Anda di halaman 1dari 68

1

PENGEMBANGAN MODUL K3 PADA MATA


KULIAH DASAR K3 DALAM KONTRUKSI DI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh :

THEO OCTA PERMANA PURBA

5183311008

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
2021
i

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini diajukan oleh


THEO OCTA PERMANA PURBA– NIM. 5183311008

Program Studi S-1Teknik Bangunan/ Fakultas Teknik


Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Medan

Disetujui Untuk Diajukan Dalam Seminar Proposal

Medan, Juni 2021


Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Zulkifli Matondang, M,Si


NIP: 196807131993031003
i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, serta memberikan kesehatan dan

kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan proposal ini sebagaimana mestinya.

Adapun proposal ini berjudul “Pengembangan modul K3 pada mata kuliah Dasar

K3 dalam kontruksi di Universitas Negeri Medan”, merupakan syarat untuk

melanjutkan tahap penelitian selanjutnya.

Dalam Proposal ini penulis merancang suatu penelitian untuk

mengembangkan modul pada mata kuliah Dasar K3 dalam kontruksi yang dialami

mahasiswa PTB di UNIMED. Pengaruh yang ingin dilihat oleh peneliti terhadap

pengembangan dengan Pengembangan Modul pada materi dasar K3 dalam

kontruksi.Sehingga hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat dijadikan

modul bagi dosen Dasar – Dasar Konstruksi Bangunan dalam meningkatkan hasil

belajar siswa saat pembelajaran di kelas.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis banyak mendapat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan moral dan

informasi yang sangat berguna bagi penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Rachmat Mulyana,M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan proposal skripsi ini.

2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.


3. Syahreza Alvan, ST., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan.

4. Dr. Sarwa MT., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan.

5. Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan.

6. Dr. Darwin ST. MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan. Dan

juga sebagai dosen narasumber dalam seminar proposal yang telah

memberikan saran dan perbaikan kepada penulis.

7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan.

8. Teristimewa kepada kedua Orangtua dan keluarga, kakak, abang dan adik-

adik penulis yang telah memberikan bantuan dan dukungan moral dan

materi dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

9. Teman satu kelas PTB Reguler B angkatan 2018, dan rekan PTB lainnya,

teman-teman Kec. Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, dan seluruh

relasi yang telah memberi dorongan dan semangat kepada penulis.

10. Kepada apparaku Richard Lumban batu yang telah memberi motivasi dan

dukungan untuk mengerjakan proposal ini, dan kepada Ridoan Anak

Ampun yang telah memberikan seluruh sarana untuk mengerjakan

Proposal ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi isi
iii

maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

dari pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.

Medan, Febuari 2021

Penulis

Theo O. P. Purba
NIM. 5183311008
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................4
DAFTAR TABEL................................................................................5
LAMPIRAN.........................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN....................................................................9
1.1 Latar Belakang......................................................................9
1.2 Identifikasi Masalah............................................................15
1.3 Batasan Masalah.................................................................15
1.4 Rumusan masalah...............................................................16
1.5 Tujuan Penelitian................................................................16
1.6 Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan...........................16
1.7 Manfaat Penelitian..............................................................17
1.8 Pentingnya Pengembagan...................................................18
1.9 Asumsi dan keterbatasan Pengembangan...........................19
BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN RELEVAN, DAN
KERANGKA BERFIKIR.................................................................21
2.1 Kajian Pustaka....................................................................21
2.2 Kerangka Berfikir...............................................................42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................42
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................42
3.2 Subjek dan Objek Penelitian...............................................42
3.3 Metode Penelitian...............................................................42
3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data........49
3.5 Teknik Analisis Data..........................................................46
DAFTAR PUSTAKA........................................................................47
5

DAFTAR TABEL

1.1 Hasil Belajar K3 Tahun 2018 Dan 2019.................................................... 5

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilain Materi..........................................................40

3.2 Kisi-Ksi Instrumen Penilain Media...........................................................40

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Respon Mahasiswa...................................................41

3.4 Pengubahan Nilai Kualitatif Menjadi Nilai Kuantitatif.............................42

3.5 Acuan Pengubahan Skor Menjadi Empat Skala........................................43

3.6 Hasil Konversi Skor Menjadi Empat Skala...............................................44


DAFTAR GAMBAR
2.1.Model pengembangan four-D...................................................................... 2

vii
LAMPIRAN

Lampiran 1. RPS Dasar-Dasar K3 Dalam Kontruksi

Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Materi

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Penilain Media

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Respon Mahasiswa

Lampiran 5. Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 6. Surat Pergantian Judul


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ILO (Intenasional Labour Organisation), sebagai salah satu badan PBB

yang fokus pada masalah pekerja di seluruh dunia, menyebutkan 3 fakta

seputar K3 fokus pada masalah pekerja di seluruh dunia, menyebutkan 3 fakta

seputar K3 yang harus sama-sama kita perhatikan, yaitu: 1) ILO

memperkirakan bahwa tiap tahun sekitar 24 juta orang meninggal karena

kecelakaan dan penyakit di lingkungan kerja termasuk didalamnya 360.000

kecelakaan fatal dan diperkirakan 1,95 juta disebabkan oleh penyakit fatal

yang timbul di lingkungan kerja, 2) Hal tersebut berarti bahwa pada akhir

tahun hampir 1 juta perkerja akan mengalami kecelakaan kerja dan sekitar

5.500 perkerja meninggal akibat kecelakaan atau penyakit di lingkungan

kerja, 3) Menurut sudut pandang ekonomi, 4 % atau senilai USD 1,25

Triliyun dari Gelobal Gross Domestic Product (GDP) dialokasikam untuk

biaya dari kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan dan penyakit di

lingkungan kerja, kompensasi untuk para perkerja, terhentinya produksi, dan

biaya-biaya pengobatan pekerja.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperlukan upaya untuk

melakukan pencegahan meningkatnya angka kecelakaan kerja. Upaya yang

dilakukan dalam mengurangi dampak tersebut melalui pendidikan dan latihan

kepada calon tenaga kerja. Pemerintah sendiri ikut andil dalam menerapkan
usaha-usaha pelaksanaan kesehatan kerja di Indonesia. Usaha penerapan

pedoman kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia salah satunya

dilaksanakan pada Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1996 tenaga

Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan PP RI No. 50

Tahun 2012 tenaga Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3). Peraturan Pemerintah ini mengandung 22 pasal dan terdiri dari 3

bab. PP No. 50 ini membahas tentang tujuan, penerapan, penetapan kebijakan

SMK3, perencanaan SMK3, pelaksanaan rencana SMK3, pemantauan

evaluasi SMK3, peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3, serta penilaian

yang dilakukan untuk mengevaluasi.

Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi dampak kecelakaan

melelui pendidikan dan latihan. Pendidikan sebagai sarana untuk membentuk

kualitas sumber daya semakin meningkat. Hal ini tersebut menunjukkan

peserta didik balai latihan pendidikan teknik akan selalu berhubungan

langsung dengan masalah keselamatan kerja baik di bengkel praktik maupun

industri kerjanya nanti, sehingga dalam kegiatan praktik di bengkel, peserta

didik dibudayakan untuk merupakan pedoman K3. BLPT Yogyakarta pada

tahun 2017 menjadi tempat pelatihan tersebut di Yogyakarta. Oleh karena itu,

serta tenaga pengajar yang memadahi dan diharapkan bisa melekukan

pembiasaan penerapan K3.

Universitas Negeri Medan (UNIMED) adalah salah satu perguruan

tinggi negeri di Sumatra Utara, Indonesia. Berlokasi di Jalan Willem

Iskandar, Pasar V Medan Estate, Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Pada tahun
1956 beberapa tokoh pendidikan di Sumatra Utara membuka Perguruan

Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Gagasan ini disponsori oleh Prof. Ani

Abbas Manopo, SH., yang pada waktu itu menjabat Dekan Fakultas Hukum

dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Sumatra Utara (USU), G. Sianipar,

Kepala Inspeksi Pendidikan Masyarakat dan R.M. Simanjuntak, Direktur

SMA Negeri 1 Medan. Perubahan IKIP Medan menjadi Universitas

dimaksudkan sebagai upaya peningkatan mutu penyelenggaraan Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Perubahan ini pada gilirannya

ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu lulusan yang

dipandang relevan untuk menjawab kebutuhan pembangunan di berbagai

bidang.

