Anda di halaman 1dari 33

SEMINAR HASIL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENINGKATAN KINERJA KONTRAKTOR DI KOTA BIAK
NUMFOR

OLEH

DWIJO RAHAYU
NIM : 86005181322

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2021
HALAMAN JUDUL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENINGKATAN KINERJA KONTRAKTOR DI KOTA BIAK
NUMFOR

OLEH

DWIJO RAHAYU
NIM : 86005181322

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2021

i
LEMBARAN PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENINGKATAN KINERJA KONTRAKTOR DI KOTA BIAK
NUMFOR

Disusun dan diajukan oleh

DWIJO RAHAYU

NIM : 86005181322

Menyetujui

Komisi Penasehat.

Ketua Anggota

……………………………….. …………………………
NIDN NIDN.

Ketua Program Magister Teknik Sipil

Dr. Ir. Melly Lukman, M.S

ii
NIDN. 0010115715

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 5
1.4. Manfaat Penelitian 6
1.5. Batasan Masalah 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7


2.1. Manajemen Perusahaan Jasa Konstruksi 7
2.2. Manajemen Perusahaan 12
2.3. Analisi regresi 23
2.4. Penelitian Sejenis 24
2.5. Kerangka Fikir 26

BAB III. METODE PENELITIAN 27


27
3.1. Diagram Alir Penelitian
28
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian
28
3.3. Jenis Penelitian
29

iii
3.4. Teknik Pengumpulan Data 29
3.5. Metode Pengambilan Data 30
3.6. Metode Analisa Data
33
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33
4.1. Karakteristik Responden 36
4.2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 36
4.3. Analisis Regresi 46
4.4. Pembahasan
50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 50
5.1. KESIMPULAN 50
5.2. SARAN
52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

4.1. Hasil Signifikansi Karakteristik Material 37


4.2 Hasil Signifikansi Karakteristik Sumber Daya Manusia 39
4.3. Hasil Signifikansi Karakteristik Kualifikasi dan Pengalaman 41
Kontraktor
4.4. Hasil Signifikansi Karakteristik Perencanaan dan Pengadaan 43

v
DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Fikir 26


3.1. Diagram Alir Penelitan 27
4.1. Persentase jabatan responden 33
4.2 Persentase pendidikan responden 34
4.3. Persentase lama bekerja responden 35
4.4 Persentase pengalaman kerja responden 35

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Format Kuesioner 55
2. Uji Validitas Dan Reabilitas 58
3. Hasil Uji SignifikansiKarakteristik Material 61
4. Hasil Uji Signifikansi Karakteristik Peralatan 63
5. Hasil Uji Signifikansi Karakteristik Sumber Daya Manusia 65
6. Hasil Uji Signifikansi Karakteristik Kualifikasi dan 67
Pengalaman Kontraktor
7. Hasil Uji Signifikansi Karakteristik Manajemen Lapangan 69
8. Hasil Uji Signifikansi Karakteristik Perencanaan dan 71
Pengadaan

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak Undang-Undang Otonomi khusus Papua tahun 2001 di tetapkan

serta program pembangunan infrastruktur Pemerintah Pusat ditunjukan dengan

serius ke Papua melalui dana APBN, APBD , pertumbuhan pengusaha jasa

konstruksi, berkembang pesat khusunya di Kabupaten Biak Numfor dari jumlah

120 pengusaha di tahun 2001 menjadi 420 yang telah terdaftar menjadi anggota

GAPENSI, namun pertumbuhan ini bukan menjadi kebanggan Pemerintah Daerah

Biak Numfor selaku fasilitator pengusaha lokal, namun menjadi dilema, sebab

hasil pemeriksaan Inspektorat menjadi gambaran umum bahwa pengusaha jasa

konstruksi lokal pada produk konstruksi jalan jembatan maupun bangunan selalu

mengalami permasalahan pada kwantitas dan kwalitas, kalau tidak mencapai

target waktu pasti juga tidak capai target volume.

Permasalahan lain selain kwalitas produk konstruksi oleh kontraktor lokal

adalah terjadinya gap antara pengusaha lokal dengan pengusaha luar daerah yang

mana menurut pengusaha lokal bahwa pengusaha luar daerah lebih banyak

mendapatkan pekerjaan strategis baik dari segi besaran anggaran maupun lokasi

pekerjaan. Hal tersebut menjadi problem klasik di Kabupaten Biak Numfor,

sementara Pemerintah Daerah sendiri serba salah untuk memberi pekerjaan yang

bersifat strategis kepada pengusaha lokal karena sering gagal tetapi juga
2

menginginkan pengusaha lokalnya dapat bersaing dengan pengusaha luar daerah,

baik dari sisi kwantitas maupun kwalitas dan waktu, disisi lain peraturan-

peraturan Pemerintah Pusat melalui Pepres serta Keputusan Menteri PUPR

tentang Barang dan Jasa yang bersifat terbuka dan tidak boleh membatasi

perusahaan dari luar daerah untuk ikut berpartisipasi.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan kontraktor di Kabupaten Biak

Numfor agar dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat perlu dilakukan

langkah-langkah antisipatif dengan melakukan berbagai macam perbaikan

terhadap permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada kontraktor terutama

berkaitan dengan kualitas kinerja kontraktor.

