Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SEMINAR

PEKERJAAN KOLOM LANTAI 3


PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS STIPARY
CATURHARJO, KABUPATEN SLEMAN, DI YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
SALOMO LIKO ELU
No. Mahasiswa : 110017147
Program Studi : Teknik Sipil

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
YOGYAKARTA, 2023
HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH SEMINAR

PEKERJAAN KOLOM LANTAI 3


PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS STIPARY
CATURHARJO, KABUPATEN SLEMAN, DI YOGYAKARTA

Diajukan oleh :

SALOMO LIKO ELU


No. Mahasiswa : 110017147
Program Studi : Teknik Sipil (S-1)

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Andrea Sumarah Asih, S.T.,M.Eng.


NIK : 1973 0110

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................vi
BAB I PEDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Batasan Masalah..................................................................................2
1.3 Maksud & Tujuan................................................................................2
1.4 Lokasi Proyek......................................................................................3
1.5 Data Proyek.........................................................................................4
1.5.1 Data Umum Proyek................................................................4
1.6 Data Teknis..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
2.1 Pengertian Kolom................................................................................6
2.2 Jenis-jenis Kolom................................................................................6
2.2.1 Berdasarkan jenis Penguatan.....................................................6
2.2.2 Berdasarkan jenis Pembebanan atau Letak Pemuatan...............7
2.2.3 Berdasarkan jenis Slenderness Ratio.........................................8
2.2.4 Berdasarkan jenis Bentuk..........................................................8
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN....................................................10
3.1 Pekerjaan Kolom.................................................................................10
3.1.1 Perakitan Kolom........................................................................11
3.1.2 Pengecoran Kolom....................................................................12
3.1.3 Pelepasan Bekisting dan Perawatan pada Kolom......................13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................15
4.1 Kesimpulan..........................................................................................15

iii
4.2 Saran....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

iv
DAFTAR TABEL
1.1 Jenis Bangunan dan Elevasi Lantai............................................................5
3.1 Data Teknis Struktur Kolom.......................................................................10

v
DAFTAR GAMBAR
1.1 Gambar Denah Lokasi Proyek....................................................................3
2.1 Kolom Utama dan Kolom Praktis...............................................................9
3.1 Struktur Kolom...........................................................................................10
3.2 Perakitan Kolom.........................................................................................11
3.3 Pengecoran Kolom......................................................................................13
3.4 Pelepasan Bekisting dan Perawatan pada Kolom.......................................14

vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perguruan Tinggi Pariwisata bertugas mempersiapkan SDM pariwisata
yang unggul untuk mendukung keberlangsungan industri pariwisata dan ekonomi
kreatif. Sebagai propinsi tujuan wisata kedua setelah Bali, Daerah Istimewa
Yogyakarta telah mencanangkan visi pembangunan wisata 2012-2025 adalah
mewujudkan Yogyakarta sebagai destinasi wisata berkelas dunia, berdaya saing,
berwawasan budaya, berkelanjutan dan mampu mendorong pembangunan daerah
serta pemberdayaan masyarakat.
Universitas Sekolah Tinggi Pariwisata Yogyakarta (STIPARY) merupakan
salah satu universitas yang diminati oleh para calon mahasiswa untuk
meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dengan sistem promosi yang
baik dan pencitraan yang bagus serta visi baru yaitu menjadi universitas yang
bermutu, bermartabat, mandiri dan berorientasi kewirausahaan, membuat
penerimaan calon mahasiswa STIPARY dari tahun ke tahun meningkat sangat
pesat. Hal tersebut mulai terasa berpengaruh pada perluasan bangunan maupun
pembangunan gedung baru untuk menampung jumlah mahasiswa yang kian
pesat. Pembangunan yang sedang giat dilaksanakan dewasa ini, khususnya di
Yogyakarta, dititikberatkan pada pembangunan fisik serta pengembangan kualitas
sumber daya manusia. Yogyakarta merupakan kota pusat kegiatan dan aktifitas
berbagai bidang, khususnya bidang pendidikan pariwisata. Seiring dengan hal ini,
STIPARY sebagai salah satu institusi pendidikan yang sedang berkembang
membangun gedung kampus baru. Beberapa bangunan gedung baru mulai
dibangun untuk memenuhi kebutuhan kampus. Dalam fungsinya sebagai tempat
belajar mengajar serta pengembangan ilmu pengetahuan, maka proyek gedung
STIPARY yang dibangun adalah seperti lahan parkir, ruang administrasi, ruang
perkuliahan sampai ruang serbaguna.

vii
I.2 Batasan Masalah
Makalah seminar ini disusun berdasarkan pengamatan dari penyusun
selama melakukan kegiatan Kerja Praktek di lapangan. Terhitung mulai tanggal
10 Maret 2022 sampai dengan 10 April 2022, salah satu pekerjaan yang diamati
yaitu pelaksanaan pekerjaan kolom lantai 3 tipe K1.

I.3 Maksud & Tujuan


Pembangunan Gedung Kampus STIPARY Nambongan, Caturharjo,
Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta ditujukan untuk meningkatkan sarana dan
prasarana dalam kegiatan akademik, khususnya kegiatan belajar dan mengajar
serta kegiatan penelitian yang menyangkut pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang pariwisata, sehingga dapat menciptakan sarjana-sarjana yang berilmu
amaliah dan beramal ilmiah.

I.4 Lokasi Proyek


Proyek Pembangunan Gedung Kampus STIPARY Nambongan,
Caturharjo, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta. Gedung Universitas STIPARY
secara geografis letaknya dibatasi oleh gedung-gedung berikut ini :
a. Sebelah Barat : Lahan Kosong
b. Sebelah Utara : Jl. Jenengan
c. Sebelah Timur : Jl. Nambongan Maguwoharjo
d. Sebelah Selatan : Cafe BjongNgopi

viii
STA. MAGUWOHARJO RUMAH WARGA

U. SANATA DHARMA

LOKASI JL. NAMBONGAN

PERUMAHAN

U
CAFE BJONGNGOPI

PERKANTORAN CASA GRANDE

RINGROAD UTARA

Gambar 1.1.Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung STIPARY


Nambongan, Caturharjo, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta
I.5 Data Proyek
I.5.1 Data Umum Proyek

Data umum dari Proyek Pembangunan Gedung Kampus STIPARY


Nambongan, Caturharjo, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta adalah sebagai
berikut :
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kampus STIPARY
Nambongan, Caturharjo, Kabupaten
Sleman DI Yogyakarta
a. Nomor Kontrak : APP/SPK/II/2022
b. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan

ix
c. Nilai Kontrak : Rp. 5.508.000.000,- (Lima Milyar Lima
Ratus Delapan Juta Rupiah)
d. Kontraktor Pelaksanaan : APP Group
e. Konsultan Pengawas : APP Group
f. Lokasi Proyek : Jl. Nambongan, Caturharjo, Kabupaten
Sleman, DI Yogyakarta

I.6 Data Teknis

Data teknis Proyek Pembangunan Gedung Kampus STIPARY Nambongan,


Caturharjo, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Nama Bangunan : Pembangunan Gedung Kampus STIPARY
b. Jumlah Lantai : 3 Lantai + Atap
c. Luas Lahan : 1570 m²
d. Luas Bangunan : 2448 m²
e. Tinggi Bangunan : 13 m
f. Tipe Fondasi : Strauss Pile
g. Struktur Atap : Baja IWF
h. Nilai Slump : 10 ± 2 (concrete pump)
i. Mutu Beton : K-300
j. Konstruksi : Beton Bertulang

Proyek Pembangunan Gedung Kampus STIPARY ini terdiri dari 3


lantai + atap, dengan luas total bangunan 1570 m² . Elevasi dan luas tiap-
tiap lantai dapat diuraikan ssebagai berikut:
Tabel 1.1 Jenis Bangunan dan Elevasi Masing masing Lantai
No. Jenis Bangunan Elevasi (m)
1 Lantai Dasar ± 0.00
2 Lantai 2 + 5.0
3 Lantai 3 + 9.0
4 Atap + 13.00

x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. 

II.2 Jenis-jenis Kolom


Jenis-jenis kolom sendiri sangat beragam, diantaranya dilihat dari jenis
penguatan, jenis pembebanan atau letak pemuatan, kelangsingan rasio dan bentuk.

II.2.1 Berdasarkan Jenis Penguatan


Dalam buku struktur beton bertulang (Dipohusodo, 1994) ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :

a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral


Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan
pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat
sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

b. Kolom menggunakan pengikat spiral


Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan
pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk
heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah
memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur
sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

xi
c. Struktur kolom komposit
Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang
dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan
pokok memanjang.

Gambar 2.1 Kolom sengkang lateral, Kolom spiral dan kolom komposit
Sumber : https://www.anakteknik.co.id/ish_sagita/articles/18-jenis-kolom-
bangunan-pada-konstruksi

II.2.2 Berdasarkan Jenis Pembebanan atau Letak Pemuatan


Berdasarkan jenis pembebanan dan letak pemuatan, maka kolom dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Kolom yang Dibebani secara aksial


Kolom yang Dibebani secara aksial adalah kolom yang beban aksial
vertikalnya bekerja di pusat gravitasi dari penampang kolom. Kolom
bermuatan aksial mulai jarang dibuat dalam konstruksi bangunan karena beban
vertikal yang bertepatan pada pusat gravitasi menjadikan penampang kolom
tidak praktis. Kolom hias interior bangunan bertingkat dengan muatan simetris
dari pelat lantai pada semua sisi adalah contoh dari jenis kolom ini.

xii
Gambar 2.2 Kolom aksial

Sumber : https://www.anakteknik.co.id/ish_sagita/articles/18-jenis-kolom-
bangunan-pada-konstruksi

b. Kolom dengan Memuat Eksentrik Uniaksial


Kolom dengan Memuat Eksentrik Uniaksial adalah kolom yang ketika beban
vertikalnya tidak bertepatan dengan pusat gravitasi dari penampang kolom,
tetapi bertindak secara eksentrik baik pada sumbu X atau Y dari penampang
kolom. Kolom dengan pembebanan uniaksial umumnya ditemui dalam kasus
kolom yang terhubung secara kaku dari satu sisi saja seperti kolom pada tepi
bangunan
c. Kolom dengan Pemuatan Eksentrik Biaxial
Kolom dengan Pemuatan Eksentrik Biaxial adala kolom yang ketika beban
vertikal pada kolom tidak bertepatan dengan pusat gravitasi dari penampang
kolom dan tidak bekerja pada kedua sumbu (sumbu X dan Y). Kolom dengan
pemuatan biaksial adalah jenis kolom yang umum di sudut bangunan dengan
balok yang terhubung secara kaku pada sudut di bagian atas kolom.
II.2.3 Berdasarkan Slenderness Ratio
Berdasarkan rasio kelangsingan, (panjang efektif / dimensi lateral), kolom
dikategorikan sebagai berikut :

a. Kolom Pendek
Kolom pendek adalah kolom yang jika rasio panjang efektif kolom ke dimensi
lateral paling kecil adalah kurang dari 12. Kolom pendek gagal karena hancur

xiii
(kegagalan kompresi murni).

Gambar 2.2 Kolom aksial


Sumber : https://www.anakteknik.co.id/ish_sagita/articles/18-jenis-kolom-
bangunan-pada-konstruksi

b. Kolom Panjang
Kolom pajang adalah kolom yang jika rasio panjang kolom efektif dengan
dimensi lateral paling sedikit melebihi 12. Kolom panjang gagal karena
tertekuk atau bengkok.

Gambar 2.2 Kolom aksial


Sumber : https://www.anakteknik.co.id/ish_sagita/articles/18-jenis-kolom-
bangunan-pada-konstruksi

II.2.4 Berdasarkan Bentuk


a. Kolom Kotak atau Persegi Panjang
Kolom kotak atau persegi pajang merupakan kolom yang paling sering
digunakan dalam konstruksi bangunan. Akan jauh lebih mudah untuk

xiv
membangun kolom persegi panjang atau persegi daripada yang melingkar
karena kemudahan bekisting dan untuk menghndarkannya dari keruntuhan
karena tekanan.

b. Kolom sirkular atau kolom bulat


Kolom sirkular adalah kolom yang dirancang khusus yang sebagian besar
digunakan dalam tiang pancang dan ketinggian bangunan tertentu. Kolom
sirkular dibuat dengan bekisting khusus yang lebih sulit.

c. Kolom Berbentuk L
Kolom berbentuk L adalah kolom yang digunakan di sudut-sudut dinding
bangunan dan memiliki karakteristik yang sama dari kolom persegi panjang
atau persegi. Kolom berbentuk L memiliki daya tahan lebih baik terhadap gaya
lateral

d. Kolom Berbentuk T
Kolom Berbentuk T ini digunakan berdasarkan persyaratan desain struktur.
Kolom Berbentuk T banyak digunakan dalam pembangunan jembatan.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom
utama dan kolom praktis. 

a. Kolom struktur / Kolom utama


Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk jarak kolom utama

xv
yang sering digunakan pada bangunan adalah 3.5 m sampai 4 m. Sedangkan
dimensi kolom utama untuk suatu bangunan biasanya bervariasi, misalnya 20
cm x 20 cm, dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8 mm - 10 cm.
Ukuran tersebut hanyalah contoh, ukuran kolom utama perlu disesuaikan
dengan ukuran bangunan dan jenis bangunan itu sendiri.

Gambar 2.1 Struktur kolom utama

Sumber : https://www.pengadaan.web.id

b. Kolom Praktis (Non Struktur)


Kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil. Jarak kolom praktis dan dimensi kolom praktis
bervariasi tergantung jarak peletakan, material yang digunakan, jenis dan
ukuran bangunan maupun lokasi bangunan. Jarak kolom praktis yang sering
digunakan pada umumnya adalah 3.5 m sampai 4 m, sedangkan dimensi
kolom praktis yang sering digunakan umumnya berukuran 10 cm x 10 cm, 
12 cm x 12 cm, 15 cm x 15 cm hingga 15 cm x 20 cm. Ukuran kolom
praktis juga perlu disesuaikan dengan ukuran bangunan dan jenis
bangunan itu sendiri.

xvi
Gambar 2.1 Kolom praktis.

Sumber : http://inarisk.bnpb.go.id

BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
III.1 Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom meliputi beberapa tahap yakni pembesian atau perakitan,
pengecoran dan pelepasan bekisting serta perawatan

Tabel 3.1 Data Teknis Struktur Kolom

Dimensi Tul. Pokok Tul. Sengkang (mm)


No Tipe
(mm x mm) (mm) Tumpuan Lapangan

1 K1 50X50 12D19 P12-100 P12-150


2 K2 30X30 8D19 P12-100 P12-150
3 K3 30X50 8D19 P12-150 P12-150

xvii
Gambar 3.1. Struktur kolom

III.1.1 Pembesian kolom


Langkah- langkah pembesian kolom adalah sebagai berikut:
a. Baja tulangan yang akan digunakan untuk pembesian kolom dipotong
menggunakan bar cutter dan dibengkokan menggunakan bar bender sesuai
dengan shop drawing yang sudah disetujui. Pada elevasi +9.00 tulangan
pokok yang digunakan adalah 12D19 dan tulangan sengkang yang digunakan
pada tumpuan adalah P12-100 dan pada lapangan P12-150.
b. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di
tempat pemotongan dan pembengkokan besi.
c. Pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu
dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur
d. Setelah pemasangan tulangan utama selesai selanjutnya adalah pemasangan

xviii
sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh
kawat bendrat dengan sistem silang.
e. Setelah tulangan siap sesuai jumlah dan ukuran kemudian dipindahkan ke
area perletakkan dan diangkat ke titik yang akan di pasang dengan bantuan
truck crane.
f. Pasang beton decking pada sisi samping tulangan untuk memberikan selimut
beton dengan ketebalan sesuai yang diinginkan. Beton decking ini diikatkan
ke tulangan menggunakan kawat bendrat dengan ketebalan 4 cm.
Pemasangan beton decking dilakukan dengan jarak tiap 1 meter atau sesuai
dengan keadaan di lapangan.

Gambar 3.2 Perakitan tulangan kolom.


III.1.2 Pengecoran Kolom
Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan setelah pekerjaan pemasangan
bekisting selesai dan area pengecoran sudah dibersihkan dari kotoran. Tahapan
pengerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a. Pastikan bekisting sudah dapat berdiri tegak, kuat dan sesuai dengan
marking as kolom
b. Sebelum pengecoran dimulai, dilakukan pengujian slump untuk mengetahui
nilai slump pada beton tersebut. Nilai slump yang dipakai adalah 10±2 cm.
c. Pengambilan beton sample dengan memasukkan beton ke dalam silinder
baja untuk kemudian diuji di laboratorium. Masing-masing mixer truck
dibuat 3 sampel beton silinder.
d. Proses pengecoran ready mix dilakukan dengan bantuan, concrete pump,
pipa tremie dan concrete vibrator sehingga sebelum dilakukan
pengecoran dilakukan pengecekan kesiapan dan kebersihan alat-alat

xix
tersebut.
e. Setelah semua peralatan siap dan nilai slump memenuhi syarat, kemudian
masukkan beton ready mix dari concrete mixer ke dalam concrete pump
dengan muatan ±0,6 m3 yang telah dipasang pipa tremie. Concrete pump
yang sudah tersambung dengan pipa tremie tersebut diangkat dengan
menuju lokasi pengecoran.
f. Di lokasi pengecoran, masukan pipa tremie ke dalam area bekisting
kemudian beton dituang ke dalam bekisting. Penuangan beton dilakukan
dengan tinggi maksimal 1 m dari dasar jatuhnya kolom, semakin dekat
dengan dasar tempat pengecoran akan semakin baik dikarenakan
material-material yang ada di campuran beton tidak akan hancur dan
terpisah, sehingga mutu dan kualitas beton yang dihasilkan tetap terjaga.
g. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator ke semua
bagian dan sudut kolom, beton akan merata sendiri. Concrete vibrator ini
berfungsi agar menghasilkan mutu beton yang merata dan menghindari
terjadinya keropos yang disebabkan karena adanya rongga yang tidak terisi
campuran beton.
h. Setiap satu jam setelah pengecoran dilakukan verticality agar kolom tetap
lurus.

Gambar 3.3 Pengecoran Kolom

III.1.3 Pelepasan bekisting dan Perawatan pada kolom


Bekisting dapat dilepas setelah minimal 8 jam dari pengecoran.
Selanjutnya bekisting yang telah dilepas akan dipakai kembali untuk pekerjaan
selanjutnya. Proses pembongkaran bekisting kolom adalah sebagai berikut:

xx
a. Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar
lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
b. Kendurkan semua baut atau wing nut yang terdapat pada bekisting.
c. Lepaskan adjustable support pada bekisting.
d. Lepaskan semua tie rod, balok penjepit dan besi hollow sampai tersisa
plywood nya saja.
e. Lepaskan plywood dengan hati-hati karena akan digunakan lagi untuk
pekerjaan selanjutnya.
f. Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon,
yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Gambar 3.4 Pelepasan Bekisting

xxi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh selama


pelaksanaan Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan Gedung Kampus
STIPARY Nambongan, Caturharjo, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta
khususnya pada pekerjaan Kolom lantai 3 dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain:
1. Proses pelaksanaan pekerjaan Kolom lantai 3 berjalan dengan baik dan lancar
sesuai gambar rencana dan target.
2. Manajemen proyek pada proyek Pembangunan Pembangunan Gedung
Kampus STIPARY berjalan cukup baik. Masing-masing unsur dalam
manajemen proyek bekerja sama dengan baik. Setiap kemajuan pekerjaan
yang dilaksanakan telah dicatat dalam laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan, dan laporan akhir.
3. Sistem sosialisasi K3 pada Proyek Pembangunan Gedung Kampus STIPARY
ini dinilai kurang baik karena ada beberapa pekerja yang tidak menghiraukan
APD (Alat Pelindung Diri) walaupun di lokasi proyek tersebut tersedia alat-
alat pelindung diri yang memadai.
IV.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka mengingat keselamatan kerja
dalam proyek harus diperhatikan agar tercipta suasana yang kondusif dan aman,

xxii
untuk itu pendisplinan bagi pekerja yang tidak menggunakan helm proyek,
rompi proyek, sepatu boots atau alat pelindung diri proyek (APDP) lainnya,
seharusnya diberikan sanksi misalnya berupa pemotongan gaji atau denda.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Arsitur, 2022. Pengertian kolom dan jenis-jenis kolom pada Bangunan.


https://www.arsitur.com/2017/10/pengertian-kolom-dan-jenis-jenis
kolom.html. Diakses tanggal 21 desember 2022.

Budhiman I, 2022. https://berita.99.co/kolom-praktis-bangunan/. Diakses tanggal


12 september 2022.

Dipohusudo I, 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudarmoko, 1996. Diagram Perancangan Kolom Beton Bertulang. Yogyakarta:


Biro.

Pengadaan, 2022. Kolom struktur. https://www.pengadaan.web.id/2022/05/kolom-


struktur.html?m=1. Diakses tanggal 4 mei 2022
http://inarisk.bnpb.go.id/page/2/3.html

Eticon, 2020. Kolom dan bangunan. https://eticon.co.id/kolom-dalam-bangunan/.


Diaksees tanggal 23 april 2020

xxiii

Anda mungkin juga menyukai