Anda di halaman 1dari 112

TUGAS AKHIR

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(K3) TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK GEDUNG
SAMPOERNA ACADAMY DI SURABAYA BARAT

Oleh:
YUNIANA TRIDA
NIM : 2016410056

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DR.SOETOMO
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul
Keselamatan Dan Kesehatan K3 Terhadap Keberhasilan Proyek Gedung Sampoerna
Academy di Surabaya Barat Penyelesaian karya ilmiah ini juga di bantu oleh beberapa
pihak. Karenanya pada kali ini penulis patut mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Dekan Universitas Dr. Soetomo Surabaya Bapak Achmad Choiron S.Kom. M.T.
yang telah memberikan kesempatan dan persetujuan kepada penulis untuk
mengikuti program studi Teknik Sipil

2. Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Dr. Soetomo Surabaya Bapak Ir.
Bambang Sujatmiko.,MT yang telah memberikan kesempatan dan berbagai fasilitas
dalam mengikuti program studi Teknik Sipil
3. Bapak Wisnu Abiarto,N,ST.,M.M. selaku Dosen pembimbing I tugas akhir/skripsi
yang telah banyak memberikan arahan selama pengerjaan Tugas Akhir.
4. Ibu Maulidya Octaviani.Bustamin, ST., M.MT. Selaku Dosen pembimbing II
Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama
pengerjaan Tugas Akhir.
5. Seluruh Dosen pengampuh di program studi Teknik Sipil, Universitas Dr. Soetomo
Surabaya, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat
menambah khazanah keilmuan penulis, khususnya dalam penyusunan karya ilmiah
ini
6. Teman-Teman Jurusan Teknik Sipil yang telah membantu penulis secara tidak
langsung dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini.
7. Orang Tua dan saudara Mama Juliana June, Bapa Lasarus Ndos,kakak Vivi, kakak
Legi, kaka Safe,kaka Alber serta teman-teman penulis diluar kampus Ilan ,Indi,
Priska, Nesti yang turut berpartisipasi membantu dalam Doa.
Akhirh kata penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan
penulis berharap semoga TugasAkhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Semoga Allah
SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita.Amin.

i
Seluruh Dosen pengampuh di program studi Teknik Sipil, Universitas Dr. Soetomo
Surabaya, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah
khazanah keilmuan penulis, khususnya dalam penyusunan karya

Suarabaya 21-05-2021

Penulis

Yuniana Trida

ii
Abstrak

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan.Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.Sektor jasa
konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko terhadap kecelakaan kerja, disamping
sektor utama lainnya yaitu pertanian, perikanan, perkayuan, dan pertambangan .Jumlah tenaga
kerja disektor konstruksi yang mencapai sekitar 4.5 juta orang, 53% diantaranya hanya
mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Dasar, bahkan sekitar 1.5% dari tenaga
kerja ini belum pernah mendapatkan pendidikan formal apapun. Di dalam penelitian ini,
perencanaan K3 dibuat berdasarkan pedoman/standar (OHSAS 18001) Occupational Healt and
Safety Assessmet Series juga sesuai dengan peraturan dan standar teknik terkait konstruksi di
Indonesia bahkan juga menurut undang-undang dan peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Jenis penelitian ini adalah deskripsi kualititatif.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan program K3 dan kendala dalam menerapkan dan keberhasilan pada
proyek konstruksi di Kota Surabaya Barat.Pengumpulan data dilakukan melalui survey
observasi menggunakan kusioner.Data yang terkumpul dianalisis dengan metode SPSS, analisis
deskrptif stastistik, dan analisis linear berganda. Hasil yang akan dicapai dalam penelitian ini
adalah berupa model penerapan program keselamatandankesehatankerja (K3)
tergolongbaikdengan menggunakanujiTdariperhitunganhipotesistersebutyaitu; thitung = 0.814,
Keberhasilandalam mnerapkankeselaatandankesehatankerja (K3) dalam
proyekiniberdasarkantabelkorelasipearson corelationdengannilairyaitu ; =0.828 , dan
kendaladalam menerapkankeselamatandankesehatankerjaK3sepertituntutanpekerjaan
masihpadakebutuhandasardanlain–lainitutidakberpengaruhterhadapperogram
dankeberhasilankerjak3karenaberdasarkanujikorelasinilaiyangdidapat yaitu ; =1. Keselamatan
dan kesehatan kerja K3 di dalam sebuah proyek kontruksi dilingkungan kerja harus sesuai
dengan instrument dan ketentuan K3 dan terbentuk slogan tentang K3, dimana pekerja kontruksi
lebih merasa aman dan tenang agar dapat meningkatkan kinerja mereka dan dengan bersikap
lebih hati-hati dalam bekerja bukan menghambat atau memperlambat pekerjaan.

Kata Kunci; Keberhasilan, program, Kendala, Kinerja.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................……………………

KATA PENGANTAR .........................................................................…………………..i

ABSTRAK ………………………………………………………………………………...iii

DAFTAR ISI .....................................................................................…………………...iv

DAFTAR TABEL ..............................................................................……………………v

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................……………………vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................…………………….1

1.1 Latar Belakang ............................................................................……………………..1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................…………………….2

1.3 Batasan Masalah .........................................................................…………………….2

1.4 Tujuan Tugas Akhir .....................................................................…………………….3

1.5 Manfaat Tugas Akhir ...................................................................…………………….3

1.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................................…………………….3

1.5.2 Manfaat Praktis .........................................................................…………………….3

1.6 Lokasi Penelitian............................................................................…………………….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................……………………5

2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................……………………8

2.2 pengertian K3 ................................................................................……………………9

2.3 Program K3 ..................................................................................……………………11

2.4 Tujuan ...........................................................................................……………………12

2.5 Kendala K3....................................................................................……………………13

2.6 Keberhasilan K3......................................…………………………………………………………………

2.7 Istilah-Istilah K3.....................................…………………………………………………………………

iv
2.8 Syarat-Syarat K3.....................................…………………………………………………………………

2.9 Macam-Macam APD...................................………………………………………………………………

2.10 Kecelakaan Kerja....................................…………………………………………………………………

2.11 Pencegah Timbulnnya Kecelakaan Kerja.................…………………………………………….19

2.12 Kebijakan K3.......................................……………………………………………………………………

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN.....................…………………………………………..22

3.1 Jenis Penelitian........................................…………………………………………………………………

3.2 Populasi Dan Responden.................................……………………………………………………………

3.3 Sumber Data..........................................……………………………………………………………………

3.4 Metode Pengumpulan Data...............................………………………………………………………….

3.5 Teknik Analisis Data ...................................………………………………………………………………

3.5.1 Analisis Deskriptif stastistik ....................………………………………………………..24

3.5.2 Analisis Regenerasi Linear Berganda .............………………………………………24

3.5.3 SPSS Statistik..................................……………………………………………………………

3.6 Proses Pengolahan Data ................................……………………………………………………………

3.7 Bagan Alir Penelitian ..................................………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA .....................................…………………………………………………………………


LAMPIRAN……………………………………………………………………………….45

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Variabel Bebas Terikat………………………………………………………..26

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Dengan SPSS Variabel Prograam K3……………………26

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Dengan SPSS Variabel Kendala Penerapan K3 …………26

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Dengan SPSS Variabel Keberhasilan K3 ………………..26

Table 4.5 Rata-Rata Populasi…………………………………………………………….26

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian……………………………………………….……29

Gambar 4.1 Hasil Uji Validitas Dengan Program Statistik (SPSS)………………….…29

Gambar 4.3 Uji Hipotesis Dua Sampel Menggunakan Uji t…………………………....29

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kota Surabaya yang menjadi Ibukota Jawa Timur merupakan Kota yang skaligus
pusat pemerintahan, keamanan, sosial, ekonomi, bisnis dan perindustrian yang memiliki
sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang sangat beragam dan lengkap.Meskipun
Kota Surabaya merupakan kota yang maju dan padat, Kota Surabaya juga tidak luput dari
berbagai macam pembangunan sarana dan prasarana untuk lebih memajukan Kota
Surabaya.Hal ini dapat kita lihat dari berbagai daerah di Kota Surabaya banyaknya
peroyek yang sedang dibangun.

Kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia masih memprihatinkan.Menurut Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat angka kecelakaan kerja
di Indonesia cenderung terus meningkat.Sebanyak 930 ribu kasus kecelakaan kerja
tercatat Angka ini meningkat dari tahun 2018 dengankkasus kecelakaan 24.330
kasus.Sedangkan berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Timur, tingkat kecelakaan kerja untuk wilayah Jawa Timur mengalami penurunan
dari tahun 2019 yaitu sebesar 114.000 kasus dan pada tahun 2020 naik menjadi 177.000
kasus sampai sekarang.

Sering terjadinya kecelakaan kerja adalah akibat dari kurang dipenuhinya


persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).Maka dari itu,
pemerintah sebagai penyelenggara negara memiliki kewajiban untuk memberikan
perlindungan kepada tenaga kerja.Hal ini direalisasikan pemerintah dengan
dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti: UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996
mengenai sistem manajemen K3.

Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelolah sebagaimana dengan aspek


lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia,
keuangan dan pemasaran.Aspek K3 tidak bisa berjalan seperti apa adanya tanpa adanya
intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. Karena itu ahli

1
2
3

K3 sejak awal tahun 1980an berupaya meyakinkan semua pihak khususnya


manajemen organisasi untuk menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lain dalam
organisasi.Hal inilah yang mendorong lahirnya berbagai konsep mengenai manajemen
K3.
Menurut Kepmenaker 05 tahun 1996, Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari
sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan/desain,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan,
bagipengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek kontruksi
merupakan bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan
sejahtra bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran
lingkungan.Keselamatan dan kesehatan kerja K3 juga merupakan suatu usaha mencegah
setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Menyadari tentang pentingnnya keselamatan dam kesehatan kerja (K3) agar dapat
memberi rasa aman dan nyaman serta mencegah kecelakan kerja sehingga dapat
meningkatkan semang at atau kinerja pada pekerja lainnya.Atas dasar inilah penulis
memilih judulKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP
KEBERHASILAN GEDUNG SAMPOERNA ACADEMY DI SURABAYA
BARATSebagai Proposal Tugas Akhir.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
terhadap kinerja pekerja Gedung Sampoerna Academy?
2. Bagaimana keberhasilan Gedung Sampoerna Academy dalam menerapkan
program Keselaatan dan Kesehatan kerja (K3)?
3. Bagaimanan kendala yang terjadi dalam menerapkan Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerja Gedung Sampoerna Academy?
4

4
5

1.1. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisa Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan kerja pada
Gedung Sampoerna Academy di Surabaya Barat.
2. Menganalisa keberhasilan Gedung Sampoerna Academy dalam menerapkan
program keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Menganalisia kendala yang terjadi dalam menerapkan Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Gedung Sampoerna Academy di Surabaya Barat.