Langkah-langkah perbaikan pada kontraktor dapat berupa suatu sistem

pengendalian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan kontraktor,

yang dapat terjadi di luar perencanaan. Tolak ukur kesuksesan kontraktor dapat

dilihat dari kinerja yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja tersebut maka akan

semakin sukses juga kontraktor tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dan menjadi penentu kesuksesan

perusahaan jasa konstruksi, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan market

forces (Wideman, R. E. and R. H. Myers, 1992).

Faktor internal perusahaan jasa konstruksi merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

kesuksesan perusahaan. Pengaruh faktor internal terhadap kesuksesan suatu

perusahaan khususnya perusahaan jasa konstruksi didominasi oleh manajemen,

peralatan, sumber daya manusia, budaya perusahaan, dan keuangan.


3

Menurut (Teng, 2002), dalam menentukan strategi untuk mengembangkan

perusahaan harus memperhatikan faktor internal yang terdiri dari manajemen,

organisasi perusahaan, operasional, sumberdaya manusia dan keuangan. Banyak

masalah internal dihasilkan sendiri oleh perusahaan dan selalu ada dalam kendali

organisasi perusahaan. Masalah ini biasanya berhubungan dengan lemahnya

manajemen perusahaan, sehingga menjadi satu-satunya faktor terbesar dibalik

gagalnya sebuah perusahaan.

Permasalahan dalam manajemen perusahaan yang mempengaruhi kinerja

perusahaan jasa konstruksi, antara lain manajemen yang tidak berpengalaman,

rendahnya kemampuan manajerial, sistem komunikasi yang kurang efektif,

organisasi perusahaan yang tidak efektif dan efisiensi, sifat pemimpin yang

angkuh dan superior, ketidakcocokan dalam sumber daya manusia dan masih

banyak masalah-masalah lain yang turut mempengaruhi kinerja

perusahaan/kontraktor.

Jika faktor-faktor dalam permasalahan tersebut dapat dikelola dan

diperhatikan dengan baik, maka besar kemungkinan kontraktor-kontraktor di

Indonesia dapat mampu bersaing dengan kontraktor-kontraktor asing di dalam dan

di luar negeri.

Salah satu penyebab kontraktor tidak berkembang adalah karena

pemimpin atau site manajer tidak mau mengakui bahwa diperlukan membentuk

budaya perusahaan dan/atau mengambil cara baru dalam mengatur orang pada

suatu tahap awal yang menjadi titik kritis dalam sejarah perusahaan. Intervensi

untuk mendorong perkembangan perusahaan dari manajer yang profesional


4

seharusnya terjadi diawal perjalanan suatu perusahaan dan sebelum terjadinya

pengaruh negatif dari perkembangan kebudayaan organisasi yang cepat dan

kepemimpinan yang dianggap dominan (Leach and Kenny, 2000)

Keuntungan perusahaan konstruksi tidak hanya diperoleh dari

pengendalian terhadap total aset dan produksi peralatan saja, melainkan diperoleh

dari kemampuan manajemen, sumber daya manusia, kemampuan teknik,

penggunaan solusi yang novatif, sistem infrastruktur, kemampuan untuk

menanggapi segala keperluan yang kompleks, kemampuan untuk menerima dan

mengelola risiko (Jaafari, 2000).

Perkembangan pembangunan konstruksi di Kota Biak Numfor yang

semakin pesat membuat persaingan antar kontraktor semakin meningkat, baik itu

dengan perusahan jasa konstruksi dari luar maupun dalam Kota Biak Numfor

sendiri maupun di luar wilayah Kota Biak Numfor. Hal ini disebabkan telah

berlakunya system online pemasukan berkas tender. Kenyataan yang sering terjadi

dalam proses pelelangan maupun pelaksanaan proyek adalah gagalnya sebuah

perusahaan konstruksi dalam memenangkan proyek dan dalam pelaksanaan

proyek lebih banyak diakibatkan karena lemahnya sistem manajemen dalam

perusahaan.

