Dosen Pembimbing:
Anggra Ayu Rucitra, ST., M.MT.
NIP 19830707 20102 2 004
Dosen Pembimbing:
Anggra Ayu Rucitra, ST., M.MT.
NIP 19830707 20102 2 004
NIP 19830707 20102 2 004
Supervisor:
Anggra Ayu Rucitra, ST., M.MT.
NIP 19830707 20102 2 004
ABSTRAK
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian di rumah sakit
yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang mengalami sakit atau cidera
dan yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. IGD mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara
serta pelayanan pembedahan darurat, bagi pasien yang datang dengan gawat darurat
medis.
IGD sebagai tempat untuk penanggulangan tindakan tindakan medis harus
di desain untuk mengoptimalkan kegiatan pelayanan medis. Kriteria utama
mendesain IGD adalah pada kemudahan akses dan sirkulasi dari luar menuju ke
bagian dalam interiornya. Selain itu kenyamanan pada area IGD juga menjadi hal
yang sangat penting.
Sehingga perlu adanya desain yang sesuai dengan Peraturan Departemen
Kesehatan RI. Dimana harus adanya konsep yang dipakai untuk IGD agar seluruh
tim medis dan penggunanya merasa nyaman dan melakukan pekerjaan dengan
efektif dan efisien. Oleh karena itu desain interior IGD dengan konsep modern
diharapkan dapat membuat nyaman dan meningkatkan kinerja para pekerjanya dan
tetap sesuai dengan Peraturan Departemen Kesehatan RI.
1
Interior Design of Emergency Department of RSUD Dr.
Sayidiman Magetan with Modern Concept
ABSTRACT
So that the need for the design in accordance with the Regulation of the
Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Where should the concept be used
for the Emergency Departments so that the entire medical team and users feel
comfortable and do the job effectively and efficiently. Therefore, Emergency
Departments interior design with modern concept is expected to make comfortable
and improve the performance of its workers and remain in accordance with the
Ministry of Health RI Regulation.
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang telah
diberikan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas
Akhir yang merupakan salah satu prasyarat kelulusan di Jurusan Desain Interior,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari semua pihak yang turut membantu,
mendukung, membimbing, serta memberikan kepercayaan selama berlangsungnya
penulisan laporan ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan program Mata Kuliah Tugas Akhir hingga
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini;
2. Orangtua dan keluarga yang memberikan saran, dorongan, serta doa;
3. Dr. Mahendra Wardhana, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Desain
Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya;
4. Anggra Ayu Rucitra, ST, M.MT selaku koordinator dan dosen
pembimbing mata kuliah Tugas Akhir ;
5. Ir. Nanik Rachmaniyah, MT. , Lea Kristina A, ST., M.Ds , dan Aria
Weny A., ST, M.MT selaku dosen penguji mata kuliah Tugas Akhir;
6. IGD RSUD Dr. Sayidiman Magetan yang telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk melaksanakan riset;
7. Teman-teman Interior 2013 yang telah membantu dan memberikan
motivasi;
8. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan pelaporan dari
Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Laporan Mata Kuliah Tugas Akhir ini masih memiliki kekurangan yang
perlu diperbaiki maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Walaupun laporan ini masih jauh dari sempurna tapi diharapkan dapat menjadi
manfaat bagi penulis serta para pembacanya. Akhir kata penulis mengucapkan maaf
dan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
penggunanya merasa nyaman berada di IGD. Selain itu dapat mengoptimalkan kinerja tim
medis dan meningkatkan citra Rumah Sakit.
Pembagian ruang yang jelas, alur sirkulasi yang tepat dan area informasi yang
mudah dijangkau pasien dan keluarga merupakan kunci utama untuk mengoptimalkan
kinerja tim medis. Hal ini perlu didesain dengan baik, sehingga fungsi IGD dapat dicapai
seperti yang diharapkan.
1. Bagaimana desain Instalasi Gawat Darurat yang dapat memenuhi Standard sesuai
Peraturan Departemen Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008?
2. Bagaimana memenuhi kebutuhan tim medis, staff Rumah Sakit, pasien dan
pengantarnya?
3. Bagaimana pengolahan ruang dan signage aktifitas di IGD dapat efektif dan efisien?
2
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
3
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
4
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
2 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, EKSISTING, DAN PEMBANDING
Pengertian Intalasi Gawat Daurat (IGD) rumah sakit adalah salah satu bagian di
rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Kementerian Kesehatan telah
mengeluarkan kebijakan mengenai Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
yang tertuang dalam Kepmenkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009 untuk mengatur
standarisasi pelayanan gawat darurat dirumah sakit.Guna meningkatkan kualitas IGD di
Indonesia perlu komitmen Pemerintah Daerah untuk membantu Pemerintah Pusat dengan
ikut memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa dalam penanganan
kegawatdaruratan dan life saving tidak ditarik uang muka dan penanganan gawat darurat
harus dilakukan 5 (lima) menit setelah pasien sampai di IGD. (Kepmenkes RI No.
856/Menkes/SK/IX/2009)
2.1.2 Fungsi
Fungsi Instalasi Gawat Darurat adalah untuk menerima, menstabilkan dan
mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-
kondisi yang sifatnya tidak gawat. IGD juga menyediakan sarana penerimaan untuk
penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari perannya
di dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah.
5
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
6
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
ruang tindakan bedah, ruang tindakan non bedah, atau ruang tindakan anak dan kebidanan.
Kemudian pasien setelah dari ruang tersebut dapat menuju ruang observasi atau juga dapat
langsung pulang. Semua tergantung dnegan jenis penyakit dan kecelakaan yang di alami
pasien.
Untuk gambar 2.3 merupakan alur pasien dan pengantar pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Dr. Sayidiman Magetan. Jadi jika di IGD RSUD Dr. Sayidiman
menerapkan sistem triage. Yaitu pada saat pasien datang di dropzone kemudian masuk di
triage. Namun apabila pasien mengalami keadaan yang gawat, langsung dibawa ke P1 yang
berwarna merah. Kemudian untuk pasien yang tidak gawat dapat dibawa ke P2 atau P3.
Ada pula pasien yang mengalami asma langsung dibawa ke zona asma. Terdapat ruangan
khusus penderita asma. Untuk ibu dan anak juga terdapat ruangan sendiri. Setelah masuk
di bagian masing masing, pasien bisa dipindah di rawat inap atau bisa langsung pulang.
7
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
8
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
9
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
10
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
kelas C. Dengan pemberian tanda (v) di bagian tabelnya. Berikut merupakan tabel daftar
peralatan medis menurut ruang-ruang yang berada di IGD di rumah sakit.
A. TRIASE / TRIAGE
B. RESUSITASI
11
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
C. TINDAKAN
D. ISOLASI
Tabel 2. 4 : Daftar peralatan di ruang Isolasi
12
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
E. OBSERVASI
Tabel 2. 5 : Daftar peralatan di ruang Observasi
F. IGD KEBIDANAN
13
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Dari tabel diatas terlihat dari IGD kelas B dan kelas C hampir sama daftar peralatan
medisnya. Hanya terdapat beberapa yang berbeda, yaitu di ruang Resusitasi, ruang
Tindakan, ruang Observasi dan ruang IGD Kebidanan. Selain itu semua peralatan medis
sudah sama, kelas B dan kelas C.
Instalasi gawat darurat dipimpin oleh dokter yang telah mendapat pelatihan gawat
darurat, dibantu oleh tenaga medis, para medis perawatan, para medis non perawatan dan
tenaga non medis yang terampil.
a) Ditetapkan dokter sebagai kepala Instalasi gawat darurat yang bertanggung jawab
atas pelayanan di IGD.
b) Ditetapkan perawat sebagai penanggung jawab pelayanan keperawatan di Instalasi
gawat darurat
c) Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pasien
d) Semua dokter dan tenaga keperawatan mampu melakukan teknik pertolongan hidup
dasar (Basic Life Support).
e) Informasi tentang pelayanan yang diperlukan sudah dikomunikasikan kepada staf yang
berkepentingan sebelum pasien sampai.
Fasilitas yang disediakan harus menjamin efektivitas bagi pelayanan pasien gawat
darurat dalam waktu 24 jam terus menerus.
a) Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai lokasi Instalasi
Gawat Daurat di rumah sakit, dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke IGD
dari arah dalam RS.
