Anda di halaman 1dari 119

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER

KELISTRIKAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA SMK MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjanan Pendidikan

oleh
SUSILO
NIM : 142170057

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016

i
iii
PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga Skripsi berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Trainer

Kelistrikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK Muhammadiyah Kutowinangun” ini

dapat diselesaikan. Penyusunan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif.

Penyusun menyadari dalam menyelesaikan Skripsi ini mengalami banyak hambatan dan

kesulitan, namun semuanya dapat diatasi dengan bantuan dan dorongan berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Drs. H. Supriyono, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2. Yuli Widiyono, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ijin dan rekomendasi kepada penyusun

mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

3. Arif Susanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

4. Suyitno, M.Pd., selaku pembimbing I dan Bambang Sudarsono, M.Pd., selaku pembimbing

II yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memotivasi sehingga penyusun dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Rochmat Aris Susyanto, M.Pd selaku kepala SMK Muhammadiyah Kutowinangun yang

telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian.

6. Semua Guru/Karyawan SMK Muhammadiyah Kutowinangun yang telah membantu dan

memberikan masukan kepada penyusun.

v
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang yang tak

terhingga demi tercapainya tujuan dan cita-cita.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi yang tidak dapat penyusun

sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran yang membangun demi

kebaikan serta kemajuan penyusunan laporan lain di masa mendatang. Demikian Skripsi ini di

susun, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak sesuai yang diharapkan.

Purworejo, 19 April 2016

Penyusun

Susilo

vi
ABSTRAK

Susilo. “Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Kelistrikan untuk meningkatkan hasil


belajar siswa SMK Muhammadiyah Kutowinangun”. Skripsi. Pendidikan Teknik Otomotif.
FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan proses pengembangan media


pembelajaran trainer kelistrikan siswa Kelas XI TKR SMK Muhamadiyah Kutowinangun, 2)
Mendeskripsikan tahap pengembangan media pembelajaran trainer kelistrikan siswa Kelas XI
TKR SMK Muhamadiyah Kutowinangun, 3) Mengetahui kelayakan media pembelajaran
trainer kelistrikan siswa Kelas XI SMK TKR Muhamadiyah Kutowinangun, dan 4)
Mengetahui peningkatan hasil belajar sistem kelistrikan mobil siswa kelas XI TKR SMK
Muhammadiyah Kutowinangun setelah menggunakan menggunakan media pembelajaran
trainer kelistrikan.
Jenis penelitian ini adalah Research and Development. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI TKR A dan XI TKR B. Kelas XI TKR 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI
TKR B sebagai kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner dan soal tes.
Analisis data menggunakan uji beda (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan 1) Proses pembuatan media pembelajaran sistem berupa
trainer kelistrikan dan berdasarkan analisis masalah dan disesuaikan denga kebutuhan sehingga
diharapkan membentuk suatu media yang siap pakai, 2) Tahap pengembangan media
pembelajaran trainer kelistrikan telah meliputi pencarian potensi masalah, pengumpulan
informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, pengujian produk,
uji coba pemakaian dan revisi produk, 3) Hasil validasi produk oleh ahli materi maupun ahli
media, uji coba kelompok kecil dan uji coba pemakaian produk menunjukkan produk layak
digunakan sebagai media pembelajaran, 4) Hasil uji beda membuktikan bahwa media
pembelajaran yang dibuat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar (thitung = 5,131 dan
p=0,000) Media pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran sebagai media untuk
meningkatkan hasil belajar karena dalam ujicoba kelompok besar dengan jumlah siswa 40
orang dibuktikan memiliki rata-rata prestasi belajar 82,63 lebih tinggi daripada rata-rata kelas
kontrol 73,00.
Kata Kunci : Pengembangan, Media Pembelajaran, Trainer Kelistrikan

vii
DAFTAR ISI

hal
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

PERNYATAAN ................................................................................................. iv

PRAKATA ......................................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian.................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori ...................................................................................... 10

B. Tinjauan Pustaka …………………………………………………….. 42

C. Kerangka Berpikir …………………………………………………… 45

D. PertanyaanPenelitian …………………………………………………. 46
viii
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 48

C. Desain Penelitian ................................................................................... 51

D. Instrumen Penelitian .............................................................................. 52

E. Validasi Instrumen ................................................................................. 52

F. Indikator Keberhasilan........................................................................... 54

G. Analisis Data.......................................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 61

B. Pembahasan ........................................................................................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 85

B. Saran ...................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rerata Nilai Kompetensi OPKR 50-07B....................................... 4


Tabel 2 Posisi rerata nilai kompetensi OPKR 50-07B ............................... 4
Tabel 3 Berat Jenis Elektrolit ..................................................................... 32
Tabel 4 Sampel Penelitian .......................................................................... 51
Tabel 5 Kisi-kisi Soal Tes .......................................................................... 53
Tabel 6 Kisi-kisi Ahli Media ...................................................................... 53
Tabel 7 Kisi-Kisi Ahli Materi..................................................................... 54
Tabel 8 Interprestasi Nilai r ........................................................................ 57
Tabel 9 Konvensi Tingkat Pencapaian Ahli Materi dan Media .................. 59
Tabel 10 Konversi Tingkat Pencapaian Hasil Belajar .................................. 60
Tabel 11 Hasil Validitas Ahli Media ............................................................ 62
Tabel 12 Hasil Validasi Ahli Materi............................................................. 65
Tabel 13 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil.................................................... 68
Tabel 14 Hasil Uji Coba Kelompok Besar ................................................... 71
Tabel 15 Rangkuman Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen.............................. 73
Tabel 16 Rangkuman Hasil Evaluasi Kelas Kontrol .................................... 75
Tabel 17 Hasil Analisis Data Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol .......................................................................... 79
Tabel 18 Hasil Uji t Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol .............. 80

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangkaian Listrik ........................................................................ 29


Gambar 2 Rangkaian Lampu Kota ............................................................... 34
Gambar 3 Sistem Penerangan Lampu Besar ................................................ 35
Gambar 4 Rangkaian lampu kepala (pengendali positif) .............................. 36
Gambar 5 Rangkaian lampu kepala ( pengendali negatif ) ............................ 37
Gambar 6 Tuas lampu jarak dan lampu belakang ......................................... 38
Gambar 7 Rangkaian lampu tanda belok dan hazard .................................... 39
Gambar 8 Bola lampu model single –end dan double filament ..................... 40
Gambar 9 Cara Mengganti Bolam................................................................ 41
Gambar 10 Langkah-langkah Metode R and D .............................................. 48
Gambar 11 Hasil Validasi Ahli Media ........................................................... 62
Gambar 12 Hasil Validasi Ahli Materi........................................................... 65
Gambar 13 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil .................................................. 68
Gambar 14 Hasil Uji Coba Kelompok Besar ................................................. 71
Gambar 15 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen .................... 74

Gambar 16 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol .......................... 75

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Ahli Media…………………………………………….88


Lampiran 2 Angket Ahli Materi ................................................................... 89

Lampiran 3 Angket Untuk Siswa ................................................................. 90

Lampiran 4 Soail .......................................................................................... 91


Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 98
Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Media ........................................................ 103
Lampiran 7 Hasil Validasi Ahli Materi ........................................................ 104
Lampiran 9 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen ....................................... 105
Lampiran 10 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol.............................................. 106

Lampiran 11 Hasil Uji T ................................................................................ 107


Lampiran 12 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ................................................ 108
Lamparan 13 Hasil Uji Coba Kelompok Besar ............................................... 109
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian .................................................................. 111
Lampiran 15 Surat Balasan dari Lokasi Penelitian ........................................ 112
Lampiran 16 Lembar Bimbingan ................................................................... 113
Lampiran 17 Dokumentasi ............................................................................. 114

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

mengembangkan bakat, potensi dan ketrampilan yang dimiliki dalam

menjalani kehidupan. Oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain

guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta

didik.

Pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara (Achmad Munib, 2004:34).

M. Ngalim Purwanto (2002:10) mengemukakan ”Pendidikan ialah

pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-

anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri

sendiri dan bagi masyarakat”.

Pada sistem pendidikan di Indonesia, Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) harus adaptif, fleksibel, dan berwawasan global. Hal ini ditunjukan

dengan selalu diperbaharuinya sistem kurikulum di sekolah yaitu perubahan

dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) menjadi KTSP (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan). Hal-hal berkaitan dengan KTSP tercantum

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 19 Tahun 2005

Pasal 16 dan 17. PP RI No. 19 Tahun 2005 tersebut memiliki keterkaitan

1
2

dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS)

No.20 Tahun 2003.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu komponen yang

patut dikembangkan dalam pendidikan di Indonesia. Untuk mengantarkan

pendidikan ke arah yang lebih baik dibutuhkan kerja keras dan kecermatan

dalam mengambil kebijakan. Seperti di negara-negara maju, kuantitas SMK

lebih banyak dibandingkan dengan SMU. Pendidikan kejuruan atau

vokasional menjadi sasaran utama dalam pembangunan pendidikan. Dalam

situs Kemendikbud dituliskan ”Saat ini program pemerintah dalam dunia

pendidikan yaitu untuk SMK sebanyak 63% dan 37% untuk SMA dan untuk

tahun 2014 akan ditingkatkan menjadi 70% SMK dan 30% SMA

(http://www.smkngudo.sch.id/smk-news/73-kemendikbud-siswa-smk-bakal-

lebih-banyak-.html)”. Perubahan jumlah sekolahan ini terpicu data yang

diperoleh dilapangan bahwa pengangguran produktif kebanyakan berasal dari

SMA. Pada jenjang SMK, siswa dituntut untuk menguasai skill serta

diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. SMK dapat

menghasilkan lulusan berkualitas dari segi ketrampilan kerja oleh karenanya

pada jenjang SMK peserta didik lebih dibekali dengan ketrampilan sesuai

jurusan yang diminati dan bakat yang dimiliki.

Hampir semua mata pelajaran produktif yang diajarkan di SMK

Teknologi harus dilaksanakan dengan cara praktek secara langsung ke benda

kerja untuk tujuan memberikan ketrampilan sebagai penerapan teori yang

telah diajarkan sebelumnya. Dalam pelaksanaanya sangat banyak faktor


3

pendukung yang akan ikut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Faktor pendukung tersebut antara lain berupa ketersediaan sarana dan

prasarana praktek, kenyamanan belajar,lingkungan yang mendukung dan lain-

lain.

SMK Muhammadiyah Kutowinangun merupakan salah satu SMK di

Kabupaten Kebumen yang memiliki berbagai program keahlian salah satunya

adalah Jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Dalam jurusan Teknik Kendaraan

Ringan terdapat beberapa kompetensi keahlian yang harus dikuasai oleh

peserta didik. Salah satunya adalah sistem penerangan pada kendaraan ringan.

Instalasi sistem penerangan dan lampu-lampu tanda/isyarat pada kendaraan

ringan seperti lampu tanda belok dan lampu tanda rem, merupakan perangkat

penting dalam keselamatan berkendaran (Solikin.Muh, 2004: 15). Dalam arti

lain bahasan sistem penerangan pada kendaraan tidak sekedar instalasi

kelistrikan, tetapi juga bagaimana pencahayaannya sehingga akan

memberikan kenyamanan berkendara di malam hari. Keadaan dan kelayakan

dari instalasi tersebut bergantung pada bagaimana pengguna kendaraan

memperhatikan pemeliharaan dan perawatannya.

Pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang

Otomotif dijelaskan secara spesifik kompetensi yang harus dikuasai secara

baik oleh seorang mekanik otomotif, salah satunya kompetensi dalam hal

sistem penerangan pada kendaraan ringan, yaitu kompetensi berkode OPKR

50-007B. Dari tujuh kompetensi yang harus dikuasai siswa pada semester

gasal, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah
4

Kutowinangun untuk OPKR 50-07B termasuk yang paling rendah, yakni 7,02

pada rentang nilai 0 - 10. Artinya masih ada beberapa siswa yang tidak

kompeten karena nilainya < 7,0. Demikian halnya, kebanyakan siswa yang

telah dinyatakan kompetenpun masih berpredikat cukup, karena nilainya ada

pada kisaran 7,0. Kiranya hal ini terkait dengan media pembelajaran yang

seadanya.

Tabel 1
Rerata Nilai Kompetensi OPKR 50-07B

No Nilai Kompetensi / Predikat Jumlah Persentase


1 < 7,00 ( TL /Tidak Lulus) 12 30,77
2 7,00 – 7,99 ( C / Cukup) 24 61,54
3 8,00 – 9,00 ( B / Baik ) 3 7,69
4 > 9,00 ( AB / Amat Baik ) 0 0
Jumlah 39 100

(Sumber : Kurikulum SMK Muhammadiyah Kutowinangun)

Adapun Tabel 2 memperlihatkan posisi rerata nilai kompetensi OPKR

50-07B diantara nilai kompetensi lain pada semester yang sama.

Tabel 2
Posisi rerata nilai kompetensi OPKR 50-07B

No Kompetensi Nilai Kompetensi


Ter Te Re
ting rendah rata
gi
1 OPKR 20-10B Pemeliharaan/servis pendingin dan 8,50 6,60 7,45
komponen
2 OPKR 20-14B Pemeliharaan/ servis bahan bakar bensin 8,60 6,70 7,54
3 OPKR 30-01B Pemeliharaan servis kopling dan 8,60 6,60 7,36
komponennya
4 OPKR 30-04B Pemeliharaan servis tranmisi manual 8,50 6,50 7,52
5 OPKR 40-08B pemeliharaan servis sistem rem 8,20 6,60 7,42
6 OPKR 40-12B Pemerikasaan sistem suspensi 8,50 7,00 7,49
7 OPKR 50-07B Pemasangan sistem penerangan. 8,10 6,20 7,02
(Sumber : Rekapan Nilai Siswa SMK Muhammadiyah Kutowinangun)

Data dari Bursa Kerja Khusus SMK Muhammadiyah Kutowinangun

dalam rentang waktu 5 tahun terakhir ( 2006 – 2011 ) menunjukkan bahwa


5

untuk bersaing dalam pasar kerja, seorang mekanik lulusan SMK yang

memiliki kompetensi kerja minimal berpredikat BAIK mempunyai peluang

yang lebih besar dari yang berpredikat CUKUP. Seorang lulusan SMK

memiliki kompetensi berpredikat BAIK jika pada Uji Kompetensi

memperoleh nilai antara 8,0 - 8,9 pada rentang nilai 0 – 10 ( Pedoman

penilaian Uji Kompetensi SMK Kurikulum Berbasis Kompetensi ).Sebuah

harapan yang memerlukan kesungguhan dalam mengembangkan seluruh

potensi belajar siswa, mulai dari sikap, keterampilan dan pengetahuan. Yang

perlu menjadi pemikiran adalah bagaimana dapat mewujudkan harapan

tersebut.

Hasil belajar merupakan keluaran sebuah proses pembelajaran, dimana

kesesuaian media belajar dengan tujuan sangat berperan, disamping

keefektifan komunikasi guru dan siswa. Ketidaksesuaian media dengan

karakteristik kompetensi yang dipelajari siswa akan berdampak pada derajat

apresiasi yang terlihat dari hasil belajarnya. Guru sebagai salah satu sumber

belajar siswa, merupakan pihak yang paling bertanggungjawab atas hasil

belajar siswanya. Pemanfaatan media yang kurang tepat oleh guru selama ini

ditengarai menjadi penyebab rendahnya rata-rata penguasaan siswa pada

kompetensi OPKR 50-007B.

Guru sebagai agen pembaharuan dituntut selalu melakukan perubahan

mendasar dalam pemanfaatan metode, media dan sumber belajar, agar sesuai

dengan karakteristik kompetensi yang harus dikuasai siswanya. Dalam upaya

meningkatkan prestasi hasil belajar siswa pada kompetensi berkode OPKR


6

50-007B, guru akan memanfaatkan media yang lebih sesuai dengan

kebutuhan karakteristik kompetensi yang dipelajari. Media belajar yang

dimaksud berupa media pelatihan kelistrikan mobil (Car electrical wiring

trainer) yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan

siswa dapat menggali informasi tentang rangkaian kelistrikan dan sekaligus

dapat mengembangkan potensi dirinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan di atas maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Sistem kurikulum pendidikan di Indonesia yang selalu berubah-ubah.

2. Media pembelajaran yang diterapkan belum sesuai dengan sasaran

pembelajaran.

3. Model pembelajaran kurang menarik bagi siswa.

4. Minat belajar siswa kurang.

5. Terbatasnya peralatan sarana dan prasarana yang mendukung proses

pembelajaran.

6. Nilai siswa pada kompetensi berkode OPKR 50-007B belum mencapai

standar KKM yang ditentukan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi

permasalahan pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi dan media alat peraga. Hal ini dikarenakan karena faktor
7

yang paling menonjol sebagai penyebab belum tercapainya nilai yang

memenuhi KKM yaitu model pembelajaran yang tradisional dan monoton.

Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran jika metode pembelajaran

yang dilakukan hanya ceramah saja, oleh karena itu peneliti ingin

mengaplikasikan metode demonstrasi dan alat peraga untuk meningkatkan

prestasi siswa dalam kompetensi berkode OPKR 50-007B. Pada kompetensi

OPKR 50-007B memuat materi tentang instalasi sistem penerangan dan

lampu-lampu tanda/isyarat pada kendaraan ringan seperti lampu tanda belok

dan lampu kepala, merupakan perangkat penting dalam keselamatan

berkendaran. Dalam materi ini seharusnya guru lebih banyak menggunakan

metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga sehingga siswa lebih

mudah dalam pemahaman dan pengaplikasiannya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran traine kelistrikan

siswa Kelas XI TKR SMK Muhamadiyah Kutowinangun?

2. Bagaimana tahap pengembangan media pembelajaran trainer kelistrikan

siswa Kelas XI TKR SMK Muhamadiyah Kutowinangun?

3. Bagaimana kelayakan media pembelajaran trainer kelistrikan siswa Kelas

XI TKR SMK Muhamadiyah Kutowinangun?


8

4. Bagaimana hasil belajar sistem kelistrikan mobil siswa kelas XI TKR

SMK Muhammadiyah Kutowinangun setelah menggunakan menggunakan

media pembelajaran trainer kelistrikan.

E. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses pengembangan media pembelajaran trainer

kelistrikan siswa Kelas XI TKR SMK Muhamadiyah Kutowinangun.

2. Mendeskripsikan tahap pengembangan media pembelajaran trainer

kelistrikan siswa Kelas XI TKR SMK Muhamadiyah Kutowinangun.

3. Mengetahui kelayakan media pembelajaran trainer kelistrikan siswa Kelas

XI SMK TKR Muhamadiyah Kutowinangun.

4. Mengetahui peningkatan hasil belajar sistem kelistrikan mobil siswa kelas

XI TKR SMK Muhammadiyah Kutowinangun setelah menggunakan

menggunakan media pembelajaran trainer kelistrikan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa, guru

dan sekolah.

1. Bagi Siswa

Penggunaan media pembelajaran memotivasi dan meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran. Pemahaman siswa optimal akan meningkatkan

prestasi belajar.
9

2. Bagi Guru.

a. Pengembangan media pembelajaran akan membantu guru dalam

kegiatan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa.

b. Penggunaan media pembelajaran dapat memberikan pengetahuan

dan pengalaman baru tentang model pembelajaran yang inovatif.

Guru dapat meningkatkan kompetensinya dengan memilih dan

menyajikan materi, memilih dan menggunakan media, serta

menciptakan iklim pembelajaran

3. Bagi Sekolah.

Dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah terutama

untuk jurusan teknik kendaraan kendaraan ringan sebagai salah satu yang

dapat digunakan membantu memperlancar proses pembelajaran.


BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Mengajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Djamarah (2011:12) mengatakan bahwa “belajar

sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman. Lebih lanjut menurut Howard L. Kingskey

dalam Djamarah (2011:13) mengatakan Belajar adalah proses dimana

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek

atau latihan.

Menurut Hamalik (2015: 27) belajar berupakan modifikasi


datau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Berdasarkan pengertian ini belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan buka suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Menurut Syah (2015:87) “Belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundemental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Pendapat

Ahmadi dan Supriyono (2013:128) menyatakan belajar merupakan

suatu proses usaha yang dilakukanoleh individu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku secara secara kesluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.

10
11

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan,bukan hanya

mengingat tetapi mengalami dan lebih mengutamakan perubahan

perilaku baik pengetahuan, latihan dan sikap yang merupakan hasil

interaksi individu dengan lingkungannya. Jadi, belajar merupakan

perubahan perilaku seseorang baik pengetahuan, latihan (praktik)

maupun sikap yang merupakan akibat interaksi seseorang dengan

lingkungannya.

b. Ciri-ciri Belajar

Ciri-ciri belajar menurut Djamarah (2011:15-16) adalah

sebagai berikut :

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah

terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia

menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya

bertambah, dan kebiasaannya bertambah.

2) Perubahan dalam Belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu

berlangsung terus-menerus dan tida statis. Suatu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan beriutnya dan akan berguna

bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.


12

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin

banyak usaha belajar itu dilakukan makin banyak perubahan yang

diperoleh. Perubahan itu bersifat aktif artinya perubahan itu tidak

terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha individu itu sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

Perubahan yang terjadi akibat proses belajar besifat permanaem.

Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat

menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan

pano setelah belajar tidak akan hilang, bahkan akan berkembang

bila terus digunakan.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada

tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perilaku

yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilanya ia akan

mengalami perubahan tingkah laku yang menyeluruh dalam sikap

kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

Sedangkan menurut Syah (2015 : 114) ciri-ciri perubahan khas

yang menjadi karakteristik perilaku belajar yaitu : (1) Perubahan itu

intensional, perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat


13

pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari,

atau dengan kata lain bukan kebetulan, (2) Perubahan itu positif dan

aktif. Perubahan itu bersifat positif artinya bermanfaat sesuai dengan

harapan. Aktif karena tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena

usaha siswa itu sendiri. (3) Perubahan itu efektif dan fungsional.

Perubahan bersifat efektif karena berhasil guna. Selain itu, belajar juga

bersifat fungsional belajarnya itu sifatnya menetap dan setiap saat

apabila dibutuhkan.

c. Mengajar

Menurut Sardiman (2007 : 47) mengajar merupakan

menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Dalam pengertian yang

lebih luas mengajar adalah akvititas mengorganisasi dan mengatur

lingkungan sebaik-baiknyadangmenghubngkannya dengan anak

sehingga terjadi proses belajar. Pengajaran dikatakan baik Sardiman

(2007 :49) hasil pengajaran dikatakan baik jika hasil tahan lama dan

dapat digunakan oleh siswa. Implikasi dari pengertian ini adalah : (a)

pengajaran dipandang sebagai persiapan hidup; (2) pengajaran

merupakan proses penyampaian; (3) penguasaan pengetahuan adalah

tujuan utama; (4) Guru dianggap yang paling berkuasa; (5); murid

bertindak sebagai penerima; dan (6) pengajaran hanya berlangsung di

dalam kelas.

Menurut Dr. Keller dalam Hamalik (2015 : 50) mengajar

kegiatan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik


14

sesuatu tuntutan masyarakat. Implikasi dari rumusan ini adalah (1)

tujuan pendidikan;(2) pendidikan berlangsung dalam suasana kerja;

(3) anak dipandang sebagai calon warga negara yang berpotensi untuk

bekerja; (4) Guru sebagai pimpinan dan pembimbing bengkel kerja.

Pandapat lain mengajar adalah membantu siswa menghadapi

kehidupan sehari-hari.Implikasi dari rumusan ini adalah (1) tujuan

pendidikan adalah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam

masyarakatnya; (2) kegiatan pembelajaran berlangsung dalam

hubungan sekolah dan masyarakat; (3) anak-anak bekerja secara aktif;

dan (4) tugas guru adalah sebagai komunikator.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

mengajar adalah menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa

agar siswa dapat menjadi warga negara yang baik sesuai dengan

tuntutan masyarakat, dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan

dapat menghadapi kehidupan sehari-hari.

2. Pembelajaran

Menurut Huda (2015 : 5), pembelajaran dapat diartikan sebagai

proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan

ditingkatkan levelnya. Selama ini proses ini, seseorang bisa memilih untuk

melakukan perubahan atau tidak sama sekali terhadap apa yang ia lakukan.

Ketika pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku,

tindakan, cara dan performa maka konsekuensinya jelas. Pembelajaran


15

merefleksikan pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan

memiliki banyak makna yang berbeda-beda.

Duffy dan Roehler dalam Badarudin (2010: 9) Pembelajaran

adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan

pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan

kurikulum. Sedangkan Gagne dan Briggs (1979) yang dikutip oleh

Badarudin (2010:9) menyebutkan pembelajaran adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian

peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi

danmendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Menurut Badarudin (2010 : 11) yang dikutip dari Condition of

Learning, Gagne (1997) sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru

dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:

a. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan


minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh,
kontradiksi, atau kompleks.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the
objectives) : memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai
siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
c. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating
recall or prior learning) : merangsang ingatan tentang
pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk
mempelajari materi yang baru.
d. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus):
menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah
direncanakan.
e. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance):
memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing
proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang
lebih baik.
f. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)
; siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari
atau penguasaannya terhadap materi.
16

g. Memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu


seberapa jauh ketepatan performance siswa.
h. Menilai hasil belajar (assessing performance)
:memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh
siswa menguasai tujuan pembelajaran.
i. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention
and transfer): merangsang kamampuan mengingat-ingat dan
mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan
review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

Berikut ini beberapa konsep mengenai pembelajaran yang sering

menjadi fokus riset dan studi yaitu (1) Pembelajaran bersifat psikologis.

Pembelajaran dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang terjadi dalam

diri manusia secara psikologis. Ketika pola perilakunya stabil, maka

proses pembelajaran yang dikatakan berhasil. (2) Pembelajaran merupakan

proses interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya, dan

(3) Pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperimental

seseorang, terkait bagaimana ia merespon lingkungan tersebut.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely

dalam Arsyad (2013:3) menyatakan bahwa media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi sehingga siswa mampu memperoleh

pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

Pendapat lain tentang media antara lain AECT memberi

batasan tentang media sebagai sela bentuk dan saluran yang


17

digunakan untuk menyampaikan pesan. Heinich mengemukakan

istilah medium sebagai perantara pengantar informasi antara sumber

dan penerima. Gagne dan Briggs (1975) mengatakan media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran (Arsyad, 2011 : 4)

Bovee (1997) dalam Sanaky (2011:3) bahwa media

pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan

pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran

adalah proses komunikasi antara pembelajar,'pengajar, dan bahan ajar.

Dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa

bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus

dapat dipergunakan sebagai media, di antaranya adalah hubungan atau

interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan

suara yang direkam. Maka dengan kelima bentuk stimulus ini, akan

membantu pembelajar mempelajari bahan pelajaran. Atau, dapat

disimpulkanbahwa bentuk-bentuk stimulus yang dapat dipergunakan

sebagai media pembelajaran adalah suara, lihat, dan gerakan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat

digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk

mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan

pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran


18

adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan

pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran

1) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran

menurut Sanaky (2005 : 4) adalah (a) Mempermudah proses

pembelajaran di kelas, (b) Meningkatkan efisiensi proses

pembelajaran, (c) Menjaga relevansi antara mated pelajaran dengan

tujuan belajar, dan (d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam

proses pembelajaran.

2) Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut Sanaky (2005 : 5)

a) pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga


dapatmenumbuhkan motivasi belajar,
b) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga' dapat
lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar
menguasai tujuan pengajaran dengan baik,
c) metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,
d) pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi
juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah

sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,

kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh

guru. Arsyad (2013:15) menjelaskan bahwa penggunaan media


19

pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu

keefektifan proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat

membangkitkan motivasi dan minat siswa, membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan

terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan

informasi.