Dunia Konstruksi di Kota Biak Numfor tidak bisa lepas dari dinamika

perkembangan dunia jasa konstruksi di Indonesia. Perkembangan pembangunan

fisik di Kota Biak Numfor semakin pesat dengan meningkatnya pembangunan

fisik berupa pembangunan gedung, jalan dan infrastruktur perumahan.


5

Mencermati industri jasa konstruksi di Kota Biak Numfor, terlihat bahwa

industri ini telah berkembang seiring perkembangan pembangunan di Kota Biak

Numfor. Industri jasa konstruksi di Kota Biak Numfor mengalami pertumbuhan

yang pesat.

Dengan meningkatnya pembangunan maka dibarengi dengan berdirinya

perusahaan-perusahaan di bidang jasa konstruksi yang bernaung di bawah

beberapa asosiasi jasa konstruksi seperti Gapensi, Gapeksindo, Aspekindo,

Akaindo dan Aki. Perusahaan Jasa Konstruksi (Kontraktor) yang banyak berdiri

adalah kontraktor dengan klasifikasi kecil atau yang disebut perusahaan dengan

klasifikasi Grade 2 dan 3. Agar kontraktor-kontraktor yang ada dapat bersaing

dengan kontraktor dari luar maka perlu meningkatkan kinerja.

Berdasarkan latar belakang di atas maka rencana akan dilakukan penelitian

mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Kinerja

Kontraktor Di Kota Biak Numfor.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Faktor-Faktor apa saja dari manajemen kontraktor yang mempengaruhi

peningkatan kinerja kontraktor di Kota Biak Numfor?

2. Bagaimana solusi meningkatkan kinerja kontraktor di Kota Biak Numfor?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :


6

1. Menganalisis faktor-faktor manajemen kontraktor yang mempengaruhi

peningkatan kinerja kontraktor di Kota Biak Numfor.

2. Memberikan solusi meningkatkan kinerja kontraktor di Kota Biak

Numfor.

1.4. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan diatas, diharapkan agar penulisan

ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi pemikiran pada perusahaan-

perusahaan jasa konstruksi yang bergerak dalam bidang pelaksanaan kontraktor di

Kota Biak Numfor agar dapat mengukur kualitas manajemen perusahaan dalam

meningkatkan kinerja perusahaannya sehingga mampu bersaing dengan

perusahaan dari luar Kota Biak Numfor.

1.5. Batasan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang, tentang faktor-

faktor penentu dalam kesuksesan perusahaan jasa konstruksi, maka penelitian ini

dibatasi hanya pada permasalahan internal kontraktor yakni pada manajemen

perusahaan. Lokasi penelitian untuk pengambilan responden hanya pada

kontraktor yang berdomisili dalam wilayah Kota Biak Numfor.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Perusahaan Jasa Konstruksi

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,

mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber

daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang ditetapkan (Stoner

and Wankel, 1986).

Tujuan pokok dari manajemen adalah mengelola fungsi-fungsi manajemen

sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan

yang telah ditetapkan, serta penggunaan sumber daya yang seefisien dan seefektif

mungkin.Untuk mencapai tujuan manajemen, maka perlu diusahakan pengawasan

terhadap mutu, waktu dan biaya (Terry, 1986).

Menurut Terry (1986) manajemen merupakan sebuah proses yang khas,

yang terdiri dari tindakan-tindakan merencanakan, mengorganisasikan,

menggerakkan, mengawasi dan memotivasi, yang dilakukan untuk menentukan

serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber

daya manusia serta sumber-sumber yang lain.

Sumber daya manusia dan sumber daya yang lain yang diperlukan tersebut adalah

unsur-unsur manajemen yang dikenal dengan istilah 6 M, yaitu :

1. Manusia (Men)
8

Manusia merupakan elemen yang paling dinamis dan kompleks.

Kompleksitas dan kedinamisan itu dapat dilihat dari usahanya untuk menanggapi

lingkungannya dan mempertahankan eksistensinya dari waktu ke waktu.Sumber

daya manusia didalam organisasi harus dikelola dengan baik.

Menurut Flippo, 1984, pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi

terdiri dari pengadaan personil, pengembangan personil melalui pelatihan dan

pendidikan, pemberian imbalan, integrasi personil kedalam organisasi,

pemeliharaan terhadap personil yang ada dan pemberhentian personil.

Sumber daya manusia yang unggul dalam persaingan global adalah

sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian dalam teknologi

maju dalam globalisasi serta memiliki moral yang baik (Supriyono, 1999).

2. Bahan (Materials)

Bahan (Materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam

industri manufaktur logam, tetapi bisa juga berarti informasi yang diolah misalkan

dalam manajemen perkantoran (Stoner dan Wankel 1986).

