Anda di halaman 1dari 150

(HALAMAN COVER DEPAN)

LAPORAN AKHIR

KAJIAN STRATEGIS KELITBANGAN


BIDANG INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN
WILAYAH KOTA SEMARANG
TAHUN 2021-2026

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KOTA SEMARANG
KERJASAMA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kajian Strategis Kelitbangan Bidang
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026.
Laporan ini disusun dalam rangka memberikan arahan kegiatan kelitbangan di
bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yang mendorong pencapaian visi
dan misi RPJMD Kota Semarang 2021-2026. Kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan kajian ini,
sehingga kajian ini dapat terselesaikan.
Substansi dalam laporan ini meliputi kondisi terkini kelitbangan yang
mencakup rekap data kelitbangan tahun 2016-2021 yang telah dilaksanakan seluruh
OPD bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah. Selain itu juga melihat pada
capaian dan permasalahan berdasarkan sumber LKPJ Walikota Semarang Akhir
Tahun Anggaran 2020 dan RA-RPJMD Kota Semarang 2021-2026 serta
mempertimbangkan program prioritas yang telah disepakati di dalam dokumen
tersebut. Analisis yang digunakan yaitu analisis kesenjangan (gap) dan skoring,
sehingga terumuskannya usulan tema kelitbangan dan roadmap pelaksanaannya.
Besar harapan kami agar penyusunan kajian strategis kelitbangan ini dapat
memberikan manfaat untuk mendukung percepatan pencapaian visi, misi, dan arah
kebijakan serta peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan khususnya di
bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah, serta dapat memberikan
penguatan sekaligus menjamin kualitas kebijakan infrastruktur dan pengembangan
wilayah Pemerintah Kota Semarang.

Semarang, Oktober 2021

Tim Peneliti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 4
1.2.1 Identifikasi Masalah 4
1.2.2 Perumusan Masalah 5
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian 6
1.3.1 Tujuan Penelitian 6
1.3.2 Sasaran Penelitian 6
1.4 Kegunaan Penelitian 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 7
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah 7
1.5.2 Ruang Lingkup Materi 8
BAB II KAJIAN LITERATUR KELITBANGAN BIDANG
INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH 10
2.1 Peran Penelitian dalam Perencanaan Pembangunan 10
2.2 Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 15
2.3 Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan 19
2.4 Konsep Pembangunan Infrastruktur Cerdas (Smart Infrastructure) 25
2.5 Konsep Pembangunan Infrastruktur Hijau (Green Infrastructure) 29
2.6 Konsep Pembangunan Infrastruktur Tangguh (Resilient Infrastructure) 36
2.7 Analisis Kebutuhan (Need Assessment) 38
2.8 Kebijakan Pemerintah Terkait Pembangunan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah 40

ii
2.9 Kerangka Pemikiran 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43
3.1 Rancangan Penelitian 43
3.2 Tahapan Penelitian 43
3.3 Teknik Pengumpulan Data 44
3.4 Metode Analisis 46
3.5 Kerangka Analisis 49
3.6 Kerangka Kerja 51
BAB IV GAMBARAN UMUM KELITBANGAN KOTA SEMARANG 53
4.1 Kondisi Terkini Penelitian dan Pengembangan Kota Semarang 53
4.2 Tantangan Penelitian dan Pengembangan Kota Semarang 64
BAB V DATA DAN ANALISIS KELITBANGAN 2021-2026 67
5.1 Review Dokumen Perencanaan Pembangunan Kota Semarang 67
5.1.1 Capaian dan Permasalahan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 69
5.1.2 Arah Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 75
5.2 Analisis Penelitian dan Pengembangan Tahun 2021-2026 82
5.2.1 Analisis Kesenjangan (Gap) Antara Penelitian 2016-2021 dengan
Rencana Pembangunan 2021-2026 83
5.2.2 Analisis Kebutuhan Penelitian dan Pengembangan 2021-2026 97
5.2.3 Analisis Prioritas Penelitian dan Pengembangan 2021-2026 102
5.2.4 Roadmap Penelitian dan Pengembangan 2021-2026 105
BAB VI PENUTUP 117
6.1 Kesimpulan 117
6.2 Rekomendasi 118
DAFTAR PUSTAKA 119
LAMPIRAN 123

iii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Keluaran Kelitbangan 13


Tabel II.2 Tipe-Tipe Swakelola 14
Tabel III.1 Instrumen Scoring Penentuan Prioritas Usulan Kelitbangan 48
Tabel III.2 Kelas Interval Prioritas 48
Tabel IV.1 Rekap Data Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah Kota Semarang 2016-2021 54
Tabel IV.2 Distribusi Data Kegiatan Kelitbangan 2016-2021 Berdasarkan Tahun
Pelaksanaan 56
Tabel IV.3 Check List Pelaksanaan Usulan Kelitbangan Tahun 2016-2021 58
Tabel V.1 Capaian, Permasalahan dan Gagasan Awal Tema Kelitbangan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 70
Tabel V.2 Permasalahan dan Isu Strategis Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah Kota Semarang 75
Tabel V.3 Penjabaran Rencana Pembangunan Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026 79
Tabel V.4 Komparasi Kelitbangan Tahun 2016-2021 Terhadap Rencana
Pembangunan Kota Semarang Tahun 2021-2026 84
Tabel V.5 Rekap Data Kelitbangan 2016-2021 per Klaster Sasaran 94
Tabel V.6 Hasil Analisis Gap Kelitbangan 2016-2021 95
Tabel V.7 Kategori Gap Klaster Berdasarkan Gap Per Jenis Kegiatan 96
Tabel V.8 Kebutuhan Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Kota Semarang Tahun 2021-2026 100
Tabel V.9 Prioritas Usulan Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026 103
Tabel V.10 Roadmap Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Kota Semarang Tahun 2021-2026 107
Tabel V.11 Usulan Kegiatan Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026 111

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Semarang 8


Gambar 2.1 Tujuh Belas Subsektor Eknomi Kreatif 17
Gambar 2.2 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 20
Gambar 2.3 Empat Dimensi Infrastruktur Berkelanjutan 24
Gambar 2.4 Enam Dimensi Smart City Concept 26
Gambar 2.5 Jenis-jenis Infrastruktur Hijau 34
Gambar 2.6 Konsep Blue-Green Infrastructure 35
Gambar 2.7 Sifat-Sifat Resilient Infrastructure 37
Gambar 2.8 Tahapan Analisis Kebutuhan 39
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran 42
Gambar 3.1 Kerangka Analisis 50
Gambar 3.2 Kerangka Kerja 52
Gambar 4.1 Persentase Pelaksanaan Kelitbangan Kota Semarang 2016-2021 55
Gambar 4.2 Persentase Pelaksanaan Kelitbangan 2016-2021 Berdasarkan
Bidang Urusan Pemerintahan 55
Gambar 4.3 Pelaksanaan Usulan Penelitian dan Pengembangan 2016-2021 62
Gambar 4.4 Bentuk Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan 2016-2021 63
Gambar 5.1 Kerangka Perumusan Penelitian dan Pengembangan 2021-2026 82
Gambar 5.2 Rekap Prioritas Usulan Kegiatan Kelitbangan Kota Semarang
Tahun 2021-2026 102

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan masyarakat untuk
membantu memenuhi kebutuhan dasar, baik dalam lingkup sosial maupun ekonomi
(Kodoatie, 2003; Pranessy, dkk., 2017). Keberadaan infrastruktur secara tidak
langsung akan mempengaruhi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga
kondisi infrastruktur menjadi salah satu prioritas perencanaan pembangunan di
Indonesia. Perencanaan infrastruktur tidak hanya melihat pada kondisi fisik sarana
dan prasarana saja, namun juga memperhatikan keramahan terhadap kondisi
lingkungan hidup perkotaan. Proses perencanaan dan pembangunan infrastruktur
juga diupayakan untuk meningkatkan pelayanan infrastruktur serta
mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan.
Proses perencanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia bertumpu pada
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018. Sejalan dengan SPM,
Pemerintah Pusat mendorong Pemerintah Daerah untuk memenuhi tantangan
global yaitu mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan, yang di
dalamnya juga terdapat tujuan pembangunan infrastruktur berkelajutan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 mengenai Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), dimana TPB (Sustainable
Development Goals/SDGs) merupakan suatu rencana aksi yang telah disepakati
secara internasional untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta
melindungi lingkungan di masa kini hingga masa mendatang. Konsep
pembangunan ini bersifat holistik, dengan mempertimbangkan seluruh aspek
pembangunan secara seimbang dan terintegrasi. TPB memiliki 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan, dimana bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah juga ikut berperan penting dalam penerapannya, terutama pada tujuan ke-

1
9 yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang
inklusif dan berkelanjutan serta membantu perkembangan inovasi, tujuan ke-11
yaitu menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan,
serta tujuan ke-15 yaitu melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan
penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan
keanekaragaman hayati.
Berbagai isu dan permasalahan infrastruktur dan pengembangan wilayah
menjadi hal yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti guna mencapai
pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dengan konsep Smart
Infrastructure, Blue-Green Infrastructure, Resilience Infrastructure, dan Liveable
Infrastructure (Li F., dkk., 2017; Fajariyah, dkk., 2018; IAP, 2017). Mengacu pada
Rancangan Akhir RPJMD (RA-RPJMD) Kota Semarang tahun 2021-2026,
pengembangan infrastruktur Kota Semarang berusaha menerapkan Smart
Infrastructure Concept, dimana konsep tersebut menggambarkan Kota Semarang
di masa mendatang dapat mengintegrasikan sistem pengelolaan infrastruktur secara
terpadu serta berorientasi pada pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana untuk
seluruh golongan masyarakat. Namun berbagai kendala dalam bidang infrastruktur
dan pengembangan wilayah saat ini masih terjadi. Permasalahan di bidang
infrastruktur menjadi tantangan bagi perencanaan di Kota Semarang. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan penduduk di Kota Semarang
selalu meningkat di setiap tahunnya. Adanya peningkatan jumlah penduduk ini
mengakibatkan kebutuhan lahan untuk permukiman dan juga kebutuhan
infrastruktur penunjang semakin bertambah, sedangkan ketersediaan lahan relatif
konstan. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya perubahan penggunaan lahan dari
ruang terbuka hijau menjadi ruang terbangun (Handayani & Rudiarto, 2014; Sejati,
dkk., 2018).
Pembangunan infrastruktur di Kota Semarang, bersinggungan dengan
sejumlah permasalahan kota, terutama banjir dan rob. Permasalahan banjir dan rob
di Kota Semarang tidak hanya disebabkan oleh kondisi kota yang memiliki area
pesisir Laut Jawa serta adanya fenomena penurunan permukaan tanah dengan

2
peningkatan permukaan air laut. Permasalahan banjir dan rob juga diakibatkan oleh
faktor perubahan iklim dan peningkatan curah hujan. Kondisi tersebut disertai
dengan adanya lonjakan kenaikan pemanfaatan penggunaan lahan hijau menjadi
ruang terbangun (Handayani & Rudiarto, 2014; Sejati, dkk., 2018) mengakibatkan
kurangnya area vegetasi sebagai ruang tangkapan air hujan (Astuti, dkk., 2020).
Banjir Februari 2021 silam dengan kedalaman 1,5 meter di sejumlah titik
menunjukkan tekanan yang signifikan pada infrastruktur drainase perkotaan,
sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat dan kemacetan. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa hingga saat ini pembangunan dan manajemen
infrastruktur perkotaan perlu dikaitkan dengan penyelesaian masalah banjir dan rob
di Kota Semarang.
Adapun faktor eksternal lain yang mendorong untuk pengkajian infrastruktur
dan pengembangan wilayah di Kota Semarang yaitu pada aspek kesehatan.
Pandemi COVID-19 yang terjadi lebih dari setahun ini mendorong munculnya
adaptasi menuju kebiasaan baru yang diduga akan mempengaruhi pergeseran peran
infrastruktur. Kebiasaan baru tersebut yang diantaranya mengharuskan masyarakat
untuk melakukan bekerja dari rumah. Hal tersebut juga disertai dengan adanya
kemajuan teknologi yang semakin canggih, yang memberikan kemudahan
masyarakat untuk bisa bertatap muka secara virtual. Kondisi tersebut
mengakibatkan misalnya peran dari sarana transportasi di masa yang akan datang
menjadi kurang sentral dari sebelumnya, sementara itu transportasi logistik yang
cenderung akan terus meningkat. Kondisi tersebut akan terus terjadi apabila akses
dan keterjangkauan teknologi komunikasi semakin membaik dan fokus pembiayaan
pemerintah yang bergeser pada pembiayaan pemulihan kesehatan akibat COVID-
19 terus dipertahankan.
Infrastruktur juga menjadi aspek penting dalam kemajuan perekonomian,
terutama berpengaruh terhadap daya saing wilayah (Al Mismary & Wahyono,
2020; Sumadiasa, dkk., 2016). Jaringan jalan yang baik dan menjangkau seluruh
kawasan semakin mempermudah aksesibilitas dan mobilitas perpindahan barang
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Infrastruktur air bersih juga mempengaruhi
perekonomian dalam hal proses produksi yang membutuhkan keterjaminan air

3
bersih, serta infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang mempengaruhi kualitas
sumberdaya manusia.
Dengan adanya kondisi di atas, maka hal tersebut menjadi faktor pendorong
untuk mengkaji pembangunan infrastruktur di Kota Semarang. Proses perencanaan
pembangunan infrastruktur tentunya dengan memperhatikan aspek pemenuhan atau
terkait dengan kuantitas, kualitas infrastruktur, serta perlunya infrastruktur yang
dapat digunakan secara optimal. Pembangunan infrastruktur tidak hanya
membutuhkan tindakan yang tepat, namun juga harus adaptif dan berdaya tahan
dalam menghadapi perubahan-perubahan kondisi. Dalam mewujudkan
pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Kota Semarang , dibutuhkan
adanya penelitian dan pengembangan yang tepat, komprehensif, dan terintegrasi.
Adanya penelitian terkait pembangunan infrastruktur ini akan menjadi landasan
untuk pengambilan keputusan kebijakan yang optimal bagi pemerintah terkait agar
dapat mencapai visi dan misi Kota Semarang tahun 2021-2026.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia, menjadi ibu
kota Provinsi Jawa Tengah, serta memberikan pelayanan bagi wilayah di
sekitarnya. Kondisi tersebut menyebabkan Kota Semarang memiliki fasilitas yang
lebih lengkap daripada wilayah di sekitarnya. Oleh karena itu, Kota Semarang
menjadi tujuan migrasi penduduk dari wilayah sekitarnya. Adanya peningkatan
jumlah penduduk mengakibatkan lonjakan keperluan peningkatan permukiman dan
juga fasilitas permukiman yang lebih memadahi. Hal ini menyebabkan adanya
perubahan penggunaan lahan di Kota Semarang yang semula merupakan ruang
terbuka hijau dikonversi menjadi ruang terbangun sehingga menyebabkan
berkurangnya area vegetasi hijau untuk menangkap limpahan air hujan. Di samping
kondisi Kota Semarang yang memiliki area pesisir Laut Jawa yang menyebabkan
kerentanan terhadap penurunan permukaan tanah, banjir pasang laut dan rob.
Pergeseran pada adaptasi baru juga menjadi variabel penting bagi pembangunan
infrastruktur Kota Semarang kedepan.

4
Permasalahan Kota Semarang ini perlu segera diatasi karena apabila semakin
lama dibiarkan akan semakin memperparah kondisi kawasan yang juga akan
mengganggu akitivitas masyarakat. Pada proses perencanaan infrastruktur perlu
diperhatikan dengan menyesuaikan kebutuhan penduduk, peraturan yang mengikat,
serta mengikuti konsep pembangunan berkelanjutan. Perencanaan infrastruktur ini
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah maupun stakeholders terkait untuk
mewujudkan kelengkapan sarana dan prasarana yang berkualitas dan mampu
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Kota Semarang. Pembangunan
infrastruktur diatur dalam dokumen Pemerintah Kota Semarang yaitu RA-RPJMD
2021-2026 dengan misi “Mewujudkan Infrastruktur Berkualitas yang Berwawasan
Lingkungan Untuk Mendukung Kemajuan Kota”.
Misi Kota Semarang tahun 2021-2026 dilengkapi dengan berbagai tujuan
yaitu untuk mewujudkan tata ruang dan lingkungan hidup yang berkelanjutan serta
meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana perkotaan. Untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut, adapun berbagai sasaran yang perlu dilaksanakan yaitu
meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan ekosistem perkotaan, kesesuaian
kondisi tata ruang dengan rencana tata ruang, dan peningkatan pelayanan sarana
prasarana permukiman dan transportasi. Bappeda Kota Semarang memprioritaskan
perwujudan tata ruang dan infrastruktur yang berkelanjutan sebagai pembahasan
rencana penelitian dan pengembangan. Akan tetapi pembangunan infrastruktur
yang berkelanjutan masih sering diadaptasi secara teoritis dan belum
diimplementasikan dengan sebaik-baiknya serta belum mencapai visi dan misi Kota
Semarang secara optimal. Salah satu hambatan yang mengakibatkan hal tersebut
terjadi yaitu belum adanya penelitian yang komprehensif untuk dijadikan sebagai
acuan atau landasan pembangunan infrastruktur di Kota Semarang.

1.2.2 Perumusan Masalah


Kondisi Kota Semarang yang menjadi salah satu kota rawan bencana banjir
dan rob, mendorong perlunya penelitian yang mengkaji mengenai pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah di Kota Semarang. Untuk mencapai visi
dan misi Kota Semarang tahun 2021-2026, maka memerlukan kajian strategis

5
penelitian dan pengembangan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah
yang tepat guna mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di
Kota Semarang. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana rekomendasi penelitian-penelitian yang dapat digunakan sebagai
landasan kajian infrastruktur dan pengembangan wilayah di Kota Semarang?
b. Bagaimana metodologi yang tepat digunakan dalam penyusunan pedoman
penelitian dan pengembangan kelitbangan bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah Kota Semarang?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Kota Semarang tahun 2021-2026 adalah untuk menyusun
rencana strategis kelitbangan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah
yang dapat mendukung pencapaian visi dan misi Kota Semarang tahun 2021-2026
agar lebih komprehensif dan integratif.

1.3.2 Sasaran Penelitian


Sasaran dari Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Kota Semarang tahun 2021-2026 adalah sebagai berikut:
1. Teridentifikasinya arah pembangunan dan ketercapaian bidang infrastruktur
dan pengembangan wilayah berdasarkan Rancangan Awal RPJMD Kota
Semarang tahun 2021-2026,
2. Teridentifikasinya klaster penelitian berdasarkan bidang urusan infrastruktur
dan pengembangan wilayah,
3. Teridentifikasinya kebutuhan penelitian yang dapat mewujudkan tercapainya
pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang berkelanjutan,
dan
4. Tersusunnya roadmap dan pedoman pelaksanaan kegiatan
penelitian/pengkajian kelitbangan bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah.

6
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat merumuskan rencana strategis kelitbangan
bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah di Kota Semarang tahun 2021-
2026. Penelitian ini juga akan menghasilkan metode yang dapat digunakan untuk
kegiatan kelitbangan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah di Kota
Semarang. Penelitian ini menggunakan dasar program-program prioritas bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah Kota Semarang yang diperoleh dari
dokumen perencanaan dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Rencana strategis
kelitbangan ini akan menjadi landasan bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
terkait untuk melakukan kajian infrastruktur dan pengembangan wilayah yang ada
di Kota Semarang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dari kegiatan ini yaitu dibatasi oleh batasan
administrasi Kota Semarang. Secara administratif, Kota Semarang terbagi menjadi
16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Pada tahun 2020, jumlah penduduk Kota
Semarang tercatat sebanyak 1.685.909 jiwa dengan luas wilayah 373,70 km2.
Menurut penggunaannya, luas lahan sawah sebesar 10,59% sedangkan lahan bukan
sawah sebesar 89,41%. Adapun batas-batas administrasi Kota Semarang sebagai
berikut:
Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
Sebelah Timur : Kabupaten Demak
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
Sebelah Utara : Laut Jawa

7
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2018

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Semarang

1.5.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi dalam kegiatan ini merupakan batasan dalam
terminologi infrastruktur dan pengembangan wilayah beserta kasus yang dikaji
lebih lanjut untuk menentukan rencana strategis kelitbangan bidang infrastruktur
dan pengembangan wilayah yang dilakukan oleh Litbang Bappeda Kota Semarang.
Pembahasan lingkup materi dalam bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah
yang dimaksud adalah program prioritas di bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah serta lingkup kegiatan kelitbangan pendukung berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016. Adapun
rinciannya sebagai berikut:

8
a. Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RA-
RPJMD) Kota Semarang Tahun 2021-2026
Ruang lingkup materi dalam kegiatan ini berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, utamanya yaitu RA-RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026. Hal
tersebut dikarenakan kajian strategis penelitian harus selaras dengan visi dan
misi Kota Semarang tahun 2021-2026. Berdasarkan RA-RPJMD Kota
Semarang tahun 2021-2026 tersebut terdapat program-program prioritas
mengenai bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.
b. Aspek dalam bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah, meliputi
aspek jalan, sistem transportasi, air, udara, emisi, limbah, utilitas umum,
bangunan sarana permukiman, ruang terbuka hijau, lingkungan hidup sumber
daya alam, kebencanaan, rencana regional/kota, dan penataan ruang
perkotaan.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016
Ruang lingkup kelitbangan utama yang diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 antara lain sebagai
berikut:
1. Penelitian,
2. Pengkajian,
3. Pengembangan,
4. Perekayasaan,
5. Penerapan,
6. Pengoperasian, dan
7. Evaluasi kebijakan
Pelaksanaan penyusunan Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang tahun 2021-2026, jenis
kelitbangan utama yang disepakati untuk digunakan yaitu jenis penelitian,
pengembangan, dan evaluasi kebijakan.

9
BAB II
KAJIAN LITERATUR KELITBANGAN BIDANG INFRASTRUKTUR
DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

2.1 Peran Penelitian dalam Perencanaan Pembangunan


Bertahun-tahun Negara Indonesia melaksanakan pembangunan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Hingga saat ini, pembangunan telah
menunjukkan banyak perubahan yang signifikan di seluruh wilayah. Akan tetapi,
dalam pengambilan kebijakan pembangunan terkadang mengalami kegagalan.
Salah satu penyebab hal tersebut terjadi yaitu karena penelitian sebelum
pengambilan kebijakan tersebut cenderung tidak akurat atau tidak lengkap (Smeru,
2011). Sementara itu upaya pembangunan membutuhkan suatu proses
perkembangan dengan langkah-langkah yang terencana sehingga dapat mencapai
pembangunan yang lebih baik (Orbawati, 2002). Salah satu langkah terencana
dalam pembangunan yaitu penggunaan bukti-bukti untuk pertimbangan
pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan.
Kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) merupakan suatu
pendekatan untuk membantu pengambilan keputusan atas kebijakan melalui
topangan informasi akurat berbasis bukti-bukti penelitian (Davies, 2004).
Pembuatan kebijakan berbasis bukti memiliki dua tujuan yaitu untuk menggunakan
apa yang sudah diketahui dari evaluasi program, dan juga untuk membangun lebih
banyak pengetahuan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan di
masa depan dengan lebih baik. Pembuatan kebijakan berbasis bukti dapat
menggunakan berbagai macam bentuk, salah satunya yaitu menggunakan temuan
dari penelitian. Penelitian ini dapat digunakan untuk membuat kebijakan baru,
meningkatkan efektivitas program yang telah ada, maupun mengembangkan
kebijakan dengan didukung oleh adanya bukti-bukti yang akurat.

10
Prinsip dari pembuatan kebijakan berbasis bukti-bukti penelitian yaitu
diantaranya membangun dan mengumpulkan bukti yang kuat mengenai hal-hal
yang mendukung keberhasil suatu program kerja, termasuk pada biaya dan manfaat.
Pembuatan kebijakan berbasih bukti penelitian juga memantau penyampaian
program dan menggunakan evaluasi dampak untuk mengukut efektivitas program
pembangunan. Penggunan bukti-bukti yang akuran dapat meningkatkan keberhasil
program pembangunan dan dapat mengefektifkan dana dari program pembangunan
dengan cara yang konsisten. Selain itu, pembuatan kebijakan berbasis bukti-bukti
penelitian dapat mendorong inovasi baru dan menguji pendekatan baru yang
diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
Di Indonesia, dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan kebijakan
pemerintahan di lingkungan pemerintahan daerah mengadakan penelitian dan
pengembangan secara terarah, terkoordinasi, terpadu, dan saling
berkesinambungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan
di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, Badan Penelitian dan
Pengembangan memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan penelitian,
pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan, pengoperasian, dan evaluasi
kebijakan serta administrasi dan manajemen kelitbangan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Kegiatan litbang ini
bertujuan untuk menambah pustaka pengetahuan hingga pengetahuan tersebut
dapat diaplikasikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan pembangunan
di daerah, serta mampu memberikan rekomendasi ilmiah sebagai dasar
pengambilan kebijakan oleh pemerintahan dalam menghadapi peluang, tantangan,
dan permaslahan yang dihadapi suatu kota.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintahan Daerah, menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis kegiatan kelitbangan
utama antara lain sebagai berikut:

11
a. Penelitian
Kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis
untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi
dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait
dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan
daerah.
b. Pengkajian
Penelitian terapan yang bertujuan memecakan permasalahan yang sedang
berkembang yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan
jangka panjang lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan
dalam negeri dan pemerintahan daerah.
c. Pengembangan
Kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan
kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang terbukti kebenarannya untuk
meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada,
atau menghasilkan teknologi baru yang terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan daerah.
d. Penerapan
Pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, dan/atau ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi
teknologi yang terkait dengan penyelenggaran pemerintahan dalam negeri
dan pemerintahan daerah.
e. Perekayasaan
Kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan
rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi
dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks
teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika yang terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan daerah.

12
f. Pengoperasian
Uji operasional atas suatu produk kebijakan, model, atau sistem kerekayasaan
yang telah melalui proses penerapan, melalui kegiatan pendampingan dan
supervisi guna modifikasi dan penyempurnaan yang terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan daerah.
g. Evaluasi Kebijakan
Suatu prodes penilaian yang sistematis melalui pengumpulan, analisis dan
interpretasi informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
kebijakan/program dengan menggunakan kriteria/model tertentu untuk
memperoleh rekomendasi dan penyempurnaan yang terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan daerah.
Kegiatan penelitian, pengkajian, pengembangan, perekayasaan, penerapan,
pengoperasian, dan evaluasi kebijakan atau kelitbangan utama adalah kegiatan
ilmiah yang bertujuan menghasilkan pemahaman/cara baru dan/atau
mengembangkan penerapan praktisnya dalam konteks ilmu pengetahuan dan
teknologi lingkup. Kelitbangan utama dapat menjadi dasar terciptanya inovasi
dalam rangka mendukung kinerja penyelenggaraan Pemerintahan. Adapun
keluaran kelitbangan utama dapat dilihat pada Tabel II.1.

Tabel II.1 Keluaran Kelitbangan


No Jenis Kelitbangan Keluaran
1 Penelitian Rekomendasi
2 Pengkajian
A. Strategis
B. Aktual
C. Kompetitif
3 Pengembangan Naskah Akademis dan Rancangan Regulasi
4 Perekayasaan Pedoman Umum/Teknis Pelaksanaan Model
Kebijakan/Program
5 Penerapan Uji coba Model Kebijakan/Program pada daerah
percontohan
6 Pengoperasian Penerapan Model Kebijakan/Program secara lebih
luas/menyeluruh dan pendampingan
7 Evaluasi Kebijakan Rekomendasi
 Lanjut dengan perbaikan
 Dicabut/Diberhentikan
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016

13
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah, Rencana Strategis (Renstra) Kelitbangan merupakan dokumen
perencanaan dalam kurun waktu lima tahun yang memuat rencana tindak dan
rencana alokasi pendanaan, rangkaian tahapan penelitian, pengembangan,
pengkajian, penerapan, perekayasaan, pengoperasian, dan evaluasi kebijakan
secara terintegrasi untuk percepatan pencapaian visi, misi, dan arah kebijakan serta
peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan. Sementara itu, dalam
perspektif penyelenggaraan pemerintahan daerah, visi, misi, dan arah kebijakan
yang dimaksud merupakan penjabaran visi, misi, dan arah kebijakan pemerintah
daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD yang diselaraskan dengan visi, misi,
dan arah kebijakan pemerintah dalam RPJMN. Hal ini selaras dengan kebijakan
kelitbangan Pemerintahan Daerah yang diarahkan untuk (1) mendorong
peningkatan kualitas dan pemantapan regulasi/kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan daerah; (2) mendorong penguatan dan penciptaan inovasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan (3) meningkatkan kualitas tata kelola
dan penguatan kapasitas internal badan kelitbangan daerah.
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di pemerintah daerah dapat
dilakukan dengan berbagai skema atau bentuk pelaksanaan. Salah satunya yaitu
melalui swakelola. Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan
sendiri oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah, Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan merupakan jasa yang dapat
dilaksanakan melalui swakelola. Swakelola dalam pengadaan barang/jasa diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Swakelola memiliki empat tipe pengadaan. Adapun penjelasan
mengenai tipe-tipe swakelola dapat dilihat pada Tabel II.2.

Tabel II.2 Tipe-Tipe Swakelola


Tipe Swakelola Penjelasan
Swakelola Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Tipe I Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran

14
Tipe Swakelola Penjelasan
Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh Kementerian/
Swakelola
Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan
Tipe II
oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola
Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh Kementerian/
Swakelola
Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan
Tipe III
oleh Ormas pelaksana Swakelola
Swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Swakelola Daerah penanggung jawab anggaran dan/atau berdasarkan usulan
Tipe IV Kelompok Masyarakat, dan dilaksanakan serta diawasi oleh Kelompok
Masyarakat pelaksana Swakelola
Sumber: Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

2.2 Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah


Infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan masyarakat untuk
membantu memenuhi kebutuhan dasar, baik dalam lingkup sosial maupun ekonomi
(Kodoatie, 2003; Pranessy, dkk., 2017). Infrastruktur dapat dikategorikan menjadi
3 jenis yaitu infrastruktur ekonomi, sosial, dan kelembagaan (Borrillo, 1994).
Pembangunan infrastruktur identik dengan pembangunan berupa fisik yang
mendukung kegiatan sosial, sedangkan pengembangan wilayah lebih kepada
mendukung kegiatan perekonomian. Dalam pembangunan infrastruktur dan
pengembangan wilayah, ditujukan kepada pembangunan fisik sarana dan prasarana
yang mendukung kegiatan sosial masyarakat serta mendukung peningkatan
perekonomian dan daya saing wilayah. Berdasarkan pada definisi tersebut, terdapat
2 jenis infrastruktur yaitu infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial.
1. Infrastruktur Ekonomi
Infrastruktur ekonomi merupakan infrastruktur yang mendukung seluruh
kegiatan perekonomian, dari produksi hingga konsumsi serta mendukung daya
saing ekonomi daerah. Infrastruktur ekonomi dibedakan menjadi 3 kategori yaitu
utilitas publik, pekerjaan umum, dan sistem transportasi (Borrillo, 1994), seperti
jalan, layanan transportasi, air, limbah, gedung, dan energi (Grigg, 1988; American
Public Works Association dalam Hudson, 1997). Infrastruktur berupa utilitas publik
(jaringan air, pengelolaan limbah, dan energi serta pengendalian pencemaran),
pekerjaan umum (jaringan jalan, saluran irigasi dan drainase), dan sistem
transportasi (layanan transportasi umum dan konektivitas antar wilayah/kawasan).

15
2. Infrastruktur Sosial
Infrastruktur sosial berkaitan dengan pelayanan yang berhubungan dengan
kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat serta meningkatkan standar dan kualitas
hidup masyarakat. Infrastruktur sosial ini terdiri dari 2 kategori, yaitu infrastruktur
keras dan infrastruktur lunak. Infrastruktur keras yaitu terdiri dari fasilitas
kesehatan, fasilitas pendidikan, rekreasi, kantor polisi, pemadam kebakaran, dan
lain-lain yang mendukung kegiatan masyarakat dan melengkapi sarana prasarana
permukiman. Infrastruktur lunak terdiri dari program, sumberdaya, pengembangan
komunitas dan budaya yang berperan dalam mendukung infrastruktur keras.
Selain melengkapi kebutuhan sosial ekonomi masyarakat, konteks
infrastruktur dan pengembangan wilayah searah dengan infrastruktur untuk
pengembangan ekonomi lokal berupa ekonomi kreatif, pariwisata, dan kampung
tematik.
1. Pengembangan Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya yang tidak terbatas yaitu kreativitas untuk menciptakan
nilai tambah (Lestariningsih, dkk., 2019). Peran ekonomi kreatif dalam
pengembangan ekonomi lokal adalah mampu untuk mendorong tingkat pendapatan
dari sektor ekonomi kreatif, kemampuan ekspor, penciptaan lapangan kerja dan
kontribusi dalam PDRB. Ekonomi kreatif merupakan sebuah upaya penciptaan nilai
tambah yang berbasis kreativitas dan inovasi sehingga sangat mengandalkan
pengetahuan, baik dari budaya maupun teknologi. Pengembangan ekonomi kreatif
di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi
Kreatif, terdiri dari 17 subsektor (Gambar 2.1). Kota Semarang menjadi salah satu
dari 10 kabupaten/kota kreatif menurut Keputusan Kepala Badan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2019 mengenai Kabupaten/Kota Kreatif
Indonesia tahun 2019, yaitu termasuk dalam sub sektor unggulan dalam bidang
fashion.

16
Sumber : www.kemenparekraf.go.id, 2021

Gambar 2.1 Tujuh Belas Subsektor Eknomi Kreatif

2. Pengembangan Pariwisata
Pariwisata perkotaan memiliki daya tarik dasar yaitu dari keragaman dan
kelengkapan fasilitas perkotaan. Karakteristik dari pariwisata perkotaan adalah
mengandalkan daya tarik budaya (termasuk festival), sejarah, kongres, olahraga,
gastronomi, festival malam, dan belanja serta berbagai layanan yang ada di
perkotaan (Arjana, 2015; Page & Connell, 2020). Pariwisata perkotaan merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas sosial seperti berjalan-jalan,
berkumpul dan bergaul. Kegiatan pariwisata perkotaan dapat berupa budaya,
hiburan dan rekreasi (Ashworth & Page, 2011).

