NAZAR
5140811134
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun Oleh:
NAZAR
5140811134
Nama Tanda
Jabatan Tanggal
tangan
Yogyakarta, ………………..………..
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta.
Nama : Nazar
NIM : 5140811134
Program Studi : Teknik Sipil
Fakultas : Sains dan Teknologi
Nazar
Nim. 5140811134
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmad dan karunia-Nya
yang senantiasa melimpahkan kepada penyusun, sehingga dapat melaksanakan
Kerja Praktik dengan baik dan menyusun laporan sampai selesai. Laporan Kerja
Praktik merupakan salah satu syarat dalam menempuh jenjang sarjana Strata 1 di
Universitas Teknologi Yogyakarta.
iv
7. Ayah dan Ibu tercinta yang tak kenal lelah memberikan dukungan finansial,
spiritual dan moral.
8. Rekan-rekan Teknik Sipil Universitas Teknologi Yogyakarta, dan Proyek
Pembangunan Gedung Kuliah C Siti Munjiyah Universitas Aisyiyah
Yogyakarta
9. Teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberi
dukungan, serta semangat kepada saya dalam menyelesaikan laporan kerja
praktik ini.
Semoga laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi
kemajuan kampus tercinta, penyusun, dan seluruh pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, ………………….2019
Nazar
5140811134
v
DAFTAR ISI
vi
3.2.7 Sub Kontraktor........................................................................30
3.3 Jenis Tenaga Kerja ...........................................................................30
3.3.1 Mandor....................................................................................31
3.3.2 Tukang ....................................................................................31
vii
c. Masalah keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ..............58
5.3.2 Salusi Masalah yang Dihadapi Proyek ...................................58
a. Cuaca..................................................................................58
b. Beton yang Keropos...........................................................58
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ............................59
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Proyek
Pembangunan gedung perkulihan C Siti Munjiyah UNISA ini bertujuan agar
dapat difungsikan sebagai sarana yang berkaitan dalam proses belajar-mengajar
seperti ruang perkuliahan, ruang dosen, aula, dan perpustakaan. Pembangunan
gedung ini dirarapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana bagi Mahasiswa,
sekaligus menciptakan proses belajar-mengajar yang aman dan nyaman.
2
memahami, dan dapat mempelajari perrmasalahan dibidang teknik sipil pada
konsentrasi bangunan gedung. Lingkup pengamatan pada Kerja Praktik ini adalah
pekerjaan Struktur kolom dan Struktur balok.
3
1.6 DATA PROYEK
Data proyek yang menjadi acuan pada pembangunan gedung ini terdiri dari dua,
yaitu data umum dan data teknis. Data umum dan teknis proyek yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
4
No Data Proyek keterangan
Tulangan Baja deform fy = 400 Mpa
Baja polos fy = 240 Mpa
Tabel 1.1 Data Umum Proyek
5
3. Pengamatan dan pemahaman gambar, ketentuan–ketentuan mengenai
Struktur kolom dan balok.
4. Dokumentasi pengamatan berupa poto
5. Melakukan wawancara dengan pelaksana dilapangan.
6
BAB 2
DASAR–DASAR PERENCANAAN
7
kuat rancang dan batas tegangan izin, spesifikasi perancangan bahan bangunan
konvensional yang digunakan pada bangunan gedung dan modifikasinya yang
dimuat dalam standar. ini menjadi pedoman dalam merancang bangunan.
3. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG 1983)
Peraturan ini juga digunakan untuk menentukan beban yang diijinkan sesuai
dengan perancangan, serta menjelaskan ketetapan mengenai beban-beban yang
harus diperhitungkan dalam perencanaan suatu bangunan.
4. Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung (SNI-2847-2013)
Standar ini memberikan persyaratan minimum untuk desain dan konstruksi
komponen struktur beton semua struktur yang dibangun menurut persyaratan
peraturan bangunan gedung secara umum yang diadopsi secara legal dimana
Standar ini merupakan bagiannya. Standar ini menentukan standar minimum
yang dapat diterima untuk bahan, desain, dan praktek konstruksi. Standar ini
juga memuat evaluasi kekuatan struktur beton yang sudah dibangun.
5. Standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan Gedung
(SNI-1726-2012)
Standar tata cara perencaan ketahanan gemba untuk struktur bangunan gedung
ini memberikan persyaratan minimum perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung. Standar ini merupakan revisi dari
SNI 03-1726-2002, dengan ditetapkannya SNI 1726:2012 ini, maka standar ini
membatalkan dan menggantikan SNI 03-1726-2002. Perubahan mendasar
dalam standar ini adalah ruang lingkup yang diatur, standar ini diperluas dan
penggunaan peta-peta gempa yang baru.
6. Aspek Mutu
The adoption of a quality management system is a srategic decision for an
organization that can help to improve its overall performace and provide a
sound basis for sustainable development initiatives. (ISO 9001:2015)
Penerapan sistem manajemen mutu adalah sustu keputusan stategi bagi suatu
organisasi yang adapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerja secara
keseruruhan dan meyediakan dasar yang kuat untuk inisiatif pembangunan
berkelanjutan. Manfaat potensial suatu organisasi yang mengiplementasikan sistem
manajemen kualitas berdasarkan standar internasional adalah kemampuan untuk
8
menyediakan produk dan jasa, memfasilitasi peluang untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan, menangani risiko dan peluang. (ISO 9001:2015)
7. Aspek Lingkungan
Standar nasional ini menetapkan persyaratan suatu system manajemen
lingkungan yang memmungkinkan suatu organisasi untuk mengembangkan dan
melaksanakan kebijakan dan tujuan yang memperhatikan persyaratan hokum dan
informasi tentamg aspek lingkungan yang penting. Standar ini telah disusun agar
dapat ditetapkan pada semua jenis ukuran organisasi dan juga dengan kondisi
geografis, budaya dan social yang beragam. Keberhasilan sistem tersebut
tergangtung pada komitmen semua tingkatan dan fungsi, terutama manajemen
puncak. Sistem seperti ini memungkinkan organisasi untuk mengembangkan
kebijakan lingkungan, menetapkan tujuan dan proses untuk mencapai komimen
kebijakan tersebut, mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerjanya dan menunjukan kesesuaian sistem tersebut terhadap persyratan standar
ini. Maksud utama standar ini adalah untuk mendukung perlindungan dan
mencengah pencemaran yang seimbang dengan keperluan sosial-ekonomi. (SNI
19-14001-2005 Tentang Sistem Manajemen Lingkungan-Persyaratan dan panduan
Penggunaan)
8. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001 is an international strandar for imlementing the Occupationaql
safety and health management sytem in the workplace / company. Many
organization in various countries have adopted OHSAS 18001 to encourage the
Application of occupational safety and health by implementing procedures that
requir organization to consistently indentify and control hazard risks to safety and
health in the workplace and improve the performance and image of the company.
(OHSAS 18001:2007)
OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk menerapkan sistem
Manajeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditempat kerja/perusahaan. Banyak
organisasi diberbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang
mengharuskan organisasi secara konsinten mengidentifikasi dan mengendalikan
9
resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan ditempat kerjaserta
memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.(OHSAS 18001:2007)
10
aman dan nyaman. Suatu struktur yang dibangun ketika digunakan harus
memiliki rasa aman dan nyaman bagi penghuninya.
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada
diatas muka tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok, dinding geser
dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.
a. Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang mempunyai fungsi sebagai
penerus beban seluruh bangunan ke fondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk
struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban
hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Parameter
perancangan struktur kolom yang dipakai dalam pembangunan Gedung Kuliah C
Siti Munjiyah UNISA yaitu:
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987
2. Desain Spectra Indonesia tahun 2011
3. SNI 03-2847-2013, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung
b. Balok
Balok merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan
bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai
atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal. Parameter perancangan
struktur balok yang dipakai dalam pembangunan Gedung Kuliah C Siti Munjiyah
UNISA yaitu:
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987.
2. Desain Spektra Indonesia Tahun 2011.
3. SNI 03-2847-2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
11
sendiri, beban-beban bangunan ( berat sendiri bangunan), gaya-gaya luar seperti:
tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi
penurunan level melebihi batas yang diijinkan. Perencanan struktur bangunan
bawah meliputi perencanaan pondasi, sloof, dan soldier pille.
a. Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas
ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya. Untuk memilih tipe pondasi yang memadai,
perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan dilapangan
dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai
dengan jadwal kerjanya. Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti
Munjiyah UNISA pondasi yang digunakan adalah bore pile
b. Sloof
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof
berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban
yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga
berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi
pergerakan tanah.
c. Soldier pile
Soldier pile adalah pondasi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan
menahandesakan air tanah yang biasa digunakan pada saat pembangunan
basement. Pada proyek ini soldier pile digunakan sebagai perkuatan tanah agar
bangunan yang berada di samping proyek tidak amblas. Pekerjaan ini dilakukan
sebelum pekerjaan galian.
12
acuran dalam perencanaan proyek. Data lapangan proyek pembangunan gedung
kuliah C Siti Munjiyah UNISA antara lain:
1. Kondisi Geografis
`
Gambar 2.1 Kondisi Geografis Proyek
(Sumber: Google Earth,2019)
13
2. Data Tanah
Penyelidikan tanah bertujuan untuk memperoleh data-data tanah yang
diperlukan untuk perencanaan fondasi. Fondasi merupakan bangunan yang berada
didalam tanah sering disebut sub structure, sehingga penyelidikan tanah sangat
penting dilakukan. Tujuan lain dari penyelidikan tanah adalah untuk menentukan
kapasitas daya dukung tanah, menentukan tipe dan kedalaman fondasi, mengetahui
kedalaman muka air tanah, memprediksi besarnya penurunan yang terjadi, dan lain
sebagainya. Tergantung pada konstruksi yang akan dibangun pada tanah tersebut.
Penyelidikan tanah pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah C Siti Moendjiah
dengan pengujian sondir (Cone Peneration Test) dan uji SPT. Pekerjaan
penyelidikan tanah di lapangan serta analisis hasil uji telah dilaksanakan mulai
tanggal 19 April 2016 hingga tanggal 29 April 2017
3. Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di
suatu wilayah dan membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi
tertutup, dimana interaksi yang terjadi di dalamnya adalah antara individu-individu
yang ada di kelompok tersebut. Pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah
Yogyakarta UNISA tentu akan mempunyai dampat bagi masyarakat sekitar baik
secara langsung maupun tidak. Pihak perencana harus mengkaji lebih dalam
terkait dampat sosial serta lingkungan disekitar proyek pembangunan agar tidak
terjadinya konflik sosial. dilain sisi dengan direncanakan pembangunan gedung
baru UNISA ini, akan membatu meningkat perekonomian masyarakat sekitar.
14
BAB 3
MANAJEMEN PROYEK
16
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH C SITI MUNJIYAH
17
3.2 Unsur Pokok Pelaksanaan Pembangunan
Proyek konstruksi dimulai sejak timbulnya prakarsa dari pemilik/pemberi tugas
untuk membangun, dalam proses selanjutnya akan melibatkan dan sekaligus
dipengaruhi perilaku berbagai unsur. Setiap unsur mempunyai tugas dan
wewenang yang berbeda–beda yang dikoordinasi melalui system manajemen
proyek konstruksi.
Pada umumnya suatu pembangunan gedung terdapat beberapa unsur pengelola
proyek yang terlibat, Unsur-unsur pengelola pada proyek pembangunan proyek
pembangunan Gedung Kuliah C Siti Munjiyah UNISA antara lain:
a. Pemberi tugas (owner)
b. Panitia pembangunan
c. Konsultan perencana
d. Konsultan konstruksi/pengawas
e. Kontraktor
f. Sub kontraktor
Pada pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Kuliah C Siti Munjiyah
diperlukan struktur organisasi proyek, untuk mendapatkan suatu rentetan atau
lanjutan pekerjaan yang dilaksanakan sebagai bagian dari manajemen projek. Tugas
dan wewenang setiap unsur yang terlibat dalam pembangunan Gedung Kuliah C
Siti Munjiyah UNISA dijelasakan secara terperinci sebagai berikut:
18
c. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
proyek.
d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi (MK).
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor
19
peraturan yang berlaku dan berkoordinasi dengan panitia pelaksana. Dalam hal
ini yang bertindak sebagai bendahara proyek adalah Puji Rahayu, SE.
d. Koordinator panitia pelaksana
Koordinator Panitia Pelaksana adalah seseorang yang bertugas menyambung
informasi dari jabatan yang ada di atasnya dan sampingnya ke jabatan yang ada
di bawahnya agar informasi yang diterima tidak terjadi kesalah pahaman.
Dalam hal ini yang bertindak sebagai koordinator panitia pelaksana adalah
Surya Budi Lesmana, S.T.,M.T.
3.2.3 Konsultan
20
3.2.4 Konsultan Perencana
Panitia Pembangunan
Konsultan 1. Ketua : Supi Rumiati Zamroni
Ir.H. Ismudiyanto, MS., IAI 2. Wakil ketua : Dr. Kasiyanto, M.Hum
3. Anggota : Rektor / WR II
Konsultan
Pengawas Koordinator Panitia Pelaksana
1. Bambang Budiyanto
Drs.HM. Jamin, ST.,MT Surya Budi Lesmana, S.T.,M.T
2. Arwan Suryanto, ST.M.Sc.,IAI
Tugas Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas
untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan
atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, mekanikal elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana
anggaran biaya (RAB) serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Dalam hal ini
yang bertindak sebagai konsultan perencana adalah Bangbang Budianto dan
Arwan Suryanto, S.T.,M.Sc.IAI
Tugas konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi antara lain:
a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
bangunan.
b. Membuat gambar kerja pelaksanaan.
c. Membuat Rencana Kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
sebagai pedoman pelasanaan.
d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan
e. Memproyeksikan keinginan-keiginan atau ide-ide pemilik ke dalam desain
bangunan
f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan sehingga dapat terwujud.
21
3.2.5 Konsultan Konstruksi/Pengawas
Panitia Pembangunan
Konsultan 4. Ketua : Supi Rumiati Zamroni
Ir.H. Ismudiyanto, MS., IAI 5. Wakil ketua : Dr. Kasiyanto, M.Hum
6. Anggota : Rektor / WR II
Konsultan
Pengawas Koordinator Panitia Pelaksana
3. Bambang Budiyanto
Drs.HM. Jamin, ST.,MT Surya Budi Lesmana, S.T.,M.T
4. Arwan Suryanto, ST.M.Sc.,IAI
22
g. Mengadakan pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.
h. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan, pembukuan,
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
i. Memeriksa kebenaran tagihan-tagian dari kontraktor.
j. Mengurus perijinan yang di perlukan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan
k. Mengetahui dan memahami isi dari dokumen kontrak sebagai pedoman
kerja di lapangan.
l. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.
m. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambahan dan
pekerjaan kurang.
n. Membuat gambar revisi.
Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya atau dalam definisi lain
menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat
penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja
dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Peraturan dan
persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam
dokumen kontrak.
23
Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek (owner)
dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dan dapat
berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi
dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
Tugas dan tanggung jawab kontraktor pelaksana, antara lain:
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian
pemborongan.
b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan
harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara
lain:
1. Pelaksanaan pekerjaan
2. Prestasi kerja tercapai
3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan
4. Jumlah bahan yang masuk
5. Keadaan cuaca dan lain-lain.
c. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat
pendukung lain yang digunakan mengacu pada spesifikasi dan gambar yang
telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan
pekerjaan.
d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
e. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah
disepakati.
f. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan
dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.
g. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan
memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang
memerlukan tambahan waktu.
24
h. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA yang
bertindak sebagai kontraktor adalah PT. MENTARI PRIMA NIAGA.
Susunan organisasi kontraktor pelaksanan dapat dilihat pada gambar 3.2.
Struktur organisasi kontraktor proyek pembangunan gedung kuliah C Siti
Munjiyah UNISA yaitu:
25
9. Menyiapkan tenaga kerja mengatur jadwal kerja dan pelaksanaan tenaga
proyek.
10. Mengupanyakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat
di lapangan
11. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan mengukur hasil pekerjaan
di lapangan
12. Mengadakan pemeriksaan dan mengukur hasil pekerjaan dilapangan.
13. Membuat laporan harian tentang pelaksaan pekerjaan, agar selalu sesuai
dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
b. Supporting staf
Supporting staf adalah seseorang yang membantu Site maneger dalam segala
kegiatan administrasi dan mendukung operasional untuk sebuah tim dalam
devisi tertentu. Dalam hal ini yang bertindak sebagai supporting staf adalah
Nochyza Husnul K, S.T
c. Pelaksana Struktur
Pelaksana struktur adalah seseorang yang bertugas melaksanakan pekerjaan
kontruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah di rencanakan dan
di tetapkan dalam dokumen kontrak dan bertanggung jawab kepada site
manager. Dalam hal ini yang bertindak sebagai pelaksanan struktur adalah
Suhardi. Tugas dan tanggung jawab pelaksana struktur antara lain:
1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan.
2. Menyusun metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan
3. Melasksanakan pekerjaan sesuain dengan program kerja, metode kerja,
gambar kerja dan spesifikasi pekerjaan
4. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja dilapangan
5. Menyusun perubahan rencana pelaksanaan di karenakan kondisi
pelaksanaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan
yang sesuai dengan rencana.
26
6. Mengontrol setiap kebutuhan proyek untuk dilaporkan kepada manajer
proyek.
d. Pelaksana Arsitektur
Pelaksana arsitektur adalah seseorang yang bertugas melaksakan pekerjaan
Arsitektural sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja yang telah ditetapkan,
bertanggung jawab kepada site manager. Dalam hal ini yang bertindak sebagai
pelaksanan Arsitektur adalah M. Wildan Al Amin, S.T. Tugas dan tanggung
pelaksana arsitektur antara lain:
1. Memeriksa data dan gambar kerja, dan membuat resume
2. Mengendalikan seluruh pekerjaan Arsitektur
3. Melakukan pendalaman pengetahuan seni dan arsitektural terkait tiap-tiap
item pekerjaan Arsitektur.
4. Membuat dan menjalankan batasan anggaran pada pekerjaan arsitektur
5. Membuat persiapan pekerjaan arsitektur
6. Membuat laporan harian dan mingguan terkait pekerjaan arsitektur
7. Berkoordinasi dengan divisi lainnya terkait lintas pekerjaan, sehingga
meminimalisir pekerjaan ganda
8. Berkoordinasi dengan petugas logistic, dalam penentuan material, peralatan
yang digunakan agar sesuai dengan spesifikasi teknis.
e. Pelaksana MEP
Pelaksana mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) adalah seseorang yang
bertugas melaksanakan pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing
bangunan gedung bertingkat sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja yang
telah dirancang atau ditetapkan serta bertanggung jawab kepada site manager.
Dalam hal ini pelaksanaan MEP adalah Suharjono. Tugas dan tanggung jawab
pelaksana MEP antara lain:
1. Mempelajari dokumen teknis kontrak pelaksanaan proyek sesuai bidangnya
2. Mempelajari gambar kerja (shop drawing)
3. Melakukan pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pekerjaan
4. Mengawasi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub
kontraktor
27
5. Koordinasi dengan bidang terkait ( struktur dan arsitektur )
6. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan efisien dan
efektif.
7. Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan pada bidangnya sesuai shop
drawing spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang
diharapkan
8. Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas, kuantitas dan waktu
testing
9. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala
10. Menyiapkan bahan pedoman operasi dan pemeliharaan berikut pelatihannya
f. Logistik
Logistik proyek bangunan adalah suatu bagian profesi yang ada dalam
rangkaian struktur organisasi proyek dengan tugas mendatangkan,
penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek kebagian pelaksana
lapangan serta bertanggung jawab kepada site manager. Dalam hal ini
yang bertindak sebagai logistik adalah Toto Yuniarto B.A. Tugas logistik
proyek pembangunan antara lain:
1. Mencari dan mensurvei data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa supplier
2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan
bangunan.
3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang
sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol
dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaianya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan agar terhindar
dari kesalahan penggunaan karena tertukar dengan barang lain.
5. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab
atas pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan agar tidak terjadinya KKN barang dalam proyek
tersebut.
28
6. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu
material tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta memenuhi
persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam kontrak konstuksi.
7. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah
menjadi standar perusahaan kontraktor.
8. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material
setelah melalui kontrol kualitas bahan oleh quality control.
9. Menyusun macam-macam laporan logistik yang diminta oleh perusahaan.
10. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
mengenai jumlah dan time schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan
pada masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.
g. Administrasi
Sebuah proyek konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh
seorang administrasi dan keuangan proyek dengan berbagai macam tugasnya.
Administrasi bertanggung jawab atas semua kegiatan administrasi, secara
intern maupun ekstern (pembuatan semua bentuk laporan) yang dibutuhkan
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, dari awal pelaksanaan sampai
dengan akhir pelaksanaan pekerjaan dan bertanggung jawab kepada site
manager. Dalam hal ini yang bertindak sebagai administrasi adalah Purnawati
Lestari. Tugas dan kewajiban administrasi antara lain:
1. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.
2. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek.
3. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek.
4. Memeriksa pembukuan arsip–arsip selama proyek berlangsung.
h. Gudang
Gudang adalah ruang atau tempat penyimpanan berbagai macam barang serta
peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pembangunan gedung, penjagan
gudang bertanggung jawab langsung kepada site manager. Dalam hal ini yang
bertugas digudang adalah wadib hantanto. Tugas dan tanggung jawab penjaga
gudang antara lain:
1. Mengawasi dan mengontrol operasional gudang
29
2. Mengawasi dan mengontrol semua barang dan peralatan yang masuk dan
keluar sesuai dengan SOP
3. Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP
4. Membuat perencanaan , pengawasan, dan laporan pergudangan
5. Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan
6. Memastikan aktifitas keluar masuk barang berjalan lancer
7. Melaporkan semua traksaksi keluar masuk barang dari dan ke gudang
i. Drafter
Drafter bertugas membuat gambar pra rencana bangunan, gambar
perencanaan bangunan yang diserahkan kepada owner/pemberi tugas untuk
dijadikan pedoman dalam menghitung rencana anggaran biaya bangunan serta
pelaksanaan pembangunan dan bertanggung jawab kepada site manager.
Dalam hal ini yang bertindak sebagai drafter adalah Sudarno. Tugas dan
kewajiban Drafter antara lain:
1. Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek
2. Bertanggung jawab atas data-data pengukuran dilapangan.
3. Melakuakan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
30
kerja untuk pekerjaan besi, kayu dan batu yang masing-masing terdapat mandor,
tukang dan kenek (helper). Di Indonesia standarisasi kemampuan pekerja belum
ada sehingga kemampuan pekerja dilihat dari pengamatan presensi tenaga kerja
dan opname setiap dua minggu. Dari opname tersebut dapat diketahui volume
pekerjaan yang telah dilaksanakan dan untuk selanjutnya dapat ditentukan jumlah
tenaga kerja.
3.3.1 Mandor
Mandor adalah orang yang memimpin dan mengatur kegiatan para tukang atau
pekerja pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
a. Mandor Struktur: Memberi instruksi dan mengkoordinasi tukang dalam
proses pekerjaan struktur.
b. Mandor Pondasi: Memberi instruksi dan mengkoordinasi tukang dalam proses
pembuatan pondasi (Pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile).
c. Mandor Alat Berat: Memberi instruksi dan mengkoordinasi tukang serta
operator alat berat dalam proses pengerjaan pondasi bore pile dan pekerjaan
urugan tanah.
3.3.2 Tukang
Tukang adalah orang yang bekerja dibawah kepemimpinan mandor dengan
kemampuan tertentu. Pengadaan tukang biasanya dilakukan langsung oleh
mandor, begitu juga pengaturan dan penggajian tukang. Untuk keperluan
penggajian tukang, jenis tukang digolongkan berdasarkan tingkat kemampuan dan
pengalaman yang dimilikinya:
a. Tukang Terampil
Tukang terampil adalah tukang yang mempunya keahlian diatas rata-rata
tukang biasa, mempunyai pengalaman lebih, mampu memahami gambar kerja
dengan baik dan mampu memberi arahan kepada tukang lainnya.
31
b. Helper
Helper adalah orang yang membantu pekerjaan tukang agar lebih mudah dan
dapat menjadi pengganti tukang sementara. Jumlah tukang yang dibutuhkan
dapat berubah–ubah sesuai dengan progress pekerjaan.
32
BAB 4
BAHAN DAN ALAT
33
4.2 Alat Kerja
Alat kerja adalah benda atau perkakas yang digunakan untuk mempermuda
pekerjaan manusia, sehingga dapat mengehat tenaga dan waktu pengerjaan.
Adapun Alat–alat kerja atau perkakas yang digunakan dalam melaksakan
pekerjaan kolom dan balok pada pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah
UNISA antara lain:
4.2.1 Waterpass
Waterpass adalah alat ukur optik yang digunakan untuk pengaturan arah
horizontal, jarak optik dan beda tinggi. Pada pengamatan kolom dan balok.
Waterpass, digunakan sebagai dasr penentuan titik As kolom dan elevasi tiapa
muka lantai balok. Pemakaian alat ini juga harus mengetahui bagaimana cara
mengamati benang atas, benang bawah, benang tengan pada pembacaan rambu.
Waterpass dapat dilihat pada Gambar 4.1.
34
4.2.3 Alat Pembengkong Baja Tulangan (Bar bender)
Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan baja tulangan
dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Bar bender yang
digunakan pada proyek pembangunan gedung Kuliah C Siti Munjiyah UNISA
adalah Bar bender mekanis atau dengan dilakukan oleh mesin yang digerakkan
diesel. Bar Bender dapat dilihat pada Gambar 4.3
35
4.2.5 Gerinda potong
Gerinda potong digunakan untuk memotong besi tulangan yang akan dirangkai.
Penggunan gerinda ini biasanya dilakukan jika ada pemotongan besi dengan
volume sedikit tanpa menggunakan bar cutter. Gerinda potong dapat dilihat
pada Gambar 4.5
36
4.2.7 Concrete Mixer Truk
Concrete mixer truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi
dengan molen yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix.
Concrete mixer truck digunakan untuk mengangkut adukan beton ready mix dari
tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer terus
berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan
beton tidak mengeras. Kapasitas angkut molen yang digunakan adalah 6 m3.
Sewaktu mengeluarkan adukan beton/ready mix, molen berputar kearah yang
berlawanan dengan arah semula. Ready mix beton pada proyek pembangunan
gedung Kuliah C Siti Munjiyah UNISA. Concrete mixer truck dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
37
pada beton sehingga mengurangi kekuatan struktur beton itu sendiri. Terutama
untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat penting. Penggunaannya
tidak boleh miring dan terlalu lama pada satu tempat saja serta tidak boleh
mengenai tulangan yang akan menyebabkan bergesernya letak tulangan. Alat
concrete vibrator dapat dilihat pada Gambar 4.8.
38
4.2.10 Concrete Pump
Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan
(boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit
dijangkau. Untuk pengecoran lantai yang lebih tinggi dari panjang
lengan concrete pump truck dapat dilakukan dengan cara disambung dengan pipa
secara vertikal sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Pemompaan
merupakan cara yang fleksibel pada lokasi yang sulit untuk memindahkan
campuran beton ke sembarang tempat pada bidang pengecoran. Resiko segregasi
sangat kecil dan merupakan cara yang paling cepat dibandingkan dengan
pembawaan material beton dengan cara lainnya. Dalam penggunaan alat ini perlu
diperhatikan nilai slump dari campuran beton yang akan dipompa. Jika nilai
slump terlalu kecil maka kerja pompa akan menjadi berat. Pada proyek
pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA, concrete pump digunakan
untuk lantai yang tinggi yang sulit dijangkau oleh tenaga manusia concrete pump.
Concrete pump dapat dilihat pada Gambar 4.10.
39
menentukan mutu konstruksi dan biaya pembangunan. Selain mutu/kualitas bahan
bangunan yang menjadi tinjauan utama, jadwal pengiriman dari tempat pembelian
bahan bangunan merupakan hal yang harus diperhatikan, untuk menghindari
terjadinya penimbunan bahan yang tidak diperlukan pada saat itu. Untuk
tercapainya konstruksi bangunan yang sangat baik, maka bahan bangunan yang
digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi syarat–syarat dan peraturan–
peraturan yang tercantum dalam RKS. Selain pengawasan terhadap mutu bahan,
perlu juga diperhitungkan penempatan, penyimpanan, dan penyediaan bahan yang
cukup agar menghindari terjadinya penurunan mutu bahan karena disimpan terlalu
lama. Adapun bahan bangunan yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai
berikut:
4.3.1 Semen
Semen portland komposit (Portland Composite Cement) adalah suatu bahan
pengikat hidrolis yang digunakan untuk mengikat bahan material menjadi satu
kesatuan yang kuat. Bahan pengikat hidrolis adalah bahan yang mengeras bila
dicampur air. Portland Composite Cement (PCC) digunakan sebagai bahan
campuran utama pembuatan adukan beton (Mortar).
Portland Composite Cement (PCC) yang digunakan harus memenuhi standar
mutu atau kualitas yang disyaratkan. Bahan yang dipilih harus sesuai dengan
jenis atau merek yang disetujui oleh direksi dan ditentukan oleh perencana.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan lagi digunakan
karena telah dianggap rusak. Penyimpanan semen harus diusahakan agar bebas
dari kelembaban, dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan
syarat penumpukan semen. Syarat penumpukan semen adalah:
a. Ditumpuk diatas lantai panggung kayu dengan tinggi minimal 30 cm dari
atas tanah
b. Tinggi penumpukan maksimal 15 kantong semen.
c. Semen yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
keluar dari proyek.
40
Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA dipakai
porland composite cement dari holcim. Semen ini dapat dilihat pada gambar 4.11.
41
Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA, pasir yang
digunakan adalah pasir lokal dari merapi. Agregat halus dapat dilihat pada
Gambar 4.12.
42
Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA, kerikil
yang digunakan adalah kerikil lokal dari merapi. Agregat kasar dapat dilihat
pada Gambar 4.13.
4.3.4 Air
Air digunakan sebagai bahan campuran adukan beton, untuk pemadatan tanah
dan untuk merawat beton yang telah selesai dicor agar tidak mengering terlalu
cepat yaitu dengan cara menyirami permukaan. Dalam adukan beton, air
berpengaruh pada keadaan sebagai berikut:
a. Pembentukan pasta semen, yang berpengaruh pada sifat adukan beton yang
dapat dikerjakan, kekuatan susut, dan keawetan beton.
b. Kelangsungan reaksi dengan semen sehingga dihasilkan kekerasan dan
kekuatan selang beberapa waktu.
c. Perawatan keras adukan beton guna menjamin pengerasan yang sempurna.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton (PBBI 1971, 28). Apabila dipandang perlu, perencana dapat
minta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium dan
diawasi oleh pihak pengawas. Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti
Munjiyah air berasal dari sumur pada poyek tesebut.
43
4.3.5 Baja Tulangan Beton
Baja merupakan bahan yang digunakan dalam tulangan konstruksi beton
bertulang, fungsinya adalah untuk menahan gaya tarik yang ada pada beton
tersebut karena pada umumnya beton hanya baik dalam menahan gaya tekan
misalnya seperti pada kolom. Perletakannya pun harus sesuai dengan daerah yang
mempunyai gaya tarik. Baja beton yang digunakan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan,
cema (luka pd besi beton yang terjadi karena proses cenai) yang dalam dan
hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
b. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan yang ada pada Standar Industri
Indonesia (SII 0318-80), PUBI 1982, PBI 1971, dan SNI 2052-2014
Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiya UNISA, tulangan yang
digunakan sebagai bahan konstruksi adalah baja tulangan polos dan baja tulangan
deform. Baja tulangan polos 8 mm dan 10 mm dengan kuat tarik 240 MPa
sedangkan baja tulangan deform dengan diameter 10 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm
dan 25 mm, dengan kuat tarik 400 MPa. Baja tulangan polos dapat dilihat di
Gambar 4.14, dan baja tulangan deform dapat dilihat pada Gambar 4.15
44
Gambar 4.15 Baja Tulangan Deform
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
4.3.6 Kayu
Pengertian kayu di sini adalah balok-balok kayu atau papan. Kayu yang dipakai
harus lurus, bebas dari cacat (retak-retak, terpuntir, adanya mata kayu). Kayu yang
digunakan harus kering sehingga pada waktu digunakan tidak terjadi penyusutan.
Pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah, kayu yang digunakan
untuk bekisting adalah kayu olahan atau multiplek dengan ketebalan 12 mm.
Semua kayu yang dipasang adalah kayu yang disetujui oleh pengawas lapangan.
Kayu / multiplek dapat dilihat pada Gambar 4.16 dan Gambar 4.17
45
Gambar 4.17 Multiplek Untuk Bekisting
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
46
BAB 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN
47
melibatkan beberapa kegiatan antara lain: penentuan as kolom, pembuatan
bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom, pembuatan tualangan kolom,
pengecoran kolom, dan pembongkaran bekisting kolom.
Metode pelaksanaan pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
a. Penentuan As Kolom (Pemberian Marking)
Titik-titik аѕ kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survei yang melakukan
pengukuran dan pematokan, yaitu mаrkіnɡ berupa titik-titik atau garis yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan tulangan kolom.
Penentuan аѕ kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolite, yaitu dengan
menentukan letak as awal dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti
jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Posisi аѕ kolom arah
vertikal ditentukan berdasarkan аѕ kolom pada lantai sebelumnya. Proses
pemindahan titik аѕ (axis) kolom dari lantai bawah ke lantai atas berikutnya
dengan pembuatan lubang-lubang pada pelat lantai. Posisi аѕ kolom harus sentris
kedudukannya terhadap аѕ pada lantai sebelumnya, untuk itu dilakukan juga
pengecekan dengan menggunakan benang dan unting-unting. Pengecekan аѕ
kolom dilakukan dengan menempatkan alat theodolite pada mаrkіnɡ tersebut dan
kemudian mengecek kelurusan mаrkіnɡ kolom. Penentuan titik as kolom pada
proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA dapat dilihat pada
Gambar 5.1.
48
b. Pemasangan Tulangan kolom
Pemasangan tulangan kolom lantai enam pada proyek pembangunan
gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA dilakukan dengan membuat pembesian
atau perakitan tulangan kolom precast yang dikerjakan dilantai dasar bangunan.
Perakitan tulangan kolom dilakukan dengan membaca gambar kerja yang telah
dirancang sebelumnya. Sebelum merakit tulangan kolom, diawali dengan
pemotongan serta pembengkokan besi tulangan yang dilakukan dilokasi proyek.
Tulangan dan sengkang yang telah dibentuk kemudian dirakit, setelah selesai
dirakit tulangan precast kemudian diangkut dengan mengunakan tower crane
kelokasi yang akan dipasang. Pada saat pemasangan serta penyambungan harus
dilakukan dengan benar, karena struktur itu diibaratkan seperti rantai yang
mengikat satu sama lain. Salah satu contoh detail kolom (K1) dapat dilihat pada
Gambar 5.2. Kolom pada proyek pembangunan gedung Kuliah C siti Munjiyah
UNISA ini banyak tipe dan jenisnya.
Penjelasan pada gambar detail penulangan kolom di atas adalah baja yang
digunakan untuk tulangan utama menggunakan baja ulir dengan jumlah 20 batang,
diameter 19 mm, untuk sengkang menggunakan baja tulangan ulir diameter 10
mm dengan jarak antar sengkang pada tumpuan 100 mm dan jarak sengkang pada
49
lapangan 150 mm. Tulangan kolom pada proyek pembangunan gedung kuliah C
Siti Munjiyah UNISA ini dapat dilihat pada Gambar 5.3.
c. Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan
selesai. Bekisting harus dirancang sekuat mungkin karena ditakutkan pada saat
pengecoran bekisting bila tidak dirancang dengan kuat maka akan bergeser dan
tidak sejajar dengan kolom yang lain serta dapat menjadikan kolom tidak sesuai
dimensi yang direncanakan. Sebelum dipasang bekisting, pada sisi dalam yang
berhubungan langsung dengan kolom terlebih dahulu diolesi dengan oli, agar
nantinya pada saat pelepasan bekisting mudah dilakukan dan kolom tidak rusak
oleh lekatan antara bekisting dengan beton. Tahapan pekerjaan pemasangan
bekisting kolom meliputi:
1. Pemasangan kaki kolom untuk menetukan selimut beton kolom, pemasangan
kaki kolom menggunakan plat besi sebagai pengikatnya.
2. Memasang bekisting pada kolom
3. Mengunci bekisting dengan penyangga.
Pemasangan bekisting kolom pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti
Munjiyah UNISA dapat dilihat pada Gambar 5.3.
50
Gambar 5.4 Pemasagan Bekisting Kolom
(Dokumen Pribadi, 2019)
d. Pengecoran Kolom
Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan setelah pekerjaan bekisting telah
selesai dikerjakan. Pengecoran kolom menggunkan beton ready mix dengan mutu
K-300. Pengecoran kolom dilakukan melalui ujung atas kolom dan pengecoran
tidak boleh berhenti pada tengah-tengah kolom, karena nantinya akan berakibat
fatal untuk struktu tersebut. Batas pengecoran harus dihentikan pada jarak ¼ dari
bentang dari tumpuan ujung pertemuan antara kolom dengan balok. Tahapan
pekerjaan pengecoran kolom meliputi:
1. Memastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek dengan baik.
2. Melakukan pengujian test slump dan kuat tekan beton memalui silinder yang
telah dibuat, pengujian test slump bertujuan untuk mengetahui nilai kelecakan
sutau beton segar.
3. Setelah melakukan test slump beton dan memenuhi persyaratan, maka
beton dituangkan ke dalam concrete bucket, kemudian concrete bucket
tersebut dibawa menuju ke lokasi pengecoran.
4. Menuangkan beton segar kedalam area siap cor.
5. Beton yang telah di tuangkan kemudian dipadatkan dengan mesin vibrator.
Pengecoran kolom pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah ini
dapat dilihat pada Gambar 5.5
51
Gambar 5.5 Pengecoran kolom dengan Bucket
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
a. Pemasangan perancah
Perancah atau yang biasa disebut scaffolding adalah suatu struktur
sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
52
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan. Perancah dipasang
dimana bekisting balok akan dibuat sesuai denah balok pada gambar kerja.
Elevasi balok dipasang sesuai dengan elevasi kepala kolom. Pekerjaan
pemasangan perancah dapat dilihat pada gambar 5.6
53
c. Pemasangan Tulangan Balok
Tulangan utama dan sengkang balok dipasang diatas bekisting, tulangan harus
dipasang sedemikian rupa sehingga tidak berubah kedudukannya. Untuk itu pada
pertemuan tulangan harus diikat menggunakan kawat bendrat dengan kuat.
Bagian tulangan/sengkang yang berimpit dengan bidang permukaan bekisting
tidak boleh menempel, agar selimut beton memiliki ketebalan yang sama, untuk
itu diberi ganjal beton dengan tebal 50 mm berdasarkan selimut beton rencana.
Salah satu contoh detai penulangan balok dapat dilihat pada Gambar 5.8
Penjelasan gambar detai tulangan balok yang dipakai ulir yaitu tulangan atas
tumpuan 13 batang dengan diameter 22 mm, pada tulangan utama atas lapangan
sebayak 4 batang diameter 22 mm. untuk tulangan utama bawah pada tumpuan
sebanyak 6 batang dengan diameter 22 mm, pada tulangan utama bawah
lapangan sebanyak 9 batang dengan diameter 22 mm. serta untuk tulnagn
pinggang digunakan ulir sebanyak 4 batang dengan diameter 10 mm. Pelaksanaan
penulangan balok dilakukan sebagai berikut:
1. Tulangan atas di pasang dengan menjangkarkan ujungnya pada tulangan
kolom. Sedangkan sengkang dimasukkan ke dalam tulangan balok satu per
satu dan diukur jarak tiap sengkang
54
2. Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada
tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak pada lapangan, sengkang kemudian
diikat dengan kawat Kendra. Pekerjaan pembesian balok dapat dilihat pada
gambar 5.9.
d. Pengecoran
Pengecoran balok menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K-300
yang dipompa melalui truk pemompa beton. Pengecoran balok dimulai dengan
pengisian beton segar yang berasal dari truk mixer, kemudian di tuangkan
kedalam concrete pump kemudian dipompakan kelokasi pengecoran lalu
dituangkan kedalam papan bekisting. Selanjutnya beton tersebut dipadatkan
menggunakan vibrator bertujuan untuk mengurangi rongga udara yang berada di
dalam beton karena akan menurunkan atau mengurangi kekuatan beton. Pada
sambungan antara beton lama dengan beton diberi calbond agar dapat menyatu
dengan baik. Pekerjaan pengecoran pada proyek pembangunan gedung kuliah C
Siti Munjiyah ini dapat dilihat pada gambar 5.10.
55
Gambar 5.10 Proses Pengecoran Balok
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
56
Permasalahan dapat menggangu kelancaran pekerjaan, sehingga dibutuhkan
pengalaman dan pemahaman masalah dalam mengatasi berbagai masalah yang
mungkin dapat terjadi. Berikut ini akan dijabarkan beberapa permasalahan yang
terjadi pada proyek pembangunan gedung kuliah C Siti Munjiyah UNISA yaitu:
a. Masalah Cuaca
Cuaca yang buruk dapat mengakibatkan terhambatnya kemajuan suatu proses
pekerjaan pada proyek, contoknya seperti hujan. Air hujan dapat menyebabkan
terjadinya genangan sehingga dapat menghambat proses pekerjaan pengecoran.
Hujan yang turun pada saat proses pengecoran dapat menyebabkan kualitas beton
berkurang, sehingga dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan. Faktor cuaca seperti
hujan, juga dapat menyebabkan berhentinya suatu proses pekerjaan dengan alasan
keamanan sehingga dapat menghambat jalanya proyek.
57
c. Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan prosedur K3 pada poyek pembangunan gedung kuliah C Siti
Munjiyah UNISA ini diatur dengan berbagai aturan yang berlaku serta
memberikan batasan-batasan dalam pekerjaan kontruksi agar pekerjaan kontruksi
berjalan dengan baik tanpa menimbulakan bahaya. Namun dilapangan penulis
mendapatkan penerapan K3 yang belum maksimal contohnya seperti para pekerja
masih banyak yang belum mengunakan helm proyek, rompi safety, serta sepatu
pelindung saat bekerja. Prosedur k3 pada proyek kontruksi ini harus diterapkan
secara maksimal dalam semua pekerjaan kontruksi agar para pekerja dapat
terjamin keamanan serta keselamatan secara baik.
58
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlu adanya kesadaran diri dalam bekerja tentang pentingnya keselamatan kerja
dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Manajemen K3 harus aktif dalam
mengawasi tenaga kerja agar selalu mengunakan alat pelindung kerja sesuai
undang-undang yang berlaku. Pengawas K3 juga harus aktif dalam
mensosialisasi terkait pentingnya penggunaan alat pelindung saat bekerja agar
para pekerja mempunyai pengetahuan terkait pentingnya keselamatan dan
kesehatan saat bekerja.
59