1.2. Manfaat Penelitian


Pada penelitian ini terdapat dua (2) manfaat yaitu manfaat teoritis dan praktis:
1. Manfaat teoritis
Memberikan tambahan wawasan tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam miningkatkan kinerja proyek kontruksi atau kinerja karyawan pada
umumnya
2. Manfaat praktis
Sebagai masukan bagi perusahan dalam membuat dan menentukan kebijakan-
kebijakan program keselamatan dan kesehatan kerja demi meningkatkan
kinerja proyek kontruksi ataupun kinerja karyawan pada umumnya

1.1. Batasn Masalah


Adapun batasan masalah berfokus pada:
1. PrograkeselaatandankesehatankerjaK3
keberhasilandalaenerapkankeselaatandankesehatankerjaK3dankendalayang
terjadi dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan KerjaK3 pada pekerja
Gedung Sampoerna Academy di Surabaya Barat.
2. Responden penelitian ini adalah tenaga kerja Gedung Sampoerna Academy di
Surabaya Barat.Analisis sistematik dengan menggunakan SofwaereSPSS
(Statistical Product and Service Solution).Untukpenyebarankusionennya
disebarkan di30responden.
6
7

1.2. Lokasi Penelitian


Proyek pembangunan gedung Sampoerna academy berlokasi di jalan Grand
Pakuwon Tandes yang terletak di Surabaya Barat.

Lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1 lokasi proyek jalan Grand Pakuwon Tandes di Surabaya Barat
Sumber: Google Maps, 2020.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Pada Bab ini terdapat beberapa penelitian yang relevan sebagai berikut:

1. Erni Kurniawati dangan judul Keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek kontruksi
Bandung pada tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui program
dan kendala keselamatan dan kesehatan dalam proyek kontruksi Bandung. Populasi
dalam penelitian ini adalah para pekerja di proyek kontruksi Bandung dengan jumlah 35
responden.
2. Nurvita Insani Magdalena Simanjuntak dengan judul Studi Pelaksanaan Program
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Kontruksi di Yogyakarta pada
tahun 2015namun dalam penelitian ini peneliti menambahkan kuesioner yang ada di
penelitian sebelumnya dengan kendala yang terjadi dalam menerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Hasil penelitian ini adalah keselamatan kerja dan kesehatan kerja
memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan.
3. Okky Suli Astuti dengan judul Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan terhadap
peroduktivitas kerja karyawan pada PT. Kusuma Dipa Nugraha pada tahun 2012.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesehatan dan
keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah karyawan middle dan lower. Metode pengambilan sampel yang
dilakukan adalah probility sampling. Dengan teknik “simple random sampling” yaitu
teknik penarikan sampeldimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama
untuk ditarik sebagai sampel, dengan jumlah 128 Responden. Data diuji validitasnya
dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, dan untuk menguji tingkat
reliabilitasnya dengan menggunakan Cronbach Alpha dan kemudian data diolah dengan
Analisis Regresi Linier Berganda.Pengujian Hipotesis menggunakan Uji F dan Uji t
dengan taraf signifikansi 5%.Peneliti menggunakan SPSS Versi 14.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari masing – masing variabel
terhadap kinerja kerja.
4. Deby Setiawan Eka Saputra dengan judul keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
kinerja karyawan proyek kontruksi samasta mevenpick Hotel jimbaran bali pada tahun

9
10
11

2016 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap kinerja pekerja proyek kontruksi di Samasta Mevenpick
Hotel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pada proyek pembanguna
samasta mevenpick hotel sebanyak 42 pekerja.
5. Dewi Istiqomah dengan judul analisis keselamatan kerja, kesehatan kerja dan
komponensasi terdadap kinerja karyawan di Perusahan Daerah jember pada tahun 2011.
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis keselamatan kerja, kesehatan
kerja, komponensasi secara siumultan dan persial terhadap kinerja karyawan. Populasi
dalam penelitian ini adalah karyawan bagian sadapan pada perusahan perusahan daerah
jember, dengan jumlah sebanyak 80 responden.Alat analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linear berganda.Hasil penelitian ini ada pengaruh keselamatan kerja,
kesehatan kerja dan kompensasi secara simultan dan parsial terdapat kinerja karyawan
bagian sadap pada perusahaan daerah Perkebunan Jember dengan arah positif.

2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) secara filosofis merupakan
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.Secara keilmuan merupakan ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Seirama dengan derap langkah pembangunan negara
ini kita akan memajukan industri yang maju dan mandiri dalam rangka mewujudkan era
industrialisasi. Proses industrialisasi maju ditandai antara lain dengan mekanisme,
elektrifikasi dan modernisasi.Dalam keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-
mesin, pesawat- pesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya mungkin makin
meningkat. (Ridley, 2007, dalam Inggit, 2015)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja melalui penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi
membahayakan para pekerja.Penerapan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan
kerja, diharapkan tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan
yang tinggi.Selain itu, diharapkan keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan
kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. (Sholihah dan Kuncono, 2014)
12
13

Menurut undang-undang kesehatan kerja No.23 tahun 1992 yang berisi tentang:
1. Kesehatan kerja diselengarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal.
2. Keselamatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit, dan syarat kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelengarakan kesehatan kerja.
Teori keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut beberapa para ahli
didefenisikan sebagai berikut:
1. Menurut Prabu Mangkunegara (2014:161)
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuha serta kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya,asil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur
2. Menurut Mondy (2008)
Mendefinisikan keselamatan kerja sebagai perlindungan karyawan dari
cederayang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan,
Sedangkan Mathis dan Jackson (2012) mendefinisikan keselamatan sebagai
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
3. Ramli, S.,(2010:411)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan
agar tenaga kerja dan orang laindi tempat kerja atau perusahan dalam keadaan
selamat dan sehat, serta agar setiap produksi digunakan dengan aman dan
efesien.Keselamatan dan kesehatan kerja juga mengandung nilai perlindungan
tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

2.2. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Menurut Dewan K3 Nasional, program K3 adalah upaya untuk mengatasi
ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia, sarana, lingkungan kerja dan
manajemen. Program ini meliputi administrasi dan manajemen, P2K3, kebersihan dan tata
ruang, peralatan K3, pengendalian bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran, keadaan
darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi program (DK3N, 1993). Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya program keselamatan dan kesehatan kerja
tidak bisa dibuat, ditiru atau, di kembangkan semaunya.Suatu program keselamatan dan
14
15

kesehatan kerja dibuat berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai
dengan potensi bahaya sifat kegiatan, Kultur, kemampuan financial, dan lainnya. Program
keselamatan dan kesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk masing-masing
perusahaan sehingga tidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan pedoman dari
pihak lain (Ramli, S.2010:245).
Program keselamatan dan kesehatan kerja bisa memperbaiki kualitas hidup pekerja
melalui jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menciptakan situasi kerja
yang aman, tenteram dan sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk bekerja lebih
produktif.Melalui program keselamatan dan kesehatan kerja, terjadinya kerugian dapat
dihindarkan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pekerjanya (Siregar,
H., 2005). Elemen-elemen yang patut dipertimbangkan dalam mengembangkandan
mengimplementasikan program K3 adalah sebagai berikut (Ervianto,W.I.2005):
1. Komitmen pimpinan perusahaan untuk mengembangkan program yang mudah
dilaksanakan.
2. Kebijakan pimpinan tentang K3.
3. Ketentuan penciptaan lingkungan kerja yang menjamin terciptanya kesehatan
dan keselamatan dalam bekerja.
4. Ketentuan pengawasan selama proyek berlangsung
5. Pendelegasian wewenang yang cukup selama proyek berlangsung
6. Ketentuan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
7. Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja
8. Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja
9. Mengukur kinerja program K3
10. Pendokumentasian yang memadai dan mencatat kecelakaan kerja secara
continue

2.3. Kendala Dalam Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian
berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya
dan manfaat ekonomi,aspek.hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri
(Ervianto W.I.2005)
Beberapa faktor yang mendorong keselamatan kerja harus diperhatikan dengan
baik (Soeharto, I., 1995) adalah:
16
17

1. Rasa peri kemanusiaan Penderitaan yang dialami oleh yang bersangkutan


akibat kecelakaan tidak dapat diukur dengan uang adanya kompensasi hanya
membantu meringankan.
2. Pertimbangan ekonomis Hal ini dapat berupa biaya kompensasi, kenaikan
premi asuransi, kehilangan waktu kerja. Juga penggantian alat-alat yang
mengalami kerusakan akibat terjadinya kerusakan. Hambatan yang sering
terjadi dalam proyek konstruksi:
a. Dari sisi pekerja/masyarakat
1. Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar.
2. Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih
rendah.
b. Dari sisi perusahaan
1. Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau
operasional.
2. Memilih meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan
yang sebesar-besarnya.
3. Kurangnya pengetahuan tentang penerapan program K3 dan pihak
perusahaan.
4. Kurangnya pengawasan dan sanksi dari pemerintah kepada perusahan.

2.4. Faktor Keberhasilan Kerja


Keberhasilan proyek atau sukses proyek adalah segala sesuatu yang diharapkan
bisa tercapai, mengantisipasi semua persyaratan proyek dan memiliki sumber daya yang
cukup untuk memenuhi semua kebutuhan.Faktor-faktor penentu keberhasilan proyek
adalah sebagai berikut:
1. Dukungan Manajemen Puncak (Top Management Support)
PMBOK menganggap penting dalam keberhasilan proyek.Beberapa faktor
keberhasilan terkait telah diperkenalkan di atasNamun, faktor yang paling
penting adalah sebagai dukungan manajemen puncak (Chung, dkk, 2005)
2. Tim Proyek
Dalam semua proyek hampir semua kegiatan tergantung pada sumber daya
manusia.Mereka adalah sejauh mana dukungan manajemen puncak untuk tim
proyek,definisi yang jelas tentang peran, tanggung jawab, dan hak-hak dari
18
19