17
Pariwisata perkotaan didukung oleh elemen utama seperti atraksi wisata
sebagai daya tarik dan elemen sekunder seperti kemudahan aksesibilitas (Page &
Connell, 2020). Menurut Medlik dan Jackson dalam Arjana (2015) menegaskan
bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi daya tarik pariwisata yaitu
aspek daya tarik destinasi (Attraction), aspek transportasi (Accessibility), aspek
fasilitas utama dan pendukung (Amenity), dan aspek kelembagaan (Ancillary). Pada
konteks pengembangan infrastruktur dan pengembangan wilayah lebih
menekankan kepada faktor pendukung daya tarik pariwisata berupa aspek daya
tarik destinasi, aspek transportasi, dan aspek fasilitas utama dan pendukung yang
berupa bentuk fisik. Sektor pariwisata dapat memberikan manfaat ekonomi dalam
perkembangan kota. Pariwisata perkotaan yang berhasil dapat dilihat dari jumlah
kunjungan wisata serta memperhatikan aspek keberlanjutan, yaitu memperhatikan
kebutuhan wisatawan saat ini dan masa mendatang serta masyarakat setempat
dengan memperhitungkan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
3. Pengembangan Kampung Tematik
Kampung Tematik merupakan salah satu inovasi pemerintahan dalam
mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan dasar, terutama dalam peningkatan
kualitas lingkungan rumah tinggal warga miskin dan parasarana dasar permukiman.
Pengembangan kampung tematik ini menjadi suatu titik sasaran dari sebagian
wilayah kelurahan untuk dilakukannya perbaikan dengan mempehatikan beberapa
hal, yaitu memperbaiki kondisi lingkungan permukiman kumuh, peningkatan
penghijauan wilauh yang intensif, dan mengangkat potensi sosial dan ekonomi
masyarakat setempat (pemberdayaan dan pelibatan partisipasi masyarakat secara
aktif). Dampak dari adanya kampung tematik berpotensi meningkatkan
perekonomian lokal dan pendapatan keluarga. Kampung tematik sebagai wujud
nyata dari adanya pemenuhan dan peningkatan sarana dan prasarana lingkungan
yang lebih baik dan tertata. Kampung tematik juga mendukung trademark suatu
wilayah menjadi lebih unik dan identik, sehingga dapat memberikan pengaruh
positif bagi kampung lainnya untuk terpacu mewujudkan kampung tematik yang
serupa maupun lebih inovatif. Adanya kampung tematik ini menjadi titik-titik
kunjungan baru yang tidak tersentral di tingkat perkotaan.

18
Dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang juga
mendukung pada pengembangan ekonomi lokal, baik pengembangan ekonomi
kreatif, pengembangan pariwisata, maupun pengembangan kampung tematik,
didukung dengan menyediakan rencana pembangunan berupa fisik sarana dan
prasarana pendukungnya. Hal tersebut dikarenakan infrastruktur menjadi dasar
keberhasilan suatu pengembangan ekonomi lokal. Infrastruktur dalam
pengembangan ekonomi lokal juga memperhatikan kualitas dari tenaga kerja atau
sumberdaya manusia yang berperan di dalamnya. Oleh karena itu dibutuhkan pula
tenaga kerja yang memiliki kemampuan atau skill yang bermanfaat dalam
pekerjaannya, kegiatan perekonomian atau kewirausahaan. Infrastruktur ikut
berperan dalam perwujudan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi, yaitu
dengan cara memberikan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pelatihan
tenaga kerja. Hal tersebut menggambarkan bahwa pembangunan infrastruktur dan
pengembangan wilayah tidak lepas dari setiap pembangunan sektor lainnya, baik
pembangunan ekonomi maupun pembangunan sosial budaya kemasyarakatan.

2.3 Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan


Sustainable Development Goals (SDGs), atau Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB), merupakan rencana aksi global yang telah disepakati oleh
para pemimpin dunia yang diantaranya adalah Indonesia. TPB menjadi suatu
agenda 2030 yang merupakan kesepakatan pembangunan baru yang mendorong
perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan
berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan
sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. TPB disusun untuk mengakhiri
permasalahan global, yang meliputi masalah kemiskinan, mengurangi kesenjangan
di segala bidang, hingga melindungi lingkungan. TPB berprinsip universal,
integrasi, dan inklusif sehingga tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau
“No-one Left Behind”. TPB terdiri dari 17 tujuan dengan 169 target yang
diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030 (Gambar 2.2).

19
Sumber : www.sdgs.bappenas.go.id, 2021

Gambar 2.2 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

TPB memiliki empat pilar utama, dimana pembangunan infrastruktur dan


pengembangan wilayah masuk dalam pilar pembangunan ekonomi dan pilar
pembangunan lingkungan.
a. Pilar Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi TPB berfokus pada ketercapaian pertumbuhan
ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi,
industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan
didukung kemitraan. Pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah pada
pilar pembangunan ekonomi ini berfokus pada beberapa tujuan, yang diantaranya
sebagai berikut.
 Tujuan ke-7 yaitu menjamin akses energi yang terjangkau, andal,
berkelanjutan, dan modern untuk semua. Keberlanjutan energi memastikan
perencanaan pengadaan energi yang lebih bersih dan aman untuk lingkungan.
Selain itu juga untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan yang
berasal dari panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari maupun aliran air.
Pembangunan energi yang berkelanjutan memiliki dampak positi untuk
mengefisiensi penggunaan energi di lingkungan masyarakat.

20
 Tujuan ke-9 yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan
industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi. Tujuan ke 9 ini
menunjukkan pengembangan infrastruktur yang berkualitas, andal,
berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas
untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia dengan
fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua. Selain itu, tujuan
ini memiliki sasaran di tahun 2030 dapat meningkatkan infrastruktur dan
retrofit industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi
penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari teknologi dan proses
industri bersih dan ramah lingkungan, yang dilaksanakan semua negara sesuai
kemampuan masing-masing. Tujuan ini berfokus pada pengembangan
infrastruktur berkelanjutan yang berupa akses jalan yang layak, konektivitas
transportasi umum, dan pengendalian serta penurunan emisi gas rumah kaca
dari sektor industri.
b. Pilar Pembangunan Lingkungan
Pembangunan lingkungan TPB berfokus pada ketercapaian pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai penyangga seluruh
kehidupan. Pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah pada pilar
pembangunan lingkungan ini berfokus pada beberapa tujuan, yang diantaranya
sebagai berikut.
 Tujuan ke-6 yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan
santiasi yang berkelanjutan untuk semua. Tujuan pembangunan terhadap air
bersih guna meningkatkan akses yang merata terhadap air minum yang layak
dan aman untuk masyarakat. Tujuan pembangunan ini juga memiliki sasaran
di tahun 2030 mendatang yaitu untuk bisa mencapai akses terhadap sanitasi
yang bersih dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, serta
memberikan perhatian khusus untuk kebutuhan perempuan dan kelompok
masyarakat rentan. Pembangunan air bersih yang berkelanjutan juga berfokus
pada peningkatan kualitas air dengan cara mengurangi polusi, menghilangkan
pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya.

21
 Tujuan ke-11 yaitu menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman,
tangguh, dan berkelanjutan. tujuan pembangunan kota dan permukiman yang
berkelanjutan memiliki target pada tahun 2030, menjamin akses untuk
seluruh masyarakat terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau,dan
dilengkapi dengan pelayanan dasar serta menata kawasan kumuh yang masih
ada di lingkungan masyarakat. Selain itu juga menyediakan akses terhadap
sistem transportasi yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan, serta
meningkatkan keselamatan lalu lintas dan memperluas jangkauan transportasi
umum seluruh kelompok masyarakat. Pada tujuan pembangunan kota dan
permukiman yang berkelanjutan juga memperhaikan pada sistem
ketangguhan bencana dengan adanya peringatan dini serta pengurangan
risiko bencana, memperhatikan kualitas udara dan penanganan sampah,
penyediaan ruang publik dan ruang terbuka jijau yang aman dan inklusif
 Tujuan ke-12 yaitu menjamin pola produksi dan konsumsi yang
berkelanjutan. Fokus dari tujuan pembangunan berkelanjutan ke-12 ini yang
berkaitan dengan infrastruktur dan pengembangan wilayah yaitu pada
pengelolaan bahan kimia dan sejenisnya (limbah B3) yang ramah lingkungan
serta mengurangi dampak pencemarannya terhadap kualitas udara, air, dan
tanah dengan meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Pada tahun 2030, memiliki target dalam pengurangan produksi
sampah dan memaksimalkan penggunaan kembali atau bahan daur ulang.
 Tujuan ke-13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan
iklim dan dampaknya. Pada tujuan penanganan perubahan iklim ini
menargetkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dapat mencemari
lingkungan. Hal tersebut ditargetkan padatahun 2030 untuk mengintegrasikan
mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak, dan peringatan dini di lingkungan
masyarakat.
 Tujuan ke-15 yaitu melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,
mengehentikan pengguruan, memulihkan degradasi lahan, serta
menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati. Tujuan pembangunan

22
berkelanjutan terhadap ekosistem daratan memiliki target pada tahun 2030
untuk menjamin pelestarian, restorasi, dan pemanfaatan berkelanjutan dari
ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya
ekosistem hutan, lahan basah, pegunungan, dan lahan kering. Tujuan
pembangunan berkelanjutan ini juga berfokus pada bantuan konservasi dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan.
Infrastruktur memiliki peran penting dalam menstimulasi pertumbuhan
ekonomi nasional. Selain itu infrastruktur memiliki kontribusi yang besar dalam
kegiatan yang ada di masyarakat perkotaan. Adanya pertumbuhan populasi di
perkotaan mengakibatkan perlunya perencanaan pembangunan yang lebih serius.
Adanya peningkatan populasi, maka kebutuhan akan infrastruktur semakin
meningkat. Di samping itu, pembangunan infrastruktur juga harus memperhatikan
keramahan lingkungan agar tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan
maupun masyarakat. Adanya kondisi tersebut membutuhkan pembangunan
infrastruktur yang berkelanjutan untuk mencegah permasalahan-permasalahan
infrastruktur maupun lingkungan.
Definisi dari infrastruktur berkelanjutan yaitu pembangunan infrastruktur
yang direncanakan, dirancang, dibangun, dioperasikan dan dinonaktifkan dengan
memastikan ekonomi, keuangan, sosial, lingkungan (termasuk ketahanan iklim),
dan kelembagaan yang berkelanjutan selama siklus proyek berjalan (IADB, 2018).
Keberlanjutan yang dimaksud yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan saat
ini, namun juga memperhatikan kebutuhan generasi di masa mendatang.
Infrastruktur yang berkelanjutan dapat mendukung pertumbuhan produktivitas
yang inklusif, meningkatkan cakupan dan kualitas layanan yang terkandung dalam
tujuan pembangunan berkelanjutan serta mendukung perwujudan perkotaan yang
tangguh dan rendah emisi karbon (IADB, 2018).
Terdapat 4 dimensi dalam permbangunan infrastruktur berkelanjutan menurut
Inter-American Development Bank (2018), yaitu ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Dimensi tersebut diantaranya yaitu keberlanjutan ekonomi dan finasial, sosial,
lingkungan, dan kelembagaan.

23
Sumber : Inter-American Development Bank, 2018

Gambar 2.3 Empat Dimensi Infrastruktur Berkelanjutan

Terdapat 4 dimensi dalam permbangunan infrastruktur berkelanjutan menurut


Inter-American Development Bank (2018) yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Dimensi tersebut diantaranya yaitu keberlanjutan ekonomi dan finasial, sosial,
lingkungan, dan kelembagaan.
1. Infrastruktur yang berkelanjutan secara ekonomi, yaitu apabila menghasilkan
keuntungan setelah mempertimbangkan seluruh manfaat dan biaya setelah
siklus proyek selesai.
2. Infrastruktur yang berkelanjutan secara sosial, yaitu dengan memperhatikan
keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam peningkatan mata
pencaharian dan kesejahteraan sosial.
3. Infrastruktur yang berkelanjutan dari sisi lingkungan, yaitu pembangunan
infrastruktur harus dapat mengakomodir risiko bencana alam dan iklim,
polusi, kelestarian lingkungan alam, dan penggunaan sumberdaya yang
efisien.
4. Infrastruktur yang berkelanjutan dari sisi kelembagaan, dimana
pembangunan infrastruktur harus direncanakan sebaik-baiknya oleh lembaga
yang berwenang dengan menyesuaikan strategi nasional dan global,
perubahan sistem pemerintahan, akuntabilitas dan manajemen, serta kapasitas
bangunan.

24
2.4 Konsep Pembangunan Infrastruktur Cerdas (Smart Infrastructure)
Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan yang mengganggu kestabilan
perkotaan, karena dampak dari adanya perubahan iklim mengganggu aktivitas
masyarakat dan tentunya merusak kondisi lingkungan. Dampak dari perubahan
iklim ini salah satunya yaitu terjadinya banjir dan juga kekeringan yang datang
dengan sangat ekstrem. Adanya kondisi tersebut mengakibatkan kerusaan pada
sistem permukiman dan juga infrastruktur. Kondisi tersebut terjadi juga karena
adanya dukungan dari ketidaksiapan negara dalam menghadapi perubahan iklim
ekstrem (Faggian & Sposito, 2009). Saat ini masyarakat dan pemerintah mulai
melakukan aksi untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim atau tantangan lainnya
di masa mendatang dengan menerima lebih banyak konsekuensi dari pembangunan
yang dilakukan saat ini (Leary, 2012). Adapun tantangan selain perubahan iklim
yaitu TPB, yang dapat menghadapi permasalahan perubahan iklim dan
permasalahan lainnya. Terdapat 5 pilar konsep kota berkelanjutan di masa depan,
yang salah satunya yaitu smart city (Fajariyah, dkk., 2018).
Smart City dan TPB saling berhubungan pada proses perencanaan kolaborasi
dan pembangunan yang inklusif (Zubizzareta, 2016 dalam Mardhotillah, dkk.,
2020). Smart City merupakan suatu konsep pembangunan perkotaan dan
manajemennya dengan menggunakan teknologi untuk keterhubungan, pemantuan,
dan mengontrol beberapa sumberdaya dengan kota supaya lebih efektif dalam
memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk mendorong
pembangunan berkelanjutan (Supangkat, dkk., 2015 dalam Fajariyah, dkk., 2018).
Smart City sebagai kota intensif dan maju berteknologi tinggi yang
menghubungkan manusia, informasi, dan elemen kota dengan menggunakan
teknologi baru guna menciptakan kota yang berkelanjutan, lebih hijau, perdagangan
yang kompetitif dan inovatif, serta kualitas hidup yang meningkat. Menurut
Griffinger, dkk (2007) dan Sambodo (2018), terdapat 6 dimensi dalam
pengembangan konsep Smart City yaitu meliputi Smart People, Smart Economy,
Smart Environtment, Smart Government, Smart Living, dan Smart Mobility
(Gambar 2.4).

25
Sumber : Sambodo, 2018

Sumber : Griffinger, dkk., 2007

Gambar 2.4 Enam Dimensi Smart City Concept

26
Adapun dimensi konsep Smart City yang berkaitan dengan infrastruktur dan
pengembangan wilayah yaitu dimensi Smart Mobility, Smart Living, dan Smart
Environment. Smart Mobility merupakan pengelolaan infrastruktur kota yang akan
dikembangkan di masa depan, yaitu suatu sistem pengelolaan secara terpadu dan
berorientasi pada jaminan keberpihakan kepentingan publik. Implementasi
infrastruktur yang smart yaitu dengan adanya pengelolaan infrastruktur kota yang
baik agar tidak terjadi kesenjangan pengadaan infrastruktur di kota (Indrayati,
2011). Seperti pada dimensi Smart Mobility yang memiliki peranan atau fokus
konsep kepada aspek transportasi dan infrastruktur. Adanya konsep pembangunan
ini mengharapkan di masa mendatang dapat memungkinkan untuk pemenuhan
kebutuhan secara merata, agar perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lain hanya
dengan pergerakan yang seminimal mungkin dan membutuhkan secepat mungkin.
Adanya Smart Mobility, akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah juga memperhatikan
aspek lingkungan hidup yaitu seperti yang tertuang dalam dimensi Smart
Environment. Dimensi Smart Environment yaitu lingkungan yang memberikan
kenyamanan masyarakat, memperhatikan keberlanjutan sumber daya, tanpa
meninggalkan nilai estetik dari fisik maupun non fisik, visual maupun tidak, bagi
masyarakat dan publik lingkungan yang bersih dan tertata (Hasibuan & Sulaiman,
2019) . Salah satu contoh penerapan Smart Environment yaitu adanya ruang terbuka
hijau yang stabil dan juga terwujudnya lingkungan yang bersih dan tertata.
Smart Living menjadi aspek terakhir yang harus dipenuhi untuk terwujudnya
Smart City. Smart Living memiliki aspek pada kualitas hidup masyarakat. Suatu
kota diharapkan dapat memberikan rasa nyaman dan aman untuk hidup bagi
masyarakat. Pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah, Smart
Living berperan pada pembentukan ketangguhan kota didukung infrastruktur yang
tahan bencana dan berperan memberikan sistem perumahan dan kawasan
permukiman aman, nyaman, dan sehat. Oleh karena itu kualitas hidup masing-
masing individu masyarakat akan semakin membaik dari tahun ke tahun.

27
Adapun landasan untuk membangun Smart City pada pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah yaitu sebagai berikut (Hasibuan &
Sulaiman, 2019):
a. Adanya peran pemerintah
Pemerintah berperan dalam mewujudkan konsep ini yaitu dalam penetapan
perencanaan, menetapkan regulasi yang diperlukan, perencanaan
pembiayaan, membangun sistem dan infrastruktur yang berbasis teknologi,
serta melakukan pengelolaan.
b. Adanya dukungan masyarakat
Masyarakat memiliki peran sangat penting untuk mendukung perwujudan
program-program, kebijakan, dan regulasi dari pemerintah dalam bentuk
keikutsertaan menjadi pelaku pembangunan infrastruktur cerdas, menjaga
infrastruktur dan lingkungan yang ada, dan menyampaikan inovasi sebagai
masukan pembangunan infrastruktur.
c. Adanya pembiayaan
Pembiayaan juga harus dipikirkan dengan baik karena dalam pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah menggunakan APBD dan apabila
memungkinkan dapat menggunakan bantuan dana dari pemerintah pusat.
d. Adanya teknologi
Penggunaan teknologi dapat memberikan kemudahan dalam
mengembangkan hasil yang berkualitas, meningkatkan kecepatan, dan
sebagai kekuatan untuk bersaing.
Konsep Smart City di Indonesia telah diterapkan di beberapa wilayah sebagai
salah satu konsep pembangunan di berbagai sektor, yang salah satunya yaitu pada
pembangunan infrastruktur maupun pengembangan wilayah. Penerapan Smart
Infrastructure menjadi dasar bagi kemajuan suatu wilayah, karena dengan adanya
dukungan dari infrastruktur yang lengkap, merata, dan canggih juga mendukung
dalam pengembangan ekonomi lokal. Hasil akhir dari adanya penerapan konsep
yang smart ini, diharapkan dapat memberikan kualitas hidup masyarakat suatu
wilayah atau daerah menjadi lebih baik di tahun-tahun mendatang.

28
2.5 Konsep Pembangunan Infrastruktur Hijau (Green Infrastructure)
Green City atau Kota Hijau merupakan salah satu konsep pembangunan kota
yang berkelanjutan dan diterapkan di berbagai negara di dunia. Konsep Green City
dikembangkan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan
perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Adanya pengembangan konsep
ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan masyarakat,
diantaranya yaitu mewujudkan kondisi kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Pada dasarnya, konsep Green City ini yaitu green way og thinking, artinya dimana
memerlukan perubahan pola pikir masyarakat perkotaan terhadap keberlanjutan
lingkungan. Adanya perubahan pola pikir ini berpengaruh pada perubahan
kebiasaan masyarakat dan akan menghasilkan perubahan budaya menjadi lebih
ramah lingkungan (Lindfield, 2012).
Konsep Kota Hijau secara umum berfokus pada pembangunan infrastruktur
hijau (green infrastructure). Infrastruktur hijau dapat didefinisikan sebagai jaringan
yang direncakan secara strategis dari kawasan alami dan semi-alami berikualitas
tinggi dengan fitur lingkungan lainnya, yang dirancang dan dikelola untuk
memberikan berbagai layanan ekosistem dan melindungi keanekaragaman hayati
baik di pedesaan maupun perkotaan (European Commission, 2013). Secara lebih
khusus, Green Infrastructure merupakan struktur spasial yangmemberikan manfaat
dari alam kepada manusia, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan alam
untuk memberikan berbagai barang dan jasa ekosistem yang berharga seperti udara
atau air yang bersih.
Green Infrastructure pada intinya merupakan konsep penataan ruang yang
mengaplikasikan infrastruktur ramah lingkungan, yang artinya infrastruktur yang
tidak mengganggu siklus alami lingkungan. Setiap tahapan pembangunan dari
tahap perancangan, pembangunan, pengoperasian, sampai pada tahap pemeliharaan
tetap memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, serta
mengurangi penggunaan sumber daya alam. Green Infrastructure mencakup
natural system dan engineered solution (Direktorat Permukiman dan Kawasan dan
Ditjen. Cipta Karya, 2018). Adanya penerapan Green Infrastructure, harapannya di
masa mendatang yaitu (European Commission, 2013) :

29
a. Menumbuhkan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia yang lebih baik,
contohnya dengan menyediakan lingkungan berkualitas tinggi untuk tinggal
dan bekerja
b. Meningkatkan keanekaragaman hayati, seperti dengan menghubungkan
kembali kawasan alam yang terisolasi dan meningkatkan mobilitas satwa liar
di seluruh lanskap yang lebih luas
c. Melindungi masyarakat dari perubahan iklim dan bencana lingkungan
lainnya, yaitu dengan mengurangi banjir, menyimpan karbon, atau mencegah
erosi tanah
d. Mendorong pendekatan pembangunan yang lebih cerdas dan terintersi yang
menjamin bahwa ruang terbatas dimanfaatkan seefisien dan sekoheren
mungkin.
Green Infrastructure menjadi salah satu daya tarik yaitu dengan
kemampuannya melakukan berbagai fungsi area spasial yang bersamaan. Green
Infrastructure berbeda dengan Grey Infrastructure yang hanya memiliki satu tujuan
tunggal. Green Infrastructure cenderung lebih bermanfaat dan memberikan solusi
dengan kerugian kecil namun keuntungan besar. Terdapat beberapa manfaat yang
didapatkan dari adanya Green Infrastructure yaitu sebagai berikut (European
Commission, 2013).
a. Manfaat Lingkungan
Green Infrastructure memberikan manfaat untuk lingkungan yaitu
memberikan penyediaan air bersih, menyaring dan menyerap polusi udara
dan air, meningkatkan penyerbukan, melindungi terhadap erosi tanah, retensi
air hujan, meningkatkan pengendalian hama, meningkatkan kualitas lahan,
serta mitigasi pengambilan lahan dan penyegelan tanah.
b. Manfaat Sosial
Green Infrastructure pada aspek sosial yaitu meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan manusia yang lebih baik, penciptaan lapangan kerja,
diversifikasi ekonomi lokal, kota menjadi lebih menarik dan lebih hijau,
meningkatkan nilai properti dan kekhasan lokal, solusi transportasi energi
yang lebih terintegrasi, serta meningkatkan peluang pariwisata dan rekreasi.

30
c. Manfaat Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi
Green Infrastructure dalam aspek adaptasi perubahan iklim dan mitigasi
dapat berperan dalam memberikan manfaat berupa penanggulangan banjir,
memperkuat ketahanan ekosistem, penyimpanan dan penyerapan karbon,
mitigasi terhadap urban heat island effect, dan pencegahan bencana seperti
badai, kebakaran hutan, dan tanah longsor.
d. Manfaat Biodiversity
Manfaat Green Infrastructure pada aspek biodiversity yaitu memberikan
habitat yang lebih baik untuk satwa liar, memberikan koridor ekologis, serta
permeabilitas lanskap.
Fungsi primer dan sekunder dari Green Infrastructure secara lebih jelas dan
secara langsung berhubungan dengan aspek keberlanjutan suatu kota yaitu
mengurangi limpasan air hujan, menyaring dan menyerap polutan dalam air,
menyerap air hujan, mengehmat dan mendaur ulang air, pengisian kembali air
tanah, penghematan energi, menangani urban heat island effect, menyerap gas
rumah kaca, menambah nilai estetika, menyediakan tempat rekreasi, mengurangi
erosi tanah, menjaga keberagaman habitat, dan jalur transportasi (Buelles, dkk.,
2017). Menurut Asian Development Bank, konsep ini awalnya ditawarkan menjadi
solusi untuk kota-kota besar di Asia. Akan tetapi mengalami kendala dalam
perkembangannya karena perkembangan di negara berkembang tidak berjalan
sebanding dengan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan sebab biaya untuk
pemeliharaan lebih tinggi daripada untuk pembangunan infrastruktur. Konsep
pembangunan Green Infrastructure secara umum memiliki 7 (tujuh) prinsip yaitu.
1. Green Planning and Design
Perencanaan dan perancangan kota ramah lingkungan yaitu perencanaan tata
ruang yang menerapkan konsep keseimbangan antara pembangunan dan
perkembangan kota berkelanjutan dengan kelestarian lingkungan.
2. Green Open Space
Ruang terbuka hijau menjadi salah satu elemen penting dari konsep
infrastruktur hijau karena bermanfaat untuk mengurangi tingkat polusi,
menambah estetika kota, dan menciptakan kawasan yang nyaman.

31
3. Green Waste
Green waste merupakan pengelolaan sampah hijau yang berprinsip pada 3R,
reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang), dan recycle (daur ulang)
serta didukung teknologi pengolahan dan pembuangan sampah yang ramah
lingkungan.
4. Green Transportation
Sistem transportasi berkelanjutan yaitu transportasi umum yang ramah
lingkungan yang berfokus pada pembangunan transportasi massal yang
berkualitas. Hal ini untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,
sehingga dapat mengurangi emisi kendaraan dan menciptakan ruang jalan
yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.
5. Green Water
Konsep ini berfokus pada manajemen air yang efektif, dimana bertujuan
untuk penggunaan air yang hemat serta penciptaan air yang berkualitas.
Konsep ini dapat diperluas dengan penggunaan hemat air baku, penyediaan
air minum, penggulaan ulang dan pengolahan grey water dan menjaga
kualitas green water atau air dalam tanah.
6. Green Energy
Berfokus pada penggunaan energi yang efisien, dimana strategi kota hijau
dengan mengurangi penggunaan energi melalui penghematan energi dan
menggunakan energi terbarukan, seperti listrik tenaga surya, listrik tenaga
angin, dan listrik dari emisi methana TPA.
7. Green Building
Konsep dengan struktur dan rancangan bangunan yang ramah lingkungan dan
pembangunannya lebih efisien, bersifat ekonomis, tepat guna, tahan
lama,serta nyaman. Selain itu juga dirancang untuk mengurangi penggunaan
energi, air, dan mengurangi polusi, sampah, dan kerusakan lingkungan.
8. Green Community
Komunitas hijau dimaksudkan untuk menciptakan partisipasi nyata
stakeholders dalam pembangunan infrastruktur hijau dengan membentuk atau
membangun karakter dan kebiasaan yang ramah lingkungan.

32
Adapun 17 jenis Green Infrastructure yang dapat dikembangkan di zona
perumahan, jalur pedestrian, taman dan ruang terbuka hijau, institusi dan komersil,
pinggir kota, kawasan pengembangan baru, dan lahan pertanian yaitu sebagai
berikut (Buelles, dkk., 2017).
1. Bioswale (Wet or Dry), sistem rembesan air hujan alami yang tertata dengan
tanaman, bunga, dan semak belukar.
2. Constructed Wetland, untuk mengolah air limbah dan limpasan dengan
menghilangkan sedimen dan polutan.
3. Dry Pond, kolan penahan air setelah hujan dan memungkinkan sedimen
untuk menetap sebelum dibuang.
4. Ecosystem Planning, perencanaan pengembangan kawasan baru yang
mempertimbangkan keadaan alami sekitar dan saluran drainase.
5. Filter Strip, dirancang untuk menyaring limpasan air hujan.
6. Green Roof, vegetasi atap untuk memberikan nilai ekologis, mengurangi
limpasan air hujan, dan meningkatkan kinerja bangunan.
7. Green Wall, struktur vertikal untuk menyerap polusi udara dan sebagai
penghalau suara serta menambah estetika.
8. Hedgerow, deretan tanaman yang berfungsi sebagai penyangga angin untuk
mengurangi erosi tanah dan menyediakan habitat satwa liar.
9. Perforated Pipe, pipa bawah tanah dengan lubang-lubang kecil untuk keluar
dan masuk dari air hujak ke tanah.
10. Permeable Pavement, permukaan pavement yang cocok untuk lalu lintas
kendaraan atau pejalan kaki yang memungkinkan air menyerap ke dalam
tanah.
11. Rain Garden and Bioretention, batuan dan tanaman yang disusun untuk
mengumpulkan, menyerap, dan menyaring limpasan air hujan.
12. Rain Harvesting, penggunaan barrel atau tangki untuk mengumpulkan air
hujan dan menambah pasokan air.
13. Riparian Buffer, vegetasi yang memperlambat aliran air ke sungai serta
mengurangi erosi, sedimentasi, dan polusi di saluran air.

33
14. Soakaways, Infiltration Trenches and Chambers, sistem penyimpanan
aliran air di bawah tanah.
15. Tree Canopy Expansion, penanaman pohon, pemeliharaan meningkatkan
jumlah pohon, yang membantu udara, menyaring air dan memberi naungan.
16. Wet Pond, kolam permanen besar yang memungkinkan sedimen untuk
mengendap serta biofiltrasi untuk memperlambat dan menyaring air .
17. Xeriscaping, pengelompokkan vegetasi dengan kebutuhan yang sama,
khususnya spesies lokal untuk mengurangi kebutuhan penyiraman.

Sumber : Buelles, dkk., 2017

Gambar 2.5 Jenis-jenis Infrastruktur Hijau

Konsep Green Infrastructure dikembangkan menjadi Blue-Green


Infrastructure (BGI), dimana menggabungkan antara konsep Green Infrastructure
dengan konsep Blue Infrastructure, atau yang berfokus pada perbaikan siklus dan
aliran air. Pengembangan konsep tersebut dikarenakan adanya dampak perubahan
iklim yang memicu terbentuknya konsep pembangunan yang lebih adaptif terhadap
alam dan lingkungan. Salah satu contoh wilayah atau daerah yang cocok dalam

34
penerapan BGI yaitu di Kota Semarang. Hal tersebut dikarenakan Kota Semarang
terbangun dari sedimentasi yang rawan terhadap penurunan muka tanah dan banjir
rob. Tipikal sungai di Kota Semarang yaitu sungai alluvial, yang memiliki tingkat
sedimentasi cukup tinggi. Oleh karena itu memerlukan konsep ini untuk
diimplementasi dengan cara merencanakan jalur air dari hulu hingga hilir. Konsep
pembangunan BGI juga mempertimbangkan ruang untuk aliran air, sehingga dapat
mengurangi dampak negatif dari adanya perubahan iklim dan degradasi
lingkungan. BGI tidak hanya mengurangi kejadian banjir, melainkan dapat
menyimpan sumber air, merestorasi ekosistem dan memberi ruang untuk makhluk
hidup (Gambar 2.6). Konsep BGI tidak hanya bermanfaat dalam memberikan jalur
untuk aliran air, namun juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan
beberapa keuntungan terhadap sosial-ekonomi perkotaan dan perdesaan.

Sumber : American Society of Landscape Architect, 2014

Gambar 2.6 Konsep Blue-Green Infrastructure

35
2.6 Konsep Pembangunan Infrastruktur Tangguh (Resilient Infrastructure)
Resilient City merupakan suatu konsep perencanaan kota yang harapannya
bisa tetap bisa memanfaatkan berbagai sistem atau dapat berfungsi sebagaimana
mestinya pada saat terjadi gangguan seperti bencana (Widodo, 2016). Konsep
perencanaan pembangunan ini perlu diperhatikan karena mengingat kota-kota di
Indonesia mayoritas rawan terhadap ancaman bencana alam dan bencana akibat
perilaku manusia. Salah satu upaya dalam mewujudkan konsep perencanaan
pembangunan kota yang tangguh, yaitu dengan cara mengembangkan infrastruktur
yang tangguh (Resilient Infrastructure). Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan
sistem infrastruktur yang lebih tahan dan adaptif terhadap risiko perubahan iklim
maupun risiko bencana. Konsep ini bergerak sejalan dengan perwujudan
pembangunan berkelanjutan. Infrastruktur yang tangguh yaitu berfokus pada
ketahanan infrastuktur pada sistem fisik maupun sosial dengan prinsip 4R, yaitu
Rebostness, Redudancy, Resourcefulness, dan Rapidity (Bruneau, dkk., 2003).
1. Robustness (Kekokohan)
Infrastruktur tangguh harus memiliki kekuatan atau berdaya tahan dalam
sebuah sistem untuk menghadapi gangguan eksternal tanpa adanya
pengurangan fungsi.
2. Redundancy (Redudansi)
Sistem infrastruktur tangguh memiliki opsi alternatif, pilihan, dan
penggantian di bawah tekanan.
3. Resourcefulness (Solusi Saat Darurat)
Sistem infrastruktur tangguh harus memiliki kapasitas untuk memobilitasi
sumber daya dan layanan yang dibutuhkan saat keadaan darurat.
4. Rapidity (Kecepatan)
Infrastruktur tangguh mampu mengatasi gangguan yang terjadi secara cepat.
Adapun sifat-sifat dari Resilient Infrastructure atau infrastruktur yang
tangguh secara lebih lengkap ditunjukkan pada Gambar 2.7.

36
Sumber : Gallego-Lopez dan Essex, 2016

Gambar 2.7 Sifat-Sifat Resilient Infrastructure

Sistem ketahanan infrastruktur yang tangguh memperhatikan ketanggapan


terhadap dua jenis dampak, yaitu dampak secara langsung maupun dampak secara
tidak langsung. Dampak secara langsung yaitu ketahanan sistem infrastruktur
terhadap guncangan yang mendadak terjadi, seperti ketahanan terhadap bencana,
serta ketahanan terhadap dampak tekanan secara perlahan terjadi, seperti perubahan
iklim. Dampak secara tidak langsung yaitu ketahanan terhadap efek dari penurunan
kualitas lingkungan hidup, seperti penebangan hutan dan terjadinya polusi atau
pencemaran. Hal tersebut mendorong adanya peningkatan ketahanan sistem
infrastruktur untuk mempertahankan kualitas ekosistem atau lingkungan alam
(MEA, 2005). Perencanaan pembangunan infrastruktur tidak hanya memperhatikan
kebutuhan saat ini atau menyelesaikan permasalahan jangka pendek, namun juga
mempedulikan dan mempertimbangkan kebutuhan infrastruktur pada perspektif
lingkungan dan manfaatnya di masa mendatang.

