Anda di halaman 1dari 166

ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES PEMASANGAN TIANG PANCANG

(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CITY VIEW

DI KAWASAN MEDAN POLONIA)

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas
dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil

Diajukan Oleh:
Ezar Adelpho Tigor
NIM. 050404031

PROGRAM STUDI GEOTEKNIK


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Produktivitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam


menentukan keberhasilan suatu proyek. Peningkatan produktivitas ini sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pekerja, kondisi pekerjaan proyek dan
minimalnya aktivitas pekerjaan yang tidak produktif. Dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai produktivitas dilihat dari segi pekerja (FUP) dan durasi
aktivitas pada proses pemancangan Proyek Apartemen City View Kawasan
Medan Polonia.
Untuk melihat hubungan (pengaruh) antara variabel terikat yaitu tingkat
utilitas pekerja (FUP) dan variabel bebas (x) yakni variabel-variabel produktivitas,
digunakan analisis linear sederhana dan berganda.
Sedangkan untuk melihat produktivitas pemancangan berdasarkan durasi
aktivitas dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara kedalaman
pemancangan dengan durasi aktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang
pancang. Bagian ini juga bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang paling
berpengaruh dan aktivitas-aktivitas yang tidak produktif.
Dari penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan
antara variabel-variabel produktivitas menurut Iman Suharto terhadap tingkat
utilitas pekerja pemancangan.
Dari penelitian ini juga diketahui indeks produktivitas pemancangan satu
titik pancang yakni tertinggi sebesar 0,634 m/menit atau 38,04 m/jam dan
terendah sebesar 0,574 m/menit atau 34,44 m/jam. Sedangkan indeks
produktivitas pemancangan satu tiang pancang yakni tertinggi sebesar 0,843
m/menit atau 50,04 m/jam dan terendah sebesar 0,640 m/menit atau 38,40 m/jam.
Dari penelitian ini juga diketahui bahwa aktivitas penekanan tiang pancang
sambungan (Tekan TP 1) merupakan aktivitas yang paling berpengaruh dalam
proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang dengan mean durasi terbesar
yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas
yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai
mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa faktor penghambat
produktivitas pekerjaan pemancangan pada Proyek City View yang sering terjadi
adalah kegiatan mengobrol/merokok yaitu sebesar 59,091%, dan faktor
penghambat yang jarang terjadi adalah faktor-faktor seperti kegiatan penyusunan
letak tiang, pengisian bahan bakar, perbaikan tumpuan grip, dan kegiatan diskusi
pemindahan alat dengan nilai masing-masing sebesar 4,545%.

Kata kunci : Produktivitas, tingkat utilitas pekerja (LUR), regresi linear, durasi
aktivitas, indeks produktivitas pemancangan

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini. Laporan ini merupakan salah

satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) di Departemen

Teknik Sipil, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara. Laporan ini berjudul “Analisis Produktivitas Proses

Pemasangan Tiang Pancang (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan

Apartemen City View di Kawasan Medan Polonia)”.

Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada Penulis, yaitu:

1. Bapak Prof.Dr. Ing. Johannes Tarigan dan Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE. selaku Pembimbing dan Koordinator

Bidang Geoteknik Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.

3. Para penguji, Bapak Dr.Ir. Sofian Asmirza S. M.Sc., Ir.Rudi Iskandar, MT.

dan Ibu Ika Puji Hastuti, ST.,MT. yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Yudhi dan Bapak Kandar selaku pembimbing lapangan yang telah

membantu dalam penulis dalam pelaksanaan penelitian pada Proyek

Apartemen City View Kawasan Medan Polonia.

Universitas Sumatera Utara


5. Kedua orang tua Penulis, B. Marpaung (Alm.) dan M. Manurung, serta abang

dan kakak Penulis, yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan semangat

luar biasa kepada Penulis.

6. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Departemen Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman penulis Albert Rei si Gun Man, Edward, Christian, Berlin,

Tuek, Fahmi, Jhonravolta, Kobe, Bang Jhon, Cius, Keng, Niel, Juju, dan

Jalius, yang telah memberikan bantuannya kepada Penulis.

8. Seluruh rekan-rekan stambuk 2005 atas kepedulian dan dorongan yang telah

diberikan kepada Penulis.

9. Viva Damanik sebagai adik dan teman terdekat Penulis yang telah

memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada Penulis.

10. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari

View Kawasan Medan Polonia masih banyak kekurangan dalam penulisan

laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, dan pembaca lainnya.

Medan, Agustus 2011

Penulis,

(Ezar Adelpho Tigor)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

ABSTRAK .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xvii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................. I-1

1.2. Perumusan Masalah .......................................................... I-3

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................. I-3

1.4. Asumsi dan Batasan Masalah ........................................... I-4

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................ I-5

II LANDASAN TEORI

2.1. Produktivitas … ................................................................ II-1

2.1.1. Pengertian Produktivitas ....................................... II-1

2.1.2. Produktivitas dan Efektivitas ................................ II-4

2.1.3. Tenaga Kerja ......................................................... II-6

Universitas Sumatera Utara


2.2. Peningkatan Produktivitas ............................................... II-8

2.3. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas……… II-9

2.4. Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja ........................ II-14

2.5. Teori Tiang Pancang ......................................................... II-16

2.5.1. Tiang Pancang ....................................................... II-16

2.5.2. Alat Pancang .......................................................... II-17

2.6. Analisis Statistik ................................................................ II-19

2.6.1. Teknik Pengumpulan Data .................................... II-19

2.6.2. Definisi Variabel Operasional ............................... II-23

2.7. Analisis Data Penelitian .................................................... II-24

2.7.1. Analisis Deskripsi................................................... II-24

2.7.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas ................................ II-24

2.7.3. Uji Normalitas Data ............................................... II-26

2.7.4. Pengujian Hipotesis Asosiatif ................................ II-27

2.7.5. Uji Hipotesis ........................................................... II-31

2.8. Teori tentang SPSS ........................................................... II-32

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian .................................................................. III-1

3.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ............................... III-1

3.3. Lokasi Penelitian ............................................................... III-2

3.4. Metode Penelitian .............................................................. III-3

3.4.1. Pengumpulan Data ................................................ III-3

Universitas Sumatera Utara


3.4.2. Pengolahan Data .................................................... III-6

3.4.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Faktor Tenaga Kerja......... III-6

3.4.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Durasi Aktivitas................. III-10

3.5. Analisa Data ...................................................................... III-10

3.5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Faktor Tenaga Kerja.. ..................... III-11

3.5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Durasi Aktivitas ............................... III-12

IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data ............................................................ IV-1

4.1.1. Aktivitas-aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Proyek City View ........................... IV-4

4.1.2. Data Hasil Kuesioner ............................................. IV-9

4.1.3. Data Produktivitas Pekerja ................................... IV-10

4.1.4. Data Tiang Pancang............................................... IV-13

4.1.4.1. Spesifikasi Tiang Pancang ....................... IV-13

4.1.4.2. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Sumbu

X dan Y pada Denah Pondasi ................. IV-14

4.1.4.3. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011 IV-15

Universitas Sumatera Utara


4.1.4.4. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 IV-16

4.1.4.5. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 IV-17

4.1.4.6. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011…IV-18

4.1.4.7. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011…IV-19

4.2. Pengolahan Data ............................................................... IV-20

4.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan

Faktor Tenaga Kerja ............................................. IV-20

4.2.1.1. Mengubah Skala Ordinal Menjadi

Interval ..................................................... IV-20

4.2.1.2. Pengujian Instrumen Penelitian .............. IV-23

4.2.1.3. Perhitungan Faktor Utilitas Pekerja ....... IV-27

4.2.1.4. Uji Normalitas Data ................................. IV-29

4.2.1.5. Analisis Hubungan Antar Variabel

dengan Uji Korelasi .................................. IV-29

4.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan

Durasi Aktivitas- aktivitas Pemancangan ............. IV-43

4.2.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan

Satu Titik Pancang .................................. IV-43

Universitas Sumatera Utara


4.2.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan

Satu Tiang Pancang................................. IV-56

4.2.2.3. Faktor Penghambat Produktivitas .......... IV-63

V ANALISIS PENGOLAHAN DATA

5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan

Faktor Tenaga Kerja......................................................... V-1

5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan

Faktor Durasi Aktivitas-aktivitas Pemancangan ............. V-4

5.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu

Titik Pancang ......................................................... V-4

5.2.1.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk

Satu Titik Pancang dengan Metode Statistik

Nonparametrik Jenis One Sample Test .... V-4

5.2.1.2. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Titik Pancang ........... V-5

5.2.1.3. Analisis Peringkat Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Titik Pancang ........... V-6

5.2.1.4. Analisis Produktivitas Pemancangan

Satu Titik Pancang ................................... V-11

5.2.2. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu

Tiang Pancang ............................................ V-13

Universitas Sumatera Utara


5.2.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk

Satu Titik Pancang dengan Metode Statistik

Nonparametrik Jenis One Sample Test .... V-13

5.2.2.2. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Tiang Pancang ......... V-15

5.2.2.3. Analisis Peringkat Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Tiang Pancang ......... V-15

5.2.2.4. Analisis Produktivitas Pemancangan

Satu Titik Pancang ................................... V-16

5.2.3. Analisis Faktor Penghambat Produktivitas .......... V-19

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ........................................................................ VI-1

6.2. Saran .................................................................................. VI-3

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

4.1. Data Jawaban Hasil Kuesioner untuk Tenaga Kerja Pemancangan

Tiang Pancang pada Proyek City View ............................................. IV-9

4.2. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-1 (9 Mei 2011) ............................................................................. IV-10

4.3. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-2 (10 Mei 2011) .......................................................................... IV-10

4.4. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-3 (11 Mei 2011) ......................................................................... IV-11

4.5. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-4 (12 Mei 2011) .......................................................................... IV-12

4.6. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-5 (12 Mei 2011) ......................................................................... IV-13

4.7. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Arah Sumbu X dan Y ................ IV-14

4.8. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 9 Mei 2011 .......................................................................... IV-15

4.9. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 10 Mei 2011 ........................................................................ IV-16

4.10. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 11 Mei 2011 ........................................................................ IV-17

Universitas Sumatera Utara


4.11. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 12 Mei 2011 ........................................................................ IV-18

4.12. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 14 Mei 2011 ........................................................................ IV-19

4.13. Nilai Z untuk Setiap Kategori Kumulatif........................................... IV-21

4.14. Tabulasi Transformasi Skala Ordinal menjadi Skala Interval dengan

Menggunakan Bantuan Ms. Excel 2007 ............................................ IV-23

4.15. Hasil Uji Validitas Kuesioner Menggunakan SPSS 13 ...................... IV-24

4.16. Perhitungan Variabel Varians ........................................................... IV-26

4.17. Faktor Ulitlitas Pekerja (FUP) pada Proses Pemancangan Proyek

City View ......................................................................................... IV-28

4.18. Hasil Pengujian Normalitas Data FUP ............................................. IV-29

4.19. Interval Kelas ................................................................................... IV-31

4.20. Nilai Interval Kelas ........................................................................... IV-31

4.21. Nilai Interval Kelas dari Tiap Rata-rata FUP ..................................... IV-31

4.22. Tabel Penolong untuk Menentukan Nilai r ........................................ IV-32

4.23. Korelasi Variabel X1 dengan Y ......................................................... IV-33

4.24. Korelasi Variabel X2 dengan Y ......................................................... IV-34

4.25. Korelasi Variabel X3 dengan Y ......................................................... IV-35

4.26. Korelasi Variabel X4 dengan Y ......................................................... IV-36

4.27. Korelasi Variabel X5 dengan Y ......................................................... IV-36

4.28. Korelasi Variabel X6 dengan Y ......................................................... IV-37

4.29. Korelasi Variabel X7 dengan Y ......................................................... IV-38

Universitas Sumatera Utara


4.30. Korelasi Variabel X8 dengan Y ......................................................... IV-39

4.31. Matriks Korelasi Antarvariabel ......................................................... IV-39

4.32. Kombinasi Variabel Bebas ................................................................ IV-40

4.33. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011 .................................................... IV-40

4.34. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 .................................................. IV-45

4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 .................................................. IV-47

4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 .................................................. IV-49

4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011 .................................................. IV-51

4.38. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas ................................. IV-54

4.39. Durasi dan Besarnya Mean Pemancangan Satu Titik Pancang ........... IV-55

4.40. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang

Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011 .................................................... IV-56

4.41. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang

Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 .................................................. IV-57

4.42. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang

Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 .................................................. IV-58

4.43. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 .................................................. IV-59

Universitas Sumatera Utara


4.44. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011 .................................................. IV-60

4.45. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas ................................. IV-62

4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan............................... IV-63

4.47. Jenis Kasus yang Mengakibatkan Idle dan Persentase Terjadinya...... IV-66

5.1. Rangkuman Hasil Pengolahan Data Uji Korelasi............................... V-1

5.2. Kesimpulan Matriks Korelasi............................................................ V-3

5.3. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007 ................ V-4

5.4. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13 .............................. V-5

5.5. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik

Pancang ............................................................................................ V-6

5.6. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Mobilisasi ................................... V-7

5.7. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ikat TP 1 ..................................... V-7

5.8. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP 1 ................................. V-8

5.9. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan TP 1 ................................. V-8

5.10. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP Sambungan ................. V-9

5.11. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Las Sambungan .......................... V-9

5.12. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan Lanjutan TP Sambungan .. V-10

5.13. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Idle Time .................................... V-10

5.14. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik

Pancang ............................................................................................ V-11

5.15. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari Panjang

Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan .......................................... V-12

Universitas Sumatera Utara


5.16. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007 ................ V-14

5.17. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13.............................. V-14

5.18. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang

Pancang ............................................................................................ V-15

5.19. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik

Pancang ............................................................................................ V-16

5.20. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari Panjang

Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan .......................................... V-17

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Lembar Pengamatan Five Minute Rating........................................... II-23

4.1. Pendatangan Tiang Pancang .............................................................. IV-2

4.2. Mobile Crane .................................................................................... IV-2

4.3. Alat Pancang Impacting hammer Type Diesel hammer ...................... IV-3

4.4. Pengikatan Tiang Pancang ................................................................ IV-5

4.5. Pengambilan Tiang Pancang ............................................................. IV-6

4.6. Penekanan Tiang Pancang................................................................. IV-7

4.7. Pengelasan Sambungan ..................................................................... IV-8

4.8. Salah Satu Contoh Aktivitas Idle Time .............................................. IV-9

4.9. Diagram Persentase Kasus Idle Time................................................. IV-67

5.1. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari Panjang

Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan .......................................... V-14

5.2. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari Panjang

Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan .......................................... V-18

5.3. Grafik Perbandingan Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang

dengan Satu Tiang Pancang (Lower) ................................................. V-18

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Penelitian ......................................................................... L-1

2. Lembar Pengamatan Five Minute Rating........................................... L-2

3. Data Responden ................................................................................ L-3

4. Tabel Statistik Uji T .......................................................................... L-4

5. Tabel Distribusi z .............................................................................. L-5

6 Peta proyek pembangunan Apartemen City View kawasan Medan

Polonia di Jalan Padang Golf Medan. ................................................ L-5

7. Denah Pondasi .................................................................................. L-6

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Produktivitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam


menentukan keberhasilan suatu proyek. Peningkatan produktivitas ini sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pekerja, kondisi pekerjaan proyek dan
minimalnya aktivitas pekerjaan yang tidak produktif. Dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai produktivitas dilihat dari segi pekerja (FUP) dan durasi
aktivitas pada proses pemancangan Proyek Apartemen City View Kawasan
Medan Polonia.
Untuk melihat hubungan (pengaruh) antara variabel terikat yaitu tingkat
utilitas pekerja (FUP) dan variabel bebas (x) yakni variabel-variabel produktivitas,
digunakan analisis linear sederhana dan berganda.
Sedangkan untuk melihat produktivitas pemancangan berdasarkan durasi
aktivitas dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara kedalaman
pemancangan dengan durasi aktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang
pancang. Bagian ini juga bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang paling
berpengaruh dan aktivitas-aktivitas yang tidak produktif.
Dari penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan
antara variabel-variabel produktivitas menurut Iman Suharto terhadap tingkat
utilitas pekerja pemancangan.
Dari penelitian ini juga diketahui indeks produktivitas pemancangan satu
titik pancang yakni tertinggi sebesar 0,634 m/menit atau 38,04 m/jam dan
terendah sebesar 0,574 m/menit atau 34,44 m/jam. Sedangkan indeks
produktivitas pemancangan satu tiang pancang yakni tertinggi sebesar 0,843
m/menit atau 50,04 m/jam dan terendah sebesar 0,640 m/menit atau 38,40 m/jam.
Dari penelitian ini juga diketahui bahwa aktivitas penekanan tiang pancang
sambungan (Tekan TP 1) merupakan aktivitas yang paling berpengaruh dalam
proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang dengan mean durasi terbesar
yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas
yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai
mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa faktor penghambat
produktivitas pekerjaan pemancangan pada Proyek City View yang sering terjadi
adalah kegiatan mengobrol/merokok yaitu sebesar 59,091%, dan faktor
penghambat yang jarang terjadi adalah faktor-faktor seperti kegiatan penyusunan
letak tiang, pengisian bahan bakar, perbaikan tumpuan grip, dan kegiatan diskusi
pemindahan alat dengan nilai masing-masing sebesar 4,545%.

Kata kunci : Produktivitas, tingkat utilitas pekerja (LUR), regresi linear, durasi
aktivitas, indeks produktivitas pemancangan

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produktivitas merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat

keefektifan dan mutu untuk menghasilkan lebih banyak barang-barang maupun

jasa-jasa. Pengukuran produktivitas merupakan alat manajemen yang penting

disemua tingkatan ekonomi. Karena itu sudah saatnya dibicarakan alasan

mengenai mengapa produktivitas itu harus diukur.

Dalam bidang konstruksi, produktivitas juga merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek. Peningkatan

produktivitas diharapkan menjadikan proyek menjadi selesai tepat waktu sesuai

dengan jadwal yang telah direncanakan tanpa pemborosan biaya. Peningkatan

produktivitas ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pekerja, kondisi

pekerjaan proyek dan minimalnya aktivitas pekerjaan yang tidak produktif.

Suatu pekerjaan konstruksi dikatakan produktif apabila dalam

pelaksanaannya, proyek tersebut memiliki perencanaan yang baik. Dengan

memilih peralatan yang tepat, ketersediaan tenaga ahli, pengoperasian alat dengan

benar, diharapkan akan meningkatkan kinerja suatu proyek. Jika proyek

menghasilkan keluaran yang sesuai rencana dengan baik maka proyek tersebut

dapat dikatakan telah cukup produktif.

Universitas Sumatera Utara


Pekerjaan pondasi merupakan salah satu dari sekian banyak pekerjaan

konstruksi yang sangat mempengaruhi kecepatan dari sebuah proyek. Pondasi

merupakan bagian struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah

dan berfungsi untuk mentransfer beban yang diterima struktur ke tanah. Pekerjaan

pondasi untuk bangunan gedung umumnya menggunakan pondasi tiang pancang.

Salah satu jenis alat pancang yang sering digunakan adalah impacting hammer.

Proyek pembangunan Apartemen City View yang berlokasi di kawasan

Medan Polonia merupakan salah satu proyek yang direncanakan memiliki jumlah

lantai sebanyak 15 lantai. Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah pondasi

tiang pancang yang mana menggunakan alat pancang jenis impacting hammer

type diesel hammer.

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa pekerja merupakan salah satu

penentu keberhasilan suatu proyek. Penggunaan sumber daya manusia yang tepat

akan mempengaruhi keberlangsungan suatu proyek. Salah satu pendekatan untuk

mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter

indeks produktivitas yang salah satunya adalah perhitungan kinerja pekerja

melalui perhitungan labour efectiveness rate (LUR) atau faktor utilitas pekerja

(FUP). Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan dianalisis

produktivitas tenaga kerja pemancangan Proyek Apartemen City View Medan

Polonia berdasarkan tingkat utilitas dalam bekerja (labour utilization rate).

Pengerjaan tiang pancang yang dalam proyek ini menggunakan impacting

hammer, mengikuti beberapa urutan aktivitas pengerjaan. Aktivitas-aktivitas ini

memiliki besar durasi pengerjaan yang berbeda-beda. Akibatnya, durasi aktivitas

Universitas Sumatera Utara


tersebut perlu dianilisis untuk melihat aktivitas mana yang paling memperngaruhi

pekerjaan pemancangan dengan juga meminimalisir aktivitas-aktivitas yang tidak

produktif.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan dianalisis

produktivitas tenaga kerja dari segi analisis durasi aktivitas dibandingkan dengan

kedalaman pemancangan. Penelitian ini juga akan memberikan gambaran

mengenai aktivitas-aktivitas yang kurang dan tidak produktif dalam proses

pemancangan di Proyek Apartemen City View Medan Polonia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka yang

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat utilitas pekerja (labour utilization rate) atau FUP pada

pekerjaan pemancangan di Proyek City View, Medan Polonia

2. Bagaimana produktivitas pemancangan tiang pancang dengan menggunakan

impacting hammer type diesel hammer dari segi durasi aktivitas

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yakni :

1. Mengetahui tingkat produktivitas kinerja tenaga kerja pada pekerjaan

pemancangan di Proyek City View, Medan Polonia berdasarkan tingkat

utilitas dalam bekerja (labour utilization rate)

2. Mengetahui hubungan variabel melalui uji korelasi

Universitas Sumatera Utara


3. Mengetahui produktivitas pemancangan tiang pancang satu tiang dan satu titik

pancang

4. Mengetahui peringkat aktivitas yang mempengaruhi pekerjaan pemancangan

di Proyek City View, Medan Polonia

5. Mengetahui faktor penyebab penghambat produktivitas pada pekerjaan

pemancangan Proyek City View, Medan Polonia

1.4. Asumsi dan Batasan Masalah

Adapun yang menjadi asumsi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Kondisi pekerjaan tidak berubah selama penelitian

2. Selama penelitian berlangsung, alat pancang yang digunakan berada dalam

kondisi baik

Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada pekerjaan pemancangan untuk satu

sambungan dengan jenis tanah lanau berlempung dengan kedalaman

pemancangan 18 meter

2. Perhitungan produktivitas pemancangan dibatasi pada perhitungan waktu saja

3. Pengamatan dilakukan pada jam mulai kerja sampai dengan selesai

perharinya

4. Penelitian ini dibatasi hanya pada daya dukung pondasi tiang dengan jenis

end bearing

5. Penelitian ini dibatasi hanya pada pekerjaan pemancangan dengan lapisan

tanah dasar lempung padat

Universitas Sumatera Utara


6. Penelitian ini dibatasi pada pekerjaan pemancangan dengan menggunakan

alat pancang tipe Diesel Hammer kode IHI dengan tahun produksi 1988

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai

produktivitas pemancangan pada proyek City View dengan meninjau batasan-

batasan masalah yang ada sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

kepada segala pihak yang berkecimpung didalamnya sehingga diharapkan juga

dapat memberikan masukan terhadap hal tersebut.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Produktivitas

2.1.1. Pengertian Produktivitas

Sumber-sumber ekonomi yang digerakan secara efektif memerlukan

ketrampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang

tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah.