masing-masing tim anggota, kekompakan, motivasi, tingkat antusiasme tentang


kemungkinan proyek menjadi sukses, kerjasama, partisipasi kelompok
dipengambilan keputusan, kualitas keputusan kelompo, membangun tim, tim
hubungan interpersonal, tingkat resolusi konflik dan pemecahan masalah, dan
tingkat keterampilan kerja dan keahlian (Ghasabeh dan Chabok, 2009).
3. Cakupan Proyek (Project Scope)
Cakupan proyek adalah semua kegiatan pada pembuatan hasil proyek dan
proses membuatnya. Manajemen Cakupan Proyek adalah pengelolaan proses-
proses untuk pendefinisian dan pengendalian yang termasuk dan tidak
termasuk dalam proyek.Pelaksana proyek dan semua pihak yang
berkepentingan harus mempunyai persepsi mengenai hasil dari proyek dan
proses yang dilakukan dalam pembuatan hasil proyek (PMBOK, 2008).
4. Ketersediaan Sumberdaya
Beberapa peneliti menyatakan bahwa salah satu faktor paling penting dalam
keberhasilan proyek adalah ketersediaan sumber daya, termasuk bahan dan
sumber daya manusia , untuk memastikan bahwa ada sumber daya yang cukup
untuk sebuah proyek dan alokasi sumber daya dapat efektif diterapkan untuk
proyek (Hartman dan Ashrafi, 2002).
5. Kemampuam Perencanaan Dan Pengendaliaan
Banyak penelitian membuktikan bahwa perencanaan adalah utama penting
faktor keberhasilan (Johnson, 2001).Faktor yang paling penting untuk
mengelola proyek adalah perencaaan dan pengendalian.Selain itu, keberhasilan
proyek juga didasarkan pada perencanaan dan pengendalian.Manajer proyek
adalah tanggung jawab untuk perencanaan proyek,harus menjamin pelaksanaan
sesuai kualitas dan memahami kebutuhan para pemangku kepentingan (Ahmad
et al, 2015).
6. Pengalaman
Pengalaman dan kinerja masa lalu untuk perbaikan proyek dan perbaikan atas
pengalaman masalalu.Tim proyek dapat menggunakan kembali dan menangkap
pengetahuan pada tingkat pribadi.Dalam lingkungan proyek anda dapat dengan
20
21

mudah menilai kinerja.Untuk perencanaan masa depan proyek dan pedoman


masa lalu proyek kinerja adalah faktor kunci.(Owen, 2011)
7. Perubahan Pekerjaan (Change Order)
Perubahan pekerjaan mempengaruhi kinerja proyek mempengaruhi
produktivitas dan biaya proyek.Perubahan pekerjaan adalah kenyataan yang
tidak diinginkan tetapi tak terelakkan dari setiap proyek konstruksi.Perubahan
pekerjaan mempengaruhi kinerja proyek negatif dalam hal kinerja biaya, waktu
penurunan kualitas,masalah kesehatan dan keselamatan dan hubungan
professional (Arain dan Pheng, 2005)
8. Kelancaran Pembiayaan Oleh Pemilik
Banyak kontraktor merasa sulit untuk menanggung biaya konstruksi harian saat
pembayaran mereka ditunda, mengakibatkan arus kas yang tidak memadai
untuk mendukung biaya konstruksi,diperburuk bagi mereka kontraktor yang
tidak sehat secara finansial.Pembayaran/termin tidak tepat pada proyek-proyek
pemerintah merupakan penyebab utama dari masalah untuk kontraktor (salleh,
2009).
9. Keterlambatan Pengambilan Keputusan Oleh Pemilik
Keterlambatan Pemilik dalam pengambilan keputusan,dan banyak kontraktor
menunggu pemilik untuk memutuskan yang berkaitan dengan jalannya proyek,
penyediaan informasi yang memadai tentang perubahan yang
diperlukan.Beberapa perintah perubahan perubahan besar-besaran yang
membutuhkan desain ulang (Salleh, 2009).
10. Konsultan
Konsultan memiliki tugas merencanakan serta mengawasi proses konstruksi
dari awal hingga akhir.Kinerja didefinisikan sebagai pengukuran tingkat
keefektifan yang menghubungkan kualitas produk kerja dan produktivitas.
Dengan kata lain kinerja adalah hal yang digunakan untuk mendeskripsikan
kerja, produk dan karakter umum serta proses, sehingga seorang konsultan
dituntut untuk bekerja secara efektif agar tujuan dari pelaksanaan proyek baik
dari segi biaya, waktu, dan mutu.
22
23

2.5. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaanya untuk kesejahtraan hidup dan meningkatkan kinerja.
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efesien.
4. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejaheteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
5. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setingi-
tingginya baik fisik, mental maupun social.
6. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja.

2.6. Istilah Yang Digunakan Dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1. Potensi bahaya
Potensi bahaya yaitu,keadaan yang memungkinkan bida dan dapat
menimbulkan kecelakaan atau kerugian

2. Tingkat Bahaya
Tingkat bahaya yaitu suatu ukuran akan bahaya yang terjadi, misalnya suatu
bahaya dikatakan tidak terlalu fatal ketika bahaya tersebut dapat dicegah
terjadinya.

3. Resiko
Resiko yaitu,kerugian yang diterima jika kemungkinan kecelakaan tersebut
terjadi

4. Insiden
Insiden yaitu, kejadian yang tidak diinginkan yang dapat dan telah mengadakan
kontak dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas struktur

5. Kecelakaan
Kecelakaan yaitu suatu kejadian yang tidak dapat diduga dan dikehendaki
24
25

6. Aman / selamat
Aman / selamat yaitu,salah suatu kondisi bebas dari bahaya
7. Tindakan tidak aman

Tindakan tidak aman yaitu,salah suatu pelangaran terhadap prosedur


keselamatan yang memberikan peluang terhadap kejadian kecelakaan

2.7. Syarat-Syarat Keselamatan Kerja


Adapun beberapa penjelasan tentang syarat-syarat keselamatan kerja menurut
Undang-Undang No.1 tahun 1970 yaitu, antara lain untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian yang berbahaya;
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6. Memberi alat-alat perlindungan diri bagi para pekerja;
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, Asap, uap, gas, hembiusan angina, suaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun pisikis, kerajunan, infeksi, dan penularan;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Menyelengarkan penyegaran udara yang cukup;
11. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
12. Memperoleh keserasiaan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjannya;
13. Mengamankan dan mempelancar pengangkut orang, binatang, tanaman, atau
barang;
14. Mengamankan dan memelihara segalah jenis bangunan;
15. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerja yang bahaya
kecelakaan menjadi bertambah tinggi.
26
27

2.8. Macam-Macam Alat Perlindungan Diri (ADP)


Alat perlindungan diri (ADP) yang diakses pada 10 April 2015 menuturkan bahwa
alat-alat perlindungan diri alat perlindungan diri yang standar pada proyek antara lain:
1. Helm proyek
Helms angat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya
dengan benar sesuai peraturan
2. Masker
Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang
merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu dapat mengganggu
pernafasan maka dari itu perlu digunakan masker

3. Pakaian Kerja
Pakaian kerja digunakan untuk melindungi badan manusia terhadap pengaruh
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan
4. Sarung Tangan
Sarung tangana digunakan untuk melindungi tangan dari bendabenda keras dan
tajam selama menjalankan kegiatan
5. Sepatu
Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya
bisa bisa bebas berjalan kemana-mana tanpa terluka oleh benda tajam

2.9. Kecelakaan Kerja


Menurut departemen tenaga kerja, Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang
tidak diinginkan, tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian material, kerusakan alat
atau bahan, cidera, korban jiwa, dan kekacauan produksi

Menurut (Aswar, dkk, 2016:16-17) secara umum faktor penyebab terjadinya


kecelakaan kerja yaitu:

1. Faktor Manusia
Perilaku manusia atau pekerja merupakan salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan kerja.Sikap pekerja terhadap praktik kerja dan kondisi kerja yang
28
29

aman adalah hal yang sangat penting,Karena tidak sedikit persoalan yang
disebabkan oleh pekerja itu sendiri.

2. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tercadinya
kecelakaan kerja, diantarannya: Lokasi Kerja, Arsitektur, Kebisingan,
Perancangan, Suhu Ruangan, Lantai Licin.
Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu
diperhatikan:
a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki
b. Kecelakaan menyebabkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda
c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang
melebihi ambang batas tubuh atau struktur.

2.10. Pencegahan Timbulnya Kecelakaan Kerja


Menurut (Rizzki, 2017 Rarindo, 2018) untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja
perlu dilakukan usaha-usaha sedini mungkin.Adapun tindakan yang mungkin dilakukan
antara lain:
1. Penerapan peraturan perundang-undangan sebagai suatu ketentuan yang wajib
dilaksanakan mengenai keadaan kerja.
2. Riset kecelakaan kerja.
3. Melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan.
4. Menyediakan alat perlindungan diri (ADP) selama durasi proyek.
5. Melaksanakan peraturan dilokasi proyek kontruksi.

2.11. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kebijakan adalah persyaratan utama dalam semua system manajemen seperti
manajemen Lingkungan,manajemen mutu dan lainnya.Kebijakan merupakan roh dari
semua system, yang mampu memberikan spirit dan daya gerak untuk keberhasilan suatu
usaha.
Kebijakan K3 (OH&S Policy) ialah perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan
yang memuat visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja.Oleh karena itu, kebijakan
K3 sangat penting dan menjadi landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan
30
31

semua partikel yang ada dalam organisasi sehingga program K3 yang diinginkan dapat
berhasil dengan baik.Tanpa adanya kebijakan yang dilandasi dengan komitmen yang
kuat, apapun yang direncanakan tidak berhasil dengan baik. Begitu halnya dengan
komitmen,tanpa komitmen dari semua unsur dalam organisasi, khususnya para pimpinan,
pelaksanaan K3 tidak berjalan dengan baik.Komitmen bukan sekedar diucapkan atau
dituangkan dalam tulisan dan instruksi, tetapi harus diwujudkan secara nyata dalam
tindakan dan sikap sehari-hari.
Berbagai bentuk komitmen yang dapat diwujudkan oleh pimpinan dan manajemen
dalam K3 antara lain:
1. Dengan memenuhi semua ketentuan K3 yang berlaku dalam organisasi, seperti
penggunaan alat keselamatan yang diwajibkan dan persyaratkan K3 lainnya.
2. Memasukkan K3 dalam setiap kesempatan, rapat manajemen dan Pertemuan
lainnya.
3. Secara berkala dan konsisten mengkomunikasikan keinginan dan harapannya
mengenai K3 kepada semua pemangku kepentingan.
4. Melibatkan diri dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan K3 seperti
pertemuan keselamatan, kampanye keselamatan dan kesehatan kerja, petemuan
audit K3.
5. Memberikan dukungan nyata dalam bentuk sumberdaya yang diperlukan
untukterlaksananya K3 dalam organisasi
6. Memberikan keteladanan K3 yang baik dengan menjadikan K3 sebagai bagian
integral dalam setiap kebijakan organisasi.

Kebijakan K3 dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga
kerja yang kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada semua tenaga kerja,
pemasok dan pelanggan.Kebijakan K3 bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam
rangka peningkatan kinerja K3.