37
2.7 Analisis Kebutuhan (Need Assessment)
Perubahan menjadi suatu hal yang terjadi dengan cepat dalam proses
pembangunan. Berbagai usaha yang telah diterapkan sebelumnya dalam
menghadapi suatu perubahan, hasilnya jauh dari ekspektasi pada saat proses
pengimplementasian. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya kesenjangan antara
kondisi yang diharapkan dengan kondisi aktual saat ini. Adanya kesenjangan
mendorong pihak-pihak yang bersangkutan untuk mencari solusi dalam mengatasi
kesenjangan tersebut supaya menghindari risiko yang lebih besar di masa
mendatang.
Kesenjangan yang timbul menjadi sebuah kebutuhan, dimana definisi
kebutuhan merupakan perbedaan atau kesenjangan yang muncul antara sesuatu
yang diharapkan (results, consequences,or accomplishments) dan sesuatu yang
terjadi secara aktual (Kaufman, dkk., 1993). Timbulnya kesenjangan tersebut
menjadi suatu hal yang perlu dikaji secara mendalam atau diperlukannya suatu
analisis. Usaha yang diperlukan untuk dilaksanakan dalam menyelidiki suatu
peristiwa akibat kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi aktual
merupakan suatu kegiatan analisis kebutuhan (Kaufman, dkk., 1993). Analisis
kebutuhan dilakukan dengan cara identifikasi peluang, identifikasi permasalahan,
merumuskan pertanyaan penelitian, membangun hipotesa, mengurangi
kemungkinan, memetakan hubungan antar bagian dan elemen yang ada,
mengelompokkan fakta dan fiksi, serta memberi penilaian dan rekomendasi
(Rosset, 1992). Melalui definisi dari analisis kebutuhan, ditunjukkan bahwa analisis
ini merupakan suatu hal yang kompleks.
Analisis kebutuhan bertujuan untuk menemukan kesenjangan yang terjadi,
hingga pada mengidentifikasi penyebab kesenjangan tersebut terjadi. Kemudian
ditemukannya hal-hal yang dibutuhkan untuk bisa mengatasi kesenjangan tersebut.
Pada akhirnya, kondisi ideal yang diharapkan akan tercapai. Adapun beberapa
tujuan dalam analisis kebutuhan yaitu sebagai berikut (Suarez, 1996):
a. Menyediakan informasi untuk perencanaan. Hasil analisis kebutuhan berupa
identifikasi tujuan hinggan penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk

38
mencapai tujuan tersebut. Untuk lebih spesifikasi lagi yaitu hingga pada area
penempatan dan sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan.
b. Identifikasi permasalahan. Analisis kebutuhan digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu analisis kebutuhan
berfokus pada mencari ketidakefektifan pembangunan yang dilaksanakan.
c. Menentukan kriteria penilaian. Analisis kebutuhan sebagai komponen untuk
proses evaluasi. Oleh karena itu dalam analisis kebutuhan dibentuknya dasar
penentu kriteria evaluasi.
d. Memuji atau mengkritik institusi. Hasil dari analisis kebutuhan digunakan
untuk menentukan apakah pembangunan yang telah dilaksanakan berjalan
dengan efektif dan efisien atau sebaliknya.
Adapun tahapan dalam pelaksanaan analisis kebutuhan yaitu sebagai berikut
(Rosset, 1987).

Sumber : Rosset, 1987

Gambar 2.8 Tahapan Analisis Kebutuhan

39
2.8 Kebijakan Pemerintah Terkait Pembangunan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah di Indonesia
memperhatikan beberapa kebijakan pemerintah yang mengatur pembangunan
tersebut. Adapun kebijakan pemerintah yang terkait dengan pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah tersebut diantaranya sebagai berikut.
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019
Tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah
c. Peraturan terkait Standar Pelayanan Minimal (SPM)
1. Peraturan Pemerintah Nomo 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun
2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan
Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyar Nomor 29
Tahun 2018 Tentang Standar Teknik Standar Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
5. SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan
d. Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RA-
RPJMD) Kota Semarang Tahun 2021-2026
RPJMD merupakan dokumen perencanaan lima tahun yang berisi tentang
penjabaran visi dan misi walikota terpilih hingga pada tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan pembangunan, dan program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
perangkat daerah disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

40
Adapun visi Kota Semarang yang berlaku di tahun 2021-2026 yaitu sebagai berikut.

“Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat Berlandaskan Pancasila


dalam Bingkai NKRI yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika”

Visi tersebut kemudian dijabarkan menjadi 5 misi, dimana yang salah satunya
mengatur mengenai pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yaitu
pada misi ke-4.

“Mewujudkan infrastruktur berkualitas yang berwawasan lingkungan untuk


mendukung kemajuan kota”

Misi ke-4 terdiri dari 1 tujuan dan 6 sasaran dalam pencapaian misi tersebut yaitu
sebagai berikut.

Tujuan : Terwujudnya pembangunan kota yang tangguh, produktif, dan


berkelanjutan
Sasaran :
1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kapasitas pengelolaan
sumberdaya alam.
2. Meningkatnya pemerataan pelayanan sarana dan prasarana perkotaan
3. Terwujudnya sarana dan prasarana dasar permukiman yang berkualitas
4. Terwujudnya tata ruang yang berdaya guna dan berkelanjutan
5. Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
6. Mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi dan berkelanjutan
Visi, misi, tujuan, dan sasaran Kota Semarang tahun 2021-2026 tersebut
menjadi pedoman utama dalam rencana pembangunan di Kota Semarang terutama
pada bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah. Hal tersebut berguna supaya
segala rencana pembangunan yang ada di Kota Semarang dapat terarah dan dapat
mewujudkan cita-cita Kota Semarang yang lebih baik.

41
2.9 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang tahun 2021-2026 dapat dilihat pada
bagan di Gambar 2.9.

Sumber : Tim Peneliti, 2021

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran

42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji secara strategis kelitbangan
bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah di Kota Semarang tahun 2021-
2026. Berdasarkan tujuan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan
metode penelitian campuran, yaitu pendekatan yang menggabungkan metode
kuantitatif dan metode kualitatif (Creswell, 2009). Penggunaan pendekatan
campuran dikarenakan permasalahan yang dihadapi pada bidang fisik prasarana dan
lingkungan bersifat holistik dan juga kompleks. Pendekatan campuran
dimaksudkan untuk memahami situasi secara lebih mendalam. Penggunaan metode
campuran ini bertujuan untuk memperkuat dan memperluas hasil yang diperoleh.

3.2 Tahapan Penelitian


Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan,
dan penyusunan laporan. Berikut ini adalah penjelasan dari tiap-tiap tahapan
tersebut:
1. Tahapan Persiapan
Tahapan ini merupakan awal penelitian. Dalam tahapan ini meliputi
penyusunan proposal penelitian, telaah literatur, dan menyiapkan instrumen
penelitian. Dalam penyusunan proposal telah memperlihatkan pentingnya penelitian
ini dilakukan, termasuk tujuan dan sasarannya. Sedangkan telaah literatur bertujuan
untuk memperkaya teori, normatif, lesson learned dari berbagai sumber yang dapat
diadopsi untuk mengkaji penelitian ini. Selain itu, telaah literatur juga bertujuan
untuk menelaah kebijakan yang berlaku baik dari pusat hingga daerah.

43
2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan meliputi tahap pengumpulan data dengan
mengumpulkan informasi dan data-data yang terkait dengan penelitian. Data terdiri
atas data primer dan sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari survei
dan wawancara kepada beberapa OPD yang berkaitan dengan bidang infrastrktur
dan pengembangan wilayah. Sementara itu, data sekunder berasal dari telaah
dokumen dan penelitian sebelumnya sebagai dasar dalam melakukan analisis. Data
yang didapatkan yaitu berupa data-data kegiatan penelitian dan pengembangan yang
telah dilaksanakan oleh OPD tersebut, selain itu juga berupa informasi kondisi
capaian dan permasalahan terkini yang terjadi pada bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah.
3. Tahapan Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya.
Pada tahap ini peneliti melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan data untuk mengetahui kelengkapan data yang sudah diperoleh dan
menganalisis data tersebut. Setelah data yang diperlukan tercukupi maka dilakukan
pengolahan dan analisis data sehingga menjadi informasi yang dibutuhkan dalam
penyusunan kajian strategis kelitbangan bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah Kota Semarang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam pelaksanaan kegiatan Kajian Strategis
Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang
tahun 2021-2026 meliputi:
1. Kajian literatur, dilakukan dengan cara mengkaji berbagai informasi dari
penelitian terdahulu sebagai acuan dalam analisis data, baik berupa jurnal,
artikel, maupun kebijakan pemerintah yang terkait dengan penyusunan
rencana kelitbangan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.
2. Telaah dokumen, dilakukan dengan cara menelaah dokumen-dokumen
perencanaan yang berasal dari Bappeda Kota Semarang serta instansi
pemerintahan terkait lainnya.

44
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam kegiatan ini diantaranya yaitu :
 Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RT-RPJMD) Kota Semarang tahun 2021-2025,
 Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RA-
RPJMD) Kota Semarang tahun 2021-2026,
 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang
Akhir Tahun Anggaran (ATA) 2020,
 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Semarang tahun 2016-
2020, dan
 Data penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Litbang Bappeda Kota
Semarang maupun instansi pemerintahan lainnya yang bersangkutan.
3. Wawancara, dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada OPD
penanggung jawab untuk memperoleh data mengenai penelitian terdahulu
bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yang telah dilaksanakan
setiap OPD Kota Semarang tahun 2016-2021. Pengambilan data dari
wawancara ini dilaksanakan secara daring (online) maupun tatap muka
(offline). Adapun sasaran OPD yang diikutsertakan dalam pengumpulan data
kajian ini yaitu sebagai berikut:
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang
b. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang
c. Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang
d. Dinas Penataan Ruang Kota Semarang
e. Dinas Perhubungan Kota Semarang
f. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
g. Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang
4. Kuesioner, dilakukan dengan cara menggunakan Google Form dengan tujuan
untuk mengetahui refleksi faktor yang mempengaruhi ketercapaian
pelaksanaan usulan kegiatan kelitbangan yang berasal dari Kajian Strategis
Kelitbangan Kota Semarang Tahun 2016-2021 terkait bidang infrastruktur
dan pengembangan wilayah. Kuesioner ini diberikan kepada OPD yang telah
disebutkan pada poin nomor 3.

45
3.4 Metode Analisis
Adapun metode analisis yang digunakan dalam kegiatan Kajian Strategis
Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang
tahun 2021-2026 yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Konten
Analisis konten dapat digunakan untuk penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam mengenai dokumen cetak atau tertulis terkait rencana dan kebijakan
yang relevan dengan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Analisis konten dilakukan dengan menganalisis isi dari informasi-informasi yang
didapatkan. Selain itu juga menggali literatur dan data-data terkait bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah. Informasi yang diperoleh yaitu terkait
dengan gambaran arah pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah
Kota Semarang pada tahun 2021-2026 serta capaian dan permasalahan terkini yang
tercantum dalam dokumen RA-RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026. Hasil
dari analisis ini yaitu memberikan gambaran arah pembangunan, ketercapaian dan
permasalahan pembangunan, serta kontribusi penelitian terdahulu bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah Kota Semarang. Analisis konten ini juga
digunakan untuk mengidentifikasi usulan penelitian terdahulu yang sudah
terlaksana.
2. Analisis Komparasi Deskriptif
Analisis komparasi deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk
membandingkan suatu hal dengan hal yang lain. Pada penelitian kelitbangan ini
menggunakan analisis komparasi deskriptif untuk mengidentifikasi gap penelitian
serta merumuskan gagasan awal lingkup tema kelitbangan 2021-2026. Hasil dari
analisis ini berupa ketercapaian penelitian di Kota Semarang yang diklasterisasi
berdasarkan bidang urusan infrastruktur dan pengembangan wilayah. Analisis
komparasi deskriptif dilakukan dengan cara 2 hal yang berjalan beriringan, yaitu
mengkomparasi deskriptif statistik maupun komparasi deskriptif kualitatif.
Deskriptif statistik untuk mendeskripsikan data-data yang berupa angka maupun
satistik, sedangkan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data-data selain data
statistik.

46
3. Analisis Mapping (Pemetaan)
Analisis pemetaan yaitu analisis yang digunakan untuk pengungkapan suatu
gagasan dengan menggunakan gambar, tulisan, peta, maupun grafik. Analisis ini
disusun untuk mengirimkan informasi-informasi yang didapatkan ke dalam bentuk
grafik supaya lebih mudah dimengerti (Tandukar, 2005). Analisis dalam penelitian
ini digunakan untuk memetakan kebutuhan kegiatan kelitbangan infrastruktur dan
pengembangan wilayah Kota Semarang. Kegiatan kelitbangan tersebut
diklasterisasi berdasarkan indikator sasaran pembangunan, tema/urusan serta
pelaksana/penanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan kelitbangan Kota
Semarang tahun 2021-2026. Hasil analisis ini berupa daftar kebutuhan penelitian
yang telah dikelompokkan tersebut.
4. Analisis Prioritas dan Pengembangan Roadmap
Analisis prioritas dalam kajian ini untuk menentukan prioritas dan
dikembangkan menjadi suatu roadmap pelaksanaan dari setiap usulan tema
kelitbangan sepanjang tahun 2021-2026 Input yang digunakan dalam analisis
prioritas ini berupa daftar usulan kebutuhan kelitbangan yang telah dirumuskan
oleh tim peneliti. Analisis prioritas ini menggunakan instrumen scoring antara
prioritas program yang telah ditetapkan pada RA-RPJMD Kota Semarang tahun
2021-2026 dengan tingkat permasalahan yang terjadi pada bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah. Adapun instrumen tersebut terlihat pada Tabel III.1.
Indikator yang digunakan dalam instrumen scoring analisis prioitas ini pada
utamanya memperhatikan pada urutan prioritas program yang telah ditetapkan di
RA-RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026. Akan tetapi, dalam analisis ini juga
menggunakan indikator pengikat yaitu tingkat permasalahan yang terjadi sesuai
kondisi terkini. Oleh sebab justifikasi tersebut maka ditetapkan pembobotan yaitu
80% prioritas program RA-RPJMD dan 20% tingkat permasalahan yang terjadi.
Besaran persentase pembobotan tersebut merupakan hasil pertimbangan dari
justifikasi yang sebelumnya telah dijelaskan dan juga mempertimbangkan supaya
usulan kelitbangan dapat terlaksanakan sesuai dengan prioritas program yang telah
ditetapkan, namun juga memberikan alternatif pelaksanaan di tahun yang berbeda
dengan melihat urgensi dari permasalahan yang terjadi di lapangan.

47
Tabel III.1 Instrumen Scoring Penentuan Prioritas Usulan Kelitbangan
Indikator Kriteria Skor Bobot
Prioritas 1 4
Urutan Prioritas Prioritas 2 3
80
Program Prioritas 3 2
Prioritas 4 1
>81% 5
61%-80% 4
Tingkat
41%-60% 3 20
Permasalahan
21%-40% 2
<20% 1
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Penentuan kriteria urutan prioritas program terbagi menjadi 4 kriteria.


Justifikasi dalam menentukan kriteria tersebut yaitu dikarenakan hanya terdapat 4
prioritas yang tercantum dalam RA-RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026 yang
berkaitan dengan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah. Sementara
penentuan kriteria pada tingkat permasalahan terbagi menjadi 5 kriteria karena
disesuaikan dengan jangka waktu pelaksnaaan kelitbangan yaitu selama 5 tahun.
Menentukan skor untuk indikator prioritas program yaitu dengan melihat
urutannya, yaitu dari prioritas 1 hingga prioritas 4 dengan memberikan skor
tertinggi pada prioritas 1 karena urutan prioritas tersebut menunjukkan tingkat
urgensi untuk dilaksanakan lebih dahulu. Hal tersebut juga berlaku untuk indikator
tingkat permasalahan, dimana permasalahan yang tinggi diberik skor yang tinggi
pula. Langkah selanjutnya setelah teridentifikasinya skor setiap indikator, yaitu
mengalikan skor tersebut dengan bobot yang telah ditetapkan dan hasilnya
dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut kemudian diidentifikasi dengan melihat
interval pada Tabel III.2.

Tabel III.2 Kelas Interval Prioritas


Nilai Max = 420 Nilai Max-Min = 320
Nilai Min = 100 Interval = 320/5 = 64
Kelas Prioritas
100 - 164 5
164,1 – 228,1 4
228,2 – 292,2 3
292,3 – 356,3 2
356,4 – 420 1
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

48
3.5 Kerangka Analisis
Kerangka analisis disusun dari input, proses, hingga output. Penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan data-data utama sebagai input, yaitu RA-
RPJMD Kota Semarang 2021-2026, LKPJ ATA 2020 Kota Semarang, daftar
penelitian terdahulu di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah dari
stakeholder terkait dan hasil wawancara kepada stakeholder. RA-RPJMD menjadi
input dalam analisis konten untuk menghasilkan output berupa gambaran arah
pembangunan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah Kota Semarang.
Gambaran arah pembangunan kemudian dianalisis bersama dengan
ketercapaian kondisi infrastruktur dan pengembangan wilayah Kota Semarang
berdasarkan dokumen LKPJ ATA 2020 untuk mendapatkan gambaran arah dan
capaian pembangunan. Di sisi lain juga dilakukan analisis gap penelitian yaitu
menganalisis antara usulan penelitian pada tahun 2016-2021 dan penelitian yang
telah dilaksanakan OPD yang terkait berdasarkan hasil wawancara. Gap penelitian
ini dianalisis konten dan komparasi deskriptif secara statistik maupun kualitatif
untuk mengidentifikasi ketercapaian penelitian bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah yang diklasterisasi berdasarkan bidang urusan.
Output tersebut kemudian menjadi input dalam analisis kebutuhan penelitian
dan pengembangan di tahun 2021-2026. Kebutuhan penelitian ini juga
mengidentifikasi pelaksana/penanggungjawab pelaksanaan penelitian dan
pengembangan. Kebutuhan penelitian yang telah tersusun akan diverifikasi dan
dianalisis prioritas dengan menggunakan perhitungan skoring antara capaian atau
masalah infrastruktur dan pengembangan wilayah serta prioritas program
pembangunan yang tercantum pada RA-RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026.
Hasil prioritas penelitian ini yang disusun dalam roadmap pelaksanaan penelitian
dan pengembangan di 5 tahun mendatang.

49
Proses analisis dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka
analisis (Gambar 3.1) berikut.

Sumber : Tim Peneliti, 2021

Gambar 3.1 Kerangka Analisis

50
3.6 Kerangka Kerja
Adapun input, output, tahapan penelitian dan analisis dapat disusun dalam
kerangka kerja (Gambar 3.2). Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026, terbagi menjadi 2
pelaporan yang berbeda, yaitu laporan pendahuluan dan laporan akhir. Laporan
pendahuluan merupakan tahapan awal, dimana dalam pelaksanaannya memerlukan
pemahaman kegiatan kajian ini melalui kerangka acuan kerja (KAK) dan proposal
yang sebelumnya telah tersusun. Tahapan pelaporan pendahuluan tersebut
substansinya yaitu sampai pada pengenalan kondisi terkini penelitian dan
pengembangan yang ada di Kota Semarang pada tahun 2016-2021. Selain itu juga
tersusunnya gambaran metode penelitian dan tahapan analisis yang dilaksanakan
hingga mendapatkan hasil atau luaran yang diharapkan dari kajian ini.
Tahapan analisis tersebut diimplementasikan dan hasilnya tertulis dalam
Laporan Akhir Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026. Analisis tersebut
dimulai dari identifikasi capaian, permasalahan, dan arah pembangunan serta gap
penelitian terdahulu dengan sasaran pembangunan tahun 2021-2026. Hasil analisis
tersebut dilanjutkan pada analisis pemetaan untuk menentukan kebutuhan
penelitian. Selanjutnya dilakukan analisis prioritas yang dikembangkan menjadi
suatu roadmap rencana kegiatan kelitbangan bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah tahun 2021-2026. Tahapan analisis ini telah dijelaskan
secara terperinci pada subbab 3.5 kerangka analisis.
Hasil akhir dari kajian ini berupa roadmap kegiatan penelitian,
pengembangan, dan evaluasi kebijakan bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah Kota Semarang tahun 2021-2026. Hasil akhir ini yang menjadi masukan
atau landasan bagi Litbang Bappeda Kota Semarang maupun instansi atau OPD
terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan kelitbangan sebagai dasar
pengambilan kebijakan di masa mendatang. Kegiatan kelitbangan tersebut dapat
dilaksanakan secara swakelola maupun diadakan hibah terbuka dengan dana APBD
maupun non APBD.

51
Sumber : Tim Peneliti, 2021

Gambar 3.2 Kerangka Kerja

52
BAB IV
GAMBARAN UMUM KELITBANGAN KOTA SEMARANG

Bab ini membahas mengenai kondisi saat ini suatu kegiatan penelitian dan
pengembangan yang ada di Kota Semarang serta dilengkapi dengan pembahasan
terkait tantangan yang dihadapi pada kegiatan penelitian dan pengembangan
khususnya bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.

4.1 Kondisi Terkini Penelitian dan Pengembangan Kota Semarang


Kegiatan Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Kota Semarang tahun 2021-2026 bertujuan untuk
menyusun roadmap kelitbangan yang dilakukan setiap tahunnya. Penyusunan
tersebut juga memperhatikan daftar penelitian yang telah dilaksanakan oleh
Bappeda maupun OPD Kota Semarang yang berfokus pada pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kegiatan kelitbangan yang telah dicapai dan yang masih terkendala dalam
pelaksanaannya. Selain itu juga diharapkan hasil dari penelitian ini bisa efektif
dalam pencapaian visi dan misi Kota Semarang, dengan cara memetakan penelitian
terdahulu berdasarkan bidang urusan pemerintahan.
Data penelitian dan pengembangan didapatkan dari berbagai sumber data,
yaitu berasal dari OPD langsung maupun dari dokumen-dokumen perencanaan dan
pertanggungjawaban, seperti RA-RPJMD dan LKPJ serta LKJIP (Laporan Kinerja
Intansi Pemerintah) Kota Semarang tahun berjalan. Data-data tersebut merupakan
data kelitbangan yang sudah dilaksanakan OPD dan dikelompokkan berdasarkan
bidang urusan pemerintahan. Data kelitbangan yang diperoleh merupakan data-data
yang terbagi menjadi 3 jenis kegiatan berikut.
1. Penelitian (R)
2. Pengembangan (D)
3. Evaluasi kebijakan (E)

53
Data-data kegiatan kelitbangan yang sudah dilaksanakan oleh OPD pada
tahun 2016-2021 telah direkap dan dapat dilihat pada Tabel IV.1.

Tabel IV.1 Rekap Data Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan


Pengembangan Wilayah Kota Semarang 2016-2021
Kode Bidang Urusan Pemerintahan R D E Total
1 Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1 03 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 16 32 9 57
1 04 Perumahan dan Kawasan Pemukiman 3 3 0 6
1 05 Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan
12 3 0 15
Masyarakat
2 Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
2 11 Lingkungan Hidup 73 13 5 91
2 15 Perhubungan 25 3 7 35
2 16 Komunikasi dan Informasi 1 2 1 4
3 Urusan Pemerintahan Pilihan
3 26 Pariwisata 2 7 0 9
3 29 Energi dan Sumber Daya Mineral 3 0 0 3
TOTAL 135 63 22 220
Sumber : Tim Peneliti, 2021

Berdasarkan pada Tabel IV.1, menunjukkan bahwa terdapat 220 data yang
didapatkan yang terdiri dari 135 kegiatan penelitian, 63 kegiatan pengembangan,
dan 22 kegiatan evaluasi kebijakan. Data-data tersebut terbagi menjadi 8 bidang
urusan pemerintahan. Bidang urusan dengan pelaksanaan kelitbangan terbanyak
yaitu bidang urusan lingkungan hidup dengan 73 penelitian, 13 pengembangan, dan
5 evaluasi kebijakan, sehingga total mencapai 91 data kegiatan kelitbangan yang
terkumpul hingga tahun 2021. Bidang urusan terbanyak kedua yaitu bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang dengan 16 penelitian, 32 pengembangan, dan
9 evaluasi kebijakan. Bidang urusan dengan jumlah data kelitbangan paling sedikit
yang dilakukan hingga tahun 2021 yaitu bidang energi dan sumber daya mineral
dengan 3 kegiatan penelitian dan tidak terdapat data pengembangan dan evaluasi
kebijakan. Persentase pelaksanaan kegiatan kelitbangan yang telah dilaksanakan
tahun 2016-2021 dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

54
10%

29%

61%

R D E

Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Gambar 4.1 Persentase Pelaksanaan Kelitbangan Kota Semarang 2016-2021

4% 1%
2%
Pekerjaan Umum dan Penataan
26% Ruang
16% Perumahan dan Kawasan
Pemukiman
Ketentraman, Ketertiban Umum,
dan Perlindungan Masyarakat
Lingkungan Hidup

Perhubungan
3%
Komunikasi dan Informasi
7%
Pariwisata

Energi dan Sumber Daya Mineral

41%

Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Gambar 4.2 Persentase Pelaksanaan Kelitbangan 2016-2021 Berdasarkan


Bidang Urusan Pemerintahan

55
Tabel IV.2 Distribusi Data Kegiatan Kelitbangan 2016-2021 Berdasarkan Tahun Pelaksanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Bidang Urusan Pemerintahan
R D E Total R D E Total R D E Total R D E Total R D E Total R D E Total

Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar

Pekerjaan Umum dan Penataan


2 1 1 4 0 0 1 1 2 7 1 10 3 7 0 10 8 16 6 30 1 1 0 2
Ruang
Perumahan dan Kawasan
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 3 0 4
Pemukiman
Ketentraman, Ketertiban Umum,
0 0 0 0 1 0 0 1 4 2 0 6 2 0 0 2 4 1 0 5 1 0 0 1
dan Perlindungan Masyarakat

Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar

Lingkungan Hidup 2 2 0 4 13 2 0 15 24 3 1 28 14 1 3 18 19 4 0 23 1 1 1 3

Perhubungan 10 0 1 11 3 0 2 5 3 0 3 6 3 0 0 3 3 1 0 4 3 2 1 6

Komunikasi dan Informasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 4 0 0 0 0

Urusan Pemerintahan Pilihan

Pariwisata 0 0 0 0 0 4 0 4 0 1 0 1 1 1 0 2 1 1 0 2 0 0 0 0

Energi dan Sumber Daya Mineral 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0


Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

56
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh OPD
terdistribusi pelaksanaannya di setiap tahunnya antara 2016-2021. Rekap distribusi
data penelitian dan pengembangan per tahun dapat dilihat pada Tabel IV.2. Tabel
tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa bidang urusan yang kegiatan
kelitbangannya tidak dilaksanakan secara di setiap tahunnya. Adapun bidang
urusan yang memiliki kegiatan kelitbangan di setiap tahunnya yaitu pada bidang
urusan pekerjaan umum dan penataan ruang, bidang urusan lingkungan hidup, dan
bidang urusan perhubungan. Di sisi lain terdapat beberapa bidang yang tidak selalu
terdapat kegiatan kelitbangan yang dilakukan setiap tahunnya. Bidang urusan
tersebut diantaranya yaitu bidang urusan perumahan dan kawasan permukiman,
bidang urusan ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat,
bidang urusan komunikasi dan informasi, bidang urusan pariwisata, dan bidang
urusan energi dan sumberdaya mineral.
Kegiatan penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan bermanfaat pada
bidang tugas yang luas. Oleh karena itu kegiatan penelitian dan pengembangan
dimanfaatkan oleh beragam OPD di Kota Semarang, terutama yang bergerak pada
bidang infrastruktur dan pengembangan wlayah. Kebutuhan penelitian,
pengembangan, dan evaluasi kebijakan telah dirumuskan sejak tahun-tahun
sebelumnya, seperti pada tahun 2016-2021 yang juga diadakan kajian strategis
kelitbangan dengan hasil berupa beberapa usulan tema kelitbangan yang
mendukung pencapaian visi dan misi pada tahun tersebut. Terdapat 50 usulan
penelitian dan pengembangan yang termasuk dalam bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah. Pencapaian pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan tersebut dapat dilihat dari check list pelaksanaan usulan pada tahun
2016-2021 (Tabel IV.3). Hal tersebut berfungsi untuk menjadi dasar pertimbangan
kegiatan penelitian dan pengembangan di 5 tahun mendatang yaitu tahun 2021-
2026.
Keterangan check list :
V = sudah dilaksanakan
X = belum dilaksanakan

57
Tabel IV.3 Check List Pelaksanaan Usulan Kelitbangan Tahun 2016-2021
No. Urusan No. Usulan Tahun 2016-2021 Pelaksanaan Keterangan
Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1. Pekerjaan 1. Pengembangan Alternatif Penanganan Banjir dan V Upaya yang telah dilakukan dengan melakukan Kajian Penerapan
Umum dan Rob Peringatan Dini Banjir di DAS Beringin tahun 2019, Pembuatan DED
Penataan Kolam Retensi Mukdul, Banger, Sambirejo, Dempel Lor, Tlogomulyo,
Ruang Bangetayu, Kolam Meteseh, Wates, Patemon, Wonolopo. DED saluran
Longstrorage dan saluran sabuk
2. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan V Masyarakat rutin pembersihan sungai dan saluran untuk mengantisipasi
Sungai dan Saluran banjir di wilayah masing-masing
3. Pengembangan Masterplan Sistem Penanganan V Pengembangan kajian oleh BBWS terbagi menjadi dua wilayah, Timur
Banjir dan Rob (BKT) dan Barat (area bandara). Kajian ini berdasar pada masterplan
drainase Kota Semarang.
4. Kajian Penanganan Drainase Per Sub Sistem V DPU sudah melaksanakan beberapa DED drainase kawasan yang
berbasis per subsistem, seperti subsistem drainase tenggang, subsistem
drainase Kali Semarang mencakup wilayah Jl. Pemuda, Johar, dll.
5. Peran Serta Masyarakat dalam Ikut Menangani V Ormas di Tanah Mas P5L menjadi percontohan di Indonesia 2 tahun
Persoalan Banjir Rob berturut-turut mendapatkan penghargaan ormas peduli lingkungan
terbaik, mereka bersyadaya menyediakan pompa dan melakukan
penanganan banjir.
Ormas Telogomulyo berswadaya menyediakan pompa dan melakukan
penanganan banjir.
6. Kajian Analisis Luas Genangan Banjir dan V Sudah ada kajian mengenai luas genangan banjir dan rob, namun belum
Pengaruh Keberadaan Pompa Air mengakomodir analisa pengaruh keberadaan pompa air
7. Kajian Potensi Berjalannya TPS Terpadu Skala V Dilakukan dengan pembuatan DED penguatan akses jalan operasional
Kota Sebelum Masuk ke TPA Kota TPA tahun 2020
8. Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah V Sudah dilaksanakan dengan kerja sama pihak UNDIP
Terpadu
9. Review Tata Ruang Kota Semarang Terkait X
Infrastruktur Jalan
10. DED Middle Ringroad dan SORR V DED SORR sudah terlaksana diantaranya SORR Mangkang-Mijen,
SORR Mijen-Cangkiran-Perintis Kemerdekaan, SORR Mangkang-Arteri

58
No. Urusan No. Usulan Tahun 2016-2021 Pelaksanaan Keterangan
Utara, SORR Segmen 7, SORR Segmen 8.
DED Midle Ringroad sudah ada sebagian tapi belum semua diantaranya,
DED Jl. Untung Suropati, DED Jl. Iman Soeparto (terbangun), DED Jl.
R. Soekanto (terbangun)
11. Kajian Peran Serta Masyarakat dalam X
Penyusunan Dokumen Tata Ruang
12. Kebutuhan Dokumen Penataan Ruang di Kota X
Semarang
13. Feasibility Study Lahan Parkir di Basement V
Simpang Lima dan Masjid Baiturahman
14. Efisiensi Perizinan Pembangunan Terhadap X
Ruang Parkir yang Disediakan oleh Pengembang
15. Kajian Potensi Lokasi Penyediaan Kantung- X
kantung Parkir di Kota Semarang
16. Analisis Kebutuhan Air Bersih Sistem Non V Nomenklatur tersebut menjadi bagian tupoksi DISPERKIM baru pada
Perpipaan tahun 2018
17. Analisis Sebaran Potensi Sumber Air Bersih V Nomenklatur tersebut menjadi bagian tupoksi DISPERKIM baru pada
tahun 2018
18. Kajian Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih X Nomenklatur tersebut menjadi bagian tupoksi Disperkim baru pada tahun
yang Efektif 2018
19. Penelitian dan Kajian Lanjutan Sistem V Dilakukan pada setiap tahunnya
Transportasi Kota Semarang
20. Pengembangan Transportasi Massal Jarak Jauh V
dengan Rel Tunggal
21. Analisis Kebutuhan Penyediaan Rumah Bagi V Belum ada program tersebut, yang ada adalah rehabilitasi rumah
MBR di Semarang
22. Analisis Kebutuhan Rumah Susun Sewa di Kota X Belum mem-programkan kegiatan tersebut
Semarang
23. Studi Pengembangan atau Perluasan TPA Kota V Telah dilakukan kajian pada setiap tahunnya, berawal dari perencanaan,
DED, pengawasan peningkatan sarana dan prasarana TPA
24. Studi Kebutuhan Peningkatan Jumlah TPS 3R V Setiap tahun diadakan penelitian perencanaan dan pengawasan
pembangunan TPS

59
No. Urusan No. Usulan Tahun 2016-2021 Pelaksanaan Keterangan
25. Pengembangan Sistem Informasi Infrastruktur V Data base jalan yang terintegrasi dengan SIPU
Jalan yang Terintegrasi
26. Pengembangan Unit Reaksi Tanggap (URT) V Pelaporan dan tindak lanjut melalui sosial media penanganan pada tiap
Kerusakan Jalan di Kota Semarang UPTD Wilayah
27. Inventarisasi Infrastruktur Perkotaan di Semarang V Dilakukan Database Jalan, Database Jembatan, Database Drainase,
Database Irigasi
28. Masterplan Infrastruktur Perkotaan di Semarang X
29. Kajian Kesiapan Infrastruktur Kota Semarang X
Untuk Mendukung MEA
30. Kajian Kesiapan SDM Masyarakat Untuk X
Bersaing pada Ekonomi Asean
2. Perumahan 1. Studi Tata Kelola dalam Pemenuhan Perumahan X Disperkim lebih kepada rehabilitasi, bukan pemenuhan
dan Kawasan Untuk MBR
Permukiman 2. Studi Kemampuan dalam Pemberdayaan Untuk X Belum menjadi rencana kegiatan dinas
Penataan Kawasan Kumuh
3. Peran Masyarakat dalam Menentukan Penataan X
Wilayah
4. Kajian Informasi Manfaat Penataan Wilayah dan X
Kota
5. Pengembangan Sistem Pemberdayaan Masyarakat X
dalam Pemeliharaan Sarana Prasarana
6. Kajian Ketersediaan Masyarakat dalam Penyiapan X
Lahan Untuk Penataan Lingkungan Dalam
Mendukung Kegiatan Pengadaan Sarana
Prasarana
3. Sosial 1. Penelitian Dampak Perubahan Iklim Terhadap V
Kekeringan di Kota Semarang
2. Pengembangan Embung dan Waduk Untuk V Sudah dilakukan DED Embung Ngumpulsari, Kedungwinong, Meteseh,
Alternatif Sumber Mata Air dalam Mengatasi Sembungharjo, Sendangmulyo. Embung terbangun : Embung Wonolopo,
Bahaya Kekeringan di Kota Semarang Embung Patemon.
3. Kajian Pengembangan Penanganan Kebakaran X
Secara Mandiri Kepada Masyarakat

60
No. Urusan No. Usulan Tahun 2016-2021 Pelaksanaan Keterangan
4. Studi Penerapan APAR (Alat Pemadam Api X
Ringan) pada Ruang Publik
Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1. Lingkungan 1. Pengaruh Pengembangan Kawasan Permukiman X
Hidup Terhadap Resapan Air
2. Pengaruh Pengembangan Model Rain Harvesting V
Terhadap Perubahan Iklim
3. Peran Masyarakat Terhadap Pengembangan X
Mitigasi dan Adaptasi
4. Feasibility Study Pengembangan Pengolahan Air V
Limbah Perkotaan
5. Pengembangan Model Pengolahan Air Limbah X
Skala Rumah Tangga
2. Perhubungan 1. Feasibility Study Pengembangan Outer Ringroad V Sudah ada DED Mangkang-Arteri Utara yang kemudian diajukan PUPR
Utara Pusat, dikembangkan lagi lebih komprehensif menjadi tol yang
menghubungkan kawasan industri Kendal-Semarang yang terkoneksi
dengan tanggul laut dan kolam retensi, yang kemudian dinamai project
Semarang Harbour Tol
3. Kepemudaan 1. Kajian Semarang Kota Inklusif X
dan Olah Raga
Urusan Pemerintahan Pilihan
1. Kehutanan 1. Pengembangan Pola Kerjasama Pelestarian Hutan X -
Untuk Konservasi dan Resapan Air Hujan Antara
Pemkot Semarang dan Perhutani Sebagai Upaya
Pengurangan Banjir
2. Energi dan 1. Kajian Alternativ Konservasi Energi Terbarukan V Telah dilaksanakan tahun 2019
Sumber Daya 2. Analisis Kemampuan dan Kemandirian Energi X -
Mineral dan SDM dalam Mengingkatkan Daya Saing
Daerah Guna Menghadapi Globalisasi
Sumber : Kajian Strategis Kelitbangan 2016-2021 di Kota Semarang

61
Berdasarkan Tabel IV.3, dari 50 usulan penelitian dan pengembangan
tersebut terdata ada 26 usulan yang telah dilaksanakan oleh OPD. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat 24 usulan kegiatan penelitian dan pengembangan
tidak terlaksana pada tahun 2016-2021. Adapun persentase pelaksanaan usulan
kegiatan penelitian dan pengembangan tahun 2016-2021 ditunjukkan pada Gambar
4.3. Pelaksanaan usulan kegiatan kelitbangan tahun 2016-2021 tidak sepenuhnya
dapat terlaksana dikarenakan berbagai macam faktor penyebabnya. Faktor-faktor
tersebut didapatkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada seluruh instansi atau
OPD bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yang ikut berpartisipasi
dalam kajian ini. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan usulan kegiatan
kelitbangan dari Kajian Strategis Kelitbangan Kota Semarang Tahun 2016-2021
tidak sepenuhnya terlaksana yaitu dikarenakan:
1. Adanya ketidaktahuan beberapa OPD terhadap rujukan usulan kegiatan
kelitbangan dari Kajian Strategis Kelitbangan Kota Semarang 2016-2021.
2. Adanya keterbatasan anggaran dari setiap OPD, sehingga belum bisa
melaksanakan semua usulan Kajian Strategis Kelitbangan Kota Semarang
2016-2021
3. Adanya perbedaan prioritas kegiatan antara OPD dengan usulan Kajian
Strategis Kelitbangan Kota Semarang 2016-2021.

