Anda di halaman 1dari 220

PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM KELAS C

DI KECAMATAN SINGKIL

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

PUTRI
NIM. 1680701089
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Arsitektur

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2022 M /1443 H
ABSTRAK
Nama : Putri
Nim : 180701089
Program Studi/ Fakultas : Arsitektur / Sains dan Teknologi (FST)
Judul : Perancangan Gedung Rumah Sakit Umum Kelas C di
Kecamatan Singkil
Tanggal Sidang : 21 Juli 2022
Pembimbing I : Donny Arief Sumarto, S. T., M. T, IAI
Pembimbing II : Mira Alfitri, S. T., M.Ars
Kata Kunci : Rumah Sakit Umum, Pencapaian, Arsitektur Moderen
Tropis, Healing Environment.

Rumah Sakit menjadi bagian dari sistem pelayanan masyarakat yang wajib untuk
diperhatikan setiap daerah. Singkil adalah salah satu Kecamatan yang ada pada
Kabupaten Aceh Singkil. Namun kenyataannya pada daerah singkil belum ada
fasilitas kesehatan yang layak, sehingga masyarakat yang ada pada daerah terpencil
harus menyeberangi sungai dan lautan untuk sampai ke rumah sakit sekarang, jarak
yang ditempuh sekitar 5-6 jam. Oleh sebab itu merancang bangunan Rumah Sakit
Umum Kelas C di Kecamatan Singkil yang menyediakan pengobatan bagi
masyarakat Singkil. Untuk mewadahi pengguna, dengan mementingkan kondisi iklim
sekitar yaitu iklim tropis penghawaan di dalam bangunan menjadi rumusan masalah
dalam perancangan. Tema perancangan yang akan digunakan adalah Arsitektur
Tropis Moderen menciptakan bangunan dengan ruang yang nyaman, sehat,
penghematan energi, pelestarian lingkungan, penghematan sumber daya alam dan
dapat dipadukan dengan teknologi, ilmu pengetahuan moderen yang bersifat global
untuk mewujudkan arsitektur masa depan. Dalam hal ini dapat di tarik kesimpulan
ialah menggunakan konsep Healing Environment Dimana konsep ini bertujuan untuk
penyembuhan pasien dan kenyamanan pasien dengan cara penyembuhan secara
lingkungan dan rancangan bangunan.

Kunci Kunci : Rumah Sakit Umum, Pencapaian, Arsitektur Moderen Tropis,


Healing Environment.

iii
ABSTRACT
Hospitals are part of the community service system that must be considered by each
region. Singkil is one of the sub-districts in Aceh Singkil Regency. However, the
reality is that in Singkil area there are no proper health facilities for the community,
so they have to cross rivers and oceans to get to the hospital now, the distance is
about 5-6 hours. Therefore, designing a Class C General Hospital building in Singkil
District which provides treatment for the Singkil community. To accommodate users,
by prioritizing the surrounding climatic conditions, namely the tropical climate in the
building, it becomes the formulation of the problem in the design. The design theme
that will be used is Modern Tropical Architecture, a building with a comfortable,
healthy, energy efficient space, environmental conservation, saving natural resources
and can be combined with technology, modern science that is global in nature to
create future architecture. In this case it can be concluded that using the Healing
Environment concept where this concept aims to heal patients and patient comfort by
means of environmental healing and building design.

Keywords: General Hospital, Achievement, Tropical Modern Architecture, Healing


Environment.

iv
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat


dan karunia-Nya, selanjutnya salawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang berilmu pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar ini dengan judul “PERANCANGAN
RUMAH SAKIT UMUM KELAS C DI KECAMATAN SINGKIL” yang
dilaksanakan guna melengkapi syarat-syarat untuk lulus mata kuliah Seminar pada
program studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry.

Penulis menyampaikan penghargaan dan penghormatan yang setinggi-


tingginya dan dengan ketulusan hati yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda dan
Ibunda yang selalu memberikan doa yang tentu takkan bisa penulis balas.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini, terutama kepada:

1. Bapak Rusydi, S.T., M. Pd selaku ketua Program Studi Arsitektur Fakultas


Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
2. Ibu Maysarah Binti Bakri, ST., M.Arch. Selaku Koordinator Seminar.
3. Bapak Doni Arief Sumarto, S.T., M.T dan Ibu Mira Alfitri, S. T., M. Ars
selaku dosen pembimbing1 dan pembimbing 2, penulis berterimakasih atas
segala ilmu, motivasi, nasehat, dan bantuan yang telah diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

v
4. Bapak/Ibu dosen beserta para stafnya pada Pogram Studi Arsitektur Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry,
5. Seluruh teman-teman Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry terutama angkatan 2018 terimakasih atas
segala bantuan, motivasi dan waktunya sehingga pengerjaan laporan ini bisa
sedikit lebih cepat.

Akhirnya penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,
hanya kepada Allah SWT penulis bermohon semoga semua bantuan yang telah
diberikan mendapat balasan yang setimpal dan menjadi amal untuk tabungan di akhir
nantinya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi
kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan dan pembaca khususnya.

Banda Aceh, 15 Januari 2021


Penulis

Putri

vi
DAFTAR ISI
LEMBARAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ..................................... i
PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................... ii
LEMBARAN PERNYATAAAN KEASLIAN KARYA
ILMIAH/SKRIPSI ...................................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
ABSTRACT ................................................................................................ v
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
DAFTAR SKEMA ..................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii
BAB I PEDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Perancangan ..................................................................... 4
1.3. Idenfikasi Masalah ....................................................................... 4
1.4. Pendekatan Perancangan .............................................................. 5
1.4.1. Studi Literatur .................................................................. 5
1.4.2. Pengamatan tapak ............................................................. 5
1.4.3. Studi Banding ................................................................... 5
1.5. Batasan Perancangan .................................................................. 6
1.6. Kerangka Pikir ............................................................................. 7
1.7. Sistimatik Laporan ....................................................................... 8
BAB II DESKRIPSI OBJEK RANCANGAN ........................................... 9
2.1. Tinjauan Umum ........................................................................... 9
2.1.1. Defenisi Rumah Sakit Umum .......................................... 9
2.1.2. Fungsi Rumah Sakit Umum Kelas C ............................... 14
2.1.3. Persyaratan Teknis Bangunan Rumah Sakit .................... 15
2.2. Tinjauan Khusus .......................................................................... 31
2.2.1. Faktor Pertimbangan Pemilihan Lokasi ........................... 31
2.2.2. Peraturan Pemerintah ....................................................... 33
2.2.3. Pemilihan Lokasi .............................................................. 34
2.2.4. Lokasi Terpilih ................................................................. 39
2.3. Studi Banding Perancangan Sejenis ............................................. 41
2.3.1. Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya ......................... 41
2.3.2. Hospital Cleveland Clinic ................................................ 43
2.3.3. Rumah Sakit Tiara Sella ................................................... 44
BAB III ELABORASI TEMA ................................................................... 49
3.1. Pengertian .................................................................................... 50

vii
3.1.1. Pengertian Arsitektur Tropis ............................................ 50
3.1.2. Pengertian Arsitektur Modern .......................................... 51
3.2. Interpretasi Tema ......................................................................... 52
3.3. Studi Banding Tema Sejenis ........................................................ 61
3.3.1. Esplande Singapura .......................................................... 61
3.3.2. Gedung Sequis Center ...................................................... 62
3.3.3. Petronas Twin Tower Malaysia ....................................... 64
BAB IV ANALISA .................................................................................... 67
4.1. Analisis tapak ............................................................................... 67
4.1.1. Analisa Kondisi Lingkungan ............................................ 67
4.2. Analisa Tapak .............................................................................. 73
4.3. Analisa Fungsional ....................................................................... 83
4.3.1. Pemakai ............................................................................ 83
4.3.2. Analisa Jumlah Pemakai .................................................. 84
4.3.3. Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang ....................... 85
4.3.4. Kebutuhan Ruang/Bangunan ........................................... 91
4.4. Analisa Besaran Ruang ................................................................ 100
4.4.1. Total Besaran Ruang ........................................................ 121
4.5. Pola Organisasi Ruang ................................................................. 124
4.5.1. Pola Organisasi Ruang Mikro .......................................... 124
4.5.2. Pola Organisasi Ruang Makro ......................................... 133
BAB V KONSEP PERANCANGAN ........................................................ 134
5.1. Konsep Dasar ............................................................................... 134
5.2. Zonasi Tapak ................................................................................ 136
5.3. Konsep Bangunan/Gubahan Massa ............................................. 137
5.4. Konsep Pencapaian/Sirkulasi ....................................................... 139
5.5. Konsep Pejalan Kaki Atau Pedestrian ......................................... 139
5.6. Konsep Ruang Dalam .................................................................. 140
5.7. Sirkulasi Parkiran ......................................................................... 144
5.8. Konsep Struktur Dan Konstruksi ................................................. 146
5.9. Konsep Struktur Anti Gempa Pada Rumah Sakit ......................... 147
5.10. Konsep Tsunami Pada Rumah Sakit ............................................ 148
5.11. Utilitas Bangunan ......................................................................... 149
5.12. Konsep Fasad ................................................................................ 155
5.13. Konsep Lanskap ........................................................................... 160
BAB VI APLIKASI DESAIN ................................................................... 162
6.1. Block Plan .................................................................................. 162
6.2. Site Plan ....................................................................................... 163

viii
6.3. Layout Plan .................................................................................. 164
6.4. Gambar Arsitektural ..................................................................... 165
6.4.1. Gambar Denah ................................................................. 165
6.4.2. Tampak Bangunan ........................................................... 167
6.4.3. Potongan Bangunan ......................................................... 169
6.4.4. Potongan Kawasan .......................................................... 171
6.4.5. Detail Fasad ..................................................................... 171
6.4.6. Rencana Kusen dan Detail ............................................... 173
6.4.7. Rencana Plafond dan Detail ............................................. 174
6.4.8. Rencana Kramik ............................................................... 175
6.4.9. Rencana Lansekap dan Detail .......................................... 176
6.4.10. Detail Kamar Mandi ......................................................... 179
6.5. Gambar Struktural ........................................................................ 180
6.5.1. Denah Pondasi Dan Detail ............................................... 180
6.5.2. Denah Sloof, Balok, Dan Kolom ..................................... 182
6.5.3. Table Penulangan Sloof, Balok, Dan Kolom ................... 184
6.5.4. Rencana Atap Dan Detail ................................................ 184
6.6. Gambar Utilitas ............................................................................ 185
6.6.1. Rencana Utilitas Kawasan................................................ 185
6.6.2. Rencana Utilitas .............................................................. 187
6.6.3. Detail IPAL Komunal ...................................................... 189
6.7. Gambar 3D Prespektif Eksterior .................................................. 194
6.8. Prespektif Interior ....................................................................... 196
DAPTAR PUSTAKA ................................................................................. 200

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Aceh Singkil .............................. 2
Gambar 2.1 Toilet Umum ...................................................................... 24
Gambar 2.2 Ukuran Toilet Untuk Aksesibilitas ..................................... 25
Gambar 2.3 Ukuran Koridor Rumah Sakit ............................................ 25
Gambar 2.4 Tipikal Tangga ................................................................... 26
Gambar 2.5 Pegangan Rambat Pada Tangga ......................................... 26
Gambar 2.6 Desain Profil Tangga .......................................................... 27
Gambar 2.7 Detail Pegangan Rambat Pada Dinding ............................. 27
Gambar 2.8 Tripikal Ram ...................................................................... 28
Gambar 2.9 Peta Ptovinsi Aceh ............................................................. 31
Gambar 2.10 Alternatif Pemilihan Lokasi I ............................................. 35
Gambar 2.11 Alternatif Pemilihan Lokasi Ii ............................................ 36
Gambar 2.12 Alternatif Pemilihan Lokasi Iii ........................................... 36
Gambar 2.13 Rumah Sakit Pondok Indah Bintara-Jaya ........................... 41
Gambar 2.14 Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya 42
Gambar 2.15 Lobby Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya ............... 42
Gambar 2.16 Lobby Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya ............... 42
Gambar 2.17 Rumah Sakit Cleveland Clinic ........................................... 43
Gambar 2.18 Ruang Tunggu Rumah Sakit Cleveland ............................. 43
Gambar 2.19 Lanskap Rumah Sakit Cleveland ....................................... 44
Gambar 2.20 Site Plan Rumah Sakit Cleveland ....................................... 44
Gambar 2.21 Rumah Sakit Tiara Sella ..................................................... 44
Gambar 3.1 Kamar Rawat Inap Dan Lobby Rumah Sakit ..................... 52
Gambar 3.2 Aliran Udara Melalui Bangunan ......................................... 53
Gambar 3.3 Skylight dan Solar Panel .................................................... 53
Gambar 3.4 Lobby Rumah Sakit ............................................................ 54
Gambar 3.5 Atap Miring ........................................................................ 54
Gambar 3.6 Bentuk Bangunan ............................................................... 55
Gambar 3.7 Analisa Penerapan Prinsip Arsitektur Tropis Moderen ...... 55
Gambar 3.8 Gedung Esplande Singapura .............................................. 61
Gambar 3.9 Interior Esplande Singapura ............................................... 62
Gambar 3.10 Gedung Sequis Center ........................................................ 62
Gambar 3.11 Potongan, Dan Tampak Bangunan Sequis Center ............. 63
Gambar 3.12 Denah Sequis Center .......................................................... 63
Gambar 3.13 Interior Bangunan Sequis Center ....................................... 64
Gambar 3.14 Gedung Twin Tower Malaysia ........................................... 64
Gambar 3.15 Tube-In-Tube Struktur Yang Ada Pada Petronas Tower ... 65
Gambar 4.1 Peta Aceh Dan Peta Kabupaten Aceh Singkil .................... 67
Gambar 4.2 Lokasi Tapak ...................................................................... 67

x
Gambar 4.3 Peta Kabupaten Aceh Singkil ............................................. 68
Gambar 4.4 Temperatur Tapak .............................................................. 70
Gambar 4.5 Rata-Rata Curah Hujan ...................................................... 70
Gambar 4.6 Lokasi Jalan Pada Area Tapak ........................................... 72
Gambar 4.7 Kondisi Pada Tapak ........................................................... 73
Gambar 4.8 Analisa Matahari ................................................................ 73
Gambar 4.9 Arah Orientasi Bangunan .................................................... 74
Gambar 4.10 Pemakaian Kanopi .............................................................. 74
Gambar 4.11 Penggunaan skylinght ........................................................ 74
Gambar 4.12 Vegetasi Pada Bagian Timur Dan Barat ............................ 75
Gambar 4.13 Analisa Angin ..................................................................... 75
Gambar 4.14 Penghawaan Silang ............................................................. 76
Gambar 4.15 Penghawaan Angin ............................................................. 76
Gambar 4.16 Analisa Hujan ..................................................................... 77
Gambar 4.17 Pembuatan Drainase ........................................................... 77
Gambar 4.18 Drainase Dialirkan Ke Sungai ............................................ 77
Gambar 4.19 Analisa Kebisingan ............................................................ 78
Gambar 4.20 Penambahan Pohon Sepanjang Jalan ................................. 78
Gambar 4.21 Jarak Bangunan Dijauhkan ................................................. 79
Gambar 4.22 Kondisi Tapak .................................................................... 79
Gambar 4.23 Vegetasi Sebagai Peneduh ................................................. 79
Gambar 4.24 Vegetasi Penyembuh Pasien ............................................... 80
Gambar 4.25 Analisa Kontur ................................................................... 80
Gambar 4.26 Kondisi Tapak .................................................................... 80
Gambar 4.27 Analisa Utilitas ................................................................... 81
Gambar 4.28 Konsep Pencapaian ............................................................ 81
Gambar 4.29 Analisa View ...................................................................... 82
Gambar 4.27 View Pada Sore Hari .......................................................... 83
Gambar 5.1 Zonasi ................................................................................. 137
Gambar 5.2 Bentuk Gubahan Massa ...................................................... 137
Gambar 5.3 Bentuk Gubahan Massa ...................................................... 138
Gambar 5.4 Bentuk Gubahan Massa ...................................................... 138
Gambar 5.5 Bentuk Gubahan Massa ...................................................... 138
Gambar 5.6 Sirkulasi Pencapaian .......................................................... 139
Gambar 5.7 Pejalan Kaki Atau Pedestrian ............................................. 139
Gambar 5.8 Analisa Disabilitas .............................................................. 140
Gambar 5.9 Keramik Homogeneus ........................................................ 141
Gambar 5.10 Koridor Rumah Sakit ......................................................... 141
Gambar 5.11 Ruang Tunggu Rumah Sakit .............................................. 142
Gambar 5.12 Lobby Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya ............... 142
Gambar 5.13 Ruang Rawat Inap Pediantrik (Anak) ................................ 143
Gambar 5.14 Pencahayaan Alami ............................................................ 143
Gambar 5.15 Ruang Rawat Inap Dengan Bukaan Yang Lebar ............... 144

xi
Gambar 5.16 Balkon Rumah Sakit .......................................................... 144
Gambar 5.17 Parkir Motor ....................................................................... 146
Gambar 5.18 Parkiran Mobil Dan Disable ............................................... 146
Gambar 5.19 Pondasi Bored Pile ............................................................. 147
Gambar 5.20 Struktur Seismic Isolation .................................................. 148
Gambar 5.21 Struktur Seismic Isolation Pada Bangunan ........................ 148
Gambar 5.22 Jalan evakuasi tsunami ....................................................... 148
Gambar 5.23 Titik kumpul tsunami ......................................................... 149
Gambar 5.24 Distribusi Air Sumur Bor ................................................... 149
Gambar 5.25 Distribusi Air Pdam ............................................................ 150
Gambar 5.26 Pasokan Listrik Ke Bangunan ............................................ 143
Gambar 5.27 Sistem Pemadam Kebakaran .............................................. 153
Gambar 5.28 Ac Split ............................................................................... 154
Gambar 5.29 Ac Central .......................................................................... 154
Gambar 5.30 Tong Sampah ...................................................................... 155
Gambar 5.31 Fasad Warna Bangunan ...................................................... 156
Gambar 5.32 Bentuk Pasat ....................................................................... 156
Gambar 5.33 Tanaman Palem .................................................................. 157
Gambar 5.34 Tanaman Hias The-Tehan .................................................. 157
Gambar 5.35 Tanaman Ketapang Kencana .............................................. 158
Gambar 5.36 Tanaman Beringin .............................................................. 158
Gambar 5.37 Tanaman Angsana .............................................................. 158
Gambar 5.38 Tanaman Kiara Payung ...................................................... 159
Gambar 5.39 Tanaman Contemplative Garden ........................................ 159
Gambar 5.40 Tanaman Sirih Kuning ....................................................... 159
Gambar 5.41 Tanaman Lidah Mertua ...................................................... 160
Gambar 5.42 Tanaman Bunga Lili ........................................................... 160
Gambar 5.43 Tanaman Bunga Asoka ...................................................... 160
Gambar 6.1 Block Plan ........................................................................... 162
Gambar 6.2 Site Plan .............................................................................. 163
Gambar 6.3 Layout Plan ........................................................................ 164
Gambar 6.4 Denah Bangunan Utama ..................................................... 165
Gambar 6.5 Denah Bangunan Rawat Jalan ............................................ 166
Gambar 6.6 Denah Bangunan Rawat Inap Lantai 1 ................................ 166
Gambar 6.7 Denah Bangunan Rawat Inap Lantai 2 ................................ 167
Gambar 6.8 Tampak Depan Bangunan Utama ....................................... 167
Gambar 6.9 Tampak Belakang Bangunan Utama ................................... 167
Gambar 6.10 Tampak Samping Kanan Bangunan Utama ........................ 168
Gambar 6.11 Tampak Samping Kiri Bangunan Utama ........................... 168
Gambar 6.12 Tampak Depan Bangunan Rawat Jalan ............................... 168
Gambar 6.13 Tampak Belakang Bangunan Rawat Jalan .......................... 168
Gambar 6.14 Tampak Depan Bangunan Rawat Inap ................................ 169
Gambar 6.15 Tampak Belakang Bangunan Rawat Inap ........................... 169

xii
Gambar 6.16 Potongan A-A Bangunan Utama ........................................ 169
Gambar 6.17 Potongan B-B Bangunan Utama ........................................ 169
Gambar 6.18 Potongan A-A Bangunan Rawat Jalan ................................ 170
Gambar 6.19 Potongan B-B Bangunan Rawat Jalan ................................ 170
Gambar 6.20 Potongan A-A Bangunan Rawat Inap ................................. 170
Gambar 6.21 Potongan B-B Bangunan Rawat Inap.................................. 170
Gambar 6.22 Potongan Kawasan A-A ..................................................... 171
Gambar 6.23 Potongan Kawasan B-B ..................................................... 171
Gambar 6.24 Detail Fasad 1 ...................................................................... 171
Gambar 6.25 Detail Fasad 2 ...................................................................... 172
Gambar 6.26 Detail Fasad 3 ...................................................................... 172
Gambar 6.27 Detail Fasad 4 ...................................................................... 173
Gambar 6.28 Rencana Kusen .................................................................... 173
Gambar 6.29 Detail kusen ......................................................................... 174
Gambar 6.30 Rencana Plafond .................................................................. 174
Gambar 6.31 Detail Flafond ...................................................................... 175
Gambar 6.32 Rencana Kramik .................................................................. 175
Gambar 6.33 Rencana Lansekap ............................................................... 176
Gambar 6.34 Detail Taman Tipe 1 ............................................................ 176
Gambar 6.35 Detail Taman Tipe 2 ............................................................ 177
Gambar 6.36 Detail Taman Tipe 3 ............................................................ 177
Gambar 6.37 Detail Taman Tipe 4 ............................................................ 177
Gambar 6.38 Detail Taman Tipe 5 ............................................................ 178
Gambar 6.39 Detail Taman Tipe 6 ............................................................ 178
Gambar 6.40 Detail Taman Tipe 7 ............................................................ 178
Gambar 6.41 Detail Kamar Mandi Disabilitas ......................................... 179
Gambar 6.42 Potongan Kamar Mandi Disabilitas A-A ............................ 179
Gambar 6.43 Detail Kamar Mandi ........................................................... 179
Gambar 6.44 Potongan Kamar Mandi A-A .............................................. 180
Gambar 6.45 Denah Pondasi Tapak .......................................................... 180
Gambar 6.46 Detail Pondasi Tapak .......................................................... 181
Gambar 6.47 Denah Pondasi Menerus ...................................................... 181
Gambar 6.48 Detail Pondasi Menerus ...................................................... 182
Gambar 6.49 Denah Sloof ......................................................................... 182
Gambar 6.50 Denah Balok ........................................................................ 183
Gambar 6.51 Denah Kolom ...................................................................... 183
Gambar 6.52 Tabel Penulangan Sloof, Balok, dan Kolom ....................... 184
Gambar 6.53 Rencana Atap ..................................................................... 184
Gambar 6.54 Detail Atap .......................................................................... 185
Gambar 6.55 Rencana Drainase Utilitas Kawasan ................................... 185
Gambar 6.56 Rencana Titik Lampu Utilitas Kawasan.............................. 186
Gambar 6.57 Rencana Hydran Utilitas Kawasan ...................................... 186
Gambar 6.58 Rencana Utilitas Titik Lampu ............................................. 187

xiii
Gambar 6.59 Rencana Utilitas Air Bersih................................................. 187
Gambar 6.60 Rencana Utilitas Air Kotor .................................................. 188
Gambar 6.61 Rencana Utilitas Splinker .................................................... 188
Gambar 6.62 Rencana Utilitas Penghawaan ............................................. 189
Gambar 6.63 Denah IPAL......................................................................... 189
Gambar 6.64 Potongan A-A dan Potongan B-B ....................................... 190
Gambar 6.65 Potongan C-C dan Potongan D-D ....................................... 190
Gambar 6.66 Denah Pembesian Plat Lantai .............................................. 191
Gambar 6.67 Potongan C-C ...................................................................... 191
Gambar 6.68 Denah Pembesian Plat Penutup ........................................... 191
Gambar 6.69 Potongan C-C ...................................................................... 191
Gambar 6.70 Denah Kolom IPAL ............................................................ 192
Gambar 6.71 Denah Sloof IPAL ............................................................... 192
Gambar 6.72 Denah Ring Balok IPAL ..................................................... 192
Gambar 6.73 Denah Balok Penahan Plat Saringan ................................... 192
Gambar 6.74 Denah Peletakan Pipa Gas Release ..................................... 193
Gambar 6.75 Denah Balok Penahan Plat Saring ....................................... 193
Gambar 6.76 Prespektif View Depan 1 .................................................... 194
Gambar 6.77 Prespektif View Depan 2 .................................................... 194
Gambar 6.78 Prespektif View Belakang ................................................... 195
Gambar 6.79 Prespektif View Atas ........................................................... 195
Gambar 6.80 Prespektif Bangunan Utama ................................................ 196
Gambar 6.81 Prespektif Interior Recepsionis ........................................... 196
Gambar 6.82 Prespektif Interior Ruang Operasi ....................................... 197
Gambar 6.83 Prespektif Interior Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) ....... 197
Gambar 6.84 Prespektif Interior Ruang Rawat Inap Kelas 2 .................... 198
Gambar 6.85 Prespektif Interior Ruang Rawat Inap Kelas 2 .................... 198
Gambar 6.86 Prespektif Interior Ruang Tunggu Poli ............................... 199
Gambar 6.87 Prespektif Interior Ruang Tunggu Poli ............................... 199

xiv
DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kerangka Berpikir ............................................................... 7


Skema 4.1 Ruang Rawat Inap ............................................................... 124
Skema 4.2 Ruang Unit Gawat Darurat .................................................. 124
Skema 4.3 Ruangan Unit Gawat Darurat .............................................. 125
Skema 4.4 Ruangan Unit Radiologi ...................................................... 125
Skema 4.5 Laboratorium Pantologi Klinik ........................................... 125
Skema 4.6 Ruangan Unit Instalasi Jenazah .......................................... 126
Skema 4.7 Ruangan Unit Gigi .............................................................. 126
Skema 4.8 Ruangan Unit Gizi ............................................................... 126
Skema 4.9 Ruangan Unit Farmasi ......................................................... 127
Skema 4.10 Ruangan Unit Kebidanan .................................................... 127
Skema 4.11 Ruangan Unit Operasi ......................................................... 127
Skema 4.12 Ruangan Bank Darah .......................................................... 128
Skema 4.13 Ruangan Administrasi ......................................................... 128
Skema 4.14 Ruangan Direktur ................................................................ 128
Skema 4.15 Ruangan Unit Elektromendis Diagnostik ............................ 128
Skema 4.16 Ruangan Ruang ME ............................................................ 129
Skema 4.17 Ruangan Laundry ................................................................ 129
Skema 4.18 Ruangan Pelayanan RS ........................................................ 129
Skema 4.19 Ruangan Rekam Medik ....................................................... 130
Skema 4.20 Ruangan Sanitasi/kebersihan ............................................... 130
Skema 4.21 Ruangan Umum Dan Keuangan .......................................... 130
Skema 4.22 Ruangan Petugas Ambulan ................................................. 131
Skema 4.23 Ruangan Rawat Intensif ...................................................... 131
Skema 4.34 Ruangan Petugas Keamanan ............................................... 131
Skema 4.25 Ruangan Komite .................................................................. 132
Skema 4.26 Ruangan Musholla .............................................................. 132
Skema 4.27 Pula Organisasi Ruang Makro ............................................ 133
Skema 5.1 Pembuangan Limbah Rumah Sakit ..................................... 150

xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-Rata Desa-Desa Ke Rumah Sakit Singkil Yang Ada di
Rimo Desa Gunung Lagan ...................................................... 3
Tabel 2.1 Pengaturan KDB Dan KLB Sesuai Dengan Tingkat
Kepadatan Lingkungan ........................................................... 33
Tabel 2.2. Nilai Subkriteria 1 Lokasi ....................................................... 37
Tabel 2.3. Nilai Subkriteria 2 Lokasi ....................................................... 38
Tabel 2.4. Fasilitas Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Tiara Sella .... 47
Tabel 2.5. Perbandingan Preseden Rumah Sakit ..................................... 47
Tabel 3.1. Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis ............................... 65
Tabel 4.1. Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang .............................. 85
Tabel 4.2. Kebutuhan Ruang .................................................................... 92
Tabel 4.3. Analisa Besaran Ruang ........................................................... 100
Tabel 4.4 Total Besaran Ruang ............................................................... 121

xvi
BAB I
PEDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang menjamin kesehatan bagi setiap
warganya melalui konstitusi dalam UU No.23 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia. Hal yang sama dimuat dalam Undang-
Undang No. 36 tahun 2014, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis, dimana pemerintah bertanggung jawab atas penyediaan
pelayanan kesehatan berupa pembangunan rumah-rumah sakit dan pelayanan
kesehatan lainnya.1

Aceh singkil memiliki 11 Kecamatan yaitu Pulau Banyak, Pulau Banyak Barat,
Singkil, Singkil Utara, Kuala Baru, Simpang Kanan, Gunung Meriah, Danau Paris,
Suro, Sigkohor, dan Kuta Baharu, namun beberapa diantaranya masih belum dapat
dijangkau masalah kesehatan. Menurut Badan Pusat Statistik Penduduk Kabupaten
Aceh Singkil 126.514 jiwa pada Tahun 20202. Namun pelayanan kesehatan belum
merata pada Kabupaten Aceh Singkil. Kabupaten Aceh Singkil disebut dengan iklim
hutan hujan tropis, curah hujan pertahun berkisaran antara 3700-4200 mm.
Sedangkan tingkat kelembapan pada wilayah Aceh Singkil berada pada 70%-80%
dan suhu udara rata-rata berkisaran antara 210-320C.

