JHONI RAHARJO
2016013006
i
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun oleh :
NIM : 2016013006
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusunoleh :
Mahasiswa diatas
Untuk di seminarkan
Disetujui :
Di : Yogyakarta
Hari/Tanggal :
Dosen Pembimbing
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui :
Di : Yogyakarta
Tanggal :
Oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Kerja Praktek yang
berjudul “Pekerjaan Galian Tanah Metode Papan Catur Proyek Masjid Islamic
Center Universitas Gadjah Mada”.
Laporan Kerja Praktek ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan program studi guna mencapai derajat
Sarjana Teknik(S.T) di Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini tidak lepas dari dorongan dan
bantuan dari semua pihak, oleh karena itu perkenankan penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu yang tak pernah berhenti memberikan doa, perhatian dan
dukungan secara moril maupun materil sehingga laporan kerja praktek dapat
terselesaikan.
2. Bapak Zainul Faizien Haza, S.T., m.t., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil dan Pembimbing kerja praktek.
3. Ibu Dewi Sulistyorini , S.T., M.Eng., selaku dosen penguji kerja praktek yang
telaj memberikan masukan dan koreksi untuk menyelesaikann laporan kerja
praktek.
4. Bapak Tjatoer Wajoedi Selaku Manajer Proyek yang telah memberi ijin
melaksanakan kerja praktek di tempat tersebut dan telah membantu memberi
fasilitas selama kerja praktek.
5. Bapak Wahyu Arief Setyo Selaku Deputi Manager Proyek
6. Bapak Yudha Eka Priharyanto Selaku Kasie Engineering PT. Wijaya Karya.
7. Bapak Ilham Khomaini Selaku Quality Control sekaligus pembimbing
pelaksanaan kerja praktek di lokasi proyek.
8. Seluruh Karyawan PT. Wijaya Karya Pekerjaan Pembangunan Masjid
Mardliyah Universitas Gadjah Mada yang tidak dapat penulis sebut satu
v
persatu yang telah berbagi ilmu maupun teori sewaktu pelaksanaan kerja
praktek.
9. Rekan-rekan mahasiswa teknik sipil 2016 : Jhoni Raharjo, Danang Arfian
Nur.
10. Semua pihak yang tidak tercantum namanya, penulis menyampaikan
permohonan maaf dan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Dari tugas yang telah kami selesaikan, kami menyadari sepenuhnya hasil
dari pekerjaan tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami tidak
menutup diri terhadap saran-saran dan kritikan yang dapat meningkatkan
pengetahuan kami. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, serta dapat membantu
meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi diri masing-masing.
Jhoni Raharjo
NIM.2016013006
vi
DAFTAR ISI
vii
3.3.1 Manajer Proyek (project manager) ................................................. 14
3.3.2 Manajer Lapangan (site manager) .................................................. 14
3.3.3 Supervisor ....................................................................................... 15
3.3.4 Bagian Administrasi ........................................................................ 15
3.3.5 Bagian Logistik dan Peralatan ........................................................ 15
3.3.6 Mandor ............................................................................................ 16
3.3.7 Tenaga Kerja ................................................................................... 16
3.3.8 Rencana Kerja ................................................................................. 16
3.4 Pengendalian dan Pengawasan Proyek ................................................... 17
3.4.1 Pengendalian Mutu (quality control) .............................................. 17
3.4.2 Pengendalian Biaya (budget control) .............................................. 18
3.4.3 Material atau Bahan ........................................................................ 18
3.4.4 Peralatan .......................................................................................... 18
3.4.5 Tenaga Kerja ................................................................................... 19
3.4.6 Pengendalian Waktu (time control) ................................................ 19
3.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ............................................. 19
BAB IV TINJAUAN KHUSUS .......................................................................... 23
4.1 Landasan Teori ....................................................................................... 23
BAB V METODE PELAKSANAAN ................................................................ 27
5.1. Peralatan dan Alat Berat ......................................................................... 27
