LAPORAN SKRIPSI
Oleh
i
KAJIAN PENENTUAN NILAI LENDUTAN DARI DATA ROTASI
UJI TILTMETER PADA JEMBATAN PCI GIRDER
SKRIPSI
Oleh
ii
KAJIAN PENENTUAN NILAI LENDUTAN DARI DATA ROTASI
UJI TILTMETER PADA JEMBATAN PCI GIRDER
LAPORAN SKRIPSI
Disusun oleh:
Andreas Pranoto
2001606415
Disetujui oleh:
iii
HALAMAN PERNYATAAN DEWAN PENGUJI
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LAPORAN SKRIPSI
Andreas Pranoto
2001606415
v
Halaman Pernyataan Persetujuan PublikasiiInternasional
Telah dijadikan sebagai Tugas Akhir/Skripsi pada Program Studi di Universitas Bina
Nusantara dan telah diuji pada semester Ganjil tahun 2019/2020 disetujui untuk
dielaborasi dan diajukan bersama-sama sebagai publikasi internasional dengan
ketentuan:
Para penulis di atas sekaligus merupakan pemegang hak cipta atas publikasi
internasional tersebut.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
vi
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
__________________________________________________________________
Civil Engineering Program
Civil Engineering Study Program
Faculty of Engineering
Skripsi Sarjana Strata I
Semester Ganjil 2020/2021
ABSTRACT
A bridge is an infrastructure that experiences dynamic and repetitive load for a long period oftime,so
it is necessary to monitor the condition of the bridge structure to ensure that the bridgeis alwaysin a
proper condition. This study aims to obtain an equation model with multiple regression analysis
methods between the deflection value and the rotation value of the PCI girderbridgeusing a tiltmeter
in the Serang - Panimbang project case study. The results obtained theSAP2000 output deflection value
of two-dimensional (2D) analysis using two-dimensional (2D) equationswith three-dimensional (3D)
analysis of rotation data are the highest with an average percentage difference of 174%,besidesthat
the relationship between deflection and rotation on the three-dimension bridge(3D) isthehighest with
an R2 value of 0.998, and the value deflection ( ) can be found based on the valueofrotation ( )oon
the tiltmeter test instrument using the equations that have been obtained, where t wo-dimension
equations can be used using three-dimension data, and vice versa.
Keywords : PCI Girder Bridge, 2D Model, 3D Model, SAP2000, Rotation Value, Deflection Value,
Tiltmeter, Multiple Linear Regression Equation.
ABSTRAK
Jembatan merupakan infrastruktur yang mengalami beban dinamisdan berulang dalamjangka waktu
yang panjang, sehingga perlu dilakukan upaya pemantauan kondisi struktur jembatan untuk
memastikan bahwa jembatan selalu berada dalam kondisi laya k. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan model persamaan dengan metode analisa regresi berganda antara nilai defleksi terhadap
nilai rotasi pada jembatan PCI girder menggunakan alat tiltmeter pada studi kasus proyek Serang
Panimbang. Hasil yang didapat yaitu hasil output SAP2000 nilai defleksi analisisdua dimensi (2D)
menggunakan persamaan dua dimensi (2D) dengan data rotasi analisa tiga dimensi (3D) adalah yang
tertinggi dengan nilai rata – rata selisih presentase sebesar 174%, selain itu hubungan antara defleksi
dan rotasi pada jembatan tiga dimensi (3D) adalah yang tertinggi dengan nilai R2sebesar0.998,dan
nilai defleksi ( ) dapat dicari berdasarkan nilai rotasi ( ) pada alat uji tiltmeter menggunakan
persamaan yang sudah didapatkan, dimana persamaan dua dimensi dapat digunakan menggunakan
data tiga dimensi, begitupun sebaliknya.
Kata kunci : Jembatan PCI Girder, Model 2D, Model 3D, SAP2000, Nilai Rotasi, Nilai Defleksi,
Tiltmeter, Persamaan Regresi Linear Berganda.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa karena rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk lulus program Sarjana Teknik Jurusan
Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara. Penyusunan skripsi ini didasarkan pada hasil
wawancara dan proses pengumpulan data-data yang diperoleh penulis pada proyek
pembangunan ini.
Penyusunan skripsi ini merupakan syarat penulis sekaligus menyampaikan
terima kasih, khususnya kepada::
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., selaku Rektor Universitas Bina
Nusantara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat
penulisan laporan skripsi;
2. Bapak Dr. Ir. John Fredy Bobby Saragih, M,Si., selaku Dekan Fakultas Teknik;
3. Bapak Dr. Ir. Oki Setyandito, S.T, M.Eng, selaku Ketua Program Studi Sarjana
I Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara;
4. Bapak Ir. Made Suangga, M.T., D.Eng. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, serta bantuannya dalam berbagai hal hingga selesainya
penulisan laporan skripsi;
5. Kedua orang tua penulis;
6. Kepada orang – orang yang menyayangi dan mencintai saya;
7. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil Angkatan 2016.
Semoga skripsi ini sudah memenuhi setiap persyaratan dan dapat disetujui dan
berguna bagi lingkungan, sehingga dapat menambah wawasan bagi setiap pembaca.
Akhir kata, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari setiap pembaca, untuk
meningkatkan kualitas skripsi ini.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN DEWAN PENGUJI................................................. iv
Halaman Pernyataan Persetujuan PublikasiiInternasional ........................................ vi
ABSTRAK........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
ix
2.4.3 Uji Beban dengan Metode Terintegritas. ...........................................18
x
4.2.2 Penentuan Lebar Efektif Pelat Lantai ................................................ 51
4.2.3 Perhitungan Defleksi dan Rotasi Dua Dimensi (2D) Jembatan ........... 52
4.2.6 Presentase Hasil Persamaan Regresi Dua Dimensi (2D) Jembatan ..... 57
4.3.2 Perhitungan Defleksi dan Rotasi Tiga Dimensi (3D) Jembatan .......... 63
4.4 Hasil Defleksi Menggunakan Persamaan Tiga Dimensi Dengan Data Rotasi
Dua Dimensi ............................................................................................. 72
4.5 Hasil Defleksi Menggunakan Persamaan Dua Dimensi Dengan Data Rotasi
Tiga Dimensi............................................................................................. 74
5.2 Saran......................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 82
LAMPIRAN 1...................................................................................................... 83
LAMPIRAN 2...................................................................................................... 97
LAMPIRAN 3.................................................................................................... 107
xi
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 4.17 Ilustrasi Jalur Kendaraan Memanjang................................................64
Gambar 4.18 Ilustrasi Truk Melintang ...................................................................64
Gambar 4.19 Input Pembebanan Truk “T” 500 kN pada SAP2000..........................65
Gambar 4.20 Desain 3D ........................................................................................65
Gambar 4.21 Desain 3D Deformed Shape PB 25 ...................................................66
Gambar 4.22 Desain 3D Deformed Shape PB 25 ...................................................66
Gambar 4.23 Nilai Momen dan Gaya Geser Pada Output SAP ...............................76
Gambar 4.24 Sketsa Permodelan Perhitungan Manual ............................................77
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Berat Jenis (Material) ............................................................................ 12
Tabel 2.2 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana ......................................................... 15
Tabel 2.3 Faktor Distribusi untuk Beban Truk ....................................................... 16
Tabel 2.4 Kalkulasi Deformasi Ujung Balok Akibat Beban Luar ............................ 25
Tabel 2.5 Perbandingan Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................ 31
Tabel 4.1 Data Jembatan ....................................................................................... 45
Tabel 4.2 Dimensi Balok Prestress ........................................................................ 46
Tabel 4.3 Beton Girder Prategang ......................................................................... 46
Tabel 4.4 Beton Slab Lantai Jembatan ................................................................... 47
Tabel 4.5 Penempatan Posisi Pembebanan Untuk 2D Jembatan .............................. 49
Tabel 4.6 Penentuan Lebar Efektif Pelat Lantai ..................................................... 52
Tabel 4.7 Hasil Defleksi dan Rotasi pada Analisa Dua Dimensi (2D) Jembatan ...... 54
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Bergandaa dua (2D) Jembatan .......................... 56
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Dua Dimensi (2D) Jembatan................. 56
Tabel 4.10 Pengecekan Hasil Persamaan Regresi Dua Dimensi (2D) Jembatan ....... 57
Tabel 4.11 Penempatan Posisi Pembebanan Truk Untuk 3D Jembatan.................... 60
Tabel 4.12 Hasil Defleksi dan Rotasi pada Analisa Tiga Dimensi (3D) Jembatan.... 66
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Tiga Dimensi (3D) Jembatan........... 68
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tiga Dimensi (3D) Jembatan .............. 69
Tabel 4.15 Pengecekan Hasil Persamaan Regresi Tiga Dimensi (3D) Jembatan ...... 70
Tabel 4.16 Hasil Defleksi Persamaan Tiga Dimensi Menggunakan Data................. 72
Tabel 4.17 Hasil Defleksi Persamaan Dua Dimensi Menggunakan Data ................. 74
Tabel 4.18 Perbandingan Output SAP dan Perhitungan Manual.............................. 78
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
implementasi sistem pemantauan struktur jangka panjang pada jembatan telah banyak
dilaporkan oleh peneliti. Pada beberapa tahun terakhir tilitmeter (disebut juga
inclinometer) banyak dimanfaatkan untuk pemantauan kontruksi, penguji struktur
serta pemantauan kinerja jangka panjang jembatan dengan mengedepankan metode
sederhana dengan biaya yang terjangkau. (Ozakgul dkk., 2009).
Defleksi dan rotasi yang berlangsung pada struktur jembatan adalah sesuatu hal
yang perlu dikontrol dengan baik. Berdasarkan berbagai peraturan nasional, untuk
membatasi defleksi yang dapat berpengaruh pada kemampuan dan kekuatan fungsi
struktur jembatan batang beton struktural pada jembatan perlu didesain supaya
memiliki kekakuan yang cukup (Souza dkk, 2013).
Metode pengukuran defleksi jembatan dengan menggunakan data rotasi dari
tiltmeter (inclinometer) dinilai cukup menjanjikan, praktis, murah dan sederhana untuk
mengukur defleksi statis dan dinamis dari bentang jembatan di bawah beban, bahkan
untuk bentang jembatan yang melintasi ketinggian. Metode ini tidak memerlukan
posisi pengamatan tetap karena tiltmeter dipasang di jembatan secara langsung yang
sangat meningkatkan efisiensi pengukuran. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa
metode rotasi adalah metode potensial untuk mengukur defleksi jembatan, sehingga
tiltmeter memiliki nilai aplikasi teknik yang signifikan dan masa depan yang
menjanjikan dengan hasil pendekatan (Hou dkk., 2005).
2.1 Umum
Jembatan ialah infrastruktur terpenting bagi manusia. Pada tahun 2650 SM, Raja
Manes dari Mesir membangun jembatan pertama di sungai Nil dan pada tahun 556 SM,
Raja Alexander dari Cyprus membangun jembatan terapung yang tersusun dari
sejumlah perahu dalam membagi tentara pada masa perang, sedangkanpada tahun 738
SM, Ratu Semiwaris dari Babilonia membangun jembatan kayu di sungai Efhrat yang
disusun oleh Diodrons Sirculus. Oleh sebab itu pada jaman dulu kala itu jembatan dalam
menyebrangi suatu kolam kecil dengan menggunakan batang pohon atau kayu balok
yang kuat dan besar.
Perkembangan jembatan yang semakin maju menghasilkan alternatif baru
seperti penggunaan material batu maupun kayu yang dipadukan dengan baja ataupun
besi. Pembangunan jembatan beton pertama terjadi di Inggris di sungai Sevenr pada
tahun 1776, dan pembangunan dengan material baja pada jembatan gelagar pada tahun
1824 di Dublinn Drogheda.
kategori, umumnya minimum umur jembatan mencapai 50 tahun hingga ratusan tahun.
