Anda di halaman 1dari 42

KONTRIBUSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BLENDED

LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA XI TKR PADA MATA


PELAJARAN PMKR DI SMKN 2 PAYAKUMBUH

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Strata satu pada


program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

RAHMAD ARIF
18073070 / 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
PENGESAHAN PROPOSAL

KONTRIBUSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BLENDED


LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA XI TKR PADA MATA
PELAJARAN PMKR DI SMKN 2 PAYAKUMBUH

Nama : Rahmad Arif


NIM/BP : 18073070/2018
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif
Jurusan : Teknik Otomotif
Fakultas : Teknik

Februari, 2022
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Wakhinuddin S, M.Pd


NIP. 19600314 198503 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘Alamin, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat

Allah Subhaana Wa Ta’ala karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Kontribusi Penerapan Metode

Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa XI TKR Pada Mata

Pelajaran PMKR Di SMK Negeri 2 Payakumbuh”. Shalawat dan salam semoga

selalu dilimpahkan Allah SWT kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

dengan seluruh jiwa dan raganya membawa umat manusia dari kehidupan jahiliyah

menuju alam yang penuh dalam cahaya ilmu pengetahuan, aqidah yang baik dan

berakhlak mulia.

Penulisan proposal ini merupakan syarat menyelesaikan Program Studi

Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Dalam

penulisan proposal skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Atas semua bantuan dan bimbingan tersebut penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Wakhinudin, M.Pd selaku Ketua jurusan Teknik Otomotif

Fakultas Teknik UNP dan sebagai pembimbing peneliti dalam penyusunan

proposal penelitian.

2. Bapak/Ibu dosen beserta karyawan/I Jurusan Teknik Otomotif Fakultas UNP.

3. Seluruh anggota keluarga terutama orang tua yang telah memberikan dorongan

dan motivasi kepada penulis baik secara materil maupun non materil.

4. Rekan – rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif FT UNP.

iii
5. Semua pihak yang telah membantu dan memberi petunjuk, saran, masukan serta

dukungan moral dan motivasi kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan

namanya satu persatu.

Semoga Allah Subhaana Wa Ta’ala membalas semua jasa baik tersebut dan

menjadi catatan kemuliaan di sisi-Nya. Amiin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat banyak

kekurangan. Penulis berharap adanya masukan dan saran sehingga proposal

penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya dalam rangka pengembangan.

Semoga Allah Subhaana Wa Ta’ala mengilhami dan meridhoi kita semua. Amiin

Ya Rabbal ‘Alamiin.

Padang, Februari 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
PENGESAHAN PROPOSAL .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Batasan Masalah........................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................................. 7
B. Penelitian Relevan...................................................................................... 16
C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 18
D. Hipotesis..................................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian....................................................................................... 19
B. Definisi Variable Penelitian ....................................................................... 20
C. Populasi dan sampel ................................................................................... 20
D. Instrumen dan Teknik Pengambilan Data .................................................. 22
E. Analisis Instrument .................................................................................... 24
F. Teknik Analisi Data ................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 18

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Populasi ...................................................................................... 21

Tabel 2. Sampel Uji Coba .................................................................................... 21

Tabel 3. Sampel Penelitian.................................................................................... 21

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen.................................................................................. 23

Tabel 5. Kategori Koefisien Korelasi.................................................................... 27

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Upaya meningkatkan sumber

daya manusia yang berkualitas dan siap kerja, perlu adanya peningkatan

kualitas pendidikan khususnya pada jenjang sekolah menengah kejuruan

(SMK). Karena SMK ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang

mempunyai keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerja.

Pendapat tersebut sejalan dengan Undang- undang system pendidikan

nasional No. 20 tahun 2003 Pasal 1 mendefinisikan sebagai berikut : Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

potensi sumber daya manusia. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan

pendidikan perlu adanya interaksi yang positif antara semua pihak, baik pihak

sekolah, orang tua maupun masyarakat.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga

pendidikan kejuruan yang mempersiapkan peran lulusanya menjadi tenaga

kerja yang kreatif, terampil, produktif dan mempunyai rasa tanggung jawab.

Hal tersebut dapat terwujud apabila lembaga pendidikan menyediakan sarana

1
2

dan prasarana penunjang belajar yang lengkap dan memiliki tenaga pengajar

yang kompeten, sehingga mampu mengantarkan peserta didik memcapai

keahlian yang professional berdasarkan potensinya. Berdasarkan hal tersebut,

tenaga pengajar terutama guru merupakan salah satu yang memiliki peranan

penting dalam belajar-mengajar pada pendidikan kejuruan. Supaya dapat

menciptakan proses belajar-mengajar yang efisien dan efektif, seorang guru

harus mempunyai keterampilan mengajar.

Mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan (PMKR)

merupakan salah satu mata pelajaran yang diuji kompetensikan. Salah satu

kompetensi dasar yang dipelajari yaitu mendiagnosis dan memperbaiki

kerusakan mekanisme kepala silinder. Maka dari itu siswa dapat menjelaskan

pengertian, fungsi, macam-macam kepala silinder dan juga dapat menganilisis

kerusakan-kerusakan pada kepala silinder. Jika dalam waktu yang ditentukan

siswa tidak berhasil maka siswa dinyatakan tidak lulus dan harus melakukan

perbaikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru pengampu mata

pelajaran PMKR di SMK Negeri 2 Payakumbuh menyatakan setiap tahun

ajaran masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum

(KKM) dengan nilai 75. Apabila ini terus berlanjut, tidak menutup

kemungkinan prestasi belajar siswa akan semakin menurun sehinngga akan

berdampak juga pada menurunya mutu pendidikan. Maka dari itu perlu sebuah

upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memanfaatkan


3

perkembangan teknologi sebagai alternatif penunjang dari metode

pembelajaran.

Model pembelajaran blended learning ini juga dipilih guna

mengantisipasi akan adanya kebijakan dari pemerintah untuk meliburkan siswa

dan mulai menerapkan metode belajar dari rumah dengan sistem daring (dalam

jaringan) atau online dikarenakan pandemi Covid 19. Sistem pembelajaran

daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka

secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang

menggunakan jaringan internet.

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer

(PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat

melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di

media sosial seperti WhatsApp (WA), aplikasi Zoom ataupun Google

Classroom, dan media lainnya sebagai media pembelajaran, dengan demikian,

guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang

bersamaan.

Model pembelajaran berbasis masalah ini bisa dikombinasikan dengan

model blended learning. Blended Learning ini mengacu pada pembelajaran

yang mengkombinasikan atau mencampurkan pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran berbasis komputer (Husamah. 2014).


4

Dampak Teknologi informasi serta Komunikasi pada dunia pendidikan

semakin terasa sejalan menggunakan adanya pergeseran pola pembelajaran dari

tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka dan

bermedia (Rusman, 2012).

Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, dalam menggunakan

perpaduan pembelajaran Blended Learning dengan model pembelajaran

berbasis masalah merupakan salah satu solusi yang tepat untuk meningkatkan

hasil belajar dalam proses pembelajaran secara online maupun offline. Dengan

didasarkan pada pemecahan masalah untuk itu peneliti mencoba melakukan

penelitian dengan judul “Kontribusi penerapan metode pembelajaran blended

learning terhadap hasil belajar siswa XI TKR pada mata pelajaran PMKR Di

SMKN 2 Payakumbuh”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PMKR.

2. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam penyampaian materi yang

digunakan guru.

3. Kurangnya inovasi dalam penerapan model pembelajaran.

4. Kegiatan pembelajaran masih bersifat konvensional.

5. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran belum dilakukan secara

optimal.
5

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan, maka ruang lingkup permasalahan ini di batasi pada “Kontribusi

metode pembelajaran blended learning terhadap hasil belajar siswa XI TKR

pada mata pelajaran PMKR di SMK Negeri 2 Payakumbuh”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi, maka masalah

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran proses blended learning pada mata pelajaran

pemeliharaan mesin kendaraan ringan (PMKR) kelas XI TKR di SMK

Negeri 2 Payakumbuh selama satu semester ?

2. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKR setelah

diterapkannya metode blended learning pada mata pelajaran pemeliharaan

mesin kendaraan ringan (PMKR) di SMK Negeri 2 Payakumbuh ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dilakukannya penelitian

adalah :

1. Mengetahui gambaran proses blended learning pada mata pelajaran

pemeliharaan mesin kendaraan ringan (PMKR) kelas XI TKR di SMK

Negeri 2 Payakumbuh selama satu semester.

2. Mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKR

setelah diterapkannya metode blended learning pada pembelajaran PMKR

di SMK Negeri 2 Payakumbuh.


6

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, diharapkan dapat diambilnya

manfaat praktis dari hasil penelitian yang dapat memberikan referensi untuk

siswa, guru dan semua pihak dalam di bidang pendidikan untuk memahami

efektifitas penggunaan blended learning dalam terwujudnya keterampilan

vokasional siswa SMK dari segi pengetahuan, dan bagaimana peran sekolah

dalam mengembangkan penggunaan blended learning untuk melayani peserta

didiknya. Secara teoritis diharapkan dapat membantu siswa SMK

mengoptimalkan penggunaan blended learning secara teori, khususnya dalam

hal pengetahuan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Metode Blended Learning

a. Pengertian Blended Learning

Istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu Blended dan

Learning. Kata blended berarti campuran, perpaduan dari dua hal untuk

meningkatkan kualitas agar bertambah baik. Sedangkan learning

memiliki makna umum yakni belajar, dengan demikian sepintas

mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur

pencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang

lainnya.

Pola belajar yang dicampurkan adalah dua unsur utama yakni

pembelajaran di kelas dengan online learning (Rusman, 2011). Dalam

pembelajaran online ini terdapat pembelajaran menggunakan jaringan

internet yang di dalamnya ada pembelajaran berbasis web.

Blended Learning ini merupakan perpaduan dari teknologi

multimedia, CD-ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail

dan lain-lain dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan

setiap apa yang dibutuhkannya. Intinya penggabungan atau

percampuran dua pendekatan pembelajaran yang digunakan sehingga

tercipta pola pembelajaran baru dan tidak akan menimbulkan rasa bosan

pada pererta didik.

7
8

Blended learning adalah kombinasi berbagai media pembelajaran

yang berbeda untuk menciptakan program pembelajaran yang maksimal

dan berguna bagi peserta didik (Husamah, 2014). Blended learning

disini merupakan penggabungan antara metode pembelajaran

tradisional dan didukung dengan fasilitas elektronik yang lain.

Berdasarkan pendapat yang diatas, blended learning ini mengacu

pada pembelajaran yang mengkombinasikan atau mencampurkan

pembelajaran tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer (dapat

diakses online dan offline).

b. Tujuan Pembelajaran Blended Learning


Tujuan dari pembelajaran blended learning sebagai berikut

(Husamah, 2013) :

1) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam

proses belajar sesuai dengan gaya belajar dan prefensi dalam belajar.

2) Menyediakan peluang yang praktis-realistis bagi pengajar dan

peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan

terus berkembang.

3) Peningkatan penjadwalan fleksibel bagi peserta didik, dengan

menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran

online.
9

c. Kelebihan model pembelajaran blended learning

Berikut ini adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh model

pembelajaran Blended Learning (Husamah, 2013) :

1) Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional yang

keduanya memiliki kelebihanyang dapat saling melengkapi.

2) Pembelajaran lebih efektif dan efisien.

3) Meningkatkan aksesabilitas. Dengan adanya Blended leaarning

peserta belajar semakin mudah dalam mengakses materi

pembelajaran.

4) Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara

mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara

online.

5) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta

didik lain di luar jam tatap muka.

6) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam

tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar.

7) Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas

internet.

8) Pengajar dapat meminta peserta didik untuk membaca materi atau

mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran.

9) Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan

memanfaatkan hasil tes secara efektif.


10

10) Peserta didik dapat saling berbagi file atau data dengan peserta didik

lain.

11) Memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan.

12) Kemudahan implementasi.

13) Efisiensi biaya.

14) Hasil yang optimal.

15) Menyesuaikan berbagai kebutuhan pembelajaran.

16) Meningkatkan daya tarik pembelajaran.

d. Kekurangan model pembelajaran blended learning

Berikut ini adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh model

pembelajaran Blended Learning (Husamah, 2013).

1) Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan

apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.

2) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti

computer dan akses internet. Padahal, Blended Learning

memerlukan akses internet yang memadai dan bila jaringan kurang

memadai, itu tentu akan menyulitkan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran mandiri via online.

3) Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar,

peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.


11

2. Kajian Tentang Mata Pelajaran PMKR

Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan (PMKR) merupakan salah

satu mata pelajaran yang ada di kompetensi keahlian Teknik Kendaraan

Ringan Otomotif. Dalam mata pelajaran ini peserta didik dibekali

keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam menjadi seorang

engineer. PMKR ini diajarkan di kelas XI dan XII yang setiap tingkatan

kelas sub bahasannya berbeda yaitu untuk kelas XI membahas perawatan

berkala mesin kendaraan ringan dan kelas XII membahas perbaikan mesin

kendaraan ringan. Jumlah jam mata pelajaran PMKR ini adalah 594 JP (@

45 Menit).

Dalam PMKR terdapat kompetensi yang harus dicapai, yaitu

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti

merupakan penguasaan terhadap pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yang perlu peserta didik miliki di setiap tingkat kelas. Point

penguasaan peserta didik yaitu mencakup : sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan, dan keterampilan. Contoh KI pada mata pelajaran PMKR

Kelas XI TKR.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi yang terdiri dari beberapa

susunan kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran pada suatu mata

pelajaran yang mengacu pada KI. Jadi KD yang ada pada suatu mata

pelajaran merupakan hasil pengembangan yang sesuai dengan KI.


12

Jadi, pengembangan kompetensi pada mata pelajaran PMKR

merupakan proses perbaikan, penyesuaian sampai penambahan kompetensi

kompetensi baru ke dalam mata pelajaran PMKR dari segi pengetahuan

maupun keterampilan, yang nantinya hasil pengembangan kompetensi itu

diajarkan kepada peserta didik supaya sekolah menghasilkan SDM yang

berkualitas baik untuk saat ini maupun yang akan datang. Oleh karena itu,

kompetensi PMKR merupakan salah satu isi dari kurikulum yang

dikembangkan.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa

(2008), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan

nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pengertian di

atas, dapat diartikan bahwa penilaian yang diberikan oleh pendidik atau

guru kepada siswa, dapat berupa tes maupun nontes.

Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan dalam sebuah program (Muhibbin Syah, 2010)

sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2006) hasil adalah “Nilai yang

merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru

mengenai kemajuan/hasil belajar siswa selama masa tahun tertentu.”

Purwanto (2011) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.


13

Jadi, pengertian hasil belajar, dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil belajar merupakan kemampuan dalam penguasaan pengetahuan

yang diperoleh dari pengalaman belajar dan dapat mengubah sikap atau

perilaku peserta didik yang dapat dinilai dengan cara tes maupun nontes

untuk mengetahui kemajuan selama masa tahun tertentu yang mencakup

tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, serta ranah psikomotor.

b. Ranah penilaian hasil belajar

Berikut ini adalah definisi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor

hasil belajar siswa (Purwanto,2011) yaitu :

1) Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi

dalam kawasan kognisi. Kognisi yang dimaksud adalah kepercayaan

seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir

tentang seseorang atau sesuatu, kognisi ini dapat diartikan juga

sebagai kecerdasan atau intelegensi.

Jadi hasil belajar ranah kognitif adalah perubahan perilaku

yang terjadi yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang

atau sesuatu. Ranah kognitif ini dapat diukur menggunakan tes hasil

belajar.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri

dari lima ranah. Ranah afektif ini berkenaan dengan kawasan afeksi

yang secara harfiah berarti semacam status kejiwaan yang


14

disebabkan oleh pengaruh eksternal, jadi dapat disimpulkan bahwa

ranah afektif merupakan perubahan perilaku yang terjadi pada sikap

dan nilai seseorang yang disebabkan oleh pengaruh eksternal.

Salah satu cara untuk mengukur hasil belajar afektif adalah

dengan menggunakan observasi pada saat pembelajaran

berlangsung maupun menggunakan tes.

3) Ranah Psikomotor

Belajar psikomotor tampak dalam perubahan keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Salah satu cara untuk

mengukur hasil belajar ranah psikomotor ini adalah dengan

menggunakan observasi dan tes.

c. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi banyak hal, baik dari

internal maupun eksternal. hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu sebagai berikut (Slameto, 2013).

1) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara yang dipilih/digunakan

oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar

siswa dapat menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan

pelajaran itu. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

memengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat

belajar dengan baik maka metode mengajar harus diusahakan yang

tepat, efisien dan efektif.


15

2) Kurikulum

Diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan

bahan pelajaran itu.

3) Relasi guru dengan siswa

Relasi guru dengan siswa yang baik akan membuat siswa

menyukai gurunya, menyukai mata pelajaran yang diberikannya

sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

4) Relasi siswa dengan siswa

Di dalam kelas terdapat kelompok yang saling bersaing tidak

sehat, maka hal ini akan mengganggu belajar siswa. Menciptakan

relasi yang baik antar siswa perlu dilakukan agar dapat memberikan

pengaruh positif terhadap hasil belajar.

5) Disiplin sekolah

Kedisiplinan harus diterapkan di dalam belajar baik di sekolah,

di rumah, dan di perpustakaan agar siswa belajar lebih maju.

6) Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa

karena alat lajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar

dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu.

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar

penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.


16

7) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

mengajar di sekolah. memilih waktu sekolah yang tepat akan

memberikan pengaruh positif terhadap belajar.

8) Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah, misalnya

belajarnya tidak teratur hanya ketikan besok akan tes. Guru perlu

memberikan pembinaan agar siswa belajar secara teratur dan cukup

sehingga akan meningkatkan restasi belajarnya.

Berdasarkan paparan faktor-faktor yang memengaruhi hasil

belajar di atas, banyak sekali faktor-faktor yang dapat memengaruhi

hasil belajar siswa. Faktor-faktor tersebut yang menjadi acuan

peneliti untuk melakukan penelitian.

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian Muhamad Ali (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Dampak Implementasi Model Blended Learning (Kombinasi Pembelajaran

Di Kelas Dan E-Learning), menyimpulkan bahwa adanya peningkatan

motivasi belajar mahasiswa terhadap penerapan model blended learning

pada mata kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro FT UNY yang ditunjukkan oleh tingkat kehadiran mahasiswa

dikelas, frekuensi belajar dan keaktifan mahasiswa dalam diskusi, bertanya

dan memberikan masukan. Hasil ini diperoleh melalui pengamatan dikelas

dan report aktivitas mahasiswa yang digenerate oleh e-learning. Penerapan


17

model blended learning pada mata kuliah Medan Elektromagnetik

memberikan manfaat yang signifikan terhadap motivasi mahasiswa yang

diindikasikan skor rata-rata hasil angket mahasiswa sebesar 3,34 pada skala

likert. Terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Medan

Elektromagnetik dari 58,6 menjadi 73,4.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fuja Siti Fijiawati yang berjudul

“Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online untuk

Meningkatkan Hasil Belajara Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum dan

Pembelajaran Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia.”

hasil penelitian yang menyatakan bahwa ternyata hasil belajar mahasiswa

pada kelompok eksperimen memiliki hasil yang lebuh baik secara signifkan

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan

pembelajaran dengan model blended learning berbasis online efektif dalam

meningkatkan hasil belajar mahaiswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Izuddin Syarif yang berjudul “Pengaruh

Model Blended Learning Terhadap Motivasi dan Hasil belajar Siswa SMK

N 1 Paringin.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi serta prestasi

belajar siswa meningkat karena pengaruh penerapan model pembelajaran

blended learning. Namun tidak terdapat pengaruh interaksi penerapan

model pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu,

peningkatan prestasi belajar bener-benar dipengaruhi secara signifikan oleh

penerapan model pembelajaran.


18

C. Kerangka Berfikir

Pada penelitian ini, peneliti akan melihat kontribusi metode pembelajaran

blended learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI TKR SMKN 2

Payakumbuh pada mata pelajaran PMKR. Dimana yang menjadi variable

kontrol (X) disini adalah metode pembelajaran blended learning pada mata

pelajaran PMKR kelas XI TKR SMKN 2 Payakumbuh dan menjadi variable

bebas (Y) perolehan hasil belajar siswa di mata pelajaran PMKR jurusan TKR.

Pedoman berfikir dalam melakukan penelitian ini, maka penulis menggunakan

bagan kerangka konseptual sebagai berikut :

Metode pembelajaran Hasil belajar siswa


blended learning kelas XI TKR pada
(X) mata pelajaran PMKR
(Y)
Gambar 1. Kerangka berpikir
Keterangan gambar :

X = Metode pembelajaran blended learning

Y = Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran PMKR jurusan TKR

= Arah hubungan

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban

sementara yang bisa di ambil untuk pedoman yang akan di uji kegiatan

pelaksanaan penelitian. Berdasarkan kerangka berfikir maka penelitian ini

bertujuan “apakah terdapat hubungan yang positif antara metode pembelajaran

blended learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PMKR kelas

XI jurusan TKR SMKN 2 Payakumbuh.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian menggunakan jenis penelitian yang bersifat Deskriptif

Kuantitatif, sedangkan deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

dan meninterprestasi sesuai dengan bentuk apa adanya. (Sukardi. 2010).

Penelitian yang berbentuk sebuah filsafat psitivisme menjelaskan

bahwa penelitian yang digunakan untuk meneliti sebuah penelitian yang

meneliti populasi dan sampel dalam penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode

deskriptif kuantitatif bertujuan untuk melakukan pengambilan data secara

random, data dikumpulkan dengan menggunakan instrument-instrument

penelitian, bertujuan untuk mengkontribusikan metode pembelajaran

blended learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PMKR

kelas XI jurusan TKR SMKN 2 Payakumbuh.

2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti melaksanakan seminar

proposal, penelitian dilaksanakan pada bulan April di SMK Negeri 2

Payakumbuh yang bertempat di jalan Sokarno-Hatta – Anggrek 1,

kelurahan Bulakan Balai Kandi, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

19
20

B. Definisi Variable Penelitian

1. Metode pembelajaran blended learning

Tingkat ketercapaian didalam sebuah penelitian yang berbentuk

dalam metode pembelajaran blended learning yang secara langsung bisa

digunakan dalam melakukan kegiatan metode pembelajaran blended

learning oleh setiap siswa.

2. Hasil belajar siswa XI TKR

Tingkat keberhasilan yang dimiliki setiap orang berdasarkan kepada

kemampuan dan keterampilan yang telah dipelajari. (Nana Sudjana, 2013).

Dapat disimpulkan bahwa setiap melakukan kegiatan belajar akan

memiliki sebuah hasil yang baik jika dilakukan dengan sunguh-sunguh dan

memperoleh kemampuan dan keterampilan yang akan dimiliki oleh setiap

pelajar.

C. Populasi dan sampel Penelitian

1. Populasi

Keseluruhan subjek yang terdapat didalam suatu lingkup tertentu dan

terdapat didalam ruangan yang sama adalah populasi penelitian. (Suharsimi

Arikunto. 2010 ).
21

Populasi yang akan diteliti pada penelitian ini siswa dikelas XI TKR

A dan XI TKR B pada mata pelajaran PMKR, maka penyebaran dalam

penelitian dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1. Jumlah Populasi


No Jurusan Kelas Siswa Total
1 Teknik Kendaraan Ringan XI TKR A 30
60
2 Teknik Kendaraan Ringan XI TKR B 30
Sumber data: Tata usaha SMK Negeri 2 Payakumbuh.

2. Sampel Penelitian

Penelitian ini yang dijadikan seluruh siswa kelas XI TKR A dan XI

TKR B yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yang mana jumlah

sampel yang ditteliti berjumlah 60 orang.

Bagian dari semua jumlah dan karakteristik yang dimiliki sebuah

populasi tersebut. (Sugiyono, 2010).

a. Sampel Uji Coba

Tabel 2. Sampel Uji Coba


No Kelas Jumlah Siswa
1 XI TKR A 30

b. Sampel penelitian

Tabel 3. Sampel penelitian


No Kelas Jumlah Siswa
1 XI TKR B 30
22

D. Instrumen dan Teknik Pengambilan Data

1. Metode pengambilan data

a. Dokumentasi

Teknik dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data tertulis

mengenai keadaan subjek penelitian. Data awal ini berupa daftar nama

siswa, jumlah siswa dan data lain yang akan digunakan untuk

kepentingan penelitian.

b. Tes

Menurut Hamzah (2012) dalam bukunya yang berjudul

Assessment Pembelajaran menyatakan tes merupakan seperangkat tugas

yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab

oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan

penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai

dengan tujuan pengajaran tertentu. Dalam konteks pembelajaran,

instrumen penelitian jenis tes dijadikan alat untuk mengukur hasil

belajar. Pengambilan data melalui teknik tes ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran

menggunakan metode blended learning dan metode ceramah

(konvensional).

2. Instrument Penelitian

a. Instrumen

Instrumen digunakan dalam penelitian ini membagikan kuisioner

dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda yang bertujuan untuk


23

pengambilan data yang berkaitan tentang hasil belajar siswa kelas XI

TKR pada mata pelajaran PMKR selama metode pembelajaran blended

learning. Kuisioner merupakan suatu pertanyaan pilihan ganda yang

diberikan kepada 60 orang responden. Responden akan membaca dan

memilih salah satu jawaban yang benar berkaitan tentang mata pelajaran

PMKR pada kompetensi dasar kepala silinder.

b. Kisi-kisi instrumen

Dalam instrumen berbentuk tes pilihan ganda ini, siswa diberikan

pertanyaan soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Skala

pengukuran setiap butir tes mendapat skor 1 jika jawaban benar dan 0

jika jawaban salah. Materi soal dikembangkan dari deskripsi

pembelajaran PMKR yang disesuaikan berdasarkan isi materi

pembelajaran kemudian disusun menjadi kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal

mencakup indikator yang akan dievaluasi, nomor butir soal, dan jumlah

soal.

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen


Kompetensi No. Butir Jumlah
Kisi-kisi Soal
Dasar Soal Soal
Fungsi Kepala Silinder
dan kelengkapan-nya
Mendiagnosis macam-macam bahan
kerusakan kepala silinder dan
mekanisme kelengkapanya
kepala silinder kerusakan-kerusakan
dan pada kepala silinder
kelengkapan- Overhaul kepala
nya
silinder dan
keselamatan kerja
Total
24

Adapun dalam penelitian ini instrumen tes diberikan kepada siswa

dalam dua tahap diantaranya sebagai berikut :

1) Pre test

Pre test dilakukan di awal sebelum pembelajaran dimulai dan

diberikan kepada semua sampel baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol dengan instrumen soal yang sama.

2) Post test

Post test dilakukan pada pertemuan terakhir ketika semua

indikator sudah disampaikan oleh guru. Dengan kata lain post test

ini diberikan kepada siswa setelah diberikan perlakuan (treatment)

terhadap sampel kelas.

E. Pengujian Instrument

Setelah instrumen disusun, kemudian dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing serta meminta pertimbangan dari dosen ahli. Hal ini dilakukan

untuk mendapatkan validasi isi (content validity) dan konstruk (construct

validity). Instrumen yang benar akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan

data yang valid, akurasi dan dapat dipercaya.

Persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian

ada dua macam, yakni validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas (validity)

dan reliabilitas (reliability) digunakan untuk mengetahui kemampuan

instrument dalam mengungkapkan data sebenarnya sehingga memudahkan

peneliti dalam memecahkan masalah yang diteliti.


25

1. Uji Validitas

Validitas adalah sesuatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data variabel

yang diteliti secara tepat. (Suharsimi Arikunto, 2006). Validitas instrumen

meliputi :

a. Validitas isi (content validity), berkenaan dengan isi dan format

instrumen

b. Validitas konstruk (construct validity), berkenaan dengan konstruksi

atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur

dengan instrumen.

c. Validitas kriteria (criterion validity), berkenaan dengan tingkat

ketepatan instrumen mengukur segi yang diukur dibandingkan dengan

hasil pengukuran lain yang menjadi kriteria. Validitas kriteria dihitung

dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari penggunaan

instrumen tersebut dengan skor instrumen lain yang menjadi kriteria.

Uji validitas isi dan konstruk dilakukan dengan konsultasi dengan

para ahli (Experts Judgement) yang sesuai dengan bidangnya, agar diperiksa

dan dievaluasi secara sistematis sehingga instrumen penelitian valid dan

dapat menjaring data yang dibutuhkan. Uji validitas butir dilakukan dengan

mengkorelasikan hasil data ke dalam korelasi Product Moment. Untuk


26

mengkorelasikan skor setiap item dengan skor totalnya digunakan korelasi

product moment dari pearson. Rumus tersebut sebagai berikut.

N  XY  ( X )( Y )
rxy =
{N  X 2  ( X ) 2 }{N  Y 2  ( Y ) 2 }

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi X dan Y

N = Jumlah subjek (responden)

∑XY = Produk dari X dan Y

∑X = Jumlah nilai X

∑Y = Jumlah nilai Y

(∑X)2 = Jumlah nilai X yang dikuadratkan

(∑Y)2 = Jumlah nilai Y yang dikuadratkan

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran sebuah keakuratan data harus konsisten dengan waktu

ke waktu. Pengujian relianilitas data maka dilakukan dengan menggunakan

rumus keofesian alfa. (Suharsimi, 2010).

2𝑥𝑟1/21/2
𝑟11=
(1 + 𝑟1/21/2)

Keterangan :

𝑟11 = Reliabilitas instrumen

𝑟1/21/2 = Indeks korelasi antara dua belahan instrumen


27

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas harga 𝑟11 hitung

dikonsultasikan dengan tabel interpretasi korelasi sebagai berikut :

Tabel 5. Kategori Koefisien Korelasi (Sugiyono, 2013: 184)


Interval Koofisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan bantuan software

SPSS 16 dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam

pengambilan keputusan reliabilitas, instrumen dikatakan reliabel jika

Cronbach Alpha lebih besar dari 0,444. Dari hasis analisis, di dapatkan nilai

alpha sebesar 0,966 (dapat dilihat pada lampiran 11). Oleh karena nilai r =

0,966 > r tabel= 0,444 maka dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut

sangat reliabel.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka data tersebut harus diolah dan dianalisis

agar mempunyai makna guna pemecahan masalah. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji-t. Sebelum dilakukan Uji-t terlebih

dahulu dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

varian yang homogen atau tidak. Selain itu juga dilakukan uji normalitas untuk

mengetahui apakah sampel berasal dari sampel yang berdistribusi secara normal

atau tidak.
28

1. Deskripsi Data

a. Modus (Mo)

Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan

atas nilai yang sedang populer (yang sedang menjadi mode) atau nilai

yang sering muncul dalam kelompok tersebut. Jadi modus dapat

diartikan sebagai nilai yang paling banyak didapatkan oleh siswa.

(Sugiyono, 2012) .

Rumus untuk mencari modus (Sugiyono, 2012) adalah sebagai

berikut :

𝑏1
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝( )
𝑏1 − 𝑏2

Keterangan :

Mo = Modus

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = Panjang kelas Mo

b1 = Frekuensi pada Mo dikurangi frekuensi kelas

interval terdekat sebelumnya

b2 = Frekuensi pada Mo dikurangi frekuensi kelas

interval terdekat berikutnya

b. Median (Md)

Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang

didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun

urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari

yang terbesar sampai yang terkecil. (Sugiyono, 2012).


29

Rumus untuk mencari median (Sugiyono, 2012) adalah sebagai

berikut :

1
(2 𝑛 − 𝐹)
𝑀𝑑 = 𝑏 + 𝑝
𝑓

Keterangan :

Md = Median

b = Batas bawah dimana median akan terletak

p = Panjang kelas Me

n = Banyak data

F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas Me

F = Frekuensi kelas Me

c. Mean (Me)

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan

atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Mean ini didapat dengan

menjumlahkan data seluruh individu dalam kelomppok, kemudian

dibagi dengan jumlh individu yang ada pada kelompok tersebut.

Rumus untuk mencari mean (Sugiyono, 2012) adalah sebagai

berikut :

∑xi
𝑀𝑒 = X=
𝑛

Keterangan :

Me = Nilai rata-rata

∑xi = Jumlah nilai (xi)

N = Jumlah data/sampel
30

d. Varians (S2) dan Standar Deviasi (s)

Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan

homogenitas kelompok adalah dengan varians. Varians merupakan

jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai indvidual terhadap rata-rata

kelompok.

Akar dari varians disebut standar deviasi atau simpangan baku.

Varians dan simpangan baku untuk data sampel dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2012) :

(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2
𝑆2 = ∑
𝑛−1

(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2
𝑆= ∑
𝑛−1

Keterangan :

S2 = Varians sampel

S = Simpangan baku sampel

Xi = Nilai

X̅ = Rata-rata sampel

n = Jumlah sampel

2. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Linearitas

Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variabel X dengan variabel Y linear atau tidak. Hubungan antara

variabel X dan variabel Y dikatakan linear apabila Fhitung < Ftabel

untuk itu digunakan uji F (Riduwan, 2004).


31

RJKTC
F
RJK E

Dimana :

RJK TC = Variant tuna cocok

RJK E = Variant tuna error/kesalahan

Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan

variabel Y linear atau tidak digunakan uji F (Sudjana, 1992).

JKreg
F k
JKs
n  k 1

Dimana :

JKreg = Jumlah Kuadrat regresi

JKs = Jumlah Kuadrat residu

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksud untuk memeriksa apakah data ubahan

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas

digunakan rumus Chi-kuadrat menurut Suharsimi (2002:293) pada

aturan surges dengan taraf signifikansi 5 %.

( fo  fh )
2 =  fh

Keterangan:

 2 = chikuadrat

fh = frekuensi yang diharapkan


32

fo = frekuensi pengamatan

Dan dengan derajat kebesaran sebesar jumlah kelas frekuensi

dikurang 1 (dk = k-1) apabila harga  2 h<  2 t, maka disimpulkan

berdistribusi normal.

3. Pengujian Hipotesis

a. Mencari korelasi antar variable

Untuk menentukan besarnya hubungan antar variabel dilakukan

dengan menggunakan rumus koefisien korelasi pruduct moment

pearson.

N  XY  ( X )( Y )
{N  X 2  ( X ) 2 }{N  Y 2  ( Y ) 2 }
Rxy =

Riduan (2006:138) menjelaskan bahwa :

“Korelasi product moment dilambangkan (r) dengan ketentuan

nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ 1) apabila nilai r = -1, artinya

korelasi negatif sempurna. r = 0 artinya tidak ada korelasi dan apabila r

= 1, berartikorelasi sangat kuat. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan

dengan sebagai berikut”

Tabel 5. tabel interprestasi nilai r


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
>0,800-1,00 Tinggi
>0,600-0,800 Cukup
>0,400-0,600 Agak rendah
>0,200-0,400 Sangat rendah
0,00-0,200 Tak berkolerasi
33

Untuk menguji keberartian (signifikan atau tidak signifikan)

koefisien korelasi, digunakan uji-t sudjana (2002 : 380), yaitu:

r n2
thitung = 1 r2

Keterangan :

thitung = nilai t hitung

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden atau sample

Dengan derajat kebebasan (dk) = n-2

Keberartian koefisien korelasi terbukti apabila harga thitung >

ttabel pada taraf signifikansi 5%.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Cet. 14, 2010.

Hamzah B., Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Husamah. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Prestasi

Pustakaraya. 2014.

MuhibbinSyah. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

RemajaRosdakarya.

Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian. Bandung. Alfabeta

Rusman, Kurniawan D., & Riyana C. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Slameto.(2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya Edisi

Revisi.Jakarta: RinekaCipta

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. PT Bumi Aksara. 2010

34
35

Sumadi Suryabrata. (2003) MetodePenelitianPembelajaran. (Jakarta: PT Raja

Grafindo

Susetyo, Budi, Statistik Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refrika

Aditama, 2010.

Syarif, Izzudin. Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi Dan

Prestasi Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, volume 2,

nomor 2, 2012.

Anda mungkin juga menyukai