48%
52%

Sudah Terlaksana
Tidak Terlaksana

Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Gambar 4.3 Pelaksanaan Usulan Penelitian dan Pengembangan 2016-2021

62
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan tidak hanya dilaksanakan secara
swakelola oleh masing-masing OPD, namun juga menggunakan bentuk kerjasama
dengan pihak lain, baik dengan pihak akademisi maupun dengan NGO lainnya. Hal
tersebut sudah terbiasa dilakukan oleh setiap OPD dalam pelaksanaan kegiatan
penelitian dan pengembangan bahkan untuk pelaksanaan program kerja. Adapun
rincian bentuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan dari data-data yang telah
masuk kepada peneliti ditunjukkan pada Gambar 4.4.

160 150
140
120
100
80 70
60
40
20
0
Swakelola Kerja sama

Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Gambar 4.4 Bentuk Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan 2016-2021

Pelaksanaan penelitian dan pengembangan terwujud dengan cara swakelola


yaitu penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan sendiri oleh OPD yang
bersangkutan atau penanggungjawab. Adapun bentuk pelaksanaan dengan cara
kerja sama yaitu dilakukan dengan membangun hubungan kerja sama antara pihak
OPD dengan pihak yang dipercaya oleh OPD tersebut, baik akademisi, konsultan,
atau pihak lainnya. Dari 220 data penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan
mayoritas dilaksanakan dengan cara kerja sama. Pada kajian strategis kelitbangan
bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah tahun 2021-2026 akan dirumuskan
bentuk pelaksanaan kegiatan kelitbangan dengan cara hibah terbuka, baik dengan
dana APBD maupun non APBD.

63
4.2 Tantangan Penelitian dan Pengembangan Kota Semarang
Penelitian dan pengembangan dalam pencapaiannya memiliki tantangan yang
dapat mengganggu pelaksanaannya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya
kegagalan dalam mencapai kegiatan penelitian dan pengembangan, atau bahkan
tidak mengganggu pencapaian kegiatan tersebut. Berdasarkan datayangdidapatkan
dari LKPJ ATA 2020, dimana capaian kinerja antara persentase kesesuaian muatan
antar dokumen perencanaan dengan dokumen pelaksanaan antar waktu pada tahun
2020 ditargetkan sebesar 100%, namun tidak dapat tercapai dan hanya terealisasi
sebesar 95,6%. Hal tersebut terjadi karena secara tidak langsung terdampak dari
adanya pandemik COVID-19, dimana terdapat program dan kegiatan yang
mengalami refocusing anggaran sehingga tidak dapat dilaksanakan. Rincian dari
persentase tersebut ditunjukkan dari persentase kesesuaian muatan antara RKPD
terhadap RPJMD, persentase kesesuaian muatan Renstra terhadap RPJMD, dan
persentase kesesuaian muatan Renja terhadap Renstra yang belum bisa mencapai
target 100%.
Kajian penelitian yang telah dilaksanakan oleh OPD tidak hanya untuk
sekadar sebagai dokumentasi, melainkan dimanfaatkan dalam proses perencanaan
pembangunan daerah. Pada tahun 2020, tercatat terdapat pencapaian target sebesar
95%, yaitu dengan realisasi sebesar 95,96%. Hal tersebut dirincikan bahwa terdapat
sejumlah hasil kelitbangan yang terpublikasi, yaitu terdapat 26 kajian. Terdapat 3
kajian diantaranya yang belum berkesempatan merealisasikan hasil kelitbangan
untuk disosialisasikan. Di sisi lain terdapat hasil kelitbangan dari lembaga lain yang
tersosialisasi oleh Bappeda. Secara keseluruhan hasil kelitbangan tersebut dijadikan
sebagai referensi atau acuan penelitian atau kebijakan, serta dijadikan sebagai dasar
penyusunan dokumen perencanaan.
Pencapaian tersebut diperoleh melalui pelaksanaan beberapa program, yang
salah satunya yaitu program perencananaan pembangunan infrastruktur dan
pengembangan wilayah. Pada tahun 2020, tingkat kesesuaian muatan antar
dokumen perencanaan antar waktu dalam rumpun infrastruktur dan pengembangan
wilayah yaitu mencapai 92,98% dari target 100%. Hal yang menyebabkan adanya
ketidaktercapaian target dari kesesuaian program dan kegiatan Renja OPD terhadap

64
program dan kegiatan renstra OPD, dikarenakan adanya kebijakan pemerintah
terkait dengan refocusing anggaran. Kondisi ini mengakibatkan adanya beberapa
program dan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan. Akan tetap, di sisi lain
terdapat pencapaian sasaran misi 3 yang berkaitan dengan infrastruktur dan
pengembangan wilayah memiliki kondisi capaian sebesar 115,29% yang lebih
tinggi daripada tahun sebelumnya sebesar 107,34%. Oleh karena itu, melalui
pelaksanaan program diharapkan dapat terwujud perencanaan pembangunann
daerah yang konsisten dan tepat sasaran pada bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah.
Pencapaian penelitian dan pengembangan Kota Semarang mengalami
beberapa permasalahan yang dihadapi dan menghambat realisasi dalam
pembangunan. Saat ini sedang terdapat permasalahan kesehatan secara global, yaitu
terjadinya pandemi COVID-19. Pada pencapaian penelitian dan pengembangan
juga ikut terkena dampak adanya COVID-19 tersebut. Pandemi ini menuntut untuk
perlunya penyesuaian dalam mekanisme penyusunan dokumen perencanaan serta
aktivitas terkait penelitian dan pengembangan karena adanya penerapan protokol
kesehatan, sehingga berbagai forum yang melibatkan banyak pihak perlu
dilaksanakan secara daring. Pandemi COVID-19 ini dalam penanganannya
memerlukan refocusing anggaran, sehingga mengakibatkan beberapa kegiatan atau
output menjadi tidak terlaksana dan tidak sesuai dengan target yang telah disusun.
Permasalahan juga terjadi terkait dengan kebijakan penggunaan SIPD
(Sistem Informasi Pemerintahan Daerah) serta penyesuaian nomenklatur Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019. Menu-menu dalam SIPD masih
dalam tahap pengembangan, oleh karena itu masihperlu adanya pemutakhiran
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan Pemerintah Daerah dan dinamika regulasi
yang ada. Pada tahap perencanaan dan penganggaran SIP sudah bisa diterapkan,
akan tetapi pada tahapan penatausahaan keuangan masih terdapat kendala. Oleh
karena itu sementara Kota Semarang menggunakan SIMDA BPKP dalam
keperluan penatausahaan keuangan untuk bisa dilakukan percepatan pelaksanaan
anggaran APBD Tahun 2021.

65
Adapun permasalahan terkait dengan perencanaan pembangunan daerah yang
mempengaruhi ketercapaian penelitian dan pengembangan Kota Semarang.
permasalahan tersebut berkaitan dengan perlunya tingkat intensifitas yang lebih dan
pengoptimalan koordinasi antar perangkat daerah dan dengan berbagai stakeholder
terkait perlaksanaan berbagai kebijakan. Selain itu juga terkaitdengan perencanaan
jangka menengah, dimana terbitnya surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri
tentang periodisasi RPJMD menjadi tahun 2021-2026. Hal tersebut berbeda dengan
periodisasi yang terdapat pada beberapa dokumen kajian atau perencanaan lainnya
yang telah disusun.
Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut, maka terdapat rencana
tindak lanjutnya. Terkait dengan pemecahan dan rencana tindak lanjut
permasalahan terkait terjadinya pandemi COVID-19, maka pelaksanaan berbagai
forum yang melibatkan banyak pihak dilaksanakan secara tatap muka dengan
jumlah terbatas dan dengan protokol kesehatan yang ketat, serta didampingi secara
daringn dengan mengoptimalkan berbagai media yang tersedia. Monitoring berkala
serta koordinasi terkait capaian indikator makro di Kota Semarang juga menjadi
salah satu rencana tindak terkait COVID-19. Selain itu juga dilakukannya
pengoptimalan anggaran yang tersedia serta penganggaran kembali kegiatan
prioritas yang tertunda pada tahun anggaran 2021.
Rencana tindak sebagai solusi pemecahan permasalahan terkait perencanaan
pembangunan daerah secara umum, diantaranya yaitu dengan mengoptimalkan
koordinasi terkait pelaksanaan berbagai kebijakan. Beberapa cara yang dilakukan
yaitu dengan pembentukan tim teknis yang melibatkan seluruh stakeholder terkait,
termasuk pembentukan kader di tingkat kelurahan. Cara lain yang dilakukan yaitu
dengan melaksankan rapat koordinasi tim teknis secara berkala, dan membentuk
gugus tugas dan mengefektifkan pertemuan per klaster gugus tugas. Selain
optimalisasi koordinasi, dilakukan pula dengan cara melakukan review periodisasi
tahun perencanaan di dalam dokumen kajian atau dokumen perencanaan lainnya
yang telah disusun dengan menyesuaikan periodisasi RPJMD tahun 2021-2026.

66
BAB V
DATA DAN ANALISIS KELITBANGAN 2021-2026

Bab ini membahas hasil analisis prioritas penelitian dan pengembangan Kota
Semarang Tahun 2021-2026 yang berdasarkan kondisi penelitian dan
pengembangan tahun 2016-2021 dan visi misi 5 tahun kedepan yang tertuang dalam
RA-RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026.

5.1 Review Dokumen Perencanaan Pembangunan Kota Semarang


Pembangunan Infrastruktur dan pengembangan wilayah diatur dan tersusun
dalam berbagai macam dokumen perencanaan pembangunan Kota Semarang, ada
yang bersifat tahunan dan ada yang berjangka 5 tahun. Pada kajian ini
menggunakan beberapa dokumen yang diantaranya yaitu Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2020 (LKPJ ATA
2020) dan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RA-RPJMD) Kota Semarang 2021-2026.
LKPJ ATA merupakan laporan yang disusun 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun atau paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. LKPJ ini
diserahkan kepada DPRD sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran, sehingga LKPJ ATA ini disusun. Ruang lingkup laporn ini meliputi hasil
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, serta termuat hasil pelaksanaan tugas
pembantuan dan penugasan.
LKPJ ATA mengkaji hasil capaian dan permasalahan yang terjadi di salah
satunya yaitu pada aspek infrastruktur dan pengembangan wilayah di tahun
berjalan. Capaian dan permasalahan ini dikaji berdasarkan bidang-bidang urusan
pemerintahan yang berkaitan dengan infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Pada masing-masing bidang urusan tersebut juga termuat hal-hal yang akan
dilakukan sebagai tindak lanjut dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada

67
tahun berjalan tersebut. Pada Kajian Strategis Kelitbangan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah ini lebih berfokus pada kondisi capaian dan masalah
terkini, sehingga dokumen LKPJ yang digunakan dalam kajian ini adalah yang
paling terbaru yaitu tahun 2020.
RA-RPJMD Kota Semarang 2021-2026 merupakan dokumen perencanaan
yang memuat substansi terkait arahan dan menjadi pedoman bagi pemangku
kepentingan dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Semarang. Kota
Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki pembangunan yang
dinamis dan cepat. Oleh karena itu dalam pencapaian pembangunan memerlukan
rencana yang sistematis, berkaitan,dan komprehensif untuk mengawal arah
pembangunan Kota Semarang. RA-RPJMD menjadi salah satu dokumen rencana
pembangunan yang mengawal selama 5 (lima) tahunan.
Substansi pada RA-RPJMD terdapat identifikasi permasalahan pembangunan
pada masing-masing bidang urusan pemerintahan. Permasalahan yang tercantum
pada RA-RPJMD, dirumuskan dari adanya kesenjangan antar hasil kinerja bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah secara eksisting dengan apa yang telah
ditargetkan sebelumnya oleh Pemerintah Kota Semarang, melalui standar capaian
atau pelayanan minimal yang ditetapkan. Permasalahan tersebut juga
mengakomodasikan antara situasi normal atau Bussiness as Usual (BUA) dengan
mempertimbangkan pula pada kondisi Corona Effect (CE). Berangkat dari capaian
dan permasalahan tersebut telah terumuskan isu strategis yang kemudian
dikembangkan menjadi visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan Kota
Semarang tahun 2021-2026.
Hasil review kedua dokumen perencanaan pembangunan Kota Semarang
digunakan dalam mencermati capaian dan permasalahan yang saat ini sedang
dihadapi pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah. Capaian
dan permasalahan tersebut kemudian dirumuskannya gagasan awal lingkup tema
kelitbangan, yaitu sebagai gambaran secara kasar mengenai tema kelitbangan di 5
tahun mendatang berdasarkan pada capaian dan masalah di setiap bidang urusan
pemerintahan. Selain itu, hasil review dokumen ini juga untuk melihat arah
pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah di tahun 2021-2026.

68
5.1.1 Capaian dan Permasalahan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan pembangunan kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Semarang, khususnya di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah, di setiap
tahun berjalan terlihat ketercapaian dan permasalahan yang dialami. Ketercapaian
dan permasalahan yang terjadi selama tahun anggaran tercantum di dalam dokumen
LKPJ ATA 2020 dan RA-RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026. Proses
analisis yang dilakukan pada kajian strategis kelitbangan ini juga memperhatikan
ketercapaian dan permasalahan terbaru yang terjadi saat ini. Tujuan dari menelaah
capaian dan permasalahan infrastruktur dan pengembangan wilayah Kota
Semarang yaitu untuk mengetahui kondisi eksisting atau terkini yang terjadi di Kota
Semarang. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan usulan
kegiatan kelitbangan yang akan dilaksanakan selama 5 tahun mendatang untuk
mendukung perwujudan visi dan misi Kota Semarang tahun 2021-2026.
Pengkajian capaian dan masalah bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah, diklasterisasi berdasarkan bidang urusan pemerintahan serta
dikelompokkan berdasarkan temanya. Dalam mengkajikan capaian dan masalah
tersebut, juga menjadi dasar awal dalam merumuskan gagasan awal lingkup tema
kelitbangan untuk tahun 2021-2026. Gagasan awal tersebut sebagai gambaran
secara makro terkait beberapa lingkup tema yang dapat menyelesaikan masalah dan
mempertahankan serta meningkatkan capaian. Gagasan awal lingup tema
kelitbangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan usulan
tema kegiatan kelitbangan di 5 tahun mendatang secara lebih terperinci atau lebih
mikro.
Gagasan awal lingkup tema kelitbangan juga diidentifikasi jenis kegiatan
yang tepat untuk menanggapi capaian dan masalah. Jenis kegiatan tersebut
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu penelitian (R), pengembangan (D), dan evaluasi
kebijakan (E). Pertimbangan identifikasi jenis kegiatan pada masing-masing
gagasan lingkup tema kelitbangan yaitu dengan memperhatikan kondisi capaian
dan masalah yang dihadapi serta kondisi kelitbangan terkini terkait tema tersebut
sudah pernah terlaksana atau sebaliknya.

69
Tabel V.1 Capaian, Permasalahan dan Gagasan Awal Tema Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Bidang Urusan Gagasan Awal Jenis Kegiatan
Capaian (C) dan Permasalahan (M)
Pemerintahan Lingkup Tema Kelitbangan R D E
Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Pekerjaan a. Pekerjaan Umum
Umum dan - Pengendalian Banjir dan Rob
Penataan Ruang C Pengurangan kawasan banjir dan rob dengan 100% wilayah terehabilitasi
Strategi Penanganan Banjir
C Menyisakan 1,3% atau 485,94 Ha kawasan banjir dan rob (berkurang 3% dari capaian tahun V V
dan Rob
2019)
C Peningkatan kapasitas pengendali banjir dengan pompa dan polder menjadi 112.445 L/detik
Sistem Pengelolaan Genangan
C Penurunan lama genangan banjir dan rob di sungai, saluran drainase dan gorong-gorong V
Banjir dan Rob
pada saat banjir menjadi 40 menit (menurun 20 menit dari capaian tahun 2016)
C Peningkatan persentase drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
mencapai 95,85% Kinerja sistem drainase V
C Peningkatan kapasitas/fungsi drainase mencapai 22.098.351 m3
- Infrastruktur Jalan, Jembatan, dan Saluran Irigasi
C Peningkatan infrastruktur jalan, jembatan, dan irigasi dengan 93% lahan terbebaskan dan
jalan baru terbangun
C Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik dan sedang (92,64%) dan rasio jaringan Tingkat Kualitas dan
irigasi (79%) Kuantitas Jalan, Jembatan, dan V
C Pencapaian 92,38% jalan dan jembatan dalam kondisi baik dan 88,25% ruang milik jalan Saluran Irigasi
yang baik pada kawasan strategis
C Panjang jalan dalam kondisi baik (> 40 KM/Jam) dan sedang mencapai 778,12
- Infrastruktur Air Minum
C Terealisasinya 96,28% rumah tangga yang terlayani air minum di Kota Semarang
Distribusi Sistem Pelayanan
M Belum terpenuhinya target rumah tangga terlayani air minum mencapai 62.684 jiwa belum V V
Air Minum
terakses
C Peningkatan indeks kualitas air mencapai 50,44% Strategi Pengendalian
V V V
Pencemaran Air
- Infrastruktur Sanitasi
C Terealisasinya 86,51% kondisi lingkungan permukiman yang bersih, sehat, dan nyaman
V V V
(382.525 rumah tangga terlayani sanitasi)

70
Bidang Urusan Gagasan Awal Jenis Kegiatan
Capaian (C) dan Permasalahan (M)
Pemerintahan Lingkup Tema Kelitbangan R D E
M Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi yang jauh dari target, terdapat 59.620 rumah Efektivitas dan Efisiensi
tangga belum terlayani akses sanitasi Penyediaan Pelayanan
Sanitasi
- Infrastruktur Persampahan
C Peningkatan cakupan skala pelayanan penanganan sampah mencapai 2,88 rasio TPS per
satuan penduduk
Strategi Pengelolaan Sampah
C Pencapaian 89,5% volume sampah yang terangkut dari TPS ke TPA
dan Pengembangan Lokasi V V V
M Kurangnya sarana prasarana pengangkutan sampah serta alat berat, khususnya di TPA
TPA
jatibarang
M Semakin terbatas kapasitas zona buang TPA Jatibarang
b. Penataan Ruang
C Peningkatan kawasan strategis yang tertata yaitu 86,36% (meningkat 22,72% dari capaian
Penataan dan Pengembangan
tahun 2019) V V
Kawasan Strategis
C Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang mencapai 95,89%
C Peningkatan rasio kawasan/bangunan yang sesuai peraturan perijinan mencapai 54,94% Strategi Pengendalian
V V V
Perizinan Bangunan/Kawasan
C Pencapaian 16.522,18 Ha luas RTH untuk tempat rekreasi, bersosialisasi, dan sebagai
Strategi Perluasan dan
jantung kota penyaring polusi udara V V V
Pemeliharaan RTH
M Belum terpenuhinya target luasan RTH mencapai 765,36 Ha
Perumahan dan - Kawasan Kumuh dan Rumah Layak Huni
Kawasan C Penurunan luas kawasan kumuh di Kota Semarang menyisakan luas 79,6 Ha dari total
Permukiman Efektivitas dan Efisiensi
415,83Ha V
Penanganan Kawasan Kumuh
C Penurunan luas lingkungan permukiman kumuh menjadi 0,21%
C Peningkatan lingkungan permukiman sehat mencapai 96,34% Kualitas Lingkungan
V
Permukiman
C Peningkatan rasio permukiman layak huni mencapai 98,16%
C Tertangani 934 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), menyisakan 6.706 unit yang belum Sarana dan Prasarana Dasar
tertangani dari total 11.651 unit RTLH Perumahan dan Permukiman V V V
M Belum terdapat lokasi khusus untuk penyediaan dan rehabilitasi rumah layak huni bagi Layak Huni
korban bencana

71
Bidang Urusan Gagasan Awal Jenis Kegiatan
Capaian (C) dan Permasalahan (M)
Pemerintahan Lingkup Tema Kelitbangan R D E
- Lubang Pemakaman
M Belum tercapainya target ketersediaan lubang pemakaman yaitu 41,23% dari target 52,4% Sinkronisasi Database dan
M Perbedaan database ketersediaan lubang pemakaman yang ada dengan data eksisting di Alternatif Pengadaan Lubang V V V
lapangan menjadi kendala dalam perhitungan capaian Pemakaan
- Infrastruktur Jalan dan Saluran Permukiman
C Pencapaian 59,51 Ha (90,82%) jalan dan saluran permukiman dalam kondisi baik Alternatif Pemeliharaan Jalan
M Jalan dan saluran permukiman belum mencapai target karena kondisi cuaca memburuk dan Saluran Permukiman yang
V V V
mengakibatkan jalan rusak, talud longsor, dan saluran tersumbat tumpukan sampah Adaptif Terhadap Perubahan
khususnya daerah pesisir dengan level saluran lebih rendah dari permukaan laut Cuaca
Ketenteraman, - Kesiapsiagaan Terhadap Kebencanaan
Ketertiban C Peningkatan kejadian bencana alam dari 3 kejadian (2019) menjadi 13 kejadian (2020) Pencegahan dan Pengendalian
Umum, dan M Upaya penanggulanan bencana belum dilaksanakan secara terpadu Bencana Alam Secara V V V
Perlindungan Terpadu
Masyarakat C Pencapaian 95% cakupan sarana dan prasarana kesiapsiagaan bencana Pengembangan Sistem
C Peningkatan kawasan rawan bencana dengan EWS (Early Warning System) menjadi 80% Peringatan Dini dan Pemetaan
V V
M Kurangnya informasi atau peringatan dini mengakibatkan ketidaksiapan masyarakat dalam Kawasan Evakuasi
menghadapi bencana Kebencanaan
- Pelayanan Bencana Kebakaran
C Pencapaian cakupan pelayanan bencana kebakaran yaitu 34,78%
Peningkatan Pelayanan
C Pencapaian 77,04% tingkat waktu tanggap jumlah ketepatan waktu tindakan pemadam V V
Pencegahan Kebakaran
kebakaran
Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Lingkungan - IKLH (IKA, IKU, IKTL)
Hidup C Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) mencapai 66,05% (meningkat
Pengoptimalan Peningkatan
3,17% dari tahun 2019) V V
Kualitas Lingkungan Hidup
M Belum optimalnya penangan pemulihan kerusakan lingkungan hidup dan konservasi SDA
C Peningkatan Indeks Kualitas Air (IKA) mencapai 50,44% (meningkat 1,69% dari tahun
Strategi Pengelolaan Sumber
2019)
Daya Air dan Pencegahan V V V
M Bagian pesisir Kota Semarang merupakan tempat pembuangan limbah yang berdampak di
Pencemaran Terhadap Air
beberapa sungai

72
Bidang Urusan Gagasan Awal Jenis Kegiatan
Capaian (C) dan Permasalahan (M)
Pemerintahan Lingkup Tema Kelitbangan R D E
M Status mutu air masih dalam kondisi tercemar berat
M Optimalisasi IPAL yang dibangun oleh industri belum bisa sepenuhnya mengurangi beban
cemaran
C Peningkatan Indeks Kualitas Udara (IKU) mencapai 95,2% (meningkat 9,7% dari tahun
Pengendalian Kualitas Udara
2019) V
dan Emisi CO2
C Pencapaian 80% wilayah dengan kapasitas adaptasi perubahan iklim
M Penurunan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) menjadi 55,9% (menurun 0,61% dari Strategi Peningkatan dan
tahun 2019) Pengendalian Kualitas V V V
Tutupan Lahan
- Keanekaragaman Hayati
C Peningkatan jumlah taman keanekaragaman hayati (KEHATI) yang terbangun menjadi 4
unit Pengelolaan Keanekaragaman
V V
C Peningkatan cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air sebesar 60 Hayati yang Berkelanjutan
Ha
- Persampahan dan Limbah B3
C Peningkatan jumlah bank sampah terbangun menjadi 47 unit untuk penanganan jumlah
Strategi Optimalisasi
sampah masyarakat dan menekan jumlah sampah yang dikirim ke TPA V V
Pengadaan Bank Sampah
M Masih rendah kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik
M Belum tertanganinya bahan/limbah B3 akibat pandemi COVID-19 Pengukuran Kuantitas dan
Strategi Pengelolaan Limbah V V V
B3 COVID-19
Perhubungan - Kondisi Lalu Lintas
C Penurunan jumlah titik/ruas rawan macet tersisa 3 titik lokasi
Strategi Pengendalian Lalu
C Peningkatan ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan menjadi 63,13% (tahun 2020)
Lintas Berdasarkan Penyebab V V V
M Beberapa ruas jalan masih rawan kemacetan lalu lintas
Kemacetan
C Pencapaian 46 simpang dilengkapi dengan Area Traffic Control System (ATCS)
- Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum
C Peningkatan ketertiban lalu lintas dan parkir di kawasan strategis menjadi 83,42%
Strategi Penertiban Area
M Masih tinggi jumlah titik parkir on street di Kota Semarang yaitu terdapat 981 titik V V
Parkir

73
Bidang Urusan Gagasan Awal Jenis Kegiatan
Capaian (C) dan Permasalahan (M)
Pemerintahan Lingkup Tema Kelitbangan R D E
- Layanan Transportasi Massal
C Peningkatan cakupan wilayah terlayani transportasi mencapai 70%
C Optimalnya trayek angkutan umum mencapai 57,65% (menurun 5% dari tahun 2019) Kinerja Pelayanan
V V V
C Terdapat 8 koridor BRT beserta peningkatan jumlah feeder BRT menjadi 3 feeder Transportasi Umum
M Terdapat beberapa trayek bersinggungan dengan koridor dan feeder BRT
C Peningkatan jumlah bus wisata keliling kota menjadi 3 unit Pegembangan Transportasi
V V
Pariwisata
Komunikasi dan C Terwujudnya aplikasi interaktif dan integrasi mencapai 95 aplikasi
Informatika C 100% pelayanan informasi publik dan penanganan pengaduan masyarakat
Pengembangan Kinerja
C Jumlah domain dan subdomain semarangkota.go.id adalah 479
Aplikasi Pembangunan Oleh V V
M Beberapa peralatan TIK umur tekonologinya mencapai 4 tahun, sehingga kurang mengikuti
Pemerintahan Kota
perkembangan teknologi
M Masih perlunya penambahan server sesuai dengan kebutuhan
Urusan Pemerintahan Pilihan
Pariwisata C Peningkatan jumlah destinasi wisata menjadi 76 obyek
Strategi Pengendalian
M Penurunan pendapatan sektor pariwisata menjadi 190.758,3 V V
Eksistensi Pariwisata
M Persentase kenaikan kunjungan wisata mencapai -55,28% akibat pandemi COVID-19
Sumber : LKPJ ATA 2020 dan RA-RPJMD Kota Semarang 2021-2026

74
5.1.2 Arah Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Capaian dan permasalahan serta gagasan awal lingkup tema kelitbangan telah
dirumuskan sebagai gambaran awal tema kegiatan kelitbangan di 5 tahun
mendatang. Berdasarkan capaian dan masalah tersebut, diklasifikasikan dalam
kelompok permasalahan dan isu strategis yang menggambarkan kondisi terkini
infrastruktur dan pengembangan wilayah. Hal tersebut telah tercantum pada
dokumen perencanaan pembangunan Kota Semarang, yaitu RA-RPJMD Kota
Semarang Tahun 2021-2026. Gagasan awal lingkup tema kelitbangan yang telah
dirumuskan tersebut juga dilasifikasikan berdasarkan kelompok permasalahan dan
isu strategis yang tertuang pada Tabel V.2.

Tabel V.2 Permasalahan dan Isu Strategis Infrastruktur dan Pengembangan


Wilayah Kota Semarang
Kelompok
Isu Srategis Gagasan Awal Linkgup Tema Kelitbangan
Permasalahan
Penyediaan Ketersediaan transportasi - Kinerja Pelayanan Transportasi Umum
infrastruktur umum perkotaan belum - Pengembangan Transportasi Umum
perkotaan dan memadahi
pelayanan yang Penyediaan dan - Tingkat Kualitas Dan Kuantitas Jalan,
berkualitas pemeliharaan jalan dan Jembatan, Dan Saluran Irigasi
perlengkapannya belum - Alternatif Pemeliharaan Jalan Dan Saluran
mencapai standar Permukiman Yang Adaptif Terhadap
Perubahan Cuaca
- Strategi Pengendalian Lalu Lintas Berdasarkan
Penyebab Kemacetan
- Strategi Penertiban Area Parkir
Penyediaan dan - Kinerja Sistem Drainase
pemeliharaan jaringan - Efektifitas Dan Efisiensi Penyediaan Pelayanan
drainase-sanitasi belum Sanitasi
mencapai standar
Penyediaan dan - Strategi Pengelolaan Sampah Dan
pemeliharaan jaringan Pengembangan Lokasi TPA
persampahan dan - Strategi Optimalisasi Pengadaan Bank Sampah
perlengkapannya belum - Pengukuran Kuantitas Dan Strategi Pengelolaan
mencapai standar Limbah B3 COVID-19
Penyediaan jaringan air - Distribusi Sistem Pelayanan Air Minum
bersih belum mencapai - Strategi Pengendalian Pencemaran Air
standar - Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air
Keberlangsungan - Strategi Pengendalian Eksistensi Pariwisata
kegiatan pembangunan
terhambat sementara
Pemanfaatan Kualitas lingkungan - Pengoptimalan Peningkatan Kualitas
ruang dan hidup masih rendah Lingkungan Hidup
- Pengendalian Kualitas Udara Dan Emisi CO2

75
Kelompok
Isu Srategis Gagasan Awal Linkgup Tema Kelitbangan
Permasalahan
lingkungan yang - Strategi Peningkatan Dan Pengendalian
berkelanjutan Kualitas Tutupan Lahan
- Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Yang
Berkelanjutan
- Strategi perluasan dan pemeliharaan RTH
Masih adanya kasus - Sinkronisasi Database Dan Alternatif
ketidaksesuaian Pengadaan Lubang Pemakaman
pemanfaatan ruang - Pengembangan Aplikasi Pembangunan Oleh
Pemerintahan Kota
- Penataan dan pengembangan kawasan strategis
- Strategi pengendalian perizinan bangunan
Masih adanya kawasan - Efektifitas Dan Efisiensi Penanganan Kawasan
kumuh perkotaan Kumuh
- Kualitas Lingkungan Permukiman
- Sarana Dan Prasarana Dasar Perumahan Dan
Permukiman Layak Huni
Penguatan Penyediaan infrastruktur - Sistem Penangan Banjir Dan Rob
ketahanan pada bagi penanggulangan - Sistem Pengelolaan Genangan Banjir Dan Rob
sistem perkotaan bencana belum optimal - Pencegahan Dan Pengendalian Bencana Alam
Secara Terpadu
- Pengembangan Sistem Peringatan Dini Dan
Pemetaan Kawasan Evakuasi Kebencanaan
- Peningkatan Pelayanan Pencegahan Kebakaran
Sumber : RA-RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026

Berdasarkan pada isu strategis yang telah disepakati dalam dokumen RA-
RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026, maka tersusun visi dan misi Kota
Semarang untuk mengatasi permasalahan pembangunan yang ada. Pemerintah Kota
Semarang berkomitmen dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan
memberikan yang terbaik dalam pembangunan Kota. Melalui visi dan misi yang
tersusun, diupayakan untuk meningkatkan berbagai aspek pembangunan yang salah
satunya pada bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah secara lebih
seimbang dan berkelanjutan guna mencapai masyarakat yang sejahtera. Visi
rencana pembangunan Kota Semarang tahun 2021-2026 yang telah ditetapkan yaitu
“Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat Berlandaskan Pancasila
dalam Bingkai NKRI yang Ber-Bhineka Tunggal Ika”.
Adapun 5 misi yang mendukung visi Kota Semarang tahun 2021-2026 yang
diharapkan dapat mencapai visinya antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia yang unggul dan
produktif untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial

76
2. Meningkatkan potensi ekonomi lokal yang berdaya saing dan stimulasi
pembangunan industri, berlandaskan riset dan inovasi berdasar prinsip
demokrasi ekonomi Pancasila
3. Menjamin kemerdekaan masyarakat menjalankan ibadah, pemenuhan hak
dasar dan perlindungan kesejahteraan sosial serta hak asasi manusia bagi
masyarakat secara berkeadilan
4. Mewujudkan infrastruktur berkualitas yang berwawasan lingkungan untuk
mendukung kemajuan kota
5. Menjalankan reformasi birokrasi pemerintahan secara dinamis dan menyusun
produk hukum yang sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Misi Kota Semarang tahun 2021-2026 terbagi menjadi beberapa bidang, yang
salah satunya merupakan misi pembangunan di bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah. Misi yang dimaksudkan yaitu berada pada misi 4, dimana
pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pengembangan sarana dan
prasarana perkotaan yang berkualitas untuk seluruh masyarakat serta
pengembangan konektivitas wilayah. Pada perwujudannya tetap memperhatikan
konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hal
tersebut dapat diwujudkan dengan cara melakukan pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup dan juga memelihara keanekaragaman hayati.
Pencapaian misi ke-4 pada bidang infrastuktur dan pengembangan wilayah
tersebut memerlukan tujuan dan sasaran yang mendukung. Tujuan merupakan
dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari
pencapaian berbagai program prioritas terkait, sedangkan sasaran merupakan hasil
yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik,
mudah dicapai, rasional, yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun ke depan.
Terdapat 1 (satu) tujuan yang mendukung dari misi ke-4 Kota Semarang
tahun 2021-2026 dengan disertai beberapa sasaran yang mendukung perwujudan
tersebut. Tujuan dan sasaran yang mendukung misi ke-4 yaitu sebagai berikut.

77
Tujuan :
Terwujudnya pembangunan kota yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan.
Sasaran :
1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kapasitas pengelolaan
sumberdaya alam,
2. Meningkatnya pemerataan pelayanan sarana dan prasarana perkotaan,
3. Terwujudnya sarana dan prasarana dasar permukiman yang berkualitas,
4. Terwujudnya tata ruang yang berdaya guna,
5. Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana, dan
6. Mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi dan berkelanjutan
Fokus dari pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah tidak
hanya berhenti pada misi ke-4 saja, melainkan juga berfokus pada lintas misi di
bidang ekonomi maupun sosial. Hal tersebut dikarenakan dalam pengembangan
wilayah juga memperhatikan hal-hal yang mendukung perwujudan kemajuan
kesejahteraan masyarakat seperti pada aspek perekonomian dan sosial masyarakat.
Akan tetapi pada kajian ini diberi batasan terkait lintas bidang tersebut, yaitu
memfokuskan pada pengembangan infrastruktur yang mendukung pengembangan
ekonomi dan sosial tersebut, seperti berkaitan dengan ekonomi kreatif, pariwisata,
kampung tematik, dan infrastruktur untuk pemerintahan berupa sistem informasi
manajemen. Oleh karena itu, kajian ini juga memperhatikan misi ke-2 dan ke-5
pada tujuan dan sasaran yang tertentu saja. Adapun penjabaran visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi dan arah kebijakan rencana pembangunan infrastruktur dan
pengembangan wilayah di Kota Semarang tahun 2021-2026 ditunjukkan pada
Tabel V.3.

78
Tabel V.3 Penjabaran Rencana Pembangunan Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang
Tahun 2021-2026
Visi : Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat yang Berlandaskan Pancasila dalam Bingkai NKRI yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-4 4.1 Kualitas Lingkungan Hidup
Mewujudkan Infrastruktur Terwujudnya 4.1.1 4.1.1.1 Peningkatan kualitas  Pengendalian
Berkualitas yang pembangunan kota Meningkatnya kualitas Indeks kualitas air lingkungan hidup pencemaran
Berwawasan Lingkungan yang tangguh, lingkungan hidup dan 4.1.1.2 lingkungan hidup
Untuk Mendukung produktif, dan kapasitas pengelolaan Indeks kualitas udara  Pembangunan
Kemajuan Kota berkelanjutan sumberdaya alam 4.1.1.3 ramah lingkungan
Indeks kualitas emisi CO2 dan pengelolaan
4.1.1.4 keanekaragaman
Persentase sampah perkotaan hayati
yang tertangani
4.1.1.5
Persentase ruang terbuka hijau
Kinerja Sistem Infrastruktur
4.1.2 4.1.2.1 Pemerataan  Pengembangan
Meningkatnya pemerataan Tingkat pelaksanaan pembangunan sistem jaringan
pelayanan sarana dan pengelolaan sumberdaya air infrastruktur kota jalan yang terpadu
prasarana perkotaan secara terpadu  Peningkatan sistem
4.1.2.2 drainase perkotaan
Persentase
perencanaanregional dan kota
yang terintegrasi
4.1.2.3
Persentase kawasan banjir dan
rob
4.1.3 4.1.3.1 Peningkatan kualitas Peningkatan sarana dan
Terwujudnya sarana dan Persentase lingkungan lingkungan perumahan prasarana lingkungan
prasarana dasar permukiman sehat dan permukiman permukiman

79
Visi : Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat yang Berlandaskan Pancasila dalam Bingkai NKRI yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Arah Kebijakan
permukiman yang 4.1.3.2
berkualitas Persentase rumah layak huni
4.1.4 4.1.4.1 Peningkatan kualitas tata Peningkatan upaya
Terwujudnya tata ruang Persentase tata ruang yang ruang pemanfaatan dan
yang berdaya guna dan berdaya guna dan pengendalian tata
berkelanjutan berkelanjutan ruang
4.1.5 4.1.5.1 Peningkatan Peningkatan
Meningkatnya Indeks risiko bencana ketangguhan bencana kesiapsiagaan bencana,
ketangguhan terhadap penanganan bencana,
bencana dan pasca bencana
4.1.6 4.1.6.1 Peningkatan sistem Peningkatan dan
Mewujudkan sistem Rasio konektivitas transportasi pengembangan layanan
transportasi yang kabupaten/kota transportasi perkotaan
terintegrasi dan 4.1.6.2
berkelanjutan Jumlah titik/ruas rawan macet
Fokus Pilihan Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-2 2.1 2.1.1 2.1.1.1  Pemberdayaan  Pengembangan
Meningkatkan potensi Meningkatnya Meningkatnya produk Persentase peningkatan ekonomi loka sentra-sentra
ekonomi lokal yang berdaya pertumbuhan unggulan daerah kunjungan wisata  Peningkatan produk ekonomi
saing dan stimulasi ekonomi yang produktivitas lokal
pembangunan industri, berkelanjutan dan UMKM dan industri  Pemberdayaan dan
berlandaskan riset dan berdaya saing kreatif pengembangan
inovasi berdasar prinsip  Peningkatan daya UMKM dan
demokrasi ekonomi saing pariwisata indutrsi kreatif
Pancasila  Pengembangan
pariwisata berbasis
masyarakat sesuai
karakteristik dan
kearifan lokal

80
Visi : Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat yang Berlandaskan Pancasila dalam Bingkai NKRI yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Misi ke-5 5.1 5.1.1 5.1.1.1 Penguatan Sistem Optimalisasi
Menjalankan Reformasi Terwujudnya Meningkatnya efisiensi Indeks Sistem Pemerintahan Pemerintahan Berbasis pemanfaatan teknologi
Birokrasi Pemerintahan reformasi birokrasi kelembagaan dan sistem Berbasis Elektronik (SPBE) Elektronik dalam penyelenggaraan
Sarana Dinamis dan yang mumpuni, manajemen sumber daya pemerintah
Menyusun Produk Hukum terbuka, melayani aparatur yang baik
Yang Sesuai Nilai-nilai dan bertanggung
Pancasila dalam Kerangka jawab
Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Sumber : RA-RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026

81
5.2 Analisis Penelitian dan Pengembangan Tahun 2021-2026
Analisis Kajian Strategis Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Kota Semarang tahun 2021-2026 terbagi menjadi 4
langkah utama (Gambar 5.1). Pertama yaitu menganalisis kesenjangan (gap)
diantara rencana pembangunan tahun 2021-2026 dengan penelitian dan
pengembangan yang sudah terlaksana tahun 2016-2021. Masing-masing dari
sumber data tersebut diklasterisasi berdasarkan bidang urusan pemerintahan,
kemudian mengelompokkan penelitian ke masing-masing sasaran pembangunan
sebagai data pendukung. Hasil dari analisis tersebut terlihat sasaran pembangunan
yang ada data, kurang atau tidak ada data penelitian dan pengembangan yang
mendukung.
Hasil analisis gap sebagai bahan untuk menentukan kebutuhan penelitian
beserta penyusunan usulan penelitian dan pengembangan untuk tahun 2021-2026.
Kebutuhan penelitian tersebut dapat bersifat penelitian baru maupun penelitian
untuk mengisi gap. Hasil analisis kebutuhan penelitian ini terbentuk daftar panjang
usulan penelitian dan pengembangan bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah. Kemudian dilanjutkan dengan analisis prioritas untuk menentukan waktu
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan tersebut, atau disebut sebagai
roadmap.

Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Gambar 5.1 Kerangka Perumusan Penelitian dan Pengembangan 2021-2026

82
5.2.1 Analisis Kesenjangan (Gap) Antara Penelitian 2016-2021 dengan
Rencana Pembangunan 2021-2026
Analisis kesenjangan (gap) merupakan analisis yang dilaksanakan dengan
cara menyandingkan antara kondisi terkini dengan kondisi yang diharapkan.
Analisis gap pada kajian ini dilakukan dengan menyandingkan antara penelitian dan
pengembangan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016-2021 dengan rencana
pembangunan tahun 2021-2026. Analisis gap ini bertujuan untuk mencari
kesenjangan yang terjadi di setiap sasaran rencana pembangunan tahun 2021-2026
yang belum terdapat data penelitian dan pengembangan yang mendukung
tercapaianya sasaran tersebut. Apabila pada setiap sasaran rencana pembangunan
telah didukung dengan penelitian dan pengembangan, maka diharapkan visi dan
misi Kota Semarang tahun 2021-2026 khusunya pada bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah dapat tercapai dan selaras dengan maksud dan tujuan dari
rencana pembangunan.
Pelaksanaan analisis gap ini diawali dengan penyusunan sasaran dan
indikator sasaran yang didapatkan dari RA-RPJMD 2021-2026. Indikator sasaran
ini membantu dalam penentuan data-data kegiatan kelitbangan yang mendukung
pencapaian tujuan tersebut. Sasaran pembangunan tahun 2021-2026 disandingkan
dengan data yang didapatkan terkait dengan kegiatan kelitbangan bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah yang telah dilaksanakan pada tahun 2016-
2021. Data-data tersebut berdasarkan bidang urusan pemerintahan dengan data
penelitian dan pengembangan yang mendukung atau terkait secara langsung dan
tidak langsung terhadap indikator sasaran yang telah tersusun. Hasil dari analisis
gap ini menunjukkan jumlah data yang didapatkan terkait dengan penelitian dan
pengembangan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yang terlaksana
tahun 2016-2021 yang berkaitan dengan indikator sasaran. Adapun sasaran dan
indikator sasaran yang telah dilengkapi dengan judul penelitian (R), pengembangan
(D) dan evaluasi kebijakan (E) yang telah dilakukan pada tahun 2021-2026 yaitu
dapat dilihat pada Tabel V.4

83
Tabel V.4 Komparasi Kelitbangan Tahun 2016-2021 Terhadap Rencana Pembangunan Kota Semarang Tahun 2021-2026
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Kualitas Lingkungan Hidup
4.1.1 4.1.1.1 Lingkungan Hidup 1 R Konsultansi DED Konservasi Mata Air
Meningkatnya Indeks Kualitas 2 R Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Bringin, Kota Semarang
kualitas lingkungan Air 3 R Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Kali Tenggang, Kota Semarang
hidup dan kapasitas 4 R Inventarisasi dan Pemetaan Mata Air Kota Semarang
pengelolaan 5 R Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Kali Semarang
sumberdaya alam 6 R Penyusunan Kajian Penetapan Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Silandak
7 R Kajian Penetapan Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Plumbon, Kota Semarang
8 R Water as Leverage
9 D Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air
10 R Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Semarang (2019)
11 R Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Semarang (2020)
Pekerjaan Umum dan 12 E DED Review Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) Terboyo Kulon
Penataan Ruang 13 D Jasa Konsultan Pengawasan Peningkatan IPLT Terboyo Kulon
14 R Konsultan Perencanaan Kegiatan Peningkatan IPLT/IPAL
4.1.1.2 Lingkungan Hidup 1 R Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang
Indeks Kualitas (2018)
Udara 2 R Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Semarang (2019)
3 R Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang
(2019)
4 R Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Semarang (2020)
5 R Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang
(2020)
Perhubungan 6 R Penyusunan Kajian Penggunaan Bahan Bakar Gas
4.1.1.3 Lingkungan Hidup 1 R Inventarisasi Sumber Emisi di Kota Semarang
Indeks Emisi CO2 2 R Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang
(2018)

84
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
3 R Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang
(2019)
4 R Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang
(2020)
5 R Rencana Aksi Daerah Mitigasi Perubahan Iklim
6 R Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK)
Perhubungan 7 R Penyusunan Kajian Penggunaan Bahan Bakar Gas
4.1.1.4 Pekerjaan Umum dan 1 D Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
Persentase Penataan Ruang
sampah perkotaan Lingkungan Hidup 2 R Pembuatan DED Peningkatan TPA
yang tertangani 3 R Pembuatan Feasibility Study Pengelolaan Persampahan TPA Jatibarang
4 R Konsultan Perencanaan Peningkatan Prasarana TPA
5 R Penyusunan Feasibility Study ITF dan DED Zona Buang Baru
6 D Konsultan Pengawas Peningkatan Prasarana TPA Jatibarang
7 R Konsultan DED Pembangunan TPST
8 R Konsultansi Pengangkutan Sampah TPS ke TPA Keg. Penyapuan dan Pengangkutan Sampah
9 R Jasa Konsultansi Perencanaan Penyapuan dan Pengangkutan Sampah DLH Kota Semarang
Tahun 2017
10 D Konsultan Pengawas Pembangunan TPST
11 R Kajian Model Pengelolaan Persampahan di Kota Semarang
12 D Jasa Konsultan Pengawasan Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana TPA Jatibarang
13 E Review Pra Studi Kelayakan Pembangunan dan Pengoperasian Instalasi Pengolah Sampah
Menjadi Energi Listrik
14 R Konsultan DED Konservasi Sabuk Hijau TPA Jatibarang
15 R Kajian Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Bidang Persampahan
16 R Konsultan Perencanaan Pembangunan TPST
17 D Konsultan Pengawasan Pembangunan TPST
18 R Konsultan Perencanaan Pembangunan TPS
19 D Konsultan Pengawasan Pembangunan TPS
20 R Kajian Potensi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
21 E Konsultan Pengawasan Pemeliharaan TPS Wilayah

85
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
22 R Feasibility Study Perluasan Zona Buang Baru
23 R Kajian Penyapuan dan Pengangkutan Sampah
24 R Konsultan Perencanaan Pembangunan TPS
25 R Kajian Komposisi Sampah Kota Semarang
26 R DED Penguatan Akses Jalan Operasional TPA
27 R DED Saluran IPAL TPA
28 D Jasa Konsultan Pengawasan Pembangunan Jalan, Gedung Kantor, dan Kolam Leachate di
TPA
29 D Pengembangan Aplikasi Sistem Lapor Sampah (Penunjang Smart City)
30 R Potensi Pengelolaan Sampah dengan Bank Sampah
31 R Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Di Kanal Banjir Barat (KBB) Kota
Semarang
32 R Strategi Komunikasi “Semarang Wegah Nyampah" Dalam Membangun Awareness
Masyarakat Untuk Mengurangi Sampah Plastik
33 R Feasibility Study Pengolahan Limbah Domestik Skala Perkotaan dan Skala Kawasan
34 R Inventarisasi Sebaran Kegiatan Penghasil Limbah B3 Usaha Industri di Kawasan Industri
Candi Kecamatan Ngaliyan
35 R Inventarisasi Sebaran Penghasil Limbah B3 Usaha Rumah Sakit dan Puskesmas Limbah B3 di
Kota Semarang
36 R Inventarisasi Sebaran Penghasil Limbah B3 Kegiatan Usaha Kawasan Industri Wijayakusuma
Kota Semarang
37 R Inventarisasi Sebaran Penghasil Limbah B3 Usaha Perbengkelan di 4 Kecamatan
38 R Inventarisasi dan Pemetaan Sebaran Indsutri dan Kegiatan Usaha Kawasan Pesisir Kota
Semarang
39 R Inventarisasi Sebaran Kegiatan Usaha Hotel dan Rumah Makan di 4 Kecamatan di Kota
Semarang
40 R Inventarisasi Usaha/Industri Pengelolaan Limbah B3 di 4 Kecamatan di Kota Semarang
41 R Inventarisasi dan Pemetaan Sebaran Industri di Kecamatan Semarang Timur, Genuk,dan
Semarang Utara
42 R Dampak Pandemi COVID-19 Terkait Limbah B3

86
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
4.1.1.5 Lingkungan Hidup 1 R Kajian Database Keanekaragaman Hayati Kota Semarang
Persentase ruang 2 R Kajian Identifikasi Tutupan Lahan dan Vegetasi 2018
terbuka hijau 3 R Kajian Identifikasi Tutupan Lahan dan Vegetasi 2019
4 R Kajian Keanekaragaman Jenis dan Profil Vegetasi di Kota Semarang
5 E Review Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
6 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pohon
7 R Masterplan RTH di Kota Semarang
Penelitian Lain Lingkungan Hidup 1 D Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Pool Seroja
Mendukung 2 R Kajian KLHS terhadap K/R/P Di Tingkat Kota
Kegiatan OPD 3 R Kajian dan Perwal Perubahan Tarif Retribusi Kebersihan
4 R Kajian Penyusunan RPPLH
5 R Penyusunan NA dan Raperda PPLH
6 R Penyusunan Status Lingkungan Hidup
7 R Dokumen SOP DLH Kota Semarang
8 R Kajian SPM
9 R Dokumen NA RPPLH
10 R Tersusunnya Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (Status
Lingkungan Hidup)
11 R Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Perubahan RPJPD Kota Semarang
12 E KLHS yang Tereview Kelayakannya
13 D Pembuatan Database DLH
14 R KLHS RDTR Kecamatan Tugu
15 R KLHS RTRW
16 E Dokumen Review RPPLH
17 R Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD)
18 R Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kota Semarang
19 R Penyempurnaan Naskah Akademik dan Rancangan Perda Kota Semarang dalam
Penyelenggaraan Pengolahan Energi Listrik
20 R Dokumen SOP Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang yang Disusun
21 R Dokumen Kajian Potensi Retribusi yang Tersusun
22 R Dokumen SPIR/RTP yangTersedia

87
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
23 R Dokumen Perencanaan DLH
24 R Dokumen Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
25 D Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
26 D Pengembangan Teknologi Tepat Guna di Bidang Lingkungan Hidup Melalui Sosialisasi
Pengembangan Teknologi Bidang Lingkungan Hidup
Pekerjaan Umum dan 27 E Konsultan Review DED Peningkatan atau Pembuatan Bak Pengumpul, Pengering Lumpur
Penataan Ruang dan Pembetonan Jalan (IPLT)
Kinerja Sistem Infrastruktur
4.1.2 4.1.2.1 Pekerjaan Umum dan 1 R DED Sumber Daya Air dan Drainase
Meningkatnya Tingkat Penataan Ruang
pemerataan pelaksanaan Lingkungan Hidup 2 R Konsultansi DED Konservasi Mata Air
pelayanan sarana pengelolaan 3 R Inventarisasi dan Pemetaan Mata Air Kota Semarang
dan prasarana sumber daya air 4 D Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air
perkotaan secara terpadu Energi Dan Sumber 5 R Kajian Design Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro
Daya Mineral
4.1.2.2 Pekerjaan Umum dan 1 R Kajian Penataan dan Pemanfaatan Bangunan
Persentase Penataan Ruang 2 R Kajian Kawasan Perkotaan
perencanaan 3 E Evaluasi Perencanaan Berbasis Kinerja : Integrasi Indikator Pembangunan
regional dan kota 4 E Evaluasi Perencanaan Berbasis Kinerja : Tinjauan terhadap Dokumen Perencanaan Kota
yang terintegrasi Semarang
5 D Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi
6 D Pengembangan Inner Ring Roads
7 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2018)
8 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2019)
9 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2020)
10 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Jalan Lingkungan
11 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2021)
4.1.2.3 Pekerjaan Umum dan 1 D Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir (2018)
Persentase Penataan Ruang 2 D Pengadaan Pompa Pengendali Banjir (2018)
kawasan banjir 3 D Rehabilitasi /Pemeliharaan Pusat Pengendali Banjir (2018)
dan rob 4 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Barat (2018)

88
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
5 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah I (2018)
6 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah II (2018)
7 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Timur (2018)
8 D Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir (2019)
9 D Pengadaan Pompa Pengendali Banjir (2019)
10 D Rehabilitasi /Pemeliharaan Pusat Pengendali Banjir (2019)
11 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Barat (2019)
12 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah I (2019)
13 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah II (2019)
14 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Timur (2019)
15 D Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir (2020)
16 D Pengadaan Pompa Pengendali Banjir (2020)
17 D Rehabilitasi /Pemeliharaan Pusat Pengendali Banjir (2020)
18 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Barat (2020)
19 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah I (2020)
20 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah II (2020)
21 D Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Timur (2020)
22 R DED Sumber Daya Air dan Drainase
23 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2018)
24 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2019)
25 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2020)
26 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Jalan Lingkungan
27 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2021)
Ketentraman, Ketertiban 28 R Resilient City Strategies (Dokumen Strategi Ketahanan Kota Semarang)
Umum, dan
Perlindungan Masyarakat
Penelitian Lain Pekerjaan Umum dan 1 R Kajian Baseline Indikator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah di Kota Semarang
Mendukung Penataan Ruang 2 R Kajian Potensi Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Non Konvensional di Kota Semarang
Kegiatan OPD 3 D Pengembangan Jejaring Titik Kontrol Horisontal
Energi Dan Sumber 4 R Penelitian Pengembangan Pilot Project Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Daya Mineral 5 R Kajian Potensi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Kota Semarang

89
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
4.1.3 4.1.3.1 Pekerjaan Umum dan 1 E Kajian Evaluasi Kinerja Pelayanan Sanitasi Kota Semarang
Terwujudnya Persentase Penataan Ruang 2 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2018)
sarana dan lingkungan 3 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2019)
prasarana dasar permukiman sehat 4 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2020)
permukiman yang 5 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Jalan Lingkungan
berkualitas 6 R Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan (2021)
Perumahan dan Kawasan 7 R Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan (Neighborhood Upgrading Action Plan - NUAP)
Permukiman 8 R Survey dan Penetapan Kawasan Kumuh
4.1.3.2 Perumahan dan Kawasan 1 R Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan (Neighborhood Upgrading Action Plan - NUAP)
Persentase rumah Permukiman 2 R Survey dan Penetapan Kawasan Kumuh
layak huni 3 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Tidak Layak Huni
4 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Susun
Penelitian Lain Perumahan dan Kawasan 1 R Rencana Induk Kota Cerdas Kota Semarang
Mendukung Permukiman 2 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pemakaman
Kegiatan OPD
4.1.4 4.1.4.1 Pekerjaan Umum dan 1 D Pengembangan Dekorasi Kota
Terwujudnya tata Persentase tata Penataan Ruang 2 R Kajian Teknis Struktur Johar Segmen I-IV
ruang yang berdaya ruang yang 3 E Review DED Johar Selatan Bagian Tengah
guna dan berdaya guna dan 4 E Review DED BCB Johar Selatan
berkelanjutan berkelanjutan 5 R DED Gedung Pelayanan Publik Simpanglima Plaza
6 E Review DED 1 (Alun-Alun Johar)
7 E Review DED 2 ( Gedung Ki Narto Sabdo - TBRS )
8 R Kajian Perencanaan Tata Ruang
9 R Penyusunan DED Penataan Ruang (Drainase Alun-alun Johar)
10 D Pengembangan Wilayah BWK I (Timur Tengah-Selatan) dan Wilayah BWK XI (Ngaliyan-
Tugu)
11 R Kajian Pembangunan Sirkuit di Mijen
12 R Penyusunan Kajian Pembangunan Pasar Johar

90
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
Penelitian Lain Pekerjaan Umum dan 1 D Pengembangan Aplikasi 1 ( Android Ukur )
Mendukung Penataan Ruang 2 D Pengembangan Aplikasi 2 ( Web Gis Ukur )
Kegiatan OPD 3 D Pengembangan Aplikasi 3 ( Web Gis PBB )
4.1.5 4.1.5.1 Ketentraman, Ketertiban 1 R Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2017
Meningkatnya Indeks risiko Umum, dan 2 R Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2018
ketangguhan bencana Perlindungan Masyarakat 3 D Penerapan Peringatan Dini Bencana EWS
terhadap bencana 4 R Inventarisasi dan Identifikasi Kerusakan Infrastruktur Dampak Bencana
5 R Pemetaan Rawan Bencana
6 D Kelurahan Siaga Bencana
7 R Pengurangan resiko bencana berbasis komunitas (prb bk)
8 R Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2019
9 R Kajian Penerapan Peringatan Dini Banjir Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Beringin
10 D Pengadaan Sarana dan Prasarana Penanganan Bencana
11 R Kajian Pengelolaan Kebencanaan di Kota Semarang
12 R Kriteria Kondisi Darurat Banjir Dalam Sistem Polder Area Semarang
13 R Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2020
14 R Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2021
4.1.6 4.1.6.1 Perhubungan 1 E Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan
Mewujudkan sistem Rasio konektivitas 2 R Feasibility Study MRT
transportasi yang kabupaten/ kota 3 R Studi Masterplan Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi BRT
terintegrasi dan 4 R Kajian Biaya Operasional Kendaraan (BOK) BRT Trans Semarang
berkelanjutan 5 R Kajian BRT Koridor IX – XII dan Feeder
6 R Kajian Tarif BRT
7 E Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek
Cabang
8 E Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek
Ranting
9 R Penyusunan Kajian Jam Operasional BRT
10 E Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Angkutan Tidak Bermotor
11 E Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Angkutan Umum Cabang (Studi Kasus : Rute Pasar Johar –
Kedungmundu)

91
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
12 E Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Angkutan Penumpang Umum dalam Trayek Ranting
(Mangkang – Palir – Kedungpane)
13 R Kajian Standar Pelayanan Minimal (SPM) BRT Trans Semarang
14 R Studi UKL UPL Perencanaan Terminal Banjardowo
15 R Co-Benefit Study in Transport Sector
16 D Increasing Intermodality and Ridership BRT Trans Semarang
17 D Penataan dan Pengembangan Jaringan Trayek
18 R Kajian Angkutan Umum dan BRT
19 E Kajian Tentang Evaluasi Pelayanan Non Trayek di Kota Semarang
20 D Kajian Tentang Pengembangan Angkutan Pariwisata Perkotaan di Kota Semarang
4.1.6.2 Perhubungan 1 R Kajian Perlintasan Sebidang
Jumlah titik/ruas 2 R DED Perlintasan Sebidang
rawan macet 3 R Studi Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
4 R Kajian Lokasi Rawan Kemacetan Lalu Lintas
5 R Feasibility Study Fasilitas Parkir Terboyo
6 R DED Fasilitas Parkir Terboyo
7 R Feasibility Study Parkir Meter
Penelitian Lain Perhubungan 1 R Feasibility Study Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron
Mendukung 2 R DED Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron
Kegiatan OPD 3 R Kajian CCTV Keamanan Kota
4 R Penyusunan DED Shelter Feeder dan Titik Penempatannya
5 R Kajian Tentang Analisa Kebijakan Kartu Pengawasan Penyelenggaraan Perijinan Angkutan
Orang, Perpanjangan Usia Kendaraan Angkutan Penumpang Umum dan Proyeksi Pendapatan
5 Tahun Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Semarang
6 R Kajian Tentang Optimalisasi Retribusi Terminal Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Pemerintah Kota Semarang
7 R Jasa Konsultansi Larap Banjardowo Tahun Anggaran 2020

92
Indikator Bidang Urusan
Sasaran Judul Penelitian dan Pengembangan 2016-2021
Sasaran Pemerintahan
Fokus Pilihan Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
2.1.1 2.1.1.1 Pariwisata 1 D Preferensi Masyarakat terhadap Kampung Tematik di Kota Semarang
Meningkatnya Persentase 2 D Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Melalui Kampung Tematik 2018
produk unggulan peningkatan 3 D Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Melalui Kampung Tematik 2019
daerah kunjungan wisata 4 D Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Melalui Kampung Tematik 2020
5 R Kajian Pengembangan Kampung Tematik Berbasis Budaya Masyarakat
6 D Pengembangan Daerah Tujuan Wisata
7 D Optimalisasi Peningkatan Obyek dan Daya Tarik Wisata
8 D Pengadaan Tanah Pembangunan Kampung Wisata Mangrove di Kelurahan Trimulyo.
9 R Model Kolaborasi Stakeholder Dalam Pengembangan Technopark di Kota Semarang
5.1.1 5.1.1.1 Komunikasi dan 1 D Pengadaan PIP (Pusat Informasi Publik)
Meningkatnya Indeks Sistem Informatika 2 R Penyusunan Peta Rencana SPBE Pemerintah Kota Semarang
efisiensi Pemerintahan 3 E Evaluasi Smart City Kota Semarang
kelembagaan dan Berbasis Lingkungan Hidup 4 D Pengembangan Aplikasi Sistem Lapor Sampah (Penunjang Smart City)
sistem manajemen Elektronik 5 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pohon
sumber daya (SPBE) Perumahan dan Kawasan 6 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Tidak Layak Huni
aparatur yang baik Permukiman 7 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Susun
8 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pemakaman
Pekerjaan Umum dan 9 D Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Jalan Lingkungan
Penataan Ruang 10 D Pengembangan Aplikasi 1 ( Android Ukur )
11 D Pengembangan Aplikasi 2 ( Web Gis Ukur )
12 D Pengembangan Aplikasi 3 ( Web Gis PBB )
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

93
Berdasarkan hasil analisis gap antara penelitian dan pengembangan tahun
2016-2021 dengan rencana sasaram pembangunan tahun 2021-2026, telah
mengelompokkan 230 data penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan
bidang infastruktur dan pengembangan wilayah ke dalam beberapa indikator
sasaran yang telah tersusun. Untuk menentukan tinggi atau rendah suatu gap yang
terjadi antara kegiatan kelitbangan yang mendukung dengan sasaran rencana
pembangunan, perlu adanya analisis gap di antara keduanya dan di setiap sasaran
rencana pembangunan (klaster). Gap tinggi ditunjukkan dengan jumlah kegiatan
kelitbangan yang mendukung suatu klaster tersebut kurang dari median yang telah
terumuskan, sedangkan gap rendah apabila terjadi sebaliknya. Hasil analisis gap
tersebut dapat terlihat pada Tabel V.6 berdasarkan data rekap dengan
memperhatikan bidang urusan dapat dilihat pada Tabel V.5.

Tabel V.5 Rekap Data Kelitbangan 2016-2021 per Klaster Sasaran


Data yang Mendukung
Misi Tujuan Sasaran Klaster Bidang Urusan Pemerintahan
R D E Total
Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
4 4.1 4.1.1 1 Lingkungan Hidup 58 9 3 70
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 1 2 1 4
Perhubungan 2 0 0 2
Total 61 11 4 76
4.1.2 2 Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 12 25 2 39
Lingkungan Hidup 2 1 0 3
Energi Dan Sumber Daya Mineral 1 0 0 1
Ketentraman, Ketertiban Umum, Dan 1 0 0 1
Perlindungan Masyarakat
Total 16 26 2 44
4.1.3 3 Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 4 1 1 6
Perumahan Dan Kawasan Permukiman 4 2 0 6
Total 8 3 1 12
4.1.4 4 Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 6 2 4 12
Total 6 2 4 12
4.1.5 5 Ketenteraman, Ketertiban Umum, Dan 11 3 0 14
Perlindungan Masyarakat
Total 11 3 0 14
4.1.6 6 Perhubungan 17 3 7 27
Total 17 3 7 27
Fokus Pilihan Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
2 2.1 2.1.1 7 Pariwisata 2 7 0 9
Total 2 7 0 9

94
Data yang Mendukung
Misi Tujuan Sasaran Klaster Bidang Urusan Pemerintahan
R D E Total
5 5.1 5.1.1 8 Komunikasi Dan Informatika 1 1 1 3
Lingkungan Hidup 0 2 0 2
Perumahan Dan Kawasan Permukiman 0 3 0 3
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 0 4 0 4
Total 1 10 1 12
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Hasil analisis gap yang terjadi pada 8 klaster tersebut ditunjukkan pada
Tabel V.6 sebagai berikut.

Tabel V.6 Hasil Analisis Gap Kelitbangan 2016-2021


Kelitbangan 2016-2021 yang Mendukung
Klaster Keterangan Gap
R D E Total
1 61 11 4 76 Rendah
2 16 26 2 44 Rendah
3 8 3 1 12 Tinggi
4 6 2 4 12 Tinggi
5 11 3 0 14 Rendah
6 17 3 7 27 Rendah
7 2 7 0 9 Tinggi
8 1 10 1 12 Tinggi
Median 9,5 5 1,5 13
Ket: R (Penelitian), D (Pengembangan), E (Evaluasi Kebijakan)
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Klaster pada Tabel V.6 merupakan sasaran rencana pembangunan Kota


Semarang Tahun 2021-2026 di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat gap yang terjadi di antara
8 klaster tersebut dalam pencapaian rencana pembangunan. Berdasarkan hasil
analisis, gap yang tinggi terjadi pada klaster 3, klaster 4, klaster 7, dan klaster 8.
Hal tersebut dikarenakan jumlah data kelitbangan 2016-2021 yang mendukung
rencana pembangunan pada klaster tersebut masih rendah. Adapun kategori gap
yang terjadi di 8 klaster tersebut terbagi menjagi 6 kategori gap yang terlihat pada
Tabel V.7.

95
Tabel V.7 Kategori Gap Klaster Berdasarkan Gap Per Jenis Kegiatan
KATEGORI GAP 1 KATEGORI GAP 2
(R, D, E Rendah) R, D, E Tinggi
R>M; D>M; E>M R<M; D<M; E<M
Klaster 1 Klaster 3
Klaster 2
KATEGORI GAP 3 KATEGORI GAP 4
(R, D Tinggi; E Rendah) (R Rendah; D,E Tinggi)
R<M; D<M; E>M R>M; D<M; E<M
Klaster 4 Klaster 5

KATEGORI GAP 5 KATEGORI GAP 6


D Tinggi; R,E Rendah D Rendah; R,E Tinggi
R>M; D<M; E>M R<M; D>M; E<M
Klaster 6 Klaster 7
Klaster 8
Keterangan :
Hijau = Klaster dengan gap total kelitbangan rendah
Merah = Klaster dengan gap total kelitbangan tinggi
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Berdasarkan Tabel V.7, terdapat 6 kategori gap yang terjadi pada 8 klaster
tersebut, dimana klaster dengan gap total kelitbangan tinggi yang sebelumnya telah
terlihat pada Tabel V.6 masuk dalam kategori gap 2, 3, dan 6. Klaster 3 masuk
dalam kategori gap ke 2 dimana data penelitian, pengembangan, dan evaluasi
kebijakannya memiliki gap yang tinggi. Gap tinggi tersebut teridentifikasi dari
jumlah data kelitbangan 2016-2021 berada di bawah median untuk setiap jenis
kegiatannya. Klaster dengan data kelitbangan yang mendukung rendah tersebut
menjadi supply aktivitas yang belum terpenuhi. Terdapat beberapa hal yang
mungkin terjadi sebagai penyebab timbulnya kesenjangan tersebut. Salah satu
penyebabnya yaitu dikarenakan ketidakmampuan atau kurangnya kapasitas untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Hal ini menjadi prioritas kebutuhan penelitian dan
pengembangan dengan beberapa alternatif supaya bisa terlaksana.