Perubahan kelembagaan menjadi Universitas Negeri Medan yang

peresmiannya dilaksanakan pada bulan Februari 2000 dengan SK Presiden

No. 124 Tahun 1999, tanggal 7 Oktober 1999 memberikan perluasan mandat

(widen mandate) lembaga dari yang sebelumnya hanya mengelola bidang-

bidang jurusan/program studi kependidikan (Dik) yaitu Sarjana Pendidikan

(S.Pd), setelah menjadi universitas juga menamatkan sarjana non-

kependidikan seperti Sarjana Sains (S.Si), Sarjana Ekonomi (S.E), Sarjana

Sastra (S.S) dan sebagainya sesuai dengan jurusan/program studi non

kependidikan yang diikuti.

Universitas Negeri Medan sudah menerapkan KKNI sejak tahun

ajaran 2016/2017. Dalam kurikulum KKNI ada 6 tugas wajib yang arus

dikerjakan oleh mahasiswa. Adapun keenam tugas tersebut, yakni; tugas


rutin, critical book report, critical journal report, rekayasa ide, mini research

dan project. Keenam tugas tersebut dibuat agar tercapainya standar perangkat

perkuliahan yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Dengan standar yang telah ditetapkan diharapkan mampu mencapai tujuan

pendidikan yang telah direncanakan dan ditetapkan yaitu untuk meningkatkan

kecerdasan mahasiswa baik kecerdasan intelektual atupun kecerdasan

akademik maupun kecerdasan non akademik.

Saat ini ada tujuh fakultas di UNIMED yaitu Fakultas Ilmu

Pendidikan (FIP), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Ilmu Sosial

(FIS), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas

Teknik (FT), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ekonomi (FE).

Fakultas teknik terdapat beberapa jurusan pendidikan maupun non-

pendidikan yaitu Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan (PTB), Pendidikan

Teknik Mesin (PTM), Pendidikan Teknik Elektro (PTE), Pendidikan

Kesejahraan Keluarga (PKK).

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan (PTB) ada tiga program studi

(Prodi) yaitu S1 Pendidikan Teknik Bangunan, S1 teknik Sipil, dan D3

Teknik Sipil. Pendidikan teknik bangunan merupakan prodi yang menekuni

dunia pendidikan yang dihaparkan para mahasiswanya dapat menjadi calon

guru dan menguasai ilmu pendidikan sekaligus ilmu bangunan. Oleh karena

itu prodi PTB mengajarkan berbagai ilmu kependidikan dan ilmu bangunan

salah satunya adalah dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

dalam konstruksi.
Hasil observasi yang dilakukan ditemukan data hasil belajar

mahasiswa mata kuliah K3 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Hasil Nilai belajar K3 Kontruksi di Universitas Negeri Medan


Tahun 2018 dan tahun 2019

Kelas / Persentase
Nilai Frekuensi Kategori
Stambuk (%)
< 7,5 10 orang 30% Tidak Kompeten
7,5 – 7,90 15 orang 45% Cukup Kompeten
Kelas
A/ 8,00 – 5 orang 15% Kompeten
2018 8,90
9,00 - 10 3 orang 10% Sangat Kompeten

Jumlah 33 orang 100%


< 7,5 9 orang 37,5% Tidak Kompeten

Kelas 7,5 – 7,90 10 orang 41,7% Cukup Kompeten


B/ 8,00 – 3 orang 12,5% Kompeten
2018 8,90
9,00 - 10 2 orang 8,3% Sangat Kompeten
Jumlah 24 orang 100%

Kelas < 7,5 8 Orang 24,2 % Tidak Kompeten


A/
2019 7,5-7,90 15 Orang 45.5 % Cukup Kompeten
8,00 – 7 Orang 21,2 % Kompeten
8,90
9,00-10 3 Orang 9.1 % Sangat Kompeten

Jumlah 33 Orang 100 %

Kelas < 7,5 7 Orang 22,5 % Tidak Kompeten


B/
2019 7,5 – 7,90 15 Orang 48,3 % Cukup Kompeten
8,00 -8,90 6 Orang 19,3 % Kompeten
9,00- 10 3 Orang 9,9% Sangat Kompeten
Jumlah 31 Orang 100 %
Sumber : Puskom Unimed Semester ganjil UNIMED

Data hasil belajar mahasiswa yang didapat, ada nilai mahasiswa yang

masih cukup kompeten bahkan tidak kompeten. Hal ini tentu perlu

diperhatikan karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah penting yang

dibutuhkan mahasiswa sebagai modal dasar mereka bila terjun ke dunia kerja

baik pendidikan maupun proyek.

Modul merupakan salah satu bentuk sumber belajar. Menurut

Purwanto (2007:9) modul adalah bahan belajar yang dirancang secara

sistematik berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan

pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandirindalam

satuan waktu tertentu. Selanjutnya menurut Suaidin (dalam Aulia, 2014:128)

modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang di dalamnya

mencangkup seperangkan pengalaman belajar yang telah direncanakan dan

didesain dengan tujuan untuk membentuk siswa menguasai tujuan

pembelajaran yang dikemas secara utuh dan sistematis. Menurut Nasution

(1993:205) modul sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri atas

suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus.

Peran modul dalam pembelajaran sangat penting seperti penjelasan

diatas. Sementara penggunaan modul dalam mata kuliah K3 masih kurang

optimal. Hal ini dikarenakan pembagian materi kepada Mahasiswa masih

berbentuk Hand Out belum berbentuk modul jadi belum efektif untuk
Mahasiswa. Dosen belum menggunakan modul untuk mata kuliah K3 ini,

sedangkan mahasiswa kekurangan bahan ajar untuk mendalami mata kuliah

ini. Hal ini lah yang membuat hasil belajar dasar-dasar K3 mahasiswa Prodi

PTB kurang memuaskan. Oleh sebab itu, pengembangan modul untuk mata

kuliah K3 pada prodi PTB diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

memahami mata kuliah tersebut, sehingga dapat meningkatkan nilai mata

kuliah mahasiswa khususnya meningkatkan ilmu tentang K3 di bidang

Kontruksi Bangunan Gedung.

Melalui penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian dengan judul: “ Pengembangan Modul K3 pada Mata Kuliah

Dasar K3 dalam Kontruksi di Universitas Negeri Medan” dengan Metode

Four D.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakanag masalah di atas, maka dapat

ditemukan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa kurang memahami mata kuliah karena kekurangan modul

yg digunakan.

2. Mahasiswa kurang menguasai mata kuliah, sehingga tingkat

keberhasilan mahasiswa juga kurang maksimal.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

serta mengingat masalah tersebut harus dipecahkan maka penelitian ini

dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan sebagai berikut :


1. Modul yang diterapkan adalah Modul pembelajaran K3 kontruksi untuk

Mahasiswa PTB.

2. Materi yang dipaparkan adalah materi yang ada di RPS Mahasiswa


PTB.
1.4 Rumusan masalah

Sesuai pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tahapan pengembangan modul mata kuliah Dasar K3 dalam

kontruksi bagi Mahasiswa Program Studi PTB, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Medan?

2. Bagaimana kelayakan modul mata kuliah Dasar K3 dalam kontruksi

bagi Mahasiswa Program Studi PTB, Fakultas Teknik, Universitas

Negeri Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui perkembangan hasil belajar mata kuliah K3 dengan penerapan

modul pembelajaran K3 Kontruksi pada mahasiswa jurusan Pendidikan

Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan semester 3 Tahun Ajaran

2020/2021 dan menguji kelayakan modul.

1.6 Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

Dalam penelitian ini dibuat produk berupa Modul Pembelajaran pada

mata kuliah dasar dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam

kontruksi telah disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

mata Kuliah K3. Modul ini dibuat sebagai sumber belajar bagi mahasiswa
serta dapat dipergunakan sebagai bahan ajar dan diterapkan pada setiap kali

proses Dasar dasar K3 kontruksi. Adanya modul ini, diharapkan dapat

mengurangi keterbatasan sumber belajar mahasiswa dan dapat membantu

dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan RPS mata kuliah

K3.Modul Pembelajaran Dasar dasar K3 kontruksi berisi materi pelajaran,

lembar kegiatan, lembar latihan, lembar evaluasi beserta kunci jawaban,

panduan praktikum hingga cara penilaian kompetensi siswadan glosarium.

Modul ini disusun untuk kebutuhan pembelajaranDasar dasar K3 kontruksi

selama satu semester. Di dalam modul ini terdiri dari tujuhbab, sesuai dengan

jumlah Kompetensi Dasar pada aspek kognitif dan psikomotor. Setiap bab

terdiri beberapa kegiatan belajar antar 3 hingga 14 kegiatan belajar, sesuai

dengan jumlah tatap muka yang telah disusun RPS Mata kuliah K3.

1.7 Manfaat Penelitian

Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam

pembelajaran Dasar K3 dalam kontruksi dan sebagai masukan atau informasi

bagi Dosen dalam pembelajaran dengan modul khususnya meningkatkan

hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa
1) Menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa melalui pembelajaran

modul.

2) Memperjelas pemahaman mahasiswa tentang belajar Dasar K3

dalam kontruksi.

b. Bagi Dosen

1) Membantu dosen dalam pemilihan modul pembelajaran yang

sesuai sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

mahasiswa.

2) Memberikan informasi seberapa besar pengaruh penerapan modul

K3 dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

c. Bagi Universitas

1) Memberikan bahan masukan yang baik bagi universitas sehingga

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.

2) Memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan

mutu pembelajaran di universitas.

d. Bagi Peneliti

1) Melatih dan menambah pengalaman bagi peneliti dalam pembuatan

karya ilmiah

2) Sebagai informasi bagi peneliti atau calon guru untuk menerapkan

model yang tepat dalam proses belajar mengajar

1.8 Pentingnya Pengembagan


Pengembagan pembelajaran bertujuan umtuk memecahkan masalah

yang terkait dengan perangkat pembelajaran seperti RPS, bahan ajar, lembar
kerja mahasiswa, media pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar, dsb.

Pengembangan modul pembelajaran di sekolah sangatlah penting dalakukan,

baik secara individual, besama– sama atau melibatkan pihak kampus dalam

menyediakan media pembelajaran. Untuk menghasilkan suatu media

pembelajaran yang baik dan efektif untuk meningkatkan mutu pembelajaran

dalam proses pengembangannya diperlukan suatu perancagan yang baik.

Dengan adanya pengembangan modul pembelajaran di kampus proses

pembelajaran akan menadi menarik sehingga mendorong minat mahasiswa

untuk belajar selalu. Kebiasan Mahasiswa untuk belajar dari berbagai sumber

tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada Mahasiswa untuk senantiasa

berinisiatif mencari berbagai sumber pelajaran yang diperlukan.

1.9 Asumsi dan keterbatasan Pengembangan


Asumsi dari pengembangan modul ini ialah : Modul merupakan bahan

ajar yang ditulis dengan tujuan adar mahasiswa dapat belajar secara mandiri

tanpa adanya bimbingan guru. Oleh karena itu, peneliti memilih modul

sebagai bahan ajar yang digunakan, dengan tujuan agat modul yang

dihasilkan dapat membantu mahasiswa meningkatkan hasil belajar Dasar–

dasar K3 dalam kontruksi.

Adapun keterbatasan dalam pengembangan modul Dasar–dasar K3

dalam kontruksi untuk Mahasiwa PTB UNIMED ini adalah :

a) Modul ini hanya berisi materi K3 yang didasarkan pada RPS.

b) Modul Dasar–dasar K3 dalam kontruksi hanya untuk

Bangunan dan jalan.


c) Modul sesuai dengan KKNI.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN RELEVAN, DAN

KERANGKA BERFIKIR

2.1 Kajian Pustaka


A. Modul
1. Pengertian modul

Menurut S. Nasution (2003: 205) buku merupakan sumber belajar

yang paling umum, dan modul merupakan salah satu bentuk buku

pembelajaran. Dalam modul substansi yang lebih ditekankan adalah

kemandirian siswa ( belajar sendiri pada jangka tertentu). “ modul dapat

dirumuskan sebagai unit rangkain kegiatan yang disusun membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas”.

Sedangkan yang dimaksud dengan pengajaran modul adalah pengajaran

yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul. Modul adalah salah

satu unit materi belajar, yang dapat dibaca atau dipelajari seseorang secara

mandiri.

Modul merupakan suatu unit pengajaran yang disusun dalam

bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Salah satu tujuan pengajaran

modul ialah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut

kecepatan masing- masing. Dianggap bahwa siswa tidak akan mencapai

hasil yang sama dalam waktu yang sama dan tidak sedia mempelajari

sesuatu pada waktu yang sama. Pengajaran modul juga memberikan

kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing,

Oleh sebab mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk


memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan

kebiasaan masing-masing.

Buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang

diterbitkan oleh Diknas, “modul diartikan sebagai sebuah buku yang

ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa

atau dengan bimbingan guru” (Andi Prastowo,2012:104). Pembelajaran

yang memperhatikan individual salah satunya adalah modul, dengan

modul pembelajaran mandiri akan terjadi. Menurut Surahman (2010:2)

yang dikutip oleh Andi Prastowo (2012:105) bahwa “modul adalah satuan

program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik

secara perseorangan (self instructional); setelah peserta menyelesaikan

satu satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan

mempelajari satuan modul berikutnya”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa modul pada

dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan

bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat

pengetahuan usia, agar dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau

bimbingan yang minimal dari pendidik. Kemudian dengan modul peserta

didik juga dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan terhadap materi

yang dibahas pada setiap satu satuan modul, sehingga apabila telah

mengusainya, maka peserta didik dapat melanjutkan pada satu satuan

modul tingkat berikutnya. Dan sebaliknya, jika peserta didik belum

mampu menguasai, maka mereka akan diminta untuk mengulangi dan


mempelajari kembali.

Dapat disimpulkan bahwa modul adalah seperangkat bahan ajar

dalam skala kecil yang dirancang secara sistematis untuk membantu siswa

mencapai tujuan pembelaaran. Menurut Suryosubroto (2002:18) tujuan

modul adalah sebagai berikut:

a) Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efesien

b) Siswa dapat mengikuti program pendidikan sesuaindengan

kecepatan dan kemampuannya sendiri

c) Siswa dapat mengikuti menghayati dan melakukan kegiatan

belajar sendiri baik di bawah bimbingan ataubtanpa bimbingan

guru

d) Siswa dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri

secara berkelanjutan

e) Siswa benar-benar menjadi pusat perhatisan dalam kegiatan

belajar mengajar

Menurut Nasution (1993:206) keunggulan modul, antara lain:

a) Modul memberikan umpan balik kepada siswa sehingga dapat

mengetahui hasil belajarnya

b) Setiap siswa mendaptkan kesempatan untuk mencapai presentasi

tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas

c) Pembelajaran modul dapat disesuikan dengan perbedaan siswa

mengenai kecepatan belajar, cara belajar dan bahan pelajaran

d) Mengurangi rasa persaingan dikalangan siswa sebab semua


siswa dapat mencapai hasil yang lebih baik

e) Memberikan kesempatan bagi guru untuk memberikan bantuan

untuk perhatian kepada setiap siswa

Menurut Naution (1993:206) keunggulan modul, antara lain:

a) Intraksi antara siswa dan guru berkurang

b) Kemandirian yang bebas, menyebabkan siswa tidak disiplin

menunda mengerjakan

c) Perencanaan harus matang, memerlukan kerjasama antara guru

dan siswa, memerlukan dukungan fasilitas, media, sumber dan

lainnya

d) Memerlukan biaya yang lebih mahal

e) Penyusun modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu,

sukses atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunnya

f) Kemajuan siswa dapat diikut dengan frekuensi yang lebih tinggi

melalui evaluasi yang dilkukan setiap modul berakhir

Menurut Depdiknas (2008:31) terdapat tahapan yang harus

dilalu dalam penyusunan modul, yaitu:

a) Analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensei Dasar

(KD) untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan

bahan ajar. Dalam menentukan materi dianalisis dengan cara

melihat inti dari materi yang akan diajarkan, kemudian

kompetensi yang baru dimiliki oleh siswa dan hasil belajar kritis

yang harus dimiliki oleh siswa.


b) Menentukan judul-judul modul atas dasar KD atas materi

pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Satu kompetensi

dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu

tidak terlalu besar, sedangkan besarnya kompetensi dapat

dideteksi anatara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi

pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah

dapat dijadikan sebagai satu judul modu.Namun apabila diuraikan

menjadi lebih banyak 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah

perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul modul.

c) Penulisan judul dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut.