14
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
b) Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi penyakitnya
c) Pengadaan dan penyediaan peralatan, obat, bahan, cairan infus dilakukan sesuai
dengan standar pada Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
d) Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara Instalasi gawat
darurat dengan Instalasi lain di dalam dan di luar runah sakit yang terkait, rumah sakit
dan sarana kesehatan lainnya, pelayanan ambulance, unit pemadam kebakaran dan
konsulen SMF di UGD
e) Ada ketentuan tentang pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara
berkala.
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di Instalasi yang selalu
ditinjau dan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh petugas.
a) Ditetapkan kebijakan tentang TRIASE
b) Ditetapkan kebijakan tentang pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
c) Ditetapkan kebijakan, program, prosedur penanggulangan bencana (Disaster Plan)
yang mungkin terjadi didalam atau di luar rumah sakit.
a) Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki
kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan melakukan
resusitasi dan stabilitasi (life saving).
b) Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
c) Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit
diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).
d) Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat
darurat.
e) Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit setelah sampai di
IGD.
15
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
16
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
f) Khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah yang mudah
terbakar, maka bahan penutup lantai harus dari bahan yang tahan api, cairan kimia dan
benturan.
Dari persyaratan diatas material lantai yang dipakai yaitu tidak terbuat dari bahan
yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas yang tinggi yang dapat menyimpan
debu dan mudah dibersihkan. Material yang digunakan untuk IGD Rumah Sakit yaitu
bahan vynil khusus yang memiliki lapisan anti bakteri dan anti kimia.
Material vinyl yang digunakan harus vinyl yang khusus untuk rumah sakit. Contoh
material vinyl yang digunakan adalah Durable Neo Vinyl Flooring dengan tebal 2mm dan
memiliki ukuran 2m x 20m. Untuk tipe warna yang dipakai yaitu warna abu-abu dengan
kode DU-99905. Untuk warna kuning yaitu DU-99902-01.
Selain itu merk LG Delight juga dapat digunakan. Dengan ukuran 2m x 20m, ketebalan 2,2
mm. Warna kuning DLT-0102 dan abu-abu DLT-9101-01. Menggunakan warna tersebut
dikarenakan mendukung tema yang diambil yaitu modern. Dengan warna yang cerah
namun tidak menyilaukan mata.
17
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
18
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
19
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
20
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
21
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
2.2 Signage
Kata signage berasal dari kata sign. Sign sebagai kata benda memiliki arti yang
cukup luas karena memiliki arti yang berbeda beda tergantung pada ruang lingkupnya.
Beberapa arti sign antara lain, (Rini Suryantini, 2001) :
Secara umum, signage berarti segala macam bentuk komunikasi yang mengandung
sebuah pesan. Sebuah signage tidak terbatas pada kata kata namun juga termasuk gambar,
gerakan, bau, rasa, tekstur dan suara atau dengan kata lain segala macam cara bagaimana
sebuah informasi dapat disampaikan atau diekspresikan oleh makhluk hidup. Signage
menurut Oxford Advance Learner Dictionary of Current English adalah sebuah kata atau
kata-kata, desain dan lain-lain pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan
peringatan atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu.
Menurut Kusrianto (2010, 23) signage adalah sejenis visual grafis dalam ukuran
besar yang dibuat untuk menyampaikan informasi pada kalangan audience tertentu.
Signage sebelumnya dikenal dalam bentuk tanda (sign) atau dalam bentuk aksara, seperti
petunjuk arah tempat, nama suatu tempat dan sebagainya. Sedangkan menurut Supriyanto
(2008: 55) signage merupakan media luar ruang yang wujudnya berbentuk tugu atau
monumen kecil yang menyatu dengan lingkungan yang ditempatinya.
Lebih spesifik oleh Whitbread (2009: 104) dalam bukunya The Design Manual,
menjelaskan bahwa signage merupakan sistem tanda hasil kombinasi simbol dan teks pada
daerah dengan mobilitas tinggi, tanpa tergantung bahasa verbal yang terbatas. Berkaitan
dengan lingkungan, Rubenstein (1996: 141) mendefinisikan bahwa signage merupakan
sistem tanda bagian dari bidang komunikasi visual yang berfungsi sebagai sarana informasi
dan komunikasi secara arsitektural. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa signage
adalah media komunikasi visual lingkungan yang menginformasikan pesan secara cerdik
melaui integrasi bahasa visual dengan lingkungannya.
22
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Dalam sistem komunikasi visual tanda mengalami perkembangan dan terdapat lima
macam dasar dari jenis jenis tanda (sign type) yang mudah di ingat, kelima jenis dasar
tersebut adalah :
a) Tanda petunjuk dan Informasi
Tanda ini untuk membimbing objek sasaran dengan menginformasikan dimana suatu
lokasi atau benda tersebut berada.
b) Tanda Petunjuk Arah
Adalah tandatanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan objek
sasaran menuju suatu tempat, seperti ruangan, took, jalan, ataupun fasilitas lainya.
c) Tanda Pengenal
Tanda ini adalah suatu tanda untuk menunjukan suatu identitas, seperti : sebuah kantor,
took, atau gedung.
d) Tanda Larangan dan Peringatan
Tujuan dari tanda ini adalah untuk menginformasikan kepada objek sasaran apa yang
dilarang dan menginformasikan bahwa objek sasaran harus hatihati biasanya dinyatakn
dengan simbolsymbol atau dikombinasikan dengan kata kata.
e) Tanda Pemberitahuan Resmi
Tanda ini menunjukan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak
dikacaukan dengan tanda tanda petunjuk.
Untuk IGD ini signage yang dipakai yaitu tanda petunjuk dan informasi dan tanda
petunjuk arah. Dimana signage tersebut diletakkan di bagian bagian yang membutuhkan
arahan, agar pengunjung dapat mengetahui dan membaca tanda tanda tersebut.
23
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Dalam pelayanan umum, khususnya IGD signage atau petunjuk suatu tempat dan
petunjuk arah haruslah jelas. Karena signage termasuk sebuah komunikasi secara non
langsung kepada pembacanya. Diharapkan dengan adanya signage, masyarakat yang
berada di tempat umum tidak merasa kebingungan dan paham dengan petunjuk yang ada.
Maka dari itu, signage harus dibuat dengan jelas. Dengan menggunakan huruf huruf
yang dapat dibaca dari kejauhan, dan memiliki warna yang terang.
Triase adalah proses khusus memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya
penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi. artinya
memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup.
Triase/Triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi
korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk
dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan.
24
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
3. Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan. Inilah tiga alasan dan tujuan
dilakukannya triase gawat darurat.
25
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
kenapa anda tidak langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD sementara mereka
harus menolong pasien lain yang lebih parah.
26
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Warna cahaya pada suatu ruang akan mempengaruhi kesan manusia di dalamnya.
Ruang dengan atmosfir cahaya yang hangat akan menciptakan suasana ramah dan nyaman,
sedangkan atmosfir yang dingin cenderung terlihat efisien dan bersih.
Warna hangat (merah, oranye, dan kuning) cenderung lebih menarik perhatian mata,
sedangkan warna dingin (biru, hijau, dan abu-abu) cenderung rileks dan tidak terlalu
menonjol. Pemilihan warna pada dinding dapat membuat ruang terasa lebih kecil atau lebih
besar dari ukuran sebenarnya (Norbert Lechner, Op.cit, hal 385).
Dinding atas dan langit-langit yang menggunakan warna terang akan membuat ruang
terkesan luas dan bersahabat, sedangkan dengan warna gelap akan membuat ruang terkesan
mengecil dan kurang mengundang.
27
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Sedangkan aman dalam warna adalah warna tidak menyilaukan sehingga tidak
menyebabkan mata cepat lelah, sakit kepala dan tegang (Birren,1961).
Warna menyilaukan berkaitan dengan intensitas warna atau chroma. Dimensi warna
yang menyatakan kekuatan atau kelemahaan warna, daya pancar warna dan kemurnian
warna, seberapa jauh jaraknya dari kelabu atau netral. Intensitas adalah kualitas warna yang
menyebabkan warna itu berbicara, berteriak atau berbisik dalam nada yang lembut.
Pencahayaan warna dapat ditingkatkan dengan penambahan warna putih dan diturunkan
dengan penambahan warna hitam. Menambahkan warna putih menimbulkan warna muda
atau biasa disebut warna pastel. Dengan demikian warna yang dibutuhkan untuk
memenuhi rasa aman adalah warna warna pastel, intensitas tidak penuh.
28
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Warna tidak hanya mempengaruhi mood, kesan subjektif dan objektif pada suatu
ruang, namun juga mempengaruhi estemasi akan volum, berat, waktu, suhu dan rasa.