Kabupaten Aceh Singkil memiliki beberapa masalah tentang kesehatan seperti


tingginya pasien pada daerah Kecamatan Singkil Puskesmas pada daerah Kecamatan
Singkil kekurangan fasilitas, untuk berobat harus menunggu antrian sampai berjam-
jam untuk mendapatkan pelayanan dari dokter di puskesmas, dimana hanya
puskesmas Aceh Singkil yang melayani rawat inap, pada puskesmas yang lainnya

1
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM ) Kabupaten Aceh Singkil,
2019
2 Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh Tahun 2019

1
2

hanyak melayani rawat jalan sehingga masyarakat banyak yang datang berobat setiap
harinya ke puskesmas kecamatan singkil. Dokter yang ada pada puskesmas hanya ada
3 orang sedangkan pasien yan datang untuk rawat inap 20 perhari, beda lagi dengan
pasien yang datang untuk rawat jalan.3

Status kesehatan masyarakat Kabupaten Singkil yang masih dibawah rata-rata


nasional maupun Provinsi Aceh, menjadikan daerah ini masih memerlukan fasilitas
kesehatan yang lebih memadai dan merata guna meningkatkan derajat kesehatan
warganya. Hal ini perlu segera diambil langkah semestinya sehingga apa yang
diamankan oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, bisa terlaksana dengan
sempurna. Mengigat perkembangan teknologi dan trasportasi di era sekarang turut
menyebabkan mobilitas penduduk dan yang menyertainya akan semakin cepat dan
memerlukan antisipasi yang cepat pula. Sehingga peningkatan fasilitas kesehatan dan
penyebaran perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan sebaran
rumah sakit tingkat lanjut di daerah yang sebelumnya hanya dilayani oleh fasilitas
kesehatan yang paling dasar. 4

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Aceh Singkil


Sumber : Badan Pusat Statistik Kbupaten Aceh Ingkil (2021)

3 https://www.samudranews.com/2019/04/puskesmas-singkil-kekurangan-dokter.html
4 Rencana terpadu dan program investasi infrastruktur jangka menengah (RP12-JM) Kabupaten Aceh Singkil
3

Dilihat dari gambar diatas Luas wilayah Kabupaten Aceh Singkil sangat luas
yaitu sebesar 2.185,00 km2, titik rumah sakit jauh dari Pulau Banyak, Pulau Banyak
Barat dan Kuala Baru. Dengan luas tersebut kiranya perlu ada beberapa Rumah Sakit
Umum Daerah yang mampu memberikan layanan kesehatan dasar dan lanjutan
kepada masyarakat, pada saat ini kebutuhan untuk sehat adalah bagian dari kebutuhan
dasar yang paling asasi. Sementara sampai saat ini hanya ada satu rumah sakit umum
yang ada di daerah Rimo, dimana rumah sakit tersebut sangat sulit untuk di akses
oleh daerah yang terpelosok, terutama daerah yang harus menyeberangi sungai dan
lautan. Berikut adalah tabel jarak desa-desa ke rumah sakit yang ada di Rimo:

Tabel 1.1
Rata-Rata Jarak Desa-Desa ke Rumah Sakit Singkil Rimo Desa Gunung Lagan

No Nama Desa Jarak Desa ke Singkil Dari Singkil ke RS Rimo Jam


1 Desa Kuala Baru 1.30 menit Naik 1 Jam Naik Mobil/Becak 2:30
Laut Robin/Bot
2 Desa Kuala Baru 1.30 menit Naik 1 Jam Naik Mobil/Becak 2:30
Sungai Robin/Bot
3 Desa Kayu Menang 1.30 menit Naik 1 Jam Naik Mobil/Becak 2:30
Robin/Bot
4 Desa Suka Jaya 1.30 menit Naik 1 Jam Naik Mobil/Becak 2:30
Robin/Bot
5 Desa Rantau Gedang 1 jam Naik Robin/Bot 1 Jam Naik Mobil/Becak 2
6 Desa Teluk Rumbia 1 jam Menit Naik 1 Jam Naik Mobil/Becak 2
Robin/Bot
7 Desa Pulau Baguk 4 Jam Naik Kapal/Bot 1 Jam Naik Mobil/Becak 5
8 Desa Pulau Balai 4 Jam Naik Kapal/Bot 1 Jam Naik Mobil/Becak 5
9 Desa Teluk Nibung 4 Jam Naik Kapal/Bot 1 Jam Naik Mobil/Becak 5
10 Desa Hastola 5 Jam Naik Bot/Bot 1 Jam Naik Mobil/Becak 6
11 Desa Haloban 5 Jam Nak Bot/Bot 1 Jam Naik Mobil/Becak 6
Sumber : Analisa pribadi, 2021

Berdasarkan tabel diatas diketahui rata-rata jarak desa-desa yang ada di Aceh
Singkil yang menyeberangi sungai sekitar 2:30 menit sementara desa yang
4

menyebrangi lautan rata-rata jarak menuju rumah sakit sekitar 5-6 jam. Hal ini
disebabkan karena masyarakat pada desa tersebut harus menggunakan bot, robin dan
kapal sebagai transportasi ke Singkil, sampai di Singkil mereka harus mengendarai
mobil atau becak ke rumah sakit sekarang yang berlokasi JL. Rimo-Singkil, KM.8,
Desa Gunung Lagan, waktu yang di tempuh sangat jauh.5

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merasa perlu merancangan bangunan


yang nantinya bisa dipergunakan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C, fokus dengan
iklim setempat, untuk melayani masyarakat disebagian wilayah Kabupaten Aceh
Singkil, terutama yang berdekatan dengan Kecamatan Singkil. Rumah Sakit Kelas C
adalah kelas yang paling memungkinkan untuk dibangun dan dijalankan oleh
pemerintah Aceh Singkil, mengingat kemampuan dan pengalaman pemerintah daerah
yang hanya punya Rumah Sakit Kelas C.

1.2. Tujuan Perancangan


1. Menghadirkan perancangan bangunan rumah sakit yang mudah diakses oleh
masyarakat.
2. Merancang bangunan rumah sakit yang nyaman terhadap kondisi iklim di
kecamatan singkil.
3. Menyediakan sebuah sistem bangunan rumah sakit yang berfasilits lengkap.

1.3. Idenfikasi Masalah


1. Bagaimana cara merancang Rumah Sakit yang dapat di akses dengan mudah
bagi masyarakat.
2. Bagaimana merancang bangunan Rumah Sakit Umum Kelas C di Kecamatan
dengan mengikuti iklim setepat.
3. Bagaimana cara mewadahi fasilitas pengguna bangunan Rumah Sakit Umum
Kelas C di Kecamatan Singkil

5
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Aceh Singkil 2020
5

1.4. Pendekatan Perancangan


1.4.1. Pengamatan Lapangan
Pengamatan lokasi perancangan yang akan dibangun antara lain :
a. Mempelajari data-data lokasi tapak, seperti kendala, potensi, ancaman, dan
semua hal yang berkaitan dengan proses dalam Perancangan Rumah Sakit
Umum Kelas C di Kecamatan Singkil.
b. Mempelajari sekaligus memahami karakteristik tapak.

1.4.2. Pengamatan Lapangan


Adapun studi literatur yang akan dilakukan pada perancangan Rumah Sakit
Umum Kelas C di Kecamatan Singkil antara lain :
a. Pendekatan teoritis dilakukan dalam Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas
C di Kecamatan Singkil untuk mengumpulkan data sekunder berupa
kebutuhan ruang yang di perlukan dalam rancangan ini.
b. Memperoleh data-data mengenai lokasi perencanaan tapak sebagai proses
dalam Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C di Kecamatan Singkil.
6.5.3. Studi Banding

Adapun studi banding yang akan dilakukan dalam perancangan ini antara
lain:

1. Membuat perbandingan antara kegiatan dan kebutuhan ruangan yang ada di


Rumah Sakit Umum
2. Melihat aktivitas yang dilakukan dalam kawasan Rumah Sakit Umum
3. Mengetahui permasalahan yang ada dalam perancangan rumah sakit yang
telah ada dan menciptakan solusi
4. Mempelajari tipikal bentuk bangunan serta arah sirkulasi yang ada pada
Rumah Sakit Umum.
6

1.5. Batasan Perancangan

Batasan pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C berkaitan dengan


ilmu arsitektur. Adapun batasan-batasan dalam perancangan ini yaitu:

1. Perancangan dibatasi oleh penerapan tema yang akan digunakan dalam


perancangan.
2. Perancangan dibatasi oleh RT RW yang berlaku di kecamatan singkil.
7

1.6. Kerangka Pikir


Latar Belakang

1. Permasalahan Tidak adanya rumah sakit di kecamatan singkil


2. Akses dari lokasi rumah sakit sangat jauh dari desa-desa yang ada di kecamatan
singkil.
3. Puskesmas yang ada di kecamatan singkil kurang fasilitas

Permasalahan

1. Bagaimana merancang bangunan Rumah Sakit Umum Kelas C di Kecamatan


dengan mengikuti iklim setempat
2. Bagaiman cara mewadahi pengguna bangunan Rumah Sakit Umum Kelas C di
Kecamatan Singkil
3. Bagaimana cara merancang Rumah Sakit yang dapat di akses dengan mudah
bagi masyarakat

Tujuan
1. Merancang bangunan rumah sakit yang nyaman terhadap kondisi iklim di
kecamatan singkil.
2. Menciptakan rumah sakit yang mudah diakses oleh masyarakat.
3. Menyediakan sebuah sistem bangunan rumah sakit yang berfasilitas lengkap.

Studi apangan Tinjauan pustaka


Studi banding Pengumpulan Data Landasan teori
Pengamatan lapangan Standar perancangan

Konsep rancangan

Analisa perancangan: analisa penekanan desain/studi

Desain akhir

Sekema 1.1 kerangka berpikir


Sumber : analisa pribadi
8

1.7. Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang dari Perancangan Rumah Sakit Umum Tipe C , tujuan
perancangan, inentifikasi dan rumusan masalah, pendekatan perancangan, batasan
perancangan, dan kerangka berpikir.

BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN

Berisi tentang tujuan umum objek perancangan yang didalamnya mencakup


studi literatur mengenai objekk perancangan, selanjutya mengenai tinjauan khusus
yang di dalamnya membahas tentang pemilihan lokasi site, luas site, potensi site, dan
dengan 3 alternatif pilihan site, serta pemilihan alternatif site.

BAB III ELABORASI TEMA

Menjelaskan latar belakang pemilihan dan pengertian tema perancangan,


interpretasi tema, dan studi banding proyek dengan tema sejenis sehingga
menghasilkan kesimpulan tentang penjelasan tema.

BAB IV ANALISA

Membahas tentang beberapa analisa yang diperlukan dalam perancangan,


seperti analisa kondidi lingkungan, analisa fungsional, dan analisa tentang stuktur
kontruksi dan utilistas objek perancangan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Tahap penyelesaian masalah yang telah dianalisis melalui tahapan konsep


dasar, konsep perancangan tapak, konsep bangunan/gubahan massa, konsep ruang
dalam, konsep ruang dalam, konsep struktur, kontruksi, utilitas, konsep lansekap, dll.
BAB II
DESKRIPSI OBJEK RANCANGAN

2.1. Tinjauan Umum


2.1.1. Defenisi Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum sebagaimana yang dimaksud dalam Keputusan menteri
kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X2004 ialah: rumah sakit
adalah pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tempat berkumpulnya orang-orang
yang sakit maupun orang-orang yang sehat, juga dapat menyebabkan penularan
penyakit serta terjadinya gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan. Maka dari
itu untuk menghindari terjadinya risiko gangguan kesehatan diperlukan
penyelenggaraan kesehatan pada lingkungan rumah sakit 6
Jadi pengertian yang diatas dapat disimpulkan bahwa rumah sakit ialah tempat
berkumpulnya orang-orang sakit maupun orang sehat. Rumah sakit juga melayai
kesehatan dari perawatan gawat darurat dan rawat inap. Rumah sakit juga tidak
memandang dari kaum kaya atau miskin disini semua sama rata tampa ada prbedaan.

Di indonesia ada tiga jenis rumah sakit, yaitu rumah sakit berdasarkan
pemilikannya, rumah sakit berdasarkan jenis dan rumah sakit berdasarkan kelasnya.
Berdasarkan kepemilikannya ada tiga macam sumah sakit, antara lain :

1. Rumah Sakit Pemerintah (RS Pusat, RS Provinsi, RS Kabupaten, RS


BUMN/ABRI dan RS Swasta)
2. RS Umum, RS jiwa, RS Khusus
3. RS kelas A, B, C dan RS kelas D.

6 Department RI , 2004 keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor. 1204/MENKES/SK/X2004,


tentang pelayanan kesehatan masyarakat

9
10

Namun, semua RS Kabupaten telah ditingkatkan statusnya menjadi RS Kelas


7
C Penetapan klasifikasi rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal 12
peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 didasarkan pada :

1. Pelayanan
2. Sumber daya manusia
3. Peralatan
4. Bangunan dan prasarana

Bangunan dan prasarana rumah sakit sebagai mana dimaksud pada pasal 12
harus memenuhi persuratan tata bangunan dan lingkungan serta persyaratan kendala
bangunan dan peranan rumah sakit.

Menurut UU 44 tahun 2010 jenis rumah sakit umum terdiri dari :

1. Tenaga Medis
2. Tenaga Psikologi Klinis
3. Tenaga Keperawatan
4. Tenaga Kebidanan
5. Tenaga Kefarmasian
6. Tenaga Kesehatan Masyarakat
7. Tenaga Kesehatan Lingkungan
8. Tenaga Gizi
9. Tenaga Keterapian Fisik
10. Tenaga Keteknisian Medis
11. Tenaga Teknik Biomedika
12. Tenaga Kesehatan Lain
13. Tenaga Non Kesehatan.

7 Muninjaya. (2014). Manajemen Buku Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran


11

8
Adapun berdasarkan kriteria Rumah Sakit Umum diklasifikasikan sebagai
berikut :

a. Rumah Sakit Kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspecialist secara komprehensif yang diselenggarakan
oleh pemerintah. Rumah sakit ini telah dikenal sebagai rumah sakit kelas satu atau
juga sebagai rumah sakit pusat. Mempunyai tempat tidur minimal 400 unit
(Permenkes 340, 2010)

b. Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit umum yang memberikan pelayanan
dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang spesialistiknya 11 (sebelas)
dengan kapasitas tempat tidur minimal 200 unit 9

c. Rumah Sakit Kelas C

Rumah sakit yang memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik, paling
sedikit pelayanan medik spesialis dasar dan pelayanan penunjang medik khusus.
Untuk rumah sakit umum tipe C tenaga medis yang harus dipenuhi meliputi 9 tenaga
dokter umum untuk memberikan pelayanan medik dasar, 2 orang dokter gigi umum
untuk meberikan pelayanan meddik gigi mulut , 1 orang dokter spesialis untuk setiap
jenis pelayanan medik spesialis penunjang. Memiliki kapasitas tempat tidur minimal
100 unit 10

8 Siregar, & Amelia, 2003, Farmasi Rumah Sakit : Teori Dan Penerapan, Penerbit Buku Kedokteran ECG,
Jakarta, 32, 40.
9 Peraturan mantri kesehatan, 2010, nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klarifikasi rumah sakit
10 Peraturan mantri kesehatan, 2010, nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klarifikasi rumah sakit
12

d. Rumah Sakit Kelas D

Rumah sakit yang memiliki fasilitas dan pelayanan kesehatan minimal 2


pelayanan kesehatan dasar. Memiliki kapasitas tempat tidur minimal 50 unit
(permenkes 340, 2010)

Aceh singkil sudah memiliki rumah sakit umuk kelas c, namun pada daerah
kecamatan singkil rumah sakit belum ada, hanya ada puskesmas. Masyarakat sekitar
mengeluh jarak rumah sakit dari kecamatan singkil jauh sekitar 5-6 jam dalam
perjalanan. Sehingga peulis berinisiatip untuk merancang Rumah Sakit C sebagai
pertolongan pertama untuk masyarakat singkil sebelum di rujuk ke rumah sakit yng
lebih tinggi.

Adapun klasifikasi rumah sakit, kriteria, fasilitas dan kemampuan pelayanan


medik pada Rumah Sakit Kelas C Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010 antara lain :

1. Pelayanan Medik Umum, terdiri dari :


a. Pelayanan Medik Dasar
b. Pelayanan Medik Gigi Dasar
c. Pelayanan KIA/KB.
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Medik Spesialis Dasar, terdiri dari:
a. Pelayanan Penyakit Dalam
b. Kesehatan Anak
c. Bedah
d. Obstetri dan Ginekologi.
4. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.
5. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, terdiri dari:
a. Pelayanan Anestesiologi
13

b. Radiologi
c. Rehabilitasi Medik
d. Patologi Klinik.
6. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, terdiri dari:
a. Pelayanan asuhan keperawatan
b. Pelayanan asuhan kebidanan.
7. Pelayanan Penunjang Klinik, terdiri dari:
a. Perawatan intensif
b. Pelayanan Darah
c. Gizi
d. Farmasi
e. Sterilisasi Instrumen
f. Rekam Medik
8. Pelayanan Penunjang Non Klinik, terdiri dari:
a. Pelayanan Laundry/Linen
b. Jasa Boga / Dapur
c. Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
d. Pengelolaan Limbah
e. Gudang
f. Ambulance
g. Komunikasi
h. Kamar Jenazah
i. Pemadam Kebakaran
j. Pengelolaan Gas Medik
k. Penampungan Air Bersih.
9. Pelayanan Administrasi
a. Informasi & Penerimaan Pasien
b. Keuangan
14

c. Personalia
d. Keamanan
e. Sistem Informasi Rumah Sakit

2.1.2. Fungsi Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah Sakit Umum sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 4 UU No 14


Tahun 2009 rumah sakit mempunyai fungsi dan tugas rumah sakit merupakan
memberikan pelayanan kesehatan perorang secara paripurna. Berikut fungsi dari
rumah sakit :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat ke dua dan ke tiga sesuai kebutuhan
medis
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Dalam hal ini fungsi rumah sakit adalah tempat pengobatan, pemulihan
kesehatan sesuai dengan penyakit masing-masing. rumah sakit umum juga sebagai
penyelenggara pelayanan pengobatan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan sesuai
standar pelayanan rumah sakit. Serta penyelenggaraan peningkatan kesehatan dan
pelatihan kesehatan dengan pengetahuan bidang kesehatan.
15

2.1.3. Persyaratan Teknis Bangunan Rumah Sakit

Adapun persyaratan Teknis bangunan Rumah Sakit menurut Peraturan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016, tentang persyaratan
teknis bangunan dan prasarana rumah sakit antara lain

A. Lokasi Rumah Sakit

1. Geografis

a. Kontur lantai mempengaruhi perencanaan struktural, arsitektural dan


elektromekanis rumah sakit. Selain itu, kontur tapak juga mempengaruhi
perencanaan drainase, kondisi jalan di lokasi konstruksi, dll.
b. Lokasi rumah sakit adalah sebagai berikut:

1) Berada di lingkungan yang tenang dan sejuk.


2) Tidak ada kebisingan dan polusi udara yang berlebihan dari berbagai
sumber.
3) Tidak di tepi lereng.
4) Tidak di dekat kaki gunung yang rawan longsor.
5) Jangan tinggal di dekat aliran, sungai atau badan air yang dapat
mengikis pondasi.
6) Tidak pada atau dekat garis patahan aktif.
7) Tidak di daerah rawan tsunami.
8) Tidak di daerah banjir.
9) Tidak di zona badai.
10) Tidak di daerah rawan badai
11) Tidak di dekat stasiun Penyiaran.
12) Jangan berada di area yang mengalirkan udara tegangan tinggi.
16

2. Penunjukan lokasi pembangunan rumah sakit harus dilakukan di lokasi yang


sesuai dengan peruntukan yang ditentukan dalam peraturan penggunaan lahan
dan konstruksi setempat.
3. Aksesibilitas terhadap rute dan informasi transportasi Lokasi harus mudah
diakses oleh masyarakat atau dekat dengan jalan raya dan memiliki
infrastruktur dan peralatan yang mudah diakses, terutama transportasi umum,
transportasi umum, pejalan kaki dan trotoar yang dapat diakses oleh
penyandang distabilitas.
4. Parkir Perancangan dan perencanaan infrastruktur parkir rumah sakit sangat
penting karena fasilitas parkir dan pintu masuk kendaraan akan menempati
banyak lahan. Misalkan ruang parkir yang ideal untuk rumah sakit dihitung
antara 37,5m2 dan 5 m2 per tempat tidur (termasuk lalu lintas kendaraan) atau
disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi setempat. Tempat parkir harus
memiliki rambu larangan parkir. Penataan ruang parkir di halaman tidak boleh
mengurangi ruang terbuka hijau yang teridentifikasi.
5. Utilitas Rumah sakit harus memastikan tersedianya air minum, air limbah/air
limbah, listrik dan saluran telepon selama 24 jam.
6. Fasilitas Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Setiap rumah sakit harus
dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan kesehatan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan11

B. Bentuk Bangunan

1. Bentuk denah bangunan rumah sakit dibuat simetris mungkin untuk


memprediksi kerusakan akibat gempa.
2. Volume bangunan rumah sakit harus memperhatikan sirkulasi udara dan
cahaya, kenyamanan dan keserasian serta keseimbangan dengan lingkungan.

11Peraturan Mantri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Bangunan Dan
Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197
17

3. Perencanaan pembangunan rumah sakit tunduk pada Rencana Pengelolaan


Lingkungan dan Bangunan (RTBL), yang meliputi persyaratan Faktor
Konstruksi Dasar (KDB), Faktor Lantai Bangunan (KLB), faktor kawasan,
zona hijau (KDH) garis ekuivalen gedung (GSB). dan penutupan garis setara
(GSP).
4. Menentukan model bangunan rumah sakit baik vertikal maupun horizontal,
menyesuaikan dengan kebutuhan pelayanan medis rumah sakit (health need),
budaya lokal (budaya), kondisi alam, sifat lokal (iklim), ketersediaan lahan
(lokasi) dan keuangan kondisi manajemen rumah sakit (anggaran)12

C. Struktur Bangunan

1. Struktur bangunan gedung rumah sakit harus direncanakan dan di laksanakan


sebaik mungkin sehingga kuat, kaku, stabil terhadap kombinasi beban/beban
dan memenuhi persyaratan keselamatan, serta persyaratan kemudahan
pelayanan untuk umur bangunan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan
rumah sakit.
2. Kapasitas untuk menahan beban permanen dan sementara yang dapat
digunakan selama umur struktur harus diperhitungkan.
3. Penentuan bentuk, kekuatan dan Cara kerja beban harus sesuai dengan
spesifikasi yang berlaku.
4. Struktur bangunan rumah sakit harus dirancang untuk tahan terhadap
pengaruh gempa bumi sesuai dengan standar teknik yang berlaku.
5. Pada bangunan rumah sakit, pada saat terjadi keruntuhan, kondisi struktur
harus mampu memungkinkan penghuni bangunan untuk melarikan diri.
6. Untuk menentukan tingkat keandalan struktur bangunan, harus dilakukan
pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala sesuai dengan Pedoman

12Peraturan Manteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Bangunan Dan
Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197
18

Teknis atau standar yang berlaku. dan harus dilakukan atau didampingi oleh
ahli yang memiliki sertifikasi sesuai13

D. Zonasi

Zonasi ruang adalah pembagian atau pengelompokan ruangan berdasarkan


kesamaan karakteristik fungsi yang bekerja untuk tujuan tertentu. Zonasi rumah sakit
atau sebaran wilayah meliputi zonasi berdasarkan risiko penularan penyakit, zonasi
berdasarkan kerahasiaan, dan zonasi berdasarkan pelayanan.

1. Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari:

a. Area berisiko rendah, meliputi ruang administrasi dan kesekretariatan, ruang


rapat, rekam medis/berkas.
b. Area risiko menengah, termasuk pencegahan penyakit tidak menular dan
ruang perawatan rawat jalan.
c. Area berisiko tinggi, termasuk ruang gawat darurat, kamar rumah sakit
penyakit menular (isolasi menular), unit perawatan intensif, ruang bersalin,
laboratorium, rumah duka, ruang rontgen.
d. Area berisiko sangat tinggi, termasuk ruang operasi.

2. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari:

a. Ruang Publik, khususnya ruang di rumah sakit yang dapat diakses


langsung oleh masyarakat, khususnya ruang rawat jalan, ruang gawat
darurat, apotek, ruang radiologi, laboratorium.
b. Area Semi Publik, khususnya area di dalam lingkungan rumah sakit yang
dibatasi untuk umum, antara lain ruang rumah sakit, ruang diagnostik,
ruang hemodialisa.

13Peraturan Manteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Bangunan Dan
Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197
19

c. Ruang Privat, yaitu ruang yang diperuntukkan bagi pengunjung rumah


sakit seperti ruang perawatan intensif, ruang operasi, bangsal bersalin,
bangsal sterilisasi, bangsal staf.

3. Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari:

a. Ruang pelayanan medis dan keperawatan meliputi ruang rawat jalan,


ruang gawat darurat, ruang rawat intensif, ruang operasi, ruang kebidanan,
ruang rawat inap, dan ruang hemodialisa. Lokasi area pelayanan medis
dan keperawatan harus memastikan tidak ada kebisingan.
b. Area pendukung dan operasi, termasuk ruang farmasi, ruang x-ray,
laboratorium, ruang sterilisasi.
c. Zona penunjang umum dan administrasi, diantaranya yaitu ruang
kesekretariatan dan administrasi, ruang pertemuan, ruang rekam medis14

E. Kebutuhan Total Luas Lantai Bangunan

1. Perhitungan perkiraan kebutuhan total luas lantai bangunan untuk rumah sakit
umum kelas A minimal 100 m2/ tempat tidur.
2. Perhitungan perkiraan kebutuhan total luas lantai bangunan untuk rumah sakit
umum kelas B minimal 80 m2/ tempat tidur.
3. Perhitungan perkiraan kebutuhan total luas lantai bangunan untuk rumah sakit
umum kelas C minimal 60 m2/ tempat tidur.
4. Perhitungan perkiraan kebutuhan total luas lantai bangunan untuk rumah sakit
umum kelas D minimal 50 m2/ tempat tidur.
5. Kebutuhan luas lantai bangunan untuk rumah sakit khusus dan rumah sakit
pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan15

14Peraturan Manteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Bangunan Dan
Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197
20

F. Desain Komponen Bangunan Rumah Sakit

1. Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
2. Langit-langit

a. Langit-langit harus kokoh, berwarna terang, mudah dibersihkan, tidak


mengandung bahan berbahaya bagi pasien dan tidak berjamur.
b. Bingkai langit-langit harus kokoh.
c. Tinggi plafon minimal dalam ruangan 2.80 m dan tinggi lorong (koridor)
minimal 2.40 m.
d. Tinggi plafon minimal di ruang operasi adalah 3.00 m.
e. Di ruang operasi dan ruang perawatan intensif, bahan plafon harus memiliki
tingkat ketahanan Api minimal 2 jam.
f. Di tempat-tempat di mana kebersihan ruangan tertentu diperlukan, lampu di
dalam ruangan dipasang di langit-langit (di bawah dinding).

