Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN AKHIR

EVALUASI PEMBELAJARAN VOKASIONAL


PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL TEKNIK KENDARAAN RINGAN
OTOMOTIF
SMK MA’ARIF NU1 SUMPIUH

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sudji Munadi, M.Pd.

Disusun Oleh:
Arif Andriyanto 22522251013

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN-S2


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
PRAKATA

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah kepada seluruh makhluk-Nya. Selawat dan
salam disampaikan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, semoga kita semua
mendapatkan safaat-Nya di yaumil akhir nanti.
Laporan akhir ini telah selesai disusun sebagai pemenuhan salah satu tugas
dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Vokasional Pendidikan Teknik Mesin
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta yang diampu oleh Prof.
Sudji Munadi, M.Pd.
Akhir kata, disampaikan banyak terima kasih atas partisipasi dan bantuan
dalam penyusunan laporan akhir ini, semoga dapat bermanfaat untuk berbagai
pihak.

Yogyakarta, 29 Mei 2023


Penyusun,

Arif Andriyanto

ii
DAFTAR

SAMPUL...........................................................................................................................i
PRAKATA.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................5
1.2 Tujuan...............................................................................................................5
1.3 Manfaat.............................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................6
2.1. Pendidikan dan Belajar....................................................................................6
2.2. Evaluasi.............................................................................................................7
2.3. Penilaian (evaluasi)...........................................................................................9
2.4. Pengukuran (measurement)..............................................................................9
2.5. Tes dan Non Tes..............................................................................................10
2.6. Telaah Kualitas Tes........................................................................................12
BAB III PENILAIAN DAN PENGUKURAN HASIL BELAJAR.............................16
3.1. Silabus Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan................................16
3.2. Kompetensi Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan........................21
3.3. Bentuk Penilaian Kompetensi Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan
Ringan..............................................................................................................21
BAB IV PENYUSUNAN BUTIR SOAL TES UJI KOMPETENSI...........................22
4.1. Kisi-kisi Ujian..................................................................................................22
4.2. Penulisan Butir Soal.......................................................................................23
4.3. Penulisan Butir Non Tes.................................................................................30
BAB V PENGOLAHAN SKOR HASIL TES UJI KOMPETENSI...........................32
5.1. Pengolahan Berdasarkan Acuan Norma (PAN)...........................................32
5.2. Pengolahan Berdasarkan Acuan Patokan (PAP).........................................34
5.3. Penentuan Nilai Akhir Hasil Belajar.............................................................37
BAB VI PENUTUP........................................................................................................40
6.1. Kesimpulan......................................................................................................40
6.2. Saran................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................41

iii
iv

LAMPIRAN....................................................................................................................42

iv
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dan juga merupakan suatu proses
pengembangan sumber daya manusia agar memperoleh kemampuan sosial dan
perkembangan individu. Permasalahan yang aktual dalam dunia pendidikan
adalah evaluasi hasil pembelajaran. Hal ini ditandai dari banyaknya pernyataan
terkait kualitas pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Evaluasi tersebut sangat
penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya evaluasi akan
terlihat kualitas sistem pembelajaran yang telah diterapkan di suatu jenjang
pendidikan yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan langkah yang akan
diambil berkaitan dengan sistem pembelajaran. Tentunya, apabila diperoleh hasil
yang kurang baik maka lembaga penyelenggara pendidikan tersebut harus mau
berbenah diri agar terjadi peningkatan dan diperoleh hasil yang lebih baik.
1.2 Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang, maka tujuan dari laporan ini antara lain:
1) Untuk mengetahui kualitas butir soal uji kompetensi perawatan sistem
pengapian konvensional kendaraan ringan.
2) Untuk mengetahui hasil belajar sistem pengapian konvensional peserta
didik kelas XI TKRO SMK Ma’arif NU1 Sumpiuh.
3) Untuk memenuhi tugas laporan akhir mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Vokasional Program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan laporan ini yaitu:
1) Sebagai catatan dan latihan menganalisis butir soal serta melakukan
evaluasi pembelajaran kejuruan.
2) Sebagai referensi pembaca untuk penyusunan soal evaluasi pendidikan
kejuruan.
3) Sebagai bahan evaluasi kegiatan pembelajaran perawatan sistem
pengapian konvensional kendaraan ringan kelas XI SMK Ma’arif NU1
Sumpiuh.
BAB
5
BAB
KAJIAN TEORI

2.1. Pendidikan dan Belajar


2.1.1 Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat (Rahman, dkk. 2022:2).
Pendidikan akan membuat manusia mengembangkan potensi dirinya
sehingga mampu menghadapi perubahan yang akan terjadi karena perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, masalah pendidikan perlu
mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai
masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, dan relevansinya.
Menurut para ahli mutu proses belajar mengajar diartikan sebagai mutu dari
aktivitas mengajar yang dilakukan pendidik dan mutu aktivitas belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dikelas, laboratorium, bengkel kerja, dan kancah
belajar lainnya
2.1.2 Belajar
Belajar merupakan suatu proses atau langkah untuk mengembangkan diri
seseorang yang awalnya belum baik menjadi lebih baik. Belajar bukan hanya soal
ilmu pengetahuan, melainkan perbaikan perilaku (atitude) atau perubahan
kebiasaan (behavior change). Belajar juga bisa diartikan sebagai aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam diri seseorang dan proses interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan dan sikap (Purwanto, 2016:39). Pengertian lain belajar adalah suatu
proses usaha yang dikerjakan seorang untuk memperoleh sebuah perubahan
tingkah laku yang baru dengan cara menyeluruh, sebagai akibat dari
pengalaman yang

6
7

dirasakan seseorang itu sendiri saat berinteraksi dengan lingkungannya (Nurjaman


dan Syarifan, 2016:14).
Suatu proses pada ada faktor yang mempengaruhinya, tidak terkecuali
dengan belajar. Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Baharrudin dan
Wahyuni (2015
:19) antara lain:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Beberapa faktor internal dalam belajar meliputi kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, sikap kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Ada faktor yang mempengaruhi hasil belajarnya, seperti kelelahan karena
jarak rumah dan sekolah cukup jauh, dan pengaruh lingkungan yang buruk yang
terjadi di luar kemampuannya.
c. Faktor Instrumental
Faktor instrumental merupakan faktor yang diharapkan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan belajar yang telah direncanakan.
Beberapa faktor instrumental meliputi: 1) kurikulum yang merupakan rencana
belajar dan merupakan unsur substansial dalam pendidikan, 2) sarana dan
fasilitas seperti ruang belajar dan laboratorium, dan 3) guru yang harus
mengorganisir semua komponen pembelajaran sedemikian rupa sehingga antara
komponen yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis.
2.2. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh
oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran (Arifin, 2017:2). Adapun
evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan
dan penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang dibuat
untuk merancang suatu sistem pembelajaran (Febriana, 2019:1). Dari pengertian
para ahli, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran merupakan langkah
untuk mendapatkan informasi atau feedbeck agar proses pembelajaran dapat
berjalan
8

sebagaimana mestinya sehingga dapat diketahui penanganan atau tindakan khusus


sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
Menurut Arifin (2017:15), fungsi evaluasi pembelajaran yaitu:
a. Fungsi formatif
Fungsi formatif digunakan untuk memberikan umpan balik kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program
remedial jika diperlukan bagi peserta didik.
b. Fungsi Sumatif
Fungsi sumatif digunakan untuk menentukan nilai kemajuan atau hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk
memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan
penentuan lulus tidaknya peserta didik.
c. Fungsi Diagnostik
Fungsi diagnostik untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis,
fisik, dan lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan
tersebut.
d. Fungsi Penempatan
Fungsi penempatan digunakan untuk menempatkan peserta didik dalam
situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam menentukan program
spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi memiliki
fungsi untuk umpan balik proses belajar mengajar dan untuk mengetahui sejauh
mana pembelajaran sudah tercapai (laporan hasil belajar). Dalam Permendikbud
No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pasal 5, dijelaskan
bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil belajar sebagai berikut:
a. Sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
9

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik


karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta
didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Memiliki kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, teknik, maupun hasilnya.
2.3. Penilaian (evaluasi)
Penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang dapat
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan serta
menafsirkan hasil pengukuran, menggambarkan informasi mengenai sejauh mana
hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi siswa. Selain itu, penilaian
memberikan informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran,
karena tidak hanya menggunakan instrumen tes saja, melainkan menggunakan
teknik non tes lainya. Penilaian merupakan kegiatan mengambil keputusan dalam
menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik dan buruk serta bersifat kualitatif.
Hasil penilaian sendiri meskipun bersifat kualitatif, bisa berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) & nilai kuantitatif (berupa angka).
2.4. Pengukuran (measurement)
Dengan adanya alat ukur (tes) maka dapat melaksanakan pengukuran.
Sering terjadi, hasil pengukuran berbeda bila diukur dua kali dengan alat ukur
yang sama atau diukur dengan alat ukur yang berbeda walaupun alat ukurnya
sudah baku.
1

2.5. Tes dan Non Tes


Evaluasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tes dan non tes.
2.5.1. Tes
Tes merupakan suatu instrumen pengumpul informasi, tetapi jika
dibandingkan dengan instrumen yang lain, tes bersifat lebih resmi karena ada
batasannya. Tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur peserta didik
dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Tes juga dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tes Uraian (essay)
Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam
bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Dilihat dari luas atau
sempitnya materi yang dinyatakan, bentuk tes uraian dapat dibagi menjadi dua
jenis, yakni:
1) Tes uraian bebas
Tes uraian bebas memberikan kesempatan peserta didik bebas untuk
menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri dan bebas mengemukakan
pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik
mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus
mempunyai acuan dan patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
2) Tes uraian terbatas
Dalam tes uraian terbatas, peserta didik harus mengemukakan hal-hal
tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu
beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam
sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.
b. Tes Objektif
Tes objektif merupakan pengukuran yang berdasarkan pada penilaian atas
kemampuan siswa dengan soal menjelaskan jawaban yang benar atau yang salah
soal dengan bobot nilai yang tetap. Dalam tes ini subjektivitas guru ketika
1

melakukan pemberian nilai tidak ikut ambil bagian atau ikut berpengaruh.
Terdapat beragam macam tes objektif, di antaranya:
1) Tes pilihan alternatif
Bentuk tes pilihan alternatif ditandai oleh butir soal yang diikuti oleh dua
penilaian. Dari dua pilihan peserta didik diminta memilih salah satu yang
dianggap paling tepat.
2) Tes pilihan ganda
Tes jenis pilihan ganda adalah suatu bentuk tes dengan jawaban tersedia atas
3, 4, atau 5 option pilihannya dan hanya satu jawaban yang tepat.
3) Tes objektif menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis,
suatu daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan
masing- masing premis itu dengan suatu kemungkinan jawaban. Biasanya
nama, tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan, bagian dari diagram, dan
sejenisnya digunakan sebagai premis.
4) Tes berbentuk benar dan salah
Tes benar salah dilakukan agar peserta didik menjawab dengan menetapkan
apakah pernyataan yang disajikan itu salah atau benar dalam arti mengandung
atau tidak mengandung kebenaran.
2.5.2. Non Tes
Evaluasi non tes merupakan penilaian yang mengukur kemampuan peserta
didik secara langsung dengan tugas-tugas yang riil. Evaluasi non tes memiliki
sifat yang lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai
aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga
aspek afektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung
(Sudjana. 2017:67). Evaluasi non tes dapat dibagi menjadi beberapa jenis, di
antaranya:
a. Angket
Angket merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur (responden). Angket merupakan instrumen evaluasi nontes yang
berupaya mengukur pada ranah afektif di dalam kelas maupun di luar kelas.
1

b. Skala bertingkat (rating scale)


Instrumen pengukuran non tes yang menggunakan suatu prosedur
terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi yang
menyatakan posisi tertentu dalam hubungannya dengan yang lain.
c. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak
karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan.
d. Daftar cocok
Daftar cocok yaitu deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), di
mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√ ) di tempat
yang sudah disediakan.
e. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh
pendidik dengan menggunakan indra secara langsung. Pengamatan atau observasi
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan
suatu tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan
yang dilakukan. Pengamatan dilakukan dengan cara menggunakan instrumen
(formulir) yang sudah dirancang sebelumnya.
2.6. Telaah Kualitas Tes
Telaah atau penilaian terhadap butir soal pada dasarnya merupakan analisis
butir soal, dan selama ini pada umumnya para ahli pengukuran mengatakan bahwa
analisis butir soal maksudnya adalah penilaian terhadap soal. Telah diketahui
bersama bahwa penyusunan tes sangat mempengaruhi kualitas butir soal.
Pendekatan untuk menganalisis butir soal yang berkembang saat ini terdiri dari
dua pendekatan yaitu pendekatan klasik dan pendekatan modern. Kedua
pendekatan ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun
keduanya masih sering digunakan dalam analisis butir soal.
Telah disinggung di depan bahwa analisis soal antara lain bertujuan untuk
mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang lebih atau sedang dan soal
1

yang tidak baik. Dengan analisis butir soal dapat diperoleh informasi tentang
kekurangan sebuah soal tes dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Dalam tes
dan pengukuran dikenal beberapa karakteristik butir soal, yaitu: tingkat kesukaran,
daya beda, dan distribusi jawaban atau berfungsi tidaknya pilihan jawaban
(distraktor). Ketiga karakteristik butir soal ini secara bersama akan menentukan
mutu butir soal. Bila salah satu dari ketiga karakteristik ini tidak memenuhi
persyaratan maka mutu butir soal akan turun.
a. Tingkat kesukaran (difficulty level)
Tingkat kesukaran merupakan proporsi peserta tes menjawab benar terhadap
butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal biasanya dilambangkan dengan
(p), di mana semakin besar nilai (p) berarti semakin besar proporsi yang
menjawab benar terhadap butir soal tersebut sehingga butir soal tersebut bisa
dikatakan mudah, sedangkan makin rendah nilai (p) maka menandakan butir soal
tersebut semakin sukar.
Tabel X. Klasifikasi kesukaran butir soal (p).
TINGKAT KESUKARAN
>0,91 sangat mudah
0,7-0,9 mudah
0,31-0,69 agak sukar
<0,3 sukar

Butir soal yang baik merupakan butir soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik
untuk memecahkan permasalahannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan kurang semangat untuk
menjawabnya.
b. Daya beda (d)
Daya beda merupakan indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir
soal untuk membedakan kelompok yang berprestasi tinggi (kelompok atas) dari
kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah) di antara para peserta tes.
Daya beda butir soal yang sering digunakan dalam tes hasil belajar adalah dengan
menggunakan indeks korelasi antara skor butir dengan skor totalnya. Daya beda
dengan cara ini sering disebut validitas internal, karena nilai korelasi diperoleh
dari
1

dalam tes itu sendiri. Daya beda dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi
biserial maupun koefesien korelasi point biserial.
Tabel X. Klasifikasi daya beda (d)
DAYA BEDA
0,71-1,0 sangat baik
0,41-0,71 baik
0,21-0,4 cukup
0-0,2 jelek
NEGATIF kurang baik

c. Distribusi jawaban (distraktor) atau pengecoh


Butir soal terdiri dari dua bagian, yaitu pokok soal dan alternatif jawaban.
Alternatif jawaban juga terdiri dari dua bagian, yaitu kunci jawaban dan
pengecoh. Pengecoh dikatakan berfungsi apabila semakin rendah tingkat
kemampuan peserta tes semakin banyak memilih pengecoh, atau makin tinggi
tingkat kemampuan peserta tes akan semakin sedikit memilih pengecoh. Hal ini
dapat ditandai dengan adanya korelasi yang tinggi, rendah, atau negatif pada hasil
analisis. Apabila proporsi peserta tes yang menjawab dengan salah atau memilih
pengecoh kurang dari 0,025 maka pengecoh tersebut harus direvisi, sedangkan
jika proporsi pengecohnya 0,00 maka pengecohnya ditolak.
Tabel X. Klasifikasi distraktor
KATEGORI NILAI PROPORSI
DISTRAKTOR
BAIK ≥ 0,025
REVISI < 0,025
TOLAK 0,00