29
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
sekaligus membawa
kehangatan
30
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
31
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Istilah anthropometri berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia dan
metron (measure) yang berarti ukuran. Anthropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dan suara perancangan produk maupun sistem kerja yang akan
mempengaruhi interaksi manusia. Pada objek IGD, aspek ergonomi dalam suatu proses
rancang bangun fasilitas merupakan faktor yang penting. Sebagai ruang publik, IGD harus
memperhatikan segi kenyamanan pengunjung yang memakai fasilitas sehingga semua
aktivitas dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang mengganggu. Berikut ini
merupakan studi anthropometri yang perlu diperhatikan.
a. Tempat duduk
Agar pengunjung merasa nyaman pada ruang tunggu, maka ergonomis kursi ruang
duduk harus diperhatikan.
Untuk dimensi panjang kursi yang ergonomis dengan tingkat kepadatan rendah
iyalah 76,2 cm , sedangkan untuk tingkat kepadatan yang tinggi yaitu 61 cm.
32
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Tinggi dudukan kursi yang ergonomis yaitu 40,6-43,2 cm. Ukuran tinggi sandaran
untuk punggung yaitu 78,7-83,8 cm , sedangkan lebar untuk kursi yaitu 39,4-40,6 cm.
b. Kursi Roda
Pada tempat umum seperti runah sakit dan IGD sebaiknya menyediakan peralatan
seperti kursi roda. Kursi roda diperuntukkan untuk pengguna berkebutuhan khusus dan juga
untuk pasien yang mengalami keadaan dan memerlukan bantuan kursi roda. Berikut adalah
data dimensi kursi roda untuk pengguna dalam buku Universal Design.
33
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Berikut adalah data antropometri perempuan normal dan pengguna kursi roda
terhadap wastafel dalam buku Universal Design.
34
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Berikut adalah data perabot ruang duduk pengguna kursi roda dalam Permen PU No.
30 2006 tentang Pedoman Teknik Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
Berikut adalah data perabot ruang tidur pengguna kursi roda dalam Permen PU No.
30 2006 tentang Pedoman Teknik Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
35
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
36
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Sedangkan pada kamar mandi tentunya terjadi suatu pergerakan dan perpindahan,
dimana semua itu juga harus terdapat jarak antara perpindahan tersebut. Berikut adalah data
perpindahan duduk pengguna kursi roda pada kamar mandi dalam buku Universal Design.
2.6.1 Modern
Gaya modern adalah gaya desain yang simple, bersih, fungsional, stylish dan selalu
mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang
berkembang pesat. Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul Age of The
Master : A Personal View of Modern Architecture, 1978, perkembanagan desain modern
menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para desainer pada masa itu menginginkan
bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai dengan fungsinya dengan
37
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Merujuk pada buku Rayner Banham Guide to Modern Architecture, Chapter 2,3,4
and 5. Tentang bentuk dan ruang, yaitu:
Dalam desain modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan
muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang tepat
agar menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya. Solusi-solusi yang
unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk
mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana.
Bentuk dasar pada desain modern adalah bentukbentuk geometri (platonic solid) yang
ditampilkan apa adanya.
Konsep modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk
rasional pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan saat ini bebas
dalam mengembangkannya. Selanjutnya lebih memanfaatkan material dan teknik
konstruksi yang baru. Sehingga muncul pemikiran baru tentang struktur yang tergantung
pada tempat dimana bangunan itu dibangun.
38
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang konsep modern adalah kesadaran dalam
memanipulasi ruang. Renaisance telah mengulangi proses dan dapat melihat tampak luar
dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa Yunani) dan terpisah dari seni. Ciri bangunan
bangunan dari mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.
Konsep ruang pada desain modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah,
ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) desain dipahami dalam
tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan dengan pengamat. Ruang
yang didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat
diterusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih mengalir dan
berurutan berdasarkan proses kegiatan.
Pada perkembangannya desain modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap.
Bagian fisik dari desain modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah
yang fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan
manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Sayidiman Magetan merupakan Rumah
Sakit kelas C milik Pemkab. Magetan yang menjadi salah satu tempat rujukan dari
Puskesmas, Rumah Bersalin Swasta, Klinik Swasta yang ada di wilayah Kabupaten
Magetan dan Kabupaten Ngawi bagian selatan. RSUD dr. Sayidiman Magetan berada di
Kelurahan Tambran Kecamatan Magetan. Dasar pelaksanaan tugas sesuai Peraturan
Daerah Kabupaten Magetan No. 5 Tahun 2008 tanggal 19 September 2008. RSUD dr.
Sayidiman Magetan menyediakan berbagai jenis pelayanan medis umum dan spesialistik,
termasuk pelayanan penunjang medis serta sebagai sarana pendidikan dan penelitian.
Sesuai dengan sejarah berdirinya RSUD dr. Sayidiman Magetan berasal dari sebuah barak
bagi penampungan penderita penyakit Pes dan didirikan pada jaman Belanda, yaitu pada
tahun 1914. Lokasi aslinya bukan berada pada lokasi Rumah Sakit yang sekarang tetapi
berada di daerah Kauman, Kelurahan Magetan.
39
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Pada Tahun 1916, Rumah Sakit dikembangkan sehingga bukan hanya merawat
penderita Pes saja tetapi juga merawat pasien sakit yang lain. Pada tahun itulah lokasi
Rumah Sakit dipindahkan ke lokasi yang sekarang yaitu di Kelurahan Tambran dan baru
16 tahun kemudian Rumah Sakit dibuat permanen. Beberapa tahun setelah kemerdekaan
RI tepatnya pada tahun 1949 1953, Rumah Sakit pernah dipimpin oleh dokter asing yaitu
dari Italia, kemudian dari Jerman. Setelah itu Rumah Sakit silih berganti dipimpin oleh
dokter asli Indonesia sampai sekarang. Nama Dr. Sayidiman dibakukan sebagai nama
RSUD Kabupaten Magetan sebagai kenang kenangan atas jasa Dr. Sayidiman dalam
memimpin RSUD tersebut, dimana beliau pada waktu itu adalah Bupati Magetan.
Pada Tahun 1977 atau 35 tahun setelah Rumah Sakit dibuat permanen, dilakukan
renovasi besar besaran. Pada tahun itulah RSUD Dr. Sayidiman Magetan ditetapkan oleh
Depkes RI sebagai Rumah Sakit kelas C, kemudian pada perkembangannya Rumah sakit
menjadi Unit Swadana Daerah dengan Peraturan Daerah No.16 Tahun 2003.
Dengan SK Bupati Magetan No.47 Tahun 2006 tentang Uji Coba RSU Dr.
Sayidiman Magetan sebagai BLUD, dan Peraturan Bupati Magetan No.48 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan Badan RSU dr.Sayidiman Magetan sebagai BLUD RSUD
Dr. Sayidiman Magetan melakukan uji coba baru. Setelah melakukan persiapan dan
penilaian RS menjadi PPK BLUD dengan SK Bupati No. 188/267/Kept/403.013/2009
tanggal 31 Juli 2009 tentang penetapan status BLUD Pemerintah pada RSUD Dr.
Sayidiman Magetan. Dengan status BLUD, Rumah Sakit berupaya melakukan upaya
strategis yang menguntungkan dan berupaya meningkatkan mutu pelayanan bagi
masyarakat.
Dilihat dari SDM, RSUD Dr. Sayidiman Magetan memiliki sekitar 431 orang yang
terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga gizi, tenaga terapi fisik, tenaga kesehatan medis dan tenaga non
kesehatan lainnya. Dengan berlakunya Undang undang No.1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (PBN) dan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, RSUD Dr. Sayidiman Magetan
mengusulkan untuk dapat menjadi Rumah Sakit Pemerintah Pengguna PPK-BLU, melalui
Keputusan Bupati Magetan No. 188/267/Kept/403.013/2009 tanggal 31 Juli 2009 tentang
penetapan status BLUD. Penetapan BLUD akan membuat RSUD lebih responsif dan
agresif dalam menghadapi tuntutan masyarakat dan eskalasi perubahan yang begitu cepat
40
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
dengan cara melaksanakan prinsip prinsip ekonomi yang efektif dan efisien namun tidak
meninggalkan jati dirinya dalam mengemban misi sosial dalam memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat akan kesehatan.
Rumah Sakit Rujukan pilihan tepat menuju sehat bagi masyarakat Magetan dan
sekitarnya
41
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
42
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
sakit melakukan pembangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) terbaik dan terbesar Eks-
Karesidenan Madiun yang baru diresmikan oleh Sumantri Bupati Magetan.
