Disusun Oleh :
GORDON JURIANTO
NPM : 07 02 12886 / TS
Oleh :
GORDON JURIANTO
NPM : 07 02 12886 / TS
Disahkan oleh:
Ketua Program Studi Teknik Sipil,
Pembimbing,
ii
KATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karunia-
Nya sehingga laporan ini yang merupakan syarat Yudisium pada Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atmajaya Yogyakarta dapat
terselesaikan dengan baik.
Kerja Praktik dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui secara langsung proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi, termasuk di
dalamnya usaha untuk mengatasi kendala yang sering terjadi di lapangan. Serta
diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan praktis guna melengkapi
pengetahuan teoritis yang selama ini diperoleh di bangku kuliah.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan kerja
praktik ini serta pada saat pelaksanaan kerja praktik di lapangan. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada.
1. Ibu Angelina Eva Lianasari, ST, M.T., selaku Dosen Pembimbing penyusunan
laporan kerja praktik.
2. Bapak FX. Junaedi Utomo, M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
3. Pihak-pihak pelaksana Proyek Pembangunan Hotel MM, yang telah memberi
banyak pengetahuan baru di proyek.
4. Teman-teman yang telah membantu penulisan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangan, oleh sebab itu dibutuhkan saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi mahasiswa teknik sipil.
Gordon Jurianto
iii
DAFTAR
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Proyek................................................................................1
1.2 Lokasi Proyek.............................................................................................2
1.3 Fungsi Bangunan........................................................................................2
1.4 Data Umum Proyek....................................................................................3
1.5 Data teknis Proyek......................................................................................3
1.5.1 Fungsi Bangunan...............................................................................3
1.5.2 Luas Bangunan..................................................................................4
1.5.3 Elevasi Bangunan..............................................................................5
1.5.4 Data Proyek.......................................................................................5
1.6 Tata Cara Pelelangan..................................................................................8
1.7 Ruang Lingkup Pekerjaan..........................................................................9
1.7.1 Pekerjaan Persiapan...........................................................................9
1.7.2 Pekerjaan Struktur...........................................................................10
1.7.3 Pekerjaan Arsitektur........................................................................10
1.7.4 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal................................................10
1.8 Ruang Lingkup Pengamatan....................................................................11
1.9 Metode Pengumpulan Data......................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................90
LAMPIRAN...............................................................................................................91
DAFTAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR
viii
DAFTAR
No.
Nama Lampiran
Lampiran
ix
BAB
PENDAHULUAN
ini semakin dikenal dan menjadi tujuan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara.
pariwisata. Salah satunya adalah hotel. Hotel merupakan salah satu fasilitas
pembangunan Hotel MM. Letak hotel tersebut yang sangat strategis, yakni
1
2
Atmajaya, serta akses jalan yang mudah karena tidak jauh dari ring road utara.
sebagai berikut :
AREA
STIE YKPN U
PERTOKOAN P
E
PERMUKI MAN PE NDUDUK R
U
M
Gambar 1.1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan
A
Hotel MM
JL. Raya
H
1.3 Fungsi Bangunan LOKASI A
N
Fungsi utama bangunan ini adalah sebagai salah satu hotel umum bagi para
PERMUKIMAN PENDUDUK
wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
SELOKAN MATARAM
3
1. Semi basement : Area parkir, STP, dry garbage, wet garbage, unloading
area, loading area, male toilet, male locker, security control, purchasing
reciving office, gas storage, female toilet, female locker, storage, finance,
general storage, medical room, staff dining, mushola supir, loby lift,
2. Ground floor : Lounge, reception, coffe shop, service, kitchen & storage,
toilet wanita & pria, luggage room, bussines center & travel agent,
3. Upper floor : Kamar hotel (10), ruang rapat (5), toilet pria & wanita,
4. Lantai satu : Kamar hotel (28), room boy station & storage
5. Lantai dua : Kamar hotel (28), room boy station & storage, M/E room
6. Lantai tiga : Suite room + pool deck (3), kamar hotel (21), room boy station &
storage
7. Lantai empat : Kamar Hotel (21), room boy station & storage, M/E room
4. Lantai 1 : 1483 m2
5. Lantai 2 : 1371 m2
6. Lantai 3 : 1371 m2
7. Lantai 4 : 1371 m2
5
4. Lantai 1 : +11,00 m
5. Lantai 2 : +14,50 m
6. Lantai 3 : +18,00 m
7. Lantai 4 : +21,50 m
plat lantai dan pondasi. Berikut ini adalah data teknis proyek pembangunan Hotel
MM .
1. Pondasi
Ø Ø
Panjang Lebar
Bered Pile Tulangan Pondasi
(mm) (mm)
(mm)
F1 ** ** 19 600
F2 4100 4100 19 600
F3 4100 1600 19 600
F4 1700 1700 19 600
F5 2000 2000 19 600
6
2. Kolom
Panjang Ø Tulangan
Kolom Lebar (mm)
(mm) (mm)
K1 70 90 25
K2 70 70 25
K3 70 70 25
K4 70 70 25
K5 70 70 25
K6 70 70 25
K7 70 70 25
K8 70 70 25
K9 50 50 25
Mutu beton K-350 (kuat tekan 350 kg/cm ),
2
3. Balok
Panjang Ø Tulangan
Kolom Lebar (mm)
(mm) (mm)
B1 40 70 25
B2 40 70 25
B3 40 70 25
B4 30 70 25
B5 40 70 25
B6 40 70 25
B7 40 70 25
50 30 25 25
B9 30 50 25
B10 40 70 25
B11 20 70 19
B12 ** ** **
B13 15 50 19
B14 30 30 19
7
** : Balok konsol
4. Plat
5. Dinding Beton
yang kemudian dicor dengan beton mutu K-250 (kuat tekan 250 kg/cm2).
6. Sloof
S1 : (400 x 700) mm
S2 : (400 x 500) mm
yaitu efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/ tidak diskriminatif
1. Pelelangan umum
dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman
resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang
2. Pelelangan terbatas
melakukan diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, dengan cara
pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi
dengan mencantumkan penyedia barang/ jasa yang telah diyakini mampu dan
3. Pemilihan langsung
penyedia barang/ jasa yang telah lulus prakualifikasi serta negosiasi baik teknis
penerangan umum.
4. Penunjukan langsung
jasa dan dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik teknis maupun
biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung
jawabkan.
9
5. Swakelola
dengan menggunakan tenga sendiri, alat sendiri atau upah borongan tenaga.
terbatas. Pada metode kontrak ini, pemilik proyek tidak melakukan kontrak bagi
pelelangan sehingga pada waktu direalisasi, pemilik dapat dipersempit. Hal ini
dapat terdadi karena waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pelalangan berkisar
antara satu sampai dua bulan. Keuntungan lainnya adalah dapat dilakukan
sebagai berikut:
4. Pengukuran lapangan.
5. Penggalian.
7. Pekerjaan reservoir.
2. Pekerjaan lantai.
4. Pekerjaan sanitasi.
5. Pekerjaan plafond.
6. Pekerjaan pengecatan.
4. Instalasi hydrant.
5. Pekerjaan panel.
6. Pekerjaan kabel.
Penyusunan laporan kerja praktik ini secara garis besar berdasarkan pada
seluruh kegiatan pembangunan Hotel MM sampai akhir. Pada saat dimulai kerja
praktik, pekerjaan telah berlangsung sampai pekerjaan lantai kolam ground floor.
masa kerja praktik, selama kurun waktu dua bulan dari bulan Januari sampai
4. Studi literatur, dengan mengumpulkan data dari pustaka terkait sebagai bahan
pembanding.
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek adalah suatu sistem interaksi antara dua individu atau
lebih yang bekerja sama dalam mencapai tujuan, dimana masing-masing pihak
mempunyai tanggung jawab dan hak yang jelas. Manajemen proyek didefinisikan
proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa
proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan dan tepat mutu.
dan rapi sehingga dapat melaksanakan proyek secara keseluruhan. Tujuan adanya
organisasi adalah agar pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan dapat
mempunyai cara kerja yang rapi. Hal ini disebabkan karena masalah-masalah
organisasi tersebut mampu mengendalikan tiga hal, yaitu: mutu, waktu, dan biaya.
Dalam hal ini mutu bangunan yang dihasilkan harus sesuai dengan syarat teknis
12
1
sesuai dengan rencana, serta biaya proyek harus sesuai dengan anggaran yang
telah disediakan. Dengan demikian setiap kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
2. ada kegiatan yang berbeda tetapi satu sama lain saling berkaitan sehingga
yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa sebuah
bangunan. Orang atau badan hukum yang berperan dan terlibat dalam proses
proyek mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, hak dan wewenang serta
yang dilakukannya.
koordinasi dan kerja sama yang diciptakan oleh unsur-unsur pengelola proyek.
1
proyek:
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan hukum yang
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas
nama pemilik.
dikehendaki
(Ervianto, 2005)
perencana adalah
pelaksanaan pekerjaan.
pengawas adalah
2.2.4. Kontraktor
(Ervianto, 2005)
suatu proyek mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
wakilnya yang secara rutin (setiap hari kerja) untuk mengontrol dan mengawasi
pelaksanaan proyek agar sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Kerja dan
sebagai berikut :
kualitas.
5. Bertindak atas nama Pimpinan Proyek mengatasi persoalan teknis atau non
gambar 2.1.
1
Owner
Djati Nindiarto
sumber daya alam agar secara optimal dan memenuhi persyaratan biaya,
bermotor.
dana berupa pembayaran prestasi kerja, dana dari perusahaan dan lain-lain,
sumber daya.
2.3.4. Logistik
alat.
dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi
teknik.
3. Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal pengadaan tenaga kerja dan mengatur
tanggugjawabnya.
alat di lapangan.
baik antara unsur-unsur yang terkait. Hubungan tersebut harus jelas dan tegas
2
masing-masing.
Untuk menjamin hasil yang sesuai dengan rencana, maka koordinasi dan
kerjasama yang serasi antar unsur pelaksana sangat diperlukan. Koordinasi dan
yang harus dipatuhi dan ditaati bersama, agar tugas dan tanggung jawab masing-
masing unsur tidak saling tumpang tindih. Bila terjadi penyimpangan yang
dilakukan oleh salah satu unsur pelaksanaa atau lebih akan mengakibatkan
tersebut.
Pemberi Tugas
PT. Sapto Hargo Manunggal
Kontraktor Pelaksana
Gambar 2.2. Skema hubungan kerja organisasi proyek
Ismail Yakub Associates
2
perencanaan.
1. Ikatan kontrak
Alokasi tenaga kerja yang baik dan benar untuk tiap jenis pekerjaan dalam proyek
sangat diperlukan. Pemilihan tenaga kerja yang tepat akan memperlancar proyek,
menghemat biaya proyek dan akan berpengaruh terhadap mutu dan kualitas
pekerjaan.
tukang.
1. Tenaga ahli meliputi manajer proyek dan tenaga pelaksana yang tingkatan
kualitas.
kondisi fisik yang kuat dan sehat serta tanpa berbekal keahlian tertentu.
dengan bos borong, tetapi dalam proyek ini yang disebut mandor adalah wakil
dari bos borong. Lalu perbedaan antara kepala tukang, tukang, dan pekerja tidak
terlalu jelas.
1. Waktu kerja dimulai dari hari Senin sampai hari Minggu dengan waktu kerja
2. Waktu istirahat selama enam puluh menit, yaitu dari pukul 12.00 sampai
dengan pukul 13.00 dan kemudian pekerjaan dilanjutkan hingga pukul 18.00.
3. Waktu kerja lembur adalah pelaksanaan pekerjaan di luar waktu kerja biasa.
Pekerjaan ini dilakukan apabila ada pekerjaan yang perlu diselesaikan segera,
yang mana penambahan jam kerja diatur sesuai dengan persetujuan yang telah
dan tenaga kerja. Ketiga unsur ini tersebut saling mendukung satu sama lain.
Dalam suatu pekerjaan bangunan, bahan bangunan merupakan salah satu unsur
utama yang sangat berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan yang akan dihasilkan,
yaitu pada kekuatan serta daya tahan konstruksinya. Agar mutu pekerjaan
pembangunan pada proyek dapat sesuai dengan yang direncanakan, maka bahan
berkualitas baik.
Bahan bangunan yang dipakai biasanya tidak lepas dari pemilihan bahan,
Jika ingin memperoleh bahan bangunan yang berkualitas baik dan memenuhi
standar penggunaan, maka bahan bangunan yang akan digunakan sebaiknya diuji
penyimpanan, dan pemilihan yang tepat. Hal ini untuk menghindari penurunan
27
2
mutu bahan akibat disimpan terlalu lama serta mencegah penempatan bahan yang
Selain bahan bangunan yang berkualitas baik, pelaksanaan suatu proyek juga
memerlukan alat kerja yang memadai. Alat kerja tersebut dapat berupa alat kerja
yang sederhana sampai alat kerja yang berat. Alat kerja merupakan sarana yang
suatu pekerjaan sehingga efisiensi penggunaan tenaga kerja meningkat. Alat kerja
ini diperlukan karena kemampuan manusia yang terbatas. Dengan adanya alat
waktu lebih efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah
1. Kondisi/keadaan di lapangan.
proyek konstruksi untuk mengatasi bagaimana bahan bangunan dan alat sejak
agar proyek dapat berjalan lancar. Pengelolaan bahan itu meliputi pengelolaan
Dalam hal pengadaan bahan, pada proyek ini pemesanan dilakukan terlebih
dahulu oleh bagian umum kepada para supplier untuk dikirim pada waktu yang
telah ditentukan.
bagian umum, selanjutnya surat pengiriman bahan yang diterima oleh bagian
umum akan disimpan senagai laporan kepada pemilik proyek. Pihak supplier
akan meminta pembayaran bahan yang didatangkan pada bagian umum yang
sebelumnya telah meminta biaya kepada pemilik proyek. Bila bahan yang tersedia
di proyek hampir habis, maka pihak pelaksana melaporkan pada bagian umum.
Bila permintaan itu disetujui, maka bagian umum akan memesan bahan tersebut
pada supplier.
proyek ini tidak disediakan gudang khusus, sehingga bahan – bahan seperti besi
tulangan beberapa ada yang berkarat karena diletakkan saja di atas tanah, hal ini
dikarenakan keterbatasan ruang. Namum hal ini tidak mengganggu lalu lintas
tanggungjawab pelaksana dan bagian umum . Usaha yang dapat dilakukan untuk
3
Usaha ini meliputi pengaturan, penempatan, dan pemeliharaan alat kerja agar
yang harus diperhatikan adalah tata letak alat, jenis, dan jumlah alat yang tersedia
di proyek serta kondisi alatnya harus selalu baik dan siap digunakan.
Pada proyek ini alat-alat yang tersedia berasal dari bagian umum, sedangkan
alat-alat berat seperti truk molen, diperoleh dengan menyewa dan hanya
pertukangan, seperti palu dan cetok disediakan oleh bagian umum. Bila
dilakukan setiap kali ada barang yang datang ke lokasi proyek. Bahan bangunan
yang akan digunakan untuk mendirikan suatu bangunan harus dicek terlebih
optimum agar pada saat tiba di lokasi proyek, kekuatan beton tidak berkurang atau
slump ini sangat dipengaruhi faktor air semen, jenis semen, dan gradasi butiran
agregat. Pada umunya dengan jumlah air minimal akan diperoleh beton yang
Sebaliknya bila campuran airnya terlalu banyak, maka beton lebih mudah
dikerjakan tetapi hasilnya kurang padat dan kurang kuat. Maka perlu diambil
suatu takaran kekentalan adukan yang tertentu yang disebut nilai slump. Nilai
slump yang terlalu besar menghasilkan beton yang kurang baik dan nilai slump
sebagai berikut :
Pengujian nilai slump pada proyek ini dilakukan di lokasi proyek yaitu
pada saat beton ready mixed tiba di lokasi sebelum dilakukan pengecoran dengan
menggunakan kerucut abrams. Pengujian ini dilakukan secara acak pada semua
3
kendaraan beton ready mixed. Kerucut abrams ini berupa kerucut terpancung
dengan tinggi 30,5 cm diameter atas 10,2 cm diameter bawah 20,3 cm, dan tebal
1. Mula-mula beton ready mixed tersebut dikeluarkan dari concrete mixer truck
dalam 3 lapis yaitu lapis pertama 1/3 tinggi kerucut, lapis kedua 2/3 tinggi
4. Kemudian pada setiap lapis beton yang diisikan ke dalam kerucut abrams
60 cm.
pengukuran nilai slump test ini adalah ukuran kekentalan adukan beton.
10,2 cm
nilai slump
20,3 cm 20,3 cm
Maksimum Minimum
di bawah tanah
Pada kenyataan dilapangan pengecekan nilai slump pada proyek ini, tidak
dilihat berdasarkan fungsi dari ready mix yang datang dari PT. Karya Beton dan
fungsinya untuk pembetonan masal maupun untuk kolom, balok, dan sebagainya.
Pada memeriksaan di proyek ini, nilai slump yang digunakan untuk pekerjaan
kolom, balok, dan plat lantai adalah 10 cm plus minus 2 cm dan maksimumnya 12
cm.
untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Sample beton dilakukan tes pada umur
7 hari dan 28 hari dengan menggunakan alat compression testing machine sampai
Untuk menguji mutu beton maka dilakukan pengujian kuat tekan beton di
1) Sebelum cetakan benda uji digunakan, permukaan bagian dalam diolesi oli
terlebih dahulu agar adukan beton segar dan tidak melekat pada dinding
cetakan.
udara terbuka, tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama 24 jam.
5) Contoh beton dilakukan tes pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari dengan
hancur.
3
MM ini agar sesuai dengan yang ditargetkan maka disamping pengadaan alat
kerja juga diperlukan perawatan alat-alat kerja tersebut agar dapat dipakai sesuai
Perawatan alat-alat kerja tersebut secara umum antara lain adalah seperti di
bawah ini.
1. Sebelum digunakan harus dilakukan pembersihan kotoran dan air yang dapat
Bahan bangunan yang dipakai pada suatu proyek bangunan harus sesuai
dengan persyaratan kualitas bahan yang telah disyaratkan dalam peraturan dan
Bahan yang dimaksud disini adalah bahan baku yang digunakan untuk
baik dan memenuhi standar mutu bahan. Disamping pengujian mutu bahan
lapangan karena bila dalam pelaksanaannya kurang tepat akan merusak bahan
Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat pabrik dengan
mutu sesuai dengan pesanan dan persyaratan yang ditetapkan. Tujuan pemakaian
proyek yaitu tidak lagi menyediakan peralatan maupun lahan di dalam lokasi
Dalam Proyek Pembangunan Hotel MM ini, mutu beton yang digunakan f´c
= 25 MPa untuk kolom, balok, dan plat, serta K250 untuk bore pile. Beton ready
mix yang digunakan dipesan dari perusahaan beton yaitu PT. Karya beton dan PT.
Holcim.
3
3.5.2 Air
Air adalah bahan yang digunakan dalam adukan beton, untuk pemadatan
tanah dan untuk merawat beton yang telah selesai dicor agar tidak mengering
Air yang pergunakan dalam pengecoran harus air tawar yang bersih, jernih,
tidak berwarna dan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, dan bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan baja tulangan
1. Untuk membasahi kricak atau koral, sehingga mudah disatukan dengan semen.
5. Untuk membersihkan alat-alat pengaduk beton setelah dipakai agar tidak cepat
berkarat.
3
terpenuhi karena terdapat sumur sebagai sumber air bersih yang akan digunakan
dalam pengerjaan.
konstruksi beton, yang bersifat hidrolis, yaitu akan mengalami proses pengerasan
jika dicampur air yang digunakan untuk mengikat bahan material menjadi satu
pengikatan awal paling cepat satu jam untuk memberikan kesempatan pengolahan
dibenarkan lagi digunakan karena telah dianggap rusak. Jenis semen yang
lain (batu bata, batu kali, pasir). Misalnya Semen Portland (PC) digunakan
sebagai bahan campuran utama pembuatan adukan beton (mortar semen), bahan
untuk membuat adukan plesteran pada pekerjaan finishing, sebagai pengikat spesi
dan pasangan batu bata pada pekerjaan dinding. Semen Portland harus diperiksa,
diuji, serta disimpan di tempat yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
4
Untuk menjaga agar semen tetap terjaga mutunya harus memperhatikan hal-hal
waktu dan urutan pelaksanaan. Hal ini karena mereka beranggapan bahwa
kebutuhan semen pada proyek ini sangatlah banyak dan pengiriman semen
3. Semen harus didatangkan dalam kantong yang tidak pecah (utuh), berat tidak
kurang dari berat bersih yang tercantum dalam kantong semen. Kantong
semen dalam pengangkutan harus terlindung dari hujan dan cuaca, serta harus
diterima dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat
digunakan.
Hal ini di maksudkan agar semen tetap dalam kondisi baik sampai saat akan
digunakan.
Bahan batuan dalam beton merupakan bahan isian yang netral yang ikut
memperkuat struktur beton tersebut. Bahan batuan yang dipakai dalam adukan
beton tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton, seperti
bertujuan untuk :
Bahan batuan dibedakan menjadi dua macam, yaitu agregat kasar dan
4. mempunyai daya kerja yang baik dengan semen portland dan air dalam
Agregat dibedakan atas agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil, batu
pecah, kricak).
Agregat halus yang digunakan dalam pembuatan beton berupa bahan batuan
yang berfungsi sebagai bahan isian yang bersifat netral (kira-kira dari masa beton
adalah bahan batuan). Penggunanan bahan batuan ini dengan maksud untuk
yang besar pada beton, mencapai susunan pampat beton gradasi yang baik dari
baik. Pemilihan agregat halus diperhatikan secara serius sebab sangat terkait
Agregat halus ( pasir ) merupakan bahan bangunan dengan ukuran butir kecil (
≤ 5 mm ). Agregat halus apabila diayak harus memenuhi syarat seperti pada Tabel
3.1.
Ayakan 4,00 mm ≥2
Ayakan 1,00 mm ≥ 10
Pasir dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batu-batuan atau
berupa pecahan batu yang dihasilkan alat atau mesin pemecah batu. Pengangkutan
1. Pasir harus berbutir tajam dan keras sehingga dapat menghasilkan ikatan
3. Pasir tidak boleh mengadung lumpur lebih dari empat persen, bila perlu
4. Pasir tidak boleh terlalu banyak mengandung bahan organik, sebab bahan
tulangan.
harus memenuhi syarat SNI 03-1750-1990 yang berasal dari sungai Boyong.
B. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil dan batu pecah. Kerikil merupakan bahan
batuan yang berukuran besar, diameter butirnya lebih dari lima milimeter. Kerikil
dapat berasal dari hasil pelapukan alam atau dapat juga berasal daari hasil
disebut batu pecah atau kericak / koral ( split ). Sebelum digunakan dalam adukan
beton, kerikil disemprot dahulu dengan air agar lumpur yang melekat dapat
terlepas.
Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang
disyatkan oleh ASTM agar tidak terjadi sarang kerikil atau rongga dengan
Ayakan 31,50 mm 0
Ayakan 4,00 mm 90 – 98
penggunaan semen, mencapai susunan pampat beton dengan gradasi pada bahan
kadar lumpur melebihi satu persen maka kerikil tersebut harus dicuci,
2. Kerikil tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti
zat-zat alkali,
4. Butir-butir kerikil harus bersifat kekal, dalam arti tidak hancur atau pecah
5. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052 –
80 tentang “ Mutu dan Cara Uji Agregat Beton “. Bila tidak tercukup dalam
SII 0052- 80, maka agregat tersebut harus memenuhi kententuan ASTM
syarat.
7. Didalam segala hal, ukuran besar butiran maksimal agregat kasar harus
bahan utama yang diperhitungkan untuk menahan gaya tarik pada konstruksi
beton bertulang. Hal ini dikarenakan sifat beton adalah lemah terhadap gaya tarik
Tulangan baja juga dipakai untuk menahan gaya geser, tulangan yang dipakai
untuk menahan gaya geser tersebut biasanya disebut begel atau sengkang.
getas pada beton. Berdasarkan bentuk, baja tulangan dibedakan atas baja tulangan
polos dan baja tulangan ulir. Baja tulangan ulir digunakan untuk memperoleh
perletakan pada beton dan lebih baik dibanding baja tulangan polos dengan luas
1. Baja tulangan harus ditempatkan bebas dari tanah sehingga tidak kotor dan
proyek ini baja tulangan diletakkan saja di atas tanah sehingga beberapa
2. Penimbunan baja harus diberi tanda-tanda yang jelas dan dipisahkan jenis
yang satu dengan jenis yang lainnya agar baja tulangan yang terdiri dari
3. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu panjang harus
dicegah. Persediaan besi yang ada jangan sampai melebihi dari 3 bulan agar
besi tersebut pada waktu dipasang belum berkarat, untuk itu dianjurkan
a. Tulangan ulir
Tulangan ulir yg digunakan yaitu D19, D20, dan D25 dipakai pada
b. Tulangan polos
Tulangan polos yang digunakan yaitu P8 dan P10 untuk pekerjaan plat
lantai, serta P8, P10 dan P12 digunakan untuk begel dengan mutu fy = 240
Mpa.
simpan pada area yang tertutup. Sebagian baja tulangannya di letakan di area
tulangan tersebut terkena langsung sinar matahari dan hujan. Hal ini membuat
tahu beton kira-kira 3cm. Tahu beton ini berfungsi sebagai selimut beton
4
boleh bergeser dari tempat yang telah direncanakan). Agar kedudukan tulangan ini
tidak berubah maka tulangan yang sudah dirakit harus diikat dengan kawat
bendrat. Kawat bendrat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm.
Adapun fungsi dari kawat pengikat adalah sebagai perangkai tulangan agar
tidak goyah dan terpisah, sehingga jarak antar tulangan bisa tetap sesuai rencana.
Kawat baja dalam proyek ini digunakan untuk mengikat antara baja tulangan
digunakan sebagai pengikat baja tulangan dengan tahu beton dalam menopang
tulangan untuk menjaga ketebalan selimut beton dan tetap berada pada tempatnya
kebutuhan.
5
3.5.8. Batako
sebagai bekesting untuk pile cap. Dalam proyek ini bahan batako harus memenuhi
5%.
: Panjang : 39 cm.
Lebar : 19 cm.
Tebal : 9 cm.
3.5.9 Kayu
Pengertian kayu di sini adalah balok-balok kayu dan papan yang dipakai
untuk pekerjaan cetakan dan perancah. Kayu yang dipakai harus lurus, bebas dari
cacat (retak-retak, terpuntir, adanya mata kayu). Kayu yang digunakan harus
kering benar, sehingga pada waktu digunakan tidak terjadi penyusutan. Kayu juga
digunakan untuk kerangka bekisting dan hanya sebagai konstruksi pembantu yang
berfungsi sebagai penguat acuan untuk kolom dan balok. Cacat kayu dapat
3.5.10 Multiplex
bekisting sebagai pembentuk permukaan balok, kolom, dan pelat lantai. Multiplex
tersebut harus bersih dan diberi oli terlebih dahulu sebelum pencoran supaya air
pada bagian sambungan dapat lebih rapat dan dapat dipergunakan berulang kali.
Disamping itu agar diperoleh permukaan beton yang rata dan halus.
di area yg tertutup. Hal ini di maksudkan agar kayu dan multiplex tetap dalam
dari segi efisiensi, efektifitas dan ekonomis, yaitu apakah dengan peralatan
manusia.
Untuk itu diperlukan manajemen peralatan yang baik demi kelancaran alat yang
dibutuhkan dan pemeliharaannya. Pemilihan jenis dan jumlah alat yang digunakan
mutu.pekerjaan yang baik dan jadwal pekerjaan yang tepat, maka peralatan yang
dibutuhkan juga banyak dengan kapasitas dan kehandalan yang baik. Dalam
pelaksanaan proyek ini, peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut ini.
proyek. Kelebihan dari pembuatan campuran adukan beton di batching plan ialah
campuran beton dapat dikontrol kualitasnya sesuai dengan mutu beton yang
diinginkan.
Pada truk adukan beton terdapat silinder aduk yang terus berputar selama
adukan sampai ke proyek, perputaran molen tidak boleh berhenti, hal ini
Truk adukan beton yang digunakan pada proyek ini berasal dari Karya
Beton. Beton ready mix pada proyek ini digunakan untuk pengecoran struktur,
Filed yang telah ditentukan, yang diperoleh dari pengujian sondir pada titik yang
telah ditentukan sampai pada bagian tanah keras, (lihat Gambar III.16).
5
3.6.3 Trame
File, berbentuk pipa yang terbuat dari besi, (lihat Gambar III.15)
Concrete pump truck adalah alat yang digunakan untuk memompa spesi
beton dari concrete mixer menuju ke lokasi pengecoran. Digunakan alat ini karena
lokasi pengecoran jauh dari jangkauan truk dan volume adukan beton yang
5
Concrete pump truck memiliki lengan yang cukup panjang yang dapat
menjangkau jarak yang cukup jauh dan dapat disambungkan dan digerakkan
secara hidrolis.
Concrete vibrator adalah alat yang mengubah tenaga gerak motor menjadi
tenaga getar, yang digunakan untuk mendapatkan kemampatan beton yang baik
sehingga kerikil sulit untuk menempati ruang disela-sela tulangan maka diatasi
beton agar adukan beton lebih padat serta dapat lebih tercampur sehingga tidak
beton keropos. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan concrete vibrator ini
5
segregasi dan jika terlalu cepat maka kepadatan yang diperoleh kurang sempurna.
penggerak dihidupkan, piringan motor berputar, memutar kabel baja yang terdapat
di dalam pipa karet, ujung kabel ini berupa batang yang dapat berputar eksentris.
dalam adukan beton secara berpindah-pindah dan merata agar tidak terjadi
pemisahan agregat. Dengan bergetarnya selubung baja maka adukan beton juga
akan bergerak naik turun sambil mengisi rongga-rongga yang masih kosong. Pada
concrete vibrator ini sudah cukup sesuai dengan cara pengoperasiannya yang
telah diuraikan diatas. Pada saat pengoperasiaanya ini langsung diamati juga oleh
pengawas lapangan.
5
oleh kecepatan jalan pekerja yang mendorong gerobak dorong dan jarak dari
1. Main frame, yaitu bagian dari perancah yang menahan beban bekisting,
penyambungan.
2. Joint pin, adalah bagian dari perancah yang berfungsi sebagai penyambung
3. Cross brace, yaitu bagian dari perancah yang berfungsi sebagai pengaku bagi
main frame, biasanya dipasang menyilang diantara dua buah main frame.
4. U-head, yaitu bagian dari perancah yang dipasang di atas main frame
5. Jack base, yaitu bagian dari perancah yang dipasang di bawah main frame.
Pada jack base dipasang balok-balok kayu yang berfungsi meratakan beban
sesudahnya, baru boleh dilepas bila beton sudah memiliki kekuatan yang cukup
3.6.8 Bekisting
1. Multiplex
akan dicor, mulai dari balok, kolom, plat lantai, dan tangga serta pertemuan
mm.
2. Kayu
pekerjaan balok, plat lantai, kolom, dan tangga. Ukuran kayu yang digunakan
Penggunaan alat potong mesin dirasa lebih efisien dan lebih cepat karena mesin
mampu memotong beberapa tulangan sekaligus dalam satu kali potong. Tetapi
untuk pemotongan tulangan plat lantai pada lantai atas lebih mudah menggunakan
berdiameter kecil (<12 mm) dan dengan mutu baja tidak terlalu tinggi, sedangkan
alat potong baja mekanis digunakan untuk memotong segala macam baja
tulangan.
6
tulangannya bertenaga manusia. Dengan alat bengkok ini, pekerjaan akan lebih
3.6.12 Genset
3.6.13 Theodolite
obyek dalam suatu sistem koordinat. Theodolite juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak, elevasi, dan sudut baik sudut horisontal maupun vertikal. Selain
itu sebelum pemasangan kolom dan bekisting, dilakukan pengukuran dulu dengan
menggunakan theodolite.
3.6.14 Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur lurus atau datar
tidaknya suatu bidang struktur yang horizontal. Alat ini berbentuk seperti
penggaris yang di kiri, kanan, dan tengahnya terdapat air pengukur (gelembung
nivo).
4. Cetok, untuk mengambil spesi pada pasangan batu bata, plesteran dan acian.
area yang tertutup. Hal ini dimaksudkan agar alat-alat tersebut tidak cepat rusak
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dengan kondisi yang berbeda antara saat perencanaan dan pelaksanaannya, maka
sebuah tahap yang paling penting karena pada tahap ini akan diketahui apakah
sebuah metode yang tepat sehingga bangunan tersebut dapat selesai tepat waktu
dan apakah bangunan yang dibangun sesuai dengan gambar kerja yang ada. Untuk
itu dalam tahap pelaksanaan proyek dibutuhkan kerja sama yang baik antara
yang ada agar pembangunan dapat berjalan lancar. Kerja sama yang baik dapat
menghasilkan suatu kerja yang efektif dan efisien terutama dalam pengaturan
sumber daya yang ada. Sumber daya ini meliputi tenaga kerja, bahan–bahan, alat–
alat yang digunakan didalam proyek ini. Dengan manajemen yang baik maka
64
6
Dalam bab ini akan dilaporkan semua pekerjaan yang diamati selama kerja
1. pekerjaan kolom,
2. pekerjaan balok,
3. pekerjaan plat,
4. pekerjaan tangga,
beban aksial tekan. Adapun pekerjaan struktur kolom meliputi hal-hal berikut :
berikut.
2. Tulangan untuk kolom dirangkaikan pada pile cap dan ditegakkan sampai
gambar kerja.
3. Tahu beton diikatkan pada sisi-sisi tulangan kolom terluar untuk memberi
berikut.
dilaksanakan.
3. Pasang penguatan untuk menahan bekisting agar tidak hancur saat proses
pengecoran.
perkuatan agar kolom saat dicor tidak terangkat. Support dengan posisi miring
kotoran-kotoran yang nantinya dapat mengurangi hasil atau mutu beton. Dalam
Untuk sistem pipa, penyaluran adukan beton dari truk molen ke kolom
kolom pengecoran dilakukan dari atas kolom, pengecoran dilakukan selapis demi
Kolom yang telah selesai dicor dan dibuka bekistingya. Pada Proyek
pengecoran.
Balok memiliki karakteristik penulangan yang berbeda antara yang bagian balok
lapangan dan balok pinggir. Berbeda dengan kolom yang bentuknya sebagian
Pekerjaan balok dilakukan setelah pengecoran kolom, yang boleh dibebani setelah
1. Perancah yang terbuat dari kayu dipasang pada bagian bawah balok.
penulangan balok.
7. Bekisting dibersihkan dari kotoran lalu bagian dalam bekisting dilapisi oli
pembersihan bekisting balok dari kawat bendrat dan kotoran lainnya dengan
pengecoran, dilakukan test slump dan diambil sample untuk menguji kuat desak
betonnya.
dan dimulai dari tepi balok kemudian menuju ke bagian tengah. Selama proses
diperoleh beton yang bebas dari rongga dan pemisahan unsur-unsur pembentuk
Pengecoran balok dan plat lantai menggunakan mutu beton f’c = 25 MPa dengan
Pada proyek ini pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok dikerjakan
secara bersamaan dengan menggunakan beton ready mix. Dan setiap kali
pengecoran dilakukan test slump terlebih dahulu dan diambil sampelnya untuk
dari potongan kawat bendrat yang tersisa dan kotoran lainnya dengan
Pengecoran dimulai dari tepi plat kemudian menuju ke bagian tengah. Agar
didapatkan beton yang bebas dari rongga-rongga dan pemisahan unsur beton
lantai dengan lantai di atasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik dan
4. Bekisting bagian dalam dibersihkan dari kotoran lalu diberi oli agar beton
gambar kerja,
Bekisting untuk plat dan hanya boleh dibongkar ketika beton kering benar
dan telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban
kerja yang ada. Untuk bekesting kolom dibongkar ± 7 hari setelah pengecoran.
dengan air secara terus-menerus. Yang perlu diperhatikan bahwa pada hari-hari
terganggu. Pelat lantai yang belum cukup keras dilarang sebagai tempat
material yang berat. Namun pada proyek pembangunan Hotel MM yogyakarta ini
tidak perlu dilakukan pembasahan (curing) atau penggenangan pada kolom atau
plat kerena cuacanya adalah musim penghujan, sehingga cukup ditutupi oleh
faktor yang sangat penting untuk mencapai kualitas struktur yang memenuhi
syarat keamanan. Untuk itu dibutuhkan suatu persyaratan dan pengawasan yang
baik terhadap mutu bahan bangunan itu sendiri. Selain pengawasan mutu bahan
7
bahan. Hal ini untuk menghindari penurunan mutu bahan akibat disimpan terlalu
lama, dan juga untuk menghindari penempatan bahan yang dapat mengganggu
pekerjaan. Semua bahan yang tiba di lapangan baru dapat digunakan, apabila telah
menghasilkan hasil yang baik jika dilakukan oleh pekerja yang mempunyai
Penyimpanan bahan yang kurang baik dan tidak sesuai dengan syarat yang
mengurangi kekuatan bangunan yang memakai bahan tersebut, selain itu dapat
pula mengakibatkan kehilangan alat akibat dicuri. Untuk itu penempatan bahan
yang telah dibuat dan disetujui oleh pemberi tugas, pengawas dan kontraktor
sendiri. Akan tetapi sering kali terjadi keterlambatan pekerjaan yang disebabkan
untuk mencapai prestasi pekerjaan sesuai dengan time schedule dengan cara
menambah waktu pekerjaan dengan sistem lembur pada malam hari dan hari
Waktu kerja lembur diadakan diluar jam kerja biasa, yaitu pada malam
yang ada di lapangan mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
Pembangunan Hotel MM yaitu dari awal Januari 2011 sampai Januari 2012
ternyata tidak sesuai dengan kontrak kerja. Hal ini mungkin dikarenakan
hari tidak dapat dilaksanakan karena adanya protes dari warga sehingga proyek
hanya dapat dilaksanakan pada siang hari saja, serta beberapa kendala lainnya.
seefisien mungkin, dalam arti dengan biaya yang wajar mampu dihasilkan
bangunan yang sesuai standar yang diinginkan dan dalam pelaksanaannya biaya
yang diperlukan tidak lebih dari biaya rencana. Pengendalian biaya meliputi biaya
7
ANALISIS STRUKTUR
berfungsi sebagai penahan beban yang nantinya akan disalurkan ke balok, kolom,
fondasi dan akhirnya ke tanah. Jenis pelat yang ditinjau dalam denah Gedung
Hotel MM ini terdiri dari dua jenis, yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah.
Direncanakan :
Lindungan beton : 20 mm
f’c : 25 MPa
Beban mati
77
7
lx = 3500 mm
ly = 8000 mm
Gambar 5.1 Sketsa Plat Lantai Tipe 8000 x 3500
ly 8000
2,285 > 2, jadi digunakan pelat satu arah.
lx 3500
Wul 2
M lx 16 n
Wul 2
M lx 4,09
16 n KNm
3,3
2 2,783
16
Dipakai tulangan Ø 10 mm
1. Tulangan arah x
a. Tulangan lapangan
H efektif arah x
dx = 150 – 20 – ½ . 10 = 125 mm
Mu 2,783 .106
Rn = = = 0,22264
0,8.b.d 2 0,8.1000 .1252
7
Karena Asp < Asmin < Asmaks , maka digunakan Asmin = 318 mm2
b. Tulangan Tumpuan
Mu = 4,049 KNm
b = 1000 mm
d’ = 20 + 0,5 . 10 = 25 mm
8
d = 150 – 25 = 125 mm
Mu 4,049.106
Rn = 0,32392
0,8.1000.125
= 2
= 0,8.b.d 2
ρg = 0,00212
0,85. f 'c
ρ = 2. Rn
1 1 0,85. f 'c
fy
0,85. 25
1 2.0,32392
= 1 0,85. 25 = 0,00136
240
0,85. f 'c 600
ρ maks = 1
0,75 fy 600 fy
0,85. 25 600
= 0,75 0,85 = 0,04838
240 600 240
2. Tulangan arah y
Karena merupakan pelat satu arah, sehingga tulangan arah y sebesar tulangan
susut yaitu;
= 318 mm2
digunakan tulangan Ø 8 mm
1000. 14 . .d 2
S=
As
1000 . 14 . .82
= = 158,0675 150 mm
318
Syarat spasi maksimum
1000. 14 . .d 2 1000. 1 .
As =
Spasi > 318 mm2 (ok…)
.82
= 4 = 335,1032 mm
150
Digunakan P8-150
Vu = 0,5 . q. Lx
Ø Vc ≥ Vu
lx = 5210 mm
ly = 8000 mm
Gambar 5.2 Sketsa Plat Lantai Tipe 8000 x 5210
ly 8000
≤ 2, jadi digunakan pelat dua arah.
1,535
lx 5210
ly
Untuk nilai = 1,535 nilai-nilai koefisien momen (x) dapat dicari pada
lx
tabel Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971, hal 203). Sehingga dapat
ly lx ly/lx X1 X2 X3 X4
8 5.21 1,535 47 47 13 13
Dipakai tulangan Ø 10 mm
H efektif arah x
dx = 150 – 20 – ½ . 10 = 125 mm
H efektif arah y
dy = 150 – 20 – 10 - ½ . 10 = 115 mm
a. Tulangan arah x
Mu 11,364 .106
Rn = = = 0,8948
0,8.b.d 2 0,8.1000 .1252
ρ g = 0.00212
b. Tulangan arah y
ρ g = 0.00212
Arah x
Vu = 0,5 . q. Lx
1
Vc f 'c. b. d 30.1000.125 114,1088 KN
6 1
6
Ø Vc ≥ Vu
Arah y
Vu = 0,5 . q. Ly
1
Vc f 'c. b. d 30.1000.115 104,9801 KN
6 1
6
Ø Vc ≥ Vu
PENUTU
Sebagai disiplin ilmu terapan, ilmu teknik sipil tidak dapat dikuasai
dengan baik tanpa adanya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu
dengan adanya sistem kerja praktik akan tercipta sarana pembelajaran mengenai
apa saja yang nantinya terjadi di lapangan. Pengalaman yang didapat dari kerja
praktik dirasakan penulis amat berbeda, penulis dapat belajar banyak hal yang
Pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah saja tidaklah cukup untuk dapat
5.1 Kesimpulan
Hotel MM, kesimpulan yang dapat di ambil pada saat melasanakan kerja praktek
terjadi permasalahan yang timbul di dalam proyek, maka para staff segera
86
8
pengawas.
dilakukan oleh konsultan pengawas dengan cukup baik dan cermat sehingga
bila terjadi suatu kesalahan pada item pekerjaan tertentu dapat segera
penting yang harus ditaati. Sayangnya, di proyek ini sistem K3 tidak terlalu
telah disediakan ternyata tidak terlalu digunakan dengan efektif, karena sabuk
Atau dengan kata lain kecelakaan kerja nihil. Hal ini menandakan, bahwa
walaupun keselamatan kerja kurang terjaga, tetapi atas berkat Tuhan, maka
4. Dari segi pengendalian waktu, durasi yang ditetapkan oleh pelaksana dalam
2011 sampai Januari 2012 ternyata tidak sesuai dengan kontrak kerja. Hal ini
manual seperti palu, gergaji, tang dan lain-lain disimpan langsung oleh
masih kurang, sehingga pada saat kendaraan material masuk atau keluar
5.2 Saran
berikut :
1. Sebaiknya diambil tindakan yang lebih tegas sejak awal pembangunan proyek
berlangsung sebelum proyek berjalan lebih lama dan lebih cermat untuk
nasional.