3. Dinding dan partisi

a. Dinding harus keras, rata, tidak berpori, tahan air, tahan api, tahan karat,
mudah dibersihkan, tahan cuaca dan bebas jamur.
b. Warna dindingnya cerah tapi tidak menyilaukan.
c. Khususnya pada ruangan-ruangan yang berhubungan dengan kegiatan
pelayanan anak, mural dapat berupa gambar-gambar untuk merangsang
kegiatan anak.
d. Saat melewati pasien, dinding harus dilengkapi dengan pegangan tangan
kontinu dengan ketinggian 80 hingga 100 cm di atas lantai. Pegangan harus

15Peraturan Manteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Bangunan Dan
Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197
21

mampu menopang berat badan seseorang dengan berat minimal 75 kg


sambil memegang satu tangan pada pegangan tangan yang ada.
e. Pegangan tangan harus terbuat dari bahan tahan api yang mudah dibersihkan
dan memiliki permukaan yang tidak berpori.
f. Khusus untuk ruangan yang menggunakan peralatan sinar-X, dindingnya
harus memenuhi persyaratan teknis anti radiasi pengion.
g. Khusus untuk daerah yang sering terkena bahan kimia, daerah yang mudah
terbakar, dinding sebaiknya terbuat dari bahan dengan tingkat ketahanan api
(TKA) minimal 2 jam, tahan bahan kimia dan benturan.
h. Di kamar yang dilengkapi dengan peralatan yang menggunakan gelombang
elektromagnetik (EM), seperti mesin busa gelombang pendek atau mesin
busa gelombang mikro, penutup dinding yang mengandung elemen logam
atau baja.
i. Ruangan dengan tingkat kebisingan yang tinggi (misalnya, ruang genset,
ruang pompa, ruang boiler, ruang kompresor, ruang refrigerasi, ruang AHU,
dll) menggunakan bahan kedap suara atau insulasi.
j. Pada area dengan resiko tinggi yang membutuhkan tingkat kebersihan
ruangan tertentu, maka pertemuan antara dinding dengan dinding harus
dibuat melengkung/conus untuk memudahkan pembersihan.
k. Khusus pada ruang operasi dan ruang perawatan intensif, bahan
dinding/partisi harus memiliki Tingkat Ketahanan Api (TKA) minimal
2jam.

4. Lantai

a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kokoh, kedap air, rata, tidak licin,
berwarna terang, mudah dibersihkan.
b. Tidak boleh terbuat dari bahan dengan lapisan permukaan yang sangat
berpori yang dapat menjebak debu.
22

c. Mudah dibersihkan dan tahan abrasi.


d. Penutup lantai harus berwarna terang dan tidak silau.
e. Ram harus memiliki kemiringan kurang dari 70, lantai harus memiliki
permukaan yang tidak licin (bahkan dalam kondisi basah).
f. Terutama untuk ruangan yang sering terkena bahan kimia, mudah terbakar
dan meledak, bahan lantai sebaiknya bahan dengan tingkat ketahanan api
(TKA) minimal 2 jam, tahan terhadap bahan kimia.
g. Pisahkan lantai dari area perawatan pasien (quiet area) menggunakan bahan
yang tenang dan tidak menimbulkan bunyi.
h. Pada area berisiko tinggi di mana tingkat kebersihan ruangan tertentu
diperlukan, sambungan antara lantai dan dinding harus ditekuk untuk
memudahkan pembersihan lantai (rem rumah sakit).
i. Pada ruangan yang dilengkapi dengan peralatan medis, lantai harus dapat
menghilangkan listrik statis dari peralatan agar tidak menimbulkan bahaya
bagi personel jika terjadi sengatan listrik.

5. Pintu dan Jendela

a. Pintu utama dan pintu yang dilalui ranjang/ranjang rumah sakit memiliki
lebar bukaan minimal 120 cm dan pintu yang tidak menuju ranjang rumah
sakit memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.
b. Pada area sekitar pintu tidak boleh ada perbedaan ketinggian lantai dan jack
tidak boleh digunakan.
c. Pintu Darurat

1. Setiap bangunan rumah sakit yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus
dilengkapi dengan pintu darurat.
23

2. Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka ke arah ruang tangga


penyelamatan (darurat) kecuali pada lantai dasar membuka ke arah luar
(halaman).
3. Jarak maksimum antara pintu keluar dari sebuah Blok adalah 25 m ke
segala arah. Tahun

a. Pintu kamar mandi di ruang perawatan dan pintu toilet untuk kemudahan
akses harus terbuka ke luar dan lebar daun pintu minimal 85 cm.
b. Pintu tempat tidur rumah sakit harus ditutup dengan bahan tahan benturan.
c. Ruang perawatan pasien harus memiliki jendela yang dapat dimaksimalkan
untuk pertukaran gas yang bermanfaat.
d. Pada gedung rumah sakit bertingkat, lebar bukaan jendela harus
memungkinkan pasien untuk melarikan diri dengan aman.
e. Jendela juga berfungsi sebagai sarana penerangan alami di siang hari

6. Toilet/Kamar Mandi

a. Toilet umum

1. Toilet umum dan pemandian umum harus memiliki akses dan area akses
yang memadai bagi pengguna.
2. Tinggi dudukan toilet harus sesuai dengan tinggi pengguna (36-38 cm).
3. Permukaan tanah tidak boleh licin dan tidak menimbulkan genangan air.
4. Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.
5. Toilet dapat dibuka atau dikunci dari luar dalam keadaan darurat
24

Gambar 2.1 Toilet Umum


Sumber: peraturan mantri kesehatan republik indonesia nomor 24 tahun 2016

b. Toilet untuk aksesibilitas

1. Toilet umum atau kamar mandi untuk penyandang cacat harus memiliki
tanda / simbol "cacat" di luar.
2. Toilet umum atau toilet harus dapat diakses oleh pengguna kursi roda.
3. Ketinggian toilet duduk harus sesuai dengan tinggi pengguna kursi roda
kira-kira (45-50 cm)
4. Toilet atau toilet umum harus dilengkapi dengan pegangan tangan dengan
posisi dan ketinggian yang sesuai untuk pengguna kursi roda dan
penyandang disabilitas berbeda. Pegangan miring ke atas harus digunakan
untuk memfasilitasi mobilitas bagi pengguna kursi roda.
5. Lokasi sapu tangan, air, keran atau kepala pancuran dan perangkat seperti
dispenser sabun dan pengering tangan harus dipasang sedemikian rupa
sehingga mudah dijangkau oleh orang-orang dengan keterbatasan fisik dan
dapat diakses kursi roda.
6. Permukaan lantai harus tidak licin dan bebas dari penyumbatan.
7. Pintu harus mudah diakses oleh orang yang menggunakan kursi roda.
8. Toilet dapat dibuka atau dikunci dari luar dalam keadaan darurat.
25

9. Di tempat-tempat yang mudah dijangkau, seperti area pintu, tombol suara


darurat harus dipasang jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak
terduga.

Gambar 2.2 Ukuran Toilet Untuk Aksesibilitas


Sumber : peraturan mantri kesehatan republik indonesia nomor 24 tahun 2016

7. Koridor

Ukuran koridor sebagai jalur horizontal antar ruang dipertimbangkan


tergantung pada fungsi koridor, fungsi ruang dan jumlah penggunanya. Ukuran
koridor dengan ruang untuk tempat tidur rumah sakit minimal 2,40 m.

Gambar 2.3 Ukuran Koridor Rumah Sakit


Sumber : peraturan mantri kesehatan republik indonesia nomor 24 tahun 2016

8. Tangga

a. Harus memiliki langkah dan dimensi tanjakan yang identik Ketinggian setiap
langkah / tanjakan adalah 15 hingga 17 cm.
b. Harus memiliki kemiringan jalan kurang dari 600
26

c. Lebar minimum tangga adalah 120 cm untuk mengangkut tandu dalam


keadaan darurat, mengevakuasi pasien jika terjadi kebakaran atau situasi
darurat lainnya.
d. Tidak ada rel pendakian berlubang yang bisa berbahaya bagi pengguna
tangga.
e. Harus dilengkapi dengan pegangan.

Gambar 2.4 Tipikal Tangga


Sumber : peraturan mantri kesehatan republik indonesia nomor 24 tahun 2016

Gambar 2.5 Pegangan Rambat Pada Tangga


Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

f. Pegangan tangan harus mudah dipegang pada ketinggian 65-80 cm dari tanah,
tidak terhalang oleh elemen konstruksi, dan ujungnya harus dibulatkan atau di
seimbangkan ke tanah, dinding atau tiang.
27

g. Tanaman merambat harus ditingkatkan panjangnya di bagian atas (atas dan


bawah) sebesar 30 cm.
h. Untuk tangga di luar gedung, sebaiknya didesain agar air hujan tidak
menggenang di lantai.

Gambar 2.6 Desain Profil Tangga


Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

Gambar 2.7 Detail Pegangan Rambat Pada Dinding


Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

9. RAM

a. Ram adalah jalan lalu lintas dengan kemiringan tertentu, menggantikan


mereka yang tidak dapat menggunakan tangga.
b. Kemiringan silinder pada bangunan tidak boleh melebihi 70, perhitungan
kemiringan tidak termasuk awalan dan akhiran silinder (curb slope/landing).
c. Panjang horizontal dongkrak (dengan kemiringan 70) tidak boleh melebihi
900 cm. Panjang silinder dengan kemiringan yang lebih rendah mungkin
lebih panjang.
28

d. Lebar minimum silinder adalah 2.40 m dengan palang pengaman.


e. Bidang (kontur) di bagian atas atau bawah palang harus rata dan rata untuk
memungkinkan setidaknya rotasi kursi roda dan kursi roda/tempat tidur
rumah sakit, dengan dimensi minimal 160 cm.
f. Permukaan rata dari awalan atau akhiran ram bar harus bertekstur agar tidak
licin saat hujan.

Gambar 2.8 Tripikal RAM


Sumber : Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

g. Lebar tepi pengaman ram (low curb) maksimal 10 cm sehingga dapat


mengamankan roda dari kursi roda atau brankar/ tempat tidur pasien agar
tidak terperosok atau keluar ram.
h. Apabila letak ram berbatasan langsung dengan lalu lintas jalan umum atau
persimpangan, ram harus dibuat tidak mengganggu jalan umum.
i. pencahayaan harus cukup sehingga membantu penggunaan ram saat malam
hari. Pencahayaan disediakan pada bagian ram yang memiliki ketinggian
terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan.
j. dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya
dengan ketinggian yang sesuai16

16Peraturan Manteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Bangunan Dan
Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197
29

G. Persyaratan Teknis Ruang Dalam Bangunan Rumah Sakit


1. Ruang Rawat Jalan
a. Lokasi ruang rawat jalan harus mudah dijangkau dari pintu masuk utama
rumah sakit dan mudah dijangkau dari ruang rekam medis, ruang farmasi,
ruang rontgen dan laboratorium.
b. Bagian rawat jalan harus memiliki ruang tunggu dengan kapasitas yang
memadai dan berdasarkan penilaian kebutuhan pelayanan.
c. Desain klinik di area rawat jalan harus menjamin privasi pasien. Tahun Jika
ada klinik penyakit menular di ruang rawat jalan, lokasi dan desain ruang
pemeriksaan penyakit menular harus memastikan bahwa penyebaran
penyakit menular terkendali.
2. Ruang Rawat Inap
a. Lokasi kamar rumah sakit harus di tempat yang tenang, aman dan nyaman.
b. Ruang rumah sakit harus mudah diakses oleh ruang penunjang layanan
lainnya.
c. Ruang rawat inap harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia dan
penyakit.
3. Ruang Gawat Darurat
a. Lokasi UGD harus dapat diakses langsung dari jalan raya dan bebas
hambatan.
b. Lokasi ruang gawat darurat harus memungkinkan akses cepat dan mudah
ke ruang operasi, bangsal bersalin, ruang x-ray, laboratorium, apotek dan
bank darah rumah sakit.
c. Pintu masuk ke ruang gawat darurat harus dilengkapi dengan signage,
signage yang jelas dan elemen pemandu lalu lintas.
d. Perancangan tata letak ruang gawat darurat harus dapat mendukung
kecepatan pemberian pelayanan.
4. Ruang Operasi
30

a. Jenis kamar operasi di rumah sakit meliputi kamar operasi tambahan, kamar
operasi umum, dan kamar operasi utama.
b. Desain tata letak ruang operasi harus memenuhi persyaratan zonasi
berdasarkan sterilitas ruangan, meliputi:
1. Daerah Steril Rendah
2. Daerah Steril Sedang
3. Daerah Steril Tinggi
4. Daerah Steril Sangat Tinggi.
c. Jika ruang operasi dibagi dengan kamar lain di gedung yang sama, ruang
operasi harus berupa kompartemen.
d. Sistem ventilasi ruang operasi harus disaring dan dipantau dan dipisahkan dari
sistem ventilasi rumah sakit lain untuk tujuan pengendalian dan pencegahan
infeksi.
e. Selain memenuhi persyaratan, sistem ventilasi harus terpisah dari satu ruang
operasi ke ruang operasi lainnya.
5. Ruang Perawatan Intensif
a. Lokasi unit perawatan intensif harus mudah diakses dari ruang operasi, ruang
gawat darurat dan ruang pendukung medis lainnya.
b. Luas lantai setiap tempat tidur rumah sakit di unit perawatan intensif harus
cukup untuk mengakomodasi peralatan dan ruang bagi staf untuk bersentuhan
dengan pasien.
c. Jika ruang perawatan khusus digunakan bersama dengan ruangan lain di
gedung yang sama, ruang perawatan khusus harus berupa kompartemen.
d. Dalam hal ruang perawatan intensif memiliki ruang perawatan isolasi untuk
pasien dengan penyakit menular, desain tata ruang dan alur sirkulasi petugas
dan pasien harus dapat meminimalkan risiko penyebaran infeksi17

17Peraturan Manteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Bangunan Dan
Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197
31

2.2. Tinjauan Khusus


2.2.1. Faktor Pertimbangan Pemilihan Lokasi

Gambar 2.9 Peta Ptovinsi Aceh


Sumber : Jagad.Id, 2021

Dalam pemilihan lokasi untuk Rumah Sakit Umum menurut Peraturan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit, memiliki beberapa kriteria antara lain:

1. Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi Lokasi harus mudah


dijangkau oleh masyarakat atau dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur
dan fasilitas dengan mudah, misalnya tersedia pedestrian, Aksesibel untuk
penyandang cacat.
2. Kontur Tanah Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan
struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu
kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi
jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain;
3. Fasilitas parkir Perancangan dan perencanaan prasarana parkir di RS sangat
penting, karena prasarana parkir dan jalan masuk kendaraan akan menyita
banyak lahan. Perhitungan kebutuhan lahan parkir pada RS idealnya adalah
1,5 s/d 2 kendaraan/tempat tidur (37,5m s/d 50m per tempat tidur) atau
menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi daerah setempat. Tempat
parkirharus dilengkapi dengan rambu parkir;
32

4. Tersedianya utilitas publik Rumah sakit membutuhkan air bersih,


pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon. Pengembang harus
membuat utilitas tersebut selalu tersedia.
5. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
a. Studi kelayakan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh RS terhadap
lingkungan disekitarnya, hendaknya dibuat dalam bentuk implementasi
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKLUPL), yang selanjutnya dilaporkan setiap 6 (enam) bulan
(KepmenKLH/08/2006);
b. Fasilitas pengelolaan limbah padat infeksius dan non–infeksius (sampah
domestik);
c. Fasilitas pengolahan limbah cair (Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);
Sewage Treatment Plan (STP); Hospital Waste Water Treatment Plant
(HWWTP)). Untuk limbah cair yang mengandung logam berat dan
radioaktif disimpan dalam kontainer khusus kemudian dikirim ketempat
pembuangan limbah khusus daerah setempat yang telah mendapatkan izin
dari pemerintah
d. Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair ataupun Padat dari Instalasi Radiologi
e. Fasilitas Pengolahan Air Bersih (Water Treatment Plant) yang menjamin
keamanan konsumsi air bersih rumah sakit, terutama pada daerah yang
kesulitan dalam menyediakan air bersih.
6. Bebas dari kebisingan, asap, uap dan gangguan lain Setiap RS harus
dilengkapi dengan persyaratan pengendalian dampak lingkungan antara lain:
a. Pasien dan petugas membutuhkan udara bersih dan lingkungan yang tenang
b. Pemilihan lokasi sebaiknya bebas dari kebisingan yang tidak semestinya dan
polusi atmosfer yang datang dari berbagai sumber.
7. Master Plan dan Pengembangannya. Setiap rumah sakit harus menyusun
master plan pengembangan kedepan. Hal ini sebaiknya dipertimbangkan
33

apabila ada rencana pembangunan bangunan baru. Review master plan


dilaksanakan setiap 5 tahun.
2.2.2. Peraturan Pemerintah

Dalam perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C ini menggunakan peraturan


pemerintah yang termuat dalam Qanun Kota banda Aceh No.4 tahun 2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota banda Aceh tahun 2009-2029. (Dasar
pemakaian Qanun Banda Aceh dikarenakan hingga kini Qanun Rencana Tata Ruang
dan Wilayah Kabupaten Aceh Singkil, belum terdapat peraturan pemerintah setempat
mengenai pengaturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Garis Sempadan Bangunan
(GSB), dan Koefisien Luas Bangunan (KLB). Berikut adalah tabel pengaturan KCB
dan KLB sesuai denagan tingkat kepadatan penduduk.

Tabel 2.1.
Pengaturan KDB Dan KLB Sesuai Dengan Tingkat Kepadatan Lingkungan

TINGKAT KEPADATAN Pusat Di luar Pusat


Perdagangan Perdagangan
PADA LINGKUNGAN DENGAN KEPADATAN TINGGI
KDB (Maksimum)
Perumahan 70 % 60%
Perdagangan dan jasa 80 % 60%
Perkantoran dan pelayanan umum 80 % 60%
KLB (Maksimum)
Perumahan 2,0 12
Perdagangan dan jasa 4,5 35
Perkantoran dan pelayanan umum 4,5 35
Ketinggian bangunan maksimum *) 6 Lt 4Lt
PADA LINGKUNGAN DENGAN KEPADATAN SEDANG
KDB (Maksimum)
Perumahan 60 % 50 %
Perdagangan dan jasa 70 % 50 %
Perkantoran dan pelayanan umum 70 % 50 %
KLB (Maksimum)
Perumahan 1,8 1
Perdagangan dan jasa 3,5 2
Perkantoran dan pelayanan umum 3,5 2
Ketinggian bangunan maksimum 5 Lt 4Lt
34

PADA LINGKUNGAN DENGAN KEPADATAN RENDAH


KDB (Maksimum)
Perumahan 60 % 30%
Perdagangan dan jasa 70 % 40%
Perkantoran dan pelayanan umum 70 % 40%
KLB (Maksimum)
Perumahan 1,2 06
Perdagangan dan jasa 3,0 12
Perkantoran dan pelayanan umum 3,3 12
Ketinggian bangunan maksimum 3 Lt 2Lt
Sumber : RTRW kota Banda Aceh tahun 2009 –2029

1. Ketentuan umum garis sempadan bangunan (GSB) berdasarkan hirarki jalan


diatur sebagai berikut :
a. Jalan arteri primer, dengan GSB minimum 12 m.
b. Jalan arteri sekunder, dengan GSB minimum 10 m.
c. Jalan kolektor, dengan GSB minimum 6 m.
d. Jalan lokal/lingkungan, dengan GSB minimum 4 m.
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu, dengan GSB minimum 2 m.
Pada kawasan-kawasan tertentu apabila lebar jalan lebih besar dari 8 m,
maka GSB depan minimum dapat juga ditetapkan sebesar setengah lebar
jalan ditambah satu meter.

2.2.3. Pemilihan Lokasi

Kabupaten Aceh Singkil adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh,


Indonesia. Kabupaten Aceh Singkil ialah pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan
sebagian wilayahnya berada pada kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Kabupaten Aceh Singkil ini terdiri dari dua wilayah, yaitu daratan dan kepulauan.
Kepulauan yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil ialah Kepulauan
Banyak. Sedangkan bagian darat adalah Singkil. Ibuk kota Kabupaten Aceh singkil
terletak di Kecamatan Singkil. Wilayah Kabupaten Aceh Singkil terletak di sebelah
selatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu pada posisi antara 2°0'20"–
35

2°36'40" LU dan 97°04'54"–98°11'47" BT. Kabupaten Aceh Singkil mempunyai luas


wilayah sebesar 2.185,00 km2

Untuk merencanakan pembangunan Rumah Sakit Umum Kelas C, ada tiga


pemilihan alternatif site, adapun ketiga alternatif site tersebut berada pada daerah
kabupaten Aceh Singkil, tepat nya di kecamatan Singkil.

a. Alternatif Site I

Lokasi : Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil

Luas Lahan : 36.325 𝑚2 (3.6 ha)

Kriteria Bangunan : 4-6 lantai

Peruntukan Lahan : Pemerintahan Dan Pemukiman

TAPAK A PULO SAROK

Gambar 2.10 Alternatif Pemilihan Lokasi I


Sumber : Google Earth Dan Maps, 2021

2. Alternatif Site II
Lokasi : Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil
Luas Lahan : 11.501 m² (1.1 ha)
Kriteria bangunan : 4-6 lantai
Peruntukan lahan : Pemerintahan, Perdagangan dan permukiman
36

TAPAK B PULO SAROK

Gambar 2.11 Alternatif Pemilihan Lokasi II


Sumber : Google Earth Dan Maps, 2021

3. Alternatif Site III


Lokasi : Pasar Singkil, Kecamatan Singkl, Kabupaten Aceh Singkil
Luas Lahan : 14.051 m² (1.4 ha)
Ketiggian Bangunan : 4-6 lantai
Peruntukan lahan : Permukiman, perkantoran, sekolah

TAMPAK C PASAR SINGKIL

Gambar 2.12 Alternatif Pemilihan Lokasi III


Sumber : Google Earth Dan Maps, 2021
37

Tabel 2.2.
Nilai Subkriteria 1 Lokasi

No Subkriteria Lahan
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
1 Tata guna lahan 2 1 2
2 Tingkat kebisingan 3 2 2
3 Polusi udara 2 2 2
4 Sarana utulitas
• Fasilias air bersih 3 3 2
• Fasilitas listrik 3 3 3
• Fasilitas jaringan telepon 3 3 3
5 Aksebelita/pencapaian
• Sarana trasportasi 3 3 3
• Kedekatan dengan terminal dan
bandara 3 3 3
• Kemudahan pencapaian dari luar
kota 1 1 1
6 Fasilitas lingkungan sekitar
• Kedekatan dengan tempat ibadah 3 3 3
• Kedekatan dengan tempat
penginapan 3 3 3
• Kedekatan dengan tempat makan
3 3 3
7 Jarak lokasi desa-desa dengan tapak
• Desa Kuala Baru Laut 3 2 3
• Desa Kuala Baru Sungai 3 2 3
• Desa Kayu Menang 3 2 3

• Desa Suka Jaya 3 2 3


38

• Desa Rantau Gedang 3 2 3


• Desa Teluk Rumbia 3 2 3
• Desa Pulau Baguk 3 3 2

• Desa Pulau Balai 3 3 2

• Desa Teluk Nibung 3 3 2

• Desa Hastola 3 3 2
3 3 2
• Desa Haloban
Jumlah 64 57 58
Keterangan : 3 (baik), 2 (cukup), 3 (kurang)
Sumber : Analisa Pribadi, 2021
Adapun menurut permenkes No 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Tehnis
Bangunan Rumah Sakit, subkriteria rumah sakit antara lain :
Tabel 2.3.
Nilai Subkriteria 2 Lokasi
Nilai Subkriteria Lahan
No Subkriteria Lahan
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
1 Kontur tanah 3 3 3
2 Peruntukan lokasi 3 3 2
3 Loksi rumah sakit
• Berada pada lingkungan 3 2 2
dengan udara bersih dan
lingkungan yang tenang
• Bebas dari kebisingan yang 3 1 2
tidak semestinya dan polusi
stmosfer yang datang dari
berbagai sumber
• Tidak di tepi lereng 3 3 3
• Tidak dekat dengan kaki 3 3 3
39

gunung yang rawan longsor


• Tidak dekat anak sungai atau 3 3 3
badan air yang mengikis
pondasi
• Tidak daerah rawan tsunami 2 2 2
• Tidak di daerah rawan banjir 3 2 2

• Tidak di zona rawan topan 3 2 3

• Tidak daerah rawan badai 2 1 2

• Tidak dekat stasiun pemancar 3 3 3


3 2 3
• Tidak berada pada daerah
hantaman udara tegangan
tinggi
Jumlah 37 27 33
Keterangan : 3 (baik), 2 (cukup), 3 (kurang)
Sumber : Analisa Pribadi, 2021
Berdasarka subkriteria penilaian yang telah dilakukan, maka terpilih salah
satu dari 3 alternatif lokasi adalah Jl. Bahari Pulo Sarok Singkil, Kecamatan Singkl,
Kabupaten Aceh Singkil

2.2.4. Lokasi Terpilih


Berdasarkan hasil penilaian di atas, maka lokasi yang sesuai dengan kriteria
pemilihan yang telah ditentukan untuk digunakan sebagai perencanaan pembangunan
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah alternatif site I, dengan data lokasi sebagai
berikut :
Lokasi : Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh
SingkilSingkil
Luas Lahan : 36.325 m2 (3.6 ha)
KetiggianBangunan : lantai 4-6
40

Peruntukan lahan : pemerintahan dan Permukiman

1. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Dalam RTRW kota Banda Aceh tahun 2009 - 2029 telah ditetapkan untuk
GSB pada jalan arteri primer yaitu minimum 12 m.
2. Koefisiensi Dasar Bangunan (KDB)

Status site yang terpilih berdasarkan RTRW kota Banda Aceh


termasuk ke dalam lingkungan dengan kepadatan sedang dengan KDB 70%,
maka:
KDB = Luas tapak x 70%
= 36. 325 m² x 70%
= 25,428 m²
3. Koefisiensi Lantai Bangunan (KLB)
Nilai KLB berdasarkan RTRW kota Banda Aceh adalah 2, maka :
KLB = Luas tapak x KLB

= 3,5 x 36.325 m²

= 127.137,5 m2

4. Ketinggian bangunan maksimum

Berdasarkan RTRW kota Banda Aceh, ketinggian bangunan maksimum


yang diperbolehkan adalah 6 lantai.
41

2.3. Studi Banding Perancangan Sejenis


2.3.1. Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya

Gambar 2.13 Rumah Sakit Pondok Indah Bintara-Jaya


Sumber : Rspondokindah.co.id, 2017

Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya terletak di Jl. Boulevard Bintara
Jaya No. 1, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tanggerang Selatan. Rumah sakit
pondok indah di dirikan pada tahun 2017 oleh PT Bintara Guna Mediktama. Luas
Rumah Sakit Pondok Indah ini seluas 12.600 meter persegi dengan bangunan seluas
34.000 meter persegi, dan memiliki 100-102 buah tempat tidur rawat inap. Rumah
sakit ini mengangkat konsep green dan homey. Konsep bangunan ini bertujuan agar
pasien merasa nyaman meskipun berada di rumah sakit.