Manajemen material konstruksi adalah sistem manajemen yang

terintegrasi antara perencanaan, pengendalian dan usaha-usaha untuk mencapai

fungsi-fungsi antara lain (Stukhart 1995) persiapan requisition (daftar

permintaan), penyerahan requisition kepada pihak yang melakukan pembelian

(purchasing), menilai dan memilih pemasok (bidders), meminta penawaran (bid),

mengevaluasi penawaran, menyetujui sesuatu yang ditawarkan, negosiasi,

membuat kontrak pembelian, memperlancar (expediting) kedatangan gambar-

gambar dan data material yang dibeli dari pemasok (supplier), memperlancar
9

jadwal pengiriman, menjamin kesesuaian material terhadap spesifikasi, memilih

transportasi yang tepat dan ekonomis ke lokasi proyek, menerima kedatangan

material, menginspeksi, menyimpan, memelihara, mendistribusikan kepada

pekerja lapangan serta menangani kelebihan material.

3. Mesin/peralatan (Machines)

Menurut (O'Brien, 1991) manajemen peralatan dimulai dengan

merencanakan, mengatur, mengelola dan mengendalikan dalam pemilihan

peralatan, kepemilikan peralatan, operasional, pemeliharaan peralatan dan

perbaikan peralatan, pencatatan penyaluran biaya peralatan, penggantian

komponen peralatan serta administrasi peralatan, agar sesuai dengan kondisi

pekerjaan dan total biaya peralatan yang rendah.

Untuk bisa memaksimumkan tingkat penggunaan mesin atau peralatan,

perlu dilakukan pengaturan kerja sedemikian rupa pada mesin atau peralatan

tersebut sehingga efektifitas dan efisiensi kerjanya dapat tercapai.

Untuk mengkaji tingkat penggunaan mesin atau peralatan, perlu dipahami

beberapa elemen waktu dalam proses operasi, diantaranya (Radke 1972) waktu

peralatan berproduksi, waktu penyiapan peralatan, waktu pemeriksaan peralatan,

dan waktu operator.

4. Metode/cara kerja (Methods)

Metode dan cara kerja juga dapat membantu dalam menentukan urutan

pekerjaan menyusun jadwal sehingga dapat menentukan penyelesaian suatu

pekerjaan.
10

Peran metode konstruksi akan mempengaruhi perencanaan suatu

konstruksi, antara lain jadwal pelaksanaan, jadwal alat dan penggunaannya, arus

kas dan kurva S (Trisnowardono, 2002).

Jasa perusahaan konstruksi atau kontraktor merupakan jasa diperoleh dari

pelaksanaan pembangunan konstruksi. Peranan metode konstruksi adalah untuk

menyusun cara-cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara

untuk memenuhi menentukan sarana-sarana pekerjaan yang akan mendukung

terlaksananya suatu pekerjaan.

5. Uang (Money)

Peran fungsi keuangan di perusahaan pada dasarnya adalah menjaga

keseimbangan antara sumber dan penggunaan dana tersebut.Dalam perencanaan

perusahaan, peran fungsi uang dianggap sebagai urat nadi perusahaan.

Tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan dan untuk itu perusahaan

harus mengeluarkan biaya-biaya investasi maupun operasional. Sumber dana

internal berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Dalam kegiatan usahanya, perusahaan mengeluarkan dana untuk membeli

mesin, bahan baku dan biaya operasional lain untuk menghasilkan barang atau

jasa yang akan dijual. Penjualan barang atau jasa itu ada yang tunai dan yang

dijual secara kredit. Dengan cara mempercepat penagihan piutang, maka

perusahaan bisa memperoleh uang tunai lebih awal atau jika perusahaan bisa

mempercepat proses penjualannya, maka bisa juga mempercepat perolehan uang

tunai.

6. Pasar (Markets)
11

Pasar terdiri dari customer potensial dengan kebutuhan atau keinginan

tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam transaksi guna

memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.Karena itu besar kecilnya suatu

pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai

sumber daya yang menarik bagi orang lain, dan mau menyediakan sumber daya

tersebut untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.

Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya tersebut harus diingat

bahwa semua itu tidak tersedia secara berlimpah.Ada keterbatasan yang

mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat mungkin. Dengan

demikian proses manajemen yang baik harus bisa memanfaatkan keterbatasan

tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Basyah Siregar and

Samadhi, 1987).

Sebagai suatu proses, manajemen mengenal suatu urutan pelaksanaan yang

logis, yang menggambarkan bahwa ada tindakan-tindakan manajemen semata-

mata diarahkan pada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,

penetapan tujuan/sasaran merupakan tindakan manajemen yang pertama,

kemudian diikuti tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

penggerakan (actuating), pemotivasian (motivating) dan pengendalian

(controlling) dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efisien dan

efektif. Tindakan-tindakan ini pada dasarnya merupakan fungsi-fungsi dari

manajemen (Terry 1986).