Dr. Yunus Mahatma direktur Rumah Sakit dr Sayidiman Magetan menjelaskan
bahwa secara fisik IGD di bangun dengan luas 22 m x 50 m persegi. Untuk memberi
pelayanan terbaik di dalam ruang IGD, tersedia juga ruang gawat darurat, ruang
pemeriksaan, ruang operasi, ruang cuci darah, ruang melahirkan, ruang laboratorium, ruang
rontgen dan ruang radiologi dan ruang apotik.
Terdapat peralatan yang canggih dan tangan profesional, mulai tenaga spesialis
Emergensi, dokter praktek 24 jam, bahkan perawat yang terlatih tentang kegawat daruratan,
semua itu adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
43
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Tahun 2013 L
6.877
Tahun 2013 P
6.556
7.216 14.668
Tahun 2013 Jumlah
13.433 Tahun 2014 L
Tahun 2014 P
13.278
7.452 Tahun 2014 Jumlah
7.263
Tahun 2015 L
6.015
Tahun 2015 P
44
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
57.411
60.000 54.653
51.430
50.000
37.018
40.000 32.558
29.733 31.422
27.271 28.06629.345
30.000 24.920 24.159 Jumlah Pasien
18.13018.888 16.13616.422 16.971 Baru
20.000 14.451
10.000
0
L Jumlah P L Jumlah
2013 2014 2015
Tahun
Dari data data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kunjungan Instalasi Gawat
Darurat pada tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami kenaikan. Untuk jumlah pasien
Instalasi Rawat Jalan dari tahun 2013 hingga tahun 2015 tidak mengalami kenaikan.
Jumlah kenaikan pada IGD sangat berpengaruh terhadap pemenuhan sarana dan
prasarana, kualitas SDM, dan usaha dalam peningkatan mutu pelayanan baik di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman Magetan.
45
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Gambar diatas merupakan denah eksisting dari bangunan IGD Magetan. Dari
gambar diatas terlihat struktur bangunan yang belum terdapat furniture di dalamnya.
Dikarenakan bangunan tersebut baru dibangun dindingnya saja. Belum jadi secara
keseluruhan. Namun masih bisa berubah ubah, karena belum pasti.
46
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Pada gambar diatas merupakan bangunan IGD RSUD Dr. Sayidiman Magetan yang
lama. Foto tersebut foto tampak depan bangunan. Bangunan tidak berada di bagian depan
rumah sakit. Alur jalan untuk kesana masih membutuhkan beberapa waktu agar sampai di
tempat. Area dropzone hanya dapat di lalui satu mobil saja.
Gambar diatas merupakan foto foto keadaan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Dr. Sayidiman Magetan yang lama. IGD yang lama memiliki luasan bangunan yang tidak
begitu luas. Terlihat dari foto diatas belum adanya area atau ruangan untuk ruang triage.
Jadi pasien yang datang langsung dibawa ke ruang tindakan. Di IGD yang lama belum ada
klasifikasi jenis ruangan menurut kegawatan penyakitnya.
47
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Pada gambar 2.33 merupakan bangunan IGD RSUD Dr. Sayidiman Magetan yang
baru. Bangunan IGD yang baru ini berada di bagian depan Rumah Sakit Dr. Sayidiman
Magetan. Akses jalan untuk menuju ke IGD juga mudah. Area Dropzone dapat menampung
dua kendaraan, sesuai dengan persyaratan Departemen Kesehatan RI. Lalu alur pasien yang
datang di bawa ke ruang triage terlebih dahulu sebelum ke area P1, P2, dan P3. Jadi di IGD
yang baru ini memiliki klasifikasi ruang berdasarkan kegawatan penyakitnya. Untuk pasien
yang memiliki kegawatan yang gawat, langsung di bawa ke ruang P1 yaitu ruang tindakan
48
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Ruang tindakan di
Hanya terdapat dua ranjang IGD RSUD Dr.
di ruang tindakan Sayidiman MAgetan
Foto-foto diatas adalah foto dari area lobby dan ruang tindakan dan ruang gawat
darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Sayidiman Magetan. Di area lobby terdapat
ranjang pasien yang diletakkan di sembarang tempat. Belum adanya tempat penyimpanan
ranjang pasien di IGD. Dari gambar 2.22 merupakan ruang tindakan di area P3. Pada ruang
tindakan hanya terdapat dua ranjang. Sebaiknya jumlah ranjang ditambah lagi, ini
diperuntukkan untuk pasien yang datang secara massal dan pada waktu yang bersamaan.
49
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Rumah Sakit Royal Prima merupakan rumah sakit yang berada di Medan. Rumah
sakit ini memiliki Intalasi Gawat Darurat yang modern. Ruang ICU di RS Royal Prima juga
sangat modern, dengan adanya furniture yang memiliki fungsi dan kegunaan yang
multifungsi. Dari pintu depan terdapat pintu IGD yang sangat besar dan memakai pintu
otomatis. Tentunya peralatan yang digunakan juga sudah sangat modern.
50
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Kemudian untuk ruang IGD menggunakan material lantai dengan warna yang
berbeda. Itu difungsikan untuk pembatas antara ranjang satu dengan ranjang yang lainnya.
Peletakan furniture di dalam IGD juga tertata dengan rapi. Karena mereka selalu
mementingkan pelayanan yang cepat yang berkualitas tinggi. Sesuai dengan visi Rumah
Sakit Royal Prima tersebut.
51
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
52
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
3 BAB III
METODOLOGI DESAIN
3.2.1 Observasi
Observasi merupakan proses pengamatan suatu objek atau hal secara langsung.
Observasi dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman Magetan yang
terletak di Jalan Pahlawan No. 2, Tambran, Kec. Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa
Timur 63318. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi IGD.
53
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
3.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada karyawan IGD RSUD Dr.
Sayidiman Magetan sub bagian program, desain dan perencanaan. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui beberapa data tentang rumah sakit, dan kondisi terkini IGD RSUD Dr.
Sayidiman Magetan.
Berikut ini daftar pertanyaan yang diajukan kepada karyawan IGD RSUD Dr.
Sayidiman Magetan :
1. Apakah konsep dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr.Sayidiman Magetan?
2. Apakah suasana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman Magetan sudah
nyaman?
3. Apakah Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman Magetan sudah menerapkan
system triage?
4. Apakah Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr.Sayidiman Magetan memiliki fasilitas yang
lengkap?
5. Bagaimana Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman Magetan memberikan
pengaruh lebih dari segi estetika?
6. Apakah zoning di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman Magetan sudah sesuai
dengan kebutuhan yang ada?
7. Apakah zona bagi karyawan, pasien, dan pengunjung sudah sesuai?
8 . Bagaimana pendapat anda mengenai prosedur yang terdapat di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Dr. Sayidiman Magetan?
3.2.3 Kuisioner
Kuisioner diberikan kepada pasien, pengantar pasien dan pengunjung IGD RSUD
Dr. Sayidiman Magetan melalui kuisioner secara langsung. Total sasaran responden
minimal 5 pengunjung. Kuisioner diberikan untuk mengetahui kondisi IGD RSUD Dr.
54
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Sayidiman Magetan menurut masyarakat luas yang datang ke IGD sebagai pasien,
pengantar pasien ataupun pengunjung lainnya.
Berikut ini daftar pertanyaan yang diajukan kepada pasien, pengantar pasien dan
pengunjung IGD RSUD Dr. Sayidiman Magetan :
1. Apakah anda pernah memasuki bangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman
Magetan?
2. Bagaimana konsep dari desain interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman
Magetan menurut anda?
3. Apakah Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman Magetan sudah menerapkan
system triage?
4. Bagaimana fasilitas di dalam Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman Magetan?
5. Apakah menurut anda alur dari pintu masuk ke tempat IGD sudah jelas?
6. Bagaimana sirkulasi di dalam Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman Magetan?
Apakah sudah nyaman dan memiliki sirkulasi yang jelas?
7. Secara umum IGD membutuhkan pelayanan yang cepat. Apakah Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Dr. Saydiman Magetan sudah melakukan hal tersebut?
8. Bagaimana kesan anda mengenai Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Sayidiman
Magetan?
9. Bagaimana kejelasan alur dan petunjuk pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr.
Sayidiman Magetan?
55
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
pengguna. Hasil penelitian yang diperoleh tidak bersifat statistik dan akan dianalisa dengan
kalimat-kalimat penjelasan. Data yang akan dianalisa adalah sebagai berikut.