96
5.2.2 Analisis Kebutuhan Penelitian dan Pengembangan 2021-2026
Analisis kebutuhan kegiatan kelitbangan tahun 2021-2026 dilakukan dengan
need assessment di masing-masing OPD yang memiliki bidang urusan
pemerintahan terkait infrastruktur dan pengembangan wilayah. Pengusulan tema
penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan dirumuskan dengan berdasarkan
pada capaian dan permasalahan pembangunan infrastruktur dan pengembangan
yang telah dirumuskan pada LKPJ ATA 2020 dan RA-RPJMD Kota Semarang
2021-2026 serta disesuaikan dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran serta indikator
sasaran rencana pembangunan Kota Semarang tahun 2021-2026. Selain itu juga
memperhatikan dan mempertimbangkan hasil prioritas program pembangunan
yang tercantum pada RA-RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026. Adapun
prioritas program pada bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yaitu
sebagai berikut.
A. Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
Pelaksanaan pembangunan pada misi ke-4 “Mewujudkan Infrastruktur
Berkualitas yang Berwawasan Lingkungan Untuk Mendukung Kemajuan Kota”
diprioritaskan pada :
Prioritas 1. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
Difokuskan pada:
1. Vertical and Roof Garden/Farming
2. Pembangunan Tetenger Kota
3. Pengembangan Transportasi Berbahan Bakar Ramah Lingkungan
4. Pembangunan Rooftop Solar Panel pada Bangunan Milik Pemerintah
5. Pengelolaan Persampahan Terpadu
6. Mengubah Air (Banjir dan Rob) dari Masalah Menjadi Potensi (Water as
Leverage)
7. Pengembangan Listrik Tenaga Air
8. Pemberdayaan Bank Sampah Wilayah
9. Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
10. Smart Water Management

97
Prioritas 2. Pembangunan ramah lingkungan dan pengelolaan keanekaragaman
hayati (KEHATI)
Difokuskan pada:
1. Pembangunan Taman Tematik
2. Penghijauan Sempadan Sungai Semarang
3. Pembangunan Kebun Raya Tinjomoyo
Prioritas 3. Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan
Difokuskan pada:
1. Pengembangan Underground Simpang Lima
2. Pembangunan Semarang Expo and Convention Center
3. Revitalisasi Semarang Lama
4. Pengembangan Sistem Peringatan Dini Bencana
Prioritas 4. Peningkatan konektivitas wilayah
Difokuskan pada:
1. Pembangunan Trem (APBN)
2. Rintisan Semarang Outer Ring Road (Mangkang-Mijen) dan Middle
Ring Road Jalan Gajah
3. Pembangunan Jalan Akses Perguruan Tinggi (Srondol-Sekaran, UNDIP-
Jangli-Mrican, Sekaran-Tinjomoyo)
4. Trasnportasi Massal Terintegrasi
5. Pembangunan Terminal Angkutan Barang/Peti Kemas
B. Fokus Pilihan Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
Pelaksanaan pembangunan pada misi ke-2 “Meningkatkan Potensi Ekonomi
Lokal yang Berdaya Saing dan Stimulasi Pembangunan Industri, Berlandaskan
Riset dan Inovasi Berdasar Prinsip Demokrasi Ekonomi Pancasila” diprioritaskan
pada:
Prioritas 1. Pemberdayaan ekonomi lokal, difokuskan pada pengembangan
Kampung Tematik Produktif;
Prioritas 2. Peningkatan pemasaran produk/jasa daerah, difokuskan pada
peningkatan Kawasan Kuliner (Food Street Festival);

98
Prioritas 4. Peningkatan daya saing daerah, difokuskan pada pengembangan
Semarang Technopark.
Pelaksanaan pembangunan pada misi ke-5 “Menjalankan Reformasi
Birokrasi Pemerintahan Secara Dinamis dan Menyusun Produk Hukum yang Sesuai
Nilai-nilai Pancasila dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”
diprioritaskan pada:
Prioritas 3. Optimalisasi teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan, difokuskan pada informasi tata ruang.
Hasil analisis jumlah penelitian dan pengembangan yang sebelumnya telah
dilakukan tahun 2016-2021 tidak serta merta menjadi acuan dalam menentukan
kebutuhan usulan kegiatan kelitbangan, melainkan dengan memperhatikan capaian
dan masalah serta prioritas program yang mendukung tiap sasaran rencana
pembangunan dengan dibantu indikator sasaran dalam pengelompokannya.
Analisis kebutuhan dengan memperhatikan capaian, masalah, visi, misi, tujuan,
sasaran, serta prioritas program pembangunan yang tercantum pada RA-RPJMD
Kota Semarang tahun 2021-2026 diharapkan dapat bersinergi dengan upaya
pembangunan Kota Semarang di lima tahun ke depan. Hasil analisis kebutuhan ini
berupa usulan tema kegiatan kelitbangan infrastruktur dan pengembangan wilayah
tahun 2021-2026 yang dibedakan menjadi jenis kegiatan penelitian,
pengembangan, dan evaluasi kebijakan.
Adapun bidang urusan yang mampu mewujudkan usulan kebutuhan kegiatan
kelitbangan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yang telah
dirumuskan untuk Kota Semarang tahun 2021-2026 yang terdiri dari Urusan
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang; Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat; Urusan
Lingkungan Hidup; Urusan Perhubungan; dan Urusan Komunikasi dan Informasi;
Urusan Pariwisata. Adapun rekapitulasi seluruh usulan kebutuhan kegiatan
kelitbangan di Kota Semarang pada bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah tahun 2021-2026 dilihat pada Tabel V.8.

99
Tabel V.8 Kebutuhan Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026
Jenis Kegiatan
Sasaran Indikator Sasaran Usulan Kelitbangan 2021-2026
R D E
Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-4. Mewujudkan Infrastruktur Berkualitas yang Berwawasan Lingkungan Untuk Mendukung Kemajuan Kota
4.1.1 Meningkatnya 4.1.1.1 Indeks kualitas air Pengelolaan dan Pemantauan Air Limbah V V V
kualitas lingkungan hidup Pemeliharaan Lingkungan Sekitar Sumber Air V V
dan kapasitas pengelolaan Pilot project Pengembangan Area Resapan dan Tangkapan Air Hujan V V
sumberdaya alam 4.1.1.2 Indeks kualitas udara Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau Bangunan/Gedung V V V
Pengembangan Jalur Pejalan Kaki V
4.1.1.3 Indeks kualitas emisi Efisiensi dan Evaluasi Energi Bangunan Publik di Kawasan Strategis V V V
CO2 Pengendalian Emisi Kendaraan V V V
Pengoptimalan Penggunaan Transportasi Umum dan Transportasi Non- V V V
Motorized
4.1.1.4 Persentase sampah Strategi Penekanan Jumlah Timbulan Sampah Masyarakat V V
perkotaan yang tertangani Strategi Pengelolaan Persampahan Perkotaan V V V
4.1.1.5 Persentase ruang Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan V V
terbuka hijau
4.1.2 Meningkatnya 4.1.2.1 Tingkat pelaksanaan Pemantauan dan Pencegahan Pencemaran Air V V
pemerataan pelayanan pengelolaan sumberdaya air Pemodelan Sistem Pengelolaan Air V V
sarana dan prasarana secara terpadu
perkotaan 4.1.2.2 Persentase Pengembangan dan Evaluasi Kinerja Infrastruktur Perkotaan V V V
perencanaan regional dan Pengembangan dan Evaluasi Ketersediaan Infrastruktur Penunjang V V V
kota yang terintegrasi Kawasan Strategis Perkotaan
Pengembangan dan Evaluasi Pariwisata Kawasan Strategis Perkotaan V V V
4.1.2.3 Persentase kawasan Strategi Penanganan Bencana Banjir dan Rob V V V
banjir dan rob
4.1.3 Terwujudnya sarana 4.1.3.1 Persentase Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau Perumahan dan Kawasan V V
dan prasarana dasar lingkungan permukiman Permukiman
permukiman yang sehat Evaluasi Kinerja Jalan Lingkungan Kawasan Permukiman V
berkualitas Strategi Pengelolaan Persampahan Kawasan Permukiman V
Efektivitas dan Efisiensi Penyediaan Pelayanan Sanitasi Komunal V V

100
Jenis Kegiatan
Sasaran Indikator Sasaran Usulan Kelitbangan 2021-2026
R D E
4.1.3.2 Persentase rumah Evaluasi Penanganan Kawasan Kumuh dan Rumah Tidak Layak huni V V
layak huni
4.1.4 Terwujudnya tata 4.1.4.1 Persentase tata ruang Pembangunan dan Kesesuaian Fasilitas Pelayanan Antar-Kawasan V
ruang yang berdaya guna yang berdaya guna dan Penataan dan Kesesuaian Fungsi Kawasan Perkotaan V
dan berkelanjutan berkelanjutan
4.1.5 Meningkatnya 4.1.5.1 Indeks risiko Pencegahan dan Mitigasi Kebencanaan Sejak Dini V V V
ketangguhan terhadap bencana Standarisasi Pembangunan Perumahan Tahan Bencana V V
bencana Pengembangan dan Evaluasi Sistem Peringatan Dini Kebencanaan V V
4.1.6 Mewujudkan sistem 4.1.6.1 Rasio konektivitas Evaluasi Penyediaan Kebutuhan Transportasi Umum V
transportasi yang kabupaten/kota Pengintegrasian Transportasi Umum V V
terintegrasi dan Peningkatan Sistem Pelayanan Transportasi Umum V V
berkelanjutan Pengembangan Terminal Barang dan Sistem Logistik V V
4.1.6.2 Jumlah titik/ruas Strategi Pengendalian Lalu Lintas V V V
rawan macet
Fokus Pilihan Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-2. Meningkatkan potensi ekonomi lokal yang berdaya saing dan stimulasi pembangunan industri, berlandaskan riset dan inovasi berdasar prinsip demokrasi
ekonomi Pancasila
2.1.1 Meningkatnya 2.1.1.1 Persentase Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur Untuk Inovasi Kawasan V V
produk unggulan daerah peningkatan kunjungan Pariwisata Baru
wisata
Misi ke-5. Menjalankan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Sarana Dinamis dan Menyusun Produk Hukum Yang Sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia
5.1.1 Meningkatnya 5.1.1.1 Indeks Sistem Pembaharuan Kinerja Pelayanan Digital V V V
efisiensi kelembagaan dan Pemerintahan Berbasis Pengintegrasian Sistem Informasi Pemerintah V
sistem manajemen sumber Elektronik (SPBE)
daya aparatur yang baik
Sumber : Analisisi Tim Peneliti, 2021

101
5.2.3 Analisis Prioritas Penelitian dan Pengembangan 2021-2026
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan penelitian, terdapat 35 kegiatan
kelitbangan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah di Kota Semarang
yang diusulkan untuk dilaksanakan oleh OPD Kota Semarang di tahun 2021-2026.
Usulan tersebut juga diidentifikasi jenis kegiatannya yaitu antara jenis kegiatan
penelitian, pengembangan, maupun evaluasi kebijakan. Seluruh usulan tersebut
dianalisis prioritas untuk menentukan tingkat kepentingan untuk dilaksanakan
terlebih dahulu pada tahapan pelaksanaan selama tahun 2021-2026. Penentuan
prioritas ini dilakukan dengan instrumen scoring yang dijumlahkan antara skor
tingkat permasalahan dengan skor prioritas program yang tercantum pada RA-
RPJMD tahun 2021-2026. Tingkat permasalahan ini menjadi pengikat terhadap
prioritas program tersebut, dengan bobot 20% untuk tingkat permasalahan
infrastruktur dan pengembangan wilayah serta 80% untuk prioritas program 2021-
2026. Rumus perhitungan scoring dapat dilihat pada subbab 3.4 metode analisis
atau pada Tabel III.1. Adapun hasil rekap prioritas seluruh usulan kegiatan
kelitbangan di 5 tahun ke depan terlihat pada Gambar 5.2 dan terinci pada Tabel
V.9. Berdasarkan hasil rekap prioritas usulan kelitbangan tahun 2021-2026, terlihat
bahwa prioritas 2 terdapat 18 usulan tema kelitbangan merupakan angka yang
sangat tinggi apabila dilaksanakan di tahun yang sama. Oleh karena itu, pada
pentahapan akan didistribusikan sebagian ke tahun selanjutnya dengan
memperhatikan urutan dan jenis kegiatannya.
20 18

15

10 8
5
5 4

0
0
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5

Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

Gambar 5.2 Rekap Prioritas Usulan Kegiatan Kelitbangan Kota Semarang


Tahun 2021-2026

102
Tabel V.9 Prioritas Usulan Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026
Jenis Kegiatan
Sasaran Indikator Sasaran Usulan Kelitbangan 2021-2026 Prioritas
R D E
Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-4. Mewujudkan Infrastruktur Berkualitas yang Berwawasan Lingkungan Untuk Mendukung Kemajuan Kota
4.1.1 Meningkatnya 4.1.1.1 Indeks kualitas air Pengelolaan dan Pemantauan Air Limbah V V V 1
kualitas lingkungan hidup Pemeliharaan Lingkungan Sekitar Sumber Air V V 1
dan kapasitas pengelolaan Pilot project Pengembangan Area Resapan dan Tangkapan Air Hujan V V 1
sumberdaya alam 4.1.1.2 Indeks kualitas udara Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau Bangunan/Gedung V V V 2
Pengembangan Jalur Pejalan Kaki V 2
4.1.1.3 Indeks kualitas emisi Efisiensi dan Evaluasi Energi Bangunan Publik di Kawasan Strategis V V V 2
CO2 Pengendalian Emisi Kendaraan V V V 2
Pengoptimalan Penggunaan Transportasi Umum dan Transportasi Non- V V V 2
Motorized
4.1.1.4 Persentase sampah Strategi Penekanan Jumlah Timbulan Sampah Masyarakat V V 2
perkotaan yang tertangani Strategi Pengelolaan Persampahan Perkotaan V V V 2
4.1.1.5 Persentase ruang Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan V V 2
terbuka hijau
4.1.2 Meningkatnya 4.1.2.1 Tingkat pelaksanaan Pemantauan dan Pencegahan Pencemaran Air V V 2
pemerataan pelayanan pengelolaan sumberdaya air Pemodelan Sistem Pengelolaan Air V V 2
sarana dan prasarana secara terpadu
perkotaan 4.1.2.2 Persentase Pengembangan dan Evaluasi Kinerja Infrastruktur Perkotaan V V V 5
perencanaan regional dan Pengembangan dan Evaluasi Ketersediaan Infrastruktur Penunjang V V V 4
kota yang terintegrasi Kawasan Strategis Perkotaan
Pengembangan dan Evaluasi Pariwisata Kawasan Strategis Perkotaan V V V 4
4.1.2.3 Persentase kawasan Strategi Penanganan Bencana Banjir dan Rob V V V 2
banjir dan rob
4.1.3 Terwujudnya sarana 4.1.3.1 Persentase Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau Perumahan dan Kawasan V V 2
dan prasarana dasar lingkungan permukiman Permukiman
permukiman yang sehat Evaluasi Kinerja Jalan Lingkungan Kawasan Permukiman V 2
berkualitas Strategi Pengelolaan Persampahan Kawasan Permukiman V 2
Efektivitas dan Efisiensi Penyediaan Pelayanan Sanitasi Komunal V V 2

103
Jenis Kegiatan
Sasaran Indikator Sasaran Usulan Kelitbangan 2021-2026 Prioritas
R D E
4.1.3.2 Persentase rumah Evaluasi Penanganan Kawasan Kumuh dan Rumah Tidak Layak huni V V 2
layak huni
4.1.4 Terwujudnya tata 4.1.4.1 Persentase tata ruang Pembangunan dan Kesesuaian Fasilitas Pelayanan Antar-Kawasan V 2
ruang yang berdaya guna yang berdaya guna dan Penataan dan Kesesuaian Fungsi Kawasan Perkotaan V 2
dan berkelanjutan berkelanjutan
4.1.5 Meningkatnya 4.1.5.1 Indeks risiko Pencegahan dan Mitigasi Kebencanaan Sejak Dini V V V 4
ketangguhan terhadap bencana Standarisasi Pembangunan Perumahan Tahan Bencana V V 4
bencana Pengembangan dan Evaluasi Sistem Peringatan Dini Kebencanaan V V 4
4.1.6 Mewujudkan sistem 4.1.6.1 Rasio konektivitas Evaluasi Penyediaan Kebutuhan Transportasi Umum V 5
transportasi yang kabupaten/kota Pengintegrasian Transportasi Umum V V 5
terintegrasi dan Peningkatan Sistem Pelayanan Transportasi Umum V V 5
berkelanjutan Pengembangan Terminal Barang dan Sistem Logistik V V 5
4.1.6.2 Jumlah titik/ruas Strategi Pengendalian Lalu Lintas V V V 4
rawan macet
Fokus Pilihan Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-2. Meningkatkan potensi ekonomi lokal yang berdaya saing dan stimulasi pembangunan industri, berlandaskan riset dan inovasi berdasar prinsip
demokrasi ekonomi Pancasila
2.1.1 Meningkatnya 2.1.1.1 Persentase Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur Untuk Inovasi Kawasan V V 1
produk unggulan daerah peningkatan kunjungan Pariwisata Baru
wisata
Misi ke-5. Menjalankan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Sarana Dinamis dan Menyusun Produk Hukum Yang Sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
5.1.1 Meningkatnya 5.1.1.1 Indeks Sistem Pembaharuan Kinerja Pelayanan Digital V V V 4
efisiensi kelembagaan dan Pemerintahan Berbasis Pengintegrasian Sistem Informasi Pemerintah V 4
sistem manajemen sumber Elektronik (SPBE)
daya aparatur yang baik
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

104
5.2.4 Roadmap Penelitian dan Pengembangan 2021-2026
Usulan tema kelitbangan Kota Semarang tahun 2021-2026 telah
diprioritaskan berdasarkan tingkat prioritas program yang telah ditetapkan pada
RA-RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026 dan tingkat permasalah yang terjadi
pada infrastruktur dan pengembangan wilayah. Berdasarkan hasil analisis prioritas
menunjukkan bahwa pada prioritas ke-2 sangat banyak dibandingkan dengan
prioritas usulan kelitbangan yang lain, sehingga akan sangat padat atau kompleks
apabila dilaksanakan di tahun yang sama. Oleh karena itu untuk usulan tema
kelitbangan pada prioritas ke-2 tersebut akan didistribusikan pada tahun setelahnya
yaitu di tahun ke-3 karena mengingat dari hasil analisis prioritas tersebut, tidak
terdapat usulan tema kelitbangan yang berada di prioritas ke-3.
Pentahapan pelaksanaan tema kegiatan kelitbangan tersebut juga disertai
dengan OPD penanggungjawab pelaksanaan. Penanggungjawab atau pelaksana
kegiatan kelitbangan yang diusulkan untuk dilaksanakan tahun 2021-2026 tidah
hanya serta merta diberikan pada Litbang Bappeda. Apabila berdasarkan
kemampuan penganggaran dan pendanaan untuk kegiatan kelitbangan oleh Litbang
Bappeda, maka kegiatan kelitbangan yang dapat terlaksana hanya sedikit yaitu
hanya mampu 4-5 pelaksanaan kegiatan kelitbangan. Oleh karena itu, dalam jangka
waktu 5 tahun tersebut Litbang Bappeda mampu melaksanakan kegiatan
kelitbangan maksimal 25 kegiatan. Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka
pelaksanaan usulan tema kelitbangan tahun 2021-2026 dapat dilakukan oleh
masing-masing OPD/lembaga yang memiliki tupoksi terkait.
Berdasarkan pada keterbatasan penganggaran yang dapat diberikan oleh
Litbang Bappeda yang kurang lebih hanya dapat memberikan anggaran untuk 25
kegiatan kelitbangan, maka dilakukan identifikasi arahan bentuk pelaksanaan
usulan tema kelitbangan tahun 2021-2026. Berdasarkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah bahwa arahan bentuk pelaksanaan kegiatan kelitbangan dilaksanakan
secara swakelola. Pada arahan bentuk pelaksanaan usulan tema kelitbangan yang
digunakan pada kajian ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu swakelola dan hibah.

105
1. Swakelola merupakan pelaksanaan kelitbangan oleh OPD sebagai
penanggungjawab dengan menggunakan serta mengelola anggaran dari
APBD Kota Semarang yang diberikan kepada OPD tersebut. Swakelola juga
dapat dilakukan dengan kerja sama pihak lain seperti OPD lainnya,
Pergurungan Tinggi Berbadan Hukum, maupun Non-Pemerintahan lainnya.
2. Hibah terbuka yaitu pelaksanaan kelitbangan dengan cara dihibahkan kepada
Pergurungan Tinggi Berbadan Hukum, maupun Non-Pemerintahan lainnya
dengan sepenuhnya menggunakan dan mengelola sendiri penggunaan
anggaran dari APBD Kota Semarang yang diberikan kepada pihak pemenang
hibah dari OPD penanggung jawab, namun pihak tersebut harus memberi
laporan penggunaan anggaran kepada OPD penanggungjawab.
Penentuan pelaksanaan usulan tema kegiatan kelitbangan tahun 2021-2026,
baik arahan pihak penanggungjawab maupun arahan bentuk pelaksanaan kegiatan
kelitbangan tersebut dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Tupoksi masing-masing OPD/Instansi dan Lembaga terkait dengan bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah.
2. Kesesuaian tema/topik usulan tema kelitbangan Kota Semarang tahun 2021-
2026 dengan tugas, peran, dan fungsi masing-masing OPD/Instansi dan
Lembaga yang bersangkutan sebagai pelaksana.
3. Jenis kegiatan setiap usulan tema kelitbangan Kota Semarang tahun 2021-
2026. Apabila kegiatan berupa penelitian dan evaluasi dapat dilakukan
dengan swakelola atau hibah terbuka. Sementara jenis kegiatan
pengembangan dapat dilaksanakan dengan swakelola.
Pentahapan pelaksanaan kegiatan kelitbangan idealnya disesuaikan dengan
prioritas program RA-RPJMD. Namun pentahapan ini juga memperhatikan tingkat
permasalahan yang sebelumnya telah dianalisis dan telah teridentifikasi prioritas
dari setiap usulan tema kelitbangan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan
apabila terjadi perubahan pentahapan pelaksanaan kegiatan kelitbangan yang juga
disesuaikan dengan kebutuhan Pemerintahan Kota Semarang. Roadmap
pelaksanaan kegiatan kelitbangan bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Kota Semarang Tahun 2021-2026 dapat dilihat pada Tabel V.10.

106
Tabel V.10 Roadmap Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026
Arahan Jenis Kegiatan
Arahan Penanggung Bidang Urusan
Sasaran Usulan Tema Kelitbangan Tahun 2021-2026 Bentuk
jawab Pemerintahan 2022 2023 2024 2025 2026
Pelaksanaan
Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-4. Mewujudkan Infrastruktur Berkualitas yang Berwawasan Lingkungan Untuk Mendukung Kemajuan Kota
Tujuan 4.1. Terwujudnya pembangunan kota yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan
4.1.1 R,D,E Pengelolaan dan Pemantauan Air DLH, DPU, Pekerjaan Umum Swakelola / R/E D E
Meningkatnya Limbah DISPERKIM dan Penataan Hibah
kualitas Ruang
lingkungan R,D Pemeliharaan Lingkungan Sekitar DLH Lingkungan Hidup Swakelola R D
hidup dan Sumber Air
kapasitas R,D Pilot project Pengembangan Area DLH Lingkungan Hidup Swakelola / R D
pengelolaan Resapan dan Tangkapan Air Hujan Hibah
sumberdaya R,D,E Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang DISTARU, DLH Lingkungan Hidup Swakelola R D E
alam Hijau Bangunan/Gedung
D Pengembangan Jalur Pejalan Kaki DPU Pekerjaan Umum Swakelola D
dan Penataan
Ruang
R,D,E Efisiensi dan Evaluasi Energi Bangunan DISTARU, Pekerjaan Umum Swakelola / R D E
Publik di Kawasan Strategis BAPPEDA dan Penataan Hibah
Ruang
R,D,E Pengendalian Emisi Kendaraan DISHUB, BAPPEDA Lingkungan Hidup Swakelola R D E
R,D,E Pengoptimalan Penggunaan Transportasi DISHUB, BAPPEDA Perhubungan Swakelola R D E
Umum dan Transportasi Non-Motorized
R,D Strategi Penekanan Jumlah Timbulan DLH Lingkungan Hidup Swakelola / R D
Sampah Masyarakat Hibah
R.D.E Strategi Pengelolaan Persampahan DLH, DPU, Lingkungan Hidup Swakelola / R D E
Perkotaan DISTARU Hibah
R,D Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang DLH, DISBUDPAR, Lingkungan Hidup Swakelola R D
Terbuka Hijau Perkotaan DISPERKIM

107
Arahan Jenis Kegiatan
Arahan Penanggung Bidang Urusan
Sasaran Usulan Tema Kelitbangan Tahun 2021-2026 Bentuk
jawab Pemerintahan 2022 2023 2024 2025 2026
Pelaksanaan
4.1.2 R,D Pemantauan dan Pencegahan BAPPEDA,DLH Lingkungan Hidup Swakelola / R D
Meningkatnya Pencemaran Air Hibah
pemerataan R,D Pemodelan Sistem Pengelolaan Air PERUMDA AIR Pekerjaan Umum Swakelola / R D
pelayanan MINUM TIRTA dan Penataan Hibah
sarana dan MOEDAL Ruang
prasarana R,D,E Pengembangan dan Evaluasi Kinerja DPU, DISTARU, Pekerjaan Umum Swakelola / R/E D/E
perkotaan Infrastruktur Perkotaan DISHUB, BAPPEDA dan Penataan Hibah
Ruang
R,D,E Pengembangan dan Evaluasi DPU, BAPPEDA Pekerjaan Umum Swakelola / R D E
Ketersediaan Infrastruktur Penunjang dan Penataan Hibah
Kawasan Strategis Perkotaan Ruang
R,D,E Pengembangan dan Evaluasi Pariwisata DISTARU, DPU, Pariwisata Swakelola / R D E
Kawasan Strategis Perkotaan DISPERKIM, Hibah
DISHUB, BAPPEDA
R,D,E Strategi Penanganan Bencana Banjir dan DPU, DLH, Pekerjaan Umum Swakelola / R/E D E
Rob BAPPEDA dan Penataan Hibah
Ruang
4.1.3 R,D Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang DISPERKIM Perumahan dan Swakelola / R D
Terwujudnya Hijau Perumahan dan Kawasan Kawasan Hibah
sarana dan Permukiman Permukiman
prasarana dasar E Evaluasi Kinerja Jalan Lingkungan DISPERKIM Perumahan dan Swakelola E
permukiman Kawasan Permukiman Kawasan
yang berkualitas Permukiman
D Strategi Pengelolaan Persampahan DLH Perumahan dan Swakelola D
Kawasan Permukiman Kawasan
Permukiman
D,E Efektivitas dan Efisiensi Penyediaan DISPERKIM Perumahan dan Swakelola D E
Pelayanan Sanitasi Komunal Kawasan
Permukiman

108
Arahan Jenis Kegiatan
Arahan Penanggung Bidang Urusan
Sasaran Usulan Tema Kelitbangan Tahun 2021-2026 Bentuk
jawab Pemerintahan 2022 2023 2024 2025 2026
Pelaksanaan
D,E Evaluasi Penanganan Kawasan Kumuh DISPERKIM Perumahan dan Swakelola / D E
dan Rumah Tidak Layak huni Kawasan Hibah
Permukiman
4.1.4 R Pembangunan dan Kesesuaian Fasilitas DISTARU, Pekerjaan Umum Swakelola R
Terwujudnya Pelayanan Antar-Kawasan DISPERKIM, DPU dan Penataan
tata ruang yang Ruang
berdaya guna R Penataan dan Kesesuaian Fungsi DISTARU Pekerjaan Umum Swakelola R
dan Kawasan Perkotaan dan Penataan
berkelanjutan Ruang
4.1.5 R,D,E Pencegahan dan Mitigasi Kebencanaan BPBD Ketentraman, Swakelola / R D E
Meningkatnya Sejak Dini Ketertiban Umum, Hibah
ketangguhan dan Perlindungan
terhadap Masyarakat
bencana D,E Standarisasi Pembangunan Perumahan DISPERKIM, BPBD, Ketentraman, Swakelola D E
Tahan Bencana DAMKAR Ketertiban Umum,
dan Perlindungan
Masyarakat
D,E Pengembangan dan Evaluasi Sistem BPBD Ketentraman, Swakelola / D E
Peringatan Dini Kebencanaan Ketertiban Umum, Hibah
dan Perlindungan
Masyarakat
4.1.6 E Evaluasi Penyediaan Kebutuhan DISHUB Perhubungan Swakelola E
Mewujudkan Transportasi Umum
sistem R,D Pengintegrasian Transportasi Umum DISHUB Perhubungan Hibah R D
transportasi R,D Peningkatan Sistem Pelayanan DISHUB Perhubungan Swakelola R D
yang terintegrasi Transportasi Umum
dan R,D Pengembangan Terminal Barang dan DISHUB Perhubungan Swakelola R D
berkelanjutan Sistem Logistik
R,D,E Strategi Pengendalian Lalu Lintas DISHUB, DPU, Perhubungan Swakelola / R/E D/E
DISTARU Hibah

109
Arahan Jenis Kegiatan
Arahan Penanggung Bidang Urusan
Sasaran Usulan Tema Kelitbangan Tahun 2021-2026 Bentuk
jawab Pemerintahan 2022 2023 2024 2025 2026
Pelaksanaan
Fokus Utama Berdasarkan Kesesuaian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Misi ke-2. Meningkatkan potensi ekonomi lokal yang berdaya saing dan stimulasi pembangunan industri, berlandaskan riset dan inovasi berdasar prinsip demokrasi ekonomi
Pancasila
Tujuan 2.1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing
2.1.1 R,D Penyediaan dan Pengembangan DPU, DISPERKIM, Pariwisata Swakelola R D E
Meningkatnya Infrastruktur Untuk Inovasi Kawasan DISBUDPAR
produk Pariwisata Baru
unggulan daerah
Misi ke-5. Menjalankan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Sarana Dinamis dan Menyusun Produk Hukum Yang Sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan 5.1. Terwujudnya reformasi birokrasi yang mumpuni, terbuka, melayani dan bertanggung jawab
5.1.1 R,D,E Pembaharuan Kinerja Pelayanan Digital SELURUH OPD Komunikasi dan Swakelola R D E
Meningkatnya IPW, DISKOMINFO Informatika
efisiensi D Pengintegrasian Sistem Informasi SELURUH OPD Komunikasi dan Swakelola D
kelembagaan Pemerintah IPW, DISKOMINFO Informatika
dan sistem
manajemen
sumber daya
aparatur yang
baik
Sumber : Analisis Tim Peneliti, 2021

110
Berdasarkan 35 tema kelitbangan pada Tabel V.10, dapat dikelompokkan
menjadi 7 lingkup tema kelitbangan. Pada tema kelitbangan tersebut juga terdapat
beberapa usulan kegiatan yang dapat dikerjakan oleh OPD selama tahun 2021-2026
sebagai referensi pelaksanaan tema kelitbangan yang dapat dilihat pada Tabel V.11.