Rumah sakit pondok indah bintara jaya menjadi salah satu finalis di world
architecture festival 2019 pada kategori health-completed buildings. Fasilitas
kesehatan ini satu-satunya yang berasal dari indonesia yang bersaing dengan negara
lain seperti inggris, singapura, swiss, jepang dan lainnya. Arsitek yang mendesain
rumah sakit ini ialah arsitek arkonia dan silver Thomas hanley sebagai arsitek utama.
Berikut pelayanan medis rumah sakit bintara jaya :

a. Rawat inap

Kenyamanan pada ruangan rawat inap diharapkan dapat membantu


mempercepat penyembuhan atau pemulihan. Rumah sakit pondok indah ini
menawarkan ketengan, privasi dan kenyamanan pelayanan dari sebuah kamar
42

perawatan. Rumah sakit ini juga penawaran makanan degan kondisi kesehatan
pasien di bawah pengawasan ahli gizi.

Gambar 2.14 Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya
Sumber : Rspondokindah.Co.Id, 2017

b. pelayanan transportasi
menyediakan transportasi untuk mempermudah pasien dan keluarga menuju
rumah sakit yaitu transportasi darat.
c. Lobby rumah sakit pondok indah bintaro jaya

Gambar 2.15 Loby Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya


Sumber : Rspondokindah.co.id, 2017

Gambar 2.16 Lobby Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya


Sumber : Rspondokindah.co.id, 2017
43

Desain rumah sakit menggunakan material kaca yang memungkinkan


pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan, sehingga dapat mengurangi
penggunaan listrik. Pada lobi rumah sakit ini diletakkan beberapa instalasi karya seni
bentuk fauna berukuran real size untuk memberikan kesan alami, sehingga
memberikan sambutan yag hangat bagi pengunjung atau pasien yang datang.18
2.3.2. Hospital Cleveland Clinic

Gambar 2.17 Rumah Sakit Cleveland Clinic


Sumber : Archdaily.Com, 2017

Rumah sakit Cleveland di rancang oleh arsitek HDR Abu Dhabi, rumah sakit
ini akan di buka pada tahun 2013. Rumah sakit ini berlokasi di Al Maryah island di
jantung distrik bisnis baru Abu Dhabi, jumlah tempat tidur 364 di perluas sampai 490
tempat tidur. Rumah sakit ini akan menjadi salah satu rumah sakit paling canggih,
berteknologi tinggi dan mewah di dunia. Rumah sakit ini memadukan teknologi
mutakhir, desain, perawatan kelas dunia, dan budaya Arab yang modern sehingga
menciptakan fasilitas yang hampir Sama dengan hotel bintang tujuh dari pada rumah
sakit.

Gambar 2.18 ruang tunggu rumah sakit Cleveland


Sumber : Archdaily.Com, 2017

18 https://www.rspondokindah.co.id/id/hospital/bintaro-jaya
44

Desain pada interior Rumah Sakit Cleveland modern, kaca berkilau juga
dihamparkan dengan serangkaian referensi budaya dengan kuat seperti pirus air Teluk
dan susunan netral padang pasir, palet warna melambangkan alam sekitar, pola dan
motif mencerminkan vernacular lokal. Suasana pada ruangan rawat inap terkesan
hangat dan melembutkan, elemen air dalam ruangan menghasilkan suara untuk
menenangkan pasien, jendela yang besar dengan pemandangan taman yang subur dan
lautan arab memberikan kesan untuk mempercepat kesehatan dan pemulihan pasien.19

Gambar 2.19 Lanskap Rumah Sakit Cleveland


Sumber : Archdaily.Com, 2017

Gambar 2.20 Site Plan Rumah Sakit Cleveland


Sumber : Archdaily.Co, 2017

2.3.3. Rumah Sakit Tiara Sella

Gambar 2.21 Rumah Sakit Tiara Sella


Sumber : Rstiarasella,Com/Profil, 2017

19 https://www.archdaily.com/292167/in-progress-cleveland-clinic-abu-dhabi-hdr-architecture
45

Rumah Sakit Tiara Sella berada di Jalan S. Parman No. 61 Kecamatan Gading
Cempaka Kota Bengkulu. Bangunan dilengkapi dengan ramp dengan luas 172 m2
dengan kemiringan 7,5, lebar 2m dan dilengkapi juga dengan lift dengan kapasitas
630 kg/8 orang. Luas pembangunan 68 bedengan (TT), dengan rasio luas terhadap
bedengan 50,09 m2. Rumah Sakit Tiara Sella memiliki luas 2.610 m2, Nomor Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) : 725/IMB/1995 mendirikan Rumah Sakit dengan total
luas bangunan 2705,5 m2 termasuk 4 (empat) lantai.
1. Lantai 1, Dipergunakan Untuk :
a. Unit Gawat Darurat, ruang Triase seluas 20 m2 dan ruang tindakan 20 M2;
b. Apotek dengan luas 40 M2;
c. Tempat Praktek ; Kebidanan, Bedah, Anak, Internis, Syaraf, Jantung, Jiwa,
Bedah Tulang, Gigi, masing – masing luas ruangan 16 sampai dengan 24 M2;
d. Ruang Perawatan Kelas 3 (tiga) dengan 14 tidur;
e. Ruang Kelas 2 (dua) anak – anak (1 – 24 bulan) sebanyak 4 (empat) tempat
tidur;
f. Dapur;
g. Ruang Administrasi;
h. Ruang Office;
i. Loket Pembayaran.

2. Lantai 2, Dipergunakan Untuk Ruang Rawat Inap


a. Ruang VIP sebanyak 11 (sebelas) kamar, luas 24 M2;
b. Ruang Kelas 1 (satu) sebanyak 1 (satu) kamar berkapasitas 2 (dua) tempat
tidur dengan luas masing – masing 24 M2;
c. Ruang kelas dua sebanyak 1 (satu) kamar berkapasitas 3 (tiga) tempat tidur
dengan luas ruangan masing – masing 28 M2;
d. Kamar Operasi sebanyak 2 (dua) kamar seukuran 4x4x3 dan 6x6x3 m, ruang
Recovery Room (RR) dan persiapan 32 m2, Ruang steril seluas 24 M2;
46

e. Kamar Bersalin dengan luas ruangan 36 M2;


f. Ruang ICU sebanyak 1 (satu) kamar untuk 3 tempat tidur dengan luas 41 M2;
g. Ruang NICU sebanyak 1 (satu) kamar dengan 4 (empat) incubator dengan
luas ruangan 12 M2;
h. Kamar bayi luas ruangan 20 M2 dengan kapasitas 11 bayi.

3. Lantai 3, Dipergunakan Untuk Ruang Rawat Inap


a. Ruang Kelas 1 (satu) untuk laki – laki sebanyak 2 (dua) kamar, masing-
masing kamar sebanyak 2 (dua) tempat tidur dengan luas 30m2 mempunyai 1
(satu) kamar mandi;
b. Ruang Kelas 1 (satu) untuk wanita sebanyak 2 (dua) kamar, masing-masing
kamar sebanyak 2 (dua) tempat tidur dengan luas 30 m2 mempunyai 1 (satu)
kamar mandi;
c. Ruang kelas 1 (satu) untuk anak-anak sebanyak 1 (satu) kamar, sebanyak 2
(dua) tempat tidur dengan luas 30 m2 mempunyai 1 (satu) kamar mandi;
d. Ruang Kelas 2 (dua) untuk laki – laki sebanyak 4 (empat) tempat tidur
mempunyai 1 (satu) kamar mandi;
e. Ruang Kelas 2 (dua) untuk wanita sebanyak 4 (empat) tempat tidur
mempunyai 1 (satu) kamar mandi;
f. Ruang Kelas VVIP sebanyak 8 (delapan) kamar dengan luas masing – masing
24 M2;
g. Ruang junior suite sebanyak 1 (satu) kamar;
h. Ruang president suite sebanyak 1 (satu) dengan luas masing – masing 48 M2.

4. Lantai 4, Dipergunakan Untuk :


a. Laundry;
b. Ruang Mesin Lift dan Tandon Air
47

Tabel 2.4.
Fasilitas Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Tiara Sella
No Kelas kamar Bed Per Kamar Jumlah kamar Total Bed
1 Kelas 3 7 2 14
2 Kelas 2 4-5 3 20
3 Kelas 1 2 6 12
4 VIP 1 1 5 5
5 VIP 2 2 3 6
6 VVIP 1 8 8
7 SUITE 1 2 2
8 ICU 3 1 3
9 NICU 4 1 4
10 Kamar Bayi - - 11
11 Isolasi 1 1 1
Sumber : Rstiarasella,Com/Profil, 2021

Tabel 2.5.
Perbandingan Preseden Rumah Sakit
No Aspek Sakit Pondok Indah Hospital Cleveland Siloam Hospitals
Bintaro Jaya Clinic Kebun Jeruk
1 Lokasi Jakarta Barat Amerika Serikat Bengkulu
2 Fungsi Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan
Kesehatan
3 Kelas Kelas B Kelas A Kelas C
Rumah
Sakit
4 Kapasitas 230 Tempt Tidur 490 Tempat Tidur 86 Tempat Tidur
Tempat
Tidur
Sumber : Analisa Pribadi, 2021
48

Berdasarkan dari ketiga (3) studi banding perancangan sejenis maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan harus memiliki respon
yang baik ke dalam bangunan dari segi kenyamanan terhadap bangunan,
pencahayaan, lingkungan dan iklim setempat harus disesuaikan, sehingga pasien
nyaman tinggal di rumah sakit tampa takut untuk datang berobat ke rumah sakit. Arah
view juga harus di perhatikan untuk mempercepat kesehatan dan pemulihan pasien.
BAB III
ELABORASI TEMA

Tema yang akan digunakan pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C
Di Kecamatan Singkil adalah Arsitektur Tropis Moderen. Lokasi yang terpilih berada
di pesisir pantai, untuk menyelesaikan permasalahan iklim tersebut perlu pendekatan
arsitektur tropis moderen. Dimana faktor kenyamanan merupakan hal yang sangat
penting dalam merancang sebuah bangunan agar pengguna nyaman berada dalam
sebuah bangunan, dan lingkungan sehingga menghasilkan karya arsitektur yang
optimal.
Menurut Hardiman G (2012) Arsitektur tropis moderen adalah arsitektur
menciptakan bangunan dengan ruang-ruang yang nyaman dan sehat. Selain itu
dengan mengantisipasi permasalahan dan memanfaatkan potensi iklim setempat, akan
didapatkan hal yang sangat penting, yakni penghematan energi, pelestarian
lingkungan, penghematan sumberdaya alam dan dapat dipadukan dengan teknologi
dan ilmu pengetahuan moderen yang bersifat global untuk mewujudkan arsitektur
masa depan.20
Dalam hal ini Arsitektur tropis modern ialah bangunan yang mampu bertahan
dengan iklim dan cuaca tropis, setiap komponen bangunan dirancang sedemikian rupa
agar cahaya dapat masuk dan keluar leluasa. Penataan bangunan yang tertata secara
fungsional, sistem penghawaan pada bangunan juga di perhatikan, material yang
digunakan ialah kaca, beton, baja dan di padukan dengan material lokal yaitu kayu.
Sehingga bangunan dapat beradaptasi dengan masa sekarang sampai dengan masa
mendatang.

20Hardiman G (2012) Pertimbangan iklim tropis lembab dalam konsep arsitektur bangunan modern. JURNAL
ARSITEKTUR Vol. 2, No. 2.

49
50

3.1. Pengertian
3.1.1. Pengertian Arsitektur Tropis
Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang bangunan. Artinya yang lebih luas,
arsitektur mencakup desain dan konstruksi seluruh lingkungan binaan, dari tingkat
makro, yaitu perencanaan kota, desain perkotaan, arsitektur lanskap, hingga tingkat
mikro, hingga desain bangunan, desain interior, dan desain produk. Arsitektur juga
mengacu pada hasil dari proses desain.
Kata tropis berasal dar bahasa yunani yaitu “tropikos” yang artinya garis balik
meliputi 40% dari luas permukaan bumi. Garis balik ini adalah garis lintang 230270
dari seluruh permukaan bumi. Daerah tropis d katakan sebagai daerah terletak
diantaranya pada garis isotherm 200 pada sebelah bumi utara dan selatan (Lippsmeier,
1994). Dengan kata lain arsitektur tropis adalah arsitektur yang berada pada daerah
tropis yang telah menyesuaikan dengan iklim tropis. Indonesia juga termaksud iklim
tropis.
Menurut L.M.F Purwanto, 2006 dalam buku arsitektur tropis dalam penerapan
Desain Arsitektur semua produk arsitektur yang ada di daerah yang beriklim tropis
mampu memenuhi standar kenyamanan penggunaannya, sehingga manusia yang
tinggi di dalamnya dapat dikategorikan sebagai produk arsitektur tropis.
Arsitektur Tropis adalah arsitektur yang terletak di daerah tropis dan
disesuaikan dengan iklim tropis. Indonesia merupakan wilayah tropis yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap bentuk bangunan. Kondisi iklim seperti suhu udara,
radiasi matahari, angin, kelembaban dan curah hujan mempengaruhi desain. Pada
Zaman dahulu, para pembangun atau perancang rumah mereka berusaha
menyesuaikan kondisi iklim yang ada untuk mencapai desain rumah yang nyaman
dan aman sesuai dengan kebutuhan mereka. (Ahmad Nitlom, 2001)
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan persyaratan khusus dalam desain
bangunan dan lingkungan binaan, karena ada beberapa elemen khusus yang unik
untuk iklim ini, demikian teori Struktur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra
51

bangunan dan nilai estetika bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan
kondisi di daerah lain dengan kondisi iklim yang berbeda.
3.1.2. Pengertian Arsitektur Modern
Arsitektur modern adalah istilah yang mengacu pada sejumlah karya arsitektur
dengan berbagai bentuk sederhana dengan menghilangkan segala macam dekorasi.
Fitur muncul sekitar tahun 1900 dan kemudian pada tahun 1940, gaya dan aliran
internasional menjadi dominan selama beberapa abad kedua. "Teori Arsitektur
Modern" Harry Francis Mallgrave dalam bukunya menjelaskan perilaku desain
arsitektur modern yang "too rigid" melalui perubahan konsep arsitektur sebelumnya.
Dalam sejarah pembentuknya, arsitektur modern pada periode Hellenistik dan Gotik
kemudian disesuaikan dengan konsep penimbunan desain kuno yang penuh dengan
ornamen dan bentuk dramatis menjadi monoton, dan lebih kaku. Tujuan arsitektur
modern adalah menggunakan gaya dekoratif murni karena dianggap sebagai
keindahan bangunan yang luar biasa.
Menurut Larson (1993), mengapa begitu sulit untuk menolak dekorasi?
Karena didasarkan pada prinsip industri untuk mengurangi efisiensi ekonomi dan
menuju pemurnian bentuk yang harmonis dan dekoratif. (mediaeval) Gereja di Kota
Khatolik mulai digantikan oleh pabrik, penjara dan pergantian fungsi lainnya.
Penjelasan ini menunjukan bahwa pada zaman itu muncul bangunan-bangunan
dengan fungsi gres yang tidak pernah ada sebelumnya.
Menurut Sementara William Morris (1834:96) yang juga murid Ruskin
menulis buku yang berjudul ‘Les arts decoratifs, leur relation avec la vie moderne’
atau yang artinya membuatkan seni, dan hubungannya dengan kehidupan modern.
Buku inilah yang menjadi cikal bakal ‘art noveau’ dan ‘modern style’.
Arsitektur modern merupakan seni dalam perkembangan arsitektur dimana
ruang merupakan objek utama yang perlu ditangani. Di masa lalu, arsitektur lebih
mementingkan perawatan fasad, dekorasi dan aspek lain dari kualitas fisik, dalam
arsitektur modern masalah kualitas non-fisik. Penekanan dalam arsitektur modern
adalah bagaimana mengambil ide ruang, kemudian mengolah dan membangunnya
52

sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen


ruang nyata.
3.2. Interpretasi Tema
Penerapan tema Arsitektur tropis moderen sebagai tema dalam perancangan
arsitektur merupakan salah satu cara mewujudkan karya arsitektur dimana
mementingkan tentang kenyamanan termal yaitu tentang pencahayaan dan
pengawakan secara alami, bagaimana pasien dapat terbantu dengan psikologis pasien.
Jika pasien yang datang dapat aman dan nyaman berada dalam lingkungan rumah
sakit sehingga secara tidak langsung dapat membantu proses penyembuhan pasien.
Maka penulis ingin menyesuaikan dengan era modern yang ada pada saat
sekarang ini, dimana bangunan menggunakan material modern seperti beton, kaca,
baja, dll dengan mempertimbangkan keadaan sekitar. Di dalam ruangan dan
lingkungan diterapkan arsitektur tropis dimana kenyamanan rumah sakit dapat di
sesuaikan dengan iklim setempat, sedangkan pada arsitektur modern diterapkan pada
bentuk bangunan dan pasat bangunan rumah sakit.
1. Kenyamanan termal
Kenyamanan termal terhadap bangunan berdampak pada psikologis pasien.
Sehingga penghawaan pada rumah sakit harus nyaman agar para pasien betah pada
saat tinggal di rumah sakit tanpa adanya rasa takut. Warna yang digunakan ialah
warna yang hangat agar para pasien nyaman tinggal di rumah sakit. Penambahan
pohon-pohon di dalam ruangan berkesan menampilkan suasana alami dengan
pencahayaan yang alami pula.

Gambar 3.1 Kamar Rawat Inap


Sumber : Pinterest.Com, 2020
53

2. Aliran udara melalui bangunan


Kualitas udara harus dijaga untuk kepentingan kesehatan dan kenyamanan.
Penggunaan ventilasi sirip pada bawah atap dan di dalam ruangan dapat
memaksimalkan aliran udara yang masuk sehingga terjadi persilangan aliran udara
pada bangunan rumah sakit.

Gambar 3.2 Aliran udara melalui bangun


Sumber : arsitur.com, 2020
3. Radiasi panas
Radiasi sinar matahari di manfaatkan untuk penerangan pada siang hari
dengan penggunaan skylight pada ram rumah sakit untuk mengurangi penggunaan
listrik yang berlebihan. Juga dapat diterapkan dengan pembuatan solar panel pada
perancangan rumah sakit umum ini agar dapat menghemat energi listrik.

Gambar 4.3 Skylight dan Solar Panel


Sumber : archdaily.com, 2021
54

4. Material yang digunakan


Material yang digunakan ialah material moderen seperti, kaca, beton, baja,
dan lain-lain. Juga dipadukan dengan material lokal yaitu kayu. Sehingga menjadi
satu kesatuan yang sangat baik.

Gambar 3.4 Lobby Rumah Sakit


Sumber : Pinterest.Com, 2019

5. Atap yang digunakan


Atap yang digunakan ialah atap miring dengan kemiringan 300 agar curah
hujan yang tinggi dapat mengalir dengan maksimal ke tanah tanpa tergenang dan di
padukan dengan atap dak beton dengan kemiringan 10.

Gambar 3.5 Atap miring


Sumber :panduan99.com, 2021

6. Bentuk bangunan panggung


Bentuk bangunan panggung mengikuti iklim sekitar tapak, dan juga
mengantisipasi terjadinya sewaktu-waktu tsunami atau gelombang besar, karena
tapak berada pada pesisir pantai.
55

Gambar 3.6 Bentuk bangunan


Sumber : archdaily.com, 2021
7. Bentuk bangunan fungsional
Bangunan fungsional harus memiliki fungsi mewujudkan bangunan yang
bersih dan murni tampa melebih-lebihkan. Ornamen yang digunakan juga sederhana
berupa komposisi bidang kotak.
8. Pengaplikasikan pada bangunan
9.
Menerapkan material pabrikasi yaitu Penerapan skylight yang digunakan di ram
material secondary skin aluminum bangunan rumah sakit untuk menghemat
(ACP) yang dikombinasikan dengan energi listrik. Penambahan solar panel
material wood plastic composite (WPC). untuk menghemat energi listrik

Atap miring
Penggunaan
ventilasi sirip
Bentuk silang pada
bangunan bawah atap
panggung di dan di dalam
sesuaikan
ruangan
dengan iklim
setempat dan
minimalisir Bukaan
terjadinya jendela lebar
Tsunami

Penambahan tamam pada bangunan Pengunaan material yang modren seperti,


agar pasien dapat merasakan kaca, baja, beton, dan di padukan dengan
pemandangan yang indah dan udara material kayu, yaitu kayu.
yang Segar. Gambar 3.7 Analisa Penerapan Prinsip Arsitektur Tropis Moderen
Sumber : Analisa Pribadi, 2022
56

Interaksi-interaksi yang terjadi pada lingkungan binaan membutuhkan


persyaratan teknis dalam perancangan rumah sakit umum ini. Persyaratan teknis
ruang dalam bangunan rumah sakit menurut Permen Kemenkes Nomor 24 Tahun
2016 sebagai berikut :
1. Ruang rawat jalan
a. Letak ruang rawat jalan harus mudah diakses, pintu utama rumah sakit
harus memiliki akses yang mudah ke ruang rekam medis, ruang farmasi,
ruang radiologi, dan ruang laboratorium
b. Ruang rawat jalan harus memiliki ruang tunggu dengan kapasitas yang
memadai dan sesuai dengan kajian kebutuhan pelayanan.
c. Desain ruang pemeriksaan pada ruang rawat jalan harus dapat menjamin
privasi pasien
d. Terdapat ruang pemeriksaan untuk pasien menular pada ruang rawat jalan,
letak ruangan untuk pemeriksa penyakit menular harus dapat mengontrol
Penyebaran
2. Ruang rawat inap
a. Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang, aman, dan nyaman
b. Letak ruang gawat darurat harus memiliki akses yang cepat dan mudah ke
ruang operasi, ruang kebidanan, ruang radiologi, laboratorium, farmasi,
dan bank darah rumah sakit.
c. Akses masuk ruang rawat jalan harus di lengkapi dengan petunjuk jalan,
rambu-rambu, dan elemen pengarah sirkulasi yang jelas.
d. Desain tata ruang gawat darurat harus dapat mendukung kecepatan
pemberian pelayanan
3. Ruang operasi
a. Jenis ruang operasi di ruah sakit terdiri dari ruangan operas umum, ruang
operasi minor dan mayor
b. Desain tata ruang operasi haru memenuhi ketentuan zona berdasarkan
tingkat sterilitas ruangan yang terdiri dari
57

• Zona steril rendah


• Zona steril sedang
• Zona steril sangat tinggi
c. Ruang operasi menyatu degan ruang lain dalam satu bangunan, ruang
operasi merupakan satu komponen
d. Sistem ventilasi di ruangan operasi harus tersaring dan terkontrol serta
terpisah dari sistem ventilasi lain di rumah sakit untuk kepentingan
pengendalian dan pencegahan infeksi
e. Selain memenuhi ketentuan, sistem ventilasi juga harus terpisah dari
setem ventilasi lain.
4. Ruang Perawatan Intensif
a. Letak ruang perawatan intensif harus memiliki akses yang mudah ke
ruang operasi, ruang gawat darurat, dan ruang penunjang medik lainnya.
b. Luas lantai untuk setiap tempat tidur pasien pada ruang perawatan intensif
harus cukup untuk meletakan peralatan dan ruang gerak petugas yang
berhubungan dengan pasien.
c. Dalam hal ruang perawatan intensif menyatu dengan ruang lain dalam satu
bangunan, ruang perawatan intensif harus merupakan satu kompartemen.
d. Dalam hal ruang perawatan intensif memiliki ruang perawatan isolasi
untuk pasien dengan penyakit menular, desain tata ruang dan alur sirkulasi
petugas dan pasien harus dapat meminimalkan risiko penyebaran infeksi.
5. Ruang Rehabilitasi Medik
a. Ruangan Administrasi (Pendaftaran dan administrasi kantor)
1. Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, dengan perhitungan
3-5 m2/ petugas.
2. Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun
mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal total pertukaran udara 6
kali per jam.
58

3. Intensitas cahaya minimal 200 lux.


b. Ruangan Tunggu Pasien & Pengantar Pasien
1. Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas pelayanan
dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang.
2. Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
3. Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
4. Ruang tunggu dilengkapi dengan fasilitas desinfeksi tangan.

c. Ruangan Pemeriksaan/ Penilaian Dokter


1. Luas ruangan 9-24 m2.
2. Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.
3. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat
porositas yang tinggi.
4. Disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak boleh ada
percabangan langsung tanpa pengamanan arus.
5. Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun
mekanik.
6. Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami Untuk
pencahayaan buatan intensitas cahaya 200 lux.
d. Ruang Fisioterapi
6. Ruang Laboratorium
a. Letak ruang laboratorium harus memiliki akses yang mudah ke ruang
gawat darurat dan ruang rawat jalan.
b. Desain tata ruang dan alur petugas dan pasien pada ruang laboratorium
harus terpisah dan dapat meminimalkan risiko penyebaran infeksi.
c. Ruang laboratorium harus memiliki:
59

1. Saluran pembuangan limbah cair yang dilengkapi dengan pengolahan


awal (pre-treatment) khusus sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan
air limbah rumah sakit
2. Fasilitas penampungan limbah padat medis yang kemudian dikirim ke
tempat penampungan sementara limbah bahan berbahaya dan
beracun.
7. Bank Darah Rumah Sakit
Letak bank darah rumah sakit harus memiliki akses yang mudah ke ruang
gawat darurat.
8. Ruang Sterilisasi
a. Ruang sterilisasi harus terpusat dan memiliki 3 (tiga) akses terpisah yang
tidak boleh saling bersilangan.
b. Akses tersebut meliputi:
1. Akses barang kotor
2. Akses barang bersih
3. Akses distribusi barang steril.
4. Letak ruang sterilisasi terpusat harus
9. Ruang Farmasi
a. Ruang farmasi terdiri atas ruang kantor/administrasi, ruang penyimpanan,
ruang produksi, laboratorium farmasi, dan ruang distribusi.
b. Ruang farmasi harus menyediakan utilitas bangunan yang sesuai untuk
penyimpanan obat yang menjamin terjaganya keamanan, mutu, dan
khasiat obat. C
c. Ruang produksi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai dan ruang proses kimia lainnya yang dapat mencemari lingkungan,
pembuangan udaranya harus melalui penyaring untuk menetralisir bahan
yang terkandung di dalam udara buangan tersebut sesuai ketentuan yang
berlaku.
60

10. Ruang Rekam Medis


a. Letak ruang rekam medik harus memiliki akses yang mudah dan cepat ke
ruang rawat jalan dan ruang gawat darurat.
b. Desain tata ruang rekam medis harus dapat menjamin keamanan
penyimpanan berkas rekam medis.
11. Ruang Tenaga Kesehatan
Persyaratan ruang tenaga kesehatan sesuai dengan persyaratan bangunan pada
umumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Ruang Pendidikan Dan Latihan
a. Ruang pendidikan dan latihan merupakan ruangan-ruangan yang
digunakan untuk melaksanakan pengelolaan kegiatan pendidikan dan
pelatihan di bidang kesehatan.
b. Luas, jumlah dan kapasitas ruang pendidikan dan latihan harus sesuai
dengan kebutuhan pelayanan dan klasifikasi rumah sakit.
c. Pada rumah sakit pendidikan, ruangan pendidikan dan latihan harus
tersedia di setiap ruang pelayanan medik.
13. Ruang Kantor Dan Administrasi
a. Ruang kantor dan administrasi merupakan ruangan-ruangan dalam rumah
sakit tempat melaksanakan kegiatan manajemen administrasi rumah sakit.
b. Luas, jumlah dan kapasitas kantor dan administrasi yang diselenggarakan
sesuai dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit.
14. Ruang Ibadah, Ruang Tunggu
a. Ruang ibadah sebagai fasilitas peribadatan harus disediakan pada setiap
rumah sakit.
b. Ruang tunggu harus disediakan pada tiap-tiap ruang pelayanan pasien.
c. Kebutuhan luas ruangan tunggu harus sesuai dengan kapasitas pelayanan.
15. Ruang Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
a. Ruang Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit sebagai fasilitas
pemberian informasi kesehatan harus disediakan pada setiap rumah sakit.
61

b. Tidak perlu dalam ruang tersendiri.