Melalui berbagai perbaikan cara kerja, pemborosan waktu, tenaga dan berbagai

input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan lebih baik

dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang jelas, waktu tidak terbuang sia-sia,

tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara

dengan baik, efektif dan efisien.

Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang

memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa

kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik

dari hari ini.

Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas. Dan

berdasarkan konsep teknik, produktivitas adalah rasio dari output yang dihasilkan dari

tiap unit sumber daya yang digunakan (input) dibandingkan menjadi sebuah rasio

yang pada suatu waktu dengan kualitas sama atau meningkat.

Universitas Sumatera Utara


Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata

maupun fisik dengan masukan sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah

ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara output dan input, masukan

sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam

kesatuan fisik bentuk mental.

Produktivitas adalah ukuran keluaran dari proses produksi dari setiap unit

yang dihasilkan. Produktivitas diukur dengan perbandingan output dan input yang di

peroleh. Produktivitas dapat juga didefinisikan sebagai ukuran efisiensi produksi yang

dijalankan [Wikipedia, 2008]. Pengertian lain adalah perbandingan (rasio) antara

output per input-nya. Sehingga nilai (indeks) produktivitas, maka akan diketahui pula

seberapa efisien sumber-sumber input yang telah dihemat. Agar produktivitas bisa

meningkat maka perlu diupayakan proses produksi bisa mamberikan kontribusi

sepenuhnya terhadap kegiatan-kegiatan produktif yang berkaitan dengan nilai tambah

dan berusaha untuk menghindari atau meminimalkan langkah-langkah kegiatan yang

tidak produktif seperti banyaknya idle/delays, set-up, loading-unloading, dan

sebagainya [Wignjosoebroto, 1996].

Secara umum, produktivitas rata-rata dapat diartikan sebagai perbandingan

antara output (hasil produksi) terhadap input (elemen produksi : tenaga kerja,

material, peralatan) dan time. Jadi produktivitas dapat dinyatakan dengan rumus:

output
produktivitas =
input x time

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam

memproduksi barang atau jasa. L. Greenberg mendefinisikan produktivitas

Universitas Sumatera Utara


sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi

totalitas masukan selama periode tersebut.

Kerja yang bermalas-malasan ataupun korupsi jam kerja dari yang

semestinya, bukanlah menunjang pembangunan, tapi menghambat kemajuan yang

semestinya dicapai. Sebaliknya, kerja yang efektif menurut jumlah jam kerja yang

seharusnya serta kerja yang sesuai dengan uraian kerja masing-masing pekerja,

akan dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran usaha baik secara

individu maupun secara menyeluruh. Banyak kejadian disekitar kita betapa

pemanfaatan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari produktivitas

kerja,banyak diabaikan, bahkan secara sengaja dilanggar. Sikap mental seperti ini

tidak akan menimbulkan suasana kerja yang optimis, apalagi diharapkan untuk

menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif disemua perangkat kerja

yang ada.

Kerja produktif memerlukan ketrampilan kerja yang sesuai dengan isi

kerja sehingga bisa menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki

cara kerja atau minimal mempertahankan yang sudah baik. Kerja produktif

memerlukan prasarat lain sebagi pendukung yaitu : Kemauan kerja yang tinggi,

lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kehidupan

minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi dan

hubungan kerja yang harmonis.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Produktivitas dan Efektivitas

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata

maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan sebenarnya. Misalnya saja

produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif diartikan sebagai suatu

perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output input . Masukan

sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam

kesatuan fisik, bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan

efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Ukuran produktivitas yang

paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan

membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang

(Muchdarsyah, 1992 : 12).

“Produktivitas tenaga kerja kontruksi dapat dinyatakan dalam berbagai

bentuk, misalnya jumlah unit yang diselesaikan dibagi sumber daya (jam-orang)

yang digunakan” (Iman Soeharto, 1995 : 294). “ Produktivitas adalah suatu

pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan

rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-

sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi.

Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor yang mendasar, yaitu

investasi, manajemen, dan tenaga kerja” (Muchdarsyah, 1992 : 17-18).

Permasalahan produktivitas juga berkaitan dengan seberapa besar

pekerjaan itu digolongkan dalam kelompok kerja yang efektif. Efektif biasanya

digunakan sebagai perbandingan/tingkatan dimana sasaran yang dikemukakan

dapat dianggap tercapai. Sedangkan pengertian efektivitas adalah suatu

Universitas Sumatera Utara


perbandingan antara evaluasi pekerjan dari satu unit output dengan evaluasi satu

unit input (masukan) sehingga dapat diperoleh besarntya efektivitas dari suatu

jenis pekerjaan yang ditinjau (Muchdarsyah, 1992 : 14-15).

Manajemen memang selalu diarahkan sebagai upaya meminimalisir baik

dalam hal biaya (pendanaan), fasilitas, ataupun sumber daya manusianya, namun

tetap ditempatkan dalam porsi yang tepat sehingga tujuan usaha tercapai. Prinsip

manajemen pada umumnya adalah peningkatan efisiensi dengan mengurangi

pemborosan (wastage). Sumber-sumber yang ada digunakan secara maksimal,

termasuk modal, bahan-bahan mentah dan setengah jadi, dan tenaga kerja sendiri.

Ketidakefisiensian terjadi karena manajemen yang kurang baik atau kurangnya

pengawasan dari manajer. Ketidakefisiensian itu dapat diketahui melalui analisa

dari hasil pengamatan terhadap aktivitas tiap pekerjaan dalam jangka waktu

tertentu (Oglesby, 1989 : 172).

Produktivitas adalah interaksi antar tiga faktor yang mendasar, yaitu :

investasi, manajemen dan tenaga kerja.

1. Investasi

Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal merupakan

landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus

ditambahkan dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa

yang maju kia harus dapat mengusai teknologi yang memberi dukungan kepada

kemajuan pembangunan nasional, ditingkat mikro tentunya teknologi yang

mampu mendukung kemajuan usaha atau perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


2. Manajemen

Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakan orang

lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. Hal-hal

yang kita hadapi dalam manajemen, terutama dalam organisasi modern, ialah

semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan

yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mempengaruhiseluruh aspek organisasi seperti proses produksi, distribusi,

pemasaran dan lain-lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat harus diimbangi

dengan proses yang terus-menerus melalui pengembangan sumber daya manusia,

yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, latihan dan

pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang

mengusai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek manajerial.

3. Tenaga Kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor

tenaga kerja ialah :

1) Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa depannya

2) Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan

(Muchdarsyah, 1992 : 18-20).

2.1.3. Tenaga Kerja

Dalam penyelenggaraan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi

penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas kegiatan proyek

Universitas Sumatera Utara


berubah sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga, jenis

keterampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang

sedang berlangsung. Bertolak dari kenyataan tersebut, maka suatu perencanaan

tenaga kerja proyek yang menyeluruh dan terperinci harus meliputi perkiraan jenis

dan kapan tenaga kerja dibutuhkan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan

jadwal kebutuhannya, maka dapat dimulai kegiatan pengumpulan informasi

perihal sumber penyediaan, baik kualitas maupun kuantitas. Dalam pelaksanaan

proyek, jumlah kebutuhan tenaga kerja yang terbesar adalah tenaga kerja

lapangan. Tenaga kerja lapangan ini berhubungan langsung dengan pekerjaan

fisik konstruksi di lapangan.

Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam :

a. Penyelia atau pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan

pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. Setiap

pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.

b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam

tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang besi,

tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam melaksanakan

pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja (buruh

terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih).

Jumlah tenaga penyelia jauh lebih sedikit (5-10%) dibandingkan dengan

pekerja yang diawasi. Kebutuhan tenaga penyelia tergantung pada besar kecilnya

proyek, analisa kebutuhanya tidak dapat ditentukan secara pasti, biasanya

Universitas Sumatera Utara


didasarkan pada kemampuan dan pengalamanya dalam melaksanakan proyek.

Bila dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan, maka

tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi 2,

yaitu:

a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada antara

perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan kontraktor untuk

jangka waktu tertentu.

b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan

menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.

Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki

kemampuan dan kecakapan dasar.

2.2. Peningkatan Produktivitas

Salah satu cara potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah

mengurangi jam kerja yang tidak effektif. Kesempatan utama dalam

meningkatkan produktivitas manusia terletak pada kemampuan individu, sikap

individu dalam bekerja serta manajemen maupun organisasi kerja. Setiap tindakan

perencanaan peningkatan produktivitas individual paling sedikit mencakup tiga

tahap berikut :

1. Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.

2. Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan prioritasnya.

Universitas Sumatera Utara


3. Merencanakan system tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan pekerja

dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama produktivitas

(Muchdarsyah, 1992 : 64-67).

Mengingat bahwa pada umumnya proyek berlangsung dengan kondisi

yang berbeda-beda, maka dalam merencanakan tenaga kerja hendaknya

dilengkapi dengan analisis produktivitas dan indikasi variabel yang

mempengaruhi (Iman Soeharto, 1995 : 162). Kebijakan kesempatan kerja efektif

merupakan salah satu faktor penting bagi peningkatan produktivitas nasional

karena produktivitas ekonomi nasional semata-mata harus dipandang dari sudut

pendayagunaan semua pekerja yang berkemauan (Muchdarsyah, 1992 : 88).

Bila seseorang atau sekelompok orang yang teroganisir melakukan

pekerjaan yang identik berulang-ulang, maka dapat diharapkan akan terjadi suatu

pengurangan jam tenaga kerja atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan

berikutnya, dibanding dengan yang terdahulu bagi setiap unitnya, dengan kata lain

produktivitas naik (Iman Soeharto, 1995 : 166). Salah satu tanggung jawab

manajer adalah meningkatkan produktivitas kerjanya, supaya mereka bekerja

efisien dan produktif. Di area dengan jumlah pekerja yang besar sering terjadi

pemborosan tenaga, waktu dan uang (Oglesby, 1989 : 171).

2.3. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas

Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang sebagai

subsistem untuk menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya

disimpan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Universitas Sumatera Utara


Menurut Kaming dan Wulfram I Ervianto (2005) faktor yang

mempengaruhi produktivitas proyek diklasifikasikan menjadi empat kategori

utama, yaitu:

1. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa, metode konstruksi,

urutan kerja, pengukuran kerja.

2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata

letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen

peralatan, manajemen tenaga kerja.

3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik,

kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.

4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, pembagian

keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja.

Menurut Iman Soeharto, variabel-variabel yang mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja lapangan dapat dikelompokan menjadi:

1. Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu

Kondisi fisik ini berupa iklim, musim, atau keadan cuaca. Misalnya adalah

temperatur udara panas dan dingin, serta hujan dan salju. Pada daerah tropis

dengan kelembaban udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tanaga kerja,

sebaliknya di daerah dingin, bila musim salju tiba, produktivitas tenaga kerja

lapangan akan menurun. Untuk kondisi fisik lapangan kerja seperti rawa-rawa,

padang pasir atau tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap produktivitas.

Hal ini sama akan dialami di tempat kerja dengan keadaan khusus seperti dekat

dengan unit yang sedang beroperasi, yang biasanya terjadi pada proyek perluasan

Universitas Sumatera Utara


instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oeh bermacam-macam peraturan

keselamatan dan terbatasnya ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatan.

Sedangkan untuk kekurang lengkapnya sarana bantu seperti peralatan akan

menaikkan jam orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sarana bantu

diusahakan siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat.

2. Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi

Yang dimaksud dengan supervisi atau penyelia adalah segala sesuatu yang

berhubungan langsung dengan tugas pengelolaan para tenaga kerja, memimpin

para pekerja dalam pelaksanaan tugas, termasuk menjabarkan perencanaan dan

pengendalian menjadi langkah-langkah pelaksanaan janngka pendek, serta

mengkoordinasikan dengan rekan atau penyelia lain yang terkait. Keharusan

memilikki kecakapan memimpin anak buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal

yang perlu dipersoalkan lagi. Melihat lingkup tugas dan tanggung jawabnya

terhadap pengaturan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja, maka kualitas

penyelia besar pengaruhnya terhadap produktivitas secara menyeluruh.

3. Komposisi kelompok kerja

Pada kegiatan konstruksi seorang penyelia lapangan memimpin satu

kelompok kerja yang terdiri dari bermacam-macam pekerja lapangan (labor

craft), seperti tukang batu, tukang besi, tukang pipa, tukang kayu, pembantu

(helper) dan lain-lain. Komposisi kelompok kerja berpengaruh terhadap

Universitas Sumatera Utara


produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan komposisi

kelompok kerja adalah:

i. Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang dipimpinnya

ii. Perbandingan jam-orang untuk disiplin-disiplin kerja

iii. Perbandingan jam-orang penyelia terhadap total jam-orang kelompok kerja

yang dipimpinnya, menunjukkan indikasi besarnya rentang kendali yang

dimiliki. Untuk proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar

kompleks dan berukuran sedang ke atas, perbandingan yang menghasilkan

efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar antara 1:10-15. jam-orang yang

berlabihan akan menaikkan biaya, sedangkan bila kurang akan menurunkan

produtivitas.

4. Kerja lembur

Sering kali kerja lembur atau jam kerja yang panjang lebih dari 40 jam per

minggu tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengejar sasaran jadwal, meskipun

hal ini akan menurunkan efisiensi kerja.

5. Ukuran besar proyek

Penelitian menunjukan bahwa besar proyek (dinyatakan dalam jam-orang)

juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan, dalam arti semakin besar

ukuran proyek produktivitas menurun.

Universitas Sumatera Utara


6. Pekerja langsung versus kontraktor

Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan

dilapangan yaitu dengan merekrut langsung tenaga kerja dan memberikan direct

hire (kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja tertentu kepada subkontraktor.

Dari segi produktivitas umumnya subkontraktor lebih tinggi 5- 10% dibanding

pekerja langsung. Hal ini disebabkan tenaga kerja subkontraktor telah terbiasa

dalam pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah lagi prosedur

kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara pekerja maupun dengan

penyelia. Meskipun produktivitas lebih tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan

potensial dapat lebih singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah

dibanding memakai pekerja langsung, karena adanya biaya overhead (lebih) dari

perusahaan subkontraktor.

7. Kurva pengalaman

Kurva pengalaman atau yang sering dikenal dengan learning curve

didasarkan atas asumsi bahwa seseorang atau sekelompok orang yang

mengerjakan pekerjaan relatif sama dan berulang-ulang, maka akan memperoleh

pengalaman dan peningkatan keterampilan.

8. Kepadatan tenaga kerja

Di dalam batas pagar lokasi yang nantinya akan dibangun instalasi proyek,

yang disebut juga dengan battery limit, ada korelasi antara jumlah tenaga kerja

konstruksi, luas area tempat kerja, dan produktivitas. Korelasi ini dinyatakan

Universitas Sumatera Utara


sebagai kepadatan tenaga kerja (labor density), yaitu jumlah luas tempat kerja

bagi setiap tenaga kerja. Jika kepadatan ini melewati tinngkat jenuh, maka

produktivitas tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda menurun. Hal ini disebabkan

karena dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada kesibukan manusia,

gerakan peralatan serta kebisingan yang menyertai. Semakin tinggi jumlah pekerja

perarea atau semakin turun luas area perpekerja, maka semakin sibuk kegiatan

perarea, akhirnya akan mencapai titik dimana kelancaran pekerjaan terganggu dan

mengakibatkan penurunan produktivitas. (Iman Soeharto, 1995 : 163-169)

2.4. Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja

Selama berlangsungnya pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang dicapai

untuk dibandingkan dengan rencana semula. Obyek pengawasan ditujukan pada

pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar

proses kontruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Upaya mengevaluasi hasil

pekerjaan untuk mengetahui penyebab penyimpangan terhadap estimasi semula.

Pemantauan (monitoring) berarti melakukan observasi dan pengujuian

pada tiap interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan

yang tidak diharapkan (Istimawan, 1996 : 423). Karena dalam rangka mengajukan

tender, produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhadap total biaya

proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan.

Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah

dengan memakai parameter indeks produktivitas (Iman Soeharto, 1995 : 162).

Salah satu pendekatan untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja

Universitas Sumatera Utara


adalah dengan menggunakaan metode yang mengklasifikasikan aktifitas pekerja.

Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan dengan metode produtivity

rating, dimana aktivitas pekerja diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu Essential

contributory work, Effective work (pekerjaan efektif), dan Not Useful (pekerjaan

tidak efektif).

a. essential contributory work, yaitu pekerjaan yang tidak secara langsung, namun

bagian dari penyelesaian pekerjaan. Misalnya :

- Menunggu tukang yang lain dengan tidak bekerja.

- Mengangkut peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan

- Membaca gambar proyek.

- Menerima instruksi pekerjaan.

- Mendiskusikan pekerjaan

b. Pekerjaan effektif (effective work), yaitu disaat pekerja melakukan

pekerjaannya dizona pekerjaan.

c. Pekerjaan tidak efektif (not useful), yaitu kegiatan selain diatas yang tidak

menunjang penyelesaian pekerjaan. Seperti meninggalkan zona pengerjaan,

berjalan dizona pengerjaan dengan tangan kosong dan mengobrol sesama pekerja

sehingga tidak maksimalnya bekerja. Sehingga faktor utilitas pekerja (LUR) dapat

dihitung :

Pengamatan total = waktu bekerja efektif + Waktu bekerja kontribusi


+ waktu bekerja tidak efektif

waktu bekerja efektif + 1/4 waktu bekerja kontribusi


Faktor Ut i litas hari - 1 = x100%
Pengamatan total

Untuk sebuah tim kerja dikatakan mencapai waktu efektif atau memuaskan bila

Universitas Sumatera Utara


faktor utilitas pekerjanya lebih dari 50% (Oglesby, 1989 : 180-181).

2.5. Teori Tiang Pancang

2.5.1. Tiang Pancang

Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,

beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan)

beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam

massa tanah (Bowles, J. E., 1991).

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak

lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat

menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Sudut kemiringan yang dapat dicapai

oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan

perencanaannya.

Tiang pancang umumnya digunakan :

a. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau

melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan

beban lateral boleh jadi terlibat.

b. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak

ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang

kaki-kaki menara terhadap guling.

c. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui

kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang

pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.

Universitas Sumatera Utara


d. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak

berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang

kemampatannya tinggi.

e. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol

amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.

f. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir,

khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.

g. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas

permukaan air melaui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut.

Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian

dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban

lateral (Bowles, J. E., 1991).

2.5.2. Alat Pancang

Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat

pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau

pemukul yang hanya dijatuhkan.

1. Pemukul Jatuh (drop hammer)

Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat

ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang.

Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan berjalan lambat,

sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang kecil.

Universitas Sumatera Utara


2. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)

Pemukul aksi tunggal berbentung memanjang dengan ram yang bergerak naik

oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan

oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram

dikalikan tinggi jatuh

3. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer)

Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram

dan untuk mempercepat gerakan ke bawahnya. Kecepatan pukulan dan energi

output biasanya lebih tinggi daripada pemukul aksi tunggal.

4. Pemukul Diesel (diesel hammer)

Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi bahan

bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan

menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan

adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan.

5. Pemukul Getar (vibratory hammer)

Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi

tinggi.

Universitas Sumatera Utara


2.6. Analisis Statistik

2.6.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara sumber data

dengan masalah penelitian yang yang akan dipecahkan. (Moh. Nazir, 1983 : 221)

Data bisa diperoleh dengan berbagai cara, dalam lingkungan berbeda, lapangan

atau laboratorium dan dari sumber yang berbeda.

Metode pengumpulan data meliputi wawancara melalui tatap muka,

telepon, bantuan komputer dan media elektronik, kuesioner yang diserahkan

secara pribadi atau lewat email atau secara elektronik, observasi individu dan

peristiwa dengan atau tanpa videotape, atau rekaman audio dan beragam teknik

motivasional lain seperti tes proyektif. (Uma Sekaran, 2006 : 66).

Wawancara ialah teknik pengumpulan data melalui pertanyaan kepada

responden secara langsung baik individu maupun kelompok. Kuesioner dilakukan

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis dan jawaban dari

responden juga diberikan secara tertulis. Sedangkan observasi adalah

pengumpulan data melalui pengamatan atas suatu obyek, orang, atau fenomena

dan mencatatnya secara sistematis.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden. Di dalam membuat kuesioner perlu

diperhatikan bahwa kuesioner disamping bertujuan untuk menampung data sesuai

dengan kebutuhan, juga merupakan suatu kertas kerja yang harus ditatalaksanakan

Universitas Sumatera Utara


dengan baik. Terdapat empat komponen inti dari sebuah kuesioner. Keempat

komponen itu adalah :

1. Adanya subyek yaitu individu atau lembaga yang melakukan penelitian

2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut

sera mengisi secara aktif dan obyektif dari pertanyaan maupun pernyatan

yang tersedia.

3. Ada petunjuk pengisian kuesioner, dan petunjuk yang tersedia harus mudah

dimengerti.

4. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat jawaban, baik secara

tertutup, semi tertutup/terbuka. Dalam membuat pernyataan jangan sampai

lupa isian untuk identitas dari responden.

Dalam hubungannya dengan leluasa dan tidaknya responden untuk

memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka

pertanyaan dapat dibagi dalam dua jenis yaitu :

a. Pertanyaan Berstruktur

Merupakan pertanyaan yanng dibuat sedemikian rupa, sehingga responden

dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja ataupun

kepada satu jawaban saja.

b. Pertanyaan Terbuka

Jawaban dan cara pengungkapanya dapat bermacam-macam. Bentuk

pertanyaan terbuka ini jarang digunakan dalam kuesioner tetapi banyak digunakan

dalam wawancara. (Moh. Nazir, 1983 : 250-253)

Universitas Sumatera Utara


Untuk memungkinkan responden menjawab dalam berbagai tingkatan bagi

setiap butir kepuasan format tipe likert bisa dipergunakan R.S Likert (1932) yang

mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala mewakili suatu continum

bipolar. Format tipe likert dirancang untuk memungkinkan responden menjawab

dalam berbagai tingkatan pada setiap butir pertanyaan. ( J Suprapto, 2001 : 86).

Skala likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang,

misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, cukup-tidak cukup, dan lain-

lain. Untuk membuat skala Likert dilakukan dengan:

a. Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur

dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

b. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden.

c. Responden dari tiap pernyataan dengan cara menjumlahkan angka-angka dari

setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon yang berada pada posisi

sama akan menerima secara konsisten dari angka yang selalu sama. Misalnya

bernilai 5 untuk sangat positif dan bernilai 1 untuk yang sangat negatif. Hasil

hitung akan mendapatkan skor dari tiap-tiap pernyataan dan skor total, baik

untuk tiap responden maupun secara total untuk seluruh responden.

d. Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam

penelitian, sebagai patokannya adalah : Pernyataan yang tidak diisi lengkap

oleh responden. Pernyataan yang secara total responden tidak menunjukkan

yang substansial dengan nilai totalnya. Pernyataan-pernyataan hasil saringan

akhir akan membentuk skala likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala

Universitas Sumatera Utara


sikap serta menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya

(Husein Umar, 2002 : 137-138)

2. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan atas suatu

obyek, orang, atau fenomena dan mencatatnya secara sistematis. Teknik observasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik 5-minute rating. Teknik ini

merupakan salah satu bentuk penilaian aktivitas yang cepat yang merupakan salah

satu metode efektif untuk membuat evaluasi kerja general.

Tujuan dari metode ini adalah untuk (1) mengantisipasi waktu tunda suatu

pekerjaan, (2) menghitung efektivitas pekerja,dan (3) mengindikasi detail

pekerjaan yang sedang diteliti.

Untuk membuat 5-minute rating, peneliti dengan menggunakan jam dan

lembar pengamatan harus menempatkan diri mereka pada posisi yang mana

mereka dapat mengamati pekerja tanpa mempengaruhi pekerja yang sedang

bekerja. Dengan cara ini, para pekerja tidak akan merasa awas mengenai apakah

mereka sedang diamati atau tidak.

Berikut pada Gambar 2.1. ditunjukkan contoh lembar kerja 5-minute

rating.

Universitas Sumatera Utara


FIVE-MINUTE RATING

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Tanggal:_____________


Pekerjaan:___________
1 2 3 n Kontraktor___________

START 1 2 3 n KETERANGAN

10:15 √ √ √

:20 √ √ √

:25 √ √

:30 √ √

Gambar 2.1. Lembar Pengamatan Five Minute Rating

2.6.2. Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana

caranya mengukur suatu variabel. Dalam melakukan observasi tentunya perlu

ditentukan karakter yang akan diobservasi dari suatu unit amatan yang disebut

dengan variabel operasional.

Definisi variabel operasional digunakan sebagai petunjuk tentang

bagaimana suatu variabel diukur, dengan menggunakan indikator-indikator yang

secara terperinci.

Universitas Sumatera Utara


2.7. Analisis Data Penelitian

2.7.1. Analisis Deskripsi

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis deskripsi adalah

membuat deskripsi gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-

fakta yang diteliti di lapangan. Merupakan analisis yang digunakan untuk

mengolah data yang diperoleh dalam bentuk angka kemudian dideskripsikan

berdasarkan distribusi frekuensi, nilai rata-rata dan defisiasi standar melalui

perhitungan statistik (Moh. Nazir, 1983 : 63-64).

2.7.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas

tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai produktivitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Cara untuk menguji validitas adalah sebagai berikut :

i. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan (1)

mencari definisi dan merumuskan tentang konsep yang akan diukur yang telah

ditulis para ahli dalam literatur, (2) kalau sekiranya tidak ditemukan dalam

literatur maka untuk lebih mematangkan definisi dan rumusan konsep tersebut

peneliti harus mendiskusikannya dengan para ahli. (3) menanyakan langsung

Universitas Sumatera Utara


kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan

diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti dapat membuat kerangka konsep

dan kemudian menyusun pertanyaan yang operasional.

ii. Melakukan uji coba skala pengukuran yang dihasilkan dari langkah pertama

kepada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab apakah

mereka setuju atau tidak setuju dari masing-masing pertanyaan.

iii. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

iv. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total

dengan menggunakan rumus teknik korelasi produk moment. Adapun

rumusannya adalah :

n(∑ XY ) − (∑ X ∑ Y )
r=
[(n∑ X 2
)][
− (∑ X ) 2 n ∑ Y 2 − (∑ X ) 2 ]
Keterangan :

r : koefisien korelasi,

Y : variabel terikat

X : elemen variabel bebas

n : jumlah data

(Masri Singarimbun, 1987 : 124-137)

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r hitung >

rtabel dan taraf signifikannya sebesar 5%.

Suatu instrumen dinyatakan valid apabila harga koefisien r hitung ≥ 0,3.

(Sudarmanto R Gunawan, 2005 : 79).

Universitas Sumatera Utara


b. Uji Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas adalah pengukuran tentang stabilitas dan konsistensi

dari alat pengukuran. Reabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen reliabel sebenarnya yang mengandung

arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data

yang bisa dipercaya. Untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan analisis Alpha

Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

 k  ∑ σ b 
2

α =  1−
 k − 1  σ t 2 

Keterangan :

α : Nilai Reliabilitas Instrumen

k : Banyaknya Butir Pertanyaan

∑σ
2
b : Jumlah Semua Varians Tiap Butir

σt2 : Varian Total

(Suharsimi Arikunto, 1996)

2.7.3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.

Sebagai salah satu uji statistik parametrik, maka analisis regresi berganda dapat

dilakukan jika sampel yang dipakai untuk analisis berdistribusi normal.

Penggunaan statistik parametrik dihindari jika data yang diteliti tidak berdistribusi

Universitas Sumatera Utara


normal. Uji normalitas data yang digunakan dalam uji penelitian ini adalah uji

Smirnov Kolmogorov.

Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness of fit.

Artinya, yanng diperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga

sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Tes ini

menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap

berasal dari suatu populasi dengan distribusi teoritis itu yang dalam penelitian ini

adalah distribusi normal. Asumsi normalitas terpenuhi jika nilai Asymp.sig (2-

tailed) lebih besar daripada nilai probabilitas 0,05.

2.7.4. Pengujian Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel

dalam populasi, melalui data hubungan variabel dalam sampel. Untuk itu dalam

langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu koefisien antar

variabel dalam sampel, baru koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya.

Jadi menguji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisien korelasi yang ada pada

sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil.

Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan

simetris, hubungan sebab-akibat (kausal), dan hubungan interaktif (saling

mempengaruhi). Untuk mencari antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan

menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi

merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua

Universitas Sumatera Utara


variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif,

sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai suatu

variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya

bila satu variabel diturunkan maka menurunkan variabel yang lain.

Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel

dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan juga sebaliknya

bila nilai suatu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel yang lain.

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dakam koefisien korelasi.

Koefisien korelasi positif sebesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1,

sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu

mempunyai koefisien korelasi =1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna.

Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat dijelaskan atau

diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan (error). Semakin

kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi.

Terdapat bermacam-macam teknik Statistik Korelasi yang dapat

digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Teknik koefisien mana yang akan

dipakai tergantung pada jenis data yang akan dianalisis. Berikut ini dikemukakan

berbagai teknik statistik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis

asosiatif. Untuk data nominal dan ordinal digunakan statistik non-parametris dan

untuk data interval dan rasio digunakan statistik parametris. Tabel 2.1. merupakan

pedoman untuk memilih teknik korelasi dalam pengujian hipotesis.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1. Pedoman untuk Memilih Teknik Korelasi Dalam Pengujian Hipotesis

Macam/ Tingkatan Data Teknik Korelasi yang Digunakan


Nominal 1. Koefisien Kontingency
1. Spearman Rank
Ordinal
2. Kendal Tau
1. Pearson Product Moment
Interval dan Ratio 2. Korelasi Ganda
3. Korelasi Parsial

1. Korelasi Pearson Product Moment

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau

ratio. Dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Berikut

ini persamaan korelasi Pearson Product Moment.

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X 2
][
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
]

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

N = jumlah data

X = elemen variabel bebas

Y = elemen variabel terikat

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera pada Tabel 2.2. berikut.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 Tidak Berkorelasi

0,010-0,200 Sangat Rendah

0,210-0,400 Rendah

0,410-0,600 Agak Rendah

0,610-0,800 Cukup

0,810-0,990 Tinggi

1 Sangat Tinggi

2. Signifikansi

Dalam pengertian statistik signifikansi mempunyai makna “benar” tidak

didasarkan secara kebetulan. Signifikansi / probabilitas / α memberikan gambaran

mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita

memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti

mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%.

Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan

0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat

kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka

signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau

bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita

adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat

kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka

tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%.

Universitas Sumatera Utara


Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sampel) yang akan

digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sampel

akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran

sampel akan semakin kecil. Untuk memperoleh angka signifikansi yang baik,

biasanya diperlukan ukuran sampel yang besar. Sebaliknya jika ukuran sampel

semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada.

Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut:

a. Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel

signifikan.

b. Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel

tidak signifikan

2.7.5. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam

penelitian. Pada umumnya hipotesis adalah jawaban sementara tehadap

pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis

menurut tata bahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat

seperti proporsi atau dalil. Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian

terhadap suatu obyek hendaknya dibawah suatu tuntunan suatu hipotesis yang

berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus

dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan percobaan atau praktek. Setiap

hipotesis mempunyai paling tidak salah satu beberapa fungsi berikut :

Universitas Sumatera Utara


- Sebagai jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya

- Petunjuk ke arah penyelidikan lebih lanjut

- Sebagai suatu hipotesis kerja

- Suatu ramalan atau dugaan tentang sesuatu yang akan datang atau bakal

ditemukan

- Sebagai konsep yang dikembangkan

- Sebagai bahan suatu bangunan suatu teori

(Husein Umar, 2002 : 80-82).

2.8. Teori tentang SPSS

SPSS for Windows merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki

kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada

lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak

dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya.

Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses

pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk

kegunaan lebih lanjut. Berikut sedikit gambaran tentang cara kerja komputer

dengan program SPSS dalam mengolah data.

Data hasil penelitian atau data yang akan diproses dimasukkan lewat menu DATA

EDITOR yang secara otomatis muncul di layar komputer.

1. Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu DATA EDITOR

2. Memilih menu yang akan digunakan pada SPSS 13.0 for windows grafik,

statistik dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


3. Hasil pengolahan data muncul di layar windows yang lain dari SPSS yaitu

VIEWER, output SPSS bisa berupa teks, tulisan, tabel atau grafik. Pada

VIEWER, informasi atau output statistik dapat ditampilkan secara:

a. Teks atau tulisan

Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya)

yang berhubungan dengan output berbentuk tabel bisa dilakukan lewat menu text

output editor

b. Tabel

Pengerjaan (pivoting tabel, penambahan, pengurangan, dan lainnya) yang

berhubungan dengan output data yang berbentuk tabel dilakukan lewat menu

pivot table editor

c. Chart atau grafik

Pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang berhubungan dengan

output data yang berbentuk grafis dapat dilakukan lewat menu chart editor.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis

penelitian survey karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara

langsung di lapangan dengan menggunakan lembar-lembar pengamatan yakni

lembar pengamatan kuesioner untuk melihat produktivitas kinerja pekerja

pemancangan dan lembar pengamatan waktu “five minute rating” untuk melihat

produktivitas proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang.

Adapun lembar pengamatan kuesioner dan lembar pengamatan waktu

“five minute rating” dapat dilihat berturut-turut pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

3.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian

Adapun blok diagram penelitian yang digunakan dapat dilihat pada

Gambar 3.1.

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES PEMASANGAN TIANG
PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CITY
VIEW DI KAWASAN MEDAN POLONIA

LATAR BELAKANG MASALAH :

Pekerjaan pondasi sangat mempengaruhi jangka waktu penyelesaian proyek,


maka analisis produktivitas proses pemasangan tiang pancang dari segi
pemanfaatan waktu pada proyek pembangunan Apartemen City View perlu
dilakukan.

PERUMUSAN MASALAH :

Bagaiman produktivitas kinerja pekerja pemancangan dan produktivitas


pemancangan dari segi durasi aktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang
pancang dengan alat pancang jenis impacting hammer type diesel hammer

METODOLOGI PENELITIAN :

• Jenis Penelitian : penelitian survei


• Lokasi Penelitian : Proyek Apartemen City View kawasan Medan Polonia

DATA PENGAMATAN DI PROYEK

ANALISA DATA
Menggunakan bantuan Ms. Excel dan SPSS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 3.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan Apartemen City View

kawasan Medan Polonia di Jalan Padang Golf Medan yang dapat dilihat pada

Lampiran 6.

Universitas Sumatera Utara


3.4. Metode Penelitian

3.4.1. Pengumpulan Data

1. Identifikasi Sumber Data

Bentuk dan sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah berdasarkan

cara memperolehnya yakni data primer, yaitu data yang diperoleh langsung

dari objek penelitian, yakni data persepsi pekerja terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja produktivitas pekerja proses pemancangan tiang

pancang dan juga data waktu proses setiap pekerjaan pemancangan satu titik

dan satu tiang pancang.

2. Penentuan dan Pemilihan Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa:

a. Teknik Penyebaran Kuesioner, yakni dengan menyebarkan kuesioner yang

berisi pertanyaan pilihan bobot angka satu sampai lima.

b. Teknik Observasi, yakni dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap proses pemancangan tiang pancang yakni kinerja masing-masing

pekerja dengan menggunakan metode five minute rating.

c. Teknik Wawancara, yakni dengan melakukan wawancara dan diskusi

dengan para pekerja dan pengawas lapangan

d. Teknik Kepustakaan, yakni dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal

yang berkaitan dengan produktivitas dan proses pemancangan.

e. Teknik Dokumentasi, yakni dengan membuat dokumentasi mengenai

proses pemancangan tiang pancang dengan cara mendokumentasikan

durasi masing-masing aktivitas proses pemancangan.

Universitas Sumatera Utara


3. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yakni :

a. Untuk penyebaran kuesioner, populasinya (responden) adalah para

mandor, pengawas lapangan, dan pekerja pada proses pemasangan tiang

pancang yang berjumlah 10 orang. Keseluruhan populasi (10 orang)

dijadikan sampel penelitian.

b. Untuk melihat aktivitas yang berpengaruh terhadap aktivitas pemasangan

tiang pancang, populasi yang digunakan adalah titik tiang pancang yang

mana data yang akan dipelajari adalah data sampel dari populasi tersebut

sehingga akan ditemukan hubungan antarvariabel.

4. Identifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel Dependen

Yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah faktor utilisasi pekerja

(labour utilization rate) dan produktivitas pemancangan satu titik dan satu

tiang pancang pada proyek Pembangunan Apartemen City View di

kawasan Medan Polonia

b. Variabel Independen

Yang menjadi variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yakni :

1) Untuk perhitungan produktivitas pekerja (labour utilization rate)

digunakan faktor-faktor produktivitas menurut Iman Suharto :

i. Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu

ii. Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi

Universitas Sumatera Utara


iii. Komposisi kelompok kerja

iv. Kerja lembur

v. Ukuran besar proyek

vi. Pekerja langsung versus kontraktor

vii. Kurva pengalaman

viii. Kepadatan tenaga kerja

2) Untuk perhitungan produktivitas pemancangan :

i. Mobilisasi alat

ii. Pengikatan tiang pancang 1 (Ikat TP 1)

iii. Pengambilan tiang pancang I (Ambil TP 1)

iv. Penekanan tiang pancang I (Tekan TP 1)

v. Pengambilan tiang pancang sambungan (Ambil TP Sambungan)

vi. Pengelasan sambungan (Las Sambungan)

vii. Penekanan lanjutan tiang pancang sambungan (Tekan Lanjut)

viii. Idle Time

5. Perumusan Hipotesis

Untuk pengkajian hubungan faktor utilisasi pekerja (labour utilization rate)

dengan faktor-faktor produktivitas, diajukan hipotesis yang akan diuji

kebenarannya melalui analisis statistik. Hipotesis yang diajukan untuk :

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X)

dengan nilai FUP (Y)

Universitas Sumatera Utara


H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X) dengan

nilai FUP (Y)

3.4.2. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah agar dapat digunakan

dalam penelitian. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dan

teori-teori yang ada akan diolah menggunakan software Ms. Excel dan SPSS 13

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3.4.2.1.Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor Tenaga

Kerja

1. Pemeriksaan hasil kuesioner

Pada tahap ini yang dilakukan adalah:

a. Meneliti jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh responden, dengan

tujuan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan telah diisi

dengan benar, artinya sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner.

b. Memeriksa apakah semua kuesioner telah dikembalikan.

2. Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval

Persyaratan penggunaan statistik parametrik adalah selain data harus

berbentuk interval atau ratio, data harus memiliki distribusi normal. Menaikkan

data dari skala ordinal menjadi skala interval dinamakan transformasi data.

Transformasi data itu dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan Metode

Suksesive Interval (MSI). Tujuan dari dilakukannya transformasi data adalah

untuk menaikkan data dari skala pengukuran ordinal menjadi skala dengan

Universitas Sumatera Utara


pengukuran interval yang lazim digunakan bagi kepentingan analisis statistik

parametrik.

3. Uji Validitas

Langkah berikutnya adalah pengujian validitas dan reliabilitas terhadap

instrumen penelitian yaitu kuesioner. Validitas dihitung dengan menggunakan

teknik korelasi product moment. Alat ukur akan diakatakan valid jika nilai r

hitungnya ≥ 0,3. Untuk menguji validitas dilakukan dengan cara menghitug nilai

korelasi product moment, dengan rumus:

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X 2
][
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
]

Dimana: rxy : koefisien korelasi,

Y : variabel terikat

X : elemen variabel bebas

n : jumlah data

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dekat

dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien

reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00, akan tetapi pada kenyataannya koefisien

Universitas Sumatera Utara


sebesar 1,00 tidak pernah dicapai pada pengukuran, karena manusia sebagai

subyek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Di

samping itu, walaupun korelasi dapat bertanda positif atau negatif, akan tetapi

dalam hal reliabilitas koefisien yang besarnya kurang dari nol tidak ada artinya,

karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif. Salah

satu metode yang digunakan untuk mengukur keandalan alat ukur adalah metode

Cronbach dengan rumus yaitu:

 k  Σσ b 
2
α = 1 − 2 
 k − 1  σ t 

Dimana:

ΣX 2 −
(ΣX )2
σ 2b = K
K

ΣY 2 −
(ΣY )2
σ 2t = K
K
α = nilai reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

K = jumlah responden

Σσ 2 b = jumlah semua varians tiap butir

σ 2t = varians total

Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan metode alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach

0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan reng yang

sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel

Universitas Sumatera Utara


2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel

3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel

4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel

5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel

4. Perhitungan Faktor Utilitas Pekerja (Labour utilization rate)

Perhitungan utilisasi pekerja yakni dengan menggunakan persamaan:

waktu bekerja efektif + 1/4 waktu bekerja kontribusi


Faktor U ti litas = x 100%
Pengamatan total

dimana,

Pengamatan total = waktu bekerja efektif + Waktu bekerja kontribusi


+ waktu bekerja tidak efektif

5. Uji Korelasi

Penelitian ini akan menganalisis tentang hubungan antara variabel bebas

(faktor produktivitas) dengan variabel terikat (produktivitas kinerja/labour

utilization rate), maka untuk menganalisisnya akan menggunakan metode

analisis korelasi dengan menggunakan perhitungan korelasi Pearson Product

Moment dengan syarat kedua variabel yang dibandingkan berskala interval.

Adapun bentuk persamaan korelasi Pearson Product Moment adalah:

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X 2
][
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
]

Dimana: rxy = koefisien korelasi

N = jumlah sampel

X = elemen variabel bebas

Universitas Sumatera Utara


Y = variabel terikat

Alasan penggunaan metode tersebut karena analisis ini dapat memberikan

jawaban mengenai ada atau tidaknya korelasi (hubungan) antar variabel. Karena

jumlah variabel bebas sebanyak 8 buah maka pengolahan analisis korelasi akan

dilakukan memakai bantuan program komputer yaitu dengan menggunakan

bantuan software SPSS.

3.4.2.2.Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Durasi Aktivitas

1. Perhitungan durasi dan besarnya mean tiap aktivitas pemancangan satu titik

dan satu tiang pancang

Pada bagian ini akan dihitung durasi dan besarnya mean untuk setiap aktivitas

pemancangan untuk satu titik dan satu tiang pancang pada setiap tanggal

pengamatan.

2. Durasi pemancangan

Durasi pemancangan adalah lamanya waktu pemancangan ditinjau mulai dari

waktu start (mulai) sampai dengan finish (selesai) pemancangan satu titik

atau satu tiang pancang.

3.5. Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan ditabelkan dengan

menggunakan Software Ms. Excel dan kemudian diolah dengan menggunakan

program Statistical Package for Social Scientist (SPSS).

Universitas Sumatera Utara


3.5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor

Tenaga Kerja

1. Analisis Korelasi Variabel X1-X8 dengan nilai FUP

Uji Korelasi ini akan dilakukan dengan menggunakan langkah sebagai

berikut.

a. Menentukan Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel

(X) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X)

dengan nilai FUP (Y)

b. Perhitungan rtabel dengan dk = n-2 = 10-2 = 8

rtabel = r (α/2 ; 10-2)

Tingkat signifikasi (α ) = 0,05

n = jumlah data

c. Menentukan keputusan dengan dasar pengambilan keputusan :

Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson Product Moment , jika :

i. r hitung < r tabel, maka H0 “diterima”

r hitung > r tabel, maka H0 “ditolak”

ii. Berdasarkan nilai probabilitas, Jika :

Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 “diterima”

Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 “ditolak”

Universitas Sumatera Utara


3.5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Durasi

Aktivitas

1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik dan Satu Tiang Pancang

dengan Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test

Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk menguji

kenormalan suatu sample data dan digunakan untuk jenis data bersambung

(kontinu).

Konsep dari test ini adalah membandingkan (uji perbedaan) antara data

pengamatan dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar

deviasi yang sama dengan data pengamatan.

2. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik dan Satu Tiang

Pancang

Analisis mean digunakan untuk menentukan rata-rata (mean) durasi suatu

aktvitas dalam proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang.

2. Analisis Peringkat Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik dan Satu Tiang

Pancang

Analisis peringkat dapat digunakan untuk menentukan pada saat kapan suatu

aktivitas sangat berpengaruh maupun aktivitas mana yang paling berpengaruh

terhadap proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang (memiliki mean

durasi yang paling besar) dari tanggal 9 Mei sampai dengan 14 Mei 2011 pada

Proyek City View.

Universitas Sumatera Utara


4. Analisis Produktivitas Pemancangan Satu Titik dan Satu Tiang Pancang

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar produktivitas pemancangan

satu titik dan satu tiang pancang dengan menggunakan alat pancang jenis

impacting hammer type diesel hammer.

5. Analisis Faktor Penghambat Produktivitas

Pada bagian ini akan dianalisis faktor-faktor penyebab yang menghambat

produktivitas proses pemancangan berdasarkan waktu terjadinya idle time.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner terhadap

seluruh tenaga kerja di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan

daftar pertanyaan yang telah dibuat kepada responden untuk dijawab. Yang

menjadi responden adalah seluruh tenaga kerja pada proyek pembangunan

Apartemen City View di kawasan Medan Polonia yang berjumlah 10 orang

dengan perincian yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah proyek pemancangan

bangunan 15 lantai berupa ruko dan apartemen. Untuk data teknis yang

berhubungan dengan pengambilan data penelitian dapat dilihat di bawah ini:

a. Informasi Proyek

Pemilik Proyek : PT. Alam Semesta Raya

Kontraktor Pelaksana : CV. Kimzu

Konsultan Perencana : CV. Ozin Karya

Kontraktor Pemancangan : PT. Asia Jaya

Jumlah Lantai : 15 Lantai (dengan basement)

Luas Tanah : ± 22.909 m2

Banyak Titik Pancang : 571 titik

Diameter Tiang Pancang : 40 cm

Universitas Sumatera Utara


b. Kondisi Proyek

Lokasi proyek yang diamati memiliki kondisi seperti:

i. Kondisi tanah didominasi tanah lanau

ii. Berada pada tepi jalan dan hanya memiliki satu akses keluar masuk yang

merupakan jalan kecil sehingga menyebabkan kesulitan pada saat

pendatangan tiang baru dan pengurugan tanah

Gambar 4.1. Pendatangan Tiang Pancang

iii. Untuk membantu memasukkan tiang digunakan mobile crane merek

Tadano

Gambar 4.2. Mobile Crane

Universitas Sumatera Utara


c. Spesifikasi Alat Pancang

Alat pancang yang digunakan pada proyek ini adalah impacting hammer

type Diesel hammer P&H Kobelco 75P. Dengan beban ultimate yang mencapai

3,5 ton.

Gambar 4.3. Alat Pancang Impacting hammer Type Diesel hammer

d. Sumber Daya Manusia

Pemancangan melibatkan, antara lain :

- 1 operator kabin

- 1 bellboy di bawah mesin untuk mengarahkan

- 1 kontrol sipat berada di atas mesin

- 2 tukang ikat tiang pancang merangkap member tanda dan sandi pada

operator

- 2 tukang las untuk sambungan

- Dibantu alat berat mobile crane dengan 1 operator, dibantu 1 orang helper

- 1 mandor (pengawas)

Universitas Sumatera Utara


4.1.1. Aktivitas-aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Proyek

City View

Aktivitas yang ditinjau pada proses pemancangan pada Proyek City View

meliputi :

1. Penyiapan Lahan

Area yang akan dipancang dipastikan sudah siap dipancang. Mula-mula

dengan menggunakan alat bantu theodolit, titik-titik pancang disipat dan diberi

tanda sesuai gambar shop drawing. Apabila area yang akan dipancang mengalami

penurunan tanah pada waktu mobilisasi, atau pada waktu hendak dilakukan

pemancangan akibat kondisi tanah yang buruk, maka akan dilakukan perbaikan

tanah terlebih dahulu.

2. Mobilisasi Alat ke Titik yang Akan Dituju (Mobilisasi Alat)

Alat pancang bergerak dari satu titik menuju titik pancang lain yang sudah

diberi tanda sebelumnya. Dimensi alat yang cukup besar dan metode gerak alat

serta kondisi tanah mempengaruhi kecepatan gerak dan perpindahannya untuk

mencapai titik yang lain.

3. Pengikatan Tiang Pancang (Ikat TP 1)

Pengikatan tiang pancang dilakukan oleh 2 pekerja dengan menggunakan

sling (tali baja). Pengikatan dilakukan secara kurang lebih 1,5 meter dari kepala

tiang. Penempatan tiang yang terlalu rapat antara tiang yang satu dengan yang

lainnya ditempat penyimpanan tiang pancang dapat menyulitkan ketika hendak

dilakukan pengikatan tiang pancang, sehingga durasi ikat bertambah. Jika letak

Universitas Sumatera Utara


tiang agak jauh dari mesin, bila dirasa perlu, maka dilakukan mobilisasi mobile

crane.

Gambar 4.4. Pengikatan Tiang Pancang

4. Pengambilan Tiang Pancang (Ambil TP 1)

Sling yang sudah diikatkan pada tiang pancang, kemudian dikaitkan pada

angker mobile crane setelah itu tiang pancang dari posisi horizontal dengan

perlahan diangkat menjadi posisi vertikal dan dibawa menuju ke alat pancang.

Pada waktu pemindahan tiang pancang dilakukan, hembusan angin dan kuatnya

simpul ikatan sling mempengaruhi durasi pengambilan tiang pancang. Dalam

proses pemindahan tiang ke alat pancang perlu dilakukan hati-hati karena apabila

terjadi benturan dapat mengurangi kekuatan yang akan mengakibatkan retak dan

patah tiang.

Tiang pancang yang sudah berada dekat dengan alat pancang, diarahkan oleh

pekerja untuk dimasukkan perlahan ke dalam lubang pengikat tiang yang disebut

grip, kemudian sistem akan naik dan mengikat atau memegang tiang tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai diturunkan

mendekati tanda titik pancang berupa kayu yang berada kira-kira segaris dengan

pusat lubang grip.

Setelah ujung tiang berada tepat segaris di atas as titik pancang yang diberi

tanda dengan kayu, tiang dapat boleh ditekan namun apabila tiang tidak segaris

dengan as titik pancang, maka dilakukan penyipatan ulang sebelum pemancangan

dilakukan. Proses penyipatan dilakukan agar tiang yang akan dipancang tegak

lurus sehingga ketika akan ditekan tidak mengalami kemiringan yang akan

berakibat kesalahan pemancangan dan juga memungkinkan terjadi patah tiang.

Gambar 4.5. Pengambilan Tiang Pancang

5. Penekanan Tiang Pancang 1 (Tekan TP 1)

Setelah proses penyipatan selesai, tiang dapat mulai ditekan. Penekanan ini

dikendalikan oleh operator yang berada di dalam kabin.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.6. Penekanan Tiang Pancang

6. Pengambilan Tiang Pancang Sambungan (Ambil TP Sambungan)

Penekanan yang dilakukan pada tiang pancang memiliki batas yakni hanya

sampai pada bagian pangkal mesin yaitu sekitar 80 cm di atas permukaan tanah.

Apabila sudah mencapai batas, penekanan dihentikan dan grip bergerak naik ke

atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang telah siap di dekat ujung

mesin. Kemudian dilakukan penyipatan agar tiang sambungan dan tiang pancang

1 tepat berhimpit.

7. Pengelasan Sambungan (Las Sambungan)

Pengelasan sambungan dilakukan apabila tiang pancang 1 dan tiang

sambungan sudah tepat berhimpit dan tidak ada rongga, apabila terdapat rongga

maka pada proses pengelasan perlu ditambahkan batang besi. Pengelasan yang

baik harusnya dilakukan pada sisi plat sambungan.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.7 Pengelasan Sambungan

8. Penekanan Lanjutan Tiang Pancang Sambungan (Tekan Lanjutan TP

Sambungan)

Setelah proses pengelasan selesai, penekanan tiang dilanjutkan setiap tiang

yang akan selesai dipancang diambil kalenderingnya.

9. Idle Time

Idle time adalah waktu kosong yang mungkin terjadi dari keseluruhan

aktivitas selama proses pemancangan suatu titik sehingga menyebabkan proses

pemancangan menjadi tertunda atau terhenti sementara. Yang termasuk dalam

aktivitas ini misalnya menganggur, merokok, istirahat sejenak, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.8. Salah Satu Contoh Aktivitas Idle Time

4.1.2. Data Hasil Kuesioner

Data jawaban hasil kuesioner untuk semua variabel yang mempengaruhi

pekerjaan pemancangan tiang pancang disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Jawaban Hasil Kuesioner untuk Tenaga Kerja Pemancangan
Tiang Pancang pada Proyek City View

Responden Pertanyaan
No 1 2 3 4 5 6 7 8
1 5 4 5 5 4 4 5 5
2 5 4 4 3 3 3 4 3
3 5 4 3 5 3 4 4 4
4 5 5 4 5 4 4 5 4
5 4 3 4 3 4 4 5 5
6 4 4 4 4 4 4 4 4
7 5 4 4 4 4 4 4 5
8 5 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4
10 5 4 5 4 4 4 5 4

Universitas Sumatera Utara


4.1.3. Data Durasi Aktivitas Pekerja

Tabel 4.2. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi
Hari ke-1 (9 Mei 2011)

No. Nama Total Waktu Total Total Waktu


Bekeja Waktu Bekerja
Efektif Bekerja Tidak Efektif
Kontribusi
(menit) (menit) (menit)
1 Robert 360 20 25
Situmorang
2 Rodin Sinaga 355 15 35

3 Ranto Sianturi 370 25 10

4 Raja Nadeak 380 10 15

5 Jack Tumanggor 355 20 30

6 Paian 345 30 30
Rumahorbo
7 Sastro 350 20 35

8 Poltak Siregar 360 15 30

9 Sunaryo 380 5 20

10 Wahyudi 375 10 20

Tabel 4.3. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi
Hari ke-2 (10 Mei 2011)

No. Nama Total Waktu Total Total Waktu


Bekeja Waktu Bekerja
Efektif Bekerja Tidak Efektif
Kontribusi
(menit) (menit) (menit)
1 Robert 395 35 25
Situmorang
2 Rodin Sinaga 385 40 30

3 Ranto Sianturi 390 45 20

4 Raja Nadeak 390 35 30

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi
Hari ke-2 (10 Mei 2011) (Lanjutan)

No. Nama Total Waktu Total Total Waktu


Bekeja Waktu Bekerja
Efektif Bekerja Tidak Efektif
Kontribusi
(menit) (menit) (menit)
5 Jack Tumanggor 395 45 15

6 Paian 395 25 35
Rumahorbo
7 Sastro 410 20 25

8 Poltak Siregar 375 35 45

9 Sunaryo 395 20 40

10 Wahyudi 360 45 50

Tabel 4.4. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi
Hari ke-3 (11 Mei 2011)

No. Nama Total Waktu Total Total Waktu


Bekeja Waktu Bekerja
Efektif Bekerja Tidak Efektif
Kontribusi
(menit) (menit) (menit)
1 Robert 475 15 25
Situmorang
2 Rodin Sinaga 480 5 30

3 Ranto Sianturi 480 10 25

4 Raja Nadeak 450 25 40

5 Jack Tumanggor 470 15 30

6 Paian 415 20 80
Rumahorbo
7 Sastro 445 15 55

8 Poltak Siregar 440 20 55

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi
Hari ke-3 (11 Mei 2011) (Lanjutan)

No. Nama Total Waktu Total Total Waktu


Bekeja Waktu Bekerja
Efektif Bekerja Tidak Efektif
Kontribusi
(menit) (menit) (menit)
9 Sunaryo 450 15 50

10 Wahyudi 440 10 65

Tabel 4.5. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi
Hari ke-4 (12 Mei 2011)

No. Nama Total Waktu Total Total Waktu


Bekeja Waktu Bekerja
Efektif Bekerja Tidak Efektif
Kontribusi
(menit) (menit) (menit)
1 Robert 330 25 35
Situmorang
2 Rodin Sinaga 325 20 45

3 Ranto Sianturi 325 20 45

4 Raja Nadeak 320 15 55

5 Jack Tumanggor 320 25 45

6 Paian 320 25 45
Rumahorbo
7 Sastro 335 15 40

8 Poltak Siregar 330 15 45

9 Sunaryo 315 15 60

10 Wahyudi 325 15 50

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.6. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi
Hari ke-5 (14 Mei 2011)

No. Nama Total Waktu Total Total Waktu


Bekeja Waktu Bekerja
Efektif Bekerja Tidak Efektif
Kontribusi
(menit) (menit) (menit)
1 Robert 245 20 40
Situmorang
2 Rodin Sinaga 275 5 25

3 Ranto Sianturi 260 20 25

4 Raja Nadeak 285 5 15

5 Jack Tumanggor 270 15 20

6 Paian 270 5 30
Rumahorbo
7 Sastro 260 5 40

8 Poltak Siregar 285 5 15

9 Sunaryo 260 10 35

10 Wahyudi 265 5 35

4.1.4. Data Tiang Pancang

4.1.4.1.Spesifikasi Tiang Pancang

Tiang pancang yang digunakan adalah minipile dengan mutu beton K400.

Kedalaman rencana 18 meter, tiang pancang ini direncanakan menggunakan satu

sambungan, sehingga tiang pancang yang memiliki panjang upper dan lower

masing-masing sepanjang 12 meter dan 6 meter. Bagian lower ujungnya

berbentuk conus (kerucut). Ukuran tiang yang digunakan adalah diameter 40 cm.

Universitas Sumatera Utara


4.1.4.2. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Sumbu X dan Y pada Denah Pondasi

Berikut pada Tabel 4.7. ditunjukkan indeks tiang pancang berdasarkan arah sumbu x dan y untuk sampel yang digunakan

pada penelitian ini. Untuk gambar denah pondasi dapat dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 4.7. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Arah Sumbu X dan Y

As 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Sb.

A P1-c P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-c

B P1-c P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b -

C P1-c P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b -

D P1-c P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a -

Keterangan :

P1-c : Terdapat 1 tiang pancang pada 1 poer terletak pada ujung lokasi pemancangan

P1-a : Terdapat 1 tiang pancang pada 1 poer terletak pada pinggir lokasi pemancangan

P1-b : Terdapat 1 tiang pancang pada 1 poer terletak pada bagian tengah lokasi pemancangan

Universitas Sumatera Utara


4.1.4.3. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011

Tabel 4.8. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011

No. No. Waktu Mobilisasi Ikat TP Ambil Tekan Ambil TP Las Tekan Idle Waktu Total
Titik Mulai Alat I TP I TP I Sambungan Sambungan Lanjutan TP Time Selesai Durasi
Sambungan
(WIB) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (WIB) (menit)
1 A1P1c 08:17 00:22 00:50 02:48 07:50 02:43 03:12 06:57 - 08:42 24:42
2 A2P1a 08:42 00:24 00:41 02:33 11:12 01:10 03:56 07:56 - 09:10 27:42
3 B2P1b 09:10 00:51 00:27 03:29 11:28 02:48 03:27 06:48 02:34 09:42 31:52
4 B1P1c 09:42 00:43 00:36 03:34 10:48 02:19 04:07 08:11 - 10:13 30:18
5 C1P1c 10:13 00:56 00:39 02:53 09:23 02:23 04:10 07:57 05:34 10:48 34:25
6 D1P1c 10:48 00:32 00:45 02:59 10:26 02:15 04:12 06:58 - 11:17 28:07
7 D2P1a 11:17 01:04 00:24 02:45 10:23 01:57 03:56 07:49 - 11:46 28:18
8 C2P1b 12:56 01:07 00:29 02:49 09:42 02:59 03:37 08:07 01:02 13:26 29:22
9 D3P1a 13:26 02:04 00:34 02:56 08:56 01:59 03:46 08:12 - 13:54 28:27
10 D4P1a 13:55 01:03 00:31 03:29 08:42 02:10 03:51 06:49 - 14:30 26:35
11 C4P1b 14:31 00:57 00:43 03:27 07:57 02:14 04:04 07:51 00:58 15:00 28:11
12 C3P1b 15:00 00:26 00:35 03:41 09:01 02:19 03:59 07:46 - 15:28 27:47
13 B3P1b 15:28 01:09 00:51 03:21 08:49 02:21 04:11 06:57 02:16 15:58 29:55

Universitas Sumatera Utara


4.1.4.4. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011

Tabel 4.9. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011

No. No. Waktu Mobilisasi Ikat TP Ambil Tekan Ambil TP Las Tekan Idle Waktu Total
Titik Mulai Alat I TP I TP I Sambungan Sambungan Lanjutan TP Time Selesai Durasi
Sambungan
(WIB) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (WIB) (menit)
1 A3P1a 08:06 02:36 00:33 03:18 08:41 02:11 04:09 06:37 - 08:34 28:05
2 A4P1a 08:35 01:27 00:39 03:34 09:11 02:18 04:13 06:30 01:13 09:04 29:05
3 B4P1b 09:05 01:18 00:27 03:43 09:22 01:46 04:07 06:17 - 09:31 27:00
4 A5P1a 09:31 02:41 00:46 03:27 08:54 01:44 03:49 06:20 - 09:58 27:41
5 A6P1a 09:58 03:17 00:35 03:15 08:31 02:10 04:22 06:13 01:24 10:28 29:47
6 B6P1b 10:28 02:09 00:29 03:44 08:36 01:53 03:55 06:53 - 10:57 27:39
7 B5P1b 10:57 02:19 00:40 03:49 09:03 01:37 03:45 07:13 - 11:26 28:26
8 C5P1b 11:26 02:28 00:31 03:37 08:39 02:26 03:56 07:11 10:14 12:05 39:02
9 C6P1b 13:12 03:09 00:41 03:46 08:47 02:21 03:58 07:18 - 13:41 30:00
10 D5P1a 13:41 03:04 00:37 03:17 08:53 01:26 04:11 06:57 - 14:10 28:25
11 D6P1a 14:10 02:56 00:28 03:23 09:17 02:11 04:07 06:44 - 14:39 29:06
12 D7P1a 14:40 02:11 00:25 03:28 09:10 02:10 03:44 06:50 00:26 15:09 28:24
13 D8P1a 15:09 01:56 00:27 03:25 08:22 01:59 03:39 07:13 - 15:37 28:01
14 C8P1b 15:38 01:48 00:43 03:34 08:29 01:43 03:40 07:08 - 16:06 27:05
15 C7P1b 16:06 01:53 00:35 03:40 08:31 01:49 03:42 06:33 - 16:33 26:43

Universitas Sumatera Utara


4.1.4.5. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011

Tabel 4.10. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011

No. No. Titik Waktu Mobilisasi Ikat TP Ambil Tekan Ambil TP Las Tekan Idle Waktu Total
Mulai Alat I TP I TP I Sambungan Sambungan Lanjutan TP Time Selesai Durasi
Sambungan
(WIB) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (WIB) (menit)
1 B7P1b 08:12 00:35 00:29 04:11 11:21 01:22 02:54 07:14 - 08:40 28:06
2 B8P1b 08:41 02:18 00:24 04:24 11:14 01:19 02:58 07:24 00:46 09:12 30:47
3 A7P1a 09:12 03:14 00:33 03:53 11:10 01:38 02:51 07:05 - 09:43 30:24
4 A8P1a 09:43 02:28 00:26 03:44 11:15 01:35 03:11 07:29 - 10:14 30:08
5 A9P1a 10:14 02:58 00:38 03:56 10:46 01:15 02:47 07:38 - 10:44 29:58
6 A10P1a 10:45 02:43 00:43 04:07 10:53 01:19 03:04 07:43 02:49 11:18 33:21
7 B10P1b 11:19 03:10 00:29 04:29 10:43 01:29 03:15 07:24 - 11:49 30:59
8 B9P1b 12:54 03:36 00:31 03:34 10:44 01:43 02:54 07:18 - 13:25 30:20
9 C9P1b 13:25 03:16 00:45 03:39 11:07 01:19 03:17 07:49 - 13:57 31:12
10 C10P1b 13:57 03:18 00:41 04:46 12:01 01:17 03:13 07:55 00:19 14:31 33:10
11 D9P1a 14:31 02:56 00:35 04:31 11:52 01:03 02:57 07:18 - 15:02 31:12
12 D10P1a 15:02 02:38 00:26 04:22 11:31 01:09 02:44 07:44 - 15:33 30:34
13 D11P1a 15:33 03:01 00:29 04:29 11:16 01:40 02:47 07:19 05:18 16:10 36:19
14 D12P1a 16:10 02:49 00:49 03:59 11:23 01:24 02:19 07:31 - 16:41 30:14
15 C12P1b 16:41 03:16 00:43 04:19 10:49 01:29 03:14 07:58 - 17:13 31:48
16 C11P1b 17:13 02:44 00:38 04:15 11:03 01:14 03:19 07:15 02:14 17:46 32:42

Universitas Sumatera Utara


4.1.4.6. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011

Tabel 4.11. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011

No. No. Titik Waktu Mobilisasi Ikat TP Ambil Tekan Ambil TP Las Tekan Idle Waktu Total
Mulai Alat I TP I TP I Sambungan Sambungan Lanjutan TP Time Selesai Durasi
Sambungan
(WIB) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (WIB) (menit)
1 B11P1b 08:50 02:11 00:38 03:16 11:12 01:21 03:59 08:19 - 09:20 30:56
2 B12P1b 09:20 03:07 00:45 03:25 11:19 01:17 03:46 08:11 - 09:51 31:50
3 A11P1a 09:51 03:41 00:33 03;39 10:49 01:29 03:14 09:03 00:38 10:26 33:07
4 A12P1a 10:26 02:52 00:42 04:06 10:42 01:11 03:21 09:11 - 10:59 32:05
5 A13P1a 10:59 02:35 00:28 03:46 11:02 01:15 03:34 08:54 - 11:31 31:34
6 A14P1a 11:31 02:36 00:39 03:52 10:48 00:56 03:19 08:43 01:16 12:04 32:09
7 B14P1b 12:50 03:14 00:25 04:11 10:43 00:54 03:09 08:31 - 13:22 31:37
8 B13P1b 13:22 02:26 00:29 04:03 11:07 01:05 03:15 09:09 - 13:54 31;34
9 C13P1b 13:54 02:31 00:31 04:16 10:31 01:10 03:17 08:58 05:11 14:31 36:25
10 C14P1b 14:31 03:02 00:39 03:43 11:01 01:04 03:41 08:14 - 15:03 31:24
11 D13P1a 15:24 02:39 00:21 02:54 10:19 01:04 03:06 07:58 - 16:12 28:21

Universitas Sumatera Utara


4.1.4.7. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011

Tabel 4.12. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011

No. No. Titik Waktu Mobilisasi Ikat TP Ambil Tekan Ambil TP Las Tekan Idle Waktu Total
Mulai Alat I TP I TP I Sambungan Sambungan Lanjutan TP Time Selesai Durasi
Sambungan
(WIB) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (WIB) (menit)
1 D14P1a 10:12 - 00:41 05:38 10;13 00:36 03:47 07:13 - 10:41 28:08
2 D15P1a 10:41 02:13 00:28 03:49 09:56 00:49 03:36 07:28 1:16 11:11 29:35
3 D16P1a 11:11 02:31 00:34 04:02 09:47 00:45 03:14 07:33 - 11:40 28:26
4 C16P1b 11:40 01:46 00:43 04:01 09:43 01:11 03:22 07:19 00:39 12:10 29:44
5 C15P1b 12:10 00:53 00:29 04:18 10:11 00:57 03:03 06:56 - 12:37 26:47
6 B15P1b 13:37 02:51 00:25 03:11 10:31 01:21 02:55 06:43 00:19 14:06 28:16
7 B16P1b 14:06 02:16 00:46 03:36 11:16 01:16 03:19 06:35 - 14:35 29:04
8 A15P1a 14:36 02:56 00:39 04:07 09:17 00:42 02:51 06:17 - 12:03 25:50
9 A16P1a 15:13 02:16 00:35 03:55 10:19 00:53 03:11 07:11 1:36 13:44 30:16
10 A17P1c 15:44 00:49 00:28 05:22 10:31 01:08 02:49 07:03 - 16:13 28:10

Universitas Sumatera Utara


4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor Tenaga

Kerja

4.2.1.1.Mengubah Skala Ordinal Menjadi Interval

Agar perhitungan matematis dapat dilakukan, hasil dari kuesioner yang

masih dalam skala ordinal, harus diubah dahulu menjadi skala interval. Metode

yang dapat digunakan untuk mengubah skala ordinal menjadi interval adalah

dengan menggunakan Metode Suksesiv Interval (MSI). Adapun proses

perhitungan untuk menaikkan skala ordinal menjadi interval dengan

menggunakan Metode Suksesiv Interval (MSI) ditunjukkan berikut ini.

a. Nomor item pertanyaan yang akan di MSI adalah item 1 variabel X

b. Kategori skor jawaban responden dalam Skala Ordinal (Likert)

c. Masing-masing skor jawaban dalam skala ordinal dihitung frekuensinya.

Frekuensi skor jawaban S =3

Frekuensi skor jawaban SS =7

Frekuensi skor jawaban STS = 0

Frekuensi skor jawaban TS =0

Frekuensi skor jawaban KS =0

d. Menghitung proporsi untuk setiap frekuensi skor

3 0
P1 = = 0,300 P4 = =0
10 10

7 0
P2 = = 0,700 P5 = =0
10 10

Universitas Sumatera Utara


0
P3 = =0
10

e. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga

diperoleh nilai proporsi kumulatif.

Pk1 = 0,300

Pk2 = 0,300 + 0,700 = 1

Pk3 = 0,300 + 0,700 + 0 = 1

Pk4 = 0,300 + 0,700 + 0 + 0 = 1

Pk5 = 0,300 + 0,700 + 0 + 0 + 0= 1

f. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi

kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. Nilai Z diperoleh

dari Tabel Distribusi Normal Baku.

Tabel 4.13. Nilai Z untuk Setiap Kategori Kumulatif

Proporsi Kumulatif Z
0,300 -0,524
1,000 -
1,000 -
1,000 -
1,000 -

g. Menghitung nilai densitas dari nilai Z yang diperoleh dengan cara

memasukkan nilai Z tersebut ke dalam fungsi densitas normal baku

sebagai berikut:

1  1 
f (z) = exp − z 2 
2π  2 

sehingga diperoleh :

Universitas Sumatera Utara


1  1 
f (−0,524) = exp − (−0,524) 2  = 0,348
2π  2 

h. Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus :

density at lower limit - density at upper limit


SV =
area under offer limit - under lower limit

0,000 − 0,348
SV1 = = −1,160
0,300 − 0,000

0,348 − 0
SV = = 0,497
2 1 − 0,300

i. Mengubah Scale Value (SV) terkecil (nilai negatif yang terbesar) menjadi

sama dengan satu (1)

Sv terkecil = -1,160 = 1 didapat dari (-1,160 + 2,160 = 1) = Y1

j. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :

Y = SV + SV min

Y2 = (0,497 + 2,160 = 2,657)

Tabulasi hasil transformasi skala ordinal dari setiap kategori item

pertanyaan dengan menggunakan bantuan Ms. Excel 2007 dapat dilihat pada

Tabel 4.14.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14. Tabulasi Transformasi Skala Ordinal menjadi Skala Interval dengan
Menggunakan Bantuan Ms. Excel 2007

Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale


1,000 4,000 3,000 0,300 0,300 0,348 -0,524 1,000
5,000 7,000 0,700 1,000 0,000 2,656
2,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 8,000 0,800 0,900 0,175 1,282 2,755
5,000 1,000 0,100 1,000 0,000 4,510
3,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 7,000 0,700 0,800 0,280 0,842 2,606
5,000 2,000 0,200 1,000 0,000 4,155
4,000 3,000 2,000 0,200 0,200 0,280 -0,842 1,000
4,000 5,000 0,500 0,700 0,348 0,524 2,264
5,000 3,000 0,300 1,000 0,000 3,559
5,000 3,000 2,000 0,200 0,200 0,280 -0,842 1,000
4,000 8,000 0,800 1,000 0,000 2,750
6,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 9,000 0,900 1,000 0,000 2,950
7,000 4,000 6,000 0,600 0,600 0,386 0,253 1,000
5,000 4,000 0,400 1,000 0,000 2,610
8,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 6,000 0,600 0,700 0,348 0,524 2,468
5,000 3,000 0,300 1,000 0,000 3,914

4.2.1.2.Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah Product Moment dari

Pearson. Dari rumus tersebut akan diperoleh angka korelasi (nilai r) yang dapat

≥ 0,3,
dipakai untuk menjelaskan hubungan antarvariabel. Apabila nilai r hitung

maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid dan dapat digunakan untuk

mengukur apa yang akan diukur (Sudarmanto R Gunawan, 2005: 79). Adapun

persamaan korelasi product moment, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X 2
][
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
]

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

N = jumlah data

X = skor jawaban pertanyaan 1

Y = total skor jawaban dari pertanyaan 1 sampai n

XY = hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

Dari jumlah pertanyaan pada kuisioner produktivitas tenaga kerja, maka

pengujian validitas dilakukan dari pertanyaan 1 sampai 10. Adapun contoh

perhitungan yang diambil untuk pertanyaan 1 adalah sebagai berikut:

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X 2
][
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
]

10( 432,671) − ( 21,590)(196,224)


rxy = = 0,341
[(10)(52,368) − (21,590) ][(10)(3972,398) − (196,224) ]
2 2

Berikut pada Tabel 4.15. ditunjukkan hasil uji validitas menggunakan

SPSS 13 untuk semua item pertanyaan.

Tabel 4.15. Hasil Uji Validitas Kuesioner Menggunakan SPSS 13

Item r Kesimpulan
1 0,341 Valid

2 0,402 Valid

3 0,578 Valid

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.15. Hasil Uji Validitas Kuesioner Menggunakan SPSS 13
(Lanjutan)

Item r Kesimpulan
4 0,669 Valid

5 0,633 Valid

6 0,630 Valid

7 0,666 Valid

8 0,565 Valid

Dari hasil pengujian validitas terhadap 10 responden (keseluruhan pekerja

pemancangan Proyek City View), diketahui bahwa seluruh item pertanyaan

memiliki nilai korelasi Product Moment lebih besar dari minimal nilai r yakni 0,3,

sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas dilakukan untuk mengetahui kestabilan dan kekonsistenan

apabila dilakukan pengukuran kembali dengan obyek yang sama. Pengukuran

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach alpha. Nilai koefisien

Alpha Cronbach dapat dihitung dengan rumus:

 k  Σσ b 
2
α = 1 − 2 
 k − 1  σ t 

Dimana:

ΣX 2 −
(ΣX )2
σ 2b = K
K

Universitas Sumatera Utara


ΣY 2 −
(ΣY )2
σ 2t = K
K
α = nilai reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

K = jumlah responden

Σσ 2b = jumlah semua varians tiap butir

σ 2t = varians total

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari nilai varians variabel

ΣX 2 −
(ΣX )2
yaitu sebagai berikut: σ 2 b = K
K

52,368 −
(21,590)2
Perhitungannya adalah sebagai berikut: σ 2b = 10 = 0,576
10

Selanjutnya seluruh hasil perhitungan untuk pertanyaan 1 sampai 10

ditabulasikan ke dalam Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Perhitungan Variabel Varians

Pertanyaan ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y 2 σ 2b
21,590 196,224 52,368 3972,398 0,576
1
27,550 196,224 82,059 3972,398 0,616
2
27,550 196,224 83,054 3972,398 0,715
3
23,998 196,224 65,631 3972,398 0,804
4
23,998 196,224 62,490 3972,398 0,490
5
27,550 196,224 79,322 3972,398 0,342
6

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.16. Perhitungan Variabel Varians (Lanjutan)

Pertanyaan ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y 2 σ 2b
16,439 196,224 33,243 3972,398 0,622
7
27,550 196,224 83,503 3972,398 0,760
8
Total 4,926
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai varians total, yaitu:

(ΣY )2 3972,398 −
(196,224)2
ΣY 2

σ 2t = K = 10 = 12,200
K 10

Setelah diketahui nilai varians total dari seluruh jumlah varians variabel,

maka dapat dihitung nilai Alpha Cronbach:

 k  Σσ b   8  4,926 
2
α = 1 − 2  =  1 −  = 0,681
 k − 1  σ t   8 − 1  12,200 

Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien Alpha

Cronbach lebih besar dari 0,6. hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan

bahwa nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 (Suharsimi Arikunto,

1996), hal ini berarti bahwa data tersebut dapat dikatakan reliabel.

4.2.1.3.Perhitungan Faktor Utilitas Pekerja

Pengamatan total = waktu bekerja efektif + Waktu bekerja kontribusi


+ waktu bekerja tidak efektif

Pengamatan total tenaga kerja Robert S = 360 + 20 + 25 = 405

Universitas Sumatera Utara


waktu bekerja efektif + 1/4 waktu bekerja kontribusi
Faktor Uti litas Robert S hari - 1 = x100%
Pengamatan total

360 + 1/4 (20)


Faktor Ut ilitas Robert S hari - 1 = x100% = 90,123%
405

Perhitungan faktor utilitas berikutnya dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17. Faktor Ulitlitas Pekerja (FUP) pada Proses Pemancangan Proyek City
View

No. Nama FUP FUP FUP FUP FUP Rata-rata


Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 FUP
1 Robert S 90,123 88,736 92,961 86,218 81,967 88,001

2 Rodin Sinaga 88,580 86,813 93,447 84,615 90,574 88,806

3 Ranto S 92,901 88,187 93,689 84,615 86,885 89,255

4 Raja Nadeak 94,444 87,637 88,592 83,013 93,852 89,508

5 Jack T 88,889 89,286 91,990 83,654 89,754 88,715

6 Paian R 87,037 88,187 81,553 83,654 88,934 85,873

7 Sastro 87,654 91,209 87,136 86,859 85,656 87,703

8 Poltak S 89,815 84,341 86,408 85,577 93,852 87,999

9 Sunaryo 94,136 87,912 88,107 81,731 86,066 87,590

10 Wahyudi 93,210 81,593 85,922 84,295 87,295 86,463

Rata-rata FUP 90,679 87,390 88,981 84,423 88,484 87,991

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa factor utilitas pekerja (FUP)

yang paling besar dilakukan oleh Raja Nadeak sebesar 94,444%. Rata-rata FUP

terbesar adalah Raja Nadeak sebesar 89,508%.

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.4.Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui probabilitas data terdistribusi secara normal, telah

dilakukan pengujian data dengan uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan

sebagai syarat data dapat dianalisis dengan menggunakan parametric test. Asumsi

normalitas terpenuhi jika Asymp. Sig (2-tailed) nilainya lebih besar dari α (0,05).

Hasil pengujian Kolmogorov Smirnov untuk data rata-rata FUP dengan

menggunakan SPSS versi 13 ditunjukkan dalam Tabel 4.18.

Tabel 4.18. Hasil Pengujian Normalitas Data FUP

VAR00001
N 10
Normal Parameters a,b Mean 87.9913
Std. Deviation 1.16199
Most Extreme Absolute .165
Dif ferences Positive .106
Negative -.165
Kolmogorov-Smirnov Z .522
Asymp. Sig. (2-tailed) .949
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated fromdata.

4.2.1.5. Analisis Hubungan Antar Variabel dengan Uji Korelasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa uji korelasi berfungsi

untuk melihat adanya hubungan (korelasi) antara dua variabel yakni variabel

terikat dan variabel bebas secara searah. Dalam penelitian ini akan digunakan

analisis korelasi Pearson. Korelasi Pearson digunakan apabila kedua variabel yang

akan diuji berskala interval. Karena data rata-rata FUP masih berskala rasio maka

harus diturunkan menjadi skala interval. Berikut ini perhitungan transformasi data

rata-rata FUP dari skala rasio menjadi interval.

Universitas Sumatera Utara


Langkah-langkah transformasi data rata-rata FUP dari skala rasio menjadi

interval:

1. Urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar

85,873 88,001

86,463 88,715

87,590 88,806

87,703 89,255

87,999 89,508

2. Hitung rentang yaitu data tertinggi dikurang data terendah dengan:

R = data tertinggi – data terendah

= 89,508 – 85,873

= 3,635

3. Hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu:

Banyak kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3, log 10

= 4,3 ≈ 4 kelas

4. Hitung panjang kelas interval dengan rumus :

rentang 3,635
p= = = 0,909
banyak kelas 4

5. Tentukan ujung bawah kelas interval pertama = 85,872

6. Susun kelas interval dengan nilai panjang kelas interval yang telah

didapatkan sebelumnya yaitu 0,909 :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.19. Interval Kelas

Nilai
85,872-86,781
86,782-87,691
87,692-88,601
88,602-89,510

7. Tentukan nilai interval dari data yang telah didapat :

Tabel 4.20. Nilai Interval Kelas

Nilai Nilai Interval


85,872-86,781 1
86,782-87,691 2
87,692-88,601 3
88,602-89,510 4
8. Transformasikan nilai rasio dari rata-rata FUP dengan menyesuaikan nilai

interval dari rentang kelasnya :

Tabel 4.21. Nilai Interval Kelas dari Tiap Rata-rata FUP

Rata-rata FUP Nilai Interval


88,001 3
88,806 4
89,255 4
89,508 4
88,715 4
85,873 1
87,703 3
87,999 3
87,590 2
86,463 1

Setelah nilai rata-rata FUP dikonversikan dari skala rasio ke skala interval,

maka uji korelasi Pearson dapat dilakukan yakni sebagai berikut. Sebagai

contoh perhitungan manual, akan ditunjukkan oleh uji korelasi variabel X1

dengan Y, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan SPSS 13.

Universitas Sumatera Utara


1. Uji Korelasi Variabel 1 Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu (X1)

dengan nilai FUP (Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi

Fisik Lapangan dan Sarana Bantu (X1) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi Fisik

Lapangan dan Sarana Bantu (X1) dengan nilai FUP (Y)

b) Perhitungan nilai r :

Tabel 4.22. Tabel Penolong untuk Menentukan Nilai r

No.resp X Y XY X^2 Y^2


2,656 7,967 7,053 9,000
1 3
2,656 10,623 7,053 16,000
2 4
2,656 10,623 7,053 16,000
3 4
2,656 10,623 7,053 16,000
4 4
1,000 4,000 1,000 16,000
5 4
1,000 1,000 1,000 1,000
6 1
2,656 7,967 7,053 9,000
7 3
2,656 7,967 7,053 9,000
8 3
1,000 2,000 1,000 4,000
9 2
2,656 2,656 7,053 1,000
10 1
65,425 52,368 97,000
TOTAL 21,590 29

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X 2
][
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
]

Universitas Sumatera Utara


10(65,425) − ( 21,590)(29)
rxy = = 0,327
[(10)(52,368) − (21,590) ][(10)(97) − (29) ]
2 2

c) Menentukan taraf signifikan, yaitu α = 0,05

d) Menentukan rtabel dengan dk = n-2 = 10-2 = 8

rtabel = r (α/2 ; 10-2)

rtabel = r (0,025; 8) = 0,632

e) Dasar pengambilan keputusan :

Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson Product Moment , jika :

r hitung < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

r hitung > r tabel (0,632), maka H0 “ditolak”

f) Kesimpulan :

r hitung (0,327 ) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi

Fisik Lapangan dan Sarana Bantu (X1) dengan nilai FUP (Y)”

Bila dibandingkan dengan perhitungan menggunakan bantuan software

SPSS 13, yakni:

Tabel 4.23. Korelasi Variabel X1 dengan Y


Kondisi Fisik
Lapangan
dan Sarana
Bantu FUP
Kondisi Fisik Lapangan Pearson Correlation 1 ,327
dan Sarana Bantu Sig. (2-tailed) ,357
N 10 10
FUP Pearson Correlation ,327 1
Sig. (2-tailed) ,357
N 10 10

Universitas Sumatera Utara


2. Uji Korelasi Variabel 2 Kepenyeliaan, Perencanaan dan Koordinasi (X2)

dengan nilai FUP (Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

Kepenyeliaan, Perencanaan dan Koordinasi (X2) dengan nilai FUP

(Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepenyeliaan,

Perencanaan dan Koordinasi (X2) dengan nilai FUP (Y)

Tabel 4.24. Korelasi Variabel X2 dengan Y


Kepenyeliaan,
Perencanaan
dan
FUP Koordinasi
FUP Pearson Correlation 1 ,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 10 10
Kepenyeliaan, Pearson Correlation ,000 1
Perencanaan Sig. (2-tailed) 1,000
dan Koordinasi
N 10 10

b) Kesimpulan :

r hitung (0) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepenyeliaan,

Perencanaan dan Koordinasi (X2) dengan nilai FUP (Y)”

Universitas Sumatera Utara


3. Uji Korelasi Variabel 3 Komposisi Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP

(Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Komposisi

Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Komposisi

Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP (Y)

Tabel 4.25. Korelasi Variabel X3 dengan Y


Komposisi
Kelompok
FUP Kerja
FUP Pearson Correlation 1 -,474
Sig. (2-tailed) ,166
N 10 10
Komposisi Pearson Correlation -,474 1
Kelompok Kerja Sig. (2-tailed) ,166
N 10 10

b) Kesimpulan :

r hitung (-0,474) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Komposisi

Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP (Y)”

4. Uji Korelasi Variabel 4 Kerja Lembur (X4) dengan nilai FUP (Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kerja

Lembur (X4) dengan nilai FUP (Y)

Universitas Sumatera Utara


H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kerja Lembur

(X4) dengan nilai FUP (Y)

Tabel 4.26. Korelasi Variabel X4 dengan Y


FUP Kerja Lembur
FUP Pearson Correlation 1 ,019
Sig. (2-tailed) ,958
N 10 10
Kerja Lembur Pearson Correlation ,019 1
Sig. (2-tailed) ,958
N 10 10

b) Kesimpulan :

r hitung (0,019) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kerja Lembur

(X4) dengan nilai FUP (Y)”

5. Uji Korelasi Variabel 5 Ukuran Besar Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Ukuran

Besar Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Ukuran Besar

Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)

Tabel 4.27. Korelasi Variabel X5 dengan Y


Ukuran Besar
FUP Proyek
FUP Pearson Correlation 1 -,484
Sig. (2-tailed) ,156
N 10 10
Ukuran Besar Proyek Pearson Correlation -,484 1
Sig. (2-tailed) ,156
N 10 10

Universitas Sumatera Utara


b) Kesimpulan :

r hitung (-0,484) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Ukuran Besar

Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)”

6. Uji Korelasi Variabel 6 Pekerja Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan

nilai FUP (Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pekerja

Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pekerja

Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan nilai FUP (Y)

Tabel 4.28. Korelasi Variabel X6 dengan Y


Pekerja
Langsung
Versus
FUP Kontraktor
FUP Pearson Correlation 1 -,323
Sig. (2-tailed) ,363
N 10 10
Pekerja Langsung Pearson Correlation -,323 1
Versus Kontraktor Sig. (2-tailed) ,363
N 10 10

b) Kesimpulan :

r hitung (-0,323) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pekerja

Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan nilai FUP (Y)”

Universitas Sumatera Utara


7. Uji Korelasi Variabel 7 Kurva Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva

Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva

Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)

Tabel 4.29. Korelasi Variabel X7 dengan Y


Kurva
FUP Pengalaman
FUP Pearson Correlation 1 ,072
Sig. (2-tailed) ,844
N 10 10
Kurva Pengalaman Pearson Correlation ,072 1
Sig. (2-tailed) ,844
N 10 10

b) Kesimpulan :

r hitung (0,072) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva

Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)”

8. Uji Korelasi Variabel 8 Kepadatan Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)

a) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepadatan

Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepadatan

Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.30. Korelasi Variabel X8 dengan Y
Kepadatan
FUP Tenaga Kerja
FUP Pearson Correlation 1 ,027
Sig. (2-tailed) ,942
N 10 10
Kepadatan Tenaga Kerja Pearson Correlation ,027 1
Sig. (2-tailed) ,942
N 10 10

b) Kesimpulan :

r hitung (0,027) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva

Kepadatan Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)”

Untuk melihat hubungan antarvariabel maka digunakan analisis matriks korelasi.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Melihat hubungan antara variabel terikat dengan setiap variabel bebas.

2. Menyusun matriks korelasi untuk melihat variabel bebas mana yang paling

berpengaruh dengan variabel terikat dan untuk melihat apakah terdapat

hubungan antara masing-masing variabel bebas.

Tabel 4.31. Matriks Korelasi Antarvariabel

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 FUP
X1 1,000 0,488 0,122 0,405 -0,327 -0,218 0,089 -0,145 0,327
X2 0,488 1,000 0,000 0,639 0,000 0,000 0,000 -0,373 0,000
X3 0,122 0,000 1,000 -0,027 0,557 0,062 0,606 0,248 -0,474
X4 0,405 0,639 -0,027 1,000 0,071 0,524 0,175 0,190 0,013
X5 -0,327 0,000 0,557 0,071 1,000 0,667 0,408 0,583 -0,484
X6 -0,218 0,000 0,062 0,524 0,667 1,000 0,272 0,667 -0,323
X7 0,089 0,000 0,606 0,175 0,408 0,272 1,000 0,408 0,408
X8 -0,145 -0,373 0,248 0,190 0,583 0,667 0,408 1,000 0,029
FUP 0,327 0,000 -0,474 0,013 -0,484 -0,323 0,072 0,029 1,000

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.31 memberikan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Ms.

Excel 2007. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa variabel yang akan

diambil untuk dimasukkan ke dalam model persamaan regresi adalah variabel

x3, x5, dan x7. Hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut memiliki nilai

korelasi yang paling tinggi diantara variabel-variabel yang lainnya apabila

dikaitkkan dengan variabel terikatnya y yaitu nilai FUP.

3. Memeriksa kemungkinan kombinasi variabel bebas yang dapat diterima. Dari

langkah sebelumnya telah diketahui bahwa variabel x1, x2, x4, x6, dan x8

dikeluarkan dari model. Tabel 4.32. menunjukkan kombinasi semua variabel

bebas yang diterima beserta nilai korelasinya.

Tabel 4.32. Kombinasi Variabel Bebas

Jumlah Variabel dalam Model R2 Std. Deviasi Variabel dalam Model


1 0,225 0,892 X3
1 0,234 0,738 X5
1 0,167 0,831 X7
2 0,295 0,952 X3,X5,FUP
2 0,429 1,110 X3,X7,FUP
2 0,322 1,051 X5,X7,FUP
3 0,528 1,021 X3,X5,X7,FUP

Dari Tabel 4.32. di atas diketahui bahwa kombinasi yang memberikan nilai R2

yang tertinggi adalah kombinasi yang memasukkan ketiga variabel bebas kedalam

model, akan tetapi yang memberikan nilai standar deviasi terkecil adalah

kombinasi variabel bebas x5 dengan nilai FUP. Oleh karena ini kedua kombinasi

ini akan dikaji lebih lanjut pada langkah berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


4. Menghitung dan menganalisis parameter model

Model persamaan regresi yang dibentuk dengan menggunakan bantuan

sofware SPSS 13 adalah sebagai berikut.

a. X5 dengan FUP

Adjusted Std. Error of


Model R RSquare RSquare theEstimate
1 .484 a .234 .139 1.11102
a. Predictors: (Constant), UkuranBesar Proyek

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.786 1.255 3.814 .005
Ukuran Besar Proyek -.786 .502 -.484 -1.565 .156
a. Dependent Variable: FUP

Y= -0,786X5 + 4,786

t = -0,786/0,738 = - 1,065

Menghitung ttabel dengan ketentuan :

df = n – 1 = 10 – 1 = 9

Tingkat keyakinan (5%)

Maka, ttabel = 1,83

thitung (-1,065) < ttabel (1,83) --> Kesimpulan Model Persamaan tidak dapat

digunakan.

b. X3, X5 dan X7 dengan FUP

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .723 a .523 .285 1.01229
a. Predictors: (Constant), Kurva Pengalaman, Ukuran
Besar Proyek, Komposisi Kelompok Kerja

Universitas Sumatera Utara


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.259 1.254 4.195 .006
Ukuran Besar Proyek -.615 .556 -.379 -1.105 .312
Komposisi
-.840 .527 -.625 -1.593 .162
Kelompok Kerja
Kurva Pengalaman .870 .512 .604 1.700 .140
a. Dependent Variable: FUP

Y= – 0,840X3 - 0,615X5 + 0,870X7 + 5,259

t3 = -0,840/1,021 = - 0,823

t5 = -0,615/1,021 = - 0,602

t7 = 0,870/1,021 = 0,852

Menghitung ttabel dengan ketentuan :

df = n – 3 = 10 – 3 = 7

Tingkat keyakinan (5%)

Maka, ttabel = 1,90

thitung X3, X5, X7 < ttabel (1,90) --> Kesimpulan Model Persamaan tidak dapat

digunakan.

Universitas Sumatera Utara


4.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Durasi Aktivitas-

aktivitas Pemancangan

4.2.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan Satu Titik Pancang

1. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang

Tabel 4.33. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP Ambil TP


No. Alat (menit) I I Sambungan
No. Titik
(menit) (menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4) (5)
A1P1c 0:00:22 0:00:50 0:02:48 0:07:50 0:02:43
1

A2P1a 0:00:24 0:00:41 0:02:33 0:11:12 0:01:10


2

B2P1b 0:00:51 0:00:27 0:03:29 0:11:28 0:02:48


3

B1P1c 0:00:43 0:00:36 0:03:34 0:10:48 0:02:19


4

C1P1c 0:00:56 0:00:39 0:02:53 0:09:23 0:02:23


5

D1P1c 0:00:32 0:00:45 0:02:59 0:10:26 0:02:15


6

D2P1a 0:01:04 0:00:24 0:02:45 0:10:23 0:01:57


7

C2P1b 0:01:07 0:00:29 0:02:49 0:09:42 0:02:59


8

D3P1a 0:02:04 0:00:34 0:02:56 0:08:56 0:01:59


9

D4P1a 0:01:03 0:00:31 0:03:29 0:08:42 0:02:10


10

C4P1b 0:00:57 0:00:43 0:03:27 0:07:57 0:02:14


11

C3P1b 0:00:26 0:00:35 0:03:41 0:09:01 0:02:19


12

B3P1b 0:01:09 0:00:51 0:03:21 0:08:49 0:02:21


13
0:11:38 0:08:05 0:40:44 2:04:37 0:29:37
Jumlah (menit)
0:00:54 0:00:37 0:03:08 0:09:35 0:02:17
Mean (menit)
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat

Universitas Sumatera Utara


- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.33. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011 (Sambungan)

Las Tekan Idle Time


Sambungan Lanjutan TP (menit)
(menit) Sambungan
No. No. Titik
(menit)

(6) (7) (8)


0:03:12 0:06:57 0:00:00
1 A1P1c
0:03:56 0:07:56 0:00:00
2 A2P1a
0:03:27 0:06:48 0:02:34
3 B2P1b

B1P1c 0:04:07 0:08:11 0:00:00


4
0:04:10 0:07:57 0:05:34
5 C1P1c
0:04:12 0:06:58 0:00:00
6 D1P1c
0:03:56 0:07:49 0:00:00
7 D2P1a
0:03:37 0:08:07 0:01:02
8 C2P1b
0:03:46 0:08:12 0:00:00
9 D3P1a
0:03:51 0:06:49 0:00:00
10 D4P1a

C4P1b 0:04:04 0:07:51 0:00:58


11
0:03:59 0:07:46 0:00:00
12 C3P1b
0:04:11 0:06:57 0:02:16
13 B3P1b
0:50:28 1:38:18 0:12:24
Jumlah (menit)
0:03:53 0:07:34 0:02:29
Mean (menit)
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung

Universitas Sumatera Utara


- Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.34. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP Ambil TP


Alat (menit) I I Sambungan
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4) (5)
A3P1a 0:02:36 0:00:33 0:03:18 0:08:41 0:02:11
1

A4P1a 0:01:27 0:00:39 0:03:34 0:09:11 0:02:18


2

3 B4P1b 0:01:08 0:00:27 0:03:43 0:09:22 0:01:46

A5P1a 0:02:41 0:00:46 0:03:27 0:08:54 0:01:44


4

A6P1a 0:03:17 0:00:35 0:03:15 0:08:31 0:02:10


5

B6P1b 0:02:09 0:00:29 0:03:44 0:08:36 0:01:53


6

B5P1b 0:02:19 0:00:40 0:03:49 0:09:03 0:01:37


7

C5P1b 0:02:28 0:00:31 0:03:37 0:08:39 0:02:26


8

C6P1b 0:03:09 0:00:41 0:03:46 0:08:47 0:02:21


9

D5P1a 0:03:04 0:00:37 0:03:17 0:08:53 0:01:26


10

D6P1a 0:02:56 0:00:28 0:03:23 0:09:17 0:02:11


11

12 D7P1a 0:02:11 0:00:25 0:03:28 0:09:10 0:02:10

D8P1a 0:01:56 0:00:27 0:03:25 0:08:22 0:01:59


13

C8P1b 0:01:48 0:00:43 0:03:34 0:08:29 0:01:43


14

15 C7P1b 0:01:53 0:00:35 0:03:40 0:08:31 0:01:49

0:35:02 0:08:36 0:53:00 2:12:26 0:29:44


Jumlah (menit)

Mean (menit) 0:02:20 0:00:32 0:03:32 0:08:50 0:01:59

Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane

Universitas Sumatera Utara


- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.34. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 (Sambungan)

Las Tekan Idle Time


Sambungan Lanjutan TP (menit)
(menit) Sambungan
No. No. Titik
(menit)

(6) (7) (8)


0:04:09 0:06:37 0:00:00
1 A3P1a
0:04:13 0:06:30 0:01:13
2 A4P1a
0:04:07 0:06:17 0:00:00
3 B4P1b
0:03:49 0:06:20 0:00:00
4 A5P1a
0:04:22 0:06:13 0:01:24
5 A6P1a
0:03:55 0:06:53 0:00:00
6 B6P1b
0:03:45 0:07:13 0:00:00
7 B5P1b
0:03:56 0:07:11 0:10:14
8 C5P1b
0:03:58 0:07:18 0:00:00
9 C6P1b
0:04:11 0:06:57 0:00:00
10 D5P1a
0:04:07 0:06:44 0:00:00
11 D6P1a
0:03:44 0:06:50 0:00:26
12 D7P1a
0:03:39 0:07:13 0:00:00
13 D8P1a
0:03:40 0:07:08 0:00:00
14 C8P1b
0:03:42 0:06:33 0:00:00
15 C7P1b
0:59:17 1:41:57 0:13:17
Jumlah (menit)
0:03:57 0:06:48
Mean (menit) 0:03:19

Universitas Sumatera Utara


Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung
- Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP Ambil TP


Alat (menit) I I Sambungan
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4) (5)
B7P1b 0:00:35 0:00:29 0:04:11 0:11:21 0:01:22
1

B8P1b 0:02:18 0:00:24 0:04:24 0:11:14 0:01:19


2

A7P1a 0:03:14 0:00:33 0:03:53 0:11:10 0:01:38


3

A8P1a 0:02:28 0:00:26 0:03:44 0:11:15 0:01:35


4

A9P1a 0:02:58 0:00:38 0:03:56 0:10:46 0:01:15


5

A10P1a 0:02:43 0:00:43 0:04:07 0:10:53 0:01:19


6

B10P1b 0:03:10 0:00:29 0:04:29 0:10:43 0:01:29


7

B9P1b 0:03:36 0:00:31 0:03:34 0:10:44 0:01:43


8

C9P1b 0:03:16 0:00:45 0:03:39 0:11:07 0:01:19


9

C10P1b 0:03:18 0:00:41 0:04:46 0:12:01 0:01:17


10

D9P1a 0:02:56 0:00:35 0:04:31 0:11:52 0:01:03


11

D10P1a 0:02:38 0:00:26 0:04:22 0:11:31 0:01:09


12

D11P1a 0:03:01 0:00:29 0:04:29 0:11:16 0:01:40


13

D12P1a 0:02:49 0:00:49 0:03:59 0:11:23 0:01:24


14

C12P1b 0:03:16 0:00:43 0:04:19 0:10:49 0:01:29


15

C11P1b 0:02:44 0:00:38 0:04:15 0:11:03 0:01:14


16
0:45:00 0:09:19 1:06:38 2:59:08 0:22:15
Jumlah (menit)

Mean (menit) 0:02:49 0:00:36 0:04:10 0:11:12 0:01:23

Universitas Sumatera Utara


Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 (Sambungan)

Las Tekan Idle Time


Sambungan Lanjutan TP (menit)
(menit) Sambungan
No. No. Titik
(menit)

(6) (7) (8)


B7P1b 0:02:54 0:07:14 0:00:00
1

B8P1b 0:02:58 0:07:24 0:00:46


2

A7P1a 0:02:51 0:07:05 0:00:00


3

A8P1a 0:03:11 0:07:29 0:00:00


4

A9P1a 0:02:47 0:07:38 0:00:00


5

A10P1a 0:03:04 0:07:43 0:02:49


6

B10P1b 0:03:15 0:07:24 0:00:00


7

B9P1b 0:02:54 0:07:18 0:00:00


8

C9P1b 0:03:17 0:07:49 0:00:00


9

C10P1b 0:03:13 0:07:55 0:00:19


10

D9P1a 0:02:57 0:07:18 0:00:00


11

D10P1a 0:02:44 0:07:44 0:00:00


12

D11P1a 0:02:47 0:07:19 0:05:18


13

D12P1a 0:02:19 0:07:31 0:00:00


14

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 (Lanjutan)

Las Tekan Idle Time


Sambungan Lanjutan TP (menit)
(menit) Sambungan
No. No. Titik
(menit)

(6) (7) (8)


15 C12P1b 0:03:14 0:07:58 0:00:00

C11P1b 0:03:19 0:07:15 0:02:14


16
0:47:44 2:00:04 0:11:26
Jumlah (menit)

Mean (menit) 0:02:59 0:07:30 0:02:17


Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung
- Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP Ambil TP


Alat (menit) I I Sambungan
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4) (5)
0:02:11 0:00:38 0:03:16 0:11:12 0:01:21
1 B11P1b
0:03:07 0:00:45 0:03:25 0:11:19 0:01:17
2 B12P1b
0:03:41 0:00:33 0:03:39 0:10:49 0:01:29
3 A11P1a
0:02:52 0:00:42 0:04:06 0:10:42 0:01:11
4 A12P1a
0:02:35 0:00:28 0:03:46 0:11:02 0:01:15
5 A13P1a
0:02:36 0:00:39 0:03:52 0:10:48 0:00:56
6 A14P1a
0:03:14 0:00:25 0:04:11 0:10:43 0:00:54
7 B14P1b
0:02:26 0:00:29 0:04:03 0:11:07 0:01:54
8 B13P1b
0:02:31 0:00:31 0:04:16 0:10:31 0:01:10
9 C13P1b

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Lanjutan)

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP Ambil TP


Alat (menit) I I Sambungan
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4) (5)
0:03:02 0:00:39 0:03:43 0:11:01 0:01:04
10 C14P1b
0:02:39 0:00:21 0:02:54 0:10:19 0:04:04
11 D13P1a
0:30:54 0:06:10 0:41:11 1:59:33 0:16:35
Jumlah (menit)
0:02:48 0:00:33 0:03:45 0:10:52 0:01:30
Mean (menit)

Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Sambungan)

Las Tekan Idle Time


Sambungan Lanjutan TP (menit)
(menit) Sambungan
No. No. Titik
(menit)

(6) (7) (8)


0:03:59 0:08:19 0:00:00
1 B11P1b
0:03:46 0:08:11 0:00:00
2 B12P1b
0:03:14 0:09:03 0:00:38
3 A11P1a
0:03:21 0:09:11 0:00:00
4 A12P1a
0:03:34 0:08:54 0:00:00
5 A13P1a

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Lanjutan)

Las Tekan Idle Time


Sambungan Lanjutan TP (menit)
(menit) Sambungan
No. No. Titik
(menit)

(6) (7) (8)


0:03:19 0:08:43 0:01:16
6 A14P1a
0:03:09 0:08:31 0:00:00
7 B14P1b
0:03:15 0:09:09 0:00:00
8 B13P1b
0:03:17 0:08:58 0:05:11
9 C13P1b
0:03:41 0:08:14 0:00:00
10 C14P1b
0:03:06 0:07:58 0:00:00
11 D13P1a
0:37:41 1:35:11 0:07:05
Jumlah (menit)
0:03:26 0:08:39
Mean (menit) 0:02:22
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung
- Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP Ambil TP


Alat (menit) I I Sambungan
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4) (5)
0:00:00 0:00:41 0:05:38 0:10:13 0:00:36
1 B11P1b
0:02:13 0:00:28 0:03:49 0:09:56 0:00:49
2 B12P1b
0:02:31 0:00:34 0:04:02 0:09:47 0:00:45
3 A11P1a
0:01:46 0:00:43 0:04:01 0:09:43 0:01:11
4 A12P1a

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011 (Lanjutan)

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP Ambil TP


Alat (menit) I I Sambungan
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4) (5)
0:00:53 0:00:29 0:04:18 0:10:11 0:00:57
5 A13P1a
0:02:51 0:00:25 0:03:11 0:10:31 0:01:21
6 A14P1a
0:02:16 0:00:46 0:03:36 0:11:16 0:01:16
7 B14P1b
0:02:56 0:00:39 0:04:07 0:09:17 0:00:42
8 B13P1b
0:02:16 0:00:35 0:03:55 0:10:19 0:00:53
9 C13P1b
0:00:49 0:00:28 0:05:22 0:10:31 0:01:08
10 C14P1b

Jumlah (menit) 0:18:31 0:05:48 0:41:59 1:41:44 0:09:38

0:00:34 0:04:12 0:10:10 0:00:58


Mean (menit) 0:02:03
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011 (Sambungan)

Las Tekan
Sambungan Lanjutan TP Idle Time
(menit) Sambungan (menit)
No. No. Titik (menit)

(6) (7) (8)


0:03:47 0:07:13 0:00:00
1 B11P1b
0:03:36 0:07:28 0:01:16
2 B12P1b
0:03:14 0:07:33 0:00:00
3 A11P1a
0:03:22 0:07:19 0:00:39
4 A12P1a
0:03:03 0:06:56 0:00:00
5 A13P1a
0:02:55 0:06:43 0:00:19
6 A14P1a
0:03:19 0:06:35 0:00:00
7 B14P1b
0:02:51 0:06:17 0:00:00
8 B13P1b
0:03:11 0:07:11 0:01:36
9 C13P1b
0:02:49 0:07:03 0:00:00
10 C14P1b
0:32:07 1:10:18 0:03:50
Jumlah (menit)
0:03:13 0:07:02
Mean (menit) 0:00:58
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung
- Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.38. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas

No Tanggal Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan Ambil TP


Alat (menit) I TP I Sambungan
(menit) (menit) (menit) (menit)

(1) (2) (3) (4) (5)


1 9 Mei 2011 0:00:54 0:00:37 0:03:08 0:09:35 0:02:17

2 10 Mei 2011 0:02:20 0:00:32 0:03:32 0:08:50 0:01:59

3 11 Mei 2011 0:02:49 0:00:36 0:04:10 0:11:12 0:01:23

4 12 Mei 2011 0:02:48 0:00:33 0:03:45 0:10:52 0:01:30

5 14 Mei 2011 0:02:03 0:00:34 0:04:12 0:10:10 0:00:58

Mean 0:02:11 0:00:35 0:03:45 0:10:08 0:01:37

Standar Deviasi 0:00:42 0:00:01 0:00:24 0:00:51 0:00:28

Tabel 4.38. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas (Sambungan)

No Tanggal Las Tekan Idle Time


Sambungan Lanjutan (menit)
(menit) TP
Sambungan
(menit)
(6) (7) (8)
1 9 Mei 2011 0:03:53 0:07:34 0:02:29

2 10 Mei 2011 0:03:57 0:06:48 0:03:19

3 11 Mei 2011 0:02:59 0:07:30 0:02:17

4 12 Mei 2011 0:03:26 0:08:39 0:02:22

5 14 Mei 2011 0:03:13 0:07:02 0:00:58

Mean 0:03:30 0:07:31 0:00:33

Standar Deviasi 0:00:22 0:00:38 0:00:19

Universitas Sumatera Utara


2. Durasi Pemancangan

Durasi pemancangan adalah lamanya waktu pemancangan ditinjau mulai

dari waktu start (mulai) sampai dengan finish (selesai) pemancangan suatu titik

pancang.

Tabel 4.39. Durasi dan Besarnya Mean Pemancangan Satu Titik Pancang

Tgl. 9 Mei 2011 10 Mei 2011 11 Mei 2011 12 Mei 2011 14 Mei 2011

Ket. No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 0:24:42 0:28:05 0:28:06 0:30:56 0:28:08


A1P1c A3P1a B7P1b B11P1b D14P1a
2 0:27:52 0:29:05 0:30:47 0:31:50 0:29:35
A2P1a A4P1a B8P1b B12P1b D15P1a
3 0:31:52 0:26:50 0:30:24 0:33:06 0:28:26
B2P1b B4P1b A7P1a A11P1a D16P1a
4 0:30:18 0:27:41 0:30:08 0:32:05 0:28:44
B1P1c A5P1a A8P1a A12P1a C16P1b
5 0:33:55 0:29:47 0:29:58 0:31:34 0:26:47
C1P1c A6P1a A9P1a A13P1a C15P1b
6 0:28:07 0:27:39 0:33:21 0:32:09 0:28:16
D1P1c B6P1b A10P1a A14P1a B15P1b
7 0:28:18 0:28:26 0:30:59 0:31:07 0:29:04
D2P1a B5P1b B10P1b B14P1b B16P1b
8 0:29:52 0:39:02 0:30:20 0:32:23 0:26:49
C2P1b C5P1b B9P1b B13P1b A15P1a
9 0:28:27 0:30:00 0:31:12 0:36:25 0:29:56
D3P1a C6P1b C9P1b C13P1b A16P1a
10 0:26:35 0:28:25 0:33:30 0:31:24 0:28:10
D4P1a D5P1a C10P1b C14P1b A17P1c
11 0:28:11 0:29:06 0:31:12 0:31:21
C4P1b D6P1a D9P1a D13P1a
12 0:27:47 0:28:24 0:30:34
C3P1b D7P1a D10P1a
13 0:29:55 0:27:01 0:36:19
B3P1b D8P1a D11P1a
14 0:27:05 0:30:14
C8P1b D12P1a
15 0:26:43 0:31:48
C7P1b C12P1b
16 0:32:42
C11P1b
Jlh. 6:15:51 7:13:19 8:21:34 5:54:20 4:43:55

Mean 0:28:55 0:28:53 0:31:21 0:32:18 0:28:23

Universitas Sumatera Utara


4.2.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan Satu Tiang Pancang

1. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang

Pancang

Analisa ini dimaksudkan untuk menghitung produktivitas satu tiang

pancang yakni tiang bagian lower tanpa meninjau proses penyambungan dengan

kata lain aktivitas yang dianalisa hanya sebatas satu tiang pancang dan

meghilangkan aktivitas pemancangan tiang sambungan.

Tabel 4.40. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Tiang Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


No. Alat (menit) I I
No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
A1P1c 0:00:22 0:00:50 0:02:48 0:07:50
1

A2P1a 0:00:24 0:00:41 0:02:33 0:11:12


2

B2P1b 0:00:51 0:00:27 0:03:29 0:11:28


3

B1P1c 0:00:43 0:00:36 0:03:34 0:10:48


4

C1P1c 0:00:56 0:00:39 0:02:53 0:09:23


5

D1P1c 0:00:32 0:00:45 0:02:59 0:10:26


6

D2P1a 0:01:04 0:00:24 0:02:45 0:10:23


7

C2P1b 0:01:07 0:00:29 0:02:49 0:09:42


8

D3P1a 0:02:04 0:00:34 0:02:56 0:08:56


9

D4P1a 0:01:03 0:00:31 0:03:29 0:08:42


10

C4P1b 0:00:57 0:00:43 0:03:27 0:07:57


11

C3P1b 0:00:26 0:00:35 0:03:41 0:09:01


12

B3P1b 0:01:09 0:00:51 0:03:21 0:08:49


13

Jumlah (menit) 0:11:38 0:08:05 0:40:44 2:04:37

0:00:54 0:00:37 0:03:08 0:09:35


Mean (menit)
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch

Universitas Sumatera Utara


- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.41. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Tiang Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


Alat (menit) I I
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
A3P1a 0:02:36 0:00:33 0:03:18 0:08:41
1

A4P1a 0:01:27 0:00:39 0:03:34 0:09:11


2

B4P1b 0:01:08 0:00:27 0:03:43 0:09:22


3

A5P1a 0:02:41 0:00:46 0:03:27 0:08:54


4

A6P1a 0:03:17 0:00:35 0:03:15 0:08:31


5

B6P1b 0:02:09 0:00:29 0:03:44 0:08:36


6

B5P1b 0:02:19 0:00:40 0:03:49 0:09:03


7

C5P1b 0:02:28 0:00:31 0:03:37 0:08:39


8

C6P1b 0:03:09 0:00:41 0:03:46 0:08:47


9

D5P1a 0:03:04 0:00:37 0:03:17 0:08:53


10

D6P1a 0:02:56 0:00:28 0:03:23 0:09:17


11

D7P1a 0:02:11 0:00:25 0:03:28 0:09:10


12

D8P1a 0:01:56 0:00:27 0:03:25 0:08:22


13

C8P1b 0:01:48 0:00:43 0:03:34 0:08:29


14

C7P1b 0:01:53 0:00:35 0:03:40 0:08:31


15

Jumlah (menit) 0:35:02 0:08:36 0:53:00 2:12:26

Mean (menit) 0:02:20 0:00:32 0:03:32 0:08:50

Universitas Sumatera Utara


Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.42. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


Alat (menit) I I
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
B7P1b 0:00:35 0:00:29 0:04:11 0:11:21
1

B8P1b 0:02:18 0:00:24 0:04:24 0:11:14


2

A7P1a 0:03:14 0:00:33 0:03:53 0:11:10


3

A8P1a 0:02:28 0:00:26 0:03:44 0:11:15


4

A9P1a 0:02:58 0:00:38 0:03:56 0:10:46


5

A10P1a 0:02:43 0:00:43 0:04:07 0:10:53


6

B10P1b 0:03:10 0:00:29 0:04:29 0:10:43


7

B9P1b 0:03:36 0:00:31 0:03:34 0:10:44


8

C9P1b 0:03:16 0:00:45 0:03:39 0:11:07


9

C10P1b 0:03:18 0:00:41 0:04:46 0:12:01


10

D9P1a 0:02:56 0:00:35 0:04:31 0:11:52


11

12 D10P1a 0:02:38 0:00:26 0:04:22 0:11:31

D11P1a 0:03:01 0:00:29 0:04:29 0:11:16


13

D12P1a 0:02:49 0:00:49 0:03:59 0:11:23


14

15 C12P1b 0:03:16 0:00:43 0:04:19 0:10:49

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.42. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 (Lanjutan)

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


Alat (menit) I I
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
C11P1b 0:02:44 0:00:38 0:04:15 0:11:03
16

Jumlah (menit) 0:45:00 0:09:19 1:06:38 2:59:08

Mean (menit) 0:02:49 0:00:36 0:04:10 0:11:12

Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.43. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


Alat (menit) I I
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
B11P1b 0:02:11 0:00:38 0:03:16 0:11:12
1
B12P1b 0:03:07 0:00:45 0:03:25 0:11:19
2
A11P1a 0:03:41 0:00:33 0:03:39 0:10:49
3
A12P1a 0:02:52 0:00:42 0:04:06 0:10:42
4
A13P1a 0:02:35 0:00:28 0:03:46 0:11:02
5
A14P1a 0:02:36 0:00:39 0:03:52 0:10:48
6
B14P1b 0:03:14 0:00:25 0:04:11 0:10:43
7
B13P1b 0:02:26 0:00:29 0:04:03 0:11:07
8

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.43. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Lanjutan)

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


Alat (menit) I I
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
C13P1b 0:02:31 0:00:31 0:04:16 0:10:31
9
C14P1b 0:03:02 0:00:39 0:03:43 0:11:01
10
D13P1a 0:02:39 0:00:21 0:02:54 0:10:19
11
0:30:54 0:06:10 0:41:11 1:59:33
Jumlah (menit)
0:02:48 0:00:33 0:03:45 0:10:52
Mean (menit)
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Tabel 4.44. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


Alat (menit) I I
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
0:00:00 0:00:41 0:05:38 0:10:13
1 B11P1b
0:02:13 0:00:28 0:03:49 0:09:56
2 B12P1b
0:02:31 0:00:34 0:04:02 0:09:47
3 A11P1a
0:01:46 0:00:43 0:04:01 0:09:43
4 A12P1a
0:00:53 0:00:29 0:04:18 0:10:11
5 A13P1a

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.44. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011 (Lanjutan)

Mobilisasi Ikat TP I Ambil TP Tekan TP


Alat (menit) I I
No. No. Titik
(menit) (menit) (menit)
(1) (2) (3) (4)
0:02:51 0:00:25 0:03:11 0:10:31
6 A14P1a
0:02:16 0:00:46 0:03:36 0:11:16
7 B14P1b
0:02:56 0:00:39 0:04:07 0:09:17
8 B13P1b
0:02:16 0:00:35 0:03:55 0:10:19
9 C13P1b
0:00:49 0:00:28 0:05:22 0:10:31
10 C14P1b
0:18:31 0:05:48 0:41:59 1:41:44
Jumlah (menit)

Mean (menit) 0:00:34 0:04:12 0:10:10


0:02:03
Catatan :
- Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

2. Durasi Pemancangan

Durasi pemancangan adalah lamanya waktu pemancangan ditinjau mulai

dari waktu start (mulai) sampai finish (selesai) pemancangan satu tiang pancang.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.45. Durasi dan Besarnya Mean Pemancangan Satu Tiang Pancang

Tgl. 9 Mei 2011 10 Mei 2011 12 Mei 2011 13 Mei 2011 14 Mei 2011

Ket. No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 0:11:50 0:15:08 0:16:36 0:17:17 0:16:32


A1P1c A3P1a B7P1b B11P1b D14P1a
2 0:14:50 0:14:51 0:18:20 0:18:36 0:16:26
A2P1a A4P1a B8P1b B12P1b D15P1a
3 0:16:15 0:14:40 0:18:50 0:18:42 0:16:54
B2P1b B4P1b A7P1a A11P1a D16P1a
4 0:15:41 0:15:48 0:17:53 0:18:22 0:16:13
B1P1c A5P1a A8P1a A12P1a C16P1b
5 0:13:51 0:15:38 0:18:18 0:17:51 0:15:51
C1P1c A6P1a A9P1a A13P1a C15P1b
6 0:14:42 0:14:58 0:18:26 0:17:55 0:16:58
D1P1c B6P1b A10P1a A14P1a B15P1b
7 0:14:36 0:15:51 0:18:51 0:18:33 0:17:54
D2P1a B5P1b B10P1b B14P1b B16P1b
8 0:14:07 0:15:15 0:18:25 0:18:05 0:16:59
C2P1b C5P1b B9P1b B13P1b A15P1a
9 0:14:30 0:16:23 0:18:47 0:17:49 0:17:05
D3P1a C6P1b C9P1b C13P1b A16P1a
10 0:13:45 0:15:51 0:20:46 0:18:25 0:17:10
D4P1a D5P1a C10P1b C14P1b A17P1c
11 0:13:04 0:16:04 0:19:54 0:16:13
C4P1b D6P1a D9P1a D13P1a
12 0:13:43 0:15:14 0:18:57
C3P1b D7P1a D10P1a
13 0:14:10 0:14:10 0:19:15
B3P1b D8P1a D11P1a
14 0:14:34 0:19:00
C8P1b D12P1a
15 0:14:39 0:19:07
C7P1b C12P1b
16 0:18:40
C11P1b
Jlh. 3:05:04 3:49:04 5:00:05 3:17:48 2:48:02

Mean 0:14:14 0:15:16 0:18:45 0:17:59 0:16:48

Mean Durasi Pemancangan 0:16:36

Catatan:
- Durasi pemancangan dihitung dari penjumlahan waktu keseluruhan
aktivitas
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah
- Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi

Universitas Sumatera Utara


4.2.2.3. Faktor Penghambat Produktivitas

Salah satu penghambat produktivitas proses pemancangan adalah adanya

idle time. Berikut pada Tabel 4.46. ditunjukkan penyebab dan lamanya idle time

pemancangan.

Tabel 4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan

Tgl. 9 Mei 2011 10 Mei 2011


Ket. No. Durasi Keterangan No. Durasi Keterangan
Titik (menit) Titik (menit)
No. 1 2 3 4 5 6
1 A1P1c - A3P1a -

2 A2P1a - A4P1a 0:01:13 Mengobrol/merokok

3 B2P1b 0:02:34 Mengobrol/merokok B4P1b -

4 B1P1c - A5P1a -

5 C1P1c 0:05:34 Penyipatan ulang A6P1a 0:01:24 Penyusunan letak tiang

6 D1P1c - B6P1b -

7 D2P1a - B5P1b -

8 C2P1b 0:01:02 Mengobrol/merokok C5P1b 0:10:14 Perbaikan alat

9 D3P1a - C6P1b -

10 D4P1a - D5P1a -

11 C4P1b 0:00:58 Mengobrol/merokok D6P1a -

12 C3P1b - D7P1a 0:00:26 Mengobrol/merokok

13 B3P1b 0:02:16 Penyipatan ulang D8P1a -

14 C8P1b -

15 C7P1b -

Jumlah 0:12:24 Jumlah 0:13:17


(menit) (menit)
Mean 0:02:29 Mean 0:03:19
(menit) (menit)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan (Sambungan)

Tgl. 12 Mei 2011 13 Mei 2011


Durasi No. Durasi
Ket. No. Titik Keterangan Keterangan
(menit) Titik (menit)
No. 6 7 8 9 10 11
B7P1b - B11P1b -
1
B8P1b 0:00:46 B12P1b -
2 Mengobrol/merokok
A7P1a - A11P1a 0:00:38
3 Mengobrol/merokok
A8P1a - A12P1a -
4
A9P1a - A13P1a -
5
A10P1a 0:02:49 A14P1a 0:01:16
6 Pengisian bahan bakar Mengobrol/merokok
B10P1b - B14P1b -
7
B9P1b - B13P1b -
8
C9P1b - C13P1b 0:05:11
9 Perbaikan tumpuan grip
C10P1b 0:00:19 C14P1b -
10 Mengobrol/merokok
D9P1a - D13P1a -
11
D10P1a -
12
D11P1a 0:05:18
13 Perbaikan alat
D12P1a -
14
C12P1b -
15
C11P1b 0:02:14
16 Penyipatan ulang
Jumlah 0:11:26 Jumlah 0:07:05
(menit) (menit)
Mean 0:02:17 Mean 0:02:22
(menit) (menit)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan (Sambungan)

Tgl. 14 Mei 2011


Durasi
Ket. No. Titik Keterangan
(menit)
No. 12 13 14
D14P1a -
1
D15P1a 0:01:16
2 Mengobrol/merokok
D16P1a -
3
C16P1b 0:00:39
4 Mengobrol/merokok
C15P1b -
5
B15P1b 0:00:19
6 Mengobrol/merokok
B16P1b -
7
A15P1a -
8
A16P1a 0:01:36 Diskusi pemindahan alat
9
A17P1c -
10
Jumlah 0:18:31
(menit)
Mean 0:02:03
(menit)

Menurut Tabel 4.46. durasi idle time pemancangan tiang pancang yang

terendah adalah 00:00:19 (19 detik), dan tertinggi adalah 0:10:14 (10 menit 14

detik). Durasi tertinggi tersebut terjadi pada Tanggal 10 Mei 2011 dikarenakan

terjadi perbaikan alat pada titik C5P1b sehingga pekerjaan terpaksa dihentikan

sementara dan baru dilanjutkan setelah alat selesai diperbaiki. Sedangkan untuk

mean idle time terbesar terjadi pada Tanggal 10 Mei 2011 sebesar 0:03:19 (3

menit 19 detik).

Universitas Sumatera Utara


Durasi aktivitas yang mengalami kendala dengan durasi yang cukup besar

dalam hal ini, tidak ditinjau karena dapat berpengaruh terhadap durasi total.

Adapun kendala yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Pada Tanggal 13 Mei 2011 terdapat pemberhentian sementara

pemancangan setelah selesai pemancangan titik C14P1b dikarenakan

perpindahan alat genset, perkakas, penerimaan tiang baru selama ± 21

menit. Karena durasi idle time yang terlalu besar, maka dalam hal ini tidak

diperhitungkan dalam pengamatan.

b. Pada Tanggal 14 Mei 2011 mobilisasi alat dari D13P1a ke D14P1a

terhambat dikarenakan kondisi tanah yang buruk akibat hujan lebat pada

hari sebelumnya selama ± 30 menit.

c. Pada Tanggal 14 Mei 2011 dilakukan pengelasan pada grid sehingga

pemancangan berhenti pada waktu akan memancang titik A16P1a. proses

pengelasan ini berlangsung selama ± 1 jam.

Tabel 4.47. Jenis Kasus yang Mengakibatkan Idle dan Persentase


Terjadinya

No. Jenis Penyebab Idle Time Jumlah Kasus Persentase


(buah)
1 Mengobrol/merokok 13 59,091

2 Penyipatan ulang 3 13,636

3 Penyusunan letak tiang 1 4,545

4 Perbaikan alat 2 9,091

5 Pengisian bahan bakar 1 4,545

6 Perbaikan tumpuan grip 1 4,545

7 Diskusi pemindahan alat 1 4,545

Jumlah 100

Universitas Sumatera Utara


Persentase Kasus Idle Time

Gambar 4.17. Diagram Persentase Kasus Idle Time

Universitas Sumatera Utara


BAB V

ANALISIS PENGOLAHAN DATA

5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor

Tenaga Kerja

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji korelasi,

diperoleh hasil seperti pada Tabel 5.1. Kesimpulan dari uji korelasi diambil

berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Uji Korelasi Variabel (X1 – X8) dengan nilai FUP (Y) :

g) Hipotesis Operasional

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel

(X) dengan nilai FUP (Y)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X)

dengan nilai FUP (Y)

h) Menentukan taraf signifikan, yaitu α = 0,05

i) Menentukan rtabel dengan dk = n-2 = 10-2 = 8

rtabel = r (α/2 ; 10-2)

rtabel = r (0,025; 8) = 0,632

j) Dasar pengambilan keputusan :

Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson Product Moment , jika :

a. r hitung < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”

r hitung > r tabel (0,632), maka H0 “ditolak”

Universitas Sumatera Utara


b. Berdasarkan nilai probabilitas, Jika :

Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 “diterima”

Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 “ditolak”

k) Kesimpulan :

Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan, maka hasil dari

pengolahan data dirangkumkan pada Tabel 5.1. berikut.

Tabel 5.1. Rangkuman Hasil Pengolahan Data Uji Korelasi

Korelasi (r) Sig


Kesimpulan
Variabel Y (2-tailed)
X1 0,327 0,357 Terima H0
X2 0 1 Terima H0
X3 -0,474 0,166 Terima H0
X4 0,013 0,972 Terima H0
X5 -0,484 0,156 Terima H0
X6 -0,323 0,363 Terima H0
X7 0,408 0,844 Terima H0
X8 0,029 0,936 Terima H0
Sumber :Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Dari hasil pengolahan data yang telah disimpulkan pada Tabel 5.1. diatas,

dapat diketahui bahwa tidak terdapat korelasi antara seluruh variabel (X1-X8)

dengan variabel Y. Dengan demikian hal ini berarti variabel-variabel tersebut

bersifat saling independen sehingga tidak dapat ditentukan seberapa besar

pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain dalam bentuk persamaan

linear maupun persamaan nonlinear.

Universitas Sumatera Utara


2. Uji Korelasi Variabel (X1 – X8) dengan nilai FUP (Y) menggunakan Matriks

Korelasi:

Pada Tabel 4.31. di bab sebelumnya telah didapatkan bahwa terdapat 3

variabel yang akan diuji dalam model persamaan linear. Hal ini dikarenakan

variabel-variabel tersebut memiliki nilai korelasi yang paling tinggi diantara

variabel-variabel yang lainnya apabila dikaitkan dengan variabel terikatnya y

yaitu nilai FUP. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara ketiga variabel tersebut (X3, X5, dan X7).

Tabel 5.2. Kesimpulan Matriks Korelasi

Std. Variabel
Model R2 Persamaan Regresi thitung ttabel
Deviasi dlm. Model
1 0,234 0,738 X5 Y= -0,786X5 + 4,786 - 1,065 1,83
Y= – 0,840X3 - - 0,823;
2 0,528 1,021 X3,X5,X7,FUP 0,615X5 + 0,870X7 + - 0,602; 1,90
5,259 0,852

Dari Tabel 5.2. di atas diketahui bahwa model dari persamaan tersebut tidak dapat

digunakan karena sebagai syarat yang harus dipenuhi agar persamaan model dapat

diterima adalah nilai thitung dari setiap koefisien regresi harus lebih besar dari ttabel.

Universitas Sumatera Utara


5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor

Durasi Aktivitas-aktivitas Pemancangan

5.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik Pancang

5.2.1.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik Pancang dengan

Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test

Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk menguji

kenormalan suatu sample data dan digunakan untuk jenis data bersambung

(kontinu). Pada Tabel 5.3. baris pertama, N, merupakan jumlah sampel data. Baris

kedua dan ketiga adalah nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. Konsep dari

test ini adalah membandingkan (uji perbedaan) antara data pengamatan dengan

data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama

dengan data pengamatan.

Tabel 5.3. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007

Deskriptif Statistik
Aktivitas N Minimum Maksimum Mean Standar
yang Deviasi
Ditinjau
No. 1 2 3 4 5
Mobilisasi 64 00:00:22 0:03:41 0:02:11 0:00:56
Alat
Ikat TP I 65 0:00:21 0:00:51 0:00:35 0:00:07
Ambil TP I 65 0:02:33 0:05:38 0:03:45 0:00:35
Tekan TP I 65 0:07:50 0:12:01 0:10:08 0:01:06
Ambil TP 65 0:00:36 0:04:04 0:01:37 0:00:38
Sambungan
Las 65 0:02:19 0:04:22 0:03:30 0:00:29
Sambungan
Tekan 65 0:06:13 0:09:11 0:07:31 0:00:44
Lanjutan TP
Sambungan
Idle Time 21 0:00:19 0:10:14 0:02:17 0:02:26

Universitas Sumatera Utara


Menurut Tabel 5.3. diketahui nilai minimum dan nilai maksimum dari tiap

aktivitas proses pemancangan, selain itu juga ditampilkan hasil analisa mean dan

standar deviasi menggunakan program SPSS 13.

Tabel 5.4. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tekan
lanjutan
Ambil Las TP
mobilisasi_ Ikat Ambil Tekan TP sambun sambung Idle
alat TP1 TP1 TP1 sambungan gan an time
N 64 65 65 65 65 65 65 21
Normal Parameters(a,b) Mean 0:02:12 0:00:35 0:03:44 0:10:06 0:01:39 0:03:29 0:07:28 0:02:17
Std.
0:00:55 0:00:07 0:00:34 0:01:06 0:00:37 0:00:28 0:00:43 0:02:26
Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z 1.063 1.065 .571 1.199 .943 .868 .871 1.055
Asymp. Sig. (2-tailed)
.208 .207 .901 .113 .336 .438 .434 .216

a Test distribution is Normal.


b Calculated from data.

Data mean dan standar deviasi dalam Tabel 5.4. di atas diperoleh berdasarkan data

pengamatan yang diambil di lapangan (Tabel 4.33. Sampai Tabel 4.37. pada Bab

IV), dan mewakili tiap aktivitas yang ditinjau. Berdasarkan Tabel 5.4, diperoleh

kesimpulan bahwa data pengamatan yang berjumlah 65 sampel berdistribusi

normal. Hal ini terlihat dari tulisan di bawah tabel hasil analisa dari program SPSS

13 yang menyatakan “Test Distribution is Normal”. Dengan demikian, data hasil

pengamatan adalah valid dan bisa digunakan.

5.2.1.2.Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik Pancang

Analisis mean digunakan untuk menentukan rata-rata (mean) durasi suatu

aktvitas dalam proses pemancangan satu titik pancang. Dalam Tabel 5.5.

Universitas Sumatera Utara


Diperlihatkan rata-rata (mean) durasi tiap aktivitas dalam proses pemancangan

satu titik pancang Proyek City View.

Tabel 5.5. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik
Pancang

No. Aktivitas Mean


1 Mobilisasi Alat ke Titik Pemancangan 0:02:11

2 Ikat TP 1 0:00:35

3 Ambil TP 1 0:03:45

4 Tekan TP 1 0:10:08

5 Ambil TP Sambungan 0:01:37

6 Las Sambungan 0:03:30

7 Tekan Lanjutan TP Sambungan 0:07:31

8 Idle Time 0:02:17

Catatan: Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.3.

5.2.1.3.Analisis Peringkat Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik Pancang

Analisis peringkat dapat digunakan untuk menentukan pada saat kapan

suatu aktivitas sangat berpengaruh maupun aktivitas mana yang paling

berpengaruh terhadap proses pemancangan satu titik pancang (memiliki mean

durasi yang paling besar). Dalam Tabel 5.6. diperlihatkan urutan mean durasi tiap

aktivitas dalam proses pemancangan satu titik mulai dari tanggal 9 Mei sampai

dengan 14 Mei 2011 pada Proyek City View.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.6. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Mobilisasi

No. Tanggal Mean Peringkat

1 9 Mei 2011 0:00:54 5

2 10 Mei 2011 0:02:20 3

3 12 Mei 2011 0:02:49 1

4 13 Mei 2011 0:02:48 2

5 14 Mei 2011 0:02:03 4

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.6. mobilisasi berlangsung paling lama pada Tanggal 12

Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:02:49 (2 menit 49 detik), sedangkan

mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 9 Mei 2011 yakni 0:00:54 (54

detik).

Tabel 5.7. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ikat TP 1

No. Tanggal Mean Peringkat


1 9 Mei 2011 0:00:37 1

2 10 Mei 2011 0:00:32 5

3 12 Mei 2011 0:00:36 2

4 13 Mei 2011 0:00:33 4

5 14 Mei 2011 0:00:34 3

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.7 ikat TP 1 berlangsung paling lama pada Tanggal 9 Mei

2011 dengan mean durasi sebesar 0:00:37 (37 detik), sedangkan mean durasi

tercepat berlangsung pada Tanggal 10 Mei 2011 yakni 0:00:32 (32 detik).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.8. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP 1

No. Tanggal Mean Peringkat


1 9 Mei 2011 0:03:08 5

2 10 Mei 2011 0:03:32 4

3 12 Mei 2011 0:04:10 2

4 13 Mei 2011 0:03:45 3

5 14 Mei 2011 0:04:12 1

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.8. aktivitas Ambil TP 1 berlangsung paling lama pada

Tanggal 14 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:04:12 (4 menit 12 detik),

sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 9 Mei 2011 yakni

0:03:08 (3 menit 8 detik).

Tabel 5.9. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan TP 1

No. Tanggal Mean Peringkat


1 9 Mei 2011 0:09:35 4

2 10 Mei 2011 0:08:50 5

3 12 Mei 2011 0:11:12 1

4 13 Mei 2011 0:10:52 2

5 14 Mei 2011 0:10:10 3

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.9. aktivitas Tekan TP 1 berlangsung paling lama pada

Tanggal 12 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:11:12 (11 menit 12 detik),

sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 10 Mei 2011 yakni

0:08:50 (8 menit 50 detik).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.10. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP Sambungan

No. Tanggal Mean Peringkat

1 9 Mei 2011 0:02:17 1

2 10 Mei 2011 0:01:59 2

3 12 Mei 2011 0:01:23 4

4 13 Mei 2011 0:01:30 3

5 14 Mei 2011 0:00:58 5

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.10. aktivitas Ambil TP Sambungan berlangsung paling

lama pada Tanggal 9 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:02:17 (2 menit 17

detik), sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 14 Mei 2011

yakni 0:00:58 (58 detik).

Tabel 5.11. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Las Sambungan

No. Tanggal Mean Peringkat


1 9 Mei 2011 0:03:53 2

2 10 Mei 2011 0:03:57 1

3 12 Mei 2011 0:02:59 5

4 13 Mei 2011 0:03:26 3

5 14 Mei 2011 0:03:13 4

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.11. aktivitas Las Sambungan berlangsung paling lama

pada Tanggal 10 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:03:57 (3 menit 57

Universitas Sumatera Utara


detik), sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 12 Mei 2011

yakni 0:02:59 (2 menit 59 detik).

Tabel 5.12. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan Lanjutan TP


Sambungan

No. Tanggal Mean Peringkat


1 9 Mei 2011 0:07:34 2

2 10 Mei 2011 0:06:48 5

3 12 Mei 2011 0:07:30 3

4 13 Mei 2011 0:08:39 1

5 14 Mei 2011 0:07:02 4

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.12. aktivitas Tekan Lanjutan TP Sambungan berlangsung

paling lama pada Tanggal 13 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:08:39 (8

menit 39 detik), sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 10

Mei 2011 yakni 0:06:48 (6 menit 48 detik).

Tabel 5.13. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Idle Time

No. Tanggal Mean Peringkat


1 9 Mei 2011 0:02:29 2

2 10 Mei 2011 0:03:19 1

3 12 Mei 2011 0:02:17 4

4 13 Mei 2011 0:02:22 3

5 14 Mei 2011 0:00:58 5

Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV

Menurut Tabel 5.13. aktivitas Idle Time berlangsung paling lama pada

Tanggal 10 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:03:19 (3 menit 19 detik),

Universitas Sumatera Utara


sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 14 Mei 2011 yakni

0:00:58 (58 detik).

Tabel 5.14. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik
Pancang

No Aktivitas Mean Peringkat


1 Mobilisasi Alat ke Titik 0:02:11 6
Pemancangan
2 Ikat TP 1 0:00:35 8
3 Ambil TP 1 0:03:45 3
4 Tekan TP 1 0:10:08 1
5 Ambil TP Sambungan 0:01:37 7
6 Las Sambungan 0:03:30 4
7 Tekan Lanjutan TP Sambungan 0:07:31 2
8 Idle Time 0:02:17 5
Catatan : Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.3.

Menurut Tabel 5.14, diperoleh bahwa Aktivitas Tekan TP 1 merupakan aktivitas

yang paling berpengaruh dalam proses pemancangan dengan mean durasi terbesar

yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas

yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai

mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).

5.2.1.4. Analisis Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar produktivitas

pemancangan satu titik pancang dengan menggunakan alat pancang jenis

impacting hammer type diesel hammer. Satu titik tiang pancang terdiri dari dua

tiang dengan satu sambungan dimana satu tiang memiliki panjang 12 meter dan

satunya lagi memiliki panjang 6 meter. Analisis ini ditinjau dari panjang tiang

berdasarkan durasi pemancangan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.15. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari Panjang
Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan

No. Tanggal Jumlah Titik Total Total Durasi Produktivitas


Panjang Total
Tiang Aktivitas
(meter) (m/menit)
1 9 Mei 2011 13 234 6:15:51 0,623

2 10 Mei 2011 15 270 7:13:19 0,623

3 12 Mei 2011 16 288 8:21:34 0,574

4 13 Mei 2011 11 198 5:54:20 0,590

5 14 Mei 2011 10 180 4:43:55 0,634

Mean
Produktivitas 0,603
(m/menit)
Contoh perhitungan produktivitas pemancangan pertitik tiang pancang pada

Proyek City View pada Tanggal 9 Mei 2011:

Panjang tiang 13 titik sebesar : 234 meter

Durasi seluruh aktivitas pemancangan : 375:51 menit = 22.551 detik

total panjang tiang 234 meter


produktivitas = =
total durasi aktivitas 22.551 detik

= 0,010 meter/detik = 0,623 meter/menit

Menurut Tabel 5.15. diperoleh bahwa produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal

14 Mei 2011 dengan nilai produktivitasnya adalah sebesar 0,634 m/menit untuk

jumlah titik sebanyak 10 titik, total panjang tiang 120 meter, dan total durasi total

aktivitasnya selama 4:43:55 (4 jam 43 menit 55 detik), sedangkan produktivitas

terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai produktivitas adalah

sebesar 0,574 m/menit untuk jumlah titik sebanyak 16 titik, total panjang tiang

Universitas Sumatera Utara


288 meter dan total durasi total aktivitasnya sebesar 8:21:34 (8 jam 21 menit 34

detik). Mean produktivitas yang diperoleh adalah sebesar 0,603 m/menit.

Gambar 5.1. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari


Panjang Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan

5.2.2. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Tiang Pancang

5.2.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Tiang Pancang dengan

Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test

Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk menguji

kenormalan suatu sample data dan digunakan untuk jenis data bersambung

(kontinu). Pada Tabel 5.16 , baris pertama, N, merupakan jumlah sample data.

Baris kedua dan ketiga adalah nilai rata-rata (mean) dan Standar deviasi. Konsep

dari test ini adalah membandingkan (uji perbedaan) antara data pengamatan

dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang

sama dengan data pengamatan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.16. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007

Deskriptif Statistik
Aktivitas N Minimum Maksimum Mean Standar
yang Deviasi
Ditinjau
No. 1 2 3 4 5
Mobilisasi 64 0:00:22 0:03:41 0:02:12 0:00:56
Alat
Ikat TP I 65 0:00:21 0:00:51 0:00:35 0:00:07

Ambil TP 65 0:02:33 0:05:38 0:03:45 0:00:35


I
Tekan TP 65 0:07:50 0:12:01 0:10:07 0:01:06
I

Menurut Tabel 5.16. diketahui nilai minimum dan nilai maksimum dari

tiap aktivitas proses pemancangan, selain itu juga ditampilkan hasil analisa mean

dan standar deviasi menggunakan program SPSS 13.

Tabel 5.17. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

mobilisasi_ Ikat Ambil Tekan


alat TP1 TP1 TP1
N 64 65 65 65
Normal Parameters(a,b) Mean 0:02:12 0:00:35 0:03:44 0:10:06
Std.
0:00:55 0:00:07 0:00:34 0:01:06
Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z 1.063 1.065 .571 1.199
Asymp. Sig. (2-tailed)
.208 .207 .901 .113

a Test distribution is Normal.


b Calculated from data.

Data mean dan standar deviasi dalam Tabel 5.17. di atas diperoleh

berdasarkan data pengamatan yang diambil di lapangan (Tabel 4.33. Sampai

Tabel 4.37. pada Bab IV) dan mewakili tiap aktivitas yang ditinjau. Berdasarkan

Tabel 5.17. diperoleh kesimpulan bahwa data pengamatan yang berjumlah 65

Universitas Sumatera Utara


sampel berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari tulisan di bawah tabel hasil

analisa dari program SPSS 13 yang menyatakan “Test Distribution is Normal”.

Dengan demikian, data hasil pengamatan adalah valid dan bisa digunakan.

5.2.2.2.Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang

Pancang

Analisis mean digunakan untuk menentukan rata-rata (mean) durasi suatu

aktvitas dalam proses pemancangan satu tiang pancang. Dalam Tabel 5.18.

diperlihatkan rata-rata (mean) durasi tiap aktivitas dalam proses pemancangan

satu tiang pancang Proyek City View.

Tabel 5.18. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang
Pancang

No. Aktivitas Mean


1 Mobilisasi Alat ke Titik Pemancangan 0:02:12

2 Ikat TP 1 0:00:35

3 Ambil TP 1 0:03:45

4 Tekan TP 1 0:10:08

Catatan: Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.16.

5.2.2.3.Analisis Peringkat Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang Pancang

Analisis peringkat dapat digunakan untuk menentukan pada saat kapan

suatu aktivitas sangat berpengaruh maupun aktivitas mana yang paling

berpengaruh terhadap proses pemancangan satu tiang pancang (memiliki mean

durasi yang paling besar). Dalam Tabel 5.19. diperlihatkan urutan mean durasi

Universitas Sumatera Utara


tiap aktivitas dalam proses pemancangan satu tiang mulai dari tanggal 9 Mei

sampai dengan 14 Mei 2011 pada Proyek City View.

Tabel 5.19. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang
Pancang

No Aktivitas Mean Peringkat


1 Mobilisasi Alat ke Titik 0:02:12 3
Pemancangan
2 Ikat TP 1 0:00:35 4
3 Ambil TP 1 0:03:45 2
4 Tekan TP 1 0:10:08 1
Catatan : Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.18.

Menurut Tabel 5.19, diperoleh bahwa Aktivitas Tekan TP 1 merupakan aktivitas

yang paling berpengaruh dalam proses pemancangan dengan mean durasi terbesar

yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas

yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai

mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).

5.2.2.4.Analisis Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar produktivitas

pemancangan satu tiang pancang dengan menggunakan Jack In Pile Type Diesel

Hammer Static Pile Driver. Satu tiang pancang memiliki panjang 12 meter.

Analisis ini ditinjau dari panjang tiang berdasarkan durasi pemancangan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.20. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari Panjang
Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan

No. Tanggal Jumlah Total Total Durasi Produktivitas


Tiang Panjang Total
Tiang Aktivitas
(meter) (m/menit)
1 9 Mei 2011 13 156 3:05:04 0,843

2 10 Mei 2011 15 180 3:49:04 0,786

3 12 Mei 2011 16 192 5:00:05 0,640

4 13 Mei 2011 11 132 3:17:48 0,667

5 14 Mei 2011 10 120 2:48:02 0,714

Mean
Produktivitas 0,730
(m/menit)

Contoh perhitungan produktivitas pemancangan pertiang pancang pada Proyek

City View pada Tanggal 9 Mei 2011:

Panjang tiang 13 titik sebesar : 156 meter

Durasi seluruh aktivitas pemancangan : 185:04 menit = 11.104 detik

total panjang tiang 156 meter


produktivitas = =
total durasi aktivitas 11.104 detik

= 0,014 meter/detik = 0,843 meter/menit

Menurut Tabel 5.20. diperoleh bahwa produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal

9 Mei 2011 dengan nilai produktivitasnya adalah sebesar 0,843 m/menit untuk

jumlah titik sebanyak 13 titik, total panjang tiang 156 meter, dan total durasi total

aktivitasnya selama 3:05:04 (3 jam 5 menit 4 detik), sedangkan produktivitas

terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai produktivitas adalah

sebesar 0,640 m/menit untuk jumlah titik sebanyak 16 titik, total panjang tiang

Universitas Sumatera Utara


288 meter dan total durasi total aktivitasnya sebesar 5:00:05 (5 jam 5 detik). Mean

produktivitas yang diperoleh adalah sebesar 0,730 m/menit.

Gambar 5.2. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari


Panjang Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan

Gambar 5.3. Grafik Perbandingan Produktivitas Pemancangan Satu Titik


Pancang dengan Satu Tiang Pancang (Lower)

Universitas Sumatera Utara


5.2.3. Analisis Faktor Penghambat Produktivitas

Dari hasil pengolahan data sebelumnya diketahui bahwa faktor yang

paling sering menghambat produktivitas pemancangan adalah kegiatan

mengobrol/merokok sebesr 59,091% yang mana hal ini disebabkan oleh

kurangnya aktivitas pengawasan dari kontraktor. Sedangkan faktor yang juga

sering menghambat produktivitas adalah kegiatan penyipatan ulang yang

disebabkan oleh gambar rencana proyek yang berubah-ubah, juga seringnya

kegiatan perbaikan alat yang disebabkan kerusakan alat menjadi salah satu factor

penyebab terhambatnya produktivitas pemancangan.

Dari hal tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa hal yang paling

sering mempengaruhi terhambatnya produktivitas pemancangan adalah dari sisi

pengawasan, kontraktor dan perawatan alat.

Selain itu, faktor berikut ini juga mempengaruhi terhambatnya

produktivitas pemancangan seperti:

1. Kondisi alat

- Umur alat

- Pengelasan pada grip yang hampir lepas

- Pemindahan alat pancang

- Kerusakan pada mobile crane

2. Faktor kondisi sekitar :

- Kondisi tanah yang buruk

- Cuaca yang tidak bersahabat

- Akses keluar-masuk proyek

Universitas Sumatera Utara


- Keluhan dari warga sekitar

3. Faktor sumber daya manusia

- Pekerja kurang terkoordinir

- Operator mesin yang tidak dipegang oleh ahlinya

- Adanya pekerja yang menganggur

- Kelelahan pekerja akibat bekerja sampai larut malam

- Kurangnya kemampuan dalam mengambil keputusan secara cepat dan

tepat

- Pekerja yang tidak bersemangat dan terkesan santai

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengolahan data, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1. Tingkat faktor ulitlitas pekerja (LUR) pada pekerjaan pemancangan pada

Proyek City View Medan Polonia berdasarkan tingkat efektivitas dalam

bekerja menunjukkan nilai rata-rata sebesar 87,991 %, hal ini menunjukkan

bahwa tingkat produktivitasnya cukup memuaskan.

2. Variabel yang digunakan dalam menentukan produktivitas tenaga kerja

berdasarkan tingkat efektivitas dalam bekerja adalah kondisi fisik lapangan

dan sarana bantu, kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi, komposisi

kelompok kerja, kerja lembur, ukuran besar proyek, pekerja langsung versus

kontraktor, kurva pengalaman, dan variabel kepadatan tenaga kerja.

Variabel-variabel tersebut diatas tidak memiliki korelasi antara seluruh

dengan variabel Y yaitu variabel faktor ulitlitas pekerja pekerjaan

pemancangan berdasarkan tingkat efektivitas dalam bekerja (labour

utilization rate) . Dengan demikian hal ini berarti variabel-variabel tersebut

bersifat saling independen sehingga tidak dapat ditentukan seberapa besar

pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain dalam bentuk

persamaan linear maupun persamaan nonlinear.

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan matriks korelasi

diketahui bahwa model dari persamaan yang terbentuk tidak dapat digunakan

karena nilai thitung dari setiap koefisien regresi tidak lebih besar dari ttabel.

3. Dari hasil perhitungan produktivitas pekerjaan pemancangan satu titik pada

Proyek City View ditinjau dari durasi aktivitas dan panjang tiang pancang

yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa :

a. Produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal 14 Mei 2011 dengan nilai

0,634 m/menit atau 38,04 m/jam

b. Produktivitas terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai

0,574 m/menit atau 34,44 m/jam

c. Mean produktivitas yang diperoleh adalah 0,603 m/menit atau 36,18

m/jam.

4. Dari hasil perhitungan produktivitas pekerjaan pemancangan satu tiang pada

Proyek City View ditinjau dari durasi aktivitas dan panjang tiang pancang

yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa :

a. Produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal 9 Mei 2011 dengan nilai 0,843

m/menit atau 50,04 m/jam

b. Produktivitas terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai

0,640 m/menit atau 38,40 m/jam

c. Mean produktivitas yang diperoleh adalah 0,730 m/menit atau 43,80

m/jam.

5. Dari hasil pengolahan data sebelumnya diketahui bahwa aktivitas penekanan

tiang pancang sambungan (Tekan TP 1) merupakan aktivitas yang paling

Universitas Sumatera Utara


berpengaruh dalam proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang

dengan mean durasi terbesar yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan

Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas yang paling tidak berpengaruh terhadap

proses pemancangan karena mempunyai mean durasi terkecil yaitu 0:00:35

(35 detik).

6. Dari hasil pengolahan data sebelumnya diketahui bahwa faktor penghambat

produktivitas pekerjaan pemancangan pada Proyek City View yang sering

terjadi adalah kegiatan mengobrol/merokok yaitu sebesar 59,091%, dan

faktor penghambat yang jarang terjadi adalah faktor-faktor seperti kegiatan

penyusunan letak tiang, pengisian bahan bakar, perbaikan tumpuan grip, dan

kegiatan diskusi pemindahan alat dengan nilai masing-masing sebesar

4,545%. Selain itu diketahui juga beberapa kendala lain yang mengakibatkan

pekerjaan menjadi terhambat maupun berhenti dalam jangka waktu yang lama

seperti hujan lebat, perbaikan alat, dan lain sebagainya.

6.2. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut.

1. Kontraktor harus memahami kondisi tanah dari lokasi proyek yang akan

dibangun dan harus melakukan penanggulangan yang diperlukan dengan

tepat, agar proses pemancangan yang akan dilakukan dapat berjalan lancar.

2. Kontraktor harus memperhatikan idle time yang sangat mungkin terjadi pada

waktu pelaksanaan proyek, sering kali kontraktor bersikap acuh tak acuh dan

Universitas Sumatera Utara


akhirnya terjadi keterlambatan pada beberapa aktivitas tertentu yang

kemudian juga berpengaruh terhadap aktivitas lainnya. Semakin besar idle

time yang terjadi di lapangan, maka produktivitasnya akan semakin menurun.

3. Pemeriksaan secara rutin terhadap alat-alat yang dipakai untuk membantu

pelaksanaan proyek agar meminimalisasi kendala ketika pekerjaan dengan

alat tersebut sedang berlangsung. Penyediaan sparepart di proyek juga dapat

mengantisipasi kerusakan alat, sehingga pekerjaan tidak tertunda terlalu lama

karena kesulitan menemukan sparepart yang dibutuhkan.

4. Hubungan antara main contractor dengan subcontractor harus terjalin dengan

baik dan diusahakan tidak terjadi misscommunication.

5. Untuk kasus yang sejenis pada penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti

melakukan penelitian untuk kondisi tanah yang berbeda ataupun jenis alat

pancang yang berbeda untuk hasil pengkajian yang lebih luas.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Maria (editor). 2010. Mudah Belajar Statistik dengan SPSS 18. Jogjakarta :
Penerbit Andi.

Algifari. 2000. Analisis Regresi. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Aprilian,Tomas. Analisis produktivitas tenaga kerja pada Pekerjaan struktur


rangka atap baja(studi kasus proyek pembangunan rumah sakit dr.
Moewardi,Surakarta jawa tengah). Skripsi. Universitas Sebelas Maret,
Surakarta. 2010.

Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Kontruksi. Jilid 1.


Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius.

Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Kontruksi. Jilid 2.


Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Oglesby. Dkk. 1989. Productivity Improvement in construction. McGraw-Hill


Book Company : New York

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jogjakarta :
MediaKom.

Sinungan, Muchdarsyah. 2003. Produktivitas Apa Dan bagaimana. Jakarta :


Bumi Aksara.

Soeharto, Iman. 1989. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai


Operasional. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

____________. 1989. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai


Operasional. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

________. (2008). Statistik nonparametris untuk penelitian. Bandung: CV


Alfabeta.

Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistik. Edisi ke-3. Jakarta : PT. Gramedi
Pustaka Utama.

Wenas, Augustine., Gendo, Ricky. Produktivitas Pemancangan Tiang Pancang


dengan Jack –in Pile pada Proyek Showroom: Tugas Akhir Teknik Sipil,
Universitas Kristen Petra, Surabaya.2010.

Universitas Sumatera Utara


Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Ergonomi studi gerak dan waktu. Surabaya:
Guna Widya.

Wikipedia the free encyclopedia. (2011). Kolmogorov. 10 Maret 2011.


http://en.wikipedia.org/wiki/Kolmogorov Smirnov_test

Wikipedia the free encyclopedia. (2011). Productivity. 10 Maret


2011.http://en.wikipedia.org/wiki/Productivity
Azwar, Saifuddin. 2004. Reliabilitas dan validitas. Jogjakarta: Pustaka Pelajar..

Universitas Sumatera Utara


PENGANTAR PENELITIAN

Saudara Yth.
Kami menyadari waktu yang Anda miliki sangat terbatas dan sangat
berharga. Namun kami sangat mengharapkan bantuan dari Saudara agar sudi
kiranya meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini dengan jujur
dan terbuka, agar penelitian ini dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan yang
kami harapkan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan TUGAS SARJANA
sebagai persyaratan untuk Ujian Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara. Judul yang diangkat sebagai topik pembahasan
adalah : “Analisis Produktivitas Proses Pemasangan Tiang Pancang pada
Proyek Pembangunan Apartemen City View di Kawasan Medan Polonia.
Kuisioner ini merupakan sarana untuk menggali informasi mengenai data
pribadi serta pendapat karyawan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas pemasangan tiang pancang.
Jawaban yang Saudara berikan tidak akan mempengaruhi keberadaan
Saudara di tempat kerja, karena penelititan ini semata-mata untuk keperluan
akademis. Untuk itu peneliti mengharapkan informasi serta jawaban yang
sesungguhnya objektif dari Saudara sesuai dengan kondisi di tempat kerja. Atas
bantuan dan partisipasinya dalam mengisi kuisioner ini, peneliti mengucapkan
banyak terima kasih.

Hormat Saya,
Ezar Adelpho Tigor Marpaung

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
__________________________________________________________________

IDENTITAS RESPONDEN
Kami mohon kesediaan Saudara/I untuk mengisi daftar pertanyaan ini :
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Masa Kerja :
6. Jabatan/Posisi :

Universitas Sumatera Utara


PETUNJUK PENGISIAN
Saudara dimohon untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan yang ada pada
angket ini sesuai dengan keadaan dan pendapat Saudara tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas proses pemasangan tiang pancang, bukan
berdasarkan pendapat umum atau pendapat orang lain. Berilah tanda silang (X)
pada kolom yang tersedia di sebelah kanan setiap pertanyaan.
Setiap pertanyaan, memiliki alternatif jawaban sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju,
S = Setuju,
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju, dan
STS = Sangat Tidak Setuju.

Contoh:
Jika Anda “setuju” Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja,maka :

Jawaban
No Pertanyaaan
SS S KS TS STS
1 Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana X
Bantu

Jawaban
No Pertanyaaan
SS S KS TS STS
Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana
1
Bantu
Kepenyeliaan, Perencanaan dan
2
Koordinasi
3 Komposisi Kelompok Kerja
4 Kerja Lembur
5 Ukuran Besar Proyek
Pekerja Langsung Versus
6
Kontraktor
7 Kurva Pengalaman
8 Kepadatan Tenaga Kerja

Universitas Sumatera Utara


FIVE MINUTE RATING
Tanggal :
Pekerjaan :
Kontraktor :

√ = Pekerjaan effektif
₋ = Pekerjaan Kontribusi
Х = Pekerjaan Tidak Efektif

WAKTU Keterangan
8:00
8:05
8:10
8:15
8:20
8:25
8:30
8:35
8:40
8:45
8:50
8:55
9:00
9:05
9:10
9:15
9:20
9:25
9:30
9:35
9:40
9:45
9:50
9:55
10:00
10:05
10:10
10:15
10:20
10:25
10:30

Universitas Sumatera Utara


DATA RESPONDEN PEKERJA PEMANCANGAN

PROYEK APARTEMEN CITY VIEW MEDAN POLONIA

No. Nama Umur Jenis Pendidikan Masa Jabatan/Posisi


Kelamin Kerja
(Tahun) (P/W) (Tahun)
1 Robert
45 P SMK 25 Operator Kabin
Situmorang
2 Rodin Sinaga 22 P SMA 3 Bellboy
3 Ranto Sianturi 27 P SMP 7 Kontrol Sipat
4 Raja Nadeak Tk. Ikat Tiang
24 P SMP 3
Pancang
5 Jack Tumanggor Tk. Ikat Tiang
29 P SD 8
Pancang
6 Paian
33 P SMA 10 Tk. Las
Rumahorbo
7 Sastro 25 P SMP 4 Tk. Las
8 Poltak Siregar Operator Mobile
37 P SMP 16
Crane
9 Sunaryo 35 P SMA 12 Mandor
10 Wahyudi 22 P SMA 2 Helper

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai