PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
EKKLESIA ADE PRATIWI SIHOMBING
5171121003
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia yang dilimpahkan sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan
bapak Prof. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing yang telah banyak
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin menyampaikan
1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
4. Dr. Selamat Riadi, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
i
7. Teristimewa, kepada orang tua saya cintai yaitu P. K Sihombing dan S.R
Simare-mare yang selalu mendukung dengan penuh kasih sayang baik dengan
8. Seluruh staf pengajar dan tata usaha di lingkungan SMK Negeri 1 Lubuk
Pakam.
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak demi
kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi
kejuruan.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................9
C. Pembatasan Masalah ................................................................................10
D. Rumusan Masalah ....................................................................................10
E. Tujuan Penelitian......................................................................................11
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................13
A. Kajian Teoritis .........................................................................................13
1. Hasil Belajar........................................................................................ 13
2. Blended Learning ................................................................................ 19
B. Penelitian Yang Relevan ..........................................................................24
C. Kerangka Konseptual ...............................................................................26
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................29
B. Subjek Penelitian......................................................................................29
C. Desain Penelitian dan Prosedur Tindakan ...............................................29
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................33
E. Indikator Keberhasilan .............................................................................37
F. Teknik Analisis Data ................................................................................37
Rujukan…………………………………………………………………………41
Lampiran………………………………………………………………………..43
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Teknik Pengelasan.......................................................43
Lampiran 2 Silabus Teknik Pengelasan......................................................................53
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aspek proses berpikir (cognitive domain) juga dapat mengungkap aspek kejiwaan
lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap (affective domain) dan aspek keterampilan
(psychomotor domain) yang melekat pada diri setiap individu peserta didik. Ini
pencapaian siswa setelah melalui pembelajaran (Sudijono 2012, p.32). Hasil belajar
siswa merupakan tolak ukur ataupun penilaian yang bisa dijadikan sebagai acuan
berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Hasil belajar dapat berupa kemampuan
– kemampuan yang dimiliki siswa. Kemampuan ini didapat setelah melalui dan
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh oleh siswa maka dilakukan
penilaian hasil belajar. Tinggi dan bagus nilai hasil belajar berarti proses
pembelajaran telah sukses. Akan tetapi rendahnya hasil belajar siswa menunjukkan
tidak tercapai dan suksesnya proses pembelajaran. Hasil belajar dipengaruhi oleh
banyak faktor, faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada umumnya dibedakan
menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor internal adakah faktor
yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain kesehatan, cacat tubuh, perhatian,
1
2
kecerdasan emosional dan bakat. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar siswa diantaranya lingkungan keluarga, guru, teman, fasilitas
belajar, sumber belajar, lingkungan masy arakat, metode pengajaran, dan lain – lain.
(2) persiapan; (3) proses (sistematika & cara kerja); (4) hasil kerja; (5) sikap kerja;
(6) waktu.
Kejuruan yang terletak di jalan Galang Tanjung Gabus 1 Kabupaten Deli Serdang
keterampilan dan ahli dalam bidang keteknikan. Untuk mencapai itu SMK Negeri
1 Lubuk Pakam tidak pernah berhenti melakukan evaluasi dan perbaikan- perbaikan
dalam berbagai faktor baik itu peningkatan, pengembangan, penyediaan dan lain
sebagainya.
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam terbagi dalam beberapa program keahlian antara
kendaraan ringan Otomotif (TKR), Program keahlian teknik sepeda motor (TSM).
antara lain :
yang dipilihnya.
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih
diminati.
4
Namun, pada kenyataannya saat ini banyak lulusan SMK sulit diterima
yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dikarenakan siswa SMK belum menguasai
bidang kejuruan yang telah diajarkan di sekolah. Adapun salah satu penyebabnya
keadaan inilah pendidik harus fleksibel dalam proses pembelajaran pada masa
pandemi covid-19.
Jutaan orang dari 200 lebih negara di dunia telah terinfeksi Corona virus
Disease 2019 atau Covid-19. Penyakit ini disebabkan oleh Severe Acute
di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China dan telah ditetapkan oleh World Health
pun mengambil kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.