Tabel V.11 Usulan Kegiatan Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan


Wilayah Kota Semarang Tahun 2021-2026
Kode Nomenklatur
Lingkup Usulan
Tema Usulan Kegiatan Kelitbangan 2021-2026
Tema Kegiatan
1 Lingkungan dan Ruang Terbuka Hijau
1 1 Efisiensi dan Evaluasi Energi Bangunan Publik di Kawasan Strategis
1 1 1 Studi penyusunan strategi instalasi solar panel rooftop pada bangunan/gedung
1 1 2 Pilot project penggunaan rooftop solar panel pada bangunan milik Pemkot
Semarang di kawasan-kawasan strategis pertumbuhan ekonomi Kota
Semarang
1 1 3 Evaluasi pengembangan rooftop solar panel pada bangunan milik Pemkot
Semarang di Kawasan-kawasan strategis pertumbuhan ekonomi Kota
Semarang
1 2 Pengendalian Emisi Kendaraan
1 2 1 Pengembangan dan evaluasi sistem converter gas pada transportasi umum dan
kendaraan dinas
1 2 2 Studi pengembangan penggunaan mobil dinas listrik
1 2 3 Studi perspesi masyarakat terhadap mobil listrik
1 3 Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan
1 3 1 Strategi peningkatan dan pengendalian kualitas tutupan lahan
1 3 2 Penyusunan masterplan Kebun Raya Tinjomoyo
1 3 3 Penyusunan masterplan taman tematik Kota Semarang
1 3 4 Pengembangan ruang terbuka hijau
1 3 5 Kajian restorasi sempadan sungai di Kota Semarang
1 3 6 Studi ekosistem dan keanekaragaman hayati Kota Semarang
1 4 Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau Bangunan/Gedung
1 4 1 DED vertical dan roof garden/farming untuk bangunan
1 4 2 Pilot project vertical gardening pada bangunan-bangunan aktivitas publik di
kawasan strategis sosial budaya Kota Semarang
1 4 3 Evaluasi penerapan vertical gardening pada bangunan-bangunan aktivitas
publik di kawasan strategis sosial budaya Kota Semarang dan perumusan
strategi perluasannya
1 4 4 Pilot project pelaksanaan penghijauan lingkungan bangunan fasilitas umum
untuk penanggulangan pencemaran udara
1 5 Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau Perumahan dan Kawasan
Permukiman
1 5 1 Guidelines penerapan vertical dan roof garden/farming untuk perumahan dan
bangunan rumah susun
2 Pengembangan Kawasan Perkotaan
2 1 Pengembangan dan Evaluasi Kinerja Infrastruktur Perkotaan
2 1 1 Kajian kepuasan pelayanan infrastruktur di Kota Semarang
2 1 2 Evaluasi kesesuaian struktur jaringan jalan Kota Semarang
2 1 3 Survey asal-tujuan pergerakan transportasi dalam kota di Kota Semarang

111
Kode Nomenklatur
Lingkup Usulan
Tema Usulan Kegiatan Kelitbangan 2021-2026
Tema Kegiatan
2 1 4 Evaluasi perubahan penggunaan lahan di koridor jalan protocol di Kota
Semarang
2 1 5 Pemeliharaan/rehabilitasi jaringan drainase Kota Semarang
2 1 6 Pemeliharaan/rehabilitasi jaringan irigasi
2 1 7 DED jalan outer ring road ruas Mangkang-Mijen
2 1 8 Evaluasi dan penetapan trase jalan outer ring road (termasuk Mangkang-Mijen)
dan pengembangan peluang pengintegrasian dengan middle ring road Kota
Semarang
2 2 Pembangunan dan Kesesuaian Fasilitas Pelayanan Antar-Kawasan
2 2 1 Studi kebutuhan pembangunan fasilitas pelayanan umum untuk peningkatan
kesetaraan pelayanan antar-kawasan
2 2 2 Studi kesesuaian fungsi dan fasilitas pelayanan sosial Kawasan-kawasan
perbatasan antar-daerah
2 2 3 Studi kesesuaian ketersediaan fasilitas pelayanan dan kebutuhan pembangunan
tambahannya berdasarkan kebutuhan dan orde pelayanan permukiman
perkotaan di Kota Semarang
2 2 4 Studi kesetaraan antar-kawasan dalam ketersediaan fasilitas pelayanan
permukiman perkotaan di Kota Semarang
2 3 Penataan dan Kesesuaian Fungsi Kawasan Perkotaan
2 3 1 Studi penataan iklan dan street furnitur di Kawasan Simpang Lima
2 3 2 Studi peluang pengembangan partispasi masyarakat dan swasta dalam
pembangunan Tetengger pada kawasan-kawasan strategis budaya Kota
Semarang
2 3 3 Studi tingkat kesesesuaian fungsi kawasan-kawasan perkotaan Kota Semarang
dengan rencana peruntukannya
2 4 Pengembangan dan Evaluasi Ketersediaan Infrastruktur Penunjang Kawasan
Strategis Perkotaan
2 4 1 Studi kebutuhan pengembangan infrastruktur dan fasilitas penunjang
pembangunan kawasan strategis (meliputi Kawasan Strategis Pertumbuhan
Ekonomi, Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup dan Kawasan
Strategis Sosial Budaya)
2 4 2 Studi evaluasi ketersediaan infrastruktur dan fasilitas pelayanan penunjang
pengembangan aktivitas ekonomi dan pariwisata Kawasan Kota Lama
Semarang berdasarkan persepsi dan pendapat masyarakat pelaku dan dunia
usaha pariwisata Kota Lama Semarang
2 5 Evaluasi Kinerja Jalan Lingkungan Kawasan Permukiman
2 5 1 Studi pembaharuan database jalan lingkungan permukiman di 16 kecamatan
2 6 Strategi Pengelolaan Persampahan Kawasan Permukiman
2 6 1 Pengembangan sistem pengelolaan persampahan secara terpadu di lingkungan
permukiman
2 6 2 Pilot project pengolahan sampah organik menjadi eco-enzym di kawasan
permukiman
2 7 Strategi Penekanan Jumlah Timbulan Sampah Masyarakat
2 7 1 Studi model komunikasi dan branding bank sampah dalam rangka
pemberdayaan masyarakat berbasis gender
2 7 2 Studi pengembangan aplikasi untuk sektor informal (pelapak dan pengumpul
tingkat pertama) produk daur ulang
2 7 3 Studi lokasi optimal penempatan mesin pengumpul sampah daur ulang
2 8 Strategi Pengelolaan Persampahan Perkotaan
2 8 1 Pengembangan lahan TPA dan infrastruktur pendukung
2 8 2 Studi penerapan sistem pengelolaan dan pemanfaatan energi biomassa

112
Kode Nomenklatur
Lingkup Usulan
Tema Usulan Kegiatan Kelitbangan 2021-2026
Tema Kegiatan
2 8 3 Studi pengukuran kuantitas dan penyusunan strategi pengelolaan limbah B3
COVID-19
2 8 4 Studi pengembangan pilot project kawasan permukiman dengan pengelolaan
sampah terpilah
2 8 5 Studi desain gerobak sampah yang mendukung sistem pengelolaan sampah
terpilah
2 8 6 Studi inventasisasi kapasitas pengelola TPST 3R di Kota Semarang
2 8 7 Studi lokasi potensial pembangunan TPST 3R
2 8 8 Studi evaluasi performa TPST 3R
2 8 9 Studi restrukturisasi pengelolaan bank sampah di area-area layanan TPST 3R
2 8 10 Studi alternatif pasca operasi TPA Jatibarang
2 8 11 Studi alternatif pengurangan timbunan sampah di TPA Jatibarang
2 9 Evaluasi Penanganan Kawasan Kumuh dan Rumah Tidak Layak huni
2 9 1 Studi evaluasi penanganan kawasan kumuh untuk meningkatkan lingkungan
permukiman sehat
2 9 2 Pengembangan infrastruktur kawasan kumuh
2 9 3 Evaluasi penanganan kawasan kumuh dan tidak layak huni
2 10 Pengembangan Jalur Pejalan Kaki
2 10 1 Studi pengembangan jalur pejalan kaki yang terhubung dengan angkutan
umum massal
3 Mitigasi Bencana
3 1 Pencegahan dan Mitigasi Kebencanaan Sejak Dini
3 1 1 Studi perencanaan pelaksanaan pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah
rawan bencana
3 1 2 Penyusunan SOP manajemen shelter sebagai tempat yang aman, sehat dan
sensitif gender
3 1 3 Studi Pengembangan dan Evaluasi shelter dan rute evakuasi yang memenuhi
kriteria aksesibilitas dan kebutuhan perempuan hamil, orang dengan
disabilitas, lansia, dan anak-anak.
3 1 4 Studi peluang mitigasi non-struktural (blue and green infrastructures) di Kota
Semarang
3 2 Standarisasi Pembangunan Perumahan Tahan Bencana
3 2 1 Studi desain rumah tinggal tahan bencana
3 2 2 Studi standarisasi pembangunan dan pemeliharaan rumah untuk mencegah
kebakaran
3 3 Pengembangan dan Evaluasi Sistem Peringatan Dini Kebencanaan
3 3 1 Studi model operasi dan pemeliharaan fasilitas EWS
3 3 2 Studi evaluasi jaringan informasi dan komunikasi sistem peringatan dini
3 4 Strategi Penanganan Bencana Banjir dan Rob
3 4 1 DED konsep Rechannelling di Kota Semarang
3 4 2 Pengembangan rainwater harvesting
3 4 3 Pengembangan lubang biopori dan sumur resapan
3 4 4 Studi model pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan banjir dan rob
di Kota Semarang
3 4 5 Evaluasi pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur drainase
di kawasan pesisir
3 4 6 Studi model insentif pelibatan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur
drainase di kawasan pesisir
4 Utilitas Perkotaan
4 1 Pengelolaan dan Pemantauan Air Limbah
4 1 1 Studi inventarisasi kepatuhan pengelolaan limbah oleh Industri

113
Kode Nomenklatur
Lingkup Usulan
Tema Usulan Kegiatan Kelitbangan 2021-2026
Tema Kegiatan
4 1 2 Studi pemanfaatan remote teknologi dalam pemantauan aktivitas pengelolaan
limbah industri
4 1 3 Studi pilot project pengembangan IPAL komunal pengolahan limbah domestik
4 1 4 Studi pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik secara terpusat
untuk pencegahan pencemaran lingkungan
4 2 Efektivitas dan Efisiensi Penyediaan Pelayanan Sanitasi Komunal
4 2 1 Pengembangan dan evaluasi sanitasi komunal perumahan
4 3 Pemantauan dan Pencegahan Pencemaran Air
4 3 1 Studi penentuan pilot project untuk mini hydro di Kota Semarang
4 3 2 Studi uji coba penggunaan mini hydro di Kota Semarang
4 4 Pemodelan Sistem Pengelolaan Air
4 4 1 Pemetaan sumber air di Kota Semarang
4 4 2 Studi pemodelan sistem pengelolaan air untuk kebutuhan masyarakat di Kota
Semarang
4 4 3 Pengembangan Pengelolaan Air dengan Sistem Aplikasi Smart Water
Management
4 5 Pemeliharaan Lingkungan Sekitar Sumber Air
4 5 1 Studi pilot project pengembangan pemulihan kerusakan lingkungan di sekitar
sumber air
4 6 Pilot project Pengembangan Area Resapan dan Tangkapan Air Hujan
4 6 1 Studi pilot project pengembangan lubang bio-pori pada tanaman keras di ruang
publik
4 6 2 Studi penentuan area pilot project konservasi daerah tangkapan dan pelestarian
sumber air
5 Transportasi dan Logistik
5 1 Pengoptimalan Penggunaan Transportasi Umum dan Transportasi Non-
Motorized
5 1 1 Studi evaluasi kebutuhan BRT di masing-masing koridor
5 1 2 Studi alternatif insentif promosi non-motorized user di Kota Semarang
5 2 Evaluasi Penyediaan Kebutuhan Transportasi Umum
5 2 1 Studi evaluasi trayek / koridor BRT serta perumusan prioritas kebutuhan
jangka menengah pengembangan trayek / koridor BRT Kota Semarang
5 2 2 Studi kebutuhan jangka panjang pengembangan trayek / koridor trem Kota
Semarang
5 3 Pengintegrasian Transportasi Umum
5 3 1 Studi peluang pengintegrasian layanan angkutan kota kepada BRT Kota
Semarang
5 3 2 Studi peluang pengintegrasian trem dengan layanan angkutan kota lainnya di
Kota Semarang
5 4 Peningkatan Sistem Pelayanan Transportasi Umum
5 4 1 Studi kebutuhan pengembangan aplikasi berbasis handphone untuk
peningkatan penggunaan angkot oleh masyarakat
5 4 2 Studi peluang pengembangan integrasi alat pembayaran angkutan umum
berbasis aplikasi handphone untuk peningkatan penggunaan angkutan umum
Kota Semarang
5 5 Pengembangan Terminal Barang dan Sistem Logistik
5 5 1 Studi kebutuhan jangka panjang terminal barang dan sistem logistik Kota
Semarang
5 5 2 Studi pemilihan lokasi pembangunan terminal barang dan pergudangan sistem
logistik di Kota Semarang
5 6 Strategi Pengendalian Lalu Lintas

114
Kode Nomenklatur
Lingkup Usulan
Tema Usulan Kegiatan Kelitbangan 2021-2026
Tema Kegiatan
5 6 1 DED pembangunan underground Simpang Lima
5 6 2 Studi evaluasi kinerja transportasi di Kota Semarang
6 Pengembangan Pariwisata
6 1 Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur Untuk Inovasi Kawasan
Pariwisata Baru
6 1 1 Studi pemberdayaan kegiatan masyarakat sektor ekonomi dalam
pengembangan kampung tematik baru yang produktif
6 1 2 Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kampung tematik
6 1 3 Studi pengembangan kawasan kuliner di lokasi yang strategis dan potensial
6 1 4 Guidlines pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan pembangunan
kawasan kuliner
6 1 5 Pengembangan sarana dan prasarana konstruksi pembangunan Semarang
Technopark
6 2 Pengembangan dan Evaluasi Pariwisata Kawasan Strategis Perkotaan
6 2 1 Studi Pengembangan keserasian antara aktivitas perumahan dan permukiman
dan aktivitas pariwisata di Kawasan Kota Lama Semarang
6 2 2 Pembangunan fasilitas pelayanan penunjang pariwisata Kawasan Kota Lama
Semarang
6 2 3 Studi pengembangan wisata dan ekonomi kreatif berbasis potensi sumberdaya
air
6 2 4 Pengembangan fasilitas-fasilitas halte angkutan umum dan drop point angkutan
online di Kawasan Kota Lama Semarang.
6 2 5 Studi kebutuhan dan pra-desain fasilitas Semarang Expo and Convension
Center
6 2 6 Studi evaluasi lokasi dan ketersediaan infrastruktur dan fasilitas penunjang
pengembangan fasilitas Semarang Expo and Convension Center
7 Pelayanan Digital
7 1 Pembaharuan Kinerja Pelayanan Digital
7 1 1 Studi evaluasi kinerja layanan digital
7 1 2 Studi pembaharuan peralatan teknologi milik pemerintah untuk diadaptasi
dengan perkembangan teknologi
7 1 3 Studi modernisasi pelayanan pemerintahan terhadap sektor produktif
7 2 Pengintegrasian Sistem Informasi Pemerintah
7 2 1 Pengembangan teknologi sistem informasi manajemen secara terpadu antar
instansi pemerintahan
7 2 2 Pengembangan aplikasi informasi tata ruang secara integratif
Sumber: Analisis Tim Peneliti, 2021

Berdasarkan Tabel V.11, diketahui bahwa terdapat 7 lingkup tema


kelitbangan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yaitu sebagai berikut.
1. Lingkungan dan Ruang Terbuka Hijau
Kegiatan kelitbangan yang berfokus pada perbaikan kualitas lingkungan
dan ruang terbuka hijau di kawasan permukiman hingga perkotaan, yang
salah satunya dapat dilakukan dengan mengurangi adanya pencemaran
emisi.

115
2. Pengembangan Kawasan Perkotaan
Kegiatan kelitbangan yang berfokus pada mengembangkan kawasan
perkotaan dengan adanya kesetaraan infrastruktur perkotaan dan kesesuaian
fungsi kawasan dalam penataan ruang perkotaan.
3. Mitigasi bencana
Kegiatan kelitbangan yang berfokus pada pencegahan dan penanggulangan
bencana dengan adanya sistem peringatan dini terjadinya kebencanaan serta
merencanakan tindakan yang tepat pasca bencana.
4. Utilitas Perkotaan
Kegiatan kelitbangan yang berfokus pada pengembangan dan pengelolaan
utilitas perkotaan, seperti pada sistem perairan dan sanitasi.
5. Transportasi dan Logistik
Kegiatan kelitbangan yang berfokus pada penyediaan fasilitas transportasi
umum dan sistem logistik serta manajemen lalu lintas untuk menghindari
kemacetan lalu lintas perkotaan.
6. Pengembangan Pariwisata
Kegiatan kelitbangan yang berfokus pada pengembangaan inovasi kawasan
pariwisata dan penyediaan infrastruktur penunjang kawasan pariwisata.
7. Pelayanan Digital
Kegiatan kelitbangan yang berfokus pada pembenahan sistem informasi
manajemen pembangunan perkotaan yang saling teritegrasi antar instansi
pemerintahan.

116
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kegiatan kelitbangan bertujuan untuk memperkuat dasar atau landasan bagi
pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan. Hal tersebut dikarenakan
kegiatan kelitbangan merupakan kegiatan yang berlandaskan pada bukti atau fakta
terkait kondisi di lapangan. Melalui adanya kelitbangan ini diharapkan dapat
membantu pengambilan keputusan yang didukung dengan datayang aktual dan
potensial. Selain itu juga dapat mendukung prediksi atau rencana pembangunan
kota dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Pemerintah Kota Semarang
berupaya dalam penyusunan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk
memperoleh panduan secara akurat yang dapat berguna dalam perencanaan dan
pembangunan Kota Semarang di lima tahun mendatang. Selain itu diharapkan
kegiatan kelitbangan ini dapat menggiring pencapaian visi dan misi rencana
pembangunan Kota Semarang yang telah disepakati dalam dokumen Rancangan
Akhir RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026.
Berdasarkan penyusunan kegiatan kelitbangan bidang infrastruktur dan
pengembangan wilayah, terdapat 35 usulan tema kelitbangan dengan jenis kegiatan
berupa penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan. Usulan tersebut tentunya
didistribusikan untuk dilaksanakan sepanjang tahun 2021-2026. Prioritasi dan
pentahapan dilakukan dengan mempertibangkan prioritas program yang telah
ditetapkan pada RA-RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2026 dan tingkat
permasalahan yang terjadi pada bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Selain itu juga memperhatikan kemampuan penganggaran yang dapat dikeluarkan
oleh Litbang Bappeda selama 5 tahun. Oleh karena itu, pelaksanaan usulan tema
kelitbangan juga tidak hanya melibatkan Litbang Bappeda sebagai
pelaksana/penanggungjawab, melainkan juga melibatkan OPD/instansi yang
berkaitan dengan fungsi dan perannya, serta pihak akademisi, NGO, maupun

117
lembaga lainnya yang dapat didistribusikan pada kegiatan yang bersifat swakelola
atau hibah terbuka. Adanya kegiatan penelitian, pengembangan, dan evaluasi
kebijakan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah ini diharapkan dapat
menjadi dasar atau input bagi perumusan kebijakan, rencana, serta penyelesaian
masalah pembangunan di masa mendatang supaya lebih efektif dan efisien serta
lebih integratif dan komprehensif.

6.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk menghadapi kajian strategis
kelitbangan selanjutnya, berangkat dari kendala yang dihadapi penyusun hingga
pada titik penyelesaian kajian ini. Beberapa rekomendasi tersebut yaitu:
1. Melakukan sosialisasi hasil kajian kelitbangan kepada OPD bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah sebagai dasar dalam pelaksanaan
kegiatan di masing-masing OPD.
2. Meningkatkan koordinasi antar instansi dalam pelaksanaan kegiatan atau
kajian kelitbangan.
3. Menyusun database tentang penelitian, pengembangan, dan evaluasi yang
telah dilaksanakan oleh OPD masing-masing pada suatu sistem yang
terintegrasi.

118
DAFTAR PUSTAKA

Al Mismary, M. D., & Wahyono, H. (2020). Pengaruh Perkembangan Infrastruktur


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banda Aceh. Jurnal Pembangunan
Wilayah & Kota, 16(4), 263–276. https://doi.org/10.1007/s11356-021-
12936-4

American Society of Landscape Architects (ASLA). (2015). “Professional practice,


Green infrastructure: Constructed wetlands”, American Society of
Landscape Architects, dari www.asla.org, diakses pada 24 September 2019
Arjana, I Gusti Bagus. (2015). Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta:
Rajawali Pers.

Ashworth, G.J. & Page, Stephen. (2011). Urban Tourism Research: Recent
Progress and Current Paradoxes. Tourism Management. 32. 1-15.
10.1016/j.tourman.2010.02.002.

Astuti, K. D., Sariffuddin, S., & Pangi, P. (2020). Integrasi Ruang Biru Pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Instrumen Mitigasi Bencana Banjir
di Kota Semarang. Tataloka, 22(2), 236–248.
https://doi.org/10.14710/tataloka.22.2.236-248
Badan Pusat Statistik (BPS). 2021. Kota Semarang Dalam Angka tahun 2021
Borrillo, M. (1994). World Development Report 1994: Infrastructure for
Development. In Denver Journal of International Law & Policy (Vol. 23).
United States ofAmerica: Oxford University Press, Inc.

Bruneau, M., dkk. (2003). A framework to quantitatively assess and enhance the
seismic resilience of communities. Earthquake Spectra, 19(4):733–752
Buelles, A.C., Kelsey, C., Wacker, H. 2017. A Green Infrastructure Guide for Small
Cities, Towns and Rural Communities. CA: Greenbelt Foundation

Creswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches. SAGE, 20(2), 127–133.
https://doi.org/10.1080/14675980902922143

Davies, Philip (2005) Evidence-based Policy at the Cabinet Office: A transcript of


a talk at ODI, Impact and Insight meeting, 17 Oktober 2005 .

119
Cipta Karya. (2018). Green Infrastructure. Direktorat Permukiman dan Kawasan
dan Direktorat Jenderal Cipta Karya

European Commision. (2013). Building a Green Infrastructure for Europe.


Belgium: European Union

Faggian, R. and Sposito, V. (2009), “Systemic regional development - a system


thinking approach”, In Proceedings of the 53rd Annual Meeting of the ISSS
Fajariyah, I., Indrayati, A., & Hikmah, N. ‘Izzatul. (2018). Availability of Urban
Infrastructure in Efforts to Establish Semarang Smart City in 2017. Journal
of Regional and Rural Development Planning, 2(3), 283.
https://doi.org/10.29244/jp2wd.2018.2.3.283-293
Grigg, N. (1988), Infrastructure Engineering and Management, John Wiley & Sons.

Handayani, W., & Rudiarto, I. (2014). Dynamics of Urban Growth in Semarang


Metropolitan – Central Java: An Examination Based on Built-Up Area and
Population Change. Journal of Geography and Geology, 6(4), 80–87.
https://doi.org/10.5539/jgg.v6n4p80

Hasibuan, A., & Sulaiman, oris krianto. (2019). Smart City , Konsep Kota Cerdas
Sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah Perkotaan Kabupaten / Kota, di
Kota-kota Besar Provinsi Sumatera Utara. Buletinutama Teknik, 14(2), 127–
135.

Hudson, W.R., R. Haas and W. Uddin (1997) 'Infrastructure Management: Design,


Construction, Maintenance, Rehabilitation, Renovation', McGraw Hill, New
York

IADB. (2018). What is Sustainable Infrastructure? A Framework to Guide


Sustainability Across The Project Cycle. In Inter-American Development
Bank (pp. 1–38).
IAP. (2017). Indonesia Most Livable City Index. Cities Lab

Indrayati, A. (2011). Pola Distribusi Keruangan MCK Komunal dan Hubungannya


dengan Kawasan Kumuh di Perkotaan Yogyakarta. Jurnal Geografi, 8(1),
54–63.

Kaufman, R., et.al. (1993). Needs Assessment A User’s Guide. New Jersey:
Educational Technology Publications, Inc.

Kodoatie, Robert J. (2003). Manajemen Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

120
Kompas.com. (2021). Update: Ini Wilayah di Semarang yang Terendam Banjir dan
Tanah Longsor. Dalam www.kompas.com, diakses tanggal 6 April 2021
Leary, N. (2012). Climate change and adaptation. London: Earthscan

Lestariningsih, E., Maharani, K., & Lestari, T. K. (2019). Measuring creative


economy in Indonesia: Issues and challenges in data collection. Asia-Pacific
Sustainable Development Journal, 2018(2), 99–117.
Li F., dkk. (2017). Urban Ecological Infrastructure: an Integrated Network for
Ecosystem Services and Sustainable Urban Systems. Journal of Cleaner
Production, 163:12-18.

Lindfield, M & Steinberg, F. (2012). “Green Cities”. Urban Development Series,


Asian Development Bank.

Mardhotillah, S., Handayani, W., & Artiningsih. (2020). The Regional Innovation
System Strategy in Semarang City: Positioning in SDGs and Smart City
Concept. Atlantis Press, 456(Bicmst), 257–259.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.201021.062

Millennium Ecosystem Assessment, 2005. Ecosystems and Human Well-being:


Synthesis. Island Press, Washington, DC.
Orbawati, E. B. (2002). Gender dan Pembangunan. Jurnal Penelitian Inovasi

Page, S.J., & Connell, J. (2020). Tourism: A Modern Synthesis (5th ed.). Routledge.
https://doi.org/10.4324/9781003005520
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar


Pelayanan Minimal

Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 mengenai Pelaksanaan Pencapaian


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dimana Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)

Pranessy, L., Nurazi, R., & Anitasari, M. (2017). Pengaruh Pembangunan


Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu. 04(3),
49–62.

Rossett, A. (1987). Training Needs Assessment. New Jarsey: Educational


Technology Publications Englewood Cliffs

121
Rossett, A. (1992). Handbook of Human Performance Technology: A
Comprehensive Guide fo Analyzing dan Solving Performance Problems in
Organization. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers
RPJMD Kota Semarang tahun 2021-2025

Sambodo. (2018). 6 Dimensi Smart City. Dalam


www.prakososetyosambodo.blogspot.com, diakses pada 12 April 2021
Sejati, A. W., Buchori, I., & Rudiarto, I. (2018). The Impact of Urbanization to
Forest Degradation in Metropolitan Semarang: A Preliminary Study. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 123(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/123/1/012011

Smeru.(2011). Menjembatani Penelitian dan Kenijakan Melalui Advokasi


Kebijakan Berbasis Bukti. Newsletter, No. 32 September-Desember/2011,
www.smeru.or.id.
Suarez, T.M. (1996). Needs Assessment. International Encyclopedia of Educational
Technology. Cambridge: Pergamon

Sumadiasa, I. K., Tisnawati, N. M., & Wirathi, I. G. A. P. (2016). Analisis Pengaruh


Pembangunan Infrastruktur Jalan, Listrik,dan PMA Terhadap Pertumbuhan
PDRB Provinsi Bali Tahun 1993-2014. E-Jurnal EP Universitas Udayana,
5(7), 925–947.

Tandukar, Deependra. Ezine Articles - Knowledge Mapping. 11 Januari 2005.


Dalam www.ezinearticles.com, diakses pada tanggal 11 April 2021
Widodo, W.H.S. 2016. Panduan Pengembangan Resilient City. Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Direktoral Jenderal
Tata Ruang, Direktorat Penataan Kawasan

122
LAMPIRAN

123
LAMPIRAN I. Data Penelitian dan Pengembangan Tahun 2016-2021

Keterangan Kode :
A. Bidang Urusan Pemerintahan
Bidang Urusan Pemerintahan Kode
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 1.03
Perumahan dan Kawasan Permukiman 1.04
Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat 1.05
Lingkungan Hidup 2.11
Perhubungan 2.15
Komunikasi dan Informasi 2.16
Pariwisata 3.26
Energi dan Sumber Daya Mineral 3.29

B. Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan Kode
Penelitian R
Pengembangan D
Evaluasi Kebijakan E

C. Pelaksana
Pelaksana Kode
Swakelola S1
Kerjasama S2

D. Sumber Data
Bidang Urusan Pemerintahan Kode
Litbang Bappeda SD1.1
Dinas Lingkungan Hidup SD1.2
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang SD1.3
Dinas Perhubungan SD1.4
Dinas Komunikasi dan Informatika SD1.7
Dinas Pekerjaan Umum SD1.8
Dinas Perumahan dan Permukiman SD1.9
Dinas Penataan Ruang SD1.10
RT-RPJMD SD2
LKPJ SD3
LKJIP SD4
Jurnal Riptek Kota Semarang SD5

124
Tabel Data Kelitbangan Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang Tahun 2016-2021
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
1.03 2016 R 1 Kajian Pembangunan Sirkuit di Mijen S1 SD3
R 2 Penyusunan Kajian Pembangunan Pasar Johar S1 SD3
E 3 DED Review Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) Terboyo Kulon S2 SD1.2
D 4 Jasa Konsultan Pengawasan Peningkatan IPLT Terboyo Kulon S2 SD1.2
2017 E 5 Konsultan Review DED Peningkatan atau Pembuatan Bak Pengumpul, Pengering Lumpur dan Pembetonan S2 SD1.2
Jalan (IPLT)
2018 R 6 Konsultan Perencanaan Kegiatan Peningkatan IPLT/IPAL S2 SD1.2
E 7 Kajian Evaluasi Kinerja Pelayanan Sanitasi Kota Semarang S1 SD4
D 8 Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 9 Pengadaan Pompa Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 10 Rehabilitasi /Pemeliharaan Pusat Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 11 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Barat S2 SD1.8
D 12 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah I S2 SD1.8
D 13 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah II S2 SD1.8
D 14 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Timur S2 SD1.8
R 15 Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan S2 SD1.9
2019 D 16 Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 17 Pengadaan Pompa Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 18 Rehabilitasi /Pemeliharaan Pusat Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 19 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Barat S2 SD1.8
D 20 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah I S2 SD1.8
D 21 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah II S2 SD1.8
D 22 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Timur S2 SD1.8
R 23 Kajian Baseline Indikator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah di Kota Semarang S1 SD4
R 24 Kajian Potensi Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Non Konvensional di Kota Semarang S1 SD4
R 25 Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan S2 SD1.9
2020 R 26 Kajian Perencanaan Tata Ruang S1 SD3

125
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
R 27 Kajian Penataan dan Pemanfaatan Bangunan S1 SD3
R 28 Kajian Kawasan Perkotaan S1 SD3
R 29 Kajian Teknis Struktur Johar Segmen I-IV S1 SD3
E 30 Evaluasi Perencanaan Berbasis Kinerja : Integrasi Indikator Pembangunan S1 SD2
E 31 Evaluasi Perencanaan Berbasis Kinerja : Tinjauan terhadap Dokumen Perencanaan Kota Semarang S1 SD2
D 32 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi S1 SD3
D 33 Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 34 Pengadaan Pompa Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 35 Rehabilitasi /Pemeliharaan Pusat Pengendali Banjir S2 SD1.8
D 36 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Barat S2 SD1.8
D 37 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah I S2 SD1.8
D 38 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah II S2 SD1.8
D 39 Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Timur S2 SD1.8
R 40 DED Sumber Daya Air dan Drainase S1 SD3
D 41 Pengembangan Inner Ring Roads S1 SD3
D 42 Pengembangan Wilayah BWK I (Timur Tengah-Selatan) dan Wilayah BWK XI (Ngaliyan-Tugu) S1 SD3
D 43 Pengembangan Dekorasi Kota S1 SD3
D 44 Pengembangan Jejaring Titik Kontrol Horisontal S1 SD3
E 45 Review DED Johar Selatan Bagian Tengah S1 SD3
E 46 Review DED BCB Johar Selatan S1 SD3
R 47 Penyusunan DED Penataan Ruang (Drainase Alun-alun Johar) S1 SD3
R 48 DED Gedung Pelayanan Publik Simpanglima Plaza S1 SD3
E 49 Review DED 1 (Alun-Alun Johar) S1 SD3
E 50 Review DED 2 ( Gedung Ki Narto Sabdo - TBRS ) S1 SD3
D 51 Pengembangan Aplikasi 1 ( Android Ukur ) S1 SD3
D 52 Pengembangan Aplikasi 2 ( Web Gis Ukur ) S1 SD3
D 53 Pengembangan Aplikasi 3 ( Web Gis PBB ) S1 SD3
D 54 Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan S1 SD3
R 55 Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan S2 SD1.9
2021 D 56 Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Jalan Lingkungan S2 SD1.9
R 57 Survey Database Jalan Lingkungan Permukiman di 16 Kecamatan S2 SD1.9

126
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
1.04 2016 R 1 Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan (Neighborhood Upgrading Action Plan - NUAP) S2 SD1.1
2020 R 2 Rencana Induk Kota Cerdas Kota Semarang S1 SD2
2021 R 3 Survey dan Penetapan Kawasan Kumuh S2 SD1.9
D 4 Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Tidak Layak Huni S2 SD1.9
D 5 Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pemakaman S2 SD1.9
D 6 Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Susun S2 SD1.9
1.05 2017 R 1 Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2017 S1 SD1.3
2018 R 2 Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2018 S1 SD1.3
D 3 Penerapan Peringatan Dini Bencana EWS S1 SD4
R 4 Inventarisasi dan Identifikasi Kerusakan Infrastruktur Dampak Bencana S1 SD4
R 5 Pemetaan Rawan Bencana S1 SD4
D 6 Kelurahan Siaga Bencana S1 SD4
R 7 Pengurangan resiko bencana berbasis komunitas (prb bk) S1 SD1.3
2019 R 8 Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2019 S1 SD1.3
R 9 Kajian Penerapan Peringatan Dini Banjir Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Beringin S1 SD1.3
2020 R 10 Resilient City Strategies (Dokumen Strategi Ketahanan Kota Semarang) S1 SD2
D 11 Pengadaan Sarana dan Prasarana Penanganan Bencana S1 SD3
R 12 Kajian Pengelolaan Kebencanaan di Kota Semarang S1 SD2
R 13 Kriteria Kondisi Darurat Banjir Dalam Sistem Polder Area Semarang S1 SD2
R 14 Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2020 S1 SD1.3
2021 R 15 Kajian Risiko Bencana Kota Semarang Tahun 2021 S1 SD1.3
2.11 2016 R 1 Pembuatan DED Peningkatan TPA S2 SD1.2
D 2 Jasa Konsultan Pengawasan Pembangunan Jalan, Gedung Kantor, dan Kolam Leachate di TPA S2 SD1.2
R 3 Pembuatan Feasibility Study Pengelolaan Persampahan TPA Jatibarang S2 SD1.2
D 6 Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Pool Seroja S2 SD1.2
2017 R 7 KLHS RTRW S2 SD1.2
R 8 Inventarisasi Sumber Emisi di Kota Semarang S2 SD1.2
R 9 Penyusunan Feasibility Study ITF dan DED Zona Buang Baru S2 SD1.2
R 10 Konsultan Perencanaan Peningkatan Prasarana TPA S2 SD1.2
R 11 Konsultansi DED Konservasi Mata Air S2 SD1.2
D 12 Konsultan Pengawas Peningkatan Prasarana TPA Jatibarang S2 SD1.2

127
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
R 14 Konsultan DED Pembangunan TPST S2 SD1.2
R 15 Konsultansi Pengangkutan Sampah TPS ke TPA Keg. Penyapuan dan Pengangkutan Sampah S2 SD1.2
2.11 2017 R 16 Jasa Konsultansi Perencanaan Penyapuan dan Pengangkutan Sampah DLH Kota Semarang Tahun 2017 S2 SD1.2
R 17 Kajian KLHS terhadap K/R/P Di Tingkat Kota S2 SD1.2
R 18 Kajian dan Perwal Perubahan Tarif Retribusi Kebersihan S2 SD1.2
R 19 Kajian Penyusunan RPPLH S2 SD1.2
R 20 Penyusunan NA dan Raperda PPLH S2 SD1.2
R 21 Penyusunan Status Lingkungan Hidup S2 SD1.2
D 22 Konsultan Pengawas Pembangunan TPST S2 SD1.2
2018 R 23 Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang (2018) S2 SD1.2
R 24 Kajian Database Keanekaragaman Hayati Kota Semarang S2 SD1.1
R 25 Kajian Model Pengelolaan Persampahan di Kota Semarang S1 SD4
R 26 Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Bringin, Kota Semarang S2 SD1.2
R 27 Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Kali Tenggang, Kota Semarang S2 SD1.2
R 28 Inventarisasi dan Pemetaan Mata Air Kota Semarang S2 SD1.2
R 29 Inventarisasi dan Pemetaan Sebaran Industri dan Kegiatan Usaha Kawasan Pesisir Kota Semarang S2 SD1.2
R 30 Inventarisasi Sebaran Penghasil Limbah B3 Usaha Perbengkelan di 4 Kecamatan S2 SD1.2
R 31 Inventarisasi Sebaran Kegiatan Usaha Hotel dan Rumah Makan di 4 Kecamatan di Kota Semarang S2 SD1.2
R 32 Inventarisasi Sebaran Kegiatan Penghasil Limbah B3 Usaha Industri di Kawasan Industri Candi Kecamatan S2 SD1.2
Ngaliyan
R 33 Inventarisasi Sebaran Penghasil Limbah B3 Usaha Rumah Sakit dan Puskesmas Limbah B3 di Kota S2 SD1.2
Semarang
D 35 Jasa Konsultan Pengawasan Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana TPA Jatibarang S2 SD1.2
E 36 Review Pra Studi Kelayakan Pembangunan dan Pengoperasian Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi S2 SD1.2
Listrik
R 37 Konsultan DED Konservasi Sabuk Hijau TPA Jatibarang S2 SD1.2
R 38 Kajian Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Bidang Persampahan S2 SD1.2
R 39 Konsultan Perencanaan Pembangunan TPST S2 SD1.2
D 40 Konsultan Pengawasan Pembangunan TPST S2 SD1.2
R 41 Konsultan Perencanaan Pembangunan TPS S2 SD1.2
D 42 Konsultan Pengawasan Pembangunan TPS S2 SD1.2

128
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
R 43 Kajian Identifikasi Tutupan Lahan dan Vegetasi 2018 S2 SD1.2
R 44 Dokumen SOP DLH Kota Semarang S2 SD1.2
2.11 2018 R 45 Kajian SPM S2 SD1.2
R 46 Dokumen NA RPPLH S2 SD1.2
R 47 Kajian Potensi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat S2 SD1.2
R 48 Tersusunnya Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (Status Lingkungan S2 SD1.2
Hidup)
R 49 Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Kali Semarang S2 SD1.2
R 50 Rencana Aksi Daerah Mitigasi Perubahan Iklim S2 SD1.2
R 51 Feasibility Study Pengolahan Limbah Domestik Skala Perkotaan dan Skala Kawasan S2 SD1.2
2019 D 52 Pengembangan Aplikasi Sistem Lapor Sampah (Penunjang Smart City) S2 SD1.2
R 53 Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Semarang (2019) S2 SD1.2
R 54 Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang (2019) S2 SD1.2
R 55 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Perubahan RPJPD Kota Semarang S2 SD1.1
R 56 Inventarisasi dan Pemetaan Sebaran Industri di Kecamatan Semarang Timur, Genuk,dan Semarang Utara S2 SD1.2
R 57 Penyusunan Kajian Penetapan Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Silandak S2 SD1.2
R 58 Kajian Penetapan Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Plumbon, Kota Semarang S2 SD1.2
R 59 Inventarisasi Usaha/Industri Pengelolaan Limbah B3 di 4 Kecamatan di Kota Semarang S2 SD1.2
R 60 Inventarisasi Sebaran Penghasil Limbah B3 Kegiatan Usaha Kawasan Industri Wijayakusuma Kota S2 SD1.2
Semarang
E 61 Konsultan Pengawasan Pemeliharaan TPS Wilayah S2 SD1.2
R 62 Feasibility Study Perluasan Zona Buang Baru S2 SD1.2
R 63 Kajian Penyapuan dan Pengangkutan Sampah S2 SD1.2
R 64 Konsultan Perencanaan Pembangunan TPS S2 SD1.2
R 65 Kajian Identifikasi Tutupan Lahan dan Vegetasi 2019 S2 SD1.2
E 66 KLHS yang Tereview Kelayakannya S2 SD1.2
E 67 Dokumen Review RPPLH S2 SD1.2
R 68 Kajian Komposisi Sampah Kota Semarang S2 SD1.2
R 69 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) S2 SD1.2
2020 R 70 Masterplan RTH di Kota Semarang S2 SD1.9
R 71 Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Semarang (2020) S2 SD1.2

129
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
R 72 Laporan Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Traffic Counting Uji Emisi Gas Buang (2020) S2 SD1.2
R 73 Kajian Keanekaragaman Jenis dan Profil Vegetasi di Kota Semarang S2 SD1.1
2.11 2020 R 74 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kota Semarang S2 SD1.1
R 75 DED Penguatan Akses Jalan Operasional TPA S2 SD1.2
R 76 Penyempurnaan Naskah Akademik dan Rancangan Perda Kota Semarang dalam Penyelenggaraan S2 SD1.2
Pengolahan Energi Listrik
R 77 Dokumen SOP Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang yang Disusun S2 SD1.2
R 78 Dokumen Kajian Potensi Retribusi yang Tersusun S2 SD1.2
R 79 Dokumen SPIR/RTP yangTersedia S2 SD1.2
R 80 Dokumen Perencanaan DLH S2 SD1.2
R 81 Dokumen Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup S2 SD1.2
R 82 Water as Leverage S1 SD2
D 83 Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air S1 SD3
D 84 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan S1 SD3
D 85 Pengembangan Teknologi Tepat Guna di Bidang Lingkungan Hidup Melalui Sosialisasi Pengembangan S1 SD3
Teknologi Bidang Lingkungan Hidup
D 86 Pembuatan Database DLH S2 SD1.2
R 87 Potensi Pengelolaan Sampah dengan Bank Sampah S2 SD1.2
R 88 KLHS RDTR Kecamatan Tugu S2 SD1.2
R 89 Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) S2 SD1.2
R 90 Dampak Pandemi COVID-19 Terkait Limbah B3 S2 SD1.2
R 91 Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Di Kanal Banjir Barat (KBB) Kota Semarang S2 SD5
R 92 Strategi Komunikasi “Semarang Wegah Nyampah" Dalam Membangun Awareness Masyarakat Untuk S2 SD5
Mengurangi Sampah Plastik
2021 E 93 Review Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan S2 SD1.2
D 94 Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pohon S2 SD1.9
R 95 DED Saluran IPAL TPA S2 SD1.2
2.15 2016 R 1 Kajian Perlintasan Sebidang S1 SD3
R 2 DED Perlintasan Sebidang S1 SD3
R 3 Feasibility Study Fasilitas Parkir Terboyo S1 SD3
R 4 DED Fasilitas Parkir Terboyo S1 SD3

130
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
R 5 Feasibility Study Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron S1 SD3
R 6 DED Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron S1 SD3
2.15 2016 E 7 Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan S1 SD3
R 8 Feasibility Study Parkir Meter S1 SD3
R 9 Kajian CCTV Keamanan Kota S1 SD3
R 10 Feasibility Study MRT S1 SD3
R 11 Studi Masterplan Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi BRT S2 SD1.4
2017 R 12 Kajian Biaya Operasional Kendaraan (BOK) BRT Trans Semarang S2 SD1.4
R 13 Kajian BRT Koridor IX – XII dan Feeder S2 SD1.4
R 14 Kajian Tarif BRT S2 SD1.4
E 15 Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek Cabang S2 SD1.4
E 16 Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek Ranting S2 SD1.4
2018 R 17 Penyusunan DED Shelter Feeder dan Titik Penempatannya S2 SD1.4
R 18 Penyusunan Kajian Jam Operasional BRT S2 SD1.4
R 19 Penyusunan Kajian Penggunaan Bahan Bakar Gas S2 SD1.4
E 20 Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Angkutan Tidak Bermotor S2 SD1.4
E 21 Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Angkutan Umum Cabang (Studi Kasus : Rute Pasar Johar – Kedungmundu) S2 SD1.4
E 22 Jasa Konsultansi Studi Evaluasi Angkutan Penumpang Umum dalam Trayek Ranting (Mangkang – Palir – S2 SD1.4
Kedungpane)
2019 R 23 Kajian Standar Pelayanan Minimal (SPM) BRT Trans Semarang S2 SD1.4
R 24 Kajian Tentang Analisa Kebijakan Kartu Pengawasan Penyelenggaraan Perijinan Angkutan Orang, S2 SD1.4
Perpanjangan Usia Kendaraan Angkutan Penumpang Umum dan Proyeksi Pendapatan 5 Tahun Bidang
Angkutan Dinas Perhubungan Kota Semarang
R 25 Kajian Tentang Optimalisasi Retribusi Terminal Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) S2 SD1.4
Pemerintah Kota Semarang
2020 R 26 Jasa Konsultansi Larap Banjardowo Tahun Anggaran 2020 S2 SD1.4
R 27 Studi UKL UPL Perencanaan Terminal Banjardowo S2 SD1.4
R 28 Co-Benefit Study in Transport Sector S1 SD2
D 29 Increasing Intermodality and Ridership BRT Trans Semarang S1 SD2
2021 R 30 Studi Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) S2 SD1.4
R 31 Kajian Lokasi Rawan Kemacetan Lalu Lintas S2 SD1.4

131
Bidang Jenis Jenis Sumber
Tahun Judul Penelitian Yang Terlaksana
Urusan Kegiatan Pelaksana Data
D 32 Penataan dan Pengembangan Jaringan Trayek S2 SD1.4
R 33 Kajian Angkutan Umum dan BRT S2 SD1.4
2.15 2021 E 34 Kajian Tentang Evaluasi Pelayanan Non Trayek di Kota Semarang S2 SD1.4
D 35 Kajian Tentang Pengembangan Angkutan Pariwisata Perkotaan di Kota Semarang S2 SD1.4
2.16 2020 D 1 Pembangunan SDK (Semarang Digital Kreatif) untuk fasilitasi masyarakat wirausaha digital kreaif S2 SD2
D 2 Pengadaan PIP (Pusat Informasi Publik) S2 SD2
R 3 Penyusunan Peta Rencana SPBE Pemerintah Kota Semarang S2 SD2
E 4 Evaluasi Smart City Kota Semarang S2 SD2
3.26 2017 D 1 Pengadaan Tanah Pembangunan Kampung Wisata Mangrove di Kelurahan Trimulyo. S1 SD4
D 2 Pengembangan Daerah Tujuan Wisata S1 SD4
D 3 Optimalisasi Peningkatan Obyek dan Daya Tarik Wisata S1 SD4
D 4 Preferensi Masyarakat terhadap Kampung Tematik di Kota Semarang S1 SD4
2018 D 5 Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Melalui Kampung Tematik S1 SD4
2019 D 6 Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Melalui Kampung Tematik S1 SD4
R 7 Kajian Pengembangan Kampung Tematik Berbasis Budaya Masyarakat S1 SD4
2020 R 8 Model Kolaborasi Stakeholder Dalam Pengembangan Technopark di Kota Semarang S2 SD5
D 9 Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Melalui Kampung Tematik S1 SD4
3.29 2019 R 1 Penelitian Pengembangan Pilot Project Pembangkit Listrik Tenaga Angin S2 SD1.1
R 2 Kajian Potensi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Kota Semarang S1 SD4
2020 R 3 Kajian Design Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro S1 SD2

132
LAMPIRAN II. Rekap Data Kuesioner Refleksi Usulan Kelitbangan Kota Semarang 2016-2021

Apakah usulan kajian Mengapa instansi Bapak/Ibu


Seberapa banyak usulan kajian
Apakah Bapak/Ibu mengetahui kelitbangan bidang infrastruktur belum sepenuhnya
kelitbangan bidang infrastruktur
usulan kajian kelitbangan bidang dan pengembangan wilayah menggunakan usulan kajian
dan pengembangan wilayah
Responden infrastruktur dan pengembangan Kota Semarang tahun 2016-2021 kelitbangan tahun 2016-2021
Kota Semarang tahun 2016-2021
(Timestamp) wilayah yang telah disusun oleh telah dijadikan sebagai dasar tersebut sebagai dasar dalam
untuk instansi Bapak/Ibu yang
Bappeda dan tim 5 tahun yang dalam penyusunan roadmap menyusun roadmap
telah dilaksanakan oleh instansi
lalu? pelaksanaan penelitian/kajian di penelitian/kajian di instansi
Bapak/Ibu di 5 tahun yang lalu?
instansi Bapak/Ibu? Bapak/Ibu?

09/02/2021
Ya Ya - -
12.45
09/06/2021
Tidak - - -
07.49
09/07/2021 Adanya keterbatasan anggaran
Ya Ya Sebagian Terlaksana
10.24 dari instansi
09/07/2021
Ya Ya Sebagian Terlaksana priortitas kegiatan
13.30
09/08/2021
Tidak - - -
11.20

133
LAMPIRAN III. Analisis Kebutuhan Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang 2021-2026
Gagasan Awal Usulan Tema
Sasaran Indikator Jenis Kegiatan
Capaian (C) Dan Permasalahan (M) Lingkup Tema Program Prioritas Kelitbangan
Sasaran
Kelitbangan 2021-2026
R D E
FOKUS UTAMA BERDASARKAN KESESUAIAN BIDANG INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Kualitas Lingkungan Hidup
4.1.1 4.1.1.1 (C) Peningkatan Indeks Kualitas Air (IKA) mencapai 50,44% (R/D/E) Strategi PRIORITAS 1 Pengelolaan dan V V V
Meningkatn Indeks (meningkat 1,69% dari tahun 2019) Pengelolaan Sumber Program pengendalian Pemantauan Air Limbah
ya kualitas Kualitas Air (M) Bagian pesisir Kota Semarang merupakan tempat pembuangan Daya Air dan pencemaran dan Pemeliharaan V V
lingkungan limbah yang berdampak di beberapa sungai Pencegahan kerusakan lingkungan Lingkungan Sekitar
hidup dan (M) Status mutu air masih dalam kondisi tercemar berat Pencemaran hidup Sumber Air
kapasitas (M) Optimalisasi IPAL yang dibangun oleh industri belum bisa Terhadap Air Fokus pada : Pilot project V V
pengelolaan sepenuhnya mengurangi beban cemaran a. Mengubah Air dari Pengembangan Area
sumberdaya (M) Belum optimalnya penangan pemulihan kerusakan lingkungan Masalah (Banjir dan Rob) Resapan dan Tangkapan
alam hidup dan konservasi SDA Menjadi Potensi (water as Air Hujan
leverage)
B. Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik
4.1.1.2 (C) Peningkatan Indeks Kualitas Udara (IKU) mencapai 95,2% (E) Pengendalian PRIORITAS 1 Peningkatan dan V V V
Indeks (meningkat 9,7% dari tahun 2019) Kualitas Udara Program pengendalian Pemeliharaan Ruang
Kualitas (C) Pencapaian 80% wilayah dengan kapasitas adaptasi perubahan pencemaran dan Hijau
Udara iklim kerusakan lingkungan Bangunan/Gedung
hidup Pengembangan Jalur V
Fokus pada : Pejalan Kaki
a. Transportasi Berbahan
Bakar Ramah Lingkungan
b. Vertical and Roof
Garden/farming
4.1.1.3 (C) Pencapaian 80% wilayah dengan kapasitas adaptasi perubahan (E) Pengendalian PRIORITAS 1 Efisiensi dan Evaluasi V V V
Indeks iklim Emisi CO2 Program pengendalian Energi Bangunan Publik
Emisi CO2 pencemaran dan di Kawasan Strategis
kerusakan lingkungan Pengendalian Emisi V V V
hidup Kendaraan
Fokus pada : Pengoptimalan V V V
a. Transportasi Berbahan Penggunaan

134
Gagasan Awal Usulan Tema
Sasaran Indikator Jenis Kegiatan
Capaian (C) Dan Permasalahan (M) Lingkup Tema Program Prioritas Kelitbangan
Sasaran
Kelitbangan 2021-2026
R D E
Bakar Ramah Lingkungan Transportasi Umum
b. Rooftop Solar Panel dan Transportasi Non-
(Bangunan Milik Pemkot Motorized
Semarang)
4.1.1.4 (C) Peningkatan cakupan skala pelayanan penanganan sampah (R/D/E) Strategi PRIORITAS 1 Strategi Penekanan V V
Persentase mencapai 2,88 rasio TPS per satuan penduduk Pengelolaan Program pengendalian Jumlah Timbulan
sampah Sampah dan pencemaran dan Sampah Masyarakat
perkotaan (C) Pencapaian 89,5% volume sampah yang terangkut dari TPS ke Pengembangan kerusakan lingkungan
yang TPA Lokasi TPA hidup
tertangani (M) Kurangnya sarana prasarana pengangkutan sampah serta alat berat, (D/E) Strategi Fokus pada :
khususnya di TPA jatibarang Optimalisasi a. Pengelolaan
Strategi Pengelolaan V V V
(M) Semakin terbatas kapasitas zona buang TPA Jatibarang Pengadaan Bank Persampahan Terpadu
Persampahan Perkotaan
(C) Peningkatan jumlah bank sampah terbangun menjadi 47 unit untuk Sampah b. Pemberdayaan Bank
penanganan jumlah sampah masyarakat dan menekan jumlah sampah (R/D/E) Pengukuran Sampah Wilayah
yang dikirim ke TPA Kuantitas dan c. Sistem Pengelolaan Air
(M) Masih rendah kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah Strategi Pengelolaan Limbah Domestik
anorganik, khususnya plastik bekas Limbah B3
(M) Belum tertanganinya bahan/limbah B3 akibat pandemi COVID-19 COVID-19
4.1.1.5 (M) Penurunan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) menjadi 55,9% (R/D/E) Strategi PRIORITAS 2 Peningkatan dan V V
Persentase (menurun 0,61% dari tahun 2019) Peningkatan dan Program pembangunan Pemeliharaan Ruang
ruang (C) Peningkatan jumlah taman keanekaragaman hayati (KEHATI) Pengendalian ramah lingkungan dan Terbuka Hijau
terbuka yang terbangun menjadi 4 unit Kualitas Tutupan pengelolaan Perkotaan
hijau (C) Peningkatan cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Lahan keanekaragaman hayati
sumber mata air sebesar 60 Ha (D/E) Pengelolaan (KEHATI)
(C) Pencapaian 16.522,18 Ha luas RTH untuk tempat rekreasi, Keanekaragaman Difokuskan pada :
bersosialisasi, dan sebagai jantung kota penyaring polusi udara Hayati yang 1. Pembangunan Taman
(M) Belum terpenuhinya target luasan RTH mencapai 765,36 Ha Berkelanjutan Tematik
(R/D/E) Strategi 2. Penghijauan Sempadan
Perluasan dan Sungai Semarang
Pemeliharaan RTH 3. Pembangunan Kebun
Raya Tinjomoyo

135
Gagasan Awal Usulan Tema
Sasaran Indikator Jenis Kegiatan
Capaian (C) Dan Permasalahan (M) Lingkup Tema Program Prioritas Kelitbangan
Sasaran
Kelitbangan 2021-2026
R D E
Kinerja Sistem Infrastruktur
4.1.2 4.1.2.1 (C) Terealisasinya 96,28% rumah tangga yang terlayani air minum di (D/E) Distribusi PRIORITAS 1 Pemodelan Sistem V V
Meningkatn Tingkat Kota Semarang Sistem Pelayanan Program pengendalian Pengelolaan Air
ya pelaksanaan (M) Belum terpenuhinya target rumah tangga terlayani air minum Air Minum pencemaran dan
pemerataan pengelolaan mencapai 62.684 jiwa belum terakses kerusakan lingkungan
pelayanan sumber daya hidup Pemantauan dan V V
sarana dan air secara Fokus pada : Pencegahan
prasarana terpadu a. Pembangkit Listrik Pencemaran Air
perkotaan Tenaga Air
b. Smart Water
Management
4.1.2.2 (C) Peningkatan kawasan strategis yang tertata yaitu 86,36% (D/E) Penataan dan PRIORITAS 3 Pengembangan dan V V V
Persentase (meningkat 22,72% dari capaian tahun 2019) Pengembangan Program pengembangan Evaluasi Kinerja
perencanaan (C) Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata Kawasan Strategis sarana dan prasarana Infrastruktur Perkotaan
regional dan ruang mencapai 95,89% (E) Tingkat Kualitas perkotaan
kota yang (C) Peningkatan infrastruktur jalan, jembatan, dan irigasi dengan 93% dan Kuantitas Jalan, Fokus pada :
terintegrasi lahan terbebaskan dan jalan baru terbangun Jembatan, dan 1. Pengembangan
(C) Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik dan sedang Saluran Irigasi Underground Simpang
(92,64%) dan rasio jaringan irigasi (79%) Lima Pengembangan dan V V V
(C) Pencapaian 92,38% jalan dan jembatan dalam kondisi baik dan 2. Pembangunan Evaluasi Ketersediaan
88,25% ruang milik jalan yang baik pada kawasan strategis Semarang Expo and Infrastruktur Penunjang
(C) Panjang jalan dalam kondisi baik (> 40 KM/Jam) dan sedang Convention Center Kawasan Strategis
mencapai 778,12 3. Revitalisasi Semarang Perkotaan
Lama

Pengembangan dan V V V
PRIORITAS 4 Evaluasi Pariwisata
Program peningkatan Kawasan Strategis
konektivitas wilayah Perkotaan
Fokus pada :
1. Rintisan Semarang
Outer Ring Road
(Mangkang-Mijen) dan

136
Gagasan Awal Usulan Tema
Sasaran Indikator Jenis Kegiatan
Capaian (C) Dan Permasalahan (M) Lingkup Tema Program Prioritas Kelitbangan
Sasaran
Kelitbangan 2021-2026
R D E
Middle Ring Road Jalan
Gajah
4.1.2.3 (C) Pengurangan kawasan banjir dan rob dengan 100% wilayah (D/E) Strategi PRIORITAS 1 Strategi Penanganan V V V
Persentase terehabilitasi Penanganan Banjir Program pengendalian Bencana Banjir dan Rob
kawasan (C) Menyisakan 1,3% atau 485,94 Ha kawasan banjir dan rob dan Rob pencemaran dan
banjir dan (berkurang 3% dari capaian tahun 2019) (E) Sistem kerusakan lingkungan
rob (C) Peningkatan kapasitas pengendali banjir dengan pompa dan polder Pengelolaan hidup
menjadi 112.445 L/detik Genangan Banjir Fokus pada :
(C) Penurunan lama genangan banjir dan rob di sungai, saluran dan Rob a. Merubah Air dari
drainase dan gorong-gorong pada saat banjir menjadi 40 menit (E) Kinerja sistem Masalah (Banjir dan Rob)
(menurun 20 menit dari capaian tahun 2016) drainase Menjadi Potensi (water as
(C) Peningkatan persentase drainase dalam kondisi baik/ pembuangan (R/D/E) Alternatif leverage)
aliran air tidak tersumbat mencapai 95,85% Pemeliharaan Jalan
(C) Peningkatan kapasitas/fungsi drainase mencapai 22.098.351 m3 dan Saluran
(C) Pencapaian 59,51 Ha (90,82%) jalan dan saluran permukiman Permukiman yang
dalam kondisi baik Adaptif Terhadap
(M) Jalan dan saluran permukiman belum mencapai target karena Perubahan Cuaca
kondisi cuaca memburuk mengakibatkan jalan rusak, talud longsor, dan
saluran tersumbat tumpukan sampah dari hujan deras dan genangan,
khususnya daerah pesisir Kota Semarang dengan level saluran lebih
rendah dari permukaan laut
4.1.3 4.1.3.1 (C) Terealisasinya 86,51% kondisi lingkungan permukiman yang (R/D/E) Efektivitas PRIORITAS 1 Peningkatan dan V V
Terwujudny Persentase bersih, sehat, dan nyaman (382.525 rumah tangga terlayani sanitasi) dan Efisiensi Program pengendalian Pemeliharaan Ruang
a sarana dan lingkungan (M) Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi yang jauh dari target, Penyediaan pencemaran dan Hijau Perumahan dan
prasarana permukiman terdapat 59.620 rumah tangga belum terlayani akses sanitasi Pelayanan Sanitasi kerusakan lingkungan Kawasan Permukiman
dasar sehat (C) Peningkatan lingkungan permukiman sehat mencapai 96,34% hidup Evaluasi Kinerja Jalan V
permukiman (C) Penurunan luas kawasan kumuh di Kota Semarang menyisakan (E) Kualitas Lingkungan Kawasan
yang luas 79,6 Ha dari total 415,83Ha Lingkungan Fokus pada : Permukiman
berkualitas (C) Penurunan luas lingkungan permukiman kumuh menjadi 0,21% Permukiman a. Vertical and Roof Strategi Pengelolaan V
(E) Efektivitas dan Garden/farming Persampahan Kawasan
Efisiensi Permukiman

137
Gagasan Awal Usulan Tema
Sasaran Indikator Jenis Kegiatan
Capaian (C) Dan Permasalahan (M) Lingkup Tema Program Prioritas Kelitbangan
Sasaran
Kelitbangan 2021-2026
R D E
Penanganan Efektivitas dan Efisiensi V V
Kawasan Kumuh Penyediaan Pelayanan
Sanitasi Komunal

4.1.3.2 (C) Penurunan luas kawasan kumuh di Kota Semarang menyisakan (E) Efektivitas dan PRIORITAS 1 Evaluasi Penanganan V V
Persentase luas 79,6 Ha dari total 415,83Ha Efisiensi Program pengendalian Kawasan Kumuh dan
rumah layak (C) Penurunan luas lingkungan permukiman kumuh menjadi 0,21% Penanganan pencemaran dan Rumah Tidak Layak
huni (C) Peningkatan rasio permukiman layak huni mencapai 98,16% Kawasan Kumuh kerusakan lingkungan huni
(C) Tertangani 934 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), (R/D/E) Sarana dan hidup
menyisakan 6.706 unit yang belum tertangani dari total 11.651 unit Prasarana Dasar Fokus pada :
RTLH Perumahan dan a. Vertical and Roof
(M) Belum terdapat lokasi khusus untuk penyediaan dan rehabilitasi Permukiman Layak Garden/farming
rumah layak huni bagi korban bencana Huni
4.1.4 4.1.4.1 (C) Peningkatan kawasan strategis yang tertata yaitu 86,36% (D/E) Penataan dan PRIORITAS 1 Pembangunan dan V
Terwujudny Persentase (meningkat 22,72% dari capaian tahun 2019) Pengembangan Program pengendalian Kesesuaian Fasilitas
a tata ruang tata ruang (C) Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata Kawasan Strategis pencemaran dan Pelayanan Antar-
yang yang ruang mencapai 95,89% (R/D/E) Strategi kerusakan lingkungan Kawasan
berdaya berdaya (C) Peningkatan rasio kawasan/bangunan yang sesuai peraturan Pengendalian hidup Penataan dan V
guna dan guna dan perijinan mencapai 54,94% Perizinan Fokus pada : Kesesuaian Fungsi
berkelanjuta berkelanjuta Bangunan/Kawasan a. Vertical and Roof Kawasan Perkotaan
n n Garden/farming
b. Tetenger Kota
c. Rooftop Solar Panel
(Bangunan Milik Pemkot
Semarang)
4.1.5 4.1.5.1 (C) Peningkatan kejadian bencana alam dari 3 kejadian (2019) menjadi (R/D/E) Pencegahan PRIORITAS 3 Pencegahan dan V V V
Meningkatn Indeks 13 kejadian (2020) dan Pengendalian Program pengembangan Mitigasi Kebencanaan
ya risiko (M) Upaya penanggulanan bencana belum dilaksanakan secara terpadu Bencana Alam sarana dan prasarana Sejak Dini
ketangguha bencana (C) Pencapaian 95% cakupan sarana dan prasarana kesiapsiagaan Secara Terpadu perkotaan Standarisasi V V
n terhadap bencana (D/E) Fokus pada : Pembangunan
bencana (C) Peningkatan kawasan rawan bencana yang didukung oleh EWS Pengembangan a. Pengembangan Sistem Perumahan Tahan
(Early Warning System) menjadi 80% Sistem Peringatan Peringatan Dini Bencana Bencana

138
Gagasan Awal Usulan Tema
Sasaran Indikator Jenis Kegiatan
Capaian (C) Dan Permasalahan (M) Lingkup Tema Program Prioritas Kelitbangan
Sasaran
Kelitbangan 2021-2026
R D E
(M) Kurangnya informasi atau peringatan dini mengakibatkan Dini dan Pemetaan Pengembangan dan V V
ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi bencana Kawasan Evakuasi Evaluasi Sistem
(C) Pencapaian cakupan pelayanan bencana kebakaran masih sama Kebencanaan Peringatan Dini
seperti tahun 2019 yaitu 34,78% (D/E) Peningkatan Kebencanaan
(C) Pencapaian 77,04% tingkat waktu tanggap jumlah ketepatan waktu Pelayanan
tindakan pemadam kebakaran Pencegahan
Kebakaran
4.1.6 4.1.6.1 (C) Peningkatan cakupan wilayah terlayani transportasi mencapai 70% (R/D/E) Kinerja PRIORITAS 4 Evaluasi Penyediaan V
Mewujudka Rasio (C)Optimalnya trayek angkutan umum mencapai 57,65% (menurun Pelayanan Program peningkatan Kebutuhan Transportasi
n sistem konektivitas 5% dari tahun 2019) Transportasi Umum konektivitas wilayah Umum
transportasi kabupaten/ (C) Terdapat 8 koridor BRT beserta peningkatan jumlah feeder BRT (D/E) Fokus pada : Pengintegrasian V V
yang kota menjadi 3 feeder Pengembangan 1. Pembangunan Trem Transportasi Umum
terintegrasi (M) Terdapat beberapa trayek bersinggungan dengan koridor dan Transportasi (APBN) Peningkatan Sistem V V
dan feeder BRT Pariwisata 2. Pembangunan Jalan Pelayanan Transportasi
berkelanjuta (C) Peningkatan jumlah bus wisata keliling kota menjadi 3 unit Akses Perguruan Tinggi Umum
n (Srondol-Sekaran, Pengembangan V V
UNDIP-Jangli-Mrican, Terminal Barang dan
Sekaran-Tinjomoyo) Sistem Logistik
3. Transportasi Massal
Terintegrasi
4. Pembangunan Terminal
Angkutan Barang/Peti
Kemas
4.1.6.2 (C) Penurunan jumlah titik/ruas rawan macet tersisa 3 titik lokasi (R/D/E) Strategi PRIORITAS 3 Strategi Pengendalian V V V
Jumlah (berkurang 4 titik/ruas macet dari tahun 2016) Pengendalian Lalu Program pengembangan Lalu Lintas
titik/ruas (C) Peningkatan ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan dari 55% Lintas Berdasarkan sarana dan prasarana
rawan macet (tahun 2016) menjadi 63,13% (tahun 2020) Penyebab perkotaan
(M) Beberapa ruas jalan masih rawan kemacetan lalu lintas Kemacetan Fokus pada :
(C) Pencapaian 46 simpang dilengkapi dengan Area Traffic Control (D/E) Strategi 1. Pengembangan
System (ATCS) Penertiban Area Underground Simpang
(C) Peningkatan ketertiban lalu lintas dan parkir di kawasan strategis Parkir Lima
menjadi 83,42%
(M) Masih tinggi jumlah titik parkir on street di Kota Semarang yaitu
terdapat 981 titik

139
Gagasan Awal Usulan Tema
Sasaran Indikator Jenis Kegiatan
Capaian (C) Dan Permasalahan (M) Lingkup Tema Program Prioritas Kelitbangan
Sasaran
Kelitbangan 2021-2026
R D E
FOKUS PILIHAN BERDASARKAN KESESUAIAN BIDANG INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2.1.1 2.1.1.1 (M) Persentase kenaikan kunjungan wisata mencapai -55,28% akibat (R/D) Strategi PRIORITAS 1 Penyediaan dan V V
Meningkatn Persentase pandemi COVID-19 Pengendalian Pemberdayaan ekonomi Pengembangan
ya produk peningkatan (M) Penurunan pendapatan sektor pariwisata menjadi 190.758,3 Eksistensi lokal Infrastruktur Untuk
unggulan kunjungan (C) Peningkatan jumlah destinasi wisata menjadi 76 obyek Pariwisata Fokus pada : Inovasi Kawasan
daerah wisata Pengembangan Kampung Pariwisata Baru
Tematik Produktif

PRIORITAS 2
Peningkatan pemasaran
produk/jasa daerah
Fokus pada :
Peningkatan Kawasan
Kuliner

PRIORITAS 4
Peningkatan daya saing
daerah
Fokus pada :
Semarang Technopark
5.1.1 5.1.1.1 (C) Terwujudnya aplikasi interaktif dan integrasi untuk mewujudkan e- (R/D) PRIORITAS 3 Pembaharuan Kinerja V V V
Meningkatn Indeks government dalam rangka smart city mencapai 95 aplikasi Pengembangan Optimalisasi teknologi Pelayanan Digital
ya efisiensi Sistem (C) Jumlah domain dan subdomain semarangkota.go.id adalah 479 Kinerja Aplikasi informasi dalam Pengintegrasian Sistem V
kelembagaa Pemerintaha (C) 100% pelayanan informasi publik dan penanganan pengaduan Pembangunan Oleh penyelenggaraan Informasi Pemerintah
n dan sistem n Berbasis masyarakat Pemerintahan Kota pemerintahan
manajemen Elektronik (M) Beberapa peralatan TIK umur tekonologinya mencapai 4 tahun, Fokus pada :
sumber daya (SPBE) sehingga kurang mengikuti perkembangan teknologi Informasi Tata Ruang
aparatur (M) Masih perlunya penambahan server sesuai dengan kebutuhan
yang baik

140
LAMPIRAN IV. Analisis Prioritas Kelitbangan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kota Semarang 2021-2026
Nomenklatur Skor Program Skor Skor Arahan Tahapan Pelaksanaan
Sasaran Capaian Masalah Prioritas
Usulan Kegiatan Kelitbangan 2021-2026 Masalah Prioritas Program Total 2022 2023 2024 2025 2026
FOKUS UTAMA BERDASARKAN KESESUAIAN BIDANG INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Meningkatnya R/D/E Pengelolaan dan Pemantauan Air Limbah 50,44% 49,56% 3 1 4 380 1 R/E D E
kualitas R/D Pemeliharaan Lingkungan Sekitar Sumber 50,44% 49,56% 3 1 4 380 1 R D
lingkungan hidup Air
dan kapasitas R/D Pilot project Pengembangan Area Resapan 50,44% 49,56% 3 1 4 380 1 R D
pengelolaan dan Tangkapan Air Hujan
sumberdaya alam R/D/E Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau 95,20% 4,80% 1 1 4 340 2 R D E
Bangunan/Gedung
D Pengembangan Jalur Pejalan Kaki 95,20% 4,80% 1 1 4 340 2 D
R/D/E Efisiensi dan Evaluasi Energi Bangunan 86,36% 13,64% 1 1 4 340 2 R D E
Publik di Kawasan Strategis
R/D/E Pengendalian Emisi Kendaraan 80,00% 20,00% 1 1 4 340 2 R D E
R/D/E Pengoptimalan Penggunaan Transportasi 95,20% 4,80% 1 1 4 340 2 R D E
Umum dan Transportasi Non-Motorized
R/D Strategi Penekanan Jumlah Timbulan Sampah 89,50% 10,50% 1 1 4 340 2 R D
Masyarakat
R/D/E Strategi Pengelolaan Persampahan Perkotaan 89,50% 10,50% 1 1 4 340 2 R D E
R/D Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang 55,90% 44,10% 3 2 3 300 2 R D
Terbuka Hijau Perkotaan
Meningkatnya R/D Pemantauan dan Pencegahan Pencemaran Air 96,28% 3,72% 1 1 4 340 2 R D
pemerataan R/D Pemodelan Sistem Pengelolaan Air 96,28% 3,72% 1 1 4 340 2 R D
pelayanan sarana R/D/E Pengembangan dan Evaluasi Kinerja 93,00% 7,00% 1 4 1 100 5 R/E D/E
dan prasarana Infrastruktur Perkotaan
perkotaan R/D/E Pengembangan dan Evaluasi Ketersediaan 86,36% 13,64% 1 3 2 180 4 R D E
Infrastruktur Penunjang Kawasan Strategis
Perkotaan
R/D/E Pengembangan dan Evaluasi Pariwisata 86,36% 13,64% 1 3 2 180 4 R D E
Kawasan Strategis Perkotaan
R/D/E Strategi Penanganan Bencana Banjir dan Rob 98,70% 1,30% 1 1 4 340 2 R/E D E
Terwujudnya R/D Peningkatan dan Pemeliharaan Ruang Hijau 96,34% 3,66% 1 1 4 340 2 R D
sarana dan Perumahan dan Kawasan Permukiman
prasarana dasar E Evaluasi Kinerja Jalan Lingkungan Kawasan 96,34% 3,66% 1 1 4 340 2 E
Permukiman

141
Nomenklatur Skor Program Skor Skor Arahan Tahapan Pelaksanaan
Sasaran Capaian Masalah Prioritas
Usulan Kegiatan Kelitbangan 2021-2026 Masalah Prioritas Program Total 2022 2023 2024 2025 2026
permukiman yang D Strategi Pengelolaan Persampahan Kawasan 96,34% 3,66% 1 1 4 340 2 D
berkualitas Permukiman
D/E Efektivitas dan Efisiensi Penyediaan 86,51% 13,49% 1 1 4 340 2 D E
Pelayanan Sanitasi Komunal
D/E Evaluasi Penanganan Kawasan Kumuh dan 98,16% 1,84% 1 1 4 340 2 D E
Rumah Tidak Layak huni
Terwujudnya tata R Pembangunan dan Kesesuaian Fasilitas 95,89% 4,11% 1 1 4 340 2 R
ruang yang Pelayanan Antar-Kawasan
berdaya guna dan R Penataan dan Kesesuaian Fungsi Kawasan 86,36% 13,64% 1 1 4 340 2 R
berkelanjutan Perkotaan
Meningkatnya R/D/E Pencegahan dan Mitigasi Kebencanaan Sejak 95,00% 5,00% 1 3 2 180 4 R D E
ketangguhan Dini
terhadap bencana D/E Standarisasi Pembangunan Perumahan Tahan 80,00% 20,00% 1 3 2 180 4 D E
Bencana
D/E Pengembangan dan Evaluasi Sistem 80,00% 20,00% 1 3 2 180 4 D E
Peringatan Dini Kebencanaan
Mewujudkan E Evaluasi Penyediaan Kebutuhan Transportasi 57,65% 42,35% 3 4 1 140 5 E
sistem transportasi Umum
yang terintegrasi R/D Pengintegrasian Transportasi Umum 57,65% 42,35% 3 4 1 140 5 R D
dan berkelanjutan R/D Peningkatan Sistem Pelayanan Transportasi 70,00% 30,00% 2 4 1 120 5 R D
Umum
R/D Pengembangan Terminal Barang dan Sistem 70,00% 30,00% 2 4 1 120 5 R D
Logistik
R/D/E Strategi Pengendalian Lalu Lintas 83,42% 16,58% 1 3 2 180 4 R/E D/E
FOKUS PILIHAN BERDASARKAN KESESUAIAN BIDANG INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Meningkatnya R/D Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur -55,28% 155,28% 5 1 4 420 1 R D E
produk unggulan Untuk Inovasi Kawasan Pariwisata Baru
daerah
Meningkatnya R/D/E Pembaharuan Kinerja Pelayanan Digital 55,00% 45,00% 3 3 2 220 4 R D E
efisiensi D Pengintegrasian Sistem Informasi Pemerintah 55,00% 45,00% 3 3 2 220 4 D
kelembagaan dan
sistem manajemen
sumber daya
aparatur yang baik

142
(HALAMAN COVER BELAKANG)

Anda mungkin juga menyukai