12

2.2. Manajemen Perusahaan

Prinsip dasar bagi suksesnya sebuah perusahaan adalah dengan

manajemen berdasarkan tujuan, yaitu setiap anggota dari perusahaan memiliki

pemahaman yang jelas terhadap tujuan dari kebersamaan mereka. Dengan

demikian semuaanggota organisasi menentukan pentingnya tugas-tugas mereka

dalam berkontribusi kepada tujuan secara keseluruhan.

Menurut Hunger dan Wheelen (2000) perusahaan adalah mekanisme yang

dibangun agar berbagai pihak dapat memberikan kontribusi berupa modal,

keahlian dan tenaga, demi manfaat bersama.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapatlah dikatakan bahwa manajemen

perusahaan adalah proses memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersamanya itu adalah

perusahaan dapat terus bertahan, mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya

dan dapat mensejahterakan karyawan (Tjager, Djemat et al, 2003).

Ada empat prinsip dasar bagi pengelolaan Perusahaan yang baik

(Witherell, 2000), yaitu :

1. Keadilan (Fairness)

Keadilan dalam pengelolaan perusahaan berupa :

a. Perlindungan bagi seluruh hak para pemegang saham.

b. Perlakuan yang sama bagi para pemegang saham.

2. Transparansi (Transparancy)

Transparansi dalam pengelolaan perusahaan berupa :

a. Pengungkapan informasi yang bersifat penting.


13

b. Informasi harus dipersiapkan, diaudit dan diungkapkan sejalan dengan

pembukuan yang berkualitas.

c. Penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efisien.

3. Dapat Dipertanggung Jawabkan (Accountability)

Dalam pengelolaan perusahaan, segala sesuatu yang dilakukan dapatlah

dipertanggungjawabkan dalam hal :

a. Angota dewan direksi/komisaris harus bertindak untuk kepentingan

perusahaan dan para pemegang saham.

b. Pemenuhan fungsi-fungsi penting, antara lain pengawasan atas karyawan

dan mengamankan strategi perusahaan.

c. Penilaian yang bersifat independen atau terlepas dari manajemen.

d. Adanya akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.

4. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Pertanggungjawaban dalam pengelolaan perusahaan yakni dalam hal :

a. Menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Para pihak yang berkepentingan harus mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka.

c. Dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi keikutsertaan pihak

yang berkepentingan.

d. Dimana diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai

akses terhadap informasi yang relevan.


14

2.2.1. Proses Manajemen

Setiap organisasi memiliki satu atau beberapa tujuan yang memberikan

arah dan sasaran yang tepat serta dapat menyatukan pandangan yang terdapat

didalam organisasi tersebut, dimana tujuan yang akan dicapai dimasa yang akan

datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik daripada keadaan yang

sebelumnya.

Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian

kegiatan, yang dikenal dengan proses manajemen (Stoner & Wankel, 1986).

Proses manajemen tersebut terdiri dari :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang

mengandung data/informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan

akan dilakukan pada masa mendatang. Bentuk tindakan tersebut menurut Robbins

(1998) adalah menetapkan tujuan dan sasaran usaha, menyusun rencana induk

jangka panjang dan jangka pendek dan menyumbang strategi dan prosedur

operasi.

Manfaat perencanaan menurut Terry, 1986 adalah :

a. Timbulnya aktivitas-aktivitas teratur yang ditujukan kearah pencapaian

sasaran.

b. Menunjukan perlu tidaknya perubahan pada masa yang akan dating.

c. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ”Apakah yang terjadi apabila”.

d. Memberikan sebuah dasar atau landasan untuk pengawasan.

e. Mendorong orang memberikan prestasi sebaik mungkin.


15

f. Memaksa orang untuk memandang perusahaan secara menyeluruh.

g. Memperbesar dan mengimbangkan pemanfaatan fasilitas-fasilitas.

Kemampuan merencanakan sangat penting bagi kesuksesan manajemen.

Perencana yang efektif membutuhkan keahlian khusus yang lebih dari hanya

sekedar membuat dokumen, jadwal dan biaya.Kemampuan yang diperlukan bagi

seorang pimpinan adalah kemampuan komunikasi dan pengelolaan informasi

untuk menentukan kebutuhan sumber daya dan dukungan administratif yang

diperlukan (Kerzner, 1998).

Perencanaan membutuhkan pemahaman yang komprehensif mengenai

semua kegiatan, urutan, durasi dan sumber daya, serta fasilitas yang diperlukan

untuk menyelesaikan suatu aktivitas (Goodwin July, 1993).

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan tindakan-tindakan yang dapat

mempersatukan kumpulan kegiatan-kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan

masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan

berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan.

Bentuk tindakan-tindakannya menurut Robbins, (1998) adalah menetapkan daftar

penugasan, menyusun lingkup kegiatan, menyusun struktur kegiatan dan

menyusun daftar personil organisasi dan lingkup tugasnya.

Manfaat yang didapat dari fungsi organisasi merupakan pedoman dalam

pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab

serta delegasi wewenang terlihat jelas.


16

Komunikasi yang baik dan terbuka antar personil dalam teamwork sangat

dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan dan kesuksesan perusahaan. Seseorang

yang memiliki kemampuan bekerjasama dalam team work telah mengambil

langkah lebih dekat kearah profesionalisme. Keuntungan bekerja dalam team

work adalah setiap personil dalam tim melihat permasalahan dari sudut pandang

lain sehingga memberikan masukan dan mengambil solusi yang tepat (Smith,

1992).

3. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan merupakan Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh

anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan agar seluruh organisasi dapat

bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama.

Bentuk tindakan tersebut menurut Terry, 1986 antara lain

mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan, mendistribusikan tugas, wewenang dan

tanggung jawab dan memberikan pengarahan penugasan.

Manfaat dari fungsi pelaksanaan penggerakan adalah terciptanya

keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi,

dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk

tujuan bersama.

4. Pemotivasian (Motivating)

Pemotovasian berupa tindakan yang dapat merangsang anggota tim untuk

melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan dengan sebaik

mungkin, walaupun pekerjaan tersebut penuh tantangan (Terry, 1986):


17

Bentuk dari tindakan tersebut adalah mengetahui kebutuhan-kebutuhan

dari personil, mengetahui tujuan-tujuan dan persepsi-persepsi orang atau

kelompok yang bersangkutan dan bagaimana caranya agar kebutuhan-kebutuhan

serta tujuan-tujuan tersebut dapat direalisasikan.

Manfaat dari fungsi memotivasi adalah dapat menjaga suasana yang

kondusif dalam lingkungan pekerjaan, setiap orang atau kelompok dapat tetap

fokus pada pekerjannya.Melalui motivasi dan pemberdayaan karyawan dapat

terjalin kesesuaian antara tujuan dari masing-masing karyawan dengan tujuan

perusahaan (Tangkilisan, 2003).

Membangun motivasi individu dalam perusahaan pada hakekatnya

didasarkan pada tiga hal utama yang meliputi bentuk pengakuan, penghargaan dan

terhadap prestasi kerja, besarnya kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan dan

dukungan perusahaan melalui peningkatan sarana dan fasilitas kerja.

5. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian dalam proses manajemen berupa tindakan pengukuran

kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang

diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan

yang terjadi.

Tindakan tersebut menurut Robbin, (1998) antara lain mengukur kualitas

hasil, membandingkan hasil terhadap standar kualitas, mengevaluasi

penyimpangan, memberikan saran-saran perbaikan dan menyusun laporan

kegiatan.
18

Pengendalian menurut Mokler, (1972) merupakan usaha yang sistematis

untuk menentukan standar yang sesuai dengan sarana perencanaan, merancang

sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisa

kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian

mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan

secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

Menurut Turner (1993), ada empat langkah penting dalam proses

pengendalian yaitu :

a. Perencanaan pekerjaan dengan perhitungan kinerja

b. Memonitoring dan membuat hasil laporan

c. Membandingkan hasil perencanaan dan memprediksi hasil kedepan

d. Merencanakan dan mengambil langkah tindakan efektif/koreksi sesuai

dengan perencanaan.

2.2.2. Faktor-faktor Manajemen Perusahaan pada Kontraktor

Menurut Cusway dan Lodge, 2002 ada 4 faktor penting yang harus

diperhatikan dalam organisasi, yaitu :

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka-kerangka yang menjelaskan

bagaimana sumber-sumber daya dan alur komunikasi serta pembuatan keputusan

dialokasikan atau ditangani (Woodward, 1980).

Struktur organisasi menjelaskan bagaimana kewajiban, tugas dan peran

dialokasikan didalam organisasi. Hal ini penting karena dampaknya terhadap cara

orang bekerja dan terhadap efektifitas proses-proses organisasi.


19

Maksud utama struktur itu adalah memastikan bahwa organisasi dirancang

dengan cara yang paling baik untuk mencapai sasaran atau tujuannya (Cusway

dan Lodge, 2002).

Apabila struktur organisasi perusahaan cocok dengan strategi yang diusulkan,

maka struktur tersebut merupakan kekuatan perusahaan. Akan tetapi bila tidak

sesuai dengan strategi yang diusulkan, maka struktur tersebut akan menjadi

kelemahan perusahaan dan akan membuat strategi tidak dapat dijalankan dengan

benar.

2. Proses Organisasi

Proses adalah mekanisme yang mendasari dilaksanakannya kegiatan-

kegiatan organisasi. Proses biasanya menentukan bagaimana organisasi itu

disusun, meskipun mekanisme tersebut mungkin dibuat sangat sesuai dengan

struktur organisasi. Mekanisme itu juga yang akan mempengaruhi jenis tenaga

yang akan dipekerjakan.

3. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja

Sumber daya adalah aset yang meliputi keahlian orang, kemampuan dan

bakat manajerial (Wheleen & Hunger, 2000).Sumber daya inti setiap organisasi

adalah tenaga kerja (manusia)karena tenaga kerja (manusia) menentukan struktur

dan proses organisasi.

Sumber daya adalah input bagi proses produksi perusahaan, seperti barang,

modal, kemampuan para pekerjanya, paten, keuangan dan manajer yang berbakat.

Umumnya sumber daya perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori,


20

yaitu modal fisik, sumber daya manusia dan organisasi (Hitt, Ireland & Hoslisson,

1997).

Sumber daya yang efektif dan dimotivasi dengan baik akan mengatasi

kekurangan pada struktur dan proses yang kurang baik, sedangkan struktur dan

proses yang terbaik tidak akan berjalan tanpa peran serta sumber daya manusia.

4. Budaya Organisasi

Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara

mendalam tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi.

Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan

dilakukan dan cara para pegawai berprilaku.

Menurut (Riley and Clare-Brown, 2001) kebudayaan perusahaan adalah

campuran aspirasi, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki bersama-sama oleh

karyawan-karyawan.

Budaya mencakup seluruh unsur-unsur kemasyarakatan yang kompleks

termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, etika, moral, hukum, adat istiadat,

kebiasaan dan sikap lain yang diperlukan individu sebagai anggota masyarakat

(Cleland and Gareis, 1994)

Menurut Duncan (1972) konsep budaya organisasi sebagai sesuatu yang

tidak dapat di abaikan demi mendukung jalannya strategi perusahaan dan budaya

yang kuat dapat merupakan kontribusi bagi kesuksesan sebuah organisasi

perusahaan dalam mencapai tujuan.

Tahapan yang paling maju dalam perubahan budaya organisasi adalah

menciptakan budaya organisasi yang bersifat pelopor.Budaya pelopor berarti


21

berpikir jauh melebihi kecepatan pemikiran normal, baik dari sisi manusia

ataupun sisi organisasi yang bersangkutan.

Jika organisasi ingin memaksimalkan kemampuannya dalam mencapai

tujuan, diperlukan budaya yang dapat mendukung dan menggerakan langkah-

langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Hagberg dan Heifetz, 2000).

2.2.3. Kinerja Kontraktor sebagai Alat Ukur

Kinerja adalah suatu hasil prestasi kerja yang dilakukan oleh seseorang,

kelompok ataupun badan usaha. Pengukuran kinerja merupakan hal penting dalam

proses evaluasi dan pengendalian. Pengukuran kinerja secara tradisional adalah

pengukuran kinerja yang berorientasi kepada bidang keuangan dan kemampuan

untuk mendapatkan laba. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang

baik kalau dalam laporan keuangannya mendapat keuntungan, sesuai dengan

target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung

pada bagaimana suatu organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai.

Sasaran yang ditetapkan pada manajemen strategis dengan memperhatikan

profitabilitas, pangsa pasar, biaya dan mutu harus betul-betul digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan.

Penilaian kinerja adalah menentukan secara periodik efektifitas

operasional suatu organisasi, bagian operasional dan karyawannya berdasarkan

sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dengan tujuan

untuk menetapkan standar dan target, sarana untuk kemajuan, memotivasi,

mengkomunikasikan strategi, organisasi dan mempengaruhi perubahan perilaku.


22

Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk depat mengevaluasi sejauh

mana hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan konstruksi. Dengan melakukan

penilaian kinerja dapat ditentukan langkah-langkah yang lebih tepat untuk dapat

melanjutkan pelaksanaan konstruksi agar sesuai dengan target atau schedule yang

telah disusun sebellumnya.

Menurut Kaplan dan Norton (1996) ada 4 perspektif dalam penilaian

kinerja suatu perusahaan, yaitu :

1. Perspektif Keuangan

Perpektif keuangan diarahkan pada pencapaian efisiensi penggunaan

anggaran dengan tolak ukur menunjukkan apakah strategi, implementasi dan

eksekusi perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan laba.

Perspektif keuangan berupa pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan

produktifitas, penghematan biaya dan pemanfaatan aktiva.

2. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal melukiskan proses internal yang

diperlukan untuk memberikan nilai untuk pelanggan dan pemilik. Prinsip utama

dalam proses bisnis internal yaitu proses inovasi, proses operasional dan proses

pelayanan.

3. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar dimana

unit usaha akan bersaing.

Dalam era global persaingan antar perusahaan menjadi sangat tajam dan

perusahaan yang dapat menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan
23

tuntutan pelangganlah yang akan memenangkan persaingan. Persaingan antar

perusahaan sangat dibutuhkan dalam dunia konstruksi agar setiap perusahaan

dapat melakukan intropeksi terhadap mutu pelaksanaan konstruksi yang

dihasilkan sehingga selalu terjadi peningkatan dalam melaksanakan setiap

kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.

Perspektif pelanggan berupa kepuasan pelanggan, akuisisi pelanggan,

retensi pelanggan, pangsa pasar dan kemampuan pelanggan.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mendefinisikan kapabilitas

yang diperlukan induk organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang

dan perbaikan.

Faktor-faktor dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah

meningkatkan kapabilitas personil, meningkatkan kapabilitas sistim informasi dan

memotivasi, memberdayakan dan menyelaraskan karyawan.

2.3. Analisis Regresi

2.3.1. Rumus Slovin

Rumus Slovin: (Bungin, 2006).

N
n ……………………………(1)
Nd   1
2

Dimana: n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Nilai presisi (diambil 0,05 atau 5%)


24

2.3.2. . Formula Analisis Regresi

Adapun formulanya sebagai berikut (Gujarati, 2003:30).

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5+ e

dimana :

Y = Kinerja Perusahaan

X1 = Perencanaan

X2 = Pengorganisasian

X3 = Pergerakan

X4 = Pemotivasian

X5 = Pengendalian

β0 = Konstanta, β1, β2, β3, β4, β5, β6 = koefisien parameter

e = Variabel pengganggu (disturbance error)

2.3.3. Uji R2

Koefisien determinasi R2 menjelaskan kemampuan model dalam

menerangkan vaeriabel kinerja perusahaan. R2 mempunyai nilai antara 0 dan 1 (0<

R2<1), semakin tinggi nilai R² suatu regresi atau semakin mendekati 1, maka akan

semakin baik regresinya. Sebaliknya nilai R² suatu regresi yang semakin kecil

akan membuat kesimpulan dari regresi tersebut tidak dipercaya.Pada analisa

regresi berganda, nilai adjusted R² juga akan digunakan sebagai koreksi terhadap

variabel bebas yang berpengaruh secara tidak signifikan.

2.4. Penelitian Sejenis

1. (Sudarmono, 2015)Sudarmono (2015) meneliti tentang analisis yang

mempengaruhi kinerja kontraktor terhadap kualitas proyek-proyek


25

peningkatan jalan di kabupaten probolinggo. Metodologi analisa data yang

digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi linier berganda

terhadap jawaban dari kuesioner yang disebarkan. secara parsial faktor-

faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja kontraktor

terhadap kualitas proyek-proyek peningkatan jalan di Kabupaten

Probolinggo adalah faktor Motivasi (X1), dengan thitung = 3.174 > dari

ttabel = 2.059, Keterampilan (X2) dengan thitung = 2.673 > dari ttabel =

2.059, Disiplin (X3) dengan thitung = 2.484 > dari ttabel = 2.059. faktor

yang paling dominannya adalah faktor Sumber Motivasi (X1) dengan

koefisien standardize β sebesar 0.494.

2. (Gunasti, 2015) meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Manajer Proyek pada Proyek Konstruksi. hasil analisis

menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

Kompensasi, Motivasi, Kompetensi, Lingkungan Kerja, serta Kepuasan

Kerja dengan Kinerja Manajer Proyek Konstruksi yang ada di Kabupaten

Jember yang menghasilkan nilai t hitung sebesar secara berurutan masing-

masing 10,341 untuk Kompensasi, 9,231 untuk motivasi, 8,621 untuk

Kompetensi, untuk 7,421 Lingkungan Kerja serta 7,451 untuk Kepuasan

Kerja.

3. (Noumeiry & Mursadin, 2017) meneliti tentang Kajian Faktor-Faktor yang

Berpengaruh Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek

Gedung di Kota Samarinda). Hasil penelitian faktor ekonomi dan faktor

sumberdaya berpengaruh signifikan terhadap faktor manajerial. Kondisi

Anda mungkin juga menyukai