1. Analisa pengguna dan aktifitas
2. Analisa ruang, fasilitas, dan hubungan antar ruang
3. Analisa observasi
4. Analisa wawancara
5. Analisa kuisioner
Instalasi Gawat
Darurat dengan
Konsep Modern
Mengeksplor
tentang fungsi IGD
Pengumpulan Data
dan aplikasi desain Gagasan Desain
dan Analisa Data
Modern
Peninjauan ulang
terhadap
Desain Akhir kesesuaian konsep
desain dan
permasalahan
56
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
4 BAB IV
ANALISA DAN KONSEP DESAIN
Jumlah anggota
Perawat : non PNS 17 orang
BLUD 5 orang
Transporter : PNS 6 orang
BLUD 1 orang
Petugas Administrasi dan Pendaftaran 10 orang
Kepala (Dr. Anestesi) 1 orang
Dokter Jaga 14 orang
57
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
58
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
59
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
60
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Setelah menganalisa hubungan antar ruang, maka diketahui ruang-ruang yang harus
berhubungan, sebaiknya berhubungan, dan tidak berhubungan. Hubungan antar ruang
tersebut kemudian diposisikan dalam bubble diagram berikut ini.
61
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Dari bubble diagram diatas dapat dijelaskan bahwa pasien datang turun di dropzone,
lalu kemudian ke triase primer akan diterima oleh petugas triase (perawat dan keamanan).
Kemudian dari triase primer dipilah kegawatannya.
- Jika pasien gawat darurat, langsung dibawa ke red zone/ zona resusitasi, tanpa lewat
yellow zone.
- Jika pasien pada prioritas kedua akan dimasukkan ke triase sekunder. Di triase
sekunder pasien akan dipilah dan dilihat kegawatannya. Jika ternyata gawat dan
darurat akan dimasukkan ke zona merah. Jika tidak, akan dimasukkan ke zona yang
sesuai dengan kondisi pasien, yaitu ke zona hijau atau kuning.
- Jika pasien mengalami sesak napas, pasien dari triase primer akan dimasukkan ke
asma bay atau zona azma.
- Jika pasien tidak gawat dan tidak garurat dianggap sebagai pasien poliklinik di
ruang hijau atau green zone.
62
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Untuk interior IGD belum terlihat secara jelas. Karena IGD ini merupakan
bangunan baru yang sedang proses dalam pengerjaannya. Material dinding sudah
terpasang dengan menggunakan keramik sebagai bagian bawahnya sedangkan
material lantai belum terpasang. Belum terdapat furniture dan elemen estetis di
bagian dalam IGD.
Dari Gambar diatas terlihat belum adanya konsep desain yang jelas. Warna
yang digunakan juga belum menunjukkan adanya konsep desain. Untuk ruangan
yang lain juga terdapat material dan warna seperti gambar 4.4
63
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Gambar 4. 5 : foto interior IGD RSUD Dr. Sayidiman Magetan yang lama
Sumber : Dokumentasi Penulis (2016)
Dari gambar 4.5 merupakan bangunan IGD RSUD Dr. Sayidiman yang lama. Foto
bangunan tampak depan. IGD yang lama memiliki luasan bangunan yang tidak cukup luas.
Untuk foto yang sebelah kiri merupakan area ruang tindakan di IGD RSUD Dr. Sayidiman
Magetan. Pada IGD yang lama, belum terdapat pengklasifikasian ruangan. Klasifikasi
rungan menurut kegawatan yang di alami pasien akan diterapkan pada IGD yang baru.
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa belum adanya konsep desain yang pasti
dari IGD RSUD Dr. Sayidiman Magetan. Konsep masih mengacu terhadap IGD RSU
Tulungagung. Untuk kenyamanan bagi petugas dan pasien dikembalikan lagi bagi setiap
individu yang datang ke IGD. Namun bagi salah satu pegawai IGD, kenyamanan di IGD
masih kurang nyaman.
Sirkulasi dan zoning yang ada di IGD belum benar secara keseluruhan. Sirkulasi
dibagian karyawan dan petugas sudah cukup teratur. Namun untuk sirkulasi dan zoning
bagi pasien dan pengunjung masih terdapat kendala. Salah satunya adalah dari bagian
depan dropzone ke arah ruang rawat inap masih berbelit belit dan membutuhkan waktu
yang lama.
Suasana di dalam IGD kebanyakan sama, yaitu terdapat suasana yang negatif. Begitu
pula yang dirasakan oleh para petugas di IGD RSUD Dr. Sayidiman Magetan. Masih
terdapat suasana yang negatif dan kurang nyaman di dalam ruangan IGD. Mungkin
dikarenakan bangunan IGD yang merupakan bangunan lama dan belum terdapat konsep
desain. Belum adanya konsep triage dalam IGD Dr. Sayidiman Magetan. Karena belum
ada konsepan dari awal.
65
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
66
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
4.6.2 Triage
Triase/Triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi
korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk
dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan.
67
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau
transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya penderita gagal nafas,
henti jantung, Luka bakar berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat.
3. Prioritas kedua (kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat
dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. misalnya
cedera abdomen tanpa shok, luka bakar ringan, fraktur atau patah tulang tanpa shok
dan jenis-jenis penyakit lain.
4. Prioritas Ketiga (Hijau)
Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan
pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan kecacatan.
Nah mungkin anda masuk dalam kategori yang ini, jadi Jangan marah-marah dan
jangan heran kenapa anda tidak langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD
sementara mereka harus menolong pasien lain yang lebih parah.
68
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Gambar 4. 8 : Penggunaan plafon Cross Tee Main Tee pada interior modern
(Sumber : dokumentasi pribadi, 2017)
Ruangan dalam konsep ini sebagian menggunakan plafon yang minimalis. Namun tetap
mempertahankan permainan bidang geometris pada ceiling untuk memunculkan nuansa
modern namun tidak berlebihan.
69
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Permukaan dinding harus kuat, rata, dan menggunakan cat yang tidak luntur dengan
warna yang soft. Untuk dinding di ruang dokter atau ruang perawat dapat menggunakan
wallpaper, namun harus mudah dibersihkan. Karena di ruang dokter atau perawat adalah
ruang yang jauh dari jangkauan pasien yang mengalami kejadian gawat, yang beresiko
terkena noda atau cairan cairan seperti darah.
70
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Sedangkan untuk area seperti kamar mandi, yang harus mudah dibersihkan, tidak
licin menggunakan keramik doff. Keramik doff warna putih dipilih karena sesuai dengan
persyaratan tersebut, agar tidak licin.
72
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Contoh
pengaplikasiannya
73
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Pintu masuk dari area drop off ke ruang gawat darurat disarankan menggunakan
pintu swing dengan membuka ke arah dalam dan alat penutup pintu otomatis (;automatic
door closer).
4.6.9 Keamanan
74
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Dari studi ergonomi diatas dijelaskan mengenai ukuran dan ergonomi tentang jarak
perawat atau dokter ketika berada di meja kerja. Ukuran yang dipakai dari meja perawat ke
storage sekitar 92 cm. Sedangkan ukuran lebar meja perawat yaitu 45 cm dengan ukuran
tinggi 100 cm.
75
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Untuk ukuran ergonomi branker pasien yaitu sekitar 200-220 cm. Dengan lebar
yang memiliki ukuran 90-100 cm. Jarak dari branker ke kanan dan ke kiri yaitu 70-100
cm. Dari jarak tersebut, tentunya penjaga pasien dapat leluasa duduk di samping branker.
Selain itu di samping branker juga terdapat storage atau desk kecil untuk peralatan-
peralatan medis yang dibutuhkan untuk pasien.
Terdapat pula kursi roda yang selalu diletakkan di ruangan ruangan di IGD. Jarak
yang terdapat di ergonomi yaitu 137 cm dan 355 cm. Jarak tersebut terletak di setiap
ruangan yang memiliki branker. Jadi kursi roda dapat melaju dan berputar dengan jarak
tersebut, seperti yang ditetapkan di ergonomi diatas.
76
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
5 BAB V
PROSES DAN HASIL DESAIN
77
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
78
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
79
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Pada alternatif 2 terdapat lobby dengan ukuran yang sewajarnya, tidak terlalu besar
dan terlalu kecil. Tidak ada ruang rawat inap di alternatif layout 2 ini, karena pada IGD
biasanya tidak terdapat ruang rawat inap. Apabila pasien sudah saatnya dibawa ke rawat
inap, petugas yang bertugas langsung merujuk ke ruang rawat inap rumah sakit. Alternatif
layout 2 ini dipilih karena alur dan sirkulasinya yang sudah sesuai. Alur dari pasien datang
sampai menerima pelayanan sudah baik.
80
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Pada alternatif 3 terlalu luas area tengah, area p1, p2 dan p3. Masih terdapat area
yang tidak digunakan dengan maksimal. Dan apabila layout ini dipilih, alur yang terjadi
malah menjadi kacau dan keos di area tengah. Karena tidak adanya batasan atau sekat
antara p1, p2 dan p3. Namun layout 3 ini sangat memudahkan para pasien yang datang
secara bersamaan dalam jumlah banyak.
81
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Dari ketiga layout diatas terpilih satu layout yaitu layout yang kedua. Karena alur
dan zooning sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Dan untuk alternatif satu dan tiga
masih belum sesuai karena terdapat ruangan yang tidak seharusnya diperlukan di instalasi
gawat darutat.
Berikut merupakan denah ruang terpilih satu. Yaitu ruang kebidanan ibu dan anak
(kanan) dan ruang istirahat bagi perawat (kiri). Ruang terpilih satu ini terletak di bagian
belakang. Bukan di bagian depan bangunan. Terdapat tiga branker untuk melayani pasien
yang datang dan terdapat sofa double di ruang perawat.
82
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
membuat desain yang mengacu pada Peraturaan Departemen Kesehatan RI yang akan
membuat ruang terpilih satu lebih sesuai dengan ketentuan.
83
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Untuk ruang terpilih 1 karena berada di area tengah, furniture yang diambil untuk
di detail adalah ranjang pasien IGD. Kemudian untuk rencana lampu yaitu lampu yang
digunakan di area tersebut yaitu lampu fluorescent.
84
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Pada ruang terpilih dua merupakan area tunggu atau area lobby. Berada di
bagian depan bangunan. Memiliki beberapa area yaitu area tunggu bagi pengunjung, area
informasi, area pengamanan dan area dropzone.
Di area inilah kegiatan yang berlangsung di IGD sangat penting. Karena letak nya
yang berada di depan bangunan, otomatis semua pekerjaan yang harus dikerjakan di area
ini harus cepat dan tepat. Alur yang terjadi di ruang terpilih dua ini yaitu dimulai dari
pasien datang, lalu kemudian terdapat area informasi dan area untuk mendaftarkan pasien.
Apabila pasien sudah mengalami keadaan yang gawat, petugas IGD bertugas
membawakan branker dan kemudian pasien akan dibawa ke P1melalui pintu sebelah kiri.
Namun apabila pasien mengalami kejadian yang tidak terlalu gawat, akan dibawa ke
ruang Triage untuk melalukan pengecekan, atau pemeriksaan secara sementara.
Di bagian depan juga terdapat area tunggu pengantar atau keluarga pasien.
Berada di sebalah kanan setalah pintu masuk IGD. Terdapat beberapa kursi dan terdapat
sebuat televisi yang diperuntukkan untuk para pengguna area tunggu. Terdapat juga toilet
untuk pengunjung IGD, yang berada di luar. Jadi para pengunjung apabila ingin ke toilet
tidak perlu memasuki ruangan IGD.
85
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Setelah membuat gambar kerja dan memfixkan area ruang terpilih dua,
kemudian penulis mengembangkan desainnya melalui gambar 3dimensi.
Pengaplikasiannya berupa gambar tiga dimensi dengan beberapa view. Material dan
seluruh komponen desain harus sesuai dengan konsep desain yang dibuat di awal dan
sesuai dengan permasalahan. Karena desain yang dibuat akan menjawab masalah yang
ada di eksisting atau denah sebelumnya. Berikut hasil dari pengaplikasian desain ke
gambar 3dimensi.
86
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Dari hasil gambar 3D diatas terlihat bahwa material lantai yang digunakan yaitu
lantai keramik platinum, Fredo, Cream KW- A. Ukuran 60 x 60 cm. Material dinding
menggunakan cat tembok anti bakteri dengan warna Cream. Dari lantai ke ketinggian 150
cm menggunakan material keramik berwarna putih, ini berfungsi apabila terkena noda
atau darah agar mudah terlihat dan mudah dibersihkan.
87
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Ruang terpilih tiga terdapat dua area yaitu area triage dan area P2. Area triage
merupakan ruangan untuk memilih akan dibawa kemana pasien. Apakah ke ruang P1 P2
atau P3. Ruang P1 merupakan ruang untuk pasien yang memiliki kegawatan yang gawat.
P2 untuk kegawatan yang sedang, kemudian ruang P3 untuk kegawatan yang ringan.
Pada ruang terpilih tiga ini memiliki alur yang berasal dari area terpilih 2, yaitu area
lobby atau area pendaftaran. Setelah dari area depan kemudian pasien memasuki ruang
triage. Namun ruang triage diperuntukkan untuk pasien yang memiliki keadaan yang tidak
terlalu gawat. Apabila pasien mengalami kegawatan yang sangat gawat, akan di bawa ke
ruang P1 langsung. Di ruang Triage pasien akan di cek secara sementara, yaitu seperti
pengecekan tensi, dan tekanan darah. Kemudian dari ruang Triage pasien akan di bawa ke
tiga pilihan ruangan. Ruang P1, ruang P2 dan ruang P3.
Pada denah diatas merupakan ruang P2 yang berfungsi untuk menangani pasien yang
memiliki penyakit atau keadaan yang sedang. Yaitu tidak berat dan tidak ringan. Apabila
pasien yang datang dengan keadaan yang sangat ringan, dapat di bawa di ruangan P3.
Karena area P1, P2 dan P3 merupakan difungsikan untuk mempermudah kinerja di IGD.
88
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Dari gambar diatas terdapat beberapa furniture yang ada, yaitu terdapat branker
yang non permanent. Branker dapat dipindahkan sesuai kebutuhan pasien. Kemudian
terdapat meja dan kursi untuk dokter jaga. Dan terdapat peralatan peralatan medis yang
berupa kursi roda, tiang infus, timbangan, alat tensi, dan obat obatan di rak dan di dalam
almari.
Ruang Triage tersebut menggunakan material lantai vynil, LG Delight warna biru
dengan ketebalan 2mm. Sedangkan untuk area jaga dokter, material lantai menggunakan
Durable Neo Vinyl Flooring, warna abu-abu : DU-99905
89
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
5.9.2 Ruang P2
Pada ruang terpilih tiga pada ruang P2 terdapat beberapa branker. Karena
kebutuhan pasien yang tidak mungkin hanya satu jadi di sediakan beberapa branker.
Branker tersebut bersifat non permanent agar mudah dipindahkan. Apabila pasien di ruang
P2 mengalami kejadian dan harus dipindahkan di ruang P1, petugas IGD hanya tinggal
mendorong branker ke ruang P1. Begitupula di ruang ruang yang lain di IGD, sistem
berjalannya branker seperti yang dijelaskan diatas.
90
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
Ruang P2 merupakan ruang tindakan untuk pasien yang mengalami kejadian yang
tidak gawat dan tidak ringan penyakitnya. Terdapat beberapa branker, dan terdapat meja
dan kursi untuk dokter jaga. Terdapat pula tempat untuk perawat yang bertugas di area
tersebut. Pada setiap branker terdapat peralatan medis yang diletakkan di atas ranjang
branker. Material lantainya menggunakan lantai vinyl dengan merk Durable Neo Vinyl
Flooring, berwarna kuning : DU 99902-01. Plafon pada ruangan ini menggunakan Plafon
Cross Tee Main Tee, dengan boardnya yang di desain menggunakan warna yang berbeda.
91
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
Pada IGD juga terdapat Ruang P1 dan P3. Material dan furniturenya hampir sama
dengan Ruang P2. Namun untuk ruang P1 lebih lengkap peralatan medisnya. Berikut
merupakan gambar 3dimensi dari ruang P1 dan P2 di IGD RSUD. Dr. Sayidiman Magetan.
92
LAPORAN TUGAS AKHIR (RI 141314)
Galuh Rizki Fakniawanti, NRP 3813100042
6 BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari pembahasan Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr.
Sayidiman Magetan dengan konsep Modern dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus memenuhi Peraturan Departemen Kesehatan
RI dari berbagai aspek.
2. Sirkulasi di dalam Instalasi Gawat Darurat (IGD) sangat penting karena sirkulasi
dapat mempengaruhi semua kinerja yang ada di dalam Instalasi Gawat Darurat
(IGD).
3. Penerapan one way sistem dan Triage untuk mempermudah pekerjaan tim medis.
Dan penerapan signage pada IGD harus diperjelas.