3.3. Studi Banding Tema Sejenis
3.3.1. Esplande Singapura

Gambar 3.8 Gedung Esplande Singapura


Sumber visitsingapore.com, 2016

Esplanade merupakan suatu bangunan yang menjadi landmark singapura.


Gedung teater yang di bangun di tepi air ini, yang lebih popular dengan gedung
durian merupakan bangunan yang dirancang dengan pertimbangan iklim tropis
setempat. Esplanade membungkus dirinya dengan kulit durian berupa cladding
aluminium untuk mencegah trik matahari masuk ke dalam bangunan. Ini adalah salah
satu solusi arsitektur tropis untuk mengurangi penetrasi radiasi langsung matahari ke
dalam bangunan yang dapat menimbulkan efek rumah kaca.
Esplanade di rancang ole dua arsitek, yaitu Michael wilford dan partners
(MWP) dan D Architects (DPA) dari singapura dan mulai digunakan pada tahun
2005. Setelah melalui pertimbangan iklim dimana material transparan akan
menimbulkan efek rumah kaca, maka rencana disempurnakan dengan penambahan
cladding penahan sinar matahari dari bahan aluminium, di seluruh permukaan
ruangan kaca.
Fungsi bangunan ini menggunakan pengkondisian udara mekanis. Meskipun
demikian, penempatan kisi-kisi penghalang sinar matahari di seluruh permukaan
karena di buat untuk mengurangi radiasi matahari yang memasuki interior bangunan.
Bangunan ini layak di sebut Arsitektur Tropis Moderen.21

21 https://www.visitsingapore.com/id_id/see-do-singapore/architecture/modern/esplanade-on-the-bay
62

Gambar 3.9 interior Esplande Singapura


Sumber : visitsingapore.com, 2016

3.3.2. Gedung Sequis Center

Gambar 3.10 Gedung Sequis Center


Sumber : arttecharry.com, 2017

Sequis Center berlokasi di Sudirman, Jakarta, merupakan salah satu bangunan


berarsitektur moderen yang di rancang dengan mempertimbangkan iklim tropis
setempat. Penerapan konsep arsitektur kepada bangunan moderen, bangunan ini
mencoba mengantisipasi agar radiasi kalor matahari yang tinggi tidak masuk ke
dalam bangunan dengan meletakkan dinding ganda berupa kisi-kisi penghalang snar
matahari langsung.
Sequis Center merupakan gedung pertama di Indonesia yang menerapkan
konsep green building melalui penggunaan material GRC (Glassfiber Reinforce
Cement) sebagai peneduh fasad bangunan. Bentuk unik dari kerai pada fasad
bangunan ini juga membantu mengurangi interaksi langsung sinar matahari,
mendorong penggunaan AC yang efisien.
63

Gambar 3.11 Potongan, Dan Tampak Bangunan Sequis Center


Sumber : Arttecharry.Com, 2017

Berikut ini adalah denah dari Sequis Center. Kita melihat bahwa Sequis
Center berbentuk perahu atau daun. Bentuknya tidak berbentuk kotak seperti
bangunan pada umumnya, namun memiliki karakter yang unik.

Gambar 3.12 Denah Sequis Center


Sumber : Arttecharry.Com, 2016

Selain memiliki eksterior yang sangat menarik dan unik, Sequis Center juga
memiliki interior yang tak kalah menarik. Dengan pilihan warna yang beragam,
interior Sequis Center dapat memberikan kesan yang menyenangkan bagi
pengunjung. Perpaduan warna utama adalah coklat namun ada campuran kuning,
biru dan putih untuk menciptakan rasa aman, nyaman dan gembira. Desain pola pada
dinding dan meja makan sangat serasi dengan eksterior bangunan, sehingga menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.22

22 http://arttecharry.blogspot.com/2017/09/green-building-di-indonesia-sequis.html
64

Gambar 3.13 Interior Bangunan Sequis Center


Sumber : Arttecharry.Com, 2020

3.3.3. Petronas Twin Tower Malaysia

Gambar 3.14 Gedung Twin Tower Malaysia


Sumber /Arttecharry.Com, 2020

Petronas twin tower merupakan salah satu bangunan yang menjadi landmark
kuala lumpur, ibu kota Malaysia. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Argentina yang
bermukim di Amerika, Cesar Pelli. Meskipun arsitek mengatakan merancang
bangunan ini dengan konsep arsitektur post-modern, secara mendasar bangunan ini
terlihat menghadapi iklim tropis. penempatan kanopi pada seluruh fasad bangunan
memberikan nuansa klasik sekaligus memberikan pelindungan dari penetrasi sinar
matahari ke dalam bangunan. Masa pembangunan pada tahun 1999. Bangunan ini
memberikan ciri pembeda antara fasad bangunan tinggi di negara beriklim tropis
dengan bangunan tinggi iklim sedang (temperate) atau iklim dingin.23

23
Petronas tower, pada http://en.wikipedia.org/wiki/petrona_towers diakses desember 2021
65

Gambar 3.15 Tube-In-Tube Struktur Yang Ada Pada Petronas Tower.


Sumber : Sistem-Struktur-Tube-In-Tube, 2019

1. Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis


Setelah mengamati dan menganalisa dari studi banding tema sejenis ini, maka
di dapatkan beberapa hal pokok yang menyangkut perencanaan dan perancangan
yang akan di terapkan pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C ini.
Tabel 3.1.
Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis
Gedung Sequis Petronas Twin Tower
No Kriteria Esplande Singapura
Center Malaysia
1 Lokasi Singapura Jakarta Kuala lumpur,
Malaysia
2 Fungsi pusat pertunjukan seni Pusat perkantoran Pusat perbelanjaan
bangunan kelas dunia
3 Bentuk Menyerupai durian Menyerupai kapal Geometri yang
bangunan berputar
4 Material • Material atap • beton dengan • Beton
yang dapat lapisan logam • Kaca
meredam panas • kaca • Baja
• Baja • baja • Material
• Beton • material teknologi berteknologi tinggi
• kaca tinggi
5 Konsep Konsep bangunan Mengadopsi unsur Pasat pada bangunan
penerapan moderen dengan post moderen dengan untuk meredam sinar
moderen pendekatan arsitektur mempertimbangkan matahari yang masuk,
66

tropis tropis memasukkan iklim setempat dan


cahaya alami pada mempertimbangkan
siang hari iklim setempat
Sumber : Analisa pribadi, 2021

Berdasarkan hasil kesimpulan ketiga studi banding tema sejenis di atas, maka
ada beberapa elemen-elemen yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk di terapkan
pada perancangan rumah sakit umum kelas c di kecamatan singkil ini. Diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Memaksimalkan kinerja bangunan dengan memanfaatkan potensi alam
setempat guna pemanfaatan cahaya dan penghawaan alami, sehingga dapat
mengurangi biaya operasional bangunan.
2. Memperhatikan aspek arsitektur tropis guna mendapatkan kenyamanan termal
salah satunya mengurangi problem sinar matahari dengan memperhatikan
bukaan dan material yang di gunakan.
3. Menerapkan sun shading device guna minimalisir cahaya matahari langsung.
4. Menggunakan material baja dan kaca dengan sistem pemasangan pabrikasi
untuk mengurangi radiasi sinar matahari
5. Bentuk bangunan moderen dengan mempertimbangkan kondisi iklim
setempat.
BAB IV
ANALISA

4.1. Analisa Kondisi Tapak


Analisa kondisi tapak adalah suatu cara untuk memahami kualitas bagaimana
cara memahami tapak dan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi
karakteristik tapak. Pada saat menganalisis tapak dapat dilihat bagaimana tapak dapat
mendorong program kebutuhan dalam perancangan tersebut.
4.1.1. Analisa Kondisi Lingkungan
A. Lokasi
Dalam pemilihan tapak Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C berlokasi
pada Desa Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Singkil.

Gambar 4.1 Peta Aceh Dan Peta Kabupaten Aceh Singkil


Sumber : Google maps, 2021

269 75

70
188

166

Gambar 4.2 Lokasi tapak

67
68

Sumber : google maps


B. Batasan Tapak
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong sokpin
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong pulo sarok
c. Sebelah Timur berbatasan dengan kuala gabi
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong pulo sarok
Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis kabupaten aceh singkil dapat
dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.3 Peta Kabupaten Aceh Singkil


Sumber : wordpress.com, 2021
C. Topografi Wilayah
Adapun secara grafis garis lokal tapak berada di 2°0'20"–2°36'40" LU dan
97°04'54"–98°11'47" BT. Lokasi tapak Perancangan Rumah Sakit Umm Kelas C
berada di wilayah Aceh Singkil, Aceh, Indonesia dimana semua daerah yang berada
di Indonesia beriklim tropis.
Karakteristik iklim tropis antara lain :
1. Daerahnya terletak di antara garis 23,5°lintang utara 23,5°lintang selatan
69

2. Memiliki rata-rata temperatur udara yang tinggi karena posisi vertikal


matahari, umumnya memiliki suhu 20° C hingga 30°C, bahkan lebih
untuk daerah dengan iklim tropis basah
3. Pergantian suhu tidak terlalu ekstrim atau dapat dikatakan normal
4. Amplitudo suhu ratarata tahunan kecil, pada wilayah khatulistiwa
mencapai 1° C hingga 5° C, namun amplitudo harian lebih besar
5. Cenderung memiliki tekanan udara rendah dan berubah secara perlahan
serta beraturan
6. Penguapan air laut tinggi sehingga kondisi atmosfer memiliki banyak
awan
7. Memiliki curah hujan tinggi dan lebih lama dibanding dengan wilayah
dengan kondisi iklim lainnya
8. Curah hujan yang tinggi menjadikan tanah pada wilayah tropis sangat
subur
9. Wilayah dengan iklim tropis mendapatkan cukup sinar matahari sepanjang
tahun
10. Wilayah iklim tropis memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau
11. Memiliki tekanan udara yang rendah
12. Pada daerah dengan kondisi tropis basah, maka tumbuhan yang ada di
hutan umumnya berwarna hijau dan lebat
13. Pada daerah dengan kondisi iklim tropis kering, maka akan tumbuh
sabana
14. Jika wilayah iklim tropis mengalami perubahan signifikan, maka akan
mempengaruhi iklim dunia secara keseluruhan
15. Suhu udara daerah tropis sangat tinggi bahkan mencapai 5° C di siang hari
dan mencapai 10° C pada malam hari
70

16. Pada wilayah iklim tropis kering, udara dapat berbalik sangat cepat karena
radiasi balik bumi yang berlangsung cepat.24

Gambar 4.4 Temperatur Tapak


Sumber : weather, 2020

Rata-rata tinggi temperatur/suhu di Kabupaten Aceh Singkil mencapai 290 C


dan rata-rata temperatur rendah mencapai 270 C. rata-rata suhu tinggi juga bisa
mencapai 300 C pada tahun 2013, sedangkan rata-rata suhu terendah juga dapat
mencapai 250 C pada tahun 2019.

Gambar 4.5 Rata-Rata Curah Hujan


Sumber : weather, 2020

24
https://rimbakita.com/iklim-tropis/
71

Rata-rata curah hujan di Kabupaten Aceh Singkil mencapai 27 cm/detik,


dalam hal ini membuat curah hujan pada lokasi tapak cenderung tinggi karena pada
bulan July pencapaian tertinggi curah hujan mencapai 29 cm/detik.
D. Kondisi Eksisting Tapak
Lokasi tapak pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C ini merupakan
lahan kosong, dekat dengan permukiman dan perkantoran. Luas lahan tapak 36.325
m2 dengan batasan-batasan site, sebagai berikut :
a. Bagian Timur : Perkantoran
b. Bagian Barat : Lahan Kosong
c. Bagian Utara : Perumahan Warga Dan Pelabuhan Bot
d. Bagian Selatan : Pelabuhan Laut Singkil
Dasar pemakaian Qanun Banda Aceh dikarenakan hingga kini Qanun
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Aceh Singkil, belum terdapat peraturan
pemerintah setempat mengenai pengaturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Garis
Sempadan Bangunan (GSB), dan Koefisien Luas Bangunan (KLB).
a. KDB Maksimum : 70%
b. KLB Maksimum : 3,5
c. GSB Maksimum : 12 m
d. Ketinggian Bangunan : maksimum 4 lantai
e. Ketentuan dasar bangunan : KDB x Luas Tapak
: 70% x 36.325 m2
: 25.427,5 m2
f. Ketentuan lantai bangunan : KLB x Luas Tapak
: 3,5 x 36.325 m2
: 127.137,5 m2
D. Potensi tapak
1. Land use (tata guna lahan)
Peruntukan lahan pada lokasi ini merupakan pusat kawasan lingkungan
yang meliputi pusat pelayanan sosial dan masyarakat, kawasan komersial,
72

kawasan penunjang perumahan dan pengembangan pariwisata, perikanan,


peternakan dan kelautan. Bangunan yang akan dibangun adalah Rumah
Sakit Umum kelas C.
2. Aksebilitas
Akses Jalan Singkil Rimo yang berada pada tapak merupakan jalan arteri
sekunder, jalan ini menghubungkan ke jalan primer yaitu, jalan lintas,
Singkil Sublussalam Dan Singkil-Medan, akses melalui kapal juga dekat,
karena tapak dekat dengan pelabuhan laut singkil. Akses pada tapak
membuat akses dari tapak menuju tapak lebih mudah, sehingga pemilihan
tapak Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C berada pada Jalan
Singkil-Rimo

SITE

Gambar 4.6 Lokasi Jalan Pada Area Tapak


Sumber : Google Earth, 2021
3. Utilitas
Pada lokasi site ada beberapa sarana utilitas seperti jaringan listrik, saluran
air bersih, dan jaringan telpon. Dengan adanya sarana utilitas yang sangat
baik pada tapak membuat Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C
semakin baik.
4. Fasilitas penunjang
Area tapak dekat dengan beberapa fasilitas penunjang adanya Rumah
Sakit Umum Kelas C, seperti bank BPD, bank BSI, rumah makan arum,
hotel island, JNT, JNE terminal bus, SPBU singkil. dengan adanya
73

fasilitas penunjang akan memudahkan kebutuhan akan fasilitas di luas


Rumah Sakit Umum Kelas C keadaannya akan sengat bermanfaat.
5. Kondisi lingkungan
Lokasi tapak pada perancangan rumah sakit umm kelas c memiliki
lingkungan yang tenang dan pemandangan yang sangat indah, dikarenakan
terletak pada area singkil bangunan di sekitar tapak belum terlalu banyak,
sehingga tapak tersebut tenang dan nyaman.

Gambar 4.7 Kondisi Pada Tapak


Sumber : dokumen pribadi, 2021

4.2. Analisa Tapak


A. Analisa Matahari

Gambar 4.8 Analisa Matahari


Sumber : analisa pribadi, 2021
Lokasi tapak berada pada daerah iklim tropis membuat suhu udara rata-rata
tinggi, hal ini disebabkan karena matahari selalu vertikal, karena umumnya suhu
udara mencapai 290C. Site dalam tapak juga mendapatkan sinar matahari penuh tapa
74

ada halangan apapun, dikarenakan lingkungan site masih asli dan tidak ada bangunan
tinggi di sekitar site.
Tanggapan :
a. Mengatur arah orientasi bangunan ke arah selatan dan utara untuk
memaksimalkan sinar matahari masuk ke dalam bangunan.

Gambar 4.9 Arah Orientasi Bangunan


Sumber : analisa pribadi, 2021

b. Bangunan pada site nantinya dibuat shading pada jendela pada bagian timur
dan barat, sehingga matahari tidak langsung masuk ke dalam ruangan.

Gambar 4.10 Pemakaian Kanopi


Sumber : tboake.com, 2021

c. Mengatur system pencahayaan alami dari atas bangunan dengan penggunaan


skylight untuk memasukan sinar matahari secara alami

Gambar 4.11 Penggunaan skylinght


Sumber : analisa pribadi, 2021
d. Penambahan pohon pada sisi timur dan barat untuk menyaring matahari yang
masuk ke dalam bangunan.
75

MATAHARI
BANGUNAN

Gambar 4.12 Vegetasi Pada Bagian Timur Dan Barat


Sumber : tboake.com, 2021
e. Penggunaan kaca low-E glass salah satu material bangunan yang bertujuan
untuk menjaga kestabilan suhu pada ruangan.
f. Penggunaan tumbuhan rambat pada bagian koridor
B. Analisa Angin

SITE

Gambar 4.13 Analisa Angin


Sumber : analisa pribadi, 2021

Angin yang terdapat pada tapak yang paling berpotensi adalah bagian tapak
sebelah selatan dan barat , karena pada bagian selatan terdapat pantai pulo sarok,
namun vegetasi di sekitar pantai sangat banyak sehingga tidak terlalu kencang masuk
ke dalam site, sedangkan sebelah barat tidak ada vegetasi, sehingga angin tidak
tertahan untuk masuk ke dalam tapak. Pada bagian utara angin yang masuk cenderung
lebih rendah dikarenakan terhalang dengan bangunan sekitar dan vegetasi di sekitar
site. Sedangkan angin dari sebelah timur adalah angin debu atau angin yang tidak
baik, karena pada bagian timur terdapat jalan raya dan jembatan tinggi.
76

Tanggapan :
a. Memasukkan angin ke dalam site dengan cara membuat pagar yang berongga
agar angin yang masuk dapat terpecah dan masuk dengan baik ke dalam
bangunan.
b. pemanfaatan angin untuk membawa tanaman kesehatan masuk ke dalam
bangunan
c. Memasukkan angin ke dalam bangunan dengan bukaan jendela sirkulasi
silang.

Gambar 4.14 Penghawaan Silang


Sumber : Arsitur.Com, 2021

d. Membuat ventilasi sirip pada bawah atap agar udara dingin masuk dan
mengeluarkan udara panas
e. Ruang terbuka hijau untuk menyaring udara angin yang masuk ke dalam
bangunan.

Gambar 4.15 Penghawaan Angin


Sumber : Slideplayer, 2021
77

C. Analisa Hujan

SITE

Gambar 4.16 Analisa Hujan


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Hujan di sekitar site sering terjadi, sehingga tapak tergenang air, karena di
sekitaran tapak tidak ada drainase sama sekali, vegetasi sekitar tapak juga tidak
bangus, sehingga air yang ada di tapak tergenang.
Tanggapan :
a. Pembuatan drainase pada sekitaran tapak

Gambar 4.17 Pembuatan drainase


Sumber : kumpulengineer.com, 2021

b. Drainase di alirkan ke sungai yang ada di sebelah barat.

Gambar 4.18 Drainase Dialirkan Ke Sungai


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
c. Sebagian air hujan di tampung untuk kebutuhan lainnya.
78

D. Analisa Kebisingan

SITE

Gambar 4.19 Analisa kebisingan


Sumber : Google maps, 2021
Keterangan :
• Kebisingan tinggi :
• Kebisingan rendah :

Kebisingan pada sekitar site tidak terlalu tinggi, yang tinggi kebisingan
sebelah timur dan utara, karena letak jalan utama ada pada sebelah timur dan utara.
Tanggapan :
a. Menanam vegetasi sebelah timur dan utara untuk meredam kebisingan

Gambar 4.20 Penambahan pohon sepanjang jalan


Sumber : analisa pribadi, 2021

b. Peletakan ruangan rawat inap, ruang operasi di letakkan agak jauh dari
sebelah timur dan utara.
79

Gambar 4.21 Jarak Bangunan Dijauhkan


Sumber : analisa pribadi, 2021

E. Analisa Vegetasi
Vegetasi pada site dipenuhi oleh rumput liar dan ilalang, serta terdapat pohon
cemara yang letaknya tidak beraturan dan menyebar pada daerah sekitaran site.

Gambar 4.22 Kondisi Tapak


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Tanggapan :
a. Penanaman vegetasi sebagai peneduh di dalam tapak, juga dapat menyaring
sinar matahari langsung, dan membuang vegetasi yang tidak dibutuhkan

Gambar 4.23 Vegetasi Sebagai Peneduh


Sumber : analisa pribadi, 2021
b. Penggunaan vegetasi yang dapat menyembuhkan pasien, dan memperbaiki
psikologis pasien pada saat berada di rumah sakit.
80

Gambar 4.24 Vegetasi Penyembuh Pasien


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

F. Analisa Kontur

SITE

Gambar 4.25 Analisa Kontur


Sumber : Google maps, 2021

Kontur sekitaran tapak tidak ada, karena tapak yang digunakan sudah pernah
di timbun oleh pemerintah, namun tapak tersebut tidak ada digunakan sampai
sekarang ini atau sampe seterusnya. Berikut gambar kondisi konter pada tapak.

Gambar 4.26 Kondisi tapak


Sumber : Dokumen Pribadi, 2021
81

G. Analisa Utilitas

Gambar 4.27 Analisa utilitas


Sumber : Google Maps, 2021
Keterangan :

Jalur masuk arus listrik ke dalam tapak dari PLN

Jalur masuk arus air bersih PDAM ke dalam site

H. Analisa Sirkulasi

SITE

Gambar 4.28 Konsep Pencapaian


Sumber : Google Maps, 2021

Keterangan :
• Merah :Entrance Keluar Pengguna Rumah Sakit
• Biru : Entrance Pejalan Kaki
• Hijau : Entrance Masuk Pengguna Rumah Sakit
• Kuning: Entrance Ambulan Dan Service Rumah Sakit
82

Berdasarkan analisa pencapaian yang ada pada Rumah Sakit Kelas C antara
lain sebagai berikut :
a. Jalur sirkulasi sirkulasi pada pengunjung dibuat dengan sistem satu arah, agar
memudahkan dalam pencapaian ke dalam site.
b. Jalur masuk ambulan di pisahkan agar memudahkan dalam pencapaian
emergency
c. Jalur masuk dan keluar di pisahkan agar memudahkan penggunaan dalam
mengakses site dan juga tidak menimbulkan kemacetan
d. Pencapaian menuju tapak dapat menggunakan sebagai berikut :
1. Kendaraan roda 2 dan 4
2. Kendaraan umum
3. Pejalan kaki atau pedestrian
I. Analisa View

SITE

Gambar 4.29 Analisa View


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Arah view pada ruangan rawat inap rumah sakit umum kelas c akan di
arahkan ke barat, karena view daerah barat sangat bagus dimana pemandangan air
laut dan air sungai bertemu dan sanest pada bagian arah barat sangat bagus pada sore
83

hari, agar para pasien dapat menikmati pemandangan yang sangat indah, suara air
membuat mereka semakin tenang.

Gambar 4.30 View Pada Sore Hari


Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

4.3. Analisa Fungsional


4.3.1. Pemakai
Adapun pengguna Rumah Sakit Umum, menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 antara lain :
1. Pasien
Pasien adalah penerima jasa dan perawatan, pasien pengguna pada rumah
sakit umum ini adalah orang yang memiliki penyakit dari yang dasar sampai yang
khusus yang membutuhkan fasilitas untuk proses penyembuhan.
2. Direktur Utama
3. Wakil Direktur (Pelayanan)
1. Bidang Pelayanan Medis
a. Seksi Perlengkapan Dan Mutu
b. Seksi Perlengkapan
2. Bidang Keperawatan
a. Seksi SDA Dan Askep
b. Seksi Perlengkapan
4. Wakil Direktur (Umum Dan Keuangan)
a. Bagian Umum
1. Sub Bag Kepegawaian
2. Sub Bag Rt Dan Perlengkapan
84

3. Sub Bag Rekam Medis


4. Sub Bag Hukum Dan Informasi/Humas
b. Bagian Keuangan
1. Sub Bag Akuntansi Dan Verifikasi
2. Sub Bag Bendahara Perencanaan Anggaran
3. Sub Bag Perencanaan
c. Instensi Sanitasi Dan Laundry
d. Instansi Service
5. Komite Medis
6. Petugas Keamanan
7. Petugas Ambulan
4.1.2. Analisa Jumlah Pemakai
1. Pasien
2. Tenaga medik
Tenaga pada Rumah Sakit Umum Kelas C menurut peraturan menteri
kesehatan republik indonesia no 56 tahun 2014 antara lain sebagai berikut :
a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar
b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
dasar
d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang; dan
e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis gigi mulut.
3. Tenaga Kefarmasian
a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling
sedikit 4 (empat) orang tenaga teknis kefarmasian
85

c. 4 (empat) orang apoteker di rawat jalan yang dibantu oleh paling


sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian
d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan
produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik
dirawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis
kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja
pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
4. Tenaga keperawatan
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menurut, peraturan menteri
kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2014 adalah sebanyak
jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap. Jadi tenaga keperawatan
yang di butuhkan pada perancangan rumah sakit kelas c di kecamatan
singkil sebanyak 67 tenaga keperawatan.
5. Tenaga kesehatan lain
Di sesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit
6. Tenaga non kesehatan
Di sesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit
4.1.3. Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang
Kegiatan Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C di Kecamatan Singkil
menjadi beberapa kelompok
Tabel 4.1.
Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang
NO SPESIALISASI PENGGUNA AKTIVITAS KEBUTUHAN
RUANG
1 Staff medis Dokter umum a. Rapat a. Ruang rapat
b. Istirahat b. Ruang istirahat
c. Memantau dan dokter
mengawasi pasien c. Ruang rawat inap
d. Memeriksa pasien d. Ruang dokter
86

e. Buang air e. Lavatory


f. Makan f. Kantin
g. shalat g. musholla
Dokter gigi a. Rapat a. Ruang rapat
b. Memeriksa pasien b. Ruang praktek
c. Memberi resep dokter
obat untuk pasien c. Ruang dokter
d. Istirahat d. Ruang istirahat
e. Buang air e. Lavatory
f. Makan f. Kantin
g. shalat g. Musholla
Dokter bedah a. Rapat a. Ruang rapat
b. Mengoperasi b. Ruang operasi
pasien c. Rang rawat inap
c. Periksa pasien d. Ruang dokter
d. Istirahat e. Ruang istirahat
e. Buang air f. Lavatory
f. Makan g. Kantin
g. Shalat h. musholla