Sementara itu, Kemp dan Dyton dalam Arsyad (2013:25)

mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan

dampak positif dari penggunaan media sebagai cara utama

pengajaran langsung adalah (a) penyampaian pembelajaran menjadi

lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian

melalui media menerima pesan yang sama; (b) pembelajaran bisa

lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian

dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan;

(c) pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya teori

belajar dan prisip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal

partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan (d) lama waktu

pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena

kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk

pengantarkan pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup

banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa; (e) kualitas

hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar

sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-


20

elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan

baik, spesifik, dan jelas; (f) pembelajaran dapat diberikan kapan

dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media

pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu (g)

sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan; dan peran guru dapat berubah ke

arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang

berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan

dihilangkan.

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2013:6-7) ciri-ciri umum yang terkandung

dalam media pendidikan adalah :

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini


dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda
yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal
sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang
terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki penegertian alat bantu pada proses
belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan
interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya:
radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya
film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul,
komputer, radio tape/kaset, video recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Gerlach dan Eny dalam Arsyad (2013:15), mengemukakan

tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan


21

dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin

guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya yaitu:

1) Ciri Fiksatif (fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa

atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun

kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape,

disket komputer, dan film. Memungkinkan suatu rekaman

kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tentu

ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan

karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan

waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua

atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse

recording.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Informasi dapat direkam dalam format media apa saja, ia dapat

diproduksi beberapa kali dan siap digunakan secara bersamaan di


22

berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu

tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin

sama atau hampir sama dengan aslinya.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2011:45) menyatakan hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

tingkah lakunya. Menurut Bloom dalam Suprijono (2010:6) hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sedangkan menurut Djamarah (2015:21) menyatakan bahwa belajar:

“Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar


untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu.
Dengan demikian, belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi
perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan
dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil”.

Menurut Suprijono (2010:5) hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Menurut Widoyoko (2013:25) berpendapat hasil belajar

adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan

pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan

maupun kecakapan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapatlah disimpulkan

oleh penulis bahwa pengertian prestasi belajar adalah sebuah hasil

usaha maksimal yang telah dicapai dari mempelajari pengetahuan yang


23

dapat diamati dengan merubah tingkah laku oleh individu atau

seseorang dan berhasil baik serta memuaskan setelah menjalani

pendidikan dalam kurun waktu tertentu.

Apabila siswa belajar maka prestasi belajar dapat dilihat dari

kemampuanya. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari terkumpulnya

data yang menginformasikan kemajuan belajar siswa, yang biasanya

berbentuk raport sebagai laporan kepada orang tua. Secara umum nilai

raport yang baik menggambarkan hasil belajar yang baik begitupun

sebaliknya, hal ini merupakan perwujudan dari ketekunan dan

keseriusan dalam belajar terhadap hasil belajar siswa.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Prestasi atau hasil yang diperoleh seseorang banyak dipengaruhi

oleh faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun

dari luar diri orang tersebut. Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan

menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu.

a. Faktor Intern

1) Faktor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan, yaitu keadaan atau hal sehat. Kesehatan

seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.


24

b) Cacat Tubuh, yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

2) Faktor Psikologis

a) Intelegensi, yaitu kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam

situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian, yaitu keaktifan jiwa yang di pertinggi, jiwa

itupun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal)

atau sekumpulan objek.

c) Minat, yaitu kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

d) Bakat, yaitu kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau berlatih.

e) Motif, motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang

akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat

disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu

perlu berbuat, sedangkan penyebab yang terjadi perbuat

adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/

pendorongnya.
25

f) Kematangan, yaitu suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

g) Kesiapan, yaitu kesediaan untuk memberi respons atau

bereaksi.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk

dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani(bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya

tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan

sesuatu hilang.

b. Faktor Ekstern

1) Faktor Keluarga

a) Cara orang tua mendidik, cara orang tua mendidik anaknya

besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.

b) Relasi Antaranggota Keluarga, yang terpenting adalah

relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak

dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yanmg

lain pun turut mempengaruhi belajar anak.


26

c) Suasana Rumah, dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di

mana anak berada dan belajar.

d) Keadaan Ekonomi Keluarga, keadaan ekonomi keluarga

erat hubungannya dengan belajar anak.

e) Pengertian Orang Tua, anak belajar perlu dorongan dan

pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan di

ganggu dengan tugas-tugas di rumah.

f) Latar Belakang Kebudayaan, tingkat pendidikan atau

kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap

anakdalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat

untuk belajar.

2) Faktor Sekolah

a) Metode Mengajar, yaitu suatu cara yang harus dilalui di

dalam mengajar.

b) Kurikulum, diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa.

c) Relasi Guru Dengan Siswa, proses belajar mengajar terjadi

antara guru dengan siswa.

d) Relasi Siswa dengan Siswa, menciptakan relasi yang baik

antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh

yang positif terhadap belajar siswa.


27

e) Disiplin Sekolah, kedisiplinan sekolah erat hubungannya

dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam

belajar.

f) Alat Pelajaran, mengusahakan alat pelajaran yang baik dan

lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan

baik serta dapat belajar dengan baik pula.

g) Waktu Sekolah, yaitu waktu terjadinya proses belajar

mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, siang,

sore/malam hari.

h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran, guru dalam menuntut

penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa

masing-masing

i) Keadaan Gedung, dengan jumlah siswa yang banyak serta

variasi karakteristikmereka masing-masing menuntut

keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap

kelas.

j) Metode belajar, memilih cara belajar yang tepat dan cukup

istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k) Tugas Rumah, waktu belajar terutama adalah di sekolah.

3) Faktor Masyarakat

a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat, dapat menguntungkan

terhadap perkembangan pribadinya.


28

b) Mass Media, mass media yang baik dapat memberi

pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadpa

belajarnya.

c) Teman Bergaul, teman yang baik akan berpengaruh baik,

sedangkan teman yang sifatnya buruk akan berpengaruh

buruk.

d) Bentuk Kehidupan Masyarakat, kehidupan masyarakat di

sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

5. Kelistrikan

Menurut Sayin menjelaskan “Sistem kelistrikan mobil adalah bagian

yang penting karena pada sistem inilah sumber tenaga penggerak berasal”

(Sayin 2000: 5). Arus listrik dari sistem kelistrikan akan menimbulkan

bunga api pada busi dimana bunga api tersebut merupakan syarat utama

yang harus ada pada motor bensin. Penerangan pada mobil juga berasal

dari sistem kelistrikan. Dan masih banyak komponen lain yang bekerjanya

menggunakan arus listrik seperti pompa bensin elektric, motor stater,

motor wiper dan sebagainya.

Sistem kelistrikan body berfungsi untuk membantu pengendara untuk

menjalankan kendaraan dengan aman dan nyaman pada segala medan.

Sistem ini terdiri dari :

a. Sistem penerangan berfungsi memberikan penerangan jalan yang akan


dilalui pengendara saat menjalankan kendaraan pada malam hari atau
cuaca yang gelap.
b. Sistem tanda belok berfungsi memberi isyarat pada pengendara lain
bahwa kendaraan akan berbelok.
c. Sistem wiper dan washer.
d. Sistem meter kombinasi
e. Sistem audio
29

f. Sistem Air Conditioning (AC)


g. Central door locks
h. Power window, dan sebagainya.
(Sayin, 2000: 7)

Sesuai dengan batasan masalah yang dikemukakan di atasmaka

landasan teoritis yang akan dibahas hanya dibatasi pada masalah

kelistrikan yang berkaitan dengan sistem penerangan dan perawatannya

yaitu pada sistem lampu dan alat Bantu, khususnya lampu-lampu

penerangan dan lampu tanda. Materi Kelis

Sebelum membahas lebih jauh tentang lampu-lampu penerangan dan

lampu tanda, akan dibahas terlebih dahulu konsep rangkaian listrik. Bahwa

lampu dan komponen mobil lain yang bekerjanya dengan arus listrik, yang

selanjutnya disebut beban listrik akan bekerja bila dialiri arus listrik.

Untuk mengalirkan arus listrik dari batere / accu ke beban listrik dilakukan

melalui kabel sebagai penghantar listrik. Rangkaian prinsipnya seperti

gambar berikut

Gambar 1
Rangkaian Listrik
30

Aliran arus listrik yang menyebabkan beban listrik bekerja, misal :

lampu menyala, motor berputar dapat diurutkan sebagai berikut: dari

positif batere arus mengalir ke beban melalui pengantar A-B-sakelar-C-D-

beban listrik-pengantar E-F lalu ke negatif batere. Rangkaian seperti

gambar di atas dalam ilmu listrik disebut rangkaian dengan lingkaran

tertutup. Inilah hakekat dari seluruh rangkaian kelistrikan. Jadi, supaya

beban listrik yang kita inginkan bekerja, maka harus terhubung sumber

arus (batere/accu, atau altenator)

Besar arus listrik dalam rangkaian yang harus dilayani sumber arus

dapat dihitung menggunakan hukum Ohm, menyatakan bahwa “kuat arus

rangkaian dalam rangkaian tertutup akan berbanding lurus dengan

tegangan sumber arusnya, dan berbanding terbalik dengan hambatan beban

listriknya”. Jika kuat arus listrik (dalam satuan ampere) dinotasikan

dengan huruf I, tegangan sumber arus (dalam satuan Volt) dinotasikan

dengan huruf E dan hambatan beban listrik (dalam satuan Ohm)

dinotasikan dengan huruf R, maka persamaan dari hokum Ohm dapat

ditulis :

E = I x R …………… Volt I = E : R ……… Ampere

R = E : I ………..Ohm

(Sumber Muh solikhin, 2004: 15)


31

Untuk membentuk rangkaian listrik tertutup ada tiga bagian

penting yaitu: Pertama batere / akumulator sebagai sumber arus listrik

yang menyatu seluruh kebutuhan arus listrik mobil. Kedua, sakelar untuk

mengendalikan kerja beban listrik pada mobil sesuai kebutuhan. Ketiga,

beban listrik itu sendiri sebagai komponen yang mengubah energi listrik

kedalam energi bentuk lain seperti cahaya, panas atau gerak mekanik.

a. Batere/ Akumulator

Batere merupakan bagian yang sangat penting pada sistem

kelistrikan mobil karena batere berfungsi untuk menyimpan arus

sementara yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan arus

listrik pada peralatan listrik. Di samping itu, batere sebagai sumber

tenaga cadangan untuk menstart mobil. (Sumber New Step 1 Training

Manual 1995 : 17).

Arus pada batere dapat habis dengan sendirinya meskipun tidak

dipakai. Oleh karena itu, untuk membatasi pelepasan arus dengan

sendirinya ini, batere harus disimpan di tempat yang dingin dalam

keadaan penuh terisi. Demikian juga dengan jumlah elektrolit dan

berat jenisnya harus memadai. Jumlah elektrolit batre harus antara

tanda batas agar sel-sel terendam oleh elektrolit sedangkan berat jenis

elektrolit berada antara 1,26 hinggs 1,28. Secara umum keadaan berat

jenis elektrolit dalam hubungannya dengan pengisian batere adalah

sebagaimana dalam tabel berikut:


32

Tabel 3
Berat jenis elektrolit

Keadaan Asam Batere Berat Jenis Elektrolit

Pengisian penuh 1,275 – 1,300


Pengisian dua pertiga (66%) 1,246 – 1,270
Pengisian setengah (50%) 1,215 – 1,240
Pengisian seperempat (25%) 1,180 – 1,210
Tidak mengisi 1,150 – 1,175
Kosong 1,120 – 1,145

(Sumber : Sumber New Step 1 Training Manual, 1995 : 20)

a. Sakelar

Sakelar adalah komponen dalam sistem kelistrikan yang berfungsi

mengendalikan bekerja tidaknya beban listrik sesuai kebutuhannya. Secara

prinsip sakelar berguna memutus dan menyambungkan aliran arus listrik

dalam rangkaian listrik. Konstruksi dari sakelar yang banyak digunakan

dalam teknik kendaraan ringan, secara garis besar ada 3 macam, yaitu :

1) Sakelar On/Off yaitu jenis sakelar untuk menghubungkan dan memutus


arus listrik secara permanen sesuai keperluannya (seperti sakelar lampu
kepala mobil pada malam hari, sakelar lampu pada rumah kita, sakelar
pada peralatan elektronik kita). Jenis sakelar ini dalam pengoperasiannya
ada yang di ungkit, digesesr dan diputar.
2) Sakelar Push On (Istilah lain untuk sakelar ini adalah sakelar NO =
Normally Open) yaitu jenis sakelar yang hanya menghubungkan arus
listrik saat tombol sakelar ditekan. Jika tekanan pada tombol dilepas, maka
arus listrik akan terputus lagi. Jenis scalar ini dalam pengoperasiannya ada
yang ditekan dan ada pula yang diputar. Jenis sakelar ini sering digunakan
untuk sakelar klakson/bell dan untuk sakelar stater mesin mobil.
3) Sakelar Push Off (Istilah lain untuk sakelar ini adalah sakelar NC =
Noramally Close) yaitu jenis sakelar untuk menghubungkan arus listrik
saat tombol sakelar lepas dari tekanan. Jika perangkat lain menekan
tombol maka arus listrik akan terputus lagi. Jenis sakelar ini banyak
digunakan untuk menyalakan lampu tanda berhenti/melambat pada mobil
33

(lampu rem) dan lampu kabin mobil yang dikaitkan dengan buka tutup
pintu. (Sumber New Step 1 Training Manual 1995 : 20)

b. Beban Listrik

Sistem lampu sangat penting pada kendaraan terutama pada malam hari

atau pada jalan berkabut. Lampu adalah contoh beban listrik yang paling

sederhana. Dalam konteks batasan masalah, beban listrik yang akan dibahas

adalah lampu-lampu penerangan dan lampu tanda yang biasa digunakan pada

kendaraan ringan yang meliputi lampu kepala, lampu parkir, lampu belakang

lampu plat nomer dan lampu rem. Di samping itu, ada beberapa kendaraan

yang dilengkapi dengan lampu interior, lampu tanda belok dan lampu kontrol.

Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk

keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dibagi dalam 2 sistem

penerangan:

1) Sistem penerangan luar

Untuk jenis-jenis lampu yang terdapat di bagian luar dan dalam

sebuah kendaraan adalah sebagai berikut:

a) Lampu kota

Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat

dinyalakan sendiri dan juga dapat menyala bila lampu kepala

dinyalakan dengan tujuan bila malam hari atau situasi gelap maka

pengendara /orang lain dapat dengan cepat mengetahui tentang lebar

kendaraan atau tinggi kendaraan (untuk kendaraan jenis truk dan bus).

Karena kegunaannya untuk mengetahui lebar dan tinggi kendaraan


34

maka posisi lampu kota harus berada di bagian ujung dari bagian yang

terlebar dan tertinggi dari kendaraan .

Ada beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala

bersama lampu kota/posisi diantaranya : lampu penerangan papan

instrumen dan lampu plat nomer bagian belakang. Arus lampu plat

nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota sebelah kanan dengan

maksud bila lampu kota sebelah kanan belakang mati/tidak menyala

maka masih ada tanda yang lain tentang lebar kendaraan.

Tail

Gambar 2
Rangkaian lampu kota
35

Keterangan gambar :
1. Lampu posisi kiri depan
2. Lampu posisi kanan depan
3. Sekering
4. Saklar lampu posisi dan lampu kepala
5. Lampu posisi kiri belakang
6. Lampu posisi kanan belakang
7. Lampu plat nomor
Keterangan kode angka
30 = Baterai positif +
31 = Baterai negatif -
58 = Terminal lampu posisi

b) Lampu besar

Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk

menerangi jalan dibagian kepala depan kendaraan. Pada umumnya

lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high

beam, dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh

dimmir switch.

Gambar 3
Sistem penerangan lampu besar

Ada 2 tipe lampu besar yang digunakan pada kendaraan yaitu :


36

a) Lampu besar tipe sealed beam

Di dalam lampu besar tipe sealed beam, pengguna bola lampunya

tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola

lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk

menerangi kaca lensa.

b) Lampu besar tipe semi sealed beam

Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe bola lampu

biasa dan bola lampu quartz-hologen.

Gambar 4
. Rangkaian lampu kepala (pengendali positif)
37

Kode terminal
30 : baterai + arus masuk
56 : terminal output sakalar lampu kepala/inpus saklar dim
56a : terminal lampu jauh
56b : terminal lampu dekat

5 5 5 5

5 5

3
5

1
5

5
3

Gambar 5
: Rangkaian lampu kepala ( pengendali negatif )
38

Keterangan gambar :

Kode terminal
30 : baterai + arus masuk
56 : terminal output sakalar lampu kepala/inpus saklar dim
56a : terminal lampu jauh
56b : terminal lampu dekat

3) Lampu-lampu lainya

a) Lampu jarak dan lampu belakang

Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta

lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainya,

baik yang ada di depan maupun dibelakang. Lampu-lampu tersebut untuk

yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearance light) dan yang

dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).

Gambar 6
Tuas lampu jarak dan lampu belakang

b) Lampu rem

Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang

kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan

kendaraan di belakang yang mengikuti saat kendaraan mengerem.


39

c) Lampu tanda belok

Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaraan

seperti pada fender depan untuk memberi isyarat pada kendaraan yang

ada di depan dibelakang dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud

untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara

tetap antara 60 sampai 120 kali setiap menitnya.

d) Lampu hazard

Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat

keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama

berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Bila saklar lampu Hazzard

dioperasikan/difungsikan maka lampu yang berkedip adalah kiri dan kanan

secara bersamaan. Saklar lampu Hazzard biasanya terletak di bagian

batang kemudi sebelah depan.

Gambar 7
Rangkaian lampu tanda belok dan hazard
40

Keterangan gambar dan kode terminal

1. Lampu tanda belok kiri (depan


dan belakang)
2. Lampu tanda belok kanan
(depan dan belakang)
3. Saklar lampu Hazzard
4. Saklar lampu tanda belok
5. Flasher (pengedip)
6. Sekering lampu tanda belok
7. Sekering lampu Hazzard
8. Kunci kontak
9. Lampu kontrol tanda belok
R = Right (kanan)
L = Left (kiri)
30 = Baterai +
15 = iG (kunci kontak)
49 = Arus masuk flasher
49a= Sinyal keluar Flasher

e) Lampu mundur

Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang

kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat

kebelakang kendaraan saat mundur di malam hari dan memberikan

isyarat untuk kendaraan yang mengikutinya bahwa pengendara

bermaksud untuk mundur atau sedang mundur. Lampu mundur akan

menyala bila luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak

ON.

Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah

kendaraan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu

:
41

1) Bola lampu model single – end

Tipe bola ini hanya mempunyai satu base cap yang juga

sebagai penghubung ke massa. Bola lampu single-end selanjutnya

diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari

failament. Single filament pada bola lampu model single – end dan

double filament pada bola lampu single – end.

Gambar 8
Bola lampu model single –end dan double filament

Cara mengganti bola lampu adalah dengan cara tekan bola lampu

kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mnegunci pada

tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keluar untuk

melepasnya. Memasang bola lampu dalam yang baru urutannya

adalah kebalikan cara melepasnya.

Gambar 9
: Cara mengganti bola
42

2) Bola lampu model widge – base (socket gepeng)

Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya

berhubungan langsung dengan socket terminal.

3) Sistem penerangan dalam

Adapun jenis bola lampu yang banyak digunakan adalah

lampu pijar bayonet satu filamen, lampu pijar bayonet dua filamen,

lampu tusuk, lampu sofite, dan lampu halogen.

B. Tinjauan Pustaka

1. Ali Subkhi (2011) penelitian berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

Kelistrikan Otomotif dengan Menggunakan Alat Peraga Sisitem

Pengapian Konvensional pada Mahasiswa D3 Teknik Mesin Universitas

Semarang”. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitiannya adalah hasil

analisis data mendapatkan bahwa ada peningkatan hasil belajar kelistrikan

otomotif dengan menggunakan alat peraga sistem pengapian. Pada hasil

nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum menggunakan alat peraga sistem

pengapian pre tes sebesar 56,11 dan nilai rata-rata setelah menggunakan

alat peraga sistem pengapian post test sebesar 733,33. Sehingga dapat

dikatakan bahwa penggunaan alat peraga sistem pengapian konvensional

pada mata kuliah kelistrikan otomotif telah berjalan dengan baik karena

hasil belajar mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mata kuliah

kelistrikan otomotif mengalami peningkatan 30,68 % setelah

menggunakan alat peraga sistem pengapian.


43

2. Edy Setyawan (2010) penelitian berjudul “Pengembangan Panel Peraga

Multifungsi Sistem Lampu Kepala sebagai Upaya meningkatkan

Kompetensi Sistem Penerangan Mahasiswa”. Penelitian ini bertujuan

untuk membuat alat peraga multifungsi dan mnegetahui peningkatan

pemahaman mahasiswa setelah menggunakan media alat peraga

multifungsi sistem lampu kepala pada mata kuliah kelistrikan bodi di

Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Penelitian dilakukan

dengan metode quasi eksperimen model time series design dengan

memberikan perlakuan tambahan penggunaan alat peraga dalam proses

perkuliahan. Populasi dan sample penelitian ini adalah mahasiswa D3

Otomotif angkatan 2007 Teknik Mesin FT UNNES yang mengambil mata

kuliah kelistrikan otomotif pada semester ganjil 2009/2010. Hasil analisis

data mendapatkan bahwa ada peningkatan antara hasil belajar tentang

sistem lampu kepala sebelum dan setelah menggunakan media alat peraga

multifungsi pada mata kuliah kelistrikan bodi.

3. Hakim Lutfi (2009) penelitian yang berjudul “Peningkatan Pemahaman

Mahasiswa Tentang Sudut Dwell dengan Menggunakan Alat Peraga

Sistem Pengapian Pada Mahasiswa S1 Teknik Mesin Universitas Negeri

Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

pemahaman mahasiswa tentang sudut dwell dengan mneggunakan media

alat peraga sistem pengapian. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Kelistrikan Otomotif Jurusan

Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang yang terdiri dari 30


44

mahasiswa. Penelitian dilakukan dengan metode quasi eksperimen dengan

pola pretest test one group design dengan memberikan perlakuan

tambahan penggunaan alat peraga dalam proses perkuliahan. Data

penelitian diperoleh dengan pretest (sebelum penggunaan alat peraga) dan

posttest karena yang dilakukan penelitian hanya satu kelas maka yang

diambil adalah seluruh populasinya. Hasil analisis data menunjuka bahwa

ada peningkatan pemahaman tentang sudut dwell pada sistem pengapian

setelah menggunakan alat peraga.

4. Indah Puji Lestari (2006) Keefektifan Pembelajaran Dengan Penggunaan

Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Hasil Belajar

Matematika dalam Pokok Bahasan Bangun Pada Segiempat Pada Siswa

Kelas VII Semester 2 di SMP Muhammadiyah Margasari Kabupaten

Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006. Instrumen pengumpulan data dalam

penelitian ini di ujicobakan yaitu berupa 20 butir soal objektif dengan 4

pilihan dan 1 jawaban benar. Eksperimen dilakukan dengan menerapkan

pembelajaran dengan mneggunakan alat peraga dan LKS dan sebagai

pembanding pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran hanya

menggunakan alat peraga. Hasil penelitian diperoleh hasil rata-rata hasil

belajar pada kelas eksperimen adalah 78,57 yang berarti telah mencapai

rata-rata lebih dari 65 yang menandakan bahwa pembelajaran pada kelas

eksperimen sudah dikatakan efektif. Dari hasil uji t diperoleh t-hitung

sebesar 2,06 > t-tabel sebesar 1,996 dengan a = 0,05 yang berarti Ho

ditolak. Diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan


45

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan LKS sebesar 78,57

sedangkan siswa yang pembelajarannya hanya menggunakan alat peraga

sebesar 72,70. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil belajar kelas

eksperimen lebih efektof dibandingkan dengan hasil belajar pada kelas

kontrol. Dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

dan LKS lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang hanya

menggunakan alat peraga. Disarankan bagi guru, penggunaan alat peraga

dan LKS dalam pembelajaran matematika perlu ditingkatkan agar siswa

lebih mudah membayangkan konsep yang sifatnya masih abstrak.

C. Kerangka Pikir

Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar yang lebih baik adalah

metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan

pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien apabila

ditunjang metode yang tepat dan penggunaan media yang memadai. Karena

berinteraksi dengan sumber belajar atau media pembelajaran dapat mengarah

pada tercapainya hasil belajar yang optimal.

Seiiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, media

pembelajaran selalu mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan karena

setiap media pembelajaran mempunyai kelemahan. Oleh sebab itu perlu

diadakan penggunan metode yang tepat dan penemuan media baru dan

pemanfaatan media yang baru guna meningkatkan proses yang lebih efektif

dan efisien.
46

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar

yang ditata dan diciptakan oleh guru. Penggunaan media pengajaran pada

tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran. Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat

siswa, membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan

menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan

informasi.

Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, efektif, efisien, serta

memberikan kemudahan bagisiswa dalam memahami materi, maka guru perlu

menggunakan media yang berkualitas. Melalui penggunaan media

pembelajaran diharapkan pembelajaran menjadi menarik, efektif, dan efisien,

serta memudahkan siswa memahami materi sehingga prestasi belajar siswa

dapat meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media

pembelajaran bermanfaat untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap

materi sekaligus meningkatkan motivasi belajarnya dan pada akhirnya

meningkatkan hasil belajar belajar siswa.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka pertanyaan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran trainer kelistrikan

siswa Kelas XI SMK Muhamadiyah Kutowinangun?


47

2. Bagaimana tahap pengembangan media pembelajaran trainer kelistrikan

siswa Kelas XI SMK Muhamadiyah Kutowinangun?

3. Bagaimana kelayakan media pembelajaran trainer kelistrikan siswa Kelas

XI SMK Muhamadiyah Kutowinangun?

4. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah

Kutowinangun setelah menggunakan menggunakan media pembelajaran

trainer kelistrikan?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Rencana penelitian ilaksanakan di SMK Muhammadiyah

Kutowinangun yang beralamat di Kecamatan Kutowinangun Kebumen.

Penelitian dimulai bulan Oktober 2015 sampai dengan Februari 2016

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

Development). Research and development adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut (Sugiyono, 2015 : 407). Adapun alur penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut :

Potensi dan Pengumpul Desain Validasi


Masalah an data Produk Desain

Revisi Ujicoba Revisi


Pemakaian
Produk Produk Desain
Produk

Gambar 10
Langkah-langkah Metode R and D

48
49

Adapun langkah-langkah penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah

Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah.

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki

suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Masalah dalam penelitian

ini antara belum adanya media pembelajaran kelistrikan yang cukup

memadai. Dengan adanya pengembangan media kelistrikan diharapkan

pembelajaran lebih berkualitas dan penggunaan sarana prasarana

penunjang juga lebih optinal.

2. Mengumpulkan Informasi

Sesudah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka

selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang

dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang

diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and

development bermacam-macam. Pada penelitian ini produk penelitian

berupa media pembelajaran berupa trainer kelistrikan. Media tersebut

diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan

produtkvitas pendidikan.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan
50

lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena

validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional,

belum fakta lapangan. Pada penelitian ini validasi terbagi menjadi dua

macam yaitu validasi materi dan desain.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan

para ahli lainnya. maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan

tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki

desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau

menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Coba Produk

Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba

dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan

produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan

ekperimen yaitu membandingkan efektifitas dan efesiensi sistem kerja

lama dengan yang baru.

7. Revisi Produk

Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan

bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem

lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut

dapat diberlakukan.
51

8. Pemakaian produk

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada

revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa

sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2012: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI jurusan Mekanik Otomotif SMK Muhammadiyah Kutowinangun

sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa 164 orang. Teknik sampling yang

digunakan simple random sampling dengan memilih 2 kelas diantara 4 kelas

terpilih kelas XI TKR Asebagai kelas eksperimen dan XI TKR B sebagai

kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kontrol dapat digambarkan pada tabel

berikut ini :

Tabel 4
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Kelas
1 XI TKR-A 40 siswa Eksperimen
2 XI TKR-B 40 siswa Kontrol
Jumlah Sampel 80 siswa
52

D. Pengumpulan Data

1. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan dasar

dan pencapaian atau prestasi siswa terhadap materi yang dipelajari.

Bentuk tes dalam penelitian adalah soal pilihan ganda dengan 5 pilihan

sebanyak 20 butir. Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil

belajar kelistrikan.

2. Angket

Angket dalam penelitian ini terdiri dari angket untuk ahli media

dan materi sebagai data validitas produk. Hasil dari validitas ahli media

dan ahli materi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk revisi

produk agar produk yang dihasilkan layak digunakan sebagai media

pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

1. Tes

Tes yang diberikan adalah berupa soal yang berbentuk pilihan

ganda dengan lima alternatif pilihan (a, b, c, d dan e) yang berisi tentang

soal-soal materi sistem kelistrikan. Jumlah soal untuk masing-masing tes

adalah 20 butir.
53

Tabel 5
Kisi-Kisi Soal Tes
Jumlah
No Indikator No Item
Item
1 Kelistrikan bodi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
2 Penerangan 11,12,13,14,15, 10
16,17,18,19,20
Jumlah 20

2. Angket

a. Instrumen untuk ahli media

Pada instrumen ahli media berisikan poin tentang aspek-aspek

yang berhubungan dengan media pembelajaran. Berikut kisi-kisi

untuk instrumen ahli media pembelajaran.

Tabel 6
Kisi-Kisi Ahli Media

No Indikator Nomor Jml Item

1 Kesesuaian materi dengan media 1,2 2

2 Bentuk dan layout media 3,4,5 3

3 Kejelasan penggunaan 6,7,8 3

4 Kualitas teknis media 9,10 2

Jumlah 10

b. Angket untuk ahli materi

Pada instrumen ahli materi berisikan poin tentang aspek-aspek

yang berhubungan dengan materi media pembelajaran. meliputi

sahih, tingkat kepentingan, manfaat, pembelajaran dan minat.

Berikut kisi-kisi untuk instrumen ahli materi.


54

Tabel 7
Kisi-Kisi Untuk Ahli Materi

Jml
No Indikator Nomor
Item
1 Kesahihan 1,2,3 3
2 Efesiensi 4,5 2
3 Tingkat kebutuhan 6,7,8 3
4 Kesesuaian 9,10 2
Jumlah 10

F. Uji Coba Instrumen

1. Analisis Butir Instrumen

a. Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto (2012: 222) bilangan yang menunjukkan

sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty

index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai dengan 1,0. Soal

dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,

sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Rumus mencari indeks kesukaran:

P=
Dimana:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran

sering diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar


55

2) Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah soal sedang

3) Soal dengan P 0,71 – 1,00 adalah soal mudah

Dalam penelitian ini kriteria uji butir soal akan digunakan bila

memenuhi syarat 0,31 ≤ p ≤ 0,70.

b. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2012: 226) daya pembeda soal adalah

kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah). Untuk mengukur daya pembeda suatu soal

menggunakan rumus sebagai berikut:

D=

Dimana:

D : daya pembeda

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat,

P sebagai indeks kesukaran)


56

PA : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:

D : 0,00 – 0,20 adalah soal jelek

D : 0,21 – 0,40 adalah soal cukup

D : 0,41 – 0,70 adalah soal baik

D : 0,71 – 1,00 adalah soal baik sekali

Kriteria uji daya pembeda dinyatakan memenuhi syarat jika D ≥ 0,3.

2. Analisis Instrumen

a. Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211) pengertian validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuatu instrumen. Untuk menentukan validitas soal

digunakan rumus product moment correlation.

∑ (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
Keterangan :

: koefisien validitas suatu tes

n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)


X : skor pada nilai X
Y : skor pada nilai Y
X2 : kuadrat dari X
: kuadrat dari Y
Y2
Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran

mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut:


57

Tabel 8
Intepretasi nilai r
Besarnya nilai r Intepretasi
Antara 0,80 sampai 1,00 Tinggi
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Cukup Tinggi
Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Agak Rendah
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah (Tak berkorelasi)

Apabila diperoleh angka negatif, berarti korelasinya negatif. Ini

menunjukkan adanya kebalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah

lebih. Dalam penelitian ini, soal tes dikatakan valid jika memenuhi

syarat ≥ 0,30.
b. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010: 221) reliabilitas menunjukkan suatu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus

Spearman Brown (Sugiyono, 2015 : 359) sebagai berikut :


ri = { }

( )
Keterangan :

k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

qi =1- pi

= varians toal
58

Kriteria reliabilitas instrumen penelitian adalah jika ri > 0,70

maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.

G. Teknik Analsis Data


Jenis data penelitian ini adalah menggunakan data kualitatif dan data

kuantitatif, kemudian data dianalisis secara statistik deskriptif. Menurut

Sugiono (2010: 29) statistik deskriptif adalah teknik statistik yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tampa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data nontes yang

dapat diperoleh dari ahli materi maupun ahli media terhadap media

pembelajaran sistem kelistrikan.

2. Data Kuantitatif

Dalam analisis ini data kuantitatif diperoleh dari skor angka dan

kemudian dimasukan dalam tabel statistik dari penilaian ahli materi, ahli

media, hasil angket dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah:

a. Untuk mencari mean atau nilai rata-rata dengan cara menggunakan

rumus:

Keterangan:

X = Nilai rata-rata
59

X = Jumlah seluruh nilai

N = Jumlah siswa

b. Uji
t
Uji t digunakan untuk membandingkan rata-rata hasil belajar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rumus yang

digunakan rumus berikut:

∑ ∑
( )( )
Keterangan √
M = nilai rata-rata hasil per kelompok
N = banyaknya subjek
X = deviasi setiap nilai dan
Y = deviasi setiap nilai dari mean

c. Untuk menghitung validitas ahli materi dan media

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan

sebagai pedoman digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 9
Konversi Tingkat Pencapaian Ahli Materi dan Media

No Rentang Nilai Kategori


1 87 – 100 Sangat baik
2 73 – 86 Baik
3 59 – 72 Cukup
4 45 – 58 Kurang
5 ≤ 44 Sangat kurang
60

d. Untuk menghitung nilai akhir adalah sebagai berikut:

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan

sebagai pedoman digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 10
Konversi Tingkat Pencapaian Hasil Belajar

No Rentang Nilai Kategori


1 87 – 100 Sangat baik
2 73 – 86 Baik
3 59 – 72 Cukup
4 45 – 58 Kurang
5 ≤ 44 Sangat kurang
61

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pengembangan media trainer dilakukan studi pembelajaran. Proses

pembuatannya dilakukan dengan pengumpulan referensi yang relevan untuk

penyusunan materinya. Pengembangan media pembelajaran ini melalui

tahap validasi yaitu validasi materi dan validasi media. Hal ini dilakukan

untuk memperoleh masukan secara komprehensif untuk kelayakan media jika

diujicobakan. Setelah media pembelajaran mendapat rekomendasi dari

validator maka media pembelajaran diujikan ke lapangan melalui tahap yaitu

uji kelompok kecil, uji kelompok besar, dan uji operasional.

1. Data Validasi Ahli Media

Validasi media dilakukan untuk memperoleh masukan tentang

media yang dikembangkan yang dapat digunakan untuk perbaikan media

sebelum diujicobakan. Berdasarkan hasil skor penilaian oleh ahli media

terhadap multimedia yang sedang dibuat termasuk memperoleh skor 32

dengan presentase 80,00%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil

validasi oleh ahli media menunjukkan media pembelajaran trainer

kelistrikan termasuk kategori baik. Hasil validasi tiap item oleh ahli media

adalah sebagai berikut:

61
62

Tabel 11
Hasil Validasi Ahli Media
No Indikator Hasil Validitasi Skor %
1 Kesesuaian materi dalam bentuk B 3 75
media trainer
2 Kesesuaian media trainer B 3 75
dengan gambar
3 Kesesuaian antara media trainer A 4 100
dengan mobil
4 Penampilan dari bentuk trainer B 3 75
5 Kesesuaian komposisi yang B 3 75
ditampilkan
6 Kejelasan penggunaan media B 3 75
trainer
7 Kejelasan macam-macam B 3 75
rangkaian
8 Kejelasan dalam merangkai B 3 75
9 Gangguan dari batrai yang A 4 100
digunakan
10 Kesesuaian antara jenis B 3 75
rangkaian, kabel body dan
batray yang digunakan.
Jumlah Skor 32
SM 40
Persentase 80
Klasifikasi Baik

Data pada Tabel 8 dapat dibuat ke dalam diagram batang sebagai

berikut :

Gambar 11
Hasil Validasi Ahli Media
63

Berdasarkan analisis data terhadap 10 item yang di validasi oleh ahli

media, maka kriteria penilaian pada aspek media adalah sebagai berikut :

a. Kesuaian materi dengan media trainer minat ahli media menjawab

“B” baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%.

Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik

karena media trainer kelistrikan sudah dirancang berdasarkan

kebutuhan dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran sistem

kelistrikan.

b. Kesuaian media trainer dengan gambar ahli media menjawab “B”

baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%.

Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik.

c. Kesuaian media trainer dengan mobil ahli media menjawab “B” baik,

sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%. Berdasarkan

kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik karena media

trainer dirancang sesuai mobil yang dipilih.

d. Penampilan bentuk trainer ahli media menjawab “A” sangat baik,

sehingga skor yang diperoleh A dengan persentase 100%.

Berdasarkan kriteria interpretasi data 100% termasuk kualifikasi

sangat baik karena penyusunan bentuk media dirancang cukup

menarik.

e. Kesesuaian komposisi yang ditampilkan ahli media menjawab “B”

baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%.

Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik.


64

f. Kejelasan penggunaan trainer ahli media menjawab “B” baik,

sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%. Berdasarkan

kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik.

g. Kejelasan macam-macam rangkaian ahli media menjawab “B” baik,

sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%. Berdasarkan

kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik.

h. Kejelasan dalam merangkai ahli media menjawab “B” baik, sehingga

skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%. Berdasarkan kriteria

interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik.

i. Gangguan baterai yang digunakan rangkaian ahli media menjawab

“A” sangat baik, sehingga skor yang diperoleh 4 dengan persentase

100%. Berdasarkan kriteria interpretasi data 100% termasuk

kualifikasi sangat baik karena gangguan baterai yang digunakan

hampir tidak ada.

j. Kesesuaian antara jenis rangkaian, kabel body dan batray yang

digunakan.ahli media menjawab “B” baik, sehingga skor yang

diperoleh 3 dengan persentase 75%. Berdasarkan kriteria interpretasi

data 75% termasuk kualifikasi baik.

2. Data validasi Ahli materi

Validasi materi dilakukan untuk memperoleh masukan tentang

materi yang dikembangkan. Hasil masukan tersebut digunakan untuk

merevisi materi sebelum diujicobakan. Validasi disetujui pada Desember


65

2015 bertempat di ruang Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

UMP. Hasil Validitas ahli materi adalah sebagai berikut:

Tabel 12
Hasil Validasi Ahli Materi
No Indikator Kriteria Skor %
Kesesuaian materi trainer
1 B 3 75
dengan rangkaian dimobil
Kesesuaian rangkaian trainer
2 A 4 100
dengan dimobil
Kemudahan siswa dalam
3 mendalami materi dengan B 3 75
menggunakan media trainer
Sistematika penyusunan isi
4 B 3 75
materi pada trainer
Kesesuaian materi yang
disampaikan dengan tingkat
5 A 4 100
kebutuhan atau perkembangan
siswa
Efisiensi waktu penggunaan
6 trainer terhadap tujuan yang B 3 75
ditetapkan
Kesesuaian ketrampilan yang
7 digunakan dengan kemampuan A 4 100
siswa
Kejelasan terhadap masing-
8 B 3 75
masing rangkaian
Kesesuaian format media yang
9 ditampilkan dengan topik yang B 3 75
disampaikan
Kesesuaian media untuk
10 mencapai tujuan yang B 3 75
diharapkan
Jumlah Skor 34
SM 40
Persentase 82,5
Klasifikasi Baik

Gambar 12
Hasil Validasi Ahli Materi
66

Hasil validasi ahli materi diperoleh skor 56 dengan presentase

82,5%, sehingga media yang dikembangkan termasuk kategori baik.

Adapun penilaian masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian materi trainer dengan rangkaian dimobil, ahli materi

menjawab “B” baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase

75%. Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi

baik.

b. Kesesuaian rangkaian trainer dengan rangkaian dimobil, ahli materi

menjawab “A” sangat baik, sehingga skor yang diperoleh 4 dengan

persentase 100%. Berdasarkan kriteria interpretasi data 100% termasuk

kualifikasi baik.

c. Kemudahan siswa dalam mendalam materi dengan menggunakan

trainer, ahli materi menjawab “B” baik, sehingga skor yang diperoleh

3 dengan persentase 75%. Berdasarkan kriteria interpretasi data 75%

termasuk kualifikasi baik.

d. Sistematika penyusunan isi materi pada trainer, ahli materi menjawab

“B” baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%.

Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik.

e. Kesesuaian materi yang disampaikan dengan tingkat kebutuhan atau

perkembangan siswa, ahli materi menjawab “A” sangat baik, sehingga

skor yang diperoleh 4 dengan persentase 100%. Berdasarkan kriteria

interpretasi data 100% termasuk kualifikasi sangat baik.


67

f. Efisiensi waktu penggunaan trainer terhadap tujuan yang ditetapkan,

ahli materi menjawab “B” baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan

persentase 75%. Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk

kualifikasi baik.

g. Kesesuaian ketrampilan yang digunakan dengan kemampuan siswa,

ahli materi menjawab “A” sangat baik, sehingga skor yang diperoleh 4

dengan persentase 100%. Berdasarkan kriteria interpretasi data 100

termasuk kualifikasi sangat baik.

h. Kejelasan terhadap masing-masing rangkaian, ahli materi menjawab

“B” baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase 75%.

Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi baik.

i. Kesesuaian format media yang ditampilkan dengan topik yang

disampaikan, ahli materi menjawab “B” baik, sehingga skor yang

diperoleh 3 dengan persentase 75%. Berdasarkan kriteria interpretasi

data 75% termasuk kualifikasi baik.

j. Kesesuaian media untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ahli materi

menjawab “B” baik, sehingga skor yang diperoleh 3 dengan persentase

75%. Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi

baik.

3. Data Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk memperoleh tanggapan

terhadap kualitas media baik secara teknis, materi maupun pengaruhnya

terhadap belajar mereka. Beberapa saran dari siswa bisa dijadikan dasar
68

untuk merevisi dan untuk diujicobakan pada tahap selanjutnya. Uji coba

kelompok kecil dilaksanakan pada tanggal Februari 2016 bertempat di

ruang praktek teknik kendaraan ringan SMK Muhammadiyah

Kutowinangun dengan jumlah 5 orang.

Tabel 13
Hasil Uji Kelompok Kecil

No Indikator Skor % Kategori


1 Memahami materi dalam rangkaian
16 80 Baik
kelistrikan
2 Mengerti istilah yang digunakan 17 85 Baik
3 Mendapatkan pengetahuan baru dari
17 85 Baik
rangkaian kelistrikan
4 Pengaruh rangkaian kelistrikan trainer
18 90 Sangat Baik
terhadap kejelasan materi
5 Kejelasan materi dalam media trainer 18 90 Sangat Baik
6 Tempo penyajian materi rangkaian 17 85 Baik
7 Perasaan setelah belajar dengan media
17 85 Baik
trainer
8 Pengaruh media trainer kelistrikan
18 90 Sangat Baik
terhadap kesenangan untuk belajar
9 Ketertarikan belajar menggunakan
18 90 Sangat Baik
trainer kelistrikan
10 Kejelasan penggunaan trainer
16 80 Baik
kelistrikan
Jumlah Skor 172
SM 200
Persentase 86
Klasifikasi Baik

Gambar 13
Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
69

Uji coba kelompok kecil yang melibatkan 5 siswa kelas XI TKR-B

SMK Muhammadiyah Kutowinangun diperoleh jumlah skor penilaian

172 sehingga persentase penilaian adalah 86%. Berdasarkan analisis hasil

uji coba kelompok kecil diatas sudah menunjukkan skor termasuk sangat

baik sehingga pengembangan media dapat dilanjutkan pada tahap ujicoba

produk akhir. Adapun penilaian masing-masing indikator pada uji coba

kelompok kecil adalah sebagai berikut :

a. Memahami materi dalam rangkaian kelistrikan diperoleh skor total 16

dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria penilaian maka

persentase 80% termasuk kategori baik.

b. Mengerti istilah yang digunakan diperoleh skor total 17 dengan

presentase 85%. Berdasarkan kriteria penilaian maka persentase 85%

termasuk kategori baik.

c. Mendapatkan pengalaman baru diperoleh skor total 17 dengan

presentase 85%. Berdasarkan kriteria penilaian maka persentase 85%

termasuk kategori baik.

d. Pengaruh rangkaian kelistrikan trainer terhadap kejelasan materi

diperoleh skor total 18 dengan presentase 90%. Berdasarkan kriteria

penilaian maka persentase 90% termasuk kategori sangat baik.

e. Kejelasan materi dalam media trainer terhadap kejelasan materi

diperoleh skor total 18 dengan presentase 90%. Berdasarkan kriteria

penilaian maka persentase 90% termasuk kategori sangat baik.


70

f. Tempo penyajian materi latihan diperoleh skor total 17 dengan

presentase 85%. Berdasarkan kriteria penilaian maka persentase 85%

termasuk kategori baik.

g. Perasaan setelah belajar dengan media trainer diperoleh skor total 17

dengan presentase 85%. Berdasarkan kriteria penilaian maka

persentase 85% termasuk kategori baik.

h. Pengaruh media trainer kelistrik terhadap kesenangan untuk belajar

diperoleh skor total 18 dengan presentase 90%. Berdasarkan kriteria

penilaian maka persentase 90% termasuk kategori sangat baik.

i. Ketertatikan belajar meggunakan media trainer diperoleh skor total

18 dengan presentase 90%. Berdasarkan kriteria penilaian maka

persentase 90% termasuk kategori sangat baik.

j. Kejelasan penggunaan media trainer kelistrikan diperoleh skor total

16 dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria penilaian maka

persentase 80% termasuk kategori sangat baik.

4. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Media Pembelajaran

Hasil tanggapan siswa terhadap media diperoleh skor total 1358.

Skor maksimal yang dapat tercapai 1600 sehingga diperoleh persentase

sebesar 84,875%. Hal ini menunjukkan tanggapan siswa terhadap media

pembelajaran termasuk kategori baik. Hasil tanggapan siswa terhadap

media pembelajaran pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut:


71

Tabel 14
Hasil Uji Coba Kelompok Besar
(Tanggapan Siswa terhadap Media Pembelajaran)

No Indikator Skor % Kategori


Memahami materi dalam rangkaian
1 136 85 Baik
kelistrikan
2 Mengerti istilah yang digunakan 132 82.5 Baik
Mendapatkan pengetahuan baru dari
3 rangkaian kelistrikan 140 87.5 Sangat Baik
Pengaruh rangkaian kelistrikan trainer
4 terhadap kejelasan materi 129 80.625 Baik
5 Kejelasan materi dalam media trainer 139 86.875 Sangat Baik
6 Tempo penyajian materi rangkaian 135 84.375 Baik
Perasaan setelah belajar dengan media
7 trainer 138 86.25 Sangat Baik
Pengaruh media trainer kelistrikan
8 139 86.875 Sangat Baik
terhadap kesenangan untuk belajar
Ketertarikan belajar menggunakan
9 trainer kelistrikan 134 83.75 Baik
Kejelasan penggunaan trainer
10 kelistrikan 136 85 Baik
Jumlah Skor 1358
SM 1600
Persentase 84,875
Klasifikasi Baik

Gambar 14
Hasil Uji Coba Kelompok Besar
72

Berdasarkan tabel dan grafik diatas tanggapan siswa terhadap

media pembelajaran yang dibuat adalah sebagai berikut:

a. Memahami materi dalam rangkaian kelistrikan diperoleh skor total 136

dengan presentase 85%. Berdasarkan kriteria penilaian maka persentase

85% termasuk kategori baik.

b. Mengenal istilah yang digunakan diperoleh skor total 132 dengan

presentase 82,5%. Berdasarkan kriteria penilaian maka persentase

82,50% termasuk kategori baik.

c. Mendapatkan pengalaman baru dalam rangkaian kelistrikan diperoleh

skor total 140 dengan presentase 87,5%. Berdasarkan kriteria penilaian

maka persentase 87,5% termasuk kategori sangat baik.

d. Pengaruh rangkaian kelistrikan trainer terhadap kejelasan materi

diperoleh skor total 129 dengan presentase 80.625%. Berdasarkan

kriteria penilaian maka persentase 80,625 % termasuk kategori baik.

e. Kejelasan materi dalam media trainer diperoleh skor total 139 dengan

presentase 86,875%. Berdasarkan kriteria penilaian maka persentase

86,875 % termasuk kategori sangat baik.

f. Tempo penyajian materi kelistrikan diperoleh skor total 135 dengan

presentase 84,375%. Berdasarkan kriteria penilaian maka persentase

84,375 % termasuk kategori baik.

g. Perasaan setelah belajar dengan media trainer diperoleh skor total 138

dengan presentase 86,25%. Berdasarkan kriteria penilaian maka

persentase 86,25 % termasuk kategori sangat baik.


73

h. Pengaruh media trainer terhadap kesenangan untuk belajar diperoleh

skor total 139 dengan presentase 86,875%. Berdasarkan kriteria

penilaian maka persentase 86,875 % termasuk kategori sangat baik.

i. Ketertatikan belajar dengan media trainer kelistrikan diperoleh skor

total 134 dengan presentase 83,75%. Berdasarkan kriteria penilaian

maka persentase 83,75% termasuk kategori baik.

j. Kejelasan penggunaan media trainer kelistrikan diperoleh skor total

136 dengan presentase 85%. Berdasarkan kriteria penilaian maka

persentase 85% termasuk kategori baik.

5. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Hasil Evaluasi kelas eksperimen diperoleh menggunakan tes

yang terdiri dari 20 item soal. Hasil evaluasi kelas ekeperimen adalah

sebagai berikut:

Tabel 15
Rangkuman Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen

Indiakator Nilai
N 40
Rata-rata 82.63
Tertinggi 95.00
Terendah 65.00
Modus 95.00
Median 85.00
Std Deviasi 9.20
Jumlah 3305
KKM 75
Nilai > KKM 33
Ketuntasan Klasikal 82.5
74

Berdasarkan Tabel 15 diketahui hasil tes pada kelas eksperimen

diperoleh skor rata-rata 82,63. Jumlah siswa yang memiliki nilai

memenuhi kriteria ketuntasan menimal (KKM) sebanyak 33 orang

sehingga ketuntasan klasikal yang telah tercapai adalah 82,5%.

Statistik deskriptif Hasil Belajar kelas eksperimen dapat dibuat grafik

sebagai berikut:

Gambar 15
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen

b. Hasil Belajar Kelas Kontrol

Hasil Evaluasi kelas kontrol diperoleh menggunakan tes yang

terdiri dari 20 item soal. Hasil evaluasi kelas kontrol adalah sebagai

berikut :
75

Tabel 16
Rangkuman Hasil Evaluasi Kelompok Kontrol

Indiakator Nilai
N 40
Rata-rata 73.00
Tertinggi 85.00
Terendah 60.00
Modus 75.00
Median 75.00
Std Deviasi 7.49
Jumlah 2920
KKM 75
Nilai > KKM 25
Ketuntasan Klasikal 62.5

Berdasarkan Tabel 16 diketahui hasil tes pada kelas kontrol

diperoleh skor rata-rata 73,00. Jumlah siswa yang memiliki nilai

memenuhi kriteria ketuntasan menimal (KKM) 25 orang sehingga

ketuntasan klasikal yang telah tercapai adalah 62,5%.

Gambar 16
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol
76

B. Analisis Data

1. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran

Berdasarkan prosedur pengembangan yang sudah dikemukakan

dalam pengembangan media pembelajaran di kelas XI TKR SMK

Muhammadiyah Kutowinangun pengembangan ini dilakukan dalam

beberapa tahapan langkah pengembangan, yaitu

a. Potensi dan Masalah

Pada tahap ini potensi dan masalah dapat diambil dari

pengamatan persoalan-persoalan yang muncul dalam kegiatan proses

pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui

beberapa potensi dan permasalahan sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan media

sebagai metode pembelajaran, sehingga siswa kurang paham

dalam belajar menyebabkan sebagian siswa memiliki nilai

dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

2) Kurangnya motivasi belajar siswa yang berdampak pada

kurangnya efektivitas belajar siswa pada kompetensi sistem

kelistrikan.

3) Media pembelajaran yang dirancang diharapkan bisa

meningkatkan efektifivutas dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran sistem kelistrikan.


77

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebagai sumber informasi bahan

perencanaan produk dalam pembuatan media. Dalam pengumpulan

data peneliti menggunakan observasi yang dilakukan pada bulan

Desember 2015, sedangkan materi yang dipilih adalah pada mata

pelajaran sistem kelistrikan.

c. Desain Produk

Dalam proses perencanaan desain pengembangan media

pembelajaran perlu adanya rancangan desain sebagai gambaran

proses pembuatan media pembelajaran yang kemudian

diimpletasikan menjadi desain yang sebenarnya.

d. Validasi Desain

Hasil penilaian ahli materi diperoleh hasil 82,5%. Berdasarkan

hasil penilaian tersebut diketahui bahwa media pembelajaran yang

dikembangkan termasuk kriteria baik dan dapat digunakan pada

proses pembelajaran. Berdasarkan analisis hasil ujicoba validasi di

atas, validator memberikan beberapa saran terhadap media yang

sedang dikembangkan agar media pembelajaran dibuat lebih

menarik.

Berdasarkan hasil tersebut skor penilaian oleh ahli media

terhadap media pembelajaran yang sedang dibuat memperoleh skor

80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil validasi oleh


78

ahli media menunjukkan media pembelajaran sistem pengapian yang

dibuat termasuk ketegori baik.

e. Revisi Desain

Setelah dilakukan validasi oleh dua pakar yang telah

berpengalaman dalam bidangnya, hasil validasi ahli materi tidak ada

kekurangan yang ada pada desain media pembelajaran, sedangkan

hasil validasi oleh ahli media terdapat beberapa kekurangan yang

harus direvisi dan saran perbaikan. Saran perbaikan dari ahli media

yang diberikan sudah dilakukan dan di perbaiki. Hasil penilaian

secara lengkap dapat dilihat dilampiran.

f. Uji Coba Produk

Uji coba kelompok kecil yang melibatkan 5 siswa kelas XI

TKR B SMK Muhammadiyah Kutowinangun skor penilaian

terhadap media sebesar 86,00%. Berdasarkan analisis hasil uji coba

kelompok kecil diatas sudah menunjukkan skor termasuk kategori

baik sehingga pengembangan media dapat dilanjutkan pada tahap

ujicoba produk akhir.

g. Revisi Produk

Revisi produk digunakan untuk mengetahui kelemahan sebuah

produk yang akan di ujicobakan, selanjutnya kelemahan tersebut di

kurangi dengan cara memperbaiki produk. Pada revisi desain yang

dilakukan oleh ahli media terdapat beberapa kekurangan yang harus

diperbaiki.
79

h. Pemakaian Produk

Pemakaian produk merupakan proses setelah produk yang

berupa stand sistem pengapian telah selesai melalui tahap validasi

desain, revisi desain, ujicoba produk dan revisi produk. Pada tahap

ini produk yang berupa media pembelajaran ini telah siap digunakan

menjadi sebuah cara untuk mempermudah proses pembelajaran.

Pemakaian produk ini dilakukan di kelas XI TKR A SMK

Muhammadiyah Kutowinangun Pada pemakaian produk ini

diperoleh skor tanggapan siswa terhadap media sebesar 84,875 %.

Berdasarkan kriteria persentase tersebut menunjukkan media yang

dibuat termasuk kategori baik.

2. Perbandingan hasil evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berikut ini disajikan hasil analisis data Hasil Belajar kelas

eksperimen dan kontrol.

Tabel 17
Hasil Analisis Data Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Kelas Kelas
Indikator Statistik
Eksperimen Kontrol
Jumlah 3305 2920
Rata-rata 82.63 73,00
Skor Tertinggi 95.00 85.00
Skor Terendah 65.00 60.00
N 40 40
KKM 75 75
Nilai > KKM 33 25
Ketuntasan Klasikal 82,5 62,5
80

Hasil analisis menunjukkan rata-rata Hasil Belajar kelas eksperimen

82,63 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 73,00. Hal ini berarti rata-

rata Hasil Belajar kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan media

pembelajaran adalah 82,63 lebih tinggi dibandingkan rata-rata Hasil

Belajar kelas kontrol yang tidak memakai media pembelajaran sebesar

73,00..

Tabel 18
Hasil Uji t Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Independent Samples Test


Hasil_Belajar
Equal Equal
variances variances not
assumed assumed
Levene's F 2.278
Test for
Sig.
Equality of .135
Variances
t-test for t 5.131 5.131
Equality of df 78 74.939
Means Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 9.62500 9.62500
Std. Error Difference 1.87585 1.87585
95% Confidence Interval Lower 5.89046 5.88806
of the Difference Upper 13.35954 13.36194

Hasil keluaran program SPSS pada independent sample t test pada

bagian uji homongenitas varian diperoleh Fhitung = 2,278 dengan p=0,135.

Karena p>0,05 menunjukkan kedua kelompok memiliki varian homogen

sehingga thitung dibaca pada bagian equal variance assumed. Hasil uji t

menggunakan teknik indepedence sample t test diperoleh t hitung sebesar

5,131 dengan p=0,000<0,05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan

antara rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen dan nilai rata-rata Hasil
81

Belajar kelas kontrol. Artinya penggunaan media pembelajaran memiliki

pengaruh efektif dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sistem

kelistrikan.

C. Pembahasan

1. Desain Media Pembelajaran

Media pembelajaran ini didesain mengacu pada konsep Metode

Research and Development oleh Sugiyono (2015), hasil dari langkah-

langkah :

a. Potensi dan Masalah

Pada tahap ini potensi dan masalah dapat diambil dari

pengamatan persoalan-persoalan yang muncul dalam kegiatan proses

pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui

beberapa potensi dan permasalahan yaitu: 1) Proses pembelajaran

belum sepenuhnya menggunakan media sebagai metode pembelajaran,

sehingga siswa kurang paham dalam belajar menyebabkan sebagian

siswa memiliki nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM);

2) Kurangnya motivasi belajar siswa yang berdampak pada kurangnya

efektivitas belajar siswa pada kompetensi pemeliharaan sistem starter;

dan 3) Media pembelajaran yang dirancang diharapkan bisa

meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam pembelajaran sistem

kelistrikan.
82

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebagai sumber informasi berupa

bahan perencanaan produk untuk digunakan peneliti dalam membuat

media pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi dan

meningkatkan potensi dan masalah yang ada. Peneliti dalam

pengumpulan data menggunakan observasi yang dilakukan pada bulan

Desember 2015, sedangkan materi yang dipilih adalah pada mata

pelajaran system kelistrikan.

c. Desain produk

Secara umum desain produk berupa trainer kelistrikan. Media

yang dikembangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

mata pelajaran sistem kelistrikan.

d. Evaluasi formatif produk awal

Evaluasi formatif produk awal meliputi beberapa langkah:

1) Validasi ahli media menilai kelayakan media sebelum diuji ke

lapangan. Dari hasil validasi ahli media, media pembelajaran

termasuk kategori baik dan layak digunakan untuk penelitaian

ke tahap berikutnya.

2) Hasi hasil validasi ahli materi, materi yang ada termasuk

sangat baik dan layak digunakan ke tahap berikutnya.

3) Uji coba kelompok kecil dilakukan oleh 5 orang siswa XI TKR

B SMK Muhammadiyah Kutoawinangun. Dari hasil uji coba


83

kelompok kecil, media pembelajaran termasuk ketegori baik

dapat digunakan ke tahap berikutnya.

e. Implementasi produk akhir

Kegiatan ini dilakukan setelah proses uji coba kelompok kecil

telah selesai dan media pembelajaran telah direvisi. Dilakukan dalam

satu kali pertemuan sekaligus dilaksanakan evaluasi oleh 40 orang

siswa kelas XI TKR A SMK Muhammadiyah Kutowinangun.

Media sistem pengapian yang dikembangkan berdasarkan studi

pendahuluan yang mendasarkan pada analisis kebutuhan yang telah

dijabarkan pada sub perencanaan. Proses pembuatannya secara teknis,

dengan mengumpulkan referensi yang relevan untuk pengembangan

materinya.

Validasi produk melalui beberapa tahap yaitu validasi materi dan

validasi media, dengan memilih validator yang berkompeten secara

akademik maupun profesional di bidangnya, sehingga diperoleh masukan

secara komprehensif untuk kelayakan media ketika diuji cobakan. Setelah

mendapat rekomendasi maka media trainer kelistrikan di uji ke lapangan

melalui tiga tahapan yaitu uji lapangan terbatas, uji lapangan lebih luas,

dan uji operasioanal.

Beberapa kelebihan media pembalajaran ini ialah dapat dijadikan

salah satu alternatif sumber belajar mandiri untuk mengatasi kelemahan

pembelajaran secara klasikal. Pada penelitian ini menunjukan bahwa


84

penggunaan media pembelajaran berpengaruh positif terhadap hasil

belajar siswa.

Kelemahan lainnya adalah kesulitan dalam pembuatan media

pembelajaran diperlukan ketekunan serta keuletan dalam pengerjaannya.

Hal ini disebabkan masih minimnya kemampuan pengembang dalam

menggunakan setiap komponen yang ada. Adanya beberapa kelemahan-

kelemahan tersebut menyebabkan masih perlunya perhatian dan upaya

pengembangan selanjutnya. Kekurangan-kekurangan yang ada dalam

pengembangan media trainer ini menjadi peluang yang cukup besar

untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.

2. Efektivitas Media dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Hasil uji t menggunakan teknik indepedence sample t test diperoleh

t hitung sebesar 5,131 dengan p=0,000<0,05 menunjukkan terdapat

perbedaan signifikan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan

nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Artinya penggunaan media

pembelajaran memiliki pengaruh efektif dalam meningkatkan hasil belajar

mata pelajaran sistem kelistrikan.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pengembangan ini, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Proses pembuatan media pembelajaran sistem berupa trainer kelistrikan

dan berdasarkan analisis masalah dan disesuaikan denga kebutuhan

sehingga diharapkan membentuk suatu media yang siap pakai.

2. Tahap pengembangan media pembelajaran trainer kelistrikan pada siswa

Kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Kutowinangun telah meliputi

pencarian potensi masalah, pengumpulan informasi, desain produk,

validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, pengujian produk, uji

coba pemakaian dan revisi produk.

3. Hasil validasi produk oleh ahli materi maupun ahli media, uji coba

kelompok kecil dan uji coba pemakaian produk menunjukkan produk

layak digunakan sebagai media pembelajaran.

4. Hasil uji beda membuktikan bahwa media pembelajaran yang dibuat

efektif untuk meningkatkan prestasi belajar (thitung = 5,131 dan p=0,000)

Media pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran sebagai media

untuk meningkatkan hasil belajar karena dalam ujicoba kelompok besar

dengan jumlah siswa 40 orang dibuktikan memiliki rata-rata prestasi

belajar 82,63 lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol 73,00.

85
86

B. Saran

Agar produk yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara maksimal

dalam kegiatan pembelajaran, maka ada beberapa saran yang terkait dengan

media pembelajaran antara lain :

1. Bagi guru

Guru menggunakan metode yang bervariatif didukung dengan pemakaian

media pembelajaran sehingga akan meningkatkan minat, pemahaman

peserta dan prestasi belajarnya.

2. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya menerapkan media pembelajaran di semua

kompetensi lain pada mapel kompetensi kejuruan. Serta melengkapi

sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang media

pembelajaran tersebut.

3. Bagi peneliti berikutnya

Pengembang berikutnya agar lebih kreatif serta menemukan ide-ide baru

dalam pembuatan media pembelajaran, sehingga akan meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran yang lain terutama yang menggunakan

media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011,. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta


Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Syah, Muhibin. 2015. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Badarudin. 2010. Modul Psikologi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Universitas
Mercu Buana
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
Sanaky, Hujair AH. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Safiria Insania Press
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.


Purwanto. 2011. Evaluasi hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko, Sugeng Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineraka cipta.

Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan,


Jakarta : Penerbit Gaung Persada Press Jakarta

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Penerbit


Rineka Cipta

Nurgiantoro, Burhan. 2013, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,


Yogyakarta, Penerbit BPFE Yogyakarta
LEMBAR KELAYAKAN TRAINER KELISTRIKAN UNTUK
PEMBELAJARAN OLEH AHLI KELISTRIKAN

Nama :
NIDN :
Petunjuk Pengisian.
1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan pilihlah jawaban yang tersedia!
2. Berilah tanda check () pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda!
Adapun kriteria jawaban adalah:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Kurang Baik
D = Tidak Baik
Kriteria
No Indikator
A B C D

1 Kesesuaian materi dalam bentuk media trainer

2 Kesesuaian media trainer dengan gambar

3 Kesesuaian antara media trainer dengan mobil

4 Penampilan dari bentuk trainer

5 Kesesuaian komposisi yang ditampilkan

6 Kejelasan penggunaan media trainer

7 Kejelasan macam-macam rangkaian

8 Kejelasan dalam merangkai

9 Gangguan dari batrai yang digunakan

Kesesuaian antara jenis rangkaian, kabel body dan


10
batray yang digunakan.
LEMBAR KELAYAKAN TRAINER KELISTRIKAN UNTUK
PEMBELAJARAN OLEH AHLI MATERI

Nama :
NIDN :
Petunjuk Pengisian.
1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan pilihlah jawaban yang tersedia!
2. Berilah tanda check () pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda!
Adapun kriteria jawaban adalah:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Kurang Baik
D = Tidak Baik
Kriteria
No Indikator
A B C D

1 Kesesuaian materi trainer dengan rangkaian dimobil

2 Kesesuaian rangkaian trainer dengan dimobil

Kemudahan siswa dalam mendalami materi dengan


3
menggunakan media trainer

4 Sistematika penyusunan isi materi pada trainer

Kesesuaian materi yang disampaikan dengan tingkat


5
kebutuhan atau perkembangan siswa
Efisiensi waktu penggunaan trainer terhadap tujuan
6
yang ditetapkan
Kesesuaian ketrampilan yang digunakan dengan
7
kemampuan siswa

8 Kejelasan terhadap masing-masing rangkaian

Kesesuaian format media yang ditampilkan dengan


9
topik yang disampaikan
Kesesuaian media untuk mencapai tujuan yang
10
diharapkan
LEMBAR KELAYAKAN TRAINER KELISTRIKAN UNTUK
PEMBELAJARAN OLEH SISWA

Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian.
1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan pilihlah jawaban yang tersedia!
2. Berilah tanda check () pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda!
Adapun kriteria jawaban adalah:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Kurang Baik
D = Tidak Baik
Kriteria
No Indikator
A B C D

1 Memahami materi dalam rangkaian kelistrikan

2 Mengerti istilah yang digunakan

Mendapatkan pengetahuan baru dari rangkaian


3
kelistrikan
Pengaruh rangkaian kelistrikan trainer terhadap
4
kejelasan materi

5 Kejelasan materi dalam media trainer

6 Tempo penyajian materi rangkaian

7 Perasaan setelah belajar dengan media trainer

Pengaruh media trainer kelistrikan terhadap


8
kesenangan untuk belajar
Ketertarikan belajar menggunakan trainer
9
kelistrikan

10 Kejelasan penggunaan trainer kelistrikan


LEMBAR SOAL SIKLUS I

Nama : …………………………………………………..

Kelas : …………………………………………………..

No. Absen : …………………………………………………..

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, d atau e di lembar jawaban yang telah tersedia !

1. Potensi yang dikandung oleh sumber listrik yang besaran tegannya tergantung
jarak potensi pengertian dari...
a. Arus listrik d. Daya listrik
b. Hambatan listrik e. Tegangan listrik
c. Tegangan listrik

2. Banyaknya elektro yang mengelir didalam suatu penghantar listrik...


a. Arus listrik d. Daya listrik
b. Hambatan listrik e. Tegangan listrik
c. Tegangan listrik

3. Hambatan yang dihadapai oleh aliran listrik pada suatu penghantar...


a. Arus listrik d. Daya listrik
b. Hambatan listrik e. Tegangan listrikc
c. Tegangan listrik

4. Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus
dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai tahananya adalah ...
a. Hukum ohm d. Hukum pascal
b. Hukum newton e. Hukum arus listrik
c. Hukum tegangan

5. Syarat suatu rangkaian listrik yaitu kecuali...


a. Penghantar d. Daya listrik
d. Sumber arus e. Aliran arus
c. Beban /tahanan
6. Susunan hambatan listrik yang tersusun secara berurutan adalah jenis rangkaian...
a. Seri paralel d. Tambahan
b. Paralel e. Asesoris
c. Seri

7. Susunan hambatan listrik yang tersusun secara bercabang adalah jenis rangkaian...
a. Seri paralel d. Tambahan
b. Paralel e. Asesoris
c. Seri

8. Susunan hambatan listrik yang tersusun secara berurutan dan memmpunyai


rangkaian tambahan bercabang adalah jenis rangkaian...
a. Seri paralel d. Tambahan
b. Paralel e. Asesoris
c. Seri

9. Diketahui rangkaian listrik dirangkai secara seri R1=2,R2=4, R3=3,maka R tot...


a. 6 d. 9
b. 7 e. 10
c. 8

10. Yang tidak termasuk sistem penerngan luar yaitu...


a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu besar

11. Bola lampu dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian
secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar, merupakan...
a. Sealed beam d. Hazar
b. Semi sealed beam e. Meter
c. Quarz halogen

12. Memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari
bagi kendaraan lainnya.
a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu besar
13. Umur lampu akan lebih pendek bila keringat, oli atau gemuk menempel pada
permukaannnya merupakan lampu...
a. Sealed beam d. Hazar
b. Semi sealed beam e. Meter
c. Quarz halogen

14. Digunakan untuk memberi isyarat keberadaan dari bagian depan, belakang dan
kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat..
a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu besar

15. Suatu alat/komponen yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval
yaitu...
a. Flasher d. Transisitor
b. Relay e. Resistor
c. Sekering

16. Komponen yang berfungsi untuk memperpanjang umur saklar dan


memperpendek sirkuit kelitrikan adalah ….
a. Flasher d. Resistor
b. Sekering e. Isolator
c. Relay

17. Menerangi jalan pada bagian depan kendaraan pada malam hari bagi kendaraan
lainnya..
a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu mundur

18. Radius yang dicapai pada lampu jarak jauh yaitu....


a. 20 m d. 50 m
b. 30 m e. 100 m
c. 40 m

19. Memberikan isyrat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan yang
berada dibelakangnya lainnya..
a. Lampu besar d. Lampu rem
b. Lampu jarak e. Lampu mundur
c. Lampu tanda belok
20. Radius yang dicapai pada lampu pendek dekat yaitu....
a. 20 m d. 50 m
b. 30 m e. 100 m
c. 40 m
LEMBAR SOAL SIKLUS II

Nama : …………………………………………………..

Kelas : …………………………………………………..

No. Absen : …………………………………………………..

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, d atau e di lembar jawaban yang telah tersedia !

1. Bola lampu dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian
secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar, merupakan...
a. Sealed beam d. Hazar
b. Semi sealed beam e. Meter
c. Quarz halogen

2. Memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari
bagi kendaraan lainnya.
a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu besar

3. Umur lampu akan lebih pendek bila keringat, oli atau gemuk menempel pada
permukaannnya merupakan lampu...
a. Sealed beam d. Hazar
b. Semi sealed beam e. Meter
c. Quarz halogen

4. Digunakan untuk memberi isyarat keberadaan dari bagian depan, belakang dan
kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat..
a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu besar

5. Suatu alat/komponen yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval


yaitu...
a. Flasher d. Transisitor
b. Relay e. Resistor
c. Sekering

6. Komponen yang berfungsi untuk memperpanjang umur saklar dan


memperpendek sirkuit kelitrikan adalah ….
a. Flasher d. Resistor
b. Sekering e. Isolator
c. Relay

7. Menerangi jalan pada bagian depan kendaraan pada malam hari bagi kendaraan
lainnya..
a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu mundur

8. Radius yang dicapai pada lampu jarak jauh yaitu....


a. 20 m d. 50 m
b. 30 m e. 100 m
c. 40 m

9. Memberikan isyrat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan yang


berada dibelakangnya lainnya..
a. Lampu besar d. Lampu rem
b. Lampu jarak e. Lampu mundur
c. Lampu tanda belok

10. Radius yang dicapai pada lampu pendek dekat yaitu....


a. 20 m d. 50 m
b. 30 m e. 100 m
c. 40 m

11. Potensi yang dikandung oleh sumber listrik yang besaran tegannya tergantung
jarak potensi pengertian dari...
a. Arus listrik d. Daya listrik
b. Hambatan listrik e. Tegangan listrik
c. Tegangan listrik

12. Banyaknya elektro yang mengelir didalam suatu penghantar listrik...


a. Arus listrik d. Daya listrik
b. Hambatan listrik e. Tegangan listrik
c. Tegangan listrik

13. Hambatan yang dihadapai oleh aliran listrik pada suatu penghantar...
a. Arus listrik d. Daya listrik
b. Hambatan listrik e. Tegangan listrikc
c. Tegangan listrik

14. Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus
dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai tahananya adalah ...
a. Hukum ohm d. Hukum pascal
b. Hukum newton e. Hukum arus listrik
c. Hukum tegangan

15. Syarat suatu rangkaian listrik yaitu kecuali...


a. Penghantar d. Daya listrik
d. Sumber arus e. Aliran arus
c. Beban /tahanan

16. Susunan hambatan listrik yang tersusun secara berurutan adalah jenis rangkaian...
a. Seri paralel d. Tambahan
b. Paralel e. Asesoris
c. Seri

17. Susunan hambatan listrik yang tersusun secara bercabang adalah jenis rangkaian...
a. Seri paralel d. Tambahan
b. Paralel e. Asesoris
c. Seri

18. Susunan hambatan listrik yang tersusun secara berurutan dan memmpunyai
rangkaian tambahan bercabang adalah jenis rangkaian...
a. Seri paralel d. Tambahan
b. Paralel e. Asesoris
c. Seri

19. Diketahui rangkaian listrik dirangkai secara seri R1=2,R2=4, R3=3,maka R tot...
a. 6 d. 9
b. 7 e. 10
c. 8

20. Yang tidak termasuk sistem penerngan luar yaitu...


a. Lampu besar d. Lampu hazar
b. Lampu jarak e. Lampu meter
c. Lampu besar
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMK Muhammadiyah Kutowinangun


Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas /Semester : XI/ 3
Pertemuan ke : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 2 x 6 X 45 menit
Standar Kompetensi : Memperbaiki kerusakan ringan pada
rangkaian/sistem kelistrikan pengaman dan
kelengkapan tambahan
Kompetensi Dasar : Memasang sistem penerangan dan wiring
diagram
Indikator :
 Pemasangan dilaksana-kan tanpa
menyebabkan kerusakan terhadap komponen
atau sistem lainnya.
 Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi
pabrik dan dipahami.
 Pemilihan fitting/bahan yang sesuai
 Sistem keamanan kelistrikan dipasang dan
dihubungkan dengan menggunakan peralatan
dan teknik yang sesuai
 Seluruh kegiatan pemasangan dilaksana-kan
berdasarkan SOP (Standard Operation
Procedures), undang-undang K 3 (Keselamat-an
dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-
undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Sikap

 Melaksanakan keamanan dan keselamatan kerja


 Mengikuti prosedur dan penyiapan dan pelaksanaan tindakan
 Mengikuti prosedur pemeriksaan dan membuat laporan hasil
kerja
b. Pengetahun

 Siswa dapat mengerti system kelistrikan tambahan dan wiring


diagram lampu penerangan
 Siswa dapat menyebutkan komponen system kelistrikan dan
wiring diagram lampu penerangan
 Siswa dapat mengetahui fungsi komponen system kelistrikan
c. Keterampilan

 Siswa dapat mengidentifikasi kerusakan pada system kelistrikan


 Siswa dapat memperbaiki dan mengerti rangkaian kelistrikan

II. MATERI PEMBELAJARAN

System penerangan (lighting system) sangat diperlukan untuk keselamatan


pengendaraan dimalam hari. System ini dibagi untuk lampu penerangan
dalam dan penerangan luar.

System penerangan luar terdiri dari :

- lampu besar, lampu belakang, lampu rem, lampu jarak, lampu tanda belok,
lampu hazart, lapu plat nomor, lampu mundur

Sistem penerangan dalam terdiri dari :

- lampu meter

- lampu ruangan

III. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Metode Pembelajaran

 Ceramah
 Tanya Jawab
 Diskusi
 Penugasan
2. Media Pembelajaran

 Modul system kelistrikan


 Trainer Kelistrikan
 Buku teknik kendaraan ringan

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE -3

NO TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Kegiatan Awal  Guru mengajak anak doa bersama.


 Guru memberikan materi tentang kedisiplinan dan sopan
santun dalam kehidupan sehari-hari (mendidik)
 Guru menjelaskan dalam pertemuan ini akan menjelaskan
tentang sistem kelistrikan
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang system
kelistrikan
Guru mengajak siswa untuk melihat secara langsung Trainer
Kelistrikan tentang bagian-bagian mana saja dari sistem
kelistrikan
Elaborasi
Siswa berdiskusi mengerjakan tugas guru untuk :
- menggambar rangkaian lampu besar dan lampu belakang
- bagaimana cara merangkai kabel untuk wiring diagram
lampu besar dan lampu belakang
Konfirmasi
Guru bersama siswa memilah jawaban hasil diskusi.
Siswa mencatat hasil diskusi
3 Kegiatan Akhir Guru menyampaikan kesimpulan pelajaran.
Guru menyuruh siswa untuk doa penutup.

PERTEMUAN KE – 4

NO TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Kegiatan Awal  Guru mengajak anak doa bersama.


 Guru memberikan materi tentang kedisiplinan dan sopan
santun dalam kehidupan sehari-hari (mendidik)
 Guru menjelaskan dalam pertemuan ini akan menjelaskan
tentang sistem kelistrikan
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang system
kelistrikan
Guru mengajak siswa untuk melihat secara langsung lewat
Trainer Kelistrikan tentang bagian-bagian mana saja dari sistem
kelistrikan
Elaborasi
Siswa berdiskusi mengerjakan tugas guru untuk :
- menggambar rangkaian lampu jarak dan lampu tanda belok
- bagaimana cara merangkai kabel untuk wiring diagram
lampu jarak dan lampu tanda belok
Konfirmasi
Guru bersama siswa memilah jawaban hasil diskusi.
Siswa mencatat hasil diskusi
3 Kegiatan Akhir Guru menyampaikan kesimpulan pelajaran.
Guru menyuruh siswa untuk doa penutup.
V. SUMBER BELAJAR

 Modul Sistem kelistrikan


 Trainer Kelistrikan
 Majalah Otomotif
 Perpustakaan
VI. PENILAIAN

Teknik Penilaian : Tertulis, Penugasan dan praktek

Bentuk Instrumen : Soal tertulis

Instrumen yang dikerjakan : memelihara/servis system kelistrikan


DATA HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN

No No Induk Nama Nilai


1 4687 ACHMAD MUZAKI 70
2 4688 ACHSAN PRASETYO WIYOGI 65
3 4689 ACHMAD FAJAR NUR CHOLIS 75
4 4690 AGUNG HERI HERNOWO 60
5 4691 AKHMAD NURUDIN 75
6 4692 ANGGITA LESTARI 65
7 4693 ARIF RIZKI S 75
8 4694 BAHRUL ULUM 80
9 4695 BUDI IBNU TASLIMAN 80
10 4696 CATUR PURNOMO AJI 75
11 4697 DIAN PERMATASARI 75
12 4698 DWI RETNO AJI 80
13 4699 EKO ROBI HENDRAWAN 80
14 4700 EKA SOLIKHATUN FATIMAH 75
15 4702 ELIANA 60
16 4703 ERY NOVAL ARDIANSYAH 80
17 4704 FAOZAN AGUNG PRAYOGI 80
18 4705 FEBRI ARI SETYO N 60
19 4706 FENDY HIELMA ARDIANSAH 80
20 4707 FRANDIANTORO 75
21 4708 HAMMAM MAWARDI 65
22 4709 HANUNG PRASETIOKO 75
23 4710 HENDRA ADITYAWAN N 80
24 4711 IMAM SANUSI 60
25 4712 IRGA SUFENDI 80
26 4713 JELYO IZZA PRATAMA 85
27 4714 LULUT HARYANTO 75
28 4715 MISDARWANTO 70
29 4716 MUH. MUKHLISIN 75
30 4717 MUHRODIN 70
31 4718 NUR ROKHMAN 80
32 4719 PRIYO UTOMO 80
33 4720 RATRIH NUGRAHENI 70
34 4721 RIYANTO 60
35 4722 SITI SOLIHAH 75
36 4723 SOFYAN FATKHUL H 70
37 4724 TRI ADI SAPUTRA 75
38 4725 TRI SETIYO WIDODO 65
39 4726 TRI WAHYUNI 60
40 4727 WISNU AJI SANTOSO 85
Rata-rata 73,00
Tertinggi 85,00
Terendah 60,00
Modus 75,00
Median 75,00
Std Deviasi 7,49
Jumlah 2920
KKM 75
Nilai > KKM 25
Ketuntasan Klasikal 62,5
HASIL UJI T

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil_Belajar Eksperimen 40 82.6250 9.19779 1.45430

Kontrol 40 73.0000 7.49359 1.18484

Independent Samples Test


Hasil_Belajar

Equal variances Equal variances


assumed not assumed
Levene's Test for Equality of F 2.278
Variances Sig. .135
t-test for Equality of Means t 5.131 5.131
df 78 74.939
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 9.62500 9.62500
Std. Error Difference 1.87585 1.87585
95% Confidence Interval of Lower 5.89046 5.88806
the Difference Upper 13.35954 13.36194
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai