YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN KERJA PRAKTIK
Disusun oleh:
YOEL DITSAN PONGTOMBANG
5170811096
DEWAN
PENGUJI
Yogyakarta, ………………..
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Yogyakarta, ….............2022
Penulis
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Penulisan
laporan Kerja Praktik ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian
gelar Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak bantuan dan bimbingan telah penulis terima
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan laporan
Kerja Praktik ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Bambang Moertono S, MM., Akt., CA., selaku Rektor Universitas
Teknologi Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Endy Marlina, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Teknologi Yogyakarta.
3. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
4. Ibu Nanda Melyadi Putri, S.T., M.Eng., selaku Dosen Wali.
5. Bapak Cahyo Dita Saputro, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan laporan kerja praktik
6. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril dan metril.
7. Rekan-rekan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Teknologi Yogyakarta.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas kerja praktik ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Proyek
Tujuan proyek dari proyek Peningkatan Jalan Paket 5 Karang Kalasan
– Salakan (Dak Reguler) adalah sebagai berikut:
a. Membantu meningkatkan mobilitas barang dan jasa, serta mempermudah
perjalanan dari tempat satu ke tempat lainnya.
b. Untuk memperbaiki lapisan permukaan jalan yang sebelumnya
bermasalah karena konstruksi jalan yang kurang baik dan mengganti
lapisan pondasi yang lama dengan yang baru.
1.2.2 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan kerja praktik dari proyek Peningkatan Jalan Paket 5 Karang
Kalasan – Salakan (Dak Reguler) adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan memahami tentang proses pelaksanaan pekerjaan Lapis
Pondasi Atas.
b. Mengetahui dan memahami tentang proses pelaksanaan pekerjaan AC –
BC.
2
1.3.2 Lingkup Kerja Praktik
Ruang lingkup pengamatan pada proses proyek Peningkatan Jalan
Paket 5 Karang Kalasan – Salakan (Dak Reguler) ini sangat di batasi oleh
waktu kerja praktik (KP) sehingga pengamatan yang bisa difokuskan selama
minimal 70 jam dan maksimal 2 bulan terdiri atas:
a. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas A.
b. Pekerjaan Pengaspalan AC – BC.
4
1.7.1. Metode Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung selama pelaksanaan kerja praktik. Data ini dapat diperoleh di
lapangan secara langsung, baik pengamatan secara visual maupun dengan
perantaran informan. Data ini dapat diperoleh antara lain:
a. Observasi yang di lakukan dengan mengamati secara langsung proses
pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui prosedur pelaksanaan yang dipakai dalam pekerjaan yang
diamati.
b. Wawancara yang dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian
pertanyaan langsung yang berhubungan dengan proses pekerjaan pada
bimbingan kerja praktik di lapangan kepada site mananger, site
engineer, pelaksana, mandor dan tukang, maupun staf teknik proyek
yang bersangkutan untuk memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan dalam pembagunan proyek.
c. Dokumentasi hasil dari pengamatan berupa gambar (foto) yang
nantinya di lampirkan dalam laporan kerja praktik.
1.7.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk menunjang dan
melengkapi data primer yang sudah ada, biasanya data sekunder yang
diperoleh dari tahap perencanaan awal proyek tersebut. Data yang di dapat
antara lain:
a. Gambar rencana.
b. KAK (Kerangka Acuan Kerja).
c. Struktur organisasi.
d. Referensi dari internet dan perpustakaan.
5
BAB 2
DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
7
2.2.2 Data Lapangan
1. Berat tanah hasil galian (W7)
2. Berat botol + pasir uji sebelum pengujian (W8)
3. Berat pasir + pasir uji sesudah pengujian (W9)
4. Kadar bisa diuji di lab atau langsung di tempat (ω)
(Sumber : SNI 03-2828-1992)
2.2.3 Pengolahan Data
1. Berat pasir dalam lubang dan kerucut (W10) = (W8 – W9)
2. Berat pasir dalam lubang (W11) = (W10 – W6)
𝑾𝟏𝟏
3. Volume lubang Vh =
𝜸𝒔𝒂𝒏𝒅
𝑾𝟕
4. Berat isi tanah basah γwet = 𝑽𝒉
𝜸𝒘𝒆𝒕
5. Berat isi tanah kering γ dry = (𝟏+𝝎)
Keterangan:
MQ : Marshall Quotien (kg/mm)
S : Nilai stabilitas terkoreksi (kg)
F : Nilai flow (mm)
4. Rongga terisi aspal (VFA)
𝟏𝟎𝟎 (𝑽𝑴𝑨 − 𝑽𝒂)
VFA = 𝑽𝑴𝑨
%
Keterangan:
VFA : Rongga udara yang terisi aspal presentase dari VMA (%)
VMA : Rongga udara pada mineral agregat presentase dari volume
10
total (%)
Va : Rongga di dalam campuran prsentase dari volume total
campuran (%)
5. Rongga antar agregat (VMA)
𝑮𝒎 × 𝑷𝒔
VMA = (𝟏𝟎𝟎 )%
𝑮𝒔𝒃
Keterangan;
VMA : Rongga udara pada mineral agregat, presentase dari
volume total (%)
Gmb : Berat jenis campuran setelah pemadatan, (gr/cm3)
Gsb : Berat jenis bulk agregat (gr/cm3)
Ps : Kadar agregat persentase terhadap berat total campuran
(%)
6. Rongga udara di dalam campuran (VIM)
𝑮𝒎𝒎 × 𝑮𝒎𝒃
VIM = (𝟏𝟎𝟎 𝑮𝒎𝒎
)%
Keterangan:
VIM : Rongga udara pada campuran setelah pemadatan,
presentase dari volume total (%)
Gmm : Berat jenis maksimum campuran agregat rongga udara 0
Gmb : Berat jenis campuran setelah pemadatan, (gr/cm3)
2.2.8 Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Perkerasan lentur adalah jenis perkerasan yang terdiri dari
beberapa lapisan dengan bahan pengikat aspal dan dibangun diatas
lapisan tanah dasar yang sudah dilakukan pemadatan terlebih dahulu
(Sukirman, 1999). Memiliki lapisan – lapisan yang bekerja sama untuk
menahan dan mendistribusikan beban lalu lintas secara vertikal menuju
tanah dasar dilihat pada gambar 2.1.
11
Gambar 2.1 Struktur Lapis Perkerasan Lentur
(Sumber : Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 2002 : 230)
Berdasarkan gambar 2.1 struktur lapisan perkerasan terbagi menjadi 4
yaitu:
1. Lapisan Permukaan (Surface Course)
Bagian teratas perkerasan yaitu lapisan permukaan dengan fungsi
sebagai :
a. Sebagai lapisan aus, karena sangat dibutuhkan dalam lapis
permukaan memiliki sifat kedap air dan memberikan efek
gesekan bagi kendaraan. Pada umumnya bahan yang digunakan
sama dengan lapis pondasi tetapi memiliki persyaratan yang
lebih tinggi. Dalam hal ini faktor kegunaan, umur rencana jalan
serta langkah – langkah pelaksanann kontruksi harus
diperhatikan agar dicapai manfaat yang semaksimal mungkin.
b. Penahan beban roda selama pengoperasiannya, maka dari itu
lapisan permukaan harus mempunyai stabilitas yang tinggi.
c. Lapisan perkerasan mampu menyebarkan beban ke lapisan
bawah dengan baik.
2. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Bagian ini terletak setelah lapisan permukaan yang memiliki
beberapa fungsi, di antaranya :
a. Penahan gaya geser dari roda kendaraan.
b. Bantalan bagi lapisan permukaan.
12
c. Lapisan yang mendistribusikan beban dinamis ke lapisan di
bawahnya.
3. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Bagian yang terletak di bawah lapisan pondasi atas yang memiliki
beberapa fungsi, diantaranya :
a. Lapisan yang mendistibusikan beban di atasnya menuju lapisan
tanah dasar.
b. Penyerap air berfungsi untuk mengurangi kadar air di lapisan
pondasi.
c. Lapisan pertama yang selanjutnya akan dilapisi lapisan –
lapisan di atasnya.
d. Pencegah tanah dasar supaya tidak bercampur dengan lapisan
podasi.
4. Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Merupakan bagian paling bawah sebagai tempat konstruksi lapisan
diletakkan. Pada bagian ini, lapisan berupa tanah asli yang
langsung dilakukan proses pemadatan. Jika memiliki tanah asli
yang cenderung jelek harus dilakukan stabilisasi dengan bahan
tertentu atau penambahan tanah dari tempat lain.
13
BAB 3
MANAJEMEN PROYEK
DIREKTUR CV ERLIAN SW
ERVANDES BENY SANJAYA, S.T.
SJBVJSDVSSTS.T.
PELAKSANA JALAN
Ir. SUDIRO PRAMANA
FERDINAN, S.T.
a. Project Manager
Menurut Soeharto (1999), Project manager adalah perwakilan dari
kontraktor yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya
pelaksanaan pekerjaan proyek, sesuai menajemen proyek dan
perencanaan proyek secara menyeluruh. Project manager bertugas
untuk memimpin jalannya suatu pekerjaan, mengevaluasi hasil dari
pekerjaan dan membandingkan dengan pelaksanaan proyek yang
kemudian disusun dalam suatu format laporan pekerjaan dari awal
hingga akhir pelaksanaan proyek.
15
b. Manajer Pelakasana
Menurut Soeharto (1999), Site manager merupakan wakil dari
pimpinan proyek atau project manager, yang dituntut untuk bisa
memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan
dan mendetail. Di samping itu, site manager juga dituntut memiliki
keterampilan manajemen serta mampu menguasai seluruh sumber
daya manusia yang dibebankan kepadanya secara efisien dan
produktif. Site manager harus dapat memimpin dan meng-koordiansi
seluruh kegiatan bawahannya agar dapat dipastikan bahwa pekerjaan
yang dilaksanakan sesuai dengan yang ada di dalam spesifikasi dan
juga dapat berjalan mengikuti program kerja yang dilaksanakan dalam
jangka waktu dan biaya tertentu. Oleh karena itu, site manager harus
memiliki human relation yang luas, baik vertikal maupun horisontal
dengan pihak-pihak yang terkait di luar proyek dan perusahaan.
c. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NOMOR :
09/PER/M/2008 Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai
kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem
Manajemen K3 Konstruksi sesuai pedoman ini di tempat
penugasannya yang dibuktikan dengan sertifikat dari yang berwenang
dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan
dengan referensi pengalaman kerja. Tugas dari seorang Ahli
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Konstruksi adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisa standar keamanan keslamatan kerja yang harus
dilaksanakan pada proyek pembangunan.
2. Mengawasi pelaksanaan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
yang ditetapkan dan memberikan sanksi kepada pihak yang tidak
megikuti standar K3 yang berlaku pada proyek.
16
d. Site Engineer
Site engineer adalah wakil dari site manager. Tugasnya adalah
memimpin jalannya pekerjaan dilapangan dengan memanfaatkan dan
mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk dapat memenuhi
persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan. Site
engineer juga bertanggung jawab atas permasalahan yang muncul
dalam pelaksanaan suatu proyek serta berkewajiban untuk
memberikan laporan pekerjaan secara berkala.
e. Pelaksana
Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai
masalah masalah teknis dilapangan serta meng-koordinasi pekerjaan-
pekerjaan yang menjadi bagiannya berikut :
1. Mengawasi dan meng-koordinasi pekerjaan para pekerja
dilapangan dan mencatat semua prestasi pekerjaan untuk
dilaporkan kepada site manager,
2. Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan,
3. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan
pekerjaan proyek.
f. Surveyor
Tugas pelaksana pengukuran adalah mengadakan pengukuran
dilapangan dengan menggunakan alat theodolit dan waterpass untuk
menentukan as-as proyek yang akan dikerjakan.
17
Kegiatan adminitrasi proyek peningkatan jalan paket 5 Karang Kalasan –
Salakan (DAK REGULAR) berupa mengurus serta menyelesaikan kegiatan
proyek yang bersifat adminitratif keuangan dan umum, serta menyiapkan berita
acara lapangan dan menyusun dokumentasi. Bagian dari administrasi keuangan
proyek, rapat proyek, rencana kerja, serta pengaturan tenaga kerja, upah kerja dan
jam kerja.
3.3.1. Sistem Laporan
Laporan pekerjaan dibuat pada saat proyek sedang berjalan maupun
setelah proyek terakhir yang dijadikan sebagai bahan evaluasi hasil
pekerjaan dan untuk penyumpurnaan proyek di masa mendatang. Pada
proyek peningkatan ruas jalan Karang Kalasan – Salakan ini sistem
laporan terdiri dari laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan.
a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat oleh pihak pelaksana proyek setiap hari guna
mempertanggungjawabkan tugasnya apakah dalam melaksanakan
tugasnya mengalami kemajuan sesuai dengan rencana atau tidak.
Laporan harian ini dibuat bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pemeberi tugas tentang perkembangan proyek. Dengan adanya
laporan harian kegiatan proyek maka seluruh kegiatan proyek dapat
dipantau. Laporan harian berisikan data data sebagai berikut:
1. Waktu dan jam kerja.
2. Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum
terlaksana.
3. Keadaan cuaca.
4. Bahan-bahan yang masuk ke lapangan.
5. Peralatan yang tersedia di lapangan.
6. Jumlah tenaga kerja di lapangan.
7. Hal-hal yang terjadi di lapangan.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan di buat bedasarakan laporan harian berisi tentang
uraian pekerjaan yang memuat tentang kemajuan pekerjaan selama
18
satu minggu. Pembuatan laporan mingguan bertujuan mengetahui
kemajuan proyek namun dalam laporan mingguan ini mencangkup
waktu setiap minggu dan permasalahan yang lebih kompleks.
Kemajuan atau keterlambatan suatu pkerjaan dalam seminggu dalam
seminggu dapat diketahui dengan cara membandingkan kurva S.
Gambaran tentang laporan minggunan antara lain:
1. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang
berlalu, jenis peralatan berserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja,
dan material yang digunakan berserta volume.
2. Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan
perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya.
3. Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
4. Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
5. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja , bahan
dan peralatan serta cara menanganinya.
6. Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan
kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh site manajer untuk mengontrol
penggunaan dan prestasi kerja selama satu bulan oleh pemilik proyek
sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati dalam tender proyek.
Dengan adanya laporan bulanan ini kemajuan proyek selama satu
bulan dapat diketahui. Laporan bulanan ini merupakan laporan yang
berasal dari laporan mingguan yang dilengkapi foto dokumentasi
proyek. Foto dokuemtasi digunakan sebagai tolak ukur kemajuan dan
perkembangan proyek dalam satu bulan. Dalam laporan bulanan berisi
pelaksanaan maupun kegiatan kegiatan penunjangnaya terdapat dalam
hal-hal sebagai berikut:
1. Data umum proyek.
2. Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya.
3. Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap.
4. Foto dokumentasi kemajuan proyek.
19
3.3.2. Time Schedule
Menurut Husen (2010), penjadwalan (scheduling) adalah
pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing
pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Sedangkan
menurut Soeharto (1995), jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek
menjadi urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai
sasaran pada jadwal setelah dimasukan faktor waktu. Metode penyusunan
jadwal yang terkenal adalah analisa jaringan kerja (network), yang
menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan pekerjaan proyek.
Pekerjaan yang harus didahului pekerjaan yang lain diidentifikasikan
dalam kaitanya dengan waktu. Jaringan kerja ini sangat bermanfaat untuk
perencanaan dan pengendalian proyek.
3.3.3. Kurva S
Menurut Husen (2009) kurva S atau Hanumm curve adalah sebuah
grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar
pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir
proyek.
3.3.4. Tenaga Kerja, Waktu Kerja, Upah Kerja
Pengaturan tenaga kerja pada umumya hampir sama dari segi waktu
pekerjaan hanya saja pengupahan masing masing mempunyai peraturan
sendiri. Peraturan tenaga kerja ini sudah diatur dalam Undang undang
Perburuhan yang didalamnya memuat tentang waktu, upah, dan mengatur
tentang segala yang berhubungan dengan masalah keternagakerjaan.
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja di bedakan menjadi 3 yaitu;
1. Tenaga Kerja Tetap
Tenaga keerja tetap adalah karyawan yang sudah diangkat dan
mendapat gaji tetap langsung dari kantor pusat.
2. Tenaga Kerja Harian
20
Tenaga harian adalah tenaga kerja yang dikerjakan berdasarakan
kebutuhan suatu jenin pekerjaan tertentu. Utntuk jumlah tenaga
kerja harian tergantung dari volume pekerjaan yang ada.
3. Tenaga Kerja Borongan
Tenaga kerja borongan adalah mandor beserta anak buahnya yang
mendapatkan upahnya berdasarkan prestasi pekerjaan yang
dilakukan. mandor berkewajiban mengatur anak buahnya yang
disesuakian kebutuhannya dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu Kerja
Waktu kerja pada hari senin sampai minggu mulai pukul 08.00 sampai
16.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai 13.00.
c. Upah Kerja
Pelaksanaan pembayaran upah pada karyawan yang bekerja pada
proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Upah karyawan tetap dibayarkan setiap akhir bulan.
2. Upah mandor dibayarkan setiap hari sabtu melalui bagian
administrasi proyek.
3. Upah tenaga kerja dibayarkan setiap minggunya melalui mandor
dihari sabtu setelah mandor mendapatkan bagian dari administrasi
proyek.
Yang diawasi oleh (UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga
Kerjaan Pasal 1).
21
BAB 4
BAHAN DAN ALAT
4.1 BAHAN
Menurut Dr. Ir. Nurlita Pertiwi (2019), Pengertian Bahan bangunan adalah
bahan yang dipakai untuk membuat barang bangunan atau bahan yang
memberikan sifat-sifat tertentu di dalam teknik , dalam arti yang luas. Bahan
bangunan adalah semua bahan-bahan baik sebagai bahan pokok maupun penolong
yang diperlukan untuk membangun suatu bangunan tertentu. Bahan bangunan
tersebut di atas termasuk berbagai jenis kayu dan bambu, berikut barang-barang
yang dibuat dari padanya seperti : papan jati, plywood gedek, dan lain-lain.
Berbagai macam bahan galian dan barang-barang dibuat daripadanya seperti batu
kapur, tras, tanah liat dan lain-lain. Bahan-bahan yang dibuat dari logam seperti
paku, besi, besi konstruksi, lembaran seng, dan lain-lain. Barang-barang yang
memberikan sifat tertentu dan suara seperti lembaran asbes lantai karet dan lain-
lain. Berbagai cat yang fungsinya sebagai pelindung dan pemberi warna.
Penggunaan bahan bangunan secara maksimal dapat diketahui melalui sifat
material, tampilan fisik, dan durabilitasnya. Sifat material ditentukan oleh sifat
fisik, sifat mekanis, kimiawi, dan sifat khusus. Tampilan fisik ditentukan oleh
ukuran dan durabilitasnya dipengaruhi oleh perubahan material akibat
penggunaannya, lama pemakaian, keadaan lingkungan, kondisi penggunaan, dan
perawatan.
Berikut ini jenis bahan atau material yang digunakan untuk perjerasan jalan
pada proyek peningkatan jalan paket 5 karang kalasan – salakan (DAK Reguler).
4.1.1 Agregat
Agregat adalah komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 90-95% agregat berdasarkan presentasi berat atau 70-85%
berdasarkan presentase volume. Agregat yang digunakan berupa sirtu hasil pecah
mesin (Crushed Gravel) atau batu pecah (Crushed Stone) yang bersih dari
lempung, bahan organik, dan bahan-bahan lain. (Sukirman, 1999).
22
Pemilihan agregat sangatlah penting sehingga perlu dilakukan berbagai
macam pengecekan agregat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada agregat
yaitu gradasi butiran, kebersihan, kekerasan, bentuk butiran, permukaan butiran,
kemampuan menyerap, dan kemampuan mengikat aspal. Gradasi agregat dibagi
menjadi 3 yaitu gradasi seragam, gradasi rapat, dan gradasi buruk. Gradasi yang
digunakan pada proyek peningkatan jalan paket 5 Karang Kalasan – Salakan
(DAK Reguler) menggunakan gradasi rapat.
Berikut persyaratan agregat yang digunakan pada proyek peningkatan jalan
`paket 5 Karang Kalasan – Salakan (DAK Reguler):
Table 4.1 Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Persen Berat Yang Lolos
Ukuran Ayakan
Lapis Pondasi Agregat
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S
2” 50 100
11/2” 37,5 100 99 – 95 100
1” 25 79 – 85 70 – 85 77 – 89
3
/4” 19
1
/2” 12,5
3
/8” 9,5 44 – 58 30 – 65 41 – 66
No. 4 4,75 29 – 44 25 – 55 26 – 54
No. 8 2,36
No. 10 2 17 – 30 15 – 40 15 – 42
No. 16 1,18
No. 40 0,425 7 – 17 8 – 20 7 – 26
No. 200 0,075 2–8 2–8 4 – 16
24
Pada proyek peningkatan jalan paket 5 Karang Kalasan – Salakan (DAK
Reguler) bahan Lapis Pondasi Agregat yang digunakan Lapis Pondasi adalah
Agregat Kelas A dilihat pada gambar 4.1.
1” 25 100 90 – 100
3
/4” 19 100 90 – 100 76 – 90
25
% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat
Ukuran Ayakan
Laston (AC)
1
/2” 12,5 90 – 100 75 – 90 60 – 78
3
/8” 9,5 77 – 90 66 – 82 52 – 71
No. 4 4,75 53 – 69 46 – 64 35 – 54
No. 8 2,36 33 – 53 30 – 49 23 – 41
No. 16 1,18 21 – 40 18 – 38 13 – 30
No. 30 0,6 14 – 30 12 – 28 10 – 22
No. 50 0,3 9 – 22 7 – 20 6 – 15
4.1.2 Aspal
Aspal yang dipergunakan pada perkerasan jalan berfungsi sebagai bahan
pengikat dan bahan pengisi aspal. Aspal memberikan ikatan yang kuat antara
agregat dan aspal itu sendiri. Selain itu Aspal juga dapat mengisi rongga antara
butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Jenis aspal yang
digunakan untuk proyek peningkatan jalan `paket 5 Karang Kalasan – Salakan
(DAK Reguler) untuk lapis AC-BC dan AC-WC sesuai dengan kondisi iklim di
Indonesia adalah AC 60/70 setara ex impor dalam kemasan drum. Presentasi berat
aspal yang dipergunakan pada campuran aspal hotmix berdasarkan hasil analisa
saringan agregat dan percobaan campuran sebagaimana yang termuat dalam Job
26
Mix Formula. Untuk ketentuan untuk Aspal Keras dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Table 4.6 ketentuan Untuk Aspal Keras
Tipe I Aspal
No Jenis Pengujian Metode Pengujian
Pen. 60-70
1 Penetrasi pada 25oC (0,1 mm) SNI 2456:2011 60-70
Temperature yang menghasilkan geser
SNI 06-6442-
2 dinamis (G*/Sinδ) pada osilasi 10 -
2000
rad/detik ≥ 1,0 KPa, (oC)
3 Viskositas kinematis 135 oC (cSt)(3) ASTM D2170-10 ≥300
4 Titik lembek (oC) SNI 2434:2011 ≥48
5 Daktilitas pada 25 oC, (cm) SNI 2432:2011 ≥100
6 Titik nyala (oC) SNI 2433:2011 ≥232
Kelarutan dalam Trichloroethylene
7 AASHTO T44-14 ≥99
(%)
8 Berat jenis SNI 2441:2011 ≥1
ASTM D5976-00
Stabilitas penyimpanan: perbedaan
9 Bagian 6.1 dan -
titik lembek (oC)
SNI 2434:2011
SNI 03-3639-
10 Kadar parafin lilin (%) ≤2
2002
27
Gambar 4. 2a Aspal
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
Gambar 4. 3 AC – BC
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2 ALAT
Peralatan kerja sangat diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar
jalannya kegiatan pembangunan. Kontraktor harus menyediakan berbagai
peralatan kerja yang cukup serta menyesuaikan kebutuhan pada saat
pembangunan agar para pekerja dapat bekerja secara maksimal tanpa harus saling
bergantian untuk dapat menggunakan peralatan kerja yang akan digunakan. Jenis
peralatan kerja yang digunakan dapat diperoleh dengan cara membeli sendiri atau
menyewa dari jasa persewaan peralatan kerja seperti jasa penyedia alat berat,
persewaan scaffolding, dan lainya. Pemenuhan kebutuhan peralatan kerja ini
dimaksudkan agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien sesuai
target waktu yang telah ditentukan sebelumnya (Aditya, 2019). Syarat minimal
peralatan yang disediakan untuk proyek adalah:
28
a. Mampu memberikan manfaat yang banyak untuk suatu pekerjaan.
b. Mudah dalam penggunaan dan perawatan.
c. Ekonomis.
d. Tidak membahayakan pengguna dan lingkungan sekitar.
e. Dapat beroprasi dengan baik/layak pakai.
Berikut alat-alat yang digunakan pada proyek peningkatan jalan paket 5
Karang Kalasan – Salakan (DAK Reguler):
4.2.1 Excavator
Menurut Prasetya et al. (1998), Excavator merupakan salah satu alat berat
yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu
dalam melakukan pekerjaan yang sulit agar menjadi lebih ringan dan dapat
mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu dilihat pada
gambar 4.4.
29
Gambar 4.5 Pneumatic Tire Roller
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.3 Asphalt Sprayer Tank
Asphalt sprayer tank berfungsi membawah aspal emulsi atau bahan pengikat
antar lapisan pada perkerasan jalan. Alat ini dilengkapi dengan tangki aspal,
pompa dan batang penyemprot. Alat ini akan ditarik dengan mobil dan aspalnya
disemprotkan ke permukaan lapisan perkerasan atau permukaan lapis pondasi
yang direncanakan dilihat lihat pada gambar 4.6.
31
Gambar 4.9 Compressor
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.7 Dump Truck
Dump truck adalah sebuah truk yang mempunyai bak material yang dapat
dimiringkan untuk menurunkan material, hanya dengan memiringkan bak
materialnya sehingga muatan akan dapat meluncur kebawah. Untuk memiringkan
bak digunakan pompa hidrolik. Pada proyek konstruksi jalan, dump truk
digunakan untuk mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A, aspal,
pasir dan material timbunan dilihat lihat pada gambar 4.10.
32
Gambar 4.11 Truk Mixer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.9 Bomag
Bomag adalah suatu kendaraan truk yang berfungsi memadatkan tanah,
dilengkapi dengan komponen yang bergetar dan memberikan gaya naik turun
menekan tanah sehingga tanah yang dilalui alat tersebut bisa menjadi padat dan
datar dilihat pada gambar 4.12.
33
Gambar 4.13 Sand Cone
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.11 Alat Core Drill
Alat core drill adalah alat yang digunakan untuk menentukan atau
mengambil sample perkerasan di lapangan sehingga bisa diketahui tebal
perkerasannya, derajat kepadatan, serta untuk mengetahui karakteristik campuran
perkerasan lapis AC-BC dan lapis AC-WC dilihat pada gambar 4.14.
34
Gambar 4.15 Waterpass
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
4..2.13 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri atau biasa disebut APD, adalah perlengkapan yang
digunakan untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menimpa seseorang
dalam area yang berbahaya, seperti area proyek. Terdapat berbagai jenis alat
pelindung diri mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seperti pada gambar
4.16, alat pelindung diri ditempat kerja terdiri dari:
1. Alat Pelindung Kepala
2. Alat Pelindung Mata
3. Alat Pelindung Telinga
4. Alat Pelindung Pernafasan
5. Alat Pelindung Tangan
6. Alat Pelindung Kaki
7. Pakaian Pelindung
35
BAB 5
ANALISIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
36
Mulai
Pengangkutan Material
Penghamparan Material
Pemadatan Material
Selesai
Gambar 5.1 Bagan Alir Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
(Sumber: Data Pribadi,2022)
a. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan
lahan dari semua pohon, halangan - halangan, semak – semak, sampah,
dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau mengganggu
keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan
dilihat pada gambar 5.2.
37
Gambar 5.2 Pembersihan Lahan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2022)
c. Pengangkutan Material
Pengangkutan material berupa batu pecah dengan menggunakan
dump truck. Setelah agregat sampai dilokasi akan dilakukan
pengecekkan dan pencatatan volume oleh pelaksana saat penghamparan
agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat ataupun kekurangan material
di tempat yang lain, serta catatan tersebut digunakan untuk mengisi
laporan harian dilihat pada gambar 5.4.
38
Gambar 5.4 Pengangkutan Agregat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2022)
d. Penghamparan Material
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis
pondasi setelah proses angkut menggunakan dump truck. Penghamparan
material agregat tidak boleh dilakukan apabila cuaca tidak mendukung
seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi. Jika dilakukan
penghamparan pada kondisi terik, untuk mencapai kadar air maksimum,
maka dilakukan proses penyiraman dengan menggunakan water tank
truck. Pada lapis pondasi atas, digunakan material agregat kelas A
dengan tebal 20 cm dilihat pada gambar 5.5.
e. Pemadatan Material
Pemadatan material lapis pondasi dilakukan dengan menggunakan
alat vibro roller dengan jumlah 8 passing. Setelah dilakukan pemadatan,
39
material lapis pondasi disiram menggunakan water tank truck lalu
dipadatkan kembali dengan jumlah 8 passing. Fungsi penyiraman ini
untuk pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini, rongga-
rongga antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling
mengunci sehingga tidak ada rongga udara didalamnya, dan
meminimalkan terjadi segregasi pada material lapis pondasi. Teknis
penggilasan vibro roller dilakukan dari sisi paling pinggir terlebih
dahulu, sedikit demi sedikit menuju as jalan dalam arah memanjang.
Pada bagian superelevasi, penggilasan dimulai dari sisi yang rendah ke
sisi yang tinggi dilihat pada gambar 5.6.
40
Gambar 5.7 Sand Cone
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2022)
41
Mulai
Penyemprotan Compressor
Pembuatan Hotmix
Penghamparan AC – BC
Selesai
42
Gambar 5.9 Pengukuran di Lapangan oleh Surveyor
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
b. Penyemprotan Compressor
Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan
dengan memakai sikat mekanis atau kompresor. Pembersihan harus
dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum permukaan
perkerasan telah disiapkan dilihat pada gambar 5.10.
d. Pembuatan Hotmix
Pencampuran Asphalt Concrete-Binder Course dan Asphalt
Concrete- Wearing Course dilakukan di Asphalt Mixing Plant, dimana
sebelum melakukan pencampuran, dilakukan dulu uji campuran beraspal
yang disebut JMF atau Job Mix Formula asphalt pada masing-masing
jenis.
e. Penghamparan Asphalt Concrete - Binder Course (AC – BC)
Penghamparan aspal hotmix adalah suatu proses peletakan hotmix
yang diangkut menggunakan dump truck yang selanjutnya diratakan dan
dipadatkan di lokasi penghamparan. Penghamparan tidak diperbolehkan
ketika cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan, karena akan
menimbulkan kualitas campuran tidak maksimal. Alat yang digunakan
pada saat penghamparan adalah asphalt finisher. Perkiraan temperature
atau suhu campuran pada saat penghamparan berada direntan suhu
130 ̊C-150 ̊C dilihat pada gambar 5.12 dan 5.13.
44
Gambar 5.12 Penghamparan Asphalt Concrete - Binder Course (AC – BC)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
45
Course yang telah selesai dipadatkan harus memiliki ketebalan sesuai
dengan rencana yaitu 6 cm dilihat pada gambar 5.14 dan 5.15.
46
Gambar 5.16 Pengujian Core Drill
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
47
5.2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH PROYEK
Pekerjaan konstruksi yang dilakukan tidak selalu lancar seperti yang
direncanakan dan pasti akan terdapat masalah maupun hambatan yang dihadapi
baik teknis maupun non-teknis. Masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan
proyek bisa terjadi karena kondisi cuaca, kondisi alam, teknis pelaksanaan maupun
pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut.
Masalah dan hambatan tersebut diharapkan dapat diantisipasi sejak awal
agar saat masalah tersebut terjadi, semua pihak dapat menyikapi dengan tenang dan
tanpa adanya panik yang berlebihan sehingga pelaksanaan pekerjaan proyek dapat
berjalan dengan aman dan lancar.
5.2.1 Masalah yang Dihadapi di Proyek
Selama pelaksanaan pekerjaan di proyek peningkatan jalan paket 5 Karang
Kalasan – Salakan (DAK Reguler) terjadi beberapa masalah yaitu:
a. Gangguan Lalu Lintas
Pelaksanaan proyek terdapat gangguan lalu lintas, yaitu kemacetan
yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak bisa menutup jalur
pengaspalan karena jalan utama dan terjadi kerusakan pada alat Asphalt
Finisher dilihat pada gambar 5.19 dan 5.20.
48
Gambar 5.20 Kerusakan Alat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
b. Cuaca yang tidak menentu
Perubahan cuaca yang sulit diprediksi menjadi masalah ketika
pelaksanaan pengaspalan. Satu saat cuaca dan langit cerah, beberapa
saat kemudian hujan tiba-tiba turun dan menyebabkan pekerjaan
menjadi terhambat.
5.2.2 Solusi Masalah yang Dihadapi di Proyek
a. Penyediaan Flag Man dan Mekanik Alat Berat
Penyediaan Flag Man merupakan cara yang efektif untuk
mengurangi kemacetan pada saat pekerjaan pengaspalan, Flag man
yang di posisikan disetiap pertigaan pada jalur lokasi proyek dan
mekanik alat berat yang harus standby pada saat dibutuhkan.
b. Penambahan jam kerja
Pekerjaan yang tertunda akibat cuaca yang tidak menentu dapat
diganti dengan penambahan jam kerja untuk mengejar ketertinggalan
progres.
49
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari kerja praktik proyek peningkatan jalan
paket 5 Karang Kalasan – Salakan (DAK REGULER) dapat disimpulkan bahwa
secara garis besar pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan kaidah-kaidah dan
gambar rencana. Dari proyek ini dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan
antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktik yang ada di lapangan.
Pengamatan yang dilakukan di proyek sebagai bahan untuk kerja praktik adalah:
1. Metode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat di lapangan
berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Diawali dengan
pembersihan lahan dan pengecekan agregat kelas A yang akan
digunakan, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran jalan dan
menentukan STA, setelah itu dilanjutkan dengan pengangkutan agregat
dan penghamparan agregat, setelah itu melakukan pengujian sand cone
dan kemudian melakukan pemadatan agregat.
2. Pelaksanaan pekerjaan Asphalt Concrete - Bearing Course di lapangan
berjalan dengan baik dan lancar. Diawali dengan pengukuran di
lapangan oleh surveyor, dilanjutkan dengan penyemprotan compressor
untuk membersihkan jalur sebelum melakukan pengaspalan, di lanjutkan
dengan penyemprotan preme coat (cairan perekat), kemudian melakukan
penghamparan Asphalt Concrete - Binder Course menggunakan alat
berat asphalt finisher dan pengukuran suhu menggunakan alat
thermometer asphalt, setelah itu melakukan pemadatan aspal
menggunakan alat berat Tandem Roller sebanyak 16 pasing dan
penghalusan menggunakan 2 unit alat berat Pneumatic Tired Roller
sebanyak 8 pasing setiap unit sesuai ketentuan proyek, terakhir
dilakukan pengujian core drill setelah 24 jam penghamparan AC – BC.
50
6.2 SARAN
Berdasarkan pengamatan selama melakukan kegiatan kerja praktik di
proyek peningkatan jalan paket 5 Karang Kalasan – Salakan (DAK REGULER),
penulis ingin memberikan saran untuk membangun agar perusahaan ini tetap maju
dan selalu berhasil dalam setiap pekerjaan yang dikerjakan. Adapun saran untuk
pekerjaan program jalan daerah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Memperhatikan, memperhitungkan, dan mempertimbangkan jika terjadi
keterlambatan proses pekerjaan sehingga bisa dijadikan acuan dasar
ketika memang diperlukan penambahan waktu kerja atau dalam hal ini
melakukan addendum kontrak.
2. Perlu meningkatkan kesadaran para pekerja lapangan terhadap
pentingnya pelaksanaan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di
proyek. Karena masih ada tenaga kerja yang lalai dalam menggunakan
alat pelindung diri pada saat berkerja.
3. Pada saat proses pekerjaan lapisan perkerasan AC – BC diperlukan
perhatian khusus terhadap suhu campuran, mulai dari datangnya
material panas di lapangan sampai proses pemadatan akhir, karena suhu
aspal sendiri sangat mempengaruhi karakteristik campuran.
4. Mempertahankan dan meningkatkan sistem administrasi yang sudah
berjalan sebagaimana mestinya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Bina Marga. (2018). Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan Dan Jembatan
Divisi V Untuk Pekerjaan Tanah dan Geosintetik. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
Bina Marga. (2018). Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan Dan Jembatan
Divisi VI Untuk Perkerasan Aspal. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Bina Marga. (1983). Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton No. 13/PT/B/1983.
Departemen Pekerjaan Umum, Indonesia.
52