Dokter a. Rapat a. Ruang rapat


spesialis b. Istirahat b. Ruang istirahat
c. Memantau dan dokter
mengawasi pasien c. Ruang rawat inap
d. Memeriksa pasien d. Ruang periksa
e. Memberi resep dokter
obat kepada e. Lavatory
pasien f. Kantin
f. Buang air g. Musholla
g. Makan
87

h. shalat
perawat a. Rapat a. Ruang rapat
b. Membuat laporan b. Ruangan perawat
c. Melapor ke c. Ruang istirahat
dokter Perawat
perkembangan d. Ruang rawat inap
pasien e. Ruang ganti dan
d. Mengurus arsip loker
pasien f. Lavatory
e. Ganti baju g. Kantin
f. Istirahat h. Musholla
g. Buang air
h. Makan
i. shalat
Bidan a. Rapat a. Ruang rapat
b. Membantu dan b. Ruang pasien
mengawasi pasien c. Ruang rawat inap
c. Memeriksa pasien pasien
d. Memeriksa bai d. Ruang bai
e. Mengoperasi e. Ruang bidan
f. Memberikan f. Ruang operasi
resep kepada g. Ruang istirahat
pasien bidan
g. Istirahat h. Lavatory
h. Buang air i. Kantin
i. Makan j. Musholla
j. shalat
Farmasi atau a. Rapat a. Ruang rapat
apoteker b. Meracik obat b. Gudang
c. Mengecek berkas penyimpanan obat
obat c. Ruangan pemberian
88

d. Istirahat pasien rawat jalan


e. Buang air d. Lavatory
f. Makan e. Ruang istirahat
g. Shalat farmasi
f. Kantin
g. Musholla
Teknis a. Menganalisis a. Ruang lab
laboratorium hasil lab b. Ruang kerja
b. Melaporkan hasil c. Ruang istirahat
lab teknis lab
c. Istirahat d. Lavatory
d. Buang air e. Kantin
e. Makan f. Musholla
f. shalat
Ahli gizi a. Membuat laporan a. Ruang kerja
b. Melaparkan b. Ruang istirahat ahli
kepada bag. gizi
Kepegawaian c. Ruang alat dan
c. Mengurus arsip bahan
makanan dan d. Lavatory
bahan makanan e. Ruang cuci
pasien f. Dapur
d. Istirahat g. Kantin
e. Buang air h. Musholla
f. Masak
g. Makan
h. shalat
Bank darah a. Menganalisis a. ruang kerja
darah b. ruang rawat inap
b. Mengambil darah c. ruang pengambilan
pasien darah
89

c. Melapor bag. d. Lavatory


Operasional e. kantin
d. Mengambil darah f. musholla
pendonor
e. Istirahat
f. Buang air
g. Makan
h. shalat
Tenaga optic a. Memeriksa pasien a. Ruang periksa
b. Mengatur kaca b. ruang kaca mata
mata c. kantin
c. Buang air d. Lavatory
d. Makan e. musholla
e. shalat
2 Staff kantor Karyawan a. Rapat a. Ruang rapat
administrasi b. Membuat laporan b. Ruang kerja
c. Melaporkan arsip c. Kantin
pada staff kantor d. Lavatory
d. Istirahat e. Musholla
e. Buang air
f. Makan
g. Shalat
Karyawan a. Ruang rapat a. Ruang rapat
operasional b. Ruang kerja b. Ruang kerja
c. Kantin c. Kantin
d. Kamar mandi d. Lavatory
e. Musholla e. Musholla
Komite RS a. Rapat komite a. Rang rapat
b. Buang air b. Lavatory
c. shalat c. Musholla
90

3 Instansi service Sanitasi a. Mengganti a. Ruang ganti


pakaian b. Ruang kerja
b. Mensterilkan c. Ruang
linen-linen penyimpanan alat
c. Membersihkan d. Kantin
fisik rumah sakit e. Lavatory
d. Melapor kepada
bagian/admin
istrasi
e. Istirahat
f. Bang air
g. makan
Pekerja ME a. Membersihkan a. Gudang peralatan
saluran ME
operasional listrik b. Ruang kerja ME
dan telpon c. Lavatory
b. Melapor kepada d. Kantin
again operasional e. Musholla
c. Memeriksa mesin
ME
d. Istirahat
e. Buang air
f. Makan
g. shalat
Laundry a. Mencuci a. Ruang cuci
b. Menjemur b. Ruang jemur
c. menggosok c. Tempat gosok
d. Istirahat d. Kantin
e. Buang air e. Lavatory
f. makan f. Musholla
g. shalat
91

4 Pengunjung Pasien a. Berobat a. Ruang rawat inap


b. Istirahat b. Ruang rawat jalan
c. Buang air c. Ruang rawat
d. Makan intensif
e. Mengecek d. Laboratorium
kesehatan e. Apotik
f. Mengambil obat f. Kantin
g. Menunggu di g. Kamar mandi
panggil h. Lavatory
i. Ruang tunggu
penjenguk a. Menjenguk a. Kantin
pasien b. ruang tunggu
b. Makan c. lavatory
c. Istirahat d. musholla
d. shalat
5 Petugas a. Menjaga a. Ruang kerja
keamanan keamanan b. Toilet
b. Buang air
6 Petugas a. Parkir ambulan a. Parkir ambulan
ambulan b. Menunggu b. Ruang petugas
pekerjaan antar ambulan
jemput pasien
Sumber : Analisa Pribadi, 2021
4.3.4. Kebutuhan Ruang/Bangunan
Berdasarkan pemaparan dari tinjauan umum analisa program kegiatan Rumah
Sakit Umum Kelas C, bahwa kebutuhan ruang yang di butuhkan pada Perancangan
Rumah Sakit Umum Kelas C ini dengan Klasifikasi Rumah Sakit Kelas C adalah :
92

Tabel 4.2.
Kebutuhan Ruang
KEBUTUHAN SUB KEBUTUHAN
NO PENGGUNA KETERANGAN
RUANG RUANG
1 a. Pasien Ruang rawat jalan a. Ruang periksa a. Spesialis
b. Dokter b. Ruang tunggu penyakit
spesialis c. Ruang dalam 2
c. Dokter administrasi ruangan
umum d. Apotik periksa
d. Perawat b. Spesialis
anak 2 ruang
c. Spesialis
bedah 2
ruang
d. Spesialis
mata 1 ruang
periksa
e. Spesialis
THT 1 ruang
periksa
f. Dokter
umum 2
ruangan
g. Dokter gigi
dan mulut 1
ruangan
2 a. Pasien Ruang rawat inap a. VIP a. VIP, 10
b. Dokter b. Kelas 1 ruangan, 10
spesialis c. Kelas 2 tempat tidur
93

c. Dokter d. Kelas 3 b. Kelas 1, 12


umum e. Ruang pos ruangan, 20
d. Perawat perawat tempat tidur
e. penjenguk f. Ruang konsultasi c. Kelas 2, 11
g. Ruang ruangan, 30
administrasi tepat tidur
h. Ruang dokter d. Kelas 3, 9
ruang perawat ruangan, 33
i. Ruang tempat tidur
ganti/loker
j. Ruang kepala
perawat
k. Ruang linen
bersih
l. Ruang linen
kotor
m. Kamar mandi
n. pantri
3 a. Pasien Ruang darurat a. Ruang tunggu Ruang triase 6
b. Dokter (IGD) keluarga tempat tidur
spesialis b. Ruang
c. Dokter administrasi
umum c. Ruang triase
d. Perawat d. Ruang
e. penjenguk penyimpanan
brangkas
e. Ruang
dekontaminasi
94

f. lavatory
g. Gudang kotor
h. Ruang petugas
atau staff
4 pasien Ruang tindakan a. Ruang Ruang bedah 1
Dokter operatif (ruang pendataran
spesialis operasi) b. Ruang tunggu
Dokter umum pengantar
perawat c. Ruang transfer
d. Ruang persiapan
pasien
e. Ruang
penyimpanan
alat bedah
f. Ruang operasi
g. Ruang
control/ruang
pendidikan
5 a. Dokter Ruang rawat a. Ruang a. ruang isolasi
spesialis intensif administrasi pasien 4 dan
b. Dokter b. Ruang loker tempat tidur
umum petugas 4
c. Perawat c. Ruang tidur
d. pasien petugas
d. Ruang tempat
tidur pasien
e. Ruang isolasi
pasien
95

f. Ruang
penyimpanan
alat medis pantry
g. Ruang utilitas
bersih
h. Ruang utilitas
kotor
i. Ruang tunggu
pasien
j. Lavatory
k. Ruang
penyimpanan gas
medik
l. Ruang diskusi
6 Kepala lab Ruang lab. Ruang alat lab
Staff lab Pantalogi klinik Ruang lab
Ruang kerja
Ruang diagnosis
Kamar mandi
7 a. Pasien Ruang radiologi a. Ruang tunggu
b. Staff keluarga pasien
Radiologi b. Ruang transisi
c. Ruang X-ray
d. Ruang istirahat
e. Toilet
8 a. Ruang Ruang a. Ruang bedah Ruang
bedah/ope bedah/operasi b. Kamar mandi bedah/operasi
rasi c. Ruang istirahat
96

b. Dokter dokter
umum d. Ruang pantau
c. Dokter
spesialis
d. Pasien
e. Perawat
9 a. Kepala Ruang bidan a. Ruang kerja
staff b. Ruang rawat
kebidanan inap
b. Staff c. Tempat bayi
kebidanan d. Toilet
e. Ruang istirahat
bidan
f. Ruang
pemberian pasien
rawat jalan
10 a. Staff Ruang farmasi a. Ruang rapat
farmasi b. Gudang
penyimpanan
obat
c. Ruang
pemberian obat
ke pasien rawat
jalan
d. Lavatory
e. Ruang istirahat
farmasi
97

11 a. Kelapa Ruang gizi a. Ruang kerja


staff gizi b. Ruang istirahat
b. Staff gizi ahli gizi
c. Lavatory
d. dapur
12 a. Kepala Ruang rekaman a. Ruang kerja
rekaman medis kepala
medis b. Ruang kerja staff
b. Staff c. Ruang rapat
rekaman
medis
13 a. Staff Ruang a. Ruang kerja
administra administrasi RS
si
14 a. Komite Ruang pendidikan a. Ruang pantau Untuk ruang
RS bedah bedah ada ruang
b. Dokter b. Auditorium pantau
spesialis c. Ruang
c. Dokter penelitian/kerja
umum
d. Perawat
e. Staff RS
f. Dll
15 Staff Ruang a. Ruang jenazah
pemusalaraan pemulasaraan b. Ruang mandi
jenazah jenazah jenazah
c. Ruang persiapan
jenazah
98

d. Ruang pelepasan
jenazah
16 Staff laundry Ruang laundry a. Loker
b. Ruang cuci
c. Ruang jemur
17 Staff sanitasi Ruang sanitasi a. Tuang ganti
b. Ruang kerja
c. Ruang
penyimpanan
alat
18 Staff ME Ruang ME a. Gudang
peralatan ME
b. Ruang kerja ME
19 Staff bank Ruang bank darah a. Ruang kerja
darah b. Ruang
pengambilan
darah
c. Ruang
penyimpanan
darah
20 Direktur Ruang direktur a. Ruang kerja
b. Ruang rapat
c. Kamar mandi
21 Wakil Ruang direktur a. Ruang kerja
direktur b. Ruang rapat
(Pelayanan, c. Kamar mandi
umum dan
keuangan)
99

22 Staff Ruang staff a. Ruang kerja


pelayanan pelayanan dan b. Ruang rapat
dan staff staff umum dan c. Toilet
keuangan keuangan
23 Komite Ruang rapat a. Ruang rapat
rumah sakit b. Kamar mandi
24 Petugas Ruang ambulan a. Parkir mobil
ambulan b. Toilet
c. Kamar jaga
petugas ambulan
25 Petugas Ruang petugas a. Kamar jaga
keamanan keamanan b. Toilet
c. Ruang jaga
26 Petugas optic Ruang petugas a. Ruang kacamata
optic b. Toilet
27 Penunjang Ruang penunjang a. ATM
lain-lain lain b. Lobby
c. Kantin
d. Hospital
e. apartemen
Sumber : Analisa Pribadi, 2021
100

4.4. Analisa Besaran Ruang


Besaran ruang Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C yang berpedoman pada panduan Data Arsitek (DA),
Kementerian Kesehatan, (KEMENKES), Standarisasi Rumah Sakit (SRS), Neufert Architect Data (NAD), optik
internasional dan ASUMSI.
Tabel 4.3.
Analisa Besaran Ruang
Instalasi Rawat Jalan
Ukuran standar Perhitungan
No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah luas
(m2) (m2)
1 Ruang 3 petugas 5m2/petugas DEPKES RI 3x5=15 1 15
administrasi
2 Ruang rekaman 2 petugas, meja, kursi, Minimal 8 m2/500 DEPKES RI 1x8=8 1 8
medis lemari arsip, komputer kunjungan
pasien/hari
3 Ruang tunggu 5 orang, kursi dan TV 1.5m2 /orang DEPKES RI 10x1.5=15 10 150
pasien
4 Ruang periksa Meja dan kursi dokter, 12m2/poli DEPKES RI 1x12=12 10 240
dan konsultasi peralatan klinik
5 Ruang tindakan Alat-alat kebutuhan 12m2/poli DEPKES RI 1x12=12 10 240
bedah umum bedah ringan
101

6 Ruang klinik Peralatan pemeriksaan 12m2/poli DEPKES RI 1x24=24 1 24


mata dan pengobatan mata
7 Ruang klinik Peralatan pemeriksaan 12m2/poli DEPKES RI 1x24=24 1 24
THT dan pengobatan THT
8 Ruang klinik Peralatan pemeriksaan 12m2/poli DEPKES RI 1x24=24 1 24
gigi dan mulut dan pengobatan gigi
dan mulut
9 Ruang medical Peralatan check-up 12m2/poli DEPKES RI 1x24=24 1 24
check-up kesehatan pasien rawat
jalan
10 Ruang Meja, kursi, wastafel - DEPKES RI 3x3=9 1 9
penyuluhan dan dispenser
11 Toilet petugas Kloset, wastafel, dan 4m2 DEPKES RI 1x4=4 1 4
dan pengunjung bak air
15+8+150+240+240+24+24+24+24+9+4x=762 762+229
Total + sirkulasi 30%
762x30%=229 = 991m2
Instalasi Unit Gawat Darurat
Ukuran standar Perhitungan
No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah luas
(m2) (m2)
102

1 Ruang 3 petugas 3m2/petugas DEPKES RI 3x5=15 1 15


administrasi
2 Ruang tunggu 10 orang, kursi dan TV 1.5m2/orang DEPKES RI 10x1.5=15 3 45
pengantar
pasien
3 Ruang rekap 2 petugas, meja, kursi, Minimal 8m2/500 DEPKES RI 1x16=16 1 16
medis lemari arsip, komputer kunjungan
pasien/hari
4 Ruang Peralatan bedah dan Min. 36 m2 DEPKES RI 1x36=36 1 36
resusitasi bedah toilet
5 Ruang tindakan 1 meja periksa, infis Min. 8m2/ meja DEPKES RI 1x8=8 1 8
non bedah srt, tempat tidur, dll tindakan
6 Ruang Lemari obat Min. 3m2 DEPKES RI 1x3=3 1 3
farmasi/obat
7 Ruang linen Lemari obat Min. 4 m2 DEPKES RI 1x4=4 2 8
steril
8 Ruang alat Lemari instrumen Min. 8m2 DEPKES RI 1x8=8 1 8
medis
9 Ruang Mobile x-ray ECG, dll Min. 6 m2 DEPKES RI 1x16=16 2 32
103

radiologi
10 Laboratorium Perangkat lab standar, Min.4 m2 DEPKES RI 1x4=4 1 4
bahan kimia
11 Ruang dokter Tempat tidur, sofa, Min. 25 m2 DEPKES RI 1x25=25 3 75
konsultan lemari, wastafel
12 Ruang rapat 1 set meja rapat Min. 45 m2 DEPKES RI 1x45=45 1 45
13 Ruang pos Meja, kursi, 3 perawat 15m2 perawat DEPKES RI 3x5=15 3 45
perawat
14 Ruang perawat Sofa, lemari, meja, 45m2 ASUMSI 1x45=45 1 45
kursi dan wastafel
15 Ruang kepala Sofa, lemari, meja, 16 m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
IGD kursi dan wastafel
16 Gudang kotor Kloset leher angsa, sink Min. 4m2 DEPKES RI 1x4=4 2 8
16 Toilet KM/WC 3 m2/KM DEPKES RI 1x3=3 4 12
17 Ruang Instalasi air bersih dan Min. 4 m2 DEPKES RI 1x4=4 3 12
sterilisasi perlengkapan sterilisasi
19 Ruang gas Gas medis, sentral gas Min. 3m2 DEPKES RI 1x3=3 1 3
medis medis
20 Ruang loker Loker 36m2 ASUMSI 1x36=36 2 72
104

21 pantri Meja pantri, sink, 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16


kulkas, dll
22 Ruang parkir 6 troli 2m2/troli DEPKES RI 2x9=18 1 18
troli
23 Ruang bangkar Tempat tidur pasien 3m2 DEPKES RI 1x3=3 3 9
15+45+16+36+8+3+8+8+3+4+75+45+45+45+16+8 467+140
Total + sirkulasi 30% +12+12+16+18+9=467 = 6071m2
467x30%=140
Instalasi Rawat Inap
Ukuran standar Perhitungan
No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah luas
(M2) (M2)
1 Ruang inap VIP 1 tempat tidur, meja, Min. 7,2 m2/tempat DEPKES RI 7,2 m2+6=13,2 10 132
nurse call, TV, dan tidur 6m2 sofa
sofa
2 Ruang inap kelas 2 tempat tidur, meja, Min. 7,2 m2/tempat DEPKES RI 7,2x2=14,4 12 173
1 TV dan tirai pemisah tidur
3 Ruang inap kelas 3 tempat tidur, meja, Min. 7.2m2/tempat DEPKES RI 7,2x3=21.6 11 238
2 TV, dan tirai pemisah tidur
4 Ruang inap kelas 4 tempat tidur, meja, Min. 7,2m2/tempat DEPKES RI 7,2x4=28,8 9 260
105

3 TV, dan tirai pemisah tidur


5 Ruang konsultasi Meja, kursi, peralatan 16m2 ASUMSI 1x16=16 10 160
kantor dan lemari
arsip
6 Ruang tindakan Lemari obat, tempat 20m2 DEPKES RI 1x20=20 6 120
tidur, dan peralatan
periksaan
7 Ruang stasi 4 perawat, alat 4m2/perawat DEPKES RI 4x5=20 15 300
perawat monitoring, meja,
kursi, dan telpon
intercom
8 Ruang 5 petugas, meja, dan 5m2/petugas DEPKES RI 5x5=25 6 150
administrasi/kant kursi, lemari arsip dll
or
9 Ruang dokter jaga Tempat tidur, sofa, 16m2 ASUMSI 1x16=16 12 192
lemari, wastafel dll
10 Ruang loker Loker, kamar mandi 36m2 ASUMSI 1x36=36 10 360
11 Ruang linen Lemari Min. 4m2 DEPKES RI 1x4=4 15 60
bersih
106

12 Ruang linen kotor Bak penampungan Min. 4m2 DEPKES RI 1x4=4 15 60


linen kotor
13 Gudang kotor Kloset leher angsa, 6m2 DEPKES RI 1x6=6 15 90
keran air bersih
14 KM/WC Kloset, wastafel, dan 3m2 DEPKES RI 1x3=3 20 60
bak air
15 Dapur kecil Perlengkapan dapur 16m2 ASUMSI 1x16=16 5 80
16 Gudang bersih Lemari 9m2 ASUMSI 1x9=9 8 72
17 Ruang petugas Rak/lemari 9m2 ASUMSI 1x9=9 5 45
kebersihan
18 Ruang perawatan Tempat tidur pasien, 12m2/tempat tidur DEPKES RI 1x12=12 4 48
isolasi lemari nurse call
132+172,8+237,6+259,2+160+120+300+150+192+ 2.600+9780
Total + sirkulasi 30% 360+60+60+90+60+80+72+45+48=2.600 = 3.380m2
2.600 x30%=780
Instalasi Kebidanan
Ukuran standar Perhitungan
No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(M2) (M2)
1 Ruang Meja, kursi, dan 15m2 ASUMSI 1x15=15 1 15
107

administrasi perlengkapan kantor


2 Ruang bersalin 3 Tempat tidur, meja, Min.7.2m2/tempat DEPKES RI 3x7,2=21,6 12 260
tirai pembatas dll tidur
3 Ruang kepala Meja, kursi, lemari, 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
bidan sofa dll
4 Ruang diskusi Meja, kursi, lemari dll 25m2 ASUMSI 1x25=25 3 75
dan istirahat staff
5 Ruang Loker, kamar mandi, 36 m2 ASUMSI 1x36 2 72
ganti/Loker dll
6 Ruang staff Meja, kursi, dan 25m2 ASUMSI 1x25=25 2 50
perlengkapan kantor
7 Ruang tunggu 10 orang kursi dan TV 1,5m2/orang DEPKES RI 10x1,5=15 3 45
pengunjung
8 Ruang rapat Meja rapat, dll 16m2 ASUMSI 1x16=16 2 32
9 Dapur kecil Perlengkapan dapur 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
10 WC/KM pasien Kloset, wastafel, dll 3m2 DEPKES RI 1x3=3 4 12
11 WC/KM staff Kloset, wastafel, dll 3m2 DEPKES RI 1x3=3 4 12
15+260+16+75+72+50+45+32+16+12+12=605 605+181
Total + sirkulasi 30%
605x30%=181 =787m2
108

Instalasi Farmasi
Ukuran standar Perhitungan
No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(M2) (M2)
1 Ruang percikan Peralatan farmasi, alat 36m2 DEPKES RI 1x36=36 1 36
obat percikan dan
pembuatan obat
2 Gudang obat Lemari/rak 9m2 ASUMSI 1x12=12 1 12
3 Ruang Meja, kursi, dan 12m2 ASUMSI 1x12=12 1 12
administrasi perlengkapan kantor
4 Konter apotik 4 petugas, rak, lemari 5m2/petugas DEPKES RI 4x5=20 1 20
dll
5 Ruang loker Lemari loker 36m2 ASUMSI 1x36=36 1 36
petugas
6 Ruang rapat Meja rapat, dll 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
7 Ruang arsip Lemari arsip dan kartu 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
dokumen dan arsip
arsip
perpustakaan
8 Ruang kepala Meja, kursi, dan 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
109

instalasi farmasi perlengkapan kantor


9 Ruang staf Meja, kursi, dan 25m2 ASUMSI 1x25=25 2 50
perlengkapan kantor
10 Ruang tunggu 10 orang kursi dan TV 1,5m2/orang DEPKES RI 10x1.5=15 3 45
11 Dapur kecil Perlengkapan dapur 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
12 KM/WC Kloset, wastafel, dll 3m2 DEPKES RI 1x3=3 4 12
Total + sirkulasi 30% 36+12+12+20+36+16+16+16+50+45+16+12=287 287+86
287x30%=86 =373m2
Ruang Operasi
No Nama ruang Kapasitas Ukuran standar Sumber Perhitungan Jumlah Luas
(m2) (m2)
1 Ruang 4 petugas, meja, kursi, 5m2/petugas DEPKES RI 4x5=20 1 20
pendaptaran lemari, dll
2 Ruang induksi Infus, troli, Min. 9m2 DEPKES RI 1x9=9 1 9
anastesi termometer, dll
3 Ruang tunggu 10 orang, kursi, meja, 1,5m2/orang DEPKES RI 10x1,5=15 5 75
TV
4 Ruang persiapan Linen, berangkar, Min. 9m2 DEPKES RI 1x9=9 5 45
oksigen dll
110

5 Ruang cuci Wastafel 2 keran, Min. 3m2 DEPKESRI 1x3=3 5 15


tangan perlengkapan
kebersihan kulit
6 Gudang steril Lemari instrumen, 15m2 ASUMSI 1x15=15 1 15
tromol
7 Ruang sterilisasi Sink, tromol, dll 9m2 ASUMSI 1x9=9 1 9
8 Ruang 2 tempat tidur oksigen, 7,2m2/tempat tidur DEPKES RI 4x7,2=28,8 3 87
pemulihan infus, dll
Ruang resusitasi Tempat tidu bayi, Min. 40m2 DEPKES RI 1x40=40 1 40
9 neunatus incubator, dll
10 loker Loker, toilet, dll 36m2 ASUMSI 1x36=36 1 36
11 Gudang kotor Kontainer 4 m2 ASUMSI 1x4=4 1 4
12 Gudang bersih lemari rak 4 m2 ASUMSI 1x4=4 1 4
13 KM/WC Kloset, sink 3 m2 DEPKES RI 1x3=3 8 24
14 Parkir bangkar Brangkar 3m2 DEPKES RI 1x3=3 5 15
20+75+45+15+15+9+9+87+40+36+4+4+24+15 398+120=
Total + sirkulasi 30% =398 518m2
398x30%=120
Instalasi Laboratorium
111

Ukuran standar Perhitungan


No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(m2) (m2)
Ruang 3 petugas, meja, kursi 5m2/petugas DEPKES RI 3x5=15 1 15
1 administrasi dan perlengkapan
kantor
2 Ruang tunggu 10 orang kursi dan TV 1,5m2/orang DEPKES RI 10x1,5=15 3 45
pasien
3 Bank darah Meja, kursi, 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
refrigerator, freezer dll
4 Ruang konsultasi Meja, kursi dan 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
peralatan kantor
5 Laboratorium Meja lab dan 25m2 DEPKES RI 1x25=25 1 25
klinik laboratorium klinik
6 Ruang cuci Lemari, sink dll 4m2 DEPKES RI 1x4=4 1 4
peralatan
7 Ruang diskusi Meja, kursi, lemari dll 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
dan istirahat
8 Ruang kepala Meja, kursi, lemari, 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
sofa dll
112

9 Ruang Loker, kamar mandi, 25m2 ASUMSI 1x25=25 2 50


ganti/loker dll
10 Dapur Perlengkapan dapur 8m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
11 WC/KM petugas Kloset, wastafel dll 3m2 DEPKES RI 1x3=3 1 3
12 WC/KM pasien Kloset, wastafel, dll 3m2 DEPKES RI 1x3=3 1 3
15+45+16+16+25+4+25+25+50+16+3+3=246 246+74
Total + sirkulasi 30%
246x30%=74 =320m2
Instalasi Gizi Klinik
Ukuran standar Perhitungan
No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(m2) (m2)
1 Ruang Rak bahan makanan, 16m2 DEPKES RI 1x16=16 1 16
penyimpanan freezer, lemari
bahan makanan pendingin, peralatan
dapur
2 Ruang freezer, lemari 9 m2 DEPKES RI 1x9=9 1 9
penyimpanan pendingin, peralatan
bahan makanan dapur
basah
3 Ruang lemari pendingin, 9 m2 DEPKES RI 1x9=9 1 9
113

penyimpanan peralatan dapur


bahan makanan
kering
4 Ruang pengelola Perlengkapan memasak 18m2 DEPKES RI 1x18=18 1 18
dan masak dan dapur
makanan
5 ruang pertemuan Meja, kursi, lemari, 9m2 DEPKES RI 1x9=9 1 9
atau ruang rapat berkas (arsip)
6 Ruang Penjepit, kedudukan, 3m2 DEPKES RI 1x4=4 1 4
penyimpanan dan troli tabung
tabung gas elpiji
7 Ruang petugas Meja, kursi, dan 12m2 DEPKES RI 1x12=12 1 12
jaga dapur peralatan lain
8 Ruang kepala Meja, kursi, lemari, 16m2 DEPKES RI 1x16=10 1 16
sofa dll
Ruang staff Meja, kursi, dan 12 DEPKES RI 1x12=13 2 24
peralatan lain
9 KM/WC petugas Kloset, wastafel dll 3m2 DEPKES RI 1x3=3 3 9
Total + sirkulasi 30% 18+9+9+16+9+4+12+16+24+9=126 120+231
114

126x30%=231 =351m2

Instalasi Pemulasaran Jenazah

Ukuran standar Perhitungan


No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(m2) (m2)
1 Ruang 3 petugas, meja, kursi 5m2/petugas DEPKES RI 3x5=15 1 15
administrasi dan perlengkapan
kantor
2 Ruang tunggu 10 orang kursi dan TV 1,5m2/orang DEPKES RI 10x1,5=15 1 15
keluarga jenazah
3 Ruang duka Tempat tidur, toilet, 25m2 DEPKES RI 1x25=25 1 25
dan fasilitas lain
4 Gudang instalasi Lemari/rak 9m2 ASUMSI 1x15=15 1 15
5 KM/WC Kloset, wastafel dll 3m2 ASUMSI 1x3=3 2 6
6 Ruang jemur alat Rak wastafel 12m2 DEPKES RI 1x12=12 1 12
15+15+25+15+6+12=88 88+26=114m2
Total + sirkulasi 30%
88x30%=26
Instalasi Sanitasi
No Nama ruang Kapasitas Ukuran standar Sumber Perhitungan Jumlah Luas
115

(m2) (m2)
1 Ruang kerja dan 2 petugas, meja, kursi, 5m2/petugas MENKES RI 2x5=10 1 10
arsip lemari
2 Ruang kesehatan Bahan kimia dan 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
lingkungan peralatan lab
3 Area pengelola Pompa dan fasilitas 9m2 ASUMSI 1x9=9 1 9
air limbah olahraga limbah
4 Area incenerator Troli sampah 9m2 ASUMSI 1x9=9 1 9
5 Area TPS Troli sampah 9m2 ASUMSI 1x9=9 1 9
6 WC/KM petugas kloset, wastafel 3m2 ASUMSI 1x3=3 3 12
10+16+9+9+9+12=65 65+20=85m2
Total + sirkulasi 30%
65x30%=20
Instalasi Pencucian Linen/Laundry
Nama ruang Ukuran standar Perhitungan
No Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(m2) (m2)
1 Ruang kepala Meja, kursi, lemari 10m2 MENKES RI 1x10=10 1 10
laundry
2 Ruang penerima Meja, kursi, rak, 10m2 MENKES RI 1x10=10 1 10
dan sortir kontainer
116

3 Ruang cuci dan Mesin cuci dan 16m2 MENKES RI 1x16=16 1 16


pengeringan pengering
linen
4 Ruang setrika Strike, meja lipat, dan 30m2 MENKES RI 1x30=30 1 30
dan lipat meja strike
5 Ruang Rak tempat selimut dan 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
penyimpanan lain sebagainya
6 KM/WC petugas Kloset, wastafel 3m2 ASUMSI 1x3=3 2 6
Total + sirkulasi 30% 10+10+16+30+16+6=88 88+27=115m2
88x30%=27
Instalasi Pemeliharaan Sarana
Nama ruang Ukuran standar Perhitungan
No Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(m2) (m2)
1 Ruang kepala Meja, kursi, peralatan 9m2 MENKES RI 1x9-9 1 9
kantor
2 Ruang 5 pekerja, meja, kursi, 5m2/pekerja MENKES RI 5x6=30 1 30
administrasi lemari dll
pencatat dan
ruang kerja
117

3 Ruang rapat Meja rapat dan kursi 12m2 ASUMSI 1x12=12 1 12


4 Bengkel Perlengkapan bengkel 16m2 MENKES RI 1x16=16 1 16
peralatan medis peralatan medis
5 Ruang panel Perlengkapan listrik, 8m2 MENKES RI 1x8=8 1 8
listrik panel dll
6 Gudang Lemari/rak 9m2 MENKES RI 1x9=9 1 9
7 WC/KM Kloset, wastafel 3m2 MENKES RI 1x3=3 2 6
Total + sirkulasi 30% 9+30+12+16+8+9+6=90 90+27=117m2
90x30%=27
Area Penunjang Umum Administrasi Rumah Sakit
Nama ruang Ukuran standar Perhitungan
No Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(m2) (m2)
1 Ruang direksi Meja, kursi, sofa, 30m2 ASUMSI 1x30=30 1 30
peralatan kantor dll
2 Ruang sekretaris Meja, kursi, lemari 9m2 ASUMSI 1x9-9 1 9
direktur berkas, dll
3 Ruang rapat Meja rapat, kursi, LCD 40m2 ASUMSI 1x40=40 1 40
proyektor dll
4 Ruang kepala Meja, kursi, lemari, 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
118

komite medis berkas dll


5 Ruang kepala Meja, kursi, lemari 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
bagian perawat berkas, dll
6 Ruang bagian Meja, kursi, lemari 30m2 ASUMSI 1x30=30 1 30
keperawatan berkas, dll
7 Ruang kepala Meja, kursi, lemari 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
bagian pelayanan berkas, dll
8 Ruang bagian Meja, kursi, lemari 30m2 ASUMSI 1x30=30 1 30
pelayanan berkas, dll
9 Ruang kepala Meja, kursi, lemari 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
bagian keuangan berkas, dll
dan program
10 Ruang bagian Meja, kursi, lemari 30m2 ASUMSI 1x30=30 1 30
keuangan dan berkas, dll
program
11 Ruang kepala Meja, kursi, lemari 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
bagian pelayanan berkas, dll
penunjang medis
12 Ruang bagian Meja, kursi, lemari 30m2 ASUMSI 1x30=30 1 30
119

pelayanan berkas, dll


penunjang medis
13 Ruang kepala Meja, kursi, lemari 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
bagian SDM berkas, dll
14 Ruang bagian Meja, kursi, lemari 30m2 ASUMSI 1x30=30 1 30
SDM berkas, dll
15 Ruang kepala Meja, kursi, lemari 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
bagian kesehatan berkas, dll
dan rekam medis
16 Bagian rekam Meja, kursi, lemari 30m2 ASUMSI 1x30=30 1 30
medis berkas, dll
17 Ruang satuan Meja, kursi, lemari 25m2 ASUMSI 1x25=25 1 25
pengawasan berkas, dll
internal
18 Ruang arsip file Lemari 9m2 ASUMSI 1x9=9 1 9
19 Ruang tunggu Sofa, TV 15m2 ASUMSI 1x15=15 1 15
20 Dapur Peralatan dapur 16m2 ASUMSI 1x16=16 1 16
21 WC/KM Kloset, wastafel 3m2 ASUMSI 1x3=3 15 45
Total + sirkulasi 30% 30+9+40+25+25+30+25+30+25+30+25+30+25+30 548+164
120

+25+30+25+9+15+16+45=548 =712m2
548x30%=164
Area Penunjang Parkir
Ukuran standar Penghitungan
No Nama ruang Kapasitas Sumber Jumlah Luas
(M2) (M2)
Parkir Staff Rumah Sakit
1 Mobil 3,5 m2 SRP 1x3,5=3,5 50 175
2 Motor 2m2 SRP 1x2=2 100 200
3 Ambulan 3,5 m2 SRP 1x3,5=3,5 10 3,5
Jumlah 410
Parkir Pengunjung Rumah Sakit
1 Mobil 3,5m2 SRP 1x3,5=3,5 50 175
2 Motor 2m2 SRP 1x2=2 100 200
3 Disabilitas 1,5m2 SRP 1x1,5=1,5 30 25
Jumlah 400
Sumber : analisa pribadi, 2021
121

4.4.1. Total Besaran Ruang


Tabel 4.4
Total Besaran Ruang
No Jenis Aktifitas Deskripsi Jumlah
1 Instalasi Rawat Jalan Terdiri dari ruang administrasi, ruang tunggu, rekaman medis, ruang
priksa dn konsultasi, ruang tindakan bedah, ruang klinik gigi, ruang 991m2
klinik mata, ruang penyuluhan, WC dan lain-lain.
2 Instalasi Unit Gawat Ruang administrasi, ruang tunggu pasien, ruang rekap medis, ruang
Darurat tindakan non bedah, ruang farmasi/obat-obatan, ruang alat medis, 607 m2
ruang radiologi dan lainnya.
3 Instalasi Rawat Inap Terdiri atas ruang VIP, ruang kelas 1, kelas 2, kelas 3, ruang
konsultasi, ruang tindakan, ruang jaga, loker, ruang linen kotor,
3.380 m2
dapur bersih, ruang petugas kebersihan, ruang perawatan isolasi,
dan lainnya
4 Instalasi Kebidanan Terdiri dari ruang administrasi, ruang kepala bidan, ruang staff,
ruang ganti, ruang istirahat, ruang tunggu, ruang rapat, ruang 787m2
bersalin, dapur kecil, WC dan lain-lain.
5 Instalasi Farmasi Ruang peracikan obat, ruang administrasi, ruang raoat, ruang
petugas loker, ruang kepala instalasi farmasi, ruang staff, ruang 373 m2
tunggu, dapur kecil, WC dan lain-lain.
122

6 Ruang operasi Ruang pendaftaran, Ruang tunggu ,Ruang persiapan, Ruang cuci
tangan , Gudang steril, Ruang sterilisasi, Ruang pemulihan, Ruang
518m2
resusitasi neunatus, loker, Gudang kotor, Gudang bersih, KM/WC,
Parkir bangkar, dan lain-lain.
6 Instalasi Laboratorium Bank darah, ruang konsultasi, laboratorium klinik, ruang kepala,
320 m2
ruang ganti loker, ruang diskusi dan lain-lain.
7 Instalasi Gizi Klinik Ruang penyiapan bahan makanan, ruang pengelola, ruang rapat,
351 m2
ruang petugas jaga dapur, ruang kepala, WC dan lain-lain.
8 Instalasi Pemulasaran Ruang tunggu jenazah, rung duka, gudang instalasi, ruang jemur
114 m2
Jenazah alat, WC dan lain-lain.
9 Instalasi Sanitasi Ruang kerja, ruang kesehatan lingkungan, pengelola air limbah,
85 m2
area TPS, WC, dan lain-lain.
10 Instalasi Pencucian Ruang kepala laundry, ruang cuci dan pengering, ruang
115m2
Linen/Laundry penyimpanan, WC, dan lain-lain.
11 Instalasi Pemeliharaan Ruang rapat, bengkel peralatan medis, ruang kepala, ruang panel
117 m2
Sarana listrik, gudang dan lain-lain.
12 Area Penunjang Umum Ruang direksi, ruang sekretaris, ruang rapat, ruang kepala komite,
Administrasi Rumah Sakit ruang bagian perawat, ruang kepala bagian pelayanan, dan lain 712 m2
sebagainya.
123

13 Area Penunjang Parkir Parkir roda dua, parkir roda 4 dan parkir distabilitas. 810 m2
14 Luas Total Besaran Ruang 9.278 m2

Sumber : Amalisa Pribadi, 2021

a. Kelompok aktifitas utama merupakan bangunan 2 lantai, maka 9278 m2 : 2 = 4639


b. Parkir luas 100%
c. Lanskap ruang terbuka hijau (RTH) : 36.325 – 9.278 = 27.047
124

4.5. Pola Organisasi Ruang


6.6.1. Pola Organisasi Ruang Mikro
1. Ruang Unit Rawat Inap

R. Linen Kotor
R. Informasi

R. Administrasi R. Linen Bersih


R. Persiapan Obat

R. Tunggu R. Rawat Inap

R. Perawat
R. Dokter
RTH
Skema 4.1 Ruang Rawat Inap
Sumber : Analisa Pribadi, 2021

2. Ruang Unit Rawat Jalan

R. Informasi
R. Rekam Medis

R. Administrasi
R. tunggu

R. Poli Umum R. Dokter

Skema 4.2 Ruang Unit Gawat Darurat


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
125

3. Rawat Unit Gawat Darurat


R. Clean up
R. Informasi
R. Tunggu
R. Sterilisasi

R. Administrasi R. Persiapan Obat


R. Darurat

R. Perawat
R. Dokter

Skema 4.3 Ruangan Unit Gawat Darurat


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

4. Ruang Unit Radiologi


R. Kontrol
R. Tunggu

R. X-Ray R. Kerja
R. Ganti Baju
R. Pengamatan
Skema 4.4 Ruangan Unit Radiologi
Sumber : Analisa Pribadi, 2021

5. Laboratorium Pantologi klinik

Toilet

R. Alat
R. Diagnosis

R. Laboratorium R. Teknis

Skema 4.5 Laboratorium Pantologi Klinik


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

6. Ruang Unit Instalasi Jenazah


126

R. Memandikan
R. Jenazah
jenazah

R. Pelepasan
R. Persiapan
Jenazah

Skema 4.6 Ruangan Unit Instalasi Jenazah


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

7. Ruang Unit Gigi

R. Tunggu R. Kerja

R. Administrasi R. Praktek dan periksa


Skema 4.7 Ruangan Unit Gigi
Sumber : Analisa Pribadi, 2021

8. Ruang Unit Gizi

R. Cuci R. Pecah
R. Penerimaan Piring Belah

R. Dapur R. Dapur R. Dapur R. Kepala


Diet Umum Kue Dapur

R. Alat Dan R. Ahli Gizi


Bahan

Skema 4.8 Ruangan Unit Gizi


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

9. Ruang Unit Farmasi

R. Tunggu
127

R. Istirahat

R. Administrasi
Obat

R. Persiapan
R. penyimpanan Obat
Skema 4.9 Ruangan Unit Farmasi
Sumber : Analisa Pribadi, 2021

10. Ruang Unit Kebidanan

RTH

R. Administrasi R. Pemulihan R. Bayi

R. Istirahat
R. Tunggu R. Operasi
Bidan

R. Periksa R. Bersalin
R. Persiapan

R. Kepala RTH
Bidan
Skema 4.10 Ruangan Unit Kebidanan
Sumber : Analisa Pribadi, 2021
11. Ruang Operasi

R. Tunggu R. Transfer
Pengantar
R. Operasi R. Penyimpanan
R. Persiapan Alat Bedah

R. Persiapan
Dokter

Skema 4.11 Ruangan Unit Operasi


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
12. Ruangan Bank Darah

R. Pengambilan R. Kerja
Darah
128

R. Penyimpanan
Darah

Skema 4.12 Ruangan Bank Darah


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

13. Ruang Administrasi


R. Administrasi
R. Tata Usaha

R. Rekam Medik
Skema 4.13 Ruangan Administrasi
Sumber : Analisa Pribadi, 2021

14. Ruang Direktur


R. Terima Tamu Kamar Mandi

R. Direktur RTH

Skema 4.14 Ruangan Direktur


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
15. Ruang Elektromendis Diagnostik

R. Kepala

R. Kerja R. Rapat
Elektromendis
Diagnostik

Skema 4.15 Ruangan Unit Elektromendis Diagnostik


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

16. Ruang ME

R. Peralatan ME R. Petugas ME
129

Skema 4.16 Ruangan Ruang ME


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

17. Ruang Laundry

Loker R. Penyimpanan

R. Cuci R. Setrika

R. Jemur

Skema 4.17 Ruangan Laundry


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

18. Ruang Pelayanan RS

R. Kerja Staf R. kerja Staf R. Staff SDM


Perlengkapan & Penunjang Medis & Askep
kerja
RTH RTH
R. Rapat R. Rapat R. Rapat

Lavatory Lavatory Lavatory

R. Kepala R. Kepala R. Kepala

RTH RTH

Skema 4.18 Ruangan Pelayanan RS


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

19. Ruang Rekam Medik

R. Staff
R. Informasi

R. Tunggu
130

R. Kepala
R. Administrasi

Skema 4.19 Ruangan Rekam Medik


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

20. Ruang Sanitasi/Kebersihan

R. Alat

R. Petugas UPS Lavatory

R. Loker

Skema 4.20 Ruangan Sanitasi/kebersihan


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

21. Ruang Umum Dan Keuangan

R. Staff
Lavatory
R. Staff R. Rapat

R. Kepala Lavatory

Skema 4.21 Ruangan Umum Dan Keuangan


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

22. Ruang Petugas Ambulan

Parkir Mobil
Ambulan Kamar Jaga
131

Toilet

Skema 4.22 Ruangan Petugas Ambulan


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

23. Ruang Rawat Intensif

R. Kepala R. Administrasi R. Loker


ICU Petugas
R. Tidur Petugas
R. Penyimpanan
alat medik

R. Tunggu R. Tempat Tidur Pasien


R. Penyimpanan
Silinder Gas
Medik R. Isolasi Pasien

R. Diskusi Medis pantry

Lavatory R. Utilitas Bersih R. Utilitas Kotor


Skema 4.23 Ruangan Rawat Intensif
Sumber : Analisa Pribadi, 2021

24. Ruang Petugas Keamanan

R. Jaga Kamar Jaga

Toilet

Skema 4.24 Ruangan Petugas Keamanan


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
25. Ruang Komite

R. Pertemuan Toilet
Rapat
132

Skema 4.25 Ruangan Komite


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

26. Musholla

Tempat Wudhu Tempat Shalat

Skema 4.26 Ruangan Musholla


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
133

6.6.2. Pola Organisasi Ruang Makro

R. rawat
intensif
R. Sanitasi

R. rawat R. ME R. jenazah
inap

R. Musholla
R. lab. Elektomedik
Pantologi Ruang rawat
klinik jalan R. R. wakil R. wakil
Direktur direktur 1 direktur 2
R. Laundry
R. Bank
R. rapat
darah
R. staff R. staff R. staff
umum komite pelayanan

R. Farmasi R. gigi

R. Laundry R. Genset
R. Administrasi R. Rekam
medis R. Operasi
R.
petugas
RENTAL ambulan
LOBBY ATM Auditorium
SHOP IGD
R.
Kebidanan

Bangunan/ruang
keamanan

Skema 4.27 Pula Organisasi Ruang Makro


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
BAB V
KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Dasar

Dalam perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C harus mementingkan


kondisi iklim sekitar, dari bentuk bangunan, lingkungan sekitar, dan kesembuhan
pasien, dimana kesembuhan pasien tidak hanya di dapatkan melalui pihak medis,
tetapi juga di dapatkan dari bangunan dan lingkungan sekitar.

Dalam hal ini Konsep perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C adalah
“healing Environment” ialah konsep lingkungan penyembuhan bertujuan untuk
penyembuhan pasien dan kenyamanan pasien dengan cara penyembuhan secara
lingkungan dan rancangan bangunan.

Menurut Murphy (2008) ada 3 pendekatan dalam desain Healing Environment


antara lain sebagai berikut :

1. Alam (Nature)

Tanaman yang ada pada rumah sakit yaitu :

• Contemplative garden tanaman ini dapat menenangkan pikiran dan


memperbaiki semangat.
• Restorative garden dapat membuat perasaan orang yang lagi sakit menjadi
lebih baik
• Healing garden dapat mendorong pemulihan, stres dan dapat memberikan
pengaruh positif bagi pasien, dan staff rumah sakit
• Enabling garden tanaman yang bisa dinikmati oleh semua orang dan juga
dapat berinteraksi.

134
135

2. Indera (Sense)

Panca indera meliputi sebagai berikut :

• Indera pendengaran pasien dapat ketenangan melalui suara-suara yang


menyenangkan seperti suara musik dapat mengurangi tekanan darah, detak
jantung, depresi dan ketenangan pikiran, sedangkan gemercik air mancur
dapat mempengaruhi energi spiritual dan juga bisa membangkitkan
perasaan.
• Indera penglihatan melalui pemandangan alam, penataan cahaya lampu,
penataan warna bisa membuat mata menjadi rileks tau santai.
• Indra peraba melalui sentuhan seseorang pasien dapat menegaskan apa
yang dilihat, dicium, dan dirasa dalam sebuah proses penjelajahan.
• Indera penciuman aroma yang wangi tumbuhan dapat menenangkan
pikiran dan memacu detak jantung menjadi lebih bersemangat, sedangkan
aroma bau yang tidak sedap dan menyengat dapat meningkatkan
pernapasan bagi penderita asma.
• Indera perasa pasien akan terganggu pada saat merasakan sakit pada saat
menjalani pengobatan karena berubah rasa makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Oleh Karna itu makanan pasien harus di perhatikan.
3. Psikologis (Phsycology)

Secara psikologis perawatan pasien diberikan dengan memperhatikan pilihan,


terhadap nilai-nilai yang bisa menuntun keputusan klinis pasien. Healing environment
dapat membantu proses pemulihan pasien, mengurangi rasa sakit dan depresi atau
stres sehingga proses penyembuhan pasien lebih optimal. 25

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa unsur alam,


pencahayaan alami adalah elemen dari lingkungan penyembuhan dan dapat

25 Murphy, J. (2008). The healing environment. Website : www.arch.tuu.edu


136

mengurangi tekanan pasien. Latar belakang ekonomis, budaya dan demografi akan
membangkitkan kesadaran lingkungan perawatan dengan elemen yang berbeda
sangat ideal dan cocok untuk mereka.

Penerapan konsep Healing Environment pada Perancangan Rumah Sakit


Umum Kelas C ialah pada sirkulasi, elemen pencahayaan, elemen warna, elemen
alam, posisi fasilitas interaksi sosial. Sirkulasi berkaitan dengan kenyamanan ruang
gerak, sumber pencahayaan berasal dari pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan
alami didapatkan dari matahari, sedangkan pencahayaan buatan berasal dari lampu
dan sumber penerang lain. Penerapan warna di ruangan rawat inap secara umum
berpengaruh sangat besar terhadap kenyamanan ruang. Berikut pengaplikasikan
Konsep Healing Environment pada Rumah Sakit Umum Kelas C :

• Interior lobby, Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik dan ruang tunggu), I nstalasi
Rawat Inap (Kamar rawat inap), instalasi rehabilitasi medis (ruang tunggu),
serta instalasi kebidanan dan kandungan (ruang bersalin dan ruang tunggu).
• Taman yang membantu pemulihan (Healing garden) yang terdapat di berbagai
Zonasi yaitu lobby, rawat jalan, kebidanan dan kandungan, rehabilitasi medis
dan rawat inap.
5.2. Zonasi Tapak

Zonasi berdasarkan privasi kegiatan Rumah Sakit Umum Kelas C berupa


ruang yang dizoningkan. Zonasi dibagi menjadi 3 menurut peraturan menteri
kesehatan republik indonesia nomor 24 tahun 2016 antara lain :

Adapun zonasi berdasarkan pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas C di


Kecamatan Singkil terdiri dari :
• Zonasi pelayanan medik dan perawat terdiri dari instalasi gawat darurat
(IGD), instalasi rawat inap, instalasi perawatan intensif (ICU), instalasi
kebidanan, instalasi bedah, instalasi rehabilitasi medik (IRM)
137

• Zonasi penunjang dan operasional rumah sakit instalasi radiologi, instalasi


farmasi, laboratorium, instalasi sterilisasi, dapur, laundry, instalasi sanitasi,
pemulsaran jenazah, instalasi pemeliharaan sarana prasarana.
• Zonasi penunjang administrasi dan umum adalah kesekertariatan, akutansi
rekaman medik, , gudang, perencanaan dan pengembangan.

Keterangan :
• Zonasi Ruang Terbuka Hijau :
• Zonasi Penunjang Administrasi :
• Zonasi pelayanan Medik :
• Zonasi Penunjang :
• Servis :

Gambar 5.1 Zonasi


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

5.3. Konsep Bangunan/Gubahan Massa


Konsep bentuk bangunan ini lahir dari analisa yang telah dibuat dimana
bentuk bangunan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Terutama dengan
iklim tropis dengan bentuk bangunan yang modern memiliki bentuk dasar yang
geometri dan terlihat apa adanya (Banham rayner, guide to moderen architecture,
2003).
Bentuk bangunan persegi mengikuti bentuk tapak.

Gambar 5.2 Bentuk Gubahan Massa


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
138

Setelah bangunan persegi di cut bagian belakang bangunan pembuatan ruang


rawat inap dan untuk memasukkan sirkulasi silang pada bangunan. Pembuatan taman
pada spase tersebut

Gambar 5.3 Bentuk Gubahan Massa


Sumber : analisa pribadi, 2021

Gambar 5.4 Bentuk Gubahan Massa


Sumber : analisa pribadi, 2021

Pada bagian depan bangunan di cut untuk di buat healing environment yang
memadukan antara unsur alam, indra dan psikologis untuk dapat membantu proses
penyembuhan pasien atau sering disebut dengan taman penyembuhan bagi pasien.
139

Healing Garden

Healing Garden

Gambar 5.5 Bentuk Gubahan Massa


Sumber : Analisa Pribadi, 2021
5.4. Konsep Pencapaian/Sirkulasi

Jl. Bahari

Jl. Singkil-
SITE Rimo

Pelabuhan
Laut Singkil

Gambar 5.6 Sirkulasi Pencapaian


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Sirkulasi menuju tapak memiliki beberapa transportasi, seperti jalur darat,


jalur laut dan jalur sungai, sirkulasi jalur darat melewati Jalan Singkil-Rimo,
sedangkan jalur sungai melalui jalan bahari, dan jalur laut berada pada pelabuhan laut
singkil.
140

5.5. Konsep Pejalan Kaki Atau Pedestrian

Gambar 5.7 Pejalan Kaki Atau Pedestrian


Sumber : Analisa pribadi, 2021
Konsep pedestrian ditanami pohon dan diberi fasilitas jalur khusus untuk
menunjang aksesibilitas bagi penyandang distabilitas yakni pedestrian tuna netra dan
penerapan konsep jalur ramp di setiap sirkulasi bangunan.

Gambar 5.8 Analisa Disabilitas


Sumber : Analisa Pribadi, 2021

5.6. Konsep Ruang Dalam

Penerapan konsep ruang dalam pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas
C di Kecamatan Singkil harus melihat pasien dan pengunjung demi kesesuaian
ruangan yang akan digunakan. Hal yang perlu diperhatikan antara lain : ruang tunggu,
lobby, koridor, ruang rawat bagi pasien dan lain-lain.

1. Material lantai
141

Material lantai yang digunakan pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas
C adalah material lantai yang aman seta mudah dibersihkan. Hal ini bermaksud
apabila saat kotor diakibatkan oleh pasien yang muntah sehingga sangat mudah
dibersihkan. Disini material lantai yang digunakan adalah keramik Homogeneus.
Keramik Homogeneus salah satu pilihan material lantai yang akan diterapkan
pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C di Kecamatan Singkil, karena lantai
rumah sakit harus kuat dan rata tidak perpori atau berongga sehingga mudah
dibersihkan. Keramik jenis Homogeneus termasuk keramik yang kuat, sehingga aman
dilalui tempat tidur pasien atau kursi roda pasien, jarak antar keramik cukup tipis,
sehingga mengurangi debu yang menempel pada celah-celah keramik26

Gambar 5.9 Keramik Homogeneus


Sumber : Home.Co.Id, 2017

2. Koridor
Koridor pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C di buat petunjuk arah
di lantai, dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru agar para pasien dan juga
pengantar lebih mudah menemukan ruangan yang ingin di tuju.

26 Puspitasari, ayu dkk.2017. Desain Interior Ruang Rawat Inap Dan Fasilitas Penunjang Rumah Sakit. ITS Vol.
6, No.1 hal F. 42
142

Gamar 5.10 Koridor rumah sakit


Sumber : health.detik.com, 2019

3. Ruang tunggu
Pada area ruang tunggu perancangan rumah sakit umum kelas c di desain
semenarik mungkin sehingga para pasien dan pengantar tidak bosan pada saat
menunggu antrian, dan juga di tanami vegetasi agar terkesan segar dan alami.
Penerapan warna pada ruang tunggu rumah sakit juga harus di perhatikan, pengguna
warna putih melambangkan warna kesucian, kemurnian, kepolosan dan kebaikan.
Warna putih juga membuat ruangan semakin luas, warna putih bisa di padukan
dengan warna lain seperti warna biru. Warna biru terkesan memenangkan seseorang.
Pencahayaan yang digunakan pada ruang tunggu juga pencahayaan alami, sehingga
mengurangi energi listrik pada siang hari.

Gambar 5.11 Ruang tunggu rumah sakit


Sumber : Lovepik.Com, 2020

4. Lobby
Desain lobby Rumah Sakit Umum Kelas C berkesan natural, hangat dan
monumental agar pasien nyaman meskipun berada di rumah sakit, pada bagian lobby
143

didesain hangat agar para pasien pada saat masuk rumah sakit tidak takut,
penggunaan warna coklat membuat pasien nyaman berada di dalam rumah sakit.
Lobby juga ditanami pohon-pohon agar terkesan alami, sehingga pasien yang tidak di
ijinkan keluar dapat merasakan yang ada di lobby. pencahayaan yang digunakan
pencahayaan alami, dengan memasukkan cahaya ke dalam lobby sehingga
menghemat energi listrik pada saat siang hari.

Gambar 5.12 Lobby Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya


Sumber : Rspondokindah.co.id, 2020
5. Ruang rawat inap pediatrik

Ruang pasien rawat inap pediatrik menggunakan warna yang cerah dengan
gambar-gambar kartun, dikarenakan ruangan ini digunakan oleh anak-anak, sehingga
dibutuhkan warna-warna yang cerah guna memperbaiki psikologis anak.
Warna yang cocok untuk ruang rawat inap anak-anak ialah warna yang cerah,
seperti warna kuning menimbulkan kesan sukacita, keceriaan agar perasaan menjadi
semangat dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari pasien. Warna hijau juga
sangat bagus untuk ruang rawat inap anak, karena memiliki nuansa sejuk, segar dan
alami membawa kesan yang membuat seseorang menjadi rileks. Ruangan rawat anak
ini nantinya juga akan dipadukan dengan warna putih dan biru.
144

Gambar 5.13 Ruang Rawat Inap Pediantrik (Anak)


Sumber : Edupaint.Com, 2020

6. Pencahayaan
Pencahayaan alami dapat diperoleh melalui bukaan pada bagian tengah
gedung (sky lake) dan bagian jendela. Pencahayaan alami ini mengurangi kecemasan
psikologis seseorang dan dapat mendorong emosi positif seseorang. Juga
pencahayaan buatan yang berasal dari lampu.

Gambar 5.14 Pencahayaan alami


Sumber : architectaria.com, 2019

7. Bukaan jendela
Bukaan jendela lebar bertujuan untuk memperlihatkan view dari luar ke dalam
bangunan. Karna sebagian pasien tidak dapat bergerak dari tempat tidur, sehingga
bukaan jendela harus lebar agar view dari luar bangunan dap at terlihat dari ruangan
rawat inap.

Gambar 5.15 Ruang rawat inap dengan bukaan yang lebar


Sumber : architectaria.com, 2019
145

8. Balkon
Pada area ruangan rawat inap di buat balkon, agar para pasien dapat melihat
pemandangan dari arah balkon dan dapat merasakan suasana udara di luar sangat
sejuk, sehingga mempercepat pemulihan pasien.

Gambar 5.16 Balkon rumah sakit


Sumber : liputan6.com, 2018

5.7. Sirkulasi Parkiran


Sirkulasi di tapak di buat untuk memudahkan dalam pencapaian bangunan
antara lain sebagai berikut :
a. Jalur sirkulasi kendaraan pengunjung adalah sirkulasi satu arah, agar
memudahkan dalam mengakses site
b. Sirkulasi pedestrian di arahkan ke dalam site agar memudahkan pejalan kaki
dak berkebutuhan khusus
c. Sirkulasi area terbuka di arahkan ke segala arah agar memudahkan
pencapaian.
Konsep sirkulasi pada tapak :
a. Sirkulasi kendaraan searah
b. Penanaman vegetasi untuk pejalan kaki fungsinya sebagai peneduh
c. Jalur sirkulasi pengunjung rumah sakit, service dan emergency di pisahkan.
Area parkir untuk pengunjung dan staff medis berada di basemen, sedangkan
area parkir untuk pejabat rumah sakit berada di depan rumah sakit. Adapun fasilitas
parkir kendaraan sebagai berikut :
146

1. Perhitungan kebutuhan lahan parkir pada rumah sakit adalah 37,5 m2 sampai
dengan 50 m2 per tempat tidur (sudah termasuk jalur sirkulasi kendaraan)27
2. Luas area tempat parkir 4500 m2
3. Area parkir harus memiliki ruang bebas bagi pengguna parkir yang
menggunakan kursi roda
4. Garis paralel pada parkiran basement mencapai dinding basement sebagai
acuan parkiran kendaraan roda 4
5. Pada area parkir terdapat rump dan lift sebagai akses menuju fasilitas layanan
6. Ruang parkiran kendaraan roda 2 memiliki ruangan parkir 80 cm x 200cm,
sedangkan roda 4 memiliki ruang parkir 2,5 m x 4,8 m dengan penambahan
akses 1,2 m.
7. Area parkir disebelah di tandai dengan simbol penyandang disabilities.

Gambar 5.17 Parkir motor


Sumber : ocw.upj.ac.id, 2016

Gambar 5.18 Parkiran mobil dan disable


Sumber :ocw.upj.ac.id, 2016

27 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016


147

5.8. Konsep Struktur Dan Konstruksi


Kondisi tanah mempengaruhi akan struktur pondasi. Kondisi tanah pada tapak
ialah cukup keras, dimana tapak yang akan direncanakan pada Perancangan Rumah
Sakit Umum Kelas C di Kecamatan Singkil ialah lahan kosong yang sebelumnya
sudah di timbun oleh pemerintah. Pondasi yang cocok untuk tanah yang cukup keras
ialah pondasi bored pile.
Pondasi bored pile adalah sebuah pondasi dalam atau pondasi tiang pancang
yang berbentuk layaknya tabung panjang yang di tancapkan ke dalam tanah.
Tujuannya agar Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C dapat berdiri dengan
kokoh setelah selesai pembangunan.
Jarak antara pondasi ialah 10 m dengan pondasi memiliki 3 pile. Kelebihan
dari pondasi bored pile antara lain sebagai berikut :
1. Cocok digunakan untuk lahan yang sempit, dapat digunakan dengan pile cap
atau tiang kelompok
2. Diameter kedalaman tiang dapat divariasikan dengan yang sudah ditentukan
3. Pondasi bored pile dapat didirikan sebelum penyelesaian tahapan selanjutnya
dan mempunyai ketahanan tinggi terhadap beban
4. Pada saat pemasangan menimbulkan getaran tanah, tetapi tidak akan
menyebabkan bangunan yang ada di sekitar site runtuh
5. Proses pemasangan pondasi bored pile pada tanah lembek tidak akan
membuat pondasi bergeser ke samping dan juga tidak membuat tanah
bergelombang.
6. Dasar pondasi bored pile dapat diperbesar yang akan memberikan ketahanan
yang besar ke atas
7. Permukaan pondasi bored pile tempat didirikannya pondasi dapat diperiksa
secara langsung.
148

Gambar 5.19 Pondasi bored pile


Sumber : boredpile.co.id, 2016

5.9. Konsep Struktur Anti Gempa Pada Rumah Sakit


Konsep penerapan struktur anti gempa rumah sakit mengharuskan semua
rumah sakit yang baru dibangun untuk dapat menjamin bangunan tidak roboh pada
saat terjadinya gempa bumi.
struktur yang digunakan untuk tahan gempa bumi pada Bangunan Rumah
Sakit Umum Klas C ialah Seismic Isolation dapat mengisolasi getaran tanah akibat
gempa bumi dan menyerap energi gempa sebelum masuk ke bangunan. Sehingga
bangunan di atasnya dapat mencegah bangunan dari deformasi dan kerusakan.

Gambar 5.20 Struktur Seismic Isolation


Sumber : solusiindustri.com, 2019
149

Gambar 5.21 Struktur Seismic Isolation pada bangunan


Sumber : kajima.co.jp, 2019

5.10. Konsep Tsunami Pada Rumah Sakit


Menurut badan meteorologi klimatologi dan geofisika (BMKG) kabupaten
aceh singkil memiliki potensi terjadinya tsunami karena terletak di wilayah pantai
barat Sumatera. Aceh singkil juga pernah dilanda gelombang tinggi pada tanggal 23
maret 2005. Oleh sebab itu, perancangan rumah sakit umum kelas c di katagorikan
area dekat pesisir sehingga sangat penting di terapkan konsep jalur evakuasi tsunami.
a. Memberikan tanda arahan jalur evakuasi di setiap sudut.

Gambar 5.22 Jalan evakuasi tsunami


Sumber : solusiindustri.com, 2020
b. Pengarah jalur titik kumpul pada
150

Gambar 5.23 Titik kumpul tsunami


Sumber : kajima.co.jp, 2020

5.11. Utilitas Bangunan


1. Distribusi air bersih
Distribusi air bersih dalam perancangan rumah sakit umum kelas c bersumber
dari PDAM, dan sumber air cadangan dari air bor sebagai air cadangan dalam tapak.
PDAM dan sumbur bor di pompa ke atap dan dialirkan ke tank dan di distribusikan
ke dalam bangunan.
A. Skema distribusi air sumber bor

Gambar 5.24 Distribusi air sumur bor


Sumber : analisa pribadi, 2021
151

B. Skema distribusi air PDAM

Gambar 5.25 Skema Distribusi Air PDAM


Sumber : analisa pribadi, 2021

2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Sekema 5.1 Pembuangan Limbah Rumah Sakit


Sumber : kelair.bppt.go.id, 2020
Keterangan :
152

1. Pengolahan air limbah laboratorium dilakukan dengan cara dipisahkan dan


ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya
dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain.
2. Air limbah yang berupa pelarut yang bersifat B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) antara lain chloroform, antiseptic, asam dll, obat/bahan kimia
kadaluarsa dll dilakukan dengan cara pembakaran pada suhu tinggi dengan
insinerator atau dapat dilakukan dengan cara dikirim ke tempat pengolahan
limbah B3.
3. Khusus dari laundry sebaiknya diberikan pre treatment basin untuk mereduksi
detergen dengan cara pembuatan bak pretreatment atau dengan mixing
langsung dalam mesin cuci.
4. Air limbah dari ruang isolasi sebaiknya didesinfeksi terlebih dahulu dengan
proses klorinasi
A. Minimisasi Limbah
1. Pilih bahan yang menghasilkan sedikit limbah sebelum membeli.
2. Gunakan bahan kimia yang sedikit mungkin.
3. Metode pembersihan fisik lebih diutamakan dari pada metode
pembersihan secara kimiawi.
4. Mencegah bahan berubah menjadi limbah, seperti kegiatan perawatan dan
pembersihan.
5. Memantau proses dari bahan mentah hingga bawah kimia menjadi limbah
yang berbahaya dan beracun.
6. Pesan bahan sesuai kebutuhan.
7. Gunakan bahan untuk diproduksi sebelum menjadi kadaluarsa
8. Menggunakan bahan sekali pakai atau dalam kemasan.
9. Periksa masa berlaku bahan pada saat pengiriman distributor 28
B. Pemilihan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali Dan Daur Ulang

28 Kpemenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang persyaratan kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


153

1. Dilakukan pemilihan limbah medis yang terdiri dari limbah infeksius,


limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sototksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat dan tinggi.
2. Tempat pewadahan lembah medis
a. Terbuat dari bahan yang kokoh, cukup ringan, anti karat, tahan air,
permukaan halus di dalamnya, seperti fiberglass.
b. Setiap sumber limbah medis harus tersedia, pisahkan wadah dari
limbah padat non-medis. Kantong pelasik diangkat setiap2/3 bagian
telah terisi limbah.
c. Benda tajam harus ditempatkan di tempat khusus (aman), seperti
botol atau karton yang aman.
d. Wadah limbah medis padat menular dan zat sitotoksik yang tidak
bersentuhan langsung dengan limbah harus segera dibersihkan
dengan larutan disinfektan apabila akan di pergunakan kembali.
Sedangkan kantong plastik yang telah bersentuhan langsung dengan
limbah itu tidak boleh lagi digunakan kembali.
3. Bahan dan alat dapat digunakan kembali setelah melewati desinfeksi
termasuk pisau bedah, jarum hipodermik, syringes, botol gelas, dan
kontainer.
4. Alat-alat yang dapat dimampatkan setelah dilakukan sterilisasi ialah
radionukleida yang tahan lama untuk radiotrapi seperti puns, needles, atau
seeds
5. Sterilisasi yang dilakukan ialah sterilisasi dengan ethylene oxide, maka
tangki reactor harus dikeringkan sebelum dilakukan injeksi ethylene
oxide. Karena gas tersebut sangat berbahaya, maka sterilisasi dilakukan
oleh petugas yang sudah terlatih.
154

6. Upaya kasus harus dilakukan apabila terbukti kasus pencemaran


spongiform encephalopathies29
C. Sistem Instalasi Listrik
Penggunaan sumber listrik pada Perancangan Rumah Sakit Umuk Kelas C
berasal dari PLN dan menggunakan genset sebagai cadangan apabila lampu mati di
Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C.

Gambar 5.26 Pasokan Listrik Ke Bangunan


Sumber : panduan sistem bangunan tinggi, 2005

D. Sistem Pemadaman
Pencegahan kebakaran dalam bangunan dengan mengadakan smoke detector,
heat detector, sprinkler, apar dry chemical dan water hydrant.
Sumber air dari sprinkle dan hydrant menggunakan air yang ada di water tank
sebagai sumber air pemadam kebakaran. Penyelamatan kebakaran menggunakan
tangga darurat dengan rentang 30 m setiap lantai dilengkapi tahan api minimal 2 jam
dengan lebar pintu 90 cm dan lebar tabffa1,5 m.

29
Kpemenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang persyaratan kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
155

Gambar 5.27 Sistem pemadam kemakaran


Sumber : proveex.com, 2019

E. Sistem Penghawaan Ruangan


Penghawaan ruangan pada ruang tunggu dan koridor menggunakan AC
central karena penyebaran lebih merata dan cocok digunakan untuk ruangan yang
lebar atau luas. Sedangkan AC spilt digunakan pada ruangan yang sempit seperti
ruang petugas pos keamanan dan ambulan.

Gambar 5.28 AC Split


Sumber : Bhinneka.com, 2020

Gambar 5.29 AC Central


Sumber : acwahana.com, 2020

F. Sistem Instalasi Sampah


Pengelolaan sampah pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C di Kecamatan
Singkil sebagai berikut :
1. Wadah tempat sampah
156

Tempah sampah digunakan untuk membuang sampah, tempat sampah di


bedakan menjadi 3 jenis, yaitu organik tempat sampah yang berisi daun kering,
sampah sayur, ranting, dan sampah buah. Sampah jenis ini mudah diuraikan oleh
alam. Untuk sampah anorganik yaitu sampah plastik, botol minum, dan kaleng.
Sampah jenis ini sangat susah di uraikan oleh alam sehingga dapat dibuat kerajinan
tangan seperti tas dan lain sebagainya. Dan tempat sampah B3 yaitu tempat bahan
yang beracun. Misalnya sampah obat nyamuk, batre, oli, aki, kaca dan obat yang
kadaluarsa dari rumah sakit. Agar memudahkan pada saat membuang sampah ke
pembuangan.

Gambar 5.30 Tong sampah


Sumber :siplah.blibli.com, 2020

2. Pengumpulan
Pengumpulan sampah sementara dilakukan pada satu tempat dengan letaknya
yang jauh dari tempat sterilisasi. Pengumpulan sampah Rumah Sakit Umum Kelas C
dilakukan sebelum ke tempat pembuangan sampah TPA.

5.12. Konsep Fasad


Pada area sisi bangunan yang sering disebut dengan fasad merupakan tempat
suatu bagian yang harus ditonjolkan untuk memperlihatkan keindahan suatu
bangunan dari sisi pandang seseorang dari luar bangunan. Konsep fasad pada
bangunan menggunakan kayu yang berwarna coklat, menurut teori warna dalam buku
terapi warna untuk kesehatan. Warna yang cocok untuk menyambut orang adalah
157

warna coklat, coklat adalah warna yang membumi sehingga membuat seseorang
dekat dengan alam, coklat juga bisa menjadi sumber energi yang konstan, serta
membuat seseorang merasa kuat, agar orang yang berada di luar bangunan yang ingin
berobat tidak takut untuk masuk ke dalam bangunan.

Gambar 5.31 Fasad warna bangunan


Sumber : Konveksi.co, 2019

Konsep ini berhubungan dengan tema arsitektur tropis modern, dimana


material secondary skin menggunakan material kayu, dengan bentuk bangunan yang
lebih modern dengan mementingkan keadaan iklim sekitar. Material yang digunakan
ialah material wood plastic composite WPC yang di ukir seperti gambar dibawah ini.

Gambar 5.32 Bentuk Pasat


Sumber : m.medcom.id, 2017

5.13. Konsep Lanskap


Konsep lanskap pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C di
Kecamatan Singkil berkaitan dengan tema arsitektur tropis dimana penggunaan
vegetasi menggunakan vegetasi tropis seperti pohon palem sebagai penunjuk arah,
berkaitan juga dengan konsep perancangan yaitu Healing Environment dimana
penggunaan vegetasi di sesuaikan dengan kesembuhan pasien. Desain penggunaan
158

taman harus memperhatikan pengguna disable, peil lantai pada sirkulasi taman berupa
rump, melihat kondisi pasien menggunakan kursi roda. Material yang akan digunakan
pada sirkulasi lantai pada taman berupa batu andesit bakar.
Vegetasi yang digunakan pada area taman rumah sakit umum kelas c ialah
vegetasi yang berupa petunjuk arah, peneduh, dan vegetasi kesembuhan pasien.
Adapun vegetasi yang akan digunakan pada konsep lanskap adalah sebagai berikut :
1. Tanaman Pengarah
Tanaman pengarah yang akan digunakan pada lanskap taman Rumah Sakit
Umum Kelas C di Kecamatan Singkil ada 2 jenis yaitu taman untuk pengendara
dengan tanaman yang tinggi seperti pohon palem dan tanaman untuk pejalan kaki
seperti tanaman the-tehan. Tanaman pengarah berfungsi sebagai aspek estetika dan
aspek keselamatan. Adapun taman pengarah untuk Rumah Sakit C antara lain sebagai
berikut :

Gambar 5.33 Tanaman palem


Sumber : juraganles.com, 2020

Gambar 5.34 Tanaman hias the-tehan


Sumber : shopee.co.id, 2020
159

2. Tanaman Peneduh
Tanaman peneduh merupakan jenis pohon untuk meneduhkan lingkungan
sekitar yang sangat panas, menyerap karbondioksida dan juga meredam kebisingan
yang ada pada site, seperti pada area pinggir jalan yang tinggi kebisingan. Tanaman
yang akan digunakan pada Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kecamatan
Singkil adalah tanaman ketapang kencana, pohon beringin, pohon angsana dan pohon
kiara payung.

Gambar 5.35 Tanaman Ketapang Kencana


Sumber : shopee.co.id, 2020

Gambar 5.36 Tanaman Beringin


Sumber : fitnessformen.co.id, 2020
160

Gambar 5.37 Tanaman angsana


Sumber : fredikurniawan.com, 2020

Gambar 5.38 Tanaman kiara payung


Sumber : pakar.my.id, 2020
3. Tanaman Hias
Tanaman hias yang digunakan pada lanskap Rumah Sakit Umum Kelas C
ialah memiliki fungsi sebagai penghias tanaman juga berfungsi sebagai penyembuh
kepada kesehatan dalam Perancangan Rumah Sakit Umum Kelas C. adapun tanaman
yang akan digunakan antara lain sebagai berikut :

Gambar 5.39 Tanaman Contemplative Garden


Sumber : tripadvisor.com, 2020
161

Gambar 5.40 Tanaman Sirih Kuning


Sumber : popbela.com, 2020

Gambar : 5.41 Tanaman lidah mertua


Sumber :orami.co.id, 2020

Gambar 5.42 Tanaman Bunga lili


Sumber : faunadanflora.id, 2020
162

Gambar :5.43 Tanaman Bunga Asoka


Sumber : jurnalasia.com, 2021
BAB VI
APLIKASI DESAIN

6.6. Block Plan

Gambar : 6.1 Block Plan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

163
164

6.7. Site Plan

Gambar : 6.2 Site Plan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
165

6.8. Layout Plan

Gambar : 6.3 Layout Plan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
166

6.9. Gambar Arsitektural

6.4.1. Gambar Denah

Gambar : 6.4 Denah Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
167

Gambar : 6.5 Denah Bangunan Rawat Jalan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.6 Denah Bangunan Rawat Inap Lantai 1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
168

Gambar : 6.7 Denah Bangunan Rawat Inap Lantai 2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.4.2. Tampak Bangunan

Gambar : 6.8 Tampak Depan Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.9 Tampak Belakang Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
169

Gambar : 6.10 Tampak Samping Kanan Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.11 Tampak Samping Kiri Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.12 Tampak Depan Bangunan Rawat Jalan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.13 Tampak Belakang Bangunan Rawat Jalan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
170

Gambar : 6.14 Tampak Depan Bangunan Rawat Inap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.15 Tampak Belakang Bangunan Rawat Inap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.4.3. Potongan Bangunan

Gambar : 6.16 Potongan A-A Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.17 Potongan B-B Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
171

Gambar : 6.18 Potongan A-A Bangunan Rawat Jalan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.19 Potongan B-B Bangunan Rawat Jalan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.20 Potongan A-A Bangunan Rawat Inap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.21 Potongan B-B Bangunan Rawat Inap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
172

6.4.4. Potongan Kawasan

Gambar : 6.22 Potongan Kawasan A-A


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.23 Potongan Kawasan B-B


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.4.5. Detail Fasad

Gambar : 6.24 Detail Fasad 1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
173

Gambar : 6.25 Detail Fasad 2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.26 Detail Fasad 3


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
174

Gambar : 6.27 Detail Fasad 4


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.4.6. Rencana Kusen dan Detail

Gambar : 6.28 rencana Kusen


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
175

Gambar : 6.29 Detail kusen


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.4.7. Rencana Plafond dan Detail

Gambar : 6.30 Rencana Plafond


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
176

Gambar : 6.31 Detail Flafond


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.4.8. Rencana Kramik

Gambar : 6.32 Rencana Kramik


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
177

6.4.9. Rencana Lansekap dan Detail

Gambar : 6.33 Rencana Lansekap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.34 Detail Taman Tipe 1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
178

Gambar : 6.35 Detail Taman Tipe 2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.36 Detail Taman Tipe 3


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.37 Detail Taman Tipe 4


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
179

Gambar : 6.38 Detail Taman Tipe 5


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.39 Detail Taman Tipe 6


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.40 Detail Taman Tipe 7


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
180

6.4.10. Detail Kamar Mandi

Gambar : 6.41 Detail Kamar Mandi Disabilitas


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.42 Potongan Kamar Mandi Disabilitas A-A


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.43 Detail Kamar Mandi


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
181

Gambar : 6.44 Potongan Kamar Mandi A-A


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.10. Gambar Struktural


6.5.1. Denah Pondasi Dan Detail

Gambar : 6.45 Denah Pondasi Tapak


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
182

Gambar : 6.46 Detail Pondasi Tapak


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.47 Denah Pondasi Menerus


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
183

Gambar : 6.48 Detail Pondasi Menerus


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.5.2. Denah Sloof, Balok, Dan Kolom

Gambar : 6.49 Denah Sloof


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
184

Gambar : 6.50 Denah Balok


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.51 Denah Kolom


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
185

6.5.3. Table Penulangan Sloof, Balok, Dan Kolom

Gambar : 6.52 Tabel Penulangan Sloof, Balok, dan Kolom


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.5.4. Rencana Atap Dan Detail

Gambar : 6.53 Rencana Atap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
186

Gambar : 6.54 Detail Atap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.11. Gambar Utilitas


6.6.1. Rencana Utilitas Kawasan

Gambar : 6.55 Rencana Drainase Utilitas Kawasan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
187

Gambar : 6.56 Rencana Titik Lampu Utilitas Kawasan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.57 Rencana Hydran Utilitas Kawasan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
188

6.6.2. Rencana Utilitas

Gambar : 6.58 Rencana Utilitas Titik Lampu


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.59 Rencana Utilitas Air Bersih


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
189

Gambar : 6.60 Rencana Utilitas Air Kotor


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.61 Rencana Utilitas Splinker


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
190

Gambar : 6.62 Rencana Utilitas Penghawaan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.6.3. Detail IPAL Komunal

Gambar : 6.63 Denah IPAL


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
191

Gambar : 6.64 Potongan A-A dan Potongan B-B


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.65 Potongan C-C dan Potongan D-D


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
192

Gambar : 6.66 Denah Pembesian Plat Lantai


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.67 Potongan C-C


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.68 Denah Pembesian Plat Penutup


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.69 Potongan C-C


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
193

Gambar : 6.70 Denah Kolom IPAL


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.71 Denah Sloof IPAL


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.72 Denah Ring Balok IPAL


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.73 Denah Balok Penahan Plat Saringan


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
194

Gambar : 6.74 Denah Peletakan Pipa Gas Release


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.75 Denah Balok Penahan Plat Saring


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
195

6.12. Gambar 3D Prespektif Eksterior

Gambar : 6.76 Prespektif View Depan 1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.77 Prespektif View Depan 2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
196

Gambar : 6.78 Prespektif View Belakang


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.79 Prespektif View Atas


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
197

Gambar : 6.80 Prespektif Bangunan Utama


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

6.13. Prespektif Interior

Gambar : 6.81 Prespektif Interior Recepsionis


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
198

Gambar : 6.82 Prespektif Interior Ruang Operasi


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar: 6.83 Prespektif Interior Ruang Unit Gawat Darurat (UGD)


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
199

Gambar: 6.84 Prespektif Interior Ruang Rawat Inap Kelas 2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar: 6.85 Prespektif Interior Ruang Rawat Inap Kelas 2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
200

Gambar : 6.86 Prespektif Interior Ruang Tunggu Poli


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022

Gambar : 6.87 Prespektif Interior Ruang Tunggu Poli


Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
DAFTAR PUSTAKA
Arttecharry . (2021). “Cleveland Clinic Abu Dhabi / HDR” di ambil pada 3
November 2021, dari https://www.archdaily.com/292167/in-progress-
cleveland-clinic-abu-dhabi-hdr-architecture.
Arttecharry. (2017). “Green Building di Indonesia: Squid Center” diambil pada 9
November 2021, diambil dari http://arttecharry.blogspot.com/2017/09/green-
building-di-indonesia-sequis.html.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Singkil. (2020). Kesejahteraan Rakyat tahun
2020. Aceh singkil : badan pusat statistik kabupaten aceh singkil.
Department RI, 2004 keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor.
1204/MENKES/SK/X2004, tentang pelayanan kesehatan masyarakat.
Direktorat Jendral Cipta Karya. 2009. Rencana Terpadu Dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RP12-JM) Kabupaten Aceh Singkil.
Hardiman G. (2012). “PERTIMBANGAN IKLIM TROPIS LEMBAB DALAM
KONSEP ARSITEKTUR BANGUNAN MODERN” Jurnal Arsitektur Vol. 2,
No. 2.
Lippsmeier. 1994. Georg. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.
Muninjaya. 2014. Manajemen Buku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Murphy, J. (2008). The healing environment. Website: www.arch.tuu.edu.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Gawat Darurat Tahun 2012. Jakarta:
Kemenkes.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Operasi Tahun 2021. Jakarta:
Kemenkes.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Perawatan Intensif Tahun 2012.
Jakarta: Kemenkes.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruangan Rawat Inap Tahun 2012. Jakarta:
Kemenkes.
Peraturan Mantri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Persyaratan Bangunan Dan Persyaratan Rumah Sakit Jakarta No.1197.
Peraturan Mantri Kesehatan, 2010, Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Klarifikasi Rumah Sakit.
Peraturan Mantri Kesehatan. 2010. Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Klarifikasi Rumah Sakit.

201
202

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Kpemenkes


1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang persyaratan kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
Purwanto, L.M.F. (2006). Arsitektur Tropis Dalam Penerapan Desain Arsitektu.
Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Puspitasari, ayu dkk. 2017. Desain Interior Ruang Rawat Inap Dan Fasilitas
Penunjang Rumah Sakit. ITS Vol. 6, No.1 hal F. 42.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029. Banda
Aceh: Pemerintahan Kota Banda Aceh.
Rimba kita. (2021). “Iklim Tropis Pengertian, Persebaran dan Ciri-Cirinya” diambil
pada 15 November 2021, dari https://rimbakita.com/iklim-tropis/.
Rspondokindah. (2020). “RS Pondok Indah - Bintaro Jaya” diambil pada 10
november 2021, dari https://www.rspondokindah.co.id/id/hospital/bintaro-
jaya.
Siregar, & Amelia, 2003. Farmasi Rumah Sakit, Jakarta: Teori Dan Penerapan,
Penerbit Buku Kedokteran ECG, 32, 40.
Wicaksono, risky T.T.M. muhammad. (2020). “KAJIAN ARSITEKTUR MODERN”
Jurnal Arsitektur Zonasi. Vol. 3. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai