Anda di halaman 1dari 61

Makalah Manajemen Praktik

“PERENCANAAN PRAKTIK DOKTER GIGI”

Modul 8
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program
Pendidikan Profesi Dokter Gigi RSGM Baiturrahmah Bagian
Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat-Pencegahan (IKGM-P)

Oleh:
ISTIGHFAROH IRAWAN, SKG (20-033)
HAYI ZUCI MEI LESTARI, SKG (20-042)

Pembimbing : drg. Ricky Amran, MARS

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan Makalah Manajemen Praktik

Guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada Modul Manajemen

Praktek & Kedokteran Gigi

Disetujui Oleh

DPJP IKGM Dosen Pembimbing

(Warni Wati, Amd. kep) (drg. Ricky Amran, MARS)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ”Perencanaan Praktik

Dokter Gigi” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

kepanitraan klinik modul Manajemen Praktik dan Kedokteran Gigi Komunitas.

Penulis sadar dalam penulisan laporan kasus ini bahwa semua proses yang

telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Satria Yandi, MDSc selaku dosen

pembimbing, bantuan dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak lainnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna

sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,

karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.Penulisan dalam

laporan kasus inisemoga Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita semua

dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

Padang, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Sampul Depan.................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Daftar Gambar................................................................................................
Daftar Tabel....................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................
1.1. Latar Belakang..........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3. Tujuan.......................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................


2.1. Praktik Dokter Gigi..................................................................................
2.2. Persiapan Mendirikan Praktik Dokter Gigi..............................................
2.3. Berkas-berkas Administrasi......................................................................
2.4. Fasilitas Praktik .......................................................................................
2.5. Analisis SWOT.........................................................................................
2.6. Pengolahan Limbah Praktik dokter gigi...................................................

BAB III. PEMBAHASAN..............................................................................


3.1. Analisis Situasional..................................................................................
3.1.1. Desain Praktek............................................................................... 14
3.1.2. Demografi...................................................................................... 20
3.2. Analisis SWOT Pembangunan Praktek ...................................................
3.3. Desain Praktek..........................................................................................
3.4. Perhitungan Pengembalian Modal Praktek...............................................
3.5. Standarisasi Minimal Desain Praktek Menghadapi COVID-19...............
3.6. Desain Klinik............................................................................................

BAB IV. PENUTUP........................................................................................


4.1. Kesimpulan...............................................................................................
4.2. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alur Pasien Di Masa New Normal .............................................. 28


Gambar 2. Rekomendasi APD Untuk Dokter Gigi/Perawat Gigi.................. 48
Gambar 3. Pintu Masuk Klinik dan Area parkiran........................................... 49
Gambar 4. Ruang Administrasi dan Rekam Medik.......................................... 49
Gambar 5. Ruang Tunggu Pasien..................................................................... 50
Gambar 6. Ruang Konsultasi Dokter................................................................ 50
Gambar 6. Ruang Tindakan.............................................................................. 51
Gambar 7. Desain Praktek Secara Keseluruhan............................................... 51
Gambar 8.Dokumentasi Seminar...................................................................... 57

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Analisis SWOT Pembangunan Praktek......................................... 26


Tabel 3.2 Logistik Umum.............................................................................. 29
Tabel 3.3 Logistik Medis............................................................................... 30
Tabel 3.4 List Harga Pelayanan..................................................................... 31
Tabel 3.5 Biayatetap( fixed cost)................................................................... 32
Tabel 3.6 Biaya semi variable (semi variablecost)........................................ 33
Tabel 3.7 Biaya variable (variable cost)........................................................ 33
Tabel 3.8 Biaya variable (variable cost) Scalling.......................................... 33
Tabel 3.9 Biaya variable (variable cost) penambalan gic.............................. 34
Tabel 3.10 Biaya variable (variable cost ) penambalan rk.............................. 34
Tabel 3.11 Biaya variable (variable cost) pencabutan gigi permanen............. 35
Tabel 3.12 Biaya variable (variable cost )pencabutan gigi desidui................. 35
Tabel 3.13 Biaya variable (variable cost )orthodonti...................................... 36
Tabel 3.14 Biaya variable (variable cost) pfm................................................ 37
Tabel 3.15 Biaya variable (variable cost) gtsl................................................. 37
Tabel 3.16 Biaya variable (variable cost) gtl................................................... 37

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peralatan dalam kedokteran gigi yang dijual di pasaran pada saat ini,

hampir semuanya telah memperhatikan aspek ergonomis ketika didesain oleh

pabrik pembuatnya, kelebihan ini akan berkurang nilainya apabila pada saat

penempatan peralatan tidak berdasarkan prinsip desain tata letak yang benar.

Makalah ini akan membahas desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi.

Konsep desain tata letak ruang merupakan suatu proses alokasi ruangan, penataan

ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan rasa nyaman

baik kepada operator yang bekerja maupun pasien yang menerima pelayanan

(Yandi dkk, 2015).

Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan

ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung

seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa

nyaman kepada operator yang bekerja serta pasien yang menerima pelayanan.

Desain tata letak memegang peranan penting dalam efektifitas dan efisiensi

operasi tempat praktek dokter gigi, oleh karena itu perlu direncanakan secara

matang sebelum tempat praktek dibangun dan tidak tertutup kemungkinan untuk

direvisi dikemudian hari bila dinilai sudah tidak baik lagi (Kosterman, 2012).

Pembuatan desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi didasarkan

pada konsep Four Handed Dentistry dan ergonomis. Konsep Four Handed

1
2

Dentistry dikenal Clock Concept yang membagi zona kerja menjadi Static Zone,

Assisten’s Zone, Transfer Zone, dan Operator’s Zone. Zona- zona ini menjadi

pedoman dalam penempatan alat kedokteran gigi. Peletakan alat kedokteran gigi

juga harus memenuhi prinsip ergonomis sehingga timbul keserasian atau

keseimbangan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas

maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik

maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik

(Marizka & Pramono, 2012).

Efektifitas dan efisiensi desain tata letak dihitung dari jumlah jarak

pergerakan yang terjadi dengan asumsi setiap pergerakan yang terjadi

menimbulkan biaya.Menimimalisasi pergerakan adalah tujuan dari desain tata

letak.Dokter gigi harus mempunyai rencana untuk memajukan prakteknya,

kemudian pikirkan strategi manajemen perencanaan praktek, perencanaan

keuangan, perencanaan disain tempat praktek serta strategi untuk memperoleh

kunjungan pasien. maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan

menjadi lebih baik (Marizka & Pramono, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

1.) Bagaiamana definisi dan macam-macam dari suatu praktik kedokteran

gigi?

2.) Bagaimana persyaratan dalam pembuatan suatu praktik menurut undang-

undang ?

3.) Bagaimana perancanaan praktik dokter gigi ?

4.) Bagaimana cara memperoleh perizinan suatu praktik dokter gigi ?


3

5.) Bagaimana perhitungan cost (fixed cost, variblel cost, semi variable cost

dan total cost) ?

1.3 Tujuan

1.) Mengetahui dan menjelaskan definisi dan macam-macam dari suatu

praktik kedokteran gigi

2.) Mengetahui dan menjelaskan persyaratan dalam pembuatan suatu praktik

menurut undang-undang

3.) Mengetahui dan menjelaskan perancanaan praktik dokter gigi.