5.2. Metode Galian ........................................................................................ 27
5.3. Proses Pelaksanaan Galian ..................................................................... 27
5.3.1. Tahapan Galian Pertama ................................................................. 28
5.3.2. Tahapan Galian Kedua .................................................................... 29
5.3.3. Tahapan Galian ketiga..................................................................... 30
5.3.4. Tahapan Galian Keempat ................................................................ 31
5.3.5. Tahapan Galian Kelima................................................................... 32
5.4. Permasalahan Proyek ............................................................................. 32
5.4.1. Faktor Cuaca ................................................................................... 33
viii
5.4.2. Permasalahan Teknis dalam Pelaksanaan ....................................... 33
5.5. Pemecahan Masalah ............................................................................... 34
5.5.1. Faktor Cuaca ................................................................................... 34
5.5.2. Kesalahan Teknis dalam Pelaksanaan ............................................. 34
BAB VI KESIMPULAN ..................................................................................... 35
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 35
6.2 Saran ....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Proyek ...................................................................................... 5
Gambar 3.1 Unsur-Unsur Pengelola Proyek ......................................................... 12
Gambar 3.2 Piramid Kecelakaan Kerja ................................................................. 20
Gambar 4.1 Penumpukan Galian Tanah yang Benar ............................................ 25
Gambar 4.2 Sistem Galian Pada Jenis Tanah........................................................ 25
Gambar 4.3 Pemasangan Tertutup ........................................................................ 26
Gambar 5.1 Pekerjaan Galian Tahap 1 ................................................................. 28
Gambar 5.2 Pekerjaan Galian Tahap 1 ................................................................. 29
Gambar 5.3 Tahapan Galian Tanah Metode Papan Catur..................................... 29
Gambar 5.4 Pekerjaan pilecap dan penulangan kolom ......................................... 30
Gambar 5.5 Rencana Galian Area 7 sampai 12 .................................................... 31
Gambar 5.6 Galian Tahap 4 Pembuatan Plat lantai .............................................. 31
Gambar 5.7 Galian pada area yang belum digali .................................................. 32
Gambar 5.8 Pengaruh Cuaca ................................................................................. 33
Gambar 5.9 Galian tidak sesuai prosedur ............................................................. 34
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek
Selama kurun waktu dua bulan, Kerja Praktek dilakukan dengan tujuan
antara lain:
1. Mengetahui pelaksanaan pekerjaan dilapangan khususnya dalam
laporan ini pekerjaan galian metode tanah papan catur.
2. Mengetahui dan mempelajari situasi dan kondisi yang ada dilokasi
proyek.
3. Mengetahui permasalahan yang ada dilapangan secara langsung
sehingga dapat mengerti solusi yang harus dilakukan
1. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan informasi aktual mengenai dunia kontruksi.
2. Bagi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Meningkatkan kerjasama antara Universitas sebagai lembaga
pendidikan dan industri kontruksi.
3. Bagi Industri Kontruksi (Tempat Kerja Praktek)
Dengan adanya Kerja Praktek, industri kontruksi akan mendapatkan
masukan-masukan yang dapat diterima di lapangan dan berguna untuk
industri kontruksi.
2
terjadi di lapangan. Misalnya pekerjaan pengecoran, pekerjaam uji
slump, pembuatan silinder beton, pekerjaan capping silinder beton,
pengujian silinder beton dan pengolahan data.
2. Wawancara pihak terkait
Dalam metode ini, penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak
yang ada dan berkompeten dalam menangani hal-hal tersebut.
3. Pengumpulan data-data proyek
Dalam metode ini penulis meminta data-data proyek yang berkaitan
dengan proyek tersebut seperti gambar arsitektur, gambar struktur, dan
data-data lainnya sebagai lampiran untuk memperjelas laporan Kerja
Praktek ini.
4. Pengambilan gambar-gambar dilapangan tentang pelaksanaan proyek.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
4
Gambar 2.1 Lokasi Proyek Mardliyah Islamic Center UGM
5
1) Struktur Bawah
Pondasi yang di gunakan adalah bore pile yang menggunakan pile
cap dimana pengecoran dilakukan di insitu (pengecoran di
tempat) dengan beton ready mix.
2) Struktur Atas
Terdiri dari kolom, Balok, Plat Lantai, Tangga, Ram, dan Rangka
Atap. Semua sistem tersebut kecuali rangka atap di gunakan
dengan mempergunakan sistem beton bertulang dan pelaksanaan
pengecoran dengan sistem insitu (pengecoran di tempat) dengan
beton ready mix.
6
BAB III
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
7
daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam
waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
8
Adapun beberapa permasalahan yang sering muncul pada tahap
perencanaan:
a. Tujuan dan sasaran proyek tidak bisa di setujui oleh semua pihak.
b. Tujuan proyek terlalu kaku sehingga kurang bisa mengakomodasi
perubahan-perubahan.
c. Tujuan tidak dapat di jabarkan kedalam bentuk yang dapat
dikuatirkan atau tidak terukur.
3.1.2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokkan dan pengaturan
berbagai kegiatan dalam rangka mencapai suatu tujuan, meliputi penugasan
orang dalam kegiatan serta menunjukkan hubungan kewenangan yang
dilimpahkan kepada masing-masing pelaksana pembangunan.
Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur-unsur pelaksanaan
pembangunan yang terdiri dari: pemberi tugas (owner), konsultan dan
pelaksana yang masing-masing mempunyai tugas, kewajiban, tanggung
jawab, dan wewenang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang telah di
tetapkan.
Keuntunga dari adanya organisasi dalam suatu proyek:
1. Pekerjaan dapat di laksanakan secara matang.
2. Pekerjaan yang tumpangtindih dapat di hindari dengan
dilaksanakannya pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai
keahlian.
3. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang
tersedia secara maksimal.
4. Mengendalikan schedule, budget, dan sumber daya proyek.
5. Mengurangi jumlah pekerjaan yang mungkin terlewati.
6. Melakukan standarisasi dan pekerjaan proyek yang terlewati.
3.1.3. Penjadwalan (schedulling)
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya, yaitu
menghubungkan antara tenaga kerja, uamg dan bahan yang digunakan di
proyek.
9
Tahap ini meliputi beberapa kegiatan seperti menetapkan jangka waktu
kegiatan proyek yang harus diselesaikan, tenaga kerja serta waktu yang harus
akan di habiskan oleh setiap aktivitas. Penjadwalan proyek ini sangat
berfungsi untuk memperkirakan waktu, biaya dan tenaga kerja yang akan di
gunakaan untuk pembangunan suatu kontruksi.
3.1.4. Pelaksanaan (actuating)
Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dalam
rangka mewujudkan bangunan yang akan di bangun. Kegiatan pelaksanaan
ini hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksanaan pekerjaan pembangunan
perlu diatur sehingga masing-masing dapat bekerja sesuai dengan bidangnya
dan selalu tunduk serta taat kepada peraturan serta ketentuan yang telah
disepakati bersama.
Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan antara lain:
1. Mengkoordinasi kegiatan.
2. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggungjawab.
3. Memberikan pengarahan dan penugasan.
3.1.5 Pengawasan (supervising)
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara
individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi.
Proses ini berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu guna
mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai prosedur yang di
tetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dalam kenyataannya, kegiatan ini dilakukan oleh pihak pelaksanaan
konstruksi dan pihak pemilik proyek. Pengawasan dilakukan oleh pelaksana
konstruksi bertujuan mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik
proyek. Sedangkan pengawasan oleh pemilik bertujuan untuk memperoleh
keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Parameter hasil pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam
spesifikasi.
