Disusun oleh :
Dea Atika Faustina
14505241030
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang kita ketahui, saat ini pembangunan infrastruktur
sedang menjadi prioritas nasional dalam pemerintahan presiden Joko
Widodo. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, dengan adanya
pembangunan infrastruktur yang berkualitas diyakini dapat menciptakan
kemakmuran serta merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian
masyarakat Indonesia. Tentunya penyiapan tenaga ahli teknik yang
professional sangat diperlukan guna membantu program pembangunan
pemerintah.
Untuk itu Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
membekali mahasiswa dengan keterampilan teknik sesuai dengan bidang
keahlian pada masing-masing jurusan. Sebagai upaya meningkatkan mutu
lulusannya, Fakultas Teknik mewajibkan mahasiswanya untuk
melaksanakan kegiatan akademik yang bernama Praktek Industri (PI). Mata
kuliah Praktek Industri memiliki bobot sebanyak 3 SKS, yang dilaksanakan
selama 7-8 minggu atau sekitar 256 jam praktek.
Dalam pelaksanaan Praktek Industri, mahasiswa diberikan
kebebasan untuk memilih industri mana yang akan dijadikan lokasi magang
atau praktek. Dengan berlandaskan hal tersebut maka penulis memilih
Proyek Pembangunan “The Malioboro Hotel” Tahap II yang berlokasi di Jl.
Malioboro No. 60, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dengan terlaksananya Praktek Industri ini
mahasiswa dapat mengasah dan menerapkan ilmu dari bangku perkuliahan
ke dalam dunia industri. Sehingga lulusan S1 Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta diharapkan
menjadi pendidik yang berwawasan luas serta memiliki kemampuan teknis
dalam bidang industri.
B. Tujuan Praktek Industri
Dalam pelaksanaan Praktek Industri di Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta, tentunya memiliki tujuan. Tujuan ini kemudian terbagi menjadi
dua, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut merupakan tujuan dari
Praktek Industri:
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Praktek Industri adalah agar mahasiswa dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan
pengalaman langsung di industri atau perusahaan yang ditempati.
Disamping itu, mahasiswa dapat mempelajari aspek-aspek
kewirausahaan yang terkait dengan industri yang ditempati, sehingga
dapat membawa pengalaman praktek industrinya ke dalam tugasnya
setelah lulus nanti, secara umum adalah:
a. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan serta pengetahuan tentang ilmu teknik sipil bagi
mahasiswa.
b. Memperoleh pengetahuan nyata tentang kondisi suatu industri baik
manajemen, kondisi fisik, fasilitas yang dimiliki proyek, dll.
c. Memperoleh pengetahuan tentang perkembangan teknologi
industri baru yang belum didapatkan di bangku kuliah maupun
teknologi yang baru diterapkan khusunya di lapangan.
d. Menambah relasi dalam dunia kerja yang nantinya akan dapat
membantu dalam mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai mahasiswa dalam Praktik Industri di
“The Malioboro Hotel” adalah:
a. Mahasiwa dapat mempelajari manajemen proyek terutama
mengenai struktur organisasi dan data-data yang ada dalam
perusahaan.
b. Mengetahui dan mampu menjelaskan manajemen proyek dan
kompetisi tenaga kerja yang disyaratkan.
c. Membantu melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan pelaksanaan
sesuai dengan batas-batas yang telah ditetapkan oleh pelaksana
lapangan.
d. Membuat laporan Praktek Industri (PI) dengan tinjauan khusus di
pelaksanaan pekerjaan balok dan kolom.
e. Mengatasi permasalahan yang sering terjadi di proyek industri
sehingga dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berguna untuk
menghadapi dunia kerja.
f. Mengetahui dan memahami ilmu perencanaan, pelaksanaan, dan
perhitungan balok dan kolom pada bangunan yang terdiri lebih dari
3 lantai.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar setiap
harinya selama pekerjaan pembangunan berlangsung. Metode
dokumentasi akan menghasilkan data gambar yang dapat dijadikan
sebagai bukti serta berguna memperkuat laporan yang dibuat.
BAB II
PROFIL INDUSTRI
B. Tujuan Proyek
C. Deskripsi Proyek
1. Lokasi Proyek
Pembangunan The Malioboro Hotel di Jl. Malioboro No. 60,
Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki batas-batas proyek sebagai berikut.
a. Utara : Jalan Kampung Sosrokusuman
b. Selatan : Perkampungan Sosrokusuman
c. Timur : Hotel Intan
d. Barat : Jalan Malioboro
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan antisipasi tugas dan kondisi yang
ada dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta
menentukan kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan,
jadwal waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara
administratif dan operasional serta alokasi anggaran biaya dan
sumber daya
b. Pengorganisasian
Kegiatan identifikasi dan pengelompokan jenis-jenis pekerjaan,
menentukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
personel serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-masing
unsur organisasi.
c. Pelaksanaan
Kegiatan implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan,
dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara
fisik atau nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan.
d. Pengendalian
c. Kontraktor
Kontraktor ialah orang atau badan yang menerima
pekerjaan dan menyelenggarakan pekerjaan sesuai biaya yang
telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta
syarat-syarat yang ditetapkan (Ervianto, 2005). Dalam
melaksanakan tugasnya, kontraktor harus mengacu kepada
persyaratan dan gambar-gambar yang ada dalam dokumen
kontrak. Adapun yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana
pada proyek ini adalah PT. Buwana Mataram Sejati. Tugas dan
wewenang kontraktor secara umum adalah sebagai berikut :
1) Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang
telah tercantum dalam dokumen kontrak.
2) Menyiapkan dengan segera tenaga kerja, bahan, alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan hasil
yang dapat diterima Pemilik Proyek (Owner).
3) Berkonsultasi dengan konsultan mengenai hal-hal yang
kurang jelas.
4) Menjamin keamanan dan ketertiban bahan bangunan dan
peralatan serta memberikan perlindungan bagi tenaga kerja
dan menjaga kebersihan lingkungan.
5) Memberikan kenyamanan kepada masyarakat lingkungan
proyek.
6) Membuat perbaikan dari kerusakan-kerusakan atau
kekurangsempurnaan selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan masa pemeliharaan serta bertanggung jawab dalam hal
fisik.
7) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat pada waktunya sesuai
dengan mutu yang disepakati pada dokumen kontrak.
8) Menghadiri rapat koordinasi
9) Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan
kepada owner secara harian, mingguan dan bulanan yang
memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang telah
dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan
bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat
pekerjaan.
10) Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan
perpanjangan waktu pelaksanaan kepada pengawas dalam
hal keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal yang
bersifat di luar dugaan dan mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaan kepada pemilik proyek (owner).
11) Melakukan dokumentasi terhadap pekerjaan proyek
Adapun struktur organisasi kontraktor, ialah sebagai berikut:
Pimpinan proyek
Ir. Djendra S
IR
Site Manager
Suwarno
Site Engineer
Budi Nugroho
b. Concrete mixer
Concrete mixer ialah alat pencampur bahan-bahan untuk membuat
adukan beton. Concrete mixer ini juga tersedia dalam bentuk
kendaraan, sehingga dapat mengangkut adukan beton ready mix
dari lokasi pencampuran beton menuju ke lokasi proyek. Selama
masa pengangkutan, mixer terus berputar dengan keepatan 8-12
putaran per-menit agar beton tetap homogen dan tidak mengeras.
Concrete mixer yang digunakan selama proyek pembangunan The
Malioboro Hotel ini berasal dari Karya Beton yang memiliki
kapasitas 6-7m³.
c. Concrete vibrator
Concrete vibrator merupakan alat yang berfungsi untuk
menghilangkan udara yang terjebak dalam cor beton dan
mencegah timbulnya rongga-rongga dalam adukan beton karena
gradasi agregat yang kurang baik, khususnya pada tempat-tempat
yang tulangannya rapat sehingga kerikil sulit menempati ruangan
disela-sela tulangan dengan cara penggetaran. Concrete vibrator
yang digunakan selama proyek pembangunan The Malioboro Hotel
ini merupakan milik pribadi.
d. Perancah (Scaffolding)
Perancah (scaffolding) merupakan alat bantu konstruksi yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material ketika
ketinggian sudah mencapai 2 meter dan sulit dijangkau oleh
pekerja. Tak hanya berfungsi sebagai alat bantu pekerja namun
perancah juga berfungsi sebagai pelindung pekerja lain yang berada
dibawah perancah agar terlindung dari jatuhnya alat dan material
dari atas perancah. Perancah yang digunakan proyek The Malioboro
Hotel ialah jenis steel scaffolding. Steel Scaffolding memiliki
beberapa bagian seperti yang akan dijelaskan, sebagai berikut:
1) Main frame
Sesuai dengan namanya. Ini merupakan rangka utama pada
rangkaian. atau digunakan sebagai tubuhnya. Ada beberapa
ukuran. tinggi 1,7 m dan 1,9 m sedangkan lebar 1,22 m.
2) Ladder frame
Ini adalah bagian yang berada pada bagian atas main frame, atau
rangka atas dari scaffolding. Biasa digunakan untuk
menyambung agar lebih tinggi dan lebih kokoh. tingginya pun
ada dua pilihan yaitu 90 cm dan 120 cm.
3) Joint pin
Joint Pin adalah pen (socket) penghubung antara Main Frame
dengan Main Frame yang lain secara vertikal sehingga
memungkinkan untuk di buat lebih dari 1 tingkatan main frame.
Gambar 8. Joint pin
4) Cross brace
Ini merupakan bagian yang digunakan untuk menyambung antar
main frame dengan posisi silang. Posisi silang dapat
memperkokoh berdirinya rangkaian. Ada dua ukuran panjang
yaitu 220 cm dan 193 cm.
5) Jack base
Berfungsi sebagai tumpuan atau kaki dari rangkaian. yang
terletak paling bawah. Digunakan untuk menopang beban-
beban saat pelaksanaan pekerjaan.
Gambar 10. Jack base
6) U-Head
Ini digunakan sebagai ujung paling atas rangkaian, tepatnya di
atas ladder frame. Bentuknya seperti huruf U yang berfungsi
untuk menopang balok kayu. Dan bisa disetel ketinggiannya.
Joint Pin
Main Frame
Cross Brace
Barce
Jack Base
e. Bekisting
Bekisting merupakan alat bantu konstruksi yang berfungsi untuk
membuat cetakan sementara serta menahan beton selama beton
dituang dan dibentuk sesuai rencana. Bekisting kemudian dapat
dilepas apabila beton sudah mengeras dan cukup kuat sesuai dengan
standar waktu yang ditetapkan. Berikut ialah bagian bagian yang
mendukung berdirinya sebuah bekisting:
1) Tie Rod
Tie rod merupakan alat bantu berupa besi yang berfungsi untuk
mengunci bekisting pada kolom. Tie rod ini biasanya
menggunakan besi beton berdiameter 10 mm kemudian
disambung dengan as drat dan plat besi. Sedangkan panjang tie
rod tergantung pada ukuran kolom struktur.
Gambar 13. Tie rod
2) Besi Hollow
Besi hollow adalah besi yang berbentuk pipa kotak. Besi ini
biasanya terbuat dari besi galvanis, stainless atau besi baja.
Material ini berfungsi untuk pembuatan rangka pada bekisting.
3) Lock Beam
Lock Beam merupakan sepasang besi hollow yang diapit
membentuk batang yang kuat dan kaku. Lock Beam ini
berfungsi sebagai sabuk kolom ketika pemasangan bekisting
agar saat pengecoran tidak terjadi buncit kolom.
Besi Hollow
Tie Rod
Lock Beam
Gambar 15. Bekisting kolom
f. Pembengkok besi
Pembengkok besi ialah alat yang berfungsi untuk menekuk
baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan rencana.
Pembengkok besi dapat dibuat dengan cara sederhana dengan
memasang potongan-potongan besi kecil yang dipakukan di atas
papan sebagai meja pembengkok besi, kemudian di bengkokkan
secara manual oleh pekerja dengan bantuan batang baja yang telah
di lubangi untuk mengaitkan besi yang akan dibengkokkan.
g. Lampu Sorot
Lampu sorot ialah alat bantu penerangan yang berfungsi untuk
menerangi kegiatan konstruksi apabila kondisi penerangan minim,
seperti mendung atau malam hari.
Gambar 17. Lampu sorot
h. Theodolite
Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertical dan
horizontal, yang berguna untuk menentukan tinggi permukaan
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Jenis theodolite yang
digunakan surveyor selama pengukuran di proyek The Malioboro
Hotel ialah Topcon DT100.
j. Rambu ukur
Rambu ukur merupakan alat bantu yang digunakan untuk
pengukuran sipat datar. Rambu ukur memiliki bentuk seperti mistar
dengan lebar ±4 cm serta panjang ±3-5 m. Pada ujung atas dan
bawah rambu ukur diberi sepatu besi agar tidak mudah rusak. Dan
pada bidang lebar rambu ukur dilengkapi dengan tanda-tanda
pembacaan ukuran dengan warna mencolok agar mudah dibaca dan
tidak silau.
Gambar 20. Rambu ukur
k. Statif
Statif merupakan alat bantu yang berfungsi sebagai
penyangga alat ukur optik seperti pesawat penyipat datar atau
theodolite. Statif memiliki tiga kaki dan pada semua kakinya
memiliki ujung runcing. Ujung runcing ini berfungsi untuk
memudahkan statif masuk ke dalam tanah dan memiliki ketahanan
terhadap gerakan sehingga didapatkan posisi yang stabil. Ketiga
statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah
tempat alat itu berdiri, sehingga kepala statif memiliki kedataran
yang stabil.
Gambar 21. Statif
l. Rol meter
Rol meter merupakan alat ukur yang berfungsi mengukur panjang
suatu benda. Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-
50 m serta dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak antara patok
yang satu dengan patok yang lain.
2. Bahan
Bahan adalah zat atau barang yang dibutuhkan untuk membuat
sesuatu.
a. Agregat halus
b. Semen
Semen merupakan bahan perekat serta pengikat dalam
pekerjaan konstruksi. Terdapat 3 jenis semen yakni Ordinary
Portland Cement (OPC), Portland Pozoland Cement (PPC) dan
Portland Composite Cement (PCC). Semen yang digunakan untuk
pembangunan proyek The Malioboro Hotel ialah jenis PCC dengan
merk Holcim.
Portland Composite Cement adalah bahan pengikat hidrolis
hasil penggilingan bersama-sama terak Semen Portland dan gipsum
dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran
bubuk Semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Seperti
yang telah diatur dalam SNI 15-7064-2004 mengenai semen
portland komposit (PCC = Portland Composite Cement) yakni
semen yang dibuat dari hasil penggilingan terak semen portland dan
gips dengan bahan anorganik. Bahan anorganik yang dicampur
dapat lebih dari satu macam misalnya terak tanur tinggi, pozolan,
senyawa silikat, batu kapur dan sebagainya. Kegunaan semen jenis
ini antara lain: Konstruksi beton umum, pasangan batu dan batu
bata, plesteran dan acian, pembuatan elemen bangunan khusus
seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton
(paving block) dan sebagainya.
Gambar 24. Semen
c. Bata ringan
d. Lem beton
Perekat beton berfungsi untuk merekatkan beton lama dan
beton baru yang akan berdampingan. Fungsinya ialah agar beton
segar yang baru dapat merekat dengan beton lama. Proyek
pembangunan gedung The Malioboro Hotel menggunakan perekat
jenis SikaCim Bonding Adhesive. Keunggulan bahan ini adalah
untuk menambah daya rekat adukan mortar, mudah dilarutkan,
meningkatkan kelecakan serta mengurangi keropos dan retak. Cara
penggunaannya ialah dengan:
1) Lem beton – air – semen dicampur dengan perbandingan 1:1:3.
2) Campuran dituang ke permukaan beton lama yang sudah
dalam keadaan lembab.
3) Segera cor beton baru ketika sambungan masih basah.
h. Papan Multiplex
Bekisting digunakan untuk membentuk cetakan beton agar
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting yang digunakan untuk
pengecoran balok, kolom, dan plat lantai harus kuat, tidak
berlubang, bersih dan permukaannya rata. Sehingga digunakan
papan kayu multiplex dengan ketebalan 12 hingga 50 mm yang
diperkuat balok sebagai penjepit. Papan Multiplex ini dipesan dari
Jakarta dan dikirim menggunakan ekspedisi.
TINJAUAN KHUSUS
b. Pemotongan tulangan
Setelah pengukuran tulangan usai dilakukan tahap selanjutnya
dalam proses fabrikasi ialah pemotongan tulangan. Tulangan yang
telah diukur kemudian dipotong sesuai ukuran. Pada proyek
pembangunan The Malioboro Hotel ini pemotongan tulangan
dilakukan dengan menggunakan alat pemotong tulangan atau bar
cutter.
Gambar 33. Proses pemotongan tulangan baja
c. Pembengkokan tulangan
Setelah tulangan dipotong sesuai ukuran maka tahap
selanjutnya ialah pembengkokan tulangan sesuai kebutuhan. Pekerjaan
pembengkokan tulangan ini ada yang menggunakan alat bar bender
apabila tulangan yang akan dibengkokkan memiliki diameter yang
besar. Namun apabila tulang yang dibengkokkan memiliki diameter
kecil maka menggunakan cara konvensional, karena dirasa lebih
efektif dan lebih mudah digunakan untuk tulangan berdiameter kecil.
Dalam membengkokkan tulangan telah memiliki ketentuan yang
berdasarkan pada SNI 03-2847-2002, sebagai berikut:
1) Batang tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan dengan
cara-cara yang dapat merusak tulangan tersebut.
2) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokan dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkokan lagi dalam jarang 60
cm dari bengkokan sebelumnya.
3) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila
ditentukan di dalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan
dalam keadaan dingin.
5) Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak
(polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah
padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850°C.
6) Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
7) Batang tulangan yang dibengkokan dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan cara disiram dengan air.
8) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan
dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap
bagian dari bengkokan
2. Penulangan kolom
Pemasangan besi tulangan kolom atau yang sering disebut
penulangan kolom merupakan bagian penting dalam pelaksanaan struktur
bangunan. Mengingat bahwa kolom memiliki tugas menahan kekuatan
struktur gedung itu sendiri. Tulangan kolom pada proyek pembangunan
The Malioboro Hotel menggunakan D22 dan sengkang D10. Mutu besi
tulangan ulir memiliki fy = 400 Mpa dan mutu besi tulangan polos fy =
240 MPA. Proses penulangan kolom ini dilaksanakan dengan cara manual
memasang tulangan pada struktur kolom yang akan dicor oleh pekerja
besi. Dalam merakit tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja
yang telah direncanakan. Berikut ialah gambar rencana kerja struktur
kolom The Malioboro Hotel beserta detail rencana kolom:
Gambar 35. Denah kolom lantai 1
3. Marking as kolom
c. Membuat 2 titik lot pada ujung utara dan ujung selatan kolom acuan.
d. Menarik satu garis dengan sudut 0° menggunakan meteran dari kolom
A dan B yang sejajar.
Tie rod
Pipe support
5. Pengecoran kolom
Tahap selanjutnya setelah bekisting selesai dipasang ialah proses
pengecoran. Pengecoran pada proyek pembangunan gedung The
Malioboro Hotel ini dipesan dari PT. Karya Beton dan pembuatan adukan
dilakukan di Batching Plant dengan mutu beton K300 kemudian diangkut
ke lokasi pengecoran menggunakan truk mixer. Truk mixer yang
digunakan ialah truk mixer dengan kapasitas pengangkutan ready mix 6-
7 m³ sekali angkut. Untuk mengantisipasi terjadinya pengerasan beton
selama proses pengangkutan ke lokasi pengecoran, maka pada adukan
ready mix ditambahkan bahan additive agar tidak cepat mengeras.
Pengecoran dilaksanakan pada jam 23.00-04.00 WIB, hal ini dikarenakan
peraturan pemda serta kepolisian setempat mengizinkan proses
pengecoran di sepanjang jalan malioboro hanya dapat dilakukan di malam
hari. Adapun langkah pengecoran kolom adalah:
a. Membersihkan area pengecoran dari potongan kawat, potongan kayu
dan lain sebagainya karena dapat mengganggu kelekatan beton.
b. Memeriksa penulangan yang meliputi diameter, jumlah, letak,
sambungan dan jarak sesuai dengan gambar rencana kerja.
c. Memeriksa bekisting kolom yang telah terpasang.
d. Menyalurkan beton dari concrete mixer ke concrete pump.
Gambar 61. Proses penyaluran beton dari concrete mixer ke concrete pump tampak
atas
Gambar 62. Proses penyaluran beton dari concrete mixer ke concrete pump dari
dekat
Yang sering terjadi di lapangan ialah penambahan air yang berlebihan
pada truk concrete mixer. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan
meringankan pekerjaan tukang ketika proses perataan beton cair.
e. Arahkan concrete pump menuju lokasi pengecoran.
Gambar 63. Proses penyaluran beton dari concrete pump ke lokasi pengecoran
Gambar 66. Proses pengarahan belalai concrete pump ke kolom dari dekat
Besi pengontrol
ketinggian cor
l. Meratakan cor menggunakan alat screed yang terbuat dari kayu balok
panjang dengan permukaan satu sisi yang rata. Kemudian dilakukan
proses floating menggunakan roskam kayu untuk menghilangkan
ketidak teraturan pada permukaan beton yang tersisa setelah proses
screeding.
Roskam kayu
7. Membaca benang tengah pada rambu ukur yang terlihat pada teropong
pesawat penyipat datar
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan selama 2 bulan praktek
industri yang dilaksanakan sejak tanggal 15 Desember 2017 – 15
Februari 2018 di Proyek Pembangunan The Malioboro Hotel, banyak
manfaat dan pengalaman yang didapat selama proses praktek industri.
Oleh karena itu penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kesimpulan umum
a. Pemilihan lokasi di Proyek Pembangunan The Malioboro Hotel
lantai 7 sudah relevan digunakan sebagai lokasi praktek industri
karena penyusun dapat mengaitkan segala hal yang
dilaksanakan di proyek dengan yang didapatkan penyusun
selama di bangku perkuliahan.
b. Manajemen proyek cukup bagus, dapat dilihat dari baiknya
koordinasi yang dilakukan antar komponen proyek maupun
yang berhubungan dengan pihak luar atau pihak mana saja yang
ingin melakukan kerjasama dengan proyek ini. Hal ini telah
sesuai dengan formasi struktur organisasi yang telah dibuat.
c. Pembimbing industri di proyek selalu siap membimbing
penyusun selama melaksanakan praktek industri. Serta
mempercayakan penyusun untuk mencoba mengoperasikan alat
dan ikut melakukan kegiatan surveying.
2. Kesimpulan Pelaksanaan
a. Alat-alat yang digunakan selama pembangunan proyek masih
dalam kondisi baik dan layak digunakan seperti Pesawat
Penyipat Datar, Theodolite, Bar Bender, Bar Cutter dan lain-
lain.
b. Penggunaan atribut Alat Pelindung Diri (APD) yang masih
kurang, karena hanya sebagian saya yang menyadari pentingnya
APD digunakan selama mengerjakan pekerjaan dengan resiko
tinggi.
c. Pelaksanaan pekerjaan terkadang mengalami hambatan karena
terbentur peraturan-peraturan yang harus dipatuhi di lokasi
wisata Malioboro.
B. Saran
Kesempurnaan dalam suatu proyek merupakan impian seluruh
pihak yang bersangkutan. Dalam rangka mengupayakan terwujudnya
suatu proyek pembangunan yang memuaskan maka diperlukan usaha
maksimal selama proses pembangunan suatu proyek. Guna
meningkatkan kualitas berbagai pihak yang bersangkutan maka
penyusun memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa
a. Mahasiswa lebih baik mempersiapkan pilihannya akan meninjau
secara khusus bagian apa di proyek praktek industri.
b. Mahasiswa harus aktif bertanya dan mencari tahu segala hal
yang kurang paham selama di proyek praktek industri.
c. Mahasiswa meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab
dalam segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran
selama di proyek praktek industri.
d. Mahasiswa meningkatkan jiwa sosialnya untuk mengulik
seluruh komponen pekerja yang ada di proyek praktek industri.
2. Bagi fakultas
a. Diharapkan pihak Fakultas dan Jurusan dapat lebih
meningkatkan hubungan kerja sama dengan pihak industri untuk
mendapatkan informasi peluang dan kebutuhan kerja di dunia
industri.
b. Diharapkan Fakultas dan Jurusan dapat lebih mendukung dan
menunjang segala sarana dan prasarana perkuliahan yang dapat
memotivasi mahasiswa untuk lebih mengembangkan ilmunya
guna lebih mendorong peningkatan kualitas mahasiswa.
3. Bagi industri
a. Diharapkan pihak industri meningkatkan kedisiplinan serta
kesadaran seluruh pekerja untuk lebih peduli menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti helm proyek dan sepatu safety
selama melakukan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi.
b. Pengawas hendaknya lebih meningkatkan kinerja pekerja dan
mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan apakah sudah
memenuhi ketentuan yang ada dan juga mematuhi peraturan
yang ada dalam pelaksanaan konstruksi. Salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah dengan terjun langsung ke lapangan
secara instensif. Sehingga tidak akan terjadi lagi kesalahan atau
setidaknya meminimalisir kesalahan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
c. Sebaiknya para pekerja diberi penjelasan mengenai pekerjaan
yang akan dilaksanakan, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
berjalan tepat waktu dan sesuai dengan perencanaan.
d. Sebaiknya dilakukan pengecekan secara teliti sebelum
dilaksanakan pengecoran agar tidak terjadi beton bergelombang
atau jebol bekisting saat proses pengecoran.
e. Sebaiknya dilakukan pengecekan pada pemasangan sengkang
tambahan pada kolom apakah sudah sesuai gambar.
f. Sebaiknya penambahan air ke concrete mixer saat proses
pengangkutan cor menggunakan concrete pump lebih
diperhitungkan lagi agar tidak terjadi pengurangan kekuatan
beton.
g. Sebaiknya dilakukan kontrol pada fabrikasi pembuatan
sengkang yang ujungnya tidak dibuat bengkok 135° namun
seringnya dibuat dengan bengkok 90°.
h. Sebaiknya digunakan tremik secara konsisten untuk penyaluran
beton ke kolom sehingga mengurangi resiko bekisting jebol.
DAFTAR PUSTAKA
Priyantha Wedagama. Diktat Ilmu Ukur Tanah. Jurusan Teknik Sipil Universitas
Udayana
4
5