5
terutama ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. UNESCO mencatat ada 1,5 milyar
anak usia sekolah dari 188 lebih negara terdampak pandemi Covid-19 dimana 60
juta diantaranya berasal dari Indonesia. Karena itu, Menteri Pendidikan dan
Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan
tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2021. (Januaris Pane, 2022 :
70)
dan keselamatan semua warga satuan pendidikan merupakan prioritas utama yang
pembelajaran tatap muka dari peserta didik yang mengalami kendala dalam
vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan sebagai salah satu upaya
19.
pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka (face to face) langsung di kelas
walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya
pembelajaran awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan
pebelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak.
Pada saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran
sehingga sumber dapat diakses oleh pebelajar secara offline maupun online. Saat
pembelajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual,
juga seperti yang dilakukan pada lembaga pendidikan yaitu sumber belajar utama
pelatihan secara individual tidak bergantung pada waktu dan materi yang sama
basis komputer tetapi daya jangkauannya menjadi lebih lugas melintasi pulau dan
Teknologi baru memiliki potensi tidak hanya untuk menjembatani ruang, tetapi juga
individual yaitu dengan memberikan siswa kontrol atas jalan mereka melalui
yang dimediasi komputer (Graham, 2006). Ini mendefinisikan konsep dalam dua
komputer dipandang sebagian besar tidak sinkron dan berbasis teks. Karena aplikasi
"face-to-face" atau tatap muka (F2F) sebagai "co-present" atau bersama-sama. Bagi
8
dengan menggabungkan Internet dan media digital dengan bentuk ruang kelas yang
sudah mapan yang memerlukan kehadiran fisik bersama antara guru dan siswa
(Friesen, 2012).
Komposisi blended yang sering digunakan yaitu 50/50, artinya dari alokasi
waktu yang disediakan, 50% untuk kegiatan pembelajaran tatap muka dan 50%
dilakukan pembelajaran online. Atau ada pula yang menggunakan komposisi 75/25,
artinya 75% pembelajaran tatap muka dan 25% pembelajaran online. Demikian
pula dapat dilakukan 25/75, artinya 25% pembelajaran tatap muka dan 75%
pembelajaran online.
Pakam dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata Pelajaran
Teknik Pengelasan masih tergolong rendah hal ini dapat dilihat dari hasil ujian
semester ganjil peserta didik pada tahun 2021/2022. Rendahnya hasil belajar siswa
salah satunya dilatar belakangi oleh kurangnya pemahaman siswa atau kurang
mendalami materi pembelajaran yang diberikan dan juga rendahnya minat belajar
siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari : (1) kurangnya keaktifan siswa dalam proses
yang ditujukan untuk guru, (2) Kurangnya perhatian siswa pada materi yang
diajarkan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 2 Juni 2022 hasil belajar pada
belum optimal. Nilai rata-rata siswa masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
9
Berdasarkan pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik Pengelasan
terlihat belum optimal. Pada tahun ajaran 2021/2022 yang dimana, kelas X TP 1
terdapat 20 siswa yang memiliki nilai ≤ 75, 6 siswa yang memiliki nilai 76 – 80, 4
siswa yang memiliki nilai 81 – 89, 0 siswa yang memiliki nilai 90 – 100. Pada kelas
X TP 2 terdapat 19 siswa yang memiliki nilai ≤ 75, 6 siswa yang memiliki nilai 76
– 80, 5 siswa yang memiliki nilai 81 – 89, dan 0 siswa yang memiliki nilai 90 –
100. Dari data tersebut terlihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik
dalam penelitian ini akan dilakukan menggunakan aplikasi Edmodo dan juga
berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa. Maka penelitian dengan judul
B. Identifikasi Masalah
oleh guru.
5. Siswa tidak mau bertanya kepada guru saat tidak memahami pelajaran
C. Pembatasan Masalah
yang fokus maka perlu dilakukan batasan masalah. Penelitian ini berfokus untuk
meneliti masalah Hasil Belajar Pengelasan siswa pada aspek Kognitif yang masih
rendah dan juga penerapan Pembelajaran Blanded Learning , maka masalah yang
Terhadap Hasil Belajar Teknik Pengelasan Siswa Kelas X SMKN 1 Lubuk Pakam
TA 2022/2023.
D. Rumusan Masalah
Lubuk Pakam?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
Blended Learning.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
teknik Pengelasan.
12
2. Manfaat Praktis
Medan.
b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi guru SMK
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Hasil Belajar
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau
nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan
bahwa penilaian yang diberikan oleh pendidik atau guru kepada siswa, dapat berupa
tes maupun nontes. Menurut Muhibbin Syah (2010: 141), “Hasil belajar adalah
tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah
program”, sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2006: 297), hasil adalah “Nilai
yang merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai
kemajuan/hasil belajar siswa selama masa tahun tertentu.” Purwanto (2011: 45)
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Ranah perubahan itu mengacu kepada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari beberapa teori yang peneliti ambil
tentang pengertian hasil belajar, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
pengalaman belajar dan dapat mengubah sikap atau perilaku peserta didik yang
dapat dinilai dengan cara tes maupun nontes untuk mengetahui kemajuan selama
13
14
masa tahun tertentu yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif
skor yang didapat pada tes, padahal hasil belajar tersebut hanya menunjukkan hasil
belajar kognitif dan tidak menyangkut dari ranah hasil belajar lainnya. Purwanto
yang meliputi hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor.”Dari pendapat di atas
dapat diketahui bahwa hasil belajar atau hasil belajar siswa bukan hanya terdiri dari
satu ranah saja, melainkan terdiri daritiga ranah yaitu askep kognitif, afektif, dan
hasilbelajar siswa secara keseluruhan. Berikut ini adalah definisi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor hasil belajar siswa dalam Purwanto (2011: 48-53).
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan
yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu, kognisi ini
dapat diartikan juga sebagai kecerdasan atau intelegensi. Jadi hasil belajar ranah
kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi yang didapatkan dari proses
berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Ranah kognitif ini dapat diukur
ranah kognitif.
kemampuan untuk melihat hubungan antara satu fakta dengan fakta yang
lain.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima ranah.
Ranah afektif ini berkenaan dengan kawasan afeksi yang secara harfiah berarti
semacam status kejiwaan yang disebabkan oleh pengaruh eksternal, jadi dapat
disimpulkan bahwa ranah afektif merupakan perubahan perilaku yang terjadi pada
sikap dan nilai seseorang yang disebabkan oleh pengaruh eksternal. Salah satu cara
rangsangan tersebut.
tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari
3) Ranah Psikomotor
kemampuan bertindak individu. Salah satucara untuk mengukur hasil belajar ranah
gejala lain.
17
gerakan.
yang dicontohkan.
kebiasaan.
mengukur hasil belajar untuk ranah kognitif, dan ranah afektif. Ranah kognitif
dengan materi yang sedang dipelajari, sedangkan ranah afektif disesuaikan dengan
indikator kemampuan afektif yang harus dimiliki oleh siswa pada materi yang
indikator kemampuan psikomotor yang harus dimiliki oleh siswa pada materi yang
18
diteliti.
sikap yang menghasilkan suatu perubahan tingkah laku. Menurut Slameto (2010:2)
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya
diketahui bahwa melalui proses belajar akan menyebabkan perubahan pada diri
Sejalan dengan itu Thursam Hakim (2005:1) mengatakan belajar adalah suatu
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kwalitas dan kwantitas tingkah laku seperti
Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siswa setelah
mengikuti suatu tes, hasil belajar yang dilakukan setelah menyelesaikan suatu
SMK. Pengelasan adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan
dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang
kontinu.
Untuk aspek sikap, siswa diharapkan mampu menyadari pentingnya Kesehatan dan
19
keselamatan kerja, responsive, kreatif, dan inovatif dalam kegiatan teori maupun
praktek materi pelajaran pengelasan dengan tingkat presisi secara teliti dan cermat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Hasil Belajar Teknik Pengelasan
yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa dalam bidang Pengelasan yang
pada Aspek Kognitif yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran Teknik
Pengelasan.
2. Blended Learning
Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris yang
terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended artinya campuran atau
kobinasi yang baik. Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan
keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.
Menurut Moebs dan Weilbelzahi (2015) yang dikutip dari Husamah Blended
learning sebagai pencampuran online dan pertemuan tatap muka (face to face
Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siwa Tingkat SMK”
20
Berbeda dengan Sulihin menurut Izuddin Syarif (2012) dalam jurnalnya yang
merancang program yang mendukung campuran dari berbagai waktu dan tempat
untuk belajar.
Konsep Dan Penalaran Fisika Peserta Didik Kelas XI” Blended learning yaitu
tatap muka dan tidak tatap muka di mana pembelajaran berbasis online atau E-
learning menjadi media yang memiliki peran penting dalam proses kegiatan belajar
Pembelajaran jarak jauh bukan hal yang sulit untuk dilakukan karena
sebab peserta didik dapat mengakses internet kapan pun dan dimana pun. Oleh
sebab itu, model pembelajaran Blended Leaarning menjadi alternatif bagi guru
21
untuk terus dapat terhubung dengan siswa. Menurut Husamah (2014:16) ada empat
beragam.
4) Pengajar dan orang tua peserta belajar memiliki peran yang sama penting,
(2014) terdiri dari 4 komponen antara lain Face to face learning, E-learning Offline,
interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik. Pembelajaran ini berlangsung
secara tatap muka antara guru dan siswa dalam suatu lokasi yang ditentukan secara
menerima materi yang guru sampaikan dalam kelas dan dapat merangkumnya
2) E-learning Offline
e-learning yang bersifat offline dapat diwujudkan dalam bentuk CD atau DVD.
3) E-learning Online
Sebagian besar berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud di sini lebih diarahkan
kepada penggunaan teknologi komputer dan internet, jika salah satu tidak
Pada program ini guru menyiapkan akun dan membuat kelas di program tersebut
serta memasukan akun siswanya kedalam kelas yang telah digunakan. Program ini
dapat berjalan jika semua komponen pendukungnya lengkap tidak ada kendala. Jika
salah satunya tidak sesuai maka akan susah melakukan pembelajaran secara online
ini.
4) Mobile learning
penggunaan perangkat keras yang bergerak, seperti PDA, Laptop, Smartphone MP3
player, dan lain-lain, meski m-learning ini terkait dengan e-learning dan
pendidikan jarak jauh, namun berbeda fokusnya pada pembelajaran seluruh konteks
dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan
pembelajaran , kapanpun dan dimanapun salah satu aplikasi yang bisa diakses ialah
pembelajaran karena bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun sesuka hati siswa
masing-masing.
edmodo.
24
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pemesanan Dan Perhitungan Tarif Penerbangan
atau dalam hal ini cukup memuaskan dengan hasil yang diperoleh adalah
79,38% dari hasil yang ditunjukkan pada Siklus I yaitu 75%. Dengan
peserta didik dalam hal kehadiran, pengumpulan tugas, dan keaktifan baik
25
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Blended Learning
Negeri 1 Bandar Baru “ berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang
telah peneliti uraikan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
sangat positif.
d. Hasil belajar siswa kelas X IPA3 SMA Negeri 1 Bandar Baru terjadi
siklus i dengan nilai rata-rata 62,69 dan siklus ii 83,08. Ketuntasan klasikal
26
siklus i adalah 53,84% dan pada siklus ii 84,61% memenuhi kkm pada
C. Kerangka Konseptual
dengan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Salah satu tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah hasil belajar
siswa yang optimal. Pada kenyataannya masih terdapat siswa yang kurang optimal
hasil belajarnya. Banyak dari peserta didik yang mengeluh kurang bisa mengikuti
proses pembelajaran dengan baik dikarenakan model yang diterapkan oleh guru
sangat monoton, dan juga ada yang mengeluh tidak berani menyampaikan
pertanyaan kepada guru, serta merasa kurang waktu di jam sekolah untuk berdiskusi
serta media pembelajaran yang menarik. Salah satu media yang dapat digunakan
membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Tidak lepas dari
itu, pembelajaran secara tatap muka juga tak kalah pentingnya dalam proses
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian relevan yang telah diuraikan,
terdapat kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada proses pembelajaran tatap
notabenenya banyak digunakan oleh peserta didik. Biasanya media sosial itu sering
model pembelajaran Blended Learning ini nantinya dapat membawa dampak positif
media sosial dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan media sosial ini
nantinya akan membantu guru untuk melakukan komunikasi dengan peserta didik
sehingga guru dapat memberikan penjelasan serta menjawab pertanyaan dari siswa,
serta untuk memberikan materi pelajaran, tugas dan materi latihan kepada peserta
didik.
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Berdasarkan kajian teori dan hasil
pembelajaran Blended Learning hasil belajar kognitif siswa masih belum maksimal
dengan dilihat dari persentase KKM siswa dalam satu kelas kurang dari 70%.
Learning
D. Hipotesis Penelitian
Hasil Belajar Teknik Pengelasasn Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Negeri
1 Lubuk Pakam”.
BAB III
METODE PENELITIAN
Lubuk Pakam.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas X TP 1 SMK Negeri 1 Lubuk Pakam
yang terdiri dari 30 siswa dan 1 guru pengampu mata pelajaran teknik pengelasan
1. Pra Tindakan
29
30
penelitian.
h. Menyusun soal Post Test sebagai bahan evaluasi yang digunakan untuk
penelitian.
sebagai berikut:
1) Diskusi bersama guru untuk menyusun rencana RPP yang akan digunakan.
31
pembelajaran siklus I.
pembelajaran.
Pada tahap ini peneliti akan mengajar langsung selama proses pembelajaran
dan bertindak sebagai guru. Dalam tahap pelaksanaan tindakan kelas, peneliti
peningkatan hasil belajar dengan membangun suasana yang kreatif, efektif, efesien,
dan menyenangkan.
Pada tahap ini peneliti bersama guru menyiapkan terlebih dahulu semua
kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran tatap muka secara virtual.
Setelah itu, guru dan peneliti login ke aplikasi video conference yaitu aplikasi zoom
dan memberikan ID serta password zoom cloud meeting kepada siswa melalui
Edmodo agar siswa juga dapat login. Kemudian sebelum memasuki materi, guru
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah itu memberikan sedikit pengantar
materi dan kemudian guru bersama peneliti menyajikan sebuah masalah yang
menerapkan keterampilan.
32
Setelah selesai, guru bersama peneliti meminta agar siswa login ke zoom
cloud meeting, guru bersama peneliti meminta siswa menyajikan hasil dari
penyelesaian masalah tersebut. Setelah selesai, guru bersama peneliti meminta agar
pembelajaran siswa diminta untuk dapat memberikan kesimpulan terikait apa yang
kemudian peserta didik diminta untuk mendiskusikan solusi ataupun tanggapan atas
c. Obsevasi (Observing)
dilakukan oleh guru kelas yang bertindak sebagai observer. Kegiatan observasi
yang dilakukan oleh guru kelas adalah mengamati proses mengajar yang dilakukan
oleh peneliti selama proses belajar mengajar. Kegiatan yang dilakukan oleh dua
d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi, data yang diperoleh dari hasil post test siswa dan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh observer guru mata pelajaran teknik pengelasan
akan dianalisis oleh peneliti. Kegiatan refleksi ini dilakukan dengan mengadakan
diskusi dan analisis, terkait kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran
33
Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang masih rendah
hasil belajar pada siklus II sampai akhir siklus berikutnya lebih baik dari siklus
sebelumnya.
Tes hasil belajar merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data hasil belajar ranah kognitif. Dengan dilakukannya tes hasil
dilakukan pada siklus I dan harapannya dapat meningkat pada siklus II penelitian
ini. Menurut Muhibbin Syah (2013: 140), “Tes Hasil belajar (TPB) adalah alat ukur
pembelajaran.”
Menurut Sugihartono, (2007: 139-141) tes merupakan prosedur atau alat yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana yang telah
ditentukan, dan dengan cara serta aturan-aturan yang sudah ditentukan. Selain itu
34
dengan tes, maka individu yang dievaluasi dihadapkan pada situasi yang telah
sama.
individu yang dites akan memberikan jawaban dari pertanyaan dan perintah sama.
b. Semua individu akan mendapat perintah yang sama dan perintah tersebut harus
jelas sehingga semua individu memahami makna perintah tersebut. c. Cara koding
terhadap hasil tes harus dibuat seragam sehingga jawaban yang sama akan
mendapat skor yang sama. d. Waktu dan penyelenggaraan tes juga harus seragam
dalam arti setiap individu mempunyai kesempatan dan waktu yang sama dalam
melaksanakan tugas atau dalam menerima pertanyaan. Tes hasil belajar yang dibuat
oleh peneliti, berdasarkan materi yang telah diberikan oleh peneliti. Materi tes hasil
belajar ini sesuai dengan kurikulum serta kompetensi dasar yang telah dirancang
terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan. Hal ini dilakukan agar materi tes
dapat sesuai dengan materi yang diinginkan oleh guru serta untuk mengukur tingkat
kesukaran soal yang diberikan kepada siswa. Tes ini dibuat untuk mengetahui
Learning. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua tes pada setiap siklus,
yaitu pretest dan post-test. Bentuk soal yang digunakan dalam pre-test dan posttest
yaitu pilihan ganda dan isian singkat untuk siklus I, kemudian untuk siklus II
Terdapat dua tes yang diberikan kepada siswa, yaitu: a. Tes yang diberikan
pada awal pertemuan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum dilakukan proses pembelajaran. Tes ini dikerjakan oleh siswa secara
individu yang disebut dengan pre-test. b. Tes yang diberikan pada akhir siklus yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dicapai pada setiap siklus,
dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Tes
yang diberikan pada akhir siklus ini sering disebut dengan post-test.
Metoda pencegahan
4. Mengidentifikas
distorsi ditentukan
i metoda
Tindakan yang tepat 31 28 8 3
pencegahan
dilakukan untuk
distorsi
mengurangi dan
(pergeseran)
memperbaiki distorsi.
Las dilakukan dengan
benar pada posisi datar,
horizontal dan vertical
5. Mengelas
sesuai dengan
material dengan
spesifikasi.
proses yang 19,
Tindakan pencegahan
benar sesuai 9 2
distorsi dilakukan bila-
kualitas yang
mana diperlukan.
diterangkan oleh
Sambungan di-
standar nasional/
bersihkan sesuai
ISO
spesifikasi dengan
menggunakan perkakas
dan teknik yang tepat
Sambungan las
diperiksa secara
6. Memeriksa visual sesuai ,36, 35,
pengelasan/ spesifikasi. 33 5
40 37
cacat pengelasan Cacat pengelasan
diidentifikasi.
Jumlah 40
2. Nontes
a. Observasi
media online dan menilai hasil belajar siswa. Observasi dilakukan dengan
b. Dokumentasi
berupa profil sekolah, silabus, RPP, bahan ajar yang digunakan, dan hasil belajar
siswa pada kompetensi dasar sebelum dilakukan penelitian yang berguna untuk
E. Indikator Keberhasilan
Penelitian dapat dikatakan berhasil jika pada setiap siklusnya hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dan sekurang-kurangnya 75% siswa dalam satu kelas
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah
masing-masing. PTK ini dikatakan berhasil jika mencapai indikator yang telah
ditetapkan yaitu 75% dalam satu kelas mendapatkan nilai ketuntasan minimal yaitu
75.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi dalam
proses pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa kemudian dianalisis. Analisis data
merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul. Menurut Wina
Sanjaya (2009:106) analisis data adalah suatu proses mengola dan menginterpensin
fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan
penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
statistic deskriptif untuk menggambarkan data tentang nilai hasil belajar siswa, dan
38
hasil belajar siswa Teknik pengelasan secara blended learning. Teknik analisis data
deskriptif kuantitatif bertujuan menggambarkan data tentang nilai tes hasil belajar
Data yang diperoleh dari hasil tes hasil belajar dan lembar observasi adalah
data kuantitatif yang menunjukkan penilaian atas hasil belajar siswa ranah kognitif,
Berikut ini penjelasan langkah analisis data hasil belajar siswa melalui
Nilai = 10
menggunakan skala likert yang dimodifikasi, yaitu Sangat Baik (4), Baik (3),
Tidak Baik (2), dan Sangat Tidak Baik (1) (Sugiyono, 2012: 135).
berikut.
Sk = ∑ fx
∑ =
Me
Keterangan :
Me : Rata-rata (Mean)
Persentase peningkatan =
100%
Keterangan :
Me = Rata-rata (Mean)
Keterangan :
KB = Ketuntasan Belajar.
Analisis data kualitatif ini digunakan untuk mendeskrisikan data yang berasal
40
dari catatan lapangan berupa seluruh catatan rangkaian pembelajaran dimana data
dilakukan dalam penelitian ini, yaitu penyajian data dalam bentuk uraian pada
RUJUKAN
Bonk dan Graham. (2006). The Handbook of Blended Learning. USA :Pfeiffer.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda bulat (X) pada
jawaban yang paling tepat!
3. Fungsi dari alat dan mesin pengelasan yang ditunjukan anak panah
adalah...
A. Meletakan elektroda
B. Memperkecil arus
44
C. Memperbesar arus
D. Mengaliri arus pada benda kerja
E. Sebagai pengaman pada kabel
4. Bagian manakah dari peralatan tersebut yang harus terisolasi dengan baik?
A. 1,2,3, dan 4
B. 1,3,4, dan 5
C. 2,4,5, dan 7
D. 5,6,7, dan 8
E. 3,4,6, dan 8
5. Berdasarkan soal nomor 1, manakah nama bagian yang tepat pada peralatan
tersebut yang harus terisolasi dengan baik?
A. Stop kontak, sumber arus las, kabel penghantar arus las (untuk
elektroda), dan kabel penghantar arus las (untuk benda kerja)
B. Stop kontak, kabel penghantar arus las (untuk elektroda), dan kabel
penghantar arus las (untuk benda kerja), dan penegang elektroda
45
C. Sumber arus las, kabel penghantar arus las (untuk benda kerja),
penegang elektroda, dan klem benda kerja
D. Penegang elektroda, meja kerja, klem benda kerja, dan benda kerja
E. Stop kontak,pemegang elektroda dan benda kerja
6. Kandungan air maksimum untuk lapisan pelindung elektroda baja karbon
jenis low hydrogen (E 7016, E 7018, E 7028, dan E 7048) sebagai aslinya
dari pabrik pembuat atau setelah kondisi fisiknya diperbaiki kembali tidak
boleh melebihi ….
A. 0,5 % dari berat keseluruhan
B. 0,5% dari berat semula
C. 0,6% dari berat keseluruhan
D. 0,6% dari berat semula.
E. 0,7 % dari berat semula.
A. Pengelasan seimbang
B. Pengelasan selang-seling
C. Metode pendingin buatan
D. Pengelasan melingkar
E. Tidal ada jawaban yang benar
kekuatan 30,8 Kg/mm2 dan 38,5 Kg/mm2. Maka pada tegangan berapa
untuk menghasilkan kekuatan Tarik sambungan las 53,9 Kg/mm2 ?
a. 145 Ampere
b. 155 Ampere
c. 165 Ampere
d. 175 Ampere
e. 185 Ampere
11. Jarak antara ujung elektroda dengan benda kerja yang baik adalah...
a. 4/5 diameter elektoda
b. ¼ diameter elektroda
c. ½ diameter elektroda
d. 1 diameter elekrota
e. 2 diameter elekroda
12. Jika Roy ingin mengelas menggunakan tegangan rendah dengan kawat las
yang tebal maka apa yang akan terjadi bahan yang dilas?
a. Pekerjaan cepat dan hasil memuaskan
b. Pekerjaan lambat dan hasil memuaskan
c. Pekerjaan lambat dan hasil kurang memuaskan
d. Pekerjaan cepat dan hasl kurang memuaskan
e. Pekerjaan maksimal
13. Jika diketahui tegangan yang digunakan 100 A dan 125 A menghasilkan
kekuatan 30,8 Kg/mm2 dan 38,5 Kg/mm2. Maka pada tegangan berapa
untuk menghasilkan kekuatan Tarik sambungan las 53,9 Kg/mm2 ?
a. 145 Ampere
b. 155 Ampere
c. 165 Ampere
d. 175 Ampere
e. 185 Ampere
14 . Jenis elektroda yang digunakan untuk pembekuan cepat dan posisi
pengelasan vertical dan overhead adalah…
a. Fast Fill Electroda
b. Fast Freeze Electroda
c. Fill Freeze Electroda
d. Low Hydrogen Electroda
e. Low Freeze Electroda
15. Elektroda 2,6 sebaiknya menggunakan kuat arus sebesar….
a. 75 A
b. 70 A
c. 80 A
d. 85 A
e. 90 A
48
c. E6019
d. E6023
e. E6024
b. Tembusan buruk
c. Percikan terak besar
d. Percika terak kecil
e. Tembusan dalam
29. Las yang menggunakan fluks serbuk sebagai bahan pelindungnya adalah….
a. Las busur dengan elektroda berselaput fluks
b. Las busur gas TIG
c. Las busur MIG
d. Las busur GIG
e. Las busur rendam
30. Dibawah ini alat yang digunakan dalam membersihkan terak di dalam jalur
las adalah…
a. Sikat kawat
b. Sikat baja
c. Palu terak
d. Palu konde
e. Smet tang
31. Yang bukan merupakan metode-metode memeriksa dan menguji hasil las
adalah…
a. Pemeriksaan secara visual
b. pengujian dengan warna
c. pengujian dengan partikel magnit
d. pengujian dengan meraba hasil pengelasan
e. pengujian dengan membenturkan benda keras dengan hasil las
32. Dengan mengetahui diameter elektroda tentu akan menentukan ..
a. Posisi pengelasan
b. Jenis pengelasan
c. Kuat arus
d. Jenis arus
e. Tegangan listrik