Selain faktor kekuatan dan kemampuan untuk melayani beban lalu lintas, faktor
pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan.
Ada sejumlah jenis yang berbeda dari jembatan gelagar, dari segi akses jenis
tiang penyokong yang terletak pada tengah bentang maupun dari transportasi kepada
lapangan, jembatan gelagar merupakan jembatan yang dibangun dari balok-balok yang
ditempatkan pada abutment dan tiang jembatan (pier). Umumnya penentuan pemilihan
jembatan yang digunakan tergantung pada pertimbangan ekonomi serta faktor dari
kondisi area kontruksi. Berdirinya dek jembatan untuk proses lalu lintasnya dilakukan
pada lantai dasar yang terletak diatas balok penopang.
penyebab tekanan internal beton. Oleh karena itu, sistem praktis mengandalkan
retakan yang terjadi antara baja dan batang baja di sekitarnya. Hal terpenting
ialah setiap tendon harus terhubung di sepanjang tubuh. Setelah beton mengeras,
untaian baja dilepaskan dan gaya dipindahkan ke beton dengan pretensi dan
prategang. Adapun salah satu ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut
ini:
non komposit dapat dilihat dari balok baja dan pelat beton. Pada dasarnya profil baja
yang umum digunakan adalah profil baja I.
diakibatkan oleh aliran dan arus air, tekanan tanah, benturan, gaya pengereman, beban
seismik, dll sebagai fondasi yang tersalurkan ke tanah, jenis-jenis struktur pada bawah
jembatan biasanya meliputi:
a. Pilar
Pilar yang berupa dinding, kolom atau portal;
Kepala Pilar (pilar head);
Poer (Pile cap);
Tumpuan (bearing);
Pondasi.
b. Abutment
Dinding sayap (Wing wall);
Dinding belakang (Back wall);
Dinding penahan (Longitudinal stopper);
Tumpuan (bearing);
Pelat injak (Approach slab);
Poer (Pile cap);
Pondasi.
dinding penahan dan berikut merupakan kumpulan jenis berat yang terdapat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.1 Berat Jenis (Material)
b. Beban Truck T yaitu muatan truk yang mengacu pada berat dengan tiga as yang
dicantumkan untuk setiap bagian, dan digunakan untuk menganilisis pelat jalan.
Beberapa ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan gambar 2.6 seperti gambar
berikut:
adapun macam-macam jumlah jalur lalu lintas rencana dapat dilihat pada tabel
2.2 berikut ini:
Tabel 2.2 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana
Beban truck di segmen jembatan adalah bobot yang dipikul secara dinamis oleh
rangka jembatan. Tabel 2.3 berikut mencantumkan koefisien distribusi pemuatan
truk yang diantaranya:
16
pada metode ini dapat digunakan sebagai proses verifikasi kualitas pemeliharaan
jembatan.
2.5.1.1 Tiltmeter
Tiltmeter digunakan untuk mengukur rotasi (kemiringan) dari bidang yang
terdapat di jembatan seperti pier, retaining wall, abutment, pelat lantai, dan tiltmeter
juga dapat digunakan untuk mengukur kemiringan pondasi. Desain tiltmeter mencakup
inti detektor sudut (C) yang diturunkan dari torsi lentur. Sensor daripada uji tiltmeter
adalah dengan menerima frekuensi yang sensitif terhadap perubahan kemiringan
horizontal dan vertikal. Tiltmeter biasa digunakan untuk pengukuran defleksi dengan
memanfaatkan data lain untuk mengukur defleksi yaitu dengan data rotasi (putaran
20
sudut). Berikut merupakan salah satu ilustrasi bentuk sesuai daripada Gambar 2.7
dibawah ini:
Rakitan pada elemen sensor yang ditanggguhkan (A) akan pindah ke tiltmeter
karena beban yang menyebabkan putaran. Metode pemasangan tiltmeter dilakukan
dengan menggunakan resin epoksi untuk memasang sensor pada jarak tertentu dari
jembatan. Hasil pergerakan komponen tersebut dideteksi oleh komponen sensor (B),
lalu dihasilkan sinyal satu arah. Sinyal satu arah diterima oleh generator torsi, dan
kemudian sensor torsi menggerakan unit sensor yang ditangguhkan melawan arah
gravitasi untuk mengembalikannya ke posisi awal, lalu sinyal tegangan menciptakan
nilai rotasi berlawanan arah waktu. Saat getaran terjadi oleh beban truk yang melintasi
jembatan, maka tegangan yang dihasilkan oleh sensor akan diubah menjadi data digital
berupa notepad dan dimasukan ke komputer untuk di kalibrasi derajat.
2.6.2 Deformasi
Perubahan bentuk atau deformasi pada balok disebabkan oleh sejumlah faktor,
antara lain akibat dari beban eksternal (seperti beban seragam, tengah, segitiga dan
lainnya). Perpindahan relatif momen di salah satu depan balok terdapat ujung balok
yang berbeda.
𝑃 𝐿3 𝑃 𝐿3
𝐴 = 𝐵 =
16𝐸𝐼 16𝐸𝐼
𝑃 . 𝑏( 𝐿2 − 𝑏 2 ) 𝑃 . 𝑎( 𝐿2 − 𝑎 2 )
𝐴 = 𝐵 =
16𝐸𝐼𝐿 16𝐸𝐼𝐿
𝑞 𝐿3 𝑞 𝐿3
𝐴 = 𝐵 =
24𝐸𝐼 24𝐸𝐼
9𝑞 𝐿3 7𝑞 𝐿3
𝐴 = 𝐵 =
384𝐸𝐼 384𝐸𝐼
𝑀𝐿
𝐴 = 0 𝐵 = −
4𝐸𝐼
𝑀𝐿 𝑀𝐿
𝐴 = 𝐵 = −
3𝐸𝐼 6𝐸𝐼
8𝑞 𝐿3 7𝑞 𝐿3
𝐴 = 𝐵 =
360𝐸𝐼 360𝐸𝐼
Analisa regresi adalah teknik analisis data dalam bentuk statistik, biasanya
digunakan untuk mempelajari hubungan antara beberapa variabel dan variabel prediksi.
Untuk mendapatkan model regresi linier sederhana dan model regresi linier berganda
dapat digunakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi parameter
model regresi berganda adalah ordinary least squares (OLS) dan metode maximum
likelihood (Estimasi kemungkinan maksimum/ MLE). Saat menggunakan analisis
regresi untuk menguji hubungan antara beberapa variabel, pertama-tama peneliti
menentukan variabel yang disebut variabel dependen dan satu atau lebih variabel
independen.
Penelitian ini melibatkan analisis untuk membentuk persamaan yang mewakili
serangkaian data yang menunjukan korelasi antar data. Metode yang digunakan untuk
membentuk persamaan adalah regresi berganda.
memiliki nilai koefisien regresi yang dijelaskan dalam persamaan regresi yang
dimasukkan ke dalam model.
Dalam melakukan uji signifikansi harga koefisein regresi masing-masing
variabel independen yang diolah menggunakan SPSS pada dasarnya dapat digunakan
dengan cara yaitu:
a. Menggunakan Signifikan t apabila signifikan alpha < t hitung yang ditetapkan
dinyatakan tidak signifikan, sehingga disimpulkan secara signifikan tidak ada
pengaruh variabel Xk, terhadap Y.
b. Menggunakan Harga Koefisien t apabila t tabel > t hitung dinyatakan
signifikan, dapat disimpulkan bahwa secara signifikan tidak ada perubahan
variabel Xk terhadap variabel Y;
Pemilihan model regresi yang tepat dipengaruhi oleh jumlah data yang tersedia.
Data untuk regresi terdiri dari dua jenis, yaitu observasional dan eksperimental. Dalam
penelitian ini, data regresi masuk dalam katagori experimental dihasilkan oleh
eksperimen yang dirancang dimana nilai-nilai variabel independen (bebas) ditetapkan
terlebih dahulu (dikendalikan) sebelum nilai y diamati.
2.8 Roadmad Penelitian
Berikut ini adalah penelitian yang relavan dengan topik skripsi dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini:
Tabel 2.5 Perbandingan Hasil Penelitian Sebelumnya
Nama Peneliti
Sousa, H., &
Hou, X., & Ozakgul, K., & Zhao, H., & Cavadasa, F., &
Sutresman, O.S., &
Yang, X., & Caglayan, O., & Lu, C., & Liu, W., Henriquesa, A., & Penelitian Ini
Tjandinegara, T.
Huang, Q. Uzgider, E. & Zhang, Y. Bentob, J., & (2020)
Indikator (2012)
(2005) (2009) (2012) Figueirasa, J.
Penelitian (2013)
Experimental Estimating Kajian Penentuan Nilai
Bridge Deflection
Using Inclimeters to Deflection of a Simple Lendutan Dari Data
Load Testing of Bridges Evaluation Using Strain
Judul Measure Bridge Beam Bridge Model Rotasi Uji Tiltmeter
Using Tiltmeter and Rotation
Deflection Using Gruting Eddy Pada Jembatan PCI
Measurement
Current Sensor Girder
Lokasi Tiongkok Amerika Serikat Tiongkok Makassar, Indonesia Portugal Serang, Indonesia
Nilai defleksi balok dua
tumpuan (simple plan)
Parameter Nilai rotasi dan defleksi Nilai defleksi Nilai defleksi Nilai rotasi dan defleksi Nilai rotasi dan defleksi
dan tiga tumpuan
(continous plan)
Data Gambar teknik dan Gambar teknik dan Gambar teknik dan Gambar teknik dan Gambar teknik dan Gambar teknik dan
Sekunder spesifikasi jembatan spesifikasi jembatan spesifikasi jembatan spesifikasi jembatan spesifikasi jembatan spesifikasi jembatan
32
Pengambilan
Laboratorium Melakukan survei Melakukan survei Melakukan survei Melakukan survei Melakukan survei
Data
Alat dial indicator dan
Alat tiltmeter dan loading hunger pada
Alat inclinometer unutk
deflection meter dengan balok segiempat, metode Dua jembatan yang
selanjutnya di beri beban
skema tiga beban integritas ganta untuk dipasang tiltmeter dan
Alat inclinometer dan kendaraan dengan 4 Alat tiltmeter pada
Metode kendaraan, analisis teoritis, metode deflection meter untuk
micrometer model menggunakan jembatan pci girder
Metoda finite element 3 pengujian defleksi baja selanjutnya diberi beban
metode grating eddy
dimensi menggunakan karbon St.37 secara kendaraan
current sensor
software tertentu langsung untuk analisis
secara eksperimental.
Grafik - - - -
Data rotasi dari tiltmeter Defleksi yang dihitung Estimasi penggunaan Hasil defleksi yang Pada bentang tengah
Hasil (inclinometer) layak melalui program metode GECS sudah diperoleh secara jembatan diperoleh -
digunakan untuk computer (CM), kurva efektif dan menawarkan eksperimental lebih selisih nilai defleksi
33
menghitung defleksi Cubic Spline (CS) dan cara yang handal untuk besarnya dari nilai yang maksimum sebesar 4,5
dengan penyimpangan perhitungan finite mengestimasi defleksi diperoleh dari teoritis % ,kruva polinomial
maksimum sebesar 4,39 difference memberikan jembatan terutama untuk dengan presentase merupakan kurva orde 6
% untuk balok dua hasil yang tidak berbeda pemantauan jangka kesalahan maksimum dan bentang tengah
bentang dan jauh. panjang. 5% disebabkan dengan dipasang peralatan
penyimpangan 6,21% adanya perbedaan dengan jumlah banyak;
untuk balok tiga bentang. Pada bagian yang
berdekatan dengan
tumpuan, hasil defleksi
dari kurva polinom tidak
memberikan hasil
memuaskan akibat
adanya variasi inersia
penampang. Hasil yang
lebih baik ternyata
diperoleh dari analisis
numerik.
(Sumber: Penelitian Dari Jurnal)
Hou dkk, (2005). Using Inclimeters to Measure Bridge Deflection. Dengan
pengambilan data dari laboratorium pada salah satu jembatan di Tiongkok, hasil yang
didapatkan bahwa data rotasi dari tiltmeter (inclinometer) layak digunakan untuk
menghitung defleksi dengan penyimpangan maksimum sebesar 4,39 % untuk balok dua
bentang dan penyimpangan 6,21% untuk balok tiga bentang.
Ozakgul dkk, (2009). Load Testing of Bridges Using Tiltmeter. Dengan
pengambilan data dari pelaksanaan survey lapangan pada salah satu jembatan di
Amerika Serikat, hasil yang didapatkan bahwa defleksi yang dihitung melalui program
computer (CM), kurva Cubic Spline (CS) dan perhitungan finite difference memberikan
hasil yang tidak berbeda jauh.
Zhao dkk, (2012). Experimental Estimating Deflection of a Simple Beam Bridge
Model Using Grating Eddy Current Sensor.. Dengan pengambilan data dari pelaksanaan
survey lapangan pada salah satu jembatan di Tiongkok, hasil yang didapatkan bahwa
estimasi penggunaan metode GECS sudah efektif dan menawarkan cara yang handal
untuk mengestimasi defleksi jembatan terutama untuk pemantauan jangka panjang.
Sutresman dkk, (2012). Analisis Teoritis dan Eksperimental Defleksi Balok
Segiempat Dengan Variasi Posisi Pembebanan. Dengan pengambilan data dari
pelaksanaan survey lapangan pada salah satu jembatan di Makassar, Karena adanya
perbedaan kelakuan material selama pengujian maka diperoleh hasil berupa defleksi
eksperimental dengan selisih yang besar dari nilai teoritis dan persentase error maksimal
5%, sehingga homogenitas bahan yang digunakan tidak dapat dijamin dalam
perhitungan teoritis.
Souza dkk, (2013). Bridge Deflection Evaluation Using Strain and Rotation
Measurement. Dengan pengambilan data dari pelaksanaan survey lapangan pada salah
satu jembatan di Portugal, hasil yang didapatkan bahwa pada bentang tengah jembatan
diperoleh selisih nilai defleksi maksimum sebesar 4,5 %, kurva polinomial merupakan
kurva orde 6 dan bentang tengah dipasang peralatan dengan jumlah banyak, pada bagian
yang berdekatan dengan tumpuan, hasil defleksi dari kurva polinom tidak memberikan
hasil memuaskan akibat adanya variasi inersia penampang, hasil yang lebih baik
ternyata diperoleh dari analisis numerik.
36
Dalam penelitian ini (2020). Analisa dilakukan pada salah satu jembatan yang
berlokasi di Serang – Panimbang, Indonesia. Pengambilan data dengan melakukan
survei lapangan. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan alat tiltmeter
pada jembatan pci girder. Kemudian dapat ditarik kesimpulan berupa usulan metode
baru yang lebih sederhana, praktis, dan berbiaya rendah untuk mengukur defleksi
jembatan dengan data rotasi, memberikan pemahaman dan informasi yang lebih baik
mengenai korelasi data defleksi – rotasi pada jembatan serta memberikan informasi
tingkat akurasi analisis dua dimensi dibandingkan analisis struktur tiga dimensi dalam
memperkirakan defleksi berdasarkan rotasi.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan berupa diagram alir akan dilakukan pada penelitian ini:
Mulai
Studi Pustaka:
Teori Jembatan
Teori Defleksi & Rotasi
Teori Regresi
Penelitian Terdahulu
Pembebanan Pembebanan
B Terpusat 2D B Truck 3D
A B
A B
Selesai
Tebal Pelat ts : 20 cm
Jarak antar girder prategang dalam S1 : 1,85 meter
Jarak antar girder prategang tepi S2 : 1,70 meter
Lebar trotar S3 : 1,2 meter
b. Beton Prategang
Mutu Beton : 49,8 MPa
Modulus Elastisitas (4700f’c) : 33167,5 MPa
Angka Poison : 0,2
c. Beton Slab
Mutu Beton : 49,8 MPa
Modulus Elastisitas (4700f’c) : 33167,5 MPa
Angka Poison : 0,2
d. Penulangan
Untuk baja diameter > 13 mm : U-39
Tegangan leleh baja : 390 Mpa
Untuk baja Diameter < 13 mm : U-24
Tegangan leleh baja : 240 Mpa
Selimut beton : 40 mm
oleh empat dan dua data rotasi. Sehingga terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk
satu variabel tidak bebas
Fungsi regresi sangat erat hubungannya dengan uji korelasi (person corellation)
karena uji regresi ini merupakan kelanjutan dari uji korelasi (KPM). Ketika nilai
variabel x ditambahkan beberapa kali maka uji korelasi berfungsi untuk mengevaluasi
atau memprediksi nilai variabel y. untuk dapat melakukan pengujian regresi harus
terlebih dahulu melakukan pengujian korelasi, namun jika melakukan pengujian
korelasi maka pengujian regresi tidak diperlukan.
Untuk mendapatkan nilai pemikiran yang tidak dapat dijelaskan dan efektif dari
persamaan regresi, analisis data harus memenuhi asumsi klasik berikut (menggunakan
program SPSS untuk pengolahan data komputer)
a. Uji Normalitas yaitu Uji tersebut diperoleh dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Entry data;
Klik analyze, pilih non parametric test, legacy dialogs, selanjutnya klik
1-Sample K-S;
Masukkan semua variabel kekotak test variabel list, kemudian pilih
normal pada menu test distribution, selanjutnya klik ok.
b. Uji Multikoliniaritas yaitu Uji tersebut ddiperoleh dengan langkah-langkah
sebagai berikut ini:
Entry data;
Pada menu utama, pilih analyze, regression, lalu klik linear;
Masukkan semua predictor ke independent list dan variabel dependen ke
dependen list. Klik tombol statistic, aktifkan collinierity diagnostics,
kemudian klik continue;
Klik ok.
c. Uji Heteroskedastisitas, Uji tersebut diperoleh dari SPSS dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Entry data;
Dar menu anlyze, pilih regression, selanjutnya klik linear;
Masukkan variabel dependent dan independent, kemudian klik save
kemudian aktifkan unstandardized pada kolom residuals kemudian klik
continue;
L43
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
4.1.1 Data Jembatan
Dalam melakukan analisa suatu jembatan maka dibutuhkan data spesifikasi
jembatan dan lokasinya, data yang digunakan penelitian di jembatan Barito Kuala,
Kalimanta Selatan. Adapaun gambar dan spesifikasi teknik dapat dilihat pada gambar
4.1 s/d 4.2 dan tabel 4.1 s/d 4.4 berikut ini:
Untuk melihat nilai rotasi maka ada pada menu display – show table –
displacement joint, maka akan muncul seperti Gambar 4.14, berdasarkan local axes
maka pada kasus ini menggunakan nilai R2 dengan titik A = -0,00279 rad, dan pada titik
B = 0,005166 rad. Adapun hasil data lengkap hasil SAP 2000 untuk analisa dua dimensi
(2D) Jembatan dengan 45 percobaan pada jarak dan beban tertentu dapat dilihat pada
Tabel 4.7 berikut ini:
L54
Tabel 4.7 Hasil Defleksi dan Rotasi pada Analisa Dua Dimensi (2D) Jembatan
Posisi Beban Defleksi (m) Rotasi A (rad) Rotasi B (rad)
PB1 0,052657 -0,00279 0,005166
PB2 0,04704 -0,00263 0,004866
PB3 0,042029 -0,00252 0,004586
PB4 0,037827 -0,00249 0,004333
PB5 0,034634 -0,00249 0,004113
PB6 0,032712 -0,00249 0,003933
PB7 0,032214 -0,00249 0,003799
PB8 0,032888 -0,00249 0,003698
PB9 0,034607 -0,00249 0,003698
PB10 0,037239 -0,00249 0,003744
PB11 0,040655 -0,00249 0,003863
PB12 0,044722 -0,00249 0,004062
PB13 0,049311 -0,00249 0,004348
PB14 0,054291 -0,00249 0,004727
PB15 0,062266 -0,0025 0,005766
PB16 0,061879 -0,0025 0,005746
PB17 0,061527 -0,00249 0,005726
PB18 0,061222 -0,00249 0,005709
PB19 0,061978 -0,00249 0,005693
PB20 0,061812 -0,00249 0,00568
PB21 0,061736 -0,00249 0,005669
PB22 0,061818 -0,00249 0,005659
PB23 0,06196 -0,00249 0,00566
PB24 0,061159 -0,00249 0,005665
PB25 0,061407 -0,00249 0,005676
PB26 0,061694 -0,00249 0,005692
PB27 0,062012 -0,00249 0,005713
PB28 0,062352 -0,00249 0,005742
PB29 0,061705 -0,00249 0,005777
PB30 0,061941 -0,00261 0,005646
PB31 0,060583 -0,00255 0,005573
L55
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Bergandaa dua (2D) Jembatan
telah diberikan beban dengan berbagai tipe pada jarak tertentu serta menimbulkan gaya-
gaya momen dan geser.
𝒑𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = −𝟏, 𝟔𝟔 %
Adapun hasil lengkap defleksi hasil persamaan dan presentase selisih pada setiap
percobaan dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Pengecekan Hasil Persamaan Regresi Dua Dimensi (2D) Jembatan
Defleksi Hasil Defleksi
Posisi
Output SAP Rotasi A Rotasi B Hasil Presentase
Beban
(m) Persamaan
PB1 0,052657 -0,00279 0,005166 0,051782 -1,661%
PB2 0,04704 -0,00263 0,004866 0,04952 5,273%
PB3 0,042029 -0,00252 0,004586 0,046883 11,550%
PB4 0,037827 -0,00249 0,004333 0,043569 15,179%
PB5 0,034634 -0,00249 0,004113 0,040297 16,350%
PB6 0,032712 -0,00249 0,003933 0,03762 15,003%
PB7 0,032214 -0,00249 0,003799 0,035627 10,594%
PB8 0,032888 -0,00249 0,003698 0,034124 3,760%
PB9 0,034607 -0,00249 0,003698 0,034124 -1,394%
PB10 0,037239 -0,00249 0,003744 0,034809 -6,526%
PB11 0,040655 -0,00249 0,003863 0,036579 -10,027%
L58
2m 6m 50 m
1,5 m 6m 48 m 50 m
2m 3m 6m 8 m 12 m 48 m 50 m
perhitungan dengan menggunkan program. Adapun salah satu hasil pembuatan (lane)
jalur pada jembatan menggunakan SAP2000 dapat dilihat pada Gambar 4.17 s/d
Gambar 4.19 berikut ini:
Adapun salah satu proses input nilai beban sesuai ilustrasi pada Gambar 4.20
dibawah :
Adapun hasil data lengkap hasil SAP 2000 untuk analisa Tiga dimensi (3D)
jembatan dengan 45 percobaan pada jarak dan beban tertentu yang dapat dilihat pada
Tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Defleksi dan Rotasi pada Analisa Tiga Dimensi (3D) Jembatan
Posisi Beban Defleksi (m) Rotasi A (rad) Rotasi B (rad)
PB1 0.018388 -0,005089 0,000704
PB2 0.017534 -0,004980 0,000627
PB3 0.017042 -0,004905 0,000569
PB4 0.016877 -0,004875 0,000542
PB5 0.016958 -0,004858 0,000549
PB6 0.017134 -0,004894 0,000593
L67
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tiga Dimensi (3D) Jembatan
Dengan mendapatkan nilai defleksi dari persamaan yang didapatkan dari regresi,
maka untuk mengetahui tingkat akurasinya, dilakukan pengecekan presentase dengan
cara yang dapat dilihat pada Persamaan 4.6 berikut ini:
𝑑𝑒𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛−𝑑𝑒𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑆𝐴𝑃
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100……………………..............(4.6)
𝐷𝑒𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑆𝐴𝑃
0,018339 −0,018388
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100
0,018388
4.4 Hasil Defleksi Menggunakan Persamaan Tiga Dimensi Dengan Data Rotasi
Dua Dimensi
Persamaan regresi yang digunakan adalah dari hasil analisis struktur tiga dimensi
yang tercantum pada Persamaan 4.5 berikut ini:
= -0,001 - 3,802* 𝐴 - 0,014 * 𝐵……………………………………....................(4.5)
Adapun hasil dari persamaan tersebut dapat dilihat sesuai Tabel 4.16 dibawah:
Tabel 4.16 Hasil Defleksi Persamaan Tiga Dimensi Menggunakan Data
Rotasi Dua Dimensi
Menggunakan
Output Aplikasi Persamaan
Selisih Presentase
Posisi SAP2000 3D Dengan
= (1 – 2) Selisih
Beban 3 Dimensi Data Rotasi
(3) = (3 / 1)
(1) 2D
(2)
PB1 0,018388 0,00952385 0,00886415 48%
PB2 0,017534 0,008931136 0,008602864 49%
PB3 0,017042 0,008520638 0,008521362 50%
PB4 0,016877 0,008402516 0,008474484 50%
PB5 0,016958 0,008405596 0,008552404 50%
PB6 0,017134 0,008408116 0,008725884 51%
PB7 0,017527 0,008409992 0,009117008 52%
PB8 0,018048 0,008411406 0,009636594 53%
PB9 0,018419 0,008411406 0,010007594 54%
PB10 0,018133 0,008410762 0,009722238 54%
PB11 0,01792 0,008409096 0,009510904 53%
PB12 0,017825 0,00840631 0,00941869 53%
PB13 0,017823 0,008402306 0,009420694 53%
PB14 0,017952 0,008397 0,009555 53%
PB15 0,018241 0,008439484 0,009801516 54%
PB16 0,018704 0,008405546 0,010298454 55%
PB17 0,017868 0,008386816 0,009481184 53%
PB18 0,016728 0,008383252 0,008344748 50%
PB19 0,016023 0,008383476 0,007639524 48%
L73
4.5 Hasil Defleksi Menggunakan Persamaan Dua Dimensi Dengan Data Rotasi
Tiga Dimensi
Persamaan regresi yang digunakan adalah dari hasil analisis struktur dua dimensi
yang tercantum pada Persamaan 4.2 berikut ini:
= 0,014 + 14,012 * 𝐴 + 14,873 * 𝐵…...……………........................................(4.2)
Adapun hasil dari persamaan tersebut sesuai dari Tabel 4.17 dibawah:
Tabel 4.17 Hasil Defleksi Persamaan Dua Dimensi Menggunakan Data
Rotasi Tiga Dimensi
Menggunakan
Output Aplikasi Persamaan
Selisih Presentase
Posisi SAP2000 2D Dengan
= (1 – 2) Selisih
Beban 2 Dimensi Data Rotasi
(3) = (3/1)
(1) 3D
(2)
PB1 0,052657 -0,04684 0,099493 189%
PB2 0,04704 -0,04645 0,093494 199%
PB3 0,042029 -0,04627 0,088295 210%
PB4 0,037827 -0,04625 0,084074 222%
PB5 0,034634 -0,04591 0,080539 233%
PB6 0,032712 -0,04576 0,078467 240%
PB7 0,032214 -0,04513 0,077345 240%
PB8 0,032888 -0,04552 0,078405 238%
PB9 0,034607 -0,04409 0,078697 227%
PB10 0,037239 -0,04266 0,0799 215%
PB11 0,040655 -0,04175 0,082408 203%
PB12 0,044722 -0,04127 0,085989 192%
PB13 0,049311 -0,04124 0,090554 184%
PB14 0,054291 -0,04159 0,095885 177%
PB15 0,064266 -0,04302 0,107289 167%
PB16 0,063879 -0,04538 0,109257 171%
PB17 0,063527 -0,04397 0,1075 169%
PB18 0,063222 -0,04215 0,105369 167%
PB19 0,062978 -0,04108 0,104057 165%
L75
Gambar 4.23 Nilai Momen dan Gaya Geser Pada Output SAP
(Sumber: Hasil Analisis, 2020)
Berdasarkan Gambar 4.21 diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai momen (M3)
yaitu sebesar 7497,11 KN.m , dan gaya geser (V2) yaitu sebesar 500 KN. Kemudian
kedua nilai tersebut akan dibandingkan dengan hasil perhitungan manual.
L77
A C B
Ma Mb
25 m 25 m
Va Vb
Gambar 4.24 Sketsa Permodelan Perhitungan Manual
(Sumber: Hasil Analisis, 2020)
4.6.2.1 Perhitungan Nilai Gaya Geser (V)
∑ Ma = 0 ∑ Mb = 0
-Vb . 50 + P . 25 = 0 -Va . 50 + P . 25 = 0
-50Vb + 1000 . 25 = 0 -50Va + 1000 . 25 = 0
-50Vb + 25000 = 0 -50Va + 25000 = 0
-50Vb = -25000 -50Va = -25000
Vb = 500 KN Va = 500 KN
Cek = ∑ V = 0
Va + Vb – P = 0
500 + 500 – 1000 = 0
0=0
OKE
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai gaya geser (Va
& Vb) yaitu masing – masing sebesar 500 KN. Dan sudah sesuai karena hasil
pengecekan sebesar 0.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Hasil output SAP2000 nilai defleksi analisis dua dimensi (2D) menggunakan
persamaan dua dimensi (2D) dengan data rotasi analisa tiga dimensi (3D) adalah
yang tertinggi dengan nilai rata – rata selisih presentase sebesar 174%;
b. Hubungan antara defleksi dan rotasi pada jembatan tiga dimensi (3D) adalah
yang tertinggi dengan nilai R2 sebesar 0,998;
c. Nilai defleksi () dapat dicari berdasarkan nilai rotasi ( ) pada alat uji tiltmeter
menggunakan persamaan yang sudah didapatkan. Dimana persamaan dua
dimensi dapat digunakan menggunakan data tiga dimensi, begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
a. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil perbandingan, salah satunya
yaitu faktor presisi permodelan jembatan yang tidak sepenuhnya mirip dengan
kondisi jembatan yang sebenarnya;
b. Perlu dikembangkan lebih lanjut terkait penelitian dengan permodelan jembatan
yang bisa akurat untuk memperoleh nilai perbandingan yang lebih akurat dengan
keadaan di lapangan sebenarnya.
L81
L82
DAFTAR PUSTAKA
L83
LAMPIRAN 1
Jarak Pembebanan Truk Pada 3D Jembatan
L84
L85
PB1
6 m 50 m
PB2
12 m 50 m
PB3
18 m 50 m
PB4
24 m 50 m
L86
PB5
30 m 50 m
PB6
36 m 50m
PB7
42 m 50 m
PB8
48m 50m
L87
PB9
48m 50m
PB10
42 m 50 m
PB11
36 m 50 m
PB12
30 m 50m
L88
PB13
24 m 50 m
PB14
18 m 50 m
PB15
12 m 50 m
PB16
6m 50 m
L89
PB17
6m 48 m 50 m
PB18
12 m 42 m 50 m
PB19
18 m 36 m 50 m
PB20
24 m 30 m 50 m
L90
PB21
24 m 30 m 50 m
PB22
18 m 36 m 50 m
PB23
12 m 42 m 50 m
PB24
6m 48 m 50 m
L91
PB25
6m 12 m 48 m 50 m
PB26
12 m 18 m 42 m 50 m
PB27
18 m 24 m 36 m 50 m
PB28
24 m 30 m 50 m
L92
PB29
19,5 m 25 m 26 m 31,5 m 50 m
PB30
18 m 30 m 36 m 50 m
PB31
12 m 42 m 48 m 50 m
PB32
6m 42 m 48m 50 m
L93
PB33
12 m 36 m 42 m 50 m
PB34
18 m 30 m 36 m 50 m
PB35
24 m 30 m 50 m
PB36
18 m 24 m 30 m 50 m
L94
PB37
12 m 18 m 36 m 50 m
PB38
6m 12 m 42 m 50 m
PB39
6m 12 m 42 m 48 m 50 m
PB40
12 m 18 m 36 m 42 m 50 m
L95
PB41
18 m 24 m 30 m 36 m 50 m
PB42
24 m 30 m 24 m 50 m
PB43
18 m 24 m 30 m 36 m 50 m
PB44
12 m 18 m 36 m 42 m 50 m
L96
PB45
6m 12 m 42 m 48 m 50 m
L97
LAMPIRAN 2
PB 1 (Truk)
25 kN
3m 50 m
PB 2 (Truk)
112,5 kN 25 kN
2m 6m 50 m
PB 3 (Truk)
112,5 kN 25 kN
5m 9m 50 m
PB 4 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
3m 8m 12 m 50 m
L98
PB 5 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
6m 11 m 15 m 50 m
PB 6 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
9m 14 m 18 m 50 m
PB 7 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
12 m 17 m 21 m 50 m
PB 8 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
15 m 20 m 24 m 50 m
PB 9 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
18 m 23 m 27 m 50 m
L99
PB 10 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
21 m 26 m 30 m 50 m
PB 11 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
24 m 29 m 33 m 50 m
PB 12 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
27 m 32 m 36 m 50m
PB 13 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
30 m 35 m 39 m 50m
PB 14 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
33 m 38 m 42 m 50m
L100
PB 15 (Truk)
112,5 kN 112,5 kN 25 kN
36 m 41 m 45 m 50m
PB 16 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
0,35 m 3m 50 m
PB 17 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
3,35 m 6m 50 m
PB 18 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
6,35 m 9m 50 m
PB 19 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
9,35 m 12 m 50 m
L101
PB 20 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
12,35 m 15 m 50 m
PB 21 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
15,35 m 18 m 50 m
PB 22 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
18,35 m 21 m 50 m
PB 23 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
21,35 m 24 m 50 m
PB 24 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
24,35 m 27 m 50 m
L102
PB 25 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
27,35 m 30 m 50m
PB 26 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
30,35 m 33 m 50m
PB 27 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
33,35 m 36 m 50m
PB 28 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
36,35 m 39 m 50m
PB 29 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
39,35 m 42 m 50m
L103
PB 30 (Mobil)
3,75 kN 3,75 kN
PB 31 (Bus)
27,2 kN
3m 50 m
PB 32 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
0,04 m 6m 50 m
PB 33 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
3,05 m 9m 50 m
PB 34 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
6,05 m 12 m 50 m
L104
PB 35 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
9,05 m 15 m 50 m
PB 36 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
12,05 m 18 m 50 m
PB 37 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
15,05 m 21 m 50 m
PB 38 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
18,05 m 24 m 50 m
PB 39 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
21,05 m 27 m 50 m
L105
PB 40 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
24,05 m 30 m 50m
PB 41 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
27,05 m 33 m 50m
PB 42 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
30,05 m 36 m 50m
PB 43 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
33,05 m 39 m 50m
PB 44 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
36,05 m 42 m 50m
L106
PB 45 (Bus)
52,8 kN 27,2 kN
LAMPIRAN 3
Perhitungan Prestress
L108
Balok T
(Sumber: PT Panji Bangun Persada, 2020)
Penentuan Lebar Efektif Pelat Lantai
L111
L112
L113
L114
L115
L116
L117
L118
L119
L120
L121
L122
L123