1)Perumusan KD merupakan spesifikasi kualitas yang harusnya

telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil menyalesaikan modul

tersebut.KD yang tercantum dalam modul diambil dari pedoman

khusus kurikulum 2013. Apabila siswa tidak berhasil memiliki

tingkah laku sebagai yang dirumuskan dalam KD itu, maka KD

pembelajaran dalam modul itu harus dirumuskan kembali. Dalam hal

ini barangkali bahan ajar yang gagal, bukan siswa yang

gagal.Kembali pada terminal behaviour, jika terminal behavior

diidentifikasi secara tepat, maka apa yang harus dikerjakan untuk

mencapainya dapat ditentukan secara tepat pula.

2) Menentukan alat evaluasi/penilaian dapat segera disusun setelah

ditentukan KD yang akan ducapai sebelum menyusun materi dan

lembar kerja/tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Hal ini

dimaksudkan agar evaluasi yang dikerjakan benar-benar sesuai


dengan apa yang dikerjakan oleh siswa.

2. Fungsi Modul

Modul sebagai salah bentuk bahan ajar, adapun memiliki

fungsi modul menurut Andi Prastowo (2012:107) sebagai berikut:

a) Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam

proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada

kehadiran pendidik.

b) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan

ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran

dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai

tingkat pengetahuan dan usia mereka.

c) Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta didik

dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat

penguasaanya terhadap materi yang telah dipelajari.

d) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena

modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh

peserta didik, maka modul juga memilih fungsi sebagai bahan

rujukan bagi peserta didik.

Dari fungsi modul tersebut, guru berfungsi membantu

pembelajaran siswa. Proses pembelajaran terjadi tergantung dari

pribadi siswa itu sendiri, karena modul sudah menyajikan sejumlah

pengetahuan yang harus dipelajari oleh siswa. Apabila siswa yang


mempunyai kecepatan belajar yang tinggi maka pembelajaran itu

dapat diselesaikan dengan cepat tanpa harus menunggu siswa yang

belajarnya lambat, begitupun yang lambat tidak akan merasa terseret-

seret oleh siswa yang cepat belajarnya, sehingga diharapkan proses

pembelajaran tersebut diminati oleh siswa dan siswa tidak merasa

bosan.

3. Unsur-unsur Modul

Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam modul antara lain:

a) Pedoman guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar

secara efisien serta memberikan penjelasan tentang jenis-jenis

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, waktu untuk

menyelesaikan modul, alat-alat pelajaran yang harus

dipergunakan dan petunjuk-petunjuk evaluasinya.

b) Lembaran kegiatan siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai

oleh siswa, susunan materi sesuai dengan tujuan instruksional

yang akan dicapai. Disusun langkah demi langkah sehingga

mempermudah siswa untuk belajar.

c) Lembaran kerja berfungsi untuk mengevaluasi atau mengoreksi

sendiri hasil pekerjaan siswa, bila terdapat kekeliruan dalam

pengerjaannya, siswa dapat meninjau kembali pekerjaannya.

d) Lembaran tes merupakan alat evaluasi untuk mengejar

keberhasilan yang telah dirumuskan dalam modul

e) Kunci keberhasilan tes, merupakan alat koreksi terhadap


penilaian yang akan dilaksanakan oleh para siswa sendiri.

B. Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


1. Pengertian K3
Definisi terkait Keselamatan Konstruksi

a) Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk

mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan

standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang

menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik, harta

benda, material, peralatan, konstruksi dan lingkungan.

b) Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat

SMKK adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan

Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan

Konstruksi.

c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disebut

K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

d) Unit Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat UKK adalah

unit pada penyedia jasa pekerjaan konstruksi yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan SMKK di proyek.

e) Rancangan Konseptual SMKK adalah dokumen telaahan tentang

keselamatan konstruksi yang disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi

Konstruksi Pengkajian dan/atau Perencanaan serta Perancangan.

f) Petugas Keselamatan Konstruksi adalah orang atau petugas K3


Konstruksi di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau organisasi

Penyedia Jasa yang telah teregistrasi mengikuti bimbingan teknis

SMKK bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dibuktikan

dengan surat keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis yang

diterbitkan oleh unit kerja yang menangani Keselamatan Konstruksi di

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan/atau

sertifikat pelatihan dan kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau

instansi yang berwenang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

g) Rencana Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat RKK

adalah dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan

satu kesatuan dengan dokumen kontrak.

h) Risiko Keselamatan Konstruksi adalah risiko konstruksi yang

memenuhi satu atau lebih kriteria berupa besaran risiko pekerjaan, nilai

kontrak, jumlah tenaga kerja, jumlah alat berat yang dipergunakan dan

tingkatan penerapan teknologi yang digunakan.

i) Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi adalah perhitungan besaran

potensi berdasarkan kemungkinan adanya kejadian yang berdampak

terhadap kerugian atas jiwa manusia, keselamatan publik, harta benda,

material, peralatan, konstruksi dan lingkungan yang dapat timbul dari

sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi dengan

memperhitungkan nilai kekerapan dan nilai keparahan yang

ditimbulkan.
j) Pemantauan dan Evaluasi Keselamatan Konstruksi adalah kegiatan

pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggaraan

Keselamatan Konstruksi yang meliputi pengumpulan data, analisis,

kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan Keselamatan

Konstruksi.

k) Komite Keselamatan Konstruksi adalah unit khusus yang bertugas

membantu Menteri dalam penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi.

2. Kategori Pekerja Konstruksi

Terdapat dua kategori pekerja konstruksi yang memiliki resiko

ancaman kecelakaan atau penyakit akibat kerja di lingkungan proyek.

Kategori pertama ialah pekerja yang sudah mempunyai ikatan kerja permanen

dengan kontraktor, sedangkan kategori kedua ialah pekerja yang dikenal

sebagai pekerja borongan atau harian lepas di bawah koordinasi mandor.

Karena tidak adanya ikatan kerja formal, baik dengan Mandor maupun

dengan Kontraktor, maka kategori kedua ini disebut juga sebagai Sektor

Informal Jasa Konstruksi. Menurut perkiraan lebih dari 90% dari keseluruhan

pekerja konstruksi adalah mereka yang digolongkan pada kategori kedua ini.

Sifat dan jenis pekerjaan yang ditangani oleh masing-masing kategori

ini juga berbeda, karena itu jenis kemungkinan ancaman kecelakaan maupun

penyakit akibat kerjanya pun berbeda-beda. Pekerja borongan atau harian

lepas merupakan jenis pekerjaan yang lebih banyak menggunakan tenaga

fisik. Pekerja borongan sebagai tenaga produksi berada pada lini paling

depan, langsung berhubungan dengan peralatan maupun bahan konstruksi,


yaitu dua sumber ancaman bahaya yang paling potensial. Sistem pengaturan

yang ada lebih banyak mengatur dan berusaha melindungi pekerja kategori

kedua ini. Landasan hukum sudah banyak mengatur keselamatan pekerja

konstruksi secara terperinci, namun pelaksanaannya di lapangan masih

kurang sesuai dengan ketentuan yang telah ada dan pelaksanaannya masih

jauh dari yang diharapkan.

3. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pekerjaan

yang optimal, dan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan

disamping pemenuhan target produksi dan pengurangan dampak negatif

terhadap lingkungan serta tidak dapat terlepas satu dengan lainnya. Ketiga

aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri, melainkan suatu kesatuan yang

saling terkait dan juga memiliki peran strategis.

4. Prinsip Keselamatan Kerja

a) Prinsip keselamatan kerja dalam setiap pekerjaan harus dilaksanakan

dengan aman dan selamat. Suatu kecelakaan yang terjadi dapat

dikarenakan faktor manusia, peralatan, ataupun keduanya. Penyebab

kecelakaan ini harus segera ditangani untuk menghindari terjadinya

kecelakaan kerja. Hal-hal yang perlu diketahui agar pekerjaan dapat

dilakukan dengan aman, antara lain:

b) Mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan.Mengetahui

bahaya-bahaya yang bisa timbul dari pekerjaan yang akan dilakukan

Dengan mengetahui kedua hal tersebut di atas akan tercipta lingkungan


kerja yang aman dan tidak akan terjadi kecelakaan, baik yang terjadi

pada manusia ataupun peralatan.

5. Pentingnya Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan

antara lain untuk:

a) Menyelamatkan karyawan dari penderitaan sakit atau cacat,

kehilangan waktu, dan kehilangan pemasukan uang.

b) Menyelamatkan keluarga pekerja dari kesedihan atau kesusahan,

kehilangan penerimaan uang, dan masa depan yang tidak

menentu akibat kecelakaan kerja.

c) Menyelamatkan perusahaan dari kehilangan tenaga kerja,

pengeluaran biaya akibat kecelakaan, melatih kembali atau

mengganti karyawan, kehilangan waktu akibat kegiatan kerja

terhenti, dan menurunnya produksi.

d) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

C. Model pengembangan

Berikut adalah tahap-tahap pengembangan modul dengan model Four-D.