4.) Mengetahui dan menjelaskan bagaiman sistem perizinan suatu praktik

5.) Mengetahui dan menjelaskan bagaiamana perhitungan cost (fixed cost,

variable cost, semi variable cost dan total cost)


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Praktik Dokter Gigi

Praktik dokter disebut sebagai sarana pelayanan kesehatan. Sarana

pelayanan kesehatan tersebut diantaranya(Ali dkk, 2015)

a) Praktik perorangan/praktik mandiri

Praktik perorangan/praktik mandiri adalah praktik swasta yang

dilakukan oleh dokter, baik umum maupun spesialis.Dokter mempunyai

tempat praktik yang diurusnya sendiri dan biasanya memiliki jam praktik,

adakalanya dokter dibantu oleh tenaga administrasi yang mengatur pasien,

kadang juga dibantu oleh perawat, ada juga yang benar-benar sendiri dalam

memberikan pelayanan, sehingga dokter tersebut menangani sendiri semua

prosedur pelayanan kesehatanyang diberikannya.

b) Klinik bersama

Klinik bersama adalah tempat dokter umum dan dokter spesialis

melakukan praktik berkelompok dan biasanya dokter di klinik bersama terdiri

dari berbagai dokter yang memiliki keahlian berbeda (spesialisasi).

c) Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah tempat pelayanan

kesehatan yang disediakan oleh pemerintah bagi masyarakat. Dokter yang

ditempatkan adalah pegawai negeri sipil atau pegawai tidak tetap Departemen

Kesehatan atau Pemerintah Daerah setempat.

4
5

d) Balai kesehatan masyarakat (Balkesmas)

Balai kesehatan masyarakat (Balkesmas) adalah tempat pelayanan

kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta. Dokter yang bertugas di

balkesmas sama halnya dengan puskesmas.

e) Rumah sakit

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, “Rumah

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah

sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. Jenis

pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit

Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK).

2.2 Persiapan Mendirikan Praktik Dokter Gigi

Pembuatan praktek dokter gigi membutuhkan beberapa persyaratan

diantaran sebagai berikut :

A) Pembuatan surat izin

Pembuatan surat izin berdasarkan ketentuan dalam Permenkes

No.028/MENKES/PER/I/2011 tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik

kedokteran, maka:

a.) Dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran wajib memiliki SIP

b.) Dokter gigi dan dokter gigi spesialis maksimum boleh melakukan praktik

di tiga lokasi pelayanan kesehatan

c.) SIP dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


6

d.) Dokter gigi yang bersangkutan untuk memperoleh SIP harus mengajukan

permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat praktik

kedokteran gigi dilaksanakan dengan melampirkan :

1) Fotokopi STR Dokter Gigi yang diterbitkan dan dilegalisir asli KKI

yang masih berlaku

2) Surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan dari

sarana pelayanankesehatan sebagai tempat praktiknya

3) Surat Rekomendasi dari organisasi profesi tempat praktik

4) Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak tiga lembar dan 2 X 3

sebanyak dua lembar

e.) SIP berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan dan untuk

memperbaharuinya, diperlukan surat rekomendasi dari Organisasi Profesi.

f.) SIP harus diperpanjang, di periksa dan nomor SIP harus dicantumkan pada

kertas resep dan papan nama

g.) Dokter Gigi yang melakukan pelayanan kesehatan tanpa memiliki SIP,

dipidana sesuai tetentuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang

Praktik Kedokteran.

Surat izin terdiri dari surat izin praktik, surat izin mendirikan bangunan, surat

izin limbah. Surat izin ini dibuat melalui tahap yaitu: mulai dari ACC para

tetangga, RT, RW, kelurahan, kecamatan kemudian ke balai kota,selain itu

juga harus melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota dan melampirkan surat

keterangan dari Puskesmas setempat yang telah melakukan terhadap air,

aliran/ penampungan limbah.


7

B) Persiapan untuk papan nama

Papan Nama Praktikdalam Pasal 3 Ayat 7 (Permenkes,2011) :

1.) Papan nama praktik perorangan termasuk neonbox berukuran 40 X 60

cm, maksimal 60 X 90 cm. Tulisan memuat nama, dan atau sebutan

professional yang sah sesuai dengan SIP , hari dan jam praktik, Nomor

Surat Ijin Praktik, Alamat Praktik dan nomor telepon praktik (bila ada)

2.) Dokter gigi yang praktik berkelompok papan nama praktiknya

ukurannya tidak boleh melebihi 250 x 100 cm. Tulisannya memuat

nama praktik dokter gigi/ spesialis berkelompok (misalnya Ibnu Sina) ,

hari dan jam praktik, alamat, nomor telepon, Surat Ijin

Penyelenggaraan dan Jenis pelayanan

3.) Selain tulisan tersebut di 7.1 dan 7.2 tidak dibenarkan menambahkan

tulisan lain atau gambar, kecuali yang dibuat oleh PDGI.Dalam hal

tertentu, dapat dipasang tanda panah untuk menunjukkan arah tempat

praktik, sebanyak-banyaknya dua papan nama praktik.

4.) Papan nama dasar putih, tulisan hitam dan apabila diperlukan, papan

nama tersebut boleh diberi penerangan yang tidak bersifat iklan

5.) Papan nama praktek bila dianggap perlu bisa disertai bahasa Inggris.
8

2.3 Berkas-berkas Administrasi

A) Rekam Medis

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam

tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala

pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan

baik yang dirawat inap, rawat jalan maupunyang mendapatkan pelayanan

gawat darurat (Nugraheni, 2015).

Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter

dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik

kedokteran, setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien,

dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau

menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah dilakukannya.

(Nugraheni, 2015).

B) SIM (Sistem Informasi Manajemen)

Sistem informasi manajemen (SIM) adalah bagian dari pengendalian

internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi,

dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis

seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi

manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan

untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas

operasional organisasi (Lipursari, 2013).

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah program aplikasi yang

dirancang untuk meningkatkan kinerja para : ( Triaji dkk, 2017).


9

1) Dokter dan Asisten Dokter

2) Staff Administrasi dan Personalia

3) Apoteker

4) Logistik

Manajemenini akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka

menjalankan operasional kerja sehari-hari

2.4 Fasilitas Praktik

Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada

pedoman praktik Dokter dan Dokter Gigi tahun 2011 Nomor

1295/Menkes/Per /XII/2007 pasal 1 Klinik Kedokteran Gigi merupakan

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kedokteran

gigi yang dilaksanakan oleh lebih dari satu orang dokter gigi, dengan

persyaratan sebagai berikut:

a) Syaratnya adalah dipimpin oleh seorang dokter gigi /dokter gigi spesialis yang

mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik sebagai penanggung

jawab pelayanan.

b) Masing-masing dokter gigi /dokter gigi spesialis mempunyai Surat Tanda

Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

c) Bangunan/ruangan sebagai berikut:

1) Bangunan fisik yang permanen dan tidak bergabung dengan tempat

tinggal.
10

2) Ruang pendaftaran /ruang tunggu, ruang konsultasi kedokteran gigi

minimal 3x4 m2 dengan fasilitas tempat cuci tangan dengan air yang

mengalir, ruang administrasi, ruang emergency, kamar mandi/WC dan

ruang lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan;

3) Hygiene dan sanitasi

4) Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik dilengkapi dengan

mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan) dan penerangan yang cukup.

5) Sarana pembuangan limbah dan limbah harus dikelola sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

d) Peraturan Internal, Standar Prosedur Operasional dan Peraturan Disiplin yang

tidak bertentangan dengan Standar Kompetensi, Standar Profesi dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

e) Izin fasilitas pelayanan kesehatan, izin penyelenggaraan dan izin peralatan

kedokteran sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan yang

berlaku

f) Papan nama fasilitas pelayanan kesehatan dan daftar nama dokter yang

berpraktik di klinik tersebut.

2.5 Analisis SWOT

1) Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah salah satu metode pemecahan masalah

bertujuan untuk menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi

perusahaan dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT

adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses


11

(kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats

(hambatan untuk mencapai tujuan). Teknik swot analisis diterapkan dalam

kasus menentukan tujuan strategi manajemen pemasaran dapat diutarakan

sebelum menentukan tujuantujuan pemasaran yang ingin dicapai hendaknya

perusahaan menganalisis : kekuatan dan kelemahan, peluang bisnis yang ada,

berbagai macam hambatan yang mungkin timbul (Tamara, 2016).

Masalah yang timbul dalam perusahaan, maka sangat diperlukan

penelitian yang sangat cermat sehingga mampu menemukan strategi yang

sangat cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang timbul dalam

perusahaan. Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil

keputusan antara lain (Freddy, 2014) :

a) Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh

perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat

diandalkan, memiliki keterampilan dan berbeda dengan produk lain,

sehingga dapat membuat lebih kuat dari para pesaingnya. Kekuatan adalah

sumber daya, keterampilan, atau keunggulan. Keunggulan lain relatif

terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani

oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan

keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan terdapat pada

sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-

pemasok dan faktor-faktor lain(Tamara, 2016).

b) Kelemahan (Weakness)
12

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal

sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau

kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.

Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan

kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.

Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan

pemasaran dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan(Istiqomah

& Adriyanto, 2017).

c) Peluang (opportunity)

Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi

suatu perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan

salah satu sumber peluang. Investasi tentunya akan muncul biaya sebagai

bagian awal pengembangan sebuah proyek. Analisis ini diharapkan

muncul sebuah analisis alternatif, perhitungan biaya yang terbaik diantara

berbagai kemungkinan alternatif investasi yang lain(Tamara, 2016).

d) Ancaman (Treats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi

hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun

yang akan datang. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi

perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,

meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting,


13

perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi

ancaman bagi keberhasilan perusahaan(Istiqomah & Adriyanto, 2017).

2) Matriks SWOT

Sebuah alat pencocokan yang penting untuk membantu para menejer

untuk mengembangkan 4 jenis strategi, sebagai berikut: (Tamara, 2016)

Keterangan:

a) Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan danpeluang

sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa

berkembang lebih cepat.

b) Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini

harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan

organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan

kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.


14

c) Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan

peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi

yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat

dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya.

Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk

dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu

(investasi).

d) Sel D: Damage Control

Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena

merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari

luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang

besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control

(mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang

diperkirakan.

3) Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif

melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan agar diketahui

secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang

dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (Tamara,2016)

1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total

perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung

skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian
15

terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi

penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat

menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1

sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10

berarti skor yang peling tinggi.

2) Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling

ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan

membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.

Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang

nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya

jumlah point faktor).

3) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor

O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik

pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai

atau titik pada sumbu Y;


16

4) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran

SWOT.

Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan

berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Agresif, artinya

organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat

dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar

pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal (Nourlette & Hati,

2020).

Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun

menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan

adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap

namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda

organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya


17

bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan

untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya (Nourlette & Hati,

2020).

Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat

berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,

artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,

strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang

yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi (Nourlette & Hati,

2020).

Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan

menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah

Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan

dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan

strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin

terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi

diri (Nourlette & Hati, 2020).

2.6 Pengolahan Limbah Praktik Dokter Gigi

Limbah yang dihasilkan pada setiap praktik dokter gigi adalah

limbah medis dan limbah non medis. Limbah medis yang dihasilkan

berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah terbanyak yang dihasilkan

dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi adalah limbah medis


18

infeksius, hal tersebut relatif sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hashim dkk. (2011) yang menyebutkan bahwa seluruh klinik yang diteliti

menghasilkan limbah infeksius. Limbah infeksius adalah limbah yang

mengandung patogen (bakteri, jamur, virus dan parasit). Pelayanan

kesehatan gigi yang menghasilkan limbah medis dalam jumlah relatif

banyak adalah pencabutan, penambalan gigi dan pembersihan karang gigi

(Olastri dkk, 2014).

Dokter gigi secara langsung melakukan pengelolaan terhadap

limbah medis yang dihasilkan di tempat praktiknya dengan melakukan

kerjasama dengan instansi seperti rumah sakit dan puskesmas dan hanya

satu praktik dokter gigi yang asistennya sebagai pengelola limbah medis.

Penelitian yang dilakukan oleh Hashim dkk. (2011) di praktik dokter gigi

Uni Emirat Arab, yang menunjukkan bahwa persentase tertinggi pengelola

limbah medis di praktik dokter gigi adalah petugas khusus yang

menangani limbah medis yaitu sebesar 51,1%. Petugas khusus yang

menangani limbah medis dan telah memiliki lisensi, dapat menyediakan

jasa pengemasan, pemberian label dan menyediakan kontainer untuk

limbah medis, sehingga diluar negeri lebih banyak memanfaatkan jasa

petugas khusus tersebut agar pengelolaan limbah medis lebih aman.

(Dewa, 2018).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Situasional

Analisis situasional dalam kesehatan masyarakat merupakan proses

menelaah kondisi kesehatan dan perkembangan penduduk di situasi wilayah

tertentu, adapun untuk melakukan studi kelayakan pendirian praktik dokter gigi

dilakukan analisa pada beberapa poin, sebagai berikut:

3.1.1 Desain Praktek

Nama Tempat Praktek : Khadijah Dentalcare

Lokasi : Kabupaten Kampar, Bangkinang Kota, Riau,

Indonesia.

Alasan : Lokasi strategis dan dekat dengan pinggir

jalan. Jumlah penduduk Kecamatan Tampan

mencapai 38. 582 jiwa pada tahun 2021.

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan

agar semua lapisan masyarakat dapat

memperoleh pelayanan kesehatan secara

mudah, murah dan merata. Tujuan tersebut

diharapkan akan tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang baik.

19
20

3.1.2 Geografi

Kelurahan Bangkinang merupakan salah satu bagian dari Kecamatan

Bangkinang yang juga merupakan Ibu kota Kabupaten Kampar, dan merupakan

Kelurahan induk dan telah dimekarkan, yang diresmikan pemekarannya pada

tahun 2001, terpisah menjadi 2 (dua) wilayah Kelurahan/Desa yaitu Kelurahan

Bangkinang dan Kumantan Kecamatan Bangkinang.

Wilayah Kelurahan Bangkinang memiliki batas batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara dengan Sungai Kampar.

2. Sebelah Selatan dengan Desa Ridan Permai

3. Sebelah Timur dengan Desa Kumantan

4. Sebelah Barat dengan Kelurahan Langgini

Orbritasi

1. Jarak ke Ibu Kota Kecamatan (Kecamatan Bangkinang) : 1 KM 2. Jarak ke Ibu

Kota Kabupaten (Kabupaten Kampar) : 3 KM 3. Jarak ke Ibu Kota Provinsi

(Provinsi Riau) : 60 KM

Kelurahan Bangkinang berada pada ketinggian 40m dari permukaan laut dan

mempunyai luas wilayah 2712 Ha. Sebagian besar

wilayah kelurahan bangkinang merupakan daerah daratan (95%) dengan

kemiringan rata-rata 8-14%, daerah dialiri oleh Sungai Kampar dan beberapa

sungai kecil yang ikut mengairi wilayah Kelurahan Bangkinang, terdiri dari
21

dataran rendah dan perbukitan. Tanah yang subur namun sesuai dengan keadaan

penduduknya maka Kelurahan Bangkinang sebagai pusat ekonomi rakyat

Kabupaten Kampar juga pendidikan serta pusat pemerintahan sedangkan sektor

pertanian dan perkebunan juga menjadi komoditi yang ikut menunjang

pendapatan warga masyarakatnya.

3.1.3 Demografi

a. Kependudukan

Tabel II.1
Jumlah Penduduk Kelurahan Bangkinang Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan sumber data diatas bahwa penduduk Kelurahan Bangkinang


berjumlah 12.777 jiwa. Dengan jumlah laki-laki 6.574 jiwa atau 51.4%, dan
jumlah perempuan 6.203 jiwa atau 48.5%. Dari jumlah diatas dapat dilihat bahwa
jumlah laki-laki lebih besar dari jumlah perempuan.

Penduduk Kelurahan Bangkinang jika dilihat berdasarkan klasifikasi usia dapat


dilihat pada tabel berikut ini:
22

Tabel II.2
Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Usia

3.2 Analisis SWOT Pembangunan Praktek

Penentuan Pola Pemasaran Dokter Gigi

1.) Unsur strategi

a.) Segmentasi

Tarif perawatan pasien satu kali kunjungan berkisar dari 150.000 -

400.000 untuk menarik kalangan menengah sampai menegah ke atas.

b.) Targeting
23

Pegawai swasta dan pegawai negri, pengusaha, petani, pedagang dengan

pendapatan 2.000.000++

c.) Positioning

lokasi strategis dekat dengan fasilitas umum, design nyaman, bersih dan

aman

2.) Unsur Taktik

a.) Diferensiasi

Konten : pelayanan yang maksimal, selalu mengikuti teknik perawatan

terbaru, kompetensi klinis baik.

kontek : ruang praktek yang bernuansa islami dan nyaman serta bersih dan

lapangan parkir yang luas

b.) Selling

membangun relasi dengan tenaga kesehatan lain, dengan tokoh masyarakat

serta pasien.

selalu memperbarui ilmu pengetahuan.

c.) Marketing mix

1.) Product : lengkap dan memadai

2.) Price: terjangkau

3.) Place : strategis, mudah dan terjangkau

4.) Promotions : brosur edukasi, kerabat/keluarga, papan praktek

5.) Physical evidence : fasilitas dan suasana yang memadai

6.) Process : sistem reservasi dan langsung


24

7.) People : didukung oleh petugas yang berkompetensi dibidangnya serta

ramah dan friendly

3.)Unsur Nilai

a.) Brand

1.) Komunikatif

2.) Ramah

3.) Holistik

b.) Proses

1.) Kualitas

2.) Biaya

c.) Nyaman

1.) Service

2.) Menjamin kerahasiaan

3.) Empati terhadap pasien

4.) Ramah terhadap pengunjung

A.) Strength (kekuatan)

No Faktor Tingkat Bobot Rating Skor


Strategis Signifikan
(1-3)
1. Suasana 2.5 0,24 4 0,96
ruangan
2 Pelayanan 2,5 0,24 4 0,96
3 Harga 2,5 0,24 4 0,96
4 Lokasi mudah 3 0,28 5 1,4
dijangkau
TOTAL 10,5 1,00 4,28
25

B.) Weakness (Kelemahan)

Faktor Tingkat Bobot Rating Skor


No Strategis Signifikan
(1-3)
1. Keterbatasan 1 0,15 2 0,30
skill
2 Sistem 1,5 0,23 3 0,69
marketing belum
teruji
3 Modal terbatas 2 0,31 3 0,93
4 Dokter gigi 2 0,31 3 0,93
belum
berpengalaman
di lingkungan
masyarakat desa
6,5 1,00 2,85

C.) Oportunity (peluang)

No Faktor Tingkat Bobot Rating Skor


Strategis Signifikan
1. Pesaing sedikit 2 0,40 4 1,6
2 Lokasi di dekat 3 0,60 5 1,8
aktifitas
masyarakat
(pasar)
5 1,00 3,4

D.) Treagle (ancaman)

No Faktor Strategis Tingkat Bobot Rating Skor


Signifikan
1. Perbandingan 2 0,50 3 1,5
pelayanan /skill
dengan pelayanan
sekitar
2 Budaya masyarakat 2 0,50 3 1,5
Total 4 1,00 3
26

Hasil :

1) Analisis SWOT Kekuatan didapatkan 4,28


2) Analisis SWOT Kelemahan didapatkan 2,85
3) Analisis SWOT Peluang didapatkan 3,4
4) Analisis SWOT Ancaman didapatkan 3

Diagram sumbu analisa SWOT :

1. Sumbu x

Hasil pengurangan antara kekuatan – kelemahan = 4,28 -2.85 = 1,43

2. Sumbu y

Hasil pengurangan antara peluang dan ancaman = 3,4 – 3 = 0,4

Y (0) 0,4

III I

W X (S)1,43

IV II

Menurut analisis SWOT terletak di kuadran 1 yaitu posisi ini menandakan

sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan

adalah Agresif, artinya didirikannya praktek dokter gigi dalam kondisi prima dan

mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.


27

Tabel 3.1 Analisis SWOT Pembangunan Praktek

Peluang (o) Ancaman (T)


Eksternal 1. Lokasi tepat di pusat 1. Perbandingan
aktifitas masyarakat pelayanan /skill dengan
Internal 2. praktek dokter gigi pelayanan sekitar
masih sedikit 2. alat alat praktek yang
kurang lengkap
Kekuatan (s) Strategi so Strategi st
1. tempat lebih bersih 1. adanya tempat yang 1. meningkatkan
dan nyaman strategis dan mudah pelayanan yang islami,
2. tempat praktek dijangkau ramah dan bersahabat
strategis, lokasi 2. meningkatkan untuk menghadapi citra
mudah dijangkau pelayanan yang islami, pesaing yang baik
3. pelayanan ramah ramah dan bersahabat 2. Harga yang
4. parkir luas untuk mengurangi angka terjangkau
5. harga terjangkau kesakitan
Kelemahan (w) Strategi wo Strategi wt
1. keterbatasan skill 1. meningkatkan skill 1. meningkatkan skill u/
2. drg baru drg memanfaatkan menghadapi citra
3. promosi praktek pesaing yang sedikit pesaing baik
kurang dengan cara aktif 2. sebagai drg baru
4. modal terbatas mengikuti seminar meningkatkan promkes
2. sebagai drg baru pada masyarakat karena
meningkatkan promkes budaya yang kental
agar masyarakat lebih
tertarik ke drg

Tabel 3.2 Strategi dan Implementasi

Peluang (o) Ancaman (T)


Eksternal 1. lokasi strategis di 1. adanya praktek gigi
pinggir jalan protokol senior
Internal 2. adanya faskes yang
lebih lengkap
Kekuatan (s) Strategi so Strategi st
1. tempat di daerah 1. mempromosikan 1. reward untuk pasien
yang ramai praktek melalu media anak
2. praktek dok berupa edukasi
2. ajak temen atau
keluarga untuk ke
praktek dan periksakan
28

gigi
3. menambahkan modal
untuk membeli alat yang
lebih lengkap
Kelemahan (w) Strategi wo Strategi wt
1. pelayanan yang 1. lebih mengasah 1. member pelayanan
terbtas kopetensi dengan yang optimal
mengikuti seminar

3.3 Desain Praktik

Desain dengan four handed dentistry, meliputi :

a.) Ruang pokok : Ruang tindakan

b.) Ruang pendukung : Ruang pendaftaran, ruang tunggu penunggu, ruang

tunggu pasien, musholla, toilet, taman mini, parkir

c.) Denah desain : terlampir

Organizing dan directing

Struktur organisasi

Dokter gigi

Perawat gigi Petugas Administrasi

a) Pengaturan Piket Dan Jam Kerja Praktek

1) Praktek akan diadakan 6 hari dalam satu minggu (Senin, Selasa, Rabu,

Kamis, Jumat, Sabtu)

a) Dokter gigi A: Senin, Rabu, Jumat


29

b) Dokter gigi B: Selasa, Kamis, Sabtu

2) Jam praktek

Dokter gigi A dan B : jam 09.00-21.00 WIB

b) Alur Pasien Di Masa New Normal

Gambar 1. Alur Pasien Di Masa New Normal


( Pengurus Besar PDGI, 2008)
30

Tabel 3.2 Logistik Umum

Perkiraan
No Bahan Jumlah Total (Rp)
Harga (Rp)
1 Sewa Gedung 60.000.000 5 tahun 300.000.000
2 Komputer 4.000.000 2 buah 8.000.000
3 Telepon 500.000 1 buah 500.000
4 Meja dan kursi dokter 5.000.000 1 set 5.000.000
5 Kursi tunggu pasien 2.000.000 5 set 10.000.000
6 Emergency lamp 500.000 1 set 500.000
7 Televisi 2.500.000 2 buah 5.000.000
8 Lampu 50.000 10 buah 500.000
9 Lemari penyimpanan 1.500.000 2 buah 3.000.000
10 Rak plastic 300.000 1 buah 300.000
11 AC 4.000.000 2 buah 8.000.000
12 Kompresor 2.500.000 1 buah 2.500.000
13 Dispenser 300.000 1 buah 300.000
14 Wastafel 700.000 1 buah 700.000
15 Genset 4.000.000 1 buah 4.000.000
16 APAR 3 kg 200.000 2 buah 400.000
17 Taman bermain anak 800.000 1 800.000
18 Hiasan interior 2.000.000 1 2.000.000
19 Poster edukasi 300.000 2 600.000
20 Pohon hias 50.000 4 200.000
21 Akuarium ikan hias 1.000.000 1 1.000.000
22 Etalase makananRingan 800.000 1 800.000
23 Sterilisator 1.000.000 1 1.000.000
24 Lain-lain 1.000.000 1 1.000.000
25. Dental aerosol suction 9.498.000 1 9.498.000
vacuum machine
JUMLAH 365.598.000
31

Tabel 3.3. Logistik Medis

No Nama Barang Perkiraan Harga Jumlah Total


1 Dental chair Rp 65.000.000 1 Rp 65.000.000
2 Alat vital sign Rp 500.000 1 set Rp 500.000
3 Set diagnostic Rp 100.000 7 set Rp 700.000
4 Alat dan bahan Rp 3.000.000 1 set Rp 3.000.000
Endodontic
5 Alat dan bahan Rp 10.000.000 1 set Rp 10.000.000
Konservasi
6 Alat dan bahan Rp 10.000.000 1 set Rp 10.000.000
Ekstraksi
Alat dan bahan
7 Perawatan Rp 5.000.000 1 set Rp 5.000.000
Periodontal
8 Alat dan bahan Rp 3.000.000 1 set Rp 3.000.000
Orthodonti
9 Alat dan bahan Cetak Rp 250.000 2 set Rp 500.000
10 APD (masker dan Rp 70.000 100 Rp 7.000.000
handscoon) Kotak
11. APD (level 3, boots, Rp 300.000 2 Rp 600.000
masker N95, head
cup, kacamata google

Total Rp 105.300.000

Total

Logistik umum + logistik medis = 365.598.000+ 105.300.000

= 470.898.000

c) SistemPembagianModal

Totalmodal = 365.598.000+ 105.300.000

= 470.898.000
32

Sistem yang digunakan dalam pembagian profit dan modal adalah

SistemPorsi Tetap (Fixed Equity Split). Sistem ini membagi hasil

keuntungan50% dengan tetap sesuai berapa presentase modal yang diberikan

di awal.Sistem in memang memudah kan dalam proses pembagian bagi hasil,

karena porsinya yang tetap dan tidak membutuhkan banyak perhitunganlain

di dalamnya. Modal akan dibagi 2 karena membuka tempat praktek Bersama.

Rp. 470.898.000: 2 = Rp. 235.449.000

d) Pricing/PenentuanTarif

Perkiraan jumlah pasien yang melakukan perawatan pada praktek


sebagai berikut:

1Hari : 12 pasien

1 Minggu, 6 harikerja : 6 x 12 = 72 pasien

1Bulan : 72 x 4 = 288 pasien

1Tahun : 288 x 12 = 3.456 pasien

4 Tahun : 3.456 x 4 =13.824pasien

Tabel 3.4. List Harga Pelayanan


No Jenis Pelayanan Harga
1 Konsultasi/rujukan Rp. 90.000
2 Scalling Rp. 100.000
3 Penambalan GIC Rp. 115.000
4 Penambalan Resin Komposit Rp. 150.000
5 Pencabutan gigi permanen Rp. 100.000
6 Pencabutan gigi desidui Rp. 90.000
7 Orthodonti cekat Rp. 3.000.000
8 Jacket crown PFM Rp. 2.200.000
9 Rp. 850.000
Gigi tiruan sebagian lepasan
Rp. 100.000
( persatu anasir gigi)
10 Gigi tiruan penuh Rp. 2.200.000
33

Tabel 3.5 .Biaya tetap( fixed cost)


No UnsurBiaya Tahun Pasien Harga HargaSatuan
1 Sewa gedung 5 8640 ˗300.000.000 34,722
2 Komputer 5˗ 8640 ˗8.000.000 925
3 Telepon 5 8640 500.000 57
Mejadankursi 5 8640
4 Dokter 5.000.000 578
5 Kursi tunggu pasien 5 8640 10.000.000 1,157
6 Emergency lamp 5 8640 500.000 57
7 Televisi 5 8640 5.000.000 578
8 Lampu 5 8640 500.000 57
9 Lemari Penyimpanan 5 8640 347
3.000.000
10 Rak plastic 5 8640 300.000 34
11 Genset 5 8640 4.000.000 462
12 APAR 3 kg 5 8640 400.000 46
13 Kompresor 5 8640 2.500.000 289
14 Wastafel 5 8640 700.000 81
15 Sterilisator 5 8640 1.000.000 69
16 Gaji karyawan 5 8640 120.000.000 13,888
17 AC 5 8640 8.000.000 925
18 Dispenser 5 8640 300.000 35
19 Dental chair 5 8640 65.000.000 7523
20 Alat vital sign 5 8640 500.000 59
21 Set diagnostic 5 8640 700.000 81
22 Taman bermain anak 5 8640 800.000 92
23 Hiasan interior 5 8640 2.000.000 231
24 Poster Edukasi 5 8640 600.000 69
25 Pohon hias 5 8640 200.000 23
26 Akuarium ikan hias 5 8640 1.000.000 115

27 Etalase makanan 5 8640 800.000 92


ringan
Total 26,749
34

Tabel 3.6 Biaya semi variable (semi variablecost

Jumlah
No Keterangan Bulan Satuan
(Rp)
1 ATK 1 150.000 1.250
2 Listrik 1 600.000 5.000
3 Internet 1 500.000 4.166
4 Air danlimbah 1 500.000 4.166
5 Jasa pelayanan 1 800.000 6.667
perawatgigi
Total 21.249

Tabel 3.7 .Biaya variable (variable cost)

1. Konsultasi dan pemeriksaan

No NamaBar JmlPasien Harga HargaSatuan


ang
1 Sarung 50 Rp 45.000 Rp 900
ntangan
2 Masker 50 Rp 30.000 Rp 600
3 Kapas 300 Rp 20.000 Rp 67
5 Inst. 1000 Rp 500.000 Rp 500
Diagnostik
6 Nerbeken&n 1000 Rp 100.000 Rp 100
ampan
7 GelasKumur 50 Rp 10.000 Rp 200
Total Rp 2.367

Tabel 3.8 .Biaya variable (variable cost)


2. Scalling

No NamaBarang Jumlahp Harga Hargasatuan


asien
1 SarungTangan 50 45.000 900
2 Masker 100 30.000 300
3 Kapas 300 20.000 67
4 Alkohol 200 40.000 2.000
7 Ultra SonikSkaler 1000 6.000.000 6.000
8 Gliserin 150 300.000 2.000
9 Sterilisasi 100 70.000 700
Total 11.967

Tabel 3.9 .Biaya variable (variable cost)


35

3. Penambalan GIC
No NamaBarang JumlahPasi Harga (Rp) Hargasatuan
en
1 SarungTangan 50 45.000 900
2 Masker 100 30.000 300
3 Kapas 300 20.000 67
4 Alkohol 100 25.000 250
5 AlatDiagnosa 1000 200.000 200
6 Bur Preparasi 10 30.000 3.000
7 Bur Finishing 10 30.000 3.000
8 AlatTumpat 500 500.000 1.000
9 Cavity Cleanser 100 300.000 3.000
10 Vaseline 200 95.000 475
11 GIC 50 400.000 8.000
13 Dentin Conditioner 100 95.000 950
14 Paper Pad 100 50.000 500
15 Celemek 50 40.000 800
16 Tissu 50 15.000 300
17 Selang suction 100 50.000 500
dangelaskumur
Total 25.492

Tabel 3.10 Biaya variable (variable cost)


4. Penambalan RK
No NamaBarang Jmlpasien Harga Hargasatuan
1 SarungTangan 50 45,000 900
2 Masker 100 35,000 300
3 Kapas 300 20,000 67
4 Alkohol 100 25,000 250
5 Cotton Roll 100 30,000 300
6 Inst. Tambal 1000 800,000 800
7 Bur set 100 200,000 2.000
8 Bahankomposit 50 400,000 8.000
9 Cavity Cleanser 500 300.000 600
10 Microbrush 100 80.000 800
11 Etsa 50 200.000 4.000
12 Bonding agent 80 675.000 8.450
13 Artikulating Paper 50 30.000 600
14 PrismaGlos 65 350.000 5.385
15 Finishing bur 100 200.000 2.000
16 Celluloid strip 100 150.000 1.500
17 Suction disposable 100 60.000 600
18 Light curing 2000 3.000.000 1.500
19 Low speed and high Speed 1000 2.000.000 2.000
20 Inst. Diagnose 1000 750.000 750
21 Nampan 1500 300.000 200
22 Tissue 200 20.000 100
23 Gelaskumur 50 7.000 140
Total 41.242
36

Tabel 3.11 Biaya variable (variable cost)


5. Pencabutan gigi permanen

No NamaBarang Jmlpasien Harga Hargasatuan


1 SarungTangan 50 45.000 900
2 Masker 100 30.000 300
3 Kapas 300 20.000 67
4 Alkohol 150 30.000 200
5 Inst. Diagnosa 1000 750.000 750
6 Nampan 1500 300.000 200
7 Gelaskumur 50 7000 140
8 Tissue 100 20.000 200
9 Alatekstraksi 2500 5.000.000 2000
10 Bein 2500 3.000.000 1200
11 Providon iodine 100 25.000 250
12 Spuit 100 150.000 1500
13 Larutananastesi 30 180.000 6000
14 Spongostan 50 250.000 5000
Total 18.707

Tabel 3.12 Biaya variable (variable cost)


6. Pencabutan gigi desidui

No NamaBarang Jmlpasien Harga HargaSatuan


1 SarungTangan 50 45.000 900
2 Masker 100 30.000 300
3 Kapas 300 20.000 67
4 Alkohol 150 30.000 200
5 Inst. Diagnosa 1.000 750.000 750
6 Nampan 1.500 300.000 200
7 Gelaskumur 50 7000 140
8 Tissue 100 20.000 200
10 CE 250 80.000 320
11 Providon iodine 100 25.000 250
12 Alatekstraksi 2.500 5.000.000 2.000
Jumlah 5.327

Tabel 3.13 Biaya variable (variable cost)


7. Biaya Orthodonsia

No NamaBarang Jmlpasien Harga Hargasatuan


1. Sarungtangan 50 Rp. 45.000 Rp. 900
37

2. Masker 100 Rp. 30.000 Rp. 300


3. Kapas 300 Rp. 20.000 Rp. 67
4. Alkohol 100 Rp. 25.000 Rp. 250
5. Cotton roll 100 Rp. 30.000 Rp. 300
6. Tisu 50 Rp. 20.000 Rp. 4.000
7. Gelaskumur 50 Rp. 7000 Rp. 140
8. Suction 100 Rp. 60.000 Rp. 600
9. Instr diagnostic 100 Rp. 700.000 Rp. 7.000
10. Instrumen ortho 100 Rp. 1.500.000 Rp. 15.000
11. Mouth guard 10 Rp. 100.000 Rp. 1.000
12. Etsa 10 Rp. 200.000 Rp. 20.000
13. Orthobonding 10 Rp. 700.000 Rp. 70.000
14. Klamer 10 Rp. 300.000 Rp. 30.000
15. Breket metal 1 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000
16. Light cure 100 Rp. 3.000.000 Rp. 30.000
17. Power chain/o 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
18. Lowspeed/ 50 Rp. 2.000.000 Rp. 400.000
highspeed
Jumlah Rp. 1.799.557

Tabel 15.Biaya variable (variable cost)(PFM)


No NamaBarang JmlPasien Harga HargaSatuan
1 Sarungtangan 50 Rp 45.000 Rp 900
2 Masker 50 Rp 30.000 Rp 600
3 Kapas 100 Rp 20.000 Rp 200
4 Alkohol 50 Rp 30.000 Rp 600
5 Inst. Diagnostik 100 Rp 500.000 Rp 5.000
6 Nerbeken&nampan 100 Rp 100.000 Rp 1.000
7 GelasKumur 50 Rp 10.000 Rp 200
8 Handpiecehighspeed 50 Rp 2.000.000 Rp 40.000
9 Diamond bur 5 Rp 150.000 Rp 30.000
10 Tisue 50 Rp 20.000 Rp 400
11 Efaflex 10 Rp 700.000 Rp 70.000
12 BenangRetraksi 100 Rp 200.000 Rp 2.000
13 Alginat 10 Rp 150.000 Rp 15.000
14 Gips stone 5 Rp 100.000 Rp 20.000
15 Luting cement 20 Rp 800.000 Rp 40.000
16 Jacket crown PFM 1 Rp 1.100.000 Rp 1.100.000
Total Rp 1.325.900

Tabel 3.14 .Biaya variable (variable cost)


8. GTSL

JmlPasi
No NamaBarang Harga HargaSatuan
en
1 Sarungtangan 50 Rp 45.000 Rp 900
38

2 Masker 50 Rp 30.000 Rp 600


3 Kapas 100 Rp 20.000 Rp 200
4 Alkohol 50 Rp 30.000 Rp 600
5 Inst. Diagnostik 100 Rp 500.000 Rp 5.000
6 Nerbeken&nampan 100 Rp 100.000 Rp 1.000
7 GelasKumur 50 Rp 10.000 Rp 200
8 Tisue 50 Rp 20.000 Rp 400
9 Wax 10 Rp 150.000 Rp 15.000
10 LampuSpiritus 10 Rp 150.000 Rp 15.000
11 Alginat 10 Rp 150.000 Rp 15.000
12 Gips stone 5 Rp 100.000 Rp 20.000
13 1 unit gigiprothesa 1 Rp 400.000 Rp 400.000
ke-1
Total Rp 473.900

Tabel 3.15 .Biaya variable (variable cost)


9. GTL

No NamaBarang JmlPasien Harga HargaSatuan


1 Sarungtangan 50 Rp 45.000 Rp 900
2 Masker 50 Rp 30.000 Rp 600
3 Kapas 100 Rp 20.000 Rp 200
4 Alkohol 50 Rp 30.000 Rp 600
5 Inst. Diagnostik 100 Rp 500.000 Rp 5.000
6 Nerbeken&nampan 100 Rp 100.000 Rp 100
7 GelasKumur 50 Rp 10.000 Rp 200
8 Tisue 50 Rp 20.000 Rp 400
9 Wax 10 Rp 150.000 Rp 15.000
10 LampuSpiritus 10 Rp 150.000 Rp 15.000
11 Alginat 10 Rp 150.000 Rp 15.000
12 Gips stone 5 Rp 100.000 Rp 20.000
13 Prothesa full / 1 Rp 1.250.000 Rp 1.250.000
rahang
Total Rp 1.323.000
39

e) Totalcost

Biayatotaladalahjumlahdaribiayatetap(fixedcost)danvariabel(variablec

ost) atau (totalcost = fixed cost+variable cost).

f) Totalbiaya konsultasi dan pemeriksaan

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 + 2.367 = 50.365

Jasa Medis = 35%x 50,365 = 17.627

Keuntungan = 25% x 50.365 = 12.591

Tarif = 50.365+ 17.627 + 12,591

= 80,582 dibulatkan menjadi 90.000

g) Totalbiayascalling

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +11.967 = 56.560

Jasa Medis = 35%x 56.560 = 19.796

Keuntungan = 25% x 56.560 = 14,140

Tarif = 56.560+ 19.796 + 14.140

= 99,296 dibulatkan menjadi 100.000


40

h) Totalbiayapenambalan GIC

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 + 25.492 = 73.490

Jasa Medis = 35%x 73.490 = 25.721

Keuntungan = 25% x 73.490 = 18,372

Tarif = 73.490 + 25.721 + 18,372

= 117,583 dibulatkan menjadi 120.000

i) Totalbiayapenambalan RK

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +41.242= 89.240

Jasa Medis = 35%x 89.240 = 31,234

Keuntungan = 25% x 89.240 = 22,310

Tarif = 89.240 + 31.234 + 22,310

= 142.784 dibulatkan menjadi 150.000

j) Totalbiayapencabutan gigi permanen

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)


41

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +18,707= 66.705

Jasa Medis = 35%x 66.705 = 23,346

Keuntungan = 25% x 66.705 = 16,676

Tarif = 66.705 + 23,346 + 16,676

= 106.727 dibulatkan menjadi 110.000

k) Totalbiayapencabutan gigi desidui

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +5327= 53.325

Jasa Medis = 35%x 53.325 = 18,663

Keuntungan = 25% x 53.325 = 13,331

Tarif = 53.325 + 18,663 + 13,331

= 85,319 dibulatkan menjadi 90.000

l) Totalbiayapemasangan orthodonti

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +1,799,557= 1,847,555

Jasa Medis = 35%x 1,847,555 = 646,644

Keuntungan = 25% x 1,847,555= 461.888


42

Tarif = 1,847,555+ 646,644 + 461.888

= 2,956,087 dibulatkan menjadi 3.000.000

m) Totalbiaya jaket crown PFM

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +1.325.900=1,373,898

Jasa Medis = 35%x 1,373,898= 480,864

Keuntungan = 25% x1,373,898= 343.474

Tarif = 1,373,898+480,864 + 343.474

= 2.196.202dibulatkan menjadi 2.200.000

n) TotalbiayaGTSL

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +473.900= 521.898

Jasa Medis = 35%x 521.898 = 182,664

Keuntungan = 25% x 521.898 = 130,474

Tarif = 521,898 + 182,664 + 130,474

= 835.036 dibulatkan menjadi 850.000


43

o) TotalbiayaGTL

Tarif = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost + jasa

medis (35% dar tarif) + keuntungan (25% dari tarif)

Total unit cost = fixed cost + semi variabel cost + variabel cost

= 26,749+ 21.249 +1,323,000= 1,370.998

Jasa Medis = 35%x 1,370.998 = 479,850

Keuntungan = 25% x 1,370.998 = 342,750

Tarif = 1,370.998 + 479,850 + 342,750

= 2.193.598 dibulatkanmenjadi 2.200.000

p) Administrasi dan Financial

Proses administrasi dan finansial diatur dalam sistem informasi

manajemen yang meliputi :

1) Rekam Medik

2) Catatan tindakan perawatan dan harga perawatan

3) Laporan keuangan (catatan pemasukan dan pengeluaran)

4) Administrasi alat dan bahan (laporan alat dan bahan yang digunakan)

3.4 Perhitungan Pengembalian Modal Praktek

1) Perhitungan unit cost aktual (Ucac)

UCac =

Ucac= = 340.000,-
44

Ket :

Ucac = unit cost Aktual

Tc = total cost

Qcac = jumlah pasien aktual per tahun.

2) Perhitungan BEP (Break Event Point)

QBEP =

QBEP= = 13. 824Pasien

Ket :

Qbep : Tingkat Output Dimana Keadaan Tititik Impas Terjadi

Tfc : Total Biaya Tetep

P : Tarif Per Unit

Dari perhitungan unit cost dan BEP diatas, untuk mengembalikan modal

usaha membuka Dentin dental care sebesar 470.898.000 ketika telah selesai

melayani pasein 13. 824 pasien dengan BEP 4 tahun dengan target pendapatan

perhari 340.000.,

3.5 Standarisasi Minimal Desain Praktek Menghadapi COVID-19

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease (COVID-19)

revisi ke-3 yang dilaksanakan pada 1 Maret 2020 dan 3 Maret 2020 tentang

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Berkaitan dengan Pelayanan

Kesehatan, untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat layanan

kesehatan meliputi (Kemenkes, 2020) :

1) Langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien Kewaspadaan


45

standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan

mengurangi risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan standar meliputi:

a) Kebersihan tangan dan pernapasan;

Petugas kesehatan harus menerapkan “5 momen kebersihan tangan”,

yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur

kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah

bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan

pasien termasuk permukaan atau barang-barang yang tercemar.

Kebersihan tangan mencakup:

1) Cuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik

berbasis alkohol;

2) Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor;

3) Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama

ketika melepas APD. Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan

harus disarankan untuk menerapkan kebersihan/etika batuk.

Penggunaan APD sesuai risiko penggunaan secara rasional dan

konsisten APD, kebersihan tangan akan membantu mengurangi

penyebaran infeksi. Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD

harus berpedoman pada penilaian risiko/antisipasi kontak dengan

darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka(Buana, 2020).

b) APD yang digunakan merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian

Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet, dan airborne. Jenis


46

alat pelindung diri (APD) terkait COVID-19 berdasarkan lokasi, petugas

dan jenis aktivitas terdapat pada lampiran. Pemakaian dan pelepasan APD

baik gown/gaun atau coverall terdapat pada lampiran. COVID-19

merupakan penyakit pernapasan berbeda dengan penyakitVirus Ebola

yang ditularkan melalui cairan tubuh. Perbedaan ini bisa menjadi

pertimbangan saat memilih penggunaan gown atau coverall

c) Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik.

d) Pengelolaan limbah yang aman Pengelolaan limbah medis sesuai dengan

prosedur rutin.

e) Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan

pasien. Membersihkan permukaan-permukaan lingkungan dengan air dan

deterjen serta memakai disinfektan yang biasa digunakan (seperti

hipoklorit 0,5% atau etanol 70%) merupakan prosedur yang efektif dan

memadai(Isfandiari, 2020).

2) Identifikasi awal dan pengendalian sumber Penggunaan triase klinis di

fasilitas layanan kesehatan untuk tujuan identifikasi dini pasien yang

mengalami infeksi pernapasan akut (ARI) untuk mencegah transmisi patogen

ke tenaga kesehatan dan pasien lain. Identifikasi awal pasien suspek,

fasyankes perlu memperhatikan: daftar pertanyaan skrining, mendorong

petugas kesehatan untuk memiliki tingkat kecurigaan klinis yang tinggi,

pasang petunjuk-petunjuk di area umum berisi pertanyaan-pertanyaan skrining

sindrom agar pasien memberi tahu tenaga kesehatan, algoritma untuk triase,

media KIE mengenai kebersihan pernapasan(Telaumbanua, 2020).


47

Pasien ARI di area tunggu khusus yang memiliki ventilasi yang cukup

Selain langkah pencegahan standar, terapkan langkah pencegahan percikan

(droplet) dan langkah pencegahan kontak (jika ada kontak jarak dekat

denganpasien atau peralatan permukaan/material terkontaminasi). Area selama

triase perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Ruang yang cukup di pastikan untuk triase (pastikan ada jarak setidaknya

1 meter antara staf skrining dan pasien/staf yang masuk

b) Pembersih tangan alkohol dan masker harus disediakan (serta sarung

tangan medis, pelindung mata dan jubah untuk digunakan sesuai penilaian

risiko)

c) Kursi pasien di ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1m

d) Alur gerak pasien harus dipastikan dan staf tetap satu arah

e) Petunjuk-petunjuk jelas tentang gejala dan arah

f) Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase-mencegah area triase

menjadi terlalu penuh.

Langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasus pasien dalam

pengawasan dan konfirmasi COVID-19Kewaspadaan Airborne pada Prosedur

yang Menimbulkan Aerosol Suatu yang dapat menghasilkan aerosol dalam

berbagai ukuran, termasuk partikel kecil (<5 mkm). Tindakan kewaspadaan harus

dilakukan saat melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol dan mungkin

berhubungan dengan peningkatan risiko penularan infeksi, seperti intubasi trakea,

ventilasi non invasive, trakeostomi, resusistasi jantung paru, venitilasi manual


48

sebelum intubasi dan bronkoskopi. Tindakan kewaspadaan saat melakukan

prosedur medis yang menimbulkan aerosol(Telaumbanua, 2020).

1) Respirator partikulat seperti N95 sertifikasi NIOSH, EU FFP2 atau setara.

Ketika mengenakan respirator partikulat disposable, periksa selalu

kerapatannya (fit tes).

2) Pelindung mata (yaitu kacamata atau pelindung wajah).

3) Gaun lengan panjang dan sarung tangan bersih, tidak steril, (beberapa

prosedur ini membutuhkan sarung tangan steril).

4) Celemek kedap air untuk beberapa prosedur dengan volume cairan yang tinggi

diperkirakan mungkin dapat menembus gaun.

5) Prosedur di ruang berventilasi cukup, yaitu di sarana-sarana yang dilengkapi

ventilasi mekanik, minimal terjadi 6 sampai 12 kali pertukaran udara setiap

jam dan setidaknya 160 liter/ detik/ pasien di sarana–sarana dengan ventilasi

alamiah.

6) Jumlah orang yang berada di ruang pasien sesuai jumlah minimum yang

diperlukan untuk memberi dukungan perawatan pasien. kewaspadaan isolasi

juga harus dilakukan terhadap suspek dan konfirmasi COVID-19 sampai hasil

pemeriksaan laboratorium rujukan negatif.


49

Gambar 2.Rekomendasi APD Untuk Dokter Gigi/Perawat Gigi


(Kemenkes, 2020)
50

3.6 Desain Klinik

Gambar 3. Pintu Masuk Klinik dan Area parkiran

Gambar 4. Ruang Administrasi dan Rekam Medik


51

Gambar 5. Ruang Tunggu Pasien


52

Gambar 6. Ruang Konsultasi Dokter

Gambar 6. Desain praktek Secara Keseluruhan


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktik kedokteran adalah rangkaian Kegiatan yang dilakukan oleh dokter

terhadap pasien dalam melaksanakan upaya. Syarat- syarat yang berhubungan

dengan praktek swasta /pribadi harus dipenuhi sesuai aturan yang berlaku setiap

saat bisa berubah. Pada dasarnya manajemen praktek swasta/pribadi harus dapat

menciptakan praktik yang efektif agar timbul suatu komunikasi yang terbuka dan

baik antara personal yang terlibat dalam praktik dan pasien.

4.2 Saran

Perencanaan sebaiknya dilakukan lebih detail dan dengan menggunakan

survey lapangan yang menyeluruh.

53
DAFTAR PUSTAKA

Ali dkk. 2015. Kemitraan Dalam Hubungan Dokter–Pasien. Konsil kedokteran


gigi: Jurnal BDJ, Volume 2, Nomor 1, Januari - Juni 2018: 9-16

Dewa, A, P, G, M, S, P, Fiora, R, P, Ni Made Sri Nopiyani. 2018. Manajemen


pengelolaan limbah medis di praktikdokter gigi Kabupaten
Tabanan.Jurnal BDJ, Volume 2, Nomor 1, Januari - Juni 2018: 9-16

Freddy, R. 2014. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka utama

Hashim, R., Mahrouq, R., Hadi, N. 2011. Evaluation od Dental Waste


Management In the Emirates :Jurnal International Dental and Medical
Research Vol 4 ,No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan

Istiqomah dan Adriyanto.2017. Analisi SWOT dalam pengembangan bisnis.


Kudus : Jurnal bisnis dan manajemen islam Vol . 5, No. 1, Juni 2017, hlm.
83-111

Kemenkes. 2012. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease


2019 (Covid-19)

Kosterman. 2020. Desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi dental device
layout design. Bandung : Jurnal Vol . 3, No. 1, Juni 2020, hlm. 83-100

Lipursari, A. 2013.peran sistem informasi manajemen (SIM) dalam pengambilan


keputusan. Semarang : jurnal stie semarang Vol . 2, No. 1, agustus 2020,
hlm. 83-1

Marizka, D, A., Pramono, S. 2012. Perancangan tata letak penempatan alat


kedokteran gigi yang ergonomis.jurnal teknologi dan manajemen

Nourlette, Hati SW. 2020. Penentuan Strategi Dengan Pendekatan Analisis Swot Pada
Hotel Nongsa Point Marina & Resort Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis.
Inovbiz: Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1, Juni 2017, hlm. 83-102

Nugraheni, R. 2015. Analisis pelayanan rekam medis di rumah sakit x Kediri jawa
timur. Jawa Timur Universitas Diponegoro : Jurnal Wiyata

Permenkes. 2007. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011 TENTANG KLINIK

Permenkes.2011. izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran. Departemen


Kesehatan. 2007. Permenkes RI No 1295/MENKES/PER/XII/2007tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dep Kes.

54
55

Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 2008. Tentang kode etik kedokteran gigi
Indonesia pasal 3 ayat 1

Tamara, A.2016. Implementasi Analisis Swot Dalam Strategi Pemasaran Produk


Mandiri Tabungan . Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3,
Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan

Triaji, Y, W., Kridalukna, R., Widianto, E, D. 2017. Pembuatan Sistem Informasi


Manajemen Klinik dengan Rekam Medis : studi kasus di klinik kebon
arum boyolali. Semarang: jurnal teknologi dan sistem computer

Olastri, V, N., Afriza, D & Widyawati.2014. Hubungan Pengetahuan Dokter Gigi


dengan Tindakan Pembuangan Sampah Medis di Tempat Praktek Dokter
Gigi di Kota Padang.Jurnal B-Dent, Vol 1, No. 1, Juni 2014 : 64 - 69

Yandi, S., Priyono, B., & Sriyono, N, W. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan mahasiswa co-ass terhadap desain tata letak ruang rsgm fakultas
kedokteran gigi universitas baiturrahmah padang. Yogyakarta : Jurnal B-
Dent, Vol 2, No. 1

Anda mungkin juga menyukai