10
3.1.6 Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi
kinerja dan langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan jika
sebelumnya telah ada kegiatan perencanaan, karena esensi pengendalian
adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah
terjadi. Pemantauan kegiatan yang telah terjadi di lapangan harus dilakukan
dari waktu ke waktu. Selanjutnya di lakukan perbandingan antara apa yang
seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi. Jika realisasi prestasi
kegiatan melebihi dari prestasi rencana, maka dapat dikatakan bahwa proyek
dalam keadaan lebih cepat. Akan tetapi, apabila terjadi hal sebaliknya, maka
dapat dikatakan bahwa proyek terlambat. Pengelola proyek konstruksi tentu
mengharapkan proyek selesai lebih cepat.
11
Pemilik Proyek
(owner)
Univesitas
Gadjah Mada
Struktur/Arsitek
PT. Wijaya Karya
(Persero) Tbk.
12
2. Memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap
persoalan perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.
3. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab langsung
secara konstruksi kepada owner.
3.2.3 Kontraktor Pelaksana
Pengertian dan kontraktor pelaksana itu sendiri adalah seseorang
atau badab hukum yang diberi kuasa untuk melaksanakan pembangunan
proyek di bawah persyaratan-persyaratan yang telah disepakati dalam
pekerjaan pembangunan.
Fungsi Kontraktor Pelaksana:
1. Melaksanakan konstrusi fisik pada tahap pelaksanaan.
2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggungjawab secara
kontraktual kepada pemilik proyek.
Tugas dan wewenang Kontraktor Pelaksana antara lain:
1. Melakukan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan
yang berlaku.
2. Menyusun rencana kerja dan syarat-syarat proyek.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan, dan prasarana kerja
yang memadai.
4. Membuat gambar akhir pelaksanaan.
5. Menjamin keamanan dan keselamatan pekerja.
6. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
13
3.3.1 Manajer Proyek (project manager)
Manajer Proyek atau Project Manager (PM) berkedudukan sebagai
penanggung jawab proyek. Tugas dan tanggung jawab manajer proyek adalah
sebagai berikut:
1. Mempersiapkan sistem quality dan analisis proyek dengan cara
package project.
2. Mengatur sistem pelaksanaan proyek.
3. Membuat master schedule dan memberikan penghargaan dalam
membuat time schedule detail, bulanan, mingguan, harian, dan
memonitor realisasinya serta menemukan langkah-langkah
yang harus diambil apabila terjadi kesalahan atau
penyimpangan.
4. Menjaga dan menjamin quality status dari proyek.
5. Mempersiapkan laporan-laporan progress dari setiap bagian.
6. Mengelola dana proyek seefisien mungkin dengan
mempertimbangkan faktor kelayakan teknis sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan oleh konsultan perencana.
14
7. Membantu PM dalam mempersiapkan contract package system.
3.3.3 Supervisor
Supervisor mempunyai tugas dan tanggungjawab antara lain:
1. Memberikan pengarahan kepada kontraktor di lapangan.
2. Memberikan bahan-bahan untuk laporan mingguan.
3. Mencatat kemajuan pekerjaan setiap hari.
4. Menyusub sample material yang dipersiapkan oleh kontraktor.
5. Melaksanakan test material sesuai dengan prosedur yang ada.
6. Mengawasi hasil pekerjaan kontraktor agar sesuai dengan
gambar dan spesifikasi yang ada.
3.3.4 Bagian Administrasi
Bagian administrasi proyek mengurusi masalah surat-surat keluar
dan masuk, seperti surat kontrak, perjanjian dan lain-lain. Bagian administrasi
proyek mempunyai fungsi, tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1. Memberikan laporan dan tanggungjawab kepada Manajer Proyek
tentang masalah administrasi proyek
2. Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up dan in-voice ke
pemilik proyek.
3. Bekerjasama dengan engineer didalam mempersiapkan paket-
paket pekerjaan.
4. Mempersiapkan surat perjanjian atau kontrak kerja kepada
masing-masing kontraktor atau spesialis.
5. Memeriksa kelengkapan administrasi invoice kontraktor sebelum
disetujui oleh Manajer Proyek.
6. Mengadakan koordinasi kerja dengan masing-masing site
manager.
3.3.5 Bagian Logistik dan Peralatan
Logistik adalah orang yang bertanggung jawab atas bahan dan
peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Adapun tugas dan
wewenang bagian logistik adalah:
15
1. Bersama site manager membuat jadwal pengadaan bahan dan
peralatan proyek yang di butuhkan.
2. Memberi informasi mengenai harga bahan bangunan dan harga
sewa peralatan yang di butuhkan.
3. Menyelenggarakan administrasi pemesanan, pengiriman dan
pergudangan tentang penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian
bahan.
3.3.6 Mandor
Mandor adalah orang yang di tunjuk oleh pelaksana untuk mengatur
dan mengkoordinasi tenaga kerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketrampilan dan keahlian masing-masing.
3.3.7 Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah orang yang menjalankan tugas dan
melaksanakan pekerjaan di lapangan secara langsung dari waktu yang telah di
tentukan dengan mendapatkan upah yang diterima setiap hari, mingguan,
maupun bulanan.
3.3.8 Rencana Kerja
Rencana kerja adalah gambaran tentang kejadian yang akan
berlangsung di proyek dari awal sampai akhir proyek. Adanya rencana kerja,
pengendalian proyek lebih mudah dan berjalan lancar. Kesinambungan
kegiatan pekerjaan dapat diatur sehingga tidak ada kegiatan yang bersamaan
dalam satu tempat dan dalam satu waktu yang sama. Dengan perencanaan
kerja, pengawasan dapat berjalan dengan baik sehingga apabila terjadi
penyimpangan pekerjaan dapat dengan mudah diketahui dan dapat dicari
penyelesaiannya.
Dalam pembuatan rencana kerja, faktor-faktor penghambat yang
perlu di perhatikan antara lain:
1. Keadaan cuaca yang tidak mengizinkan untuk meneruskan
pekerjaan.
2. Lokasi proyek yang sempit sehingga mobilitas material bahan
bangunan terhambat.
16
3. Keterlambatan penyediaan bahan material.
17
Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor dan
pengawas. Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan melalui tim-
tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi kontraktor. Setiap
tim melakukan pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan wewenangnya
masing-masing.
3.4.2 Pengendalian Biaya (budget control)
Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang
dikeluarkan pada proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang
telah direncanakan.
3.4.3 Material atau Bahan
Dalam pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkin dan
diusahakan tidak terjadi pembuangan material secara berlebihan. Hal tersebut
dapat dicapai dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan
digunakan. Pengadaan bahan dilokasi proyek harus sesuai dengan
kepentingannya. Jadwal kedatangan material berdasarkan volume kegiatan
yang dapat dihitung dari jumlah dan jenis material yang di perlukan sehingga
tidak terjadi pemuatan material secara percuma, misalnya: pasir atau kerikil
yang datang diperiksa oleh pengawas apakah volume material tersebut sesuai
dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan cara mengukur bak truk
dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di dalamanya. Pengendalian
material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang dihasilkan apakah
sesuai dengan syarat pekerjaan dalam kontrak kerja.
3.4.4 Peralatan
Perencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai
sangat diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan
kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada
biaya operasiyang akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan di proyek ini
telah sesuai dengan jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan.
Jika terdapat keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini
disebabkan adanya masalah teknis.
18
3.4.5 Tenaga Kerja
Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan
dengan volume pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai
kondisi yang optimal antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pada proyek yang ditinjau dapat diamati
jumlah tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan pekerjaan.
3.4.6 Pengendalian Waktu (time control)
Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol
agar pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang
didalamnya dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan
kritis dalam suatu kerangka target waktu. Pada lintasan krisis tidak boleh
terjadi keterlambatan waktu karena akan mempengaruhi umur proyek.
Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan dititik beratkan pada upaya
penyelesaian proyek dalam waktu yang ditetapkan. Pengendalian waktu
sangat penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan proyek.
19
3) Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih
dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan dan kebakaran.
4) Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan 100 orang tetapi
mengunakan bahan,proses dan instalasi yang memiliki resiko besar.
3. Tujuan K3
1) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain ditempat kerja.
2) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman, dan
efisien.
3) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
4. Insiden K3
1) Insiden adalah suatu kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan
dimana cidera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan
(kematian) dapat terjadi .
2) Kecelakaan Kerja adalah insiden yang menyebabkan cedera,
penyakit akibat kerja ataupun kefatalan.
3) Nearmiss (Hampir celaka) adalah insiden yang tidak menyebabkan
cidera, penyakit akibat kerja ataupun kefatalan.
20
5. Upaya Pencegahan Kecelakaan
1) Identifikasi dan pengendalian bahaya di tempat kerja seperti
pemantauan kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman.
2) Pembinaan dan pengawasan seperti pelatihan dan pendidikan,
konseling dan konsultan, dan pengembangan sumber daya.
6. Alat-alat K3
1) Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai
kepala secara langsung.
2) Sabuk Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan atat transportasi
ataupun peralatan yang lain serupa.
3) Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek
ataupun berlumpur. Kebanyakan dilapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia
dan lain-lain.
4) Sepatu Pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari
karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia dan lain-lain.
5) Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangga pada saat bekerja ditempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cidera tangan.
6) Tali Pengaman(safety harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
7) Penutup Telingan (ear plug/ear muff)
Berfungsi sebagai pelindung telingan pada saat bekerja ditempat yang
biding.
21
8) Kaca Mata Pengaman (safety glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
9) Masker (respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di trmpat
dengan kualitas udara yang buruk (misalnya berdebu, dan beracun).
10) Pelindung Wajah (face shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat
bekerja (misalnya pekerjaan menggerinda).
11) Jas Hujan (rain coat)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal saat bekerja
(misal bekerja pada waktu hujan).
22
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS (METODE GALIAN)
23
3) Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa
batas tanah pemilik. Jika tanah berbatasan dengan pemilik lain maka
terlebih dahulu dilakukan pembicaraan apakah galian tanah dapat dibuang
sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak bisa dilakukan maka harus
dilakukan pengaturan posisi pembuangan supaya dapat dihindari
terjadinya longsoran tanah.
4) Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah
supaya tetap tersedia lokasi penempatan material dan peralatan
pengecoran. Pengawas dan pelaksana memeriksa sistim penumpukan
tanah galian pondasi dan memastikan sistem penumpukan tersebut tidak
menghambat proses pengecoran.
5) Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya
memeriksa dimensi dan elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan
gambar ). Pelaksana harus membuat papan bowplank yang kuat untuk
membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan digali. Pemberian
benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya tidak
menganggu pekerjaan galian.
6) Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan
penumpukan tanah. Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi
dekat galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah masuk kembali ke
dalam galian pondasi .
24
Gambar 4.1 Penumpukan Galian Tanah yang Benar
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga
sementara, disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke
dalam penggalian.
8) Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah
dimana koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak,
jika koefisien runtuhan tanah besar maka sisi galian miring .
25
dibuat lebih besar dari ukuran dimensi tapak. Lakukan penambahan
cerucuk sebagai turap. Tujuannya supaya tekanan lumpur akan berkurang
ke bekisting.
10) Untuk galian pondasi kedalaman lebih dari 1 m dimana jenis tanah adalah
tanah runtuhan, pengawas memerintahkan pelaksana segera melakukan
pemasangan struktur penahan tanah (turap).
26
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN GALIAN TANAH
27
Kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif dan efisien
terutama dalam proyek pelaksanaan pekerjaan galian tanah.
Ada 5 tahap yang direncanakan dalam metode galian pada proyek ini,
dalam setiap tahap ada dua jenis penggalian yaitu,
1. Galian Basement dengan elevasi -3.80
2. Galian Pilecap dengan elevasi bermacam-macam sesuai jenisnya
28
Setelah pengukuran, dilakukan Galian dengan Excavator besar, dimulai
dari Area Tower Crane lalu berpindah ke zona 1 dan seterusnya sampai zona 3.
Tahap ini berlangsung selama 2 hari.
29
Ditahap ini juga dilakukan pekerjaan galian pilecap pada area tower
crane menggunakan excavator kecil, lalu dilakukan pembobokan pada bagian
beton borepile hingga tersisa tulangan besinya yang nantinya akan di jadikan
sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile cap. Pembobokan ini
dilakukan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
Setelah pembobokan diarea tower crane selesai dilanjutkan dengan 2
tindakan pengerjaaan yaitu galian pilecap pada area yang sudah digali seperti
di zona 1 sampai 3 dan pengecoran pilecap pada area tower crane. Galian
pilecap yang dilakukan di Zona 1sampai tiga diikuti pembobokan borepile
setiap setelah selesai galian pilecap dari satu titik ke titik lain. Tahap ini
dikerjakan dalam durasi waktu 4 hari.
5.3.3. Tahapan Galian ketiga
Tahap ketiga adalah pembuatan pilecap pada tanah yang sudah digali
termasuk penulangan dan pengecoran sesuai jenis dan bentuk pilecap yang
sudah ditentukan dalam rencana pekerjaan pilecap. Setelah pilecap terbentuk
dibeberapa titik maka dihubungkan dengan pembuatan tie beam sesuai
dengan dimensi yang ditentukan, Penulangan kolom juga dilakukan pada
pilecap yang telah selesai dicor.
30
Gambar 5.5 Rencana Galian Area 7 sampai 12
5.3.4. Tahapan Galian Keempat
Pengecoran plat lantai pada tanah yang telah digali, dimulai dari area
ujung yang pengerjaan pilecapnya sudah selesai sampai ke ujung zona 3.
Pengerjaan galian pada area 13 sampai 15 dilakukan pada tahap ke lima
setelah pengecoran plat selesai. Hal ini dilakukan agar excavator mempunyai
jalan dan ruang untuk melakukan galian. Tahapan ini memerlukan waktu 3
hari.
31
5.3.5. Tahapan Galian Kelima
Padat tahapan yang terakhir adalah pengerjaan galian pada area yang
belum digali yaitu area nmor 13 sampai 15 setelah dilakukan galian sampai
elevasi -3.80 lalu dilakukan galian pilecap pada titik yang telah direncanakan.
Dilanjutkan dengan pengerjaan penulangan pilecap, pengecoran, sampai
penulangan kolom dan pengecoran plat lantai. Tahapan ini memerlukan
waktu 5 hari karena pengerjaan yang luas dan lebih banyak dari pada
sebelumnya.
32
5.4.1. Faktor Cuaca
Cuaca adalah suatu kondisi alam yang tidak dapat di tebak kapan
akan berubah. Cuaca buruk dapat terjadi kapan pun juga tidak terkecuali saat
proses konstruksi dilakukan. Akan tetapi dengan terjadinya cuaca buruk
maka ada beberapa masalah yang datang seperti:
1. Pembangunan suatu konstruksi harus di berhentikan sejenak.
2. Bisa terjadi longsor pada daerah yang belum digali.
3. Waktu pengerjaan lebih lama dari rencana.
33
Gambar 5.9 Galian tidak sesuai prosedur
34
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktik di Proyek Masjid Mardliyah Islamic Center UGM,
bahwa pekerjaan berlangsung dengan baik. Hal lain yang penulis dapatkan adalah
banyak masukan dan pengalaman ataupun pengetahuan yang baru bagi penulis.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
6.2 Saran
Berdasarkan pengamatan sudah baik akan tetapi karena ditemukannya
beberapa masalah maka penulis memberikan beberapa saran:
1. Pekerjaan harus dilakukan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.
2. Komunikasi antar pekerja harus terjaga agar tidak terjadi kesalaan
paham dan semacamnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Fifin Susilowati. 2018. Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap
Pada Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Laporan Kerja Praktek. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
36