Selain memperhatikan fungsi daya tarik untuk dipilih oleh peserta tes,
pengecoh soal juga perlu memperhatikan daya beda (koefisien korelasi) yang
ditunjukkan oleh masing-masing alternatif jawaban. Setiap pengecoh diharapkan
memiliki daya beda negatif, artinya suatu pengecoh diharapkan lebih sedikit
dipilih oleh kelompok tinggi dibandingkan dengan kelompok bawah. Atau daya
beda pengecoh tidak lebih besar dari daya beda kunci jawaban setiap butir soal.
1

d. Reliabilitas butir soal


Reliabilitas merupakan tanda ketepatan butir soal dalam pengukurannya.
Reliabilitas juga bisa diartikan sebagai kestabilan skor (tingkat konsisten) yang
diperoleh peserta tes ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang
berbeda atau dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya.
Tabel X. Klasifikasi reliabilitas soal
KATEGORI KOEFISIEN
KORELASI
SANGAT TINGGI 0,80-1,00
TINGGI 0,60-0,79
CUKUP 0,40-0,59
RENDAH 0,20-0,39
SANGAT 0,00-0,19
RENDAH
BAB III
PENILAIAN DAN PENGUKURAN HASIL BELAJAR

3.1. Silabus Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Nama Sekolah : SMK Ma’arof NU1 Sumpiuh


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR)

Durasi (Waktu) : 3 JP (@45 Menit)

K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun,
K2 responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
K3 ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni , budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan
masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
K4 dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

16
1

Alokasi
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pokok Waktu Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Kompetensi
(JP)
1 2 3 4 5 6 7
1.1. Lingkungan hidup dan
sumber daya alam sebagai
anugerah Tuhan yang maha
Esa harus dijaga kelestarian
dan kelangsungan hidupnya.
1.2. Pengembangan dan
penggunaan teknologi dalam
kegiatan belajar harus
selaras dan tidak merusak
dan mencemari lingkungan,
alam dan manusia

2.1 Menunjukkan sikap


cermat dan teliti dalam
menginterpretasikan dan
mengidentifikasi
pemeliharaan sistem
kelistrikan, sistem
pengapian, sistem
starter,
1

sistem pengisian, dan sistem


pengapian konvensional.

2.2 Menunjukkan sikap


cermat dan teliti dalam
memahami dan membaca
simbol-simbol sistem
kelistrikan, sistem
pengapian, sistem starter,
sistem pengisian.

2.3 Menunjukkan sikap


disiplin dan tanggung
jawab dalam mengikuti
langkah- langkah kerja
sesuai dengan SOP

2.4 Menunjukkan sikap


peduli terhadap lingkungan
melalui kegiatan yang
berhubungan dengan 3 jp
pemeriksaan, perawatan dan (@45)
perbaikan sistem
kelistrikan,
sistem pengapian, sistem
1

starter, sistem  Toyota News


pengisian kendaraan Step 1.
3.5.1 Peserta didik dapat 1. Prinsip kerja  Mengamati untuk Pengetahuan:
ringan  Teknik Sepeda
menyebutkan nama sistem pengapian memahami  Tes Motor Jilid 3
komponen beserta fungsi konvensional. komponen sistem Tertulis Kelas 12.
dari Sistem Pengapian pengapian beserta  Teknik Sepeda
3.5 Menerapkan Cara  Presentasi
Konvensional dengan fungsinya. Motor Jilid 2
Perawatan Sistem Pengapian Kelas 11.
benar.
Konvensional  Teknik Sepeda
Motor Jilid 1
3.5.2 Peserta didik dapat  Mengomunikasikan Kelas 10.
menjelaskan cara kerja 2. Cara kerja cara kerja dari  Video/ rekaman /
dari Sistem Pengapian sistem pengapian sistem pengapian teks
Konvensional dengan konvensional. konvensional.  Buku paket
benar.  Bahan bacaan
yang
relevan
3.5.3 Peserta didik dapat tentangsistem
mengidentifikasi rangkaian 3.
Menganalisis dan  Mengomunikasikan pengapian
Sistem Pengapian cara merawat sistem tentang arah arus kovensional.
Konvensional dengan baik. pengapian dari wiring  Gambar
konvensional sepeda diagram sistem (Wall Chart)
motor. pengapian  Trainer Sistem
konvensional. pengapian
konvensional.
 Sumber internet
yang relevan.
Keterampilan:
1. Prosedur dan teknik  Penilaian
4.5.1 Peserta didik dapat pemeriksaan dan melakukan
4.5. Merawat Secara Berkala mengetahui langkah dalam perbaikan gangguan praktik
perawatan Sistem
Sistem Pengapian
Konvensional.
2

Pengapian Konvensional sistem pengapian  Penilaian


dengan baik sesuai SOP. konvensional. hasil
praktik
2. Teknik perawatan
4.5.2 Peserta didik dapat Komponen
menerapkan Cara sistem pengapian
Perawatan Sistem konvensional.
Pengapian Konvensional
dengan benar. 3. Prosedur penyetelan
timming pengapian
konvensional.

Banyumas, 1 Juni 2023

Guru mata pelajaran

Arif Andriyanto
NIM. 22522251013
3.2. Kompetensi Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Kompetensi yang ada pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan

Kendaraankonvensional
pengapian Ringan (PKKR) untuk
kendaraan kelas XI dengan materi perawatan
meliputi:

1) Peserta didikkendaraan
konvensional memahami pengertian dan cara kerja sistem
ringan.

2) Peserta didik
kendaraan besertamemahami
fungsinya. komponen sistem pengapian

3) Peserta didik
pemeriksaan memahami
sistem cara
pengapian pemeriksaan
konvensional komponen
kendaraan sistem
ringan sesuaidan
SOP.

4) Peserta didik
kendaraan dapat
ringan merawat
dengan benarsecara
sesuaiberkala
SOP. sistem pengapian

5) Peserta didikkendaraan
konvensional dapat mengevaluasi hasil sesuai
ringan dengan benar perawatan
SOP. sistem

3.3. Bentuk Penilaian Kompetensi Pemeliharaan Kelistrikan


Kendaraan Ringan
Penilaian pada kompetensi perawatan sistem pengapian konvensional dibagi
menjadi dua, yaitu penilaian pengetahuan dan penilaian praktikum. Penilaian
pengetahuan dilaksanakan melalui tugas harian, presentasi, dan tes tertulis.
Adapun penilaian kinerja dilakukan melalui praktikum terstruktur pada workshop
otomotif menggunakan engine stand atau kendaraan secara langsung.
Penilaian pengetahuan dilaksanakan dengan cara memberikan LKPD dan tes
evaluasi di akhir pertemuan materi perawatan sistem pengapian konvensional
kendaraan ringan. Sedangkan untuk penilaian kinerja, dilaksanakan ketika
praktikum berlangsung dengan waktu yang sudah ditentukan.

21
2

BAB IV

PENYUSUNAN BUTIR SOAL TES UJI KOMPETENSI

4.1. Kisi-kisi Ujian


No. KI/KD Indikator Materi Nomor Ranah
Butir Kognitif
1 Perawatan Menerangkan Peserta didik memahami urutan pengapian 1 C2
sistem komponen, fungsi,
2 Peserta didik memahami fungsi sistem pengapian 2 C2
pengapian dan jenis sistem konvensional
konvensional pengapian Peserta didik memahami fungsi komponen sistem
3 3 C2
konvensional pengapian konvensional
4 Peserta didik memahami fungsi komponen sistem 4 C2
pengapian konvensional
5 Peserta didik memahami fungsi komponen sistem 5 C2
pengapian konvensional
6 Peserta didik memahami fungsi komponen sistem 6 C2
pengapian konvensional
7 Menguraikan Peserta didik memahami kerusakan komponen 7 C3
kemungkinan sistem pengapian konvensional
8 kerusakan, penyebab Peserta didik memahami kerusakan komponen 8 C3
kerusakan komponen sistem pengapian konvensional
9 sistem pengapian Peserta didik memahami kerusakan komponen 9 C3
konvensional sistem pengapian konvensional
10 Peserta didik memahami kerusakan komponen 10 C3
sistem pengapian konvensional
11 Peserta didik memahami kerusakan komponen 11 C3
sistem pengapian konvensional
12 Peserta didik memahami kerusakan komponen 12 C3
sistem pengapian konvensional
13 Peserta didik memahami kerusakan komponen 13 C3
sistem pengapian konvensional
14 Menerangkan cara Peserta didik memahami cara perawatan sistem 14 C3
perawatan sistem pengapian konvensional
15 pengapian Peserta didik memahami cara perawatan sistem 15 C3
konvensional pengapian konvensional
16 Peserta didik memahami cara perawatan sistem 16 C3
pengapian konvensional
17 Peserta didik memahami cara perawatan sistem 17 C3
pengapian konvensional
18 Peserta didik memahami cara perawatan sistem 18 C3
pengapian konvensional
19 Peserta didik memahami cara perawatan sistem 19 C3
pengapian konvensional
20 Peserta didik memahami cara perawatan sistem 20 C3
pengapian konvensional
Catatan:
C1= Mengingat, C2=Memahami, C3=Mengaplikasikan, C4=Analisis,
C5=Evaluasi, C6=Kreasi
2

4.2. Penulisan Butir Soal


1. Secara umum, urutan pengapian untuk jenis 4 cylinder in line engine (mesin
4 silinder sebaris) yaitu?
a. 1-3-4-2
b. 1-3-2-4
c. 1-2-3-4
d. 2-3-4-1
e. 2-4-1-3
2. Komponen sistem pengapian konvensional kendaraan yang berfungsi untuk
membangkitkan induksi elektromagnetik sehingga arus yang mengalir
menjadi tegangan tinggi yaitu?
a. Koil pengapian
b. Platina
c. Rotor
d. Kabel tegangan tinggi
e. Busi
3. Fungsi dari kunci kontak pada sistem pengapian konvensional
yaitu? a. Sebagai saklar pemutus atau penyambung arus listrik
b. Sebagai penghubung antara distributor dengan busi
c. Untuk membangkitkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder
d. Untuk menyimpan arus sementara
e. Untuk mengalirkan tegangan dari kabel busi ke busi
4. Distributor pada sistem pengapian konvensional kendaraan digunakan untuk?
a. Menyalurkan tegangan dari baterai menuju kunci kontak
b. Menyalurkan tegangan tinggi dari koil pengapian ke kabel busi
c. Berfungsi untuk pengaman rangkaian sistem pengapian
d. Untuk memutus dan menyambungkan arus yang mengalir
e. Untuk membakar bahan bakar
2

5. Fungsi dari kondensor pada sistem pengapian konvensional kendaraan


adalah?
a. Suplai utama arus listrik pada sistem pengapian
b. Mengubah arus AC menjadi arus DC
c. Menyimpan sementara arus dari platina agar tidak ada loncatan bunga
api di platina.
d. Mengubah arus menjadi tegangan tinggi sehingga terjadi percikan bunga
api pada busi.
e. Untuk mencegah terjadi korsleting pada rangkaian sistem pengapian
6. Pada sistem pengapian konvensional kendaraan, ada komponen yang
dinamakan fuse atau sekring. Fungsi komponen tersebut yaitu?
a. Penyedia utama arus listrik
b. Penyalur tegangan tinggi
c. Pembangkit tegangan tinggi
d. Pengaman rangkaian sistem pengapian
e. Pembagi tegangan tinggi sistem pengapian
7. Apa kemungkinan yang terjadi jika salah satu busi mati pada
kendaraan? a. Mesin akan pincang
b. Mesin tidak bisa hidup
c. Tegangan tinggi tidak terjadi
d. Koil pengapian cepat panas
e. Koil pengapian jadi mati
8. Penyebab kendaraan terasa tidak bertenaga atau suara berubah menjadi lebih
kasar ketika sudah masuk temperatur kerja mesin adalah?
a. Koil pengapian mati
b. Platina mati
c. Koil pengapian lemah atau panas
d. Busi mati
e. Kondensor mati
2

9. Kendaraan susah dihidupkan dan ketika diperiksa busi basah, kemungkinan


penyebabnya adalah?
a. Busi mati
b. Koil mati
c. Kondensor bocor
d. Rotor rusak
e. Penyetelan konsumsi bahan bakar tidak tepat
10. Kendaraan tidak bisa dihidupkan, setelah diperiksa ternyata tidak ada
percikan bunga api di busi, kemungkinan penyebabnya yaitu?
a. Koil pengapian mati
b. Waktu pengapian terlalu maju
c. Waktu pengapian terlalu mundur
d. Celah platina terlalu lebar
e. Celah elektroda busi tidak sesuai standar
11. Selain busi yang mati, mesin kendaraan terasa pincang juga bisa disebabkan
karena?
a. Salah satu kabel busi putus
b. Distributor mati
c. Koil pengapian mati
d. Kunci kontak mati
e. Tegangan baterai kurang
12. Kemungkinan penyebab terjadinya ledakan ketika pedal gas kendaraan tidak
ditekan (deselerasi) adalah?
a. Koil pengapian mati
b. Kerja vacuum advacer bermasalah
c. Busi mati
d. Kerja centrifugal advancer bermasalah
e. Kondensor mati
2

13. Ketika kendaraan dilakukan akselerasi (pedal gas diinjak) terjadi ledakan
pada knalpotnya, kemungkinan penyebabnya adalah?
a. Koil pengapian mati
b. Kerja vacuum advacer bermasalah
c. Busi mati
d. Kerja centrifugal advancer bermasalah
e. Kondensor mati
14. Salah satu contoh perawatan sistem pengapian konvensional yaitu?
a. Memeriksa kondisi dan celah busi
b. Memeriksa kondisi saringan udara
c. Memeriksa exhaust maniphold
d. Memeriksa intake maniphold
e. Memeriksa alternator
15. Pemeriksaan sudut dwell bdapat dilakukan menggunakan alat?
a. Feeler gauge
b. Tachometer
c. Tach & dwell tester
d. Timminglight
e. Multimeter
16. Jika sudut dwell terlalu besar, maka kemungkinan disebabkan
karena? a. Penyetelan celah platina terlalu sempit
b. Penyetelan celah platina terlalu lebar
c. Penyetelan celah busi terlalu lebar
d. Sudut pengapian terlalu maju
e. Sudut pengapian terlalu mundur
17. Alat yang bisa digunakan untuk memeriksa waktu pengapian adalah?
a. Multimeter
b. Tach & Dwell tester
c. Timmingliht
d. Feeler gauge
e. Compression tester
2

18. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur celah platina adalah?
a. Multimeter
b. Timminglight
c. Compression tester
d. Feeler gauge
e. Tach & Dwell tester
19. Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur celah elektroda busi yaitu?
a. Multimeter
b. Timminglight
c. Compression tester
d. Feeler gauge
e. Tach & Dwell tester
20. Alat ukur yang dapat digunakan untuk memeriksa tahanan kabel tegangan
tinggi pada sistem pengapian konvensional yaitu?
a. Multimeter
b. Timminglight
c. Compression tester
d. Feeler gauge
e. Tach & Dwell tester

Kunci Jawaban kriteria penilaian


KUNCI JAWABAN
1. A 5. C 9. E 13. D 17. C
2. B 6. D 10. A 14. A 18. D
3. A 7. A 11. A 15. C 19. D
4. B 8. C 12. B 16. A 20. D

Keterangan bobot skor:


1. Jawaban benar = 1
2. Jawaban salah = 0
3. Skor total = 20
4. Nilai pilihan ganda = Total perolehan skor x 5 =
2

Hasil analisis butir soal yang sudah disusun dan diujikan sebagai berikut:
Tabel X. Tabel analisis Butir soal
Butir Nomor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
n 28 20 28 25 22 23 16 18 14 23 21 2 8 25 16 17 26 25 24 9

p 0,9 0,65 0,9 0,81 0,71 0,74 0,52 0,58 0,45 0,74 0,68 0,06 0,26 0,81 0,52 0,55 0,84 0,81 0,77 0,29

q 0,1 0,35 0,1 0,19 0,29 0,26 0,48 0,42 0,55 0,26 0,32 0,94 0,74 0,19 0,48 0,45 0,16 0,19 0,23 0,71

pq 0,09 0,23 0,09 0,16 0,21 0,19 0,25 0,24 0,25 0,19 0,22 0,06 0,19 0,16 0,25 0,25 0,14 0,16 0,17 0,21

pA 1 0,73 1 1 0,87 0,87 0,8 0,93 0,53 0,8 0,73 0 0,2 1 0,93 0,87 1 1 1 0,47

pB 0,8 0,6 0,8 0,6 0,53 0,6 0,2 0,2 0,4 0,73 0,6 0,07 0,27 0,6 0,13 0,27 0,67 0,6 0,53 0,07

d 0,2 0,13 0,2 0,4 0,33 0,27 0,6 0,73 0,13 0,07 0,13 -0,07 -0,07 0,4 0,8 0,6 0,33 0,4 0,47 0,4

a) Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran menunjukkan seberapa sukar soal tersebut bagi peserta
didik. Tingkat kesukaran dilambangkan dengan (p). Hasil ujinya dilakukan
dengan tebal di berikut:
Tabel X. Tabel tingkat kesukaran
Nilai Tingkat kesukaran
>0,91 sangat mudah
0,7-0,9 Mudah
0,31-0,69 agak sukar
<0,3 Sukar

Dengan demikian, diketahui butir soal dengan tingkat kesukaran mudah ada
pada nomor 1,3,4,5,6,10,14,17,18, dan 19. Adapun butir soal yang agak sukar ada
pada nomor 2,7,8,9,11,15, dan 16.
b) Daya beda
Daya beda menunjukkan perbedaan antara peserta didik kelas atas dan kelas
bawah. Daya beda dilambangkan dengan (d), dari tabel di atas dapat dicocokn
dengan indeks berikut:
2

Tabel X. Indeks daya beda


Nilai Daya beda
0,71-1,0 sangat baik
0,41-0,71 baik
0,21-0,4 cukup
0-0,2 jelek
negatif kurang baik

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 8 dan 15 memiliki
daya beda yang sangat baik, sedangkan butir nomor 7,16, dan 19 memiliki daya
beda yang baik. Butir soal nomor 4,5,6,14,17,18, dan 20 memiliki daya beda yang
cukup, adapun butir soal nomor 1,2,3,9,10, dan 11 memiliki daya beda yang jelek.
Untuk buir soal nomor 12 dan 13 memiliki daya beda yang kurang baik karena
memiliki indeks negatif (-).
c) Validitas
Dengan ini, nomor butir soal yang tidak valid adalah nomor 12, 13, dan 20
karena memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi. Sebaiknya soal tersebut
dilakukan revisi agar dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik
dengan baik.
d) Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa soal tersebut dapat digunakan secara
konsisten (ajeg) ketika digunakan ulang untuk menguji kemampuan peserta didik.
Reliabilitas dari soal tersebut sebagai berikut:
Uji secara manual menggunakan Kuder Richardson (KR-20):
𝑥2 2
𝑥 2 5402 390
St^2 = -| | = −| | = 174,25-158,27= 15,99
𝑁 𝑁 31 31

KR-20 = 𝑘
Ʃ𝑝𝑞
x (1 − )= 20
Ʃ3,686
𝑘−1 𝑆𝑡^2 20−1 x(1 − 15,99 )=
Perhitungan menggunakan Alpha Cronbach di
SPSS: Tabel X. Reliabilitas soal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,810 20

Dengan demikian, reliabilitas soal tersebut tergolong sangat tinggi karena


0,81 mendekati 1,00. Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa soal tersebut dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik secara konsisten.
4.3. Penulisan Butir Non Tes
Lembar Penilaian Praktikum
Nama :
Kelas :
Materi :
Tanggal :

Petunjuk
1. Isikan identitas peserta didik yang akan dinilai!
2. Baca dan pahami pernyataan yang ada!
3. Berikan tanda cek (√) sesuai dengan kondisi yang ada!
No. Aspek yang diamati Skor
4 3 2 1
1. Persiapan alat dan bahan
2. Kemampuan analisis tugas
3. Langkah kerja
4. Sikap dan keselamatan kerja
5. Penggunaan alat
6. Penggunaan sumber informasi
7. Ketelitian
8. Kebersihan dan kerapian
9. Ketepatan waktu pengerjaan
10. Penarikan kesimpulan
Jumlah
Total perolehan
Kriteria: Banyumas,.........................2023
34-40 = A (Sangat baik) Instruktur,
28-33 = B (Baik)
22-27 = C (Cukup)
16-21 = D (Kurang)
10-15 = E (Sangat kurang) .....................................................

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Nilai akhir = 𝟒 𝒙 𝟏𝟎

30
31

Rubrik penilaian kinerja sebagai berikut:


Tabel X. Rubrik penilaian kinerja
Rubrik Penilaian Kinerja
Nilai Kriteria
4 Merumuskan gagasan dengan jelas
Sangat Mengumpulkan informasi dengan relevan
baik Memilih dan menyiapkan alat dan bahan dengan jelas
3 Merumuskan gagasan yang perlu diujikan
Baik Merencanakan suatu urutan pelaksanaan
Memilih dan menyiapkan alat dan bahan yang cocok
2 Dengan bimbingan instruktur dapat mengajukan gagasan secara jelas
Cukup Merencanakan pekerjaan dengan garis besar
Memilih dan menyiapkan alat dan bahan yang cocok
1 Dengan bimbingan instruktur dapat mengajukan gagasan sederhana
Kurang Terdapat kelemahan dalam melaksanakan pekerjaan
Memilih dan menyiapkan alat dan bahan kurang sesuai
BAB V

PENGOLAHAN SKOR HASIL TES UJI KOMPETENSI

5.1. Pengolahan Berdasarkan Acuan Norma (PAN)


Penilaian acuan norma (norm referend ecaluation) berasumsi bahwa
kemampuan setiap orang itu berbeda dan dapat digambarkan menurut distribusi
normal. Perbedaan ini harus ditunjukkan oleh hasil pengukuran, dan selanjutnya
akan dibandingkan dengan peserta didik lain dalam kelompoknya, sehingga dapat
diketahui posisi peserta didik tersebut. Hasil uji coba butir soal, didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel X. Data perolehan nilai
No. Nama Skor Nilai Predikat
(x)
1 Agus Eko Daryanto 14 70
2 Ahnaf Munif 8 40
3 Alfan Faiz Iqbal Purwa 5 25
4 Aqila Fathir 14 70
5 Arjun Surya Saputra 18 90
6 Arkan Nasir 12 60
7 Danang Husaeni 14 70
8 Danda Nugroho 10 50
9 Fadil Cahya Ramadhan 10 50
10 Fredi Pratama 14 70
11 Fredo Pratama 11 55
12 Galang Septianto 7 35
13 Ismi Susanti 8 40
14 Iyan Catur Pangestu 13 65
15 Khairan Dzaky Al-Faridzi 17 85
16 Luthfi Dika Ramadan 15 75
17 Muhamad Robi Arya Kusuma 12 60
18 Muhammad Fadlurrahman Sidik 17 85
19 Nanjar Krisnanda 12 60
20 Nurul Umam 19 95
21 Oka Ardiyanto 9 45
22 Raka Agil Saputra 4 20
23 Rakhes Eky Pratama 13 65
24 Rendi Junianto 17 85
25 Rido 15 75
26 Sabdo Cahyo Aprilianto 18 90
27 Solihudin 14 70
28 Tito Mis Fuad 14 70

32
3

29 Tofil Rahman 14 70
30 Yusuf Cahyadi 17 85
31 Zainun Azhari 5 25
Jumlah (Σ) 390 1950
Rata-rata 12,6 62,9
Standar deviasi (Sd) 20,0

Dari tabel di atas, dilakukan perhitungan konversi skala lima dengan


Penilaian Acuan Norma (PAN) untuk mendapatkan perdikat dari peserta didik.
Tabel X. Kriteria KSL
Konversi Skala Lima
Kriteria KSL Nilai KSL Nilai Predikat
Mean+(1,5*Sd) ke atas A 93 93-100 A
Mean+(0,5*Sd) ke atas B 73 73-92 B
Mean-(0,5*Sd) ke atas C 53 53-72 C
Mean-(1,5*Sd) ke atas D 33 33-52 D
Mean-(1,5*Sd) ke bawah E 33 0-32 E
Selanjutnya, nilai peserta didik diurutkan dari predikat tertinggi ke predikat
terendah untuk memudahkan penyusunan rangking.
Tabel X. Urutan Rangking Peserta Didik
No. Nama Skor Nilai Predikat
(x)
1 Nurul Umam 19 95 A
2 Arjun Surya Saputra 18 90 B
3 Sabdo Cahyo Aprilianto 18 90 B
4 Khairan Dzaky Al-Faridzi 17 85 B
5 Muhammad Fadlurrahman Sidik 17 85 B
6 Rendi Junianto 17 85 B
7 Yusuf Cahyadi 17 85 B
8 Luthfi Dika Ramadan 15 75 B
9 Rido 15 75 C
10 Agus Eko Daryanto 14 70 C
11 Aqila Fathir 14 70 C
12 Danang Husaeni 14 70 C
13 Fredi Pratama 14 70 C
14 Solihudin 14 70 C
15 Tito Mis Fuad 14 70 C
16 Tofil Rahman 14 70 C
17 Iyan Catur Pangestu 13 65 C
18 Rakhes Eky Pratama 13 65 C
19 Arkan Nasir 12 60 C
20 Muhamad Robi Arya Kusuma 12 60 C
21 Nanjar Krisnanda 12 60 C
22 Fredo Pratama 11 55 C
3

23 Danda Nugroho 10 50 D
24 Fadil Cahya Ramadhan 10 50 D
25 Oka Ardiyanto 9 45 D
26 Ahnaf Munif 8 40 D
27 Ismi Susanti 8 40 D
28 Galang Septianto 7 35 D
29 Alfan Faiz Iqbal Purwa 5 25 E
30 Zainun Azhari 5 25 E
31 Raka Agil Saputra 4 20 E
Jumlah 390 1950
Rata-rata 12,6 62,9
Standar deviasi (Sd) 20,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada satu peserta didik dengan predikat A
dengan nilai 95 dan bisa diasumsikan sebagai peringkat tertinggi, sedangkan
predikat terendah peserta didik adalah peringkat E dengan jumlah tiga orang yang
memiliki nilai kurang dari 30.
5.2. Pengolahan Berdasarkan Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan (criterion referenced evaluation) menunjukkan
sampai batas mana kemampuan peserta didik mencapai kriteria kemampuan atau
keberhasilan yang telah ditentukan, dan skor yang demikian tidak tergantung dari
kemampuan peserta didik lain. Penilaian ini berasumsi bahwa hampir semua
peserta didik bisa belajar apa saja namun waktunya berbeda. Konsekuensi acuan
ini adalah adanya program remidial dan pengayaan. Dari hasil uji coba butir soal,
maka didapatkan data sebagai berikut:
Tabel X. Data perolehan nilai
No. Nama Skor Nilai (x) Predikat
1 Agus Eko Daryanto 14 70
2 Ahnaf Munif 8 40
3 Alfan Faiz Iqbal Purwa 5 25
4 Aqila Fathir 14 70
5 Arjun Surya Saputra 18 90
6 Arkan Nasir 12 60
7 Danang Husaeni 14 70
8 Danda Nugroho 10 50
9 Fadil Cahya Ramadhan 10 50
10 Fredi Pratama 14 70
11 Fredo Pratama 11 55
12 Galang Septianto 7 35
13 Ismi Susanti 8 40
3

14 Iyan Catur Pangestu 13 65


15 Khairan Dzaky Al-Faridzi 17 85
16 Luthfi Dika Ramadan 15 75
17 Muhamad Robi Arya Kusuma 12 60
18 Muhammad Fadlurrahman Sidik 17 85
19 Nanjar Krisnanda 12 60
20 Nurul Umam 19 95
21 Oka Ardiyanto 9 45
22 Raka Agil Saputra 4 20
23 Rakhes Eky Pratama 13 65
24 Rendi Junianto 17 85
25 Rido 15 75
26 Sabdo Cahyo Aprilianto 18 90
27 Solihudin 14 70
28 Tito Mis Fuad 14 70
29 Tofil Rahman 14 70
30 Yusuf Cahyadi 17 85
31 Zainun Azhari 5 25
Jumlah 390 1950
Rata-rata 12,6 62,9
Standar deviasi (Sd) 20,0

Berikutnya dilakukan perhitungan nilai ideal untuk tabel patokan predikat.


Tabel tersebut sebagai berikut:
Tabel X. Tabel patokan
Tabel Konversi
Skor ideal Mean Standar deviasi (Sd)
100 50 17
Skor ideal = skor total jika peserta didik menjawab seluruhnya
1
benar Mean = x skor ideal
2
1
Standar deviasi (Sd) = x mean
3

Hitung dengan konversi skala lima menggunakan Penilaian Acuan Patokan


(PAP). Didapatkan tabel sebagai berikut:
Tabel X. Tabel konversi skala lima
Kriteria KSL Nilai KSL Nilai Predikat
Mean+(1,5*Sd) ke atas A 75 75-100 A
Mean+(0,5*Sd) ke atas B 58 58-74 B
Mean-(0,5*Sd) ke atas C 42 42-57 C
Mean-(1,5*Sd) ke atas D 25 25-41 D
Mean-(1,5*Sd) ke bawah E 25 0-24 E
3

Selanjutnya, nilai peserta didik diurutkan dari predikat tertinggi ke predikat


terendah untuk memudahkan penyusunan rangking.
Tabel X. Daftar predikat peserta didik.
No. Nama Skor Nilai (x) Predikat
1 Nurul Umam 19 95 A
2 Arjun Surya Saputra 18 90 A
3 Sabdo Cahyo Aprilianto 18 90 A
4 Khairan Dzaky Al-Faridzi 17 85 A
5 Muhammad Fadlurrahman Sidik 17 85 A
6 Rendi Junianto 17 85 A
7 Yusuf Cahyadi 17 85 A
8 Luthfi Dika Ramadan 15 75 A
9 Rido 15 75 A
10 Agus Eko Daryanto 14 70 B
11 Aqila Fathir 14 70 B
12 Danang Husaeni 14 70 B
13 Fredi Pratama 14 70 B
14 Solihudin 14 70 B
15 Tito Mis Fuad 14 70 B
16 Tofil Rahman 14 70 B
17 Iyan Catur Pangestu 13 65 B
18 Rakhes Eky Pratama 13 65 B
19 Arkan Nasir 12 60 B
20 Muhamad Robi Arya Kusuma 12 60 B
21 Nanjar Krisnanda 12 60 B
22 Fredo Pratama 11 55 C
23 Danda Nugroho 10 50 C
24 Fadil Cahya Ramadhan 10 50 C
25 Oka Ardiyanto 9 45 C
26 Ahnaf Munif 8 40 D
27 Ismi Susanti 8 40 D
28 Galang Septianto 7 35 D
29 Alfan Faiz Iqbal Purwa 5 25 D
30 Zainun Azhari 5 25 D
31 Raka Agil Saputra 4 20 E
Jumlah 390 1950
rata-rata 12,6 62,9
Standar deviasi (Sd) 20,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas tersebut didominasi oleh peserta


didik predikat B dan ada sembilan peserta didik dengan predikat A, sedangkan
untuk predikat paling bawah ada satu peserta didik dengan predikat E.
3

5.3. Penentuan Nilai Akhir Hasil Belajar


Penentuan nilai akhir dilakukan dengan cara gabungan nilai tugas, nilai uji
kompetensi, dan nilai praktikum. Masing-masing nilai memiliki bobot yang
berbeda untuk mendapatkan nilai akhir. Berikut ini adalah bobot penilaian untuk
nilai akhir:
Tabel X. Bobot nilai akhir
No. Penilaian Bobot
1 Tugas 1 10%
2 Tugas 2 20%
3 Tes Uji Kompetensi 30%
4 Praktikum 40%
Nilai akhir 100%

Dengan demikian, maka didapatkan nilai akhir sebagai berikut:


Tabel X. Nilai akhir peserta didik
No. Nama Tugas Tugas Tes Praktikum Nilai Kriteria Hasil
1 2 UK Akhir ketuntasan
10% 20% 30% 40% 100%
1 Agus Eko 87 83 70 86 81 75 Tuntas
Daryanto
2 Ahnaf Munif 81 87 40 81 70 75 Tidak
3 Alfan Faiz Iqbal 78 89 25 85 67 75 Tidak
Purwa
4 Aqila Fathir 83 86 70 85 81 75 Tuntas
5 Arjun Surya 92 86 90 82 86 75 Tuntas
Saputra
6 Arkan Nasir 82 88 60 86 78 75 Tuntas
7 Danang Husaeni 81 88 70 81 79 75 Tuntas
8 Danda Nugroho 84 83 50 83 73 75 Tidak
9 Fadil Cahya 81 86 50 85 74 75 Tidak
Ramadhan
10 Fredi Pratama 95 88 70 83 81 75 Tuntas
11 Fredo Pratama 70 82 55 85 74 75 Tidak
12 Galang Septianto 93 89 35 87 72 75 Tidak
13 Ismi Susanti 90 89 40 89 74 75 Tidak
14 Iyan Catur 87 82 65 88 80 75 Tuntas
Pangestu
15 Khairan Dzaky Al- 87 81 85 85 84 75 Tuntas
Faridzi
16 Luthfi Dika 84 89 75 88 84 75 Tuntas
Ramadan
17 Muhamad Robi 93 82 60 84 77 75 Tuntas
Arya Kusuma
3

18 Muhammad 86 80 85 81 83 75 Tuntas
Fadlurrahman
Sidik
19 Nanjar Krisnanda 86 88 60 82 77 75 Tuntas
20 Nurul Umam 83 82 95 88 88 75 Tuntas
21 Oka Ardiyanto 74 85 45 81 70 75 Tidak
22 Raka Agil Saputra 87 86 20 87 67 75 Tidak
23 Rakhes Eky 86 80 65 88 79 75 Tuntas
Pratama
24 Rendi Junianto 92 86 85 86 86 75 Tuntas
25 Rido 83 88 75 85 82 75 Tuntas
26 Sabdo Cahyo 77 84 90 81 84 75 Tuntas
Aprilianto
27 Solihudin 78 90 70 83 80 75 Tuntas
28 Tito Mis Fuad 71 85 70 85 79 75 Tuntas
29 Tofil Rahman 83 83 70 89 82 75 Tuntas
30 Yusuf Cahyadi 78 87 85 88 86 75 Tuntas
31 Zainun Azhari 73 80 25 89 66 75 Tidak
Rata-rata 78
Standar deviasi (Sd) 6

Selanjutnya diurutkan dari predikat tertinggi hingga predikat terendah agar


lebih mudah mengetahui peserta didik yang membutuhkan remidial atau tindakan
khusus selama pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
Tabel X. Predikat peserta didik
No. Nama Tugas Tugas Tes Praktikum Nilai Kriteria Hasil Predikat
1 2 UK Akhir ketuntasan
10% 20% 30% 40% 100%
1 Nurul Umam 83 82 95 88 88 75 Tuntas 1
2 Rendi Junianto 92 86 85 86 86 75 Tuntas 2
3 Arjun Surya Saputra 92 86 90 82 86 75 Tuntas 3
4 Yusuf Cahyadi 78 87 85 88 86 75 Tuntas 4
5 Khairan Dzaky Al- 87 81 85 85 84 75 Tuntas 5
Faridzi
6 Luthfi Dika Ramadan 84 89 75 88 84 75 Tuntas 6
7 Sabdo Cahyo Aprilianto 77 84 90 81 84 75 Tuntas 7
8 Muhammad 86 80 85 81 83 75 Tuntas 8
Fadlurrahman Sidik
9 Rido 83 88 75 85 82 75 Tuntas 9
10 Tofil Rahman 83 83 70 89 82 75 Tuntas 10
11 Fredi Pratama 95 88 70 83 81 75 Tuntas 11
12 Agus Eko Daryanto 87 83 70 86 81 75 Tuntas 12
13 Aqila Fathir 83 86 70 85 81 75 Tuntas 13
14 Solihudin 78 90 70 83 80 75 Tuntas 14
15 Iyan Catur Pangestu 87 82 65 88 80 75 Tuntas 15
3

16 Rakhes Eky Pratama 86 80 65 88 79 75 Tuntas 16


17 Danang Husaeni 81 88 70 81 79 75 Tuntas 17
18 Tito Mis Fuad 71 85 70 85 79 75 Tuntas 18
19 Arkan Nasir 82 88 60 86 78 75 Tuntas 19
20 Muhamad Robi Arya 93 82 60 84 77 75 Tuntas 20
Kusuma
21 Nanjar Krisnanda 86 88 60 82 77 75 Tuntas 21
22 Ismi Susanti 90 89 40 89 74 75 Tidak 22
23 Fadil Cahya Ramadhan 81 86 50 85 74 75 Tidak 23
24 Fredo Pratama 70 82 55 85 74 75 Tidak 24
25 Danda Nugroho 84 83 50 83 73 75 Tidak 25
26 Galang Septianto 93 89 35 87 72 75 Tidak 26
27 Oka Ardiyanto 74 85 45 81 70 75 Tidak 27
28 Ahnaf Munif 81 87 40 81 70 75 Tidak 28
29 Alfan Faiz Iqbal Purwa 78 89 25 85 67 75 Tidak 29
30 Raka Agil Saputra 87 86 20 87 67 75 Tidak 30
31 Zainun Azhari 73 80 25 89 66 75 Tidak 31
Rata-rata 78
Standar deviasi (Sd) 6

Berdasarkan tabel nilai akhir di atas, dapat disimpulkan bawah peserta didik
dengan predikat 1 memiliki skor nilai akhir sebesar 88, sedangkan peserta didik
predikat terendah memiliki skor 66. Dari total 31 peserta didik di kelas tersebut,
sebanyak 10 peserta didik tidak tuntas karena ada salah satu atau lebih nilai yang
tidak masuk kriteria ketuntasan.
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis butir yang sudah dilaksanakan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa soal tersebut reliabel. Hal ini karena nilai reliabilitasnya
mencapai 0,81, dengan hal ini maka sudah masuk kategori reliabilitas yang sangat
tinggi karena mendekati 1,00. Artinya butir soal tersebut dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik secara konsisten (ajeg) ketika digunakan
secara berulang. Adapun validitas soal tersebut juga baik, hanya saja perlu
dilakukan revisi untuk butir soal yang terlalu sukar bagi peserta didik.
Berdasarkan pengolahan Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP), hasil belajar peserta didik kelas XI TKRO SMK Ma’arif NU1
Sumpiuh pada materi perawatan sistem pengapian konvensional cukup baik, hal
ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata yang didapatkan lebih tinggi dari
KKM. Meskipun ada beberapa peserta didik yang belum tuntas dalam materi
tersebut.
6.2. Saran

40
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, A., dkk. 2022. Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan, dan Unsur-unsur
Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa 2(1): 1-8.
Nurjaman, dan Syarifan. 2016. Psikologi Belajar. Ponorogo: Wade
Group. Purwanto. 2016. Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Febriana, Rina. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana. 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

41
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Dokumentasi asesmen sumatif

Praktikum

42
43
Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik
LKPD

Instansi SMK Ma’arif NU1 Sumpiuh


Kelas XI TKRO
Mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR)
Kompetensi dasar 3.5. Menerapkan cara perawatan sistem pengapian konvensional
4.5 Merawat Secara Berkala Sistem Pengapian Konvensional.
Waktu Pertemuan ke-3
Materi Pokok Menerapkan cara perawatan sistem pengapian konvensional dan Merawat secara
berkala sistem pengapian konvensional
Tujuan a. Setelah mendapat materi pembelajaran dari Guru, peserta didik dapat
Pembelajaran menyebutkan nama komponen beserta fungsi dari Sistem Pengapian
Konvensional dengan benar.
b. Setelah mendapat materi pembelajaran dari Guru, peserta didik dapat
menjelaskan cara kerja dari Sistem Pengapian Konvensional dengan
benar.
c. Setelah mendapat materi pembelajaran dari Guru, peserta didik dapat
mengidentifikasi rangkaian Sistem Pengapian Konvensional dengan baik.
d. Setelah mendapat materi pembelajaran dari Guru, peserta didik dapat
mengetahui langkah dalam perawatan Sistem Pengapian Konvensional
dengan baik sesuai SOP.
e. Setelah mendapat materi pembelajaran dari Guru, peserta didik dapat
menerapkan Cara Perawatan Sistem Pengapian Konvensional dengan
benar.

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

A. Kerjakan soal-soal berikut dengan teliti !

1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian !


…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................

44
4

2. Rangkailah kembali sistem pengapian berikut !

3. Jelaskan fungsi dari komponen sistem pengapian konvensional berikut:


a. Baterai
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
b. Kunci kontak
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
c. Koil pengapian
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
4

d. Platina
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
e. Kondensor
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
f. Distributor
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
g. Busi
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................

4. Jelaskan cara kerja sistem pengapian konvensional


…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
4

B. Diskusi

Diskusikan dengan teman satu kelompok dari permasalahan berikut ini.

Ada sebuah mobil kijang dengan sistem pengapian konvensional tiba-tiba mogok
di jalan. Setelah diperiksa oleh pengemudi, ternyata busi tidak mau mengeluarkan api.
Jika Anda adalah seorang mekanik bengkel, bagaimana langka-langkah memeriksa sistem
pengapian tersebut?

Sertakan alat dan bahan yang diperlukan!

Catatan
No. Nama Kelompok Nomor Presensi Anggota

1. Kelompok 1 1 s.d. 4
2. Kelompok 2 5 s.d. 8

3. Kelompok 3 9 s.d. 12
4. Kelompok 4 13 s.d. 16
5. Kelompok 5 17 s.d. 20
6. Kelompok 6 21 s.d. 24
7. Kelompok 7 25 s.d. 28
8. Kelompok 8 29 s.d. 32

Kunci jawaban
1. Sistem pengapian konvensional memiliki beberapa fungsi utama yaitu :
a. Menyediakan loncatan bunga api pada busi dalam waktu yang tepat untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar.
b. Agar terjadi loncatan bunga api, maka tegangan harus tinggi. Sehingga sistem
pengapian juga berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi tegangan
tinggi pada koil pengapian melalui hubung singkat arus primer oleh breaker
point (platina).
4

2. Rangkaian sistem pengapian

3. Fungsi dari :
a. Baterai
berfungsi untuk menyuplai energi listrik pada sistem pengapian
b. Kunci kontak
berfungsi untuk memutus dan menghubungkan energi listrik dari baterai ke sistem
pengapian
c. Koil pengapian
menaikkan tegangan baterai (12) menjadi tegangan tinggi (10KV atau lebih) yang
dibutuhkan untuk pengapian (meloncatkan bunga api pada busi)
d. Platina
memutus dan menghubungkan listrik dari primer koil ke massa.
e. Kondensor
menyerap loncatan listrik ketika platina membuka, menyimpan energi listrik
sementara
f. Distributor
membagi atau mendistribusikan tegangan tinggi ke busi sesuai urutan pengapian
(FO/Firring Order)
4

g. Busi
menghasilkan lompatan listrik atau loncatan bunga api sehingga dapat
dimanfaatkan untuk proses pembakaran dalam ruang bakar
4. Cara kerja sistem pengapian konvensional
1. Pada saat kontak platina menutup.
Pada saat ini aliran arus dari baterai akan mengalir ke kunci kontak,
kumparan primer koil, menuju ke platina dan ke massa. Lihat aliran arus pada
garis berwarna merah. Karena kumparan primer pada koil pengapian dialiri
arus, maka akan terjadi kemagnetan pada kumparan tersebut.
2. Pada saat kontak platina membuka.
Arus primer (arus yang mengalir pada kumparan primer koil) akan
terputus secara tiba-tiba. Pemutusan arus ini akan mengakibatkan induksi
elektromagnetik pada kumparan sekunder koil. Tegangan akan dibangkitkan
menjadi 10k volt atau lebih. Arus yang telah dibangkitkan di kumparan sekunder
koil ini akan dialirkan ke rotor dan di distribusikan ke masing-masing busi. Busi
yang dialiri arus tegangan tinggi akan terjadi loncatan bunga api untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar.
Lampiran 3
Lembar kerja praktikum

50
51
52
53

Anda mungkin juga menyukai