Kebijakan K3 harus tertulis dan formal karena:

1. Kebijakan K3 sebagai pedoman kerja sehari-hari.


2. Mempermudah pelaksanaan dan pengawasan.
3. Mempermudah pekerja untuk mengikuti ketentuan dan peraturan K3.
4. Kebijakan K3 menjadi pedoman dalam menyusun peraturan perusahan.
32
33

2.12. Hipotesis Deskriptif


Hipotesis deskriptif merupakan dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan (Sugiyono, 2006).Pengujian hipotesis akan
membawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis.Dengan demikian
dihadapkan pada dua pilihan.Agar pemilihan lebih terinci dan mudah, maka diperlukan
hipotesis alternatif yang selanjutnya disingkat Ha dan hipotesis nol (null) yang selanjutnya
disingkat H0. Ha disebut juga sebagai hipotesis kerja atau hipotesis penelitian (research
hypothesis). Ha ialah awan atau tandingan dari H0. Ha cenderung dinyatakan dalam
kalimat positif. Sedangkan H0 dinyatakan dalam kalimat negative (Usman dan Akbar,
2000). Maka hipotesis dalam penelitian ini ialah
H0: Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Gedung Sampoerna
Academy di Surabaya Barat tergolong belum baik.
Ha: Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Gedung Sampoerna
Academy di Surabaya Barat tergolong baik.
Dalam pengujian hipotesis,yang diuji apakah H0 ditolak atau diterima.Untuk dapat
memutuskan apakah H0 ditolak atau diterima, maka diperlukan kriteria tertentu dengan
nilai tertentu baik dari hasil perhitungan maupun hasil dari tabel.Kedua hasil tersebut
dibandingkan.Dalam hal ini dimisalkan menggunakan perhitungan t dengan menggunakan
rumus sehingga diperoleh thitung.Kemudian cari ttabel dari tabel t dengan α tertentu
(Usman dan Akbar, 2000).
1. Uji Dua Pihak (two tail test).
Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif,adalah dengan uji dua
pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test).Dalam penelitian ini
digunakan uji dua pihak (two tail test), Uji dua pihak digunakan bila hipotesis
nol (H0) berbunyi “sama dengan (=)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) “tidak
samadengan (≠)”. Kriteria pengujian suatu pihak untuk dua pihak adalah
jika+thitung > +ttabel atau -thitung < -ttabel, maka H0 ditolak Sugiyono (2006)
Diasumsikan bahwa Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Gedung
Sampoerna Academy di Surabaya Barat ≤ 75% rata-rata skor ideal, tergolong
belum baik, dan >75% rata-rata skor ideal, tergolong baik. Interprestasi
terhadap Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Gedung
Sampoerna Academy Surabaya Barat dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
34
35

Baik, mulai dari sangat baik, baik, sedang, dan belum baik mulai dari kurang,
dan sangat kurang.

2.13. SPSS ( Statistical Product And Service Solution)


SPSS (Statistical Product and Service Solution) menurut Sarwono (2006:1)
merupakan program aplikasi yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistic
dengan menggunakan komputer, Adapun konsep yang mendasari SPSS ini adalah;
Variabel, Hipotesis, dan Tingkat Signifikan. SPSS digunakan untuk melakukan analisis
data seperti:
1. Menganalisa kusioner atau data survey.
2. Representasi data statistik.
3. Untuk mengdokumentasikan data.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Data Umum Proyek


Proyek pembangunan Gedung Sampoerna Academy di Surabaya Barat mempunyai
data sebagai berikut:
1. Nama Onwer : Dr.Mustafa Guvercin
2. Nama Perusahaan : (PT. Sekolah Sampoerna Internasional)
3. Nama Proyek : Gedung Sampoerna Academy
4. Lokasi Proyek : Jln. Grand Pakuwon Tandes Surabaya Barat
5. Kontraktor :PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk Divisi Konstruksi
6. Tahun Pelaksanaan : 17 Oktober 2018

3.2. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif.Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang menggambarkan suatu fenomena dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.Sugiyono
(2006),penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-
bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.Sehingga deskriptif kuantitatif
merupakan metode yang dilakukan dengan menggambarkan sebuah fakta atau karakteristik
mengenai suatu populasi secara sistematik dan akurat.

3.1. Variabel Penelitian


Variabel adalah gejala yang menjadi fokus untuk diamati variabel itu sebagai
atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang
lainnya dalam kelompok itu Sugiyono (2006)
1. Variabel Indipenden (bebas)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input, prediktor,dan
antecedent.Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Variabel
Bebas.Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (variabel terikat).Jadi variabel independen
adalah variabel yang mempengaruhi Sugiyono (2006).Dalam penelitian ini

37
38
39

terdapat 2 variabel bebas yaitu Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3


(X1), dan Keberhasilan Dalam Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(X3).
2. Variabel Dependen (terikat)
Sering disebut sebagai variabel responden, output, criteria, konsekuen.Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang akan menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas Sugiyono (2006).Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah Kendala Dalam Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja K3 (Y).

3.4. Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan.Data
primer pada penelitian ini adalah data yang dikumpulkan secara langsung
berupa hasil kuisioner responden mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) terhadap keberhasilan proyek gedung di Surabaya Barat
2. Data Skunder
Data skunder adalah data atau sumber yang didapat dari bahan bacaan
(Nustion, 2003). Data sekunder diperoleh dari perusahaan dan juga yang dapat
dilihat dari buku-buku referensi dan informasi lain yang berhubungan dengan
penelitian.

3.1. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.Sedangkan sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi(Sugiyono, 2003)
1. Populasi
(Sugiyono, 2003) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.Objek atau subjek yang akan diteliti ialah pihak pelaksana atau
karyawan pada Gedung Sampoerna Academy di Surabaya Barat.Pada dasarnya
40
41

karyawan ialah manusia yang menggunakan tenaga dan Kemampuannya untuk


mendapatkan balasan berupa pendapatan baik uang maupun bentuk lainnya
dari suatu lembaga.Dalam penelitian ini karyawan yang dimaksud adalah
karyawan yang menggunakan tenaga otak dalam bekerja, baik karyawan tetap
atau karyawan kontrak. Karyawan yang bekerja dengan menggunakan tenaga
otak atau karyawan profesional dalam Gedung Sampoerna Academy, Surabaya
Barat sebanyak 30 orang atau tenaga manusia.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu.
Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini digunakan teknik
probabilitas dengan random sampling (Metode sampel acak sederhana), yaitu
dengan metode pemilihan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2006).
Menurut Sugiyono (2010), untuk menentukan sampel dalam penelitian yaitu:
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500
orang.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri
swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal
30 orang.
c. Bila didalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari variabel yang diteliti
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-
masing antara 10 sampai 20.
Berdasarkan poin ke tiga yaitu jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti, maka sampel dalam penelitian ini adalah 10 kali dari tiga variabel
yang diteliti yaitu 30 orang. Jadi membutuhkan responden atau sampel sebanyak 30 orang
karyawan Gedung Sampoerna Academy,Surabaya Barat.
42
43

Dalam penelitian ini responden yang saya butuhkan 30 orang namun yang saya dapat
dan kumpulkan hanya sebanyak 20 responden saja karena itu saya melakukan eksperimen
denganenggunakan jumlah sampel tersebut sebanyak 20 responden.

3.2. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan prosedur sebaga berikut:
1. Observasi menurut Raco (2010:112) merupakan bagian dalam pengumpulan
data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Andi
Prastowo (2010:27) mengartikan observasi adalah sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek.
2. Sugiyono (2008:72) mengungkapkan wawaancara ialah merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Dalam hal ini data
dapat diperoleh dengan melakukan wawancara dengan beberapa staff K3,
mandor dan pekerja untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.
3. Pengumpulan data sekunder yang didapat dari pihak manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) Gedung Sampoerna Academy serta mengkaji dari
penelitian terdahulu yang disesuaikan dengan keadaan lapangan.
4. Penyebaran kuisioner adalah salah satu jenis instrumen pengumpulan data yang
disampaikan kepada responden atau subyek penelitian melalui sejumlah
pertanyaan atau pernyataan. Teknik ini dipilih semata-mata karena: subyek
adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, yang dinyatakan oleh subjek
kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan intepretasi subyek
tentang pertanyaan / pernyataan yang diajukan kepada subyek itu sama dengan
apa yang dimaksud dengan peneliti (Sugiyono, 2008).

3.3. Proses Pengelolahan Data

Menurut Hasan (2006:24), pengelolah data merupakan suatu proses dalam


memperoleh data ringkasan atau dengan menggunakan rumus-rumus tertentu.Pengelolahan
data bertujuan untuk mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih
halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. (Sudjana, 2001:128).
44
45

Teknik pengolahan data dalam analisis ini menggunakan perhitungan manual dan
orogram stastitik SPSS (Statistical Product and Service Solution)sebagai alat untuk
pengelolahan data
Pengelolahan data menurut (Hasan, 2006:24) meliputi kegiatan editing, coding,
pemberian skor atau nilai pemberian dalam penelitian ini digunakan pengelolahan data
sebagai berikut
Mengoreksi data yang sudah ada dengan membandingkan data dilapangan, hal ini
bersifat (editing), membuat isyarat dengan menggunakan angka atau huruf yang
disesuaikan dengan kebutuhan kusioner sebagai petunjuk identitas atau informasi
(Coding), menggunakan skals likert sebagai acuan atau pedoman untuk menentukan skor
atau nilai (skor), menggunakan table sebagai alat bantu dalam penataan pernyataan dan
skor kusioner (tabulasi).

3.4. Teknik Analisis Data


Analisis data menurut (Hasan, 2006:29) yaitu memperkirakan atau dengan
menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa) kejadian terhadap
suatukejadian lainnya,serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya. Kejadian dapat
dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel.Proses analisis data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuisioner dan bantuan wawancara
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi dan
korelasi.Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat
diprediksi melalui variabel bebas secara individual.Pada penyusunan data ini digunakan
analisis regresi ganda.Analisis korelasi digunakan untuk mencari besarnya sumbangan
variabel satu terhadap variabel yang lainnya.Pada penelitian ini yang dicari hubungan
antara variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi
sebagai variabel terikat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 sebagai variabel
bebas dengan menggunakan perhitungan secara sistematik.
1. Menentukan Skor Terhadap Pernyataan Kuisioner
Setelah menentukan pernyataan untuk kuisioner selanjutnya dilakukan
penentuan skor pernyataan.Penentuan skor untuk pernyataan-pernyataan dalam
penelitian ini menggunakan skala likkert,dimana data memiliki skala ordinal
yang menunjukkan perbedaan tingkat subyek secara kuantitatif,seperti data
yang dinyatakan dalam bentuk peringkat atau ranking.Responden hanya
46
47

diperkenankan memilih salah satu jawaban dari sekian alternatif jawaban pada
masing-masing variabel pernyataan yang tersedia. Setiap pernyataan memiliki
lima poin skala penentu skor, yaitu : untuk jawaban Sangat Setuju (ST) diberi
nilai 5, untuk jawaban Setuju (S) diberi nilai 4, untuk jawaban Kurang Setuju
(KS) diberi nilai 3, untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, untuk
jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1.
2. Menentukan Skor Ideal
Rumus yang digunakan untuk menentukan skor ideal adalah:
Skor ideal = jumlah pertanyaan x skala pertanyaan x jumlah data sampel
Setelah menghitung skor ideal,maka dicari rata-rata skor ideal tersebut.
Rumus yang digunakan adalah:

Skor Ideal = skor ideal ……………………………… (3.1)


Jumlah data sampe
3. Menentukan Simpangan Baku
Simpangan Baku adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim.Sehingga
simpangan bakunya sebagai berikut:
∑ (xi-x)2
……………………………………… (3.2)
S2 =
n-1
s = √s 2

Keterangan:
S = Simpang Baku
Xi = Jumlah Total Variabel
x = Rata-Rata xi
n = Jumlah Data Samp
4.Uji t
Menurut Usman dan Akbar (2011)uji t adalah salah satu tes statistik yang
dipergunakan untuk menguji kebenaaran atau kepalsuan hipotesis nol/nihil
(H0).
(1) Pengujian hipotesis,(2) uji kesamaan dua rata-rata, dan (3) uji signifikan
koefisien korelasi. T hitung didapat dengan menggunakan rumus:
T hitung didapat dengan menggunakan rumus:
48

X - μ0
49

thitung = ……………………………………………....(3.3)
S
√n
Keterangan:
T = Nilai t Yang di Hitung
X = Rata-Rata xi
μ0 = Nilai Yang di Hipotesiskan
s = Simpang Baku
n = Jumlah Data Sampel
Sedangkan ttabel dapat dicari dengan cara sebagai berikut, yaitu:
(1). Tentukan nilai α apakah 0,01, 0,02, 0,05, 0,10, 0,20, atau 0,50.
(2). Tentukan apakah uji dua pihak atau satu pihak.
(3). Hitung df atau dk = n-1 untuk uji hipotesis atau dk = n-2 untuk
membedakan dua rata-rata.
Untuk menguji harga R signifikan atau tidak, maka dilakukan uji F dengan
rumus:

Fhitung = R2 (N – m – 1)
……………………………………………... (3.4)
m (1 –R )
2

Kriteria pengujian signifikan R yaitu:


R0 = Tidak Signifikan
Ra = Signifikan
Jika F hitung > F tabel, maka Raakan diterima atau signifikan.
Keterangan:
N = jumlah sampel/data
M = jumlah variabel independen.
50
51

3.5. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Identifikasih Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan data

Data primer:
Data Skunder:
-Pengamatan dilapangan
-Data dan naama
-Penyebaran kusioner karyawan

Analisis data:
-Menggunakan SPSS
- Analisis Deskriptif Statistik
- Analisis Regresi Linear Berganda

UjiReliabilitas menggunakanSPSS
UjiHipotesisDuaSampel
menggunakanSPSS
UjiKorelasi menggunakanSPSS

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 3.1Gambar Alir Penyusunan Tugas Akhir


52
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Responden Penelitian


Responden dalam penelitian ini yaitu para pekerja Gedung Sampoerna Academy di
Surabaya Barat.Karena dalam penelitian ini akan di analisis dengan menggunakan
multivariate (korelasi atau regrasi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari jumlah variabel yang akan diteliti (Sugiyano, 2010). Dalam penelitian ini akan
menggunakan analisis regrasi dan korelasi ganda dengan 3 variabel, maka jumlah anggota
sampel atau responden yang digunakan adalah:
Variabel Independen = 2 Variabel (X1, X2)
Variabel Dependen = 1 Variabel Terikat (Y)
Jumlah Smpel Atau Responden = (Independen + Dependen) x 10
= (1 + 2) x 10
=30 orang
Dari tigapuluh orang tersebut diatas merupakan para pekerja pada pembangunan/
proyek tersebut untuk dijadikan dalam data perhitungan sementara peneliti hanya
mendapatkan 20 responden pada saat pengambilan sampel dan penyebaran kusionernnya
maka peneliti hanya melakukan eksperimen deng menggunakan perhitungan sampel untuk
20 orang responden

4.2. Identifikasi Variabel


Uji validitas dalam penelitian ini yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang disurvey berupa kevalidan data.Uji validitas ini dilakukan sebelum
melakukan analisis statistic pada penelitian.Untuk melakukan eksperimen atau percobaan
sederhana, maka jumlah sampel yang digunakan maksimal 20 orang (sugiyono, 2010).Uji
sampel kuisioner dilakukan dengan membagikan tigapuluh kuisioner kepada responden.
Uji validitas ini menggunakan metode korelasi product moment pearsondengan
bantuan program statistik sehingga diketahui suatu nilai product moment (r) hitung untuk
tiap variabel.Variabel dikatakan valid apabila product moment (r)hitung lebih besar
daripada nilai kritisnya product moment (r) tabel.Sedangkanuntuk pernyataan yang tidak
valid dianggap tidak berpengaruh terhadap penelitian.Berikut merupakan hasil uji validitas
dari masing-masing variabel yang diteliti.Menentukan nilai rtabel untuk sampel 20 dengan

53
54
55

tabel r, menggunakanrumus df = n-2. Taraf signifikan ditentukan secara bebas, tetapi


semakin besartaraf signifikansinya maka semakin kecil tingkat kepercayaannya.Maka
digunakan taraf signifikansi secara umum yang sering digunakan yaitu 5% dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95%.Jadi untuk nilai r (0.05; 18) sebesar 0.444.
Variabel yang digunakan yaitu terdiri dari variabel keselamatan dan kesehatan kerja
dimana (X1), program keselamatan dan kesehatan kerja (X2), keberhasilan keselamatan
dan kesehatan kerja, kendala keselamatan dan kesehatan kerja (Y).
4.1. Hasil Uji Validitas Variabel Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pengujian validitas metode product moment dalam table berikut ini

Tabel: 4.1 Hasil uji validitas variabel program keselamatan dan kesehatan kerja K3 (X1)
X1 N rhitungrtabel Keterangan
1 X1.1 20 0.531 0.444 valid
2 X1.2 20 0.782 0.444 valid
3 X1.3 20 0.685 0.444 valid
4 X1.4 20 0.041 0.444 tidak valid

5 X1.5 20 0.702 0.444 valid


6 X1.6 20 0.594 0.444 valid
7 X1.7 20 0.842 0.444 valid
8 X1.8 20 0.669 0.444 valid
7. X1.9 20 0.081 0.444 tidak valid
10 X1.10 20 0.731 0.444 valid
11 X1.11 20 0.567 0.444 valid
12 X1.12 20 0.733 0.444 valid
13 X1.13 20 0.829 0.444 valid
14 X1.14 20 0.788 0.444 valid
15 X1.15 20 0.452 0.444 valid
16 X1.16 20 0.573 0.444 valid
17 X1.17 20 0.863 0.444 valid
18 X1.18 20 0.850 0.444 valid
19 X1.19 20 0.854 0.444 valid
56

20 X1.20 20 0.555 0.444 valid


57

21 X1.21 20 0.636 0.444 valid


22 X1.22 20 0.683 0.444 valid
23 X1.23 20 0.633 0.444 valid
24 X1.24 20 0.228 0.444 tidak valid
25 X1.25 20 0.650 0.444 valid
Sumber: Olahan Data, 2021
Hasil dari tabel diatas menunjukan bahwa rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan
valid.Pernyataan yang dianggap valid apabila dalam pernyataan program keselamatan dan
kesehatan kerja (X1) adalah pernyataan yang mempunyai nilai r hitung lebih besar dari pada

rtabel
Setelah instrument pernyataan dibagikan ke 20 responden, program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) mempunyai 3 pernyataan yang tidak valid, Maka untuk
perhitungan selanjutnnya tidak akan digunakan, maka hanya perhitungan yang valid yang
dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya.Karena pernyataan valid dianggap benar
dan yang tidak valid dianggap salah.
4.2.Hasil Uji Validitas Keberhasilan Proyek Dalam Menerapkan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Pengujian validitas metode product moment, dalam tabel berikutini.

Tabel: 4.2. Hasil Uji Validitas Variabel Keberhasilan Dalam Menerapkam Keselamatan
dan Kesehatan Kerja K3 (X2)
X2 N rhitung rtabel Keterangan
1 X2.1 20 0.504 0.444 valid
2 X2.2 20 0.651 0.444 valid
3 X2.3 20 0.709 0.444 valid
4 X2.4 20 0.589 0.444 valid
5 X2.5 20 0.635 0.444 valid
6 X2.6 20 0.828 0.444 valid
7 X2.7 20 0.662 0.444 valid
8 X2.8 20 0.425 0.444 tidak valid
9 X2.9 20 0.786 0.444 valid
58

10 X2.10 20 0.534 0.444 valid


11 X2.11 20 0.881 0.444 valid
59

12 X2.12 20 20 0.682 0.444 valid


13 X2.13 20 0.744 0.444 valid
14 X2.14 20 0.696 0.444 valid
15 X2.15 20 0.809 0.444 valid
16 X2.16 20 0.479 0.444 valid
17 X2.17 20 0.798 0.444 valid
18 X2.18 20 0.662 0.444 valid
19 X2.19 20 0.012 0.444 tidak valid
20 X2.20 20 0.668 0.444 valid
21 X2.21 20 0.669 0.444 valid
22 X2.22 20 0.758 0.444 valid
23 X2.23 20 0.650 0.444 valid
24 X2.24 20 0.599 0.444 valid
25 X2.25 20 0.862 0.444 valid
26 X2.26 20 0.693 0.444 valid
27 X2.27 20 0.539 0.444 valid
28 X2.28 20 0.802 0.444 valid
Sumber: Olahan Data, 2021

Hasil dari tabel diatas menunjukan bahwa rhitung >rtabel,maka pernyataan dinyatakan
valid.Pernyataan yang dianggap valid apabila dalam pernyataan kendala keselamatan dan
kesehatan kerja (X2) adalah pernyataan yang mempunyai nilai r hitung lebih besar dari pada

rtabel
Setelah instrument pernyataan dibagikan ke 20 responden, keberhasilan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mempunyai 2 pernyataan yang tidak valid, karena
mempunyai nilai rhitung lebih kecil dari pada ttabel.Maka untuk perhitungan selanjutnnya
tidak digunakan, maka hanya perhitungan yang valid yang dapat digunakan untuk
perhitungan selanjutnya.Karena pernyataan valid dianggap benar dan yang tidak valid
dianggap salah.
60

4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kendala Dalam Menerapakan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3)
Pengujian Validitas dengan menggunakan metode Product Moment, dalam table berikut:
61

Tabel: 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kendala Dalam Menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja K3 (Y).
Y N rhitung rtabel Keterangan
1 Y.1 20 0.806 0.444 valid
2 Y.2 20 0.823 0.444 valid
3 Y.3 20 0.661 0.444 valid
4 Y.4 20 0.783 0.444 valid
5 Y.5 20 0.650 0.444 valid
6 Y.6 20 0.766 0.444 valid
7 Y.7 20 0.726 0.444 valid
8 Y.8 20 0.771 0.444 valid
9 Y.9 20 0.797 0.444 valid
10 Y.10 20 0.782 0.444 valid
11 Y.11 20 0.873 0.444 valid
12 Y.12 20 0.885 0.444 valid
13 Y.13 20 0.887 0.444 valid
14 Y.14 20 0.788 0.444 valid
15 Y.15 20 0.719 0.444 valid
16 Y.16 20 0.806 0.444 valid
Sumber: Olahan Data, 2021
Hasil tabel di atas yaitu menunjukkan bahwa rhitung > rtabel, maka pernyataan
Dinyatakan valid.Pernyataan yang dianggap valid dalam variabel kendala program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (Y) adalah pernyataan yang mempunyai nilai
rhitung lebih besar dari pada rtabel
Pernyataan kuisioner yang ada di variabel kendala dalam menerapkan program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) semua nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel,
maka semua pernyataannya tersebut dianggap valid
62

Untuk menyelesaikan penelitian ini, maka selanjutnya hanya menggunakan skor


dari pernyataan yang valid

4.2.4. Uji Reliabilitas


63

Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan metode Spearman Brown
yang artinya suatu variabel dapat dikatanakan mempunyai reliable baik apabila ri˃ 0.6
Berikut ini adalah hasil dari uji reliabilitas dari masing-masing variabel yaitu:
4.4. Tabel Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Variabel Nilai ri Keterangan
X1 0.940 Reliabel
X2 0.923 Reliabel
Y 0.928 Reliabel
(Sumber: Olahan Data, 2021)
Tabel diatas yaitu menunjukan bahwa vaeiabel X1, X2, dan Y mempunyai nilai r i
(Correlation Coefficient) yang lebih dari 0.6, maka variabel tersebut mempunyai reliable
yang baik.Vareabel bisa dinyatakan realabel apabila pernyataan mempunyai selisih yang
tidak jauh berbeda.Dalam hal ini selisih yang digunakan mempunyai nilai yang lebih dari
0.6.Sehingga pernyataan pada kusioner tersebut dapat dijadikan alat ukur.

4.2.5. Uji Reliabilitas Dengan Menggunakan Program Statistik (SPSS)


Pengujian realibiliotas dengan menggunakan program SPSS statistik ini
menggunaka dua belah pihak dari Sperman Browan (spilt half).Hasil uji dari reabilitas ini
adalah menunjukan seberapa tinggi tingkat realibilitasnya.Berikut ini adalah gambar yang
menunjukan nilai Correlation Coefficient diatas 0.6, maka dapat dikatakan instrument
realibilitas tinggi.
Table: 4.1 Uji Reliabilitas Dengan Menggunakan Program Statistik (SPSS)
64
65

Berdasarkan tabel diatas maka ditunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan


antara dua hasil pengukuran yaitu pertama dan kedua dari masing-masing
variabel.Variabel X1 (program keselamatan dan kesehatan kerja), nilai r = 0.912; p ˂ 0.001,
X2 (keberhasilan) mempunyai nilai r = 0.940; p ˂ 0.001, p ˂ 0.001, dan Y (kendala)
mempunyai nilai r = 0.873; p ˂ 0.001.Maka hal ini menunjukan hasil dari pengukuran yang
sangat setabil dari waktu ke waktu (reliable).Analisis reabilitas ini hanya bisa
memperlihatkan nilai r saja dan tanpa melihat signifikan hubungan. Jadi meskipun
signifikan hubungan ini besar (p ˂ 0.001), maka tidak dilaporkan dalam sub bab reabilitas
hasil pengukuran.

4.2.1. Pengujian Hipotesis Deskriptif


Diasumsikan bahwa penerapanm program keselamatan dan kesehatan kerja pada
Gedung Sampoerna Academy di Surabaya Barat = 75% rata-rata skor ideal, dan terglong
belum baik, dan ≠ 75% rata-rata skor ideal tergolong baik.
Maka Perhitungan Skor Ideal yaitu untuk menentukan:
Skor ideal = jumlah pernyataan x sekala pernyataan x jumlah data sampel
Skor Ideal = 69 x 5 x 20
Skor Ideal = 6900
Setelah menghitung skor ideal maka,akan di cari rata-rata skor ideal tersebut dengan
menggunakan rumus:
66

Skor Ideal
Skor Ideal Rata-Rata = ……………………………………..(4.1)
Jumlah data sampel
67

6900
=
20
= 345
Diasumsikan rata-rata skor ideal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 75%
maka rata-rata skor ideal sekaranh yaitu:
Rata-rata sekarang (μ0) = 75% x rata-rata skor ideal
= 75% x 345
= 258.75

4.2.2. Perhitungan Simpang Baku


Simpang baku merupakan ukuran dari sebaran statistilk yang paling lazim
Tabel berikut adalah rata-rata dari populasi
Tabel4.5. Rata-Rata Populasi
Xi Xi - - X (Xi- -X)2
270 -2.8 33.64
289 13.2 174.24
273 -2.8 7.84
269 -6.8 46.42
267 -8.8 77.44
291 15.2 231.04
292 16.2 262.44
288 12.2 148.84
264 -11.8 139.24
272 -3.8 14.44
377 101.2 10241.44
367 81.2 6593.44
377 101.2 10241.44
322 56.2 3158.44
265 -10.8 116.64
68

263 -12.8 163.84


256 -19.8 392.04
69

257 -18.8 353.44


264 -11.8 139.24
256 -19.8 392.04
253 -22.8 519.84
257 -18.8 353.44
256 -19.8 392.04
256 -19.8 392.04
247 -28.8 829.44
255 -20.8 432.64
256 -19.8 392.04
260 -19.8 249.64
261 -20.8 219.04
262 -15.8 190.44
265 -14.8 116.64
255 13.2 432.64
257 16.2 353.44
289 12.2 174.24
292 16.2 262.44
288 12.2 148.84
247 -28.8 829.44
255 -20.8 432.64
273 -2.8 7.8
269 -6.8 46.24
=275.8
-
Ʃ=39702.4
(Sumber : Olahan data, 2021)
70

Simpangan bakunnya yaitu sebagai berikut:


∑(X – X)2
71

S2 = ……………………………………………………………(4.2)
n-1

39702.2
=
19
= 2089.589473
S = √2089.589473
= 45.712
4.2.3. Uji t
Uji t yaitu digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol
(Ho).Dalam penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah dengan cara
membandingkan taraf (ἁ) yang digunakan 0.05.
X – μ0
thitung = ………………………………………………………(4.3)
S

√n
= 275.8 – 258.75
45.19
√20
= -2.2484
Berdasarkan table distribusi t atau juga disebu table uji t dengan dk =n-1=29
dengann taraf signifikan 0.05, maka table t = 2.045
Keriteria pengujian hipotesis deskriptif dengan menggunakan uji dua pihak adalah
sebagai berikut: +thitung ˃ +ttabel atau -thitung˃-ttabel maka Ho ditolak.
Hasil dari perhitungan hipotesis deskriptif yaitu: thitung =-2.2484 dan ttabel = ±2.045,
jadi -2.484˂-2.045, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kedudukan dari keduabelapihak
yaitu thitung dan ttabel dapat dilihat pada gambar brtikut:

4.1. Gambar Grafik Uji Dua Pihak


72

Daerah tolak Daerah tolak


Ho Ho
Thitung = -2.484 Daerah Di TerimaHo

-ttabel = -2.045 +ttabel = +2.045


73

Nilai keritis

Berdasarkan gambar atau grafik diatas yang menunjukan bahawa thitung jatuh kepada
daerah ditolak Ho, dan Ha berhasil diterima, sehingga pernyataan hipotesis perogtam
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) digedung sampoerna academy di Surabaya Barat
tergolong baik yaitu benar.Maka dapat disimpulkan bahwa program keselamatan dan
kesehataan (K3) dalam pembangunan gedung sampoerna academy di Surabaya Barat
tergolong baik.

4.2.4. Uji Hipotesisi Dua Sampel (Uji Dua Pihak) Menggunakan Uji T Pada Program
Statistik (SPSS)
Uji hipotesisi yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan uji T
keterangan untuk menentukan hipotesis awal yang dinyatakan diterima atau
ditolak.Hipotesis awalnnya merupakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
kontruksi belum baik.Dengan tingkat rata-rata penerapan yang dipakai sebesar 75% dari
keseluruhan rata-rata.Berikut ini adalah gambar hipotesis satu sampel menggunakan
program statistik (SPSS).

Tabel: 4.2 Uji Hipotesisi Dua Sampel (Uji Dua Pihak) Menggunakan Uji T Pada
Program Statistik (SPSS

One-SampleStatistics

N Mean Std.Deviation Std.ErrorMean

Data 20 255.5 32.016 5.062


8
74

Test Value = 288.75


95% Confidance interval of
the Difference

T Sig.(2-tailed) Mean Lower Upper


Df Difference

Data -.2.602 19 .0.11 -11.175 -21.41 .-2.83


75

One-Sample test
Hasil analisis tabel diatas merupakan hasil yang didapatkan thasil = -2.602.dan untuk
menentukan ttabel yaitu dengan menggunakan nilai df = 19 dan didapatkan t tabel = 2.045.
Menurut pengujian hipotesis deskriptif uji dua pihak, jika +t hasil ˃ +ttabel atau thasil ˂ -ttabel
maka Ha dan Ho ditolak.Dalam hal ini -2.602˂ -2.045, jadi hipotesis program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) di proyek kontruksi baik adalah benar

4.2.5. Perhitungan Regrasi Ganda Menggunakan Program Statistic (SPSS)


Analisis regrasi ganda berdasarkan perhitungan program statistic (SPSS).Berikut
adalah model linear regrasi ganda:

Table: 4.3 Uji Hipotesisi Regrasi Ganda Pada Program Statistik (SPSS)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) y -4.024 .2.432 -1.654 .107

X1 .304 .062 .485 4.873 .000

X2 100 079 .167 -1.258 .216

a. Dependent Variable: Y

Dari data diatas dapat diperoleh:


Y = -4.024 + 0.304 X1 + 0.100 X2.
Berikut ini merupakan analisia dari hasil gambar diatas
Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pembangunan gedung sampoerna
academy sebesar -4.024 jika keberhasilan dan kendala sama dengan 0. Maka hasil ini jika
dikonsektualkan tidaklah reliable mengingat program keselamatan dan kesehatan kerja
76

(K3) pada pembangunan gedung tidak mungkin negative, maka dapat dianaliisis bahwa
tidak ada program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak ada keberhasilan dalam
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan tidak ada kendala dalam
menerapkan keselamatan dan keseharan kerja (K3).
Apabila setiap faktor program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengalami
kenaikan maka, faktor kendala dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
juga akan naik sebesar 0.304.
77

Apabila setiap faktor keberhasilan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan


kerja (K3) mengalami kenaikan maka, faktor kendala dalam menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) juga akan naik sebesar 0.100.
Kesalahan baku koefisien β1 sebesar 0.485, β2 0.167.

4.2.6. Uji F
Uji F disini merupakan uji untuk menentukan nilai R atau harga R signifikan atau
tidak, maka dapat dilakukan dengan uji F dengan rumus sebagai berikut, yaitu:
R2 (N-m-1)
Fhitung = ……………………………………………………...(4.4)
m (1-R2)

Keterangan:
N = 20 dan m = 3, maka
0.92255 (20-3-1)
=
3(1-0.763)
= 374.2432
Derajat kebebasan untuk menguji signifikan harga Fhitung ialah:
dk pembilang = m
dk penyebut = N – m – 1
berdasarkan table distribusi F yaitu:
taraf signifikan (α) = 0,05, Ftabel = 2.53
untuk taraf signifikan (α) = 0,01, Ftabel = 4.17
keriteria pengujian R adalah:
Ro = tidak signifikan
Ra = signifikan
78

Berdasarkan perhitungan dari Fhitung ˂ Ftabel, maka Ra diterima atau signifikan


sehingga dapat diberlakukan kepopulasi dengan taraf signifikan 0,05maka Ftabel =
4,17.Hasil dari perhitungan hipotesis deskriptif yaitu:Fhitung =374.2432 dan Ftabel=
4,17.

4.2.7. Perhitungan Korelasi Ganda Dengan Mengunakan Program Statistik (SPSS)


Adanya korelasi apabila dinyatakan dalam bentuk angka yang menunjukan kuatnya
hubungan antara dua bariabel atau lebih.Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif
79

atau negative,sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien


korelasi.Dibawah ini adalah gamber yang menunjukan antara dua variabel atau lebih
dalam uji korelasi.

Table: 4.3 Uji Hipotesisi Regrasi Ganda Pada Program Statistik (SPSS)

Table: 4.4. Tabel Korelasi

578 .814”

20 20 20

.814” .787”

20 20 20

.828” .787”

20 20
20

Analisis dari uji korelasi diatas adalah sebagai berikut:


Pada baris X1 (Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3) diperoleh Pearson
correlation r = 0.814, tanda **
mengidentifikasikan bahwa X1 (Program Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja K3) merupakan korelasi.Maka semakin besar r mengidintifikasikan
semakin bersar pula korelasinnya. Dari nilai r(X1) = 0.814 mengidentidikasikan program
keselamatan dan kesehatan kerja (X1) berkorelasi dengan kendala dalam menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek kontruksi. Dari gambar diatas juga
80

diperoleh sig.(X1) 0.000. karena taraf signifikanny yaitu ἁ = 0.05 ˃ 0.000, maka
menunjukan adannya korelasi, jadi program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan
kendala dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam proyek
pembangunan gedung dan korelasi ini juga signifikan pada tingkat kepercayaan 5% .Selain
tarif signifikan, signifikan korelasi Y dengan X1 juga signifikan pada 1%.
Pada baris X2 (Keberhasilan Dalam Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja K3) diperoleh Pearson correlation r = 0.828, tanda ** mengidentifikasikan bahwa X2
Keberhasilan Dalam Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3) ada korelasi.
81

Maka semakin besar r mengidintifikasikan semakin bersar pula korelasinnya.Dari nilai


r(X2) = 0.828 mengidentidikasikan keberhasilan keselamatan dan kesehatan kerja (X2)
berkorelasi dengan kendala dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek kontruksi.Dari gambar diatas juga diperoleh sig. (X2) 0.000. karena taraf
signifiksnny yaitu ἁ = 0.05 ˃ 0.000, maka menunjukan adannya korelasi, jadi keberhasilan
dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan kendala dalam
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam proyek pembangunan gedung
dan korelasi ini juga disignifikan pada tingkat kepercayaan5%.Selain tariff signifikan,
signifikan Y dengan X2 juga signifikan 1%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek pembangunan gedungsapoerna acadeydisurabayabaratdengannilaikoefisiensebesar
X1=0.814keberhasilan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)padaproyekgedungsapoernaacadeydisurabayabaratdengannilaikoefisiendidapt
X2=0.828dankendaladalam menerapkankeselamatandankesehatankerjaK3dalam
proyekgedungsampoernaacadeydisurabayabaratdengannilaikoefisiendidapatkanY=1.
82
83

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis perhitungan manual dengan menggunakan program statistik
(SPSS) yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu:
1. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek pembangunan
gedung Sampoerna Academy di Surabaya Barat, telgolong baik dengan
menggunakan uji T. Dimana, berdasarkan table distribusi t atau juga disebut table
uji t dan hasil dari perhitungan hipotesis deskriptif tersebut yaitu :t hitung = -2.2484
dan ttabel =±2.045 jadi, -2.484˃-2.045.
2. Kendala dalam menerapkan kselamatan dan kesehatan kerja (K3)di Surabaya
Barat tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan keterangan angka 1,
dibandingkan dengan tingkat kepercayaan 5%.Karena berdasarkan ujikorelasi
pearson correlation nilai yang didapatkan yaitu;=1
3. Keberhasilan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan variabel yang bisadibilang lebih dominan, karena hal tersebut
ditunjukan pada nilai ujikorelasipearson corelationyaitu;=828

5.2. Saran
Dari hasil kesimpulan di atas ada beberapa yang dapat diambil menjadi saran dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Dengan diketahuinya bahwa variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan variabrl keberhasilan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) merupakan variabel yang dominan. Maka disarankan PT. Sekolah Sampoerna
Internasional untuk selslu menerapkan program tersebut.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor penunjang yang dapat
mempengaruhi program atau penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek pembangunan kontruksi.
3. Bagi para peneliti selanjutnnya yang mengkaji tentang masalah Program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) hendaknnya perlu dilakukan observasi
terlebih dahulu terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara mendalam
yang diterapkan pada proyek.
84
85

DAFTAR PUSTAKA

Aswar, Asfian, Fachlevy, 2016 tentang faktor penyebab kecelakaan kerja. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Astuti Sulis Okky, 2012.Pengaru keselamatan dan kesehatan kerja karyawa.Sumber dari
Jurnal
DK3N, 1993, program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Cetakan
Pertama, Sekertariat DK3N, Jakarta.
Deby Setiawan Eka Saputra 2016.Keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja
karyawan.Sumber dari Jurnal
Ervianto, W.I., 2005, tentang elemen-elemen k3 Yogyakarta: Andi.
Erni Kurniawati 2016.Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek kontruksi
Bandung.Sumber dariJurnal
Istiqomah Dewi 2011.Analisis keselamatan kerja,kesehatan kerja dan komponensasi
terhadap karyawan.Sumber dari Jurnal
Mangkunegara Prabu, 2014, tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nurvita Insani Magdalena Simanjuntak 2015.Program keselamatan dan kesehatan kerja
Sumber dari Jurnal
OHSAS 18001: 2007.Occupational Health and Safety Management System –
Requirements.
Raco, J.R, 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya.
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rivai, 2009, tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ramli,S.,2010, tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)Jakarta: Dian Rakyat.
Sugiyono,2006.Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008
UU No.1 Tahun 1970 Tentang syarat-syarat Kerja
Usman dan Akbar.2000.Pengantar Statistik.Bumi Aksara, Jakarta
86

LAMPIRAN 1

1. Data Kusioner

Saya YUNIANA TRIDA Mahasiswi Semester Akhir Dari Universitas Dr.Soetomo


Surabaya Jurusan Teknik Sipil, saya sedang menyusun Tugas Akhir sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dengan judul “ANALISIS KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK GEDUNG
SAMPOERNA ACADEMY DI SURABAYA BARAT”.Besar harapan saya kiranya
87

bapak/ibu bersedia mengisi kusioner ini dengan sejujur-jujurnya dan tanpa paksaan dari
pihak manapun. Terimakasih

1. Nama :…………………………

2. Jenis kelamin : laki-laki Perempuan

3. Usia :…………Tahun
4. Masa kerja :………….Tahun
5. Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA
DIII S1 S2

2. Petunjuk pengisian Kuesioner


I. Mohon isi identitas responden dan data sebuah proyek konstruksi Gedung
Sampoerna Academy di Surabaya Barat yang sedang dilaksanakan oleh perusahaan
Bapak/Ibu.
II. Dimohon untuk mengisi kuesioner dengan sebenar-benarnya, sesuai dengan
pengalaman dan kenyataan yang ada di lapangan demi objektifitas dan keakuratan
data.
III. Data hasil kuesioner tidak untuk disebarluaskan untuk umum, hanya untuk bahan
Studi Tugas Akhir.
88

Contoh Cara Menjawab Pernyataan Kusioner


DAFTAR PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1.Ketentuan penciptaan lingkungan kerja kerja yang √
menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.
2.Ketentuan pengawasan selama peroyek berlansung. √
3.Pemeriksaan Pencegahan terjadinnya kecelakaan √
4.Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinnya √
kecelakaan kerja
5.Mengukur kinerja program keselamatan dan kesehata √
kerja.
89

Keterangan Skor Audit


skor1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
skor2 = Tidak Setuju (TS)
skor3 = Cukup Setuju (CS)
skor4. = Setuju(S)
skor5 = Sangant Setuju (SS)

No Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) 1 2 3 4 5


1 Apakah di proyek anda sudah melaksanakan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja tersebut?
2 Apakah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko
di peropyek anda tersebut telah dilaksanakan?
3 Apakah di proyek anda memantau pencapaian tujuan
Penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3)?
4 Apakah di proyek anda melakukan pemantauan pengawasan
kesehatan keselamatan pekerja?
5 Apakah di proyek anda ada ketentuan penciptaan lingkungan
kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja?
6 Apakah di proyek anda tersedia pemeriksaan Pencegahan
terjadinnya kecelakaan?
7 Apakah program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tersebut
dilaksanakan dan dikelola dengan baik?
8 Apakah prosedur keadaan darurat di proyek anda tersebut
dilaksanakan?
9 Apakah sistem ijin kerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dilaksanakan dengan baik di proyek anda?
10 Apakah pengerjaan struktur kerangka di proyek anda dilakukan
sesuaiprosedur?
11 Apakan di proyek anda ada kegiatan pembersihan sebelum memulai
pengerjaan untuk memperlanjar (K3)?
12 Apakah di proyek anda tersedia pengaman untuk menahan orang
yang terjatuh kelubang?
90

13 Apakah diproyek anda tersedia catatan pengendalian terhadap


pelaksanaan (K3) dilapangan?
14 Apakah organisasi (K3) di proyek anda dapat menjadwalkan
system manatemen (K3) yang sudah direncanakan?
15 Apakah diproyek anda melakukan pemeriksaan yang telah
disediakan?
16 Apakah di proyek anda terdapat/ tersedia keselamatan untuk
kontraktor/ sub kontraktor?
17 Apakah prosedur diproyek anda yang membuat bahwa sistek K3
tersebut harus diterapkan?
18 Apakan manajemen prosedur tersebut diterapkan diproyek anda?
19 Apakah diproyek anda tersedia Pemeriksaan kesehatan untuk
karyawan sebelum di lakukannya proyek dan pemeriksaan
91

kesehatan berkala saat pelaksanaan proyek?


20 Apakah diproyek anda Semua peralatan tersebut dalam kondisi
baik dan dapat digunakan sesuai fungsinya dan juga standar K3?
21 Apakah semua Para pekerja menggunakan peralatan dan pakaian
kerja saat bekerja demi keselamatan dan kesehatan kerja?
22 Apakah ada tersedia kotak P3K untuk pertolongan pertama
pekerja?
23 Apakah diproyek anda memberikan briefing mengenai prosedur
keselamatan kerja di hari tertentu selama proyek berlangsung?
24 Apakah diproyek anda bisa mengidentifikasi secara menyeluruh
terhadap kecelakaan kerja yang pernah terjadi sebelumnya?
25 Apakah diproyek anda terdapat jalur evakuasi yang cukup dalam
keadaan darurat demi keselamatan dan kesehatan kerja?

NO Keberhasilan Dalam Menerapkan Keselamatan Dan 1 2 3 4 5


Kesehatan Kerja (K3)
1 Apakah ada dukungan manajemen puncak dalam keberhasilan
proyek?
2 Apakah ada ketersediaan sumber daya dalam keberhasilan
proyek?
3 Apakah ada kemampuan perencanaan yang baik dalam
pengendalian dalam keberhasilan proyek?
4 Apakah ada kelancaran pembiayaan oleh pemilik dalam
keberhasilan proyek?
5 Apakah di proyek anda terdapat prosedur keadaan darurat sesuai
dengan kondisi dan sifat bahaya proyek (misalnya bahya
kebakaran, kecelakaan, peledakan (dsb)?
6 Apakah semua tempat kerja di proyek anda mempunyai ventilasi
yang cukup, sehingga dapat mencapai keberhasilan proyek?
7 Apakah tempat kerja proyek anda dilengkapi dengan sarana
untuk keperluan keluar masuk dengan aman agar dapat
mencapai suatu keberhasilan?
8 Apakah seluruh data dan hasil pemantauan serta analisis
digunakan untuk dijadikan acuan dalam mencapai keberhasilan
proyek?
92

9 Apakah di proyek anda mengantisipasi terjadinya perubahan dari


tindakan pencegahan dan perbaikan dalam pencapaian
keberhasilan peroyek tersebut?
10 Apakah semua peralatan tersebut dalam kondisi baik dan dapat
digunakan sesuai fungsinya untuk mencapai keberhasilan?
11 Para pekerja menggunakan peralatan dan pakaian kerja saat
bekerja untuk mencapai keberhasilan?
12 Peralatan dan mesin yang ada dioperasikan oleh pekerja yang
telah perpengalaman untuk keberhasilan proyek?
13 Apakah selalu melakukan perawatan pada alat-alat kerja yang
sering digunakan secara berkala demi tercapainnya
keberhasilan?
14 Pemeriksaan kesehatan untuk karyawan sebelum di lakukannya
93

proyek dan pemeriksaan kesehatan berkala saat pelaksanaan


proyek untuk terciptannya keberhasilan proyek?
15 Apaakah ada prosedur untuk membuat para pekerja sadar akan
konsekuensi keselamatan dan kesehatan kerja dari pekerjaan dan
perilaku mereka dalam keberhasilan proyek?
16 Apakah organisasi keselamatan dan kesehatan kerja di proyek
anda menjadwalkan audit internal demi mencapai keberhasilan
proyek tersebut?
17 Apakah di proyek anda terdapat pedoman keselamatan dan
kesehatan kontraktor/ sub kontraktor?
18 Apakah di proyek anda terdapat peraturan-peraturan yang
mewajibkan para pekerja untuk menggunakan alat pelindung
diri?
19 Apakah diproyek anda jika tidak menggunakan alat pelindung
diri akan diperingati atau diberikan arahan sesuai dengan
program K3?
20 Apakah pihak lain yang berada di proyek maupun di luar proyek
anda juga diperingati jika tidak menggunakan alat pelindung
diri?
21 Apakah diproyek anda melakukan pemeriksaan terhadap alat-
alat yang bisa dilakukan secara rutiun?
22 Apakah di proyek anda semua para pekerja akan diberikan
informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat
kerja sebelum mereka memulai tugasnnya?
23 Apakah di proyek anda bekerja tersedia petugas khusus untuk
keselamatan dan kesehatanm kerja (K3)?
24 Apakah diproyek anda tersedia prosedur darurat untuk
keselamatan dan kesehatan kerja?
25 Apakah pemimpin manajemen diproyek anda menunjukan
komitmennya untuk menetapkan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja K3?
26 Apakah di proyek anda system ijin K3 dapat dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan prosedur?
27 Apakah prosedur manajemen tersebut diterapkan diproyek anda?
94

28 Apakah diproyek anda diterapakan untuk prosedur membuat


pekerja sadar akan pentingnnya keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)?

No Kendala Dalam Menerapkan Program Keselamatan Dan 1 2 3 4 5


Kesehatan Kerja (K3)
1 Apakah anda merasa tidak nyamannya dengan peralatan
pelindung diri yang ada?
2 Apakah anda terbiasa dengan apa adanya tanpa alat pelindung
diri?
3 Apakah alat yang tersedia di proyek anda tidak sesuai dengan
kebutuhan para pekerja?
4 Apakah karena keterbatasan pengetahuan tentang keselamatan
95

kerja membuat para pekerja engan untuk bekerja dengan alat


pelindung diri?
5 Apakah banyak pekerja yang tidak mengetahui jaminan K3
pada proyek konstruksi yang ada?
6 Apakah tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar atau
pokok?
7 Apakah tidak adanya komunikasi untuk mengikut sertakan
pekerja pada program K3?
8 Apakah karena pola pikir pekerja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja yang minim?
9 Apakah perusahaan meminimkan modal untuk menjalakan
program K3?
10 Apakah kareana tidak adanya kepedulian dari pihak perusahaan
tentang K3?
11 Apakah tidak tersedianya ruang untuk istirahat atau kota P3K
serta kebersihan dalam proyek konstruksi?
12 Apakah tidak ada sanksi tegas untuk pelanggaran K3?
13 Apakah penerapan K3 yang tidak terkoordinasi karena
manajemen yang lemah sehingga tidak terlaksanakan dengan
baik. ?
14 Apakah perusahaaan tidak memberikan pelatihan kepada para
pekerja tentang penerapan K3?
15 Apakah diproyek anda tidak ada sanksi tegas untuk pelanggaran
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)?
16 Apakah di proyek anda tidak adanya kepedulian dari pihak
perusahaan tentang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)?
96

LAMPIRAN 2

Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

N0 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.12 X1.13 X1.14 X1.16 X1.18 X1.19 X1.20 X1.22 X1.23 X1.14 X1.25 Jml X1
1 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 71
2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 81
3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 74
4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 72
5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 69
6 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 79
7 3 5 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 77
8 3 4 3 4 4 4 3 5 3 4 3 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 81
9 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 70
10 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 4 4 3 4 3 3 78
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 101
12 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 95
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 101
14 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 88
15 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 73
16 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 73
17 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 70
18 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 69
19 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 70
20 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 69
LAMPIRAN 3

Keberhasilan Proyek Dalam Menerapkan K3

97
98

N0 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2. X2.7 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 X2.27 X2.28 Jml x2
6
1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 91
2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 97
3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 90
4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 92
5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 90
6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 97
7 3 4 5 3 4 3 4 3 4 5 4 3 3 4 4 5 5 3 4 4 4 5 3 4 3 3 93
8 3 4 4 4 3 3 5 4 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 94
9 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 89
10 4 4 3 3 4 4 3 2 2 5 1 4 4 3 2 5 4 3 3 3 3 4 4 5 3 3 92
11 5 5 5 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 116
12 4 5 5 4 4 5 5 4 4 1 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 3 3 117
13 5 5 5 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 116
14 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 111
15 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 87
16 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 89
17 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 87
18 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 86
19 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 89
20 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 86
99
100

LAMPIRAN 4

Kendala Dalam Menerapkam K3

No Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.16 jml Y
1 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 59
2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 58
3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 57
4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 61
5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 56
6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 60
7 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 62
8 4 4 5 5 4 4 3 4 3 5 3 3 4 3 4 3 61
9 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 53
10 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 3 3 4 59
11 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 73
12 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 3 58
13 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 59
14 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 3 4 55
15 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 41
16 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 41
17 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 39
18 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 41
19 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 42
20 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 40
101

LAMPIRAN 5
102

DISTRIBUSINILAIrtabelSIGNIFIKANSI5%dan1%

The Level The Level


N ofSignificance N ofSignificance
5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 38 0.32 0.413
4 0.95 0.99 39 0.316 0.408
5 0.878 0.959 40 0.312 0.403
6 0.811 0.917 41 0.308 0.398
7 0.754 0.874 42 0.304 0.393
8 0.707 0.834 43 0.301 0.389
9 0.666 0.798 44 0.297 0.384
10 0.632 0.765 45 0.294 0.38
11 0.602 0.735 46 0.291 0.376
12 0.576 0.708 47 0.288 0.372
13 0.553 0.684 48 0.284 0.368
14 0.532 0.661 49 0.281 0.364
15 0.514 0.641 50 0.279 0.361
16 0.497 0.623 55 0.266 0.345
17 0.482 0.606 60 0.254 0.33
18 0.468 0.59 65 0.244 0.317
19 0.456 0.575 70 0.235 0.306
20 0.444 0.561 75 0.227 0.296
21 0.433 0.549 80 0.22 0.286
22 0.432 0.537 85 0.213 0.278
23 0.413 0.526 90 0.207 0.267
24 0.404 0.515 95 0.202 0.263
25 0.396 0.505 100 0.195 0.256
26 0.388 0.496 125 0.176 0.23
27 0.381 0.487 150 0.159 0.21
28 0.374 0.478 175 0.148 0.194
29 0.367 0.47 200 0.138 0.181
30 0.361 0.463 300 0.113 0.148
31 0.355 0.456 400 0.098 0.128
32 0.349 0.449 500 0.088 0.115
33 0.344 0.442 600 0.08 0.105
34 0.339 0.436 700 0.074 0.097
35 0.334 0.43 800 0.07 0.091
36 0.329 0.424 900 0.065 0.086
103

LAMPIRAN 7
104

Gambar 1 Buket Cor dan Tremi (2021) Gambar 2 Pengecoran pelat lantai (2021)

Gambar 3 Pemasangan Bekisting Kolom (2018)

Gambar 4 pengerjaanBetonBertulangKolom (2019) Gambar 5pengerjaan kolom praktis


(2019)

Anda mungkin juga menyukai