Analisis Awal Akhir

Pengidentifikasian
Analisis Siswa

Analisis Tugas Akhir Analisis Konsep Akhir

Spesifikasi Tujuan

Penyusunan Test

Perancangan
Pemilihan Media

Pemilihan Format

Rancangan Awal

Pengembangan
Validasi Ahli

Uji Pengembangan

Uji Validasi
Penyebaran

Pengemasan

Penyebaran dan Pengadopsian

Gambar 2.1. Prosedur Pengembangan Model 4-D


(Sumber: Diadaptasi dari Thiagarajan 1974: 6-9)

Model pengembangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 4D

atau yang dikenal dengan Four-D Sivasailam Thiagarajan (1974) yaitu define,

design, develop, dan disseminate. Berikut adalah penjabaran dari penelitian

pengembangan modul:
1. Define (pendefinisian)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pengembang. Secara umum, dalam

pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan

pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai

dengan kebutuhan pengguna serta model penelitian dan

pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk

mengembangkan produk. Sivasailam Thiagarajan (1974) menganalisis

lima kegiatan yang dilkukan dalam tahap define ialah:

a). Front and analysis. Diagnosis awal untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

b). Leaner analysis. Dipelajari karakteristik siswa, misalnya:

kemampuan, motivasi belajar, latar belakang pengalaman, dsb.

c). Task analysis. Menganalisis tugas-tugas pokok yang harus

dikuasai siswa agar siswa dapat mencapai kompetensi minimal.

d). Concept analysis. Menganalisis konsep yang diajarkan, menyusun

langkah langkah yang dilakukan secara rasional.

e). Specifiying instructional objectives. Menulis tujuan pembelajaran,

perubahan perilaku yang diharapkan setalah belajar dengan kata

kerja operasional.

Dalam konteks pengembangan modul, tahap pendefinisian

dilakukan dengan cara:

a. Analisis kurikulum
Pada tahap awal, perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada

saat itu. Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai.

Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang

mana bahan ajar tersebut akan dikembangan. Hal ini dilakukan karena

ada kemungkinan tidak semua kompetensi yang ada dalam kurikulum

dapat disediakan bahan ajarnya. Merumuskan tujuan pembelajaran

Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan kompetensi

yang hendak diajarkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini

berguna untuk membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari

tujuan semula pada saat mereka sedang menulis bahan ajar.

b. Analisis karakteristik siswa

Seperti layaknya seorang guru mengajar, guru harus mengenali

karakteristik siswa yang menggunakan bahan ajar. Hal ini penting

karena semua proses pembelajaran harus disesuaikan dengan penting

karena semua proses pembelajaran harus disesuaikan dengan

karakteristik siswa. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk

mengetahui karakteristik siswa antara lain: kemampuan akademik

individu, karakteristik fisik, kemampuan kerja kelompok, motivasi

belajar, latar belakang ekonomi dan social, pengalaman belajar

sebelumnya, dan sebagainya.

c. Analisis materi

Analisis materi perlu dilakukan dengan mengidentifikasi materi

utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang


relevan, dan menyusunya kembali secara sistematis. Mengidentifikasi

materi yang dibutuhkan modul dilakukan dengan bertukar pendapat

dengan dosen mata kuliah K3. Langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan informasi tentang materi yang dibutuhkan. Informasi

ini diperoleh dari berbagai sumber buku penunjang yang ada di

lapangan dan sumber ajar yang terdapat dalam RPS.

Desain dan penyusunan Modul

Penulisan desain modul menurut Nana Sudjana (2007: 217)

diawali dengan menyusun: (1) komponen kerangka modul. Kerangka

modul ini disusun berdasarkan tujuan instruksional, menyusun butir-

butir soal evaluasi, menyusun pokok-pokok materi pelajaran yang

sesuai dengan tujuan khusus, menyusun langkah-langkah kegiatan

belajar, serta mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam

kegiatan belajar dengan modul tersebut. (2) Menulis program secara

rinci yang meliputi pembuatan lembar kegiatan siswa, lembar kerja

siswa, lembar tes, lembar jawaban, dan lembar jawaban tes.

2. Design (perancangan)

Sivasailam Thiagarajan (1974) membagi tahap design dalam

empat kegiatan, yaitu: constructing criterion-referenced tes, media

selection, format selection, dan initial design. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap tersebut antara lain: (a) menyusun tes kriteria,

sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemapuan awal siswa,

dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan;


(b) memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan

karakteristik siswa; (c) pemilihan bentuk penyajian pembelajaran

yang digunakan; dan (e) mensimulasikan penyajian materi

dengan media dan langkah-langkah pembelajaran yang telah

dirancang.

Pada saat simulasi pembelajaran berlangsung, dilaksanakan juga

penilaian dari teman sejawat. Dalam tahap perancangan, peneliti

sudah membuat produk awal (prototype) atau rancangan produk. Pada

konteks pengembangan bahan ajar, tahap ini dilakukan untuk

membuat modul atau buku ajar sesuai dengan kerangka isi hasil

analisis kurikulum dan materi. Dalam konteks pengembangan model

pembelajaran, tahap ini diisi dengan kegiatan menyiapkan kerangka

konseptual modul dan perangkat pembelajaran (materi, media,

alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan modul dan

perangkat pembelajaran tersebut dalam lingkup kecil.

3. Develop (pengembangan)

Sivasailam Thiagarajan (1974) membagi tahap pengembangan

dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan development tesing.

Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai

kelayakan rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi

oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan

untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah

disusun.
Developmental tesing merupakan kegiatan uji coba rancangan

produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini

dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model.

Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan

pengembangan (develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Validasi modul oleh pakar

Hal hal yang divalidasi meliputi panduan penggunaan model dan

perangkat model pembelajaran. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses

validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang studi

pada mata pelajaran yang sama, dan pakar evaluasi hasil belajar.

b. Revisi modul berdasarkan masukan dari pakar pada saat


validasi.

c. Uji coba modul

Selama proses implementasi tersebut diuji efektivitas dapat

dilakukan dengan Metode Four D. Hasil penelitian pengembangan ini

diperoleh dari pengisian kuesioner atau angket dari subjek penelitian

yang telah ditetapkan. Apabila hasil kuesioner menunjukkan bahwa

modul layak digunakan maka modul tersebut dapat digunakan sebagai

bahan ajar pada mata kuliah K3. Uji coba modul ini menggunakan

skala kecil dengan sampel sekitar 10-15 mahasiswa Pendidikan

Teknik Gambar Bangunan di UNIMED.

4. Disseminate

Sivasailam Thiagarajan membagi tahap dissemination dalam


tiga kegiatan yaitu: validation tesing, packaging, diffusion and

adoption. Pada tahap validation tesing, produk yang sudah direvisi

pada tahap pengembangan kemudian diimplementasikan pada sasaran

yang sesungguhnya. Pada saat implementasi dilakukan pengukuran

ketercapaian tujuan. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui

efektivitas modul yang dikembangkan.

Setelah modul diimplementasikan, pengembang perlu melihat

hasil pencapaian tujuan. Tujuan yang belum dapat tercapai perlu

dijelaskan solusinya sehingga tidak terulang kesalahan yang sama

setalah produk disebarluaskan. Pada konteks pengembangan bahan

ajar, tahap dissemination dilakukan dengan sosialisasi bahan ajar

melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan siswa.

Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh respon dan

umpan balik terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Apabila respon

sasaran pengguna bahan ajar sudah baik maka baru dilakukan

percetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran supaya bahan ajar itu

digunakan oleh sasaran yang lebih luas.

a. Penelitian Relevan

a)“Pengembangan Media Modul Pembelajaran Konstruksi

Bangunan Untuk Pembelajaran Konstruksi Bangunan Di

SMKN 1 Sedayu Bantul”, oleh:Nur Alfian Sasmayaputranim.

11505244006. Hasil penelitian: (1) prosedur pembutan Modul

Pembelajaran Konstruksi Bangunan melalui: Define


(menganalisis kebutuhan modul), Design (pengumpulan

referensi materi, menyusun modul), Develop (validasi produk

dan uji coba produk). Disseminate (penyebaran produk) (2)

modul Pembelajaran Konstruksi Bangunan yang

dikembangkan menurut penilaian ahli materi memperoleh skor

(85,81) kriteria “Sangat layak” dan menurut penilian ahli

media memperoleh skor (82, 32) kriteria “sangat layak”, (3)

Dampak Intruksional berupa ketentutasan hasil belajar siswa

meningkat dari (71,87%) (tes 1) menjadi (84,37%) (tes 4) ,dampak

instruksional berupa peningkatan rata- rata kelas dengan interval test

1-test 4 meningkat sebesar (9,38%). (4) Dampak pengiring, telah

terjadi perubahan perilaku positif siswa sebesar (2,984%) antara

sebelum dan setelah penggunaan Modul Pembelajaran Konstruksi

Bangunan.

b) “Pengembangan modul mata pelajaran gambar teknik untuk

siswa kelas x program keahlian teknik gambar bangunan di

smk 1 sedayu”, Oleh: Ananda Bahari Akbar, FT Universitas

Negeri Yogyakarta. Hasil pengembangan didapatkan: (1)

prosedur pembuatan modul pembelajaran Gambar Teknik

melalui tahap: pendefinisian (menganalisis kebutuhan modul),

perancangan (pengumpulan referensi materi, menyusun

modul), pengembangan (validasi produk), dan penyebarluasan

(penyebaran produk), (2) modul yang dikembangkan

berukuran kertas A5, (3) modul pembelajaran Gambar Teknik


yang dikembangkan menurut penilaian ahli materi

memperoleh tingkat kelayakan 4 dengan kategori sangat layak,

ahli media memperoleh tingkat kelayakan 3,85 dengan

kategori sangat layak, dan guru mata pelajaran memperoleh

tingkat kelayakan 3,65 dengan kategori sangat layak.

c) “Pengembangan Modul Dasar Dasar Kontruksi Bangunan untuk

sekolah menegah kejuruan program keahlian teknologi kontruksi

dan properti di SMK Negeri 1 SEYEGAN”, Oleh Muhammad

Afiffudi NIM 12505241013. Hasil Pengembangan diketahui

bahwa: (1) pada tahap pendefinisian dalam pengembangan modul ini

meliputi analisis awal, analisi kurikulum, analisis bangunan (2) pada

tahap perancangan dalam pengembangan modul ini meliputi media

dan format serta penulisan naskah modul pembelajaran dasar dasar

kontruksi bangunan (3) pada tahap pengembangan dalam

pengembangan modul ini menghasilkan modul pembelajaran dengan

mendapatkan hasil uji kelayakan pengembangan modul mata pelajaran

dasar dasar kontruksi bangunan untuk kelas X program keahlian

teknologi dan property SMK negeri 1 Seyegan menurut ahli materi

memperoleh skor 3,1 dengan kategori layak, menurut ahli media

memperoleh skor 31,143 dengan kategori layak, dan menurut penguna

(siswa) memperoleh skor 62 dengan kategori layak (4) pada tahap

penyebaran dalam pengembangan modul pembelajaran ini ialah

mendistribusikan modul dasar dasar kontruksi bangunan di SMK

negeri 1 seyegan.
2.2 Kerangka Berfikir

Mata kuliah K3 kesehatan dan keselamatan kerja merupakan

mata kuliah yang dibutuhkan untuk mengetahui pentingnya

keselamatan kerja di dalam proyek. Hal ini sangat penting bagi

mahasiswa untuk modal dasar memasuki ke jenjang pekerjaan

selanjutnya. Hal inilah yang membuat mata kuliah K3 perlu untuk di

pelajari mahasiswa dalam perkuliahan.

Dalam proses pembelajaran terjadi proses interaksi mahasiswa

dengan dosen, metode, kurikulum, sarana dan aspek lingkungan yang

terkait untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Kompetensi akan

tercapai dengan maksimal ketika semua komponen terpenuhi sesuai

fungsi masing-masing. Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di

PTB UNIMED, Mahasiswa belum bisa mengaplikasikan materi yang

disampaikan pada mata pelajaran Dasar dasar K3 dengan baik, masih

rendahnya keaktifan siswa karena penyampaian materi pelajaran dasar

dasar K3.

Pengembangan Modul Pembelajaran Dasar dasar K3 dilakukan

dengan beberapa langkah mulai dari penyusunan modul, uji validitas

hingga produk akhir jadi, dan menguji dampak instruksional dan

dampak pengiring dari penggunaan Modul Pembelajaran Dasar dasar

K3. Produk akhir penelitian ini adalah Modul Pembelajaran Dasar

dasar K3 bagi mahasiswa PTB UNIMED yang mengacu kurikulum

KKNI. Pengembangan Modul Pembelajaran Konstruksi Bangunan


dimulai dari tahap pendefinisian kebutuhan yang terdiri dari kegiatan

identifikasi apa saja hal-hal yang dibutuhkan untuk menghasilkan

produk yang sesuai dengan tujuan dan pengoptimalan pembelajaran

konstruksi bangunan.

Setelah pendifinisan maka mulailah disusun Modul

Pembelajaran Dasar dasar K3 berdasarkan analisis kebutuhan pada

tahap sebelumnya. Desain modul menitikberatkan pada kegiatan yang

aktif di dalam kelas sehingga nantinya diharapkan modul bisa

bermanfaat mendukung pembelajaran aktif di dalam kelas konstruksi

bangunan.

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan

sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa

dengan menerapkan pembelajaran menggunakan modul K3 dapat

meningkatkan hasil belajar Dasar K3 dalam kontruksi pada

mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri

Medan stambuk 2018/2019.

Mata Kuliah K3

Pengembangan Modul K3

Modul K3

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kelas A dan B Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan pada mata kuliah K3 (Kesehatan

Keselamatan Kerja) di Universitas Negeri Medan.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

1) Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program

studi Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan

yang mengambil Mata Kuliah K3 pada semester 3 Tahun Ajaran

2020/ 2021 berjumlah 121 orang.

2) Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah

penerapan Modul Pembelajaran K3 Kontruksi untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata kuliah K3 di kelas

A dan B program studi Pendidikan Teknik Bangunan / Sipil di

Universitas Negeri Medan.

3.3 Metode Penelitian

1) Model pengembangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan


43

terdapat beberapa jenis model. Model yang digunakan adalah

pengembangan model 4-D. Model pengembangan 4-D (Four D)

merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini

dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn

I. Semmel (1974: 5). Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap

utama yaitu: Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop

(Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran). Metode dan model

ini dipilih karena bertujuan untuk menghasilkan produk berupa

Mudul. Produk yang dikembangkan kemudian diuji kelayakannya

dengan validitas dan uji coba produk untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik setelah

pembelajaran menggunakan Modul pada materi organisasi kehidupan.

2) Prosedur Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan (Research and

Development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk

tersebut. (Sugiyono, 2012: 407) Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan model 4-

D (Four D Models) menurut Thiagarajani.

Hal ini meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define),

perancangan (design), pengembangan (develop) dan diseminasi

(disseminate) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :


Analisis Awal Akhir

Pengidentifikasian
Analisis Siswa

Analisis Tugas Akhir Analisis Konsep Akhir

Spesifikasi Tujuan

Penyusunan Test

Perancangan
Pemilihan Media

Pemilihan Format

Rancangan Awal

Pengembangan
Validasi Ahli

Uji Pengembangan

Uji Validasi
Penyebaran

Pengemasan

Penyebaran dan Pengadopsian

Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Model 4-D


(Sumber: Diadaptasi dari Thiagarajan 1974: 6-9)

a) Tahap pendefinisian (define)

Tahap pendefinisian berguna untuk menentukan dan

mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan di dalam proses pembelajaran

serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan


45

produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini dibagi menjadi

beberapa langkah yaitu:

1) Analisis Awal (Front-end Analysis)

Analisis awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar

dalam pengembangan Modul. Pada tahap ini dimunculkan fakta-fakta

dan alternatif penyelesaian sehingga memudahkan untuk menentukan

langkah awal dalam pengembangan Modul yang sesuai untuk

dikembangkan.

2)Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)

Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal

perencanaan. Analisis peserta didik dilakukan dengna cara mengamati

karakteristik peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan

mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik,

baik sebagai kelompok maupun individu. Analisis peserta didik

meliputi karakteristik kemampuan akademik, usia, dan motivasi

terhadap mata pelajaran.

3) Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas

utama yang akan dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri

dari analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD) terkait materi yang akan dikembangkan melalui modul dasaar

dasar K3.

4) Analisis Konsep (Concept Analysis)


Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam

media pop- up yang dikembangkan. Analisis konsep dibuat dalam peta

konsep pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai sarana

pencapaian kompetensi tertentu, dengan cara mengidentifikasi dan

menyusun secara sistematis bagian-bagian utama materi pembelajaran

5) Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional

Objectives)

Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan

indikator pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas analisis

materi dan analisis kurikulum. Dengan menuliskan tujuan

pembelajaran, peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan

ditampilkan dalam modul dasaar dasar K3, menentukan kisi-kisi soal,

dan akhirnya menentukan seberapa besar tujuan pembelajaran yang

tercapai.

b) Tahap Perancangan (design)

Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian,

selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini

bertujuan untuk merancang suatu modul yang dapat digunakan dalam

pembelajaran Dasar dasar K3. Tahap perancangan ini meliputi:

1) Penyusunan Tes (criterion-test construction)

Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan tujuan

pembelajaran yang menjadi tolak ukur kemampuan peserta

didikberupa produk, proses, psikomotor selama dan setelah kegiatan


47

pembelajaran.

2) Pemilihan modul

Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media

pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik. Modul dipilih untuk menyesuaikan

analisis peserta didik, analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik

target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang

bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna untuk

membantu peserta didik dalam pencapaian kompetensi inti dan

kompetensi dasar yang diharapkan.

3) Pemilihan Format (format selection)

Pemilihan format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan

format dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi

pembelajaran. Pemilihan bentuk penyajian disesuaikan dengan modul

pembelajaran yang digunakan. Pemilihan format dalam

pengembangan dimaksudkan dengan mendesain isi pembelajaran,

pemilihan pendekatan, dan sumber belajar, mengorganisasikan dan

merancang isi modul , membuat desain modul . yang meliputi desain

layout, gambar, dan tulisan.

4) Desain Awal (initial design)

Desain awal (initial design) yaitu rancangan modul dasaar

dasar K3yang telah dibuat oleh peneliti kemudian diberi masukan oleh

dosen pembimbing, Masukan dari dosen pembimbing akan digunakan


untuk memperbaiki modul dasaar dasar K3 sebelum dilakukan

produksi. Kemudian melakukan revisi setelah mendapatkan saran

perbaikan modul dasaar dasar K3 dari dosen pembimbing dan

nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap validasi. Rancangan ini

berupa Draft I dari modul dasaar dasar K3.

Modul yang didesain oleh peneliti diharapkan bisa digunakan

oleh mahasiswa sebagai sumber belajar, karena modul didesain

dengan adanya tampilan gambar di setiap penjelasan agar pembaca

dapat lebih memahami apa yang disajikan dengan adanya gambar

tersebut sebagai contoh, bahasa yang digunakan dalam mudah

dipahami, dan materi yang disajikan disesuaikan dengan kompetensi

dasar yang ada dalam RPS.

c) Tahap Pengembangan (develop)

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul

dasaar dasar K3 yang sudah direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji

coba kepada peserta didik. Terdapat dua langkah dalam tahapan ini

yaitu sebagai berikut:

1) Validasi Ahli (expert appraisal)

Validasi ahli ini berfungsi untuk memvalidasi konten materi

Dasar dasar K3 dalam modul dasaar dasar K3.sebelum dilakukan uji

coba dan hasil validasi akan digunakan untuk melakukan revisi produk

awal. modul dasaar dasar K3 yang telah disusun kemudian akan

dinilai oleh dosen ahli materi dan dosen ahli media, sehingga dapat
49

diketahui apakah modul dasaar dasar K3 tersebut layak diterapkan

atau tidak. Hasil dari validasi ini digunakan sebagai bahan perbaikan

untuk kesempurnaan modul dasaar dasar K3 yang dikembangkan.

Setelah draf I divalidasi dan direvisi, maka dihasilkan draf II. Draf II

selanjutnya akan diujikan kepada peserta didik dalam tahap uji coba

lapangan terbatas.

2) Uji Coba Produk (development testing)

Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba

lapangan terbatas untuk mengetahui hasil penerapan modul dasaar

dasar K3 dalam pembelajaran di kelas, meliputi pengukuran motivasi

belajar peserta didik, dan pengukuran hasil belajar peserta didik. Hasil

yang diperoleh dari tahap ini berupa modul dasar dasar K3 yang telah

direvisi.

Untuk model four D dalam pengemnbangan modul ini hanya

sampai tahap Develop ( Pengembangan). Hal ini dikarenakan peniliti

bertujuan untuk mengembangkan modul Dasar dasar K3 bukan untuk

menyebarluaskannya.

3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. instrumen uji kelayakan ahli materi.

Angket dibuat dan dikembangkan untuk mengetahui kualitas

materi pembelajaran dari aspek pendidikan. Angket yang dibuat akan

digunakan oleh ahli materi akan ditinjau oleh beberapa aspek yaitu:

(1) aspek kelayakan ini, (2) aspek kebahasaan,(3) aspek penyajian.


Kisi-kisi instrument yang akan digunakan dalam uji kelayakan oleh

materi yang ditunjukkan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Materi

Jumlah
No. Indikator
butir
A. Aspek kelayakan isi
1 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 1

2 Kedalaman materi sesuai dengan perkembangan kognitif 1


peserta didik

3 Kebenaran konsep yang disajikan 1

4 Kelengkapan bahan ajar 1

5 Kebermanfaatan Modul 1

B. Aspek Kebahasaan
1 Kesesuaian dengan kaidah EYD Bahasa Indonesia 1

2 Efektifitas dan efisiensi bahasa 1

C. Aspek Penyajian
1 Kejelasan tujuan dan indikator pada media 1

2 Kelengkapan informasi 1

3 Penyajian materi secara logis dan sistematis 1

4 Penyajian materi memotivasi peserta didik 1

Dimodifikasi dari Depdiknas (2008) dan Azhar Arsyad (2011)

2. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media

Ahli media adalah orang yang berkompeten dalam bidang

multimedia dan kegrafikan. Dalam uji kelayakan ini, ahli media akan

menilai kualitas modul yang dibuat. Angket dibuat dan dikembangkan


51

berdasarkan aspek (1) tampilan dan konten, (2) karakteristik. Kisi-kisi

instrument yang akan digunakan dalam uji kelayakan oleh ahli media

ditunjukkan oleh tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media

No Butir Jumlah butir

A. Tampilan dan Konten

1 Komposisi warna 1

2 Gambar 1

3 Huruf 1

4 Tata letak (layout) 1

5 Petunjuk Penggunaan 1

B. Karakteristik

6 Penggunaan 1

7 Daya tarik 1

8 Unsur 3D 1

Dimodifikasi dari Paul Jackson (1993) dan Donna & Camelle (2006)

3. Instrument kuisioner respon mahasiswa

Dalam hal ini angket respon sebagai data pendukung ditujukan

untuk mahasiswa. Instrument ini meliputi beberapa aspek yaitu (1)

materi, (2) media. Kisi-kisi instrument yang akan digunakan untuk

merespon tanggapan mahasiswa yang ditunjukkan dalam tabel 3.3.


45

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Respon Mahasiswa

Jumlah
No. Aspek Sub-aspek Indikator
butir
1 Materi Kedalaman materi sesuai 1
perkembangan kognitif mahasiswa

Kelayakan isi Kelengkapan bahan ajar 1

Kemanfaatan media pop-up 1

Kejelasan tujuan dan indikator pada 1


bahan ajar

Penyajian Penyajian materi secara logis dan 1


sistematis
Kelengkapan informasi 1

Kesesuain dengan kaidah 1


Kebahasaan
2 Media Komposisi warna 1

Gambar 1
Tampilan dan Huruf 1
konten
Tata letak (layout) 1

Petunjuk Penggunaan 1

Penggunaan 1

Daya tarik 1
Karakteristik
Unsur 3D 1

15
JUMLAH TOTAL
Dimodifikasi dari Depdiknas (2008), Azhar Arsyad (2011), Paul
Jackson (1993) dan Donna & Camelle (2006)

3.5 Teknik Analisis Data


Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif

kualitatif. Data yang dianalisis meliputi kelayakan media pembelajran,

skor motivasi, dan hasil belajar. Adapun untuk menganalisisnya dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Analisis kelayakan Modul dasar dasar K3 dan respon peserta

didik Penilaian kualitatif bahan ajar dilakukan melalui

penilaian checklist. Hasil

penilaian dari dosen ahli berupa kualitas produk dikodekan dengan

skala kualitatif kemudian dilakukan pengubahan nilai kualitatif

menjadi nilai kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.4. Pengubahan Nilai Kualitatif menjadi Nilai Kuantitatif

Nilai Angka

Sangat baik 4

Baik 3

Kurang 2

Sangat Kurang 1
Sumber: Djemari Mardapi (2008: 122)

Teknik analisis data untuk kelayakan media pop-up melalui


lembar validasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tabulasi semua data yang diperoleh untuk setiap komponen

dari butir penilaian yang tersedia dalam instrumen penilaian.

b) Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen

dengan menggunakan rumus:

X = ∑X n
47

(Ngalim Purwanto, 2012: 101)

Keterangan :
X = skor rata-rata tiap aspek

∑X = jumlah skor tiap aspek n = jumlah nilai

c) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kriteria

Untuk mengetahui kualitas media pop-up hasil pengembangan,

maka data yang mula-mula berupa skor diubah menjadi data kualitatif

(data interval) dengan skala likert. Untuk skala liker, skor tertinggi

setiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1. Adapun untuk

mengetahui kulitas media pop-up hasil pengembangan baik dari aspek

materi, aspek media, dan respon peserta didik maka menggunakan

skala likert 4 butir dimana data yang mula-mula berupa skor diubah

menjadi data kualitatif (data interval) dengan skala empat. Adapun

acuan pengubahan skor menjadi skala empat dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel. 3.5. Acuan Pengubahan Skor Menjadi Skala Empat

No. Rentang Skor Nilai Kategori

1 X ≥ ¿ X + 1.SBx) A Sangat Baik

2 X ≥ ¿ X + 1.SBx) > X ≥ X B Baik

3 X > X ≥ ¿ X – 1.SBx) C Cukup Baik

4 X ˂ ¿ X – 1.SBx) D Kurang Baik


Sumber : Djemari Mardapi (2008)
47

Keterangan:

= rerata skor secara keseluruhan


= 1/2 ( skor maksimal + skor minimal) SBx = simpangan baku skor

keseluruhan

= 1/6(skor maksimal – skor minimal) X = skor yang didapat

Berdasarkan rumus pada Tabel 3.5, maka dapat dibuat

konversi penilaian skala empat. Hasil konversi skor dapat dilihat pada

Tabel 3.6

Tabel. 3.6. Hasil Konversi Skor menjadi Skala Empat

No Interval skor Kategori Nilai

1 X ≥ ¿ X + 1.SBx) X ≥ 3,00 Sangat Baik A

2 X ≥ ¿ X + 1.SBx) > X ≥ X 3,00 ˃ X ≥ 2,50 Baik B

3 X > X ≥ ¿ X – 1.SBx) 2,50 ˃ X ≥ 2,0 Cukup Baik C

4 X ˂ ¿ X – 1.SBx) X ˂ 2,00 Kurang Baik D

Keterangan:
= (Skor maksimal + Skor minimal ) x ½

= (4,00+1,00) x ½

= 2,50

SBx= Simpangan baku skor keseluruhan

= (1/2) (1/3) ( Skor maksimal –skor minimal)

= (1/2) (1/3) ( 4,00-1,00)

= 0,50

Nilai kelayakan dalam penelitian ini ditentukan dengan nilai

minimal “C” yaitu kategori cukup baik. Dengan demikian, jika hasil
penilaian oleh validator memberikan nilai akhir “C”, maka produk

sudah dianggap layak untuk digunakan.


47

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Iskandar . 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru. Jakarta:
Bestari Buana Murni.
Arikunto, S .2016.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Aulia, Febriana. 2014. Pengaruh Penggunaan Modul Pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi di SMK Negeri 2 Bukittinggi. Jurnal, Program Studi
Pendidikan teknik Informatika, Fakultas Teknik: Universitas Negeri Padang.
Dediknas.
Dediknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.
Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pusdiklat SDA dan Kontruksi. 2019. Pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan
Kontruksi. Bandung : BPSDM PUPR.
Sudjana, Nana. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Renaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. dan Rivai, Ahmad. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono, 2012. Metode Pengembangan dan Penilitian : Alfabet.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Thiagarajan, Sammel dan Sammel. 1974. Intructional Develoment For Training
Teachers Of Exceptional Chlidren A Source Book: ERIC.
Thiagarajan, Sivasailam, dkk. 1974. Instructional Development for Training
Teachers of Exceptional Children. Washinton DC: National Center for
Improvement Educational System.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja.
INSTRUMEN UJI KELAYAKAN AHLI MATERI MODUL
DASAR-DASAR K3 DALAM KONTRUKSI

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda (√) pada kolom untuk pernyataan yang paling sesuai dengan

penelitian anda Keterangan:

Skor 1 : Sangat Kurang Skor 2 : Kurang


Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik

No Indikator Skala Penelitian

1 2 3 4
A. Aspek kelayakan isi
1 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
2 Kedalaman materi sesuai dengan perkembangan kognitif peserta
didik
3 Kebenaran konsep yang disajikan
4 Kelengkapan bahan ajar
5 Kebermanfaatan Modul
B. Aspek Kebahasaan
1 Kesesuaian dengan kaidah EYD Bahasa Indonesia
2 Efektifitas dan efisiensi bahasa
C. Aspek Penyajian
1 Kejelasan tujuan dan indikator pada media
2 Kelengkapan informasi
3 Penyajian materi secara logis dan sistematis
4 Penyajian materi memotivasi peserta didik
Kritik dan Masukan

...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Kesimpulan :
Dengan ini saya menyatakan bahwa Modul K3 untuk mata kuliah dasar dasar

K3 dalam kontruksi di Universitas Negeri Medan*)

Layak digunakan untuk penelitian Layak digunakan dengan perbaikan

Tidak layak digunakan

Medan, 2021
Validator

................................
.........

NIP:

Keterangan :

*)= Berilah tanda centang pada opsi yang dipilih


INSTRUMEN UJI KELAYAKAN MEDIA MODUL DASAR-
DASAR K3 DALAM KONTRUKSI

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda (√) pada kolom untuk pernyataan yang paling sesuai dengan

penelitian anda Keterangan:

Skor 1 : Sangat Kurang Skor 2 : Kurang


Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik

No Indikator Skala
Penelitian
1 2 3 4
A. Aspek kelayakan isi
1 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
2 Kedalaman materi sesuai dengan perkembangan kognitif peserta
didik
3 Kebenaran konsep yang disajikan
4 Kelengkapan bahan ajar
5 Kebermanfaatan Modul
B. Aspek Kebahasaan
1 Kesesuaian dengan kaidah EYD Bahasa Indonesia
2 Efektifitas dan efisiensi bahasa
C. Aspek Penyajian
1 Kejelasan tujuan dan indikator pada media
2 Kelengkapan informasi
3 Penyajian materi secara logis dan sistematis
4 Penyajian materi memotivasi peserta didik
Kritik dan Masukan

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Kesimpulan :

Dengan ini saya menyatakan bahwa Modul K3 untuk mata kuliah dasar dasar

K3 dalam kontruksi di Universitas Negeri Medan*)

Layak digunakan untuk penelitian Layak digunakan dengan perbaikan

Tidak layak digunakan

Medan, 2021
Validator

................................

NIP:

Keterangan :

*)= Berilah tanda centang pada opsi yang dipilih


INSTRUMEN RESPON MAHASISWA TERHADAP MODUL
DASAR-DASAR K3 DALAM KONTRUKSI

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda (√) pada kolom untuk pernyataan yang paling sesuai dengan

penelitian anda Keterangan:

Skor 1 : Sangat Kurang Skor 2 : Kurang


Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik

Nama : Nim :

Skala
No Aspek Sub- aspek Indikator Penelitian
1 2 3 4
Kedalaman materi sesuai perkembangan
kognitif mahasiswa
Kelayakan isi
Kelengkapan bahan ajar

Kemanfaatan media Modul


1 Materi
Kejelasan tujuan dan indikator pada bahan
ajar
Penyajian
Penyajian materi secara logis dan sistematis

Kelengkapan informasi

Kebahasaan Kesesuain dengan kaidah

Tampilan dan
Komposisi warna
konten

Gambar
2 Media
Huruf

Tata letak (layout)

Petunjuk Penggunaan
Karakteristik Penggunaan

Daya tarik

Unsur 3D

Saran :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai