myanmar dan tidak
memperhitungkan faktor-faktor risiko yang terkait dengan proyek konstruksi
di negara lain. [8]
4. Penelitian oleh (Kartam & Kartam, 2001) yang berjudul "Risk Assessment and
Management for Construction Projects in Kuwait" bertujuan untuk
menganalisis dan mengevaluasi praktik manajemen risiko di proyek konstruksi
di Kuwait. Penelitian ini menggunakan metode survei yang melibatkan 128
responden dari berbagai perusahaan konstruksi di Kuwait. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan konstruksi di Kuwait cenderung
kurang memperhatikan manajemen risiko dalam pengelolaan proyek mereka.
Hanya sebagian kecil perusahaan yang memiliki rencana manajemen risiko
yang terstruktur dan dokumentasi risiko yang memadai. Selain itu, mayoritas
responden menganggap kurangnya komunikasi dan koordinasi antara
stakeholder sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap risiko dalam
proyek konstruksi. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini
merekomendasikan implementasi manajemen risiko yang terstruktur, pelatihan
dan kesadaran risiko yang lebih baik, serta peningkatan koordinasi dan
komunikasi antara stakeholder. Selain itu, penelitian ini juga
merekomendasikan penggunaan metode analisis risiko yang lebih canggih dan
terintegrasi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko pada
proyek konstruksi. [9]
5. Penelitian oleh D.A. (Oktarini & Kawano, 2019) yang berjudul "Risk Assessment
and Management in Indonesian Infrastructure Projects" adalah penelitian
yang membahas tentang manajemen risiko pada proyek infrastruktur di
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
risiko pada proyek infrastruktur di Indonesia serta untuk mengembangkan
sistem manajemen risiko yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko pada
proyek infrastruktur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan para ahli dan
praktisi yang berpengalaman dalam manajemen risiko pada proyek
infrastruktur di Indonesia. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
8
menggunakan metode content analysis untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi risiko pada proyek infrastruktur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa risiko pada proyek infrastruktur di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori, antara lain risiko teknis, risiko lingkungan, risiko
keuangan, risiko regulasi, dan risiko sosial. Selain itu, penelitian ini juga
mengembangkan sistem manajemen risiko yang terdiri dari empat tahap, yaitu
identifikasi risiko, evaluasi risiko, penentuan strategi mitigasi risiko, dan
implementasi strategi mitigasi risiko. Penelitian ini memberikan kontribusi
yang penting dalam pengembangan manajemen risiko pada proyek
infrastruktur di Indonesia. Dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko
serta mengembangkan sistem manajemen risiko yang efektif, proyek
infrastruktur di Indonesia dapat dijalankan dengan lebih efisien dan berhasil
sesuai dengan tujuan dan target yang ditetapkan. Selain itu, penelitian ini juga
memberikan rekomendasi dan pedoman bagi para praktisi dan ahli dalam
mengelola risiko pada proyek infrastruktur di Indonesia. [10]
Penelitian mengenai Analisis Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Proyek Tol Ruas Cinere - Jagorawi Seksi 3 memiliki beberapa persamaan dengan
penelitian terdahulu yang telah disebutkan, antara lain:
1. Semua penelitian membahas mengenai manajemen risiko pada proyek
konstruksi, baik di Indonesia maupun negara lainnya.
2. Penelitian-penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mengidentifikasi risiko pada proyek konstruksi dan mengusulkan strategi
manajemen risiko yang efektif.
3. Metodologi penelitian yang digunakan juga relatif sama, yaitu menggunakan
kombinasi antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam mengumpulkan dan
menganalisis data.
4. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa risiko-risiko pada proyek
konstruksi dapat diidentifikasi dan dikelola dengan baik melalui strategi
manajemen risiko yang tepat.
Penelitian mengenai manajemen risiko proyek tol Cinere – Jagorawi seksi 3
memiliki beberapa perbedaan dengan lima penelitian terdahulu yang telah
disebutkan sebelumnya. Beberapa perbedaan tersebut antara lain:
9
1. Ruang lingkup proyek yang berbeda: Setiap penelitian yang telah disebutkan
sebelumnya memiliki fokus yang berbeda dalam mengkaji manajemen risiko
proyek, tergantung pada ruang lingkup proyek yang sedang diteliti. Sebagai
contoh, penelitian oleh (Osei-Kyei et al., 2022) memiliki fokus pada
manajemen risiko proyek konstruksi di China secara umum, sementara
penelitian mengenai jalan tol Cinere – Jagorawi seksi 3 lebih spesifik.
2. Metode penelitian yang berbeda: Penelitian mengenai manajemen risiko
proyek dapat dilakukan dengan berbagai metode penelitian yang berbeda,
seperti studi kasus, survei, atau analisis literatur. Setiap penelitian memiliki
metode penelitian yang berbeda-beda tergantung pada tujuan penelitiannya.
Sebagai contoh, penelitian oleh (Osei-Kyei et al., 2022) menggunakan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko pada proyek
konstruksi.
3. Konteks geografis yang berbeda: Setiap negara memiliki karakteristik dan
peraturan yang berbeda dalam melaksanakan proyek konstruksi. Oleh karena
itu, penelitian mengenai manajemen risiko proyek di suatu negara dapat
berbeda dengan penelitian di negara lain. Sebagai contoh, penelitian oleh
(Kartam & Kartam, 2001) berfokus pada manajemen risiko proyek konstruksi
di Kuwait, sedangkan penelitian di jalan tol Cinere – Jagorawi seksi 3 berada
di Indonesia.
4. Faktor risiko yang berbeda: Setiap proyek konstruksi memiliki risiko yang
berbeda-beda tergantung pada jenis proyek, skala proyek, dan lingkungan di
mana proyek tersebut berada. Oleh karena itu, faktor risiko pada proyek jalan
tol Cinere Jagorawi seksi 3 dapat berbeda dengan faktor risiko pada proyek
lainnya. Sebagai contoh, penelitian oleh (Khin Su Yi | Kyaw Kyaw, 2020)
memfokuskan pada risiko proyek konstruksi di Myanmar, yang memiliki
karakteristik dan faktor risiko yang berbeda dengan jalan tol Cinere – Jagorawi
seksi 3.
Dengan demikian, meskipun penelitian mengenai manajemen risiko proyek
memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko
pada proyek konstruksi, setiap penelitian dapat memiliki perbedaan dalam ruang
lingkup proyek, metode penelitian, konteks geografis, dan faktor risiko yang diteliti.
10
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah peristiwa yang tidak di inginkan dan tidak terduga.
Kecelakaan kerja adalah “kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja di
perusahaan, dalam artian kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau selama
pelaksanaan pekerjaan” (Suma'mur, 1995). Sedangkan berdasarkan Permenaker
nomor 3 Tahun 1994 mengenai Penyelenggaraan Program Jamsos Tenaga Kerja
bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja
Kontrak, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam rangka hubungan
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan dalam perjalanan pulang
melalui jalur biasa atau jalan biasa yang dilalui.
Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian, yaitu:
1. Kerusakan.
2. Kekacauan organisasi.
3. Keluhan dan kesedihan.
4. Kelainan dan cacat.
5. Kematian.
11
karyawan yang bekerja di perusahaan. Keselamatan di tempat kerja adalah untuk
setiap pekerja dan untuk semua orang dan untuk masyarakat pada umumnya.
Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Suma'mur, 1995) :
a. Melindungi hak pekerja untuk merasa aman saat melakukan pekerjaan untuk
kehidupan yang baik dan meningkatkan output dan produktivitas nasional.
b. Memastikan keselamatan semua orang di tempat kerja.
c. Sumber daya produksi dirawat dan digunakan secara aman dan efisien.
2.2.3. Risiko
Arti risiko berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah akibat
yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari satu perbuatan
atau tindakan. Sedangkan berdasarkan AS/NZS4360:2004, risiko ialah “Peluang akan
terjadi suatu yang dapat mempengaruhi tujuan, diukur dengan hukum sebab akibat.
12
Risiko diukur terhadap nilai likehood dan consequence. Consequence atau akibat
tidak dapat terjadi begitu saja. terjadi jika bahaya dan kontak antara manusia dan
peralatan atau bahan yang terlibat dalam interaksi.” Formula yang secara umum
dipakai pada melaksanakan perhitungan risiko ialah:
Risk = Likelihood x Consequence
Catatan :
Likelihood = Kemungkinan
Consequence = Dampak
Pada aspek K3, risiko biasanya bersifat negatif seperti cedera, kerusakan atau
gangguan operasional. Risiko negatif harus diminimalkan sedemikian rupa (Ramli,
2010).
13
(Ramli, 2010:80).
Analisis risiko merupakan “Kegiatan analisis risiko dengan
menentukan tingkat kemungkinan dan penerimaan risiko. Tujuannya adalah untuk
membedakan antara risiko kecil, sedang, dan besar serta menyediakan data untuk
mendukung penilaian dan penanganan risiko (AZ/NZS 4360)”.
Faktor yang mempengaruhi dalam analisis risiko adalah :
a. Sumber risiko
Sumber risiko merupakan “asal atau timbulnya risiko yang dapat berupa
material, yang digunakan dalam proses kerja, peralatan kerja, kondisi area kerja
dan perilaku dari pekerja.”
b. Likelihood
Likelihood merupakan “besaran kemungkinan timbulnya risiko. Ditentukan
dengan menganalisis frekuensi bahaya terhadap para pekerja, jumlah dan
karakteristik bahaya yang terpapar pada pekerja, jumlah dan karakteristik
pekerja yang terkena dampak bahaya, kondisi area kerja, kondisi peralatan
kerja, serta efektifitas tindakan pengendalian bahaya yang telah dilakukan
sebelumnya. Faktor kemungkinan juga berkaitan dengan faktor perilaku pekerja
dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya dan
sumber risiko yang ada dalam proses kerja dan di tempat kerjanya atau stres
yang dialami pekerja yang berpengaruh dalam penurunan konsentrasi pekerja.”
c. Konsekuensi
Konsekuensi merupakan “besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko.
Ditentukan dengan analisis atau kalkulasi statistik berdasarkan datadata yang
terkait atau melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman terdahulu.”
Berdasarkan standar AS/NZS:4360, kemungkinan atau likelihood diberi rentang
dengan risiko yang jarang terjadi (rare) sampai dengan risiko yang dapat terjadi
setiap saat (almost certain). Sedangkan untuk dampak atau consequence
dikategorikan dengan kejadian yang tak menyebabkan cedera maupun kerugian kecil
hingga dampak yang paling parah yaitu menyebabkan kejadian fatal (meninggal
dunia) atau kerusakan besar terhadap aset perusahaan.
Akan halnya analisis yang digunakan ialah analisis risiko kuantitatif. Method
Kuantitatif sepeti biasanya dilaksanakan dengan memakai serangkaian instrumen
penelitian seperti tes/kuesioner. Data yang terkumpul lalu diubah menggunakan
14
kategori/kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Berikut merupakan tabel konsekuensi dan kemungkinan menurut standar AS/NZS
4360.
15
1 Rare Hampir tidak pernah, sangat jarang terjadi
Ket :
16
VH : Very High Risk = Sangat berisiko atau tak dapat di toleransi sehingga
butuh penanganan dengan segera.
H : High Risk = Berisiko besar, butuh perhatian khusus dari pihak
manajemen.
M : Moderate Risk = Risiko sedang, membutuhkan tanggung jawab yang
jelas dari manajemen.
L : Low Risk = Risiko rendah, ditangani dengan prosedur yang rutin.
17
d. Administrasi : meminimalisir risiko bahaya dengan menetapkan prosedur,
aturan, pemasangan rambu keselamatan, rambu peringatan, pelatihan dan
pemilihan kontraktor, bahan dan mesin, cara penanganan, penyimpanan, dan
label metode pelabelan.
e. Alat pelindung diri : Meminimalisir risiko hazard dengan menggunakan alat
pelindung diri seperti safety helmet, masker wajah, safety shoes, coverall, safety
glass, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan.
18
informasi gambaran hasil identifikasi masalah/bahaya.”
Metode dan teknik yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain
yaitu (Ramli, 2010) :
a. Data kecelakaan
Data kecelakaan ialah “sebagian dari dasar informasi tentang adanya bahaya di
lokasi kerja dan sebagai sumber informasi yang paling mendasar. Setiap
kecelakaan yang timbul selalu memiliki sumber yang didasari adanya keadaan tak
aman yang menyangkut manusia, peralatan atau lingkungan kerja. Karena itu tiap
kecelakaan, bagaimanapun kecilnya akan didapatkan adanya sumber bahaya atau
risiko.”
b. Daftar periksa
Metode ini amat mudah dan sederhana untuk dilaksanakan ialah dengan membuat
daftar pemeriksaan bahaya dilokasi kerja. Pada penerapan metode ini ada macam-
macam hal yang harus diperhatikan yaitu :
“Metode ini bersifat spesifik untuk peralatan atau lokasi kerja tertentu. Seperti
daftar periksa untuk gudang akan beda dengan daftar periksa untuk unit
proses.
Daftar periksa perlu dikembangkan oleh orang yang mengetahui atau
mengenal lokasi kerja atau peralatan. Dengan begitu daftar periksa bisa
menggapai semua kemungkinan bahaya yang ada.
Daftar periksa harus dievaluasi secara berkala, terutama bila didapati ada
bahaya baru, atau penambahan dan perubahan sarana produksi, sistem atau
proses.
Pemeriksaan bahaya dilaksanakan oleh orang yang mengetahui secara baik
kondisi lingkungan kerjanya. Makin dalam pengetahuannya, maka makin
detail identifikasi bahaya yang dapat dilaksanakan. Maka dari itu,
pengembangan daftar periksa harus melibatkan para pekerja setempat.”
c. Brainstorming
“Sumber informasi mengenai bahaya didapatkan dari semua pihak. Makin banyak
sumber informasi yang dipakai maka makin luas, dalam dan detail informasi yang
akan didapatkan. Maka dari itu, salah satu teknik yang sederhana yang mampu
dipakai guna mengidentifikasi bahaya ialah dengan teknik brainstorming. Dengan
19
diskusi dan pertemuan dari macam-macam pihak dan individu yang beda guna
menggali potensi bahaya yang ada, atau diketahui oleh masing-masing anggota
kelompok.”
d. What-if
“Teknik ini bersifat brainstorming, namun semua anggota tim dipandu dengan
kata “what-if”. Maksud dari teknik ini ialah guna mengidentifikasi kemungkinan
adanya kejadian yang tak diinginkan dan menimbulkan satu konsekuensi yang
serius. Dengan teknik ini bisa dilaksanakan penilaian terhadap kemungkinan
timbulnya penyimpangan rancang bangun, konstruksi atau modifikasi dari yang
diinginkan.”
e. HAZOPS
“HAZOPS (Hazard and Operability Study) digunakan guna mengidentifikasi
bahaya yang ada pada proses operasional. Teknik HAZOPS merupakan sistem
yang sangat terstruktur dan sistematis sehingga dapat mendapatkan kajian yang
komprehensif. Kajian HAZOPS juga bersifat multi disiplin sehingga hasil kajian
akan lebih mendalam dan rinci karena sudah ditinjau dari berbagai latar belakang
disiplin dan keahlian.”
f. FMEA
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah “metode identifikasi risiko
dengan menganalisis berbagai pertimbangan dari kesalahan suatu sistem atau
peralatan yang digunakan dan kemudian mengevaluasi dampak dari kesalahan
tersebut. FMEA membantu memilih langkah perbaikan untuk mengurangi
dampak kumulatif dari konsekuensi (risk) dan kegagalan sistem (fault).”
g. FTA
Fault Tree Analysis (FTA) “menggunakan metode analisis yang bersifat deduktif.
Dimulai dengan menetapkan kejadian puncak (top event) yang mungkin terjadi
dalam sistem atau proses. Selanjutnya semua kejadian yang dapat menimbulkan
akibat dari kejadian puncak tersebut diidentifikasi dalam bentuk pohon logika.”
h. JSA
Job Safety Analysis (JSA) adalah salah satu teknik analisis bahaya yang paling
populer dan banyak digunakan di lingkungan kerja. “Teknik ini berguna untuk
mengidentifikasi dan menganalisis bahaya pekerjaan, seperti mengganti bola
20
lampu, memasang AC, melepas filter, mengganti ban serep, dan lainnya.
penyebab kecelakaan yang timbul dari kondisi atau tindakan yang tidak aman saat
melakukan suatu aktivitas oleh karena itu, dengan mengidentifikasi bahaya dalam
setiap jenis pekerjaan dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat dan
efektif”. Proses identifikasi risiko yaitu sebagai berikut :
a. “Tentukan pekerjaan yang akan identifikasi.
b. Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja
Menetapkan langkah-langkah kerja sederhana yang akan dilaksanakan.
c. Tentukan tahap kerja kritis
Tahap kerja kritis adalah tahap kerja dimana pada tahap tersebut dinilai memiliki
potensi bahaya yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Kenali sumber bahaya
Kemudian kenali sumber bahaya apa saja yang terkandung pada setiap tahapan
tersebut, dilihat dari bahaya fisik, mekanik, peralatan yang digunakan, lingkungan
kerja, dan cara kerja.
e. Lalu masukan kedalam tabel, semua informasi yang diperoleh.”
2.2.9. Bahaya
Menurut OHSAS 18001:2007 hazard (bahaya) ialah “sumber, situasi atau
tindakan yang berpotensi menyebabkan kerugian pada hal luka-luka atau penyakit
pada manusia maupun campuran dari semuanya. Bahaya ialah semua sesuatu
termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menciptakan kecelakaan atau cidera
pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Maka dari itu, dibutuhkan
pengendalian yang benar supaya bahaya tak menimbulkan dampak yang merugikan.
Bahaya adalah sifat yang melekat dan menjadi aspek dari suatu zat, sistem, kondisi
atau peralatan.”
Menurut Ramli, 2010:66 Bahaya keselamatan kerja adalah “bahaya yang
berdampak pada terjadinya kecelakaan kerja yang bisa menimbulkan luka, cacat
sampai menimbulkan kematian dan kerusakaan properti.” Jenis – jenis bahaya dapat
dikelompokkan menjadi: (Ramli, 2010:66)
a. Bahaya Mekanis
Asal bahaya yang berasal dari benda bergerak atau peralatan mekanis baik
secara manual maupun dengan penggerak. “bagian mesin yang bergerak
21
mengandung bahaya seperti gerakan pengeboran, pemotongan, penempaan,
penjepitan, pengepresan dan bentuk gerakan lainnya. Gerakan ini dapat
menyebabkan cedera atau kerusakan seperti terpeleset, terpotong, tersayat,
jatuh dan terjepit.”
b. Bahaya Listrik
“Sumber bahaya yang berasal dari energi listrik yang bisa menyebabkan bahaya
seperti kebakaran, sengatan listrik dan hubungan singkat (short circuit).
c. Bahaya Kimiawi
“Bahan kimia mengandung banyak potensi bahaya tergantung pada sifat dan
konsentrasinya. Beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia seperti
keracunan, iritasi, kebakaran dan ledakan serta pencemaran lingkungan.”
d. Bahaya Fisis
“Bahaya yang berasal dari faktor fisis antara lain kebisingan, tekanan, getaran,
suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan, dan radiasi dari bahan
radioaktif.”
e. Bahaya Biologis
“Di lingkungan kerja yang berbeda, terdapat bahaya dari faktor biologis seperti
flora dan fauna yang ada di lingkungan kerja atau dari aktivitas kerja. Potensi
bahaya ini ditemukan di industri makanan, farmasi, pertanian dan kimia,
pertambangan, serta minyak dan gas”.
22
“Sumber bahaya yang berasal dari energi listrik yang bisa menyebabkan bahaya
seperti kebakaran, sengatan listrik dan hubungan singkat (short circuit).”
c. Bahaya Kimiawi
“Bahan kimia mengandung banyak potensi bahaya sesuai dengan sifat dan
kandungannya. Beberapa bahaya yang disebabkan oleh bahan bahan kimia seperti
keracunan, iritasi, kebakaran dan peledakan, seta polusi dan pencemaran
lingkungan.”
d. Bahaya Fisis
“Bahaya yang berasal dari faktor fisis antara lain kebisingan, tekanan, getaran,
suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan, dan radiasi dari bahan
radioaktif.”
e. Bahaya Biologis
“Di berbagai lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber dari unsur
biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau berasal
dari aktivitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri makanan,
farmasi, pertanian dan kimia, pertambangan, minyak dan gas bumi.”
2.2.11. Jalan Tol
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2005, jalan tol
merupakan jalan umum yang menjadi bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan
nasional dimana penggunanya diwajibkan membayar tol. Pembangunan jalan tol /
jalan bebas hambatan di Indonesia sangat dibutuhkan karena dapat mengurangi
efisiensi akibat kemacetan pada ruas utama. [12]
Untuk penyelenggaraan jalan tol, berdasarkan Undang Undang (UU) Nomor 38
Tahun 2004 diatur pada pasal 43 ayat 1 berbunyi, jalan tol diselenggarakan untuk
memperlancar lalu lintas di daerah berkembang, meningkatkan hasil guna dan daya
guna pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan
ekonomi, meringankan beban dana Pemerintah melalui pertisipasi pengguna jalan,
dan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
Jalan tol adalah salah satu jenis jalan bebas hambatan yang dirancang untuk
menghubungkan wilayah atau kota yang jaraknya jauh. Jalan tol memiliki
karakteristik yang berbeda dari jalan biasa, seperti adanya sistem tol untuk
penggunaan jalan, fasilitas yang lebih baik, dan rancangan khusus yang
memungkinkan kendaraan untuk bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi. Oleh
23
karena itu, pengelolaan jalan tol memiliki tantangan yang berbeda dari pengelolaan
jalan biasa.
Teori jalan tol meliputi pengelolaan, perencanaan, dan pembangunan jalan tol.
Pengelolaan jalan tol mencakup operasi dan pemeliharaan jalan tol yang ada,
sedangkan perencanaan dan pembangunan jalan tol meliputi tahap-tahap
perencanaan, perancangan, dan pembangunan jalan tol yang baru.
Menurut [14] (Yulistina & Caroline, 2020), pengelolaan jalan tol meliputi
beberapa aspek, yaitu manajemen lalu lintas, pemeliharaan jalan tol, pengumpulan
tol, keamanan dan keselamatan pengguna jalan tol, serta manajemen risiko.
Manajemen risiko merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengelolaan jalan
tol, karena jalan tol memiliki risiko yang berbeda dari jalan biasa.
Pada tahap perencanaan dan pembangunan jalan tol, perlu dilakukan analisis
terhadap kebutuhan pengguna jalan tol, perencanaan desain jalan tol, pengadaan
lahan, serta pemilihan teknologi yang tepat. Menurut [15] (Ilham et al., 2020), dalam
perencanaan dan pembangunan jalan tol, perlu diperhatikan aspek-aspek seperti
pengumpulan data, analisis dan perencanaan, pemilihan teknologi, perizinan, dan
konstruksi jalan tol.
Perencanaan dan pembangunan jalan tol juga perlu mempertimbangkan aspek
lingkungan dan sosial. Menurut [16] (Koesdijati, 2021), pembangunan jalan tol dapat
berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitar, sehingga perlu dilakukan studi
dampak lingkungan dan sosial sebelum pembangunan dilakukan.
Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek pembiayaan dalam pembangunan dan
pengelolaan jalan tol. Menurut [16] (Koesdijati, 2021), pembiayaan jalan tol dapat
dilakukan melalui beberapa sumber, seperti pendanaan langsung dari pemerintah,
investasi swasta, atau kemitraan antara pemerintah dan swasta.
Dalam menjalankan manajemen jalan tol, perlu juga dilakukan pengukuran
kinerja jalan tol. Menurut [15] (Ilham et al., 2020), pengukuran kinerja jalan tol dapat
dilakukan melalui beberapa indikator, seperti volume lalu lintas, kecepatan, efisiensi
biaya, tingkat pelayanan, kepuasan pengguna, dan keamanan.
24
berikut:
BAB I: Pendahuluan
● Latar Belakang
● Identifikasi Masalah
● Analisis Masalah
● Argumentasi
● Rumusan Masalah
● Batasan Penelitian
● Tujuan Penelitian
● Manfaat Penelitian
BAB II: Tinjauan Pustaka
● Kecelakaan Kerja
● Keselamatan dan Kesehatan Kerja
● Risiko
● Jenis – jenis Risiko
● Evaluasi Risiko
● Pengendalian Risiko
● Identifikasi Risiko
● Bahaya
● Pengelompokan Bahaya
● Jalan Tol
BAB III: Metodologi Penelitian
● Metode Penelitian’
● Lokasi Penelitian
● Populasi dan Sampel
● Responden Penelitian
● Jenis dan Sumber Data
● Analisis Data
BAB IV: Hasil Penelitian
● Deskripsi Proyek Tol Cinere – Jagorawi Seksi 3
● Analisis Risiko pada Proyek Tol Cinere – Jagorawi Seksi 3
● Evaluasi Risiko pada Proyek Tol Cinere – Jagorawi Seksi 3
● BAB V: Kesimpulan dan Saran
25
● Kesimpulan
● Saran
Kerangka penelitian tersebut dimaksudkan untuk memberikan panduan bagi
penulis dalam merancang penelitiannya secara sistematis dan terstruktur. Adapun
setiap bagian dalam kerangka penelitian tersebut harus diisi dengan informasi yang
relevan dan sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan.
3.3.2. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian Analisis Risiko pada Proyek Tol Cinere – Jagorawi
Seksi 3 harus dikembangkan berdasarkan hasil dari analisis masalah dan tinjauan
literatur. Sebagai gambaran umum, hipotesis dari penelitian ini dikemukakan sebagai
berikut:
H0 : Terdapat risiko-risiko yang signifikan pada proyek tol Cinere – Jagorawi
seksi 3 yang perlu diidentifikasi dan dievaluasi dengan baik.
H1 : Manajemen risiko yang efektif dapat membantu mengurangi risiko-risiko
tersebut dan meningkatkan kinerja proyek tol Cinere – Jagorawi Seksi 3.
Hipotesis-hipotesis ini harus diuji dalam penelitian melalui pengumpulan dan
analisis data yang dilakukan dengan metodologi yang tepat. Selain itu, hipotesis-
hipotesis tersebut harus dijabarkan secara lebih detail dalam bagian metodologi
penelitian untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pengujian hipotesis
yang dilakukan dalam penelitian.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
SEKSI 3
27
3.3.2. Sampel
Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan diterapkan pada
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(Sugiyono, 2007)”. Jika jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel
diambil secara keseluruhan, tetapi jika jumlah populasinya lebih besar dari 100 orang,
maka bisa diambil antara 10-25% atau 25- 30% atau lebih tergantung dari
kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana seperti sempit luasnya
wilayah dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Dengan pernyataan
ini maka penulis mengambil sampel 10% dari total populasi yaitu 224 orang”
(Arikunto 2002:112)
28
dari pihak kontraktor seperti struktur organisasi, item pekerjaan, dan lain - lain.
Selain itu ditemukan juga dari penelitian terdahulu, buku, internet dan sumber -
sumber yang menunjang dalam penelitian.” Data sekunder digunakan guna
melengkapi data penelitian. Seperti dokumentasi, struktur organisasi dan SOP di
lokasi penelitian.
29
Variabel Pertanyaan. Pertanyaan yang dipakai adalah jenis pertanyaan
tertutup guna mempermudah responden menjawab pertanyaan dan
memfokuskan jawaban yang diharapkan oleh penulis.”
30
3.7. Bagan Alir Penelitian
Studi Literatur
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Analisis tingkat risiko menggunakan matriks risiko
AS/NZS 4360 : 2004
Selesai
31
Gambar 3. 2 Bagan Alir Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
32
X10 Pembongkaran Pekerja tertimpa pecahan aspal/beton
Perkerasan Jalan
X11 Pekerja tertabrak swing excavator
aspal/beton
3 Pekerjaan Tanah
X12 Pekerja tertabrak swing excavator
Terkena utilitas dibawahnya (pipa gas /
X13 Galian dan Timbunan
air dan kabel listrik)
(dengan Excavator)
X14 Pekerja tertabrak mobilisasi dump truck
X15 Terperosok kedalam lubang galian
4 Pekerjaan Drainase
X16 Pekerja tertabrak manuver hyap crane
Material yang diangkut hyap crane
X17
Pipa gorong-gorong terjatuh / sling putus
X18 beton bertulang Gangguan mata/kulit cipratan cor beton
Pekerja terluka akibat alat kerja (bar
X19
bender/cutter)
Pekerja tertabrak swing excavator pada
X20 Saluran Beton
saat galian
Precast
X21 Pekerja tertabrak manuver hyap crane
5 Pekerjaan perkerasan
Pekerja tertabrak manuver truck mixer
X24
saat hampar beton
Lean Concrete dan
X25 Pekerja terjepit alat wirtgen
Rigid Pavement
Pekerja terluka akibat alat kerja (bar
X26
bender/cutter)
6 Pekerjaan Aspal
X27 Pekerjaan Aspal Gangguan pernafasan akibat aspal dan
pembersihan debu
33
X28 Pekerja terkena aspal panas
7 Pekerjaan Struktur
X30 Pekerja tertabrak swing alat berat bor pile
X31 Pekerja tergores/tertusuk besi tulangan
Pekerjaan Konstruksi
X32 Girder yang diangkat terjatuh
Jembatan
X33 Pekerja tertimpa tremie/concrete pump
X34 Pekerja tertabrak manuver truck mixer
X35 Pekerja jatuh dari ketinggian
8 Pekerjaan Lain-lain
X36 Penanaman Pohon Pekerja tersengat Binatang
X37 Pasang Guard Rail Pekerja terluka akibat alat kerja
Pemasangan
X38 Pekerja tergores/tertusuk besi tulangan
Concrete Barrier
Sesudah diperoleh variabel potensi risiko kecelakaan yang ada pada proyek,
dilaksanakan penyebaran kuesioner untuk responden agar mengetahui kemungkinan
dan dampak dari risiko kecelakaan tersebut. Setelah itu dilaksanakan uji validitas dan
reliabilitas terhadap hasil jawaban kuesioner. Pengujian dibantu dengan program
SPSS 22.
34
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan
Proyek konstruksi tergolong proyek yang kompleks karena banyaknya item
pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga ahli untuk mengoperasikannya. Dalam
suatu proyek, posisi yang berbeda akan ditemukan tergantung pada tanggung jawab
pekerjaan. Responden penelitian ini meliputi kontraktor, konsultan, pekerja,
administrator, dan surveyor masing-masing memegang jabatan seperti tabel pada
tabel di bawah ini.
Jabatan %
Konsultan 4,17
Kontraktor 20,83
Pekerja 41,67
Admin 8,33
Surveyor 8,33
Total 24
Lama Kerja %
1-5 tahun 45,8
> 5 Tahun 54,1
Total 24
35
tersebut diharapkan jawaban yang diberikan oleh responden menjadi reliabel dan
akurat sehingga data yang diperoleh lebih dapat dipercaya.
Pendidikan %
SMA/SMK 62,5
D3 12,5
S1 25
Total 24
Setelah kusioner disebar ke responden maka didapatkan hasil yang telah dipilih
oleh responden. Kemudian diolah kedalam tabulasi data, yang mana tabulasi tersebut
mempermudah dalam pembacaan hasil dari kusioner. Kemudian tabulasi tersebut
dilakukan uji validitas, uji korelasi dan uji Reabilitas. Berikut ini adalah tabulasi
jawaban penilaian responden terhadap frekuensi dan dampak risiko :
36
Skala Yang Dipilih Responden
Kode Kegiatanan Variabel Risiko 1 2 3 4 5 N
L C L C L C L C L C L C
Pekerjaan Umum
X1 Mobilisasi Alat Pekerja terkena manuver alat berat 12 4 9 11 3 5 0 4 0 6 24 24
X2 Pekerja tertimpa alat pada saat loading/unloading 0 5 8 7 13 6 4 6 10 0 24 24
X3 Lingkungan sekitar berdebu 2 0 3 0 5 13 7 8 7 3 24 24
X4 Laboratorium Pekerja terhirup debu bahan berbahaya 7 0 11 3 6 7 0 5 0 9 24 24
X5 Kulit pekerja terkena bahan berbahaya 5 7 13 9 6 4 0 4 0 0 24 24
Loading/Unloading (Persiapan Terjadi tumpahan/kebocoran pada selang tangki BBM
5 5 15 8 4 7 0 4 0 0 24 24
X6
pengisian solar) Terjadi kebakaran BBM
12 0 12 0 0 5 0 8 0 12 24 24
X7
Pembersihan tempat kerja Pekerja tertabrak excavator pada saat land clearing
14 3 8 12 2 7 0 2 0 0 24 24
X8
Gangguan pernafasan pekerja akibat debu
0 0 0 1 4 11 10 0 10 12 24 24
X9
Pekerjaan Bongkara
37
X13 Galian dan Timbunan (dengan Terkena utilitas dibawahnya (pipa gas / air dan kabel
0 0 0 0 10 6 12 7 2 11 24 24
listrik)
Excavator)
Pekerja tertabrak mobilisasi dump truck
14 2 10 2 0 14 0 3 0 3 24 24
X14
Terperosok kedalam lubang galian
10 1 12 3 2 12 0 3 0 5 24 24
X15
Pekerjaan Drainase
38
X30 Pekerjaan kontsruksi Jembatan Pekerja tertabrak swing alat berat bor pile 7 0 7 0 10 1 0 9 0 14 24 24
X31 Pekerja tergores/tertusuk besi tulangan 5 0 7 13 12 5 0 6 0 0 24 24
X32 Girder yang diangkat terjatuh 6 0 5 3 7 5 5 9 1 7 24 24
X33 Pekerja tertimpa tremie/concrete pump 8 0 12 7 4 7 0 6 0 4 24 24
X34 Pekerja tertabrak manuver truck mixer 11 0 8 0 5 12 0 4 0 8 24 24
X35 Pekerja jatuh dari ketinggian 12 0 3 0 9 6 0 9 0 6 24 24
Pekerjaan Lain-lain
X36 Penanaman Pohon Pekerja tersengat Binatang 4 0 10 0 5 10 5 14 0 0 24 24
X37 Pasang Guard Rail Pekerja terluka akibat alat kerja 5 0 5 0 7 5 7 8 0 10 24 24
X38 Pemasangan Concrete Barrier Pekerja tergores/tertusuk besi tulangan 4 0 5 2 7 13 8 9 0 0 24 24
X39 Pekerja tersengat aliran listrik 6 0 2 3 7 2 7 10 2 9 24 24
X40 Pencahayaan Lalu lintas dan Pekerja tersambar petir 12 0 10 0 2 0 0 13 0 11 24 24
Pekerjaan Listrik
X41 Pekerja terkena manuver loader 10 0 9 0 3 3 2 10 0 11 24 24
39
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai yang di pilih oleh responden terhadapa
masing-masing pertanyaan. Dengan hasil tabulasi data yang sudah diplih oleh
responden. Akan dilanjutkan penilitian yaitu pengujian data menggunakan program
SPSS 22. Uji yang dilakukan adalah Uji validitas dan Uji Reliabilitas.
- Jika r hitung < dari r tabel maka pertanyaan dikatakan tidak valid
40
X22 0.736** 0,297 Valid
X23 0.698** 0,297 Valid
X24 0.823** 0,297 Valid
X25 0.761** 0,297 Valid
X26 0.777** 0,297 Valid
X27 0.570** 0,297 Valid
X28 0.809** 0,297 Valid
X29 0.836** 0,297 Valid
X30 0.827** 0,297 Valid
X31 0.733** 0,297 Valid
X32 0.757** 0,297 Valid
X33 0.797** 0,297 Valid
X34 0.816** 0,297 Valid
X35 0.801** 0,297 Valid
X36 0.685** 0,297 Valid
X37 0.693** 0,297 Valid
38 0.825** 0,297 Valid
X9 0.711** 0,297 Valid
X40 0.756** 0,297 Valid
X41 0.776** 0,297 Valid
Berdasarkan dari hasil Tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item
pertanyaan dalam variabel memiliki nilai r hitung indikator pertanyaan lebih besar
dari r tabel dan nilai signifikansi hasil korelasi < 0.05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh item pertanyaan dalam penelitian ini valid. Variable yang dinyatakan
valid kemudian di lanjutkan ke tahap Uji Realibilitas.
41
Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6.
Sehingga jika nilai reliabilitas instrumen lebih baik dari 0.6 maka seluruh instrumen
penelitian yang digunakan adalah reliabel (handal).
Reliability Statistics
Dari Tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha
pada setiap item pertanyaan pada ketiga variabel dalam penelitian ini, masing-
masing sudah lebih besar dari 0.6, sehingga instrumen pertanyaan yang digunakan
sudah reliabel.
42
Likehood (Kemungkinan)
Pertanyaan
Responden
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21
1 1 2 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 2 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 2 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 2 2 1 2 2 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 2 1 1 2 2 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 2 3 2 2 2 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1
9 1 3 2 2 2 2 1 1 4 2 2 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1
10 1 3 3 2 2 2 1 1 4 2 2 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1
11 1 3 5 2 2 2 1 1 5 2 2 1 4 1 2 1 1 2 2 1 1
12 1 3 5 2 2 2 1 1 5 2 2 1 4 1 2 1 1 2 2 1 1
13 2 3 5 2 2 2 2 1 5 2 2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 1
14 2 3 4 2 2 2 2 1 5 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 1
15 2 3 4 2 2 2 2 2 5 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1
16 2 3 5 2 2 2 2 2 5 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3
17 2 3 4 2 2 2 2 2 5 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
18 2 3 4 2 2 2 2 2 5 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2
19 2 3 4 3 3 2 2 2 5 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2
20 2 3 4 3 3 2 2 2 5 2 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2
21 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2
22 3 4 5 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2
43
23 3 4 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 2 3 2 2 3 3 3 2
24 3 4 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 2 3 2 2 3 3 3 2
Consequens (Dampak)
Pertanyaan
Responden X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1
6 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1
7 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1
8 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1
9 1 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 1
10 1 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 1 1
11 1 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 1 2
12 1 2 1 1 2 4 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 1 2
13 2 2 1 1 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2
14 2 2 1 2 2 4 4 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2
15 2 2 1 2 2 4 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2
16 2 4 1 2 2 4 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2
17 2 4 2 2 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2
44
18 2 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 2
19 2 4 2 2 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 2 2
20 2 4 2 2 4 5 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 2 3
21 2 4 3 2 4 5 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3
22 2 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3
23 4 4 3 4 4 5 5 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 3 4
24 4 4 3 4 4 5 5 3 3 3 5 3 3 3 4 4 4 5 3 4
Consequens (Dampak)
Pertanyaan
Responden
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21
1 1 2 3 2 3 1 3 1 5 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 3 2 1 1 3 1 5 1 2 2 3 1 2 1 1 2 1 1 1
3 1 2 3 2 1 1 3 1 5 1 2 2 3 2 2 1 1 2 1 1 1
45
4 1 2 3 3 1 1 3 2 5 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2
5 2 2 3 3 1 1 3 2 5 1 2 2 3 1 3 2 1 2 2 1 2
6 2 2 3 3 1 2 4 2 5 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3
7 2 2 3 3 1 2 4 2 5 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 1 3
8 2 3 3 3 1 2 4 2 5 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 1 3
9 2 3 3 3 2 2 4 2 5 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3
10 2 3 3 3 2 2 4 2 5 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3
11 2 3 3 4 2 2 4 2 5 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 2 3
12 2 3 3 4 2 2 4 2 5 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3
13 2 3 3 4 2 2 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 4 3 3 3
14 2 4 4 4 2 3 5 2 3 3 3 4 5 3 3 2 7 4 3 3 3
15 2 4 4 4 2 3 5 4 3 3 3 4 5 3 3 2 7 4 3 3 3
16 3 4 4 5 2 3 5 3 3 3 3 4 5 3 3 2 7 4 3 3 3
17 3 4 4 5 2 3 5 2 3 3 3 4 5 3 4 2 7 4 3 3 3
18 3 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 5 5 3 4 3 7 4 3 3 4
19 3 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 5 5 4 4 3 7 5 3 3 4
20 3 4 4 5 3 3 5 3 3 3 4 5 5 4 5 3 7 5 4 4 4
21 4 4 4 5 4 4 5 3 3 4 1 5 5 4 5 3 5 5 4 4 4
22 4 4 5 5 4 4 5 3 3 4 2 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4
23 4 4 5 5 4 4 5 3 3 4 1 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4
24 4 4 5 5 4 4 5 4 2 4 1 5 5 3 5 3 5 5 4 1 4
Tabel 4. 11
Hasil Penilain Risiko bagian Concequens (Dampak)
46
Consequens (Dampak)
Pertanyaan
Responden
X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41
1 3 3 5 3 5 5 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 4 5 4 2
2 1 1 5 3 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 2 1 4 5 3 2 1 2 5 5 2 2 4 2 4 2 3 5 2 1
5 1 4 5 5 5 4 3 1 5 4 1 1 3 2 3 1 3 4 4 1
6 1 1 4 4 4 2 2 1 4 3 1 1 3 1 2 1 3 3 2 1
7 1 4 3 4 2 3 4 1 5 2 1 1 4 2 3 1 3 3 4 2
8 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3
10 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1
11 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4
12 1 3 5 1 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 3
13 1 3 5 1 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 3
14 1 3 5 1 3 4 4 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3
15 5 4 5 1 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4
16 5 4 5 1 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4
17 5 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4
18 5 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4
19 5 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
20 5 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
21 5 4 5 4 4 4 5 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
22 3 4 5 4 4 4 5 4 5 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4
23 3 4 5 4 4 4 5 4 5 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4
47
24 3 4 5 4 4 5 5 4 5 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5
48
Tabel 4. 12 Lanjutan Hasil Pengisian Kusioner Bagian Concequense (Kemungkinan)
Di bawah ini adalah hasil perhitungan indeks risiko yang didapat dari
perkalian nilai rata – rata kemungkinan dan rata – rata dampak pada masing –
masing pertanyaan di setiap kegiatan
49
Gangguan
pernafasan pekerja 4,25 3,95 16,78
akibat debu
2 Pekerjaan Bongkaran
Pekerja tertimpa
Pembongkaran 1,83 2,37 4,33
pecahan aspal/beton
Perkerasan Jalan
Pekerja tertabrak
aspal/beton 1,83 2,45 4,48
swing excavator
3 Pekerjaan Tanah
Pekerja tertabrak
1,54 3,37 5,05
swing excavator
Terkena utilitas
dibawahnya (pipa
3,66 4,20 15,37
Galian dan gas / air dan kabel
Timbunan (dengan listrik)
Excavator) Pekerja tertabrak
mobilisasi dump 1,41 2,79 3,93
truck
Terperosok kedalam
1,66 3,33 5,52
lubang galian
4 Pekerjaan Drainase
Pipa gorong- Pekerja tertabrak
1,50 2,16 3,24
gorong beton manuver hyap crane
bertulang Material yang
diangkut hyap crane 1,50 3,75 5,62
terjatuh / sling putus
Gangguan
mata/kulit cipratan 1,95 3,50 6,8
cor beton
Pekerja terluka 2,62 5,00
akibat alat kerja (bar 1,91
50
bender/cutter)
Pekerja tertabrak
swing excavator 1,58 2,29 3,45
Saluran Beton
pada saat galian
Precast
Pekerja tertabrak
1,41 2,95 4,15
manuver hyap crane
Pekerja tertimpa
1,66 3,70 6,14
batu
Saluran Pasangan
Gangguan
Batu
mata/kulit cipratan 2,50 4,25 10,62
cor beton
5 Pekerjaan perkerasan
Pekerja tertabrak
manuver truck mixer 1,50 4,62 6,93
saat hampar beton
Lean Concrete dan Pekerja terjepit alat
1,70 3,25 3,82
Rigid Pavement Wirtgen
Pekerja terluka
akibat alat kerja (bar 2,25 5,91 13,29
bender/cutter)
6 Pekerjaan Aspal
Gangguan
pernafasan akibat
3,66 4,41 16,14
aspal dan
pembersihan debu
Pekerjaan Aspal Pekerja terkena
2,95 4,62 13,62
aspal panas
Pekerja terkena
manuver tandem 1,95 3,79 7,39
roller
7 Pekerjaan Struktur
51
Pekerja tertabrak
swing alat berat bor 4,5 9,54
2,12
pile
Pekerja
tergores/tertusuk 2,70 6,18
2,29
Pekerjaan besi tulangan
Konstruksi Girder yang
3,83 9,8
Jembatan diangkat terjatuh 2,58
Pekerja tertimpa
tremie/concrete 1,83 3,29 6,00
pump
Pekerja tertabrak
3,83 6,70
manuver truck mixer 1,75
Pekerja jatuh dari
1,87 3,95 7,3
ketinggian
8 Pekerjaan Lain-lain
Pekerja tersengat
Penanaman Pohon 2,45 3,58 8,77
Binatang
Pekerja terluka
Pasang Guard Rail 2,66 4,25 11,305
akibat alat kerja
Pekerja
Pemasangan
tergores/tertusuk 2,79 3,29 9,17
Concrete Barrier
besi tulangan
52
Risk Matriks AS/NZS 4360 : 2004
53
land clearing
Gangguan
pernafasan pekerja 16,78
akibat debu
2 Pekerjaan Bongkaran
Pekerja tertimpa
Pembongkaran 4,33
pecahan aspal/beton
Perkerasan Jalan 4,40 M
Pekerja tertabrak
aspal/beton 4,48
swing excavator
3 Pekerjaan Tanah
Pekerja tertabrak
5,05
swing excavator
Terkena utilitas
dibawahnya (pipa
15,37
Galian dan gas / air dan kabel
Timbunan (dengan listrik) 7,46
M
Excavator) Pekerja tertabrak
mobilisasi dump 3,93
truck
Terperosok kedalam
5,52
lubang galian
4 Pekerjaan Drainase
Pipa gorong- Pekerja tertabrak 5,62 M
3,24
gorong beton manuver hyap crane
bertulang Material yang
diangkut hyap crane 5,62
terjatuh / sling putus
Gangguan
mata/kulit cipratan 6,8
cor beton
Pekerja terluka 5,00
54
akibat alat kerja (bar
bender/cutter)
Pekerja tertabrak
swing excavator 3,45
Saluran Beton
pada saat galian
Precast
Pekerja tertabrak
4,15
manuver hyap crane
Pekerja tertimpa
6,14
batu
Saluran Pasangan
Gangguan
Batu
mata/kulit cipratan 10,62
cor beton
5 Pekerjaan Perkersan
Pekerja tertabrak
manuver truck mixer 6,93
saat hampar beton
Lean Concrete dan Pekerja terjepit alat M
3,82 8,01
Rigid Pavement wirtgen
Pekerja terluka
akibat alat kerja (bar 13,29
bender/cutter)
6 Pekerjaan Aspal
Gangguan
pernafasan akibat
16,14
aspal dan
pembersihan debu
Pekerjaan Aspal Pekerja terkena 12,38 H
13,62
aspal panas
Pekerja terkena
manuver tandem 7,39
roller
55
7 Pekerjaan Struktur
Pekerja tertabrak
swing alat berat bor 9,54
pile
Pekerja
tergores/tertusuk 6,18
Pekerjaan besi tulangan
Konstruksi Girder yang
9,8
Jembatan diangkat terjatuh 7,5 M
Pekerja tertimpa
tremie/concrete 6,00
pump
Pekerja tertabrak
6,70
manuver truck mixer
Pekerja jatuh dari
7,3
ketinggian
8 Pekerjaan Lain-lain
Pekerja tersengat
Penanaman Pohon 8,77
Binatang
Pekerja terluka
Pasang Guard Rail 11,305
akibat alat kerja
Pekerja
Pemasangan
tergores/tertusuk 9,17
Concrete Barrier
besi tulangan 9,25 M
Pekerja tersengat
11,43
aliran listrik
Pencahayaan Lalu
Pekerja tersambar
lintas dan 6,61
petir
Pekerjaan Listrik
Pekerja terkena
8,17
manuver loader
56
Tabel 4. 14 Hasil Pengelompakan terhadap potensi risiko berdasarkan Risk Matriks
AS/NZS 4360 : 2004
57
4.5. Persentase Hasil Identifikasi dan Kategori Risiko
Potensi Risiko%
Dari diagram pie chart diatas diperoleh risiko pekerjaan drainase 5,62%
risiko masuk kedalam kategori risiko moderate, pekerjaan struktur 7,5% masuk
kedalam kategori risiko moderate,, pekerjaan bongkaran, 4,4% masuk kedalam
kategori risiko moderate, pekerjaan perkerasan 8,01% masuk kedalam kategori
risiko moderate, pekerjaan lain-lain 9,25% masuk kedalam kategori risiko high,
pekerjaan tanah 9,75% masuk kedalam katgori moderate, pekerjaan aspal 12,38%
58
masuk kedalam kategori risiko high.. Dan pekerjaan umum sebanyak 7,64% masuk
kedalam kategori riisko moderate.
1. Aspek yang pertama yaitu tenaga kerja dimana pada aspek ini upaya
pengendalian yang dilakukan berdasarkan hierarki dasar seperti administrasi
yaitu dengan melakukan safety morning talk dan toolbox meeting secara berkala
guna untuk mengingatkan kepada para pekerja akan risiko bahaya, setelah itu
alat pelindung diri (APD) merupakan peran penting dalam meminimalisir
tingkat risiko bahaya,
2. Kedua aspek alat berat upaya pengendalian yang dilakukan yaitu rekayasa
teknik dan administrasi, dimana rekayasa teknik dengan meletekkan landasan
plat besi sebelum memulai pekerjaan dengan tujuan menstabilkan posisi alat
berat dan mencegah terperoskonya alat berat. Administratif dengan melakukan
inspeksi pengecekan alat berat seperti kondisi mesin dan kelayakan item
perlatan contohnya kondisi sling baja berkaitan dengan keamanan pada saat
melakukan pengangkatan material dan pengeboran, selanjutnya sertifikasi
operator untuk mengetahui bahwa operator tersebut memang kompeten dalam
melakukan item pekerjaan terkait dengan alat berat yang digunakan.
3. Ketiga yaitu aspek lokasi upaya pengendalianya yaitu dengan rekayasa teknik
yang mana pada lokasi proyek tersebut lahanya cukup sempit, aktivitas alat
berat dengan ukuran yang besar dan penempatan material hasil instalasi seperti
material tulangan pile membuat rekayasanya sangat di perlukan untuk
kelancaran dan keamanan saat berjalanya pekerjaan seperti mengerjakan
59
pekerjaan dengan jangkauan atau manuver alat berat yang paling aman dan
terhindar dari lalu lalang aktivitas pekerja di sekitarnya sehingga
meminimalkan dampak risiko bahaya antara pekerja dan aktivitas alat berat.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
60
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang diberikan peneliti adalah
sebagai berikut :
61
DAFTAR PUSTAKA
62
yi
[9] R. Hidayati, M. Natalia, F. Adibroto, M. Mafriyal, Y. Yurisman, and R. Saskia,
“Analisis Variabel-Variabel Risiko pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Jalan,” J. Ilm. Rekayasa Sipil, vol. 14, no. 2, pp. 46–56, 2017, doi:
10.30630/jirs.14.2.106.
[10] V. Y. Enderzon, “Identifikasi Risiko Proyek Konstruksi Flyover dan Underpass
di Indonesia (Kajian Literatur),” Rekayasa Sipil, vol. 14, no. 2, pp. 104–111,
2020, doi: 10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.02.4.
[11] J. E. E. Tumimomor, H. Manalip, and R. J. . Mandagi, “Analisis resiko pada
konstruksi jembatan di sulawesi utara,” Jur. Arsit., vol. 6, no. 2, pp. 235–241,
2014.
[12] R. M. Triase, “Analisis Manejemen Risiko Pembangunan Proyek Jalan Lintas
Bawah Tanah Bunderan Mayjen Sungkono Surabaya,” J. Spes. Tek. Sipil, vol.
1, no. 1, pp. 1–19, 2019.
[13] I. Wayan, S. Staf, P. Smk N, T. B. F. Sompie, and H. Tarore, “Analisis Resiko
Proyek Pembangunan Dermaga Study Kasus Dermaga Pehe Di Kecamatan
Siau Barat Kabupaten Kepulauan Sitaro,” J. Ilm. MEDIA Eng., vol. 2, no. 4,
pp. 257–266, 2012.
[14] Y. M. P. Yulistina and J. Caroline, “Implementasi Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan Gereja Mawar
Sharon Surabaya PT. Tatamulia Nusantara Indah,” J. Tek. Sipil, vol. 1, no. 1,
pp. 13–18, 2020, doi: 10.31284/j.jts.2020.v1i1.932.
[15] M. Ilham, M. Akbar, R. D. Anggara, K. Wibowo, and D. S. Adhy, “Analisis
Pelaksanaan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) Dengan Metode Job
Safety Analysis (JSA) Proyek Pembangunan Jembatan SiKatak Unversitas
Diponegoro Semarang,” Pros. Konstelasi Ilm. Mhs. Unissula Klaster Eng., pp.
277–284, 2020.
[16] T. Koesdijati, “Perbaikan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Dengan Pendekatan Dmaic Bagi Pekerja Proyek Pembangunan Gedung Di
Gresik,” Waktu, vol. 19, no. 01, pp. 31–37, 2021, doi:
10.36456/waktu.v19i01.3252.
[17] Winda PurnamaTagueha, Jantje B Mangare, and Tisano Tj. Arsjad,
“Manajemen Resiko Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
63
Kontruksi (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Teknik
Unsrat),” Sipil Statik, vol. 6, no. 11, pp. 907–916, 2018.
[18] R. Rahardi and G. J. Johari, “Manajemen Risiko pada Proyek Bangunan
Gedung di Kabupaten Tasikmalaya,” J. Konstr., vol. 19, no. 2, pp. 411–419,
2022, doi: 10.33364/konstruksi/v.19-2.909.
[19] Sugiyono, 2012:139. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D.
Bandung: Alfa Beta.
64