4. Pembagian ruang didalam IGD harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhan dan
fungsi masing masing. Penempatannya juga harus berdekatan dengan ruangan yang
memiliki hubungan dengan ruang tersebut.
5. Material yang digunakan harus sesuai dengan Peraturan Departemen Kesehatan RI,
yaitu material lantai menggunakan vinyl yang bebas dari debu dan mudah
dibersihkan. Untuk material dinding menggunakan material yang mudah
dibersihkan juga, yaitu menggunakan keramik. Dapat menggunakan lapisan cat
dinding namun harus yang mudah dibersihkan dan penempatannya tepat.
6. Material plafon menggunakan Cross Tee Main Tee dengan boardnya dapat di
mainkan dengan berbagai warna, agar lebih menarik.
7. Penerapan konsep modern difungsikan untuk membuat para penggunanya merasa
nyaman dan dapat mempengaruhi kinerja menjadi lebih baik.
85
Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Sayidiman
Magetan dengan Konsep Modern
6.2 Saran
86
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kaplan, Robert M, Sallis Jr., James M., and Patterson, Thomas L. 1993. Health And
Human Behavior. New York : Mc. Graw Hill Inc.
[2] Untung, Satrio. 2002. New Way of Designing Hospital. Inias Seminar Series. ICC
[3] Utomo, Eddy W. 1999. Karekteristik dan Fenomena Desain Interior Rumah
Sakit Modern. Makalah Seminar.
[4] C.S.Hutasoit. Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Magnascript
Publishing, Cetakan Pertama, Maret, 2011.
[5] Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2009 tentang kesehatan, No.29
tahun 2004 tentang praktik kedokteran
[6] Fandy Tjiptono. Service Managemen Mewujudkan Layanan Prima Edisi 2,
Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008.
[7] Keputusan Menteri Kesehatan No. 856/ Menkes/ SK/IX/2009 tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
[8] Aditama, Tjandra Yoga. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UI-
Press
[9] Azwar. Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : PT Bina Rupa
Aksara
[10] Jacob T. (1993). Manusia, Ilmu dan Teknologi. Yogyakarta; Tiara Wacana
[11] Mark Karlen, James Benya (2007). Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Jakarta;
Erlangga
[12] Nugroho Eko (2008). Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta; ANDI Yogyakarta
[13] Age of The Master : A Personal View of Modern Architecture, 1978
[14] IH Marsya, AW Anggraita. 2016. Studi Pengaruh Warna pada Interior Terhadap
Psikologis Penggunanya, Studi Kasus pada Unit Transfusi Darah Kota X. Jurnal.
Surabaya
[15] http://www.djemari.org/2010/11/pelayanan-gawat-darurat-emergency-care.html
(diakses tgl 27maret2016)
[16] http://kepmenkes-856-standard-igd/ (Akses:21/10/2016)
[17] http://antropometriindonesia.org/index.php/detail/sub/2/7/0/pengantar_antropomet
ri (Akses 7/12/2016)
[18] http://www.djemari.org/2010/11/pelayanan-gawat-darurat-emergency-care.html
(diakses tgl 27maret2016)
[19] Wardhana, Mahendra (2015). Spatial Analysis in Human Behavior in The
Environment to Predict Its Movement and Comfort. ISICO. ITS. 2015
[20] Oxford Advance Learner Dictionary of Current English
[21] Appleyard, Donald. Livable Streets.London: University of California Press, Ltd.
1981, hlm. 16.
[22] Follis, John. Architectural Signing and Graphics. London: The Architectural Press
Ltd., 1979, hlm. 13.
[23] Indrojarwo, Baroto Tavip. Design Study Of Standardization Of Street Name
Signage For City Of Indoensia. Surabaya: Jurusan Desain Produk Industri, FTSP
ITS. 2010, hlm. 3-4.
[24] Kusrianto, Adi. Pengantar Tipografi. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2010, hlm
23.
LAMPIRAN
RAB No. Item Pekerjaan Vol. Sat. Harga Sat. Jumlah
A Pekerjaan Lantai
B Pekerjaan Dinding
C Pekerjaan Plafon
E Pekerjaan Kelistrikan
F Pekerjaan Lain-lain
G Pengerjaan Furnitur
Total Rp155.648.362,66
Keseluruhan
`` `
HSPK No. Uraian Kegiatan Koef. Sat. Harga Sat. Jumlah
1 Pemasangan vinyl
Mandor 0,035 O.H Rp158.000,00 Rp5.530,00
Kepala tukang kayu 0,035 O.H Rp148.000,00 Rp5.180,00
Tukang kayu 0,35 O.H Rp121.000,00 Rp42.350,00
Pembantu tukang 0,7 O.H Rp110.000,00 Rp77.000,00
Lem kayu 0,6 Kg Rp87.900,00 Rp52.740,00
Vinyl 1,05 m2 Rp210.000,00 Rp220.500,00
Sub total Rp403.300,00
2 Pemasangan
dinding keramik
Mandor 0,035 O.H Rp158.000,00 Rp5.530,00
Kepala tukang 0,035 O.H Rp148.000,00 Rp5.180,00
Tukang batu 0,35 O.H Rp121.000,00 Rp42.350,00
Pembantu tukang 0,7 O.H Rp110.000,00 Rp77.000,00
Semen PC 50Kg 0,196 Zak Rp69.100,00 Rp13.543,60
Semen berwarna 1,3 Kg Rp12.500,00 Rp16.250,00
Yiyitan
Pasir pasang 0,045 m3 Rp224.100,00 Rp10.129,50
Keramik putih uk. 1,0608 m2 Rp82.700,00 Rp87.728,00
60x60cm
Sub total Rp257.711,26
3 Plamir tembok
Mandor 0,001 O.H Rp158.000,00 Rp158,00
Kepala tukang cat 0,003 O.H Rp148.000,00 Rp144,00
Tukang cat 0,03 O.H Rp121.000,00 Rp3.630,00
Pembantu tukang 0,02 O.H Rp110.000,00 Rp2.200,00
Plamir tembok 0,1 Kg Rp60.500,00 Rp6.050,00
Kertas gosok halus 0,5 Lembar Rp16.800,00 Rp8.400,00
Sub total Rp20.882,00
4 Pengecatan dinding
dalam
Mandor 0,025 O.H Rp158.000,00 Rp395,00
Kepala tukang cat 0,063 O.H Rp148.000,00 Rp932,40
Tukang cat 0,063 O.H Rp121.000,00 Rp7.623,00
Pembantu tukang 0,025 O.H Rp110.000,00 Rp2.750,00
Cat tembok dalam 0,1 Kaleng Rp145.500,00 Rp14.550,00
2.5kg
Dempul tembok 0,1 Kg Rp34.500,00 Rp3.450,00
Kertas gosok halus 0,1 Lembar Rp16.800,00 Rp1.670,00
Sub total Rp31.370,00
6 Pemasangan rangka
plafon kayu meranti
Mandor 0,075 O.H Rp158.000,00 Rp11.850,00
Kepala tukang cat 0,025 O.H Rp148.000,00 Rp3.700,00
Tukang 0,25 O.H Rp121.000,00 Rp30.250,00
Pembantu tukang 0,15 O.H Rp110.000,00 Rp16.500,00
Kayu reng 0,1 Kg Rp15.700,00 Rp1.570,00
Kayu meranti usuk 0,012 m3 Rp4.188.000,00 Rp50.256,00
4/6
Sub total Rp114.126,00
7 Pemasangan plafon
pvc
Mandor 0,005 O.H Rp158.000,00 Rp790,00
Kepala tukang cat 0,005 O.H Rp148.000,00 Rp740,00
Tukang 0,05 O.H Rp121.000,00 Rp6.050,00
Pembantu tukang 0,1 O.H Rp110.000,00 Rp11.000,00
Paku triplek/ eternit 0,11 Kg Rp23.000,00 Rp2.530,00
Shunda PVC MF 0,364 Lembar Rp33.500,00 Rp12.194,00
20042
Sub total Rp33.304,00
8 Kusen Pintu Kayu
Meranti
Mandor 0,3 O.H Rp158.000,00 Rp47.400,00
Kepala tukang cat 1,8 O.H Rp148.000,00 Rp266.400,00
Tukang 0,25 O.H Rp121.000,00 Rp30.250,00
Pembantu tukang 0,15 O.H Rp110.000,00 Rp16.500,00
Lem kayu 1 Kg Rp87.900,00 Rp87.900,00
Paku klem no.4 / 1,25 Doz Rp19.800,00 Rp24.750,00
beton
Kayu meranti balok 1,2 m3 Rp4.188.000,00 Rp5.025.600,00
6/15
Sub total Rp5.498.800,00
9 Pengecatan kayu
Mandor 0,0025 O.H Rp158.000,00 Rp395,00
Kepala tukang cat 0,004 O.H Rp148.000,00 Rp592,00
Tukang cat 0,105 O.H Rp121.000,00 Rp12.705,00
Pembantu tukang 0,07 O.H Rp110.000,00 7.700,00
Cat kayu 0,2 Kg Rp53.900,00 Rp10.780,00
Cat meni kayu 0,15 Kg Rp94.200,00 Rp14.130,00
Clear gloss 0,3 Kg Rp65.900,00 Rp19.770,00
Plamir tembok 0,3 Kg Rp60.400,00 Rp18.120,00
Sub total Rp84.192,00
10 Pemasangan pintu
kayu kamper
Mandor 0,04 O.H Rp158.000,00 Rp6.320,00
Kepala tukang cat 0,2 O.H Rp148.000,00 Rp29.600,00
Tukang cat 2 O.H Rp121.000,00 Rp242.000,00
Pembantu tukang 0,8 O.H Rp110.000,00 88.000,00
Lem kayu 0,3 Kg Rp87.900,00 Rp26.370,00
Kayu kamper papan 0,024 m3 Rp9.423.000,00 Rp226.152,00
4/10
Sub total Rp618.442,00
11 Pemasangan kaca
tempered 12mm
Mandor 0,00075 O.H Rp158.000,00 Rp118,50
Kepala tukang 0,015 O.H Rp148.000,00 Rp2.220,00
Tukang 0,15 O.H Rp121.000,00 Rp18.150,00
Pembantu tukang 0,015 O.H Rp110.000,00 Rp1.650,00
Kaca tempered 1,1 m2 Rp460.000,00 Rp506.000,00
12mm
Sub total Rp528.138,50
12 Pemasangan titik
lampu
Kepala tukang 0,05 O.H Rp148.000,00 Rp7.400,00
Tukang 0,5 O.H Rp121.000,00 Rp60.500,00
Pembantu tukang 0,3 O.H Rp110.000,00 Rp33.000,00
Kabel NYM 10 m Rp19.500,00 Rp195.000,00
3x2,5mm
Isolator 4 unit Rp7.800,00 Rp31.200,00
Pipa pralon 5/8 02.05 batang Rp7.800,00 Rp19.500,00
T Doos pvc 1 buah Rp2.700,00 Rp2.700,00
Fiting plafon 1 buah Rp18.200,00 Rp18.200,00
Sub total Rp367.500,00
13 Pemasangan titik
stopkontak
Kepala tukang 0,05 O.H Rp148.000,00 Rp7.400,00
Tukang 0,2 O.H Rp121.000,00 Rp24.200,00
Pembantu tukang 0,001 O.H Rp110.000,00 Rp110,00
Kabel NYM 10 m Rp19.500,00 Rp195.000,00
3x2,5mm
Stopkontak 1 unit Rp24.300,00 Rp24.300,00
Pipa pralon 5/8 02.05 batang Rp7.800,00 Rp19.500,00
T Doos pvc 1 buah Rp2.700,00 Rp2.700,00
Sub total Rp273.210,00
14 Pemasangan saklar
ganda
Kepala tukang 0,05 O.H Rp148.000,00 Rp7.400,00
Tukang 0,2 O.H Rp121.000,00 Rp24.200,00
Pembantu tukang 0,001 O.H Rp110.000,00 Rp110,00
Saklar ganda simply 1 unit Rp47.500,00 Rp47.500,00
switch
Sub total Rp79.210,00
15 Pemasangan lampu
TL
Kepala tukang 0,05 O.H Rp148.000,00 Rp7.400,00
Tukang 0,5 O.H Rp121.000,00 Rp60.500,00
Pembantu tukang 0,3 O.H Rp110.000,00 Rp33.000,00
Lampu Philip TL 1 unit Rp44.000,00 Rp44.000,00
Ecofit
Sub total Rp144.900,00
16 Pemasangan lampu
downlight
Kepala tukang 0,05 O.H Rp148.000,00 Rp7.400,00
Tukang 0,5 O.H Rp121.000,00 Rp60.500,00
Pembantu tukang 0,3 O.H Rp110.000,00 Rp33.000,00
Lampu Downlight 4" 1 unit Rp29.000,00 Rp29.000,00
Eclat
Sub total Rp129.900,00
17 Pemasangan AC
Kepala tukang 0,05 O.H Rp148.000,00 Rp7.400,00
Tukang 0,5 O.H Rp121.000,00 Rp60.500,00
Pembantu tukang 0,3 O.H Rp110.000,00 Rp33.000,00
AC Daikin 1 1/2 PK 1 unit Rp4.450.000,00 Rp4.450.000,00
Split R410a
Sub total Rp4.550.900,00
18 Pengerjaan stainless
steel
Mandor 0,00294 O.H Rp158.000,00 Rp464,52
Tukang 0,0412 O.H Rp121.000,00 Rp4.985,20
Pembantu tukang 0,088314 O.H Rp110.000,00 Rp9.714,54
Las 1 m2 Rp550.000,00 Rp550.000,00
Stainless steel 0,4 1 m2 Rp280.700,00 Rp280.700,00
Sub total Rp845.864,26
Lampiran 1 : Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara
No. Pertanyaan
No. Pertanyaan
1. Untuk masalah konsep dari rumah sakit semuanya dari pihak rumah sakit,
namun untuk RAB dan gambar rumah sakit semuanya dari konsultan.
Konsepnya mengarah pada RS. Tulungagung karena IGD disana terbaik di
Indonesia. Dan RS Tulungagung mengarah pada RS di Singapore,
tentunya sudah berstandard internasional. Dengan adanya Green hospital
ini IGD RSU Dr. Sayidiman Magetan membuat Ruang terbuka hijau,
Pengolahan limbah, dan penyedia air bersih.
2. Untuk masalah kenyamanan semua dipasrahkan pada para pengguna saja.
3. Belum, namun untuk IGD yang baru mungkin akan diterapkan.
4. Fasilitas di IGD RSU Dr. Sayidiman Magetan sudah lengkap, dan sudah
memiliki standard masing masing pada setiap fasilitasnya.
5. Dari segi estetika IGD Magetan belum memiliki yang sangat bagus dan
jelas. Hanya terdapat beberapa saja dan belum menyeluruh.
6. Sudah ada alurnya sendiri. Saya rasa sudah cukup sesuai dengan
kebutuhan
7. Zoning sudah jelas menurut kebutuhan. Terdapat zoning untuk karyawan
yaitu ada di sebelah samping (selatan dan utara) IGD, sedangkan untuk
pasien di bagian depan. Setiap zona untuk pasien dibedakan menurut
warna yaitu zona red, green dan yellow.
8. Untuk prosedur sudah ada aturannya sendiri. Namun untuk IGD tidak
boleh menolak pasien. 3x24 jam harus siap. Lalu ada penambahan
administrasi untuk IGD yang baru ini, karena kebijakan yang berbeda dan
fasilitas yang lengkap juga.
LAMPIRAN 3
GAMBAR KERJA
7001
3001 4000
2442
KETERANGAN\
6059
2. RUANG\ ISTIRAHAT\ PERAW
2.
3618
E
NAMA\ FURNITURE UKURAN
A.\ BRANKER\ I 180\ x\ 80\ x\ 8 G
B.\ WASTAFE 50\ x\ 35\
C.\ STORAGE\ (LEMARI\ SIMP 100\ x\ 35\ x\ 11
D.\ STORAGE\ DI\ RUANG\ PER 140\ x\ 35\ x\ 11
E.\ MEJA\ TAMU\ DI\ RUANG\ PE 65\ x\ 45\ F C
F.\ SOFA\ RUANG\ PERA 130\ X\ 45\ B
G.\ KURSI\ KER 45\ x\ 40\ x\ 70 H
H.\ MEJA\ KERJA\ R.\ PER 70\ X\ 40\
DETAIL ISOMETRI
SKALA\ 1\ :
TAMPAK\ ATA
SKALA\ 1\ :\
SKALA\ 1\ :\ SKALA\ 1\ :\
TAMPAK\ DEPA
SKALA\ 1\ :\
ISOMETRI
TAMPAK\ ATA
SKALA\ 1\ :\
1500
1500
E H J
2007
2007
1000
1000
B
-\ 0.0
AREA\ \ DROPZO
3003
3003
D A
C 1
2200
2200
3. E
D
1.
6249
1850
2.
C
4050
B
A
2200
2700 5999 4499